PENGARUH KETERAMPILAN GURU PAI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49773...i ABSTRAK Aulia Rahman (11150110000047). Pengaruh Keterampilan Guru PAI dalam Mengajar
Post on 02-Jun-2020
12 Views
Preview:
Transcript
PENGARUH KETERAMPILAN GURU PAI DALAM
MENGAJAR TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR PESERTA
DIDIK DI KELAS XI SMA MATHLAUL HUDA
PARUNGPANJANG
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Aulia Rahman
NIM. 11150110000047
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2020
i
ABSTRAK
Aulia Rahman (11150110000047). Pengaruh Keterampilan Guru PAI dalam
Mengajar Terhadap Keaktifan Belajar Peserta Didik di Kelas XI SMA
Mathlaul Huda Parungpanjang. Skripsi Program Strata 1 (S1) Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterampilan guru
pendidikan agama Islam dalam mengajar terhadap keaktifan belajar peserta didik
di kelas XI SMA Mathlaul Huda dan mengetahui seberapa besar pengaruh tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif jenis asosiatif
kausal dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana. Populasi dalam
penelitian ini adalah peserta didik kelas XI SMA Mathlaul Huda yang berjumlah
113 peserta didik dengan penggunaan sampel sebanyak 89 peserta didik yang
diambil berdasarkan ketentuan pengambilan sampel milik Isaac dan Michael.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dengan observasi,
wawancara dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data penunjang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan guru PAI dalam mengajar
berpengaruh terhadap keaktifan belajar peserta didik yang dibuktikan dengan hasil
uji t dengan nilai t hitung > t tabel (5,103 > 1,980) dan signifikansi < 0,05 (0,000 <
0,05). Persamaan regresi yang dihasilkan yaitu Y= 47.958 + 0,552 X. Persamaan
tersebut memberikan arti prediksi apabila nilai keterampilan guru PAI dalam
mengajar sebesar 0, maka nilai keaktifan belajar peserta didik pada mata pelajaran
PAI sebesar 47.958, dan setiap penambahan 1 nilai keterampilan guru PAI dalam
mengajar, maka keaktifan belajar peserta didik akan meningkat sebesar 0,552.
Keaktifan belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI dipengaruhi oleh
keterampilan guru PAI dalam mengajar sebesar 23% dan dipengaruhi oleh faktor –
faktor lain yang tidak diteliti sebanyak 77%.
Kata kunci: Keterampilan Guru dalam Mengajar, Keaktifan Belajar,
Pendidikan Agama Islam
ii
ABSTRACT
Aulia Rahman (11150110000047). The Influence of Islamic Education
Teacher’s Skills in Teaching on Students Learning Activities at Class XI SMA
Mathlaul Huda Parungpanjang. Department of Islamic Education, Faculty of
Tarbiyah and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University
Jakarta. 2019.
This research is to examine the influence of Islamic education teacher’s skills in
teaching on students learning activities at Class XI SMA Mathlaul Huda
Parungpanjang. This research uses quantitative causal assosiation research
method with simple linear regression analysis approach. The population in this
study were grade XI senior high school students totaling 113 people at SMA
Mathalaul Huda. The sample in this study was 89 people using a table determining
the number of samples from a particular population developed from Isaac and
Michael. Data collection techniques in this study are questionnaire with
observation, interviewing and documentation as supporters.
The results of the study show that the Islamic education teacher’s skills in
teaching influence the student learning activities at Class XI SMA Mathlaul Huda
Parungpanjang. This is evidenced by the acquisition of the value of thitung
(5,103)> t table (1,980) while the test results using simple linear regression
indicate that Y= 47.958 + 0,552 X , the equation gives a predictive meaning if the
value of islamic education teacher’s skills in teaching is 0, then the value of
students’s learning activities in Islamic education learning is 47,958. And each
addition of 1 value of Islamic eduacation teacher’s skills in teaching, will increase
the students learning activities by 0,552. Students learning activities in Islamic
education learning is influeced by the Islamic education teacher’s teaching skills
by 23% and influeced by other factors not examined as much as 77%
Keywords: Teacher skills in teaching, Students learning activities, Islamic
Education.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat kasih
dan sayang-Nya yang senantiasa tercurah pada kita semua, terutama bagi penulis
sendiri sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini. Salawat serta salam tak
lupa tercurahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW suri tauladan
paling mulia bagi semesta alam.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai dengan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, perkenankan lah penulis untuk mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Abdul Haris, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Rusdi Jamil, M.Ag., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam.
4. Marhamah Shaleh, Lc. MA., selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah
memberikan bimbingan selama perkuliahan.
5. Dr. Sapiudin, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu meluangkan
waktunya untuk membimbing dan memotivasi penulis.
6. Kepala Sekolah Menengah Atas Mathlaul Huda Parungpanjang, Ibu Ratu
Nurul Ulfah, S.Sos.I,MM. yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian
7. Guru Pendidikan Agama Islam SMA Mathlaul Huda Parungpanjang, Ibu
Ma’rifah, S.Pd, terima kasih atas waktu, doa, motivasi dan bantuanya yang
telah diberikan kepada penulis selama melaksanakan penelitian.
8. Seluruh siswa kelas XI SMA Mathlaul Huda Parungpanjang yang menjadi
subjek penelitian, terima kasih atas waktunya dan kesediaannya untuk
menjadi responden.
iv
9. Teruntuk kedua orang tua ku ayah Bahroji dan mama Ila Zalilah serta adikku
Ridho Abdullah Bahro, terima kasih atas semua dukungan baik moril dan
materiil yang telah diberikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan seluruh
amanah yang harus dilaksanakan. Semoga Allah SWT membalas semua
kebaikan dan menganugerahkan kebahagiaan kepada kalian semua.
10. Keluarga besar ASSA (Association of Class A) Pendidikan Agama Islam
Angkatan 2015 yang telah banyak memberikan banyak pengalaman dan
kebahagiaan kepada penulis selama berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, semoga tali silaturahmi kita dapat terus terjalin selamanya.
Serta semua pihak yang terlibat dan berjasa terhadap penulisan skripsi ini,
mudah – mudahan bantuan, bimbingan, doa dan motivasi yang telah diberikan
menjadi pintu pembuka kasih sayang Allah di dunia dan di akhirat kelak. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya, dan bagi khazanah ilmu
pengetahuan pada umumnya.
Penulis
Aulia Rahman
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK………………………………………………………………………i
ABSTRACT…………………………………………………………………….ii
KATA PENGANTAR………………………………………………………....iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………v
DAFTAR TABEL…………………………………………………………....viii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………...x
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………..xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………..1
B. Identifikasi Masalah……………………………………………………...10
C. Pembatasan Masalah……………………………………………………..10
D. Perumusan Masalah……………………………………….…………......10
E. Tujuan Penelitian………………………………………………………...11
F. Kegunaan Penelitian……………………………………………………..11
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik………………………………………………………..13
1. Keterampilan Guru dalam Mengajar……….………………………...13
a. Pengertian Keterampilan Guru dalam Mengajar……………….....13
b. Jenis-jenis Keterampilan Guru dalam Mengajar………………….16
2. Keaktifan Belajar Peserta Didik……………………………………...39
a. Pengertian Keaktifan Belajar Peserta Didik………………………39
b. Jenis-jenis Aktivitas Belajar………………………………………42
c. Faktor-faktor yang Memengaruhi Keaktifan Belajar……………..44
d. Indikator Keaktifan Belajar Peserta Didik………………………..46
e. Peran Guru dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar
Peserta Didik………………………………………………………...47
3. Pendidikan Agama Islam……………………………………………50
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam…………………………….50
vi
b. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Agama Islam…………………..50
c. Ruang Lingkup dan Aspek Pendidikan Agama Islam di SMA...52
d. Peranan Guru dan Peserta Didik dalam Kegiatan
Belajar Mengajar Menurut Pandangan Pendidikan Islam…….......53
B. Hasil Penelitian yang Relevan……………………………………….55
C. Kerangka Berpikir……………………………………………………60
D. Hipotesis Penelitian…………………………………………………..61
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian………………………………………..62
B. Metode dan Desain Penelitian………………………………………..62
C. Variabel Penelitian…………………………………………………...63
D. Populasi dan Sampel………………………………………………....63
E. Teknik Pengumpulan Data………………………………………..….65
F. Instrumen Penelitian……………………………………………..…...68
G. Teknik Pengolahan Data………………………………………..…….82
H. Teknik Analisa Data…………………………………………..……...83
I. Hipotesis Statistik…………………………………………….………89
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMA Mathlaul Huda Parungpanjang…………….90
1. Sejarah Berdiri SMA Mathlaul Huda Parungpanjang…………….90
2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Mathlaul Huda Parungpanjang..........90
3. Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMA Mathlaul Huda
Parungpanjang…………………………………………………….92
4. Karakteristik Responden………………………………………….94
5. Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah………………………….95
B. Deskripsi Data
1. Deskripsi Data Variabel X………………………………………..96
2. Deskripsi Data Variabel Y………………………………………101
C. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis…………….107
vii
1. Uji Prasyarat Analisis Regresi Linier Sederhana………………107
a. Uji Normalitas Residual…………………………………….107
b. Uji Homogenitas……………………………………………109
c. Uji Linieritas………………………………………………..110
d. Uji Heteroskedastisitas……………………………………..111
2. Uji Hipotesis…………………………………………………..113
D. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………….118
1. Keterampilan Guru PAI dalam Mengajar di kelas XI SMA
Mathlaul Huda Parungpanjang……………………………….118
2. Keaktifan Belajar Peserta Didik Kelas XI SMA
Mathlaul Huda pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam…………………………………….122
3. Pengaruh Keterampilan Guru PAI dalam Mengajar Terhadap
Keaktifan Belajar Peserta Didik
di Kelas XI SMA Mathlaul Huda…………………………….125
E. Keterbatasan Penelitian………………………………………….127
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………………...128
B. Implikasi………………………………………………………...129
C. Saran…………………………………………………………….130
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Peserta Didik Kelas X dan XI SMA Mathlaul Huda
Parungpanjang………………………………………………………………….65
Tabel 3.2 Skoring……………………………………………………………….66
Tabel 3.3 Kisi – Kisi Variabel Keterampilan Guru PAI dalam
Mengajar.......................................................................................………………70
Tabel 3.4. Kisi – Kisi Variabel Keaktifan Belajar Peserta Didik…………....73
Tabel 3.5. Nilai R Hitung……………………………………………………….77
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X........................................................81
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y........................................................81
Tabel 3.8 Kategori Skor Variabel.......................................................................84
Tabel 4.1. Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMA Mathlaul Huda
Parungpanjang……………………………………………….…………….…...92
Tabel 4.2. Klasifikasi Responden Berdasarkan Kelas…………………….….94
Tabel 4.3. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……………...95
Tabel 4.4 Data Variabel X (Keterampilan Guru PAI dalam
Mengajar)…….........................................................................................……...96
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Keterampilan Guru PAI dalam
Mengajar...............................................................................................………..99
Tabel 4.6 Data Variabel Y (Keaktifan Belajar Peserta Didik) ...……….….102
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Keaktifan Belajar Peserta Didik………….105
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Residual…………………………………….108
Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas…………………………………………….110
Tabel 4.10 Hasil Uji Linieritas……………………………………………….111
ix
Tabel 4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas…………………………………....113
Tabel 4.12 Metode Uji Regresi Linier Sederhana………………………….114
Tabel 4.13 Hasil R Square…………………………………………………...115
Tabel 4.14 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana………………………116
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Histogram Keterampilan Guru PAI dalam
Mengajar...............................................................................................................99
Gambar 4.2 Tingkat Kecenderungan Variabel Keterampilan Guru PAI
dalam Mengajar.................................................................................................101
Gambar 4.3 Histogram Keaktifan Belajar Peserta Didik..............................105
Gambar 4.4 Tingkat Kecenderungan Variabel
Keaktifan Belajar Peserta Didik.......................................................................107
Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas Residual………………………………….109
Gambar 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas……………………………….…..112
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi – kisi Instrumen Uji Coba
Lampiran 2 Angket Uji Coba Penelitian
Lampiran 3 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Keterampilan Guru PAI
dalam Mengajar
Lampiran 4 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Keaktifan Belajar Peserta
Didik
Lampiran 5 Instrumen Penelitian Valid
Lampiran 6 Rekapitulasi Hasil Angket Keterampilan Guru PAI dalam
Mengajar
Lampiran 7 Rekapitulasi Hasil Angket Variabel Keaktifan Belajar Peserta
Didik
Lampiran 8 Hasil Wawancara Kepala Sekolah SMA Mathlaul Huda
Lampiran 9 Hasil Wawancara Guru Pendidikan Agama Islam SMA Mathlaul
Huda
Lampiran 10 Hasil Wawancara Peserta Didik
Lampiran 11 Hasil Wawancara Peserta Didik
Lampiran 12 Hasil Wawancara Peserta Didik
Lampiran 13 Hasil Wawancara Peserta Didik
Lampiran 14 Hasil Wawancara Peserta Didik
Lampiran 15 Hasil Wawancara Peserta Didik
Lampiran 16 Hasil Wawancara Peserta Didik
Lampiran 17 Hasil Wawancara Peserta Didik
Lampiran 18 Hasil Wawancara Peserta Didik
Lampiran 19 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran PAI
Lampiran 20 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran PAI
Lampiran 21 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran PAI
Lampiran 22Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran PAI
xii
Lampiran 23 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 24 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1. Pentingnya Keterampilan Guru PAI dalam Mengajar
Selama mengarungi kehidupannya, pada dasarnya manusia memiliki
tugas – tugas kewajiban atau amanah dan tanggung jawab yang
dibebankan Allah kepada manusia agar dipenuhi, dijaga, dan dipelihara
dengan sebaik – baiknya. Tugas tersebut terbagi menjadi dua macam,
yakni sebagai ‘abdullah (menyembah atau mengabdi kepada Allah), dan
khalifah Allah, yang keduanya harus dilakukan dengan penuh tanggung
jawab.1
Tugas hidup manusia sebagai ‘abdullah, dijelaskan di dalam firman
Allah swt Q.S. Al – Dzariyat ayat 56:
نس إل لعبدون ن وٱل ٥٦وما خلقت ٱل
Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.
Adapun tugas manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi adalah
untuk memelihara, memanfaatkan serta mengoptimalkan penggunaan
segala anggota badan, alat – alat potensial seperti indra dan akal untuk
menegakkan keadilan, kemakmuran, dan kebahagiaan hidup dijabarkan
oleh-Nya di dalam Q.S. Fathir ayat 39 yaitu:
يٱ هو ئف ف ل رض ٱجعلكم خلفريٱول يزيد ۥ يه كفره فمن كفر فعل ل ن لك
فرين ٱكفرهم عند رب هم إل مقتا ول يزيد ٣٩كفرهم إل خسارا لك
Artinya: Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka
bumi. Barangsiapa yang kafir, maka (akibat) kekafiran nya menimpa
1 Muhaimin, Suti’ah dan Nur Ali, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012), Cet.V, h. 21.
2
dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain
hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran
orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian
mereka belaka.
Agar dapat menjalankan tugas – tugas yang telah diberikan oleh Allah
kepada manusia, maka manusia membutuhkan pendidikan, dalam hal ini
berupa pendidikan dalam Islam yang berfungsi untuk mengarahkan dan
membimbing manusia menjalankan tugasnya di muka bumi, baik sebagai
abdullah (hamba Allah yang harus tunduk dan taat terhadap segala aturan
dan kehendak-Nya, serta mengabdi hanya kepada-Nya) maupun sebagai
khalifah Allah di muka bumi, yang menyangkut pelaksanaan tugas
kekhalifahan terhadap diri sendiri, keluarga/rumah tangga, masyarakat,
dan tugas kekhalifahan terhadap alam.2
Pendidikan Islam sendiri memiliki pengertian sebagai segala upaya
yang dilakukan secara sadar untuk mengembangkan seluruh potensi
manusia sesuai dengan fitrahnya agar berkembang secara optimal menuju
kedewasaan sehingga mampu menjadikan manusia sebagai Abdullah dan
khalifatullah fil ardh. Untuk mencapai tujuan dan kualifikasi tersebut
maka dibentuk lah suatu mata pelajaran di sekolah yang mengkaji perihal
ilmu agama Islam yang mencakup materi akidah akhlak, fiqih, Al-Qur’an,
hadis, dan sejarah kebudayaan Islam yang diberi nama dengan pendidikan
agama Islam.3
Pendidikan agama Islam merupakan suatu usaha untuk membina dan
mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami kandungan
ajaran Islam secara menyeluruh, menghayati makna tujuan, yang pada
akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan
hidup.4
2 Ibid., h. 24. 3 Andi Prastowo, Pembelajaran Konstruktivistik – Scientific untuk Pendidikan Agama
di Sekolah/ Madrasah, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2015), Cet. 1, h. 36. 4 Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung:
Remaja Rosdakarya Offset, 2012), h. 12.
3
Selain untuk memberikan pengetahuan tentang agama Islam agar
peserta didik dapat memahami kandungan dan mengamalkan ajarannya,
pemberian mata pelajaran pendidikan agama Islam bagi peserta didik tidak
lepas dari fungsi dan peranan agama Islam dalam kehidupan manusia
sendiri, seperti memberi makan rohani; menanggulangi kegelisahan hidup;
memenuhi tuntutan fitrah; dan mengatasi keterbatasan akal dan tantangan
hidup.5
Pada kurikulum 2013 edisi revisi 2017, mata pelajaran pendidikan
agama Islam mendapatkan sedikit penambahan nama sehingga menjadi
pendidikan agama Islam dan budi pekerti. Mata pelajaran ini merupakan
mata pelajaran wajib nasional yang diberikan mulai dari jenjang SD/ MI
hingga SMA/ MA. Mata pelajaran ini merupakan pendidikan penting yang
secara mendasar menumbuh kembangkan akhlak peserta didik melalui
pembiasaan dan pengamalan ajaran Islam secara menyeluruh.6
Berdasarkan penjabaran tersebut mengenai pendidikan agama Islam di
sekolah, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Pendidikan Agama Islam
merupakan salah satu mata pelajaran penting yang harus dikuasai oleh
peserta didik dengan tujuan agar ia dapat menjadi pribadi yang memahami
secara keseluruhan ajaran Islam, berakhlak, dan menjadikan ajaran Islam
sebagai pedoman hidup dalam melaksanakan tugas yang telah diberikan
oleh Allah.
Demi tercapainya tujuan pendidikan agama Islam yang telah
dijabarkan, maka dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah
dilakukan pembelajaran sebagai kegiatan utama. Hal ini menandakan
bahwa tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan agama Islam sangat
berantung kepada bagaimana proses pembelajaran yang dilaksanakan.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pembelajaran adalah proses interaksi pendidik dengan peserta didik dan
5 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006),
Cet.I, h. 52. 6 Syarifuddin, Inovasi Baru Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), Cet. I, h. 15.
4
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sedangkan menurut Gagne,
Briggs dan Wager, pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang
dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada peserta
didik.7
Deskripsi mengenai pembelajaran tersebut menunjukkan adanya dua
komponen utama dalam pembelajaran yaitu guru sebagai pendidik yang
merancang kegiatan pembelajaran serta peserta didik yang melakukan
kegiatan belajar.
Guru merupakan ujung tombak dalam pembelajaran. Tidak dapat
dipungkiri bahwa peserta didik dapat belajar dari berbagai sumber selain
guru. Namun, tanpa adanya guru, pengetahuan yang berhasil diperoleh
tidak dapat dikoreksi kebenarannya, dilengkapi, juga dikuatkan dengan
pengetahuan yang lain.8
Agar proses pembelajaran PAI dapat berlangsung efektif, yakni
berhasil mencapai tujuan yang ditentukan, maka guru harus membekali
dirinya dengan berbagai kompetensi yang menunjang profesinya. Salah
satu dari kompetensi tersebut ialah kompetensi pedagogik, dengan
kemampuan melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
sebagai salah satu indikator dari penguasaan kompetensi tersebut.9
Kemampuan melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
dapat terlaksana apabila guru memiliki keterampilan mengajar.
Keterampilan mengajar merupakan hal yang kompleks sebagai integrasi
dari berbagai kemampuan guru secara utuh dan menyeluruh. Keterampilan
ini berupa serangkaian perilaku yang sangat efektif dalam mewujudkan
perubahan yang diinginkan dari peserta didik sebagai tujuan dari belajar.10
7 Karwono dan Heni Mularsih, Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber
Belajar, (Depok: Rajawali Pers 2017), Cet. I, h. 23. 8 Idris Apandi dan Sri Rosdianawati, Guru Profesional Bukan Guru Abal – Abal,
(Yogyakarta: Deepublish, 2017), Cet. I, h. 15. 9 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber
Belajar Teori dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. I, h. 31. 10 Leli Halimah, Keterampilan Mengajar sebagai Inspirasi untuk Menjadi Guru yang
Excellent di Abad Ke – 21, (Bandung: Refika Aditama, 2017), Cet. I, h. 1.
5
Oleh sebab itu, keterampilan guru pai dalam mengajar merupakan hal
penting yang perlu diterapkan selama pembelajaran demi tercapainya
tujuan – tujuan pembelajaran yang telah dicanangkan.
2. Pentingnya Keaktifan Belajar Peserta Didik dalam Proses
Pembelajaran PAI
Sebagaimana telah dijabarkan sebelumnya, pencapaian tujuan
pendidikan agama Islam membutuhkan interaksi yang baik antara guru dan
peserta didik. Oleh sebab itu, selain membutuhkan keterampilan mengajar
dari guru, proses pembelajaran PAI juga membutuhkan partisipasi aktif
dari peserta didik yang merupakan subjek utama dalam melakukan
kegiatan belajar.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Sardiman yang menjelaskan bahwa
proses belajar mengajar akan senantiasa merupakan proses kegiatan
interaksi antara dua unsur manusiawi, yaitu peserta didik sebagai pihak
yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar, dengan peserta didik
sebagai subjek utamanya. Hal tersebut memberikan konsekuensi di dalam
pelaksanaan kegiatan tersebut yakni berupa peran guru sebagai
pembimbing peserta didik dalam belajar, dan peran peserta didik yang
melakukan berbagai aktivitas baik secara fisik maupun mental demi
mencapai tujuan belajar yang diharapkan.11
Menurut Zakiah Daradjat, mengajar adalah proses membimbing
pengalaman belajar, dimana pengalaman itu hanya akan diperoleh oleh
peserta didik dengan keaktifan sendiri bereaksi dengan lingkungannya.
Guru dapat membantu peserta didik nya belajar, tetapi ia tidak bisa belajar
untuknya. Jika peserta didik ingin belajar memecahkan masalah, maka ia
harus berpikir. Jika ia ingin menguasai keterampilan, maka ia harus
mengkoordinasikan otot – otot tertentu. Sedangkan jika ia ingin memiliki
sikap – sikap tertentu, maka ia harus memiliki beberapa pengalaman
11 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Depok: Rajagrafindo
Persada, 2018), Cet. XXIV, h. 14 – 17.
6
emosional. Berdasarkan hal itu, jelaslah bahwa tujuan belajar PAI hanya
akan dapat diraih jika peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran.12
Dengan adanya keaktifan belajar dalam proses pembelajaran PAI,
peserta didik dapat lebih mengingat, memahami, dan mengamalkan
bahkan hingga mengajarkan pengetahuan yang diraihnya dari
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Silbermen yaitu “Apa
yang saya dengar saya lupa. Apa yang saya dengar dan lihat saya sedikit
ingat. Apa yang saya lihat, dengar dan diskusikan, saya mulai pahami. Dari
yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan saya dapatkan pengetahuan
dan keterampilan. Apa yang saya ajarkan, saya kuasai”.13
Selain itu, menurut Martinis Yamin, keaktifan peserta didik dalam
proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang
dimiliki olehnya, berpikir kritis, dan dapat melatih peserta didik dalam
memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan sehari – hari.14
Pada dasarnya, mata pelajaran pendidikan agama Islam sendiri
merupakan mata pelajaran yang terdiri dari beberapa komponen yang
memiliki potensi sangat besar untuk dikembangkan dalam rangka
menciptakan berbagai jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh peserta
didik selama proses pembelajaran guna mencapai tujuan dan hasil belajar
yang diharapkan.
Beberapa sub bab dari mata pelajaran pendidikan agama Islam yaitu Al
–Qur’an-Hadis; yang menekankan pada kemampuan membaca, menulis,
dan menterjemahkan dengan benar. Keimanan; yang menekankan pada
kemampuan memahami dan mempertahankan keyakinan, serta
menghayati dan mengamalkan nilai – nilai asmaul husna sesuai dengan
kemampuan peserta didik. Akhlak; yang menekankan pada pengamalan
sikap terpuji dan menghindari akhlak tercela. Fiqih / ibadah; yang
12 Zakiah Daradjat dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, ( Jakarta: Bumi
Aksara, 2004), Cet. III, h. 137. 13 Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Penerjemah:
Raisul Muttaqin, ( Bandung: Penerbit Nuansa Cendikia, 2016), Cet.XI, h. 23. 14 Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta: Gaung Persada, 2007), Cet.
I, h. 77.
7
menekankan pada cara melakukan ibadah dan muamalah yang baik dan
benar. Tarikh dan kebudayaan Islam; yang menekankan pada kemampuan
mengambil pelajaran dari peristiwa – peristiwa bersejarah, meneladani
tokoh – tokoh muslim yang berprestasi, dan mengaitkannya dengan
fenomena – fenomena sosial, untuk melestarikan dan mengembangkan
kebudayaan dan peradaban Islam.15
Keaktifan belajar pada proses pembelajaran PAI yang dilakukan oleh
peserta didik dalam mempelajari materi – materi yang telah dijabarkan
dapat dipengaruhi oleh faktor internal yang berasal dari peserta didik itu
sendiri dan faktor eksternal yakni faktor – faktor yang berasal dari luar
dirinya. Salah satu faktor eksternal yang paling utama ialah keberadaan
guru di dalam pembelajaran.
Guru dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik dengan
memberikan motivasi dan menarik perhatian, menjelaskan tujuan
pembelajaran, memberikan stimulus, memunculkan kegiatan yang
meningkatkan keaktifan, memberikan umpan balik dan menyimpulkan
materi yang telah disampaikan.16 Hal – hal ini pada dasarnya dapat
dilakukan dengan maksimal apabila guru memiliki keterampilan mengajar
yang baik.
Keaktifan belajar peserta didik dapat teridentifikasi apabila mereka ikut
serta dalam melaksanakan tugasnya, terlibat dalam memecahkan masalah,
bertanya kepada teman atau guru mengenai hal yang tidak dipahaminya,
mencari informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah,
melaksanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru, menilai
keberhasilannya dalam belajar, mengerjakan soal dan menerapkan materi
yang telah ia pelajari.17 Keaktifan – keaktifan ini lah yang akan
15 KMA No. 211 tahun 2011 tentang Pedoman Pengembangan Standar Nasional
Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah. 16 Donni Juni Priansa, Pengembangan Strategi dan Model Pembelajaran Inovatif,
Kreatif, dan Prestatif dalam Memahami Peserta Didik, (Bandung: Pustaka Setia, 2017),
Cet. I, h. 43. 17 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Remaja Rosdakarya,
2016), h. 61.
8
memengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran pendidikan
Agama Islam.
3. Keterampilan Guru PAI dalam Mengajar dan Keaktifan Belajar
Peserta Didik Berdasarkan Studi Pendahuluan di Kelas XI SMA
Mathlaul Huda Parungpanjang
Berdasarkan paparan sebelumnya, diketahui bahwa proses
pembelajaran PAI yang ideal, yakni yang bertujuan menghasilkan peserta
didik dengan kepribadian yang memahami secara keseluruhan ajaran
Islam, berakhlak, dan menjadikan ajaran Islam sebagai pedoman hidup
dalam melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh Allah, dapat
berlangsung secara efektif apabila terjadi interaksi edukatif yang baik
antara guru dengan keterampilan mengajarnya, dan peserta didik dengan
keaktifan belajarnya.
Namun, berdasarkan hasil observasi pada studi pendahuluan yang
dilakukan di kelas XI SMA Mathlaul Huda Parungpanjang, pembelajaran
PAI yang dilakukan mengalami masalah terutama dalam hal keaktifan
belajar yang dimiliki oleh peserta didik.
Beberapa peserta didik enggan untuk melaksanakan tugas yang
diberikan oleh guru dengan berbagai alasan. Baik tugas yang harus
dikerjaan selama proses pembelajaran, maupun tugas yang diberikan
sebagai pekerjaan rumah. Selain itu, saat guru mengadakan pembelajaran
dengan menggunakan metode diskusi, hanya terlihat beberapa peserta
didik yang aktif dalam mengutarakan pendapatnya. Beberapa dari peserta
didik juga terlihat malu – malu untuk mengutarakan pendapatnya baik
ketika diberikan pertanyaan oleh guru, maupun saat presentasi di depan
kelas.
Saat guru sedang menjelaskan, terlihat pula beberapa peserta didik
memainkan handphone, asyik mengobrol dengan teman sebangkunya,
bahkan berpindah – pindah tempat duduk hanya untuk mengganggu
temannya yang lain. Mereka terlihat aktif dalam kegiatan lain, namun
kurang dalam mengikuti pembelajaran PAI. Terlihat pula justru beberapa
9
diantara mereka hanya sibuk melamun, menulis – nulis sesuatu yang bukan
merupakan penjelasan dari guru.
Untuk mengatasi hal – hal tersebut, sebenarnya guru PAI telah
melakukan beberapa upaya, seperti menegur, mengencangkan suara saat
menjelaskan atau membantu diskusi peserta didik. Namun, nampaknya
usaha tersebut belum memberikan dampak yang maksimal terhadap
keaktifan belajar peserta didik selama proses pembelajaran PAI.18
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa peserta didik,
didapatkan kesimpulan bahwa kurangnya keaktifan mereka dalam
pembelajaran PAI dikarenakan kurangnya kemampuan guru dalam
memotivasi mereka untuk mengikuti pembelajaran. Padahal, saat guru
mampu memotivasi mereka melalui penggunaan media misalnya, mereka
akan lebih aktif dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Selain itu, guru
juga kurang mampu mengatasi beberapa peserta didik yang suka
mengganggu peserta didik lain yang sedang belajar.19
Hal ini juga diakui oleh guru pengampu mata pelajaran PAI yang
menyatakan banyak peserta didik masih kurang aktif dalam mengikuti
pembelajaran yang diampu olehnya. Namun, ia beranggapan bahwa telah
mengerahkan segala usahanya untuk membuat peserta didik terlibat aktif
dalam belajar.20
Fenomena ini menarik perhatian peneliti untuk melakukan pengkajian
lebih dalam lagi mengenai keterampilan mengajar guru pendidikan agama
Islam dan keaktifan belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan
agama Islam. Hal ini dikarenakan masih belum tergambar dengan jelas
sejauh mana pengaruh keterampilan mengajar guru PAI dapat
meningkatkan keaktifan belajar peserta didik dalam mengikuti mata
pelajaran PAI. Oleh sebab itu, penulis mengangkat permasalahan tersebut
18 Hasil observasi KBM di kelas XI SMA Mathlaul Huda Parungpanjang pada tanggal
17 – 23 Oktober 2019. 19 Hasil wawancara dengan Putri Sri Rahayu, Ridwan Hadinata dan Rifa Aulia Insani
di SMA Mathlaul Huda pada tanggal 23 Oktober 2019. 20 Hasil wawancara dengan Marifah, Guru Pendidikan Agama Islam di SMA Mathlaul
Huda pada tanggal 23 Oktober 2019.
10
melalui sebuah penelitian dengan judul, “Pengaruh Keterampilan Guru
PAI dalam Mengajar Terhadap Keaktifan Belajar Peserta Didik di
Kelas XI SMA Mathla’ul Huda Parungpanjang”
B. Identifikasi Masalah
1. Rendahnya keterampilan guru PAI dalam mengajar.
2. Minimnya aktivitas yang diciptakan oleh guru selama proses pembelajaran
pendidikan agama Islam.
3. Kurangnya keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
pendidikan agama Islam.
4. Belum jelasnya pengaruh keterampilan guru PAI dalam mengajar terhadap
keaktifan belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan agama
Islam.
C. Pembatasan Masalah
Banyak faktor yang diketahui dapat memengaruhi keaktifan peserta didik
dalam mengikuti pembelajaran pendidikan agama Islam. Namun, mengingat
keterbatasan peneliti dalam hal biaya, tenaga dan waktu, juga untuk
mengakuratkan hasil penelitian dan lebih terarah, maka masalah dalam
penelitian ini dibatasi hanya pada keterampilan guru PAI dalam mengajar dan
keaktifan belajar peserta didik kelas XI SMA Mathlaul Huda pada mata
pelajaran pendidikan agama Islam.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah
diuraikan, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah
keterampilan guru PAI dalam mengajar berpengaruh terhadap keaktifan
belajar peserta didik di kelas XI SMA Mathlalul Huda Parungpanjang?”
11
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka kegiatan penelitian ini
ditujukan untuk mengetahui pengaruh keterampilan guru PAI dalam
mengajar terhadap keaktifan belajar peserta didik di kelas XI SMA Mathlaul
Huda Parungpanjang.
F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Dilihat dari segi teoritis:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi
perkembangan pendidikan di Indonesia khususnya mengenai pengaruh
keterampilan mengajar guru pendidikan agama Islam terhadap keaktifan
belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan agama Islam.
2. Dilihat dari segi praktis:
Hasil dari penelitian ini dapat berguna untuk:
a. Peneliti, sebagai sarana untuk mengembangkan wawasan pengetahuan
khususnya mengenai keterampilan mengajar dan keaktifan belajar
peserta didik pada mata pelajaran PAI, sehingga dapat mendukung
pengembangan diri peneliti sebagai pendidik yang profesional di masa
yang mendatang.
b. Peserta didik, sebagai sumber informasi bahwa keterampilan guru PAI
dalam mengajar dapat berpengaruh terhadap keaktifan belajar mereka,
oleh sebab itu peserta didik diharapkan untuk selalu berinteraksi dengan
baik dengan guru pendidikan agama Islam.
c. Guru pendidikan agama Islam, sebagai sumber informasi dan bahan
acuan tentang keterampilan mengajar yang hendaknya dimiliki oleh
guru pendidikan agama Islam serta pengaruhnya terhadap keaktifan
belajar peserta didik.
d. Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi yang
positif untuk meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga pendidik,
12
pembelajaran dan mutu pendidikan yang dilaksanakan di SMA
Mathlaul Huda.
e. Bagi pembaca dan peneliti lain, sebagai referensi dan bahan kajian
terkait keterampilan mengajar dan keaktifan belajar peserta didik pada
mata pelajaran pendidikan agama Islam.
13
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik
1. Keterampilan Guru dalam Mengajar
a. Pengertian Keterampilan Guru dalam Mengajar
Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan pembelajaran
yang melibatkan dua komponen utama yaitu peserta didik dan pengajar
atau guru. Peserta didik terlibat langsung dalam kegiatan belajar yang
bertujuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sementara itu, guru
merupakan pengajar bagi peserta didik dalam hal ini khususnya
mengelola lingkungan belajar dalam rangka mendorong aktivitas
belajar peserta didik.1
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks yang
melibatkan berbagai macam aspek yang saling berkaitan. Oleh sebab
itu, untuk mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan
menyenangkan dibutuhkan berbagai berbagai keterampilan,
diantaranya adalah keterampilan mengajar.2
Mengajar merupakan proses memperkaya pengalaman belajar
peserta didik agar mereka dapat mengembangkan potensi dirinya secara
optimal. Selain itu, mengajar juga memiliki makna sebagai proses
menanamkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan agar peserta didik
dapat secara mandiri mampu menumbuhkan dan mengembangkan
segala potensi diri seperti karakter, kebiasaan, pengetahuan, dan
keterampilan secara berkesinambungan.3
Alvin W Howard sebagaimana dikutip oleh Saiful Arif, memberikan
definisi mengajar sebagai suatu aktifitas untuk mencoba menolong dan
1 Ni Nyoman Padmadewi, Luh Putu Artini, dan Dewa Ayu Eka Agustini, Pengantar
Micro Teaching, (Depok: Rajawali Pers, 2017), Cet.I, h. 96. 2 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), Cet.I, h. 69. 3 Nyoman. loc.cit.
14
membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah, atau
mengembangkan kemampuan, perilaku, cita – cita dan pengetahuan.4
Teori konstruktivistik menjabarkan bahwa mengajar merupakan
kegiatan guru atau pendidik yang berperan membantu agar proses
pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Guru tidak
hanya mentransferkan pengetahuan, akan tetapi membantu peserta
didik dalam membangun pengetahuannya sendiri.5 Mengajar diartikan
sebagai proses mengatur lingkungan agar peserta didik dapat belajar
sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.6
Pengertian mengajar yang berkembang dewasa ini sesuai dengan
konteks standar proses pendidikan adalah kegiatan pengajar yang tidak
hanya sekedar menyampaikan materi pembelajaran, akan tetapi juga
dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar.
Kegiatan tersebut sering diistilahkan dengan pembelajaran yang
merupakan kegiatan memberdayakan semua potensi peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang diharapkan.7
Menurut Reber yang dikutip oleh Muhibbin Syah dalam buku yang
berjudul Psikologi Belajar, “Keterampilan adalah kemampuan
melakukan pola – pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi
secara mulus sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil terstentu”.8
Keterampilan juga memiliki arti sebagai kepandaian melakukan sesuatu
dengan cepat dan benar”.9
Keterampilan (skill) merupakan salah satu unsur kemampuan yang
dapat dipelajari pada unsur penerapan nya. Suatu keterampilan
4 Saiful Arif, Pembentukan Keterampilan Mengajar, (Pamekasan: STAIN Pamekasan
Press, 2010), Cet. I, h. 8. 5 C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Asdi Mahasatya, 2005), Cet.
I, h. 59. 6 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2016), Cet.XII, h. 102. 7 Ibid., h. 103. 8 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Depok: Rajawali Pers, 2017), Cet. XV, h. 121. 9 Eka Novarina dan Novi Andri Nur Cahyo, Keterampilan Dasar Mengajar Berdasarkan
Teori Multiple Intelligences, (Purworejo: Pandekluwih Layanan Dokumen, 2017), Cet. I, h.
5.
15
merupakan keahlian yang bermanfaat untuk jangka panjang.
Keterampilan merupakan perpaduan antara pengetahuan dan
kemampuan. Keterampilan guru dalam mengajar merupakan
pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan
tugas pendidik dalam pengajaran.10
Keterampilan guru dalam mengajar adalah kemampuan
melaksanakan aktivitas yang menggunakan kumpulan strategi untuk
membimbing, menanamkan pengetahuan, mengembangkan skill,
attitude, cita – cita, dan pengetahuan pada anak didik secara cepat dan
benar.11
Keterampilan mengajar (teaching skills) merupakan keterampilan
khusus (most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki dan
diaktualisasikan oleh para guru agar mampu menjalankan tugas secara
profesional.12
Keterampilan guru dalam mengajar dikategorikan sebagai
kompetensi yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai
kompetensi guru yang secara utuh dan menyeluruh.13 Keterampilan
tersebut adalah kemampuan yang dimiliki oleh guru dalam menyajikan
materi pelajaran, kemampuan memilih metode yang tepat, dan
penguasaan kelas yang baik. Keterampilan mengajar harus terlaksana
dan tercermin pada proses pembelajaran yang dilaksanakannya di kelas
agar tercipta kondisi pembelajaran berkualitas yang efektif dan
efisien.14
Menurut Rusman, keterampilan guru dalam mengajar adalah bentuk
– bentuk perilaku bersifat mendasar dan khusus yang harus dimiliki
10 Muhamad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, (Jogjakarta: Ar – Ruzz Media,
2017), Cet.II, h. 119. 11 Novarina, op.cit., h. 7. 12 Nyoman, op.cit., h. 97. 13 Mulyasa, loc.cit. 14 Juprianto dan Nuridin, Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru terhadap Aktivitas
Belajar Siswa SD Negeri 04 Loning, Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia, 2019, h. 14 – 15.
16
oleh seorang guru sebagai modal awal untuk melaksanakan tugas –
tugas pembelajaran nya secara terencana dan professional.15
Dari berbagai pengertian yang telah dipaparkan, keterampilan guru
dalam mengajar merupakan serangkaian kemampuan atau perilaku
yang harus dimiliki oleh guru guna mendukung profesinya, yang
berkaitan dengan kemampuan dalam membimbing peserta didik untuk
mengembangkan segala potensi yang dimilikinya untuk mencapai
berbagai kompetensi yang diharapkan.
b. Jenis – Jenis Keterampilan Guru dalam Mengajar
Keterampilan guru dalam mengajar adalah kemampuan khusus yang
harus dikuasai oleh guru untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang
ia laksanakan. Keterampilan ini sebenarnya merupakan cerminan dari
penguasaan guru terhadap berbagai kompetensi terutama kompetensi
pegagogik.16 Kompetensi pedagogik adalah kompetensi yang berkaitan
dengan kemampuan guru dalam melakukan pembelajaran.17
Berkaitan dengan hal ini, terdapat beberapa pendapat dari para ahli
mengenai jenis – jenis keterampilan khusus tersebut. Pada pembahasan
ini, jenis – jenis keterampilan guru dalam mengajar yang akan disajikan
adalah jenis keterampilan guru dalam mengajar menurut Turney, Leli
Halimah dan Rusman.
Keterampilan guru dalam mengajar menurut Turney yang dikutip
oleh Eka Mulyasa terdiri dari delapan aspek yang sangat berperan
menentukan kualitas pembelajaran. Keterampilan – keterampilan
tersebut meliputi keterampilan bertanya; memberi penguatan;
mengadakan variasi; menjelaskan; membuka dan menutup
15 Rusman, Model – Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2016), Cet. VI, h. 80. 16 Eka Safitri dan Uep Tatang Sontani, Keterampilan Mengajar Guru dan Motivasi Belajar
Siswa Sebagai Determinan Terhadap Hasil Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan Manajemen
Perkantoran, 2016, h. 146. 17 Sofyan Rofi, Profesi Pendidikan, (Yogyakarta: Deepublish, 2016), Cet.I, h. 64.
17
pembelajaran; membimbing diskusi kelompok kecil; mengelola kelas;
serta mengajar kelompok kecil dan perorangan.18
Berbagai keterampilan tersebut sesuai dengan keterampilan
mengajar yang harus dimiliki oleh guru menurut Leli Halimah, ia
menjelaskan bahwa keterampilan mengajar meliputi delapan
keterampilan, yaitu keterampilan bertanya; memberi penguatan;
mengadakan variasi; menjelaskan; membuka dan menutup pelajaran;
memimpin diskusi kelompok kecil; mengelola kelas; dan keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perorangan.19
Keterampilan guru dalam mengajar menurut Rusman terdiri dari
sembilan aspek, yaitu keterampilan membuka pembelajaran;
keterampilan bertanya; keterampilan memberikan penguatan;
keterampilan menjelaskan; keterampilan membimbing diskusi dan
kelompok kecil; keterampilan mengelola kelas; keterampilan
pembelajaran perseorangan dan keterampilan menutup pelajaran.20
Ketiga jenis – jenis keterampilan guru dalam mengajar menurut
beberapa ahli di atas pada dasarnya memiliki inti yang sama. Hanya
saja Rusman membedakan urutan penyajian pada keterampilan
membuka dan menutup pembelajaran.
Pada pembahasan ini, urutan penyajian mengenai jenis – jenis
keterampilan mengajar akan mengacu kepada keterampilan mengajar
menurut Rusman. Hal ini dikarenakan penyajian urutan yang dibuat
oleh Rusman lebih relevan dengan langkah – langkah pembelajaran
pada standar proses kurikulum 2013 yang terkandung dalam Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 yaitu
terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan diakhiri dengan
kegiatan penutup. Berikut dijelaskan lebih lanjut mengenai komponen
– komponen tiap jenis keterampilan mengajar:
18 Mulyasa, loc.cit. 19 Leli Halimah, Keterampilan Mengajar sebagai Inspirasi untuk Menjadi Guru yang
Excellent di Abad Ke – 21, ( Bandung: Refika Aditama, 2017), Cet. I, h. 98. 20 Rusman loc.cit.
18
1) Keterampilan Membuka Pelajaran
Keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang
dilakukan untuk memulai pembelajaran sebagai upaya yang
dilakukan oleh seorang guru untuk memberikan pengantar atau
pengarahan mengenai materi yang akan dipelajari oleh peserta didik
sehingga peserta didik siap secara mental dan tertarik untuk
mengikuti pembelajaran.21
Kegiatan membuka pelajaran yang dilakukan dengan baik akan
berpengaruh positif bagi proses dan hasil belajar dan mengajar.
Berdasarkan hal tersebut, kegiatan membuka pelajaran memiliki
tujuan diantaranya untuk menimbulkan perhatian dan motivasi
peserta didik untuk menghadapi tugas – tugas yang akan dikerjakan,
memberi tahu peserta didik mengenai batas – batas tugas yang harus
dikerjakan, memberikan gambaran yang jelas mengenai pendekatan
– pendekatan yang akan digunakan dalam mempelajari suatu mata
pelajaran, juga bertujuan untuk membantu peserta didik dalam
menghubungkan antara pengalaman – pengalaman yang telah
dikuasai dengan pengalaman baru yang akan dipelajari dan masih
bersifat asing.22
Komponen – komponen keterampilan membuka pelajaran
meliputi:23
a) Menarik perhatian siswa.
Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk menarik
perhatian siswa antara lain dengan memvariasikan gaya mengajar
guru, menggunakan alat – alat bantu baru yang menarik, serta
mengadakan pola mengajar yang bervariasi.
b) Menimbulkan motivasi
21 Marno dan M Idris, Strategi, Metode, dan Teknik Mengajar, (Yogyakarta: Ar – Ruzz
Media, 2017), Cet.II, h. 76. 22 Muhammad Yuseran, Keterampilan Dasar Mengajar, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo,
2017), Cet.II, h. 36. 23 Ibid., h. 38 – 41.
19
Setidaknya ada empat cara yang dapat digunakan untuk
menimbulkan motivasi, yaitu dengan bersikap ramah, antusias,
bersahabat dan hangat selama proses pembelajaran, menimbulkan
rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan dengan
mengajukan masalah atau kondisi – kondisi yang berbeda dari
kenyataan sehari – hari, serta menyesuaikan topik pelajaran
peserta didik dengan minat mereka.
c) Memberikan acuan atau gambaran yang jelas mengenai hal – hal
yang akan dipelajari dan cara yang akan dilakukan untuk
mempelajari materi. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengemukakan tujuan dan batas – batas tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik, menyarankan langkah – langkah
kegiatan yang akan dilakukan, mengingatkan masalah pokok
yang akan dibahas, mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang
berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.
d) Membuat kaitan antara materi yang akan dipelajari dengan materi
yang telah dipelajari sebelumnya. Beberapa usaha yang dapat
dilakukan untuk mengaitkan materi seperti membuat kaitan antar
aspek yang relevan dari bidang studi yang telah diketahui oleh
peserta didik melalui bertanya atau merangkum materi pelajaran
terdahulu dengan singkat, membandingkan pengetahuan baru
dengan pengetahuan yang telah diketahui, dan menjelaskan
konsep pelajaran baru secara singkat sebelum menyajikan
keseluruhan materi secara rinci.
2) Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya dalam proses belajar mengajar merupakan
keterampilan yang sangat penting. Hal ini karena bertanya
merupakan sarana utama untuk mengembangkan dialog dengan
peserta didik. Pertanyaan yang efektif dari guru akan mampu
20
meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik, kreatifitas, serta
kemampuan kemampuan memecahkan masalah dalam belajar.24
Menurut Kemendikbud, yang dikutip oleh Halimah, terdapat
beberapa fungsi bertanya, yaitu:
a) Membangkitkan minat, rasa ingin tahu, dan perhatian peserta
didik mengenai materi yang diajarkan.
b) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar,
serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk diri sendiri.
c) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik, sekaligus
menyampaikan rangsangan untuk mencari solusi bagi kesulitan
tersebut.
d) Mengorganisasi atau menyusun tugas – tugas dan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan, dan pemahamannya atas inti
pembelajaran yang dilakukan.
e) Membangkitkan motivasi peserta didik dalam berbicara,
mengajukan pertanyaan, memberikan jawaban yang logis,
sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
f) Mendorong partisipasi aktif peserta didik dalam diskusi,
berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik
sebuah kesimpulan.
g) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan
menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta
mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
h) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta
sigap dalam merespon persoalan yang muncul secara tiba – tiba.
i) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan empati
antar peserta didik.25
24 Halimah, op.cit., h. 98. 25 Ibid., h. 100 – 101.
21
Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dan dilaksanakan
oleh guru dalam bertanya, hal tersebut yaitu pausing, prompting dan
Probing.26
Pausing yaitu aktivitas guru meminta peserta didik untuk tenang
sejenak. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan berfikir
bagi peserta didik dalam mencari jawaban, memperoleh jawaban
yang sempurna, memahami dan menganalisa pertanyaan, juga untuk
melibatkan lebih banyak peserta didik yang dapat menjawab
pertanyaan.
Prompting adalah aktivitas guru mendorong peserta didiknya
untuk menjawab pertanyaan yang ia berikan. Hal ini dilakukan jika
guru mengajukan pertanyaan sulit sehingga tidak ada peserta didik
yang mau menjawab. Dorongan ini dapat dilakukan dengan cara
memberikan informasi tambahan mengenai pertanyaan yang telah
diajukan, mengubah pertanyaan dalam bentuk lain, dan memecah
pertanyaan ke dalam beberapa sub pertanyaan agar lebih mudah
untuk dijawab.
Probing adalah aktivitas guru dalam melacak, menuntun, dan
mengarahkan. Probing dilakukan jika belum ditemukan jawaban
yang memuaskan dari peserta didik. Cara yang dapat dilakukan
adalah dengan mengajak semakin banyak peserta didik untuk
menjawab pertanyaan hingga akhirnya diperoleh jawaban yang
sempurna.
Keterampilan bertanya terbagi ke dalam keterampilan bertanya
dasar dan lanjutan. Keterampilan bertanya dasar dapat dilakukan
dengan cara memerhatikan beberapa hal berikut ini:
a) Pengungkapkan pertanyaan dengan jelas, yakni dengan
memerhatikan tingkat kemampuan berpikir peserta didik dan
26 Buchari Alma dkk, Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar,
(Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. I, h. 24 – 25.
22
perbendaharaan kosakata yang dimilikinya, juga dengan
menggunakan kata tanya yang sesuai.
b) Pemberian acuan, yakni dengan memberikan sedikit penjelasan
atau informasi yang relevan dengan pertanyaan sebelum
memberikan pertanyaan kepada peserta didik.
c) Pemusatan perhatian, yaitu dengan cara memberikan pertanyaan
yang lebih luas terlebih dahulu yang kemudian disusul dengan
pertanyaan relevan yang lebih sempit.
d) Pemindahan giliran, yaitu dengan cara memberikan kesempatan
yang sama kepada seluruh peserta didik untuk menjawab sebuah
pertanyaan. Guru dapat meminta satu peserta didik untuk
menjawab pertanyaan, kemudian meminta peserta didik lainnya
untuk melengkapi hingga didapatkan jawaban yang sempurna.
e) Penyebaran giliran dengan cara memberikan beberapa pertanyaan
yang diberikan kepada beberapa peserta didik yang berbeda
sehingga seluruh peserta didik berkesempatan untuk menjawab.
f) Pemberian waktu berpikir.
g) Pemberian tuntunan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan
menjawab dan yang telah memberikan jawaban yang kurang
tepat.27
Kemampuan bertanya lanjut dibentuk atas dasar landasan
penguasaan komponen – komponen bertanya dasar. Oleh sebab itu,
seluruh komponen keterampilan bertanya dasar juga digunakan
dalam bertanya lanjut. Beberapa komponen keterampilan bertanya
lanjut yaitu:28
a) Pengubahan tuntutan tingkatan kognitif dalam menjawab
pertanyaan.
b) Pengaturan urutan pertanyaan.
27 Halimah, op.cit., h. 109 – 111. 28 Eldarni dan Zuliarni, Micro Teaching, (yogyakarta: Media Akademi, 2017), Cet. I, h.
43 – 47.
23
Penggunaan pertanyaan pelacak jika jawaban yang diberikan
peserta didik masih kurang sempurna. Hal ini dapat dilakukan
dengan menggunakan teknik klasifikasi, meminta alasan peserta
didik, meminta kesepakatan pandangan dari peserta didik lain,
meminta jawaban yang lebih kompleks, meminta peserta didik
mendiskusikannya dengan teman, dan meminta contoh.
3) Keterampilan Memberikan Penguatan
Penguatan adalah respon positif terhadap suatu tingkah laku
tertentu dari peserta didik yang memungkinkan tingkah laku tersebut
timbul kembali.
Memberikan penguatan bertujuan untuk meningkatkan perhatian
peserta didik, memudahkan proses belajar, membangkitkan dan
mempertahankan motivasi, mengontrol atau mengubah sikap suka
mengganggu dan menimbulkan tingkah laku produktif,
mengembangkan sikap peserta didik dalam mengatur diri sendiri
untuk belajar, serta dapat mengarahkan cara berfikir peserta didik ke
arah yang baik.29
Keterampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa
komponen, yaitu:
a) Memberikan penguatan dalam bentuk verbal, yaitu dengan kata –
kata atau kalimat pujian seperti “bagus”, “tepat sekali, atau “saya
sangat puas dengan pekerjaan mu”.
b) Memberikan penguatan dalam bentuk non – verbal yang dapat
berupa gerak mendekati, mimik dan gerakan badan, sentuhan,
kegiatan yang menyenangkan, dan penguatan dalam bentuk
simbol dan benda kecil lain.30
Dalam memberikan penguatan, terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh guru, hal tersebut yaitu:31
29 Alma, op.cit., h. 30. 30 Eko Suyatno, Preskripsi Pembelajaran Mikro, (Yogyakarta: Media Akademi, 2015),
Cet.I, h. 60. 31 Ibid., h. 61.
24
a) Penguatan harus diberikan kepada peserta didik dengan penuh
kehangatan dan antusias sehingga peserta didik dapat
merasakannya.
b) Penguatan yang diberikan harus bermakna, yakni sesuai dengan
perilaku yang diberikan penguatan.
c) Hindari respon negatif terhadap jawaban yang diberikan peserta
didik.
d) Penguatan yang diberikan harus jelas tujuannya, yakni dengan
menyebutkan nama peserta didik yang diberikan penguatan.
e) Penguatan juga dapat diberikan kepada kelompok, bukan hanya
perorangan.
f) Penguatan hendaknya diberikan langsung setelah sebuah perilaku
dilakukan oleh peserta didik.
g) Penguatan yang diberikan hendaknya dalam bentuk yang variatif.
4) Keterampilan Mengadakan Variasi
Keterampilan mengadakan variasi diadakan untuk mengatasi
kebosanan yang disebabkan oleh kegiatan pembelajaran yang
monoton. Jika pembelajaran berlangsung monoton, maka
dikhawatirkan perhatian, minat dan motivasi siswa terhadap
pelajaran, guru dan sekolah akan menurun.
Menurut Wingkel yang dikutip oleh Hamzah B. Uno,
keterampilan mengadakan variasi didefinisikan sebagai perbuatan
guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan
mengatasi kebosanan peserta didik sehingga dalam proses
belajarnya peserta didik akan selalu menunjukkan ketekunan,
keantusiasan, serta berpartisipasi secara aktif.32
32 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2016), Cet. VI, h. 171.
25
Dalam mengadakan variasi di dalam mengajar, guru hendaknya
memerhatikan beberapa prinsip yang berkaitan dengan keterampilan
mengadakan variasi. Prinsip – prinsip tersebut yaitu:33
a) Perubahan yang digunakan harus bersifat efektif.
b) Penggunaan teknik variasi harus lancar dan tepat.
c) Penggunaan komponen variasi harus benar – benar terstruktur
dan direncanakan sebelumnya.
d) Penggunaan komponen variasi harus luwes dan spontan
berdasarkan respon yang diberikan oleh peserta didik.
Keterampilan mengadakan variasi terdiri dari beberapa
komponen, yaitu:34
a) Variasi pada waktu melaksanakan pembelajaran.
Untuk menjaga agar proses pembelajaran tetap kondusif, ada
beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru, yaitu:
(1) Penggunaan variasi suara, yakni dengan memerhatikan
intonasi yang digunakan dalam menyampaikan materi. Suara
guru yang kecil akan menyebabkan kurangnya motivasi
peserta didik terhadap materi yang disampaikan.
(2) Pemusatan perhatian, misalnya dengan mengajak peserta didik
untuk memerhatikan secara seksama hal yang sangat penting
dari suatu materi yang diajarkan.
(3) Kebisuan guru, yaitu sikap guru yang tidak melakukan hal
apapun atau diam sejenak. Hal ini akan menarik perhatian
peserta didik. Guru dapat menggunakan cara ini saat kelas
dalam suasana ribut, setelah itu, guru dapat memandang
peserta didik satu persatu, dan diharapkan mereka akan diam.
Cara diam sejenak ini adalah salah satu cara untuk
menstimulasi ketenangan dalam belajar.
33 Ibid., h. 172. 34 Shoffan Shoffa, Keterampilan Dasar Mengajar, (Surabaya: Mavendra Press, 2018),
Cet. II, h. 41 – 43.
26
(4) Mengadakan kontak pandang dengan setiap pasang mata
peserta didik untuk memberikan kepercayaan kepada mereka
bahwa setiap hal yang dilakukan oleh peserta didik diamati
oleh guru. Cara ini akan menarik perhatian peserta didik untuk
belajar.
(5) Gerakan badan mimik untuk mendukung penjelasan lisan.
Seperti menggoyangkan tangan untuk mendukung perkataan
tidak, dan mengangkat kedua tangan untuk memberikan
makna “apalagi?”.
(6) Pergantian posisi guru di dalam kelas dan gerak guru, cara ini
misalnya dilakukan dengan bergerak bebas di dalam kelas,
tidak menerangkan sambil menulis di papan tulis,
mengarahkan pandangan ke seluruh kelas dan bergerak
perlahan dari arah belakang ke depan untuk mengobservasi
seluruh kegiatan peserta didik.
b) Variasi media pembelajaran
Beberapa cara yang berbeda dalam menggunakan media
pembelajaran, seperti:35
(1) Variasi media visual: grafik, poster, gambar, slide, dan lain –
lain.
(2) Variasi media audio: rekaman suara guru, musik, dan lain –
lain.
(3) Variasi media audio visual: TV, film, proyektor, dan lain –
lain.
(4) Variasi media lainnya: spesimen, patung, topeng, wayang, dan
lain – lain.
Variasi penggunaan media pembelajaran akan mengharuskan
peserta didik menyesuaikan indera nya sehingga dapat
mempertinggi perhatian mereka terhadap suatu pembelajaran.
35 Nyoman, op.cit., h. 112.
27
Penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan tujuan
pembelajaran akan meningkatkan hasil belajar yang diharapkan.36
c) Variasi pola interaksi
Interaksi belajar mengajar dapat divariasikan dengan metode
dan strategi yang digunakan, dengan begitu pola kegiatan belajar
peserta didik juga akan bervariasi pula. Pola – pola interaksi dapat
divariasikan sebagai berikut:37
(1) Ceramah guru – tugas kelompok – diskusi kelas.
(2) Demonstrasi keterampilan – tanya jawab – ceramah.
(3) Observasi – diskusi kelompok – diskusi kelas.
(4) Eksperimen – laporan kelompok – debriefing.
(5) Tanya jawab – ceramah – tugas individual.
5) Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara
lisan yang dikelola secara sistematis untuk menunjukkan adanya
hubungan antara satu hal dengan hal yang lain. Ciri utama
keterampilan menjelaskan adalah penyampaian informasi yang
terencana dengan baik, disajikan dengan benar, serta urutannya yang
cocok.
Memberikan penjelasan adalah salah satu aspek penting dalam
kegiatan belajar mengajar, beberapa alasan mengapa keterampilan
menjelaskan perlu untuk dikuasai yaitu:38
a) Pada umumnya, guru memiliki dominasi lebih dalam interaksi
komunikasi di kelas.
b) Sebagian besar kegiatan guru adalah memberikan informasi. Oleh
karena itu, efektivitas pembicaraan perlu untuk ditingkatkan.
c) Penjelasan yang disampaikan oleh guru dan yang terdapat di
dalam buku sering kurang dipahami peserta didik.
36 Shoffa, loc.cit. 37 Marno, op.cit., h. 144. 38Zainal Asril, Micro Teaching Disertai dengan Pedoman Pengalaman Lapangan,
(Depok: Rajawali Pers, 2016), Cet. VII, h. 84.
28
d) Informasi yang diperoleh peserta didik sangat terbatas.
Zainal Asril mengutip pendapat Wardani menjelaskan beberapa
prinsip yang perlu dipahami dalam memberikan penjelasan kepada
peserta didik, beberapa prinsip tersebut antara lain; penjelasan dapat
diberikan di awal, di tengah atau di akhir; penjelasan harus relevan
dengan tujuan pembelajaran; penjelasan dapat diberikan
berdasarkan pertanyaan siswa atau telah dirancang oleh guru
sebelumnya; penjelasan harus berisi materi yang bermakna bagi
siswa; dan penjelasan harua sesuai dengan latar belakang dan
kemampuan siswa.39
Komponen – komponen keterampilan menjelaskan yaitu:
a) Menyajikan penjelasan.
Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan efektivitasnya
dengan memerhatikan kejelasan (menggunakan bahasa yang
dimengerti siswa, menghindari penggunaan ucapan “e”, “aa” ,
“mmm”, “kira – kira”, dan lain – lain ), menggunakan contoh
yang dapat ditemui oleh peserta didik dalam kehidupan sehari –
hari, memusatkan perhatian siswa pada masalah pokok dengan
memberikan tekanan pada bagian tertentu, serta dengan
memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menunjukkan
pemahaman, keraguan, dan ketidak mengertian.40
6) Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur, yang
melibatkan sekelompok peserta didik dalam interaksi tatap muka
dengan berbagai macam pengalaman atau informasi, pengambilan
keputusan, dan pemecahan masalah.41
39 Ibid., h. 85. 40 Sholeh Hidayat, Pengembangan Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2017), Cet.I, h. 136. 41 Samsul Nizar dan Zainal Efendi Hasibuan, Pendidik Ideal, (Depok: Kencana, 2018),
Cet.I, h. 227.
29
Penggunaan kelompok kecil dalam kegiatan pembelajaran
memungkinkan peserta didik untuk berbagi informasi dan
pengalaman dalam memecahkan masalah, meningkatkan
pemahaman terhadap masalah yang penting, meningkatkan
keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan,
meningkatkan kemampuan berkomunikasi, serta membina kerja
sama yang sehat dan bertanggung jawab.42
Komponen keterampilan yang perlu dimiliki oleh guru dalam
memimpin diskusi kelompok kecil adalah sebagai berikut:
a) Memusatkan perhatian dengan cara merumuskan tujuan diskusi
dengan jelas, merumuskan kembali masalah jika terjadi
penyimpangan, menandai hal – hal yang tidak relevan dengan
tujuan diskusi dan merangkum hasil diskusi.
b) Memperjelas masalah atau urutan pendapat dengan cara
menguraikan kembali atau merangkum urutan peserta,
mengajukan pertanyaan pada anggota kelompok tentang
pendapat anggota lain dan menguraikan gagasan.
c) Menganalisis pandangan peserta didik dengan cara meneliti dasar
alasan yang dikemukakan dan memperjelas hal – hal yang
disepakati dan yang tidak disepakati.
d) Meningkatkan kontribusi peserta didik dalam diskusi melalui cara
mengajukan pertanyaan inti yang menantang peserta didik untuk
berpikir, memberi contoh pada saat yang tepat, menghangatkan
suasana dengan mengajukan pertanyaan yang memancing
perbedaan pendapat, memberikan waktu untuk berpikir, dan
mendengarkan dengan penuh perhatian.
e) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi dengan cara memancing
pendapat peserta didik yang enggan mengemukakan
komentarnya, memberikan kesempatan pertama bagi peserta
42 Agus Prastono dan Zainal Aqib, Manajemen Belajar dan Pembelajaran Guru,
(Yogyakarta: Deepublish, 2017), Cet. I, h. 46.
30
didik yang enggan berpartisipasi, mencegah peserta didik yang
seringkali memonopoli diskusi secara bijak, mendorong peserta
didik untuk mengomentari pendapat temannya, dan meminta
pendapat jika terjadi kebuntuan dalam diskusi.
f) Menutup diskusi dengan cara meragkum hasil diskusi,
memberikan gambaran tindak lanjut, mengajak peserta siswa
untuk menilai proses diskusi yang telah dilaksanakan.43
7) Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas merupakan rangkaian tingkah laku kompleks
yang dilakukan oleh guru untuk menjaga kondisi kelas sehingga
memungkinkan peserta didik untuk belajar dengan hasil yang efisien
dan berkualitas tinggi.44
Menurut Suharsimi Arikunto, sebagaimana dikutip oleh
Bambang Ismaya dalam buku Pengelolaan Pendidikan, pengelolaan
kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh guru sebagai
penanggung jawab kegiatan belajar mengajar untuk mencapai
kondisi optimal guna mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang
diharapkan.45
Keterampilan mengelola kelas didefinisikan sebagai kemampuan
dan keahlian guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal – hal yang
dapat mengganggu suasana pembelajaran.46
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru
mampu mengatur peserta didik dan sarana prasarana pembelajaran
serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, hubungan interpersonal
yang baik antara guru dan peserta didik, juga antar peserta didik
43 Ibid., h. 47. 44 Rulam Ahmadi, Profesi Keguruan: Konsep dan Strategi Mengembangkan Profesi dan
Karier Guru, (Yogyakarta: Ar – Ruzz Media, 2018), Cet. I, h. 168. 45 Bambang Ismaya, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama, 2019), Cet.II,
h. 72. 46 Arif, op.cit., h. 29.
31
sendiri merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas.
Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat yang mutlak
bagi terjadinya pembelajaran yang efektif.47
Adapun berbagai pendekatan yang digunakan dalam mengelola
kelas sebagai berikut:48
a) Pendekatan konseling
Pendekatan konseling menempatkan guru berupaya
memahami masalah peserta didik dan membantu mereka untuk
memahami diri mereka sendiri serta bekerja sama dengan orang
dewasa untuk mengembangkan perilaku yang lebih produktif.
Upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk menumbuhkan
kesadaran personal peserta didik adalah dengan menggali
masalah yang disembunyikan peserta didik dan mengganggu
belajar mereka.
b) Pendekatan pengubahan tingkah laku
Inti dari pendekatan ini adalah memodifikasi perilaku peserta
didik yang dilakukan oleh guru. Guru dapat melakukan
modifikasi tingkah laku peserta didik dengan melakukan
penguatan terhadap perilaku peserta didik yang tepat. Pendidik
menyampaikan kepada peserta didik mengenai perilaku yang
diharapkan, tidak menolerir perilaku yang menyimpang, dan
membentuk hal – hal yang dapat menguatkan perilaku peserta
didik.
c) Pendekatan kekuasaan
Pengelolaan kelas diartikan sebagai proses mengontrol tingkah
laku peserta didik. Peran guru di sini adalah menciptakan dan
mempertahankan situasi disiplin di dalam kelas. Kedisiplinan
adalah kekuatan yang menuntut peserta didik untuk menaatinya.
Di dalamnya ada kekuasaan berbentuk norma mengikat yang
47 Hidayat, op.cit., h. 154. 48 Badruddin, Manajemen Peserta Didik, (Jakarta: Indeks, 2014), Cet. I, h. 99 – 103.
32
harus ditaati oleh setiap anggota kelas. Pendidik melakukan
melalui kekuasaan dalam norma tersebut.
d) Pendekatan ancaman
Pelaksanaan mengontrol kelas dan tingkah laku peserta didik
dapat dilakukan dengan memberi ancaman, misalnya melarang,
mengejek, menyindir, dan memaksa.
e) Pendekatan kebebasan
Di sini, pengelolaan kelas diartikan sebagai proses membantu
peserta didik untuk bebas melakukan sesuatu dimana saja dan
kapan saja. Peserta didik diberikan kebebasan dalam mengelola
kelas nya.
f) Pendekatan resep
Pendekatan ini dilakukan dengan mendaftar apa saja hal yang
harus dan tidak boleh dilakukan oleh peserta didik dalam
merespon segala hal yang terjadi di kelas. Dalam daftar tersebut,
guru menuliskan hal – hal apa saja yang harus dikerjakan oleh
peserta didik.
g) Pendekatan sosio emosional
Di sini, pengelolaan kelas merupakan proses menciptakan
iklim sosio emosional yang positif di dalam kelas, yakni adanya
hubungan yang baik antara guru dengan peserta didik, juga antar
peserta didik sendiri. Guru merupakan kunci dalam menciptakan
hubungan pribadi yang sehat.
h) Pendekatan proses kelompok
Pengelolaan kelas di sini diartikan sebagai proses menciptakan
kelas sebagai suatu sistem sosial dan proses kelompok. Guru
berperan mengusahakan agar pengembangan dan pelaksanaan
proses kelompok itu efektif. Proses kelompok adalah usaha guru
dalam mengelompokkan peserta didik dengan berbagai
33
pertimbangan sehingga tercipta kelas yang bergairah dalam
belajar.
i) Pendekatan pluralistik
Pendekatan ini menempatkan berbagai macam pendekatan
yang dapat dipilih dalam mengelola kelas agar proses interaksi
edukatif berjalan secara efektif dan efisien. Di sini, guru bebas
dalam memilih pendekatan yang sesuai dan dapat dilaksanakan.
Secara garis besar, keterampilan mengelola kelas terbagi ke
dalam dua komponen, yaitu:
a) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, yaitu:49
(1) Menunjukkan sikap tanggap, yaitu memperlihatkan sikap
positif pada setiap perilaku yang muncul dari peserta didik dan
memberikan tanggapan – tanggapan atas perilaku tersebut.
(2) Membagi perhatian, yaitu menyamaratakan perhatian kepada
seluruh anggota kelas. Setiap kelas akan diisi dengan beberapa
peserta didik dengan keterbatasan yang beragam. Perhatian
guru seyogyanya tidak hanya terfokus pada satu orang atau
kelompok tertentu yang akan menimbulkan kecemburuan.
Perhatian guru harus dibagi kepada tiap peserta didik yang ada
di kelas.
(3) Memusatkan perhatian kelompok terhadap tugas yang harus
diselesaikan.
(4) Memberikan petunjuk – petunjuk yang jelas mengenai tahapan
mengerjakan tugas.
(5) Menegur peserta didik yang melakukan kesalahan untuk
memberikan efek jera.
49 Suwardi dan Daryanto, Manajemen Peserta Didik, (Yogyakarta: Gava Media, 2017),
Cet. I, h. 160 – 162.
34
(6) Memberikan penguatan terhadap perilaku – perilaku baik yang
dilakukan oleh peserta didik sehingga dapat dipertahankan
atau ditingkatkan.
b) Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi
kelas yang optimal.50
Keterampilan ini berkaitan dengan keterampilan guru dalam
menangani gangguan yang timbul dari peserta didik dengan tujuan
agar guru dapat mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Pada
kondisi tertentu, guru dapat menggunakan beberapa strategi untuk
mengatasi peserta didik yang terus menimbulkan gangguan dan tidak
mau mengerjakan tugas kelas.
Strategi tersebut antara lain:
a) Modifikasi tingkah laku dengan mengajarkan tingkah laku baru
yang diinginkan, meningkatkan munculnya tingkah laku yang
baik dengan memberikan penguatan, dan mengurangi tingkah
laku yang buruk dengan memberikan hukuman.
b) Menggunakan pendekatan pemecahan kelompok dengan cara
mengusahakan terjadinya kerja sama yang baik antar peserta
didik di dalam kelompok, memelihara kegiatan kelompok,
memulihkan semangat siswa dan menangani konflik yang timbul.
c) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan
masalah.
Dalam Standar Proses Kurikulum 2013 dinyatakan bahwa
beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam pengelolaan
kelas antara lain:
a) Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik
sesuai dengan tujuan dan karakteristik proses pembelajaran.
b) Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus
dapat didengar dengan baik oleh peserta didik.
50 Shoffa, op.cit., h. 72
35
c) Guru wajib menggunakan kata – kata santun, lugas, dan mudah
dimengerti oleh peserta didik.
d) Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan
kemampuan belajar peserta didik.
e) Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan
keselamatan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran.
f) Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons
dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung.
g) Guru mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya
dan mengemukakan pendapat.
h) Guru berpakaian sopan, bersih, dan rapi.
i) Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada peserta didik
silabus mata pelajaran.
j) Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai
dengan waktu yang dijadwalkan.51
Selanjutnya, dalam mengelola kelas, hendaknya guru dapat
menghindari beberapa kekeliruan seperti campur tangan yang
berlebihan, penghentian suatu pembicaraan karena ketidaksiapan
guru, ketidaktepatan memulai dan mengakhiri pembelajaran,
penyimpangan, terutama yang berkaitan dengan kedisiplinan,
bertele – tele, dan penggunaan penjelasan yang tidak diperlukan.52
8) Keterampilan Pembelajaran Perseorangan
Pembelajaran individual adalah pembelajaran yang paling
humanis untuk memenuhi kebutuhan peserta didik. Walaupun dalam
pendidikan di Indonesia jarang ditemukan, pada hakikatnya guru
51 Wahid Murni, Metodologi Pembelajaran IPS: Pengembangan Standar Proses
Pembelajaran IPS di Sekolah / Madrasah, (Yogyakarta: Ar – Ruzz Media, 2017), Cet. I, h.
165 – 167. 52 Eko, op.cit., h. 83.
36
tetap dapat melaksanakan pembelajaran klasikal dengan sentuhan
pendekatan individual.53
Mengajar perseorangan bertujuan untuk memberikan rasa
tanggung jawab yang lebih besar kepada peserta didik, memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk lebih aktif dalam belajar, dan
membentuk hubungan yang lebih akrab antara guru dan peserta
didik.54
Hakikat pembelajaran perseorangan adalah terjadinya hubungan
interpersonal antar peserta didik dan guru, peserta didik belajar
dengan kecepatan dan kemampuannya masing – masing, peserta
didik mendapatkan bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya
serta peserta didik dilibatkan dalam proses merencanakan kegiatan
pembelajaran.
Komponen – komponen yang perlu dikuasai oleh guru berkenaan
dengan hal ini yaitu:
a) Keterampilan pendekatan secara pribadi
b) Keterampilan mengorganisasi
c) Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar, yaitu
memungkinkan guru untuk membantu peserta didik maju tanpa
mengalami frustasi
d) Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran, mencakup membantu peserta didik untuk
menetapkan tujuan dan menstimulasi mereka untuk mencapai
tujuan tersebut, merencanakan kegiatan pembelajaran bersama –
sama yang mencakup kriteria keberhasilan, langkah – langkah
dalam pembelajaran, waktu serta kondisi belajar, bertindak
53 Rusman, op.cit., h. 91. 54 Ali Mudlofir, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam
Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2012), Cet. I, h. 102 –
103.
37
sebagai supervisor dan membantu peserta didik untuk menilai
keberhasilannya dalam belajar secara mandiri.55
9) Keterampilan Menutup Pelajaran
Keterampilan menutup pelajaran merupakan keterampilan
merangkum inti materi yang telah disampaikan pada akhir setiap
pertemuan maupun setiap penggal kegiatan. Keterampilan ini sangat
penting dalam membantu peserta didik menemukan konsep, prinsip,
hukum, dalil serta prosedur dari inti pokok bahasan yang telah
dipelajari.56
Kegiatan menutup pelajaran memiliki tujuan Membantu siswa
menggabungkan fakta – fakta, keterampilan – keterampilan, dan
konsep – konsep yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajari
dan memberi tahu siswa mengenai tingkat keberhasilannya dalam
mempelajari suatu materi.57
Ketika suatu jam pelajaran akan berakhir atau pada akhir setiap
penggal kegiatan, guru harus melakukan kegiatan menutup pelajaran
agar peserta didik dapat memperoleh pengetahuan yang sempurna
mengenai pokok – pokok materi pelajaran yang dipelajari.
Komponen – komponen keterampilan menutup pelajaran yaitu:58
a) Meninjau kembali inti pelajaran
Peninjauan kembali terhadap inti pelajaran dapat dilakukan
dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan. Kedua
hal itu dapat dilakukan langsung oleh guru atau juga dapat
dilakukan dengan melibatkan siswa. Guru dapat meminta siswa
untuk merangkum inti pelajaran berdasarkan hasil temuannya,
atau hasil diskusi dengan kelompoknya.
55 Rusman, op.cit., h. 92. 56 Marno, op.cit., h. 76. 57 Yuseran, loc.cit. 58 Ibid., 42 – 44.
38
b) Mengevaluasi
Evaluasi dilakukan guna mengetahui wawasan yang berhasil
diperoleh peserta didik mengenai suatu konsep yang diajarkan
selama satu jam pelajaran atau sepenggal kegiatan tertentu.
Evaluasi dapat dilakukan dengan cara meminta peserta didik
untuk mendemonstrasikan keterampilannya, mengaplikasikan ide
baru pada situasi lain, mengekspresikan pendapat mereka, juga
dapat dilakukan dengan memberikan soal – soal tertulis.
c) Memberikan dorongan psikologi atau sosial seperti memuji hasil
yang dicapai oleh peserta didik dengan cara memberikan pujian
lisan atau hadiah, mendorong untuk lebih semangat belajar,
memberikan harapan – harapan positif atas pembelajaran yang
telah dilaksanakan juga dengan meyakinkan akan potensi dan
kemampuan peserta didik terhadap pencapaian kompetensi
belajar dalam menumbuhkan rasa percaya diri. Selain itu,
hendaknya guru juga menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan selanjutnya.
Dari berbagai penjabaran mengenai keterampilan guru dalam
mengajar di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan guru dalam
mengajar merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru guna
mendukung profesinya, yang berkaitan dengan kemampuan dalam
membimbing peserta didik untuk mengembangkan segala potensi yang
dimiliki demi mencapai berbagai kompetensi yang diharapkan.
Keterampilan tersebut secara keseluruhan terdiri dari sembilan
komponen yaitu keterampilan membuka pelajaran, keterampilan
bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan
mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas,
keterampilan pembelajaran perorangan dan keterampilan menutup
pelajaran.
39
2. Keaktifan Belajar Peserta Didik
a. Pengertian Keaktifan Belajar Peserta Didik
Belajar menurut Kompri adalah suatu usaha sadar yang dilakukan
oleh seseorang dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan
pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.59 Pengertian belajar tersebut juga selaras dengan
pendapat Karwono yang mendefinisikan belajar sebagai upaya yang
dilakukan individu agar terjadi perubahan dalam dirinya baik berupa
pengetahuan, keterampilan dan sikap.60
Sedangkan menurut Slameto, Belajar merupakan suatu proses usaha
yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya.61 Dengan demikian belajar dalam hal ini adalah
usaha seseorang yang dilakukan untuk mendapatkan perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari usaha tersebut.
Namun, tidak semua perubahan tingkah laku dapat dikategorikan
sebagai hasil dari belajar. Ada perubahan yang diakibatkan oleh
perkembangan seperti kemampuan memegang yang dimiliki oleh bayi
pada usia tertentu. Perubahan perilaku dalam proses belajar adalah
akibat dari interaksi yang dilakukan dengan sengaja oleh seseorang dan
dilakukan secara aktif.62
Adapun pengertian peserta didik menurut ketentuan umum Undang
– Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Sedangkan menurut Oemar Hamalik, peserta didik
59 Kompri, Belajar; Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya, (Yogyakarta: Media
Akademi, 2017), Cet. I, h. 1. 60 Karwono dan Heni Mularsih, Belajar dan Pembelajaran: Serta Pemanfaatan Sumber
Belajar, (Depok: Rajawali Pers, 2017), Cet. I, h. 16. 61 Slameto, Belajar dan Faktor – Faktor yang Memengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h. 2. 62 Lefudin, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), Cet. I, h. 3.
40
adalah suatu komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang
selanjutnya diproses dalam pendidikan sehingga menjadi manusia yang
berkualitas sesuai tujuan pendidikan nasional.63
Kata aktif sendiri dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki arti
giat, bekerja, dan berusaha. Sedangkan kata keaktifan sendiri diartikan
sebagai kegiatan atau kesibukan. Kata keaktifan merupakan kata benda
yang bersinonim dengan kata aktivitas.64 Dalam hal ini, keaktifan siswa
dalam belajar dapat dilihat dari kesungguhan mereka dalam berusaha
yakni mengikuti kegiatan pembelajaran.65
Menurut Martinis, belajar aktif adalah suatu usaha manusia untuk
membangun pengetahuan dalam dirinya. Dalam proses pembelajaran
terjadi perubahan dan peningkatan mutu kemampuan, pengetahuan, dan
keterampilan peserta didik baik dalam ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik.66
Dalam belajar, aktivitas merupakan hal yang sangat dibutuhkan.
Sebab pada dasarnya, belajar adalah berbuat, yaitu melakukan kegiatan.
Tidak ada belajar tanpa adanya aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas
merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar
– mengajar.
Hal ini sejalan dengan pendapat Montessori yang menegaskan
bahwa anak – anak memiliki tenaga – tenaga untuk berkembang sendiri,
membentuk diri sendiri. Pendidik akan berperan sebagai pembimbing
dan mengamati bagaimana perkembangan anak didiknya. Pernyataan
Montessori ini memberikan petunjuk bahwa yang lebih banyak
melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri adalah anak itu sendiri,
63 Saifuddin, Pengelolaan Pembelajaran Teoritis dan Praktis, (Yogyakarta: Deepublish,
2016), Cet. II, h. 55. 64 KBBI Online,(https://kbbi.web.id). Diakses tanggal 7 November 2019 Jam 16.21. 65 Sinar, Metode Active Learning: Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa,
(Yogyakarta: Deepublish, 2017), Cet.I, h. 8. 66 Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2001),
Cet. I, h. 82.
41
sedang pendidik memberikan bimbingan dan merencanakan segala
kegiatan yang diperbuat oleh anak didik.67
Menurut Zakiah Daradjat, keberhasilan dalam belajar hanya akan
digapai oleh peserta didik melalui bermacam – macam aktivitas yang ia
lakukan. Aktivitas tersebut dapat berupa aktivitas jasmani dan rohani.
Keaktifan jasmani ialah peserta didik aktif dengan anggota badannya,
membuat sesuatu, bermain – main, ataupun bekerja. Jadi, peserta didik
tidak hanya diam dan duduk selama belajar.
Sementara itu, aktivitas rohani tampak apabila daya jiwa peserta
didik bekerja sebanyak – banyaknya, yang dapat diketahui melalui
kegiatan mereka mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat –
ingat, menguraikan, mengasosiasikan satu hal dengan hal yang lain, dan
lain – lain. Seluruh kegiatan tersebut, baik jasmani maupun rohani
dilakukan dengan sungguh – sungguh untuk memperoleh hasil yang
diinginkan.68
Belajar yang berhasil harus melalui berbagai aktivitas, baik aktivitas
jasmani maupun rohani. Keaktifan peserta didik dalam belajar tidak lain
adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka
aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang
mereka hadapi dalam proses pembelajaran.69
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan
mengenai pengertian keaktifan belajar peserta didik yaitu merupakan
aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik sebagai usaha
untuk mengembangkan potensi diri sendiri baik dalam bentuk fisik atau
jasmani dan mental atau rohani, sebagai upaya untuk mencapai tujuan
belajar yang diharapkan.
67 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Depok: Rajawali Pers, 2017),
Cet. XXIV, h. 96 – 97. 68 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
2004), Cet. III, h. 137 69 Sinar, op.cit., h. 9.
42
b. Jenis – Jenis Aktivitas Belajar
Sekolah merupakan salah satu pusat kegiatan belajar, oleh sebab itu
sekolah juga merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas.
Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh peserta didik di
sekolah, yakni bukan hanya sekedar menulis dan mendengarkan
penjelasan dari guru. Mengutip pendapat Paul B. Diedrich, Sardiman
menjabarkan terdapat delapan jenis aktivitas belajar peserta didik yaitu:
1) Visual activities, seperti membaca, memerhatikan gambar
demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain.
2) Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya,
memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara,
diskusi dan interupsi.
3) Listening activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan,
diskusi, musik dan pidato.
4) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket
dan menyalin.
5) Drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta, dan
diagram.
6) Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi,
model mereparasi, bermain, berkebun dan beternak.
7) Mental activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan
soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan.
8) Emotional activities, seperti menaruh minat, gembira, bersemangat,
bergairah dan berani.70
Sementara itu, Getrude M. Whipple dalam Hamalik membagi jenis
– jenis aktivitas peserta didik sebagai berikut:
1) Bekerja dengan alat – alat visual, seperti mengumpulkan gambar –
gambar dan alat ilustrasi lainnya, mempelajari gambar, mencatat
pertanyaan yang menarik minat sambil mengamati bahan visual,
70 Sardiman, op.cit., h. 101.
43
memilih alat – alat visual ketika memberikan laporan lisan,
menyusun pameran, mengatur file material yang akan digunakan.
2) Ekskursi dan trip, seperti mengunjungi museum, akuarium, dan
kebun binatang, mengundang lembaga – lembaga yang dapat
memberikan penjelasan materi, menyaksikan demonstrasi (di pabrik
sabun, proses penerbitan surat kabar dan proses penyiaran televisi)
3) Mempelajari masalah – masalah, seperti mencari informasi dalam
menjawab pertanyaan penting, mempelajari ensiklopedi dan
referensi, membawa buku dari rumah atau perpustakaan untuk
melengkapi bahan bacaan di kelas, membuat catatan diskusi,
menafsirkan gambar, melakukan eksperimen, menyiapkan bahan
diskusi, menyiapkan presentasi, mempersiapkan daftar bacaan yang
akan digunakan untuk belajar. Mengapresiasi literatur, seperti
membaca cerita yang menarik dan mendengarkan cerita.
4) Ilustrasi dan konstruksi, seperti membuat chart dan diagram,
membuat blue print, menggambar peta, membuat poster, membuat
ilustrasi, menyusun rencana permainan, membuat artikel.
5) Bekerja menyajikan informasi, seperti menyusun bulletin board
secara up to date.
6) Cek dan tes, seperti menyiapkan tes untuk murid lain dan menyusun
grafik perkembangan.71
Selain kedua pendapat tersebut, Curriculum Guiding Committee of
The Wisconsin Cooperative Educational Planning Program dalam
Hamalik, membagi jenis – jenis aktivitas belajar sebagai berikut:
1) Kegiatan penyelidikan seperti membaca, mewawancara,
mendengarkan radio, menonton film dan lain – lain.
2) Kegiatan penyajian seperti laporan, panel and round tabel
discussion, mempertunjukkan visual aid dan membuat grafik atau
chart.
71 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), Cet. I, h.
173 – 175.
44
3) Kegiatan latihan mekanis yang digunakan ketika kelompok
menemukan kesulitan belajar sehingga perlu diadakan berbagai
latihan dan ulangan.
4) Kegiatan apresiasi seperti mendengarkan musik, membaca dan
menyaksikan gambar.
5) Kegiatan observasi dan mendengarkan.
6) Kegiatan ekspresi kreatif seperti pekerjaan tangan, menggambar,
menulis, bercerita, bermain, membuat sajak, bernyanyi dan bermain
musik.
7) Bekerja dalam kelompok.
8) Melalukan percobaan.
9) Mengorganisasi dan menilai pekerjaan sendiri.72
Berdasarkan penjabaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa aktivitas
– aktivitas yang peserta didik lakukan selama kegiatan belajar mengajar
pada dasarnya terdiri atas berbagai jenis. Namun, setidaknya jenis –
jenis tersebut secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam jenis
aktivitas fisik atau jasmani, dan aktivitas mental atau rohani. Pada
penelitian ini, berdasarkan tinjauan mengenai pembagian jenis – jenis
aktivitas, penulis cenderung mengikuti pembagian aktivitas menurut
Paul B. Diedrich yang membagi aktivitas – aktivitas belajar ke dalam 8
jenis.
c. Faktor – Faktor yang Memengaruhi Keaktifan Belajar
Keaktifan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang datang
dari dalam diri peserta didik maupun yang datang dari luar diri peserta
didik. Menurut Slameto, faktor – faktor yang berasal dari dalam diri
peserta didik terbagi ke dalam beberapa hal yaitu:
72 Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA,
(Bandung: Sinar Baru, 1991), Cet. I, h. 20 – 21.
45
1) Faktor jasmaniah berupa kesehatan dan cacat tubuh.
2) Faktor psikologis berupa intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kelelahan.
3) Faktor kelelahan jasmani dan rohani
Sementara itu, faktor – faktor yang berasal dari luar diri peserta didik
terdiri dari:
1) Faktor keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian
orang tua dan latar belakang kebudayaan.
2) Faktor sekolah berupa metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan peserta didik, relasi antar peserta didik, disiplin sekolah,
pelajaran dan waktu sekolah, keadaan gedung, metode belajar dan
tugas rumah.
3) Faktor masyarakat berupa kegiatan peserta didik dalam masyarakat,
media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.73
Secara khusus, Basyiruddin Usman memberikan penjelasan
mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar peserta
didik yang berasal dari guru sebagai berikut:
1) Kemampuan guru dalam memahami, menyikapi dan
memperlakukan peserta didik
2) Kemampuan guru dalam menciptakan kondisi belajar yang
memuaskan
3) Kemampuan guru dalam berkomunikasi juga memilih metode yang
sesuai dengan tujuan dan karakteristik pembelajaran.74
73 Slameto, op.cit., h. 54 – 71. 74 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), Cet. I, h. 30.
46
d. Indikator Keaktifan Belajar Peserta Didik
Suatu keaktifan proses belajar mengajar yang mampu
memperdayakan peserta didik di kelas dapat diukur salah satunya
melalui pengamatan terhadap kegiatan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran. Sinar menjelaskan beberapa indikator dari keaktifan
belajar peserta didik yang meliputi:
1) Keberanian bertanya
2) Keberanian menjawab pertanyaan teman
3) Keberanian mempraktekkan materi yang dipelajari
4) Kejelasan mempresentasikan materi yang dipelajari
5) Kemampuan berkonsentrasi selama belajar
6) Kemampuan memecahkan masalah
7) Keberanian menyampaikan ide – ide baru
8) Keinginan membantu peserta didik lain yang mengalami kesulitan
belajar
9) Kontribusi dalam berdiskusi
10) Kekreatifan dalam belajar
11) Kemampuan mengevaluasi hasil belajar secara mandiri.75
Menurut Nana Sudjana, keaktifan peserta didik dalam belajar dapat
dilihat dalam beberapa hal, antara lain:
1) Keikutsertaan peserta didik dalam melaksanakan tugasnya
2) Keterlibatan peserta didik dalam memecahkan masalah
3) Keinginan peserta didik untuk bertanya kepada teman atau guru
mengenai hal yang tidak dipahaminya
4) Kegigihan peserta didik dalam mencari informasi yang diperlukan
untuk memecahkan masalah
5) Kemampuan untuk melaksanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk
guru.
6) Kemampuan untuk menilai keberhasilannya dalam belajar
75 Sinar, op.cit., h. 18 – 20.
47
7) Kegigihan dalam mengerjakan soal
8) Kemampuan untuk menerapkan materi yang telah ia pelajari.76
Priansa menjelaskan bahwa:
Indikator pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik
yaitu: (1) Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada peserta
didik. (2) Guru berperan sebagai pembimbing agar terjadi
pengalaman dalam belajar. (3) Tujuan kegiatan pembelajaran
tercapai kemampuan minimal peserta didik (kompetensi dasar). (4)
Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada
kreativitas peserta didik, meningkatkan kemampuan minimal nya,
mencapai peserta didik yang kreatif dan mampu menguasai konsep
– konsep. (5) Pengukuran secara kontinu dalam berbagai aspek
pengetahuan, sikap dan keterampilan.77
e. Peran Guru dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Peserta Didik
Warsono dan Harianto dalam Nurlaili menjelaskan bahwa peran
guru dalam pembelajaran aktif adalah sebagai fasilitator. Hal ini sesuai
dengan teori konstruktivisme yang menyatakan bahwa peran guru
dalam pembelajaran adalah membantu peserta didik untuk belajar dan
menguasai berbagai keterampilan yang diberikan dalam mencapai
tujuan pembelajaran yang telah dicanangkan.
Untuk dapat menjalankan peran sebagai fasilitator dalam
pembelajaran, guru harus menguasai berbagai kecakapan, yaitu:
1) Kecakapan mendengar, guru hendaknya dapat mendengar dengan
baik dan hati – hati, dan secara kreatif mengambil hal – hal yang
positif dari sebuah masalah.
2) Kecakapan mengamati, yaitu kemampuan untuk melihat apa yang
sebenarnya terjadi dan mengawasi pelaksanaan kerja kelompok yang
dilakukan oleh peserta didik.
3) Kepekaan atau empati, yakni kemampuan untuk melihat masalah
dari sudut pandang peserta didik.
76 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Remaja Rosdakarya, 2016),
h. 61. 77 Donni Juni Priansa, Pengembangan Strategi dan Model Pembelajaran Inovatif,
Kreatif, dan Prestatif dalam Memahami Peserta Didik, (Bandung: Pustaka Setia, 2017), Cet.
I, h. 41 – 42.
48
4) Mendiagnosa, yaitu kemampuan untuk mendefinisikan sebuah
masalah.
5) Mendukung / mendorong, yaitu kemampuan untuk menyediakan hal
– hal yang dapat memberikan dorongan belajar baik dalam bentuk
verbal maupun non – verbal.
6) Menantang, kemampuan untuk mengadakan konfrontasi
menyatakan ketidaksetujuan.
7) Keterbukaan, kemampuan membuka ruang dialog dengan peserta
didik.
8) Menjadi model, yaitu kemampuan untuk dicontoh oleh peserta
didik.78
Melengkapi uraian di atas, untuk dapat merangsang dan
meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar, guru dapat menjalankan
perannya dengan merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis.
Gagne dan Briggs dalam Priansa menyebutkan beberapa upaya yang
dapat dilakukan oleh guru untuk menimbulkan keaktifan peserta didik
dalam belajar, yaitu:
1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik sehingga
mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2) Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada peserta didik.
3) Mengingatkan kompetensi belajar kepada peserta didik.
4) Memberikan petunjuk kepada peserta didik mengenai cara
mempelajari suatu hal.
5) Memunculkan aktivitas dan partisipasi peserta didik selama proses
pembelajaran.
6) Memberikan umpan balik sebagai respon terhadap perilaku yang
dimunculkan oleh peserta didik.
78 Nurlaily Fitria Tanjung, “Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Modul Pendidikan
Agama Islam Pendekatan Klarifikasi Nilai Terhadap Keaktifan Belajar Siswa di SMP 87
Jakarta”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2018, h. 17 – 18, tidak
diterbitkan.
49
7) Melakukan pelatihan – pelatihan kepada peserta didik melalui tes
untuk mengukur kemampuan yang berhasil dimiliki oleh peserta
didik.
8) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan pada akhir
pembelajaran.79
Pada hakikatnya, keaktifan belajar yang terdapat pada pembelajaran
aktif terwujud apabila anak – anak aktif, terlibat dan peduli terhadap
pendidikan mereka sendiri. Hal ini terjadi apabila peserta didik
didorong untuk berpikir, menganalisa, membentuk opini, praktik dan
mengaplikasikan pembelajaran mereka, bukan hanya sekedar
mendengarkan atas apa yang disampaikan guru. Oleh sebab itu, peran
guru dan peserta didik dalam menciptakan keaktifan belajar di sini sama
– sama seimbang.80
Dari berbagai uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keaktifan
belajar peserta didik terdiri dari aktif secara jasmani atau fisik dan
rohani atau mental, yang keduanya merupakan hasil dari interaksi guru
dengan peserta didik. Di sini, guru berperan sebagai fasilitator yang
menciptakan lingkungan belajar yang aktif sedangkan peserta didik
berperan sebagai subjek yang belajar, dimana ia harus melakukan
beberapa kegiatan secara aktif demi mencapai kemampuan dan hasil
belajar yang diharapkan.
79 Donni, op.cit., h. 43. 80 Hamzah B. Uno dan Nurdin Muhamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2017), Cet. VII, h. 78.
50
3. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam dapat didefinisikan sebagai suatu program
pendidikan yang menanamkan nilai – nilai Islam melalui proses
pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas yang dikemas dalam
bentuk mata pelajaran dan diberi nama Pendidikan Agama Islam.81
Menurut Zakiyah Daradjat yang dikutip oleh Zamsiswaya dalam
bukunya Pendidikan Dasar Agama Islam, “Pendidikan Agama Islam
adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar
kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan
mengamalkan ajaran Islam dan menjadikannya sebagai pedoman
hidup.”82
Sementara itu, menurut Muhaimin, mengutip pengertian Pendidikan
Agama Islam berdasarkan GBPP PAI sebagai usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati,
dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, serta latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk
menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat
beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.83
b. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Agama Islam
Di dalam GBPP PAI yang dikutip oleh Muhaimin dalam bukunya
yang berjudul Paradigma Pendidikan Islam, Pendidikan Agama Islam
secara umum bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman,
penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam,
sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada
81 Syarifuddin, Inovasi Baru Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti,
(Yogyakarta: Deepublish, 2017), Cet.I, h. 15. 82 Zamsiswaya, Pendidikan Dasar Agama Islam, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2015),
h. 5. 83 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam di Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet.III, h. 75 - 76.
51
Allah Swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Rumusan tujuan tersebut mengandung pengertian bahwa proses
pendidikan agama Islam yang dilalui dan dialami peserta didik di
sekolah dimulai dengan tahapan kognisi yang berupa pemahaman
terhadap ajaran Islam, kemudian menuju tahapan afeksi yakni
terjadinya proses internalisasi ajaran tersebut, dan diakhiri dengan
tahapan psikomotorik yang berupa pengamalan dan menaati ajaran
Islam sebagai hasil dari internalisasi ajarannya.84
Secara lebih lanjut, Zakiah Daradjat mengemukakan tujuan
pengajaran Agama Islam adalah untuk menumbuhkan dan memperkuat
iman peserta didik serta mendorong kepada kesenangan mengamalkan
ajaran agama Islam. Tujuan itu hendaknya mengandung sifat
pemberian dan penanaman ilmu agama (kognitif) dan keterampilan
mengenalkan ajaran agama.85
Menurut Syarifuddin:
Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah sebagai pendidikan yang
ditujukan untuk dapat menyerasikan, menyelaraskan, dan
menyeimbangkan antara iman, Islam, dan ihsan yang diwujudkan
dalam: (1) Membentuk manusia Indonesia yang beriman dan
bertakwa kepada Allah serta berakhlak mulia dan berbudi pekerti
luhur. Hal ini menunjukkan hubungan manusia dengan Allah. (2)
Menghargai, menghormati, dan mengembangkan potensi diri yang
berlandaskan pada nilai – nilai keimanan dan ketakwaan sebagai
hubungan manusia dengan dirinya sendiri. (3) Menjaga kedamaian
dan kerukunan hubungan antar umat beragama serta menumbuh
kembangkan akhlak mulia dan budi pekerti luhur (hubungan
manusia dengan sesama). (4) Penyesuaian mental keislaman
terhadap lingkungan fisik dan sosial (hubungan manusia dengan
lingkungan alam).86
84 Ibid., h. 78 – 79. 85 Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
1996), h. 78. 86 Syarifuddin, op.cit., h. 16 – 17.
52
Adapun Pendidikan agama Islam untuk sekolah / madrasah
berfungsi untuk:
1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan
peserta didik kepada Allah Swt. yang telah ditanamkan oleh
keluarga.
2) Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
3) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan, dan
kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman, dan
pengamalan ajaran dalam kehidupan sehari – hari.
4) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal negatif, atau budaya lain di
lingkungannya yang berbahaya bagi masa depan.
5) Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum
(alam nyata dan nir nyata), sistem, dan fungsionalnya.
6) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak – anak yang memiliki
bakat khusus di bidang agama Islam agar dapat berkembang dan
dimanfaatkan bagi dirinya dan sesama.87
c. Ruang Lingkup dan Aspek Pendidikan Agama Islam di SMA
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam di SMA meliputi
keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan
Tuhan, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia
dengan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan makhluk lain
dan lingkungan alam.
Berdasarkan hal tersebut maka aspek Pendidikan Agama Islam pada
SMA meliputi:
1) Al-Qur’an-Hadis; menekankan pada kemampuan membaca,
menulis, dan menterjemahkan dengan benar.
87 Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset, 2012), h. 15-16.
53
2) Keimanan; menekankan pada kemampuan memahami dan
mempertahankan keyakinan, serta menghayati dan mengamalkan
nilai – nilai asmaul husna sesuai dengan kemampuan peserta didik.
3) Akhlak; menekankan pada pengamalan sikap terpuji dan
menghindari akhlak tercela.
4) Fiqih / ibadah; menekankan pada cara melakukan ibadah dan
muamalah yang baik dan benar.
5) Tarikh dan kebudayaan Islam; menekankan pada kemampuan
mengambil pelajaran dari peristiwa – peristiwa bersejarah,
meneladani tokoh – tokoh muslim yang berprestasi, dan
mengaitkannya dengan fenomena – fenomena sosial, untuk
melestarikan dan mengembangkan kebudayaan dan peradaban
Islam.88
d. Peranan Guru dan Peserta Didik dalam Kegiatan Belajar
Mengajar Menurut Pandangan Pendidikan Islam
Berdasarkan konsep operasional, pendidikan Islam merupakan
proses transformasi ilmu pengetahuan dan internalisasi nilai – nilai
Islam dalam rangka mengembangkan fitrah dan kemampuan dasar yang
dimiliki oleh peserta didik guna mencapai keseimbangan dan
kesetaraan dalam berbagai aspek kehidupan. Oleh sebab itu, maka
dalam kegiatan belajar mengajar pendidikan agama Islam, guru sebagai
pendidik memiliki dua peran utama yaitu berperan dalam tugas
penyucian dan pengajaran.
Tugas penyucian memberikan arti bahwa guru sebagai pendidik
hendaknya mengembangkan dan membersihkan jiwa peserta didik agar
dapat mendekatkan dirinya kepada Allah, menjauhkan nya dari
keburukan dan menjaganya agar tetap berada pada fitrah-Nya.
Sementara itu, tugas pengajaran berarti guru sebagai pendidik
88 KMA No. 211 tahun 2011 tentang Pedoman Pengembangan Standar Nasional
Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah.
54
hendaknya menyampaikan berbagai pengetahuan dan pengalaman
kepada peserta didik untuk diterjemahkan dalam tingkah laku
kehidupannya.89
Kedua peran guru tersebut berinteraksi dengan peran peserta didik
selama pembelajaran pendidikan agama Islam. Pendidikan Islam
sendiri memandang peserta didik sebagai individu yang aktif, bukan
sebagai individu pasif yang hanya menanti guru untuk memenuhi
otaknya dengan berbagai informasi.
Seimbang dengan kewajiban guru yang berperan sebagai pendidik
untuk mengajarkan ajaran Islam, peserta didik harus menuntut ilmu,
membaca dengan nama Allah Swt. (QS. Al – ‘Alaq: 1), dan secara
bertahap (QS. Al Insyiqaaq: 19). Karena orang yang berilmu
pengetahuan melalui proses belajar itu berbeda dengan yang tidak (QS.
Al – Hujuraat: 9). Orang yang beriman dan berilmu pengetahuan akan
ditinggikan derajatnya oleh Allah Swt. (Al – Mujaadilah: 11),
sedangkan orang yang tidak memanfaatkan karunia Allah Swt. berupa
panca indera dan kalbu atau otak untuk berpikir bagaikan binatang
ternak bahkan lebih sesat lagi (QS: Al – A’raaf: 179).90
Peserta didik dalam pandangan Islam diarahkan pada sifat aktif,
bukan pasif. Islam menganjurkan peserta didik untuk belajar agama
(QS: At – Taubah:122), ilmu jiwa dan ilmu alam (QS: Fushshilat: 53),
sejarah (QS. Muhammad:10), botani (QS. Abasa: 24 -32), Zoologi (QS.
Al – Ghaasyiyah: 17), perkembangan dan proses kejadian manusia dan
alam (QS. Al – Anbiyaa’ : 30), ilmu falak (QS. Yaasin: 37 – 40), fisika
dan kimia (QS. Al – Hadiid: 25) dan tentang manusia serta alam (QS.
Al – Nahl : 3 – 17).
Semua itu merupakan bukti bahwa peserta didik dalam konsep islam
haruslah aktif dan dinamis dalam berpikir, belajar, merenungkan,
89 Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009),
Cet. I, h. 163 – 165. 90 Abd. Rachman Assegaf, Filsafat Pendidikan Islam: Paradigma Baru Pendidikan
Hadhari Berbasis Integratif – Interkonektif , (Depok: Rajawali Pers, 2017), Cet. IV, h. 113.
55
meneliti, mencoba, menemukan, mengamalkan dan menyebarluaskan
aktivitasnya.91
Berdasarkan uraian di atas, dalam pandangan pendidikan Islam, baik
guru maupun peserta didik sama – sama memiliki peranan penting
dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
pendidikan agama Islam. Guru haruslah memiliki keterampilan
mengajar untuk dapat menjalankan perannya begitu juga dengan
peserta didik yang harus aktif dalam belajar.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis telah terlebih dahulu mencari
dan menelaah berbagai penelitian terdahulu yang relevan dengan pembahasan
yang dimiliki oleh peneliti, yaitu penelitian mengenai keterampilan mengajar
guru, keaktifan belajar peserta didik dan pembelajaran pendidikan agama
Islam. Beberapa penelitian yang berhasil peneliti temukan dan telaah antara
lain:
1. Skripsi karya Teguh Prayitno (Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta) dengan judul Pengaruh
Persepsi Siswa Mengenai Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Hasil
Belajar IPS di SMP Muhammadiyah 1 Cileungsi (2015). Dalam skripsinya
Teguh membahas mengenai seberapa besar pengaruh antara persepsi siswa
mengenai keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar. Dari hasil
penelitian tersebut, dihasilkan sebuah kesimpulan bahwa tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa mengenai keterampilan
mengajar guru terhadap hasil belajar. Persamaan penelitian yang dilakukan
oleh Teguh dengan penelitian milik penulis adalah sama – sama membahas
mengenai keterampilan mengajar guru. Adapun perbedaannya adalah
variabel dependen yang dibahas oleh Teguh adalah hasil belajar IPS siswa
91 Ibid., h. 114.
56
di jenjang SMP sedangkan pada penelitian ini variabel dependen yang
diteliti adalah mengenai keterampilan peserta didik pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam di jenjang SMA.
2. Skripsi karya Indri Rahmawati (Mahasiswi Jurusan Manajemen
Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta) dengan judul Pengaruh Keterampilan
Mengajar Guru Terhadap Keaktifan Belajar Siswa di SMP Negeri 02
Tangerang Selatan (2019). Dalam skripsinya Indri menguji pengaruh
keterampilan mengajar guru terhadap keaktifan belajar siswa dan seberapa
besar pengaruh keterampilan mengajar guru terhadap keaktifan belajar
siswa di SMP Negeri 2 Tangerang Selatan. Hasil peneilitian yang
ditemukan yakni terdapat pengaruh yang kuat antara keterampilan
mengajar guru terhadap keaktifan belajar siswa di SMP Negeri 2
Tangerang Selatan dan keterampilan mengajar guru memberikan
kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa di
SMP Negeri 2 Tangerang Selatan. Penelitian yang dilakukan oleh Indri
memiliki kesamaan yaitu sama – sama membahas mengenai pengaruh
keterampilan mengajar guru terhadap keaktifan belajar peserta didik.
Namun, Indri membahas secara keterampilan mengajar keseluruhan guru
yang terdapat di SMP 02 Tangerang selatan juga keaktifan belajar peserta
didik dalam mengikuti seluruh mata pelajaran. Namun pada penelitian ini,
penulis hanya memfokuskan pada keterampilan mengajar guru pendidikan
agama Islam dan keaktifan belajar peserta didik pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam pada jenjang SMA. Hal ini dilakukan mengingat
terdapat perbedaan keterampilan mengajar yang dimiliki oleh tiap – tiap
guru mata pelajaran dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti suatu
pelajaran.
3. Skripsi karya Faiqotul Alimah (Mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya) dengan judul Pengaruh Kompetensi Sosial Guru Terhadap
Keaktifan Belajar Siswa di MTs At – Tauhid Surabaya (2018). Pada
57
penelitian miliknya, Faiqotul membahas mengenai kompetensi sosial guru
PAI di MTs At-Tauhid, keaktifan belajar siswa di MTs At-Tauhid dan
pengaruh kompetensi sosial guru terhadap keaktifan belajar siswa. Hasil
penelitian yang dilakukan ialah ditemukan bahwa kompetensi sosial guru
di MTs At Tauhid Surabaya tergolong cukup baik. Hal ini dapat dilihat
dari analisis data yang menunjukkan perolehan nilai prosentase sebesar
60% yang didukung dengan perhitungan angka-angka. Dan hasil nilai
prosentase bisa dilihat dari standar penafsiran masuk dikategori 35%-65%
yaitu cukup baik. Keaktifan belajar siswa di MTs At Tauhid Surabaya
tergolong cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari analisis data yang
menunjukkan perolehan nilai prosentase sebesar 49% yang didukung
dengan perhitungan angka-angka. Dan hasil nilai prosentase bisa dilihat
dari standar penafsiran masuk dikategori 35%-65% yaitu cukup baik.
Berdasarkan hasil analisis pengaruh kompetensi sosial guru terhadap
keaktifan belajar siswa di MTs At-Tauhid Surabaya menunjukkan
diterimanya Hipotesis kerja (Ha) dan ditolaknya Hipotesis Nol (Ho),
dengan R square sebesar 0.178 artinya 17.8% keaktifan belajar siswa dapat
dipengaruhi oleh kompetensi sosial guru, sedangkan sisanya 82,2%
dipengaruhi oleh lainnya. Persamaan penelitian ini dengan penelitian milik
Faiqotul adalah sama – sama membahas mengenai guru pendidikan agama
Islam dan keaktifan belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan
agama Islam. Namun, terdapat perbedaan berupa aspek yang diteliti dari
guru, yakni Faiqotul membahas mengenai kompetensi sosial guru
pendidikan agama Islam, sedangkan penelitian ini membahas mengenai
keterampilan mengajar guru.
4. Skripsi karya Khudiatul Chairuni (Mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Uniiversitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta) yang berjudul Pengaruh Keaktifan Belajar
PAI Terhadap Religiusitas Peserta Didik di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
(2019). Penelitian Khudia menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa
religiusitas peserta didik dapat dipengaruhi oleh keaktifan belajar
58
pendidikan agama Islam. Persamaan penelitian Khudia dengan penelitian
ini adalah sama – sama membahas mengenai keaktifan belajar pendidikan
agama Islam. Namun, variabel keaktifan belajar digunakan Khudia
sebagai variabel independen dengan religiusitas peserta didik sebagai
variabel dependen. Sedangkan penulis menggunakan variabel keaktifan
belajar pendidikan agama Islam sebagai variabel independen.
5. Jurnal karya Maradona pada Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV B SDN Tegalpanggung
(2016). Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa faktor internal yang
memengaruhi keaktifan belajar terdiri dari faktor fisiologis berupa
keadaan panca indera dan faktor psikologis berupa perhatian ingatan dan
tanggapan. Adapun faktor eksternal yang memengaruhi keaktifan belajar
siswa terdiri dari faktor sosial yaitu guru dan teman sebaya dan faktor non
sosial yaitu tempat dan fasilitas sekolah. Penelitian yang dilakukan oleh
Maradona khusus hanya membahas mengenai faktor – faktor yang
memengaruhi keaktifan belajar dan berbeda dari segi metodologi
penelitian yang digunakan pada penelitian ini. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif sedangkan penelitian tersebut menggunakan
pendekatan kualitatif.
6. Jurnal karya Jupriyanto dan Nuridin pada Jurnal Pendidikan Dasar
Indonesia Universitas Islam Sultan Agung Semarang dengan judul
Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru terhadap Aktivitas Belajar Siswa
SDN 04 Loning (2019). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada
pengaruh yang signifikan keterampilan mengajar guru terhadap aktivitas
belajar siswa. Persamaan penelitian dalam jurnal tersebut dengan
penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sama – sama membahas
mengenai keterampilan mengajar guru dan aktivitas belajar. Perbedaannya
terletak pada jenjang yang diteliti, yaitu jenjang sekolah dasar pada
penelitian milik Jupriyanto dan Nuridin dan jenjang sekolah menengah
atas pada penelitian ini.
59
7. Jurnal karya Eka Safitri dan Uep Tatang Sontani pada Jurnal Pendidikan
Manajemen Perkantoran Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pendidikan Indonesia dengan judul Keterampilan Mengajar
Guru dan Motivasi Belajar Siswa Sebagai Determinan terhadap Hasil
Belajar (2016). Penelitian ini menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa
keterampilan mengajar guru dan dan motivasi belajar siswa berkorelasi
kuat baik secara parsial maupun simultan terhadap hasil belajar.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian dalam jurnal Eka dan Uep
hanya terdapat pada pembahasan mengenai keterampilan mengajar guru.
Sedangkan terdapat perbedaan pada variabel lain yang diteliti yaitu
motivasi belajar dan hasil belajar.
8. Jurnal karya Ana Feronita, Harnanik dan Marimin pada Jurnal Pendidikan
Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang dengan judul
Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru dan Lingkungan Keluarga
terhadap Hasil Belajar Siswa: Studi Kasus tentang Persepsi Siswa pada
Mata Pelajaran Surat Menyurat Kelas X Jurusan Administrasi
Perkantoran di SMK Palebon Semarang (2015). Penelitian ini hanya
memiliki persamaan pada pembahasan mengenai keterampilan guru,
sedangkan lingkungan keluarga dan hasil belajar yang digunakan sebagai
variabel yang diteliti pada jurnal tersebut tidak digunakan peneliti dalam
penelitian ini.
60
C. Kerangka Berpikir
Dalam kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam, terdapat dua
kegiatan yang sinergis, yaitu guru yang mengajar dan peserta didik yang
belajar. Kegiatan tersebut pada dasarnya dilakukan sebagai upaya untuk
mencapai tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam yang telah
ditentukan.
Guru memiliki peran penting dalam pembelajaran yakni sebagai individu
yang berperan dalam menyediakan kondisi yang merangsang serta
mengarahkan kegiatan belajar peserta didik untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang dapat membawa perubahan tingkah laku.
Mengajar bukan hanya diartikan sebagai transfer of knowledge tetapi lebih
diartikan kepada mengelola kondisi agar peserta didik dapat belajar.
Selain membutuhkan peran guru, pembelajaran pendidikan agam Islam
yang efektif juga membutuhkan peranan peserta didik sebagai subjek utama
dalam pembelajaran yang direalisasikan dalam bentuk berbagai keaktifan
belajar. Keaktifan belajar yang dimiliki oleh peserta didik selama belajar
pendidikan agama Islam dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang
dimiliki olehnya, berpikir kritis, dan dapat melatih peserta didik dalam
memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan sehari – hari.
Keaktifan yang dimiliki oleh peserta didik pada dasarnya memang
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Namun, mengingat dua subjek utama
dalam proses pembelajaran adalah guru dan peserta didik, maka keaktifan
yang dimiliki akan sangat bergantung kepada bagaimana peran guru dalam
mengajar.
Oleh sebab itu, dalam rangka meningkatkan keaktifan belajar peserta didik
dalam mengikuti proses pembelajaran PAI di kelas, maka keterampilan guru
dalam mengajar sebagai sebuah keterampilan dasar yang efektif dalam
mewujudkan perubahan yang diinginkan dari peserta didik amatlah
dibutuhkan. Guru dapat meningkatkan keterampilan mengajarnya sebagai
upaya meningkatkan keaktifan belajar peserta didik. Berdasarkan hal
tersebut, maka diasumsikan bahwa semakin baik keterampilan mengajar yang
61
dimiliki oleh guru pendidikan agama Islam, maka semakin baik pula
keaktifan belajar pendidikan agama Islam yang dimiliki oleh peserta didik.
Hal ini kemudian akan membawa pengaruh keterampilan guru PAI dalam
mengajar terhadap keaktifan belajar peserta didik pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam.
Dengan diketahuinya pengaruh keterampilan guru pendidikan agama
Islam dalam mengajar terhadap keaktifan belajar peserta didik pada mata
pelajaran pendidikan agama Islam, diharapkan dapat menjadi sarana evaluasi
untuk menciptakan keterampilan guru pendidikan agama Islam dalam
mengajar dan keaktifan belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan
agama Islam yang lebih baik.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah :
Variabel dependen keterampilan mengajar guru pendidikan agama Islam
berpengaruh terhadap variabel independen keaktifan belajar peserta didik.
Adapun Hipotesis operasionalnya yaitu:
H0 = Variabel dependen keterampilan guru pendidikan agama Islam
dalam mengajar tidak berpengaruh terhadap variabel independen keaktifan
belajar peserta didik
Ha = Variabel dependen keterampilan guru pendidikan agama Islam
dalam mengajar berpengaruh terhadap variabel independen keaktifan belajar
peserta didik.
62
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Mathlaul Huda yang beralamat di Jl.
Moh Toha No. 10 Parungpanjang – Bogor. Penelitian berlangsung selama 3
bulan dengan pengambilan data terhitung dari tanggal 17 Oktober hingga 10
Desember 2019.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian dengan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, dengan analisis data bersifat
kuantitatif atau statistik dan bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.1
Dalam penelitian ini, metode penelitian kuantitatif yang digunakan adalah
asosiatif kausal, yaitu metode dalam penelitian yang bertujuan
menggambarkan dan menguji hipotesis hubungan dua variabel atau
menggambarkan pengaruh satu variabel terhadap variabel lainnya.2
Peneliti menggunakan metodologi penelitian ini untuk mengetahui dan
mengungkapkan pengaruh keterampilan guru PAI dalam mengajar (X)
terhadap keaktifan belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI (Y) di kelas
XI SMA Mathlaul Huda Parungpanjang.
1 Sugiyono, Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi, (Bandung: Alfabeta,
2014), Cet.II, h. 23. 2 Ibid., h. 35.
63
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan istilah umum yang mewakili atribut,
dimensi, atau nilai yang akan diamati.3 Lebih lanjut, Sugiyono menjabarkan
bahwa variabel penelitian pada dasarnya merupakan segala sesuatu berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi mengenai hal tersebut dan dapat ditarik kesimpulan nya.4
Pada penelitian ini, terdapat dua variabel yang terdiri dari variabel
independen dan variabel dependen. Variabel independen merupakan variabel
yang mempengaruhi timbulnya variabel dependen, sedangkan variabel
dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari
adanya variabel independen. Variabel ini diukur untuk menentukan adanya
pengaruh dari variabel indpenden.5
1. Variabel Independen (X) : Keterampilan guru PAI dalam mengajar
2. Variabel Dependen (Y) : Keaktifan belajar peserta didik pada mata
pelajaran PAI.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi penelitian
Populasi merupakan keseluruhan subyek / obyek penelitian yang terdiri
dari manusia, benda, hewan, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai
sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu
penelitian.6 Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau
subyek yang dipelajari, namun juga meliputi seluruh karakteristik / sifat
yang dimiliki oleh subyek atau obyek tersebut.7
3 Jafar Ahiri, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Kendari: Unhalu Press, 2008), Cet.I, h.
22. 4 Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2014), Cet.XX, h. 38. 5 Ibid., h. 39. 6 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), Cet.I, h. 116. 7 Sugiyono, op.cit., h. 80.
64
Pada penelitian ini, populasi yang diteliti yaitu seluruh peserta didik
kelas XI SMA Mathlaul Huda Parungpanjang dengan jumlah keseluruhan
sebanyak 113 peserta didik.
2. Sampel penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga
dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu. Kesimpulan yang dipelajari dari sampel akan dapat
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu, sampel yang digunakan harus
benar – benar representatif.8
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability
sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel.
Dalam penggunaannya, peneliti memilih teknik cluster sampling yaitu
teknik penarikan sampel dengan membagi populasi ke dalam beberapa
kelompok berdasarkan area. Kemudian mengambil beberapa anggota dari
kelompok sebagai sampel penelitian.9
Hal ini dikarenakan populasi (kelas XI), terdiri dari dua jurusan, yaitu
jurusan IPA dan IPS. Oleh karena itu, peneliti memilih teknik ini agar
masing – masing jurusan terwakili melalui beberapa peserta didik yang
diambil dari masing – masing jurusan sebagai sampel. Kemudian, peneliti
menggunakan penentuan jumlah sampel berdasarkan tabel penentuan
jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalahan 5% yang
dikembangkan oleh Isaac dan Michael.
8Ibid., h. 81. 9Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian, (Jakarta: Rajagrafindo Persada,
2016), Cet. V, h. 147.
65
Tabel 3.1
Jumlah Peserta Didik Kelas X dan XI SMA Mathlaul Huda
Parungpanjang
NO KELAS JUMLAH
1. XI
XI IPA 1 34
XI IPA 2 33
XI IPS 1 30
XI IPS 2 16
Jumlah 113
Populasi yang terdapat pada penelitian ini berjumlah 113 peserta didik.
Dengan taraf kesalahan 5%, berdasarkan tabel milik Isaac dan Michael,
maka terpilihlah 89 peserta didik sebagai sampel dari penelitian ini. Lebih
detailnya, jumlah peserta didik yang digunakan sebagai sampel dari
masing – masing jurusan dan kelas adalah sebagai berikut:
XI IPA 1 = 34/113x89 = 26.77 = 27 peserta didik
XI IPA 2 = 33/113x89 = 25.99 = 26 peserta didik
XI IPS 1 = 30/113x89 = 23.62 = 24 peserta didik
XI IPS 2 = 16/113x89 = 12.06 = 12 peserta didik
Total sampel (dibulatkan) = 89 peserta didik.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi dalam
mencapai tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Kuesioner ( Angket)
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang digunakan
untuk menganalisis dan mempelajari sikap – sikap, keyakinan, perilaku
dan karakteristik beberapa orang yang terdapat di dalam sebuah organisasi.
66
Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu kuesioner
yang berisi pernyataan – pernyataan dengan jawaban yang telah tersedia
dan para responden tidak memiliki kesempatan untuk mengeluarkan
pendapat.10
Pada penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan dalam kuesioner
adalah Skala Likert, yaitu skala pengukuran yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial disebut juga
sebagai variabel yang diteliti. Dengan Skala Likert, maka variabel yang
akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item – item
instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.11
Jawaban setiap butir pernyataan memiliki gradasi dari sangat positif
hingga sangat negatif berupa kata – kata selalu (SL), sering (SR), kadang
– kadang (KD), pernah (P) dan tidak pernah (TP). Untuk keperluan analisis
kuantitatif, maka jawaban – jawaban tersebut diberi skor sebagai berikut:
Tabel 3.2
Skoring
Pernyataan Positif Skor
Selalu (SL) 5
Sering (SR) 4
Kadang – Kadang (KD) 3
Pernah (P) 2
Tidak Pernah (TP) 1
Kuesioner atau angket ini diberikan kepada peserta didik untuk
mengetahui persepsi mereka mengenai keterampilan mengajar guru
pendidikan agama Islam dan keaktifan belajar pendidikan agama Islam
10 Ibid., h. 132 - 133 11 Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017), Cet.XXV, h. 134 - 135.
67
untuk dapat diketahui hubungan sebab akibat atau pengaruh dari
keterampilan mengajar guru pendidikan agama Islam terhadap keaktifan
belajar peserta didik selama mengikuti mata pelajaran pendidikan agama
Islam.
2. Interview ( Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data ketika peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal – hal yang
lebih dalam dari responden dengan jumlah responden yang sedikit.12
Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini peneliti menggunakan
wawancara tidak terstruktur yang dilakukan dengan guru pendidikan
agama Islam, kepala sekolah, dan beberapa perwakilan peserta didik dari
kelas XI SMA Mathlaul Huda untuk mengetahui informasi mengenai
keterampilan guru PAI dalam mengajar dan keaktifan belajar peserta
didik. Peserta didik yang diwawancarai berjumlah 9 orang dengan masing
– masing 3 orang mewakili tiap kelas. Pemilihan peserta didik didasarkan
pada tingkat keaktifan nya di kelas selama mengikuti mata pelajaran
pendidikan agama Islam, yaitu dipilih peserta didik dengan keaktifan
belajar yang tinggi, sedang dan rendah dengan jenis kelamin yang berbeda
(masing – masing perwakilan kelas terdiri dari laki – laki dan perempuan).
Data hasil wawancara ini digunakan untuk menunjang data utama yang
didapatkan dari hasil penyebaran angket mengenai pengaruh keterampilan
guru PAI dalam mengajar terhadap keaktifan belajar peserta didik pada
mata pelajaran PAI.
3. Observasi
Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi non
partisipan, yaitu dimana peneliti tidak terlibat dalam kegiatan yang
dilakukan oleh orang – orang yang sedang diamati secara langsung dan
hanya berperan sebagai pengamat independen. Teknik observasi yang
12 Sugiyono, op.cit., h 137.
68
digunakan adalah observasi sistematis, yaitu observasi yang telah
dirancang secara sistematis mengenai hal – hal apa saja yang akan diamati,
kapan dan dimana pelaksanannya.13
Pada penelitian ini, observasi dilakukan untuk mengetahui kegiatan
pembelajaran pendidikan agama Islam di SMA Mathlaul Huda dalam
rangka mengetahui keterampilan mengajar yang diterapkan oleh guru PAI
dan keaktifan peserta didik selama mengikuti kegiatan pembelajaran
tersebut. Sama halnya dengan wawancara, observasi ini dilakukakan untuk
mendapatkan data penunjang mengenai keterampilan guru PAI dalam
mengajar dan keaktifan belajar peserta didik selama mengikuti
pembelajaran PAI di kelas.
4. Dokumentasi
Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat
penelitian, meliputi buku – buku yang relevan, peraturan – peraturan,
laporan kegiatan, foto – foto, film dokumenter, dan data yang relevan
dengan penelitian. Ada beberapa bentuk dokumentasi yang ditemukan,
yaitu dalam bentuk tulisan seperti catatan harian. Dokumen yang
berbentuk gambar misalnya foto. Serta dokumen dalam bentuk lain seperti
patung dan film.14
Pada penelitian ini, studi dokumentasi digunakan untuk mendapatkan
profil lengkap SMA Mathlaul Huda Parungpanjang dan foto – foto selama
penelitian berlangsung.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan dalam kegiatan
penelitian untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan.15 Dua karakteristik
yang menentukan tinggi rendahnya kualitas instrumen adalah validitas dan
reliabilitas instrumen. Validitas merujuk kepada sejauh mana sebuah
13 Ibid., h. 145 – 146. 14 Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2016), h. 90. 15 Ibid., h. 76.
69
instrumen dapat mengukur apa yang seharusnya untuk diukur, sedangkan
reliabilitas merujuk kepada konsistensi hasil perekaman data. Keduanya
merupakan syarat yang harus terpenuhi dari penggunaan instrumen
penelitian.16
Variabel yang digunakan dalam instrumen penelitian ini yaitu:
1. Keterampilan Guru PAI dalam Mengajar (Variabel X atau variabel
independen)
a. Definisi konseptual
Keterampilan guru PAI dalam mengajar merupakan serangkaian
kemampuan atau perilaku yang dimiliki oleh seorang guru PAI guna
mendukung profesinya, yang berkaitan dengan kemampuan dalam
membimbing peserta didik untuk mengembangkan segala potensi yang
dimilikinya untuk mencapai berbagai kompetensi yang diharapkan.
b. Definisi Operasional
Keterampilan mengajar selama melaksanakan proses pembelajaran
memiliki dimensi dan indikator sebagai berikut:
1) Keterampilan membuka pelajaran
2) Keterampilan bertanya
3) Keterampilan memberi penguatan
4) Keterampilan mengadakan variasi
5) Keterampilan menjelaskan
6) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
7) Keterampilan mengelola kelas
8) Keterampilan pembelajaran perorangan
9) Keterampilan menutup pelajaran
c. Kisi – Kisi Keterampilan Guru PAI dalam Mengajar
Kisi – kisi variabel keterampilan guru PAI dalam mengajar
merupakan penjabaran dari indikator yang telah ditetapkan dalam
16 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2015), Cet. XXVI,
h. 52.
70
definisi operasional. Adapun kisi – kisi variabel keterampilan mengajar
guru disusun sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kisi – Kisi Variabel Keterampilan Guru PAI dalam Mengajar
Dimensi Indikator No. Butir
Keterampilan membuka
pelajaran
1) Mempersiapkan fisik dan
psikis peserta didik untuk
mengikuti proses
pembelajaran
2) Menarik perhatian
peserta didik
3) Memberikan acuan
mengenai hal yang akan
dipelajari
1.2.3.4.
5.6.7.8.
9.10.11.1
2.
13.
Keterampilan bertanya 1) Menggunakan teknik
bertanya yang sesuai
2) Membuka kesempatan
menjawab bagi peserta
didik
14.15
16.17.18.
19.20.
Keterampilan memberi
penguatan
1) Memberikan penguatan
dalam bentuk verbal
2) Memberikan penguatan
dalam bentuk non -
verbal
21.22.23.
24.25.26.
27.28.
Keterampilan
mengadakan variasi
1) Mengadakan variasi saat
melaksanakan
pembelajaran
29.30.31.
32.33.
71
2) Mengadakan variasi
media
3) Mengadakan variasi pola
interaksi
34.35.36.
37.38.39.
40.
Keterampilan menjelaskan 1) Menyampaikan
penjelasan dengan jelas.
2) Memberikan kesempatan
kepada peserta didik
untuk merespon
penjelasan yang
diberikan
41.42.43.
44.
45.46.
Keterampilan
membimbing diskusi
kelompok kecil
1) Memusatkan perhatian
anggota kelompok
diskusi
2) Meningkatkan kontribusi
setiap anggota diskusi
3) Menutup diskusi
47.48.
49.50.51.
52
53.54.55.
56
Keterampilan mengelola
kelas
1) Menciptakan kondisi
belajar yang optimal
2) Mengembalikan kondisi
kelas agar kembali
optimal
57.58.59.
60.61
62.63.64.
65
72
Keterampilan
pembelajaran perorangan
1) Mengadakan pendekatan
secara pribadi
2) Mengorganisasi kegiatan
kelompok kecil dan
perorangan
66.67.68
69.70
Keterampilan menutup
pelajaran
1) Meninjau kembali isi
pelajaran
2) Mengevaluasi
keberhasilan belajar
peserta didik
3) Memberikan dorongan
psikologi
71.72
73.74.75.
76.77
78.79.80.
81
Jumlah: 81
2. Keaktifan Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam (Variabel Y atau variabel dependen)
a. Definisi Konseptual
Keaktifan belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan
agama Islam merupakan aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh
peserta didik sebagai usaha untuk mengembangkan potensi diri sendiri
baik dalam bentuk fisik atau jasmani dan mental atau rohani, sebagai
upaya untuk mencapai tujuan belajar pendidikan agama Islam yang
diharapkan.
b. Definisi Operasional
Keaktifan belajar peserta didik selama melaksanakan proses
pembelajaran pendidikan agama Islam dapat dilihat dari berbagai jenis
aktifitas yang dilakukan dengan dimensi dan indikator sebagai berikut:
73
1) Visual activities
2) Oral activities
3) Listening activities
4) Writing activities
5) Drawing activities
6) Motor activities
7) Mental activities
8) Emotional activities
c. Kisi – Kisi Instrumen Keaktifan Belajar Peserta Didik pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Kisi – kisi variabel keterampilan mengajar guru merupakan
penjabaran dari indikator yang telah ditetapkan dalam definisi
operasional. Adapun kisi – kisi variabel keaktifan belajar peserta didik
pada mata pelajaran pendidikan agama Islam adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4.
Kisi – Kisi Variabel Keaktifan Belajar Peserta Didik
Dimensi Indikator No. Butir
Visual activities 1) Mengamati penjelasan
2) Mengamati demonstrasi
3) Membaca materi pelajaran
dari berbagai sumber
1.2.3.4.5.6
7.8
9.10.11.12.
13
Oral activities 1) Menyatakan pendapat
2) Mengajukan pertanyaan
3) Menyampaikan jawaban
14. 15. 16
17..18.19.
20.21
22.23
24.25
74
4) Mempresentasikan hasil
penemuan
Listening activities 1) Mendengarkan uraian
yang disampaikan oleh
guru dan teman
26.27.28.29.
30.31
Writing activities 1) Mencatat penjelasan
2) Membuat rangkuman
32.33.34.35
36.37.38.39
40.41.42.43
44.45
Drawing activities 1) Menggambar penjelasan
guru atau teman dalam
bentuk grafik, diagram
atau mind map
46.47.48.49
50.51.52.53
Motor Activities 1) Mempraktekkan materi
yang dipelajari
54.55
Mental activities 1) Bersikap tanggap
2) Merenungkan penjelasan
3) Memahami penjelasan
4) Mengingat kembali materi
yang telah dipelajari
5) Memecahkan pertanyaan
6) Menganalisis materi
pelajaran
56.57.58
59.60.61
62.63
64.65
66.67
68.69
70.71.72
75
7) Berani mengambil
keputusan dalam diskusi
kelompok
Emosional activities 1) Menyukai mata pelajaran
PAI
2) Tertarik dalam mengikuti
setiap kegiatan
pembelajaran
3) Menaruh perhatian
4) Terlibat dalam setiap
kegiatan pembelajaran
73.74
75.76.77
78.79
80.81
Jumlah: 81
3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Sebelum digunakan, Instrumen mengenai keterampilan mengajar dan
keaktifan belajar diujicobakan terlebih dahulu kepada 24 orang peserta
didik sebagai sampel uji coba di luar sampel penelitian. Pengambilan
jumlah peserta didik yang digunakan sebagai sampel uji coba instrumen
penelitian didasarkan pada jumlah minimal responden uji coba instrumen
menurut Supardi. Dalam buku Statistik Penelitian Pendidikan:
Perhitungan, penyajian, penjelasan, penafsiran dan penarikan
kesimpulan, Supardi menjelaskan bahwa sampel untuk uji coba instrumen
minimal dilakukan terhadap 10 – 20 orang. Semakin besar jumlahnya,
maka semakin baik karena instrumen akan semakin teruji validitas dan
76
reliabilitas nya.17 Setelah didapatkan data dari responden uji coba,
instrumen tersebut kemudian diuji validitas dan reliabilitasnya.
Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep
yang dinilai sehingga betul – betul menilai apa yang seharusnya dinilai.18
Dalam penelitian ini, instrumen diuji validitasnya dengan menggunakan
rumus product moment sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 =𝑛(𝛴𝑋𝑌) −(∑𝑋) (∑𝑦)
√{𝑛(𝛴𝑋2) − (∑𝑋)2}{(𝑛(𝛴𝑌2) − (𝛴𝑌)2}
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 = Koefisien korelasi skor butir (X) dengan skor total (Y)
n = Ukuran sampel (responden)
X = Skor butir
Y = Skor total
X2 = Kuadrat skor butir X
Y2 = Kuadrat skor butir Y
XY = Perkalian skor butir X dengan skor butir Y
Rumus di atas dipergunakan untuk menguji korelasi skor butir dengan
skor total dengan derajat kebebasan 0,05. Instrumen dikatakan valid
apabila r hitung > r tabel. Setelah instrumen diujicobakan, instrumen yang
tidak valid harus dibuang dan tidak dapat digunakan untuk mengumpulkan
data penelitian.19
Uji validitas instrumen kepada sampel uji coba instrumen sebanyak 24
peserta didik untuk masing – masing variabel, yaitu keterampilan
mengajar guru PAI sebagai variabel X dan keaktifan belajar peserta didik
pada mata pelajaran PAI sebagai variabel Y dengan taraf signifikansi 0,05
17 Supardi, Statistik Penelitian Pendidikan: Perhitungan, Penyajian, Penjelasan,
Penafsiran, dan Penarikan Kesimpulan, (Depok: Rajawali Pers, 2017), Cet.I, h. 145. 18 Nana Sudjana, Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2016), h. 12. 19 Supardi, op.cit., h. 146.
77
dan N 24 memperoleh nilai r tabel sebesar 0,404. Berdasarkan uji coba
yang dilakukan tersebut, diperoleh nilai r hitung sebagai berikut:
Tabel 3.5
Nilai R Hitung
No Nilai Validitas
Variabel X Kesimpulan
Nilai Validitas
Variabel Y Kesimpulan
1 0,234 Tidak Valid 0,325 Tidak Valid
2 0,410 Valid 0,552 Valid
3 0,106 Tidak Valid 0,631 Valid
4 0,248 Tidak Valid 0,770 Valid
5 0,636 Valid 0,675 Valid
6 0,427 Valid 0,521 Valid
7 0,405 Valid 0,366 Tidak Valid
8 0,154 Tidak Valid 0,799 Valid
9 0,261 Tidak Valid 0,664 Valid
10 0,217 Tidak Valid 0,104 Tidak Valid
11 0,176 Tidak Valid 0,336 Tidak Valid
12 0,095 Tidak Valid 0,526 Valid
13 0,451 Valid 0,477 Valid
14 0,067 Tidak Valid 0,708 Valid
15 0,596 Valid 0,216 Tidak Valid
16 0,530 Valid 0,536 Valid
17 0,631 Valid 0,577 Valid
18 0,506 Valid 0,616 Valid
19 0,206 Tidak Valid 0,302 Tidak Valid
20 0,325 Tidak Valid 0,410 Valid
21 0,379 Tidak Valid 0,622 Valid
78
22 0,186 Tidak Valid 0,371 Tidak Valid
23 0,431 Valid 0,579 Valid
24 0,531 Valid 0,639 Valid
25 0,089 Tidak Valid 0,686 Valid
26 0,013 Tidak Valid 0,624 Valid
27 0,011 Tidak Valid 0,787 Valid
28 0,311 Tidak Valid 0,325 Tidak Valid
29 0,400 Tidak Valid 0,513 Valid
30 0,332 Tidak Valid 0,780 Valid
31 0,571 Valid 0,667 Valid
32 0,563 Valid 0,296 Tidak Valid
33 0,111 Tidak Valid 0,116 Tidak Valid
34 0,338 Tidak Valid 0,629 Valid
35 0,203 Tidak Valid 0,440 Valid
36 0,215 Tidak Valid 0,767 Valid
37 0,506 Valid 0,707 Valid
38 0,449 Valid 0,493 Valid
39 0,355 Tidak Valid 0,340 Tidak Valid
40 0,474 Valid 0,224 Tidak Valid
41 0,246 Tidak Valid 0,715 Valid
42 0,373 Tidak Valid 0,650 Valid
43 0,536 Valid 0,591 Valid
44 0,566 Valid 0,656 Valid
45 0,443 Valid 0,638 Valid
46 0,024 Tidak Valid 0,547 Valid
47 0,337 Tidak Valid 0,009 Tidak Valid
48 0,428 Valid 0,470 Valid
49 0,424 Valid 0,159 Tidak Valid
50 0,418 Valid 0,014 Tidak Valid
51 0,282 Tidak Valid 0,267 Tidak Valid
79
52 0,194 Tidak Valid 0,338 Tidak Valid
53 0,289 Tidak Valid 0,213 Tidak Valid
54 0,601 Valid 0,406 Valid
55 0,179 Tidak Valid 0,429 Valid
56 0,648 Valid 0,603 Valid
57 0,481 Valid 0,611 Valid
58 0,225 Tidak Valid 0,464 Valid
59 0,456 Valid 0,503 Valid
60 0,419 Valid 0,634 Valid
61 0,214 Tidak Valid 0,664 Valid
62 0,412 Valid 0,502 Valid
63 0,578 Valid 0,652 Valid
64 0,532 Valid 0,633 Valid
65 0,532 Valid 0,701 Valid
66 0,618 Valid 0,662 Valid
67 0,691 Valid 0,687 Valid
68 0,613 Valid 0,657 Valid
69 0,437 Valid 0,444 Valid
70 0,113 Tidak Valid 0,354 Tidak Valid
71 0,534 Valid 0,630 Valid
72 0,547 Valid 0,643 Valid
73 0,132 Tidak Valid 0,279 Tidak Valid
74 0,472 Valid 0,189 Tidak Valid
75 0,460 Valid 0,209 Tidak Valid
76 0,246 Tidak Valid 0,016 Tidak Valid
77 0,402 Tidak Valid -0,073 Tidak Valid
78 0,536 Valid 0,390 Tidak Valid
79 0,584 Valid 0,092 Tidak Valid
80 0,480 Valid 0,551 Valid
81 0,510 Valid 0,697 Valid
80
Berdasarkan perhitungan di atas, terdapat 43 butir pernyataan valid
yang didapatkan untuk variabel X dan 55 butir pernyataan yang valid
untuk variabel Y. Dalam penelitian ini, masing – masing kuesioner untuk
variabel X dan Y menggunakan 43 butir instrumen yang valid, sedangkan
untuk instrumen yang tidak valid tidak digunakan. Keputusan
pengambilan butir pernyataan telah diperhitungkan berdasarkan
perwakilan masing – masing indikator variabel dan dianggap mewakili
data yang dibutuhkan oleh peneliti. Total butir pernyataan yang digunakan
untuk kedua variabel ialah 86 butir.
Selain dilakukan uji validitas, agar instrumen yang digunakan
memenuhi kategori layak guna, maka instrumen keterampilan mengajar
guru dan keaktifan belajar peserta didik juga diuji reliabilitasnya.
Suatu butir instrumen dikatakan reliabel apabila dipakai mengukur pada
waktu yang berlainan hasilnya akan sama. Dengan demikian, reliabilitas
dapat pula diartikan dengan keajekan atau stabilitas sebuah instrumen.20
Uji reliabilitas yang digunakan pada instrumen penelitian ini adalah uji
reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai
berikut:21
𝑟11 = (𝑘
𝑘 − 1) (1 −
∑ 𝑆𝑖2
𝑆𝑡2 )
Keterangan:
r11 = reliabilitas yang dicari
k = banyaknya butir tes
∑Si2 = skor total varians butir
∑St2 = skor varians total
Kriteria instrumen yang reliabel berdasarkan hasil perhitungan
menggunakan rumus Alpha adalah apabila angka reliabilitas melebihi 0,6.
20 Ibid., h. 111. 21 Ibid., h. 156.
81
Berikut ini merupakan hasil pengujian reliabilitas untuk instrumen
penelitian variabel X (Keterampilan mengajar guru PAI):
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Variabel X
Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa reliabilitas Cronbach’s
Alpha sebesar 0,935 > 0,6. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
instrumen penelitian berupa kuesioner yang terdiri dari 43 butir pernyataan
untuk variabel X telah memenuhi syarat atau reliabel.
Sementara itu, hasil pengujian reliabilitas untuk instrumen penelitian
variabel Y (Keaktifan belajar peserta didik) yaitu:
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y
Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa reliabilitas Cronbach’s
Alpha sebesar 0,962 > 0,6. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
instrumen penelitian berupa kuesioner yang terdiri dari 43 butir pernyataan
untuk variabel X telah memenuhi syarat atau reliabel.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.935 43
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.962 43
82
Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan pada
penelitian ini menggunakan program Statistic Product and Service atau
SPSS 22.
G. Teknik Pengolahan Data
Setelah didapatkan data dari lapangan berdasarkan angket yang diberikan
kepada responden yang telah teruji validitas dan reliabilitas nya, langkah
selanjutnya adalah dilakukan pengolahan data. Pengolahan data untuk
penelitian dengan pendekatan kuantitatif adalah suatu proses dalam
memperoleh ringkasan dengan menggunakan cara atau rumusan teretentu.
Pengolahan data dalam penelitian ini meliputi beberapa kegiatan yaitu:
1. Editing
Editing adalah proses pengecekan atau pemeriksaan data yang berhasil
di kumpulkan dari lapangan untuk menghindari adanya kemungkinan
masuknya data yang tidak dibutuhkan atau tidak memenuhi syarat. Tujuan
dilakukannya editing adalah untuk mengoreksi kesalahan dan kekurangan
data yang terdapat pada catatan lapangan. Pada kesempatan ini, kesalahan
dan kekurangan data diperbaiki dengan mengulangi pengumpulan data,
atau menyisipkan data yang kurang. Hal – hal yang diperhatikan pada
tahapan ini yaitu pengambilan sampel, kejelasan data, kelengkapan isian
dan keserasian jawaban.
2. Codeing
Codeing adalah kegiatan pemberian kode tertentu pada tiap – tiap data
yang termasuk ke dalam kategori yang sama. Pemberian kode dapat
dilakukan dengan menggunakan angka atau huruf.
3. Penskoran
Penskoran adalah kegiatan memberikan nilai pada pilihan – pilihan
jawaban yang telah diisi oleh responden.22 Dalam penelitian ini, peneliti
memberikan angka 5 untuk jawaban Selalu (SL), 4 untuk jawaban Sering
22 Ibid., h. 14
83
(S), 3 untuk jawaban kadang – kadang (KD), 2 untuk jawaban Pernah (P),
dan angka 1 untuk jawaban Tidak Pernah (TP).
4. Tabulasi
Tabulasi adalah kegiatan memasukkan data ke dalam bentuk tabel yang
telah diberi kode sesuai dengan kebutuhan analisis. Tabel yang dibuat
bertujuan agar peneliti lebih mudah dalam meringkas dan melakukan
analisis data.23
H. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu:
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan
data yang telah terkumpul dengan apa adanya tanpa bertujuan untuk
membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.24 Pada
penelitian ini, analisis deskriptif yang digunakan untuk menyajikan
deskripsi data yaitu:
a. Rata – rata, median, modus dan simpangan baku.
b. Tabel distribusi frekuensi dengan cara:
1) Menentukan banyaknya kelas dengan menggunakan kriterium
Sturges:
k = 1 + 3,3log n
k = banyaknya kelas yang sedang dicari
n = banyaknya data
2) Menentukan banyaknya interval kelas (i)
i = r/k
r = jarak atau range
k = banyak kelas
23 Syofian, opcit., h. 206 – 208. 24 Sugiyono, op.cit., h. 148
84
3) Range = angka data terbesar – angka data terkecil
4) Menghitung frekuensi data25
c. Histogram berdasarkan data yang terdapat dalam tabel distribusi
frekuensi.
d. Tingkat kecenderungan variabel yang ditentukan dengan melakukan
pengkategorian skor yang diperoleh dari nilai rata – rata dan simpangan
baku dengan pengelompokan pada 3 kategori sebagai berikut26:
Tabel 3.8
Kategori Skor Variabel
Nomor Skor Nilai Kategori
1 X<(Mi – Sdi) Rendah
2 (Mi – Sdi)<X<(Mi + Sdi) Sedang
3 X >(Mi + Sdi) Tinggi
e. Pie chart berdasarkan tingkat kecenderungan dari masing – masing
variable
2. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengukur besarnya
pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung dan memprediksi
variabel tergantung dengan menggunakan variabel bebas. Dalam regresi
linear sederhana, hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya
dikategorikan sebagai hubungan dependensi. Oleh sebab itu, variabel –
variabel yang ada terbagi menjadi variabel bebas dan terikat atau
independen dan dependen.27
25 M. Thoha B. Sampurna Jaya dan Alben Ambarita, Statistik Terapan dalam Pendidikan,
(Yogyakarta: Media Akademi, 2016), Cet. I, h. 9. 26Indri Rahmawati, “Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Keaktifan Belajar
Siswa di SMP Negeri 2 Tangerang Selatan”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2019, h. 72, tidak dipublikasikan. 27 Jonathan Sarwono dan Hendra Nur Salim, Prosedur – Prosedur Populer Statistik untuk
Analisis Data Riset Skripsi, (Yogyakarta: Gava Media, 2017), Cet. I, h. 96.
85
Variabel bebas berhubungan dengan variabel terikat saat data dalam
variabel – variabel tersebut berdistribusi normal. Linieritas dalam
hubungan ini menggambarkan fluktuasi nilai variabel bebas diasumsikan
mempengaruhi variabel terikat. Berdasarkan hal tersebut, disimpulkan
bahwa regresi merupakan prosedur yang digunakan untuk menentukan
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hal ini bermakna
hubungan yang linier atau positif jika variabel bebas atau independen naik,
maka variabel terikat atau dependen juga ikut naik.28
a. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis dibutuhkan untuk mengetahui apakah analisis
data untuk pengujian hipotesis dapat dilakukan atau tidak. Dalam
penelitian ini, karena hipotesis yang akan diuji adalah apakah
keterampilan mengajar guru pendidikan agama Islam berpengaruh
signifikan terhadap keaktifan belajar peserta didik pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam, maka dalam penelitian ini uji analisis yang
digunakan adalah uji regresi linier sederhana, sehingga uji prasyarat
analisis yang akan dilakukan adalah uji normalitas residual, uji
homogenitas, uji linieritas dan uji heteroskedastisitas.
Apabila uji prasyarat analisis terpenuhi, yakni jika data yang
digunakan berdistribusi normal, kelompok data homogen, terdapat
hubungan yang linier antara variabel X dan variabel Y, serta tidak
terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi, maka pengujian
hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan statistik parametik.
Namun jika prasyarat analisis tidak terpenuhi, maka digunakan statistik
non parametik.
1) Uji normalitas residual
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji
kenormalan nilai residual yang dihasilkan dari sebuah regresi. Model
regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki nilai residual
28 Ibid., 97.
86
yang terdistribusi normal. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
uji Kolmogorov – Smirnov dan Normal P - P Plot of Regression
Standardized Residual untuk mengetahui apakah nilai residual
terdistribusi normal.
Kriteria pengambilan keputusan didasarkan pada dua hal, yaitu
jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal, dan jika
signifikansi < 0,005 maka data tidak berdistribusi normal. Selain itu,
jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Namun,
jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.29
2) Uji homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk memberikan keyakinan
bahwa sekumpulan data dalam serangkaian analisis memang berasal
dari populasi yang tidak jauh berbeda keragaman nya. Uji
homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varians
populasi adalah sama atau tidak.
Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika signifikansi < 0,05
maka varian data kelompok tidak sama, dan jika signifikansi >0,05
maka varian data kelompok adalah sama.30
3) Uji linieritas
Uji linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mengetahui status linier tidaknya suatu distribusi data penelitian. Uji
linieritas dilakukan untuk membuktikan bahwa masing – masing
variabel bebas mempunyai hubungan yang linier dengan variabel
terikat.31
29 Duwi Priyatno, Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariate dengan SPSS,
(Yogyakarta: Gava Media, 2013), Cet. I, h. 58 – 59. 30 Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolah Data Terpraktis, (Yogyakarta: ANDI Offset, 2014),
Cet.I, h. 88. 31 Yulingga Nanda Hanief, Statistik Pendidikan, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), Cet.I,
h. 63.
87
Pengambilan keputusan atau kriteria uji linier yang digunakan
pada penelitian ini yaitu dua variabel dikatakan mempunyai
hubungan yang linier bila signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05.
Selain itu juga dengan melihat signifikansi (Deviation for Linearity)
yang apabila lebih dari 0,05 maka kedua variabel memiliki hubungan
yang linier.32
4) Uji heteroskedastisitas
Heteroskedastisias adalah keadaan dimana dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variansi dari residual pada satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi heteroskedastisitas.33
Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini dilakukan dengan cara
melihat grafik scatterplot antara ZPRED dengan SRESID. Jika
terdapat pola tertentu seperti titik – titik yang membentuk suatu pola
tertentu yang teratur, maka terjadi heteroskedastisitas. Namun, jika
tidak ada pola yang jelas seperti titik menyebar di bawah angka 0
pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedasititas.34
Selain dengan menggunakan grafik, uji heteroskedastisitas juga
dilakukan dengan metode uji Glejser dengan ketentuan pengambilan
keputusan apabila nilai signifikansi antara variabel independen
dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas.35
b. Koefisien regresi
Koefisien regresi menggambarkan persamaan regresi untuk
mengetahui angka konstan dan uji hipotesis signifikansi koefisien
32 Priyatno, op.cit., h. 79. 33 Romie Priyastama, Buku Sakti Kuasai SPSS Pengolahan Data dan Analisa Data,
(Yogyakarta: Start – Up, 2017), Cet. I. H. 125. 34 Ibid., h. 128. 35 Priyatno, op.cit., h. 115.
88
regresi. Persamaan regresi yang digunakan pada analisis regresi linier
sederhana adalah:
Y = a + b x
Keterangan:
Y = variabel dependen atau variabel yang nilainya akan diprediksi.
a = konstanta, yaitu nilai Y yang diprediksikan bila nilai X = 0
b = koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan nilai Y bila nilai X
berubah sebesar satu satuan
x = variabel independen atau variabel prediktor nilai Y
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel X
yang digunakan sebagai prediktor untuk variabel Y.
Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak, terima Ha
Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima, tolak Ha
Dengan ketentuan:
H0 = Variabel X tidak berpengaruh terhadap variabel Y
Ha = Variabel X berpengaruh terhadap variabel Y.36
Selain itu, dalam penelitian ini juga dilakukan penghitungan
terhadap koefisien determinasi yang berfungsi untuk mengetahui
besarnya persentase variabel terikat atau dependen yang dapat
diprediksi dengan menggunakan variabel bebas atau independen.
Koefisien determinasi digunakan untuk menghitung besarnya peranan
atau pengaruh variabel bebas atau independen terhadao variabel terikat
atau dependen. Koefisien determinasi dihitung dengan cara
mengkuadratkan hasil korelasi kemudian dikalikan dengan 100% (r2 x
100%).37
Keseluruhan proses analisa data pada penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan bantuan Statistic Product and Service atau SPSS
22.
36 Jonathan, op.cit., h.110 – 111. 37 Ibid., h. 108.
89
I. Hipotesis Statistik
H0 = β = 0
Ha = β ≠ 0
128
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis pada bab
sebelumnya, maka dapat diambil sebuah kesimpulan sebagai berikut:
Hasil uji t dengan hasil t hitung sebesar 5,103 dan t tabel sebesar 1,980
dengan nilai signifikansi 0,000. Keputusan pengambilan kesimpulan yaitu
jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan jika t hitung > t tabel maka H0
ditolak. Karena nilai t hitung > t tabel (5,103 > 1,980) dan signifikansi < 0,05
(0,000 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan guru PAI dalam
mengajar berpengaruh terhadap keaktifan belajar peserta didik pada mata
pelajaran pendidikan agama Islam.
Persamaan regresi yang dihasilkan yaitu Y = 47.958 + 0,552 X.
Persamaan dengan angka – angka tersebut memberikan arti prediksi apabila
nilai keterampilan guru PAI dalam mengajar sebesar 0, maka nilai keaktifan
belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI sebesar 47.958, dan setiap
penambahan 1 nilai keterampilan guru PAI dalam mengajar, maka keaktifan
belajar peserta didik akan meningkat sebesar 0,552. Sebaliknya, jika angka
ini negatif, maka keaktifan belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI akan
menurun sebesar angka tersebut.
Besarnya pengaruh keterampilan guru PAI dalam mengajar terhadap
keaktifan belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI di kelas XI SMA
Mathlaul Huda ialah sebesar 23%. Hal ini sesuai dengan nilai R square
sebesar 0,230. Nilai tersebut memberikan arti bahwa persentase sumbangan
pengaruh keterampilan guru PAI dalam mengajar terhadap keaktifan belajar
peserta didik pada mata pelajaran PAI adalah sebesar 23%, sedangkan sisanya
dipengaruhi oleh variabel – variabel lain yang tidak diteliti. Dengan kata lain,
keaktifan belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI dipengaruhi oleh
keterampilan guru PAI dalam mengajar sebesar 23% dan dipengaruhi oleh
faktor – faktor lain yang tidak diteliti sebanyak 77%.
129
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas bahwa pada hasil penelitian diketahui
bahwa keterampilan guru PAI dalam mengajar berpengaruh terhadap
keaktifan belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan agama Islam.
Hal ini menggambarkan bahwa ketika keterampilan mengajar guru yang
dimiliki PAI tinggi, maka akan berpengaruh kepada keaktifan belajar peserta
didik juga tinggi. Sebaliknya, jika keterampilan guru PAI dalam mengajar
rendah, maka keaktifan belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI juga
akan rendah. Oleh sebab itu, hendaknya guru dapat meningkatkan
keterampilan mengajarnya seperti menggunakan metode dan media yang
bervariasi agar keaktifan belajar peserta didik dapat meningkat yang akan
membawa kepada keberhasilan pencapaian tujuan belajar pendidikan agama
Islam yang telah dicanangkan.
Namun, selain keterampilan mengajar guru yang perlu diperhatikan,
ada hal – hal lain yang cukup besar yang dapat memengaruhi keaktifan belajar
peserta didik yaitu berupa pengaruh teman di dalam kelas, waktu
berlangsungnya mata pelajaran, motivasi internal dari peserta didik, serta
motivasi eksternal berupa motivasi belajar dari orang tua. Hendaknya
keseluruhan komponen dalam pembelajaran di sekolah bekerja sama dalam
mengatasi hal – hal yang dapat mempengaruhi keaktifan belajar peserta didik.
130
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti
merekomendasikan beberapa saran kepada guru, pihak sekolah dan peserta
didik sebagai berikut:
1. Saran untuk guru
Guru hendaknya dapat meningkatkan keterampilan mengajarnya yang
telah terbukti dapat memengaruhi keaktifan belajar peserta didik di kelas.
Begitu banyak keterampilan mengajar yang dapat dilakukan, terutama
yang berkaitan dengan mengadakan variasi dalam proses pembelajaran
seperti penggunaan variasi metode dan media pembelajaran. Guru
hendaknya juga dapat memerhatikan lebih dalam waktu jam pelajaran PAI
yang dilaksanakan di tiap – tiap kelas. Waktu belajar yang lebih siang
membutuhkan keterampilan mengajar yang lebih agar peserta didik dapat
terus aktif dalam belajar.
2. Saran untuk pihak sekolah
Pihak sekolah hendaknya dapat lebih memerhatikan ketersediaan
fasilitas yang dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik di kelas
terutama dalam hal pengadaan media pembelajaran. Selain itu, kerja sama
yang baik hendaknya dapat terus terlaksana dengan pihak orang tua yang
dapat memotivasi peserta didik untuk terus aktif dalam belajar. Pelatihan
– pelatihan yang intens juga perlu diberikan kepada guru pendidikan
agama Islam agar keterampilan mengajar yang dimilikinya dapat
meningkat
3. Saran untuk peserta didik
Peserta didik hendaknya dapat meningkatkan keaktifannya dalam
belajar pendidikan agama Islam dengan meningkatkan motivasi internal
untuk belajar seperti dengan membaca buku atau menonton film yang
dapat meningkatkan motivasi. Hendaknya pula selalu mendengarkan
motivasi yang diberikan oleh orang tua dan tidak terpengaruh oleh perilaku
teman di kelas yang dapat menurunkan semangat dan keaktifan dalam
mengikuti pembelajaran.
131
DAFTAR PUSTAKA
Ahiri, Jafar. Metodologi Penelitian Pendidikan. Kendari: Unhalu Press, 2008.
Ahmadi, Rulam. Profesi Keguruan: Konsep dan Strategi Mengembangkan Profesi
dan Karier Guru. Yogyakarta: Ar – Ruzz Media, 2018.
Alim, Muhammad. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.
Cet.I.
Apandi, Idris dan Sri Rosdianawati. Guru Profesional Bukan Guru Abal – Abal.
Yogyakarta: Deepublish, 2017.
Arif, Saiful. Pembentukan Keterampilan Mengajar. Pamekasan: STAIN
Pamekasan Press, 2010.
Asri Budiningsih, C. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Asdi Mahasatya, 2005.
Asril, Zainal. Micro Teaching Disertai dengan Pedoman Pengalaman Lapangan,
Depok: Rajawali Pers, 2016.
B. Sampurna Jaya, M. Thoha dan Alben Ambarita. Statistik Terapan dalam
Pendidikan, Yogyakarta: Media Akademi, 2016.
Badruddin, Manajemen Peserta Didik. Jakarta: Indeks, 2014.
Buchari Alma dkk, Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar.
Bandung: Alfabeta, 2008.
Daradjat, Zakiah, Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara,
1996.
Daradjat, Zakiah. dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi
Aksara, 2004.
Eldarni dan Zuliarni, Micro Teaching. Yogyakarta: Media Akademi, 2017.
Tanjung, Nurlaily Fitria. “Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Modul
Pendidikan Agama Islam Pendekatan Klarifikasi Nilai Terhadap Keaktifan
Belajar Siswa di SMP 87 Jakarta”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta: 2018. tidak dipublikasikan.
Halimah, Leli. Keterampilan Mengajar sebagai Inspirasi untuk Menjadi Guru yang
Excellent di Abad Ke – 21. Bandung: Refika Aditama, 2017.
132
Hamalik, Oemar. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA.
Bandung: Sinar Baru, 1991.
------ Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
Hidayat, Sholeh. Pengembangan Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2017.
Rahmawati, Indri.“Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Keaktifan
Belajar Siswa di SMP Negeri 2 Tangerang Selatan”, Skripsi pada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2019. tidak
dipublikasikan.
Ismaya, Bambang. Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Refika Aditama, 2019.
Juni Priansa, Donni. Pengembangan Strategi dan Model Pembelajaran Inovatif,
Kreatif, dan Prestatif dalam Memahami Peserta Didik. Bandung: Pustaka
Setia, 2017.
Juprianto dan Nuridin. Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru terhadap Aktivitas
Belajar Siswa SD Negeri 04 Loning. Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia,
2019.
Karwono dan Heni Mularsih, Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan
Sumber Belajar. Depok: Rajawali Pers, 2017.
KBBI Online. https://kbbi.web.id. 7 November 2019.
KMA No. 211 tahun 2011 tentang Pedoman Pengembangan Standar Nasional
Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah.
Kompri. Belajar; Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Yogyakarta: Media
Akademi, 2017.
Silberman, Melvin L. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Penerjemah:
Raisul Muttaqin. Bandung: Penerbit Nuansa Cendikia, 2016.
Lefudin. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish, 2017.
Majid, Abdul. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung:
Remaja Rosdakarya Offset, 2012.
Marno dan M Idris, Strategi, Metode, dan Teknik Mengajar. Yogyakarta: Ar – Ruzz
Media, 2017.
133
Mudlofir, Ali. Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam
Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Muhaimin, Suti’ah dan Nur Ali, Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012.
Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Murni, Wahid. Metodologi Pembelajaran IPS: Pengembangan Standar Proses
Pembelajaran IPS di Sekolah / Madrasah. Yogyakarta: Ar – Ruzz Media,
2017.
Musfah, Jejen. Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber
Belajar Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana, 2011.
Hanief, Yulingga Nanda. Statistik Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish, 2017.
Nizar, Samsul dan Zainal Efendi Hasibuan. Pendidik Ideal. Depok: Kencana, 2018.
Novarina, Eka. dan Novi Andri Nur Cahyo. Keterampilan Dasar Mengajar
Berdasarkan Teori Multiple Intelligences. Purworejo: Pandekluwih Layanan
Dokumen, 2017.
Nurdin, Muhamad. Kiat Menjadi Guru Profesional. Jogjakarta: Ar – Ruzz Media,
2017.
Padmadewi, Ni Nyoman. Luh Putu Artini, dan Dewa Ayu Eka Agustini. Pengantar
Micro Teaching. Depok: Rajawali Pers, 2017.
Prastono, Agus dan Zainal Aqib. Manajemen Belajar dan Pembelajaran Guru.
Yogyakarta: Deepublish, 2017.
Prastowo, Andi. Pembelajaran Konstruktivistik – Scientific untuk Pendidikan
Agama di Sekolah/ Madrasah. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2015.
Priyastama, Romie. Buku Sakti Kuasai SPSS Pengolahan Data dan Analisa Data.
Yogyakarta: Start – Up, 2017.
Priyatno, Duwi. Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariate dengan SPSS.
Yogyakarta: Gava Media, 2013.
------ SPSS 22: Pengolah Data Terpraktis. Yogyakarta: ANDI Offset, 2014.
134
Assegaf, Abd Rahman. Filsafat Pendidikan Islam: Paradigma Baru Pendidikan
Hadhari Berbasis Integratif – Interkonektif. Depok: Rajawali Pers, 2017.
Ramayulis dan Samsul Nizar. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia,
2009.
Rofi, Sofyan. Profesi Pendidikan, Yogyakarta: Deepublish, 2016.
Rusman, Model – Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,
Jakarta: Rajawali Pers, 2016.
Safitri, Eka dan Uep Tatang Sontani, Keterampilan Mengajar Guru dan Motivasi
Belajar Siswa Sebagai Determinan Terhadap Hasil Belajar Siswa, Jurnal
Pendidikan Manajemen Perkantoran, 2016.
Saifuddin. Pengelolaan Pembelajaran Teoritis dan Praktis, Yogyakarta:
Deepublish, 2016.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta: Kencana, 2016.
Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Depok: Rajagrafindo Persada,
2018.
------ Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Depok: Rajawali Pers, 2017.
Sarwono, Jonathan. dan Hendra Nur Salim. Prosedur – Prosedur Populer Statistik
untuk Analisis Data Riset Skripsi. Yogyakarta: Gava Media, 2017.
Shoffa. Keterampilan Dasar Mengajar. Surabaya: Mavendra Press, 2018.
Sinar. Metode Active Learning: Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar
Siswa, Yogyakarta: Deepublish, 2017.
Siregar, Syofian. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2016.
Slameto. Belajar dan Faktor – Faktor yang Memengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta, 2010.
Sudaryono. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2016.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya,
2016.
Sugiyono. Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi. Bandung: Alfabeta,
2014.
135
------ Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2014.
Supardi. Statistik Penelitian Pendidikan: Perhitungan, Penyajian, Penjelasan,
Penafsiran, dan Penarikan Kesimpulan, Depok: Rajawali Pers, 2017.
Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers, 2015.
Suwardi dan Daryanto. Manajemen Peserta Didik. Yogyakarta: Gava Media, 2017.
Suyatno, Eko. Preskripsi Pembelajaran Mikro. Yogyakarta: Media Akademi, 2015.
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Depok: Rajawali Pers, 2017.
Syarifuddin. Inovasi Baru Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti. Yogyakarta: Deepublish, 2017.
Uno, Hamzah B. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara, 2016
Uno, Hamzah B. dan Nurdin Muhamad. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM.
Jakarta: Bumi Aksara, 2017.
Usman, Basyiruddin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat
Pers, 2002.
Yamin, Martinis. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada, 2007.
Yuseran, Muhammad. Keterampilan Dasar Mengajar. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo, 2017.
Zamsiswaya. Pendidikan Dasar Agama Islam. Yogyakarta: Aswaja Pressindo,
2015.
Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2006.
136
LAMPIRAN LAMPIRAN
137
Lampiran 1
Kisi – kisi Instrumen Uji Coba
Variabel Keterampilan Guru PAI dalam Mengajar
Dimensi Indikator No.
Butir
Pernyataan
Keterampilan
membuka
pelajaran
1) Mempersiapkan fisik
dan psikis peserta
didik untuk
mengikuti proses
pembelajaran
2) Menarik perhatian
peserta didik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Guru PAI membuka
pembelajaran dengan
mengucapkan salam
Guru PAI membuka
pembelajaran dengan berdoa
bersama
Guru PAI membuka
pembelajaran dengan
mengecek kehadiran siswa
Guru PAI mengkondisikan
kelas agar tertib sebelum
memulai pembelajaran
Guru PAI membuka
pembelajaran dengan
menceritakan hal yang
menarik
Guru PAI membuka
pembelajaran dengan
memberikan ice breaking
Guru PAI membuka
pembelajaran dengan
memotivasi peserta didik
Guru PAI membuka
pembelajaran dengan
bermain games
138
3) Memberikan acuan
mengenai hal yang
akan dipelajari
9.
10.
11.
12.
13.
Guru PAI membuka
pembelajaran dengan
menjelaskan terlebih dahulu
tema materi yang akan
dipelajari
Guru PAI membuka
pembelajaran dengan
menjelaskan tujuan
pembelajaran
Guru PAI membuka
pembelajaran dengan
menjelaskan tugas – tugas
apa saja yang harus
dilaksanakan siswa selama
proses pembelajaran
Guru PAI membuka
pembelajaran dengan
menjelaskan kegiatan apa
saja yang akan dilakukan
bersama siswa selama
pembelajaran
Sebelum menjelaskan materi
baru, guru PAI merangkum
materi yang telah dipelajari
sebelumnya dan
mengaitkannya dengan
materi baru yang akan
dipelajari
Keterampilan
bertanya
1) Menggunakan teknik
bertanya yang sesuai
14.
Saat bertanya kepada siswa
mengenai materi yang
dipelajari, guru PAI
139
2) Membuka
kesempatan
menjawab bagi
peserta didik
15
16.
17.
18.
19.
20.
menyampaikan pertanyaan
dengan menggunakan bahasa
yang mudah dipahami
Sebelum bertanya kepada
siswa mengenai materi yang
dipelajari, guru PAI
memberikan sedikit
penjelasan yang dapat
memudahkan siswa untuk
menjawab
Saat bertanya, guru PAI
memberikan kesempatan
bagi setiap siswa untuk
menjawab
Guru PAI memberikan waktu
yang cukup bagi siswa untuk
berpikir sebelum menjawab
pertanyaan
Guru PAI membantu siswa
yang kesulitan menjawab
pertanyaan
Guru PAI meminta alasan
dari jawaban yang diberikan
oleh siswa
Guru PAI menanyakan
kebenaran jawaban yang
diberikan oleh seorang siswa
kepada siswa lain yang ada di
kelas
140
Keterampilan
memberi
penguatan
1) Memberikan
penguatan dalam
bentuk verbal
2) Memberikan
penguatan dalam
bentuk non - verbal
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
Guru PAI memberikan
pujian kepada siswa yang
mampu menjawab
pertanyaan
Guru PAI memberikan
pujian kepada siswa yang
berhasil selesai mengerjakan
tugas
Guru PAI memberikan
pujian kepada siswa yang
berpartisipasi aktif dalam
diskusi
Guru PAI mengacungkan
jempol kepada siswa yang
berhasil menjawab
pertanyaan
Guru PAI mengajak siswa
untuk memberikan tepuk
tangan kepada kelompok
yang telah selesai
melaksanakan presentasi
Guru PAI mendekati tempat
duduk siswa untuk mengecek
tugas yang sedang dikerjakan
Guru PAI menjadikan siswa
yang aktif dalam
pembelajaran sebagai ketua
kelompok diskusi
Guru PAI memberikan nilai
tertinggi kepada kelompok
141
yang sangat aktif dalam
diskusi
Keterampilan
mengadakan
variasi
1) Mengadakan variasi
saat melaksanakan
pembelajaran
2) Mengadakan variasi
media
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
Guru PAI merubah suara dari
lembut ke keras saat
menjelaskan bagian yang
sangat penting dari materi
yang diajarkan
Guru PAI mengajak siswa
untuk memerhatikan hal
yang sangat penting dari
materi yang diajarkan
Saat kelas tidak kondusif,
guru PAI diam sejenak untuk
menarik kembali perhatian
siswa
Guru PAI mengarahkan
pandangan ke seluruh siswa
selama pembelajaran
Guru PAI tidak diam di
tempat saat mengajar
Guru PAI menggunakan
media pembelajaran yang
bervariasi (poster, film atau
rekaman) sesuai dengan
materi yang dipelajari
Guru PAI menggunakan
media pembelajaran yang
mudah digunakan oleh siswa
Guru PAI menggunakan
media pembelajaran yang
disukai oleh siswa
142
3) Mengadakan variasi
pola interaksi
37.
38.
39.
40.
Guru PAI menggunakan
metode pembelajaran yang
bervariasi sesuai dengan
materi yang dipelajari
Guru PAI menggunakan
metode pembelajaran yang
disukai oleh siswa
Guru PAI menggunakan
metode pembelajaran yang
dibutuhkan siswa
Guru PAI menggunakan
metode pembelajaran yang
mempermudah siswa dalam
belajar
Keterampilan
menjelaskan
1) Menyampaikan
penjelasan dengan
jelas
2) Memberikan
kesempatan kepada
peserta didik untuk
41.
42.
43.
44.
45.
Guru PAI memberikan
penjelasan yang sesuai
dengan materi yang diajarkan
Guru PAI menjelaskan
materi dengan bahasa yang
mudah dipahami
Guru PAI menjelaskan
materi dengan suara yang
lantang dan mudah didengar
Guru PAI memberikan
contoh dalam kehidupan
sehari – hari untuk materi
yang dijelaskan
Guru PAI memberikan
kesempatan pada siswa untuk
143
merespon penjelasan
yang diberikan
46.
bertanya mengenai materi
yang belum jelas
Guru PAI memberikan
kesempatan pada siswa untuk
mengkritisi penjelasan guru
Keterampilan
membimbing
diskusi
kelompok
kecil
1) Memusatkan
perhatian anggota
kelompok diskusi
2) Meningkatkan
kontribusi setiap
anggota diskusi
3) Menutup diskusi
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53
Sebelum meminta siswa
berdiskusi dalam kelompok,
guru PAI menyampaikan
dengan jelas hal – hal apa
saja yang harus didiskusikan
Guru PAI menegur siswa
saat mendiskusikan hal – hal
yang tidak sesuai dengan
topik diskusi
Guru PAI menyemangati
setiap siswa untuk aktif
dalam diskusi
Guru PAI meminta setiap
siswa untuk menyampaikan
pendapatnya dalam diskusi
Guru PAI memberikan waktu
yang cukup untuk berdiskusi
Guru PAI memberikan
pertanyaan yang memancing
pertukaran pendapat dalam
diskusi
Guru PAI meminta
kesepakatan tiap anggota
kelompok diskusi mengenai
hasil diskusi
144
54.
55.
56.
Guru PAI membantu siswa
merangkum hasil diskusi
Guru PAI meminta siswa
mempresentasikan hasil
diskusi
Guru PAI mengajak siswa
untuk menilai proses diskusi
yang telah dilaksanakan
Keterampilan
mengelola
kelas
1) Menciptakan kondisi
belajar yang optimal
2) Mengembalikan
kondisi kelas agar
kembali optimal
57.
58.
59.
60.
61
62.
63.
Guru PAI memberikan
perhatian yang sama untuk
setiap siswa di kelas
Guru PAI menyesuaikan
pengaturan tempat duduk
peserta didik sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
Guru PAI menyesuaikan
penyampaian materi
pelajaran dengan kecepatan
dan kemampuan belajar
siswa
Guru PAI berpakaian sopan,
bersih, dan rapi.
Guru PAI memulai dan
mengakhiri proses
pembelajaran sesuai dengan
waktu yang dijadwalkan
Guru PAI menegur siswa
yang membuat kegaduhan di
kelas
Jika tidak mendengarkan
teguran guru, guru PAI
145
64.
65
menghukum siswa yang
membuat kegaduhan
Saat siswa sedang tidak
semangat belajar, guru PAI
berupaya mengembalikan
semangat belajar dengan
berbagai cara
Guru PAI membantu siswa
mengatasi masalah yang
terjadi selama proses
pembelajaran PAI
Keterampilan
pembelajaran
perorangan
1) Mengadakan
pendekatan secara
pribadi
2) Mengorganisasi
kegiatan kelompok
kecil dan perorangan
66.
67.
68.
69.
70
Guru PAI bersikap hangat
kepada setiap siswa
Guru PAI mendengarkan ide
– ide yang disampaikan oleh
siswa dengan penuh rasa
simpati
Guru PAI berusaha
membangun hubungan yang
positif dengan setiap siswa
Guru PAI membuat
kelompok diskusi dengan
jumlah anggota yang tepat
Guru PAI mengajak siswa
bersama – sama untuk
merencanakan kegiatan –
kegiatan pembelajaran PAI
146
Keterampilan
menutup
pelajaran
1) Meninjau kembali isi
pelajaran
2) Mengevaluasi
keberhasilan belajar
peserta didik
3) Memberikan
dorongan psikologi
71
72
73
74
75
76
77
78.
Sebelum menutup pelajaran,
guru PAI mengulas kembali
materi yang telah diajarkan
kepada siswa
Sebelum menutup pelajaran,
guru PAI membuat
kesimpulan mengenai materi
yang telah dipelajari
Guru PAI meminta siswa
untuk menyampaikan
kesimpulan materi yang telah
diajarkan
Guru PAI meminta siswa
untuk mempraktekkan materi
yang telah diajarkan
Guru PAI memberikan soal
tertulis untuk mengevaluasi
hasil belajar
Guru PAI memberikan PR
untuk berlatih di rumah
Sebelum menutup pelajaran,
guru PAI memberikan
kesempatan bertanya kepada
siswa jika masih ada hal – hal
yang belum dipahami
Sebelum menutup pelajaran,
guru berterima kasih kepada
siswa karena telah bekerja
sama dalam melaksanakan
pembelajaran
147
79.
80.
81.
Sebelum menutup pelajaran,
guru menyemangati siswa
untuk lebih semangat dalam
belajar di pertemuan
selanjutnya
Sebelum menutup pelajaran,
guru menyampaikan materi
yang akan dipelajari di
pertemuan selanjutnya
Guru mengakhiri
pembelajaran dengan salam
Variabel Keaktifan Belajar Peserta Didik
Dimensi Indikator No.
Butir
Pernyataan
Visual
activities
1) Mengamati
penjelasan
1.
2.
3.
4.
5.
Saya memerhatikan guru PAI
yang sedang menjelaskan di
depan kelas
Saya memerhatikan teman
yang sedang
mempresentasikan hasil
diskusi
Saya memerhatikan teman
yang sedang bertanya kepada
guru PAI
Saya memerhatikan teman
yang sedang menyampaikan
pendapatnya
Saya memerhatikan gambar
yang ditampilkan guru PAI
148
2) Mengamati
demonstrasi
3) Membaca materi
pelajaran dari
berbagai sumber
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Saya memerhatikan video
yang sedang ditayangkan
guru PAI
Saya memerhatikan guru PAI
saat beliau sedang
mempraktekkan materi
Saya memerhatikan teman
yang sedang mempraktekkan
materi PAI
Saya membaca materi yang
ditulis guru PAI di papan
tulis
Saya membaca materi PAI
yang teman saya tayangkan
di power point saat presentasi
Saya membaca materi yang
ada di buku PAI
Saya membaca materi
tentang PAI di perpustakaan
Saya membaca Materi
tentang PAI dari internet
Oral
activities
1) Menyatakan
pendapat
14.
15.
16.
Saya memberikan pendapat
saat diskusi dalam mata
pelajaran PAI
Saya memberikan pendapat
terhadap materi yang
disampaikan guru PAI
Saya memberikan sanggahan
kepada pendapat teman yang
kurang sesuai dengan
pendapat saya
149
2) Mengajukan
pertanyaan
3) Menyampaikan
jawaban
4) Mempresentasikan
hasil penemuan
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Saya bertanya kepada guru
saat ada materi PAI yang
kurang saya pahami
Saya bertanya kepada guru
PAI saat saya kurang paham
mengenai tugas yang harus
saya kerjakan
Saya bertanya kepada guru
PAI saat ada soal PAI yang
tidak bisa saya kerjakan
Saya bertanya kepada teman
mengenai materi PAI yang
belum saya pahami
Saya bertanya kepada teman
yang sedang
mempresentasikan hasil
diskusi pada saat sesi tanya
jawab
Saya menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru PAI
Saya menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh teman
saya tentang materi PAI
Saya menjelaskan hasil kerja
yang saya lakukan sendiri
Saya mempresentasikan hasil
kerja kelompok saya dari
sebuah diskusi pada mata
pelajaran PAI
150
Listening
activities
1) Mendengarkan
uraian yang
disampaikan oleh
guru dan teman
26.
27.
28.
29.
30.
31.
Saya mendengarkan dengan
seksama penjelasan materi
PAI dari guru
Saya mendengarkan dengan
seksama penjelasan tentang
materi PAI yang
disampaikan oleh teman saya
Saya mendengarkan dengan
seksama rekaman yang
diberikan guru sebagai media
pembelajaran PAI
Saya mendengarkan nasehat
yang diberikan oleh guru PAI
Saya mendengarkan jawaban
yang disampaikan oleh
teman saya saat ia ditanya
oleh guru PAI
Saya mendengarkan jawaban
yang disampaikan oleh
teman saya saat diskusi
kelompok
Writing
activities
1) Mencatat penjelasan
32
33
34.
Saya mencatat materi yang
ditulis guru PAI di papan
tulis
Saya mencatat materi yang
ditayangkan guru PAI dalam
bentuk power point
Saya mencatat cara praktek
yang dipraktekkan oleh guru
PAI
151
2) Membuat
rangkuman
35.
36.
37.
38.
39
40
41
42
43
44.
Saya mencatat cara praktek
yang dipraktekkan oleh
teman saya pada mata
pelajaran PAI
Saya mencatat penjelasan
materi yang disampaikan
teman saya saat presentasi
materi PAI
Saya mencatat penjelasan
materi yang disampaikan
teman saya saat berdiskusi
Saya mencatat tugas yang
harus saya kerjakan dari guru
PAI
Saya mencatat penjelasan
yang disampaikan oleh guru
PAI
Saya membuat rangkuman
dari hasil penjelasan guru
PAI
Saya merangkum hasil
diskusi kelompok saat mata
pelajaran PAI
Saya merangkum pertanyaan
yang diberikan oleh guru PAI
Saya merangkum pertanyaan
yang disampaikan teman
saya kepada guru PAI
Saya merangkum jawaban –
jawaban dari guru PAI saat
sesi tanya jawab
152
45.
Saya merangkum jawaban –
jawaban dari teman saya saat
sesi tanya jawab setelah
presentasi
Drawing
activities
1) Menggambar
penjelasan guru atau
teman dalam bentuk
grafik, diagram atau
mind map
46.
47.
48.
49.
50.
51
52
53
Saya menggambar
penjelasan guru PAI dalam
bentuk grafik
Saya menggambar
penjelasan guru PAI dalam
bentuk diagram
Saya menggambar
penjelasan guru PAI dalam
bentuk mind mapping
Saya menggambar
penjelasan teman saya
tentang materi PAI dalam
bentuk grafik
Saya menggambar
penjelasan teman saya
tentang materi PAI dalam
bentuk diagram
Saya menggambar
penjelasan teman saya dalam
bentuk mind mapping
Saya meniru gambar yang
dibuat oleh guru PAI saya
saat menjelaskan materi
Saya menggambar gambar
yang ada di buku paket ke
dalam buku catatan saya
153
untuk mempermudah saya
dalam belajar
Motor
activities
1) Mempraktekkan
materi yang
dipelajari
54.
55.
Saya mempraktekkan
gerakan (shalat, wudhu,
tayamum dll) sesuai dengan
cara yang disampaikan oleh
guru
Saya membaca (al – Quran
dan hadits) sesuai dengan
cara yang disampaikan oleh
guru (sesuai dengan tajwid
dan makharijul huruf)
Mental
activities
1) Bersikap tanggap
2) Merenungkan
penjelasan
56.
57.
58.
59.
Saya bersikap tanggap
terhadap perintah yang
diberikan oleh guru PAI
Saya bersikap tanggap untuk
membantu teman saya yang
mengalami kesulitan
memahami pelajaran PAI
Saat berdiskusi tentang
materi PAI, saya menanggapi
pertanyaan yang diberikan
oleh teman saya
Saya merenungkan hikmah
atau pelajaran yang dapat
diambil dari penjelasan guru
PAI
154
3) Memahami
penjelasan
4) Mengingat kembali
materi yang telah
dipelajari
5) Memecahkan
pertanyaan
6) Menganalisis materi
pelajaran
60.
61.
62..
63.
64.
65.
66.
67.
68.
Saya merenungkan nasehat
yang disampaikan oleh guru
PAI
Saya merenungkan hikmah
atau pelajaran yang dapat
diambil dari penjelasan yang
disampaikan oleh teman saya
Saya berusaha memahami
penjelasan yang disampaikan
oleh guru PAI saya
Saya berusaha memahami
penjelasan yang disampaikan
oleh teman saya saat diskusi
tentang materi PAI
Saya me-review kembali
pelajaran PAI yang telah
saya pelajari di rumah
Saya mengaitkan materi PAI
yang telah saya pelajari
dengan materi yang akan
saya pelajari
Saya mengerjakan soal yang
guru PAI saya berikan
Saya menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh teman
saya
Saya menganalisis materi
PAI yang saya pelajari
155
7) Berani mengambil
keputusan dalam
diskusi kelompok
69.
70.
71.
72.
Saya mampu mengetahui
materi PAI mana saja yang
sudah atau belum saya
pahami
Saya aktif menyampaikan
pendapat saya saat
melaksanakan diskusi pada
pelajaran PAI
Saya mengambil keputusan
saat kelompok diskusi saya
mengalami kebuntuan dalam
menentukan hasil diskusi
Saya mewakili kelompok
saya untuk menyampaikan
hasil diskusi kelompok
Emosional
activities
1) Menyukai mata
pelajaran PAI
2) Tertarik dalam
mengikuti setiap
kegiatan
pembelajaran
73.
74
75.
76.
77
Saya menyukai materi yang
disampaikan oleh guru PAI
Saya menyukai suasana saat
belajar PAI
Saya merasa tertarik
mengikuti kegiatan
pembelajaran PAI
Saya bersemangat saat
mengikuti kegiatan
pembelajaran PAI
Saya tidak bosan mengikuti
pembelajaran PAI
156
3) Menaruh perhatian
4) Terlibat dalam setiap
kegiatan
pembelajaran
78.
79.
80.
81.
Saya mampu berkonsentrasi
selama mengikuti
pembelajaran PAI
Saya tidak mudah terganggu
dengan hal – hal yang dapat
mengganggu saya saat
mengikuti pembelajaran PAI
Saya mengerjakan semua
tugas yang diberikan oleh
guru PAI saya
Saya mengikuti seluruh
kegiatan yang dilaksanakan
oleh guru PAI saya dalam
proses pembelajaran PAI
157
Lampiran 2
Angket Uji Coba Penelitian
Angket Penelitian Keterampilan Guru PAI dalam Mengajar di Kelas XI
SMA Mathlaul Huda Parungpanjang
Judul Skripsi : Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru terhadap
Keaktifan Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran
PAI di Kelas XI SMA Mathlaul Huda Parungpanjang
Peneliti/ NIM : Aulia Rahman/ 11150110000047
Instansi : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Identitas Responden
Nama : Kelas :
Petunjuk Pengisian
1. Isilah identitas Anda dengan benar
2. Angket ini digunakan untuk mengetahui keterampilan mengajar guru PAI
pada pembelajaran PAI di kelas XI dan tidak memengaruhi hasil belajar
Anda.
3. Bacalah “Bismillah” terlebih dahulu dan pahami dengan meneliti setiap
pernyataan di bawah ini sebelum mengisi angket.
4. Berilah tanda () pada salah satu dari lima alternatif jawaban sesuai dengan
apa yang Anda rasakan atau alami.
SL: Selalu SR: Sering KD: Kadang – kadang P: Pernah
TP: Tidak pernah
5. Tidak ada jawaban benar dan salah. Pengisian angket ini tidak akan
memengaruhi nilai Anda, oleh karena itu jawablah dengan jujur sesuai
dengan hati Anda.
6. Dengan memberikan jawaban yang jujur, maka Anda telah membantu
peneliti untuk memperoleh data yang benar.
158
No Pernyataan SL SR KD P TP
1 Guru PAI membuka pembelajaran
dengan mengucapkan salam
2 Guru PAI membuka pembelajaran
dengan berdoa bersama
3 Guru PAI membuka pembelajaran
dengan mengecek kehadiran siswa
4 Guru PAI mengkondisikan kelas agar
tertib sebelum memulai pembelajaran
5 Guru PAI membuka pembelajaran
dengan menceritakan hal yang menarik
6 Guru PAI membuka pembelajaran
dengan memberikan ice breaking
7 Guru PAI membuka pembelajaran
dengan memotivasi peserta didik
8 Guru PAI membuka pembelajaran
dengan bermain games
9 Guru PAI membuka pembelajaran
dengan menjelaskan terlebih dahulu tema
materi yang akan dipelajari
10 Guru PAI membuka pembelajaran
dengan menjelaskan tujuan pembelajaran
11 Guru PAI membuka pembelajaran
dengan menjelaskan tugas – tugas apa
saja yang harus dilaksanakan siswa
selama proses pembelajaran
12 Guru PAI membuka pembelajaran
dengan menjelaskan kegiatan apa saja
yang akan dilakukan bersama siswa
selama pembelajaran
159
13 Sebelum menjelaskan materi baru, guru
PAI merangkum materi yang telah
dipelajari sebelumnya dan
mengaitkannya dengan materi baru yang
akan dipelajari
14 Saat bertanya kepada siswa mengenai
materi yang dipelajari, guru PAI
menyampaikan pertanyaan dengan
menggunakan bahasa yang mudah
dipahami
15 Sebelum bertanya kepada siswa
mengenai materi yang dipelajari, guru
PAI memberikan sedikit penjelasan yang
dapat memudahkan siswa untuk
menjawab
16 Saat bertanya, guru PAI memberikan
kesempatan bagi setiap siswa untuk
menjawab
17 Guru PAI memberikan waktu yang cukup
bagi siswa untuk berpikir sebelum
menjawab pertanyaan
18 Guru PAI membantu siswa yang
kesulitan menjawab pertanyaan
19 Guru PAI meminta alasan dari jawaban
yang diberikan oleh siswa
20 Guru PAI menanyakan kebenaran
jawaban yang diberikan oleh seorang
siswa kepada siswa lain yang ada di kelas
21 Guru PAI memberikan pujian kepada
siswa yang mampu menjawab pertanyaan
22 Guru PAI memberikan pujian kepada
siswa yang berhasil selesai mengerjakan
tugas
160
23 Guru PAI memberikan pujian kepada
siswa yang berpartisipasi aktif dalam
diskusi
24 Guru PAI mengacungkan jempol kepada
siswa yang berhasil menjawab
pertanyaan
25 Guru PAI mengajak siswa untuk
memberikan tepuk tangan kepada
kelompok yang telah selesai
melaksanakan presentasi
26 Guru PAI mendekati tempat duduk siswa
untuk mengecek tugas yang sedang
dikerjakan
27 Guru PAI menjadikan siswa yang aktif
dalam pembelajaran sebagai ketua
kelompok diskusi
28 Guru PAI memberikan nilai tertinggi
kepada kelompok yang sangat aktif
dalam diskusi
29 Guru PAI merubah suara dari lembut ke
keras saat menjelaskan bagian yang
sangat penting dari materi yang diajarkan
30 Guru PAI mengajak siswa untuk
memerhatikan hal yang sangat penting
dari materi yang diajarkan
31 Saat kelas tidak kondusif, guru PAI diam
sejenak untuk menarik kembali perhatian
siswa
32 Guru PAI mengarahkan pandangan ke
seluruh siswa selama pembelajaran
161
33 Guru PAI tidak diam di tempat saat
mengajar
34 Guru PAI menggunakan media
pembelajaran yang bervariasi (poster,
film atau rekaman) sesuai dengan materi
yang dipelajari
35 Guru PAI menggunakan media
pembelajaran yang mudah digunakan
oleh siswa
36 Guru PAI menggunakan media
pembelajaran yang disukai oleh siswa
37 Guru PAI menggunakan metode
pembelajaran yang bervariasi sesuai
dengan materi yang dipelajari
38 Guru PAI menggunakan metode
pembelajaran yang disukai oleh siswa
39 Guru PAI menggunakan metode
pembelajaran yang dibutuhkan siswa
40 Guru PAI menggunakan metode
pembelajaran yang mempermudah siswa
dalam belajar
41 Guru PAI memberikan penjelasan yang
sesuai dengan materi yang diajarkan
42 Guru PAI menjelaskan materi dengan
bahasa yang mudah dipahami
43 Guru PAI menjelaskan materi dengan
suara yang lantang dan mudah didengar
44 Guru PAI memberikan contoh dalam
kehidupan sehari – hari untuk materi
yang dijelaskan
162
45 Guru PAI memberikan kesempatan pada
siswa untuk bertanya mengenai materi
yang belum jelas
46 Guru PAI memberikan kesempatan pada
siswa untuk mengkritisi penjelasan guru
47 Sebelum meminta siswa berdiskusi
dalam kelompok, guru PAI
menyampaikan dengan jelas hal – hal apa
saja yang harus didiskusikan
48 Guru PAI menegur siswa saat
mendiskusikan hal – hal yang tidak
sesuai dengan topik diskusi
49 Guru PAI menyemangati setiap siswa
untuk aktif dalam diskusi
50 Guru PAI meminta setiap siswa untuk
menyampaikan pendapatnya dalam
diskusi
51 Guru PAI memberikan waktu yang cukup
untuk berdiskusi
52 Guru PAI memberikan pertanyaan yang
memancing pertukaran pendapat dalam
diskusi
53 Guru PAI meminta kesepakatan tiap
anggota kelompok diskusi mengenai
hasil diskusi
54 Guru PAI membantu siswa merangkum
hasil diskusi
55 Guru PAI meminta siswa
mempresentasikan hasil diskusi
56 Guru PAI mengajak siswa untuk menilai
proses diskusi yang telah dilaksanakan
163
57 Guru PAI memberikan perhatian yang
sama untuk setiap siswa di kelas
58 Guru PAI menyesuaikan pengaturan
tempat duduk peserta didik sesuai dengan
tujuan pembelajaran
59 Guru PAI menyesuaikan penyampaian
materi pelajaran dengan kecepatan dan
kemampuan belajar siswa
60 Guru PAI berpakaian sopan, bersih, dan
rapi.
61 Guru PAI memulai dan mengakhiri
proses pembelajaran sesuai dengan
waktu yang dijadwalkan
62 Guru PAI menegur siswa yang membuat
kegaduhan di kelas
63 Jika tidak mendengarkan teguran guru,
guru PAI menghukum siswa yang
membuat kegaduhan
64 Saat siswa sedang tidak semangat belajar,
guru PAI berupaya mengembalikan
semangat belajar dengan berbagai cara
65 Guru PAI membantu siswa mengatasi
masalah yang terjadi selama proses
pembelajaran PAI
66 Guru PAI bersikap hangat kepada setiap
siswa
67 Guru PAI mendengarkan ide – ide yang
disampaikan oleh siswa dengan penuh
rasa simpati
68 Guru PAI berusaha membangun
hubungan yang positif dengan setiap
siswa
164
69 Guru PAI membuat kelompok diskusi
dengan jumlah anggota yang tepat
70 Guru PAI mengajak siswa bersama –
sama untuk merencanakan kegiatan –
kegiatan pembelajaran PAI
71 Sebelum menutup pelajaran, guru PAI
mengulas kembali materi yang telah
diajarkan kepada siswa
72 Sebelum menutup pelajaran, guru PAI
membuat kesimpulan mengenai materi
yang telah dipelajari
73 Guru PAI meminta siswa untuk
menyampaikan kesimpulan materi yang
telah diajarkan
74 Guru PAI meminta siswa untuk
mempraktekkan materi yang telah
diajarkan
75 Guru PAI memberikan soal tertulis untuk
mengevaluasi hasil belajar
76 Guru PAI memberikan PR untuk berlatih
di rumah
77 Sebelum menutup pelajaran, guru PAI
memberikan kesempatan bertanya
kepada siswa jika masih ada hal – hal
yang belum dipahami
78 Sebelum menutup pelajaran, guru
berterima kasih kepada siswa karena
telah bekerja sama dalam melaksanakan
pembelajaran
165
79 Sebelum menutup pelajaran, guru
menyemangati siswa untuk lebih
semangat dalam belajar di pertemuan
selanjutnya
80 Sebelum menutup pelajaran, guru
menyampaikan materi yang akan
dipelajari di pertemuan selanjutnya
81 Guru mengakhiri pembelajaran dengan
salam
Angket Penelitian Keaktifan Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran PAI
Kelas XI SMA Mathlaul Huda
Judul Skripsi : Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru terhadap
Keaktifan Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran
PAI di Kelas XI SMA Mathlaul Huda Parungpanjang
Peneliti/ NIM : Aulia Rahman/ 11150110000047
Instansi : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Identitas Responden
Nama : Kelas :
Petunjuk Pengisian
1. Isilah identitas Anda dengan benar
2. Angket ini digunakan untuk mengetahui keterampilan mengajar guru PAI
pada pembelajaran PAI di kelas XI dan tidak memengaruhi hasil belajar
Anda.
3. Bacalah “Bismillah” terlebih dahulu dan pahami dengan meneliti setiap
pernyataan di bawah ini sebelum mengisi angket.
4. Berilah tanda () pada salah satu dari lima alternatif jawaban sesuai dengan
apa yang Anda rasakan atau alami.
SL: Selalu SR: Sering KD: Kadang – kadang P: Pernah
TP: Tidak pernah
166
5. Tidak ada jawaban benar dan salah. Pengisian angket ini tidak akan
memengaruhi nilai Anda, oleh karena itu jawablah dengan jujur sesuai
dengan hati Anda.
6. Dengan memberikan jawaban yang jujur, maka Anda telah membantu
peneliti untuk memperoleh data yang benar.
No Pernyataan SL SR KD P TP
1 Saya memerhatikan guru PAI yang
sedang menjelaskan di depan kelas
2 Saya memerhatikan teman yang sedang
mempresentasikan hasil diskusi
3 Saya memerhatikan teman yang sedang
bertanya kepada guru PAI
4 Saya memerhatikan teman yang sedang
menyampaikan pendapatnya
5 Saya memerhatikan gambar yang
ditampilkan guru PAI
6 Saya memerhatikan video yang sedang
ditayangkan guru PAI
7 Saya memerhatikan guru PAI saat beliau
sedang mempraktekkan materi
8 Saya memerhatikan teman yang sedang
mempraktekkan materi PAI
9 Saya membaca materi yang ditulis guru
PAI di papan tulis
10 Saya membaca materi PAI yang teman
saya tayangkan di power point saat
presentasi
11 Saya membaca materi yang ada di buku
PAI
167
12 Saya membaca materi tentang PAI di
perpustakaan
13 Saya membaca Materi tentang PAI dari
internet
14 Saya memberikan pendapat saat diskusi
dalam mata pelajaran PAI
15 Saya memberikan pendapat terhadap
materi yang disampaikan guru PAI
16 Saya memberikan sanggahan kepada
pendapat teman yang kurang sesuai
dengan pendapat saya
17 Saya bertanya kepada guru saat ada
materi PAI yang kurang saya pahami
18 Saya bertanya kepada guru PAI saat saya
kurang paham mengenai tugas yang
harus saya kerjakan
19 Saya bertanya kepada guru PAI saat ada
soal PAI yang tidak bisa saya kerjakan
20 Saya bertanya kepada teman mengenai
materi PAI yang belum saya pahami
21 Saya bertanya kepada teman yang sedang
mempresentasikan hasil diskusi pada saat
sesi tanya jawab
22 Saya menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru PAI
23 Saya menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh teman saya tentang materi
PAI
24 Saya menjelaskan hasil kerja yang saya
lakukan sendiri
168
25 Saya mempresentasikan hasil kerja
kelompok saya dari sebuah diskusi pada
mata pelajaran PAI
26 Saya mendengarkan dengan seksama
penjelasan materi PAI dari guru
27 Saya mendengarkan dengan seksama
penjelasan tentang materi PAI yang
disampaikan oleh teman saya
28 Saya mendengarkan dengan seksama
rekaman yang diberikan guru sebagai
media pembelajaran PAI
29 Saya mendengarkan nasehat yang
diberikan oleh guru PAI
30 Saya mendengarkan jawaban yang
disampaikan oleh teman saya saat ia
ditanya oleh guru PAI
31 Saya mendengarkan jawaban yang
disampaikan oleh teman saya saat diskusi
kelompok
32 Saya mencatat materi yang ditulis guru
PAI di papan tulis
33 Saya mencatat materi yang ditayangkan
guru PAI dalam bentuk power point
34 Saya mencatat cara praktek yang
dipraktekkan oleh guru PAI
35 Saya mencatat cara praktek yang
dipraktekkan oleh teman saya pada mata
pelajaran PAI
169
36 Saya mencatat penjelasan materi yang
disampaikan teman saya saat presentasi
materi PAI
37 Saya mencatat penjelasan materi yang
disampaikan teman saya saat berdiskusi
38 Saya mencatat tugas yang harus saya
kerjakan dari guru PAI
39 Saya mencatat penjelasan yang
disampaikan oleh guru PAI
40 Saya membuat rangkuman dari hasil
penjelasan guru PAI
41 Saya merangkum hasil diskusi kelompok
saat mata pelajaran PAI
42 Saya merangkum pertanyaan yang
diberikan oleh guru PAI
43 Saya merangkum pertanyaan yang
disampaikan teman saya kepada guru
PAI
44 Saya merangkum jawaban – jawaban dari
guru PAI saat sesi tanya jawab
45 Saya merangkum jawaban – jawaban dari
teman saya saat sesi tanya jawab setelah
presentasi
46 Saya menggambar penjelasan guru PAI
dalam bentuk grafik
47 Saya menggambar penjelasan guru PAI
dalam bentuk diagram
48 Saya menggambar penjelasan guru PAI
dalam bentuk mind mapping
49 Saya menggambar penjelasan teman saya
tentang materi PAI dalam bentuk grafik
170
50 Saya menggambar penjelasan teman saya
tentang materi PAI dalam bentuk
diagram
51 Saya menggambar penjelasan teman saya
dalam bentuk mind mapping
52 Saya meniru gambar yang dibuat oleh
guru PAI saya saat menjelaskan materi
53 Saya menggambar gambar yang ada di
buku paket ke dalam buku catatan saya
untuk mempermudah saya dalam belajar
54 Saya mempraktekkan gerakan (shalat,
wudhu, tayamum dll) sesuai dengan cara
yang disampaikan oleh guru
55 Saya membaca (al – Quran dan hadits)
sesuai dengan cara yang disampaikan
oleh guru (sesuai dengan tajwid dan
makharijul huruf)
56 Saya bersikap tanggap terhadap perintah
yang diberikan oleh guru PAI
57 Saya bersikap tanggap untuk membantu
teman saya yang mengalami kesulitan
memahami pelajaran PAI
58 Saat berdiskusi tentang materi PAI, saya
menanggapi pertanyaan yang diberikan
oleh teman saya
59 Saya merenungkan hikmah atau
pelajaran yang dapat diambil dari
penjelasan guru PAI
60 Saya merenungkan nasehat yang
disampaikan oleh guru PAI
171
61 Saya merenungkan hikmah atau
pelajaran yang dapat diambil dari
penjelasan yang disampaikan oleh teman
saya
62 Saya berusaha memahami penjelasan
yang disampaikan oleh guru PAI saya
63 Saya berusaha memahami penjelasan
yang disampaikan oleh teman saya
diskusi tentang materi PAI
64 Saya me-review kembali pelajaran PAI
yang telah saya pelajari di rumah
65 Saya mengaitkan materi PAI yang telah
saya pelajari dengan materi yang akan
saya pelajari
66 Saya berusaha mengerjakan soal yang
guru PAI saya berikan
67 Saya berusaha menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh teman saya
68 Saya menganalisis materi PAI yang saya
pelajari
69 Saya mampu mengetahui materi PAI
mana saja yang sudah atau belum saya
pahami
70 Saya berani menyampaikan pendapat
saya saat melaksanakan diskusi pada
pelajaran PAI
71 Saya mengambil keputusan saat
kelompok diskusi saya mengalami
kebuntuan dalam menentukan hasil
diskusi
172
72 Saya mewakili kelompok saya untuk
menyampaikan hasil diskusi kelompok
73 Saya menyukai materi yang disampaikan
oleh guru PAI
74 Saya menyukai suasana saat belajar PAI
75 Saya merasa tertarik mengikuti kegiatan
pembelajaran PAI
76 Saya bersemangat saat mengikuti
kegiatan pembelajaran PAI
77 Saya tidak bosan mengikuti
pembelajaran PAI
78 Saya mampu berkonsentrasi selama
mengikuti pembelajaran PAI
79 Saya tidak mudah terganggu dengan hal
– hal yang dapat mengganggu saya saat
mengikuti pembelajaran PAI
80 Saya mengerjakan semua tugas yang
diberikan oleh guru PAI saya
81 Saya mengikuti seluruh kegiatan yang
dilaksanakan oleh guru PAI saya dalam
proses pembelajaran PAI
173
Lampiran 3
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Keterampilan Guru PAI dalam Mengajar
174
175
Lampiran 4
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Keaktifan Belajar Peserta Didik
176
177
Lampiran 5
Instrumen Penelitian Valid
Angket Penelitian Keterampilan Mengajar Guru PAI di Kelas XI SMA
Mathlaul Huda Parungpanjang
Judul Skripsi : Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru terhadap
Keaktifan Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran
PAI di Kelas XI SMA Mathlaul Huda Parungpanjang
Peneliti/ NIM : Aulia Rahman/ 11150110000047
Instansi : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Identitas Responden
Nama : Kelas :
Petunjuk Pengisian
1. Isilah identitas Anda dengan benar
2. Angket ini digunakan untuk mengetahui keterampilan mengajar guru PAI
pada pembelajaran PAI di kelas XI dan tidak memengaruhi hasil belajar
Anda.
3. Bacalah “Bismillah” terlebih dahulu dan pahami dengan meneliti setiap
pernyataan di bawah ini sebelum mengisi angket.
4. Berilah tanda () pada salah satu dari lima alternatif jawaban sesuai dengan
apa yang Anda rasakan atau alami.
SL: Selalu SR: Sering KD: Kadang – kadang P: Pernah
TP: Tidak pernah
5. Tidak ada jawaban benar dan salah. Pengisian angket ini tidak akan
memengaruhi nilai Anda, oleh karena itu jawablah dengan jujur sesuai
dengan hati dan kenyataan yang Anda alami.
6. Dengan memberikan jawaban yang jujur, maka Anda telah membantu
peneliti untuk memperoleh data yang benar.
178
No Pernyataan SL SR KD P TP
1 Guru PAI membuka pembelajaran
dengan berdoa bersama
2 Guru PAI membuka pembelajaran
dengan menceritakan hal yang menarik
3 Guru PAI membuka pembelajaran
dengan memberikan ice breaking
4 Guru PAI membuka pembelajaran
dengan memotivasi peserta didik
5 Sebelum menjelaskan materi baru, guru
PAI merangkum materi yang telah
dipelajari sebelumnya dan
mengaitkannya dengan materi baru yang
akan dipelajari
6 Sebelum bertanya kepada siswa
mengenai materi yang dipelajari, guru
PAI memberikan sedikit penjelasan yang
dapat memudahkan siswa untuk
menjawab
7 Saat bertanya, guru PAI memberikan
kesempatan bagi setiap siswa untuk
menjawab
8 Guru PAI memberikan waktu yang cukup
bagi siswa untuk berpikir sebelum
menjawab pertanyaan
9 Guru PAI membantu siswa yang
kesulitan menjawab pertanyaan
10 Guru PAI memberikan pujian kepada
siswa yang berpartisipasi aktif dalam
diskusi
179
No Pernyataan SL SR KD P TP
11 Guru PAI mengacungkan jempol kepada
siswa yang berhasil menjawab
pertanyaan
12 Saat kelas tidak kondusif, guru PAI diam
sejenak untuk menarik kembali perhatian
siswa
13 Guru PAI mengarahkan pandangan ke
seluruh siswa selama pembelajaran
14 Guru PAI menggunakan metode
pembelajaran yang bervariasi sesuai
dengan materi yang dipelajari
15 Guru PAI menggunakan metode
pembelajaran yang disukai oleh siswa
16 Guru PAI menggunakan metode
pembelajaran yang mempermudah siswa
dalam belajar
17 Guru PAI menjelaskan materi dengan
suara yang lantang dan mudah didengar
18 Guru PAI memberikan contoh dalam
kehidupan sehari – hari untuk materi
yang dijelaskan
19 Guru PAI memberikan kesempatan pada
siswa untuk bertanya mengenai materi
yang belum jelas
20 Guru PAI menegur siswa saat
mendiskusikan hal – hal yang tidak
sesuai dengan topik diskusi
21 Guru PAI menyemangati setiap siswa
untuk aktif dalam diskusi
180
No Pernyataan SL SR KD P TP
22 Guru PAI meminta setiap siswa untuk
menyampaikan pendapatnya dalam
diskusi
23 Guru PAI membantu siswa merangkum
hasil diskusi
24 Guru PAI mengajak siswa untuk menilai
proses diskusi yang telah dilaksanakan
25 Guru PAI memberikan perhatian yang
sama untuk setiap siswa di kelas
26 Guru PAI menyesuaikan penyampaian
materi pelajaran dengan kecepatan dan
kemampuan belajar siswa
27 Guru PAI berpakaian sopan, bersih, dan
rapi.
28 Guru PAI menegur siswa yang membuat
kegaduhan di kelas
29 Jika tidak mendengarkan teguran guru,
guru PAI menghukum siswa yang
membuat kegaduhan
30 Saat siswa sedang tidak semangat belajar,
guru PAI berupaya mengembalikan
semangat belajar dengan berbagai cara
31 Guru PAI membantu siswa mengatasi
masalah yang terjadi selama proses
pembelajaran PAI
32 Guru PAI bersikap hangat kepada setiap
siswa
181
33 Guru PAI mendengarkan ide – ide yang
disampaikan oleh siswa dengan penuh
rasa simpati
34 Guru PAI berusaha membangun
hubungan yang positif dengan setiap
siswa
35 Guru PAI membuat kelompok diskusi
dengan jumlah anggota yang tepat
36 Sebelum menutup pelajaran, guru PAI
mengulas kembali materi yang telah
diajarkan kepada siswa
37 Sebelum menutup pelajaran, guru PAI
membuat kesimpulan mengenai materi
yang telah dipelajari
38 Guru PAI meminta siswa untuk
mempraktekkan materi yang telah
diajarkan
39 Guru PAI memberikan soal tertulis untuk
mengevaluasi hasil belajar
40 Sebelum menutup pelajaran, guru
berterima kasih kepada siswa karena
telah bekerja sama dalam melaksanakan
pembelajaran
41 Sebelum menutup pelajaran, guru
menyemangati siswa untuk lebih
semangat dalam belajar di pertemuan
selanjutnya
42 Sebelum menutup pelajaran, guru
menyampaikan materi yang akan
dipelajari di pertemuan selanjutnya
182
43 Guru mengakhiri pembelajaran dengan
salam
Parungpanjang, 29 November 2019
……….………………………………….
(Nama Lengkap dan Tanda Tangan Siswa)
Angket Penelitian Keaktifan Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran PAI
Kelas XI SMA Mathlaul Huda
Judul Skripsi : Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru terhadap
Keaktifan Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran
PAI di Kelas XI SMA Mathlaul Huda Parungpanjang
Peneliti/ NIM : Aulia Rahman/ 11150110000047
Instansi : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Identitas Responden
Nama : Kelas :
Petunjuk Pengisian
1. Isilah identitas Anda dengan benar
2. Angket ini digunakan untuk mengetahui keterampilan mengajar guru PAI
pada pembelajaran PAI di kelas XI dan tidak memengaruhi hasil belajar
Anda.
183
3. Bacalah “Bismillah” terlebih dahulu dan pahami dengan meneliti setiap
pernyataan di bawah ini sebelum mengisi angket.
4. Berilah tanda () pada salah satu dari lima alternatif jawaban sesuai dengan
apa yang Anda rasakan atau alami.
SL: Selalu SR: Sering KD: Kadang – kadang P: Pernah
TP: Tidak pernah
5. Tidak ada jawaban benar dan salah. Pengisian angket ini tidak akan
memengaruhi nilai Anda, oleh karena itu jawablah dengan jujur sesuai
dengan hati dan kenyataan yang Anda alami.
6. Dengan memberikan jawaban yang jujur, maka Anda telah membantu
peneliti untuk memperoleh data yang benar.
No Pernyataan SL SR KD P TP
1 Saya memerhatikan teman yang sedang
mempresentasikan hasil diskusi
2 Saya memerhatikan teman yang sedang
menyampaikan pendapatnya
3 Saya memerhatikan teman yang sedang
mempraktekkan materi PAI
4 Saya membaca materi yang ditulis guru
PAI di papan tulis
5 Saya membaca materi tentang PAI di
perpustakaan
6 Saya membaca materi tentang PAI dari
internet
7 Saya memberikan pendapat saat diskusi
dalam mata pelajaran PAI
8 Saya memberikan sanggahan kepada
pendapat teman yang kurang sesuai
dengan pendapat saya
184
9 Saya bertanya kepada guru saat ada
materi PAI yang kurang saya pahami
10 Saya bertanya kepada teman mengenai
materi PAI yang belum saya pahami
11 Saya bertanya kepada teman yang sedang
mempresentasikan hasil diskusi pada saat
sesi tanya jawab
12 Saya menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh teman saya tentang materi
PAI
13 Saya menjelaskan hasil kerja yang saya
lakukan sendiri
14 Saya mendengarkan dengan seksama
penjelasan materi PAI dari guru
15 Saya mendengarkan dengan seksama
penjelasan tentang materi PAI yang
disampaikan oleh teman saya
16 Saya mendengarkan jawaban yang
disampaikan oleh teman saya saat ia
ditanya oleh guru PAI
17 Saya mendengarkan jawaban yang
disampaikan oleh teman saya saat diskusi
kelompok
18 Saya mencatat cara praktek yang
dipraktekkan oleh teman saya pada mata
pelajaran PAI
19 Saya mencatat penjelasan materi yang
disampaikan teman saya saat presentasi
materi PAI
185
20 Saya mencatat penjelasan materi yang
disampaikan teman saya saat berdiskusi
21 Saya merangkum hasil diskusi kelompok
saat mata pelajaran PAI
22 Saya merangkum pertanyaan yang
disampaikan teman saya kepada guru
PAI
23 Saya merangkum jawaban – jawaban dari
guru PAI saat sesi tanya jawab
24 Saya merangkum jawaban – jawaban dari
teman saya saat sesi tanya jawab setelah
presentasi
25 Saya menggambar penjelasan guru PAI
dalam bentuk grafik
26 Saya menggambar penjelasan guru PAI
dalam bentuk mind mapping
27 Saya mempraktekkan gerakan (shalat,
wudhu, tayamum dll) sesuai dengan cara
yang disampaikan oleh guru
28 Saya membaca (al – Quran dan hadits)
sesuai dengan cara yang disampaikan
oleh guru (sesuai dengan tajwid dan
makharijul huruf)
29 Saya bersikap tanggap untuk membantu
teman saya yang mengalami kesulitan
memahami pelajaran PAI
30 Saat berdiskusi tentang materi PAI, saya
menanggapi pertanyaan yang diberikan
oleh teman saya
186
31 Saya merenungkan hikmah atau
pelajaran yang dapat diambil dari
penjelasan guru PAI
32 Saya merenungkan hikmah atau
pelajaran yang dapat diambil dari
penjelasan yang disampaikan oleh teman
saya
33 Saya berusaha memahami penjelasan
yang disampaikan oleh guru PAI saya
34 Saya berusaha memahami penjelasan
yang disampaikan oleh teman saya saat
diskusi tentang materi PAI
35 Saya me-review kembali pelajaran PAI
yang telah saya pelajari di rumah
36 Saya mengaitkan materi PAI yang telah
saya pelajari dengan materi yang akan
saya pelajari
37 Saya mengerjakan soal yang guru PAI
saya berikan
38 Saya menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh teman saya
39 Saya mampu mengetahui materi PAI
mana saja yang sudah atau belum saya
pahami
40 Saya mengambil keputusan saat
kelompok diskusi saya mengalami
kebuntuan dalam menentukan hasil
diskusi
187
41 Saya mewakili kelompok saya untuk
menyampaikan hasil diskusi kelompok
42 Saya mengerjakan semua tugas yang
diberikan oleh guru PAI saya
43 Saya mengikuti seluruh kegiatan yang
dilaksanakan oleh guru PAI saya dalam
proses pembelajaran PAI
Parungpanjang, 29 November 2019
…….………………………………….
(Nama Lengkap dan Tanda Tangan Siswa)
188
Lampiran 6
Rekapitulasi Hasil Angket Keterampilan Guru PAI dalam Mengajar
189
Lampiran 7
Rekapitulasi Hasil Angket Variabel Keaktifan Belajar Peserta Didik
190
Lampiran 8
Hasil Wawancara Kepala Sekolah SMA Mathlaul Huda
Nama : Ratu Nurul Ulfah, S.Sos.I, MM.
Pendidikan Terakhir : S2
Hari / Tanggal : Senin, 2 Desember 2019
Tempat : Kantor kepala sekolah SMA Mathlaul Huda
Variabel Uraian Pertanyaan dan Jawaban
Keterampilan
Mengajar Guru
Pendidikan Agama
Islam
1. Berapakah jumlah guru pendidikan agama Islam di
SMA Mathlaul Huda?
Jawab: Satu
2. Apakah guru tersebut berlatar belakang profesi
keguruan?
Jawab: Ya, beliau berlatar belakang profesi
keguruan dengan gelar S.Pd.I
3. Bagaimana peran Ibu sebagai kepala sekolah dalam
meningkatkan kompetensi guru PAI khususnya
keterampilan mengajar di kelas?
Jawab: Guru PAI tersebut saya ikuti dengan
workshop yang diadakan oleh dinas pendidikan
provinsi Jawa Barat, terus mengadakan oleh sekolah
juga pembinaan oleh pengawas pembina juga
khusus PAI, terus mengikuti kegiatan MGMP
khusus guru PAI di kabupaten Bogor, sering kali
pertemuannya sebulan sekali.
4. Bagaimana keterampilan mengajar guru PAI selama
Ibu melaksanakan supervisi pembelajaran di kelas –
kelas?
Jawab: Cuma ini aja sedikit dari kekurangan guru
PAI di sini itu harus ditingkatkan kembali sih, itulah
dalam MGMP itu dan mencari tahu dari banyaklah
sekarang narasumber – narasumber itu ataupun di
google lah juga banyak itu. Kekurangannya dalam
mengajar itu, dia tidak sesuai dengan RPP dan
metode nya sering metode ceramah jadi membuat
ngantuk lah. Tapi selainnya mah bagus.
5. Apakah faktor yang menghambat peningkatan
keterampilan mengajar guru PAI?
Jawab: Karena guru tersebut itu, atau guru PAI,
tidak mau mencari perubahan – perubahan yang
terbaru, jadi udah stak (nyaman) di situ aja udah cara
mengajarnya.
191
Keaktifan Belajar
Peserta Didik pada
Mata Pelajaran PAI
1. Bagaimana latar belakang siswa di SMA Mathlaul
Huda?
Jawab: Nah, latar belakang siswa di SMA Mathlaul
Huda khususnya mata pelajaran PAI ya, banyaknya
lulus dari SMP (Sekolah Menengah Pertama),
karena PAI nya kan sama kaya SMA Cuma tiga jam,
jadi sehingga kurang. Jadi karena di SMA Mathlaul
Huda ini PAI nya cuma tiga jam jadi banyak
tambahan pelajaran lain seperti baca Quran segala
macem. Tapi kalau untuk lulusan dari MTs
(Madrasah Tsanawiyah), melanjutkan ke SMA, itu
dia gampang tinggal mengikuti.
Kalau ekonomi, untuk di SMA Mathlaul Huda itu
menengah ke bawah, tidak ada menengah ke atas,
nah sebagian anak yang sekolah di SMA Mathlaul
Huda ini adalah anak yatim piatu, dan kalau anak
yatim piatu itu di SMA Mathlaul Huda gratis total
dan sebagian orang tidak mampu. Jadi, hampir total
80% an itu gratis sekolah di SMA Mathlaul Huda.
Untuk pendidikan keluarga, kadang di keluarga nya
tuh kita di sini sudah mendidik karakter tentang
agama Islam, seperti ini itu, harus shalat lima waktu
lah, tetapi bimbingan dari orang tua itu kebanyakan
kurang. Karena waktu di sekolah juga kurang kan,
Cuma hanya dari jam 07.00 sampai 15.10, nah
sisanya waktu banyaknya di rumah, sehingga orang
tua agak sedikit kurang mengontrol dalam segi
agama terutama dalam membaca Quran.
Sebagian anak – anak kita juga ada yang bekerja,
tapi hanya sekitar 1 – 2 % lah.
2. Bagaimana keaktifan belajar siswa selama mata
pelajaran PAI?
Jawab: Aktif sih, mereka aktif, terjadi interaksi yang
baik antara guru dengan siswa. Mereka responsif
lah. Cuma memang kadang mereka mengantuk.
3. Apakah faktor yang menyebabkan ketidak aktifkan
siswa di kelas?
Jawab: Faktor penyebabnya mereka itu cuma males
aja. Kalau dari gurunya, beliau selalu hadir, jarang
izin. Kalau dari siswa nya, yaitu karena males, tidak
ada motivasi, akhirnya kadang seperti itu, ke sekolah
tuh lemes. Tapi dari sini, dari pihak guru – guru di
sekolah, khususnya guru PAI selalu memberikan
motivasi. Harusnya sih memang sebelum belajar itu
dikasih motivasi dulu seperti ice breaking segala
macem.
192
4. Apa saja upaya yang dilakukan oleh sekolah pada
umumnya, dan guru PAI khususnya untuk
meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata
pelajaran PAI?
Jawab: Kita memberikan motivasi kepada anak –
anak dan sosialisasikan kepada orang tua murid,
supaya pihak sekolah dengan orang tua murid bisa
bekerja sama dan memberikan motivasi supaya anak
itu meningkat kembali belajarnya, khususnya mata
pelajaran PAI, karena tanpa kerja sama dengan
orang tua itu tidak bisa program tersebut, yaitu
motivasi itu bisa tumbuh dalam diri anak.
5. Apakah keterampilan mengajar guru PAI
berpengaruh terhadap keaktifan belajar siswa?
Bagaimana pengaruhnya?
Jawab: Ya berpengaruh, kalau tidak ada
keterampilan mengajar guru bagaimana lah itu
kegiatan – kegiatan siswa. Alhamdulillah
interaksinya bagus di kelas, terjadi hubungan timbal
balik antar guru dan siswa di kelas.
6. Selain dari faktor guru, apa sajakah faktor – faktor
yang dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa?
Jawab: Ya itu tadi, dari orang tua, makanya kita suka
mengadakan kegiatan pemberian ilmu parenting
untuk orang tua setiap pembagian rapor.
193
194
Lampiran 9
Hasil Wawancara Guru Pendidikan Agama Islam SMA Mathlaul Huda
Nama : Ma’rifah
Pendidikan Terakhir : S1
Hari / Tanggal : Senin, 2 Desember 2019
Tempat : Ruang Guru SMA Mathlaul Huda Parungpanjang
Variabel Uraian Pertanyaan dan Jawaban
Keterampilan
Mengajar Guru
Pendidikan Agama
Islam
1. Apa sajakah cara / kegiatan yang biasa Ibu lakukan
ketika membuka pelajaran PAI?
Jawab: Saya biasanya pertama mengucapkan salam
dulu, kemudian ya mengabsen siswa di kelas lalu
mengajak siswa berdoa bersama.
2. Bagaimana cara Ibu menyampaikan pertanyaan
kepada siswa, baik itu untuk mendorong partisipasi
mereka dalam berdiskusi maupun untuk
mendapatkan umpan balik dari materi yang ibu
ajarkan?
Sebelum ke pertanyaan, ke materi ya, anak – anak
dikasih waktu dulu sepuluh menit untuk membaca
materi di buku terkait materi yang akan ketika kita
bahas. Nah kemudian baru, saya memberikan
pertanyaan terkait materi yang sedang dipelajari
yang sudah dibaca sama anak – anak itu
sebelumnya.
3. Apa sajakah bentuk penguatan baik verbal maupun
nonverbal yang Ibu berikan kepada siswa saat
melaksanakan pembelajaran PAI?
Jawab: Anak – anak yang aktif atau yang menjawab
pertama sampai ke tiga dari pertanyaan yang saya
kasih misalnya, itu mendapatkan nilai yang paling
besar. Itu saya lakukan untuk memotivasi yang lain
supaya tercipta belajar aktif.
4. Apakah Ibu menggunakan metode pembelajaran
yang bervariasi? Jika iya, apa sajakah metode yang
biasa ibu gunakan?
Iya sih. Biasanya saya pakai ceramah, tanya jawab
dan diskusi. Pernah sekali juga pakai make a match.
5. Apakah ibu menggunakan media pembelajaran yang
bervariasi? Jika iya, apa sajakah media yang biasa
ibu gunakan?
Kalau untuk media, belum sih ya. Karena kan emang
dari sekolah itu kendala di fasilitas, sama di biaya,
195
jadi saya pribadi ya masih manual aja sih. Belum ada
media yang gimana – gimana. Gambar – gambar
dari buku aja.
6. Bagaimana cara yang ibu gunakan dalam
menyampaikan penjelasan materi PAI kepada
siswa?
Jawab: Ya itu tadi ya, saya kalau menjelaskan pada
saat diskusi dan tanya jawab, karena dengan begitu
anak – anak bisa lebih aktif. Tidak hanya guru yang
menjelaskan materi. Jadi sekaligus menjelaskan,
sekaligus anak – anak diskusi dengan temannya.
7. Bagaimana cara yang ibu lakukan dalam
membentuk kelompok diskusi?
Jawab: Saya biasanya memanfaatkan jadwal piket
untuk membentuk kelompok atau dengan cara
menghitung satu sampai lima supaya dapat
terbentuk kelompok yang isinya tuh anak – anak
bervariatif, tidak yang pintar dengan yang pintar saja
atau sebaliknya. Jadi yang pintar bisa membantu
yang kurang ya.
8. Bagaimana cara ibu membimbing pelaksanaan
diskusi antar siswa?
Jawab: Saya mengikuti jalannya diskusi,
memberikan arahan dan masukan, kemudian setelah
selesai anak – anak berdiskusi, saya membantu anak
– anak untuk memberikan kesimpulan tentang
materi yang sudah anak – anak sampaikan saat
presentasi atau saat saya minta perwakilan
kelompok ya misalnya untuk menyampaikan hasil
diskusi.
9. Apa sajakah cara yang ibu lakukan agar kondisi
belajar PAI di kelas tetap kondusif dan optimal?
Jawab: Ya dengan cara menguasai kelas. Kalau
kelas sudah bisa dikuasai, anak – anak bisa
mengikuti pelajaran yang saya bawakan, in sya
Allah kelas tetap kondusif dari awal sampai akhir.
10. Apa sajakah cara yang ibu lakukan untuk mengatasi
tingkah laku siswa yang kurang baik yang dapat
mengganggu proses pembelajaran PAI?
Jawab: Ya biasanya saya tegur, dinasihati, atau
langsung saya berikan pertanyaan terkait materi
yang sedang berlangsung. Supaya dia langsung
kembali lagi gitu fokus ke materi yang sedang
dibahas di kelas.
11. Apa sajakah cara yang ibu lakukan jika ada masalah
atau kesulitan belajar yang dialami oleh siswa?
196
Jawab: Anaknya saya ajak berdialog, diberikan
bimbingan, atau saya berikan dia buku sumber untuk
dibaca sama si anak yang memang misalnya agak
kesulitan belajar PAI nya.
12. Apa sajakah kegiatan yang ibu lakukan saat
menutup pelajaran?
Jawab: Saya memberikan kesimpulan terkait materi
yang sudah disampaikan kemudian memberikan
tugas untuk pertemuan di minggu berikutnya,
kemudian mengucapkan hamdalah.
13. Apa sajakah cara yang ibu lakukan untuk
mengevaluasi pemahaman siswa terhadap materi
PAI?
Jawab: Ada tes tulis, juga tes lisan, tapi tidak setiap
pertemuan ya saya evaluasi nya. Biasanya kalau
telah selesai 1 bab, sama ya pas PTS dan PAS
14. Bagaimana respon siswa terhadap cara mengajar
yang ibu lakukan di kelas?
Jawab: Semua siswa jelas berbeda – beda ya
responnya, ada yang merespon dengan baik, yaitu
dengan mengikuti keseluruhan kegiatan dalam
pembelajaran, namun tentu saja ya ada beberapa
juga yang kurang aktif mengikuti pembelajaran.
Tergantung kelasnya juga, memang khususnya kelas
XI ini, ada kelas yang isinya siswa nya tuh mayoritas
aktif gitu ya, tapi ada yang mayoritas kurang.
Keaktifan Belajar
Peserta Didik pada
Mata Pelajaran PAI
1. Bagaimana keaktifan siswa selama mengikuti mata
pelajaran PAI?
Jawab: Alhamdulillah cukup aktif. Cuma tetap saja
ya, di kelas ada kelas yang memang aktif, ada yang
kelas isi siswa nya itu mayoritas kurang aktif.
Maksudnya usahanya harus ekstra gitu kalau mau
membuat mereka aktif.
2. Apa sajakah cara yang biasa ibu lakukan agar siswa
dapat belajar dengan aktif?
Jawab: Yaitu tadi dengan menggunakan metode
diskusi dan tanya jawab selama pembelajaran.
3. Apa saja aktivitas yang biasa dilakukan oleh siswa
selama mata pelajaran PAI?
Jawab: Aktivitas – aktivitas nya ya tanya jawab,
diskusi, mendengarkan presentasi kelompok,
sesekali praktek juga ada supaya anak – anak lebih
aktif.
4. Bagaimana minat siswa dalam mengikuti mata
pelajaran PAI?
197
Jawab: Rata – rata sih mereka berminat, karena mata
pelajaran PAI tuh bukan termasuk ke dalam mata
pelajaran yang sulit ya, jadi mudahlah anak – anak
itu untuk paham.
5. Menurut ibu, apakah keterampilan/ cara mengajar
yang digunakan oleh ibu berpengaruh kepada
keaktifan belajar siswa di kelas?
Jawab: Iya, ada pengaruhnya.
6. Hal – hal apa sajakah selain cara mengajar ibu yang
dapat membuat siswa aktif belajar?
Jawab: Ya dari anak – anaknya juga ya, kadang
kalau mereka sedang mood belajarnya, itu biasanya
lebih aktif. Waktu belajar juga, kalau jam saya dapat
yang pagi, itu bisa buat anak – anak lebih aktif
dibandingkan ketika saya mengajar anak – anak pas
sudah masuk siang, sudah jam – jam rawan
mengantuk.
7. Hal – hal apa sajakah yang dapat menyebabkan
siswa tidak aktif atau malas belajar PAI?
Jawab: Kalau lagi materinya memang
mengharuskan untuk mereka menghafal, terutama
ayat – ayat dan doa – doa ya, itu mereka jadi agak
kurang aktif, karena mikirnya PAI tuh banyak
hafalannya. Jadi ya materi sih bisa mempengaruhi
juga aktif atau enggaknya anak – anak di kelas.
198
199
Lampiran 10
Hasil Wawancara Peserta Didik
Nama : Siti Nurjanah
Kelas : XI IPA 1
Hari / Tanggal : Senin, 9 Desember 2019
Tempat : Perpustakaan SMA Mathlaul Huda
Variabel Uraian Pertanyaan dan Jawaban
Keterampilan
Mengajar Guru
Pendidikan Agama
Islam
1. Apa sajakah kegiatan yang dilakukan oleh guru PAI
ketika memulai pembelajaran?
Jawab: Kalau selama janah belajar PAI, itu guru itu
pertama biasa ngucapin salam, ngabsen, abis absen
baru mulai pembelajarannya.
2. Apakah guru PAI memotivasi siswa sebelum
belajar? Jika iya, bagaimana cara guru memotivasi
kamu untuk semangat belajar?
Jawab: Kalau misalkan memotivasi itu, ya kadang –
kadang ya teh, ya karena misalkan lagi ada masalah,
atau kalo anak – anaknya lagi bandel. Caranya ya
nyemangetin belajarnya, atau bilang yang rajin lagi
belajarnya, kaya apaya pokonya nyemangetin
ajalah.
3. Apakah guru PAI memberikan penghargaan untuk
siswa yang belajar dengan aktif? Jika iya, bagaimana
bentuk penghargaan tersebut?
Jawab: Kadang kadang, misalnya pas
presentasi,kalau ada kelompok yang bagus
presentasinya itu sering dikasih pujian, sering
dikasih applause juga.
4. Apakah guru PAI menggunakan metode
pembelajaran yang bermacam – macam? Jika iya,
apa sajakah metode tersebut?
Jawab: Kalau metode belajar enggak sih, biasanya
ya ngejelasin, nerangin, nulis, presentasi kelompok,
pernah sih teh kita tuh disuruh buat poster terus
dipresentasiin.
5. Apakah guru PAI menggunakan media
pembelajaran yang bermacam – macam? Jika iya,
apa sajakah media yang biasa digunakan?
Jawab: Kalau media belum sih teh.
6. Bagaimana cara guru PAI menjelaskan materi?
Jawab: kalau ngejelasin, kadang ngejelasin, pernah
nih ya, misalkan ngejelasin materi pelajaran tentang
200
materi ini misalkan, tapi ngejelasinnya malah ke
materi lain, jadi waktu itu bikin kita kecoh gitu teh.
7. Apakah siswa memahami penjelasan yang diberikan
oleh guru PAI?
Jawab: Kadang – kadang paham, kadang – kadang
enggak. Jadi kalo misalkan lagi mood ya ke kitanya
paham, tapi kalau misalkan lagi gak mood, males ya
gitu teh, ya kadang kaya gitu teh maklum ya
manusiawi, jadi kita mah ga merhatiin, tidur gitu teh,
jadinya ya enggak paham.
8. Apakah guru PAI memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan materi yang belum
dipahami?
Jawab: Oh sering, kalau setelah ngejelasin, pasti
sering bilang, “ada yang ingin ditanyakan?” atau
“ada yang mau nanya?” gitu.
9. Bagaimana cara guru PAI membentuk kelompok
diskusi?
Jawab: Biasanya ngitung dari satu sampai ke
delapan, misalkan udah sampai ke delapan, ulang
lagi dari satu, jadi rata 34 siswa,diitung dari nomor
satu sampai delapan, tapi sering juga pakai nomor
absen. Itu balance sih kelompoknya, jadi gak yang
pinter sama yang pinter aja, tapi nyampur gitu teh
anak – anaknya.
10. Bagaimana proses diskusi yang biasa berlangsung
saat mata pelajaran PAI?
Jawab: Kadang – kadang serius, kadang – kadang
enggak, ya kalu misalkan lagi mood, ya biasa kan
namanya anak muda, kalau lagi mood ya biasanya
pasti bener diskusinya. Tapi kalau lagi gak mood ya
kaya becanda diskusinya. Tapi ada juga kaya yang
ngebilangin “ ayo dong diskusi, ayo dong diskusi”,
tapi ada juga yang “ah males ah, males ah” jadi ya
kaya bentrok gitu.
Kalau gurunya ya keliling dari kelompok satu ke
mana – mana, sering ngebilangin “ayo cepetan
waktunya”.
11. Apa sajakah cara yang biasa dilakukan guru PAI saat
ada siswa yang membuat pembelajaran PAI menjadi
tidak kondusif?
Jawab: Kalau yang dilakuin pasti ngehukum,
biasanya ya ngehukum misalkan dia telat masuk, ya
berdiri di depan sambil megang telinga. Kalau yang
buat gaduh, paling dibilangin.
201
12. Bagaimana kedekatan emosional siswa dengan guru
PAI?
Jawab: Kurang sih ya, karena kurang suka sama
gurunya aja sih, bukan sama pelajarannya. Itu kalau
janah sih ya teh, kalau temen – temen biasa sih.
13. Apa sajakah hal – hal yang dilakukan guru PAI
sebelum menutup pelajaran?
Jawab: Kalau menutup, dia membuka sesi tanya
jawab dulu, abis itu kalau gak ada yang ditanyakan
lagi, dia ucapin salam terus ya baru keluar kelas.
14. Secara keseluruhan, bagaimana pendapat mu
tentang mata pelajaran PAI?
Jawab: Kalau menurut Janah ya seru, tapi kalau
misalkan kaya ditambah metode dan media nya itu
akan lebih bikin siswa itu semangat gitu.
15. Apa sajakah upaya yang dilakukan guru PAI agar
siswa aktif selama belajar PAI?
Jawab: Kalau yang dilakukan sama guru PAI ya itu
tadi, memotivasi “ayo dong semangat lagi”, terus
kaya sering sih kaya ditakut – takutin gitu, ditakut –
takutinnya misalkan kalo PAI itu kan menyangkut
akhirat gitu ya teh, jadi siswa itu kaya yang ditarik
perhatiannya sama omongan tentang akhirat.
Keaktifan Belajar
Peserta Didik pada
Mata Pelajaran PAI
1. Apa saja kegiatan – kegiatan yang biasa dilakukan
oleh guru dan siswa selama belajar PAI?
Jawab: Sharing sama guru tentang PAI, terus nulis
materi, presentasi
2. Apakah keterampilan mengajar guru PAI
berpengaruh terhadap keaktifan belajar peserta didik
saat mata pelajaran PAI?
Jawab: Berpengaruh sekali, kalau misalkan gurunya
lagi males ngajar, ke muridnya pun jadi males, kalau
misalkan gurunya lagi semangat, berpengaruh juga
gitu ke muridnya.
3. Selain karena faktor guru, apa saja hal – hal yang
dapat membuat siswa aktif dalam belajar PAI?
Jawab: Kalau saya sendiri dari orang tua, dari teman
yang saling support.
4. Apa sajakah hal – hal yang dapat membuat siswa
menjadi kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran
PAI?
Jawab: Kalau dari luar ya dari temen sih, kadang
misalkan ada yang bilang “apasih belajar aja,
meding santai rebahan di kelas”
202
5. Apakah lingkungan mu (keluarga, teman dan guru –
guru lain) mendorong supaya kamu aktif belajar
PAI?
Jawab: Iya sangat teh.
6. Apakah kamu selalu berusaha untuk terus aktif
dalam mengikuti pembelajaran PAI?
Jawab: Kalau dari diri sendiri iya, saya suka
ngomong ke diri sendiri misalkan “ngapain gua
sekolah kalo enggak aktif belajar, masa enggak aktif
aktif, di kelas diem – diem doang”.
Tapi ya kadang aja ada sih rasa males, suka bikin
sabodo amatan sama materi yang dipelajari.
203
204
Lampiran 11
Hasil Wawancara Peserta Didik
Nama : Fauziah Rizky Rachmatia
Kelas : XI IPA 1
Hari / Tanggal : Senin, 9 Desember 2019
Tempat : Perpustakaan SMA Mathlaul Huda
Variabel Uraian Pertanyaan dan Jawaban
Keterampilan
Mengajar Guru
Pendidikan Agama
Islam
1. Apa sajakah kegiatan yang dilakukan oleh guru PAI
ketika memulai pembelajaran?
Jawab: Biasanya guru PAI memulai pelajaran
dengan berdoa terlebih dahulu, kemudian
mengabsen kehadiran siswa, baru menyampaikan
materi dan mengulas dulu sih sebelumnya.
2. Apakah guru PAI memotivasi siswa sebelum
belajar? Jika iya, bagaimana cara guru memotivasi
kamu untuk semangat belajar?
Jawab: Kadang kadang, kaya misalkan kita nya lagi
banyak masalah atau kitanya lagi gak ngerjain tugas,
itu biasanya lebih sering pada saat itu. Cara nya ya
dengan mengingatkan, memberi tahu bahwa belajar
tuh penting buat diri kita, terutama buat nilai nanti
naik – naikan, nilai rapot dan lain – lainnya.
3. Apakah guru PAI memberikan penghargaan untuk
siswa yang belajar dengan aktif? Jika iya, bagaimana
bentuk penghargaan tersebut?
Jawab: Memberikan penghargaan bentuknya pujian,
pada saat siswa menerangkan hasil tugas diskusinya
di depan, atau misalkan diberi pertanyaan oleh guru,
kemudian dia menjawab.
4. Apakah guru PAI menggunakan metode
pembelajaran yang bermacam – macam? Jika iya,
apa sajakah metode tersebut?
Jawab: Jarang sih ka, biasanya metode cuma tanya
jawab. Biasanya baca dan ngerjain LKS, kemudian
kalau misalkan ada yang gak ngerti nanti siswa tanya
dan nanti guru menjelaskan lagi di papan tulis.
5. Apakah guru PAI menggunakan media
pembelajaran yang bermacam – macam? Jika iya,
apa sajakah media yang biasa digunakan?
Jawab: Tidak ada sih, sejauh ini belum pernah.
6. Bagaimana cara guru PAI menjelaskan materi?
205
Jawab: Guru PAI biasanya jelasin materi mulai dari
depan, maksudnya yang tadinya duduk kalau
misalkan kondisinya ga kondusif dengan dia duduk
karena kitanya berisik biasanya dia keliling sambil
ngejelasin, atau kadang minta kita buat yang bacain.
7. Apakah siswa memahami penjelasan yang diberikan
oleh guru PAI?
Jawab: Siswa sih paham kalau misalkan materinya
sudah dipelajari sebelumnya, misalkan kaya pernah
dipelajari pas SMP, itu lebih mudah untuk dipahami.
8. Apakah guru PAI memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan materi yang belum
dipahami?
Jawab: Selalu memberikan, karena sekarang bukan
saatnya guru untuk memberikan materi, tetapi kita
yang mencari gitu. Jadinya kalau kita ga paham, gak
tau, kita harus nanya.
9. Bagaimana cara guru PAI membentuk kelompok
diskusi?
Jawab: Biasanya kita berhitung, minimal satu
kelompok itu lima, atau kita bermain games dengan
pulpen yang dialirkan sambil nyanyi, lagunya
berhenti, berarti orang itu jadi kelompok satu gitu.
Sejauh ini kelompok yang dibentuk enak sih kak,
isinya anak – anaknya balance, ada yang pintar yang
sedang dan yang kurang, jadi bisa saling bantu.
10. Bagaimana proses diskusi yang biasa berlangsung
saat mata pelajaran PAI?
Jawab: Diskusinya biasanya dikasih kesempatan
untuk mengerjakannya tuh ada yang langsung, ada
yang ditunda buat minggu depan, nah kalau yang
lansung itu biasanya duduk per meja, jadi isinya ada
lima orangan, kemudian diskusi, habis itu
disampaikan di depan, presentasi.
Kalau suasananya tergantung materi, kalau susah,
biasanya lebih fokus. Tapi kalau materinya udah
biasa gitu, kadang suka ga kondusif gitu.
Nah pas diskusi itu, guru biasanya menanyakan,
kaya “udah sampe mana materi yang kalian siapkan
untuk presentasi?”, jadi guru gak cuma diem atau
keluar dari kelas.
11. Apa sajakah cara yang biasa dilakukan guru PAI saat
ada siswa yang membuat pembelajaran PAI menjadi
tidak kondusif?
Jawab: Biasanya menegur sih ya, karena kalau
masih bisa dibilangin, biasanya guru hanya
206
ngebilangin “jangan berisik” kaya gitu, karena ini
lagi ada materi buat kalian – kalian juga nilainya.
12. Bagaimana kedekatan emosional siswa dengan guru
PAI?
Jawab: Yang saya lihat sih biasa aja, antara guru
sama siswa, jadi tidak ada yang lebih kaya misalnya
jadi tempat untuk cerita. Kalau untuk perhatiannya
ibu bagi sama rata sih, karena emang dari anak –
anaknya juga gak ada yang caper, normal – normal
aja.
13. Apa sajakah hal – hal yang dilakukan guru PAI
sebelum menutup pelajaran?
Jawab: Biasanya mengulas kembali materi yang
sudah dijelaskan, dan bertanya pada siswa, mengerti
atau tidaknya terhadap materi yang disampaikan.
14. Secara keseluruhan, bagaimana pendapat mu
tentang mata pelajaran PAI?
Jawab: Biasa aja sih untuk saat ini, karena tadi masih
belum ada metode atau media yang lain supaya kita
tertarik untuk mempelajarinya. Saran saya, untuk ke
depannya semoga ada metode atau media agar kita
lebih tertarik untuk belajar PAI.
15. Apa sajakah upaya yang dilakukan guru PAI agar
siswa aktif selama belajar PAI?
Jawab: Biasanya dengan bermain di nilai. Jadi
motivasiin lewat nilai, karena nilai kan syarat untuk
naik kelas.
Keaktifan Belajar
Peserta Didik pada
Mata Pelajaran PAI
1. Apa saja kegiatan – kegiatan yang biasa dilakukan
oleh guru dan siswa selama belajar PAI?
Jawab: Biasanya diskusi yang paling utama, ada
beberapa praktek, ada menggambar poster dari buku
paket, jadi kita mencari materinya kemudian kita
bentuk di karton.
2. Apakah keterampilan mengajar guru PAI
berpengaruh terhadap keaktifan belajar peserta didik
saat mata pelajaran PAI?
Jawab: Berpengaruh banget.
3. Selain karena faktor guru, apa saja hal – hal yang
dapat membuat siswa aktif dalam belajar PAI?
Jawab: Kalau dari dalem diri, biasanya mood, karena
sekolah dari pagi sampai sore, apalagi kalau ada
eskul misalnya, terus besoknya jadi males gitu.
Kalau faktor dari luarnya, itu faktor orang tua,
karena mamah ngebiyaain sendiri dari aku kecil,
almarhum ayah udah ga ada.
207
4. Apa sajakah hal – hal yang dapat membuat siswa
menjadi kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran
PAI?
Jawab: Paling kegiatan sekolah, misal kemaren –
kemaren untuk OSIS, untuk ekstrakulikuler lah, itu
biasanya ada kegiatan dari sekolah, itu kan biasanya
jadi capek. Nah pas masuk, ketemu pelajaran PAI,
jadi udah mager gitu karena capek. Misalkan juga
biasanya kan PAI Jumat, itu pagi, sebelumnya itu
biasanya ada kegiatan, jadi pas masuk, temen –
temen tuh suka pada sarapan dulu, nah abis itu suka
ga kondusif.
5. Apakah lingkungan mu (keluarga, teman dan guru –
guru lain) mendorong supaya kamu aktif belajar
PAI?
Jawab: Sangat.
6. Apakah kamu selalu berusaha untuk terus aktif
dalam mengikuti pembelajaran PAI?
Jawab: Berusaha kalau mood nya lagi bagus.
208
209
Lampiran 12
Hasil Wawancara Peserta Didik
Nama : Aris Ramdan
Kelas : XI IPA 1
Hari / Tanggal : Senin, 9 Desember 2019
Tempat : Perpustakaan SMA Mathlaul Huda
Variabel Uraian Pertanyaan dan Jawaban
Keterampilan
Mengajar Guru
Pendidikan Agama
Islam
1. Apa sajakah kegiatan yang dilakukan oleh guru PAI
ketika memulai pembelajaran?
Jawab: Biasanya sih guru PAI memulai pelajaran
dengan mengabsen siswa – siswanya.
2. Apakah guru PAI memotivasi siswa sebelum
belajar? Jika iya, bagaimana cara guru memotivasi
kamu untuk semangat belajar?
Jawab: Sering sih, memberikan motivasi tentang
akhirat – akhirat gitu, supaya siswanya lebih rajin
lagi.
3. Apakah guru PAI memberikan penghargaan untuk
siswa yang belajar dengan aktif? Jika iya, bagaimana
bentuk penghargaan tersebut?
Jawab: Biasanya guru PAI memberikan tepuk
tangan buat siswa yang bisa memberikan pertanyaan
dan bisa menjawab dari guru.
4. Apakah guru PAI menggunakan metode
pembelajaran yang bermacam – macam? Jika iya,
apa sajakah metode tersebut?
Jawab: Iya bu, mind mapping, terus menggambar
dan dipresentasikan.
5. Apakah guru PAI menggunakan media
pembelajaran yang bermacam – macam? Jika iya,
apa sajakah media yang biasa digunakan?
Jawab: Kalau media sih kita bu yang buat waktu itu
gambar di poster, bukan dari ibu.
6. Bagaimana cara guru PAI menjelaskan materi?
Jawab: jelasinnya dengan berdiri di depan murid –
muridnya, terus muter – muter.
7. Apakah siswa memahami penjelasan yang diberikan
oleh guru PAI?
Jawab: Menurut Aris sih pada paham bu.
8. Apakah guru PAI memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan materi yang belum
dipahami?
210
Jawab: Memberikan bu, biasanya sebelum pelajaran
ditutup.
9. Bagaimana cara guru PAI membentuk kelompok
diskusi?
Jawab: Membentuk kelompok diskusi dengan
memilih dibuku absen, dipilih sama gurunya. Guru
udah tau mana yang pinter mana yang gak pinter,
dan yang pinter gak disatuin sama yang pinter,
dibagi, jadinya rata, jadinya diskusinya enak.
10. Bagaimana proses diskusi yang biasa berlangsung
saat mata pelajaran PAI?
Jawab: Suasananya tenang aja sih, per kelompok aja
gitu. Siswa saling berdiskusi, ada yang aktif ada
yang enggak. Gurunya memperhatikan dan
mengawasi.
11. Apa sajakah cara yang biasa dilakukan guru PAI saat
ada siswa yang membuat pembelajaran PAI menjadi
tidak kondusif?
Jawab: Menegur siswanya.
12. Bagaimana kedekatan emosional siswa dengan guru
PAI?
Jawab: Menurut Aris mah bu biasa aja. Ibu ngasih
perhatiannya sama sih ke semua siswa.
13. Apa sajakah hal – hal yang dilakukan guru PAI
sebelum menutup pelajaran?
Jawab: Mengulas kembali pelajaran yang belum
dipahami, ditanya dulu.
14. Secara keseluruhan, bagaimana pendapat mu
tentang mata pelajaran PAI?
Jawab: Menurut saya gitu – gitu aja sih bu pelajaran
PAI. Soalnya materi pelajarannya kurang seru, kalau
guru nya asik – asik aja sih. Saran Aris sih metode
pembelajarannya lebih ditingkatin lagi, dibikin
macem – macem supaya lebih seru.
15. Apa sajakah upaya yang dilakukan guru PAI agar
siswa aktif selama belajar PAI?
Jawab: Biasanya sih guru memberikan pertanyaan
kepada muridnya, jadi lebih aktif.
Keaktifan Belajar
Peserta Didik pada
Mata Pelajaran PAI
1. Apa saja kegiatan – kegiatan yang biasa dilakukan
oleh guru dan siswa selama belajar PAI?
Jawab: Ya diskusi, nulis sama presentasi bu.
2. Apakah keterampilan mengajar guru PAI
berpengaruh terhadap keaktifan belajar peserta didik
saat mata pelajaran PAI?
Jawab: Ngaruh bu.
211
3. Selain karena faktor guru, apa saja hal – hal yang
dapat membuat siswa aktif dalam belajar PAI?
Jawab: Selain dari guru menurut saya dari kita
sendiri yang bisa membuat kita belajar lebih aktif.
Dari temen juga, contohnya temen mensupport kita
supaya lebih aktif lagi belajarnya
4. Apa sajakah hal – hal yang dapat membuat siswa
menjadi kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran
PAI?
Jawab: Dari diri kita sepertinya mood. Kalau dari
luar temen, waktu belajar. Kalau waktu belajarnya
sedikit, jadi ga kondusif.
5. Apakah lingkungan mu (keluarga, teman dan guru –
guru lain) mendorong supaya kamu aktif belajar
PAI?
Jawab: Iya bu, kalau dari keluarga untuk lebih
digiatin lagi belajar PAI nya.
6. Apakah kamu selalu berusaha untuk terus aktif
dalam mengikuti pembelajaran PAI?
Jawab: Saya berusaha aktif bukan untuk mata
pelajaran PAI saja, tapi untuk semua pelajaran.
212
213
Lampiran 13
Hasil Wawancara Peserta Didik
Nama : Naharia
Kelas : XI IPA 2
Hari / Tanggal : Senin, 9 Desember 2019
Tempat : Perpustakaan SMA Mathlaul Huda
Variabel Uraian Pertanyaan dan Jawaban
Keterampilan
Mengajar Guru
Pendidikan Agama
Islam
1. Apa sajakah kegiatan yang dilakukan oleh guru PAI
ketika memulai pembelajaran?
Jawab: Kalau misalnya memulai pembelajaran itu,
kadang – kadang bu guru masuk, abis itu kadang –
kadang nanya ada PR atau enggak. Nah kalau ada
PR, kita bahas PR, nah kalau enggak, ya langsung
suruh buka materi selanjutnya di LKS.
2. Apakah guru PAI memotivasi siswa sebelum
belajar? Jika iya, bagaimana cara guru memotivasi
kamu untuk semangat belajar?
Jawab: Jarang sih, jarang memotivasi. Biasanya
memotivasi kalau ibu nya masuk, terus lihat anak –
anaknya males, ya terus dimotivasi. Caranya
misalkan bilang “ayolah jangan males – malesan
mulu, kan sekolah itu belajar, cari ilmu bukan buat
tidur, main HP”.
3. Apakah guru PAI memberikan penghargaan untuk
siswa yang belajar dengan aktif? Jika iya, bagaimana
bentuk penghargaan tersebut?
Jawab: Kalau misalkan memberikan penghargaan
dari hadiah itu tidak, kalau pujian iya. Kaya
misalkan si ini bagus nih, nah dikasih tepuk tangan.
4. Apakah guru PAI menggunakan metode
pembelajaran yang bermacam – macam? Jika iya,
apa sajakah metode tersebut?
Jawab: Kalau bermacam – macam enggak sih,
paling kaya ngejelasin, terus kalo misalkan praktek
ya praktek.
5. Apakah guru PAI menggunakan media
pembelajaran yang bermacam – macam? Jika iya,
apa sajakah media yang biasa digunakan?
Jawab: Media ga pernah sih.
6. Bagaimana cara guru PAI menjelaskan materi?
214
Jawab: Kalau menjelaskannya, ya gitu, kadang –
kadang kalau ngejelasin ngelenceng kemana –
mana, tapi kadang ya lurus – lurus aja.
7. Apakah siswa memahami penjelasan yang diberikan
oleh guru PAI?
Jawab: Kalau misalnya gurunya ngejelasinnya
memang bener bikin tertarik, atau kaya semangat
gitu, ya siswa nya juga ikutan. Tapi kalau
ngejelasinnya kaya ya gini aja, ini ini ini ini, ya
muridnya cuma ngeliatin males, kadang – kadang
muridnya ngobrol ama murid yang satu lagi. Kalau
misalnya yang bener – bener memerhatikan sih pasti
paham, tapi kalau misalkan sibuk ngobrol ama yang
lain kan kadang – kadang ga semua orang itu fokus
ke guru kalau misalkan lagi gak mood.
8. Apakah guru PAI memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan materi yang belum
dipahami?
Jawab: Iya, dikasih kesempatan buat nanya.
9. Bagaimana cara guru PAI membentuk kelompok
diskusi?
Jawab: Kalau buat kelompok itu caranya kita
menghitung. Isinya terdiri dari anak – anak yang
pinter, yang sedeng dan kurang, jadi kalau misalnya
yang males, jadi kita ajak biar selesai tugasnya.
10. Bagaimana proses diskusi yang biasa berlangsung
saat mata pelajaran PAI?
Jawab: Siswa nya berdiskusi, gurunya kadang –
kadang muter, kalau misalnya ada yang ga ngerti
kita tanya.
11. Apa sajakah cara yang biasa dilakukan guru PAI saat
ada siswa yang membuat pembelajaran PAI menjadi
tidak kondusif?
Jawab: Biasanya ibu ngenasehatin yang bikin kelas
ga kondusif, kadang – kadang kan kalo anak – anak
kan kalau misalnya dinasehatin sekali suka ga
denger ya. Nah itu ibu udah masa bodo, jadi fokus
sama anak yang memperhatikan.
12. Bagaimana kedekatan emosional siswa dengan guru
PAI?
Jawab: Kalau kedekatannya sih ga terlalu sih, biasa
aja.
13. Apa sajakah hal – hal yang dilakukan guru PAI
sebelum menutup pelajaran?
215
Jawab: Sebelum menutup, kadang – kadang
mengulang, dan memberikan pertanyaan yang
belum dipahami, abis itu udah ditutup.
14. Secara keseluruhan, bagaimana pendapat mu
tentang mata pelajaran PAI?
Jawab: Kalau mata pelajaran PAI enak sih, kalau
saya sih memang suka sama pelajaran PAI soalnya
bahasnya tentang agama. Kadang – kadang kalau
gak mood nya itu kalau misalnya guru nya
ngejelasinnya luruuuus aja ga ada kaya games gituh
biar menarik. Kalau teman – teman saya, anak –
anak itu bisa memperhatikan kalau pelajarannya
menarik. Kalau misalnya enggak, dia malah
ngobrol.
15. Apa sajakah upaya yang dilakukan guru PAI agar
siswa aktif selama belajar PAI?
Jawab: Kadang – kadang ngebahas di luar materi,
misalnya kita lagi belajar, terus bahas ke masalah
anak – anak, kaya pacaran gitu, jadi bikin tertarik
atau enggak kaya ngeledek – ngeledek supaya lebih
deket ke anak – anak.
Keaktifan Belajar
Peserta Didik pada
Mata Pelajaran PAI
1. Apa saja kegiatan – kegiatan yang biasa dilakukan
oleh guru dan siswa selama belajar PAI?
Jawab: Kalau kegiatannya tuh biasanya perhatiin
tergantung gurunya sama mood kita juga, kalau dari
penjelasan guru paham tidaknya itu ya tergantung
juga. Terus praktek, abis itu kaya tanya jawab, terus
udah sih.
2. Apakah keterampilan mengajar guru PAI
berpengaruh terhadap keaktifan belajar peserta didik
saat mata pelajaran PAI?
Jawab: Sangat berpengaruh, kalau misalnya guru
ngajarnya bikin tertarik terus semangat, terus ada
metode lain dalam mengajar, itu membuat siswa
tertarik. Kalau misalnya lurus – lurus aja itu enggak.
3. Selain karena faktor guru, apa saja hal – hal yang
dapat membuat siswa aktif dalam belajar PAI?
Jawab: Jadi aktifnya terkadang karena suka sama
pelajarannya, materi yang lagi dibahas apa, terus
semangat dan mood kita juga.
4. Apa sajakah hal – hal yang dapat membuat siswa
menjadi kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran
PAI?
Jawab: Kalau selain dari guru sih yang bikin ga
aktifnya itu, males sih bu, rasa males dari diri
216
sendiri. Kadang kalau istirahatnya kurang teratur
kan juga bikin ngantuk, jadi bikin ngantuk.
5. Apakah lingkungan mu (keluarga, teman dan guru –
guru lain) mendorong supaya kamu aktif belajar
PAI?
Jawab: Alhamdulillah ngedukung banget.
6. Apakah kamu selalu berusaha untuk terus aktif
dalam mengikuti pembelajaran PAI?
Jawab: Selalu.
217
218
Lampiran 14
Hasil Wawancara Peserta Didik
Nama : Ardiyansah
Kelas : XI IPA 2
Hari / Tanggal : Senin, 9 Desember 2019
Tempat : Perpustakaan SMA Mathlaul Huda
Variabel Uraian Pertanyaan dan Jawaban
Keterampilan
Mengajar Guru
Pendidikan Agama
Islam
1. Apa sajakah kegiatan yang dilakukan oleh guru PAI
ketika memulai pembelajaran?
Jawab: Yang pertama sebelum mulai, membaca doa
terlebih dulu, terus kalau anaknya belum semangat,
dibikin semangat dulu sama gurunya
2. Apakah guru PAI memotivasi siswa sebelum
belajar? Jika iya, bagaimana cara guru memotivasi
kamu untuk semangat belajar?
Jawab: Jarang sih ya bu ya, kecuali kalau memang
anak murid itu emang udah ga mau belajar, baru
beliau ngasih motivasi, kalau lagi mau enggak.
3. Apakah guru PAI memberikan penghargaan untuk
siswa yang belajar dengan aktif? Jika iya, bagaimana
bentuk penghargaan tersebut?
Jawab: Ngasih terus sih ya bu, paling ngasih pujian
kalau ada anak yang bisa ngejawab pertanyaan dari
beliau. Kadang dikasih nilai yang bagus juga.
4. Apakah guru PAI menggunakan metode
pembelajaran yang bermacam – macam? Jika iya,
apa sajakah metode tersebut?
Jawab: Metodenya pertama dia itu minta siswa baca
dulu bukunya, baru entar kalo ada yang ga paham,
beliau jelaskan apa yang siswa enggak ngerti.
5. Apakah guru PAI menggunakan media
pembelajaran yang bermacam – macam? Jika iya,
apa sajakah media yang biasa digunakan?
Jawab: Media mah paling suruh searching dari
handphone, selainnya belom pernah
6. Bagaimana cara guru PAI menjelaskan materi?
Jawab: Caranya sangat jelas, suara nya lantang, jadi
mudah dipahami. Kalau bu ipeh ga pernah duduk,
selalu jalan – jalan, apalagi kalau ada siswa yang
tidur, itu selalu ditegor.
7. Apakah siswa memahami penjelasan yang diberikan
oleh guru PAI?
219
Jawab: Sangat jelas bu, soalnya balik lagi ke metode
yang dia berikan juga, mudah dipahami.
8. Apakah guru PAI memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan materi yang belum
dipahami?
Jawab: Pasti bu. Soalnya bu Ipeh itu guru paling
enak, dia itu selalu ngasih kesempatan pertanyaan
buat yang ga bisa.
9. Bagaimana cara guru PAI membentuk kelompok
diskusi?
Jawab: Macam – macam bu, yang pertama itu dari
absen, pernah juga sekali nyanyi pake alat bantu
spidol. Jumlah anak – anaknya pas sih bu, jadi bu
Ipeh juga enggak bikin kelompok yang pinter sama
yang pinter aja, tapi dibagi rata.
10. Bagaimana proses diskusi yang biasa berlangsung
saat mata pelajaran PAI?
Jawab: Siswa nya juga pasti ngediskusiin ya, Bu
Ipehnya juga pasti merhatiin yang didiskusiin, terus
kalau si siswa nya ada yang ga ngerti bisa tanya.
Kalau siswanya juga tergantung siswa nya sih ya bu,
jadi ada yang aktif, ada yang enggak, tergantung
siswanya.
11. Apa sajakah cara yang biasa dilakukan guru PAI saat
ada siswa yang membuat pembelajaran PAI menjadi
tidak kondusif?
Jawab: Pertama itu apa sih, menegor siswa tersebut.
Kalau yang ga bikin kondusif itu biasanya yang
bercanda sih ya bu, itu biasanya sama Bu Ipeh
disuruh keliling lapangan.
12. Bagaimana kedekatan emosional siswa dengan guru
PAI?
Jawab: Kedekatannya sih dekat sih. Kalau di kelas
ya biasa aja kaya guru ama murid, tapi kalau di luar
kelas, kata Bu Ipeh juga bisa jadi temen curhat.
13. Apa sajakah hal – hal yang dilakukan guru PAI
sebelum menutup pelajaran?
Jawab: Langsung ditutup aja sih bu, baca
alhamdulillah. Jarang ngulas materi, tapi kadang –
kadang sih ngulas materi, atau bertanya kalau ada
yang gak paham.
14. Secara keseluruhan, bagaimana pendapat mu
tentang mata pelajaran PAI?
Jawab: Tentang mata pelajaran PAI sangat mudah.
Supaya lebih bagus sih, harus banyakin metode
pembelajarannya.
220
15. Apa sajakah upaya yang dilakukan guru PAI agar
siswa aktif selama belajar PAI?
Jawab: Ya itu bu, nyemangetin paling.
Keaktifan Belajar
Peserta Didik pada
Mata Pelajaran PAI
1. Apa saja kegiatan – kegiatan yang biasa dilakukan
oleh guru dan siswa selama belajar PAI?
Jawab: Hafalan bu, ulangan, nulis, kadang – kadang
disuruh diskusi kalau ada tugas diskusi. Sehari – hari
paling tanya jawab.
2. Apakah keterampilan mengajar guru PAI
berpengaruh terhadap keaktifan belajar peserta didik
saat mata pelajaran PAI?
Jawab: Berpengaruh. Jadi guru juga kan panutan ya
bu ya, jadi kalau gurunya semangat, siswa nya juga
semangat. Kalau gurunya lemes, ya siswa nya juga
bakalan lemes.
3. Selain karena faktor guru, apa saja hal – hal yang
dapat membuat siswa aktif dalam belajar PAI?
Jawab: Dukungan orang tua sih bu, kadang orang tua
suka ngingetin jangan males, nah itu saya jadi aktif
di kelas.
4. Apa sajakah hal – hal yang dapat membuat siswa
menjadi kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran
PAI?
Jawab: Faktor dari temen sih bu. Jadi temennya
kadang mempengaruhi temennya supaya gak
belajar. Motivasi dari diri sendiri juga ngaruh si bu,
waktu juga sih bu yang bikin males, soalnya waktu
pelajaran Bu Ipeh itu siang, jadi pada suka tidur.
5. Apakah lingkungan mu (keluarga, teman dan guru –
guru lain) mendorong supaya kamu aktif belajar
PAI?
Jawab: Sangat mendorong sih bu, dari keluarga
paling ya bu, suka nyemangetin belajar dan jangan
bolos – bolos.
6. Apakah kamu selalu berusaha untuk terus aktif
dalam mengikuti pembelajaran PAI?
Jawab: Ga ada berusahanya sih bu, karena siswa di
kelas IPA 2 suka males belajar. Usaha dari diri
sendiri masih kurang sih bu.
221
222
Lampiran 15
Hasil Wawancara Peserta Didik
Nama : Yopie Maulana
Kelas : XI IPS 1
Hari / Tanggal : Senin, 9 Desember 2019
Tempat : Perpustakaan SMA Mathlaul Huda
Variabel Uraian Pertanyaan dan Jawaban
Keterampilan
Mengajar Guru
Pendidikan Agama
Islam
1. Apa sajakah kegiatan yang dilakukan oleh guru PAI
ketika memulai pembelajaran?
Jawab: Mengucap salam sama paling absen sih bu.
2. Apakah guru PAI memotivasi siswa sebelum
belajar? Jika iya, bagaimana cara guru memotivasi
kamu untuk semangat belajar?
Jawab: Ga pernah sih
3. Apakah guru PAI memberikan penghargaan untuk
siswa yang belajar dengan aktif? Jika iya, bagaimana
bentuk penghargaan tersebut?
Jawab: Paling ngasih nilai doang bu
4. Apakah guru PAI menggunakan metode
pembelajaran yang bermacam – macam? Jika iya,
apa sajakah metode tersebut?
Jawab: Hafalan paling bu, yang paling sering
hafalan.
5. Apakah guru PAI menggunakan media
pembelajaran yang bermacam – macam? Jika iya,
apa sajakah media yang biasa digunakan?
Jawab: Ga pernah sih bu kalau pake media mah
6. Bagaimana cara guru PAI menjelaskan materi?
Jawab: Ya kadang suka, atuh ngejelasin bu, jalan –
jalan sambil ngejelasin.
7. Apakah siswa memahami penjelasan yang diberikan
oleh guru PAI?
Jawab: Tergantung ngejelasinnya, kalau yang
gampang – gampang paham bu. Kalau yang susah
ga masuk bu.
8. Apakah guru PAI memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan materi yang belum
dipahami?
Jawab: Suka bu, caranya suka bilang, “Apakah ada
yang ga paham? Silahkan nanya”.
9. Bagaimana cara guru PAI membentuk kelompok
diskusi?
223
Jawab: Kadang ngitung, kadang pake jadwal piket
bu, gitu doang. Jumlahnya pas, kadang lima, enam.
10. Bagaimana proses diskusi yang biasa berlangsung
saat mata pelajaran PAI?
Jawab: Ada yang diskusi mah diskusi bu, kadang
ada yang berisik. Kalau gurunya suka ngeliatin,
merhatiin. Siswanya ada yang aktif, ada yang bosen
aja, kadang ada yang tidur.
11. Apa sajakah cara yang biasa dilakukan guru PAI saat
ada siswa yang membuat pembelajaran PAI menjadi
tidak kondusif?
Jawab: Menegurnya bu. Suka diomelin, suka
dihukum juga, suruh angkat kaki di depan kelas.
12. Bagaimana kedekatan emosional siswa dengan guru
PAI?
Jawab: Biasa aja sih bu, paling kalo deket sama yang
suka ketemu sama ibu.
13. Apa sajakah hal – hal yang dilakukan guru PAI
sebelum menutup pelajaran?
Jawab: Tanya jawab bu, terus salam.
14. Secara keseluruhan, bagaimana pendapat mu
tentang mata pelajaran PAI?
Jawab: biasa aja kalau PAI mah bu.
15. Apa sajakah upaya yang dilakukan guru PAI agar
siswa aktif selama belajar PAI?
Jawab: Ya paling ngejelasin aja sih bu.
Keaktifan Belajar
Peserta Didik pada
Mata Pelajaran PAI
1. Apa saja kegiatan – kegiatan yang biasa dilakukan
oleh guru dan siswa selama belajar PAI?
Jawab: Kadang praktek, hafalan, bikin poster.
2. Apakah keterampilan mengajar guru PAI
berpengaruh terhadap keaktifan belajar peserta didik
saat mata pelajaran PAI?
Jawab: Berpengaruh bu, besar kalau masalah itu
mah. Kalau gurunya diem aja, pasti siswanya pada
diem.
3. Selain karena faktor guru, apa saja hal – hal yang
dapat membuat siswa aktif dalam belajar PAI?
Jawab: Dari temen – temennya juga sih bu.
4. Apa sajakah hal – hal yang dapat membuat siswa
menjadi kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran
PAI?
Jawab: Ketika hafalan sih bu, materi nya. Sama
waktunya bu, kalau makin siang makin afdhol buat
tidur.
224
5. Apakah lingkungan mu (keluarga, teman dan guru –
guru lain) mendorong supaya kamu aktif belajar
PAI?
Jawab: Mendukung sih bu, paling besar dukungan
dari orang tua.
6. Apakah kamu selalu berusaha untuk terus aktif
dalam mengikuti pembelajaran PAI?
Jawab: Usaha bu.
225
226
Lampiran 16
Hasil Wawancara Peserta Didik
Nama : Novia Fitri
Kelas : XI IPA 2
Hari / Tanggal : Senin, 9 Desember 2019
Tempat : Perpustakaan SMA Mathlaul Huda
Variabel Uraian Pertanyaan dan Jawaban
Keterampilan
Mengajar Guru
Pendidikan Agama
Islam
1. Apa sajakah kegiatan yang dilakukan oleh guru PAI
ketika memulai pembelajaran?
Jawab: Yang pertama itu kan pasti dia kan ngucapin
salam, abis ngucapin salam, dia lanjut sama absen.
Kadang pemanasan biar anak muridnya semangat
belajar, atau motivasiin.
2. Apakah guru PAI memotivasi siswa sebelum
belajar? Jika iya, bagaimana cara guru memotivasi
kamu untuk semangat belajar?
Jawab: kadang pernah sih, kadang motivasiinnya
tentang kita harus berakhlak, karena kan taulah kelas
IPA 2 kaya gimana ya bu, kadang suka ngelunjak,
kadang dimotivasiin ke depannya kita harus kaya
gimana.
3. Apakah guru PAI memberikan penghargaan untuk
siswa yang belajar dengan aktif? Jika iya, bagaimana
bentuk penghargaan tersebut?
Jawab: pernah, bentuk penghargaannya itu pujian,
tepuk tangan, kasih jempol.
4. Apakah guru PAI menggunakan metode
pembelajaran yang bermacam – macam? Jika iya,
apa sajakah metode tersebut?
Jawab: Ada yang pertama itu, pernah mind mapping,
bikin poster, kalau sehari – hari ya ceramah tanya
jawab.
5. Apakah guru PAI menggunakan media
pembelajaran yang bermacam – macam? Jika iya,
apa sajakah media yang biasa digunakan?
Jawab: Ga pernah pake media.
6. Bagaimana cara guru PAI menjelaskan materi?
Jawab: Penyampaiannya baik, bikin anak – anak
paham, apa ya, dia tuh nyampeinnya secara detail
giru, nanti kalau ada yang ga paham dari apa yang
dia bahas, langsung bisa ditanyain lagi apa apa gitu.
Suaranya juga lantang.
227
7. Apakah siswa memahami penjelasan yang diberikan
oleh guru PAI?
Jawab: Materinya mudah dipahami sih bu.
8. Apakah guru PAI memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan materi yang belum
dipahami?
Jawab: Dikasih sih bu, biasanya ditanya, “Ada yang
belum dipahami ga, kalau ada langsung ditanya”,
nanti ada yang belum paham nanya, “bu ini ini apa
maksudnya gitu.”
9. Bagaimana cara guru PAI membentuk kelompok
diskusi?
Jawab: Kadang ngambil dari jadwal piket, ngacak
absen sama berhitung. Anggotanya dicampur, tapi
tetep ada yang aktif ada yang enggak, tapi nanti yang
ga aktif biasanya kebawa sama yang aktif.
10. Bagaimana proses diskusi yang biasa berlangsung
saat mata pelajaran PAI?
Jawab: Kadang kalau diskusi di kelas XI IPA 2 itu
sunyi, karena gatau apa yang didiskusiin ya, kadang
sampai guru itu nanya ini kalian paham ga, kenapa
sunyi. Nanti ibu biasanya ngejelasin lagi dari awal
kalau sunyi.
11. Apa sajakah cara yang biasa dilakukan guru PAI saat
ada siswa yang membuat pembelajaran PAI menjadi
tidak kondusif?
Jawab: Pertama tuh anak muridnya itu ditegor, nanti
kalau udah ditegor anak – anaknya juga ngebantuin,
“udahlah jangan berisik, kita belajar bareng –
bareng”
12. Bagaimana kedekatan emosional siswa dengan guru
PAI?
Jawab: Guru PAI baik sih ke semua murid, enak,
ramah, ga ada pilih kasih ke semua rata.
13. Apa sajakah hal – hal yang dilakukan guru PAI
sebelum menutup pelajaran?
Jawab: Kadang nanya dulu, ada yang ga paham atau
enggak, kadang ya salam terus keluar, atau kasih tau
pertemuan selanjutnya ngapain.
14. Secara keseluruhan, bagaimana pendapat mu
tentang mata pelajaran PAI?
Jawab: Pelajaran yang bisa dibilang aktif, cuma
masih aktif penjelasan dari guru nya aja.
Harapannya ke depannya bisa ada metode lain
media, jadi muridnya bisa lebih aktif.
228
15. Apa sajakah upaya yang dilakukan guru PAI agar
siswa aktif selama belajar PAI?
Jawab: Menyemangati murid – muridnya, sama tadi
memberi motivasi.
Keaktifan Belajar
Peserta Didik pada
Mata Pelajaran PAI
1. Apa saja kegiatan – kegiatan yang biasa dilakukan
oleh guru dan siswa selama belajar PAI?
Jawab: Paling diskusi, tanya jawab, sama ceramah
sih bu.
2. Apakah keterampilan mengajar guru PAI
berpengaruh terhadap keaktifan belajar peserta didik
saat mata pelajaran PAI?
Jawab: Berpengaruh banget, kaya misalkan anak
murid yang ga aktif terus gimana si gurunya juga
ngebantuin, sama kalau anak muridnya ga aktif,
terus gabung sama yang aktif, anak murid yang ga
aktif tuh kadang dia jadi mikir, ih ko dia bisa, gue
engga. Terus kalo di kelas Nopi sendiri mah, ya
anaknya mageran, susah buat aktif, ya jadi kadang
yang aktif pun ikut kebawa sama yang ga aktif. Jadi
dari gurunya berpengaruh.
3. Selain karena faktor guru, apa saja hal – hal yang
dapat membuat siswa aktif dalam belajar PAI?
Jawab: Temen, waktu juga, agama itu kan di sini
siang, kadang mager karena kan pada ngantuk gitu
bu.
4. Apa sajakah hal – hal yang dapat membuat siswa
menjadi kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran
PAI?
Jawab: Yaitu bu, temen sama waktu sih ya kalau
selain dari guru. Kalau guru nya ya emang
berpengaruh banget, ibaratnya mah kita di kelas
bagaimana gurunya gitu bu.
5. Apakah lingkungan mu (keluarga, teman dan guru –
guru lain) mendorong supaya kamu aktif belajar
PAI?
Jawab: Kalo guru, temen deket sendiri juga
mendukung biar lebih aktif belajar, dan ga cuma
aktif belajar tapi gimana supaya ilmu nya tuh juga
bisa bermanfaat untuk orang lain.
6. Apakah kamu selalu berusaha untuk terus aktif
dalam mengikuti pembelajaran PAI?
Jawab: Kalo niat, pasti mah pengen banget ya bu
untuk selalu aktif belajar, udah usaha juga, makanya
kadang Nopi suka nyari materi sendiri di Google, di
internet gitu. Walaupun keingetnya sedikit doang,
229
tapi udah ada usaha sih bu dari diri sendiri buat lebih
aktif lagi.
230
231
Lampiran 17
Hasil Wawancara Peserta Didik
Nama : Mutiara
Kelas : XI IPS 1
Hari / Tanggal : Senin, 9 Desember 2019
Tempat : Perpustakaan SMA Mathlaul Huda
Variabel Uraian Pertanyaan dan Jawaban
Keterampilan
Mengajar Guru
Pendidikan Agama
Islam
1. Apa sajakah kegiatan yang dilakukan oleh guru PAI
ketika memulai pembelajaran?
Jawab: Biasanya guru PAI sebelum memulai
pelajaran dia melakukan doa dulu, sehabis doa
ngabsen, nah sehabis ngabsen itu baru memulai
pembelajaran seperti biasanya.
2. Apakah guru PAI memotivasi siswa sebelum
belajar? Jika iya, bagaimana cara guru memotivasi
kamu untuk semangat belajar?
Jawab: Dia kadang – kadang ngasih motivasi itu
kalau di kita kan mata pelajaran nya itu terakhir, jadi
dia ngasih motivasi itu kadang kalau di kita kan
kadang ada yang ngantuk ada yang enggak.nah
caranya memotivasinya itu kadang guru PAI itu
menggebruk mejanya gitu dengan bilang “ayo dong
semangat – semangat” pas jam pelajaran dia, seperti
itu.
3. Apakah guru PAI memberikan penghargaan untuk
siswa yang belajar dengan aktif? Jika iya, bagaimana
bentuk penghargaan tersebut?
Jawab: Kalau menurut aku dia sering ngasih pujian
ke yang emang aktif gitu ya, terus ke yang enggak
aktif juga dikasih saran supaya lebih aktif gitu.
Pujian nya itu kalo misalkan lagi presentasi itu, dia
(murid) selalu menjawab dan lebih tau materinya,
pasti dia itu dikasih pujian sama ibu PAI.
Kalimatnya misalkan “mutiara, misalkan saya,
tingkatin lagi belajarnya, kamu udah bagus dalam
pembahasan bab ini, bab itu, gitu”.
4. Apakah guru PAI menggunakan metode
pembelajaran yang bermacam – macam? Jika iya,
apa sajakah metode tersebut?
Jawab: Dulu pernah ini ya, pernah diskusi, dulu
pernah pelajaran jenazah, praktek, jadi kita kaya
bener bener praktek gitu dalam kehidupan sehari –
232
hari. Kalau sehari – hari mah biasa sih tanya jawab,
ibu ngejelasin.
5. Apakah guru PAI menggunakan media
pembelajaran yang bermacam – macam? Jika iya,
apa sajakah media yang biasa digunakan?
Jawab: Belum pernah sih kalau media.
6. Bagaimana cara guru PAI menjelaskan materi?
Jawab: Dia kalau ngejelasin itu, kalau menurut saya
sih langsung ke intinya ya, jadi gak yang bertele –
tele gitu, jadi dia kalau cerita ya langsung ke intinya,
pengertiannya, contohnya. Suara nya dia juga
lantang, mungkin kelas tetangga kedengeran.
7. Apakah siswa memahami penjelasan yang diberikan
oleh guru PAI?
Jawab: Mungkin ada yang paham ada yang enggak,
tapikan ibu juga kan secara langsung kasih
kesempatan nanya buat yang ga paham.
8. Apakah guru PAI memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan materi yang belum
dipahami?
Jawab: Kasih bu, biasanya kalau selesai ngejelasin
materi, nanti dia kasih kesempatan untuk bertanya.
9. Bagaimana cara guru PAI membentuk kelompok
diskusi?
Jawab: Kalau misalkan guru PAI itu, keseringannya
itu, lebih sering itu dia kelompoknya itu memakai
jadwal piket yang emang udah terbentuk biar ga
ngulur waktu yang lebih lama.menurut aku masing
– masing kelompok itu dari satu, dua, tiga, empat itu
pasti masing – masing ada satu pinter, satu pinter,
satu pinter gitu, terus ada yang pinter dan yang
enggak, jadi setiap kelompok itu pasti ada
perwakilan yang pinternya.
10. Bagaimana proses diskusi yang biasa berlangsung
saat mata pelajaran PAI?
Jawab: kalau misalkan kita sedang diskusi sama
yang lain, itu pasti kita duduknya sesuai jadwal
piket, di situ kita bicarain, dan gurunya itu di situ ya
nanti dia ngontrol keliling kita gitu, yang ini kaya
gimana, yang ini kaya gimana, terus nanti kita
nanya, “ibu ini kaya gimana, ini bener apa enggak”.
Kalau di kelas aku mungkin ada sebagian aktif, ada
yang enggak. Kebanyakan yang ga aktif karena main
handphone, jadi menurut aku baiknya hp nya itu
disita.
233
11. Apa sajakah cara yang biasa dilakukan guru PAI saat
ada siswa yang membuat pembelajaran PAI menjadi
tidak kondusif?
Jawab: Kalau ibu PAI itu biasanya disamperin
anaknya, terus nanti ibu nanya, “tadi ibu jelasin apa”
ke yang suka bercanda itu, terus nanti ditanya satu –
satu.
12. Bagaimana kedekatan emosional siswa dengan guru
PAI?
Jawab: Ada yang deket banget, ada yang jauh
banget, ada yang biasa aja. Tergantung siswanya,
kalau misalnya siswanya sering nanya – nanya,
biasanya lebih deket sama Ibu.
13. Apa sajakah hal – hal yang dilakukan guru PAI
sebelum menutup pelajaran?
Jawab: Doa sama ngasih kesimpulan kadang –
kadang.
14. Secara keseluruhan, bagaimana pendapat mu
tentang mata pelajaran PAI?
Jawab: Kalau aku kan suka agama, jadi aku lebih
deket sama dia, materinya juga lebih mudah
dipahami, jadi aku suka. Menurut aku, supaya lebih
baik, PAI jangan terlalu lama membahas satu materi,
jadi jangan satu materi menghabiskan waktu
berlama – lama.
15. Apa sajakah upaya yang dilakukan guru PAI agar
siswa aktif selama belajar PAI?
Jawab: Jarang sih bu sebenernya mah dia ngajakin
aktif, cuma ya kadang – kadang aja sih.
Keaktifan Belajar
Peserta Didik pada
Mata Pelajaran PAI
1. Apa saja kegiatan – kegiatan yang biasa dilakukan
oleh guru dan siswa selama belajar PAI?
Jawab: Diskusi, terus kita sharing – sharing sama
gurunya, terus pernah praktek.
2. Apakah keterampilan mengajar guru PAI
berpengaruh terhadap keaktifan belajar peserta didik
saat mata pelajaran PAI?
Jawab: Kalo menurut aku sih, tergantung sama siswa
nya yah bukan sama gurunya, kalau misalkan
akunya lagi gak mood, kitanya lagi gak mood atau
lagi sakit gitu yah, pasti kita lelah lemah lesu gitu.
Tapi kalau misalkan gurunya lagi gak mood, tapi
kitanya lagi mood, jadi pasti kita nya yang aktif gitu.
Jadi menurut aku gak terlalu berpengaruh.
3. Selain karena faktor guru, apa saja hal – hal yang
dapat membuat siswa aktif dalam belajar PAI?
234
Jawab: Kondisi kesehatan, waktu belajar juga,
karena emang waktu Ibu PAI itu jam siang, jadi otak
kita udah ke yang pagi gitu, dipake dari pagi.
4. Apa sajakah hal – hal yang dapat membuat siswa
menjadi kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran
PAI?
Jawab: Ya sama itu tadi
5. Apakah lingkungan mu (keluarga, teman dan guru –
guru lain) mendorong supaya kamu aktif belajar
PAI?
Jawab: Mendukung, karena apalagi kan PAI itu
lebih ke akhlaknya, makanya didukung banget.
6. Apakah kamu selalu berusaha untuk terus aktif
dalam mengikuti pembelajaran PAI?
Jawab: Iya, ya kalo emang Muti mah, karena emang
Muti suka, dan selalu to the point jadi Muti suka aja
gitu, aktif gitu.
235
236
Lampiran 18
Hasil Wawancara Peserta Didik
Nama : Siti Barokah
Kelas : XI IPS 1
Hari / Tanggal : Senin, 9 Desember 2019
Tempat : Perpustakaan SMA Mathlaul Huda
Variabel Uraian Pertanyaan dan Jawaban
Keterampilan
Mengajar Guru
Pendidikan Agama
Islam
1. Apa sajakah kegiatan yang dilakukan oleh guru PAI
ketika memulai pembelajaran?
Jawab: Guru PAI itu setelah masuk mengucapkan
salam, nah setelah mengucapkan salam, biasanya
kalau jam – jam awal biasanya dia berdoa, setelah
berdoa mengabsen dan membahas materi yang akan
dipelajari.
2. Apakah guru PAI memotivasi siswa sebelum
belajar? Jika iya, bagaimana cara guru memotivasi
kamu untuk semangat belajar?
Jawab: Kadang – kadang sih kalau ngasih motivasi,
misalkan siswa belum siap untuk materi, ya dia ajak
supaya ke materi itu fokus.
3. Apakah guru PAI memberikan penghargaan untuk
siswa yang belajar dengan aktif? Jika iya, bagaimana
bentuk penghargaan tersebut?
Jawab: Iya selalu memberikan pujian atau nilai yang
bagus untuk siswa yang aktif menjawab pertanyaan
dari dia, atau apa gitu misalnya. Biasanya bentuk
pujiannya, “Ya bagus, yang tadi Okah sampaikan itu
benar.” Terus beliau biasanya nambahin juga dari
jawaban yang Okah kasih.
4. Apakah guru PAI menggunakan metode
pembelajaran yang bermacam – macam? Jika iya,
apa sajakah metode tersebut?
Jawab: Kalau menurut Okah sih enggak ya, karena
guru PAI setiap masuk pasti dari buku paket, dari
buku paket gitu ya. Metodenya ya diskusi, baca,
ngisi soal, atau tanya jawab di seling – seling waktu.
5. Apakah guru PAI menggunakan media
pembelajaran yang bermacam – macam? Jika iya,
apa sajakah media yang biasa digunakan?
Jawab: Kalau Ibu sih ga pernah pake media apa –
apa ya.
6. Bagaimana cara guru PAI menjelaskan materi?
237
Jawab: Kalau Ibu sih ngasih penjelasan ya dari awal
kaya gimana, istilahnya ya rinci lah. Terus kalau
kitanya bener – bener merhatiin ya paham lah. Kalau
suara kedengerlah sampai belakang, terus kalau
bergerak juga sering ke belakang.
7. Apakah siswa memahami penjelasan yang diberikan
oleh guru PAI?
Jawab: Kalau menurut Okah si agak sulit ya, karena
kadang – kadang bahasanya tuh bikin orang
bengong gitu, kaya yang ih Ibu ngejelasin apa sih.
Tapi kalau kaya gitu biasanya bisa nanya sih, tapi
ya ujung – ujungnya paham pas kesimpulan.
8. Apakah guru PAI memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan materi yang belum
dipahami?
Jawab: Iya ngasih. Jadi Ibu nanti bilang, “Oke, ada
yang masih kurang jelas? Kalau belum nanti ibu
perjelas lagi”. Kaya gitu sih.
9. Bagaimana cara guru PAI membentuk kelompok
diskusi?
Jawab: Yang pertama dari jadwal piket, kalau ga
dari jadwal piket itu biasanya dari anak – anaknya
sendiri mau kaya gimana terserah, kan udah pada
dewasa, udah usia SMA, jadi mereka yang
mengatur. Kalau udah dibentuk menurut jadwal
piket, itu ada yang pinter ada yang enggak. Tapi
kalau kata Ibu, “bebas mau kelompok nya sama
siapa aja” itu biasanya yang susah ka, jadi ada
beberapa anak yang mau keenakannya doang, jadi
temennya yang aktif dia mah cuma diem – diem aja.
10. Bagaimana proses diskusi yang biasa berlangsung
saat mata pelajaran PAI?
Jawab: Kondisi nya ya kalau misalkan siswa nya
yang aktif ya aktif, nanya gini – gini,
mempresentasikan semuanya dan guru juga
menjelaskan juga kaya ngasih masukan juga, tapi
kalau yang ga aktif ya kadang diem – diem aja gitu
ka. Tapi ya sama Ibu juga suka ditegur.
11. Apa sajakah cara yang biasa dilakukan guru PAI saat
ada siswa yang membuat pembelajaran PAI menjadi
tidak kondusif?
Jawab: Kadang – kadang sih digertak gitu, kaya
misalkan Okah bikin gaduh, ya misalkan “Okah
jangan kaya gitu”, atau kalau ada yang main HP, HP
nya diambil gitu.
238
12. Bagaimana kedekatan emosional siswa dengan guru
PAI?
Jawab: Deket sih, jadi kalau ada apa – apa ya
langsung ke Ibu, kalau ada yang ga ngerti juga bisa
nanya ke Ibu, jadi lumayan deket lah kata Okah
mah.
13. Apa sajakah hal – hal yang dilakukan guru PAI
sebelum menutup pelajaran?
Jawab: Paling biasanya ya salam aja sih terus keluar,
kadang – kadang ngasih PR atau ya kesimpulan,
cuma gak paten gitu ka, gak yang tiap pertemuan Ibu
pasti ngasih itu, ngelakuin itu.
14. Secara keseluruhan, bagaimana pendapat mu
tentang mata pelajaran PAI?
Jawab: Ya menurut Okah sih ya asik, masuk ke
pemikiran juga, terus ya lebih ke akhlak kita juga ya.
Tapi yang Okah sayangkan ya ka, media dari
gurunya juga kurang, jadi bikin siswanya tuh boring.
15. Apa sajakah upaya yang dilakukan guru PAI agar
siswa aktif selama belajar PAI?
Jawab: Ya itu, kasih motivasi, dorongan – dorongan
supaya anak – anak semanget belajarnya.
Keaktifan Belajar
Peserta Didik pada
Mata Pelajaran PAI
1. Apa saja kegiatan – kegiatan yang biasa dilakukan
oleh guru dan siswa selama belajar PAI?
Jawab: Ya pertama baca – baca materinya dulu,
setelah baca, ya misalkan ada tugas Ibu suruh
ngerjain tugas, kalau misalkan ada hal yang perlu
didiskusikan ya diskusi, terus baru tanya jawab dan
kesimpulan. Pernah praktek sholat jenazah, terus
cara wudhu, terus hafalan sama baca – baca Al –
Qur’an Ibu tuh selalu teliti gitu.
2. Apakah keterampilan mengajar guru PAI
berpengaruh terhadap keaktifan belajar peserta didik
saat mata pelajaran PAI?
Jawab: Berpengaruh. Soalnya kalau misalkan
gurunya ga semangat, ya siswanya makin males –
malesan gitu, main handphone, jadi ya guru
berpengaruh banget menurut Okah.
3. Selain karena faktor guru, apa saja hal – hal yang
dapat membuat siswa aktif dalam belajar PAI?
Jawab: Mungkin dari diri kita sendiri, ya misalkan
kalo Okah sendiri ya punya impian ya kak, di masa
depan kaya gimana, nah kita tuh harus membangun
semangat diri kita sendiri.
239
4. Apa sajakah hal – hal yang dapat membuat siswa
menjadi kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran
PAI?
Jawab:Itu faktor handphone, jadi bikin murid tuh
apaya, kacau lah, terus paling gibahan temen –
temen. Jadi kaya apa ya, temen tuh suka ngajakin
ngobrol jadi bikin kita tuh ke belajar kurang aktif.
Sama waktu sih, jadi kaya kalo jam – jam siang itu
udah panaslah, males gitu jadinya ke belajar.
5. Apakah lingkungan mu (keluarga, teman dan guru –
guru lain) mendorong supaya kamu aktif belajar
PAI?
Jawab: Mendukung, apalagi ini kan soal agama ya,
jadi dari keluarga, guru – guru juga mendukung.
Tapi kalo dari temen ada yang mendukung, ada yang
enggak, kan tiap – tiap orang beda – beda
6. Apakah kamu selalu berusaha untuk terus aktif
dalam mengikuti pembelajaran PAI?
Jawab: In sya allah sih ya, kata Okah juga Okah
punya impian, jadi Okah selalu berusaha untuk bikin
diri Okah tuh semangat.
240
241
Lampiran 19
Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran PAI
Waktu Pembelajaran : Jumat, 8 November 2019
Materi / Kelas : Saling Menasehati dalam Islam / XI IPA 1
Keterampilan Mengajar Guru PAI
Indikator Pengamatan Deskripsi Hasil Pengamatan
Keterampilan guru PAI
dalam membuka
pelajaran
Guru PAI membuka pelajaran dengan salam,
kemudian mengabsen kehadiran peserta didik. Lalu
mempersiapkan kelas dengan mengajak peserta didik
untuk berdoa bersama.
Keterampilan guru PAI
dalam bertanya
Keterampilan bertanya yang dimiliki oleh guru PAI
diterapkan olehnya ketika ingin memasuki materi baru
yaitu tentang saling menasehati dalam Islam yang
berisi materi mengenai khotbah, tabligh dan dakwah.
Guru memancing partisipasi dari peserta didik dengan
menanyakan perbedaan dari ketiga hal tersebut.
Namun, hanya ada beberapa siswa yang aktif
menjawab dengan waktu berfikir yang sedikit lama.
Pertanyaan yang diberikan sesuai dengan materi,
namun butuh waktu yang sedikit lama untuk siswa
menjawab.
Keterampilan guru PAI
dalam memberikan
penguatan
Pada pertemuan ini, penguatan yang nampak
diberikan dari guru PAI hanyalah berupa pembenaran
terhadap jawaban yang diberikan oleh peserta didik
pada saat tanya jawab.
Keterampilan guru PAI
dalam mengadakan
variasi
Variasi yang digunakan pada pertemuan ini adalah
variasi metode yaitu dengan menggunakan metode
ceramah, tanya jawab dan diskusi kelompok. Untuk
variasi media, guru belum menggunakan media
242
apapun. Namun, guru melakukan variasi lain pada
waktu pelaksanaan pembelajaran seperti dengan
pergantian posisi dalam menjelaskan, juga mengajak
siswa untuk fokus pada materi.
Keterampilan guru PAI
dalam menjelaskan
Pada pertemuan ini, guru PAI menjelaskan dengan
suara yang lantang, juga memberikan contoh khotbah,
tabligh dan dakwah untuk lebih memperjelas materi.
Keterampilan guru PAI
dalam membimbing
diskusi kelompok kecil
Saat siswa berdiskusi, guru PAI mengontrol jalannya
diskusi dengan sedikit berkeliling untuk memastikan
kinerja masing – masing peserta didik dalam
kelompoknya. Setelah proses diskusi selesai, guru
meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi
dan membantu siswa memberikan kesimpulan terkait
materi yang didiskusikan. Beberapa kali guru juga
menegur peserta didik yang kurang aktif dalam
berdiskusi, juga memberikan penjelasan saat ada
siswa yang mengalami kesulitan dalam berdiskusi.
Keterampilan guru PAI
dalam mengelola kelas
Kemampuan guru PAI dalam mengelola kelas bisa
dikatakan cukup baik. Peserta didik mampu untuk
mengikuti semua instruksi yang diberikan oleh guru
meskipun memang ada beberapa peserta didik yang
kurang memerhatikan terutama yang memiliki posisi
duduk di belakang.
Keterampilan guru PAI
dalam melaksanakan
pembelajaran
perseorangan
Pada pertemuan ini, guru masih belum memerhatikan
cara belajar masing – masing peserta didik, sehingga
peserta didik yang memang kurang aktif dan
menyukai metode diskusi, kurang menikmati jalannya
proses diskusi.
243
Keterampilan guru PAI
dalam menutup
pelajaran
Keterampilan mengajar guru PAI dalam menutup
pelajaran sudah cukup baik. Guru menutup pelajaran
dengan menyimpulkan terlebih dahulu materi yang
telah disampaikan dan didiskusikan oleh siswa, yaitu
mengenai saling menasehati dalam Islam. Selain itu,
guru juga memberikan rencana pembelajaran pada
pertemuan selanjutnya dengan memberikan tugas
kepada tiap peserta didik untuk membuat teks
ceramah dan menyampaikan bahwa di pertemuan
selanjutnya, peserta didik akan diminta untuk
memberikan ceramah di depan kelas seperti presentasi
namun menggunakan teks ceramah yang sudah dibuat
oleh mereka. Untuk proses evaluasi, pada pertemuan
ini guru tidak melakukan evaluasi dalam bentuk
tertulis, namun guru melakukan evaluasi pemahaman
peserta didik hanya berdasarkan presentasi yang
disampaikan oleh peserta didik dan memberikan
kesempatan peserta didik untuk bertanya mengenai
hal yang belum dipahami.
Keaktifan Peserta Didik
Visual Activities Aktivitas yang berkaitan dengan visual yang
terlaksana pada pembelajaran cukup baik. Aktivitas –
aktivitas visual yang dilakukan oleh peserta didik
yaitu memerhatikan penjelasan lisan yang
disampaikan oleh guru mengenai materi khotbah,
tabligh dan dakwah. Mayoritas peserta didik
melakukan aktivitas tersebut dengan penuh perhatian,
namun memang ada beberapa siswa juga yang kurang
memerhatikan.
244
Selain itu, aktivitas visual yang lainnya adalah peserta
didik memerhatikan penjelasan teman sekelasnya
yang disampaikan melalui forum diskusi, juga melalui
presentasi kelompok. Sama halnya dengan kegiatan
mengamati penjelasan guru, mayoritas peserta didik
memerhatikan penjelasan temannya. Meskipun ada
pula beberapa yang kurang memerhatikan. Kelompok
presentasi yang mempresentasikan hasil diskusinya
dengan suara yang lantang, jelas dan tanpa malu –
malu mendapatkan perhatian yang lebih dari peserta
didik lainnya dibandingkan dengan kelompok yang
sebaliknya.
Terakhir, keaktifan yang terdapat selama proses
pembelajaran ini ialah aktivitas membaca yang
dilakukan oleh peserta didik saat mereka diskusi
mengenai materi yang dipelajari.
Oral Activities Keaktifan peserta didik pada bagian ini tergolong
rendah, hal ini dikarenakan hanya beberapa peserta
didik yang aktif bertanya, mengeluarkan pendapatnya
dalam diskusi, dan juga hanya beberapa peserta didik
yang menjadi perwakilan kelompoknya untuk
menyampaikan hasil presentasi.
Listening Activities Keaktifan peserta didik pada bagian mendengarkan
secara langsung berkaitan dengan aktivitas lisan dan
visual yang juga dilakukan oleh peserta didik.
Kegiatan mendengarkan yang dilakukan oleh peserta
didik hanya meliputi mendengarkan penjelasan dari
guru dan teman yang menyampaikan pendapatnya
juga menyampaikan hasil diskusi kelompok. Tidak
adanya media pembelajaran berupa audio visual
245
menyebabkan kegiatan mendengarkan dalam
pembelajaran ini hanya terbatas pada hal – hal
tersebut.
Writing Activities Aktivitas menulis yang tampak dilakukan oleh peserta
didik hanya berupa menulis penjelasan yang mereka
anggap penting dari penyampaian materi yang
disampaikan oleh guru dan teman sekelasnya.
Beberapa peserta didik bahkan tidak menampakkan
kegiatan menulis materi yang disampaikan. Jadi,
keaktifan peserta didik di kelas tergolong rendah.
Drawing Activities Tidak nampak keaktifan peserta didik dalam
menggambar. Nampaknya dipengaruhi oleh materi
yang disampaikan, tidak adanya arahan dari guru, juga
tidak adanya inisiatif peserta didik untuk menggambar
penjelasan dari guru dan temannya baik dalam bentuk
mind mapping, diagram dan lain – lain.
Motor Activities Tidak nampak keaktifan motorik dalam pembelajaran
selain maju ke depan mempresentasikan hasil diskusi.
Mental Activities Keaktifan mental peserta didik pada pembelajaran
dikategorikan sedang atau berada dalam posisi rata –
rata. Hal ini dikarenakan selama proses pembelajaran,
hanya sebagian peserta didik yang menanggapi dan
aktif bertanya jawab dalam proses diskusi. Tidak ada
juga kegiatan memecahkan masalah. Peserta didik
hanya berdiskusi untuk merangkum dan mengambil
kesimpulan materi.
Emotional Activities Pada pembelajaran ini, hanya sebagian peserta didik
yang nampak berminat dan bergairah dalam mengikuti
pembelajaran. Minat dan gairah peserta didik tampak
tinggi hanya pada saat guru memberikan penjelasan.
246
247
Lampiran 20
Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran PAI
Waktu Pembelajaran : Rabu, 13 November 2019
Materi / Kelas : Saling Menasehati dalam Islam / XI IPA 2
Keterampilan Mengajar Guru PAI
Indikator Pengamatan Deskripsi Hasil Pengamatan
Keterampilan guru PAI
dalam membuka
pelajaran
Guru PAI membuka pelajaran dengan salam,
kemudian mengabsen kehadiran peserta didik. Lalu
mempersiapkan kelas dengan mengajak peserta didik
untuk berdoa bersama. Pada pertemuan ini, sebelum
masuk ke inti pembelajaran, guru PAI sedikit me
review kembali materi yang telah disampaikannya
pada pertemuan sebelumnya. Juga menjelaskan
kegiatan apa saja yang akan dilakukan pada
pertemuan ini yaitu mengumpulkan tugas membuat
naskah ceramah dan mempraktekkan nya satu persatu.
Keterampilan guru PAI
dalam bertanya
Keterampilan bertanya yang diterapkan oleh guru PAI
pada pertemuan ini hanya sebatas memberikan
pertanyaan kepada peserta didik mengenai
kesimpulan ceramah yang disampaikan oleh peserta
didik lainnya. Guru PAI memberikan kesempatan
waktu yang cukup bagi peserta didik untuk berfikir,
namun beberapa kali juga bahkan berlebih, sehingga
justru peserta didik tidak menggunakannya untuk
memikirkan kesimpulan ceramah yang disampaikan
oleh temannya, namun membuka handphone mereka.
Keterampilan guru PAI
dalam memberikan
penguatan
Pada pertemuan ini, penguatan yang nampak
diberikan dari guru PAI berupa ajakan tepuk tangan
248
yang diberikan kepada peserta didik yang telah selesai
berceramah di depan kelas.
Keterampilan guru PAI
dalam mengadakan
variasi
Variasi yang digunakan pada pertemuan ini hanya
variasi metode, yaitu dengan penugasan dan
presentasi perseorangan. Tidak nampak adanya
penggunaan media, baik yang digunakan oleh guru
PAI maupun yang digunakan oleh peserta didik yang
menyampaikan ceramah.
Keterampilan guru PAI
dalam menjelaskan
Pada pertemuan ini, penjelasan yang diberikan oleh
guru PAI sangat terbatas. Guru hanya menjelaskan
tugas – tugas setiap peserta didik, tidak menjelaskan
secara keseluruhan materi. Hal ini memang
dikarenakan fokus pembelajaran pada penyampaian
materi oleh peserta didik melalui praktek ceramah di
depan kelas.
Keterampilan guru PAI
dalam membimbing
diskusi kelompok kecil
Tidak terjadi proses diskusi dalam pertemuan ini.
Keterampilan guru PAI
dalam mengelola kelas
Kemampuan guru PAI dalam mengelola kelas bisa
dikatakan cukup baik. Peserta didik mampu untuk
mengikuti semua instruksi yang diberikan oleh guru
meskipun memang ada beberapa peserta didik yang
kurang memerhatikan terutama yang memiliki posisi
duduk di belakang.
Guru juga berhasil mengatasi masalah yang terjadi di
kelas, yaitu ada beberapa peserta didik yang bercanda
ketika teman nya sedang berceramah di depan kelas.
Guru memberikan teguran dan respon dengan
meminta mereka menyimpulkan ceramah yang
disampaikan oleh temannya dan memberikan giliran
249
langsung kepada mereka untuk berceramah di depan
kelas setelah teman yang sebelumnya selesai.
Keterampilan guru PAI
dalam melaksanakan
pembelajaran
perseorangan
Pada pertemuan ini, keterampilan pembelajaran
perseorangan belum terlalu nampak.
Keterampilan guru PAI
dalam menutup
pelajaran
Karena waktu yang terbatas, akhir pembelajaran tidak
ditutup oleh guru dengan menyimpulkan materi inti
dari pembelajaran serta evaluasi pemahaman peserta
didik. Guru hanya menutup pelajaran dengan
memberikan tugas yaitu membuat video dakwah yang
harus dilakukan oleh masing – masing peserta didik
dan harus dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
Keaktifan Peserta Didik
Visual Activities Keaktifan visual yang dilakukan oleh peserta didik
cukup baik. Aktivitas ini berfokus pada aktivitas
memerhatikan ceramah yang disampaikan oleh
peserta didik di depan kelas. Beberapa peserta didik
nampak aktif memerhatikan dan beberapa lainnya
juga nampak kurang memerhatikan. Hal ini sangat
bergantung dari cara penyampaian ceramah yang
dibawakan oleh peserta didik. Peserta didik yang
membawakan dengan bahasa yang jelas, materi yang
menarik dan suara yang lantang memicu peserta didik
untuk lebih aktif memerhatikan. Namun, saat peserta
didik lain yang menyampaikan ceramahnya dengan
gaya yang monoton, keaktifan peserta didik juga
nampak menurun. Salah satu upaya yang dilakukan
oleh guru untuk meningkatkan perhatian peserta didik
terhadap penyampaian materi adalah dengan
250
memberikan pertanyaan kesimpulan materi ceramah
yang disampaikan kepada peserta didik.
Oral Activities Keaktifan peserta didik pada bagian ini cukup tinggi.
Hal ini karena memang pada materi ini menuntut
peserta didik untuk aktif menyampaikan materi
ceramah yang telah ditugaskan oleh guru PAI. Peserta
didik nampak berupaya untuk menyampaikan
ceramah dengan sangat baik, meskipun pada
pelaksanaannya memang sangat tergantung pada
kemampuan masing – masing peserta didik.
Listening Activities Keaktifan peserta didik pada bagian mendengarkan
secara langsung berkaitan dengan aktivitas lisan dan
visual yang juga dilakukan oleh peserta didik.
Kegiatan mendengarkan yang dilakukan oleh peserta
didik hanya meliputi mendengarkan ceramah yang
disampaikan oleh teman nya. Karena proses
penyampaian ceramah dari teman bervariatif, yakni
ada yang menarik dan ada pula yang tidak, jadi
keaktifan peserta didik di kelas sangat bergantung
pada hal tersebut.
Writing Activities Aktivitas menulis yang ada nampak kurang, bahkan
hampir tidak ada kecuali beberapa peserta didik yang
menulis tugas yang harus dikumpulkan pada
pertemuan selanjutnya.
Drawing Activities Tidak nampak keaktifan peserta didik dalam
menggambar. Nampaknya dipengaruhi oleh materi
yang disampaikan, tidak adanya arahan dari guru, juga
tidak adanya inisiatif peserta didik untuk menggambar
penjelasan dari guru dan temannya baik dalam bentuk
mind mapping, diagram dan lain – lain.
251
252
Lampiran 21
Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran PAI
Waktu Pembelajaran : Rabu, 23 Oktober 2019
Materi / Kelas : Melaksanakan Pengurusan Jenazah / XI IPS 1
Keterampilan Mengajar Guru PAI
Indikator Pengamatan Deskripsi Hasil Pengamatan
Keterampilan guru PAI
dalam membuka
pelajaran
Guru PAI membuka pelajaran dengan salam,
kemudian mengabsen kehadiran peserta didik. Lalu
mempersiapkan kelas dengan mengajak peserta didik
untuk berdoa bersama. Pada pertemuan ini, sebelum
masuk ke inti pembelajaran, guru PAI sedikit
memancing partisipasi peserta didik untuk bertanya
sebelum masuk ke materi pembelajaran dengan
memberikan waktu sebanyak 10 menit kepada peserta
didik untuk membaca materi yang akan dipelajari, dan
membuat pertanyaan dari materi yang dibaca tersebut.
Keterampilan guru PAI
dalam bertanya
Keterampilan bertanya yang diterapkan oleh guru PAI
pada pertemuan ini lebih berfungsi sebagai pemantik
bagi pertanyaan – pertanyaan yang harus disampaikan
oleh peserta didik.
Keterampilan guru PAI
dalam memberikan
penguatan
Pada pertemuan ini, penguatan yang nampak
diberikan dari guru PAI berupa pemberian nilai yang
besar kepada tiga peserta didik yang memberikan
pertanyaan pertama sebagai motivasi untuk peserta
didik lainnya agar mau untuk bertanya sehingga
menimbulkan proses interaksi yang baik antar guru
dan peserta didik.
253
Keterampilan guru PAI
dalam mengadakan
variasi
Variasi yang digunakan pada pertemuan ini hanya
variasi metode, yaitu dengan tanya jawab, ceramah
dan praktek. Tidak nampak penggunaan media baik
dalam bentuk audio, visual, maupun audio – visual.
Variasi lainnya yang muncul ialah menggunakan
gerakan badan untuk mendukung penjelasan
mengenai cara menyolati jenazah.
Keterampilan guru PAI
dalam menjelaskan
Pada pertemuan ini, penjelasan yang diberikan oleh
guru PAI sangat baik karena diikuti dengan contoh
dalam kehidupan sehari – hari, dan bagaimana cara
mempraktekkannya. Guru PAI juga memberikan
penjelasan yang sesuai dengan pertanyaan –
pertanyaan yang diberikan oleh peserta didik dalam
proses tanya jawab di awal pembelajaran.
Keterampilan guru PAI
dalam membimbing
diskusi kelompok kecil
Tidak terjadi proses diskusi dalam pertemuan ini.
Keterampilan guru PAI
dalam mengelola kelas
Kemampuan guru PAI dalam mengelola kelas bisa
dikatakan cukup baik. Peserta didik mampu untuk
mengikuti semua instruksi yang diberikan oleh guru
meskipun memang ada beberapa peserta didik yang
kurang memerhatikan terutama yang memiliki posisi
duduk di belakang.
Keterampilan guru PAI
dalam melaksanakan
pembelajaran
perseorangan
Pada pertemuan ini, keterampilan pembelajaran
perseorangan diterapkan oleh guru dengan meminta
tiap – tiap peserta didik untuk mempraktekkan cara
menyolati jenazah secara individu di samping
kursinya masing – masing, sehingga guru PAI dapat
mengetahui kekurangan dari cara praktek yang
dilakukan oleh masing – masing peserta didik.
254
Keterampilan guru PAI
dalam menutup
pelajaran
Guru PAI menutup pembelajaran dengan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya
mengenai hal – hal yang belum dipahami. Kegiatan
evaluasi secara lisan dan tertulis tidak dilaksanakan,
guru hanya mengevaluasi pemahaman peserta didik
berdasarkan praktek yang dilakukan oleh mereka.
Guru PAI juga tidak menyampaikan rencana kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan di pertemuan
selanjutnya.
Keaktifan Peserta Didik
Visual Activities Keaktifan visual yang dilakukan oleh peserta didik
cukup baik. Aktivitas ini berfokus pada aktivitas
memerhatikan penjelasan terkait materi jenazah yang
disampaikan oleh guru dan cara praktek yang
dilakukan olehnya. Seluruh peserta nampak sangat
aktif memerhatikan.
Oral Activities Hanya sebagian peserta didik yang aktif memberikan
pertanyaan pada saat sesi tanya jawab.
Listening Activities Keaktifan peserta didik pada bagian mendengarkan
secara langsung berkaitan dengan aktivitas lisan dan
visual yang juga dilakukan oleh peserta didik.
Kegiatan mendengarkan yang dilakukan oleh peserta
didik hanya meliputi mendengarkan penjelasan yang
disampaikan oleh guru mengenai materi
melaksanakan pengurusan jenazah. Hanya sebagian
peserta didik yang mendengarkan pertanyaan dari
temannya dan jawaban yang disampaikan oleh guru.
Writing Activities Aktivitas menulis yang ada nampak kurang, bahkan
hampir tidak ada kecuali beberapa peserta didik yang
255
menulis penjelasan dan cara praktek yang
disampaikan oleh guru PAI.
Drawing Activities Tidak nampak keaktifan peserta didik dalam
menggambar. Nampaknya dipengaruhi oleh materi
yang disampaikan, tidak adanya arahan dari guru, juga
tidak adanya inisiatif peserta didik untuk menggambar
penjelasan dari guru dan temannya baik dalam bentuk
mind mapping, diagram dan lain – lain.
Motor Activities Keaktifan motorik yang dilakukan peserta didik pada
pertemuan ini yaitu mempraktekkan tata cara
menyolati jenazah. Keaktifan peserta didik pada
pertemuan ini sangat baik, mereka mampu
mempraktekkan cara menyolati jenazah sesuai dengan
cara yang dicontohkan oleh guru PAI.
Mental Activities Keaktifan mental peserta didik pada pembelajaran
dikategorikan cukup baik. Hal ini karena hampir
seluruh peserta didik berusaha untuk memahami agar
dapat mempraktekkan cara untuk menyolati jenazah.
Peserta didik juga saling mengingatkan dan membantu
teman di sebelahnya jika temannya salah atau kurang
sesuai dengan penjelasan dari guru saat
mempraktekkan cara menyolati jenazah.
Emotional Activities Pada pembelajaran ini, minat dan perhatian peserta
didik terhadap materi yang disampaikan oleh guru
sangat baik. Hal ini nampak dari minat dan perhatian
peserta didik yang tinggi terhadap cara guru menyolati
jenazah. Nampaknya, materi yang berkaitan dengan
kehidupan sehari – hari dan sudah sering dilakukan
oleh peserta didik, juga metode praktek yang
diterapkan oleh guru berhasil membuat peserta didik
256
257
Lampiran 22
Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran PAI
Waktu Pembelajaran : Jumat, 25 Oktober 2019
Materi / Kelas : Melaksanakan Pengurusan Jenazah / XI IPS 2
Keterampilan Mengajar Guru PAI
Indikator Pengamatan Deskripsi Hasil Pengamatan
Keterampilan guru PAI
dalam membuka
pelajaran
Guru PAI membuka pelajaran dengan salam,
kemudian mengabsen kehadiran peserta didik. Lalu
mempersiapkan kelas dengan mengajak peserta didik
untuk berdoa bersama. Pada pertemuan ini, sebelum
masuk ke inti pembelajaran, guru PAI sedikit
memancing partisipasi peserta didik untuk bertanya
sebelum masuk ke materi pembelajaran dengan
memberikan waktu sebanyak 10 menit kepada peserta
didik untuk membaca materi yang akan dipelajari, dan
membuat pertanyaan dari materi yang dibaca tersebut.
Keterampilan guru PAI
dalam bertanya
Keterampilan bertanya yang diterapkan oleh guru PAI
pada pertemuan ini lebih berfungsi sebagai pemantik
bagi pertanyaan – pertanyaan yang harus disampaikan
oleh peserta didik.
Keterampilan guru PAI
dalam memberikan
penguatan
Pada pertemuan ini, penguatan yang nampak
diberikan dari guru PAI berupa pemberian nilai yang
besar kepada tiga peserta didik yang memberikan
pertanyaan pertama sebagai motivasi untuk peserta
didik lainnya agar mau untuk bertanya sehingga
menimbulkan proses interaksi yang baik antar guru
dan peserta didik. Selain itu, guru juga memberikan
nilai yang lebih besar kepada tiga peserta didik
258
pertama yang mampu menyetorkan hafalan doa – doa
yang dibaca pada saat menyolati jenazah.
Keterampilan guru PAI
dalam mengadakan
variasi
Metode yang digunakan pada pertemuan ini hanya
tanya jawab dan ceramah. Tidak nampak adanya
penggunaan media.
Keterampilan guru PAI
dalam menjelaskan
Pada pertemuan ini, penjelasan yang diberikan oleh
guru PAI cukup jelas dan sesuai dengan materi yang
diajarkan juga pertanyaan yang diberikan oleh peserta
didik. Namun, terdapat satu dari sekian penjelasan
yang diberikan oleh guru yang sedikit melenceng dari
pembahasan. Nampaknya ini dilakukan untuk
membuat suasana pembelajaran yang lebih akrab
antara guru dan peserta didik.
Keterampilan guru PAI
dalam membimbing
diskusi kelompok kecil
Pada pertemuan ini, diskusi yang tercipta hanya
berlangsung kurang lebih selama 10 menit, yang
dilakukan oleh peserta didik untuk membahas
perbedaan doa untuk mayat laki –laki dan perempuan.
Guru berhasil memancing perhatian peserta didik
untuk berdiskusi dengan memberikan mereka
pertanyaan. Namun, karena waktu yang sempit, proses
diskusi hanya berjalan sebentar dan kesimpulan hanya
diberikan oleh satu kelompok dan guru PAI, jadi
kurang melibatkan peserta didik seluruhnya.
Keterampilan guru PAI
dalam mengelola kelas
Kemampuan guru PAI dalam mengelola kelas bisa
dikatakan cukup baik. Peserta didik mampu untuk
mengikuti semua instruksi yang diberikan oleh guru
meskipun memang ada beberapa peserta didik yang
kurang memerhatikan terutama yang memiliki posisi
duduk di belakang.
259
Keterampilan guru PAI
dalam melaksanakan
pembelajaran
perseorangan
Pada pertemuan ini, keterampilan pembelajaran
perseorangan hanya tampak pada kemampuan guru
untuk membimbing hafalan masing – masing peserta
didik ketika mereka satu per satu menyetor hafalan
mereka ke depan kelas. Guru membetulkan cara
membaca doa apabila ada peserta didik yang salah
dalam melafalkan doa untuk jenazah.
Keterampilan guru PAI
dalam menutup
pelajaran
Karena waktu yang terbatas, akhir pembelajaran tidak
ditutup oleh guru dengan menyimpulkan materi inti
dari pembelajaran serta evaluasi pemahaman peserta
didik. Guru hanya menutup pelajaran dengan
menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan di
pertemuan selanjutnya, yaitu praktek untuk menyolati
jenazah. Proses evaluasi hanya dilakukan secara lisan,
yaitu dengan mengoreksi hafalan dan cara membaca
doa untuk jenazah yang disetorkan oleh peserta didik.
Keaktifan Peserta Didik
Visual Activities Keaktifan visual pada pertemuan ini yang nampak
berupa aktivitas memerhatikan guru PAI yang sedang
menjelaskan dan membaca buku PAI dalam rangka
menemukan perbedaan antara lafaz doa untuk jenazah
laki – laki, dan doa untuk jenazah perempuan.
Oral Activities Keaktifan peserta didik pada bagian ini cukup tinggi.
Hal ini karena memang pada materi ini menuntut
peserta didik untuk melafalkan doa untuk jenazah
yang dihafalkan. Pada pertemuan ini, seluruh peserta
didik berhasil untuk melafalkan doa tersebut dengan
cara menyetorkan nya kepada guru di depan kelas.
Listening Activities Keaktifan peserta didik pada bagian mendengarkan
secara langsung berkaitan dengan aktivitas lisan dan
260
visual yang juga dilakukan oleh peserta didik.
Kegiatan mendengarkan yang dilakukan oleh peserta
didik hanya meliputi mendengarkan penjelasan yang
disampaikan oleh guru PAI.
Writing Activities Aktivitas menulis yang ada hanya berupa kegiatan
peserta didik menulis penjelasan guru yang dianggap
penting, namun hanya beberapa peserta didik yang
nampak melakukan hal ini.
Drawing Activities Tidak nampak keaktifan peserta didik dalam
menggambar. Nampaknya dipengaruhi oleh materi
yang disampaikan, tidak adanya arahan dari guru, juga
tidak adanya inisiatif peserta didik untuk menggambar
penjelasan dari guru dan temannya baik dalam bentuk
mind mapping, diagram dan lain – lain.
Motor Activities Keaktifan motorik yang dilakukan peserta didik pada
pertemuan ini sangat minim, hanya berupa gerakan
peserta didik berjalan maju ke tempat duduk guru
untuk menyetorkan hafalan.
Mental Activities Keaktifan mental peserta didik pada pembelajaran
dikategorikan cukup baik, hal ini karena hampir
seluruh peserta didik berusaha untuk menghafalkan
doa untuk jenazah yang diperintahkan oleh guru.
Nampak juga beberapa peserta didik saling bertukar
hafalan dan mendengarkan hafalan temannya dan
mengoreksi juga membantu temannya yang memiliki
kendala dalam menghafal dan melafalkan bacaan doa.
Emotional Activities Pada pembelajaran ini, minat dan perhatian peserta
didik terhadap materi yang disampaikan nampaknya
agak kurang. Semangat yang timbul nampaknya
hanya berupa efek dari kekhawatiran peserta didik
261
262
Lampiran 23
Dokumentasi Penelitian
Gambar 1.1. Proses Wawancara dengan Peserta Didik Kelas XI
Gambar 1.2. Proses Wawancara dengan Peserta Didik Kelas XI
Gambar 1.3. Proses Wawancara dengan Peserta Didik Kelas XI
263
Gambar 1.4 Proses Wawancara dengan Peserta Didik Kelas XI
Gambar 1.5 Proses Wawancara dengan Peserta Didik Kelas XI
Gambar 1.6 Proses Wawancara dengan Peserta Didik Kelas XI
264
Gambar 1.7. Proses Wawancara dengan Peserta Didik Kelas XI
Gambar 1.8 Proses Wawancara dengan Peserta Didik Kelas XI
Gambar 1.9 Pengisian Angket Penelitian Oleh Peserta Didik
265
Gambar 1.10 Pengisian Angket Penelitian Oleh Peserta Didik
Gambar 1.11 Pengisian Angket Penelitian Oleh Peserta Didik
Gambar 1.12 Proses Wawancara dengan Kepala Sekolah SMA Mathlaul Huda
266
Lampiran 24
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
top related