PENGARUH HARGA DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN ...
Post on 17-Oct-2021
4 Views
Preview:
Transcript
PENGARUH HARGA DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN HELM JPX FULL FACE MOTOCROSS DP PLANET MOTOR
TRAIL SHOP DI KOTA BATU
(STUDI PADA DP PLANET MOTOR TRAIL SHOP)
Muhammad Kenrico Kahel Iqbal
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya
kenricokahel2@student.ub.ac.id
Dosen Pembimbing:
Nadiyah Hirfiyana Rosita, SE., MM., CMA
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel harga dan citra merek. Jenis
penelitian ini adalah explanatory research yang menjelaskan hubungan dan pengaruh antara satu
variabel dengan variabel lainnya melalui pengajuan hipotesis. Penelitian ini menggunakan sampel
sebanyak 125 responden dengan penyebaran kuesioner secara online. Sampel terdiri dari
responden yang sudah pernah membeli Helm JPX Fullface Motocross. Analisis data dalam penelitian
ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS ver. 25. Hasil
pengujian terhadap ketiga hipotesis dapat disimpulkan bahwa harga dan citra merek memiliki
pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Selain itu, harga dan citra merek berpengaruh
secara simultan terhadap keputusan pembelian.
Kata Kunci: Harga, Citra Merek, Keputusan Pembelian
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of price and brand image variables. This type of research is
explanatory research which explains the relationship and influence between one variable and
another through the submission of a hypothesis. This study used a sample of 125 respondents by
distributing questionnaires online. The sample consisted of respondents who had bought a JPX
Fullface Motocross Helmet. Data analysis in this study used multiple linear regression analysis
using the SPSS ver. 25. The test results of the three hypotheses can be concluded that price and
brand image has a significant influence on purchasing decisions. Besides, price and brand image
simultaneously influence purchasing decisions.
Keyword: Price, Brand Image, Purchasing Decision
1. PENDAHULUAN
Dewasa ini, lalu lintas di jalan raya
semakin padat karena banyaknya
pengguna kendaraan roda dua maupun
roda empat. Oleh karena itu, setiap
pengendara dituntut untuk berhati-hati
dalam menggunakan kendaraan.
Kendaraan roda empat mempunyai
keamanan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan roda dua, karena kendaraan roda
empat dilengkapi dengan bantalan untuk
menahan benturan, kerangka kuat,
instrumen peredam, sabuk pengaman, dan
kantung udara (Hardiana, 2011).
Sebaliknya, pengendara motor tidak
mempunyai perlengkapan selengkap
kendaraan roda empat, sehingga dalam
berkendara mempunyai risiko yang lebih
tinggi.
Indonesia merupakan negara dengan
pertumbuhan paling pesat untuk industri
sepeda motor. Hal ini didukung data oleh
Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia
yaitu distribusi domestik kendaraan
bermotor untuk
Penjualan Motor Trail
Sumber: AISI, 2018
Tidak hanya sepeda motor biasa yang
ramai diperjualbelikan, namun juga
ramainya pembelian atas motor trail.
Berdasarkan gambar di atas, penjualan
motor trail di Indonesia mulai
berkembang. Dari grafik tersebut dapat
dilihat bahwa penjualan motor
trail November 2017 mencapai 5.569 unit
motor Kawasaki KLX dan 3.869 unit
motor Honda CRF. Pada bulan Desember
2017 penjualan motor trail mengalami
penurunan, yakni mencapai 4.154
unit motor Kawasaki KLX dan 3.063 unit
motor Honda CRF. Namun pada Bulan
Januari 2018, penjualan motor trail
kembali menunjukkan tren positif dengan
penjualan mencapai 4.914 unit motor
Kawasaki KLX dan 4.931 unit motor
Honda CRF. Penjualan motor trail di
Indonesia dipercaya dapat berkembang
setiap tahunnya. Hal tersebut disebabkan
penggunaan motor trail saat ini tidak
hanya untuk fungsional saja, namun juga
mencakup lifestyle atau sudah menjadi
gaya hidup masyarakat di Indonesia.
Selain itu, faktor lain peningkatan pen
jualan motor trail adalah keadaan geografi
di Indonesia sendiri. Negara Indonesia
merupakan salah satu negara dengan
begitu banyak variasi geografi yang
menantang seperti gunung, bukit, lembah,
ngarai, sungai, dan berbagai macam
kontur tanah lainnya (AISI, 2020).
Jumlah distribusi tersebut menimbulkan
banyaknya dampak, baik positif maupun
negatif. Dampak negatif distribusi
kendaraan bermotor adalah banyaknya
persoalan keamanan, ketertiban,
kelancaran, dan keselamatan lalu lintas
yang bertambah di Indonesia.
Salah satu perlengkapan yang cukup
tinggi pertumbuhannya mengikuti sepeda
motor adalah pelindung kepala atau helm,
karena merupakan kewajiban tata tertib
berkendara. Helm merupakan salah satu
perlengkapan keamanan utama bagi
pengendara sepeda motor yang berguna
sebagai pelindung kepala apabila terjadi
kecelakaan. Oleh karena itu, penggunaan
helm bagi pengendara roda dua
merupakan hal yang penting. Hal ini
sesuai dengan UU No. 14 Tahun 1992
tentang “Kewajiban Memakai Helm bagi
Pengendara Sepeda Motor” yang
mewajibkan pengendara sepeda motor
dan penumpangnya untuk memakai helm.
Standar helm untuk mengendarai sepeda
motor di Indonesia dinamakan Standar
Nasional Indonesia atau biasa disebut
SNI, yang mana penggunaan helm SNI
tercantum dalam Peraturan Menteri
nomor 40/M-IND/Per/6/2008 tentang
0
2000
4000
6000
Kawasaki KLX Honda CRF
Nov-17 Des-17 Jan-18
“Pemberlakuan SNI Helm Pengendara
Kendaraan Bermotor Roda Dua” dan UU
Nomor 22 Tahun 2009 tentang “Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan”. Tidak hanya
untuk melengkapi kewajiban, alat
keselamatan, dan menghindari sanksi saat
berkendara, saat ini penggunaan helm
sudah menjadi salah satu fashion
item untuk para pengendara motor. Hal-
hal yang menjadikan helm sebagai salah
satu fashion item untuk pengendara
motor, yaitu: bentuk, warna, dan
gambar helm yang terkesan unik dan
berbeda.
Terdapat berbagai macam tipe merek
helm yang ditawarkan kepada konsumen,
di mana masing-masing merek helm
tersebut berusaha untuk membuat
produknya lebih unggul dibandingkan
dengan merek lain. Oleh karena itu,
kegiatan pemasaran yang baik dan yang
tepat memegang peranan yang penting
dalam menunjang kelangsungan usaha
dan perkembangan suatu usaha. Salah
satunya adalah Helm JPX Full Face
Motocross yang merupakan buatan lokal
yang kualitasnya tidak kalah dengan
produksi helm dari luar negeri. Helm JPX
Full Face Motocross mengusung produk
helm dengan harga yang bersaing tetapi
tetap mempertahankan performa dan
kualitas yang baik.
Salah satu usaha yang bergerak di
bidang kebutuhan berkendara roda dua
ialah DP Planet Motor Trail Shop yang
berada di Jalan Patimura Ruko Patimura
Square H-I-J, Batu. Usaha ini dimulai
tahun 2002 oleh H. Deni Puguh Dariyanto
yang memiliki total 150 karyawan. Usaha
ini menjual berbagai macam kebutuhan
pengendara sepeda motor, terutama
aksesoris dan keselamatan pengendara,
yaitu merek Helm JPX Full Face
Motocross.
Penjualan Helm JPX Full Face
Motocross Tahun 2019
Sumber: DP Planet Motor Trail Shop,
2019
Berdasarkan gambar di atas, penjualan
Helm JPX Full Face Motocross memiliki
angka penjualan yang cukup tinggi dan
stabil pada tahun 2019. Seri full face
motocross sebesar 74.3%, diikuti seri half
face JPR sebesar 14.8%, dan seri cakil
signature yang memiliki tingkat
penjualan paling rendah yaitu 3.5%.
Dalam upaya mempertahankan kondisi
pasar yang baik untuk Helm JPX Full
Face Motocross, DP Planet Motor Trail
Shop harus menerapkan strategi yang
tepat dalam menjalankan bisnisnya.
Pengelola harus memulai berpikir seperti
konsumen agar dapat mengetahui apa
kebutuhan konsumen. Sehingga,
konsumen nantinya akan terpuaskan oleh
produk DP Planet Motor Trail Shop.
Dalam hal ini, citra merek dan harga
merupakan hal penting bagi konsumen
dalam menentukan keputusan pembelian
konsumen.
Kondisi pasar yang dinamis, revolusi
pemasaran, dan dampak pemasaran yang
meningkat saat ini pada kehidupan
keseharian manusia menjadikan orang
lebih sadar terhadap keberadaan merek.
Sebelum memutuskan untuk membeli
suatu produk, pelanggan mengaitkan
produk yang akan dibeli dengan beberapa
faktor, seperti kualitas, kinerja, fitur, dan
bahkan negara asal (COO) (Tajdar et al.,
2015). Keputusan pembelian konsumen
dipengaruhi oleh banyak hal faktor,
termasuk faktor pribadi, psikologis, sosial
dan budaya, sehingga menyulitkan
pemasar memprediksi bagaimana
konsumen membeli produk tertentu
(Mramba, 2015).
Konsumen pada hakikatnya
merupakan faktor penting bagi
berlangsungnya hidup perusahaan.
Penting bagi pemasar untuk memahami
setiap perilaku konsumen, terlebih lagi
konsumen saat ini sangat dimudahkan
dalam mendapatkan informasi suatu
produk yang nantinya dapat bermanfaat
dan memuaskan keinginannya. Sehingga,
perusahaan juga dituntut mampu
menawarkan informasi yang menarik agar
bisa mendapat perhatian dari konsumen.
Untuk mengenali perilaku konsumen,
seorang pemasar harus benar-benar
mengetahui apa yang memengaruhi
keputusan pembelian, yakni apa saja yang
diharapkan pelanggan dan mengapa
konsumen membeli produk (Tjiptono,
2014).
Perlunya mempelajari berbagai macam
perilaku konsumen akan bermanfaat
sebagai bahan untuk menyusun strategi
pemasaran. Perusahaan akan menerapkan
strategi pemasaran dengan menggunakan
alat-alat pemasaran yang disebut sebagai
bauran pemasaran. Tujuannya agar dapat
menjangkau pasar sasarannya dengan
efektif. Bauran pemasaran adalah
serangkaian alat pemasaran taktis yang
dapat dikendalikan dan dipadukan oleh
perusahaan untuk menghasilkan
tanggapan yang diinginkan perusahaan
dalam pasar sasaran (Kotler & Armstrong,
2018).
Pengambilan keputusan untuk
membeli suatu produk yang ditawarkan,
konsumen banyak dipengaruhi oleh
persepsinya terhadap price, product,
promotion, dan place yang telah
diharapkan oleh perusahaan selama ini
(Kotler & Keller, 2016). Harga
merupakan salah satu faktor penentu bagi
pembeli dalam menentukan keputusan
pembelian terhadap suatu produk maupun
jasa. Terlebih lagi apabila produk atau
jasa yang akan dibeli tersebut merupakan
kebutuhan sehari-hari seperti makanan,
minuman, dan kebutuhan pokok lainnya,
pembeli akan sangat memerhatikan
harganya. Pengusaha perlu untuk
memperhatikan hal ini karena dalam
persaingan usaha, harga yang ditawarkan
oleh pesaing bisa lebih rendah dengan
kualitas yang sama atau bahkan dengan
kualitas yang lebih baik. Sehingga, dalam
penentuan harga produk atau jasa yang
dijual, baik perusahaan besar maupun
usaha kecil sekalipun harus
memperhatikan pembelinya dan para
pesaingnya.
Ada empat indikator di dalam harga
yaitu, keterjangkauan harga, kesesuaian
harga dengan kualitas produk, daya saing
harga, dan kesesuaian harga dengan
manfaat produk (Stanton, 2012). Pada
umumnya konsumen akan lebih tertarik
pada produk dengan harga yang lebih
murah, apalagi kualitas produk tersebut
dengan yang lain tidak jauh berbeda. Oleh
karena itu, penetapan harga yang tepat
dapat meningkatkan keputusan
pembelian, dan memaksimalkan volume
penjualan bagi perusahaan terkait.
Menurut Kotler dan Keller (2016), harga
memiliki peran dalam keputusan
pembelian. Harga dalam hal ini
memengaruhi citra dan strategi
positioning merek, maka harga adalah
elemen penting (Djatmiko & Pradana,
2016). Konsumen cenderung mengaitkan
harga dengan tingkat produk, yaitu: harga
tinggi yang dirasakan mencerminkan
kualitas tinggi dan sebaliknya.
Selanjutnya, harga adalah salah satu
faktor yang meningkatkan citra merek
(Halbheer & Buehler, 2011). Maka, harga
merupakan hal penting dalam
menentukan keputusan pembelian
(Samosir & Prayoga, 2015; Djatmiko &
Pradana, 2016; Nurhayati, 2017; Albari,
2018; Bnu, et al., 2018).
Strategi pendukung untuk
meningkatkan tanggapan atau nilai positif
bagi toko adalah pada strategi produk.
Strategi produk yang dapat dilakukan oleh
perusahaan salah satunya adalah dengan
membangun image pada sebuah brand.
Merek menjadi salah satu perhatian dan
pertimbangan konsumen dalam
memutuskan membeli produk
perusahaan. Citra merek merupakan suatu
pandangan yang dimiliki konsumen
terhadap suatu perusahaan atau produk
yang dikeluarkan. Dengan citra merek
dari perusahaan atas produk yang
dihasilkan oleh perusahaan, diharapakan
dapat menimbulkan keinginan konsumen
untuk melakukan pembelian. Menurut
Bian & Moutinho (2011), citra merek
penting karena memengaruhi perilaku
pembelian konsumen. Sesuai dengan
pendapat Lien et al. (2015), bahwa merek
adalah sebuah dimensi fundamental dari
ekuitas merek. Maka, citra merek
merupakan hal penting dalam
menentukan keputusan pembelian
(Djatmiko & Pradana, 2016; Nurhayati,
2017; Albari, 2018; Rommy et al. 2018)
Melihat penjelasan di atas, keputusan
pembelian dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang dipertimbangkan untuk
mendapatkan produk yang sesuai.
Konsumen memiliki hak untuk
menentukan keputusan pembelian
produknya yang tentunya didasarkan pada
faktor-faktor yang memengaruhi
keputusan tersebut di antaranya adalah
harga dan citra merek. Hal ini sejalan
dengan penelitian Djatmiko & Pradana
(2016), Nurhayati (2017) dan Rommy
(2018) yang menjelaskan bahwa masing-
masing citra merek dan harga merupakan
faktor kuat yang menentukan keputusan
pembelian.
Berdasarkan latar belakang yang telah
dijelaskan, maka dalam penyusunan
penelitian ini meneliti tentang variabel
harga dan citra merek yang memengaruhi
keputusan pembelian. Dalam penelitian
ini, objek penelitian yang akan diteliti
adalah produk Helm JPX Full Face
Motocross dan penelitian akan dilakukan
pada DP Planet Motor Trail Shop Batu.
Dengan demikian, penelitian ini
mengambil judul “Pengaruh Harga dan
Citra Merek terhadap Keputusan
Pembelian Helm JPX Full Face
Motocross DP Planet Motor Trail Shop di
Kota Batu”.
2. LANDASAN TEORI DAN
HIPOTESIS
Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah tindakan
yang dilakukan konsumen untuk
mendapatkan, mengonsumsi dan
menghabiskan produk atau jasa termasuk
juga proses pengambilan keputusan yang
mendahului dan menyusul tindakan
tersebut (Nugroho, 2003). Sedangkan
menurut Kotler dan Keller (2016),
perilaku konsumen merupakan studi
tentang bagaimana individu, kelompok
serta organisasi dalam memilih, membeli,
menggunakan barang, jasa, dan ide untuk
memuaskan kebutuhan.
Berdasarkan penjelasan teori di atas,
dapat disimpulkan bahwa perilaku
konsumen merupakan suatu hal yang
dinamis tentang bagaimana individu,
kelompok atau organisasi melakukan
kegiatan dalam memenuhi dan
memuaskan kebutuhan.
Harga
Harga sangat memengaruhi keputusan
konsumen untuk membeli suatu produk.
Harga menjelaskan informasi tentang
suatu produk dan memberikan makna
yang mendalam untuk konsumen (Kotler
& Keller, 2016). Oleh karena itu, harga
merupakan faktor penting dalam
pembelian keputusan, terutama untuk
produk yang sering dibeli, dan
memengaruhi pilihan di mana toko,
produk, dan merek untuk dilindungi
(Dudu & Agwu, 2014). Konsumen dirasa
sangat rasional dalam menilai manfaat
apa yang ingin diperoleh dari membeli
produk atau layanan yang mereka bayar .
Harga wajar, harga tetap, dan harga yang
relatif merupakan tiga dimensi dari harga
(Rahman et al., 2014). Harga wajar
mengacu pada penyesuaian harga yang
menawarkan kombinasi kualitas dan
layanan yang sesuai dengan harga yang
wajar. Harga tetap adalah harga yang
ditentukan untuk semua pembeli (Kotler
& Keller, 2016). Harga relatif adalah
harga yang ditentukan sesuai dengan
kualitas dan layanan yang diberikan oleh
penjual (Kotler & Armstrong, 2018).
Maka harga merupakan hal penting dalam
menentukan keputusan pembelian
(Samosir & Prayoga, 2015; Djatmiko &
Pradana, 2016; Albari, 2018; Rommy et
al. 2018).
Berdasarkan penjelasan teori di atas,
dapat disimpulkan bahwa harga
merupakan penjelasan dan informasi
tentang suatu produk dan memberikan
makna yang mendalam untuk konsumen.
Menurut Stanton (2012), terdapat
empat indikator yang dipertimbangkan
dalam penetapan harga, yaitu:
1. Keterjangkauan harga merupakan
aspek penetapan harga oleh penjual
yang sesuai dengan daya beli
konsumen.
2. Daya saing harga merupakan
penawaran harga oleh penjual satu
dengan penjual lainya pada satu jenis
produk yang sama.
3. Kesesuaian harga dengan kualitas
produk merupakan penetapan harga
yang dilakukan penjual sesuai dengan
kualitas produk.
4. Kesesuaian harga dengan manfaat
produk merupakan aspek penetapan
harga penjual yang sesuai dengan
manfaat yang dirasakan konsumen dari
produk yang dibeli.
Citra Merek
Citra merek digambarkan sebagai
serangkaian kenangan tentang suatu
merek, baik itu positif atau negatif dalam
benak konsumen (Sangadji, 2013).
Kenangan sebuah merek terdiri dari
atribut produk dan manfaat yang
dirasakan bagi konsumen, karena merek
adalah citra kesatuan yang menunjukkan
kenyamanan bagi konsumen (Tajdar et
al., 2015). Zhang (2015) menjelaskan
bahwa citra merek merupakan faktor
penting karena memengaruhi keputusan
konsumen untuk membeli. Konsumen
biasanya tidak punya waktu untuk
memperoleh pengetahuan yang luas
tentang produk saat membuat keputusan,
dengan demikian konsumen sering
mengandalkan citra merek sebagai syarat
mudah untuk membuat keputusan
pembelian (Akkucuk & Esmaeili, 2016).
Menurut Kotler dan Keller (2016),
citra perusahaan dan merek merupakan
suatu hal yang berkontribusi atas
pengakuan terhadap suatu perusahaan
atau merek. Suatu perusahaan dapat
menciptakan dan membangun citra
dengan berbagai cara, seperti: pemberian
nama yang baik, tampilan fisik produk,
kualitas produk, kemudahan merek untuk
diingat dan diucapkan, hingga cara
memperkenalkan merek tersebut kepada
pelanggan dengan cara yang unik,
sehingga dapat tercipta suatu memori
dalam benak konsumen. Menurut Marta
& William (2016), mayoritas konsumen
lebih suka membeli produk atau jasa yang
dikategorikan sebagai merek yang
mewakili simbol kualitas. Maka citra
merek merupakan hal penting dalam
menentukan keputusan pembelian
(Djatmiko & Pradana, 2016; Albari, 2018;
Rommy et al. 2018)
Berdasarkan penjelasan teori di atas,
dapat disimpulkan bahwa citra merek
merupakan serangkaian kenangan
terhadap suatu merek yang bersifat positif
dan tertanam di benak konsumen yang
dipahami atas pengalaman pribadi.
Terdapat beberapa faktor yang
memengaruhi pembentukan dari citra
merek. Schiffman et al. (2012)
menyebutkan beberapa faktor pembentuk
citra merek, yaitu:
1. Mutu, kualitas produk barang yang
ditawarkan oleh produsen dengan
merek tertentu.
2. Dapat diandalkan, pendapat
masyarakat tentang suatu produk yang
dikonsumsi.
3. Manfaat, fungsi dari suatu produk
barang yang bisa dimanfaatkan oleh
konsumen.
4. Pelayanan, tugas produsen dalam
melayani konsumennya.
5. Risiko, besar kecilnya akibat yang
mungkin dialami oleh konsumen.
6. Harga, banyak sedikitnya jumlah biaya
yang dikeluarkan untuk mendapatkan
suatu produk.
7. Citra, berupa pandangan, kesepakatan,
dan informasi yang berkaitan dengan
suatu merek dari produk tertentu.
Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian berada pada
tahap evaluasi, di mana preferensi
konsumen terhadap merek terbentuk.
Kotler dan Armstrong (2018)
menggambarkan keputusan pembelian
sebagai tahap pengambilan keputusan
pembeli di mana seseorang memutuskan
untuk benar-benar membeli produk yang
sudah dipertimbangkan, secara singkat
keputusan pembelian adalah keputusan
tentang merek yang akan dibeli. Demikian
pula, Djatmiko & Pradana (2016)
menyatakan bahwa proses pengambilan
keputusan pembelian adalah tahap dimana
konsumen benar-benar yakin dalam
memilih dan membeli produk. Menurut
Kotler (2012), keputusan pembelian
merupakan tahap dimana konsumen
membeli produk dan dalam proses
keputusan pembelian terdiri dari 5
tahapan, antara lain; introduction needs,
information search, evaluation of
alternatives, purchase decision, dan
behavior after purchase.
Berdasarkan penjelasan teori di atas,
dapat disimpulkan bahwa keputusan
pembelian merupakan tahap di mana
keputusan dibuat untuk benar-benar
membeli produk yang sudah
dipertimbangkan oleh konsumen.
Menurut Kotler dan Keller (2016),
kelima tahapan tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Pengenalan Masalah
Konsumen akan mengenali masalah
atau kebutuhan yang dipicu
rangsangan internal ataupun eksternal.
Rangsangan internal dipicu oleh
kebutuhan pribadi seseorang,
sementara rangsangan eksternal
muncul akibat konsumen melihat
sesuatu.
2. Pencarian Informasi
Seseorang yang memiliki minat akan
suatu produk akan terdorong untuk
mencari informasi mengenai produk
tersebut. Sumber informasi utama
konsumen dapat dibedakan menjadi 4,
yaitu:
a. Sumber pribadi, meliputi keluarga,
teman, tetangga dan kenalan.
b. Sumber komersial, meliputi iklan,
tenaga penjualan dan situs web.
c. Sumber publik, meliputi media
massa dan organisasi penilaian
konsumen.
d. Sumber eksperiental, meliputi
pemeriksaan dan penggunaan
produk.
3. Evaluasi Alternatif
Terdapat beberapa konsep dasar dalam
memahami evaluasi konsumen.
Pertama, konsumen akan selalu
memenuhi kebutuhannya. Kedua,
konsumen mencari manfaat produk.
Ketiga, konsumen melihat produk
sebagai atribut dengan berbagai
kemampuan untuk memberi manfaat.
4. Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, konsumen
membentuk tahap preferensi di antara
merek-merek yang berada pada daftar
pilihan. Konsumen juga dapat
membentuk niat untuk melakukan
pembelian terhadap merek yang
disukai.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah melakukan pembelian,
konsumen mungkin akan mengalami
keraguan dan ketidaksesuaian terhadap
produk atau mendengar hal-hal yang
lebih menguntungkan dari produk lain.
Maka konsumen akan selalu siaga
terhadap informasi yang mendukung
keputusannya.
HIPOTESIS
Menurut Sugiyono (2017), hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah suatu penelitian yang
telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pernyataan. Hipotesis dapat dibuktikan
kebenarannya secara empiris atau dapat
terbukti setelah didukung oleh fakta-fakta
dari hasil penelitian lapangan.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang
telah dijadikan referensi di atas, maka
model hipotesis yang disusun sebagai
berikut:
Model Hipotesis Penelitian
Sumber: Data diolah, 2020
Gambar di atas merupakan model
hipotesis penelitian, hipotesis yang
disusun dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H1: Variabel harga (X1) berpengaruh
secara parsial terhadap variabel keputusan
pembelian (Y).
H2: Variabel citra merek (X2)
berpengaruh secara parsial terhadap
variabel keputusan pembelian (Y).
H3: Variabel harga (X1) dan citra merek
(X2) berpengaruh secara simultan
terhadap variabel keputusan pembelian
(Y).
3. METODE PENELITIAN DAN JENIS
PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian
penjelasan (explanatory research) dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif dan
metode survei. Tujuannya untuk menguji
hubungan antar variabel yang
dihipotesiskan, dengan menggunakan
metode survei yaitu penelitian yang
berusaha menjelaskan pengaruh antara
variabel Harga, Citra Merek, dan
Keputusan Pembelian.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di DP Planet
Motor Trail Shop yang berada di Jalan
Patimura Ruko Patimura Square H-I-J,
Kota Batu, dengan objek penelitian Helm
JPX Full Face Motocross. Dengan jangka
waktu penelitian selama satu bulan secara
intensif hingga data diperoleh dan
terpenuhi.
Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh pembeli Helm JPX Full Face
Motocross di DP Planet Motor Trail Shop.
Sampel
Penelitian ini meneliti anggota sampel
yang merupakan pembeli dari Helm JPX
Full Face Motocross. Menurut Roscoe
yang dikutip dalam Uma Sekaran (2006),
ukuran sampel yang baik adalah lebih dari
30 dan kurang dari 500. Berdasarkan
pernyataan tersebut, maka ditentukan
jumlah sampel dalam penelitian ini
sebanyak 125 sampel. Hair et al. (2012)
mengemukakan bahwa jumlah minimum
sampel penelitian adalah lima hingga
sepuluh kali variabel yang dianalisis atau
pertanyaan indikator. Dengan demikian,
jumlah sampel dalam penelitian ini
didasarkan pada 24 variabel pengukuran
yang digunakan. Berdasarkan perhitungan
sampel di atas, ditemukan bahwa ukuran
sampel adalah 120 responden. Untuk
menghindari jawaban kuesioner yang
tidak valid atau berjaga-jaga, penelitian
ini melakukan penyebarang sebanyak 125
responden.
Teknik yang digunakan untuk
pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah purposive sampling yang termasuk
dalam non-probabilty sampling.
Purposive sampling merupakan teknik
pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2017).
Alasan penggunaan teknik purposive
sampling adalah bahwa tidak semua
sampel memiliki kriteria yang sesuai
dengan fenomena yang diteliti dan tidak
diketahuinya jumlah populasi, sehingga
dilakukannya penelitian dengan
menerapkan beberapa kriteria.
Berdasarkan cara penentuannya,
purposive sampling adalah penentuan
sampel dengan adanya pertimbangan
tertentu (Sugiyono, 2017). Pertimbangan
atau kriteria dalam pengambilan sampel
pada penelitian ini adalah:
1. Telah berusia minimal 17 tahun.
2. Pernah melakukan transaksi pembelian
Helm JPX Full Face Motorcross
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 15,023 4,663 3,222 0,002
X1 -0,426 0,158 -0,197 -2,706 0,008 0,659 1,517
X2 1,547 0,132 0,856 11,759 0,000 0,659 1,517
R : 0,758
R Square : 0,574
Adjusted R Square : 0,567
F Hitung : 82,238 Ftabel : 3,07
Sig. F : 0,000 ttabel : 1,979
Model regresi yang digunakan adalah
standardized regression, karena data
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data interval yang pengukurannya
menggunakan skala likert. Skala likert
digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau
kelompok. Dalam standardized
regression, ukuran variabel atau ukuran
jawabannya telah disamakan. Adapun
persamaan regresi yang didapatkan
berdasarkan tabel diatas adalah sebagai
berikut:
Y= -0.197 X1 + 0.856 X2
Dari persamaan di atas dapat
diinterpretasikan sebagai berikut:
a. Nilai sebesar -0.197, artinya apabila
variabel independen lain nilainya tetap
dan untuk setiap X1 (harga) mengalami
penambahan 1 unit koefisien, maka Y
(keputusan pembelian) akan
mengalami penurunan sebesar 0.197.
Koefisien bernilai negatif artinya
terjadi hubungan yang negatif antara
Harga dengan Keputusan Pembelian.
semakin meningkatnya X1 (Harga)
maka semakin menurunnya Y
(keputusan pembelian).
b. Nilai sebesar 0.856, artinya apabila
variabel independen lain nilainya tetap
dan untuk setiap X2 (Citra Merek)
mengalami penambahan 1 unit
koefisien, maka Y (Keputusan
Pembelian) akan mengalami kenaikan
sebesar 0.856. Koefisien bernilai positif
menunjukkan hubungan yang positif
antara Citra Merek dengan Keputusan
Pembelian. Semakin meningkatnya X2
(Citra Merek), maka semakin
meningkatnya Y (Keputusan Pembelian).
Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besar kontribusi
variabel bebas harga (X1) dan citra merek
(X2) terhadap variabel terikat (keputusan
pembelian) digunakan nilai adjusted R2
koefisien determinasi yang digunakan
untuk menghitung besarnya pengaruh
atau kontribusi variabel bebas terhadap
variabel terikat. Dari analisis pada tabel di
atas, diperoleh hasil adjusted R2
(koefisien determinasi) sebesar 0,567.
Artinya bahwa 56,7% variabel keputusan
pembelian akan dipengaruhi oleh variabel
bebasnya, yaitu harga (X1) dan citra
merek (X2). Sedangkan sisanya 43,3%
variabel keputusan pembelian akan
dipengaruhi oleh variabel-variabel yang
lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini. Selain koefisien determinasi, juga
didapat koefisien korelasi yang
menunjukkan besarnya hubungan antara
variabel bebas yaitu harga dan citra merek
dengan variabel keputusan pembelian,
nilai R (koefisien korelasi) sebesar 0,758,
nilai korelasi ini menunjukkan bahwa
hubungan antara variabel bebas yaitu
harga (X1) dan citra merek (X2) dengan
keputusan pembelian termasuk dalam
kategori kuat karena berada pada 0,6 –
0,8.
Pengujian Model Regresi
Nilai Fhitung sebesar 82,238, sedangkan
Ftabel (α = 0.05 ; db regresi = 2 : db residual
= 122) adalah sebesar 3,07. Karena F
hitung > F tabel yaitu 82,238 > 3,07 atau
nilai Sig. F (0,000) < α = 0.05 maka model
analisis regresi adalah sudah baik. Hal
ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima,
sehingga dapat disimpulkan bahwa model
regresi yang digunakan sudah baik untuk
pendugaan.
Pengujian Hipotesis
1. t test antara X1 (harga) dengan Y
(keputusan pembelian) menunjukkan
thitung = -2,706. Sedangkan ttabel (α =
0.05 ; db residual =122) adalah sebesar
1,979. Karena t hitung > t tabel yaitu -
2,706 > 1,979 atau nilai sig t (0,008) <
α = 0.05, maka pengaruh X1 (harga)
terhadap Y (keputusan pembelian)
adalah signifikan. Hal ini berarti H0
ditolak dan H1 diterima, sehingga
dapat disimpulkan bahwa keputusan
pembelian dapat dipengaruhi secara
signifikan oleh harga.
2. t test antara X2 (citra merek) dengan Y
(keputusan pembelian) menunjukkan
thitung = 11,759. Sedangkan ttabel (α =
0.05 ; db residual = 122) adalah
sebesar 1,979. Karena thitung > ttabel
yaitu 11,759 > 1,979 atau nilai sig t
(0,000) < α = 0.05, maka pengaruh X2
(citra merek) terhadap Y (keputusan
pembelian) adalah signifikan. Hal ini
berarti H0 ditolak sehingga dapat
disimpulkan bahwa keputusan
pembelian dapat dipengaruhi secara
signifikan oleh citra merek.
Pembahasan
Pengaruh Harga (X1) terhadap
Keputusan Pembelian (Y)
Pengaruh signifikansi dalam penelitian
ini menjelaskan bahwa variabel harga
akan memberikan pengaruh yang lebih
tinggi pada keputusan pembelian
konsumen Helm JPX Full Face
Motocross di DP Planet Motor Trail Shop,
apabila harga produk yang diberikan
murah dan sesuai. Dalam arti, apabila
konsumen merasakan harga yang
ditawarkan murah dan sesuai dengan
keinginan konsumen Helm JPX Full Face
Motocross di DP Planet Motor Trail Shop
akan memberikan kemungkinan yang
lebih tinggi bagi konsumen untuk
melakukan keputusan pembelian. Hal ini
sesuai dengan yang dikatakan oleh Dudu
& Agwu (2014) bahwa harga merupakan
faktor penting dalam pembelian
keputusan, terutama untuk produk yang
sering dibeli, dan memengaruhi pilihan di
mana toko, produk, dan merek untuk
dilindungi.
Pengaruh Citra Merek (X2) terhadap
Keputusan Pembelian (Y)
Pengaruh signifikansi dalam penelitian
ini menjelaskan bahwa variabel citra
merek akan memberikan pengaruh yang
lebih tinggi pada keputusan pembelian
konsumen Helm JPX Full Face
Motocross di DP Planet Motor Trail Shop,
apabila citra merek yang ditampilkan baik
dan dikenal. Dalam arti, apabila
konsumen merasakan bahwa Helm JPX
Full Face Motocross memiliki citra
merek tinggi, maka hal tersebut akan
memberikan kemungkinan yang lebih
tinggi bagi konsumen untuk melakukan
keputusan pembelian. Hal ini sesuai
dengan yang dikatakan oleh Tajdar et al.
(2015) dan Zhang (2015) bahwa
kenangan sebuah merek dapat terdiri dari
atribut produk dan manfaat yang
dirasakan bagi konsumen, karena merek
adalah citra kesatuan yang menunjukkan
kenyamanan bagi konsumen yang
menjelaskan bahwa citra merek
merupakan faktor penting karena
memengaruhi keputusan konsumen untuk
membeli.
Pengaruh Harga (X1) dan Citra Merek (X2)
terhadap Keputusan Pembelian (Y)
Pengaruh signifikansi dalam penelitian
ini menjelaskan bahwa variabel harga dan
citra merek secara bersamaan akan
memberikan pengaruh yang lebih tinggi
pada keputusan pembelian konsumen
Helm JPX Full Face Motocross di DP
Planet Motor Trail Shop. Dalam arti,
apabila konsumen merasakan bahwa
Helm JPX Full Face Motocross memiliki
harga yang ditawarkan murah dan citra
merek tinggi, maka hal tersebut akan
memberikan kemungkinan yang lebih
tinggi bagi konsumen untuk melakukan
keputusan pembelian di DPPlanet Motor
Trail Shop
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan yang telah
dirumuskan, hasil analisis dan pengujian
hipotesis yang telah dilakukan, maka dari
penelitian yang dilakukan dapar diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel Harga berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Keputusan
Pembelian. Apabila harga yang
ditawarkan murah dan sesuai, maka
faktor tersebut akan meningkatkan
keputusan pembelian konsumen. Oleh
karena itu, harga merupakan faktor
penting yang dapat dipertimbangkan
dalam menentukan keputusan
pembelian konsumen.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel citra merek berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian. Apabila citra
merek yang dimiliki baik dan mudah
dikenali, maka faktor tersebut akan
meningkatkan keputusan pembelian
konsumen.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel harga dan citra merek
berpengaruh simultan terhadap
keputusan pembelian. Apabila harga
dan citra merek secara bersamaan
dinilai baik, maka faktor-faktor
tersebut secara bersamaan akan
meningkatkan keputusan pembelian
konsumen.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas,
beberapa saran dapat dikemukakan yang
dapat bermanfaat bagi perusahaan dan
bagi pihak lain. Adapun saran yang
diberikan:
1. Diharapkan perusahaan dapat
mempertahankan dan menyesuaikan
harga, karena harga memiliki pengaruh
yang signifikan dalam mempengaruhi
keputusan pembelian. Dalam hal ini,
dengan melakukan pengecekan berkala
untuk penyesuaian Harga Helm JPX
Full Face Motocross di DP Planet
Motor Trail Shop.
2. Diharapkan perusahaan dapat
memperbaiki dan meningkatkan citra
merek, karena berdasarkan hasil
penelitian dari responden masih ada
beberapa hal yang sekiranya harus
diperbaiki dan ditingkatkan yaitu
performa dari kualitas dan nilai tambah
helm. Hal yang dapat dilakukan yaitu
dengan meningkatkan promosi dan
pengenalan lebih lanjut terhadap Helm
JPX Full Face Motocross kepada calon
konsumen agar dapat lebih mengenal
merek helm dan juga DP Planet Motor
Trail Shop
3. Peneliti selanjutnya diharapkan agar
dapat menambahkan jenis-jenis
variabel yang sebelumnya tidak ada
dalam peneltian ini, namun masih
memiliki kaitan dengan variabel yang
diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
Akkucuk, U., & Esmaeili, J. (2016). The
Impact of Brands on Consumer Buying
Behavior. International Journal of
Research in Business and Social Science
(2147-4478), 5(4), 1–16.
https://doi.org/10.20525/ijrbs.v5i4.551
Bian, X., & Moutinho, L. (2011). The role of
brand image, product involvement, and
knowledge in explaining consumer
purchase behaviour of counterfeits:
Direct and indirect effects. European
Journal of Marketing.
https://doi.org/10.1108/03090561111095
658
Djatmiko, T., & Pradana, R. (2016). Brand
Image and Product Price; Its Impact for
Samsung Smartphone Purchasing
Decision. Procedia - Social and
Behavioral Sciences, 219, 221–227.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.05.
009
Dudu, O., & Agwu, M. (2014). A Review of
The Effect of Pricing Strategies on The
Purchase of Consumer Goods.
International Journal of Research in
Management, Science & Technology,
2(2), 88–102.
Hair, J. F., Sarstedt, M., Ringle, C. M., &
Mena, J. A. (2012). An assessment of the
use of partial least squares structural
equation modeling in marketing research.
Journal of the Academy of Marketing
Science, 40(3), 414–433.
https://doi.org/10.1007/s11747-011-
0261-6
Halbheer, D., & Buehler, S. (2011). Selling
when Brand Image Matters. Journal of
Institutional and Theoretical Economics.
https://doi.org/10.1628/09324561179465
6598
Kotler, P. (2012). Marketing
management/Philip Kotler, Kevin Lane
Keller. Pearson Education International.
Kotler, P., & Armstrong, G. (2018). Kotler
& Armstrong, Principles of
Marketing | Pearson. In Pearson.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). A
Framework for Marketing Management.
In Marketing Management.
Lien, C. H., Wen, M. J., Huang, L. C., & Wu,
K. L. (2015). Online hotel booking: The
effects of brand image, price, trust and
value on purchase intentions. Asia Pacific
Management Review, 20(4), 210–218.
https://doi.org/10.1016/j.apmrv.2015.03.
005
Marta, R. F., & Monica William, D. M. W.
(2016). Studi Terpaan Media Pemasaran
Melalui Posting Instagram Terhadap
Ekuitas Merek Pelanggan Sumoboo!
Jurnal Komunikasi Untar, 8(1), 68–82.
Mramba, N. R. (2015). The Marketing
Communication Strategies of Street
Vendors in Dar Es Salaam Tanzania The
Marketing Communication Strategies of
Street Vendors in Dar es Salaam.
7(November), 33–44.
Nugroho, S. (2003). PERILAKU
KONSUMEN : Perspektif Kontenporer
pada Motif, Tujuan, dan Keininan
Konsumen. In prenadamedia group,
Jakarta.
Nurhayati, S. (2017). Pengaruh citra merek,
harga dan promosi terhadap keputusan
pembelian handphone samsung di
yogyakarta. JBMA – Vol. IV, No. 2,
September 2017 ISSN : 2252-5483, IV(2),
60–69.
Rahman, M. K., Robel, S., & Abdullah-Al-
Mamum. (2014). A Critical Review of
Consumers ’ Sensitivity to Price :
Managerial and Theoretical Issues.
Journal of International Business and
Economics, 2(2), 1–9.
Rommy, A. S. N., Moh, N. B. H. H., & Nur,
A. R. Y. N. (2018). Effect Of Brand
Image And Price Perception On Purchase
Decision. Journal of Business and
Management, 20(8), 76–81.
https://doi.org/10.9790/487X-
2008027681
Sangadji, E. M. dan S. (2013). Perilaku
Konsumen : Pendekatan Praktis Disertai
Himpunan Jurnal Penelitian. Penerbit
Salemba.
Schiffman, L. G., Kanuk, L. L., & Hansen, H.
(2012). Consumer Behaviour: A
European Outlook. In Pearson
Education.
Sugiyono. (2017). MetodePenelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: PT Alfabet. Sugiyono. (2017).
MetodePenelitian Kuantitatif, Kualitatif
Dan R&D. Bandung: PT Alfabet.
https://doi.org/10.1017/CBO978110741
5324.004
Tajdar, S., Ahmad, S., Ahmad, J., & Khan, A.
(2015). Customers’ Prescription of
Foreign versus Local Brands in the
Pharmaceutical Industry of Peshawar
(Pakistan). Rev. Integr. Bus. Econ. Res,
4(2), 378. Retrieved from
www.sibresearch.org
Tjiptono, F. (2014). Pemasaran Jasa - Prinsip,
Penerapan, dan Penelitiab. In 1.
Zhang, Y. (2015). The Impact of Brand Image
on Consumer Behavior: A Literature
Review. Open Journal of Business and
Management, 03(01), 58–62.
https://doi.org/10.4236/ojbm.2015.31006
top related