PENGARUH FINANCIAL LITERACY DAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU MENABUNG SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SURABAYA
Post on 27-Dec-2015
421 Views
Preview:
DESCRIPTION
Transcript
Pengaruh Financial Literacy dan Kelompok Teman Sebaya terhadap Perilaku Menabung Siswa
PENGARUH FINANCIAL LITERACY DAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU MENABUNG
SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SURABAYA
Sagita Enggar Triardiyani dan Retno Mustika Dewi
Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya
ABSTRACT
The aim of this research is to analyse the influence of financial literacy and peer group on grade XI IPS student’s saving behaviour SMA Negeri 2 surabaya. Type of this research is associative research with quantitative approachment. Data in this research are collected using quistionere, observation, and interview. The analysis technique of this research are descriptive and multiple regression analysis. The finding shows that financial literacy has positive and significant influence to grade XI IPS student’s saving behaviour SMA Negeri 2 Surabaya, peer group has positive and significant influence to grade XI IPS student’s saving behaviour SMA Negeri 2 Surabaya, and simultaneous has positive and significant influence to grade XI IPS student’s saving behaviour SMA Negeri 2 Surabaya.Keywords: Financial Literacy, Peer Group, Student’s Saving Behaviour.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh financial literacy dan kelompok teman sebaya terhadap perilaku menabung siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan angket, observasi, dan wawancara. Penelitian menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa financial literacy berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku menabung siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Surabaya, kelompok teman sebaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku menabung siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Surabaya, dan secara bersama-sama keduanya berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku menabung siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Surabaya.
Kata Kunci: Financial Literacy, Kelompok Teman Sebaya, Perilaku Menabung Siswa
Budaya menabung di Indonesia masih
rendah, bagi masyarakat kita menabung
dilakukan saat terdapat kelebihan atau sisa
uang setelah konsumsi. Berdasarkan data
bank dunia per 2011 diketahui bahwa baru
sebesar 19.6% orang dewasa di Indonesia
yang memiliki rekening tabungan di bank.
Padahal menabung memiliki peranan yang
sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi
suatu negara. Menurut Harrod dan Domar
(dalam Thung, dkk, 2012) kecepatan
pertumbuhan ekonomi tergantung pada
kemampuan menabung karena tingkat
menabung yang tinggi akan mendorong
tingkat investasi dan akan merangsang
pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan studi pendahuluan
yang telah dilakukan diketahui sebanyak
35 orang siswa kelas XI IPS memiliki
rekening di bank, sementara 34 siswa yang
1
Pengaruh Financial Literacy dan Kelompok Teman Sbaya terhadap Perilaku Menabung Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Surabaya
lain menyimpan uangnya di dompet.
Beberapa siswa yang memiliki orang tua
dengan pendapatan tinggi menyebutkan
bahwa rekening tabungan yang diberikan
oleh orang tua mereka sudah cukup
sebagai tabungan mereka. Pada
kenyataannya uang yang masuk pada
rekening tabungan tersebut adalah milik
orang tua mereka. Sehingga dapat
dikatakan bahwa tabungan itu bukan milik
para siswa melainkan milik orang tua
mereka. Hal ini menunjukkan bahwa para
siswa kurang memahami makna menabung
dan pentingnya menabung bagi diri
mereka. Selain itu, dari jumlah uang saku
yang dimiliki rata-rata 75% digunakan
untuk kegiatan konsumsi seperti membeli
makanan dan minuman di kantin,
sementara 25% sisanya disimpan dalam
dompet saja. Rata-rata siswa kurang
memperhatikan pengalokasian uang
sakunya dalam bentuk tabungan. Siswa
memfokuskan pengalokasian uang saku
mereka untuk melakukan kegiatan
konsumsi.
Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi perilaku menabung, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal merupakan faktor yang berasal
dari dalam diri seseorang seperti proses
belajar dan kontrol diri, sedangkan faktor
eksternal adalah faktor yang berasal dari
luar misalkan seperti iklan, keluarga
dan lingkungan (Lina dan Rosyid,
1997). Dalam hal ini belajar diarahkan
pada pemahaman terhadap pengetahuan
yang berhubungan dengan keuangan yang
disebut financial literacy. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Thung, dkk
(2012) financial literacy berpengaruh
secara signifikan terhadap perilaku
menabung, artinya seseorang dengan
tingkat financial literacy yang tinggi lebih
menyukai menabung.
Pemberian financial literacy dari
aspek kognitif telah dilakukan di SMA
Negeri 2 Surabaya melalui pembelajaran
ekonomi. Selain itu di SMA Negeri 2
Surabaya terdapat sebuah bank mini,
masing-masing siswa terdaftar sebagai
nasabah bank ini, namun kurang dari 10%
saja yang aktif melakukan kegiatan
menabung di bank ini. Hal ini
menunjukkan bahwa para siswa kurang
maksimal dalam menerapkan financial
literacy yang dimiliki. Hal ini
menunjukkan bahwa para siswa kurang
maksimal dalam menerapkan financial
literacy yang dimiliki.
Faktor selanjutnya yang
mempengaruhi perilaku menabung
seseorang berasal dari lingkungan, dalam
penelitian ini aspek yang digunakan adalah
kelompok teman sebaya. Menurut
penelitian yang dilakukan Erskine (2005)
menunjukkan bahwa ada pengaruh
kelompok teman sebaya terhadap perilaku
menabung. Dimana seseorang yang berada
2
Pengaruh Financial Literacy dan Kelompok Teman Sbaya terhadap Perilaku Menabung Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Surabaya
dalam kelompok teman sebaya yang
cenderung acuh untuk menabung maka
individu tersebut juga malas untuk
menabung walaupun mereka memiliki
orientasi akademik yang baik dan usia
yang sudah dewasa.
Berdasarkan pengamatan peneliti,
masing-masing siswa di SMA Negeri 2
Surabaya memiliki kelompok teman
sebaya. Dalam kelompok ini terlihat
adanya interaksi sesama anggota kelompok
dan juga ada ikatan yang kuat dalam
kelompok tersebut. Interaksi ini terlihat
saat jam istirahat sering dijumpai para
siswa berkumpul di kantin untuk makan
bersama, selain itu saat di luar sekolah pun
siswa sekolah ini sering kali berkumpul di
kafe atau mall. Berdasarkan pengamatan
peneliti saat mereka berkumpul siswa ini
jarang membahas cara untuk menyimpan
uang jajan mereka dengan menabung.
Menabung bukan merupakan kebiasaan
siswa di sekolah ini.
Berdasarkan penjelasan tersebut
sehingga dilakukan dengan penelitian
dengan judul “Pengaruh Financial Literacy
dan Kelompok Teman Sebaya terhadap
Perilaku Menabung Siswa Kelas XI IPS
SMA Negeri 2 Surabaya.” Permasalahan
dalam penelitian ini dapat dirumuskan
yaitu adakah pengaruh financial literacy
dan kelompok teman sebaya terhadap
perilaku menabung siswa kelas XI IPS
SMA Negeri 2 Surabaya baik secara
parsial maupun simultan. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh
financial literacy dan kelompok teman
sebaya terhadap perilaku menabung siswa
kelas XI IPS SMA Negeri 2 Surabaya baik
secara parsial maupun simultan.
Financial Literacy
Berbagai lembaga mengemukakan
definisi tentang financial literacy, menurut
Program International for Student
Assesment (PISA, 2012) financial literacy
adalah pengetahuan dan pemahaman
terhadap konsep keuangan dan risiko,
keahlian, motivasi dan kepercayaan diri
untuk menerapakan pengetahuan dan
pemahaman untuk membuat keputusan
atas berbagai aspek keuangan, untuk
memperbaiki kesejahteraan finansial
seseorang atau kelompok dan untuk ikut
serta dalam kegiatan ekonomi.Berdasarkan
definisi yang diajukan oleh PISA tersebut
terdapat dua hal yang ada dalam financial
literacy yaitu pemikiran dan perilaku
seseorang serta tujuan seseorang untuk
mengembangkan setiap aspek keuangan.
PISA (2012) menyebutkan empat
aspek yang menjadi fokus perhatian dalam
financial literacy. Keempat aspek tersebut
yaitu uang dan transaksi, perencanaan dan
pengelolaan keuangan, risiko dan
kentungan dan financial landscape.
Menurut Chen dan Volpe (1998) tingkat
financial literacy seseorang dapat
3
Pengaruh Financial Literacy dan Kelompok Teman Sbaya terhadap Perilaku Menabung Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Surabaya
dikategorikan ke dalam tiga kategori, yaitu
rendah (<60%), sedang (60%-80%) dan
tinggi (>80%). Pengkategorian ini
berdasarkan presenatase jawaban yang
diberikan oleh responden pada pertanyaan
yang diajukan. Thung, dkk (2005)
menyebutkan bahwa financial literacy
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap perilaku menabung, penemuan ini
menunjukkan bahwa siswa dengan tingkat
financial literacy yang tinggi memiliki
kemungkinan yang lebih besar untuk
menabung dibanding dengan mereka yang
memiliki financial literacy yang rendah.k
mengukur financial literacy.
Kelompok Teman Sebaya
Myres (1999) menyebutkan
kelompok teman sebaya adalah dua orang
atau lebih yang memiliki usia sama yang
berinteraksi dalam waktu yang lama dan
mempengaruhi satu sama lain serta saling
merasa satu sama lain sebagai kita. Dalam
pengertian ini ditekankan pada unsur
interaksi yang terjadi di antara anggotanya
dalam waktu yang lama. Saling
mempengaruhi yang terjadi di antara
anggota kelompok itu terjadi karena
adanya interaksi tersebut, masing-masing
anggota akan merasakan adanya
keterikatan satu sama lain. Kelompok
teman sebaya memiliki beberapa hal-hal
berikut (1) dua orang atau lebih, (2)
memiliki tingkat usia dan kepribadian yang
sama, (3) mempersepsi dan dipersepsi
sebagai satu kesatuan, (4) ada interaksi
antar anggota, (5) ada saling
ketergantungan satu sama lain, (6)
memiliki tujuan bersama, (7) anggota
kelompok merasa dirinya sebagai bagian
dari kelompok.
Menurut Solomon (dalam Prasetijio
dan Ihalauw, 2005) ada beberapa jenis
kekuatan yang dimiliki oleh suatu
kelompok yang dapat memberikan
pengaruh kepada perilaku seseorang, yaitu:
(1) kekuatan sosial, (2) kekuatan acuan, (3)
kekuatan informatif, (4) kekuatan sah atau
wewenang, dan (5) kekuatan paksaan.
Alasan seseorang bergabung dalam
kelompok adalah: (1) proksimitas, (2)
kesamaan minat, sikap atau keyakinan, (3)
saling tergantung untuk mencapai suatu
tujuan tertentu, (4) dukungan timbal balik
yang positif (mutual positive support) dan
kenikmatan berafiliasi, (5) dukungan
emosional, (6) identitas sosial.
Thung, dkk (2005) menyatakan
bahwa kelompok teman sebaya
memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap perilaku menabung, hal ini
sejalan dengan temuan Erskine (2005),
Duflo (2001) dan Beshears (2010).
Temuan ini membuktikan bahwa perilaku
seseorang kemungkinan besar dipengaruhi
oleh kelompok teman sebaya karena
kelompok teman sebaya merupakan
4
Pengaruh Financial Literacy dan Kelompok Teman Sbaya terhadap Perilaku Menabung Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Surabaya
rujukan yang paling menonjol bagi
individu dan akan sangat mudah untuk
dipengaruhi oleh perilaku kelompok teman
sebaya.
Perilaku Menabung
Perilaku menabung merupakan suatu
perilaku yang dilakukan oleh seseorang
dengan menyisihkan sebagian pendapatan
yang dimilikinya untuk disimpan. Menurut
pandangan klasik semangat menabung
masyarakat dapt dirangsang dengan
menaikkan suku bunga, yaitu tingkat
tabungan akan semakin tinggi bila suku
bunga tinggi, sehingga tabungan
berbanding lurus dengan suku bunga
(Putong, 2010). Menurut Keynes besar
kecilnya tingkat tabungan juga ditentukan
oleh tingkat pendapatan dan
kecenderungan mengkonsumsi, bila
pendapatan masyarakat naik maka
tabungannya akan naik, sebaliknya bila
pendapatannya turun maka tabungannya
akan turun dengan syarat konsumsi tetap
atau kenaikan pendapatan lebih besar
daripada kenaikan kenaikan konsumsi
(Skousen,2012). Keputusan untuk
menabung selain dipengaruhi oleh faktor
ekonomi juga ada proses psikologi dan
sosio-psikologi. Menurut Lina dan Rosyid
(1997) ada dua faktor yang mempengaruhi
perilaku menabung seseorang, yaitu faktor
internal yang berasal dari dalam diri
seseorang dan faktor eksternal yang
berasal dari luar diri orang tersebut. Faktor
internal seperti proses belajar dan kontrol
diri dan faktor eksternal seperti iklan,
keluarga dan lingkungan.
Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan Salikin,
dkk paada tahun 2012 dengan judul
“Students’ Saving Attitude: Does Parents’
Background Matter?.” Dari penelitian
tersebut diketahui bahwa latar belakang
orang tua berpengaruh terhadap perilaku
menabung mahasiswa karena perilaku
menabung mahasiswa bergantung pada
pendidikan yang diberikan oleh keluarga.
Penelitian berikutnya dilakukan oleh
Imawati, dkk pada tahun 2013 dengan
judul “Pengaruh Financial Literacy
terhadap Perilaku Konsumtif Remaja pada
Program IPS SMA Negeri 1 Surakarta
Tahun Ajaran 2012-2013.” Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa
financial literacy mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap perilaku
konsumtif remaja pada program IPS di
SMA Negeri 1 Surakarta. Penelitian
berikutnya yang serupa dengan penelitian
ini adalah penelitian dengan judul
“Determinants of Saving Behaviour among
the University Students in Malaysia” yang
dilakukan oleh Thung, dkk pada tahun
2012. Thung ingin mengetahui faktor-
faktor yang menentukan perilaku
menabung mahasiswa di beberapa
5
Pengaruh Financial Literacy dan Kelompok Teman Sbaya terhadap Perilaku Menabung Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Surabaya
universitas di Malaysia, dari berbagai
faktor yang ada Thung memilih empat
faktor yaitu financial literacy, pola
mendidik orang tua, kelompok teman
sebaya dan kontrol diri kemudian dicari
pengaruhnya terhadap perilaku menabung.
Hasil penelitian tersebut adalah keempat
faktor tersebut berpengaruh terhadap
perilaku menabung mahasiswa di beberapa
universitas di Malaysia. Penelitian
selanjutnya dilakukan oleh Erskine, dkk
pada tahun 2005 dengan judul “Peer
Crowd, Work Experience,and Financial
Saving Behaviour of Young Canadians.”
Hasil dari penelitian ini adalah kelompok
teman sebaya dan pengalaman kerja
memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap perilaku menabung.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis
penelitian asosiatif yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau
hubungan antara dua variabel atau lebih.
Pendekatan yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Pendekatan kuantitatif
menekankan pada pengujian teori melalui
pengukuran variabel penelitian dengan
angka dan melakukan analisis data dengan
prosedur statistik (Sugiyono, 2003).
Agar tidak terjadi salah persepsi
atau salah penafsiran dalam memahami
variabel penelitian.Maka dibuat definisi
operasional dapat didefisinikan sebagai
berikut:
1. Financial literacy adalah pemahaman
masing-masing siswa tentang hal- hal
yang berhubungan dengan keuangan.
Indikator dalam variabel ini adalah
uang dan transaksi, perencanaan dan
pengelolaan keuangan, risiko dan
keuntungan serta financial landscape
(PISA, 2012).
2. Kelompok teman sebaya adalah remaja
yang memiliki usia sama dengan
tingkat kedewasaan yang sama yang
membentuk suatu kelompok di SMA
Negeri 2 Surabaya. Indikator dalam
variabel ini adalah: (1) dua orang atau
lebih; (2) memiliki tingkat usia dan
kepribadian yang sama; (3)
mempersepsi dan dipersepsi sebagai
satu kesatuan; (4) ada interaksi antar
anggota; (5) ada saling ketergantungan
satu sama lain; (6) memiliki tujuan
bersama; dan (7) anggota kelompok
merasa dirinya sebagai bagian dari
kelompok (Myres, 1999).
3. Perilaku menabung adalah kebiasaan
siswa untuk menyisihkan uang
sakunya sebesar 10%-15% untuk
ditabung baik ditabung di bank atau di
rumah (Luigina Canova, 2010).
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA
Negeri 2 Surabaya sebanyak 69 orang
siswa. masing-masing 39 orang siswa dari
6
Pengaruh Financial Literacy dan Kelompok Teman Sbaya terhadap Perilaku Menabung Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Surabaya
kelas XI IPS 1 dan sebanyak 30 orang
siswa dari kelas XI IPS 2. Dalam
penelitian ini akan digunakan 59 orang
siswa sebagai sampel, peneliti
menggunakan pedoman tabel sampel
Krejcie dan Morgan untuk menentukan
jumlah sampel tersebut. (Sekaran, 2006).
Dalam menentukan sampel digunakan
teknik proportionate stratified random
sampling yaitu merupakan teknik
pengambilan sampel yang dilakukan secara
proporsional (Martono,2010). Banyaknya
sampel dari setiap kelas disesuaikan
dengan jumlah siswa yang ada di kelas
tersebut, yaitu 33 orang siswa dari kelas XI
IPS 1 dan 26 orang siswa dari kelas XI IPS
2. Selanjutnya untuk menentukan anggota
sampel pada masing-masing kelas
digunakan teknik simple random sampling
yakni pengambilan anggota sampel
dilakukan secara acak karena peneliti
menganggap semua siswa di suatu kelas
memiliki karakteristik yang sama
(Sugiyono, 2010).
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
angket, observasi dan wawancara.
Penelitian ini menggunakan analisis regresi
linier berganda sebagai teknik analasis data
dengan persamaan sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2
Keterangan:
Y: variabel terikat (Perilaku menabung
siswa)
X1: variabel bebas (financial literacy)
X2: variabel bebas (kelompok teman
sebaya)
a: bilangan konstanta
b1.b2: koefisien regresi yang menunjukkan
angka peningkatan ataupun penurunan
variabel terikat yang didasarkan pada
variabel bebas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik responden dalam
penelitian ini dibedakan berdasarkan jenis
kelamin, usia dan banyaknya uang saku.
Responden dalam penelitian ini 64%
adalah perempuan dan 36% sisanya adalah
laki-laki, berdasarkan usia sebesar 5%
responden berusia 15 tahun, sebesar 85%
responden berusia 16 tahun, dan sebesar
10% berusia 17 tahun. Berdasarkan angket
yang disebar oleh peneliti diketahui bahwa
besarnya uang saku siswa kelas XI IPS
SMA Negeri 2 Surabaya setiap harinya
bervariasi yaitu kurang dari Rp 10.000,
antara Rp 10.000 sampai dengan Rp
20.000, dan lebih dari Rp 20.000. Sebesar
5% responden memiliki uang saku kurang
dari Rp 10.000 setiap hari, sebesar 81%
responden memiliki uang saku antara Rp
10.000 sampai dengan Rp 20.000 setiap
hari, dan sebesar 14% responden memiliki
uang saku lebih dari Rp 20.000 setiap hari.
Persamaan regresi dapat dijelaskan
sebagai berikut:
7
Pengaruh Financial Literacy dan Kelompok Teman Sbaya terhadap Perilaku Menabung Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Surabaya
PM = 0.945017863571 + 0.211583665859*FL
+0.166410157467*KTS
Keterangan:
PM: Perilaku Menabung
FL: Financial Literacy
KTS: Kelompok Teman Sebaya
Berdasarkan persamaan regresi
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Nilai Konstanta (C) = 0.945017863571
Menunjukkan jika financial literacy
(X1) dan kelompok teman sebaya (X2)
sama dengan nol, maka perilaku menabung
(Y) sebesar 0.945017863571.
b.Koefisien Regresi Financial Literacy =
0.211583665859
Koefisien positif menunjukkan
hubungan searah antara variabel financial
literacy dengan variabel perilaku
menabung, artinya apabila variabel
financial literacy meningkat sebesar satu
satuan maka variabel perilaku menabung
juga akan meningkat sebesar
0.211583665859 satuan dengan asumsi
bahwa variabel kelompok teman sebaya
tidak mengalami perubahan atau tetap.
c. Koefisien Regresi Kelompok Teman
Sebaya = 0.166410157467
Koefisien positif menunjukkan
hubungan searah antara variabel kelompok
teman sebaya dengan variabel perilaku
menabung, artinya apabila variabel
kelompok teman sebaya meningkat sebesar
satu satuan maka variabel perilaku
menabung juga akan meningkat sebesar
0.166410157467 satuan dengan asumsi
bahwa variabel financial literacy tidak
mengalami perubahan atau tetap.
Selanjutnya untuk mengetahui
pengaruh financial literacy dan kelompok
teman sebaya terhadap perilaku menabung
siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2
Surabaya maka perlu dilakukan teknik
analisa untuk mengetahui data yang
diperoleh termasuk BLUE atau tidak. Uji
yang digunakan yakni uji asumsi klasik
sebagai berikut:
Uji Normalitas
Data dikatakan lolos uji normalitas
adalah nilai Jarque-Bera probability
lebih besar dari α (0.05). Dari hasil
pengujian data di atas diperoleh nilai
Jarque-Bera probability sebesar
0.052140 sehingga data yang digunakan
dalam penelitian ini lolos uji normalitas,
berarti data yang digunakan berdistribusi
normal. Dengan demikian, data ini dapat
digunakan dalam penelitian.
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan
adanya kolerasi antara variabel bebas
(bebas). Suatu model regresi dikatakan
lolos uji multikolinieritas apabila
koefisien korelasi di antara masing-
masing variabel bebas lebih besar dari
0,8, maka terjadi multikolinearitas.
Berdasarka hasil analisis data diketahui
bahwa koefisien korelasi di antara
8
Pengaruh Financial Literacy dan Kelompok Teman Sbaya terhadap Perilaku Menabung Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Surabaya
masing-masing variabel bebas kurang
dari 0.8 yaitu sebesar 0.314528 sehingga
dalam persamaan regresi ini lolos uji
multikolinieritas, berarti tidak ada
korelasi yang sempurna antara variabel
financial literacy dan kelompok teman
sebaya.
Uji Heteroskedastisitas
Dikatakan lolos uji hetero-
skedastisitas apabila nilai Prob.Obs*R-
Squared lebih besar dari α. Dari hasil
analisis data diketahui bahwa nilai
Prob.Obs*R-Squared sebesar 0.7295,
sehingga tidak terdapat unsur
heteroskedastisitas dalam persamaan ini
karena nilai Prob.Obs*R-Squared lebih
besar dari α (0.05) berarti persamaan ini
bersifat homoskedastisitas.
Uji Linieritas
Dikatakan lolos uji linerietas bila
probabilitas F hitung pada Ramsey
RESET Test lebih besar α (5%), maka
spesifikasi model sudah benar. Dari hasil
analisis data diketahui bahwa nilai
probabilitas F hitung pada Ramsey
RESET Test lebih besar dari α (0.05)
yaitu sebesar 0.8453. Maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi
memenuhi asumsi linieritas karena nilai
probabilitas F hitung sebesar 0.2538
lebih besar dari 0.05.
Berdasarkan hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini maka diperlukan uji
hipotesis untuk mengetahui apakah
hipotesis yang diajukan diterima atau
tidak. Pengujian atas hipotesis dilakukan
melalui uji statistik T untuk melihat
pengaruh masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat dan uji statistik F
untuk melihat pengaruh secara simultan
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Uji Statistik T
Uji statistik T digunakan untuk
mengukur pengaruh satu variabel bebas
secara parsial dalam menerangkan
variasi variabel terikat. Dari hasil
analisis data diketahui bahwa nilai
probabilitas T statistik untuk variabel
financial literacy (X1) kurang dari α
(0.05) yaitu sebesar 0.0292, sehingga H0
ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti
bahwa variabel financial literacy
berpengaruh secara signifikan terhadap
perilaku menabung siswa kelas XI IPS
SMA Negeri 2 Surabaya dan nilai
probabilitas T statistik untuk variabel
kelompok teman sebaya (X2) kurang dari
α (0.05) yaitu sebesar 0.0375, sehingga
H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti
bahwa variabel kelompok teman sebaya
berpengaruh secara signifikan terhadap
perilaku menabung siswa kelas XI IPS
SMA Negeri 2 Surabaya.
Uji Statistik F
Uji statistik F digunakan untuk
mengetahui apakah variabel bebas secara
bersama – sama mempengaruhi variabel
9
Pengaruh Financial Literacy dan Kelompok Teman Sbaya terhadap Perilaku Menabung Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Surabaya
terikat secara signifikan. Dari hasil
analisis data diketahui bahwa besarnya
nilai probabilitas F statistik kurang dari α
(0.05) yaitu sebesar 0.001985 maka H0
ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti
variabel financial literacy dan kelompok
teman sebaya secara simultan atau
bersama-sama berpengaruh terhadap
perilaku menabung siswa kelas XI IPS
SMA Negeri 2 Surabaya.
Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan
untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel bebas yaitu financial
literacy dan kelompok teman sebaya
terhadap variabel terikat yaitu perilaku
menabung siswa kelas XI IPS SMA
Negeri 2 Surabaya. Berdasarkan tabel di
atas diketahui bahwa besarnya koefisien
determinasi sebesar 0.170666. Hal ini
berarti sebesar 17.06% perilaku
menabung siswa kelas XI IPS SMA
Negeri 2 Surabaya dipengaruhi oleh
financial literacy dan kelompok teman
sebaya, sementara 82.94% dipengaruhi
oleh variabel lain di luar model.
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data yang
telah dilakukan dapat diketahui bahwa
variabel bebas yaitu financial literacy (X1)
dan kelompok teman sebaya (X2)
berpengaruh terhadap varibel terikat yaitu
perilaku menabung siswa (Y),baik secara
parsial maupun secara simultan.
1.Pengaruh Financial Literacy terhadap
Perilaku Menabung Siswa Kelas XI
IPS SMA Negeri 2 Surabaya.
Berdasarkan hasil analisis data
menunjukkan bahwa financial literacy
berpengaruh secara signifikan terhadap
perilaku menabung siswa kelas XI IPS
SMA Negeri 2 Surabaya. Variabel
financial literacy memiliki nilai
probabilitas kurang dari 0.05 yakni
sebesar 0.0292, yang artinya variabel
financial literacy berpengaruh secara
signifikan terhadap perilaku menabung
siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2
Surabaya. Berdasarkan estimasi model
pada penelitian ini diketahui bahwa
ketika variabel financial literacy naik
sebesar 1% maka variabel perilaku
menabung akan mengalami kenaikan
sebesar 21.16%. Estimasi model tersebut
dapat diterima secara teoritis, bahwa
financial literacy akan mempengaruhi
perilaku menabung seseorang dan ketika
financial literacy seseorang meningkat
maka kesadarannya untuk menabung
juga akan meningkat.
Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Thung, dkk pada tahun
2012 yang berjudul Determinants of
Saving Behaviour among the University
Students in Malaysia. Dalam penelitian
10
Pengaruh Financial Literacy dan Kelompok Teman Sbaya terhadap Perilaku Menabung Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Surabaya
itu menyatakan bahwa financial literacy
berpengaruh sebesar 20.4% terhadap
perilaku menabung mahasiswa di
Malaysia. Hal ini sesuai dengan Lina dan
Rosyid (1997) yang menyebutkan bahwa
proses belajar merupakan salah satu
faktor yang berpengaruh pada perilaku
menabung seseorang. Proses belajar
dikaitkan dengan financial literacy yang
dimiliki oleh siswa. Dengan memiliki
financial literacy yang baik maka
seseorang akan dapat mengelola sumber
daya keuangan yang dimiliki dengan
baik dan dapat membuat keputusan
keuangan yang tepat.
Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara yang dilakukan dengan salah
satu siswa kelas XI IPS 1 bernama
Chaidar yang mengatakan bahwa ia
semakin menyadari pentingnya
menabung setelah mendapat banyak
informasi tentang keuangan, seperti
produk perbankan dan kebijakan
pemerintah di bidang ekonomi.
Informasi tersebut diperoleh responden
melalui pembelajaran ekonomi, baik
secara teori maupun penerapan dalam
kehidupan sehari-hari. Keberadaan bank
mini yang ada di SMA Negeri 2
Surabaya juga memberikan pengetahuan
baru bagi dirinya tentang dunia
perbankan. Dengan mengetahui berbagai
informasi tersebut maka ia pun mulai
melakukan kegiatan menabung dengan
menyisihkan uang sebesar Rp 2.000-Rp
3.000 per hari dari total uang sakunya
yakni sebesar Rp 15.000 per hari.
Dengan demikian dapat dilihat bahwa
financial literacy berpengaruh terhadap
perilaku menabung siswa kelas XI IPS
SMA Negeri 2 Surabaya.
2.Pengaruh Kelompok Teman Sebaya
terhadap Perilaku Menabung Siswa
Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Surabaya.
Berdasarkan hasil analisis data
menunjukkan bahwa kelompok teman
sebaya berpengaruh secara signifikan
terhadap perilaku menabung siswa kelas
XI IPS SMA Negeri 2 Surabaya.
Variabel kelompok teman sebaya
memiliki nilai probabilitas kurang dari
0.05 yakni sebesar 0.0375, yang artinya
variabel kelompok teman sebaya
berpengaruh secara signifikan terhadap
perilaku menabung siswa kelas XI IPS
SMA Negeri 2 Surabaya. Berdasarkan
estimasi model pada penelitian ini
diketahui bahwa ketika variabel
kelompok teman sebaya naik sebesar 1%
maka variabel perilaku menabung akan
mengalami kenaikan sebesar 16.64%.
Estimasi model tersebut dapat diterima
secara teoritis, bahwa kelompok teman
sebaya akan mempengaruhi perilaku
menabung seseorang.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Erskine, dkk pada
tahun 2005 dengan judul Peer Crowd,
11
Pengaruh Financial Literacy dan Kelompok Teman Sbaya terhadap Perilaku Menabung Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Surabaya
Work Experience, and Financial Saving
Behaviour of Young Canadians. Hasil
penelitian itu menyebutkan bahwa
kelompok teman sebaya berpengaruh
secara signifikan terhadap perilaku
menabung seseorang. Hal ini sesuai
dengan Lina dan Rosyid (1997) yang
menyebutkan bahwa lingkungan seperti
kelompok teman sebaya merupakan
salah satu faktor yang berpengaruh pada
perilaku menabung seseorang. Pengaruh
kelompok teman sebaya ini berkaitan
dengan proses pengambilan keputusan
untuk melakukan menabung yang
dilakukan oleh siswa. Sesuai dengan
pendapat Solomon (dalam Prasetijio dan
Ihalauw, 2005) yang menyatakan bahwa
suatu kelompok yang dapat memberikan
pengaruh kepada perilaku seseorang,
yaitu kekuatan sosial , ditunjukkan
dalam situasi di mana kelompok mampu
mengubah perilaku seseorang secara
sukarela ataupun tidak dan berlaku pada
waktu kelompok atau orang yang
bersangkutan itu ada atau tidak serta
kekuatan acuan, bila seseorang
mengagumi kualitas orang lain atau
kelompok tertentu, ia akan mencoba
untuk meniru kualitas itu dengan cara
meniru perilaku orang atau kelompok
yang bersangkutan.
Berdasarkan observasi yang dila-
kukan peneliti bahwa rata-rata siswa
kelas XI IPS SMA Negeri 2 Surabaya
memiliki kelompok teman sebaya. Salah
seorang siswa kelas XI IPS 2 bernama
Winda mengatakan bahwa apa yang
dilakukan oleh kelompok teman
sebayanya juga akan mempengaruhi
tindakan yang akan ia lakukan.
Responden mengatakan bahwa apabila
banyak anggota dalam kelompok teman
sebayanya yang menabung ia juga akan
terdorong untuk menabung. Responden
mengatakan ia mulai menabung karena
melihat salah seorang temannya yang
mendapat manfaat dari menabung,
sehingga ia menyimpan setidaknya Rp
2.000 dari uang sakunya sebesar Rp
15.000 setiap hari meskipun terkadang ia
tidak melakukannya. Hal ini
menunjukkan adanya kekuatan sosial
dan kekuatan acuan yang dimiliki oleh
kelompok teman sebaya dalam rangka
mempengaruhi perilaku menabung
siswa.
3.Pengaruh Financial Literacy dan
Kelompok Teman Sebaya terhadap
Perilaku Menabung Siswa Kelas XI
IPS SMA Negeri 2 Surabaya.
Financial literacy (X1) dan kelompok
teman sebaya (X2) memiliki pengaruh
signifikan terhadap perilaku menabung
siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2
Surabaya, namun pengaruh tersebut kecil
yaitu sebesar 17.06% sementara sisanya
dipengaruhi oleh faktor lain di luar
12
Pengaruh Financial Literacy dan Kelompok Teman Sbaya terhadap Perilaku Menabung Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Surabaya
kedua faktor tersebut. Sesuai dengan
studi empiris yang dilakukan oleh
Thung, dkk ada faktor lain yang
mempengaruhi perilaku menabung
seseorang yaitu pola pendidikan orang
tua dan kontrol diri. Sejalan dengan
penelitian tersebut, Salikin, dkk
menyatakan bahwa latar belakang orang
tua memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap perilaku menabung siswa. Lina
dan Rosyid (1997) menyatakan bahwa
keluarga juga merupakan faktor yang
mempengaruhi perilaku menabung selain
itu iklan juga merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap perilaku
menabung seseorang.
Berdasarkan wawancara yang
dilakukan pada salah seorang siswa kelas
XI IPS 2 bernama Tivany juga
menunjukkan hal serupa. Responden
mengatakan bahwa pengetahuan yang ia
miliki dalam hal keuangan serta teman
sebayanya memberi pengaruh terhadap
perilaku menabung yang ia lakukan,
namun pengaruh yang lebih besar
berasal dari keluarga. Menurutnya
pemahaman yang diberikan oleh
keluarga lebih tertanam ke dalam dirinya
karena hal itu diberikan sejak kecil.
Sejak kecil keluarganya kurang
memberikan pemahaman tentang arti
penting menabung serta manfaat
menabung, sehingga kesadarannya untuk
menabung juga kurang. Sejalan dengan
hal itu, Nursalim (2007) mengatakan
bahwa pendidikan yang diberikan oleh
keluarga akan selalu tertanam dalam diri
seseorang. Dari hasil penelitian ini
diketahui bahwa variabel financial
literacy dan kelompok teman sebaya
berpengaruh secara signifikan terhadap
perilaku menabung siswa kelas XI IPS
SMA Negeri 2 Surabaya, walaupun
pengaruh tersebut kecil.
Simpulan dan Saran
Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah yang
diajukan dalam penelitian ini maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1.Ada pengaruh positif dan signifikan
financial literacy terhadap perilaku
menabung siswa kelas XI IPS SMA
Negeri 2 Surabaya.
2.Ada pengaruh kelompok teman sebaya
positif dan signifikan terhadap perilaku
menabung siswa kelas XI IPS SMA
Negeri 2 Surabaya.
3.Ada pengaruh positif dan signifikan
financial literacy dan kelompok teman
sebaya terhadap perilaku menabung
siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2
Surabaya.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka
peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1.Meningkatkan financial literacy siswa
melalui pembelajaran ekonomi karena
13
Pengaruh Financial Literacy dan Kelompok Teman Sbaya terhadap Perilaku Menabung Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Surabaya
dengan meningkatnya financial
literacy siswa akan meningkatkan
kesadaran siswa untuk menabung.
2.Menyediakan sarana bagi siswa agar
siswa mengetahui isu perekonomian
terutama di bidang moneter,
menggalakan kegiatan diskusi tentang
moneter agar siswa terbiasa membahas
isu moneter dengan teman mereka.
DAFTAR RUJUKAN
Ajija, Shochrul R, dkk. 2011. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat.
ANZ Survey of Adult Financial Literacy in Australia. 2003. Australia: International Financial Education.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur Penelitian Teori dan Praktik. Jakarta: Rineka Mitra.
Beshears, J., Choi, dkk. 2010. The Effect of Providing Peer Information on Retirement Savings Decisions. California: Stanford University.
Canova, Luigina. 2010. Struktur secara Hirarki Motif Menabung.
Chen, H. & Volpe, R. P. 1998. An Analysis of Personal Financial Literacy among College Students. Financial Services Review.
Delafrooz, N. & Laily. 2011. Determinants Of Saving Behavior And Financial Problem Among Employees In Malaysia. Australian Journal of Basic and Applied Sciences (online)
(http//www.google.com/australianjournal, diakses pada 4 Januari 2014).
Erskine, dkk. 2005. Peer Crowd, Work Experience, And Financial Saving Behaviour Of Young Canadians. Journal of Economic Psychology (online) , 27(2). (http//www/doi: 10.1016/j.joep.2005.05.005,diakses pada 12 Februari 2014).
Ghazali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS Edisi Ke-tiga. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara
Hurlock, Elizabet B. 2006. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga
Imawati, Indah, dkk. 2013. Pengaruh Financial Literacy Terhadap Perilaku Konsumtif Remaja Pada Program IPS SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Jupe UNS, (Online) Vol 2 No.1, (http//www.uns.ac.id, diakses pada 4 Januari 2014).
Lina & Rosyid, H.F. 1997. Perilaku Konsumtif Berdasarkan Locus of Control pada Remaja Putri. Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi. No.4 Tahun XI, halaman 5-13.
Lusardi, A & Mitchell, O. S. 2006. Financial Literacy and Planning: Implications for Retirement Wellbeing (online). (http//www.google.com/Financial Literacy, diakses pada 10 Februari 2014).
14
Pengaruh Financial Literacy dan Kelompok Teman Sbaya terhadap Perilaku Menabung Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Surabaya
Lusardi, A & Tufano. P. 2008. Debt Literacy, Financial Experience, and Overindebtedness. Preliminary and Incomplete Discussion Draft.
Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Myres, David G. 1999. Social Psychology.
Nursalim, Mochammad, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Surabaya: Unesa University Press.
Prasetijo, Ristiayanti & John J.O.I Ihalauw. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: ANDI.
Program for International Student Assessment. 2012. PISA 2012 Financial Literacy Assesment Freamwork. Amerika : International Network on Financial Education OECD.
Putong, Iskandar. 2010. Economics, Pengantar Mikro dan Makro. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Riduwan. 2010. Dasar-Dasar Statisika. Bandung: Alfabeta.
Schiffman, Leon G. & Leslie Lazar Kanuk. 2008. Consumer Behaviour Seventh Edition. PT. Indeks.
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Setiadi, Nugroho J. 2010. Perilaku Konsumen: Perspektif Kontemporer pada Motif, Tujuan dan Keinginan Konsumen. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Skousen, Mark. 2012. Sang Maestro “ Teori-Teori Ekonomi Modern”: Sejarah Pemikiran Ekonomi. Jakarta:Prenada Media Group.
Soewadji, Jusuf. 2012. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Pusat Bahasa Depdiknas.
Thung, Chai Ming, dkk. 2012. DETERMINANTS OF SAVING BEHAVIOUR
AMONG THE UNIVERSITY STUDENTS IN MALAYSIA. RMP15 T1G3 (Online) (http// www.utar.com, diakses pada 4 Januari 2014).
U.S. Financial Literacy and Education Commission. 2007. U.S: Financial Education
15
top related