PENGANTAR HUMANIORA MEDIK

Post on 11-Aug-2015

71 Views

Category:

Documents

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Humaniora medik

Transcript

PENGANTAR HUMANIORA MEDIK

dr.Taufik Suryadi,SpF (abiforensa@yahoo.com)

Ahli Kedokteran Forensik dan Medikolegal , Lulusan FK USULulusan Program Bioetika, Hukum Kedokteran dan HAM FKUI-HWS diktiLulusan Program Sosial Budaya Kesehatan UI-HWS Dikti

Kiri ke kanan (Medan, 16 Januari 2008): dr.Taufik Suryadi,SpF – Habibie Arzt Forensa

Azizi Bioethic Humaniora – dr.Kulsum TS

Ilmu Kedokteran:Gabungan, Kumpulan, Integrasi beberapa disiplin ilmu

• Metodologi Ilmiah

• Ilmu-ilmu Humaniora

• Ilmu-ilmu Biomedik

• Ilmu-ilmu Kedokteran klinik

• Ilmu-ilmu Kedokteran komunitas

Ilmu Kedokteran:Gabungan, Kumpulan, Integrasi beberapa disiplin ilmu (Logos)

• Ilmu-ilmu Metodologi Ilmiah: Metodologi penelitian, Filsafat ilmu, berpikir kritis, biostatistik, Evidence base medicine.

• Ilmu-ilmu Biomedik: Biologi sel dan molekuler, Fisika medik, Kimia medik, Imunologi, Fisiologi, Anatomi, Farmakologi , Histologi, Biokimia, Mikrobiologi, Parasitologi, Patologi Anatomi, Patologi Klinik.

Ilmu Kedokteran:Gabungan, Kumpulan, Integrasi beberapa disiplin ilmu (Logos)• Ilmu-ilmu Humaniora: Ilmu perilaku, Psikologi

kedokteran, Sosiologi kedokteran, Antropologi kedokteran, Agama, Etika dan Hukum kedokteran, Bahasa, Pancasila dan kewarganegaraan

• Ilmu Kedokteran klinik: Interna, Pulmonologi, Kardiologi, Surgery, Pediatri, Obstetri Ginekologi, Neurologi, Psikiatri, Dermato-Venereologi, Oftalmologi, Oto-Rhino-Faringologi, Radiologi, Anestesiologi, Forensik dan Medikolegal.

Ilmu Kedokteran:Gabungan, Kumpulan, Integrasi beberapa disiplin ilmu (Logos)

• Ilmu Kedokteran komunitas: Public health, ilmu kedokteran pencegahan, ilmu kedokteran keluarga, Epidemiologi, Ilmu kesehatan lingkungan.

Masyarakat, Kebudayaan, dan Kesehatan

• Manusia sebagai sasaran perhatian : Biologi atau sosial-budaya PARADIGMA atau CARA PANDANG

• Manusia dilihat sebagai subjek yang berfikir, memiliki keyakinan, bertindak.

• Manusia yang hidup dalam lingkungan tertentu. • Manusia yang memiliki “ilmu kesehatan” dari

jaman ke jaman.• Ilmu kesehatan “modern” muncul belakangan.

Manusia : Biologi atau Sosial-Budaya?

• Memandang kesehatan sebagai gejala : Cara pandang terhadap manusia sebagai mahluk biologi atau sebagai mahluk sosial?

• Jawaban atas pertanyaan ini adalah perspektif (perspective), dan prosedur menjawabnya adalah pendekatan (approach atau methodology).

• Cara pandang sosial-budaya : Antropologi dan sosiologi.

Cara pandang sosial-budaya: Aktual atau ideal?

• Pengertian dasar : Masyarakat dan kebudayaan• Masyarakat : Memandang pada tingkat sosial

perilaku dan tindakan dapat diamati aktual pengamatan

• Kebudayaan : Memandang pada tingkat ide pikiran, pengetahuan, nilai, keyakinan tidak dapat diamati ideal wawancara

• Kesehatan : Lapangan kajian, gejala, sasaran perhatian tergantung pada cara pandang seringkali melekat pada cara pandang antropologi dan/atau sosiologi.

Cara pandang dalam lintasan waktu:

Statis atau dinamis? • Terkait dengan isyu perubahan dalam kajian

masyarakat dan kebudayaan masyarakat ditanggapi sebagai satuan sosial yang statis atau dinamis?

• Masyarakat “primitif”, “sederhana”, “pedesaan” simpleks ditanggapi sebagai statis.

• Masyarakat “kota” kompleks ditanggapi sebagai dinamis.

• Pembagian atas dua di atas adalah fungsi waktu evolusionistis.

Cara pandang dan implikasinya

• Kesehatan pada masyarakat simpleks “tradisional” diasosiasikan dengan “sistem medis tradisional”

• Kesehatan pada masyarakat kompleks diasosiasikan dengan “sistem medis modern”

• Pembagian “medis tradisional” dan “medis modern” adalah pembagian klasik kini, pengertian keduanya cenderung baur kecenderungan semakin sukar digunakan pada masa kini muncul berbagai persoalan metodologis.

Cara pandang dan implikasinya(lanjutan)

• Kajian sosialbudaya tidak lagi terikat pada gejala kesehatan masyarakat simpleks (sederhana, pedesaan, tradisional)

• Kajian sosialbudaya juga mempelajari gejala kesehatan pada masyarakat kompleks (perkotaan, modern)

• Terjadi perubahan lokasi kajian setting kajian: Dari desa/komunitas ruang-ruang dan relasi-relasi spesifik yang “urban”.

• Pergeseran dari “ideologi” ke “ekonomi”? kecenderungan posisi manusia sebagai obyek menjadi subyek dalam paradigma.

Cara pandang dan implikasinya(lanjutan)

• Perubahan realita lapangan mendorong perubahan cara pandang sosial budaya mengenai kesehatan

• Sedikit catatan tentang paradigma :Evolusionisme, struktural-fungsionalisme, ekologi, interaksionisme simbolik(keempat contoh ini mencerminkan upaya antropologi/sosiologi dalam menanggapi gejala kesehatan dalam berbagai setting).

Isu Sosio-Antropologis

• Meningkatnya perhatian masyarakat di Indonesia terhadap dunia kedokteran mencerminkan kesadaran baru mereka terhadap kesehatan.

• Disisi lain masyarakat merasakan betapa mahalnya nilai kesehatan. Status kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator dari tingkat kesejahteraan suatu negara.

Isu Sosio-Antropologis

Penyedia pelayanan kesehatan baik Rumah sakit, Praktek klinik baik yang berbentuk lembaga maupun individu sudah seharusnya terus berbenah diri melayani masyarakat secara maksimal. Perkembangan jaman yang diikuti oleh perubahan sosial akan mempengaruhi perilaku masyarakat.

Isu Sosio-Antropologis

Tingkat pendidikan yang semakin tinggi, arus informasi yang semakin terbuka akan meningkatkan daya kritis masyarakat terhadap berbagai persoalan kehidupan diantaranya persoalan yang dipandang sangat penting yakni pelayanan kesehatan.

Isu Sosio-Antropologis

Dunia kedokteran dari sisi ilmu dan teknologi terus mengalami perkembangan yang sangat cepat. Selain membawa kemudahan dalam mengatasi problem penyakit, perkembangan ini sering menimbulkan berbagai problem sosial dan bioetik yang belum diduga sebelumnya.

Isu Sosio-Antropologis

4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan:

• Lingkungan (Environment)

• Perilaku (Behavior)

• Pelayanan kesehatan (Health care)

• Keturunan (Genetics)

Ranah Sosial Budaya

• Konsep sehat dan sakit, menurut WHO:

“a state of complete physical, mental, and social well being and not merely the absence of disease or infirmity”

• Konsep menurut UU Kesehatan:

- sehat fisik dan mental

- terbebas dari penyakit dan kecacatan

- sehat secara sosial dan ekonomi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan

Eksogen1. Biotik2. Non-Biotik

EndogenGenetik Anatomik, Fisiologik

Perilaku1. Budaya2. Sosial3. Psikologis

Kepadatan penduduk

Dua Dunia : Pelayanan kesehatan dalam pendekatan struktural-fungsional • Pembagian klasik pelayanan kesehatan :

Tradisional dan modern• Pelayanan kesehatan tradisional : Menggunakan

perbendaharaan kebudayaan lokal; teknik-teknik pencegahan, pemeliharaan, pengobatan lokal; penyembuh lokal; bersifat internal; diasosiasikan dengan masyarakat simpleks.

• Pelayanan kesehatan modern: Menggunakan perbendaharaan kebudayaan dari luar; inter-vensi (program); bersifat eksternal; diasosiasikan dengan masyarakat kompleks.

Pelayanan kesehatan tradisional

• Akrab dengan definisi kebudayaan setempat : Khususnya religi.

• Hubungan personal dengan penyembuh.

• Contoh-contoh kesembuhan yang ada

• Merasa aman berada di lingkungan sendiri

• Lebih murah secara ekonomi

• Akses ke pelayanan mudah dan tidak birokratik

Pelayanan kesehatan modern

• Kurang memperhatikan kebudayaan setempat ; menyeragamkan semua kebudayaan; kadang-kadang stereotipik dan/atau stigmatik.

• Menggunakan konsep-konsep, terminologi, dan teknik-teknik yang kurang (tidak) dikenal pasien.

• Mahal secara ekonomi.• Tempat perawatan yang asing (misalnya, rumah

sakit, klinik; hubungan dokter-pasien-perawat. • Akses yang kerapkali birokratik dan tidak mudah• Contoh-contoh kesembuhan.

Pelayanan kesehatandalam pendekatan Sosial budaya

• Dokter-Perawat-Pasien adalah tiga subjek yang terkait satu sama lain pasien adalah subjek yang berasal dari kebudayaan lain (bagian dari komunitas, kerabat, keluarga, kelompok, jaringan, dsb.)

• Ketiga subjek harus mengembangkan penghargaan satu sama lain menurut kedudukan dan harkatnya sebagai subjek.

Perlunya pemahaman sosial-budaya dari

kesehatan pada masyarakat kompleks Penderita (warga masyarakat) mengetahui dan menyadari adanya sejumlah kemungkinan pelayanan kesehatan harus memilih pelayanan tertentu (keputusan keluarga/kerabat/kelompok, keyakinan, biaya, akses, kedekatan jarak, dsb).

Perlunya pemahaman sosial-budaya dari kesehatan pada masyarakat kompleks

Sosial budaya selalu melandasi setiap perilaku atau tindakan individu atau kelompok pada masyarakat di mana pun, juga pada masyarakat kompleks seperti perkotaan manusia adalah subjek yang selalu aktif, kreatif, dan bahkan manipulatif dalam menghadapi lingkungan demi untuk survival.

Kesimpulan

• Pendekatan sosial budaya mengenai kesehatan perlu dan penting dikembangkan karena kita menghadapi manusia sebagai subjek yang utuh.

• Pendekatan sosial budaya adalah rentang analisis dari “most territorial” hingga “most kontekstual”, untuk menggambarkan derajat kompleksitas yang ada.

Tugas Per-kelompok

• Amati, observasi, temu kenali, raba rasakan persoalan-persoalan sosial budaya yang berhubungan dengan masalah kesehatan.

• Dilakukan dalam minggu ke 6, sebagai tutorial pertemuan pertama.

• Presentasi pada tutorial pertemuan kedua.

Sekian dan

Terima kasih

Selamat

Belajar!!

top related