PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION
Post on 01-Feb-2018
256 Views
Preview:
Transcript
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS X MAN SEMARANG 1 PADA MATA PELAJARAN FISIKA
MATERI POKOK HUKUM NEWTON TENTANG GERAK
TAHUN AJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat
Guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
MUHAMMAD ARIF NIM : 053611327
TADRIS FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp. : 4 (empat) eksemplar Semarang, 9 Juni 2010
Hal. : Naskah Skripsi An. Muhammad Arif Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini
saya kirim naskah skripsi Saudara :
Nama
NIM Judul
:
: :
MUHAMMAD ARIF
053611327 Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X MAN Semarang 1 pada Mata Pelajaran Fisika Materi Pokok Hukum Newton Tentang Gerak Tahun Ajaran 2009/2010.
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi Saudara tersebut dapat segera
dimunaqosahkan.
Demikian harap menjadikan maklum.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
MOTTO
﴾٦﴿إن مع العسر يسرا ﴾٥﴿فإن مع العسر يسرا
) ٨ - ٥ :سورة االنشراح( ﴾٨﴿وإلى ربك فارغب ﴾٧﴿ذا فرغت فانصب فإ
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan{5} Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan {6} Maka apabila kamu telah selesai ( dari sesuatu urusan ), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain {7}
Dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap {8}(Surat Al-Insyirah: 5-8)1
1.Abdullah Sukarno, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: CV. Penerbit Diponegoro)
hlm. 476
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan dan kebanggaan hati, kupersembahkan karya
tulis yang sederhana ini untuk orang-orang yang telah memberi arti dalam
hidupku,
1. Ayahanda dan ibunda tercinta ( Musri dan Saodah), ini adalah bagian dari
perjuangan, cita-cita, iringan doa restumu. Karena jasa dan kasih sayangmu
aku akhirnya dapat menyelesaikan kuliah. Pengorbananmu sungguh luar
biasa.
2. Adikku Nur Hidayat, Tri Astutik dan Nailatul Muna doa dan motivasi darimu
semoga mengantarkan aku menuju gerbang kesuksesan.
3. Wenty Dwi Y. M.Kom (pembimbing I) dan H. Abdul Kholiq, M.Ag
(pembimbing II) yang telah memberikan bimbingan kepada saya hingga
selesainya skripsi ini.
4. Keluarga besarku di Semarang yang selalu membantu, mendoakan dan
memberi semangat selama perjalanan hidupku.
5. Teman-temanku Fisika angkatan 05 senasib seperjuangan (Nasuka, Hadi,
Warno, Bakir, Iza, Anis, Janah, Lely, Dhotul, Iin, dan teman-teman fisika
yang lain).
6. Teman-teman jurusan lain, yang selalu memberikan semangat (Husni, Arif
Fadholi, Anwar, Ahbab, Afid, Nety, Yuli, Yuhriah, Ajeng, Farah).
Pada akhirnya semua itu punya arti karenanya, kupersembahkan karya
sederhana ini untuk segala ketulusan kalian semua.
Penulis
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa
yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, tidak berisi
materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi
ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat
dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 28 Juni 2010
Deklarator,
Muhammad Arif
NIM. 053611327
ABSTRAK Muhammad Arif (NIM : 053611327). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X MAN Semarang 1 pada Mata Pelajaran Fisika Materi Pokok Hukum Newton tentang Gerak Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi Semarang : Program Strata 1 Jurusan Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010.
Pembelajaran fisika pada umumnya masih didominasi guru yang menggunakan metode ceramah dan kurang melibatkan aktivitas siswa dalam melakukan kerja ilmiah, akibatnya hasil belajar siswa masih rendah dan kegiatan belajar siswa pun belum menyentuh aspek afektif dan aspek psikomotorik. Guru perlu mencari inovasi strategi belajar mengajar yang melibatkan siswa dalam pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang baik dan dapat mengembangkan keaktifan siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-2 MAN Semarang 1 pada mata pelajaran fisika materi pokok hukum Newton tentang gerak melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Tiap siklusnya meliputi 4 tahap yakni, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Faktor yang diteliti adalah hasil belajar siswa (kognitif, afektif, psikomotorik). Data hasil belajar kognitif diambil dari nilai tes setiap akhir siklus. Data hasil belajar afektif dan psikomotorik diperoleh dari lembar observasi.
Dari hasil penelitian, hasil belajar kognitif siswa sebelum tindakan masih dibawah rata-rata yaitu 55,75 dengan presentase ketuntasan 33,33%. Pada siklus I, nilai tes rerata 64,11 dengan presentase ketuntasan 52,77%. Pada siklus II, nilai tes rerata 72,56 dengan presentase ketuntasan 75%. Pada siklus III, nilai tes rerata 75,94 dengan presentase ketuntasan 88,88%. Hasil belajar afektif pada siklus I, diketahui nilai presentase ketuntasannya 53,75%. Pada siklus II, nilai presentase ketuntasannya 64,44%. Pada siklus III, nilai presentase ketuntasannya 75,50%. Hasil belajar psikomotorik pada siklus I, diketahui nilai presentase ketuntasannya 52,22%. Pada siklus II, nilai presentase ketuntasannya 58,89%. Pada siklus III, nilai presentase ketuntasannya 70,14%, sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan Problem Based Instruction pada materi pokok Hukum Newton tentang gerak dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MAN Semarang I tahun ajaran 2009/2010. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari kenaikan nilai rerata dan ketuntasan belajar dari satu siklus ke siklus berikutnya.
Diharapkan dengan penerapan Problem Based Instruction dalam pembelajaran físika dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah melalui pelibatan dengan pengalaman nyata sehingga hasil belajar siswa bisa lebih optimal.
Kata kunci: Problem Based Instruction, Hasil Belajar
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
menjadikan kita lebih bermakna dalam menjalani hidup ini. Terlebih lagi kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa cahaya Illahi kepada umat manusia sehingga dapat
mengambil manfaatnya dalam memenuhi tugasnya sebagai khalifah di muka
bumi.
Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada
semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dengan moral dan
bantuan apapun yang sangat besar artinya bagi penulis. Ucapan terima kasih
terutama penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M. Ed., Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang.
2. Drs. H. Abdul Wahid, M. Ag., Ketua Jurusan Tadris yang telah merestui
pembahasan skripsi ini.
3. Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd.,M.Kom., pembimbing I dan H. Abdul Kholiq,
M.Ag., selaku pembimbing II yang telah berkenan memberikan waktu,
bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini
4. Andi Fadlan, M. Sc., sebagai dosen wali yang telah banyak berjasa kepada
penulis untuk membimbing penulis selama masa studi.
5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen beserta karyawan di lingkungan Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai
pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi
ini.
6. Petugas perpustakaan, baik Fakultas, Institut IAIN Walisongo Semarang
yang telah memberikan ijin dan layanan yang ramah.
7. Drs. Syaefudin, M. Pd., Kepala MAN Semarang I yang telah memberikan
izin tempat penelitian dalam skripsi ini.
8. Bapak Suhardi, S.Pd dan Bapak Katibin, S.Pd., Guru Pembimbing
penelitian.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa hanya
untaian terima kasih dengan tulus serta iringan doa, semoga Allah membalas
semua amal kebaikan mereka dan selalu melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah
serta inayah-Nya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
berkesempatan membacanya.
Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan
skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca umumnya. Amin
Semarang, Juni 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ------------------------------------------------------------- i
HALAMAN PERSETUJUAN --------------------------------------------------- ii
HALAMAN PENGESAHAN ---------------------------------------------------- iii
ABSTRAKS ------------------------------------------------------------------------ iv
DEKLARASI ---------------------------------------------------------------------- v
MOTTO ----------------------------------------------------------------------------- vi
PERSEMBAHAN ----------------------------------------------------------------- vii
KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------ viii
DAFTAR ISI ----------------------------------------------------------------------- x
DAFTAR LAMPIRAN ----------------------------------------------------------- xiii
DAFTAR TABEL ----------------------------------------------------------------- xiv
DAFTAR GAMBAR -------------------------------------------------------------- xv
BAB I : PENDAHULUAN ---------------------------------------------------- 1
A. Latar Belakang Masalah ----------------------------------------- 1
B. Identifikasi Masalah ---------------------------------------------- 5
C. Penegasan Istilah -------------------------------------------------- 5
1. Pembelajaran -------------------------------------------------- 5
2. Hasil Belajar ------------------------------------------------ 5
D. Pembatasan Masalah --------------------------------------------- 6
E. Rumusan Masalah ------------------------------------------------ 6
F. Tujuan Penelitian ------------------------------------------------- 6
G. Manfaat Penelitian ------------------------------------------------ 6
1. Bagi Peserta Didik ------------------------------------------- 6
2. Bagi Guru ----------------------------------------------------- 7
3. Bagi Sekolah -------------------------------------------------- 7
BAB II : LANDASAN TEORI ------------------------------------------------- 8
A. Pembelajaran ------------------------------------------------------ 8
1. Pengertian Pembelajaran ------------------------------------ 8
2. Teori-Teori Pembelajaran ----------------------------------- 10
3. Jenis-Jenis Pembelajaran ------------------------------------ 13
B. Hasil Belajar ------------------------------------------------------ 15
1. Pengertian Hasil Belajar ------------------------------------- 15
2. Faktor-faktor Hasil Belajar ---------------------------------- 18
C. Model Pembelajaran Problem Based Instruction ------------- 21
1. Pengertian Problem Based Instruction --------------------- 21
2. Ciri-ciri Problem Based Instruction ------------------------ 22
3. Tahap-tahap Problem Based Instruction ------------------- 23
4. Pelaksanaan Problem Based Instruction ------------------- 24
5. Kelebihan Problem Based Instruction --------------------- 27
6. Kekurangan Problem Based Instruction ------------------- 27
D. Kajian Teeori Hukum Newton tentang Gerak ----------------- 28
1. Hukum I Newton -------------------------------------------- 28
2. Hukum II Newton -------------------------------------------- 30
3. Hukum III Newton ------------------------------------------ 31
E. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction Pada
Materi Hukum Newton Tentang Gerak ------------------------ 33
F. Kajian Peneitian yang Relevan --------------------------------- 34
G. Hipotesis Tindakan ---------------------------------------------- 36
BAB III : METODE PENELITIAN -------------------------------------------- 37
A. Waktu dan Tempat Penelitian ----------------------------------- 37
B. Subjek Penelitian ------------------------------------------------- 37
C. Prosedur Penelitian ----------------------------------------------- 37
1. Rencana tindakan -------------------------------------------- 38
2. Pelaksanaan tindakan ---------------------------------------- 41
D. Metode Pengumpulan Data ------------------------------------- 47
1. Sumber data -------------------------------------------------- 47
2. Metode pengambilan data ---------------------------------- 47
3. Alat pengambilan data -------------------------------------- 48
E. Teknik Analisis Data -------------------------------------------- 49
1. Data Hasil Evaluasi ------------------------------------------ 49
2. Data Hasil Observasi ---------------------------------------- 50
3. Aktivitas Belajar Siswa -------------------------------------- 51
F. Indikator Keberhasilan ------------------------------------------- 53
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN -------------------- 55
A. Data Hasil Penelitian --------------------------------------------- 55
1. Kondisi Awal Sebelum Tindakan -------------------------- 55
2. Hasil Tindakan Siklus I -------------------------------------- 56
3. Hasil Tindakan Siklus II ------------------------------------- 60
4. Hasil Tindakan Siklus III ------------------------------------ 64
B. Pembahasan Hasil Penelitian ----------------------------------- 68
1. Siklus I -------------------------------------------------------- 68
2. Siklus II ------------------------------------------------------- 72
3. Siklus III ------------------------------------------------------ 74
4. Gambar grafik perbandingan perolehan nilai kognitif
siklus I, II, dan III -------------------------------------------- 77
5. Gambar grafik perbandingan perolehan nilai afektif
siklus I, II, dan III -------------------------------------------- 77
6. Gambar grafik perbandingan perolehan nilai
psikomotorik siklus I, II, dan III ---------------------------- 78
C. Analisis Capaian ------------------------------------------------- 78
BAB V : KESIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP ---------------------- 80
A. Kesimpulan -------------------------------------------------------- 80
B. Saran --------------------------------------------------------------- 80
C. Penutup ------------------------------------------------------------ 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10.
Lampiran 11.
Lampiran 12.
Lampiran 13.
Lampiran 14.
Lampiran 15.
Lampiran 16.
Lampiran 17.
Lampiran 18.
Lampiran 19.
Lampiran 20.
Lampiran 21.
Lampiran 22.
Daftar nama peserta didik
Daftar nama kelompok peserta didik
RPP, lembar kerja siswa untuk panduan guru siklus I, lembar kerja
siswa siklus I, soal siklus I, kunci jawaban dan penskoran siklus I.
RPP, lembar kerja siswa untuk panduan guru siklus II, lembar kerja
siswa siklus II, soal siklus II, kunci jawaban dan penskoran siklus II.
RPP, lembar kerja siswa untuk panduan guru siklus III, lembar kerja
siswa siklus III, soal siklus III, kunci jawaban dan penskoran siklus
III.
Lembar observasi afektif
Kriteria aspek penilaian afektif
Lembar observasi psikomotorik
Kriteria penilaian psikomotorik
Analisis hasil data aspek kognitif peserta didik siklus I
Analisis hasil data aspek kognitif peserta didik siklus II
Analisis hasil data aspek kognitif peserta didik siklus III
Rekapitulasi hasil data aspek kognitif siklus I, II, dan III
Analisis lembar observasi aspek afektif peserta didik siklus I
Analisis lembar observasi aspek afektif peserta didik siklus II
Analisis lembar observasi aspek afektif peserta didik siklus III
Rekapitulasi aspek afektif siklus I, II, dan III
Analisis lembar observasi aspek psikomotorik peserta didik siklus I
Analisis lembar observasi aspek psikomotorik peserta didik siklus II
Analisis lembar observasi aspek psikomotorik peserta didik siklus III
Rekapitulasi aspek psikomotorik siklus I, II, dan III
Foto kegiatan pembelajaran
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.10
Hasil analisis nilai awal siswa
Hasil pengamatan aktivitas afektif dan psikomotorik siswa siklus I
Perolehan nilai aktivitas afektif dan psikomotorik siswa siklus I
Hasil belajar kognitif siklus I
Hasil pengamatan aktivitas afektif dan psikomotorik siswa siklus II
Perolehan nilai aktivitas afektif dan psikomotorik siswa siklus II
Hasil belajar kognitif siklus II
Hasil pengamatan aktivitas afektif dan psikomotorik siswa siklus III
Perolehan nilai aktivitas afektif dan psikomotorik siswa siklus III
Hasil belajar kognitif siklus III
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Benda dengan massa m ditarik oleh gaya F
Prosedur pelaksanaan PTK
Alur penelitian tindakan kelas
Perbandingan perolehan nilai kognitif siklus I, II, III.
Perbandingan perolehan nilai aktivitas afektif siklus I, II, III.
Perbandingan perolehan nilai aktivitas psikomotorik siklus I, II, III.
Persentase pada aspek afektif dan psikomorik pra siklus, siklus I, II,
dan III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan
tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah
seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa
depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa
yang akan dihadapi oleh peserta didik di masa yang akan datang2. Oleh karena
itu, hendaknya pendidikan tidak hanya bertujuan memberikan materi pelajaran
yang hanya untuk dihafal, tetapi lebih menekankan bagaimana mengajak
siswa untuk menemukan, membangun pengetahuannya sendiri, dan
mendorong siswa untuk berpikir, sehingga siswa dapat mengembangkan
kecakapan hidup (life skill) dan siap untuk menyelesaikan masalah-masalah
yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Di masa sekarang ini banyak orang yang mengukur keberhasilan suatu
pendidikan hanya dari segi hasilnya. Akan tetapi, pada dasarnya pendidikan
adalah suatu proses yang menyeluruh dari berbagai aspek baik aspek afektif,
kognitif, maupun psikomotorik, sehingga dalam pengukuran tingkat
keberhasilan pendidikan selain diukur dari segi nilai prestasi hendaknya juga
diukur dari jalannya proses pendidikan yang telah dilakukan.
Dari hasil observasi dan wawancara tanggal 17 Oktober 2009 dengan
Bapak Suhardi selaku guru fisika di Madrasah Aliyah Negeri Semarang 1,
diperoleh keterangan mengenai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
pembelajaran fisika adalah sebesar 65 dan selama ini metode yang digunakan
dalam pembelajaran fisika masih menggunakan metode ceramah, sehingga
peserta didik dalam kegiatan belajar cepat menjadi bosan serta cenderung
pasif. Dengan masih rendahnya kualitas siswa dalam memahami konsep-
konsep fisika, ini berdampak pada pencapaian nilai hasil belajar fisika. Rata-
2 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 1
rata hasil belajar mata pelajaran fisika masih rendah yaitu 55,75 padahal yang
diharapkan adalah 65. Hal ini dikarenakan oleh beberapa hal, diantaranya:
1. Pembelajaran yang dilakukan selama ini dilakukan cenderung ceramah
belum divariasi dengan metode yang lain seperti Problem Based
Instruction. Hal ini dapat dilihat dalam kemampuan siswa dalam
menganalisis atau memahami permasalahan yang terdapat pada soal.
2. Pelaksanaan pembelajaran cenderung kurang melibatkan siswa. Hal ini
dapat dilihat dari belum optimalnya siswa yang berprestasi untuk
membantu siswa lain yang kesulitan dalam pembelajaran fisika.
3. Pelaksanaan pembelajaran kurang memanfaatkan laboratorium. Hal ini di
tuturkan oleh beberapa siswa yang mengatakan bahwa selama di kelas X
mereka hanya dua kali masuk ke laboratorium.
4. Perhatian siswa terhadap materi belum terfokuskan, hal ini disebabkan
kondisi pembelajaran yang monoton atau searah TCL (Teacher Centered
Learning). Sehingga siswa kurang dapat memahami konsep-konsep fisika.
Dari observasi tersebut, terlihat bahwa keberhasilan pembelajaran
belum tercapai. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pembelajaran
adalah diperlukan strategi pembelajaran yang dapat mendukung situasi
pembelajaran, agar pembelajaran fisika menjadi menarik, mudah difahami dan
menyenangkan. Oleh karena itu, seorang guru dituntut melakukan inovasi-
inovasi terhadap kegiatan belajar mengajar agar siswa tidak mengalami
kebosanan dalam menerima penjelasan materi pelajaran yang diberikan oleh
guru.
Berlakunya kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi yang telah direvisi
melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan
paradigma dalam penddikan dan pembelajaran. Pembelajaran yang kurang
melibatkan siswa secara aktif akan menghambat kemampuan siswa berpikir
kritis dan menghambat ketrampilan siswa dalam pemecahan masalah,
sehingga perlu dipilih dan diterapkan suatu model pembelajaran yang dapat
mewujudkan tercapainya tujuan sebuah pembelajaran.
Dalam Islam masalah belajar memiliki dasar dan tujuan yang terdapat
dalam al Qur'an, sebagaimana dalam QS. Al Alaq ayat 1-5 sebagai berikut: 3
ق ذي خل ق ﴾١﴿اقرأ باسم ربك ال ن عل ان م ق الإنس ﴾٢﴿خل
ا ﴾٤﴿الذي علم بالقلم ﴾٣﴿اقرأ وربك الأكرم ان م م الإنس عل
﴾٥﴿لم یعلم Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Menurut Chabib Thoha yang dikutip Ismail SM, M.Ag dalam buku
strategi pembelajaran agama islam berbasis PAIKEM dijelaskan bahwa lima
ayat di atas merupakan ayat pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad
SAW, yang diantaranya berbicara tentang perintah kepada semua manusia
untuk selalu menelaah, membaca, belajar dan observasi ilmiah tentang
penciptaan manusia sendiri.4 Ayat ini mengandung perintah membaca teks
secara verbal. Selain itu, juga mengandung perintah untuk menulis dengan
pena. Hal ini jelas menunjukkan adanya perintah untuk mengadakan
pembelajaran, karena membaca dan menulis merupakan bagian dari
pengembangan pengetahuan. Maka dari itu, sebagai seorang guru harus bisa
memilih metode yang ada sesuai dengan kebutuhan sekolah. Metode
pembelajaran yang baik adalah metode yang memperhatikan situasi dan
kondisi pembelajaran. Dengan metode yang baik siswa akan menjadi mudah
menerima materi pembelajaran sehingga apa yang menjadi tujuan
pembelajaran akan tercapai dengan maksimal.
Problem Based Instruction merupakan model pembelajaran yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk
belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta
3 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Bandung : CV. J-Art, 2005), hlm.904.
4 Ismail SM, strategi pembelajaran agama islam berbasis paikem, (Semarang : RaSAIL Media Group, 2008), hlm. 11
untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi
pelajaran.5 Dilihat dari aspek psikologi belajar, pembelajaran berdasarkan
masalah merupakan suatu proses perubahan tingkah laku berkat adanya
pengalaman. Dan belajar bukanlah semata-mata proses menghafal sejumlah
fakta, tetapi suatu proses interaksi secara sadar antara individu dengan
lingkungan.6 Oleh karena itu, guru harus mendorong siswa untuk terlibat
dalam tugas-tugas berorientasi masalah melalui penerapan konsep dan fakta,
serta membantu menyelidiki masalah autentik dari suatu materi.
Materi Hukum Newton tentang gerak merupakan salah satu kajian
fisika kelas X semester I siswa SMA/ sederajat. Hukum Newton tentang gerak
merupakan materi dengan konsep yang sederhana dan fenomenanya dapat
diamati dan sering kali di jumpai dalam kehidupan sehari-hari serta besaran-
besaran fisisnya dapat di ukur. Dengan penerapan pembelajaran Problem
Based Instruction, guru berusaha menunjukkan kepada siswa bahwa materi
Hukum Newton tentang gerak pada dasarnya adalah dekat, konkret dan
berkaitan langsung dengan pengalaman yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti bermaksud meneliti
kajian tersebut sehingga pembelajaran yang berlangsung di MAN Semarang 1
dapat menjadikan peserta didik tertarik dengan pelajaran fisika dan dapat
menganalisis masalah yang terdapat dalam soal. Untuk itu peneliti akan
mengadakan penelitian tentang: “Penerapan Problem Based Instruction untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Semester I MAN Semarang 1
Pada Mata Pelajaran Fisika Materi Pokok Hukum Newton Tentang Gerak
Tahun Ajaran 2009-2010”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka terdapat beberapa
permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Belum efektifnya proses pembelajaran di MAN Semarang 1, dikarenakan
5 Nurhadi, Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban, (Jakarta: Grasindo, 2004), hlm.109 6 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:
Kencana, 2008, hlm. 213
kegiatan belajar mengajar yang selama ini berlangsung masih
menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional yaitu
metode ceramah.
2. Masih banyak peserta didik yang kurang bersemangat dalam belajar fisika,
sehingga keaktifan dan ketuntasan hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran fisika belum tercapai secara maksimal.
3. Belum pernah diterapkan model pembelajaran Problem Based Instruction
di MAN Semarang 1.
C. Penegasan Istilah
1. Pembelajaran
Menurut Mulyasa yang dikutip Ismail SM, M.Ag dalam buku
strategi pembelajaran agama islam berbasis PAIKEM dijelaskan
pembelajaran adalah interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya
sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.7
2. Hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar.8 Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang
berhasil mencapai tujuan-tujuan instruksional. Hasil belajar di sini adalah
hasil belajar fisika dari berbagai aspek, baik aspek kognitif, aspek afektif
maupun aspek psikomotorik.
D. Pembatasan Masalah
Adapun batasan-batasan masalah dalam penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction selama
pembelajaran berlangsung pada materi pokok Hukum Newton tentang
gerak.
2. Materi penelitian ini dibatasi pada materi pokok Hukum Newton tentang
7 Ismail SM, Ibid, hlm. 10 8Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2003), hlm. 37
gerak yang lebih ditekankan pada sub materi pokok hukum I Newton,
hukum II Newton dan hukum III Newton.
3. Hasil belajar yang dievaluasi dari tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif
dan psikomotorik.
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
Apakah dengan penerapan model pembelajaran Problem Based
Instruction dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas X-2 semester I
MAN Semarang 1 Tahun Ajaran 2009/2010?
F. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
siswa kelas X-2 semester 1 MAN Semarang 1 Tahun Ajaran 2009/2010 dalam
pembelajaran fisika.
G. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat :
1. Bagi siswa
a. Memberikan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan bagi
siswa dan menghilangkan kejenuhan dalam proses pembelajaran fisika.
b. Meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi pokok hukum
Newton tentang gerak.
c. Meningkatkan semangat belajar siswa pada pembelajaran fisika
sehingga siswa mampu secara mandiri menghadapi masalah dan
memecahkannya.
2. Bagi guru
a. Penelitian in diharapkan dapat memberikan contoh penggunaan model
pembelajaran Problem Based Instruction pada guru dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Menjadi acuan bagi guru yang lain dalam melaksanakan pembelajaran
fisika.
3. Bagi sekolah
Diperolehnya ketepatan implementasi pembelajaran sesuai dengan
tuntutan KTSP sehingga sekolah dapat bertanggung jawab terhadap mutu
pendidikan masing-masing kepada pemerintah, orang tua, dan masyarakat
pada umumnya. Sehingga dengan penelitian ini sekolah akan berupaya
semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran KTSP.
BAB II
PEMBELAJARAN, HASIL BELAJAR, PROBLEM BASED
INSTRUCTION, HUKUM NEWTON
A. Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran dalam Undang – undang pendidikan BHP
didefinisikan bahwa “Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta
didik dengan pendidik dan sumber ajar dalam suatu lingkungan belajar”.9
Menurut Wina Sanjaya Pembelajaran adalah suatu sistem, yang
mana dalam sistem itu ada tiga karakteristik penting. Karakteristik penting
yang pertama adalah adanya tujuan yang menjadi arah yang harus dicapai.
Karakteristik dari sistem tersebut adalah adanya proses kegiatan yang
diarahkan untuk mencapai tujuan. Karakteristik dari sistem yang ketiga
yaitu sistem selalu melibatkan dan memanfaatkan beberapa komponen,
diantaranya yaitu sarana, guru, peseta didik, strategi atau metode. Strategi
atau metode merupakan salah satu komponen yang penting dalam sistem
tersebut. Tanpa strategi atau metode yang tepat proses pencapaian tujuan
menjadi tidak bermakna.10
Menurut Oemar Hamalik “Pembelajaran adalah suatu kombinasi
yang tersusun meliputi unsur-unsur manusia, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai
tujuan belajar”. 11
Menurut Suherman, Pembelajaran merupakan proses yang terdiri
dari kombinasi dua aspek, yaitu: belajar tertuju kepada apa yang harus
dilakukan oleh siswa, mengajar berorientasi pada apa yang harus
dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran. Kedua aspek ini akan
9 Badan Hukum Pendidikan (BHP) (Bandung: Nuansa Aulia, 2009), hlm. 77. 10 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (
Jakarta : Kencana, 2008), Cet. 5, hlm. 49-60. 11 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm.
57.
berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi
interaksi antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa disaat
pembelajaran sedang berlangsung. Dengan kata lain pada hakikatnya
pembelajaran merupakan proses komunikasi antara peserta didik dengan
pendidik serta antar peserta didik dalam rangka perubahan sikap.12
Pembelajaran yang baik mempunyai sasaran-sasaran yang
seharusnya berfokus pada hal-hal sebagai berikut :13
a. Meningkatkan kualitas berpikir (qualities of mind), yaitu berpikir
dengan efisien, konstruktif, mampu melakukan judgment dan kearifan.
b. Meningkatkan attitude of mind, yaitu menekankan pada keingintahuan,
aspirasi-aspirasi dan penemuan-penemuan.
c. Meningkatkan kualitas personal (qualities of person), yaitu karakter,
sensitivitas, integritas, tanggung jawab.
d. Meningkatkan kemampuan untuk menerapkan konsep-konsep dan
pengetahuan-pengetahuan.
Dalam melakukan pembelajaran hendaknya seorang guru tidak
hanya sekedar mentransfer pengetahuan saja “transfer of knowledge”
tetapi harus mengolah secara pedagogik yaitu menggunakan ilmu seni atau
ilmu mengajar sehingga materi subyek yang merupakan bagian dari sains
sekolah (school science) mudah dijangkau oleh siswa.
Dalam pembelajaran fisika di sebagian sekolah dasar, sekolah
menengah, secara umum siswa memandang pelajaran fisika sebagai
pelajaran yang tidak menyenangkan, tidak menarik dan bahkan mungkin
membosankan. Dalam menanggulangi hal ini maka salah satu faktor yang
dapat dilakukan agar pembelajaran sains dapat menarik dan dapat
menghasilkan prestasi yang tinggi adalah dengan melibatkan siswa secara
aktif dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran ini siswa terlibat secara
12 Asep Jihad, dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, ( Yogyakarta: Multi Presindo,
2009), cet I, hlm. 11. 13 Jogiyanto, Pembelajaran Metode Kasus untuk Dosen dan Mahasiswa, (Yogyakarta:
Andi Offset, 2006), hlm. 20
aktif dalam mengamati, mengoperasikan alat atau berlatih menggunakan
objek kongkrit sebagai bagian dari pelajaran.
Dengan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran berarti
guru sudah menggunakan cara yang berbeda dari kegiatan pembelajaran
yang bersifat tradisional sehingga pembelajaran fisika akan lebih menarik
dan siswa akan menjadi berminat terhadap sains fisika. Dari penjelasan di
atas dapat disimpulkan bahwa salah satu bentuk pembelajaran yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap sains fisika yaitu dengan
melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.
2. Teori – Teori Pembelajaran
Istilah pembelajaran banyak dirumuskan oleh para ahli. Perumusan
– perumusan tersebut berdasarkan pada teori tertentu. Berikut dipaparkan
beberapa teori pembelajaran yaitu: 14
a. Pembelajaran adalah Upaya Mengorganisasi Lingkungan Untuk
Menciptakan Kondisi Belajar Bagi Peserta Didik.
Perumusan teori diatas sejalan dengan pendapat dari Mc
Donald, yaitu pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang
bertujuan menghasilkan perubahan tingkah laku manusia. Adapun
implikasi dari teori tersebut adalah:
1) Pembelajaran bertujuan mengembangkan atau mengubah tingkah
laku peserta didik.
2) Kegiatan pembelajaran berupa pengorganisasian lingkungan.
Lingkungan diartikan secara luas yang terdiri lingkungan alam
dan lingkungan sosial. Lingkungan sosial lebih sering
berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang. Yang perlu
disiapkan dalam lingkungan sekolah antara lain berupa bahan
pelajaran, metode mengajar, alat mengajar, suasana kelas,
kelompok siswa, Melalui interaksi antara individu dan
lingkungannya, maka peserta didik memperoleh pengalaman,
14 Oemar Hamalik, Op.Cit., hlm. 60
yang pada gilirannya berpengaruh terhadap perkembangan
tingkah lakunya peserta didik dalam belajar yang bermakna.
3) Peserta didik sebagai suatu organisme yang hidup.
Organisme yang hidup disini adalah peserta didik dan guru.
Peserta didik yang mempunyai potensi yang sangat tinggi, potensi
tersebut perlu diberi suatu lingkungan untuk melakukan berbagai
aktivitas. Sedangkan guru sebagai organisator belajar bagi peserta
didik yang berpotensi tinggi, sehingga tercapai tujuan
pembelajaran secara optimal.
b. Pembelajaran adalah Upaya Mempersiapkan Peserta Didik
Untuk Menjadi Warga Masyarakat yang baik.
Rumusan ini didukung oleh para pakar yang menganut
pandangan bahwa pendidikan itu berorientasi pada kebutuhan dan
tuntutan masyarakat. Adapun implikasinya adalah sebagai berikut:15
1) Tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran disini adalah untuk menciptakan peserta
didik yang dapat menyumbangkan dirinya dalam lingkungan
kehidupan yang bukan hanya menjadi konsumen akan tetapi
menjadi seorang produsen.
2) Pembelajaran berlangsung dalam suasana kerja.
Pembelajaran diselenggarakan dalam suasana kerja, dimana para
peserta didik mendapat latihan dan pengalaman praktis. Karena
itu suasana yang diperlukan ialah suasana yang aktual seperti
dalam keadaan yang sesungguhnya.
3) Peserta didik sebagai calon warga negara yang memiliki potensi
untuk bekerja.
Peserta didik yang memiliki potensi bakat dan minat dan energi
untuk bekerja sebaiknya disalurkan dalam wadah lingkungan
belajar yang tidak. Bukan hanya berdiam diri saja selama proses
pembelajaran.
15 Ibid, hlm. 61
4) Guru sebagai pemimpin dalam bengkel kerja.
Sekolah merupakan suatu ruangan workshop maka guru harus
mampu memimpin dan membimbing peserta didik belajar bekerja
dalam belajar dalam bengkel sekolah. Guru harus menguasai
strategi pembelajaran serta menyediakan proyek-proyek kerja
yang menciptakan berbagai kegiatan yang bermakna. Dalam hal
ini peran guru sangatlah penting.
c. Pembelajaran adalah Suatu Proses Membantu Peserta Didik
Menghadapi Kehidupan Masyarakat Sehari-hari.
Rumusan ini didukung oleh pakar yang berorientasi pada
kehidupan masyarakat. Adapun implikasinya adalah sebagai
berikut:16
1) Mempersiapkan peserta didik untuk hidup dalam masyarakat.
Peserta didik disiapkan untuk menghadapi masa depan untuk
memecahkan masalah dalam lingkungan hidupnya. Oleh sebab itu
peserta didik harus belajar mengenal keadaan kehidupan yang
sesungguhnya dan memecahkannya.
2) Kegiatan pembelajaran berlangsung dalam hubungan sekolah dan
masyarakat.
3) Siswa belajar secara aktif.
4) Guru bertugas sebagai komunikator.
Guru harus mengenal baik lingkungannya sehingga mampu
memberikan proyek-proyek kepada peserta didik yang sesuai
dengan permasalahan yang ada di lingkungan secara relevan.
Dari beberapa definisi di atas tentang pembelajaran dan teori
pembelajaran, maka pembelajaran diartikan sebagai suatu interaksi antara
peserta didik dengan pendidik, peserta didik dengan peserta didik, dengan
sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan
belajar.
16 Ibid, hlm. 62
3. Jenis-Jenis Pembelajaran
Menurut Roy Killen dalam buku Pembelajaran dalam
Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, disebutkan beberapa
macam strategi pembelajaran yang dapat digunakan, diantaranya sebagai
berikut :17
a. Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Pembelajaran langsung merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered
approach).
b. Pembelajaran Diskusi
Diskusi adalah proses pembelajaran melalui interaksi dalam
kelompok. Setiap anggota kelompok saling bertukar ide tentang suatu
isu dengan tujuan untuk memecahkan suatu masalah, menjawab suatu
pertanyaan, menambah pengetahuan atau pemahaman, atau membuat
suatu keputusan.
Dalam melaksanakan diskusi dan percobaan secara kelompok
diperlukan adanya kerjasama sesama anggota kelompok, hal ini
bertujuan untuk menyamakan hasil diskusi, melatih kerjasama dalam
kelompok dan memberikan penjelasan kepada kelompoknya.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Maidah ayat 2 yang
mengajarkan bahwa manusia harus saling bekerjasama18 yaitu:
… وتعاونوا على البر والتقوى وال تعاونوا على اإلثم والعدوان... )٢:سورة المائدة (
…” Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran ”…19 (QS. Al-Maidah: 2).
17 Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), cet. 3, hlm. 104-107 18 Sebagaimana Tafsir Al-Misbah menjelaskan bahwa ayat tersebut merupakan prinsip
dasar dalam menjalin kerjasama dengan siapapun, selama tujuannya adalah kebajikan dan ketakwaan. Lihat M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an), (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Volume. 3, hlm. 14.
19 Departemen Agama RI, Al Qur’an Terjemahnya, Al-Jumaanatul ‘Alii, (Bandung : CV. Penerbit J-ART, 2005), hlm. 106.
Dari ayat tersebut dalam Tafsir Al-Misbah menjelaskan bahwa
merupakan prinsip dasar dalam menjalin kerjasama dengan siapapun,
selama tujuannya adalah kebajikan dan ketakwaan.
Tolong menolong dalam kebaikan juga dijelaskan pada kitab
Durratu An-Nashihin halaman 14 yang berbunyi:
20من تعلم بابا من العلم لیعلم الناس اعطى لھ ثواب سبعین نبیا“Barang siapa yang belajar satu bab dari ilmu (pelajaran) digunakan untuk mengajarkan manusia maka dia akan dibalas pahala 70 Nabi”.
c. Pembelajaran Kerja Kelompok Kecil (Small Group Work)
Kerja kelompok kecil merupakan strategi pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Siswa dituntut untuk memperoleh pengetahuan
sendiri melalui bekerja secara bersama-sama. Tugas Guru hanya
memonitor apa yang dikerjakan siswa.
d. Pembelajaran Cooperative Learning
Cooperative Learning adalah strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses kerja sama dalam satu kelompok yang bisa
terdiri dari 3 sampai 5 orang siswa untuk mempelajari suatu materi
akademik yang spesifik sampai tuntas.
e. Pembelajaran Problem Solving
Mengajar memecahkan masalah adalah mengajar bagaimana
siswa memecahkan suatu persoalan. Sedangkan pembelajaran
pemecahan masalah adalah teknik untuk membantu siswa agar
memahami dan menguasai materi pembelajaran dengan menggunakan
strategi pemecahan masalah.
B. Hasil Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
1. Pengertian Hasil Belajar
Belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-
20 Utsman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakir Al-Khubuwy, Durratu An-Nashihin, (Bandung: Al-Ma’arif, tth), hlm. 14.
perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap21. Dengan
demikian hasil belajar adalah merupakan kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan belajar.22 Kemampuan di sini adalah mampu
memahami suatu ilmu pengetahuan yang didapat dari lingkungan atau
orang lain seperti halnya guru.
Hasil belajar yang berupa perubahan tingkah laku meliputi bentuk
kemampuan yang menurut Taksonomi Bloom dan kawan-kawannya
diklasifikasi dalam 3 kemampuan (domain) yaitu: ranah kognitif (cognitive
domain), ranah afektif (affective domain) dan ranah psikomotor
(psychomotor domain). Adapun Taksonomi Bloom atau klasifikasi
tersebut sebagai berikut:23
a. Cognitive Domain (ranah kognitif)
Kognitif dalam batasan selalu diartikan oleh para pendidik
dengan pengetahuan, dimana dalam obyek pembagiannya sebenarnya
adalah lebih luas dari apa yang kita anggap selama ini. Segi kognitif
memiliki 6 tingkatan dengan aspek belajar yang berbeda-beda.
Keenam tingkat tesebut adalah :24
1. Mengingat
Tujuan instruksional pada level ini menuntut siswa untuk
mampu mengingat (recall) informasi yang telah diterima
sebelumnya, seperti: fakta, terminologi, rumus, dll.
2. Mengerti
Kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan
untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui
dengan kata-kata sendiri.
21 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), Cet.1, hlm.39 22 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT Asdi
Mahasatya, 2002), hlm. 37. 23 Sri Esti Wuryani D., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Grasindo, 2006), Cet.3,
hlm.211 24 Ibid, hlm. 212
3. Aplikasi
Penerapan (aplikasi) merupakan kemampuan untuk
menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke
dalam situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang
timbul dalam kehidupan sehari-hari,.
4. Menganalisis
Dalam hal ini siswa diharapkan mampu menunjukkan
hubungan antara berbagai gagasan dengan cara membandingkan
gagasan tersebut dengan standar, prinsip atau prosedur yang telah
dipelajari.
5. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi meliputi kemampuan untuk mempertimbangkan
nilai bersama dengan pertanggungjawaban berdasarkan kriteria
tertentu. Evaluasi merupakan level ke lima menurut Anderson,
yang mengharapkan siswa mampu membuat penilaian dan
keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda
dengan criteria tertentu.
6. Sintesis
Sintesis diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam
mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur
pengetahuan yang ada sehingga berbentuk pola baru yang lebih
menyeluruh.25 Sintesis meliputi kemampuan menyusun sesuatu
yang terpecah belah hingga menjadi suatu struktur yang berarti.
b. Affective Domain (ranah afektif)
Siswa mampu melibatkan ekspresi, perasaan atau pendapat
pribadi terhadap hal-hal yang relatif sederhana tetapi bukan fakta,
selain itu siswa juga mampu memberikan respon yang melibatkan
25 Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Konstruktivistik, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2008), hlm. 36.
sikap atau nilai yang telah mendalam di sanubarinya. Ranah afektif
meliputi 5 taraf, meliputi:26
1) Penerimaan (receiving), kesediaan siswa untuk memperhatikan
rangsangan atau stimulus (kegiatan kelas, musik, buku ajar)
2) Partisipasi (responding ), aktif berpatisipasi dalam suatu kegiatan.
Pada tingkatan ini, siswa tidak hanya menghadiri suatu kegiatan,
tetapi juga bereaksi terhadap sesuatu dengan beberapa cara.
3) Penilaian/ penentuan sikap (valuing), meliputi kemampuan untuk
memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai
dengan penilaian itu.
4) Organisasi (organization), kemampuan untuk membawa bersama-
sama perbedaan nilai, menyelesaikan konflik diantara nilai-nilai,
dan mulai membentuk suatu sistem nilai yang konsisten.
5) Pembentukan pola hidup (characterization by a value or value
complex), meliputi kemampuan untuk menghayati nilai-nilai
kehidupan sehingga menjadi milik pribadi dan menjadi pegangan
dalam mengatur hidupnya dalam kurun waktu yang lama.
c. Psychomotor Domain (ranah psikomotorik)
Ranah psikomotor berhubungan erat dengan kerja otot
sehingga menyebabkan geraknya tubuh atau bagian-bagiannya. Yang
termasuk klasifikasi gerak disini adalah mulai dari gerak yang paling
sederhana yaitu gerak melipat kertas sampai dengan merakit suku
cadang televisi/computer. Ranah psikomotorik meliputi 7 taraf,
meliputi:27
1) Persepsi (perception), kemampuan untuk membuat diskriminasi
yang tepat di antara dua stimulus/ perangsang atau lebih,
berdasarkan perbedaan ciri-ciri fisik yang khas pada masing-
masing stimulus.
26 Sri Esti Wuryani D., Op.Cit, hlm. 214-215 27 Ibid, hlm.216
2) Kesiapan (set), kemampuan untuk menempatkan dirinya jika akan
memulai serangkaian gerakan.
3) Gerakan terbimbing (guided respons), kemampuan untuk
melakukan suatu rangkaian gerak-gerik sesuai dengan contoh yang
diberikan, seperti meniru dalam gerakan tarian.
4) Gerakan yang terbiasa (mechanical respons), kemampuan untuk
melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancer tanpa
memperhatikan lagi contoh yang diberikan.
5) Gerakan yang kompleks (complex respons), kemampuan untuk
melaksanakan suatu keterampilan yang terdiri atas beberapa
komponen, dengan lancar, tepat dan efisien.
6) Penyesuaian pola gerakan (adjustment), kemampuan untuk
membuat perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan
kondisi setempat atau dengan persyaratan khusus yang berlaku.
7) Kreativitas (creativity), kemampuan untuk melahirkan pola gerak-
gerik yang baru, seluruhnya atas dasar inisiatif sendiri.
Perubahan salah satu atau ketiga domain yang disebabkan oleh
proses belajar dinamakan hasil belajar. Hasil belajar dapat dilihat dari
ada tidaknya perubahan ketiga domain tersebut yang dialami siswa
setelah menjalani proses belajar.28
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu
sehingga menentukan kualitas hasil belajar. Adapun faktor-faktor tersebut
adalah sebagai berikut:
28 Asep Jihad, dkk., Loc. Cit., hlm. 20
a. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor
internal meliputi:29
1. Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan
dengan kondisi fisik individu. Kondisi fisiologis umumnya sangat
berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Anak-anak
yang kurang gizi, kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang
tidak kekurangan gizi, mereka cepat lelah, mudah mengantuk dan
tidak mudah menerima pelajaran.
2. Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang
yang dapat mempengaruhi proses belajar.30 Beberapa faktor
psikologis yang mempengaruhi proses belajar adalah:
a. Inteligensi
Menurut Wechler inteligensi adalah suatu kecakapan
global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara
terarah, berpikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan
secara efisien.31
b. Perhatian
Perhatian menurut Ghazali adlah keaktifan jiwa yang
dipertinggi, jiwa itu pun semata-matatertuju kepada suatu objek
(benda/hal) atau sekumpulan objek.32
29 Baharudin, Esa Nur W, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar Ruzz Media,
2008), hlm.19 30 Ibid, hlm.20 31 Dimyati, dkk., Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet.3,
hlm.245 32 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), cet.3, hlm.56
c. Minat
Hilgrad memberi rumusan tentang minat adalah sebagai berikut : “Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content”.
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.33
d. Bakat
Di samping inteligensi, bakat merupakan faktor yang
besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang.
Secara umum bakat (aptitude) didefinisikan sebagai
kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang.34
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar
pribadi manusia atau berasal dari orang lain atau lingkungannya.
Dalam hal ini Muhibbin Syah menjelaskan bahwa faktor-faktor
eksternal yang empengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi
dua golongan, yaitu35:
1. Lingkungan sosial
Faktor yang termasuk kedalam lingkungan sosial adalah
lingkungan sosial sekolah, lingkungan sosial masyarakat dan
lingkungan sosial keluarga. Lingkungan sosial yang lebih baik
banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah lingkungan sosial
keluarga.
2. Lingkungan nonsosial
Faktor yang termasuk kedalam lingkungan nonsosial
adalah:
33 Ibid, hlm.57 34 Baharudin, dkk, Op. Cit.,, hlm. 25 35 Ibid, hlm. 26
a. Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak
panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat,
suasana yang sejuk dan tenang.
b. Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat
digolongkan menjadi dua macam. Pertama, hardware, seperti
gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar dan lain
sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah,
peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi dan lain
sebagainya.
c. Faktor materi pelajaran (pelajaran yang diajarkan ke siswa).
Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan
siswa, begitu juga metode mengajar guru, disesuaikan dengan
kondisi perkembangan siswa.
C. Model Pembelajaran Problem Based Instruction
1. Pengertian Problem Based Instruction
Model pembelajaran Problem Based Instruction mempunyai
beberapa nama lain seperti Project-Based Teaching (belajar proyek),
Experienced-Based Education (pembelajaran berdasar pengalaman),
Authentic Learning (belajar autentik) dan Anchored Instruction (belajar
berdasar kehidupan nyata).36 Pembelajaran Problem Based Instruction
merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya
permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik, yakni
penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan
yang nyata.37
Problem Based Instruction mempunyai perbedaan penting dengan
pembelajaran penemuan. Pada pembelajaran penemuan didasarkan pada
pertanyaan-pertanyaan berdasar disiplin ilmu dan penyelidikan siswa
36http://agungprudent.wordpress.com/model-pembelajaran-problem-based-instruction-pbi
(diunduh tgl 24 Juni 2009) 37 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 67
berlangsung di bawah bimbingan guru terbatas dalam ruang lingkup kelas,
sedangkan Problem Based Instruction dimulai dengan masalah kehidupan
nyata yang bermakna dimana siswa mempunyai kesempatan dalam
memilih dan melakukan penyelidikan apapun baik di dalam maupun di
luar sekolah sejauh itu diperlukan untuk memecahkan masalah.38
Problem Based Instruction merupakan pendekatan yang efektif
untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini
membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam
benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial
dan sekitarnya. Dengan Problem Based Instruction siswa dilatih
menyusun sendiri pengetahuannya, mengembangkan keterampilan
memecahkan masalah. Selain itu, dengan pemberian masalah autentik,
siswa dapat membentuk makna dari bahan pelajaran melalui proses belajar
dan menyimpannya dalam ingatan sehingga sewaktu-waktu dapat
digunakan lagi.39
2. Ciri-ciri Problem Based Instruction
Menurut Arends berbagai pengembangan pengajaran Problem
Based Instruction telah memberikan model pengajaran itu memiliki
karakteristik sebagai berikut:40
a. Pengajuan pertanyaan atau masalah
Pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan
pengajaran disekitar pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara
sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa.
b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
Meskipun pembelajaran berdasarkan masalah mungkin
berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA, Matematika, Ilmu-ilmu
sosial), masalah yang akan diselidiki telah dipilih benar-benar nyata
38 http://agungprudent.wordpress.com, Op.Cit 39 Nurhadi, Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban, (Jakarta: Grasindo, 2004),
hlm.110 40 Trianto, Op.cit., hlm. 68
agar dalam pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banyak
mata pelajaran.
c. Penyelidikan autentik
Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa
melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata
terhadap masalah nyata.
d. Menghasilkan produk dan memamerkannya
Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa untuk
mengahasilkan produk tertentu dalam karya nyata. Produk tersebut
dapat berupa laporan, model fisik, video maupun program komputer.
Dalam pembelajaran Hukum Newton tentang gerak, produk yang dapat
dihasilkan adalah berupa laporan.
e. Kolaborasi atau kerjasama
Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang
bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara
berpasangan atau dalam kelompok kecil.
3. Tahap-tahap Problem Based Instruction
Problem Based Instruction terdiri dari 5 langkah atau tahap utama
yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi
masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa.
Kelima tahap tersebut dijelaskan sebagai berikut:41
Tahapan Tingkah Laku Guru Tahap-1
Orientasi siswa pada maslah
Guru nenjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih
Tahap-2 Mengorganisasi siswa
untuk belajar
Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Tahap-3 Membimbing penyelidikan
individual dan kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
41 Asep Jihad, dan Abdul Haris, Ibid, hlm. 37
Tahap-4 Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video serta membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
Tahap-5 Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Menurut Ibrahim di dalam kelas Problem Based Instruction, peran
guru berbeda dengan kelas tradisional. Peran guru di dalam kelas Problem
Based Instruction antara lain sebagai berikut:42
1) Mengajukan masalah atau mengorientasikan siswa kepada masalah
autentik, yaitu masalah kehidupan nyata sehari-hari;
2) Memfasilitasi/ membimbing penyelidikan misalnya melakukan
pengamatan atau melakukan eksperimen/ percobaan;
3) Memfasilitasi dialog siswa; dan
4) Mendukung belajar siswa.
4. Pelaksanaan Problem Based Instruction
Pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Instruction
meliputi dua kegiatan, yaitu tugas perencanaan dan tugas interaktif.
1. Tugas-tugas Perencanaan
Tugas-tugas perencanaan terdiri dari :43
a) Penetapan tujuan
Pertama kali guru mendeskripsikan bagaimana pembelajaran
berdasarkan masalah direncanakan untuk membantu mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
b) Merancang situasi masalah yang sesuai
Situasi masalah yang baik harus memenuhi kriteria antara lain
autentik, tidak terdefinisi secara ketat, bermakna bagi siswa dan
sesuai dengan tingkat perkembangan intelektualnya, luas, serta
bermanfaat.
42 Trianto, Lok.cit, hlm. 72 43 Ibid
c) Organisasi sumber daya dan rencana logistik
Pembelajaran berdasarkan masalah memotivasi siswa untuk
bekerja dengan beragam material dan peralatan yang dapat
dilakukan di dalam kelas, perpustakaan atau laboratorium dan jika
dimungkinkan di luar sekolah. Untuk itu, guru harus
mengumpulkan dan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan
untuk penyelidikan siswa dalam rangka memecahkan masalah.
2. Tugas Interaktif
Tugas-tugas interaktif pembelajaran Problem Based Instruction
terdiri dari :44
a) Tahap 1. Orientasi siswa pada masalah
Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan
model pembelajaran yang akan digunakan. Selanjutnya, guru
menyajikan situasi masalah dengan prosedur yang jelas untuk
melibatkan siswa dalam identifikasi masalah. Situasi masalah harus
disampaikan secara tepat dan menarik. Biasanya memberi
kesempatan siswa untuk melihat, merasakan dan menyentuh
sesuatu atau menggunakan kejadian-kejadian di sekitar siswa
sehingga dapat memunculkan ketertarikan, rasa ingin tahu dan
motivasi.
b) Tahap 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Siswa dikelompokkan secara bervariasi dengan memperhatikan
tingkat kemampuan, keragaman ras, etnis dan jenis kelamin yang
didasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan.
c) Tahap 3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok.
· Pengumpulan data.
Siswa melakukan penyelidikan atau pemecahan masalah
dalam kelompoknya. Guru bertugas mendorong siswa untuk
mengumpulkan data dan melaksanakan penyelidikan sampai
mereka benar-benar memahami situasi masalah yang dihadapi.
44 Asep Jihad, dan Abdul Haris, Op.Cit, hlm. 39
Tujuan pengumpulan data yaitu agar siswa mengumpulkan cukup
informasi untuk membangun ide dan pengetahuan mereka sendiri.
· Berhipotesis, menjelaskan dan memberikan pemecahan
Siswa mengajukan berbagai hipotesis, penjelasan dan
pemecahan dari masalah yang diselidiki. Pada tahap ini guru
mendorong semua ide, menerima sepenuhnya ide tersebut,
melengkapi dan membenarkan konsep-konsep yang salah.
d) Tahap 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Guru meminta salah seorang anggota kelompok untuk
mempresentasikan hasil pemecahan masalah kelompok dilanjutkan
dengan diskusi dan membimbing siswa jika mereka mengalami
kesulitan. Kegiatan ini berguna untuk mengetahui hasil sementara
pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
e) Tahap 5. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.
Guru menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir dan
keterampilan penyelidikan siswa serta proses menyimpulkan hasil
penyelidikan.
Dalam pembelajaran Problem Based Instruction atau pembelajaran
berdasarkan masalah, siswa dituntut mengajukan pertanyaan atau masalah
dan mencari jawaban atas permasalahan yang diajukan, sehingga
diharapkan dapat mengubah cara belajar siswa, mengembangkan rasa
ingin tahunya dan menghubungkan konsep yang dipelajari dengan alam
lingkungannya. Jadi adanya informasi dan pengalaman baru
mengakibatkan terjadinya perubahan dan membentuk pengetahuan baru
sebagai hasil dari proses belajar. Hasil yang dicapai siswa setelah proses
belajar mencerminkan tingkat pengetahuan dan keterampilan dalam
penguasaan materi.
Pada proses pemecahan masalah yang dilakukan dengan
penyelidikan autentik melalui percobaan atau demonstrasi, maka
keterampilan dan kemampuan bertindak siswa dapat teramati dengan
lembar observasi psikomotorik. Pada proses pembelajaran, keterlibatan
dan keaktifan siswa menunjukkan sikap dan minat siswa terhadap
pembelajaran yang dilakukan. Keterlibatan dan keaktifan siswa diamati
dengan lembar observasi afektif. Diharapkan dengan tercapainya hasil
belajar afektif dan psikomotorik secara optimal maka hasil belajar kognitif
siswa dapat tercapai secara optimal juga, sehingga dapat meningkatkan
kompetensi siswa dan mengembangkan kecakapan hidup (life skill).
5. Kelebihan Problem Based Instruction
Pembelajaran Problem Based Instruction atau berdasarkan masalah
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
yang lainnya, diantaranya sebagai berikut:
a) Merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi
pelajaran.45
b) Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi siswa.46
c) Meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
d) Membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah
secara terampil.47
e) Merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif
dan menyeluruh.48
6. Kekurangan Problem Based Instruction
Sama halnya dengan model pengajaran yang lain, model
pembelajaran Problem Based Instruction juga memiliki beberapa
kelemahan/hambatan dalam penerapannya. Kelemahan dari pelaksanaan
PBI adalah sebagai berikut:49
a. Untuk siswa yang malas tujuan dari Problem Based Instruction tidak
dapat tercapai
45 Wina Sanjaya, Op. Cit., hlm. 220 46 Ibid. 47 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka
Cipta, 2002), Cet. 2, hlm. 104 48 Ibid. 49Http://Gurupkn.Wordpress.Com/Pembelajaran-Berdasarkan-Masalah (diunduh tgl 16
November 2009)
b. Membutuhkan banyak waktu dan dana
c. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan Problem Based
Instruction
D. Tinjauan Materi Hukum Newton tentang gerak
Materi Hukum Newton tentang gerak ditingkat SMA/MA diajarkan
pada peserta didik kelas X. Adapun standar kompetensinya adalah
menerapkan konsep dan prinsip dasar dinamika benda dalam kehidupan
sehari-hari. Dan kompetensi dasar yang ingin dicapai yaitu untuk menerapkan
Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak
vertikal, dan gerak melingkar beraturan.50
Sekitar abad ke-17 seorang ilmuwan asal Inggris bernama Sir Isac
Newton menyelidiki tentang gaya dan gerak. Dari hasil penyelidikan dan
eksperimennya Newton mengemukakan pendapat yang dikenal dengan hukum
gerak Newton dan dijabarkan dalam hukum I Newton, Hukum II Newton, dan
hukum III Newton.
a) Hukum I Newton
Newton mengajukan hukum-hukum tentang gerak setelah dia
mempelajari gagasan Galileo tentang gerak, yaitu gerak lurus beraturan
tidak memerlukan gaya. Pada mulanya Newton mengajukan bahwa sebuah
benda yang diam cenderung tetap diam dan sebuah benda yang bergerak
cenderung tetap bergerak dengan kecepatan yang sama dan arah yang
sama (bergerak lurus beraturan) jika tidak ada gaya yang tidak seimbang
bekerja padanya.51
Pernyataan Newton di atas kemudian disebut dengan Hukum
pertama Newton, yang mana bunyi hukum pertama Newton adalah sebagai
berikut :
50 BSNP, Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh / Model Silabus SMA/MA,
(Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 2006), hlm. 12. 51 Sunardi, dkk., Fisika Bilingual untuk SMA/MA Kelas X, (Bandung: Yrama Widya,
2008), cet.5, hlm. 173
Newton’s First Law : Consider a body on which no force acts. If the body is at rest, it will remain at rest. If the body is moving with constant velocity, it will continue to do so.52 Hukum pertama Newton : sebuah benda dianggap tidak dikenai gaya. Jika benda diam, maka benda akan tetap diam. Jika benda bergerak dengan kecepatan konstan, maka benda terus akan bergerak dengan kecepatan konstan.
Dari pernyataan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa benda
cenderung memepertahankan keadaan geraknya, yaitu diam atau bergerak
lurus beraturan jika benda tidak dipengaruhi oleh gaya luar.
Secara matematis, hukum I Newton dapat ditulis:
ه0 =F , dengan v = 0 atau v = konstan (2.1)
dimana:
ه =F resultan gaya (N)
v = kecepatan (m/s)
Hukum I Newton ini sering disebut hukum kelembaman (inertia
law), yang menyatakan setiap benda selalu cenderung mempertahankan
keadaannya.53 Contoh sifat kelembaman benda dapat dirasakan pada
waktu orang naik mobil yang kemudian mendadak direm, maka badan
orang tersebut akan terdorong kedepan. Demikian juga ketika mobil yang
ditumpangi tersebut mendadak maju dari keadaan berhenti, maka badan
orang akan terasa terdorong ke belakang. Hal ini terjadi karena tubuh
orang tersebut cenderung mempertahankan keadaan semula yaitu diam.
Hukum Pertama Newton telah dibuktikan oleh para astronout pada
saat berada di luar angkasa. Ketika seorang astronout mendorong sebuah
pensil (pensil mengambang karena tidak ada gaya gravitasi),pensil
tersebut bergerak lurus dengan laju tetap dan baru berhenti setelah
menabrak dinding pesawat luar angkasa. Hal ini disebabkan karena di luar
angkasa tidak ada udara, sehingga tidak ada gaya gesek yang menghambat
gerak pensil tersebut.
52 Halliday, dkk., Fundamentals of Physics Fifth Edition, (United States of America, 1997), hlm.82
53 M. Suratman, Memahami Fisika SMK, (Bandung, Armico, 2006), hlm. 61
b) Hukum II Newton
Seperti yang diketahui bahwa makin besar massa makin kecil
percepatan, walaupun gayanya sama. Newton telah mengemukakan
tentang hukum II nya, bahwa percepatan sebuah benda berbanding terbalik
dengan massanya. Hal ini bisa dituliskan “Percepatan sebuah benda
berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan berbanding
terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total
yang bekerja padanya.” 54
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa gaya resultan yang
bekerja pada suatu benda dengan massa tidak sama dengan nol, maka
benda tersebut mengalami percepatan ke arah yang sama dengan gaya.
Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada suatu benda
berbanding lurus dan searah dengan gaya itu dan berbanding terbalik
dengan massa benda.
Gambar 2.1. benda dengan massa m ditarik oleh gaya F
Secara matematis dapat ditulis:
mF
a =ه (2.2)
Keterangan: a = percepatan (m/s2)
ه =F resultan gaya (N)
m = massa (kg)
Dalam SI, satuan gaya lebih sering disebut newton, disingkat N.
Jadi 1 newton = 1 kg 2sm
Hukum II Newton menghubungkan antara percepatan benda
dengan penyebabnya, yaitu gaya. Dari hukum II Newton bisa didefinisikan
54 Douglas C. Giancoli, Fisika Jilid I, (Jakarta: Erlangga, 2001), hlm. 95.
mengenai gaya sebagai aksi yang bisa mempercapat sebuah benda.
Sebagai contoh jika seseorang mendorong gerobak yang kosong dengan
gaya yang sama seperti ketika mendorong gerobak yang penuh, maka
orang tersebut akan menemukan bahwa gerobak yang kosong memiliki
percepatan yang lebih cepat. Sedangkan gerobak yang penuh mempunyai
percepatan yang lebih lambat.
c) Hukum III Newton
Pada Hukum II Newton, mempelajari tentang gaya-gaya yang
mempengaruhi gerakan benda. dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi
dalam Hukum III Newton dikatakan bahwa kenyataan dalam kehidupan
sehari-hari tidak semuanya seperti itu. Ketika sebuah benda memberikan
gaya kepada benda lain maka benda kedua tersebut membalas dengan
memberikan gaya kepada benda pertama, di mana gaya yang diberikan
sama besar tetapi berlawanan arah. Seperti contoh saat kita menendang
batu atau tembok dengan keras, maka kaki kita akan terasa sakit hal ini
disebabkan karena ketika kita menendang tembok atau batu, tembok atau
batu membalas memberikan gaya kepada kaki kita, di mana besar gaya
tersebut sama, hanya berlawanan arah. Jadi Hukum III Newton
dinyatakan: “Jika benda pertama mengerjakan gaya pada benda kedua,
maka benda kedua juga akan mengerjakan gaya pada benda pertama yang
besarnya sama, tetapi arahnya berlawanan.”55
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap gaya yang
diadakan pada suatu benda, menimbulkan gaya lain yang sama besarnya
dengan gaya tadi, namun berlawanan arah. Jadi, jika sebuah benda
mengerjakan gaya (reaksi) pada benda lain, maka benda kedua akan
melakukan gaya lawan (aksi) terhadap benda pertama.
Gambar 2.2 memperlihatkan adanya gaya aksi dan reaksi antara
tali dengan langit-langit, maupun antara tali dengan lampu.
55 Lilik Hidayat Setyawan, Kamus Fisika Bergambar, (Purwokwrto: Pakar Raya, 2004), hlm. 120.
F
T¹
T
W
Hukum III Newton atau sering disebut juga hukum aksi-reaksi
dapat dituliskan sebagai berikut :
reaksiaksi FF -= (2.3)
Tanda (-) menunjukkan kedua gaya berlawanan arah.
Dari rumusan hukum III Newton di atas, ada dua hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :56
1) Pasangan gaya aksi dan gaya reaksi selalu bekerja pada dua benda
yang berlainan.
2) Besar gaya aksi = besar gaya reaksi, tetapi arahnya berlawanan.
Gaya aksi dan reaksi adalah gaya kontak yang terjadi ketika kedua
benda bersentuhan. Walaupun demikian, Hukum III Newton juga berlaku
untuk gaya tak sentuh, seperti gaya gravitasi yang menarik buah mangga.
Contoh gaya aksi reaksi adalah pada saat seseorang memukul tembok,
orang tersebut memberikan gaya aksi pada tembok, sebaliknya tembok
memberikan gaya reaksi yang besarnya sama dengan gaya yang orang
tersebut berikan, akibatnya orang tersebut merasakan sakit pada
tangannya.
E. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction pada Materi
Hukum Newton tentang Gerak
Ilmu fisika di sekolah menengah diajarkan dengan tujuan agar siswa
mampu menguasai konsep-konsep fisika dan keterkaitannya, serta mampu
menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Oleh karena itu, dalam pembelajaran fisika, salah satu hal yang harus
56 M. Suratman, Ibid, hlm. 68
diperhatikan oleh guru dalam mengajarkan suatu pokok bahasan adalah
pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan,
karena melihat kondisi peserta didik yang mempunyai karakteristik yang
berbeda antara satu dengan yang lainnya dalam menerima materi pelajaran
yang disampaikan oleh guru di kelas, ada peserta didik yang mempunyai daya
serap cepat dan ada pula peserta didik yang mempunyai daya tanggap yang
lama.
Menyikapi kenyataan ini, penulis menilai perlu digunakan model
pembelajaran yang baru yaitu model pembelajaran Problem Based Instruction,
yaitu suatu pembelajaran yang menggunakan masalah dalam kehidupan
sehari-hari untuk belajar cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan
masalah.57 Dalam menunjukkan hal-hal tersebut dengan menghubungkan
peristiwa yang didemonstrasi melalui percobaan sederhana. Selain itu peserta
didik diajak untuk melakukan sebuah percobaan yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari. Sehingga peserta didik tertarik, antusias, dan
menantang untuk berpikir dalam memecahkan sebuah permasalahan.
Penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction dalam
materi pokok hukum Newton dapat dilakukan dengan langkah-langkah
berikut:58
a. Guru membuka pembelajaran dengan memberikan motivasi yang berkaitan
dengan materi pokok hukum Newton dan memberikan contoh dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Guru menyampaikan informasi mengenai fenomena atau cerita materi
pokok hukum Newton tentang gerak untuk memunculkan permasalahan.
c. Guru membentuk kelompok dan membimbing peserta didik mengenai
tugas belajar yang berkaitan dengan permasalahan tersebut.
d. Guru meminta peserta didik untuk melakukan percobaan secara kelompok
guna mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah mengenai hukum
Newton tentang gerak.
57 Nurhadi, Ibid, hlm. 109 58 Asep Jihad, dan Abdul Haris, Lok.Cit, hlm. 38
e. Peserta didik mengamati dan menganalisis percobaan yang dilakukan.
f. Peserta didik secara berkelompok mendiskusikan hasil pengamatannya dan
menjawab permasalahan yang ada.
g. Guru menunjuk salah satu kelompok secara acak untuk mempresentasikan
hasil diskusinya kepada kelompok lain.
h. Kelompok lain diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau
tanggapan kepada kelompok yang mempresentasikan.
i. Guru memberikan jawaban yang benar dari jawaban peserta didik yang
kurang benar, serta menyimpulkan hasil diskusi yang di presentasikan.
F. Kajian Penelitian yang Relevan
1. Skripsi yang disusun oleh Gathot Sumarsono (4201401007), mahasiswa
Fakultas MIPA UNNES Semarang, dengan judul “Penerapan Problem
Based Instruction Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika
Pokok Bahasan Kinematika Gerak Lurus Pada Siswa Kelas X Semester 1
SMA Negeri 1 Batang Tahun Pelajaran 2005/2006”. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan 2 siklus.
Data hasil kognitif diperoleh dari nilai tes pada akhir siklus, sedangkan
data hasil afektif dan psikomotorik diperoleh dari lembar observasi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada tiap
siklus. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar kognitif siswa sebelum
tindakan (pretes) diperoleh nilai tes rerata 65,2 dengan ketuntasan klasikal
57,5%. Pada siklus I, nilai tes rerata 69,3 dengan ketuntasan klasikal 70%,
untuk hasil belajar afektif nilai rerata siswa 75,43 dengan ketuntasan
belajar klasikal 95%. Sedangkan hasil belajar psikomotorik nilai rerata
siswa 72,9 dengan ketuntasan belajar klasikal 70%. Pada siklus II, nilai tes
rerata 76,4 dengan ketuntasan klasikal 87,5%, untuk hasil belajar afektif
nilai rerata siswa 77,66 dengan ketuntasan belajar klasikal 100%.
Sedangkan hasil belajar psikomotorik nilai rerata siswa 77,7 dengan
ketuntasan belajar klasikal 77,5%.
2. Skripsi yang disusun oleh Luluk Arifatul Kharida (4201405008),
mahasiswa Fakultas MIPA UNNES Semarang, dengan judul “Penerapan
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Instruction)
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Elastisitas
Bahan Kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan 2 siklus.
Data hasil kognitif diperoleh dari nilai tes pada akhir siklus, sedangkan
data aktivitas siswa dan aktivitas guru diperoleh dari lembar observasi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar dari
siklus I ke siklus II, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian pada siklus I,
untuk hasil belajar kognitif sebesar 62,67 dengan ketuntasan 60%, untuk
nilai aktivitas belajar sebesar 64,62 dengan ketuntasan 50%. Pada siklus II,
untuk hasil belajat kognitif sebesar 72,31 dengan ketuntasan 86,67%,
untuk nilai aktivitas belajar sebesar 76,42 dengan ketuntasan 86,67%.
3. Skripsi yang disusun oleh Adi Suprapto (4201406018), mahasiswa
Fakultas MIPA UNNES Semarang, dengan judul “Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Instruction Materi Fluida Statis Untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa Kelas XI IPA MA Al Asror
Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan dengan 2 siklus. Data hasil keterampilan proses diperoleh
dari tes keterampilan proses yang terdapat pada lembar kerja siswa,
sedangkan hasil belajar afektif dan psikomotorik diperoleh dari lembar
observasi selama proses pembelajaran berlangsung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata keterampilan proses
dari siklus I ke siklus II meningkat secara signifikan, begitu juga dengan
hasil belajar afektif dan psikomotorik.
Dari beberapa kajian penelitian di atas, penulis memperoleh gambaran
bahwa pembelajaran menyenangkan merupakan proses pembelajaran yang
berlangsung dalam suasana menyenangkan dan tidak cepat membuat bosan
peserta didik untuk menerima materi pelajaran fisika serta membuat peserta
didik selalu aktif dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di kelas.
Oleh karena itu, penulis dalam melakukan penelitian tindakan kelas
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction. Tujuan
dari tindakan ini untuk meningkatkan hasil belajar fisika pada materi pokok
hukum Newton tentang gerak. Sehingga, dalam penelitian ini difokuskan pada
peningkatan hasil belajar fisika khususnya materi pokok hukum Newton
tentang gerak dan keaktifan peserta didik kelas X-2 Semester I MAN
Semarang 1 dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas.
G. Hipotesis Tindakan
Dalam penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis tindakan sebagai
berikut :
Ada peningkatan hasil belajar fisika peserta didik kelas X-2 Semester I
MAN Semarang 1 Tahun Ajaran 2009/2010 setelah menggunakan model
pembelajaran Problem Based Instruction pada materi pokok Hukum Newton
tentang gerak.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 06 November
sampai 28 November 2009. Penentuan waktu penelitian mengacu pada
kalender akademik sekolah dan silabus pembelajaran mata pelajaran Fisika
kelas X semester gasal. Adapun yang digunakan sebagai tempat penelitian
adalah MAN Semarang 1 yang beralamat di Jl. Brigjen S. Sudiarto
Pedurungan Kidul Kec. Pedurungan Kota Semarang.
B. Subjek Penelitian
Subjek pelaku tindakan adalah peneliti dibantu dengan guru fisika
kelas X-2 MAN Semarang 1. Sedangkan subjek penerima tindakan adalah
siswa kelas X-2 MAN Semarang 1 yang berjumlah 36 peserta didik yang
terdiri dari 12 peserta didik putra dan 24 peserta didik putri.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering
di sebut Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas merupakan
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.59
Karakteristik penelitian tindakan kelas antara lain adalah sebagai berikut:60
1. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksonal
2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya
3. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi
4. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik
instruksonal
59 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cetakan Ketujuh, hlm. 3.
60 Zaenal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: CV Yrama Widya, 2008), Cetakan keempat, hlm. 16.
5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan melalui proses
pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap seperti gambar 3.1.
Gambar 3.1. Prosedur Pelaksanaan PTK
1. Rencana Tindakan
Penelitian tindakan ini akan dilaksanakan dalam tiga siklus, dengan
tiap siklus terdiri atas 4 tahapan yaitu : Planning (perencanaan), Action
(tindakan), Observation (pengamatan), Reflection (refleksi).61 Tahapan
pada tiap siklusnya diterapkan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Planning (perencanaan),
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
1) Observasi awal, mengidentifikasi masalah melalui wawancara
dengan guru mata pelajaran dan peserta didik kemudian
merumuskan masalah.
2) Menyusun skenario model pembelajaran Problem Based
Instruction, dengan menyusun perangkat pembelajaran antara lain:
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan petunjuk
pelaksanaan percobaan sederhana atau demonstrasi serta
menyiapkan alat dan bahan yang terkait dengan pelaksanaan
percobaan sederhana atau demonstrasi.
3) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis berbentuk soal essay
yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif peserta
didik.
4) Menyusun lembar observasi untuk penilaian afektif dan
psikomotorik peserta didik. Lembar observasi afektif dan
psikomotorik yang digunakan berbentuk skala bertingkat, yaitu
61 Masnur Muslich, Melaksanakan PTK Itu Mudah (Classroom Action Research) Pedoman
Praktis Bagi Guru Profesional, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009), hlm. 150.
PERENCANAAN TINDAKAN OBSERVASI REFLEKSI
sebuah pernyataan yang diikuti kolom-kolom yang menunjukkan
tingkatan-tingkatan penskoran dengan kriteria yang sudah
ditetapkan.
b. Action (tindakan)
Pelaksanaan tindakan berupa penerapan rencana pembelajaran
yang telah direncanakan yaitu mata pelajaran fisika pada materi pokok
Hukum Newton tentang gerak dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Instruction untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik.
c. Observation (pengamatan)
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat
semua hal yang terjadi pada waktu proses dari penerapan model
pembelajaran Problem Based Instruction.
Pengambilan data tentang hasil belajar melalui tes untuk
kemampuan kognitif, lembar observasi untuk kemampuan afektif dan
psikomotorik.
d. Reflection (refleksi)
Refleksi merupakan kegiatan yang berkenaan dengan proses
dan dampak tindakan perbaikan yang dilakukan. Dari hasil observasi
atau pengamatan, peneliti merefleksi apakah pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Jika pelaksanaan siklus I
tidak tuntas berdasarkan indikator keberhasilan, maka dilaksanakan
siklus berikutnya sampai indikator berhasil tercapai.
Kemudian hasil analisis data siklus I digunakan sebagai refleksi
untuk perbaikan pada siklus II. Dan hasil analisis data siklus II
digunakan sebagai refleksi untuk perbaikan pada siklus III. Secara
lebih rinci prosedur berdaur pelaksanaan PTK ini dapat digambarkan
sebagai berikut :62
62 Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Cet I, (Bandung : Yrama Widya,
2006), hlm. 36.
Gambar 3.2. Alur Penelitian Tindakan Kelas (modifikasi Zainal Aqib)
Permasalahan :
· Pembelajaran monoton berpusat pada guru/ ceramah, kurang melibatkan siswa, kurang memanfaatkan laboratorium.
· Hasil belajar belum optimal · Kemampuan dalam
memecahkan masalah kurang terlatih
Perencanaan I :
Perumusan pembelajaran Problem Based Instruction (membuat perangkat pembelajaran dan kisi-kisi evaluasi)
Pelaksanaan I :
Pelaksanaan pembelajaran Problem Based Instruction untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Pengamatan I :
Pengamatan dan perekaman seluruh proses belajar mengajar oleh peneliti, kemudian dievaluasi untuk dijadikan landasan refleksi 1
Analisis Data I :
Menganalisis data hasil tes siklus 1, lembar observasi dan angket respon peserta didik
Refleksi 1 :
· Peserta didik perlu beradaptasi dengan guru (peneliti) dan model pembelajaran yang dilaksanakan
· Pemberian motivasi · Pembimbingan secara merata
SIK
LUS
I
Perencanaan II :
Perumusan model pembelajaran Problem Based Instruction untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik
Pelaksanaan II :
Pelaksanaan pembelajaran Problem Based Instruction disertai perbaikan untuk mengantisipasi hambatan yang teridentifikasi pada siklus I
Pengamatan II :
Pengamatan seluruh proses belajar mengajar oleh peneliti, kemudian dievaluasi untuk dijadikan landasan refleksi II.
Analisis Data II :
Menganalisis data hasil tes siklus II lembar observasi dan angket respon peserta didik peserta didik
Refleksi II :
· Peserta didik mulai beradaptasi dengan guru (peneliti) dan model pembelajaran yang dilaksanakan
· Peningkatan dalam pemberian motivasi
Belum terselesaikan
SIK
LUS
II
Perencanaan III :
Perumusan pembelajaran Problem Based Instruction untuk meningkatkan hasil belajar
Pelaksanaan III :
Pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Instruction disertai perbaikan untuk mengantisipasi hambatan yang teridentifikasi pada siklus II
Pengamatan III :
Pengamatan seluruh proses belajar mengajar oleh peneliti, kemudian dievaluasi untuk dijadikan landasan refleksi III.
Analisis Data III :
Menganalisis data hasil tes siklus III, lembar observasi dan angket respon peserta didik
Refleksi III :
· Peserta didik telah beradaptasi dengan guru (peneliti) dan model pembelajaran yang dilaksanakan
· Indikator keberhasilan penelitian tercapai
SIK
LUS
III
Belum terselesaikan
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini, penulis sebagai
peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran fisika. Adapun langkah-
langkah dalam pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut :
a. Siklus I
Siklus I dari penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada
hari Jum'at, 06 November 2009 dan Sabtu, 07 November 2009 dengan
tahapan sebagai berikut:
1) Perencanaan
a) Melakukan observasi awal dan mencari informasi
permasalahan pada peserta didik kelas X-2 MAN Semarang 1
dengan melakukan tanya jawab kepada guru mata pelajaran
fisika dan peserta didik yang bersangkutan untuk
mengidentifikasi masalah.
b) Merumuskan tindakan melalui model pembelajaran Problem
Based Instruction untuk meningkatkan hasil belajar yang
meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
c) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) fisika
materi pokok hukum I Newton tentang gerak.
d) Menyusun lembar kerja siswa dan lembar observasi.
e) Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran.
f) Menyusun soal tes untuk mengetahui hasil belajar kognitif
peserta didik.
2) Pelaksanaan
a) Guru membuka pelajaran dengan menyampaikan apersepsi dan
memberi motivasi kepada peserta didik.
b) Peserta didik menanggapi motivasi yang diberikan oleh Guru.
c) Guru menyampaikan tujuan mempelajari hukum I Newton
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Instruction.
d) Guru menyampaikan materi pembelajaran hukum I Newton
dengan menghubungkan fenomena-fenomena dalam kehidupan
sehari-hari.
e) Peserta didik mencari fenomena-fenomena yang lain yang
berkaitan dengan materi hukum I Newton.
f) Guru memberikan permasalahan kepada peserta didik yang
berhubungan dengan hukum I Newton.
g) Peserta didik memberi jawaban atas permasalahan yang di
berikan Guru.
h) Guru memberikan respon terhadap jawaban peserta didik.
i) Guru membentuk kelompok masing-masing terdiri dari 5-6
peserta didik dan membagikan lembar kerja siswa.
j) Guru meminta peserta didik untuk melakukan eksperimen
secara kelompok mengenai hukum I Newton.
k) Peserta didik mengamati dan menganalisis percobaan yang
dilakukan.
l) Masing-masing kelompok mendiskusikan hasil pengamatan
dan membuat kesimpulan.
m) Guru menunjuk salah satu kelompok secara acak untuk
mempresentasikan hasil diskusinya kepada kelompok lain.
n) Kelompok lain diberi kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan atau tanggapan kepada kelompok yang
mempresentasikan.
o) Guru memberikan kesimpulan dari hasil diskusi yang di
presentasikan.
p) Guru memberikan soal secara individu kepada peserta didik
untuk dikerjakan.
q) Pada saat yang bersamaan pengamat melakukan observasi
terhadap hasil belajar afektif dan psikomotorik peserta didik.
3) Pengamatan
Guru mengamati aktivitas peserta didik pada saat proses
pembelajaran berlangsung baik aspek afektif dan psikomotorik
dengan menggunakan lembar observasi yang telah di buat oleh
peneliti.
4) Refleksi
Menganalisis data dari hasil pengamatan aspek afektif dan
psikomotorik dengan menggunakan lembar observasi, serta aspek
kognitif peserta didik pada siklus I. Mengevaluasi proses
pembelajaran pada siklus I untuk tindakan perbaikan pada siklus II
yaitu dengan cara memberi instruksi kepada peserta didik untuk
belajar di rumah mengenai materi hukum II Newton.
b. Siklus II
Siklus II dari penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada
hari Jum'at, 13 November 2009 dan Sabtu, 14 November 2009 dengan
tahapan sebagai berikut:
1) Perencanaan
a) Penyempurnaan siklus I dalam merumuskan tindakan melalui
model pembelajaran Problem Based Instruction untuk
meningkatkan hasil belajar pada siklus II.
b) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) fisika
materi pokok hukum II Newton.
c) Penyiapan materi pokok hukum gerak Newton pada sub materi
pokok hukum II Newton.
d) Menyiapkan lembar observasi berupa lembar afektif dan
psikomotorik yang akan digunakan dalam memantau proses
pembelajaran.
e) Menyusun lembar kerja siswa dan membuat kuis untuk
mengetahui kesiapan peserta didik.
f) Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran.
g) Menyusun soal tes untuk mengetahui hasil belajar kognitif
peserta didik.
2) Pelaksanaan
a) Guru membuka pelajaran dengan memberi motivasi dan
apersepsi kepada peserta didik.
b) Peserta didik memberi jawaban atas motivasi yang di berikan
oleh Guru.
c) Guru menyampaikan materi tentang hukum II Newton.
d) Guru membentuk kelompok masing-masing terdiri dari 5-6
peserta didik.
e) Guru memberi kuis secara kelompok kepada peserta didik
terkait dengan materi hukum II Newton.
f) Peserta didik memberikan jawaban atas kuis yang diberikan
oleh Guru.
g) Guru memberikan permasalahan kepada peserta didik yang
berhubungan dengan hukum II Newton.
h) Peserta didik menjawab permasalahan yang diberikan oleh
Guru.
i) Guru memberikan respon terhadap jawaban peserta didik.
j) Guru meminta peserta didik untuk melakukan eksperimen
secara kelompok mengenai hukum II Newton.
k) Peserta didik mengamati dan menganalisis percobaan yang
dilakukan.
l) Masing-masing kelompok mendiskusikan hasil pengamatan
dan membuat kesimpulan.
m) Guru menunjuk salah satu kelompok secara acak untuk
mempresentasikan hasil diskusinya kepada kelompok lain.
n) Kelompok lain diberi kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan atau tanggapan kepada kelompok yang
mempresentasikan.
o) Guru memberikan kesimpulan dari hasil diskusi yang di
presentasikan.
p) Guru memberikan soal secara individu kepada peserta didik
untuk dikerjakan
q) Pada saat yang bersamaan pengamat melakukan observasi
terhadap hasil belajar afektif dan psikomotorik peserta didik.
3) Pengamatan
Guru mengamati aktivitas peserta didik pada saat proses
pembelajaran berlangsung baik aspek afektif dan psikomotorik
dengan menggunakan lembar observasi yang telah di buat oleh
peneliti.
4) Refleksi
Menganalisis data dari hasil pengamatan aspek afektif dan
psikomotorik dengan menggunakan lembar observasi, serta aspek
kognitif peserta didik pada siklus II. Mengevaluasi proses
pembelajaran pada siklus II untuk tindakan perbaikan pada siklus
III.
c. Siklus III
Siklus III dari penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada
hari Jum'at, 20 November 2009 dan Sabtu, 28 November 2009 dengan
tahapan sebagai berikut :
1) Perencanaan
a) Merumuskan tindakan melalui model pembelajaran Problem
Based Instruction untuk meningkatkan hasil belajar pada siklus
III.
b) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) fisika
materi pokok hukum III Newton.
c) Menyusun lembar kerja siswa dan menyiapkan lembar
observasi.
d) Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran.
e) Menyusun soal tes untuk mengetahui hasil belajar kognitif
peserta didik.
2) Pelaksanaan
a) Guru membuka pelajaran dengan memaparkan sekilas tentang
fenomena hukum III Newton tentang gaya aksi- reaksi.
b) Guru memberi kuis kepada peserta didik terkait dengan materi
hukum III Newton.
c) Peserta didik menjawab kuis yang diberikan oleh Guru.
d) Guru membentuk kelompok masing-masing terdiri dari 5-6
peserta didik.
e) Guru memberikan permasalahan kepada peserta didik.
f) Guru membimbing dan mengarahkan pada masing-masing
kelompok peserta didik untuk melakukan percobaan mengenai
hukum III Newton sesuai dengan petunjuk dan prosedur dalam
lembar kerja siswa.
g) Peserta didik melakukan percobaan dan menganalisis hasil
percobaan.
h) Masing-masing kelompok mendiskusikan hasil pengamatan
dan membuat kesimpulan.
i) Guru menunjuk satu kelompok secara acak untuk
mempresentasikan hasil eksperimen yang telah dilakukan
kepada kelompok lain.
j) Kelompok lain diberi kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan atau tanggapan kepada kelompok yang
mempresentasikan.
k) Guru memberikan kesimpulan dari hasil diskusi yang di
presentasikan.
l) Guru memberikan soal secara individu kepada peserta didik
untuk dikerjakan
m) Pada saat yang bersamaan pengamat melakukan observasi
terhadap hasil belajar afektif dan psikomotorik peserta didik.
3) Pengamatan
Guru mengamati aktivitas peserta didik pada saat proses
pembelajaran berlangsung baik aspek afektif dan psikomotorik
dengan menggunakan lembar observasi yang telah di buat oleh
peneliti.
4) Refleksi
Hasil dari analisis pengamatan pada aspek afektif, aspek
psikomotorik dan aspek kognitif peserta didik pada siklus III,
sudah mencapai KKM dan indikator pembelajaran. Maka
penelitian selesai.
D. Metode Pengumpulan Data
1. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X-2
semester 1 MAN Semarang 1 tahun ajaran 2009/2010.
2. Metode pengambilan data
Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Metode Tes
Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan- pertanyaan yang
diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam
bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan) atau dalam
bentuk perbuatan (tindakan). Tes pada umumnya digunakan untuk
menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar
kognitif yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran sesuai
dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.63 Selain itu tes dapat
digunakan sebagai berikut :
63 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,(Bandung: Rosda Karya,
1999), Cet. 6, hlm. 35
1) Untuk menentukan seberapa baik peserta didik telah menguasai
bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu.
2) Untuk menentukan apakah suatu tujuan telah tercapai.
3) Untuk memperoleh suatu nilai.64
Dalam penelitian ini digunakan tes tertulis yaitu tes yang soal
dan jawaban diberikan oleh siswa berupa bahasa tertulis.65 Tes tertulis
yang digunakan adalah jenis tes esai. Tes esai dapat digunakan untuk
mengukur tujuan-tujuan khusus yang berupa pengertian, sikap,
perhatian, kreatifitas dan ekspresi verbal. Bila dihubungkan dengan
kemampuan kognitif Bloom, maka tes tersebut sangat berguna sekali
untuk mengukur kemampuan: aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi.66
b. Metode Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri
yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Metode
observasi adalah metode untuk mempelajari gejala kejiwaan melalui
pengamatan dengan sengaja, teliti dan sistematis.67
Pengamatan di sini menggunakan lembar observasi yang
termasuk dalam jenis sistem pengamatan dengan membatasi pada
sejumlah variabel, yaitu keaktifan atau partisipasi peserta didik dalam
proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Instruction.
3. Alat Pengambilan Data
Alat pengambilan data disesuaikan dengan jenis data yang akan
diambil, yaitu:
a. Data hasil belajar kognitif peserta didik diperoleh dari nilai tes.
64 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001),
hlm. 149. 65 Pupuh Fathurrohman, dkk., Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep
Umum & Konsep Islam, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), Cet.2, hlm.79 66 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Presindo,
2008), Cet.1, hlm. 75 67 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), hlm. 5.
b. Data hasil belajar afektif dan psikomotorik diperoleh dari hasil
pengamatan pada lembar observasi.
E. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan cara
membandingkan hasil belajar peserta didik sebelum tindakan dengan hasil
belajar peserta didik pada tiap siklus. Dalam menganalisis data digunakan
beberapa rumus sebagai berikut :
1. Data Hasil Evaluasi
Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, digunakan daftar
nilai kognitif. Hasil evaluasi peserta didik diperoleh dari nilai tes akhir
setiap siklus. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif
kualitatif dengan menghitung ketuntasan individu dan persentase
ketuntasan klasikal.
a. Ketuntasan individu
Ketuntasan belajar individu untuk mengetahui hasil belajar
setiap peserta didik. Dengan indikator keberhasilan peserta didik
dikatakan tuntas belajar jika peserta didik memperoleh nilai sesuai
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung analisis
deskriptif ketuntasan individu peserta didik, yaitu :68
100´=MaksimumSkor
didikpesertadiperolehyangSkorNilai (3.1)
b. Ketuntasan klasikal
Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, digunakan daftar
nilai kognitif. Dengan ketuntasan belajar klasikal dinyatakan berhasil
jika persentase peserta didik memperoleh nilai sesuai dengan Kriteria
68 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 207.
Ketuntasan Minimal (KKM) 65, dan sekurang-kurangnya 85% dari
jumlah seluruh peserta didik di kelas.69
Dari data yang diperoleh pada tiap siklus dianalisis secara
deskriptif kualitatif dengan menghitung persentase ketuntasan belajar
secara klasikal. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:70
%100´=didikpesertaJumlah
tuntasyangdidikpesertaJumlahPersentase (3.2)
2. Data Hasil Observasi
Data hasil observasi proses pembelajaran adalah dengan
menghitung jumlah skor pengamatan dari penilaian lembar observasi
afektif dan psikomotorik peserta didik. Dalam penilaian hasil belajar
afektif dan psikomotorik digunakan skala dengan rentang dari 4 sampai
dengan 1. Dengan demikian jika dari penelitian ada 5 aspek yang harus
diamati maka skor maksimum adalah 20 dan skor minimum adalah 4. Data
hasil observasi penilaian afektif dan psikomotorik dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut : 71
100´=MaksimumSkor
didikpesertatotalSkorNilai (3.3)
dengan kriteria penilaian keberhasilan sebagai berikut :72
1. Nilai 10 - 29 : sangat kurang
2. Nilai 30 - 49 : kurang
3. Nilai 50 - 69 : cukup
4. Nilai 70 - 89 : Baik
5. Nilai 90 - 100 : sangat baik
69 E..Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Karakteristik dan Implementasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 99.
70 Zaenal Aqib dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : CV. Yrama Widya, 2009), hlm.. 41.
71 Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008), hlm. 125. 72 Ibid,. hlm. 131.
3. Aktivitas Belajar Peserta Didik
Indikator yang digunakan untuk mengukur aktivitas peserta didik :
a. Aspek afektif
a) Sikap menerima dengan baik segala aktivitas kelas dengan
memperhatikan penjelasan, bertanya atau menjawab
Skor 4 : Peserta didik memperhatikan, ditanya menjawab
benar
Skor 3 : Peserta didik memperhatikan, ditanya menjawab tapi
salah
Skor 2 : Peserta didik memperhatikan, diam, ditanya tidak
menjawab
Skor 1 : Peserta didik tidak memperhatikan
b) Berpendapat/ sikap dalam diskusi
Skor 4 : Peserta didik mengikuti diskusi dengan aktif dari
awal sampai akhir
Skor 3 : Peserta didik mengikuti diskusi dengan aktif setelah
mendapat peringatan dari guru
Skor 2 : Peserta didik mengikuti diskusi dengan pasif dari
awal sampai akhir
Skor 1 : Peserta didik tidak mengikuti diskusi
c) Sikap memecahkan masalah
Skor 4 : Peserta didik memperhatikan masalah, punya
pemecahan
Skor 3 : Peserta didik memperhatikan masalah, mengikuti
pendapat orang lain
Skor 2 : Peserta didik memperhatikan masalah
Skor 1 : Peserta didik tidak memperhatikan masalah
d) Mengungkapkan ide untuk memecahkan masalah
Skor 4 : Peserta didik mengungkapkan ide 4 kali atau lebih
Skor 3 : Peserta didik mengungkapkan ide 2 kali atau lebih
Skor 2 : Peserta didik mengungkapkan ide 1 kali
Skor 1 : Peserta didik sama sekali tidak mengungkapkan ide
e) Bekerjasama dalam kelompok
Skor 4 : Peserta didik bekerja sama dalam diskusi dengan
aktif dari awal sampai akhir
Skor 3 : Peserta didik bekerja sama dalam diskusi dengan
aktif setelah mendapat peringatan dari guru.
Skor 2 : Peserta didik bekerja sama dalam diskusi dengan
pasif dari awal sampai akhir
Skor 1 : Peserta didik tidak bekerja sama dalam diskusi
b. Aspek psikomotorik
a) Mempersiapkan alat dan bahan percobaan
Skor 4 : Dapat menyiapkan alat dan bahan percobaan sesuai
dalam LKS dan tanpa memerlukan bantuan guru
Skor 3 : Dapat menyiapkan alat dan bahan percobaan sesuai
dalam LKS dengan memerlukan bantuan guru
(sekali)
Skor 2 : Dapat menyiapkan alat dan bahan percobaan sesuai
dalam LKS dengan memerlukan bantuan guru (lebih
dari sekali)
Skor 1 : Tidak dapat menyiapkan alat dan bahan percobaan.
b) Merangkai alat dan bahan percobaan
Skor 4 : Dapat merangkai alat percobaan sesuai dalam LKS
tanpa memerlukan bantuan guru
Skor 3 : Dapat merangkai alat percobaan sesuai dalam LKS
dengan memerlukan bantuan guru (sekali)
Skor 2 : Dapat merangkai alat percobaan sesuai dalam LKS
dengan memerlukan bantuan guru (lebih dari sekali)
Skor 1 : Tidak dapat merangkai alat percobaan.
c) Melakukan pengamatan dan analisis data
Skor 4 : Dapat melakukan pengamatan dan analisis secara
aktif
Skor 3 : Dapat melakukan pengamatan secara aktif tetapi
tidak dapat menganalisis
Skor 2 : Tidak dapat melakukan pengamatan tetapi dapat
menganalisis
Skor 1 : Tidak aktif dan tidak dapat menganalisis hasil
percobaan
d) Merapikan kembali alat dan bahan percobaan
Skor 4 : Dapat mengembalikan dan merapikan alat dan bahan
dengan tersusun rapi
Skor 3 : Dapat mengembalikan dan merapikan alat dan bahan
tetapi masih ada 1 alat yang tidak tersusun rapi
Skor 2 : Dapat mengembalikan dan merapikan alat dan bahan
tetapi masih ada 2 alat yang tidak tersusun rapi
Skor 1 : Tidak dapat mengembalikan dan merapikan alat dan
bahan dengan rapi
e) Mempresentasikan hasil percobaan
Skor 4 : Dapat mempresentasikan kesimpulan sesuai
indikator serta dapat menjawab pertanyaan
kelompok lain dengan benar hanya 2 kali
Skor 3 : Dapat mempresentasikan kesimpulan sesuai
indikator serta dapat menjawab pertanyaan
kelompok lain dengan benar hanya 1 kali
Skor 2 : Dapat mempresentasikan kesimpulan sesuai
indikator tetapi tidak dapat menjawab pertanyaan
kelompok lain
Skor 1 : Tidak dapat mempresentasikan kesimpulan sesuai
indikator
F. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila terjadi
peningkatan hasil belajar fisika dan aktivitas peserta didik kelas X-2 MAN
Semarang 1. Pembelajaran Problem Based Instruction dikatakan
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar peserta didik apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Peningkatan hasil belajar siswa yang dilihat dari hasil tes dan persentase
ketuntasan belajar klasikal yang dicapai siswa. Keberhasilan siswa untuk
aspek kognitif dapat dilihat dari tes, jika hasil belajar siswa mencapai nilai
minimal 65 secara individu dan minimal 85% secara klasikal.
2. Terjadi peningkatan aktivitas afektif dan aktivitas psikomotorik siswa dari
siklus I sampai siklus III.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Awal Sebelum Tindakan
Pada tahap sebelum tindakan ini yang dilakukan oleh peneliti
berupa pendokumentasian daftar nama dan melihat proses pembelajaran di
dalam kelas. Dari kegiatan ini didapati siswanya kurang antusias
mengikuti proses pembelajaran. Menurut salah seorang siswa, selama ini
kegiatan pembelajaran di dalam kelas hanya menggunakan metode
ceramah, tidak pernah praktikum seperti kelas-kelas yang lain walaupun
hanya sekali dan kurangnya kesiapan siswa. Hal ini diperkuat oleh
pernyataan dari Bapak Suhardi selaku guru fisika kelas X MAN Semarang
1, bahwa selama ini proses pembelajaran masih menggunakan metode
ceramah (Sabtu, 17 Oktober 2009). Alasannya sederhana, karena sangat
sulit mengajak peran aktif siswa. Kondisi seperti ini didukung oleh hasil
nilai tes ulangan siswa pada materi pokok sebelum penelitian. Adapun
hasil analisis nilai tes yang dialami siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Hasil Analisis Nilai Awal Siswa Hasil belajar kognitif siswa Nilai Awal
Jumlah siswa tuntas belajar
Jumlah siswa tidak tuntas belajar
Rata-rata nilai siswa
Persentase ketuntasan
12
24
55,75
33,33%
Berdasarkan data tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa sebelum
mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based
Instruction, ketuntasan hasil belajar klasikal masih jauh di bawah
ketuntasan hasil belajar klasikal yang diharapkan yaitu 85 %.
Dari hasil observasi sebelum penelitian, proses belajar- mengajar
masih didominasi oleh guru, siswa hanya duduk diam mendengarkan
penjelasan materi pembelajaran yang disampaikan. Siswa tidak pernah
diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat, guru tidak pernah
melakukan demonstrasi di depan kelas dan siswa tidak pernah diajak ke
laboratorium untuk melakukan percobaan atau mengenal alat-alat yang ada
di dalam laboratorium, dan tidak pernah melakukan diskusi sehingga
menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.
Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika sebelum
tindakan menunjukkan bahwa strategi yang digunakan oleh guru kurang
tepat sehingga hasil belajar yang dicapai siswa menjadi rendah. Dengan
berbekal evaluasi itulah, peneliti membuat perubahan dalam sistem
mengajar agar aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat. Adapun desain
pembelajarannya adalah dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Instruction.
2. Hasil Tindakan Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan dalam siklus I terdiri atas:
1. Menyusun skenario pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman dalam kegiatan belajar
mengajar. Penyusunan RPP tersebut dikonsultasikan beberapa kali
dengan guru fisika sebagai kolaborator dengan menerapkan
pembelajaran Problem Based Instruction.
2. Menyusun lembar kerja siswa (LKS) sebagai pedoman praktikum.
3. Membuat lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa yang
meliputi lembar observasi afektif dan psikomotorik.
4. Menyusun tes evaluasi siklus I dengan memperhatikan indikator
pembelajaran siklus I.
b. Pelaksanaan tindakan
Siklus I dilaksanakan pada hari Jum'at, tanggal 6 November
2009, dengan materi hukum I Newton. Pada awal pembelajaran,
peneliti menjelaskan terlebih dahulu tujuan pembelajaran. Peneliti
memulai pembelajaran dengan memberi motivasi kepada siswa yang
berkaitan dengan materi hukum I Newton. Peneliti memberi
permasalahan kepada siswa yang berkaitan dengan materi hukum I
Newton. Kemudian peneliti meminta siswa untuk menanggapi
permasalahan yang telah diberikan.
Peneliti membentuk kelompok yang terdiri dari 6 kelompok,
tiap kelompok terdiri dari 6 orang sesuai jadwal piket kelas. Peneliti
mendemonstrasikan tentang hukum I Newton. Kemudian peneliti
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan diskusi dan
praktek sesuai dengan apa yang didemonstrasikan oleh peneliti dengan
melihat buku panduan praktikum.
Kegiatan praktikum pada penelitian ini dilaksanakan pada hari
Jum'at, tanggal 6 November 2009, mulai pukul 11.00 selama 45 menit.
Setelah diskusi kelompok dan praktikum selesai, peneliti menunjuk
dua orang siswa sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok
untuk mempresentasikan hasil praktikum selama 5 menit. Dalam
presentasi hasil praktikum, siswa yang tidak presentasi diberikan
kesempatan untuk bertanya dan menyanggah pendapat temannya.
Siswa yang bertanya dan menyanggah temannya akan memperoleh
tambahan nilai pada penilaian aktivitas siswa. Saat pembelajaran
berlangsung, peneliti dan observer mengamati aktivitas siswa dan
mencatatnya dalam lembar observasi. Setiap selesai presentasi, peneliti
dan siswa yang tidak presentasi memberikan tepuk tangan sebagai
apresiasi. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil praktikum
dan diskusi, kemudian peneliti menyempurnakan dari jawaban siswa
yang belum tepat serta menyimpulkan pembelajaran yang telah
dilakukan. Pada hari Sabtu, tanggal 7 November 2009, siswa
diberikan tes kognitif siklus I dimulai pukul 11.00-11.45 WIB.
c. Pengamatan
1) Pengamatan terhadap aktivitas siswa
Pengamatan terhadap aktivitas siswa yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengamatan aktivitas afektif dan psikomotorik
siswa. Berdasarkan pengamatan terhadap aktivitas siswa, diperoleh
hal-hal sebagai berikut:
a) Pada saat berlangsungnya siklus I, sebagian besar siswa masih
pasif dalam kegiatan pembelajaran. Terbukti dalam proses
belajar mengajar berlangsung, siswa masih malu untuk
bertanya serta masih malu untuk mengungkapkan pendapat.
Dalam melakukan praktikum, yang bekerja hanya 2 atau 3
orang dalam tiap kelompok.
b) Penilaian aktivitas afektif setiap siswa yang meliputi:
1) Sikap menerima dengan baik segala aktivitas kelas dengan
memperhatikan penjelasan, bertanya atau menjawab,
2) Berpendapat/sikap dalam diskusi,
3) Sikap memecahkan masalah,
4) Mengungkapkan ide untuk memecahkan masalah,
5) Bekerjasama dalam kelompok.
c) Penilaian aktivitas psikomotorik setiap siswa yang meliputi:
1) Mempersiapkan alat dan bahan percobaan,
2) Merangkai alat dan bahan percobaan,
3) Melakukan pengamatan dan analisis data,
4) Merapikan kembali alat dan bahan percobaan,
5) Mempresentasikan hasil percobaan.
Tabel 4.2 berikut memperlihatkan hasil pengamatan
terhadap aktivitas afektif dan psikomotorik siswa siklus I sesuai
dengan kriteria penilaian.
Tabel 4.2 Hasil pengamatan aktivitas afektif dan
psikomotorik siswa siklus I
No Kategori Penilaian
Aktivitas Afektif Psikomotorik
Jumlah Siswa Persentase Jumlah
Siswa Persentase
1 Baik 11 30,56% 3 8,33%
2 Cukup 8 22,22% 19 52,78%
3 Kurang Baik 17 47,22% 14 38,89%
4 Tidak Baik 0 0% 0 0%
Perolehan nilai aktivitas afektif dan psikomotorik siswa
dari siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Perolehan nilai aktivitas afektif dan psikomotorik
siswa siklus I
No Kategori Penilaian Aktivitas Afektif
Aktivitas Psikomotorik
1 Nilai terendah 30 30
2 Nilai tertinggi 85 70
3 Nilai rata-rata 53,75 52,22
2) Pengamatan terhadap hasil tes kognitif siswa
Pada saat berlangsungnya tes siklus I, siswa mengerjakan
soal dengan tenang yaitu siswa semuanya diam dan duduk di
tempatnya masing-masing. Siswa tidak ada yang membuat
keributan dan siswa menyelesaikan tes sesuai dengan waktu yang
telah disediakan. Perolehan hasil belajar kognitif siswa dapat
dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil belajar kognitif siklus I
No Kategori Penilaian Hasil Belajar Kognitif
1 Nilai terendah 36
2 Nilai tertinggi 84
3 Nilai rata-rata 64,11
4 Persentase ketuntasan klasikal 52,77%
d. Refleksi
Setelah pelaksanaan dan pengamatan siklus I, peneliti bersama
kolaborator melakukan refleksi untuk mengetahui kelemahan-
kelemahan pada siklus I. Berdasarkan refleksi terhadap perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan tes yang telah diberikan di siklus I, guru
melakukan perbaikan pada siklus II untuk meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa.
Kelemahan utama pada siklus I adalah siswa masih belum aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Terbukti dalam pengamatan proses
belajar mengajar, masih banyak siswa yang malu untuk
mengungkapkan pendapatnya, malu untuk bertanya dan malu untuk
menyanggah pendapat temannya. Dalam kegiatan praktikum,
kekompakan di dalam kelompok juga belum berjalan, hanya 2 atau 3
orang saja yang melakukan praktikum.
Dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, maka
pada siklus II akan tetap dilaksanakan pembelajaran dengan Problem
Based Instruction. Usaha yang dilakukan guru agar hasil belajar siswa
pada siklus II ini nantinya dapat meningkat adalah dengan
meningkatkan keaktifan siswa baik saat pembelajaran dalam kelas
maupun pembelajaran dalam kelompok melalui kegiatan praktikum
dan pemberian kuis secara kelompok. Peningkatan aktivitas siswa saat
pembelajaran dalam kelas dilakukan dengan memberikan motivasi
kepada seluruh siswa dan pemberian kesempatan untuk bertanya atau
berpendapat pada siswa-siswa yang belum aktif, sedangkan
peningkatan aktivitas siswa saat kegiatan praktikum dalam kelompok
dilakukan dengan pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas
kepada masing-masing anggota kelompok.
3. Hasil Tindakan Siklus II
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus II sama seperti siklus I meliputi:
Pembuatan Rencana Pembelajaran (RPP), pembuatan LKS, serta
penyusunan tes siklus II. Perencanaan pada siklus II berdasarkan pada
hasil analisis data lembar observasi dan hasil tes kognitif yang
diberikan pada siklus I.
b. Pelaksanaan tindakan
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 13 November 2009 dengan
materi pokok hukum II Newton, pada proses pembelajaran, peneliti
banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan
peristiwa yang pernah dialami dalam kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan materi dan menanyakan tentang materi yang belum
paham yang sudah dipelajari di rumah. Kemudian guru memberi
kesempatan kepada siswa lain yang bisa menjawab pertanyaan
temannya. Kalau tidak bisa menjawab, peneliti baru menjelaskan
kepada siswa.
Peneliti menyuruh siswa membentuk kelompok sesuai dengan
kelompoknya masing-masing. Peneliti mendemonstrasikan tentang
hukum II Newton. Kemudian peneliti memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melakukan diskusi dan praktek sesuai dengan apa yang
didemonstrasikan oleh peneliti dengan melihat buku panduan
praktikum.
Pada saat praktikum berlangsung, peneliti dan observer
meningkatkan pemantauan kepada setiap kelompok yang sedang
melakukan praktikum. Kegiatan diskusi dan praktikum ini berlangsung
selama 45 menit. Setelah diskusi dan praktikum selesai, peneliti
menunjuk dua orang siswa dari setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil praktikum selama 5 menit. Siswa yang
ditunjuk dalam mempresentasikan hasil praktikum dipilih secara acak.
Dalam presentasi hasil praktikum, siswa yang lain diberikan
kesempatan untuk bertanya dan menyanggah pendapat temannya.
Siswa yang bertanya dan menyanggah temannya akan memperoleh
tambahan nilai pada penilaian aktivitas siswa. Saat pembelajaran
berlangsung, peneliti dan observer mengamati aktivitas siswa dan
mencatatnya dalam lembar observasi. Setiap selesai presentasi, peneliti
dan siswa yang tidak presentasi memberikan tepuk tangan sebagai
apresiasi.
Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil praktikum,
peneliti menyempurnakan jawaban siswa yang belum tepat dan
menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan bersama siswa.
Pada hari Sabtu, tanggal 14 November 2009, siswa diberikan tes
kognitif siklus II dimulai pukul 11.00-11.45 WIB.
c. Pengamatan
1) Pengamatan terhadap aktivitas siswa
Aktivitas pada siklus II mulai meningkat, siswa mulai
berani mengungkapkan peristiwa yang dialami dalam kehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan materi, berani bertanya dan
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya maupun
peneliti. Saat pembelajaran berlangsung, peneliti beserta observer
mengamati aktivitas siswa dan mencatatnya dalam lembar
observasi.
Tabel 4.5 berikut memperlihatkan hasil pengamatan
terhadap aktivitas afektif dan psikomotorik siswa siklus II sesuai
kriteria penilaian (tertera pada lampiran).
Tabel 4.5 Hasil pengamatan aktivitas afektif dan
psikomotorik siswa siklus II
No Kategori Penilaian
Aktivitas Afektif Psikomotorik
Jumlah Siswa Persentase Jumlah
Siswa Persentase
1 Baik 15 41,67% 10 27,78%
2 Cukup 16 44,44% 18 50,00%
3 Kurang Baik 5 13,89% 8 22,22%
4 Tidak Baik 0 0% 0 0%
Perolehan nilai aktivitas afektif dan psikomotorik dari
siklus II dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut.
Tabel.4.6 Perolehan nilai aktivitas afektif dan
psikomotorik siswa siklus II
No. Kategori Penilaian Aktivitas Afektif
Aktivitas Psikomotorik
1 Nilai terendah 30 35
2 Nilai tertinggi 90 85
3 Nilai rata-rata 64,44 58,89
2) Pengamatan terhadap tes hasil belajar kognitif siswa
Pada saat berlangsungnya tes siklus II, siswa mengerjakan
soal dengan tenang yaitu siswa semuanya diam dan duduk di
tempatnya masing-masing. Siswa tidak ada yang membuat
keributan dan siswa menyelesaikan tes sesuai dengan waktu yang
telah disediakan. Perolehan nilai siswa siklus II dapat dilihat pada
tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil belajar kognitif siklus II
No Kategori Penilaian Hasil Belajar Kognitif
1 Nilai terendah 52
2 Nilai tertinggi 92
3 Nilai rata-rata 72,56
4 Persentase ketuntasan klasikal 75%
d. Refleksi
Dari analisis data hasil pengamatan dan tes yang telah
diberikan, peneliti bersama kolaborator melakukan refleksi untuk
mengetahui lagi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada siklus II.
Berdasarkan refleksi terhadap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
dan tes yang telah diberikan di siklus II, peneliti melakukan perbaikan
pada siklus III untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Kelemahan yang terjadi pada siklus II tidak jauh beda dengan
siklus I yaitu seluruh siswa belum aktif dalam pembelajaran, terbukti
masih ada beberapa siswa yang tidak mau mengajukan pertanyaan,
tidak berani mengungkapkan pendapatnya dan dalam melaksanakan
praktikum masih ada siswa yang tidak aktif dalam melakukan
praktikum.
Dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, maka
pada siklus III akan tetap dilaksanakan pembelajaran dengan Problem
Based Instruction. Usaha yang dilakukan guru agar hasil belajar siswa
pada siklus III ini nantinya dapat meningkat adalah dengan
meningkatkan keaktifan siswa baik saat pembelajaran dalam kelas
maupun pembelajaran dalam kelompok melalui kegiatan praktikum
dan pemberian kuis. Peningkatan aktivitas siswa saat pembelajaran
dalam kelas dilakukan dengan memberikan motivasi kepada seluruh
siswa untuk mempelajari hukum III Newton terlebih dahulu di rumah
dan memberikan kesempatan untuk bertanya atau berpendapat pada
siswa-siswa yang belum aktif, sedangkan peningkatan aktivitas siswa
saat kegiatan praktikum dalam kelompok dilakukan dengan pembagian
tugas dan tanggung jawab yang jelas kepada masing-masing anggota
kelompok.
4. Hasil Tindakan Siklus III
a. Perencanaan
Pelaksanaan pada siklus III sama seperti siklus II meliputi :
Pembuatan Rencana Pembelajaran (RPP), pembuatan LKS, serta
penyusunan tes siklus III. Perencanaan pada siklus III berdasarkan
pada hasil analisis data lembar observasi dan hasil tes kognitif yang
diberikan pada siklus II.
b. Pelaksanaan tindakan
Siklus III dilaksanakan pada tanggal 20 November 2009
dengan materi tentang hukum III Newton, pada waktu proses
pembelajaran, peneliti banyak memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengungkapkan peristiwa yang pernah dialami dalam
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi dan menanyakan
tentang materi yang belum paham yang sudah dipelajari di rumah.
Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa lain yang bisa
menjawab pertanyaan temannya. Kalau tidak bisa yang menjawab,
guru baru menjelaskan kepada siswa.
Peneliti menyuruh siswa membentuk kelompok sesuai dengan
kelompoknya masing-masing. Peneliti mendemonstrasikan tentang
hukum III Newton. Kemudian peneliti memberikan kesempatan
kepada siswa untuk melakukan diskusi dan praktek sesuai dengan apa
yang didemonstrasikan oleh peneliti dengan melihat buku panduan
praktikum.
Pada saat praktikum berlangsung, peneliti dan observer
meningkatkan pemantauan kepada setiap kelompok yang sedang
melakukan praktikum. Kegiatan diskusi dan praktikum ini selama 45
menit. Setelah diskusi dan praktikum selesai, peneliti menunjuk dua
orang siswa dari setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil
praktikum selama 5 menit. Siswa yang ditunjuk dalam
mempresentasikan hasil praktikum dipilih secara acak. Dalam
presentasi hasil praktikum, siswa diberikan kesempatan untuk bertanya
dan menyanggah pendapat temannya. Siswa yang bertanya dan
menyanggah temannya akan memperoleh tambahan nilai pada
penilaian aktivitas siswa. Setiap selesai presentasi, peneliti dan siswa
yang tidak presentasi memberikan tepuk tangan sebagai apresiasi.
Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil praktikum,
peneliti menyempurnakan jawaban siswa yang belum tepat dan
menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan bersama siswa.
Pada hari Jum’at tanggal 01 Desember 2009, siswa diberikan tes
kognitif siklus III dimulai pukul 11.00-11.45 WIB.
c. Pengamatan
1) Pengamatan terhadap aktivitas siswa
Pada siklus III aktivitas afektif maupun psikomotorik siswa
meningkat, jumlah siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh teman maupun guru semakin meningkat (lihat
pada lampiran aktivitas afektif dan psikomotorik).
Pada siklus III, siswa semakin aktif dalam pembelajaran.
Saat berlangsungnya praktikum, masing-masing kelompok dapat
melakukan praktikum dan bekerjasama dengan sesama anggota
kelompoknya.
Tabel 4.8 berikut memperlihatkan hasil pengamatan
terhadap aktivitas afektif dan psikomotorik siswa siklus III sesuai
dengan kriteria.
Tabel 4.8 Hasil pengamatan aktivitas afektif dan
psikomotorik siswa siklus III
No Kategori Penilaian
Aktivitas Afektif Psikomotorik
Jumlah Siswa Persentase Jumlah
Siswa Persentase
1 Sangat Baik 9 25,00% 4 11,11%
2 Baik 19 52,78% 18 50,00%
3 Cukup 6 16,67% 14 38,89%
4 Kurang Baik 2 5,56% 0 0%
Perolehan nilai aktivitas afektif dan psikomotorik siswa
dari siklus III dapat di lihat pada tabel 4.9 berikut.
Tabel.4.9 Perolehan nilai aktivitas afektif dan
psikomotorik siswa siklus III
No Kategori Penilaian Aktivitas Afektif
Aktivitas Psikomotorik
1 Nilai terendah 45 50
2 Nilai tertinggi 95 95
3 Nilai rata-rata 77,5 70,14
2) Pengamatan terhadap tes hasil belajar kognitif siswa
Pada saat berlangsungnya tes siklus III, siswa mengerjakan
soal dengan tenang yaitu siswa semuanya diam dan duduk di
tempatnya masing-masing. Siswa tidak ada yang membuat
keributan dan siswa selesai mengerjakan tes sesuai dengan waktu
yang telah disediakan. Hasil belajar kognitif siswa siklus III dapat
di lihat pada tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.10 Hasil belajar kognitif siklus III
No Kategori Penilaian Hasil Belajar Kognitif
1 Nilai terendah 58
2 Nilai tertinggi 92
3 Nilai rata-rata 75,94
4 Persentase ketuntasan klasikal 88,88%
Jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 32 siswa
(88,88%). Hal ini menunjukkan bahwa jumlah siswa yang
memperoleh nilai ³ 60 telah mencapai lebih dari 85%.
d. Refleksi
Pada siklus III siswa semakin aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Batas ketuntasan belajar telah mencapai kriteria yang
ditetapkan. Beberapa kekurangan yang masih terjadi pada siklus III
antara lain faktor psikologi individu masing-masing siswa yang
berbeda sehingga ada siswa yang aktif dan pasif saat pembelajaran
berlangsung. Kelemahan dapat dijadikan masukan kepada guru untuk
lebih memperhatikan siswa yang masih pasif.
B. Pembahasan
1. Siklus I
Berdasarkan pengamatan awal sebelum diterapkan model
pembelajaran Problem Based Instruction, telah diketahui bahwa hasil
belajar peserta didik terhadap mata pelajaran fisika masih tergolong
rendah. Hal ini, dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil tes belajar dan
persentase ketuntasan klasikal sebesar 55,75 (33,33%).
Hal ini disebabkan karena peserta didik tidak pernah dilibatkan
secara langsung dengan materi pembelajaran terhadap kehidupan nyata.
Selama ini guru belum pernah menerapkan model, metode maupun
pendekatan pembelajaran yang bervariasi. Dari informasi yang diperoleh
peneliti bahwa peserta didik kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Dan selama pembelajaran berlangsung peserta didik lebih banyak
mendengar, menulis dan tidak memperhatikan apa yang dijelaskan oleh
guru. Selain itu peserta didik sulit memahami materi yang bersifat abstrak.
Sehingga peserta didik tidak bersemangat untuk mengikuti pembelajaran
fisika. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran fisika siswa masih
malas dan kurang melibatkan aktivitas siswa, sehingga hasil belajar
peserta didik terhadap mata pelajaran fisika sangat kurang.
Dari analisis hasil tes belajar peserta didik dan informasi yang
diperoleh peneliti sebelum tindakan melalui tanya jawab dengan guru
maupun peserta didik, dijadikan dasar peneliti untuk melakukan penelitian
pada tindakan siklus I.
Pada pembelajaran siklus I ini hasil belajar peserta didik baru
dibangkitkan dengan model pembelajaran Problem Based Instruction.
Dengan menelaah permasalahan dari hasil analisis data hasil belajar
peserta didik yang diberikan kepada peserta didik sebelum tindakan. Dari
permasalahan yang dialami oleh peserta didik selama mengikuti
pembelajaran fisika sebelumnya, maka pada siklus I melalui model
pembelajaran Problem Based Instruction diharapkan dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik terhadap mata pelajaran fisika.
Pada siklus I materi yang disampaikan adalah hukum I Newton.
Tindakan pada pembelajaran siklus I dengan menerapkan model
pembelajaran Problem Based Instruction. Pada awal pembelajaran guru
menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru memulai pembelajaran dengan
memberikan motivasi kepada peserta didik dan menjelaskan pengertian
gaya, massa dan percepatan. Guru memberi pertanyaan kepada peserta
didik tentang gaya dan hukum I Newton yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari. Kemudian memberi kesempatan peserta didik untuk
mengungkapkan hal yang mereka ketahui terkait dengan materi hukum I
Newton dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian guru memberi penjelasan
dan mengaitkan fenomena-fenomena yang pernah peserta didik alami
dengan materi yang disampaikan.
Dalam pembelajaran siklus I guru membagi peserta didik menjadi
beberapa kelompok yang terdiri dari 6 anggota kelompok. Dan
memberikan permasalahan kepada peserta didik sebelum peserta didik
melakukan percobaan sederhana yang menunjukkan pengaruh gaya pada
hukum I Newton. Peserta didik diajak ke laboratorium untuk melakukan
percobaan hukum I Newton dengan mempersiapkan alat sendiri, yaitu
sebuah silinder, kelereng, kertas dan mistar. Kemudian guru memberi
kesempatan kepada kelompok peserta didik untuk melakukan percobaan.
Setelah itu peserta didik menganalisis satu persatu kegiatan yang mereka
lakukan. Data yang diperoleh dicatat ke dalam tabel pengamatan pada
lembar kerja kelompok. Dengan bimbingan guru peserta didik
mendiskusikan hasil pengamatan dan mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelompok lain. Melalui percobaan tersebut peserta didik dapat
terlibat secara langsung dengan apa yang dipelajarinya.
Dengan model pembelajaran Problem Based Instruction, membuat
peserta didik aktif untuk melakukan pengamatan terhadap percobaan yang
menunjukkan hukum I Newton, sehingga peserta didik akan memahami
peristiwa tersebut dengan mudah. Melalui kegiatan tersebut diharapkan
peserta didik akan dapat menyimpulkan sendiri hasil percobaan tersebut
melalui diskusi kelompok. Namun pada siklus I ini kebanyakan peserta
didik masih rendah dalam mempelajari buku fisika secara mandiri dan
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Dan selama proses
pembelajaran, peserta didik masih banyak yang tidak memperhatikan dari
penjelasan guru dan berbicara sendiri dengan teman sebangkunya.
Karenanya peserta didik perlu diberi bimbingan dan dorongan motivasi
agar peserta didik mempunyai semangat mengikuti pembelajaran mata
pelajaran fisika.
Dari hasil pengamatan aktivitas peserta didik dalam mengikuti
proses pembelajaran Problem Based Instruction, ketuntasan hasil belajar
aspek afektif pada siklus I didapat skor rata-rata kelas 53,75. Sehingga
belum memenuhi ketuntasan belajar yang ditentukan.
Peserta didik dalam menerima aktivitas kelas dengan
memperhatikan penjelasan, bertanya atau menjawab sebesar 57,64%,
peserta didik yang berpendapat/ sikap dalam diskusi 58,33%, sikap peserta
didik dalam memecahkan masalah 59,03%, peserta didik dalam
mengungkapkan ide untuk memecahkan masalah 45,14% sikap peserta
didik dalam bekerja sama dalam kelompok 48,61%. Kelima aspek tersebut
belum mencapai indikator keberhasilan. Hal ini dikarenakan peserta didik
belum terbiasa untuk mengemukakan pendapat atau ide, pertanyaan atau
sanggahan karena malu dan takut salah dalam menyampaikannya, belum
dapat melakukan kerja sama antar anggota kelompok dengan baik.
Ketuntasan belajar aspek psikomotorik pada siklus I dengan skor
rata-rata sebesar 52,22, sehingga belum mencapai ketuntasan belajar yang
ditentukan. Pada aspek psikomotorik ada beberapa aspek yang diamati
dalam penilaian yaitu peserta didik mempersiapkan alat percobaan 50%
dilakukan dengan cukup baik. Peserta didik dalam merangkai alat
percobaan sebesar 50% dilakukan dengan cukup baik, melakukan
pengamatan dan analisis data sebesar 47,92% , peserta didik yang
merapikan alat percobaan sebesar 59,03% dan peserta didik yang
mempresentasikan hasil percobaan sebesar 54,12%.
Dari aspek-aspek tersebut masih tergolong kurang kompeten. Hal
ini disebabkan peserta didik masih bingung dalam menggunakan alat dan
bahan percobaan. Selain itu, peserta didik belum terbiasa bekerja sama
dalam kelompok, karena pembelajaran sebelumnya peserta didik belum
pernah diajak untuk melakukan sebuah percobaan maupun diskusi yang
berkaitan dengan materi pembelajaran. Dan peserta didik masih merasa
malu untuk mempresentasikan hasil dari diskusi kelompok.
Ketuntasan hasil belajar kognitif peserta didik dengan menerapkan
model pembelajaran Problem Based Instruction pada siklus I, hasil tes
evaluasi dari 36 peserta didik menunjukan 19 peserta didik sudah tuntas
dan 17 peserta didik belum tuntas, dengan nilai rata-rata 64,11 dan
persentase 52,77%. Dari hasil belajar kognitif belum mencapai ketuntasan
belajar yang ditentukan yaitu 65 sesuai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM) dan ketuntasan belajar klasikal 85% dari jumlah peserta didik.
Berdasarkan hasil analisis, maka peneliti melakukan perbaikan
dalam menerapkan model pemblejaran Problem Based Instruction pada
tindakan siklus II. Ada beberapa hal yang diperhatikan pada peserta didik
dalam tindakan siklus II, dari refleksi siklus I, yaitu sebagai berikut :
a. Motivasi belajar peserta didik lebih ditingkatkan.
b. Keaktifan peserta didik dalam bertanya, menjawab, memecahkan
masalah dan bekerja sama dalam kelompok.
c. Meningkatkan kemampuan dalam mempersiapkan alat, merangkai alat,
melakukan pengamatan, merapikan kembali dan mempresentasikan
hasil percobaan.
d. Hasil belajar kognitif belum mencapai ketuntasan secara klasikal perlu
ditingkatkan.
2. Siklus II
Pada siklus II materi yang disampaikan adalah hukum II Newton.
Pembelajaran pada siklus II dengan menerapkan model pembelajaran
Problem Based Instruction, guru memulai pembelajaran dengan
memberikan kuis dan motivasi dengan pengertian gaya gesek, resultan
gaya dan menunjukan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian
peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi sebelumnya
yang belum paham. Kesempatan diberikan kepada peserta didik yang lain
untuk menjawab atau memberi tanggapan dari pertanyaan temannya.
Kemudian guru memberi penjelasan dan meluruskan jawaban yang kurang
tepat kepada peserta didik.
Guru membagi kelompok peserta didik yang terdiri dari 6 anggota
kelompok dan membagikan lembar kerja kelompok kepada masing-masing
kelompok serta peserta didik menyiapkan alat dan bahan percobaan. Yaitu
percobaan hukum II Newton dengan menggunakan neraca pegas, balok,
benang, mistar dan stopwatch. Peserta didik diarahkan untuk melakukan
percobaan sesuai dengan langkah-langkah pada lembar kerja kelompok.
Kemudian peserta didik melakukan percobaan dengan merangkai alat dan
bahan sesuai dengan petunjuk yang ada. Setelah itu peserta didik
mengamati apa yang mereka lakukan. Data pengamatan yang diperoleh
peserta didik kemudian dicatat dalam tabel pengamatan.
Setelah percobaan selesai peserta didik mendiskusikan hasil
percobaan dengan anggota kelompoknya. Guru menunjuk salah satu
kelompok untuk mempresentasikan dari hasil diskusi kelompok kepada
kelompok lain. Kelompok lain mengajukan pertanyaan dan memberi
sanggahan terhadap hasil diskusi yang dipresentasikan. Setiap kelompok
yang selesai mempresentasikan, kelompok lain memberi tepuk tangan
sebagai apresiasi. Kemudian guru meluruskan jawaban peserta didik yang
kurang benar dari hasil diskusi dan menyimpulkannya.
Pembelajaran pada siklus II dengan menerapkan model
pembelajaran Problem Based Instruction, hasil belajar peserta didik
meningkat baik. Dari hasil pengamatan aktivitas peserta didik dalam
mengikuti proses pembelajaran Problem Based Instruction, ketuntasan
belajar aspek afektif mengalami peningkatan dari skor rata-rata kelas
53,75 pada siklus I menjadi 64,44 pada siklus II. Sehingga menunjukkan
aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran siklus II meningkat
tetapi belum memenuhi ketuntasan belajar.
Pada siklus II peserta didik dalam bertanya atau menjawab sebesar
68,05%, peserta didik yang berpendapat/ sikap dalam diskusi 65,97%,
sikap peserta didik dalam memecahkan masalah 75,69%, peserta didik
dalam mengungkapkan ide untuk memecahkan masalah 56,94% sikap
peserta didik dalam bekerja sama dalam kelompok 55,55%. Dari kelima
aspek tersebut hanya dua aspek yang belum mencapai indikator
keberhasilan. Hal ini disebabkan karena peserta didik masih malu untuk
berpendapat atau mengemukakan ide, pertanyaan atau sanggahan karena
malu dan takut salah dalam menyampaikannya, belum dapat melakukan
kerja sama antar anggota kelompok dengan baik.
Ketuntasan belajar aspek psikomotorik pada siklus II meningkat
yaitu skor rata-rata sebesar 52,22 pada siklus I menjadi 58,89 pada siklus
II. Dalam penilaian aspek psikomotorik ada beberapa aspek yang diamati
dan dinilai yaitu peserta didik mempersiapkan alat percobaan 60,41%
dilakukan dengan cukup baik. Peserta didik dalam merangkai alat
percobaan sebesar 59,02% dilakukan dengan cukup baik, melakukan
pengamatan dan analisis data sebesar 59,02% dilakukan dengan cukup
baik, peserta didik yang merapikan alat percobaan sebesar 61,80%
dilakukan dengan cukup baik dan peserta didik yang mempresentasikan
hasil percobaan sebesar 54,16% dilakukan dengan cukup baik.
Pada siklus II sebagian peserta didik sudah mempelajari buku-buku
fisika dengan mandiri dan mengerjakan tugas dengan baik. Dan peserta
didik sudah dapat menyusun dan melakukan percobaan sesuai dengan
langkah-langkah percobaan pada lembar kerja kelompok. Selain itu,
peserta didik sudah terbiasa kerjasama dalam kelompok, karena pada
siklus I guru sudah menerapkan pembelajaran dengan metode diskusi
kelompok. Sehingga peserta didik memiliki keberanian untuk
mempresentasikan hasil dari diskusi kelompok.
Ketuntasan belajar kognitif peserta didik dengan menerapkan
model pembelajaran Problem Based Instruction pada siklus II, ditunjukan
hasil tes evaluasi yang meningkat. Dari 36 peserta didik 27 peserta didik
sudah tuntas dan 9 peserta didik belum tuntas, dengan nilai rata-rata 72,56
dan persentase 75,00%. Hasil belajar kognitif tersebut sudah mencapai
ketuntasan belajar minimal yang ditentukan yaitu 65 dan untuk ketuntasan
belajar klasikal belum tercapai 85% dari jumlah peserta didik.
Hasil pengamatan selama pembelajaran berlangsung peserta didik
mulai memperhatikan penjelasan dari guru. Dan dalam menggunakan alat
dan bahan percobaan sebagian peserta didik sudah mengerti. Serta
keberanian peserta didik untuk bertanya dan mengemukakan pendapat
mulai bermunculan. Meskipun peserta didik dalam menyampaikan dengan
rasa malu.
Berdasarkan hasil analisis pada siklus II, untuk peningkatan hasil
belajar sudah mencapai ketuntasan yang ditentukan. Namun ketuntasan
klasikal pada belajar kognitif belum dapat tercapai. Maka peneliti masih
perlu melakukan perbaikan dalam menerapkan model pembelajaran
Problem Based Instruction pada tindakan siklus III. Ada beberapa hal
yang diperhatikan pada peserta didik dalam tindakan siklus III, yaitu
sebagai berikut :
a. Keaktifan peserta didik dalam bertanya dan menjawab ditingkatkan.
b. Hasil belajar kognitif belum mencapai ketuntasan secara klasikal
masih perlu ditingkatkan.
3. Siklus III
Pada siklus III materi yang disampaikan adalah hukum III Newton.
Tindakan pada siklus III tidak jauh berbeda dengan pembelajaran yang
dilakukan pada siklus II. Dimana pembelajaran pada siklus III, guru
memulai pembelajaran dengan memberikan kuis dan motivasi yang
berkaitan dengan pengertian gaya, pengaruh gaya dan percepatan pada
hukum III Newton. Peserta didik diminta untuk menyebutkan contoh yang
ada dilingkungan sekitar yang berkaitan dengan materi serta
menjelaskannya. Kemudian guru memberi permasalahan kepada peserta
didik sebagai bahan percobaan dan diskusi.
Guru membagi kelompok peserta didik yang terdiri dari 6 anggota
kelompok dan membagikan lembar kerja kelompok kepada masing-masing
kelompok serta meminta seluruh kelompok untuk menyiapkan alat dan
bahan percobaan. Percobaan yang dilakukan peserta didik adalah
percobaan hukum III Newton. Guru mengarahkan untuk melakukan
percobaan sesuai dengan langkah-langkah pada lembar kerja kelompok.
Peserta didik melakukan percobaan dengan merangkai alat dan
bahan sesuai dengan apa yang ada dalam lembar kerja. Kemudian peserta
didik memasukan pengamatan dan analisis, tetapi setiap siswa harus
melakukan sendiri-sendiri. Setelah itu peserta didik mengamati apa yang
terjadi pada saat mereka melakukan percobaan. Data pengamatan yang
diperoleh peserta didik kemudian dicatat ke dalam tabel pengamatan.
Setelah percobaan selesai peserta didik mendiskusikan hasil
percobaan dengan anggota kelompoknya dan mempresentasikan hasil
diskusi kelompok kepada kelompok lain. Kelompok lain diberi
kesempatan waktu untuk bertanya dan memberi sanggahan terhadap hasil
diskusi yang dipresentasikan. Kemudian guru membenarkan jawaban
peserta didik yang kurang tepat dari hasil diskusi dan menyimpulkan
hasilnya.
Pembelajaran pada siklus III dengan menerapkan model
pembelajaran Problem Based Instruction, hasil belajar peserta didik
meningkat sangat baik. Dari hasil pengamatan aktivitas peserta didik
dalam mengikuti proses pembelajaran Problem Based Instruction,
ketuntasan belajar aspek afektif mengalami peningkatan dari skor rata-rata
kelas 64,44 pada siklus II menjadi 77,50 pada siklus III. Sehingga
menunjukkan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran siklus III
meningkat dan memenuhi ketuntasan belajar sangat baik.
Pada siklus III peserta didik dalam bertanya atau menjawab sebesar
79,86%, peserta didik yang berpendapat/ sikap dalam diskusi 81,25%,
sikap peserta didik dalam memecahkan masalah 81,94%, peserta didik
dalam mengungkapkan ide untuk memecahkan masalah 70,13% sikap
peserta didik dalam bekerja sama dalam kelompok 74,30%. Dari kelima
aspek tersebut semua aspek yang telah mencapai indikator keberhasilan.
Ketuntasan belajar aspek psikomotorik pada siklus III meningkat
yaitu skor rata-rata sebesar 58,89 pada siklus II menjadi 70,14 pada siklus
III. Dalam penilaian aspek psikomotorik ada beberapa aspek yang diamati
dan dinilai yaitu peserta didik mempersiapkan alat percobaan 71,52%
dilakukan dengan baik. Peserta didik dalam merangkai alat percobaan
sebesar 68,05% dilakukan dengan cukup baik, melakukan pengamatan dan
analisis data sebesar 72,22% dilakukan dengan baik, peserta didik yang
merapikan alat percobaan sebesar 70,83% dilakukan dengan baik dan
peserta didik yang mempresentasikan hasil percobaan sebesar 68,05%
dilakukan dengan cukup baik. Dari aspek-aspek tersebut dalam siklus III
dilakukan oleh peserta didik dengan baik. Selain itu peserta didik sudah
terbiasa bekerjasama dalam kelompok baik pada saat melakukan
percobaan maupun diskusi, dan memiliki keberanian untuk menyampaikan
argumen atau pendapat. Sehingga aspek psikomotorik pada siklus III
mencapai indikator yang ditentukan.
Ketuntasan belajar kognitif peserta didik dengan menerapkan
model pembelajaran Problem Based Instruction pada siklus III, ditunjukan
hasil tes evaluasi yang meningkat tinggi. Dari 36 peserta didik 32 peserta
didik sudah tuntas dan 4 peserta didik belum tuntas, dengan nilai rata-rata
kelas sebesar 75,94 dan persentase ketuntasan klasikal 88,88%. Dari hasil
belajar kognitif pada siklus III sudah mencapai ketuntasan belajar yang
ditentukan yaitu nilai KKM sebesar 65 dan ketuntasan belajar klasikal
sebesar 85% dari jumlah peserta didik.
4. Gambar Grafik Hasil Analis Data Siklus I, Siklus II dan Siklus III
Perolehan nilai kognitif siswa dari siklus I sampai siklus III dapat
dilihat pada Gambar 4.1.
0
20
40
60
80
100
Siklus I Siklus II Siklus III
Nilai tertinggiNilai Rata-rataNilai terendah
Gambar 4.1 Perbandingan perolehan nilai kognitif siklus I, II, III.
Perbandingan perolehan nilai aktivitas afektif siswa dari siklus I
sampai siklus III dapat dilihat pada gambar 4.2.
0
20
40
60
80
100
Siklus I siklus II siklus III
Nilai TertinggiNilai Rata-rataNilai Terendah
Gambar 4.2 Perbandingan perolehan nilai aktivitas afektif siklus I, II, III.
Perbandingan perolehan nilai aktivitas psikomotorik siswa dari
siklus I sampai siklus III dapat dilihat pada gambar 4.3.
Nila
i N
ilai
0
20
40
60
80
100
Siklus I Siklus II siklus III
Nilai TertinggiNilai Rata-rataNilai Terendah
Gambar 4.3 Perbandingan perolehan nilai aktivitas psikomotorik siklus I, II, III.
C. ANALISIS CAPAIAN
Dengan indikator keberhasilan sebagai berikut :
3. Peningkatan hasil belajar siswa yang dilihat dari hasil tes dan persentase
ketuntasan belajar klasikal yang dicapai siswa. Keberhasilan siswa untuk
aspek kognitif dapat dilihat dari tes, jika hasil belajar siswa mencapai nilai
minimal 65 secara individu dan minimal 85% secara klasikal.
4. Terjadi peningkatan aktivitas afektif dan aktivitas psikomotorik siswa dari
siklus I sampai siklus III.
Maka indikator keberhasilan dalam penelitian ini tercapai. Hal ini
dapat dilihat dari hasil tes pada tiap siklus serta hasil aktivitas siswa baik
afektif maupun psikomotorik yang mengalami peningkatan pada tiap
siklusnya. Hasilnya adalah sebagai berikut :
1. Pada siklus I hasil belajar rata-rata adalah 64,11 dengan persentase
ketuntasan 52,77%, aktivitas afektif 53,75 dan aktivitas psikomotoriknya
52,22.
2. Pada siklus II hasil belajar rata-rata adalah 72,56 dengan persentase
ketuntasan 75%, aktivitas afektif 64,44dan aktivitas psikomotoriknya
58,89.
Nila
i
3. Pada siklus III hasil belajar rata-rata adalah 75,94 dengan persentase
ketuntasan 88,88%, aktivitas afektif 75,50 dan aktivitas psikomotoriknya
70,14.
BAB V
SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran Problem Based
Instruction pada materi pokok hukum Newton tentang gerak dapat
meningkatkan hasil belajar aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa
kelas X-2 MAN Semarang 1 Tahun Ajaran 2009/2010. Peningkatan hasil
belajar dapat dilihat dari kenaikan nilai rerata dan ketuntasan belajar klasikal
dari satu siklus ke siklus berikutnya.
Hasil belajar kognitif mengalami peningkatan. Sebelum penerapan
model pembelajaran Problem Based Instruction, nilai tes rata-ratanya 55,75
dengan ketuntasan belajar klasikal 33,33%. Pada siklus I, nilai tes rata-ratanya
64,11 dan ketuntasan belajar klasikal 52,77%. Pada siklus II, nilai tes rata-
ratanya 72,56 dengan ketuntasan belajar klasikal 75,00%. Pada siklus III, nilai
tes rata-ratanya 75,94 dengan ketuntasan belajar klasikal 88,88%.Hasil belajar
afektif juga mengalami peningkatan. Pada siklus I, nilai rata-ratanya 53,75.
Pada siklus II, nilai rata-ratanya 64,44. Pada siklus III, nilai rata-ratanya 77,50.
Hasil belajar psikomotorik juga mengalami peningkatan. Pada siklus I, nilai
rata-ratanya 52,22. Pada siklus II, nilai rata-ratanya 58,98. Pada siklus III, nilai
rata-ratanya 70,14.
B. Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan
adalah :
1. Problem Based Instruction atau Pembelajaran berdasarkan masalah dapat
dijadikan sebagai alternatif pembelajaran bagi guru dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Dalam pelaksanaan Problem Based Instruction, jika proses pemecahan
masalah autentik untuk mencari dan mengkonstruksi pengetahuan
dilakukan melalui percobaan, maka diperlukan kelengkapan alat-alat
percobaan untuk mempermudah siswa melakukan percobaan dan
memperlancar proses pembelajaran.
3. Bagi peneliti mendatang, disarankan untuk memperhatikan apa yang
menjadi keterbatasan dalam penelitian ini. Sehingga penelitian yang akan
datang dapat terlaksana secara baik dan dapat menghasilkan sesuatu yang
mampu dipertanggungjawabkan.
C. Penutup
Syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya, maka
terselesaikan penyusunan skripsi yang sederhana ini.
Dengan analisis dan kesimpulan di atas diharapkan penulis dapat
bersifat arif dalam memandang dan memberikan saran guna perbaikan proses
belajar- mengajar yang lebih baik. Dalam penyusunan skripsi ini penulis
masih banyak kekurangan karena terbatasnya literatur yang ada serta kekurang
telitian analisis dari penulis. Namun demikian penulis telah berusaha
semaksimal mungkin agar yang telah penulis paparkan dalam penelitian ini
dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan para pembaca umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003).
Ahmad Asy-Syakir Al-Khubuwy, Utsman bin Hasan, Durratu An-Nashihin, (Bandung: Al-Ma’arif, tth).
Arifatul Kharida, Luluk, “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Instruction) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Elastisitas Bahan Kelas XI SMA Islam Sultan Agung I Semarang, Skripsi Fakultas MIPA UNNES Semarang, (Semarang : Perpustakaan UNNES, 2009), t.d.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001), hlm.
, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008).
Aqib, Zaenal dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : CV. Yrama Widya, 2009).
, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, Cet I, (Bandung : Yrama Widya, 2008).
Badan Hukum Pendidikan (BHP) (Bandung: Nuansa Aulia, 2009). Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori belajar dan pembelajaran, (Yogyakarta :
Ar-Ruzz Media, 2008), cet. 3. BSNP, Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh / Model Silabus
SMA/MA, (Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 2006).
Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, Al-Jumaanatul ‘Alii, (Bandung : CV. J-Art, 2005).
Dimyati, dkk., Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet.3. Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008). Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,
(Jakarta:Rineka Cipta, 2002), Cet. 2. Fathurrohman, Pupuh, dkk., Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman
Konsep Umum & Konsep Islam, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), Cet. 2.
Giancoli, Douglas C, Fisika Edisi Kelima Jilid I, (Jakarta : Erlangga, 2001). Halliday, dkk., Fundamentals of Physics Fifth Edition, (United States of America,
1997). Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2008).
Hidayat Setyawan, Lilik, Kamus Fisika Bergambar, (Purwokerto: Pakar Raya, 2004).
Http://www.idonbiu.com/metode-pembelajaran-efektif-metode_2532.html. (diunduh tgl. 21 September 2009).
Jihad, Asep, dkk., Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008), cet. 1.
Jogiyanto, Pembelajaran Metode Kasus untuk Dosen dan Mahasiswa, (Yogyakarta: Andi Offset, 2006).
Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi, Karakteristik dan Implementasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006).
Muslich, Masnur, Melaksanakan PTK Itu Mudah (Classroom Action Research) Pedoman Praktis Bagi Guru Profesional, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009).
Nurhadi, Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban, (Jakarta: Grasindo, 2004). Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009).
Sanjaya, Wina, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), cet. 3
, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008).
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah (Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an), (Jakarta : Lentera Hati, 2002), Volume. 3.
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), cet. 3.
SM, Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang : RaSAIL Media Group, 2008).
Sumarsono, Gathot, “Penerapan Problem Based Instruction Sebagai upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pokok Bahasan Kinematika Gerak Lurus pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Batang Tahun Pelajaran 2005/2006, Skripsi Fakultas MIPA UNNES Semarang, (Semarang : Perpustakaan UNNES, 2006), t.d.
Sunardi, dkk., Fisika Bilingual untuk SMA/MA Kelas X, (Bandung: Yrama Widya, 2008), cet.5.
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Rosda Karya, 1999), Cet. 6.
Suprapto, Adi, “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction Materi Fluida Statik untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa Kelas XI IPA MA AL Asror, Skripsi Fakultas MIPA UNNES Semarang, (Semarang : Perpustakaan UNNES, 2009), t.d.
Suratman, M., Memahami Fisika SMK, (Bandung, Armico, 2006).
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007).
Wicaksono, Agung, Model Pembelajaran Problem Based Instruction-PBI, http://agungprudent.wordpress.com. (diunduh tgl 24 Juni 2009).
Wuryani D. Sri Esti, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Grasindo, 2006), Cet.3.
Yamin, Martinis, Paradigma Pendidikan Konstruktivistik, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008).
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
Tempat/Tanggal Lahir
Jenis kelamin
Agama
Kewarganegaraan
Alamat
Riwayat Pendidikan
:
:
:
:
:
:
:
Muhammad Arif
Semarang, 08 Februari 1986
Laki-laki
Islam
Indonesia
Pedurungan Tengah Rt.03/VI Semarang (50192)
Kelurahan Pedurungan Tengah Kecamatan
Pedurungan Kota Semarang.
a. SD N Tlogomulyo 01 Semarang
b. SLTP N 2 Tegowanu Grobogan
c. MAN Semarang 1
d. Fakultas Tarbiyah Jurusan Tadris Fisika IAIN
Walisongo Semarang
Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Semarang, 23 Juni 2010
Penulis
Muhammad Arif
Lampiran 1
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS X TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Kelas : X-2 Semester : I No Nama L/P
1. Ade Candra Lexmana Laki-laki
2. Afiyatul Islahin Perempuan
3. Ahmad Rifqi Laki-laki
4. Amida Amalia Perempuan
5. Ani Lufiningrum Perempuan
6. Aprilia Ariesty Perempuan
7. Ari Sulistiyo Laki-laki
8. Ayu Setyaningsih Perempuan
9. Dian Putri Susilo Perempuan
10. Dwi Purwati Perempuan
11. Evi Nur Laili Perempuan
12. Fathun Niam Laki-laki
13. Iin Anis Saturrohmah Perempuan
14. Iqbal Abdul Ghoni Laki-laki
15. Isna Alfiatus Sa’adah Perempuan
16. Laila Mutsaqofatul I Perempuan
17. Luthfiyatun Nadhroh Perempuan
18. M. Wafiq Mahtiyar Laki-laki
19. M. Zaenal Arifin Laki-laki
20. M. Nur Kumaidi Laki-laki
21. Mustaqfirin Laki-laki
22. Musyaropah Perempuan
23. Nibras Laila Perempuan
24. Nur Fadlillah Perempuan
25. Nurul Hidayati Perempuan
26. Qiqi Rizki Emelia Perempuan
27. Rifka Annisa Perempuan
28 Ruly Kiky Shofa Laki-laki
29 S. Krisa Neqiwati Perempuan
30 Siti Aisah Perempuan
31 Siti Nur Hotimah Perempuan
32 Taufik Hidayat Laki-laki
33 Taufik Aji Arisanto Laki-laki
34 Uliana Shofa Perempuan
35 Uswatun Khasanah Perempuan
36 Yulianti Perempuan
Lampiran 2
DAFTAR KELOMPOK PESERTA DIDIK
Kelompok I
1. Ahmad Rifqi
2. Amida Amalia
3. Ani Lufiningrum
4. Aprilia Ariesty
5. Ari Sulistiyo
6. Dian Putri Susilo
Kelompok II
1. Ade Candra Lexmana
2. Afiyatul Islahin
3. Ayu Setyaningsih
4. Dwi Purwati
5. Fathun Niam
6. Iqbal Abdul Ghoni
Kelompok III
1. Evi Nur Laili
2. Iin Anis Saturrohmah
3. Isna Alfiatus Sa’adah
4. Laila Mutsaqofatul I
5. M. Zaenal Arifin
6. Ruly Kiky Shofa
Kelompok IV
1. Luthfiyatun Nadhroh
2. M. Nur Kumaidi
3. Mustaqfirin
4. Musyaropah
5. Nibras Laila
6. Nur Fadlillah
Kelompok V
1. M. Wafiq Mahtiyar
2. Nurul Hidayati
3. Qiqi Rizki Emelia
4. Rifka Annisa
5. S. Krisa Neqiwati
6. Siti Aisah
Kelompok VI
1. Siti Nur Hotimah
2. Taufik Hidayat
3. Taufik Aji Arisanto
4. Uliana Shofa
5. Uswatun Khasanah
6. Yulianti
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Siklus I
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
:
:
:
:
:
:
:
MAN Semarang 1
Fisika
X / I
2 x 45 menit (2 jam pelajaran)
Menerapkan konsep dan prinsip dasar
kinematika dan dinamika benda titik.
Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip
dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal,
dan gerak melingkar beraturan.
1. Mendeskripsikan hukum I Newton melalui
percobaan sederhana serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari
2. Memformulasikan hukum I Newton
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu :
1. Menjelaskan pengertian hukum I Newton dan memformulasikannya.
2. Menyelidiki gaya kelembaman sebuah benda.
3. Mengaplikasikan konsep hukum I Newton dalam kehidupan sehari-hari.
B. Materi Pembelajaran
Hukum I Newton
C. Metode Pembelajaran
1. Model : Problem Based Instruction
2. Metode : - Ceramah
- Demonstrasi
- Diskusi kelompok
Lampiran 3
D. Langkah-Langkah Kegiatan
Kegiatan Aktivitas waktu
Guru Siswa
Pendahuluan
a. Apersepsi
b. Permasalahan
c. Motivasi
§ Memaparkan
fenomena alam
tentang prinsip
hukum I Newton.
§ Memberikan
permasalahan
kepada siswa
“Mengapa ketika
seseorang naik
mobil yang diam,
lalu mobil digas
dengan cepat maka
tubuh orang
tersebut terdorong
ke belakang?”
§ Memberi respon
terhadap jawaban
siswa kemudian
memberi motivasi
kepada siswa untuk
mencari fenomena
lain yang
menunjukkan
prinsip hukum I
Newton.
§ Memperhatikan,
mendengarkan
dan menjawab
pertanyaan guru.
§ Mengajukan
hipotesis
sementara. Hal
ini dikarenakan
tubuh orang
tersebut
cenderung
mempertahankan
keadaan semula
yaitu diam.
§ Mencari
fenomena lain
yang
menunjukkan
prinsip hukum I
Newton.
10’
Kegiatan Inti § Menjelaskan tujuan 70’
pembelajaran yaitu
melaksanakan
percobaan “prinsip
hukum I Newton”.
§ Membimbing siswa
untuk membentuk
kelompok yang
masing-masing
kelompok terdiri
dari 5 orang.
§ Membagi LKS
percobaan,
mengarahkan dan
membimbing siswa
untuk melaksanakan
percobaan “prinsip
hukum I Newton”.
§ Meminta perwakilan
tiap kelompok untuk
menunjukkan hasil
percobaan dan hasil
diskusi
kelompoknya.
§ Menjelaskan dan
meluruskan hasil
diskusi siswa.
Penutup § Membimbing siswa
untuk
menyimpulkan hasil
percobaan.
§ Mengarahkan siswa
§ Menyimpulkan
hasil percobaan
bersama guru.
§ Mengumpulkan
10’
untuk
mengumpulkan LKS
percobaan.
§ Memberikan
penghargaan kepada
kelompok yang hasil
kerjanya baik.
LKS percobaan.
§ Menerima
penghargaan dari
guru atas hasil
kerja yang baik.
E. Sumber/Bahan dan Alat Belajar
1. Sumber belajar :
Marthen Kanginan, Fisika 2000 SMU kelas 1, Jakarta : Erlangga, 2000 ط
Sunardi dan Esta Indra Irawan, Fisika Bilingual untuk SMA/MA kelas ط
X semester 1 dan 2, Bandung : Ryama Widya, 2008
2. Bahan dan alat belajar : LKS, kertas, dan silinder
F. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian 2. Bentuk Instrumen 3. Lembar Penilaian 4. Contoh instrumen
: : : :
Tes tertulis dan observasi Soal uraian atau essay Lembar kognitif, afektif dan psikomotorik.
a. Soal uraian
Apakah yang dimaksud dengan hukum kelembaman? Bagaimanakah bunyi hukum I Newton? Jawab : Hukum kelembaman adalah hukum yang menyatakan bahwa setiap benda selalu cenderung mempertahankan posisinya. “Setiap benda akan tetap diam atau bergerak lurus beraturan kecuali ada gaya yag bekerja padanya.” (skor : 5)
b. Aspek afektif
Rubrik
No Aspek Skor 1.
2. 3. 4. 5.
Sikap menerima dengan baik segala aktivitas kelas dengan memperhatikan penjelasan, bertanya atau menjawab. Berpendapat/ sikap dalam diskusi Sikap memecahkan masalah Mengungkapkan ide untuk memecahkan maslah Bekerjasama dalam kelompok
4 4 4 4 4
Jumlah 20
c. Aspek psikomotorik
Rubrik
No Aspek Skor 1. 2. 3. 4. 5.
Mempersiapkan alat dan bahan percobaan Merangkai alat dan bahan percobaan Melakukan pengamatan dan analisis data Merapikan kembali alat dan bahan percobaan Mengkomunikasikan hasil percobaan
4 4 4 4 4
Jumlah 20
Guru mata pelajaran,
Suhardi, S.Pd
NIP. 150399718
Semarang, November 2009
Peneliti,
Muhammad Arif NIM. 053611327
Mengetahui,
Kepala MAN Semarang 1
Drs. Syaifudin, M.Pd NIP. 1965 1015 199203 1003
LEMBAR KEGIATAN SISWA 1
“HUKUM I NEWTON”
A. Tujuan
1. Menyelidiki hukum I Newton
2. Menformulasikan hukum I Newton
B. Permasalahan
“Ketika kalian berada di dalam mobil, tiba-tiba mobil bergerak maka kalian
akan merasakan terdorong ke belakang. Dan pada saat mobil tiba-tiba
berhenti, kalian akan merasakan terdorong ke depan. Mengapa bisa
demikian?”
C. Alat dan Bahan
1. Silinder
2. Kelereng
3. Kertas
4. Meja
5. Mistar
D. Langkah Kerja
1. Letakkan kertas di atas meja, kemudian taruh silinder di atas kertas.
Seperti gambar dibawah ini!
Keterangan :
A = Meja
B = Kertas
C = Kelereng
Panduan Guru
A B C
2. Amati keadaan silinder pada saat ditarik secara perlahan, saat kertas ditarik
secara cepat dengan sentakan, dan saat kertas ditarik secara perlahan
kemudian dihentikan.
3. Catat pengamatan kalian dalam tabel.
E. Tabel pengamatan
No Kegiatan Jarak
Tarikan
Keadaan
Silinder
1 Kertas ditarik secara
perlahan
100 cm Silinder yang semula diam turut
bergerak bersama kertas
2 Kertas ditarik secara
cepat dengan suatu
sentakan
- Silinder yang semula diam tetap
diam tidak turut bergera bersama
kertas
3 Kertas ditarik secara
perlahan kemudian
dihentikan
50 cm Silinder turut bergerak bersama
kertas, lalu saat kertas berhenti
ditarik kelereng tidak berhenti
bersama kertas melainkan terus
bergerak
F. Pertanyaan
1. Pada saat kalian menarik kertas secara perlahan, maka silinder yang
semula diam turut bergerak bersama kertas, benarkah pernyataan terebut?
Jawab:
Benar, ketika kertas ditarik secara perlahan, silinder yang semula diam
turut bergerak bersama dengan kertas. Silinder yang semula diam tidak
dapat mempertahankan keadaan diamnya karena kertas ditarik dalam
jangka waktu yang lama.
2. Pada saat kalian menarik kertas secara cepat dengan suatu sentakan, maka
silinder tetap diam, benarkah pernyataan terebut?
Jawab:
Benar, ketika kertas ditarik secara cepat dengan suatu sentakan, silinder
yang semula diam tetap diam (tidak turut bergerak bersama kertas). Disini
silinder dapat mempertahankan keadaan diamnya karena kertas ditarik
dalam waktu singkat
3. Pada saat kalian menarik kertas kemudian tarikan dihentikan, maka
silinder turut bergerak kemudian berhenti bersama kertas, benarkah
pernyataan terebut?
Jawab:
Salah. Ketika kertas ditarik secara perlahan, silinder turut bergerak
bersama kertas. Tetapi ketika kertas dihentikan tarikannya, silinder tidak
turut berhenti bersama kertas melainkan terus bergerak. Disini tampak
bahwa silinder yang semula bergerak dapat mempertahankan keadaan
geraknya.
G. Kesimpulan
Bahwa suatu benda cenderung mempertahankan geraknya. Benda yang mula-
mula diam akan mempertahankan keadaan diamnya dan benda yang mula-
mula bergerak akan mempertahankan keadaan geraknya. Oleh karena itu,
hukum I Newton dapat dituliskan secara matematis sebagai berikut:
ه = 0F .
LEMBAR KEGIATAN SISWA 1
“HUKUM I NEWTON”
H. Tujuan
1. Menyelidiki hukum I Newton
2. Menformulasikan hukum I Newton
I. Permasalahan
“Ketika kalian berada di dalam mobil, tiba-tiba mobil bergerak maka kalian
akan merasakan terdorong ke belakang. Dan pada saat mobil tiba-tiba
berhenti, kalian akan merasakan terdorong ke depan. Mengapa bisa
demikian?”
J. Alat dan Bahan
6. Silinder
7. Kelereng
8. Kertas
9. Meja
10. Mistar
K. Langkah Kerja
1. Letakkan kertas di atas meja, kemudian taruh silinder di atas kertas.
2. Amati keadaan silinder pada saat ditarik secara perlahan, saat kertas ditarik
secara cepat dengan sentakan, dan saat kertas ditarik secara perlahan
kemudian dihentikan.
3. Catat pengamatan kalian dalam tabel.
L. Tabel pengamatan
No Kegiatan Jarak
Tarikan
Keadaan
Silinder
1 Kertas ditarik secara
perlahan
100 cm
2 Kertas ditarik secara
cepat dengan suatu
sentakan
-
3 Kertas ditarik secara
perlahan kemudian
dihentikan
50 cm
M. Pertanyaan
1. Pada saat kalian menarik kertas secara perlahan, maka silinder yang
semula diam turut bergerak bersama kertas, benarkah pernyataan terebut?
2. Pada saat kalian menarik kertas secara cepat dengan suatu sentakan, maka
silinder tetap diam, benarkah pernyataan terebut?
3. Pada saat kalian menarik kertas kemudian tarikan dihentikan, maka
silinder turut bergerak kemudian berhenti bersama kertas, benarkah
pernyataan terebut?
N. Kesimpulan
..............................................................................................................................
.
..............................................................................................................................
.
..............................................................................................................................
.
..............................................................................................................................
SOAL SIKLUS I
1. Sebuah benda diletakkan di atas kertas yang berada di permukaan sebuah meja
(gambar di bawah).
a. Bila kertas ditarik dengan sekali sentakan, apa yang terjadi? Jelaskan?
b. Bila kertas ditarik dengan perlahan-lahan, apa yang terjadi? Jelaskan?
2. Mengapa ketika sebuah bus yang mula-mula melaju kencang tiba-tiba
berhenti, maka para penumpang akan mengalami gaya dorongan ke depan?
3. Bagaimanakah definisi dari hukum kelembaman dan bunyi hukum I Newton?
4. Lampu gantung yang bermassa 5 kg, digantungkan pada langit-langit. Jika
percepata gravitasi 9,8 2sm , tentukan tegangan tali penggantung lampu?
5. Tentukan gaya normal yang dikerjakan lantai pada balok bermassa 8 kg:
a) Jika balok diletakkan di atas lantai (gambar a)
b) Jika balok ditekan dengan gaya P = 40 N (gambar b)
Nama :
Kelas :
No. Absen :
P
(b) (a)
KUNCI JAWABAN SOAL SIKLUS I
No Jawaban Skor Kriteria
1 Diketahui: benda di atas meja
Ditanya:
a. keadaan benda jika kertas ditarik
dengan sekali sentakan?
b. keadaan benda jika kertas ditarik
dengan pelan-pelan?
1
Tiap menyebut 1 poin skor
21
Jawab:
a. ketika kertas ditarik dengan
sekali sentakan, maka benda
yang semula diam tetap diam
tidak tururt bergerak bersama
kertas.
b. Ketika kertas ditarik secara
perlahan, maka benda yang
semula diam turut bergerak
bersama kertas.
4
ü Tiap menjawab dengan
benar skor 2
ü Menjawab tetapi
kurang benar skor 1
ü Menjawab salah skor 0
2 Diketahui: ketika bus melaju dengan
kencang kemudian tiba-tiba berhenti
1/2
Ditanya: kenapa penumpang
mengalami gaya dorong ke depan?
1/2
Jawab:
Jika keadaan mula-mula penumpang
bergerak ke depan relatif terhadap
bumi lalu tiba-tiba berhenti, maka
mereka akan mengalami sifat
kelembaman yang cenderung
mempertahankan keadaan semula,
4
ü Menjawab benar sesuai
kunci jawaban skor 4
ü Menjawab mendekati
benar skor 3
ü Menjawab tidak benar
skor 1
yaitu bergerak ke depan, sehingga
mereka akan merasakan semacam
gaya dorong ke depan keika tiba-tiba
bus berhenti.
3 Diketahui: kelembaman dan hukum I
Newton
1/2
Ditanya: definisi kelembaman 1/2
· Kelembaman adalah sifat benda
yang selalu cenderung
mempertahankan keadaan
terhadap perubahan gerak yang
terjadi padanya atau posisinya.
4 ü Menyebutkan definisi
dengan tepat skor 4
ü Menyebutkan definisi
kurang tepat skor 3
ü Menyebutkan definisi
tetapi salah skor 1
4 Diket : m = 5 kg
: a = 9,8 2sm
1 ü Tiap menyebut 1 poin
lambang benar skor 21
Ditanya : Tegangan tali (T)......? 1
Jawab : ه = 0F
: T – w = 0
: T = w = mg
= 5 kg x 9,8 2sm
= 49 kg 2s
m = 49 N
3 ü Menyebut rumus
dengan benar skor 1
ü Jawaban akhir benar
dan satuan benar skor 2
ü Jawaban akhir benar
tanpa satuan skor 1
5 Diket : m = 8 kg
: P = 40 N
1 · Tiap menyebut 1 poin
lambang benar skor 21
Ditanya :
a) Gaya normal (N)
b) Gaya normal (N) dengan tekanan
P = 40 N
1 Tiap menyebut 1 poin skor
21
Jawab :
Gaya-gaya yang bekerja pada balok
untuk kasus (a) dan (b) ditunjukkan
pada gambar di bawah ini.
Pada kasus (a)
NmgNmgN
F
4,7888,90
0
=´===-+
ه=
Pada kasus (b)
NNNNmgPN
mgPNF
4,1084,7830
0
0
=+=+=
=--+
ه=
3 ü Menyebut rumus
dengan benar skor 1
ü Jawaban akhir benar,
satuan benar serta
disertai gambar skor 2
ü Jawaban akhir benar
tanpa satuan dan tanpa
gambar skor 1
(a)
N
W
N
W
P
(b)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Siklus II
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
:
:
:
:
:
:
:
MAN Semarang 1
Fisika
X / I
2 x 45 menit (2 jam pelajaran)
Menerapkan konsep dan prinsip dasar
kinematika dan dinamika benda titik.
Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip
dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal,
dan gerak melingkar beraturan.
3. Mendeskripsikan hukum II Newton melalui
percobaan sederhana serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari
4. Memformulasikan hukum II Newton
G. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu :
1. Menjelaskan pengertian hukum II Newton dan memformulasikannya.
2. Menyelidiki hubungan antara percepatan dan gaya.
3. Mengaplikasikan konsep hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari.
H. Materi Pembelajaran
Hukum II Newton
I. Metode Pembelajaran
1. Model : Problem Based Instruction
2. Metode : - Ceramah
- Eksperimen
- Diskusi kelompok
Lampiran 4
J. Langkah-Langkah Kegiatan
Kegiatan Aktivitas waktu Guru Siswa
Pendahuluan d. Apersepsi e. Permasalahan f. Motivasi
§ Memaparkan
fenomena alam tentang prinsip hukum II Newton.
§ Memberikan permasalahan kepada siswa “ Mengapa antara keranjang yang dikasih barang dagangan terasa lebih berat dibanding dengan keranjang yang kosong?
§ Memberi respon terhadap jawaban siswa kemudian memberi motivasi kepada siswa untuk mencari fenomena lain yang menunjukkan prinsip hukum II Newton.
§ Memperhatikan,
mendengarkan dan menjawab pertanyaan guru.
§ Mengajukan hipotesis sementara. Hal ini dikarenakan tubuh orang tersebut cenderung mempertahankan keadaan semula yaitu diam.
§ Mencari fenomena
lain yang menunjukkan prinsip hukum II Newton.
10’
Kegiatan Inti § Menjelaskan tujuan pembelajaran yaitu melaksanakan percobaan “prinsip hukum II Newton”.
§ Membimbing siswa untuk membentuk kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang.
§ Membagi LKS percobaan, mengarahkan dan membimbing siswa
70’
untuk melaksanakan percobaan “prinsip hukum II Newton”.
§ Meminta perwakilan tiap kelompok untuk menunjukkan hasil percobaan dan hasil diskusi kelompoknya.
§ Menjelaskan dan meluruskan hasil diskusi siswa.
Penutup § Membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil percobaan.
§ Mengarahkan siswa untuk mengumpulkan LKS percobaan.
§ Memberikan penghargaan kepada kelompok yang hasil kerjanya baik.
§ Menyimpulkan hasil percobaan bersama guru.
§ Mengumpulkan
LKS percobaan. § Menerima
penghargaan dari guru atas hasil kerja yang baik.
10’
K. Sumber/Bahan dan Alat Belajar
3. Sumber belajar :
Marthen Kanginan, Fisika 2000 SMU kelas 1, Jakarta : Erlangga, 2000 ط
Sunardi dan Esta Indra Irawan, Fisika Bilingual untuk SMA/MA kelas ط
X semester 1 dan 2, Bandung : Ryama Widya, 2008
4. Bahan dan alat belajar : balok, neraca pegas dan mistar
L. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian 2. Bentuk Instrumen 3. Lembar Penilaian 4. Contoh instrumen
: : : :
Tes tertulis dan observasi Soal uraian atau essay Lembar kognitif, afektif dan psikomotorik.
a. Soal uraian
Jelaskan yang dimaksud dengan m
Fa =ه pada hukum II Newton?
Serta berikan contoh penerapan hukum II Newton dalam kehidupan
sehari-hari
Jawab :
Maksud dari m
Fa =ه adalah bahwa percepatan yang dihasilkan oleh
suatu benda sebanding dengan gaya yang diberikan kepada benda dan
berbanding terbalik dengan massanya.
Contoh penerapan hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari
adalah: pada saat seseorang bersepeda di jalan yang menurun pada saat
menuruni jalan, maka akan terasa kalau laju sepeda tinggi.
(skor : 10)
b. Aspek afektif
Rubrik
No Aspek Skor
1.
2.
3.
4.
5.
Sikap menerima dengan baik segala aktivitas
kelas dengan memperhatikan penjelasan,
bertanya atau menjawab.
Berpendapat/ sikap dalam diskusi
Sikap memecahkan masalah
Mengungkapkan ide untuk memecahkan maslah
Bekerjasama dalam kelompok
4
4
4
4
4
Jumlah 20
c. Aspek psikomotorik
Rubrik
No Aspek Skor
1.
2.
3.
4.
5.
Mempersiapkan alat dan bahan percobaan
Merangkai alat percobaan
Melakukan percobaan
Merapikan kembali alat dan bahan percobaan
Mengkomunikasikan hasil percobaan
4
4
4
4
4
Jumlah 20
Guru mata pelajaran,
Suhardi, S.Pd
NIP. 150399718
Semarang, November 2009
Peneliti,
Muhammad Arif
NIM. 053611327
Mengetahui,
Kepala MAN Semarang 1
Drs. Syaifudin, M.Pd
NIP. 1965 1015 199203 1003
LEMBAR KEGIATAN SISWA 2
“HUKUM II NEWTON”
A. Tujuan
1. Menyelidiki hukum II Newton
2. Menformulasikan hukum II Newton
B. Permasalahan
“Pada saat kalian mendorong meja, meja tersebut dapat bergeser. Tetapi
apabila meja di dorong oleh anak balita meja tersebut tidak bergeser. Lain
halnya apabila anak balita mendorong kursi, maka kursi dapat bergeser.
Sedangkan apabila kalian yang mendorong kursi tersebut maka kursi akan
bergeser dengan cepat. Mengapa demikian?”
C. Alat dan bahan
1. Neraca pegas
2. 3 buah balok dengan massa yang berbeda
3. Benang
4. Mistar
5. Stopwatch
D. Langakah kerja
1. Timbang massa beban
2. Susun peralatan seperti pada gambar dibawah!
3. Tarik beban dengan menggunakan neeraca pegas sejauh 150 cm.
4. Nyalakan stopwatch pada saat benda mulai ditarik, matikan stapwatch
pada saat beban/benda sampai pada jarak yang telah ditentukan.
Panduan Guru
B
C
A
5. Amatilah besar gaya dengan melihat skala yang ditunjukkan oleh neraca
pegas.
6. Ulangi kegiatan di atas sampai 3 kali, kemudian catat hasil pengamatan
kalian dalam tabel
7. Lakukan langkah-langkah di atas pada percobaan 2 dan 3 dengan
menggunakan massa balok yang berbeda.
E. Tabel pengamatan
a) Percobaan 1
Massa balok = ……kg
No F (N) t(s) 1 2 3 ه
s
nt
t
NN
FF
.....
.....
==
==
ه
ه
r
r
b) Percobaan 2
Massa balok = ……kg
No F (N) t(s) 1 2 3 ه
s
nt
t
NN
FF
.....
.....
==
==
ه
ه
r
r
c) Percobaan 3
Massa balok = ……kg
No F (N) t(s)
1 2 3 ه
sn
tt
NN
FF
.....
.....
==
==
ه
ه
r
r
F. Pertanyaan
1. Apakah dengan mengubah massa benda dalam kegiatan tersebut
mempengaruhi besar gaya?
Jawab:
Ya!
Massa benda dalam kegiatan tersebut mempengaruhi besar gaya yang
diperlukan untuk menarik beban yaitu bahwa semakin besar massa pada
kegiatan tersebut semakin besar juga gaya yang diperlukan untuk menarik
beban.
2. Benarkah bahwa besar gaya untuk menarik benda tergantung pada massa!
Bandingkan!
Jawab:
Massa sebuah balok =……kg
NF .....1 =r
Massa dua balok =……kg
NF .....2 =r
Massa dua balok =……kg
NF .....3 =r
321 FFFrrr
<<
Semakin besar massa, semakin besar gaya
3. Apakah dengan mengubah massa benda dalam kegiatan tersebut
mempengaruhi lamanya waktu yang diperlukan untuk menarik benda?
Jawab:
Ya!
Ketika kita menarik benda yang berat, gerakan benda yang kita tarik pun
lambat; tetapi ketika kita menarik benda yang ringan, banda yang kita tarik
bergerak lebih cepat.
4. Benarkah bahwa lamanya waktu untuk menarik benda tergantung pada
massa! Bandingkan!
Jawab:
Massa sebuah balok = …..kg
stNF
............
1
1
=
=r
r
Massa dua balok = …….kg
stNF
..............
2
2
=
=r
r
Massa tiga balok =……kg
stNF
..............
3
3
=
=r
r
321 tttrrr
<<
Semakin besar massa, semakin lama waktu yang diperlukan untuk menarik
benda.
G. Kesimpulan
Resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sebanding dengan massa ط
benda dan percepatannya.
Percepatan benda berbanding terbalik dengan massanya ط
LEMBAR KEGIATAN SISWA 2
“HUKUM II NEWTON”
H. Tujuan
1. Menyelidiki hukum II Newton
2. Menformulasikan hukum II Newton
I. Permasalahan
“Pada saat kalian mendorong meja, meja tersebut dapat bergeser. Tetapi
apabila meja di dorong oleh anak balita meja tersebut tidak bergeser. Lain
halnya apabila anak balita mendorong kursi, maka kursi dapat bergeser.
Sedangkan apabila kalian yang mendorong kursi tersebut maka kursi akan
bergeser dengan cepat. Mengapa demikian?”
J. Alat dan bahan
1. Neraca pegas
2. 3 buah balok dengan massa yang berbeda
3. Benang
4. Mistar
5. Stopwatch
K. Langakah kerja
1. Timbang massa beban
2. Susun peralatan seperti pada gambar dibawah!
3. Tarik beban dengan menggunakan neeraca pegas sejauh 150 cm.
4. Nyalakan stopwatch pada saat benda mulai ditarik, matikan stapwatch
pada saat beban/benda sampai pada jarak yang telah ditentukan.
B
C
A
5. Amatilah besar gaya dengan melihat skala yang ditunjukkan oleh neraca
pegas.
6. Ulangi kegiatan di atas sampai 3 kali, kemudian catat hasil pengamatan
kalian dalam tabel
7. Lakukan langkah-langkah di atas pada percobaan 2 dan 3 dengan
menggunakan massa balok yang berbeda.
L. Tabel pengamatan
a) Percobaan 1
Massa balok = ……kg
No F (N) t(s) 1 2 3 ه
s
nt
t
NN
FF
.....
.....
==
==
ه
ه
r
r
b) Percobaan 2
Massa balok = ……kg
No F (N) t(s) 1 2 3 ه
s
nt
t
NN
FF
.....
.....
==
==
ه
ه
r
r
c) Percobaan 3
Massa balok = ……kg
No F (N) t(s)
1 2 3 ه
sn
tt
NN
FF
.....
.....
==
==
ه
ه
r
r
M. Pertanyaan
1. Apakah dengan mengubah massa benda dalam kegiatan tersebut
mempengaruhi besar gaya?
2. Benarkah bahwa besar gaya untuk menarik benda tergantung pada massa!
Bandingkan!
3. Apakah dengan mengubah massa benda dalam kegiatan tersebut
mempengaruhi lamanya waktu yang diperlukan untuk menarik benda?
4. Benarkah bahwa lamanya waktu untuk menarik benda tergantung pada
massa! Bandingkan!
N. Kesimpulan
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
SOAL SIKLUS II Kerjakan soal-soal berikut ini!
1. Apa yang dimaksud m
Fa =ه pada hukun II newton ?
2. Sebuah mobil bermassa 800 kg dipercepat oleh mesinnya dari keadaan diam
sampai 50 m/s dalam waktu 25 s. Jika gesekan jalan dan hambatan angin
diabaikan, tentukan gaya mesin yang menghasilkan percepatan ini!
3. Sebuah balok yang massanya 5 kg meluncur di atas lantai sejauh 6 m dalam
waktu 3 s karena pengaruh sebuah gaya konstan yang bekerja padanya.
Hitunglah besar gaya tersebut?
4. Lengkapi tabel berikut dengan menggunakan hukum II Newton tentang gerak:
Resultan gaya (N) Massa (kg) Percepatan ( 2-ms )
4,2 9,0 .......
....... 7,5 3
14 ....... 2,4
5.
Dua balok yang bersentuhan diam di atas lantai licin (lihat gambar). Jika gaya
horizontal 150 N dikerjakan pada balok 45 kg, hitunglah:
a) Percepatan masing-masing balok,
b) Gaya kontak antar balok
Nama :
Kelas :
No. Absen :
150 N
45 kg 30 kg
KUNCI JAWABAN SOAL SIKLUS II
No Jawaban Skor Kriteria
1 Diketahui: m
fa ه= 1/2 Menyebutkan yang
diketahui skor 1/2
Ditanya: arti atau maksud dari
mfa ه
=
1/2
Jawab: bahwa percepatan yang
dihasilkan oleh suatu benda
sebanding dengan gaya yang
diberikan kepada benda dan
berbanding terbalik dengan
massanya.
4 ü Menjelaskan dengan
benar skor 4
ü Menjelaskan kurang
benar skor 3
ü Menjelaskan salah skor
1
2 Diketahui: m = 800 kg
: v = 50 sm
: t = 25 s
1,5 ü Menyebut 1 poin
beserta satuan skor 1/2
Ditanya: F ……?
0
Jawab: atvv += 0
2
0
2
25050
sma
a
tvva
=
-=
-=
Gaya yang dihasilkan mesin mobil,
F, adalah:
( )( )NF
FmaF
16002800
==
ه=
3,5 ü Menyebut rumus
dengan benar skor 2
ü Jawaban akhir benar
dan satuan benar skor
1,5
ü Jawaban akhir benar
tanpa satuan atau
satuan salah skor 1
3 Diketahui: m = 5 kg
: s = 6 m
: t = 3 s
1,5 ü Menyebut 1 poin
beserta satuan skor 1/2
Ditanya: F ……? 0
Jawab: karena gaya konstan, maka
percepatan juga konstan. Sehingga
percepatan dicari dengan:
20 2
1 attvs +=
2
21 ats = 2
2tsa =
( )( )23
62sma = 23,1
sma =
Jadi F adalah: amF ه=×
3,15 ×=F
NF 5,6=
3,5 ü Menyebut rumus
dengan benar skor 2
ü Jawaban akhir benar
dan satuan benar skor
1,5
ü Jawaban akhir benar
tanpa satuan atau
satuan salah skor 1
4 Diketahui:
baris 1: NF 2,4= ; kgm 0,9=
baris 2: kgm 5,7= ; 23 -= msa
baris 3: NF 14= ; 24,2 -= msa
1 ü Menyebut 1 poin
beserta satuan skor
0,167
Ditanya:
baris 1: a ……..?
baris 2: F …….?
baris 3: m …….?
1 ü Menyebut 1 poin
beserta satuan skor 1/3
Jawab:
baris 1: amF ه=×
mFa ه
= = kgN
0,92,4 = 246,0 -ms
baris 2 : amF ه=× 235,7 -×= mskgF = 22,5 N
3 ü Menjawab 3 baris
benar dengan satuan
benar skor 3
baris 3 : amF ه=×
aFm ه
=
m = 24,214
-msN =5,83 2-ms
5 Diketahui: kgm 451 = ; kgm 302 =
NF 150=
1/2 Menyebutkan yang
diketahui skor 1/2
Ditanya:
a) a masing-masing balok?
b) P atau gaya kontak?
1/2
ü Menyebut 1 poin skor
1/4
Jawab:
Gaya-gaya horizontal yang bekerja
pada balok 1m dan 2m ditunjukkan
pada gambar di bawah ini:
a) tinjau sistem 1m dan 2m :
amF ه=×
( ) ammNNP ×+=+-+ 212112
( )ammP 21 +=
4
ü Menyebut rumus
dengan benar skor 1
ü Jawaban akhir benar,
satuan benar serta
disertai gambar skor 3
ü Jawaban akhir benar,
satuan benar dan tanpa
gambar skor 2
ü Jawaban akhir benar,
tanpa satuan dan tanpa
gambar skor 1
1FP =
1N
1W
2,1N
1m
2W
1,2N
2N
( )21 mmPa+
= = ( )kgkgkg3045
150+
22 -= msa
b) Gaya kontak antarbalok adalah
2,1N atau 1,2N
Tinjau sistem 2m ه : = maF
amN ×= 221 2
21 230 -×= mskgN
NN 6021 =
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Siklus II
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
:
:
:
:
:
:
:
MAN Semarang 1
Fisika
X / I
2 x 40 menit (2 jam pelajaran)
Menerapkan konsep dan prinsip dasar
kinematika dan dinamika benda titik.
Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip
dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal,
dan gerak melingkar beraturan.
5. Mendeskripsikan hukum III Newton melalui
percobaan sederhana serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari
6. Memformulasikan hukum III Newton
M. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu :
1. Memformulasikan dan menjelaskan pengertian hukum III Newton.
2. Mengaplikasikan konsep hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari.
N. Materi Pembelajaran
Hukum III Newton
O. Metode Pembelajaran
1. Model : Problem Based Instruction
2. Metode : - Ceramah
- Eksperimen
- Diskusi kelompok
Lampiran 5
P. Langkah-Langkah Kegiatan
Kegiatan Aktivitas waktu
Guru Siswa
Pendahuluan
g. Apersepsi
h. Permasalahan
i. Motivasi
§ Memaparkan
fenomena alam
tentang prinsip
hukum III Newton.
§ Memberikan
permasalahan
kepada siswa “Apa
yang terjadi ketika
kita mendorog
tembok dengan
memakai sepatu
roda ?”
§ Memberi respon
terhadap jawaban
siswa kemudian
memberi motivasi
kepada siswa
untuk mencari
fenomena lain
yang menunjukkan
prinsip hukum III
Newton.
§ Memperhatikan,
mendengarkan dan
menjawab
pertanyaan guru.
§ Mengajukan
hipotesis
sementara. Hal ini
dikarenakan tubuh
orang tersebut
cenderung
mempertahankan
keadaan semula
yaitu diam.
§ Mencari fenomena
lain yang
menunjukkan
prinsip hukum III
Newton.
10’
Kegiatan Inti § Menjelaskan tujuan
pembelajaran yaitu
70’
melaksanakan
percobaan “prinsip
hukum III
Newton”.
§ Membimbing siswa
untuk membentuk
kelompok yang
masing-masing
kelompok terdiri
dari 5 orang.
§ Membagi LKS
percobaan,
mengarahkan dan
membimbing siswa
untuk
melaksanakan
percobaan “prinsip
hukum III
Newton”.
§ Meminta
perwakilan tiap
kelompok untuk
menunjukkan hasil
percobaan dan hasil
diskusi
kelompoknya.
§ Menjelaskan dan
meluruskan hasil
diskusi siswa.
Penutup § Membimbing siswa
untuk
§ Menyimpulkan
hasil percobaan
10’
menyimpulkan
hasil percobaan.
§ Mengarahkan siswa
untuk
mengumpulkan
LKS percobaan.
§ Memberikan
penghargaan
kepada kelompok
yang hasil kerjanya
baik.
bersama guru.
§ Mengumpulkan
LKS percobaan.
§ Menerima
penghargaan dari
guru atas hasil
kerja yang baik.
Q. Sumber/Bahan dan Alat Belajar
5. Sumber belajar :
Marthen Kanginan, Fisika 2000 SMU kelas 1, Jakarta : Erlangga, 2000 ط
Sunardi dan Esta Indra Irawan, Fisika Bilingual untuk SMA/MA kelas ط
X semester 1 dan 2, Bandung : Ryama Widya, 2008
6. Bahan dan alat belajar : balok, neraca pegas dan mistar
R. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian 2. Bentuk Instrumen 3. Lembar Penilaian 4. Contoh instrumen
: : : :
Tes tertulis dan observasi Soal uraian atau essay Lembar kognitif, afektif dan psikomotorik.
a. Soal uraian
Bagaimana bunyi hukum III Newton dan sebutkan cirri-cirinya? Jawab : “Ketika suatau benda memberikan gaya pada benda kedua, maka benda kedua tersebut akan memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap arah gaya benda yang pertama”. Cirri-ciri yang dimiliki adalah: Gaya-gaya yang bekerja sama besar ط Arah gayanaya berlawanan ط
Bekerja pada dua benda yang berbeda ط(skor : 10)
b. Aspek afektif
Rubrik
No Aspek Skor 1.
2. 3. 4. 5.
Sikap menerima dengan baik segala aktivitas kelas dengan memperhatikan penjelasan, bertanya atau menjawab. Berpendapat/ sikap dalam diskusi Sikap memecahkan masalah Mengungkapkan ide untuk memecahkan maslah Bekerjasama dalam kelompok
4 4 4 4 4
Jumlah 20
c. Aspek psikomotorik
Rubrik
No Aspek Skor 1. 2. 3. 4. 5.
Mempersiapkan alat dan bahan percobaan Merangkai alat percobaan Melakukan percobaan Merapikan kembali alat dan bahan percobaan Mengkomunikasikan hasil percobaan
4 4 4 4 4
Jumlah 20
Guru mata pelajaran,
Suhardi, S.Pd NIP. 150399718
Semarang, November 2009 Peneliti,
Muhammad Arif NIM. 053611327
Mengetahui,
Kepala MAN Semarang 1
Drs. Syaifudin, M.Pd NIP. 1965 1015 199203 1003
LEMBAR KEGIATAN SISWA 3
“HUKUM III NEWTON”
A. Tujuan
1. Menyelidiki hukum III Newton
2. Memformulasikan hukum III Newton
B. Permasalahan
“Dalam posisi berdiri tegak dengan kedua kaki tidak boleh bergerak
miringkan terus tubuh kalian, maka suatu waktu kalian akan jatuh. Tetapi jika
kalian memiringkan tubuh dengan satu tangan menekan dinding kalian tidak
jatuh. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?”
C. Alat dan bahan
1. 2 neraca pegas
2. Gelas plastik
3. Uang logam ratusan 40 buah
4. Benang
D. Langkah kerja
1. Kaitkan ujung neraca pegas A pada statif.!
2. Kaitkan ujung lain neraca pegas A pada neraca pegas B!
3. Gantungkan gelas plastik pada neraca pegas B kemudian isi dengan uang
logam, catat skala yang ditunjukkan oleh neraca pegas A dan B
Panduan Guru
4. Ulangi langkah-langkah diatas dengan menambah massa uang logam.
E. Tabel pengamatan
No Jumlah uang logam Neraca pegas A
F1 (N)
Neraca pegas B
F2 (N)
1. 10
2. 20
3. 30
4. 40
F. Pertanyaan
1. Apa yang terjadi pada saat gelas diisi dengan kepingan uang logam?
Bagaimana gaya aksi dan reaksi yang bekerja pada kegiatan ini?
Jawab:
Pada saat gelas diisi dengan kepingan uang logam, skala yang
ditunjukkan pada kedua neraca pegas tersebut sama. Hal tersebut
menunjukkan bahwa neraca pegas A mengukur gaya normal (reaksi)
dan neraca pegas B mengukur gaya berat (aksi). Akan tetapi besar
gaya dari kedua neraca pegas tersebut besarnya sama dan arahnya
berlawanan.
2. Apa yang dapat kalian simpulkan dari kegiatan diatas?
Neraca pegas (A)
Neraca pegas (B)
Gelas plastik Statif
Jawab:
Besar gaya yang diberikan oleh neraca pegas A sama dengan gaya yang
diberikan oleh neraca pegas B atau dengan kata lain besar aksi sama
dengan reaksi, dan arahnya berlawanan.
G. Kesimpulan
:Hukum III Newton berbunyi ط
“Ketika suatau benda memberikan gaya pada benda kedua, maka benda
kedua tersebut akan memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan
arah terhadap benda yang pertama”.
:Secara matematis hukum III Newton dinyatakan sebagai berikut ط
LEMBAR KEGIATAN SISWA 3
“HUKUM III NEWTON”
H. Tujuan
1. Menyelidiki hukum III Newton
2. Memformulasikan hukum III Newton
I. Permasalahan
“Dalam posisi berdiri tegak dengan kedua kaki tidak boleh bergerak
miringkan terus tubuh kalian, maka suatu waktu kalian akan jatuh. Tetapi jika
kalian memiringkan tubuh dengan satu tangan menekan dinding kalian tidak
jatuh. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?”
J. Alat dan bahan
1. 2 neraca pegas
2. Gelas plastik
3. Uang logam ratusan 40 buah
4. Benang
K. Langkah kerja
1. Kaitkan ujung neraca pegas A pada statif.!
2. Kaitkan ujung lain neraca pegas A pada neraca pegas B!
3. Gantungkan gelas plastik pada neraca pegas B kemudian isi dengan uang
logam, catat skala yang ditunjukkan oleh neraca pegas A dan B
4. Ulangi langkah-langkah diatas dengan menambah massa uang logam.
L. Tabel pengamatan
No Jumlah uang logam Neraca pegas A
F1 (N)
Neraca pegas B
F2 (N)
1. 10
2. 20
3. 30
4. 40
M. Pertanyaan
1. Apa yang terjadi pada saat gelas diisi dengan kepingan uang logam?
Bagaimana gaya aksi dan reaksi yang bekerja pada kegiatan ini?
2. Apa yang dapat kalian simpulkan dari kegiatan diatas?
N. Kesimpulan
:Hukum III Newton berbunyi ط
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Neraca pegas (A)
Neraca pegas (B)
Gelas plastik Statif
:Secara matematis hukum III Newton dinyatakan sebagai berikut ط
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
SOAL SIKLUS III
Kerjakan soal-soal berikut ini! 1. Mengapa saat tangan kita memukul tembok dengan gaya F, maka tangan kita
akan merasa kesakitan?
2. Sebuah mobil sport bertabrakan dengan sebuah truk bermuatan penuh.
Kendaraan manakah yang memperoleh gaya kontak yang lebih besar?
Kendaraan manakah yang memperoleh percepatan lebih besar?
3. Dari gambar dibawah ini yang termasuk gaya aksi reaksi adalah ……
4. Beban yang beratnya 30 N digantungkan pada neraca pegas, maka neraca
pegas akan memberikan reaksi sebesar …. ke arah …..
5. Umar memiliki kereta api mainan yang dijalankan menggunakan baterai.
Rangkaian kereta api terdiri satu lokomotif dan empat gerbong yang massanya
sama, yaitu 400 gram. Daya baterai mengakibatkan lokomotif dapat menarik
rangkaian gerbong dengan gaya 4 N, maka berapakah tegangan penggandeng
antara lokomotif dengan gerbong pertama?
Nama :
Kelas :
No. Absen :
T2
T1
P2
P1
W 1W
KUNCI JAWABAN SOAL SIKLUS III
No Jawaban Skor Kriteria
1 Diketahui: saat tangan memukul
tembok, maka tangan merasa
kesakitan.
1/2 Menganalisis soal secara
benar skor 1/2
Ditanya: penyebabnya?
Jawab: Karena tembok memberikan
reaksi dengan gaya tolak F yang
berlawanan arah dan sama besar
dengan aksi gaya F pukulan tangan
kita ketembok. Gaya tolak F inilah
yang menyebabkan tangan kita
merasakan kesakitan.
4,5 ü Menjawab dengan
benar skor 4,5
ü Menjawab kurang
benar skor 3
ü Menjawab salah skor
1/2
2 Diketahui: mobil sport bertabrakan
dengan truck bermuatan.
1/2 Menganalisis soal secara
benar skor 1/2
Ditanya: mana yang mendapat gaya
kontak lebih besar? Dan mana yang
mendapat percepatan lebih besar?
Jawab:
Sesaat setelah tabrakan, mobil sport
mengerjakan gaya pada truk (aksi).
Truk memberikan reaksi dengan
mengerjakan gaya pada mobil sport
(reaksi). Menurut hukum III Newton,
4,5 ü Menjawab dengan
benar skor 4,5
ü Menjawab kurang
benar skor 3
ü Menjawab salah skor
1/2
besar aksi = besar reaksi tetapi
arahnya berlawanan dengan arah
reaksi. Jelaslah bahwa gaya kontak
yang dperoleh mobil sport dan truk
adalah sama besar.
3 Diketahui: gambar pada soal dengan
keterangan 2P ; 1P ; 1T ; 2T ; W dan 1W
1 Menganalisis soal secara
benar skor 1
Ditanya: yang termasuk aksi reaksi?
Jawab: W dan 1W , P1 dan T1, T2 dan
P2
4 ü Menjawab dengan
benar skor 4
ü Menjawab kurang
benar skor 2
ü Menjawab salah skor
½
4 Diketahui: NF 30= (aksi) 1/2 Menyebutkan benar skor
1/2
Ditanya: besar reaksi dan arahnya? 1/2
Jawab: besar reaksi adalah 30 N dan
arahnya ke bawah.
4 ü Menganalisis soal
menggunakan hukum
III Newton dan
menjawab dengan
benar skor 4
ü Menjawab benar
tetapi arah salah skor
2,5
5 Diketahui: grmm 400= ; NF 4= 1 Menyebutkan 1 point
skor 1
Ditanya: T……?
Jawab: aksireaksi FF -=
NFT 1-=-=
Jadi, tegangan penggandeng antara
lokomotif dengan gerbong pertama
adalah – 1 N dan sebaliknya tegangan
penggandeng antara gerbong pertama
dengan lokomotif adalah 1 N.
4 ü Menuliskan rumus
benar skor 1
ü Jawaban benar,
satuan benar dan ada
kesimpulan skor 3
ü Jawaban benar,
satuan benar tetapi
tidak ada kesimpulan
skor 2
LEMBAR OBSERVASI ASPEK AFEKTIF SISWA
Mata pelajaran : Fisika Pokok Bahasan : Hukum Newton Kelas/semester : X/ I
No Nama siswa
Aspek pengamatan
Skor
Nilai
Keterangan
Sikap menerima aktivitas kelas
dengan memperhatikan penjelasan dan
bertanya
Berpendapat/sikap dalam diskusi
Sikap memecahkan
masalah
Mengungkapkan ide untuk
memecahkan masalah
Bekerjasama dalam kelompok
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 1 Ahmad Rifki 2 Ari Sulistyo 3 Ani Lufiningrum 4 Amida Amalia 5 Aprilia Ariesty 6 Dian Putri Susilo 7 Ade Candra L 8 Afiatul Islahin 9 Ayu Setyaningsih
10 Dwi Purwati 11 Fathun Ni'am 12 Iqbal Abdul Ghoni 13 Evi Nur Laili 14 Iin Anisatur Rohmah 15 Isna Alfiatus Sa'adah 16 Laila Mustaqofatul I 17 M. Zainal Arifin
Lampiran 6
18 Ruly Kiky Shofa 19 Luthfiyatun Nadhroh 20 M. Nur Kumaedi 21 Mustaqfirin 22 Musyaropah 23 Nibras Laila 24 Nur Fadlilah 25 M. Wafiq Mahtiyar 26 Nurul Hidayati 27 Qiqi Rizki Emilia 28 Rifka Annisa 29 S. Krisa Nekiwati 30 Siti Aisah 31 Siti Nur Khatimah 32 Taufik Aji Arisanto 33 Taufik Hidayat 34 Uliana Shofa 35 Uswatun Khasanah 36 Yulianti
Kriteria Penilaian Aspek Afektif
No Aspek Penilaian Skor 1. Sikap menerima dengan baik segala aktivitas kelas dengan
memperhatikan penjelasan, bertanya atau menjawab.
Peserta didik tidak memperhatikan ط
Peserta didik memperhatikan, diam, ditanya tidak menjawab ط
Peserta didik memperhatikan, ditanya menjawab tapi salah ط
Peserta didik memperhatikan, ditanya menjawab benar ط
1
2
3
4
2. Berpendapat/ sikap dalam diskusi
Peserta didik tidak mengikuti diskusi ط
Peserta didik mengikuti diskusi dengan pasif dari awal sampai ط
akhir
Peserta didik mengikuti diskusi dengan aktif setelah mendapat ط
peringatan dari guru
Peserta didik mengikuti diskusi dengan aktif dari awal sampai ط
akhir.
1
2
3
4
3. Sikap memecahkan masalah
Peserta didik tidak memperhatikan masalah ط
Peserta didik memperhatikan masalah ط
Peserta didik memperhatikan masalah, mengikuti pendapat ط
orang lain
Peserta didik memperhatikan masalah, punya pemecahan ط
1
2
3
4
4. Mengungkapkan ide untuk memecahkan masalah
Peserta didik sama sekali tidak mengungkapkan ide ط
Peserta didik mengungkapkan ide 1 kali ط
Peserta didik mengungkapkan ide 2 kali atau lebih ط
Peserta didik mengungkapkan ide 4 kali atau lebih ط
1
2
3
4
5. Bekerjasama dalam kelompok
Peserta didik tidak bekerja sama dalam diskusi ط
Peserta didik bekerja sama dalam diskusi dengan pasif dari ط
1
2
Lampiran 7
awal sampai akhir
Peserta didik bekerja sama dalam diskusi dengan aktif setelah ط
mendapat peringatan dari guru.
Peserta didik bekerja sama dalam diskusi dengan aktif dari ط
awal sampai akhir
3
4
Kriterian penilaian aspek afektif peserta didik adalah sebagai berikut :
6. Nilai 10 - 29 : sangat kurang
7. Nilai 30 - 49 : kurang
8. Nilai 50 - 69 : cukup
9. Nilai 70 - 89 : Baik
10. Nilai 90 - 100 : sangat baik
LEMBAR OBSERVASI ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA
Mata pelajaran : Fisika Pokok Bahasan : Hukum Newton Kelas/semester : X/ I
No Nama siswa
Aspek Pengamatan
Skor Nilai Keterangan Mempersiapkan alat dan bahan
Merangkai alat dan bahan
Melakukan pengamatan dan
analisis
Merapikan kembali alat dan
bahan
Mempresentasikan hasil percobaan
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 1 Ahmad Rifki 2 Ari Sulistyo 3 Ani Lufiningrum 4 Amida Amalia 5 Aprilia Ariesty 6 Dian Putri Susilo 7 Ade Candra L 8 Afiatul Islahin 9 Ayu Setyaningsih
10 Dwi Purwati n 11 Fathun Ni'am 12 Iqbal Abdul Ghoni 13 Evi Nur Laili
14 Iin Anisatur Rohmah
15 Isna Alfiatus Sa'adah
16 Laila Mustaqofatul I 17 M. Zainal Arifin 脈 18 Ruly Kiky Shofa
Lampiran 8
19 Luthfiyatun Nadhroh ᅊ
20 M. Nur Kumaedi 21 Mustaqfirin 22 Musyaropah 23 Nibras Laila 24 Nur Fadlilah 25 M. Wafiq Mahtiyar 26 Nurul Hidayati 27 Qiqi Rizki Emilia 28 Rifka Annisa 29 S. Krisa Nekiwati 30 Siti Aisah 31 Siti Nur Khatimah 32 Taufik Aji Arisanto 33 Taufik Hidayat 34 Uliana Shofa 35 Uswatun Khasanah 36 Yulianti
Kriteria Penilaian Aspek Psikomotorik
No Aspek penilaian Skor 1. Mempersiapkan alat dan bahan percobaan
.Tidak dapat menyiapkan alat dan bahan percobaan ط
Dapat menyiapkan alat dan bahan percobaan sesuai dalam ط
LKS dengan memerlukan bantuan guru (lebih dari sekali).
Dapat menyiapkan alat dan bahan percobaan sesuai dalam ط
LKS dengan memerlukan bantuan guru (sekali).
Dapat menyiapkan alat dan bahan percobaan sesuai dalam ط
LKS dan tanpa memerlukan bantuan guru.
1
2
3
4
2. Merangkai alat dan bahan percobaan .Tidak dapat merangkai alat percobaan ط Dapat merangkai alat percobaan sesuai dalam LKS dengan ط
memerlukan bantuan guru (lebih dari sekali). Dapat merangkai alat percobaan sesuai dalam LKS dengan ط
memerlukan bantuan guru (sekali). Dapat merangkai alat percobaan sesuai dalam LKS tanpa ط
memerlukan bantuan guru.
1 2
3
4 3. Melakukan pengamatan dan analisis data
.Tidak aktif dan tidak dapat menganalisis hasil percobaan ط Tidak dapat melakukan pengamatan tetapi dapat ط
menganalisis. Dapat melakukan pengamatan secara aktif tetapi tidak dapat ط
menganalisis. .Dapat melakukan pengamatan dan analisis secara aktif ط
1
2
3
4 4. Merapikan kembali alat dan bahan percobaan
Tidak dapat mengembalikan dan merapikan alat dan bahan طdengan rapi.
Dapat mengembalikan dan merapikan alat dan bahan tetapi طmasih ada 2 alat yang tidak tersusun rapi.
Dapat mengembalikan dan merapikan alat dan bahan tetapi طmasih ada 1 alat yang tidak tersusun rapi.
Dapat mengembalikan dan merapikan alat dan bahan طdengan tersusun rapi.
1
2
3
4
5. Mempresentasikan hasil percobaan Tidak dapat mempresentasikan kesimpulan sesuai indikator ط Dapat mempresentasikan kesimpulan sesuai indikator tetapi ط
tidak dapat menjawab pertanyaan kelompok lain Dapat mempresentasikan kesimpulan sesuai indikator serta ط
1 2
3
Lampiran 9
dapat menjawab pertanyaan kelompok lain dengan benar hanya 1 kali
Dapat mempresentasikan kesimpulan sesuai indikator serta طdapat menjawab pertanyaan kelompok lain dengan benar hanya 2 kali
4
Kriterian penilaian aspek psikomotorik peserta didik adalah sebagai berikut :
1. Nilai 10 – 29 : sangat kurang
2. Nilai 30 - 49 : kurang
3. Nilai 50 - 69 : cukup
4. Nilai 70 - 89 : Baik
5. Nilai 90 - 100 : sangat baik
top related