Pendugaan Risiko Bencana Dan Pengelolaannya

Post on 12-Aug-2015

77 Views

Category:

Documents

9 Downloads

Preview:

Click to see full reader

Transcript

PENDUGAAN RISIKO BENCANA

Bahan kajian MK Perencanaan Lingkungan amp Pengembangan WilayahPSDAL-PSLP-PPSUB-OKTOBER 2011

Diabstraksikan oleh Prof Dr Ir Soemarno MS

PENDAHULUAN

Bencana seringkali diidentikkan dengan sesuatu yang buruk setara dengan istilah disaster dalam bahasa Inggris Secara etimologis berasal dari kata DIS yang berarti rdquosesuatu yang tidak enakrdquo (unfavorable) dan ASTRO yang berarti rdquobintangrdquo (star) Dis-astro berarti an event precipitated by stars (rdquoperistiwa jatuhnya bintang-bintang ke bumirdquo)Bencana adalah sesuatu yang tak terpisahkan dalam sejarah

manusia manusia terus bergumul agar bebas dari bencana (free from disaster) Dalam pergumulan itu lahirlah praktek mitigasi seperti mitigasi banjir mitigasi kekeringan (drought mitigation) dan lain-lain Di Mesir praktek mitigasi kekeringan sudah berusia lebih dari 4000 tahun Konsep tentang sistim peringatan dini untuk kelaparan (famine) dan kesiap-siagaan (preparedness) dengan lumbung raksasa yang disiapkan selama tujuh tahun pertama kelimpahan dan digunakan selama tujuh tahun kekeringan sudah lahir pada tahun 2000 BC

Konsep manajemen bencana mengenai pencegahan (prevention) atas bencana atau kutukan penyakit (plague) pada abad-abad non-peradababan selalu diceritakan ulang dalam lsquosimbol-simbolrsquo seperti kurban penyangkalan diri dan pengakuan dosa Early warning kebanyakan didasarkan pada Astrologi atau ilmu Bintang

Respon kemanusiaan dalam krisis emergency juga sudah berusia lama walau catatan sejarah sangat sedikit tetapi peristiwa Tsunami di Lisbon Portugal pada tanggal 1 November 1755 mencatat bahwa ada respon bantuan dari negara secara lsquoala kadarrsquo Jumlah korban meninggal pasca emergency sedikitnya 20000 orang Total meninggal diperkirakan 70000 orang dari 275000 penduduk

Hingga dekade yang lalu cita-cita para ahli bencana masih terus mengumandangkan slogan lsquobebas dari bencanarsquo (free from disaster) yang berdasarkan pada ketiadaan ancaman alam (natural hazard) Publikasi mutakhir tentang manajemen bencana telah terjadi perubahan paradigma Misalnya di Bangladesh dan Vietnam khususnya yang hidup di DAS Mekong semula bermimpi untuk bebas dari banjir (free from flood) akhirnya memutuskan untuk hidup bersama banjir (living with flood)

Tentunya komitmen hidup bersama banjir tetap dilandasi oleh semangat bahwa banjir atau ancaman alam lainnya seperti gempa siklon dan kekeringan boleh terjadi tetapi bencana tidak harus terjadi Di daerah

Analisis Risiko Bencana - 2011

1

Timor khususnya masyarakat Besikama sudah sangat lama hidup bersama dengan kejadian banjir Masyarakat tradisional Besikama sebenarnya sudah mengenal tentang praktek mitigasi banjir berdasarkan konstruksi rumah tradisional mereka sejak lama yakni rumah panggung yang sudah sangat tidak popular karena lsquopembangunanrsquo mengajarkan segala segala sesuatu yang lsquomodernrsquo

BENCANA ALAM

Bencana alam merupakan konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik seperti letusan gunung gempa bumi tanah longsor) dengan aktivitas manusia Karena ketidakberdayaan manusia akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural bahkan sampai kematian Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka [1] Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan Dengan demikian aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia misalnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni Konsekuensinya pemakaian istilah alam juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri mulai dari kebakaran yang mengancam bangunan individual sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia

Di daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta memiliki kerentanan kerawanan (vulnerability) yang tinggi tidak akan berdampak luas jika manusianya memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience) Konsep ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi mencegah amp menangani tantangan-tantangan serius yang hadir Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang cukup

Karakteristik BencanaBencana secara istilah dibedakan berdasar karakteristik fisik

utama Penyebab Alam atau ulah manusiaFrekuensi Berapa sering terjadinya

Analisis Risiko Bencana - 2011

2

Durasi Beberapa durasinya terbatas seperti pada ledakan sedang lainnya mungkin lebih lama seperti banjir dan epidemi

Kecepatan onset Bisa muncul mendadak hingga sedikit atau tidak ada pemberitahuan yang bisa diberikan atau bertahap seperti pada banjir (keculi banjir bandang) memungkinkan cukup waktu untuk pemberitahuan dan mungkin tindakan pencegahan atau peringanan Ini mungkin berulang dalam periode waktu tertentu seperti pada gempa bumi

Luasnya dampak Bisa terbatas dan mengenai hanya area tertentu atau kelompok masyarakat tertentu atau menyeluruh mengenai masyarakat luas mengakibatkan kerusakan merata pelayanan dan fasilitas

Potensi merusak Kemampuan penyebab bencana untuk menimbulkan tingkat kerusakan tertentu (berat sedang atau ringan) serta jenis (cedera manusia atau kerusakan harta benda) dari kerusakan

Kita dan Bencana(Sekitar Kita Manusia Budaya dan Lingkungan Muhammad Idenk Rusni Artikel

dikirim oleh idenk pada 22 October 2009)

Kembali tanah Indonesia dilanda bencana gempa bumi di Padang padahal kepiluan belum berhenti ketika saudara saudara kita di Tasikmalaya dan sekitarnya masih menderita akibat gempa yang terjadi dua bulan lalu Hampir sebulan bencana gempa Padang berlalu kami mencoba untuk berefleksi terhadap peristiwa tersebut Chaos alam itulah yang terus menerus meporak porandakan sebagian bumi Indonesia yang kemudian pastinya akan banyak kehilangan nyawa dan benda Bencana alam di Indonesia saling menyusul silih berganti yang pada akhirnya akan sangat menguras energy dan kekuatan kita demi melakukan penanganan bencana evakuasi rehabilitasi pemulihan trauma pada anak anak serta perbaikan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat yang menjadi korban

Tak sedikit biaya yang digunakan untuk mengatasi kondisi pasca gempa yang seharusnya jumlah angka angka tersebut dapat dipergunakan untuk mensejahterakan dan mengangkat martabat rakyat Indonesia yang masih menderita kemiskinan dan kelaparan tapi itulah diluar jangkauan dan pikiran manusia atas peristiwa bencana alam

Disinilah Tuhan menampakkan manifestasinya yang adiluhung lewat keteraturan alam meski manusia tidak menyadarinyaSatu hal yang selalu menjadi dasar pertanyaan ketika bencana menghampiri kita adalah apakah ini merupakan akibat ulah manusia atau kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa Aspek teologis seringkali menjadi pembicaraan dan alasan kenapa bencana itu datang yang pada akhirnya adalah menyalahkan korban itu sendiri Dengan argument ini bencana

Analisis Risiko Bencana - 2011

3

dianggap azab dari Tuhan kepada umatnya Ketika tanggul Situ Gintung jebol masyarakat sekitar berkesimpulan bahwa Situ tersebut seringkali menjadi ajang maksiat maka wajar Tuhan marah terhadap tempat tersebut

Teologi bencana yang muncul ke permukaan tidak lepas dari peran teks ndashteks kanonik agama (baca Islam) Dalam Al-Quran terdapat kisah yang menghukum kaum Nabi Luth karena umatnya terlibat homoseksualitas maka dibalikkanlah bumi untuk menenggelamkan kaumnya tersebut

Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana

Bencana bersumber atau ada kaitannya dengan dua hal Pertama bencana merupakan fenomena alam yang berhubungan dengan meteorologi dan geofisika Ke dua akibat perilaku manusia seperti pembalakan dan pembakaran hutan secara membabi buta mengeruk hasil bumi seperti di Freeport pengeboran minyak yang asal-asalan seperti di Lapindo dan ini sejalan dengan pandangan dunia yang antropo-sentris Dengan manusia sebagai pusat kosmos alam tidak dijadikan sebagai teman tetapi lebih sebagai ancaman Antara kondisi alam dan kebudayaan masyarakat saling berhubungan Misalnya nilai-nilai luhur kebudayaan suku Amungme di pedalaman Papua terhadap pegunungan di sekitarnya sangat harmonis dan serasi tetapi tradisi terhadap nenek moyang semakin terkikis dan bencana ekologi social dan cultural dengan cepat merebak

Korban bencana alam atau tragedy kemanusiaan bukan karena mereka melakukan kesalahan fatal politik moral ataupun kriminal sehingga dapat menerima balasan dan hukuman sepadan Mungkin dengan cara ini Tuhan mengasihi umatnya yang tidak dapat dipahami oleh manusia

Analisis Risiko Bencana - 2011

4

Sebenarnya kita bisa saja mencegah bencana atau mungkin meminimalisir korban yang tertimpa bencana seandainya kita mampu menjaga kehidupan dan keberlangsungan kesetimbangan ekologi Awal dari semua bencana adalah karena keinginan dan nafsu manusia yang tidak ada habisnya Pesisir pantai mengalami abrasi karena tidak ada penopang berupa hutan bakau Hutan telah dikuasai untuk penghasilan kehidupan ekonomi dengan cara melakukan illegal logging padahal dengan hutan gundul intensitas efek rumah kaca semakin meningkat yang mengakibatkan pemanasan global dikarenakan hutan yang berfungsi sebagai penyerap gas rumahkaca yang berupa CO2 menjadi terbatas Masyarakat kita jugalah yang menuai akibat dari dampak kerusakan hutan seperti longsor banjir serta permukaan bumi yang semakin panas

Geografi Bencana

Area geografik yang nyata sehubungan dengan bencana dikatakan sebagai area kerusakan area dimana bencana menyerang Areal ini dibedakan menjadi

1 Area kerusakan total Dimana bencana paling merusak2 Area kerusakan tepi Walau dampak bencana dirasakan

kerusakan dan atau cedera nyata lebih ringan dibanding area kerusakan total

3 Area penyaring Area dekat area kerusakan dari mana bantuan dimulai secara segera dan spontan

4 Area bantuan terorganisir Area darimana bantuan yang lebih resmi diberikan secara selektif Area ini mungkin meluas hingga mencakup bantuan masyarakat regional nasional dan internasional

Berdasar tingkat respons bencana diklasifikasikan menjadi tiga

tingkat (ACEP) 1 Tingkat 1 Sistem pengelolaan respons terhadap bencana lokal

mampu bereaksi secara efektif dan dapat mancakup kerusakan atau penderitaan

2 Tingkat 2 Sebagai tambahan terhadap respons lokal dukungan diberikan oleh sumber regional atau masyarakat atau negara sekitar

3 Tingkat 3 Melampaui kemampuan sumber lokal atau regional dan diperlukan bantuan internasional

Beberapa hal penting yang harus diingat 1 Bencana bisa menimbulkan kerusakan masyarakat dan sumber

daya yang diperlukan untuk menghadapinya

Analisis Risiko Bencana - 2011

5

2 Bencana menyebabkan masalah pemulihan dan perbaikan jangka panjang Bisa melampaui kemampuan masyarakat beserta sumber daya dan atau fasilitasnya

3 Bencana menyebabkan kematian cedera dan kecacadan

Sumber celebratinghumanitywordpresscom

BANJIR

Banjir merupakan salah satu ldquobencanardquo yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia kejadiannya berupa terbenamnya daratan oleh air Peristiwa banjir timbul jika air menggenangi daratan yang biasanya kering Banjir pada umumnya disebabkan oleh air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya Air banjir juga membawa lumpur berbau yang dapat menutup segalanya setelah air surut Banjir adalah hal yang rutin Setiap tahun pasti datang Banjir sebenarnya merupakan fenomena kejadian alam biasa yang sering terjadi dan dihadapi hampir di seluruh negara-negara di dunia termasuk Indonesia Banjir sudah temasuk dalam urutan bencana besar karena meminta korban besar

Ciri-Ciri Banjir Bencana banjir memiliki ciri-ciri dan akibat sebagai berikut

Analisis Risiko Bencana - 2011

6

Banjir biasanya terjadi saat hujan deras yang turun terus menerus sepanjang hari

Air menggenangi tempat-tempat tertentu dengan ketinggian tertentu

Banjir dapat mengakibatkan hanyutnya rumah-rumah tanaman hewan dan manusia

Banjir mengikis permukaan tanah sehingga terjadi endapan tanah di tempat-tempat yang rendah

Banjir dapat mendangkalkan sungai kolam atau danau Sesudah banjir lingkungan menjadi kotor oleh endapan

tanah dan sampah Banjir dapat menyebabkan korban jiwa luka berat luka

ringan atau hilangnya orang

Sumber dennymediawordpresscom2009030434Bencana banjir setiap setiap tahun terus terjadi di sebagian besar

wilayah Kalimantan Selatan

Jenis-Jenis BanjirBerdasarkan sumber air yang menjadi [penampung]] di bumi jenis

banjir dibedakan menjadi tiga yaitu banjir sungai banjir danau dan banjir laut pasang

Banjir Sungai 1) Terjadi karena air sungai meluap2) Banjir Danau 3) Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol4) Banjir Laut pasang

Analisis Risiko Bencana - 2011

7

5) Terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi

Penyebab Terjadinya Banjir

Secara umum penyebab terjadinya banjir adalah sebagai berikut 1) Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi 2) Pendangkalan sungai 3) Pembuangan sampah yang sembarangan baik ke aliran

sungai mapupun gotong royong 4) Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat 5) Pembuatan tanggul yang kurang baik 6) Air laut sungai atau danau yang meluap dan menggenangi

daratan

Dampak Dari BanjirBanjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa[1]

1 Rusaknya areal pemukiman penduduk 2 Sulitnya mendapatkan air bersih dan 3 Rusaknya sarana dan prasarana penduduk

PEMKAB SRAGEN SIAP ANTISIPASI BENCANA BANJIR(Sragen News [ 25112008 1144 WIB ]

Bencana banjir yang melanda di sebagian besar wilayah Kab

Sragen di penghujung tahun 2007 lalu menjadi pelajaran yang berharga bagi Pemkab Sragen Menghadapi musim penghujan tahun ini pemkab telah mempersiapkan berbagai langkah untuk menghadapi bila bencana banjir kembali melanda Setidaknya 12 perahu ponton telah di siagakan di sejumlah titik ndash titik yang dinilai rawan bencana banjir

Satu perahu ponton terbuat dari 8 tong drum dan bambu yang diikat menjadi satu Bentuk perahu disesuaikan dengan kondisi jalan desa Ada yang berbentuk bujur sangkar dan persegi panjang Sewaktu bencana banjir tahun lalu perahu ponton ini telah terbukti manfaatnya untuk mengevakusai warga korban banjir

Titik ndash titik yang dinilai rawan bencana bnjir tersebut meliputi desa Tangkil Pandak Tenggak Plupuh dan lain sebagianya Sebagian besar daerah rawan bencana banjir terletak di bantaran sungai bengawan Solo di sisi sebelah utara Pemkab telah melakukan pendataan ulang daerah rawan bencana dan pendataan ulang peralatan evakuasi korban bencana banjir Pemkab juga telah melakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Bengawan Solo dan seluruh Satuan Pelaksanaan (Satlak) bencana alam di tingkat kecamatan melalui

Analisis Risiko Bencana - 2011

8

Rapat Koordinasi daerah rawan bencana banjir yang diselenggarakan oleh Satlak bencana Alam Kab Sragen

Hasil Rakor tersebut antara lain Satlak Bencana Alam Kabupatena dan Kecamatan akan siaga 24 jam dalam menghadapi musim penghujan yang bisa berpotensi terjadinya musibah bencana banjir Selain itu juga telah disiapkan skenario evakuasi korban bencana antara lain dengan menentukan jalan-jalan atau rute evakuasi posko-posko bencana banjir gudang logistik dan dapur umum Semua tempat yang telah ditentukan tersebut di pilih yang tidak begitu jauh dari daerah rawan bencana namun mudah untuk dijangkau

Hal yang sulit diantisipasi adalah datangnya air banjir Apabila di tiga Kabupaten yakni Kabupaten Wonogiri Sukoharjo dan Sragen hujan lebat secara bersamaan bisa dimungkinkan akan terjadi banjir di daerah Sragen Tapi dimungkinkan juga bila hanya Kab Wonogiri saja yang terjadi hujan lebat dan pintu air Waduk Gajah Mungkur dibuka akan terjadi banjir kiriman ke daerah Sragen

Oleh karenanya Satlak bencana Alam Kab Sragen dalam menghadapi musim hujan ini terus melakukan berkoordinasi dengan PSDA Bengawan Solo dan Penanggung Jawab Waduk Gajah Mungkur

Sumber wwwsragenkabgoidengberitaberitaphpid=7275

Analisis Risiko Bencana - 2011

9

PENDUGAAN RISIKO BENCANA

Analisis risiko IPAL

Risiko adalah kemungkinan suatu kejadian yang tidak diharapkan terjadi sehingga menggnggu apa yang seharusnya terjadi dari suatu kegiatan atau mengganggu tujuan Hazard merupakan segala sesuatu yang berpotensi menimbulkan ancaman terhadap kehidupan kesehatan atau lingkungan Risiko lingkungan adalah probabilitas dari kerusakan lingkungan sehingga menghambat kinerja perusahaan dalam mencapai tujuannya Kerusakan lingkungan dapat disebabkan dari limbah industri yang melebihi baku mutu dimana mutu limbah dipengaruhi oleh proses pengolahan limbah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Jika terjadi kegagalan proses dalam IPAL akan menimbulkan risiko terhadap lingkungan sekitar

Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengidentifikasi hazard dan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan risiko tertinggi yang akan dimitigasi Dari hasil identifikasi diketahui ada enam macam risiko yaitu limbah cair meluber limbah cair tercecer lumpur primary tercecer lumpur biologis tercecer pekerja terpapar limbah cairlumpur dan penurunan kualitas efluen Berdasarkan penilaian risiko menggunakan AHP didapatkan bahwa risiko penurunan kualitas efluen mempunyai dampak yang paling besar terhadap lingkungan yaitu sebesar 0602 Sedangkan penilaian risiko berdasarkan probabilitas risiko lumpur primary tercecer lumpur biologis tercecer dan pekerja terpapar limbah cairlumpur pasti terjadi Sedangkan likelihood risiko limbah cair meluber dan penurunan kualitas efluen lt 02 serta limbah cair tercecer 01 Pemetaan risk matrix menyebutkan bahwa risiko penurunan kualitas merupakan risiko yang moderate dan kelima risiko lainnya termasuk risiko yang trivial

PENENTUAN TINGKAT RISIKO BENCANA TSUNAMIKAWASAN PESISIR KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT(Oki Oktariadi dan Wawan Hermawan)

Analisis risiko bencana tsunami dilakukan untuk menyiapkan informasi yang dibutuhkan dalam rangka mengantisipasi dan menurunkan tingkat risiko tsunami yang dimiliki wilayah Pesisir Kabupaten Sukabumi sedangkan tujuannya adalah mengetahui sejauhmana tingkat risiko wilayah Pesisir Kabupaten Sukabumi dalam menghadapi bencana tsunami yang mungkin terjadi

Analisis Risiko Bencana - 2011

10

Menurut Davidson (1997) hubungan antara faktor resiko faktor bahaya faktor kerentanan dan faktor ketahanan tercermin dalam model matematis (model ini telah dimodifikasi dan disesuikan dengan bahan kajian) sebagi berikut

HDRI = WHH + WVV + WCC

DimanaHDRI = Nilai resiko bencana (Hazard Disaster Risk Index)WHH = Nilai faktor bahaya (Weight Hazard)WVV = Nilai faktor kerentanan (Weight Vulnerability)WCC = Nilai faktor ketahanan (Weight Capacity)

1 Faktor bahaya dengan indikator zona bahaya rendah bahaya sedang dan bahaya tinggi Pembagian zona ini berdasar pada kondisi tingkat kelerengan pantai peringkat jenis batuan peringkat kekasaran pantai genangan tsunami akumulasi energi gempa dan intensitas gempa Indikator - indikator kerentanan tersebut berpengaruh terhadap dampak yang akan timbul jika bahaya tsunami terjadi di suatu wilayah

2 Faktor kerentanan dengan sub faktor kerentanan fisik sosial kependudukan sosial ekonomi dan lingkungan Indikator dari sub-faktor kerentanan tersebut yaitu kerentanan fisik kerentanan sosial kependudukan kerentanan sosial ekonomi dan kerentanan lingkungan Indikator - indikator kerentanan tersebut berpengaruh terhadap dampak yang akan timbul jika bahaya tsunami terjadi di suatu wilayah

3 Faktor ketahanan dengan sub faktor sumber daya alami sumber daya buatan dan mobilitas Faktor ketahanan ini merupakan komponen penting terutama dalam penyelamatan penduduk sebelum terjadi bencana pada saat dan setelah terjadi bencana tsunami

Berdasarkan peta tingkat risiko bencana tsunami terlihat sebagian besar wilayah Pesisir Sukabumi memiliki tingkat risiko tinggi sampai sedang dan berdasarkan hasil pengamatan lapangan terdapat 3 wilayah yang perlu diwaspadai antara lain

1048729 Desa Ciwaru (Teluk Ciletuh) Kecamatan Ciemas memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan berupa pesawahan dan pemukiman serta berada pada sebuah teluk yang menghadap langsung ke Samudera Hindia

1048729 Desa Gunungbatu (Tanjung Ujung Genteng) di Kecamatan Ciraca memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan berupa kebun campuran dan pesawahan serta berhadapan langsung dengan samudera Hindia

1048729 Hampir sepanjang pesisir pantai Kecamatan Tegalbulued memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan

Analisis Risiko Bencana - 2011

11

pesawahan dan pemukiman penduduk serta berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia

Langkah antisipasi yang perlu segera dilakukan adalah melakukan adaptasi dan sosialisasi pada masyarakat untuk mewaspadai wilayah-wilayah yang memiliki tingkat risiko tinggi

Analisis Risiko Bencana - 2011

12

Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara(Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)

Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal

Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai

Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886

Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah

Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama

Analisis Risiko Bencana - 2011

13

Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu

Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano

Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah

Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya

Sebab-Akibat Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu

penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat

Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnyaHilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai

Analisis Risiko Bencana - 2011

14

Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian

Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pesSekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam

PENGELOLAAN RISIKO

Pengelolaan Risiko Bencana

Analisis Risiko Bencana - 2011

15

Pikirkan bahwa masyarakat dan lingkungannya adalah terancam terhadap bencana dan bagaimana kesanggupan masing-masing melawan akibat dari kerusakan oleh bencana

Risiko (risk) Kemungkinan akan kehilangan yang bisa terjadi

sebagai akibat kejadian buruk dengan akibat kedaruratan dan keterancaman

Bahaya (hazard) Potensi akan terjadinya kejadian alam atau ulah manusia dengan akibat negatif

Keterancaman (vulnerability) Akibat yang timbul dimana struktur masyarakat pelayanan dan lingkungan sering rusak atau hancur akibat dampak kedaruratan Adalah kombinasi mudahnya terpengaruh (susceptibility) dan daya bertahan (resilience) Resilience adalah bagaimana masyarakat mampu bertahan terhadap kehilangan dan susceptibility adalah derajat mudahnya terpengaruh terhadap risiko Dengan kata lain ketika menentukan keterancaman masyarakat atas dampak kedaruratan penting untuk memastikan kemampuan masyarakat beserta lingkungannya untuk mengantisipasi mengatasi dan pulih dari bencana Jadi dikatakan sangat terancam bila dalam menghadapi dampak keadaan bahaya hanya mempunyai kemampuan terbatas dalam menghadapi kehilangan dan kerusakan dan sebaliknya bila kurang pengalaman menghadapi dampak keadaan bahaya namun mampu menghadapi kehilangan dan kerusakan dikatakan tidak terlalu terancam terhadap bencana dan kegawatdaruratan

High susceptibility + low resilience = high level of vulnerabilityHigh exposure to risk + limited ability to sustain loss = high

vulnerabilityLow susceptibility + high resilience = low degree of vulnerabilityAbility to sustain loss + low degree of exposure = low vulnerability Jelaslah bahwa petugas harus mengenal golongan masyarakat

struktur dan pelayanan yang mudah terancam hingga dapat menjadikannya tahan terhadap kerusakan akibat kedaruratan

Proses Pengelolaan Risiko Bencana

Dalam pengelolaan risiko bencana bencana dijelaskan berkaitan dengan risikonya terhadap masyarakat dan dilakukan tindakan yang sesuai terhadap risiko yang diketahui

Dua hal penting

1 Berapa luas bencana melanda2 Berapa luas ancaman terhadap masyarakat dan lingkungan

Analisis Risiko Bencana - 2011

16

Pengelolaan risiko bencana adalah penerapan sistematik dari

kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelatihan terhadap 1 Memastikan hal-hal terkait2 Mengidentifikasi risiko3 Menganalisis risiko4 Menilai mengevaluasi risiko5 Mengatasi risiko

Pengamatan dan penelaahan harus merupakan proses

berkesinambungan dalam pengelolaan risiko dan semua sistem tergantung pada komunikasi dan konsultasi

Hal tersebut menjadi perangkat pengambil keputusan yang sistematik logis dan praktis bagi pengelola bencana Gunanya untuk mendapatkan kegunaan yang mendasar bagi pengelola bencana untuk mengurangi dampak dari bencana Pengelola bencana dapat melakukan

1 Identifikasi apa yang mungkin terjadi2 Analisis kemungkinan hasil akhir3 Pendugaan Menilai dampak4 Mengelola risiko (pencegahanmitigasi mempersiapkan

merespons dan pemulihan)5 Memonitor proses

Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan TerpaduPengelolaan bencana yang efektif memerlukan kombinasi empat

konsep a Atas semua bahayab Menyeluruhc Terpadud Masyarakat yang siap Semua bahaya maksudnya aturan yang disetujui dalam merancang

mengatasi semua bahaya alam dan ulah manusia Dari pada mengembangkan rencana dan prosedur berbeda untuk masing-masing bahaya rancangan tunggal pengelolaan harus dibuat dan digunakan dalam menghadapi semua bahaya yang dihadapi masyarakat

Pendekatan Menyeluruh

Empat dasar pengelolaan kegawatan dan bencana masing-masing memerlukan program pengelolaan (strategi)

Analisis Risiko Bencana - 2011

17

1 Pencegahan dan mitigasiPeraturan dan persyaratan fisik untuk mencegah terjadinya bencana atau untuk mengurangi dampaknya

2 PersiapanPerencanaan dan program sistem dan prosedur pelatihan dan pendidikan untuk memastikan bahwa bila bencana terjadi sumber daya dan tenaga dapat segera dimobilisasi dan diberdayakan dengan hasil terbaik Termasuk pengembangan sistem peringatan dan kewaspadaan perencanaan organisasional pelatihan dan pengujian petugas peralatan perencanaan dan prosedur serta pendidikan publik

3 ResponsKegiatan yang diambil mendahului atau segera setelah dampak bencana untuk meminimalkan akibat dan untuk memberikan bantuan segera memulihkan dan mendukung masyarakat Termasuk rescue pemulihan dan dukungan terhadap korban informasi publik pemberian makanan pakainan dan tempat berlindung

4 PemulihanPemulihan dan perbaikan jangka panjang atas masyarakat yang terkena Merupakan proses rumit dan lama

Pendekatan Terpadu

Pengelolaan bencana efektif memerlukan kerjasama aktif antara berbagai fihak terkait Artinya semua organiasi dengan tugasnya masing-masing bekerja bersama dalam pengelolaan bencana Hubungan berbentuk kerjasama sangat penting

Masyarakat yang siapAdalah masyarakat yang masing-masing individunya waspada

terhadap bahaya dan tahu bagaimana melindungi dirinya keluarganya serta rumahnya terhadap dampak dari bahaya Bila masing-masing dapat melakukan tindakan perlindungan terhadap dampak bahaya akan mengurangi keterancaman terhadap bencana dan kedaruratan

Kegiatan pencegahan mitigasi persiapan respons dan pemulihan yang harus dilakukan

1 Pencegahan dan mitigasi 2 Standar bangunan dan kemampuan PMK3 Immunisasi penyakit4 Rancang sanitasi5 Pembuangan sampah limbah6 Program pendidkan masyarakat

Analisis Risiko Bencana - 2011

18

7 Informasi media8 Peringatan terhadap masyarakat Persiapan 1 Perencanaan sistem dan prosedur2 Pelatihan personil3 Pengujian perencanaan personil dan peralatan

Respons 1 Pengaktifan sistem pengelolaan insidens2 Pengaktifan sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya3 Mekanisme pendukung bagi staf

Pemulihan 1 Proses debriefing2 Menilai dan merubah perencanaan dan prosedur3 Identifikasi dan pemanfaatan pengetahuan yang didapat

Pengelolaan risiko bencana

Pengelolaan risiko bencana adalah pemanfaatan yang sistematik dari kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelaksanaan dengan maksud mengurangi dampak bencana Merupakan perangkat pembuat keputusan yang logis dan praktis

Disaster management

The remote sensing inputs have been used for many disasters including drought flood earthquake cyclone landslides volcanoes avalanches forest fire crop pest diseases etc Remote sensing and GIS helps in preparing suitable strategy of land succumbed to disaster for its management and occupational framework for their monitoring assessment and mitigation by identifying gap areas and assist in recommending appropriate strategies for disaster mitigation and management BISAG through synergistic coupling of remote sensing inputs with conventional systems and space communications in well knit multi-energy interface has been offering better operational services and decision support for better Disaster Management Proses Perencanaan Terhadap Bencana

Pendugaan Risiko1 Penentuan hal yang akan direncanakan reg2 Penetapan komite perencanaan reg

Analisis Risiko Bencana - 2011

19

3 Penilaian risiko reg4 Penentuan tujuan perencanaan reg5 Penentuan pertanggungjawaban reg6 Analisis sumberdaya (7 Pengembangan sistem dan prosedur (8 Penulisan rencana (9 Pelatihan tenaga (10 Tes rencana tenaga dan prosedur (11 Peninjauan ulang rencana (12 Perbaiki rencana Hal-hal yang dapat direncanakan Hal yang dapat direncanakan dalam menghadapi kegawatdaruratan

harus diidentifikasi

Komite perencanaan Fihak rumah sakit fihak sistem kesehatan masyarakat termasuk

kesehatan masyarakat dan kesehatan mental pelayanan darurat eksternal seperti ambulans PMK dan polisi

Lakukan analisis risiko bencana Termasuk analisis bahaya dan analisis keterancaman Semua

analisis akan membantu komite perencanaan bencana menentukan sasaran dan prioritas perencanaan

Penilaian risiko bencana berkelanjutan sepanjang proses perencanaan Bahaya berubah tingkat keterancaman berubah semua harus dimonitor dan dinilai secara tetap

Tentukan tujuan perencanaan Berdasar pada hasil analisis risiko dan pengenalan strategi

pengelolaan bencana yang disetujui komite

Tentukan pertanggungjawaban Memilih pertanggungjawaban dari semua fihak terkait RS

petugas dan pelaksana kesehatan masyarakat lainnya

Analisis sumberdaya Komite harus mengetahui apa yang akan dibutuhkan dari pada

hanya melihat apa yang dipunyai Bila apa yang dibutuhkan kurang dari apa yang tersedia komite harus mengidentifikasi sumber tenaga dan sarana yang tersedia yang dapat dipanggil seketika dibutuhkan Rencanakan kerjasama dengan fasilitas kesehatan regional atau nasional

Analisis Risiko Bencana - 2011

20

Penciptaan sistem dan prosedur Komite harus mengidentifikasi strategi untuk pencegahan dan

mitigasi penyiapan respons dan pemulihan akibat kegawatan major dan bencana Ini termasuk sistem komando gadar RS sistem komunikasi informasi publik sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya

Penulisan rencana Dokumen tertulis harus dibagikan pada semua yang akan

menggunakannya Dokumen harus sederhana dan langsung sasaran atau orang tidak dapat membaca atau memahaminya

Pelatihan persomil uji perencanaan personil dan prosedur Pelatihan personil serta pengujian perencanaan sistem dan

prosedur merupakan bagian vital dari persiapan pengelolaan gadar atau bencana

Kegiatan respons bencana memerlukan personil untuk bekerja diluar kegiatan dan tanggungjawab hari-hari normalnya dan melaksanakan tugas yang kurang familier Untuk menciptakan kejadian menjadi lebih sulit berikan tidak hanya banyak tugas yang tidak familer namun mereka harus mendapatkan lingkungan yang sangat menekan yang bahkan pantas untuk menguji sistem dan personil yang sudah berpengalaman

Dapat dimengerti mengapa personil wajib dilatih dan diuji secara rutin dalam tugas pengelolaan bencananya Personil juga memerlukan kesempatan untuk mempraktekkan tugas dan tanggungjawab pengelolaan bencananya

Selain itu rencana yang belum diuji dan dinilai ulang mungkin lebih buruk dari pada tidak ada rencana sama sekali Hal ini akan membangun rasa keamanan yang salah pada petugas dalam hal tingkat persiapan

Peninjauan ulang dan ubah perencanaan

Perencanaan harus dinilai ulang dan diperbaiki secara berkaladan harus dinyatakan dalam perencanaan itu sendiri Setiap saat perencanaan atau bagian dari perencanaan diaktifkan untuk latihan atau dalam bencana sesungguhnya Debriefing harus dilakukan untuk mengenal kebutuhan perbaikan perencanaan sistem dan prosedutr dan untuk melatih personil

Sekali lagi perencanaan adalah proses tidak pernah berakhir Perencanaan tertulis adalah hanya sebuah hasil akhir dari proses perncanaan namun bukan titik akhir hanya bagian dari proses perencanaan Perencanaan tertulis adalah dokumen yang hidup yang harus secara tetap diuji dinilai ulang dan dipertbaharui

Bagaimana bila

Analisis Risiko Bencana - 2011

21

Bagian penting dari proses perencanaan adalah pertanyaan dari komite Bagaimana bila hellip Bagaimana bila ini atau itu terjadi apa yang harus dilakukan apa yang diperlukan apa dampaknya pada petugas dll

Tidak mungkin untuk membuat rencana bagi semua kejadian namun kegiatan komite dalam memikirkan batasan kejadian beserta konsekuensinya dan membahas pilihan rancangan yang diperkirakan memiliki jangkauan luas dalam sistem persiapan penting dilakukan

Di dunia kehilangan akibat bencana tetap meningkat walau

investasi yang sangat besar dalam tindakan pencegahan secara tehnik sudah dilakukan Hambatan politik dan ekonomi menyebabkan bahwa pendekatan tradisional dalam mendapatkan rasa aman terhadap bahaya harus dinilai ulang Tidak saatnya lagi mangatakan bahwa pencegahan terhadap proses berbahaya secara umum dikatakan sebagai terbaik atau cara yang paling diinginkan dalam menghadapi risiko Pencegahan dan peningkatan resilience dari objek yang berpotensi terkena adalah dua contoh penting lainnya dari bagaimana kerusakan akibat keadaan berbahaya dapat dikurangi

Konsep pilihan untuk mengatasi keadaan bahaya adalah menggunakan kebijaksanaan berdasar risiko Walau diarahkan pada bahaya yang juga telah mencakup risiko dijelaskan sebagai fungsi dari empat faktor berikut

1 Frekuensi terjadinya kejadian bahaya2 Intensitas kerusakan objek sasaran yang berpotensi terhadap

risiko dengan distribusi kelompok khusus3 Keterancaman objek sasaran akan terkena oleh kerusakan4 Keterpaparan target sasaran terhadap bahaya Frekuensi dan kerusakan menunjukkan beratnya keadaan bahaya

keterancaman dan keterpaparan sasaran terhadap risiko Inilah kenapa ada perbedaan antara definisi sederhana risiko sebagai hasil kemungkinan dan perluasan kerusakan yang lebih menunjukkan sudut pandang operator atau pelaksana Bagaimanapun sudut pandang yang lebih sempit dengan cepat menunjukkan bahwa frekuensi dan keterpaparan adalah sebanding dengan kemungkinan dimana intensitas dan keterancaman mengartikan kerusakan

Pengelolaan risiko akan berhasil bila informasi berikut tersedia 1 Karakterisasi bahaya secara khusus2 Mengumpulkan dan mengklasifikasikan objek yang terancam

dalam jangkauan proses berbahaya3 Tampilan dampak kerusakan yang mungkin terjadi terhadap

objek disaat kejadian

Analisis Risiko Bencana - 2011

22

Saat ini prinsip penilaian risiko dan pembuatan kebijaksanaan secara umum berdasar risiko dipakai secara luas lintas disiplin dan lintas batas

Evaluasi dan Persepsi RisikoKunci pendekatan berdasar risiko menghadapi bahaya diterima

dalam bentuk tingkat rasa aman yang memadai dan secara ekonomik Baik definisi dari tingkat rasa aman yang memadai dan kuantifikasi tampilan ekonomik tidak dapat dibuat hanya oleh para ahli Nilai dan tanggapan sosial mungkin merupakan faktor lebih penting dalam membentuk rasa aman dari pada risiko nyata sendiri

Satu masalah yang belum jelas adalah opini publik dalam proses keputusan Ini mungkin karena jarak antara ilmu sosial (termasuk proses evaluasi publik) dan ilmu administratif atau tehnik (yang bertanggung jawab pada kebanyakan risiko nyata) Usaha saat ini adalah menjembatani jarak tsb dengan mengembangkan model yang seakurat mungkin menunjukkan persepsi dan evaluasi publik akan risiko yang diharapkan hingga pembuat keputusan dapat menggunakan hal ini Dengan kata lain dianjurkan bahwa pandangan publik tentang evaluasi risiko secara normatif (dari pada emperik-deskriptif) akan memperbaiki keputusan yang dibuat dalam pengelolaan bencana

Risk perception is the subjective judgment that people make about the characteristics and severity of a risk The phrase is most commonly used in reference to natural hazards and threats to the environment or health such as nuclear power Several theories have been proposed to explain why different people make different estimates of the dangerousness of risks Three major families of theory have been developed psychology approaches (heuristics and cognitive) anthropologysociology approaches (cultural theory) and interdisciplinary approaches (social amplification of risk framework)Interdisciplinary approach

Social amplification of risk frameworkThe Social Amplification of Risk Framework (SARF) combines research in psychology sociology anthropology and communications theory SARF outlines how communications of risk events pass from the sender through intermediate stations to a receiver and in the process serve to amplify or attenuate perceptions of risk

Analisis Risiko Bencana - 2011

23

All links in the communication chain individuals groups media etc contain filters through which information is sorted and understoodThe theory attempts to explain the process by which risks are amplified receiving public attention or attuned receiving less public attention The theory may be used to compare responses from different groups in a single event or analyze the same risk issue in multiple events In a single risk event some groups may amplify their perception of risks while other groups may attune decrease and their perceptions of riskThe main thesis of SARF states that risk events interact with individual psychological social and other cultural factors in ways that either increase or decrease public perceptions of risk Behaviors of individuals and groups then generate secondary social or economic impacts while also increasing or decreasing the physical risk itselfThese ripple effects caused by the amplification of risk include enduring mental perceptions impacts on business sales and change in residential property values changes in training and education or social disorder These secondary changes are perceived and reacted to by individuals and groups resulting in third-order impacts As each higher-order impacts are reacted to they may ripple to other parties and locations Traditional risk analyses neglect these ripple effect impacts and thus greatly underestimate the adverse effects from certain risk events Public distortion of risk signals provides a corrective mechanism by which society assesses a fuller determination of the risk and its impacts to such things not traditionally factored into a risk analysis

Analisis Risiko Bencana - 2011

24

PENGURANGAN RISIKO BENCANA

Pendahuluan

Pengurangan Risiko Bencana (PRB) mendasarkan pada konsep pikir pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan penguatan kapasitas Pemerintah dan seluruh seluruh stakeholder pembangunan di Provinsi Jawa Tengah bertanggungjawab dalam PRB melalui implementasi peran dan fungsinya masing-masing yang dilakukan pada seluruh siklus penyelenggaraan penanggulangan bencana baik pada tahap pra bencana saat bencana maupun pasca bencana Aspek-aspek yang tercakup dalam program kegiatan PRB meliputi kesiapsiagaan mitigasi tanggap darurat pemulihan dan rekonstruksi

Banjir akibat tanggul jebol biasanya menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang sangat besar Ini semua merupakan resiko bencana (disaster risk) bagi masyarakat yang terkena dampak langsung Ada resiko bencana lain yang menimpa masyarakat misalnya sakitnya warga masyarakat terganggunya mereka dalam mencari mata pencaharian anak-anak tak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan normal Adanya trauma psikologis pada anak-anak juga merupakan bagian dari resiko bencana

Sumber adijmmultiplycomjournalitem335ManajemenBerdasarkan Undang-Undang nomor 242007 tentang Penanggulangan Bencana pemerintah (gubernur bupatiwalikota atau perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah) bertugas melakukan penanggulangan bencana Hal yang

Analisis Risiko Bencana - 2011

25

paling awal dari tugas dan tanggung jawab ini adalah pengurangan atau minimalisasi resiko bencana Pengurangan resiko ini termasuk upaya pencegahan rawan bencana Dalam hal bencana banjir jebolnya tanggul sungai adanya monitoring tanggul-tanggul di sepanjang sungai secara periodik dan seksama adalah bagian dari pencegahan bencana Sementara itu tumbuhnya kawasan permukiman di sepanjang bantaran sungai adalah parameter kerawanan yang lain Ditambah lagi warga masyarakat di sana bisa jadi tidak pernah diberi peringatan akan bahaya yang mengintai mereka Masyarakat juga tidak pernah mempersiapkan bangunan yang kokoh Sistem peringatan dini biasanya juga amat minim Ini semuanya serupakan parameter-parameter yang menambah tingginya tingkat kerentanan mereka terhadap bencana (vulnerability)

Sesuai amanat Undang Undang No 24 Tahun 2007 Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat termasuk perlindungan atas bencana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) (misalnya Provinsi Jawa Tengah ) secara umum mempunyai tugas pokok dan fungsifungsi yang terkait dalam kegiatan penanggulangan bencana wajib mengambil peran dengan mengisi kegiatan pada nomenklatur program yang sesuai dengan urusan kewenangan wajib danatau pilihan

Identifikasi Risiko Bencana

Pengurangan Risiko Bencana di suatu daerah dapat diarahkan pada pengurangan ancaman bahaya (hazard) pengurangan kerentanan (vulnerability) masyarakat dan peningkatan kapasitas (capacity) pemerintah dan masyarakat di daerah rawan bencana untuk melindungi jiwa dan harta benda masyarakat serta menjamin tata kehidupan yang berkelanjutan

Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat ditempuh melalui kebijakan sebagai berikuta Mengedepankan keterpaduan paradigma persepsi potensi informasi

pola pelaksanaan semua pemangku kepentingan pengurangan risiko bencana di provinsi dan kabupatenkota beserta seluruh masyarakat Jawa Tengah selaras dengan kebijakan Pusat

b Mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah lokal di daerah rawan bencana dengan pendayagunaan secara optimal potensi dan sumber daya serta kearifan lokal yang telah mengakar dan berkembang di masyarakat

Analisis Risiko Bencana - 2011

26

c Mengedepankan upaya pencegahan dan pendekatan persuasif dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan prinsip mendorong kearah tata kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat

d Mengedepankan transparansi dengan pola kemitraan serta prinsip non diskriminasi dalam penyelenggaraan pengurangan risiko bencana

1 Konsep Dasar Identifikasi

Potensi bencana yang tinggi pada dasarnya tidak hanya sekedar refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk suatu wilayah namun merupakan kontribusi beberapa permasalahan lain sehingga meningkatkan kerentanan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana daerah dititik-beratkan pada keselamatan jiwa manusia dan menjamin kehidupan dalam lingkungan yang lebih baik (better life and better living) serta tertata pada kondisi yang terbebas dari ancaman bencana Oleh karena itu langkah yang dilakukan meliputi pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas

Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir

Salah satu aspek yang seringkali dilupakan berkaitan dengan terjadinya banjir di satu kota adalah banjir itu sangat berkaitan erat dengan kesatuan wilayah yang disebut dengan daerah aliran sungai (DAS) DAS sendiri didefinisikan sebagai satu hamparan wilayah dimana air hujan yang jatuh di wilayah itu akan menuju ke satu titik outlet yang sama apakah itu sungai danau atau laut

Jadi jika air hujan yang jatuh di rumah Anda mengalir ke selokan dan menuju ke Sungai Brantas maka Anda adalah warga DAS Brantas Itu artinya jika air sungai Brantas meluap dan menggenangi dataran banjir di sekitarnya maka Anda (air hujan dari persil lahan Anda) punya kontribusi terhadap terjadinya banjir ituDengan demikian setiap kita pasti warga dari satu DAS dan setiap warga DAS berpotensi untuk memberikan kontribusi terhadap terjadinya banjir di bagian hilir DAS yang bersangkutan Dalam perspektif ilmu lingkungan setiap warga DAS berpotensi menghasilkan eksternalitas negatif dari sisi hidrologi

Analisis Risiko Bencana - 2011

27

Sumber bebasbanjir2025wordpresscom

Suatu ldquodaerah aliran sungairdquo atau DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut Istilah yang juga umumdigunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya

Skema sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS)

Analisis Risiko Bencana - 2011

28

Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas suatu DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat tetapi dapat digambarkan pada petaBatas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong) beberapa wilayah kabupaten (misalnya DAS Brantas) atau hanya pada sebagian dari suatu kabupatenTidak ada ukuran baku (definitif) suatu DAS Ukurannya mungkin bervariasi dari beberapa hektar sampai ribuan hektar DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow) Sebidang lahan dapat dianggap sebagai DAS jika ada suatu titik penyalur aliran air keluar dari DAS tersebut

Perencanaan pengelolaan DAS terpadu mempersyaratkan adanya beberapa langkah-langkah penting sebagai berikut1 Pengumpulan data yang ekstensif didukung oleh strategi pengelolaan

data yang terpadu perlu dilaksanakan sebelum rencana pengelolaan DAS dirumuskan Pengumpulan data ini terutama identifikasi karakteristik DAS yang antara lain mencakup batas dan luas wilayah DAS topografi geologi tanah iklim hidrologi vegetasi penggunaan lahan sumberdaya air kerapatan drainase dan karakteristik sosial ekonomi dan budaya

2 Identifikasi permasalahan yang meliputi aspek penggunaan laha n tingkat kekritisan lahan aspek hidrologi sosial ekonomi dan kelembagaan seperti terlihat pada Gambar 32 Prakiraan-prakiraan tentang kebutuhan sumberdaya alam (dan buatan) untuk beragam pemanfaatan perlu dilakukan dan dikaji potensi timbulnya konflik di antara pihak ndash pihak yang berkepentingan

3 Perumusan tujuan dan sasaran secara jelas spesifik dan terukur dengan memperhatikan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari ekosistem DAS peraturan dan kebijakan pemerintah adat istiadat masyarakat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan DAS

4 Identifikasi dan memformulasikan beberapa rencana kegiatan sebagai alternatif

5 Evaluasi alternatif kegiatan pengelolaan yang akan diimplementasikan sehingga dapat dihasilkan bentuk kegiatan yang paling tepat (secara teknis dapat dilaksanakan secara sosialpolitik dapat diterima dan secara ekonomi terjangkau)

6 Penyusunan rencana kegiatanprogram pengelolaan DAS berupa usulan rencana yang dianggap paling memenuhi kriteria untuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan

Analisis Risiko Bencana - 2011

29

7 Legitimasi dan sosiallisasi rencana yang telah disusun kepada pihak-pihak yang terkait Dalam berikut ini mekanisme pelaksanaan pengelolaan DAS mempersyaratkan bahwa tahap perencanaan dan implementasi tidak boleh dipisahkan karena informasi yang diperoleh dari implementasi kegiatan dapat dimanfaatkan kembali sebagai umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan rencana yang telah dibuat Demikian pula untuk setiap langkah pengelolaan dari mulai alternatif kegiatan hingga implementasi kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (review) Hal ini diperlukan sebagai umpan balik bertahap

Diagram Alir Garis Besar Identifikasi Permasalahan DASSumber bebasbanjir2025wordpresscom

a Pengurangan Ancaman

Ancaman berpotensi menimbulkan bencana namun demikian tidak semua ancaman selalu menjadi bencana Diperlukan analisis ancaman

Analisis Risiko Bencana - 2011

30

untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

b Pengurangan Kerentanan

Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

Analisis Risiko Bencana - 2011

31

1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

c Peningkatan Kapasitas

Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

Analisis Risiko Bencana - 2011

32

pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

2 Proses Identifikasi Risiko

Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

Analisis Risiko Bencana - 2011

33

tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

Analisis Risiko Bencana - 2011

34

yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

Analisis Risiko Bencana - 2011

35

yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

Analisis Risiko Bencana - 2011

36

risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

Analisis Risiko Bencana - 2011

37

membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

Analisis Risiko Bencana - 2011

38

menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

Analisis Risiko Bencana - 2011

39

IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

Community Development

Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

Analisis Risiko Bencana - 2011

40

Sumber donasirumahzakatorg

Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

membantu para korban bencana

1 Kondisi Pra Bencana

Analisis Risiko Bencana - 2011

41

Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

a Program Wajib

1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

Pembangunan Daerah

7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

Rescue (SAR)

8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

Analisis Risiko Bencana - 2011

42

b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

Pemanfaatan Tanah

10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

Pembangunan

11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

Masa

b Program Pilihan

1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

Analisis Risiko Bencana - 2011

43

2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

2 Kondisi Saat Bencana

Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

Rescue (SAR)

3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

3 Kondisi Pasca Bencana

Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

a Program Wajib

Analisis Risiko Bencana - 2011

44

1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

b Program Pilihan1) Pertanian

a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

dekat sungai Ciliwung

Analisis Risiko Bencana - 2011

45

Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

Analisis Risiko Bencana - 2011

46

Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

Analisis Risiko Bencana - 2011

47

DAFTAR PUSTAKA

Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

Westview Press Boulder Colorado

Analisis Risiko Bencana - 2011

48

Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

Analisis Risiko Bencana - 2011

49

  • Kita dan Bencana
  • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
  • Geografi Bencana
    • Ciri-Ciri Banjir
    • Jenis-Jenis Banjir
    • Penyebab Terjadinya Banjir
    • Dampak Dari Banjir
    • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
    • Analisis risiko IPAL
    • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
    • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
    • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
    • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
    • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
    • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
    • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
    • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
    • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
    • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
    • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
    • Sebab-Akibat
    • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
    • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
    • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
    • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
    • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
    • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
    • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
    • PENGELOLAAN RISIKO
    • Pengelolaan Risiko Bencana
    • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
    • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
    • Pendekatan Menyeluruh
    • Pendekatan Terpadu
    • Masyarakat yang siap
    • Pengelolaan risiko bencana
    • Disaster management
    • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
    • Pendugaan Risiko
    • Evaluasi dan Persepsi Risiko
    • Interdisciplinary approach
      • Social amplification of risk framework
          • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
            • Selasa 17 November 2009
              • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

    Timor khususnya masyarakat Besikama sudah sangat lama hidup bersama dengan kejadian banjir Masyarakat tradisional Besikama sebenarnya sudah mengenal tentang praktek mitigasi banjir berdasarkan konstruksi rumah tradisional mereka sejak lama yakni rumah panggung yang sudah sangat tidak popular karena lsquopembangunanrsquo mengajarkan segala segala sesuatu yang lsquomodernrsquo

    BENCANA ALAM

    Bencana alam merupakan konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik seperti letusan gunung gempa bumi tanah longsor) dengan aktivitas manusia Karena ketidakberdayaan manusia akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural bahkan sampai kematian Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka [1] Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan Dengan demikian aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia misalnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni Konsekuensinya pemakaian istilah alam juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri mulai dari kebakaran yang mengancam bangunan individual sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia

    Di daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta memiliki kerentanan kerawanan (vulnerability) yang tinggi tidak akan berdampak luas jika manusianya memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience) Konsep ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi mencegah amp menangani tantangan-tantangan serius yang hadir Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang cukup

    Karakteristik BencanaBencana secara istilah dibedakan berdasar karakteristik fisik

    utama Penyebab Alam atau ulah manusiaFrekuensi Berapa sering terjadinya

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    2

    Durasi Beberapa durasinya terbatas seperti pada ledakan sedang lainnya mungkin lebih lama seperti banjir dan epidemi

    Kecepatan onset Bisa muncul mendadak hingga sedikit atau tidak ada pemberitahuan yang bisa diberikan atau bertahap seperti pada banjir (keculi banjir bandang) memungkinkan cukup waktu untuk pemberitahuan dan mungkin tindakan pencegahan atau peringanan Ini mungkin berulang dalam periode waktu tertentu seperti pada gempa bumi

    Luasnya dampak Bisa terbatas dan mengenai hanya area tertentu atau kelompok masyarakat tertentu atau menyeluruh mengenai masyarakat luas mengakibatkan kerusakan merata pelayanan dan fasilitas

    Potensi merusak Kemampuan penyebab bencana untuk menimbulkan tingkat kerusakan tertentu (berat sedang atau ringan) serta jenis (cedera manusia atau kerusakan harta benda) dari kerusakan

    Kita dan Bencana(Sekitar Kita Manusia Budaya dan Lingkungan Muhammad Idenk Rusni Artikel

    dikirim oleh idenk pada 22 October 2009)

    Kembali tanah Indonesia dilanda bencana gempa bumi di Padang padahal kepiluan belum berhenti ketika saudara saudara kita di Tasikmalaya dan sekitarnya masih menderita akibat gempa yang terjadi dua bulan lalu Hampir sebulan bencana gempa Padang berlalu kami mencoba untuk berefleksi terhadap peristiwa tersebut Chaos alam itulah yang terus menerus meporak porandakan sebagian bumi Indonesia yang kemudian pastinya akan banyak kehilangan nyawa dan benda Bencana alam di Indonesia saling menyusul silih berganti yang pada akhirnya akan sangat menguras energy dan kekuatan kita demi melakukan penanganan bencana evakuasi rehabilitasi pemulihan trauma pada anak anak serta perbaikan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat yang menjadi korban

    Tak sedikit biaya yang digunakan untuk mengatasi kondisi pasca gempa yang seharusnya jumlah angka angka tersebut dapat dipergunakan untuk mensejahterakan dan mengangkat martabat rakyat Indonesia yang masih menderita kemiskinan dan kelaparan tapi itulah diluar jangkauan dan pikiran manusia atas peristiwa bencana alam

    Disinilah Tuhan menampakkan manifestasinya yang adiluhung lewat keteraturan alam meski manusia tidak menyadarinyaSatu hal yang selalu menjadi dasar pertanyaan ketika bencana menghampiri kita adalah apakah ini merupakan akibat ulah manusia atau kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa Aspek teologis seringkali menjadi pembicaraan dan alasan kenapa bencana itu datang yang pada akhirnya adalah menyalahkan korban itu sendiri Dengan argument ini bencana

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    3

    dianggap azab dari Tuhan kepada umatnya Ketika tanggul Situ Gintung jebol masyarakat sekitar berkesimpulan bahwa Situ tersebut seringkali menjadi ajang maksiat maka wajar Tuhan marah terhadap tempat tersebut

    Teologi bencana yang muncul ke permukaan tidak lepas dari peran teks ndashteks kanonik agama (baca Islam) Dalam Al-Quran terdapat kisah yang menghukum kaum Nabi Luth karena umatnya terlibat homoseksualitas maka dibalikkanlah bumi untuk menenggelamkan kaumnya tersebut

    Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana

    Bencana bersumber atau ada kaitannya dengan dua hal Pertama bencana merupakan fenomena alam yang berhubungan dengan meteorologi dan geofisika Ke dua akibat perilaku manusia seperti pembalakan dan pembakaran hutan secara membabi buta mengeruk hasil bumi seperti di Freeport pengeboran minyak yang asal-asalan seperti di Lapindo dan ini sejalan dengan pandangan dunia yang antropo-sentris Dengan manusia sebagai pusat kosmos alam tidak dijadikan sebagai teman tetapi lebih sebagai ancaman Antara kondisi alam dan kebudayaan masyarakat saling berhubungan Misalnya nilai-nilai luhur kebudayaan suku Amungme di pedalaman Papua terhadap pegunungan di sekitarnya sangat harmonis dan serasi tetapi tradisi terhadap nenek moyang semakin terkikis dan bencana ekologi social dan cultural dengan cepat merebak

    Korban bencana alam atau tragedy kemanusiaan bukan karena mereka melakukan kesalahan fatal politik moral ataupun kriminal sehingga dapat menerima balasan dan hukuman sepadan Mungkin dengan cara ini Tuhan mengasihi umatnya yang tidak dapat dipahami oleh manusia

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    4

    Sebenarnya kita bisa saja mencegah bencana atau mungkin meminimalisir korban yang tertimpa bencana seandainya kita mampu menjaga kehidupan dan keberlangsungan kesetimbangan ekologi Awal dari semua bencana adalah karena keinginan dan nafsu manusia yang tidak ada habisnya Pesisir pantai mengalami abrasi karena tidak ada penopang berupa hutan bakau Hutan telah dikuasai untuk penghasilan kehidupan ekonomi dengan cara melakukan illegal logging padahal dengan hutan gundul intensitas efek rumah kaca semakin meningkat yang mengakibatkan pemanasan global dikarenakan hutan yang berfungsi sebagai penyerap gas rumahkaca yang berupa CO2 menjadi terbatas Masyarakat kita jugalah yang menuai akibat dari dampak kerusakan hutan seperti longsor banjir serta permukaan bumi yang semakin panas

    Geografi Bencana

    Area geografik yang nyata sehubungan dengan bencana dikatakan sebagai area kerusakan area dimana bencana menyerang Areal ini dibedakan menjadi

    1 Area kerusakan total Dimana bencana paling merusak2 Area kerusakan tepi Walau dampak bencana dirasakan

    kerusakan dan atau cedera nyata lebih ringan dibanding area kerusakan total

    3 Area penyaring Area dekat area kerusakan dari mana bantuan dimulai secara segera dan spontan

    4 Area bantuan terorganisir Area darimana bantuan yang lebih resmi diberikan secara selektif Area ini mungkin meluas hingga mencakup bantuan masyarakat regional nasional dan internasional

    Berdasar tingkat respons bencana diklasifikasikan menjadi tiga

    tingkat (ACEP) 1 Tingkat 1 Sistem pengelolaan respons terhadap bencana lokal

    mampu bereaksi secara efektif dan dapat mancakup kerusakan atau penderitaan

    2 Tingkat 2 Sebagai tambahan terhadap respons lokal dukungan diberikan oleh sumber regional atau masyarakat atau negara sekitar

    3 Tingkat 3 Melampaui kemampuan sumber lokal atau regional dan diperlukan bantuan internasional

    Beberapa hal penting yang harus diingat 1 Bencana bisa menimbulkan kerusakan masyarakat dan sumber

    daya yang diperlukan untuk menghadapinya

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    5

    2 Bencana menyebabkan masalah pemulihan dan perbaikan jangka panjang Bisa melampaui kemampuan masyarakat beserta sumber daya dan atau fasilitasnya

    3 Bencana menyebabkan kematian cedera dan kecacadan

    Sumber celebratinghumanitywordpresscom

    BANJIR

    Banjir merupakan salah satu ldquobencanardquo yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia kejadiannya berupa terbenamnya daratan oleh air Peristiwa banjir timbul jika air menggenangi daratan yang biasanya kering Banjir pada umumnya disebabkan oleh air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya Air banjir juga membawa lumpur berbau yang dapat menutup segalanya setelah air surut Banjir adalah hal yang rutin Setiap tahun pasti datang Banjir sebenarnya merupakan fenomena kejadian alam biasa yang sering terjadi dan dihadapi hampir di seluruh negara-negara di dunia termasuk Indonesia Banjir sudah temasuk dalam urutan bencana besar karena meminta korban besar

    Ciri-Ciri Banjir Bencana banjir memiliki ciri-ciri dan akibat sebagai berikut

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    6

    Banjir biasanya terjadi saat hujan deras yang turun terus menerus sepanjang hari

    Air menggenangi tempat-tempat tertentu dengan ketinggian tertentu

    Banjir dapat mengakibatkan hanyutnya rumah-rumah tanaman hewan dan manusia

    Banjir mengikis permukaan tanah sehingga terjadi endapan tanah di tempat-tempat yang rendah

    Banjir dapat mendangkalkan sungai kolam atau danau Sesudah banjir lingkungan menjadi kotor oleh endapan

    tanah dan sampah Banjir dapat menyebabkan korban jiwa luka berat luka

    ringan atau hilangnya orang

    Sumber dennymediawordpresscom2009030434Bencana banjir setiap setiap tahun terus terjadi di sebagian besar

    wilayah Kalimantan Selatan

    Jenis-Jenis BanjirBerdasarkan sumber air yang menjadi [penampung]] di bumi jenis

    banjir dibedakan menjadi tiga yaitu banjir sungai banjir danau dan banjir laut pasang

    Banjir Sungai 1) Terjadi karena air sungai meluap2) Banjir Danau 3) Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol4) Banjir Laut pasang

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    7

    5) Terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi

    Penyebab Terjadinya Banjir

    Secara umum penyebab terjadinya banjir adalah sebagai berikut 1) Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi 2) Pendangkalan sungai 3) Pembuangan sampah yang sembarangan baik ke aliran

    sungai mapupun gotong royong 4) Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat 5) Pembuatan tanggul yang kurang baik 6) Air laut sungai atau danau yang meluap dan menggenangi

    daratan

    Dampak Dari BanjirBanjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa[1]

    1 Rusaknya areal pemukiman penduduk 2 Sulitnya mendapatkan air bersih dan 3 Rusaknya sarana dan prasarana penduduk

    PEMKAB SRAGEN SIAP ANTISIPASI BENCANA BANJIR(Sragen News [ 25112008 1144 WIB ]

    Bencana banjir yang melanda di sebagian besar wilayah Kab

    Sragen di penghujung tahun 2007 lalu menjadi pelajaran yang berharga bagi Pemkab Sragen Menghadapi musim penghujan tahun ini pemkab telah mempersiapkan berbagai langkah untuk menghadapi bila bencana banjir kembali melanda Setidaknya 12 perahu ponton telah di siagakan di sejumlah titik ndash titik yang dinilai rawan bencana banjir

    Satu perahu ponton terbuat dari 8 tong drum dan bambu yang diikat menjadi satu Bentuk perahu disesuaikan dengan kondisi jalan desa Ada yang berbentuk bujur sangkar dan persegi panjang Sewaktu bencana banjir tahun lalu perahu ponton ini telah terbukti manfaatnya untuk mengevakusai warga korban banjir

    Titik ndash titik yang dinilai rawan bencana bnjir tersebut meliputi desa Tangkil Pandak Tenggak Plupuh dan lain sebagianya Sebagian besar daerah rawan bencana banjir terletak di bantaran sungai bengawan Solo di sisi sebelah utara Pemkab telah melakukan pendataan ulang daerah rawan bencana dan pendataan ulang peralatan evakuasi korban bencana banjir Pemkab juga telah melakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Bengawan Solo dan seluruh Satuan Pelaksanaan (Satlak) bencana alam di tingkat kecamatan melalui

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    8

    Rapat Koordinasi daerah rawan bencana banjir yang diselenggarakan oleh Satlak bencana Alam Kab Sragen

    Hasil Rakor tersebut antara lain Satlak Bencana Alam Kabupatena dan Kecamatan akan siaga 24 jam dalam menghadapi musim penghujan yang bisa berpotensi terjadinya musibah bencana banjir Selain itu juga telah disiapkan skenario evakuasi korban bencana antara lain dengan menentukan jalan-jalan atau rute evakuasi posko-posko bencana banjir gudang logistik dan dapur umum Semua tempat yang telah ditentukan tersebut di pilih yang tidak begitu jauh dari daerah rawan bencana namun mudah untuk dijangkau

    Hal yang sulit diantisipasi adalah datangnya air banjir Apabila di tiga Kabupaten yakni Kabupaten Wonogiri Sukoharjo dan Sragen hujan lebat secara bersamaan bisa dimungkinkan akan terjadi banjir di daerah Sragen Tapi dimungkinkan juga bila hanya Kab Wonogiri saja yang terjadi hujan lebat dan pintu air Waduk Gajah Mungkur dibuka akan terjadi banjir kiriman ke daerah Sragen

    Oleh karenanya Satlak bencana Alam Kab Sragen dalam menghadapi musim hujan ini terus melakukan berkoordinasi dengan PSDA Bengawan Solo dan Penanggung Jawab Waduk Gajah Mungkur

    Sumber wwwsragenkabgoidengberitaberitaphpid=7275

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    9

    PENDUGAAN RISIKO BENCANA

    Analisis risiko IPAL

    Risiko adalah kemungkinan suatu kejadian yang tidak diharapkan terjadi sehingga menggnggu apa yang seharusnya terjadi dari suatu kegiatan atau mengganggu tujuan Hazard merupakan segala sesuatu yang berpotensi menimbulkan ancaman terhadap kehidupan kesehatan atau lingkungan Risiko lingkungan adalah probabilitas dari kerusakan lingkungan sehingga menghambat kinerja perusahaan dalam mencapai tujuannya Kerusakan lingkungan dapat disebabkan dari limbah industri yang melebihi baku mutu dimana mutu limbah dipengaruhi oleh proses pengolahan limbah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Jika terjadi kegagalan proses dalam IPAL akan menimbulkan risiko terhadap lingkungan sekitar

    Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengidentifikasi hazard dan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan risiko tertinggi yang akan dimitigasi Dari hasil identifikasi diketahui ada enam macam risiko yaitu limbah cair meluber limbah cair tercecer lumpur primary tercecer lumpur biologis tercecer pekerja terpapar limbah cairlumpur dan penurunan kualitas efluen Berdasarkan penilaian risiko menggunakan AHP didapatkan bahwa risiko penurunan kualitas efluen mempunyai dampak yang paling besar terhadap lingkungan yaitu sebesar 0602 Sedangkan penilaian risiko berdasarkan probabilitas risiko lumpur primary tercecer lumpur biologis tercecer dan pekerja terpapar limbah cairlumpur pasti terjadi Sedangkan likelihood risiko limbah cair meluber dan penurunan kualitas efluen lt 02 serta limbah cair tercecer 01 Pemetaan risk matrix menyebutkan bahwa risiko penurunan kualitas merupakan risiko yang moderate dan kelima risiko lainnya termasuk risiko yang trivial

    PENENTUAN TINGKAT RISIKO BENCANA TSUNAMIKAWASAN PESISIR KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT(Oki Oktariadi dan Wawan Hermawan)

    Analisis risiko bencana tsunami dilakukan untuk menyiapkan informasi yang dibutuhkan dalam rangka mengantisipasi dan menurunkan tingkat risiko tsunami yang dimiliki wilayah Pesisir Kabupaten Sukabumi sedangkan tujuannya adalah mengetahui sejauhmana tingkat risiko wilayah Pesisir Kabupaten Sukabumi dalam menghadapi bencana tsunami yang mungkin terjadi

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    10

    Menurut Davidson (1997) hubungan antara faktor resiko faktor bahaya faktor kerentanan dan faktor ketahanan tercermin dalam model matematis (model ini telah dimodifikasi dan disesuikan dengan bahan kajian) sebagi berikut

    HDRI = WHH + WVV + WCC

    DimanaHDRI = Nilai resiko bencana (Hazard Disaster Risk Index)WHH = Nilai faktor bahaya (Weight Hazard)WVV = Nilai faktor kerentanan (Weight Vulnerability)WCC = Nilai faktor ketahanan (Weight Capacity)

    1 Faktor bahaya dengan indikator zona bahaya rendah bahaya sedang dan bahaya tinggi Pembagian zona ini berdasar pada kondisi tingkat kelerengan pantai peringkat jenis batuan peringkat kekasaran pantai genangan tsunami akumulasi energi gempa dan intensitas gempa Indikator - indikator kerentanan tersebut berpengaruh terhadap dampak yang akan timbul jika bahaya tsunami terjadi di suatu wilayah

    2 Faktor kerentanan dengan sub faktor kerentanan fisik sosial kependudukan sosial ekonomi dan lingkungan Indikator dari sub-faktor kerentanan tersebut yaitu kerentanan fisik kerentanan sosial kependudukan kerentanan sosial ekonomi dan kerentanan lingkungan Indikator - indikator kerentanan tersebut berpengaruh terhadap dampak yang akan timbul jika bahaya tsunami terjadi di suatu wilayah

    3 Faktor ketahanan dengan sub faktor sumber daya alami sumber daya buatan dan mobilitas Faktor ketahanan ini merupakan komponen penting terutama dalam penyelamatan penduduk sebelum terjadi bencana pada saat dan setelah terjadi bencana tsunami

    Berdasarkan peta tingkat risiko bencana tsunami terlihat sebagian besar wilayah Pesisir Sukabumi memiliki tingkat risiko tinggi sampai sedang dan berdasarkan hasil pengamatan lapangan terdapat 3 wilayah yang perlu diwaspadai antara lain

    1048729 Desa Ciwaru (Teluk Ciletuh) Kecamatan Ciemas memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan berupa pesawahan dan pemukiman serta berada pada sebuah teluk yang menghadap langsung ke Samudera Hindia

    1048729 Desa Gunungbatu (Tanjung Ujung Genteng) di Kecamatan Ciraca memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan berupa kebun campuran dan pesawahan serta berhadapan langsung dengan samudera Hindia

    1048729 Hampir sepanjang pesisir pantai Kecamatan Tegalbulued memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    11

    pesawahan dan pemukiman penduduk serta berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia

    Langkah antisipasi yang perlu segera dilakukan adalah melakukan adaptasi dan sosialisasi pada masyarakat untuk mewaspadai wilayah-wilayah yang memiliki tingkat risiko tinggi

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    12

    Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara(Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)

    Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal

    Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai

    Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886

    Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah

    Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    13

    Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu

    Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano

    Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah

    Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya

    Sebab-Akibat Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu

    penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat

    Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnyaHilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    14

    Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian

    Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pesSekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam

    PENGELOLAAN RISIKO

    Pengelolaan Risiko Bencana

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    15

    Pikirkan bahwa masyarakat dan lingkungannya adalah terancam terhadap bencana dan bagaimana kesanggupan masing-masing melawan akibat dari kerusakan oleh bencana

    Risiko (risk) Kemungkinan akan kehilangan yang bisa terjadi

    sebagai akibat kejadian buruk dengan akibat kedaruratan dan keterancaman

    Bahaya (hazard) Potensi akan terjadinya kejadian alam atau ulah manusia dengan akibat negatif

    Keterancaman (vulnerability) Akibat yang timbul dimana struktur masyarakat pelayanan dan lingkungan sering rusak atau hancur akibat dampak kedaruratan Adalah kombinasi mudahnya terpengaruh (susceptibility) dan daya bertahan (resilience) Resilience adalah bagaimana masyarakat mampu bertahan terhadap kehilangan dan susceptibility adalah derajat mudahnya terpengaruh terhadap risiko Dengan kata lain ketika menentukan keterancaman masyarakat atas dampak kedaruratan penting untuk memastikan kemampuan masyarakat beserta lingkungannya untuk mengantisipasi mengatasi dan pulih dari bencana Jadi dikatakan sangat terancam bila dalam menghadapi dampak keadaan bahaya hanya mempunyai kemampuan terbatas dalam menghadapi kehilangan dan kerusakan dan sebaliknya bila kurang pengalaman menghadapi dampak keadaan bahaya namun mampu menghadapi kehilangan dan kerusakan dikatakan tidak terlalu terancam terhadap bencana dan kegawatdaruratan

    High susceptibility + low resilience = high level of vulnerabilityHigh exposure to risk + limited ability to sustain loss = high

    vulnerabilityLow susceptibility + high resilience = low degree of vulnerabilityAbility to sustain loss + low degree of exposure = low vulnerability Jelaslah bahwa petugas harus mengenal golongan masyarakat

    struktur dan pelayanan yang mudah terancam hingga dapat menjadikannya tahan terhadap kerusakan akibat kedaruratan

    Proses Pengelolaan Risiko Bencana

    Dalam pengelolaan risiko bencana bencana dijelaskan berkaitan dengan risikonya terhadap masyarakat dan dilakukan tindakan yang sesuai terhadap risiko yang diketahui

    Dua hal penting

    1 Berapa luas bencana melanda2 Berapa luas ancaman terhadap masyarakat dan lingkungan

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    16

    Pengelolaan risiko bencana adalah penerapan sistematik dari

    kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelatihan terhadap 1 Memastikan hal-hal terkait2 Mengidentifikasi risiko3 Menganalisis risiko4 Menilai mengevaluasi risiko5 Mengatasi risiko

    Pengamatan dan penelaahan harus merupakan proses

    berkesinambungan dalam pengelolaan risiko dan semua sistem tergantung pada komunikasi dan konsultasi

    Hal tersebut menjadi perangkat pengambil keputusan yang sistematik logis dan praktis bagi pengelola bencana Gunanya untuk mendapatkan kegunaan yang mendasar bagi pengelola bencana untuk mengurangi dampak dari bencana Pengelola bencana dapat melakukan

    1 Identifikasi apa yang mungkin terjadi2 Analisis kemungkinan hasil akhir3 Pendugaan Menilai dampak4 Mengelola risiko (pencegahanmitigasi mempersiapkan

    merespons dan pemulihan)5 Memonitor proses

    Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan TerpaduPengelolaan bencana yang efektif memerlukan kombinasi empat

    konsep a Atas semua bahayab Menyeluruhc Terpadud Masyarakat yang siap Semua bahaya maksudnya aturan yang disetujui dalam merancang

    mengatasi semua bahaya alam dan ulah manusia Dari pada mengembangkan rencana dan prosedur berbeda untuk masing-masing bahaya rancangan tunggal pengelolaan harus dibuat dan digunakan dalam menghadapi semua bahaya yang dihadapi masyarakat

    Pendekatan Menyeluruh

    Empat dasar pengelolaan kegawatan dan bencana masing-masing memerlukan program pengelolaan (strategi)

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    17

    1 Pencegahan dan mitigasiPeraturan dan persyaratan fisik untuk mencegah terjadinya bencana atau untuk mengurangi dampaknya

    2 PersiapanPerencanaan dan program sistem dan prosedur pelatihan dan pendidikan untuk memastikan bahwa bila bencana terjadi sumber daya dan tenaga dapat segera dimobilisasi dan diberdayakan dengan hasil terbaik Termasuk pengembangan sistem peringatan dan kewaspadaan perencanaan organisasional pelatihan dan pengujian petugas peralatan perencanaan dan prosedur serta pendidikan publik

    3 ResponsKegiatan yang diambil mendahului atau segera setelah dampak bencana untuk meminimalkan akibat dan untuk memberikan bantuan segera memulihkan dan mendukung masyarakat Termasuk rescue pemulihan dan dukungan terhadap korban informasi publik pemberian makanan pakainan dan tempat berlindung

    4 PemulihanPemulihan dan perbaikan jangka panjang atas masyarakat yang terkena Merupakan proses rumit dan lama

    Pendekatan Terpadu

    Pengelolaan bencana efektif memerlukan kerjasama aktif antara berbagai fihak terkait Artinya semua organiasi dengan tugasnya masing-masing bekerja bersama dalam pengelolaan bencana Hubungan berbentuk kerjasama sangat penting

    Masyarakat yang siapAdalah masyarakat yang masing-masing individunya waspada

    terhadap bahaya dan tahu bagaimana melindungi dirinya keluarganya serta rumahnya terhadap dampak dari bahaya Bila masing-masing dapat melakukan tindakan perlindungan terhadap dampak bahaya akan mengurangi keterancaman terhadap bencana dan kedaruratan

    Kegiatan pencegahan mitigasi persiapan respons dan pemulihan yang harus dilakukan

    1 Pencegahan dan mitigasi 2 Standar bangunan dan kemampuan PMK3 Immunisasi penyakit4 Rancang sanitasi5 Pembuangan sampah limbah6 Program pendidkan masyarakat

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    18

    7 Informasi media8 Peringatan terhadap masyarakat Persiapan 1 Perencanaan sistem dan prosedur2 Pelatihan personil3 Pengujian perencanaan personil dan peralatan

    Respons 1 Pengaktifan sistem pengelolaan insidens2 Pengaktifan sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya3 Mekanisme pendukung bagi staf

    Pemulihan 1 Proses debriefing2 Menilai dan merubah perencanaan dan prosedur3 Identifikasi dan pemanfaatan pengetahuan yang didapat

    Pengelolaan risiko bencana

    Pengelolaan risiko bencana adalah pemanfaatan yang sistematik dari kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelaksanaan dengan maksud mengurangi dampak bencana Merupakan perangkat pembuat keputusan yang logis dan praktis

    Disaster management

    The remote sensing inputs have been used for many disasters including drought flood earthquake cyclone landslides volcanoes avalanches forest fire crop pest diseases etc Remote sensing and GIS helps in preparing suitable strategy of land succumbed to disaster for its management and occupational framework for their monitoring assessment and mitigation by identifying gap areas and assist in recommending appropriate strategies for disaster mitigation and management BISAG through synergistic coupling of remote sensing inputs with conventional systems and space communications in well knit multi-energy interface has been offering better operational services and decision support for better Disaster Management Proses Perencanaan Terhadap Bencana

    Pendugaan Risiko1 Penentuan hal yang akan direncanakan reg2 Penetapan komite perencanaan reg

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    19

    3 Penilaian risiko reg4 Penentuan tujuan perencanaan reg5 Penentuan pertanggungjawaban reg6 Analisis sumberdaya (7 Pengembangan sistem dan prosedur (8 Penulisan rencana (9 Pelatihan tenaga (10 Tes rencana tenaga dan prosedur (11 Peninjauan ulang rencana (12 Perbaiki rencana Hal-hal yang dapat direncanakan Hal yang dapat direncanakan dalam menghadapi kegawatdaruratan

    harus diidentifikasi

    Komite perencanaan Fihak rumah sakit fihak sistem kesehatan masyarakat termasuk

    kesehatan masyarakat dan kesehatan mental pelayanan darurat eksternal seperti ambulans PMK dan polisi

    Lakukan analisis risiko bencana Termasuk analisis bahaya dan analisis keterancaman Semua

    analisis akan membantu komite perencanaan bencana menentukan sasaran dan prioritas perencanaan

    Penilaian risiko bencana berkelanjutan sepanjang proses perencanaan Bahaya berubah tingkat keterancaman berubah semua harus dimonitor dan dinilai secara tetap

    Tentukan tujuan perencanaan Berdasar pada hasil analisis risiko dan pengenalan strategi

    pengelolaan bencana yang disetujui komite

    Tentukan pertanggungjawaban Memilih pertanggungjawaban dari semua fihak terkait RS

    petugas dan pelaksana kesehatan masyarakat lainnya

    Analisis sumberdaya Komite harus mengetahui apa yang akan dibutuhkan dari pada

    hanya melihat apa yang dipunyai Bila apa yang dibutuhkan kurang dari apa yang tersedia komite harus mengidentifikasi sumber tenaga dan sarana yang tersedia yang dapat dipanggil seketika dibutuhkan Rencanakan kerjasama dengan fasilitas kesehatan regional atau nasional

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    20

    Penciptaan sistem dan prosedur Komite harus mengidentifikasi strategi untuk pencegahan dan

    mitigasi penyiapan respons dan pemulihan akibat kegawatan major dan bencana Ini termasuk sistem komando gadar RS sistem komunikasi informasi publik sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya

    Penulisan rencana Dokumen tertulis harus dibagikan pada semua yang akan

    menggunakannya Dokumen harus sederhana dan langsung sasaran atau orang tidak dapat membaca atau memahaminya

    Pelatihan persomil uji perencanaan personil dan prosedur Pelatihan personil serta pengujian perencanaan sistem dan

    prosedur merupakan bagian vital dari persiapan pengelolaan gadar atau bencana

    Kegiatan respons bencana memerlukan personil untuk bekerja diluar kegiatan dan tanggungjawab hari-hari normalnya dan melaksanakan tugas yang kurang familier Untuk menciptakan kejadian menjadi lebih sulit berikan tidak hanya banyak tugas yang tidak familer namun mereka harus mendapatkan lingkungan yang sangat menekan yang bahkan pantas untuk menguji sistem dan personil yang sudah berpengalaman

    Dapat dimengerti mengapa personil wajib dilatih dan diuji secara rutin dalam tugas pengelolaan bencananya Personil juga memerlukan kesempatan untuk mempraktekkan tugas dan tanggungjawab pengelolaan bencananya

    Selain itu rencana yang belum diuji dan dinilai ulang mungkin lebih buruk dari pada tidak ada rencana sama sekali Hal ini akan membangun rasa keamanan yang salah pada petugas dalam hal tingkat persiapan

    Peninjauan ulang dan ubah perencanaan

    Perencanaan harus dinilai ulang dan diperbaiki secara berkaladan harus dinyatakan dalam perencanaan itu sendiri Setiap saat perencanaan atau bagian dari perencanaan diaktifkan untuk latihan atau dalam bencana sesungguhnya Debriefing harus dilakukan untuk mengenal kebutuhan perbaikan perencanaan sistem dan prosedutr dan untuk melatih personil

    Sekali lagi perencanaan adalah proses tidak pernah berakhir Perencanaan tertulis adalah hanya sebuah hasil akhir dari proses perncanaan namun bukan titik akhir hanya bagian dari proses perencanaan Perencanaan tertulis adalah dokumen yang hidup yang harus secara tetap diuji dinilai ulang dan dipertbaharui

    Bagaimana bila

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    21

    Bagian penting dari proses perencanaan adalah pertanyaan dari komite Bagaimana bila hellip Bagaimana bila ini atau itu terjadi apa yang harus dilakukan apa yang diperlukan apa dampaknya pada petugas dll

    Tidak mungkin untuk membuat rencana bagi semua kejadian namun kegiatan komite dalam memikirkan batasan kejadian beserta konsekuensinya dan membahas pilihan rancangan yang diperkirakan memiliki jangkauan luas dalam sistem persiapan penting dilakukan

    Di dunia kehilangan akibat bencana tetap meningkat walau

    investasi yang sangat besar dalam tindakan pencegahan secara tehnik sudah dilakukan Hambatan politik dan ekonomi menyebabkan bahwa pendekatan tradisional dalam mendapatkan rasa aman terhadap bahaya harus dinilai ulang Tidak saatnya lagi mangatakan bahwa pencegahan terhadap proses berbahaya secara umum dikatakan sebagai terbaik atau cara yang paling diinginkan dalam menghadapi risiko Pencegahan dan peningkatan resilience dari objek yang berpotensi terkena adalah dua contoh penting lainnya dari bagaimana kerusakan akibat keadaan berbahaya dapat dikurangi

    Konsep pilihan untuk mengatasi keadaan bahaya adalah menggunakan kebijaksanaan berdasar risiko Walau diarahkan pada bahaya yang juga telah mencakup risiko dijelaskan sebagai fungsi dari empat faktor berikut

    1 Frekuensi terjadinya kejadian bahaya2 Intensitas kerusakan objek sasaran yang berpotensi terhadap

    risiko dengan distribusi kelompok khusus3 Keterancaman objek sasaran akan terkena oleh kerusakan4 Keterpaparan target sasaran terhadap bahaya Frekuensi dan kerusakan menunjukkan beratnya keadaan bahaya

    keterancaman dan keterpaparan sasaran terhadap risiko Inilah kenapa ada perbedaan antara definisi sederhana risiko sebagai hasil kemungkinan dan perluasan kerusakan yang lebih menunjukkan sudut pandang operator atau pelaksana Bagaimanapun sudut pandang yang lebih sempit dengan cepat menunjukkan bahwa frekuensi dan keterpaparan adalah sebanding dengan kemungkinan dimana intensitas dan keterancaman mengartikan kerusakan

    Pengelolaan risiko akan berhasil bila informasi berikut tersedia 1 Karakterisasi bahaya secara khusus2 Mengumpulkan dan mengklasifikasikan objek yang terancam

    dalam jangkauan proses berbahaya3 Tampilan dampak kerusakan yang mungkin terjadi terhadap

    objek disaat kejadian

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    22

    Saat ini prinsip penilaian risiko dan pembuatan kebijaksanaan secara umum berdasar risiko dipakai secara luas lintas disiplin dan lintas batas

    Evaluasi dan Persepsi RisikoKunci pendekatan berdasar risiko menghadapi bahaya diterima

    dalam bentuk tingkat rasa aman yang memadai dan secara ekonomik Baik definisi dari tingkat rasa aman yang memadai dan kuantifikasi tampilan ekonomik tidak dapat dibuat hanya oleh para ahli Nilai dan tanggapan sosial mungkin merupakan faktor lebih penting dalam membentuk rasa aman dari pada risiko nyata sendiri

    Satu masalah yang belum jelas adalah opini publik dalam proses keputusan Ini mungkin karena jarak antara ilmu sosial (termasuk proses evaluasi publik) dan ilmu administratif atau tehnik (yang bertanggung jawab pada kebanyakan risiko nyata) Usaha saat ini adalah menjembatani jarak tsb dengan mengembangkan model yang seakurat mungkin menunjukkan persepsi dan evaluasi publik akan risiko yang diharapkan hingga pembuat keputusan dapat menggunakan hal ini Dengan kata lain dianjurkan bahwa pandangan publik tentang evaluasi risiko secara normatif (dari pada emperik-deskriptif) akan memperbaiki keputusan yang dibuat dalam pengelolaan bencana

    Risk perception is the subjective judgment that people make about the characteristics and severity of a risk The phrase is most commonly used in reference to natural hazards and threats to the environment or health such as nuclear power Several theories have been proposed to explain why different people make different estimates of the dangerousness of risks Three major families of theory have been developed psychology approaches (heuristics and cognitive) anthropologysociology approaches (cultural theory) and interdisciplinary approaches (social amplification of risk framework)Interdisciplinary approach

    Social amplification of risk frameworkThe Social Amplification of Risk Framework (SARF) combines research in psychology sociology anthropology and communications theory SARF outlines how communications of risk events pass from the sender through intermediate stations to a receiver and in the process serve to amplify or attenuate perceptions of risk

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    23

    All links in the communication chain individuals groups media etc contain filters through which information is sorted and understoodThe theory attempts to explain the process by which risks are amplified receiving public attention or attuned receiving less public attention The theory may be used to compare responses from different groups in a single event or analyze the same risk issue in multiple events In a single risk event some groups may amplify their perception of risks while other groups may attune decrease and their perceptions of riskThe main thesis of SARF states that risk events interact with individual psychological social and other cultural factors in ways that either increase or decrease public perceptions of risk Behaviors of individuals and groups then generate secondary social or economic impacts while also increasing or decreasing the physical risk itselfThese ripple effects caused by the amplification of risk include enduring mental perceptions impacts on business sales and change in residential property values changes in training and education or social disorder These secondary changes are perceived and reacted to by individuals and groups resulting in third-order impacts As each higher-order impacts are reacted to they may ripple to other parties and locations Traditional risk analyses neglect these ripple effect impacts and thus greatly underestimate the adverse effects from certain risk events Public distortion of risk signals provides a corrective mechanism by which society assesses a fuller determination of the risk and its impacts to such things not traditionally factored into a risk analysis

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    24

    PENGURANGAN RISIKO BENCANA

    Pendahuluan

    Pengurangan Risiko Bencana (PRB) mendasarkan pada konsep pikir pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan penguatan kapasitas Pemerintah dan seluruh seluruh stakeholder pembangunan di Provinsi Jawa Tengah bertanggungjawab dalam PRB melalui implementasi peran dan fungsinya masing-masing yang dilakukan pada seluruh siklus penyelenggaraan penanggulangan bencana baik pada tahap pra bencana saat bencana maupun pasca bencana Aspek-aspek yang tercakup dalam program kegiatan PRB meliputi kesiapsiagaan mitigasi tanggap darurat pemulihan dan rekonstruksi

    Banjir akibat tanggul jebol biasanya menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang sangat besar Ini semua merupakan resiko bencana (disaster risk) bagi masyarakat yang terkena dampak langsung Ada resiko bencana lain yang menimpa masyarakat misalnya sakitnya warga masyarakat terganggunya mereka dalam mencari mata pencaharian anak-anak tak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan normal Adanya trauma psikologis pada anak-anak juga merupakan bagian dari resiko bencana

    Sumber adijmmultiplycomjournalitem335ManajemenBerdasarkan Undang-Undang nomor 242007 tentang Penanggulangan Bencana pemerintah (gubernur bupatiwalikota atau perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah) bertugas melakukan penanggulangan bencana Hal yang

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    25

    paling awal dari tugas dan tanggung jawab ini adalah pengurangan atau minimalisasi resiko bencana Pengurangan resiko ini termasuk upaya pencegahan rawan bencana Dalam hal bencana banjir jebolnya tanggul sungai adanya monitoring tanggul-tanggul di sepanjang sungai secara periodik dan seksama adalah bagian dari pencegahan bencana Sementara itu tumbuhnya kawasan permukiman di sepanjang bantaran sungai adalah parameter kerawanan yang lain Ditambah lagi warga masyarakat di sana bisa jadi tidak pernah diberi peringatan akan bahaya yang mengintai mereka Masyarakat juga tidak pernah mempersiapkan bangunan yang kokoh Sistem peringatan dini biasanya juga amat minim Ini semuanya serupakan parameter-parameter yang menambah tingginya tingkat kerentanan mereka terhadap bencana (vulnerability)

    Sesuai amanat Undang Undang No 24 Tahun 2007 Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat termasuk perlindungan atas bencana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) (misalnya Provinsi Jawa Tengah ) secara umum mempunyai tugas pokok dan fungsifungsi yang terkait dalam kegiatan penanggulangan bencana wajib mengambil peran dengan mengisi kegiatan pada nomenklatur program yang sesuai dengan urusan kewenangan wajib danatau pilihan

    Identifikasi Risiko Bencana

    Pengurangan Risiko Bencana di suatu daerah dapat diarahkan pada pengurangan ancaman bahaya (hazard) pengurangan kerentanan (vulnerability) masyarakat dan peningkatan kapasitas (capacity) pemerintah dan masyarakat di daerah rawan bencana untuk melindungi jiwa dan harta benda masyarakat serta menjamin tata kehidupan yang berkelanjutan

    Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat ditempuh melalui kebijakan sebagai berikuta Mengedepankan keterpaduan paradigma persepsi potensi informasi

    pola pelaksanaan semua pemangku kepentingan pengurangan risiko bencana di provinsi dan kabupatenkota beserta seluruh masyarakat Jawa Tengah selaras dengan kebijakan Pusat

    b Mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah lokal di daerah rawan bencana dengan pendayagunaan secara optimal potensi dan sumber daya serta kearifan lokal yang telah mengakar dan berkembang di masyarakat

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    26

    c Mengedepankan upaya pencegahan dan pendekatan persuasif dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan prinsip mendorong kearah tata kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat

    d Mengedepankan transparansi dengan pola kemitraan serta prinsip non diskriminasi dalam penyelenggaraan pengurangan risiko bencana

    1 Konsep Dasar Identifikasi

    Potensi bencana yang tinggi pada dasarnya tidak hanya sekedar refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk suatu wilayah namun merupakan kontribusi beberapa permasalahan lain sehingga meningkatkan kerentanan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana daerah dititik-beratkan pada keselamatan jiwa manusia dan menjamin kehidupan dalam lingkungan yang lebih baik (better life and better living) serta tertata pada kondisi yang terbebas dari ancaman bencana Oleh karena itu langkah yang dilakukan meliputi pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas

    Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir

    Salah satu aspek yang seringkali dilupakan berkaitan dengan terjadinya banjir di satu kota adalah banjir itu sangat berkaitan erat dengan kesatuan wilayah yang disebut dengan daerah aliran sungai (DAS) DAS sendiri didefinisikan sebagai satu hamparan wilayah dimana air hujan yang jatuh di wilayah itu akan menuju ke satu titik outlet yang sama apakah itu sungai danau atau laut

    Jadi jika air hujan yang jatuh di rumah Anda mengalir ke selokan dan menuju ke Sungai Brantas maka Anda adalah warga DAS Brantas Itu artinya jika air sungai Brantas meluap dan menggenangi dataran banjir di sekitarnya maka Anda (air hujan dari persil lahan Anda) punya kontribusi terhadap terjadinya banjir ituDengan demikian setiap kita pasti warga dari satu DAS dan setiap warga DAS berpotensi untuk memberikan kontribusi terhadap terjadinya banjir di bagian hilir DAS yang bersangkutan Dalam perspektif ilmu lingkungan setiap warga DAS berpotensi menghasilkan eksternalitas negatif dari sisi hidrologi

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    27

    Sumber bebasbanjir2025wordpresscom

    Suatu ldquodaerah aliran sungairdquo atau DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut Istilah yang juga umumdigunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya

    Skema sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS)

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    28

    Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas suatu DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat tetapi dapat digambarkan pada petaBatas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong) beberapa wilayah kabupaten (misalnya DAS Brantas) atau hanya pada sebagian dari suatu kabupatenTidak ada ukuran baku (definitif) suatu DAS Ukurannya mungkin bervariasi dari beberapa hektar sampai ribuan hektar DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow) Sebidang lahan dapat dianggap sebagai DAS jika ada suatu titik penyalur aliran air keluar dari DAS tersebut

    Perencanaan pengelolaan DAS terpadu mempersyaratkan adanya beberapa langkah-langkah penting sebagai berikut1 Pengumpulan data yang ekstensif didukung oleh strategi pengelolaan

    data yang terpadu perlu dilaksanakan sebelum rencana pengelolaan DAS dirumuskan Pengumpulan data ini terutama identifikasi karakteristik DAS yang antara lain mencakup batas dan luas wilayah DAS topografi geologi tanah iklim hidrologi vegetasi penggunaan lahan sumberdaya air kerapatan drainase dan karakteristik sosial ekonomi dan budaya

    2 Identifikasi permasalahan yang meliputi aspek penggunaan laha n tingkat kekritisan lahan aspek hidrologi sosial ekonomi dan kelembagaan seperti terlihat pada Gambar 32 Prakiraan-prakiraan tentang kebutuhan sumberdaya alam (dan buatan) untuk beragam pemanfaatan perlu dilakukan dan dikaji potensi timbulnya konflik di antara pihak ndash pihak yang berkepentingan

    3 Perumusan tujuan dan sasaran secara jelas spesifik dan terukur dengan memperhatikan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari ekosistem DAS peraturan dan kebijakan pemerintah adat istiadat masyarakat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan DAS

    4 Identifikasi dan memformulasikan beberapa rencana kegiatan sebagai alternatif

    5 Evaluasi alternatif kegiatan pengelolaan yang akan diimplementasikan sehingga dapat dihasilkan bentuk kegiatan yang paling tepat (secara teknis dapat dilaksanakan secara sosialpolitik dapat diterima dan secara ekonomi terjangkau)

    6 Penyusunan rencana kegiatanprogram pengelolaan DAS berupa usulan rencana yang dianggap paling memenuhi kriteria untuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    29

    7 Legitimasi dan sosiallisasi rencana yang telah disusun kepada pihak-pihak yang terkait Dalam berikut ini mekanisme pelaksanaan pengelolaan DAS mempersyaratkan bahwa tahap perencanaan dan implementasi tidak boleh dipisahkan karena informasi yang diperoleh dari implementasi kegiatan dapat dimanfaatkan kembali sebagai umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan rencana yang telah dibuat Demikian pula untuk setiap langkah pengelolaan dari mulai alternatif kegiatan hingga implementasi kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (review) Hal ini diperlukan sebagai umpan balik bertahap

    Diagram Alir Garis Besar Identifikasi Permasalahan DASSumber bebasbanjir2025wordpresscom

    a Pengurangan Ancaman

    Ancaman berpotensi menimbulkan bencana namun demikian tidak semua ancaman selalu menjadi bencana Diperlukan analisis ancaman

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    30

    untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

    1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

    2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

    3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

    4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

    5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

    Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

    b Pengurangan Kerentanan

    Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    31

    1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

    2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

    3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

    c Peningkatan Kapasitas

    Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

    1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

    a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

    b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

    c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

    2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    32

    pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

    3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

    2 Proses Identifikasi Risiko

    Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

    Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

    Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    33

    tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

    ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

    dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

    melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

    o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

    2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

    secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    34

    yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

    o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

    o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

    3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

    Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

    Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

    a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

    wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    35

    yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

    Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

    b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

    menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

    Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

    c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

    mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

    d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

    bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

    Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

    Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    36

    risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

    PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

    Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

    Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

    a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

    b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

    c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    37

    membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

    d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

    e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

    f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

    g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

    h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    38

    menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

    i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    39

    IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

    Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

    Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

    Community Development

    Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    40

    Sumber donasirumahzakatorg

    Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

    membantu para korban bencana

    1 Kondisi Pra Bencana

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    41

    Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

    a Program Wajib

    1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

    2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

    Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

    3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

    4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

    5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

    6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

    Pembangunan Daerah

    7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

    Rescue (SAR)

    8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    42

    b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

    c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

    9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

    Pemanfaatan Tanah

    10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

    Pembangunan

    11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

    di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

    12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

    13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

    14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

    15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

    16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

    Masa

    b Program Pilihan

    1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    43

    2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

    2 Kondisi Saat Bencana

    Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

    1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

    2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

    Rescue (SAR)

    3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

    4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

    a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

    5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

    6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

    3 Kondisi Pasca Bencana

    Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

    a Program Wajib

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    44

    1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

    Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

    2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

    Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

    Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

    3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

    4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

    5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

    6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

    7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

    a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

    b Program Pilihan1) Pertanian

    a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

    2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

    Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

    dekat sungai Ciliwung

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    45

    Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

    Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

    Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    46

    Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    47

    DAFTAR PUSTAKA

    Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

    Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

    Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

    Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

    Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

    Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

    Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

    Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

    Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

    Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

    Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

    Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

    Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

    Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

    Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

    Westview Press Boulder Colorado

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    48

    Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

    Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

    Analisis Risiko Bencana - 2011

    49

    • Kita dan Bencana
    • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
    • Geografi Bencana
      • Ciri-Ciri Banjir
      • Jenis-Jenis Banjir
      • Penyebab Terjadinya Banjir
      • Dampak Dari Banjir
      • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
      • Analisis risiko IPAL
      • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
      • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
      • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
      • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
      • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
      • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
      • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
      • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
      • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
      • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
      • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
      • Sebab-Akibat
      • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
      • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
      • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
      • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
      • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
      • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
      • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
      • PENGELOLAAN RISIKO
      • Pengelolaan Risiko Bencana
      • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
      • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
      • Pendekatan Menyeluruh
      • Pendekatan Terpadu
      • Masyarakat yang siap
      • Pengelolaan risiko bencana
      • Disaster management
      • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
      • Pendugaan Risiko
      • Evaluasi dan Persepsi Risiko
      • Interdisciplinary approach
        • Social amplification of risk framework
            • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
              • Selasa 17 November 2009
                • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

      Durasi Beberapa durasinya terbatas seperti pada ledakan sedang lainnya mungkin lebih lama seperti banjir dan epidemi

      Kecepatan onset Bisa muncul mendadak hingga sedikit atau tidak ada pemberitahuan yang bisa diberikan atau bertahap seperti pada banjir (keculi banjir bandang) memungkinkan cukup waktu untuk pemberitahuan dan mungkin tindakan pencegahan atau peringanan Ini mungkin berulang dalam periode waktu tertentu seperti pada gempa bumi

      Luasnya dampak Bisa terbatas dan mengenai hanya area tertentu atau kelompok masyarakat tertentu atau menyeluruh mengenai masyarakat luas mengakibatkan kerusakan merata pelayanan dan fasilitas

      Potensi merusak Kemampuan penyebab bencana untuk menimbulkan tingkat kerusakan tertentu (berat sedang atau ringan) serta jenis (cedera manusia atau kerusakan harta benda) dari kerusakan

      Kita dan Bencana(Sekitar Kita Manusia Budaya dan Lingkungan Muhammad Idenk Rusni Artikel

      dikirim oleh idenk pada 22 October 2009)

      Kembali tanah Indonesia dilanda bencana gempa bumi di Padang padahal kepiluan belum berhenti ketika saudara saudara kita di Tasikmalaya dan sekitarnya masih menderita akibat gempa yang terjadi dua bulan lalu Hampir sebulan bencana gempa Padang berlalu kami mencoba untuk berefleksi terhadap peristiwa tersebut Chaos alam itulah yang terus menerus meporak porandakan sebagian bumi Indonesia yang kemudian pastinya akan banyak kehilangan nyawa dan benda Bencana alam di Indonesia saling menyusul silih berganti yang pada akhirnya akan sangat menguras energy dan kekuatan kita demi melakukan penanganan bencana evakuasi rehabilitasi pemulihan trauma pada anak anak serta perbaikan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat yang menjadi korban

      Tak sedikit biaya yang digunakan untuk mengatasi kondisi pasca gempa yang seharusnya jumlah angka angka tersebut dapat dipergunakan untuk mensejahterakan dan mengangkat martabat rakyat Indonesia yang masih menderita kemiskinan dan kelaparan tapi itulah diluar jangkauan dan pikiran manusia atas peristiwa bencana alam

      Disinilah Tuhan menampakkan manifestasinya yang adiluhung lewat keteraturan alam meski manusia tidak menyadarinyaSatu hal yang selalu menjadi dasar pertanyaan ketika bencana menghampiri kita adalah apakah ini merupakan akibat ulah manusia atau kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa Aspek teologis seringkali menjadi pembicaraan dan alasan kenapa bencana itu datang yang pada akhirnya adalah menyalahkan korban itu sendiri Dengan argument ini bencana

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      3

      dianggap azab dari Tuhan kepada umatnya Ketika tanggul Situ Gintung jebol masyarakat sekitar berkesimpulan bahwa Situ tersebut seringkali menjadi ajang maksiat maka wajar Tuhan marah terhadap tempat tersebut

      Teologi bencana yang muncul ke permukaan tidak lepas dari peran teks ndashteks kanonik agama (baca Islam) Dalam Al-Quran terdapat kisah yang menghukum kaum Nabi Luth karena umatnya terlibat homoseksualitas maka dibalikkanlah bumi untuk menenggelamkan kaumnya tersebut

      Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana

      Bencana bersumber atau ada kaitannya dengan dua hal Pertama bencana merupakan fenomena alam yang berhubungan dengan meteorologi dan geofisika Ke dua akibat perilaku manusia seperti pembalakan dan pembakaran hutan secara membabi buta mengeruk hasil bumi seperti di Freeport pengeboran minyak yang asal-asalan seperti di Lapindo dan ini sejalan dengan pandangan dunia yang antropo-sentris Dengan manusia sebagai pusat kosmos alam tidak dijadikan sebagai teman tetapi lebih sebagai ancaman Antara kondisi alam dan kebudayaan masyarakat saling berhubungan Misalnya nilai-nilai luhur kebudayaan suku Amungme di pedalaman Papua terhadap pegunungan di sekitarnya sangat harmonis dan serasi tetapi tradisi terhadap nenek moyang semakin terkikis dan bencana ekologi social dan cultural dengan cepat merebak

      Korban bencana alam atau tragedy kemanusiaan bukan karena mereka melakukan kesalahan fatal politik moral ataupun kriminal sehingga dapat menerima balasan dan hukuman sepadan Mungkin dengan cara ini Tuhan mengasihi umatnya yang tidak dapat dipahami oleh manusia

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      4

      Sebenarnya kita bisa saja mencegah bencana atau mungkin meminimalisir korban yang tertimpa bencana seandainya kita mampu menjaga kehidupan dan keberlangsungan kesetimbangan ekologi Awal dari semua bencana adalah karena keinginan dan nafsu manusia yang tidak ada habisnya Pesisir pantai mengalami abrasi karena tidak ada penopang berupa hutan bakau Hutan telah dikuasai untuk penghasilan kehidupan ekonomi dengan cara melakukan illegal logging padahal dengan hutan gundul intensitas efek rumah kaca semakin meningkat yang mengakibatkan pemanasan global dikarenakan hutan yang berfungsi sebagai penyerap gas rumahkaca yang berupa CO2 menjadi terbatas Masyarakat kita jugalah yang menuai akibat dari dampak kerusakan hutan seperti longsor banjir serta permukaan bumi yang semakin panas

      Geografi Bencana

      Area geografik yang nyata sehubungan dengan bencana dikatakan sebagai area kerusakan area dimana bencana menyerang Areal ini dibedakan menjadi

      1 Area kerusakan total Dimana bencana paling merusak2 Area kerusakan tepi Walau dampak bencana dirasakan

      kerusakan dan atau cedera nyata lebih ringan dibanding area kerusakan total

      3 Area penyaring Area dekat area kerusakan dari mana bantuan dimulai secara segera dan spontan

      4 Area bantuan terorganisir Area darimana bantuan yang lebih resmi diberikan secara selektif Area ini mungkin meluas hingga mencakup bantuan masyarakat regional nasional dan internasional

      Berdasar tingkat respons bencana diklasifikasikan menjadi tiga

      tingkat (ACEP) 1 Tingkat 1 Sistem pengelolaan respons terhadap bencana lokal

      mampu bereaksi secara efektif dan dapat mancakup kerusakan atau penderitaan

      2 Tingkat 2 Sebagai tambahan terhadap respons lokal dukungan diberikan oleh sumber regional atau masyarakat atau negara sekitar

      3 Tingkat 3 Melampaui kemampuan sumber lokal atau regional dan diperlukan bantuan internasional

      Beberapa hal penting yang harus diingat 1 Bencana bisa menimbulkan kerusakan masyarakat dan sumber

      daya yang diperlukan untuk menghadapinya

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      5

      2 Bencana menyebabkan masalah pemulihan dan perbaikan jangka panjang Bisa melampaui kemampuan masyarakat beserta sumber daya dan atau fasilitasnya

      3 Bencana menyebabkan kematian cedera dan kecacadan

      Sumber celebratinghumanitywordpresscom

      BANJIR

      Banjir merupakan salah satu ldquobencanardquo yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia kejadiannya berupa terbenamnya daratan oleh air Peristiwa banjir timbul jika air menggenangi daratan yang biasanya kering Banjir pada umumnya disebabkan oleh air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya Air banjir juga membawa lumpur berbau yang dapat menutup segalanya setelah air surut Banjir adalah hal yang rutin Setiap tahun pasti datang Banjir sebenarnya merupakan fenomena kejadian alam biasa yang sering terjadi dan dihadapi hampir di seluruh negara-negara di dunia termasuk Indonesia Banjir sudah temasuk dalam urutan bencana besar karena meminta korban besar

      Ciri-Ciri Banjir Bencana banjir memiliki ciri-ciri dan akibat sebagai berikut

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      6

      Banjir biasanya terjadi saat hujan deras yang turun terus menerus sepanjang hari

      Air menggenangi tempat-tempat tertentu dengan ketinggian tertentu

      Banjir dapat mengakibatkan hanyutnya rumah-rumah tanaman hewan dan manusia

      Banjir mengikis permukaan tanah sehingga terjadi endapan tanah di tempat-tempat yang rendah

      Banjir dapat mendangkalkan sungai kolam atau danau Sesudah banjir lingkungan menjadi kotor oleh endapan

      tanah dan sampah Banjir dapat menyebabkan korban jiwa luka berat luka

      ringan atau hilangnya orang

      Sumber dennymediawordpresscom2009030434Bencana banjir setiap setiap tahun terus terjadi di sebagian besar

      wilayah Kalimantan Selatan

      Jenis-Jenis BanjirBerdasarkan sumber air yang menjadi [penampung]] di bumi jenis

      banjir dibedakan menjadi tiga yaitu banjir sungai banjir danau dan banjir laut pasang

      Banjir Sungai 1) Terjadi karena air sungai meluap2) Banjir Danau 3) Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol4) Banjir Laut pasang

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      7

      5) Terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi

      Penyebab Terjadinya Banjir

      Secara umum penyebab terjadinya banjir adalah sebagai berikut 1) Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi 2) Pendangkalan sungai 3) Pembuangan sampah yang sembarangan baik ke aliran

      sungai mapupun gotong royong 4) Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat 5) Pembuatan tanggul yang kurang baik 6) Air laut sungai atau danau yang meluap dan menggenangi

      daratan

      Dampak Dari BanjirBanjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa[1]

      1 Rusaknya areal pemukiman penduduk 2 Sulitnya mendapatkan air bersih dan 3 Rusaknya sarana dan prasarana penduduk

      PEMKAB SRAGEN SIAP ANTISIPASI BENCANA BANJIR(Sragen News [ 25112008 1144 WIB ]

      Bencana banjir yang melanda di sebagian besar wilayah Kab

      Sragen di penghujung tahun 2007 lalu menjadi pelajaran yang berharga bagi Pemkab Sragen Menghadapi musim penghujan tahun ini pemkab telah mempersiapkan berbagai langkah untuk menghadapi bila bencana banjir kembali melanda Setidaknya 12 perahu ponton telah di siagakan di sejumlah titik ndash titik yang dinilai rawan bencana banjir

      Satu perahu ponton terbuat dari 8 tong drum dan bambu yang diikat menjadi satu Bentuk perahu disesuaikan dengan kondisi jalan desa Ada yang berbentuk bujur sangkar dan persegi panjang Sewaktu bencana banjir tahun lalu perahu ponton ini telah terbukti manfaatnya untuk mengevakusai warga korban banjir

      Titik ndash titik yang dinilai rawan bencana bnjir tersebut meliputi desa Tangkil Pandak Tenggak Plupuh dan lain sebagianya Sebagian besar daerah rawan bencana banjir terletak di bantaran sungai bengawan Solo di sisi sebelah utara Pemkab telah melakukan pendataan ulang daerah rawan bencana dan pendataan ulang peralatan evakuasi korban bencana banjir Pemkab juga telah melakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Bengawan Solo dan seluruh Satuan Pelaksanaan (Satlak) bencana alam di tingkat kecamatan melalui

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      8

      Rapat Koordinasi daerah rawan bencana banjir yang diselenggarakan oleh Satlak bencana Alam Kab Sragen

      Hasil Rakor tersebut antara lain Satlak Bencana Alam Kabupatena dan Kecamatan akan siaga 24 jam dalam menghadapi musim penghujan yang bisa berpotensi terjadinya musibah bencana banjir Selain itu juga telah disiapkan skenario evakuasi korban bencana antara lain dengan menentukan jalan-jalan atau rute evakuasi posko-posko bencana banjir gudang logistik dan dapur umum Semua tempat yang telah ditentukan tersebut di pilih yang tidak begitu jauh dari daerah rawan bencana namun mudah untuk dijangkau

      Hal yang sulit diantisipasi adalah datangnya air banjir Apabila di tiga Kabupaten yakni Kabupaten Wonogiri Sukoharjo dan Sragen hujan lebat secara bersamaan bisa dimungkinkan akan terjadi banjir di daerah Sragen Tapi dimungkinkan juga bila hanya Kab Wonogiri saja yang terjadi hujan lebat dan pintu air Waduk Gajah Mungkur dibuka akan terjadi banjir kiriman ke daerah Sragen

      Oleh karenanya Satlak bencana Alam Kab Sragen dalam menghadapi musim hujan ini terus melakukan berkoordinasi dengan PSDA Bengawan Solo dan Penanggung Jawab Waduk Gajah Mungkur

      Sumber wwwsragenkabgoidengberitaberitaphpid=7275

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      9

      PENDUGAAN RISIKO BENCANA

      Analisis risiko IPAL

      Risiko adalah kemungkinan suatu kejadian yang tidak diharapkan terjadi sehingga menggnggu apa yang seharusnya terjadi dari suatu kegiatan atau mengganggu tujuan Hazard merupakan segala sesuatu yang berpotensi menimbulkan ancaman terhadap kehidupan kesehatan atau lingkungan Risiko lingkungan adalah probabilitas dari kerusakan lingkungan sehingga menghambat kinerja perusahaan dalam mencapai tujuannya Kerusakan lingkungan dapat disebabkan dari limbah industri yang melebihi baku mutu dimana mutu limbah dipengaruhi oleh proses pengolahan limbah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Jika terjadi kegagalan proses dalam IPAL akan menimbulkan risiko terhadap lingkungan sekitar

      Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengidentifikasi hazard dan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan risiko tertinggi yang akan dimitigasi Dari hasil identifikasi diketahui ada enam macam risiko yaitu limbah cair meluber limbah cair tercecer lumpur primary tercecer lumpur biologis tercecer pekerja terpapar limbah cairlumpur dan penurunan kualitas efluen Berdasarkan penilaian risiko menggunakan AHP didapatkan bahwa risiko penurunan kualitas efluen mempunyai dampak yang paling besar terhadap lingkungan yaitu sebesar 0602 Sedangkan penilaian risiko berdasarkan probabilitas risiko lumpur primary tercecer lumpur biologis tercecer dan pekerja terpapar limbah cairlumpur pasti terjadi Sedangkan likelihood risiko limbah cair meluber dan penurunan kualitas efluen lt 02 serta limbah cair tercecer 01 Pemetaan risk matrix menyebutkan bahwa risiko penurunan kualitas merupakan risiko yang moderate dan kelima risiko lainnya termasuk risiko yang trivial

      PENENTUAN TINGKAT RISIKO BENCANA TSUNAMIKAWASAN PESISIR KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT(Oki Oktariadi dan Wawan Hermawan)

      Analisis risiko bencana tsunami dilakukan untuk menyiapkan informasi yang dibutuhkan dalam rangka mengantisipasi dan menurunkan tingkat risiko tsunami yang dimiliki wilayah Pesisir Kabupaten Sukabumi sedangkan tujuannya adalah mengetahui sejauhmana tingkat risiko wilayah Pesisir Kabupaten Sukabumi dalam menghadapi bencana tsunami yang mungkin terjadi

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      10

      Menurut Davidson (1997) hubungan antara faktor resiko faktor bahaya faktor kerentanan dan faktor ketahanan tercermin dalam model matematis (model ini telah dimodifikasi dan disesuikan dengan bahan kajian) sebagi berikut

      HDRI = WHH + WVV + WCC

      DimanaHDRI = Nilai resiko bencana (Hazard Disaster Risk Index)WHH = Nilai faktor bahaya (Weight Hazard)WVV = Nilai faktor kerentanan (Weight Vulnerability)WCC = Nilai faktor ketahanan (Weight Capacity)

      1 Faktor bahaya dengan indikator zona bahaya rendah bahaya sedang dan bahaya tinggi Pembagian zona ini berdasar pada kondisi tingkat kelerengan pantai peringkat jenis batuan peringkat kekasaran pantai genangan tsunami akumulasi energi gempa dan intensitas gempa Indikator - indikator kerentanan tersebut berpengaruh terhadap dampak yang akan timbul jika bahaya tsunami terjadi di suatu wilayah

      2 Faktor kerentanan dengan sub faktor kerentanan fisik sosial kependudukan sosial ekonomi dan lingkungan Indikator dari sub-faktor kerentanan tersebut yaitu kerentanan fisik kerentanan sosial kependudukan kerentanan sosial ekonomi dan kerentanan lingkungan Indikator - indikator kerentanan tersebut berpengaruh terhadap dampak yang akan timbul jika bahaya tsunami terjadi di suatu wilayah

      3 Faktor ketahanan dengan sub faktor sumber daya alami sumber daya buatan dan mobilitas Faktor ketahanan ini merupakan komponen penting terutama dalam penyelamatan penduduk sebelum terjadi bencana pada saat dan setelah terjadi bencana tsunami

      Berdasarkan peta tingkat risiko bencana tsunami terlihat sebagian besar wilayah Pesisir Sukabumi memiliki tingkat risiko tinggi sampai sedang dan berdasarkan hasil pengamatan lapangan terdapat 3 wilayah yang perlu diwaspadai antara lain

      1048729 Desa Ciwaru (Teluk Ciletuh) Kecamatan Ciemas memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan berupa pesawahan dan pemukiman serta berada pada sebuah teluk yang menghadap langsung ke Samudera Hindia

      1048729 Desa Gunungbatu (Tanjung Ujung Genteng) di Kecamatan Ciraca memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan berupa kebun campuran dan pesawahan serta berhadapan langsung dengan samudera Hindia

      1048729 Hampir sepanjang pesisir pantai Kecamatan Tegalbulued memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      11

      pesawahan dan pemukiman penduduk serta berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia

      Langkah antisipasi yang perlu segera dilakukan adalah melakukan adaptasi dan sosialisasi pada masyarakat untuk mewaspadai wilayah-wilayah yang memiliki tingkat risiko tinggi

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      12

      Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara(Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)

      Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal

      Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai

      Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886

      Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah

      Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      13

      Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu

      Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano

      Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah

      Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya

      Sebab-Akibat Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu

      penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat

      Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnyaHilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      14

      Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian

      Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pesSekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam

      PENGELOLAAN RISIKO

      Pengelolaan Risiko Bencana

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      15

      Pikirkan bahwa masyarakat dan lingkungannya adalah terancam terhadap bencana dan bagaimana kesanggupan masing-masing melawan akibat dari kerusakan oleh bencana

      Risiko (risk) Kemungkinan akan kehilangan yang bisa terjadi

      sebagai akibat kejadian buruk dengan akibat kedaruratan dan keterancaman

      Bahaya (hazard) Potensi akan terjadinya kejadian alam atau ulah manusia dengan akibat negatif

      Keterancaman (vulnerability) Akibat yang timbul dimana struktur masyarakat pelayanan dan lingkungan sering rusak atau hancur akibat dampak kedaruratan Adalah kombinasi mudahnya terpengaruh (susceptibility) dan daya bertahan (resilience) Resilience adalah bagaimana masyarakat mampu bertahan terhadap kehilangan dan susceptibility adalah derajat mudahnya terpengaruh terhadap risiko Dengan kata lain ketika menentukan keterancaman masyarakat atas dampak kedaruratan penting untuk memastikan kemampuan masyarakat beserta lingkungannya untuk mengantisipasi mengatasi dan pulih dari bencana Jadi dikatakan sangat terancam bila dalam menghadapi dampak keadaan bahaya hanya mempunyai kemampuan terbatas dalam menghadapi kehilangan dan kerusakan dan sebaliknya bila kurang pengalaman menghadapi dampak keadaan bahaya namun mampu menghadapi kehilangan dan kerusakan dikatakan tidak terlalu terancam terhadap bencana dan kegawatdaruratan

      High susceptibility + low resilience = high level of vulnerabilityHigh exposure to risk + limited ability to sustain loss = high

      vulnerabilityLow susceptibility + high resilience = low degree of vulnerabilityAbility to sustain loss + low degree of exposure = low vulnerability Jelaslah bahwa petugas harus mengenal golongan masyarakat

      struktur dan pelayanan yang mudah terancam hingga dapat menjadikannya tahan terhadap kerusakan akibat kedaruratan

      Proses Pengelolaan Risiko Bencana

      Dalam pengelolaan risiko bencana bencana dijelaskan berkaitan dengan risikonya terhadap masyarakat dan dilakukan tindakan yang sesuai terhadap risiko yang diketahui

      Dua hal penting

      1 Berapa luas bencana melanda2 Berapa luas ancaman terhadap masyarakat dan lingkungan

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      16

      Pengelolaan risiko bencana adalah penerapan sistematik dari

      kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelatihan terhadap 1 Memastikan hal-hal terkait2 Mengidentifikasi risiko3 Menganalisis risiko4 Menilai mengevaluasi risiko5 Mengatasi risiko

      Pengamatan dan penelaahan harus merupakan proses

      berkesinambungan dalam pengelolaan risiko dan semua sistem tergantung pada komunikasi dan konsultasi

      Hal tersebut menjadi perangkat pengambil keputusan yang sistematik logis dan praktis bagi pengelola bencana Gunanya untuk mendapatkan kegunaan yang mendasar bagi pengelola bencana untuk mengurangi dampak dari bencana Pengelola bencana dapat melakukan

      1 Identifikasi apa yang mungkin terjadi2 Analisis kemungkinan hasil akhir3 Pendugaan Menilai dampak4 Mengelola risiko (pencegahanmitigasi mempersiapkan

      merespons dan pemulihan)5 Memonitor proses

      Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan TerpaduPengelolaan bencana yang efektif memerlukan kombinasi empat

      konsep a Atas semua bahayab Menyeluruhc Terpadud Masyarakat yang siap Semua bahaya maksudnya aturan yang disetujui dalam merancang

      mengatasi semua bahaya alam dan ulah manusia Dari pada mengembangkan rencana dan prosedur berbeda untuk masing-masing bahaya rancangan tunggal pengelolaan harus dibuat dan digunakan dalam menghadapi semua bahaya yang dihadapi masyarakat

      Pendekatan Menyeluruh

      Empat dasar pengelolaan kegawatan dan bencana masing-masing memerlukan program pengelolaan (strategi)

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      17

      1 Pencegahan dan mitigasiPeraturan dan persyaratan fisik untuk mencegah terjadinya bencana atau untuk mengurangi dampaknya

      2 PersiapanPerencanaan dan program sistem dan prosedur pelatihan dan pendidikan untuk memastikan bahwa bila bencana terjadi sumber daya dan tenaga dapat segera dimobilisasi dan diberdayakan dengan hasil terbaik Termasuk pengembangan sistem peringatan dan kewaspadaan perencanaan organisasional pelatihan dan pengujian petugas peralatan perencanaan dan prosedur serta pendidikan publik

      3 ResponsKegiatan yang diambil mendahului atau segera setelah dampak bencana untuk meminimalkan akibat dan untuk memberikan bantuan segera memulihkan dan mendukung masyarakat Termasuk rescue pemulihan dan dukungan terhadap korban informasi publik pemberian makanan pakainan dan tempat berlindung

      4 PemulihanPemulihan dan perbaikan jangka panjang atas masyarakat yang terkena Merupakan proses rumit dan lama

      Pendekatan Terpadu

      Pengelolaan bencana efektif memerlukan kerjasama aktif antara berbagai fihak terkait Artinya semua organiasi dengan tugasnya masing-masing bekerja bersama dalam pengelolaan bencana Hubungan berbentuk kerjasama sangat penting

      Masyarakat yang siapAdalah masyarakat yang masing-masing individunya waspada

      terhadap bahaya dan tahu bagaimana melindungi dirinya keluarganya serta rumahnya terhadap dampak dari bahaya Bila masing-masing dapat melakukan tindakan perlindungan terhadap dampak bahaya akan mengurangi keterancaman terhadap bencana dan kedaruratan

      Kegiatan pencegahan mitigasi persiapan respons dan pemulihan yang harus dilakukan

      1 Pencegahan dan mitigasi 2 Standar bangunan dan kemampuan PMK3 Immunisasi penyakit4 Rancang sanitasi5 Pembuangan sampah limbah6 Program pendidkan masyarakat

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      18

      7 Informasi media8 Peringatan terhadap masyarakat Persiapan 1 Perencanaan sistem dan prosedur2 Pelatihan personil3 Pengujian perencanaan personil dan peralatan

      Respons 1 Pengaktifan sistem pengelolaan insidens2 Pengaktifan sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya3 Mekanisme pendukung bagi staf

      Pemulihan 1 Proses debriefing2 Menilai dan merubah perencanaan dan prosedur3 Identifikasi dan pemanfaatan pengetahuan yang didapat

      Pengelolaan risiko bencana

      Pengelolaan risiko bencana adalah pemanfaatan yang sistematik dari kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelaksanaan dengan maksud mengurangi dampak bencana Merupakan perangkat pembuat keputusan yang logis dan praktis

      Disaster management

      The remote sensing inputs have been used for many disasters including drought flood earthquake cyclone landslides volcanoes avalanches forest fire crop pest diseases etc Remote sensing and GIS helps in preparing suitable strategy of land succumbed to disaster for its management and occupational framework for their monitoring assessment and mitigation by identifying gap areas and assist in recommending appropriate strategies for disaster mitigation and management BISAG through synergistic coupling of remote sensing inputs with conventional systems and space communications in well knit multi-energy interface has been offering better operational services and decision support for better Disaster Management Proses Perencanaan Terhadap Bencana

      Pendugaan Risiko1 Penentuan hal yang akan direncanakan reg2 Penetapan komite perencanaan reg

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      19

      3 Penilaian risiko reg4 Penentuan tujuan perencanaan reg5 Penentuan pertanggungjawaban reg6 Analisis sumberdaya (7 Pengembangan sistem dan prosedur (8 Penulisan rencana (9 Pelatihan tenaga (10 Tes rencana tenaga dan prosedur (11 Peninjauan ulang rencana (12 Perbaiki rencana Hal-hal yang dapat direncanakan Hal yang dapat direncanakan dalam menghadapi kegawatdaruratan

      harus diidentifikasi

      Komite perencanaan Fihak rumah sakit fihak sistem kesehatan masyarakat termasuk

      kesehatan masyarakat dan kesehatan mental pelayanan darurat eksternal seperti ambulans PMK dan polisi

      Lakukan analisis risiko bencana Termasuk analisis bahaya dan analisis keterancaman Semua

      analisis akan membantu komite perencanaan bencana menentukan sasaran dan prioritas perencanaan

      Penilaian risiko bencana berkelanjutan sepanjang proses perencanaan Bahaya berubah tingkat keterancaman berubah semua harus dimonitor dan dinilai secara tetap

      Tentukan tujuan perencanaan Berdasar pada hasil analisis risiko dan pengenalan strategi

      pengelolaan bencana yang disetujui komite

      Tentukan pertanggungjawaban Memilih pertanggungjawaban dari semua fihak terkait RS

      petugas dan pelaksana kesehatan masyarakat lainnya

      Analisis sumberdaya Komite harus mengetahui apa yang akan dibutuhkan dari pada

      hanya melihat apa yang dipunyai Bila apa yang dibutuhkan kurang dari apa yang tersedia komite harus mengidentifikasi sumber tenaga dan sarana yang tersedia yang dapat dipanggil seketika dibutuhkan Rencanakan kerjasama dengan fasilitas kesehatan regional atau nasional

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      20

      Penciptaan sistem dan prosedur Komite harus mengidentifikasi strategi untuk pencegahan dan

      mitigasi penyiapan respons dan pemulihan akibat kegawatan major dan bencana Ini termasuk sistem komando gadar RS sistem komunikasi informasi publik sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya

      Penulisan rencana Dokumen tertulis harus dibagikan pada semua yang akan

      menggunakannya Dokumen harus sederhana dan langsung sasaran atau orang tidak dapat membaca atau memahaminya

      Pelatihan persomil uji perencanaan personil dan prosedur Pelatihan personil serta pengujian perencanaan sistem dan

      prosedur merupakan bagian vital dari persiapan pengelolaan gadar atau bencana

      Kegiatan respons bencana memerlukan personil untuk bekerja diluar kegiatan dan tanggungjawab hari-hari normalnya dan melaksanakan tugas yang kurang familier Untuk menciptakan kejadian menjadi lebih sulit berikan tidak hanya banyak tugas yang tidak familer namun mereka harus mendapatkan lingkungan yang sangat menekan yang bahkan pantas untuk menguji sistem dan personil yang sudah berpengalaman

      Dapat dimengerti mengapa personil wajib dilatih dan diuji secara rutin dalam tugas pengelolaan bencananya Personil juga memerlukan kesempatan untuk mempraktekkan tugas dan tanggungjawab pengelolaan bencananya

      Selain itu rencana yang belum diuji dan dinilai ulang mungkin lebih buruk dari pada tidak ada rencana sama sekali Hal ini akan membangun rasa keamanan yang salah pada petugas dalam hal tingkat persiapan

      Peninjauan ulang dan ubah perencanaan

      Perencanaan harus dinilai ulang dan diperbaiki secara berkaladan harus dinyatakan dalam perencanaan itu sendiri Setiap saat perencanaan atau bagian dari perencanaan diaktifkan untuk latihan atau dalam bencana sesungguhnya Debriefing harus dilakukan untuk mengenal kebutuhan perbaikan perencanaan sistem dan prosedutr dan untuk melatih personil

      Sekali lagi perencanaan adalah proses tidak pernah berakhir Perencanaan tertulis adalah hanya sebuah hasil akhir dari proses perncanaan namun bukan titik akhir hanya bagian dari proses perencanaan Perencanaan tertulis adalah dokumen yang hidup yang harus secara tetap diuji dinilai ulang dan dipertbaharui

      Bagaimana bila

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      21

      Bagian penting dari proses perencanaan adalah pertanyaan dari komite Bagaimana bila hellip Bagaimana bila ini atau itu terjadi apa yang harus dilakukan apa yang diperlukan apa dampaknya pada petugas dll

      Tidak mungkin untuk membuat rencana bagi semua kejadian namun kegiatan komite dalam memikirkan batasan kejadian beserta konsekuensinya dan membahas pilihan rancangan yang diperkirakan memiliki jangkauan luas dalam sistem persiapan penting dilakukan

      Di dunia kehilangan akibat bencana tetap meningkat walau

      investasi yang sangat besar dalam tindakan pencegahan secara tehnik sudah dilakukan Hambatan politik dan ekonomi menyebabkan bahwa pendekatan tradisional dalam mendapatkan rasa aman terhadap bahaya harus dinilai ulang Tidak saatnya lagi mangatakan bahwa pencegahan terhadap proses berbahaya secara umum dikatakan sebagai terbaik atau cara yang paling diinginkan dalam menghadapi risiko Pencegahan dan peningkatan resilience dari objek yang berpotensi terkena adalah dua contoh penting lainnya dari bagaimana kerusakan akibat keadaan berbahaya dapat dikurangi

      Konsep pilihan untuk mengatasi keadaan bahaya adalah menggunakan kebijaksanaan berdasar risiko Walau diarahkan pada bahaya yang juga telah mencakup risiko dijelaskan sebagai fungsi dari empat faktor berikut

      1 Frekuensi terjadinya kejadian bahaya2 Intensitas kerusakan objek sasaran yang berpotensi terhadap

      risiko dengan distribusi kelompok khusus3 Keterancaman objek sasaran akan terkena oleh kerusakan4 Keterpaparan target sasaran terhadap bahaya Frekuensi dan kerusakan menunjukkan beratnya keadaan bahaya

      keterancaman dan keterpaparan sasaran terhadap risiko Inilah kenapa ada perbedaan antara definisi sederhana risiko sebagai hasil kemungkinan dan perluasan kerusakan yang lebih menunjukkan sudut pandang operator atau pelaksana Bagaimanapun sudut pandang yang lebih sempit dengan cepat menunjukkan bahwa frekuensi dan keterpaparan adalah sebanding dengan kemungkinan dimana intensitas dan keterancaman mengartikan kerusakan

      Pengelolaan risiko akan berhasil bila informasi berikut tersedia 1 Karakterisasi bahaya secara khusus2 Mengumpulkan dan mengklasifikasikan objek yang terancam

      dalam jangkauan proses berbahaya3 Tampilan dampak kerusakan yang mungkin terjadi terhadap

      objek disaat kejadian

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      22

      Saat ini prinsip penilaian risiko dan pembuatan kebijaksanaan secara umum berdasar risiko dipakai secara luas lintas disiplin dan lintas batas

      Evaluasi dan Persepsi RisikoKunci pendekatan berdasar risiko menghadapi bahaya diterima

      dalam bentuk tingkat rasa aman yang memadai dan secara ekonomik Baik definisi dari tingkat rasa aman yang memadai dan kuantifikasi tampilan ekonomik tidak dapat dibuat hanya oleh para ahli Nilai dan tanggapan sosial mungkin merupakan faktor lebih penting dalam membentuk rasa aman dari pada risiko nyata sendiri

      Satu masalah yang belum jelas adalah opini publik dalam proses keputusan Ini mungkin karena jarak antara ilmu sosial (termasuk proses evaluasi publik) dan ilmu administratif atau tehnik (yang bertanggung jawab pada kebanyakan risiko nyata) Usaha saat ini adalah menjembatani jarak tsb dengan mengembangkan model yang seakurat mungkin menunjukkan persepsi dan evaluasi publik akan risiko yang diharapkan hingga pembuat keputusan dapat menggunakan hal ini Dengan kata lain dianjurkan bahwa pandangan publik tentang evaluasi risiko secara normatif (dari pada emperik-deskriptif) akan memperbaiki keputusan yang dibuat dalam pengelolaan bencana

      Risk perception is the subjective judgment that people make about the characteristics and severity of a risk The phrase is most commonly used in reference to natural hazards and threats to the environment or health such as nuclear power Several theories have been proposed to explain why different people make different estimates of the dangerousness of risks Three major families of theory have been developed psychology approaches (heuristics and cognitive) anthropologysociology approaches (cultural theory) and interdisciplinary approaches (social amplification of risk framework)Interdisciplinary approach

      Social amplification of risk frameworkThe Social Amplification of Risk Framework (SARF) combines research in psychology sociology anthropology and communications theory SARF outlines how communications of risk events pass from the sender through intermediate stations to a receiver and in the process serve to amplify or attenuate perceptions of risk

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      23

      All links in the communication chain individuals groups media etc contain filters through which information is sorted and understoodThe theory attempts to explain the process by which risks are amplified receiving public attention or attuned receiving less public attention The theory may be used to compare responses from different groups in a single event or analyze the same risk issue in multiple events In a single risk event some groups may amplify their perception of risks while other groups may attune decrease and their perceptions of riskThe main thesis of SARF states that risk events interact with individual psychological social and other cultural factors in ways that either increase or decrease public perceptions of risk Behaviors of individuals and groups then generate secondary social or economic impacts while also increasing or decreasing the physical risk itselfThese ripple effects caused by the amplification of risk include enduring mental perceptions impacts on business sales and change in residential property values changes in training and education or social disorder These secondary changes are perceived and reacted to by individuals and groups resulting in third-order impacts As each higher-order impacts are reacted to they may ripple to other parties and locations Traditional risk analyses neglect these ripple effect impacts and thus greatly underestimate the adverse effects from certain risk events Public distortion of risk signals provides a corrective mechanism by which society assesses a fuller determination of the risk and its impacts to such things not traditionally factored into a risk analysis

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      24

      PENGURANGAN RISIKO BENCANA

      Pendahuluan

      Pengurangan Risiko Bencana (PRB) mendasarkan pada konsep pikir pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan penguatan kapasitas Pemerintah dan seluruh seluruh stakeholder pembangunan di Provinsi Jawa Tengah bertanggungjawab dalam PRB melalui implementasi peran dan fungsinya masing-masing yang dilakukan pada seluruh siklus penyelenggaraan penanggulangan bencana baik pada tahap pra bencana saat bencana maupun pasca bencana Aspek-aspek yang tercakup dalam program kegiatan PRB meliputi kesiapsiagaan mitigasi tanggap darurat pemulihan dan rekonstruksi

      Banjir akibat tanggul jebol biasanya menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang sangat besar Ini semua merupakan resiko bencana (disaster risk) bagi masyarakat yang terkena dampak langsung Ada resiko bencana lain yang menimpa masyarakat misalnya sakitnya warga masyarakat terganggunya mereka dalam mencari mata pencaharian anak-anak tak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan normal Adanya trauma psikologis pada anak-anak juga merupakan bagian dari resiko bencana

      Sumber adijmmultiplycomjournalitem335ManajemenBerdasarkan Undang-Undang nomor 242007 tentang Penanggulangan Bencana pemerintah (gubernur bupatiwalikota atau perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah) bertugas melakukan penanggulangan bencana Hal yang

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      25

      paling awal dari tugas dan tanggung jawab ini adalah pengurangan atau minimalisasi resiko bencana Pengurangan resiko ini termasuk upaya pencegahan rawan bencana Dalam hal bencana banjir jebolnya tanggul sungai adanya monitoring tanggul-tanggul di sepanjang sungai secara periodik dan seksama adalah bagian dari pencegahan bencana Sementara itu tumbuhnya kawasan permukiman di sepanjang bantaran sungai adalah parameter kerawanan yang lain Ditambah lagi warga masyarakat di sana bisa jadi tidak pernah diberi peringatan akan bahaya yang mengintai mereka Masyarakat juga tidak pernah mempersiapkan bangunan yang kokoh Sistem peringatan dini biasanya juga amat minim Ini semuanya serupakan parameter-parameter yang menambah tingginya tingkat kerentanan mereka terhadap bencana (vulnerability)

      Sesuai amanat Undang Undang No 24 Tahun 2007 Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat termasuk perlindungan atas bencana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) (misalnya Provinsi Jawa Tengah ) secara umum mempunyai tugas pokok dan fungsifungsi yang terkait dalam kegiatan penanggulangan bencana wajib mengambil peran dengan mengisi kegiatan pada nomenklatur program yang sesuai dengan urusan kewenangan wajib danatau pilihan

      Identifikasi Risiko Bencana

      Pengurangan Risiko Bencana di suatu daerah dapat diarahkan pada pengurangan ancaman bahaya (hazard) pengurangan kerentanan (vulnerability) masyarakat dan peningkatan kapasitas (capacity) pemerintah dan masyarakat di daerah rawan bencana untuk melindungi jiwa dan harta benda masyarakat serta menjamin tata kehidupan yang berkelanjutan

      Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat ditempuh melalui kebijakan sebagai berikuta Mengedepankan keterpaduan paradigma persepsi potensi informasi

      pola pelaksanaan semua pemangku kepentingan pengurangan risiko bencana di provinsi dan kabupatenkota beserta seluruh masyarakat Jawa Tengah selaras dengan kebijakan Pusat

      b Mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah lokal di daerah rawan bencana dengan pendayagunaan secara optimal potensi dan sumber daya serta kearifan lokal yang telah mengakar dan berkembang di masyarakat

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      26

      c Mengedepankan upaya pencegahan dan pendekatan persuasif dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan prinsip mendorong kearah tata kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat

      d Mengedepankan transparansi dengan pola kemitraan serta prinsip non diskriminasi dalam penyelenggaraan pengurangan risiko bencana

      1 Konsep Dasar Identifikasi

      Potensi bencana yang tinggi pada dasarnya tidak hanya sekedar refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk suatu wilayah namun merupakan kontribusi beberapa permasalahan lain sehingga meningkatkan kerentanan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana daerah dititik-beratkan pada keselamatan jiwa manusia dan menjamin kehidupan dalam lingkungan yang lebih baik (better life and better living) serta tertata pada kondisi yang terbebas dari ancaman bencana Oleh karena itu langkah yang dilakukan meliputi pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas

      Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir

      Salah satu aspek yang seringkali dilupakan berkaitan dengan terjadinya banjir di satu kota adalah banjir itu sangat berkaitan erat dengan kesatuan wilayah yang disebut dengan daerah aliran sungai (DAS) DAS sendiri didefinisikan sebagai satu hamparan wilayah dimana air hujan yang jatuh di wilayah itu akan menuju ke satu titik outlet yang sama apakah itu sungai danau atau laut

      Jadi jika air hujan yang jatuh di rumah Anda mengalir ke selokan dan menuju ke Sungai Brantas maka Anda adalah warga DAS Brantas Itu artinya jika air sungai Brantas meluap dan menggenangi dataran banjir di sekitarnya maka Anda (air hujan dari persil lahan Anda) punya kontribusi terhadap terjadinya banjir ituDengan demikian setiap kita pasti warga dari satu DAS dan setiap warga DAS berpotensi untuk memberikan kontribusi terhadap terjadinya banjir di bagian hilir DAS yang bersangkutan Dalam perspektif ilmu lingkungan setiap warga DAS berpotensi menghasilkan eksternalitas negatif dari sisi hidrologi

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      27

      Sumber bebasbanjir2025wordpresscom

      Suatu ldquodaerah aliran sungairdquo atau DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut Istilah yang juga umumdigunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya

      Skema sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS)

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      28

      Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas suatu DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat tetapi dapat digambarkan pada petaBatas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong) beberapa wilayah kabupaten (misalnya DAS Brantas) atau hanya pada sebagian dari suatu kabupatenTidak ada ukuran baku (definitif) suatu DAS Ukurannya mungkin bervariasi dari beberapa hektar sampai ribuan hektar DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow) Sebidang lahan dapat dianggap sebagai DAS jika ada suatu titik penyalur aliran air keluar dari DAS tersebut

      Perencanaan pengelolaan DAS terpadu mempersyaratkan adanya beberapa langkah-langkah penting sebagai berikut1 Pengumpulan data yang ekstensif didukung oleh strategi pengelolaan

      data yang terpadu perlu dilaksanakan sebelum rencana pengelolaan DAS dirumuskan Pengumpulan data ini terutama identifikasi karakteristik DAS yang antara lain mencakup batas dan luas wilayah DAS topografi geologi tanah iklim hidrologi vegetasi penggunaan lahan sumberdaya air kerapatan drainase dan karakteristik sosial ekonomi dan budaya

      2 Identifikasi permasalahan yang meliputi aspek penggunaan laha n tingkat kekritisan lahan aspek hidrologi sosial ekonomi dan kelembagaan seperti terlihat pada Gambar 32 Prakiraan-prakiraan tentang kebutuhan sumberdaya alam (dan buatan) untuk beragam pemanfaatan perlu dilakukan dan dikaji potensi timbulnya konflik di antara pihak ndash pihak yang berkepentingan

      3 Perumusan tujuan dan sasaran secara jelas spesifik dan terukur dengan memperhatikan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari ekosistem DAS peraturan dan kebijakan pemerintah adat istiadat masyarakat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan DAS

      4 Identifikasi dan memformulasikan beberapa rencana kegiatan sebagai alternatif

      5 Evaluasi alternatif kegiatan pengelolaan yang akan diimplementasikan sehingga dapat dihasilkan bentuk kegiatan yang paling tepat (secara teknis dapat dilaksanakan secara sosialpolitik dapat diterima dan secara ekonomi terjangkau)

      6 Penyusunan rencana kegiatanprogram pengelolaan DAS berupa usulan rencana yang dianggap paling memenuhi kriteria untuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      29

      7 Legitimasi dan sosiallisasi rencana yang telah disusun kepada pihak-pihak yang terkait Dalam berikut ini mekanisme pelaksanaan pengelolaan DAS mempersyaratkan bahwa tahap perencanaan dan implementasi tidak boleh dipisahkan karena informasi yang diperoleh dari implementasi kegiatan dapat dimanfaatkan kembali sebagai umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan rencana yang telah dibuat Demikian pula untuk setiap langkah pengelolaan dari mulai alternatif kegiatan hingga implementasi kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (review) Hal ini diperlukan sebagai umpan balik bertahap

      Diagram Alir Garis Besar Identifikasi Permasalahan DASSumber bebasbanjir2025wordpresscom

      a Pengurangan Ancaman

      Ancaman berpotensi menimbulkan bencana namun demikian tidak semua ancaman selalu menjadi bencana Diperlukan analisis ancaman

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      30

      untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

      1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

      2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

      3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

      4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

      5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

      Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

      b Pengurangan Kerentanan

      Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      31

      1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

      2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

      3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

      c Peningkatan Kapasitas

      Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

      1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

      a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

      b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

      c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

      2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      32

      pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

      3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

      2 Proses Identifikasi Risiko

      Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

      Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

      Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      33

      tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

      ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

      dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

      melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

      o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

      2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

      secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      34

      yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

      o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

      o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

      3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

      Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

      Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

      a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

      wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      35

      yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

      Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

      b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

      menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

      Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

      c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

      mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

      d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

      bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

      Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

      Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      36

      risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

      PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

      Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

      Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

      a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

      b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

      c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      37

      membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

      d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

      e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

      f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

      g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

      h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      38

      menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

      i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      39

      IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

      Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

      Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

      Community Development

      Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      40

      Sumber donasirumahzakatorg

      Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

      membantu para korban bencana

      1 Kondisi Pra Bencana

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      41

      Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

      a Program Wajib

      1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

      2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

      Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

      3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

      4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

      5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

      6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

      Pembangunan Daerah

      7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

      Rescue (SAR)

      8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      42

      b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

      c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

      9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

      Pemanfaatan Tanah

      10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

      Pembangunan

      11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

      di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

      12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

      13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

      14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

      15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

      16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

      Masa

      b Program Pilihan

      1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      43

      2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

      2 Kondisi Saat Bencana

      Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

      1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

      2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

      Rescue (SAR)

      3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

      4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

      a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

      5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

      6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

      3 Kondisi Pasca Bencana

      Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

      a Program Wajib

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      44

      1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

      Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

      2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

      Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

      Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

      3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

      4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

      5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

      6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

      7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

      a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

      b Program Pilihan1) Pertanian

      a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

      2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

      Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

      dekat sungai Ciliwung

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      45

      Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

      Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

      Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      46

      Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      47

      DAFTAR PUSTAKA

      Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

      Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

      Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

      Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

      Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

      Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

      Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

      Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

      Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

      Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

      Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

      Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

      Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

      Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

      Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

      Westview Press Boulder Colorado

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      48

      Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

      Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

      Analisis Risiko Bencana - 2011

      49

      • Kita dan Bencana
      • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
      • Geografi Bencana
        • Ciri-Ciri Banjir
        • Jenis-Jenis Banjir
        • Penyebab Terjadinya Banjir
        • Dampak Dari Banjir
        • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
        • Analisis risiko IPAL
        • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
        • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
        • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
        • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
        • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
        • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
        • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
        • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
        • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
        • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
        • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
        • Sebab-Akibat
        • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
        • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
        • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
        • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
        • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
        • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
        • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
        • PENGELOLAAN RISIKO
        • Pengelolaan Risiko Bencana
        • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
        • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
        • Pendekatan Menyeluruh
        • Pendekatan Terpadu
        • Masyarakat yang siap
        • Pengelolaan risiko bencana
        • Disaster management
        • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
        • Pendugaan Risiko
        • Evaluasi dan Persepsi Risiko
        • Interdisciplinary approach
          • Social amplification of risk framework
              • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                • Selasa 17 November 2009
                  • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

        dianggap azab dari Tuhan kepada umatnya Ketika tanggul Situ Gintung jebol masyarakat sekitar berkesimpulan bahwa Situ tersebut seringkali menjadi ajang maksiat maka wajar Tuhan marah terhadap tempat tersebut

        Teologi bencana yang muncul ke permukaan tidak lepas dari peran teks ndashteks kanonik agama (baca Islam) Dalam Al-Quran terdapat kisah yang menghukum kaum Nabi Luth karena umatnya terlibat homoseksualitas maka dibalikkanlah bumi untuk menenggelamkan kaumnya tersebut

        Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana

        Bencana bersumber atau ada kaitannya dengan dua hal Pertama bencana merupakan fenomena alam yang berhubungan dengan meteorologi dan geofisika Ke dua akibat perilaku manusia seperti pembalakan dan pembakaran hutan secara membabi buta mengeruk hasil bumi seperti di Freeport pengeboran minyak yang asal-asalan seperti di Lapindo dan ini sejalan dengan pandangan dunia yang antropo-sentris Dengan manusia sebagai pusat kosmos alam tidak dijadikan sebagai teman tetapi lebih sebagai ancaman Antara kondisi alam dan kebudayaan masyarakat saling berhubungan Misalnya nilai-nilai luhur kebudayaan suku Amungme di pedalaman Papua terhadap pegunungan di sekitarnya sangat harmonis dan serasi tetapi tradisi terhadap nenek moyang semakin terkikis dan bencana ekologi social dan cultural dengan cepat merebak

        Korban bencana alam atau tragedy kemanusiaan bukan karena mereka melakukan kesalahan fatal politik moral ataupun kriminal sehingga dapat menerima balasan dan hukuman sepadan Mungkin dengan cara ini Tuhan mengasihi umatnya yang tidak dapat dipahami oleh manusia

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        4

        Sebenarnya kita bisa saja mencegah bencana atau mungkin meminimalisir korban yang tertimpa bencana seandainya kita mampu menjaga kehidupan dan keberlangsungan kesetimbangan ekologi Awal dari semua bencana adalah karena keinginan dan nafsu manusia yang tidak ada habisnya Pesisir pantai mengalami abrasi karena tidak ada penopang berupa hutan bakau Hutan telah dikuasai untuk penghasilan kehidupan ekonomi dengan cara melakukan illegal logging padahal dengan hutan gundul intensitas efek rumah kaca semakin meningkat yang mengakibatkan pemanasan global dikarenakan hutan yang berfungsi sebagai penyerap gas rumahkaca yang berupa CO2 menjadi terbatas Masyarakat kita jugalah yang menuai akibat dari dampak kerusakan hutan seperti longsor banjir serta permukaan bumi yang semakin panas

        Geografi Bencana

        Area geografik yang nyata sehubungan dengan bencana dikatakan sebagai area kerusakan area dimana bencana menyerang Areal ini dibedakan menjadi

        1 Area kerusakan total Dimana bencana paling merusak2 Area kerusakan tepi Walau dampak bencana dirasakan

        kerusakan dan atau cedera nyata lebih ringan dibanding area kerusakan total

        3 Area penyaring Area dekat area kerusakan dari mana bantuan dimulai secara segera dan spontan

        4 Area bantuan terorganisir Area darimana bantuan yang lebih resmi diberikan secara selektif Area ini mungkin meluas hingga mencakup bantuan masyarakat regional nasional dan internasional

        Berdasar tingkat respons bencana diklasifikasikan menjadi tiga

        tingkat (ACEP) 1 Tingkat 1 Sistem pengelolaan respons terhadap bencana lokal

        mampu bereaksi secara efektif dan dapat mancakup kerusakan atau penderitaan

        2 Tingkat 2 Sebagai tambahan terhadap respons lokal dukungan diberikan oleh sumber regional atau masyarakat atau negara sekitar

        3 Tingkat 3 Melampaui kemampuan sumber lokal atau regional dan diperlukan bantuan internasional

        Beberapa hal penting yang harus diingat 1 Bencana bisa menimbulkan kerusakan masyarakat dan sumber

        daya yang diperlukan untuk menghadapinya

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        5

        2 Bencana menyebabkan masalah pemulihan dan perbaikan jangka panjang Bisa melampaui kemampuan masyarakat beserta sumber daya dan atau fasilitasnya

        3 Bencana menyebabkan kematian cedera dan kecacadan

        Sumber celebratinghumanitywordpresscom

        BANJIR

        Banjir merupakan salah satu ldquobencanardquo yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia kejadiannya berupa terbenamnya daratan oleh air Peristiwa banjir timbul jika air menggenangi daratan yang biasanya kering Banjir pada umumnya disebabkan oleh air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya Air banjir juga membawa lumpur berbau yang dapat menutup segalanya setelah air surut Banjir adalah hal yang rutin Setiap tahun pasti datang Banjir sebenarnya merupakan fenomena kejadian alam biasa yang sering terjadi dan dihadapi hampir di seluruh negara-negara di dunia termasuk Indonesia Banjir sudah temasuk dalam urutan bencana besar karena meminta korban besar

        Ciri-Ciri Banjir Bencana banjir memiliki ciri-ciri dan akibat sebagai berikut

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        6

        Banjir biasanya terjadi saat hujan deras yang turun terus menerus sepanjang hari

        Air menggenangi tempat-tempat tertentu dengan ketinggian tertentu

        Banjir dapat mengakibatkan hanyutnya rumah-rumah tanaman hewan dan manusia

        Banjir mengikis permukaan tanah sehingga terjadi endapan tanah di tempat-tempat yang rendah

        Banjir dapat mendangkalkan sungai kolam atau danau Sesudah banjir lingkungan menjadi kotor oleh endapan

        tanah dan sampah Banjir dapat menyebabkan korban jiwa luka berat luka

        ringan atau hilangnya orang

        Sumber dennymediawordpresscom2009030434Bencana banjir setiap setiap tahun terus terjadi di sebagian besar

        wilayah Kalimantan Selatan

        Jenis-Jenis BanjirBerdasarkan sumber air yang menjadi [penampung]] di bumi jenis

        banjir dibedakan menjadi tiga yaitu banjir sungai banjir danau dan banjir laut pasang

        Banjir Sungai 1) Terjadi karena air sungai meluap2) Banjir Danau 3) Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol4) Banjir Laut pasang

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        7

        5) Terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi

        Penyebab Terjadinya Banjir

        Secara umum penyebab terjadinya banjir adalah sebagai berikut 1) Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi 2) Pendangkalan sungai 3) Pembuangan sampah yang sembarangan baik ke aliran

        sungai mapupun gotong royong 4) Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat 5) Pembuatan tanggul yang kurang baik 6) Air laut sungai atau danau yang meluap dan menggenangi

        daratan

        Dampak Dari BanjirBanjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa[1]

        1 Rusaknya areal pemukiman penduduk 2 Sulitnya mendapatkan air bersih dan 3 Rusaknya sarana dan prasarana penduduk

        PEMKAB SRAGEN SIAP ANTISIPASI BENCANA BANJIR(Sragen News [ 25112008 1144 WIB ]

        Bencana banjir yang melanda di sebagian besar wilayah Kab

        Sragen di penghujung tahun 2007 lalu menjadi pelajaran yang berharga bagi Pemkab Sragen Menghadapi musim penghujan tahun ini pemkab telah mempersiapkan berbagai langkah untuk menghadapi bila bencana banjir kembali melanda Setidaknya 12 perahu ponton telah di siagakan di sejumlah titik ndash titik yang dinilai rawan bencana banjir

        Satu perahu ponton terbuat dari 8 tong drum dan bambu yang diikat menjadi satu Bentuk perahu disesuaikan dengan kondisi jalan desa Ada yang berbentuk bujur sangkar dan persegi panjang Sewaktu bencana banjir tahun lalu perahu ponton ini telah terbukti manfaatnya untuk mengevakusai warga korban banjir

        Titik ndash titik yang dinilai rawan bencana bnjir tersebut meliputi desa Tangkil Pandak Tenggak Plupuh dan lain sebagianya Sebagian besar daerah rawan bencana banjir terletak di bantaran sungai bengawan Solo di sisi sebelah utara Pemkab telah melakukan pendataan ulang daerah rawan bencana dan pendataan ulang peralatan evakuasi korban bencana banjir Pemkab juga telah melakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Bengawan Solo dan seluruh Satuan Pelaksanaan (Satlak) bencana alam di tingkat kecamatan melalui

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        8

        Rapat Koordinasi daerah rawan bencana banjir yang diselenggarakan oleh Satlak bencana Alam Kab Sragen

        Hasil Rakor tersebut antara lain Satlak Bencana Alam Kabupatena dan Kecamatan akan siaga 24 jam dalam menghadapi musim penghujan yang bisa berpotensi terjadinya musibah bencana banjir Selain itu juga telah disiapkan skenario evakuasi korban bencana antara lain dengan menentukan jalan-jalan atau rute evakuasi posko-posko bencana banjir gudang logistik dan dapur umum Semua tempat yang telah ditentukan tersebut di pilih yang tidak begitu jauh dari daerah rawan bencana namun mudah untuk dijangkau

        Hal yang sulit diantisipasi adalah datangnya air banjir Apabila di tiga Kabupaten yakni Kabupaten Wonogiri Sukoharjo dan Sragen hujan lebat secara bersamaan bisa dimungkinkan akan terjadi banjir di daerah Sragen Tapi dimungkinkan juga bila hanya Kab Wonogiri saja yang terjadi hujan lebat dan pintu air Waduk Gajah Mungkur dibuka akan terjadi banjir kiriman ke daerah Sragen

        Oleh karenanya Satlak bencana Alam Kab Sragen dalam menghadapi musim hujan ini terus melakukan berkoordinasi dengan PSDA Bengawan Solo dan Penanggung Jawab Waduk Gajah Mungkur

        Sumber wwwsragenkabgoidengberitaberitaphpid=7275

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        9

        PENDUGAAN RISIKO BENCANA

        Analisis risiko IPAL

        Risiko adalah kemungkinan suatu kejadian yang tidak diharapkan terjadi sehingga menggnggu apa yang seharusnya terjadi dari suatu kegiatan atau mengganggu tujuan Hazard merupakan segala sesuatu yang berpotensi menimbulkan ancaman terhadap kehidupan kesehatan atau lingkungan Risiko lingkungan adalah probabilitas dari kerusakan lingkungan sehingga menghambat kinerja perusahaan dalam mencapai tujuannya Kerusakan lingkungan dapat disebabkan dari limbah industri yang melebihi baku mutu dimana mutu limbah dipengaruhi oleh proses pengolahan limbah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Jika terjadi kegagalan proses dalam IPAL akan menimbulkan risiko terhadap lingkungan sekitar

        Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengidentifikasi hazard dan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan risiko tertinggi yang akan dimitigasi Dari hasil identifikasi diketahui ada enam macam risiko yaitu limbah cair meluber limbah cair tercecer lumpur primary tercecer lumpur biologis tercecer pekerja terpapar limbah cairlumpur dan penurunan kualitas efluen Berdasarkan penilaian risiko menggunakan AHP didapatkan bahwa risiko penurunan kualitas efluen mempunyai dampak yang paling besar terhadap lingkungan yaitu sebesar 0602 Sedangkan penilaian risiko berdasarkan probabilitas risiko lumpur primary tercecer lumpur biologis tercecer dan pekerja terpapar limbah cairlumpur pasti terjadi Sedangkan likelihood risiko limbah cair meluber dan penurunan kualitas efluen lt 02 serta limbah cair tercecer 01 Pemetaan risk matrix menyebutkan bahwa risiko penurunan kualitas merupakan risiko yang moderate dan kelima risiko lainnya termasuk risiko yang trivial

        PENENTUAN TINGKAT RISIKO BENCANA TSUNAMIKAWASAN PESISIR KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT(Oki Oktariadi dan Wawan Hermawan)

        Analisis risiko bencana tsunami dilakukan untuk menyiapkan informasi yang dibutuhkan dalam rangka mengantisipasi dan menurunkan tingkat risiko tsunami yang dimiliki wilayah Pesisir Kabupaten Sukabumi sedangkan tujuannya adalah mengetahui sejauhmana tingkat risiko wilayah Pesisir Kabupaten Sukabumi dalam menghadapi bencana tsunami yang mungkin terjadi

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        10

        Menurut Davidson (1997) hubungan antara faktor resiko faktor bahaya faktor kerentanan dan faktor ketahanan tercermin dalam model matematis (model ini telah dimodifikasi dan disesuikan dengan bahan kajian) sebagi berikut

        HDRI = WHH + WVV + WCC

        DimanaHDRI = Nilai resiko bencana (Hazard Disaster Risk Index)WHH = Nilai faktor bahaya (Weight Hazard)WVV = Nilai faktor kerentanan (Weight Vulnerability)WCC = Nilai faktor ketahanan (Weight Capacity)

        1 Faktor bahaya dengan indikator zona bahaya rendah bahaya sedang dan bahaya tinggi Pembagian zona ini berdasar pada kondisi tingkat kelerengan pantai peringkat jenis batuan peringkat kekasaran pantai genangan tsunami akumulasi energi gempa dan intensitas gempa Indikator - indikator kerentanan tersebut berpengaruh terhadap dampak yang akan timbul jika bahaya tsunami terjadi di suatu wilayah

        2 Faktor kerentanan dengan sub faktor kerentanan fisik sosial kependudukan sosial ekonomi dan lingkungan Indikator dari sub-faktor kerentanan tersebut yaitu kerentanan fisik kerentanan sosial kependudukan kerentanan sosial ekonomi dan kerentanan lingkungan Indikator - indikator kerentanan tersebut berpengaruh terhadap dampak yang akan timbul jika bahaya tsunami terjadi di suatu wilayah

        3 Faktor ketahanan dengan sub faktor sumber daya alami sumber daya buatan dan mobilitas Faktor ketahanan ini merupakan komponen penting terutama dalam penyelamatan penduduk sebelum terjadi bencana pada saat dan setelah terjadi bencana tsunami

        Berdasarkan peta tingkat risiko bencana tsunami terlihat sebagian besar wilayah Pesisir Sukabumi memiliki tingkat risiko tinggi sampai sedang dan berdasarkan hasil pengamatan lapangan terdapat 3 wilayah yang perlu diwaspadai antara lain

        1048729 Desa Ciwaru (Teluk Ciletuh) Kecamatan Ciemas memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan berupa pesawahan dan pemukiman serta berada pada sebuah teluk yang menghadap langsung ke Samudera Hindia

        1048729 Desa Gunungbatu (Tanjung Ujung Genteng) di Kecamatan Ciraca memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan berupa kebun campuran dan pesawahan serta berhadapan langsung dengan samudera Hindia

        1048729 Hampir sepanjang pesisir pantai Kecamatan Tegalbulued memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        11

        pesawahan dan pemukiman penduduk serta berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia

        Langkah antisipasi yang perlu segera dilakukan adalah melakukan adaptasi dan sosialisasi pada masyarakat untuk mewaspadai wilayah-wilayah yang memiliki tingkat risiko tinggi

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        12

        Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara(Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)

        Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal

        Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai

        Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886

        Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah

        Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        13

        Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu

        Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano

        Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah

        Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya

        Sebab-Akibat Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu

        penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat

        Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnyaHilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        14

        Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian

        Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pesSekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam

        PENGELOLAAN RISIKO

        Pengelolaan Risiko Bencana

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        15

        Pikirkan bahwa masyarakat dan lingkungannya adalah terancam terhadap bencana dan bagaimana kesanggupan masing-masing melawan akibat dari kerusakan oleh bencana

        Risiko (risk) Kemungkinan akan kehilangan yang bisa terjadi

        sebagai akibat kejadian buruk dengan akibat kedaruratan dan keterancaman

        Bahaya (hazard) Potensi akan terjadinya kejadian alam atau ulah manusia dengan akibat negatif

        Keterancaman (vulnerability) Akibat yang timbul dimana struktur masyarakat pelayanan dan lingkungan sering rusak atau hancur akibat dampak kedaruratan Adalah kombinasi mudahnya terpengaruh (susceptibility) dan daya bertahan (resilience) Resilience adalah bagaimana masyarakat mampu bertahan terhadap kehilangan dan susceptibility adalah derajat mudahnya terpengaruh terhadap risiko Dengan kata lain ketika menentukan keterancaman masyarakat atas dampak kedaruratan penting untuk memastikan kemampuan masyarakat beserta lingkungannya untuk mengantisipasi mengatasi dan pulih dari bencana Jadi dikatakan sangat terancam bila dalam menghadapi dampak keadaan bahaya hanya mempunyai kemampuan terbatas dalam menghadapi kehilangan dan kerusakan dan sebaliknya bila kurang pengalaman menghadapi dampak keadaan bahaya namun mampu menghadapi kehilangan dan kerusakan dikatakan tidak terlalu terancam terhadap bencana dan kegawatdaruratan

        High susceptibility + low resilience = high level of vulnerabilityHigh exposure to risk + limited ability to sustain loss = high

        vulnerabilityLow susceptibility + high resilience = low degree of vulnerabilityAbility to sustain loss + low degree of exposure = low vulnerability Jelaslah bahwa petugas harus mengenal golongan masyarakat

        struktur dan pelayanan yang mudah terancam hingga dapat menjadikannya tahan terhadap kerusakan akibat kedaruratan

        Proses Pengelolaan Risiko Bencana

        Dalam pengelolaan risiko bencana bencana dijelaskan berkaitan dengan risikonya terhadap masyarakat dan dilakukan tindakan yang sesuai terhadap risiko yang diketahui

        Dua hal penting

        1 Berapa luas bencana melanda2 Berapa luas ancaman terhadap masyarakat dan lingkungan

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        16

        Pengelolaan risiko bencana adalah penerapan sistematik dari

        kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelatihan terhadap 1 Memastikan hal-hal terkait2 Mengidentifikasi risiko3 Menganalisis risiko4 Menilai mengevaluasi risiko5 Mengatasi risiko

        Pengamatan dan penelaahan harus merupakan proses

        berkesinambungan dalam pengelolaan risiko dan semua sistem tergantung pada komunikasi dan konsultasi

        Hal tersebut menjadi perangkat pengambil keputusan yang sistematik logis dan praktis bagi pengelola bencana Gunanya untuk mendapatkan kegunaan yang mendasar bagi pengelola bencana untuk mengurangi dampak dari bencana Pengelola bencana dapat melakukan

        1 Identifikasi apa yang mungkin terjadi2 Analisis kemungkinan hasil akhir3 Pendugaan Menilai dampak4 Mengelola risiko (pencegahanmitigasi mempersiapkan

        merespons dan pemulihan)5 Memonitor proses

        Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan TerpaduPengelolaan bencana yang efektif memerlukan kombinasi empat

        konsep a Atas semua bahayab Menyeluruhc Terpadud Masyarakat yang siap Semua bahaya maksudnya aturan yang disetujui dalam merancang

        mengatasi semua bahaya alam dan ulah manusia Dari pada mengembangkan rencana dan prosedur berbeda untuk masing-masing bahaya rancangan tunggal pengelolaan harus dibuat dan digunakan dalam menghadapi semua bahaya yang dihadapi masyarakat

        Pendekatan Menyeluruh

        Empat dasar pengelolaan kegawatan dan bencana masing-masing memerlukan program pengelolaan (strategi)

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        17

        1 Pencegahan dan mitigasiPeraturan dan persyaratan fisik untuk mencegah terjadinya bencana atau untuk mengurangi dampaknya

        2 PersiapanPerencanaan dan program sistem dan prosedur pelatihan dan pendidikan untuk memastikan bahwa bila bencana terjadi sumber daya dan tenaga dapat segera dimobilisasi dan diberdayakan dengan hasil terbaik Termasuk pengembangan sistem peringatan dan kewaspadaan perencanaan organisasional pelatihan dan pengujian petugas peralatan perencanaan dan prosedur serta pendidikan publik

        3 ResponsKegiatan yang diambil mendahului atau segera setelah dampak bencana untuk meminimalkan akibat dan untuk memberikan bantuan segera memulihkan dan mendukung masyarakat Termasuk rescue pemulihan dan dukungan terhadap korban informasi publik pemberian makanan pakainan dan tempat berlindung

        4 PemulihanPemulihan dan perbaikan jangka panjang atas masyarakat yang terkena Merupakan proses rumit dan lama

        Pendekatan Terpadu

        Pengelolaan bencana efektif memerlukan kerjasama aktif antara berbagai fihak terkait Artinya semua organiasi dengan tugasnya masing-masing bekerja bersama dalam pengelolaan bencana Hubungan berbentuk kerjasama sangat penting

        Masyarakat yang siapAdalah masyarakat yang masing-masing individunya waspada

        terhadap bahaya dan tahu bagaimana melindungi dirinya keluarganya serta rumahnya terhadap dampak dari bahaya Bila masing-masing dapat melakukan tindakan perlindungan terhadap dampak bahaya akan mengurangi keterancaman terhadap bencana dan kedaruratan

        Kegiatan pencegahan mitigasi persiapan respons dan pemulihan yang harus dilakukan

        1 Pencegahan dan mitigasi 2 Standar bangunan dan kemampuan PMK3 Immunisasi penyakit4 Rancang sanitasi5 Pembuangan sampah limbah6 Program pendidkan masyarakat

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        18

        7 Informasi media8 Peringatan terhadap masyarakat Persiapan 1 Perencanaan sistem dan prosedur2 Pelatihan personil3 Pengujian perencanaan personil dan peralatan

        Respons 1 Pengaktifan sistem pengelolaan insidens2 Pengaktifan sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya3 Mekanisme pendukung bagi staf

        Pemulihan 1 Proses debriefing2 Menilai dan merubah perencanaan dan prosedur3 Identifikasi dan pemanfaatan pengetahuan yang didapat

        Pengelolaan risiko bencana

        Pengelolaan risiko bencana adalah pemanfaatan yang sistematik dari kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelaksanaan dengan maksud mengurangi dampak bencana Merupakan perangkat pembuat keputusan yang logis dan praktis

        Disaster management

        The remote sensing inputs have been used for many disasters including drought flood earthquake cyclone landslides volcanoes avalanches forest fire crop pest diseases etc Remote sensing and GIS helps in preparing suitable strategy of land succumbed to disaster for its management and occupational framework for their monitoring assessment and mitigation by identifying gap areas and assist in recommending appropriate strategies for disaster mitigation and management BISAG through synergistic coupling of remote sensing inputs with conventional systems and space communications in well knit multi-energy interface has been offering better operational services and decision support for better Disaster Management Proses Perencanaan Terhadap Bencana

        Pendugaan Risiko1 Penentuan hal yang akan direncanakan reg2 Penetapan komite perencanaan reg

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        19

        3 Penilaian risiko reg4 Penentuan tujuan perencanaan reg5 Penentuan pertanggungjawaban reg6 Analisis sumberdaya (7 Pengembangan sistem dan prosedur (8 Penulisan rencana (9 Pelatihan tenaga (10 Tes rencana tenaga dan prosedur (11 Peninjauan ulang rencana (12 Perbaiki rencana Hal-hal yang dapat direncanakan Hal yang dapat direncanakan dalam menghadapi kegawatdaruratan

        harus diidentifikasi

        Komite perencanaan Fihak rumah sakit fihak sistem kesehatan masyarakat termasuk

        kesehatan masyarakat dan kesehatan mental pelayanan darurat eksternal seperti ambulans PMK dan polisi

        Lakukan analisis risiko bencana Termasuk analisis bahaya dan analisis keterancaman Semua

        analisis akan membantu komite perencanaan bencana menentukan sasaran dan prioritas perencanaan

        Penilaian risiko bencana berkelanjutan sepanjang proses perencanaan Bahaya berubah tingkat keterancaman berubah semua harus dimonitor dan dinilai secara tetap

        Tentukan tujuan perencanaan Berdasar pada hasil analisis risiko dan pengenalan strategi

        pengelolaan bencana yang disetujui komite

        Tentukan pertanggungjawaban Memilih pertanggungjawaban dari semua fihak terkait RS

        petugas dan pelaksana kesehatan masyarakat lainnya

        Analisis sumberdaya Komite harus mengetahui apa yang akan dibutuhkan dari pada

        hanya melihat apa yang dipunyai Bila apa yang dibutuhkan kurang dari apa yang tersedia komite harus mengidentifikasi sumber tenaga dan sarana yang tersedia yang dapat dipanggil seketika dibutuhkan Rencanakan kerjasama dengan fasilitas kesehatan regional atau nasional

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        20

        Penciptaan sistem dan prosedur Komite harus mengidentifikasi strategi untuk pencegahan dan

        mitigasi penyiapan respons dan pemulihan akibat kegawatan major dan bencana Ini termasuk sistem komando gadar RS sistem komunikasi informasi publik sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya

        Penulisan rencana Dokumen tertulis harus dibagikan pada semua yang akan

        menggunakannya Dokumen harus sederhana dan langsung sasaran atau orang tidak dapat membaca atau memahaminya

        Pelatihan persomil uji perencanaan personil dan prosedur Pelatihan personil serta pengujian perencanaan sistem dan

        prosedur merupakan bagian vital dari persiapan pengelolaan gadar atau bencana

        Kegiatan respons bencana memerlukan personil untuk bekerja diluar kegiatan dan tanggungjawab hari-hari normalnya dan melaksanakan tugas yang kurang familier Untuk menciptakan kejadian menjadi lebih sulit berikan tidak hanya banyak tugas yang tidak familer namun mereka harus mendapatkan lingkungan yang sangat menekan yang bahkan pantas untuk menguji sistem dan personil yang sudah berpengalaman

        Dapat dimengerti mengapa personil wajib dilatih dan diuji secara rutin dalam tugas pengelolaan bencananya Personil juga memerlukan kesempatan untuk mempraktekkan tugas dan tanggungjawab pengelolaan bencananya

        Selain itu rencana yang belum diuji dan dinilai ulang mungkin lebih buruk dari pada tidak ada rencana sama sekali Hal ini akan membangun rasa keamanan yang salah pada petugas dalam hal tingkat persiapan

        Peninjauan ulang dan ubah perencanaan

        Perencanaan harus dinilai ulang dan diperbaiki secara berkaladan harus dinyatakan dalam perencanaan itu sendiri Setiap saat perencanaan atau bagian dari perencanaan diaktifkan untuk latihan atau dalam bencana sesungguhnya Debriefing harus dilakukan untuk mengenal kebutuhan perbaikan perencanaan sistem dan prosedutr dan untuk melatih personil

        Sekali lagi perencanaan adalah proses tidak pernah berakhir Perencanaan tertulis adalah hanya sebuah hasil akhir dari proses perncanaan namun bukan titik akhir hanya bagian dari proses perencanaan Perencanaan tertulis adalah dokumen yang hidup yang harus secara tetap diuji dinilai ulang dan dipertbaharui

        Bagaimana bila

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        21

        Bagian penting dari proses perencanaan adalah pertanyaan dari komite Bagaimana bila hellip Bagaimana bila ini atau itu terjadi apa yang harus dilakukan apa yang diperlukan apa dampaknya pada petugas dll

        Tidak mungkin untuk membuat rencana bagi semua kejadian namun kegiatan komite dalam memikirkan batasan kejadian beserta konsekuensinya dan membahas pilihan rancangan yang diperkirakan memiliki jangkauan luas dalam sistem persiapan penting dilakukan

        Di dunia kehilangan akibat bencana tetap meningkat walau

        investasi yang sangat besar dalam tindakan pencegahan secara tehnik sudah dilakukan Hambatan politik dan ekonomi menyebabkan bahwa pendekatan tradisional dalam mendapatkan rasa aman terhadap bahaya harus dinilai ulang Tidak saatnya lagi mangatakan bahwa pencegahan terhadap proses berbahaya secara umum dikatakan sebagai terbaik atau cara yang paling diinginkan dalam menghadapi risiko Pencegahan dan peningkatan resilience dari objek yang berpotensi terkena adalah dua contoh penting lainnya dari bagaimana kerusakan akibat keadaan berbahaya dapat dikurangi

        Konsep pilihan untuk mengatasi keadaan bahaya adalah menggunakan kebijaksanaan berdasar risiko Walau diarahkan pada bahaya yang juga telah mencakup risiko dijelaskan sebagai fungsi dari empat faktor berikut

        1 Frekuensi terjadinya kejadian bahaya2 Intensitas kerusakan objek sasaran yang berpotensi terhadap

        risiko dengan distribusi kelompok khusus3 Keterancaman objek sasaran akan terkena oleh kerusakan4 Keterpaparan target sasaran terhadap bahaya Frekuensi dan kerusakan menunjukkan beratnya keadaan bahaya

        keterancaman dan keterpaparan sasaran terhadap risiko Inilah kenapa ada perbedaan antara definisi sederhana risiko sebagai hasil kemungkinan dan perluasan kerusakan yang lebih menunjukkan sudut pandang operator atau pelaksana Bagaimanapun sudut pandang yang lebih sempit dengan cepat menunjukkan bahwa frekuensi dan keterpaparan adalah sebanding dengan kemungkinan dimana intensitas dan keterancaman mengartikan kerusakan

        Pengelolaan risiko akan berhasil bila informasi berikut tersedia 1 Karakterisasi bahaya secara khusus2 Mengumpulkan dan mengklasifikasikan objek yang terancam

        dalam jangkauan proses berbahaya3 Tampilan dampak kerusakan yang mungkin terjadi terhadap

        objek disaat kejadian

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        22

        Saat ini prinsip penilaian risiko dan pembuatan kebijaksanaan secara umum berdasar risiko dipakai secara luas lintas disiplin dan lintas batas

        Evaluasi dan Persepsi RisikoKunci pendekatan berdasar risiko menghadapi bahaya diterima

        dalam bentuk tingkat rasa aman yang memadai dan secara ekonomik Baik definisi dari tingkat rasa aman yang memadai dan kuantifikasi tampilan ekonomik tidak dapat dibuat hanya oleh para ahli Nilai dan tanggapan sosial mungkin merupakan faktor lebih penting dalam membentuk rasa aman dari pada risiko nyata sendiri

        Satu masalah yang belum jelas adalah opini publik dalam proses keputusan Ini mungkin karena jarak antara ilmu sosial (termasuk proses evaluasi publik) dan ilmu administratif atau tehnik (yang bertanggung jawab pada kebanyakan risiko nyata) Usaha saat ini adalah menjembatani jarak tsb dengan mengembangkan model yang seakurat mungkin menunjukkan persepsi dan evaluasi publik akan risiko yang diharapkan hingga pembuat keputusan dapat menggunakan hal ini Dengan kata lain dianjurkan bahwa pandangan publik tentang evaluasi risiko secara normatif (dari pada emperik-deskriptif) akan memperbaiki keputusan yang dibuat dalam pengelolaan bencana

        Risk perception is the subjective judgment that people make about the characteristics and severity of a risk The phrase is most commonly used in reference to natural hazards and threats to the environment or health such as nuclear power Several theories have been proposed to explain why different people make different estimates of the dangerousness of risks Three major families of theory have been developed psychology approaches (heuristics and cognitive) anthropologysociology approaches (cultural theory) and interdisciplinary approaches (social amplification of risk framework)Interdisciplinary approach

        Social amplification of risk frameworkThe Social Amplification of Risk Framework (SARF) combines research in psychology sociology anthropology and communications theory SARF outlines how communications of risk events pass from the sender through intermediate stations to a receiver and in the process serve to amplify or attenuate perceptions of risk

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        23

        All links in the communication chain individuals groups media etc contain filters through which information is sorted and understoodThe theory attempts to explain the process by which risks are amplified receiving public attention or attuned receiving less public attention The theory may be used to compare responses from different groups in a single event or analyze the same risk issue in multiple events In a single risk event some groups may amplify their perception of risks while other groups may attune decrease and their perceptions of riskThe main thesis of SARF states that risk events interact with individual psychological social and other cultural factors in ways that either increase or decrease public perceptions of risk Behaviors of individuals and groups then generate secondary social or economic impacts while also increasing or decreasing the physical risk itselfThese ripple effects caused by the amplification of risk include enduring mental perceptions impacts on business sales and change in residential property values changes in training and education or social disorder These secondary changes are perceived and reacted to by individuals and groups resulting in third-order impacts As each higher-order impacts are reacted to they may ripple to other parties and locations Traditional risk analyses neglect these ripple effect impacts and thus greatly underestimate the adverse effects from certain risk events Public distortion of risk signals provides a corrective mechanism by which society assesses a fuller determination of the risk and its impacts to such things not traditionally factored into a risk analysis

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        24

        PENGURANGAN RISIKO BENCANA

        Pendahuluan

        Pengurangan Risiko Bencana (PRB) mendasarkan pada konsep pikir pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan penguatan kapasitas Pemerintah dan seluruh seluruh stakeholder pembangunan di Provinsi Jawa Tengah bertanggungjawab dalam PRB melalui implementasi peran dan fungsinya masing-masing yang dilakukan pada seluruh siklus penyelenggaraan penanggulangan bencana baik pada tahap pra bencana saat bencana maupun pasca bencana Aspek-aspek yang tercakup dalam program kegiatan PRB meliputi kesiapsiagaan mitigasi tanggap darurat pemulihan dan rekonstruksi

        Banjir akibat tanggul jebol biasanya menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang sangat besar Ini semua merupakan resiko bencana (disaster risk) bagi masyarakat yang terkena dampak langsung Ada resiko bencana lain yang menimpa masyarakat misalnya sakitnya warga masyarakat terganggunya mereka dalam mencari mata pencaharian anak-anak tak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan normal Adanya trauma psikologis pada anak-anak juga merupakan bagian dari resiko bencana

        Sumber adijmmultiplycomjournalitem335ManajemenBerdasarkan Undang-Undang nomor 242007 tentang Penanggulangan Bencana pemerintah (gubernur bupatiwalikota atau perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah) bertugas melakukan penanggulangan bencana Hal yang

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        25

        paling awal dari tugas dan tanggung jawab ini adalah pengurangan atau minimalisasi resiko bencana Pengurangan resiko ini termasuk upaya pencegahan rawan bencana Dalam hal bencana banjir jebolnya tanggul sungai adanya monitoring tanggul-tanggul di sepanjang sungai secara periodik dan seksama adalah bagian dari pencegahan bencana Sementara itu tumbuhnya kawasan permukiman di sepanjang bantaran sungai adalah parameter kerawanan yang lain Ditambah lagi warga masyarakat di sana bisa jadi tidak pernah diberi peringatan akan bahaya yang mengintai mereka Masyarakat juga tidak pernah mempersiapkan bangunan yang kokoh Sistem peringatan dini biasanya juga amat minim Ini semuanya serupakan parameter-parameter yang menambah tingginya tingkat kerentanan mereka terhadap bencana (vulnerability)

        Sesuai amanat Undang Undang No 24 Tahun 2007 Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat termasuk perlindungan atas bencana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) (misalnya Provinsi Jawa Tengah ) secara umum mempunyai tugas pokok dan fungsifungsi yang terkait dalam kegiatan penanggulangan bencana wajib mengambil peran dengan mengisi kegiatan pada nomenklatur program yang sesuai dengan urusan kewenangan wajib danatau pilihan

        Identifikasi Risiko Bencana

        Pengurangan Risiko Bencana di suatu daerah dapat diarahkan pada pengurangan ancaman bahaya (hazard) pengurangan kerentanan (vulnerability) masyarakat dan peningkatan kapasitas (capacity) pemerintah dan masyarakat di daerah rawan bencana untuk melindungi jiwa dan harta benda masyarakat serta menjamin tata kehidupan yang berkelanjutan

        Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat ditempuh melalui kebijakan sebagai berikuta Mengedepankan keterpaduan paradigma persepsi potensi informasi

        pola pelaksanaan semua pemangku kepentingan pengurangan risiko bencana di provinsi dan kabupatenkota beserta seluruh masyarakat Jawa Tengah selaras dengan kebijakan Pusat

        b Mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah lokal di daerah rawan bencana dengan pendayagunaan secara optimal potensi dan sumber daya serta kearifan lokal yang telah mengakar dan berkembang di masyarakat

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        26

        c Mengedepankan upaya pencegahan dan pendekatan persuasif dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan prinsip mendorong kearah tata kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat

        d Mengedepankan transparansi dengan pola kemitraan serta prinsip non diskriminasi dalam penyelenggaraan pengurangan risiko bencana

        1 Konsep Dasar Identifikasi

        Potensi bencana yang tinggi pada dasarnya tidak hanya sekedar refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk suatu wilayah namun merupakan kontribusi beberapa permasalahan lain sehingga meningkatkan kerentanan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana daerah dititik-beratkan pada keselamatan jiwa manusia dan menjamin kehidupan dalam lingkungan yang lebih baik (better life and better living) serta tertata pada kondisi yang terbebas dari ancaman bencana Oleh karena itu langkah yang dilakukan meliputi pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas

        Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir

        Salah satu aspek yang seringkali dilupakan berkaitan dengan terjadinya banjir di satu kota adalah banjir itu sangat berkaitan erat dengan kesatuan wilayah yang disebut dengan daerah aliran sungai (DAS) DAS sendiri didefinisikan sebagai satu hamparan wilayah dimana air hujan yang jatuh di wilayah itu akan menuju ke satu titik outlet yang sama apakah itu sungai danau atau laut

        Jadi jika air hujan yang jatuh di rumah Anda mengalir ke selokan dan menuju ke Sungai Brantas maka Anda adalah warga DAS Brantas Itu artinya jika air sungai Brantas meluap dan menggenangi dataran banjir di sekitarnya maka Anda (air hujan dari persil lahan Anda) punya kontribusi terhadap terjadinya banjir ituDengan demikian setiap kita pasti warga dari satu DAS dan setiap warga DAS berpotensi untuk memberikan kontribusi terhadap terjadinya banjir di bagian hilir DAS yang bersangkutan Dalam perspektif ilmu lingkungan setiap warga DAS berpotensi menghasilkan eksternalitas negatif dari sisi hidrologi

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        27

        Sumber bebasbanjir2025wordpresscom

        Suatu ldquodaerah aliran sungairdquo atau DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut Istilah yang juga umumdigunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya

        Skema sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS)

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        28

        Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas suatu DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat tetapi dapat digambarkan pada petaBatas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong) beberapa wilayah kabupaten (misalnya DAS Brantas) atau hanya pada sebagian dari suatu kabupatenTidak ada ukuran baku (definitif) suatu DAS Ukurannya mungkin bervariasi dari beberapa hektar sampai ribuan hektar DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow) Sebidang lahan dapat dianggap sebagai DAS jika ada suatu titik penyalur aliran air keluar dari DAS tersebut

        Perencanaan pengelolaan DAS terpadu mempersyaratkan adanya beberapa langkah-langkah penting sebagai berikut1 Pengumpulan data yang ekstensif didukung oleh strategi pengelolaan

        data yang terpadu perlu dilaksanakan sebelum rencana pengelolaan DAS dirumuskan Pengumpulan data ini terutama identifikasi karakteristik DAS yang antara lain mencakup batas dan luas wilayah DAS topografi geologi tanah iklim hidrologi vegetasi penggunaan lahan sumberdaya air kerapatan drainase dan karakteristik sosial ekonomi dan budaya

        2 Identifikasi permasalahan yang meliputi aspek penggunaan laha n tingkat kekritisan lahan aspek hidrologi sosial ekonomi dan kelembagaan seperti terlihat pada Gambar 32 Prakiraan-prakiraan tentang kebutuhan sumberdaya alam (dan buatan) untuk beragam pemanfaatan perlu dilakukan dan dikaji potensi timbulnya konflik di antara pihak ndash pihak yang berkepentingan

        3 Perumusan tujuan dan sasaran secara jelas spesifik dan terukur dengan memperhatikan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari ekosistem DAS peraturan dan kebijakan pemerintah adat istiadat masyarakat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan DAS

        4 Identifikasi dan memformulasikan beberapa rencana kegiatan sebagai alternatif

        5 Evaluasi alternatif kegiatan pengelolaan yang akan diimplementasikan sehingga dapat dihasilkan bentuk kegiatan yang paling tepat (secara teknis dapat dilaksanakan secara sosialpolitik dapat diterima dan secara ekonomi terjangkau)

        6 Penyusunan rencana kegiatanprogram pengelolaan DAS berupa usulan rencana yang dianggap paling memenuhi kriteria untuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        29

        7 Legitimasi dan sosiallisasi rencana yang telah disusun kepada pihak-pihak yang terkait Dalam berikut ini mekanisme pelaksanaan pengelolaan DAS mempersyaratkan bahwa tahap perencanaan dan implementasi tidak boleh dipisahkan karena informasi yang diperoleh dari implementasi kegiatan dapat dimanfaatkan kembali sebagai umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan rencana yang telah dibuat Demikian pula untuk setiap langkah pengelolaan dari mulai alternatif kegiatan hingga implementasi kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (review) Hal ini diperlukan sebagai umpan balik bertahap

        Diagram Alir Garis Besar Identifikasi Permasalahan DASSumber bebasbanjir2025wordpresscom

        a Pengurangan Ancaman

        Ancaman berpotensi menimbulkan bencana namun demikian tidak semua ancaman selalu menjadi bencana Diperlukan analisis ancaman

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        30

        untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

        1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

        2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

        3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

        4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

        5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

        Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

        b Pengurangan Kerentanan

        Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        31

        1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

        2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

        3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

        c Peningkatan Kapasitas

        Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

        1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

        a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

        b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

        c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

        2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        32

        pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

        3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

        2 Proses Identifikasi Risiko

        Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

        Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

        Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        33

        tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

        ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

        dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

        melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

        o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

        2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

        secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        34

        yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

        o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

        o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

        3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

        Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

        Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

        a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

        wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        35

        yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

        Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

        b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

        menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

        Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

        c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

        mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

        d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

        bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

        Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

        Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        36

        risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

        PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

        Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

        Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

        a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

        b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

        c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        37

        membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

        d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

        e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

        f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

        g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

        h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        38

        menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

        i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        39

        IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

        Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

        Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

        Community Development

        Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        40

        Sumber donasirumahzakatorg

        Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

        membantu para korban bencana

        1 Kondisi Pra Bencana

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        41

        Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

        a Program Wajib

        1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

        2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

        Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

        3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

        4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

        5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

        6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

        Pembangunan Daerah

        7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

        Rescue (SAR)

        8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        42

        b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

        c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

        9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

        Pemanfaatan Tanah

        10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

        Pembangunan

        11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

        di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

        12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

        13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

        14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

        15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

        16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

        Masa

        b Program Pilihan

        1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        43

        2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

        2 Kondisi Saat Bencana

        Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

        1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

        2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

        Rescue (SAR)

        3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

        4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

        a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

        5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

        6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

        3 Kondisi Pasca Bencana

        Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

        a Program Wajib

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        44

        1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

        Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

        2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

        Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

        Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

        3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

        4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

        5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

        6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

        7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

        a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

        b Program Pilihan1) Pertanian

        a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

        2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

        Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

        dekat sungai Ciliwung

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        45

        Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

        Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

        Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        46

        Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        47

        DAFTAR PUSTAKA

        Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

        Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

        Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

        Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

        Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

        Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

        Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

        Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

        Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

        Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

        Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

        Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

        Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

        Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

        Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

        Westview Press Boulder Colorado

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        48

        Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

        Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

        Analisis Risiko Bencana - 2011

        49

        • Kita dan Bencana
        • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
        • Geografi Bencana
          • Ciri-Ciri Banjir
          • Jenis-Jenis Banjir
          • Penyebab Terjadinya Banjir
          • Dampak Dari Banjir
          • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
          • Analisis risiko IPAL
          • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
          • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
          • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
          • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
          • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
          • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
          • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
          • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
          • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
          • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
          • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
          • Sebab-Akibat
          • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
          • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
          • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
          • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
          • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
          • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
          • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
          • PENGELOLAAN RISIKO
          • Pengelolaan Risiko Bencana
          • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
          • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
          • Pendekatan Menyeluruh
          • Pendekatan Terpadu
          • Masyarakat yang siap
          • Pengelolaan risiko bencana
          • Disaster management
          • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
          • Pendugaan Risiko
          • Evaluasi dan Persepsi Risiko
          • Interdisciplinary approach
            • Social amplification of risk framework
                • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                  • Selasa 17 November 2009
                    • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

          Sebenarnya kita bisa saja mencegah bencana atau mungkin meminimalisir korban yang tertimpa bencana seandainya kita mampu menjaga kehidupan dan keberlangsungan kesetimbangan ekologi Awal dari semua bencana adalah karena keinginan dan nafsu manusia yang tidak ada habisnya Pesisir pantai mengalami abrasi karena tidak ada penopang berupa hutan bakau Hutan telah dikuasai untuk penghasilan kehidupan ekonomi dengan cara melakukan illegal logging padahal dengan hutan gundul intensitas efek rumah kaca semakin meningkat yang mengakibatkan pemanasan global dikarenakan hutan yang berfungsi sebagai penyerap gas rumahkaca yang berupa CO2 menjadi terbatas Masyarakat kita jugalah yang menuai akibat dari dampak kerusakan hutan seperti longsor banjir serta permukaan bumi yang semakin panas

          Geografi Bencana

          Area geografik yang nyata sehubungan dengan bencana dikatakan sebagai area kerusakan area dimana bencana menyerang Areal ini dibedakan menjadi

          1 Area kerusakan total Dimana bencana paling merusak2 Area kerusakan tepi Walau dampak bencana dirasakan

          kerusakan dan atau cedera nyata lebih ringan dibanding area kerusakan total

          3 Area penyaring Area dekat area kerusakan dari mana bantuan dimulai secara segera dan spontan

          4 Area bantuan terorganisir Area darimana bantuan yang lebih resmi diberikan secara selektif Area ini mungkin meluas hingga mencakup bantuan masyarakat regional nasional dan internasional

          Berdasar tingkat respons bencana diklasifikasikan menjadi tiga

          tingkat (ACEP) 1 Tingkat 1 Sistem pengelolaan respons terhadap bencana lokal

          mampu bereaksi secara efektif dan dapat mancakup kerusakan atau penderitaan

          2 Tingkat 2 Sebagai tambahan terhadap respons lokal dukungan diberikan oleh sumber regional atau masyarakat atau negara sekitar

          3 Tingkat 3 Melampaui kemampuan sumber lokal atau regional dan diperlukan bantuan internasional

          Beberapa hal penting yang harus diingat 1 Bencana bisa menimbulkan kerusakan masyarakat dan sumber

          daya yang diperlukan untuk menghadapinya

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          5

          2 Bencana menyebabkan masalah pemulihan dan perbaikan jangka panjang Bisa melampaui kemampuan masyarakat beserta sumber daya dan atau fasilitasnya

          3 Bencana menyebabkan kematian cedera dan kecacadan

          Sumber celebratinghumanitywordpresscom

          BANJIR

          Banjir merupakan salah satu ldquobencanardquo yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia kejadiannya berupa terbenamnya daratan oleh air Peristiwa banjir timbul jika air menggenangi daratan yang biasanya kering Banjir pada umumnya disebabkan oleh air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya Air banjir juga membawa lumpur berbau yang dapat menutup segalanya setelah air surut Banjir adalah hal yang rutin Setiap tahun pasti datang Banjir sebenarnya merupakan fenomena kejadian alam biasa yang sering terjadi dan dihadapi hampir di seluruh negara-negara di dunia termasuk Indonesia Banjir sudah temasuk dalam urutan bencana besar karena meminta korban besar

          Ciri-Ciri Banjir Bencana banjir memiliki ciri-ciri dan akibat sebagai berikut

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          6

          Banjir biasanya terjadi saat hujan deras yang turun terus menerus sepanjang hari

          Air menggenangi tempat-tempat tertentu dengan ketinggian tertentu

          Banjir dapat mengakibatkan hanyutnya rumah-rumah tanaman hewan dan manusia

          Banjir mengikis permukaan tanah sehingga terjadi endapan tanah di tempat-tempat yang rendah

          Banjir dapat mendangkalkan sungai kolam atau danau Sesudah banjir lingkungan menjadi kotor oleh endapan

          tanah dan sampah Banjir dapat menyebabkan korban jiwa luka berat luka

          ringan atau hilangnya orang

          Sumber dennymediawordpresscom2009030434Bencana banjir setiap setiap tahun terus terjadi di sebagian besar

          wilayah Kalimantan Selatan

          Jenis-Jenis BanjirBerdasarkan sumber air yang menjadi [penampung]] di bumi jenis

          banjir dibedakan menjadi tiga yaitu banjir sungai banjir danau dan banjir laut pasang

          Banjir Sungai 1) Terjadi karena air sungai meluap2) Banjir Danau 3) Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol4) Banjir Laut pasang

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          7

          5) Terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi

          Penyebab Terjadinya Banjir

          Secara umum penyebab terjadinya banjir adalah sebagai berikut 1) Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi 2) Pendangkalan sungai 3) Pembuangan sampah yang sembarangan baik ke aliran

          sungai mapupun gotong royong 4) Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat 5) Pembuatan tanggul yang kurang baik 6) Air laut sungai atau danau yang meluap dan menggenangi

          daratan

          Dampak Dari BanjirBanjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa[1]

          1 Rusaknya areal pemukiman penduduk 2 Sulitnya mendapatkan air bersih dan 3 Rusaknya sarana dan prasarana penduduk

          PEMKAB SRAGEN SIAP ANTISIPASI BENCANA BANJIR(Sragen News [ 25112008 1144 WIB ]

          Bencana banjir yang melanda di sebagian besar wilayah Kab

          Sragen di penghujung tahun 2007 lalu menjadi pelajaran yang berharga bagi Pemkab Sragen Menghadapi musim penghujan tahun ini pemkab telah mempersiapkan berbagai langkah untuk menghadapi bila bencana banjir kembali melanda Setidaknya 12 perahu ponton telah di siagakan di sejumlah titik ndash titik yang dinilai rawan bencana banjir

          Satu perahu ponton terbuat dari 8 tong drum dan bambu yang diikat menjadi satu Bentuk perahu disesuaikan dengan kondisi jalan desa Ada yang berbentuk bujur sangkar dan persegi panjang Sewaktu bencana banjir tahun lalu perahu ponton ini telah terbukti manfaatnya untuk mengevakusai warga korban banjir

          Titik ndash titik yang dinilai rawan bencana bnjir tersebut meliputi desa Tangkil Pandak Tenggak Plupuh dan lain sebagianya Sebagian besar daerah rawan bencana banjir terletak di bantaran sungai bengawan Solo di sisi sebelah utara Pemkab telah melakukan pendataan ulang daerah rawan bencana dan pendataan ulang peralatan evakuasi korban bencana banjir Pemkab juga telah melakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Bengawan Solo dan seluruh Satuan Pelaksanaan (Satlak) bencana alam di tingkat kecamatan melalui

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          8

          Rapat Koordinasi daerah rawan bencana banjir yang diselenggarakan oleh Satlak bencana Alam Kab Sragen

          Hasil Rakor tersebut antara lain Satlak Bencana Alam Kabupatena dan Kecamatan akan siaga 24 jam dalam menghadapi musim penghujan yang bisa berpotensi terjadinya musibah bencana banjir Selain itu juga telah disiapkan skenario evakuasi korban bencana antara lain dengan menentukan jalan-jalan atau rute evakuasi posko-posko bencana banjir gudang logistik dan dapur umum Semua tempat yang telah ditentukan tersebut di pilih yang tidak begitu jauh dari daerah rawan bencana namun mudah untuk dijangkau

          Hal yang sulit diantisipasi adalah datangnya air banjir Apabila di tiga Kabupaten yakni Kabupaten Wonogiri Sukoharjo dan Sragen hujan lebat secara bersamaan bisa dimungkinkan akan terjadi banjir di daerah Sragen Tapi dimungkinkan juga bila hanya Kab Wonogiri saja yang terjadi hujan lebat dan pintu air Waduk Gajah Mungkur dibuka akan terjadi banjir kiriman ke daerah Sragen

          Oleh karenanya Satlak bencana Alam Kab Sragen dalam menghadapi musim hujan ini terus melakukan berkoordinasi dengan PSDA Bengawan Solo dan Penanggung Jawab Waduk Gajah Mungkur

          Sumber wwwsragenkabgoidengberitaberitaphpid=7275

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          9

          PENDUGAAN RISIKO BENCANA

          Analisis risiko IPAL

          Risiko adalah kemungkinan suatu kejadian yang tidak diharapkan terjadi sehingga menggnggu apa yang seharusnya terjadi dari suatu kegiatan atau mengganggu tujuan Hazard merupakan segala sesuatu yang berpotensi menimbulkan ancaman terhadap kehidupan kesehatan atau lingkungan Risiko lingkungan adalah probabilitas dari kerusakan lingkungan sehingga menghambat kinerja perusahaan dalam mencapai tujuannya Kerusakan lingkungan dapat disebabkan dari limbah industri yang melebihi baku mutu dimana mutu limbah dipengaruhi oleh proses pengolahan limbah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Jika terjadi kegagalan proses dalam IPAL akan menimbulkan risiko terhadap lingkungan sekitar

          Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengidentifikasi hazard dan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan risiko tertinggi yang akan dimitigasi Dari hasil identifikasi diketahui ada enam macam risiko yaitu limbah cair meluber limbah cair tercecer lumpur primary tercecer lumpur biologis tercecer pekerja terpapar limbah cairlumpur dan penurunan kualitas efluen Berdasarkan penilaian risiko menggunakan AHP didapatkan bahwa risiko penurunan kualitas efluen mempunyai dampak yang paling besar terhadap lingkungan yaitu sebesar 0602 Sedangkan penilaian risiko berdasarkan probabilitas risiko lumpur primary tercecer lumpur biologis tercecer dan pekerja terpapar limbah cairlumpur pasti terjadi Sedangkan likelihood risiko limbah cair meluber dan penurunan kualitas efluen lt 02 serta limbah cair tercecer 01 Pemetaan risk matrix menyebutkan bahwa risiko penurunan kualitas merupakan risiko yang moderate dan kelima risiko lainnya termasuk risiko yang trivial

          PENENTUAN TINGKAT RISIKO BENCANA TSUNAMIKAWASAN PESISIR KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT(Oki Oktariadi dan Wawan Hermawan)

          Analisis risiko bencana tsunami dilakukan untuk menyiapkan informasi yang dibutuhkan dalam rangka mengantisipasi dan menurunkan tingkat risiko tsunami yang dimiliki wilayah Pesisir Kabupaten Sukabumi sedangkan tujuannya adalah mengetahui sejauhmana tingkat risiko wilayah Pesisir Kabupaten Sukabumi dalam menghadapi bencana tsunami yang mungkin terjadi

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          10

          Menurut Davidson (1997) hubungan antara faktor resiko faktor bahaya faktor kerentanan dan faktor ketahanan tercermin dalam model matematis (model ini telah dimodifikasi dan disesuikan dengan bahan kajian) sebagi berikut

          HDRI = WHH + WVV + WCC

          DimanaHDRI = Nilai resiko bencana (Hazard Disaster Risk Index)WHH = Nilai faktor bahaya (Weight Hazard)WVV = Nilai faktor kerentanan (Weight Vulnerability)WCC = Nilai faktor ketahanan (Weight Capacity)

          1 Faktor bahaya dengan indikator zona bahaya rendah bahaya sedang dan bahaya tinggi Pembagian zona ini berdasar pada kondisi tingkat kelerengan pantai peringkat jenis batuan peringkat kekasaran pantai genangan tsunami akumulasi energi gempa dan intensitas gempa Indikator - indikator kerentanan tersebut berpengaruh terhadap dampak yang akan timbul jika bahaya tsunami terjadi di suatu wilayah

          2 Faktor kerentanan dengan sub faktor kerentanan fisik sosial kependudukan sosial ekonomi dan lingkungan Indikator dari sub-faktor kerentanan tersebut yaitu kerentanan fisik kerentanan sosial kependudukan kerentanan sosial ekonomi dan kerentanan lingkungan Indikator - indikator kerentanan tersebut berpengaruh terhadap dampak yang akan timbul jika bahaya tsunami terjadi di suatu wilayah

          3 Faktor ketahanan dengan sub faktor sumber daya alami sumber daya buatan dan mobilitas Faktor ketahanan ini merupakan komponen penting terutama dalam penyelamatan penduduk sebelum terjadi bencana pada saat dan setelah terjadi bencana tsunami

          Berdasarkan peta tingkat risiko bencana tsunami terlihat sebagian besar wilayah Pesisir Sukabumi memiliki tingkat risiko tinggi sampai sedang dan berdasarkan hasil pengamatan lapangan terdapat 3 wilayah yang perlu diwaspadai antara lain

          1048729 Desa Ciwaru (Teluk Ciletuh) Kecamatan Ciemas memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan berupa pesawahan dan pemukiman serta berada pada sebuah teluk yang menghadap langsung ke Samudera Hindia

          1048729 Desa Gunungbatu (Tanjung Ujung Genteng) di Kecamatan Ciraca memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan berupa kebun campuran dan pesawahan serta berhadapan langsung dengan samudera Hindia

          1048729 Hampir sepanjang pesisir pantai Kecamatan Tegalbulued memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          11

          pesawahan dan pemukiman penduduk serta berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia

          Langkah antisipasi yang perlu segera dilakukan adalah melakukan adaptasi dan sosialisasi pada masyarakat untuk mewaspadai wilayah-wilayah yang memiliki tingkat risiko tinggi

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          12

          Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara(Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)

          Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal

          Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai

          Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886

          Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah

          Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          13

          Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu

          Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano

          Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah

          Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya

          Sebab-Akibat Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu

          penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat

          Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnyaHilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          14

          Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian

          Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pesSekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam

          PENGELOLAAN RISIKO

          Pengelolaan Risiko Bencana

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          15

          Pikirkan bahwa masyarakat dan lingkungannya adalah terancam terhadap bencana dan bagaimana kesanggupan masing-masing melawan akibat dari kerusakan oleh bencana

          Risiko (risk) Kemungkinan akan kehilangan yang bisa terjadi

          sebagai akibat kejadian buruk dengan akibat kedaruratan dan keterancaman

          Bahaya (hazard) Potensi akan terjadinya kejadian alam atau ulah manusia dengan akibat negatif

          Keterancaman (vulnerability) Akibat yang timbul dimana struktur masyarakat pelayanan dan lingkungan sering rusak atau hancur akibat dampak kedaruratan Adalah kombinasi mudahnya terpengaruh (susceptibility) dan daya bertahan (resilience) Resilience adalah bagaimana masyarakat mampu bertahan terhadap kehilangan dan susceptibility adalah derajat mudahnya terpengaruh terhadap risiko Dengan kata lain ketika menentukan keterancaman masyarakat atas dampak kedaruratan penting untuk memastikan kemampuan masyarakat beserta lingkungannya untuk mengantisipasi mengatasi dan pulih dari bencana Jadi dikatakan sangat terancam bila dalam menghadapi dampak keadaan bahaya hanya mempunyai kemampuan terbatas dalam menghadapi kehilangan dan kerusakan dan sebaliknya bila kurang pengalaman menghadapi dampak keadaan bahaya namun mampu menghadapi kehilangan dan kerusakan dikatakan tidak terlalu terancam terhadap bencana dan kegawatdaruratan

          High susceptibility + low resilience = high level of vulnerabilityHigh exposure to risk + limited ability to sustain loss = high

          vulnerabilityLow susceptibility + high resilience = low degree of vulnerabilityAbility to sustain loss + low degree of exposure = low vulnerability Jelaslah bahwa petugas harus mengenal golongan masyarakat

          struktur dan pelayanan yang mudah terancam hingga dapat menjadikannya tahan terhadap kerusakan akibat kedaruratan

          Proses Pengelolaan Risiko Bencana

          Dalam pengelolaan risiko bencana bencana dijelaskan berkaitan dengan risikonya terhadap masyarakat dan dilakukan tindakan yang sesuai terhadap risiko yang diketahui

          Dua hal penting

          1 Berapa luas bencana melanda2 Berapa luas ancaman terhadap masyarakat dan lingkungan

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          16

          Pengelolaan risiko bencana adalah penerapan sistematik dari

          kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelatihan terhadap 1 Memastikan hal-hal terkait2 Mengidentifikasi risiko3 Menganalisis risiko4 Menilai mengevaluasi risiko5 Mengatasi risiko

          Pengamatan dan penelaahan harus merupakan proses

          berkesinambungan dalam pengelolaan risiko dan semua sistem tergantung pada komunikasi dan konsultasi

          Hal tersebut menjadi perangkat pengambil keputusan yang sistematik logis dan praktis bagi pengelola bencana Gunanya untuk mendapatkan kegunaan yang mendasar bagi pengelola bencana untuk mengurangi dampak dari bencana Pengelola bencana dapat melakukan

          1 Identifikasi apa yang mungkin terjadi2 Analisis kemungkinan hasil akhir3 Pendugaan Menilai dampak4 Mengelola risiko (pencegahanmitigasi mempersiapkan

          merespons dan pemulihan)5 Memonitor proses

          Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan TerpaduPengelolaan bencana yang efektif memerlukan kombinasi empat

          konsep a Atas semua bahayab Menyeluruhc Terpadud Masyarakat yang siap Semua bahaya maksudnya aturan yang disetujui dalam merancang

          mengatasi semua bahaya alam dan ulah manusia Dari pada mengembangkan rencana dan prosedur berbeda untuk masing-masing bahaya rancangan tunggal pengelolaan harus dibuat dan digunakan dalam menghadapi semua bahaya yang dihadapi masyarakat

          Pendekatan Menyeluruh

          Empat dasar pengelolaan kegawatan dan bencana masing-masing memerlukan program pengelolaan (strategi)

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          17

          1 Pencegahan dan mitigasiPeraturan dan persyaratan fisik untuk mencegah terjadinya bencana atau untuk mengurangi dampaknya

          2 PersiapanPerencanaan dan program sistem dan prosedur pelatihan dan pendidikan untuk memastikan bahwa bila bencana terjadi sumber daya dan tenaga dapat segera dimobilisasi dan diberdayakan dengan hasil terbaik Termasuk pengembangan sistem peringatan dan kewaspadaan perencanaan organisasional pelatihan dan pengujian petugas peralatan perencanaan dan prosedur serta pendidikan publik

          3 ResponsKegiatan yang diambil mendahului atau segera setelah dampak bencana untuk meminimalkan akibat dan untuk memberikan bantuan segera memulihkan dan mendukung masyarakat Termasuk rescue pemulihan dan dukungan terhadap korban informasi publik pemberian makanan pakainan dan tempat berlindung

          4 PemulihanPemulihan dan perbaikan jangka panjang atas masyarakat yang terkena Merupakan proses rumit dan lama

          Pendekatan Terpadu

          Pengelolaan bencana efektif memerlukan kerjasama aktif antara berbagai fihak terkait Artinya semua organiasi dengan tugasnya masing-masing bekerja bersama dalam pengelolaan bencana Hubungan berbentuk kerjasama sangat penting

          Masyarakat yang siapAdalah masyarakat yang masing-masing individunya waspada

          terhadap bahaya dan tahu bagaimana melindungi dirinya keluarganya serta rumahnya terhadap dampak dari bahaya Bila masing-masing dapat melakukan tindakan perlindungan terhadap dampak bahaya akan mengurangi keterancaman terhadap bencana dan kedaruratan

          Kegiatan pencegahan mitigasi persiapan respons dan pemulihan yang harus dilakukan

          1 Pencegahan dan mitigasi 2 Standar bangunan dan kemampuan PMK3 Immunisasi penyakit4 Rancang sanitasi5 Pembuangan sampah limbah6 Program pendidkan masyarakat

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          18

          7 Informasi media8 Peringatan terhadap masyarakat Persiapan 1 Perencanaan sistem dan prosedur2 Pelatihan personil3 Pengujian perencanaan personil dan peralatan

          Respons 1 Pengaktifan sistem pengelolaan insidens2 Pengaktifan sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya3 Mekanisme pendukung bagi staf

          Pemulihan 1 Proses debriefing2 Menilai dan merubah perencanaan dan prosedur3 Identifikasi dan pemanfaatan pengetahuan yang didapat

          Pengelolaan risiko bencana

          Pengelolaan risiko bencana adalah pemanfaatan yang sistematik dari kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelaksanaan dengan maksud mengurangi dampak bencana Merupakan perangkat pembuat keputusan yang logis dan praktis

          Disaster management

          The remote sensing inputs have been used for many disasters including drought flood earthquake cyclone landslides volcanoes avalanches forest fire crop pest diseases etc Remote sensing and GIS helps in preparing suitable strategy of land succumbed to disaster for its management and occupational framework for their monitoring assessment and mitigation by identifying gap areas and assist in recommending appropriate strategies for disaster mitigation and management BISAG through synergistic coupling of remote sensing inputs with conventional systems and space communications in well knit multi-energy interface has been offering better operational services and decision support for better Disaster Management Proses Perencanaan Terhadap Bencana

          Pendugaan Risiko1 Penentuan hal yang akan direncanakan reg2 Penetapan komite perencanaan reg

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          19

          3 Penilaian risiko reg4 Penentuan tujuan perencanaan reg5 Penentuan pertanggungjawaban reg6 Analisis sumberdaya (7 Pengembangan sistem dan prosedur (8 Penulisan rencana (9 Pelatihan tenaga (10 Tes rencana tenaga dan prosedur (11 Peninjauan ulang rencana (12 Perbaiki rencana Hal-hal yang dapat direncanakan Hal yang dapat direncanakan dalam menghadapi kegawatdaruratan

          harus diidentifikasi

          Komite perencanaan Fihak rumah sakit fihak sistem kesehatan masyarakat termasuk

          kesehatan masyarakat dan kesehatan mental pelayanan darurat eksternal seperti ambulans PMK dan polisi

          Lakukan analisis risiko bencana Termasuk analisis bahaya dan analisis keterancaman Semua

          analisis akan membantu komite perencanaan bencana menentukan sasaran dan prioritas perencanaan

          Penilaian risiko bencana berkelanjutan sepanjang proses perencanaan Bahaya berubah tingkat keterancaman berubah semua harus dimonitor dan dinilai secara tetap

          Tentukan tujuan perencanaan Berdasar pada hasil analisis risiko dan pengenalan strategi

          pengelolaan bencana yang disetujui komite

          Tentukan pertanggungjawaban Memilih pertanggungjawaban dari semua fihak terkait RS

          petugas dan pelaksana kesehatan masyarakat lainnya

          Analisis sumberdaya Komite harus mengetahui apa yang akan dibutuhkan dari pada

          hanya melihat apa yang dipunyai Bila apa yang dibutuhkan kurang dari apa yang tersedia komite harus mengidentifikasi sumber tenaga dan sarana yang tersedia yang dapat dipanggil seketika dibutuhkan Rencanakan kerjasama dengan fasilitas kesehatan regional atau nasional

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          20

          Penciptaan sistem dan prosedur Komite harus mengidentifikasi strategi untuk pencegahan dan

          mitigasi penyiapan respons dan pemulihan akibat kegawatan major dan bencana Ini termasuk sistem komando gadar RS sistem komunikasi informasi publik sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya

          Penulisan rencana Dokumen tertulis harus dibagikan pada semua yang akan

          menggunakannya Dokumen harus sederhana dan langsung sasaran atau orang tidak dapat membaca atau memahaminya

          Pelatihan persomil uji perencanaan personil dan prosedur Pelatihan personil serta pengujian perencanaan sistem dan

          prosedur merupakan bagian vital dari persiapan pengelolaan gadar atau bencana

          Kegiatan respons bencana memerlukan personil untuk bekerja diluar kegiatan dan tanggungjawab hari-hari normalnya dan melaksanakan tugas yang kurang familier Untuk menciptakan kejadian menjadi lebih sulit berikan tidak hanya banyak tugas yang tidak familer namun mereka harus mendapatkan lingkungan yang sangat menekan yang bahkan pantas untuk menguji sistem dan personil yang sudah berpengalaman

          Dapat dimengerti mengapa personil wajib dilatih dan diuji secara rutin dalam tugas pengelolaan bencananya Personil juga memerlukan kesempatan untuk mempraktekkan tugas dan tanggungjawab pengelolaan bencananya

          Selain itu rencana yang belum diuji dan dinilai ulang mungkin lebih buruk dari pada tidak ada rencana sama sekali Hal ini akan membangun rasa keamanan yang salah pada petugas dalam hal tingkat persiapan

          Peninjauan ulang dan ubah perencanaan

          Perencanaan harus dinilai ulang dan diperbaiki secara berkaladan harus dinyatakan dalam perencanaan itu sendiri Setiap saat perencanaan atau bagian dari perencanaan diaktifkan untuk latihan atau dalam bencana sesungguhnya Debriefing harus dilakukan untuk mengenal kebutuhan perbaikan perencanaan sistem dan prosedutr dan untuk melatih personil

          Sekali lagi perencanaan adalah proses tidak pernah berakhir Perencanaan tertulis adalah hanya sebuah hasil akhir dari proses perncanaan namun bukan titik akhir hanya bagian dari proses perencanaan Perencanaan tertulis adalah dokumen yang hidup yang harus secara tetap diuji dinilai ulang dan dipertbaharui

          Bagaimana bila

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          21

          Bagian penting dari proses perencanaan adalah pertanyaan dari komite Bagaimana bila hellip Bagaimana bila ini atau itu terjadi apa yang harus dilakukan apa yang diperlukan apa dampaknya pada petugas dll

          Tidak mungkin untuk membuat rencana bagi semua kejadian namun kegiatan komite dalam memikirkan batasan kejadian beserta konsekuensinya dan membahas pilihan rancangan yang diperkirakan memiliki jangkauan luas dalam sistem persiapan penting dilakukan

          Di dunia kehilangan akibat bencana tetap meningkat walau

          investasi yang sangat besar dalam tindakan pencegahan secara tehnik sudah dilakukan Hambatan politik dan ekonomi menyebabkan bahwa pendekatan tradisional dalam mendapatkan rasa aman terhadap bahaya harus dinilai ulang Tidak saatnya lagi mangatakan bahwa pencegahan terhadap proses berbahaya secara umum dikatakan sebagai terbaik atau cara yang paling diinginkan dalam menghadapi risiko Pencegahan dan peningkatan resilience dari objek yang berpotensi terkena adalah dua contoh penting lainnya dari bagaimana kerusakan akibat keadaan berbahaya dapat dikurangi

          Konsep pilihan untuk mengatasi keadaan bahaya adalah menggunakan kebijaksanaan berdasar risiko Walau diarahkan pada bahaya yang juga telah mencakup risiko dijelaskan sebagai fungsi dari empat faktor berikut

          1 Frekuensi terjadinya kejadian bahaya2 Intensitas kerusakan objek sasaran yang berpotensi terhadap

          risiko dengan distribusi kelompok khusus3 Keterancaman objek sasaran akan terkena oleh kerusakan4 Keterpaparan target sasaran terhadap bahaya Frekuensi dan kerusakan menunjukkan beratnya keadaan bahaya

          keterancaman dan keterpaparan sasaran terhadap risiko Inilah kenapa ada perbedaan antara definisi sederhana risiko sebagai hasil kemungkinan dan perluasan kerusakan yang lebih menunjukkan sudut pandang operator atau pelaksana Bagaimanapun sudut pandang yang lebih sempit dengan cepat menunjukkan bahwa frekuensi dan keterpaparan adalah sebanding dengan kemungkinan dimana intensitas dan keterancaman mengartikan kerusakan

          Pengelolaan risiko akan berhasil bila informasi berikut tersedia 1 Karakterisasi bahaya secara khusus2 Mengumpulkan dan mengklasifikasikan objek yang terancam

          dalam jangkauan proses berbahaya3 Tampilan dampak kerusakan yang mungkin terjadi terhadap

          objek disaat kejadian

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          22

          Saat ini prinsip penilaian risiko dan pembuatan kebijaksanaan secara umum berdasar risiko dipakai secara luas lintas disiplin dan lintas batas

          Evaluasi dan Persepsi RisikoKunci pendekatan berdasar risiko menghadapi bahaya diterima

          dalam bentuk tingkat rasa aman yang memadai dan secara ekonomik Baik definisi dari tingkat rasa aman yang memadai dan kuantifikasi tampilan ekonomik tidak dapat dibuat hanya oleh para ahli Nilai dan tanggapan sosial mungkin merupakan faktor lebih penting dalam membentuk rasa aman dari pada risiko nyata sendiri

          Satu masalah yang belum jelas adalah opini publik dalam proses keputusan Ini mungkin karena jarak antara ilmu sosial (termasuk proses evaluasi publik) dan ilmu administratif atau tehnik (yang bertanggung jawab pada kebanyakan risiko nyata) Usaha saat ini adalah menjembatani jarak tsb dengan mengembangkan model yang seakurat mungkin menunjukkan persepsi dan evaluasi publik akan risiko yang diharapkan hingga pembuat keputusan dapat menggunakan hal ini Dengan kata lain dianjurkan bahwa pandangan publik tentang evaluasi risiko secara normatif (dari pada emperik-deskriptif) akan memperbaiki keputusan yang dibuat dalam pengelolaan bencana

          Risk perception is the subjective judgment that people make about the characteristics and severity of a risk The phrase is most commonly used in reference to natural hazards and threats to the environment or health such as nuclear power Several theories have been proposed to explain why different people make different estimates of the dangerousness of risks Three major families of theory have been developed psychology approaches (heuristics and cognitive) anthropologysociology approaches (cultural theory) and interdisciplinary approaches (social amplification of risk framework)Interdisciplinary approach

          Social amplification of risk frameworkThe Social Amplification of Risk Framework (SARF) combines research in psychology sociology anthropology and communications theory SARF outlines how communications of risk events pass from the sender through intermediate stations to a receiver and in the process serve to amplify or attenuate perceptions of risk

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          23

          All links in the communication chain individuals groups media etc contain filters through which information is sorted and understoodThe theory attempts to explain the process by which risks are amplified receiving public attention or attuned receiving less public attention The theory may be used to compare responses from different groups in a single event or analyze the same risk issue in multiple events In a single risk event some groups may amplify their perception of risks while other groups may attune decrease and their perceptions of riskThe main thesis of SARF states that risk events interact with individual psychological social and other cultural factors in ways that either increase or decrease public perceptions of risk Behaviors of individuals and groups then generate secondary social or economic impacts while also increasing or decreasing the physical risk itselfThese ripple effects caused by the amplification of risk include enduring mental perceptions impacts on business sales and change in residential property values changes in training and education or social disorder These secondary changes are perceived and reacted to by individuals and groups resulting in third-order impacts As each higher-order impacts are reacted to they may ripple to other parties and locations Traditional risk analyses neglect these ripple effect impacts and thus greatly underestimate the adverse effects from certain risk events Public distortion of risk signals provides a corrective mechanism by which society assesses a fuller determination of the risk and its impacts to such things not traditionally factored into a risk analysis

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          24

          PENGURANGAN RISIKO BENCANA

          Pendahuluan

          Pengurangan Risiko Bencana (PRB) mendasarkan pada konsep pikir pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan penguatan kapasitas Pemerintah dan seluruh seluruh stakeholder pembangunan di Provinsi Jawa Tengah bertanggungjawab dalam PRB melalui implementasi peran dan fungsinya masing-masing yang dilakukan pada seluruh siklus penyelenggaraan penanggulangan bencana baik pada tahap pra bencana saat bencana maupun pasca bencana Aspek-aspek yang tercakup dalam program kegiatan PRB meliputi kesiapsiagaan mitigasi tanggap darurat pemulihan dan rekonstruksi

          Banjir akibat tanggul jebol biasanya menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang sangat besar Ini semua merupakan resiko bencana (disaster risk) bagi masyarakat yang terkena dampak langsung Ada resiko bencana lain yang menimpa masyarakat misalnya sakitnya warga masyarakat terganggunya mereka dalam mencari mata pencaharian anak-anak tak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan normal Adanya trauma psikologis pada anak-anak juga merupakan bagian dari resiko bencana

          Sumber adijmmultiplycomjournalitem335ManajemenBerdasarkan Undang-Undang nomor 242007 tentang Penanggulangan Bencana pemerintah (gubernur bupatiwalikota atau perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah) bertugas melakukan penanggulangan bencana Hal yang

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          25

          paling awal dari tugas dan tanggung jawab ini adalah pengurangan atau minimalisasi resiko bencana Pengurangan resiko ini termasuk upaya pencegahan rawan bencana Dalam hal bencana banjir jebolnya tanggul sungai adanya monitoring tanggul-tanggul di sepanjang sungai secara periodik dan seksama adalah bagian dari pencegahan bencana Sementara itu tumbuhnya kawasan permukiman di sepanjang bantaran sungai adalah parameter kerawanan yang lain Ditambah lagi warga masyarakat di sana bisa jadi tidak pernah diberi peringatan akan bahaya yang mengintai mereka Masyarakat juga tidak pernah mempersiapkan bangunan yang kokoh Sistem peringatan dini biasanya juga amat minim Ini semuanya serupakan parameter-parameter yang menambah tingginya tingkat kerentanan mereka terhadap bencana (vulnerability)

          Sesuai amanat Undang Undang No 24 Tahun 2007 Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat termasuk perlindungan atas bencana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) (misalnya Provinsi Jawa Tengah ) secara umum mempunyai tugas pokok dan fungsifungsi yang terkait dalam kegiatan penanggulangan bencana wajib mengambil peran dengan mengisi kegiatan pada nomenklatur program yang sesuai dengan urusan kewenangan wajib danatau pilihan

          Identifikasi Risiko Bencana

          Pengurangan Risiko Bencana di suatu daerah dapat diarahkan pada pengurangan ancaman bahaya (hazard) pengurangan kerentanan (vulnerability) masyarakat dan peningkatan kapasitas (capacity) pemerintah dan masyarakat di daerah rawan bencana untuk melindungi jiwa dan harta benda masyarakat serta menjamin tata kehidupan yang berkelanjutan

          Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat ditempuh melalui kebijakan sebagai berikuta Mengedepankan keterpaduan paradigma persepsi potensi informasi

          pola pelaksanaan semua pemangku kepentingan pengurangan risiko bencana di provinsi dan kabupatenkota beserta seluruh masyarakat Jawa Tengah selaras dengan kebijakan Pusat

          b Mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah lokal di daerah rawan bencana dengan pendayagunaan secara optimal potensi dan sumber daya serta kearifan lokal yang telah mengakar dan berkembang di masyarakat

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          26

          c Mengedepankan upaya pencegahan dan pendekatan persuasif dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan prinsip mendorong kearah tata kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat

          d Mengedepankan transparansi dengan pola kemitraan serta prinsip non diskriminasi dalam penyelenggaraan pengurangan risiko bencana

          1 Konsep Dasar Identifikasi

          Potensi bencana yang tinggi pada dasarnya tidak hanya sekedar refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk suatu wilayah namun merupakan kontribusi beberapa permasalahan lain sehingga meningkatkan kerentanan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana daerah dititik-beratkan pada keselamatan jiwa manusia dan menjamin kehidupan dalam lingkungan yang lebih baik (better life and better living) serta tertata pada kondisi yang terbebas dari ancaman bencana Oleh karena itu langkah yang dilakukan meliputi pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas

          Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir

          Salah satu aspek yang seringkali dilupakan berkaitan dengan terjadinya banjir di satu kota adalah banjir itu sangat berkaitan erat dengan kesatuan wilayah yang disebut dengan daerah aliran sungai (DAS) DAS sendiri didefinisikan sebagai satu hamparan wilayah dimana air hujan yang jatuh di wilayah itu akan menuju ke satu titik outlet yang sama apakah itu sungai danau atau laut

          Jadi jika air hujan yang jatuh di rumah Anda mengalir ke selokan dan menuju ke Sungai Brantas maka Anda adalah warga DAS Brantas Itu artinya jika air sungai Brantas meluap dan menggenangi dataran banjir di sekitarnya maka Anda (air hujan dari persil lahan Anda) punya kontribusi terhadap terjadinya banjir ituDengan demikian setiap kita pasti warga dari satu DAS dan setiap warga DAS berpotensi untuk memberikan kontribusi terhadap terjadinya banjir di bagian hilir DAS yang bersangkutan Dalam perspektif ilmu lingkungan setiap warga DAS berpotensi menghasilkan eksternalitas negatif dari sisi hidrologi

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          27

          Sumber bebasbanjir2025wordpresscom

          Suatu ldquodaerah aliran sungairdquo atau DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut Istilah yang juga umumdigunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya

          Skema sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS)

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          28

          Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas suatu DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat tetapi dapat digambarkan pada petaBatas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong) beberapa wilayah kabupaten (misalnya DAS Brantas) atau hanya pada sebagian dari suatu kabupatenTidak ada ukuran baku (definitif) suatu DAS Ukurannya mungkin bervariasi dari beberapa hektar sampai ribuan hektar DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow) Sebidang lahan dapat dianggap sebagai DAS jika ada suatu titik penyalur aliran air keluar dari DAS tersebut

          Perencanaan pengelolaan DAS terpadu mempersyaratkan adanya beberapa langkah-langkah penting sebagai berikut1 Pengumpulan data yang ekstensif didukung oleh strategi pengelolaan

          data yang terpadu perlu dilaksanakan sebelum rencana pengelolaan DAS dirumuskan Pengumpulan data ini terutama identifikasi karakteristik DAS yang antara lain mencakup batas dan luas wilayah DAS topografi geologi tanah iklim hidrologi vegetasi penggunaan lahan sumberdaya air kerapatan drainase dan karakteristik sosial ekonomi dan budaya

          2 Identifikasi permasalahan yang meliputi aspek penggunaan laha n tingkat kekritisan lahan aspek hidrologi sosial ekonomi dan kelembagaan seperti terlihat pada Gambar 32 Prakiraan-prakiraan tentang kebutuhan sumberdaya alam (dan buatan) untuk beragam pemanfaatan perlu dilakukan dan dikaji potensi timbulnya konflik di antara pihak ndash pihak yang berkepentingan

          3 Perumusan tujuan dan sasaran secara jelas spesifik dan terukur dengan memperhatikan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari ekosistem DAS peraturan dan kebijakan pemerintah adat istiadat masyarakat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan DAS

          4 Identifikasi dan memformulasikan beberapa rencana kegiatan sebagai alternatif

          5 Evaluasi alternatif kegiatan pengelolaan yang akan diimplementasikan sehingga dapat dihasilkan bentuk kegiatan yang paling tepat (secara teknis dapat dilaksanakan secara sosialpolitik dapat diterima dan secara ekonomi terjangkau)

          6 Penyusunan rencana kegiatanprogram pengelolaan DAS berupa usulan rencana yang dianggap paling memenuhi kriteria untuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          29

          7 Legitimasi dan sosiallisasi rencana yang telah disusun kepada pihak-pihak yang terkait Dalam berikut ini mekanisme pelaksanaan pengelolaan DAS mempersyaratkan bahwa tahap perencanaan dan implementasi tidak boleh dipisahkan karena informasi yang diperoleh dari implementasi kegiatan dapat dimanfaatkan kembali sebagai umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan rencana yang telah dibuat Demikian pula untuk setiap langkah pengelolaan dari mulai alternatif kegiatan hingga implementasi kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (review) Hal ini diperlukan sebagai umpan balik bertahap

          Diagram Alir Garis Besar Identifikasi Permasalahan DASSumber bebasbanjir2025wordpresscom

          a Pengurangan Ancaman

          Ancaman berpotensi menimbulkan bencana namun demikian tidak semua ancaman selalu menjadi bencana Diperlukan analisis ancaman

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          30

          untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

          1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

          2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

          3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

          4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

          5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

          Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

          b Pengurangan Kerentanan

          Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          31

          1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

          2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

          3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

          c Peningkatan Kapasitas

          Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

          1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

          a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

          b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

          c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

          2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          32

          pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

          3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

          2 Proses Identifikasi Risiko

          Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

          Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

          Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          33

          tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

          ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

          dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

          melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

          o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

          2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

          secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          34

          yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

          o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

          o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

          3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

          Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

          Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

          a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

          wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          35

          yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

          Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

          b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

          menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

          Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

          c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

          mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

          d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

          bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

          Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

          Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          36

          risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

          PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

          Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

          Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

          a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

          b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

          c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          37

          membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

          d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

          e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

          f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

          g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

          h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          38

          menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

          i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          39

          IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

          Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

          Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

          Community Development

          Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          40

          Sumber donasirumahzakatorg

          Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

          membantu para korban bencana

          1 Kondisi Pra Bencana

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          41

          Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

          a Program Wajib

          1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

          2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

          Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

          3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

          4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

          5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

          6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

          Pembangunan Daerah

          7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

          Rescue (SAR)

          8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          42

          b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

          c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

          9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

          Pemanfaatan Tanah

          10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

          Pembangunan

          11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

          di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

          12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

          13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

          14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

          15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

          16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

          Masa

          b Program Pilihan

          1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          43

          2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

          2 Kondisi Saat Bencana

          Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

          1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

          2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

          Rescue (SAR)

          3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

          4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

          a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

          5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

          6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

          3 Kondisi Pasca Bencana

          Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

          a Program Wajib

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          44

          1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

          Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

          2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

          Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

          Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

          3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

          4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

          5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

          6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

          7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

          a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

          b Program Pilihan1) Pertanian

          a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

          2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

          Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

          dekat sungai Ciliwung

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          45

          Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

          Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

          Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          46

          Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          47

          DAFTAR PUSTAKA

          Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

          Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

          Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

          Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

          Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

          Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

          Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

          Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

          Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

          Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

          Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

          Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

          Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

          Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

          Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

          Westview Press Boulder Colorado

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          48

          Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

          Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

          Analisis Risiko Bencana - 2011

          49

          • Kita dan Bencana
          • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
          • Geografi Bencana
            • Ciri-Ciri Banjir
            • Jenis-Jenis Banjir
            • Penyebab Terjadinya Banjir
            • Dampak Dari Banjir
            • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
            • Analisis risiko IPAL
            • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
            • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
            • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
            • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
            • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
            • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
            • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
            • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
            • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
            • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
            • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
            • Sebab-Akibat
            • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
            • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
            • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
            • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
            • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
            • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
            • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
            • PENGELOLAAN RISIKO
            • Pengelolaan Risiko Bencana
            • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
            • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
            • Pendekatan Menyeluruh
            • Pendekatan Terpadu
            • Masyarakat yang siap
            • Pengelolaan risiko bencana
            • Disaster management
            • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
            • Pendugaan Risiko
            • Evaluasi dan Persepsi Risiko
            • Interdisciplinary approach
              • Social amplification of risk framework
                  • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                    • Selasa 17 November 2009
                      • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

            2 Bencana menyebabkan masalah pemulihan dan perbaikan jangka panjang Bisa melampaui kemampuan masyarakat beserta sumber daya dan atau fasilitasnya

            3 Bencana menyebabkan kematian cedera dan kecacadan

            Sumber celebratinghumanitywordpresscom

            BANJIR

            Banjir merupakan salah satu ldquobencanardquo yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia kejadiannya berupa terbenamnya daratan oleh air Peristiwa banjir timbul jika air menggenangi daratan yang biasanya kering Banjir pada umumnya disebabkan oleh air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya Air banjir juga membawa lumpur berbau yang dapat menutup segalanya setelah air surut Banjir adalah hal yang rutin Setiap tahun pasti datang Banjir sebenarnya merupakan fenomena kejadian alam biasa yang sering terjadi dan dihadapi hampir di seluruh negara-negara di dunia termasuk Indonesia Banjir sudah temasuk dalam urutan bencana besar karena meminta korban besar

            Ciri-Ciri Banjir Bencana banjir memiliki ciri-ciri dan akibat sebagai berikut

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            6

            Banjir biasanya terjadi saat hujan deras yang turun terus menerus sepanjang hari

            Air menggenangi tempat-tempat tertentu dengan ketinggian tertentu

            Banjir dapat mengakibatkan hanyutnya rumah-rumah tanaman hewan dan manusia

            Banjir mengikis permukaan tanah sehingga terjadi endapan tanah di tempat-tempat yang rendah

            Banjir dapat mendangkalkan sungai kolam atau danau Sesudah banjir lingkungan menjadi kotor oleh endapan

            tanah dan sampah Banjir dapat menyebabkan korban jiwa luka berat luka

            ringan atau hilangnya orang

            Sumber dennymediawordpresscom2009030434Bencana banjir setiap setiap tahun terus terjadi di sebagian besar

            wilayah Kalimantan Selatan

            Jenis-Jenis BanjirBerdasarkan sumber air yang menjadi [penampung]] di bumi jenis

            banjir dibedakan menjadi tiga yaitu banjir sungai banjir danau dan banjir laut pasang

            Banjir Sungai 1) Terjadi karena air sungai meluap2) Banjir Danau 3) Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol4) Banjir Laut pasang

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            7

            5) Terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi

            Penyebab Terjadinya Banjir

            Secara umum penyebab terjadinya banjir adalah sebagai berikut 1) Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi 2) Pendangkalan sungai 3) Pembuangan sampah yang sembarangan baik ke aliran

            sungai mapupun gotong royong 4) Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat 5) Pembuatan tanggul yang kurang baik 6) Air laut sungai atau danau yang meluap dan menggenangi

            daratan

            Dampak Dari BanjirBanjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa[1]

            1 Rusaknya areal pemukiman penduduk 2 Sulitnya mendapatkan air bersih dan 3 Rusaknya sarana dan prasarana penduduk

            PEMKAB SRAGEN SIAP ANTISIPASI BENCANA BANJIR(Sragen News [ 25112008 1144 WIB ]

            Bencana banjir yang melanda di sebagian besar wilayah Kab

            Sragen di penghujung tahun 2007 lalu menjadi pelajaran yang berharga bagi Pemkab Sragen Menghadapi musim penghujan tahun ini pemkab telah mempersiapkan berbagai langkah untuk menghadapi bila bencana banjir kembali melanda Setidaknya 12 perahu ponton telah di siagakan di sejumlah titik ndash titik yang dinilai rawan bencana banjir

            Satu perahu ponton terbuat dari 8 tong drum dan bambu yang diikat menjadi satu Bentuk perahu disesuaikan dengan kondisi jalan desa Ada yang berbentuk bujur sangkar dan persegi panjang Sewaktu bencana banjir tahun lalu perahu ponton ini telah terbukti manfaatnya untuk mengevakusai warga korban banjir

            Titik ndash titik yang dinilai rawan bencana bnjir tersebut meliputi desa Tangkil Pandak Tenggak Plupuh dan lain sebagianya Sebagian besar daerah rawan bencana banjir terletak di bantaran sungai bengawan Solo di sisi sebelah utara Pemkab telah melakukan pendataan ulang daerah rawan bencana dan pendataan ulang peralatan evakuasi korban bencana banjir Pemkab juga telah melakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Bengawan Solo dan seluruh Satuan Pelaksanaan (Satlak) bencana alam di tingkat kecamatan melalui

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            8

            Rapat Koordinasi daerah rawan bencana banjir yang diselenggarakan oleh Satlak bencana Alam Kab Sragen

            Hasil Rakor tersebut antara lain Satlak Bencana Alam Kabupatena dan Kecamatan akan siaga 24 jam dalam menghadapi musim penghujan yang bisa berpotensi terjadinya musibah bencana banjir Selain itu juga telah disiapkan skenario evakuasi korban bencana antara lain dengan menentukan jalan-jalan atau rute evakuasi posko-posko bencana banjir gudang logistik dan dapur umum Semua tempat yang telah ditentukan tersebut di pilih yang tidak begitu jauh dari daerah rawan bencana namun mudah untuk dijangkau

            Hal yang sulit diantisipasi adalah datangnya air banjir Apabila di tiga Kabupaten yakni Kabupaten Wonogiri Sukoharjo dan Sragen hujan lebat secara bersamaan bisa dimungkinkan akan terjadi banjir di daerah Sragen Tapi dimungkinkan juga bila hanya Kab Wonogiri saja yang terjadi hujan lebat dan pintu air Waduk Gajah Mungkur dibuka akan terjadi banjir kiriman ke daerah Sragen

            Oleh karenanya Satlak bencana Alam Kab Sragen dalam menghadapi musim hujan ini terus melakukan berkoordinasi dengan PSDA Bengawan Solo dan Penanggung Jawab Waduk Gajah Mungkur

            Sumber wwwsragenkabgoidengberitaberitaphpid=7275

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            9

            PENDUGAAN RISIKO BENCANA

            Analisis risiko IPAL

            Risiko adalah kemungkinan suatu kejadian yang tidak diharapkan terjadi sehingga menggnggu apa yang seharusnya terjadi dari suatu kegiatan atau mengganggu tujuan Hazard merupakan segala sesuatu yang berpotensi menimbulkan ancaman terhadap kehidupan kesehatan atau lingkungan Risiko lingkungan adalah probabilitas dari kerusakan lingkungan sehingga menghambat kinerja perusahaan dalam mencapai tujuannya Kerusakan lingkungan dapat disebabkan dari limbah industri yang melebihi baku mutu dimana mutu limbah dipengaruhi oleh proses pengolahan limbah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Jika terjadi kegagalan proses dalam IPAL akan menimbulkan risiko terhadap lingkungan sekitar

            Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengidentifikasi hazard dan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan risiko tertinggi yang akan dimitigasi Dari hasil identifikasi diketahui ada enam macam risiko yaitu limbah cair meluber limbah cair tercecer lumpur primary tercecer lumpur biologis tercecer pekerja terpapar limbah cairlumpur dan penurunan kualitas efluen Berdasarkan penilaian risiko menggunakan AHP didapatkan bahwa risiko penurunan kualitas efluen mempunyai dampak yang paling besar terhadap lingkungan yaitu sebesar 0602 Sedangkan penilaian risiko berdasarkan probabilitas risiko lumpur primary tercecer lumpur biologis tercecer dan pekerja terpapar limbah cairlumpur pasti terjadi Sedangkan likelihood risiko limbah cair meluber dan penurunan kualitas efluen lt 02 serta limbah cair tercecer 01 Pemetaan risk matrix menyebutkan bahwa risiko penurunan kualitas merupakan risiko yang moderate dan kelima risiko lainnya termasuk risiko yang trivial

            PENENTUAN TINGKAT RISIKO BENCANA TSUNAMIKAWASAN PESISIR KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT(Oki Oktariadi dan Wawan Hermawan)

            Analisis risiko bencana tsunami dilakukan untuk menyiapkan informasi yang dibutuhkan dalam rangka mengantisipasi dan menurunkan tingkat risiko tsunami yang dimiliki wilayah Pesisir Kabupaten Sukabumi sedangkan tujuannya adalah mengetahui sejauhmana tingkat risiko wilayah Pesisir Kabupaten Sukabumi dalam menghadapi bencana tsunami yang mungkin terjadi

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            10

            Menurut Davidson (1997) hubungan antara faktor resiko faktor bahaya faktor kerentanan dan faktor ketahanan tercermin dalam model matematis (model ini telah dimodifikasi dan disesuikan dengan bahan kajian) sebagi berikut

            HDRI = WHH + WVV + WCC

            DimanaHDRI = Nilai resiko bencana (Hazard Disaster Risk Index)WHH = Nilai faktor bahaya (Weight Hazard)WVV = Nilai faktor kerentanan (Weight Vulnerability)WCC = Nilai faktor ketahanan (Weight Capacity)

            1 Faktor bahaya dengan indikator zona bahaya rendah bahaya sedang dan bahaya tinggi Pembagian zona ini berdasar pada kondisi tingkat kelerengan pantai peringkat jenis batuan peringkat kekasaran pantai genangan tsunami akumulasi energi gempa dan intensitas gempa Indikator - indikator kerentanan tersebut berpengaruh terhadap dampak yang akan timbul jika bahaya tsunami terjadi di suatu wilayah

            2 Faktor kerentanan dengan sub faktor kerentanan fisik sosial kependudukan sosial ekonomi dan lingkungan Indikator dari sub-faktor kerentanan tersebut yaitu kerentanan fisik kerentanan sosial kependudukan kerentanan sosial ekonomi dan kerentanan lingkungan Indikator - indikator kerentanan tersebut berpengaruh terhadap dampak yang akan timbul jika bahaya tsunami terjadi di suatu wilayah

            3 Faktor ketahanan dengan sub faktor sumber daya alami sumber daya buatan dan mobilitas Faktor ketahanan ini merupakan komponen penting terutama dalam penyelamatan penduduk sebelum terjadi bencana pada saat dan setelah terjadi bencana tsunami

            Berdasarkan peta tingkat risiko bencana tsunami terlihat sebagian besar wilayah Pesisir Sukabumi memiliki tingkat risiko tinggi sampai sedang dan berdasarkan hasil pengamatan lapangan terdapat 3 wilayah yang perlu diwaspadai antara lain

            1048729 Desa Ciwaru (Teluk Ciletuh) Kecamatan Ciemas memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan berupa pesawahan dan pemukiman serta berada pada sebuah teluk yang menghadap langsung ke Samudera Hindia

            1048729 Desa Gunungbatu (Tanjung Ujung Genteng) di Kecamatan Ciraca memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan berupa kebun campuran dan pesawahan serta berhadapan langsung dengan samudera Hindia

            1048729 Hampir sepanjang pesisir pantai Kecamatan Tegalbulued memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            11

            pesawahan dan pemukiman penduduk serta berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia

            Langkah antisipasi yang perlu segera dilakukan adalah melakukan adaptasi dan sosialisasi pada masyarakat untuk mewaspadai wilayah-wilayah yang memiliki tingkat risiko tinggi

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            12

            Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara(Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)

            Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal

            Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai

            Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886

            Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah

            Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            13

            Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu

            Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano

            Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah

            Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya

            Sebab-Akibat Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu

            penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat

            Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnyaHilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            14

            Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian

            Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pesSekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam

            PENGELOLAAN RISIKO

            Pengelolaan Risiko Bencana

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            15

            Pikirkan bahwa masyarakat dan lingkungannya adalah terancam terhadap bencana dan bagaimana kesanggupan masing-masing melawan akibat dari kerusakan oleh bencana

            Risiko (risk) Kemungkinan akan kehilangan yang bisa terjadi

            sebagai akibat kejadian buruk dengan akibat kedaruratan dan keterancaman

            Bahaya (hazard) Potensi akan terjadinya kejadian alam atau ulah manusia dengan akibat negatif

            Keterancaman (vulnerability) Akibat yang timbul dimana struktur masyarakat pelayanan dan lingkungan sering rusak atau hancur akibat dampak kedaruratan Adalah kombinasi mudahnya terpengaruh (susceptibility) dan daya bertahan (resilience) Resilience adalah bagaimana masyarakat mampu bertahan terhadap kehilangan dan susceptibility adalah derajat mudahnya terpengaruh terhadap risiko Dengan kata lain ketika menentukan keterancaman masyarakat atas dampak kedaruratan penting untuk memastikan kemampuan masyarakat beserta lingkungannya untuk mengantisipasi mengatasi dan pulih dari bencana Jadi dikatakan sangat terancam bila dalam menghadapi dampak keadaan bahaya hanya mempunyai kemampuan terbatas dalam menghadapi kehilangan dan kerusakan dan sebaliknya bila kurang pengalaman menghadapi dampak keadaan bahaya namun mampu menghadapi kehilangan dan kerusakan dikatakan tidak terlalu terancam terhadap bencana dan kegawatdaruratan

            High susceptibility + low resilience = high level of vulnerabilityHigh exposure to risk + limited ability to sustain loss = high

            vulnerabilityLow susceptibility + high resilience = low degree of vulnerabilityAbility to sustain loss + low degree of exposure = low vulnerability Jelaslah bahwa petugas harus mengenal golongan masyarakat

            struktur dan pelayanan yang mudah terancam hingga dapat menjadikannya tahan terhadap kerusakan akibat kedaruratan

            Proses Pengelolaan Risiko Bencana

            Dalam pengelolaan risiko bencana bencana dijelaskan berkaitan dengan risikonya terhadap masyarakat dan dilakukan tindakan yang sesuai terhadap risiko yang diketahui

            Dua hal penting

            1 Berapa luas bencana melanda2 Berapa luas ancaman terhadap masyarakat dan lingkungan

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            16

            Pengelolaan risiko bencana adalah penerapan sistematik dari

            kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelatihan terhadap 1 Memastikan hal-hal terkait2 Mengidentifikasi risiko3 Menganalisis risiko4 Menilai mengevaluasi risiko5 Mengatasi risiko

            Pengamatan dan penelaahan harus merupakan proses

            berkesinambungan dalam pengelolaan risiko dan semua sistem tergantung pada komunikasi dan konsultasi

            Hal tersebut menjadi perangkat pengambil keputusan yang sistematik logis dan praktis bagi pengelola bencana Gunanya untuk mendapatkan kegunaan yang mendasar bagi pengelola bencana untuk mengurangi dampak dari bencana Pengelola bencana dapat melakukan

            1 Identifikasi apa yang mungkin terjadi2 Analisis kemungkinan hasil akhir3 Pendugaan Menilai dampak4 Mengelola risiko (pencegahanmitigasi mempersiapkan

            merespons dan pemulihan)5 Memonitor proses

            Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan TerpaduPengelolaan bencana yang efektif memerlukan kombinasi empat

            konsep a Atas semua bahayab Menyeluruhc Terpadud Masyarakat yang siap Semua bahaya maksudnya aturan yang disetujui dalam merancang

            mengatasi semua bahaya alam dan ulah manusia Dari pada mengembangkan rencana dan prosedur berbeda untuk masing-masing bahaya rancangan tunggal pengelolaan harus dibuat dan digunakan dalam menghadapi semua bahaya yang dihadapi masyarakat

            Pendekatan Menyeluruh

            Empat dasar pengelolaan kegawatan dan bencana masing-masing memerlukan program pengelolaan (strategi)

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            17

            1 Pencegahan dan mitigasiPeraturan dan persyaratan fisik untuk mencegah terjadinya bencana atau untuk mengurangi dampaknya

            2 PersiapanPerencanaan dan program sistem dan prosedur pelatihan dan pendidikan untuk memastikan bahwa bila bencana terjadi sumber daya dan tenaga dapat segera dimobilisasi dan diberdayakan dengan hasil terbaik Termasuk pengembangan sistem peringatan dan kewaspadaan perencanaan organisasional pelatihan dan pengujian petugas peralatan perencanaan dan prosedur serta pendidikan publik

            3 ResponsKegiatan yang diambil mendahului atau segera setelah dampak bencana untuk meminimalkan akibat dan untuk memberikan bantuan segera memulihkan dan mendukung masyarakat Termasuk rescue pemulihan dan dukungan terhadap korban informasi publik pemberian makanan pakainan dan tempat berlindung

            4 PemulihanPemulihan dan perbaikan jangka panjang atas masyarakat yang terkena Merupakan proses rumit dan lama

            Pendekatan Terpadu

            Pengelolaan bencana efektif memerlukan kerjasama aktif antara berbagai fihak terkait Artinya semua organiasi dengan tugasnya masing-masing bekerja bersama dalam pengelolaan bencana Hubungan berbentuk kerjasama sangat penting

            Masyarakat yang siapAdalah masyarakat yang masing-masing individunya waspada

            terhadap bahaya dan tahu bagaimana melindungi dirinya keluarganya serta rumahnya terhadap dampak dari bahaya Bila masing-masing dapat melakukan tindakan perlindungan terhadap dampak bahaya akan mengurangi keterancaman terhadap bencana dan kedaruratan

            Kegiatan pencegahan mitigasi persiapan respons dan pemulihan yang harus dilakukan

            1 Pencegahan dan mitigasi 2 Standar bangunan dan kemampuan PMK3 Immunisasi penyakit4 Rancang sanitasi5 Pembuangan sampah limbah6 Program pendidkan masyarakat

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            18

            7 Informasi media8 Peringatan terhadap masyarakat Persiapan 1 Perencanaan sistem dan prosedur2 Pelatihan personil3 Pengujian perencanaan personil dan peralatan

            Respons 1 Pengaktifan sistem pengelolaan insidens2 Pengaktifan sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya3 Mekanisme pendukung bagi staf

            Pemulihan 1 Proses debriefing2 Menilai dan merubah perencanaan dan prosedur3 Identifikasi dan pemanfaatan pengetahuan yang didapat

            Pengelolaan risiko bencana

            Pengelolaan risiko bencana adalah pemanfaatan yang sistematik dari kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelaksanaan dengan maksud mengurangi dampak bencana Merupakan perangkat pembuat keputusan yang logis dan praktis

            Disaster management

            The remote sensing inputs have been used for many disasters including drought flood earthquake cyclone landslides volcanoes avalanches forest fire crop pest diseases etc Remote sensing and GIS helps in preparing suitable strategy of land succumbed to disaster for its management and occupational framework for their monitoring assessment and mitigation by identifying gap areas and assist in recommending appropriate strategies for disaster mitigation and management BISAG through synergistic coupling of remote sensing inputs with conventional systems and space communications in well knit multi-energy interface has been offering better operational services and decision support for better Disaster Management Proses Perencanaan Terhadap Bencana

            Pendugaan Risiko1 Penentuan hal yang akan direncanakan reg2 Penetapan komite perencanaan reg

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            19

            3 Penilaian risiko reg4 Penentuan tujuan perencanaan reg5 Penentuan pertanggungjawaban reg6 Analisis sumberdaya (7 Pengembangan sistem dan prosedur (8 Penulisan rencana (9 Pelatihan tenaga (10 Tes rencana tenaga dan prosedur (11 Peninjauan ulang rencana (12 Perbaiki rencana Hal-hal yang dapat direncanakan Hal yang dapat direncanakan dalam menghadapi kegawatdaruratan

            harus diidentifikasi

            Komite perencanaan Fihak rumah sakit fihak sistem kesehatan masyarakat termasuk

            kesehatan masyarakat dan kesehatan mental pelayanan darurat eksternal seperti ambulans PMK dan polisi

            Lakukan analisis risiko bencana Termasuk analisis bahaya dan analisis keterancaman Semua

            analisis akan membantu komite perencanaan bencana menentukan sasaran dan prioritas perencanaan

            Penilaian risiko bencana berkelanjutan sepanjang proses perencanaan Bahaya berubah tingkat keterancaman berubah semua harus dimonitor dan dinilai secara tetap

            Tentukan tujuan perencanaan Berdasar pada hasil analisis risiko dan pengenalan strategi

            pengelolaan bencana yang disetujui komite

            Tentukan pertanggungjawaban Memilih pertanggungjawaban dari semua fihak terkait RS

            petugas dan pelaksana kesehatan masyarakat lainnya

            Analisis sumberdaya Komite harus mengetahui apa yang akan dibutuhkan dari pada

            hanya melihat apa yang dipunyai Bila apa yang dibutuhkan kurang dari apa yang tersedia komite harus mengidentifikasi sumber tenaga dan sarana yang tersedia yang dapat dipanggil seketika dibutuhkan Rencanakan kerjasama dengan fasilitas kesehatan regional atau nasional

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            20

            Penciptaan sistem dan prosedur Komite harus mengidentifikasi strategi untuk pencegahan dan

            mitigasi penyiapan respons dan pemulihan akibat kegawatan major dan bencana Ini termasuk sistem komando gadar RS sistem komunikasi informasi publik sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya

            Penulisan rencana Dokumen tertulis harus dibagikan pada semua yang akan

            menggunakannya Dokumen harus sederhana dan langsung sasaran atau orang tidak dapat membaca atau memahaminya

            Pelatihan persomil uji perencanaan personil dan prosedur Pelatihan personil serta pengujian perencanaan sistem dan

            prosedur merupakan bagian vital dari persiapan pengelolaan gadar atau bencana

            Kegiatan respons bencana memerlukan personil untuk bekerja diluar kegiatan dan tanggungjawab hari-hari normalnya dan melaksanakan tugas yang kurang familier Untuk menciptakan kejadian menjadi lebih sulit berikan tidak hanya banyak tugas yang tidak familer namun mereka harus mendapatkan lingkungan yang sangat menekan yang bahkan pantas untuk menguji sistem dan personil yang sudah berpengalaman

            Dapat dimengerti mengapa personil wajib dilatih dan diuji secara rutin dalam tugas pengelolaan bencananya Personil juga memerlukan kesempatan untuk mempraktekkan tugas dan tanggungjawab pengelolaan bencananya

            Selain itu rencana yang belum diuji dan dinilai ulang mungkin lebih buruk dari pada tidak ada rencana sama sekali Hal ini akan membangun rasa keamanan yang salah pada petugas dalam hal tingkat persiapan

            Peninjauan ulang dan ubah perencanaan

            Perencanaan harus dinilai ulang dan diperbaiki secara berkaladan harus dinyatakan dalam perencanaan itu sendiri Setiap saat perencanaan atau bagian dari perencanaan diaktifkan untuk latihan atau dalam bencana sesungguhnya Debriefing harus dilakukan untuk mengenal kebutuhan perbaikan perencanaan sistem dan prosedutr dan untuk melatih personil

            Sekali lagi perencanaan adalah proses tidak pernah berakhir Perencanaan tertulis adalah hanya sebuah hasil akhir dari proses perncanaan namun bukan titik akhir hanya bagian dari proses perencanaan Perencanaan tertulis adalah dokumen yang hidup yang harus secara tetap diuji dinilai ulang dan dipertbaharui

            Bagaimana bila

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            21

            Bagian penting dari proses perencanaan adalah pertanyaan dari komite Bagaimana bila hellip Bagaimana bila ini atau itu terjadi apa yang harus dilakukan apa yang diperlukan apa dampaknya pada petugas dll

            Tidak mungkin untuk membuat rencana bagi semua kejadian namun kegiatan komite dalam memikirkan batasan kejadian beserta konsekuensinya dan membahas pilihan rancangan yang diperkirakan memiliki jangkauan luas dalam sistem persiapan penting dilakukan

            Di dunia kehilangan akibat bencana tetap meningkat walau

            investasi yang sangat besar dalam tindakan pencegahan secara tehnik sudah dilakukan Hambatan politik dan ekonomi menyebabkan bahwa pendekatan tradisional dalam mendapatkan rasa aman terhadap bahaya harus dinilai ulang Tidak saatnya lagi mangatakan bahwa pencegahan terhadap proses berbahaya secara umum dikatakan sebagai terbaik atau cara yang paling diinginkan dalam menghadapi risiko Pencegahan dan peningkatan resilience dari objek yang berpotensi terkena adalah dua contoh penting lainnya dari bagaimana kerusakan akibat keadaan berbahaya dapat dikurangi

            Konsep pilihan untuk mengatasi keadaan bahaya adalah menggunakan kebijaksanaan berdasar risiko Walau diarahkan pada bahaya yang juga telah mencakup risiko dijelaskan sebagai fungsi dari empat faktor berikut

            1 Frekuensi terjadinya kejadian bahaya2 Intensitas kerusakan objek sasaran yang berpotensi terhadap

            risiko dengan distribusi kelompok khusus3 Keterancaman objek sasaran akan terkena oleh kerusakan4 Keterpaparan target sasaran terhadap bahaya Frekuensi dan kerusakan menunjukkan beratnya keadaan bahaya

            keterancaman dan keterpaparan sasaran terhadap risiko Inilah kenapa ada perbedaan antara definisi sederhana risiko sebagai hasil kemungkinan dan perluasan kerusakan yang lebih menunjukkan sudut pandang operator atau pelaksana Bagaimanapun sudut pandang yang lebih sempit dengan cepat menunjukkan bahwa frekuensi dan keterpaparan adalah sebanding dengan kemungkinan dimana intensitas dan keterancaman mengartikan kerusakan

            Pengelolaan risiko akan berhasil bila informasi berikut tersedia 1 Karakterisasi bahaya secara khusus2 Mengumpulkan dan mengklasifikasikan objek yang terancam

            dalam jangkauan proses berbahaya3 Tampilan dampak kerusakan yang mungkin terjadi terhadap

            objek disaat kejadian

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            22

            Saat ini prinsip penilaian risiko dan pembuatan kebijaksanaan secara umum berdasar risiko dipakai secara luas lintas disiplin dan lintas batas

            Evaluasi dan Persepsi RisikoKunci pendekatan berdasar risiko menghadapi bahaya diterima

            dalam bentuk tingkat rasa aman yang memadai dan secara ekonomik Baik definisi dari tingkat rasa aman yang memadai dan kuantifikasi tampilan ekonomik tidak dapat dibuat hanya oleh para ahli Nilai dan tanggapan sosial mungkin merupakan faktor lebih penting dalam membentuk rasa aman dari pada risiko nyata sendiri

            Satu masalah yang belum jelas adalah opini publik dalam proses keputusan Ini mungkin karena jarak antara ilmu sosial (termasuk proses evaluasi publik) dan ilmu administratif atau tehnik (yang bertanggung jawab pada kebanyakan risiko nyata) Usaha saat ini adalah menjembatani jarak tsb dengan mengembangkan model yang seakurat mungkin menunjukkan persepsi dan evaluasi publik akan risiko yang diharapkan hingga pembuat keputusan dapat menggunakan hal ini Dengan kata lain dianjurkan bahwa pandangan publik tentang evaluasi risiko secara normatif (dari pada emperik-deskriptif) akan memperbaiki keputusan yang dibuat dalam pengelolaan bencana

            Risk perception is the subjective judgment that people make about the characteristics and severity of a risk The phrase is most commonly used in reference to natural hazards and threats to the environment or health such as nuclear power Several theories have been proposed to explain why different people make different estimates of the dangerousness of risks Three major families of theory have been developed psychology approaches (heuristics and cognitive) anthropologysociology approaches (cultural theory) and interdisciplinary approaches (social amplification of risk framework)Interdisciplinary approach

            Social amplification of risk frameworkThe Social Amplification of Risk Framework (SARF) combines research in psychology sociology anthropology and communications theory SARF outlines how communications of risk events pass from the sender through intermediate stations to a receiver and in the process serve to amplify or attenuate perceptions of risk

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            23

            All links in the communication chain individuals groups media etc contain filters through which information is sorted and understoodThe theory attempts to explain the process by which risks are amplified receiving public attention or attuned receiving less public attention The theory may be used to compare responses from different groups in a single event or analyze the same risk issue in multiple events In a single risk event some groups may amplify their perception of risks while other groups may attune decrease and their perceptions of riskThe main thesis of SARF states that risk events interact with individual psychological social and other cultural factors in ways that either increase or decrease public perceptions of risk Behaviors of individuals and groups then generate secondary social or economic impacts while also increasing or decreasing the physical risk itselfThese ripple effects caused by the amplification of risk include enduring mental perceptions impacts on business sales and change in residential property values changes in training and education or social disorder These secondary changes are perceived and reacted to by individuals and groups resulting in third-order impacts As each higher-order impacts are reacted to they may ripple to other parties and locations Traditional risk analyses neglect these ripple effect impacts and thus greatly underestimate the adverse effects from certain risk events Public distortion of risk signals provides a corrective mechanism by which society assesses a fuller determination of the risk and its impacts to such things not traditionally factored into a risk analysis

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            24

            PENGURANGAN RISIKO BENCANA

            Pendahuluan

            Pengurangan Risiko Bencana (PRB) mendasarkan pada konsep pikir pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan penguatan kapasitas Pemerintah dan seluruh seluruh stakeholder pembangunan di Provinsi Jawa Tengah bertanggungjawab dalam PRB melalui implementasi peran dan fungsinya masing-masing yang dilakukan pada seluruh siklus penyelenggaraan penanggulangan bencana baik pada tahap pra bencana saat bencana maupun pasca bencana Aspek-aspek yang tercakup dalam program kegiatan PRB meliputi kesiapsiagaan mitigasi tanggap darurat pemulihan dan rekonstruksi

            Banjir akibat tanggul jebol biasanya menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang sangat besar Ini semua merupakan resiko bencana (disaster risk) bagi masyarakat yang terkena dampak langsung Ada resiko bencana lain yang menimpa masyarakat misalnya sakitnya warga masyarakat terganggunya mereka dalam mencari mata pencaharian anak-anak tak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan normal Adanya trauma psikologis pada anak-anak juga merupakan bagian dari resiko bencana

            Sumber adijmmultiplycomjournalitem335ManajemenBerdasarkan Undang-Undang nomor 242007 tentang Penanggulangan Bencana pemerintah (gubernur bupatiwalikota atau perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah) bertugas melakukan penanggulangan bencana Hal yang

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            25

            paling awal dari tugas dan tanggung jawab ini adalah pengurangan atau minimalisasi resiko bencana Pengurangan resiko ini termasuk upaya pencegahan rawan bencana Dalam hal bencana banjir jebolnya tanggul sungai adanya monitoring tanggul-tanggul di sepanjang sungai secara periodik dan seksama adalah bagian dari pencegahan bencana Sementara itu tumbuhnya kawasan permukiman di sepanjang bantaran sungai adalah parameter kerawanan yang lain Ditambah lagi warga masyarakat di sana bisa jadi tidak pernah diberi peringatan akan bahaya yang mengintai mereka Masyarakat juga tidak pernah mempersiapkan bangunan yang kokoh Sistem peringatan dini biasanya juga amat minim Ini semuanya serupakan parameter-parameter yang menambah tingginya tingkat kerentanan mereka terhadap bencana (vulnerability)

            Sesuai amanat Undang Undang No 24 Tahun 2007 Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat termasuk perlindungan atas bencana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) (misalnya Provinsi Jawa Tengah ) secara umum mempunyai tugas pokok dan fungsifungsi yang terkait dalam kegiatan penanggulangan bencana wajib mengambil peran dengan mengisi kegiatan pada nomenklatur program yang sesuai dengan urusan kewenangan wajib danatau pilihan

            Identifikasi Risiko Bencana

            Pengurangan Risiko Bencana di suatu daerah dapat diarahkan pada pengurangan ancaman bahaya (hazard) pengurangan kerentanan (vulnerability) masyarakat dan peningkatan kapasitas (capacity) pemerintah dan masyarakat di daerah rawan bencana untuk melindungi jiwa dan harta benda masyarakat serta menjamin tata kehidupan yang berkelanjutan

            Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat ditempuh melalui kebijakan sebagai berikuta Mengedepankan keterpaduan paradigma persepsi potensi informasi

            pola pelaksanaan semua pemangku kepentingan pengurangan risiko bencana di provinsi dan kabupatenkota beserta seluruh masyarakat Jawa Tengah selaras dengan kebijakan Pusat

            b Mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah lokal di daerah rawan bencana dengan pendayagunaan secara optimal potensi dan sumber daya serta kearifan lokal yang telah mengakar dan berkembang di masyarakat

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            26

            c Mengedepankan upaya pencegahan dan pendekatan persuasif dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan prinsip mendorong kearah tata kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat

            d Mengedepankan transparansi dengan pola kemitraan serta prinsip non diskriminasi dalam penyelenggaraan pengurangan risiko bencana

            1 Konsep Dasar Identifikasi

            Potensi bencana yang tinggi pada dasarnya tidak hanya sekedar refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk suatu wilayah namun merupakan kontribusi beberapa permasalahan lain sehingga meningkatkan kerentanan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana daerah dititik-beratkan pada keselamatan jiwa manusia dan menjamin kehidupan dalam lingkungan yang lebih baik (better life and better living) serta tertata pada kondisi yang terbebas dari ancaman bencana Oleh karena itu langkah yang dilakukan meliputi pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas

            Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir

            Salah satu aspek yang seringkali dilupakan berkaitan dengan terjadinya banjir di satu kota adalah banjir itu sangat berkaitan erat dengan kesatuan wilayah yang disebut dengan daerah aliran sungai (DAS) DAS sendiri didefinisikan sebagai satu hamparan wilayah dimana air hujan yang jatuh di wilayah itu akan menuju ke satu titik outlet yang sama apakah itu sungai danau atau laut

            Jadi jika air hujan yang jatuh di rumah Anda mengalir ke selokan dan menuju ke Sungai Brantas maka Anda adalah warga DAS Brantas Itu artinya jika air sungai Brantas meluap dan menggenangi dataran banjir di sekitarnya maka Anda (air hujan dari persil lahan Anda) punya kontribusi terhadap terjadinya banjir ituDengan demikian setiap kita pasti warga dari satu DAS dan setiap warga DAS berpotensi untuk memberikan kontribusi terhadap terjadinya banjir di bagian hilir DAS yang bersangkutan Dalam perspektif ilmu lingkungan setiap warga DAS berpotensi menghasilkan eksternalitas negatif dari sisi hidrologi

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            27

            Sumber bebasbanjir2025wordpresscom

            Suatu ldquodaerah aliran sungairdquo atau DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut Istilah yang juga umumdigunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya

            Skema sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS)

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            28

            Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas suatu DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat tetapi dapat digambarkan pada petaBatas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong) beberapa wilayah kabupaten (misalnya DAS Brantas) atau hanya pada sebagian dari suatu kabupatenTidak ada ukuran baku (definitif) suatu DAS Ukurannya mungkin bervariasi dari beberapa hektar sampai ribuan hektar DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow) Sebidang lahan dapat dianggap sebagai DAS jika ada suatu titik penyalur aliran air keluar dari DAS tersebut

            Perencanaan pengelolaan DAS terpadu mempersyaratkan adanya beberapa langkah-langkah penting sebagai berikut1 Pengumpulan data yang ekstensif didukung oleh strategi pengelolaan

            data yang terpadu perlu dilaksanakan sebelum rencana pengelolaan DAS dirumuskan Pengumpulan data ini terutama identifikasi karakteristik DAS yang antara lain mencakup batas dan luas wilayah DAS topografi geologi tanah iklim hidrologi vegetasi penggunaan lahan sumberdaya air kerapatan drainase dan karakteristik sosial ekonomi dan budaya

            2 Identifikasi permasalahan yang meliputi aspek penggunaan laha n tingkat kekritisan lahan aspek hidrologi sosial ekonomi dan kelembagaan seperti terlihat pada Gambar 32 Prakiraan-prakiraan tentang kebutuhan sumberdaya alam (dan buatan) untuk beragam pemanfaatan perlu dilakukan dan dikaji potensi timbulnya konflik di antara pihak ndash pihak yang berkepentingan

            3 Perumusan tujuan dan sasaran secara jelas spesifik dan terukur dengan memperhatikan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari ekosistem DAS peraturan dan kebijakan pemerintah adat istiadat masyarakat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan DAS

            4 Identifikasi dan memformulasikan beberapa rencana kegiatan sebagai alternatif

            5 Evaluasi alternatif kegiatan pengelolaan yang akan diimplementasikan sehingga dapat dihasilkan bentuk kegiatan yang paling tepat (secara teknis dapat dilaksanakan secara sosialpolitik dapat diterima dan secara ekonomi terjangkau)

            6 Penyusunan rencana kegiatanprogram pengelolaan DAS berupa usulan rencana yang dianggap paling memenuhi kriteria untuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            29

            7 Legitimasi dan sosiallisasi rencana yang telah disusun kepada pihak-pihak yang terkait Dalam berikut ini mekanisme pelaksanaan pengelolaan DAS mempersyaratkan bahwa tahap perencanaan dan implementasi tidak boleh dipisahkan karena informasi yang diperoleh dari implementasi kegiatan dapat dimanfaatkan kembali sebagai umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan rencana yang telah dibuat Demikian pula untuk setiap langkah pengelolaan dari mulai alternatif kegiatan hingga implementasi kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (review) Hal ini diperlukan sebagai umpan balik bertahap

            Diagram Alir Garis Besar Identifikasi Permasalahan DASSumber bebasbanjir2025wordpresscom

            a Pengurangan Ancaman

            Ancaman berpotensi menimbulkan bencana namun demikian tidak semua ancaman selalu menjadi bencana Diperlukan analisis ancaman

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            30

            untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

            1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

            2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

            3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

            4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

            5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

            Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

            b Pengurangan Kerentanan

            Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            31

            1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

            2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

            3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

            c Peningkatan Kapasitas

            Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

            1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

            a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

            b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

            c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

            2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            32

            pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

            3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

            2 Proses Identifikasi Risiko

            Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

            Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

            Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            33

            tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

            ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

            dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

            melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

            o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

            2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

            secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            34

            yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

            o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

            o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

            3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

            Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

            Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

            a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

            wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            35

            yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

            Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

            b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

            menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

            Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

            c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

            mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

            d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

            bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

            Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

            Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            36

            risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

            PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

            Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

            Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

            a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

            b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

            c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            37

            membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

            d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

            e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

            f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

            g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

            h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            38

            menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

            i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            39

            IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

            Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

            Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

            Community Development

            Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            40

            Sumber donasirumahzakatorg

            Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

            membantu para korban bencana

            1 Kondisi Pra Bencana

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            41

            Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

            a Program Wajib

            1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

            2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

            Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

            3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

            4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

            5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

            6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

            Pembangunan Daerah

            7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

            Rescue (SAR)

            8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            42

            b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

            c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

            9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

            Pemanfaatan Tanah

            10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

            Pembangunan

            11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

            di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

            12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

            13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

            14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

            15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

            16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

            Masa

            b Program Pilihan

            1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            43

            2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

            2 Kondisi Saat Bencana

            Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

            1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

            2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

            Rescue (SAR)

            3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

            4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

            a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

            5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

            6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

            3 Kondisi Pasca Bencana

            Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

            a Program Wajib

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            44

            1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

            Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

            2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

            Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

            Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

            3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

            4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

            5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

            6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

            7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

            a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

            b Program Pilihan1) Pertanian

            a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

            2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

            Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

            dekat sungai Ciliwung

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            45

            Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

            Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

            Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            46

            Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            47

            DAFTAR PUSTAKA

            Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

            Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

            Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

            Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

            Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

            Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

            Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

            Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

            Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

            Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

            Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

            Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

            Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

            Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

            Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

            Westview Press Boulder Colorado

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            48

            Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

            Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

            Analisis Risiko Bencana - 2011

            49

            • Kita dan Bencana
            • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
            • Geografi Bencana
              • Ciri-Ciri Banjir
              • Jenis-Jenis Banjir
              • Penyebab Terjadinya Banjir
              • Dampak Dari Banjir
              • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
              • Analisis risiko IPAL
              • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
              • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
              • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
              • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
              • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
              • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
              • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
              • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
              • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
              • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
              • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
              • Sebab-Akibat
              • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
              • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
              • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
              • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
              • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
              • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
              • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
              • PENGELOLAAN RISIKO
              • Pengelolaan Risiko Bencana
              • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
              • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
              • Pendekatan Menyeluruh
              • Pendekatan Terpadu
              • Masyarakat yang siap
              • Pengelolaan risiko bencana
              • Disaster management
              • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
              • Pendugaan Risiko
              • Evaluasi dan Persepsi Risiko
              • Interdisciplinary approach
                • Social amplification of risk framework
                    • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                      • Selasa 17 November 2009
                        • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

              Banjir biasanya terjadi saat hujan deras yang turun terus menerus sepanjang hari

              Air menggenangi tempat-tempat tertentu dengan ketinggian tertentu

              Banjir dapat mengakibatkan hanyutnya rumah-rumah tanaman hewan dan manusia

              Banjir mengikis permukaan tanah sehingga terjadi endapan tanah di tempat-tempat yang rendah

              Banjir dapat mendangkalkan sungai kolam atau danau Sesudah banjir lingkungan menjadi kotor oleh endapan

              tanah dan sampah Banjir dapat menyebabkan korban jiwa luka berat luka

              ringan atau hilangnya orang

              Sumber dennymediawordpresscom2009030434Bencana banjir setiap setiap tahun terus terjadi di sebagian besar

              wilayah Kalimantan Selatan

              Jenis-Jenis BanjirBerdasarkan sumber air yang menjadi [penampung]] di bumi jenis

              banjir dibedakan menjadi tiga yaitu banjir sungai banjir danau dan banjir laut pasang

              Banjir Sungai 1) Terjadi karena air sungai meluap2) Banjir Danau 3) Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol4) Banjir Laut pasang

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              7

              5) Terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi

              Penyebab Terjadinya Banjir

              Secara umum penyebab terjadinya banjir adalah sebagai berikut 1) Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi 2) Pendangkalan sungai 3) Pembuangan sampah yang sembarangan baik ke aliran

              sungai mapupun gotong royong 4) Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat 5) Pembuatan tanggul yang kurang baik 6) Air laut sungai atau danau yang meluap dan menggenangi

              daratan

              Dampak Dari BanjirBanjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa[1]

              1 Rusaknya areal pemukiman penduduk 2 Sulitnya mendapatkan air bersih dan 3 Rusaknya sarana dan prasarana penduduk

              PEMKAB SRAGEN SIAP ANTISIPASI BENCANA BANJIR(Sragen News [ 25112008 1144 WIB ]

              Bencana banjir yang melanda di sebagian besar wilayah Kab

              Sragen di penghujung tahun 2007 lalu menjadi pelajaran yang berharga bagi Pemkab Sragen Menghadapi musim penghujan tahun ini pemkab telah mempersiapkan berbagai langkah untuk menghadapi bila bencana banjir kembali melanda Setidaknya 12 perahu ponton telah di siagakan di sejumlah titik ndash titik yang dinilai rawan bencana banjir

              Satu perahu ponton terbuat dari 8 tong drum dan bambu yang diikat menjadi satu Bentuk perahu disesuaikan dengan kondisi jalan desa Ada yang berbentuk bujur sangkar dan persegi panjang Sewaktu bencana banjir tahun lalu perahu ponton ini telah terbukti manfaatnya untuk mengevakusai warga korban banjir

              Titik ndash titik yang dinilai rawan bencana bnjir tersebut meliputi desa Tangkil Pandak Tenggak Plupuh dan lain sebagianya Sebagian besar daerah rawan bencana banjir terletak di bantaran sungai bengawan Solo di sisi sebelah utara Pemkab telah melakukan pendataan ulang daerah rawan bencana dan pendataan ulang peralatan evakuasi korban bencana banjir Pemkab juga telah melakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Bengawan Solo dan seluruh Satuan Pelaksanaan (Satlak) bencana alam di tingkat kecamatan melalui

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              8

              Rapat Koordinasi daerah rawan bencana banjir yang diselenggarakan oleh Satlak bencana Alam Kab Sragen

              Hasil Rakor tersebut antara lain Satlak Bencana Alam Kabupatena dan Kecamatan akan siaga 24 jam dalam menghadapi musim penghujan yang bisa berpotensi terjadinya musibah bencana banjir Selain itu juga telah disiapkan skenario evakuasi korban bencana antara lain dengan menentukan jalan-jalan atau rute evakuasi posko-posko bencana banjir gudang logistik dan dapur umum Semua tempat yang telah ditentukan tersebut di pilih yang tidak begitu jauh dari daerah rawan bencana namun mudah untuk dijangkau

              Hal yang sulit diantisipasi adalah datangnya air banjir Apabila di tiga Kabupaten yakni Kabupaten Wonogiri Sukoharjo dan Sragen hujan lebat secara bersamaan bisa dimungkinkan akan terjadi banjir di daerah Sragen Tapi dimungkinkan juga bila hanya Kab Wonogiri saja yang terjadi hujan lebat dan pintu air Waduk Gajah Mungkur dibuka akan terjadi banjir kiriman ke daerah Sragen

              Oleh karenanya Satlak bencana Alam Kab Sragen dalam menghadapi musim hujan ini terus melakukan berkoordinasi dengan PSDA Bengawan Solo dan Penanggung Jawab Waduk Gajah Mungkur

              Sumber wwwsragenkabgoidengberitaberitaphpid=7275

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              9

              PENDUGAAN RISIKO BENCANA

              Analisis risiko IPAL

              Risiko adalah kemungkinan suatu kejadian yang tidak diharapkan terjadi sehingga menggnggu apa yang seharusnya terjadi dari suatu kegiatan atau mengganggu tujuan Hazard merupakan segala sesuatu yang berpotensi menimbulkan ancaman terhadap kehidupan kesehatan atau lingkungan Risiko lingkungan adalah probabilitas dari kerusakan lingkungan sehingga menghambat kinerja perusahaan dalam mencapai tujuannya Kerusakan lingkungan dapat disebabkan dari limbah industri yang melebihi baku mutu dimana mutu limbah dipengaruhi oleh proses pengolahan limbah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Jika terjadi kegagalan proses dalam IPAL akan menimbulkan risiko terhadap lingkungan sekitar

              Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengidentifikasi hazard dan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan risiko tertinggi yang akan dimitigasi Dari hasil identifikasi diketahui ada enam macam risiko yaitu limbah cair meluber limbah cair tercecer lumpur primary tercecer lumpur biologis tercecer pekerja terpapar limbah cairlumpur dan penurunan kualitas efluen Berdasarkan penilaian risiko menggunakan AHP didapatkan bahwa risiko penurunan kualitas efluen mempunyai dampak yang paling besar terhadap lingkungan yaitu sebesar 0602 Sedangkan penilaian risiko berdasarkan probabilitas risiko lumpur primary tercecer lumpur biologis tercecer dan pekerja terpapar limbah cairlumpur pasti terjadi Sedangkan likelihood risiko limbah cair meluber dan penurunan kualitas efluen lt 02 serta limbah cair tercecer 01 Pemetaan risk matrix menyebutkan bahwa risiko penurunan kualitas merupakan risiko yang moderate dan kelima risiko lainnya termasuk risiko yang trivial

              PENENTUAN TINGKAT RISIKO BENCANA TSUNAMIKAWASAN PESISIR KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT(Oki Oktariadi dan Wawan Hermawan)

              Analisis risiko bencana tsunami dilakukan untuk menyiapkan informasi yang dibutuhkan dalam rangka mengantisipasi dan menurunkan tingkat risiko tsunami yang dimiliki wilayah Pesisir Kabupaten Sukabumi sedangkan tujuannya adalah mengetahui sejauhmana tingkat risiko wilayah Pesisir Kabupaten Sukabumi dalam menghadapi bencana tsunami yang mungkin terjadi

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              10

              Menurut Davidson (1997) hubungan antara faktor resiko faktor bahaya faktor kerentanan dan faktor ketahanan tercermin dalam model matematis (model ini telah dimodifikasi dan disesuikan dengan bahan kajian) sebagi berikut

              HDRI = WHH + WVV + WCC

              DimanaHDRI = Nilai resiko bencana (Hazard Disaster Risk Index)WHH = Nilai faktor bahaya (Weight Hazard)WVV = Nilai faktor kerentanan (Weight Vulnerability)WCC = Nilai faktor ketahanan (Weight Capacity)

              1 Faktor bahaya dengan indikator zona bahaya rendah bahaya sedang dan bahaya tinggi Pembagian zona ini berdasar pada kondisi tingkat kelerengan pantai peringkat jenis batuan peringkat kekasaran pantai genangan tsunami akumulasi energi gempa dan intensitas gempa Indikator - indikator kerentanan tersebut berpengaruh terhadap dampak yang akan timbul jika bahaya tsunami terjadi di suatu wilayah

              2 Faktor kerentanan dengan sub faktor kerentanan fisik sosial kependudukan sosial ekonomi dan lingkungan Indikator dari sub-faktor kerentanan tersebut yaitu kerentanan fisik kerentanan sosial kependudukan kerentanan sosial ekonomi dan kerentanan lingkungan Indikator - indikator kerentanan tersebut berpengaruh terhadap dampak yang akan timbul jika bahaya tsunami terjadi di suatu wilayah

              3 Faktor ketahanan dengan sub faktor sumber daya alami sumber daya buatan dan mobilitas Faktor ketahanan ini merupakan komponen penting terutama dalam penyelamatan penduduk sebelum terjadi bencana pada saat dan setelah terjadi bencana tsunami

              Berdasarkan peta tingkat risiko bencana tsunami terlihat sebagian besar wilayah Pesisir Sukabumi memiliki tingkat risiko tinggi sampai sedang dan berdasarkan hasil pengamatan lapangan terdapat 3 wilayah yang perlu diwaspadai antara lain

              1048729 Desa Ciwaru (Teluk Ciletuh) Kecamatan Ciemas memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan berupa pesawahan dan pemukiman serta berada pada sebuah teluk yang menghadap langsung ke Samudera Hindia

              1048729 Desa Gunungbatu (Tanjung Ujung Genteng) di Kecamatan Ciraca memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan berupa kebun campuran dan pesawahan serta berhadapan langsung dengan samudera Hindia

              1048729 Hampir sepanjang pesisir pantai Kecamatan Tegalbulued memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              11

              pesawahan dan pemukiman penduduk serta berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia

              Langkah antisipasi yang perlu segera dilakukan adalah melakukan adaptasi dan sosialisasi pada masyarakat untuk mewaspadai wilayah-wilayah yang memiliki tingkat risiko tinggi

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              12

              Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara(Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)

              Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal

              Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai

              Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886

              Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah

              Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              13

              Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu

              Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano

              Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah

              Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya

              Sebab-Akibat Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu

              penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat

              Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnyaHilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              14

              Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian

              Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pesSekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam

              PENGELOLAAN RISIKO

              Pengelolaan Risiko Bencana

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              15

              Pikirkan bahwa masyarakat dan lingkungannya adalah terancam terhadap bencana dan bagaimana kesanggupan masing-masing melawan akibat dari kerusakan oleh bencana

              Risiko (risk) Kemungkinan akan kehilangan yang bisa terjadi

              sebagai akibat kejadian buruk dengan akibat kedaruratan dan keterancaman

              Bahaya (hazard) Potensi akan terjadinya kejadian alam atau ulah manusia dengan akibat negatif

              Keterancaman (vulnerability) Akibat yang timbul dimana struktur masyarakat pelayanan dan lingkungan sering rusak atau hancur akibat dampak kedaruratan Adalah kombinasi mudahnya terpengaruh (susceptibility) dan daya bertahan (resilience) Resilience adalah bagaimana masyarakat mampu bertahan terhadap kehilangan dan susceptibility adalah derajat mudahnya terpengaruh terhadap risiko Dengan kata lain ketika menentukan keterancaman masyarakat atas dampak kedaruratan penting untuk memastikan kemampuan masyarakat beserta lingkungannya untuk mengantisipasi mengatasi dan pulih dari bencana Jadi dikatakan sangat terancam bila dalam menghadapi dampak keadaan bahaya hanya mempunyai kemampuan terbatas dalam menghadapi kehilangan dan kerusakan dan sebaliknya bila kurang pengalaman menghadapi dampak keadaan bahaya namun mampu menghadapi kehilangan dan kerusakan dikatakan tidak terlalu terancam terhadap bencana dan kegawatdaruratan

              High susceptibility + low resilience = high level of vulnerabilityHigh exposure to risk + limited ability to sustain loss = high

              vulnerabilityLow susceptibility + high resilience = low degree of vulnerabilityAbility to sustain loss + low degree of exposure = low vulnerability Jelaslah bahwa petugas harus mengenal golongan masyarakat

              struktur dan pelayanan yang mudah terancam hingga dapat menjadikannya tahan terhadap kerusakan akibat kedaruratan

              Proses Pengelolaan Risiko Bencana

              Dalam pengelolaan risiko bencana bencana dijelaskan berkaitan dengan risikonya terhadap masyarakat dan dilakukan tindakan yang sesuai terhadap risiko yang diketahui

              Dua hal penting

              1 Berapa luas bencana melanda2 Berapa luas ancaman terhadap masyarakat dan lingkungan

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              16

              Pengelolaan risiko bencana adalah penerapan sistematik dari

              kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelatihan terhadap 1 Memastikan hal-hal terkait2 Mengidentifikasi risiko3 Menganalisis risiko4 Menilai mengevaluasi risiko5 Mengatasi risiko

              Pengamatan dan penelaahan harus merupakan proses

              berkesinambungan dalam pengelolaan risiko dan semua sistem tergantung pada komunikasi dan konsultasi

              Hal tersebut menjadi perangkat pengambil keputusan yang sistematik logis dan praktis bagi pengelola bencana Gunanya untuk mendapatkan kegunaan yang mendasar bagi pengelola bencana untuk mengurangi dampak dari bencana Pengelola bencana dapat melakukan

              1 Identifikasi apa yang mungkin terjadi2 Analisis kemungkinan hasil akhir3 Pendugaan Menilai dampak4 Mengelola risiko (pencegahanmitigasi mempersiapkan

              merespons dan pemulihan)5 Memonitor proses

              Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan TerpaduPengelolaan bencana yang efektif memerlukan kombinasi empat

              konsep a Atas semua bahayab Menyeluruhc Terpadud Masyarakat yang siap Semua bahaya maksudnya aturan yang disetujui dalam merancang

              mengatasi semua bahaya alam dan ulah manusia Dari pada mengembangkan rencana dan prosedur berbeda untuk masing-masing bahaya rancangan tunggal pengelolaan harus dibuat dan digunakan dalam menghadapi semua bahaya yang dihadapi masyarakat

              Pendekatan Menyeluruh

              Empat dasar pengelolaan kegawatan dan bencana masing-masing memerlukan program pengelolaan (strategi)

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              17

              1 Pencegahan dan mitigasiPeraturan dan persyaratan fisik untuk mencegah terjadinya bencana atau untuk mengurangi dampaknya

              2 PersiapanPerencanaan dan program sistem dan prosedur pelatihan dan pendidikan untuk memastikan bahwa bila bencana terjadi sumber daya dan tenaga dapat segera dimobilisasi dan diberdayakan dengan hasil terbaik Termasuk pengembangan sistem peringatan dan kewaspadaan perencanaan organisasional pelatihan dan pengujian petugas peralatan perencanaan dan prosedur serta pendidikan publik

              3 ResponsKegiatan yang diambil mendahului atau segera setelah dampak bencana untuk meminimalkan akibat dan untuk memberikan bantuan segera memulihkan dan mendukung masyarakat Termasuk rescue pemulihan dan dukungan terhadap korban informasi publik pemberian makanan pakainan dan tempat berlindung

              4 PemulihanPemulihan dan perbaikan jangka panjang atas masyarakat yang terkena Merupakan proses rumit dan lama

              Pendekatan Terpadu

              Pengelolaan bencana efektif memerlukan kerjasama aktif antara berbagai fihak terkait Artinya semua organiasi dengan tugasnya masing-masing bekerja bersama dalam pengelolaan bencana Hubungan berbentuk kerjasama sangat penting

              Masyarakat yang siapAdalah masyarakat yang masing-masing individunya waspada

              terhadap bahaya dan tahu bagaimana melindungi dirinya keluarganya serta rumahnya terhadap dampak dari bahaya Bila masing-masing dapat melakukan tindakan perlindungan terhadap dampak bahaya akan mengurangi keterancaman terhadap bencana dan kedaruratan

              Kegiatan pencegahan mitigasi persiapan respons dan pemulihan yang harus dilakukan

              1 Pencegahan dan mitigasi 2 Standar bangunan dan kemampuan PMK3 Immunisasi penyakit4 Rancang sanitasi5 Pembuangan sampah limbah6 Program pendidkan masyarakat

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              18

              7 Informasi media8 Peringatan terhadap masyarakat Persiapan 1 Perencanaan sistem dan prosedur2 Pelatihan personil3 Pengujian perencanaan personil dan peralatan

              Respons 1 Pengaktifan sistem pengelolaan insidens2 Pengaktifan sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya3 Mekanisme pendukung bagi staf

              Pemulihan 1 Proses debriefing2 Menilai dan merubah perencanaan dan prosedur3 Identifikasi dan pemanfaatan pengetahuan yang didapat

              Pengelolaan risiko bencana

              Pengelolaan risiko bencana adalah pemanfaatan yang sistematik dari kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelaksanaan dengan maksud mengurangi dampak bencana Merupakan perangkat pembuat keputusan yang logis dan praktis

              Disaster management

              The remote sensing inputs have been used for many disasters including drought flood earthquake cyclone landslides volcanoes avalanches forest fire crop pest diseases etc Remote sensing and GIS helps in preparing suitable strategy of land succumbed to disaster for its management and occupational framework for their monitoring assessment and mitigation by identifying gap areas and assist in recommending appropriate strategies for disaster mitigation and management BISAG through synergistic coupling of remote sensing inputs with conventional systems and space communications in well knit multi-energy interface has been offering better operational services and decision support for better Disaster Management Proses Perencanaan Terhadap Bencana

              Pendugaan Risiko1 Penentuan hal yang akan direncanakan reg2 Penetapan komite perencanaan reg

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              19

              3 Penilaian risiko reg4 Penentuan tujuan perencanaan reg5 Penentuan pertanggungjawaban reg6 Analisis sumberdaya (7 Pengembangan sistem dan prosedur (8 Penulisan rencana (9 Pelatihan tenaga (10 Tes rencana tenaga dan prosedur (11 Peninjauan ulang rencana (12 Perbaiki rencana Hal-hal yang dapat direncanakan Hal yang dapat direncanakan dalam menghadapi kegawatdaruratan

              harus diidentifikasi

              Komite perencanaan Fihak rumah sakit fihak sistem kesehatan masyarakat termasuk

              kesehatan masyarakat dan kesehatan mental pelayanan darurat eksternal seperti ambulans PMK dan polisi

              Lakukan analisis risiko bencana Termasuk analisis bahaya dan analisis keterancaman Semua

              analisis akan membantu komite perencanaan bencana menentukan sasaran dan prioritas perencanaan

              Penilaian risiko bencana berkelanjutan sepanjang proses perencanaan Bahaya berubah tingkat keterancaman berubah semua harus dimonitor dan dinilai secara tetap

              Tentukan tujuan perencanaan Berdasar pada hasil analisis risiko dan pengenalan strategi

              pengelolaan bencana yang disetujui komite

              Tentukan pertanggungjawaban Memilih pertanggungjawaban dari semua fihak terkait RS

              petugas dan pelaksana kesehatan masyarakat lainnya

              Analisis sumberdaya Komite harus mengetahui apa yang akan dibutuhkan dari pada

              hanya melihat apa yang dipunyai Bila apa yang dibutuhkan kurang dari apa yang tersedia komite harus mengidentifikasi sumber tenaga dan sarana yang tersedia yang dapat dipanggil seketika dibutuhkan Rencanakan kerjasama dengan fasilitas kesehatan regional atau nasional

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              20

              Penciptaan sistem dan prosedur Komite harus mengidentifikasi strategi untuk pencegahan dan

              mitigasi penyiapan respons dan pemulihan akibat kegawatan major dan bencana Ini termasuk sistem komando gadar RS sistem komunikasi informasi publik sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya

              Penulisan rencana Dokumen tertulis harus dibagikan pada semua yang akan

              menggunakannya Dokumen harus sederhana dan langsung sasaran atau orang tidak dapat membaca atau memahaminya

              Pelatihan persomil uji perencanaan personil dan prosedur Pelatihan personil serta pengujian perencanaan sistem dan

              prosedur merupakan bagian vital dari persiapan pengelolaan gadar atau bencana

              Kegiatan respons bencana memerlukan personil untuk bekerja diluar kegiatan dan tanggungjawab hari-hari normalnya dan melaksanakan tugas yang kurang familier Untuk menciptakan kejadian menjadi lebih sulit berikan tidak hanya banyak tugas yang tidak familer namun mereka harus mendapatkan lingkungan yang sangat menekan yang bahkan pantas untuk menguji sistem dan personil yang sudah berpengalaman

              Dapat dimengerti mengapa personil wajib dilatih dan diuji secara rutin dalam tugas pengelolaan bencananya Personil juga memerlukan kesempatan untuk mempraktekkan tugas dan tanggungjawab pengelolaan bencananya

              Selain itu rencana yang belum diuji dan dinilai ulang mungkin lebih buruk dari pada tidak ada rencana sama sekali Hal ini akan membangun rasa keamanan yang salah pada petugas dalam hal tingkat persiapan

              Peninjauan ulang dan ubah perencanaan

              Perencanaan harus dinilai ulang dan diperbaiki secara berkaladan harus dinyatakan dalam perencanaan itu sendiri Setiap saat perencanaan atau bagian dari perencanaan diaktifkan untuk latihan atau dalam bencana sesungguhnya Debriefing harus dilakukan untuk mengenal kebutuhan perbaikan perencanaan sistem dan prosedutr dan untuk melatih personil

              Sekali lagi perencanaan adalah proses tidak pernah berakhir Perencanaan tertulis adalah hanya sebuah hasil akhir dari proses perncanaan namun bukan titik akhir hanya bagian dari proses perencanaan Perencanaan tertulis adalah dokumen yang hidup yang harus secara tetap diuji dinilai ulang dan dipertbaharui

              Bagaimana bila

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              21

              Bagian penting dari proses perencanaan adalah pertanyaan dari komite Bagaimana bila hellip Bagaimana bila ini atau itu terjadi apa yang harus dilakukan apa yang diperlukan apa dampaknya pada petugas dll

              Tidak mungkin untuk membuat rencana bagi semua kejadian namun kegiatan komite dalam memikirkan batasan kejadian beserta konsekuensinya dan membahas pilihan rancangan yang diperkirakan memiliki jangkauan luas dalam sistem persiapan penting dilakukan

              Di dunia kehilangan akibat bencana tetap meningkat walau

              investasi yang sangat besar dalam tindakan pencegahan secara tehnik sudah dilakukan Hambatan politik dan ekonomi menyebabkan bahwa pendekatan tradisional dalam mendapatkan rasa aman terhadap bahaya harus dinilai ulang Tidak saatnya lagi mangatakan bahwa pencegahan terhadap proses berbahaya secara umum dikatakan sebagai terbaik atau cara yang paling diinginkan dalam menghadapi risiko Pencegahan dan peningkatan resilience dari objek yang berpotensi terkena adalah dua contoh penting lainnya dari bagaimana kerusakan akibat keadaan berbahaya dapat dikurangi

              Konsep pilihan untuk mengatasi keadaan bahaya adalah menggunakan kebijaksanaan berdasar risiko Walau diarahkan pada bahaya yang juga telah mencakup risiko dijelaskan sebagai fungsi dari empat faktor berikut

              1 Frekuensi terjadinya kejadian bahaya2 Intensitas kerusakan objek sasaran yang berpotensi terhadap

              risiko dengan distribusi kelompok khusus3 Keterancaman objek sasaran akan terkena oleh kerusakan4 Keterpaparan target sasaran terhadap bahaya Frekuensi dan kerusakan menunjukkan beratnya keadaan bahaya

              keterancaman dan keterpaparan sasaran terhadap risiko Inilah kenapa ada perbedaan antara definisi sederhana risiko sebagai hasil kemungkinan dan perluasan kerusakan yang lebih menunjukkan sudut pandang operator atau pelaksana Bagaimanapun sudut pandang yang lebih sempit dengan cepat menunjukkan bahwa frekuensi dan keterpaparan adalah sebanding dengan kemungkinan dimana intensitas dan keterancaman mengartikan kerusakan

              Pengelolaan risiko akan berhasil bila informasi berikut tersedia 1 Karakterisasi bahaya secara khusus2 Mengumpulkan dan mengklasifikasikan objek yang terancam

              dalam jangkauan proses berbahaya3 Tampilan dampak kerusakan yang mungkin terjadi terhadap

              objek disaat kejadian

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              22

              Saat ini prinsip penilaian risiko dan pembuatan kebijaksanaan secara umum berdasar risiko dipakai secara luas lintas disiplin dan lintas batas

              Evaluasi dan Persepsi RisikoKunci pendekatan berdasar risiko menghadapi bahaya diterima

              dalam bentuk tingkat rasa aman yang memadai dan secara ekonomik Baik definisi dari tingkat rasa aman yang memadai dan kuantifikasi tampilan ekonomik tidak dapat dibuat hanya oleh para ahli Nilai dan tanggapan sosial mungkin merupakan faktor lebih penting dalam membentuk rasa aman dari pada risiko nyata sendiri

              Satu masalah yang belum jelas adalah opini publik dalam proses keputusan Ini mungkin karena jarak antara ilmu sosial (termasuk proses evaluasi publik) dan ilmu administratif atau tehnik (yang bertanggung jawab pada kebanyakan risiko nyata) Usaha saat ini adalah menjembatani jarak tsb dengan mengembangkan model yang seakurat mungkin menunjukkan persepsi dan evaluasi publik akan risiko yang diharapkan hingga pembuat keputusan dapat menggunakan hal ini Dengan kata lain dianjurkan bahwa pandangan publik tentang evaluasi risiko secara normatif (dari pada emperik-deskriptif) akan memperbaiki keputusan yang dibuat dalam pengelolaan bencana

              Risk perception is the subjective judgment that people make about the characteristics and severity of a risk The phrase is most commonly used in reference to natural hazards and threats to the environment or health such as nuclear power Several theories have been proposed to explain why different people make different estimates of the dangerousness of risks Three major families of theory have been developed psychology approaches (heuristics and cognitive) anthropologysociology approaches (cultural theory) and interdisciplinary approaches (social amplification of risk framework)Interdisciplinary approach

              Social amplification of risk frameworkThe Social Amplification of Risk Framework (SARF) combines research in psychology sociology anthropology and communications theory SARF outlines how communications of risk events pass from the sender through intermediate stations to a receiver and in the process serve to amplify or attenuate perceptions of risk

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              23

              All links in the communication chain individuals groups media etc contain filters through which information is sorted and understoodThe theory attempts to explain the process by which risks are amplified receiving public attention or attuned receiving less public attention The theory may be used to compare responses from different groups in a single event or analyze the same risk issue in multiple events In a single risk event some groups may amplify their perception of risks while other groups may attune decrease and their perceptions of riskThe main thesis of SARF states that risk events interact with individual psychological social and other cultural factors in ways that either increase or decrease public perceptions of risk Behaviors of individuals and groups then generate secondary social or economic impacts while also increasing or decreasing the physical risk itselfThese ripple effects caused by the amplification of risk include enduring mental perceptions impacts on business sales and change in residential property values changes in training and education or social disorder These secondary changes are perceived and reacted to by individuals and groups resulting in third-order impacts As each higher-order impacts are reacted to they may ripple to other parties and locations Traditional risk analyses neglect these ripple effect impacts and thus greatly underestimate the adverse effects from certain risk events Public distortion of risk signals provides a corrective mechanism by which society assesses a fuller determination of the risk and its impacts to such things not traditionally factored into a risk analysis

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              24

              PENGURANGAN RISIKO BENCANA

              Pendahuluan

              Pengurangan Risiko Bencana (PRB) mendasarkan pada konsep pikir pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan penguatan kapasitas Pemerintah dan seluruh seluruh stakeholder pembangunan di Provinsi Jawa Tengah bertanggungjawab dalam PRB melalui implementasi peran dan fungsinya masing-masing yang dilakukan pada seluruh siklus penyelenggaraan penanggulangan bencana baik pada tahap pra bencana saat bencana maupun pasca bencana Aspek-aspek yang tercakup dalam program kegiatan PRB meliputi kesiapsiagaan mitigasi tanggap darurat pemulihan dan rekonstruksi

              Banjir akibat tanggul jebol biasanya menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang sangat besar Ini semua merupakan resiko bencana (disaster risk) bagi masyarakat yang terkena dampak langsung Ada resiko bencana lain yang menimpa masyarakat misalnya sakitnya warga masyarakat terganggunya mereka dalam mencari mata pencaharian anak-anak tak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan normal Adanya trauma psikologis pada anak-anak juga merupakan bagian dari resiko bencana

              Sumber adijmmultiplycomjournalitem335ManajemenBerdasarkan Undang-Undang nomor 242007 tentang Penanggulangan Bencana pemerintah (gubernur bupatiwalikota atau perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah) bertugas melakukan penanggulangan bencana Hal yang

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              25

              paling awal dari tugas dan tanggung jawab ini adalah pengurangan atau minimalisasi resiko bencana Pengurangan resiko ini termasuk upaya pencegahan rawan bencana Dalam hal bencana banjir jebolnya tanggul sungai adanya monitoring tanggul-tanggul di sepanjang sungai secara periodik dan seksama adalah bagian dari pencegahan bencana Sementara itu tumbuhnya kawasan permukiman di sepanjang bantaran sungai adalah parameter kerawanan yang lain Ditambah lagi warga masyarakat di sana bisa jadi tidak pernah diberi peringatan akan bahaya yang mengintai mereka Masyarakat juga tidak pernah mempersiapkan bangunan yang kokoh Sistem peringatan dini biasanya juga amat minim Ini semuanya serupakan parameter-parameter yang menambah tingginya tingkat kerentanan mereka terhadap bencana (vulnerability)

              Sesuai amanat Undang Undang No 24 Tahun 2007 Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat termasuk perlindungan atas bencana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) (misalnya Provinsi Jawa Tengah ) secara umum mempunyai tugas pokok dan fungsifungsi yang terkait dalam kegiatan penanggulangan bencana wajib mengambil peran dengan mengisi kegiatan pada nomenklatur program yang sesuai dengan urusan kewenangan wajib danatau pilihan

              Identifikasi Risiko Bencana

              Pengurangan Risiko Bencana di suatu daerah dapat diarahkan pada pengurangan ancaman bahaya (hazard) pengurangan kerentanan (vulnerability) masyarakat dan peningkatan kapasitas (capacity) pemerintah dan masyarakat di daerah rawan bencana untuk melindungi jiwa dan harta benda masyarakat serta menjamin tata kehidupan yang berkelanjutan

              Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat ditempuh melalui kebijakan sebagai berikuta Mengedepankan keterpaduan paradigma persepsi potensi informasi

              pola pelaksanaan semua pemangku kepentingan pengurangan risiko bencana di provinsi dan kabupatenkota beserta seluruh masyarakat Jawa Tengah selaras dengan kebijakan Pusat

              b Mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah lokal di daerah rawan bencana dengan pendayagunaan secara optimal potensi dan sumber daya serta kearifan lokal yang telah mengakar dan berkembang di masyarakat

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              26

              c Mengedepankan upaya pencegahan dan pendekatan persuasif dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan prinsip mendorong kearah tata kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat

              d Mengedepankan transparansi dengan pola kemitraan serta prinsip non diskriminasi dalam penyelenggaraan pengurangan risiko bencana

              1 Konsep Dasar Identifikasi

              Potensi bencana yang tinggi pada dasarnya tidak hanya sekedar refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk suatu wilayah namun merupakan kontribusi beberapa permasalahan lain sehingga meningkatkan kerentanan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana daerah dititik-beratkan pada keselamatan jiwa manusia dan menjamin kehidupan dalam lingkungan yang lebih baik (better life and better living) serta tertata pada kondisi yang terbebas dari ancaman bencana Oleh karena itu langkah yang dilakukan meliputi pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas

              Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir

              Salah satu aspek yang seringkali dilupakan berkaitan dengan terjadinya banjir di satu kota adalah banjir itu sangat berkaitan erat dengan kesatuan wilayah yang disebut dengan daerah aliran sungai (DAS) DAS sendiri didefinisikan sebagai satu hamparan wilayah dimana air hujan yang jatuh di wilayah itu akan menuju ke satu titik outlet yang sama apakah itu sungai danau atau laut

              Jadi jika air hujan yang jatuh di rumah Anda mengalir ke selokan dan menuju ke Sungai Brantas maka Anda adalah warga DAS Brantas Itu artinya jika air sungai Brantas meluap dan menggenangi dataran banjir di sekitarnya maka Anda (air hujan dari persil lahan Anda) punya kontribusi terhadap terjadinya banjir ituDengan demikian setiap kita pasti warga dari satu DAS dan setiap warga DAS berpotensi untuk memberikan kontribusi terhadap terjadinya banjir di bagian hilir DAS yang bersangkutan Dalam perspektif ilmu lingkungan setiap warga DAS berpotensi menghasilkan eksternalitas negatif dari sisi hidrologi

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              27

              Sumber bebasbanjir2025wordpresscom

              Suatu ldquodaerah aliran sungairdquo atau DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut Istilah yang juga umumdigunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya

              Skema sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS)

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              28

              Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas suatu DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat tetapi dapat digambarkan pada petaBatas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong) beberapa wilayah kabupaten (misalnya DAS Brantas) atau hanya pada sebagian dari suatu kabupatenTidak ada ukuran baku (definitif) suatu DAS Ukurannya mungkin bervariasi dari beberapa hektar sampai ribuan hektar DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow) Sebidang lahan dapat dianggap sebagai DAS jika ada suatu titik penyalur aliran air keluar dari DAS tersebut

              Perencanaan pengelolaan DAS terpadu mempersyaratkan adanya beberapa langkah-langkah penting sebagai berikut1 Pengumpulan data yang ekstensif didukung oleh strategi pengelolaan

              data yang terpadu perlu dilaksanakan sebelum rencana pengelolaan DAS dirumuskan Pengumpulan data ini terutama identifikasi karakteristik DAS yang antara lain mencakup batas dan luas wilayah DAS topografi geologi tanah iklim hidrologi vegetasi penggunaan lahan sumberdaya air kerapatan drainase dan karakteristik sosial ekonomi dan budaya

              2 Identifikasi permasalahan yang meliputi aspek penggunaan laha n tingkat kekritisan lahan aspek hidrologi sosial ekonomi dan kelembagaan seperti terlihat pada Gambar 32 Prakiraan-prakiraan tentang kebutuhan sumberdaya alam (dan buatan) untuk beragam pemanfaatan perlu dilakukan dan dikaji potensi timbulnya konflik di antara pihak ndash pihak yang berkepentingan

              3 Perumusan tujuan dan sasaran secara jelas spesifik dan terukur dengan memperhatikan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari ekosistem DAS peraturan dan kebijakan pemerintah adat istiadat masyarakat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan DAS

              4 Identifikasi dan memformulasikan beberapa rencana kegiatan sebagai alternatif

              5 Evaluasi alternatif kegiatan pengelolaan yang akan diimplementasikan sehingga dapat dihasilkan bentuk kegiatan yang paling tepat (secara teknis dapat dilaksanakan secara sosialpolitik dapat diterima dan secara ekonomi terjangkau)

              6 Penyusunan rencana kegiatanprogram pengelolaan DAS berupa usulan rencana yang dianggap paling memenuhi kriteria untuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              29

              7 Legitimasi dan sosiallisasi rencana yang telah disusun kepada pihak-pihak yang terkait Dalam berikut ini mekanisme pelaksanaan pengelolaan DAS mempersyaratkan bahwa tahap perencanaan dan implementasi tidak boleh dipisahkan karena informasi yang diperoleh dari implementasi kegiatan dapat dimanfaatkan kembali sebagai umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan rencana yang telah dibuat Demikian pula untuk setiap langkah pengelolaan dari mulai alternatif kegiatan hingga implementasi kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (review) Hal ini diperlukan sebagai umpan balik bertahap

              Diagram Alir Garis Besar Identifikasi Permasalahan DASSumber bebasbanjir2025wordpresscom

              a Pengurangan Ancaman

              Ancaman berpotensi menimbulkan bencana namun demikian tidak semua ancaman selalu menjadi bencana Diperlukan analisis ancaman

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              30

              untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

              1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

              2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

              3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

              4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

              5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

              Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

              b Pengurangan Kerentanan

              Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              31

              1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

              2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

              3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

              c Peningkatan Kapasitas

              Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

              1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

              a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

              b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

              c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

              2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              32

              pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

              3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

              2 Proses Identifikasi Risiko

              Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

              Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

              Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              33

              tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

              ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

              dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

              melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

              o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

              2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

              secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              34

              yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

              o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

              o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

              3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

              Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

              Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

              a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

              wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              35

              yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

              Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

              b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

              menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

              Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

              c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

              mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

              d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

              bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

              Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

              Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              36

              risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

              PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

              Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

              Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

              a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

              b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

              c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              37

              membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

              d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

              e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

              f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

              g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

              h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              38

              menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

              i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              39

              IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

              Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

              Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

              Community Development

              Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              40

              Sumber donasirumahzakatorg

              Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

              membantu para korban bencana

              1 Kondisi Pra Bencana

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              41

              Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

              a Program Wajib

              1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

              2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

              Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

              3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

              4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

              5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

              6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

              Pembangunan Daerah

              7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

              Rescue (SAR)

              8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              42

              b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

              c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

              9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

              Pemanfaatan Tanah

              10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

              Pembangunan

              11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

              di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

              12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

              13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

              14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

              15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

              16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

              Masa

              b Program Pilihan

              1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              43

              2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

              2 Kondisi Saat Bencana

              Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

              1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

              2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

              Rescue (SAR)

              3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

              4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

              a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

              5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

              6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

              3 Kondisi Pasca Bencana

              Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

              a Program Wajib

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              44

              1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

              Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

              2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

              Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

              Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

              3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

              4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

              5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

              6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

              7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

              a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

              b Program Pilihan1) Pertanian

              a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

              2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

              Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

              dekat sungai Ciliwung

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              45

              Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

              Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

              Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              46

              Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              47

              DAFTAR PUSTAKA

              Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

              Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

              Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

              Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

              Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

              Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

              Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

              Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

              Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

              Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

              Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

              Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

              Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

              Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

              Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

              Westview Press Boulder Colorado

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              48

              Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

              Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

              Analisis Risiko Bencana - 2011

              49

              • Kita dan Bencana
              • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
              • Geografi Bencana
                • Ciri-Ciri Banjir
                • Jenis-Jenis Banjir
                • Penyebab Terjadinya Banjir
                • Dampak Dari Banjir
                • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                • Analisis risiko IPAL
                • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                • Sebab-Akibat
                • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                • PENGELOLAAN RISIKO
                • Pengelolaan Risiko Bencana
                • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                • Pendekatan Menyeluruh
                • Pendekatan Terpadu
                • Masyarakat yang siap
                • Pengelolaan risiko bencana
                • Disaster management
                • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                • Pendugaan Risiko
                • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                • Interdisciplinary approach
                  • Social amplification of risk framework
                      • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                        • Selasa 17 November 2009
                          • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                5) Terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi

                Penyebab Terjadinya Banjir

                Secara umum penyebab terjadinya banjir adalah sebagai berikut 1) Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi 2) Pendangkalan sungai 3) Pembuangan sampah yang sembarangan baik ke aliran

                sungai mapupun gotong royong 4) Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat 5) Pembuatan tanggul yang kurang baik 6) Air laut sungai atau danau yang meluap dan menggenangi

                daratan

                Dampak Dari BanjirBanjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa[1]

                1 Rusaknya areal pemukiman penduduk 2 Sulitnya mendapatkan air bersih dan 3 Rusaknya sarana dan prasarana penduduk

                PEMKAB SRAGEN SIAP ANTISIPASI BENCANA BANJIR(Sragen News [ 25112008 1144 WIB ]

                Bencana banjir yang melanda di sebagian besar wilayah Kab

                Sragen di penghujung tahun 2007 lalu menjadi pelajaran yang berharga bagi Pemkab Sragen Menghadapi musim penghujan tahun ini pemkab telah mempersiapkan berbagai langkah untuk menghadapi bila bencana banjir kembali melanda Setidaknya 12 perahu ponton telah di siagakan di sejumlah titik ndash titik yang dinilai rawan bencana banjir

                Satu perahu ponton terbuat dari 8 tong drum dan bambu yang diikat menjadi satu Bentuk perahu disesuaikan dengan kondisi jalan desa Ada yang berbentuk bujur sangkar dan persegi panjang Sewaktu bencana banjir tahun lalu perahu ponton ini telah terbukti manfaatnya untuk mengevakusai warga korban banjir

                Titik ndash titik yang dinilai rawan bencana bnjir tersebut meliputi desa Tangkil Pandak Tenggak Plupuh dan lain sebagianya Sebagian besar daerah rawan bencana banjir terletak di bantaran sungai bengawan Solo di sisi sebelah utara Pemkab telah melakukan pendataan ulang daerah rawan bencana dan pendataan ulang peralatan evakuasi korban bencana banjir Pemkab juga telah melakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Bengawan Solo dan seluruh Satuan Pelaksanaan (Satlak) bencana alam di tingkat kecamatan melalui

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                8

                Rapat Koordinasi daerah rawan bencana banjir yang diselenggarakan oleh Satlak bencana Alam Kab Sragen

                Hasil Rakor tersebut antara lain Satlak Bencana Alam Kabupatena dan Kecamatan akan siaga 24 jam dalam menghadapi musim penghujan yang bisa berpotensi terjadinya musibah bencana banjir Selain itu juga telah disiapkan skenario evakuasi korban bencana antara lain dengan menentukan jalan-jalan atau rute evakuasi posko-posko bencana banjir gudang logistik dan dapur umum Semua tempat yang telah ditentukan tersebut di pilih yang tidak begitu jauh dari daerah rawan bencana namun mudah untuk dijangkau

                Hal yang sulit diantisipasi adalah datangnya air banjir Apabila di tiga Kabupaten yakni Kabupaten Wonogiri Sukoharjo dan Sragen hujan lebat secara bersamaan bisa dimungkinkan akan terjadi banjir di daerah Sragen Tapi dimungkinkan juga bila hanya Kab Wonogiri saja yang terjadi hujan lebat dan pintu air Waduk Gajah Mungkur dibuka akan terjadi banjir kiriman ke daerah Sragen

                Oleh karenanya Satlak bencana Alam Kab Sragen dalam menghadapi musim hujan ini terus melakukan berkoordinasi dengan PSDA Bengawan Solo dan Penanggung Jawab Waduk Gajah Mungkur

                Sumber wwwsragenkabgoidengberitaberitaphpid=7275

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                9

                PENDUGAAN RISIKO BENCANA

                Analisis risiko IPAL

                Risiko adalah kemungkinan suatu kejadian yang tidak diharapkan terjadi sehingga menggnggu apa yang seharusnya terjadi dari suatu kegiatan atau mengganggu tujuan Hazard merupakan segala sesuatu yang berpotensi menimbulkan ancaman terhadap kehidupan kesehatan atau lingkungan Risiko lingkungan adalah probabilitas dari kerusakan lingkungan sehingga menghambat kinerja perusahaan dalam mencapai tujuannya Kerusakan lingkungan dapat disebabkan dari limbah industri yang melebihi baku mutu dimana mutu limbah dipengaruhi oleh proses pengolahan limbah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Jika terjadi kegagalan proses dalam IPAL akan menimbulkan risiko terhadap lingkungan sekitar

                Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengidentifikasi hazard dan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan risiko tertinggi yang akan dimitigasi Dari hasil identifikasi diketahui ada enam macam risiko yaitu limbah cair meluber limbah cair tercecer lumpur primary tercecer lumpur biologis tercecer pekerja terpapar limbah cairlumpur dan penurunan kualitas efluen Berdasarkan penilaian risiko menggunakan AHP didapatkan bahwa risiko penurunan kualitas efluen mempunyai dampak yang paling besar terhadap lingkungan yaitu sebesar 0602 Sedangkan penilaian risiko berdasarkan probabilitas risiko lumpur primary tercecer lumpur biologis tercecer dan pekerja terpapar limbah cairlumpur pasti terjadi Sedangkan likelihood risiko limbah cair meluber dan penurunan kualitas efluen lt 02 serta limbah cair tercecer 01 Pemetaan risk matrix menyebutkan bahwa risiko penurunan kualitas merupakan risiko yang moderate dan kelima risiko lainnya termasuk risiko yang trivial

                PENENTUAN TINGKAT RISIKO BENCANA TSUNAMIKAWASAN PESISIR KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT(Oki Oktariadi dan Wawan Hermawan)

                Analisis risiko bencana tsunami dilakukan untuk menyiapkan informasi yang dibutuhkan dalam rangka mengantisipasi dan menurunkan tingkat risiko tsunami yang dimiliki wilayah Pesisir Kabupaten Sukabumi sedangkan tujuannya adalah mengetahui sejauhmana tingkat risiko wilayah Pesisir Kabupaten Sukabumi dalam menghadapi bencana tsunami yang mungkin terjadi

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                10

                Menurut Davidson (1997) hubungan antara faktor resiko faktor bahaya faktor kerentanan dan faktor ketahanan tercermin dalam model matematis (model ini telah dimodifikasi dan disesuikan dengan bahan kajian) sebagi berikut

                HDRI = WHH + WVV + WCC

                DimanaHDRI = Nilai resiko bencana (Hazard Disaster Risk Index)WHH = Nilai faktor bahaya (Weight Hazard)WVV = Nilai faktor kerentanan (Weight Vulnerability)WCC = Nilai faktor ketahanan (Weight Capacity)

                1 Faktor bahaya dengan indikator zona bahaya rendah bahaya sedang dan bahaya tinggi Pembagian zona ini berdasar pada kondisi tingkat kelerengan pantai peringkat jenis batuan peringkat kekasaran pantai genangan tsunami akumulasi energi gempa dan intensitas gempa Indikator - indikator kerentanan tersebut berpengaruh terhadap dampak yang akan timbul jika bahaya tsunami terjadi di suatu wilayah

                2 Faktor kerentanan dengan sub faktor kerentanan fisik sosial kependudukan sosial ekonomi dan lingkungan Indikator dari sub-faktor kerentanan tersebut yaitu kerentanan fisik kerentanan sosial kependudukan kerentanan sosial ekonomi dan kerentanan lingkungan Indikator - indikator kerentanan tersebut berpengaruh terhadap dampak yang akan timbul jika bahaya tsunami terjadi di suatu wilayah

                3 Faktor ketahanan dengan sub faktor sumber daya alami sumber daya buatan dan mobilitas Faktor ketahanan ini merupakan komponen penting terutama dalam penyelamatan penduduk sebelum terjadi bencana pada saat dan setelah terjadi bencana tsunami

                Berdasarkan peta tingkat risiko bencana tsunami terlihat sebagian besar wilayah Pesisir Sukabumi memiliki tingkat risiko tinggi sampai sedang dan berdasarkan hasil pengamatan lapangan terdapat 3 wilayah yang perlu diwaspadai antara lain

                1048729 Desa Ciwaru (Teluk Ciletuh) Kecamatan Ciemas memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan berupa pesawahan dan pemukiman serta berada pada sebuah teluk yang menghadap langsung ke Samudera Hindia

                1048729 Desa Gunungbatu (Tanjung Ujung Genteng) di Kecamatan Ciraca memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan berupa kebun campuran dan pesawahan serta berhadapan langsung dengan samudera Hindia

                1048729 Hampir sepanjang pesisir pantai Kecamatan Tegalbulued memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                11

                pesawahan dan pemukiman penduduk serta berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia

                Langkah antisipasi yang perlu segera dilakukan adalah melakukan adaptasi dan sosialisasi pada masyarakat untuk mewaspadai wilayah-wilayah yang memiliki tingkat risiko tinggi

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                12

                Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara(Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)

                Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal

                Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai

                Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886

                Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah

                Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                13

                Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu

                Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano

                Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah

                Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya

                Sebab-Akibat Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu

                penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat

                Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnyaHilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                14

                Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian

                Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pesSekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam

                PENGELOLAAN RISIKO

                Pengelolaan Risiko Bencana

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                15

                Pikirkan bahwa masyarakat dan lingkungannya adalah terancam terhadap bencana dan bagaimana kesanggupan masing-masing melawan akibat dari kerusakan oleh bencana

                Risiko (risk) Kemungkinan akan kehilangan yang bisa terjadi

                sebagai akibat kejadian buruk dengan akibat kedaruratan dan keterancaman

                Bahaya (hazard) Potensi akan terjadinya kejadian alam atau ulah manusia dengan akibat negatif

                Keterancaman (vulnerability) Akibat yang timbul dimana struktur masyarakat pelayanan dan lingkungan sering rusak atau hancur akibat dampak kedaruratan Adalah kombinasi mudahnya terpengaruh (susceptibility) dan daya bertahan (resilience) Resilience adalah bagaimana masyarakat mampu bertahan terhadap kehilangan dan susceptibility adalah derajat mudahnya terpengaruh terhadap risiko Dengan kata lain ketika menentukan keterancaman masyarakat atas dampak kedaruratan penting untuk memastikan kemampuan masyarakat beserta lingkungannya untuk mengantisipasi mengatasi dan pulih dari bencana Jadi dikatakan sangat terancam bila dalam menghadapi dampak keadaan bahaya hanya mempunyai kemampuan terbatas dalam menghadapi kehilangan dan kerusakan dan sebaliknya bila kurang pengalaman menghadapi dampak keadaan bahaya namun mampu menghadapi kehilangan dan kerusakan dikatakan tidak terlalu terancam terhadap bencana dan kegawatdaruratan

                High susceptibility + low resilience = high level of vulnerabilityHigh exposure to risk + limited ability to sustain loss = high

                vulnerabilityLow susceptibility + high resilience = low degree of vulnerabilityAbility to sustain loss + low degree of exposure = low vulnerability Jelaslah bahwa petugas harus mengenal golongan masyarakat

                struktur dan pelayanan yang mudah terancam hingga dapat menjadikannya tahan terhadap kerusakan akibat kedaruratan

                Proses Pengelolaan Risiko Bencana

                Dalam pengelolaan risiko bencana bencana dijelaskan berkaitan dengan risikonya terhadap masyarakat dan dilakukan tindakan yang sesuai terhadap risiko yang diketahui

                Dua hal penting

                1 Berapa luas bencana melanda2 Berapa luas ancaman terhadap masyarakat dan lingkungan

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                16

                Pengelolaan risiko bencana adalah penerapan sistematik dari

                kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelatihan terhadap 1 Memastikan hal-hal terkait2 Mengidentifikasi risiko3 Menganalisis risiko4 Menilai mengevaluasi risiko5 Mengatasi risiko

                Pengamatan dan penelaahan harus merupakan proses

                berkesinambungan dalam pengelolaan risiko dan semua sistem tergantung pada komunikasi dan konsultasi

                Hal tersebut menjadi perangkat pengambil keputusan yang sistematik logis dan praktis bagi pengelola bencana Gunanya untuk mendapatkan kegunaan yang mendasar bagi pengelola bencana untuk mengurangi dampak dari bencana Pengelola bencana dapat melakukan

                1 Identifikasi apa yang mungkin terjadi2 Analisis kemungkinan hasil akhir3 Pendugaan Menilai dampak4 Mengelola risiko (pencegahanmitigasi mempersiapkan

                merespons dan pemulihan)5 Memonitor proses

                Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan TerpaduPengelolaan bencana yang efektif memerlukan kombinasi empat

                konsep a Atas semua bahayab Menyeluruhc Terpadud Masyarakat yang siap Semua bahaya maksudnya aturan yang disetujui dalam merancang

                mengatasi semua bahaya alam dan ulah manusia Dari pada mengembangkan rencana dan prosedur berbeda untuk masing-masing bahaya rancangan tunggal pengelolaan harus dibuat dan digunakan dalam menghadapi semua bahaya yang dihadapi masyarakat

                Pendekatan Menyeluruh

                Empat dasar pengelolaan kegawatan dan bencana masing-masing memerlukan program pengelolaan (strategi)

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                17

                1 Pencegahan dan mitigasiPeraturan dan persyaratan fisik untuk mencegah terjadinya bencana atau untuk mengurangi dampaknya

                2 PersiapanPerencanaan dan program sistem dan prosedur pelatihan dan pendidikan untuk memastikan bahwa bila bencana terjadi sumber daya dan tenaga dapat segera dimobilisasi dan diberdayakan dengan hasil terbaik Termasuk pengembangan sistem peringatan dan kewaspadaan perencanaan organisasional pelatihan dan pengujian petugas peralatan perencanaan dan prosedur serta pendidikan publik

                3 ResponsKegiatan yang diambil mendahului atau segera setelah dampak bencana untuk meminimalkan akibat dan untuk memberikan bantuan segera memulihkan dan mendukung masyarakat Termasuk rescue pemulihan dan dukungan terhadap korban informasi publik pemberian makanan pakainan dan tempat berlindung

                4 PemulihanPemulihan dan perbaikan jangka panjang atas masyarakat yang terkena Merupakan proses rumit dan lama

                Pendekatan Terpadu

                Pengelolaan bencana efektif memerlukan kerjasama aktif antara berbagai fihak terkait Artinya semua organiasi dengan tugasnya masing-masing bekerja bersama dalam pengelolaan bencana Hubungan berbentuk kerjasama sangat penting

                Masyarakat yang siapAdalah masyarakat yang masing-masing individunya waspada

                terhadap bahaya dan tahu bagaimana melindungi dirinya keluarganya serta rumahnya terhadap dampak dari bahaya Bila masing-masing dapat melakukan tindakan perlindungan terhadap dampak bahaya akan mengurangi keterancaman terhadap bencana dan kedaruratan

                Kegiatan pencegahan mitigasi persiapan respons dan pemulihan yang harus dilakukan

                1 Pencegahan dan mitigasi 2 Standar bangunan dan kemampuan PMK3 Immunisasi penyakit4 Rancang sanitasi5 Pembuangan sampah limbah6 Program pendidkan masyarakat

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                18

                7 Informasi media8 Peringatan terhadap masyarakat Persiapan 1 Perencanaan sistem dan prosedur2 Pelatihan personil3 Pengujian perencanaan personil dan peralatan

                Respons 1 Pengaktifan sistem pengelolaan insidens2 Pengaktifan sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya3 Mekanisme pendukung bagi staf

                Pemulihan 1 Proses debriefing2 Menilai dan merubah perencanaan dan prosedur3 Identifikasi dan pemanfaatan pengetahuan yang didapat

                Pengelolaan risiko bencana

                Pengelolaan risiko bencana adalah pemanfaatan yang sistematik dari kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelaksanaan dengan maksud mengurangi dampak bencana Merupakan perangkat pembuat keputusan yang logis dan praktis

                Disaster management

                The remote sensing inputs have been used for many disasters including drought flood earthquake cyclone landslides volcanoes avalanches forest fire crop pest diseases etc Remote sensing and GIS helps in preparing suitable strategy of land succumbed to disaster for its management and occupational framework for their monitoring assessment and mitigation by identifying gap areas and assist in recommending appropriate strategies for disaster mitigation and management BISAG through synergistic coupling of remote sensing inputs with conventional systems and space communications in well knit multi-energy interface has been offering better operational services and decision support for better Disaster Management Proses Perencanaan Terhadap Bencana

                Pendugaan Risiko1 Penentuan hal yang akan direncanakan reg2 Penetapan komite perencanaan reg

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                19

                3 Penilaian risiko reg4 Penentuan tujuan perencanaan reg5 Penentuan pertanggungjawaban reg6 Analisis sumberdaya (7 Pengembangan sistem dan prosedur (8 Penulisan rencana (9 Pelatihan tenaga (10 Tes rencana tenaga dan prosedur (11 Peninjauan ulang rencana (12 Perbaiki rencana Hal-hal yang dapat direncanakan Hal yang dapat direncanakan dalam menghadapi kegawatdaruratan

                harus diidentifikasi

                Komite perencanaan Fihak rumah sakit fihak sistem kesehatan masyarakat termasuk

                kesehatan masyarakat dan kesehatan mental pelayanan darurat eksternal seperti ambulans PMK dan polisi

                Lakukan analisis risiko bencana Termasuk analisis bahaya dan analisis keterancaman Semua

                analisis akan membantu komite perencanaan bencana menentukan sasaran dan prioritas perencanaan

                Penilaian risiko bencana berkelanjutan sepanjang proses perencanaan Bahaya berubah tingkat keterancaman berubah semua harus dimonitor dan dinilai secara tetap

                Tentukan tujuan perencanaan Berdasar pada hasil analisis risiko dan pengenalan strategi

                pengelolaan bencana yang disetujui komite

                Tentukan pertanggungjawaban Memilih pertanggungjawaban dari semua fihak terkait RS

                petugas dan pelaksana kesehatan masyarakat lainnya

                Analisis sumberdaya Komite harus mengetahui apa yang akan dibutuhkan dari pada

                hanya melihat apa yang dipunyai Bila apa yang dibutuhkan kurang dari apa yang tersedia komite harus mengidentifikasi sumber tenaga dan sarana yang tersedia yang dapat dipanggil seketika dibutuhkan Rencanakan kerjasama dengan fasilitas kesehatan regional atau nasional

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                20

                Penciptaan sistem dan prosedur Komite harus mengidentifikasi strategi untuk pencegahan dan

                mitigasi penyiapan respons dan pemulihan akibat kegawatan major dan bencana Ini termasuk sistem komando gadar RS sistem komunikasi informasi publik sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya

                Penulisan rencana Dokumen tertulis harus dibagikan pada semua yang akan

                menggunakannya Dokumen harus sederhana dan langsung sasaran atau orang tidak dapat membaca atau memahaminya

                Pelatihan persomil uji perencanaan personil dan prosedur Pelatihan personil serta pengujian perencanaan sistem dan

                prosedur merupakan bagian vital dari persiapan pengelolaan gadar atau bencana

                Kegiatan respons bencana memerlukan personil untuk bekerja diluar kegiatan dan tanggungjawab hari-hari normalnya dan melaksanakan tugas yang kurang familier Untuk menciptakan kejadian menjadi lebih sulit berikan tidak hanya banyak tugas yang tidak familer namun mereka harus mendapatkan lingkungan yang sangat menekan yang bahkan pantas untuk menguji sistem dan personil yang sudah berpengalaman

                Dapat dimengerti mengapa personil wajib dilatih dan diuji secara rutin dalam tugas pengelolaan bencananya Personil juga memerlukan kesempatan untuk mempraktekkan tugas dan tanggungjawab pengelolaan bencananya

                Selain itu rencana yang belum diuji dan dinilai ulang mungkin lebih buruk dari pada tidak ada rencana sama sekali Hal ini akan membangun rasa keamanan yang salah pada petugas dalam hal tingkat persiapan

                Peninjauan ulang dan ubah perencanaan

                Perencanaan harus dinilai ulang dan diperbaiki secara berkaladan harus dinyatakan dalam perencanaan itu sendiri Setiap saat perencanaan atau bagian dari perencanaan diaktifkan untuk latihan atau dalam bencana sesungguhnya Debriefing harus dilakukan untuk mengenal kebutuhan perbaikan perencanaan sistem dan prosedutr dan untuk melatih personil

                Sekali lagi perencanaan adalah proses tidak pernah berakhir Perencanaan tertulis adalah hanya sebuah hasil akhir dari proses perncanaan namun bukan titik akhir hanya bagian dari proses perencanaan Perencanaan tertulis adalah dokumen yang hidup yang harus secara tetap diuji dinilai ulang dan dipertbaharui

                Bagaimana bila

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                21

                Bagian penting dari proses perencanaan adalah pertanyaan dari komite Bagaimana bila hellip Bagaimana bila ini atau itu terjadi apa yang harus dilakukan apa yang diperlukan apa dampaknya pada petugas dll

                Tidak mungkin untuk membuat rencana bagi semua kejadian namun kegiatan komite dalam memikirkan batasan kejadian beserta konsekuensinya dan membahas pilihan rancangan yang diperkirakan memiliki jangkauan luas dalam sistem persiapan penting dilakukan

                Di dunia kehilangan akibat bencana tetap meningkat walau

                investasi yang sangat besar dalam tindakan pencegahan secara tehnik sudah dilakukan Hambatan politik dan ekonomi menyebabkan bahwa pendekatan tradisional dalam mendapatkan rasa aman terhadap bahaya harus dinilai ulang Tidak saatnya lagi mangatakan bahwa pencegahan terhadap proses berbahaya secara umum dikatakan sebagai terbaik atau cara yang paling diinginkan dalam menghadapi risiko Pencegahan dan peningkatan resilience dari objek yang berpotensi terkena adalah dua contoh penting lainnya dari bagaimana kerusakan akibat keadaan berbahaya dapat dikurangi

                Konsep pilihan untuk mengatasi keadaan bahaya adalah menggunakan kebijaksanaan berdasar risiko Walau diarahkan pada bahaya yang juga telah mencakup risiko dijelaskan sebagai fungsi dari empat faktor berikut

                1 Frekuensi terjadinya kejadian bahaya2 Intensitas kerusakan objek sasaran yang berpotensi terhadap

                risiko dengan distribusi kelompok khusus3 Keterancaman objek sasaran akan terkena oleh kerusakan4 Keterpaparan target sasaran terhadap bahaya Frekuensi dan kerusakan menunjukkan beratnya keadaan bahaya

                keterancaman dan keterpaparan sasaran terhadap risiko Inilah kenapa ada perbedaan antara definisi sederhana risiko sebagai hasil kemungkinan dan perluasan kerusakan yang lebih menunjukkan sudut pandang operator atau pelaksana Bagaimanapun sudut pandang yang lebih sempit dengan cepat menunjukkan bahwa frekuensi dan keterpaparan adalah sebanding dengan kemungkinan dimana intensitas dan keterancaman mengartikan kerusakan

                Pengelolaan risiko akan berhasil bila informasi berikut tersedia 1 Karakterisasi bahaya secara khusus2 Mengumpulkan dan mengklasifikasikan objek yang terancam

                dalam jangkauan proses berbahaya3 Tampilan dampak kerusakan yang mungkin terjadi terhadap

                objek disaat kejadian

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                22

                Saat ini prinsip penilaian risiko dan pembuatan kebijaksanaan secara umum berdasar risiko dipakai secara luas lintas disiplin dan lintas batas

                Evaluasi dan Persepsi RisikoKunci pendekatan berdasar risiko menghadapi bahaya diterima

                dalam bentuk tingkat rasa aman yang memadai dan secara ekonomik Baik definisi dari tingkat rasa aman yang memadai dan kuantifikasi tampilan ekonomik tidak dapat dibuat hanya oleh para ahli Nilai dan tanggapan sosial mungkin merupakan faktor lebih penting dalam membentuk rasa aman dari pada risiko nyata sendiri

                Satu masalah yang belum jelas adalah opini publik dalam proses keputusan Ini mungkin karena jarak antara ilmu sosial (termasuk proses evaluasi publik) dan ilmu administratif atau tehnik (yang bertanggung jawab pada kebanyakan risiko nyata) Usaha saat ini adalah menjembatani jarak tsb dengan mengembangkan model yang seakurat mungkin menunjukkan persepsi dan evaluasi publik akan risiko yang diharapkan hingga pembuat keputusan dapat menggunakan hal ini Dengan kata lain dianjurkan bahwa pandangan publik tentang evaluasi risiko secara normatif (dari pada emperik-deskriptif) akan memperbaiki keputusan yang dibuat dalam pengelolaan bencana

                Risk perception is the subjective judgment that people make about the characteristics and severity of a risk The phrase is most commonly used in reference to natural hazards and threats to the environment or health such as nuclear power Several theories have been proposed to explain why different people make different estimates of the dangerousness of risks Three major families of theory have been developed psychology approaches (heuristics and cognitive) anthropologysociology approaches (cultural theory) and interdisciplinary approaches (social amplification of risk framework)Interdisciplinary approach

                Social amplification of risk frameworkThe Social Amplification of Risk Framework (SARF) combines research in psychology sociology anthropology and communications theory SARF outlines how communications of risk events pass from the sender through intermediate stations to a receiver and in the process serve to amplify or attenuate perceptions of risk

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                23

                All links in the communication chain individuals groups media etc contain filters through which information is sorted and understoodThe theory attempts to explain the process by which risks are amplified receiving public attention or attuned receiving less public attention The theory may be used to compare responses from different groups in a single event or analyze the same risk issue in multiple events In a single risk event some groups may amplify their perception of risks while other groups may attune decrease and their perceptions of riskThe main thesis of SARF states that risk events interact with individual psychological social and other cultural factors in ways that either increase or decrease public perceptions of risk Behaviors of individuals and groups then generate secondary social or economic impacts while also increasing or decreasing the physical risk itselfThese ripple effects caused by the amplification of risk include enduring mental perceptions impacts on business sales and change in residential property values changes in training and education or social disorder These secondary changes are perceived and reacted to by individuals and groups resulting in third-order impacts As each higher-order impacts are reacted to they may ripple to other parties and locations Traditional risk analyses neglect these ripple effect impacts and thus greatly underestimate the adverse effects from certain risk events Public distortion of risk signals provides a corrective mechanism by which society assesses a fuller determination of the risk and its impacts to such things not traditionally factored into a risk analysis

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                24

                PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                Pendahuluan

                Pengurangan Risiko Bencana (PRB) mendasarkan pada konsep pikir pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan penguatan kapasitas Pemerintah dan seluruh seluruh stakeholder pembangunan di Provinsi Jawa Tengah bertanggungjawab dalam PRB melalui implementasi peran dan fungsinya masing-masing yang dilakukan pada seluruh siklus penyelenggaraan penanggulangan bencana baik pada tahap pra bencana saat bencana maupun pasca bencana Aspek-aspek yang tercakup dalam program kegiatan PRB meliputi kesiapsiagaan mitigasi tanggap darurat pemulihan dan rekonstruksi

                Banjir akibat tanggul jebol biasanya menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang sangat besar Ini semua merupakan resiko bencana (disaster risk) bagi masyarakat yang terkena dampak langsung Ada resiko bencana lain yang menimpa masyarakat misalnya sakitnya warga masyarakat terganggunya mereka dalam mencari mata pencaharian anak-anak tak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan normal Adanya trauma psikologis pada anak-anak juga merupakan bagian dari resiko bencana

                Sumber adijmmultiplycomjournalitem335ManajemenBerdasarkan Undang-Undang nomor 242007 tentang Penanggulangan Bencana pemerintah (gubernur bupatiwalikota atau perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah) bertugas melakukan penanggulangan bencana Hal yang

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                25

                paling awal dari tugas dan tanggung jawab ini adalah pengurangan atau minimalisasi resiko bencana Pengurangan resiko ini termasuk upaya pencegahan rawan bencana Dalam hal bencana banjir jebolnya tanggul sungai adanya monitoring tanggul-tanggul di sepanjang sungai secara periodik dan seksama adalah bagian dari pencegahan bencana Sementara itu tumbuhnya kawasan permukiman di sepanjang bantaran sungai adalah parameter kerawanan yang lain Ditambah lagi warga masyarakat di sana bisa jadi tidak pernah diberi peringatan akan bahaya yang mengintai mereka Masyarakat juga tidak pernah mempersiapkan bangunan yang kokoh Sistem peringatan dini biasanya juga amat minim Ini semuanya serupakan parameter-parameter yang menambah tingginya tingkat kerentanan mereka terhadap bencana (vulnerability)

                Sesuai amanat Undang Undang No 24 Tahun 2007 Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat termasuk perlindungan atas bencana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) (misalnya Provinsi Jawa Tengah ) secara umum mempunyai tugas pokok dan fungsifungsi yang terkait dalam kegiatan penanggulangan bencana wajib mengambil peran dengan mengisi kegiatan pada nomenklatur program yang sesuai dengan urusan kewenangan wajib danatau pilihan

                Identifikasi Risiko Bencana

                Pengurangan Risiko Bencana di suatu daerah dapat diarahkan pada pengurangan ancaman bahaya (hazard) pengurangan kerentanan (vulnerability) masyarakat dan peningkatan kapasitas (capacity) pemerintah dan masyarakat di daerah rawan bencana untuk melindungi jiwa dan harta benda masyarakat serta menjamin tata kehidupan yang berkelanjutan

                Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat ditempuh melalui kebijakan sebagai berikuta Mengedepankan keterpaduan paradigma persepsi potensi informasi

                pola pelaksanaan semua pemangku kepentingan pengurangan risiko bencana di provinsi dan kabupatenkota beserta seluruh masyarakat Jawa Tengah selaras dengan kebijakan Pusat

                b Mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah lokal di daerah rawan bencana dengan pendayagunaan secara optimal potensi dan sumber daya serta kearifan lokal yang telah mengakar dan berkembang di masyarakat

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                26

                c Mengedepankan upaya pencegahan dan pendekatan persuasif dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan prinsip mendorong kearah tata kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat

                d Mengedepankan transparansi dengan pola kemitraan serta prinsip non diskriminasi dalam penyelenggaraan pengurangan risiko bencana

                1 Konsep Dasar Identifikasi

                Potensi bencana yang tinggi pada dasarnya tidak hanya sekedar refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk suatu wilayah namun merupakan kontribusi beberapa permasalahan lain sehingga meningkatkan kerentanan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana daerah dititik-beratkan pada keselamatan jiwa manusia dan menjamin kehidupan dalam lingkungan yang lebih baik (better life and better living) serta tertata pada kondisi yang terbebas dari ancaman bencana Oleh karena itu langkah yang dilakukan meliputi pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas

                Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir

                Salah satu aspek yang seringkali dilupakan berkaitan dengan terjadinya banjir di satu kota adalah banjir itu sangat berkaitan erat dengan kesatuan wilayah yang disebut dengan daerah aliran sungai (DAS) DAS sendiri didefinisikan sebagai satu hamparan wilayah dimana air hujan yang jatuh di wilayah itu akan menuju ke satu titik outlet yang sama apakah itu sungai danau atau laut

                Jadi jika air hujan yang jatuh di rumah Anda mengalir ke selokan dan menuju ke Sungai Brantas maka Anda adalah warga DAS Brantas Itu artinya jika air sungai Brantas meluap dan menggenangi dataran banjir di sekitarnya maka Anda (air hujan dari persil lahan Anda) punya kontribusi terhadap terjadinya banjir ituDengan demikian setiap kita pasti warga dari satu DAS dan setiap warga DAS berpotensi untuk memberikan kontribusi terhadap terjadinya banjir di bagian hilir DAS yang bersangkutan Dalam perspektif ilmu lingkungan setiap warga DAS berpotensi menghasilkan eksternalitas negatif dari sisi hidrologi

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                27

                Sumber bebasbanjir2025wordpresscom

                Suatu ldquodaerah aliran sungairdquo atau DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut Istilah yang juga umumdigunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya

                Skema sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS)

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                28

                Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas suatu DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat tetapi dapat digambarkan pada petaBatas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong) beberapa wilayah kabupaten (misalnya DAS Brantas) atau hanya pada sebagian dari suatu kabupatenTidak ada ukuran baku (definitif) suatu DAS Ukurannya mungkin bervariasi dari beberapa hektar sampai ribuan hektar DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow) Sebidang lahan dapat dianggap sebagai DAS jika ada suatu titik penyalur aliran air keluar dari DAS tersebut

                Perencanaan pengelolaan DAS terpadu mempersyaratkan adanya beberapa langkah-langkah penting sebagai berikut1 Pengumpulan data yang ekstensif didukung oleh strategi pengelolaan

                data yang terpadu perlu dilaksanakan sebelum rencana pengelolaan DAS dirumuskan Pengumpulan data ini terutama identifikasi karakteristik DAS yang antara lain mencakup batas dan luas wilayah DAS topografi geologi tanah iklim hidrologi vegetasi penggunaan lahan sumberdaya air kerapatan drainase dan karakteristik sosial ekonomi dan budaya

                2 Identifikasi permasalahan yang meliputi aspek penggunaan laha n tingkat kekritisan lahan aspek hidrologi sosial ekonomi dan kelembagaan seperti terlihat pada Gambar 32 Prakiraan-prakiraan tentang kebutuhan sumberdaya alam (dan buatan) untuk beragam pemanfaatan perlu dilakukan dan dikaji potensi timbulnya konflik di antara pihak ndash pihak yang berkepentingan

                3 Perumusan tujuan dan sasaran secara jelas spesifik dan terukur dengan memperhatikan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari ekosistem DAS peraturan dan kebijakan pemerintah adat istiadat masyarakat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan DAS

                4 Identifikasi dan memformulasikan beberapa rencana kegiatan sebagai alternatif

                5 Evaluasi alternatif kegiatan pengelolaan yang akan diimplementasikan sehingga dapat dihasilkan bentuk kegiatan yang paling tepat (secara teknis dapat dilaksanakan secara sosialpolitik dapat diterima dan secara ekonomi terjangkau)

                6 Penyusunan rencana kegiatanprogram pengelolaan DAS berupa usulan rencana yang dianggap paling memenuhi kriteria untuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                29

                7 Legitimasi dan sosiallisasi rencana yang telah disusun kepada pihak-pihak yang terkait Dalam berikut ini mekanisme pelaksanaan pengelolaan DAS mempersyaratkan bahwa tahap perencanaan dan implementasi tidak boleh dipisahkan karena informasi yang diperoleh dari implementasi kegiatan dapat dimanfaatkan kembali sebagai umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan rencana yang telah dibuat Demikian pula untuk setiap langkah pengelolaan dari mulai alternatif kegiatan hingga implementasi kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (review) Hal ini diperlukan sebagai umpan balik bertahap

                Diagram Alir Garis Besar Identifikasi Permasalahan DASSumber bebasbanjir2025wordpresscom

                a Pengurangan Ancaman

                Ancaman berpotensi menimbulkan bencana namun demikian tidak semua ancaman selalu menjadi bencana Diperlukan analisis ancaman

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                30

                untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

                1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

                2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

                3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

                4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

                5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

                Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

                b Pengurangan Kerentanan

                Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                31

                1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

                2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

                3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

                c Peningkatan Kapasitas

                Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

                1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

                a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

                b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

                c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

                2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                32

                pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

                3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

                2 Proses Identifikasi Risiko

                Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

                Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

                Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                33

                tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

                ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

                dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

                melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

                o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

                2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

                secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                34

                yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

                o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

                o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

                3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

                Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

                Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

                a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

                wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                35

                yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

                Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

                b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

                menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

                Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

                c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

                mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

                d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

                bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

                Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

                Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                36

                risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

                PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

                Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

                a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

                b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

                c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                37

                membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                38

                menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                39

                IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                Community Development

                Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                40

                Sumber donasirumahzakatorg

                Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                membantu para korban bencana

                1 Kondisi Pra Bencana

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                41

                Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                a Program Wajib

                1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                Pembangunan Daerah

                7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                Rescue (SAR)

                8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                42

                b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                Pemanfaatan Tanah

                10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                Pembangunan

                11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                Masa

                b Program Pilihan

                1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                43

                2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                2 Kondisi Saat Bencana

                Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                Rescue (SAR)

                3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                3 Kondisi Pasca Bencana

                Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                a Program Wajib

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                44

                1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                b Program Pilihan1) Pertanian

                a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                dekat sungai Ciliwung

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                45

                Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                46

                Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                47

                DAFTAR PUSTAKA

                Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                Westview Press Boulder Colorado

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                48

                Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                Analisis Risiko Bencana - 2011

                49

                • Kita dan Bencana
                • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                • Geografi Bencana
                  • Ciri-Ciri Banjir
                  • Jenis-Jenis Banjir
                  • Penyebab Terjadinya Banjir
                  • Dampak Dari Banjir
                  • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                  • Analisis risiko IPAL
                  • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                  • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                  • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                  • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                  • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                  • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                  • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                  • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                  • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                  • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                  • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                  • Sebab-Akibat
                  • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                  • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                  • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                  • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                  • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                  • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                  • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                  • PENGELOLAAN RISIKO
                  • Pengelolaan Risiko Bencana
                  • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                  • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                  • Pendekatan Menyeluruh
                  • Pendekatan Terpadu
                  • Masyarakat yang siap
                  • Pengelolaan risiko bencana
                  • Disaster management
                  • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                  • Pendugaan Risiko
                  • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                  • Interdisciplinary approach
                    • Social amplification of risk framework
                        • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                          • Selasa 17 November 2009
                            • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                  Rapat Koordinasi daerah rawan bencana banjir yang diselenggarakan oleh Satlak bencana Alam Kab Sragen

                  Hasil Rakor tersebut antara lain Satlak Bencana Alam Kabupatena dan Kecamatan akan siaga 24 jam dalam menghadapi musim penghujan yang bisa berpotensi terjadinya musibah bencana banjir Selain itu juga telah disiapkan skenario evakuasi korban bencana antara lain dengan menentukan jalan-jalan atau rute evakuasi posko-posko bencana banjir gudang logistik dan dapur umum Semua tempat yang telah ditentukan tersebut di pilih yang tidak begitu jauh dari daerah rawan bencana namun mudah untuk dijangkau

                  Hal yang sulit diantisipasi adalah datangnya air banjir Apabila di tiga Kabupaten yakni Kabupaten Wonogiri Sukoharjo dan Sragen hujan lebat secara bersamaan bisa dimungkinkan akan terjadi banjir di daerah Sragen Tapi dimungkinkan juga bila hanya Kab Wonogiri saja yang terjadi hujan lebat dan pintu air Waduk Gajah Mungkur dibuka akan terjadi banjir kiriman ke daerah Sragen

                  Oleh karenanya Satlak bencana Alam Kab Sragen dalam menghadapi musim hujan ini terus melakukan berkoordinasi dengan PSDA Bengawan Solo dan Penanggung Jawab Waduk Gajah Mungkur

                  Sumber wwwsragenkabgoidengberitaberitaphpid=7275

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  9

                  PENDUGAAN RISIKO BENCANA

                  Analisis risiko IPAL

                  Risiko adalah kemungkinan suatu kejadian yang tidak diharapkan terjadi sehingga menggnggu apa yang seharusnya terjadi dari suatu kegiatan atau mengganggu tujuan Hazard merupakan segala sesuatu yang berpotensi menimbulkan ancaman terhadap kehidupan kesehatan atau lingkungan Risiko lingkungan adalah probabilitas dari kerusakan lingkungan sehingga menghambat kinerja perusahaan dalam mencapai tujuannya Kerusakan lingkungan dapat disebabkan dari limbah industri yang melebihi baku mutu dimana mutu limbah dipengaruhi oleh proses pengolahan limbah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Jika terjadi kegagalan proses dalam IPAL akan menimbulkan risiko terhadap lingkungan sekitar

                  Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengidentifikasi hazard dan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan risiko tertinggi yang akan dimitigasi Dari hasil identifikasi diketahui ada enam macam risiko yaitu limbah cair meluber limbah cair tercecer lumpur primary tercecer lumpur biologis tercecer pekerja terpapar limbah cairlumpur dan penurunan kualitas efluen Berdasarkan penilaian risiko menggunakan AHP didapatkan bahwa risiko penurunan kualitas efluen mempunyai dampak yang paling besar terhadap lingkungan yaitu sebesar 0602 Sedangkan penilaian risiko berdasarkan probabilitas risiko lumpur primary tercecer lumpur biologis tercecer dan pekerja terpapar limbah cairlumpur pasti terjadi Sedangkan likelihood risiko limbah cair meluber dan penurunan kualitas efluen lt 02 serta limbah cair tercecer 01 Pemetaan risk matrix menyebutkan bahwa risiko penurunan kualitas merupakan risiko yang moderate dan kelima risiko lainnya termasuk risiko yang trivial

                  PENENTUAN TINGKAT RISIKO BENCANA TSUNAMIKAWASAN PESISIR KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT(Oki Oktariadi dan Wawan Hermawan)

                  Analisis risiko bencana tsunami dilakukan untuk menyiapkan informasi yang dibutuhkan dalam rangka mengantisipasi dan menurunkan tingkat risiko tsunami yang dimiliki wilayah Pesisir Kabupaten Sukabumi sedangkan tujuannya adalah mengetahui sejauhmana tingkat risiko wilayah Pesisir Kabupaten Sukabumi dalam menghadapi bencana tsunami yang mungkin terjadi

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  10

                  Menurut Davidson (1997) hubungan antara faktor resiko faktor bahaya faktor kerentanan dan faktor ketahanan tercermin dalam model matematis (model ini telah dimodifikasi dan disesuikan dengan bahan kajian) sebagi berikut

                  HDRI = WHH + WVV + WCC

                  DimanaHDRI = Nilai resiko bencana (Hazard Disaster Risk Index)WHH = Nilai faktor bahaya (Weight Hazard)WVV = Nilai faktor kerentanan (Weight Vulnerability)WCC = Nilai faktor ketahanan (Weight Capacity)

                  1 Faktor bahaya dengan indikator zona bahaya rendah bahaya sedang dan bahaya tinggi Pembagian zona ini berdasar pada kondisi tingkat kelerengan pantai peringkat jenis batuan peringkat kekasaran pantai genangan tsunami akumulasi energi gempa dan intensitas gempa Indikator - indikator kerentanan tersebut berpengaruh terhadap dampak yang akan timbul jika bahaya tsunami terjadi di suatu wilayah

                  2 Faktor kerentanan dengan sub faktor kerentanan fisik sosial kependudukan sosial ekonomi dan lingkungan Indikator dari sub-faktor kerentanan tersebut yaitu kerentanan fisik kerentanan sosial kependudukan kerentanan sosial ekonomi dan kerentanan lingkungan Indikator - indikator kerentanan tersebut berpengaruh terhadap dampak yang akan timbul jika bahaya tsunami terjadi di suatu wilayah

                  3 Faktor ketahanan dengan sub faktor sumber daya alami sumber daya buatan dan mobilitas Faktor ketahanan ini merupakan komponen penting terutama dalam penyelamatan penduduk sebelum terjadi bencana pada saat dan setelah terjadi bencana tsunami

                  Berdasarkan peta tingkat risiko bencana tsunami terlihat sebagian besar wilayah Pesisir Sukabumi memiliki tingkat risiko tinggi sampai sedang dan berdasarkan hasil pengamatan lapangan terdapat 3 wilayah yang perlu diwaspadai antara lain

                  1048729 Desa Ciwaru (Teluk Ciletuh) Kecamatan Ciemas memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan berupa pesawahan dan pemukiman serta berada pada sebuah teluk yang menghadap langsung ke Samudera Hindia

                  1048729 Desa Gunungbatu (Tanjung Ujung Genteng) di Kecamatan Ciraca memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan berupa kebun campuran dan pesawahan serta berhadapan langsung dengan samudera Hindia

                  1048729 Hampir sepanjang pesisir pantai Kecamatan Tegalbulued memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  11

                  pesawahan dan pemukiman penduduk serta berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia

                  Langkah antisipasi yang perlu segera dilakukan adalah melakukan adaptasi dan sosialisasi pada masyarakat untuk mewaspadai wilayah-wilayah yang memiliki tingkat risiko tinggi

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  12

                  Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara(Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)

                  Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal

                  Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai

                  Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886

                  Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah

                  Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  13

                  Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu

                  Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano

                  Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah

                  Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya

                  Sebab-Akibat Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu

                  penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat

                  Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnyaHilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  14

                  Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian

                  Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pesSekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam

                  PENGELOLAAN RISIKO

                  Pengelolaan Risiko Bencana

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  15

                  Pikirkan bahwa masyarakat dan lingkungannya adalah terancam terhadap bencana dan bagaimana kesanggupan masing-masing melawan akibat dari kerusakan oleh bencana

                  Risiko (risk) Kemungkinan akan kehilangan yang bisa terjadi

                  sebagai akibat kejadian buruk dengan akibat kedaruratan dan keterancaman

                  Bahaya (hazard) Potensi akan terjadinya kejadian alam atau ulah manusia dengan akibat negatif

                  Keterancaman (vulnerability) Akibat yang timbul dimana struktur masyarakat pelayanan dan lingkungan sering rusak atau hancur akibat dampak kedaruratan Adalah kombinasi mudahnya terpengaruh (susceptibility) dan daya bertahan (resilience) Resilience adalah bagaimana masyarakat mampu bertahan terhadap kehilangan dan susceptibility adalah derajat mudahnya terpengaruh terhadap risiko Dengan kata lain ketika menentukan keterancaman masyarakat atas dampak kedaruratan penting untuk memastikan kemampuan masyarakat beserta lingkungannya untuk mengantisipasi mengatasi dan pulih dari bencana Jadi dikatakan sangat terancam bila dalam menghadapi dampak keadaan bahaya hanya mempunyai kemampuan terbatas dalam menghadapi kehilangan dan kerusakan dan sebaliknya bila kurang pengalaman menghadapi dampak keadaan bahaya namun mampu menghadapi kehilangan dan kerusakan dikatakan tidak terlalu terancam terhadap bencana dan kegawatdaruratan

                  High susceptibility + low resilience = high level of vulnerabilityHigh exposure to risk + limited ability to sustain loss = high

                  vulnerabilityLow susceptibility + high resilience = low degree of vulnerabilityAbility to sustain loss + low degree of exposure = low vulnerability Jelaslah bahwa petugas harus mengenal golongan masyarakat

                  struktur dan pelayanan yang mudah terancam hingga dapat menjadikannya tahan terhadap kerusakan akibat kedaruratan

                  Proses Pengelolaan Risiko Bencana

                  Dalam pengelolaan risiko bencana bencana dijelaskan berkaitan dengan risikonya terhadap masyarakat dan dilakukan tindakan yang sesuai terhadap risiko yang diketahui

                  Dua hal penting

                  1 Berapa luas bencana melanda2 Berapa luas ancaman terhadap masyarakat dan lingkungan

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  16

                  Pengelolaan risiko bencana adalah penerapan sistematik dari

                  kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelatihan terhadap 1 Memastikan hal-hal terkait2 Mengidentifikasi risiko3 Menganalisis risiko4 Menilai mengevaluasi risiko5 Mengatasi risiko

                  Pengamatan dan penelaahan harus merupakan proses

                  berkesinambungan dalam pengelolaan risiko dan semua sistem tergantung pada komunikasi dan konsultasi

                  Hal tersebut menjadi perangkat pengambil keputusan yang sistematik logis dan praktis bagi pengelola bencana Gunanya untuk mendapatkan kegunaan yang mendasar bagi pengelola bencana untuk mengurangi dampak dari bencana Pengelola bencana dapat melakukan

                  1 Identifikasi apa yang mungkin terjadi2 Analisis kemungkinan hasil akhir3 Pendugaan Menilai dampak4 Mengelola risiko (pencegahanmitigasi mempersiapkan

                  merespons dan pemulihan)5 Memonitor proses

                  Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan TerpaduPengelolaan bencana yang efektif memerlukan kombinasi empat

                  konsep a Atas semua bahayab Menyeluruhc Terpadud Masyarakat yang siap Semua bahaya maksudnya aturan yang disetujui dalam merancang

                  mengatasi semua bahaya alam dan ulah manusia Dari pada mengembangkan rencana dan prosedur berbeda untuk masing-masing bahaya rancangan tunggal pengelolaan harus dibuat dan digunakan dalam menghadapi semua bahaya yang dihadapi masyarakat

                  Pendekatan Menyeluruh

                  Empat dasar pengelolaan kegawatan dan bencana masing-masing memerlukan program pengelolaan (strategi)

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  17

                  1 Pencegahan dan mitigasiPeraturan dan persyaratan fisik untuk mencegah terjadinya bencana atau untuk mengurangi dampaknya

                  2 PersiapanPerencanaan dan program sistem dan prosedur pelatihan dan pendidikan untuk memastikan bahwa bila bencana terjadi sumber daya dan tenaga dapat segera dimobilisasi dan diberdayakan dengan hasil terbaik Termasuk pengembangan sistem peringatan dan kewaspadaan perencanaan organisasional pelatihan dan pengujian petugas peralatan perencanaan dan prosedur serta pendidikan publik

                  3 ResponsKegiatan yang diambil mendahului atau segera setelah dampak bencana untuk meminimalkan akibat dan untuk memberikan bantuan segera memulihkan dan mendukung masyarakat Termasuk rescue pemulihan dan dukungan terhadap korban informasi publik pemberian makanan pakainan dan tempat berlindung

                  4 PemulihanPemulihan dan perbaikan jangka panjang atas masyarakat yang terkena Merupakan proses rumit dan lama

                  Pendekatan Terpadu

                  Pengelolaan bencana efektif memerlukan kerjasama aktif antara berbagai fihak terkait Artinya semua organiasi dengan tugasnya masing-masing bekerja bersama dalam pengelolaan bencana Hubungan berbentuk kerjasama sangat penting

                  Masyarakat yang siapAdalah masyarakat yang masing-masing individunya waspada

                  terhadap bahaya dan tahu bagaimana melindungi dirinya keluarganya serta rumahnya terhadap dampak dari bahaya Bila masing-masing dapat melakukan tindakan perlindungan terhadap dampak bahaya akan mengurangi keterancaman terhadap bencana dan kedaruratan

                  Kegiatan pencegahan mitigasi persiapan respons dan pemulihan yang harus dilakukan

                  1 Pencegahan dan mitigasi 2 Standar bangunan dan kemampuan PMK3 Immunisasi penyakit4 Rancang sanitasi5 Pembuangan sampah limbah6 Program pendidkan masyarakat

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  18

                  7 Informasi media8 Peringatan terhadap masyarakat Persiapan 1 Perencanaan sistem dan prosedur2 Pelatihan personil3 Pengujian perencanaan personil dan peralatan

                  Respons 1 Pengaktifan sistem pengelolaan insidens2 Pengaktifan sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya3 Mekanisme pendukung bagi staf

                  Pemulihan 1 Proses debriefing2 Menilai dan merubah perencanaan dan prosedur3 Identifikasi dan pemanfaatan pengetahuan yang didapat

                  Pengelolaan risiko bencana

                  Pengelolaan risiko bencana adalah pemanfaatan yang sistematik dari kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelaksanaan dengan maksud mengurangi dampak bencana Merupakan perangkat pembuat keputusan yang logis dan praktis

                  Disaster management

                  The remote sensing inputs have been used for many disasters including drought flood earthquake cyclone landslides volcanoes avalanches forest fire crop pest diseases etc Remote sensing and GIS helps in preparing suitable strategy of land succumbed to disaster for its management and occupational framework for their monitoring assessment and mitigation by identifying gap areas and assist in recommending appropriate strategies for disaster mitigation and management BISAG through synergistic coupling of remote sensing inputs with conventional systems and space communications in well knit multi-energy interface has been offering better operational services and decision support for better Disaster Management Proses Perencanaan Terhadap Bencana

                  Pendugaan Risiko1 Penentuan hal yang akan direncanakan reg2 Penetapan komite perencanaan reg

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  19

                  3 Penilaian risiko reg4 Penentuan tujuan perencanaan reg5 Penentuan pertanggungjawaban reg6 Analisis sumberdaya (7 Pengembangan sistem dan prosedur (8 Penulisan rencana (9 Pelatihan tenaga (10 Tes rencana tenaga dan prosedur (11 Peninjauan ulang rencana (12 Perbaiki rencana Hal-hal yang dapat direncanakan Hal yang dapat direncanakan dalam menghadapi kegawatdaruratan

                  harus diidentifikasi

                  Komite perencanaan Fihak rumah sakit fihak sistem kesehatan masyarakat termasuk

                  kesehatan masyarakat dan kesehatan mental pelayanan darurat eksternal seperti ambulans PMK dan polisi

                  Lakukan analisis risiko bencana Termasuk analisis bahaya dan analisis keterancaman Semua

                  analisis akan membantu komite perencanaan bencana menentukan sasaran dan prioritas perencanaan

                  Penilaian risiko bencana berkelanjutan sepanjang proses perencanaan Bahaya berubah tingkat keterancaman berubah semua harus dimonitor dan dinilai secara tetap

                  Tentukan tujuan perencanaan Berdasar pada hasil analisis risiko dan pengenalan strategi

                  pengelolaan bencana yang disetujui komite

                  Tentukan pertanggungjawaban Memilih pertanggungjawaban dari semua fihak terkait RS

                  petugas dan pelaksana kesehatan masyarakat lainnya

                  Analisis sumberdaya Komite harus mengetahui apa yang akan dibutuhkan dari pada

                  hanya melihat apa yang dipunyai Bila apa yang dibutuhkan kurang dari apa yang tersedia komite harus mengidentifikasi sumber tenaga dan sarana yang tersedia yang dapat dipanggil seketika dibutuhkan Rencanakan kerjasama dengan fasilitas kesehatan regional atau nasional

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  20

                  Penciptaan sistem dan prosedur Komite harus mengidentifikasi strategi untuk pencegahan dan

                  mitigasi penyiapan respons dan pemulihan akibat kegawatan major dan bencana Ini termasuk sistem komando gadar RS sistem komunikasi informasi publik sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya

                  Penulisan rencana Dokumen tertulis harus dibagikan pada semua yang akan

                  menggunakannya Dokumen harus sederhana dan langsung sasaran atau orang tidak dapat membaca atau memahaminya

                  Pelatihan persomil uji perencanaan personil dan prosedur Pelatihan personil serta pengujian perencanaan sistem dan

                  prosedur merupakan bagian vital dari persiapan pengelolaan gadar atau bencana

                  Kegiatan respons bencana memerlukan personil untuk bekerja diluar kegiatan dan tanggungjawab hari-hari normalnya dan melaksanakan tugas yang kurang familier Untuk menciptakan kejadian menjadi lebih sulit berikan tidak hanya banyak tugas yang tidak familer namun mereka harus mendapatkan lingkungan yang sangat menekan yang bahkan pantas untuk menguji sistem dan personil yang sudah berpengalaman

                  Dapat dimengerti mengapa personil wajib dilatih dan diuji secara rutin dalam tugas pengelolaan bencananya Personil juga memerlukan kesempatan untuk mempraktekkan tugas dan tanggungjawab pengelolaan bencananya

                  Selain itu rencana yang belum diuji dan dinilai ulang mungkin lebih buruk dari pada tidak ada rencana sama sekali Hal ini akan membangun rasa keamanan yang salah pada petugas dalam hal tingkat persiapan

                  Peninjauan ulang dan ubah perencanaan

                  Perencanaan harus dinilai ulang dan diperbaiki secara berkaladan harus dinyatakan dalam perencanaan itu sendiri Setiap saat perencanaan atau bagian dari perencanaan diaktifkan untuk latihan atau dalam bencana sesungguhnya Debriefing harus dilakukan untuk mengenal kebutuhan perbaikan perencanaan sistem dan prosedutr dan untuk melatih personil

                  Sekali lagi perencanaan adalah proses tidak pernah berakhir Perencanaan tertulis adalah hanya sebuah hasil akhir dari proses perncanaan namun bukan titik akhir hanya bagian dari proses perencanaan Perencanaan tertulis adalah dokumen yang hidup yang harus secara tetap diuji dinilai ulang dan dipertbaharui

                  Bagaimana bila

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  21

                  Bagian penting dari proses perencanaan adalah pertanyaan dari komite Bagaimana bila hellip Bagaimana bila ini atau itu terjadi apa yang harus dilakukan apa yang diperlukan apa dampaknya pada petugas dll

                  Tidak mungkin untuk membuat rencana bagi semua kejadian namun kegiatan komite dalam memikirkan batasan kejadian beserta konsekuensinya dan membahas pilihan rancangan yang diperkirakan memiliki jangkauan luas dalam sistem persiapan penting dilakukan

                  Di dunia kehilangan akibat bencana tetap meningkat walau

                  investasi yang sangat besar dalam tindakan pencegahan secara tehnik sudah dilakukan Hambatan politik dan ekonomi menyebabkan bahwa pendekatan tradisional dalam mendapatkan rasa aman terhadap bahaya harus dinilai ulang Tidak saatnya lagi mangatakan bahwa pencegahan terhadap proses berbahaya secara umum dikatakan sebagai terbaik atau cara yang paling diinginkan dalam menghadapi risiko Pencegahan dan peningkatan resilience dari objek yang berpotensi terkena adalah dua contoh penting lainnya dari bagaimana kerusakan akibat keadaan berbahaya dapat dikurangi

                  Konsep pilihan untuk mengatasi keadaan bahaya adalah menggunakan kebijaksanaan berdasar risiko Walau diarahkan pada bahaya yang juga telah mencakup risiko dijelaskan sebagai fungsi dari empat faktor berikut

                  1 Frekuensi terjadinya kejadian bahaya2 Intensitas kerusakan objek sasaran yang berpotensi terhadap

                  risiko dengan distribusi kelompok khusus3 Keterancaman objek sasaran akan terkena oleh kerusakan4 Keterpaparan target sasaran terhadap bahaya Frekuensi dan kerusakan menunjukkan beratnya keadaan bahaya

                  keterancaman dan keterpaparan sasaran terhadap risiko Inilah kenapa ada perbedaan antara definisi sederhana risiko sebagai hasil kemungkinan dan perluasan kerusakan yang lebih menunjukkan sudut pandang operator atau pelaksana Bagaimanapun sudut pandang yang lebih sempit dengan cepat menunjukkan bahwa frekuensi dan keterpaparan adalah sebanding dengan kemungkinan dimana intensitas dan keterancaman mengartikan kerusakan

                  Pengelolaan risiko akan berhasil bila informasi berikut tersedia 1 Karakterisasi bahaya secara khusus2 Mengumpulkan dan mengklasifikasikan objek yang terancam

                  dalam jangkauan proses berbahaya3 Tampilan dampak kerusakan yang mungkin terjadi terhadap

                  objek disaat kejadian

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  22

                  Saat ini prinsip penilaian risiko dan pembuatan kebijaksanaan secara umum berdasar risiko dipakai secara luas lintas disiplin dan lintas batas

                  Evaluasi dan Persepsi RisikoKunci pendekatan berdasar risiko menghadapi bahaya diterima

                  dalam bentuk tingkat rasa aman yang memadai dan secara ekonomik Baik definisi dari tingkat rasa aman yang memadai dan kuantifikasi tampilan ekonomik tidak dapat dibuat hanya oleh para ahli Nilai dan tanggapan sosial mungkin merupakan faktor lebih penting dalam membentuk rasa aman dari pada risiko nyata sendiri

                  Satu masalah yang belum jelas adalah opini publik dalam proses keputusan Ini mungkin karena jarak antara ilmu sosial (termasuk proses evaluasi publik) dan ilmu administratif atau tehnik (yang bertanggung jawab pada kebanyakan risiko nyata) Usaha saat ini adalah menjembatani jarak tsb dengan mengembangkan model yang seakurat mungkin menunjukkan persepsi dan evaluasi publik akan risiko yang diharapkan hingga pembuat keputusan dapat menggunakan hal ini Dengan kata lain dianjurkan bahwa pandangan publik tentang evaluasi risiko secara normatif (dari pada emperik-deskriptif) akan memperbaiki keputusan yang dibuat dalam pengelolaan bencana

                  Risk perception is the subjective judgment that people make about the characteristics and severity of a risk The phrase is most commonly used in reference to natural hazards and threats to the environment or health such as nuclear power Several theories have been proposed to explain why different people make different estimates of the dangerousness of risks Three major families of theory have been developed psychology approaches (heuristics and cognitive) anthropologysociology approaches (cultural theory) and interdisciplinary approaches (social amplification of risk framework)Interdisciplinary approach

                  Social amplification of risk frameworkThe Social Amplification of Risk Framework (SARF) combines research in psychology sociology anthropology and communications theory SARF outlines how communications of risk events pass from the sender through intermediate stations to a receiver and in the process serve to amplify or attenuate perceptions of risk

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  23

                  All links in the communication chain individuals groups media etc contain filters through which information is sorted and understoodThe theory attempts to explain the process by which risks are amplified receiving public attention or attuned receiving less public attention The theory may be used to compare responses from different groups in a single event or analyze the same risk issue in multiple events In a single risk event some groups may amplify their perception of risks while other groups may attune decrease and their perceptions of riskThe main thesis of SARF states that risk events interact with individual psychological social and other cultural factors in ways that either increase or decrease public perceptions of risk Behaviors of individuals and groups then generate secondary social or economic impacts while also increasing or decreasing the physical risk itselfThese ripple effects caused by the amplification of risk include enduring mental perceptions impacts on business sales and change in residential property values changes in training and education or social disorder These secondary changes are perceived and reacted to by individuals and groups resulting in third-order impacts As each higher-order impacts are reacted to they may ripple to other parties and locations Traditional risk analyses neglect these ripple effect impacts and thus greatly underestimate the adverse effects from certain risk events Public distortion of risk signals provides a corrective mechanism by which society assesses a fuller determination of the risk and its impacts to such things not traditionally factored into a risk analysis

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  24

                  PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                  Pendahuluan

                  Pengurangan Risiko Bencana (PRB) mendasarkan pada konsep pikir pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan penguatan kapasitas Pemerintah dan seluruh seluruh stakeholder pembangunan di Provinsi Jawa Tengah bertanggungjawab dalam PRB melalui implementasi peran dan fungsinya masing-masing yang dilakukan pada seluruh siklus penyelenggaraan penanggulangan bencana baik pada tahap pra bencana saat bencana maupun pasca bencana Aspek-aspek yang tercakup dalam program kegiatan PRB meliputi kesiapsiagaan mitigasi tanggap darurat pemulihan dan rekonstruksi

                  Banjir akibat tanggul jebol biasanya menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang sangat besar Ini semua merupakan resiko bencana (disaster risk) bagi masyarakat yang terkena dampak langsung Ada resiko bencana lain yang menimpa masyarakat misalnya sakitnya warga masyarakat terganggunya mereka dalam mencari mata pencaharian anak-anak tak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan normal Adanya trauma psikologis pada anak-anak juga merupakan bagian dari resiko bencana

                  Sumber adijmmultiplycomjournalitem335ManajemenBerdasarkan Undang-Undang nomor 242007 tentang Penanggulangan Bencana pemerintah (gubernur bupatiwalikota atau perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah) bertugas melakukan penanggulangan bencana Hal yang

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  25

                  paling awal dari tugas dan tanggung jawab ini adalah pengurangan atau minimalisasi resiko bencana Pengurangan resiko ini termasuk upaya pencegahan rawan bencana Dalam hal bencana banjir jebolnya tanggul sungai adanya monitoring tanggul-tanggul di sepanjang sungai secara periodik dan seksama adalah bagian dari pencegahan bencana Sementara itu tumbuhnya kawasan permukiman di sepanjang bantaran sungai adalah parameter kerawanan yang lain Ditambah lagi warga masyarakat di sana bisa jadi tidak pernah diberi peringatan akan bahaya yang mengintai mereka Masyarakat juga tidak pernah mempersiapkan bangunan yang kokoh Sistem peringatan dini biasanya juga amat minim Ini semuanya serupakan parameter-parameter yang menambah tingginya tingkat kerentanan mereka terhadap bencana (vulnerability)

                  Sesuai amanat Undang Undang No 24 Tahun 2007 Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat termasuk perlindungan atas bencana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) (misalnya Provinsi Jawa Tengah ) secara umum mempunyai tugas pokok dan fungsifungsi yang terkait dalam kegiatan penanggulangan bencana wajib mengambil peran dengan mengisi kegiatan pada nomenklatur program yang sesuai dengan urusan kewenangan wajib danatau pilihan

                  Identifikasi Risiko Bencana

                  Pengurangan Risiko Bencana di suatu daerah dapat diarahkan pada pengurangan ancaman bahaya (hazard) pengurangan kerentanan (vulnerability) masyarakat dan peningkatan kapasitas (capacity) pemerintah dan masyarakat di daerah rawan bencana untuk melindungi jiwa dan harta benda masyarakat serta menjamin tata kehidupan yang berkelanjutan

                  Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat ditempuh melalui kebijakan sebagai berikuta Mengedepankan keterpaduan paradigma persepsi potensi informasi

                  pola pelaksanaan semua pemangku kepentingan pengurangan risiko bencana di provinsi dan kabupatenkota beserta seluruh masyarakat Jawa Tengah selaras dengan kebijakan Pusat

                  b Mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah lokal di daerah rawan bencana dengan pendayagunaan secara optimal potensi dan sumber daya serta kearifan lokal yang telah mengakar dan berkembang di masyarakat

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  26

                  c Mengedepankan upaya pencegahan dan pendekatan persuasif dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan prinsip mendorong kearah tata kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat

                  d Mengedepankan transparansi dengan pola kemitraan serta prinsip non diskriminasi dalam penyelenggaraan pengurangan risiko bencana

                  1 Konsep Dasar Identifikasi

                  Potensi bencana yang tinggi pada dasarnya tidak hanya sekedar refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk suatu wilayah namun merupakan kontribusi beberapa permasalahan lain sehingga meningkatkan kerentanan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana daerah dititik-beratkan pada keselamatan jiwa manusia dan menjamin kehidupan dalam lingkungan yang lebih baik (better life and better living) serta tertata pada kondisi yang terbebas dari ancaman bencana Oleh karena itu langkah yang dilakukan meliputi pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas

                  Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir

                  Salah satu aspek yang seringkali dilupakan berkaitan dengan terjadinya banjir di satu kota adalah banjir itu sangat berkaitan erat dengan kesatuan wilayah yang disebut dengan daerah aliran sungai (DAS) DAS sendiri didefinisikan sebagai satu hamparan wilayah dimana air hujan yang jatuh di wilayah itu akan menuju ke satu titik outlet yang sama apakah itu sungai danau atau laut

                  Jadi jika air hujan yang jatuh di rumah Anda mengalir ke selokan dan menuju ke Sungai Brantas maka Anda adalah warga DAS Brantas Itu artinya jika air sungai Brantas meluap dan menggenangi dataran banjir di sekitarnya maka Anda (air hujan dari persil lahan Anda) punya kontribusi terhadap terjadinya banjir ituDengan demikian setiap kita pasti warga dari satu DAS dan setiap warga DAS berpotensi untuk memberikan kontribusi terhadap terjadinya banjir di bagian hilir DAS yang bersangkutan Dalam perspektif ilmu lingkungan setiap warga DAS berpotensi menghasilkan eksternalitas negatif dari sisi hidrologi

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  27

                  Sumber bebasbanjir2025wordpresscom

                  Suatu ldquodaerah aliran sungairdquo atau DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut Istilah yang juga umumdigunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya

                  Skema sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS)

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  28

                  Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas suatu DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat tetapi dapat digambarkan pada petaBatas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong) beberapa wilayah kabupaten (misalnya DAS Brantas) atau hanya pada sebagian dari suatu kabupatenTidak ada ukuran baku (definitif) suatu DAS Ukurannya mungkin bervariasi dari beberapa hektar sampai ribuan hektar DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow) Sebidang lahan dapat dianggap sebagai DAS jika ada suatu titik penyalur aliran air keluar dari DAS tersebut

                  Perencanaan pengelolaan DAS terpadu mempersyaratkan adanya beberapa langkah-langkah penting sebagai berikut1 Pengumpulan data yang ekstensif didukung oleh strategi pengelolaan

                  data yang terpadu perlu dilaksanakan sebelum rencana pengelolaan DAS dirumuskan Pengumpulan data ini terutama identifikasi karakteristik DAS yang antara lain mencakup batas dan luas wilayah DAS topografi geologi tanah iklim hidrologi vegetasi penggunaan lahan sumberdaya air kerapatan drainase dan karakteristik sosial ekonomi dan budaya

                  2 Identifikasi permasalahan yang meliputi aspek penggunaan laha n tingkat kekritisan lahan aspek hidrologi sosial ekonomi dan kelembagaan seperti terlihat pada Gambar 32 Prakiraan-prakiraan tentang kebutuhan sumberdaya alam (dan buatan) untuk beragam pemanfaatan perlu dilakukan dan dikaji potensi timbulnya konflik di antara pihak ndash pihak yang berkepentingan

                  3 Perumusan tujuan dan sasaran secara jelas spesifik dan terukur dengan memperhatikan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari ekosistem DAS peraturan dan kebijakan pemerintah adat istiadat masyarakat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan DAS

                  4 Identifikasi dan memformulasikan beberapa rencana kegiatan sebagai alternatif

                  5 Evaluasi alternatif kegiatan pengelolaan yang akan diimplementasikan sehingga dapat dihasilkan bentuk kegiatan yang paling tepat (secara teknis dapat dilaksanakan secara sosialpolitik dapat diterima dan secara ekonomi terjangkau)

                  6 Penyusunan rencana kegiatanprogram pengelolaan DAS berupa usulan rencana yang dianggap paling memenuhi kriteria untuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  29

                  7 Legitimasi dan sosiallisasi rencana yang telah disusun kepada pihak-pihak yang terkait Dalam berikut ini mekanisme pelaksanaan pengelolaan DAS mempersyaratkan bahwa tahap perencanaan dan implementasi tidak boleh dipisahkan karena informasi yang diperoleh dari implementasi kegiatan dapat dimanfaatkan kembali sebagai umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan rencana yang telah dibuat Demikian pula untuk setiap langkah pengelolaan dari mulai alternatif kegiatan hingga implementasi kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (review) Hal ini diperlukan sebagai umpan balik bertahap

                  Diagram Alir Garis Besar Identifikasi Permasalahan DASSumber bebasbanjir2025wordpresscom

                  a Pengurangan Ancaman

                  Ancaman berpotensi menimbulkan bencana namun demikian tidak semua ancaman selalu menjadi bencana Diperlukan analisis ancaman

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  30

                  untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

                  1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

                  2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

                  3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

                  4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

                  5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

                  Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

                  b Pengurangan Kerentanan

                  Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  31

                  1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

                  2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

                  3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

                  c Peningkatan Kapasitas

                  Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

                  1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

                  a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

                  b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

                  c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

                  2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  32

                  pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

                  3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

                  2 Proses Identifikasi Risiko

                  Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

                  Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

                  Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  33

                  tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

                  ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

                  dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

                  melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

                  o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

                  2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

                  secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  34

                  yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

                  o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

                  o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

                  3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

                  Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

                  Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

                  a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

                  wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  35

                  yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

                  Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

                  b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

                  menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

                  Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

                  c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

                  mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

                  d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

                  bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

                  Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

                  Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  36

                  risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

                  PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                  Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

                  Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

                  a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

                  b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

                  c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  37

                  membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                  d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                  e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                  f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                  g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                  h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  38

                  menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                  i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  39

                  IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                  Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                  Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                  Community Development

                  Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  40

                  Sumber donasirumahzakatorg

                  Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                  membantu para korban bencana

                  1 Kondisi Pra Bencana

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  41

                  Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                  a Program Wajib

                  1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                  2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                  Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                  3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                  4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                  5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                  6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                  Pembangunan Daerah

                  7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                  Rescue (SAR)

                  8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  42

                  b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                  c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                  9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                  Pemanfaatan Tanah

                  10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                  Pembangunan

                  11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                  di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                  12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                  13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                  14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                  15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                  16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                  Masa

                  b Program Pilihan

                  1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  43

                  2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                  2 Kondisi Saat Bencana

                  Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                  1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                  2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                  Rescue (SAR)

                  3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                  4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                  a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                  5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                  6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                  3 Kondisi Pasca Bencana

                  Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                  a Program Wajib

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  44

                  1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                  Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                  2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                  Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                  Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                  3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                  4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                  5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                  6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                  7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                  a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                  b Program Pilihan1) Pertanian

                  a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                  2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                  Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                  dekat sungai Ciliwung

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  45

                  Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                  Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                  Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  46

                  Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  47

                  DAFTAR PUSTAKA

                  Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                  Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                  Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                  Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                  Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                  Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                  Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                  Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                  Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                  Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                  Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                  Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                  Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                  Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                  Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                  Westview Press Boulder Colorado

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  48

                  Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                  Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                  49

                  • Kita dan Bencana
                  • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                  • Geografi Bencana
                    • Ciri-Ciri Banjir
                    • Jenis-Jenis Banjir
                    • Penyebab Terjadinya Banjir
                    • Dampak Dari Banjir
                    • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                    • Analisis risiko IPAL
                    • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                    • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                    • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                    • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                    • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                    • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                    • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                    • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                    • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                    • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                    • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                    • Sebab-Akibat
                    • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                    • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                    • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                    • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                    • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                    • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                    • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                    • PENGELOLAAN RISIKO
                    • Pengelolaan Risiko Bencana
                    • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                    • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                    • Pendekatan Menyeluruh
                    • Pendekatan Terpadu
                    • Masyarakat yang siap
                    • Pengelolaan risiko bencana
                    • Disaster management
                    • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                    • Pendugaan Risiko
                    • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                    • Interdisciplinary approach
                      • Social amplification of risk framework
                          • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                            • Selasa 17 November 2009
                              • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                    PENDUGAAN RISIKO BENCANA

                    Analisis risiko IPAL

                    Risiko adalah kemungkinan suatu kejadian yang tidak diharapkan terjadi sehingga menggnggu apa yang seharusnya terjadi dari suatu kegiatan atau mengganggu tujuan Hazard merupakan segala sesuatu yang berpotensi menimbulkan ancaman terhadap kehidupan kesehatan atau lingkungan Risiko lingkungan adalah probabilitas dari kerusakan lingkungan sehingga menghambat kinerja perusahaan dalam mencapai tujuannya Kerusakan lingkungan dapat disebabkan dari limbah industri yang melebihi baku mutu dimana mutu limbah dipengaruhi oleh proses pengolahan limbah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Jika terjadi kegagalan proses dalam IPAL akan menimbulkan risiko terhadap lingkungan sekitar

                    Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengidentifikasi hazard dan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan risiko tertinggi yang akan dimitigasi Dari hasil identifikasi diketahui ada enam macam risiko yaitu limbah cair meluber limbah cair tercecer lumpur primary tercecer lumpur biologis tercecer pekerja terpapar limbah cairlumpur dan penurunan kualitas efluen Berdasarkan penilaian risiko menggunakan AHP didapatkan bahwa risiko penurunan kualitas efluen mempunyai dampak yang paling besar terhadap lingkungan yaitu sebesar 0602 Sedangkan penilaian risiko berdasarkan probabilitas risiko lumpur primary tercecer lumpur biologis tercecer dan pekerja terpapar limbah cairlumpur pasti terjadi Sedangkan likelihood risiko limbah cair meluber dan penurunan kualitas efluen lt 02 serta limbah cair tercecer 01 Pemetaan risk matrix menyebutkan bahwa risiko penurunan kualitas merupakan risiko yang moderate dan kelima risiko lainnya termasuk risiko yang trivial

                    PENENTUAN TINGKAT RISIKO BENCANA TSUNAMIKAWASAN PESISIR KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT(Oki Oktariadi dan Wawan Hermawan)

                    Analisis risiko bencana tsunami dilakukan untuk menyiapkan informasi yang dibutuhkan dalam rangka mengantisipasi dan menurunkan tingkat risiko tsunami yang dimiliki wilayah Pesisir Kabupaten Sukabumi sedangkan tujuannya adalah mengetahui sejauhmana tingkat risiko wilayah Pesisir Kabupaten Sukabumi dalam menghadapi bencana tsunami yang mungkin terjadi

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    10

                    Menurut Davidson (1997) hubungan antara faktor resiko faktor bahaya faktor kerentanan dan faktor ketahanan tercermin dalam model matematis (model ini telah dimodifikasi dan disesuikan dengan bahan kajian) sebagi berikut

                    HDRI = WHH + WVV + WCC

                    DimanaHDRI = Nilai resiko bencana (Hazard Disaster Risk Index)WHH = Nilai faktor bahaya (Weight Hazard)WVV = Nilai faktor kerentanan (Weight Vulnerability)WCC = Nilai faktor ketahanan (Weight Capacity)

                    1 Faktor bahaya dengan indikator zona bahaya rendah bahaya sedang dan bahaya tinggi Pembagian zona ini berdasar pada kondisi tingkat kelerengan pantai peringkat jenis batuan peringkat kekasaran pantai genangan tsunami akumulasi energi gempa dan intensitas gempa Indikator - indikator kerentanan tersebut berpengaruh terhadap dampak yang akan timbul jika bahaya tsunami terjadi di suatu wilayah

                    2 Faktor kerentanan dengan sub faktor kerentanan fisik sosial kependudukan sosial ekonomi dan lingkungan Indikator dari sub-faktor kerentanan tersebut yaitu kerentanan fisik kerentanan sosial kependudukan kerentanan sosial ekonomi dan kerentanan lingkungan Indikator - indikator kerentanan tersebut berpengaruh terhadap dampak yang akan timbul jika bahaya tsunami terjadi di suatu wilayah

                    3 Faktor ketahanan dengan sub faktor sumber daya alami sumber daya buatan dan mobilitas Faktor ketahanan ini merupakan komponen penting terutama dalam penyelamatan penduduk sebelum terjadi bencana pada saat dan setelah terjadi bencana tsunami

                    Berdasarkan peta tingkat risiko bencana tsunami terlihat sebagian besar wilayah Pesisir Sukabumi memiliki tingkat risiko tinggi sampai sedang dan berdasarkan hasil pengamatan lapangan terdapat 3 wilayah yang perlu diwaspadai antara lain

                    1048729 Desa Ciwaru (Teluk Ciletuh) Kecamatan Ciemas memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan berupa pesawahan dan pemukiman serta berada pada sebuah teluk yang menghadap langsung ke Samudera Hindia

                    1048729 Desa Gunungbatu (Tanjung Ujung Genteng) di Kecamatan Ciraca memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan berupa kebun campuran dan pesawahan serta berhadapan langsung dengan samudera Hindia

                    1048729 Hampir sepanjang pesisir pantai Kecamatan Tegalbulued memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    11

                    pesawahan dan pemukiman penduduk serta berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia

                    Langkah antisipasi yang perlu segera dilakukan adalah melakukan adaptasi dan sosialisasi pada masyarakat untuk mewaspadai wilayah-wilayah yang memiliki tingkat risiko tinggi

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    12

                    Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara(Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)

                    Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal

                    Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai

                    Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886

                    Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah

                    Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    13

                    Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu

                    Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano

                    Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah

                    Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya

                    Sebab-Akibat Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu

                    penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat

                    Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnyaHilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    14

                    Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian

                    Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pesSekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam

                    PENGELOLAAN RISIKO

                    Pengelolaan Risiko Bencana

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    15

                    Pikirkan bahwa masyarakat dan lingkungannya adalah terancam terhadap bencana dan bagaimana kesanggupan masing-masing melawan akibat dari kerusakan oleh bencana

                    Risiko (risk) Kemungkinan akan kehilangan yang bisa terjadi

                    sebagai akibat kejadian buruk dengan akibat kedaruratan dan keterancaman

                    Bahaya (hazard) Potensi akan terjadinya kejadian alam atau ulah manusia dengan akibat negatif

                    Keterancaman (vulnerability) Akibat yang timbul dimana struktur masyarakat pelayanan dan lingkungan sering rusak atau hancur akibat dampak kedaruratan Adalah kombinasi mudahnya terpengaruh (susceptibility) dan daya bertahan (resilience) Resilience adalah bagaimana masyarakat mampu bertahan terhadap kehilangan dan susceptibility adalah derajat mudahnya terpengaruh terhadap risiko Dengan kata lain ketika menentukan keterancaman masyarakat atas dampak kedaruratan penting untuk memastikan kemampuan masyarakat beserta lingkungannya untuk mengantisipasi mengatasi dan pulih dari bencana Jadi dikatakan sangat terancam bila dalam menghadapi dampak keadaan bahaya hanya mempunyai kemampuan terbatas dalam menghadapi kehilangan dan kerusakan dan sebaliknya bila kurang pengalaman menghadapi dampak keadaan bahaya namun mampu menghadapi kehilangan dan kerusakan dikatakan tidak terlalu terancam terhadap bencana dan kegawatdaruratan

                    High susceptibility + low resilience = high level of vulnerabilityHigh exposure to risk + limited ability to sustain loss = high

                    vulnerabilityLow susceptibility + high resilience = low degree of vulnerabilityAbility to sustain loss + low degree of exposure = low vulnerability Jelaslah bahwa petugas harus mengenal golongan masyarakat

                    struktur dan pelayanan yang mudah terancam hingga dapat menjadikannya tahan terhadap kerusakan akibat kedaruratan

                    Proses Pengelolaan Risiko Bencana

                    Dalam pengelolaan risiko bencana bencana dijelaskan berkaitan dengan risikonya terhadap masyarakat dan dilakukan tindakan yang sesuai terhadap risiko yang diketahui

                    Dua hal penting

                    1 Berapa luas bencana melanda2 Berapa luas ancaman terhadap masyarakat dan lingkungan

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    16

                    Pengelolaan risiko bencana adalah penerapan sistematik dari

                    kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelatihan terhadap 1 Memastikan hal-hal terkait2 Mengidentifikasi risiko3 Menganalisis risiko4 Menilai mengevaluasi risiko5 Mengatasi risiko

                    Pengamatan dan penelaahan harus merupakan proses

                    berkesinambungan dalam pengelolaan risiko dan semua sistem tergantung pada komunikasi dan konsultasi

                    Hal tersebut menjadi perangkat pengambil keputusan yang sistematik logis dan praktis bagi pengelola bencana Gunanya untuk mendapatkan kegunaan yang mendasar bagi pengelola bencana untuk mengurangi dampak dari bencana Pengelola bencana dapat melakukan

                    1 Identifikasi apa yang mungkin terjadi2 Analisis kemungkinan hasil akhir3 Pendugaan Menilai dampak4 Mengelola risiko (pencegahanmitigasi mempersiapkan

                    merespons dan pemulihan)5 Memonitor proses

                    Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan TerpaduPengelolaan bencana yang efektif memerlukan kombinasi empat

                    konsep a Atas semua bahayab Menyeluruhc Terpadud Masyarakat yang siap Semua bahaya maksudnya aturan yang disetujui dalam merancang

                    mengatasi semua bahaya alam dan ulah manusia Dari pada mengembangkan rencana dan prosedur berbeda untuk masing-masing bahaya rancangan tunggal pengelolaan harus dibuat dan digunakan dalam menghadapi semua bahaya yang dihadapi masyarakat

                    Pendekatan Menyeluruh

                    Empat dasar pengelolaan kegawatan dan bencana masing-masing memerlukan program pengelolaan (strategi)

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    17

                    1 Pencegahan dan mitigasiPeraturan dan persyaratan fisik untuk mencegah terjadinya bencana atau untuk mengurangi dampaknya

                    2 PersiapanPerencanaan dan program sistem dan prosedur pelatihan dan pendidikan untuk memastikan bahwa bila bencana terjadi sumber daya dan tenaga dapat segera dimobilisasi dan diberdayakan dengan hasil terbaik Termasuk pengembangan sistem peringatan dan kewaspadaan perencanaan organisasional pelatihan dan pengujian petugas peralatan perencanaan dan prosedur serta pendidikan publik

                    3 ResponsKegiatan yang diambil mendahului atau segera setelah dampak bencana untuk meminimalkan akibat dan untuk memberikan bantuan segera memulihkan dan mendukung masyarakat Termasuk rescue pemulihan dan dukungan terhadap korban informasi publik pemberian makanan pakainan dan tempat berlindung

                    4 PemulihanPemulihan dan perbaikan jangka panjang atas masyarakat yang terkena Merupakan proses rumit dan lama

                    Pendekatan Terpadu

                    Pengelolaan bencana efektif memerlukan kerjasama aktif antara berbagai fihak terkait Artinya semua organiasi dengan tugasnya masing-masing bekerja bersama dalam pengelolaan bencana Hubungan berbentuk kerjasama sangat penting

                    Masyarakat yang siapAdalah masyarakat yang masing-masing individunya waspada

                    terhadap bahaya dan tahu bagaimana melindungi dirinya keluarganya serta rumahnya terhadap dampak dari bahaya Bila masing-masing dapat melakukan tindakan perlindungan terhadap dampak bahaya akan mengurangi keterancaman terhadap bencana dan kedaruratan

                    Kegiatan pencegahan mitigasi persiapan respons dan pemulihan yang harus dilakukan

                    1 Pencegahan dan mitigasi 2 Standar bangunan dan kemampuan PMK3 Immunisasi penyakit4 Rancang sanitasi5 Pembuangan sampah limbah6 Program pendidkan masyarakat

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    18

                    7 Informasi media8 Peringatan terhadap masyarakat Persiapan 1 Perencanaan sistem dan prosedur2 Pelatihan personil3 Pengujian perencanaan personil dan peralatan

                    Respons 1 Pengaktifan sistem pengelolaan insidens2 Pengaktifan sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya3 Mekanisme pendukung bagi staf

                    Pemulihan 1 Proses debriefing2 Menilai dan merubah perencanaan dan prosedur3 Identifikasi dan pemanfaatan pengetahuan yang didapat

                    Pengelolaan risiko bencana

                    Pengelolaan risiko bencana adalah pemanfaatan yang sistematik dari kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelaksanaan dengan maksud mengurangi dampak bencana Merupakan perangkat pembuat keputusan yang logis dan praktis

                    Disaster management

                    The remote sensing inputs have been used for many disasters including drought flood earthquake cyclone landslides volcanoes avalanches forest fire crop pest diseases etc Remote sensing and GIS helps in preparing suitable strategy of land succumbed to disaster for its management and occupational framework for their monitoring assessment and mitigation by identifying gap areas and assist in recommending appropriate strategies for disaster mitigation and management BISAG through synergistic coupling of remote sensing inputs with conventional systems and space communications in well knit multi-energy interface has been offering better operational services and decision support for better Disaster Management Proses Perencanaan Terhadap Bencana

                    Pendugaan Risiko1 Penentuan hal yang akan direncanakan reg2 Penetapan komite perencanaan reg

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    19

                    3 Penilaian risiko reg4 Penentuan tujuan perencanaan reg5 Penentuan pertanggungjawaban reg6 Analisis sumberdaya (7 Pengembangan sistem dan prosedur (8 Penulisan rencana (9 Pelatihan tenaga (10 Tes rencana tenaga dan prosedur (11 Peninjauan ulang rencana (12 Perbaiki rencana Hal-hal yang dapat direncanakan Hal yang dapat direncanakan dalam menghadapi kegawatdaruratan

                    harus diidentifikasi

                    Komite perencanaan Fihak rumah sakit fihak sistem kesehatan masyarakat termasuk

                    kesehatan masyarakat dan kesehatan mental pelayanan darurat eksternal seperti ambulans PMK dan polisi

                    Lakukan analisis risiko bencana Termasuk analisis bahaya dan analisis keterancaman Semua

                    analisis akan membantu komite perencanaan bencana menentukan sasaran dan prioritas perencanaan

                    Penilaian risiko bencana berkelanjutan sepanjang proses perencanaan Bahaya berubah tingkat keterancaman berubah semua harus dimonitor dan dinilai secara tetap

                    Tentukan tujuan perencanaan Berdasar pada hasil analisis risiko dan pengenalan strategi

                    pengelolaan bencana yang disetujui komite

                    Tentukan pertanggungjawaban Memilih pertanggungjawaban dari semua fihak terkait RS

                    petugas dan pelaksana kesehatan masyarakat lainnya

                    Analisis sumberdaya Komite harus mengetahui apa yang akan dibutuhkan dari pada

                    hanya melihat apa yang dipunyai Bila apa yang dibutuhkan kurang dari apa yang tersedia komite harus mengidentifikasi sumber tenaga dan sarana yang tersedia yang dapat dipanggil seketika dibutuhkan Rencanakan kerjasama dengan fasilitas kesehatan regional atau nasional

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    20

                    Penciptaan sistem dan prosedur Komite harus mengidentifikasi strategi untuk pencegahan dan

                    mitigasi penyiapan respons dan pemulihan akibat kegawatan major dan bencana Ini termasuk sistem komando gadar RS sistem komunikasi informasi publik sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya

                    Penulisan rencana Dokumen tertulis harus dibagikan pada semua yang akan

                    menggunakannya Dokumen harus sederhana dan langsung sasaran atau orang tidak dapat membaca atau memahaminya

                    Pelatihan persomil uji perencanaan personil dan prosedur Pelatihan personil serta pengujian perencanaan sistem dan

                    prosedur merupakan bagian vital dari persiapan pengelolaan gadar atau bencana

                    Kegiatan respons bencana memerlukan personil untuk bekerja diluar kegiatan dan tanggungjawab hari-hari normalnya dan melaksanakan tugas yang kurang familier Untuk menciptakan kejadian menjadi lebih sulit berikan tidak hanya banyak tugas yang tidak familer namun mereka harus mendapatkan lingkungan yang sangat menekan yang bahkan pantas untuk menguji sistem dan personil yang sudah berpengalaman

                    Dapat dimengerti mengapa personil wajib dilatih dan diuji secara rutin dalam tugas pengelolaan bencananya Personil juga memerlukan kesempatan untuk mempraktekkan tugas dan tanggungjawab pengelolaan bencananya

                    Selain itu rencana yang belum diuji dan dinilai ulang mungkin lebih buruk dari pada tidak ada rencana sama sekali Hal ini akan membangun rasa keamanan yang salah pada petugas dalam hal tingkat persiapan

                    Peninjauan ulang dan ubah perencanaan

                    Perencanaan harus dinilai ulang dan diperbaiki secara berkaladan harus dinyatakan dalam perencanaan itu sendiri Setiap saat perencanaan atau bagian dari perencanaan diaktifkan untuk latihan atau dalam bencana sesungguhnya Debriefing harus dilakukan untuk mengenal kebutuhan perbaikan perencanaan sistem dan prosedutr dan untuk melatih personil

                    Sekali lagi perencanaan adalah proses tidak pernah berakhir Perencanaan tertulis adalah hanya sebuah hasil akhir dari proses perncanaan namun bukan titik akhir hanya bagian dari proses perencanaan Perencanaan tertulis adalah dokumen yang hidup yang harus secara tetap diuji dinilai ulang dan dipertbaharui

                    Bagaimana bila

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    21

                    Bagian penting dari proses perencanaan adalah pertanyaan dari komite Bagaimana bila hellip Bagaimana bila ini atau itu terjadi apa yang harus dilakukan apa yang diperlukan apa dampaknya pada petugas dll

                    Tidak mungkin untuk membuat rencana bagi semua kejadian namun kegiatan komite dalam memikirkan batasan kejadian beserta konsekuensinya dan membahas pilihan rancangan yang diperkirakan memiliki jangkauan luas dalam sistem persiapan penting dilakukan

                    Di dunia kehilangan akibat bencana tetap meningkat walau

                    investasi yang sangat besar dalam tindakan pencegahan secara tehnik sudah dilakukan Hambatan politik dan ekonomi menyebabkan bahwa pendekatan tradisional dalam mendapatkan rasa aman terhadap bahaya harus dinilai ulang Tidak saatnya lagi mangatakan bahwa pencegahan terhadap proses berbahaya secara umum dikatakan sebagai terbaik atau cara yang paling diinginkan dalam menghadapi risiko Pencegahan dan peningkatan resilience dari objek yang berpotensi terkena adalah dua contoh penting lainnya dari bagaimana kerusakan akibat keadaan berbahaya dapat dikurangi

                    Konsep pilihan untuk mengatasi keadaan bahaya adalah menggunakan kebijaksanaan berdasar risiko Walau diarahkan pada bahaya yang juga telah mencakup risiko dijelaskan sebagai fungsi dari empat faktor berikut

                    1 Frekuensi terjadinya kejadian bahaya2 Intensitas kerusakan objek sasaran yang berpotensi terhadap

                    risiko dengan distribusi kelompok khusus3 Keterancaman objek sasaran akan terkena oleh kerusakan4 Keterpaparan target sasaran terhadap bahaya Frekuensi dan kerusakan menunjukkan beratnya keadaan bahaya

                    keterancaman dan keterpaparan sasaran terhadap risiko Inilah kenapa ada perbedaan antara definisi sederhana risiko sebagai hasil kemungkinan dan perluasan kerusakan yang lebih menunjukkan sudut pandang operator atau pelaksana Bagaimanapun sudut pandang yang lebih sempit dengan cepat menunjukkan bahwa frekuensi dan keterpaparan adalah sebanding dengan kemungkinan dimana intensitas dan keterancaman mengartikan kerusakan

                    Pengelolaan risiko akan berhasil bila informasi berikut tersedia 1 Karakterisasi bahaya secara khusus2 Mengumpulkan dan mengklasifikasikan objek yang terancam

                    dalam jangkauan proses berbahaya3 Tampilan dampak kerusakan yang mungkin terjadi terhadap

                    objek disaat kejadian

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    22

                    Saat ini prinsip penilaian risiko dan pembuatan kebijaksanaan secara umum berdasar risiko dipakai secara luas lintas disiplin dan lintas batas

                    Evaluasi dan Persepsi RisikoKunci pendekatan berdasar risiko menghadapi bahaya diterima

                    dalam bentuk tingkat rasa aman yang memadai dan secara ekonomik Baik definisi dari tingkat rasa aman yang memadai dan kuantifikasi tampilan ekonomik tidak dapat dibuat hanya oleh para ahli Nilai dan tanggapan sosial mungkin merupakan faktor lebih penting dalam membentuk rasa aman dari pada risiko nyata sendiri

                    Satu masalah yang belum jelas adalah opini publik dalam proses keputusan Ini mungkin karena jarak antara ilmu sosial (termasuk proses evaluasi publik) dan ilmu administratif atau tehnik (yang bertanggung jawab pada kebanyakan risiko nyata) Usaha saat ini adalah menjembatani jarak tsb dengan mengembangkan model yang seakurat mungkin menunjukkan persepsi dan evaluasi publik akan risiko yang diharapkan hingga pembuat keputusan dapat menggunakan hal ini Dengan kata lain dianjurkan bahwa pandangan publik tentang evaluasi risiko secara normatif (dari pada emperik-deskriptif) akan memperbaiki keputusan yang dibuat dalam pengelolaan bencana

                    Risk perception is the subjective judgment that people make about the characteristics and severity of a risk The phrase is most commonly used in reference to natural hazards and threats to the environment or health such as nuclear power Several theories have been proposed to explain why different people make different estimates of the dangerousness of risks Three major families of theory have been developed psychology approaches (heuristics and cognitive) anthropologysociology approaches (cultural theory) and interdisciplinary approaches (social amplification of risk framework)Interdisciplinary approach

                    Social amplification of risk frameworkThe Social Amplification of Risk Framework (SARF) combines research in psychology sociology anthropology and communications theory SARF outlines how communications of risk events pass from the sender through intermediate stations to a receiver and in the process serve to amplify or attenuate perceptions of risk

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    23

                    All links in the communication chain individuals groups media etc contain filters through which information is sorted and understoodThe theory attempts to explain the process by which risks are amplified receiving public attention or attuned receiving less public attention The theory may be used to compare responses from different groups in a single event or analyze the same risk issue in multiple events In a single risk event some groups may amplify their perception of risks while other groups may attune decrease and their perceptions of riskThe main thesis of SARF states that risk events interact with individual psychological social and other cultural factors in ways that either increase or decrease public perceptions of risk Behaviors of individuals and groups then generate secondary social or economic impacts while also increasing or decreasing the physical risk itselfThese ripple effects caused by the amplification of risk include enduring mental perceptions impacts on business sales and change in residential property values changes in training and education or social disorder These secondary changes are perceived and reacted to by individuals and groups resulting in third-order impacts As each higher-order impacts are reacted to they may ripple to other parties and locations Traditional risk analyses neglect these ripple effect impacts and thus greatly underestimate the adverse effects from certain risk events Public distortion of risk signals provides a corrective mechanism by which society assesses a fuller determination of the risk and its impacts to such things not traditionally factored into a risk analysis

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    24

                    PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                    Pendahuluan

                    Pengurangan Risiko Bencana (PRB) mendasarkan pada konsep pikir pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan penguatan kapasitas Pemerintah dan seluruh seluruh stakeholder pembangunan di Provinsi Jawa Tengah bertanggungjawab dalam PRB melalui implementasi peran dan fungsinya masing-masing yang dilakukan pada seluruh siklus penyelenggaraan penanggulangan bencana baik pada tahap pra bencana saat bencana maupun pasca bencana Aspek-aspek yang tercakup dalam program kegiatan PRB meliputi kesiapsiagaan mitigasi tanggap darurat pemulihan dan rekonstruksi

                    Banjir akibat tanggul jebol biasanya menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang sangat besar Ini semua merupakan resiko bencana (disaster risk) bagi masyarakat yang terkena dampak langsung Ada resiko bencana lain yang menimpa masyarakat misalnya sakitnya warga masyarakat terganggunya mereka dalam mencari mata pencaharian anak-anak tak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan normal Adanya trauma psikologis pada anak-anak juga merupakan bagian dari resiko bencana

                    Sumber adijmmultiplycomjournalitem335ManajemenBerdasarkan Undang-Undang nomor 242007 tentang Penanggulangan Bencana pemerintah (gubernur bupatiwalikota atau perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah) bertugas melakukan penanggulangan bencana Hal yang

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    25

                    paling awal dari tugas dan tanggung jawab ini adalah pengurangan atau minimalisasi resiko bencana Pengurangan resiko ini termasuk upaya pencegahan rawan bencana Dalam hal bencana banjir jebolnya tanggul sungai adanya monitoring tanggul-tanggul di sepanjang sungai secara periodik dan seksama adalah bagian dari pencegahan bencana Sementara itu tumbuhnya kawasan permukiman di sepanjang bantaran sungai adalah parameter kerawanan yang lain Ditambah lagi warga masyarakat di sana bisa jadi tidak pernah diberi peringatan akan bahaya yang mengintai mereka Masyarakat juga tidak pernah mempersiapkan bangunan yang kokoh Sistem peringatan dini biasanya juga amat minim Ini semuanya serupakan parameter-parameter yang menambah tingginya tingkat kerentanan mereka terhadap bencana (vulnerability)

                    Sesuai amanat Undang Undang No 24 Tahun 2007 Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat termasuk perlindungan atas bencana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) (misalnya Provinsi Jawa Tengah ) secara umum mempunyai tugas pokok dan fungsifungsi yang terkait dalam kegiatan penanggulangan bencana wajib mengambil peran dengan mengisi kegiatan pada nomenklatur program yang sesuai dengan urusan kewenangan wajib danatau pilihan

                    Identifikasi Risiko Bencana

                    Pengurangan Risiko Bencana di suatu daerah dapat diarahkan pada pengurangan ancaman bahaya (hazard) pengurangan kerentanan (vulnerability) masyarakat dan peningkatan kapasitas (capacity) pemerintah dan masyarakat di daerah rawan bencana untuk melindungi jiwa dan harta benda masyarakat serta menjamin tata kehidupan yang berkelanjutan

                    Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat ditempuh melalui kebijakan sebagai berikuta Mengedepankan keterpaduan paradigma persepsi potensi informasi

                    pola pelaksanaan semua pemangku kepentingan pengurangan risiko bencana di provinsi dan kabupatenkota beserta seluruh masyarakat Jawa Tengah selaras dengan kebijakan Pusat

                    b Mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah lokal di daerah rawan bencana dengan pendayagunaan secara optimal potensi dan sumber daya serta kearifan lokal yang telah mengakar dan berkembang di masyarakat

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    26

                    c Mengedepankan upaya pencegahan dan pendekatan persuasif dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan prinsip mendorong kearah tata kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat

                    d Mengedepankan transparansi dengan pola kemitraan serta prinsip non diskriminasi dalam penyelenggaraan pengurangan risiko bencana

                    1 Konsep Dasar Identifikasi

                    Potensi bencana yang tinggi pada dasarnya tidak hanya sekedar refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk suatu wilayah namun merupakan kontribusi beberapa permasalahan lain sehingga meningkatkan kerentanan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana daerah dititik-beratkan pada keselamatan jiwa manusia dan menjamin kehidupan dalam lingkungan yang lebih baik (better life and better living) serta tertata pada kondisi yang terbebas dari ancaman bencana Oleh karena itu langkah yang dilakukan meliputi pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas

                    Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir

                    Salah satu aspek yang seringkali dilupakan berkaitan dengan terjadinya banjir di satu kota adalah banjir itu sangat berkaitan erat dengan kesatuan wilayah yang disebut dengan daerah aliran sungai (DAS) DAS sendiri didefinisikan sebagai satu hamparan wilayah dimana air hujan yang jatuh di wilayah itu akan menuju ke satu titik outlet yang sama apakah itu sungai danau atau laut

                    Jadi jika air hujan yang jatuh di rumah Anda mengalir ke selokan dan menuju ke Sungai Brantas maka Anda adalah warga DAS Brantas Itu artinya jika air sungai Brantas meluap dan menggenangi dataran banjir di sekitarnya maka Anda (air hujan dari persil lahan Anda) punya kontribusi terhadap terjadinya banjir ituDengan demikian setiap kita pasti warga dari satu DAS dan setiap warga DAS berpotensi untuk memberikan kontribusi terhadap terjadinya banjir di bagian hilir DAS yang bersangkutan Dalam perspektif ilmu lingkungan setiap warga DAS berpotensi menghasilkan eksternalitas negatif dari sisi hidrologi

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    27

                    Sumber bebasbanjir2025wordpresscom

                    Suatu ldquodaerah aliran sungairdquo atau DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut Istilah yang juga umumdigunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya

                    Skema sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS)

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    28

                    Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas suatu DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat tetapi dapat digambarkan pada petaBatas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong) beberapa wilayah kabupaten (misalnya DAS Brantas) atau hanya pada sebagian dari suatu kabupatenTidak ada ukuran baku (definitif) suatu DAS Ukurannya mungkin bervariasi dari beberapa hektar sampai ribuan hektar DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow) Sebidang lahan dapat dianggap sebagai DAS jika ada suatu titik penyalur aliran air keluar dari DAS tersebut

                    Perencanaan pengelolaan DAS terpadu mempersyaratkan adanya beberapa langkah-langkah penting sebagai berikut1 Pengumpulan data yang ekstensif didukung oleh strategi pengelolaan

                    data yang terpadu perlu dilaksanakan sebelum rencana pengelolaan DAS dirumuskan Pengumpulan data ini terutama identifikasi karakteristik DAS yang antara lain mencakup batas dan luas wilayah DAS topografi geologi tanah iklim hidrologi vegetasi penggunaan lahan sumberdaya air kerapatan drainase dan karakteristik sosial ekonomi dan budaya

                    2 Identifikasi permasalahan yang meliputi aspek penggunaan laha n tingkat kekritisan lahan aspek hidrologi sosial ekonomi dan kelembagaan seperti terlihat pada Gambar 32 Prakiraan-prakiraan tentang kebutuhan sumberdaya alam (dan buatan) untuk beragam pemanfaatan perlu dilakukan dan dikaji potensi timbulnya konflik di antara pihak ndash pihak yang berkepentingan

                    3 Perumusan tujuan dan sasaran secara jelas spesifik dan terukur dengan memperhatikan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari ekosistem DAS peraturan dan kebijakan pemerintah adat istiadat masyarakat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan DAS

                    4 Identifikasi dan memformulasikan beberapa rencana kegiatan sebagai alternatif

                    5 Evaluasi alternatif kegiatan pengelolaan yang akan diimplementasikan sehingga dapat dihasilkan bentuk kegiatan yang paling tepat (secara teknis dapat dilaksanakan secara sosialpolitik dapat diterima dan secara ekonomi terjangkau)

                    6 Penyusunan rencana kegiatanprogram pengelolaan DAS berupa usulan rencana yang dianggap paling memenuhi kriteria untuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    29

                    7 Legitimasi dan sosiallisasi rencana yang telah disusun kepada pihak-pihak yang terkait Dalam berikut ini mekanisme pelaksanaan pengelolaan DAS mempersyaratkan bahwa tahap perencanaan dan implementasi tidak boleh dipisahkan karena informasi yang diperoleh dari implementasi kegiatan dapat dimanfaatkan kembali sebagai umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan rencana yang telah dibuat Demikian pula untuk setiap langkah pengelolaan dari mulai alternatif kegiatan hingga implementasi kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (review) Hal ini diperlukan sebagai umpan balik bertahap

                    Diagram Alir Garis Besar Identifikasi Permasalahan DASSumber bebasbanjir2025wordpresscom

                    a Pengurangan Ancaman

                    Ancaman berpotensi menimbulkan bencana namun demikian tidak semua ancaman selalu menjadi bencana Diperlukan analisis ancaman

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    30

                    untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

                    1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

                    2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

                    3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

                    4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

                    5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

                    Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

                    b Pengurangan Kerentanan

                    Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    31

                    1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

                    2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

                    3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

                    c Peningkatan Kapasitas

                    Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

                    1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

                    a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

                    b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

                    c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

                    2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    32

                    pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

                    3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

                    2 Proses Identifikasi Risiko

                    Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

                    Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

                    Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    33

                    tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

                    ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

                    dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

                    melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

                    o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

                    2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

                    secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    34

                    yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

                    o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

                    o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

                    3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

                    Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

                    Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

                    a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

                    wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    35

                    yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

                    Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

                    b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

                    menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

                    Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

                    c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

                    mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

                    d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

                    bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

                    Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

                    Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    36

                    risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

                    PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                    Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

                    Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

                    a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

                    b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

                    c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    37

                    membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                    d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                    e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                    f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                    g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                    h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    38

                    menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                    i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    39

                    IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                    Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                    Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                    Community Development

                    Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    40

                    Sumber donasirumahzakatorg

                    Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                    membantu para korban bencana

                    1 Kondisi Pra Bencana

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    41

                    Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                    a Program Wajib

                    1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                    2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                    Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                    3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                    4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                    5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                    6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                    Pembangunan Daerah

                    7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                    Rescue (SAR)

                    8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    42

                    b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                    c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                    9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                    Pemanfaatan Tanah

                    10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                    Pembangunan

                    11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                    di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                    12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                    13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                    14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                    15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                    16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                    Masa

                    b Program Pilihan

                    1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    43

                    2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                    2 Kondisi Saat Bencana

                    Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                    1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                    2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                    Rescue (SAR)

                    3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                    4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                    a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                    5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                    6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                    3 Kondisi Pasca Bencana

                    Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                    a Program Wajib

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    44

                    1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                    Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                    2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                    Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                    Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                    3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                    4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                    5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                    6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                    7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                    a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                    b Program Pilihan1) Pertanian

                    a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                    2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                    Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                    dekat sungai Ciliwung

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    45

                    Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                    Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                    Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    46

                    Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    47

                    DAFTAR PUSTAKA

                    Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                    Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                    Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                    Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                    Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                    Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                    Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                    Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                    Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                    Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                    Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                    Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                    Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                    Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                    Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                    Westview Press Boulder Colorado

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    48

                    Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                    Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                    49

                    • Kita dan Bencana
                    • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                    • Geografi Bencana
                      • Ciri-Ciri Banjir
                      • Jenis-Jenis Banjir
                      • Penyebab Terjadinya Banjir
                      • Dampak Dari Banjir
                      • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                      • Analisis risiko IPAL
                      • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                      • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                      • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                      • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                      • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                      • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                      • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                      • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                      • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                      • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                      • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                      • Sebab-Akibat
                      • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                      • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                      • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                      • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                      • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                      • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                      • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                      • PENGELOLAAN RISIKO
                      • Pengelolaan Risiko Bencana
                      • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                      • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                      • Pendekatan Menyeluruh
                      • Pendekatan Terpadu
                      • Masyarakat yang siap
                      • Pengelolaan risiko bencana
                      • Disaster management
                      • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                      • Pendugaan Risiko
                      • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                      • Interdisciplinary approach
                        • Social amplification of risk framework
                            • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                              • Selasa 17 November 2009
                                • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                      Menurut Davidson (1997) hubungan antara faktor resiko faktor bahaya faktor kerentanan dan faktor ketahanan tercermin dalam model matematis (model ini telah dimodifikasi dan disesuikan dengan bahan kajian) sebagi berikut

                      HDRI = WHH + WVV + WCC

                      DimanaHDRI = Nilai resiko bencana (Hazard Disaster Risk Index)WHH = Nilai faktor bahaya (Weight Hazard)WVV = Nilai faktor kerentanan (Weight Vulnerability)WCC = Nilai faktor ketahanan (Weight Capacity)

                      1 Faktor bahaya dengan indikator zona bahaya rendah bahaya sedang dan bahaya tinggi Pembagian zona ini berdasar pada kondisi tingkat kelerengan pantai peringkat jenis batuan peringkat kekasaran pantai genangan tsunami akumulasi energi gempa dan intensitas gempa Indikator - indikator kerentanan tersebut berpengaruh terhadap dampak yang akan timbul jika bahaya tsunami terjadi di suatu wilayah

                      2 Faktor kerentanan dengan sub faktor kerentanan fisik sosial kependudukan sosial ekonomi dan lingkungan Indikator dari sub-faktor kerentanan tersebut yaitu kerentanan fisik kerentanan sosial kependudukan kerentanan sosial ekonomi dan kerentanan lingkungan Indikator - indikator kerentanan tersebut berpengaruh terhadap dampak yang akan timbul jika bahaya tsunami terjadi di suatu wilayah

                      3 Faktor ketahanan dengan sub faktor sumber daya alami sumber daya buatan dan mobilitas Faktor ketahanan ini merupakan komponen penting terutama dalam penyelamatan penduduk sebelum terjadi bencana pada saat dan setelah terjadi bencana tsunami

                      Berdasarkan peta tingkat risiko bencana tsunami terlihat sebagian besar wilayah Pesisir Sukabumi memiliki tingkat risiko tinggi sampai sedang dan berdasarkan hasil pengamatan lapangan terdapat 3 wilayah yang perlu diwaspadai antara lain

                      1048729 Desa Ciwaru (Teluk Ciletuh) Kecamatan Ciemas memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan berupa pesawahan dan pemukiman serta berada pada sebuah teluk yang menghadap langsung ke Samudera Hindia

                      1048729 Desa Gunungbatu (Tanjung Ujung Genteng) di Kecamatan Ciraca memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan berupa kebun campuran dan pesawahan serta berhadapan langsung dengan samudera Hindia

                      1048729 Hampir sepanjang pesisir pantai Kecamatan Tegalbulued memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      11

                      pesawahan dan pemukiman penduduk serta berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia

                      Langkah antisipasi yang perlu segera dilakukan adalah melakukan adaptasi dan sosialisasi pada masyarakat untuk mewaspadai wilayah-wilayah yang memiliki tingkat risiko tinggi

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      12

                      Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara(Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)

                      Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal

                      Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai

                      Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886

                      Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah

                      Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      13

                      Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu

                      Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano

                      Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah

                      Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya

                      Sebab-Akibat Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu

                      penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat

                      Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnyaHilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      14

                      Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian

                      Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pesSekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam

                      PENGELOLAAN RISIKO

                      Pengelolaan Risiko Bencana

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      15

                      Pikirkan bahwa masyarakat dan lingkungannya adalah terancam terhadap bencana dan bagaimana kesanggupan masing-masing melawan akibat dari kerusakan oleh bencana

                      Risiko (risk) Kemungkinan akan kehilangan yang bisa terjadi

                      sebagai akibat kejadian buruk dengan akibat kedaruratan dan keterancaman

                      Bahaya (hazard) Potensi akan terjadinya kejadian alam atau ulah manusia dengan akibat negatif

                      Keterancaman (vulnerability) Akibat yang timbul dimana struktur masyarakat pelayanan dan lingkungan sering rusak atau hancur akibat dampak kedaruratan Adalah kombinasi mudahnya terpengaruh (susceptibility) dan daya bertahan (resilience) Resilience adalah bagaimana masyarakat mampu bertahan terhadap kehilangan dan susceptibility adalah derajat mudahnya terpengaruh terhadap risiko Dengan kata lain ketika menentukan keterancaman masyarakat atas dampak kedaruratan penting untuk memastikan kemampuan masyarakat beserta lingkungannya untuk mengantisipasi mengatasi dan pulih dari bencana Jadi dikatakan sangat terancam bila dalam menghadapi dampak keadaan bahaya hanya mempunyai kemampuan terbatas dalam menghadapi kehilangan dan kerusakan dan sebaliknya bila kurang pengalaman menghadapi dampak keadaan bahaya namun mampu menghadapi kehilangan dan kerusakan dikatakan tidak terlalu terancam terhadap bencana dan kegawatdaruratan

                      High susceptibility + low resilience = high level of vulnerabilityHigh exposure to risk + limited ability to sustain loss = high

                      vulnerabilityLow susceptibility + high resilience = low degree of vulnerabilityAbility to sustain loss + low degree of exposure = low vulnerability Jelaslah bahwa petugas harus mengenal golongan masyarakat

                      struktur dan pelayanan yang mudah terancam hingga dapat menjadikannya tahan terhadap kerusakan akibat kedaruratan

                      Proses Pengelolaan Risiko Bencana

                      Dalam pengelolaan risiko bencana bencana dijelaskan berkaitan dengan risikonya terhadap masyarakat dan dilakukan tindakan yang sesuai terhadap risiko yang diketahui

                      Dua hal penting

                      1 Berapa luas bencana melanda2 Berapa luas ancaman terhadap masyarakat dan lingkungan

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      16

                      Pengelolaan risiko bencana adalah penerapan sistematik dari

                      kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelatihan terhadap 1 Memastikan hal-hal terkait2 Mengidentifikasi risiko3 Menganalisis risiko4 Menilai mengevaluasi risiko5 Mengatasi risiko

                      Pengamatan dan penelaahan harus merupakan proses

                      berkesinambungan dalam pengelolaan risiko dan semua sistem tergantung pada komunikasi dan konsultasi

                      Hal tersebut menjadi perangkat pengambil keputusan yang sistematik logis dan praktis bagi pengelola bencana Gunanya untuk mendapatkan kegunaan yang mendasar bagi pengelola bencana untuk mengurangi dampak dari bencana Pengelola bencana dapat melakukan

                      1 Identifikasi apa yang mungkin terjadi2 Analisis kemungkinan hasil akhir3 Pendugaan Menilai dampak4 Mengelola risiko (pencegahanmitigasi mempersiapkan

                      merespons dan pemulihan)5 Memonitor proses

                      Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan TerpaduPengelolaan bencana yang efektif memerlukan kombinasi empat

                      konsep a Atas semua bahayab Menyeluruhc Terpadud Masyarakat yang siap Semua bahaya maksudnya aturan yang disetujui dalam merancang

                      mengatasi semua bahaya alam dan ulah manusia Dari pada mengembangkan rencana dan prosedur berbeda untuk masing-masing bahaya rancangan tunggal pengelolaan harus dibuat dan digunakan dalam menghadapi semua bahaya yang dihadapi masyarakat

                      Pendekatan Menyeluruh

                      Empat dasar pengelolaan kegawatan dan bencana masing-masing memerlukan program pengelolaan (strategi)

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      17

                      1 Pencegahan dan mitigasiPeraturan dan persyaratan fisik untuk mencegah terjadinya bencana atau untuk mengurangi dampaknya

                      2 PersiapanPerencanaan dan program sistem dan prosedur pelatihan dan pendidikan untuk memastikan bahwa bila bencana terjadi sumber daya dan tenaga dapat segera dimobilisasi dan diberdayakan dengan hasil terbaik Termasuk pengembangan sistem peringatan dan kewaspadaan perencanaan organisasional pelatihan dan pengujian petugas peralatan perencanaan dan prosedur serta pendidikan publik

                      3 ResponsKegiatan yang diambil mendahului atau segera setelah dampak bencana untuk meminimalkan akibat dan untuk memberikan bantuan segera memulihkan dan mendukung masyarakat Termasuk rescue pemulihan dan dukungan terhadap korban informasi publik pemberian makanan pakainan dan tempat berlindung

                      4 PemulihanPemulihan dan perbaikan jangka panjang atas masyarakat yang terkena Merupakan proses rumit dan lama

                      Pendekatan Terpadu

                      Pengelolaan bencana efektif memerlukan kerjasama aktif antara berbagai fihak terkait Artinya semua organiasi dengan tugasnya masing-masing bekerja bersama dalam pengelolaan bencana Hubungan berbentuk kerjasama sangat penting

                      Masyarakat yang siapAdalah masyarakat yang masing-masing individunya waspada

                      terhadap bahaya dan tahu bagaimana melindungi dirinya keluarganya serta rumahnya terhadap dampak dari bahaya Bila masing-masing dapat melakukan tindakan perlindungan terhadap dampak bahaya akan mengurangi keterancaman terhadap bencana dan kedaruratan

                      Kegiatan pencegahan mitigasi persiapan respons dan pemulihan yang harus dilakukan

                      1 Pencegahan dan mitigasi 2 Standar bangunan dan kemampuan PMK3 Immunisasi penyakit4 Rancang sanitasi5 Pembuangan sampah limbah6 Program pendidkan masyarakat

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      18

                      7 Informasi media8 Peringatan terhadap masyarakat Persiapan 1 Perencanaan sistem dan prosedur2 Pelatihan personil3 Pengujian perencanaan personil dan peralatan

                      Respons 1 Pengaktifan sistem pengelolaan insidens2 Pengaktifan sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya3 Mekanisme pendukung bagi staf

                      Pemulihan 1 Proses debriefing2 Menilai dan merubah perencanaan dan prosedur3 Identifikasi dan pemanfaatan pengetahuan yang didapat

                      Pengelolaan risiko bencana

                      Pengelolaan risiko bencana adalah pemanfaatan yang sistematik dari kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelaksanaan dengan maksud mengurangi dampak bencana Merupakan perangkat pembuat keputusan yang logis dan praktis

                      Disaster management

                      The remote sensing inputs have been used for many disasters including drought flood earthquake cyclone landslides volcanoes avalanches forest fire crop pest diseases etc Remote sensing and GIS helps in preparing suitable strategy of land succumbed to disaster for its management and occupational framework for their monitoring assessment and mitigation by identifying gap areas and assist in recommending appropriate strategies for disaster mitigation and management BISAG through synergistic coupling of remote sensing inputs with conventional systems and space communications in well knit multi-energy interface has been offering better operational services and decision support for better Disaster Management Proses Perencanaan Terhadap Bencana

                      Pendugaan Risiko1 Penentuan hal yang akan direncanakan reg2 Penetapan komite perencanaan reg

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      19

                      3 Penilaian risiko reg4 Penentuan tujuan perencanaan reg5 Penentuan pertanggungjawaban reg6 Analisis sumberdaya (7 Pengembangan sistem dan prosedur (8 Penulisan rencana (9 Pelatihan tenaga (10 Tes rencana tenaga dan prosedur (11 Peninjauan ulang rencana (12 Perbaiki rencana Hal-hal yang dapat direncanakan Hal yang dapat direncanakan dalam menghadapi kegawatdaruratan

                      harus diidentifikasi

                      Komite perencanaan Fihak rumah sakit fihak sistem kesehatan masyarakat termasuk

                      kesehatan masyarakat dan kesehatan mental pelayanan darurat eksternal seperti ambulans PMK dan polisi

                      Lakukan analisis risiko bencana Termasuk analisis bahaya dan analisis keterancaman Semua

                      analisis akan membantu komite perencanaan bencana menentukan sasaran dan prioritas perencanaan

                      Penilaian risiko bencana berkelanjutan sepanjang proses perencanaan Bahaya berubah tingkat keterancaman berubah semua harus dimonitor dan dinilai secara tetap

                      Tentukan tujuan perencanaan Berdasar pada hasil analisis risiko dan pengenalan strategi

                      pengelolaan bencana yang disetujui komite

                      Tentukan pertanggungjawaban Memilih pertanggungjawaban dari semua fihak terkait RS

                      petugas dan pelaksana kesehatan masyarakat lainnya

                      Analisis sumberdaya Komite harus mengetahui apa yang akan dibutuhkan dari pada

                      hanya melihat apa yang dipunyai Bila apa yang dibutuhkan kurang dari apa yang tersedia komite harus mengidentifikasi sumber tenaga dan sarana yang tersedia yang dapat dipanggil seketika dibutuhkan Rencanakan kerjasama dengan fasilitas kesehatan regional atau nasional

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      20

                      Penciptaan sistem dan prosedur Komite harus mengidentifikasi strategi untuk pencegahan dan

                      mitigasi penyiapan respons dan pemulihan akibat kegawatan major dan bencana Ini termasuk sistem komando gadar RS sistem komunikasi informasi publik sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya

                      Penulisan rencana Dokumen tertulis harus dibagikan pada semua yang akan

                      menggunakannya Dokumen harus sederhana dan langsung sasaran atau orang tidak dapat membaca atau memahaminya

                      Pelatihan persomil uji perencanaan personil dan prosedur Pelatihan personil serta pengujian perencanaan sistem dan

                      prosedur merupakan bagian vital dari persiapan pengelolaan gadar atau bencana

                      Kegiatan respons bencana memerlukan personil untuk bekerja diluar kegiatan dan tanggungjawab hari-hari normalnya dan melaksanakan tugas yang kurang familier Untuk menciptakan kejadian menjadi lebih sulit berikan tidak hanya banyak tugas yang tidak familer namun mereka harus mendapatkan lingkungan yang sangat menekan yang bahkan pantas untuk menguji sistem dan personil yang sudah berpengalaman

                      Dapat dimengerti mengapa personil wajib dilatih dan diuji secara rutin dalam tugas pengelolaan bencananya Personil juga memerlukan kesempatan untuk mempraktekkan tugas dan tanggungjawab pengelolaan bencananya

                      Selain itu rencana yang belum diuji dan dinilai ulang mungkin lebih buruk dari pada tidak ada rencana sama sekali Hal ini akan membangun rasa keamanan yang salah pada petugas dalam hal tingkat persiapan

                      Peninjauan ulang dan ubah perencanaan

                      Perencanaan harus dinilai ulang dan diperbaiki secara berkaladan harus dinyatakan dalam perencanaan itu sendiri Setiap saat perencanaan atau bagian dari perencanaan diaktifkan untuk latihan atau dalam bencana sesungguhnya Debriefing harus dilakukan untuk mengenal kebutuhan perbaikan perencanaan sistem dan prosedutr dan untuk melatih personil

                      Sekali lagi perencanaan adalah proses tidak pernah berakhir Perencanaan tertulis adalah hanya sebuah hasil akhir dari proses perncanaan namun bukan titik akhir hanya bagian dari proses perencanaan Perencanaan tertulis adalah dokumen yang hidup yang harus secara tetap diuji dinilai ulang dan dipertbaharui

                      Bagaimana bila

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      21

                      Bagian penting dari proses perencanaan adalah pertanyaan dari komite Bagaimana bila hellip Bagaimana bila ini atau itu terjadi apa yang harus dilakukan apa yang diperlukan apa dampaknya pada petugas dll

                      Tidak mungkin untuk membuat rencana bagi semua kejadian namun kegiatan komite dalam memikirkan batasan kejadian beserta konsekuensinya dan membahas pilihan rancangan yang diperkirakan memiliki jangkauan luas dalam sistem persiapan penting dilakukan

                      Di dunia kehilangan akibat bencana tetap meningkat walau

                      investasi yang sangat besar dalam tindakan pencegahan secara tehnik sudah dilakukan Hambatan politik dan ekonomi menyebabkan bahwa pendekatan tradisional dalam mendapatkan rasa aman terhadap bahaya harus dinilai ulang Tidak saatnya lagi mangatakan bahwa pencegahan terhadap proses berbahaya secara umum dikatakan sebagai terbaik atau cara yang paling diinginkan dalam menghadapi risiko Pencegahan dan peningkatan resilience dari objek yang berpotensi terkena adalah dua contoh penting lainnya dari bagaimana kerusakan akibat keadaan berbahaya dapat dikurangi

                      Konsep pilihan untuk mengatasi keadaan bahaya adalah menggunakan kebijaksanaan berdasar risiko Walau diarahkan pada bahaya yang juga telah mencakup risiko dijelaskan sebagai fungsi dari empat faktor berikut

                      1 Frekuensi terjadinya kejadian bahaya2 Intensitas kerusakan objek sasaran yang berpotensi terhadap

                      risiko dengan distribusi kelompok khusus3 Keterancaman objek sasaran akan terkena oleh kerusakan4 Keterpaparan target sasaran terhadap bahaya Frekuensi dan kerusakan menunjukkan beratnya keadaan bahaya

                      keterancaman dan keterpaparan sasaran terhadap risiko Inilah kenapa ada perbedaan antara definisi sederhana risiko sebagai hasil kemungkinan dan perluasan kerusakan yang lebih menunjukkan sudut pandang operator atau pelaksana Bagaimanapun sudut pandang yang lebih sempit dengan cepat menunjukkan bahwa frekuensi dan keterpaparan adalah sebanding dengan kemungkinan dimana intensitas dan keterancaman mengartikan kerusakan

                      Pengelolaan risiko akan berhasil bila informasi berikut tersedia 1 Karakterisasi bahaya secara khusus2 Mengumpulkan dan mengklasifikasikan objek yang terancam

                      dalam jangkauan proses berbahaya3 Tampilan dampak kerusakan yang mungkin terjadi terhadap

                      objek disaat kejadian

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      22

                      Saat ini prinsip penilaian risiko dan pembuatan kebijaksanaan secara umum berdasar risiko dipakai secara luas lintas disiplin dan lintas batas

                      Evaluasi dan Persepsi RisikoKunci pendekatan berdasar risiko menghadapi bahaya diterima

                      dalam bentuk tingkat rasa aman yang memadai dan secara ekonomik Baik definisi dari tingkat rasa aman yang memadai dan kuantifikasi tampilan ekonomik tidak dapat dibuat hanya oleh para ahli Nilai dan tanggapan sosial mungkin merupakan faktor lebih penting dalam membentuk rasa aman dari pada risiko nyata sendiri

                      Satu masalah yang belum jelas adalah opini publik dalam proses keputusan Ini mungkin karena jarak antara ilmu sosial (termasuk proses evaluasi publik) dan ilmu administratif atau tehnik (yang bertanggung jawab pada kebanyakan risiko nyata) Usaha saat ini adalah menjembatani jarak tsb dengan mengembangkan model yang seakurat mungkin menunjukkan persepsi dan evaluasi publik akan risiko yang diharapkan hingga pembuat keputusan dapat menggunakan hal ini Dengan kata lain dianjurkan bahwa pandangan publik tentang evaluasi risiko secara normatif (dari pada emperik-deskriptif) akan memperbaiki keputusan yang dibuat dalam pengelolaan bencana

                      Risk perception is the subjective judgment that people make about the characteristics and severity of a risk The phrase is most commonly used in reference to natural hazards and threats to the environment or health such as nuclear power Several theories have been proposed to explain why different people make different estimates of the dangerousness of risks Three major families of theory have been developed psychology approaches (heuristics and cognitive) anthropologysociology approaches (cultural theory) and interdisciplinary approaches (social amplification of risk framework)Interdisciplinary approach

                      Social amplification of risk frameworkThe Social Amplification of Risk Framework (SARF) combines research in psychology sociology anthropology and communications theory SARF outlines how communications of risk events pass from the sender through intermediate stations to a receiver and in the process serve to amplify or attenuate perceptions of risk

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      23

                      All links in the communication chain individuals groups media etc contain filters through which information is sorted and understoodThe theory attempts to explain the process by which risks are amplified receiving public attention or attuned receiving less public attention The theory may be used to compare responses from different groups in a single event or analyze the same risk issue in multiple events In a single risk event some groups may amplify their perception of risks while other groups may attune decrease and their perceptions of riskThe main thesis of SARF states that risk events interact with individual psychological social and other cultural factors in ways that either increase or decrease public perceptions of risk Behaviors of individuals and groups then generate secondary social or economic impacts while also increasing or decreasing the physical risk itselfThese ripple effects caused by the amplification of risk include enduring mental perceptions impacts on business sales and change in residential property values changes in training and education or social disorder These secondary changes are perceived and reacted to by individuals and groups resulting in third-order impacts As each higher-order impacts are reacted to they may ripple to other parties and locations Traditional risk analyses neglect these ripple effect impacts and thus greatly underestimate the adverse effects from certain risk events Public distortion of risk signals provides a corrective mechanism by which society assesses a fuller determination of the risk and its impacts to such things not traditionally factored into a risk analysis

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      24

                      PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                      Pendahuluan

                      Pengurangan Risiko Bencana (PRB) mendasarkan pada konsep pikir pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan penguatan kapasitas Pemerintah dan seluruh seluruh stakeholder pembangunan di Provinsi Jawa Tengah bertanggungjawab dalam PRB melalui implementasi peran dan fungsinya masing-masing yang dilakukan pada seluruh siklus penyelenggaraan penanggulangan bencana baik pada tahap pra bencana saat bencana maupun pasca bencana Aspek-aspek yang tercakup dalam program kegiatan PRB meliputi kesiapsiagaan mitigasi tanggap darurat pemulihan dan rekonstruksi

                      Banjir akibat tanggul jebol biasanya menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang sangat besar Ini semua merupakan resiko bencana (disaster risk) bagi masyarakat yang terkena dampak langsung Ada resiko bencana lain yang menimpa masyarakat misalnya sakitnya warga masyarakat terganggunya mereka dalam mencari mata pencaharian anak-anak tak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan normal Adanya trauma psikologis pada anak-anak juga merupakan bagian dari resiko bencana

                      Sumber adijmmultiplycomjournalitem335ManajemenBerdasarkan Undang-Undang nomor 242007 tentang Penanggulangan Bencana pemerintah (gubernur bupatiwalikota atau perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah) bertugas melakukan penanggulangan bencana Hal yang

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      25

                      paling awal dari tugas dan tanggung jawab ini adalah pengurangan atau minimalisasi resiko bencana Pengurangan resiko ini termasuk upaya pencegahan rawan bencana Dalam hal bencana banjir jebolnya tanggul sungai adanya monitoring tanggul-tanggul di sepanjang sungai secara periodik dan seksama adalah bagian dari pencegahan bencana Sementara itu tumbuhnya kawasan permukiman di sepanjang bantaran sungai adalah parameter kerawanan yang lain Ditambah lagi warga masyarakat di sana bisa jadi tidak pernah diberi peringatan akan bahaya yang mengintai mereka Masyarakat juga tidak pernah mempersiapkan bangunan yang kokoh Sistem peringatan dini biasanya juga amat minim Ini semuanya serupakan parameter-parameter yang menambah tingginya tingkat kerentanan mereka terhadap bencana (vulnerability)

                      Sesuai amanat Undang Undang No 24 Tahun 2007 Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat termasuk perlindungan atas bencana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) (misalnya Provinsi Jawa Tengah ) secara umum mempunyai tugas pokok dan fungsifungsi yang terkait dalam kegiatan penanggulangan bencana wajib mengambil peran dengan mengisi kegiatan pada nomenklatur program yang sesuai dengan urusan kewenangan wajib danatau pilihan

                      Identifikasi Risiko Bencana

                      Pengurangan Risiko Bencana di suatu daerah dapat diarahkan pada pengurangan ancaman bahaya (hazard) pengurangan kerentanan (vulnerability) masyarakat dan peningkatan kapasitas (capacity) pemerintah dan masyarakat di daerah rawan bencana untuk melindungi jiwa dan harta benda masyarakat serta menjamin tata kehidupan yang berkelanjutan

                      Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat ditempuh melalui kebijakan sebagai berikuta Mengedepankan keterpaduan paradigma persepsi potensi informasi

                      pola pelaksanaan semua pemangku kepentingan pengurangan risiko bencana di provinsi dan kabupatenkota beserta seluruh masyarakat Jawa Tengah selaras dengan kebijakan Pusat

                      b Mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah lokal di daerah rawan bencana dengan pendayagunaan secara optimal potensi dan sumber daya serta kearifan lokal yang telah mengakar dan berkembang di masyarakat

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      26

                      c Mengedepankan upaya pencegahan dan pendekatan persuasif dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan prinsip mendorong kearah tata kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat

                      d Mengedepankan transparansi dengan pola kemitraan serta prinsip non diskriminasi dalam penyelenggaraan pengurangan risiko bencana

                      1 Konsep Dasar Identifikasi

                      Potensi bencana yang tinggi pada dasarnya tidak hanya sekedar refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk suatu wilayah namun merupakan kontribusi beberapa permasalahan lain sehingga meningkatkan kerentanan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana daerah dititik-beratkan pada keselamatan jiwa manusia dan menjamin kehidupan dalam lingkungan yang lebih baik (better life and better living) serta tertata pada kondisi yang terbebas dari ancaman bencana Oleh karena itu langkah yang dilakukan meliputi pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas

                      Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir

                      Salah satu aspek yang seringkali dilupakan berkaitan dengan terjadinya banjir di satu kota adalah banjir itu sangat berkaitan erat dengan kesatuan wilayah yang disebut dengan daerah aliran sungai (DAS) DAS sendiri didefinisikan sebagai satu hamparan wilayah dimana air hujan yang jatuh di wilayah itu akan menuju ke satu titik outlet yang sama apakah itu sungai danau atau laut

                      Jadi jika air hujan yang jatuh di rumah Anda mengalir ke selokan dan menuju ke Sungai Brantas maka Anda adalah warga DAS Brantas Itu artinya jika air sungai Brantas meluap dan menggenangi dataran banjir di sekitarnya maka Anda (air hujan dari persil lahan Anda) punya kontribusi terhadap terjadinya banjir ituDengan demikian setiap kita pasti warga dari satu DAS dan setiap warga DAS berpotensi untuk memberikan kontribusi terhadap terjadinya banjir di bagian hilir DAS yang bersangkutan Dalam perspektif ilmu lingkungan setiap warga DAS berpotensi menghasilkan eksternalitas negatif dari sisi hidrologi

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      27

                      Sumber bebasbanjir2025wordpresscom

                      Suatu ldquodaerah aliran sungairdquo atau DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut Istilah yang juga umumdigunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya

                      Skema sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS)

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      28

                      Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas suatu DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat tetapi dapat digambarkan pada petaBatas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong) beberapa wilayah kabupaten (misalnya DAS Brantas) atau hanya pada sebagian dari suatu kabupatenTidak ada ukuran baku (definitif) suatu DAS Ukurannya mungkin bervariasi dari beberapa hektar sampai ribuan hektar DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow) Sebidang lahan dapat dianggap sebagai DAS jika ada suatu titik penyalur aliran air keluar dari DAS tersebut

                      Perencanaan pengelolaan DAS terpadu mempersyaratkan adanya beberapa langkah-langkah penting sebagai berikut1 Pengumpulan data yang ekstensif didukung oleh strategi pengelolaan

                      data yang terpadu perlu dilaksanakan sebelum rencana pengelolaan DAS dirumuskan Pengumpulan data ini terutama identifikasi karakteristik DAS yang antara lain mencakup batas dan luas wilayah DAS topografi geologi tanah iklim hidrologi vegetasi penggunaan lahan sumberdaya air kerapatan drainase dan karakteristik sosial ekonomi dan budaya

                      2 Identifikasi permasalahan yang meliputi aspek penggunaan laha n tingkat kekritisan lahan aspek hidrologi sosial ekonomi dan kelembagaan seperti terlihat pada Gambar 32 Prakiraan-prakiraan tentang kebutuhan sumberdaya alam (dan buatan) untuk beragam pemanfaatan perlu dilakukan dan dikaji potensi timbulnya konflik di antara pihak ndash pihak yang berkepentingan

                      3 Perumusan tujuan dan sasaran secara jelas spesifik dan terukur dengan memperhatikan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari ekosistem DAS peraturan dan kebijakan pemerintah adat istiadat masyarakat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan DAS

                      4 Identifikasi dan memformulasikan beberapa rencana kegiatan sebagai alternatif

                      5 Evaluasi alternatif kegiatan pengelolaan yang akan diimplementasikan sehingga dapat dihasilkan bentuk kegiatan yang paling tepat (secara teknis dapat dilaksanakan secara sosialpolitik dapat diterima dan secara ekonomi terjangkau)

                      6 Penyusunan rencana kegiatanprogram pengelolaan DAS berupa usulan rencana yang dianggap paling memenuhi kriteria untuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      29

                      7 Legitimasi dan sosiallisasi rencana yang telah disusun kepada pihak-pihak yang terkait Dalam berikut ini mekanisme pelaksanaan pengelolaan DAS mempersyaratkan bahwa tahap perencanaan dan implementasi tidak boleh dipisahkan karena informasi yang diperoleh dari implementasi kegiatan dapat dimanfaatkan kembali sebagai umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan rencana yang telah dibuat Demikian pula untuk setiap langkah pengelolaan dari mulai alternatif kegiatan hingga implementasi kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (review) Hal ini diperlukan sebagai umpan balik bertahap

                      Diagram Alir Garis Besar Identifikasi Permasalahan DASSumber bebasbanjir2025wordpresscom

                      a Pengurangan Ancaman

                      Ancaman berpotensi menimbulkan bencana namun demikian tidak semua ancaman selalu menjadi bencana Diperlukan analisis ancaman

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      30

                      untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

                      1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

                      2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

                      3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

                      4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

                      5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

                      Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

                      b Pengurangan Kerentanan

                      Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      31

                      1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

                      2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

                      3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

                      c Peningkatan Kapasitas

                      Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

                      1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

                      a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

                      b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

                      c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

                      2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      32

                      pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

                      3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

                      2 Proses Identifikasi Risiko

                      Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

                      Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

                      Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      33

                      tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

                      ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

                      dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

                      melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

                      o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

                      2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

                      secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      34

                      yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

                      o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

                      o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

                      3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

                      Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

                      Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

                      a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

                      wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      35

                      yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

                      Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

                      b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

                      menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

                      Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

                      c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

                      mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

                      d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

                      bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

                      Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

                      Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      36

                      risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

                      PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                      Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

                      Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

                      a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

                      b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

                      c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      37

                      membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                      d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                      e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                      f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                      g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                      h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      38

                      menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                      i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      39

                      IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                      Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                      Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                      Community Development

                      Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      40

                      Sumber donasirumahzakatorg

                      Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                      membantu para korban bencana

                      1 Kondisi Pra Bencana

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      41

                      Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                      a Program Wajib

                      1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                      2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                      Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                      3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                      4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                      5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                      6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                      Pembangunan Daerah

                      7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                      Rescue (SAR)

                      8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      42

                      b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                      c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                      9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                      Pemanfaatan Tanah

                      10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                      Pembangunan

                      11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                      di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                      12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                      13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                      14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                      15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                      16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                      Masa

                      b Program Pilihan

                      1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      43

                      2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                      2 Kondisi Saat Bencana

                      Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                      1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                      2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                      Rescue (SAR)

                      3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                      4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                      a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                      5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                      6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                      3 Kondisi Pasca Bencana

                      Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                      a Program Wajib

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      44

                      1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                      Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                      2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                      Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                      Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                      3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                      4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                      5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                      6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                      7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                      a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                      b Program Pilihan1) Pertanian

                      a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                      2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                      Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                      dekat sungai Ciliwung

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      45

                      Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                      Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                      Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      46

                      Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      47

                      DAFTAR PUSTAKA

                      Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                      Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                      Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                      Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                      Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                      Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                      Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                      Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                      Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                      Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                      Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                      Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                      Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                      Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                      Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                      Westview Press Boulder Colorado

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      48

                      Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                      Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                      49

                      • Kita dan Bencana
                      • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                      • Geografi Bencana
                        • Ciri-Ciri Banjir
                        • Jenis-Jenis Banjir
                        • Penyebab Terjadinya Banjir
                        • Dampak Dari Banjir
                        • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                        • Analisis risiko IPAL
                        • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                        • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                        • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                        • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                        • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                        • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                        • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                        • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                        • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                        • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                        • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                        • Sebab-Akibat
                        • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                        • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                        • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                        • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                        • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                        • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                        • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                        • PENGELOLAAN RISIKO
                        • Pengelolaan Risiko Bencana
                        • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                        • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                        • Pendekatan Menyeluruh
                        • Pendekatan Terpadu
                        • Masyarakat yang siap
                        • Pengelolaan risiko bencana
                        • Disaster management
                        • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                        • Pendugaan Risiko
                        • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                        • Interdisciplinary approach
                          • Social amplification of risk framework
                              • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                • Selasa 17 November 2009
                                  • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                        pesawahan dan pemukiman penduduk serta berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia

                        Langkah antisipasi yang perlu segera dilakukan adalah melakukan adaptasi dan sosialisasi pada masyarakat untuk mewaspadai wilayah-wilayah yang memiliki tingkat risiko tinggi

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        12

                        Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara(Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)

                        Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal

                        Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai

                        Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886

                        Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah

                        Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        13

                        Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu

                        Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano

                        Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah

                        Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya

                        Sebab-Akibat Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu

                        penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat

                        Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnyaHilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        14

                        Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian

                        Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pesSekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam

                        PENGELOLAAN RISIKO

                        Pengelolaan Risiko Bencana

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        15

                        Pikirkan bahwa masyarakat dan lingkungannya adalah terancam terhadap bencana dan bagaimana kesanggupan masing-masing melawan akibat dari kerusakan oleh bencana

                        Risiko (risk) Kemungkinan akan kehilangan yang bisa terjadi

                        sebagai akibat kejadian buruk dengan akibat kedaruratan dan keterancaman

                        Bahaya (hazard) Potensi akan terjadinya kejadian alam atau ulah manusia dengan akibat negatif

                        Keterancaman (vulnerability) Akibat yang timbul dimana struktur masyarakat pelayanan dan lingkungan sering rusak atau hancur akibat dampak kedaruratan Adalah kombinasi mudahnya terpengaruh (susceptibility) dan daya bertahan (resilience) Resilience adalah bagaimana masyarakat mampu bertahan terhadap kehilangan dan susceptibility adalah derajat mudahnya terpengaruh terhadap risiko Dengan kata lain ketika menentukan keterancaman masyarakat atas dampak kedaruratan penting untuk memastikan kemampuan masyarakat beserta lingkungannya untuk mengantisipasi mengatasi dan pulih dari bencana Jadi dikatakan sangat terancam bila dalam menghadapi dampak keadaan bahaya hanya mempunyai kemampuan terbatas dalam menghadapi kehilangan dan kerusakan dan sebaliknya bila kurang pengalaman menghadapi dampak keadaan bahaya namun mampu menghadapi kehilangan dan kerusakan dikatakan tidak terlalu terancam terhadap bencana dan kegawatdaruratan

                        High susceptibility + low resilience = high level of vulnerabilityHigh exposure to risk + limited ability to sustain loss = high

                        vulnerabilityLow susceptibility + high resilience = low degree of vulnerabilityAbility to sustain loss + low degree of exposure = low vulnerability Jelaslah bahwa petugas harus mengenal golongan masyarakat

                        struktur dan pelayanan yang mudah terancam hingga dapat menjadikannya tahan terhadap kerusakan akibat kedaruratan

                        Proses Pengelolaan Risiko Bencana

                        Dalam pengelolaan risiko bencana bencana dijelaskan berkaitan dengan risikonya terhadap masyarakat dan dilakukan tindakan yang sesuai terhadap risiko yang diketahui

                        Dua hal penting

                        1 Berapa luas bencana melanda2 Berapa luas ancaman terhadap masyarakat dan lingkungan

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        16

                        Pengelolaan risiko bencana adalah penerapan sistematik dari

                        kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelatihan terhadap 1 Memastikan hal-hal terkait2 Mengidentifikasi risiko3 Menganalisis risiko4 Menilai mengevaluasi risiko5 Mengatasi risiko

                        Pengamatan dan penelaahan harus merupakan proses

                        berkesinambungan dalam pengelolaan risiko dan semua sistem tergantung pada komunikasi dan konsultasi

                        Hal tersebut menjadi perangkat pengambil keputusan yang sistematik logis dan praktis bagi pengelola bencana Gunanya untuk mendapatkan kegunaan yang mendasar bagi pengelola bencana untuk mengurangi dampak dari bencana Pengelola bencana dapat melakukan

                        1 Identifikasi apa yang mungkin terjadi2 Analisis kemungkinan hasil akhir3 Pendugaan Menilai dampak4 Mengelola risiko (pencegahanmitigasi mempersiapkan

                        merespons dan pemulihan)5 Memonitor proses

                        Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan TerpaduPengelolaan bencana yang efektif memerlukan kombinasi empat

                        konsep a Atas semua bahayab Menyeluruhc Terpadud Masyarakat yang siap Semua bahaya maksudnya aturan yang disetujui dalam merancang

                        mengatasi semua bahaya alam dan ulah manusia Dari pada mengembangkan rencana dan prosedur berbeda untuk masing-masing bahaya rancangan tunggal pengelolaan harus dibuat dan digunakan dalam menghadapi semua bahaya yang dihadapi masyarakat

                        Pendekatan Menyeluruh

                        Empat dasar pengelolaan kegawatan dan bencana masing-masing memerlukan program pengelolaan (strategi)

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        17

                        1 Pencegahan dan mitigasiPeraturan dan persyaratan fisik untuk mencegah terjadinya bencana atau untuk mengurangi dampaknya

                        2 PersiapanPerencanaan dan program sistem dan prosedur pelatihan dan pendidikan untuk memastikan bahwa bila bencana terjadi sumber daya dan tenaga dapat segera dimobilisasi dan diberdayakan dengan hasil terbaik Termasuk pengembangan sistem peringatan dan kewaspadaan perencanaan organisasional pelatihan dan pengujian petugas peralatan perencanaan dan prosedur serta pendidikan publik

                        3 ResponsKegiatan yang diambil mendahului atau segera setelah dampak bencana untuk meminimalkan akibat dan untuk memberikan bantuan segera memulihkan dan mendukung masyarakat Termasuk rescue pemulihan dan dukungan terhadap korban informasi publik pemberian makanan pakainan dan tempat berlindung

                        4 PemulihanPemulihan dan perbaikan jangka panjang atas masyarakat yang terkena Merupakan proses rumit dan lama

                        Pendekatan Terpadu

                        Pengelolaan bencana efektif memerlukan kerjasama aktif antara berbagai fihak terkait Artinya semua organiasi dengan tugasnya masing-masing bekerja bersama dalam pengelolaan bencana Hubungan berbentuk kerjasama sangat penting

                        Masyarakat yang siapAdalah masyarakat yang masing-masing individunya waspada

                        terhadap bahaya dan tahu bagaimana melindungi dirinya keluarganya serta rumahnya terhadap dampak dari bahaya Bila masing-masing dapat melakukan tindakan perlindungan terhadap dampak bahaya akan mengurangi keterancaman terhadap bencana dan kedaruratan

                        Kegiatan pencegahan mitigasi persiapan respons dan pemulihan yang harus dilakukan

                        1 Pencegahan dan mitigasi 2 Standar bangunan dan kemampuan PMK3 Immunisasi penyakit4 Rancang sanitasi5 Pembuangan sampah limbah6 Program pendidkan masyarakat

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        18

                        7 Informasi media8 Peringatan terhadap masyarakat Persiapan 1 Perencanaan sistem dan prosedur2 Pelatihan personil3 Pengujian perencanaan personil dan peralatan

                        Respons 1 Pengaktifan sistem pengelolaan insidens2 Pengaktifan sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya3 Mekanisme pendukung bagi staf

                        Pemulihan 1 Proses debriefing2 Menilai dan merubah perencanaan dan prosedur3 Identifikasi dan pemanfaatan pengetahuan yang didapat

                        Pengelolaan risiko bencana

                        Pengelolaan risiko bencana adalah pemanfaatan yang sistematik dari kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelaksanaan dengan maksud mengurangi dampak bencana Merupakan perangkat pembuat keputusan yang logis dan praktis

                        Disaster management

                        The remote sensing inputs have been used for many disasters including drought flood earthquake cyclone landslides volcanoes avalanches forest fire crop pest diseases etc Remote sensing and GIS helps in preparing suitable strategy of land succumbed to disaster for its management and occupational framework for their monitoring assessment and mitigation by identifying gap areas and assist in recommending appropriate strategies for disaster mitigation and management BISAG through synergistic coupling of remote sensing inputs with conventional systems and space communications in well knit multi-energy interface has been offering better operational services and decision support for better Disaster Management Proses Perencanaan Terhadap Bencana

                        Pendugaan Risiko1 Penentuan hal yang akan direncanakan reg2 Penetapan komite perencanaan reg

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        19

                        3 Penilaian risiko reg4 Penentuan tujuan perencanaan reg5 Penentuan pertanggungjawaban reg6 Analisis sumberdaya (7 Pengembangan sistem dan prosedur (8 Penulisan rencana (9 Pelatihan tenaga (10 Tes rencana tenaga dan prosedur (11 Peninjauan ulang rencana (12 Perbaiki rencana Hal-hal yang dapat direncanakan Hal yang dapat direncanakan dalam menghadapi kegawatdaruratan

                        harus diidentifikasi

                        Komite perencanaan Fihak rumah sakit fihak sistem kesehatan masyarakat termasuk

                        kesehatan masyarakat dan kesehatan mental pelayanan darurat eksternal seperti ambulans PMK dan polisi

                        Lakukan analisis risiko bencana Termasuk analisis bahaya dan analisis keterancaman Semua

                        analisis akan membantu komite perencanaan bencana menentukan sasaran dan prioritas perencanaan

                        Penilaian risiko bencana berkelanjutan sepanjang proses perencanaan Bahaya berubah tingkat keterancaman berubah semua harus dimonitor dan dinilai secara tetap

                        Tentukan tujuan perencanaan Berdasar pada hasil analisis risiko dan pengenalan strategi

                        pengelolaan bencana yang disetujui komite

                        Tentukan pertanggungjawaban Memilih pertanggungjawaban dari semua fihak terkait RS

                        petugas dan pelaksana kesehatan masyarakat lainnya

                        Analisis sumberdaya Komite harus mengetahui apa yang akan dibutuhkan dari pada

                        hanya melihat apa yang dipunyai Bila apa yang dibutuhkan kurang dari apa yang tersedia komite harus mengidentifikasi sumber tenaga dan sarana yang tersedia yang dapat dipanggil seketika dibutuhkan Rencanakan kerjasama dengan fasilitas kesehatan regional atau nasional

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        20

                        Penciptaan sistem dan prosedur Komite harus mengidentifikasi strategi untuk pencegahan dan

                        mitigasi penyiapan respons dan pemulihan akibat kegawatan major dan bencana Ini termasuk sistem komando gadar RS sistem komunikasi informasi publik sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya

                        Penulisan rencana Dokumen tertulis harus dibagikan pada semua yang akan

                        menggunakannya Dokumen harus sederhana dan langsung sasaran atau orang tidak dapat membaca atau memahaminya

                        Pelatihan persomil uji perencanaan personil dan prosedur Pelatihan personil serta pengujian perencanaan sistem dan

                        prosedur merupakan bagian vital dari persiapan pengelolaan gadar atau bencana

                        Kegiatan respons bencana memerlukan personil untuk bekerja diluar kegiatan dan tanggungjawab hari-hari normalnya dan melaksanakan tugas yang kurang familier Untuk menciptakan kejadian menjadi lebih sulit berikan tidak hanya banyak tugas yang tidak familer namun mereka harus mendapatkan lingkungan yang sangat menekan yang bahkan pantas untuk menguji sistem dan personil yang sudah berpengalaman

                        Dapat dimengerti mengapa personil wajib dilatih dan diuji secara rutin dalam tugas pengelolaan bencananya Personil juga memerlukan kesempatan untuk mempraktekkan tugas dan tanggungjawab pengelolaan bencananya

                        Selain itu rencana yang belum diuji dan dinilai ulang mungkin lebih buruk dari pada tidak ada rencana sama sekali Hal ini akan membangun rasa keamanan yang salah pada petugas dalam hal tingkat persiapan

                        Peninjauan ulang dan ubah perencanaan

                        Perencanaan harus dinilai ulang dan diperbaiki secara berkaladan harus dinyatakan dalam perencanaan itu sendiri Setiap saat perencanaan atau bagian dari perencanaan diaktifkan untuk latihan atau dalam bencana sesungguhnya Debriefing harus dilakukan untuk mengenal kebutuhan perbaikan perencanaan sistem dan prosedutr dan untuk melatih personil

                        Sekali lagi perencanaan adalah proses tidak pernah berakhir Perencanaan tertulis adalah hanya sebuah hasil akhir dari proses perncanaan namun bukan titik akhir hanya bagian dari proses perencanaan Perencanaan tertulis adalah dokumen yang hidup yang harus secara tetap diuji dinilai ulang dan dipertbaharui

                        Bagaimana bila

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        21

                        Bagian penting dari proses perencanaan adalah pertanyaan dari komite Bagaimana bila hellip Bagaimana bila ini atau itu terjadi apa yang harus dilakukan apa yang diperlukan apa dampaknya pada petugas dll

                        Tidak mungkin untuk membuat rencana bagi semua kejadian namun kegiatan komite dalam memikirkan batasan kejadian beserta konsekuensinya dan membahas pilihan rancangan yang diperkirakan memiliki jangkauan luas dalam sistem persiapan penting dilakukan

                        Di dunia kehilangan akibat bencana tetap meningkat walau

                        investasi yang sangat besar dalam tindakan pencegahan secara tehnik sudah dilakukan Hambatan politik dan ekonomi menyebabkan bahwa pendekatan tradisional dalam mendapatkan rasa aman terhadap bahaya harus dinilai ulang Tidak saatnya lagi mangatakan bahwa pencegahan terhadap proses berbahaya secara umum dikatakan sebagai terbaik atau cara yang paling diinginkan dalam menghadapi risiko Pencegahan dan peningkatan resilience dari objek yang berpotensi terkena adalah dua contoh penting lainnya dari bagaimana kerusakan akibat keadaan berbahaya dapat dikurangi

                        Konsep pilihan untuk mengatasi keadaan bahaya adalah menggunakan kebijaksanaan berdasar risiko Walau diarahkan pada bahaya yang juga telah mencakup risiko dijelaskan sebagai fungsi dari empat faktor berikut

                        1 Frekuensi terjadinya kejadian bahaya2 Intensitas kerusakan objek sasaran yang berpotensi terhadap

                        risiko dengan distribusi kelompok khusus3 Keterancaman objek sasaran akan terkena oleh kerusakan4 Keterpaparan target sasaran terhadap bahaya Frekuensi dan kerusakan menunjukkan beratnya keadaan bahaya

                        keterancaman dan keterpaparan sasaran terhadap risiko Inilah kenapa ada perbedaan antara definisi sederhana risiko sebagai hasil kemungkinan dan perluasan kerusakan yang lebih menunjukkan sudut pandang operator atau pelaksana Bagaimanapun sudut pandang yang lebih sempit dengan cepat menunjukkan bahwa frekuensi dan keterpaparan adalah sebanding dengan kemungkinan dimana intensitas dan keterancaman mengartikan kerusakan

                        Pengelolaan risiko akan berhasil bila informasi berikut tersedia 1 Karakterisasi bahaya secara khusus2 Mengumpulkan dan mengklasifikasikan objek yang terancam

                        dalam jangkauan proses berbahaya3 Tampilan dampak kerusakan yang mungkin terjadi terhadap

                        objek disaat kejadian

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        22

                        Saat ini prinsip penilaian risiko dan pembuatan kebijaksanaan secara umum berdasar risiko dipakai secara luas lintas disiplin dan lintas batas

                        Evaluasi dan Persepsi RisikoKunci pendekatan berdasar risiko menghadapi bahaya diterima

                        dalam bentuk tingkat rasa aman yang memadai dan secara ekonomik Baik definisi dari tingkat rasa aman yang memadai dan kuantifikasi tampilan ekonomik tidak dapat dibuat hanya oleh para ahli Nilai dan tanggapan sosial mungkin merupakan faktor lebih penting dalam membentuk rasa aman dari pada risiko nyata sendiri

                        Satu masalah yang belum jelas adalah opini publik dalam proses keputusan Ini mungkin karena jarak antara ilmu sosial (termasuk proses evaluasi publik) dan ilmu administratif atau tehnik (yang bertanggung jawab pada kebanyakan risiko nyata) Usaha saat ini adalah menjembatani jarak tsb dengan mengembangkan model yang seakurat mungkin menunjukkan persepsi dan evaluasi publik akan risiko yang diharapkan hingga pembuat keputusan dapat menggunakan hal ini Dengan kata lain dianjurkan bahwa pandangan publik tentang evaluasi risiko secara normatif (dari pada emperik-deskriptif) akan memperbaiki keputusan yang dibuat dalam pengelolaan bencana

                        Risk perception is the subjective judgment that people make about the characteristics and severity of a risk The phrase is most commonly used in reference to natural hazards and threats to the environment or health such as nuclear power Several theories have been proposed to explain why different people make different estimates of the dangerousness of risks Three major families of theory have been developed psychology approaches (heuristics and cognitive) anthropologysociology approaches (cultural theory) and interdisciplinary approaches (social amplification of risk framework)Interdisciplinary approach

                        Social amplification of risk frameworkThe Social Amplification of Risk Framework (SARF) combines research in psychology sociology anthropology and communications theory SARF outlines how communications of risk events pass from the sender through intermediate stations to a receiver and in the process serve to amplify or attenuate perceptions of risk

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        23

                        All links in the communication chain individuals groups media etc contain filters through which information is sorted and understoodThe theory attempts to explain the process by which risks are amplified receiving public attention or attuned receiving less public attention The theory may be used to compare responses from different groups in a single event or analyze the same risk issue in multiple events In a single risk event some groups may amplify their perception of risks while other groups may attune decrease and their perceptions of riskThe main thesis of SARF states that risk events interact with individual psychological social and other cultural factors in ways that either increase or decrease public perceptions of risk Behaviors of individuals and groups then generate secondary social or economic impacts while also increasing or decreasing the physical risk itselfThese ripple effects caused by the amplification of risk include enduring mental perceptions impacts on business sales and change in residential property values changes in training and education or social disorder These secondary changes are perceived and reacted to by individuals and groups resulting in third-order impacts As each higher-order impacts are reacted to they may ripple to other parties and locations Traditional risk analyses neglect these ripple effect impacts and thus greatly underestimate the adverse effects from certain risk events Public distortion of risk signals provides a corrective mechanism by which society assesses a fuller determination of the risk and its impacts to such things not traditionally factored into a risk analysis

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        24

                        PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                        Pendahuluan

                        Pengurangan Risiko Bencana (PRB) mendasarkan pada konsep pikir pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan penguatan kapasitas Pemerintah dan seluruh seluruh stakeholder pembangunan di Provinsi Jawa Tengah bertanggungjawab dalam PRB melalui implementasi peran dan fungsinya masing-masing yang dilakukan pada seluruh siklus penyelenggaraan penanggulangan bencana baik pada tahap pra bencana saat bencana maupun pasca bencana Aspek-aspek yang tercakup dalam program kegiatan PRB meliputi kesiapsiagaan mitigasi tanggap darurat pemulihan dan rekonstruksi

                        Banjir akibat tanggul jebol biasanya menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang sangat besar Ini semua merupakan resiko bencana (disaster risk) bagi masyarakat yang terkena dampak langsung Ada resiko bencana lain yang menimpa masyarakat misalnya sakitnya warga masyarakat terganggunya mereka dalam mencari mata pencaharian anak-anak tak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan normal Adanya trauma psikologis pada anak-anak juga merupakan bagian dari resiko bencana

                        Sumber adijmmultiplycomjournalitem335ManajemenBerdasarkan Undang-Undang nomor 242007 tentang Penanggulangan Bencana pemerintah (gubernur bupatiwalikota atau perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah) bertugas melakukan penanggulangan bencana Hal yang

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        25

                        paling awal dari tugas dan tanggung jawab ini adalah pengurangan atau minimalisasi resiko bencana Pengurangan resiko ini termasuk upaya pencegahan rawan bencana Dalam hal bencana banjir jebolnya tanggul sungai adanya monitoring tanggul-tanggul di sepanjang sungai secara periodik dan seksama adalah bagian dari pencegahan bencana Sementara itu tumbuhnya kawasan permukiman di sepanjang bantaran sungai adalah parameter kerawanan yang lain Ditambah lagi warga masyarakat di sana bisa jadi tidak pernah diberi peringatan akan bahaya yang mengintai mereka Masyarakat juga tidak pernah mempersiapkan bangunan yang kokoh Sistem peringatan dini biasanya juga amat minim Ini semuanya serupakan parameter-parameter yang menambah tingginya tingkat kerentanan mereka terhadap bencana (vulnerability)

                        Sesuai amanat Undang Undang No 24 Tahun 2007 Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat termasuk perlindungan atas bencana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) (misalnya Provinsi Jawa Tengah ) secara umum mempunyai tugas pokok dan fungsifungsi yang terkait dalam kegiatan penanggulangan bencana wajib mengambil peran dengan mengisi kegiatan pada nomenklatur program yang sesuai dengan urusan kewenangan wajib danatau pilihan

                        Identifikasi Risiko Bencana

                        Pengurangan Risiko Bencana di suatu daerah dapat diarahkan pada pengurangan ancaman bahaya (hazard) pengurangan kerentanan (vulnerability) masyarakat dan peningkatan kapasitas (capacity) pemerintah dan masyarakat di daerah rawan bencana untuk melindungi jiwa dan harta benda masyarakat serta menjamin tata kehidupan yang berkelanjutan

                        Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat ditempuh melalui kebijakan sebagai berikuta Mengedepankan keterpaduan paradigma persepsi potensi informasi

                        pola pelaksanaan semua pemangku kepentingan pengurangan risiko bencana di provinsi dan kabupatenkota beserta seluruh masyarakat Jawa Tengah selaras dengan kebijakan Pusat

                        b Mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah lokal di daerah rawan bencana dengan pendayagunaan secara optimal potensi dan sumber daya serta kearifan lokal yang telah mengakar dan berkembang di masyarakat

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        26

                        c Mengedepankan upaya pencegahan dan pendekatan persuasif dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan prinsip mendorong kearah tata kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat

                        d Mengedepankan transparansi dengan pola kemitraan serta prinsip non diskriminasi dalam penyelenggaraan pengurangan risiko bencana

                        1 Konsep Dasar Identifikasi

                        Potensi bencana yang tinggi pada dasarnya tidak hanya sekedar refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk suatu wilayah namun merupakan kontribusi beberapa permasalahan lain sehingga meningkatkan kerentanan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana daerah dititik-beratkan pada keselamatan jiwa manusia dan menjamin kehidupan dalam lingkungan yang lebih baik (better life and better living) serta tertata pada kondisi yang terbebas dari ancaman bencana Oleh karena itu langkah yang dilakukan meliputi pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas

                        Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir

                        Salah satu aspek yang seringkali dilupakan berkaitan dengan terjadinya banjir di satu kota adalah banjir itu sangat berkaitan erat dengan kesatuan wilayah yang disebut dengan daerah aliran sungai (DAS) DAS sendiri didefinisikan sebagai satu hamparan wilayah dimana air hujan yang jatuh di wilayah itu akan menuju ke satu titik outlet yang sama apakah itu sungai danau atau laut

                        Jadi jika air hujan yang jatuh di rumah Anda mengalir ke selokan dan menuju ke Sungai Brantas maka Anda adalah warga DAS Brantas Itu artinya jika air sungai Brantas meluap dan menggenangi dataran banjir di sekitarnya maka Anda (air hujan dari persil lahan Anda) punya kontribusi terhadap terjadinya banjir ituDengan demikian setiap kita pasti warga dari satu DAS dan setiap warga DAS berpotensi untuk memberikan kontribusi terhadap terjadinya banjir di bagian hilir DAS yang bersangkutan Dalam perspektif ilmu lingkungan setiap warga DAS berpotensi menghasilkan eksternalitas negatif dari sisi hidrologi

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        27

                        Sumber bebasbanjir2025wordpresscom

                        Suatu ldquodaerah aliran sungairdquo atau DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut Istilah yang juga umumdigunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya

                        Skema sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS)

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        28

                        Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas suatu DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat tetapi dapat digambarkan pada petaBatas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong) beberapa wilayah kabupaten (misalnya DAS Brantas) atau hanya pada sebagian dari suatu kabupatenTidak ada ukuran baku (definitif) suatu DAS Ukurannya mungkin bervariasi dari beberapa hektar sampai ribuan hektar DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow) Sebidang lahan dapat dianggap sebagai DAS jika ada suatu titik penyalur aliran air keluar dari DAS tersebut

                        Perencanaan pengelolaan DAS terpadu mempersyaratkan adanya beberapa langkah-langkah penting sebagai berikut1 Pengumpulan data yang ekstensif didukung oleh strategi pengelolaan

                        data yang terpadu perlu dilaksanakan sebelum rencana pengelolaan DAS dirumuskan Pengumpulan data ini terutama identifikasi karakteristik DAS yang antara lain mencakup batas dan luas wilayah DAS topografi geologi tanah iklim hidrologi vegetasi penggunaan lahan sumberdaya air kerapatan drainase dan karakteristik sosial ekonomi dan budaya

                        2 Identifikasi permasalahan yang meliputi aspek penggunaan laha n tingkat kekritisan lahan aspek hidrologi sosial ekonomi dan kelembagaan seperti terlihat pada Gambar 32 Prakiraan-prakiraan tentang kebutuhan sumberdaya alam (dan buatan) untuk beragam pemanfaatan perlu dilakukan dan dikaji potensi timbulnya konflik di antara pihak ndash pihak yang berkepentingan

                        3 Perumusan tujuan dan sasaran secara jelas spesifik dan terukur dengan memperhatikan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari ekosistem DAS peraturan dan kebijakan pemerintah adat istiadat masyarakat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan DAS

                        4 Identifikasi dan memformulasikan beberapa rencana kegiatan sebagai alternatif

                        5 Evaluasi alternatif kegiatan pengelolaan yang akan diimplementasikan sehingga dapat dihasilkan bentuk kegiatan yang paling tepat (secara teknis dapat dilaksanakan secara sosialpolitik dapat diterima dan secara ekonomi terjangkau)

                        6 Penyusunan rencana kegiatanprogram pengelolaan DAS berupa usulan rencana yang dianggap paling memenuhi kriteria untuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        29

                        7 Legitimasi dan sosiallisasi rencana yang telah disusun kepada pihak-pihak yang terkait Dalam berikut ini mekanisme pelaksanaan pengelolaan DAS mempersyaratkan bahwa tahap perencanaan dan implementasi tidak boleh dipisahkan karena informasi yang diperoleh dari implementasi kegiatan dapat dimanfaatkan kembali sebagai umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan rencana yang telah dibuat Demikian pula untuk setiap langkah pengelolaan dari mulai alternatif kegiatan hingga implementasi kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (review) Hal ini diperlukan sebagai umpan balik bertahap

                        Diagram Alir Garis Besar Identifikasi Permasalahan DASSumber bebasbanjir2025wordpresscom

                        a Pengurangan Ancaman

                        Ancaman berpotensi menimbulkan bencana namun demikian tidak semua ancaman selalu menjadi bencana Diperlukan analisis ancaman

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        30

                        untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

                        1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

                        2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

                        3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

                        4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

                        5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

                        Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

                        b Pengurangan Kerentanan

                        Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        31

                        1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

                        2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

                        3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

                        c Peningkatan Kapasitas

                        Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

                        1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

                        a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

                        b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

                        c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

                        2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        32

                        pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

                        3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

                        2 Proses Identifikasi Risiko

                        Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

                        Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

                        Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        33

                        tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

                        ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

                        dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

                        melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

                        o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

                        2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

                        secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        34

                        yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

                        o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

                        o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

                        3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

                        Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

                        Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

                        a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

                        wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        35

                        yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

                        Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

                        b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

                        menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

                        Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

                        c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

                        mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

                        d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

                        bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

                        Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

                        Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        36

                        risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

                        PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                        Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

                        Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

                        a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

                        b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

                        c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        37

                        membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                        d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                        e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                        f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                        g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                        h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        38

                        menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                        i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        39

                        IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                        Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                        Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                        Community Development

                        Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        40

                        Sumber donasirumahzakatorg

                        Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                        membantu para korban bencana

                        1 Kondisi Pra Bencana

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        41

                        Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                        a Program Wajib

                        1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                        2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                        Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                        3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                        4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                        5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                        6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                        Pembangunan Daerah

                        7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                        Rescue (SAR)

                        8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        42

                        b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                        c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                        9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                        Pemanfaatan Tanah

                        10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                        Pembangunan

                        11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                        di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                        12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                        13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                        14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                        15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                        16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                        Masa

                        b Program Pilihan

                        1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        43

                        2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                        2 Kondisi Saat Bencana

                        Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                        1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                        2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                        Rescue (SAR)

                        3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                        4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                        a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                        5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                        6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                        3 Kondisi Pasca Bencana

                        Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                        a Program Wajib

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        44

                        1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                        Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                        2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                        Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                        Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                        3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                        4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                        5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                        6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                        7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                        a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                        b Program Pilihan1) Pertanian

                        a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                        2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                        Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                        dekat sungai Ciliwung

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        45

                        Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                        Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                        Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        46

                        Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        47

                        DAFTAR PUSTAKA

                        Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                        Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                        Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                        Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                        Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                        Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                        Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                        Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                        Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                        Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                        Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                        Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                        Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                        Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                        Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                        Westview Press Boulder Colorado

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        48

                        Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                        Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                        49

                        • Kita dan Bencana
                        • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                        • Geografi Bencana
                          • Ciri-Ciri Banjir
                          • Jenis-Jenis Banjir
                          • Penyebab Terjadinya Banjir
                          • Dampak Dari Banjir
                          • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                          • Analisis risiko IPAL
                          • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                          • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                          • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                          • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                          • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                          • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                          • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                          • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                          • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                          • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                          • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                          • Sebab-Akibat
                          • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                          • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                          • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                          • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                          • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                          • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                          • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                          • PENGELOLAAN RISIKO
                          • Pengelolaan Risiko Bencana
                          • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                          • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                          • Pendekatan Menyeluruh
                          • Pendekatan Terpadu
                          • Masyarakat yang siap
                          • Pengelolaan risiko bencana
                          • Disaster management
                          • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                          • Pendugaan Risiko
                          • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                          • Interdisciplinary approach
                            • Social amplification of risk framework
                                • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                  • Selasa 17 November 2009
                                    • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                          Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara(Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)

                          Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal

                          Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai

                          Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886

                          Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah

                          Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          13

                          Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu

                          Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano

                          Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah

                          Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya

                          Sebab-Akibat Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu

                          penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat

                          Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnyaHilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          14

                          Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian

                          Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pesSekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam

                          PENGELOLAAN RISIKO

                          Pengelolaan Risiko Bencana

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          15

                          Pikirkan bahwa masyarakat dan lingkungannya adalah terancam terhadap bencana dan bagaimana kesanggupan masing-masing melawan akibat dari kerusakan oleh bencana

                          Risiko (risk) Kemungkinan akan kehilangan yang bisa terjadi

                          sebagai akibat kejadian buruk dengan akibat kedaruratan dan keterancaman

                          Bahaya (hazard) Potensi akan terjadinya kejadian alam atau ulah manusia dengan akibat negatif

                          Keterancaman (vulnerability) Akibat yang timbul dimana struktur masyarakat pelayanan dan lingkungan sering rusak atau hancur akibat dampak kedaruratan Adalah kombinasi mudahnya terpengaruh (susceptibility) dan daya bertahan (resilience) Resilience adalah bagaimana masyarakat mampu bertahan terhadap kehilangan dan susceptibility adalah derajat mudahnya terpengaruh terhadap risiko Dengan kata lain ketika menentukan keterancaman masyarakat atas dampak kedaruratan penting untuk memastikan kemampuan masyarakat beserta lingkungannya untuk mengantisipasi mengatasi dan pulih dari bencana Jadi dikatakan sangat terancam bila dalam menghadapi dampak keadaan bahaya hanya mempunyai kemampuan terbatas dalam menghadapi kehilangan dan kerusakan dan sebaliknya bila kurang pengalaman menghadapi dampak keadaan bahaya namun mampu menghadapi kehilangan dan kerusakan dikatakan tidak terlalu terancam terhadap bencana dan kegawatdaruratan

                          High susceptibility + low resilience = high level of vulnerabilityHigh exposure to risk + limited ability to sustain loss = high

                          vulnerabilityLow susceptibility + high resilience = low degree of vulnerabilityAbility to sustain loss + low degree of exposure = low vulnerability Jelaslah bahwa petugas harus mengenal golongan masyarakat

                          struktur dan pelayanan yang mudah terancam hingga dapat menjadikannya tahan terhadap kerusakan akibat kedaruratan

                          Proses Pengelolaan Risiko Bencana

                          Dalam pengelolaan risiko bencana bencana dijelaskan berkaitan dengan risikonya terhadap masyarakat dan dilakukan tindakan yang sesuai terhadap risiko yang diketahui

                          Dua hal penting

                          1 Berapa luas bencana melanda2 Berapa luas ancaman terhadap masyarakat dan lingkungan

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          16

                          Pengelolaan risiko bencana adalah penerapan sistematik dari

                          kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelatihan terhadap 1 Memastikan hal-hal terkait2 Mengidentifikasi risiko3 Menganalisis risiko4 Menilai mengevaluasi risiko5 Mengatasi risiko

                          Pengamatan dan penelaahan harus merupakan proses

                          berkesinambungan dalam pengelolaan risiko dan semua sistem tergantung pada komunikasi dan konsultasi

                          Hal tersebut menjadi perangkat pengambil keputusan yang sistematik logis dan praktis bagi pengelola bencana Gunanya untuk mendapatkan kegunaan yang mendasar bagi pengelola bencana untuk mengurangi dampak dari bencana Pengelola bencana dapat melakukan

                          1 Identifikasi apa yang mungkin terjadi2 Analisis kemungkinan hasil akhir3 Pendugaan Menilai dampak4 Mengelola risiko (pencegahanmitigasi mempersiapkan

                          merespons dan pemulihan)5 Memonitor proses

                          Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan TerpaduPengelolaan bencana yang efektif memerlukan kombinasi empat

                          konsep a Atas semua bahayab Menyeluruhc Terpadud Masyarakat yang siap Semua bahaya maksudnya aturan yang disetujui dalam merancang

                          mengatasi semua bahaya alam dan ulah manusia Dari pada mengembangkan rencana dan prosedur berbeda untuk masing-masing bahaya rancangan tunggal pengelolaan harus dibuat dan digunakan dalam menghadapi semua bahaya yang dihadapi masyarakat

                          Pendekatan Menyeluruh

                          Empat dasar pengelolaan kegawatan dan bencana masing-masing memerlukan program pengelolaan (strategi)

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          17

                          1 Pencegahan dan mitigasiPeraturan dan persyaratan fisik untuk mencegah terjadinya bencana atau untuk mengurangi dampaknya

                          2 PersiapanPerencanaan dan program sistem dan prosedur pelatihan dan pendidikan untuk memastikan bahwa bila bencana terjadi sumber daya dan tenaga dapat segera dimobilisasi dan diberdayakan dengan hasil terbaik Termasuk pengembangan sistem peringatan dan kewaspadaan perencanaan organisasional pelatihan dan pengujian petugas peralatan perencanaan dan prosedur serta pendidikan publik

                          3 ResponsKegiatan yang diambil mendahului atau segera setelah dampak bencana untuk meminimalkan akibat dan untuk memberikan bantuan segera memulihkan dan mendukung masyarakat Termasuk rescue pemulihan dan dukungan terhadap korban informasi publik pemberian makanan pakainan dan tempat berlindung

                          4 PemulihanPemulihan dan perbaikan jangka panjang atas masyarakat yang terkena Merupakan proses rumit dan lama

                          Pendekatan Terpadu

                          Pengelolaan bencana efektif memerlukan kerjasama aktif antara berbagai fihak terkait Artinya semua organiasi dengan tugasnya masing-masing bekerja bersama dalam pengelolaan bencana Hubungan berbentuk kerjasama sangat penting

                          Masyarakat yang siapAdalah masyarakat yang masing-masing individunya waspada

                          terhadap bahaya dan tahu bagaimana melindungi dirinya keluarganya serta rumahnya terhadap dampak dari bahaya Bila masing-masing dapat melakukan tindakan perlindungan terhadap dampak bahaya akan mengurangi keterancaman terhadap bencana dan kedaruratan

                          Kegiatan pencegahan mitigasi persiapan respons dan pemulihan yang harus dilakukan

                          1 Pencegahan dan mitigasi 2 Standar bangunan dan kemampuan PMK3 Immunisasi penyakit4 Rancang sanitasi5 Pembuangan sampah limbah6 Program pendidkan masyarakat

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          18

                          7 Informasi media8 Peringatan terhadap masyarakat Persiapan 1 Perencanaan sistem dan prosedur2 Pelatihan personil3 Pengujian perencanaan personil dan peralatan

                          Respons 1 Pengaktifan sistem pengelolaan insidens2 Pengaktifan sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya3 Mekanisme pendukung bagi staf

                          Pemulihan 1 Proses debriefing2 Menilai dan merubah perencanaan dan prosedur3 Identifikasi dan pemanfaatan pengetahuan yang didapat

                          Pengelolaan risiko bencana

                          Pengelolaan risiko bencana adalah pemanfaatan yang sistematik dari kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelaksanaan dengan maksud mengurangi dampak bencana Merupakan perangkat pembuat keputusan yang logis dan praktis

                          Disaster management

                          The remote sensing inputs have been used for many disasters including drought flood earthquake cyclone landslides volcanoes avalanches forest fire crop pest diseases etc Remote sensing and GIS helps in preparing suitable strategy of land succumbed to disaster for its management and occupational framework for their monitoring assessment and mitigation by identifying gap areas and assist in recommending appropriate strategies for disaster mitigation and management BISAG through synergistic coupling of remote sensing inputs with conventional systems and space communications in well knit multi-energy interface has been offering better operational services and decision support for better Disaster Management Proses Perencanaan Terhadap Bencana

                          Pendugaan Risiko1 Penentuan hal yang akan direncanakan reg2 Penetapan komite perencanaan reg

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          19

                          3 Penilaian risiko reg4 Penentuan tujuan perencanaan reg5 Penentuan pertanggungjawaban reg6 Analisis sumberdaya (7 Pengembangan sistem dan prosedur (8 Penulisan rencana (9 Pelatihan tenaga (10 Tes rencana tenaga dan prosedur (11 Peninjauan ulang rencana (12 Perbaiki rencana Hal-hal yang dapat direncanakan Hal yang dapat direncanakan dalam menghadapi kegawatdaruratan

                          harus diidentifikasi

                          Komite perencanaan Fihak rumah sakit fihak sistem kesehatan masyarakat termasuk

                          kesehatan masyarakat dan kesehatan mental pelayanan darurat eksternal seperti ambulans PMK dan polisi

                          Lakukan analisis risiko bencana Termasuk analisis bahaya dan analisis keterancaman Semua

                          analisis akan membantu komite perencanaan bencana menentukan sasaran dan prioritas perencanaan

                          Penilaian risiko bencana berkelanjutan sepanjang proses perencanaan Bahaya berubah tingkat keterancaman berubah semua harus dimonitor dan dinilai secara tetap

                          Tentukan tujuan perencanaan Berdasar pada hasil analisis risiko dan pengenalan strategi

                          pengelolaan bencana yang disetujui komite

                          Tentukan pertanggungjawaban Memilih pertanggungjawaban dari semua fihak terkait RS

                          petugas dan pelaksana kesehatan masyarakat lainnya

                          Analisis sumberdaya Komite harus mengetahui apa yang akan dibutuhkan dari pada

                          hanya melihat apa yang dipunyai Bila apa yang dibutuhkan kurang dari apa yang tersedia komite harus mengidentifikasi sumber tenaga dan sarana yang tersedia yang dapat dipanggil seketika dibutuhkan Rencanakan kerjasama dengan fasilitas kesehatan regional atau nasional

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          20

                          Penciptaan sistem dan prosedur Komite harus mengidentifikasi strategi untuk pencegahan dan

                          mitigasi penyiapan respons dan pemulihan akibat kegawatan major dan bencana Ini termasuk sistem komando gadar RS sistem komunikasi informasi publik sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya

                          Penulisan rencana Dokumen tertulis harus dibagikan pada semua yang akan

                          menggunakannya Dokumen harus sederhana dan langsung sasaran atau orang tidak dapat membaca atau memahaminya

                          Pelatihan persomil uji perencanaan personil dan prosedur Pelatihan personil serta pengujian perencanaan sistem dan

                          prosedur merupakan bagian vital dari persiapan pengelolaan gadar atau bencana

                          Kegiatan respons bencana memerlukan personil untuk bekerja diluar kegiatan dan tanggungjawab hari-hari normalnya dan melaksanakan tugas yang kurang familier Untuk menciptakan kejadian menjadi lebih sulit berikan tidak hanya banyak tugas yang tidak familer namun mereka harus mendapatkan lingkungan yang sangat menekan yang bahkan pantas untuk menguji sistem dan personil yang sudah berpengalaman

                          Dapat dimengerti mengapa personil wajib dilatih dan diuji secara rutin dalam tugas pengelolaan bencananya Personil juga memerlukan kesempatan untuk mempraktekkan tugas dan tanggungjawab pengelolaan bencananya

                          Selain itu rencana yang belum diuji dan dinilai ulang mungkin lebih buruk dari pada tidak ada rencana sama sekali Hal ini akan membangun rasa keamanan yang salah pada petugas dalam hal tingkat persiapan

                          Peninjauan ulang dan ubah perencanaan

                          Perencanaan harus dinilai ulang dan diperbaiki secara berkaladan harus dinyatakan dalam perencanaan itu sendiri Setiap saat perencanaan atau bagian dari perencanaan diaktifkan untuk latihan atau dalam bencana sesungguhnya Debriefing harus dilakukan untuk mengenal kebutuhan perbaikan perencanaan sistem dan prosedutr dan untuk melatih personil

                          Sekali lagi perencanaan adalah proses tidak pernah berakhir Perencanaan tertulis adalah hanya sebuah hasil akhir dari proses perncanaan namun bukan titik akhir hanya bagian dari proses perencanaan Perencanaan tertulis adalah dokumen yang hidup yang harus secara tetap diuji dinilai ulang dan dipertbaharui

                          Bagaimana bila

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          21

                          Bagian penting dari proses perencanaan adalah pertanyaan dari komite Bagaimana bila hellip Bagaimana bila ini atau itu terjadi apa yang harus dilakukan apa yang diperlukan apa dampaknya pada petugas dll

                          Tidak mungkin untuk membuat rencana bagi semua kejadian namun kegiatan komite dalam memikirkan batasan kejadian beserta konsekuensinya dan membahas pilihan rancangan yang diperkirakan memiliki jangkauan luas dalam sistem persiapan penting dilakukan

                          Di dunia kehilangan akibat bencana tetap meningkat walau

                          investasi yang sangat besar dalam tindakan pencegahan secara tehnik sudah dilakukan Hambatan politik dan ekonomi menyebabkan bahwa pendekatan tradisional dalam mendapatkan rasa aman terhadap bahaya harus dinilai ulang Tidak saatnya lagi mangatakan bahwa pencegahan terhadap proses berbahaya secara umum dikatakan sebagai terbaik atau cara yang paling diinginkan dalam menghadapi risiko Pencegahan dan peningkatan resilience dari objek yang berpotensi terkena adalah dua contoh penting lainnya dari bagaimana kerusakan akibat keadaan berbahaya dapat dikurangi

                          Konsep pilihan untuk mengatasi keadaan bahaya adalah menggunakan kebijaksanaan berdasar risiko Walau diarahkan pada bahaya yang juga telah mencakup risiko dijelaskan sebagai fungsi dari empat faktor berikut

                          1 Frekuensi terjadinya kejadian bahaya2 Intensitas kerusakan objek sasaran yang berpotensi terhadap

                          risiko dengan distribusi kelompok khusus3 Keterancaman objek sasaran akan terkena oleh kerusakan4 Keterpaparan target sasaran terhadap bahaya Frekuensi dan kerusakan menunjukkan beratnya keadaan bahaya

                          keterancaman dan keterpaparan sasaran terhadap risiko Inilah kenapa ada perbedaan antara definisi sederhana risiko sebagai hasil kemungkinan dan perluasan kerusakan yang lebih menunjukkan sudut pandang operator atau pelaksana Bagaimanapun sudut pandang yang lebih sempit dengan cepat menunjukkan bahwa frekuensi dan keterpaparan adalah sebanding dengan kemungkinan dimana intensitas dan keterancaman mengartikan kerusakan

                          Pengelolaan risiko akan berhasil bila informasi berikut tersedia 1 Karakterisasi bahaya secara khusus2 Mengumpulkan dan mengklasifikasikan objek yang terancam

                          dalam jangkauan proses berbahaya3 Tampilan dampak kerusakan yang mungkin terjadi terhadap

                          objek disaat kejadian

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          22

                          Saat ini prinsip penilaian risiko dan pembuatan kebijaksanaan secara umum berdasar risiko dipakai secara luas lintas disiplin dan lintas batas

                          Evaluasi dan Persepsi RisikoKunci pendekatan berdasar risiko menghadapi bahaya diterima

                          dalam bentuk tingkat rasa aman yang memadai dan secara ekonomik Baik definisi dari tingkat rasa aman yang memadai dan kuantifikasi tampilan ekonomik tidak dapat dibuat hanya oleh para ahli Nilai dan tanggapan sosial mungkin merupakan faktor lebih penting dalam membentuk rasa aman dari pada risiko nyata sendiri

                          Satu masalah yang belum jelas adalah opini publik dalam proses keputusan Ini mungkin karena jarak antara ilmu sosial (termasuk proses evaluasi publik) dan ilmu administratif atau tehnik (yang bertanggung jawab pada kebanyakan risiko nyata) Usaha saat ini adalah menjembatani jarak tsb dengan mengembangkan model yang seakurat mungkin menunjukkan persepsi dan evaluasi publik akan risiko yang diharapkan hingga pembuat keputusan dapat menggunakan hal ini Dengan kata lain dianjurkan bahwa pandangan publik tentang evaluasi risiko secara normatif (dari pada emperik-deskriptif) akan memperbaiki keputusan yang dibuat dalam pengelolaan bencana

                          Risk perception is the subjective judgment that people make about the characteristics and severity of a risk The phrase is most commonly used in reference to natural hazards and threats to the environment or health such as nuclear power Several theories have been proposed to explain why different people make different estimates of the dangerousness of risks Three major families of theory have been developed psychology approaches (heuristics and cognitive) anthropologysociology approaches (cultural theory) and interdisciplinary approaches (social amplification of risk framework)Interdisciplinary approach

                          Social amplification of risk frameworkThe Social Amplification of Risk Framework (SARF) combines research in psychology sociology anthropology and communications theory SARF outlines how communications of risk events pass from the sender through intermediate stations to a receiver and in the process serve to amplify or attenuate perceptions of risk

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          23

                          All links in the communication chain individuals groups media etc contain filters through which information is sorted and understoodThe theory attempts to explain the process by which risks are amplified receiving public attention or attuned receiving less public attention The theory may be used to compare responses from different groups in a single event or analyze the same risk issue in multiple events In a single risk event some groups may amplify their perception of risks while other groups may attune decrease and their perceptions of riskThe main thesis of SARF states that risk events interact with individual psychological social and other cultural factors in ways that either increase or decrease public perceptions of risk Behaviors of individuals and groups then generate secondary social or economic impacts while also increasing or decreasing the physical risk itselfThese ripple effects caused by the amplification of risk include enduring mental perceptions impacts on business sales and change in residential property values changes in training and education or social disorder These secondary changes are perceived and reacted to by individuals and groups resulting in third-order impacts As each higher-order impacts are reacted to they may ripple to other parties and locations Traditional risk analyses neglect these ripple effect impacts and thus greatly underestimate the adverse effects from certain risk events Public distortion of risk signals provides a corrective mechanism by which society assesses a fuller determination of the risk and its impacts to such things not traditionally factored into a risk analysis

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          24

                          PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                          Pendahuluan

                          Pengurangan Risiko Bencana (PRB) mendasarkan pada konsep pikir pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan penguatan kapasitas Pemerintah dan seluruh seluruh stakeholder pembangunan di Provinsi Jawa Tengah bertanggungjawab dalam PRB melalui implementasi peran dan fungsinya masing-masing yang dilakukan pada seluruh siklus penyelenggaraan penanggulangan bencana baik pada tahap pra bencana saat bencana maupun pasca bencana Aspek-aspek yang tercakup dalam program kegiatan PRB meliputi kesiapsiagaan mitigasi tanggap darurat pemulihan dan rekonstruksi

                          Banjir akibat tanggul jebol biasanya menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang sangat besar Ini semua merupakan resiko bencana (disaster risk) bagi masyarakat yang terkena dampak langsung Ada resiko bencana lain yang menimpa masyarakat misalnya sakitnya warga masyarakat terganggunya mereka dalam mencari mata pencaharian anak-anak tak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan normal Adanya trauma psikologis pada anak-anak juga merupakan bagian dari resiko bencana

                          Sumber adijmmultiplycomjournalitem335ManajemenBerdasarkan Undang-Undang nomor 242007 tentang Penanggulangan Bencana pemerintah (gubernur bupatiwalikota atau perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah) bertugas melakukan penanggulangan bencana Hal yang

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          25

                          paling awal dari tugas dan tanggung jawab ini adalah pengurangan atau minimalisasi resiko bencana Pengurangan resiko ini termasuk upaya pencegahan rawan bencana Dalam hal bencana banjir jebolnya tanggul sungai adanya monitoring tanggul-tanggul di sepanjang sungai secara periodik dan seksama adalah bagian dari pencegahan bencana Sementara itu tumbuhnya kawasan permukiman di sepanjang bantaran sungai adalah parameter kerawanan yang lain Ditambah lagi warga masyarakat di sana bisa jadi tidak pernah diberi peringatan akan bahaya yang mengintai mereka Masyarakat juga tidak pernah mempersiapkan bangunan yang kokoh Sistem peringatan dini biasanya juga amat minim Ini semuanya serupakan parameter-parameter yang menambah tingginya tingkat kerentanan mereka terhadap bencana (vulnerability)

                          Sesuai amanat Undang Undang No 24 Tahun 2007 Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat termasuk perlindungan atas bencana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) (misalnya Provinsi Jawa Tengah ) secara umum mempunyai tugas pokok dan fungsifungsi yang terkait dalam kegiatan penanggulangan bencana wajib mengambil peran dengan mengisi kegiatan pada nomenklatur program yang sesuai dengan urusan kewenangan wajib danatau pilihan

                          Identifikasi Risiko Bencana

                          Pengurangan Risiko Bencana di suatu daerah dapat diarahkan pada pengurangan ancaman bahaya (hazard) pengurangan kerentanan (vulnerability) masyarakat dan peningkatan kapasitas (capacity) pemerintah dan masyarakat di daerah rawan bencana untuk melindungi jiwa dan harta benda masyarakat serta menjamin tata kehidupan yang berkelanjutan

                          Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat ditempuh melalui kebijakan sebagai berikuta Mengedepankan keterpaduan paradigma persepsi potensi informasi

                          pola pelaksanaan semua pemangku kepentingan pengurangan risiko bencana di provinsi dan kabupatenkota beserta seluruh masyarakat Jawa Tengah selaras dengan kebijakan Pusat

                          b Mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah lokal di daerah rawan bencana dengan pendayagunaan secara optimal potensi dan sumber daya serta kearifan lokal yang telah mengakar dan berkembang di masyarakat

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          26

                          c Mengedepankan upaya pencegahan dan pendekatan persuasif dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan prinsip mendorong kearah tata kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat

                          d Mengedepankan transparansi dengan pola kemitraan serta prinsip non diskriminasi dalam penyelenggaraan pengurangan risiko bencana

                          1 Konsep Dasar Identifikasi

                          Potensi bencana yang tinggi pada dasarnya tidak hanya sekedar refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk suatu wilayah namun merupakan kontribusi beberapa permasalahan lain sehingga meningkatkan kerentanan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana daerah dititik-beratkan pada keselamatan jiwa manusia dan menjamin kehidupan dalam lingkungan yang lebih baik (better life and better living) serta tertata pada kondisi yang terbebas dari ancaman bencana Oleh karena itu langkah yang dilakukan meliputi pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas

                          Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir

                          Salah satu aspek yang seringkali dilupakan berkaitan dengan terjadinya banjir di satu kota adalah banjir itu sangat berkaitan erat dengan kesatuan wilayah yang disebut dengan daerah aliran sungai (DAS) DAS sendiri didefinisikan sebagai satu hamparan wilayah dimana air hujan yang jatuh di wilayah itu akan menuju ke satu titik outlet yang sama apakah itu sungai danau atau laut

                          Jadi jika air hujan yang jatuh di rumah Anda mengalir ke selokan dan menuju ke Sungai Brantas maka Anda adalah warga DAS Brantas Itu artinya jika air sungai Brantas meluap dan menggenangi dataran banjir di sekitarnya maka Anda (air hujan dari persil lahan Anda) punya kontribusi terhadap terjadinya banjir ituDengan demikian setiap kita pasti warga dari satu DAS dan setiap warga DAS berpotensi untuk memberikan kontribusi terhadap terjadinya banjir di bagian hilir DAS yang bersangkutan Dalam perspektif ilmu lingkungan setiap warga DAS berpotensi menghasilkan eksternalitas negatif dari sisi hidrologi

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          27

                          Sumber bebasbanjir2025wordpresscom

                          Suatu ldquodaerah aliran sungairdquo atau DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut Istilah yang juga umumdigunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya

                          Skema sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS)

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          28

                          Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas suatu DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat tetapi dapat digambarkan pada petaBatas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong) beberapa wilayah kabupaten (misalnya DAS Brantas) atau hanya pada sebagian dari suatu kabupatenTidak ada ukuran baku (definitif) suatu DAS Ukurannya mungkin bervariasi dari beberapa hektar sampai ribuan hektar DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow) Sebidang lahan dapat dianggap sebagai DAS jika ada suatu titik penyalur aliran air keluar dari DAS tersebut

                          Perencanaan pengelolaan DAS terpadu mempersyaratkan adanya beberapa langkah-langkah penting sebagai berikut1 Pengumpulan data yang ekstensif didukung oleh strategi pengelolaan

                          data yang terpadu perlu dilaksanakan sebelum rencana pengelolaan DAS dirumuskan Pengumpulan data ini terutama identifikasi karakteristik DAS yang antara lain mencakup batas dan luas wilayah DAS topografi geologi tanah iklim hidrologi vegetasi penggunaan lahan sumberdaya air kerapatan drainase dan karakteristik sosial ekonomi dan budaya

                          2 Identifikasi permasalahan yang meliputi aspek penggunaan laha n tingkat kekritisan lahan aspek hidrologi sosial ekonomi dan kelembagaan seperti terlihat pada Gambar 32 Prakiraan-prakiraan tentang kebutuhan sumberdaya alam (dan buatan) untuk beragam pemanfaatan perlu dilakukan dan dikaji potensi timbulnya konflik di antara pihak ndash pihak yang berkepentingan

                          3 Perumusan tujuan dan sasaran secara jelas spesifik dan terukur dengan memperhatikan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari ekosistem DAS peraturan dan kebijakan pemerintah adat istiadat masyarakat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan DAS

                          4 Identifikasi dan memformulasikan beberapa rencana kegiatan sebagai alternatif

                          5 Evaluasi alternatif kegiatan pengelolaan yang akan diimplementasikan sehingga dapat dihasilkan bentuk kegiatan yang paling tepat (secara teknis dapat dilaksanakan secara sosialpolitik dapat diterima dan secara ekonomi terjangkau)

                          6 Penyusunan rencana kegiatanprogram pengelolaan DAS berupa usulan rencana yang dianggap paling memenuhi kriteria untuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          29

                          7 Legitimasi dan sosiallisasi rencana yang telah disusun kepada pihak-pihak yang terkait Dalam berikut ini mekanisme pelaksanaan pengelolaan DAS mempersyaratkan bahwa tahap perencanaan dan implementasi tidak boleh dipisahkan karena informasi yang diperoleh dari implementasi kegiatan dapat dimanfaatkan kembali sebagai umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan rencana yang telah dibuat Demikian pula untuk setiap langkah pengelolaan dari mulai alternatif kegiatan hingga implementasi kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (review) Hal ini diperlukan sebagai umpan balik bertahap

                          Diagram Alir Garis Besar Identifikasi Permasalahan DASSumber bebasbanjir2025wordpresscom

                          a Pengurangan Ancaman

                          Ancaman berpotensi menimbulkan bencana namun demikian tidak semua ancaman selalu menjadi bencana Diperlukan analisis ancaman

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          30

                          untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

                          1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

                          2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

                          3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

                          4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

                          5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

                          Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

                          b Pengurangan Kerentanan

                          Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          31

                          1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

                          2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

                          3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

                          c Peningkatan Kapasitas

                          Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

                          1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

                          a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

                          b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

                          c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

                          2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          32

                          pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

                          3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

                          2 Proses Identifikasi Risiko

                          Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

                          Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

                          Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          33

                          tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

                          ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

                          dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

                          melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

                          o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

                          2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

                          secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          34

                          yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

                          o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

                          o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

                          3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

                          Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

                          Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

                          a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

                          wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          35

                          yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

                          Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

                          b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

                          menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

                          Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

                          c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

                          mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

                          d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

                          bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

                          Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

                          Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          36

                          risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

                          PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                          Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

                          Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

                          a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

                          b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

                          c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          37

                          membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                          d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                          e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                          f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                          g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                          h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          38

                          menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                          i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          39

                          IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                          Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                          Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                          Community Development

                          Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          40

                          Sumber donasirumahzakatorg

                          Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                          membantu para korban bencana

                          1 Kondisi Pra Bencana

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          41

                          Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                          a Program Wajib

                          1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                          2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                          Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                          3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                          4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                          5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                          6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                          Pembangunan Daerah

                          7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                          Rescue (SAR)

                          8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          42

                          b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                          c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                          9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                          Pemanfaatan Tanah

                          10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                          Pembangunan

                          11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                          di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                          12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                          13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                          14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                          15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                          16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                          Masa

                          b Program Pilihan

                          1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          43

                          2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                          2 Kondisi Saat Bencana

                          Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                          1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                          2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                          Rescue (SAR)

                          3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                          4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                          a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                          5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                          6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                          3 Kondisi Pasca Bencana

                          Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                          a Program Wajib

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          44

                          1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                          Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                          2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                          Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                          Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                          3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                          4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                          5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                          6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                          7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                          a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                          b Program Pilihan1) Pertanian

                          a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                          2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                          Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                          dekat sungai Ciliwung

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          45

                          Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                          Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                          Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          46

                          Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          47

                          DAFTAR PUSTAKA

                          Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                          Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                          Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                          Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                          Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                          Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                          Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                          Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                          Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                          Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                          Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                          Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                          Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                          Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                          Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                          Westview Press Boulder Colorado

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          48

                          Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                          Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                          49

                          • Kita dan Bencana
                          • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                          • Geografi Bencana
                            • Ciri-Ciri Banjir
                            • Jenis-Jenis Banjir
                            • Penyebab Terjadinya Banjir
                            • Dampak Dari Banjir
                            • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                            • Analisis risiko IPAL
                            • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                            • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                            • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                            • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                            • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                            • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                            • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                            • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                            • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                            • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                            • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                            • Sebab-Akibat
                            • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                            • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                            • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                            • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                            • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                            • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                            • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                            • PENGELOLAAN RISIKO
                            • Pengelolaan Risiko Bencana
                            • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                            • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                            • Pendekatan Menyeluruh
                            • Pendekatan Terpadu
                            • Masyarakat yang siap
                            • Pengelolaan risiko bencana
                            • Disaster management
                            • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                            • Pendugaan Risiko
                            • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                            • Interdisciplinary approach
                              • Social amplification of risk framework
                                  • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                    • Selasa 17 November 2009
                                      • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                            Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu

                            Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano

                            Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah

                            Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya

                            Sebab-Akibat Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu

                            penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat

                            Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnyaHilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            14

                            Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian

                            Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pesSekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam

                            PENGELOLAAN RISIKO

                            Pengelolaan Risiko Bencana

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            15

                            Pikirkan bahwa masyarakat dan lingkungannya adalah terancam terhadap bencana dan bagaimana kesanggupan masing-masing melawan akibat dari kerusakan oleh bencana

                            Risiko (risk) Kemungkinan akan kehilangan yang bisa terjadi

                            sebagai akibat kejadian buruk dengan akibat kedaruratan dan keterancaman

                            Bahaya (hazard) Potensi akan terjadinya kejadian alam atau ulah manusia dengan akibat negatif

                            Keterancaman (vulnerability) Akibat yang timbul dimana struktur masyarakat pelayanan dan lingkungan sering rusak atau hancur akibat dampak kedaruratan Adalah kombinasi mudahnya terpengaruh (susceptibility) dan daya bertahan (resilience) Resilience adalah bagaimana masyarakat mampu bertahan terhadap kehilangan dan susceptibility adalah derajat mudahnya terpengaruh terhadap risiko Dengan kata lain ketika menentukan keterancaman masyarakat atas dampak kedaruratan penting untuk memastikan kemampuan masyarakat beserta lingkungannya untuk mengantisipasi mengatasi dan pulih dari bencana Jadi dikatakan sangat terancam bila dalam menghadapi dampak keadaan bahaya hanya mempunyai kemampuan terbatas dalam menghadapi kehilangan dan kerusakan dan sebaliknya bila kurang pengalaman menghadapi dampak keadaan bahaya namun mampu menghadapi kehilangan dan kerusakan dikatakan tidak terlalu terancam terhadap bencana dan kegawatdaruratan

                            High susceptibility + low resilience = high level of vulnerabilityHigh exposure to risk + limited ability to sustain loss = high

                            vulnerabilityLow susceptibility + high resilience = low degree of vulnerabilityAbility to sustain loss + low degree of exposure = low vulnerability Jelaslah bahwa petugas harus mengenal golongan masyarakat

                            struktur dan pelayanan yang mudah terancam hingga dapat menjadikannya tahan terhadap kerusakan akibat kedaruratan

                            Proses Pengelolaan Risiko Bencana

                            Dalam pengelolaan risiko bencana bencana dijelaskan berkaitan dengan risikonya terhadap masyarakat dan dilakukan tindakan yang sesuai terhadap risiko yang diketahui

                            Dua hal penting

                            1 Berapa luas bencana melanda2 Berapa luas ancaman terhadap masyarakat dan lingkungan

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            16

                            Pengelolaan risiko bencana adalah penerapan sistematik dari

                            kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelatihan terhadap 1 Memastikan hal-hal terkait2 Mengidentifikasi risiko3 Menganalisis risiko4 Menilai mengevaluasi risiko5 Mengatasi risiko

                            Pengamatan dan penelaahan harus merupakan proses

                            berkesinambungan dalam pengelolaan risiko dan semua sistem tergantung pada komunikasi dan konsultasi

                            Hal tersebut menjadi perangkat pengambil keputusan yang sistematik logis dan praktis bagi pengelola bencana Gunanya untuk mendapatkan kegunaan yang mendasar bagi pengelola bencana untuk mengurangi dampak dari bencana Pengelola bencana dapat melakukan

                            1 Identifikasi apa yang mungkin terjadi2 Analisis kemungkinan hasil akhir3 Pendugaan Menilai dampak4 Mengelola risiko (pencegahanmitigasi mempersiapkan

                            merespons dan pemulihan)5 Memonitor proses

                            Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan TerpaduPengelolaan bencana yang efektif memerlukan kombinasi empat

                            konsep a Atas semua bahayab Menyeluruhc Terpadud Masyarakat yang siap Semua bahaya maksudnya aturan yang disetujui dalam merancang

                            mengatasi semua bahaya alam dan ulah manusia Dari pada mengembangkan rencana dan prosedur berbeda untuk masing-masing bahaya rancangan tunggal pengelolaan harus dibuat dan digunakan dalam menghadapi semua bahaya yang dihadapi masyarakat

                            Pendekatan Menyeluruh

                            Empat dasar pengelolaan kegawatan dan bencana masing-masing memerlukan program pengelolaan (strategi)

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            17

                            1 Pencegahan dan mitigasiPeraturan dan persyaratan fisik untuk mencegah terjadinya bencana atau untuk mengurangi dampaknya

                            2 PersiapanPerencanaan dan program sistem dan prosedur pelatihan dan pendidikan untuk memastikan bahwa bila bencana terjadi sumber daya dan tenaga dapat segera dimobilisasi dan diberdayakan dengan hasil terbaik Termasuk pengembangan sistem peringatan dan kewaspadaan perencanaan organisasional pelatihan dan pengujian petugas peralatan perencanaan dan prosedur serta pendidikan publik

                            3 ResponsKegiatan yang diambil mendahului atau segera setelah dampak bencana untuk meminimalkan akibat dan untuk memberikan bantuan segera memulihkan dan mendukung masyarakat Termasuk rescue pemulihan dan dukungan terhadap korban informasi publik pemberian makanan pakainan dan tempat berlindung

                            4 PemulihanPemulihan dan perbaikan jangka panjang atas masyarakat yang terkena Merupakan proses rumit dan lama

                            Pendekatan Terpadu

                            Pengelolaan bencana efektif memerlukan kerjasama aktif antara berbagai fihak terkait Artinya semua organiasi dengan tugasnya masing-masing bekerja bersama dalam pengelolaan bencana Hubungan berbentuk kerjasama sangat penting

                            Masyarakat yang siapAdalah masyarakat yang masing-masing individunya waspada

                            terhadap bahaya dan tahu bagaimana melindungi dirinya keluarganya serta rumahnya terhadap dampak dari bahaya Bila masing-masing dapat melakukan tindakan perlindungan terhadap dampak bahaya akan mengurangi keterancaman terhadap bencana dan kedaruratan

                            Kegiatan pencegahan mitigasi persiapan respons dan pemulihan yang harus dilakukan

                            1 Pencegahan dan mitigasi 2 Standar bangunan dan kemampuan PMK3 Immunisasi penyakit4 Rancang sanitasi5 Pembuangan sampah limbah6 Program pendidkan masyarakat

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            18

                            7 Informasi media8 Peringatan terhadap masyarakat Persiapan 1 Perencanaan sistem dan prosedur2 Pelatihan personil3 Pengujian perencanaan personil dan peralatan

                            Respons 1 Pengaktifan sistem pengelolaan insidens2 Pengaktifan sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya3 Mekanisme pendukung bagi staf

                            Pemulihan 1 Proses debriefing2 Menilai dan merubah perencanaan dan prosedur3 Identifikasi dan pemanfaatan pengetahuan yang didapat

                            Pengelolaan risiko bencana

                            Pengelolaan risiko bencana adalah pemanfaatan yang sistematik dari kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelaksanaan dengan maksud mengurangi dampak bencana Merupakan perangkat pembuat keputusan yang logis dan praktis

                            Disaster management

                            The remote sensing inputs have been used for many disasters including drought flood earthquake cyclone landslides volcanoes avalanches forest fire crop pest diseases etc Remote sensing and GIS helps in preparing suitable strategy of land succumbed to disaster for its management and occupational framework for their monitoring assessment and mitigation by identifying gap areas and assist in recommending appropriate strategies for disaster mitigation and management BISAG through synergistic coupling of remote sensing inputs with conventional systems and space communications in well knit multi-energy interface has been offering better operational services and decision support for better Disaster Management Proses Perencanaan Terhadap Bencana

                            Pendugaan Risiko1 Penentuan hal yang akan direncanakan reg2 Penetapan komite perencanaan reg

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            19

                            3 Penilaian risiko reg4 Penentuan tujuan perencanaan reg5 Penentuan pertanggungjawaban reg6 Analisis sumberdaya (7 Pengembangan sistem dan prosedur (8 Penulisan rencana (9 Pelatihan tenaga (10 Tes rencana tenaga dan prosedur (11 Peninjauan ulang rencana (12 Perbaiki rencana Hal-hal yang dapat direncanakan Hal yang dapat direncanakan dalam menghadapi kegawatdaruratan

                            harus diidentifikasi

                            Komite perencanaan Fihak rumah sakit fihak sistem kesehatan masyarakat termasuk

                            kesehatan masyarakat dan kesehatan mental pelayanan darurat eksternal seperti ambulans PMK dan polisi

                            Lakukan analisis risiko bencana Termasuk analisis bahaya dan analisis keterancaman Semua

                            analisis akan membantu komite perencanaan bencana menentukan sasaran dan prioritas perencanaan

                            Penilaian risiko bencana berkelanjutan sepanjang proses perencanaan Bahaya berubah tingkat keterancaman berubah semua harus dimonitor dan dinilai secara tetap

                            Tentukan tujuan perencanaan Berdasar pada hasil analisis risiko dan pengenalan strategi

                            pengelolaan bencana yang disetujui komite

                            Tentukan pertanggungjawaban Memilih pertanggungjawaban dari semua fihak terkait RS

                            petugas dan pelaksana kesehatan masyarakat lainnya

                            Analisis sumberdaya Komite harus mengetahui apa yang akan dibutuhkan dari pada

                            hanya melihat apa yang dipunyai Bila apa yang dibutuhkan kurang dari apa yang tersedia komite harus mengidentifikasi sumber tenaga dan sarana yang tersedia yang dapat dipanggil seketika dibutuhkan Rencanakan kerjasama dengan fasilitas kesehatan regional atau nasional

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            20

                            Penciptaan sistem dan prosedur Komite harus mengidentifikasi strategi untuk pencegahan dan

                            mitigasi penyiapan respons dan pemulihan akibat kegawatan major dan bencana Ini termasuk sistem komando gadar RS sistem komunikasi informasi publik sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya

                            Penulisan rencana Dokumen tertulis harus dibagikan pada semua yang akan

                            menggunakannya Dokumen harus sederhana dan langsung sasaran atau orang tidak dapat membaca atau memahaminya

                            Pelatihan persomil uji perencanaan personil dan prosedur Pelatihan personil serta pengujian perencanaan sistem dan

                            prosedur merupakan bagian vital dari persiapan pengelolaan gadar atau bencana

                            Kegiatan respons bencana memerlukan personil untuk bekerja diluar kegiatan dan tanggungjawab hari-hari normalnya dan melaksanakan tugas yang kurang familier Untuk menciptakan kejadian menjadi lebih sulit berikan tidak hanya banyak tugas yang tidak familer namun mereka harus mendapatkan lingkungan yang sangat menekan yang bahkan pantas untuk menguji sistem dan personil yang sudah berpengalaman

                            Dapat dimengerti mengapa personil wajib dilatih dan diuji secara rutin dalam tugas pengelolaan bencananya Personil juga memerlukan kesempatan untuk mempraktekkan tugas dan tanggungjawab pengelolaan bencananya

                            Selain itu rencana yang belum diuji dan dinilai ulang mungkin lebih buruk dari pada tidak ada rencana sama sekali Hal ini akan membangun rasa keamanan yang salah pada petugas dalam hal tingkat persiapan

                            Peninjauan ulang dan ubah perencanaan

                            Perencanaan harus dinilai ulang dan diperbaiki secara berkaladan harus dinyatakan dalam perencanaan itu sendiri Setiap saat perencanaan atau bagian dari perencanaan diaktifkan untuk latihan atau dalam bencana sesungguhnya Debriefing harus dilakukan untuk mengenal kebutuhan perbaikan perencanaan sistem dan prosedutr dan untuk melatih personil

                            Sekali lagi perencanaan adalah proses tidak pernah berakhir Perencanaan tertulis adalah hanya sebuah hasil akhir dari proses perncanaan namun bukan titik akhir hanya bagian dari proses perencanaan Perencanaan tertulis adalah dokumen yang hidup yang harus secara tetap diuji dinilai ulang dan dipertbaharui

                            Bagaimana bila

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            21

                            Bagian penting dari proses perencanaan adalah pertanyaan dari komite Bagaimana bila hellip Bagaimana bila ini atau itu terjadi apa yang harus dilakukan apa yang diperlukan apa dampaknya pada petugas dll

                            Tidak mungkin untuk membuat rencana bagi semua kejadian namun kegiatan komite dalam memikirkan batasan kejadian beserta konsekuensinya dan membahas pilihan rancangan yang diperkirakan memiliki jangkauan luas dalam sistem persiapan penting dilakukan

                            Di dunia kehilangan akibat bencana tetap meningkat walau

                            investasi yang sangat besar dalam tindakan pencegahan secara tehnik sudah dilakukan Hambatan politik dan ekonomi menyebabkan bahwa pendekatan tradisional dalam mendapatkan rasa aman terhadap bahaya harus dinilai ulang Tidak saatnya lagi mangatakan bahwa pencegahan terhadap proses berbahaya secara umum dikatakan sebagai terbaik atau cara yang paling diinginkan dalam menghadapi risiko Pencegahan dan peningkatan resilience dari objek yang berpotensi terkena adalah dua contoh penting lainnya dari bagaimana kerusakan akibat keadaan berbahaya dapat dikurangi

                            Konsep pilihan untuk mengatasi keadaan bahaya adalah menggunakan kebijaksanaan berdasar risiko Walau diarahkan pada bahaya yang juga telah mencakup risiko dijelaskan sebagai fungsi dari empat faktor berikut

                            1 Frekuensi terjadinya kejadian bahaya2 Intensitas kerusakan objek sasaran yang berpotensi terhadap

                            risiko dengan distribusi kelompok khusus3 Keterancaman objek sasaran akan terkena oleh kerusakan4 Keterpaparan target sasaran terhadap bahaya Frekuensi dan kerusakan menunjukkan beratnya keadaan bahaya

                            keterancaman dan keterpaparan sasaran terhadap risiko Inilah kenapa ada perbedaan antara definisi sederhana risiko sebagai hasil kemungkinan dan perluasan kerusakan yang lebih menunjukkan sudut pandang operator atau pelaksana Bagaimanapun sudut pandang yang lebih sempit dengan cepat menunjukkan bahwa frekuensi dan keterpaparan adalah sebanding dengan kemungkinan dimana intensitas dan keterancaman mengartikan kerusakan

                            Pengelolaan risiko akan berhasil bila informasi berikut tersedia 1 Karakterisasi bahaya secara khusus2 Mengumpulkan dan mengklasifikasikan objek yang terancam

                            dalam jangkauan proses berbahaya3 Tampilan dampak kerusakan yang mungkin terjadi terhadap

                            objek disaat kejadian

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            22

                            Saat ini prinsip penilaian risiko dan pembuatan kebijaksanaan secara umum berdasar risiko dipakai secara luas lintas disiplin dan lintas batas

                            Evaluasi dan Persepsi RisikoKunci pendekatan berdasar risiko menghadapi bahaya diterima

                            dalam bentuk tingkat rasa aman yang memadai dan secara ekonomik Baik definisi dari tingkat rasa aman yang memadai dan kuantifikasi tampilan ekonomik tidak dapat dibuat hanya oleh para ahli Nilai dan tanggapan sosial mungkin merupakan faktor lebih penting dalam membentuk rasa aman dari pada risiko nyata sendiri

                            Satu masalah yang belum jelas adalah opini publik dalam proses keputusan Ini mungkin karena jarak antara ilmu sosial (termasuk proses evaluasi publik) dan ilmu administratif atau tehnik (yang bertanggung jawab pada kebanyakan risiko nyata) Usaha saat ini adalah menjembatani jarak tsb dengan mengembangkan model yang seakurat mungkin menunjukkan persepsi dan evaluasi publik akan risiko yang diharapkan hingga pembuat keputusan dapat menggunakan hal ini Dengan kata lain dianjurkan bahwa pandangan publik tentang evaluasi risiko secara normatif (dari pada emperik-deskriptif) akan memperbaiki keputusan yang dibuat dalam pengelolaan bencana

                            Risk perception is the subjective judgment that people make about the characteristics and severity of a risk The phrase is most commonly used in reference to natural hazards and threats to the environment or health such as nuclear power Several theories have been proposed to explain why different people make different estimates of the dangerousness of risks Three major families of theory have been developed psychology approaches (heuristics and cognitive) anthropologysociology approaches (cultural theory) and interdisciplinary approaches (social amplification of risk framework)Interdisciplinary approach

                            Social amplification of risk frameworkThe Social Amplification of Risk Framework (SARF) combines research in psychology sociology anthropology and communications theory SARF outlines how communications of risk events pass from the sender through intermediate stations to a receiver and in the process serve to amplify or attenuate perceptions of risk

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            23

                            All links in the communication chain individuals groups media etc contain filters through which information is sorted and understoodThe theory attempts to explain the process by which risks are amplified receiving public attention or attuned receiving less public attention The theory may be used to compare responses from different groups in a single event or analyze the same risk issue in multiple events In a single risk event some groups may amplify their perception of risks while other groups may attune decrease and their perceptions of riskThe main thesis of SARF states that risk events interact with individual psychological social and other cultural factors in ways that either increase or decrease public perceptions of risk Behaviors of individuals and groups then generate secondary social or economic impacts while also increasing or decreasing the physical risk itselfThese ripple effects caused by the amplification of risk include enduring mental perceptions impacts on business sales and change in residential property values changes in training and education or social disorder These secondary changes are perceived and reacted to by individuals and groups resulting in third-order impacts As each higher-order impacts are reacted to they may ripple to other parties and locations Traditional risk analyses neglect these ripple effect impacts and thus greatly underestimate the adverse effects from certain risk events Public distortion of risk signals provides a corrective mechanism by which society assesses a fuller determination of the risk and its impacts to such things not traditionally factored into a risk analysis

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            24

                            PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                            Pendahuluan

                            Pengurangan Risiko Bencana (PRB) mendasarkan pada konsep pikir pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan penguatan kapasitas Pemerintah dan seluruh seluruh stakeholder pembangunan di Provinsi Jawa Tengah bertanggungjawab dalam PRB melalui implementasi peran dan fungsinya masing-masing yang dilakukan pada seluruh siklus penyelenggaraan penanggulangan bencana baik pada tahap pra bencana saat bencana maupun pasca bencana Aspek-aspek yang tercakup dalam program kegiatan PRB meliputi kesiapsiagaan mitigasi tanggap darurat pemulihan dan rekonstruksi

                            Banjir akibat tanggul jebol biasanya menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang sangat besar Ini semua merupakan resiko bencana (disaster risk) bagi masyarakat yang terkena dampak langsung Ada resiko bencana lain yang menimpa masyarakat misalnya sakitnya warga masyarakat terganggunya mereka dalam mencari mata pencaharian anak-anak tak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan normal Adanya trauma psikologis pada anak-anak juga merupakan bagian dari resiko bencana

                            Sumber adijmmultiplycomjournalitem335ManajemenBerdasarkan Undang-Undang nomor 242007 tentang Penanggulangan Bencana pemerintah (gubernur bupatiwalikota atau perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah) bertugas melakukan penanggulangan bencana Hal yang

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            25

                            paling awal dari tugas dan tanggung jawab ini adalah pengurangan atau minimalisasi resiko bencana Pengurangan resiko ini termasuk upaya pencegahan rawan bencana Dalam hal bencana banjir jebolnya tanggul sungai adanya monitoring tanggul-tanggul di sepanjang sungai secara periodik dan seksama adalah bagian dari pencegahan bencana Sementara itu tumbuhnya kawasan permukiman di sepanjang bantaran sungai adalah parameter kerawanan yang lain Ditambah lagi warga masyarakat di sana bisa jadi tidak pernah diberi peringatan akan bahaya yang mengintai mereka Masyarakat juga tidak pernah mempersiapkan bangunan yang kokoh Sistem peringatan dini biasanya juga amat minim Ini semuanya serupakan parameter-parameter yang menambah tingginya tingkat kerentanan mereka terhadap bencana (vulnerability)

                            Sesuai amanat Undang Undang No 24 Tahun 2007 Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat termasuk perlindungan atas bencana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) (misalnya Provinsi Jawa Tengah ) secara umum mempunyai tugas pokok dan fungsifungsi yang terkait dalam kegiatan penanggulangan bencana wajib mengambil peran dengan mengisi kegiatan pada nomenklatur program yang sesuai dengan urusan kewenangan wajib danatau pilihan

                            Identifikasi Risiko Bencana

                            Pengurangan Risiko Bencana di suatu daerah dapat diarahkan pada pengurangan ancaman bahaya (hazard) pengurangan kerentanan (vulnerability) masyarakat dan peningkatan kapasitas (capacity) pemerintah dan masyarakat di daerah rawan bencana untuk melindungi jiwa dan harta benda masyarakat serta menjamin tata kehidupan yang berkelanjutan

                            Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat ditempuh melalui kebijakan sebagai berikuta Mengedepankan keterpaduan paradigma persepsi potensi informasi

                            pola pelaksanaan semua pemangku kepentingan pengurangan risiko bencana di provinsi dan kabupatenkota beserta seluruh masyarakat Jawa Tengah selaras dengan kebijakan Pusat

                            b Mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah lokal di daerah rawan bencana dengan pendayagunaan secara optimal potensi dan sumber daya serta kearifan lokal yang telah mengakar dan berkembang di masyarakat

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            26

                            c Mengedepankan upaya pencegahan dan pendekatan persuasif dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan prinsip mendorong kearah tata kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat

                            d Mengedepankan transparansi dengan pola kemitraan serta prinsip non diskriminasi dalam penyelenggaraan pengurangan risiko bencana

                            1 Konsep Dasar Identifikasi

                            Potensi bencana yang tinggi pada dasarnya tidak hanya sekedar refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk suatu wilayah namun merupakan kontribusi beberapa permasalahan lain sehingga meningkatkan kerentanan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana daerah dititik-beratkan pada keselamatan jiwa manusia dan menjamin kehidupan dalam lingkungan yang lebih baik (better life and better living) serta tertata pada kondisi yang terbebas dari ancaman bencana Oleh karena itu langkah yang dilakukan meliputi pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas

                            Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir

                            Salah satu aspek yang seringkali dilupakan berkaitan dengan terjadinya banjir di satu kota adalah banjir itu sangat berkaitan erat dengan kesatuan wilayah yang disebut dengan daerah aliran sungai (DAS) DAS sendiri didefinisikan sebagai satu hamparan wilayah dimana air hujan yang jatuh di wilayah itu akan menuju ke satu titik outlet yang sama apakah itu sungai danau atau laut

                            Jadi jika air hujan yang jatuh di rumah Anda mengalir ke selokan dan menuju ke Sungai Brantas maka Anda adalah warga DAS Brantas Itu artinya jika air sungai Brantas meluap dan menggenangi dataran banjir di sekitarnya maka Anda (air hujan dari persil lahan Anda) punya kontribusi terhadap terjadinya banjir ituDengan demikian setiap kita pasti warga dari satu DAS dan setiap warga DAS berpotensi untuk memberikan kontribusi terhadap terjadinya banjir di bagian hilir DAS yang bersangkutan Dalam perspektif ilmu lingkungan setiap warga DAS berpotensi menghasilkan eksternalitas negatif dari sisi hidrologi

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            27

                            Sumber bebasbanjir2025wordpresscom

                            Suatu ldquodaerah aliran sungairdquo atau DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut Istilah yang juga umumdigunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya

                            Skema sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS)

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            28

                            Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas suatu DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat tetapi dapat digambarkan pada petaBatas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong) beberapa wilayah kabupaten (misalnya DAS Brantas) atau hanya pada sebagian dari suatu kabupatenTidak ada ukuran baku (definitif) suatu DAS Ukurannya mungkin bervariasi dari beberapa hektar sampai ribuan hektar DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow) Sebidang lahan dapat dianggap sebagai DAS jika ada suatu titik penyalur aliran air keluar dari DAS tersebut

                            Perencanaan pengelolaan DAS terpadu mempersyaratkan adanya beberapa langkah-langkah penting sebagai berikut1 Pengumpulan data yang ekstensif didukung oleh strategi pengelolaan

                            data yang terpadu perlu dilaksanakan sebelum rencana pengelolaan DAS dirumuskan Pengumpulan data ini terutama identifikasi karakteristik DAS yang antara lain mencakup batas dan luas wilayah DAS topografi geologi tanah iklim hidrologi vegetasi penggunaan lahan sumberdaya air kerapatan drainase dan karakteristik sosial ekonomi dan budaya

                            2 Identifikasi permasalahan yang meliputi aspek penggunaan laha n tingkat kekritisan lahan aspek hidrologi sosial ekonomi dan kelembagaan seperti terlihat pada Gambar 32 Prakiraan-prakiraan tentang kebutuhan sumberdaya alam (dan buatan) untuk beragam pemanfaatan perlu dilakukan dan dikaji potensi timbulnya konflik di antara pihak ndash pihak yang berkepentingan

                            3 Perumusan tujuan dan sasaran secara jelas spesifik dan terukur dengan memperhatikan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari ekosistem DAS peraturan dan kebijakan pemerintah adat istiadat masyarakat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan DAS

                            4 Identifikasi dan memformulasikan beberapa rencana kegiatan sebagai alternatif

                            5 Evaluasi alternatif kegiatan pengelolaan yang akan diimplementasikan sehingga dapat dihasilkan bentuk kegiatan yang paling tepat (secara teknis dapat dilaksanakan secara sosialpolitik dapat diterima dan secara ekonomi terjangkau)

                            6 Penyusunan rencana kegiatanprogram pengelolaan DAS berupa usulan rencana yang dianggap paling memenuhi kriteria untuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            29

                            7 Legitimasi dan sosiallisasi rencana yang telah disusun kepada pihak-pihak yang terkait Dalam berikut ini mekanisme pelaksanaan pengelolaan DAS mempersyaratkan bahwa tahap perencanaan dan implementasi tidak boleh dipisahkan karena informasi yang diperoleh dari implementasi kegiatan dapat dimanfaatkan kembali sebagai umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan rencana yang telah dibuat Demikian pula untuk setiap langkah pengelolaan dari mulai alternatif kegiatan hingga implementasi kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (review) Hal ini diperlukan sebagai umpan balik bertahap

                            Diagram Alir Garis Besar Identifikasi Permasalahan DASSumber bebasbanjir2025wordpresscom

                            a Pengurangan Ancaman

                            Ancaman berpotensi menimbulkan bencana namun demikian tidak semua ancaman selalu menjadi bencana Diperlukan analisis ancaman

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            30

                            untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

                            1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

                            2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

                            3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

                            4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

                            5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

                            Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

                            b Pengurangan Kerentanan

                            Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            31

                            1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

                            2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

                            3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

                            c Peningkatan Kapasitas

                            Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

                            1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

                            a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

                            b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

                            c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

                            2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            32

                            pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

                            3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

                            2 Proses Identifikasi Risiko

                            Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

                            Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

                            Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            33

                            tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

                            ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

                            dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

                            melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

                            o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

                            2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

                            secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            34

                            yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

                            o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

                            o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

                            3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

                            Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

                            Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

                            a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

                            wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            35

                            yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

                            Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

                            b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

                            menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

                            Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

                            c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

                            mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

                            d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

                            bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

                            Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

                            Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            36

                            risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

                            PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                            Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

                            Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

                            a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

                            b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

                            c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            37

                            membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                            d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                            e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                            f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                            g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                            h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            38

                            menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                            i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            39

                            IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                            Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                            Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                            Community Development

                            Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            40

                            Sumber donasirumahzakatorg

                            Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                            membantu para korban bencana

                            1 Kondisi Pra Bencana

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            41

                            Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                            a Program Wajib

                            1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                            2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                            Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                            3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                            4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                            5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                            6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                            Pembangunan Daerah

                            7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                            Rescue (SAR)

                            8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            42

                            b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                            c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                            9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                            Pemanfaatan Tanah

                            10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                            Pembangunan

                            11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                            di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                            12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                            13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                            14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                            15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                            16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                            Masa

                            b Program Pilihan

                            1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            43

                            2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                            2 Kondisi Saat Bencana

                            Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                            1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                            2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                            Rescue (SAR)

                            3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                            4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                            a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                            5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                            6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                            3 Kondisi Pasca Bencana

                            Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                            a Program Wajib

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            44

                            1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                            Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                            2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                            Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                            Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                            3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                            4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                            5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                            6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                            7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                            a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                            b Program Pilihan1) Pertanian

                            a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                            2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                            Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                            dekat sungai Ciliwung

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            45

                            Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                            Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                            Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            46

                            Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            47

                            DAFTAR PUSTAKA

                            Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                            Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                            Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                            Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                            Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                            Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                            Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                            Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                            Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                            Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                            Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                            Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                            Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                            Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                            Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                            Westview Press Boulder Colorado

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            48

                            Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                            Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                            49

                            • Kita dan Bencana
                            • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                            • Geografi Bencana
                              • Ciri-Ciri Banjir
                              • Jenis-Jenis Banjir
                              • Penyebab Terjadinya Banjir
                              • Dampak Dari Banjir
                              • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                              • Analisis risiko IPAL
                              • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                              • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                              • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                              • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                              • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                              • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                              • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                              • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                              • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                              • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                              • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                              • Sebab-Akibat
                              • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                              • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                              • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                              • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                              • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                              • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                              • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                              • PENGELOLAAN RISIKO
                              • Pengelolaan Risiko Bencana
                              • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                              • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                              • Pendekatan Menyeluruh
                              • Pendekatan Terpadu
                              • Masyarakat yang siap
                              • Pengelolaan risiko bencana
                              • Disaster management
                              • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                              • Pendugaan Risiko
                              • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                              • Interdisciplinary approach
                                • Social amplification of risk framework
                                    • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                      • Selasa 17 November 2009
                                        • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                              Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian

                              Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pesSekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam

                              PENGELOLAAN RISIKO

                              Pengelolaan Risiko Bencana

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              15

                              Pikirkan bahwa masyarakat dan lingkungannya adalah terancam terhadap bencana dan bagaimana kesanggupan masing-masing melawan akibat dari kerusakan oleh bencana

                              Risiko (risk) Kemungkinan akan kehilangan yang bisa terjadi

                              sebagai akibat kejadian buruk dengan akibat kedaruratan dan keterancaman

                              Bahaya (hazard) Potensi akan terjadinya kejadian alam atau ulah manusia dengan akibat negatif

                              Keterancaman (vulnerability) Akibat yang timbul dimana struktur masyarakat pelayanan dan lingkungan sering rusak atau hancur akibat dampak kedaruratan Adalah kombinasi mudahnya terpengaruh (susceptibility) dan daya bertahan (resilience) Resilience adalah bagaimana masyarakat mampu bertahan terhadap kehilangan dan susceptibility adalah derajat mudahnya terpengaruh terhadap risiko Dengan kata lain ketika menentukan keterancaman masyarakat atas dampak kedaruratan penting untuk memastikan kemampuan masyarakat beserta lingkungannya untuk mengantisipasi mengatasi dan pulih dari bencana Jadi dikatakan sangat terancam bila dalam menghadapi dampak keadaan bahaya hanya mempunyai kemampuan terbatas dalam menghadapi kehilangan dan kerusakan dan sebaliknya bila kurang pengalaman menghadapi dampak keadaan bahaya namun mampu menghadapi kehilangan dan kerusakan dikatakan tidak terlalu terancam terhadap bencana dan kegawatdaruratan

                              High susceptibility + low resilience = high level of vulnerabilityHigh exposure to risk + limited ability to sustain loss = high

                              vulnerabilityLow susceptibility + high resilience = low degree of vulnerabilityAbility to sustain loss + low degree of exposure = low vulnerability Jelaslah bahwa petugas harus mengenal golongan masyarakat

                              struktur dan pelayanan yang mudah terancam hingga dapat menjadikannya tahan terhadap kerusakan akibat kedaruratan

                              Proses Pengelolaan Risiko Bencana

                              Dalam pengelolaan risiko bencana bencana dijelaskan berkaitan dengan risikonya terhadap masyarakat dan dilakukan tindakan yang sesuai terhadap risiko yang diketahui

                              Dua hal penting

                              1 Berapa luas bencana melanda2 Berapa luas ancaman terhadap masyarakat dan lingkungan

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              16

                              Pengelolaan risiko bencana adalah penerapan sistematik dari

                              kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelatihan terhadap 1 Memastikan hal-hal terkait2 Mengidentifikasi risiko3 Menganalisis risiko4 Menilai mengevaluasi risiko5 Mengatasi risiko

                              Pengamatan dan penelaahan harus merupakan proses

                              berkesinambungan dalam pengelolaan risiko dan semua sistem tergantung pada komunikasi dan konsultasi

                              Hal tersebut menjadi perangkat pengambil keputusan yang sistematik logis dan praktis bagi pengelola bencana Gunanya untuk mendapatkan kegunaan yang mendasar bagi pengelola bencana untuk mengurangi dampak dari bencana Pengelola bencana dapat melakukan

                              1 Identifikasi apa yang mungkin terjadi2 Analisis kemungkinan hasil akhir3 Pendugaan Menilai dampak4 Mengelola risiko (pencegahanmitigasi mempersiapkan

                              merespons dan pemulihan)5 Memonitor proses

                              Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan TerpaduPengelolaan bencana yang efektif memerlukan kombinasi empat

                              konsep a Atas semua bahayab Menyeluruhc Terpadud Masyarakat yang siap Semua bahaya maksudnya aturan yang disetujui dalam merancang

                              mengatasi semua bahaya alam dan ulah manusia Dari pada mengembangkan rencana dan prosedur berbeda untuk masing-masing bahaya rancangan tunggal pengelolaan harus dibuat dan digunakan dalam menghadapi semua bahaya yang dihadapi masyarakat

                              Pendekatan Menyeluruh

                              Empat dasar pengelolaan kegawatan dan bencana masing-masing memerlukan program pengelolaan (strategi)

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              17

                              1 Pencegahan dan mitigasiPeraturan dan persyaratan fisik untuk mencegah terjadinya bencana atau untuk mengurangi dampaknya

                              2 PersiapanPerencanaan dan program sistem dan prosedur pelatihan dan pendidikan untuk memastikan bahwa bila bencana terjadi sumber daya dan tenaga dapat segera dimobilisasi dan diberdayakan dengan hasil terbaik Termasuk pengembangan sistem peringatan dan kewaspadaan perencanaan organisasional pelatihan dan pengujian petugas peralatan perencanaan dan prosedur serta pendidikan publik

                              3 ResponsKegiatan yang diambil mendahului atau segera setelah dampak bencana untuk meminimalkan akibat dan untuk memberikan bantuan segera memulihkan dan mendukung masyarakat Termasuk rescue pemulihan dan dukungan terhadap korban informasi publik pemberian makanan pakainan dan tempat berlindung

                              4 PemulihanPemulihan dan perbaikan jangka panjang atas masyarakat yang terkena Merupakan proses rumit dan lama

                              Pendekatan Terpadu

                              Pengelolaan bencana efektif memerlukan kerjasama aktif antara berbagai fihak terkait Artinya semua organiasi dengan tugasnya masing-masing bekerja bersama dalam pengelolaan bencana Hubungan berbentuk kerjasama sangat penting

                              Masyarakat yang siapAdalah masyarakat yang masing-masing individunya waspada

                              terhadap bahaya dan tahu bagaimana melindungi dirinya keluarganya serta rumahnya terhadap dampak dari bahaya Bila masing-masing dapat melakukan tindakan perlindungan terhadap dampak bahaya akan mengurangi keterancaman terhadap bencana dan kedaruratan

                              Kegiatan pencegahan mitigasi persiapan respons dan pemulihan yang harus dilakukan

                              1 Pencegahan dan mitigasi 2 Standar bangunan dan kemampuan PMK3 Immunisasi penyakit4 Rancang sanitasi5 Pembuangan sampah limbah6 Program pendidkan masyarakat

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              18

                              7 Informasi media8 Peringatan terhadap masyarakat Persiapan 1 Perencanaan sistem dan prosedur2 Pelatihan personil3 Pengujian perencanaan personil dan peralatan

                              Respons 1 Pengaktifan sistem pengelolaan insidens2 Pengaktifan sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya3 Mekanisme pendukung bagi staf

                              Pemulihan 1 Proses debriefing2 Menilai dan merubah perencanaan dan prosedur3 Identifikasi dan pemanfaatan pengetahuan yang didapat

                              Pengelolaan risiko bencana

                              Pengelolaan risiko bencana adalah pemanfaatan yang sistematik dari kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelaksanaan dengan maksud mengurangi dampak bencana Merupakan perangkat pembuat keputusan yang logis dan praktis

                              Disaster management

                              The remote sensing inputs have been used for many disasters including drought flood earthquake cyclone landslides volcanoes avalanches forest fire crop pest diseases etc Remote sensing and GIS helps in preparing suitable strategy of land succumbed to disaster for its management and occupational framework for their monitoring assessment and mitigation by identifying gap areas and assist in recommending appropriate strategies for disaster mitigation and management BISAG through synergistic coupling of remote sensing inputs with conventional systems and space communications in well knit multi-energy interface has been offering better operational services and decision support for better Disaster Management Proses Perencanaan Terhadap Bencana

                              Pendugaan Risiko1 Penentuan hal yang akan direncanakan reg2 Penetapan komite perencanaan reg

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              19

                              3 Penilaian risiko reg4 Penentuan tujuan perencanaan reg5 Penentuan pertanggungjawaban reg6 Analisis sumberdaya (7 Pengembangan sistem dan prosedur (8 Penulisan rencana (9 Pelatihan tenaga (10 Tes rencana tenaga dan prosedur (11 Peninjauan ulang rencana (12 Perbaiki rencana Hal-hal yang dapat direncanakan Hal yang dapat direncanakan dalam menghadapi kegawatdaruratan

                              harus diidentifikasi

                              Komite perencanaan Fihak rumah sakit fihak sistem kesehatan masyarakat termasuk

                              kesehatan masyarakat dan kesehatan mental pelayanan darurat eksternal seperti ambulans PMK dan polisi

                              Lakukan analisis risiko bencana Termasuk analisis bahaya dan analisis keterancaman Semua

                              analisis akan membantu komite perencanaan bencana menentukan sasaran dan prioritas perencanaan

                              Penilaian risiko bencana berkelanjutan sepanjang proses perencanaan Bahaya berubah tingkat keterancaman berubah semua harus dimonitor dan dinilai secara tetap

                              Tentukan tujuan perencanaan Berdasar pada hasil analisis risiko dan pengenalan strategi

                              pengelolaan bencana yang disetujui komite

                              Tentukan pertanggungjawaban Memilih pertanggungjawaban dari semua fihak terkait RS

                              petugas dan pelaksana kesehatan masyarakat lainnya

                              Analisis sumberdaya Komite harus mengetahui apa yang akan dibutuhkan dari pada

                              hanya melihat apa yang dipunyai Bila apa yang dibutuhkan kurang dari apa yang tersedia komite harus mengidentifikasi sumber tenaga dan sarana yang tersedia yang dapat dipanggil seketika dibutuhkan Rencanakan kerjasama dengan fasilitas kesehatan regional atau nasional

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              20

                              Penciptaan sistem dan prosedur Komite harus mengidentifikasi strategi untuk pencegahan dan

                              mitigasi penyiapan respons dan pemulihan akibat kegawatan major dan bencana Ini termasuk sistem komando gadar RS sistem komunikasi informasi publik sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya

                              Penulisan rencana Dokumen tertulis harus dibagikan pada semua yang akan

                              menggunakannya Dokumen harus sederhana dan langsung sasaran atau orang tidak dapat membaca atau memahaminya

                              Pelatihan persomil uji perencanaan personil dan prosedur Pelatihan personil serta pengujian perencanaan sistem dan

                              prosedur merupakan bagian vital dari persiapan pengelolaan gadar atau bencana

                              Kegiatan respons bencana memerlukan personil untuk bekerja diluar kegiatan dan tanggungjawab hari-hari normalnya dan melaksanakan tugas yang kurang familier Untuk menciptakan kejadian menjadi lebih sulit berikan tidak hanya banyak tugas yang tidak familer namun mereka harus mendapatkan lingkungan yang sangat menekan yang bahkan pantas untuk menguji sistem dan personil yang sudah berpengalaman

                              Dapat dimengerti mengapa personil wajib dilatih dan diuji secara rutin dalam tugas pengelolaan bencananya Personil juga memerlukan kesempatan untuk mempraktekkan tugas dan tanggungjawab pengelolaan bencananya

                              Selain itu rencana yang belum diuji dan dinilai ulang mungkin lebih buruk dari pada tidak ada rencana sama sekali Hal ini akan membangun rasa keamanan yang salah pada petugas dalam hal tingkat persiapan

                              Peninjauan ulang dan ubah perencanaan

                              Perencanaan harus dinilai ulang dan diperbaiki secara berkaladan harus dinyatakan dalam perencanaan itu sendiri Setiap saat perencanaan atau bagian dari perencanaan diaktifkan untuk latihan atau dalam bencana sesungguhnya Debriefing harus dilakukan untuk mengenal kebutuhan perbaikan perencanaan sistem dan prosedutr dan untuk melatih personil

                              Sekali lagi perencanaan adalah proses tidak pernah berakhir Perencanaan tertulis adalah hanya sebuah hasil akhir dari proses perncanaan namun bukan titik akhir hanya bagian dari proses perencanaan Perencanaan tertulis adalah dokumen yang hidup yang harus secara tetap diuji dinilai ulang dan dipertbaharui

                              Bagaimana bila

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              21

                              Bagian penting dari proses perencanaan adalah pertanyaan dari komite Bagaimana bila hellip Bagaimana bila ini atau itu terjadi apa yang harus dilakukan apa yang diperlukan apa dampaknya pada petugas dll

                              Tidak mungkin untuk membuat rencana bagi semua kejadian namun kegiatan komite dalam memikirkan batasan kejadian beserta konsekuensinya dan membahas pilihan rancangan yang diperkirakan memiliki jangkauan luas dalam sistem persiapan penting dilakukan

                              Di dunia kehilangan akibat bencana tetap meningkat walau

                              investasi yang sangat besar dalam tindakan pencegahan secara tehnik sudah dilakukan Hambatan politik dan ekonomi menyebabkan bahwa pendekatan tradisional dalam mendapatkan rasa aman terhadap bahaya harus dinilai ulang Tidak saatnya lagi mangatakan bahwa pencegahan terhadap proses berbahaya secara umum dikatakan sebagai terbaik atau cara yang paling diinginkan dalam menghadapi risiko Pencegahan dan peningkatan resilience dari objek yang berpotensi terkena adalah dua contoh penting lainnya dari bagaimana kerusakan akibat keadaan berbahaya dapat dikurangi

                              Konsep pilihan untuk mengatasi keadaan bahaya adalah menggunakan kebijaksanaan berdasar risiko Walau diarahkan pada bahaya yang juga telah mencakup risiko dijelaskan sebagai fungsi dari empat faktor berikut

                              1 Frekuensi terjadinya kejadian bahaya2 Intensitas kerusakan objek sasaran yang berpotensi terhadap

                              risiko dengan distribusi kelompok khusus3 Keterancaman objek sasaran akan terkena oleh kerusakan4 Keterpaparan target sasaran terhadap bahaya Frekuensi dan kerusakan menunjukkan beratnya keadaan bahaya

                              keterancaman dan keterpaparan sasaran terhadap risiko Inilah kenapa ada perbedaan antara definisi sederhana risiko sebagai hasil kemungkinan dan perluasan kerusakan yang lebih menunjukkan sudut pandang operator atau pelaksana Bagaimanapun sudut pandang yang lebih sempit dengan cepat menunjukkan bahwa frekuensi dan keterpaparan adalah sebanding dengan kemungkinan dimana intensitas dan keterancaman mengartikan kerusakan

                              Pengelolaan risiko akan berhasil bila informasi berikut tersedia 1 Karakterisasi bahaya secara khusus2 Mengumpulkan dan mengklasifikasikan objek yang terancam

                              dalam jangkauan proses berbahaya3 Tampilan dampak kerusakan yang mungkin terjadi terhadap

                              objek disaat kejadian

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              22

                              Saat ini prinsip penilaian risiko dan pembuatan kebijaksanaan secara umum berdasar risiko dipakai secara luas lintas disiplin dan lintas batas

                              Evaluasi dan Persepsi RisikoKunci pendekatan berdasar risiko menghadapi bahaya diterima

                              dalam bentuk tingkat rasa aman yang memadai dan secara ekonomik Baik definisi dari tingkat rasa aman yang memadai dan kuantifikasi tampilan ekonomik tidak dapat dibuat hanya oleh para ahli Nilai dan tanggapan sosial mungkin merupakan faktor lebih penting dalam membentuk rasa aman dari pada risiko nyata sendiri

                              Satu masalah yang belum jelas adalah opini publik dalam proses keputusan Ini mungkin karena jarak antara ilmu sosial (termasuk proses evaluasi publik) dan ilmu administratif atau tehnik (yang bertanggung jawab pada kebanyakan risiko nyata) Usaha saat ini adalah menjembatani jarak tsb dengan mengembangkan model yang seakurat mungkin menunjukkan persepsi dan evaluasi publik akan risiko yang diharapkan hingga pembuat keputusan dapat menggunakan hal ini Dengan kata lain dianjurkan bahwa pandangan publik tentang evaluasi risiko secara normatif (dari pada emperik-deskriptif) akan memperbaiki keputusan yang dibuat dalam pengelolaan bencana

                              Risk perception is the subjective judgment that people make about the characteristics and severity of a risk The phrase is most commonly used in reference to natural hazards and threats to the environment or health such as nuclear power Several theories have been proposed to explain why different people make different estimates of the dangerousness of risks Three major families of theory have been developed psychology approaches (heuristics and cognitive) anthropologysociology approaches (cultural theory) and interdisciplinary approaches (social amplification of risk framework)Interdisciplinary approach

                              Social amplification of risk frameworkThe Social Amplification of Risk Framework (SARF) combines research in psychology sociology anthropology and communications theory SARF outlines how communications of risk events pass from the sender through intermediate stations to a receiver and in the process serve to amplify or attenuate perceptions of risk

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              23

                              All links in the communication chain individuals groups media etc contain filters through which information is sorted and understoodThe theory attempts to explain the process by which risks are amplified receiving public attention or attuned receiving less public attention The theory may be used to compare responses from different groups in a single event or analyze the same risk issue in multiple events In a single risk event some groups may amplify their perception of risks while other groups may attune decrease and their perceptions of riskThe main thesis of SARF states that risk events interact with individual psychological social and other cultural factors in ways that either increase or decrease public perceptions of risk Behaviors of individuals and groups then generate secondary social or economic impacts while also increasing or decreasing the physical risk itselfThese ripple effects caused by the amplification of risk include enduring mental perceptions impacts on business sales and change in residential property values changes in training and education or social disorder These secondary changes are perceived and reacted to by individuals and groups resulting in third-order impacts As each higher-order impacts are reacted to they may ripple to other parties and locations Traditional risk analyses neglect these ripple effect impacts and thus greatly underestimate the adverse effects from certain risk events Public distortion of risk signals provides a corrective mechanism by which society assesses a fuller determination of the risk and its impacts to such things not traditionally factored into a risk analysis

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              24

                              PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                              Pendahuluan

                              Pengurangan Risiko Bencana (PRB) mendasarkan pada konsep pikir pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan penguatan kapasitas Pemerintah dan seluruh seluruh stakeholder pembangunan di Provinsi Jawa Tengah bertanggungjawab dalam PRB melalui implementasi peran dan fungsinya masing-masing yang dilakukan pada seluruh siklus penyelenggaraan penanggulangan bencana baik pada tahap pra bencana saat bencana maupun pasca bencana Aspek-aspek yang tercakup dalam program kegiatan PRB meliputi kesiapsiagaan mitigasi tanggap darurat pemulihan dan rekonstruksi

                              Banjir akibat tanggul jebol biasanya menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang sangat besar Ini semua merupakan resiko bencana (disaster risk) bagi masyarakat yang terkena dampak langsung Ada resiko bencana lain yang menimpa masyarakat misalnya sakitnya warga masyarakat terganggunya mereka dalam mencari mata pencaharian anak-anak tak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan normal Adanya trauma psikologis pada anak-anak juga merupakan bagian dari resiko bencana

                              Sumber adijmmultiplycomjournalitem335ManajemenBerdasarkan Undang-Undang nomor 242007 tentang Penanggulangan Bencana pemerintah (gubernur bupatiwalikota atau perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah) bertugas melakukan penanggulangan bencana Hal yang

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              25

                              paling awal dari tugas dan tanggung jawab ini adalah pengurangan atau minimalisasi resiko bencana Pengurangan resiko ini termasuk upaya pencegahan rawan bencana Dalam hal bencana banjir jebolnya tanggul sungai adanya monitoring tanggul-tanggul di sepanjang sungai secara periodik dan seksama adalah bagian dari pencegahan bencana Sementara itu tumbuhnya kawasan permukiman di sepanjang bantaran sungai adalah parameter kerawanan yang lain Ditambah lagi warga masyarakat di sana bisa jadi tidak pernah diberi peringatan akan bahaya yang mengintai mereka Masyarakat juga tidak pernah mempersiapkan bangunan yang kokoh Sistem peringatan dini biasanya juga amat minim Ini semuanya serupakan parameter-parameter yang menambah tingginya tingkat kerentanan mereka terhadap bencana (vulnerability)

                              Sesuai amanat Undang Undang No 24 Tahun 2007 Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat termasuk perlindungan atas bencana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) (misalnya Provinsi Jawa Tengah ) secara umum mempunyai tugas pokok dan fungsifungsi yang terkait dalam kegiatan penanggulangan bencana wajib mengambil peran dengan mengisi kegiatan pada nomenklatur program yang sesuai dengan urusan kewenangan wajib danatau pilihan

                              Identifikasi Risiko Bencana

                              Pengurangan Risiko Bencana di suatu daerah dapat diarahkan pada pengurangan ancaman bahaya (hazard) pengurangan kerentanan (vulnerability) masyarakat dan peningkatan kapasitas (capacity) pemerintah dan masyarakat di daerah rawan bencana untuk melindungi jiwa dan harta benda masyarakat serta menjamin tata kehidupan yang berkelanjutan

                              Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat ditempuh melalui kebijakan sebagai berikuta Mengedepankan keterpaduan paradigma persepsi potensi informasi

                              pola pelaksanaan semua pemangku kepentingan pengurangan risiko bencana di provinsi dan kabupatenkota beserta seluruh masyarakat Jawa Tengah selaras dengan kebijakan Pusat

                              b Mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah lokal di daerah rawan bencana dengan pendayagunaan secara optimal potensi dan sumber daya serta kearifan lokal yang telah mengakar dan berkembang di masyarakat

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              26

                              c Mengedepankan upaya pencegahan dan pendekatan persuasif dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan prinsip mendorong kearah tata kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat

                              d Mengedepankan transparansi dengan pola kemitraan serta prinsip non diskriminasi dalam penyelenggaraan pengurangan risiko bencana

                              1 Konsep Dasar Identifikasi

                              Potensi bencana yang tinggi pada dasarnya tidak hanya sekedar refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk suatu wilayah namun merupakan kontribusi beberapa permasalahan lain sehingga meningkatkan kerentanan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana daerah dititik-beratkan pada keselamatan jiwa manusia dan menjamin kehidupan dalam lingkungan yang lebih baik (better life and better living) serta tertata pada kondisi yang terbebas dari ancaman bencana Oleh karena itu langkah yang dilakukan meliputi pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas

                              Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir

                              Salah satu aspek yang seringkali dilupakan berkaitan dengan terjadinya banjir di satu kota adalah banjir itu sangat berkaitan erat dengan kesatuan wilayah yang disebut dengan daerah aliran sungai (DAS) DAS sendiri didefinisikan sebagai satu hamparan wilayah dimana air hujan yang jatuh di wilayah itu akan menuju ke satu titik outlet yang sama apakah itu sungai danau atau laut

                              Jadi jika air hujan yang jatuh di rumah Anda mengalir ke selokan dan menuju ke Sungai Brantas maka Anda adalah warga DAS Brantas Itu artinya jika air sungai Brantas meluap dan menggenangi dataran banjir di sekitarnya maka Anda (air hujan dari persil lahan Anda) punya kontribusi terhadap terjadinya banjir ituDengan demikian setiap kita pasti warga dari satu DAS dan setiap warga DAS berpotensi untuk memberikan kontribusi terhadap terjadinya banjir di bagian hilir DAS yang bersangkutan Dalam perspektif ilmu lingkungan setiap warga DAS berpotensi menghasilkan eksternalitas negatif dari sisi hidrologi

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              27

                              Sumber bebasbanjir2025wordpresscom

                              Suatu ldquodaerah aliran sungairdquo atau DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut Istilah yang juga umumdigunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya

                              Skema sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS)

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              28

                              Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas suatu DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat tetapi dapat digambarkan pada petaBatas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong) beberapa wilayah kabupaten (misalnya DAS Brantas) atau hanya pada sebagian dari suatu kabupatenTidak ada ukuran baku (definitif) suatu DAS Ukurannya mungkin bervariasi dari beberapa hektar sampai ribuan hektar DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow) Sebidang lahan dapat dianggap sebagai DAS jika ada suatu titik penyalur aliran air keluar dari DAS tersebut

                              Perencanaan pengelolaan DAS terpadu mempersyaratkan adanya beberapa langkah-langkah penting sebagai berikut1 Pengumpulan data yang ekstensif didukung oleh strategi pengelolaan

                              data yang terpadu perlu dilaksanakan sebelum rencana pengelolaan DAS dirumuskan Pengumpulan data ini terutama identifikasi karakteristik DAS yang antara lain mencakup batas dan luas wilayah DAS topografi geologi tanah iklim hidrologi vegetasi penggunaan lahan sumberdaya air kerapatan drainase dan karakteristik sosial ekonomi dan budaya

                              2 Identifikasi permasalahan yang meliputi aspek penggunaan laha n tingkat kekritisan lahan aspek hidrologi sosial ekonomi dan kelembagaan seperti terlihat pada Gambar 32 Prakiraan-prakiraan tentang kebutuhan sumberdaya alam (dan buatan) untuk beragam pemanfaatan perlu dilakukan dan dikaji potensi timbulnya konflik di antara pihak ndash pihak yang berkepentingan

                              3 Perumusan tujuan dan sasaran secara jelas spesifik dan terukur dengan memperhatikan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari ekosistem DAS peraturan dan kebijakan pemerintah adat istiadat masyarakat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan DAS

                              4 Identifikasi dan memformulasikan beberapa rencana kegiatan sebagai alternatif

                              5 Evaluasi alternatif kegiatan pengelolaan yang akan diimplementasikan sehingga dapat dihasilkan bentuk kegiatan yang paling tepat (secara teknis dapat dilaksanakan secara sosialpolitik dapat diterima dan secara ekonomi terjangkau)

                              6 Penyusunan rencana kegiatanprogram pengelolaan DAS berupa usulan rencana yang dianggap paling memenuhi kriteria untuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              29

                              7 Legitimasi dan sosiallisasi rencana yang telah disusun kepada pihak-pihak yang terkait Dalam berikut ini mekanisme pelaksanaan pengelolaan DAS mempersyaratkan bahwa tahap perencanaan dan implementasi tidak boleh dipisahkan karena informasi yang diperoleh dari implementasi kegiatan dapat dimanfaatkan kembali sebagai umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan rencana yang telah dibuat Demikian pula untuk setiap langkah pengelolaan dari mulai alternatif kegiatan hingga implementasi kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (review) Hal ini diperlukan sebagai umpan balik bertahap

                              Diagram Alir Garis Besar Identifikasi Permasalahan DASSumber bebasbanjir2025wordpresscom

                              a Pengurangan Ancaman

                              Ancaman berpotensi menimbulkan bencana namun demikian tidak semua ancaman selalu menjadi bencana Diperlukan analisis ancaman

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              30

                              untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

                              1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

                              2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

                              3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

                              4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

                              5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

                              Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

                              b Pengurangan Kerentanan

                              Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              31

                              1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

                              2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

                              3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

                              c Peningkatan Kapasitas

                              Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

                              1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

                              a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

                              b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

                              c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

                              2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              32

                              pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

                              3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

                              2 Proses Identifikasi Risiko

                              Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

                              Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

                              Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              33

                              tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

                              ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

                              dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

                              melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

                              o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

                              2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

                              secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              34

                              yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

                              o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

                              o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

                              3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

                              Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

                              Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

                              a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

                              wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              35

                              yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

                              Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

                              b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

                              menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

                              Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

                              c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

                              mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

                              d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

                              bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

                              Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

                              Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              36

                              risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

                              PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                              Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

                              Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

                              a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

                              b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

                              c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              37

                              membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                              d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                              e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                              f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                              g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                              h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              38

                              menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                              i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              39

                              IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                              Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                              Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                              Community Development

                              Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              40

                              Sumber donasirumahzakatorg

                              Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                              membantu para korban bencana

                              1 Kondisi Pra Bencana

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              41

                              Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                              a Program Wajib

                              1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                              2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                              Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                              3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                              4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                              5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                              6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                              Pembangunan Daerah

                              7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                              Rescue (SAR)

                              8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              42

                              b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                              c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                              9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                              Pemanfaatan Tanah

                              10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                              Pembangunan

                              11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                              di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                              12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                              13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                              14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                              15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                              16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                              Masa

                              b Program Pilihan

                              1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              43

                              2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                              2 Kondisi Saat Bencana

                              Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                              1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                              2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                              Rescue (SAR)

                              3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                              4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                              a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                              5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                              6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                              3 Kondisi Pasca Bencana

                              Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                              a Program Wajib

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              44

                              1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                              Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                              2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                              Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                              Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                              3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                              4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                              5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                              6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                              7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                              a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                              b Program Pilihan1) Pertanian

                              a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                              2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                              Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                              dekat sungai Ciliwung

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              45

                              Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                              Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                              Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              46

                              Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              47

                              DAFTAR PUSTAKA

                              Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                              Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                              Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                              Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                              Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                              Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                              Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                              Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                              Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                              Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                              Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                              Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                              Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                              Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                              Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                              Westview Press Boulder Colorado

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              48

                              Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                              Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                              49

                              • Kita dan Bencana
                              • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                              • Geografi Bencana
                                • Ciri-Ciri Banjir
                                • Jenis-Jenis Banjir
                                • Penyebab Terjadinya Banjir
                                • Dampak Dari Banjir
                                • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                • Analisis risiko IPAL
                                • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                • Sebab-Akibat
                                • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                • PENGELOLAAN RISIKO
                                • Pengelolaan Risiko Bencana
                                • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                • Pendekatan Menyeluruh
                                • Pendekatan Terpadu
                                • Masyarakat yang siap
                                • Pengelolaan risiko bencana
                                • Disaster management
                                • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                • Pendugaan Risiko
                                • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                • Interdisciplinary approach
                                  • Social amplification of risk framework
                                      • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                        • Selasa 17 November 2009
                                          • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                Pikirkan bahwa masyarakat dan lingkungannya adalah terancam terhadap bencana dan bagaimana kesanggupan masing-masing melawan akibat dari kerusakan oleh bencana

                                Risiko (risk) Kemungkinan akan kehilangan yang bisa terjadi

                                sebagai akibat kejadian buruk dengan akibat kedaruratan dan keterancaman

                                Bahaya (hazard) Potensi akan terjadinya kejadian alam atau ulah manusia dengan akibat negatif

                                Keterancaman (vulnerability) Akibat yang timbul dimana struktur masyarakat pelayanan dan lingkungan sering rusak atau hancur akibat dampak kedaruratan Adalah kombinasi mudahnya terpengaruh (susceptibility) dan daya bertahan (resilience) Resilience adalah bagaimana masyarakat mampu bertahan terhadap kehilangan dan susceptibility adalah derajat mudahnya terpengaruh terhadap risiko Dengan kata lain ketika menentukan keterancaman masyarakat atas dampak kedaruratan penting untuk memastikan kemampuan masyarakat beserta lingkungannya untuk mengantisipasi mengatasi dan pulih dari bencana Jadi dikatakan sangat terancam bila dalam menghadapi dampak keadaan bahaya hanya mempunyai kemampuan terbatas dalam menghadapi kehilangan dan kerusakan dan sebaliknya bila kurang pengalaman menghadapi dampak keadaan bahaya namun mampu menghadapi kehilangan dan kerusakan dikatakan tidak terlalu terancam terhadap bencana dan kegawatdaruratan

                                High susceptibility + low resilience = high level of vulnerabilityHigh exposure to risk + limited ability to sustain loss = high

                                vulnerabilityLow susceptibility + high resilience = low degree of vulnerabilityAbility to sustain loss + low degree of exposure = low vulnerability Jelaslah bahwa petugas harus mengenal golongan masyarakat

                                struktur dan pelayanan yang mudah terancam hingga dapat menjadikannya tahan terhadap kerusakan akibat kedaruratan

                                Proses Pengelolaan Risiko Bencana

                                Dalam pengelolaan risiko bencana bencana dijelaskan berkaitan dengan risikonya terhadap masyarakat dan dilakukan tindakan yang sesuai terhadap risiko yang diketahui

                                Dua hal penting

                                1 Berapa luas bencana melanda2 Berapa luas ancaman terhadap masyarakat dan lingkungan

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                16

                                Pengelolaan risiko bencana adalah penerapan sistematik dari

                                kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelatihan terhadap 1 Memastikan hal-hal terkait2 Mengidentifikasi risiko3 Menganalisis risiko4 Menilai mengevaluasi risiko5 Mengatasi risiko

                                Pengamatan dan penelaahan harus merupakan proses

                                berkesinambungan dalam pengelolaan risiko dan semua sistem tergantung pada komunikasi dan konsultasi

                                Hal tersebut menjadi perangkat pengambil keputusan yang sistematik logis dan praktis bagi pengelola bencana Gunanya untuk mendapatkan kegunaan yang mendasar bagi pengelola bencana untuk mengurangi dampak dari bencana Pengelola bencana dapat melakukan

                                1 Identifikasi apa yang mungkin terjadi2 Analisis kemungkinan hasil akhir3 Pendugaan Menilai dampak4 Mengelola risiko (pencegahanmitigasi mempersiapkan

                                merespons dan pemulihan)5 Memonitor proses

                                Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan TerpaduPengelolaan bencana yang efektif memerlukan kombinasi empat

                                konsep a Atas semua bahayab Menyeluruhc Terpadud Masyarakat yang siap Semua bahaya maksudnya aturan yang disetujui dalam merancang

                                mengatasi semua bahaya alam dan ulah manusia Dari pada mengembangkan rencana dan prosedur berbeda untuk masing-masing bahaya rancangan tunggal pengelolaan harus dibuat dan digunakan dalam menghadapi semua bahaya yang dihadapi masyarakat

                                Pendekatan Menyeluruh

                                Empat dasar pengelolaan kegawatan dan bencana masing-masing memerlukan program pengelolaan (strategi)

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                17

                                1 Pencegahan dan mitigasiPeraturan dan persyaratan fisik untuk mencegah terjadinya bencana atau untuk mengurangi dampaknya

                                2 PersiapanPerencanaan dan program sistem dan prosedur pelatihan dan pendidikan untuk memastikan bahwa bila bencana terjadi sumber daya dan tenaga dapat segera dimobilisasi dan diberdayakan dengan hasil terbaik Termasuk pengembangan sistem peringatan dan kewaspadaan perencanaan organisasional pelatihan dan pengujian petugas peralatan perencanaan dan prosedur serta pendidikan publik

                                3 ResponsKegiatan yang diambil mendahului atau segera setelah dampak bencana untuk meminimalkan akibat dan untuk memberikan bantuan segera memulihkan dan mendukung masyarakat Termasuk rescue pemulihan dan dukungan terhadap korban informasi publik pemberian makanan pakainan dan tempat berlindung

                                4 PemulihanPemulihan dan perbaikan jangka panjang atas masyarakat yang terkena Merupakan proses rumit dan lama

                                Pendekatan Terpadu

                                Pengelolaan bencana efektif memerlukan kerjasama aktif antara berbagai fihak terkait Artinya semua organiasi dengan tugasnya masing-masing bekerja bersama dalam pengelolaan bencana Hubungan berbentuk kerjasama sangat penting

                                Masyarakat yang siapAdalah masyarakat yang masing-masing individunya waspada

                                terhadap bahaya dan tahu bagaimana melindungi dirinya keluarganya serta rumahnya terhadap dampak dari bahaya Bila masing-masing dapat melakukan tindakan perlindungan terhadap dampak bahaya akan mengurangi keterancaman terhadap bencana dan kedaruratan

                                Kegiatan pencegahan mitigasi persiapan respons dan pemulihan yang harus dilakukan

                                1 Pencegahan dan mitigasi 2 Standar bangunan dan kemampuan PMK3 Immunisasi penyakit4 Rancang sanitasi5 Pembuangan sampah limbah6 Program pendidkan masyarakat

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                18

                                7 Informasi media8 Peringatan terhadap masyarakat Persiapan 1 Perencanaan sistem dan prosedur2 Pelatihan personil3 Pengujian perencanaan personil dan peralatan

                                Respons 1 Pengaktifan sistem pengelolaan insidens2 Pengaktifan sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya3 Mekanisme pendukung bagi staf

                                Pemulihan 1 Proses debriefing2 Menilai dan merubah perencanaan dan prosedur3 Identifikasi dan pemanfaatan pengetahuan yang didapat

                                Pengelolaan risiko bencana

                                Pengelolaan risiko bencana adalah pemanfaatan yang sistematik dari kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelaksanaan dengan maksud mengurangi dampak bencana Merupakan perangkat pembuat keputusan yang logis dan praktis

                                Disaster management

                                The remote sensing inputs have been used for many disasters including drought flood earthquake cyclone landslides volcanoes avalanches forest fire crop pest diseases etc Remote sensing and GIS helps in preparing suitable strategy of land succumbed to disaster for its management and occupational framework for their monitoring assessment and mitigation by identifying gap areas and assist in recommending appropriate strategies for disaster mitigation and management BISAG through synergistic coupling of remote sensing inputs with conventional systems and space communications in well knit multi-energy interface has been offering better operational services and decision support for better Disaster Management Proses Perencanaan Terhadap Bencana

                                Pendugaan Risiko1 Penentuan hal yang akan direncanakan reg2 Penetapan komite perencanaan reg

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                19

                                3 Penilaian risiko reg4 Penentuan tujuan perencanaan reg5 Penentuan pertanggungjawaban reg6 Analisis sumberdaya (7 Pengembangan sistem dan prosedur (8 Penulisan rencana (9 Pelatihan tenaga (10 Tes rencana tenaga dan prosedur (11 Peninjauan ulang rencana (12 Perbaiki rencana Hal-hal yang dapat direncanakan Hal yang dapat direncanakan dalam menghadapi kegawatdaruratan

                                harus diidentifikasi

                                Komite perencanaan Fihak rumah sakit fihak sistem kesehatan masyarakat termasuk

                                kesehatan masyarakat dan kesehatan mental pelayanan darurat eksternal seperti ambulans PMK dan polisi

                                Lakukan analisis risiko bencana Termasuk analisis bahaya dan analisis keterancaman Semua

                                analisis akan membantu komite perencanaan bencana menentukan sasaran dan prioritas perencanaan

                                Penilaian risiko bencana berkelanjutan sepanjang proses perencanaan Bahaya berubah tingkat keterancaman berubah semua harus dimonitor dan dinilai secara tetap

                                Tentukan tujuan perencanaan Berdasar pada hasil analisis risiko dan pengenalan strategi

                                pengelolaan bencana yang disetujui komite

                                Tentukan pertanggungjawaban Memilih pertanggungjawaban dari semua fihak terkait RS

                                petugas dan pelaksana kesehatan masyarakat lainnya

                                Analisis sumberdaya Komite harus mengetahui apa yang akan dibutuhkan dari pada

                                hanya melihat apa yang dipunyai Bila apa yang dibutuhkan kurang dari apa yang tersedia komite harus mengidentifikasi sumber tenaga dan sarana yang tersedia yang dapat dipanggil seketika dibutuhkan Rencanakan kerjasama dengan fasilitas kesehatan regional atau nasional

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                20

                                Penciptaan sistem dan prosedur Komite harus mengidentifikasi strategi untuk pencegahan dan

                                mitigasi penyiapan respons dan pemulihan akibat kegawatan major dan bencana Ini termasuk sistem komando gadar RS sistem komunikasi informasi publik sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya

                                Penulisan rencana Dokumen tertulis harus dibagikan pada semua yang akan

                                menggunakannya Dokumen harus sederhana dan langsung sasaran atau orang tidak dapat membaca atau memahaminya

                                Pelatihan persomil uji perencanaan personil dan prosedur Pelatihan personil serta pengujian perencanaan sistem dan

                                prosedur merupakan bagian vital dari persiapan pengelolaan gadar atau bencana

                                Kegiatan respons bencana memerlukan personil untuk bekerja diluar kegiatan dan tanggungjawab hari-hari normalnya dan melaksanakan tugas yang kurang familier Untuk menciptakan kejadian menjadi lebih sulit berikan tidak hanya banyak tugas yang tidak familer namun mereka harus mendapatkan lingkungan yang sangat menekan yang bahkan pantas untuk menguji sistem dan personil yang sudah berpengalaman

                                Dapat dimengerti mengapa personil wajib dilatih dan diuji secara rutin dalam tugas pengelolaan bencananya Personil juga memerlukan kesempatan untuk mempraktekkan tugas dan tanggungjawab pengelolaan bencananya

                                Selain itu rencana yang belum diuji dan dinilai ulang mungkin lebih buruk dari pada tidak ada rencana sama sekali Hal ini akan membangun rasa keamanan yang salah pada petugas dalam hal tingkat persiapan

                                Peninjauan ulang dan ubah perencanaan

                                Perencanaan harus dinilai ulang dan diperbaiki secara berkaladan harus dinyatakan dalam perencanaan itu sendiri Setiap saat perencanaan atau bagian dari perencanaan diaktifkan untuk latihan atau dalam bencana sesungguhnya Debriefing harus dilakukan untuk mengenal kebutuhan perbaikan perencanaan sistem dan prosedutr dan untuk melatih personil

                                Sekali lagi perencanaan adalah proses tidak pernah berakhir Perencanaan tertulis adalah hanya sebuah hasil akhir dari proses perncanaan namun bukan titik akhir hanya bagian dari proses perencanaan Perencanaan tertulis adalah dokumen yang hidup yang harus secara tetap diuji dinilai ulang dan dipertbaharui

                                Bagaimana bila

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                21

                                Bagian penting dari proses perencanaan adalah pertanyaan dari komite Bagaimana bila hellip Bagaimana bila ini atau itu terjadi apa yang harus dilakukan apa yang diperlukan apa dampaknya pada petugas dll

                                Tidak mungkin untuk membuat rencana bagi semua kejadian namun kegiatan komite dalam memikirkan batasan kejadian beserta konsekuensinya dan membahas pilihan rancangan yang diperkirakan memiliki jangkauan luas dalam sistem persiapan penting dilakukan

                                Di dunia kehilangan akibat bencana tetap meningkat walau

                                investasi yang sangat besar dalam tindakan pencegahan secara tehnik sudah dilakukan Hambatan politik dan ekonomi menyebabkan bahwa pendekatan tradisional dalam mendapatkan rasa aman terhadap bahaya harus dinilai ulang Tidak saatnya lagi mangatakan bahwa pencegahan terhadap proses berbahaya secara umum dikatakan sebagai terbaik atau cara yang paling diinginkan dalam menghadapi risiko Pencegahan dan peningkatan resilience dari objek yang berpotensi terkena adalah dua contoh penting lainnya dari bagaimana kerusakan akibat keadaan berbahaya dapat dikurangi

                                Konsep pilihan untuk mengatasi keadaan bahaya adalah menggunakan kebijaksanaan berdasar risiko Walau diarahkan pada bahaya yang juga telah mencakup risiko dijelaskan sebagai fungsi dari empat faktor berikut

                                1 Frekuensi terjadinya kejadian bahaya2 Intensitas kerusakan objek sasaran yang berpotensi terhadap

                                risiko dengan distribusi kelompok khusus3 Keterancaman objek sasaran akan terkena oleh kerusakan4 Keterpaparan target sasaran terhadap bahaya Frekuensi dan kerusakan menunjukkan beratnya keadaan bahaya

                                keterancaman dan keterpaparan sasaran terhadap risiko Inilah kenapa ada perbedaan antara definisi sederhana risiko sebagai hasil kemungkinan dan perluasan kerusakan yang lebih menunjukkan sudut pandang operator atau pelaksana Bagaimanapun sudut pandang yang lebih sempit dengan cepat menunjukkan bahwa frekuensi dan keterpaparan adalah sebanding dengan kemungkinan dimana intensitas dan keterancaman mengartikan kerusakan

                                Pengelolaan risiko akan berhasil bila informasi berikut tersedia 1 Karakterisasi bahaya secara khusus2 Mengumpulkan dan mengklasifikasikan objek yang terancam

                                dalam jangkauan proses berbahaya3 Tampilan dampak kerusakan yang mungkin terjadi terhadap

                                objek disaat kejadian

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                22

                                Saat ini prinsip penilaian risiko dan pembuatan kebijaksanaan secara umum berdasar risiko dipakai secara luas lintas disiplin dan lintas batas

                                Evaluasi dan Persepsi RisikoKunci pendekatan berdasar risiko menghadapi bahaya diterima

                                dalam bentuk tingkat rasa aman yang memadai dan secara ekonomik Baik definisi dari tingkat rasa aman yang memadai dan kuantifikasi tampilan ekonomik tidak dapat dibuat hanya oleh para ahli Nilai dan tanggapan sosial mungkin merupakan faktor lebih penting dalam membentuk rasa aman dari pada risiko nyata sendiri

                                Satu masalah yang belum jelas adalah opini publik dalam proses keputusan Ini mungkin karena jarak antara ilmu sosial (termasuk proses evaluasi publik) dan ilmu administratif atau tehnik (yang bertanggung jawab pada kebanyakan risiko nyata) Usaha saat ini adalah menjembatani jarak tsb dengan mengembangkan model yang seakurat mungkin menunjukkan persepsi dan evaluasi publik akan risiko yang diharapkan hingga pembuat keputusan dapat menggunakan hal ini Dengan kata lain dianjurkan bahwa pandangan publik tentang evaluasi risiko secara normatif (dari pada emperik-deskriptif) akan memperbaiki keputusan yang dibuat dalam pengelolaan bencana

                                Risk perception is the subjective judgment that people make about the characteristics and severity of a risk The phrase is most commonly used in reference to natural hazards and threats to the environment or health such as nuclear power Several theories have been proposed to explain why different people make different estimates of the dangerousness of risks Three major families of theory have been developed psychology approaches (heuristics and cognitive) anthropologysociology approaches (cultural theory) and interdisciplinary approaches (social amplification of risk framework)Interdisciplinary approach

                                Social amplification of risk frameworkThe Social Amplification of Risk Framework (SARF) combines research in psychology sociology anthropology and communications theory SARF outlines how communications of risk events pass from the sender through intermediate stations to a receiver and in the process serve to amplify or attenuate perceptions of risk

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                23

                                All links in the communication chain individuals groups media etc contain filters through which information is sorted and understoodThe theory attempts to explain the process by which risks are amplified receiving public attention or attuned receiving less public attention The theory may be used to compare responses from different groups in a single event or analyze the same risk issue in multiple events In a single risk event some groups may amplify their perception of risks while other groups may attune decrease and their perceptions of riskThe main thesis of SARF states that risk events interact with individual psychological social and other cultural factors in ways that either increase or decrease public perceptions of risk Behaviors of individuals and groups then generate secondary social or economic impacts while also increasing or decreasing the physical risk itselfThese ripple effects caused by the amplification of risk include enduring mental perceptions impacts on business sales and change in residential property values changes in training and education or social disorder These secondary changes are perceived and reacted to by individuals and groups resulting in third-order impacts As each higher-order impacts are reacted to they may ripple to other parties and locations Traditional risk analyses neglect these ripple effect impacts and thus greatly underestimate the adverse effects from certain risk events Public distortion of risk signals provides a corrective mechanism by which society assesses a fuller determination of the risk and its impacts to such things not traditionally factored into a risk analysis

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                24

                                PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                Pendahuluan

                                Pengurangan Risiko Bencana (PRB) mendasarkan pada konsep pikir pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan penguatan kapasitas Pemerintah dan seluruh seluruh stakeholder pembangunan di Provinsi Jawa Tengah bertanggungjawab dalam PRB melalui implementasi peran dan fungsinya masing-masing yang dilakukan pada seluruh siklus penyelenggaraan penanggulangan bencana baik pada tahap pra bencana saat bencana maupun pasca bencana Aspek-aspek yang tercakup dalam program kegiatan PRB meliputi kesiapsiagaan mitigasi tanggap darurat pemulihan dan rekonstruksi

                                Banjir akibat tanggul jebol biasanya menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang sangat besar Ini semua merupakan resiko bencana (disaster risk) bagi masyarakat yang terkena dampak langsung Ada resiko bencana lain yang menimpa masyarakat misalnya sakitnya warga masyarakat terganggunya mereka dalam mencari mata pencaharian anak-anak tak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan normal Adanya trauma psikologis pada anak-anak juga merupakan bagian dari resiko bencana

                                Sumber adijmmultiplycomjournalitem335ManajemenBerdasarkan Undang-Undang nomor 242007 tentang Penanggulangan Bencana pemerintah (gubernur bupatiwalikota atau perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah) bertugas melakukan penanggulangan bencana Hal yang

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                25

                                paling awal dari tugas dan tanggung jawab ini adalah pengurangan atau minimalisasi resiko bencana Pengurangan resiko ini termasuk upaya pencegahan rawan bencana Dalam hal bencana banjir jebolnya tanggul sungai adanya monitoring tanggul-tanggul di sepanjang sungai secara periodik dan seksama adalah bagian dari pencegahan bencana Sementara itu tumbuhnya kawasan permukiman di sepanjang bantaran sungai adalah parameter kerawanan yang lain Ditambah lagi warga masyarakat di sana bisa jadi tidak pernah diberi peringatan akan bahaya yang mengintai mereka Masyarakat juga tidak pernah mempersiapkan bangunan yang kokoh Sistem peringatan dini biasanya juga amat minim Ini semuanya serupakan parameter-parameter yang menambah tingginya tingkat kerentanan mereka terhadap bencana (vulnerability)

                                Sesuai amanat Undang Undang No 24 Tahun 2007 Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat termasuk perlindungan atas bencana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) (misalnya Provinsi Jawa Tengah ) secara umum mempunyai tugas pokok dan fungsifungsi yang terkait dalam kegiatan penanggulangan bencana wajib mengambil peran dengan mengisi kegiatan pada nomenklatur program yang sesuai dengan urusan kewenangan wajib danatau pilihan

                                Identifikasi Risiko Bencana

                                Pengurangan Risiko Bencana di suatu daerah dapat diarahkan pada pengurangan ancaman bahaya (hazard) pengurangan kerentanan (vulnerability) masyarakat dan peningkatan kapasitas (capacity) pemerintah dan masyarakat di daerah rawan bencana untuk melindungi jiwa dan harta benda masyarakat serta menjamin tata kehidupan yang berkelanjutan

                                Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat ditempuh melalui kebijakan sebagai berikuta Mengedepankan keterpaduan paradigma persepsi potensi informasi

                                pola pelaksanaan semua pemangku kepentingan pengurangan risiko bencana di provinsi dan kabupatenkota beserta seluruh masyarakat Jawa Tengah selaras dengan kebijakan Pusat

                                b Mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah lokal di daerah rawan bencana dengan pendayagunaan secara optimal potensi dan sumber daya serta kearifan lokal yang telah mengakar dan berkembang di masyarakat

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                26

                                c Mengedepankan upaya pencegahan dan pendekatan persuasif dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan prinsip mendorong kearah tata kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat

                                d Mengedepankan transparansi dengan pola kemitraan serta prinsip non diskriminasi dalam penyelenggaraan pengurangan risiko bencana

                                1 Konsep Dasar Identifikasi

                                Potensi bencana yang tinggi pada dasarnya tidak hanya sekedar refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk suatu wilayah namun merupakan kontribusi beberapa permasalahan lain sehingga meningkatkan kerentanan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana daerah dititik-beratkan pada keselamatan jiwa manusia dan menjamin kehidupan dalam lingkungan yang lebih baik (better life and better living) serta tertata pada kondisi yang terbebas dari ancaman bencana Oleh karena itu langkah yang dilakukan meliputi pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas

                                Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir

                                Salah satu aspek yang seringkali dilupakan berkaitan dengan terjadinya banjir di satu kota adalah banjir itu sangat berkaitan erat dengan kesatuan wilayah yang disebut dengan daerah aliran sungai (DAS) DAS sendiri didefinisikan sebagai satu hamparan wilayah dimana air hujan yang jatuh di wilayah itu akan menuju ke satu titik outlet yang sama apakah itu sungai danau atau laut

                                Jadi jika air hujan yang jatuh di rumah Anda mengalir ke selokan dan menuju ke Sungai Brantas maka Anda adalah warga DAS Brantas Itu artinya jika air sungai Brantas meluap dan menggenangi dataran banjir di sekitarnya maka Anda (air hujan dari persil lahan Anda) punya kontribusi terhadap terjadinya banjir ituDengan demikian setiap kita pasti warga dari satu DAS dan setiap warga DAS berpotensi untuk memberikan kontribusi terhadap terjadinya banjir di bagian hilir DAS yang bersangkutan Dalam perspektif ilmu lingkungan setiap warga DAS berpotensi menghasilkan eksternalitas negatif dari sisi hidrologi

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                27

                                Sumber bebasbanjir2025wordpresscom

                                Suatu ldquodaerah aliran sungairdquo atau DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut Istilah yang juga umumdigunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya

                                Skema sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS)

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                28

                                Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas suatu DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat tetapi dapat digambarkan pada petaBatas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong) beberapa wilayah kabupaten (misalnya DAS Brantas) atau hanya pada sebagian dari suatu kabupatenTidak ada ukuran baku (definitif) suatu DAS Ukurannya mungkin bervariasi dari beberapa hektar sampai ribuan hektar DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow) Sebidang lahan dapat dianggap sebagai DAS jika ada suatu titik penyalur aliran air keluar dari DAS tersebut

                                Perencanaan pengelolaan DAS terpadu mempersyaratkan adanya beberapa langkah-langkah penting sebagai berikut1 Pengumpulan data yang ekstensif didukung oleh strategi pengelolaan

                                data yang terpadu perlu dilaksanakan sebelum rencana pengelolaan DAS dirumuskan Pengumpulan data ini terutama identifikasi karakteristik DAS yang antara lain mencakup batas dan luas wilayah DAS topografi geologi tanah iklim hidrologi vegetasi penggunaan lahan sumberdaya air kerapatan drainase dan karakteristik sosial ekonomi dan budaya

                                2 Identifikasi permasalahan yang meliputi aspek penggunaan laha n tingkat kekritisan lahan aspek hidrologi sosial ekonomi dan kelembagaan seperti terlihat pada Gambar 32 Prakiraan-prakiraan tentang kebutuhan sumberdaya alam (dan buatan) untuk beragam pemanfaatan perlu dilakukan dan dikaji potensi timbulnya konflik di antara pihak ndash pihak yang berkepentingan

                                3 Perumusan tujuan dan sasaran secara jelas spesifik dan terukur dengan memperhatikan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari ekosistem DAS peraturan dan kebijakan pemerintah adat istiadat masyarakat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan DAS

                                4 Identifikasi dan memformulasikan beberapa rencana kegiatan sebagai alternatif

                                5 Evaluasi alternatif kegiatan pengelolaan yang akan diimplementasikan sehingga dapat dihasilkan bentuk kegiatan yang paling tepat (secara teknis dapat dilaksanakan secara sosialpolitik dapat diterima dan secara ekonomi terjangkau)

                                6 Penyusunan rencana kegiatanprogram pengelolaan DAS berupa usulan rencana yang dianggap paling memenuhi kriteria untuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                29

                                7 Legitimasi dan sosiallisasi rencana yang telah disusun kepada pihak-pihak yang terkait Dalam berikut ini mekanisme pelaksanaan pengelolaan DAS mempersyaratkan bahwa tahap perencanaan dan implementasi tidak boleh dipisahkan karena informasi yang diperoleh dari implementasi kegiatan dapat dimanfaatkan kembali sebagai umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan rencana yang telah dibuat Demikian pula untuk setiap langkah pengelolaan dari mulai alternatif kegiatan hingga implementasi kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (review) Hal ini diperlukan sebagai umpan balik bertahap

                                Diagram Alir Garis Besar Identifikasi Permasalahan DASSumber bebasbanjir2025wordpresscom

                                a Pengurangan Ancaman

                                Ancaman berpotensi menimbulkan bencana namun demikian tidak semua ancaman selalu menjadi bencana Diperlukan analisis ancaman

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                30

                                untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

                                1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

                                2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

                                3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

                                4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

                                5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

                                Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

                                b Pengurangan Kerentanan

                                Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                31

                                1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

                                2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

                                3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

                                c Peningkatan Kapasitas

                                Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

                                1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

                                a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

                                b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

                                c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

                                2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                32

                                pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

                                3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

                                2 Proses Identifikasi Risiko

                                Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

                                Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

                                Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                33

                                tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

                                ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

                                dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

                                melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

                                o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

                                2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

                                secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                34

                                yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

                                o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

                                o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

                                3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

                                Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

                                Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

                                a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

                                wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                35

                                yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

                                Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

                                b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

                                menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

                                Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

                                c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

                                mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

                                d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

                                bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

                                Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

                                Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                36

                                risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

                                PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

                                Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

                                a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

                                b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

                                c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                37

                                membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                                d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                                e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                                f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                                g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                                h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                38

                                menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                                i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                39

                                IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                                Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                                Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                                Community Development

                                Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                40

                                Sumber donasirumahzakatorg

                                Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                                membantu para korban bencana

                                1 Kondisi Pra Bencana

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                41

                                Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                                a Program Wajib

                                1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                                2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                                Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                                3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                                4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                                Pembangunan Daerah

                                7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                                Rescue (SAR)

                                8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                42

                                b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                                c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                                9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                                Pemanfaatan Tanah

                                10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                                Pembangunan

                                11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                                di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                                12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                                13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                                16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                                Masa

                                b Program Pilihan

                                1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                43

                                2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                                2 Kondisi Saat Bencana

                                Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                                1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                                Rescue (SAR)

                                3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                                4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                3 Kondisi Pasca Bencana

                                Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                                a Program Wajib

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                44

                                1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                                Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                                Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                                Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                                3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                                6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                                7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                b Program Pilihan1) Pertanian

                                a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                                2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                                Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                                dekat sungai Ciliwung

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                45

                                Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                46

                                Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                47

                                DAFTAR PUSTAKA

                                Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                Westview Press Boulder Colorado

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                48

                                Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                49

                                • Kita dan Bencana
                                • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                • Geografi Bencana
                                  • Ciri-Ciri Banjir
                                  • Jenis-Jenis Banjir
                                  • Penyebab Terjadinya Banjir
                                  • Dampak Dari Banjir
                                  • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                  • Analisis risiko IPAL
                                  • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                  • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                  • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                  • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                  • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                  • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                  • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                  • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                  • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                  • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                  • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                  • Sebab-Akibat
                                  • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                  • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                  • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                  • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                  • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                  • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                  • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                  • PENGELOLAAN RISIKO
                                  • Pengelolaan Risiko Bencana
                                  • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                  • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                  • Pendekatan Menyeluruh
                                  • Pendekatan Terpadu
                                  • Masyarakat yang siap
                                  • Pengelolaan risiko bencana
                                  • Disaster management
                                  • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                  • Pendugaan Risiko
                                  • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                  • Interdisciplinary approach
                                    • Social amplification of risk framework
                                        • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                          • Selasa 17 November 2009
                                            • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                  Pengelolaan risiko bencana adalah penerapan sistematik dari

                                  kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelatihan terhadap 1 Memastikan hal-hal terkait2 Mengidentifikasi risiko3 Menganalisis risiko4 Menilai mengevaluasi risiko5 Mengatasi risiko

                                  Pengamatan dan penelaahan harus merupakan proses

                                  berkesinambungan dalam pengelolaan risiko dan semua sistem tergantung pada komunikasi dan konsultasi

                                  Hal tersebut menjadi perangkat pengambil keputusan yang sistematik logis dan praktis bagi pengelola bencana Gunanya untuk mendapatkan kegunaan yang mendasar bagi pengelola bencana untuk mengurangi dampak dari bencana Pengelola bencana dapat melakukan

                                  1 Identifikasi apa yang mungkin terjadi2 Analisis kemungkinan hasil akhir3 Pendugaan Menilai dampak4 Mengelola risiko (pencegahanmitigasi mempersiapkan

                                  merespons dan pemulihan)5 Memonitor proses

                                  Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan TerpaduPengelolaan bencana yang efektif memerlukan kombinasi empat

                                  konsep a Atas semua bahayab Menyeluruhc Terpadud Masyarakat yang siap Semua bahaya maksudnya aturan yang disetujui dalam merancang

                                  mengatasi semua bahaya alam dan ulah manusia Dari pada mengembangkan rencana dan prosedur berbeda untuk masing-masing bahaya rancangan tunggal pengelolaan harus dibuat dan digunakan dalam menghadapi semua bahaya yang dihadapi masyarakat

                                  Pendekatan Menyeluruh

                                  Empat dasar pengelolaan kegawatan dan bencana masing-masing memerlukan program pengelolaan (strategi)

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  17

                                  1 Pencegahan dan mitigasiPeraturan dan persyaratan fisik untuk mencegah terjadinya bencana atau untuk mengurangi dampaknya

                                  2 PersiapanPerencanaan dan program sistem dan prosedur pelatihan dan pendidikan untuk memastikan bahwa bila bencana terjadi sumber daya dan tenaga dapat segera dimobilisasi dan diberdayakan dengan hasil terbaik Termasuk pengembangan sistem peringatan dan kewaspadaan perencanaan organisasional pelatihan dan pengujian petugas peralatan perencanaan dan prosedur serta pendidikan publik

                                  3 ResponsKegiatan yang diambil mendahului atau segera setelah dampak bencana untuk meminimalkan akibat dan untuk memberikan bantuan segera memulihkan dan mendukung masyarakat Termasuk rescue pemulihan dan dukungan terhadap korban informasi publik pemberian makanan pakainan dan tempat berlindung

                                  4 PemulihanPemulihan dan perbaikan jangka panjang atas masyarakat yang terkena Merupakan proses rumit dan lama

                                  Pendekatan Terpadu

                                  Pengelolaan bencana efektif memerlukan kerjasama aktif antara berbagai fihak terkait Artinya semua organiasi dengan tugasnya masing-masing bekerja bersama dalam pengelolaan bencana Hubungan berbentuk kerjasama sangat penting

                                  Masyarakat yang siapAdalah masyarakat yang masing-masing individunya waspada

                                  terhadap bahaya dan tahu bagaimana melindungi dirinya keluarganya serta rumahnya terhadap dampak dari bahaya Bila masing-masing dapat melakukan tindakan perlindungan terhadap dampak bahaya akan mengurangi keterancaman terhadap bencana dan kedaruratan

                                  Kegiatan pencegahan mitigasi persiapan respons dan pemulihan yang harus dilakukan

                                  1 Pencegahan dan mitigasi 2 Standar bangunan dan kemampuan PMK3 Immunisasi penyakit4 Rancang sanitasi5 Pembuangan sampah limbah6 Program pendidkan masyarakat

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  18

                                  7 Informasi media8 Peringatan terhadap masyarakat Persiapan 1 Perencanaan sistem dan prosedur2 Pelatihan personil3 Pengujian perencanaan personil dan peralatan

                                  Respons 1 Pengaktifan sistem pengelolaan insidens2 Pengaktifan sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya3 Mekanisme pendukung bagi staf

                                  Pemulihan 1 Proses debriefing2 Menilai dan merubah perencanaan dan prosedur3 Identifikasi dan pemanfaatan pengetahuan yang didapat

                                  Pengelolaan risiko bencana

                                  Pengelolaan risiko bencana adalah pemanfaatan yang sistematik dari kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelaksanaan dengan maksud mengurangi dampak bencana Merupakan perangkat pembuat keputusan yang logis dan praktis

                                  Disaster management

                                  The remote sensing inputs have been used for many disasters including drought flood earthquake cyclone landslides volcanoes avalanches forest fire crop pest diseases etc Remote sensing and GIS helps in preparing suitable strategy of land succumbed to disaster for its management and occupational framework for their monitoring assessment and mitigation by identifying gap areas and assist in recommending appropriate strategies for disaster mitigation and management BISAG through synergistic coupling of remote sensing inputs with conventional systems and space communications in well knit multi-energy interface has been offering better operational services and decision support for better Disaster Management Proses Perencanaan Terhadap Bencana

                                  Pendugaan Risiko1 Penentuan hal yang akan direncanakan reg2 Penetapan komite perencanaan reg

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  19

                                  3 Penilaian risiko reg4 Penentuan tujuan perencanaan reg5 Penentuan pertanggungjawaban reg6 Analisis sumberdaya (7 Pengembangan sistem dan prosedur (8 Penulisan rencana (9 Pelatihan tenaga (10 Tes rencana tenaga dan prosedur (11 Peninjauan ulang rencana (12 Perbaiki rencana Hal-hal yang dapat direncanakan Hal yang dapat direncanakan dalam menghadapi kegawatdaruratan

                                  harus diidentifikasi

                                  Komite perencanaan Fihak rumah sakit fihak sistem kesehatan masyarakat termasuk

                                  kesehatan masyarakat dan kesehatan mental pelayanan darurat eksternal seperti ambulans PMK dan polisi

                                  Lakukan analisis risiko bencana Termasuk analisis bahaya dan analisis keterancaman Semua

                                  analisis akan membantu komite perencanaan bencana menentukan sasaran dan prioritas perencanaan

                                  Penilaian risiko bencana berkelanjutan sepanjang proses perencanaan Bahaya berubah tingkat keterancaman berubah semua harus dimonitor dan dinilai secara tetap

                                  Tentukan tujuan perencanaan Berdasar pada hasil analisis risiko dan pengenalan strategi

                                  pengelolaan bencana yang disetujui komite

                                  Tentukan pertanggungjawaban Memilih pertanggungjawaban dari semua fihak terkait RS

                                  petugas dan pelaksana kesehatan masyarakat lainnya

                                  Analisis sumberdaya Komite harus mengetahui apa yang akan dibutuhkan dari pada

                                  hanya melihat apa yang dipunyai Bila apa yang dibutuhkan kurang dari apa yang tersedia komite harus mengidentifikasi sumber tenaga dan sarana yang tersedia yang dapat dipanggil seketika dibutuhkan Rencanakan kerjasama dengan fasilitas kesehatan regional atau nasional

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  20

                                  Penciptaan sistem dan prosedur Komite harus mengidentifikasi strategi untuk pencegahan dan

                                  mitigasi penyiapan respons dan pemulihan akibat kegawatan major dan bencana Ini termasuk sistem komando gadar RS sistem komunikasi informasi publik sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya

                                  Penulisan rencana Dokumen tertulis harus dibagikan pada semua yang akan

                                  menggunakannya Dokumen harus sederhana dan langsung sasaran atau orang tidak dapat membaca atau memahaminya

                                  Pelatihan persomil uji perencanaan personil dan prosedur Pelatihan personil serta pengujian perencanaan sistem dan

                                  prosedur merupakan bagian vital dari persiapan pengelolaan gadar atau bencana

                                  Kegiatan respons bencana memerlukan personil untuk bekerja diluar kegiatan dan tanggungjawab hari-hari normalnya dan melaksanakan tugas yang kurang familier Untuk menciptakan kejadian menjadi lebih sulit berikan tidak hanya banyak tugas yang tidak familer namun mereka harus mendapatkan lingkungan yang sangat menekan yang bahkan pantas untuk menguji sistem dan personil yang sudah berpengalaman

                                  Dapat dimengerti mengapa personil wajib dilatih dan diuji secara rutin dalam tugas pengelolaan bencananya Personil juga memerlukan kesempatan untuk mempraktekkan tugas dan tanggungjawab pengelolaan bencananya

                                  Selain itu rencana yang belum diuji dan dinilai ulang mungkin lebih buruk dari pada tidak ada rencana sama sekali Hal ini akan membangun rasa keamanan yang salah pada petugas dalam hal tingkat persiapan

                                  Peninjauan ulang dan ubah perencanaan

                                  Perencanaan harus dinilai ulang dan diperbaiki secara berkaladan harus dinyatakan dalam perencanaan itu sendiri Setiap saat perencanaan atau bagian dari perencanaan diaktifkan untuk latihan atau dalam bencana sesungguhnya Debriefing harus dilakukan untuk mengenal kebutuhan perbaikan perencanaan sistem dan prosedutr dan untuk melatih personil

                                  Sekali lagi perencanaan adalah proses tidak pernah berakhir Perencanaan tertulis adalah hanya sebuah hasil akhir dari proses perncanaan namun bukan titik akhir hanya bagian dari proses perencanaan Perencanaan tertulis adalah dokumen yang hidup yang harus secara tetap diuji dinilai ulang dan dipertbaharui

                                  Bagaimana bila

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  21

                                  Bagian penting dari proses perencanaan adalah pertanyaan dari komite Bagaimana bila hellip Bagaimana bila ini atau itu terjadi apa yang harus dilakukan apa yang diperlukan apa dampaknya pada petugas dll

                                  Tidak mungkin untuk membuat rencana bagi semua kejadian namun kegiatan komite dalam memikirkan batasan kejadian beserta konsekuensinya dan membahas pilihan rancangan yang diperkirakan memiliki jangkauan luas dalam sistem persiapan penting dilakukan

                                  Di dunia kehilangan akibat bencana tetap meningkat walau

                                  investasi yang sangat besar dalam tindakan pencegahan secara tehnik sudah dilakukan Hambatan politik dan ekonomi menyebabkan bahwa pendekatan tradisional dalam mendapatkan rasa aman terhadap bahaya harus dinilai ulang Tidak saatnya lagi mangatakan bahwa pencegahan terhadap proses berbahaya secara umum dikatakan sebagai terbaik atau cara yang paling diinginkan dalam menghadapi risiko Pencegahan dan peningkatan resilience dari objek yang berpotensi terkena adalah dua contoh penting lainnya dari bagaimana kerusakan akibat keadaan berbahaya dapat dikurangi

                                  Konsep pilihan untuk mengatasi keadaan bahaya adalah menggunakan kebijaksanaan berdasar risiko Walau diarahkan pada bahaya yang juga telah mencakup risiko dijelaskan sebagai fungsi dari empat faktor berikut

                                  1 Frekuensi terjadinya kejadian bahaya2 Intensitas kerusakan objek sasaran yang berpotensi terhadap

                                  risiko dengan distribusi kelompok khusus3 Keterancaman objek sasaran akan terkena oleh kerusakan4 Keterpaparan target sasaran terhadap bahaya Frekuensi dan kerusakan menunjukkan beratnya keadaan bahaya

                                  keterancaman dan keterpaparan sasaran terhadap risiko Inilah kenapa ada perbedaan antara definisi sederhana risiko sebagai hasil kemungkinan dan perluasan kerusakan yang lebih menunjukkan sudut pandang operator atau pelaksana Bagaimanapun sudut pandang yang lebih sempit dengan cepat menunjukkan bahwa frekuensi dan keterpaparan adalah sebanding dengan kemungkinan dimana intensitas dan keterancaman mengartikan kerusakan

                                  Pengelolaan risiko akan berhasil bila informasi berikut tersedia 1 Karakterisasi bahaya secara khusus2 Mengumpulkan dan mengklasifikasikan objek yang terancam

                                  dalam jangkauan proses berbahaya3 Tampilan dampak kerusakan yang mungkin terjadi terhadap

                                  objek disaat kejadian

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  22

                                  Saat ini prinsip penilaian risiko dan pembuatan kebijaksanaan secara umum berdasar risiko dipakai secara luas lintas disiplin dan lintas batas

                                  Evaluasi dan Persepsi RisikoKunci pendekatan berdasar risiko menghadapi bahaya diterima

                                  dalam bentuk tingkat rasa aman yang memadai dan secara ekonomik Baik definisi dari tingkat rasa aman yang memadai dan kuantifikasi tampilan ekonomik tidak dapat dibuat hanya oleh para ahli Nilai dan tanggapan sosial mungkin merupakan faktor lebih penting dalam membentuk rasa aman dari pada risiko nyata sendiri

                                  Satu masalah yang belum jelas adalah opini publik dalam proses keputusan Ini mungkin karena jarak antara ilmu sosial (termasuk proses evaluasi publik) dan ilmu administratif atau tehnik (yang bertanggung jawab pada kebanyakan risiko nyata) Usaha saat ini adalah menjembatani jarak tsb dengan mengembangkan model yang seakurat mungkin menunjukkan persepsi dan evaluasi publik akan risiko yang diharapkan hingga pembuat keputusan dapat menggunakan hal ini Dengan kata lain dianjurkan bahwa pandangan publik tentang evaluasi risiko secara normatif (dari pada emperik-deskriptif) akan memperbaiki keputusan yang dibuat dalam pengelolaan bencana

                                  Risk perception is the subjective judgment that people make about the characteristics and severity of a risk The phrase is most commonly used in reference to natural hazards and threats to the environment or health such as nuclear power Several theories have been proposed to explain why different people make different estimates of the dangerousness of risks Three major families of theory have been developed psychology approaches (heuristics and cognitive) anthropologysociology approaches (cultural theory) and interdisciplinary approaches (social amplification of risk framework)Interdisciplinary approach

                                  Social amplification of risk frameworkThe Social Amplification of Risk Framework (SARF) combines research in psychology sociology anthropology and communications theory SARF outlines how communications of risk events pass from the sender through intermediate stations to a receiver and in the process serve to amplify or attenuate perceptions of risk

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  23

                                  All links in the communication chain individuals groups media etc contain filters through which information is sorted and understoodThe theory attempts to explain the process by which risks are amplified receiving public attention or attuned receiving less public attention The theory may be used to compare responses from different groups in a single event or analyze the same risk issue in multiple events In a single risk event some groups may amplify their perception of risks while other groups may attune decrease and their perceptions of riskThe main thesis of SARF states that risk events interact with individual psychological social and other cultural factors in ways that either increase or decrease public perceptions of risk Behaviors of individuals and groups then generate secondary social or economic impacts while also increasing or decreasing the physical risk itselfThese ripple effects caused by the amplification of risk include enduring mental perceptions impacts on business sales and change in residential property values changes in training and education or social disorder These secondary changes are perceived and reacted to by individuals and groups resulting in third-order impacts As each higher-order impacts are reacted to they may ripple to other parties and locations Traditional risk analyses neglect these ripple effect impacts and thus greatly underestimate the adverse effects from certain risk events Public distortion of risk signals provides a corrective mechanism by which society assesses a fuller determination of the risk and its impacts to such things not traditionally factored into a risk analysis

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  24

                                  PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                  Pendahuluan

                                  Pengurangan Risiko Bencana (PRB) mendasarkan pada konsep pikir pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan penguatan kapasitas Pemerintah dan seluruh seluruh stakeholder pembangunan di Provinsi Jawa Tengah bertanggungjawab dalam PRB melalui implementasi peran dan fungsinya masing-masing yang dilakukan pada seluruh siklus penyelenggaraan penanggulangan bencana baik pada tahap pra bencana saat bencana maupun pasca bencana Aspek-aspek yang tercakup dalam program kegiatan PRB meliputi kesiapsiagaan mitigasi tanggap darurat pemulihan dan rekonstruksi

                                  Banjir akibat tanggul jebol biasanya menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang sangat besar Ini semua merupakan resiko bencana (disaster risk) bagi masyarakat yang terkena dampak langsung Ada resiko bencana lain yang menimpa masyarakat misalnya sakitnya warga masyarakat terganggunya mereka dalam mencari mata pencaharian anak-anak tak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan normal Adanya trauma psikologis pada anak-anak juga merupakan bagian dari resiko bencana

                                  Sumber adijmmultiplycomjournalitem335ManajemenBerdasarkan Undang-Undang nomor 242007 tentang Penanggulangan Bencana pemerintah (gubernur bupatiwalikota atau perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah) bertugas melakukan penanggulangan bencana Hal yang

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  25

                                  paling awal dari tugas dan tanggung jawab ini adalah pengurangan atau minimalisasi resiko bencana Pengurangan resiko ini termasuk upaya pencegahan rawan bencana Dalam hal bencana banjir jebolnya tanggul sungai adanya monitoring tanggul-tanggul di sepanjang sungai secara periodik dan seksama adalah bagian dari pencegahan bencana Sementara itu tumbuhnya kawasan permukiman di sepanjang bantaran sungai adalah parameter kerawanan yang lain Ditambah lagi warga masyarakat di sana bisa jadi tidak pernah diberi peringatan akan bahaya yang mengintai mereka Masyarakat juga tidak pernah mempersiapkan bangunan yang kokoh Sistem peringatan dini biasanya juga amat minim Ini semuanya serupakan parameter-parameter yang menambah tingginya tingkat kerentanan mereka terhadap bencana (vulnerability)

                                  Sesuai amanat Undang Undang No 24 Tahun 2007 Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat termasuk perlindungan atas bencana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) (misalnya Provinsi Jawa Tengah ) secara umum mempunyai tugas pokok dan fungsifungsi yang terkait dalam kegiatan penanggulangan bencana wajib mengambil peran dengan mengisi kegiatan pada nomenklatur program yang sesuai dengan urusan kewenangan wajib danatau pilihan

                                  Identifikasi Risiko Bencana

                                  Pengurangan Risiko Bencana di suatu daerah dapat diarahkan pada pengurangan ancaman bahaya (hazard) pengurangan kerentanan (vulnerability) masyarakat dan peningkatan kapasitas (capacity) pemerintah dan masyarakat di daerah rawan bencana untuk melindungi jiwa dan harta benda masyarakat serta menjamin tata kehidupan yang berkelanjutan

                                  Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat ditempuh melalui kebijakan sebagai berikuta Mengedepankan keterpaduan paradigma persepsi potensi informasi

                                  pola pelaksanaan semua pemangku kepentingan pengurangan risiko bencana di provinsi dan kabupatenkota beserta seluruh masyarakat Jawa Tengah selaras dengan kebijakan Pusat

                                  b Mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah lokal di daerah rawan bencana dengan pendayagunaan secara optimal potensi dan sumber daya serta kearifan lokal yang telah mengakar dan berkembang di masyarakat

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  26

                                  c Mengedepankan upaya pencegahan dan pendekatan persuasif dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan prinsip mendorong kearah tata kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat

                                  d Mengedepankan transparansi dengan pola kemitraan serta prinsip non diskriminasi dalam penyelenggaraan pengurangan risiko bencana

                                  1 Konsep Dasar Identifikasi

                                  Potensi bencana yang tinggi pada dasarnya tidak hanya sekedar refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk suatu wilayah namun merupakan kontribusi beberapa permasalahan lain sehingga meningkatkan kerentanan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana daerah dititik-beratkan pada keselamatan jiwa manusia dan menjamin kehidupan dalam lingkungan yang lebih baik (better life and better living) serta tertata pada kondisi yang terbebas dari ancaman bencana Oleh karena itu langkah yang dilakukan meliputi pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas

                                  Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir

                                  Salah satu aspek yang seringkali dilupakan berkaitan dengan terjadinya banjir di satu kota adalah banjir itu sangat berkaitan erat dengan kesatuan wilayah yang disebut dengan daerah aliran sungai (DAS) DAS sendiri didefinisikan sebagai satu hamparan wilayah dimana air hujan yang jatuh di wilayah itu akan menuju ke satu titik outlet yang sama apakah itu sungai danau atau laut

                                  Jadi jika air hujan yang jatuh di rumah Anda mengalir ke selokan dan menuju ke Sungai Brantas maka Anda adalah warga DAS Brantas Itu artinya jika air sungai Brantas meluap dan menggenangi dataran banjir di sekitarnya maka Anda (air hujan dari persil lahan Anda) punya kontribusi terhadap terjadinya banjir ituDengan demikian setiap kita pasti warga dari satu DAS dan setiap warga DAS berpotensi untuk memberikan kontribusi terhadap terjadinya banjir di bagian hilir DAS yang bersangkutan Dalam perspektif ilmu lingkungan setiap warga DAS berpotensi menghasilkan eksternalitas negatif dari sisi hidrologi

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  27

                                  Sumber bebasbanjir2025wordpresscom

                                  Suatu ldquodaerah aliran sungairdquo atau DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut Istilah yang juga umumdigunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya

                                  Skema sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS)

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  28

                                  Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas suatu DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat tetapi dapat digambarkan pada petaBatas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong) beberapa wilayah kabupaten (misalnya DAS Brantas) atau hanya pada sebagian dari suatu kabupatenTidak ada ukuran baku (definitif) suatu DAS Ukurannya mungkin bervariasi dari beberapa hektar sampai ribuan hektar DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow) Sebidang lahan dapat dianggap sebagai DAS jika ada suatu titik penyalur aliran air keluar dari DAS tersebut

                                  Perencanaan pengelolaan DAS terpadu mempersyaratkan adanya beberapa langkah-langkah penting sebagai berikut1 Pengumpulan data yang ekstensif didukung oleh strategi pengelolaan

                                  data yang terpadu perlu dilaksanakan sebelum rencana pengelolaan DAS dirumuskan Pengumpulan data ini terutama identifikasi karakteristik DAS yang antara lain mencakup batas dan luas wilayah DAS topografi geologi tanah iklim hidrologi vegetasi penggunaan lahan sumberdaya air kerapatan drainase dan karakteristik sosial ekonomi dan budaya

                                  2 Identifikasi permasalahan yang meliputi aspek penggunaan laha n tingkat kekritisan lahan aspek hidrologi sosial ekonomi dan kelembagaan seperti terlihat pada Gambar 32 Prakiraan-prakiraan tentang kebutuhan sumberdaya alam (dan buatan) untuk beragam pemanfaatan perlu dilakukan dan dikaji potensi timbulnya konflik di antara pihak ndash pihak yang berkepentingan

                                  3 Perumusan tujuan dan sasaran secara jelas spesifik dan terukur dengan memperhatikan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari ekosistem DAS peraturan dan kebijakan pemerintah adat istiadat masyarakat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan DAS

                                  4 Identifikasi dan memformulasikan beberapa rencana kegiatan sebagai alternatif

                                  5 Evaluasi alternatif kegiatan pengelolaan yang akan diimplementasikan sehingga dapat dihasilkan bentuk kegiatan yang paling tepat (secara teknis dapat dilaksanakan secara sosialpolitik dapat diterima dan secara ekonomi terjangkau)

                                  6 Penyusunan rencana kegiatanprogram pengelolaan DAS berupa usulan rencana yang dianggap paling memenuhi kriteria untuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  29

                                  7 Legitimasi dan sosiallisasi rencana yang telah disusun kepada pihak-pihak yang terkait Dalam berikut ini mekanisme pelaksanaan pengelolaan DAS mempersyaratkan bahwa tahap perencanaan dan implementasi tidak boleh dipisahkan karena informasi yang diperoleh dari implementasi kegiatan dapat dimanfaatkan kembali sebagai umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan rencana yang telah dibuat Demikian pula untuk setiap langkah pengelolaan dari mulai alternatif kegiatan hingga implementasi kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (review) Hal ini diperlukan sebagai umpan balik bertahap

                                  Diagram Alir Garis Besar Identifikasi Permasalahan DASSumber bebasbanjir2025wordpresscom

                                  a Pengurangan Ancaman

                                  Ancaman berpotensi menimbulkan bencana namun demikian tidak semua ancaman selalu menjadi bencana Diperlukan analisis ancaman

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  30

                                  untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

                                  1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

                                  2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

                                  3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

                                  4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

                                  5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

                                  Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

                                  b Pengurangan Kerentanan

                                  Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  31

                                  1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

                                  2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

                                  3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

                                  c Peningkatan Kapasitas

                                  Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

                                  1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

                                  a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

                                  b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

                                  c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

                                  2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  32

                                  pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

                                  3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

                                  2 Proses Identifikasi Risiko

                                  Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

                                  Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

                                  Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  33

                                  tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

                                  ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

                                  dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

                                  melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

                                  o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

                                  2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

                                  secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  34

                                  yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

                                  o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

                                  o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

                                  3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

                                  Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

                                  Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

                                  a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

                                  wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  35

                                  yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

                                  Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

                                  b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

                                  menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

                                  Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

                                  c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

                                  mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

                                  d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

                                  bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

                                  Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

                                  Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  36

                                  risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

                                  PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                  Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

                                  Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

                                  a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

                                  b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

                                  c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  37

                                  membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                                  d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                                  e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                                  f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                                  g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                                  h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  38

                                  menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                                  i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  39

                                  IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                                  Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                                  Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                                  Community Development

                                  Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  40

                                  Sumber donasirumahzakatorg

                                  Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                                  membantu para korban bencana

                                  1 Kondisi Pra Bencana

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  41

                                  Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                                  a Program Wajib

                                  1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                                  2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                                  Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                                  3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                                  4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                  5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                  6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                                  Pembangunan Daerah

                                  7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                                  Rescue (SAR)

                                  8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  42

                                  b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                                  c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                                  9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                                  Pemanfaatan Tanah

                                  10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                                  Pembangunan

                                  11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                                  di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                                  12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                                  13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                  14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                  15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                                  16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                                  Masa

                                  b Program Pilihan

                                  1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  43

                                  2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                                  2 Kondisi Saat Bencana

                                  Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                                  1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                  2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                                  Rescue (SAR)

                                  3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                                  4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                  a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                  5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                  6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                  3 Kondisi Pasca Bencana

                                  Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                                  a Program Wajib

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  44

                                  1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                                  Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                  2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                                  Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                                  Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                                  3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                  4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                  5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                                  6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                                  7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                  a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                  b Program Pilihan1) Pertanian

                                  a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                                  2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                                  Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                                  dekat sungai Ciliwung

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  45

                                  Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                  Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                  Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  46

                                  Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  47

                                  DAFTAR PUSTAKA

                                  Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                  Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                  Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                  Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                  Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                  Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                  Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                  Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                  Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                  Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                  Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                  Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                  Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                  Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                  Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                  Westview Press Boulder Colorado

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  48

                                  Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                  Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                  49

                                  • Kita dan Bencana
                                  • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                  • Geografi Bencana
                                    • Ciri-Ciri Banjir
                                    • Jenis-Jenis Banjir
                                    • Penyebab Terjadinya Banjir
                                    • Dampak Dari Banjir
                                    • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                    • Analisis risiko IPAL
                                    • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                    • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                    • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                    • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                    • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                    • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                    • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                    • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                    • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                    • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                    • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                    • Sebab-Akibat
                                    • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                    • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                    • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                    • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                    • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                    • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                    • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                    • PENGELOLAAN RISIKO
                                    • Pengelolaan Risiko Bencana
                                    • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                    • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                    • Pendekatan Menyeluruh
                                    • Pendekatan Terpadu
                                    • Masyarakat yang siap
                                    • Pengelolaan risiko bencana
                                    • Disaster management
                                    • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                    • Pendugaan Risiko
                                    • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                    • Interdisciplinary approach
                                      • Social amplification of risk framework
                                          • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                            • Selasa 17 November 2009
                                              • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                    1 Pencegahan dan mitigasiPeraturan dan persyaratan fisik untuk mencegah terjadinya bencana atau untuk mengurangi dampaknya

                                    2 PersiapanPerencanaan dan program sistem dan prosedur pelatihan dan pendidikan untuk memastikan bahwa bila bencana terjadi sumber daya dan tenaga dapat segera dimobilisasi dan diberdayakan dengan hasil terbaik Termasuk pengembangan sistem peringatan dan kewaspadaan perencanaan organisasional pelatihan dan pengujian petugas peralatan perencanaan dan prosedur serta pendidikan publik

                                    3 ResponsKegiatan yang diambil mendahului atau segera setelah dampak bencana untuk meminimalkan akibat dan untuk memberikan bantuan segera memulihkan dan mendukung masyarakat Termasuk rescue pemulihan dan dukungan terhadap korban informasi publik pemberian makanan pakainan dan tempat berlindung

                                    4 PemulihanPemulihan dan perbaikan jangka panjang atas masyarakat yang terkena Merupakan proses rumit dan lama

                                    Pendekatan Terpadu

                                    Pengelolaan bencana efektif memerlukan kerjasama aktif antara berbagai fihak terkait Artinya semua organiasi dengan tugasnya masing-masing bekerja bersama dalam pengelolaan bencana Hubungan berbentuk kerjasama sangat penting

                                    Masyarakat yang siapAdalah masyarakat yang masing-masing individunya waspada

                                    terhadap bahaya dan tahu bagaimana melindungi dirinya keluarganya serta rumahnya terhadap dampak dari bahaya Bila masing-masing dapat melakukan tindakan perlindungan terhadap dampak bahaya akan mengurangi keterancaman terhadap bencana dan kedaruratan

                                    Kegiatan pencegahan mitigasi persiapan respons dan pemulihan yang harus dilakukan

                                    1 Pencegahan dan mitigasi 2 Standar bangunan dan kemampuan PMK3 Immunisasi penyakit4 Rancang sanitasi5 Pembuangan sampah limbah6 Program pendidkan masyarakat

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    18

                                    7 Informasi media8 Peringatan terhadap masyarakat Persiapan 1 Perencanaan sistem dan prosedur2 Pelatihan personil3 Pengujian perencanaan personil dan peralatan

                                    Respons 1 Pengaktifan sistem pengelolaan insidens2 Pengaktifan sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya3 Mekanisme pendukung bagi staf

                                    Pemulihan 1 Proses debriefing2 Menilai dan merubah perencanaan dan prosedur3 Identifikasi dan pemanfaatan pengetahuan yang didapat

                                    Pengelolaan risiko bencana

                                    Pengelolaan risiko bencana adalah pemanfaatan yang sistematik dari kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelaksanaan dengan maksud mengurangi dampak bencana Merupakan perangkat pembuat keputusan yang logis dan praktis

                                    Disaster management

                                    The remote sensing inputs have been used for many disasters including drought flood earthquake cyclone landslides volcanoes avalanches forest fire crop pest diseases etc Remote sensing and GIS helps in preparing suitable strategy of land succumbed to disaster for its management and occupational framework for their monitoring assessment and mitigation by identifying gap areas and assist in recommending appropriate strategies for disaster mitigation and management BISAG through synergistic coupling of remote sensing inputs with conventional systems and space communications in well knit multi-energy interface has been offering better operational services and decision support for better Disaster Management Proses Perencanaan Terhadap Bencana

                                    Pendugaan Risiko1 Penentuan hal yang akan direncanakan reg2 Penetapan komite perencanaan reg

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    19

                                    3 Penilaian risiko reg4 Penentuan tujuan perencanaan reg5 Penentuan pertanggungjawaban reg6 Analisis sumberdaya (7 Pengembangan sistem dan prosedur (8 Penulisan rencana (9 Pelatihan tenaga (10 Tes rencana tenaga dan prosedur (11 Peninjauan ulang rencana (12 Perbaiki rencana Hal-hal yang dapat direncanakan Hal yang dapat direncanakan dalam menghadapi kegawatdaruratan

                                    harus diidentifikasi

                                    Komite perencanaan Fihak rumah sakit fihak sistem kesehatan masyarakat termasuk

                                    kesehatan masyarakat dan kesehatan mental pelayanan darurat eksternal seperti ambulans PMK dan polisi

                                    Lakukan analisis risiko bencana Termasuk analisis bahaya dan analisis keterancaman Semua

                                    analisis akan membantu komite perencanaan bencana menentukan sasaran dan prioritas perencanaan

                                    Penilaian risiko bencana berkelanjutan sepanjang proses perencanaan Bahaya berubah tingkat keterancaman berubah semua harus dimonitor dan dinilai secara tetap

                                    Tentukan tujuan perencanaan Berdasar pada hasil analisis risiko dan pengenalan strategi

                                    pengelolaan bencana yang disetujui komite

                                    Tentukan pertanggungjawaban Memilih pertanggungjawaban dari semua fihak terkait RS

                                    petugas dan pelaksana kesehatan masyarakat lainnya

                                    Analisis sumberdaya Komite harus mengetahui apa yang akan dibutuhkan dari pada

                                    hanya melihat apa yang dipunyai Bila apa yang dibutuhkan kurang dari apa yang tersedia komite harus mengidentifikasi sumber tenaga dan sarana yang tersedia yang dapat dipanggil seketika dibutuhkan Rencanakan kerjasama dengan fasilitas kesehatan regional atau nasional

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    20

                                    Penciptaan sistem dan prosedur Komite harus mengidentifikasi strategi untuk pencegahan dan

                                    mitigasi penyiapan respons dan pemulihan akibat kegawatan major dan bencana Ini termasuk sistem komando gadar RS sistem komunikasi informasi publik sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya

                                    Penulisan rencana Dokumen tertulis harus dibagikan pada semua yang akan

                                    menggunakannya Dokumen harus sederhana dan langsung sasaran atau orang tidak dapat membaca atau memahaminya

                                    Pelatihan persomil uji perencanaan personil dan prosedur Pelatihan personil serta pengujian perencanaan sistem dan

                                    prosedur merupakan bagian vital dari persiapan pengelolaan gadar atau bencana

                                    Kegiatan respons bencana memerlukan personil untuk bekerja diluar kegiatan dan tanggungjawab hari-hari normalnya dan melaksanakan tugas yang kurang familier Untuk menciptakan kejadian menjadi lebih sulit berikan tidak hanya banyak tugas yang tidak familer namun mereka harus mendapatkan lingkungan yang sangat menekan yang bahkan pantas untuk menguji sistem dan personil yang sudah berpengalaman

                                    Dapat dimengerti mengapa personil wajib dilatih dan diuji secara rutin dalam tugas pengelolaan bencananya Personil juga memerlukan kesempatan untuk mempraktekkan tugas dan tanggungjawab pengelolaan bencananya

                                    Selain itu rencana yang belum diuji dan dinilai ulang mungkin lebih buruk dari pada tidak ada rencana sama sekali Hal ini akan membangun rasa keamanan yang salah pada petugas dalam hal tingkat persiapan

                                    Peninjauan ulang dan ubah perencanaan

                                    Perencanaan harus dinilai ulang dan diperbaiki secara berkaladan harus dinyatakan dalam perencanaan itu sendiri Setiap saat perencanaan atau bagian dari perencanaan diaktifkan untuk latihan atau dalam bencana sesungguhnya Debriefing harus dilakukan untuk mengenal kebutuhan perbaikan perencanaan sistem dan prosedutr dan untuk melatih personil

                                    Sekali lagi perencanaan adalah proses tidak pernah berakhir Perencanaan tertulis adalah hanya sebuah hasil akhir dari proses perncanaan namun bukan titik akhir hanya bagian dari proses perencanaan Perencanaan tertulis adalah dokumen yang hidup yang harus secara tetap diuji dinilai ulang dan dipertbaharui

                                    Bagaimana bila

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    21

                                    Bagian penting dari proses perencanaan adalah pertanyaan dari komite Bagaimana bila hellip Bagaimana bila ini atau itu terjadi apa yang harus dilakukan apa yang diperlukan apa dampaknya pada petugas dll

                                    Tidak mungkin untuk membuat rencana bagi semua kejadian namun kegiatan komite dalam memikirkan batasan kejadian beserta konsekuensinya dan membahas pilihan rancangan yang diperkirakan memiliki jangkauan luas dalam sistem persiapan penting dilakukan

                                    Di dunia kehilangan akibat bencana tetap meningkat walau

                                    investasi yang sangat besar dalam tindakan pencegahan secara tehnik sudah dilakukan Hambatan politik dan ekonomi menyebabkan bahwa pendekatan tradisional dalam mendapatkan rasa aman terhadap bahaya harus dinilai ulang Tidak saatnya lagi mangatakan bahwa pencegahan terhadap proses berbahaya secara umum dikatakan sebagai terbaik atau cara yang paling diinginkan dalam menghadapi risiko Pencegahan dan peningkatan resilience dari objek yang berpotensi terkena adalah dua contoh penting lainnya dari bagaimana kerusakan akibat keadaan berbahaya dapat dikurangi

                                    Konsep pilihan untuk mengatasi keadaan bahaya adalah menggunakan kebijaksanaan berdasar risiko Walau diarahkan pada bahaya yang juga telah mencakup risiko dijelaskan sebagai fungsi dari empat faktor berikut

                                    1 Frekuensi terjadinya kejadian bahaya2 Intensitas kerusakan objek sasaran yang berpotensi terhadap

                                    risiko dengan distribusi kelompok khusus3 Keterancaman objek sasaran akan terkena oleh kerusakan4 Keterpaparan target sasaran terhadap bahaya Frekuensi dan kerusakan menunjukkan beratnya keadaan bahaya

                                    keterancaman dan keterpaparan sasaran terhadap risiko Inilah kenapa ada perbedaan antara definisi sederhana risiko sebagai hasil kemungkinan dan perluasan kerusakan yang lebih menunjukkan sudut pandang operator atau pelaksana Bagaimanapun sudut pandang yang lebih sempit dengan cepat menunjukkan bahwa frekuensi dan keterpaparan adalah sebanding dengan kemungkinan dimana intensitas dan keterancaman mengartikan kerusakan

                                    Pengelolaan risiko akan berhasil bila informasi berikut tersedia 1 Karakterisasi bahaya secara khusus2 Mengumpulkan dan mengklasifikasikan objek yang terancam

                                    dalam jangkauan proses berbahaya3 Tampilan dampak kerusakan yang mungkin terjadi terhadap

                                    objek disaat kejadian

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    22

                                    Saat ini prinsip penilaian risiko dan pembuatan kebijaksanaan secara umum berdasar risiko dipakai secara luas lintas disiplin dan lintas batas

                                    Evaluasi dan Persepsi RisikoKunci pendekatan berdasar risiko menghadapi bahaya diterima

                                    dalam bentuk tingkat rasa aman yang memadai dan secara ekonomik Baik definisi dari tingkat rasa aman yang memadai dan kuantifikasi tampilan ekonomik tidak dapat dibuat hanya oleh para ahli Nilai dan tanggapan sosial mungkin merupakan faktor lebih penting dalam membentuk rasa aman dari pada risiko nyata sendiri

                                    Satu masalah yang belum jelas adalah opini publik dalam proses keputusan Ini mungkin karena jarak antara ilmu sosial (termasuk proses evaluasi publik) dan ilmu administratif atau tehnik (yang bertanggung jawab pada kebanyakan risiko nyata) Usaha saat ini adalah menjembatani jarak tsb dengan mengembangkan model yang seakurat mungkin menunjukkan persepsi dan evaluasi publik akan risiko yang diharapkan hingga pembuat keputusan dapat menggunakan hal ini Dengan kata lain dianjurkan bahwa pandangan publik tentang evaluasi risiko secara normatif (dari pada emperik-deskriptif) akan memperbaiki keputusan yang dibuat dalam pengelolaan bencana

                                    Risk perception is the subjective judgment that people make about the characteristics and severity of a risk The phrase is most commonly used in reference to natural hazards and threats to the environment or health such as nuclear power Several theories have been proposed to explain why different people make different estimates of the dangerousness of risks Three major families of theory have been developed psychology approaches (heuristics and cognitive) anthropologysociology approaches (cultural theory) and interdisciplinary approaches (social amplification of risk framework)Interdisciplinary approach

                                    Social amplification of risk frameworkThe Social Amplification of Risk Framework (SARF) combines research in psychology sociology anthropology and communications theory SARF outlines how communications of risk events pass from the sender through intermediate stations to a receiver and in the process serve to amplify or attenuate perceptions of risk

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    23

                                    All links in the communication chain individuals groups media etc contain filters through which information is sorted and understoodThe theory attempts to explain the process by which risks are amplified receiving public attention or attuned receiving less public attention The theory may be used to compare responses from different groups in a single event or analyze the same risk issue in multiple events In a single risk event some groups may amplify their perception of risks while other groups may attune decrease and their perceptions of riskThe main thesis of SARF states that risk events interact with individual psychological social and other cultural factors in ways that either increase or decrease public perceptions of risk Behaviors of individuals and groups then generate secondary social or economic impacts while also increasing or decreasing the physical risk itselfThese ripple effects caused by the amplification of risk include enduring mental perceptions impacts on business sales and change in residential property values changes in training and education or social disorder These secondary changes are perceived and reacted to by individuals and groups resulting in third-order impacts As each higher-order impacts are reacted to they may ripple to other parties and locations Traditional risk analyses neglect these ripple effect impacts and thus greatly underestimate the adverse effects from certain risk events Public distortion of risk signals provides a corrective mechanism by which society assesses a fuller determination of the risk and its impacts to such things not traditionally factored into a risk analysis

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    24

                                    PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                    Pendahuluan

                                    Pengurangan Risiko Bencana (PRB) mendasarkan pada konsep pikir pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan penguatan kapasitas Pemerintah dan seluruh seluruh stakeholder pembangunan di Provinsi Jawa Tengah bertanggungjawab dalam PRB melalui implementasi peran dan fungsinya masing-masing yang dilakukan pada seluruh siklus penyelenggaraan penanggulangan bencana baik pada tahap pra bencana saat bencana maupun pasca bencana Aspek-aspek yang tercakup dalam program kegiatan PRB meliputi kesiapsiagaan mitigasi tanggap darurat pemulihan dan rekonstruksi

                                    Banjir akibat tanggul jebol biasanya menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang sangat besar Ini semua merupakan resiko bencana (disaster risk) bagi masyarakat yang terkena dampak langsung Ada resiko bencana lain yang menimpa masyarakat misalnya sakitnya warga masyarakat terganggunya mereka dalam mencari mata pencaharian anak-anak tak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan normal Adanya trauma psikologis pada anak-anak juga merupakan bagian dari resiko bencana

                                    Sumber adijmmultiplycomjournalitem335ManajemenBerdasarkan Undang-Undang nomor 242007 tentang Penanggulangan Bencana pemerintah (gubernur bupatiwalikota atau perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah) bertugas melakukan penanggulangan bencana Hal yang

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    25

                                    paling awal dari tugas dan tanggung jawab ini adalah pengurangan atau minimalisasi resiko bencana Pengurangan resiko ini termasuk upaya pencegahan rawan bencana Dalam hal bencana banjir jebolnya tanggul sungai adanya monitoring tanggul-tanggul di sepanjang sungai secara periodik dan seksama adalah bagian dari pencegahan bencana Sementara itu tumbuhnya kawasan permukiman di sepanjang bantaran sungai adalah parameter kerawanan yang lain Ditambah lagi warga masyarakat di sana bisa jadi tidak pernah diberi peringatan akan bahaya yang mengintai mereka Masyarakat juga tidak pernah mempersiapkan bangunan yang kokoh Sistem peringatan dini biasanya juga amat minim Ini semuanya serupakan parameter-parameter yang menambah tingginya tingkat kerentanan mereka terhadap bencana (vulnerability)

                                    Sesuai amanat Undang Undang No 24 Tahun 2007 Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat termasuk perlindungan atas bencana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) (misalnya Provinsi Jawa Tengah ) secara umum mempunyai tugas pokok dan fungsifungsi yang terkait dalam kegiatan penanggulangan bencana wajib mengambil peran dengan mengisi kegiatan pada nomenklatur program yang sesuai dengan urusan kewenangan wajib danatau pilihan

                                    Identifikasi Risiko Bencana

                                    Pengurangan Risiko Bencana di suatu daerah dapat diarahkan pada pengurangan ancaman bahaya (hazard) pengurangan kerentanan (vulnerability) masyarakat dan peningkatan kapasitas (capacity) pemerintah dan masyarakat di daerah rawan bencana untuk melindungi jiwa dan harta benda masyarakat serta menjamin tata kehidupan yang berkelanjutan

                                    Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat ditempuh melalui kebijakan sebagai berikuta Mengedepankan keterpaduan paradigma persepsi potensi informasi

                                    pola pelaksanaan semua pemangku kepentingan pengurangan risiko bencana di provinsi dan kabupatenkota beserta seluruh masyarakat Jawa Tengah selaras dengan kebijakan Pusat

                                    b Mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah lokal di daerah rawan bencana dengan pendayagunaan secara optimal potensi dan sumber daya serta kearifan lokal yang telah mengakar dan berkembang di masyarakat

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    26

                                    c Mengedepankan upaya pencegahan dan pendekatan persuasif dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan prinsip mendorong kearah tata kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat

                                    d Mengedepankan transparansi dengan pola kemitraan serta prinsip non diskriminasi dalam penyelenggaraan pengurangan risiko bencana

                                    1 Konsep Dasar Identifikasi

                                    Potensi bencana yang tinggi pada dasarnya tidak hanya sekedar refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk suatu wilayah namun merupakan kontribusi beberapa permasalahan lain sehingga meningkatkan kerentanan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana daerah dititik-beratkan pada keselamatan jiwa manusia dan menjamin kehidupan dalam lingkungan yang lebih baik (better life and better living) serta tertata pada kondisi yang terbebas dari ancaman bencana Oleh karena itu langkah yang dilakukan meliputi pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas

                                    Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir

                                    Salah satu aspek yang seringkali dilupakan berkaitan dengan terjadinya banjir di satu kota adalah banjir itu sangat berkaitan erat dengan kesatuan wilayah yang disebut dengan daerah aliran sungai (DAS) DAS sendiri didefinisikan sebagai satu hamparan wilayah dimana air hujan yang jatuh di wilayah itu akan menuju ke satu titik outlet yang sama apakah itu sungai danau atau laut

                                    Jadi jika air hujan yang jatuh di rumah Anda mengalir ke selokan dan menuju ke Sungai Brantas maka Anda adalah warga DAS Brantas Itu artinya jika air sungai Brantas meluap dan menggenangi dataran banjir di sekitarnya maka Anda (air hujan dari persil lahan Anda) punya kontribusi terhadap terjadinya banjir ituDengan demikian setiap kita pasti warga dari satu DAS dan setiap warga DAS berpotensi untuk memberikan kontribusi terhadap terjadinya banjir di bagian hilir DAS yang bersangkutan Dalam perspektif ilmu lingkungan setiap warga DAS berpotensi menghasilkan eksternalitas negatif dari sisi hidrologi

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    27

                                    Sumber bebasbanjir2025wordpresscom

                                    Suatu ldquodaerah aliran sungairdquo atau DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut Istilah yang juga umumdigunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya

                                    Skema sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS)

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    28

                                    Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas suatu DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat tetapi dapat digambarkan pada petaBatas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong) beberapa wilayah kabupaten (misalnya DAS Brantas) atau hanya pada sebagian dari suatu kabupatenTidak ada ukuran baku (definitif) suatu DAS Ukurannya mungkin bervariasi dari beberapa hektar sampai ribuan hektar DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow) Sebidang lahan dapat dianggap sebagai DAS jika ada suatu titik penyalur aliran air keluar dari DAS tersebut

                                    Perencanaan pengelolaan DAS terpadu mempersyaratkan adanya beberapa langkah-langkah penting sebagai berikut1 Pengumpulan data yang ekstensif didukung oleh strategi pengelolaan

                                    data yang terpadu perlu dilaksanakan sebelum rencana pengelolaan DAS dirumuskan Pengumpulan data ini terutama identifikasi karakteristik DAS yang antara lain mencakup batas dan luas wilayah DAS topografi geologi tanah iklim hidrologi vegetasi penggunaan lahan sumberdaya air kerapatan drainase dan karakteristik sosial ekonomi dan budaya

                                    2 Identifikasi permasalahan yang meliputi aspek penggunaan laha n tingkat kekritisan lahan aspek hidrologi sosial ekonomi dan kelembagaan seperti terlihat pada Gambar 32 Prakiraan-prakiraan tentang kebutuhan sumberdaya alam (dan buatan) untuk beragam pemanfaatan perlu dilakukan dan dikaji potensi timbulnya konflik di antara pihak ndash pihak yang berkepentingan

                                    3 Perumusan tujuan dan sasaran secara jelas spesifik dan terukur dengan memperhatikan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari ekosistem DAS peraturan dan kebijakan pemerintah adat istiadat masyarakat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan DAS

                                    4 Identifikasi dan memformulasikan beberapa rencana kegiatan sebagai alternatif

                                    5 Evaluasi alternatif kegiatan pengelolaan yang akan diimplementasikan sehingga dapat dihasilkan bentuk kegiatan yang paling tepat (secara teknis dapat dilaksanakan secara sosialpolitik dapat diterima dan secara ekonomi terjangkau)

                                    6 Penyusunan rencana kegiatanprogram pengelolaan DAS berupa usulan rencana yang dianggap paling memenuhi kriteria untuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    29

                                    7 Legitimasi dan sosiallisasi rencana yang telah disusun kepada pihak-pihak yang terkait Dalam berikut ini mekanisme pelaksanaan pengelolaan DAS mempersyaratkan bahwa tahap perencanaan dan implementasi tidak boleh dipisahkan karena informasi yang diperoleh dari implementasi kegiatan dapat dimanfaatkan kembali sebagai umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan rencana yang telah dibuat Demikian pula untuk setiap langkah pengelolaan dari mulai alternatif kegiatan hingga implementasi kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (review) Hal ini diperlukan sebagai umpan balik bertahap

                                    Diagram Alir Garis Besar Identifikasi Permasalahan DASSumber bebasbanjir2025wordpresscom

                                    a Pengurangan Ancaman

                                    Ancaman berpotensi menimbulkan bencana namun demikian tidak semua ancaman selalu menjadi bencana Diperlukan analisis ancaman

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    30

                                    untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

                                    1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

                                    2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

                                    3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

                                    4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

                                    5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

                                    Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

                                    b Pengurangan Kerentanan

                                    Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    31

                                    1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

                                    2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

                                    3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

                                    c Peningkatan Kapasitas

                                    Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

                                    1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

                                    a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

                                    b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

                                    c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

                                    2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    32

                                    pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

                                    3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

                                    2 Proses Identifikasi Risiko

                                    Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

                                    Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

                                    Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    33

                                    tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

                                    ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

                                    dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

                                    melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

                                    o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

                                    2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

                                    secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    34

                                    yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

                                    o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

                                    o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

                                    3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

                                    Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

                                    Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

                                    a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

                                    wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    35

                                    yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

                                    Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

                                    b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

                                    menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

                                    Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

                                    c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

                                    mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

                                    d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

                                    bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

                                    Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

                                    Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    36

                                    risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

                                    PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                    Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

                                    Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

                                    a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

                                    b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

                                    c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    37

                                    membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                                    d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                                    e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                                    f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                                    g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                                    h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    38

                                    menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                                    i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    39

                                    IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                                    Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                                    Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                                    Community Development

                                    Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    40

                                    Sumber donasirumahzakatorg

                                    Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                                    membantu para korban bencana

                                    1 Kondisi Pra Bencana

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    41

                                    Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                                    a Program Wajib

                                    1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                                    2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                                    Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                                    3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                                    4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                    5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                    6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                                    Pembangunan Daerah

                                    7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                                    Rescue (SAR)

                                    8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    42

                                    b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                                    c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                                    9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                                    Pemanfaatan Tanah

                                    10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                                    Pembangunan

                                    11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                                    di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                                    12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                                    13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                    14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                    15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                                    16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                                    Masa

                                    b Program Pilihan

                                    1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    43

                                    2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                                    2 Kondisi Saat Bencana

                                    Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                                    1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                    2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                                    Rescue (SAR)

                                    3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                                    4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                    a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                    5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                    6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                    3 Kondisi Pasca Bencana

                                    Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                                    a Program Wajib

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    44

                                    1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                                    Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                    2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                                    Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                                    Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                                    3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                    4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                    5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                                    6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                                    7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                    a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                    b Program Pilihan1) Pertanian

                                    a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                                    2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                                    Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                                    dekat sungai Ciliwung

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    45

                                    Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                    Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                    Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    46

                                    Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    47

                                    DAFTAR PUSTAKA

                                    Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                    Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                    Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                    Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                    Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                    Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                    Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                    Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                    Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                    Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                    Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                    Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                    Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                    Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                    Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                    Westview Press Boulder Colorado

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    48

                                    Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                    Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                    49

                                    • Kita dan Bencana
                                    • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                    • Geografi Bencana
                                      • Ciri-Ciri Banjir
                                      • Jenis-Jenis Banjir
                                      • Penyebab Terjadinya Banjir
                                      • Dampak Dari Banjir
                                      • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                      • Analisis risiko IPAL
                                      • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                      • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                      • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                      • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                      • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                      • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                      • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                      • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                      • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                      • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                      • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                      • Sebab-Akibat
                                      • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                      • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                      • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                      • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                      • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                      • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                      • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                      • PENGELOLAAN RISIKO
                                      • Pengelolaan Risiko Bencana
                                      • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                      • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                      • Pendekatan Menyeluruh
                                      • Pendekatan Terpadu
                                      • Masyarakat yang siap
                                      • Pengelolaan risiko bencana
                                      • Disaster management
                                      • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                      • Pendugaan Risiko
                                      • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                      • Interdisciplinary approach
                                        • Social amplification of risk framework
                                            • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                              • Selasa 17 November 2009
                                                • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                      7 Informasi media8 Peringatan terhadap masyarakat Persiapan 1 Perencanaan sistem dan prosedur2 Pelatihan personil3 Pengujian perencanaan personil dan peralatan

                                      Respons 1 Pengaktifan sistem pengelolaan insidens2 Pengaktifan sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya3 Mekanisme pendukung bagi staf

                                      Pemulihan 1 Proses debriefing2 Menilai dan merubah perencanaan dan prosedur3 Identifikasi dan pemanfaatan pengetahuan yang didapat

                                      Pengelolaan risiko bencana

                                      Pengelolaan risiko bencana adalah pemanfaatan yang sistematik dari kebijaksanaan pengelolaan prosedur dan pelaksanaan dengan maksud mengurangi dampak bencana Merupakan perangkat pembuat keputusan yang logis dan praktis

                                      Disaster management

                                      The remote sensing inputs have been used for many disasters including drought flood earthquake cyclone landslides volcanoes avalanches forest fire crop pest diseases etc Remote sensing and GIS helps in preparing suitable strategy of land succumbed to disaster for its management and occupational framework for their monitoring assessment and mitigation by identifying gap areas and assist in recommending appropriate strategies for disaster mitigation and management BISAG through synergistic coupling of remote sensing inputs with conventional systems and space communications in well knit multi-energy interface has been offering better operational services and decision support for better Disaster Management Proses Perencanaan Terhadap Bencana

                                      Pendugaan Risiko1 Penentuan hal yang akan direncanakan reg2 Penetapan komite perencanaan reg

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      19

                                      3 Penilaian risiko reg4 Penentuan tujuan perencanaan reg5 Penentuan pertanggungjawaban reg6 Analisis sumberdaya (7 Pengembangan sistem dan prosedur (8 Penulisan rencana (9 Pelatihan tenaga (10 Tes rencana tenaga dan prosedur (11 Peninjauan ulang rencana (12 Perbaiki rencana Hal-hal yang dapat direncanakan Hal yang dapat direncanakan dalam menghadapi kegawatdaruratan

                                      harus diidentifikasi

                                      Komite perencanaan Fihak rumah sakit fihak sistem kesehatan masyarakat termasuk

                                      kesehatan masyarakat dan kesehatan mental pelayanan darurat eksternal seperti ambulans PMK dan polisi

                                      Lakukan analisis risiko bencana Termasuk analisis bahaya dan analisis keterancaman Semua

                                      analisis akan membantu komite perencanaan bencana menentukan sasaran dan prioritas perencanaan

                                      Penilaian risiko bencana berkelanjutan sepanjang proses perencanaan Bahaya berubah tingkat keterancaman berubah semua harus dimonitor dan dinilai secara tetap

                                      Tentukan tujuan perencanaan Berdasar pada hasil analisis risiko dan pengenalan strategi

                                      pengelolaan bencana yang disetujui komite

                                      Tentukan pertanggungjawaban Memilih pertanggungjawaban dari semua fihak terkait RS

                                      petugas dan pelaksana kesehatan masyarakat lainnya

                                      Analisis sumberdaya Komite harus mengetahui apa yang akan dibutuhkan dari pada

                                      hanya melihat apa yang dipunyai Bila apa yang dibutuhkan kurang dari apa yang tersedia komite harus mengidentifikasi sumber tenaga dan sarana yang tersedia yang dapat dipanggil seketika dibutuhkan Rencanakan kerjasama dengan fasilitas kesehatan regional atau nasional

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      20

                                      Penciptaan sistem dan prosedur Komite harus mengidentifikasi strategi untuk pencegahan dan

                                      mitigasi penyiapan respons dan pemulihan akibat kegawatan major dan bencana Ini termasuk sistem komando gadar RS sistem komunikasi informasi publik sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya

                                      Penulisan rencana Dokumen tertulis harus dibagikan pada semua yang akan

                                      menggunakannya Dokumen harus sederhana dan langsung sasaran atau orang tidak dapat membaca atau memahaminya

                                      Pelatihan persomil uji perencanaan personil dan prosedur Pelatihan personil serta pengujian perencanaan sistem dan

                                      prosedur merupakan bagian vital dari persiapan pengelolaan gadar atau bencana

                                      Kegiatan respons bencana memerlukan personil untuk bekerja diluar kegiatan dan tanggungjawab hari-hari normalnya dan melaksanakan tugas yang kurang familier Untuk menciptakan kejadian menjadi lebih sulit berikan tidak hanya banyak tugas yang tidak familer namun mereka harus mendapatkan lingkungan yang sangat menekan yang bahkan pantas untuk menguji sistem dan personil yang sudah berpengalaman

                                      Dapat dimengerti mengapa personil wajib dilatih dan diuji secara rutin dalam tugas pengelolaan bencananya Personil juga memerlukan kesempatan untuk mempraktekkan tugas dan tanggungjawab pengelolaan bencananya

                                      Selain itu rencana yang belum diuji dan dinilai ulang mungkin lebih buruk dari pada tidak ada rencana sama sekali Hal ini akan membangun rasa keamanan yang salah pada petugas dalam hal tingkat persiapan

                                      Peninjauan ulang dan ubah perencanaan

                                      Perencanaan harus dinilai ulang dan diperbaiki secara berkaladan harus dinyatakan dalam perencanaan itu sendiri Setiap saat perencanaan atau bagian dari perencanaan diaktifkan untuk latihan atau dalam bencana sesungguhnya Debriefing harus dilakukan untuk mengenal kebutuhan perbaikan perencanaan sistem dan prosedutr dan untuk melatih personil

                                      Sekali lagi perencanaan adalah proses tidak pernah berakhir Perencanaan tertulis adalah hanya sebuah hasil akhir dari proses perncanaan namun bukan titik akhir hanya bagian dari proses perencanaan Perencanaan tertulis adalah dokumen yang hidup yang harus secara tetap diuji dinilai ulang dan dipertbaharui

                                      Bagaimana bila

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      21

                                      Bagian penting dari proses perencanaan adalah pertanyaan dari komite Bagaimana bila hellip Bagaimana bila ini atau itu terjadi apa yang harus dilakukan apa yang diperlukan apa dampaknya pada petugas dll

                                      Tidak mungkin untuk membuat rencana bagi semua kejadian namun kegiatan komite dalam memikirkan batasan kejadian beserta konsekuensinya dan membahas pilihan rancangan yang diperkirakan memiliki jangkauan luas dalam sistem persiapan penting dilakukan

                                      Di dunia kehilangan akibat bencana tetap meningkat walau

                                      investasi yang sangat besar dalam tindakan pencegahan secara tehnik sudah dilakukan Hambatan politik dan ekonomi menyebabkan bahwa pendekatan tradisional dalam mendapatkan rasa aman terhadap bahaya harus dinilai ulang Tidak saatnya lagi mangatakan bahwa pencegahan terhadap proses berbahaya secara umum dikatakan sebagai terbaik atau cara yang paling diinginkan dalam menghadapi risiko Pencegahan dan peningkatan resilience dari objek yang berpotensi terkena adalah dua contoh penting lainnya dari bagaimana kerusakan akibat keadaan berbahaya dapat dikurangi

                                      Konsep pilihan untuk mengatasi keadaan bahaya adalah menggunakan kebijaksanaan berdasar risiko Walau diarahkan pada bahaya yang juga telah mencakup risiko dijelaskan sebagai fungsi dari empat faktor berikut

                                      1 Frekuensi terjadinya kejadian bahaya2 Intensitas kerusakan objek sasaran yang berpotensi terhadap

                                      risiko dengan distribusi kelompok khusus3 Keterancaman objek sasaran akan terkena oleh kerusakan4 Keterpaparan target sasaran terhadap bahaya Frekuensi dan kerusakan menunjukkan beratnya keadaan bahaya

                                      keterancaman dan keterpaparan sasaran terhadap risiko Inilah kenapa ada perbedaan antara definisi sederhana risiko sebagai hasil kemungkinan dan perluasan kerusakan yang lebih menunjukkan sudut pandang operator atau pelaksana Bagaimanapun sudut pandang yang lebih sempit dengan cepat menunjukkan bahwa frekuensi dan keterpaparan adalah sebanding dengan kemungkinan dimana intensitas dan keterancaman mengartikan kerusakan

                                      Pengelolaan risiko akan berhasil bila informasi berikut tersedia 1 Karakterisasi bahaya secara khusus2 Mengumpulkan dan mengklasifikasikan objek yang terancam

                                      dalam jangkauan proses berbahaya3 Tampilan dampak kerusakan yang mungkin terjadi terhadap

                                      objek disaat kejadian

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      22

                                      Saat ini prinsip penilaian risiko dan pembuatan kebijaksanaan secara umum berdasar risiko dipakai secara luas lintas disiplin dan lintas batas

                                      Evaluasi dan Persepsi RisikoKunci pendekatan berdasar risiko menghadapi bahaya diterima

                                      dalam bentuk tingkat rasa aman yang memadai dan secara ekonomik Baik definisi dari tingkat rasa aman yang memadai dan kuantifikasi tampilan ekonomik tidak dapat dibuat hanya oleh para ahli Nilai dan tanggapan sosial mungkin merupakan faktor lebih penting dalam membentuk rasa aman dari pada risiko nyata sendiri

                                      Satu masalah yang belum jelas adalah opini publik dalam proses keputusan Ini mungkin karena jarak antara ilmu sosial (termasuk proses evaluasi publik) dan ilmu administratif atau tehnik (yang bertanggung jawab pada kebanyakan risiko nyata) Usaha saat ini adalah menjembatani jarak tsb dengan mengembangkan model yang seakurat mungkin menunjukkan persepsi dan evaluasi publik akan risiko yang diharapkan hingga pembuat keputusan dapat menggunakan hal ini Dengan kata lain dianjurkan bahwa pandangan publik tentang evaluasi risiko secara normatif (dari pada emperik-deskriptif) akan memperbaiki keputusan yang dibuat dalam pengelolaan bencana

                                      Risk perception is the subjective judgment that people make about the characteristics and severity of a risk The phrase is most commonly used in reference to natural hazards and threats to the environment or health such as nuclear power Several theories have been proposed to explain why different people make different estimates of the dangerousness of risks Three major families of theory have been developed psychology approaches (heuristics and cognitive) anthropologysociology approaches (cultural theory) and interdisciplinary approaches (social amplification of risk framework)Interdisciplinary approach

                                      Social amplification of risk frameworkThe Social Amplification of Risk Framework (SARF) combines research in psychology sociology anthropology and communications theory SARF outlines how communications of risk events pass from the sender through intermediate stations to a receiver and in the process serve to amplify or attenuate perceptions of risk

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      23

                                      All links in the communication chain individuals groups media etc contain filters through which information is sorted and understoodThe theory attempts to explain the process by which risks are amplified receiving public attention or attuned receiving less public attention The theory may be used to compare responses from different groups in a single event or analyze the same risk issue in multiple events In a single risk event some groups may amplify their perception of risks while other groups may attune decrease and their perceptions of riskThe main thesis of SARF states that risk events interact with individual psychological social and other cultural factors in ways that either increase or decrease public perceptions of risk Behaviors of individuals and groups then generate secondary social or economic impacts while also increasing or decreasing the physical risk itselfThese ripple effects caused by the amplification of risk include enduring mental perceptions impacts on business sales and change in residential property values changes in training and education or social disorder These secondary changes are perceived and reacted to by individuals and groups resulting in third-order impacts As each higher-order impacts are reacted to they may ripple to other parties and locations Traditional risk analyses neglect these ripple effect impacts and thus greatly underestimate the adverse effects from certain risk events Public distortion of risk signals provides a corrective mechanism by which society assesses a fuller determination of the risk and its impacts to such things not traditionally factored into a risk analysis

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      24

                                      PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                      Pendahuluan

                                      Pengurangan Risiko Bencana (PRB) mendasarkan pada konsep pikir pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan penguatan kapasitas Pemerintah dan seluruh seluruh stakeholder pembangunan di Provinsi Jawa Tengah bertanggungjawab dalam PRB melalui implementasi peran dan fungsinya masing-masing yang dilakukan pada seluruh siklus penyelenggaraan penanggulangan bencana baik pada tahap pra bencana saat bencana maupun pasca bencana Aspek-aspek yang tercakup dalam program kegiatan PRB meliputi kesiapsiagaan mitigasi tanggap darurat pemulihan dan rekonstruksi

                                      Banjir akibat tanggul jebol biasanya menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang sangat besar Ini semua merupakan resiko bencana (disaster risk) bagi masyarakat yang terkena dampak langsung Ada resiko bencana lain yang menimpa masyarakat misalnya sakitnya warga masyarakat terganggunya mereka dalam mencari mata pencaharian anak-anak tak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan normal Adanya trauma psikologis pada anak-anak juga merupakan bagian dari resiko bencana

                                      Sumber adijmmultiplycomjournalitem335ManajemenBerdasarkan Undang-Undang nomor 242007 tentang Penanggulangan Bencana pemerintah (gubernur bupatiwalikota atau perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah) bertugas melakukan penanggulangan bencana Hal yang

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      25

                                      paling awal dari tugas dan tanggung jawab ini adalah pengurangan atau minimalisasi resiko bencana Pengurangan resiko ini termasuk upaya pencegahan rawan bencana Dalam hal bencana banjir jebolnya tanggul sungai adanya monitoring tanggul-tanggul di sepanjang sungai secara periodik dan seksama adalah bagian dari pencegahan bencana Sementara itu tumbuhnya kawasan permukiman di sepanjang bantaran sungai adalah parameter kerawanan yang lain Ditambah lagi warga masyarakat di sana bisa jadi tidak pernah diberi peringatan akan bahaya yang mengintai mereka Masyarakat juga tidak pernah mempersiapkan bangunan yang kokoh Sistem peringatan dini biasanya juga amat minim Ini semuanya serupakan parameter-parameter yang menambah tingginya tingkat kerentanan mereka terhadap bencana (vulnerability)

                                      Sesuai amanat Undang Undang No 24 Tahun 2007 Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat termasuk perlindungan atas bencana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) (misalnya Provinsi Jawa Tengah ) secara umum mempunyai tugas pokok dan fungsifungsi yang terkait dalam kegiatan penanggulangan bencana wajib mengambil peran dengan mengisi kegiatan pada nomenklatur program yang sesuai dengan urusan kewenangan wajib danatau pilihan

                                      Identifikasi Risiko Bencana

                                      Pengurangan Risiko Bencana di suatu daerah dapat diarahkan pada pengurangan ancaman bahaya (hazard) pengurangan kerentanan (vulnerability) masyarakat dan peningkatan kapasitas (capacity) pemerintah dan masyarakat di daerah rawan bencana untuk melindungi jiwa dan harta benda masyarakat serta menjamin tata kehidupan yang berkelanjutan

                                      Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat ditempuh melalui kebijakan sebagai berikuta Mengedepankan keterpaduan paradigma persepsi potensi informasi

                                      pola pelaksanaan semua pemangku kepentingan pengurangan risiko bencana di provinsi dan kabupatenkota beserta seluruh masyarakat Jawa Tengah selaras dengan kebijakan Pusat

                                      b Mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah lokal di daerah rawan bencana dengan pendayagunaan secara optimal potensi dan sumber daya serta kearifan lokal yang telah mengakar dan berkembang di masyarakat

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      26

                                      c Mengedepankan upaya pencegahan dan pendekatan persuasif dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan prinsip mendorong kearah tata kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat

                                      d Mengedepankan transparansi dengan pola kemitraan serta prinsip non diskriminasi dalam penyelenggaraan pengurangan risiko bencana

                                      1 Konsep Dasar Identifikasi

                                      Potensi bencana yang tinggi pada dasarnya tidak hanya sekedar refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk suatu wilayah namun merupakan kontribusi beberapa permasalahan lain sehingga meningkatkan kerentanan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana daerah dititik-beratkan pada keselamatan jiwa manusia dan menjamin kehidupan dalam lingkungan yang lebih baik (better life and better living) serta tertata pada kondisi yang terbebas dari ancaman bencana Oleh karena itu langkah yang dilakukan meliputi pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas

                                      Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir

                                      Salah satu aspek yang seringkali dilupakan berkaitan dengan terjadinya banjir di satu kota adalah banjir itu sangat berkaitan erat dengan kesatuan wilayah yang disebut dengan daerah aliran sungai (DAS) DAS sendiri didefinisikan sebagai satu hamparan wilayah dimana air hujan yang jatuh di wilayah itu akan menuju ke satu titik outlet yang sama apakah itu sungai danau atau laut

                                      Jadi jika air hujan yang jatuh di rumah Anda mengalir ke selokan dan menuju ke Sungai Brantas maka Anda adalah warga DAS Brantas Itu artinya jika air sungai Brantas meluap dan menggenangi dataran banjir di sekitarnya maka Anda (air hujan dari persil lahan Anda) punya kontribusi terhadap terjadinya banjir ituDengan demikian setiap kita pasti warga dari satu DAS dan setiap warga DAS berpotensi untuk memberikan kontribusi terhadap terjadinya banjir di bagian hilir DAS yang bersangkutan Dalam perspektif ilmu lingkungan setiap warga DAS berpotensi menghasilkan eksternalitas negatif dari sisi hidrologi

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      27

                                      Sumber bebasbanjir2025wordpresscom

                                      Suatu ldquodaerah aliran sungairdquo atau DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut Istilah yang juga umumdigunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya

                                      Skema sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS)

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      28

                                      Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas suatu DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat tetapi dapat digambarkan pada petaBatas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong) beberapa wilayah kabupaten (misalnya DAS Brantas) atau hanya pada sebagian dari suatu kabupatenTidak ada ukuran baku (definitif) suatu DAS Ukurannya mungkin bervariasi dari beberapa hektar sampai ribuan hektar DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow) Sebidang lahan dapat dianggap sebagai DAS jika ada suatu titik penyalur aliran air keluar dari DAS tersebut

                                      Perencanaan pengelolaan DAS terpadu mempersyaratkan adanya beberapa langkah-langkah penting sebagai berikut1 Pengumpulan data yang ekstensif didukung oleh strategi pengelolaan

                                      data yang terpadu perlu dilaksanakan sebelum rencana pengelolaan DAS dirumuskan Pengumpulan data ini terutama identifikasi karakteristik DAS yang antara lain mencakup batas dan luas wilayah DAS topografi geologi tanah iklim hidrologi vegetasi penggunaan lahan sumberdaya air kerapatan drainase dan karakteristik sosial ekonomi dan budaya

                                      2 Identifikasi permasalahan yang meliputi aspek penggunaan laha n tingkat kekritisan lahan aspek hidrologi sosial ekonomi dan kelembagaan seperti terlihat pada Gambar 32 Prakiraan-prakiraan tentang kebutuhan sumberdaya alam (dan buatan) untuk beragam pemanfaatan perlu dilakukan dan dikaji potensi timbulnya konflik di antara pihak ndash pihak yang berkepentingan

                                      3 Perumusan tujuan dan sasaran secara jelas spesifik dan terukur dengan memperhatikan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari ekosistem DAS peraturan dan kebijakan pemerintah adat istiadat masyarakat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan DAS

                                      4 Identifikasi dan memformulasikan beberapa rencana kegiatan sebagai alternatif

                                      5 Evaluasi alternatif kegiatan pengelolaan yang akan diimplementasikan sehingga dapat dihasilkan bentuk kegiatan yang paling tepat (secara teknis dapat dilaksanakan secara sosialpolitik dapat diterima dan secara ekonomi terjangkau)

                                      6 Penyusunan rencana kegiatanprogram pengelolaan DAS berupa usulan rencana yang dianggap paling memenuhi kriteria untuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      29

                                      7 Legitimasi dan sosiallisasi rencana yang telah disusun kepada pihak-pihak yang terkait Dalam berikut ini mekanisme pelaksanaan pengelolaan DAS mempersyaratkan bahwa tahap perencanaan dan implementasi tidak boleh dipisahkan karena informasi yang diperoleh dari implementasi kegiatan dapat dimanfaatkan kembali sebagai umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan rencana yang telah dibuat Demikian pula untuk setiap langkah pengelolaan dari mulai alternatif kegiatan hingga implementasi kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (review) Hal ini diperlukan sebagai umpan balik bertahap

                                      Diagram Alir Garis Besar Identifikasi Permasalahan DASSumber bebasbanjir2025wordpresscom

                                      a Pengurangan Ancaman

                                      Ancaman berpotensi menimbulkan bencana namun demikian tidak semua ancaman selalu menjadi bencana Diperlukan analisis ancaman

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      30

                                      untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

                                      1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

                                      2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

                                      3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

                                      4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

                                      5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

                                      Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

                                      b Pengurangan Kerentanan

                                      Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      31

                                      1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

                                      2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

                                      3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

                                      c Peningkatan Kapasitas

                                      Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

                                      1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

                                      a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

                                      b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

                                      c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

                                      2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      32

                                      pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

                                      3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

                                      2 Proses Identifikasi Risiko

                                      Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

                                      Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

                                      Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      33

                                      tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

                                      ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

                                      dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

                                      melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

                                      o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

                                      2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

                                      secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      34

                                      yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

                                      o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

                                      o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

                                      3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

                                      Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

                                      Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

                                      a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

                                      wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      35

                                      yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

                                      Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

                                      b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

                                      menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

                                      Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

                                      c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

                                      mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

                                      d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

                                      bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

                                      Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

                                      Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      36

                                      risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

                                      PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                      Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

                                      Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

                                      a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

                                      b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

                                      c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      37

                                      membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                                      d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                                      e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                                      f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                                      g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                                      h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      38

                                      menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                                      i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      39

                                      IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                                      Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                                      Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                                      Community Development

                                      Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      40

                                      Sumber donasirumahzakatorg

                                      Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                                      membantu para korban bencana

                                      1 Kondisi Pra Bencana

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      41

                                      Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                                      a Program Wajib

                                      1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                                      2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                                      Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                                      3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                                      4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                      5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                      6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                                      Pembangunan Daerah

                                      7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                                      Rescue (SAR)

                                      8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      42

                                      b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                                      c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                                      9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                                      Pemanfaatan Tanah

                                      10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                                      Pembangunan

                                      11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                                      di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                                      12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                                      13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                      14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                      15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                                      16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                                      Masa

                                      b Program Pilihan

                                      1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      43

                                      2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                                      2 Kondisi Saat Bencana

                                      Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                                      1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                      2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                                      Rescue (SAR)

                                      3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                                      4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                      a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                      5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                      6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                      3 Kondisi Pasca Bencana

                                      Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                                      a Program Wajib

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      44

                                      1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                                      Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                      2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                                      Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                                      Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                                      3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                      4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                      5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                                      6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                                      7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                      a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                      b Program Pilihan1) Pertanian

                                      a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                                      2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                                      Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                                      dekat sungai Ciliwung

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      45

                                      Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                      Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                      Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      46

                                      Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      47

                                      DAFTAR PUSTAKA

                                      Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                      Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                      Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                      Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                      Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                      Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                      Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                      Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                      Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                      Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                      Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                      Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                      Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                      Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                      Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                      Westview Press Boulder Colorado

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      48

                                      Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                      Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                      49

                                      • Kita dan Bencana
                                      • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                      • Geografi Bencana
                                        • Ciri-Ciri Banjir
                                        • Jenis-Jenis Banjir
                                        • Penyebab Terjadinya Banjir
                                        • Dampak Dari Banjir
                                        • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                        • Analisis risiko IPAL
                                        • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                        • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                        • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                        • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                        • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                        • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                        • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                        • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                        • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                        • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                        • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                        • Sebab-Akibat
                                        • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                        • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                        • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                        • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                        • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                        • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                        • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                        • PENGELOLAAN RISIKO
                                        • Pengelolaan Risiko Bencana
                                        • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                        • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                        • Pendekatan Menyeluruh
                                        • Pendekatan Terpadu
                                        • Masyarakat yang siap
                                        • Pengelolaan risiko bencana
                                        • Disaster management
                                        • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                        • Pendugaan Risiko
                                        • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                        • Interdisciplinary approach
                                          • Social amplification of risk framework
                                              • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                • Selasa 17 November 2009
                                                  • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                        3 Penilaian risiko reg4 Penentuan tujuan perencanaan reg5 Penentuan pertanggungjawaban reg6 Analisis sumberdaya (7 Pengembangan sistem dan prosedur (8 Penulisan rencana (9 Pelatihan tenaga (10 Tes rencana tenaga dan prosedur (11 Peninjauan ulang rencana (12 Perbaiki rencana Hal-hal yang dapat direncanakan Hal yang dapat direncanakan dalam menghadapi kegawatdaruratan

                                        harus diidentifikasi

                                        Komite perencanaan Fihak rumah sakit fihak sistem kesehatan masyarakat termasuk

                                        kesehatan masyarakat dan kesehatan mental pelayanan darurat eksternal seperti ambulans PMK dan polisi

                                        Lakukan analisis risiko bencana Termasuk analisis bahaya dan analisis keterancaman Semua

                                        analisis akan membantu komite perencanaan bencana menentukan sasaran dan prioritas perencanaan

                                        Penilaian risiko bencana berkelanjutan sepanjang proses perencanaan Bahaya berubah tingkat keterancaman berubah semua harus dimonitor dan dinilai secara tetap

                                        Tentukan tujuan perencanaan Berdasar pada hasil analisis risiko dan pengenalan strategi

                                        pengelolaan bencana yang disetujui komite

                                        Tentukan pertanggungjawaban Memilih pertanggungjawaban dari semua fihak terkait RS

                                        petugas dan pelaksana kesehatan masyarakat lainnya

                                        Analisis sumberdaya Komite harus mengetahui apa yang akan dibutuhkan dari pada

                                        hanya melihat apa yang dipunyai Bila apa yang dibutuhkan kurang dari apa yang tersedia komite harus mengidentifikasi sumber tenaga dan sarana yang tersedia yang dapat dipanggil seketika dibutuhkan Rencanakan kerjasama dengan fasilitas kesehatan regional atau nasional

                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                        20

                                        Penciptaan sistem dan prosedur Komite harus mengidentifikasi strategi untuk pencegahan dan

                                        mitigasi penyiapan respons dan pemulihan akibat kegawatan major dan bencana Ini termasuk sistem komando gadar RS sistem komunikasi informasi publik sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya

                                        Penulisan rencana Dokumen tertulis harus dibagikan pada semua yang akan

                                        menggunakannya Dokumen harus sederhana dan langsung sasaran atau orang tidak dapat membaca atau memahaminya

                                        Pelatihan persomil uji perencanaan personil dan prosedur Pelatihan personil serta pengujian perencanaan sistem dan

                                        prosedur merupakan bagian vital dari persiapan pengelolaan gadar atau bencana

                                        Kegiatan respons bencana memerlukan personil untuk bekerja diluar kegiatan dan tanggungjawab hari-hari normalnya dan melaksanakan tugas yang kurang familier Untuk menciptakan kejadian menjadi lebih sulit berikan tidak hanya banyak tugas yang tidak familer namun mereka harus mendapatkan lingkungan yang sangat menekan yang bahkan pantas untuk menguji sistem dan personil yang sudah berpengalaman

                                        Dapat dimengerti mengapa personil wajib dilatih dan diuji secara rutin dalam tugas pengelolaan bencananya Personil juga memerlukan kesempatan untuk mempraktekkan tugas dan tanggungjawab pengelolaan bencananya

                                        Selain itu rencana yang belum diuji dan dinilai ulang mungkin lebih buruk dari pada tidak ada rencana sama sekali Hal ini akan membangun rasa keamanan yang salah pada petugas dalam hal tingkat persiapan

                                        Peninjauan ulang dan ubah perencanaan

                                        Perencanaan harus dinilai ulang dan diperbaiki secara berkaladan harus dinyatakan dalam perencanaan itu sendiri Setiap saat perencanaan atau bagian dari perencanaan diaktifkan untuk latihan atau dalam bencana sesungguhnya Debriefing harus dilakukan untuk mengenal kebutuhan perbaikan perencanaan sistem dan prosedutr dan untuk melatih personil

                                        Sekali lagi perencanaan adalah proses tidak pernah berakhir Perencanaan tertulis adalah hanya sebuah hasil akhir dari proses perncanaan namun bukan titik akhir hanya bagian dari proses perencanaan Perencanaan tertulis adalah dokumen yang hidup yang harus secara tetap diuji dinilai ulang dan dipertbaharui

                                        Bagaimana bila

                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                        21

                                        Bagian penting dari proses perencanaan adalah pertanyaan dari komite Bagaimana bila hellip Bagaimana bila ini atau itu terjadi apa yang harus dilakukan apa yang diperlukan apa dampaknya pada petugas dll

                                        Tidak mungkin untuk membuat rencana bagi semua kejadian namun kegiatan komite dalam memikirkan batasan kejadian beserta konsekuensinya dan membahas pilihan rancangan yang diperkirakan memiliki jangkauan luas dalam sistem persiapan penting dilakukan

                                        Di dunia kehilangan akibat bencana tetap meningkat walau

                                        investasi yang sangat besar dalam tindakan pencegahan secara tehnik sudah dilakukan Hambatan politik dan ekonomi menyebabkan bahwa pendekatan tradisional dalam mendapatkan rasa aman terhadap bahaya harus dinilai ulang Tidak saatnya lagi mangatakan bahwa pencegahan terhadap proses berbahaya secara umum dikatakan sebagai terbaik atau cara yang paling diinginkan dalam menghadapi risiko Pencegahan dan peningkatan resilience dari objek yang berpotensi terkena adalah dua contoh penting lainnya dari bagaimana kerusakan akibat keadaan berbahaya dapat dikurangi

                                        Konsep pilihan untuk mengatasi keadaan bahaya adalah menggunakan kebijaksanaan berdasar risiko Walau diarahkan pada bahaya yang juga telah mencakup risiko dijelaskan sebagai fungsi dari empat faktor berikut

                                        1 Frekuensi terjadinya kejadian bahaya2 Intensitas kerusakan objek sasaran yang berpotensi terhadap

                                        risiko dengan distribusi kelompok khusus3 Keterancaman objek sasaran akan terkena oleh kerusakan4 Keterpaparan target sasaran terhadap bahaya Frekuensi dan kerusakan menunjukkan beratnya keadaan bahaya

                                        keterancaman dan keterpaparan sasaran terhadap risiko Inilah kenapa ada perbedaan antara definisi sederhana risiko sebagai hasil kemungkinan dan perluasan kerusakan yang lebih menunjukkan sudut pandang operator atau pelaksana Bagaimanapun sudut pandang yang lebih sempit dengan cepat menunjukkan bahwa frekuensi dan keterpaparan adalah sebanding dengan kemungkinan dimana intensitas dan keterancaman mengartikan kerusakan

                                        Pengelolaan risiko akan berhasil bila informasi berikut tersedia 1 Karakterisasi bahaya secara khusus2 Mengumpulkan dan mengklasifikasikan objek yang terancam

                                        dalam jangkauan proses berbahaya3 Tampilan dampak kerusakan yang mungkin terjadi terhadap

                                        objek disaat kejadian

                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                        22

                                        Saat ini prinsip penilaian risiko dan pembuatan kebijaksanaan secara umum berdasar risiko dipakai secara luas lintas disiplin dan lintas batas

                                        Evaluasi dan Persepsi RisikoKunci pendekatan berdasar risiko menghadapi bahaya diterima

                                        dalam bentuk tingkat rasa aman yang memadai dan secara ekonomik Baik definisi dari tingkat rasa aman yang memadai dan kuantifikasi tampilan ekonomik tidak dapat dibuat hanya oleh para ahli Nilai dan tanggapan sosial mungkin merupakan faktor lebih penting dalam membentuk rasa aman dari pada risiko nyata sendiri

                                        Satu masalah yang belum jelas adalah opini publik dalam proses keputusan Ini mungkin karena jarak antara ilmu sosial (termasuk proses evaluasi publik) dan ilmu administratif atau tehnik (yang bertanggung jawab pada kebanyakan risiko nyata) Usaha saat ini adalah menjembatani jarak tsb dengan mengembangkan model yang seakurat mungkin menunjukkan persepsi dan evaluasi publik akan risiko yang diharapkan hingga pembuat keputusan dapat menggunakan hal ini Dengan kata lain dianjurkan bahwa pandangan publik tentang evaluasi risiko secara normatif (dari pada emperik-deskriptif) akan memperbaiki keputusan yang dibuat dalam pengelolaan bencana

                                        Risk perception is the subjective judgment that people make about the characteristics and severity of a risk The phrase is most commonly used in reference to natural hazards and threats to the environment or health such as nuclear power Several theories have been proposed to explain why different people make different estimates of the dangerousness of risks Three major families of theory have been developed psychology approaches (heuristics and cognitive) anthropologysociology approaches (cultural theory) and interdisciplinary approaches (social amplification of risk framework)Interdisciplinary approach

                                        Social amplification of risk frameworkThe Social Amplification of Risk Framework (SARF) combines research in psychology sociology anthropology and communications theory SARF outlines how communications of risk events pass from the sender through intermediate stations to a receiver and in the process serve to amplify or attenuate perceptions of risk

                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                        23

                                        All links in the communication chain individuals groups media etc contain filters through which information is sorted and understoodThe theory attempts to explain the process by which risks are amplified receiving public attention or attuned receiving less public attention The theory may be used to compare responses from different groups in a single event or analyze the same risk issue in multiple events In a single risk event some groups may amplify their perception of risks while other groups may attune decrease and their perceptions of riskThe main thesis of SARF states that risk events interact with individual psychological social and other cultural factors in ways that either increase or decrease public perceptions of risk Behaviors of individuals and groups then generate secondary social or economic impacts while also increasing or decreasing the physical risk itselfThese ripple effects caused by the amplification of risk include enduring mental perceptions impacts on business sales and change in residential property values changes in training and education or social disorder These secondary changes are perceived and reacted to by individuals and groups resulting in third-order impacts As each higher-order impacts are reacted to they may ripple to other parties and locations Traditional risk analyses neglect these ripple effect impacts and thus greatly underestimate the adverse effects from certain risk events Public distortion of risk signals provides a corrective mechanism by which society assesses a fuller determination of the risk and its impacts to such things not traditionally factored into a risk analysis

                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                        24

                                        PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                        Pendahuluan

                                        Pengurangan Risiko Bencana (PRB) mendasarkan pada konsep pikir pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan penguatan kapasitas Pemerintah dan seluruh seluruh stakeholder pembangunan di Provinsi Jawa Tengah bertanggungjawab dalam PRB melalui implementasi peran dan fungsinya masing-masing yang dilakukan pada seluruh siklus penyelenggaraan penanggulangan bencana baik pada tahap pra bencana saat bencana maupun pasca bencana Aspek-aspek yang tercakup dalam program kegiatan PRB meliputi kesiapsiagaan mitigasi tanggap darurat pemulihan dan rekonstruksi

                                        Banjir akibat tanggul jebol biasanya menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang sangat besar Ini semua merupakan resiko bencana (disaster risk) bagi masyarakat yang terkena dampak langsung Ada resiko bencana lain yang menimpa masyarakat misalnya sakitnya warga masyarakat terganggunya mereka dalam mencari mata pencaharian anak-anak tak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan normal Adanya trauma psikologis pada anak-anak juga merupakan bagian dari resiko bencana

                                        Sumber adijmmultiplycomjournalitem335ManajemenBerdasarkan Undang-Undang nomor 242007 tentang Penanggulangan Bencana pemerintah (gubernur bupatiwalikota atau perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah) bertugas melakukan penanggulangan bencana Hal yang

                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                        25

                                        paling awal dari tugas dan tanggung jawab ini adalah pengurangan atau minimalisasi resiko bencana Pengurangan resiko ini termasuk upaya pencegahan rawan bencana Dalam hal bencana banjir jebolnya tanggul sungai adanya monitoring tanggul-tanggul di sepanjang sungai secara periodik dan seksama adalah bagian dari pencegahan bencana Sementara itu tumbuhnya kawasan permukiman di sepanjang bantaran sungai adalah parameter kerawanan yang lain Ditambah lagi warga masyarakat di sana bisa jadi tidak pernah diberi peringatan akan bahaya yang mengintai mereka Masyarakat juga tidak pernah mempersiapkan bangunan yang kokoh Sistem peringatan dini biasanya juga amat minim Ini semuanya serupakan parameter-parameter yang menambah tingginya tingkat kerentanan mereka terhadap bencana (vulnerability)

                                        Sesuai amanat Undang Undang No 24 Tahun 2007 Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat termasuk perlindungan atas bencana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) (misalnya Provinsi Jawa Tengah ) secara umum mempunyai tugas pokok dan fungsifungsi yang terkait dalam kegiatan penanggulangan bencana wajib mengambil peran dengan mengisi kegiatan pada nomenklatur program yang sesuai dengan urusan kewenangan wajib danatau pilihan

                                        Identifikasi Risiko Bencana

                                        Pengurangan Risiko Bencana di suatu daerah dapat diarahkan pada pengurangan ancaman bahaya (hazard) pengurangan kerentanan (vulnerability) masyarakat dan peningkatan kapasitas (capacity) pemerintah dan masyarakat di daerah rawan bencana untuk melindungi jiwa dan harta benda masyarakat serta menjamin tata kehidupan yang berkelanjutan

                                        Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat ditempuh melalui kebijakan sebagai berikuta Mengedepankan keterpaduan paradigma persepsi potensi informasi

                                        pola pelaksanaan semua pemangku kepentingan pengurangan risiko bencana di provinsi dan kabupatenkota beserta seluruh masyarakat Jawa Tengah selaras dengan kebijakan Pusat

                                        b Mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah lokal di daerah rawan bencana dengan pendayagunaan secara optimal potensi dan sumber daya serta kearifan lokal yang telah mengakar dan berkembang di masyarakat

                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                        26

                                        c Mengedepankan upaya pencegahan dan pendekatan persuasif dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan prinsip mendorong kearah tata kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat

                                        d Mengedepankan transparansi dengan pola kemitraan serta prinsip non diskriminasi dalam penyelenggaraan pengurangan risiko bencana

                                        1 Konsep Dasar Identifikasi

                                        Potensi bencana yang tinggi pada dasarnya tidak hanya sekedar refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk suatu wilayah namun merupakan kontribusi beberapa permasalahan lain sehingga meningkatkan kerentanan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana daerah dititik-beratkan pada keselamatan jiwa manusia dan menjamin kehidupan dalam lingkungan yang lebih baik (better life and better living) serta tertata pada kondisi yang terbebas dari ancaman bencana Oleh karena itu langkah yang dilakukan meliputi pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas

                                        Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir

                                        Salah satu aspek yang seringkali dilupakan berkaitan dengan terjadinya banjir di satu kota adalah banjir itu sangat berkaitan erat dengan kesatuan wilayah yang disebut dengan daerah aliran sungai (DAS) DAS sendiri didefinisikan sebagai satu hamparan wilayah dimana air hujan yang jatuh di wilayah itu akan menuju ke satu titik outlet yang sama apakah itu sungai danau atau laut

                                        Jadi jika air hujan yang jatuh di rumah Anda mengalir ke selokan dan menuju ke Sungai Brantas maka Anda adalah warga DAS Brantas Itu artinya jika air sungai Brantas meluap dan menggenangi dataran banjir di sekitarnya maka Anda (air hujan dari persil lahan Anda) punya kontribusi terhadap terjadinya banjir ituDengan demikian setiap kita pasti warga dari satu DAS dan setiap warga DAS berpotensi untuk memberikan kontribusi terhadap terjadinya banjir di bagian hilir DAS yang bersangkutan Dalam perspektif ilmu lingkungan setiap warga DAS berpotensi menghasilkan eksternalitas negatif dari sisi hidrologi

                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                        27

                                        Sumber bebasbanjir2025wordpresscom

                                        Suatu ldquodaerah aliran sungairdquo atau DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut Istilah yang juga umumdigunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya

                                        Skema sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS)

                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                        28

                                        Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas suatu DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat tetapi dapat digambarkan pada petaBatas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong) beberapa wilayah kabupaten (misalnya DAS Brantas) atau hanya pada sebagian dari suatu kabupatenTidak ada ukuran baku (definitif) suatu DAS Ukurannya mungkin bervariasi dari beberapa hektar sampai ribuan hektar DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow) Sebidang lahan dapat dianggap sebagai DAS jika ada suatu titik penyalur aliran air keluar dari DAS tersebut

                                        Perencanaan pengelolaan DAS terpadu mempersyaratkan adanya beberapa langkah-langkah penting sebagai berikut1 Pengumpulan data yang ekstensif didukung oleh strategi pengelolaan

                                        data yang terpadu perlu dilaksanakan sebelum rencana pengelolaan DAS dirumuskan Pengumpulan data ini terutama identifikasi karakteristik DAS yang antara lain mencakup batas dan luas wilayah DAS topografi geologi tanah iklim hidrologi vegetasi penggunaan lahan sumberdaya air kerapatan drainase dan karakteristik sosial ekonomi dan budaya

                                        2 Identifikasi permasalahan yang meliputi aspek penggunaan laha n tingkat kekritisan lahan aspek hidrologi sosial ekonomi dan kelembagaan seperti terlihat pada Gambar 32 Prakiraan-prakiraan tentang kebutuhan sumberdaya alam (dan buatan) untuk beragam pemanfaatan perlu dilakukan dan dikaji potensi timbulnya konflik di antara pihak ndash pihak yang berkepentingan

                                        3 Perumusan tujuan dan sasaran secara jelas spesifik dan terukur dengan memperhatikan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari ekosistem DAS peraturan dan kebijakan pemerintah adat istiadat masyarakat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan DAS

                                        4 Identifikasi dan memformulasikan beberapa rencana kegiatan sebagai alternatif

                                        5 Evaluasi alternatif kegiatan pengelolaan yang akan diimplementasikan sehingga dapat dihasilkan bentuk kegiatan yang paling tepat (secara teknis dapat dilaksanakan secara sosialpolitik dapat diterima dan secara ekonomi terjangkau)

                                        6 Penyusunan rencana kegiatanprogram pengelolaan DAS berupa usulan rencana yang dianggap paling memenuhi kriteria untuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan

                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                        29

                                        7 Legitimasi dan sosiallisasi rencana yang telah disusun kepada pihak-pihak yang terkait Dalam berikut ini mekanisme pelaksanaan pengelolaan DAS mempersyaratkan bahwa tahap perencanaan dan implementasi tidak boleh dipisahkan karena informasi yang diperoleh dari implementasi kegiatan dapat dimanfaatkan kembali sebagai umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan rencana yang telah dibuat Demikian pula untuk setiap langkah pengelolaan dari mulai alternatif kegiatan hingga implementasi kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (review) Hal ini diperlukan sebagai umpan balik bertahap

                                        Diagram Alir Garis Besar Identifikasi Permasalahan DASSumber bebasbanjir2025wordpresscom

                                        a Pengurangan Ancaman

                                        Ancaman berpotensi menimbulkan bencana namun demikian tidak semua ancaman selalu menjadi bencana Diperlukan analisis ancaman

                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                        30

                                        untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

                                        1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

                                        2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

                                        3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

                                        4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

                                        5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

                                        Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

                                        b Pengurangan Kerentanan

                                        Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                        31

                                        1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

                                        2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

                                        3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

                                        c Peningkatan Kapasitas

                                        Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

                                        1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

                                        a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

                                        b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

                                        c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

                                        2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                        32

                                        pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

                                        3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

                                        2 Proses Identifikasi Risiko

                                        Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

                                        Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

                                        Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                        33

                                        tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

                                        ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

                                        dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

                                        melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

                                        o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

                                        2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

                                        secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                        34

                                        yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

                                        o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

                                        o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

                                        3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

                                        Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

                                        Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

                                        a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

                                        wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                        35

                                        yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

                                        Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

                                        b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

                                        menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

                                        Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

                                        c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

                                        mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

                                        d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

                                        bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

                                        Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

                                        Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                        36

                                        risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

                                        PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                        Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

                                        Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

                                        a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

                                        b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

                                        c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                        37

                                        membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                                        d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                                        e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                                        f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                                        g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                                        h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                        38

                                        menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                                        i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                        39

                                        IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                                        Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                                        Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                                        Community Development

                                        Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                        40

                                        Sumber donasirumahzakatorg

                                        Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                                        membantu para korban bencana

                                        1 Kondisi Pra Bencana

                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                        41

                                        Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                                        a Program Wajib

                                        1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                                        2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                                        Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                                        3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                                        4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                        5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                        6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                                        Pembangunan Daerah

                                        7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                                        Rescue (SAR)

                                        8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                        42

                                        b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                                        c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                                        9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                                        Pemanfaatan Tanah

                                        10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                                        Pembangunan

                                        11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                                        di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                                        12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                                        13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                        14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                        15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                                        16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                                        Masa

                                        b Program Pilihan

                                        1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                        43

                                        2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                                        2 Kondisi Saat Bencana

                                        Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                                        1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                        2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                                        Rescue (SAR)

                                        3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                                        4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                        a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                        5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                        6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                        3 Kondisi Pasca Bencana

                                        Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                                        a Program Wajib

                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                        44

                                        1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                                        Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                        2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                                        Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                                        Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                                        3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                        4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                        5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                                        6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                                        7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                        a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                        b Program Pilihan1) Pertanian

                                        a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                                        2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                                        Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                                        dekat sungai Ciliwung

                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                        45

                                        Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                        Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                        Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                        46

                                        Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                        47

                                        DAFTAR PUSTAKA

                                        Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                        Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                        Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                        Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                        Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                        Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                        Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                        Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                        Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                        Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                        Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                        Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                        Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                        Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                        Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                        Westview Press Boulder Colorado

                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                        48

                                        Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                        Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                        49

                                        • Kita dan Bencana
                                        • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                        • Geografi Bencana
                                          • Ciri-Ciri Banjir
                                          • Jenis-Jenis Banjir
                                          • Penyebab Terjadinya Banjir
                                          • Dampak Dari Banjir
                                          • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                          • Analisis risiko IPAL
                                          • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                          • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                          • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                          • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                          • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                          • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                          • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                          • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                          • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                          • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                          • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                          • Sebab-Akibat
                                          • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                          • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                          • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                          • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                          • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                          • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                          • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                          • PENGELOLAAN RISIKO
                                          • Pengelolaan Risiko Bencana
                                          • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                          • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                          • Pendekatan Menyeluruh
                                          • Pendekatan Terpadu
                                          • Masyarakat yang siap
                                          • Pengelolaan risiko bencana
                                          • Disaster management
                                          • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                          • Pendugaan Risiko
                                          • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                          • Interdisciplinary approach
                                            • Social amplification of risk framework
                                                • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                  • Selasa 17 November 2009
                                                    • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                          Penciptaan sistem dan prosedur Komite harus mengidentifikasi strategi untuk pencegahan dan

                                          mitigasi penyiapan respons dan pemulihan akibat kegawatan major dan bencana Ini termasuk sistem komando gadar RS sistem komunikasi informasi publik sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya

                                          Penulisan rencana Dokumen tertulis harus dibagikan pada semua yang akan

                                          menggunakannya Dokumen harus sederhana dan langsung sasaran atau orang tidak dapat membaca atau memahaminya

                                          Pelatihan persomil uji perencanaan personil dan prosedur Pelatihan personil serta pengujian perencanaan sistem dan

                                          prosedur merupakan bagian vital dari persiapan pengelolaan gadar atau bencana

                                          Kegiatan respons bencana memerlukan personil untuk bekerja diluar kegiatan dan tanggungjawab hari-hari normalnya dan melaksanakan tugas yang kurang familier Untuk menciptakan kejadian menjadi lebih sulit berikan tidak hanya banyak tugas yang tidak familer namun mereka harus mendapatkan lingkungan yang sangat menekan yang bahkan pantas untuk menguji sistem dan personil yang sudah berpengalaman

                                          Dapat dimengerti mengapa personil wajib dilatih dan diuji secara rutin dalam tugas pengelolaan bencananya Personil juga memerlukan kesempatan untuk mempraktekkan tugas dan tanggungjawab pengelolaan bencananya

                                          Selain itu rencana yang belum diuji dan dinilai ulang mungkin lebih buruk dari pada tidak ada rencana sama sekali Hal ini akan membangun rasa keamanan yang salah pada petugas dalam hal tingkat persiapan

                                          Peninjauan ulang dan ubah perencanaan

                                          Perencanaan harus dinilai ulang dan diperbaiki secara berkaladan harus dinyatakan dalam perencanaan itu sendiri Setiap saat perencanaan atau bagian dari perencanaan diaktifkan untuk latihan atau dalam bencana sesungguhnya Debriefing harus dilakukan untuk mengenal kebutuhan perbaikan perencanaan sistem dan prosedutr dan untuk melatih personil

                                          Sekali lagi perencanaan adalah proses tidak pernah berakhir Perencanaan tertulis adalah hanya sebuah hasil akhir dari proses perncanaan namun bukan titik akhir hanya bagian dari proses perencanaan Perencanaan tertulis adalah dokumen yang hidup yang harus secara tetap diuji dinilai ulang dan dipertbaharui

                                          Bagaimana bila

                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                          21

                                          Bagian penting dari proses perencanaan adalah pertanyaan dari komite Bagaimana bila hellip Bagaimana bila ini atau itu terjadi apa yang harus dilakukan apa yang diperlukan apa dampaknya pada petugas dll

                                          Tidak mungkin untuk membuat rencana bagi semua kejadian namun kegiatan komite dalam memikirkan batasan kejadian beserta konsekuensinya dan membahas pilihan rancangan yang diperkirakan memiliki jangkauan luas dalam sistem persiapan penting dilakukan

                                          Di dunia kehilangan akibat bencana tetap meningkat walau

                                          investasi yang sangat besar dalam tindakan pencegahan secara tehnik sudah dilakukan Hambatan politik dan ekonomi menyebabkan bahwa pendekatan tradisional dalam mendapatkan rasa aman terhadap bahaya harus dinilai ulang Tidak saatnya lagi mangatakan bahwa pencegahan terhadap proses berbahaya secara umum dikatakan sebagai terbaik atau cara yang paling diinginkan dalam menghadapi risiko Pencegahan dan peningkatan resilience dari objek yang berpotensi terkena adalah dua contoh penting lainnya dari bagaimana kerusakan akibat keadaan berbahaya dapat dikurangi

                                          Konsep pilihan untuk mengatasi keadaan bahaya adalah menggunakan kebijaksanaan berdasar risiko Walau diarahkan pada bahaya yang juga telah mencakup risiko dijelaskan sebagai fungsi dari empat faktor berikut

                                          1 Frekuensi terjadinya kejadian bahaya2 Intensitas kerusakan objek sasaran yang berpotensi terhadap

                                          risiko dengan distribusi kelompok khusus3 Keterancaman objek sasaran akan terkena oleh kerusakan4 Keterpaparan target sasaran terhadap bahaya Frekuensi dan kerusakan menunjukkan beratnya keadaan bahaya

                                          keterancaman dan keterpaparan sasaran terhadap risiko Inilah kenapa ada perbedaan antara definisi sederhana risiko sebagai hasil kemungkinan dan perluasan kerusakan yang lebih menunjukkan sudut pandang operator atau pelaksana Bagaimanapun sudut pandang yang lebih sempit dengan cepat menunjukkan bahwa frekuensi dan keterpaparan adalah sebanding dengan kemungkinan dimana intensitas dan keterancaman mengartikan kerusakan

                                          Pengelolaan risiko akan berhasil bila informasi berikut tersedia 1 Karakterisasi bahaya secara khusus2 Mengumpulkan dan mengklasifikasikan objek yang terancam

                                          dalam jangkauan proses berbahaya3 Tampilan dampak kerusakan yang mungkin terjadi terhadap

                                          objek disaat kejadian

                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                          22

                                          Saat ini prinsip penilaian risiko dan pembuatan kebijaksanaan secara umum berdasar risiko dipakai secara luas lintas disiplin dan lintas batas

                                          Evaluasi dan Persepsi RisikoKunci pendekatan berdasar risiko menghadapi bahaya diterima

                                          dalam bentuk tingkat rasa aman yang memadai dan secara ekonomik Baik definisi dari tingkat rasa aman yang memadai dan kuantifikasi tampilan ekonomik tidak dapat dibuat hanya oleh para ahli Nilai dan tanggapan sosial mungkin merupakan faktor lebih penting dalam membentuk rasa aman dari pada risiko nyata sendiri

                                          Satu masalah yang belum jelas adalah opini publik dalam proses keputusan Ini mungkin karena jarak antara ilmu sosial (termasuk proses evaluasi publik) dan ilmu administratif atau tehnik (yang bertanggung jawab pada kebanyakan risiko nyata) Usaha saat ini adalah menjembatani jarak tsb dengan mengembangkan model yang seakurat mungkin menunjukkan persepsi dan evaluasi publik akan risiko yang diharapkan hingga pembuat keputusan dapat menggunakan hal ini Dengan kata lain dianjurkan bahwa pandangan publik tentang evaluasi risiko secara normatif (dari pada emperik-deskriptif) akan memperbaiki keputusan yang dibuat dalam pengelolaan bencana

                                          Risk perception is the subjective judgment that people make about the characteristics and severity of a risk The phrase is most commonly used in reference to natural hazards and threats to the environment or health such as nuclear power Several theories have been proposed to explain why different people make different estimates of the dangerousness of risks Three major families of theory have been developed psychology approaches (heuristics and cognitive) anthropologysociology approaches (cultural theory) and interdisciplinary approaches (social amplification of risk framework)Interdisciplinary approach

                                          Social amplification of risk frameworkThe Social Amplification of Risk Framework (SARF) combines research in psychology sociology anthropology and communications theory SARF outlines how communications of risk events pass from the sender through intermediate stations to a receiver and in the process serve to amplify or attenuate perceptions of risk

                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                          23

                                          All links in the communication chain individuals groups media etc contain filters through which information is sorted and understoodThe theory attempts to explain the process by which risks are amplified receiving public attention or attuned receiving less public attention The theory may be used to compare responses from different groups in a single event or analyze the same risk issue in multiple events In a single risk event some groups may amplify their perception of risks while other groups may attune decrease and their perceptions of riskThe main thesis of SARF states that risk events interact with individual psychological social and other cultural factors in ways that either increase or decrease public perceptions of risk Behaviors of individuals and groups then generate secondary social or economic impacts while also increasing or decreasing the physical risk itselfThese ripple effects caused by the amplification of risk include enduring mental perceptions impacts on business sales and change in residential property values changes in training and education or social disorder These secondary changes are perceived and reacted to by individuals and groups resulting in third-order impacts As each higher-order impacts are reacted to they may ripple to other parties and locations Traditional risk analyses neglect these ripple effect impacts and thus greatly underestimate the adverse effects from certain risk events Public distortion of risk signals provides a corrective mechanism by which society assesses a fuller determination of the risk and its impacts to such things not traditionally factored into a risk analysis

                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                          24

                                          PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                          Pendahuluan

                                          Pengurangan Risiko Bencana (PRB) mendasarkan pada konsep pikir pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan penguatan kapasitas Pemerintah dan seluruh seluruh stakeholder pembangunan di Provinsi Jawa Tengah bertanggungjawab dalam PRB melalui implementasi peran dan fungsinya masing-masing yang dilakukan pada seluruh siklus penyelenggaraan penanggulangan bencana baik pada tahap pra bencana saat bencana maupun pasca bencana Aspek-aspek yang tercakup dalam program kegiatan PRB meliputi kesiapsiagaan mitigasi tanggap darurat pemulihan dan rekonstruksi

                                          Banjir akibat tanggul jebol biasanya menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang sangat besar Ini semua merupakan resiko bencana (disaster risk) bagi masyarakat yang terkena dampak langsung Ada resiko bencana lain yang menimpa masyarakat misalnya sakitnya warga masyarakat terganggunya mereka dalam mencari mata pencaharian anak-anak tak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan normal Adanya trauma psikologis pada anak-anak juga merupakan bagian dari resiko bencana

                                          Sumber adijmmultiplycomjournalitem335ManajemenBerdasarkan Undang-Undang nomor 242007 tentang Penanggulangan Bencana pemerintah (gubernur bupatiwalikota atau perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah) bertugas melakukan penanggulangan bencana Hal yang

                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                          25

                                          paling awal dari tugas dan tanggung jawab ini adalah pengurangan atau minimalisasi resiko bencana Pengurangan resiko ini termasuk upaya pencegahan rawan bencana Dalam hal bencana banjir jebolnya tanggul sungai adanya monitoring tanggul-tanggul di sepanjang sungai secara periodik dan seksama adalah bagian dari pencegahan bencana Sementara itu tumbuhnya kawasan permukiman di sepanjang bantaran sungai adalah parameter kerawanan yang lain Ditambah lagi warga masyarakat di sana bisa jadi tidak pernah diberi peringatan akan bahaya yang mengintai mereka Masyarakat juga tidak pernah mempersiapkan bangunan yang kokoh Sistem peringatan dini biasanya juga amat minim Ini semuanya serupakan parameter-parameter yang menambah tingginya tingkat kerentanan mereka terhadap bencana (vulnerability)

                                          Sesuai amanat Undang Undang No 24 Tahun 2007 Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat termasuk perlindungan atas bencana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) (misalnya Provinsi Jawa Tengah ) secara umum mempunyai tugas pokok dan fungsifungsi yang terkait dalam kegiatan penanggulangan bencana wajib mengambil peran dengan mengisi kegiatan pada nomenklatur program yang sesuai dengan urusan kewenangan wajib danatau pilihan

                                          Identifikasi Risiko Bencana

                                          Pengurangan Risiko Bencana di suatu daerah dapat diarahkan pada pengurangan ancaman bahaya (hazard) pengurangan kerentanan (vulnerability) masyarakat dan peningkatan kapasitas (capacity) pemerintah dan masyarakat di daerah rawan bencana untuk melindungi jiwa dan harta benda masyarakat serta menjamin tata kehidupan yang berkelanjutan

                                          Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat ditempuh melalui kebijakan sebagai berikuta Mengedepankan keterpaduan paradigma persepsi potensi informasi

                                          pola pelaksanaan semua pemangku kepentingan pengurangan risiko bencana di provinsi dan kabupatenkota beserta seluruh masyarakat Jawa Tengah selaras dengan kebijakan Pusat

                                          b Mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah lokal di daerah rawan bencana dengan pendayagunaan secara optimal potensi dan sumber daya serta kearifan lokal yang telah mengakar dan berkembang di masyarakat

                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                          26

                                          c Mengedepankan upaya pencegahan dan pendekatan persuasif dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan prinsip mendorong kearah tata kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat

                                          d Mengedepankan transparansi dengan pola kemitraan serta prinsip non diskriminasi dalam penyelenggaraan pengurangan risiko bencana

                                          1 Konsep Dasar Identifikasi

                                          Potensi bencana yang tinggi pada dasarnya tidak hanya sekedar refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk suatu wilayah namun merupakan kontribusi beberapa permasalahan lain sehingga meningkatkan kerentanan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana daerah dititik-beratkan pada keselamatan jiwa manusia dan menjamin kehidupan dalam lingkungan yang lebih baik (better life and better living) serta tertata pada kondisi yang terbebas dari ancaman bencana Oleh karena itu langkah yang dilakukan meliputi pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas

                                          Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir

                                          Salah satu aspek yang seringkali dilupakan berkaitan dengan terjadinya banjir di satu kota adalah banjir itu sangat berkaitan erat dengan kesatuan wilayah yang disebut dengan daerah aliran sungai (DAS) DAS sendiri didefinisikan sebagai satu hamparan wilayah dimana air hujan yang jatuh di wilayah itu akan menuju ke satu titik outlet yang sama apakah itu sungai danau atau laut

                                          Jadi jika air hujan yang jatuh di rumah Anda mengalir ke selokan dan menuju ke Sungai Brantas maka Anda adalah warga DAS Brantas Itu artinya jika air sungai Brantas meluap dan menggenangi dataran banjir di sekitarnya maka Anda (air hujan dari persil lahan Anda) punya kontribusi terhadap terjadinya banjir ituDengan demikian setiap kita pasti warga dari satu DAS dan setiap warga DAS berpotensi untuk memberikan kontribusi terhadap terjadinya banjir di bagian hilir DAS yang bersangkutan Dalam perspektif ilmu lingkungan setiap warga DAS berpotensi menghasilkan eksternalitas negatif dari sisi hidrologi

                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                          27

                                          Sumber bebasbanjir2025wordpresscom

                                          Suatu ldquodaerah aliran sungairdquo atau DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut Istilah yang juga umumdigunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya

                                          Skema sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS)

                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                          28

                                          Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas suatu DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat tetapi dapat digambarkan pada petaBatas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong) beberapa wilayah kabupaten (misalnya DAS Brantas) atau hanya pada sebagian dari suatu kabupatenTidak ada ukuran baku (definitif) suatu DAS Ukurannya mungkin bervariasi dari beberapa hektar sampai ribuan hektar DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow) Sebidang lahan dapat dianggap sebagai DAS jika ada suatu titik penyalur aliran air keluar dari DAS tersebut

                                          Perencanaan pengelolaan DAS terpadu mempersyaratkan adanya beberapa langkah-langkah penting sebagai berikut1 Pengumpulan data yang ekstensif didukung oleh strategi pengelolaan

                                          data yang terpadu perlu dilaksanakan sebelum rencana pengelolaan DAS dirumuskan Pengumpulan data ini terutama identifikasi karakteristik DAS yang antara lain mencakup batas dan luas wilayah DAS topografi geologi tanah iklim hidrologi vegetasi penggunaan lahan sumberdaya air kerapatan drainase dan karakteristik sosial ekonomi dan budaya

                                          2 Identifikasi permasalahan yang meliputi aspek penggunaan laha n tingkat kekritisan lahan aspek hidrologi sosial ekonomi dan kelembagaan seperti terlihat pada Gambar 32 Prakiraan-prakiraan tentang kebutuhan sumberdaya alam (dan buatan) untuk beragam pemanfaatan perlu dilakukan dan dikaji potensi timbulnya konflik di antara pihak ndash pihak yang berkepentingan

                                          3 Perumusan tujuan dan sasaran secara jelas spesifik dan terukur dengan memperhatikan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari ekosistem DAS peraturan dan kebijakan pemerintah adat istiadat masyarakat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan DAS

                                          4 Identifikasi dan memformulasikan beberapa rencana kegiatan sebagai alternatif

                                          5 Evaluasi alternatif kegiatan pengelolaan yang akan diimplementasikan sehingga dapat dihasilkan bentuk kegiatan yang paling tepat (secara teknis dapat dilaksanakan secara sosialpolitik dapat diterima dan secara ekonomi terjangkau)

                                          6 Penyusunan rencana kegiatanprogram pengelolaan DAS berupa usulan rencana yang dianggap paling memenuhi kriteria untuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan

                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                          29

                                          7 Legitimasi dan sosiallisasi rencana yang telah disusun kepada pihak-pihak yang terkait Dalam berikut ini mekanisme pelaksanaan pengelolaan DAS mempersyaratkan bahwa tahap perencanaan dan implementasi tidak boleh dipisahkan karena informasi yang diperoleh dari implementasi kegiatan dapat dimanfaatkan kembali sebagai umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan rencana yang telah dibuat Demikian pula untuk setiap langkah pengelolaan dari mulai alternatif kegiatan hingga implementasi kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (review) Hal ini diperlukan sebagai umpan balik bertahap

                                          Diagram Alir Garis Besar Identifikasi Permasalahan DASSumber bebasbanjir2025wordpresscom

                                          a Pengurangan Ancaman

                                          Ancaman berpotensi menimbulkan bencana namun demikian tidak semua ancaman selalu menjadi bencana Diperlukan analisis ancaman

                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                          30

                                          untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

                                          1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

                                          2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

                                          3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

                                          4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

                                          5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

                                          Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

                                          b Pengurangan Kerentanan

                                          Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                          31

                                          1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

                                          2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

                                          3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

                                          c Peningkatan Kapasitas

                                          Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

                                          1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

                                          a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

                                          b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

                                          c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

                                          2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                          32

                                          pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

                                          3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

                                          2 Proses Identifikasi Risiko

                                          Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

                                          Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

                                          Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                          33

                                          tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

                                          ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

                                          dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

                                          melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

                                          o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

                                          2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

                                          secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                          34

                                          yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

                                          o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

                                          o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

                                          3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

                                          Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

                                          Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

                                          a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

                                          wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                          35

                                          yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

                                          Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

                                          b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

                                          menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

                                          Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

                                          c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

                                          mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

                                          d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

                                          bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

                                          Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

                                          Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                          36

                                          risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

                                          PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                          Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

                                          Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

                                          a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

                                          b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

                                          c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                          37

                                          membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                                          d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                                          e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                                          f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                                          g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                                          h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                          38

                                          menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                                          i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                          39

                                          IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                                          Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                                          Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                                          Community Development

                                          Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                          40

                                          Sumber donasirumahzakatorg

                                          Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                                          membantu para korban bencana

                                          1 Kondisi Pra Bencana

                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                          41

                                          Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                                          a Program Wajib

                                          1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                                          2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                                          Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                                          3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                                          4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                          5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                          6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                                          Pembangunan Daerah

                                          7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                                          Rescue (SAR)

                                          8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                          42

                                          b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                                          c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                                          9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                                          Pemanfaatan Tanah

                                          10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                                          Pembangunan

                                          11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                                          di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                                          12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                                          13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                          14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                          15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                                          16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                                          Masa

                                          b Program Pilihan

                                          1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                          43

                                          2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                                          2 Kondisi Saat Bencana

                                          Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                                          1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                          2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                                          Rescue (SAR)

                                          3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                                          4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                          a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                          5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                          6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                          3 Kondisi Pasca Bencana

                                          Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                                          a Program Wajib

                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                          44

                                          1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                                          Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                          2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                                          Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                                          Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                                          3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                          4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                          5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                                          6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                                          7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                          a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                          b Program Pilihan1) Pertanian

                                          a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                                          2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                                          Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                                          dekat sungai Ciliwung

                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                          45

                                          Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                          Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                          Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                          46

                                          Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                          47

                                          DAFTAR PUSTAKA

                                          Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                          Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                          Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                          Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                          Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                          Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                          Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                          Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                          Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                          Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                          Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                          Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                          Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                          Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                          Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                          Westview Press Boulder Colorado

                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                          48

                                          Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                          Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                          49

                                          • Kita dan Bencana
                                          • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                          • Geografi Bencana
                                            • Ciri-Ciri Banjir
                                            • Jenis-Jenis Banjir
                                            • Penyebab Terjadinya Banjir
                                            • Dampak Dari Banjir
                                            • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                            • Analisis risiko IPAL
                                            • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                            • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                            • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                            • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                            • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                            • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                            • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                            • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                            • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                            • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                            • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                            • Sebab-Akibat
                                            • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                            • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                            • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                            • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                            • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                            • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                            • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                            • PENGELOLAAN RISIKO
                                            • Pengelolaan Risiko Bencana
                                            • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                            • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                            • Pendekatan Menyeluruh
                                            • Pendekatan Terpadu
                                            • Masyarakat yang siap
                                            • Pengelolaan risiko bencana
                                            • Disaster management
                                            • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                            • Pendugaan Risiko
                                            • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                            • Interdisciplinary approach
                                              • Social amplification of risk framework
                                                  • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                    • Selasa 17 November 2009
                                                      • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                            Bagian penting dari proses perencanaan adalah pertanyaan dari komite Bagaimana bila hellip Bagaimana bila ini atau itu terjadi apa yang harus dilakukan apa yang diperlukan apa dampaknya pada petugas dll

                                            Tidak mungkin untuk membuat rencana bagi semua kejadian namun kegiatan komite dalam memikirkan batasan kejadian beserta konsekuensinya dan membahas pilihan rancangan yang diperkirakan memiliki jangkauan luas dalam sistem persiapan penting dilakukan

                                            Di dunia kehilangan akibat bencana tetap meningkat walau

                                            investasi yang sangat besar dalam tindakan pencegahan secara tehnik sudah dilakukan Hambatan politik dan ekonomi menyebabkan bahwa pendekatan tradisional dalam mendapatkan rasa aman terhadap bahaya harus dinilai ulang Tidak saatnya lagi mangatakan bahwa pencegahan terhadap proses berbahaya secara umum dikatakan sebagai terbaik atau cara yang paling diinginkan dalam menghadapi risiko Pencegahan dan peningkatan resilience dari objek yang berpotensi terkena adalah dua contoh penting lainnya dari bagaimana kerusakan akibat keadaan berbahaya dapat dikurangi

                                            Konsep pilihan untuk mengatasi keadaan bahaya adalah menggunakan kebijaksanaan berdasar risiko Walau diarahkan pada bahaya yang juga telah mencakup risiko dijelaskan sebagai fungsi dari empat faktor berikut

                                            1 Frekuensi terjadinya kejadian bahaya2 Intensitas kerusakan objek sasaran yang berpotensi terhadap

                                            risiko dengan distribusi kelompok khusus3 Keterancaman objek sasaran akan terkena oleh kerusakan4 Keterpaparan target sasaran terhadap bahaya Frekuensi dan kerusakan menunjukkan beratnya keadaan bahaya

                                            keterancaman dan keterpaparan sasaran terhadap risiko Inilah kenapa ada perbedaan antara definisi sederhana risiko sebagai hasil kemungkinan dan perluasan kerusakan yang lebih menunjukkan sudut pandang operator atau pelaksana Bagaimanapun sudut pandang yang lebih sempit dengan cepat menunjukkan bahwa frekuensi dan keterpaparan adalah sebanding dengan kemungkinan dimana intensitas dan keterancaman mengartikan kerusakan

                                            Pengelolaan risiko akan berhasil bila informasi berikut tersedia 1 Karakterisasi bahaya secara khusus2 Mengumpulkan dan mengklasifikasikan objek yang terancam

                                            dalam jangkauan proses berbahaya3 Tampilan dampak kerusakan yang mungkin terjadi terhadap

                                            objek disaat kejadian

                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                            22

                                            Saat ini prinsip penilaian risiko dan pembuatan kebijaksanaan secara umum berdasar risiko dipakai secara luas lintas disiplin dan lintas batas

                                            Evaluasi dan Persepsi RisikoKunci pendekatan berdasar risiko menghadapi bahaya diterima

                                            dalam bentuk tingkat rasa aman yang memadai dan secara ekonomik Baik definisi dari tingkat rasa aman yang memadai dan kuantifikasi tampilan ekonomik tidak dapat dibuat hanya oleh para ahli Nilai dan tanggapan sosial mungkin merupakan faktor lebih penting dalam membentuk rasa aman dari pada risiko nyata sendiri

                                            Satu masalah yang belum jelas adalah opini publik dalam proses keputusan Ini mungkin karena jarak antara ilmu sosial (termasuk proses evaluasi publik) dan ilmu administratif atau tehnik (yang bertanggung jawab pada kebanyakan risiko nyata) Usaha saat ini adalah menjembatani jarak tsb dengan mengembangkan model yang seakurat mungkin menunjukkan persepsi dan evaluasi publik akan risiko yang diharapkan hingga pembuat keputusan dapat menggunakan hal ini Dengan kata lain dianjurkan bahwa pandangan publik tentang evaluasi risiko secara normatif (dari pada emperik-deskriptif) akan memperbaiki keputusan yang dibuat dalam pengelolaan bencana

                                            Risk perception is the subjective judgment that people make about the characteristics and severity of a risk The phrase is most commonly used in reference to natural hazards and threats to the environment or health such as nuclear power Several theories have been proposed to explain why different people make different estimates of the dangerousness of risks Three major families of theory have been developed psychology approaches (heuristics and cognitive) anthropologysociology approaches (cultural theory) and interdisciplinary approaches (social amplification of risk framework)Interdisciplinary approach

                                            Social amplification of risk frameworkThe Social Amplification of Risk Framework (SARF) combines research in psychology sociology anthropology and communications theory SARF outlines how communications of risk events pass from the sender through intermediate stations to a receiver and in the process serve to amplify or attenuate perceptions of risk

                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                            23

                                            All links in the communication chain individuals groups media etc contain filters through which information is sorted and understoodThe theory attempts to explain the process by which risks are amplified receiving public attention or attuned receiving less public attention The theory may be used to compare responses from different groups in a single event or analyze the same risk issue in multiple events In a single risk event some groups may amplify their perception of risks while other groups may attune decrease and their perceptions of riskThe main thesis of SARF states that risk events interact with individual psychological social and other cultural factors in ways that either increase or decrease public perceptions of risk Behaviors of individuals and groups then generate secondary social or economic impacts while also increasing or decreasing the physical risk itselfThese ripple effects caused by the amplification of risk include enduring mental perceptions impacts on business sales and change in residential property values changes in training and education or social disorder These secondary changes are perceived and reacted to by individuals and groups resulting in third-order impacts As each higher-order impacts are reacted to they may ripple to other parties and locations Traditional risk analyses neglect these ripple effect impacts and thus greatly underestimate the adverse effects from certain risk events Public distortion of risk signals provides a corrective mechanism by which society assesses a fuller determination of the risk and its impacts to such things not traditionally factored into a risk analysis

                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                            24

                                            PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                            Pendahuluan

                                            Pengurangan Risiko Bencana (PRB) mendasarkan pada konsep pikir pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan penguatan kapasitas Pemerintah dan seluruh seluruh stakeholder pembangunan di Provinsi Jawa Tengah bertanggungjawab dalam PRB melalui implementasi peran dan fungsinya masing-masing yang dilakukan pada seluruh siklus penyelenggaraan penanggulangan bencana baik pada tahap pra bencana saat bencana maupun pasca bencana Aspek-aspek yang tercakup dalam program kegiatan PRB meliputi kesiapsiagaan mitigasi tanggap darurat pemulihan dan rekonstruksi

                                            Banjir akibat tanggul jebol biasanya menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang sangat besar Ini semua merupakan resiko bencana (disaster risk) bagi masyarakat yang terkena dampak langsung Ada resiko bencana lain yang menimpa masyarakat misalnya sakitnya warga masyarakat terganggunya mereka dalam mencari mata pencaharian anak-anak tak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan normal Adanya trauma psikologis pada anak-anak juga merupakan bagian dari resiko bencana

                                            Sumber adijmmultiplycomjournalitem335ManajemenBerdasarkan Undang-Undang nomor 242007 tentang Penanggulangan Bencana pemerintah (gubernur bupatiwalikota atau perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah) bertugas melakukan penanggulangan bencana Hal yang

                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                            25

                                            paling awal dari tugas dan tanggung jawab ini adalah pengurangan atau minimalisasi resiko bencana Pengurangan resiko ini termasuk upaya pencegahan rawan bencana Dalam hal bencana banjir jebolnya tanggul sungai adanya monitoring tanggul-tanggul di sepanjang sungai secara periodik dan seksama adalah bagian dari pencegahan bencana Sementara itu tumbuhnya kawasan permukiman di sepanjang bantaran sungai adalah parameter kerawanan yang lain Ditambah lagi warga masyarakat di sana bisa jadi tidak pernah diberi peringatan akan bahaya yang mengintai mereka Masyarakat juga tidak pernah mempersiapkan bangunan yang kokoh Sistem peringatan dini biasanya juga amat minim Ini semuanya serupakan parameter-parameter yang menambah tingginya tingkat kerentanan mereka terhadap bencana (vulnerability)

                                            Sesuai amanat Undang Undang No 24 Tahun 2007 Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat termasuk perlindungan atas bencana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) (misalnya Provinsi Jawa Tengah ) secara umum mempunyai tugas pokok dan fungsifungsi yang terkait dalam kegiatan penanggulangan bencana wajib mengambil peran dengan mengisi kegiatan pada nomenklatur program yang sesuai dengan urusan kewenangan wajib danatau pilihan

                                            Identifikasi Risiko Bencana

                                            Pengurangan Risiko Bencana di suatu daerah dapat diarahkan pada pengurangan ancaman bahaya (hazard) pengurangan kerentanan (vulnerability) masyarakat dan peningkatan kapasitas (capacity) pemerintah dan masyarakat di daerah rawan bencana untuk melindungi jiwa dan harta benda masyarakat serta menjamin tata kehidupan yang berkelanjutan

                                            Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat ditempuh melalui kebijakan sebagai berikuta Mengedepankan keterpaduan paradigma persepsi potensi informasi

                                            pola pelaksanaan semua pemangku kepentingan pengurangan risiko bencana di provinsi dan kabupatenkota beserta seluruh masyarakat Jawa Tengah selaras dengan kebijakan Pusat

                                            b Mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah lokal di daerah rawan bencana dengan pendayagunaan secara optimal potensi dan sumber daya serta kearifan lokal yang telah mengakar dan berkembang di masyarakat

                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                            26

                                            c Mengedepankan upaya pencegahan dan pendekatan persuasif dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan prinsip mendorong kearah tata kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat

                                            d Mengedepankan transparansi dengan pola kemitraan serta prinsip non diskriminasi dalam penyelenggaraan pengurangan risiko bencana

                                            1 Konsep Dasar Identifikasi

                                            Potensi bencana yang tinggi pada dasarnya tidak hanya sekedar refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk suatu wilayah namun merupakan kontribusi beberapa permasalahan lain sehingga meningkatkan kerentanan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana daerah dititik-beratkan pada keselamatan jiwa manusia dan menjamin kehidupan dalam lingkungan yang lebih baik (better life and better living) serta tertata pada kondisi yang terbebas dari ancaman bencana Oleh karena itu langkah yang dilakukan meliputi pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas

                                            Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir

                                            Salah satu aspek yang seringkali dilupakan berkaitan dengan terjadinya banjir di satu kota adalah banjir itu sangat berkaitan erat dengan kesatuan wilayah yang disebut dengan daerah aliran sungai (DAS) DAS sendiri didefinisikan sebagai satu hamparan wilayah dimana air hujan yang jatuh di wilayah itu akan menuju ke satu titik outlet yang sama apakah itu sungai danau atau laut

                                            Jadi jika air hujan yang jatuh di rumah Anda mengalir ke selokan dan menuju ke Sungai Brantas maka Anda adalah warga DAS Brantas Itu artinya jika air sungai Brantas meluap dan menggenangi dataran banjir di sekitarnya maka Anda (air hujan dari persil lahan Anda) punya kontribusi terhadap terjadinya banjir ituDengan demikian setiap kita pasti warga dari satu DAS dan setiap warga DAS berpotensi untuk memberikan kontribusi terhadap terjadinya banjir di bagian hilir DAS yang bersangkutan Dalam perspektif ilmu lingkungan setiap warga DAS berpotensi menghasilkan eksternalitas negatif dari sisi hidrologi

                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                            27

                                            Sumber bebasbanjir2025wordpresscom

                                            Suatu ldquodaerah aliran sungairdquo atau DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut Istilah yang juga umumdigunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya

                                            Skema sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS)

                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                            28

                                            Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas suatu DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat tetapi dapat digambarkan pada petaBatas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong) beberapa wilayah kabupaten (misalnya DAS Brantas) atau hanya pada sebagian dari suatu kabupatenTidak ada ukuran baku (definitif) suatu DAS Ukurannya mungkin bervariasi dari beberapa hektar sampai ribuan hektar DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow) Sebidang lahan dapat dianggap sebagai DAS jika ada suatu titik penyalur aliran air keluar dari DAS tersebut

                                            Perencanaan pengelolaan DAS terpadu mempersyaratkan adanya beberapa langkah-langkah penting sebagai berikut1 Pengumpulan data yang ekstensif didukung oleh strategi pengelolaan

                                            data yang terpadu perlu dilaksanakan sebelum rencana pengelolaan DAS dirumuskan Pengumpulan data ini terutama identifikasi karakteristik DAS yang antara lain mencakup batas dan luas wilayah DAS topografi geologi tanah iklim hidrologi vegetasi penggunaan lahan sumberdaya air kerapatan drainase dan karakteristik sosial ekonomi dan budaya

                                            2 Identifikasi permasalahan yang meliputi aspek penggunaan laha n tingkat kekritisan lahan aspek hidrologi sosial ekonomi dan kelembagaan seperti terlihat pada Gambar 32 Prakiraan-prakiraan tentang kebutuhan sumberdaya alam (dan buatan) untuk beragam pemanfaatan perlu dilakukan dan dikaji potensi timbulnya konflik di antara pihak ndash pihak yang berkepentingan

                                            3 Perumusan tujuan dan sasaran secara jelas spesifik dan terukur dengan memperhatikan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari ekosistem DAS peraturan dan kebijakan pemerintah adat istiadat masyarakat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan DAS

                                            4 Identifikasi dan memformulasikan beberapa rencana kegiatan sebagai alternatif

                                            5 Evaluasi alternatif kegiatan pengelolaan yang akan diimplementasikan sehingga dapat dihasilkan bentuk kegiatan yang paling tepat (secara teknis dapat dilaksanakan secara sosialpolitik dapat diterima dan secara ekonomi terjangkau)

                                            6 Penyusunan rencana kegiatanprogram pengelolaan DAS berupa usulan rencana yang dianggap paling memenuhi kriteria untuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan

                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                            29

                                            7 Legitimasi dan sosiallisasi rencana yang telah disusun kepada pihak-pihak yang terkait Dalam berikut ini mekanisme pelaksanaan pengelolaan DAS mempersyaratkan bahwa tahap perencanaan dan implementasi tidak boleh dipisahkan karena informasi yang diperoleh dari implementasi kegiatan dapat dimanfaatkan kembali sebagai umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan rencana yang telah dibuat Demikian pula untuk setiap langkah pengelolaan dari mulai alternatif kegiatan hingga implementasi kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (review) Hal ini diperlukan sebagai umpan balik bertahap

                                            Diagram Alir Garis Besar Identifikasi Permasalahan DASSumber bebasbanjir2025wordpresscom

                                            a Pengurangan Ancaman

                                            Ancaman berpotensi menimbulkan bencana namun demikian tidak semua ancaman selalu menjadi bencana Diperlukan analisis ancaman

                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                            30

                                            untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

                                            1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

                                            2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

                                            3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

                                            4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

                                            5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

                                            Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

                                            b Pengurangan Kerentanan

                                            Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                            31

                                            1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

                                            2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

                                            3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

                                            c Peningkatan Kapasitas

                                            Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

                                            1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

                                            a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

                                            b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

                                            c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

                                            2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                            32

                                            pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

                                            3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

                                            2 Proses Identifikasi Risiko

                                            Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

                                            Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

                                            Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                            33

                                            tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

                                            ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

                                            dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

                                            melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

                                            o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

                                            2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

                                            secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                            34

                                            yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

                                            o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

                                            o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

                                            3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

                                            Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

                                            Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

                                            a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

                                            wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                            35

                                            yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

                                            Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

                                            b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

                                            menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

                                            Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

                                            c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

                                            mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

                                            d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

                                            bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

                                            Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

                                            Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                            36

                                            risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

                                            PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                            Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

                                            Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

                                            a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

                                            b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

                                            c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                            37

                                            membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                                            d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                                            e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                                            f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                                            g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                                            h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                            38

                                            menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                                            i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                            39

                                            IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                                            Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                                            Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                                            Community Development

                                            Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                            40

                                            Sumber donasirumahzakatorg

                                            Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                                            membantu para korban bencana

                                            1 Kondisi Pra Bencana

                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                            41

                                            Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                                            a Program Wajib

                                            1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                                            2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                                            Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                                            3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                                            4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                            5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                            6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                                            Pembangunan Daerah

                                            7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                                            Rescue (SAR)

                                            8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                            42

                                            b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                                            c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                                            9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                                            Pemanfaatan Tanah

                                            10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                                            Pembangunan

                                            11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                                            di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                                            12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                                            13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                            14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                            15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                                            16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                                            Masa

                                            b Program Pilihan

                                            1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                            43

                                            2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                                            2 Kondisi Saat Bencana

                                            Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                                            1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                            2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                                            Rescue (SAR)

                                            3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                                            4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                            a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                            5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                            6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                            3 Kondisi Pasca Bencana

                                            Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                                            a Program Wajib

                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                            44

                                            1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                                            Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                            2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                                            Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                                            Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                                            3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                            4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                            5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                                            6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                                            7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                            a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                            b Program Pilihan1) Pertanian

                                            a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                                            2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                                            Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                                            dekat sungai Ciliwung

                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                            45

                                            Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                            Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                            Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                            46

                                            Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                            47

                                            DAFTAR PUSTAKA

                                            Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                            Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                            Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                            Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                            Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                            Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                            Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                            Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                            Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                            Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                            Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                            Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                            Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                            Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                            Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                            Westview Press Boulder Colorado

                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                            48

                                            Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                            Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                            49

                                            • Kita dan Bencana
                                            • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                            • Geografi Bencana
                                              • Ciri-Ciri Banjir
                                              • Jenis-Jenis Banjir
                                              • Penyebab Terjadinya Banjir
                                              • Dampak Dari Banjir
                                              • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                              • Analisis risiko IPAL
                                              • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                              • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                              • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                              • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                              • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                              • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                              • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                              • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                              • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                              • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                              • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                              • Sebab-Akibat
                                              • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                              • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                              • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                              • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                              • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                              • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                              • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                              • PENGELOLAAN RISIKO
                                              • Pengelolaan Risiko Bencana
                                              • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                              • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                              • Pendekatan Menyeluruh
                                              • Pendekatan Terpadu
                                              • Masyarakat yang siap
                                              • Pengelolaan risiko bencana
                                              • Disaster management
                                              • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                              • Pendugaan Risiko
                                              • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                              • Interdisciplinary approach
                                                • Social amplification of risk framework
                                                    • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                      • Selasa 17 November 2009
                                                        • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                              Saat ini prinsip penilaian risiko dan pembuatan kebijaksanaan secara umum berdasar risiko dipakai secara luas lintas disiplin dan lintas batas

                                              Evaluasi dan Persepsi RisikoKunci pendekatan berdasar risiko menghadapi bahaya diterima

                                              dalam bentuk tingkat rasa aman yang memadai dan secara ekonomik Baik definisi dari tingkat rasa aman yang memadai dan kuantifikasi tampilan ekonomik tidak dapat dibuat hanya oleh para ahli Nilai dan tanggapan sosial mungkin merupakan faktor lebih penting dalam membentuk rasa aman dari pada risiko nyata sendiri

                                              Satu masalah yang belum jelas adalah opini publik dalam proses keputusan Ini mungkin karena jarak antara ilmu sosial (termasuk proses evaluasi publik) dan ilmu administratif atau tehnik (yang bertanggung jawab pada kebanyakan risiko nyata) Usaha saat ini adalah menjembatani jarak tsb dengan mengembangkan model yang seakurat mungkin menunjukkan persepsi dan evaluasi publik akan risiko yang diharapkan hingga pembuat keputusan dapat menggunakan hal ini Dengan kata lain dianjurkan bahwa pandangan publik tentang evaluasi risiko secara normatif (dari pada emperik-deskriptif) akan memperbaiki keputusan yang dibuat dalam pengelolaan bencana

                                              Risk perception is the subjective judgment that people make about the characteristics and severity of a risk The phrase is most commonly used in reference to natural hazards and threats to the environment or health such as nuclear power Several theories have been proposed to explain why different people make different estimates of the dangerousness of risks Three major families of theory have been developed psychology approaches (heuristics and cognitive) anthropologysociology approaches (cultural theory) and interdisciplinary approaches (social amplification of risk framework)Interdisciplinary approach

                                              Social amplification of risk frameworkThe Social Amplification of Risk Framework (SARF) combines research in psychology sociology anthropology and communications theory SARF outlines how communications of risk events pass from the sender through intermediate stations to a receiver and in the process serve to amplify or attenuate perceptions of risk

                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                              23

                                              All links in the communication chain individuals groups media etc contain filters through which information is sorted and understoodThe theory attempts to explain the process by which risks are amplified receiving public attention or attuned receiving less public attention The theory may be used to compare responses from different groups in a single event or analyze the same risk issue in multiple events In a single risk event some groups may amplify their perception of risks while other groups may attune decrease and their perceptions of riskThe main thesis of SARF states that risk events interact with individual psychological social and other cultural factors in ways that either increase or decrease public perceptions of risk Behaviors of individuals and groups then generate secondary social or economic impacts while also increasing or decreasing the physical risk itselfThese ripple effects caused by the amplification of risk include enduring mental perceptions impacts on business sales and change in residential property values changes in training and education or social disorder These secondary changes are perceived and reacted to by individuals and groups resulting in third-order impacts As each higher-order impacts are reacted to they may ripple to other parties and locations Traditional risk analyses neglect these ripple effect impacts and thus greatly underestimate the adverse effects from certain risk events Public distortion of risk signals provides a corrective mechanism by which society assesses a fuller determination of the risk and its impacts to such things not traditionally factored into a risk analysis

                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                              24

                                              PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                              Pendahuluan

                                              Pengurangan Risiko Bencana (PRB) mendasarkan pada konsep pikir pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan penguatan kapasitas Pemerintah dan seluruh seluruh stakeholder pembangunan di Provinsi Jawa Tengah bertanggungjawab dalam PRB melalui implementasi peran dan fungsinya masing-masing yang dilakukan pada seluruh siklus penyelenggaraan penanggulangan bencana baik pada tahap pra bencana saat bencana maupun pasca bencana Aspek-aspek yang tercakup dalam program kegiatan PRB meliputi kesiapsiagaan mitigasi tanggap darurat pemulihan dan rekonstruksi

                                              Banjir akibat tanggul jebol biasanya menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang sangat besar Ini semua merupakan resiko bencana (disaster risk) bagi masyarakat yang terkena dampak langsung Ada resiko bencana lain yang menimpa masyarakat misalnya sakitnya warga masyarakat terganggunya mereka dalam mencari mata pencaharian anak-anak tak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan normal Adanya trauma psikologis pada anak-anak juga merupakan bagian dari resiko bencana

                                              Sumber adijmmultiplycomjournalitem335ManajemenBerdasarkan Undang-Undang nomor 242007 tentang Penanggulangan Bencana pemerintah (gubernur bupatiwalikota atau perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah) bertugas melakukan penanggulangan bencana Hal yang

                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                              25

                                              paling awal dari tugas dan tanggung jawab ini adalah pengurangan atau minimalisasi resiko bencana Pengurangan resiko ini termasuk upaya pencegahan rawan bencana Dalam hal bencana banjir jebolnya tanggul sungai adanya monitoring tanggul-tanggul di sepanjang sungai secara periodik dan seksama adalah bagian dari pencegahan bencana Sementara itu tumbuhnya kawasan permukiman di sepanjang bantaran sungai adalah parameter kerawanan yang lain Ditambah lagi warga masyarakat di sana bisa jadi tidak pernah diberi peringatan akan bahaya yang mengintai mereka Masyarakat juga tidak pernah mempersiapkan bangunan yang kokoh Sistem peringatan dini biasanya juga amat minim Ini semuanya serupakan parameter-parameter yang menambah tingginya tingkat kerentanan mereka terhadap bencana (vulnerability)

                                              Sesuai amanat Undang Undang No 24 Tahun 2007 Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat termasuk perlindungan atas bencana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) (misalnya Provinsi Jawa Tengah ) secara umum mempunyai tugas pokok dan fungsifungsi yang terkait dalam kegiatan penanggulangan bencana wajib mengambil peran dengan mengisi kegiatan pada nomenklatur program yang sesuai dengan urusan kewenangan wajib danatau pilihan

                                              Identifikasi Risiko Bencana

                                              Pengurangan Risiko Bencana di suatu daerah dapat diarahkan pada pengurangan ancaman bahaya (hazard) pengurangan kerentanan (vulnerability) masyarakat dan peningkatan kapasitas (capacity) pemerintah dan masyarakat di daerah rawan bencana untuk melindungi jiwa dan harta benda masyarakat serta menjamin tata kehidupan yang berkelanjutan

                                              Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat ditempuh melalui kebijakan sebagai berikuta Mengedepankan keterpaduan paradigma persepsi potensi informasi

                                              pola pelaksanaan semua pemangku kepentingan pengurangan risiko bencana di provinsi dan kabupatenkota beserta seluruh masyarakat Jawa Tengah selaras dengan kebijakan Pusat

                                              b Mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah lokal di daerah rawan bencana dengan pendayagunaan secara optimal potensi dan sumber daya serta kearifan lokal yang telah mengakar dan berkembang di masyarakat

                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                              26

                                              c Mengedepankan upaya pencegahan dan pendekatan persuasif dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan prinsip mendorong kearah tata kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat

                                              d Mengedepankan transparansi dengan pola kemitraan serta prinsip non diskriminasi dalam penyelenggaraan pengurangan risiko bencana

                                              1 Konsep Dasar Identifikasi

                                              Potensi bencana yang tinggi pada dasarnya tidak hanya sekedar refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk suatu wilayah namun merupakan kontribusi beberapa permasalahan lain sehingga meningkatkan kerentanan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana daerah dititik-beratkan pada keselamatan jiwa manusia dan menjamin kehidupan dalam lingkungan yang lebih baik (better life and better living) serta tertata pada kondisi yang terbebas dari ancaman bencana Oleh karena itu langkah yang dilakukan meliputi pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas

                                              Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir

                                              Salah satu aspek yang seringkali dilupakan berkaitan dengan terjadinya banjir di satu kota adalah banjir itu sangat berkaitan erat dengan kesatuan wilayah yang disebut dengan daerah aliran sungai (DAS) DAS sendiri didefinisikan sebagai satu hamparan wilayah dimana air hujan yang jatuh di wilayah itu akan menuju ke satu titik outlet yang sama apakah itu sungai danau atau laut

                                              Jadi jika air hujan yang jatuh di rumah Anda mengalir ke selokan dan menuju ke Sungai Brantas maka Anda adalah warga DAS Brantas Itu artinya jika air sungai Brantas meluap dan menggenangi dataran banjir di sekitarnya maka Anda (air hujan dari persil lahan Anda) punya kontribusi terhadap terjadinya banjir ituDengan demikian setiap kita pasti warga dari satu DAS dan setiap warga DAS berpotensi untuk memberikan kontribusi terhadap terjadinya banjir di bagian hilir DAS yang bersangkutan Dalam perspektif ilmu lingkungan setiap warga DAS berpotensi menghasilkan eksternalitas negatif dari sisi hidrologi

                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                              27

                                              Sumber bebasbanjir2025wordpresscom

                                              Suatu ldquodaerah aliran sungairdquo atau DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut Istilah yang juga umumdigunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya

                                              Skema sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS)

                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                              28

                                              Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas suatu DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat tetapi dapat digambarkan pada petaBatas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong) beberapa wilayah kabupaten (misalnya DAS Brantas) atau hanya pada sebagian dari suatu kabupatenTidak ada ukuran baku (definitif) suatu DAS Ukurannya mungkin bervariasi dari beberapa hektar sampai ribuan hektar DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow) Sebidang lahan dapat dianggap sebagai DAS jika ada suatu titik penyalur aliran air keluar dari DAS tersebut

                                              Perencanaan pengelolaan DAS terpadu mempersyaratkan adanya beberapa langkah-langkah penting sebagai berikut1 Pengumpulan data yang ekstensif didukung oleh strategi pengelolaan

                                              data yang terpadu perlu dilaksanakan sebelum rencana pengelolaan DAS dirumuskan Pengumpulan data ini terutama identifikasi karakteristik DAS yang antara lain mencakup batas dan luas wilayah DAS topografi geologi tanah iklim hidrologi vegetasi penggunaan lahan sumberdaya air kerapatan drainase dan karakteristik sosial ekonomi dan budaya

                                              2 Identifikasi permasalahan yang meliputi aspek penggunaan laha n tingkat kekritisan lahan aspek hidrologi sosial ekonomi dan kelembagaan seperti terlihat pada Gambar 32 Prakiraan-prakiraan tentang kebutuhan sumberdaya alam (dan buatan) untuk beragam pemanfaatan perlu dilakukan dan dikaji potensi timbulnya konflik di antara pihak ndash pihak yang berkepentingan

                                              3 Perumusan tujuan dan sasaran secara jelas spesifik dan terukur dengan memperhatikan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari ekosistem DAS peraturan dan kebijakan pemerintah adat istiadat masyarakat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan DAS

                                              4 Identifikasi dan memformulasikan beberapa rencana kegiatan sebagai alternatif

                                              5 Evaluasi alternatif kegiatan pengelolaan yang akan diimplementasikan sehingga dapat dihasilkan bentuk kegiatan yang paling tepat (secara teknis dapat dilaksanakan secara sosialpolitik dapat diterima dan secara ekonomi terjangkau)

                                              6 Penyusunan rencana kegiatanprogram pengelolaan DAS berupa usulan rencana yang dianggap paling memenuhi kriteria untuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan

                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                              29

                                              7 Legitimasi dan sosiallisasi rencana yang telah disusun kepada pihak-pihak yang terkait Dalam berikut ini mekanisme pelaksanaan pengelolaan DAS mempersyaratkan bahwa tahap perencanaan dan implementasi tidak boleh dipisahkan karena informasi yang diperoleh dari implementasi kegiatan dapat dimanfaatkan kembali sebagai umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan rencana yang telah dibuat Demikian pula untuk setiap langkah pengelolaan dari mulai alternatif kegiatan hingga implementasi kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (review) Hal ini diperlukan sebagai umpan balik bertahap

                                              Diagram Alir Garis Besar Identifikasi Permasalahan DASSumber bebasbanjir2025wordpresscom

                                              a Pengurangan Ancaman

                                              Ancaman berpotensi menimbulkan bencana namun demikian tidak semua ancaman selalu menjadi bencana Diperlukan analisis ancaman

                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                              30

                                              untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

                                              1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

                                              2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

                                              3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

                                              4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

                                              5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

                                              Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

                                              b Pengurangan Kerentanan

                                              Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                              31

                                              1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

                                              2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

                                              3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

                                              c Peningkatan Kapasitas

                                              Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

                                              1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

                                              a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

                                              b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

                                              c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

                                              2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                              32

                                              pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

                                              3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

                                              2 Proses Identifikasi Risiko

                                              Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

                                              Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

                                              Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                              33

                                              tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

                                              ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

                                              dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

                                              melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

                                              o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

                                              2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

                                              secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                              34

                                              yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

                                              o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

                                              o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

                                              3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

                                              Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

                                              Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

                                              a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

                                              wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                              35

                                              yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

                                              Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

                                              b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

                                              menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

                                              Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

                                              c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

                                              mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

                                              d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

                                              bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

                                              Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

                                              Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                              36

                                              risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

                                              PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                              Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

                                              Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

                                              a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

                                              b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

                                              c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                              37

                                              membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                                              d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                                              e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                                              f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                                              g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                                              h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                              38

                                              menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                                              i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                              39

                                              IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                                              Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                                              Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                                              Community Development

                                              Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                              40

                                              Sumber donasirumahzakatorg

                                              Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                                              membantu para korban bencana

                                              1 Kondisi Pra Bencana

                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                              41

                                              Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                                              a Program Wajib

                                              1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                                              2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                                              Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                                              3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                                              4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                              5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                              6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                                              Pembangunan Daerah

                                              7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                                              Rescue (SAR)

                                              8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                              42

                                              b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                                              c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                                              9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                                              Pemanfaatan Tanah

                                              10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                                              Pembangunan

                                              11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                                              di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                                              12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                                              13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                              14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                              15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                                              16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                                              Masa

                                              b Program Pilihan

                                              1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                              43

                                              2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                                              2 Kondisi Saat Bencana

                                              Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                                              1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                              2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                                              Rescue (SAR)

                                              3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                                              4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                              a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                              5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                              6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                              3 Kondisi Pasca Bencana

                                              Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                                              a Program Wajib

                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                              44

                                              1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                                              Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                              2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                                              Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                                              Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                                              3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                              4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                              5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                                              6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                                              7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                              a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                              b Program Pilihan1) Pertanian

                                              a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                                              2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                                              Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                                              dekat sungai Ciliwung

                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                              45

                                              Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                              Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                              Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                              46

                                              Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                              47

                                              DAFTAR PUSTAKA

                                              Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                              Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                              Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                              Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                              Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                              Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                              Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                              Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                              Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                              Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                              Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                              Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                              Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                              Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                              Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                              Westview Press Boulder Colorado

                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                              48

                                              Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                              Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                              49

                                              • Kita dan Bencana
                                              • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                              • Geografi Bencana
                                                • Ciri-Ciri Banjir
                                                • Jenis-Jenis Banjir
                                                • Penyebab Terjadinya Banjir
                                                • Dampak Dari Banjir
                                                • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                                • Analisis risiko IPAL
                                                • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                                • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                                • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                                • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                                • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                                • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                                • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                                • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                                • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                                • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                                • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                                • Sebab-Akibat
                                                • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                                • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                                • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                                • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                                • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                                • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                                • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                                • PENGELOLAAN RISIKO
                                                • Pengelolaan Risiko Bencana
                                                • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                                • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                                • Pendekatan Menyeluruh
                                                • Pendekatan Terpadu
                                                • Masyarakat yang siap
                                                • Pengelolaan risiko bencana
                                                • Disaster management
                                                • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                                • Pendugaan Risiko
                                                • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                                • Interdisciplinary approach
                                                  • Social amplification of risk framework
                                                      • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                        • Selasa 17 November 2009
                                                          • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                All links in the communication chain individuals groups media etc contain filters through which information is sorted and understoodThe theory attempts to explain the process by which risks are amplified receiving public attention or attuned receiving less public attention The theory may be used to compare responses from different groups in a single event or analyze the same risk issue in multiple events In a single risk event some groups may amplify their perception of risks while other groups may attune decrease and their perceptions of riskThe main thesis of SARF states that risk events interact with individual psychological social and other cultural factors in ways that either increase or decrease public perceptions of risk Behaviors of individuals and groups then generate secondary social or economic impacts while also increasing or decreasing the physical risk itselfThese ripple effects caused by the amplification of risk include enduring mental perceptions impacts on business sales and change in residential property values changes in training and education or social disorder These secondary changes are perceived and reacted to by individuals and groups resulting in third-order impacts As each higher-order impacts are reacted to they may ripple to other parties and locations Traditional risk analyses neglect these ripple effect impacts and thus greatly underestimate the adverse effects from certain risk events Public distortion of risk signals provides a corrective mechanism by which society assesses a fuller determination of the risk and its impacts to such things not traditionally factored into a risk analysis

                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                24

                                                PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                                Pendahuluan

                                                Pengurangan Risiko Bencana (PRB) mendasarkan pada konsep pikir pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan penguatan kapasitas Pemerintah dan seluruh seluruh stakeholder pembangunan di Provinsi Jawa Tengah bertanggungjawab dalam PRB melalui implementasi peran dan fungsinya masing-masing yang dilakukan pada seluruh siklus penyelenggaraan penanggulangan bencana baik pada tahap pra bencana saat bencana maupun pasca bencana Aspek-aspek yang tercakup dalam program kegiatan PRB meliputi kesiapsiagaan mitigasi tanggap darurat pemulihan dan rekonstruksi

                                                Banjir akibat tanggul jebol biasanya menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang sangat besar Ini semua merupakan resiko bencana (disaster risk) bagi masyarakat yang terkena dampak langsung Ada resiko bencana lain yang menimpa masyarakat misalnya sakitnya warga masyarakat terganggunya mereka dalam mencari mata pencaharian anak-anak tak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan normal Adanya trauma psikologis pada anak-anak juga merupakan bagian dari resiko bencana

                                                Sumber adijmmultiplycomjournalitem335ManajemenBerdasarkan Undang-Undang nomor 242007 tentang Penanggulangan Bencana pemerintah (gubernur bupatiwalikota atau perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah) bertugas melakukan penanggulangan bencana Hal yang

                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                25

                                                paling awal dari tugas dan tanggung jawab ini adalah pengurangan atau minimalisasi resiko bencana Pengurangan resiko ini termasuk upaya pencegahan rawan bencana Dalam hal bencana banjir jebolnya tanggul sungai adanya monitoring tanggul-tanggul di sepanjang sungai secara periodik dan seksama adalah bagian dari pencegahan bencana Sementara itu tumbuhnya kawasan permukiman di sepanjang bantaran sungai adalah parameter kerawanan yang lain Ditambah lagi warga masyarakat di sana bisa jadi tidak pernah diberi peringatan akan bahaya yang mengintai mereka Masyarakat juga tidak pernah mempersiapkan bangunan yang kokoh Sistem peringatan dini biasanya juga amat minim Ini semuanya serupakan parameter-parameter yang menambah tingginya tingkat kerentanan mereka terhadap bencana (vulnerability)

                                                Sesuai amanat Undang Undang No 24 Tahun 2007 Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat termasuk perlindungan atas bencana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) (misalnya Provinsi Jawa Tengah ) secara umum mempunyai tugas pokok dan fungsifungsi yang terkait dalam kegiatan penanggulangan bencana wajib mengambil peran dengan mengisi kegiatan pada nomenklatur program yang sesuai dengan urusan kewenangan wajib danatau pilihan

                                                Identifikasi Risiko Bencana

                                                Pengurangan Risiko Bencana di suatu daerah dapat diarahkan pada pengurangan ancaman bahaya (hazard) pengurangan kerentanan (vulnerability) masyarakat dan peningkatan kapasitas (capacity) pemerintah dan masyarakat di daerah rawan bencana untuk melindungi jiwa dan harta benda masyarakat serta menjamin tata kehidupan yang berkelanjutan

                                                Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat ditempuh melalui kebijakan sebagai berikuta Mengedepankan keterpaduan paradigma persepsi potensi informasi

                                                pola pelaksanaan semua pemangku kepentingan pengurangan risiko bencana di provinsi dan kabupatenkota beserta seluruh masyarakat Jawa Tengah selaras dengan kebijakan Pusat

                                                b Mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah lokal di daerah rawan bencana dengan pendayagunaan secara optimal potensi dan sumber daya serta kearifan lokal yang telah mengakar dan berkembang di masyarakat

                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                26

                                                c Mengedepankan upaya pencegahan dan pendekatan persuasif dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan prinsip mendorong kearah tata kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat

                                                d Mengedepankan transparansi dengan pola kemitraan serta prinsip non diskriminasi dalam penyelenggaraan pengurangan risiko bencana

                                                1 Konsep Dasar Identifikasi

                                                Potensi bencana yang tinggi pada dasarnya tidak hanya sekedar refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk suatu wilayah namun merupakan kontribusi beberapa permasalahan lain sehingga meningkatkan kerentanan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana daerah dititik-beratkan pada keselamatan jiwa manusia dan menjamin kehidupan dalam lingkungan yang lebih baik (better life and better living) serta tertata pada kondisi yang terbebas dari ancaman bencana Oleh karena itu langkah yang dilakukan meliputi pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas

                                                Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir

                                                Salah satu aspek yang seringkali dilupakan berkaitan dengan terjadinya banjir di satu kota adalah banjir itu sangat berkaitan erat dengan kesatuan wilayah yang disebut dengan daerah aliran sungai (DAS) DAS sendiri didefinisikan sebagai satu hamparan wilayah dimana air hujan yang jatuh di wilayah itu akan menuju ke satu titik outlet yang sama apakah itu sungai danau atau laut

                                                Jadi jika air hujan yang jatuh di rumah Anda mengalir ke selokan dan menuju ke Sungai Brantas maka Anda adalah warga DAS Brantas Itu artinya jika air sungai Brantas meluap dan menggenangi dataran banjir di sekitarnya maka Anda (air hujan dari persil lahan Anda) punya kontribusi terhadap terjadinya banjir ituDengan demikian setiap kita pasti warga dari satu DAS dan setiap warga DAS berpotensi untuk memberikan kontribusi terhadap terjadinya banjir di bagian hilir DAS yang bersangkutan Dalam perspektif ilmu lingkungan setiap warga DAS berpotensi menghasilkan eksternalitas negatif dari sisi hidrologi

                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                27

                                                Sumber bebasbanjir2025wordpresscom

                                                Suatu ldquodaerah aliran sungairdquo atau DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut Istilah yang juga umumdigunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya

                                                Skema sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS)

                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                28

                                                Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas suatu DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat tetapi dapat digambarkan pada petaBatas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong) beberapa wilayah kabupaten (misalnya DAS Brantas) atau hanya pada sebagian dari suatu kabupatenTidak ada ukuran baku (definitif) suatu DAS Ukurannya mungkin bervariasi dari beberapa hektar sampai ribuan hektar DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow) Sebidang lahan dapat dianggap sebagai DAS jika ada suatu titik penyalur aliran air keluar dari DAS tersebut

                                                Perencanaan pengelolaan DAS terpadu mempersyaratkan adanya beberapa langkah-langkah penting sebagai berikut1 Pengumpulan data yang ekstensif didukung oleh strategi pengelolaan

                                                data yang terpadu perlu dilaksanakan sebelum rencana pengelolaan DAS dirumuskan Pengumpulan data ini terutama identifikasi karakteristik DAS yang antara lain mencakup batas dan luas wilayah DAS topografi geologi tanah iklim hidrologi vegetasi penggunaan lahan sumberdaya air kerapatan drainase dan karakteristik sosial ekonomi dan budaya

                                                2 Identifikasi permasalahan yang meliputi aspek penggunaan laha n tingkat kekritisan lahan aspek hidrologi sosial ekonomi dan kelembagaan seperti terlihat pada Gambar 32 Prakiraan-prakiraan tentang kebutuhan sumberdaya alam (dan buatan) untuk beragam pemanfaatan perlu dilakukan dan dikaji potensi timbulnya konflik di antara pihak ndash pihak yang berkepentingan

                                                3 Perumusan tujuan dan sasaran secara jelas spesifik dan terukur dengan memperhatikan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari ekosistem DAS peraturan dan kebijakan pemerintah adat istiadat masyarakat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan DAS

                                                4 Identifikasi dan memformulasikan beberapa rencana kegiatan sebagai alternatif

                                                5 Evaluasi alternatif kegiatan pengelolaan yang akan diimplementasikan sehingga dapat dihasilkan bentuk kegiatan yang paling tepat (secara teknis dapat dilaksanakan secara sosialpolitik dapat diterima dan secara ekonomi terjangkau)

                                                6 Penyusunan rencana kegiatanprogram pengelolaan DAS berupa usulan rencana yang dianggap paling memenuhi kriteria untuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan

                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                29

                                                7 Legitimasi dan sosiallisasi rencana yang telah disusun kepada pihak-pihak yang terkait Dalam berikut ini mekanisme pelaksanaan pengelolaan DAS mempersyaratkan bahwa tahap perencanaan dan implementasi tidak boleh dipisahkan karena informasi yang diperoleh dari implementasi kegiatan dapat dimanfaatkan kembali sebagai umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan rencana yang telah dibuat Demikian pula untuk setiap langkah pengelolaan dari mulai alternatif kegiatan hingga implementasi kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (review) Hal ini diperlukan sebagai umpan balik bertahap

                                                Diagram Alir Garis Besar Identifikasi Permasalahan DASSumber bebasbanjir2025wordpresscom

                                                a Pengurangan Ancaman

                                                Ancaman berpotensi menimbulkan bencana namun demikian tidak semua ancaman selalu menjadi bencana Diperlukan analisis ancaman

                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                30

                                                untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

                                                1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

                                                2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

                                                3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

                                                4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

                                                5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

                                                Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

                                                b Pengurangan Kerentanan

                                                Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                31

                                                1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

                                                2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

                                                3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

                                                c Peningkatan Kapasitas

                                                Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

                                                1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

                                                a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

                                                b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

                                                c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

                                                2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                32

                                                pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

                                                3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

                                                2 Proses Identifikasi Risiko

                                                Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

                                                Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

                                                Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                33

                                                tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

                                                ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

                                                dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

                                                melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

                                                o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

                                                2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

                                                secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                34

                                                yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

                                                o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

                                                o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

                                                3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

                                                Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

                                                Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

                                                a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

                                                wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                35

                                                yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

                                                Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

                                                b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

                                                menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

                                                Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

                                                c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

                                                mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

                                                d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

                                                bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

                                                Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

                                                Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                36

                                                risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

                                                PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                                Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

                                                Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

                                                a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

                                                b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

                                                c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                37

                                                membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                                                d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                                                e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                                                f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                                                g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                                                h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                38

                                                menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                                                i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                39

                                                IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                                                Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                                                Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                                                Community Development

                                                Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                40

                                                Sumber donasirumahzakatorg

                                                Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                                                membantu para korban bencana

                                                1 Kondisi Pra Bencana

                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                41

                                                Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                                                a Program Wajib

                                                1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                                                2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                                                Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                                                3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                                                4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                                                Pembangunan Daerah

                                                7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                                                Rescue (SAR)

                                                8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                42

                                                b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                                                c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                                                9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                                                Pemanfaatan Tanah

                                                10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                                                Pembangunan

                                                11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                                                di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                                                12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                                                13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                                                16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                                                Masa

                                                b Program Pilihan

                                                1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                43

                                                2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                                                2 Kondisi Saat Bencana

                                                Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                                                1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                                                Rescue (SAR)

                                                3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                                                4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                3 Kondisi Pasca Bencana

                                                Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                                                a Program Wajib

                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                44

                                                1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                                                Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                                                Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                                                Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                                                3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                                                6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                                                7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                b Program Pilihan1) Pertanian

                                                a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                                                2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                                                Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                                                dekat sungai Ciliwung

                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                45

                                                Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                                Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                                Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                46

                                                Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                47

                                                DAFTAR PUSTAKA

                                                Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                                Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                                Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                                Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                                Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                                Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                                Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                                Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                                Westview Press Boulder Colorado

                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                48

                                                Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                                Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                49

                                                • Kita dan Bencana
                                                • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                                • Geografi Bencana
                                                  • Ciri-Ciri Banjir
                                                  • Jenis-Jenis Banjir
                                                  • Penyebab Terjadinya Banjir
                                                  • Dampak Dari Banjir
                                                  • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                                  • Analisis risiko IPAL
                                                  • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                                  • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                                  • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                                  • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                                  • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                                  • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                                  • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                                  • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                                  • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                                  • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                                  • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                                  • Sebab-Akibat
                                                  • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                                  • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                                  • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                                  • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                                  • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                                  • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                                  • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                                  • PENGELOLAAN RISIKO
                                                  • Pengelolaan Risiko Bencana
                                                  • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                                  • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                                  • Pendekatan Menyeluruh
                                                  • Pendekatan Terpadu
                                                  • Masyarakat yang siap
                                                  • Pengelolaan risiko bencana
                                                  • Disaster management
                                                  • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                                  • Pendugaan Risiko
                                                  • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                                  • Interdisciplinary approach
                                                    • Social amplification of risk framework
                                                        • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                          • Selasa 17 November 2009
                                                            • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                  PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                                  Pendahuluan

                                                  Pengurangan Risiko Bencana (PRB) mendasarkan pada konsep pikir pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan penguatan kapasitas Pemerintah dan seluruh seluruh stakeholder pembangunan di Provinsi Jawa Tengah bertanggungjawab dalam PRB melalui implementasi peran dan fungsinya masing-masing yang dilakukan pada seluruh siklus penyelenggaraan penanggulangan bencana baik pada tahap pra bencana saat bencana maupun pasca bencana Aspek-aspek yang tercakup dalam program kegiatan PRB meliputi kesiapsiagaan mitigasi tanggap darurat pemulihan dan rekonstruksi

                                                  Banjir akibat tanggul jebol biasanya menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang sangat besar Ini semua merupakan resiko bencana (disaster risk) bagi masyarakat yang terkena dampak langsung Ada resiko bencana lain yang menimpa masyarakat misalnya sakitnya warga masyarakat terganggunya mereka dalam mencari mata pencaharian anak-anak tak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan normal Adanya trauma psikologis pada anak-anak juga merupakan bagian dari resiko bencana

                                                  Sumber adijmmultiplycomjournalitem335ManajemenBerdasarkan Undang-Undang nomor 242007 tentang Penanggulangan Bencana pemerintah (gubernur bupatiwalikota atau perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah) bertugas melakukan penanggulangan bencana Hal yang

                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                  25

                                                  paling awal dari tugas dan tanggung jawab ini adalah pengurangan atau minimalisasi resiko bencana Pengurangan resiko ini termasuk upaya pencegahan rawan bencana Dalam hal bencana banjir jebolnya tanggul sungai adanya monitoring tanggul-tanggul di sepanjang sungai secara periodik dan seksama adalah bagian dari pencegahan bencana Sementara itu tumbuhnya kawasan permukiman di sepanjang bantaran sungai adalah parameter kerawanan yang lain Ditambah lagi warga masyarakat di sana bisa jadi tidak pernah diberi peringatan akan bahaya yang mengintai mereka Masyarakat juga tidak pernah mempersiapkan bangunan yang kokoh Sistem peringatan dini biasanya juga amat minim Ini semuanya serupakan parameter-parameter yang menambah tingginya tingkat kerentanan mereka terhadap bencana (vulnerability)

                                                  Sesuai amanat Undang Undang No 24 Tahun 2007 Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat termasuk perlindungan atas bencana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) (misalnya Provinsi Jawa Tengah ) secara umum mempunyai tugas pokok dan fungsifungsi yang terkait dalam kegiatan penanggulangan bencana wajib mengambil peran dengan mengisi kegiatan pada nomenklatur program yang sesuai dengan urusan kewenangan wajib danatau pilihan

                                                  Identifikasi Risiko Bencana

                                                  Pengurangan Risiko Bencana di suatu daerah dapat diarahkan pada pengurangan ancaman bahaya (hazard) pengurangan kerentanan (vulnerability) masyarakat dan peningkatan kapasitas (capacity) pemerintah dan masyarakat di daerah rawan bencana untuk melindungi jiwa dan harta benda masyarakat serta menjamin tata kehidupan yang berkelanjutan

                                                  Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat ditempuh melalui kebijakan sebagai berikuta Mengedepankan keterpaduan paradigma persepsi potensi informasi

                                                  pola pelaksanaan semua pemangku kepentingan pengurangan risiko bencana di provinsi dan kabupatenkota beserta seluruh masyarakat Jawa Tengah selaras dengan kebijakan Pusat

                                                  b Mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah lokal di daerah rawan bencana dengan pendayagunaan secara optimal potensi dan sumber daya serta kearifan lokal yang telah mengakar dan berkembang di masyarakat

                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                  26

                                                  c Mengedepankan upaya pencegahan dan pendekatan persuasif dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan prinsip mendorong kearah tata kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat

                                                  d Mengedepankan transparansi dengan pola kemitraan serta prinsip non diskriminasi dalam penyelenggaraan pengurangan risiko bencana

                                                  1 Konsep Dasar Identifikasi

                                                  Potensi bencana yang tinggi pada dasarnya tidak hanya sekedar refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk suatu wilayah namun merupakan kontribusi beberapa permasalahan lain sehingga meningkatkan kerentanan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana daerah dititik-beratkan pada keselamatan jiwa manusia dan menjamin kehidupan dalam lingkungan yang lebih baik (better life and better living) serta tertata pada kondisi yang terbebas dari ancaman bencana Oleh karena itu langkah yang dilakukan meliputi pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas

                                                  Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir

                                                  Salah satu aspek yang seringkali dilupakan berkaitan dengan terjadinya banjir di satu kota adalah banjir itu sangat berkaitan erat dengan kesatuan wilayah yang disebut dengan daerah aliran sungai (DAS) DAS sendiri didefinisikan sebagai satu hamparan wilayah dimana air hujan yang jatuh di wilayah itu akan menuju ke satu titik outlet yang sama apakah itu sungai danau atau laut

                                                  Jadi jika air hujan yang jatuh di rumah Anda mengalir ke selokan dan menuju ke Sungai Brantas maka Anda adalah warga DAS Brantas Itu artinya jika air sungai Brantas meluap dan menggenangi dataran banjir di sekitarnya maka Anda (air hujan dari persil lahan Anda) punya kontribusi terhadap terjadinya banjir ituDengan demikian setiap kita pasti warga dari satu DAS dan setiap warga DAS berpotensi untuk memberikan kontribusi terhadap terjadinya banjir di bagian hilir DAS yang bersangkutan Dalam perspektif ilmu lingkungan setiap warga DAS berpotensi menghasilkan eksternalitas negatif dari sisi hidrologi

                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                  27

                                                  Sumber bebasbanjir2025wordpresscom

                                                  Suatu ldquodaerah aliran sungairdquo atau DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut Istilah yang juga umumdigunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya

                                                  Skema sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS)

                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                  28

                                                  Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas suatu DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat tetapi dapat digambarkan pada petaBatas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong) beberapa wilayah kabupaten (misalnya DAS Brantas) atau hanya pada sebagian dari suatu kabupatenTidak ada ukuran baku (definitif) suatu DAS Ukurannya mungkin bervariasi dari beberapa hektar sampai ribuan hektar DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow) Sebidang lahan dapat dianggap sebagai DAS jika ada suatu titik penyalur aliran air keluar dari DAS tersebut

                                                  Perencanaan pengelolaan DAS terpadu mempersyaratkan adanya beberapa langkah-langkah penting sebagai berikut1 Pengumpulan data yang ekstensif didukung oleh strategi pengelolaan

                                                  data yang terpadu perlu dilaksanakan sebelum rencana pengelolaan DAS dirumuskan Pengumpulan data ini terutama identifikasi karakteristik DAS yang antara lain mencakup batas dan luas wilayah DAS topografi geologi tanah iklim hidrologi vegetasi penggunaan lahan sumberdaya air kerapatan drainase dan karakteristik sosial ekonomi dan budaya

                                                  2 Identifikasi permasalahan yang meliputi aspek penggunaan laha n tingkat kekritisan lahan aspek hidrologi sosial ekonomi dan kelembagaan seperti terlihat pada Gambar 32 Prakiraan-prakiraan tentang kebutuhan sumberdaya alam (dan buatan) untuk beragam pemanfaatan perlu dilakukan dan dikaji potensi timbulnya konflik di antara pihak ndash pihak yang berkepentingan

                                                  3 Perumusan tujuan dan sasaran secara jelas spesifik dan terukur dengan memperhatikan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari ekosistem DAS peraturan dan kebijakan pemerintah adat istiadat masyarakat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan DAS

                                                  4 Identifikasi dan memformulasikan beberapa rencana kegiatan sebagai alternatif

                                                  5 Evaluasi alternatif kegiatan pengelolaan yang akan diimplementasikan sehingga dapat dihasilkan bentuk kegiatan yang paling tepat (secara teknis dapat dilaksanakan secara sosialpolitik dapat diterima dan secara ekonomi terjangkau)

                                                  6 Penyusunan rencana kegiatanprogram pengelolaan DAS berupa usulan rencana yang dianggap paling memenuhi kriteria untuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan

                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                  29

                                                  7 Legitimasi dan sosiallisasi rencana yang telah disusun kepada pihak-pihak yang terkait Dalam berikut ini mekanisme pelaksanaan pengelolaan DAS mempersyaratkan bahwa tahap perencanaan dan implementasi tidak boleh dipisahkan karena informasi yang diperoleh dari implementasi kegiatan dapat dimanfaatkan kembali sebagai umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan rencana yang telah dibuat Demikian pula untuk setiap langkah pengelolaan dari mulai alternatif kegiatan hingga implementasi kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (review) Hal ini diperlukan sebagai umpan balik bertahap

                                                  Diagram Alir Garis Besar Identifikasi Permasalahan DASSumber bebasbanjir2025wordpresscom

                                                  a Pengurangan Ancaman

                                                  Ancaman berpotensi menimbulkan bencana namun demikian tidak semua ancaman selalu menjadi bencana Diperlukan analisis ancaman

                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                  30

                                                  untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

                                                  1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

                                                  2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

                                                  3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

                                                  4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

                                                  5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

                                                  Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

                                                  b Pengurangan Kerentanan

                                                  Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                  31

                                                  1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

                                                  2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

                                                  3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

                                                  c Peningkatan Kapasitas

                                                  Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

                                                  1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

                                                  a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

                                                  b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

                                                  c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

                                                  2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                  32

                                                  pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

                                                  3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

                                                  2 Proses Identifikasi Risiko

                                                  Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

                                                  Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

                                                  Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                  33

                                                  tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

                                                  ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

                                                  dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

                                                  melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

                                                  o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

                                                  2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

                                                  secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                  34

                                                  yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

                                                  o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

                                                  o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

                                                  3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

                                                  Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

                                                  Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

                                                  a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

                                                  wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                  35

                                                  yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

                                                  Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

                                                  b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

                                                  menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

                                                  Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

                                                  c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

                                                  mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

                                                  d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

                                                  bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

                                                  Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

                                                  Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                  36

                                                  risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

                                                  PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                                  Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

                                                  Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

                                                  a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

                                                  b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

                                                  c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                  37

                                                  membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                                                  d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                                                  e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                                                  f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                                                  g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                                                  h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                  38

                                                  menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                                                  i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                  39

                                                  IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                                                  Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                                                  Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                                                  Community Development

                                                  Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                  40

                                                  Sumber donasirumahzakatorg

                                                  Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                                                  membantu para korban bencana

                                                  1 Kondisi Pra Bencana

                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                  41

                                                  Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                                                  a Program Wajib

                                                  1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                                                  2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                                                  Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                                                  3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                                                  4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                  5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                  6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                                                  Pembangunan Daerah

                                                  7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                                                  Rescue (SAR)

                                                  8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                  42

                                                  b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                                                  c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                                                  9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                                                  Pemanfaatan Tanah

                                                  10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                                                  Pembangunan

                                                  11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                                                  di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                                                  12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                                                  13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                  14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                  15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                                                  16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                                                  Masa

                                                  b Program Pilihan

                                                  1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                  43

                                                  2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                                                  2 Kondisi Saat Bencana

                                                  Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                                                  1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                  2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                                                  Rescue (SAR)

                                                  3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                                                  4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                  a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                  5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                  6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                  3 Kondisi Pasca Bencana

                                                  Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                                                  a Program Wajib

                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                  44

                                                  1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                                                  Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                  2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                                                  Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                                                  Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                                                  3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                  4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                  5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                                                  6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                                                  7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                  a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                  b Program Pilihan1) Pertanian

                                                  a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                                                  2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                                                  Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                                                  dekat sungai Ciliwung

                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                  45

                                                  Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                                  Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                                  Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                  46

                                                  Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                  47

                                                  DAFTAR PUSTAKA

                                                  Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                  Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                                  Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                  Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                  Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                                  Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                                  Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                                  Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                                  Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                                  Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                                  Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                  Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                  Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                  Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                  Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                                  Westview Press Boulder Colorado

                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                  48

                                                  Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                                  Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                  49

                                                  • Kita dan Bencana
                                                  • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                                  • Geografi Bencana
                                                    • Ciri-Ciri Banjir
                                                    • Jenis-Jenis Banjir
                                                    • Penyebab Terjadinya Banjir
                                                    • Dampak Dari Banjir
                                                    • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                                    • Analisis risiko IPAL
                                                    • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                                    • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                                    • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                                    • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                                    • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                                    • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                                    • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                                    • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                                    • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                                    • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                                    • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                                    • Sebab-Akibat
                                                    • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                                    • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                                    • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                                    • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                                    • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                                    • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                                    • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                                    • PENGELOLAAN RISIKO
                                                    • Pengelolaan Risiko Bencana
                                                    • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                                    • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                                    • Pendekatan Menyeluruh
                                                    • Pendekatan Terpadu
                                                    • Masyarakat yang siap
                                                    • Pengelolaan risiko bencana
                                                    • Disaster management
                                                    • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                                    • Pendugaan Risiko
                                                    • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                                    • Interdisciplinary approach
                                                      • Social amplification of risk framework
                                                          • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                            • Selasa 17 November 2009
                                                              • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                    paling awal dari tugas dan tanggung jawab ini adalah pengurangan atau minimalisasi resiko bencana Pengurangan resiko ini termasuk upaya pencegahan rawan bencana Dalam hal bencana banjir jebolnya tanggul sungai adanya monitoring tanggul-tanggul di sepanjang sungai secara periodik dan seksama adalah bagian dari pencegahan bencana Sementara itu tumbuhnya kawasan permukiman di sepanjang bantaran sungai adalah parameter kerawanan yang lain Ditambah lagi warga masyarakat di sana bisa jadi tidak pernah diberi peringatan akan bahaya yang mengintai mereka Masyarakat juga tidak pernah mempersiapkan bangunan yang kokoh Sistem peringatan dini biasanya juga amat minim Ini semuanya serupakan parameter-parameter yang menambah tingginya tingkat kerentanan mereka terhadap bencana (vulnerability)

                                                    Sesuai amanat Undang Undang No 24 Tahun 2007 Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat termasuk perlindungan atas bencana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) (misalnya Provinsi Jawa Tengah ) secara umum mempunyai tugas pokok dan fungsifungsi yang terkait dalam kegiatan penanggulangan bencana wajib mengambil peran dengan mengisi kegiatan pada nomenklatur program yang sesuai dengan urusan kewenangan wajib danatau pilihan

                                                    Identifikasi Risiko Bencana

                                                    Pengurangan Risiko Bencana di suatu daerah dapat diarahkan pada pengurangan ancaman bahaya (hazard) pengurangan kerentanan (vulnerability) masyarakat dan peningkatan kapasitas (capacity) pemerintah dan masyarakat di daerah rawan bencana untuk melindungi jiwa dan harta benda masyarakat serta menjamin tata kehidupan yang berkelanjutan

                                                    Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat ditempuh melalui kebijakan sebagai berikuta Mengedepankan keterpaduan paradigma persepsi potensi informasi

                                                    pola pelaksanaan semua pemangku kepentingan pengurangan risiko bencana di provinsi dan kabupatenkota beserta seluruh masyarakat Jawa Tengah selaras dengan kebijakan Pusat

                                                    b Mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah lokal di daerah rawan bencana dengan pendayagunaan secara optimal potensi dan sumber daya serta kearifan lokal yang telah mengakar dan berkembang di masyarakat

                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                    26

                                                    c Mengedepankan upaya pencegahan dan pendekatan persuasif dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan prinsip mendorong kearah tata kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat

                                                    d Mengedepankan transparansi dengan pola kemitraan serta prinsip non diskriminasi dalam penyelenggaraan pengurangan risiko bencana

                                                    1 Konsep Dasar Identifikasi

                                                    Potensi bencana yang tinggi pada dasarnya tidak hanya sekedar refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk suatu wilayah namun merupakan kontribusi beberapa permasalahan lain sehingga meningkatkan kerentanan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana daerah dititik-beratkan pada keselamatan jiwa manusia dan menjamin kehidupan dalam lingkungan yang lebih baik (better life and better living) serta tertata pada kondisi yang terbebas dari ancaman bencana Oleh karena itu langkah yang dilakukan meliputi pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas

                                                    Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir

                                                    Salah satu aspek yang seringkali dilupakan berkaitan dengan terjadinya banjir di satu kota adalah banjir itu sangat berkaitan erat dengan kesatuan wilayah yang disebut dengan daerah aliran sungai (DAS) DAS sendiri didefinisikan sebagai satu hamparan wilayah dimana air hujan yang jatuh di wilayah itu akan menuju ke satu titik outlet yang sama apakah itu sungai danau atau laut

                                                    Jadi jika air hujan yang jatuh di rumah Anda mengalir ke selokan dan menuju ke Sungai Brantas maka Anda adalah warga DAS Brantas Itu artinya jika air sungai Brantas meluap dan menggenangi dataran banjir di sekitarnya maka Anda (air hujan dari persil lahan Anda) punya kontribusi terhadap terjadinya banjir ituDengan demikian setiap kita pasti warga dari satu DAS dan setiap warga DAS berpotensi untuk memberikan kontribusi terhadap terjadinya banjir di bagian hilir DAS yang bersangkutan Dalam perspektif ilmu lingkungan setiap warga DAS berpotensi menghasilkan eksternalitas negatif dari sisi hidrologi

                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                    27

                                                    Sumber bebasbanjir2025wordpresscom

                                                    Suatu ldquodaerah aliran sungairdquo atau DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut Istilah yang juga umumdigunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya

                                                    Skema sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS)

                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                    28

                                                    Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas suatu DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat tetapi dapat digambarkan pada petaBatas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong) beberapa wilayah kabupaten (misalnya DAS Brantas) atau hanya pada sebagian dari suatu kabupatenTidak ada ukuran baku (definitif) suatu DAS Ukurannya mungkin bervariasi dari beberapa hektar sampai ribuan hektar DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow) Sebidang lahan dapat dianggap sebagai DAS jika ada suatu titik penyalur aliran air keluar dari DAS tersebut

                                                    Perencanaan pengelolaan DAS terpadu mempersyaratkan adanya beberapa langkah-langkah penting sebagai berikut1 Pengumpulan data yang ekstensif didukung oleh strategi pengelolaan

                                                    data yang terpadu perlu dilaksanakan sebelum rencana pengelolaan DAS dirumuskan Pengumpulan data ini terutama identifikasi karakteristik DAS yang antara lain mencakup batas dan luas wilayah DAS topografi geologi tanah iklim hidrologi vegetasi penggunaan lahan sumberdaya air kerapatan drainase dan karakteristik sosial ekonomi dan budaya

                                                    2 Identifikasi permasalahan yang meliputi aspek penggunaan laha n tingkat kekritisan lahan aspek hidrologi sosial ekonomi dan kelembagaan seperti terlihat pada Gambar 32 Prakiraan-prakiraan tentang kebutuhan sumberdaya alam (dan buatan) untuk beragam pemanfaatan perlu dilakukan dan dikaji potensi timbulnya konflik di antara pihak ndash pihak yang berkepentingan

                                                    3 Perumusan tujuan dan sasaran secara jelas spesifik dan terukur dengan memperhatikan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari ekosistem DAS peraturan dan kebijakan pemerintah adat istiadat masyarakat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan DAS

                                                    4 Identifikasi dan memformulasikan beberapa rencana kegiatan sebagai alternatif

                                                    5 Evaluasi alternatif kegiatan pengelolaan yang akan diimplementasikan sehingga dapat dihasilkan bentuk kegiatan yang paling tepat (secara teknis dapat dilaksanakan secara sosialpolitik dapat diterima dan secara ekonomi terjangkau)

                                                    6 Penyusunan rencana kegiatanprogram pengelolaan DAS berupa usulan rencana yang dianggap paling memenuhi kriteria untuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan

                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                    29

                                                    7 Legitimasi dan sosiallisasi rencana yang telah disusun kepada pihak-pihak yang terkait Dalam berikut ini mekanisme pelaksanaan pengelolaan DAS mempersyaratkan bahwa tahap perencanaan dan implementasi tidak boleh dipisahkan karena informasi yang diperoleh dari implementasi kegiatan dapat dimanfaatkan kembali sebagai umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan rencana yang telah dibuat Demikian pula untuk setiap langkah pengelolaan dari mulai alternatif kegiatan hingga implementasi kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (review) Hal ini diperlukan sebagai umpan balik bertahap

                                                    Diagram Alir Garis Besar Identifikasi Permasalahan DASSumber bebasbanjir2025wordpresscom

                                                    a Pengurangan Ancaman

                                                    Ancaman berpotensi menimbulkan bencana namun demikian tidak semua ancaman selalu menjadi bencana Diperlukan analisis ancaman

                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                    30

                                                    untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

                                                    1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

                                                    2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

                                                    3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

                                                    4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

                                                    5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

                                                    Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

                                                    b Pengurangan Kerentanan

                                                    Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                    31

                                                    1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

                                                    2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

                                                    3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

                                                    c Peningkatan Kapasitas

                                                    Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

                                                    1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

                                                    a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

                                                    b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

                                                    c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

                                                    2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                    32

                                                    pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

                                                    3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

                                                    2 Proses Identifikasi Risiko

                                                    Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

                                                    Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

                                                    Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                    33

                                                    tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

                                                    ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

                                                    dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

                                                    melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

                                                    o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

                                                    2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

                                                    secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                    34

                                                    yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

                                                    o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

                                                    o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

                                                    3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

                                                    Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

                                                    Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

                                                    a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

                                                    wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                    35

                                                    yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

                                                    Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

                                                    b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

                                                    menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

                                                    Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

                                                    c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

                                                    mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

                                                    d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

                                                    bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

                                                    Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

                                                    Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                    36

                                                    risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

                                                    PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                                    Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

                                                    Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

                                                    a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

                                                    b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

                                                    c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                    37

                                                    membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                                                    d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                                                    e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                                                    f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                                                    g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                                                    h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                    38

                                                    menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                                                    i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                    39

                                                    IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                                                    Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                                                    Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                                                    Community Development

                                                    Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                    40

                                                    Sumber donasirumahzakatorg

                                                    Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                                                    membantu para korban bencana

                                                    1 Kondisi Pra Bencana

                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                    41

                                                    Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                                                    a Program Wajib

                                                    1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                                                    2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                                                    Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                                                    3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                                                    4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                    5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                    6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                                                    Pembangunan Daerah

                                                    7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                                                    Rescue (SAR)

                                                    8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                    42

                                                    b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                                                    c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                                                    9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                                                    Pemanfaatan Tanah

                                                    10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                                                    Pembangunan

                                                    11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                                                    di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                                                    12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                                                    13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                    14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                    15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                                                    16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                                                    Masa

                                                    b Program Pilihan

                                                    1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                    43

                                                    2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                                                    2 Kondisi Saat Bencana

                                                    Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                                                    1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                    2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                                                    Rescue (SAR)

                                                    3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                                                    4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                    a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                    5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                    6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                    3 Kondisi Pasca Bencana

                                                    Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                                                    a Program Wajib

                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                    44

                                                    1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                                                    Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                    2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                                                    Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                                                    Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                                                    3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                    4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                    5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                                                    6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                                                    7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                    a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                    b Program Pilihan1) Pertanian

                                                    a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                                                    2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                                                    Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                                                    dekat sungai Ciliwung

                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                    45

                                                    Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                                    Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                                    Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                    46

                                                    Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                    47

                                                    DAFTAR PUSTAKA

                                                    Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                    Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                                    Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                    Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                    Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                                    Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                                    Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                                    Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                                    Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                                    Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                                    Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                    Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                    Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                    Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                    Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                                    Westview Press Boulder Colorado

                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                    48

                                                    Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                                    Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                    49

                                                    • Kita dan Bencana
                                                    • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                                    • Geografi Bencana
                                                      • Ciri-Ciri Banjir
                                                      • Jenis-Jenis Banjir
                                                      • Penyebab Terjadinya Banjir
                                                      • Dampak Dari Banjir
                                                      • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                                      • Analisis risiko IPAL
                                                      • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                                      • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                                      • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                                      • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                                      • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                                      • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                                      • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                                      • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                                      • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                                      • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                                      • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                                      • Sebab-Akibat
                                                      • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                                      • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                                      • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                                      • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                                      • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                                      • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                                      • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                                      • PENGELOLAAN RISIKO
                                                      • Pengelolaan Risiko Bencana
                                                      • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                                      • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                                      • Pendekatan Menyeluruh
                                                      • Pendekatan Terpadu
                                                      • Masyarakat yang siap
                                                      • Pengelolaan risiko bencana
                                                      • Disaster management
                                                      • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                                      • Pendugaan Risiko
                                                      • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                                      • Interdisciplinary approach
                                                        • Social amplification of risk framework
                                                            • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                              • Selasa 17 November 2009
                                                                • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                      c Mengedepankan upaya pencegahan dan pendekatan persuasif dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan prinsip mendorong kearah tata kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat

                                                      d Mengedepankan transparansi dengan pola kemitraan serta prinsip non diskriminasi dalam penyelenggaraan pengurangan risiko bencana

                                                      1 Konsep Dasar Identifikasi

                                                      Potensi bencana yang tinggi pada dasarnya tidak hanya sekedar refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk suatu wilayah namun merupakan kontribusi beberapa permasalahan lain sehingga meningkatkan kerentanan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana daerah dititik-beratkan pada keselamatan jiwa manusia dan menjamin kehidupan dalam lingkungan yang lebih baik (better life and better living) serta tertata pada kondisi yang terbebas dari ancaman bencana Oleh karena itu langkah yang dilakukan meliputi pengurangan ancaman pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas

                                                      Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir

                                                      Salah satu aspek yang seringkali dilupakan berkaitan dengan terjadinya banjir di satu kota adalah banjir itu sangat berkaitan erat dengan kesatuan wilayah yang disebut dengan daerah aliran sungai (DAS) DAS sendiri didefinisikan sebagai satu hamparan wilayah dimana air hujan yang jatuh di wilayah itu akan menuju ke satu titik outlet yang sama apakah itu sungai danau atau laut

                                                      Jadi jika air hujan yang jatuh di rumah Anda mengalir ke selokan dan menuju ke Sungai Brantas maka Anda adalah warga DAS Brantas Itu artinya jika air sungai Brantas meluap dan menggenangi dataran banjir di sekitarnya maka Anda (air hujan dari persil lahan Anda) punya kontribusi terhadap terjadinya banjir ituDengan demikian setiap kita pasti warga dari satu DAS dan setiap warga DAS berpotensi untuk memberikan kontribusi terhadap terjadinya banjir di bagian hilir DAS yang bersangkutan Dalam perspektif ilmu lingkungan setiap warga DAS berpotensi menghasilkan eksternalitas negatif dari sisi hidrologi

                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                      27

                                                      Sumber bebasbanjir2025wordpresscom

                                                      Suatu ldquodaerah aliran sungairdquo atau DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut Istilah yang juga umumdigunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya

                                                      Skema sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS)

                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                      28

                                                      Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas suatu DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat tetapi dapat digambarkan pada petaBatas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong) beberapa wilayah kabupaten (misalnya DAS Brantas) atau hanya pada sebagian dari suatu kabupatenTidak ada ukuran baku (definitif) suatu DAS Ukurannya mungkin bervariasi dari beberapa hektar sampai ribuan hektar DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow) Sebidang lahan dapat dianggap sebagai DAS jika ada suatu titik penyalur aliran air keluar dari DAS tersebut

                                                      Perencanaan pengelolaan DAS terpadu mempersyaratkan adanya beberapa langkah-langkah penting sebagai berikut1 Pengumpulan data yang ekstensif didukung oleh strategi pengelolaan

                                                      data yang terpadu perlu dilaksanakan sebelum rencana pengelolaan DAS dirumuskan Pengumpulan data ini terutama identifikasi karakteristik DAS yang antara lain mencakup batas dan luas wilayah DAS topografi geologi tanah iklim hidrologi vegetasi penggunaan lahan sumberdaya air kerapatan drainase dan karakteristik sosial ekonomi dan budaya

                                                      2 Identifikasi permasalahan yang meliputi aspek penggunaan laha n tingkat kekritisan lahan aspek hidrologi sosial ekonomi dan kelembagaan seperti terlihat pada Gambar 32 Prakiraan-prakiraan tentang kebutuhan sumberdaya alam (dan buatan) untuk beragam pemanfaatan perlu dilakukan dan dikaji potensi timbulnya konflik di antara pihak ndash pihak yang berkepentingan

                                                      3 Perumusan tujuan dan sasaran secara jelas spesifik dan terukur dengan memperhatikan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari ekosistem DAS peraturan dan kebijakan pemerintah adat istiadat masyarakat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan DAS

                                                      4 Identifikasi dan memformulasikan beberapa rencana kegiatan sebagai alternatif

                                                      5 Evaluasi alternatif kegiatan pengelolaan yang akan diimplementasikan sehingga dapat dihasilkan bentuk kegiatan yang paling tepat (secara teknis dapat dilaksanakan secara sosialpolitik dapat diterima dan secara ekonomi terjangkau)

                                                      6 Penyusunan rencana kegiatanprogram pengelolaan DAS berupa usulan rencana yang dianggap paling memenuhi kriteria untuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan

                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                      29

                                                      7 Legitimasi dan sosiallisasi rencana yang telah disusun kepada pihak-pihak yang terkait Dalam berikut ini mekanisme pelaksanaan pengelolaan DAS mempersyaratkan bahwa tahap perencanaan dan implementasi tidak boleh dipisahkan karena informasi yang diperoleh dari implementasi kegiatan dapat dimanfaatkan kembali sebagai umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan rencana yang telah dibuat Demikian pula untuk setiap langkah pengelolaan dari mulai alternatif kegiatan hingga implementasi kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (review) Hal ini diperlukan sebagai umpan balik bertahap

                                                      Diagram Alir Garis Besar Identifikasi Permasalahan DASSumber bebasbanjir2025wordpresscom

                                                      a Pengurangan Ancaman

                                                      Ancaman berpotensi menimbulkan bencana namun demikian tidak semua ancaman selalu menjadi bencana Diperlukan analisis ancaman

                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                      30

                                                      untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

                                                      1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

                                                      2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

                                                      3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

                                                      4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

                                                      5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

                                                      Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

                                                      b Pengurangan Kerentanan

                                                      Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                      31

                                                      1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

                                                      2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

                                                      3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

                                                      c Peningkatan Kapasitas

                                                      Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

                                                      1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

                                                      a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

                                                      b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

                                                      c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

                                                      2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                      32

                                                      pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

                                                      3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

                                                      2 Proses Identifikasi Risiko

                                                      Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

                                                      Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

                                                      Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                      33

                                                      tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

                                                      ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

                                                      dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

                                                      melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

                                                      o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

                                                      2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

                                                      secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                      34

                                                      yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

                                                      o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

                                                      o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

                                                      3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

                                                      Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

                                                      Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

                                                      a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

                                                      wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                      35

                                                      yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

                                                      Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

                                                      b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

                                                      menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

                                                      Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

                                                      c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

                                                      mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

                                                      d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

                                                      bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

                                                      Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

                                                      Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                      36

                                                      risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

                                                      PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                                      Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

                                                      Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

                                                      a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

                                                      b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

                                                      c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                      37

                                                      membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                                                      d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                                                      e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                                                      f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                                                      g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                                                      h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                      38

                                                      menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                                                      i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                      39

                                                      IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                                                      Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                                                      Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                                                      Community Development

                                                      Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                      40

                                                      Sumber donasirumahzakatorg

                                                      Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                                                      membantu para korban bencana

                                                      1 Kondisi Pra Bencana

                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                      41

                                                      Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                                                      a Program Wajib

                                                      1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                                                      2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                                                      Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                                                      3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                                                      4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                      5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                      6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                                                      Pembangunan Daerah

                                                      7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                                                      Rescue (SAR)

                                                      8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                      42

                                                      b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                                                      c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                                                      9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                                                      Pemanfaatan Tanah

                                                      10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                                                      Pembangunan

                                                      11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                                                      di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                                                      12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                                                      13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                      14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                      15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                                                      16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                                                      Masa

                                                      b Program Pilihan

                                                      1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                      43

                                                      2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                                                      2 Kondisi Saat Bencana

                                                      Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                                                      1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                      2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                                                      Rescue (SAR)

                                                      3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                                                      4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                      a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                      5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                      6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                      3 Kondisi Pasca Bencana

                                                      Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                                                      a Program Wajib

                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                      44

                                                      1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                                                      Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                      2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                                                      Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                                                      Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                                                      3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                      4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                      5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                                                      6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                                                      7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                      a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                      b Program Pilihan1) Pertanian

                                                      a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                                                      2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                                                      Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                                                      dekat sungai Ciliwung

                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                      45

                                                      Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                                      Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                                      Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                      46

                                                      Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                      47

                                                      DAFTAR PUSTAKA

                                                      Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                      Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                                      Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                      Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                      Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                                      Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                                      Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                                      Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                                      Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                                      Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                                      Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                      Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                      Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                      Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                      Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                                      Westview Press Boulder Colorado

                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                      48

                                                      Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                                      Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                      49

                                                      • Kita dan Bencana
                                                      • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                                      • Geografi Bencana
                                                        • Ciri-Ciri Banjir
                                                        • Jenis-Jenis Banjir
                                                        • Penyebab Terjadinya Banjir
                                                        • Dampak Dari Banjir
                                                        • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                                        • Analisis risiko IPAL
                                                        • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                                        • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                                        • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                                        • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                                        • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                                        • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                                        • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                                        • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                                        • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                                        • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                                        • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                                        • Sebab-Akibat
                                                        • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                                        • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                                        • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                                        • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                                        • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                                        • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                                        • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                                        • PENGELOLAAN RISIKO
                                                        • Pengelolaan Risiko Bencana
                                                        • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                                        • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                                        • Pendekatan Menyeluruh
                                                        • Pendekatan Terpadu
                                                        • Masyarakat yang siap
                                                        • Pengelolaan risiko bencana
                                                        • Disaster management
                                                        • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                                        • Pendugaan Risiko
                                                        • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                                        • Interdisciplinary approach
                                                          • Social amplification of risk framework
                                                              • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                                • Selasa 17 November 2009
                                                                  • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                        Sumber bebasbanjir2025wordpresscom

                                                        Suatu ldquodaerah aliran sungairdquo atau DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut Istilah yang juga umumdigunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya

                                                        Skema sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS)

                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                        28

                                                        Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas suatu DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat tetapi dapat digambarkan pada petaBatas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong) beberapa wilayah kabupaten (misalnya DAS Brantas) atau hanya pada sebagian dari suatu kabupatenTidak ada ukuran baku (definitif) suatu DAS Ukurannya mungkin bervariasi dari beberapa hektar sampai ribuan hektar DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow) Sebidang lahan dapat dianggap sebagai DAS jika ada suatu titik penyalur aliran air keluar dari DAS tersebut

                                                        Perencanaan pengelolaan DAS terpadu mempersyaratkan adanya beberapa langkah-langkah penting sebagai berikut1 Pengumpulan data yang ekstensif didukung oleh strategi pengelolaan

                                                        data yang terpadu perlu dilaksanakan sebelum rencana pengelolaan DAS dirumuskan Pengumpulan data ini terutama identifikasi karakteristik DAS yang antara lain mencakup batas dan luas wilayah DAS topografi geologi tanah iklim hidrologi vegetasi penggunaan lahan sumberdaya air kerapatan drainase dan karakteristik sosial ekonomi dan budaya

                                                        2 Identifikasi permasalahan yang meliputi aspek penggunaan laha n tingkat kekritisan lahan aspek hidrologi sosial ekonomi dan kelembagaan seperti terlihat pada Gambar 32 Prakiraan-prakiraan tentang kebutuhan sumberdaya alam (dan buatan) untuk beragam pemanfaatan perlu dilakukan dan dikaji potensi timbulnya konflik di antara pihak ndash pihak yang berkepentingan

                                                        3 Perumusan tujuan dan sasaran secara jelas spesifik dan terukur dengan memperhatikan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari ekosistem DAS peraturan dan kebijakan pemerintah adat istiadat masyarakat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan DAS

                                                        4 Identifikasi dan memformulasikan beberapa rencana kegiatan sebagai alternatif

                                                        5 Evaluasi alternatif kegiatan pengelolaan yang akan diimplementasikan sehingga dapat dihasilkan bentuk kegiatan yang paling tepat (secara teknis dapat dilaksanakan secara sosialpolitik dapat diterima dan secara ekonomi terjangkau)

                                                        6 Penyusunan rencana kegiatanprogram pengelolaan DAS berupa usulan rencana yang dianggap paling memenuhi kriteria untuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan

                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                        29

                                                        7 Legitimasi dan sosiallisasi rencana yang telah disusun kepada pihak-pihak yang terkait Dalam berikut ini mekanisme pelaksanaan pengelolaan DAS mempersyaratkan bahwa tahap perencanaan dan implementasi tidak boleh dipisahkan karena informasi yang diperoleh dari implementasi kegiatan dapat dimanfaatkan kembali sebagai umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan rencana yang telah dibuat Demikian pula untuk setiap langkah pengelolaan dari mulai alternatif kegiatan hingga implementasi kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (review) Hal ini diperlukan sebagai umpan balik bertahap

                                                        Diagram Alir Garis Besar Identifikasi Permasalahan DASSumber bebasbanjir2025wordpresscom

                                                        a Pengurangan Ancaman

                                                        Ancaman berpotensi menimbulkan bencana namun demikian tidak semua ancaman selalu menjadi bencana Diperlukan analisis ancaman

                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                        30

                                                        untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

                                                        1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

                                                        2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

                                                        3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

                                                        4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

                                                        5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

                                                        Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

                                                        b Pengurangan Kerentanan

                                                        Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                        31

                                                        1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

                                                        2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

                                                        3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

                                                        c Peningkatan Kapasitas

                                                        Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

                                                        1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

                                                        a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

                                                        b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

                                                        c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

                                                        2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                        32

                                                        pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

                                                        3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

                                                        2 Proses Identifikasi Risiko

                                                        Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

                                                        Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

                                                        Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                        33

                                                        tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

                                                        ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

                                                        dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

                                                        melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

                                                        o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

                                                        2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

                                                        secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                        34

                                                        yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

                                                        o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

                                                        o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

                                                        3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

                                                        Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

                                                        Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

                                                        a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

                                                        wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                        35

                                                        yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

                                                        Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

                                                        b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

                                                        menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

                                                        Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

                                                        c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

                                                        mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

                                                        d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

                                                        bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

                                                        Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

                                                        Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                        36

                                                        risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

                                                        PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                                        Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

                                                        Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

                                                        a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

                                                        b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

                                                        c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                        37

                                                        membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                                                        d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                                                        e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                                                        f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                                                        g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                                                        h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                        38

                                                        menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                                                        i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                        39

                                                        IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                                                        Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                                                        Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                                                        Community Development

                                                        Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                        40

                                                        Sumber donasirumahzakatorg

                                                        Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                                                        membantu para korban bencana

                                                        1 Kondisi Pra Bencana

                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                        41

                                                        Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                                                        a Program Wajib

                                                        1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                                                        2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                                                        Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                                                        3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                                                        4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                        5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                        6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                                                        Pembangunan Daerah

                                                        7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                                                        Rescue (SAR)

                                                        8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                        42

                                                        b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                                                        c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                                                        9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                                                        Pemanfaatan Tanah

                                                        10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                                                        Pembangunan

                                                        11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                                                        di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                                                        12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                                                        13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                        14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                        15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                                                        16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                                                        Masa

                                                        b Program Pilihan

                                                        1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                        43

                                                        2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                                                        2 Kondisi Saat Bencana

                                                        Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                                                        1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                        2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                                                        Rescue (SAR)

                                                        3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                                                        4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                        a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                        5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                        6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                        3 Kondisi Pasca Bencana

                                                        Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                                                        a Program Wajib

                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                        44

                                                        1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                                                        Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                        2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                                                        Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                                                        Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                                                        3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                        4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                        5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                                                        6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                                                        7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                        a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                        b Program Pilihan1) Pertanian

                                                        a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                                                        2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                                                        Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                                                        dekat sungai Ciliwung

                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                        45

                                                        Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                                        Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                                        Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                        46

                                                        Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                        47

                                                        DAFTAR PUSTAKA

                                                        Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                        Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                                        Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                        Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                        Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                                        Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                                        Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                                        Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                                        Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                                        Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                                        Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                        Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                        Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                        Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                        Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                                        Westview Press Boulder Colorado

                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                        48

                                                        Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                                        Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                        49

                                                        • Kita dan Bencana
                                                        • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                                        • Geografi Bencana
                                                          • Ciri-Ciri Banjir
                                                          • Jenis-Jenis Banjir
                                                          • Penyebab Terjadinya Banjir
                                                          • Dampak Dari Banjir
                                                          • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                                          • Analisis risiko IPAL
                                                          • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                                          • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                                          • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                                          • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                                          • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                                          • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                                          • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                                          • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                                          • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                                          • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                                          • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                                          • Sebab-Akibat
                                                          • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                                          • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                                          • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                                          • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                                          • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                                          • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                                          • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                                          • PENGELOLAAN RISIKO
                                                          • Pengelolaan Risiko Bencana
                                                          • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                                          • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                                          • Pendekatan Menyeluruh
                                                          • Pendekatan Terpadu
                                                          • Masyarakat yang siap
                                                          • Pengelolaan risiko bencana
                                                          • Disaster management
                                                          • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                                          • Pendugaan Risiko
                                                          • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                                          • Interdisciplinary approach
                                                            • Social amplification of risk framework
                                                                • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                                  • Selasa 17 November 2009
                                                                    • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                          Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas suatu DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat tetapi dapat digambarkan pada petaBatas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong) beberapa wilayah kabupaten (misalnya DAS Brantas) atau hanya pada sebagian dari suatu kabupatenTidak ada ukuran baku (definitif) suatu DAS Ukurannya mungkin bervariasi dari beberapa hektar sampai ribuan hektar DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow) Sebidang lahan dapat dianggap sebagai DAS jika ada suatu titik penyalur aliran air keluar dari DAS tersebut

                                                          Perencanaan pengelolaan DAS terpadu mempersyaratkan adanya beberapa langkah-langkah penting sebagai berikut1 Pengumpulan data yang ekstensif didukung oleh strategi pengelolaan

                                                          data yang terpadu perlu dilaksanakan sebelum rencana pengelolaan DAS dirumuskan Pengumpulan data ini terutama identifikasi karakteristik DAS yang antara lain mencakup batas dan luas wilayah DAS topografi geologi tanah iklim hidrologi vegetasi penggunaan lahan sumberdaya air kerapatan drainase dan karakteristik sosial ekonomi dan budaya

                                                          2 Identifikasi permasalahan yang meliputi aspek penggunaan laha n tingkat kekritisan lahan aspek hidrologi sosial ekonomi dan kelembagaan seperti terlihat pada Gambar 32 Prakiraan-prakiraan tentang kebutuhan sumberdaya alam (dan buatan) untuk beragam pemanfaatan perlu dilakukan dan dikaji potensi timbulnya konflik di antara pihak ndash pihak yang berkepentingan

                                                          3 Perumusan tujuan dan sasaran secara jelas spesifik dan terukur dengan memperhatikan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari ekosistem DAS peraturan dan kebijakan pemerintah adat istiadat masyarakat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan DAS

                                                          4 Identifikasi dan memformulasikan beberapa rencana kegiatan sebagai alternatif

                                                          5 Evaluasi alternatif kegiatan pengelolaan yang akan diimplementasikan sehingga dapat dihasilkan bentuk kegiatan yang paling tepat (secara teknis dapat dilaksanakan secara sosialpolitik dapat diterima dan secara ekonomi terjangkau)

                                                          6 Penyusunan rencana kegiatanprogram pengelolaan DAS berupa usulan rencana yang dianggap paling memenuhi kriteria untuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan

                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                          29

                                                          7 Legitimasi dan sosiallisasi rencana yang telah disusun kepada pihak-pihak yang terkait Dalam berikut ini mekanisme pelaksanaan pengelolaan DAS mempersyaratkan bahwa tahap perencanaan dan implementasi tidak boleh dipisahkan karena informasi yang diperoleh dari implementasi kegiatan dapat dimanfaatkan kembali sebagai umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan rencana yang telah dibuat Demikian pula untuk setiap langkah pengelolaan dari mulai alternatif kegiatan hingga implementasi kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (review) Hal ini diperlukan sebagai umpan balik bertahap

                                                          Diagram Alir Garis Besar Identifikasi Permasalahan DASSumber bebasbanjir2025wordpresscom

                                                          a Pengurangan Ancaman

                                                          Ancaman berpotensi menimbulkan bencana namun demikian tidak semua ancaman selalu menjadi bencana Diperlukan analisis ancaman

                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                          30

                                                          untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

                                                          1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

                                                          2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

                                                          3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

                                                          4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

                                                          5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

                                                          Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

                                                          b Pengurangan Kerentanan

                                                          Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                          31

                                                          1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

                                                          2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

                                                          3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

                                                          c Peningkatan Kapasitas

                                                          Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

                                                          1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

                                                          a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

                                                          b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

                                                          c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

                                                          2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                          32

                                                          pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

                                                          3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

                                                          2 Proses Identifikasi Risiko

                                                          Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

                                                          Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

                                                          Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                          33

                                                          tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

                                                          ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

                                                          dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

                                                          melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

                                                          o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

                                                          2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

                                                          secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                          34

                                                          yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

                                                          o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

                                                          o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

                                                          3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

                                                          Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

                                                          Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

                                                          a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

                                                          wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                          35

                                                          yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

                                                          Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

                                                          b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

                                                          menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

                                                          Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

                                                          c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

                                                          mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

                                                          d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

                                                          bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

                                                          Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

                                                          Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                          36

                                                          risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

                                                          PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                                          Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

                                                          Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

                                                          a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

                                                          b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

                                                          c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                          37

                                                          membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                                                          d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                                                          e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                                                          f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                                                          g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                                                          h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                          38

                                                          menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                                                          i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                          39

                                                          IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                                                          Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                                                          Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                                                          Community Development

                                                          Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                          40

                                                          Sumber donasirumahzakatorg

                                                          Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                                                          membantu para korban bencana

                                                          1 Kondisi Pra Bencana

                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                          41

                                                          Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                                                          a Program Wajib

                                                          1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                                                          2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                                                          Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                                                          3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                                                          4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                          5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                          6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                                                          Pembangunan Daerah

                                                          7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                                                          Rescue (SAR)

                                                          8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                          42

                                                          b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                                                          c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                                                          9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                                                          Pemanfaatan Tanah

                                                          10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                                                          Pembangunan

                                                          11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                                                          di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                                                          12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                                                          13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                          14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                          15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                                                          16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                                                          Masa

                                                          b Program Pilihan

                                                          1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                          43

                                                          2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                                                          2 Kondisi Saat Bencana

                                                          Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                                                          1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                          2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                                                          Rescue (SAR)

                                                          3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                                                          4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                          a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                          5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                          6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                          3 Kondisi Pasca Bencana

                                                          Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                                                          a Program Wajib

                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                          44

                                                          1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                                                          Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                          2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                                                          Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                                                          Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                                                          3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                          4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                          5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                                                          6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                                                          7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                          a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                          b Program Pilihan1) Pertanian

                                                          a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                                                          2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                                                          Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                                                          dekat sungai Ciliwung

                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                          45

                                                          Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                                          Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                                          Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                          46

                                                          Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                          47

                                                          DAFTAR PUSTAKA

                                                          Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                          Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                                          Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                          Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                          Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                                          Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                                          Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                                          Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                                          Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                                          Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                                          Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                          Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                          Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                          Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                          Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                                          Westview Press Boulder Colorado

                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                          48

                                                          Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                                          Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                          49

                                                          • Kita dan Bencana
                                                          • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                                          • Geografi Bencana
                                                            • Ciri-Ciri Banjir
                                                            • Jenis-Jenis Banjir
                                                            • Penyebab Terjadinya Banjir
                                                            • Dampak Dari Banjir
                                                            • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                                            • Analisis risiko IPAL
                                                            • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                                            • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                                            • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                                            • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                                            • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                                            • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                                            • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                                            • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                                            • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                                            • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                                            • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                                            • Sebab-Akibat
                                                            • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                                            • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                                            • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                                            • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                                            • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                                            • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                                            • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                                            • PENGELOLAAN RISIKO
                                                            • Pengelolaan Risiko Bencana
                                                            • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                                            • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                                            • Pendekatan Menyeluruh
                                                            • Pendekatan Terpadu
                                                            • Masyarakat yang siap
                                                            • Pengelolaan risiko bencana
                                                            • Disaster management
                                                            • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                                            • Pendugaan Risiko
                                                            • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                                            • Interdisciplinary approach
                                                              • Social amplification of risk framework
                                                                  • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                                    • Selasa 17 November 2009
                                                                      • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                            7 Legitimasi dan sosiallisasi rencana yang telah disusun kepada pihak-pihak yang terkait Dalam berikut ini mekanisme pelaksanaan pengelolaan DAS mempersyaratkan bahwa tahap perencanaan dan implementasi tidak boleh dipisahkan karena informasi yang diperoleh dari implementasi kegiatan dapat dimanfaatkan kembali sebagai umpan balik (feedback) untuk penyempurnaan rencana yang telah dibuat Demikian pula untuk setiap langkah pengelolaan dari mulai alternatif kegiatan hingga implementasi kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (review) Hal ini diperlukan sebagai umpan balik bertahap

                                                            Diagram Alir Garis Besar Identifikasi Permasalahan DASSumber bebasbanjir2025wordpresscom

                                                            a Pengurangan Ancaman

                                                            Ancaman berpotensi menimbulkan bencana namun demikian tidak semua ancaman selalu menjadi bencana Diperlukan analisis ancaman

                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                            30

                                                            untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

                                                            1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

                                                            2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

                                                            3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

                                                            4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

                                                            5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

                                                            Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

                                                            b Pengurangan Kerentanan

                                                            Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                            31

                                                            1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

                                                            2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

                                                            3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

                                                            c Peningkatan Kapasitas

                                                            Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

                                                            1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

                                                            a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

                                                            b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

                                                            c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

                                                            2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                            32

                                                            pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

                                                            3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

                                                            2 Proses Identifikasi Risiko

                                                            Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

                                                            Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

                                                            Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                            33

                                                            tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

                                                            ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

                                                            dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

                                                            melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

                                                            o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

                                                            2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

                                                            secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                            34

                                                            yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

                                                            o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

                                                            o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

                                                            3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

                                                            Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

                                                            Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

                                                            a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

                                                            wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                            35

                                                            yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

                                                            Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

                                                            b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

                                                            menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

                                                            Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

                                                            c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

                                                            mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

                                                            d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

                                                            bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

                                                            Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

                                                            Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                            36

                                                            risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

                                                            PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                                            Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

                                                            Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

                                                            a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

                                                            b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

                                                            c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                            37

                                                            membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                                                            d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                                                            e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                                                            f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                                                            g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                                                            h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                            38

                                                            menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                                                            i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                            39

                                                            IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                                                            Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                                                            Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                                                            Community Development

                                                            Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                            40

                                                            Sumber donasirumahzakatorg

                                                            Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                                                            membantu para korban bencana

                                                            1 Kondisi Pra Bencana

                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                            41

                                                            Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                                                            a Program Wajib

                                                            1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                                                            2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                                                            Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                                                            3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                                                            4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                            5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                            6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                                                            Pembangunan Daerah

                                                            7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                                                            Rescue (SAR)

                                                            8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                            42

                                                            b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                                                            c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                                                            9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                                                            Pemanfaatan Tanah

                                                            10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                                                            Pembangunan

                                                            11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                                                            di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                                                            12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                                                            13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                            14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                            15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                                                            16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                                                            Masa

                                                            b Program Pilihan

                                                            1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                            43

                                                            2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                                                            2 Kondisi Saat Bencana

                                                            Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                                                            1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                            2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                                                            Rescue (SAR)

                                                            3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                                                            4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                            a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                            5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                            6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                            3 Kondisi Pasca Bencana

                                                            Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                                                            a Program Wajib

                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                            44

                                                            1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                                                            Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                            2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                                                            Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                                                            Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                                                            3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                            4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                            5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                                                            6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                                                            7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                            a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                            b Program Pilihan1) Pertanian

                                                            a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                                                            2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                                                            Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                                                            dekat sungai Ciliwung

                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                            45

                                                            Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                                            Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                                            Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                            46

                                                            Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                            47

                                                            DAFTAR PUSTAKA

                                                            Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                            Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                                            Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                            Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                            Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                                            Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                                            Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                                            Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                                            Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                                            Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                                            Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                            Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                            Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                            Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                            Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                                            Westview Press Boulder Colorado

                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                            48

                                                            Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                                            Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                            49

                                                            • Kita dan Bencana
                                                            • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                                            • Geografi Bencana
                                                              • Ciri-Ciri Banjir
                                                              • Jenis-Jenis Banjir
                                                              • Penyebab Terjadinya Banjir
                                                              • Dampak Dari Banjir
                                                              • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                                              • Analisis risiko IPAL
                                                              • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                                              • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                                              • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                                              • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                                              • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                                              • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                                              • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                                              • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                                              • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                                              • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                                              • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                                              • Sebab-Akibat
                                                              • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                                              • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                                              • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                                              • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                                              • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                                              • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                                              • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                                              • PENGELOLAAN RISIKO
                                                              • Pengelolaan Risiko Bencana
                                                              • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                                              • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                                              • Pendekatan Menyeluruh
                                                              • Pendekatan Terpadu
                                                              • Masyarakat yang siap
                                                              • Pengelolaan risiko bencana
                                                              • Disaster management
                                                              • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                                              • Pendugaan Risiko
                                                              • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                                              • Interdisciplinary approach
                                                                • Social amplification of risk framework
                                                                    • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                                      • Selasa 17 November 2009
                                                                        • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                              untuk mengetahui tingkat risiko suatu ancaman yang didasarkan pada probabilitas terjadinya bencana dan intensitas dampak kerugian yang ditimbulkan Berdasarkan pada berbagai jenis ancaman baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan maka dalam upaya mengurangi berbagai ancaman perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

                                                              1) Sebagian besar risiko yang terkait dengan bencana alam hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kesempatan untuk mengurangi ancaman Oleh karenanya kebijakan pengurangan ancaman difokuskan pada upaya pencegahan mitigasi dan pembangunan kesiapsiagaan masyarakat

                                                              2) Penyediaan peta rawan bencana baik untuk gunung berapi tanah longsor banjir dan kerawanan lainnya sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasi secara dini

                                                              3) Penyiapan struktur fisik untuk mengurangi ancaman dan dampak bencana seperti sabo untuk mengurangi ancaman aliran lahar dambendungan untuk mereduksi banjir bangunan tahan gempa rehabilitasi mangrove untuk pencegahanpengurangan abrasi dan lain sebagainya

                                                              4) Ancaman bencana non alam dan bencana sosial dapat dikurangi dengan penegakan hukum dan pemberian insentif bagi upaya pelestarian lingkungan (reward and punishment)

                                                              5) Penyiapan regulasi untuk keselamatan dan kenyamanan yang berkaitan dengan tindakan yang dapat menimbulkan ancaman bencana

                                                              Penilaian ancaman dilakukan dengan probabilitas yang spesifik dengan melihat intensitas kerugian yang terjadi selama ini

                                                              b Pengurangan Kerentanan

                                                              Kerentanan merupakan kondisi karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur) sosial kependudukan ekonomi dan kerentanan lingkungan Pengurangan kerentanan masyarakat difokuskan pada hal-hal sebagai berikut

                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                              31

                                                              1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

                                                              2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

                                                              3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

                                                              c Peningkatan Kapasitas

                                                              Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

                                                              1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

                                                              a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

                                                              b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

                                                              c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

                                                              2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                              32

                                                              pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

                                                              3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

                                                              2 Proses Identifikasi Risiko

                                                              Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

                                                              Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

                                                              Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                              33

                                                              tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

                                                              ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

                                                              dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

                                                              melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

                                                              o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

                                                              2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

                                                              secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                              34

                                                              yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

                                                              o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

                                                              o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

                                                              3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

                                                              Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

                                                              Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

                                                              a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

                                                              wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                              35

                                                              yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

                                                              Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

                                                              b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

                                                              menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

                                                              Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

                                                              c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

                                                              mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

                                                              d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

                                                              bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

                                                              Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

                                                              Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                              36

                                                              risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

                                                              PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                                              Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

                                                              Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

                                                              a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

                                                              b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

                                                              c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                              37

                                                              membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                                                              d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                                                              e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                                                              f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                                                              g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                                                              h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                              38

                                                              menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                                                              i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                              39

                                                              IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                                                              Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                                                              Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                                                              Community Development

                                                              Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                              40

                                                              Sumber donasirumahzakatorg

                                                              Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                                                              membantu para korban bencana

                                                              1 Kondisi Pra Bencana

                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                              41

                                                              Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                                                              a Program Wajib

                                                              1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                                                              2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                                                              Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                                                              3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                                                              4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                              5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                              6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                                                              Pembangunan Daerah

                                                              7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                                                              Rescue (SAR)

                                                              8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                              42

                                                              b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                                                              c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                                                              9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                                                              Pemanfaatan Tanah

                                                              10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                                                              Pembangunan

                                                              11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                                                              di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                                                              12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                                                              13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                              14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                              15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                                                              16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                                                              Masa

                                                              b Program Pilihan

                                                              1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                              43

                                                              2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                                                              2 Kondisi Saat Bencana

                                                              Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                                                              1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                              2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                                                              Rescue (SAR)

                                                              3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                                                              4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                              a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                              5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                              6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                              3 Kondisi Pasca Bencana

                                                              Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                                                              a Program Wajib

                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                              44

                                                              1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                                                              Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                              2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                                                              Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                                                              Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                                                              3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                              4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                              5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                                                              6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                                                              7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                              a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                              b Program Pilihan1) Pertanian

                                                              a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                                                              2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                                                              Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                                                              dekat sungai Ciliwung

                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                              45

                                                              Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                                              Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                                              Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                              46

                                                              Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                              47

                                                              DAFTAR PUSTAKA

                                                              Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                              Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                                              Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                              Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                              Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                                              Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                                              Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                                              Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                                              Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                                              Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                                              Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                              Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                              Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                              Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                              Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                                              Westview Press Boulder Colorado

                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                              48

                                                              Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                                              Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                              49

                                                              • Kita dan Bencana
                                                              • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                                              • Geografi Bencana
                                                                • Ciri-Ciri Banjir
                                                                • Jenis-Jenis Banjir
                                                                • Penyebab Terjadinya Banjir
                                                                • Dampak Dari Banjir
                                                                • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                                                • Analisis risiko IPAL
                                                                • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                                                • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                                                • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                                                • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                                                • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                                                • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                                                • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                                                • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                                                • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                                                • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                                                • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                                                • Sebab-Akibat
                                                                • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                                                • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                                                • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                                                • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                                                • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                                                • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                                                • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                                                • PENGELOLAAN RISIKO
                                                                • Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                                                • Pendekatan Menyeluruh
                                                                • Pendekatan Terpadu
                                                                • Masyarakat yang siap
                                                                • Pengelolaan risiko bencana
                                                                • Disaster management
                                                                • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                                                • Pendugaan Risiko
                                                                • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                                                • Interdisciplinary approach
                                                                  • Social amplification of risk framework
                                                                      • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                                        • Selasa 17 November 2009
                                                                          • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                1) Perlindungan masyarakat yang rentan (bayi balita ibu hamil orang cacat dan lansia) mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan infrastruktur

                                                                2) Penataan fasilitas baru melalui perencanaan tata ruang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman

                                                                3) Pendorongan individu atau institusi untuk mengambil tindakan-tindakan mitigasi bencana

                                                                c Peningkatan Kapasitas

                                                                Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat keluarga dan perorangan yang membuat mereka mampu mencegah mengurangi siap siaga menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana Hal yang berpengaruh terhadap kapasitas ini adalah kebijakan kesiapsiagaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas masyarakat bertujuan untuk mengembangkan suatu ldquokultur keselamatanrdquo di mana seluruh anggota masyarakat sadar akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi mengetahui bagaimana melindungi diri mereka dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan Hal terpenting dalam rangka peningkatan kapasitas ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan Ruang lingkup dalam peningkatan kapasitas adalah

                                                                1) Tingkat individu yang berarti kualifikasi dan kemampuannya dalam mengembangkan pengelolaan bencana dalam setiap tupoksinya baik yang sifatnya individu maupun sebagai individu dalam lembaga Untuk itu perlu dikembangkan upaya sebagai berikut

                                                                a) Pendidikan bencana dilaksanakan melalui program pendidikan formal pelatihan dan pembangunan institusi untuk memberikan pengetahuan profesional dan kompetensi yang diperlukan

                                                                b) Sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat dalam bidang mitigasi bencana yang sedang berkembang dengan cepat baik tentang bahaya-bahaya maupun sarana untuk memerangi bahaya tersebut sehingga program-program yang diimplementasikan menjadi lebih efektif

                                                                c) Pelatihan simulasi di masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman risiko bencana yang ditimbulkan baik dari bencana alam maupun bencana yang dikarenakan ulah manusia

                                                                2) Tingkat kelembagaan terkait dengan struktur organisasi pengambilan keputusan tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar elemen) dalam melaksanakan

                                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                32

                                                                pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

                                                                3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

                                                                2 Proses Identifikasi Risiko

                                                                Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

                                                                Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

                                                                Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

                                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                33

                                                                tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

                                                                ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

                                                                dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

                                                                melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

                                                                o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

                                                                2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

                                                                secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

                                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                34

                                                                yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

                                                                o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

                                                                o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

                                                                3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

                                                                Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

                                                                Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

                                                                a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

                                                                wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

                                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                35

                                                                yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

                                                                Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

                                                                b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

                                                                menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

                                                                Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

                                                                c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

                                                                mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

                                                                d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

                                                                bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

                                                                Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

                                                                Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

                                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                36

                                                                risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

                                                                PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                                                Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

                                                                Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

                                                                a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

                                                                b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

                                                                c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

                                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                37

                                                                membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                                                                d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                                                                e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                                                                f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                                                                g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                                                                h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                38

                                                                menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                                                                i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                39

                                                                IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                                                                Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                                                                Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                                                                Community Development

                                                                Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                40

                                                                Sumber donasirumahzakatorg

                                                                Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                                                                membantu para korban bencana

                                                                1 Kondisi Pra Bencana

                                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                41

                                                                Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                                                                a Program Wajib

                                                                1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                                                                2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                                                                Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                                                                3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                                                                4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                                5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                                6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                                                                Pembangunan Daerah

                                                                7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                                                                Rescue (SAR)

                                                                8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                42

                                                                b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                                                                c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                                                                9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                                                                Pemanfaatan Tanah

                                                                10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                                                                Pembangunan

                                                                11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                                                                di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                                                                12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                                                                13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                                14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                                15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                                                                16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                                                                Masa

                                                                b Program Pilihan

                                                                1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                43

                                                                2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                                                                2 Kondisi Saat Bencana

                                                                Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                                                                1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                                2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                                                                Rescue (SAR)

                                                                3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                                                                4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                                a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                                5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                                6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                                3 Kondisi Pasca Bencana

                                                                Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                                                                a Program Wajib

                                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                44

                                                                1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                                                                Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                                2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                                                                Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                                                                Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                                                                3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                                4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                                5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                                                                6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                                                                7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                                a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                                b Program Pilihan1) Pertanian

                                                                a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                                                                2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                                                                Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                                                                dekat sungai Ciliwung

                                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                45

                                                                Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                                                Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                                                Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                46

                                                                Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                47

                                                                DAFTAR PUSTAKA

                                                                Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                                                Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                                                Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                                                Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                                                Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                                                Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                                                Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                                                Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                                                Westview Press Boulder Colorado

                                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                48

                                                                Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                                                Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                49

                                                                • Kita dan Bencana
                                                                • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                                                • Geografi Bencana
                                                                  • Ciri-Ciri Banjir
                                                                  • Jenis-Jenis Banjir
                                                                  • Penyebab Terjadinya Banjir
                                                                  • Dampak Dari Banjir
                                                                  • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                                                  • Analisis risiko IPAL
                                                                  • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                                                  • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                                                  • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                                                  • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                                                  • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                                                  • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                                                  • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                                                  • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                                                  • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                                                  • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                                                  • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                                                  • Sebab-Akibat
                                                                  • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                                                  • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                                                  • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                                                  • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                                                  • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                                                  • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                                                  • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                                                  • PENGELOLAAN RISIKO
                                                                  • Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                  • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                  • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                                                  • Pendekatan Menyeluruh
                                                                  • Pendekatan Terpadu
                                                                  • Masyarakat yang siap
                                                                  • Pengelolaan risiko bencana
                                                                  • Disaster management
                                                                  • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                                                  • Pendugaan Risiko
                                                                  • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                                                  • Interdisciplinary approach
                                                                    • Social amplification of risk framework
                                                                        • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                                          • Selasa 17 November 2009
                                                                            • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                  pengelolaan bencana sesuai dengan tupoksi lembaga yang bersangkutan

                                                                  3) Tingkat sistem dan kebijakan kerangka kebijakan penanggulangan bencana di daerah sesuai dengan kondisi dan situasi lokal daerah serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah sistem atau kebijakan yang terakomodasi dalam peraturan perundangan daerah

                                                                  2 Proses Identifikasi Risiko

                                                                  Suatu bencana dapat diketahui tingkat kerusakannya dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan baik berupa fisik maupun non fisik Kedua jenis kerusakan tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda dalam penilaiannya Untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana maka perlu disusun identifikasi risiko yang merupakan interaksi dari ancaman kerentanan dan kapasitas

                                                                  Ketidakpastian dalam Perencanaan Pengelolaan Risiko Banjir DAS

                                                                  Memprakirakan kondisi yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan telah menjadi kendala bagi para perencana pengelolaan DAS Data atau informasi yang akan digunakan untuk menyusun rencana mungkin tidak tersedia sama sekali atau kalau tersedia bisa jadi telah kadaluwarsa tidak lengkap atau tidak relevan dengan materi perencanaanSejumlah ketidakpastian yang berkaitan dengan data dan informasi tampaknya harus dihadapi dalam proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Ketidakpastian umumnya meliputi data iklim masalah teknis dan ketidakpastian masalah sosial-ekonomiKetidakteraturan pola iklim telah mengakibatkan ketidakpastian prakiraan iklim untuk masa yang akan datang Pola curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun sehingga seringkali sulit untuk melakukan prakiraan curah hujan secara tepat Meskipun sulit untuk melakukan prakiraan komponen iklim dengan akurasi yang tinggi tetapi prakiraan pola iklim yang akan terjadi perlu diantisipasi dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana pengelolaan DAS Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penyusunan rencana pengelolaan DAS sebaiknya tidak didasarkan pada keadaan rata-rata karena adanya variabilitas untuk masing- masing lokasiKetidakpastian yang bersifat teknis umumnya dijumpai dalam bentuk tidak memadainya pengetahuan tentang hubungan keterkaitan teknis dalam hal aktivitas pengelolaan DAS Informasi yang akurat tentang dampak jenis vegetasi tertentu terhadap erosi di suatu daerah dengan karakteristik iklim dan tanah tertentu seringkali belum tersedia Dengan latar belakang

                                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                  33

                                                                  tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

                                                                  ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

                                                                  dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

                                                                  melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

                                                                  o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

                                                                  2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

                                                                  secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

                                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                  34

                                                                  yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

                                                                  o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

                                                                  o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

                                                                  3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

                                                                  Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

                                                                  Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

                                                                  a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

                                                                  wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

                                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                  35

                                                                  yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

                                                                  Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

                                                                  b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

                                                                  menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

                                                                  Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

                                                                  c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

                                                                  mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

                                                                  d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

                                                                  bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

                                                                  Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

                                                                  Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

                                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                  36

                                                                  risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

                                                                  PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                                                  Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

                                                                  Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

                                                                  a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

                                                                  b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

                                                                  c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

                                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                  37

                                                                  membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                                                                  d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                                                                  e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                                                                  f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                                                                  g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                                                                  h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                  38

                                                                  menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                                                                  i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                  39

                                                                  IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                                                                  Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                                                                  Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                                                                  Community Development

                                                                  Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                  40

                                                                  Sumber donasirumahzakatorg

                                                                  Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                                                                  membantu para korban bencana

                                                                  1 Kondisi Pra Bencana

                                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                  41

                                                                  Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                                                                  a Program Wajib

                                                                  1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                                                                  2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                                                                  Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                                                                  3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                                                                  4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                                  5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                                  6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                                                                  Pembangunan Daerah

                                                                  7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                                                                  Rescue (SAR)

                                                                  8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                  42

                                                                  b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                                                                  c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                                                                  9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                                                                  Pemanfaatan Tanah

                                                                  10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                                                                  Pembangunan

                                                                  11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                                                                  di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                                                                  12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                                                                  13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                                  14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                                  15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                                                                  16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                                                                  Masa

                                                                  b Program Pilihan

                                                                  1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                  43

                                                                  2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                                                                  2 Kondisi Saat Bencana

                                                                  Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                                                                  1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                                  2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                                                                  Rescue (SAR)

                                                                  3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                                                                  4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                                  a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                                  5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                                  6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                                  3 Kondisi Pasca Bencana

                                                                  Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                                                                  a Program Wajib

                                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                  44

                                                                  1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                                                                  Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                                  2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                                                                  Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                                                                  Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                                                                  3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                                  4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                                  5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                                                                  6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                                                                  7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                                  a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                                  b Program Pilihan1) Pertanian

                                                                  a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                                                                  2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                                                                  Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                                                                  dekat sungai Ciliwung

                                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                  45

                                                                  Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                                                  Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                                                  Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                  46

                                                                  Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                  47

                                                                  DAFTAR PUSTAKA

                                                                  Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                  Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                                                  Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                  Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                  Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                                                  Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                                                  Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                                                  Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                                                  Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                                                  Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                                                  Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                  Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                  Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                  Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                  Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                                                  Westview Press Boulder Colorado

                                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                  48

                                                                  Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                                                  Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                  49

                                                                  • Kita dan Bencana
                                                                  • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                                                  • Geografi Bencana
                                                                    • Ciri-Ciri Banjir
                                                                    • Jenis-Jenis Banjir
                                                                    • Penyebab Terjadinya Banjir
                                                                    • Dampak Dari Banjir
                                                                    • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                                                    • Analisis risiko IPAL
                                                                    • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                                                    • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                                                    • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                                                    • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                                                    • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                                                    • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                                                    • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                                                    • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                                                    • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                                                    • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                                                    • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                                                    • Sebab-Akibat
                                                                    • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                                                    • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                                                    • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                                                    • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                                                    • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                                                    • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                                                    • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                                                    • PENGELOLAAN RISIKO
                                                                    • Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                    • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                    • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                                                    • Pendekatan Menyeluruh
                                                                    • Pendekatan Terpadu
                                                                    • Masyarakat yang siap
                                                                    • Pengelolaan risiko bencana
                                                                    • Disaster management
                                                                    • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                                                    • Pendugaan Risiko
                                                                    • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                                                    • Interdisciplinary approach
                                                                      • Social amplification of risk framework
                                                                          • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                                            • Selasa 17 November 2009
                                                                              • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                    tersebut dalam banyak hal tim perencana pengelolaan DAS hanya dapat menduga keluaran apa yang akan diperoleh dari pengelolaan yang direncanakan dan dengan demikian mereka akan berhadapan dengan ketidakpastianApabila dalam masalah teknis saja dijumpai adanya ketidakpastian maka kadar ketidakpastian dalam masalah sosial-ekonomi tentunya menjadi lebih besar Data dan informasi yang sering dimanfaatkan untuk perencanaan sosial seperti kekayaan kesejahteraan pendapatan tingkat pendidikan dan lain sebagainya untuk tempat-tempat tertentu boleh jadi sulit untuk memperolehnya Dalam keadaan demikian prakiraan variabel-variabel sosial untuk waktu yang akan datang akan menghadapi tingkat ketidakpastian yang lebih besarKekacauan sosial dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat Keadaan ini pada gilirannya dapat juga mengacaukan arah kebijakan dan pengelolaan sumberdaya untuk masa-masa yang akan datang Ia juga dapat menciptakan ketidakpastian tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem pemilikan tanah dan beberapa hak lain yang dimiliki oleh masyarakatPerencanaan pengelolaan DAS karena umumnya berkaitan dengan antisipasi kejadian jangka panjang maka ia akan lebih banyak menghadapi ketidakpastian Untuk mengatasi hal tersebut berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi dan menangani berbagai bentuk ketidakpastian yang muncul dalam perencanaan seperti disarankan oleh Lundgren (1983)1Salah satu pendekatan yang relevan digunakan untuk mengatasi keadaan

                                                                    ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap situasi dunia atau lingkungan di sekeliling kita Strategi yang harus dilaksanakan o Menunda keputusan sambil menunggu lebih banyak informasi yang

                                                                    dapat dimanfaatkan o Melakukan analisis sensitivitas (sensitivity analysis) Dengan

                                                                    melakukan pengamatan terhadap pengaruh perubahan asumsi (laju inflasi discount rate laju erosisedimentasi) secara sistematis dapat diketahui dengan lebih baik bagaimana masalah ketidakpastian tersebut mempengaruhi hasil rencanaprakiraan yang dibuat Dalam hal ini bagian-bagian kritis yang ada dalam skenario rencana yang dibuat dapat diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyesuaian seperlunya

                                                                    o Membuat beberapa skenario (prakiraan) mengenai hal yang diharapkan terjadi pada waktu yang akan datang serta konsekuensi yang dihadapi

                                                                    2Cara lain untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan cara meningkatkan kelenturan (flexibility) pengelolaan dan organisasi sehingga tanggap terhadap adanya perubahan yang tidak terduga sebelumnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian Strategi yang dapat dilakukan adalah sebaga i berikut o Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

                                                                    secara sistematis dan berlanjut Dengan demikian implementasi program pengelolaan DAS tidak terlalu terikat kaku pada rencana

                                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                    34

                                                                    yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

                                                                    o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

                                                                    o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

                                                                    3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

                                                                    Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

                                                                    Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

                                                                    a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

                                                                    wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

                                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                    35

                                                                    yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

                                                                    Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

                                                                    b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

                                                                    menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

                                                                    Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

                                                                    c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

                                                                    mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

                                                                    d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

                                                                    bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

                                                                    Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

                                                                    Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

                                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                    36

                                                                    risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

                                                                    PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                                                    Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

                                                                    Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

                                                                    a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

                                                                    b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

                                                                    c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

                                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                    37

                                                                    membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                                                                    d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                                                                    e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                                                                    f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                                                                    g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                                                                    h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                    38

                                                                    menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                                                                    i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                    39

                                                                    IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                                                                    Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                                                                    Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                                                                    Community Development

                                                                    Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                    40

                                                                    Sumber donasirumahzakatorg

                                                                    Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                                                                    membantu para korban bencana

                                                                    1 Kondisi Pra Bencana

                                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                    41

                                                                    Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                                                                    a Program Wajib

                                                                    1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                                                                    2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                                                                    Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                                                                    3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                                                                    4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                                    5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                                    6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                                                                    Pembangunan Daerah

                                                                    7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                                                                    Rescue (SAR)

                                                                    8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                    42

                                                                    b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                                                                    c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                                                                    9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                                                                    Pemanfaatan Tanah

                                                                    10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                                                                    Pembangunan

                                                                    11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                                                                    di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                                                                    12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                                                                    13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                                    14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                                    15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                                                                    16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                                                                    Masa

                                                                    b Program Pilihan

                                                                    1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                    43

                                                                    2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                                                                    2 Kondisi Saat Bencana

                                                                    Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                                                                    1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                                    2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                                                                    Rescue (SAR)

                                                                    3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                                                                    4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                                    a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                                    5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                                    6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                                    3 Kondisi Pasca Bencana

                                                                    Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                                                                    a Program Wajib

                                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                    44

                                                                    1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                                                                    Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                                    2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                                                                    Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                                                                    Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                                                                    3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                                    4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                                    5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                                                                    6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                                                                    7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                                    a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                                    b Program Pilihan1) Pertanian

                                                                    a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                                                                    2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                                                                    Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                                                                    dekat sungai Ciliwung

                                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                    45

                                                                    Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                                                    Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                                                    Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                    46

                                                                    Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                    47

                                                                    DAFTAR PUSTAKA

                                                                    Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                    Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                                                    Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                    Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                    Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                                                    Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                                                    Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                                                    Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                                                    Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                                                    Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                                                    Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                    Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                    Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                    Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                    Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                                                    Westview Press Boulder Colorado

                                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                    48

                                                                    Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                                                    Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                    49

                                                                    • Kita dan Bencana
                                                                    • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                                                    • Geografi Bencana
                                                                      • Ciri-Ciri Banjir
                                                                      • Jenis-Jenis Banjir
                                                                      • Penyebab Terjadinya Banjir
                                                                      • Dampak Dari Banjir
                                                                      • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                                                      • Analisis risiko IPAL
                                                                      • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                                                      • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                                                      • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                                                      • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                                                      • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                                                      • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                                                      • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                                                      • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                                                      • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                                                      • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                                                      • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                                                      • Sebab-Akibat
                                                                      • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                                                      • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                                                      • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                                                      • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                                                      • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                                                      • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                                                      • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                                                      • PENGELOLAAN RISIKO
                                                                      • Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                      • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                      • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                                                      • Pendekatan Menyeluruh
                                                                      • Pendekatan Terpadu
                                                                      • Masyarakat yang siap
                                                                      • Pengelolaan risiko bencana
                                                                      • Disaster management
                                                                      • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                                                      • Pendugaan Risiko
                                                                      • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                                                      • Interdisciplinary approach
                                                                        • Social amplification of risk framework
                                                                            • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                                              • Selasa 17 November 2009
                                                                                • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                      yang telah dibuat melainkan tanggap terhadap variasi yang dijumpai di lapangan dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan

                                                                      o Diversifikasi Dalam menghadapi ketidakpastian tentang masa yang akan datang salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi Sebagai contoh daripada merekomendasi hanya satu jenis vegetasi untuk memenuhi satu tujuan pengelolaan penanaman beberapa jenis vegetasi untuk memenuhi beberapa tujuan adalah lebih baik

                                                                      o Rencana contingency Pelaksanaan program di lapangan seringkali menyimpang dari rencana yang telah dibuat Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan identifikasi tentang hal-hal (dalam rencana) yang diperkirakan akan mengalami penyimpangan Kemudian tentukan konsekuensi apa yang dapat terjadi dan tindakan apa yang harus diambil apabila hal tersebut betul-betul terjadi

                                                                      3Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam perencanaan pengelolaan DAS adalah dengan mendorong berkembangnya inovasi terhadap pembangunan Cara yang dapat ditempuh adalah menempatkan personil yang inovatif terhadap program pembangunan sebagai pelaksana program sehingga mereka diharapkan mampu memotivisir masyarakat yang terkait dengan program pengelolaan tersebut untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program pengelolaan DAS Selain masalah tenaga pelaksana rencana program itu sendiri harus sedemikian lentur sehingga memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diversitas dalam pelaksanaan program di lapangan

                                                                      Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam merencanakan proyek pengelolaan DAS tersebut di atas hanyalah beberapa cara yang dapat dikemukakan Masih ada cara lain yang dapat dimanfaatkan Namun demikian strategi apapun yang akan digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpastian ada satu tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya yaitu bagaimana caranya untuk memasukkan atau menggabungkan strategi-strategi tersebut dalam kerangka perencanaan pengelolaan DAS

                                                                      Ketiga komponen tersebut menjadi dasar dalam penilaian risiko yang ditimbulkan sebagai perkiraan dampak dari bencana Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

                                                                      a Identifikasi AncamanAncaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala

                                                                      wilayah waktu dan penduduk Mendasarkan pada kondisi kebencanaan

                                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                      35

                                                                      yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

                                                                      Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

                                                                      b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

                                                                      menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

                                                                      Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

                                                                      c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

                                                                      mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

                                                                      d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

                                                                      bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

                                                                      Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

                                                                      Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

                                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                      36

                                                                      risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

                                                                      PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                                                      Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

                                                                      Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

                                                                      a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

                                                                      b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

                                                                      c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

                                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                      37

                                                                      membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                                                                      d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                                                                      e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                                                                      f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                                                                      g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                                                                      h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                      38

                                                                      menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                                                                      i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                      39

                                                                      IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                                                                      Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                                                                      Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                                                                      Community Development

                                                                      Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                      40

                                                                      Sumber donasirumahzakatorg

                                                                      Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                                                                      membantu para korban bencana

                                                                      1 Kondisi Pra Bencana

                                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                      41

                                                                      Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                                                                      a Program Wajib

                                                                      1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                                                                      2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                                                                      Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                                                                      3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                                                                      4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                                      5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                                      6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                                                                      Pembangunan Daerah

                                                                      7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                                                                      Rescue (SAR)

                                                                      8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                      42

                                                                      b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                                                                      c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                                                                      9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                                                                      Pemanfaatan Tanah

                                                                      10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                                                                      Pembangunan

                                                                      11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                                                                      di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                                                                      12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                                                                      13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                                      14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                                      15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                                                                      16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                                                                      Masa

                                                                      b Program Pilihan

                                                                      1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                      43

                                                                      2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                                                                      2 Kondisi Saat Bencana

                                                                      Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                                                                      1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                                      2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                                                                      Rescue (SAR)

                                                                      3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                                                                      4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                                      a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                                      5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                                      6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                                      3 Kondisi Pasca Bencana

                                                                      Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                                                                      a Program Wajib

                                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                      44

                                                                      1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                                                                      Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                                      2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                                                                      Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                                                                      Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                                                                      3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                                      4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                                      5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                                                                      6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                                                                      7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                                      a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                                      b Program Pilihan1) Pertanian

                                                                      a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                                                                      2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                                                                      Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                                                                      dekat sungai Ciliwung

                                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                      45

                                                                      Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                                                      Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                                                      Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                      46

                                                                      Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                      47

                                                                      DAFTAR PUSTAKA

                                                                      Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                      Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                                                      Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                      Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                      Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                                                      Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                                                      Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                                                      Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                                                      Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                                                      Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                                                      Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                      Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                      Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                      Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                      Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                                                      Westview Press Boulder Colorado

                                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                      48

                                                                      Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                                                      Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                      49

                                                                      • Kita dan Bencana
                                                                      • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                                                      • Geografi Bencana
                                                                        • Ciri-Ciri Banjir
                                                                        • Jenis-Jenis Banjir
                                                                        • Penyebab Terjadinya Banjir
                                                                        • Dampak Dari Banjir
                                                                        • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                                                        • Analisis risiko IPAL
                                                                        • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                                                        • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                                                        • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                                                        • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                                                        • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                                                        • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                                                        • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                                                        • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                                                        • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                                                        • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                                                        • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                                                        • Sebab-Akibat
                                                                        • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                                                        • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                                                        • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                                                        • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                                                        • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                                                        • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                                                        • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                                                        • PENGELOLAAN RISIKO
                                                                        • Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                        • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                        • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                                                        • Pendekatan Menyeluruh
                                                                        • Pendekatan Terpadu
                                                                        • Masyarakat yang siap
                                                                        • Pengelolaan risiko bencana
                                                                        • Disaster management
                                                                        • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                                                        • Pendugaan Risiko
                                                                        • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                                                        • Interdisciplinary approach
                                                                          • Social amplification of risk framework
                                                                              • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                                                • Selasa 17 November 2009
                                                                                  • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                        yang ada maka ancaman bencana di Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu bencana alam bencana sosial dan bencana non alam

                                                                        Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta dampak yang diakibatkannya Secara spesifik dalam skala makro penanggulangan bencana Jawa tengah menjadi tanggung jawab SKPD provinsi melalui program-program yang ada sedangkan dalam skala mikro KabupatenKota menjadi tanggung jawab SKPD KabupatenKota

                                                                        b Identifikasi KerentananKerentanan adalah kondisi sistem di masyarakat yang

                                                                        menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana baik dalam meredam mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bencana Kerentanan menyangkut kerentanan fisik sosial ekonomi dan lingkungan Tiap wilayah memiliki tingkat jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi Oleh karena itu dalam melakukan analisis risiko perlu mempertimbangkan kondisi wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian

                                                                        Identifikasi secara cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta kerentanan Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan yang tepat guna mengurangi kerentanan

                                                                        c Identifikasi KapasitasKapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat dalam

                                                                        mengetahui menyadari dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi bencana Kapasitas tersebut dapat dinilai secara personal individual komunal kelembagaan sistem dan kebijakan

                                                                        d Identifikasi RisikoRisiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat

                                                                        bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat Risiko dapat dinilai secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi suatu bahaya

                                                                        Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan sosial dan juga asimetrik kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat paling rentan

                                                                        Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko sosial suatu bencana melalui relasi yang kompleks Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang agar upaya pengurangan

                                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                        36

                                                                        risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

                                                                        PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                                                        Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

                                                                        Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

                                                                        a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

                                                                        b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

                                                                        c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

                                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                        37

                                                                        membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                                                                        d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                                                                        e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                                                                        f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                                                                        g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                                                                        h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                        38

                                                                        menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                                                                        i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                        39

                                                                        IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                                                                        Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                                                                        Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                                                                        Community Development

                                                                        Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                        40

                                                                        Sumber donasirumahzakatorg

                                                                        Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                                                                        membantu para korban bencana

                                                                        1 Kondisi Pra Bencana

                                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                        41

                                                                        Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                                                                        a Program Wajib

                                                                        1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                                                                        2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                                                                        Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                                                                        3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                                                                        4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                                        5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                                        6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                                                                        Pembangunan Daerah

                                                                        7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                                                                        Rescue (SAR)

                                                                        8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                        42

                                                                        b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                                                                        c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                                                                        9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                                                                        Pemanfaatan Tanah

                                                                        10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                                                                        Pembangunan

                                                                        11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                                                                        di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                                                                        12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                                                                        13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                                        14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                                        15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                                                                        16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                                                                        Masa

                                                                        b Program Pilihan

                                                                        1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                        43

                                                                        2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                                                                        2 Kondisi Saat Bencana

                                                                        Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                                                                        1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                                        2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                                                                        Rescue (SAR)

                                                                        3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                                                                        4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                                        a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                                        5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                                        6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                                        3 Kondisi Pasca Bencana

                                                                        Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                                                                        a Program Wajib

                                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                        44

                                                                        1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                                                                        Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                                        2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                                                                        Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                                                                        Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                                                                        3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                                        4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                                        5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                                                                        6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                                                                        7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                                        a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                                        b Program Pilihan1) Pertanian

                                                                        a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                                                                        2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                                                                        Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                                                                        dekat sungai Ciliwung

                                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                        45

                                                                        Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                                                        Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                                                        Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                        46

                                                                        Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                        47

                                                                        DAFTAR PUSTAKA

                                                                        Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                        Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                                                        Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                        Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                        Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                                                        Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                                                        Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                                                        Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                                                        Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                                                        Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                                                        Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                        Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                        Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                        Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                        Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                                                        Westview Press Boulder Colorado

                                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                        48

                                                                        Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                                                        Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                        49

                                                                        • Kita dan Bencana
                                                                        • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                                                        • Geografi Bencana
                                                                          • Ciri-Ciri Banjir
                                                                          • Jenis-Jenis Banjir
                                                                          • Penyebab Terjadinya Banjir
                                                                          • Dampak Dari Banjir
                                                                          • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                                                          • Analisis risiko IPAL
                                                                          • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                                                          • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                                                          • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                                                          • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                                                          • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                                                          • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                                                          • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                                                          • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                                                          • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                                                          • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                                                          • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                                                          • Sebab-Akibat
                                                                          • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                                                          • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                                                          • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                                                          • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                                                          • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                                                          • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                                                          • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                                                          • PENGELOLAAN RISIKO
                                                                          • Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                          • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                          • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                                                          • Pendekatan Menyeluruh
                                                                          • Pendekatan Terpadu
                                                                          • Masyarakat yang siap
                                                                          • Pengelolaan risiko bencana
                                                                          • Disaster management
                                                                          • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                                                          • Pendugaan Risiko
                                                                          • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                                                          • Interdisciplinary approach
                                                                            • Social amplification of risk framework
                                                                                • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                                                  • Selasa 17 November 2009
                                                                                    • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                          risiko bencana yang mencakup aspek sumber daya alam strategi dan kebijakan dapat terlaksana dengan baik

                                                                          PRIORITAS KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

                                                                          Program dan kegiatan yang dilakukan dalam RAD PRB suatu daerah dapat mengacu pada pendekatan substansial program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan institusi kemasyarakatan lainnya Dalam beberapa hal program dan kegiatan tidak selalu sesuai dengan nomenklatur peraturan perundangan yang berlaku Itulah sebabnya RAD PRB ini diharapkan dapat mengakomodir perubahan dan perkembangan dokumen perencanaan yang ada

                                                                          Program dan kegiatan dalam RAD PRB ini bersifat spesifik terjangkau kemampuan yang ada terukur sebagai bagian dari kinerja SKPD dan institusi lainnya relevan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah ditentukan misalnya tahun 2008 sampai 2013 Prioritas kegiatan PRB tersebut adalah

                                                                          a Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu dilakukan sejak dini terus menerus dan secara luasLembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan peranannya dalam melakukan pengkajian inventarisasi pengenalan dan pemantauan yang mengarah pada mitigasi bencana Eksplorasi atas potensi dan kearifan lokal yang spesifik untuk setiap daerah perlu dilakukan agar upaya-upaya dalam rangka pengelolaan bencana dapat berhasil

                                                                          b Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana dengan mengakomodir berbagai kepentingan bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi Kegiatan pengelolaan bencana yang dimulai dari tahap perencanaan tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang saja namun harus dilakukan oleh banyak pihak Membentuk jejaring kerjasama dan koordinasi merupakan kunci pokok dalam pengelolaan bencana Peran aktif berbagai pihak sangat dibutuhkan agar upaya pengelolaan bencana dapat tepat guna dan tepat sasaran

                                                                          c Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai digalakkan dengan melakukan inventarisasi mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara optimal Pengelolaan informasi secara benar dan akurat dapat menjadi media yang tepat untuk

                                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                          37

                                                                          membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                                                                          d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                                                                          e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                                                                          f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                                                                          g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                                                                          h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                          38

                                                                          menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                                                                          i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                          39

                                                                          IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                                                                          Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                                                                          Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                                                                          Community Development

                                                                          Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                          40

                                                                          Sumber donasirumahzakatorg

                                                                          Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                                                                          membantu para korban bencana

                                                                          1 Kondisi Pra Bencana

                                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                          41

                                                                          Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                                                                          a Program Wajib

                                                                          1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                                                                          2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                                                                          Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                                                                          3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                                                                          4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                                          5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                                          6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                                                                          Pembangunan Daerah

                                                                          7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                                                                          Rescue (SAR)

                                                                          8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                          42

                                                                          b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                                                                          c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                                                                          9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                                                                          Pemanfaatan Tanah

                                                                          10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                                                                          Pembangunan

                                                                          11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                                                                          di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                                                                          12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                                                                          13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                                          14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                                          15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                                                                          16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                                                                          Masa

                                                                          b Program Pilihan

                                                                          1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                          43

                                                                          2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                                                                          2 Kondisi Saat Bencana

                                                                          Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                                                                          1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                                          2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                                                                          Rescue (SAR)

                                                                          3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                                                                          4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                                          a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                                          5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                                          6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                                          3 Kondisi Pasca Bencana

                                                                          Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                                                                          a Program Wajib

                                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                          44

                                                                          1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                                                                          Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                                          2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                                                                          Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                                                                          Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                                                                          3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                                          4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                                          5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                                                                          6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                                                                          7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                                          a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                                          b Program Pilihan1) Pertanian

                                                                          a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                                                                          2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                                                                          Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                                                                          dekat sungai Ciliwung

                                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                          45

                                                                          Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                                                          Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                                                          Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                          46

                                                                          Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                          47

                                                                          DAFTAR PUSTAKA

                                                                          Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                          Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                                                          Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                          Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                          Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                                                          Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                                                          Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                                                          Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                                                          Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                                                          Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                                                          Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                          Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                          Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                          Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                          Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                                                          Westview Press Boulder Colorado

                                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                          48

                                                                          Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                                                          Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                          49

                                                                          • Kita dan Bencana
                                                                          • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                                                          • Geografi Bencana
                                                                            • Ciri-Ciri Banjir
                                                                            • Jenis-Jenis Banjir
                                                                            • Penyebab Terjadinya Banjir
                                                                            • Dampak Dari Banjir
                                                                            • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                                                            • Analisis risiko IPAL
                                                                            • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                                                            • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                                                            • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                                                            • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                                                            • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                                                            • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                                                            • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                                                            • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                                                            • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                                                            • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                                                            • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                                                            • Sebab-Akibat
                                                                            • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                                                            • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                                                            • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                                                            • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                                                            • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                                                            • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                                                            • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                                                            • PENGELOLAAN RISIKO
                                                                            • Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                            • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                            • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                                                            • Pendekatan Menyeluruh
                                                                            • Pendekatan Terpadu
                                                                            • Masyarakat yang siap
                                                                            • Pengelolaan risiko bencana
                                                                            • Disaster management
                                                                            • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                                                            • Pendugaan Risiko
                                                                            • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                                                            • Interdisciplinary approach
                                                                              • Social amplification of risk framework
                                                                                  • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                                                    • Selasa 17 November 2009
                                                                                      • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                            membudayakan sadar bencana Pengembangan budaya sadar bencana diarahkan untuk meminimalkan potensi munculnya bencana dan harus dilakukan secara terus menerus terutama pada saat pra bencana

                                                                            d Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu dibangun Komitmen dari berbagai pihak akan mampu membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana Penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana perlu dilakukan secara sinergis Ketiganya merupakan kegiatan yang saling terkait dan mendukung Pengawasan melekat atas bentuk-bentuk kegiatan tersebut merupakan sarana paling efektif untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kaidah-kaidah kebencanaan

                                                                            e Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah rawan bencana potensi sumberdaya masyarakat di daerah rawan bencana dan sekitarnya kerentanan masyarakat kearifan lokal masyarakat kapasitas pemerintahan dan kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya yang ada Hal ini dimaksudkan agar tersedia data dan informasi akurat di setiap tatanan pemerintahan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam berbagai upaya penanggulangan bencana

                                                                            f Penyebarluasan informasi tentang potensi ancaman bahaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta lembagandashlembaga lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana Penyebarluasan informasi ini dikandung maksud agar masyarakat pemerintah dan lembaga terkait mempunyai kesempatan untuk mengambil pilihan terbaik dari interaksi ancaman bahaya kerentanan dan kapasitas yang dimiliki sehingga risiko bencana dapat diminimalkan kalaupun tidak dapat dihindari

                                                                            g Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan pemerintah daerah dilakukan dengan penumbuhan kesadaran kemauan dan kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pendidikan pelatihan penyiapan prasarana dan sarana yang terkait dengan kebencanaan termasuk dukungan regulasi baik Peraturan Daerah dan atau hukum adat atau peraturan masyarakat lainnya yang mengakar dan berkembang di masyarakat

                                                                            h Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu Provinsi atau KabupatenKota difokuskan pada kelembagaan yang ada sambil

                                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                            38

                                                                            menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                                                                            i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                            39

                                                                            IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                                                                            Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                                                                            Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                                                                            Community Development

                                                                            Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                            40

                                                                            Sumber donasirumahzakatorg

                                                                            Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                                                                            membantu para korban bencana

                                                                            1 Kondisi Pra Bencana

                                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                            41

                                                                            Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                                                                            a Program Wajib

                                                                            1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                                                                            2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                                                                            Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                                                                            3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                                                                            4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                                            5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                                            6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                                                                            Pembangunan Daerah

                                                                            7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                                                                            Rescue (SAR)

                                                                            8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                            42

                                                                            b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                                                                            c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                                                                            9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                                                                            Pemanfaatan Tanah

                                                                            10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                                                                            Pembangunan

                                                                            11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                                                                            di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                                                                            12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                                                                            13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                                            14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                                            15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                                                                            16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                                                                            Masa

                                                                            b Program Pilihan

                                                                            1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                            43

                                                                            2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                                                                            2 Kondisi Saat Bencana

                                                                            Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                                                                            1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                                            2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                                                                            Rescue (SAR)

                                                                            3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                                                                            4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                                            a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                                            5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                                            6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                                            3 Kondisi Pasca Bencana

                                                                            Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                                                                            a Program Wajib

                                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                            44

                                                                            1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                                                                            Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                                            2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                                                                            Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                                                                            Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                                                                            3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                                            4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                                            5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                                                                            6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                                                                            7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                                            a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                                            b Program Pilihan1) Pertanian

                                                                            a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                                                                            2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                                                                            Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                                                                            dekat sungai Ciliwung

                                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                            45

                                                                            Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                                                            Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                                                            Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                            46

                                                                            Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                            47

                                                                            DAFTAR PUSTAKA

                                                                            Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                            Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                                                            Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                            Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                            Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                                                            Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                                                            Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                                                            Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                                                            Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                                                            Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                                                            Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                            Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                            Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                            Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                            Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                                                            Westview Press Boulder Colorado

                                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                            48

                                                                            Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                                                            Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                            49

                                                                            • Kita dan Bencana
                                                                            • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                                                            • Geografi Bencana
                                                                              • Ciri-Ciri Banjir
                                                                              • Jenis-Jenis Banjir
                                                                              • Penyebab Terjadinya Banjir
                                                                              • Dampak Dari Banjir
                                                                              • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                                                              • Analisis risiko IPAL
                                                                              • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                                                              • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                                                              • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                                                              • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                                                              • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                                                              • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                                                              • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                                                              • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                                                              • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                                                              • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                                                              • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                                                              • Sebab-Akibat
                                                                              • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                                                              • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                                                              • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                                                              • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                                                              • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                                                              • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                                                              • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                                                              • PENGELOLAAN RISIKO
                                                                              • Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                              • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                              • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                                                              • Pendekatan Menyeluruh
                                                                              • Pendekatan Terpadu
                                                                              • Masyarakat yang siap
                                                                              • Pengelolaan risiko bencana
                                                                              • Disaster management
                                                                              • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                                                              • Pendugaan Risiko
                                                                              • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                                                              • Interdisciplinary approach
                                                                                • Social amplification of risk framework
                                                                                    • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                                                      • Selasa 17 November 2009
                                                                                        • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                              menunggu pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau KabKota secara optimal dapat melakukan semua konsep proses dan langkahndashlangkah pengurangan risiko bencana baik penyiapan regulasi penyediaan prasarana dan sarana serta membangun jaringan kerja dengan pihakndashpihak lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencanaProgram yang dilakukan bagi aparat KabupatenKota dan Provinsi adalah peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan dengan fokus pada aspek manajerial yakni mampu membangun keterpaduan perencanaan pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta peningkatan ketrampilan bagi pelaksana teknis untuk dapat mewujudkan strategi yang ditentukan seperti melakukan pemetaan potensi ancaman bahaya pemetaan kerentanan pemetaan kapasitas masyarakat dan mendeseminasikan hasilnya kepada masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

                                                                              i Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu kegiatan kebencanaan agar lebih efektif efisien dan aman Salah satu teknologi yang layak dikembangkan adalah teknologi deteksi dini terhadap suatu bencana sehingga dapat diambil suatu tindakan yang tepat ketika terjadi bencana Hal penting yang perlu dikembangkan adalah teknologi informasi yang setiap saat dapat diakses untuk kepentingan pengelolaan bencana

                                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                              39

                                                                              IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                                                                              Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                                                                              Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                                                                              Community Development

                                                                              Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                              40

                                                                              Sumber donasirumahzakatorg

                                                                              Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                                                                              membantu para korban bencana

                                                                              1 Kondisi Pra Bencana

                                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                              41

                                                                              Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                                                                              a Program Wajib

                                                                              1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                                                                              2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                                                                              Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                                                                              3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                                                                              4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                                              5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                                              6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                                                                              Pembangunan Daerah

                                                                              7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                                                                              Rescue (SAR)

                                                                              8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                              42

                                                                              b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                                                                              c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                                                                              9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                                                                              Pemanfaatan Tanah

                                                                              10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                                                                              Pembangunan

                                                                              11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                                                                              di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                                                                              12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                                                                              13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                                              14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                                              15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                                                                              16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                                                                              Masa

                                                                              b Program Pilihan

                                                                              1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                              43

                                                                              2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                                                                              2 Kondisi Saat Bencana

                                                                              Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                                                                              1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                                              2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                                                                              Rescue (SAR)

                                                                              3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                                                                              4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                                              a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                                              5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                                              6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                                              3 Kondisi Pasca Bencana

                                                                              Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                                                                              a Program Wajib

                                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                              44

                                                                              1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                                                                              Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                                              2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                                                                              Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                                                                              Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                                                                              3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                                              4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                                              5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                                                                              6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                                                                              7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                                              a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                                              b Program Pilihan1) Pertanian

                                                                              a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                                                                              2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                                                                              Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                                                                              dekat sungai Ciliwung

                                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                              45

                                                                              Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                                                              Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                                                              Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                              46

                                                                              Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                              47

                                                                              DAFTAR PUSTAKA

                                                                              Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                              Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                                                              Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                              Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                              Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                                                              Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                                                              Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                                                              Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                                                              Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                                                              Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                                                              Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                              Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                              Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                              Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                              Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                                                              Westview Press Boulder Colorado

                                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                              48

                                                                              Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                                                              Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                              49

                                                                              • Kita dan Bencana
                                                                              • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                                                              • Geografi Bencana
                                                                                • Ciri-Ciri Banjir
                                                                                • Jenis-Jenis Banjir
                                                                                • Penyebab Terjadinya Banjir
                                                                                • Dampak Dari Banjir
                                                                                • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                                                                • Analisis risiko IPAL
                                                                                • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                                                                • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                                                                • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                                                                • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                                                                • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                                                                • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                                                                • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                                                                • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                                                                • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                                                                • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                                                                • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                                                                • Sebab-Akibat
                                                                                • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                                                                • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                                                                • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                                                                • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                                                                • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                                                                • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                                                                • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                                                                • PENGELOLAAN RISIKO
                                                                                • Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                                • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                                • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                                                                • Pendekatan Menyeluruh
                                                                                • Pendekatan Terpadu
                                                                                • Masyarakat yang siap
                                                                                • Pengelolaan risiko bencana
                                                                                • Disaster management
                                                                                • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                                                                • Pendugaan Risiko
                                                                                • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                                                                • Interdisciplinary approach
                                                                                  • Social amplification of risk framework
                                                                                      • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                                                        • Selasa 17 November 2009
                                                                                          • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                                IMPLEMENTASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAMDOKUMEN PERENCANAAN

                                                                                Dokumen perencanaan dimaksudkan sebagai arah dan acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah masyarakat dan dunia usaha) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang terkoordinasi dan berkesinambungan Dengan dokumen perencanaan tersebut program kerja yang telah direncanakan mempunyai landasan pedoman yang jelas Pengurangan risiko bencana sebagai konsep perencanaan yang menyeluruh (holistik) baik pada kondisi pra bencana saat bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat mewarnai secara nyata dalam rencana pembangunan Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pembangunan yang tidak terencana berpotensi menimbulkan bencana Untuk itu perencanaan pembangunan yang berperspektif dan terintegrasi dengan konsep pengurangan risiko bencana mutlak dilakukan baik pada program wajib maupun pilihan Pemaduan kegiatan pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan dilakukan melalui koordinasi integrasi dan sinkronisasi unsur-unsur penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah

                                                                                Untuk mewujudkan sinergitas dalam pencapaian sasaran pengurangan risiko bencana maka dalam pelaksanaan program perlu penguatan peran (partisipasi) dan komitmen dari seluruh komponen Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan masing-masing komponen diharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tahan dan tangguh terhadap bencana

                                                                                Community Development

                                                                                Pendampingan Keberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumberdaya pembangunan didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan masalah dan peluang dalam pembangunan yang dimilikinya sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi perikehidupan mereka sendiri

                                                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                40

                                                                                Sumber donasirumahzakatorg

                                                                                Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                                                                                membantu para korban bencana

                                                                                1 Kondisi Pra Bencana

                                                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                41

                                                                                Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                                                                                a Program Wajib

                                                                                1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                                                                                2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                                                                                Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                                                                                3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                                                                                4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                                                5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                                                6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                                                                                Pembangunan Daerah

                                                                                7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                                                                                Rescue (SAR)

                                                                                8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                                                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                42

                                                                                b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                                                                                c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                                                                                9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                                                                                Pemanfaatan Tanah

                                                                                10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                                                                                Pembangunan

                                                                                11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                                                                                di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                                                                                12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                                                                                13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                                                14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                                                15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                                                                                16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                                                                                Masa

                                                                                b Program Pilihan

                                                                                1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                                                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                43

                                                                                2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                                                                                2 Kondisi Saat Bencana

                                                                                Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                                                                                1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                                                2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                                                                                Rescue (SAR)

                                                                                3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                                                                                4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                                                a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                                                5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                                                6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                                                3 Kondisi Pasca Bencana

                                                                                Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                                                                                a Program Wajib

                                                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                44

                                                                                1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                                                                                Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                                                2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                                                                                Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                                                                                Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                                                                                3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                                                4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                                                5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                                                                                6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                                                                                7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                                                a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                                                b Program Pilihan1) Pertanian

                                                                                a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                                                                                2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                                                                                Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                                                                                dekat sungai Ciliwung

                                                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                45

                                                                                Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                                                                Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                                                                Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                46

                                                                                Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                47

                                                                                DAFTAR PUSTAKA

                                                                                Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                                Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                                                                Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                                Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                                Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                                                                Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                                                                Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                                                                Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                                                                Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                                                                Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                                                                Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                                Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                                Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                                Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                                Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                                                                Westview Press Boulder Colorado

                                                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                48

                                                                                Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                                                                Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                49

                                                                                • Kita dan Bencana
                                                                                • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                                                                • Geografi Bencana
                                                                                  • Ciri-Ciri Banjir
                                                                                  • Jenis-Jenis Banjir
                                                                                  • Penyebab Terjadinya Banjir
                                                                                  • Dampak Dari Banjir
                                                                                  • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                                                                  • Analisis risiko IPAL
                                                                                  • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                                                                  • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                                                                  • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                                                                  • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                                                                  • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                                                                  • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                                                                  • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                                                                  • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                                                                  • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                                                                  • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                                                                  • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                                                                  • Sebab-Akibat
                                                                                  • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                                                                  • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                                                                  • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                                                                  • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                                                                  • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                                                                  • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                                                                  • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                                                                  • PENGELOLAAN RISIKO
                                                                                  • Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                                  • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                                  • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                                                                  • Pendekatan Menyeluruh
                                                                                  • Pendekatan Terpadu
                                                                                  • Masyarakat yang siap
                                                                                  • Pengelolaan risiko bencana
                                                                                  • Disaster management
                                                                                  • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                                                                  • Pendugaan Risiko
                                                                                  • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                                                                  • Interdisciplinary approach
                                                                                    • Social amplification of risk framework
                                                                                        • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                                                          • Selasa 17 November 2009
                                                                                            • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                                  Sumber donasirumahzakatorg

                                                                                  Sumber donasirumahzakatorgpage=programampp=18Siaga Bencana adalah salah satu program dalam

                                                                                  membantu para korban bencana

                                                                                  1 Kondisi Pra Bencana

                                                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                  41

                                                                                  Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                                                                                  a Program Wajib

                                                                                  1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                                                                                  2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                                                                                  Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                                                                                  3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                                                                                  4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                                                  5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                                                  6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                                                                                  Pembangunan Daerah

                                                                                  7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                                                                                  Rescue (SAR)

                                                                                  8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                                                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                  42

                                                                                  b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                                                                                  c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                                                                                  9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                                                                                  Pemanfaatan Tanah

                                                                                  10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                                                                                  Pembangunan

                                                                                  11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                                                                                  di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                                                                                  12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                                                                                  13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                                                  14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                                                  15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                                                                                  16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                                                                                  Masa

                                                                                  b Program Pilihan

                                                                                  1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                                                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                  43

                                                                                  2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                                                                                  2 Kondisi Saat Bencana

                                                                                  Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                                                                                  1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                                                  2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                                                                                  Rescue (SAR)

                                                                                  3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                                                                                  4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                                                  a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                                                  5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                                                  6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                                                  3 Kondisi Pasca Bencana

                                                                                  Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                                                                                  a Program Wajib

                                                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                  44

                                                                                  1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                                                                                  Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                                                  2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                                                                                  Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                                                                                  Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                                                                                  3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                                                  4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                                                  5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                                                                                  6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                                                                                  7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                                                  a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                                                  b Program Pilihan1) Pertanian

                                                                                  a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                                                                                  2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                                                                                  Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                                                                                  dekat sungai Ciliwung

                                                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                  45

                                                                                  Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                                                                  Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                                                                  Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                  46

                                                                                  Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                  47

                                                                                  DAFTAR PUSTAKA

                                                                                  Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                                  Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                                                                  Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                                  Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                                  Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                                                                  Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                                                                  Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                                                                  Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                                                                  Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                                                                  Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                                                                  Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                                  Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                                  Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                                  Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                                  Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                                                                  Westview Press Boulder Colorado

                                                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                  48

                                                                                  Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                                                                  Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                  49

                                                                                  • Kita dan Bencana
                                                                                  • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                                                                  • Geografi Bencana
                                                                                    • Ciri-Ciri Banjir
                                                                                    • Jenis-Jenis Banjir
                                                                                    • Penyebab Terjadinya Banjir
                                                                                    • Dampak Dari Banjir
                                                                                    • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                                                                    • Analisis risiko IPAL
                                                                                    • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                                                                    • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                                                                    • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                                                                    • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                                                                    • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                                                                    • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                                                                    • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                                                                    • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                                                                    • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                                                                    • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                                                                    • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                                                                    • Sebab-Akibat
                                                                                    • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                                                                    • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                                                                    • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                                                                    • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                                                                    • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                                                                    • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                                                                    • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                                                                    • PENGELOLAAN RISIKO
                                                                                    • Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                                    • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                                    • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                                                                    • Pendekatan Menyeluruh
                                                                                    • Pendekatan Terpadu
                                                                                    • Masyarakat yang siap
                                                                                    • Pengelolaan risiko bencana
                                                                                    • Disaster management
                                                                                    • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                                                                    • Pendugaan Risiko
                                                                                    • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                                                                    • Interdisciplinary approach
                                                                                      • Social amplification of risk framework
                                                                                          • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                                                            • Selasa 17 November 2009
                                                                                              • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                                    Kondisi pra bencana dimaksudkan dengan kondisi dimana tidak ada bencana dan atau situasi terdapat potensi bencana Kondisi tersebut menuntut perlakuan dan kesiapan yang berbeda baik menyangkut perencanaan standar dan tool yang dipakai hingga rincian anggaran yang akan digunakan Kegiatan dalam kondisi pra bencana menyangkut kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi Kegiatan yang akan dilakukan stakeholder dalam tahap ini adalah sebagai berikut

                                                                                    a Program Wajib

                                                                                    1) Pendidikana) Pendidikan Anak Usia Dinib) Pendidikan Dasarc) Pendidikan Menengah

                                                                                    2) Kesehatana) Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakatb) Sumber Daya Kesehatanc) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan

                                                                                    Sehatd) Peningkatan Gizi Masyarakat

                                                                                    3) Pekerjaan Umuma) Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

                                                                                    4) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                                                    5) Penataan Ruanga) Perencanaan Tata Ruangb) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                                                    6) Perencanaan Pembangunana) Perencanaan Pembangunan Daerahb) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

                                                                                    Pembangunan Daerah

                                                                                    7) Perhubungana) Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Serach and

                                                                                    Rescue (SAR)

                                                                                    8) Lingkungan Hidupa) Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

                                                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                    42

                                                                                    b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                                                                                    c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                                                                                    9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                                                                                    Pemanfaatan Tanah

                                                                                    10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                                                                                    Pembangunan

                                                                                    11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                                                                                    di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                                                                                    12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                                                                                    13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                                                    14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                                                    15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                                                                                    16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                                                                                    Masa

                                                                                    b Program Pilihan

                                                                                    1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                                                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                    43

                                                                                    2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                                                                                    2 Kondisi Saat Bencana

                                                                                    Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                                                                                    1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                                                    2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                                                                                    Rescue (SAR)

                                                                                    3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                                                                                    4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                                                    a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                                                    5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                                                    6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                                                    3 Kondisi Pasca Bencana

                                                                                    Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                                                                                    a Program Wajib

                                                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                    44

                                                                                    1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                                                                                    Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                                                    2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                                                                                    Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                                                                                    Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                                                                                    3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                                                    4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                                                    5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                                                                                    6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                                                                                    7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                                                    a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                                                    b Program Pilihan1) Pertanian

                                                                                    a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                                                                                    2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                                                                                    Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                                                                                    dekat sungai Ciliwung

                                                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                    45

                                                                                    Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                                                                    Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                                                                    Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                    46

                                                                                    Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                    47

                                                                                    DAFTAR PUSTAKA

                                                                                    Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                                    Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                                                                    Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                                    Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                                    Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                                                                    Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                                                                    Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                                                                    Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                                                                    Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                                                                    Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                                                                    Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                                    Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                                    Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                                    Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                                    Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                                                                    Westview Press Boulder Colorado

                                                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                    48

                                                                                    Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                                                                    Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                                                                    Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                    49

                                                                                    • Kita dan Bencana
                                                                                    • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                                                                    • Geografi Bencana
                                                                                      • Ciri-Ciri Banjir
                                                                                      • Jenis-Jenis Banjir
                                                                                      • Penyebab Terjadinya Banjir
                                                                                      • Dampak Dari Banjir
                                                                                      • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                                                                      • Analisis risiko IPAL
                                                                                      • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                                                                      • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                                                                      • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                                                                      • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                                                                      • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                                                                      • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                                                                      • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                                                                      • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                                                                      • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                                                                      • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                                                                      • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                                                                      • Sebab-Akibat
                                                                                      • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                                                                      • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                                                                      • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                                                                      • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                                                                      • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                                                                      • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                                                                      • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                                                                      • PENGELOLAAN RISIKO
                                                                                      • Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                                      • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                                      • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                                                                      • Pendekatan Menyeluruh
                                                                                      • Pendekatan Terpadu
                                                                                      • Masyarakat yang siap
                                                                                      • Pengelolaan risiko bencana
                                                                                      • Disaster management
                                                                                      • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                                                                      • Pendugaan Risiko
                                                                                      • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                                                                      • Interdisciplinary approach
                                                                                        • Social amplification of risk framework
                                                                                            • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                                                              • Selasa 17 November 2009
                                                                                                • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                                      b) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

                                                                                      c) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

                                                                                      9) Pertanahana) Penataan Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

                                                                                      Pemanfaatan Tanah

                                                                                      10) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Pelembagaan Pengarusutamaan Gender Dalam

                                                                                      Pembangunan

                                                                                      11) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeria) Penyusunan dan Pembaharuan Peraturan Perundangan

                                                                                      di Daerahb) Peningkatan esadaran dan Kepatuhan Hukumc) Peningkatan Kemanan dan Ketertiban Masyarakat

                                                                                      12) Otonomi daerah Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandiana) Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

                                                                                      13) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                                                      14) Pemberdayaan Mayarakat dan Desaa) Fasilitasi Pengembangan Masyarakatb) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                                                      15) Statistika) Penyusunan DataInformasiStatistik Daerah

                                                                                      16) Komunikasi dan Informatikaa) Pengembangan Komunikasi Kerjasama Informasi dan Media

                                                                                      Masa

                                                                                      b Program Pilihan

                                                                                      1) Kehutanana) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutanb) Rehabilitasi dan Perlindungan Konservasi Hutan

                                                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                      43

                                                                                      2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                                                                                      2 Kondisi Saat Bencana

                                                                                      Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                                                                                      1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                                                      2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                                                                                      Rescue (SAR)

                                                                                      3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                                                                                      4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                                                      a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                                                      5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                                                      6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                                                      3 Kondisi Pasca Bencana

                                                                                      Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                                                                                      a Program Wajib

                                                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                      44

                                                                                      1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                                                                                      Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                                                      2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                                                                                      Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                                                                                      Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                                                                                      3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                                                      4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                                                      5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                                                                                      6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                                                                                      7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                                                      a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                                                      b Program Pilihan1) Pertanian

                                                                                      a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                                                                                      2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                                                                                      Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                                                                                      dekat sungai Ciliwung

                                                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                      45

                                                                                      Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                                                                      Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                                                                      Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                      46

                                                                                      Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                      47

                                                                                      DAFTAR PUSTAKA

                                                                                      Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                                      Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                                                                      Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                                      Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                                      Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                                                                      Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                                                                      Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                                                                      Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                                                                      Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                                                                      Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                                                                      Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                                      Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                                      Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                                      Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                                      Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                                                                      Westview Press Boulder Colorado

                                                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                      48

                                                                                      Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                                                                      Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                                                                      Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                      49

                                                                                      • Kita dan Bencana
                                                                                      • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                                                                      • Geografi Bencana
                                                                                        • Ciri-Ciri Banjir
                                                                                        • Jenis-Jenis Banjir
                                                                                        • Penyebab Terjadinya Banjir
                                                                                        • Dampak Dari Banjir
                                                                                        • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                                                                        • Analisis risiko IPAL
                                                                                        • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                                                                        • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                                                                        • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                                                                        • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                                                                        • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                                                                        • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                                                                        • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                                                                        • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                                                                        • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                                                                        • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                                                                        • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                                                                        • Sebab-Akibat
                                                                                        • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                                                                        • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                                                                        • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                                                                        • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                                                                        • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                                                                        • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                                                                        • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                                                                        • PENGELOLAAN RISIKO
                                                                                        • Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                                        • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                                        • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                                                                        • Pendekatan Menyeluruh
                                                                                        • Pendekatan Terpadu
                                                                                        • Masyarakat yang siap
                                                                                        • Pengelolaan risiko bencana
                                                                                        • Disaster management
                                                                                        • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                                                                        • Pendugaan Risiko
                                                                                        • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                                                                        • Interdisciplinary approach
                                                                                          • Social amplification of risk framework
                                                                                              • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                                                                • Selasa 17 November 2009
                                                                                                  • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                                        2) Energi dan Sumber Daya Minerala) Pengembangan Pertambangan dan Air Tanahb) Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

                                                                                        2 Kondisi Saat Bencana

                                                                                        Kondisi saat bencana merupakan perubahan kondisi secara tiba-tiba dan mendadak dengan segenap dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun non fisik Perubahan frontal tersebut menuntut perlakuan khusus agar tidak terjadi dampak susulan yang lebih besar Program wajib yang harus dilakukan dalam masa tanggap darurat diantaranya adalah

                                                                                        1) Kesehatana) PencegahanPenanggulangan Penyakit dan Lingkungan Sehatb) Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                                                        2) Perhubungana) Program Pos Telekomunikasi Meteorologi dan Search And

                                                                                        Rescue (SAR)

                                                                                        3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

                                                                                        4) Otonomi daerah Pemerintah Umum Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                                                        a) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                                                        5) Ketahanan Pangana) Peningkatan Ketahanan Pangan

                                                                                        6) Pemberdayaan Masyarakat dan Desaa) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

                                                                                        3 Kondisi Pasca Bencana

                                                                                        Kondisi pasca bencana dibagi dalam dua tahap masa rehabilitasi dan masa rekonstruksi Program rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma pemulihan saranaprasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan normal Program rekonstruksi dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelum bencana Program yang dilakukan pada masa ini adalah

                                                                                        a Program Wajib

                                                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                        44

                                                                                        1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                                                                                        Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                                                        2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                                                                                        Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                                                                                        Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                                                                                        3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                                                        4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                                                        5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                                                                                        6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                                                                                        7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                                                        a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                                                        b Program Pilihan1) Pertanian

                                                                                        a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                                                                                        2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                                                                                        Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                                                                                        dekat sungai Ciliwung

                                                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                        45

                                                                                        Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                                                                        Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                                                                        Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                        46

                                                                                        Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                        47

                                                                                        DAFTAR PUSTAKA

                                                                                        Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                                        Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                                                                        Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                                        Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                                        Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                                                                        Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                                                                        Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                                                                        Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                                                                        Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                                                                        Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                                                                        Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                                        Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                                        Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                                        Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                                        Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                                                                        Westview Press Boulder Colorado

                                                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                        48

                                                                                        Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                                                                        Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                                                                        Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                        49

                                                                                        • Kita dan Bencana
                                                                                        • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                                                                        • Geografi Bencana
                                                                                          • Ciri-Ciri Banjir
                                                                                          • Jenis-Jenis Banjir
                                                                                          • Penyebab Terjadinya Banjir
                                                                                          • Dampak Dari Banjir
                                                                                          • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                                                                          • Analisis risiko IPAL
                                                                                          • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                                                                          • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                                                                          • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                                                                          • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                                                                          • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                                                                          • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                                                                          • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                                                                          • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                                                                          • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                                                                          • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                                                                          • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                                                                          • Sebab-Akibat
                                                                                          • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                                                                          • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                                                                          • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                                                                          • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                                                                          • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                                                                          • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                                                                          • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                                                                          • PENGELOLAAN RISIKO
                                                                                          • Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                                          • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                                          • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                                                                          • Pendekatan Menyeluruh
                                                                                          • Pendekatan Terpadu
                                                                                          • Masyarakat yang siap
                                                                                          • Pengelolaan risiko bencana
                                                                                          • Disaster management
                                                                                          • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                                                                          • Pendugaan Risiko
                                                                                          • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                                                                          • Interdisciplinary approach
                                                                                            • Social amplification of risk framework
                                                                                                • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                                                                  • Selasa 17 November 2009
                                                                                                    • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                                          1) Kesehatana) Program PencegahanPenanggulangan Penyakit dan

                                                                                          Lingkungan Sehatb) Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

                                                                                          2) Pekerjaan Umuma) Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatanb) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan

                                                                                          Jaringan Air Lainnyac) Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan

                                                                                          Perdesaand) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi

                                                                                          3) Perumahan Rakyata) Pembangunan Perumahan

                                                                                          4) Penataan Ruanga) Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

                                                                                          5) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka) Perlindungandan Kesejahteraan Anak

                                                                                          6) Sosiala) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

                                                                                          7) Otonomi Daerah Pemerintahan Umum administrasiKeuangan Daerah Perangkat Daerah Kepegawaian dan Persandian

                                                                                          a) Penyelenggaraan Pemerintahan Umumb) Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintahan

                                                                                          b Program Pilihan1) Pertanian

                                                                                          a) Pengembangan Agribisnisb) Peningkatan Kesejahteraan Petani

                                                                                          2) Perdagangana) Pengembangan Perdagangan Dalam dan Luar Negerib) Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)

                                                                                          Rumah tinggal puing-puing hancur total Kondisi pasca bencana banjir di Jakarta tahun 2007 Lokasi foto di Pancoran Kalibata

                                                                                          dekat sungai Ciliwung

                                                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                          45

                                                                                          Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                                                                          Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                                                                          Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                          46

                                                                                          Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                          47

                                                                                          DAFTAR PUSTAKA

                                                                                          Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                                          Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                                                                          Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                                          Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                                          Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                                                                          Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                                                                          Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                                                                          Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                                                                          Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                                                                          Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                                                                          Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                                          Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                                          Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                                          Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                                          Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                                                                          Westview Press Boulder Colorado

                                                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                          48

                                                                                          Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                                                                          Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                                                                          Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                          49

                                                                                          • Kita dan Bencana
                                                                                          • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                                                                          • Geografi Bencana
                                                                                            • Ciri-Ciri Banjir
                                                                                            • Jenis-Jenis Banjir
                                                                                            • Penyebab Terjadinya Banjir
                                                                                            • Dampak Dari Banjir
                                                                                            • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                                                                            • Analisis risiko IPAL
                                                                                            • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                                                                            • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                                                                            • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                                                                            • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                                                                            • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                                                                            • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                                                                            • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                                                                            • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                                                                            • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                                                                            • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                                                                            • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                                                                            • Sebab-Akibat
                                                                                            • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                                                                            • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                                                                            • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                                                                            • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                                                                            • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                                                                            • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                                                                            • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                                                                            • PENGELOLAAN RISIKO
                                                                                            • Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                                            • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                                            • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                                                                            • Pendekatan Menyeluruh
                                                                                            • Pendekatan Terpadu
                                                                                            • Masyarakat yang siap
                                                                                            • Pengelolaan risiko bencana
                                                                                            • Disaster management
                                                                                            • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                                                                            • Pendugaan Risiko
                                                                                            • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                                                                            • Interdisciplinary approach
                                                                                              • Social amplification of risk framework
                                                                                                  • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                                                                    • Selasa 17 November 2009
                                                                                                      • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                                            Sumber wwwflickrcomphotosarray064396606159

                                                                                            Sumber afriwelblogspotcom200911potret-kehidupanSelasa 17 November 2009

                                                                                            Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                            46

                                                                                            Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                            47

                                                                                            DAFTAR PUSTAKA

                                                                                            Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                                            Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                                                                            Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                                            Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                                            Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                                                                            Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                                                                            Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                                                                            Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                                                                            Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                                                                            Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                                                                            Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                                            Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                                            Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                                            Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                                            Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                                                                            Westview Press Boulder Colorado

                                                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                            48

                                                                                            Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                                                                            Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                                                                            Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                            49

                                                                                            • Kita dan Bencana
                                                                                            • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                                                                            • Geografi Bencana
                                                                                              • Ciri-Ciri Banjir
                                                                                              • Jenis-Jenis Banjir
                                                                                              • Penyebab Terjadinya Banjir
                                                                                              • Dampak Dari Banjir
                                                                                              • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                                                                              • Analisis risiko IPAL
                                                                                              • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                                                                              • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                                                                              • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                                                                              • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                                                                              • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                                                                              • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                                                                              • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                                                                              • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                                                                              • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                                                                              • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                                                                              • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                                                                              • Sebab-Akibat
                                                                                              • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                                                                              • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                                                                              • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                                                                              • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                                                                              • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                                                                              • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                                                                              • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                                                                              • PENGELOLAAN RISIKO
                                                                                              • Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                                              • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                                              • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                                                                              • Pendekatan Menyeluruh
                                                                                              • Pendekatan Terpadu
                                                                                              • Masyarakat yang siap
                                                                                              • Pengelolaan risiko bencana
                                                                                              • Disaster management
                                                                                              • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                                                                              • Pendugaan Risiko
                                                                                              • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                                                                              • Interdisciplinary approach
                                                                                                • Social amplification of risk framework
                                                                                                    • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                                                                      • Selasa 17 November 2009
                                                                                                        • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                                              Sumber yobangkitwordpresscom2008032758

                                                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                              47

                                                                                              DAFTAR PUSTAKA

                                                                                              Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                                              Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                                                                              Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                                              Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                                              Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                                                                              Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                                                                              Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                                                                              Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                                                                              Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                                                                              Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                                                                              Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                                              Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                                              Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                                              Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                                              Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                                                                              Westview Press Boulder Colorado

                                                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                              48

                                                                                              Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                                                                              Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                                                                              Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                              49

                                                                                              • Kita dan Bencana
                                                                                              • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                                                                              • Geografi Bencana
                                                                                                • Ciri-Ciri Banjir
                                                                                                • Jenis-Jenis Banjir
                                                                                                • Penyebab Terjadinya Banjir
                                                                                                • Dampak Dari Banjir
                                                                                                • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                                                                                • Analisis risiko IPAL
                                                                                                • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                                                                                • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                                                                                • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                                                                                • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                                                                                • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                                                                                • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                                                                                • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                                                                                • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                                                                                • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                                                                                • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                                                                                • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                                                                                • Sebab-Akibat
                                                                                                • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                                                                                • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                                                                                • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                                                                                • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                                                                                • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                                                                                • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                                                                                • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                                                                                • PENGELOLAAN RISIKO
                                                                                                • Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                                                • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                                                • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                                                                                • Pendekatan Menyeluruh
                                                                                                • Pendekatan Terpadu
                                                                                                • Masyarakat yang siap
                                                                                                • Pengelolaan risiko bencana
                                                                                                • Disaster management
                                                                                                • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                                                                                • Pendugaan Risiko
                                                                                                • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                                                                                • Interdisciplinary approach
                                                                                                  • Social amplification of risk framework
                                                                                                      • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                                                                        • Selasa 17 November 2009
                                                                                                          • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                                                DAFTAR PUSTAKA

                                                                                                Disaster Risk Management 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                                                Douglas Mary and Aaron Wildavsky 1982 Risk and Culture University of California Press 1982

                                                                                                Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                                                Douglas Mary 1985 Risk Acceptability According to the Social Sciences Russell Sage Foundation 1985

                                                                                                Douglas Mary Risk and Blame 1992 Essays in Cultural theory New York Routledge

                                                                                                Freudenburg William R 1993 Risk and Recreancy Weber the Division of Labor and the Rationality of Risk Perceptions Social Forces 71(4) (June 1993) 909ndash932

                                                                                                Gregory Robin amp Robert Mendelsohn 1993 Perceived Risk Dread and Benefits Risk Analysis 13(3) (1993) 259ndash264

                                                                                                Kasperson Jeanne X Roger E Kasperson 2005 The Social Contours of Risk Volumne I Publics Risk Communication amp the Social Amplification of Risk Earthscan Virginia

                                                                                                Kasperson Roger E Ortwin Renn Paul Slovic Halina Brown Jacque Emel Robert Goble Jeanne Kasperson Samuel Ratick 1988 The Social Amplification of Risk A Conceptual Frameworkrdquo Risk Analysis 8(2) (1988) 177ndash187

                                                                                                Nature and Type of Disasters 2003 Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta

                                                                                                Risk Management Planning Hospital Preparedness for Emergencies amp Disasters Indonesian Hospital Association Participan Manual Jakarta 2003

                                                                                                Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perception Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                                                Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                                                Slovic Paul Baruch Fischhoff Sarah Lichtenstein 1982 Why Study Risk Perceptionrdquo Risk Analysis 2(2) (1982) 83ndash93

                                                                                                Slovic Paul ed 2000 The Perception of Risk Earthscan Virginia 2000 Syaiful Saanin PENILAIAN RISIKO BENCANA BSB SumbarThompson Michael Richard Ellis Aaron Wildavsky 1990 Cultural theory

                                                                                                Westview Press Boulder Colorado

                                                                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                                48

                                                                                                Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                                                                                Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                                                                                Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                                49

                                                                                                • Kita dan Bencana
                                                                                                • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                                                                                • Geografi Bencana
                                                                                                  • Ciri-Ciri Banjir
                                                                                                  • Jenis-Jenis Banjir
                                                                                                  • Penyebab Terjadinya Banjir
                                                                                                  • Dampak Dari Banjir
                                                                                                  • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                                                                                  • Analisis risiko IPAL
                                                                                                  • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                                                                                  • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                                                                                  • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                                                                                  • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                                                                                  • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                                                                                  • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                                                                                  • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                                                                                  • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                                                                                  • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                                                                                  • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                                                                                  • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                                                                                  • Sebab-Akibat
                                                                                                  • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                                                                                  • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                                                                                  • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                                                                                  • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                                                                                  • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                                                                                  • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                                                                                  • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                                                                                  • PENGELOLAAN RISIKO
                                                                                                  • Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                                                  • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                                                  • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                                                                                  • Pendekatan Menyeluruh
                                                                                                  • Pendekatan Terpadu
                                                                                                  • Masyarakat yang siap
                                                                                                  • Pengelolaan risiko bencana
                                                                                                  • Disaster management
                                                                                                  • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                                                                                  • Pendugaan Risiko
                                                                                                  • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                                                                                  • Interdisciplinary approach
                                                                                                    • Social amplification of risk framework
                                                                                                        • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                                                                          • Selasa 17 November 2009
                                                                                                            • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                                                  Tversky Amos and Daniel Kahneman 1974 Judgment under Uncertainty Heuristics and Biases Science 185(4157) (September 1974) 1124ndash1131

                                                                                                  Wildavsky Aaron and Karl Dake 1990 Theories of Risk Perception Who Fears What and Whyrdquo American Academy of Arts and Sciences (Daedalus) 119(4) (1990) 41ndash60

                                                                                                  Analisis Risiko Bencana - 2011

                                                                                                  49

                                                                                                  • Kita dan Bencana
                                                                                                  • Sumber sekitarkitacom200910kita-dan-bencana
                                                                                                  • Geografi Bencana
                                                                                                    • Ciri-Ciri Banjir
                                                                                                    • Jenis-Jenis Banjir
                                                                                                    • Penyebab Terjadinya Banjir
                                                                                                    • Dampak Dari Banjir
                                                                                                    • PENDUGAAN RISIKO BENCANA
                                                                                                    • Analisis risiko IPAL
                                                                                                    • Abrasi Mengancam Pesisir Nusantara
                                                                                                    • (Koran Jakarta Selasa 26 Mei 2009)
                                                                                                    • Indonesia yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan tentu tidak terlepas dari masalah abrasi Pantai-pantai Indonesia yang panjang lama-lama terkikis Penyebabnya bisa karena faktor alam bahkan ulah manusia yang semakin brutal
                                                                                                    • Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia Sayangnya potensi itu tidak lantas diiringi penjagaan kelestarian wilayah pantai dan laut Buktinya banyak kerusakan terjadi di wilayah tersebut seperti pemutihan terumbu karang (coral bleaching) pencemaran air laut dan abrasi wilayah pantai
                                                                                                    • Sumber wwwkoran-jakartacomberita-detailphpid=8886
                                                                                                    • Salah satu kerusakan yang kini semakin mengkhawatirkan adalah abrasi pantai Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut Pengikisan itu terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan sehingga mampu menghempas daerah pantai lebih kuat dan lebih mudah
                                                                                                    • Jika hal itu terus terjadi sangat mungkin wilayah pantai akan menghilang dan tinggallah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan Sangat mungkin pula daratan akan menghilang meski terjadi dalam waktu lama
                                                                                                    • Contoh paling konkret akibat abrasi pantai adalah amblasnya jalan lintas Sumatra di beberapa titik khususnya di Bengkulu bagian utara Laju abrasi di pantai barat Bengkulu mampu menyebabkan kerusakan yang tentunya sangat merugikan Abrasi juga mampu menghilangkan Pulau Satu dan Pulau Bangkai yang berada di sekitar Pulau Enggano sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu
                                                                                                    • Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 hektare dan 1 hektare tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano
                                                                                                    • Pada tahun 1960 dua pulau itu masih dijaga oleh suku Kahuga di Pulau Bangkai dan suku Kaarubi di Pulau Satu dengan memelihara pohon kelapa Kedua pulau cepat menghilang karena pepohonan yang ditanam di pulau itu sering ditebangi nelayan yang singgah
                                                                                                    • Tidak hanya di Bengkulu hal serupa juga terjadi di banyak tempat di Indonesia Abrasi menyebabkan pula garis pantai mundur jauh dari jarak semula Tercatat pada 2008 pantai di sepanjang selatan Kulonprogo DI Yogyakarta bergerak mundur ke utara hingga 100 meter Beberapa bangunan mercusuar dan warung-warung penduduk hancur diterjang gelombang Sepanjang pantai Kota Padang Sumatra Barat pun terancam abrasi Setidaknya dalam jangka waktu lima tahun terakhir bibir pantai telah menjorok ke daratan sepanjang 150 meter sehingga tidak aman lagi bagi penduduk yang bermukim di pinggirannya
                                                                                                    • Sebab-Akibat
                                                                                                    • Untuk menanggulangi ancaman abrasi perlu dipahami terlebih dulu penyebabnya Profesor Otto Sudarmaji Rahmono Ongkosono dari Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan pada dasarnya abrasi terjadi di kawasan pantai mana pun di belahan Bumi Hanya saja pada beberapa tempat ada yang laju abrasinya cepat ada pula yang lambat
                                                                                                    • Kecepatan laju abrasi disebabkan beberapa faktor seperti jenis pantai keadaan bagian hulu sungai serta akibat ulah manusia Apabila keadaan hulu sungai banyak pohon yang ditebangi otomatis banyak sedimen yang terbawa ke daerah muara sungai Hal itu menyebabkan keseimbangan masuk dan keluar air di sekitar muara sungai terganggu Akibatnya ombak yang datang akan dengan mudah menggerus kawasan sekitarnya
                                                                                                    • Hilangnya terumbu karang di lepas pantai juga menjadikan abrasi lebih cepat terjadi Terumbu karang tidak hanya berguna sebagai tempat hidup berbagai biota laut tapi juga berfungsi menahan laju ombak Dengan adanya terumbu karang laju ombak tidak akan terlalu cepat dan keras menggempur pantai
                                                                                                    • Penggunaan kawasan pantai untuk bangunan secara berlebihan juga menyebabkan abrasi lebih masif terjadi Kawasan pantai yang seharusnya diperuntukkan bagi hutan bakau misalnya kini sudah banyak yang berubah menjadi resort pinggir pantai Selain itu kawasan pantai juga sering digunakan sebagai tambak yang tidak berwawasan lingkungan
                                                                                                    • Kesemua hal itu menyebabkan lahan bakau menghilang Setelah lahan bakau menghilang ombak yang datang ke pantai pun tidak ada penghalangnya Ujung-ujungnya pengikisan tanah di pantai lebih mudah terjadi Ulah manusia yang paling parah adalah mengeruk pasir-pasir pantai seperti di Pantai Teluk Sepang Bengkulu Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2006 lebih dari 400 meter kubik pasir per hari diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir Pantai Teluk Sepang Masyarakat masih beranggapan bahwa lahan pantai bukanlah lahan produktif sehingga pengerukan pasir pantai tidak akan menimbulkan kerugian
                                                                                                    • Sumber wwwliputan-kotacom201003abrasi-ancam-pes
                                                                                                    • Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene Sulawesi Barat terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu Sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene yang terletak di Kecamatan Tubo terdiri dari Kelurahan Mosso Desa Puttada Pundaum Desa Onang terus terancam gelombang air laut pasang Tampak sepanjang puluhan kilometer wilayah pantai Kabupaten Majene terus dikikis air laut yang juga menghantam beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai sehingga jebol akibat gelombang pasang yang melanda wilayah itu Abrasi yang terjadi tersebut tampak juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sekitar pesisir pantai di wilayah itu sehingga jalan trans sulawesi di bagian barat Sulawesi tersebut juga menjadi terancam
                                                                                                    • PENGELOLAAN RISIKO
                                                                                                    • Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                                                    • Proses Pengelolaan Risiko Bencana
                                                                                                    • Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu
                                                                                                    • Pendekatan Menyeluruh
                                                                                                    • Pendekatan Terpadu
                                                                                                    • Masyarakat yang siap
                                                                                                    • Pengelolaan risiko bencana
                                                                                                    • Disaster management
                                                                                                    • Proses Perencanaan Terhadap Bencana
                                                                                                    • Pendugaan Risiko
                                                                                                    • Evaluasi dan Persepsi Risiko
                                                                                                    • Interdisciplinary approach
                                                                                                      • Social amplification of risk framework
                                                                                                          • Daerah Aliran Sungai dan Risiko Banjir
                                                                                                            • Selasa 17 November 2009
                                                                                                              • Potret kehidupan pasca bencana gempa sumatera barat

                                                                                                    top related