PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP HASIL BELAJAR …
Post on 16-Oct-2021
10 Views
Preview:
Transcript
PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA MI/SD PADA MATERI LUAS DAN
KELILING BANGUN DATAR
(Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas IV MI Sa’Adatuddawam Pondok
Cabe , Pamulang – Kota Tangerang Selatan)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
ROSSIANA
NIM: 1112018300063
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
i
ABSTRAK
ROSSIANA, NIM. 1112018300063. Pendekatan Konstruktivisme Terhadap
Hasil Belajar Siswa SD pada Materi Luas dan Keliling Bangun Datar.
Skripsi. Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2017.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan pendekatan
konstruktivisme terhadap hasil belajar siswa pada materi luas dan keliling bangun
datar SD. Penelitian dilakukan pada bulan November 2016 di MI
Sa`adatuddawam Pondok Cabe.
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi
Exsperimental) dengan rancangan penelitian TwoGroup Randomized Subject
Posttest Only dan teknik pengambilan sampel berupa purposive sampling. Sampel
yang diteliti adalah siswa kelas IV MI Sa'adatuddawam dimana kelas pertama
adalah kelas kontrol dan kelas kedua adalah kelas eksperimen. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan
kosntruktivisme memperoleh nilai rata-rata yang lebih tinggi yaitu 65,9 dari kelas
kontrol yang menggunakan pendekatan konvensional yaitu sebesar 50,4. Selain
itu, berdasarkan hasil perhitungan uji pengaruh (effect sizes) dengan menggunakan
rumus perhitungan Cohen’s d, diperoleh nilai effect sizes (d) sebesar 0,743. Nilai
effect sizes yang diperoleh menginterpretasikan bahwa pendekatan
konstruktivisme memiliki pengaruh dalam kategori yang sedang. Dengan
demikian, ini menunjukkan terdapat pengaruh yang baik dari penggunaan
pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV MI
Sa'adatuddawam pada materi luas dan keliling bangun datar.
Kata Kunci: Pendekatan Kosntruktivisme, Hasil Belajar, Bangun Datar
ii
ABSTRACT
ROSSIANA, NIM. 1112018300063. Constructivism Approach Against Result
of Learning Students in matter Geometry Primary School. Teaching
Education of Madrasah Ibtidaiyah Department Thesis, Faculty of Tarbiyah and
Teacherships. Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.
This aims of research is to determine the effect using constructivism approach
against to students learning outcome in matter geometry. This research was
conducted in November 2016 at Sa’adatuddawam Pondok Cabe.
The method used in this research is quasi experimental, with a randomized study
design Two Group Randomized Subject Posttest Only and sampling techniques in
the form of purposive sampling. The sample studied were students of class IV MI
Sa'adatuddawam, which first class is a control class and the second class is a
experiment class. The results of research showed that the experiment class used
constructivism method obtained higher average value 65,9 than control class used
conventional approach 50,4. In addition, based on that results of test calculation
the effect size using Cohen’s formula, obtained the average value 0,743. The
effect size value interpret from constructivism approach has influence in medium
category. Thus, it’s indicated there’s good influence on the use of a constructivism
approach to learning outcomes geometry matter grade IV MI Sa’adatuddawam.
Keywords: Constructivism Approach, Outcomes, Geometry
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Segala piji bagi Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat, hidayah, serta kuasa-Nya sehingga penulis dapat merampungkan skripsi
ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW, beserta
keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga hari akhir nanti.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.). Selama proses penulisan dan penyelesaian skripsi ini
penulis menyadari bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami.
Skripsi ini dapat terselesaikan berkat adanya bimbingan, dukungan, bantuan, dan
kerjasama dengan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis
menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhigga kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Dr. Khalimi, M.Ag. Beserta staff dan jajarannya.
3. Dosen Pembimbing Akademik (PA), Dr. Fauzan, MA. yang senantiasa
memberikan arahan, saran serta bimbingan.
4. Dosen pembimbing skripsi, Dr. Gelar Dwirahayu, M. Pd. yang telah
membimbing dan meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya disela-sela
kesibukan yang cukup padat untuk memberikan bimbingan dan arahan
kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.
5. Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmunya selama penulis menjalankan
perkuliahan.
6. Kepala MI Sa’Adatuddawam, dewan guru, staff serta siswa-siswi dimana
tempat penulis melaksanakan kegiatan penelitian.
7. Pimpinan dan staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatulah Jakarta, yang telah
iv
membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman berbagai
literatur yang dibutuhkan.
8. Teristimewa untuk orang tua tercinta Ayahanda Mahmud dan Ibunda
Zawiyah, serta kakak-kakak tersayang yang tak henti-hentinya mendoakan,
memberikan dukungan, semangat, dan motivasi dalam menyelesaikan
pendidikan S1 ini. Semoga diberikan sehat, panjang umur, dan selalu
senantiasa dalam lindungan, karunia, dan kasih sayang-Nya.
9. Keponakan penulis, Umayyah, S.T yang tak henti-hentinya mendoakan,
memberikan dukungan, semangat, dan motivasi dalam menyelesaikan
pendidikan S1 ini.
10. Kepada sahabat-sahabat penulis tercinta Ian, Uli, Fani, Ute, dan C3. Dan juga
untuk sahabat satu pembimbing dengan penulis dan sahabat semasa penulis
menulis skripsi, yaitu Jingga, Bila, Mila, Arif yang senantiasa memberikan
dukungan, memotivasi, dan semangat satu sama lain
11. Kepada Aci, Halimah, Uul, Yola, Dita dan seluruh teman seperjuangan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) 2012, teristimewa untuk
PGMI B’12. Semoga tali silaturahmi kita selalu terjalin dengan baik.
12. Kepada Nur Hasan Basri dan Walna Fachriyan yang tidak henti memberikan
semangat, dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Kepada 'Wanita-wanita Classie' Uthe, Denis, Zai yang tidak henti
memberikan canda tawa.
14. Kepada Crew PHD BK-CIT yang senantiasa membantu penulis dalam
memberikan dispensasi waktu.
15. Kepada sumber semangat, motivasi, dan inspirasi penulis Cho Kyuhyun,
Super Junior dan SM Family.
Hanya untaian doa yang dapat penulis panjatkan kehadirat-Nya, semoga
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini selalu
diberikan kesehatan, umur yang panjang, kelancaran, serta selalu dalam lindungan
dan karunia-Nya dalam menjalankan kegala aktivitas.Aamiin.
v
Akhir kata, besar harapan penulis semga skripsi ini dapat memberikan
manfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umunya.
Jakarta, Februari 2017
Penulis
Rossiana
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
BAB II: KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretis
1. Pendekatan Konstruktivisme ..................................................... 7
a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran ....................................... 7
b. Konstruktivisme ....................................................................... 7
2. Hasil Belajar................................................................................. 15
a. Pengertian Hasil Belajar .......................................................... 15
b. Faktor-faktor Hasil Belajar ...................................................... 16
c. Hasil Belajar Ranah Kognitif .................................................. 18
3. Luas dan Keliling Bangun Datar Terhapa Konstruktisme ..... 20
B. Hasil Penelitian Relevan ................................................................. 21
C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 22
D. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 24
vii
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 25
B. Metode dan Desain Penelitian ........................................................ 25
C. Populasi dan Sampel ....................................................................... 26
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 27
E. Instrumen Penelitian ....................................................................... 27
F. Uji Coba Instrumen ........................................................................ 28
1. Uji Validitas ................................................................................ 29
2. Uji Reliabilitas ............................................................................ 29
3. Uji Daya Beda ............................................................................. 31
4. Uji Taraf Suka ............................................................................ 32
G. Teknik Analisis Data ....................................................................... 33
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data ........................................... 33
a. Uji Normalitas ........................................................................ 33
b. Uji Homogenitas ..................................................................... 34
2. Uji t .............................................................................................. 34
3. Uji Pengaruh (Effect Sizes) ........................................................ 35
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ................................................................................. 37
1. Data Hasil Penelitian Matematika Siswa ................................. 37
B. Analisis Data .................................................................................... 39
1. Uji Normalitas ............................................................................. 39
2. Uji Homogenitas .......................................................................... 40
3. Uji t .............................................................................................. 41
4. Uji Pengaruh (Effect Sizes) ........................................................ 42
C. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 43
1. Pembelajaran Dengan Pendekatan Konstruktivisme .............. 43
2. Hasil Belajar Siswa ..................................................................... 45
D. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 52
viii
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 53
B. Saran ................................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 54
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 57
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian .......................................................................... 25
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen ....................................................................... 28
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Menggunakan Product Moment ..................... 29
Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Reliabilitas Instrumen .................................. 30
Tabel 3.5 Klasifikasi Interpretai Daya Pembeda ........................................... 31
Tabel 3.6 Kalsifikasi tingkat Daya Beda Soal .............................................. 32
Tabel 3.7 Kriteria Indeks Kesukaran Soal .................................................... 32
Tabel 3.8 Interpretasi Nilai Effect Sizes ........................................................ 36
Tabel 4.1 Deskripsi Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................. 38
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ........................................................................ 38
Tabel 4.3 Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .... 40
Tabel 4.4 Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 41
Tabel 4.5 Uji t Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..................... 42
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ...................................................................... 24
Gambar 4.1 Siswa Mengerjakan LKES 1 ...................................................... 43
Gambar 4.2 Siswa Mengerjakan LKKS II ..................................................... 43
Gambar 4.3 Diagram Hasil Posttest Kemampuan Kognitif Siswa ................ 44
Gambar 4.4 Jawaban C3(Menerapkan) Siswa Kelas Eksperimen ................ 46
Gambar 4.5 Jawaban C3 (Menerapkan) Siswa Kelas Kontrol ....................... 46
Gambar 4.6 Jawaban C4 (Menganalisis) Siswa Kelas Eksperimen................ 47
Gambar 4.7 Jawaban C4 (Menganalisis) Siswa Kelas Kontrol ..................... 47
Gambar 4.8 Jawaban C5 (Mengevaluasi) Siswa Kelas Eksperimen ............. 48
Gambar 4.9 Jawaban C5 (Mengevaluasi) Siswa Kelas Kontrol ..................... 48
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen .... 57
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ........... 85
Lampiran 3 Lembar Kerja Eksplorasi Siswa ................................................... 106
Lampiran 4 Lembar Kerja Konsolidasi Siswa ................................................. 115
Lampiran 5 Kisi-kisi Instrumen Tes ................................................................. 123
Lampiran 6 Soal Uji Coba ............................................................................... 124
Lampiran 7 Hasil Analisis Butir Soal Uji Coba Instrumen ............................. 126
Lampiran 8 Soal Evaluasi ................................................................................. 127
Lampiran 9 Kunci Jawaban .............................................................................. 129
Lampiran 10 Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................... 132
Lampiran 11 Uji Normalitas dan Uji Homogenitas ........................................... 133
Lampiran 12 Uji t Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................. 134
Lampiran 13 Uji Pengaruh (Effect Sizes) ........................................................... 135
Lampiran 14 Dokumentasi Pembelajaran .......................................................... 136
Lampiran 15 Permohonan Surat Bimbingan Skripsi ......................................... 137
Lampiran 16 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................. 138
Lampiran 17 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ........................ 139
Lampiran 18 Uji Referensi .................................................................................. 140
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan yang penting untuk kelangsungan
peradaban manusia. Peran pendidikan sangatlah strategis dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mencapai kemajuan
bangsa. Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang
penting, karena mutu pendidikan menunjukkan kualitas suatu bangsa.
Mutu atau kualitas pendidikan dalam skala kecil biasanya dilihat
berdasarkan hasil belajar siswa. Hasil belajar ini ditentukan oleh usaha siswa
itu sendiri dan penilaian guru terhadap kemampuannya. Sebagai salah satu
penentu hasil belajar, peran perlu guru ditekankan dalam meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia. Hasil belajar dalam masalah ini adalah hasil belajar
matematika SD.
Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang sangat tidak
asing bagi siswa karena semua jenjang pendidikan telah mempelajari
matematika. Namun sebagian besar banyak menganggap bahwa matematika
adalah mata pelajaran yang paling rumit, sehingga tidak disukai bahkan
ditakuti oleh para siswa. Peneliti sempat mengajukan pertanyaan kepada
beberapa siswa tentang anggapannya terhadap matematika, beberapa siswa
tersebut mengatakan bahwa matematika sulit.Anggapan tersebut diperkuat
dalam skripsi Danang Tri Fauzi yang melakukan wawancara dengan wali
kelas IV di MI YAPPI Mulusan, Paliyan, Gunung Kidul yang mengatakan
bahwa matematika sering kali dianggap sebagai pelajaran menakutkan bagi
sebagian besar siswa, meskipun tidak sedikit yang gemar dengan pelajaran
ini.1 Siswa yang terlanjur menilai matematika adalah pelajaran yang sulit
akan menurunkan minat belajarnya. Menurunnya minat belajar tentu
berpengaruh dengan menurunnya hasil belajar siswa.
1Danang Tri Fauzi, "Faktor-faktor Kesulitan Belajae Matematika Kelas IV MI Yappi Mulusan
Paliyan Gunung Kidul" skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta, 2012. h. 3
2
Banyak siswa yang menganggap matematika identik dengan rumus yang
harus mereka hafalkan. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah, karena
memang banyak materi matematika yang harus menggunakan rumus. Namun
matematika bukan hanya tentang rumus, tetapi tentang berlogika.Siswa yang
mampu berpikir serta berlogika berkemungkinan untuk mendapatkan hasil
belajar matematika dengan nilai yang baik. Dalam proses untuk mendapatkan
hasil belajar yang baik dalam pembelajaran matematika diharapkan siswa
dapat membangun pengetahuannya sendiri. Hal ini dilakukan agar siswa
dapat mengingat dan memahami apa yang sebenarnya sedang dipelajari.
Keberhasilan proses kegiatan pembelajaran sangatlah dipengaruhi oleh
banyak faktor. Tidak hanya guru dan murid yang berperan aktif, namun
pemilihan metode, teknik, dan pendekatan pembelajaran menjadi faktor yang
menunjang keberhasilan pembelajaran. Menurut Mujiono dalam jurnal
Pemanfaatan Media Dalam Proses Belajar Mengajar oleh Johannes Jefria
Gultom,dalam proses belajar mengajar ada 4 (empat) komponen penting yang
berpengaruh bagi keberhasilan belajar peserta didik, yaitu bahan ajar, suasana
belajar, media dan sumber belajar, dan pendidik sebagai subyek pelajaran.2
Guru sebagai pelaku dalam proses pembelajaran, memiliki peranan untuk
mengarahkan proses pembelajaran itu dilaksanakan. Karena itu guru harus
bisa membuat proses pembelajaran efektif dan menarik sehingga materi yang
akan disampaikan akan membuat siswa senang dan tertarik untuk belajar.
Disinilah diperlukan kreatifitas guru untuk menunjang keberhasilan proses
pembelajaran.
Keberhasilan belajar tidak hanya ditentukan oleh peranan guru. Peranan
siswa untuk membangun pengetahuan juga diperlukan. Paham bahwa guru
adalah sumber pengetahuan, kadang membuat siswa enggan untuk
membangun pengetahuannya sendiri. Siswa cenderung hanya menerima
pengetahuan yang diberikan oleh gurunya. Untuk itu diperlukan suatu upaya
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya
2 Johannes Jefria Gultom, Pemanfaatan Media Dalam Proses Belajar Mengajar, Universitas
Negeri Medan.
3
adalah dengan memilih strategi, pendekatan atau cara dalam menyampaikan
materi pelajaran agar terjadinya peningkatan hasil belajar siswa khususnya
pada pelajaran matematika.
Pembelajaran matematika bukan hanya berhubungan dengan angka dan
operasi hitung bilangan, melainkan juga terdapat pembelajaran yang
berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari, sehingga proses
pembelajarannya bukan hanya penguasaan operasi hitung bilangan, tetapi
juga merupakan proses penemuan. Pendidikan matematika diharapkan dapat
menjadi suatu wahana bagi siswa untuk mempelajari hal-hal yang
berhubungan dengan kondisi kehidupan lingkungan hidup mereka.
Pengembangan pendidikan matematika dapat diterapkan lebih lanjut didalam
kehidupan sehari-hari yang dapat bermanfaat untuk kehidupan
bermasyarakat.
Proses pembelajaran khususnya matematika, guru cenderung
menggunakan pendekatan konvensional yaitu berpusat pada guru. Guru
hanya memberikan ceramah dan mencontohnya cara penyelesaian masalah
matematika. Guru kurang aktif untuk mengkonstruksikan pengetahuan siswa.
Telah kita ketahui bahwa setiap pengetahuan itu saling berkaitan, sebagai
guru seharusnya bisa membuat siswa untuk berperan aktif dalam
mengkonstruksikan pengetahuan baru. Begitupun dengan materi bangun
datar.
Peneliti juga sempat melalukan wawancara di MI Sa'adatuddawam,
Pondok Cabe. Menurut hasil wawancara yang peneliti lakukan, hasil belajar
siswa dengan menggunakan pendekatan konvensional tidaklah terlalu buruk.
Ketika peneliti bertanya tentang masalah yang di dapatkan dengan materi
bangun datar adalah siswa kurang memahami konsep luas dan keliling,
sehingga banyak siswa yang salah dalam mengerjakan. Pada tahun
sebelumnya, jumlah siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM hampir
menyentuh 40%.
Selain wawancara, peneliti juga sempat melakukan observasi di MI
Sa'adatuddawam pada kelas IV dengan materi FPB, dimana guru
4
mengajarkan materi FPB dengan menggunakan pendekatan konvesional atau
pendekatan berpusat pada guru. Minimnya konsep yang diterapkan guru
membuat sebagian siswa merasa kebingungan. Guru hanya menjelaskan
pengertian FPB itu sendiri. Pertemuan-pertemuan sebelumnya membahas
tentang kelipatan, faktor bilangan dan KPK hampir rata-rata siswa mengerti,
hal ini dibuktikan dengan pengulangan materi yang dilakukan guru untuk
mengingatkan kembali materi sebelumnya. Ketika memasuki materi FPB,
ada beberapa siswa kurang memahami konsep FPB. Mereka masih
menggunakan pemahaman KPK sehingga saat latihan soal, nilainya kurang
memuaskan. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman siswa tentang FPB,
dan guru kurang mendorong siswa untuk membandingkan FPB dan KPK
sehingga adanya klasifikasi yang kurang jelas.
Pendekatan konstruktivisme bisa menjadi salah satu pendekatan yang
membuat keaktifan siswa meningkat. Dengan pendekatan konstruktivisme
siswa di harapkan dapat mengkonstruk, menyusun pengetahuan yang sudah
dimiliki siswa dengan pengetahuan baru sehingga menjadi suatu pemahaman
baru bagi siswa. Pendekatan konstruktivisme ini juga dapat dilaksanakan
dalam kelompok kecil, dimana siswa akan bertukar pikiran dan terciptalah
pemahaman yang dibangun bersama. Dengan kelompok kecil, siswa dapat
lebih memahami karena dengan berdiskusi mereka akan bertukar pikiran dan
akan lebih mengingat apa didiskusikan jika dibandingkan hanya menerima
materi dari guru. Dalam pendekatan konstruktivisme setiap pertanyaan yang
diberikan oleh guru menuntut siswa untuk aktif mencari serta meneliti sendiri
pemecahan dari masalah yang dihadapi.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis memandang perlu
untuk melakukan sebuah penelitian mengenai “Pendekatan
Konstruktivisme Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Luas dan
Keliling Bangun Datar”
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, bahwa permasalahan tersebut
dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1) Metode Pembelajaran masih menggunakan pendekatan konvensional.
2) Guru kurang mengkonstruk pengetahuan siswa.
3) Kurangnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran matematika.
4) Kurangnya pemahaman konsep siswa sehingga menimbulkan rendahnya
hasil belajar matematika siswa.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini menghasilkan gambaran yang jelas tentang masalah
yang ada, maka penelitian ini dibatasi pada :
1. Peningkatan hasil belajar siswa pada penelitian ini mengarah pada ranah
kognitif siswa pada level C3, C4, dan C5 teori Bloom.
2. Hasil belajar yang dimaksud hanya pada hasil belajar matematika materi
luas dan keliling bangun datar segitiga dan jajargenjang.
3. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
konstruktivisme yang digunakan berdasarkan teori Vigotsky atau
konstruktivisme sosial.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang sudah diuraikan
terlebih dahulu, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
“Apakah penggunaan pendekatan konstruktivisme dalam proses
pembelajaran matematika dapat memberikan pengaruh secara signifikan
terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi luas dan keliling bangun
datar di kelas IV MI Sa’adatuddawam?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasar pada perumusan masalah penelitian yang telah diuraikan maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
6
pendekatanpembelajaran konstruktivisme terhadap hasil belajar siswa pada
materi luas dan keliling bangun datar di kelas IV MI Sa’Adatuddawam.
.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna :
1. Bagi peneliti, memperluas wawasan cara pembelajaran matemarika
dengan pendekatan konstruktivisme. Peneliti juga dapat menentukan
tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya
pada materi luas dan keliling jajargenjang dan segitiga.
2. Bagi siswa, agar dapat membangun pengetahuan berdasarkan pengetahuan
yang telah dimiliki.
3. Bagi guru, agar dapat menjadi pendekatan alternatif yang dapat diterapkan
dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Bagi sekolah atau lembaga, sebagai masukan yang harapannya dapat
digunakan untuk mempertimbangkan dalam menentukan kebijakan yang
berkaitan dengan pembelajaran matematika dan memberikan penjelasan
pada pihak yang memerlukan.
7
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR,
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Pendekatan Konstruktivisme
a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan (approach), menurut T. Raka Joni (1991),
menunjukan caraumum dalam memandang permasalahan atau objek
kajian, sehingga berdampak, ibarat seorang yang memakai kacamata
dengan warna tertentu di dalam memandangalam sekitar. Kacamata
berwarna hijau akan menyebabkan lingkungan kelihatan kehijau-
hijauan dan seterusnya.1
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengancakupan teoretis tertentu.
b. Konstruktivisme
Istilah constructivism (yang dalam Bahasa Indonesia diserap menjadi
konstruktivisme) berasal dari kata kerja Inggris ‘to construct’. Kata ini
merupakan serapan dari bahasa Latin ‘construere’ yang berarti menyusun
atau membuat struktur.Berdasarkan arti kata tersebut konstruktivisme
berarti menyusun atau membangun pengetahuan.
Inti dari teori konstruktivisme ialah gagasan bahwa pelajar masing-
masing harus menemukan dan mengubah informasi yang rumit kalau
mereka ingin menjadikannya milik sendiri.2 Berdasarkan pengertian di
atas, dalam kontruktivisme seseorang diharuskan aktif dalam
1 Milan Rianto, dkk, Pendekatan, Stratcegi dan Metode Pembelajaran, (Malang, 2006) h.
4 2 Robert e slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Edisi Kedelapan, (Jakarta, th)
hal.6
8
pembelajaran untuk membangun pengetahuan yang akan dimiliki.
Keaktifan siswa menentukan seberapa dalam siswa itu memahami
pengetahuan. Siswa yang aktif dalam membangun pengetahuannya tentu
akan lebih memahami materi tersebut.
Dalam pandangan konstruktivisme, strategi untuk memperoleh
pengetahuan lebih penting daripada seberapa banyak peserta didik
mengingat atau menghafal pengetahuan. Dalam teori konstruktivisme,
tugas guru menurut Sagala yaitu memfasilitasi proses tersebut dengan: 1)
menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi peserta didik, 2)
memberi kesempatan bagi peserta didik untuk menemukan dan
menerapkan idenya sendiri, dan 3) menyadarkan peserta didik untuk
menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.3
Terdapat beberapa pengertian tentang konstruktivisme yang
dikemukakan oleh beberapa ahli :4
Rutherford an Ahlgren mengatakan siswa mempunyai ide sendiri
tentang semua pengetahuan, di mana ada yang betul ada yang salah,
jika betul dan salah ini tidak ditangani secara baik, ia akan kekal
salahnya walaupun menjawab benar dalam tes, tetapi mereka
memahami konsep yang salah.
John Dewey, menyatakan bahwa pendidikan yang baik harus
melaksanakan pengajaran dan pembelajaran sebagai proses menyusun
atau membina pengalaman.
Von Glserfed, menyatakan bahwa seseorang membina representasi
pengetahuan sendiri. Karena itu tidak ada satu pun yang benar.
Piaget, menyatakan bahwa manusia belajar melalui tinjauan aktif dan
pembelajaran berlaku apabila pelajar menemui sesuatu yang tidak
konsisten di antara representasi pengetahuannya yang sudah ada
dengan pengalaman yang dialaminya.
3 Ahmad Susanto, Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, (Jakarta :
Prenadamedia Group, 2014) h. 138. 4 Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika,
(Jakarta : PT Rajagrafindo Persada 2014) h.238
9
Vigotsky, menyatakan bahwa pembelajaran berlaku dalam konteks
social dan interaksi diantara pelajar dengan teman sebaya.
Giambatista Vico, yang dipandang sebagai cikal bakal lahirnya
konstruktivisme, ia mengatakan bahwa tuhan adalah pencipta alam
dan manusia adalah tuan dari ciptaan. Mengerti berarti mengetahui
segala sesuatu karena Dia pencipta segala sesuatu itu. Manusia hanya
dapat mengetahui sesuatu yang dikonstruksikan Tuhan.
Dalam konstruktivisme setiap siswa ditekankan untuk aktif dalam
mengkonstruksikan pengetahuan melalui hubungan saling mempengaruhi
dalam pengetahuan sebelumnya dengan pengetahuan baru. Piaget
mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh
seseorang melainkan melalui tindakan. Bahkan, perkembangan kognitif
anak bergantung pada seberapa jauh mereka aktif dalam memanipulasi
dan berinteraksi dengan lingkungan.
Sebuah pendekatan pasti memiliki ciri yang mengindentifikasikan
pendekatan tersebut. Begitu pula dengan pendekatan konstruktivisme
yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif
Tekanan proses belajar mengajar terletak pada siswa
Mengajar adalah membantu siswa belajar
Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses, bukan pada hasil
belajar
Kurikulum menekankan pada partisipasi siswa.
Problem centered approach
Guru adalah fasilitator5
Memahami konstruktivisme, ilmu pengetahuan sekolah tidak boleh
dipindahkan daripada guru kepada murid dalam bentuk yang serba
sempurna. Murid perlu dibimbing sesuatu pengetahuan itu mengikuti
pengalaman masing-masing. Beberapa ahli konstruktivisme yang
5Ibid., h.239
10
terkemuka berpendapat bahwa pembelajaran yang bermakna itu bermula
dengan pengetahuan atas pengalaman yang ada pada murid.
Pendekatan konstruktivisme memiliki beberapa aliran.Salah satunya
adalah konstruktivisme sosial. Konstruktivisme social beranggapan
bahwa pengetahuan yang dibentuk oleh peserta didik, merupakan hasil
interaksinya dengan lingkungan social sekitarnya. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa : 1) pengetahuan dibina oleh manusia, 2)
pembinaan pengetahuan bersifat social dan personal, 3) Pembina
pengetahuan personal adalah perantara social dan Pembina pengetahuan
social adalah perantara personal, 4) pembinaan pengetahuan social
merupakan hasil interaksi social, dan 5) interaksi social dengan yang lain
adalah sebagian dari personal, pembinaan social, dan pembinaan
pengetahuan bawaan.6
Melalui perspektif Piaget, pengetahuan diperoleh menurut proses
konstruktsi selama hidup melalui suatu proses ekuilibrasi antara skema
pengetahuan dan pengalaman baru.7 Menurut Piaget, pengetahuan itu
akan bermakna bila dicari dan ditemukan sendiri oleh peserta didik bukan
hasil pemberitahuan dari orang lain, termasuk guru. Piaget dalam Wijaya
juga menyatakan bahwa setiap individu berusaha dan mampu
mengembangkan pengetahuan sendiri melalui skema yang ada dalam
struktur kognitif.8
Ada beberapa dampak utama teori Piaget terhadapat Praktik
Pembelajaran di ruang kelas diantaranya:
Guru harus berusaha beradaptasi dengan cara berpikir anak, karena
cara berpikir anak berbeda dan kurang logis dibanding orang dewasa.
Salah satu cara yaitu dengan menciptakan situasi belajar yang
memungkinkan peserta didik dapat belajar sendiri.
6 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bandung : PT Gelora
Aksara Pratama, 2006) h. 152 7Ibid,
8 Ahmad Susanto, Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, (Jakarta :
Prenadamedia Group, 2014) h. 133.
11
Anak belajar paling baik dengan menemukan (discovery). Karena itu,
peran guru merancang tugas yang di dalamnya anak dapat
menyelesaikan masalah sendiri. Guru diharapkan dapat memberikan
tugas yang dirancang khusus untuk membimbing mereka menemukan
dan menyelesaikan masalah sendiri.
Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan pemikiran anak artinya,
ketika anak-anak mencoba memecahkan masalah, penalaran
merekalah yang lebih penting daripada jawabannya. Karena itu
pentingsekali bahwa guru tidak menghukum anak untuk jawaban
yang salah, tetapi yang dinalar dengan baik.
Berbeda dengan konstruktivisme kognitif ala piaget, konstruktivisme
social yang dikembangkan oleh Vigotsky adalah bahwa belajar bagi anak
dilakukan dalam interaksi dengan lingkungan social maupun fisik.
Penemuan atau discovery dalam belajar lebih mudah diperoleh dalam
konteks social budaya seseorang.Inti konstruktivis Vigotsky adalah
interaksi antara aspek internal dan eksternal yang penekanannya pada
lingkungan social dalam belajar.Vigotsky menekankan bahwa guru harus
menciptakan banyak kesempatan bagi murid untuk belajar dengan guru
dan teman sebaya dalam mengkonstruksi pengetahuan bersama.9
Berdasarkan penjelasan dari Vigotsky tersebut lingkungan social dalam
proses pembelajaran sangat membantu siswa untuk membangun
pengetahuan, karena siswa dapat membangun pengetahuannya bersama
dan tentu akan lebih mudah diperoleh.
Dalam suatu analisis terhadap pendekatan konstruktivis social, guru
dikatakan tertarik untuk melihat pembelajaran melalui tatapan mata
murid. Analisis yang sama juga mencatat beberapa karakteristik kelas
konstruktivis social yaitu:
Orientasi tujuan penting dari kelas ini adalah konstruksi makna
kolaboratif
9 John W Santrock, Psikologi Pendidikan,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 200),
h. 390
12
Guru memantau perspektif, pemikiran dan perasaan murid.
Guru dan murid saling belajar dan mengajar.
Interaksi social mendominasi kelas.
Kurikulum dan isi fisik dari kelas mencerminkan minat murid dan
dipengaruhi oleh kultur mereka.
Ada tiga penekanan dalam teori belajar konstruktivisme yaitu,
pertama adalah peran aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan
secara bermakna. Kedua adalah pentingnya membuat kaitan antara
gagasan dalam mengkonstruksian secara bermakna. Ketiga adalah
mengaitkan antara gagasan dengan informasi baru yang diterima.
Dua prinsip utama dalam pembelajaran dengan teori belajar
konstruktivisme yaitu, pertama pengetahuan tidak dapat diperoleh secara
pasif, tetapi secara aktif oleh struktur kognitif siswa. Kedua, fungsi
kognisi bersifat adaptif dan membantu pengorganisasian melalui
pengalaman nyata yang dimiliki anak.
Sehubungan dengan itu, ada beberapa ciri atau prinsip dalam belajar
Paul Suparno yang dijelaskan sebagai berikut ;
1) Belajar mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa
yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami.
2) Konstruksi makna adalah proses yang terus-menerus.
3) Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi
merupakan pengembangan pemikiran dengan membuat
pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan,
tetapi perkembangan itu sendiri.
4) Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan
dunia fisik dan lingkungannya.
5) Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui,
si subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses
interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.
13
Pendekatan konstruktivis dalam mengajar menekankan pengajaran
atas-bawah bukannya bawah atas.10
Istilah atas bawah berarti siswa mulai
dengan persoalan yang rumit untuk diselesaikan dan kemudian
menemukan atau mengembangkan kemampuan dasar yang diperlukan.
Berbeda dengan strategi bawah atas tradisional, dimana kemampuan
dasar secara bertahap dibentuk menjadi bagian dari kemampuan yang
lebih sulit. Dalam pengerjaan atas-bawah, tugas-tugas dimulai siswa
bersifat rumit, lengkap dan otentik, yang bahwa semua itu bukanlah
bagian atau penyederhanaan tugas-tugas yang pada akhirnya diharapkan
untuk dikerjakan oleh siswa tetapi merupakan tugas yang sesungguhnya.
Pendekatan pengajaran konstruktivis biasanya menggunakan secara
besar-besaran pembelajaran kerja sama, berdasarkan teori bahwa siswa
akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit kalau
mereka dapat membicarakan satu sama lain tentang masalah.11
Dalam pendekatan konstruktivis terhadap matematika ini dan yang
lainnya, penekanan diberikan pada memulainya dengan soal-soal yang
sesungguhnya bagi siswa untuk diselesaikan secara intuitif dan
membiarkan siswa menggunakan pengetahuan mereka yang ada tentang
dunia ini untuk menyelesaikan soal-soal dengan apapun yang dapat
mereka lakukan.
Tahapan pendekatan pembelajaran konstruktivisme adalah12
1) Pemanasan-apersepsi
2) Eksplorasi
3) Konsolidasi pembelajaran
4) Pembentukan sikap
5) Penilaian formatif
10
Robert e slavin, op.cit., h.8 11
Robert e slavin,op.cit.,h. 10
12
Supraptini, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Pendekatan
Konstruktivisme Pada Siswa Kelas V Semester II SDN 3 Notorejo Kecamatan Gondang
Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Profesional Vol.4 No.2,
2015, h.53
14
Tahapan pertama adalah tahapan pemanasan-apersepsi, dimana
dalam tahapan pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang diketahui oleh
siswa. Guru bisa menstimulus dengan bertanya seputar hal-hal yang telah
dipahami siswa dan memotivasi siswa dengan bahan ajar yang menarik
agar siswa terdorong untuk mengetahui hal-hal yang baru berdasarkan
hal-hal yang telah dipahami.
Tahap eksplorasi, dalam tahap ini materi baru diperkenalkan dan
dikaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Tahap
konsolidasi pembelajaran, dalam tahapan ini siswa dilibatkan secara aktif
untuk menafsirkan dan memahami materi yang baru. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk dilibatkan secara aktif dalam problem
solving.Tahapan ini bertujuan agar siswa dapat membangun
pengetahuannya sendiri.
Tahap pembentukan sikap dan perilaku, dalam tahap ini guru
mendorong siswa untuk menerapkan konsep atau pengetahuan barunya
dalam kehidupan. Peserta didik membangun sikap dan perilaku
berdasarkan konsep atau pengetahuan barunya.
Tahap penilaian formatif, dalam sebuah pembelajaran tentu perlu
adanya penilaian atau evaluasi agar guru bisa mengetahui apakah siswa
memahami apa yang telah dipelajari. Tahapan ini juga diharapkan agar
guru dapat mengetahui kelemahan peserta didik dan masalah-masalah
yang dihadapi guru.
Setiap pendekatan pasti memiliki kelebihan begitu pula dengan
pendekatan konstruktvisme. Kelebihan pendekatan Konstruktivisme yaitu
dapat memberikan kemudahan bagi siswa dalam mempelajari setiap
konsep-konsep dalam setiap mata pelajaran, serta melatih siswa berfikir
kritis dan kreatif. Dalam proses membina pengetahuan baru, siswa akan
berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari ide dan membuat
keputusan yang bijak dalam menghadapi kemungkinan.
15
2. Hasil belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu hasil dan belajar.Dalam
kamus besar bahasa Indonesia, hasil adalah akibat; kesudahan.Hasil
merupakan sesuatu yang diperoleh seseorang setelah melakukan suatu
usaha atau pikiran.13
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan
bahwa hasil adalah akibat atau sesuatu yang didapatkan setelah adanya
usaha.
Sedangkan belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku
individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi
dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.14
Belajar adalah
suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan
sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan
baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku
yang relative tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun
bertindak.15
Menurut Good dan Brophy dalam Psikologi Pendidikan karya
Ngalim Purwanto, belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat
dilihat dengan nyata; proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang
sedang mengalami belajar.16
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dalam keadaan sadar untuk
mendapatkan sebuah konsep, atau pengetahuan baru yang akan
menghasilkan perubahan tingkah laku yang lebih baik dan menetap dalam
setiap individu untuk berpikir ataupun bertindak. Belajar bukan hanya apa
yang dipelajari di dalam ruang kelas, namun pengalaman hidup sehari-
13
Nina Fitriah, "Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Melalui Pendekatan
Konstruktivisme dengan Menggunakan Metode Eksperimen padaKonsep Tekanan", Skripsi FITK
UIN SYAHID, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN, 2013), h. 7 14
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010) h.90 15
Dr. Ahmad Susanto, M.Pd., Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar,
(Jakarta: Prenadamedia Group, 2016) h. 4 16
Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2013)h. 85.
16
hari dalam bentuk apapun bisa diartikan sebagai belajar. Dimana
pengalaman pribadi juga berpengaruh besar dalam pembentukan
kepribadian siswa.
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata
setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan
pengajaran.17
Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada
diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
sebagai hasil dari kegiatan belajar.18
Secara sederhana, pengertian hasil
belajar adalah akibat atau sesuatu yang didapatkan siswa karena adanya
aktivitas belajar.
b. Faktor-faktor Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi poses dan hasil belajar dibagi
menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dimana di dalam
faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis. Dan di
dalam faktor eksternal terdiri dari faktor lingkungan dan instrumental.19
Faktor fisiologis secara umum, seperti kesehatan yang prima, tidak
dalam keadaan lelah, dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan
sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar.
Demikian juga kondisi saraf pengontrol kesadaran dapat berpengaruh
pada proses dan hasil belajar. Panca indra juga harus diperhatikan karena
kondisi pancaindera akan memberikan pada proses dan hasil belajar.
Factor psikologi memiliki beberapa factor diantanya yaitu
intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, dan kognitif
dan daya nalar. Proses belajar merupakan proses yang kompleks, maka
aspek intelegensi tidak menjamin hasil belajar seseorang. Intelegensi
hanya sebuahn potensi; artinya seseorang yang memiliki intelegensi
17Asep Jihad dan Abdul Haris.Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta : Multi Pressindo,
2012) h. 15 18
Dr. Ahmad Susanto, Op.cit.,hal.5 19
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta : Gaung
Persada Press,2012) h.24
17
tinggi mempunyai peluang besar untuk memperoleh hasil belajar yang
baik.
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa semata-mata
tertuju pada suatu obyek maupun sekumpulan obyek. Untuk menjamin
hasil belajar yang baik, maka siswa harus dihadapkan pada obyek-obyek
yang dapat menarik perhatian siswa, jika tidak maka perhatian siswa tidak
terarah atau focus pada obyek yang sedang dipelajari.
Minat diartikan sebagai kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Sedangkan bakat
adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan ini baru akan terealisasi
menjadi kecakapan yang nyata setelah melalui belajar dan berlatih. Para
guru hendaknya berusaha untuk mengetahui minat dan bakat para
siswanya yang kemudian mampu juga untuk menumbuh-kembangkannya.
Motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motivasi berarti seni mendorong siswa untung
terdorong melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran
tercapai. Dengan kata lain motivasi merupakan usaha dari pihak luar
untuk mendorong, mengaktifkan, dan menggerakkan siswanya secara
sadar untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Factor eksternal yang pertama yaitu factor lingkungan. Kondisi
lingkungan mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan dapat
berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan
social.Lingkungan alam misalnya keadaan suhu, kelembaban,
kepengapan udara dan sebagainya. Lingkungan social baik yang berupa
manusia maupun hal-hal lainnya seperti hiruk pikuk lingkungan social
dapat mempengaruhi proses dan belajar. Oleh karena itu lingkungan
sekolah hendaknya didirikan dalam lingkungan yang kondusif untuk
belajar.
Factor eksternal selanjutnya adalah factor instrumental.Factor
instrumental adalah factor yang keberadaan dan penggunaannya
dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Factor-faktor ini
18
diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-
tujuan belajar yang telah direncanakan. Factor-faktor instrumental dapat
berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru.
c. Hasil Belajar Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah salah satu aspek dari hasil belajar.Menurut
Bloom dalam karya Ahmad Susanto, aspek kognitif atau pemahaman
adalah kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang
dipelajari.20
Pemahaman bukan hanya mengetahui atau mengingat sebuah
materi namun seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan
memahami pelajaran yang diberikan oleh guru.
Beberapa ranah kognitif dalam taksonomi Bloom yaitu
1) Mengingat (C1)
Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan
dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja
didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan.21
Mengingat
meliputi dua proses yaitu mengenali dan memanggil kembali.
Mengenali berkaitan dengan mengetahui pengetahuan masa
lampau yang berkaitan dengan hal-hal konkret, sedangkan
memanggil kembali adalah proses kognitif yang membutuhkan
pengetahuan masa lampau secara cepat dan tepat.
2) Memahami/mengerti (C2)
Memahami/mengerti berkaitan dengan membangun sebuah
pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan
komunikasi. Memahami berkaitan dengan aktivitas
mengklasifikasikan dan membandingkan.22
Aktivitas mengklasifikasi muncul ketika siswa mencoba untuk
mengenali karakteristik pengetahuan tersebut dengan
20
Dr. Ahmad Susanto, M.Pd.,Op.cit.,Hal.6 21
Imam Gunawan dan Anggraini Retno Palupi, Taksonomi Bloom-Revisi Kognitif
Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Penilaian, thn, hal.26 22
Ibid,
19
membandingkan pengetahuan lainnya. Mengklasifikasi akan
memberikan pemahaman sehingga siswa mengerti dengan
pengetahuan yang tengah dipelajari
3) Menerapkan (C3)
Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau
mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan
atau menyelesaikan permasalahan. Menerapkan meliputi kegiatan
menjalankan prosedur (excuting) dan mengimplementasikan
(implementing).23
Setelah siswa memahami materi atau
pengetahuan, siswa harus bisa menerapkan prosedur yang ada
dalam pengetahuan tersebut. Masalah diharapkan dapat
diselesaikan apabila siswa mempergunakan prosedur yang ada.
Menerapkan adalah proses yang berkelanjutan, siswa
menyelesaikan suatu permasalahan menggunakan prosedur telah
diketahui. Kegiatan terus berjalan dengan teratur sehingga siswa
mampu menerapkan prosedur dengan mudah.
4) Menganalisis (C4)
Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan
dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan
mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari
tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan
permasalahan.24
5) Mengevaluasi (C5)
Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian
berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang
biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efesiensi, dan
konsistensi.Evaluasi meliputi mengecek (checking) dan
mengkritisi (critiquing).25
23
Ibid.,hal.27 24
Ibid., hal.28 25
Ibid.,hal.28-29
20
Mengecek mengarah pada kegiatan pengujian terhadap kegagalan
dalam sebuah operasi, menguji hal-hal tidak konsisten sehingga
adanya kegagalan. Mengkritisi mengarah pada penilaian dengan
melihat sisi negative dan positif suatu operasi kemudian
melakukan penilaian berdasarkan kriteria dan standar.
6) Menciptakan (C6)
Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-
unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang
koheren dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu
produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi
bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya.26
Mencipta
meliputi proses menggeneralisasikan dan produksi.
Menggeneralisasikan merupakan kegiatan merepresentasikan
permasalahan dan penemuan alternative hipotesis yang
diperlukan.Memproduksi mengarahkan pada perencanaan untuk
menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti memilih untuk lebih mendalami
hasil belajar ranah kognitif pada C3 (Menerapkan), C4 (Menganalisis)
dan C5 (Mengevaluasi). Karena menurut peneliti, menerapkan,
menganalisis dan mengevaluasi lebih cocok untuk mengukur hasil belajar
siswa dengan pendekatan konstruktivisme.
3. Luas dan Keliling Bangun Datar terhadap Konstruktivisme
Soal latihan merupakan intrumen terbaik untuk menilai hasil belajar
siswa. Soal latihan dibawah ini merupakan contoh soal yang digunakan
dalam sebuah penelitian dengan pendekatan konstruktivisme dengan
materi konsep pecahan.
1) Bu Ani ingin membuat kue bolu, ia membutuhkan
kg gula pasir,
kg margarin, dan
tepung terigu, ketiga bahan tersebut tidak ada di
26
Ibid., hal.29
21
rumahnya, maka Bu Ani membelinya di warung, berapakah jumlah
semua belanjaan Bu Ani?
2) Ibu membuat kue untuk dibagikan kepada seluruh anggota
keluarganya yang berjumlah 4 orang. Raihan mendapat
, Husnul
mendapat
, ibu mendapat
dan sisanya untuk ayah, berapakah
bagian ayah?27
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Skripsi Achmad yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Konsep
Pecahan Melalui Pendekatan Pembelajaran Konstruktivisme Pada Siswa
Kelas IV MI Darul Hidayah tahun 2013.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
konstruktivisme juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini
terlihat dengan hasil belajar siswa, jika pada siklus I siswa yang mendapat
nilai dibawah KKM sebanyak 24 orang, pada siklus II menjadi 13 orang,
dan pada siklus III tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai di bawah
KKM yang ditetapkan yaitu 60,00. Sedangkan rata-rata siswa pada siklus
I hanya 56,32 meningkat menjadi 86,05 pada siklus II dan meningkat lagi
pada III menjadi 87,89.28
2. Jurnal Nurul Chujaemah, dkk, yang berjudul Penggunaan Pendekatan
Konstruktivisme dalam Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas IV Materi Bangun Ruang.
Penggunaan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran matematika
tentang bangun ruang yang dilakukan sesuai dengan langkah-langkah
dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dengan hasil yang ditunjukkan
dengan nilai hasil belajar siswa yang telah memenuhi kriteria ketuntasan
27
Achmad,Peningkatan Hasil Belajar Konsep Pecahan Melalui Pendekatan
Pembelajaran Konstruktivisme Pada Siswa Kelas IV MI Darul Hidayah, Skripsi FITK UIN
SYAHID, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN, 2013), 28
Achmad,Peningkatan Hasil Belajar Konsep Pecahan Melalui Pendekatan
Pembelajaran Konstruktivisme Pada Siswa Kelas IV MI Darul Hidayah, Skripsi FITK UIN
SYAHID, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN, 2013), hal. 87-88
22
belajar minimal 70 dan persentase ketuntasan belajar siswa mencapai
100%. Hasil pada siklus I nilai rata-rata siswa 63,2 dengan persentase
ketuntasan belajar siswa 52%.Pada siklus II terjadi peningkatan yaitu
nilai rata-rata siswa menjadi 80 dengan persentase ketuntasan belajar
siswa mencapai 84%.Tindakan pada siklus III juga mengalami
peningkatan hasil belajar siswa menjadi 88 dengan persentase ketuntasan
belajar siswa mencapai 100%.29
3. Persamaan dan perbedaan penelitian yang relevan dengan penelitian yang
akan dilakukan yaitu :
a. Persamaan penelitian yang akan dilakukan dengan kedua penelitian
yang relevan diatas adalah meneliti tentang peningkatan hasil belajar
siswa menggunakan pendekatan konstruktivisme.
b. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan kedua penelitian
yang relevan diatas adalah materi yang diteliti.
C. Kerangka Berpikir
Sistem pengajaran di sekolah umumnya masih menggunakan pendekatan
yang cenderung berpusat pada guru.Guru sangat berperan aktif dalam
memberikan informasi, sedangkan murid hanya menerima informasi tersebut.
Pembelajaran hendaknya siswa diajak untuk berperan aktif dalam
pembelajaran sehingga tidak hanya guru yang dominan karena keaktifan
siswa membuat kegiatan pembelajaran lebih efektif dan hasil belajar pun
akan menjadi lebih baik. Untuk membangun keaktifan siswa, maka
diperlukan pendekatan yang tepat.
Salah satu pendekatan yang dapat membuat siswa lebih aktif dalam
mengkonstruksikan pengetahuan adalah pendekatan Konstrukivisme.
Pendekatan ini adalah pendekatan yang menuntut pada keaktifan siswa untuk
mengkonstruk pengetahuannya sendiri. Dengan kata lain, siswa dituntut
29
Nurul Chujaemah, dkk, Penggunaan Pendekatan Konstruktivisme dalam Peningkatan
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Materi Bangun Ruang, hal
23
untuk menemukan jawaban dengan mencari, menyusun serta memadukan
pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya.
Dalam pelaksanaan pembelajaran ada beberapa tahapan yang harus di
lakukan. Tahapan-tahapan dalam pembelajaran dengan pendekatan
konstruktivisme, yaitu pemanasan-apersepsi, eksplorasi, konsolidasi
pembelajaran, pembentukan sikap dan penilaian formatif.
Tahapan pertama adalah tahapan pemanasan-apersepsi, dimana dalam
tahapan pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang diketahui oleh siswa.
Guru bisa menstimulus dengan bertanya seputar hal-hal yang telah dipahami
siswa dan memotivasi siswa dengan bahan ajar yang menarik agar siswa
terdorong untuk mengetahui hal-hal yang baru berdasarkan hal-hal yang telah
dipahami.
Tahap eksplorasi, dalam tahap ini materi baru diperkenalkan dan dikaitkan
dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Tahap konsolidasi
pembelajaran, dalam tahapan ini siswa dilibatkan secara aktif untuk
menafsirkan dan memahami materi yang baru. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk dilibatkan secara aktif dalam problem solving.Tahapan
ini bertujuan agar siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri.
Tahap pembentukan sikap dan perilaku, dalam tahap ini guru mendorong
siswa untuk menerapkan konsep atau pengetahuan barunya dalam kehidupan.
Peserta didik membangun sikap dan perilaku berdasarkan konsep atau
pengetahuan barunya. Tahap penilaian formatif, dalam sebuah pembelajaran
tentu perlu adanya penilaian atau evaluasi agar guru bisa mengetahui apakah
siswa memahami apa yang telah dipelajari. Tahapan ini juga diharapkan agar
guru dapat mengetahui kelemahan peserta didik dan masalah-masalah yang
dihadapi guru.
Berdasarkan langkah-langkah tersebut, dapat kita pahami bahwa pada
pendekatan konstruktivisme merujuk pada keaktifan siswa untuk membangun
pengetahuannya sendiri, dan tentu akan memunculkan ide-ide yang
dimilikinya. Dengan kata lain, hasil belajar siswaakan berkembang pada
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme.
24
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir yang telah
dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan berkaitan dengan penelitian ini
adalah hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan pendekatan
konstruktivisme lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar matematika
siswa tanpa menggunakan pendekatan konstruktivisme.
1. Guru hanya mentranfer ilmu dan kurang
mengkonstruk pengetahuan siswa.
2. Siswa hanya menerima ilmu dari guru, kurang
memahami konsep dan kurang membangun
pengetahuannya.
Pendekatan Konstruktivisme
Hasil belajar matematika siswa rendah.
1. Guru membantu siswa untuk membangun
pengetahuannya.
2. Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran
dan dapat membangun pengetahuannya sendiri
Hasil belajar matematika siswa meningkat
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Sa’adatuddawam
yang beralamat di Jl. Talas III, RT. 01 RW.02 No.34, Kelurahan Pondok
Cabe Ilir, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan pada bulan Oktober
- November 2016 semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi
Experimental atau eksperimen semu. Pada eksperimen semu, pengontrolan
hanya dilakukan pada satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling
dominan.1 Pada penelitian ini, variabel dominan tersebut adalah penggunaan
pendekatan konstruktivisme.
Sampel dikelompokkan menjadi dua kelompok dan diberikan perlakuan
yang berbeda. Kelompok pertama adalah kelompok yang diberikan perlakuan
pembelajaran menggunakan pendekatan konvensional sebagai kelompok
kontrol. Kelompok kedua adalah kelompok yang diberikan perlakuan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisne sebagai
kelompok eksperimen. Adapun rancangan desain penelitian adalah dengan
menggunakan metode Two Group Randomized Subject Post test Only. Desain
penelitian ini terdiri atas dua kelompok yang ditentukan secara acak, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Langkah yang dilakukan sebelum memberikan post test yaitu
memberikan treatment berupa pembelajaran menggunakan pendekatan
kosntruktivisme pada kelas eksperimen untuk melihat pengaruhnya terhadap
hasil belajar siswa.
1Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012), hal. 59.
26
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Kelas Perlakuan Test
Eksperiman ( (T)
Kontrol (T)
Keterangan:
: treatment(perlakuan) pada kelas eksperimen yaitu menggunakan
pendekatan konstruktivisme
: treatment(perlakuan) pada kelas eksperimen yaitu menggunakan
pembelajaran konvensional
T :Post-test
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia,
benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan. Gejala-gejala, nilai tes atau
peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu
di dalam suatu penelitian.2 Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah siswa kelas IV MI se-Tangerang Selatan pada semester 1 tahun ajaran
2016/2017.
Sampel adalah sebagai bagian dari populasi.3
Dalam menentukan
sampel, teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling, dimana
dalam menentukan sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu.
Sampel pada penelitian adalah siswa kelas IV MI Sa’adatuddawam. Peneliti
menggunakan siswa kelas IV dari MI Sa’adatuddawam karena setelah peneliti
melakukan observasi pada sekolah tersebut, hasil belajar matematika siswa
dari sekolah tersebut masih rendah, gaya belajar yang masih monoton dan
pemahaman siswa terhadap materi matematika masih bersifat hafalan. Kelas
2 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010),
hal.118 3Ibid., hal.121
27
IV di MI Sa’adatuddawam terdiri dari dua kelas. Dalam menentukan kelas
eksperimen dan kelas kontrol, peneliti menggunakan teknik simple random
sampling dimana pengambilan sampel diambil secara acak dan setiap sampel
memiliki peluang yang sama untuk terpilih.
Sampel dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kelas
eksperimen dan kelompok kelas control. Kelompok kelas eksperimen adalah
kelas IV-B yang terdiri dari 31 siswa, dengan menggunakan pendekatan
konstruktivisme pada pelajaran matematika materi bangun datar. Kelompok
kelas kontrol adalah kelas IV-A yang terdiri dari 33 siswa, dengan
menggunakan pendekatan konvensional pada pelajaran matematika materi
bangun datar.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penilitian ini berupa
tes.Bentuk tes yang digunakan adalah bentuk uraian yang diberikan kepada
kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah siswa selesai melakukan
pembelajaran. Soal tes yang diberikan kepada kedua kelompok dibuat sama
dengan mengacu pada indikator penilaian pemahaman konsep.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen evaluasi pembelajaran matematika merupakan alat ukur yang
dipakai dalam pembelajaran matematika, untuk menilai dan mengevaluasi
sampai sejauh mana proses pembelajaran matematika mencapai
sasarannya.4Dalam penelitian ini, tes yang digunakan adalah tes objektif
berbentuk uraian. Soal yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 5 soal.
Adapun indikator-indikator yang akan diukur dapat dilihat dari kisi-kisi
instrument pemahaman konsep pada table 3.2 berikut :
4 Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika(Jakarta : Rajawali Pers, 2013) hal. 91
28
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen
Standar Kompetensi : 1. Menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar
sederhana dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 1.1 Menentukan luas dan keliling jajargenjang dan
segitiga.
1.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
keliling dan luas jajargenjang dan segitiga
NO INDIKATOR TINGKAT
KOGNITIF
NO
SOAL
1 1. Menerapkan luas dan keliling segitiga dan
jajargenjang dalam menyelesaikan masalah.
2. Menganalisis hubungan luas segitiga dan
jajargenjang dengan bangun datar lain.
3. Menguji luas dan keliling segitiga dan
jajargenjang berdasarkan pengetahuan yang
telah dimiliki
C3
C4
C5
1,2
3,4
5,6
Sedangkan untuk memperoleh data hasil belajar siswa pada materi
bangun datar digunakan rubrik penskoran tiap soal seperti yang terlampir.
F. Uji Coba Instrumen
Agar menghasilkan data yang layak, suatu instrumen harus diuji
validitas dan reliabilitasnya. Oleh karena itu, sebelum digunakan instrumen
hasil belajar tersebut diujicobakan pada tingkat yang lebih tinggi untuk
mengukur validitas, reliabilitas. Selain uji validitas dan reliabilitas, peneliti
juga menguji taraf kesukaran dan daya beda soal.
1. Uji Validitas
29
Validitas isi (content validity) suatu tes mempermasalahkan seberapa
jauh suatu tes mengkur tingkat penguasaan terhadap isi suatu materi tertentu
yang seharusnya dikuasai sesuai dengan tujuan pengajaran.5 Maka dari itu,
penelitian ini menggunakan validitas isi dalam menguji instrumen. Rumus
yang digunakan adalah rumus korelasi product moment.
=
√
di mana:
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang
dikorelasikan
Kriteria pengujian:
Butir soal valid apabila
Butir soal tidak valid apabila <
Berdasarkan analisis butir soal dengan menggunakan rumus product
moment dengan 0,325, dari 6 butir soal yang diberikan terdapat 5 butir
soal yang valid.
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Menggunakan Product Moment
Nomor Soal Keterangan
1 0,713 Valid
2 0,610 Valid
3 0,633 Valid
4 0,733 Valid
5 0,342 Tidak Valid
6 0,733 Valid
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut
dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut
5Ibid., hal. 216
30
digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.6
Reliabilitas yang
digunakan untuk mengukur reliabilitas tes pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan rumus K-R 20 yaitu7:
=
Keterangan:
= reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p)
= jumlah hasil perkalian p dan q
n = banyaknya item
s = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
Berikut interpretasi tingkat reliabilitas instrumen:8
Tabel 3.4
Interpretasi Tingkat Reliabilitas Instrumen
Nilai Koefisien Korelasi Interpretasi
0,90 – 1,00 Sangat tinggi
0,70 – 0,90 Tinggi
0,40 – 0,70 Cukup
0,20 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat rendah
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus K-R 20,
diperoleh bahwa hasil uji reliabilitas instrumen tes adalah 0,84 yang termasuk
pada kriteria reliabilitas tinggi.
6 Nana Sudjana, op.cit., hal.16
7Suharsimi Ari Kunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.
100 8Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2002), h.139
31
3. Uji Daya Beda
Daya beda butir soal yaitu butir soal tersebut dapat membedakan
kemampuan individu peserta didik. Karena butir soal yang didukung oleh
potensi daya beda yang baik akan mampu membedakan peserta didik yang
memiliki kemampuan tinggi atau pandai dengan peserta didik yang memiliki
kemampuan rendah atau kurang pandai.9
Rumus yang digunakan untuk
mengetahui daya pembeda setiap butir tes adalah:
D =
Keterangan:
D = daya pembeda butir
= banyaknya kelompok atas yang menjawab betul
= banyaknya kelompok bawah yang menjawab betul
= banyaknya subjek kelompok atas
= banyaknya subjek kelompok bawah
Tabel 3.5
Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda
Nilai Interpretasi
≤ 0,00 Sangat jelek
0,00 ≤ 0,20 Jelek
0,20 ≤ 0,40 Cukup
0,40 ≤ 0,70 Baik
0,70 ≤ 1,00 Sangat baik
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan program ANATES,
didapat hasil pada tabel berikut:
9 Ali Hamzah, op.cit., hal. 240
32
Tabel 3.6
Klasifikasi Tingkat Daya Beda Soal
Interpretasi Nomor Soal Jumlah Soal
Jelek 5 1
Cukup 3 1
Baik 1, 2, 4, 6 4
Jumlah Soal 6
4. Uji Taraf Sukar
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar.Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya sesuatu soal disebut
indeks kesukaran (difficulty index).10
Taraf kesukaran dapat diukur dengan
rumus berikut:
P =
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul
J = jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel 3.7
Klasifikasi Interpretasi Taraf Kesukaran
Nilai Interpretasi
P ≤ 0,00 Sangat sukar
0,00 ≤ 0,30 Sukar
0,30 ≤ 0,70 Sedang
0,70 ≤ 1,00 Mudah
= 1,00 Sangat mudah
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan program ANATES,
didapat hasil bahwa soal dinyatakan lima butir sedang dan satu butir sukar.
10
Suharsimi Ari Kunto, op.cit., hal. 207
33
Setelah melakukan perhitungan hasil uji coba instrumen maka butir soal
yang akan digunakan untuk post test adalah soal yang valid berjumlah 5 butir
soal yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4 dan 6. Dari kelima soal tersebut mempunyai
kriteria reliabilitas sedang, sebagian besar mempunyai tingkat daya beda soal
yang baik dan taraf kesukaran yang sedang.
G. Teknik Analisis Data
Setelah semua data yang diperlukan sudah terkumpul, makan langkah
selanjutnya adalah dengan menganalisis data tersebut untuk menjawab
permasalahan yang ada dalam penelitian. Teknik yang digunakan dalam
penelitian ini, adalah teknik analisis data kuantitatif. Adapun data kuantitatif
ini dianalisis oleh peneliti dengan menggunakan statistik. Untuk mengetahui
adanya pengaruh pendekatan konstruktivisme terhadap pembelajaran
matematika pada materi bangun datar, maka dilakukan uji hipotesis
menggunakan uji-t. Tetapi sebelum dilakukan pengujian hipotesis, dilakukan
uji normalitas dan uji homogenitas terlebih dahulu sebagai uji prasyarat
analisis data
a. Uji Normalitas
Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah
dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal.11
Pada pengujian normalitas ini, peneliti menggunakan program SPSS 20
dengan metode Kolmogorov Smirnov. Uji Kolmogorov Smirnov
didefinisikan sebagai berikut:
: Data mengikuti distribusi tertentu
: Data tidak mengikuti distribusi tertentu
Dasar pengambilan keputusan :
Jika probabilitas > 0,05, maka diterima
11
Wahyu Hidayat, Uji Normalitas, 2016, hal. 1(http://wahyu-
hidayat.dosen.stkipsiliwangi.ac.id/files/2016/03/UJI-NORMALITAS-Chi-Square.pdf)
34
Jika probabilitas ≤ 0,05, maka ditolak. 12
b. Uji Homogenitas
Pada dasarnya uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan
bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang
homogen. Pada pengujian homogenitas ini, peneliti menggunakan program
SPSS 20 dengan metode Levene.
Dasar pengambilan keputusan kehomogenan dipenuhi jika hasil uji
tidak signifikan untuk suatu taraf signifikasi (α) tertentu. Sebaliknya, jika
hasil uji signifikan maka kenormalan tidak dipenuhi. Kriteria pengujian
adalah sebagai berikut:
Jika nilai signifikansi (sig) < 0,05, data berasal dari populasi yang
mempunyai varians tidak homogen.
Jika nilai signifikansi (sig) ≥ 0,05, data berasal dari populasi yang
mempunyai varians homogen.13
1. Uji - T
Hipotesis merupakan jawaban sementar, oleh karena itu perlu dilakukan
pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dalam hipotesis.14
Setelah uji persyaratan analisis telah dilakukan, apabila data
berdistribusi normal atau diambil dari populasi yang normal dan populasi
tersebut memiliki variansi yang sama, maka selanjutnya dilakukan uji
hipotesis yang digunakan adalah uji T-test. Uji hipotesis ini digunakan untuk
mengetahui apakah pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan hasil
belajar materi bangun datar matematika siswa dibandingkan dengan
menggunakan pendekatan konvensional
12
Achmad Samsudin, Statistika Non Parametrik, hal.23
(file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/AHMAD_SAMSUDIN/Statistika%20Das
ar/MODUL_10x.pdf) 13
Desti Widiyana, Pengaruh Model Pembelajaran Arias (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, And Satisfaction) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Kkpi Pada Siswa Kelas X Smk
Negeri 1 Pedan, Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta, 2013, hal. 5 14
Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: PT. Refika Aditama,
2010) hal. 141
35
Dalam pengujian ini, peneliti menggunakan program SPSS 20 yaitu
dengan teknik analisis Independent-Sampel T Test. Uji beda dari dua mean
yang tidak berpasangan (independen) dari dua populasi yang berbeda. Hasil
penelitian yang menggunakan eksperimen dengan metode A (dalam hal ini
menggunakan pendekatan konstruktivisme) dibandingkan dengan metode B
(menggunakan pendekatan konvensional).15
Hipotesis statistik adalah:
H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1> µ2
Keterangan:
H0 : Hipotesis nol, hasil belajar dengan menggunakan pendekatan
konstruktivisme dengan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan
konvensional.
H1 : Hipotesis alternatif, hasil belajar dengan menggunakan pendekatan
konstruktivisme lebih tinggi dari hasil belajar dengan menggunakan
pendekatan konstruktivisme.
µA : Nilai rata-rata hasil belajar pembulatan matematika kelas eksperimen.
µB : Nilai rata-rata hasil belajar pembulatan matematika kelas kontrol.
Kriteria pengujian hipotesis menggunakan α = 0,05
Kriteria pengujian hipotesis adalah:
diterima jika < . Harga diperoleh dari daftar distribusi t
dengan peluang (1-α), sebaliknya ditolak jika > .
2. Uji Pengaruh
Uji pengaruh (effect sizes) dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penggunaan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar
matematika siswa pada materi bangun datar. Adapun rumus yang digunakan
15
Ibid., hal. 278
36
untuk menghitung besarnya pengaruh yaitu dengan menggunakan perhitungan
Cohen’s d:16
Keterangan:
d = Nilai effect sizes
M1 = Nilai rata-rata kelas eksperimen
M2 = Nilai rata-rata kelas kontrol
SDP = Nilai standar deviasi gabungan (Sgab)
Setelah diperoleh nilai effect sizes (d), langkah selanjutnya yaitu
memberikan interpretasi dari nilai effect sizes (d) yang diperoleh. Adapun
interpretasi dari nilai effect sizes (d) yaitu:17
Tabel 3.8
Interpretasi Nilai Effect Sizes
Besar d Interpretasi
d< d ≤ 0,2 Efek Kecil
0,2 <d < 0,8 Efek Sedang
d> 0,8 Efek Besar
16
Carl J. Dunst, Deborah W.Hamby, dan Carol M.Trivette, Guidelins for Calculating Effect
Sizes for Practice-Based Research Syntheses, Centerscope (Evidence-Based Approaches to Early
Childhood Development) Volume 3, Number 1, November 2004, h. 1-2
(http://www.courseweb.unt.edu/gknezek/06spring/5610/centerscopevol3no1.pdf) 17
Kiki Engga Dewi. Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Cooperative
Learning Teknik Marry go Round pada Siswa Kelas IV B SD Negeri Klegung 1, Jurnal Ilmiah
Guru “COPE”, No. 02/Tahun XVII/ Nopember 2013, h. 22
(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=282964&val=464&title=PENINGKATAN%
20HASIL%20BELAJAR%20IPA%20MENGGUNAKAN%20MODELCOOPERATIVE%20LEA
RNING%20TEKNIK%20MARRY%20GO%20ROUNDPADA%20SISWA%20KELAS%20IV%
20B%20SD%20NEGERI%20KLEGUNG%20I)
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan di MISa’adatuddawam, Pondok Cabe Ilir -
Pamulang pada bulan November-Desember semester ganjil tahun ajaran
2016/2017. Adapun sampel yang diteliti adalah siswa kelas IV MI
Sa’adatuddawam. Terdapat dua kelas di MI Sa’asatuddawam yaitu kelas
pertama sebagai kelas kontrol dengan pembelajaran menggunakan
pendekatan konvensional, sedangkan kelas kedua sebagai kelas eksperimen
dengan pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme.
Materi pelajaran yang diteliti adalah luas dan keliling segitiga dan
jajargenjang. Untuk kelas eksperimen, pembelajaran luas dan keliling
disampaikan dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme sebagai
treatment. Kelas eksperimen yang dipilih adalah kelas IV B dengan jumlah
siswa sebanyak 31 siswa, yang terdiri dari siswa laki-laki dan siswa
perempuan.
1. Data Hasil Belajar Matematika Siswa
Post test diberikan setelah kedua kelas mendapatkan treatment yang
berbeda pada pembelajaran matematika. Namun pada saat pelaksanaan
posttest, ada 2 siswa yang tidak hadir pada kelas eksperimen dan 3 siswa
tidak hadir pada kelas control. Sehingga Hasil analisis data post test dapat
dilihat pada table 4.1.
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa hasil post test untuk kelas eksperimen
dari data yang diperoleh sebanyak 29 siswa mempunyai jumlah nilai 1910
dengan mean 65.9, median 68, dan modus 68. Nilai minimum yang diperoleh
dari kelas eksperimen adalah 30, dan nilai maksimum yang diperoleh adalah
100.
38
Tabel 4.1
Deskripsi Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
N 29 30
Mean 65,9 50,4
Median 68 44
Modus 68 44
Minimum 30 20
Maksimum 100 96
Sum 1910 1512
Sedangkan hasil post test untuk kelas kontrol dari data yang diperoleh
sebanyak 30 siswa mempunyai jumlah nilai 1512 dengan mean 50.4, median
44, dan modus 44. Nilai minimum yang diperoleh dari kelas kontrol adalah
20, dan nilai maksimum yang diperoleh adalah 96.
Adapun pemerolehan skor diambil berdasarkan jumlah betul jawaban
pada tes. Terdapat 5 (lima) soal uraian. Skor yang ditetapkan adalah 12.5
untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah.
Untuk lebih jelasnya data hasil post test kelas eksperimen dan kelas
kontrol disajikan dalam tabel berikut,
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Post test
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Nilai Kategori Frekuensi
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
10 - 64
64 - 100
< KKM
> KKM
13
16
21
9
Total 29 30
Jika dilihat dari tabel di atas, hasil post test pada kelas eksperimen
terdapat 13 siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM yaitu satu siswa
mendapat nilai 30, tiga siswa mendapat nilai 34, dua siswa mendapat nilai 40,
39
satu siswa mendapat nilai 44, satu siswa mendapat nilai 46, satu siswa
mendapat nilai 54, satu siswa mendapat nilai 56, dan tiga siswa mendapat
nilai 64. Siswa yang mendapat nilai lebih dari KKM ada 16 siswa yang terdiri
dari tiga siswa mendapat nilai 68, satu siswa dengan nilai 70, satu siswa
dengan nilai 72, dua siswa dengan nilai 74, satu siswa dengan nilai 76,satu
siswa dengan nilai 82, dua siswa dengan nilai 88, dua siswa dengan nilai 92,
satu siswa dengan nilai 94, dan dua siswa mendapat nilai 100.
Adapun hasilpost test pada kelas kontrol terdapat 21 siswa yang
mendapat nilai kurang dari KKM yaitu satu siswa mendapat nilai 20, satu
siswa mendapat nilai 24, dua siswa mendapat nilai 26, dua siswa mendapat
niali 28, satu siswa mendapat nilai 32, satu siswa dengan nilai 36, tiga siswa
dengan nilai 38, satu siswa dengan nilai 40, empat siswa dengan nilai 44, satu
siswa dengan nilai 46, satu siswa dengan nilai 56, dua siswa dengan nilai 58,
dan satu siswa dengan nilai 60. Siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM
ada 9 siswa yaitu satu siswa dengan nilai 66, satu siswa dengan nilai 68, satu
siswa dengan nilai 70, dua siswa dengan nilai 72, satu siswa dengan nilai 76,
satu siswa dengan nilai 78, satu siswa dengan nilai 86, dan satu siswa
mendapat nilai 100.
B. Analisis Data
Sebelum menguji kesamaan rata-rata kedua kelas tersebut dengan
menggunakan analisis Independent Sample T-Test, diperlukan uji normalitas
dan uji homogenitas terlebih dahulu.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji sampel yang digunakan
berdistribusi probabilitas normal atau tidak. Adapun syarat suatu data
dikatakan berdistribusi probabilitas normal apabila taraf signifikansi atau
nilai α= 0.05. Hipotesis yang diujikan yaitu:
= data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
= data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
40
Dalam uji normalitas ini, peneliti menggunakan program SPSS 20
dengan metode Kolmogorov-Smirnov yang akan disajikan pada tabel
berikut.
Tabel 4.3
Uji Normalitas Post test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil Belajar
(Post test)
Kelas Kolmogorov-Smirnov
Statistic Df Sig.
Eksperimen .121 29 .200
Kontrol .157 30 .058
Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa taraf signifikansi hasil post
test kelas eksperimen adalah 0.200 dan taraf signifikansi hasil post test
kelas kontrol adalah 0.058. Hasil uji normalitas pada taraf signifikansi α =
0,05 menunjukkan penerimaan artinya data sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. Hal ini didapat dari hasil perhitungan
dengan α yang telah ditetapkan.Post test kelas eksperimen mempunyai
signifikansi 0.200> 0.05 dan post test kelas kontrol mempunyai
signifikansi 0.058> 0.05.
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk menguji sama besar atau tidaknya
variansi kedua populasi yang diteliti. Sama halnya dengan uji normalitas,
pengujian homogenitas juga dilihat dari perbandingan nilai signifikansi
hasil perhitungan dengan α yang telah ditetapkan yaitu 0,05. Adapun
hipotesis yang diujikan yaitu:
= variansi nilai kedua kelas sama atau homogen.
= variansi nilai kedua kelas berbeda atau tidak homogen.
Dalam uji homogenitas ini peneliti menggunakan program SPSS 20
dengan metode Levene yang akan disajikan pada tabel berikut.
41
Tabel 4.4
Uji Homogenitas Post test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.000 1 57 .998
Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa taraf signifikansi hasil post
test kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 0.998. Hasil uji normalitas
pada taraf signifikansi α = 0,05 menunjukkan penerimaan H0 artinya
variansi nilai hasil belajar kedua kelas sama atau homogen. Hal ini didapat
dari hasil perhitungan dengan α yang telah ditetapkan.Post test kelas
eksperimen dan kelas kontrol mempunyai variansi homogen karena
signifikansi 0.998> 0.05.
3. Uji-T
Pengujian normalitas dan homogenitas telah menunjukkan bahwa data
sample berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai
variansi hasil belajar kedua kelas yang homogen. Uji hipotesis dilakukan
untuk menguji apakah hipotesis yang telah dirumuskan dapat diterima atau
tidak. Hipotesis yang diujikan yaitu:
H0 : Hasil belajar dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme sama
dengan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan konvensional.
H1 :Hasil belajar dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme lebih
tinggi dari hasil belajar dengan menggunakan pendekatan
konvensional.
Dalam uji hipotesis ini peneliti menggunakan program SPSS 20 dengan
uji T-test metode Independent Samples yang akan disajikan pada tabel
berikut.
42
Tabel 4.5
Uji-T Post test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Mean Std.
Deviation DF
Sig.
(2 tailed)
Eksperimen 65.86 21.400 65 2.846 1.66901 0.006
Kontrol 50.40 20.331
Kriteria penguji hipotesis ini adalah jika diterima jika < .
Harga diperoleh dari daftar distribusi t dengan peluang (1-α),
sebaliknya ditolak jika > . Pada tabel tersebut dapat dilihat
bahwa nilai > yaitu2.846> 1.66901. Jika dilihat dari hasil ,
maka hipotesis 0 ( ) ditolak, dan hipotesis 1 ( diterima. Jadi dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar dengan pendekatan konstruktivisme lebih
tinggi dari hasil belajar dengan menggunakan pendekatan konvensional.
4. Uji Pengaruh
Setelah melakukan uji-t, dapat diketahui bahwa hasil belajar dengan
pendekatan konstruktivisme lebih tinggi dibandingkan hasil belajar dengan
pendekatan konvensional. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang
diperoleh, peneliti akan melakukan uji pengaruh atau effect size. Uji pengaruh
ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang didapatkan
dari penggunaan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas IV MI Sa’adatuddawam pada materi luas dan keliling
bangun datar.
Hasil perhitungan uji pengaruh (effect sizes) dengan menggunakan
rumus perhitungan Cohen’s d adalah sebagai berikut:
( )
=
= 0.743
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh nilai effect sizes (d) sebesar
0.743.Nilai effect sizes sebesar 0.743 diinterpretasikan ke dalam tingkatan
pengaruh yang sedang.Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan
43
pendekatan konstruktivisme memberikan pengaruh yang sedang terhadap
hasil belajar matematika siswa kelas IV MI Saadatuddawam pada materi
bangun datar.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pembelajaran Dengan Pendekatan Konstruktivisme
Dari uraian diatas diketahui bahwa rata-rata hasil belajar kelas
eksperimen dan kelas kontrol memiliki perbedaan, yang menunjukkan bahwa
hasil belajar pada kelas eksperimen yang pada pembelajarannya
menggunakan pendekatan konstruktivisme lebih tinggi dari pada kelas
kontrol yang menggunakan pendekatan konvensional. Hal ini terjadi karena
adanya perbedaan langkah dan perlakuan pada kedua kelas.
Pendekatan konstruktivisme merupakan salah satu pendekatan yang
berpusat pada siswa. Melalui diskusi kelompok, siswa berperan aktif untuk
membangun pengetahuan dengan pengalaman yang mereka miliki, sehingga
pembelajaraan yang dilakukan dapat diserap otak secara optimal. Pendekatan
konstruktivisme memiliki 5 tahapan yang juga telah dilakukan peneliti
diantaranya apersepsi, eksplorasi, konsolidasi, pembentukan sikap dan
penilaian formatif.
Tahapan pertama dalam pendekatan konstruktivisme yaitu apersepsi.
Tahap ini guru memberitahukan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan,
semua murid mendengarkan dengan seksama. Selanjutnya guru
menginformasikan materi yang akan diperlajari serta mengingatkan kembali
materi yang sudah dipelajari sebelumnya dengan melakukan tanya jawab
kepada siswa. Saat melakukan tanya jawab, siswa sangat tertarik untuk
menjawab. Siswa berlomba untuk menjawab pertanyaan seputar pengetahuan
yang telah mereka miliki.
Tahapan kedua yaitu ekplorasi.Pada tahap ini guru membentuk 5
kelompok yang terdiri dari 6 orang.Selanjutnya setiap kelompok diberikan
Lembar Kerja Eksplorasi Siswa (LKES) untuk dikerjakan bersama.Guru
menuntun siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan awal dalam
44
menyelesaikan LKES yang diberikan.Setiap pertemuan diberikan LKES yang
berbeda untuk menemukan kembali rumus keliling serta luas segitiga dan
jajargenjang.Berdasarkan hasil pengamatan, pada petemuan pertama siswa
masih kurang mengerti dalam mengisi LKES, tiap kelompok masih sering
bertanya pada guru bagaimana cara mengisi LKES tersebut.Hal tersebut
masih dikatakan wajar karena mengingat mereka baru pertama kali
menggunakan pendekatan konstruktivisme.Pada pertemuan berikutnya siswa
sudah mulai mengerti bagaimana mengerjakan LKES yang diberikan, masih
ada yang bertanya hanya untuk memastikan cara yang mereka lakukan benar.
Gambar 4.1
Siswa mengerjakan lembar LKES 1.
Tahapan ketiga yaitu konsolidasi.Pada tahap ini siswa masih
berkelompok. Guru memberikan Lembar Kerja Konsolidasi Siswa (LKKS)
untuk dikerjakan bersama. LKKS ini diberikan bertujuan untuk memperkuat
pengetahuan yang baru mereka temukan.
Tahap keempat yaitu pembentukan sikap.Pada tahap ini guru dan siswa
membahas LKES dan LKKS yang telah dikerjakan oleh setiap
kelompok.Tahap ini dilakukan untuk meluruskan kesalahpahaman yang
terjadi dalam diskusi kelompok.Guru bertanya hal-hal yang masih belum
dimengerti siswa agar siswa lebih paham dan memberikan penguatan. Pada
45
tahap ini juga guru mengajak siswa untuk membuat kesimpulan tentang
pengetahuan apa yang baru saja didapatkan.
Gambar 4.2
Siswa mengerjakan LKKS II
Tahap terakhir yaitu penilaian formatif.Pada tahap ini, siswa diberikan
soal evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa.Soal evaluasi tersebut
dikerjakan secara mandiri oleh siswa dan dikoreksi langsung oleh guru.Hal
ini dilakukan agar guru mengetahui pemahaman siswa secara individu.
2. Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan indikator yang penulis buat yaitu tahapan berpikir kognitif
menurut Bloom pada level C3, C4 dan C5 diperoleh hasil seperti yang
diperlihatkan pada gambar 4.3.
Berdasarkan gambar 4.3 dapat dilihat bahwa kemampuan kognitif siswa
pada kelas kontrol dan kelas eksperimen terdapat perbedaan. Kemampuan
menerapkan (C3) menunjukkan bahwa kelas eksperimen lebih unggul
dibandingkan kelas kontrol. Pada soal no.1 dan no.2 yang menguji C3 siswa,
pada kelas eksperimen mendapat nilai rata-rata 7,59 dan 7,17 dan rata-rata
dari kedua nilai tersebut adalah 7,38. Sedangkan kelas kontrol pada soal no.1
dan no.2 mendapat nilai rata-rata 5,77 dan 7,57 dan rata-rata kedua nilai
46
tersebut adalah 6,67. Perbandingan nilai rata-rata C3 pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol tidak terlalu signifikan.
Gambar 4.3
Diagram Hasil Posttest Kemampuan Kognitif Siswa
pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Pada kemampuan menganalisis (C4) terdapat perbedaan yang
signifikan. Kemampuan menganalisis kelas eksperimen jauh lebih unggul
dibandingkan dengan kemampuan menganalisis kelas kontrol. Pada soal no.3
dan no.4 yang menguji kemampuan menganalisis, kelas eksperimen
mendapat nilai rata-rata 6,1 dan 5,72 dan rata-rata kedua nilai tersebut adalah
5,91.Sedangkan kelas kontrol pada soal no.3 dan no.4 mendapat nilai rata-rata
3,6 dan 4,27 dan rata rata kedua nilai tersebut adalah 3,94.
Pada kemampuan mengevaluasi (C5) juga terdapat perbedaan yang
signifikan.Kemampuan mengevaluasi kelas eksperimen jauh lebih unggul
dibandingkan kemampuan mengevaluasi kelas kontrol.Pada soal no.5 yang
mengacu pada kemampuan mengevaluasi, kelas eksperimen mendapat nilai
rata-rata 5,66 dan kelas kontrol mendapat nilai rata-rata 3,4.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
C3 C4 C5
Ra
ta-r
ata
nil
ai
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
47
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
kognitif siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kemampuan
kognitif pada kelas kontrol. Untuk lebih jelasnya, kemampuan siswa pada
setiap jenjang kognitif penulis paparkan sebagai berikut.
Soal C3
Diketahui panjang AD sama dengan panjang DC. Luas
Segitiga BCD adalah 40 cm2.Hitunglah luas dan
keliling segitiga ABC!
Gambar 4.4
Jawaban C3 siswa kelas eksperimen
Gambar 4.5
Jawaban C3 siswa kelas control
12 cm
18 cm
D
C B
A
10 cm
48
Soal di atas menguji pada kemampuan menerapkan (C3), pada jawaban
siswa kelas eksperimen dapat dilihat bahwa siswa dapat menerapkan dengan
baik. Siswa mengetahui apa yang harus ditemukan terlebih dahulu untuk
menentukan luas dan keliling segitiga tersebut.
Tidak jauh berbeda dengan kelas kontrol, jawaban kelas kontrol di atas
adalah jawaban yang paling banyak di kelas kontrol, dan dapat dilihat bahwa
siswa mengetahui dengan baik apa yang harus lebih dahulu ditemukan untuk
menghitung luas. Namun, dalam menghitung keliling, siswa masih terkecoh
dengan adanya angka 12 cm yang menunjukkan sisi miring segitiga BCD.
Hal ini mungkin dikarenakan siswa kurang mengerti konsep keliling.
Dalam menguji kemampuan menerapkan, hasil yang di dapat dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa kelas kontrol yang
menggunakan pendekatan konvensional tidaklah buruk. Kemampuan
menerapkan kelas kontrol hampir sama dengan kelas eksperimen, hanya saja
mereka masih kurang paham jika ada pengecoh di dalam soal.
Soal C4
Diketahui bangun datar dibawah memiliki 2 segitiga yang sama besar
dan sebuah jajargenjang. Luas segitiga adalah 15 cm2
dan luas jajargenjang
adalah 98 cm2. Hitunglah keliling bangun datar dibawah!
7 cm
6 cm
8 cm
9cm
49
Gambar 4.6
Jawaban C4 siswa kelas eksperimen
Gambar 4.7
Jawaban C4 siswa kelas control
Soal di atas menguji pada kemampuan menganalisis (C4), pada jawaban
siswa kelas eksperimen di atas dapat dilihat bahwa siswa dapat mengetahui
langkah yang harus di kerjakan terlebih dahulu yaitu mencari tinggi segitiga,
alas jajar genjang lalu baru mencari keliling bangun tersebut. Namun, pada
saat menghitung keliling, siswa masih kurang mengerti panjang sisi yang
seharusnya di kurangi terlebih dahulu.
Pada jawaban siswa kelas kontrol, dapat dilihat bahwa siswa kurang
memahami langkah yang seharusnya dikerjakan.Siswa kurang memahami
50
maksud dari soal yang ada.Siswa langsung mencari keliling segitiga dan
keliling jajargenjang.Sehingga jawaban yang diberikan salah.
Pada jenjang ini terjadi kesenjangan diantara kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Kelas eksperimen lebih mengerti maksud dari soal, mereka
menganalisis soal terlebih dahulu, sedangkan kelas kontrol hanya mengikuti
perintah di akhir dari soal tanpa menganalisis soal tersebut dengan baik.
Soal C5
Susi diminta ibu untuk mengoreksi PR adiknya sebelum dinilai oleh
guru. Jawaban yang dibuat adik Susi luas bangun datar dibawah adalah 132
cm2dan kelilingnya 52 cm. Ayo bantu Susi mengoreksi jawaban adiknya.
Benarkah jawaban adik Susi? Jika salah, berapakah hasil yang sebenarnya!
Soal di atas menguji pada kemampuan mengevaluasi (C5), pada
jawaban siswa kelas eksperimen di atas dapat dilihat bahwa siswa dapat
mengetahui langkah yang harus di kerjakan terlebih dahulu yaitu untuk
mencari luas bangun siswa harus menghitung luas jajargenjang 1 dan
jajargenjang 2, kemudian di jumlahkan. Jika sudah menemukan hasilnya,
siswa baru bisa mengevaluasi apakah jawaban yang sudah tercantum dalam
soal benar atau salah.
8 cm
3 cm 5 cm
8 cm
12 cm
9 cm
4 cm
51
Gambar 4.8
Jawaban C5 siswa kelas eksperimen
Gambar 4.9
Jawaban C5 siswa kelas control
Pada jawaban siswa kelas kontrol, dapat dilihat bahwa siswa
mengetahui langkah awal yaitu mencari luas dua jajargenjang, namun siswa
hanya mengerjakan luas dua jajargenjang, Siswa tidak menjumlahkan luas
kedua jajar genjang tersebut. Siswa kurang memahami bahwa yang
seharusnya dicari adalah luas bangun datar yang terdiri dari dua jajargenjang.
Pada saat menghitug kelilling siswa juga tidak menjawab dengan tepat.
Sehingga kesimpulan yang di dapatkan mengevaluasi salah.
Berdasarkan evaluasi di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa pada
jenjang C3 (Menerapkan) kelas kontrol yang menggunakan pendekatan
konvensional sudah cukup baik. Jawaban yang didapatkan tidak jauh berbeda
52
dengan kelas eksperimen. Namun, hasil pada jenjang C4 (Menganalisis), dan
C5 (Mengevaluasi) siswa kelas kontrol masih kurang baik, artinya
menggunakan pendekatan konvensional kurang membangun pengetahuan
siswa pada jenjang C3 dan C4.
Dari hasil penelitian dan pengujian hipotesis, dapat ditarik kesimpulan
bahwa terdapat pengaruh dalam pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan konstruktivisme. Dengan hasil uji pengaruh sebesar 0.743
(tingkat pengaruh sedang). Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan
konstruktivisme yang digunakan di kelas eksperimen pada materi bangun
datar kelas IV lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang
menggunakan pendekatan konvensional.
D. Keterbatasan Penelitian
Menurut penelitian yang sudah dilakukan, peneliti menyadari beberapa
faktor dapat mempengaruhi proses penelitian sehingga membuat penelitian
ini mempunyai keterbatasan, antara lain:
1. Pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme membutuhkan
peran siswa yang lebih banyak, jadi dibutuhkan peran guru untuk
meningkatkan keaktifan siswa dalam membangun pengetahuan.
2. Lembar kerja yang diberikan peneliti ternyata membutuhkan waktu lebih
banyak daripada alokasi waktu yang telah ditentukan persatu kali
pertemuan.
53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data mengenai pendekatan konstruktivisme
terhadap hasil belajar siswa SD pada materi luas dan keliling bangun datar
menunjukkan bahwa berdasarkan rata-rata nilai posttest kelas eksperimen
sebesar 65.9 dan kelas kontrol sebesar 50.4, kelas eksperimen mempunyai
nilai rata-rata kelas yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata
kelas kontrol. Uji-T menunjukkan syarat hasil > yaitu 2.846>
1.66901 dengan hasil hipotesis 0 ( ) ditolak, dan hipotesis 1 ( ) diterima.
Hal itu menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari penggunaan pendekatan
konstruktivisme dalam pembelajaran terhadap hasil belajar siswa dengan
pengaruh sebesar 0.743 yang berkriteria sedang.
B. Saran
Penelitian ini masih menunjuk kan beberapa kelemahan terkait
penggunaan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran, diantaranya
adalah diperlukannya peran aktif siswa dan kesiapan guru untuk membantu
siswa mengkonstruk pengetahuannya. Berdasarkan hasil penelitian ada
beberapa saran yang harus dipertimbangkan dalam pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan konstruktivisme, yaitu:
1. Penggunaan pendekatan konstruktivisme dapat dijadikan alternatif
bagi guru untuk meningkatkan motivasi dan mengatasi kejenuhan
dalam proses pembelajaran. Karena dengan menggunakan pendekatan
konstruktivisme siswa menjadi lebih aktif dalam membangun
pengetahuannya, antusias dan tidak jenuh dalam mengikuti proses
pembelajaran.
2. Dalam pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan
konstruktivisme diperlukan kesiapan guru mengajak siswa untuk
54
fokus belajar, karena dengan berkelompok beberapa siswa lebih
senang bermain dengan temannya.
3. Dalam pelaksanaan, guru perlu mempersiapkan media dan Lembar
Kerja yang sesuai, serta diperlukannya managemen waktu yang baik
sesuai dengana lokasi waktu.
54
DAFTAR PUSTAKA
Achmad. Peningkatan Hasil Belajar Konsep Pecahan Melalui Pendekatan
Pembelajaran Konstruktivisme Pada Siswa Kelas IV MI Darul Hidayah.
Skripsi FITK UIN SYAHID. Jakarta: Perpustakaan Utama UIN, 2013.
Arikunto, Suharsimi.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2015.
Chujaemah, Nurul dkk, Penggunaan Pendekatan Konstruktivisme dalam
Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Materi Bangun
Ruang.
Dahar, Ratna Wilis. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung : PT Gelora
Aksara Pratama, 2006.
Desti Widiyana, Pengaruh Model Pembelajaran Arias (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, And Satisfaction) Terhadap Peningkatan Hasil
Belajar Kkpi Pada Siswa Kelas X Smk Negeri 1 Pedan, Jurnal Universitas
Negeri Yogyakarta, 2013, hal. 5
Dewi, Kiki Engga, Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model
Cooperative Learning Teknik Marry go Round pada Siswa Kelas IV B SD
Negeri Klegung 1, Jurnal Ilmiah Guru “COPE”, No. 02/Tahun XVII/
Nopember 2013.
Dunst, Carl J., dkk., Guidelins for Calculating Effect Sizes for Practice-Based
Research Syntheses, Centerscope (Evidence-Based Approaches to Early
Childhood Development) Volume 3, Number 1, November 2004.
(http://www.courseweb.unt.edu/gknezek/06spring/5610/centerscopevol3no
1.pdf), 17 November 2016.
Fauzi, Danang Tri. "Faktor-faktor Kesulitan Belajae Matematika Kelas IV MI
Yappi Mulusan Paliyan Gunung Kidul" skripsi UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, Yogyakarta.
Fitriah, Nina. Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Melalui Pendekatan
Konstruktivisme dengan Menggunakan Metode Eksperimen pada Konsep
55
Tekanan, Skripsi FITK UIN SYAHID, (Jakarta: Perpustakaan Utama
UIN, 2013)
Gultom, Johannes Jefria. Pemanfaatan Media Dalam Proses Belajar Mengajar.
Universitas Negeri Medan.
Gunawan, Imam dan Anggraini Retno Palupi. Taksonomi Bloom-Revisi Kognitif
Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Penilaian. Thn
Hamzah, Ali. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers, 2013.
Hamzah, Ali dan Muhlisrarini. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran
Matematika. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2014.
Hidayat, Wahyu. “Uji Normalitas”. http://wahyu-
hidayat.dosen.stkipsiliwangi.ac.id/files/2016/03/UJI-NORMALITAS-Chi-
Square.pdf 16 November 2016
Jihad, Asep dan Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi
Pressindo, 2012.
Margono, S.. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung
Persada Press, 2012.
Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2013.
Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2002.
Rianto, Milan, dkk,. Pendekatan, Strategi dan Metode Pembelajaran. Malang.
2006.
Samsudin, Achmad. “Statistika Non Parametrik”.
file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/AHMAD_SAMSU
DIN/Statistika%20Dasar/MODUL_10x.pdf 16 November 2016.
Santrock, John W. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group,
2004.
Slavin, Robert E. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Edisi Kedelapan,
Jakarta
56
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2012.
Supraptini. Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Pendekatan
Konstruktivisme Pada Siswa Kelas V Semester II SDN 3 Notorejo
Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2012/2013.
Jurnal Pendidikan Profesional Vol.4 No.2, 2015
Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group, 2016.
Susanto, Ahmad. Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta :
Prenadamedia Group, 2014.
Susetyo, Budi. Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT. Refika
Aditama, 2010.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2010.
57
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : MI Sa'adatuddawam
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/semester : IV (Empat) /1 (satu)
Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1x pertemuan)
Pertemuan : 1 (satu)
A. Standar Kompetensi
4. Menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar sederhana dalam
pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
4.1 Menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga
4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas
jajargenjang dan segitiga
C. Indikator
1. Menghitung luas segitiga berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki.
2. Menentukan hubungan luas segitiga dengan persegi atau persegi panjang.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan berdiskusi, siswa dapat menghitung luas segitiga berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki dengan teliti.
2. Dengan berdiskusi, siswa dapat menentukan hubungan luas segitiga
dengan luas pesegi atau persegi panjang dengan bertanggung jawab.
58
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ),Rasa hormat dan
perhatian (respect ), Tekun ( diligence )
dan Tanggung jawab (responsibility)
E. Materi Ajar
Luas segitiga
F. Pendekatan / Metode Pembelajaran
Pendekatan : Konstruktivisme
Metode : Tugas Kelompok, Penugasan, dan Tanya Jawab.
G. Alat/Bahan, Media dan Sumber Pembelajaran
1. Alat/Bahan : Alat tulis, buku, origami, lem, penggaris, gunting,
dan potongan kertas kecil berbentuk kotak.
2. Media :Karton bergambar segitiga.
3. Sumber Belajar : Guru, Siswa, LKES dan LKKS
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Langkah Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Apersepsi
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
Guru menginformasikan yang akan
dipelajari yaitu tentang luas segitiga.
Guru menunjukkan gambar 3 segitiga di
atas karton.
Guru melakukan tanya jawab seputar
segitiga.
Guru meminta siswa untuk membedakan
setiap segitiga.
8 menit
59
Inti Eksplorasi
Guru membentuk 6 kelompok terdiri dari
5-6 anggota.
Guru memberikan LKES I tentang
menentukan luas segitiga kepada setiap
kelompok.
Guru meminta siswa untuk bekerja sama
dalam menyelesaikan LKES yang
diberikan.
Guru menuntun siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan awalnya
dalam menyelesaikan LKES yang
diberikan.
Konsolidasi
Guru memberikan lembar LKKSI untuk
dikerjakan setiap kelompok.
Dalam LKKS ini siswa dituntut untuk
memperkuat rumus segitiga yang telah
ditemukan.
Pembentukan Sikap
Setelah semua kelompok selesai
mengerjakan LKES dan LKKS, guru
bersama siswa membahas jawaban pada
lembar kerja siswa.
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang
belum dipahami siswa dan meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan.
Penilaian Formatif
Guru memberikan soal evaluasi untuk
60 menit
60
E D C
B
A 5 cm 7 cm 8 cm
mengetahui pemahaman siswa.
Penutup 1. Guru memberikan pekerjaan rumah.
2. Guru mengajak semua siswa untuk berdo’a
menurut agama dan keyakinan masing-masing
untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.
2 menit
I. Penilaian
1. Tugas kelompok (Terlampir LKES dan LKKS)
2. Tugas individu :
Hitunglah luas segitiga ABC dibawah ini dengan tinggi 8 cm!
Lembar Penilaian Sikap
No Nama Siswa Sikap yang diamati Jumlah
Skor Nilai
Percaya diri Bekerjasama Tekun
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
61
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka
diadakan Remedial
62
PR
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1.
Diketahui sisi dari persegi di samping adalah
10 cm. Tentukan luas segitiga ABD di
samping!
2.
Diketahui segitiga disamping adalah segitiga sama
sisi, memiliki sisi 8 cm. Tentukan luas bangun tersebut!
3. Tentukan Luas dan keliling segitiga di bawah ini!
4. Diketahui sebuah segitiga memiliki tinggi 12 cm, dengan luas 72 cm2.
Tentukan alas segitiga tersebut!
15 cm
A B
D C
A
C B
12 cm
8 cm
13cm
63
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : MI Sa'adatuddawam
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/semester : IV (Empat) /1 (satu)
Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1x pertemuan)
Pertemuan ke : 2 (kedua)
A. Standar Kompetensi
4. Menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar sederhana dalam
pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
4.1 Menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga
4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas
jajargenjang dan segitiga
C. Indikator
1. Menghitung luas jajargenjang berdasarkan pengetahuan yang telah
dimiliki.
2. Menentukan hubungan luas jajargenjang dengan persegi panjang.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan berdiskusi, siswa dapat mengitung luas jajargenjang berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki dengan terliti.
2. Dengan berdiskusi, siswa dapat menentukan hubungan luas jajargenjang
dengan luas persegi panjang dengan bertanggung jawab.
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan
perhatian (respect ), Tekun ( diligence )
dan Tanggung jawab (responsibility )
64
E. Materi Ajar
Luas jajargenjang
F. Pendekatan / Metode Pembelajaran
Pendekatan : Konstruktivisme
Metode : Tugas Kelompok, Penugasan, dan Tanya Jawab.
G. Alat/Bahan, Media dan Sumber Pembelajaran
1. Alat/Bahan : Alat tulis, buku, dll
2. Media : Karton bergambar Jajargenjang
3. Sumber Belajar : Guru, Siswa, LKES dan LKKS
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Langkah Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Apersepsi
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
Guru menginformasikan yang akan
dipelajari yaitu tentang luas jajargenjang.
Guru menunjukkan gambar jajargenjang di
atas karton.
Guru melakukan tanya jawab seputar ciri-
ciri jajargenjang.
5 menit
Inti Eksplorasi
Guru membentuk 6 kelompok terdiri dari
5-6 anggota.
Guru memberikan LKES II tentang
menentukan luas jajargenjang kepada
setiap kelompok.
Guru meminta siswa untuk bekerja sama
60 menit
65
dalam menyelesaikan LKES yang
diberikan.
Guru menuntun siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan awalnya
dalam menyelesaikan LKES yang
diberikan.
Konsolidasi
Guru memberikan lembar LKKS
Konsolidasi II untuk dikerjakan setiap
kelompok.
Dalam LKKS ini siswa dituntut untuk
memperkuat rumus jajargenjang yang
telah ditemukan.
Pembentukan Sikap
Setelah semua kelompok selesai
mengerjakarn LKES dan LKKS, guru
bersama siswa membahas jawaban pada
lembar kerja siswa.
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang
belum dipahami siswa dan meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan.
Penilaian Formatif
Guru memberikan soal evaluasi untuk
mengetahui daya serap siswa.
Penutup 1. Guru mengajak semua siswa untuk berdo’a
menurut agama dan keyakinan masing-masing
untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.
5 menit
66
I. Penilaian
1. Tugas Kelompok (Terlampir LKES II dan LKKS II)
2. Tugas Individu
Diketahui luas jajargenjang adalah 192 cm2, tentukan alas dari
jajargenjang dibawah ini!
Lembar Penilaian Sikap
No Nama Siswa Sikap yang diamati Jumlah
Skor Nilai
Percaya diri Bekerjasama Tekun
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan
Remedial.
l
m
k
j
13 cm
12 cm
67
68
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : MI Sa'adatuddawam
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/semester : IV (Empat) /1 (satu)
Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1x pertemuan)
Pertemuan : 3 (tiga)
A. Standar Kompetensi
4. Menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar sederhana dalam
pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
4.1 Menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga
4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas
jajargenjang dan segitiga
C. Indikator
1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas segitiga dan
jajargenjang.
2. Menentukan luas segitiga dan jajargenjang yang berkaitan dengan bangun
datar lainnya.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan berdiskusi, siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan
denganluas segitiga dan jajargenjang dengan bertanggung jawab.
2. Dengan berdiskusi, siswa dapat menentukan luas segitiga dan jajargenjang
yang berkaitan dengan bangun datar lain dengan teliti.
69
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ),Rasa hormat dan
perhatian (respect ), Tekun ( diligence )
dan Tanggung jawab (responsibility)
E. Materi Ajar
Luas segitiga dan jajargenjang
F. Pendekatan / Metode Pembelajaran
Pendekatan : Konstruktivisme
Metode : Tugas Kelompok, Penugasan, dan Tanya Jawab.
G. Alat/Bahan, Media dan Sumber Pembelajaran
1. Alat/Bahan : Alat tulis, buku, dll
2. Media :
3. Sumber Belajar : Guru, Siswa, LKES dan LKKS
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Langkah Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Apersepsi
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
Guru menginformasikan yang akan
dipelajari yaitu tentang luas segitiga dan
jajargenjang.
Guru melakukan tanya jawab seputar luas
segitiga dan jajargenjang yang telah di
pelajari.
5 menit
Inti Eksplorasi
Guru membentuk 6 kelompok terdiri dari 5-
6 anggota.
Guru memberikan LKES III tentang
menentukan luas bangun datar kepada
60 menit
70
setiap kelompok.
Guru meminta siswa untuk bekerjasama
dalam menyelesaikan LKES yang
diberikan.
Guru menuntun siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan awalnya
dalam menyelesaikan LKES yang
diberikan.
Konsolidasi
Guru memberikan lembar LKKSIII untuk
dikerjakan setiap kelompok.
Dalam LKKS ini siswa dituntut untuk
memperkua tpengetahuan yang baru
ditemukan.
Pembentukan Sikap
Setelah semua kelompok selesai
mengerjakarn LKES dan LKKS, guru
bersama siswa membahas jawaban pada
lembar kerja siswa.
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang
belum dipahami siswa dan meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan.
Penilaian Formatif
Guru memberikan soal evaluasi untuk
mengetahui pemahaman siswa.
Penutup 1. Guru mengajak semua siswa untuk berdo’a
menurut agama dan keyakinan masing-masing
untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.
5 menit
71
I. Penilaian
1. Tugas Kelompok (Terlampir LKES dan LKKS)
2. Tugas Individu
Hitunglahluasbangundatar di bawah ini!
Lembar Penilaian Sikap
No Nama
Siswa
Sikap yang diamati Jumlah
Skor Nilai
Percaya diri Bekerjasama Tekun
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan
Remedial.
12 cm
12 cm
5 cm
10 cm
72
73
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : MI Sa'adatuddawam
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/semester : IV (Empat) /1 (satu)
Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1x pertemuan)
Pertemuan ke : 4 (empat)
A. Standar Kompetensi
4. Menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar sederhana dalam
pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
4.1 Menentukan keliling dan luas jajar genjang dan segitiga
4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas
jajargenjang dan segitiga
C. Indikator
1. Menghitung keliling segitiga dan jajargenjang berdasarkan pengetahuan
yang telah dimiliki.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan berdiskusi, siswa dapat mengkonsepkan keliling segitiga dan
jajargenjang dengan bertanggung jawab.
2. Dengan berdiskusi, siswa dapat menerapkan konsep keliling segitiga dan
jajargenjang dengan teliti.
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ),Rasa hormat dan
perhatian (respect ), Tekun ( diligence )
dan Tanggungjawab (responsibility)
74
E. Materi Ajar
Keliling segitiga dan jajargenjang
F. Pendekatan / Metode Pembelajaran
Pendekatan : Konstruktivisme
Metode : TugasKelompok, Penugasan, dan Tanya Jawab.
G. Alat/Bahan, Media dan Sumber Pembelajaran
1. Alat/Bahan : Alat tulis, buku, dll
2. Media :
3. Sumber Belajar : Guru, Siswa, LKES dan LKKS
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Langkah Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Apersepsi
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
Guru menginformasikan yang akan
dipelajari yaitu keliling luas segitiga dan
jajargenjang.
Guru melakukan tanya jawab seputar ciri-
ciri segitiga dan jajargenjang yang telah di
pelajari.
5 menit
Inti Eksplorasi
Guru membentuk 6 kelompok terdiri dari
5-6 anggota.
Guru memberikan LKES IV tentang
menentukan bangun datar kepada setiap
kelompok.
Guru meminta siswa untuk bekerjasama
60 menit
75
dalam menyelesaikan LKES yang
diberikan.
Guru menuntun siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan awalnya
dalam menyelesaikan LKES yang
diberikan.
Konsolidasi
Guru memberikan lembar LKKS IV untuk
dikerjakan setiap kelompok.
Dalam LKKS ini siswa dituntut untuk
memperkuat pengetahuan yang baru
ditemukan.
Pembentukan Sikap
Setelah semua kelompok selesai
mengerjakan LKES dan LKKS, guru
bersama siswa membahas jawaban pada
lembar kerja siswa.
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang
belum dipahami siswa dan meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan.
Penilaian Formatif
Guru memberikan soal evaluasi untuk
mengetahui pemahaman siswa.
Penutup 1. Guru mengajak semua siswa untuk berdo’a
menurut agama dan keyakinan masing-masing
untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.
5 menit
76
I. Penilaian
1. Tugas Kelompok (Terlampir LKES dan LKKS)
2. Tugas Individu (Terlampir)
Lembar Penilaian Sikap
No Nama Siswa
Sikap yang diamati Jumlah
Skor Nilai Percaya
diri
Bekerjasama Tekun
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan
Remedial.
77
78
EVALUASI
Jawablah pertanyaan berikut dengan benar!
1. Hitunglah keliling segitiga dibawah ini!
2. Diketahui bahwa panjang ab = 12 cm, dan panjang bc = 8cm. Berapakah
keliling jajargenjang dibawah ini?
c d
b a
20 cm
79
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : MI Sa'adatuddawam
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/semester : IV (Empat) /1 (satu)
Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1x pertemuan)
Pertemuan ke : 5 (lima)
A. Standar Kompetensi
4. Menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar sederhana dalam
pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
4.1 Menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga
4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas
jajargenjang dan segitiga
C. Indikator
1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling segitiga dan
jajargenjang.
2. Menentukan keliling segitiga dan jajargenjang dengan mengaitkan bangun
datar lainnya.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan berdiskusi, siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan keliling segitiga dan jajargenjang dengan bertanggung jawab.
2. Dengan berdiskusi, siswa dapat menentukan keliling segitiga dan
jajargenjang yang berkaitan dengan bangun datar lain dengan teliti.
80
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ),Rasa hormat dan
perhatian (respect ), Tekun ( diligence )
dan Tanggungjawab (responsibility)
E. Materi Ajar
Keliling segitiga dan jajargenjang
F. Pendekatan / Metode Pembelajaran
Pendekatan : Konstruktivisme
Metode : Tugas Kelompok, Penugasan, dan Tanya Jawab.
G. Alat/Bahan, Media dan Sumber Pembelajaran
1. Alat/Bahan : Alat tulis, buku, dll
2. Media :
3. Sumber Belajar : Guru, Siswa, LKES dan LKKS
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Langkah Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Apersepsi
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
Guru menginformasikan yang akan
dipelajari yaitu tentang menyelesaikan
masalah keliling segitiga dan
jajargenjang.
Guru melakukan tanya jawab seputar
keliling segitiga dan jajargenjang yang
telah di pelajari.
5menit
Inti Eksplorasi
Guru membentuk 6 kelompok terdiri dari
5-6 anggota.
60 menit
81
Guru memberikan LKES V tentang
menentukan luas bangun datar kepada
setiap kelompok.
Guru meminta siswa untuk bekerjasama
dalam menyelesaikan LKES yang
diberikan.
Guru menuntun siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan awalnya
dalam menyelesaikan LKS yang
diberikan.
Konsolidasi
Guru memberikan lembar LKKS V untuk
dikerjakan setiap kelompok.
Dalam LKKS ini siswa dituntut untuk
memperkuat pengetahuan yang baru
ditemukan.
Pembentukan Sikap
Setelah semua kelompok selesai
mengerjakarn LKES dan LKKS, guru
bersama siswa membahas jawaban pada
lembar kerja siswa.
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang
belum dipahami siswa dan meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan.
Penilaian Formatif
Guru memberikan soal evaluasi untuk
mengetahui pemahaman siswa.
82
Penutup 1. Guru mengajak semua siswa untuk berdo’a
menurut agama dan keyakinan masing-
masing untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran.
5 menit
I. Penilaian
1. Tugas Kelompok (Terlampir LKES dan LKKS)
2. Tugas Individu (Terlampir)
Lembar Penilaian Sikap
No Nama Siswa Sikap yang diamati Jumlah
Skor Nilai
Percaya diri Bekerjasama Tekun
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan
Remedial.
83
84
EVALUASI
Jawablah pertanyaan berikut dengan benar!
1. Hitunglah keliling bangun datar dibawah ini jika diketahui luas
jajargenjang adalah 99 cm2dan luas segitiga 36 cm
2!
15 cm
11 cm
13 cm
12 cm
85
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
KELAS KONTROL
Sekolah : MI Sa'adatuddawam
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/semester : IV (Empat) /1 (satu)
Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1x pertemuan)
Pertemuan : 1 (Satu)
A. Standar Kompetensi
4. Menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar sederhana dalam
pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
4.1 Menentukan keliling dan luas jajargenjang segitiga
4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas
jajargenjang dan segitiga
C. Indikator
1. Menghitung luas segitiga berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki.
2. Menentukan hubungan luas segitiga dengan persegi atau persegi panjang
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat menghitung luas
segitiga dengan teliti.
2. Dengan memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat menentukan
hubungan luas segitiga dengan persegi atau persegi panjang dengan
bertanggung jawab.
86
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan
perhatian (respect ), Tekun ( diligence )
dan Tanggung jawab (responsibility )
E. Materi Ajar
Luas segitiga
F. Pendekatan / Metode Pembelajaran
Pendekatan : Berpusat pada guru
Metode : Ceramah, Penugasan, dan Tanya Jawab.
G. Alat/Bahan, Media dan Sumber Pembelajaran
1. Alat/Bahan : Alat tulis.
2. Media :
3. Sumber Belajar : Buku paket, Guru, Siswa, Lembar Kerja Siswa
(LKS)
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Langkah Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru mengajak semua siswa untuk berdo’a
menurut agama dan keyakinan masing-masing
untuk membuka kegiatan pembelajaran.
2. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran
siswa.
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
4. Guru menginformasikan yang akan dipelajari
yaitu tentang luas segitiga.
5 menit
Inti Eksplorasi
Guru memberikan stimulus kepada
siswa dengan memberikan pertanyaan
60 menit
87
terkait segitiga.
Guru memberikan pengetahuan awal
tentang luas segitiga dan menjelaskan
secara mendalam tentang luas segitiga.
Siswa mengamati dan mendengarkan
apa yang dijelaskan oleh guru dengan
tekun.
Guru memberikan contoh cara
mengerjakan soal tentang luas dan
keliling segitiga.
Elaborasi
Guru bertanya kepada murid apakah
telah mengerti dengan materi yang
sedang dipelajari.
Setelah murid mengerti, guru meminta
siswa untuk mengerjakan latihan soal
yang ada di buku paket.
Siswa mengerjakan soal dengan tekun.
Konfirmasi
Guru bersama siswa membahas
jawaban dari soal yang telah
dikerjakan.
Guru bertanya jawab tentang hal-hal
yang belum diketahui siswa.
Guru bersama siswa bertanya jawab
meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan
penyimpulan.
Guru memberikan evaluasi untuk
mengetahui daya serap siswa.
88
E D C
B
A 5 cm 7 cm 8 cm
Penutup 1. Guru mengajak semua siswa untuk berdo’a
menurut agama dan keyakinan masing-
masing untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran.
5 menit
I. Penilaian
Tugas Individu
Hitunglah luas segitiga ABC dibawah ini dengan tinggi 8 cm!
89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Sekolah : MI Sa'adatuddawam
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/semester : IV (Empat) /1 (satu)
Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1x pertemuan)
Pertemuan ke : 2 (dua)
A. Standar Kompetensi
4. Menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar sederhana dalam
pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
4.1 Menentukan keliling dan luas jajargenjang segitiga
4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas
jajargenjang dan segitiga
C. Indikator
1. Menghitung luas jajargenjang berdasarkan pengetahuan yang telah
dimiliki.
2. Menentukan hubungan luas jajargenjang dengan persegi panjang
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat menghitung luas
jajargenjang dengan teliti.
2. Dengan memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat menentukan
hubungan luas jajargenjang dengan persegi panjang dengan bertanggung
jawab.
90
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan
perhatian (respect ), Tekun ( diligence )
dan Tanggung jawab (responsibility )
E. Materi Ajar
Luas jajargenjang
F. Pendekatan / Metode Pembelajaran
Pendekatan : Berpusat pada guru
Metode : Ceramah, Penugasan, dan Tanya Jawab.
G. Alat/Bahan, Media dan Sumber Pembelajaran
1. Alat/Bahan : Alat tulis.
2. Media :
3. Sumber Belajar : Buku paket, Guru, Siswa, Lembar Kerja Siswa
(LKS)
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Langkah Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru mengajak semua siswa untuk berdo’a
menurut agama dan keyakinan masing-masing
untuk membuka kegiatan pembelajaran.
2. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran
siswa.
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
4. Guru menginformasikan yang akan dipelajari
yaitu tentang luas jajargenjang.
5 menit
Inti Eksplorasi
Guru memberikan stimulus kepada
siswa dengan memberikan pertanyaan
60 menit
91
terkait jajargenjang.
Guru memberikan pengetahuan awal
tentang luas jajargenjang dan
menjelaskan secara mendalam tentang
luas jajargenjang berkaitan dengan luas
persegi panjang.
Siswa mengamati dan mendengarkan
apa yang dijelaskan oleh guru dengan
tekun.
Guru memberikan contoh cara
mengerjakan soal tentang luas
jajargenjang.
Elaborasi
Guru bertanya kepada murid apakah
telah mengerti dengan materi yang
sedang dipelajari.
Setelah murid mengerti, guru meminta
siswa untuk mengerjakan latihan soal
yang ada di buku paket.
Siswa mengerjakan soal dengan tekun.
Konfirmasi
Guru bersama siswa membahas
jawaban dari soal yang telah
dikerjakan.
Guru bertanya jawab tentang hal-hal
yang belum diketahui siswa.
Guru bersama siswa bertanya jawab
meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan
penyimpulan.
92
Guru memberikan evaluasi untuk
mengetahui daya serap siswa.
Penutup 2. Guru mengajak semua siswa untuk berdo’a
menurut agama dan keyakinan masing-masing
untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.
5 menit
I. Penilaian
Tugas Individu
Diketahui luas jajargenjang adalah 192 cm2, tentukan alas dari jajargenjang
dibawah ini!
l
m
k
j
13 cm
12 cm
93
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Sekolah : MI Sa'adatuddawam
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/semester : IV (Empat) /1 (satu)
Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1x pertemuan)
Pertemuan ke : 3 (tiga)
A. Standar Kompetensi
4. Menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar sederhana dalam
pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
4.1 Menentukan keliling dan luas jajargenjang segitiga
4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas
jajargenjang dan segitiga
C. Indikator
1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas segitiga dan
jajargenjang.
2. Menentukan luas segitiga dan jajargenjang dengan mengaitkan bangun
datar lainnya.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan luas segitiga dan jajargenjang dengan
teliti.
2. Dengan memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat menentukan luas
segitiga dan jajargenjang yang berkaitan dengan bangun datar lain dengan
bertanggung jawab.
94
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan
perhatian (respect ), Tekun ( diligence )
dan Tanggung jawab (responsibility )
E. Materi Ajar
Luas segitiga dan jajargenjang
F. Pendekatan / Metode Pembelajaran
Pendekatan : Berpusat pada guru
Metode : Ceramah, Penugasan, dan Tanya Jawab.
G. Alat/Bahan, Media dan Sumber Pembelajaran
1. Alat/Bahan : Alat tulis.
2. Media :
3. Sumber Belajar : Buku paket, Guru, Siswa, Lembar Kerja Siswa
(LKS)
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Langkah Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru mengajak semua siswa untuk berdo’a
menurut agama dan keyakinan masing-
masing untuk membuka kegiatan
pembelajaran.
2. Guru melakukan komunikasi tentang
kehadiran siswa.
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
4. Guru menginformasikan yang akan dipelajari
yaitu tentang luas segitiga jajargenjang.
5 menit
Inti Eksplorasi
Guru memberikan stimulus kepada
60 menit
95
siswa dengan memberikan pertanyaan
terkait luas segitiga dan jajargenjang
yang telah dipelajari.
Guru memberikan pengetahuan awal
tentang luas segitiga dan jajargenjang
dan menjelaskan secara mendalam
tentang luas segitiga dan jajargenjang
yang saling berkaitan.
Siswa mengamati dan mendengarkan
apa yang dijelaskan oleh guru dengan
tekun.
Guru memberikan contoh cara
mengerjakan soal tentang luas segitiga
dan jajargenjang.
Elaborasi
Guru bertanya kepada murid apakah
telah mengerti dengan materi yang
sedang dipelajari.
Setelah murid mengerti, guru meminta
siswa untuk mengerjakan latihan soal
yang ada di buku paket.
Siswa mengerjakan soal dengan
tekun.
Konfirmasi
Guru bersama siswa membahas
jawaban dari soal yang telah
dikerjakan.
Guru bertanya jawab tentang hal-hal
yang belum diketahui siswa.
Guru bersama siswa bertanya jawab
96
meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan
penyimpulan.
Guru memberikan evaluasi untuk
mengetahui daya serap siswa.
Penutup 1. Guru mengajak semua siswa untuk berdo’a
menurut agama dan keyakinan masing-
masing untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran.
5 menit
I. Penilaian
Tugas Individu
Hitunglah luas bangun datar di bawah ini!
12 cm
5 cm
10 cm
97
98
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
KELAS KONTROL
Sekolah : MI Sa'adatuddawam
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/semester : IV (Empat) /1 (satu)
Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1x pertemuan)
Pertemuan ke : 4 (empat)
A. Standar Kompetensi
4. Menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar sederhana dalam
pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
4.1 Menentukan keliling dan luas jajargenjang segitiga
4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas
jajargenjang dan segitiga
C. Indikator
1. Menghitung keliling segitiga dan jajargenjang berdasarkan pengetahuan
yang telah dimiliki
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan menperhatikan penjelasan guru, siswa dapat mengkonsepkan
keliling segitiga dan jajargenjang dengan teliti.
2. Dengan memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat menerapkan konsep
keliling segitiga dan jajargenjang.
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan
perhatian (respect ), Tekun ( diligence )
dan Tanggung jawab (responsibility )
99
E. Materi Ajar
Keliling segitiga dan jajargenjang
F. Pendekatan / Metode Pembelajaran
Pendekatan : Berpusat pada guru
Metode : Ceramah, Penugasan, dan Tanya Jawab.
G. Alat/Bahan, Media dan Sumber Pembelajaran
1. Alat/Bahan : Alat tulis.
2. Media :
3. Sumber Belajar : Buku paket, Guru, Siswa, Lembar Kerja Siswa
(LKS)
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Langkah Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru mengajak semua siswa untuk berdo’a
menurut agama dan keyakinan masing-masing
untuk membuka kegiatan pembelajaran.
2. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran
siswa.
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
4. Guru menginformasikan yang akan dipelajari
yaitu tentang keliling segitiga dan jajargenjang.
5 menit
Inti Eksplorasi
Guru memberikan stimulus kepada
siswa dengan memberikan pertanyaan
terkait segitiga dan jajargenjang.
Guru memberikan pengetahuan awal
tentang keliling segitiga dan
jajargenjang.
60 menit
100
Siswa mengamati dan mendengarkan
apa yang dijelaskan oleh guru dengan
tekun.
Guru memberikan contoh cara
mengerjakan soal tentang luas
jajargenjang.
Elaborasi
Guru bertanya kepada murid apakah
telah mengerti dengan materi yang
sedang dipelajari.
Setelah murid mengerti, guru meminta
siswa untuk mengerjakan latihan soal
yang ada di buku paket.
Siswa mengerjakan soal dengan tekun.
Konfirmasi
Guru bersama siswa membahas
jawaban dari soal yang telah
dikerjakan.
Guru bertanya jawab tentang hal-hal
yang belum diketahui siswa.
Guru bersama siswa bertanya jawab
meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan
penyimpulan.
Guru memberikan evaluasi untuk
mengetahui daya serap siswa.
Penutup 1. Guru mengajak semua siswa untuk berdo’a
menurut agama dan keyakinan masing-masing
untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.
5 menit
101
I. Penilaian
Tugas Individu (Terlampir)
102
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
KELAS KONTROL
Sekolah : MI Sa'adatuddawam
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/semester : IV (Empat) /1 (satu)
Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1x pertemuan)
Pertemuan ke : 5 (lima)
A. Standar Kompetensi
4. Menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar sederhana dalam
pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
4.1 Menentukan keliling dan luas jajargenjang segitiga
4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas
jajargenjang dan segitiga
C. Indikator
1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling segitiga dan
jajargenjang.
2. Menentukan keliling segitiga dan jajargenjang dengan mengaitkan bangun
datar lainnya
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan menperhatikan penjelasan guru, siswa dapat menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan keliling segitiga dan jajargenjang dengan
teliti.
2. Dengan memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat menentukan keliling
segitiga dan jajargenjang yang berkaitan dengan bangun datar lainnya
dengan bertanggung jawab.
103
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan
perhatian (respect ), Tekun ( diligence )
dan Tanggung jawab (responsibility )
E. Materi Ajar
Keliling segitiga dan jajargenjang
F. Pendekatan / Metode Pembelajaran
Pendekatan : Berpusat pada guru
Metode : Ceramah, Penugasan, dan Tanya Jawab.
G. Alat/Bahan, Media dan Sumber Pembelajaran
1. Alat/Bahan : Alat tulis.
2. Media :
3. Sumber Belajar : Buku paket, Guru, Siswa, Lembar Kerja Siswa
(LKS)
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Langkah Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru mengajak semua siswa untuk berdo’a
menurut agama dan keyakinan masing-masing
untuk membuka kegiatan pembelajaran.
2. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran
siswa.
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
4. Guru menginformasikan yang akan dipelajari
yaitu tentang keliling segitiga dan jajargenjang.
5 menit
Inti Eksplorasi
Guru memberikan stimulus kepada
siswa dengan memberikan pertanyaan
terkait segitiga dan jajargenjang yang
60 menit
104
telah dipelajari.
Guru memberikan pengetahuan awal
tentang keliling segitiga dan
jajargenjang yang berkaitan dengan
bangun datar lainnya dan menjelaskan
secara mendalam.
Siswa mengamati dan mendengarkan
apa yang dijelaskan oleh guru dengan
tekun.
Guru memberikan contoh cara
mengerjakan soal tentang luas
jajargenjang.
Elaborasi
Guru bertanya kepada murid apakah
telah mengerti dengan materi yang
sedang dipelajari.
Setelah murid mengerti, guru meminta
siswa untuk mengerjakan latihan soal
yang ada di buku paket.
Siswa mengerjakan soal dengan tekun.
Konfirmasi
Guru bersama siswa membahas
jawaban dari soal yang telah
dikerjakan.
Guru bertanya jawab tentang hal-hal
yang belum diketahui siswa.
Guru bersama siswa bertanya jawab
meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan
penyimpulan.
105
Guru memberikan evaluasi untuk
mengetahui daya serap siswa.
Penutup 1. Guru mengajak semua siswa untuk berdo’a
menurut agama dan keyakinan masing-masing
untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.
5 menit
I. Penilaian
Penilaian Individu (Terlampir)
106
Lampiran 3
LEMBAR KERJA EKSPLORASI SISWA I
Kelompok :
Nama :
Kelas :
Alat dan bahan : Kertas origami berbentuk persegi panjang, lem, gunting,
penggaris, dan kertas berbentuk kotak kecil
Petunjuk menentukan luas segitiga :
1. Lipatlah kertas origami berbentuk persegi menjadi sebuah segitiga.
2. Tempelkan pada kolom yang tersedia.
3. Setelah origami di tempel, buka origami tersebut menjadi persegilagi.
4. Tempelkan beberapa ketas yang berbentuk kotak kecil sampai memenuhi
origami berbentuk perseg itersebut,
5. Hitung dan catat jumlah kotak pada salah satu sisi.
6. Lalu hitung dan catat jumlah potongan kertas berbentuk kotak.
7. Lipat kembali ketas origami menjadi segitiga lagi, lalu tempelkan kertas
107
berbentuk kotak kecil memenuhi segitiga tersebut, lalu hitung dan catat
jumlah potongan kertas
Persegi
Sisi tegak = ....... kotak
Sisi alas = ....... kotak
Jumlah Kotak = .......... kotak
Luas Persegi = sisi (alas) x sisi (tegak)
= ....... kotak x ...... kotak
= ....... kotak
Segitiga
Tinggi = ......... kotak
Alas = ......... kotak
Jumlah Kotak = .......... kotak
Luas Segitiga = ½ x …….kotak x …….kotak
= …….. kotak
Kesimpulan :
Bandingkan luas persegi dan luas segitiga, apakah luas segitiga sama
dengan luas persegi?
Kalau tidak, berapakah perbandingan luas persegi dan luas segitiga?
108
10 cm
20 cm
LEMBAR KERJA EKPLORASI SISWA II
Kelompok :
Nama :
Kelas :
Alat dan bahan : Dua lembar kertas origami berbentuk jajargenjang sama besar,
lem, gunting.
Petunjuk menentukan luas jajargenjang :
1. Garislah kotak-kotak kecil pada kertas origami dengan ukuran 1cm x 1cm.
2. Buatlah 6 jajargenjang dari ukuran yang telah disediakan dalam kolom
pada kertas origami tersebut (masing-masing anggota mengerjakan satu
ukuran).
3. Guntinglah jajargenjang yang telah di buat.
4. Guntinglah kotak-kotak kecil dalam jajargenjang tersebut kemudian
temple di buku tulis.
5. Hitunglah jumlah kotak-kotak kecil tersebut.
6. Tulislah hasil diskusi pada kolom dibawah ini.
No. Alas Tinggi Jumlah Kotak Terbentuk
1. 11 cm 8 cm
2. 12 cm 6 cm
3. 10 cm 7 cm
4. 10 cm 8 cm
5. 6 cm 8cm
6. 6 cm 10 cm
7. 5 cm 10 cm
Kesimpulan :
Berdasarkan aktivitas yang kalian lakukan, dapatkah kalian menghitung luas
jajargenjang di bawah? Jelaskan jawaban kalian!
109
LEMBAR KERJA EKSPLORASI SISWAIII
Kelompok :
Nama :
Kelas :
Alatdanbahan : Kertas berbentuk bangun datar, dan alat tulis
Petunjuk :
1. Perhatikan bentuk kertas bangun datar yang diberikan.
2. Diskusikan bentuk bangun datar apa saja yang ada pada kertas tersebut
lalu gunting bentuk bangun datar yang ada pada kertas tersebut.
3. Tempelkan hasil potongan tersebut pada kolom dibawah ini.
No. Bangun Datar Terdiri dari
1.
2.
3.
110
LEMBAR KERJA EKSPLORASI SISWA IV
Kelompok :
Nama :
Kelas :
Alat dan bahan : Penggaris dan tali
1. Petunjuk menentukan keliling segitiga dan jajargenjang :
a. Perhatikan sterofom yang telah disediakan.
b. Bentuklah sebuah bangun datar menggunakan tali yang telah disediakan
dengan menghubungkan paku yang telah ditancapkan.
c. Catat bentuk bangun datar tersebutdan hitung panjang tali.
Sterofom No. Bentuk/ BangunDatar PanjangTali
2. Ukurlah menggunakan penggaris
Panjang AB = ……. cm
Panjang BC = ……. cm
Panjang AC = …….. cm
AB + BC + AC = ……… cm
3.
PQ + QR + PR = ……… cm
B
C A
6 cm 8 cm
10 cm R
Q
P
111
4.
Jadi, rumus keliling segitiga adalah …
5. Ukurlah dengan penggaris
PQ = …… cm
QR = ……. cm
RS = ......... cm
PS = ……. cm
PQ + QR + RS + PS = ……. cm
6. AB + BC + CD + AD = ……… cm
7. Jadi, rumus keliling jajargenjang adalah …
P S
R Q
16 cm
12 cm
A D
C B
112
LEMBAR KERJA EKSPLORASI SISWA V
Kelompok :
Nama :
Kelas :
Alat dan bahan : Penggaris dan tali
Petunjuk menentukan keliling segitiga dan jajargenjang :
a. Perhatikan sterofom yang telah disediakan.
b. Bentuklah sebuah bangun datar menggunakan tali yang telah disediakan
dengan menghubungkan paku yang telah ditancapkan.
c. Catat setiap sisi pada bangun tersebut lalu hitung jumlah setiap sisi.
Sterofom
No. Bangun datar Keliling bangun datar
… cm
… cm
… cm
… cm
… cm
… cm
… cm
… cm
… cm
… cm
… cm
… cm
… cm
… cm
113
… cm
… cm
… cm
… cm
… cm
… cm
… cm
… cm
… cm
… cm
… cm
… cm … cm
… cm
… cm
… cm
… cm
… cm
… cm
… cm
… cm
… cm
… cm
114
… cm
… cm
… cm … cm
… cm
… cm
115
Lampiran 4
LEMBAR KERJA KONSOLIDASI SISWA I
Kelompok :
Nama :
Kelas :
Petunjuk!
1. Buatlah persegi panjang dengan ukuran dibawah ini masing-masing 2 buah!
(Setiap anggota mengerjakan satu ukuran)
a. Panjang 12 cm, lebar 10 cm
b. Panjang 12 cm, lebar 8 cm
c. Panjang 10 cm, lebar 6 cm
d. Panjang 15 cm, lebar 10 cm
e. Panjang13 cm, lebar 8 cm
f. Panjang 8 cm, lebar 6 cm
2. Tempelkan pada buku tulismu salah satu persegi panjang yang telah kamu
buat.
3. Lipat persegi panjang lainnya hingga memiliki dua sisi yang sama besar, lalu
tempelkan di samping atau di bawah persegi panjang yang telah ditempel.
4. Hitunglah luas persegi panjang dan luas segitiga yang telah ditempel.
5. Tuliskan hasil hitung luas pada tabel di bawah ini!
No Panjang Lebar Luas Persegi
panjang Luas Segitiga
a 12 cm 10 cm
b 12 cm 8 cm
c 10 cm 6 cm
d 15 cm 10 cm
e 13 cm 8 cm
f 8 cm 6 cm
Kesimpulan :
116
LEMBAR KERJA KONSOLIDASI SISWA II
Kelompok :
Nama :
Kelas :
Petunjuk :
1. Perhatikan tabel di bawah ini.
2. Diskusikan dan isi titik titik pada kolom dengan tepat!
A.
No Jajargenjang Alas Tinggi Luas Jajargenjang
1.
6 cm 10 cm
2.
12 cm …… 96 cm2
3.
…… 15 cm 150 cm2
…
…
12 cm
…
15 cm
…
117
4.
……. ……
B. Hitunglah luas kedua bangun datar di bawah ini!
Perhatikan luas jajar genjang dan luas persegi panjang.
Apakah luas jajar genjang dan luas persegi panjang sama besar? Jelaskan!
--- SELAMAT MENGERJAKAN---
10 cm
8 cm
10 cm
8 cm
14 cm
8 cm
118
LEMBAR KERJA KONSOLIDASI SISWA III
Kelompok :
Nama :
Kelas :
Diskusikan bagaimana menentukan luas di bawah ini dengan tepat.
1. Perhatikan bangun datar di bawah ini. Dapatkah kalian menentukan bangun
datar di bawahini!
4 cm
3 cm
18 cm
8 cm
Jawab
22 cm
119
LEMBAR KERJA KONSOLIDASI SISWA IV
Kelompok :
Nama :
Kelas :
Diskusikan hasil jawaban di bawah ini bersama teman sekelompokmu!
1. Hitunglah keliling segitiga di bawah ini
2. Diketahui segitiga di bawah ini adalah sebuah segitiga sama sisi dengan
keliling 49 cm. berapakah sisi segitiga tersebut?
3. Berapakah keliling segitiga di bawah ini!
10 cm
15 cm
11 cm
12 cm
13 cm
120
4. Hitunglah keliling jajargenjang di bawah ini!
5. Diketahui keliling jajargenjang di bawah adalah 52 cm. tentukan panjang salah
satu sisi jajargenjang tersebut!
16 cm
16 cm
12 cm
121
LEMBAR KERJA KONSOLIDASI SISWA V
Kelompok :
Nama :
Kelas :
Diskusikan bagaimana menentukan keliling di bawah ini dengan tepat.
1. Tentukan keliling bangun di bawah ini!
2. Diketahui luas jajargenjang pada bangun dibawah adalah 96 cm2. Hitunglah
keliling di bawah ini!
16 cm
12 cm
10 cm
10 cm
12 cm
7 cm
8 cm
Jawab :
Jawab :
122
3. Diketahui bangun datar dibawah ini memiliki luas segitiga 40 cm2. Tentukan
keliling bangun tersebut!
12 cm
14 cm
10 cm
Jawab :
123
Lampiran 5
KISI-KISI INSTRUMEN TES
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : IV
Jumlah Soal : Uraian 6 soal
NO STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI
DASAR INDIKATOR
TINGKAT
KOGNITIF
NO
SOAL
1 Menggunakan
konsep keliling
dan luas bangun
datar sederhana
dalam
pemecahan
masalah
1.1. Menentukan
luas dan keliling
jajargenjang dan
segitiga.
1.2. Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan
dengan keliling
dan luas
jajargenjang dan
segitiga
1. Menerapkan luas
dan keliling segitiga
dan jajargenjang
dalam
menyelesaikan
masalah.
2. Menganalisis
hubungan luas
segitiga dan
jajargenjang dengan
bangun datar lain.
3. Menguji luas dan
keliling segitiga dan
jajargenjang
berdasarkan
pengetahuan yang
telah dimiliki
C3
C4
C5
1,2
3,4
5,6
124
1
Lampiran 6
Soal Uji Coba
1. Diketahui panjang AD sama dengan panjang DC. Luas segitiga BCD adalah
40 cm2.
Hitunglah luas dan keliling segitiga ABC!
2. Hitunglah luas dan keliling jajargenjang dibawah ini!
3. Diketahui bangun datar dibawah memiliki 2 segitiga yang sama besar dan
sebuah jajargenjang. Luas segitiga adalah 15 cm2
dan luas jajargenjang adalah
98 cm2. Hitunglah keliling bangun datar dibawah!
12cm 10 cm
16 cm
12 cm
18 cm
D
C B
A
10 cm
7 cm
6 cm
8 cm
9cm
125
4. Hitunglah luas gambar di bawah ini!
5. Andi mengerjakan tugas matematika tentang luas dan keliling bangun datar.
Berdasarkan hasil yang diperoleh Andi, bangun datar tersebut memiliki luas
101 cm2, dan keliling 59 cm. perhatikan bangun datar di bawah ini, benarkah
jawaban dari Andi? Jika salah, berapakah hasil yang sebenarnya?
Diketahui :Panjang AB = 16 cm
Panjang BC = 3 cm
Panjang CD = pj.ED = pj.EF = 8 cm
Panjang AF = 10 cm
Panjang BF = 17 cm
6. Susi diminta ibu untuk mengoreksi PR adiknya sebelum dinilai oleh guru.
Jawaban yang dibuat adik Susi luas bangun datar dibawah adalah 132 cm2
dan
kelilingnya 52 cm. Ayo bantu Susi mengoreksi jawaban adiknya. Benarkah
jawaban adik Susi? Jika salah, berapakah hasil yang sebenarnya!
10 cm
6 cm
4 cm
9 cm
6 cm 3 cm
4 cm
8 cm
3 cm 5 cm
8 cm
12 cm
9 cm
4 cm
7 cm
A B
C
D
E
F
126
Lampiran 7
Hasil Analisis Butir Soal Uji Coba Instrumen
No Butir
Soal
Validitas Reliabilitas Taraf
Kesukaran Daya Beda
r
hitung
r
tabel Status Nilai Interpretasi P Kriteria D Kriteria
1. 0.713
0.444
Valid .702 Tinggi 0.57 Sedang 0.50 Baik
2. 0.610 Valid 0.58 Sedang 0.52 Baik
3. 0.633 Valid 0.52 Sedang 0.32 Cukup
4. 0.733 Valid 0.58 Sedang 0.44 Baik
5. 0.342 Invalid 0.30 Sukar 0.04 Sangat
Jelek
6. 1 Valid 0.36 Sedang 0.4 Cukup
127
Lampiran 8
Soal Evaluasi
1. Diketahui panjang AD sama dengan panjang DC. Luas segitiga BCD adalah
40 cm2.
Hitunglah luas dan keliling segitiga ABC!
2. Hitunglah luas dan keliling jajargenjang dibawah ini!
3. Diketahui bangun datar dibawah memiliki 2 segitiga yang sama besar dan
sebuah jajargenjang. Luas segitiga adalah 15 cm2
dan luas jajargenjang adalah
98 cm2. Hitunglah keliling bangun datar dibawah!
12cm 10 cm
16 cm
12 cm
18 cm
D
C B
A
10 cm
7 cm
6 cm
8 cm
9cm
128
4. Hitunglah luas gambar di bawah ini!
5. Susi diminta ibu untuk mengoreksi PR adiknya sebelum dinilai oleh guru.
Jawaban yang dibuat adik Susi luas bangun datar dibawah adalah 132 cm2
dan
kelilingnya 52 cm. Ayo bantu Susi mengoreksi jawaban adiknya. Benarkah
jawaban adik Susi? Jika salah, berapakah hasil yang sebenarnya!
10 cm
6 cm
4 cm
9 cm
6 cm 3 cm
4 cm
8 cm
3 cm 5 cm
8 cm
12 cm
9 cm
4 cm
129
Lampiran 9
Kunci Jawaban dan Rubrik penilaian
No Soal Kunci jawaban Tingkat
Kesukaran Bobot
1 Diketahui panjang AD sama
dengan panjang DC. Luas
segitiga BCD adalah 40 cm2.
Hitunglah luas dan keliling
segitiga ABC!
L. BDC = a x t
40 cm2 = 10 cm x DC
DC = 40 cm2 : 5 cm
DC = 8 cm.
DC = AD = 8 cm.
L. ABC = a x t
= 10cm x (AD+DC)
= 10 cm x 16 cm
= 80 cm2
K. ABC= AB + BC + AC
=18cm+10cm+16cm
= 44 cm
C3 10
2 Hitunglah luas dan keliling
jajargenjang dibawah ini!
L = a x t
= 16 cm x 10 cm
= 160 cm2.
K = 2 (a + b)
= 2 (16 cm + 12 cm)
= 2 (28 cm)
= 56 cm
C3 10
3 Diketahui bangun datar dibawah
memiliki 2 segitiga yang sama
besar dan sebuah jajargenjang.
Luas segitiga adalah 15 cm2 dan
luas jajargenjang adalah 98 cm2.
Hitunglah keliling bangun datar
dibawah!
L. = a x t
15 cm2 = 6 cm x t
t = 15 cm2 : 3 cm
t = 5 cm.
L. = a x t
98 cm2 = a x 7 cm
a = 98 cm2/7 cm
a = 14 cm
C4 10
12
cm
18 cm
D
C B
A
10 cm
10 cm
12cm
16 cm
7 cm
6 cm
8 cm
9cm
130
K = 9 cm + 8 cm + 8 cm +
5 cm + 9 cm + 8 cm +
8 cm + 5 cm
= 60 cm
4 Hitunglah luas gambar di bawah
ini!
L. = p x l
= 6 cm x 4 cm
= 24 cm2
L. 1 = a x t
= 9 cm x 4 cm
= 18 cm2
L. 2 = a x t
= (18-4-3-3-3) cm
x 6 cm
= 5 cm x 6 cm
= 15 cm2
L. = a x t
= (3+9+6)cm x 10cm
= 18 cm x 10 cm
= 180 cm2
L. bangun = 24cm2 +18cm
2
+15cm2+180cm
2
= 237 cm2
C4 10
6 Susi diminta ibu untuk
mengoreksi PR adiknya sebelum
dinilai oleh guru. Jawaban yang
dibuat adik Susi luas bangun datar
dibawah adalah 132 cm2 dan
kelilingnya 52 cm. Ayo bantu
Susi mengoreksi jawaban
adiknya. Benarkah jawaban adik
Susi? Jika salah, berapakah hasil
yang sebenarnya!
L. 1 = a x t
= 8 cm x 3 cm
= 24 cm2
L. 2 = a x t
= 12 cm x 8 cm
= 96 cm2
L. bangun = 24 cm2 + 96cm
2
= 120 cm2 (Salah)
K. bangun= 12cm +9cm+
4cm+5cm+8cm
+5cm+9cm
C5 10
10 cm
6 cm
4 cm
9 cm
6 cm 3 cm
4 cm
8 cm
3 cm 5 cm
8 cm
12 cm
9 cm
4 cm
131
= 52 cm (Benar)
Jadi, jawaban keliling
bangun datar tersebut
benar dan jawaban luas
bangun datar tersebut
salah, seharusnya 120cm2.
Jumlah 60
132
Lampiran 10
Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
No Nama Nilai
1 E01 68
2 E02 46
3 E03 72
4 E04 30
5 E05 100
6 E06 56
7 E07 70
8 E08 92
9 E09 44
10 E10 88
11 E11 100
12 E12 74
13 E13 82
14 E14 34
15 E15 68
16 E16 64
17 E17 34
18 E18 40
19 E19 64
20 E20 76
21 E21 64
22 E22 40
23 E23 88
24 E24 34
25 E25 54
26 E26 68
27 E27 74
28 E28 94
29 E29 92
Jumlah 1910
Rata-rata 65.9
Kelas Kontrol
No Nama Nilai
1 K01 38
2 K02 58
3 K03 44
4 K04 26
5 K05 32
6 K06 44
7 K07 86
8 K08 96
9 K09 28
10 K10 44
11 K11 26
12 K12 36
13 K13 28
14 K14 58
15 K15 38
16 K16 46
17 K17 68
18 K18 72
19 K19 76
20 K20 24
21 K21 70
22 K22 38
23 K23 40
24 K24 44
25 K25 66
26 K26 20
27 K27 60
28 K28 56
29 K29 72
30 K30 78
Jumlah 1512
Rata-rata 50.4
133
Lampiran 11
Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tests of Normality
Faktor
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Hasil
Belajar
Kelas
Eksperimen ,121 29 , 200
* ,946 29 ,143
Kelas Kontrol ,157 30 ,058 ,951 30 ,178
Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Hasil
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
0,000 1 57 ,998
134
Lampiran 12
Uji t Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Group Statistics
Faktor N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Hasil Eksperimen 29 65,86 21,400 3,974
Kontrol 30 50,40 20,331 3,712
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differenc
e
Std. Error
Differenc
e
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Hasil Equal
variances
assumed
,000 ,998 2,846 57 ,006 15,462 5,433 4,582 26,342
Equal
variances not
assumed
2,843 56,58
5 ,006 15,462 5,438 4,571 26,353
135
Lampiran 13
Uji Pengaruh (Effect Sizes)
S gab =
=
=
= =
=
= 20,864
d =
=
=0,743
136
Lampiran 14
Dokumentasi
137
Lampiran 15
138
Lampiran 16
139
Lampiran 17
140
Lampiran 18
141
142
143
144
Lampiran 22
Daftar Riwayat Hidup
Rossiana atau biasa dipanggil Oci. Lahir di
Jakarta, 14 Oktober 1994. Anak keenam dari Bpk
Mahmud dan Ibu Zawiyah. Memiliki 5 (lima)
orang kakak bernama Halla, M.Ali, Hozazih, Siti
Iryanih, dan Reza Abdul Jabar.
Penulis memulai pendidikan pada tahun 2000-
2006 di SD Negeri 06 Pagi Jakarta. Lalu penulis
duduk di bangku SMP pada tahun 2006-2009 di
SMP Negeri 37 Jakarta dan mengenyam bangku
SMA di SMK Negeri 20 Jakarta pada tahun
2009-2012. Setelah lulus, penulis melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
mengambil jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dan tercatat sebagai
mahasiswa baru Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tahun 2012.
Penulis memiliki kecintaan yang besar pada dunia seni musik. Penulis sangat suka
mendengarkan musik dan penulis mempunyai kecintaan yang besar pada dunia K-
Pop. Selain menjalankan perkuliahan, penulis juga bekerja parttime sebagai Order
Taker di PHD.
Demikian deskripsi singkat tentang penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Apabila ada pertanyaan, kritikan yang dapat membangun serta
saran untuk skripsi ini dapat menghubungi penulis.
E_mail : rossiana_ana@rocketmail.com. Terimakasih.
top related