Transcript
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pesatnya perkembangan kawasan perkotaan dan tingginya
pertumbuhan penduduk di Kota Muaro Bungo Kabupaten Bungo dalam
kurun waktu terakhir ini, berpengaruh pada tingginya frekuensi kegiatan
di pusat-pusat perniagaan, sehingga permintaan jasa transportasi
semakin tinggi. Sebagian besar masyarakat banyak menggunakan
kendaraan, hal inilah yang mendorong semakin tingginya motorisasi
masyarakat dari tahun ke tahun, khususnya di daerah pasar dan
pertokoan dan tentunya akan terjadi bangkitan dan tarikan lalu lintas
dan parkir menjadi bagian tak terpisahkan dari sistem transportasi kota
Muara Bungo khususnya.
Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan yang
menginginkan kendaraannya dapat parkir di tempat yang mudah dicapai,
salah satunya adaIah di tepi jaIan umum dan jenis parkir ini dapat
mengakibatkan turunnya kapasitas jalan karena mengambil bagian dari
jalan sehingga badan jalan menjadi menyempit dan akibatnya
mengganggun kelancaran arus lalu lintas.
Kawasan komplek Permata Bungo Plaza Muara Bungo merupakan
pusat perbelanjaan dan hotel sudah menyediakan fasilitas parkir bagi
pengunjung dan karyawan berupa area parkir yang belum tertata dengan
baik dari segi sirkulasi dan posisi pakir maupun kondisi pelataran parkir
sudah mengalami kerusakan. Dengan memperhatikan kondisi pelataran
parkir dikawasan Permata Bungo Plaza saat ini, Badan Usaha Pemerintah
Daerah (BUMD) Kabupaten Bungo PT. Bungo Dani Mandiri (Persero)
sebagai pengelola akan melaksanakan pekerjaan penataan fasilitas parkir
berupa rehabilitasi perkerasan pelataran (paving block) dan penyediaan
fasilitas & sarana parkir yang dibutuhkan lainnya.
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 2
Sebagai tahap awal dari rencana pekerjaan tersebut diatas, akan
melaksanakan perencanaan/desain Penataan Parkir Kawasan Permata
Bungo Plaza Muara Bungo Kabupaten Bungo.
1.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran
1.2.1. Maksud
Maksud dilaksanakannya pekerjaan Perencanaan Penataan Parkir
Kawasan Permata Bungo Plaza. adalah untuk merancang terhadap
kebutuhan dan pelayanan ruang parkir yang tepat dengan menerapkan
teknis perencanaan struktur konstruksi dan spesifikasi sehingga
dihasilkan suatu konstruksi yang memenuhi syarat teknis, efektif dan
efesien serta layak untuk dipergunakan.
1.2.2. Tujuan
Tujuan dilaksanakan pekerjaan tersebut diatas adalah untuk
menghasilkan rancangan teknis pelataran parkir dan sarana
pendukungnya, yang dapat dijadikan sebagai patokan atau pedoman
dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya.
1.2.3. Sasaran
Sasaran utama dari kebijaksanaan fasilitas parkir adalah sebagai
berikut :
a. Untuk mengendalikan jumlah kendaraan yang masuk ke
kawasan Permata Bungo Plaza.
b. Meningkatkan pendapatan asli daerah yang dikumpulkan melalui
retribusi parkir.
c. Meningkatkan fungsi jalan umum disekitar kawasan Permata
Bungo Plaza Bungo sehingga sesuai dengan peranannya.
d. Meningkatkan kelancaran dan keselamatan lalu lintas dalam kota
Muara Bungo pada umumnya.
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 3
1.3. Ruang Lingkup Pekerjaan
Perencanaan untuk Penataan Parkir Kawasan Komplek Permata
Bungo Plaza serta sarana pendukungnya perlu pembatasan perencanaan
agar lebih fokus pada masalah yang dihadapi, diantaranya:
1. Lahan yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang parkir adalah lahan
yang hak gunanya dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Bungo yang
berlokasi dalam komplek Permata Bungo Plaza.
2. Pengoptimalkan lahan parkir ( off street parking) yang tersedia untuk
ruang parkir agar dapat menampung dan melayani kebutuhan
pengguna jasa untuk saat ini dan masa yang akan datang yang
berlokasi dalam komplek Permata Bungo Plaza .
3. Penataan parkir dan pola pengkajiannya mengacu pada Pedoman
Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir yang dikeluarkan oleh
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, tahun 1997, peraturan dan
ketentuan yang berlaku serta pendapat-pendapat lain yang relevan.
4. Analisa dan perhitungan kualitas dan kuantitas konstruksi,
berdasarkan hasil dari data-data yang telah dikumpulkan dan
dianalisis, serta kegiatan penggambaran dari hasil perencanaan
berpedoman pada spesifikasi dan pedoman teknis yang berlaku.
Secara garis besar ruang lingkup pekerjaan Perencanaan Penataan
Parkir Kawasan Permata Bungo Plaza meliputi kegiatan-kegiatan sebagai
berikut :
1. Survey Pendahuluan (orientasi lapangan).
2. Perencanaan Teknis.
Kegiatan-kegiatan tersebut diatas diuraikan lebih lanjut pada bab-bab
dihalaman berikutnya.
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 4
II. HASIL SURVEY AWAL
Dalam melaksanakan survey pendahuluan tim survey mencatat
seluruh data yang diperlukan. Hal ini diperlukan untuk langkah
selanjutnya dalam tahap perencanaan, disamping mengadakan diskusi
dan koordinasi dengan pihak manajemen PT.Bungo Dani Mandiri
(Persero) dan instansi lainnya yang terkait dalam rangka mendapatkan
masukan atau bahan-bahan pertimbangan dan pedoman kerja secara
umum.
2.1. Survey Awal
Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan survey pendahuluan adalah
meliputi :
1. Meninjau kondisi areal/pelataran parkir yang ada saat ini baik secara
teknis berupa kondisi perkerasan parkir dan bangunan sekitar
komplek dan akses menuju lokasi parkir.
2. Mengadakan pengukuran awal dan pendataan yang berhubungan
dengan kegiatan perencanaan teknis.
2.2. Data dan Kesimpulan Survey
Dari kegiatan-kegiatan survey tersebut diatas, maka didapatkan data dan
kesimpulan data awal berupa :
1. Luas lahan yang dipergunakan untuk fasilitas parkir adalah sebesar ±
3.400 m2 berupa pelataran parkir untuk melayani kebutuhan parkir
bagi karyawan swalayan, pertokoan/perkantoram dikawasan komplek
Permata Bungo Plaza dan sebagian besar pengunjung swalayan.
2. Kondisi paving block yang sudah mengalami kerusakan berat yaitu
bata beton (material paving block) yang pecah dan lepas sehingga
mengakibatkan pelataran parkir berlobang cukup besar dan tergenang
air. Kerusakan paving block antara lain disebabkan lapisan pondasi
tidak mampu menerima beban lalu lintas berat. Hal ini perlu
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 5
pekerjaan rehabilitasi pondasi bawah sebelum pemasangan
perkerasan diatasnya (paving block).
3. Tapak lahan parkir berupa areal relatif rata dengan dengan bentuk
/tata ruang tidak simetris antara blok bangunan yang ada yang
mengakibatkan tidak optimalnya pemanfaatan lahan untuk
dipergunakan sebagai ruang parkir.
4. Dengan mengasumsikan lahan parkir yang ada sebagai ruang parkir
berbentuk pelataran, maka dari hasil analisa ketersediaan ruang
parkir kapasitas ruang parkir maksimum yang bisa didapatkan adalah
sebanyak 183 SRP , dengan rincian 83 SRP untuk mobil penumpang
dan 100 SRP untuk sepeda motor. Sedangkan untuk konfigurasi
parkir yang digunakan untuk ruang parkir mobil konfigurasi bersudut
900 dan 450 dan sepeda motor adalah konfigurasi bersudut 900
terhadap sumbu jalan.
5. Sebagai fasilitas parkir di luar badan jalan (off street parking) yaitu
berupa taman parkir yang keberadaannya untuk umum harus
menunjang keselamatan, kelancaran lalu-lintas dan kenyamanan
pengguna parkir, maka diperlukan penyediaan sarana perparkiran
seperti marka jalan, rambu lalu lintas dan lampu jalan/taman parkir
dan bangunan pendukung untuk estetika taman parkir.
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 6
III. TINJAUAN PUSTAKA
Untuk mengenal perparkiran maka perlu menggali lebih banyak
sumber informasi sebagai dasar teori. Dari hasil studi pustaka, ada
beberapa teori perparkiran yang bisa digunakan sebagai landasan untuk
mendalami penyelenggaran fasilitas parkir, yaitu karateristik parkir, tipe
parkir, dan satuan ruang parkir serta sarana/prasana operasional parkir.
3.1. Peran dan Fungsi Parkir
Peran parkir dalam sistem transpotasi kota adalah bahwa tempat
parkir telah menjadi suatu rangkaian kompleks yang saling mendukung
dengan pola jaringan jalan dan karakteristik tata guna lahan tertentu,
dimana tempat inilah yang akan membedakan antara tempat pergerakan
dan tempat untuk pemberhentian. Sedangkan fungsi parkir dalam
perencanaan kota khususnya sistem transportasi adalah sebagai
penyedia tempat menyimpan kendaraan bagi tujuan akhir suatu
pergerakan kendaraan.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa parkir
merupakan sarana pemberhentian dari serangkaian pergerakan yang
dilakukan oleh manusia sehubungan dengan kegiatannya yang
menggunakan jaringan jalan sebagai prasarana penghubung
3.2.Pengertian
1. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak
bersifat sementara.
2. Berhenti adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan untuk
sementara dengan pengemudi tidak meninggalkan kendaraan.
3. Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat
pemberhentian kendaraan yang tidak bersifat sementara untuk
melakukan kegiatan pada suatu kurun waktu.
4. Tempat parkir di badan jalan, (on street parking) adalah fasilitas
parkir yang menggunakan tepi jalan.
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 7
5. Fasilitas parkir di luar badan jalan (off street parking) adalah
fasilitas parkir kendaraan di luar tepi jalan umum yang dibuat
khusus atau penunjang kegiatan yang dapat berupa pelataran
parkir dan/atau gedung parkir.
6. Jalan adalah tempat jalan yang diperuntukan bagi lalu lintas
umum.
7. Satuan ruang parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk
meletakkan kendaraan (mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda
motor), termasuk ruang bebas dan lebar buka pintu. Untuk hal-hal
tertentu bila tanpa penjelasan, SRP adalah SRP untuk mobil
penumpang.
8. Jalur sirkulasi (jalur untuk perpindahan pergerakan ) adalah
tempat, yang digunakan untuk pergerakan kendaraan yang masuk
dan keluar dari fasilitas parkir.
9. Jalur gang (jalur untuk manuver keluar dari parkir) merupakan
jalur antara dua deretan ruang parkir yang berdekatan.
10. Kawasan parkir adalah kawasan atau areal yang memanfaatkan
badan jalan sebagai fasilitas parkir dan terdapat pengendalian
parkir melalui pintu masuk.
3.3. Fasilitas Parkir
Penyelenggaraan fasilitas parkir adalah suatu metode perencanaan
dalam menyelenggarakan fasilitas parkir kendaraan, baik di badan jalan
maupun di luar badan jalan.
3.3.1.Tujuan
Fasilitas parkir bertujuan :
a. memberikan tempat istirahat kendaraan;
b. menunjang kelancaran arus lalu-lintas.
3.3.2.Jenis Parkir
a. Parkir di badan jalan (on street parking )
Parkir di badan jalan (On Street Parking) ini mengambil tempat di
sepanjang jalan, dengan atau tanpa melebarkan jalan untuk
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 8
pembatas parkir. Jenis parkir ini baik untuk pengunjung yang ingin
dekat dengan tempat tujuannya. Tetapi parkir di badan jalan ini
terkadang tidak diperbolehkan pada kondisi arus lalu-lintas yang
padat. Parkir di badan jalan atau yang menggunakan sebagian dari
perkerasan jalan sangat kecil biaya yang dikeluarkan oleh
pengemudi atau bahkan bisa gratis, tetapi mengakibatkan
banyaknya masalah lalu-lintas. Turunnya kapasitas jalan,
terhambatnya arus lalu-lintas dan penggunaan jalan manjadi tidak
efektif dan teratur merupakan akibat dari parkir di badan dan di
sebagian badan jalan.
Parkir pada badan jalan sangat dipengaruhi oleh sudut parkir,
lokasi parkir dan panjang jalan yang digunakan untuk parkir.
b. Parkir di luar badan jalan (off street parking )
Parkir di luar badan jalan (Off Street Parking) dengan cara
menempati pelataran parkir tertentu di luar badan jalan, baik di
halaman terbuka atau di dalam bangunan parkir (gedung parkir).
Ditinjau dari posisi parkirnya dapat dilakukan seperti pada On
Street Parking, hanya saja pengaturan sudut parkir banyak
dipengaruhi oleh luas dan bentuk pelataran parkir, jalur sirkulasi
(jalur untuk perpindahan pergerakan), jalur gang (jalur untuk
manuver keluar dari parkir), dimensi ruang parkir. Off Street
Parking ini mengeluarkan biaya yang cukup mahal bagi pengemudi
kendaraan, karena biaya tersebut digunakan untuk biaya atas
tanah, konstruksi bangunan dan operasional serta perawatan
fasilitas parkir. Keberadaan fasilitas parkir untuk umum, dapat
berupa gedung parkir atau taman parkir yang harus menunjang
keselamatan dan kelancaran lalu-lintas, sehingga penetapan
lokasinya terutama menyangkut akses keluar masuk kendaraan,
fasilitas parkir harus dirancang agar tidak mengganggu kelancaran
lalulintas.
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 9
3.3.4.Penentuan kebutuhan ruang parkir
a. Jenis peruntukan kebutuhan parkir sebagai berikut :
1) Kegiatan parkir yang tetap
Pusat pedagangan
Pusat perkantoran swasta atau pemerintahan
Pusat pedagangan eceran atau pasar swalayan
Pasar
Sekolah
Tempat rekreasi
Hotel dan tempat penginapan
Rumah sakit
2) Kegiatan parkir yang bersifat sementara
Bioskop
Tempat pertunjukan
Tempat pertandingan olahraga
Rumah ibadah.
b. Ukuran kebutuhan ruang parkir pada pusat kegiatan ditentukan
antara lain sebagai berikut.:
Pusat perdagangan
Luas Areal Total (100m2) 10 20 50 100 500 1000 1500 2000
Kebutuhan (SRP) 59 67 59 67 88 125 415 777 1140 1502
Pasar swalayan
Luas Areal Total (100 m2)
50 75 100 150 200 300 400 500 1000
Kebutuhan (SRP) 225 250 270 310 350 440 520 600 1050
Pasar
Luas Areal Total (100m2)
40 50 75 100 200 300 400 500 1000
Kebutuhan (SRP) 160 185 240 300 520 750 970 1200 2300
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 10
Hotel dan tempat penginapan
Jumlah Kamar (buah) 100 150 200 250 350 400 550 550 600
Tarip Standart ($)
< 100 154 155 156 158 161 162 165 166 167
100 - 150 300 450 476 477 480 481 484 485 487
150 - 200 300 450 600 798 799 800 803 804 806
200 - 250 300 450 600 900 1050 1119 1122 1124 1425
(Sumber : Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir,1996)
3.4.Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP).
a. Dimensi Ruang
Suatu “Satuan Ruang Parkir” (SRP) adalah tempat untuk satu
kendaraan. Dimensi ruang parkir berdasarkan Pedoman Teknis
Penyelenggaran Fasilitas Parkir, Dirjen Perhubungan Darat 1996,
dipengaruhi oleh:
Lebar total kendaraan
Panjang total kendaraan
Jarak bebas
Jarak bebas areal lateral
Dimensi kendaraan standar untuk mobil penumpang seperti Gambar
3.1.
Gambar. 3.1
Dimensi Kendaraan Standar untuk Mobil Penumpang
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 11
b. Ruang bebas kendaraan parkir
Ruang bebas kendaraan parkir diberikan pada arah lateral dan
longitudinal kendaraan.
Ruang bebas arah lateral ditetapkan pada saat posisi pintu
kendaraan dibuka, yang diukur dari ujung terluar pintu ke badan
kendaraan parkir yang ada di sampingnya.Ruang bebas ini diberikan
agar tidak terjadi benturan antara pintu kendaraan dan kendaraan
yang parkir di sampingnya pada saat penumpang turun dari
kendaraan.
Ruang bebas arah longitudinal/memanjang diberikan di depan
kendaraan untuk menghindari benturan dengan dinding atau
kendaraan yang lewat jalur gang (aisle). Jarak bebas arah lateral
diambil sebesar 5 cm dan jarak bebas arah longitudinal sebesar 30
cm.
c. Lebar bukaan pintu kendaraan
Ukuran lebar bukaan pintu merupakan fungsi karakteristik pemakai
kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parkir. Sebagai contoh, lebar
bukaan pintu kendaraan karyawan kantor akan berbeda dengan
lebar bukaan pintu kendaraan pengunjung pusat kegiatan
perbelanjaan. Dalam hal ini, karakteristik pengguna kendaraan yang
memanfaatkan fasilitas parkir dipilih menjadi tiga golongan seperti
Tabel 3.1.
Tabel. 3.1
Lebar Bukaan Pintu Kendaraan
Jenis Bukaan Pintu Pengguna dan/atau Peruntukan
Fasilitas Parkir Gol
Pintu depan/belakang ter-buka tahap awal 55 cm.
Karyawan/pekerja kantor
Tamu/ pengunjung pusat kegiatan perkantoran, per-dagangan, pemerintahan, universitas
I
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 12
Pintu depan/belakang ter-buka penuh 75 cm
Pengunjung tempat olahraga, pusat hiburan/ rekreasi, hotel, pusat perdagangan eceran /swalayan, rumah sakit, bioskop
II
Pintu depan terbuka penuh dan ditambah untuk per-gerakan kursi roda
Orang cacat III
(Sumber : Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir,1996)
d. Penentuan Satuan Ruang Parkir
Dari Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir 1996,
penentuan satuan ruang parkir berdasarkan jenis kendaraan
dikelompokan menjadi tiga jenis seperti bawah ini:
1) Satuan Ruang Parkir untuk Mobil Penumpang
Gambar. 3.2
Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Mobil Penumpang
La2
a1
B ROBp
Lp
SRP
B = lebar kendaraan R = jarak bebas samping
L = panjang kendaraan Bp = lebar minimum SRP
O = lebar bukaan pintu Lp = panjang minium SRP
a1,a2 = jarak bebas depan/belakang
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 13
Tabel. 3.2
SRP untuk Mobil Penumpang (dalam cm)
Gol. I
B = 1,70 a1 = 0,10 Bp = B + O + R
O = 0,55 L = 4,70 Lp = L + a1 + a2
R = 0,05 a2 = 0,20 Bp = 2,30 Lp = 5,00
Gol. II
B = 1,70 a1 = 0,10
O = 0,75 L = 4,70
R = 0,05 a2 = 0,20 Bp = 2,50 Lp = 5,00
Gol. III
B = 1,70 a1 = 0,10
O = 0,80 L = 4,70
R = 0,05 a2 = 0,20 Bp = 3,00 Lp = 5,00
(Sumber : Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir,1996)
2) Satuan Ruang Parkir untuk Bus/Truk
Gambar. 3.3
Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Truk/Bus
B
La2
a1
ROBp
Lp
B = lebar kendaraan R = jarak bebas samping
L = panjang kendaraan Bp = lebar minimum SRP
O = lebar bukaan pintu Lp = panjang minium SRP
a1,a2 = jarak bebas depan/belakang
SRPSRP
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 14
Tabel. 3.4.
SRP untuk Bus/Truk (dalam cm)
Kecil
B = 1,70 a1 = 0,10 Bp = B + O + R
O = 0,80 L = 4,70 Lp = L + a1 + a2
R = 0,30 a2 = 0,20 Bp = 2,80 Lp = 5,00
Sedang
B = 2,00 a1 = 0,20
O = 0,80 L = 8,00
R = 0,40 a2 = 0,20 Bp = 3,20 Lp = 8,40
Besar
B = 2,50 a1 = 0,30
O = 0,80 L = 12,00
R = 0,50 a2 = 0,20 Bp = 3,80 Lp = 12,50
(Sumber : Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir,1996)
3) Satuan Ruang Parkir Sepeda Motor
Gambar. 3.5
Satuan Ruang Parkir (SRP) Sepeda Motor (dalam cm)
70
20
75
5
75
20
0 SRP
Berdasarkan angka 1),2) dan 3), penentuan Satuan Ruang Parkir
(SRP) dibagi atas tiga jenis kendaraan seperti pada Tabel 3.6.
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 15
Tabel. 3.6
Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP)
Jenis Kendaraan Satuan Ruang Parkir
(m2)
1. a. Mobil penumpang untuk golongan I 2,30 x 5,00
b. Mobil penumpang untuk golongan II 2,50 x 5,00
c. Mobil penumpang untuk golongan III 3,00 x 5,00
2. Bus/truk 3,40 x 12,50
3. Sepeda motor 0,75 x 2,00
(Sumber : Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir,1996)
3.5. Pola Parkir Diluar Badan Jalan (off street parking)
Cara ini menempati pelataran parkir di luar badan jalan (off street
parking) pada halaman terbuka dalam bentuk taman parkir yang
mempunyai pintu pelayanan masuk untuk tempat mengambil karcis
parkir dan pintu pelayanan keluar untuk menyerahkan karcis parkir
sehingga dapat diketahui secara pasti jumlah kendaraan yang parkir
dan jangka waktu kendaraan parkir.
3.5.1. Taman Parkir
a. Pola Parkir Mobil Penumpang
1) parkir kendaraan satu sisi
Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang sempit.
a) membentuk sudut 90o
Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika
dibandingkan dengan pola parkir paralel, tetapi kemudahan
dan kenyamanan pengemudi melakukan manuver masuk dan
keluar ke ruangan parkir lebih sedikit jika dibandingkan
dengan pola parkir dengan sudut yang lebih kecil dari 900.
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 16
Gambar 3.6.
b) membentuk sudut 30o, 45o, 60o
Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika
dibandingkan dengan pola parkir paralel, dan kemudahan dan
kenyamanan pengemudi melakukan manuver masuk dan
keluar ke ruangan parkir lebih besar jika dibandingkan dengan
pola parkir dengan sudut 90 o.
Gambar 3.7.
2) Parkir kendaraan dua sisi
Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup
memadai.
a) membentuk sudut 90o
Gambar 3.8
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 17
b) membentuk sudut 30o, 45o, 60o
Gambar 3.9
3) Pola parkir pulau
Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup luas.
a) membentuk sudut 900
Gambar 3.10
b) membentuk sudut 450
(1) bentuk tulang ikan tipe A
Gambar 3.11
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 18
(2) bentuk tulang ikan tipe B
Gambar 3.12
(3) bentuk tulang ikan tipe C
Gambar 3.13
b. Pola Parkir Sepeda Motor
Pada umumnya posisi kendaraan adalah 90o. Dari segi efektifitas
ruang, posisi sudut 900 paling menguntungkan.
1) Pola Parkir Satu Sisi
Pola ini diterapkan apabila ketersediaan ruang sempit.
Gambar 3.14
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 19
2) Pola Parkir Dua Sisi
Pola ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup memadai
(lebarruas > 5,6 m
Gambar 3.15
3) Pola Parkir Pulau
Pola ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup luas.
Gambar 3.16
3.5.2.Jalur Sirkulasi, Gang, dan Modul
Perbedaan antara jalur sirkulasi dan jalur gang terutama terletak pada
penggunaannya. Patokan umum yang dipakai adalah :
a. panjang sebuah jalur gang tidak lebih dari 100 meter;
b. jalur gang yang ini dimaksudkan untuk melayani lebih dari 50
kendaraan dianggap sebagai jalur sirkulasi.
Lebar minimum jalur sirkulasi :
- untuk jalan satu arah = 3,5 meter,
- untuk jalan dua arah = 6,5 meter.
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 20
Gambar. 3.17
Gambar .3.18
Tabel.3.7.
Lebar Jalur Gang
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 21
3.5.3. Jalan Masuk dan Keluar
Ukuran pintu jalan keluar-masuk dapat ditentukan, yaitu lebar 3 meter
dan panjangnya harus dapat menampung tiga mobil berurutan dengan
jarak antarmobil (spacing) sekitar 1,5 meter.
a. Pintu Masuk dan Keluar Terpisah
Satu jalur : Dua jalur:
B = 3,00 - 3,50 m b = 6,00 m
D = 0,80 - 1,00 m d = 0,80 - 1,00 m
R1 = 6,00 - 6,50 m R1 = 3,50 - 5,00 m
R2 = 3,50 - 4,00 m R2 = 1,00 - 2,50 m
Gambar.3.19
b. Pintu Masuk dan Keluar Menjadi Satu
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pintu masuk
dan keluar adalah sebagai berikut.
- Letak jalan masuk/keluar ditempatkan sejauh mungkin dari
persimpangan
- Letak jalan masuk/keluar ditempatkan sedemikian rupa
sehingga kemungkinan konflik dengan pejalan kaki dan yang
lain dapat dihindarkan.
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 22
- Letak jalan keluar ditempatkan sedemikian rupa sehingga
memberikan jarak pandang yang cukup saat memasuki arus
lalu lintas.
- Secara teoretis dapat dikatakan bahwa lebar jalan masuk dan
keluar (dalam pengertian jumlah jalur) sebaiknya ditentukan
berdasarkan analisis kapasitas.
Gambar.3.20
Pintu Masuk dan Keluar Menjadi Satu
3.5.4. Tata Letak Areal Parkir
Tata letak areal parkir kendaraan dapat dibuat bervariasi, bergantung
pada ketersediaan bentuk dan ukuran tempat serta jumlah dan letak
pintu masuk dan keluar.
Tata letak area parkir dapat digolongkan sebagai berikut
a. Pintu masuk dan keluar terpisah dan terletak pada satu ruas jalan,
seperti Gambar 3.21.
Gambar.3.21
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 23
b. Pintu masuk dan keluar terpisah dan tidak terletak pada satu ruas .
Gambar.3.22
c. Pintu masuk dan keluar terpisah dan tidak terletak pada satu ruas.
Gambar.3.23
3.5.5. Tata Cara Parkir
Dalam melaksanakan parkir, baik pengemudi maupun juru parkir
harus memperhatikan hal-hal berikut:
a. batas parkir yang dinyatakan dengan marka jalan pembatas.
b. keamanan kendaraan, dengan mengunci pintu kendaraan dan
memasang rem parkir.
Sesuai dengan jenis fasilitasnya, tata cara parkir adalah sebagai berikut.
a. Fasilitas parkir tanpa pengendalian parkir :
- dalam melakukan parkir, juru parkir dapat memandu pengemudi
kendaraan;
- juru parkir memberi karcis bukti pembayaran sebelum kendaraan
meninggalkan ruang parkir;
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 24
- juru parkir harus menggenakan seragam dan identitas.
b. Fasilitas parkir dengan pengendalian parkir (menggunakan pintu
masuk/ keluar):
- pada pintu masuk, baik dengan petugas maupun dengan pintu
otomatis , pengemudi harus mendapatkan karcis tanda parkir,
yang mencantumkan jam masuk (bila diperlukan, petugas
mencatat nomor kendaraan);
- dengan dan tanpa juru parkir, pengemudi memarkirkan
kendaraan sesuai dengan tata-cara parkir;
- Pada pintu keluar, petugas harus memeriksa kebenaran karcis
tanda parkir, mencatat lama parkir, menghitung tarif parkir
sesuai dengan ketentuan, menerima pembayaran parkir dengan
menyerahkan karcis bukti pembayaran pada pengemudi.
3.6. Konstruksi Pelataran Parkir
Konstruksi perkerasan terdari dari lapisan-lapisan yang diletakkan di
atas tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut
berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan menyebarkannya ke
lapisan di bawahnya.
Pada umumnya konstruksi perkerasan terdari dari:
a. Lapisan permukaan (suface course)
b. Lapisan pondasi atas (base course)
c. Lapisan pondasi bawah (subbase course)
d. Lapisan tanah dasar (subgrade).
Adapun beban lalu lintas yang bekerja di atas konstruksi perkerasan
dapat dibedakan atas:
a. Muatan kendaraan berupa gaya vertical
b. Gaya rem kendaraan berupa gaya horizontal
c. Pukulan roda kendaraan berupa getaran-getaran.
Karena sifat penyebaran gaya, maka muatan yang diterima oleh masing
masing lapisan berbeda dan semakin ke bawah semakin kecil. Lapisan
permukaan harus menerima seluruh jenis gaya yang bekerja, lapis
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 25
pondasi atas menerima gaya vertikal dan getaran, sedangkan tanah dasar
dianggap hanya menerima gaya vertikal saja.
Lapisan perkerasan berfungsi untuk menerima dan menyebarkan
beban lalu lintas tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti pada
konstruksi perkerasan itu sendiri. Dengan demikian memberikan
kenyamanan kepada pengguna fasilitas lalu lintas selama masa
pelayanan bangunan konstruksi tersebut. Untuk itu, dalam perencanaan
perlu dipertimbangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi
pelayanan konstruksi perkerasan seperti:
- Fungsi Perkerasan
- Kinerja perkerasan
- Umur rencana
- Lalu lintas kendaraan yang merupakan beban dari perkerasan jalan
- Sifat tanah dasar dan kondisi lingkungan
- Sifat dan banyak material tersedia di lokasi, yang akan dipergunakan
sebagai bahan lapisan perkerasan.
- Bentuk geometrik lapisan perkerasan.
Jenis konstruksi perkerasan yang dapat digunakan sebagai konstruksi
pelataran parkir yaitu:
1) Aspal beton campuran panas, adalah campuran merata antara
agregat dan aspal sebagai bahan pengikat pada suhu tertentu.
2) Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement) adalah perkerasan yang
menggunakan semen (Portland cement) sebagai bahan pengikat. Pelat
beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan di atas tanah dasar
dengan atau tanpa lapis pondasi bawah. Beban lalu lintas sebagian
besar dipikul oleh pelat beton yang bersifat sebagai balok di atas
permukaan.
Memerlukan biaya yang cukup mahal. karena banyak memerlukan
peralatan berat dan pengerjaannya memerlukan keahlian khusus
serta tidak dapat langsung dibuka untuk lalu-lintas.
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 26
3) Paving block, adalah konstruksi blok/bata beton yang dibuat dari
campuran portland cement atau bahan perekat hidrolis sejenisnya,
air dan agregat dengan atau tanpa bahan lainnya.
Keuntungan dari Paving Block antara lain :
- Pelaksanaannya mudah dan tidak memerlukan alat berat
serta dapat diproduksi secara masal serta dapat
memanfaatkan material lokal.
- Pemeliharaannya mudah dan dapat dipasang kembali setelah
dibongkar;
- Tahan terhadap beban statis, dinamik dan kejut.
Kelemahan Paving Block
- Mudah bergelombang bila pondasinya tidak kuat dan kurang
nyaman untuk kendaraan dengan kecepatan tinggi.
- Sehingga perkerasan paving block sangat cocok untuk
mengendalikan kecepatan kendaraan dilingkungan
permukiman dan perkotaan yang padat.
3.7. Bata Beton (Paving Block)
3.7.1. Definisi Paving Block
Paving block atau bata beton menurut SNI 03-0691-1996 ”Bata Beton
(Paving Block)” adalah suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat
dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis
sejenisnva, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan
lainnya yang tidak mengurangi mutu bata beton itu.
Dan menurut SK SNI T-04-1990-F “Tata Cara Pemasangan Blok Beton
Terkunci Untuk Permukaan Jalan”, blok beton terkunci adalah
segmen-segmen kecil yang terbuat dari beton dengan bentuk segi
empat atau segi banyak yang dipasang sedemikian rupa sehingga
saling mengunci.
3.7.2. Klasifikasi
- Bata beton mutu A : digunakan untuk jalan
- Bata beton mute B : digunakan untuk pelataran parkir
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 27
- Bata beton mutu C : digunakan untuk pejalan kaki
- Bata beton mutu D : digunakan untuk taman dan penggunaan lain
3.7.3. Syarat mutu
a. Sifat tampak
Bata beton harus mempunyai permukaan yang rata, tidak terdapat
retak-retak dan cacat, bagian sudut dan rusuknya tidak mudah
direpihkan dengan kekuatan jari tangan.
b. Ukuran
Bata beton harus mempunyai ukuran tebal nominal minimum 60
mm dengan toleransi + 8%.
c. Sifat fisika
Bata beton harus mempunyai sifat-sifat fisika seperti pada tabel 3.7
Tabel 3.7
Sifat-sifat fisika
Mutu
Kuat Tekan
( Mpa )
Ketahanan Aus
( mm/menit )
Penyerapan Air
Rata - rata maks.
Rata - rata Min. Rata - rata Min. ( % )
A 40 35 0,090 0,103 3
B 20 17,0 0,130 0,149 6
C 15 12,5 0,160 0,184 8
D 10 8,5 0,219 0,251 10
Sumber : SNI 03-0691-1996
Catatan : MPa =Mega Pascal, 1MPa=10,2 kg/cm2
3.7.4. Klasifikasi Paving Block
Berdasarkan SK SNI T – 04 – 1990 – F, klasifikasi blok beton terkunci
adalah sebagai berikut :
a. Klasifikasi berdasarkan bentuk
Bentuk paving block secara garis besar terbagi atas dua macam,
yaitu :
- Paving block bentuk segi empat
- Paving block bentuk segi banyak
b. Klasifikasi berdasarkan ketebalan
- Paving block dengan ketebalan 60 mm
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 28
- Paving block dengan ketebalan 80 mm
- Paving block dengan ketebalan 100 mm
c. Klasifikasi berdasarkan warna
Warna yang tersedia dipasaran antara lain abu-abu, hitam, dan
merah.
Paving block yang berwarna kecuali untuk menambah keindahan
juga dapat digunakan untuk memberi batas pada perkerasan
seperti tempat parkir, tali air, dan lain-lain. Pemilihan bentuk dan
ketebalan dalam pemakaian harus disesuaikan dengan rencana
penggunaannya dan kuat tekan paving block tersebut juga harus
diperhatikan
3.7.5. Pola Pemasangan Blok Beton Terkunci
Pola yang umum dipergunakan ialah susun bata ( strecher ),
anyaman tikar ( basket weave ), dan tulang ikan ( herring bone ).
Untuk perkerasan jalan diutamakan pola tulang ikan karena
mempunyai kuncian yang baik. Pola Pemasangan seperti gambar
sebagai berikut.
Gambar 3.22
Pola Pemasangan
Pola Susun BataPenguncian Paling Rendah
Pola Anyam TikarPenguncian Sedang
Pola Tulang Ikan 900
Penguncian Paling Baik
Pola Tulang Ikan 450
Penguncian Paling Baik
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 29
3.7.6. Kombinasi Pola Pemasangan Paving Block
Kombinasi antara pola pemasangan, bentuk, mutu, tebal dan pola
pemasangannya dapat dilihat pada Tabel 3.8. Pemasangan paving
block dapat dibuat mosaik dengan kombinasi warna sesuai estetika
yang dirancang, dapat berupa logo, tulisan dan batasan area parkir
atau penunjuk arah pada suatu daerah pemukiman.
Tabel 3.8
Kombinasi Mutu, Bentuk, Tebal dan Pola Pemasangan
Paving Block.
No Penggunaan Kombinasi
Kelas Bentuk Tebal (mm) Pola
1 Trotoar dan Pertamanan II A,B,C,X 60 SB, AT, TI
2 Tempat Parkir & Garasi II A, B, C 60 SB, AT, TI
3 Jalan Lingkungan I/II A atau C 60/80 TI
4 Terminal Bus I A atau C 80 TI
5 Container Yard,Taxy way I A 100 TI
Sumber : SK SNI T – 04 – 1990 – F. Catatan Pola : SB = Susun Bata; AT = Anyaman Tikar; TI = Tulang Ikan.
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 30
IV. PENATAAN PARKIR KAWASAN
PERMATA BUNGO PLAZA
Bab ini berisi penerapan hasil analisis data yang digunakan untuk
desain teknis berupa gambar dan spesifikasi teknis meliputi pekerjaan
konstruksi pelataran parkir, konfigurasi sudut parkir yang cocok dan
arana dan prasarana yang dibutuhkan untuk operasional pengelolaan
parkir.
Tujuan dari gambar dan spesifikasi teknis adalah :
- Sebagai pedoman dalam pelaksanaan.
- Mempermudah dalam pengawasan saat pelaksanaan.
4. 1. Gambar Rencana
Beberapa hal yang dapat dituangkan dalam gambar rencana
penataan parkir adalah sebagai berikut :
1. Gambar existing dan site plan.
2. Gambar konfigurasi sudut parkir pada lahan yang tersedia untuk
parkir, plotting zona-zona parkir yang disesuaikan dengan kategori
pengguna ruang parkir.
3. Plotting median jalan, kereb , marka parkir, rambu, lampu
penerangan, dan bangunan pelangkap lainnya.
4. Gambar pola dan potongan melintang dari perkerasan pelataran
parkir (paving block).
5. Gambar detail-detail berupa kereb, median, saluran drainase,
rambu, dan ilustrasi pot bunga, lampu penerangan dll.
4.2. Lingkup Pekerjaan
Memperhatikan kondisi pelataran parkir kawasan Permata Bungo
Plaza yang ada dimana perkerasan blok beton terkunci (paving block)
mengalami kerusakan berat antara lain sebagian besar material blok
beton pecah , permukaan tidak rata disebabkan penurunan lapisan
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 31
pondasi, tertutupnya celah antar blok beton (nat) mengakibatkan
genangan air dipermukaan. Disamping itu belum adanya sarana
penunjang dalam upaya agar kondisi paving block tetap terpelihara untuk
pelayanan bagi pengguna parkir dengan baik .
Dengan alasan seperti diatas, direncanakan pekerjaan penataan
parkir komplek Permata Bungo Plaza dengan pertimbangan efektif,
ekonomis, punya nilai estetika.
Adapun lingkup pekerjaan pokok penataan parkir antara lain sebagai
berikut :
1) Rehabilitasi lapisan pondasi bawah baik berupa pemasangan baru
maupun leveling lapisan pondasi lama untuk mencapai kepadatan
optimal dengan ketebalan lapisan minimal.
2) Rehabilitasi paving block sebagai material penutup pelataran parkir
dengan melaksanakan pembongkaran blok beton lama dan diganti
dengan pemasangan blok beton baru dengan pertimbangan :
paving block banyak mengalami kerusakan (pecah),
jarak antara (naat) blok beton tidak memberi ruang untuk air
meresap kedalam tanah (kedap air).
3) Pemasangan kereb pembatas tepi paving block yang merupakan
salah satu bagian paving block yang fungsinya menjepit dan
menahan paving block agar tidak bergeser pada waktu menerima
beban lalulintas, sehingga blok beton tetap saling mengunci
(interlocking).
4) Pemasang kereb beton median jalan keluar dan kereb beton
pembatas zona parkir.
5) Pembuatan saluran drainase kawasan berupa pasangan batu bata
dan beton tidak bertulang untuk menampung dan mengalirkan air
buangan pengguna bangunan dan air hujan yang tidak terserap
olah paving block.
6) Pemasangan marka, rambu lalu lintas dan lampu penerangan
untuk kebutuhan pengaturan dan kenyaman&keselamatan
pengguna parkir.
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 32
4.3. Kapasitas dan Zona Parkir
Dengan luas dan layout pelataran parkir yang ada adalah ± 34.000 m2
dapat dimanfaatkan sebagai off street parking, maka kapasitas ruang
parkir adalah sebanyak 184 SRP, dengan rincian 84 SRP untuk mobil
penumpang dan 100 SRP untuk sepeda motor. Kapasitas ini didapatkan
dari analisa ketersedian ruang parkir dan hasil plotting SRP dengan
menggunakan konfigurasi sudut parkir 900 dan 450.
Gambar 4.1
Kapasitas dan Plotting SRP
4.3.1. Zoning Ruang Parkir
Zona parkir perlu dibedakan untuk tiap kategori pengguna, karena
aktifitas dan kepentingan pemakai tidaklah sama. Untuk mewujudkan
suatu kondisi beraktifitas yang nyaman bagi setiap orang, maka perlu
pengaturan khusus untuk lokasi parkir. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menentukan lokasi zona parkir pada perencanaan
Zona B = 40 SRP MP
Zona B = 56 SRP SP
2143
6587
109
1211
1413
161517
6.00
Linta
s Sum
ater
a
JL. M.Yamin
1918
2120
2322
252426 27 28 29
35
3031
3233
34
37
38
39
40
41
42
43
44
36
Zona A = 44 SRP MP
19
2120
2322
2524
2726
2928
1211
1413
1615
1817
9
10
7
8
5
6
3
4
2
1
3940
37
38
35
36
33
34
31
32
30
67
10
89
111
2131
4151
617
45
192
02
3
212
2
18
242
5262
7282
930
23
1
53
52
49
51
50
48
47
46
45
44
40
39
36
38
37 4
1
35
34
33
32
31
54
55
56
42
43
Zon
a C
= 4
4 SR
P S
P2
36
45
1
78
91 0
1 1
1 2
1 3
1 6
1 7
2 01 8
1 91 5
2 1
2 2
2 3
2 4
2 5
2 6
2 7
1 4
2 8
2 9
3 0
3 1
3 2
3 3
3 4
3 5
3 6
3 7
3 8
3 9
4 0
4 1
4 2
4 3
4 4
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 33
area parkir 34.000 m2 yaitu kategori pengguna dan jarak zona
terhadap tempat aktifitas utama.
a. Kategori Pengguna Pelataran Parkir
Sebagai pusat perbelanjaan dan perhotelan harus menyediakan
sarana dan prasarana yang memadai dan mencukupi untuk
berbagai aktifitas dan kepentingan dari masyarakat yang
memanfaatkannya.
Untuk mewujudkan aktifitas parkir yang tertib dan lancar,
pengguna fasilitas parkir yang memiliki karakter dan tujuan hampir
sama dapat ditempatkan pada satu zona/lokasi. Adapun kategori
dan karakteristik dari pengguna ruang parkir yang
dipertimbangkan pada zona-zona parkir ini , adalah sebagaimana
penjelasan berikut ini:
1) Karyawan
- Menginginkan lokasi yang dekat dengan pos kerja masing-
masing dalam komplek Permata Bungo Plaza..
- Lokasi berada ditempat yang aman dan nyaman, karena
kendaraan akan ditinggalkan selama bekerja seharian.
2) Pengunjung
- Lokasi parkir tidak jauh dari pusat perbelanjaan
- Lokasi berada dilokasi yang strategis dan dekat dengan jalan
akses.
- Mudah untuk menemukan zona parkir yang tepat dan kosong
b. Penempatan Zona Parkir
Pengaturan lokasi parkir untuk masing-masing pengguna parkir
perlu dibedakan, hal ini untuk memberikan kemudahan bagi
pengguna untuk memakirkan kendaraannya dan pengaturan
penggunaan ruang parkir.
Pengaturan lokasi parkir berupa penegasan keperuntukan ruang
parkir yang dapat berupa pemisahan lokasi parkir untuk tiap
kategori pengguna yang berbeda dan pemasangan rambu petunjuk
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 34
yang memberikan informasi sejelas mungkin pada pengguna ruang
parkir.
Dengan memperhatikan kategori dan karateristik pengguna lahan
parkir, maka keterangan berikut adalah pembagian zona parkir
yang disesuaikan dengan pengguna ruang parkir.
4.3.2. Zona Parkir Mobil Penumpang
a. Zona A
Ini adalah zona parkir kendaraan roda empat yang disediakan
untuk pengunjung dan karyawan. Kapasitas yang tersedia pada
zona ini adalah sebanyak 44 SRP Mobil Penumpang,. Jarak ruang
parkir terjauh ke pintu masuk adalah ± 70 meter.
b. Zona B
Ini adalah zona parkir kendaraan roda empat disediakan untuk
pengunjung. Kapasitas yang tersedia pada zona ini adalah
sebanyak 40 SRP Mobil Penumpang,. Jarak ruang parkir terjauh ke
pintu masuk adalah ± 50 meter.
4.3.3. Zona Parkir Sepeda Motor
a. Zona B
Zona yang terakhir ini disediakan untuk parkir sepeda motor bagi
pengunjung. Daya tamping zona ini adalah sebanyak 56 SRP
Sepeda Motor, Jarak terjauh dari ruang parkir ke pintu masuk
adalah ± 60 meter.
b. Zona D
Zona yang terakhir ini disediakan untuk parkir sepeda motor bagi
karyawan. Daya tampung zona ini adalah sebanyak 44 SRP Sepeda
Motor. Jarak terjauh dari ruang parkir ke pintu masuk adalah 40
meter.
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 35
4.4. Perkerasan Bata Beton (paving block)
Spesifikasi blok beton (paving block) yang digunakan untuk pelataran
parkir komplek Permata Bungo Plaza mengacu pada SNI 03-0691-1996”
Bata Beton (Paving Block)” dan SK SNI T-04-1990-F Tata Cara
Pemasangan Blok Beton Terkunci Untuk Permukaan Jalan, sebagai
berikut:
- Tipe Bata : Segi Empat (produksi pabrik/pracetak )
- Warna : Natural
- Dimensi : 21 x 10,5 x 6 cm
- Kuat Tekan : 20 Mpa -17 MPa
- Ketahanan aus : 0,13-0,149 mm/menit
- Pola Pemasangan : Anyam Tikar Tipe I
Gambar 4.2
Paving Block
Persyaratan teknis dan ketentuan pelaksanaan pekerjaan Paving
Block dituangkan pada Spesifikasi Teknis Penataan Parkir Permata
Bungo Plaza.
10.00
Lantai Kerja (1:3:5) =5cm
Pasir Alas 5 cm
Lapis Pondasi Bawah
PAVING BLOCK
Pot. Paving BlockSkala : 1:10
Pola Pemasangan Paving Block
Pasir Pengisi Celah (nat) 2-4 mm
KEREB TIPE D
KEREB TIPE D
8.00
Beton Penyokong
AA
Blok Beton 21 x10,5 x 6 cm
Blok Beton 21 x10,5 x 6 cm
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 36
4.5. Lapis Pondasi Bawah
Lapis pondasi bawah adalah lapisan pondasi yang meneruskan beban
dari paving block kepada tanah dasar yang berupa bahan berbutir yang
telah dibentuk dan dipadatkan.
Lingkup pekerjaan Lapis Pondasi Bawah adalah :
a. Perataan (leveling) pondasi lama yang mengalami penurunan
kondisi dan permukaan dengan tebal lapisan minimal 10 cm.
b. Pemasangan lapis pondasi bawah pada area yang belum ada
lapisan pondasi bawah dengan ketebalan 15-20 cm dan atau
berdasarkan pertimbangan teknis.
Persyaratan teknis dan ketentuan pelaksanaan pekerjaan Lapis
Pondasi Bawah selanjutnya dituangkan pada Spesifikasi Teknis Penataan
Parkir Permata Bungo Plaza.
4.6. Kereb Beton
Penggunaan kereb memiliki berbagai fungsi yang dapat membantu
kelancaran lalu lintas di pelataran parkir karena dapat memudahkan
pengemudi dalam mengidentifikasi ruang pergerakan kendaraan dan
memberikan keamanan tersendiri bagi pejalan kaki dan kendaraan yang
sedang diparkir. Kereb Beton pembatas tepi paving block berfungsi untuk
menahan paving pada tiap sisi agar paving block tidak bergeser sehingga
paving block akan lebih rapi pada hasil akhirnya.
Mengacu pada SNI 2442:2008 Spesifikasi kereb beton untuk jalan dan
Standar Spesifikasi Kereb No.011/S/BNKT/1990 yang mengatur fungsi,
struktur dan dimensi kereb, maka jenis kereb yang digunakan pembatas
tepi pelataran parkir komplek Permata Bungo Plaza ini adalah berupa
kereb tegak tanpa komponen horisontal, dengan pertimbangan bahwa
kereb tegak ini mampu memberikan batasan yang jelas antara jalur
sirkulasi kendaraan dengan bagian badan jalan lainnya seperti pelataran
parkir dan trotoar.
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 37
Spesifikasi kereb yang digunakan untuk pelataran parkir komplek
Permata Bungo Plaza adalah sebagai berikut:
- Kereb dibuat dari beton tanpa tulangan dengan mutu beton minimal
K.225.
- Ukuran butir agregat maksimum 20 mm.
4.6.1.Fungsi,struktur dan dimensi kereb
a. Kereb Median
- Bahan/Tipe : Kereb Beton Tipe B
- Dimensi : 21 x 18 x 30 cm
- Mutu Beton : K.225
Gambar 4.3
b. Kereb Median
- Bahan/Tipe : Kereb Beton Tipe C
- Dimensi : 15 x 17 x 20 cm
- Mutu Beton : K.225
Gambar 4.4
c. Kereb Pembatas Parkir
Bahan/Tipe : Kereb Beton Tipe D
Dimensi : 15x 15 x 20 cm
Mutu Beton : K.225
Gambar 4.5
18
30
10
21
R 5.00
5
TIPE B
Beton K.225
Lantai Kerja 1:3:5
15
17
20
5
TIPE C
Beton K.225
Lantai Kerja 1:3:5
5
15
20
TIPE D
15
Beton K.225
5
Lantai Kerja 1:3:5
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 38
4.6.2. Lokasi Pemasangan Kereb
a. Kereb Median Jalan Tipe B
Pembuatan median jalan dibutuhkan untuk mengatur zona parkir
BPP-A dan pengaturan arus lalu lintas dari zona parkir BPP-A yang
akan keluar dari pelataran parkir.
Median jalan ini dipesiapkan untuk penempatan lampu penerangan
dan tanaman lempengan rumput.
b. Kereb Zona Parkir Tipe B
Sebagai pembatas zona parkir mobil penumpang BPP-B dengan zona
parkir sepeda motor dan sekaligus berfungsi untuk penempatan
lampu penerangan dan penghijauan dengan tanaman rumput.
c. Kereb Pembatas Paving Block Tipe D
Merupakan salah satu bagian paving block yang fungsinya menjepit
dan menahan paving block agar tidak bergeser pada waktu menerima
beban lalulintas, sehingga blok beton tetap saling mengunci
(interlocking).
Kereb pembatas paving block ditempatkan antara selasar bangunan
ruko dengan tepi luar paving block dan juga berfungsi menjaga
keselamatan pemakai jalan sepanjang selasar ruko.
4.7. Saluran Drainase
Pemasangan saluran drainase diperlukan untuk menampung air air
hujan , sebagian air limbah pengguna bangunan dikawasan Permata
Bungo Plaza dan perbaikan saluran drainase yang ada tetapi tidak
berfungsi dengan baik sehingga menyebabkan genangan air. Jenis dan
dimensi saluram drainase direncanakan pada pekerjaan penataan parkir
Permata Bungo Plaza selain menampung air permukaan dan juga
pertimbangan keterbatasan lahan pemasangan saluran drainase seperti
gambar 4,6.
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 39
Gambar 4.6
Potongan Saluran Samping
Arah pengaliran dan tipe saluran drainase yang direncanakan
ditentukan setelah pengukuran ulang titik peil paving blok , tapak
bangunan gedung yang ada dan kondisi sistem drainase sekunder Jalan
Veteran (depan Juan Foto Studio) yang tidak terawatt dan sebagian sudah
mengalami kerusakan konstruksi.
Pada saluran drainase tipe B dan tipe C dipasang plat beton tulangan
praktis dengan ukuran 1,00 x 44 cm sebagai penutup saluran sepanjang
kebutuhan dilapangan.
4.8. Rambu Lalu Lintas
Dalam penyelenggaraan fasiltas parkir di komplek Permata Bungo
Plaza, rambu dan marka sangat diperlukan untuk memudahkan parkir
saat mengoperasikan kendaraannya . Oleh karena itu, rambu dan marka
jalan yang berfungsi sebagai pemandu dan penunjuk bagi pengemudi
pada saat parkir harus diletakkan pada tempat yang tepat sehingga
pengemudi dapat melihat dengan jelas tanpa mengganggu pergerakan
10
4 X 0 10 -25 cm
5 0 10
DETAILPELAT PENUTUP
Skala : 1:20
Lantai Kerja Beton 1:3:5
7
60
467
10
15
10
55
90
3015 15
BETON KEREB TIPE D
10
BETON K.175
1.01.0
POTONGAN
10
BETON KEREB TIPE D
Lantai Kerja Beton 1:3:5
1.0 1.0
PAS.BATU BATA
3015 15
7
60
467
10
7040
10
POTONGAN
TIPE B
TIPE C
50
50
10
60
40
POTONGAN
Lantai Kerja Beton 1:3:5
10
30
10
10 10
PAS.BATU BATA
TIPE A
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 40
kendaraannya. Pada komplek Permata Bungo Plaza, rencana
pemasangan rambu dan marka parkir yang digunakan mengacu
Keputusan Menteri Perhubungan KM 61 Tahun 1993 beserta
perubahannya tentang rambu-rambu lalu lintas di jalan dan KM 60
Tahun 1993 tentang marka jalan.
Rambu sebagai perlengkapan pelataran parkir yang berfungsi untuk
memberikan informasi kepada pengendara berupa berupa lambang,
huruf, angka, kalimat danatau perpaduan diantaranya yang menyatakan
petunjuk, peringatan, larangan, atau perintah yang hanya berlaku untuk
pengguna jalan ataupun perihal lainnya sebagai hasil rekayasa lalu
lintas.
Sesuai Keputusan Menteri Perhubungan KM 61 1993, menurut
fungsinya, rambu dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu:
a. Rambu Larangan adalah rambu yang digunakan untuk
menyatakan perbuatan yang dilarang dilakukan oleh pengguna
jalan.
Warna dasar rambu peringatan adalah warna kuning dengan
lambang atau tulisan berwarna hitam.
b. Rambu Perintah adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan
perintah yang wajib dilakukan oleh pengguna jalan.
Warna dasar rambu perintah adalah warna biru dengan lambang
atau tulisan berwarna putih serta merah untuk garis serong
sebagai batas akhir perintah.
c. Rambu Petunjuk adalah yang digunakan untuk meyatakan
petunjuk mengenai jurusan, jalan, situasi, kota, tempat,
pengaturan, fasilitas dan lain-lain bagi pengguna jalan.
Warna dasar rambu petunjuk adalah hijau dengan lambang
dan/atau tulisan warna putih.
d. Rambu Peringatan adalah rambu yang digunakan untuk memberi
peringatan kemungkinan ada bahaya atau tempat berbahaya di
bagian jalan di depannya.
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 41
Warna dasar rambu larangan adalah warna putih dan untuk
lambang atau tulisan berwarna hitam atau merah.
Contoh rambu dan papan penunjuk yang akan digunakan pada
operasional pelataran parkir komplek Permata Bungo Plaza terlihat pada
Tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1.
Contoh Rambu Lalu Lintas
RAMBU KETERANGAN
Area diperbolehkan parkir
Wajib mengikuti arah ke
kanan
Lajur yang wajib dilewati
Wajb melewati salah satu
jalur yang ditunjuk
Wajb mengikuti arah yang
ditunjuk
Wajib mengikuti arah ke kiri
60
cm
60
cm
60
cm
60
cm
60
cm
60
cm
Putih
Biru
Putih
Biru
Putih
Biru
Putih
Biru
Putih
Biru
Putih
Biru
1
2
3
5
4
6
Untuk kendaraan roda 2RODA 2
RODA 4 Untuk kendaraan roda 4
Berlakunya rambu untuk
karyawan sesuai arah
panah ke kiri dan ke
kanan xx M
Putih
Hitam
KHUSUS KARYAWAN
xx Mxx M
RAMBU KETERANGANNO NO
Dilarang berhenti
Dilarang masuk
Dilarang parkir
s
60
cm
60
cm
60
cm
Putih
Hitam
Merah
Merah
Putih
Putih
Hitam
Merah
Putih
Hitam
7
8
9
10
11
12
4.9. Marka Lalu LIntas
Marka berfungsi untuk mengatur lalu lintas atau memperingatkan
atau menuntun pemakai jalan dalam berlalu lintas di jalan. Marka pada
area parkir berfungsi untuk menyatakan tempat untuk parkir kendaraan
yang berupa parkir dalam posisi paralel ataupun parkir bersudut.
Dalam Keputusan Menteri Perhubungan KM 60 Tahun 1993 tentang
Marka Jalan ditentukan beberapa marka yang digunakan sebagai
petunjuk tempat parkir dan larangan parkir. Adapun penjelasan dan
contoh penggunaannya adalah sebagai berikut:
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 42
1. Marka Membujur
2. Marka Melintang
3. Marka Serong
4. Marka Lambang
5. Marka Lainnya.
Ketetapan marka parkir mengacu pada Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor Km 60 Tahun 1993 Tentang Marka Jalan memiliki
lebar garis 12 cm dengan panjang mengikuti dimensi SRP yang digunakan
dengan jarak antar garis 2,5 m.
Marka yang digunakan dalam perencanaan pelataran parkir di
komplek Permata Bungo Plaza adalah marka bersudut 450 dan 90°, hal ini
disesuaikan dengan disain konfigurasi sudut parkir kendaraan yang
bersudut 450 dan 900. Adapun penggunaan marka terbagi menjadi dua
sesuai dengan jenis kendaraan, yaitu sebagai berikut:
a. Marka Parkir Mobil Penumpang
Marka yang digunakan untuk ruang parkir kendaraan Mobil
Penumpang (MP) di pelataran parkir komplek Permata Bungo Plaza
ini adalah marka tegak lurus atau bersudut 90° dan bersudut 450
seperti yang terlihat pada Gambar 4.4 dan Gambar 4.5 berikut:
Gambar 4.7
Marka Parkir MP sudut 900
5,00
90°
6,00
5,00
Garis marka tebal 12 cm2,50
Lalu lintas satu arah
Ga
ng
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 43
Gambar 4.8
Marka Parkir MP sudut 450
b. Marka Parkir Sepeda Motor
Marka yang digunakan untuk ruang parkir kendaraan Sepeda
Motor dalam perencanaan ruang parkir di Permata Bungo Plaza
ini adalah marka jalan tegak lurus atau bersudut 90° seperti yang
terlihat pada Gambar 4.6 berikut:
Gambar 4.9
Marka Parkir SM sudut 900
45°
45°
Lalu lintas satu arah5,00
2,50
Garis marka tebal 12 cm
3.5
05
.60
5.6
0
Catatan : Gang dengan fasiltas pejalan kaki
12 cm
75 cm
20
0 c
m
Median
90°
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 44
4.10. Lampu penerangan
Pencahayaan yang baik merupakan unsur perancangan yang utama
bagi kendaraan dalam melakukan pergerakan, baik di jalan umum
maupun di area parkir. Lampu penerangan jalan adalah bagian dari
bangunan pelengkap jalan yang dapat diletakkan atau dipasang di
kiri/kanan gang dan atau di tengah (di bagian median jalan) yang
digunakan untuk menerangi pelataran parkir. Lampu penerangan
merupakan suatu unit lengkap yang terdiri dari sumber cahaya, elemen
optik, elemen elektrik dan struktur penopang serta pondasi tiang lampu.
Penerangan jalan di suatu area parkir mempunyai fungsi antara lain:
1. Menghasilkan kekontrasan antara obyek dan permukaan jalan.
2. Sebagai alat bantu navigasi pengguna jalan.
3. Meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pengguna fasilitas
parkir, khususnya pada malam hari.
4. Mendukung keamanan lingkungan.
5. Memberikan keindahan lingkungan area parkir.
Pada pelataran parkir, pencahayaan sangat diperlukan sejak sore
hingga pagi hari. Pengguna parkir membutuhkan pencahayaan untuk
menunjang jarak pandang ketika melakukan manuver kendaraan, baik
itu saat masuk mencari ruang parkir atau saat akan keluar. Pencahayaan
yang mencukupi juga membantu petugas dalam mengawasi keadaan dan
keamanan di area parkir termasuk terhadap kendaraan saat diparkir.
Berdasarkan standar lampu penerangan jalan dalam SNI 7391:2008,
SNI 7391:2008 “ Spesifikasi penerangan jalan di kawasan perkotaan “
ketentuan yang digunakan sebagai dasar perencanaan penerangan
tempat parkir, yaitu:
a. Pencahayaan pada pelataran parkir
Kuat pencahayaan (iluminansi, E) adalah jumlah cahaya yang jatuh
pada permukaan jalan, yang dinyatakan dalam satuan lux. Kuat
pencahayaan pada daerah tempat parkir ditentukan seperti pada
Tabel 2.4 dibawah ini.
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 45
Tabel 4.2 Kuat pencahayaan pada daerah tempat parkir
Kuat pencahayaan pada tempat parkir terbuka (lux)
Tingkat kegiatan lingkungan di lokasi
Untuk tujuan
Lalu-lintas kendaraan Keselamatan pejalan kaki
Rendah 5 2
Sedang 11 6
Tinggi 22 10
Kuat pencahayaan pada tempat parkir tertutup (lux)
Daerah Siang hari Malam hari
Daerah tempat parkir dan pejalan kaki
54 54
Kegiatan sedang/tinggi 110 54
Sumber : SNI 7391:2008 Spesifikasi penerangan jalan di kawasan perkotaan
Berdasarkan standar kuat pencahayaan (iluminansi, E) pada
daerah tempat parkir seperti tertera pada Tabel 4.2, kuat
pencahayaan yang digunakan untuk menerangi pelataran parkir
Permata Bungo Plaza adalah sebesar 11 lux, dimana diasumsikan
penerangan diberikan untuk lalu lintas kendaraan dengan tingkat
kegiatan di lingkungan lokasi sedang .
b. Jenis lampu
Jenis lampu yang digunakan erat kaitannya dengan kualitas dan
kuantitas pencahayaan yang diinginkan pada lokasi pemasangan.
Selain itu, kemudahan perawatan dan ketahanan menjadi faktor
penting untuk dipertimbangkan, karena sebagai alat untuk
kepentingan publik, diharapkan kinerja yang diberikan dapat
maksimal.
Jenis lampu penerangan jalan ditinjau dari karakteristik dan
penggunaannya menurut standar spesifikasi SNI 7391:2008, secara
umum seperti tertera pada tabel 4.3. sebagai berikut.
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 46
Tabel 4.3.Jenis lampu penerangan jalan secara umum menurut
karakteristik dan penggunaannya
Jenis
Lampu
Efisiensi
rata-rata
(lumen/watt)
Umur rencana
rata-rata (jam)
Daya
(watt)
Pengaruh
thd warna
obyek
Keterangan
Lampu
tabung
fluorescent
tekanan
rendah
60 – 70 8.000 –10.000 18 – 20
36 - 40 Sedang
- Untuk jalan kolektor dan
lokal
- Efisiensi cukup tinggi
tetapi berumur pendek
- Jenis lampu ini masih
dapat digunakan untuk
hal-hal yang terbatas.
Lampu gas
merkuri
tekanan
tinggi
(MBF/U)
50 – 55 16.000 –24.000
125;
250;
400; 700
Sedang
- Untuk jalan kolektor, lokal
dan persimpangan
- Efisiensi rendah, umur
panjang dan ukuran
lampu kecil
- Jenis lampu ini masih
dapat digunakan secara
terbatas
Lampu gas
sodium
bertekanan
rendah
(SOX)
100 - 200 8.000 -10.000 90;180 Sangat
buruk
- Untuk jalan kolektor,
lokal,persimpangan,
penyeberangan,
terowongan, tempat
peristirahatan (restarea)
- Efisiensi sangat tinggi,
umur cukup panjang,
ukuran lampu besar
sehingga sulit untuk
mengontrol cahayanya
dan cahaya lampu sangat
buruk karena warna
kuning
- Jenis lampu ini dianjurkan
digunakan karena faktor
efisiensinya yang sangat
tinggi
Lampu gas
sodium
tekanan
tinggi
(SON)
110 12.000 -
20.000
150;
250; 400 Buruk
- Untuk jalan tol, arteri,
kolektor, persimpangan
besar/luas dan
interchange - efisiensi
tinggi, umur sangat
panjang, ukuran lampu
kecil, sehingga mudah
pengontrolan cahayanya
- Jenis lampu ini
dianjurkan digunakan
karena faktor efisiensinya
yang sangat tinggi
Sumber : SNI 7391:2008 Spesifikasi penerangan jalan di kawasan perkotaan
Untuk menentukan jenis lampu, berdasarkan Tabel 4.2 sebagai
acuan dan pertimbangan nilai efisiensi;umur rencana;kekontrasan
permukaan jalan dan obyek, maka untuk penerangan pelataran
parkir Permata Bungo Plaza direncanakan menggunakan jenis
Lampu Gas Sodium Bertekanan Rendah (SOX) karena selain
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 47
digunakan untuk untuk jalan kolektor, lokal, dan persimpangan,
lampu ini juga bisa digunakan untuk tempat peristirahatan
(restarea), yang mana diasumsikan karakternya mirip dengan
pelataran parkir. Adapun spesifikasi lampu jenis SOX tersebut
adalah sebagai berikut:
- Efisiensi rata-ratanya antara 100 sampai 200 (lumen/watt).
- Umur rencana rata-rata adalah 8.000 sampai 10.000 (jam).
- Daya yang dibutuhkan 90 hingga 180 (watt).
- Pengaruh terhadap warna obyek termasuk sangat buruk.
- Penempatan lampu pada tempat peristirahatan (restarea),
c. Penempatan lampu penerangan
Penempatan lampu penerangan pada ruang parkir harus
direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan:
- Kemerataan pencahayaan yang sesuai
- Keselamatan dan keamanan bagi pengguna fasilitas parkir
- Arah dan petunjuk (guide) yang jelas bagi pengguna ruang parkir
dan pejalan kaki
Perencanaan dan penempatan lampu penerangan jalan mengacu
pada SNI 7391:2008 .
Batasan penempatan lampu penerangan jalan tergantung dari tipe
lampu, tinggi lampu, lebar jalan dan tingkat kemerataan pencahayaan
dari lampu yang akan digunakan. Jarak antar lampu penerangan secara
umum dapat mengikuti batasan BSN seperti tertera pada Tabel 4.4 dan
4.5. Dalam tabel tersebut dipisahkan antara dua tipe rumah lampu,
berupa jarak antar tiang lampu penerangan (E) didasarkan pada tipikal
distribusi pencahayaan dan klasifikasi lampu.
Rumah lampu (lantern) tipe A mempunyai penyebaran sorotan
cahaya/sinar lebih luas, tipe ini adalah jenis lampu gas sodium
bertekanan rendah, sedangkan tipe B mempunyai sorotan cahaya lebih
ringan/kecil, terutama yang langsung ke jalan, yaitu jenis lampu gas
merkuri atau sodium bertekanan tinggi.
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 48
Tabel 4.4. Jarak antar lampu penerangan untuk rumah lampu tipe A
Jenis
lampu
Tinggi lampu
(m)
Lebar jalan ( m ) Tingkat
pencahayaan
4 5 6 7 8 9 10 11
35W SOX
4 32 32 32 - - - - - 3,5 LUX
5 35 35 35 35 35 34 32 -
6 42 40 38 36 33 31 30 29
55W SOX 6 42 40 38 36 33 32 30 28
6,0 LUX
90W SOX 8 60 60 58 55 52 50 48 46
90W SOX 8 36 35 35 33 31 30 29 28
10,0 LUX
135W SOX 10 46 45 45 44 43 41 40 39
135W SOX 10 - - 25 24 23 22 21 20
20,0 LUX
180W SOX 10 - - 37 36 35 33 32 31
180W SOX 10 - - - - 22 21 20 20 30,0 LUX
Sumber : SNI 7391:2008 Spesifikasi penerangan jalan di kawasan perkotaan
Batasan penempatan lampu penerangan kawasan parkir Permatan
Bungo Plaza direncanakan lebar gang pelataran parkir sebesar 8 – 9
meter, kuat pencahayaan yang diinginkan adalah 11 lux, jenis lampu
yang digunakan adalah tipe SOX. Berdasarkan standar dalam SNI 7391:
2008 yang tertera pada Tabel 4.4, maka tinggi lampu yang diperlukan
adalah 8 meter dan jarak penempatan antar lampu adalah sejauh 30
meter.
Sebagai bahan pertimbangan dapat menggunakan Lampu Penerangan
Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) sebagai sumber listrik dengan jarak
antar tiang tergantung ketinggian tiang, jenis lampu, dan cahaya yang
dibutuhkan (brightness).
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 49
Keunggulan menggunakan PJU-TS adalah :
Instalasi mudah
Tidak memerlukan Jaringan listrik
Usia lampu LED mencapai 50.000 jam
PJU bersifat standalone
Maintenance mudah
4.11. Pengendalian Parkir
4.11.1. Pintu Masuk dan Keluar
Pelataran parkir Permata Bungo Plaza yang ada sudah disediakan 3
pintu masuk dan pintu keluar yang melayani pengunjung dari ruas jalan
yang berbeda.
Gambar 4.10.
Penempatan Pintu Masuk dan Keluar
6.27
JL. M.Yamin
Lint
as S
umat
era
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 50
4.11.2. Pos Jaga Parkir
REF…..
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 51
V. PENUTUP
5.1.Kesimpulan
1) Berdasarkan hasil analisa konfigurasi sudut parkir, penggunaan
sudut parkir 90° dan sudut 450 dapat mengoptimal penggunaan
lahan parkir yang ada sehingga dapat mencukupi kebutuhan ruang
parkir baik dari jenis kendaraan mobil penumpang maupun sepeda
motor, yakni sebanyak 83 SRP mobil penumpang dan 100 SRP
sepeda motor.
2) Perkerasan pelataran parkir direncanakan menggunakan paving
block berdimensi 21x10,5x 6 cm3 dengan pola pemasangan Anyam
Tikar Tipe I dengan mutu kuat tekan 17 MPa (K.225).
3) Dalam upaya memberikan konstribusi Pendapatan Asli Daerah
(PAD), penyelengaraan parkir kawasan Permata Bungo Plaza
memberlakukan restribusi pelayanan parkir oleh Pemerintah
Kabupaten Bungo.
5.2. Saran
1. Untuk menjamin agar pelataran tetap dalam kondisi baik,
pemeliharaan dilakukan dengan cara :
a. sekurang-kurangnya setiap pagi hari pelataran parkir dibersihkan
agar bebas dari sampah dan air yang tergenang;
b. pelataran parkir yang sudah berlubang-lubang atau rusak
ditambah atau diperbaiki;
c. secara rutin pada saat tertentu, pelapisan (overlay) pada
perkerasan pelaratan parkir perlu dilakukan.
Untuk memelihara pelataran parkir tersebut, pihak pengelola parkir
wajib menyiapkan fasilitas/peralatan pemeliharaan perkerasan
pelataran parkir.
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 52
2. Karena berfungsi sebagai pemandu dan penunjuk bagi pengemudi
pada saat parkir, marka dan rambu jalan harus dijaga agar tetap
dapat terlihat jelas.
a. Marka Jalan
Secara berkala marka jalan dicat kembali agar terlihat jelas
oleh pengemudi.
Bersamaan dengan pembersihan pelataran parkir, bagian
marka jalan harus dibersihkan secara khusus.
b. Rambu Jalan
Rambu jalan harus diganti apabila sudah tidak terlihat jelas
tulisannya atau sudah rusak.
Secara rutin daun rambu jalan harus dibersihkan agar tidak
tertutup oleh kotoran.
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 53
VI. DAFTAR PUSTAKA
Menteri Perhubungan,” Keputusan Menteri Perhubungan Nomor Km
60 Tahun 1993 Tentang Marka Jalan”, Jakarta, 1993.
Menteri Perhubungan,” Keputusan Menteri Perhubungan Nomor
Km61 Tahun 1993 Tentang Rambu Lalu Lintas di Jalan”, Jakarta,1993.
“Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir”, Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan, Jakarta, 1996.
”Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir”, Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan, Jakarta, 1998.
”SNI 7391:2008 Spesifikasi penerangan jalan di kawasan perkotaan”,
Badan Standardisasi Nasional, 2008.
”SNI 2442:2008 Spesifikasi kereb beton untuk jalan”, Badan
Standardisasi Nasional, 2008.
”SNI 03-0691-1996 Bata Beton (Paving Block)” Badan Standardisasi
Nasional, 1996.
“SK SNI T-04-1990-F Tata Cara Pemasangan Blok Beton Terkunci
Untuk Permukaan Jalan, Departemen Pekerjaan Umum, 1999.
top related