Pemboran Utk Lubang Ledak

Post on 22-Jan-2016

230 Views

Category:

Documents

77 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

pemboran untuk lobang ledak

Transcript

PEMBORAN UNTUK PENYEDIAAN LUBANG LEDAK

MATERI KULIAH TEKNIK PELEDAKAN

NOVERIADY, M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

REFERENSI BACAAN

B.A. Kennedy. 1990. Surface Mining 2nd Edition, Society for Mining, Metallurgy, and

Exploration, INC.

B.V. Gokhale. 2011. “Rotary Drilling and Blasting in Large Surface Mines”, CRC

Press/Balkema.

Peter Darling. 2011. “SME Mining Engineering Handbook” Third Edition, Society for

Mining, Metallurgy, and Exploration, INC.

S.Koesnaryo. 2001. “Pemboran Untuk Penyediaan Lubang Ledak”, Jurusan Teknik

Pertambangan, UPN “Veteran” Yogyakarta.

SISTEM PEMBORAN

Sistem pemboran dapat dibedakan menjadi tujuh macam (Jimeno et. Al., 1995) yaitu :

1) Mekanik perkusif, rotari, rotari-perkusif

2) Termal pembakaran, plasma, cairan panas, pembekuan

3) Hidraulik pancar (jet), erosi, cavitasi

4) Sonik vibrasi frekuensi tinggi

5) Elektrik elektrik arc, induksi magnetic

6) Seismik sinar laser

7) Nuklir fusi, fisi

SISTEM PEMBORAN SECARA MEKANIK

Komponen utama dari suatu sistem pemboran secara mekanik adalah :

Sumber energi mekanik

Batang bor penerus (transmitter) energi

Mata bor sebagai aplikator energi terhadap batuan

Peniup udara (flushing)

Metode Pemboran Perkusif

Pada pemboran perkusif, energi dari mesin bor (rock

drill) diteruskan oleh batang bor dan mata bor untuk

meremukkan batuan.

Metode Rotari

Berdasarkan penetrasinya, metode rotari

terbagi menjadi dua sistem yaitu :

Tricone sedang hingga lunak

Drag bit lunak

Metode Rotari-Perkusif

Kombinasi proses penggerusan

(crushing) dan peremukan

(cutting/abrasive)

Top Hammer

Down the Hole Hammer (DTM

Hammer)

PERLENGKAPAN PEMBORAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEMBORAN

Dalam mempersiapkan operasi pemboran, hendaknya memperhatikan faktor – faktor

yang mempengaruhi kinerja alat bor, yaitu :

1) Sifat batuan

Kekerasan batuan Kekuatan batuan Abrasivitas Elastisitas dan Plastisitas Tekstur batuan Struktur geologi Karakteristik pecahan

2) Rock drillability

3) Geometri pemboran

4) Umur dan kondisi mesin bor

5) Keterampilan operator

1) Sifat Batuan

Kekerasan batuan

Kekerasan batuan diklasifikasikan dengan skala Fredrich Van Mohs (1889)

Kekuatan

Suatu sifat dari kekuatan terhadap gaya luar, baik itu kekuatan statik maupun dinamik.

Klasifikasi Skala Mohs Kuat Tekan Batuan (MPa)

Sangat keras Keras

+7 6 - 7

+200 120 - 200

Kekerasan sedang Cukup lunak

4,5 – 6 3 – 4,5

60 – 120 30 – 60

Lunak Sangat lunak

2 – 3 1 - 2

10 – 30 -10

Abrasivitas

Sifat batuan untuk menggores permukaan material lain, merupakan parameter yang

mempengaruhi keausan mata bor dan batang bor.

Faktor yang mempengaruhi yaitu :

Kekerasan butir batuan

Bentuk butir

Ukuran butir

Porositas batuan

Elastisitas

Sifat elastis batuan dinyatakan dengan modulus elastisitas atau modulus Young (E),

dan nisbah Poisson (υ).

Faktor yang mempengaruhi yaitu :

• Komposisis mineral

• Porositas

• Jenis perpindahan

• Besarnya beban yang diterapkan

Plastisitas

Plastisitas batuan merupakan perilaku batuan yang menyebabkan deformasi tetap

setelah tegangan dikembalikan ke kondisi awal, dimana batuan tersebut belum hancur.

Tekstur

Menunjukkan hubungan antara mineral-mineral penyusun batuan, sehingga dapat

diklasifikasikan berdasarkan sifat-sifat porositas, ikatan antar butir, bobot isi dan

ukuran butir.

Struktur geologi

Patahan, retakan, kekar, bidang perlapisan berpengaruh pada penyesuaian kelurusan

lubang ledak, aktivitas pemboran dan kemantapan lubang ledak.

Karakteristik pecahan

Digambarkan seperti perilaku batuan ketika dipukul (koefisien Los Angeles)

Tipe Batuan LA value Tipe Batuan LA value

Amphibolite Diorite Phylite Gabbro Granite gneiss Grey granite

19 24 17 51 52 53

Limestone Mica gneiss Mica schist Quartzite Pegmatite Granite

66 45 48 36 71 56

2) Drilabilitas Batuan (Rock Drillability)

Drilabilitas batuan adalah indikator mudah tidaknya mata bor melakukan penetrasi

kedalam batuan.

3) Geometri pemboran

Geometri pemboran mencakup diameter, kedalam, dan kemiringan lubang tembak.

Semakin besar diameter lubang berarti luas penampang lubang yang hasus

ditembus semakin besar sehingga faktor gesekan juga semakin besar.

Sekain dalam lubang bor maka gesekan antara drilling string dengan dinding lubang

semakin besar. Kehilangan energi akibat semakin panjangnya drilling string juga

semakin besar.

Pada kegiatan pemboran ada dua macam arah lubang ledak yaitu arah tegak lurus

dan arah miring.

4) Umur dan kondisi mesin bor

Kesediaan Mekanik (Mechanical Availability, MA)

MA = 𝑊

(𝑊+𝑅) x 100%

W : jam kerja alat

R : jumlah jam perbaikan

Kesedian Fisik (Physical Availability, PA)

PA = (𝑊+𝑆)

(𝑊+𝑅+𝑆) x 100%

S : jumlah jam menunggu alat

4) Umur dan kondisi mesin bor

Persen Penggunaan Kesediaan (Use of Availability Percent, UA)

UA = 𝑊

(𝑊+𝑆) x 100%

Penggunaan Efektif (Efective Utilizatio, EU)

PA = 𝑊

(𝑊+𝑅+𝑆) x 100%

SEE YOU LATER……..

top related