PEMBIAYAAN MURABAHAH - UIN Walisongo Semaranglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/138/jtptiain... · di kjks bmt bahtera pekalongan ... kementrian agama ri ... daftar pustaka
Post on 12-Mar-2019
233 Views
Preview:
Transcript
i
PEMBIAYAAN MURABAHAH
DI KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Ilmu Perbankan Syari’ah
Oleh:
LIA ANISATUL MUNIROH
NIM 092503031
PROGRAM DIPLOMA III PERBANKAN SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH
IAIN WALISONGO SEMARANG
2012
ii
PEMBIAYAAN MURABAHAH
DI KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Ilmu Perbankan Syari’ah
Oleh:
LIA ANISATUL MUNIROH
NIM 092503031
PROGRAM DIPLOMA III PERBANKAN SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH
IAIN WALISONGO SEMARANG
2012
iii
H. Muchamad Fauzi. SE., MM
Jln. Karangrejo Tengah IX/1
Gajahmungkur Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp. : 4 (empat) eks
Hal. : Naskah Tugas Akhir (TA)
An. Saudari Lia Anisatul Muniroh
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya maka
bersama ini saya kirimkan naskah Tugas Akhir (TA) Saudari:
Nama : Lia Anisatul Muniroh
NIM : 092503031
Jurusan : D3 Perbankan Syariah
Judul : “PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS
BMT BAHTERA PEKALONGAN”
Dengan ini saya mohon kiranya Tugas Akhir Saudari tersebut
segera diujikan.
Demikian harap menjadi maklum.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing
H. Muchamad Fauzi. SE., MM
NIP. 19730217 2006 04 1 001
iv
KEMENTRIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SYARI’AH
Jl. Prof. Dr. Hamka KM 02 Ngaliyan Telp. (024) 7601291 Semarang
PENGESAHAN
Tugas Akhir : Lia Anisatul Muniroh
NIM : 092503031
Telah diujikan oleh Dewan Penguji D.III Perbankan Syari’ah Institut Agama Islam
Negeri Walisongo Semarang , dan dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude / baik /
cukup, pada tanggal :
14 Mei 2012
Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya tahun akademik
2011/2012.
Semarang, 14 Mei 2012
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Johan Arifin, S.Ag., MM H. Muchamad Fauzi., SE., MM
NIP. 19710908 200212 1 001 NIP. 19730217 200604 1 001
Penguji I, Penguji II,
H. Muhammad Saifullah M.Ag Moh. Khasan, M.Ag. NIP. 19700321 199603 1 003 NIP. 19741212 200312 1 004
Pembimbing I, Pembimbing II,
H. Muchamad Fauzi., SE., MM Maria Anna Muryani, SH., MH
NIP. 1973017 200604 1 001 NIP. 19620601 199303 2 001
v
MOTTO
1. Experience is the best teacher (Pengalaman
adalah guru terbaik).
2. You’ll never know till you have tried (Kamu
tidak akan pernah tahu sebelum kamu
mencobanya).
3. Practive makes prefect (Praktik membuat
sempurna).
4. As you show, so will you reap (Apa yang kamu
tanam itulah yang akan kamu petik).
vi
PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini kupersembahkan untuk:
1. Allah SWT yang telah mengkaruniai nafas kehidupan, menghadiahiku
kekuatan untuk wujudkan impian.
2. Bapak dan ibuku yang selalu menyayangiku, mencurahkan segenap kasih
sayangnya dan yang telah mengenalkanku pada kehidupan, memperjuangkan
hidupku, menuntun langkahku menggapai sebuah cita-cita, ridho kalian
adalah semangat perjuangku.
3. Eyang, tiada yang pantas penulis hadiahkan kepadamu selain kata terima
kasih atas kasih sayang yang telah engkau curahkan dari kecilku, sekarang
hingga nanti.
4. Adikku adalah jiwa yang tak dapat ditukar dengan apapun didunia ini.
5. Segenap keluargaku, makasih, atas do’a dan dukungan selama ini.
6. Sayangku, senyummu hapuskan segala dukaku dan yang selalu setia
menemani setiap langkahku.
7. Teman-teman kost full house, sekaligus pengganti orang tuaku selama disini.
8. Sahabat-sahabatku, kalian adalah bagian dari hari-hariku.
9. Teman-teman magangku, banyak kenangan indahku terlewatkan bersama
kalian.
10. Teman-teman D3 angkatan 2009 yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu namanya.
11. Someone whose I loved.
12. Civitas Akademik IAIN Walisongo Semarang.
vii
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa Tugas
Akhir (TA) ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau
diterbitkan. Demikian juga Tugas Akhir ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran
orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Semarang, Mei 2012
Deklarator,
Lia Anisatul Muniroh
NIM. 092503031
viii
ABSTRAK
Nama : LIA ANISATUL MUNIROH
NIM : 092503031
Judul : PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT BAHTERA
PEKALONGAN
Pembiayaan murabahah adalah pembiayaan yang diberikan oleh bank
syariah untuk menalangi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk membeli
suatu benda/barang maupun jasa (modal/kerja) dimana nasabah hanya
mewajibkan membayar cicilan keuntungan setiap bulan untuk modal kerja yang
dibiayai bank syariah dan cicilan harga beli oleh bank syariah (pokok pinjaman)
daru dibayar pada saat pelunasan (jatuh tempo). Didalam prakteknya KJKS BMT
Bahtera Pekalongan menggunakan sistem wakalah yaitu praktiknya dalam
pembelian barang murabahah, pihak BMT Bahtera hanya mewakilkan kepada
nasabah untuk mencari dan membeli sendiri barang yang dibutuhkan.
Permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah bagaimana
aplikasi pembiayaan murabahah di KJKS BMT Bahtera Pekalongan, dan
bagaimana kendala di KJKS BMT Bahtera Pekalongan. Pada aplikasi pembiayaan
murabahah dari adanya Pengajuan pembiayaan murabahah, Analisa pembiayaan
murabahah, Analisa yuridis, Analisa jaminan, Persetujuan pembiayaan
murabahah, Pengikatan oleh notaris dan intern/akad pembiayaan, Penerimaan
jaminan, Pencairan dana (dropping dana). Dan pada kendala yang dihadapi
adanya ketidaksesuaian yang dikarenakan banyaknya peningkatan pembiayaan
dari tahun ke tahun, maka dari itu kurang adanya pengontrolan dari pihak BMT
kepada nasabah tersebut.
Dengan metode sumber Data yaitu Data primer dan Data sekunder,
penulis mendapatkan gambaran umum dan data tentang KJKS BMT Bahtera
Pekalongan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan Kualitatif dan metode
yang digunakan adalah Deskriptif.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan petunjuk dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir (TA) dengan judul “PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS
BMT BAHTERA PEKALONGAN”. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurah kepada pembimbing umat, Rasulullah Muhammad SAW, keluarga dan
sahabatnya dan segenap umatnya hingga akhir zaman.
Karya tulis ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban ilmiah
selama penulis mengikuti proses akademik di Fakultas Syari’ah Program D3
Perbankan Syari’ah IAIN Walisongo Semarang.
Dalam penulis Tugas Akhir ini tidak lepas dari bimbingan, arahan, dan
bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung,
sehingga pada kesempatan yang baik ini, penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Muhibbin, M. Ag., selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.
2. Dr. Imam Yahya, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo
Semarang.
3. Drs. Wahab Zaenuri, MM., selaku ketua Prodi Perbankan Syari’ah Fakultas
Syari’ah IAIN Walisongo Semarang.
4. Dan khususnya pembimbing penulis, H. Muchamad Fauzi, SE., MM., Terima
kasih atas bimbingannya, masukan, kritikan, dan arahan Bapak, sehingga
dengan jangka waktu yang cukup terbatas penulis bisa menyelesaikan TA ini.
5. Seluruh dosen pengajar dan karyawan Program Diploma III Perbankan
Syari’ah IAIN Walisongo Semarang, yang telah banyak memberikan ilmu
kepada penulis untuk menjadi bekal dalam Kegiatan Praktik Kerja Lapangan.
6. Seluruh karyawan KJKS BMT Bahtera Pekalongan yang telah memberikan
kesempatan magang dan menimba ilmu di sana. Terima kasih atas data-data
dan bantuan yang telah diberikan.
x
7. Kelurga tercinta: Bapak Ibu, adikku dan eyang. Penulis menghaturkan terima
kasih yang agung. Kalian adalah jiwa dalam setiap nafasku yang
membagkitkan semangat penulis untuk selalu melangkah optimis.
8. Budi haryansyah, S.E.MM., selaku GM utama KJKS BMT Bahtera Pekalongan
beserta staf-stafnya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menimba ilmu dan praktik langsung dan juga bersedia membantu mencari data
untuk menyelesaikan laporan ini.
9. Bapak Moh Isro’i, SAf., MM., yang bersedia meluangkan waktu untuk
membantu dan membimbing pembuatan Tugas Akhir ini di KJKS BMT
Bahtera Pekalongan.
10. Sahabat-sahabaty Perbankan Syari’ah angkatan 2009 IAIN Walisongo
Semarang yang telah memberikan dorongan dan do’a
11. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Semoga kebaikan dan ketulusan mereka semua menjadi amal ibadah di
sisi Allah SWT. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam mengerjakan
TA ini, namun semua tidak lepas dari kekurangan. Maka dari itu, kritik dan saran
serta masukan yang konstruktif selalu penulis tunggu demi kesempurnaan
penulisan TA ini.
Semarang, Mei 2012
penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………. iii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………. iv
HALAMAN MOTTO………………………………………………………. v
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………….. vi
DEKLARASI………………………………………………………………... vii
ABSTRAK…………………………………………………………………... viii
KATA PENGANTAR………………………………………………………. ix
DAFTAR ISI………………………………………………………………… xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 3
1.3 Tujuan ................................................................................. 3
1.4 Manfaat ............................................................................... 3
1.5 Metodologi Penelitian ......................................................... 4
1.6 Sistematika Penulisan ......................................................... 7
BAB II GAMBARAN UMUM KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN
2.1 Profil KJKS BMT Bahtera dan Perkembangannya ............ 9
2.2 Visi dan Misi BMT Bahtera ................................................ 11
2.3 Struktuk Organisasi KJKS BMT Bahtera ........................... 13
2.4 Produk-Produk di KJKS BMT Bahtera .............................. 29
2.5 Keberadaan Nasabah KJKS BMT Bahtera ......................... 42
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengertian dan Landasan Pembiayaan Murabahah ............ 44
3.2 Rukun dan Syarat Pembiayaan Murabahah ....................... 47
3.3Jenis dan Macam-Macam Pembiayaan Murabahah ............ 49
xii
3.4Tindak Lanjut atas Pembiayaan Murabahah ........................ 55
3.5Aplikasi Pembiayaan Murabahah di BMT Bahtera ............ 61
3.6Kendala di BMT Bahtera ..................................................... 73
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ......................................................................... 76
4.2 Saran ................................................................................... 77
4.3 Penutup ............................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perbankan syari’ah pada dasarnya merupakan pengembangan dari
konsep ekonomi Islam, terutama dalam bidang keuangan. Perbankan Syari’ah
dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic Banking atau disebut
juga dengan interes-free banking. Bank Syari’ah pada awalnya dikembangkan
sebagai suatu respons dari kelompok ekonom dan praktisi perbankan muslim
yang berupaya mengakomodasi desakan dari berbagai pihak yang
menginginkan agar tersedianya produk pembiayaan dan jasa keuangan yang
dilaksanakan sejalan dengan nilai moral dan prinsip-prinsip Syari’ah Islam.
Utamanya adalah yang berkaitan dengan pelanggaran praktek riba, kegiatan
maisir (spekulasi) dan Gharar (ketidakjelasan).
Keberadaan lembaga keuangan dalam Islam adalah vital karena
kegiatan bisnis dan roda ekonomi tidak akan berjalan tanpanya. Bank Syari’ah
adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga.
Bank Islam atau biasa disebut dengan bank tanpa bunga, adalah
lembaga keuangan atau perbankan yang beroperasional dan produknya
dikembangkan berdasarkan pada Al-Qur’an dan Hadist Nabi SAW. Dengan
kata lain, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya serta lalu lintas pembayaran
1
2
dan peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip
syari’at Islam.1
KJKS BMT Bahtera merupakan suatu lembaga koperasi yang legal
menangani penghimpunan dana maal (harta) untuk Islam meliputi zakat,
infaq, dan shadaqah dan juga menangani jasa keuangan (tamwil) yang meliputi
simpanan dan pembiayaan untuk usaha produktif kepada anggotanya dan
nasabah/masyarakat umum baik lembaga, yayasan, instansi maupun
perorangan, yang pengelola dan operasionalnya menggunakan prinsip syariah
dan prinsip koperasi KJKS BMT Bahtera ini kantor pusat berada di
Pekalongan dengan membuka cabang di Batang, Warungasem, Buaran, dan
Pekalongan. Salah satu produk jasa pambiayaan KJKS BMT Bahtera adalah
pembiayaan murabahah. Murabahah adalah jual beli barang pada asal (harga
perolehan) dengan tambahan keuntungan (marjin) yang disepakati oleh kedua
belah pihak (Penjual dan Pembeli).
Dalam akad jual beli murabahah, KJKS BMT Bahtera menetapkan
uang muka sebesar 50% kepada nasabahnya. Akan tetapi uang muka 50% ini
tidak dikatakan sebagai riba karena dia berfungsi sebagai jaminan agar
nasabah tidak melakukan penyalahgunaan pembiayaan akad murabahah. Dan
pembiayaan murabahah ini paling diminati oleh masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik ingin menindaklanjuti
dengan membahas lebih mendalam yang berkaitan dengan produk pembiayaan
dengan prinsip (jual beli) murabahah di KJKS BMT Bahtera sebagai obyek
1 Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, Yogyakarta: UPP AMD YKPN, 2002, hlm.13
3
penulisan tugas akhir dengan mengangkat judul, “PEMBIAYAAN
MURABAHAH DI KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana Aplikasi Pembiayaan Murabahah di KJKS BMT Bahtera
Pekalongan?
2. Bagaimana kendala dan permasalahan yang timbul terhadap Pembiayaan
Murabahah di BMT Bahtera Pekalongan?
1.3 Tujuan
Dengan adanya penelitian pada KJKS BMT Bahtera Pekalongan, maka
tujuan yang ingin dicapai penulis adalah
1. Untuk mengetahui Bagaimana Aplikasi Pembiayaan Murabahah di KJKS
BMT Bahtera Pekalongan.
2. Untuk mengetahui Bagaimana kendala dan permasalahan yang timbul
terhadap Pembiayaan Murabahah di BMT Bahtera Pekalongan.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti
4
a. Melatih bekerja dan berfikir kreatif serta inovatif dengan mencoba
mengaplikasikan teori-teori yang didapat selama studi.
b. Sebagai bahan informasi untuk peneliti selanjutnya.
c. Untuk meningkatkan pengetahuan praktikum berkaitan dengan ilmu
pengetahuan yang diperoleh ditempat magang.
d. Untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Ahli Madya
pada Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Walisongo
Semarang.
2. Bagi BMT
Penelitian ini digunakan untuk memperkenalkan eksistensi BMT
kepada masyarakat luas sehingga dapat memberikan informasi dan
pengetahuan tambahan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
untuk meningkatkan usaha secara syari’ah.
1.5 Metodologi Penelitian
Dalam penyusunan tugas akhir ini yang bersifat ilmiah, data
merupakan bagian yang sangat penting. Oleh karena itu, data yang
dikumpulkan harus akurat, komprehensif dan relevan bagi persoalan yang
diteliti adalah sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yaitu merupakan
penyelidikan mendalam mengenai situasi unit social yang menghasilkan
gambaran yang terorganisasi dengan baik dan lengkap mengenai unit
5
social tersebut yang ditemukan di lapangan yang ditopang dengan teori-
teori yang ada pada referensi yang digunakan dari berbagai sumber.2
2. Sumber Data
Dalam penyusunan tugas akhir ini, klasifikasi data yang diperlukan
penulis terbagi dalam:
a. Data primer
Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli tidak melalui perantara.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh
secara tidak langsung, melalui media perantara berupa buku-buku
literature, majalah-majalah yang ada kaitannya dengan penelitian.
3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data ini penulis menggunakan metode:
a. Observasi
Observasi yaitu penggunaan format atau blangko pengamatan
sebagai instrument.3 Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dan
informasi, seperti: gambaran umum mengenai BMT Bahtera dan
produk-produknya pembiayaan murabahah dan sistem manajemen di
BMT Bahtera.
2 Saiful Anwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998, hlm. 93
3 Nur Indriantoro, et al. Metodologi Penelitian Bisnis, Yogyakarta: BPFE, 2002, hlm. 146
6
b. Wawancara/interview
Wawancara/interview adalah menanyakan serentetan
pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam
dalam mengkorek keterangan lebih lanjut.4 Teknik ini digunakan untuk
memperoleh data atau informasi tentang aplikasi dalam pembiayaan
murabahah, dan faktor kendala, maka penulis melakukan kegiatan
wawancara dengan pihak Manager Marketing yang ada di Kantor
Pusat BMT Bahtera Pekalongan dan karyawan yang ada di BMT
Bahtera tersebut.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan
membaca buku-buku referensi tentang murabahah. Teknik ini
digunakan untuk pengumpulan data personalia, karyawan dan
gambaran umum di BMT Bahtera. Dan penulis juga mengambil dari
bahan pustaka seperti kutipan, buku-buku, artikel, majalah, dan arsip-
arsip tentang akad pembiayaan murabahah.
4. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif
analitis yaitu data yang diperoleh tidak dituangkan dalam bentuk bilangan
atau angka statistic, melainkan tetap dalam bentuk kualitatif yang memiliki
arti lebih kaya dari sekedar angka atau frekuensi. Penelitian melakukan
4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta,
Yogyakarta: 2002, hlm. 206
7
analisis data yang memberi pemaparan gambaran mengenai situasi yang
diteliti dalam bentuk uraian naratif.5
Setelah tahap pengumpulan data, kemudian data diolah, dan
dianalisis sesuai dengan teori-teori tentang Pembiayaan Murabahah di
KJKS BMT Bahtera.
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara
sistematis Catatan hasil observasi, wawancara, untuk meningkatkan
pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai
temuan bagi orang lain.
1.6 Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan. Pada bab ini penulis menyajikan keterangan
singkat terhadap Tugas Akhir ini secara garis besar yang memuat latar
belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, metodologi penelitian, serta
sistematika penulisan.
Bab II Gambaran Umum KJKS BMT Bahtera Pekalongan. Bab ini
berisi tentang profil KJKS BMT Bahtera Pekalongan dan perkembangannya,
Visi dan Misi Perusahaan BMT Bahtera Pekalongan, Struktuk Organisasi
KJKS BMT Bahtera Pekalongan, dan Produk-Produk yang ada di KJKS BMT
Bahtera Pekalongan, serta keberadaan nasabah di KJKS BMT Bahtera
Pekalongan.
5Ibid, hlm. 206
8
BAB III Pembahasan. Bab ini berisi tentang pengertian dan landasan
pembiayaan murabahah, rukun dan syarat pembiayaan murabahah, jenis dan
macam-macam pembiayaan murabahah, aplikasi pembiayaan murabahah dan
kendala di BMT BAHTERA Pekalongan.
BAB IV Penutup. Dalam bab ini, penulis menyajikan kesimpulan,
saran, serta penutup.
9
BAB II
GAMBARAN UMUM KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN
2.1 Profil KJKS BMT BAHTERA Pekalongan dan Perkembangannya
2.1.1 Sejarah Berdirinya BMT dan Perkembangannya
Baitul Maal wat Tamwil (BMT) yaitu lembaga ekonomi mikro
Syari’ah yang berbadan hukum koperasi, yang bergerak dibidang social
(Baitul Maal) dan profit oriented (Baitul Tamwil). BMT Bahtera
Pekalongan berdiri tepatnya pada tanggal 01 Oktober 1995, pendirian BMT
Bahtera Pekalongan ini diprakarsai oleh tokoh-tokoh sebagai berikut:
1. Cendekiawan yang meliputi Drs. A. sahkowi. ME. (Dosen Universitas
Pekalongan), Drs. H. Aminudin MPd. (Dosen IAIN Walisongo).
2. Pengusaha yang meliputi H. Edy Supardi (Komisaris PT Primatexo
Batang), H. Nayef Shamlan.
3. Ulama’ yang meliputi KH. Ahmad Yahya.
4. Tokoh masyarakat yang meliputi Dr. HM. Basyir Ahmad S, Abdul
Masjid.
kota Pekalongan yang melihat bawah pengusaha kecil tidak dapat
mengembangkan usahanya, karena terbatasnya lembaga yang memfasilitasi
mereka baik dibidang permodalan, manajemen ataupun bidang peningkatan
kualitas SDM.6
6 Wawancara dengan Bapak Moh Isro’i, SAf., MM., Selaku Manager Marketing KJKS
BMT Bahtera Pekalongan, Senin 9 April 2012 Jam 11.00 WIB
9
10
BMT Bahtera Pekalongan yang pada saat berdirinya hanya memiliki
modal 26 juta dengan satu kantor dan tiga pengelola, pada tahun ketujuh
belas 2012 telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan, dengan 5
kantor cabang, 50 karyawan dan asset kurang lebih 50 milyar rupiah.7
Pendirian ini dilatarbelakangi pula guna memperkenalkan ekonomi
kerakyatan yang berbasis pada ekonomi syariah serta menyediakan sarana
mediasi keuangan antara warga muslim yang memiliki kelebihan likuiditas
dengan warga muslim lainnya yang kekurangan likuiditas dan guna
memecahkan persoalan kebutuhan akan mempermodal umat golongan
lemah, serta menyediakan sarana penyimpanan dana yang bersistem bagi
hasil.
KJKS BMT Bahtera Pekalongan merupakan lembaga simpan pinjam
syariah. Sejak tahun 1995 sampai sekarang asset tabungan deposito selalu
mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini sering dengan tumbuhnya
kepercayaan masyarakat Pekalongan dan sekitarnya kepada KJKS BMT
Bahtera Pekalongan. Perkembangan ini didukung pula dengan tersebarnya
kantor-kantor cabang di beberapa wilayah sekitar Pekalongan, yaitu di Kota
Pekalongan meliputi ruko Mega Grosir MM, Kabupaten Pekalongan di
kecamatan Buaran Pekalongan, Kabupaten Batang di Bogoran Batang dan
Warungasem Batang.8
Pengelolaan operasional KJKS BMT Bahtera Pekalongan pada saat
berdiri, ditandatangani oleh 5 orang pengelola dan perkembangan
7Ibid.
8Ibid.
11
berikutnya ketika aktifitas mengalami kemajuan pesat, BMT Bahtera
Pekalongan di pimpin langsung oleh GM Eksekutif Unit Simpan Pinjam
KJKS BMT Bahtera Pekalongan.
Sementara itu untuk operasional KJKS BMT Bahtera yang pada
tahun pertama berdiri memiliki 5 karyawan dan pada saat ini memiliki 50
karyawan (karyawan tetap dan karyawan kontrak, cleaning service dan
satpam).9
KJKS BMT Bahtera Pekalongan adalah koperasi simpan pinjam
syariah yang berbadan hukum koperasi, bergerak dalam bidang profit
oriented (Baitul Tamwil) dan social (Baitul Maal). Sedangkan nasabah
KJKS BMT Bahtera Pekalongan berasal dari berbagai kalangan seperti
diantaranya:10
1) Lembaga Pendidikan (TK, SD, MI, SMP, SMA, dan TPQ).
2) Perorangan (Pedagang, Ibu rumah tangga, dan pengusaha).
3) Instansi Pemerintah (Balai desa, kecamatan, dan Puskesmas).
4) Anggota masyarakat lainnya.
2.2 Visi dan Misi Perusahaan BMT Bahtera Pekalongan
Berpijak pada Visi dan Misi KJKS BMT Bahtera Pekalongan:11
9Wawancara dengan Mbak Atika sebagai Teller Unit BMT BAHTERA Batang
10 Op. Cit. Wawancara dengan Bapak Isro’i
11 Ibid.
12
Visi KJKS BMT Bahtera:
“Menjadikan lembaga keuangan mikro Syariah yang dikelola secara
professional dan amanah, bermanfaat bagi umat menuju kehidupan
masyarakat yang lebih sejahtera, adil dan diridhoi Allah SWT.”
Misi KJKS BMT Bahtera:
1. Mewujudkan lembaga keuangan mikro syariah yang dikelola secara
syariah dengan murni dan konsekuen.
2. Mewujudkan KJKS BMT Bahtera sebagai media dakwah dalam penguatan
ekonomi umat.
3. Menjadi lembaga keuangan mikro syariah yang kuat, sehat dan mandiri
dengan mengedepankan kekuatan serta potensi yang dimiliki secara
optimal.
4. Menumbuh kembangkan budaya kerja yang berprinsip jujur, amanah, adil,
profesional, kreatif, inovatif dan sanggup menghadapi tantangan yang ada.
5. Menjadi lembaga keuangan mikro syariah yang diandalkan masyarakat
muslim ditingkat regional maupun nasional.
6. Menjadi lembaga keuangan mikro syariah yang mengedepankan aspek
kemanfaatan jangka panjang.
13
2.3 Struktur Organisasi KJKS BMT Bahtera Pekalongan
14
Pengurus KJKS:
1. Ketua : Budi Hardyansyah. SE, MM
2. Wakil Ketua : H. Ani Martopo
3. Sekretaris : Hj. Balgis Diab. SE, SAg, MM
4. Wakil Sekretaris : H. Syakirin
5. Bendahara : H. Nayet Shamlan
Pengawas Syari’ah dan Pengawas Manajenem:
1. KH. Azizi Fudhel
2. KH. Saniawi Sya’roni, M. Ag
3. Dr. Arsiyanto (Spesialis Bedah)
Manager Umum:
Budi Hardyansyah. SE, MM
Research & Development:
1. M. Taufiqurrohman S.Ag
2. Wisanto, SE
3. Fajar Rohyani, SE
4. Mukarromah
Internal Audit:
Rini Erawati, SE
15
Manajer Pemasaran:
Moh. Isro’i, S.Ag, MM
Manajer Operasional:
Rosa Nonta, SE
Baitul Maal:
Moh. Isro’i, S.Ag, MM
Legal/Jaminan:
M. Hidayaturrohman, SE
Remedial PYD:
Miftakhur Reza, SE
Personalia & Umum:
M. Hidayaturrohman, SE
Kepala Cabang:
1. Pekalongan : Mukarromah
2. Buaran : Illa Afila, SH
3. Warung Asem : Fajar Rohyani, SE
4. Batang : Wisanto, SE
16
5. Tegal : M. Taufiqurrohman S.Ag
Keterangan:
Tugas-tugas dari Bagian Organisasi12
1. Ketua Pengurus KJKS
a. Menyelenggarakan RAT.
b. Menyusun atau merumuskan kebijakan umum untuk mendapatkan
rapat anggota.
c. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan KJKS BMT Bahtera.
d. Mensosialisasikan KJKS BMT Bahtera.
e. Menyelenggarakan rapat pengurus:
1) Evaluasi bulanan dan perkembangan kinerja KJKS BMT
Bahtera.
2) Menentukan dan membuat kebijakan strategi KJKS BMT
Bahtera.
3) Menandatangani dokumen dan surat yang berhubungan dengan
KJKS BMT Bahtera.
2. sekretaris
a. Mengagendakan acara pada kegiatan Rapat pengurus, Rapat
anggota, Pertemuan pengurus dengan pengelola, Kunjungan
pengurus ke instansi/lembaga, Menyusun konsep surat-surat
keluar (ekstern) dan kedalam (intern) dari pengurus.
12
Pokok-Pokok Kebijakan Umum Tahun Anggaran 2012 Di KJKS BMT Bahtera Pekalongan
17
b. Menerima dan melayani tamu yang berhubungan dengan ketua
pengurus KJKS BMT Bahtera.
c. Menyampaikan amanat dari ketua dari pertemuan apabila ketua
berhalangan hadir.
d. Menyerap dan menyampaikan aspirasi anggota koperasi.
e. Menerima masukan (saran dan kritik) yang diajukan oleh para
pengelola kepada pengurus.
f. Menyusun konsep kebijakan pengurus atas KJKS BMT Bahtera.
3. Bendahara
a. Menelaah anggaran yang diajukan oleh manajer umum yang
nantinya akan dibahas dalam RAT.
b. Memberikan masukan/saran atas anggaran yang diajukan manajer
umum.
c. Menyusun anggaran gaji dan keperluan lain yang dibutuhkan oleh
pengurus.
d. Memberikan konsep kebijakan bagi hasil yang diperoleh oleh
pemegang investasi.
e. Memberikan validasi pada berkas pembiayaan yang diajukan
manajer umum.
4. Dewan Pengurus
a. Menelaah semua kegiatan pada peraturan koperasi yang berlaku
apakah sesuai dengan aturan hukum, kesyariahan dan peraturan
18
lain yang berlaku, etika serta tak ada benturan kepentingan
maupun unsur-unsur yang melanggar kepatuhan.
b. Memantau dan mengawasi tentang pola pelaksanaan manajemen
dibidang kesyariahan.
c. Menelaah masalah perilaku manajemen/karyawan yang
menyangkut pelaksanaan konsep syariah, benturan kepentingan,
melakukan kecurangan, manipulasi, menilai kebijakan akuntansi
dan penerapannya, meneliti laporan keuangan KJKS BMT
Bahtera.
5. Manajer Umum
a. Menyusun rencana strategis yang cukup.
b. Prediksi tentang kondisi lingkungan.
c. Perkiraan posisi perusahaan dalam persaingan.
d. Rencana-rencana perusahaan.
e. Visi dan misi perusahaan.
f. Tujuan dan sasaran.
g. Strategi yang dipilih.
h. Laporan keuangan.
i. Menyusun rencana strategis kepada pengurus untuk disahkan
dalam RAT atau diluar RAT.
j. Mengusulkan rancangan anggaran dan rencana kerja manajemen
kepada pengurus yang nantinya disahkan pada RAT.
19
k. Memimpin rapat koordinasi dan evaluasi bulanan yang diadakan
pada pekan pertama dengan agenda: laporan perkembangan dari
manajer pemasaran dan manajer operasional, laporan
perkembangan bisnis secara umum (target dan realisasi, analisi
rasio, permasalahan peluang bisnis yang ada), pengambilan
keputusan untuk perencanaan perbaikan atau mengatasi masalah
yang ada, mengajukan perubahan daftar skala gaji pokok, dan
bonus kepada pengurus minimal satu tahun sekali (bila ada
perubahan dari peninjauan ulang), menandatangani perjanjian kerja
sama antar KJKS BMT Bahtera dengan pihak lain.
6. Manajer Pemasaran atau Marketing
a. Menyusun rencana yang mencakup: Rencana anggaran pemasaran,
pendanaan, dan pembiayaan.
b. Rencana pemasaran, pendanaan, dan pembiayaan berupa: Target
lending dan konfirmasi per cabang, pengembangan wilayah
potensial, rencana pengembangan produk, promosi dan distribusi
berdasarkan potensi pasar, rencana organisasi tim marketing.
c. Mengusulkan rencana operasional pembiayaan.
d. Memimpin rapat koordinasi dengan divisi-divisi lainnya.
e. Menyembangkan strategi pemasaran.
7. Kepala Bagian Pemasaran
a. Meningkatkan pelayanan pendanaan dan pembiayaan secara efisien
dan efektif sesuai dengan kepala bagian.
20
b. Melakukan monitoring, evaluasi, review terhadap kualitas
portofolio pembiayaan yang telah diberikan dalam rangka
pengamanan atas setiap pembiayaan yang diberikan.
c. Menjalankan tahapan pencapaian target sesuai dengan rencana
operasional.
d. Menyusun strategi planning alokasi pembiayaan (efektif terarah).
e. Membina nasabah antara lain penagihan pembiayaan yang berada
pada batas wewenangnya.
f. Aktif menyampaikan pendapat dan saran tentang strategi dan
teknik pemasaran kepada direksi.
8. Account Officer
a. Memberikan dan meningkatkan pelayanan pembiayaan secara
efektif dan efisien.
b. Melakukan analisis pembiayaan atas proposal yang masuk.
c. Melakukan survey on the spot kepada nasabah.
d. Melakukan taksasi jaminan.
e. Melakukan pembinaan nasabah antara lain: penagihan pembiayaan
yang berada pada batas wewenangnya yang tergolong lancar,
kurang lancar, diragukan maupun macet.
9. Support Pembiayaan dan Hukum (LEGAL)
a. Melakukan koordinasi terhadap seluruh kegiatan unit kerjanya
dengan memberikan konsultasi dan rekomendasi kepada unit kerja
lain.
21
b. Melakukan perencanaan kerja yang disesuaikan.
c. Melakukan pemantauan dan pengawasan atas efektifitas dan
melakukan pendokummentasian atas pelaksanaan pembiayaan.
d. Bertindak selaku sekretaris komite pembiayaan.
e. Menerima, memeriksa dan meneliti kelengkapan serta menyimpan
dokumen-dokumen jaminan asli yang berhubungan dengan
pemberian pembiayaan proses ini dilakukan bersama-sama seksi
hukum dokumentasi.
f. Memeriksa kembali dokumen, persyaratan, prosedur penelitian
taksasi jaminan secara teratur dan mengadakan perubahan,
perbaikan jika perlu.
g. Aktif menyampaikan pendapat, saran serta melakukan administrasi.
10. Administrasi Pembiayaan
a. Melakukan pencatatan setiap pencairan pembiayaan terhadap
nasabah, berikut jumlah angsuran pokok, bagi hasil, keuntungan
mark-up dan biaya lainnya yang menjadi beban nasabah.
b. Melakukan pencatatan setiap pengambilan pinjaman serta
nisbahnya, pelunasan maupun kewajiban pembayaran nasabah
lainnya kepada perusahaan.
c. Menyediakan data yang diperlukan untuk manajer pembiayaan
maupun manajemen, kondisi tingkat kelancaran setiap individu
maupun untuk keseluruhan.
22
d. Membuat laporan mengenai kondisi pembiayaan yang diperlukan
oleh manajemen, kondisi tingkat kelancaran setiap individu
maupun keseluruhan.
e. Melakukan perencanaan kerja yang disesuaikan dan mendukung
kegiatan pemberian pembiayaan dari aspek legal, dan investigasi
pembiayaan, administrasi pembiayaan dan pelaporannya.
11. Penyelesaian Pembiayaan atau Bagian Remidial
a. Melakukan koordinasi terhadap seluruh kegiatan penagihan dan
penyelesaian pembiayaan yang bermasalah atau macet dengan pola
penyelesaian dan penanganan perkara.
b. Mempersiapkan usulan program dan strategi operasionalnya yang
berhubungan pengembangan penanganan pembiayaan.
c. Melakukan pengadministrasian dan pendokumentasian semua
permasalahan dan perkara.
d. Melakukan koordinasi dengan baik dengan para penasihat hukum
dan pihak ketiga lainnya untuk setiap penyelesaian perkara
pengadilan.
12. Manajer Operasional dan Keuangan
a. Menyusun rencana biaya operasional dan keuangan yang
mencakup: Rencana anggaran operasional keuangan, Anggaran
pendapatan dan biaya operasional pusat dan cabang-cabang,
anggaran biaya pembukuan cabang baru, anggaran biaya
pengembangan produk, promosi dan distribusi.
23
b. Mengusulkan rencana operasional dan keuangan.
c. Menjaga kelancaran operasional perusahaan yang meliputi:
Pengaturan likuiditas dan mengatur arus kas, pemeliharaan
investory kantor, mengadakan investori yang dibutuhkan untuk
operasional perusahaan, memantau dan mengawasi laporan
keuangan akunting dan keuangan.
13. Kepala Bagian Akuntansi
a. Membuat laporan keuangan bulann pada pertemuan tingkat
manajemen.
b. Membuat analisis rentabilitas, solvabilitas dan profitabilitas KJKS
BMT Bahtera yang dibahas pada pertemuan bulanan dengan
manajemen.
c. Memberikan masukan yang berkaitan dengan kebijakan akuntansi
dan keuangan.
d. Mengatur manajemen arus kas dengan memantau arus kas masuk,
keluar baik pengaturan penjadwalan pembayaran utang,
kebijaksanaan uang minimal di KJKS BMT Bahtera, perhitungan
pembiayaan, pemerimaan angsuran pokok dan bagi hasil yang
harus dicapai untuk menentukan pembiayaan baru.
e. Membuat laporan pajak atas hasil usaha.
f. Memeriksa anggaran yang diajukan para manajer sebelum disetujui
oleh manajer umum.
g. Mengadakan evaluasi setiap jangka waktu yang ditentukan.
24
14. Akuntansi dan Pembukuan
a. Menyusun laporan keuangan kosolidasi harian, mingguan, bulanan,
triw wulan, semester, dan tahunan kepada manajemen akuntansi
pada laporan keuangan.
b. Meminta dan memeriksa kelengkapan laporan transaksi harian
beserta berkas transaksi.
c. Mensosialisasikan kebijakan akuntansi.
d. Melakukan pengambilan uang dari bank sesuai dengan kebutuhan
biaya operasional dan kas kecil.
e. Membuat jurnal umum.
f. Memasukkan jurnal ke buku pembantu, dan buku besar.
g. Membuat neraca harian BMT.
h. Memasukkan neraca harian dalam sistim manual computer.
i. Setiap akhir pecan membuat laporan keuangan untuk disampaikan
kekantor pusat.
j. Tiap akhir bulan membuat laporan keuangan yang meliputi neraca
laporan Rugi Laba.
k. Setiap akhir bulan merekap mutasi dalam buku pembantu dan buku
besar.
l. Mengecek jumlah saldo Bank dengan saldo pada pembukuan.
m. Melakukan proses akuntansi harian tanpa melakukan penundaan
hari berikut.
25
n. Membuat jurnal non kas atas penyesuaian yang terjadi pada laporan
keuangan.
o. Pada akhir hari mencetak transaksi harian akuntansi yang meliputi
jurnal kas dan non kas, neraca, Rugi/Laba dan LPK serta neraca
saldo harian.
15. Teller dan Kasir
a. Membuat laporan posisi kas ditangan dan diposisi saldo akhir pada
bank.
b. Melakukan pengeluaran uang yang telah disetujui oleh manajer
akuntansi dan keuangan dan manajer umum.
c. Mengelola kas kecil.
d. Bertanggung jawab atas pelayanan kepada nasabah dalam hal
transaksi uang tunai baik menerima uang untuk penyetoran
tabungan, deposito, angsuran pembiayaan ataupun pengeluaran
uang untuk penarikan tabungan, deposito, pencairan dan
pengeluaran lainnya yang berhubungan dengan kepentingan kantor,
semua transaksi tersebut dimasukkan pada computer sesuai dengan
sistim dan program.
e. Memasukkan mutasi kelembaran buku mutasi teller untuk kas
masuk pada penerimaan untuk kas keluar pada pembayaran semua
mutasi disertai dengan bukti/slip.
f. Memberi tanda redmark untuk setiap slip setoran atau penarikan
tabungan.
26
g. Menerima, menyusun dan menghitung uang secara cermat dan hati-
hati setiap setoran dari nasabah dan penarikan tunai untuk nasabah.
h. Mekalukan penyetoran terhadap uang masuk dan keluar.
i. Mengatur menyiapkan pengeluaran uang tunai untuk kepentingan
dropping dana.
j. Membuat laporan pertanggungjawaban kas pada akhir hari.
k. Mencocokkan jumlah fisik uang sesuai dengan jumlah uang pada
buku mutasi teller.
l. Mengecek slip setoran maupun pengeluaran sesuai dengan saldo
akhir kas.
m. Membuat jurnal (debet kredit) pada akhir kas.
n. Pada akhir hari dan awal hari laporan pertanggungjawaban kas oleh
teller dimintakan tanda tangan kepada manajer sebagai periksa atas
kondisi uang.
o. Teller harus mencocokkan tanda tangan pada slip penarikan
tabungan dan deposito dengan kartu tanda tangan yang ada.
p. Teller unit mempunyai wewenang untuk mencairkan tabungan dan
deposito sampai dengan Rp 5.000.000.
q. Penarikan dana diatas nominal tersebut harus diketahui dan
dimintakan paraf pada bagian pendanaan dan atau manajer apabila
manajer tidak ditempat maka dapat memberitahukan lewat telepon.
r. Tiap akhir hari mencetak mutasi kas teller dan laporan
pertanggungjawaban pengarsipan.
27
16. EDP (Electronic data processing)
a. Implementasi sistim informasi akuntansi.
b. Merawat data-data transaksi dan keuangan secara elektronis.
c. Pengelolaan secara electronis data-data transaksi keuangan.
d. Penyediaan laporan-laporan keuangan secara elektronis untuk
keperluan internal perusahaan.
e. Penyediaan laporan-laporan keuangan secara elektronis untuk
keperluan eksternal apabila dibutuhkan.
17. Manajer Personalia
a. Melakukan perencanaan penyelenggaraan program kerja dan
mengembangkan bidang kepegawaian.
b. Melakukan pembinaan dan pengelolaan dan berkaitan dengan
kepegawaian mulai dari penerimaan, pengelolaan jenjang karir,
pembayaran gaji, pemberian fasilitas.
c. Memantau personalia karyawan dan kegiatan tugasnya.
d. Mengesahkan daftar hadir dan mengevaluasi tingkat kehadirannya.
e. Mengesahkan kartu pegawai untuk setiap pegawai dan
penyelenggaranya.
f. Membuat tata tertib pegawai dalam kegiatan hariannya.
g. Menangani dan menyelesaikan perselisihan pemburuhan.
h. Memberikan masukan, opini, pendapat dan saran serta
pencegahannya.
28
18. Internal Audit
a. Melakukan asersi terhadap siklus pendapatan, pengeluaran, dan
investasi.
b. Wewenang dan tanggung jawab pelaksanaan transaksi.
c. Melaksanakan pengujian hasil pelaksanaan transaksi.
d. Memeriksa kelemahan sistem.
e. Melakukan penelitian kesehatan.
f. Melakukan pengamatan langsung dan kepatuhan atas prosedur.
19. Kepala Cabang
a. Sebagai perpanjangan tangan dan fungsi awal proses pembiayaan
dan penyelesaian pembiayaan.
b. Memberikan dan meningkatkan pelayanan pembiayaan secara
efisien dan efektif sesuai dengan policy manajemen.
c. Melakukan monitoring langsung ke UKMK, serta evaluasi, review
terhadap kualitas portofolio pembiayaan yang diberikan dalm
rangka pengamanan setiap pembiayaan yang diberikan.
d. Menjalankan pencapaian target diwilayah sesuai dengan yang
ditetapkan korporat yang dilaporkan sesuai periodik.
e. Menyusun strategi planning alokasi pembiayaan secara efektif dan
terarah di wilayahnya.
f. Memantau nasabah antara lain penagihan pembiayaan yang berada
pada batas wewenangnya yang tergolong lancar, kurang lancar,
maupun yang diragukan/macet.
29
g. Menyampaikan pendapat, saran dan informasi awal kepada manajer
pemasaran dan pembiayaan tentang adanya kejanggalan pada
UKMK yang akan dibiayai.
h. Mengendalikan rencana anggaran biaya dan mengendalikan
operasional kantor cabang.
2.4 Produk-Produk yang ada di KJKS BMT Bahtera Pekalongan
1. Produk Penghimpun Dana (Funding)13
a. Simpanan/Tabungan
Yaitu simpanan anggota/calon anggota kepada BMT yang dapat
diambil sewaktu-waktu, dengan besarnya tiap setoran disesuaikan dengan
kebutuhan nasabah. Simpanan atau tabungan ini biasanya mendapatkan
bagi hasil setiap periode (satu bulan takwim) yang besarnya disesuaikan
dengan tingkat saldo yang mengendap di BMT Bahtera.
Karakteristik simpanan atau tabungan BMT yang membedakan
dengan lembaga lainnya adalah prinsip dan akad yang digunakan dalam
pengelolanya, yakni berbasis pada prinsip kaidah Islam dan bagi hasil
antara lembaga dengan nasabah yang disesuaikan dengan tingkat
keuntungan/hasil yang dicapai dari pembiayaan. Prinsip ini biasa
digunakan dan dikembangkan dengan pola mudharabah yakni akad kerja
sama antara nasabah (shahibul maal) dengan BMT (mudharib). Dan
sekarang ada peraturan baru dari Dinas Perkoperasian Indonesia, bahwa
13
Op. Cit. Wawancara dengan Bapak Isro’i
30
Simpanan atau tabungan ini setiap nasabah atau anggota dikenai biaya
simpanan pokok sebesar 10.000, dan akan dikembalikan nanti setelah
tutup rekening. Simpanan pokok anggota BMT Bahtera ini berlaku sejak
tahun 2009.
Simpanan/tabungan yang dikelola oleh KJKS BMT Bahtera
sebagai berikut:
1) Simpanan Mudharabah (Samudera)
Yaitu suatu jenis simpanan pihak ketiga (perorangan/badan
hukum) yang setoran dan penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu,
dengan mendapatkan bagi hasil simpanan sesuai dengan kesepakatan.
Untuk menjembatani masyarakat ekonomi lemah agar dapat
menabung sebagai bekal hari esok dan menjadikan hidup lebih terarah.
Maka BMT dapat memfasilitasi hal ini, dengan ketentuan:
a) Penyimpan adalah perorangan atau badan hukum.
b) Mengisi dan menandatangani aplikasi pembukuan rekening
simpanan.
c) Menyerahkan fotocopy tanda pengenal yang sah (KTP/SIM).
d) Mengisi slip setoran awal simpanan minimal 10.000 dan setoran
selanjutnya minimal 10.000.
e) Simpanan mendapatkan bagi hasil tiap bulan dihitung berdasarkan
saldo rata-rata harian, adapun saldo dibawah 10.000 tidak
mendapatkan bagi hasil.
31
f) Setoran dapat secara tunai maupun non tunai (berupa cek/BG dll),
dengan dikenakan biaya yang ditetapkan BMT dan dibukukan efektif
satu hari setelah tanggal pencairan.
Biaya administrasi simpanan yang sangat ringan yakni Rp 3000
per triwulan (3 bulan) sekali kecuali simpanan dibawah saldo minimal.
2) Simpanan Hari Raya (Sahara)
Yaitu suatu jenis simpanan kolektif maupun individu yang
jumlah setoran dan saat penarikannya telah ditentukan (jatuh tempo
simpanan) untuk mempersiapkan kebutuhan hari raya dengan
mendapatkan bonus pada saat jatuh tempo simpanan. Ketentuan
simpanan ini adalah sebagai berikut:
a) Calon penyimpan adalah perorangan atau badan hukum.
b) Penyetoran awal simpanan yang besarnya ditetapkan oleh BMT
dengan setoran perminggu disesuaikan dengan kondisi harga
kebutuhan pokok dipasar.
c) Jenis setoran yang diperlakukan adalah setoran tunai.
d) Jangka waktu simpanan adalah satu tahun dimulai pada bulan
Syawal dan berakhir menjelang lebaran tahun berikutnya.
e) Bagi hasil yang diberikan kepada nasabah ini berupa bonus pada
waktu jatuh tempo simpanan.
3) Simpanan Qurban dan Aqiqah (Saqura)
Adalah suatu jenis simpanan yang jumlah setoran dan jangka
waktunya dapat ditentukan sendiri oleh penyimpan untuk membantu
32
mewujudkan kebutuhan berkurban dan aqiqah dengan mendapatkan
bonus pada saat jatuh tempo simpanan, sebelum jatuh tempo simpanan
tidak boleh diambil.
Untuk jenis simpanan ini ketentuan yang ditetapkan adalah
sebagai berikut:
a) Calon penyimpan adalah perorangan atau badan hukum.
b) Menyetorkan awal simpanan yang besarnya ditentukan oleh BMT
dengan setoran perminggu disesuaikan dengan kondisi harga
hewan qurban, saat ini setoran perminggunya Rp 30.000.
c) Jenis setoran yang diberlakukan adalah setoran tunai.
d) Jangka waktu simpanan adalah 1, 2, 3 tahun dimulai pada bulan
Muharram dan berakhir bulan Dzulhijah tahun berikutnya.
e) Bagi hasil yang diberikan kepada nasabah yang rutin menabung,
berupa bonus biaya penyembelihan pada saat jatuh tempo
simpanan.
4) Simpanan Kiat Naik Haji (Sakinah)
Yaitu suatu jenis simpanan untuk mempersiapkan
keberangkatan naik haji, dengan jumlah setoran dan jangka waktunya
dapat ditentukan sendiri oleh nasabah.
Untuk menjamin penyimpanan mendapatkan sheet pada
Siskohat, BMT Bahtera menjamin kerjasama dengan Bank Syariah
yang ada.
33
Ketentuan untuk jenis Simpanan Sakinah ini adalah:
a) Simpanan awal Sakinah ditentukan sebesar Rp 500.000 dan
selanjutnya disesuaikan dengan kemampuan nasabah dan waktu
untuk pemberangkatan ibadah haji.
b) Setoran secara tunai dan non tunai dengan kenaikan biaya yang
ditetapkan oleh BMT Bahtera dan dibukukan efektif satu hari
setelah tanggal pencairan.
c) Biaya administrasi Simpanan Sakinah ini sebesar 3000 per enam
bulan sekali.
d) Jangka waktu Simpanan 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun atau disesuaikan
dengan rencana keberangkatan ibadah haji yang bersangkutan.
5) Simpanan/Arisan MiladiaBahtera
Yaitu suatu jenis simpanan berupa arisan dengan jumlah
setorannya tiap satu bulan sekali dan diundi berupa uang tunai dan
hadiah hiburan (Barokah Miladia maupun Rizqi Miladia) tiap
bulannya. Peserta yang keluar nomer rekeningnya pada saat undian
berhak mendapatkan arisan dan tidak setor lagi.
6) Simpanan Tarbiyah
Yaitu suatu jenis simpanan untuk merencanakan biaya
pendidikan anak yang jangka waktu dan besar setorannya di sesuaikan
dengan kebutuhan. Simpanan ini tidak dapat diambil kecuali pada saat
jatuh tempo Simpanan Tarbiyah ini. Simpanan Tarbiyah ini dimulai
pada saat tahun ajaran baru dan diakhiri pada ajaran baru berikutnya.
34
Nasabah akan mendapatkan souvenir berupa seperangkat alat tulis
sekolah bagi yang rutin setoran dan melebihi saldo yang ditentukan.
Simpanan Tarbiyah dibagi menjadi:
a) Tarbiyah Plus
Adalah suatu jenis simpanan untuk merencanakan biaya
pendidikan anak.
b) Tarbiyah Lembaga
Adalah suatu jenis simpanan dari pihak instansi atau lembaga yang
setoran dan penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu.
b. Simpanan Berjangka atau Deposito
Adalah simpanan anggota atau calon anggota kepada BMT
Bahtera yang pengambilannya hanya dapat dilakukan pada saat jatuh
tempo simpanan berjangka itu berakhir. Simpanan berjangka atau
deposito ini biasanya sangat membantu BMT Bahtera untuk pengelolaan
pembiayaan, karena dana yang mengendap cukup lama, tidak seperti
tabungan/simpanan biasa yang sewaktu-waktu diambil oleh nasabah dan
juga tingkat bagi hasilnya lebih tinggi. Untuk kategori simpanan
berjangka atau deposito menggunakan jangka waktu mulai dari 3 bulan, 6
bulan, 12 bulan tergantung minat dari nasabah. Prinsip yang biasa
digunakan dalam pengelolaannya dana ini adalah mudharabah, karena
dana tersebut akan menghasilkan keuntungan dari pembiayaan yang
dilakukan BMT Bahtera kepada debitur, dari keuntungan inilah nasabah
35
akan mendapatkan bagi hasil dari BMT Bahtera sesuai dengan nisbah atau
akad yang telah ditetapkan.
Simpanan berjangka atau deposito yang dikelola di KJKS BMT
BAHTERA Pekalongan seperti:
1) Simpanan Berjangka Mudharabah (Saja’ah)
Adalah suatu jenis simpanan dari pihak ketiga
(Perorangan/Badan Hukum) yang penarikannya hanya dapat
dilakukan dalam jangka waktu tertentu dan mendapat bagi hasil yang
sesuai kesepakatan.
Ketentuan yang berlaku simpanan berjangka mudharabah ini
sebagai berikut:
a) Calon penyimpan adalah perorangan/badan hukum.
b) Mengisi dan menandatangani aplikasi pembukuan rekening
simpanan berjangka mudharabah.
c) Mengisi slip setoran awal simpanan berjangka mudharabah ini
dengan setoran minimal 1.000.000.
d) Jangka waktu yang bervariasi yakni, 3, 6, 12 bulan dan dapat
diperpanjang secara roll over sesuai dengan jangka waktu yang
pertama.
e) Bagi hasil yang diberikan, dipindah bukukan kedalam rekening
simpanan/tabungan pada saat akhir bulan bersangkutan sesuai
dengan tanggal pembukuan saja’ah (Simpanan Berjangka
Mudharabah).
36
c. Titipan
Yaitu simpanan yang diberikan anggota/calon anggota kepada
BMT Bahtera baik berupa barang/uang dan BMT Bahtera berkewajiban
menjaga dan merawat barang/uang tersebut dengan baik serta dapat
mengembalikannya saat penitipan (Muwadi’) menghendakinya. Prinsip
yang digunakan dalam pengelolaan ini adalah wadi’ah (titipan), namun
pihak pengelola dapat mengembangkan sesuai dengan akad perjanjian
dengan nasabah yakni Pertama, Wadiah Amanah yakni penitipan barang
atau uang tetapi BMT Bahtera tidak memiliki hak untuk mendayagunakan
atau menggunakan untuk pembiayaan atau sektor pembiayaan yang
dikehendaki oleh nasabah, namun BMT Bahtera dapat mensyaratkan
adanya jasa (fee) sebagai imbalan atas keamanan, pemeliharaan dan
administrasi yang telah dinegosiasikan dengan nasabah. Nilai jasa tersebut
sangat tergantung pada jenis barang dan lamanya penitipan, contoh
konkrit adalah Save Deposit Box (SDB) yang ada pada perbankan.
Untuk BMT Bahtera belum ada, karena tingkat nasabah yang tergolong
kelas ekonomi ke bawah dan menengah.
Kedua, Wadiah Yad Dhamanah yakni penitipan uang/barang dari
nasabah kepada BMT Bahtera dan BMT Bahtera berhak untuk
mendayagunakan/mengelola dana tersebut, atas akad ini deposan akan
mendapatkan imbalan berupa bonus yang tentu saja besarnya sangat
tergantung dengan kebijakan manajemen BMT Bahtera.
37
Jenis titipan yang ada di BMT Bahtera seperti, Simpanan Wadiah
(Siwada) yaitu jenis simpanan dari pihak ketiga (perorangan/badan
hukum) yang merupakan titipan murni yang setoran dan penarikannya
dapat dilakukan sewaktu-waktu dan tidak mendapatkan bagi hasil. Dana
penyimpan dijamin keamanannya karena dikelola secara syariah dan
amanah.
2. Produk Penyaluran Dana (Landing) Atau Pembiayaan14
Pembiayaan atau yang sering dikenal orang dengan kredit adalah salah
satu ujung tombak yang menjadi tumpuan suatu lembaga keuangan dalam
mengembangkan usahanya.
Dengan demikian yang dimaksud dan tujuan pembiayaan di BMT
Bahtera dapat disamakan sesuai dengan undang-undang Perbankan, karena
secara tegas membuka peluang sistem bagi hasil sesuai dengan syariah Islam.
Adapun manfaat produk pembiayaan adalah meningkatkan
kesejahteraan ekonomi rumah tangga, anggota dan calon nasabah sebagai
bekal beribadah kepada Allah Swt. Sehingga mampu meningkatkan
ketaqwaan dan amal sholeh dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan sasaran pembiayaan diarahkan kepada semua sektor
ekonomi yang memungkinkan untuk dibiayai seperti, pedagang pasar,
pedagang batik, tenun Atbn, pertanian, home industry dan bidang jasa.
14
Ibid.
38
Jenis-jenis pembiayaan BMT Bahtera meliputi fatwa DSN/MUI:
a. Al murabahah (Angsuran)
Yaitu hubungan akad jual beli (investasi atau pembelian barang)
dengan pembayaran tangguh atau angsuran. Dalam masyarakat kita
hubungan jual beli ini disebut dengan jual beli secara kredit.
Dalam prakteknya BMT Bahtera bertindak sebagai penjual tetapi
dilakukan tidak secara langsung. BMT Bahtera hanya menalangi
(menyediakan dana) untuk pembelian barang modal yang diajukan oleh
anggota nasabah untuk kemudian anggota/nasabah tersebut membeli
sendiri barang modal yang dikehendaki.
Jumlah kewajiban yang harus dibayar kepada BMT Bahtera oleh
anggota ialah jumlah modal barang dan mark-up (keuntungan) yang telah
disepakati. BMT Bahtera mendapat keuntungan dari harga barang yang
dinaikkan.
b. MurabahahJatuh Tempo
Akad jual beli ini sebenarnya hamper sama dengan murabahah
angsuran, bedanya pada akad murabahah jatuh tempo pembayaran
dilakukan oleh anggota/nasabah kepada BMT Bahtera setelah jatuh tempo
pengambilan dengan harga dasar barang yang dibeli ditambah keuntungan
yang disepakati bersama.
c. Mudharabah
Sebagaimana telah diketahui tentang mudharabah dalam
simpanan, dimana BMT Bahtera bertindak sebagai mudhorib dan
39
anggota/nasabah sebagai penyimpan. Maka dalam operasi pembiayaan,
perannya menjadi terbalik. BMT Bahtera bertindak sebagai Shohibul Maal
dan anggota/nasabah (penerima pembiayaan) sebagai mudhorib yang
menjalankan usaha dan manajemennya.
Dalam pembiayaan ini, resikonya sangat tinggi karenanya harus
dilakukan secara hati-hati dan dengan penelitian yang benar-benar matang.
Hasil keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama dalam
bentuk nisbah tertentu dari keuntungan pembiayaan. Bagi hasil efektif
didapat BMT Bahtera setelah nasabah/anggota mendapatkan dana
pembiayaan dan setelah dinilai bahwa investasi tersebut telah
menghasilkan keuntungan.
Apabila pengelolaan usaha mengalami kerugian, BMT Bahtera
menanggung semua kerugian modal usaha, sedangkan nasabah
menanggung kerugian waktu dan manajemen.
d. Musyarakah
Yaitu pembiayaan modal investasi atau modal kerja, yang mana
pihak BMT Bahtera menyediakan sebagai dari modal usaha keseluruhan,
pihak BMT Bahtera dapat dilibatkan dalam proses manajemen.
Pembagian keuntungan berdasarkan perjanjian sesuai proporsinya
dalam bentuk nisbah. Apabila pengelolaan usaha mengalami kerugian
masing-masing pihak menanggung kerugian sesuai kesepakatan perjanjian.
40
e. Ijarah
Yaitu bentuk pembiayaan di BMT dimana BMT Bahtera
memberikan fasilitas pinjaman kepada anggota/nasabah sebagai penyewa,
dan memberi kepadanya kesempatan untuk mengambil kemanfaatan dari
barang sewaan untuk jangka waktu tertentu dengan imbalan yang
besarnya telah disepakati bersama.
f. Qhardul Hasan
Yaitu suatu pinjaman lunak yang diberikan atas dasar kewajiban
sosial semata, dimana si peminjam tidak dituntut untuk mengembalikan
apapun kecuali modal pinjaman.
Format pinjaman Qhardul Hasan di BMT Bahtera ditopang
dengan dana Baitul Maal Bahtera, yang didapat dari Zakat, Infaq, dan
Shodaqah karyawan. Nasabah dan lembaga serta donator dan para
dermawan.
3. Produk-Produk Jasa Lainnya
Selain kegiatan utamanya yaitu simpan pinjam, BMT Bahtera ini juga
memberikan fasilitas jasa lainnya guna mendukung pelayanan yang diberikan
kepada nasabah dengan pelayanan prima (Aksanu Amala).
Produk-produk Jasa tersebut antara lain:15
a. ATM Bahtera (Bahtera Card)
Salah satu terbaru dengan inovasi dan kerjasama dengan Bank
Muamalah Indonesia (BMI) merupakan kartu ATM yang dapat digunakan
15
Ibid.
41
sebagai kartu debet disemua jaringan mesin ATM serta penyetorannya
dilakukan melalui IZI UANG yang juga disesuaikan oleh KJKS BMT
Bahtera Pekalongan. Tetapi ini jarang dimiliki dan digunakan oleh
nasabah BMT Bahtera mengingat nasabah di BMT Bahtera ini tingkat
ekonomi kelas menengah kebawah.
b. Al-Wakalah
Pada prinsipnya jasa yang sesuai diterapkan dengan akad ini adalah
jasa penagihan/pengiriman uang melalui Bank Korespondensi yang
bekerjasama dengan KJKS BMT Bahtera Pekalongan, sehingga dengan
pelayanan ini nasabah mewakili kepada BMT Bahtera untuk melakukan
pemindahbukuan kedalam rekening. Selain itu, dalam praktisnya dalam
pembelian barang murabahah pihak BMT Bahterahanya mewakilkan
kepada nasabah untuk mencari dan membeli sendiri barang yang dibutuhkan
tersebut.
c. Al-Kafalah
Yaitu jaminan yang diberikan oleh penanggung (Kafil) kepada
pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua (pihak yang
ditanggung), hal ini disebabkan bahwa praktiknya dalam mencapai suatu
tujuan sering diperlukan pihak lain untuk menjaminnya. Dalam pengertian
lain, kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang
dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai
pemimpin.
42
d. Al-Hiwalah
Yaitu mengalihkan hutang dari orang yang berhutang kepada orang
lain yang wajib menanggungnya, dimana si A mempunyai hutang ke C, dan
dalam waktu yang sama B mempunyai hutang kepada A, atas persetujuan
bersama B melunasi hutang A ke C.
Akad semacam ini sangat mungkin di praktikkan di KJKS BMT
Bahtera, karena sering terjadi hal semacam ini di lapangan.
e. Ar-Rahn (Gadai Syariah)
Adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan
untuk pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai
ekonomis, sehingga pihak yang menahan jaminan tersebut dapat mengambil
seluruh atau sebagian nilai dari jaminan untuk menutup piutang. Jika
kewajiban pinjaman tersebut tidak dapat terpenuhi.
2.5 Keberadaan Nasabah di KJKS BMT Bahtera Pekalongan
Keberadaan jumlah nasabah di KJKS BMT Bahtera dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan yang cukup signifikan. KJKS BMT Bahtera Pekalongan
mempunyai anggota dan nasabah pembiayaan yang terdiri dari berbagai macam
tingkatan masyarakat yang bermacam-macam usahanya, namun sebagian besar
berekonomi menengah kebawah.
Keberadaan tingkatan usaha anggota dan nasabah KJKS BMT Bahtera
Pekalongan sebagian besar berekonomi menengah kebawah tersebut khususnya
43
para anggota, nasabah, dan calon nasabah usahanya antara lain, Pedagang,
Pengusaha Batik dan ATBN, Konveksi, Garmer, Petani, dll.
Adapun klasifikasi keadaan usaha anggota nasabah sebagai berikut:16
a. Pegawai Negeri 87 orang
b. Pegawai Swasta 120 orang
c. Pertanian 60 orang
d. Perindustrian 405 orang
e. Perdagangan 1647 orang
f. Perhotelan/Penginapan 14 orang
g. Jasa-jasa 87 orang
h. Lain-lain 485 orang
Jumlah 2.945 orang
16
Data Nasabah KJKS BMT Bahtera Pekalongan Per Desember 2011
44
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian dan Landasan Pembiayaan Murabahah
3.1.1 Pengertian Murabahah
Jual beli yaitu bentuk dasar dari kegiatan manusia yang sudah
dikenal sejak zaman Rasulullah Saw. Sebagaimana bahwa pasar tercipta
oleh adanya transaksi dari jual beli. Pasar akan timbul apabila terdapat
penjual yang menawarkan barang maupun jasa untuk dijual kepada
seorang pembeli. Dari konsep sederhana tersebut lahirlah sebuah aktivitas
ekonomi yang kemudian berkembang menjadi suatu sistem perekonomian
seperti di Indonesia saat ini.
Dalam sistem jual beli tersebut dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu pembayaran secara cash dan pembayaran dengan cara tangguh atau
kredit. Apabila jual beli dilakukan dengan cara tangguh, maka akan
menyebabkan suatu angsuran (cicilan) pada setiap jangka waktunya.
Dalam hal tersebut, dunia perbankan syariah telah menyediakan
fasilitas-fasilitas penyaluran danadengan menggunakan prinsip jual beli
yaitu murabahah.
Dari uraian di atas, dapat dipaparkan tentang pengertian
pembiayaan murabahah sebagai berikut:
1. Murabahah didefinisikan oleh para fuqaha sebagai penjualan barang
seharga biaya/harga pokok (cost) barang tersebut ditambah mark-up
44
45
atau margin keuntungan yang disepakati. Karakteristik murabahah
adalah bahwa penjual harus memberi tahu pembeli tentang mengenai
harga pembelian produk dan menyamakan jumlah keuntungan yang
ditambah pada biaya (cost) tersebut.17
2. Murabahah adalah prinsip jual beli dimana harga jualnya terdiri dari
harga pokokyang ditambah nilai keuntungan (ribhun) yang disepakati.
Pada akad murabahah, penyerahan barang dilakukan pada saat
transaksi sementara pembayarannya dilakukan secara tunai, tangguh
ataupun dicicil.18
3. Murabahah adalah persetujuan jual beli suatu barang sebesar harga
pokok ditambah keuntungan yang disepakati bersama. Persetujuan
tersebut juga meliputi cara pembayaran sekaligus.19
4. Berdasarkan PSAK 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah paragraf
52 dijelaskan bahwa murabahah adalah akad jual beli barang dengan
menyatakan harga dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh
penjual dan pembeli.
5. Jual beli murabahah adalah pembelian oleh suatu pihak untuk
kemudian dijual kepada pihak lain yang telah mengajukan permohonan
pembelian terhadap suatu barang dengan keuntungan atau tambahan
harga yang transparan.20
17
Wiroso, Jual Beli Murabahah, Yogyakarta: UII Press, 2005, hlm. 13 18
SunartoZulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, Jakarta: Zikrul Hakim,
2003, hlm. 39 19
Herman Darmawi, Pasar Financial dan Lembaga-Lembaga Financial, Jakarta: Bumi
Aksara, 2006, hlm. 82 20
Gemala Dewi, Hukum Perikatan Indonesia, Jakarta: Kencana, 2006, hlm. 108
46
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa murabahah yaitu
akad jual beli dimana bank syariah bertindak sebagai penjual dan nasabah
bertindak sebagai pembeli, dengan perantara pihak ketiga (supplier), bank
syariah terlebih dahulu memesan barang yang diinginkan nasabah yang
proses pengambilan atas barang tersebut dilakukan oleh nasabah sebagai
agen bank syariah dan proses pembayarannya dilakukan sesuai dengan
jangka waktu tertentu yang telah disepakati bersama.
3.1.2 Landasan Murabahah
1. Surat Al-Baqarah ayat 275
“Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”21
2. Hadist Nabi riwayat Suhaib Ar Rumi
عن صالح بن صهيب عن ابيه قال: قال رسىل اهلل صلى اهلل عليه وسلم: ثال ث فهين البركة
البيع الى اجل والمقارضة واحالط البربا الشعير
Dari Suhaib Ar Rumi r.a., bahwa Rasulullah Saw bersabda “Tiga hal
yang didalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh,
muqaradhah (mudharabah), dan bukan untuk dijual”22
21
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, Bandung: CV. Penerbit
Diponegoro, 2005, hlm. 36 22
A. Hasan, BulughulMaraam, Bangil: CV. Pustaka Tamaam, 1991, hlm. 496
47
3.2 Rukun dan SyaratPembiayaanMurabahah
3.2.1 Rukun Murabahah:
1. Pihak yang berakad
a. Penjual.
b. Pembeli.
2. Obyek yang diakadkan
a. Barang yang diperjualbelikan.
b. Harga.
3. Akad
a. Ijab.
b. Qabul.
3.2.2 Syarat Murabahah:
Dalam murabahah dibutuhkan beberapa syarat, antara lain:23
1. Mengetahui harga pertama (Harga Pembelian)
Pembeli kedua hendaknya mengetahui harga pembelian karena
hal itu adalah syarat sahnya transaksi jual beli. Syarat ini meliputi semua
transaksi yang terkait dengan murabahah, seperti pelimpahan wewenang
(tauliyah), kerjasama (isyrak) dan kerugian (wadhi’ah), karena semua
transaksi ini berdasar pada harga pertama yang merupakan modal. Jika
tidak mengetahuinya, maka jual beli tersebut tidak sah hingga ditempat
transaksi. Jika tidak diketahui hingga keduanya meninggalkan tempat
tersebut, maka gugurlah transaksi tersebut.
23
Wiroso, Jual Beli Murabahah, Op Cit, hlm. 17
48
2. Mengetahui besarnya keuntungan
Mengetahui jumlah keuntungan adalah keharusan, karena ia
merupakan bagian dari harga (tsaman), sedangkan mengetahui harga
adalah syarat sahnya jual beli.
3. Modal hendaklah berupa komoditas yang memiliki kesalahan dan
sejenis, seperti benda-benda yang ditakar, ditimbang, atau dihitung
Syarat ini diperlukan dalam murabahah dan tauliyah, baik ketika
jual beli dilakukan dengan penjual pertama atau orang lain. Serta baik
keuntungan disepakati berupa suatu yang diketahui keuntungannya,
misalkan dirham atau yang lainnya. Jika modal dan benda-benda tidak
memiliki kesamaan, seperti barang dagangan, selain dirham atau dinar,
tidak boleh diperjualbelikan dengan cara murabahah atau tauliyah oleh
pihak yang tidak memiliki barang dagangan. Hal ini murabahah atau
tauliyah adalah jual beli dengan harga yang sama dengan harga pertama,
dengan adanya tambahan keuntungan dalam sistem murabahah.
4. Sistem murabahah dalam harta riba hendaknya tidak menisbatkan riba
nisbah tersebut terhadap harga pertama
Seperti membeli barang yang ditakar atau ditimbang dengan
barang sejenis dengan takaran yang sama, maka tidak boleh menjualnya
sistem murabahah. Hal semacam ini tidak diperbolehkan karena
murabahah adalah jual beli dengan harga pertama dengan adanya
tambahan, sedangkan tambahan terhadap harta riba hukumnya adalah
riba dan bukan keuntungan.
49
5. Transaksi pertama haruslah sah secara syara’
Jika transaksi pertama tidak sah, maka tidak boleh dilakukan jual
beli secara murabahah, karena murabahah adalah jual beli dengan harga
pertama disertai tambahan keuntungan dan hak milik jual beli yang tidak
sah ditetapkan dengan nilai barang atau dengan barang yang semisal
dengan harga, karena tidak benarnya penamaan.
3.3 Jenis dan Macam-Macam Pembiayaan Murabahah
Salah satu jenis penyaluran dana dari bank syariah yang
mempergunakan prinsip jual beli adalah murabahah. Penyaluran dana atau
pembiayaan murabahah tersebut merupakan salah satu pembiayaan yang
mendominasi sebagian besar skim pembiayaan yang ditawarkan dan
dijalankan Lembaga Keuangan Syariah termasuk didalamnya BMT Bahtera
Pekalongan.
50
Gambar 2.1 Perkembangan Simpan Pinjam KJKS BMT Bahtera
sebagai berikut:24
No Uraian Thn. Buku 2010 Thn. Buku 2011 Perkembangan
Naik Turun
(000)
%
1 Asset 34.737.799.079,83 41.708.797.518,94 6.970.998.439 20.06
2 Simpanan:
Samudera
Tarbiyah
Sakinah
Sahara
Saqura
Sajaah
Miladia
Wadi’ah
Simp.
Pembiayaan
Jumlah
Simpanan
14.431.375.515,85
474.606.644,09
52.294.637,46
2.516.093.433,33
57.261.337,66
8.930.150.000,00
280.502.175,63
64.973.009,52
78.575.183,25
26.885.831.937,29
16.696.054.294,63
1.347.392.609,49
124.104.973,63
3.260.545.582,84
100.182.754,65
13.051.550.000,00
856.589.159,20
286.052.690,35
300.691.798,52
36.760.042.496,54
2.264.678.778,8
872.785.965,4
71.810.336,17
744.452.149,5
42.921.416,9
4.121.400.000,0
576.086.983,5
221.079.680,83
222.116.615,52
9.874.210.559,30
16
183
137
29
75
46
205
340
282
37
3 Pembiayaan:
Murabakhah
2.480.733.450
2.575.914.944
95.181.494
4
24
Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Tahun Buku 2011, Rapat Anggota Tahunan (RAT) XVI KJKS BMT Bahtera Pekalongan
51
Angs.
Murabakhah
JT
Al ijaroh
KPRS
Qordul Hasan
Mudharabah
Jumlah
Pembiayaan
20.303.019.950
183.933.500
734.017.900
705.400.500
104.791.500
24.511.896.800
24.860.877.850
231.280.900
148.119.900
508.881.100
166.850.000
28.491.924.694,51
4.557.857.900
47.347.400
62.058.500
3.980.027.894,50
585.898
196.519
22
26
(80)
(27)
59
4 SHU 320.419.221,71 405.267.310,95 84.848.089,20 26,48
5 Partisipasi
Anggota
18.920 orang 20.464 orang 1.544 orang 8
Murabahah dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu (1)
Murabahah tanpa pesanan, maksudnya ada yang pesan atau tidak, ada yang
beli atau tidak, bank syariah menyediakan barang dagangannya. Penyediaan
barang pada murabahah ini tidak terpengaruh atau terkait langsung dengan
ada tidaknya pesanan atau pembeli. (2) Murabahah berdasarkan pesanan,
maksudnya bank syariah baru akan melakukan transaksi murabahah atau jual
beli apabila ada nasabah yang memesan barang sehingga penyediaan barang
baru dilakukan jika ada pesanan. Pada murabahah ini, pengadaan barang
sangat tergantung atau terkait langsung dengan pesanan atau pembelian
barang tersebut.
52
Murabahah berdasarkan pesanan dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
(1) Murabahah berdasarkan pesanan yang bersifat mengikat, maksudnya
apabila telah pesan harus dibeli, dan (2) Murabahah berdasarkan pesanan
yang bersifat tidak mengikat, maksudnya walaupun nasabah telah memesan
barang, tetapi nasabah tidak terikat, nasabah dapat menerima atau
membatalkan barang tersebut.
Sedangkan jika dilihat dari cara pembayarannya, maka murabahah
dapat dilakukan dengan cara tunai atau dengan pembayaran tangguh. Yang
banyak dijalankan oleh bank syariah saat ini adalah murabahah berdasarkan
pesanan dengan sifatnya mengikat dan cara pembayarannya tangguh. Berikut
adalah bagan Jenis Pembiayaan Murabahah:25
Gambar 2.2 Jenis Pembiayaan Murabahah
25
Wiroso, Jual Beli Murabahah, Op Cit, hlm. 37-38
Murabahah
Tangguh Dengan Pesanan
Cara Pembayaran Jenis
Tidak
Mengikat
Tunai
Mengikat
Tanpa Pesanan
53
Berdasarkan sifat penggunaannya, macam-macam pembiayaan
murabahah dibagi menjadi dua yaitu:26
1. Pembiayaan Produktif
Yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
produksi dalam arti luas yakni untuk peningkatan usaha, baik produksi,
perdagangan, jasa maupun investasi. Sedangkan menurut keperluannya
pembiayaan produktif dapat dibagi lagi menjadi dua yaitu:
a. Pembiayaan Modal Kerja, pembiayaan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan:
1) Peningkatan produksi, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
2) Untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari
suatu barang.
b. Pembiayaan Investasi,yaitu untuk memenuhi barang-barang modal
serta fasilitas-fasilitas yang erat hubungannya dengan hal tersebut.
2. Pembiayaan Konsumtif
Yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang
penting.
Pada umumnya masyarakat menggunakan pembiayaan konsumtif
untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti rumah, kendaraan, dan
sebagainya. Oleh karena itu, pengembalian pembiayaan ini tidak berasal
dari hasil eksploitasi barang yang dibiayai. Pembiayaan konsumtif
26
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani
Press, 2001, hlm. 160
54
sebagian besar menggunakan skema jual beli angsuran (Ba’ibitsamanajil)
atau sewa beli (ijarahmuntahiabittamlik) atau melalui kemitraan dengan
partisipasi menurun (musyarakahmutanaqishah).
Ba’i al-murabahah adalah akad jual beli barang pada harga asal
dengan tambahan keuntungan yang disepakati dengan pembayaran
tangguh. Dalam akad ini penjual harus memberitahu yang ia beli dan
menetapkan tingkat keuntungan sebagai tambahannya.
Mekanisme atau teknis pembiayaan syariah:
a. BMT bertindak sebagai penjual sementara nasabah sebagai pembeli.
Harga jual bank adalah harga beli bank dari produsen atau pabrik toko
ditambah keuntungan (mark-up). Kedua pihak harus menyepakati harga
jual dengan jangka waktu pembayaran.
b. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati
tidak dapat berubah selama berlakunya akad murabahah. Dalam
perbankan, murabahah lazimnya dilakukan dengan cara pembayaran
cicilan (Ba’iBitsamanAjil).
c. Dalam transaksi ini, bila ada barang diserahkan segera kepada nasabah,
sedangkan pembayaran dilakukan secara tangguh.
55
Gambar 2.3 Skema Ba’iMurabahah
(2) Akad Jual Beli
(6) Bayar (5) Terima Barang
(3) Beli Barang (4) Kirim
3.4 Tindak Lanjut atas Permohonan Pembiayaan Murabahah
Dalam proses analisa suatu pembiayaan terlebih dahulu bank akan
menerapkan prinsip 5C27
dan 4P28
, yaitu sebagai berikut:
1. Prinsip 5C
a. Character (Karakter atau Watak)
Pembiayaan diberikan oleh BMT dengan memperhitungkan aspek
karakter atau calon nasabah yakni kepribadian baik dan bertanggung
jawab.
27
Sukmadi dan Sudrajad, Mengajukan dan Mengelola Kredit Usaha Tani, Yogyakarta:
Penebar Swadaya, 1994, hlm. 19-22 28
SigitTrihartono, Tanya Jawab Masalah Perbankan, Yogyakarta: CV. Aneka Solo, 1995,
hlm. 40-42
(1) Negosasi dan Persyaratan
Produsen
Nasabah BMT
56
b. Capacity (Kemampuan)
Yaitu BMT melihat kemampuan financial debitur dalam
memenuhi kewajiban yang telah dijanjikan.29
BMT melihat dan
memperkirakan gambaran kemampuan calon nasabah dalam proses aktiva
maupun kekayaan yang dimilikinya dalam rangka proses pengembalian
pembiayaan tersebut.
Dalam proses analisa ini, dilakukan proses tinjauan mengenai
beberapa aspek yaitu:
1) Aspek Keuangan
Yaitu kondisi keuangan perusahaan calon nasabah termasuk
dalam kategori sehat atau tidak. Apabila perusahaan tersebut
mempunyai aliran kas (cash flow) dan neraca laba rugi yang positif,
berarti perusahaan tersebut mempunyai tingkat rentabilitas
(kemampuan menghasilkan laba) dan solvabilitas (kemampuan
memenuhi kewajibannya) yang baik. Maka kondisi tersebut dikatakan
sehat.
2) Aspek Ekonomis
BMT akan menilai besarnya kebutuhan pembiayaan nasabah
untuk usaha yang akan dilaksanakan.
3) Aspek Hukum, Aspek Manajerial, dan Aspek Teknis perlu diperhatikan
Yaitu mengenai apakah perusahaan calon nasabah mempunyai
izin pendirian yang sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku atau
29
Rinsky K. Yudisseno, Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia, Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2005, hlm. 164
57
tidak, dan juga kemampuan calon nasabah dalam menjalankan fungsi
manajemen serta kemampuan mengelola faktor produksinya.
c. Capital (Modal)
BMT dalam menilai calon nasabah, melihat besarnya modal yang
dimilikinya, untuk memperkirakan pembelian pembiayaannya.
d. Collateral (Jaminan)
Setiap penarikan suatu pembiayaan bank berhak mengenakan atau
meminta jaminan pada calon nasabah, yang mana jaminan disini
dimaksudkan sebagai alat pengaman apabila usaha yang dibiayai bank
mengalami kegagalan dan nasabah tidak mengembalikan plafond
pinjamannya.
Dalam buku Kelembagaan Perbankan karangan Drs. Thomas
Suyatno, mengartikan jaminan secara luas yaitu sesuatu yang bersifat
material maupun yang bersifat immaterial. Agar bank dapat melaksanakan
hak dan kekuasaan atas barang jaminan tersebut, maka perlu terlebih
dahulu dilakukan pengikatan secara yuridis formil atas barang jaminan
yang bersangkutan menurut hukum yang berlaku.30
Sedangkan dalam buku karangan Prathama Rahardja dalam
bukunya yang berjudul Uang dan Perbankan mengartikan jaminan yang
dimaksud adalah tambahan karena jaminan utama adalah pribadi yang
dinilai dari tingkat bonafiditas dan solidaritas dari nasabah itu sendiri.
Jaminan disini adalah the last defence bagi keselamatan kredit dan terdiri
30
Thomas Suyatno, Kelembagaan Perbankan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997,
Edisi2, hlm. 45
58
atas barang-barang bergerak maupun tidak, yang secara yuridis dapat
diikat sebagai tanggungan.31
e. Condition of Economy (Kondisi Ekonomi)
BMT akan mengucurkan dananya kepada nasabah dengan melihat
dan kondisi (Politik, Ekonomi, Sosial, dan Budaya) yang mempengaruhi
perekonomian pada waktu itu. Biasanya bank enggan memberikan
pinjaman pada saat kondisi perekonomian yang kurang baik.
2. Prinsip 4P
a. Personality (Kepribadian)
BMT akan mencari data tentang kepribadian calon nasabah seperti
riwayat hidupnya (kelahiran, pendidikan, pengalaman usaha atau
pekerjaan dan sebagainya), dan bagaimana pendapat masyarakat tentang
dirinya seperti hal-hal yang lain yang berhubungan dengan kepribadian
calon nasabah yang bersangkutan.
b. Perfuse (Kegunaan atau Fungsi)
Merupakan pencarian data tentang tujuan atau keperluan dalam
mengajukan suatu pembiayaan.
c. Prospect (Harapan di Masa Datang)
Yaitu harapan masa depan dari bidang usaha yang ditekuni calon
nasabah, yang dapat dilihat dari kekuatan keuangannya yaitu dengan
tingkat earning power (kekuatan pendapatan atau keuntungan) dimasa lalu
dan dimasa yang akan datang.
31
PrathamaRahardja, Uang dan Perbankan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997,
hlm. 110
59
d. Payment (Pembayaran)
Yaitu BMT mengetahui pembayaran kembali pinjaman yang akan
diberikan. Yang mana dapat diketahui dari kelancaran penjualan dan
pendapatan sehingga dapat diketahui kemampuan pembayaran pinjaman
ditinjau dari waktu pengembalian serta jumlah uang pengembalian yang
dibebankan kepada calon nasabah.
Setelah melalui proses analisa, maka tahap berikutnya adalah
sebagai berikut:32
Gambar 2.5 Proses Pembiayaan
32
Hasil Perolehan Data di KJKSBMT BAHTERA Pekalongan pada 16 April 2012 Pukul
13.00 WIB
Pre-Signing
Inisisasi Dokumentasi
Reguler
Monitoring
Approval
Restrukturisasi Pre-Disdursement
Solisitasi
Proses
Pembiayaan
Evaluasi
60
Keterangan:
1. Inisiasi
Inisiasa adalah proses awal menetapkan kriteria
nasabah pembiayaan sesuai dengan kriteria yang ditetakan bank,
kemudian melakukan evaluasi serta memberikan keputusan hasil
evaluasi.
Proses inisiasi terdiri dari 3 hal:
a. Solitasi
Solitasi yaitu proses mencari nasabah sesuai
kriteria yang ditetapkan bank. Yang tahapannya meliputi:
1) Penetapan target market.
2) Penetapan sektor bisnis.
3) Penetapan risk acceptance assets criteria (RAAC).
4) Penetapan nasabah yang akan dibiayai.
b. Evaluasi
Evaluasi yaitu proses evaluasi meliputi rangkaian
kegiatan sebagai berikut:
1) Kunjungan ke nasabah, dengan laporan kunjungan
nasabah (report call):
a) Tujuan.
b) Hasil kunjungan.
c) Rencana tindak lanjut.
2) Pengumpulan data-data
61
a) Surat permohonan nasabah.
b) Data legalitas.
c) Data keuangan nasabah.
d) Data jaminan.
e) Proposal proyek yang dibiayai.
f) Proyeksi cash flow proyek.
3) Data dimasukkan ke dalam financing file
a) Persetujuan : Keterangan ringkas nasabah.
b) Kolektabilitas : Laporan kunjungan.
c) Permintaan informasi : Korespondensi intern.
d) Penyidikan : Korespondensi ekstern.
e) Penilaian jaminan : Permanen.
4) Tahapan Evaluasi
a) Evaluasi kelayakan usaha yang akan dibiayai.
b) Evaluasi dokumentasi legalitas, taksasi jaminan,
checking (BI, Trade, Personal).
5) Evaluasi data disajikan ke dalam Usulan Pembiayaan
(UP), dengan outline sebagai berikut:
a) Tujuan.
b) Latar belakang nasabah (legalitas, kepemilikan,
kepengurusan, track record, dan lain-lain).
c) Hubungan perbankan nasabah.
62
d) Usaha nasabah (sarana, proses produksi, supplier,
konsumen, industri nasabah).
e) Deskripsi proyek yang akan dibiayai.
f) Analisa cash flow dan penentuan plafond pembiayaan.
g) Analisa jaminan.
h) Aspek syariah.
i) Kesimpulan.
j) Rekomendasi struktur fasilitas.
c. Approval
1) Account Manager (A/M) mempresentasikan Usulan
Pembiayaan di depan Komite Pembiayaan.
2) Keputusan Komite Pembiayaan:
a) Ditolak, seluruh dokumen nasabah dikembalikan
disertai surat penolakan.
b) Disetujui, A/M membuat Offering Letter (LO) atau
surat persetujuan prinsip pembiayaan yang
ditandatangani oleh GM, MM atau Pimpinan
Cabang atau Kepala Bagian.
c) OL adalah dokumentasi legal berisi komitmen bank
untuk membiayai usaha nasabah.
2. Dokumentasi
a. Pre-sign Documentation
1) Offering Letter.
63
2) Akad pembiayaan.
3) Akad dan dokumen jaminan.
4) Dokumen pendukung: kontrak kerja, asuransi, dan lain-
lain.
b. Pre-disbursement Documentation
1) Surat Pemohon Realisasi Pembiayaan (SPRP).
2) Tanda terima barang.
3) Surat perintah transfer dana.
4) Dokumen lainnya yang disyaratkan dalam OL.
3. Monitoring
a. RegularMonitoring
1) Monitoring aktif, yaitu mengunjungi nasabah secara
regular dan memberikan laporan kunjungan nasabah atau
call report kepada komite pembiayaan atau supervisor
A/M.
2) Monitoring pasif, yaitu memonitoring pembayaran
kewajiban nasabah kepada bank setiap akhir bulan.
b. Restrukturisasi Pembiayaan
1) Restrukturisasi, Re-conditioning, Re-scheduling.
2) Penjualan jaminan (suka rela atau ligitasi).
Penentuan tingkat kelayakan nasabah mengenai
apakah akan dikabulkan pembiayaan yang diajukannya dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
64
a) Total income yang diterima calon nasabah yaitu kalkulasi
antara penghasilan bersih nasabah, penghasilan pasangan
nasabah (suami/istri), dan penghasilan tambahan dari
keduanya.
b) Total income tersebut dikurangi semua biaya-biaya yang
dikeluarkan nasabah dan jumlah kewajiban yang harus
ditanggungnya, sehingga menghasilkan pendapatan bersih
nasabah.
c) Nasabah dinyatakan layak dibiayai apabila memiliki
disposable income sebesar kurang dari atau sama dengan
50% dan take home pay (uang yang dibawa pulang) minimal
40%.
Hal tersebut diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pendapatan Bersih = Total Income – (Total Biaya Rutin Perbulan +
Kewajiban)
3.5 Aplikasi Pembiayaan Murabahah di KJKS BMT Bahtera
Pada dasarnya pembiayaan murabahah di BMT Bahtera tersebut
menggunakan sistem wakalah yaitu praktiknya dalam pembelian barang
murabahah, pihak BMT Bahtera hanya mewakilkan kepada nasabah untuk
mencari dan membeli sendiri barang yang dibutuhkan tersebut, sehingga
memudahkan nasabah dalam mencari dan membeli benda/barang yang
dibutuhkan nasabah untuk perkembangan usahanya. Dalam hal ini sistem
65
pembayaran tersebut dilakukan secara angsuran ataupun secara langsung/jatuh
tempo (murabahah angsuran dan murabahah jatuh tempo). Jumlah kewajiban
yang harus dibayarkan oleh nasabah kepada BMT Bahtera ialah jumlah harga
barang dan mark-up (keuntungan yang telah disepakati).
1. Syarat-syarat pembiayaan murabahah di BMT Bahtera adalah
sebagai berikut:
a. Pembiayaan Badan Usaha:
1) Proposal pengajuan pembiayaan.
2) Kesepakatan kerjasama (MoU) dengan KJKS BMT Bahtera
Pekalongan atau di Kantor Cabang BMT BAHTERA Pekalongan.
3) Foto copy KTP yang berlaku pengurus dan pengelola.
4) Angsuran Dasar (AD) dan Angsuran Rumah Tangga (ART) untuk
koperasi.
5) NPWP yang sudah ada.
6) SIUP untuk badan hukum.
7) Laporan keuangan minimal 3 bulan terakhir.
8) Foto copy jaminan:
- Sertifikat (foto copy sertifikat dan PBB).
- BPKB (disertai faktur, dan foto copy BPKB dan STNK).
b. Pembiayaan Perorangan:
1) Proposal pengajuan pembiayaan.
2) Mengisi formulir pengajuan pembiayaan.
3) Foto copy KTP suami istri (sebanyak 2 lembar).
66
4) Foto copy surat nikah untuk yang sudah berkeluarga.
5) Foto copy Kartu Keluarga (KK).
6) Rekening listrik.
7) NPWP.
8) Laporan Keuangan minimal 3 bulan terakhir, jika ada.
9) Foto copy jaminan:
- Sertifikat (foto copy sertifikat dan PBB).
- BPKB (disertai faktur, dan fotocopy BPKB dan STNK).
c. Proses Penyaluran Pembiayaan
Gambar 3.1
Nasabah (debitur)
Customer
Service
Manajer
Marketing
General
Manager
Marketing
Pembiayaan
Komite
Pembiayaan
Legal
Jaminan
Dropping
Pembiayaan
67
Keterangan:
1) Calon debitur (calon nasabah) mengajukan permohonan
pembiayaan kepada customer service.
2) Customer service menginput data dari calon debitur.
3) Customer service memberikan berkas pembiayaan kepada
marketing pembiayaan dan marketing pembiayaan melakukan
survey dan menganalisisnya, dan berkas jaminan diberikan kepada
legal jaminan untuk dilakukan.
4) Hasil analisis keduanya diserahkan kepada Rapat Komite
Pembiayaan analisis dan taksasi jaminan untuk dianalisis ulang dan
dijadikan pertimbangan.
5) Hasilnya diserahkan kepada manajer marketing dan manajer
marketing memberikan pertimbangan keputusan yang kemudian
diajukan ke GM.
6) Manajer memberikan keputusan pembiayaan dengan beberapa
pertimbangan:
a) Jika pembiayaan disetujui maka dilakukan pengikatan jaminan
dan pencairan dana.
b) Jika pembiayaan ditolak maka marketing pembiayaan
memberikan surat tolakan permohonan pembiayaan kepada
calon debitur (nasabah).
68
Proses dari Permohonan sampai droping Dana Pembiayaan
Tabel 4.1
No Tahapan Aktivitas Hari Akuntabilitas
1 Pengajuan
Permohonan
Pembiayaan
Persyaratan Administrasi 3
hari
Marketing
Offiser, Kabag
Marketing,
Manager Unit,
Legal, Manager
Marketing
2 Analisis
Pembiayaan
- Pemeriksaan kelengkapan adm
- Analis kelayakan pembiayaan
- Refisi proposal
3 Analisis
Yuridis
- Pemeriksaan Keabsahan
Dokumen (BH, NPWP,
AD/ART Jaminan)
- Evaluasi reputasi hukum
- Evaluasi pengikatan
4 Analisis
Jaminan
- Pemeriksaan Fisik Jaminan
- Taksasi jaminan
1hari Legal
5 Persetujuan/
Permasalahan
Pembiayaan
di ajukan
pada Rapat
Komite
Pembiayaan
- Vasilidasi permohonan pemby.
- Memo Persetujuan pemby.
1hari Kabag
Marketing,
Manager Unit,
Legal, Manager
Marketing dan
GM
69
6 Pengikatan - Notariel
- Intern/Akad pemby.
1hari Kabag
Marketing, Adm
Pembiayaan
7 Penerimaan
jaminan
Penyaman/penyimpanan semua
dokumen asli pembiayaan
Administrasi
Pembiayaan
8 Pencairan - Administrasi Pencairan
- Dokumentasi Pencairan
- Pendropingan
1hari Bag. Adm
pembiayaan,
Teller
2. Prosedur Analisa Pembiayaan Murabahah/on the spot (OTS)
a. Prosedur analisa yang harus dilakukan bagian pembiayaan adalah:
1) Analisa dilakukan oleh bagian pembiayaan/AO dan atau manager.
2) Analisa dilakukan selambat-lambatnya 3 hari setelah pengajuan
pembiayaan.
3) Bagian kredit/pembiayaan membuat laporan analisa pembiayaan
dan taksasi jaminan.
4) Pembiayaan diberikan berdasarkan hasil penelitian kelayakan atas
usaha calon debitur, prospek usahanya, karakter, pemilik agunan
dan factor yuridis serta kondisi perekonomian/lingkungan yang
dapat mempengaruhi usahanya calon debitur seperti yang tertera
pada tabel sebagai berikut:
70
Tabel 4.2
Aspek Obyek yang dianalisa Sumber
Karakter
(character)
- Reputasi pekerjaan
- Karakter pemohon pembiayaan
- Kelengkapan keabsahan legalitas
- Konsistensi pengembalian
pembiayaan dan laporan
keuangan
- Gambaran umum
pemohon forum
aplikasi atau isian
- Informasi dari pihak
ketiga
Kapasitas
(capasity)
- Legalitas usaha
- Bisnis usaha
- Latar belakang pemohon
pembiayaan
- Kinerja manajerial usaha
- Kinerja rasio
keuangan
- Cash flow
- SIUP, NPWP, TDP,
TDR, AD/ART
- Latar belakang
pendidikan
- Info pihak ketiga
Modal
(capital)
- Kemampuan pendapat modal
sendiri
- Analisis likuiditas, solvabilitas,
rentabilitas, resiko usaha, efisien
- Kemampuan penggunaan
pembiayaan untuk tujuan lain
- Lapangan keuangan
- Data kekayaan sesuai
format isian
- Analisa hasil survey
Jaminan - Nilai taksasi jaminan dibanding - NJOP PBB
71
(collateral) pembiayaan yang diberikan
- Kecenderungan fluktuasi nilai
jaminan
- Marketable
- Kondisi jaminan (fisik dan aspek
hukum)
- Kemudahan pengikatan
- Tahun pembuatan
- Kondisi fisik
- Harga pasaran yang
sama atau sejenis
- Info lingkungan
- Info pihak
berwenang
Kondisi
Ekonomi
(conditions)
- Dampak perekonomian makro
dan regional terhadap usaha
- Regulasi pemerintah pusat dan
daerah/gejolak sosial politik
- Media massa
- Rumor
b. Prosedur dropping/pencairan dana
Syarat dropping atau pencairan dana adalah sebagai berikut:
1) Kelengkapan data administrasi calon nasabah pembiayaan.
2) Pengikatan jaminan.
3) Tanda tangan akad pembiayaan oleh calon nasabah pembiayaan.
4) Validasi manager unit dropping data ke teller.
c. Jangka waktu pembiayaan
Pada hakikatnya jangka waktu pembiayaan didasarkan pada
dana yang dimiliki oleh BMT Bahtera, dengan mengamati jumlah dana
yang asing dipinjam oleh BMT Bahtera tersebut.
72
1) Untuk pembiayaan dibawah Rp 1.000.000 jangka waktu 10 sampai
12 bulan.
2) Untuk pembiayaan diatas Rp 1.000.000 sampai Rp 10.000.000
jangka waktu maksimal 24 bulan, dan untuk pembiayaan diatas
Rp 10.000.000 sampai keatas jangka waktu maksimal 36 bulan.
3) Untuk pembiayaan murabahah jatuh tempo jangka waktu
maksimal 4 bulan.
4) Untuk akad ulang pembiayaan hanya diperkenankan diperpanjang
maksimal 1 kali, apabila sampai 2 kali sudah dikategorikan
pembiayaan dalam pengawasan.
5) Potongan atau bonus (bagi hasil/mark-up) dari total akad
pembiayaan diperlakukan kepada para nasabah dengan beberapa
ketentuan sebagai berikut:
a) Penutupan angsuran atau jatuh tempo, dihitung dengan aturan
dua kali bagi hasil/mark-up bulan penutupan/pelunasan dan
satu bulan berikutnya kepada nasabah.
b) Bagi hasil (mark-up) diatas dua kali mark-up yang diminta
oleh pihak BMT Bahtera menjadi bonus atau potongan bagi
para nasabah.
d. Standar margin keuntungan
Untuk menghadapi persaingan pasar bebas dan kompetitor
yang semakin hari semakin banyak dan berani menjual
73
kredit/pembiayaan yang murah dan cepat, maka BMT Bahtera
menentukan standar margin keuntungan sebagai berikut:
a. Sistem pembiayaan angsuran standar margin mark-up setara
dengan 2% berlaku untuk umum, dan 2% untuk pembiayaan
khusus karyawan perusahaan yang telah memiliki MoU dengan
BMT Bahtera untuk potongan gaji bulanan karyawan.
b. Pembiayaan angsuran jatuh tempo standar margin mark-up yaitu
2% (dimungkinkan tanpa mengenakan biaya provisi dan komisi).
c. Provisi dan komisi 0,5% untuk pembiayaan dibawah 1 bulan dan
setara dengan 1% untuk pembiayaan diatas 1 bulan.
3.6 Kendala Pembiayaan Murabahah di KJKS BMT Bahtera
Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bahtera Pekalongan merupakan
lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana
kepada masyarakat, BMT Bahtera juga sebagai lembaga bisnis dalam rangka
memperbaiki perekonomian umat khususnya di wilayah Pekalongan dan
sekitarnya.
Pembiayaan yang diberikan oleh KJKS BMT Bahtera untuk menalangi
kebutuhan dana yang akan digunakan untuk membeli suatu benda/barang
maupun jasa (modal/kerja) dimana nasabah hanya diwajibkan membayar
cicilan keuntungan setiap bulan untuk modal kerja yang dibiayai BMT
Bahtera dan cicilan harga beli oleh BMT Bahtera (pokok pinjaman) baru
dibayar pada saat pelunasan (jatuh tempo).
74
Dalam pembiayaan murabahah ini kendala dipengaruhi oleh adanya
pembayaran yang tidak stabil atau tidak sesuai.Untuk meminimalisir resiko
pembayaran tersebut banyak yang menggunakan giro dalam hal pengusaha
konveksi, batik, jeans, mori (kain). Dan pembayaran giro tersebut biasanya
menggunakan plafond yang telah dibatasi sampai 500 juta. Penetapan plafond
pembiayaan murabahah di KJKS BMT Bahtera melalui rapat komite
pembiayaan untuk menetapkan berapa besarnya nilai pembiayaan minimal dan
maksimal yang akan diberikan.
Untuk penentuan pembiayaan minimal berkaitan dengan efektivitas
penyaluran pembiayaan, sedangkan penentuan besarnya nilai pembiayaan
maksimal berkaitan dengan penekanan pembiayaan. Dan dalam penetapan
besarnya pembiayaan angsuran untuk kendaraan baru 30%, sedangkan untuk
kendaraan lama 50%.
Jangka waktu untuk pembiayaan murabahah angsuran telah dibatasi 3
tahun, sedangkan pembiayaan murabahah jatuh tempo telah dibatasi 4 bulan
dan ada waktu perpanjangan 2 bulan.
Di KJKS BMT Bahtera banyak yang portofolio konveksi usaha dengan
pembiayaan murabahah jatuh tempo. Manfaat yang dihadapi dalam
pembiayaan murabahah ini sangat cepat untuk membantu usaha, membantu
ritme usaha si nasabah tersebut, mendorong terciptanya iklim usaha yang
dinamis.
Pada pembiayaan murabahah angsuran maupun jatuh tempo telah
dibatasi oleh adanya BMPK (batas maksimum pemberian kredit) yaitu 500
75
juta. Dan klasifikasi antara pengusaha konveksi 35%, batik 18%, jeans 10%.
Dengan banyaknya nasabah yang berminat pada pembiayaan murabahah ini
terjadilah kurangnya pengontrolan kepada nasabah.
Dengan adanya pembiayaan murabahah baik yang cara angsuran
maupun jatuh tempo ini masyarakat di Pekalongan dan sekitarnya dapat
mengembangkan usahanya lebih baik dan lebih maju.
76
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai “pembiayaan murabahah di
KJKS BMT Bahtera Pekalongan” seperti yang telah diuraikan diatas, maka
dapat ditarik kesimpulan yang dapat menjawab pokok permasalahan yang
telah dikemukakan dibagian awal Tugas Akhir ini, yaitu sebagai berikut:
1. Aplikasi pembiayaan murabahah di KJKS BMT Bahtera ini adalah
sebagai berikut:
1) Calon debitur (calon nasabah) mengajukan permohonan pembiayaan
kepada customer service.
2) Customer service menginput data dari calon debitur.
3) Customer service memberikan berkas pembiayaan kepada marketing
pembiayaan dan marketing pembiayaan melakukan survey dan
menganalisisnya, dan berkas jaminan diberikan kepada legal jaminan
untuk dilakukan.
4) Hasil analisis keduanya diserahkan kepada Rapat Komite Pembiayaan
analisis dan taksasi jaminan untuk dianalisis ulang dan dijadikan
pertimbangan.
5) Hasilnya diserahkan kepada manajer marketing dan manajer marketing
memberikan pertimbangan keputusan yang kemudian diajukan ke GM.
76
77
6) Manajer memberikan keputusan pembiayaan dengan beberapa
pertimbangan:
a. Jika pembiayaan disetujui maka dilakukan pengikatan jaminan dan
pencairan dana.
b. Jika pembiayaan ditolak maka marketing pembiayaan memberikan
surat tolakan permohonan pembiayaan kepada calon debitur
(nasabah).
2. Kendala yang dihadapi pada KJKS BMT Bahtera adalah pembayarannya
yang tidak stabil atau tidak sesuai, karena pembiayaan murabahah dari
tahun ke tahun meningkat, maka dari itu terjadi kurangnya pengontrolan.
4.2 Saran
Secara umum usaha di KJKS BMT Bahtera Pekalongan sudah banyak
membantu program pembangunan nasional dalam hal perekonomian
masyarakat, khususnya para pengusaha kecil yang ada di wilayah Kota
Pekalongan-Batang dan sekitarnya.
Adapun saran dari penulis untuk BMT Bahtera Pekalongan
diantaranya sebagai berikut:
1. KJKS BMT Bahtera hendaklah mempertahankan kinerjanya agar tetap
berada dalam keadaan sehat.
2. Perlu dikembangkan produk-produk pembiayaan yang sudah ada di BMT
Bahtera dan mensosialisasikannya lewat media elektronik.
78
3. Meningkatkan pelayanan yang tepat waktu dan memanamkan kepercayaan
kepada nasabah BMT Bahtera, agar nasabah merasa puas dan nyaman
terhadap pelayanan yang diberikan khususnya pembiayaan murabahah.
4. Murabahah yang diterapkan di BMT Bahtera Pekalongan hendaknya
sesuai dengan kaidah Islam yakni tidak adanya akad wakalah. Sehingga
BMT Bahtera Pekalongan menberikan barang secara langsung kepada
nasabah tanpa nasabah ditunjuk sebagai agen BMT Bahtera.
4.3 Penutup
Dengan hati yang tulus dan ikhlas peneliti mengucapkan syukur
Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan taufiq-
Nya atas selesainya Tugas Akhir ini, meskipun banyak kekurangan baik dari
segi referensi maupun dari segi penulisan. Akan tetapi dengan memohon
petunjuk-Nya dengan disertai do’a dan kesungguhan penulis, pada akhirnya
peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Dan teriring do’a, penulis berharap mudah-mudahan karya ini
bermanfaat terutama bagi penulis pribadi khususnya, bagi para praktisi
perbankan maupun para pembaca pada umumnya dan juga bagi khazanah ilmu
pengetahuan. Amin.
79
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i,Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema
Insani Press, 2001.
Arikunto,Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka
Cipta, Yogyakarta: 2002.
Darmawi, Herman, Pasar Financial dan Lembaga-Lembaga Financial, Jakarta:
Bumi Aksara, 2006.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, Bandung: CV. Penerbit
Diponegoro, 2005.
Dewi, Gemala,Hukum Perikatan Indonesia, Jakarta: Kencana, 2006.
Hasan, A., BulughulMaraam, Bangil: CV. Pustaka Tamaam, 1991.
Indriantoro, Nur, et al. Metodologi Penelitian Bisnis, Yogyakarta: BPFE, 2002.
Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, Yogyakarta: UPP AMD YKPN, 2002.
Profile KJKSBMT BAHTERA Pekalongan.
Rahardja, Prathama, Uang dan Perbankan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
1997.
Saiful, Saiful Anwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.
Sukmadi dan Sudrajad, Mengajukan dan Mengelola Kredit Usaha Tani,
Yogyakarta: Penebar Swadaya, 1994.
Suyatno,Thomas, Kelembagaan Perbankan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 1997.
Trihartono, Sigit, Tanya Jawab Masalah Perbankan, Yogyakarta: CV. Aneka
Solo, 1995.
80
Wiroso, Jual Beli Murabahah, Yogyakarta: UII Press, 2005.
Yudisseno, Rinsky K,. Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia, Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2005.
Zulkifli, Sunarto, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, Jakarta: Zikrul
Hakim, 2003.
Wawancara dengan Bapak Moh Isro’i, SAf., MM., sebagai Manager Marketing
KJKS BMT Bahtera Pekalongan.
81
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Lia Anisatul Muniroh
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Batang, 18 Agustus 1990
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Ds. Sojomerto RT 04/RW 01, Reban, Batang
Orang Tua : - Junadi
- Badriyah
Pendidikan : SDN Sojomerto II Tahun 2003
MTs Al-Islam Limpung Tahun 2006
MANU Limpung Tahun 2009
top related