PEMANFAATAN SERAT SERAI WANGI (Cymbopogon nardus) …Nyamuk adalah serangga yang tergolong dalam ordo Diptera, genusnya termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes,
Post on 08-Feb-2021
5 Views
Preview:
Transcript
PEMANFAATAN SERAT SERAI WANGI (Cymbopogon nardus) DALAM
PEMBUATAN MAT ELEKTRIK SEBAGAI ALTERNATIF OBAT PENGUSIR
NYAMUK
Karya Tulis Ilmiah
Disusun untuk memenuhi salah satu
persyaratan kelulusan
Oleh :
Nabila Jauharatun Naqiyah
161710097
SMA al muslim
Jalan Raya Setu, Kp. Bahagia, Telp.88335907 Fax.8831167, 88362227
TAMBUN ㅡ BEKASI
2018
iii
MOTTO
iv
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
banyak nikmat diantaranya nikmat sehat wal’afiat yang telah memberikan
rahmat dan petunjuk-Nya. Sehingga setelah melalui proses yang cukup
panjang peneliti dapat menyusun karya tulis ini dengan judul “Pemanfaatan
SERAT Serai Wangi dalam Pembuatan Mat Elektrik Sebagai Obat Pengusir
Nyamuk” hingga selesai.
Shalawat serta salam senantiasa terlimpah curah kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW. Dengan iringan doa semoga kita senantiasa
menjadi hamba-Nya yang selalu bersyukur dan tetap berada di lindungan
dan jalan yang diridhoi Allah SWT.
Penulisan karya tulis ini disusun untuk memenuhi persyaratan
kelulusan. Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih
banyak sekali kekurangan. Dan tentunya tidak terlepas dari bantuan dan
peran berbagai pihak yang telah banyak membantu dalam pembuatan
karya tulis ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Dra. Reni Nurhidayati selaku Kepala SMA Al Muslim dan Dewan
Penguji yang telah memberikan dorongan serta arahan dalam
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
2. Siti Mugi Rahayu, M.Pd selaku Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum
dan Ketua Pelaksana karya tulis yang telah membantu dan memotivasi
dalam pembuatan karya tulis ini.
3. Desi Rosfita Sari, S.Pd selaku pembimbing yang telah banyak
memberikan bantuan berupa saran serta dorongan sehingga karya tulis
ini selesai pada waktunya.
4. Dian Wahyuni, S.Pd selaku wali kelas XII IPA 1 yang telah banyak
memberikan bantuan serta dukungan sehingga karya tulis ini dapat
diselesaikan dengan baik.
5. Orang tua peneliti yang telah banyak memberikan semangat, dorongan,
bantuan serta doa kepada peneliti.
6. Segenap guru dan karyawan SMA Al Muslim, yang telah membantu
peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ini dengan baik.
7. Rekan-rekan di sekolah yang ikut berperan dan mendukung dalam
pembuatan karya tulis ini sehingga membuat karya tulis ini lebih baik.
v
Demikian yang dapat peneliti sampaikan semoga karya tulis ini dapat
diterima dan bermanfaat bagi yang membacanya dan semoga segala
bantuan serta pengorbanannya kepada peneliti selama ini mendapatkan
balasan dari Allah SWT. Amin.
Wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bekasi,……………………….2018
Peneliti
Nabila Jauharatun Naqiyah
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... ii
MOTTO .................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI ............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. ix
ABSTRAK ............................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 2
C. Tujuan Penelitian.................................................................. 2
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 2
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori .......................................................................... 3
B. Hipotesis .............................................................................. 6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian ......................... 7
B. Definisi Operasional ............................................................. 7
C. Populasi dan Sampel ........................................................... 7
D. Instrumen dan Bahan Penelitian .......................................... 7
E. Cara Penelitian ..................................................................... 8
F. Tempat dan Waktu ............................................................... 8
G. Analisis Hasil ........................................................................ 9
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian..................................................................... 10
B. Pembahasan ........................................................................ 10
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................... 13
B. Saran .................................................................................... 13
vii
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 14
LAMPIRAN .............................................................................................. 15
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... 18
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Penelitian Mat dari Serai Wangi sebagai
Alternatif Obat Pengusir Nyamuk ............................................................. 10
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Proses pembuatan mat ............................................................................ 15
Proses penelitian ..................................................................................... 17
x
PEMANFAATAN SERAT SERAI WANGI DALAM PEMBUATAN MAT
ELEKTRIK SEBAGAI ALTERNATIF OBAT PENGUSIR NYAMUK
Nabila Jauharatun Naqiyah
XII IPA 1
161710097
ABSTRAK
Nyamuk merupakan hewan yang bertindak sebagai vektor untuk banyak virus dan parasit penyebab penyakit. Efek gatal dan bercak merah pada kulit juga menjadi suatu masalah yang umum dihadapi oleh setiap orang apabila “digigit” nyamuk. Manusia telah melakukan berbagai cara untuk menghindari kerugian-kerugian tersebut. Salah satunya dengan menggunakan obat nyamuk. Obat nyamuk yang beredar di pasaran memiliki kandungan bahan kimia yang tinggi dan dapat menimbulkan efek buruk bagi kesehatan apabila terpapar secara terus-menerus. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan serat serai wangi sebagai alternatif obat pengusir nyamuk alami.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental dengan dilakukannya pengamatan jumlah nyamuk dalam ruangan selama 3 jam dan dengan 2 dosis yang berbeda yaitu 5 sdm dan 3 sdm tepung tapioka yang mempengaruhi takaran serat serai wangi tiap keping matnya.
Dari penelitian tersebut diperoleh hasil mat elektrik dengan kadar 5 sdm tepung tapioka menunjukkan persentase nyamuk berkurang sebesar 50% dan mat elektrik dengan kadar 3 sdm tepung tapioka menunjukkan persentase nyamuk berkurang sebesar 80% , 30% lebih efektif dibandingkan dengan mat elektrik dengan dosis 5 sdm tepung tapioka
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mat dari serat serai wangi dapat menjadi alternatif obat pengusir nyamuk alami yang lebih ramah lingkungan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nyamuk merupakan serangga yang banyak menimbulkan
masalah bagi manusia. Selain gigitan dan dengungannya yang
mengganggu, nyamuk merupakan vektor atau penular beberapa jenis
penyakit berbahaya dan mematikan bagi manusia, seperti demam
berdarah, malaria, kaki gajah, dan chikungunya. Maka dari itu, berbagai
usaha pun dilakukan, seperti fogging yang rutin diadakan dalam suatu
komplek pemukiman warga hingga diciptakannya berbagai jenis anti
nyamuk guna mematikan atau hanya sekedar mengusir kedatangan
nyamuk.
Anti nyamuk memiliki berbagai variasi bentuk diantaranya spray,
liquid dan bakar. Bahan kimia aktif pada setiap anti nyamuk adalah
transfluthrin, bioallethrin dan d-allethrin dengan berbagai dosis.
Penggunaan bahan kimia dalam mengusir nyamuk dikenal mampu
bekerja dengan cepat, akan tetapi dampak yang ditimbulkan dapat
mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan, diantaranya
gangguan pernafasan dan terhambatnya sirkulasi darah.
Kenyataannya, tak sedikit orang yang masih menggunakan cara
tradisional untuk mengusir nyamuk. Salah satunya adalah dengan
menggunakan serai wangi (Cymbopogon nardus). Tumbuhan yang
selama ini dijadikan rempah, ternyata dapat digunakan sebagai
alternatif obat pengusir nyamuk yang diketahui cukup ampuh dalam
membasmi nyamuk. Selain menggunakan bahan alami yang aman bagi
kesehatan, serai wangi memiliki kandungan zat sitronelal yang dapat
membasmi nyamuk secara efektif karena memiliki sifat racun kontak
(aroma) yang akan membuat nyamuk kehilangan cairan secara terus-
menerus dan akhirnya mati.
Kemampuan serai wangi dalam membasmi nyamuk sudah
dibuktikan oleh masyarakat. Masyarakat umumnya hanya dengan
mudah mengiris serai wangi dan menaruhnya di sudut ruangan untuk
2
mengusir nyamuk, tetapi seiring dengan perkembangan zaman serai
wangi dapat dibuat mat sebagai alternatif obat pengusir nyamuk
dengan memanfaatkan yang ada di sekitar.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diambil suatu rumusan masalah
sebagai berikut : “Apakah mat dari bahan dasar serai wangi
(Cymbopogon nardus) dapat digunakan sebagai alternatif obat
pengusir nyamuk?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum : Untuk mencari alternatif obat nyamuk dari
bahan alami
2. Tujuan Khusus : Mengetahui efektivitas mat dari serai wangi
(Cymbopogon nardus) dalam mengusir
nyamuk
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan, manfaat yang diharapkan bisa
diambil yaitu :
1. Memberi informasi tentang bahan alami sebagai alternatif obat
pengusir nyamuk.
2. Memberi informasi mengenai efektivitas serai wangi (Cymbopogon
nardus) sebagai alternatif obat pengusir nyamuk.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Serai Wangi (Cymbopogon nardus)
Serai wangi (Cymbopogon nardus) adalah tanaman bumbu
yang sering dijumpai. Tanaman serai wangi ini biasanya ditanam di
pekarangan rumah, halaman depan rumah dan juga tumbuh secara
liar dihutan. Berikut klasifikasi tanaman serai wangi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Cymbopogon
Spesies : Cymbopogon nardus (L.) Rendle
Tanaman serai wangi (Cymbopogon nardus) ini merupakan
rumput tropis menahun dan rumpun yang bisa tumbuh setinggi 5-6
kaki (1,5-1,8 m). Batang serai wangi tegak dan daunnya berwarna
hijau keabu-abuan, rata, berbentuk pipih seperti pita dengan bagian
tepi daun yang agak tajam, berukuran sekitar 3 kaki (0,9 m) panjang
dan 1 in (2,5 cm) atau lebih lebar. Akar tanaman serai wangi ini
berakar tunggang.
Budidaya serai wangi ini berkembangbiak dengan cara
vegetatif yaitu dengan sistem bonggol. Panen pertama dari daun
serai wangi untuk minyak esensial dapat diperoleh setelah sekitar
240 hari. Tanaman serai wangi kemudian dapat dipanen setiap 90 -
120 hari selama sekitar 10-15 tahun.
Habitat serai wangi ini pada daerah padang rumput dan hutan
terbuka ditemukan pada dataran rendah sampai 1.500 meter dari
4
permukaan air laut. Serai wangi tumbuh paling baik di daerah di
mana suhu siang hari tahunan berada dalam kisaran 20 - 30 °C,
namun dapat mentolerir 16 - 36 °C. Tanaman serai wangi tumbuh
paling baik pada curah hujan rata-rata tahunan di kisaran 1.300 -
2.000 mm, namun mentolerir 750 - 4.100 mm. Serai wangi umumnya
tumbuh di tanah yang lembab dan pada matahari penuh.
Tanaman serai wangi mengandung minyak esensial dimana
minyak ini mengandung geraniol, citral dan sitronelal. Bagian dari
serai wangi yang paling banyak dimanfaatkan adalah daun dan
rimpangnya. Berikut manfaat serai wangi untuk kesehatan, yaitu:
1. Daun serai wangi bermanfaat untuk antispasmodik, diaphoretik,
masalah pencernaan dan stimulan.
2. Serai wangi berkhasiat untuk mengobati sakit flu, demam,pilek,
dan sakit kepala.
3. Tanaman serai wangi berguna untuk mengobati sakit diare,
masalah usus.
4. Tanaman serai wangi digunakan untuk mengobati penyakit
rematik.
2. Nyamuk
Nyamuk adalah serangga yang tergolong dalam ordo Diptera,
genusnya termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus,
Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus untuk
jumlah keseluruhan sekitar 35 genus yang merangkum 2700 spesies.
Tubuh nyamuk terdiri dari kepala, dada (toraks) serta perut
(abdomen) yang ujungnya meruncing. Bagian kepala mempunyai
ukuran relatif lebih kecil dibandingkan dengan ukuran pada bagian
dada (toraks) dan perut (abdomen). Pada bagian kepala ada
sepasang antena berada dekat mata sebelah depan, Antena ini
terdiri dari beberapa ruas berjumlah 14-15 ruas Antena pada nyamuk
jantan mempunyai rambut yang lebih panjang dan lebat (tipe
plumose) dibandingkan nyamuk betina yang lebih pendek dan jarang.
5
Nyamuk memiliki siklus hidup yang terdiri dari empat tahap
yaitu telur, larva, pupa, dan dewasa berlangsung selama 7-14 hari.
Tiga tahap pertama adalah dalam lingkungan air (aquatic) dan
selanjutnya yaitu stadium dewasa berada dalam lingkungan daratan
(terrestrial) . Tahap dewasa adalah ketika nyamuk betina bertindak
sebagai vektor malaria. Nyamuk betina dewasa dapat hidup sampai
satu bulan (atau lebih di penangkaran) tapi kemungkinan besar tidak
hidup lebih dari 1-2 minggu di alam bebas.
Beragam jenis nyamuk berfungsi sebagai vektor atau
pembawa protozoa, virus, dan tidak sedikit pula pembawa larva
cacing yang dapat menimbulkan bermacam-macam penyakit pada
manusia. Cara hidup dan cara “menusuk”- nya pun berbeda-beda.
Hanya nyamuk betina dewasa yang menusuk manusia dan
hewan lainnya. Sedangkan nyamuk jantan hanya memakan nektar
tanaman..Beberapa nyamuk betina memilih untuk hanya menghisap
darah satu jenis binatang. Nyamuk betina mengigit manusia, hewan
peliharaan, seperti sapi, kuda, kambing, dan sebagainya, semua
jenis burung termasuk ayam, semua jenis binatang liar, termasuk
rusa, kelinci, dan mereka juga mengigit darah ular, kadal, katak, dll.
Kebanyakan nyamuk betina harus mendapatkan darah yang cukup
untuk makan sebelum ia dapat mengembangkan telur. Jika mereka
tidak mendapatkan makanan berupa darah, maka mereka akan mati
tanpa meletakkan telur. Telur nyamuk biasanya diletakkan pada
daun lembab atau kolam yang kering.
3. Obat nyamuk
Obat nyamuk mengandung bahan aktif yang termasuk
golongan organofosfat. Bahan aktif ini adalah dichlorovynil dimethyl
phosfat (DDVP), propoxur (karbamat), dan diethyltoluamide, yang
merupakan jenis insektisida pembunuh serangga. Obat nyamuk
sendiri memiliki berbagai variasi bentuk diantaranya spray, liquid dan
bakar.
6
Resiko terbesar terdapat pada obat nyamuk bakar, karena
secara langsung mengeluarkan asap yang dapat terhirup.
Sementara obat nyamuk semprot berbentuk cair memiliki
konsentrasi berbeda karena cairan yang dikeluarkan akan diubah
menjadi gas. Artinya, dosisnya lebih kecil. Sementara obat nyamuk
elektrik lebih kecil lagi karena bekerja dengan cara mengeluarkan
asap, tetapi dengan daya elektrik.
4. Obat nyamuk elektrik (mat)
Obat nyamuk elektrik kini mulai menjadi popular karena
kepraktisannya serta tidak menghasilkan asap. Mat adalah sejenis
kertas mengandung zat kimia yang jika dipanaskan akan menguap
dan mengusir nyamuk di sekitarnya. Penggunaan mat diiringi
perangkat yang mengubah listrik menjadi panas sehingga
kandungan zat kimia pada mat menguap dan mengusir nyamuk.
B. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori di atas maka dapat diduga bahwa serai
wangi (Cymbopogon nardus) dapat mengusir nyamuk sekaligus dapat
menjadi alternatif obat pengusir nyamuk.
7
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan jenis penelitian
eksperimental. Yaitu dengan cara melakukan percobaan menggunakan
serat serai wangi sebagai obat nyamuk dalam bentuk mat elektrik.
B. Definisi Operasional
1. Variabel bebas : Serat serai wangi (Cymbopogon nardus)
2. Variabel terikat : Obat nyamuk mat
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi : Serai Wangi (Cymbopogon nardus) yang dijual di Pasar
Modern Grand Wisata
2. Sampel : Serai Wangi (Cymbopogon nardus) 150 g
D. Instrumen dan Bahan Penelitian
1. Alat yang digunakan dalam penelitian :
a. Gunting
b. Mat elektrik
c. Neraca
d. Stopwatch
e. Sendok
f. Blender
g. Karton
h. Cetakan ukuran 3 x 2,5 cm2
i. Wadah (mangkuk)
2. Bahan yang digunakan dalam penelitian :
a. Serai wangi 150 g
b. Air 250 mL
c. Tepung tapioka (kanji) 20 g
8
E. Cara Penelitian
Cara penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Tahap pembuatan lempeng mat serai wangi :
a. Batang serai wangi dipotong menjadi beberapa bagian dengan
menggunakan gunting. Tujuannya untuk memudahkan proses
penghancuran.
b. Batang serai wangi yang telah digunting, kemudian dihancurkan
menggunakan blender.
c. Dimasukkan serai wangi tersebut kedalam dua wadah, masing-
masing wadah berisi 50 gr serai wangi.
d. Dicampurkan serai wangi di tiap wadah dengan air dan tepung
tapioka sebanyak 5 sdm untuk wadah pertama dan 3 sdm untuk
wadah kedua.
e. Dimasukkan campuran serai wangi tersebut masing-masing ke
dalam cetakan dengan ukuran yang telah ditentukan.
f. Dijemur selama 6-7 jam dibawah sinar matahari.
g. Diangkat dan lempengan mat dikeluarkan dari cetakan.
2. Tahap proses pengujian mat serai wangi :
a. Dimasukkan lempengan mat serai wangi yang mengandung 5
sdm tepung tapioka kedalam mat elektrik untuk dibakar.
b. Ditunggu selama 3 jam sehingga mat menyebar ke seluruh
ruangan
c. Dilakukan hal yang sama dengan mat serai wangi yang
mengandung 3 sdm tepung tapioka.
d. Dilakukan pengamatan terhadap nyamuk.
F. Tempat dan Waktu
Tempat penelitian dilakukan di Jl. Terrace Avenue Blok EA7 No.20,
Bekasi Timur dan dilakukan selama 3 hari sekitar pukul 20.00 pada
tanggal 15-18 September 2018.
9
G. Analisis Hasil
Hasil pengamatan dilihat pada nyamuk yang terkena efek dari mat
elektrik, ditunggu selama waktu yang telah ditentukan, dan diamati
serta dihitung jumlah nyamuk dalam ruangan.
10
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Tabel 4.1 Hasil Penelitian Mat dari Serat Serai Wangi (Cymbopogon
nardus) sebagai Alternatif Obat Pengusir Nyamuk
No. Dosis tepung
tapioka pada mat
Waktu (jam) Jumlah nyamuk
dalam ruangan
1 5 sdm 1 6
2 5
3 3
% nyamuk
berkurang
50 %
2 3 sdm 1 5
2 3
3 1
% nyamuk
berkurang
80 %
B. Pembahasan
Dari tabel hasil penelitian diatas dapat disimpulkan pada
percobaan dosis tepung tapioka pada mat sebanyak 5 sdm dan 3 sdm
pada ruangan 3 x 3 meter persegi dan pemberian mat selama 3 jam
dengan pengamatan pada nyamuk berlangsung selama 3 jam tersebut.
Pada percobaan pertama dengan dosis tepung tapioka pada mat
sebanyak 5 sdm diperoleh bahwa hasil pemberian mat pada 1 jam
pertama menunjukkan jumlah nyamuk dalam ruangan sebanyak 6 ekor
nyamuk. Pada jam ke-2, diperoleh hasil pengurangan jumlah nyamuk
sebanyak 1 ekor nyamuk, menjadi 5 ekor nyamuk. Pada jam ke-3
diperoleh hasil bahwa jumlah nyamuk semakin berkurang, yakni
sebanyak 3 nyamuk.
11
Dari ketiga data tersebut, dapat ditarik kesimpulan persentase
nyamuk berkurang dapat dicari menggunakan rumus :
% = 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑦𝑎𝑚𝑢𝑘 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑦𝑎𝑚𝑢𝑘 𝑎𝑤𝑎𝑙 × 100%
Sehingga persentase nyamuk berkurang pada mat serai wangi
dosis 5 sdm tepung tapioka adalah :
% = 3
6× 100% = 50%
Sedangkan pada dosis tepung tapioka pada mat sebanyak 3
sdm. Pada jam pertama, diperoleh hasil bahwa pemberian mat
menunjukkan jumlah nyamuk dalam ruangan sebanyak 5 ekor nyamuk.
Pada jam ke-2, diperoleh hasil pengurangan jumlah nyamuk sebanyak
2 ekor nyamuk, menjadi 3 ekor nyamuk. Pada jam ke-3 diperoleh hasil
yang menunjukkan jumlah nyamuk semakin berkurang, yakni sebanyak
1 ekor nyamuk.
Dari ketiga data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
persentase nyamuk berkurang pada mat serai wangi dosis 3 sdm
tepung tapioka adalah :
% = 4
5× 100% = 80%
Dari hasil percobaan di atas, dapat diketahui bahwa mat serai
wangi dengan kandungan 3 sdm tepung tapioka lebih ampuh
dibandingkan dengan mat serai wangi yang mengandung 5 sdm tepung
tapioka. Serta hasil penelitian tidak menunjukkan respon nyamuk mati
atau jatuh dikarenakan bahan alami seperti serai wangi sangat ramah
terhadap lingkungan dan hanya berperan sebagai pengusir nyamuk,
bukan pemusnah nyamuk.
Tepung tapioka pada mat berfungsi sebagai perekat serat-serat
serai wangi. Meski kadar serai wangi sama ditiap wadah, yaitu 50 gr,
akan tetapi banyaknya tepung tapioka mempengaruhi jumlah serat
serai wangi dalam satu lempengan mat sehingga kadar tepung tapioka
cenderung mempengaruhi keefektifan mat dalam mengusir nyamuk.
12
Hasil yang didapat memang kurang maksimal, hal ini mungkin
disebabkan luas ruangan yang tidak sebanding dengan banyaknya
dosis/takaran serai wangi.
Menurut Flona (2006), Serai Wangi (Cymbopogon nardus)
menghasilkan minyak pati atau minyak atsiri yang dikenal sebagai
Citronella Oil. Minyak citronella mengandung dua senyawa kimia
penting yaitu Sitronelal dan Geraniol, yang berfungsi sebagai pengusir
nyamuk. Serat serai wangi dapat digunakan sebagai bahan pembuat
mat elektrik untuk mengusir nyamuk
13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan serai wangi (Cymbopogon nardus)
dapat mengusir nyamuk sekaligus menjadi alternatif obat pengusir
nyamuk.
B. Saran
1. Masyarakat dapat menggunakan mat dari serai wangi sebagai
alternatif pengusir nyamuk.
2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang pembuatan mat
menggunakan serai wangi untuk dosis yang lebih besar.
14
DAFTAR PUSTAKA
Wiratna, Brian Izzatur Rahman.2014.Pemanfaatan Serbuk Bunga Sukun
Dalam Pembuatan Mat Elektrik sebagai Alternatif Obat Pengusir
Nyamuk. Bekasi : SMA Al Muslim. diakses pada 4 Agustus 2018
pukul 17.45 WIB
Hirawati, R.2009. Pemanfaatan Ekstrak Daun Sirih Untuk Membasmi Larva
Instar III Nyamuk Aedes aegypti.http://e-
journal.uajy.ac.id/2147/2/1BL00976.pdf. diakses pada 4 Agustus
2018 pukul 18.31 WIB
Daniel.2010.Serai Pengusir Nyamuk Alami.
https://www.jawaban.com/read/article/id/2010/02/12/65/100212140
934/seraipengusir_nyamuk_alami. diakses pada 4 Agustus 2018
pukul 19.53 WIB
Harapan.2017.Manfaat Serai Wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle).
http://tanaman--herbal.blogspot.com/2017/05/manfaat-serai-wangi-
cymbopogon-nardus-l.html. diakses pada 4 Agustus 2018 pukul
20.25 WIB
Pasiga, Nathan.2013.Pengertian Nyamuk secara Umum.http://lab-
anakes.blogspot.com/2013/04/pengertian-nyamuk-secara-
umum.html. diakses pada 4 Agustus 2018 pukul 20.55 WIB
Raisuien.2012.Dampak Buruk Obat Nyamuk.
http://www.forumsains.com/kesehatan/dampak-buruk-obat-nyamuk/.
diakses pada 4 Agustus 2018 pukul 21.15 WIB
http://e-journal.uajy.ac.id/2147/2/1BL00976.pdfhttp://e-journal.uajy.ac.id/2147/2/1BL00976.pdfhttps://www.jawaban.com/read/article/id/2010/02/12/65/100212140934/seraipengusir_nyamuk_alamihttps://www.jawaban.com/read/article/id/2010/02/12/65/100212140934/seraipengusir_nyamuk_alamihttp://tanaman--herbal.blogspot.com/2017/05/manfaat-serai-wangi-cymbopogon-nardus-l.htmlhttp://tanaman--herbal.blogspot.com/2017/05/manfaat-serai-wangi-cymbopogon-nardus-l.htmlhttp://lab-anakes.blogspot.com/2013/04/pengertian-nyamuk-secara-umum.htmlhttp://lab-anakes.blogspot.com/2013/04/pengertian-nyamuk-secara-umum.htmlhttp://lab-anakes.blogspot.com/2013/04/pengertian-nyamuk-secara-umum.htmlhttp://www.forumsains.com/kesehatan/dampak-buruk-obat-nyamuk/
15
LAMPIRAN
A. Proses pembuatan mat
Gambar A.1 Serai wangi yang telah dihancurkan
Gambar A.2 Tepung tapioka
Gambar A.3 Proses pencampuran serai wangi dan tepung tapioka
16
Gambar A.4 Proses pencetakan serat serai wangi
Gambar A.5 Serai wangi yang telah kering
Gambar A.6 Hasil jadi mat serai wangi
17
B. Proses penelitian
Gambar B.1 Proses pembakaran mat elektrik
Gambar B.2 Nyamuk tergeletak pada percobaan pertama
18
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nabila Jauharatun Naqiyah
Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi 26 Mei 2001
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Grand Wisata Garden Terrace BLOK EA7
No.20, Tambun, Bekasi 17510
Riwayat Pendidikan : TK Karunia
SD Al Azhar Syifa Budi Legenda
SMP Al Muslim
SMA Al Muslim
top related