O iジ く∈猟repository.unair.ac.id/91044/1/Management of Orbital...neuropati kranialis, abses otak, dan kematian. OFB merupakan komplikasi yang terjadi pada trauma yang 18 ′″AsopFs
Post on 08-Jan-2020
2 Views
Preview:
Transcript
EYEll口 員‖B ORBITAL EISOnBERPROCEEDING B00K
INDONEStAN SOCIEttY OF OPHTHALMiC
AND PLASTIC RECONSTRUCTIVESURGERY
助 rrd sigわ t Daソ 2θ17ハυdltOrlυ m Fκ υ6ルι γοgyα α々rtα ′15-160′εember 2θ 17
i薇ASO無どⅢ
MEE丁lNGWorld Sight Doy 2017
O iジ く∈猟
|
崎
,730 0800
,3∞ 0900 B..L stlrirll ttdriqu. 6c Oh.i: Dr. Ci.o (,!.l rd( aEa, rq OE tit tli l' !llI!ao.9aa.it 0.8 Sriid'rJ..a (lL a7.talr C
"∞10∞
S.(b6liL(l). tn i t&rd,n in ld, lttd.arl$n!*.n l'4.r,, E r ta teraGlr. irE O..n*n
:0∞ 11∞ Anr.rb. bmlLr Elocrl6>P.rl.|lr.
^a5rFr@!:P,rli* r. rlE{!!
hMfil, d. h.lirrrr h,!oX, i. td rturltrr,$,, i,l,l.ra.d, ,. |tardla lsGlrtrr, 5i,t ll.r r. $rrr.rH oFt rt s!.raGl1100‐ 1200
-11.@ 蹴 漱
"mat
SamLヵmK山 =,ぃlth
S.nbutr l6.h khn
t d ! MOOliAlt t:.k r.lrm..r !n .trb, t9,rrG} M!r; C.l,drir Irlr ^atiar
Lilt !-itt .Gr..ldarc,, M, iiul4 D.il. !..t (ll
1030● 4“ r. clo otrr r.d, t{t6. rr<1 Ticori!,r lAy!ralla.ao.la 50 聾ⅢⅢ
―,M・l
14● ■ 5∞ ●7mJf● ●ぃ bOdb D.. dr, l@rt r! N rolm 1.5..rl(n
S20 15“
h{ I ra.dmioi dr.l n^l Ur n,lrfln; C. tao.htttr: .r. ,.r{ a61!aIm
"Ю0340 tt. $.6n b6kh, t .MllL M.l6
./o ' 6,50
,r, Nl M;h L.Irl ln.4 M.ar6.rlJC.M.nd oth.l lrn irbnx dr l,nbl i.ll.ll5.M{n
"m ● 40
"4● 0● 5,
―
M」
"m-1・7●
“
■■年“0● 35 1103
IN"― ●.5● H●10110.15. l0-2! dr At nn.,.rn rrF lrr*., Md.rr.rl- !o tal{
`ILい― .Sp●
r. Aalt t{r.Gro. $.ra(o104S ,:“
M● k。●sII“
色ユJ塗型国壼ヒ世型Ш口J堕J壼JdL塑国L奎壼
"●●":17-`… …0o .nd don r tn 6.clo6a.nY
b. tffi G. rle.rl! lo.Mln MAl..lr,rt.rE i.!oi.n,50.M(n
Atulo. rrdl h odloolrly ヒJ"中 .噸1255 ,30, r. N.tdn trrr.. $.iim
OS i31S n l!, dMrbn/rrn r !d[ 奎コ塑Ⅲ■.SP Hnr. A'q. X.lrlw , !p l.(O. 9.[6
1325 ,34S 0,bl
Lrl s irorlr.br: d. a &nnr artDdra 34.b.. ltl-h.. tir(rc: c. $qtoi.: rt t{.t{i- r- lr-n la-nF.ll@ hquq,Lrrl| dH*rrM.n ii'. ci@ onrrr<t irrrl rl(f,, Ilcoott[ t rr!
!]50‐ 13 SS llF 6't a.n I a!a. il.l1355‐ 14■ 5 おヽ |
2?11..1s - r4.m
SUSUNAN ACARA
!--
{ tNAsop?s MEETIN?t A-z EyELtD AND oRBtrAL DBanDER
KATA PENGANTAR
Teman Se.iawat Yth.
Selamat datang di Yogyakarta,
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan kasihnya sehinggaterselenggara seminar dalam rangka World Sight Day yang diperingati setiap hari kamiskedua bulan Oktober yang pada tahun ini jatuh pada tanggal 12 Oktober 2017. padaperingatan WSD tahun ini Departemen llmu Kesehatan Mata bersama Seminat Oncology,Oculoplasty,danRekonstruksimengadakanseminardengantopikbahasan,,A_ZEyelidond
OrbitolDisorder".
Permasalahan yang ditemui kelopak mata dan orbita sangat beragam dariproblematika secara kosmetik hingga permasalahan yang membahayakan penglihatanpasien. Pada seminar ini akan dikupas tuntas bagaimana menyelamatkan penglihatanpasien tanpa meningalkan cacat kosmetik yang mungkin terjadi pasca tindakan. Selain ituakan diselenggarakan wet lab oculoplasti sederhana yang diharapkan dapat membantumeningkatkan keterampilan para dokter mata untuk pelayanan medis sehari-hari.
Sebagai Ketua Panitia acara inj, saya ingin mengucapkan terima kasih pada semuapembicara yang dengan sukarela membagjkan ilmu yang dimiliki. Special thank to ourdistinguished guest from Singapore National Eye Center, Dr Choo Cai Teck, MBBS, FRCS,FRCOpht, FAMS and prof. Rohit saiiu, MD from Tilganga tnstitute of ophthalmology,Kathmandu, Nepal for the kindness and willingness to share their knowledge with us here.We pleased to welcome you in Universitas Gadjah Mada and hopefully you can enjoy yourmoment in Yogyakarta.
Terima kasih pula saya sampaikan kepada semua patner kerja dab panitia yangmemberikan support dan bekerja keras sehingga acara ini dapat terselenggara denganbaik. Saya sebagai ketua panitia memohon maaf apabila ada kekurangan dalam kamimempersiapkan acara ini.
Akhir kata saya mengucapkan seramat datang dan seramat menikmati seminar worldSight Day 2017 ini. Semoga apa yang didapatkan hari ini dapat berguna untuk pasien kitasemua di masa datang.
Ketua Panitia, i
Dr. dr. Agus Supartoto, Sp.M(K)
―
―
―――” 0
111111,
―11つ■■11111,‐
― ・
一
―
DAFTAR:S:
Management Of Orbital Foreign Bodies
Conjunctival Cyst
Ocular Surface Squamous Neoplasia; Manajemen Dan TatalaksanaOrbital Dermoid Cyst Management
Superficial Nevus
Panorama Of Retinoblastoma ln NepalEyelid Neurofibroma
Optic Nerve Glioma
Sphenoid Wing Meningioma
Hubungan Penggunaan lnjeksi progesteron Sebagai Alat Kontrasepsi rerhadapPeningkatan Kejadian Meningioma Orbitokranial Pada Wanita: Kajian pada Ekspresi
susunan Acara
Kata Pengantar
Daftar lsi
Blow Out Fracture
Canalicular Laceration Repair
Eyelid Laceration
Mrna Pr Dan Nf2 Sebagai Faktor Risiko
Do & Don't ln Oculoplastic &Reconstructive Surgery
Grafts ln The Eyelid RecontructionAmnion Graft ln Oculoplasty:
Daftar Peserta Pameran
―
l
ll
lll
1
2
8
18
31
32
37
43
67
72
79
80
Best Practice Using Of Amnion Graft MaterialOral Mucous GraftReposisi Lamela Anterior Dengan Lid SplitPenggunaan Krioterapi Pada Penatalaksanaan Ocular Surface Squamous Neoplasia
88
103
103
121
134
134
142
158
163
169
|
MANAGEMENT OF ORB:TALFORE:GN BODIESDR.Hendrian D.SoebagiO.′ MD。′Ophthalmoiogist
Airlangga University― Dr.Soetomo Hospital′ Surabava
ABSTRACT
Orbital Foreign Body (OFB) is foreign body that have penetrated the orbital cavity
and lodged within it. OFB caused damage to surrounding structures, such as the optic
nerve and extraocular muscles. OFB could be difficult to be detected and missed
detection may lead to devastating clinical consequences. ln ocular trauma cases, it is
important to conduct a thorough investigation including a complete history and
physical examination, accompanied by diagnostic imaging to rule out globe ruptured,
optic damage and possibility of OFB.
Diagnostic imaging plays important role to determine the presence, location,
material, size, and number of OFB. lmaging options include CT scan, MRl, and X-ray,
each of which has particular advantages and limitations. All patients with OFB should
be treated with antitetanus prophylaxis. lf there is a history of recent injury or
presence of orbital infection, it is reasonable to give antibiotics. Before deciding toextract OFB, ophthalmic surgeon must consider the risk of surgery against the risks of
retention. Surgical removal usually attempted for all organic and inorganic matters
that toxic to orbitaltissue because of higher risk of inflammation and infection. C-arm
fluoroscopy is a high resolution-imaging machine that can provide real time image of
surgical site and surrounding tissue during surgery. This machine helps the surgeon to
determine the exact location and number of OFB, and also provide surgical approach
guiding in OFB extraction. The clinical outcome of OFB depends on the severity of the
inciting trauma, location and material of OFB.
Keywords : Orbitol Foreign Bodies, CT scan, MRl, C-arm fluoroscopy
PENDAHULUAN
Orb′ ta′ Foreむη BοC″ (OFB)merupakan benda asing yang
mёngalami pё netrasi dan berdiann di
dalanl orbita dan diluar bola mata.OFB
止 準
dapat menimbulkan komplikasi
kebutaan, trombosis sinus kavernosus,
neuropati kranialis, abses otak, dan
kematian. OFB merupakan komplikasi
yang terjadi pada trauma yang
18
♂ ′″AsopFs MtFrrNalス =zど vEL′Dパ Arυ OPB′ 7■とDrSORDど月
― _
mengenai orbita Penegakkan diagnosis
OFB sulit d‖ akukan terutama pada oFB
berbahan lner: dan berukuran kecil
Kesulitan terladi karena kasus tersebut
,arang menimbulkan reaksi inlamasi
(Fulcher et αた′ 2002,Tas&Top′ 2014,
Oruc et oた ′2016)
Tata laksana oFB sangat beragam
tergantung pada komposisi bahan,
lokasi, keadaan k‖ nis penderita′ dankerusakan ianngan yang d■ lmbulkan
Permasalahan pertama yaitu untuk
menentukan apakah oFB akan
d‖ akukan ekstraksi atau tidak
Permasalahan berikutnya adalah untuk
memi‖ h pendekatan ekstraksi vang
tepat, apabila OFB akan dilakukan
ekstraksi{Foster et α′′2016,Rowlands
&Ehrlich,2016)
ANATOM:ORB:TAOrbita merupakan kavitas tulang
yang terdiri atas b。 la mata′ otOt
ekstraokular′ saraf′ lemak′ danpembuluh darah Masing― masing orbita
berbentuk seperti buah pir dengan
apeks yang terdapat pada bagian
posterio「 Pada apeks terdapat kanalis
optikus Volume masing― masing Orbita
sekitar 30 cc, dengan seperlima
diantaranya d isi Oleh bola mata
Jaringan lunak orbita terdiri atas OtOt
ekstraokular, lemak orb■ a′ keleniar
_コ`=「
ず
` 19
lakrimalis, saraf, dan pembuluh darah
Terdapat beberapa spasium padi
rongga orbita yang dapat menjad
spasium patologis yang dapat beris
darah, pus, maupun cairan patologil
lain. Spasium tersebut diantarany;adalah spasium subperiosteal,sub
Tenon,ekstrakonal intrakonal 6
subarahnoid. Spasium ekstrakona
merupakan spasium yang terletak d
antara periorbita dan muscle cont
beserta fascia yang membungkusnya
Spasium intrakonal merupakan spasiunyang berada di dalam muscle cone
(Khurana, 2007; Foster et o1.,201,6)-
ORBI|AL FOREIGN BODY
Epidemiologi
OFB merupakan komplikasi yang
dapat terjadi pada trauma orbita. pade
kasus yang dilaporkan oleh Korobelnilet ol., dati 160 mata pasien dengar
trauma didapatka n 23 mata l!4.4o/o\.
dengan OFB tanpa laserasi bola mata
Sementara itu, Cillino et o/. melaporkardari 29a mata dengan traum:didapatkan 50 mata (16.8%) dengarOFB. Studi yang dilakukan oleh Napora
et o/. melaporkan dari 62 pasien dengar
trauma, sebanyak 10 pasien (L6%l
merupakan OFB. Mayoritas kasu:
terjadi pada pasien pria (80-90%) dar
70% berumur dibawah 30 tahun. Hal in
|
|
attuga berlaku pada pasien di RSUD
〕畔Dr.Soetomo, Surabavao Sebanvak 21
alpasien dengan trauma OFB peiuru pada
rihahun 2OLt-2017, terbanyak 95,23%
Eilmerupakan laki-laki dan rata-rata umurtYlpasien 24,712,62 tahun.1, Komposisi bahan OFB penting untuk
ld‖ dentifikasi karena terkait dengan
nl:1蹂
露:iЛ 尾 電 鷺 鼎 彗『 ∬
囀IMayontas oFB berbahan metalik.′lsebanvak 71,43% kasus oFB di RSUDl滞 Dr.Soetomo′ Surabaya merupakanЛlbahanshgremetalik(peluru).NapOra et
lar. rnelaporkan 85%kasus benda asing
lberbbhan metaiik(Fulcher et a′ .′ 2002′
INapora et al′ 2009).
■|
JIロロ暉獨澤口甲冒冒暉硼目岡甲興同鳳岡畢口甲馴範屈即電
III「島鴨豪L甲口愚国覇出旧L署口覇月L聯暉J習躙群L目
Penegakkan diagnosis OFB sulit
dilakukan. Sebuah studi melaporkan
sekitar 25-60% kasus OFB tidak
terdiagnosis pada pemeriksaan awal
karena minimnya gejala dan tanda yang
ditimbulkan. Pada OFB berbahan
metalik, mayoritas port d'entree
terdapat pada kelopak mata dan
konjungtiva, dimana port d'entree
tersebut berukuran kecil dan dapat
sembuh sendiri. Sementara itu, pada
beberapa kasus OFB berbahan organik,
pemeriksaan pencitraan tidak dapat
menemukan adanya benda asing
(Fulcher et al.,2OO2l.
Komposisi dan Sifat Benda Asing
Komposisi bahan OFB penting untuk
diidentifkasi karena terkait dengan
visibilitas pada pemeriksaan pencitraan
dan reaksi benda asing terhadap organ
orbita. Klasifikasi komposisi bahan OFB
berbeda-beda pada tiap literatur. Pada
dasarnya, komposisi bahan dapat
diklasifikasikan menjadi bahan organik
dan non-organik. Bahan non-organik
dapat diklasifikasikan menjadi non-
organik metalik dan non-organik non-
metalik. Bahan organik contohnya
adalah material hewan dan material
tumbuhan, seperti : kayu dan daun.
Bahan non-organik metalik contohnya
adalah besi, tembaga, timah, timbal,
l-a
Fti呻 `― =「
LE¬〕r 4 27 P 20r20 20120 MULTIPLE
が こ… ■~I…
蘭Ⅲ…r'橘…… t稿ここ・
卿
:ri― I・ [一流 … 価~… 3逓…
lrttF暉零型響
田賢甲
襲電器露♂
甲暉電窮霊警
尋甲電緊旧歴で
同
i‐格一高‐ヽ-1-~百 ~‐
TIア`¬ 醸 …
1
|:
20 24 L LP‐11-,
-
I ragel 7. Poslen denEon Traumo oFB peluru
t'Tqhun 2077-2077 dt RiUD Dr.Soetomo,i
'Suroboyo.
dan bahan logam lain. Bahan non-
organik non-metalik contohnya adalahplastik, kaca, dan batu (Rowlands &Ehrlich,2015).
Komposisi bahan OFB penting
diketahui karena untuk memperkirakan
reaksi kimianya. Hal ini berkaitandengan sifat toksisitas benda asing.
Semakin inert benda asing maka
semakin tidak menyebabkan toksisitas.
Bahan non-organik non-metalik
mayoritas merupakan bahan inert,
sedangkan bahan ortanik sering
menimbulkan inflamasi dan infeksiakibat reaksinya dengan organ orbita(Denniston & Murray,2014i Rowlands &Ehrlich,2016).
Ukuran dan lokasi penting
diketahui karena pengaruh terhadappenatalaksanaan yang akan dilakukan.Fragmen kecil OFB yang bersifat inert,
lebih baik ditinggalkan dan dilakukan
observasl terhadap komplikasi, Hal ir,berkaitan dengan adanya risiko padi
I
proses pembedahan (Oruc et al.,2OL6,Rowlands & Ehrlich, 2016).
Patofisiologi Benda Asing Pada Ronggi I
Orbita :
Masuknya benda asing ke ronggi (
orbita diikuti dengan perpindahar r
energi kinetik dari benda ke orbita I
Kerusakan jaringan orbita merupakar ihasil dari absorbsi energi kinetik ketiki (
obyek mengenai jaringan orbita. Energ r
kinetik besar berarti kerusakan jaringar jorbita yang ditimbulkan juga lebit .besar. Absorbsi energi kinetik padi ijaringan sekitar orbita dapa'
mengakibatkan teriadinya hematomtlaserasi kulit dan jaringan ika /superfisial, deformasi bola mata, serti
dapat meningkatkan tekanan padi ,rongga orbita (Kuhn et ol., 2002 ,
Karcioglu, 2006; Rowlands & Ehrlich ,2015). I
Benda asing dapat menyebabkar Imasalah tersendiri tergantung padi
r
komposisi bahan yang terkandung .
Benda asing dengan komposisi bahar 1
non-organik dapat menimbulkar (
berbagai tipe reaksi kimia dengar ,jaringan orbita tergantung padi
I
jenisnya. Benda yang bersifat iae4 Itidak terjadi reaksi dengan jaringar
I-J.<-
+-Platinum Alumunium Besi Orga
Perak Seng Tembata
Emas Nikel Tanah
Timah Merkuri
Kaca
Plastik
Batu
>
nik
--{ 21
forbita. OFB Yang mengandung besi
i(siderosis) dapat menyebabkan kelainan
iyang menyebabkan Perubahan
idegeneratif terutama pada struktur
lepitelial jaringan orbita' Bahan tembaga
l(chalcosis) dapat menyebabkan reaksi
tsupurasi dan nekrosis pada jaringan
lorbita. Bahan organik yang masuk ke
lorbita dapat menghasilkan reaksi
I proliferasi yang ditandai dengan adanYa
lformasi giont cells pada jatingan orbita'
tselain itu, bahan organikjuga membawa
lmikroorganisme, seperti bakteri dan
ijamur, sehingga menyebabkan infeksi
isekunder (Karcioglu, 2006; Khurana'
,2007).',|
lDrAcNosls IRB,TAL FaRE'GN BoDY
f AnamneslsI Anamnesis yang mendalam
'terhadap mekanisme terjadinYa trauma
)sangat penting. Dengan anamnesis Yang
imendalam, daPat diketahui Pula
komposisi bahan dan perkiraan ukuran
ibenda asing yang masuk. Dengan
imengetahui perkiraan kecePatan benda
iasing, dapat diprediksi sejauh mana
ikerusakan jaringan orbita yang terlibat'lobyek dengan kecepatan tinggi dapat
imenyebabkan kerusakan jaringan yang
llebih masif daripada obyek dengan
lkecepatan rendah karena besarnYa
!
energi kinetlk vang tenibat uwamotO&
‖iff,2006;Karcioし lu,2006,Kuhn,2008)
Trauma dengan OFB′ diawa‖ oleh
luka penetraSi. POrt d′elltree OFB
kadangkala hanva berupa lesi minimal′
seperti luka kecil pada kulit kelopak
mata POrt d′ entree dapat Sembuh
sendiri tergantung pョ da luas area vang
terlibat Lintasan dan titik masuk dari
obvek vang maSuk dapat memprediksi
struktur orbita vang paling parah
terkena dampak trauma Jika terdapat
gelala penurunan penglihatan dan bOla
mata masih utuh, keterilbatan nervuS
Optikus patut diWaspadal penglihatan
dobel dapat merupakan akibat dari
trauma vang mengena1 0tOt
ekstraokular, saraf yang mempersarafi
otot, atau akibat dari adanva massa,
seperti perdarahan orbita, vang
menvebakan malpoSiSi bola mata
OWamOtO&‖ iff′ 2006)
pemeriksaan Fis:k
Tuluan utama dari eValuaSi pada
kasus OFB adalah untuk menemukan
adanva OFB dan kelainan patO10gis vang
disebabkannya Sehingga dPpat
dilakukan penatalaksanaan vang tOpat
dan Optimal PemerikSaan mata paska
trauma haruS dilakukan Secara hati‐hati,
mengingat kemungkinan adanya ruptur
22 ~―
bola mata (Khurana, 2007; Kuhn,2008; nyeri pergerakan bola
Foster et al.,20L6l, penurunan tajam
Penurunan tajam penglihatan pada
kasus OFB dapat disebabkan oleh tiga
mekanisme, yaitu ; adanya kompresi
nervus optikus, perubahan status
refraksi akibat tekanan pada bola mata,
dan adanya keratopathy exposure pada
kasus OFB yang disertai lagoftalmos.
Adanya kelainan pada pemeriksaan
pupil bisa disebabkan oleh kompresi
pada nervus optikus. Hambatan gerak
bola mata disebabkan oleh beberapa
mekanisme, yaitu : adanya OFB yang
mengenai otot ekstraokular, gangguan
pada saraf yang menginervasi ototekstraokular, atau adanya inflamasi dan
infeksi yang mengenai otot ekstraokular
(Khurana, 2007; Foster et ol,,2Ot6l.
KomplikasiOFB
Komplikasi OFB dapat timbul pada
obyek berbahan toksik yang tidak
dilakukan ekstraksi. Komplikasi yang
dapat terjadi, yaitu : proptosis, fistula
kronis, abses orbita, selulitis orbita,
kerusakan otot ekstraokular, dan saraf
intrakranial. OFB dapat menyebabkan
selulitis orbita, terutama pada OFB
berbahan toksik. Temuan klinis pada
selulitis orbita, yaitu : demam,
leukositosis, eritema, proptosis,
kemosis, ptosis, restriksi palpebra, dan
tI.t
mata. AdanyiI
penglihatanj
gangguan persepsi warna, restriksi
lapang pandangan, dan abnormalitaq
refleks pupil merupakan tanda
neuropati optik. Penundaan
撃 23
kebutaan′ trombosis sinus kavernosus
neuropati kranialis, abses otak,
kematian(Khurana′ 2007;Foster et
2016).
PEMER:KSAAN PENCITRAAN
FORFrC″ BODy
Pencitraan merupakan salah
landasan dalam menegakkan
OFB yang dikombinasikan dengan
dan gejala klinis yang ada. Foto
Ultrasonography (USG)
Computed Tomogrophy (CT) sco4
Mognetic Resonance lmoging
merupakan pemeriksaan
yang dapat digunakan
menegakkan diagnosis. Pencitraan
dengan USG kurang direkomendasikan
(Quaghebeur, 2007; Otuc et o1,,2076]..
Folo X-roy
Pemeriksaan X-roy memiliki
sensitivitas sebesar 69-90% untuk OFB
metalik, 7L-77% OFB kaca, dan 0-15%
untuk OFB organik seperti kayu. Ukuran
obyek juga merupakan hal yang penting
dalam menegakkan diagnosis melalui
pemeriksaan x-toy dimana pada
beberapa studi sebelumnya, obyek
dengan ukuran kurang dari 0.5 x 0.2 mm
tidak terlihat pada pemeriksaan.
Pemeriksaan X-roy diperlukan minimal 2
plo,n (frontal dan lateral) untuk dapat
mengetahui lokasi dengan lebih tepat(Quaghebeur, 2007; Lockwood et o/.,
i 2016).
i Pemeriksaan X-rdy memilikirtkelebihan, seperti : biaya yang relatif
{rendah dan ketersediaan yang mudah di
lberbagai fasilitas kesehatan. Akan
Itetapi, pemeriksaan ini memiliki
kelemahan seperti tidak dapat
mendeskripsikan obyek secara detail,
tidak dapat mengetahui lokasi obyek
secara tepat, dan tidak dapat
mendeskripsikan adanya kerusakan
jaringan orbita (Quaghebeur, 2007).
Computed Tomography lCfl Scon
Pemeriksaan CT scon merupakan
pemeriksaan radiologi pilihan. CT scon
dapat memberikan informasi mengenai
bentuk, lokasi, dan perkiraan ukuran
obyek. Selain itu, pemeriksaan ini juga
dapat memberikan informasi mengenai
karakteristik kerusakan jaringan orbita
yang disebabkan oleh oFB. Pemeriksaan
CT scon juga dapat membantu dalam
menentukan surgicol opproach apabila
akan dilakukan tindakan bedah
{twamoto & lliff, 2006; Quaghebeur,
2007; Fostet et ol., 2076]..
Pemeriksaan CT scon memiliki
sensitivitas tinggi pada bahan metalik
dengan sensitivitas 100% pada obyek
metalik dengan ukuran >0,06 .m3 dan
sebesar 65% pada obyek berukuran
<0.06 mm3. Pemeriksaan CT scon juga
memiliki kemampuan yang baik dalam
mendeteksi adanya bahan kaca.
Pemeriksaan CT scon bahan kaca
dengan ukuran diameter >1..5 mm
memiliki sensitivilas 960/o, sedangkan
obyek berukuran <0.5 mm memiliki
*
Gqmbdt S. CT scqn psdo OFa bohqn (A)
metqlik (pelutu); (B) kqcq
Tidak seperti oFB berbahan metalik
dan kaca, bahan organik sering tidak
tampak pada pemeriksaan CT scan. Hal
ini dikarenakan oleh bervariasinya
densitas yang dipancarkan obyek
organik seperti kayu, mulai dari
densitas rendah yang sama dengan
densitas udara, hingga densitas yang
sama dengan struktur orbita seperti
lemak (lwamoto & lliff, 2006).
Pemeriksaan cf scon memiliki
kelebihan yaitu : sensitif terhadap
bahan logam, memberikan informasi
lokasi dengan tepat (high spotiol
resolutionl dan menghasllkan
pencitraan tulang dengan baik.
Kekurangannya, yaitu : memiliki
sensitivitas yang lebih rendah
dibanding MRI untuk mendeskripsikan
detail.iaringan lunak dan kontra indikasi
pada wanita hamil (lwamoto & lliff,2006; Quaghebeut,2O0T; Foster et ol.,
2016).
sensitivitas 48Yo. (Kubal,
Lockwood et ol,,20L6]..
2008; Mdgnetic Resonance tmaging (MRll
Pemeriksaan MRt meruPakat
pemeriksaan pencitraan non-invosive
MRI terutama dilakukan pada oFt
berbahan organik seperti kayu, dimani
obyek kayu tampak sebagai obyek yant
lebih hipointensif. Pemeriksaan MR
sebaiknya tidak digunakan sebaga
pemeriksaan awal kareni
dikontraindikasikan pada bahar
metalik. Bahan metalik pada MRI dapa
menyebabkan pergerakan obyek yant
tidakterkendali sehLngga menyebabkar
kerusakan jaringan orbita (Quaghebeur
2OO7l.
cqmbor4. OFB kdyu podo (Al cf scdn; (Bt
MRI
Pemeriksaan MRI memilil
kelebihan, yaitu : sensitif terhadap OFt
yang bersifat rodioJuscen seperti bahal
organik, memberikan informasi lokas
dengan tepat, dan dapat menghasilkat
pencitraan jaringan lunak dengan bail
sehingga dapat mengetahui adanyi
komplikasi. Kekurangannya, yaitu
biaya pemeriksaan mahal, tidak semui
fasilitas kesehatan tersedia, dat
*:--,-* 25
kan adanya pemeriksaan pre-
untuk memastikan tidak
bahan metalik (lwamoto &
,2006).
ATA LAKSANA OR3′ Tハι FORど′G″
Jenis Tata Laksana
Manajemen kasus OFB sangat
m. Semua pasien dengan OFB
rus diberikan profilaksis antitetanuspertama kali datang. Profilaksis
nus diberikan sebanyak 0.5 ml
lU) secara intramuskular. Pasien
diberikan antibiotik spektrum luas
jberbahan logam reaktif harus dilakukan
iekstraksi (Foster et o/., 2016; Rowlands
I& ehrticir, zoro1.
I
r ,.= # 26
Ekstraksi juga dilakukan apabila OFB
dapat teraba atau berada pada anteriororbita. Sementara itu, apabila berada
pada posterior orbita dan bersifat inert,
OFB dapat dibiarkan. Pilihan ekstraksi
OFB iuga diindikasikan apabila terdapatgangguan tajam penglihatan, nyeripersisten, diplopia, inflamasi, dan
infeksi (Foster et o/., 2016).
EkstraksiOFB
Untuk dapat memilih teknik yang
tepat pada ekstraksi OFB, dokter harus
mengetahui dengan pasti lokasi OFB
dan struktur yang akan dilalui saat
dilakukan tindakan. Tindakan ekstraksi
secara garis besar dibagi menjadi dua,yaitu pendekatan transorbital dan
ekstraorbital. Pendekatan transorbitalbiasanya dilakukan oleh ahli mata,
sedangkan pendekatan ekstraorbital
dilakukan oleh ahli THT-KL atau bedah
saraf (Hayek et o/., 2006).
Pemilihan pendekatan ekstraksi
antara transorbital dan ekstraorbital
beserta pemilihan insisi awal yang akan
dilakukan harus didasarkan pada lokasi
dari OFB tersebut. Pendekatan yang
dipilih adalah pendekatan yang paling
direct, paling minimal menimbulkan
komplikasi pembedahan, danpermasalahan estetika. Terdapat
beberapa macam
l:{-
I Trt. l.kr.n, oFB tergantung pada
komposisi bahan, lokasi, keadaan klinis
,penderita, dan kerusakan jaringan. OFB
iberbahan organik harus dilakukan
tekstraksi, karena dapat menyebabkan
/respon inflamasi dan infeksi. oFB
f berbahan anorganik non-metalik dapat
fdibiarkan dan dilakukan observasi. oFg
,lberbahan metalik non-reaktif juga
idibiarkan karena dapat ditoleransi
ldengan baik. Sementara itu, OFB yang
pendekatan
transorbital (orbitotomi), yaitu :
pendekatan superior, inferior, medial,
dan lateral. Pemilihan pendekatan
berdasarkan pada tipe dan lokasi OFB,
serta kebutuhan untuk exposure OFByang adekuat (Dutton, 2013; Foster etal,,2Ot6).
Ekstraksi OFB dengan c‐arm c“ided
Surgery
C― ar′η dapat menvediakan
pencitraan χ‐rαソdengan resolusi tinggi
secara rea′ :′me sehingga dapat
memon■ or prosesialannya operasi dan
dapat segera mengamb‖ keputusan
yang tepat terkait kOndis1 0perasi.
Penggunaan C―arm dalam operasi
memiliki kelebihan dalam hal
mengurangitindakan invasif yang dapat
menvebabkan kerusakan organ lain
yang sehat συraЛ :θ Operasi.selain itu′
penggunaan C‐ arm juga dapatmengurangi lama waktu operasi.
Kekurangan dari penggunaan C― arm
yaitu meningkatkan terjadinya radiasi )
roy (Hatano et o1.,201,61.
鼈・静れ
Gombor 6. C-orm lluoroskopi
Pada kasus trauma mata dengan OFt
yang mencapai area retrobulbartindakan ekstraksi seringkali menemukesulitan. Hal tersebut disebabkar
sulitnya mendeteksi posisi tepat dar
OFB duronte operasi. Selain oleh karent
posisi, kesulitan juga dialami apabili
OFB didapatkan lebih dari satu atat
fragmented. Cara terbaik untul
ekstraksi oFB tersebut adalah dengar
bantuan pencitraan durante operasi
Alat yang sering digunakan pada kasur
seperti ini adalah C-orm. Perangkat C
orm akan memproyeksikan posis
instrumen dan benda asing ke dalan
suatu model volume orbita sehinggi
dokter dapat mengikuti gerakar
instrumennya pada monitor. C-arn,
biasa digunakan pada pendekatar
transorbital dengan menggunakan insis
I--
Gombar 5. lnsisi pado berbagqi pendekatan
orbitotomi
,_
L-1‐園‐囲
27
|:∫軍#‖:‖l∫:ll[::|:rttr::i
llebih simpel dalam proSes
lo
Gambor 7. Gamborun C-om duronte operdsl
. potongan (A) onteroposterior; (B) ldterdl
Oleh karena Penggunaan c-orm
, pada kasus trauma mata ini memiliki
keuntungan mengurangi lama waktu
operasi serta mengurangi tindakan
invasif yang menyebabkan kerusakan
:organ lain yang sehat, hal ini tidak akan
i mempengaruhi penurunan visuol acuity
r pasien. Berdasarkan data pasien kasus
trauma mata dengan OFB di RSUD Dr'
Soetomo tahun 2011-2017 sebanyak 21
pasien, penggunaan c-arm tidak
mempengaruhi visuol ocuity pte opetasi
(P=0,095,o>0,01).
R!NGKASAN
Orbita′ FoにOn 30dソ (OFB)
merupakan benda aSlng yang
mengalami penetrasi dan berdiam di
dalam orbita dan diluar bola mata OFB
merupakan kompllkasi vang terladi
pada trauma orbita
Anamnesis merupakan dasar untuk
melakukan pemeriksaan fisik dan
penuniang se,ual prosedur diagnostik
AnamneslS terutama berguna untuk
mendapatkan informasl mengenaI
mekanisme trauma,kecepatan trauma,
kOmposISl bahan′ dan perkiraan ukuran
benda asing yang masuk Adanva OF3
dapat diketahui melalui berbagai
macam pemeriksaan pencitraan,seperti
: Comρυted Tomοgraρわソ (CT)SC●ら
Mαgnetた Resο"ance
′mag"g(M Rl)′
foto χ―ray,dan υ′trαsο″οgraρわy{usG)
mata pemeriksaan CT scan dan MRI
merupakan pemeriksaan vang pa‖ ng
sering dilakukan Pencitraan USG kurang
direkomendasikan karena resolusi vang
dihas‖kan semakin berkurang dengan
semakin posteriorletak obyek
Manajemen pada kasus OFB sangat
beragam Tata laksana OF8 tergantung
pada komposisi bahan′ lokasi′ keadaan
klinis penderita,dan kerusakan jaringan
vang ditimbulkan Dalam menentukantata laksana OFB′ dOkter harus
mempertimbangkan segala risiko vang
28 =
dapat terjadi, baik risiko pembedahan
maupun risiko meninggalkan OFB pada
tempatnya.
c-orm dapat menYediakan
pencitraan X-roy dengan resolusi tinBgi
secara reol time sehingga dapat
membantu dalam melakukan Proses
ekstraksi OFB dan mengurangi gerakan
berlebihan yang dapat menyebabkan
lesi pada organ orbita lain. Oleh karena
penggunaan C-orm pada kasus trauma
mata tidak akan mempengaruhi
penurunan visuol ocuity pasien. C-orm
biasa digunakan pada pendekatan
transorbital dengan menggunakan insisi
transkonjungtiva karena relatif tidak
menimbulkan jaringan parut dan lebih
simpel dalam proses pelaksanaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Bowling 8.,2016, Chapter 21: Trauma.
Cllalca′
ond Orbital Surgery. Philadelphiar
Lippincott williams & Wilkins,
247-80.Finkelstein M., LeBmann A. & Rubln
P.A., 1997, Projectile Metallic
Foreign Bodies in the orbit: A
Retrospective Study of
Epidemiologic Factors,
Management, and Outcomes.
OphthalmologY 1997 Jon;
104(1): 95-103.
Foster J.A., Charter K.D., Durairaj V.D.,
Kavanagh M.C. & Hartstein M.E.,
20L6, Chapter 1: Orbital
Anatomy; ChaPter 6: orbital
Trauma; Chapter 7: Orbital
surgery. ln: orbit, Eyelids dnd
Lacrimol System, section 7. San
Francisco: American AcademY of
Ophthalmology. L-t6) tO3 - 27.
Fulcher T.P, McNab A.A. & Sullivan T.J.,
2002, Clinical Features and
Mnagement of lntraorbital
Foreign Bodies. Americon
Journal of O?htholmologY
Journal 2OO2 March; 10913\:
494-500.
lwamoto M.A. & lliff N.T,, 2006,
87: Management ofDuone'.
ln; Konski's
Ophtholmologv: A Svstemic
Approoch, 8th Ed. SYdneY:
Elsevier, 2016. 861-85.
Denniston A.K.O. & Murray P.1., 2OL4,
Chapter t4i Orbit. Oxford
Hondbook of OphtholmologY, jrdedition. Oxford: Oxford
University Press. 593-624.
Dutton J.J., 2013, Part lll: Orbital
Surgery. ln I Atlos oI Oculoplastic
Trauma. ln:
Ophtholmology, volume 5
Philadelphia: Lippincott Williams
& Wilkins.
-:# 29
Karcioglu 2.A., 2006, Chapter 77:
Clinicopathologic Correlates in
Orbital Disease. ln: Duone's
Ophthalmology, volume 3.
Philadelphia: Lippincott Williams
& Wilkins.
Khurana A.K., 2007, Chapter 1: Anatomy
and Development of the Eye;
Chapter 16:Diseases of the OrbiU
Chapter 17: Ocular lnjuries. ln:
Comprehensive Ophtholmology,
fourth edition. New Delhi: New
Age lnternational Limited
Publisher. 3-13, 377-400, 401-16.
Kuhn F., 2008, Section 1.3: Predicting
the Severity of an Eye lnjury: The
Ocular Trauma Score (OTS);
Section 2.13: Penetratinglnjuries and lOFBs. ln: Ocular
Traumotology. New York:
Sp)inger. 77 -22 &371-90.Napora K.J., Obuchowska 1., Sidorowicz
A. & Mariak 2., 2OO9,lntraocular
and lntraorbital Foreign Bodies
Characteristics in Patients with
Penetrating Ocular lnjury. K/in
Ocz Journol 2009; t11:307-72.Oruc M., Kankaya Y., Gursoy K., Sungur
N., Ulusoy M.G. & Kocer U.,
2015, An Extremely Long Lasting
Foreign Body in the Orbital Floor.
Turkish Journol of Plastic Surgery
2015;2al2l:87-9.
Quaghebeur G., 2007, Chapter L4:Radiological Techniques in
Ophthalmic lnvestigation. tn:
Ophtholmology, lnvestigotion
and Exomination Techniques.
Philadelphia: Elsevier Limited.159-95.
Rowlands M.A. & Ehrlich M., 2016,
Management of lntraorbitalForeign Bodies. OphtholmicPeorls: Trouma, 2076 lanuary:37-2.
Tas S. & Top H., 20L4, lntraorbitalWooden Foreign Body: Clinical
Analysis of 32 Cases, A 10 Year
Experience. Ulus Trovma Acil
Cerr Derg 2074 January; 2O(ll:51-5.
30 -
噛
top related