Naluri Ibu untuk Anak Charnoest

Post on 18-Jul-2015

589 Views

Category:

Documents

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

Transcript

Yang Manakah yang Kita Cintai ?

Fisiknya ?

Sifat ibu melambangkan sifat dari Allah swt.

ataukah Sifatnya ?

kisah ibu yang patut diteladani...

Ibuku cacat... Ibuku buta...

Lineman Pencakar Langit

Penjinak Ranjau

Fire Fighter

Para Pemberani Yang Menantang Maut

Tahukah AndaDarimana Para Pemberani Tersebut Dilahirkan ?

Mereka Dilahirkan Dari Rahim Seorang IbuYang Telah Menantang Maut

Menahan Sakit Luar BiasaSaat Melahirkannya ke Dunia...

BUAYAKekuatan Rahang Gigitannya: 2,5 ton (5.000 Lbs)

KELEMBUTAN INDUK BUAYASelalu Membawa Anak-anaknya di Mulutnya

Di antara Rahang Kuat Gigi Tajamnya

SALAH SATU ANUGERAH BESAR TUHANYANG DIBERIKAN KEPADA MAHLUKNYA:

“NALURI KEIBUAN”

seberapa besarkah cinta seorang ibu ?

terkadang kita baru menyadaribesarnya kasih sayang ibu terhadap kita

akan terasa di saat ibu sudah tiada...

dalam setiap tragedi bencana yang merenggut nyawadan di antara banyaknya korban yang bergelimpangan

mata kita akan terpanadengan sebuah pemandangan yang luar biasa...

cinta kasih ibutak lekang oleh waktu... tak pudar oleh ajal...

cinta kasih ibutak lekang oleh waktu... tak pudar oleh ajal...

cinta kasih ibutak lekang oleh waktu... tak pudar oleh ajal...

cinta kasih ibutak lekang oleh waktu... tak pudar oleh ajal...

cinta kasih ibutak lekang oleh waktu... tak pudar oleh ajal...

cinta kasih ibutak lekang oleh waktu... tak pudar oleh ajal...

Dalam pekatnya malam...

Peluh membasahi keningmuTersengal-sengal nafasmuSerasa tiada daya yang tersisa dalam tubuhmu

Ketika itu...

Menetes air matamu menahan nyeri

Tapi tekadmu mengalahkan segalanyaDemi menghadirkan diriku ke muka bumi ini

Namun...

Darah pun tertumpahMengiringi derita yang mengancam jiwamu

Dari penderitaanmu terpancar rona kebahagiaanSaat tangisku memecah keheningan malamDan dalam kehangatan dekapanmuEngkau pun tersenyum penuh makna...

“Anakku... Anakku sayang..."

“Ini aku... Ibumu nak..."

Kau bunuh kantuk dalam lelahmuKau abaikan tubuhmu yang memucatKau ganti popokku yang basah Kau gendong aku dengan penuh kasih sayang

Beranjak balita...Belumlah berakhir beratnya pengabdianmu

Tetapi aku terlupakan untuk mengingatnya...

Dalam kelembutan asuhanmuLelahmu tergantikan rasa haruSaat kaki mungilku belajar untuk melangkah

Namun emosiku kau pahami dengan bijakTak pernah jemu engkau membimbingku

Beranjak aku tumbuh menjadi remajaNasihatmu kuanggap angin laluTak jarang kutimpali dengan kata-kata kasarTak ada kesan di hatiku begitu berharganya dirimu

Dalam setiap keheningan malamEngkau terbangun dan bersujud kepada-NyaTak lelah-lelahnya engkau mendo’akan akuBerharap yang terbaik untukku

Hingga aku tersadarkan akan sesuatuKapankah aku mendo’akanmu...

Walaupun sebenarnya engkau tahu

Kulihat engkau begitu bahagia Melihat kubersanding dengan teman hidupku

Esok ataupun lusa...Aku akan meninggalkanmu Mengarungi samudera duniaMengayuh biduk rumah tangga

Kini usiamu sudah semakin rentaDan sakitmu tidak kunjung reda

Inginku berbakti padamuMembalas jasa-jasamu dulu sewaktu aku kecilSekalipun engkau tak pernah berharap balas

Saat aku melebur dalam hiruk-pikuk duniaDalam kehangatan keluargaku yang sempurnaKubiarkan dirimu merajut sepi di tepi senja

Keinginanku untuk membahagiakanmuMendampingimu di saat akhir waktumuKini hanyalah angan-angan belaka

Karena engkau telah berpulang ke hadirat-NyaTanpa kehadiranku di nafas terakhirmu...

Tapi semuanya sudah terlambat...

Ibu...Maafkanlah aku...Andaikan aku diberi waktu lagi...

sepanjang jalan...ibukasih

top related