Modul Pelatihan Posyandu
Post on 14-Apr-2016
283 Views
Preview:
DESCRIPTION
Transcript
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 1
A. Kader Posyandu ?
Siapa sajakah yang bisa menjadi kader Posyandu?
1) Dapat membaca dan menulis.
2) Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan.
3) Mempunyai waktu yang cukup dan rela berbagi waktunya untuk
masyarakat
4) Bertempat tinggal di wilayah Posyandu
5) Berpenampilan ramah dan simpatik merupakan nilai tambah.
Berbekal ‘SATU JUTA’, Cukupkah?
Kader Posyandu memiliki bekal satu juta (sabar, tulus, jujur dan tawakal)
merupakan bekal awal. Kader perlu terus belajar dan melatih keterampilannya
mulai dari pencatatan, penimbangan, penyuluhan, pembuatan sistem informasi
posyandu (SIP), memahami masalah di posyandu dan penyelesaiannya.
Tugas Mulia Sang Pahlawan Peradaban :
Tugas Kader Posyandu pada H – atau saat persiapan hari buka Posyandu,
meliputi :
1. Menyiapkan alat dan bahan, yaitu : alat penimbangan bayi dan balita,
Kartu Menuju Sehat (KMS), alat peraga, alat pengukur LILA, obat-obatan
yang dibutuhkan (tablet besi, vitamin A, Oralit, dan lain-lain sesuai
kebutuhan), bahan/materi penyuluhan dan lain-lain
2. Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberitahu ibu-ibu
untuk datang ke Posyandu, serta melakukan pendekatan tokoh yang bisa
membantu memotivasi masyarakat untuk datang ke Posyandu
3. Menghubungi Pokja Posyandu, yaitu menyampaikan rencana kegiatan
kepada kantor desa / kelurahan dan meminta mereka untuk memastikan
apakah petugas sektor bisa hadir pada hari buka Posyandu
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 2
4. Melaksanakan pembagian tugas, yaitu menentukan pembagian tugas
diantara kader Posyandu baik untuk persiapan maupun pelaksanaan
kegiatan.
Tugas Kader pada hari buka Posyandu disebut pelayanan 5 langkah
kegiatan meliputi :
Kegiatan 1, tugas-tugas kader sebagai berikut :
1. Mendaftar bayi / Balita, yaitu menuliskan nama bayi / Balita pada KMS
dan secarik kertas yang diselipkan pada KMS.
2. Mendaftar ibu hamil, yaitu menuliskan nama ibu hamil pada Formulir atau
Register Ibu Hamil
Kegiatan 2, tugas-tugas kader sebagai berikut :
1. Menimbang bayi / balita.
2. Mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas yang akan
dipindahkan pada KMS
Kegiatan 3, tugas-tugas kader sebagai berikut:
Mengisi KMS atau memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari
secarik kertas kedalam KMS anak tersebut.
Kegiatan 4, tugas-tugas kader sebagai berikut :
1. Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan
berat badan yang digambarkan grafik KMS kepada ibu dari anak yang
bersangkutan.
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 3
2. Memberikan nasehat kepada setiap ibu dengan mengacu pada data KMS
anaknya atau dari hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami
sasaran
3. Memberikan rujukan ke Puskesmas apabila diperlukan, untuk balita, ibu
hamil dan menyusui berikut ini :
Balita : apabila berat badannya dibawah garis merah (BGM) pada
KMS, 2 kali berturutturut berat badannya tidak naik, kelihatan sakit
(lesu-kurus, busung lapar, diare, rabun mata dan sebagainya)
Ibu hamil atau menyusui : apabila keadaannya kurus, pucat, bengkak
kaki, pusing terus menerus, pendarahan, sesak napas, gondokan dan
sebagainya
Orang sakit
Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader Posyandu,
misalnya pemberian tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A,
Oralit, dan lain sebagainya.
Kegiatan 5, merupakan kegiatan pelayanan sektor yang biasanya dilakukan
oleh petugas kesehatan, PLKB, dan lain-lain. Pelayanan yang diberikan
antara lain :
1. Pelayanan Imunisasi
2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
3. Pengobatan
4. Pemberian tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A dan obat-obatan
lainnya 5. Pemeriksaan kehamilan bagi Posyandu yang memiliki sarana
yang memadai dan lainlain sektor yang terkait.
Tugas-tugas kader setelah hari buka Posyandu, meliputi :
1. Memindahkan catatan-catatan pada Kartu Menuju Sehat (KMS) kedalam
buku register atau buku Bantu kader
2. Menilai (mengevaluasi) hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan hari
Posyandu pada bulan berikutnya
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 4
3. Kegiatan diskusi kelompok (penyuluhan kelompok) bersama orang tua
balita yang lokasi rumahnya berdekatan (kelompok Dasawisma)
4. Kegiatan kunjungan rumah (penyuluhan perorangan), sekaligus untuk
tindak lanjut / rujukan dan mengajak orang tua balita datang ke Posyandu
pada kegiatan bulan berikutnya.
B. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) = INVESTASI
Posyandu adalah upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan keluarga
berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan
dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga
berencana.
Mengapa Posyandu Penting?
a. Angka kematian Bayi dan Ibu sangat tinggi, Posyandu sebagai
wadah pelayanan kesehatan dasar bersumber dari masyarakat dan
tersebar di seluruh wilayah
b. Posyandu sebagai upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan dasar
dan peningkatan status gizi masyarakat
c. Posyandu memberdayakan masyarakat
(Wadah berbagai kegiatan kesehatan, pendidikan, peningkatan
ekonomi keluarga dsb)
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 5
BKB, BKR DAN BKL
T B C
GIZI • Penimbangan
( Deteksi Dini Tumbuh kembang )
·Suplementasi Gizi Vit A, Fe • PMT • KIE
• Rujukan
PENINGKATAN EKONOMI KELUARGA
Pemanfaatan Pekarangan/UPGK
I MUNISASI BCG, DPT,Polio,
Hepatitis B, Campak, TT Pelayanan
KIE
PGG.DIARE Oralit
Pelayanan KIE
KB Pelay.KB PUP, dan
KIE
KIA
ANC dan KIE
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT/ KELUARGA
DBD
PHBS
PAUD
Keterangan :
1. Kotak Horizontal : Keg. Pokok pada POSYANDU/saat penimbangan (1 bulan 1X )
2. Kotak Vertikal : Kegiatan tambahan ( setiap hr )
Pengg. Masy olehTokoh Agama PKDRT/KKG
HIV - AIDS
DASAWISMA
15
KONSEP DASAR POSYANDU
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 6
Bayi dan Balita :
1. Penimbangan bulanan dan penyuluhan gizi dan kesehatan
2. Pemberian paket pertolongan gizi: Pemberian vitamin A, pemberian paket
Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI), Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
3. Imunisasi lengkap dan pemantauan kasus lumpuh layuh
4. Identifikasi gangguan/penyakit, pengobatan sederhana dan rujukan,
terutama untuk diare, radang paru-paru (Pnemonia)
Ibu Hamil
1. Pemeriksaan Kehamilan
2. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi Ibu kurang gizi atau Kurang
Energi Kronis (KEK)
3. Pemberian tablet tambahan darah (tablet besi)
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 7
Bagaimana jika Posyandu kurang optimal?
Permasalahan AKIBAT KURANG OPTIMAL POSYANDU
POSYANDU TIDAK
BERFUNGSI OPTIMAL,
STRATA RENDAH
PELAYANAN KIA DAN KB MENURUN
PENINGKATAN GIZI MASY. MENGENDUR
IMUNISASI - UCI RENDAH
PENANGGULANGAN DIARE/PENYEHATAN
LINGKUNGAN MEROSOT
MUNCUL BERBAGAI KLB: - KURANG GIZI
- POLIO - DBD
- MALARIA - FLU BURUNG
DLL KESADARAN
DAN PERAN SERTA MASY.
KURANG KEWASPADAAN MASY. MENURUN
PENYULUHAN/PROMOSI KES. TIDAK BERJALAN
MASALAH
AKAR MASALAH
4. Penyuluhan tentang gizi dan kesehatan ibu
Ibu Nifas/Menyusui
1. Pemberian kapsul vitamin A
2. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
3. Pelayanan nifas bagi ibu dan bayinya dan pemberian tablet tambah darah
4. Pelayanan KB
5. KIE / Penyuluhan tentang makanan selama menyusui, ASI Eksklusif,
perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, pengenalan tanda bahaya
dan KB.
Paket Pelayanan Pilihan
1. Program samijaga dan perbaikan lingkungan pemukiman
2. Perkembangan anak, termasuk kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB,
PAUD) 3. Penanggulangan penyakit endemis setempat, misalnya gondok,
Demam Berdarah Dengue (DBD), malaria dan lain-lain.
4. Usaha kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 8
C. Kartu Menuju Sehat (KMS)
KMS adalah kartu yang memuat data pertumbuhan serta beberapa
informasi lain mengenai perkembangan anak, diisi setiap bulan sejak
anak lahir hingga berusia 5 tahun dan KMS = “Raport” kesehatan gizi
balita Empat Bagian utama KMS yakni:
a. Identitas bayi dan balita
b. Kurva penimbangan dan pengukuran berat
c. Jadwal pemberian vitamin dan imunisasi
d. Informasi mengenai pemberian ASI, perkembangan anak sehat dan
penanganan pertama terhadap diaer
a
b
c
d
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 9
KMS Perempuan
KMS laki - laki
Untuk selengkapnya, contoh KMS balita perempuan dan laki-laki sebagai
berikut :
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 10
a. Halaman depan KMS
b. Halaman belakang KMS
(Berisi info Berat Badan, Permberian ASI Eksklusif, Vitamin A dan
Imunisasi)
Jenis Catatan KMS
Pengisian KMS dilakukan pada saat hari buka Posyandu, yaitu pada :
1. Pelayanan 3
Kader memindahkan catatan hasil penimbangan (berat badan) yang
ditulis pada secarik kertas ke dalam grafik KMS.
2. Pelayanan 4
Kader membaca data KMS, menjelaskan kepada ibu mengenai
keadaan anak. Kader juga menanyakan berbagai informasi penting
mengenai perkembangan tumbuh kembang anak, kemudian
dimasukkan ke dalam KMS.
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 11
Manfaat catatan/informasi KMS balita
a. Alat pemantau tumbuh kembang balita bisa dijadikan acuan
penyuluhan kepada ibu’keluarga
b. Alat pencatatan pelayanan kesehatan balita sebagai bahan acuan
untuk rujukan ke pelayanan 5 maupun puskesmas.
Rujukan bagi balita
• Berat badan balita di Bawah Garis Merah (BGM) pada KMS dan
dicurigai gizi buruk
• Berat badan balita 2 kali (2 bulan) berturut-turut tidak naik
• Berat badan balita berada di atas normal pada KMS (terlalu gemuk)
• Balita sakit
• Balita belum diimunisasi dan belum mendapat kapsul vitamin A.
Langkah-langkah Mencatat pada KMS
• Mencatat nama Posyandu, identitas anak dan orang tua pada tabel
di sebelah kiri atas
• Mencatat pemberian imunisasi pada tabel di sebelah kiri tengah
• Mencatat pemberian vitamin A pada tabel sebelah kiri bawah
• Mencatat hasil penimbangan (berat badan) pada grafik KMS
Mengisi Grafik KMS
• Pada kolom yang harus diisi bulan, cantumkan pada kolom
pertama, bulan kelahiran anak. Kolom selanjutnya diisi dengan
bulan-bulan berikutnya
• Masukkan data berat badan anak ke dalam grafik dengan cara
membuat titik yang mempertemukan garis datar (kg berat badan)
dan garis tegak (bulan penimbangan)
• Apabila bulan lalu anak ditimbang, sambungkan titik penimbangan
bulan ini dengan titik penimbangan bulan lalu (hanya titik yang
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 12
merupakan hasil penimbangan berturut-turut yang boleh
disambungkan)
• Mencatat pemberian ASI saja (ASI Eksklusif) pada bayi umur 0-6
bulan pada kotak di bawah 6 kolom bulan pertama, caranya:
• Membuat tanda strip (coret) pada kotak apabila bayi diberi
makanan/minuman lain selain ASI
• Tuliskan E0 sampai dengan E6 pada kotak apabila bayi hanya
diberi ASI
• Mencatat lain-lain, yaitu catatan tentang sakit yang pernah dialami
anak dan penanganannya, ditulis di dalam garis-garis tegak pada
grafik KMS
Perhatikan umur
Mengapa umur harus dihitung teliti ?
a. Karena pertumbuhan anak berhubungan dengan umur
b. Karena kecepatan tumbuh balita dari 0 – 60 bulan berbeda-beda
c. Mengetahui umur anak dengan tepat sangat penting untuk menilai
apakah kecepatan tumbuh normal pada usia tersebut.
Kecepatan tumbuh anak laki-laki :
Antara 0 – 1 bulan = 0,8 – 1,1 kg
Antara 8 – 9 bulan = 0,3 – 0,5 kg
Kecepatan tumbuh anak perempuan :
Antara 0 – 1 bulan = 0,6 – 0,9 kg
Antara 8 – 9 bulan = 0,3 – 0,5 kg
Kesalahan menghitung umur anak
a. Umur dihitung hanya menggunakan bulan dan tahun penimbangan
dengan bulan dan tahun lahir anak mengabaikan selisih hari
b. Umur anak dihitung dengan menambahkan 1 bulan untuk setiap
hari buka posyandu, akibatnya umur anak lebih tua atau muda dari
sebenarnya karena sangat tergantung dari jadwal hari buka
posyandu.
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 13
Cara menghitung umur anak balita
Cara 1
1. Tentukan tanggal lahir anak, dalam format tanggal, bulan, tahun misalnya :
5-4-2011
2. Tulis tanggal kunjungan, misalnya : 19-9-2012
3. Hitung umur anak dengan mengurangi tanggal kunjungan dengan tanggal
lahir, misalnya:
Penyelesaian
Tanggal kunjungan 19 09 2012
Tanggal lahir 05 04 2011
14 05 1 = 1 tahun 5 bulan 14 hari
(Jadi umur anak dibulatkan menjadi 12 bulan + 5 bulan = 17 bulan)
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 14
Cara 2
1. Tentukan tanggal lahir anak, dalam format tanggal, bulan, tahun misalnya :
19-9-2011
2. Tulis tanggal kunjungan, misalnya : 05-04-2012
3. Hitung umur anak dengan mengurangi tanggal kunjungan dengan tanggal
lahir, misalnya
Penyelesaian:
Tanggal kunjungan 05 04 2012
Tanggal lahir 19 09 2011
-14*) -5 1 = 1 tahun – 5 bulan – 1 bulan
(Jadi umur anak menjadi 12 bulan – 5 bulan – 1 bulan = 6 bulan)
*) jika selisih tanggal adalah negatif maka dikurangi 1 bulan, jika selisih
tanggal adalah positif maka selisih tanggal diabaikan.
TANGGAL LAHIR TIDAK DIKETAHUI
Gunakan kalender lokal
Tanyakan kapan anak dilahirkan dengan menghubungkan kejadian
penting yang terdekat, misalnya lebaran.
Mencari anak yang pada saat dilahirkan bersamaan/berdekatan.
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 15
digunakan namun tidak cocok digunakan apabila umur anak tidak
diketahui dengan pasti. Seorang anak dengan BB/U rendah disebabkan
pendek (stunting), atau kurus (thinness) atau keduanya. Namun demikian,
jika seorang anak memiliki edema pada kedua punggung akan
meningkatkan berat badannya, walaupun sebenarnya anak tersebut berat
badannya sangat rendah. Sehingga indikator BB/U tidak cocok digunakan
pada kondisi mengalami edema.
Pemantauan gizi anak menggunakan KMS dilakukan secara rutin per
bulannya, sehingga dapat diketahui perkembangan anak dari waktu ke
waktu. Kegiatan ini perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi anak secara
Cara membaca grafik pertumbuhan pada KMS
a. Apabila anak berada di lajur bewarna hijau maka
anak berada pada jalur pertumbuhan normal
b. Apabila anak berada di bawah lajur mer ah
warna putih) menunjukkan anak kurus dan (
perubahannya dapat dikatakan membaik apabila
mendekati lajur hijau. Pendekatan gr a fik pada lajur
hijau tua dikenal dengan kejar tumbuh kembang .
KMS merupakan salah satu alat untuk memantau
berat badan menurut um ur ( BB/U) anak. Hal ini
guna mengklasifikasikan apakah anak dilakukan
mengalami kelebihan berat atau sangat gemuk. Indikator BB/U paling umum badan
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 16
berkesiambungan, mencegah dan menekan terjadinya penyimpangan
pertumbuhan sejak dini. Pemantauan gizi merupakan upaya deteksi dini
dalam mengetahui kesehatan anak yang sederhana dan mudah dilakukan
oleh kader dan orang tua.
D. Penyuluhan
Penyampaian pesan/informasi dari satu orang atau kelompok
kepada satu orang atau kelompok lain mengenai berbagai hal yang
berkaitan mengenai kesehatan ibu dan anak
Penyuluhan di layanan 4 Posyandu
• Dilakukan dengan pendekatan perorangan, sehingga bukan penyuluhan
kelompok
• Kader dan petugas kesehatan melaksanakan penyuluhan kelompok
pada hari buka Posyandu atau di luar hari buka Posyandu
Topik Penyuluhan di Posyandu
• Cara memantau pertumbuhan anak
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 17
• Pemberian ASI Eksklusif pada anak 0-6 bulan
• Gizi dan pemberian vitamin A untuk balita
• Manfaat imunisasi bagi balita
• Cara memantau dan melatih perkembangan anak
• Perawatan ibu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui
• Gizi dan Tablet Tambah Darah (TTD) untuk ibu
• Persalinan yang aman
• KB setelah melahirkan
• PHBS dan Kadarzi
• Perawatan gigi dan mulut
• Penyuluhan lain sesuai kebutuhan
Isi Penyuluhan
• Pesan Pokok, yaitu informasi yang diharapkan peserta mau
melaksanakannya
• Manfaat, yaitu penjelasan mengenai hal-hal positif jika peserta
melaksanakan pesanpesan tersebut
• Akibat, yaitu penjelasan mengenai hal-hal negatif jika peserta tidak
melaksanakan pesan-pesan tersebut
• Jika masalah sudah terjadi pada peserta, jelaskan bagaimana peserta,
keluarga, dan Posyandu dapat mengatasinya
• Kader perlu menguasai materi-materi penyuluhan dengan banyak
belajar, membaca, dan bertanya pada orang lain
Tips Agar Penyuluhan Menarik
• Informasi dan saran diberikan berdasarkan keadaan dan permasalahan
peserta
• Informasi dan saran jelas dan cukup praktis agar dapat dilaksanakan
• Informasi dan saran diberikan dengan bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti
• Bersikap ramah
• Memberi kesempatan bagi peserta untuk bertanya
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 18
E. Pencatatan Kegiatan Posyandu = SIP ?
Sistem Informasi Posyandu (SIP) adalah seperangkat alat penyusunan
data/informasi yang berkaitan dengan kegiatan, kondisi, dan perkembangan yang
terjadi di setiap Posyandu.
Manfaat SIP
• Menjadi bahan acuan bagi kader Posyandu untuk memahami
permasalahan sehingga dapat mengembangkan kegiatan yang tepat dan
disesuaikan dengan kebutuhan sasaran
• Menyediakan informasi yang tepat guna dan tepat waktu mengenai
pengelolaan Posyandu, agar berbagai pihak yang berperan dapat
menggunakannya untuk membina Posyandu demi kepentingan
masyarakat
Jenis Format SIP
1. Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi dan kematian ibu hamil,
melahirkan/nifas
2. Register bayi dalam wilayah kerja Posyandu
3. Register balita dalam wilayah kerja Posyandu
4. Register WUS-PUS dalam wilayah kerja Posyandu
5. Register ibu hamil dalam wilayah kerja Posyandu
6. Data pengunjung, petugas, kelahiran dan kematian bayi dan kematian
ibu hamil, melahirkan/nifas
7. Data hasil kegiatan Posyandu
Cara Pengisian SIP
1. Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi dan kematian ibu hamil,
melahirkan/nifas → dilaksanakan setiap bulan oleh kader Dasa
Wisma dan disampaikan secara secara lisan kepada Ketua Kelompok
PKK RW/Dusun/Lingkungan melalui Ketua Kelompok RT dan
kader Posyandu di wilayah bersangkutan
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 19
2. Register bayi dan balita dalam wilayah kerja Posyandu →
dilaksanakan oleh kader Posyandu setiap bulan. 1 lembar format ini
berlaku 1 tahun
3. Register WUS-PUS dalam wilayah kerja Posyandu → dilaksanakan
oleh kader Posyandu untuk 1 tahun
4. Register ibu hamil dalam wilayah kerja Posyandu → dilaksanakan
oleh kader Posyandu untuk 1 tahun
5. Data Posyandu → dilaksanakan oleh kader Posyandu setiap bulan
setelah hari buka Posyandu (atau setiap ada kegiatan)
6. Data hasil kegiatan Posyandu → dilaksanakan oleh kader Posyandu
setiap bulan setelah hari buka Posyandu (atau setiap ada kegiatan)
F. Penilaian masalah Sasaran Posyandu
Bagaimana tindak lanjut setelah kader memahami informasi atau catatan
tersebut ? Kader memahami masalah/kebutuhan posyandu yaitu keadaan-keadaan
yang dianggap mengganggu, menghambat, atau mengurangi kesejahteraan hidup
masyarakat.
Masalah dari kelompok sasaran umum yang menjadi perhatian kader:
1. Ibu hamil dan ibu menyusui
2. Ibu nifas
3. Balita
4. PUS
Masalah dari kelompok sasaran yang perlu perhatian segera:
1. Ibu hamil/menyusui/nifas: bumil risti, bumil kurang gizi dan anemia
2. Bayi/balita: BBLR, kurang gizi, belum imunisasi, rabun ayam, gondok,
batuk dan sesak, sering diare
3. Sebaiknya mengutamakan masalah gizi ibu hamil, menyusui, bayi, dan
balita
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 20
Pembahasan Masalah
Mendiskusikan masalah-masalah yang berhasil ditemukan oleh
kader Posyandu untuk melihat apa penyebab dan akibat suatu masalah
Manfaat Pembahasan Masalah
1. Kader dapat menentukan masalah yang mendesak untuk ditangani
2. Kader dapat menentukan kegiatan yang tepat untuk menangani suatu
masalah
Kapan melakukan Pembahasan Masalah?
• Kegiatan buka Posyandu (5 pelayanan)
• Kegiatan evaluasi bulanan bersama petugas untuk merencanakan
kegiatan Posyandu bulan berikutnya
• Bahan-bahan yang digunakan untuk melihat masalah: data KMS/SIP,
SKDN,
SIP/buku catatan lain, buku bantu kader
Upaya Pemecahan Masalah
KEGIATAN OLEH POSYANDU
1. Pelayanan Minimal Posyandu: Perbaikan gizi dan PMT, KIA, KB,
imunisasi, penanggulangan diare
2. Pelayanan Pilihan Posyandu: kesling, BKB, PAUD,
penanggulangan penyakit menetap, UKGMD, dsb
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 21
KEGIATAN OLEH MASYARAKAT
1. Melaksanakan PHBS
2. Menggunakan pelayanan kesehatan yang terjamin untuk ibu dan anak
3. Melaksanakan anjuran kader dan petugas kesehatan
RUJUKAN OLEH KADER
1. Kader dapat memberikan surat pengantar ke Puskesmas bagi orang
yang memiliki tanda-tanda masalah kesehatan
2. Biasanya rujukan oleh kader dibuat di pelayanan 4, dapat juga di luar
hari buka Posyandu
ORANG-ORANG YANG PERLU DIRUJUK
1. Balita BGM/kurus
2. Balita 2T berturut-turut
3. Balita terlalu gemuk
4. Balita yang tampak sakit
Lemah, lesu, tidak bergairah
Panas tinggi, rewel, tidak mau makan
Tidak mau menyusu
Bercak putih pada mata
Diare dan muntah-muntah
Tidak bisa pipis lebih dari ½ hari
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 22
Batuk, sesak, batuk 100 hari
Terlihat penyakit kulit
5. Ibu hamil dengan tanda-tanda:
LILA < 23,5 cm atau kurus
Sering pusing, berkunang-kunang
Muntah terus-menerus
Nafsu makan kurang
Kaki bengkak
Sesak napas
Perdarahan saat hamil muda
Lesu, lemas, lelah, mudah mengantuk
Kelopak mata bagian dalam pucat
Mencret lebih dari sehari semalam
Mencret mengandung darah
G. Kegiatan Posyandu
Penimbangan menggunakan Dacin
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 23
9 Langkah penimbangan:
1) Gantungkan dacin pada tempat yang kokoh:
2) Periksalah apakah dacin sudah tergantung kuat. Tarik
batang dacin ke bawah kuat-kuat. 3) Sebelum dipakai
letakkan bandul geser pada angka 0(nol). Batang dacin
dikaitkan dengan tali pengaman.
4) Pasanglah celana timbang, kotak timbang atau sarung timbang yang
kosong pada dacin. Ingat bandul geser pada angka 0 (nol).
5) Seimbangkan dacin yang sudah dibebani celana timbang, sarung timbang
atau kotak timbang dengan cara memasukkan pasir/batu ke dalam kantong
plastic diujung batang dacin sampai kedua jarum diatas tegak lurus.
6) Anak ditimbang, dan seimbangkan dacin.
7) Tentukan berat badan anak, dengan membaca angka di ujung bandul geser.
8) Catat hasil penimbangan
9) Geserlah bandul ke angka 0 (nol), letakkan batang dacin dalam tali
pengaman, setelah itu bayi atau balita dapat diturunkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penimbangan:
a. Pakaian dibuat seminim mungkin, baju’pakaian yang cukup tebal harus
dilepaskan
(termasuk topi, alas kaki dan jaket)
b. Geserlah anak timbang sampai tercapai keadaan seimbang, kedua ujung
jarum (paku) terdapat pada satu titik.
c. Gunakanlah tali pengaman untuk batang dacin.
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 24
Mengenal Alat Ukur Tinggi Badan
Alat Ukur Tinggi Badan (“Microtoise”)
Pita pengukur tinggi badan
Tempat paku atau perekat untuk menempelkan alat ke dinding
Sisi siku - siku yang menempel ke kepala anak
Jendela pembaca angka tinggi badan anak
17
Kesalahan dalam menimbang anak:
a. Batang dacin tidak datar (seimbang)
b. Bandul penyeimbang tidak dipasang
c. Sarung timbang sudah dipasang, tanpa memeriksa kedua ujung jarum
d. Anak langsung ditimbang sehingga berat badan anak lebih berat dari
sebenarnya
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 25
2 . Pilih dinding yang rata dan tegak lurus ke lantai
1 . Pilih lantai yang rata
3 . Letakkan microtoise dgn bagian yang akan menempel pada kepala anak rapat di lantai
5 . Pakukan atau rekatkan ujung pita ke dinding
18
1 . Anak berdiri tegak membelakangi dinding dengan pandangan ke depan
. Gerakkan microtoise 3 sampai menempel di kepala anak dan baca angka pada jendela baca
19
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 26
Microtoise
Tumit menempel
Dinding
Cara Mengukur Tinggi/Panjang Badan
1. Berdiri membelakangi dinding dimana microtoise terpasang dengan
posisi santai,
2. Tangan disamping badan, tumit, betis, pantat, tulang belikat dan kepala
menempel di dinding. Pandangan lurus ke depan.
3. Tarik microtiose ke bawah sampai menempel ke kepala. Bagi terukur
yang diikat rambutnya, menggunakan bando agar dilepaskan terlebih
dahulu atau digeser ke bagian kiri kepala.
4. Sebagai pegukur harus membaca hasil pengukuran pada microtoise
(garis merah pada jendela baca) sejajar mata/tegak lurus.
5. Saat pengkuran, sandal, dan topi harus dilepas.
6. Bacaan pada ketelitian 0,1 cm, artinya apabilatinggi terukur 160 cm,
harus ditulis 160,0 cm (koma nol harus ditulis).
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 27
KEADAAN ALAT UKUR PANJANG BADAN YANG BARU DIKELUARKAN ATAU YANG SIAP DIMASUKKAN KE DALAM TAS PENYIMPAN
Bagian pertama alat ukur panjang badan Bagian kedua alat ukur panjang
badan di taruh terbalik
Sekrup pengikat kedua bagian alat ukur
Alat geser
10
Sekrup pengikat di buka
kedua bagian alat ukur dilepas dan siap untuk disambungkan
Pasak kayu
Lubang tempat pasak kayu di masukkan
11
Mengenal Alat Pengukur Panjang Badan
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 28
Putar sekrup pengikat ke kanan
atau ke kiri sampai angka pada
jendela baca menunjukkan NOL
Jendela baca
Alat geser menempel
rapat ke dinding alat
ukur
14
0
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 29
SALAH: Telapak kaki tidak
15
16
Cara M engukur Panjang Badan yang Benar
Cara Mengukur Panjang Badan yang Salah
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 30
Apa beda penimbangan bulanan dan pemantauan pertumbuhan ?
Penimbangan bulanan Pemantauan pertumbuhan
D = Datang D = Deteksi
D = Daftar D = Dini
T = Timbang T = Tumbuh
K = Kueh K = Kembang
B = Bubar B = Balita
Umum terjadi Seharusnya
Modul Orientasi Kader Posyandu Disampaikan Oleh Mahasiswa Gizi STIKes Holistik 2015 Page 31
Sumber :
1. Pedoman Pelatihan Kader Posyandu (2006) Departemen Kesehatan RI
2. WHO. 2008. Modul Pelatihan Penilaian Pertumbuhan Anak, Interpretasi
Indikator Pertumbuhan. Jakarta: Kerjasama Depkes RI dengan WHO.
top related