Membangun Kesiapsiagaan Bencana Gempa DKI JAKARTAjakberketahanan.org/wp-content/uploads/2019/09/presentasi-di-BPBD-5... · z SEJARAH GEMPA DI DKI JAKARTA Menurut catatan sejarah,
Post on 08-Oct-2019
13 Views
Preview:
Transcript
z Literasi BencanaUntuk Membangun
Kesiapsiagaan Bencana GempaDKI JAKARTA
z
SEJARAH GEMPA DI DKI JAKARTA
Menurut catatan sejarah, gempa bumi besar
pernah mengguncang Batavia (Jakarta),
Banten, dan sekitarnya pada 5 Januari 1699.
Saat itu Nusantara masih diduduki VOC-
Belanda yang dipimpin oleh Gubernur Jenderal
Willem van Outhoorn (1691-1704)
Beberapa hasil penelitian menyebutkan pusat
gempa ada di sekitar Cisalak hingga Lampung.
Perkiraan lainnya menyebutkan, gempa bumi
terjadi akibat tumbukan Lempeng Indo-Australia
dan Eurasia yang termasuk dalam Zona
Megathrust
z
Gempa bumi yang terjadi tahun 1699 juga menyebabkan
kacaunya persediaan air akibat porak porandanya sistem
pengaliran air di seluruh daerah. Gempa yang terjadi di tahu
itu memicu Erupsi Gunung Salak. Terusan-terusan sungai yang
penuh lumpur abu gunung api. Aliran sungai Ciliwung bahkan
berubah dan membawa sekian banyak endapan ke tempat di
mana sungai itu mengalir ke laut.
Gempadan tsunami pernah terjadi di tahun 1883, akibat
meletusnya Gunung Krakatau yang mengakibatkan tsunami.
Saksi bisu berupa sisa-sisa benteng tentara VOC di Kepulauan
Seribu (Pulau Onrust) yang hancur karena dilanda tsunami
tahun 1883. Tsunami yang dicetuskan oleh letusan Krakatau itu
menewaskan orang di Pantai Jawa dan Sumatera, dan
bergerak ke seluruh dunia. Gelombangnya yang sangat besar
hingga menewaskan lebih dari 3.000 orang kala itu
z
Catatan lainnya, gempa bumi yang pernah
dirasakan di Jakarta yaitu pada 22 Januari
1780. Dilaporkan suara `ledakan besar`
terdengar dari Gunung Salak, 2 menit usai
gempa. Gunung Salak juga dikabarkan
mengeluarkan asap
Intensitas gempa terasa di Jakarta dan
Bogor (dulu bernama Buitenzorg). Peristiwa
ini terjadi karena patahan Baribi yang
berlokasi di bagian utara Pulau Jawa,
membentang dari Purwakarta hingga bukit
Baribis, Majalengka.
Gempa lainnya terjadi pada 10 Oktober
1834. Serangkaian guncangan kecil terjadi
pada malam hari, diakhiri guncangan hebat
di pagi yang dirasakan di Batavia, Bantam
(Banten), Krawang (Karawang), Buitenzorg,
dan Karesidenan Preanger (Priangan).
z
Pada 2016, ahli geodasi Australia Achraff Koulali
mempublikasikan temuannya tentang sesar Baribis aktif yang
membentang sepanjang 25 kilometer di selatan Jakarta. Temuan
ini dipublikasikan di jurnal internasional Elsevier. Sesar ini disebut
melintang dari Purwakarta, Cibatu-Bekasi, Tangerang, dan
Rangkasbitung. Jika ditarik garis lurus dari Cibatu ke Tangerang,
sesar Baribis diprediksi melewati beberapa kecamatan di Jakarta.
Sebelum studi dilakukan oleh Achraff, bukti sejarah mencatat
adanya gempa besar yang mengguncang Jakarta pada 5 Januari
1699 sekitar pukul 01.30 WIB. Menurut catatan data gempa yang
dibuat profesor geologi asal Jerman, Arthur Wichman, gempa
besar di tahun itu merusak 40 bangunan, termasuk bangunan
Hindia belanda yang kokoh, seperti Istana Daendels.
z
Penyusuran di Selatan Jawa di mulai dari Banyuwangi - Banten
z
Penyusuran di Selatan Jawa
z
Hotel dan rumah-rumah yang berada di dekat pantai di Garut
z
Beberapa temuan di wilayah Tasikmalaya
z Jika Gempa dan tsunami terjadi berapa jarak berlari yang harusditempuh dengan kepadatan seperti terlihat di gambar
z
Pantai Selatan Jawa, datar denganombak yang sangat tinggi
z
Jejak tsunami
z Pengetahuan lokal
z
z
Promosi Kesiap Siagaan ?
z
Kesiap Siagaan di sepanjang Selatan Jawa harus dibangun terus
menerus, karena ada 600.000 orang yang bakal terpapar menjadi
korban jika kesiap siagaan tidak dibangun.
z
Bagaimana Dengan Jakarta
▪ Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km² (lautan:
6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah
10.374.235 jiwa (2017)
▪ Sebagai pusat bisnis, politik, dan kebudayaan,
Jakarta merupakan tempat berdirinya kantor-kantor
pusat BUMN, perusahaan swasta, dan perusahaan
asing. Kota ini juga menjadi tempat kedudukan
lembaga-lembaga pemerintahan dan kantor
sekretariat ASEAN. Jakarta dilayani oleh dua bandar
udara, yakni Bandara Soekarno–Hatta dan Bandara
Halim Perdanakusuma, serta tiga pelabuhan laut di
Tanjung Priok, Sunda Kelapa, dan Ancol.
z
Bagaimana DKI Jakarta
Sebagai salah satu kota metropolitan dunia, Jakarta telah memiliki
infrastruktur penunjang berupa jalan, listrik, telekomunikasi, air bersih, gas,
serat optik, bandara, dan pelabuhan. Saat ini rasio jalan di Jakarta
mencapai 6,2% dari luas wilayahnya.
Selain jalan protokol, jalan ekonomi, dan jalan lingkungan, Jakarta juga
didukung oleh jaringan Jalan Tol Lingkar Dalam, Jalan Tol Lingkar Luar,
Jalan Tol Jagorawi, dan Jalan Tol Ulujami-Serpong
Terdapat 77 kedutaan besar negara-negara sahabat. Sebagian besar
kedutaan ini terletak di kawasan bisnis Jakarta
z
Modal Membangun Kesiap Siagaan
▪ DKI Jakarta telah memiliki BPBD sejak tahun 2008, memiliki
forum PRB yang dapat menghubungkan berbagai pihak untuk,
dimana anggotanya terdiri dari LSM, pemerintah, media dan
Lembaga usaha.
▪ Sudah ada upaya pembahasan tentang kesiapsiagaan DKI
menghadapi gempa
▪ DKI telah membangun 40 intensity meter di beberapa titik
penting
z
z
Apa yang harus dilakukan
▪ Membangun kesiap siagaan di tingkat masyarakat
▪ Sosialisasi dengan informasi
▪ Menyusun Renkon – Rencana Kontijensi Bencana Gempa
▪ Untuk menyusun Renkon, dibutuhkan beberapa kegiatan sebagai bridging :
a. Melengkapi hasil riset yang sudah ada dengan riset social
b. Evaluasi kesiap siagaan gedung-gedung
c. sesi workshop dan seminar, sebagai bagian dari uji public
d. Table top exercise
e. Evaluasi dan monitoring
z
z
z
▪ Titik seismograf sedang dipasang di Jakarta, Bogor, Pulau Seribu, Tangerang, Bekasi ----- Bapak Tri Indrawan Sekretaris BPBD
DKI Jakarta. Dari pemasangan alat tersebut belum terdeteksi ada Gerakan, sehingga diperlukan waktu, untuk membuktikan
apakah wilayah tersebut dilalui oleh sesar.
▪ Sesar Baribis, dari utara Jawa, berhenti di Cirebon
▪ Pemodelan perkiraan, potensi gempa,
▪ Megathurst – diskusinya tentang ini, Danny Himan (kontak), Widjo Kongko, Daryono, Rahman Hanifa (kontak)
▪ Baribis : Mudrik Daryono, Daru Prihatmoko, BMKG
▪ Perlu data peta PUPR 2017
▪ Jangan hanya melihat potensi, tetapi bagaimana dengan pemodelannya
▪
z1. Ekspedisi Palu Koro – menyusuri sesar palu Koro
2. Ekspedisi Poso – berdasarkan laulita – cerita rakyat
3. Ekspedisi Matano – Berdasarkan temuan arkeologi
4. Ekspedisi Destana – berdasarkan data potesi tsunami
5. Ekspedisi Jakarta – menyusuri dan pengumpulan data ttg baribis dan mega thrust
6. Potensi tanah ----- kami memperoleh informasi dari Badan geologi ----- 2012
7. Wilayah-wilayah tersebut sudah kami informasikan ke Gubernur, hasil riset dari 2017, 2018, kami sudah
mengeluarkan rekomendasi untuk Pak Longki, kami menghitung sekitar 1.2000 orang yang bakal menjadi
korban jika gempa terjadi 7.4 SR akibat bergeraknya sesar Palu Koro
8. Kami menghitung bulan November 2018 gempa terjadi
9. Membuat time table harus bagaimana ?
10. Membuat TOR - Basuki
11. Logistik itu bukan hanya perpindahan barang, tetapi juga perpindahan orang juga harus dipikirkan.
12. Jadwal seminar sebaiknya bulan-bulan ini
z
Ekspedisi Batavia
▪ Menyusuri wilayah-wilayah yang diperkirakan dilalui oleh sesar,
Baribis, Citarik
▪ Dampak dari Megathrust
zSeminar Dampak gempa
1. Diskusi dengan ahli – Dani Hilman, Rahma – RN kontak
2. Dibuka untuk masyarakat, alasannya karena ini perlu karena
selama ini ketika membahas gempa, masyarakat antusias
3. Data yang dibutuhkan peta mikrozonasi
4. Pemetaan kesehatan Gedung, kelengkpan, sarana dan pra
sarana Gedung
5. Kesiap siagaan masyarakat itu sendiri, pengetahuannya
tentang gempa, mengenali wilayah, dll
top related