Makalah Pbl Blok 6 - Berkurangnya Penglihatan
Post on 14-Aug-2015
334 Views
Preview:
DESCRIPTION
Transcript
Berkurangnya Penglihatan
Roykedona Lisa Triksi
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta
Pendahuluan
Pepatah mengatakan mata merupakan jendela dunia. Karena lewat mata lah kita bisa
menikmati seluruh keindahan dunia dan isinya. Lewat mata pun kita bisa mempelajari segala
sesuatu. Mata merupakan salah satu organ yang penting dan juga rumit dalam tubuh kita.
Maka dari itu jika kita mengalami gangguan pada organ ini akan sangat mengganggu kegiatan
sehari-hari. Gangguan-gangguan pada mata dapat diketahui melalui visus.
Dalam pembahasan kali ini akan dibahas mengenai struktur mata baik secara anatomi
dan histology. Selain itu akan ada penjelasan mengenai mekanisme penglihatan dan juga
pemeriksaan visus serta faktor-faktor yang mempengaruhi berkurangnya penglihatan.
Pembahasan kali ini pun sesuai dengan skenario yang telah diberikan.
Struktur Mata
Mata atau Bulbus Oculi adalah sistem optic yang memfokuskan berkas cahaya pada
fotoreseptor, yang mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf.1 70% reseptor sensorik
berada di mata, sedangkan 40% dari cortex cerebri terlihat dalam pemrosesan informasi
visual. Struktur dan fungsi mata sangat rumit dan mengagumkan. Secara konstan mata
menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan
jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak.2
Alamat korespondensi: Roykedona Lisa Triksi (102011207)Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731 Email : bloody_silver@live.com
1
Gambar 1. Struktur Anatomi Mata
a. Makroskopis
Secara makro, bola mata berdiameter ±2,5 cm dimana 5/6 bagiannya terbenam
dalam rongga mata, dan hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak pada bagian anterior.
Bagian anterior mata yang terlihat yaitu sclera (bagian putih mata), kornea, iris, dan
pupil. Selain itu terdapat pula struktur tambahan mata, diantaranya adalah alis,
kelopak mata (palpebra) yang dipisahkan oleh fissure palpebra, conjunctiva
(membrane mukosa transparan), dan apparatus lacrimalis (menjaga permukaan bola
mata tetap lembab).
Selain itu terdapat berbagai macam otot untuk menggerakkan mata, yaitu
sebagai berikut:
1. Rektus medialis membalik mata ke arah dalam
2. Rektus lateralis membalik mata ke arah luar
3. Rektus superior memutar mata keatas dan kedalam
4. Rektus inferior memutar mata kebawah dan kedalam
5. Oblikus superior memutar mata kebawah dan keluar
6. Oblikus inferior memutar mata keatas dan keluar. Otot ini adalah satu-
satunya otot yang muncul dari depan orbita.
2
Sebagian besar otot-otot mata dipersarafi oleh saraf cranial ketiga (okulomotor).
Rektus lateral dipersarafi oleh saraf cranial keenam dan oblikus superior oleh cranial
keempat.3 Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf
lainnya:
a. Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina
ke otak.
b. Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata.
c. Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan
merangsang otot pada tulang orbita.
Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan,
sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis. Pembuluh
darah ini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang.4
Bulbus okuli ini dibagi menjadi tiga lapisan dari luar ke dalam yaitu:
1. Tunika fibrosa
Tunika fibrosa merupakan lapisan mata yang paling luar dan keras. Bagian
posterior tunika fibrosa adalah sclera opaque yang berisi jaringan ikat fibrosa
putih, sclera merupakan bagian putih bola mata.1 Sclera memberi bentuk pada bola
mata (5/6 bagian belakang) dan memberikan tempat perlekatan untuk otot
ekstrinsik. Bagian lainnya dari tunika ini adalah kornea. Kornea merupakan
perpanjangan anterior yang transparan pada sclera di bagian depan mata (1/6
bagian depan). Bagian ini mentransmisi cahaya dan memfokuskan berkas cahaya.5
Untuk melindungi kornea ini, maka disekresikan air mata sehingga keadaannya
selalu basah dan dapat membersihkan dari debu. Pada batas cornea dan sclera
terdapat canalis schlemm yaitu suatu sinus venosus yang menyerap kembali cairan
aquaus humor bola mata.
2. Tunika vaskulosa
Tunika vaskulosa merupakan lapisan tengah dari bola mata. Lapisan ini
terdiri dari lapisan koroid, badan siliaris, iris dan pupil. Lapisan koroid adalah
bagian yang sangat terpigmentasi untuk mencegah refleksi internal berkas cahaya.
3
Bagian ini juga sangat tervaskularisasi untuk memberikan nutrisi pada mata, dan
elastic sehingga dapat menarik ligament suspensori. Badan siliaris merupakan
suatu penebalan di bagian anterior lapisan koroid, mengandung pembuluh darah
dan otot siliaris.1 Otot ini penting dalam akomodasi penglihatan. Iris merupakan
perpanjangan sisi anterior koroid, iris adalah bagian mata yang berwarna bening.
Lapisan iris memiliki pigmen warna, bagian inilah yang memberikan warna mata.
Sedangkan pupil adalah ruang terbuka bulat pada iris tempat masuknya cahaya
untuk sampai ke inferior mata. Diameter pupil dikendalikan oleh otot radialis dan
sirkularis. Pada bagian depan dan belakang lensa ini terdapat rongga yang berisi
caira bening yang masing-masing disebut Aqueous Humor dan Vitreous Humor.
Adanya cairan ini dapat memperkokoh kedudukan bola mata
3. Tunika nervosa
Tunika nervosa atau retina merupakan lapisan terdalam dari bola mata.
Lapisan ini lunak, namun tipis, hampir menyerupai lapisan pada kulit bawang.
Retina tersusun dari sekitar 103 juta sel-sel yang berfungsi untuk menerima
cahaya. Di antara sel-sel tersebut sekitar 100 juta sel merupakan sel-sel batang
yang berbentuk seperti tongkat pendek dan 3 juta lainnya adalah sel konus
(kerucut). Sel-sel ini berfungsi untuk penglihatan hitam dan putih, dan sangat peka
pada sedikit cahaya.
Sel Kerucut atau cone cell mengandung jenis pigmen yang berbeda, yaitu
iodopsin yang terdiri dari retinen. Sel kerucut bertanggung jawab untuk
penglihatan di siang hari. Subgrup dari sel kerucut responsif terhadap panjang
gelombang pendek, menengah, dan panjang (biru, hijau, merah). Sel-sel ini
terkonsentrasi di fovea yang bertanggung jawab untuk penglihatan detil seperti
membaca huruf kecil.
Sel batang berfungsi untuk penglihatan malam. Sel-sel ini sensitif terhadap
cahaya dan tidak memberikan sinyal informasi panjang gelombang (warna). Sel
batang menyusun sebagian besar fotoreseptor di retina bagian lainnya.6 Sel batang
ini mengandung suatu pigmen yang fotosensitif disebut rhodopsin. Cahaya lemah
seperti cahaya bulan pun dapat mengenai rhodopsin. Sehingga sel batang ini
diperlukan untuk penglihatan pada cahaya remang-remang.
4
b. Fungsi
Bagian-bagian dari mata pun memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
- Sklera : Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat
melekatnya bola mata
- Kornea : memungkinkan lewatnya cahaya dan merefraksikan cahaya
- Corpus Siliaris : Menyokong lensa dan mengandung otot yang memungkinkan
lensa untuk beroakomodasi, kemudian berfungsi juga untuk mengsekreskan
aqueus humor
- Iris : Mengendalikan cahaya yang masuk ke mata melalui pupil, mengandung
pigmen.
- Lensa : Memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa
- Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola
mata; berfungsi mengirimkan pesan visual melalui saraf optikus ke otak.
- Bintik kuning (Fovea) : Bagian retina yang mengandung sel kerucut
- Bintik buta : Daerah syaraf optic meninggalkan bagian dalam bola mata
- Vitreous humor : Menyokong lensa dan menjaga bentuk bola mata
- Aquous humor : Menjaga bentuk kantong bulbus oculi, member nutrisi kepada
kornea, lensa dan sebagian retina.
c. Alat-alat tambahan mata
Selain struktur maksroskopis seperti di atas, mata juga memiliki alat-alat tambahan
yang terdiri dari:
- Alis : terdiri dari rambut kasar yang terletak melintang di atas mata, fungsinya
untuk melindungi mata dari cahaya dan keringat juga untuk kecantikan.
- Kelopak mata : ada dua, yaitu atas dan bawah. Kelopak mata atas lebih banyak
bergerak dari kelopak yang bawah dan mengandung musculus levator pepebrae
untuk menarik kelopak mata ke atas (membuka mata). Untuk menutup mata
dilakukan oleh otot otot yang lain yang melingkari kelopak mata atas dan
bawah yaitu musculus orbicularis oculi. Ruang antara ke-2 kelopak disebut
celah mata (fissura pelpebrae), celah ini menentukan “melotot” atau “sipit” nya
seseorang. Pada sudut dalam mata terdapat tonjolan disebut caruncula
5
lakrimalis yang mengandung kelenjar sebacea (minyak) dan sudorifera
(keringat).
- Bulu mata : ialah barisan bulu-bulu terletak di sebelah anterior dari kelenjar
Meibow. Kelenjar sroacea yang terletak pada akar bulu-bulu mata disebut
kelenjar Zeis. Infeksi kelenjar ini disebut Lordholum (bintit).
- Apparatus lacrimalis : terdiri dari kelenjar lacrimal, ductus lacrimalis, canalis
lacrimalis, dan ductus nassolacrimalis.7
d. Mikroskopis
1. Tunika Fibrosa:
I. Kornea
Epitel kornea : epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk
Membrana bowmanI: membrana basalis yang menebal. Terdiri dari fibril
kolagen yang halus
Stroma / substansia propia: lapisan paling tebal, tidak ada pembuluh darah,
serat kolagen tersusun rapi, ada sel sel fibroblas
membrana descemeti terdiri dari serat kolagen yang tersusun seperti jala
endotel kornea: epitel selapis gepeng
Tampak jernih sebab: sedikit air, susunan serat kolagen teratur,
mengandung zat antar sel (asam kondroitin sulfat)
Non vaskular / avaskular
Saraf sensoris banyak
Mendapat makanan – difusi dari: Humor akues dan pembuluh darah di
limbus kornea.8
Gambar 2. Kornea
6
II. Limbus kornea
epitel konjungtiva bulbi: epitel berlapis gepeng dan dapat berubah menjadi
epitel berlapis kubis / silindris
Jaringan ikat konjungtiva bulbi: campuran dari serat kolagen dan serat
elastin
Stroma limbus: merupakan jaringan ikat
Saluran Schlemm: lubang yang menampung humor akues
Jaringan trabekular: terdapat diantara celah Fontana.8
Gambar 3. Limbus mata
III. Sklera
7
Terdiri dari jaringan ikat padat kolagen, serat – seratnya berjalan ke segala
arah, substansia dasar cukup banyak sedikit fibroblas dan serat elastin .Sebagian besar
non vaskular. Antara sklera dan koroid terdapat suatu lapisan tipis yang disebut area
kribosa. Bagian posterior dari sklera yang berlubang ditembus oleh nerve optikus.
2. Tunika Vaskulosa
I. Iris
Endotel: epitel selapis gepeng
Lapisan jaringan ikat jarang,fibroblas +sel pigmen
Lapisan jaringan ikat jarang + pembuluh darah
Musculus sfingter pupil ( otot polos , dipersarafi oleh serat saraf
parasimpatis) dan musculus dilatator pupilae ( dipersarafi oleh serat saraf
simpatis, menarik iris ,pupil menjadi lebar). Pada m.dilatator pupilae bukan
otot sebenarnya, ini percabangan dari mioepitel
Pars iridika retina: 2 lap sel kubis berpigmen.8
8
9
Gambar 4. iris
II. Korpus siliaris
Musculus siliaris: pars meridionalis, pars radiate, pars sirkularis
Jaringan ikat vaskular
Pars siliaris retina: 2 lap.sel kubis
Epitel siliar membentuk humor akuos8
10
Gambar 5. Korpus siliaris
III. Koroidea
Lapisan suprakorioidea/fuska sklera terdiri dari serat kolagen dan elastin
Lapisan vaskulosa: pembuluh darah menuju korpus siliaris
Lapisan koriokapilaris: tempat berakhirnya cabang koroidea. Diantara
kapilar ada jala–jala serat kolagen dan serat elastin yang halus, sedikit
fibroblas dan melanosit.
Lapisan elastika Bruch8
Gambar 6. Koroid
3. Tunika Nervosa
I. Pars Optika Retina
11
Membran limitans dalam: membran basal sel Muller
Lapisan serat saraf nerve optikus: akson berasal dari sel –sel ganglion
Lapisan sel – sel ganglioner: mengandung sel ganglion ,neuron ketiga dan
neuroglia .
Lapisan plexiform dalam: merupakan tempat hubungan neuron kedua dan
ketiga. Sinaps antara sel bipolar, sel amakrin dan sel ganglion
Lapisan granular / inti dalam: inti – inti dan badan sel dari sel bipolar dan
sel horizontal dan sel amakrin
Lapisan plexiform luar: akson sel batang dan kerucut bersama dendrit , sel
bipolar dan sel horizontal.disini hubungan antara neuron pertama dan
kedua
Lapisan granular / inti luar: Inti - inti sel batang dan kerucut bersama badan
selnya
Lapisan limitans luar
Lapisan batang kerucut: suatu organ akhir saraf yang terletak paling luar
dekat epitel pigmen,disini terdapat sel muller berfungsi sebagai penyokong
Lapisan epitel pigmen: sel - sel berpigmen , melekat pada koroid,menyerap
cahaya,mencegah pemantulan8
12
Gambar 7. retina
Mekanisme penglihatan
Mekanisme penglihatan secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut, yaitu cahaya
masuk ke mata melalui kornea lewat pupil yang lebar-sempitnya dapat diatur oleh iris. Setelah
itu cahaya akan dibiaskan oleh lensa dan kemudian bayangan jatuh di retina yang bersifat
nyata, terbalik dan diperkecil. Sel-sel batang dan kerucut kemudian meneruskan sinyal cahaya
melalui saraf optik. Kemudian bayangan diteruskan ke otak, yang kemudian di otak bayangan
akan terlihat tidak terbalik seperti aslinya. Namun selain penjelasan secara singkat tersebut,
akan dibahas pula dua hal yang berkaitan erat dengan mekanisme penglihatan, yaitu
akomodasi dan refraksi.
1. Akomodasi
Dalam hal memfokuskan objek pada retina, lensa mata memegang
peranan penting. Kornea mempunyai fungsi memfokuskan objek secara tetap
demikian pula bola mata. Kemampuan lensa mata untuk memfokuskan objek
disebut daya akomodasi. Selama mata melihat jauh, tidak terjadi akomodasi,
makin dekat benda yang dilihat semakin kuat mata/lensa berakomodasi. Daya
akomodasi ini tergantung kepada umur. Usia semakin tua, daya akomodasi
semaking turun. Hal ini disebabkan kekenyalan lensa/elastisitas lensa semakin
berkurang.9
13
Jarak terdekat dari benda agat masih dapat dilihat dengan jelas
dikatakan benda terletak pada “titik dekat”/punctum proksimum. Jarak
punctum proksimum terhadap mata dinyatakan dalam P (meter) maka 1 P
disebut Aksial proksimum, pada saat ini mata berakomodasi sekuat-kuatnya.
Sedangkan jarak terjauh dari benda agat masih dapat dilihat dengan jelas
dikatakan benda terletak pada “titik jauh”/punctum remotum. Jarak punctum
remotum terhadap mata dinyatakan dalam r (meter) maka 1 r disebut Aksial
remoktum, pada saat ini mata tidak berakomodasi. Bertambah jauhnya titik
dekat akibat umur disebut mata presbiop.9
2. Refraksi
Cahaya adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik yang terdiri dari
paket-paket individual energy seperti partikel yang disebut foton yang berjalan
menurut cara-cara gelombang. Gerakan ke depan suatu gelombang cahaya
dalam arah tertentu dikenal dengan berkas cahaya. Berkas-berkas cahaya
divergen yang mencapai mata harus dibelokkan ke arah dalam untuk
difokuskan kembali ke sebuah titik peka-cahaya di retina agar dihasilkan suatu
bayangan yang akurat mengenai sumber cahaya. Pembelokan inilah yang
disebut sebagai refraksi.6
Refraksi terjadi ketika berkas berpindah dari satu medium dengan
kepadatan (densitas) tertentu ke medium dengan kepadatan yang berbeda.
Cahaya bergerak lebih cepat melalui udara daripada melalui media transparan
lainnya. Ketika suatu berkas cahaya masuk ke medium dengan densitas yang
lebih tinggi, cahaya tersebut melambat (sebaliknya juga berlaku). Berkas
cahaya mengubah arah perjalanannya jika mengenai medium baru pada tiap
sudut selain tegak lurus.
Dua faktor penting dalam refraksi : densitas komparatif antara dua
media (semakin besar perbedaan densitas,semakin besar derajat pembelokan)
dan sudut jatuhnya berkas cahaya di medium kedua(semakin besar sudut,
semakin besar pembiasan). Dua struktur yang paling penting dalam
14
kemampuan refraktif mata adalah kornea dan lensa. Permukaan kornea,
struktur pertama yang dilalui cahaya sewaktu masuk mata,yang melengkung
berperan besar dalam reftraktif total karena perbedaan densitas pertemuan
udara/kornea jauh lebih besar dari pada perbedaan densitas antara lensa dan
cairan yang mengelilinginya. Kemampuan refraksi kornea seseorang tetap
konstan karena kelengkungan korneatidak pernah berubah. Sebaliknya
kemampuan refraksi lensa dapat disesuaikan dengan mengubah
kelengkungannya sesuai keperluan untuk melihat dekat/jauh. Struktur-struktur
refraksi pada mata harus membawa bayangan cahaya terfokus di retina agara
penglihatan jelas. Apabila bayangan sudah terfokus sebelum bayangan
mencapai retina atau belum terfokus sebelum mencapai retina, bayangan
tersebut tampak kabur. Berkas-berkas cahaya yang berasal dari benda dekat
lebih divergen sewaktu mencapai mata daripada berkas-berkas dari sumber
jauh. Berkas dari sumber cahaya yang terletak lebih dari 6 meter (20 kaki)
dianggap sejajar saat mencapai mata. Untuk kekuatan refraktif mata
tertentu,sumber cahaya dekat memerlukan jarak yang lebih besar di belakang
lensa agar dapat memfokuskan daripada sumber cahaya jauh, karena berkas
dari sumber cahaya dekat masih berdivergensi sewaktu mencapai mata.
Untuk mata tertentu, jarak antara lensa dan retina selalu sama. Untuk
membawa sumber cahaya jauhdan dekat terfokus di retina (dalam jarak yang
sama), harus dipergunakan lensa yang lebih kuat untuk sumber dekat.
Kekuatan lensa dapat disesuaikan melalui proses akomodasi.
Pemeriksaan visus
Visus adalah ketajaman atau kejernihan penglihatan, sebuah bentuk yang khusus di
mana tergantung dari ketajaman fokus retina dalam bola mata dan sensitifitas dari interpretasi
di otak. Untuk menghasilkan detail penglihatan, sistem optik mata harus memproyeksikan
gambaran yang fokus pada fovea, sebuah daerah di dalam makula yang memiliki densitas
tertinggi akan fotoreseptor konus/kerucut sehingga memiliki resolusi tertinggi dan penglihatan
warna terbaik. Ketajaman dan penglihatan warna sekalipun dilakukan oleh sel yang sama,
memiliki fungsi fisiologis yang berbeda dan tidak tumpang tindih kecuali dalam hal posisi.
Ketajaman dan penglihatan warna dipengaruhi secara bebas oleh masing-masing unsur.10
Untuk mengetahui visus adalah dengan menggunakan suatu pecahan matematis yang
15
menyatakan perbandingan 2 jarak, yang juga merupakan perbandingan ketajaman penglihatan
seseorang dengan ketajaman penglihatan orang normal. Visus biasa dilakukan menggunakan
optotipe Snellen.
Gambar 8. Optotipe Snellen
Biasanya pemeriksaan tajam penglihatan ditentukan dengan melihat kemampuan membaca huruf-huruf
berbagai ukuran pada jarak baku untuk kartu. Pasiennya dinyatakan dengan angkapecahan seperti 20/20 untuk
penglihatan normal. Pada keadaan ini, mata dapat melihat huruf pada jarak 20 kaki yang seharusnya dapat
dilihat pada jarak tersebut. Tajam penglihatan normal rata-rata bervariasi antara 6/4 hingga 6/6 (atau 20/15 atau
20/20 kaki). Tajam penglihatanmaksimum berada di daerah fovea, sedangkan beberapa faktor seperti
penerangan umum,kontras, berbagai uji warna, waktu papar, dan kelainan refraksi mata dapat merubah tajam
penglihatan mata.11
Ketajaman normal memiliki visus 20/20 yang merupakan jarak antara subjek dengan chart. Hal ini
menjelaskan jarak dimana garis yang membentuk huruf dapat dipisahkan dengan sudut penglihatan minimal
1 menit, yang dibaca pada mata tanpa kelainan refraktif dalam jarak 20 ft. Pengukuran ini sama dengan visus
6/6 dimana jarak 6 meter. Visus 20/20 menunjukkan ketajaman mata normal, 20/40 ketajaman dianggap
separuh normal, dan 20/10 memiliki ketajaman dua kali orang normal. Ketajaman visual diukur berdasarkan
resolusi spasial dari proses sistem penglihatan. Simbol berwarna hitam pada background berwarna putih
digunakan untuk kontras maksimum dan jarak yang ditetapkan 6 meter merupakan jarak minimum mata
normal untuk melihat tanpa melakukan akomodasi.11 Dalam pemeriksaan, lensa digunakan dalam berbagai
kekuatan untuk memperbaiki kelainan refraktif yang ada dan menggunakan pinhole akan memperbaiki
16
kelainan refraktif. Biasanya huruf digunakan dalam melakukan pemeriksaan (Snellen chart) namun simbol
lain (huruf E yang menghadap berbagai arah) juga dapat digunakan.
Rumus Mengukur Visus:
V = d / D
Keterangan:
V= Visus d = jarak antara optotype dengan subjek yang diperiksa D = jarak sejauh mana
huruf-huruf masih dapat dibaca mata normal .
Kelainan pada mata
Mata yang mempunyai titik jauh terhingga akan memberikan bayangan benda secara
tajam pada selaput retina, dikatakan mata emetrop. Sedangkan mata yang memiliki titik jauh
yang bukan tak terhingga, mata tersebut dikatakan mata emetrop. Mata ametrop mempunyai
PP sekitar 25cm, disebut mata normal, sedangkan mata emetrop yang mempunyai PP lebih
dari 25cm diseput presbiop.9
Berikut ini adalah macam kelainan pada mata yang sering terjadi:
1. Miopia (rabun jauh)
Kelainan ini disebabkan karena daya akomodasi yang lemah dan juga lenda
mata yang pendek atau terlalu cembung, sehingga bayangan benda jatuh tidak
tepat pada retina melainkan di depan retina. Mata ini tidak dapat melihat benda
jauh dan dibutuhkan kacamata dengan lensa negatif/cekung.
2. Hipermetropia (rabun dekat)
Rabun dekat disebabkan lensa mata terlalu pipih. Sehingga bayangan benda
tidak tepat pada retina melainkan di belakang retina. Mata ini tidak dapat
melihat benda dekat dan dibutuhkan kacamata dengan lensa postif/cembung.
Dengan lensa cembung, sinar yang jatuh di belakang retina akan
dikembalikan tepat pada retina.
3. Presbiopia
Presbiopia adalah kelainan pada mata yang disebabkan oleh faktor usia
sehingga daya akomodasi matanya berkurang. Penderita ini tidak dapat melihat
benda dekat dan tidak dapat melihat benda jauh dengan jelas. Penderita ini
harus menggunakan kacamata berlensa cekung dan cembung sekaligus.
4. Astigmatisma
17
Astigmatisma adalah kelainan mata yang disebab kan kelengkungan kornea
matanya yang tidak berbentuk bola sehingga sinar-sinar yang masuk tidak
terpusat sempurna. Akibatnya, benda yang dilihat ada bayangannya. Penderita
ini dapat dibantu dengan kacamata berlensa silindris.
Faktor-faktor berkurangnya penglihatan
Berikut adalah faktor-faktor yang membuat berkurangnya penglihatan:
a. Radiasi
Radiasi ultraviolet, radiasi gelombang mikro akan radiasi inframerah dapat
menimbulkan kekeruhan pada lensa serta melemahnya otot siliaris sehingga
menurunkan kemampuan akomodasi mata.
b. Umur
Kemampuan akomodasi semakin menurun seiringan dengan bertambahnya
umur. Dengan pertambahan umur maka akan terbentuk serabut-serabut lamel
secara terus menerus sehingga lensa bertambah besar dan berkurang elas-
tisitasnya. Hal ini menyebabkan sifat kecembungan lensa semakin menurun
pula. Penurunan kecembungan lensa menyebabkan berkurangnya ketegangan
pada zonula zin yang diakibatkan oleh kontraksi otot siliar yang terdapat
dibadan siliar semakin lemah. Kontraksi otot siliar yang semakin lemah berarti
kemampuan akomodasi juga semakin menurun.
c. Metabolik
Sistem metabolisme tubuh yang terganggu misalnya karena diabetes dapat
menyebabkan perubahan pada lensa dalam mekanisme aldose-reduktase dalam
jangka panjang akan menyebabkan kekeruhan pada lensa dan menurunkan
kemampuan akomodasi mata.
d. Penyakit
Jenis-jenis penyakit mata yang dapat menyebabkan menurunnya kemampuan
akomodasi antara lain katarak dan glaukoma. Penyakit bukan dari jenis
penyakit mata yang dapat menurunkan kemampuan akomodasi adalah
hipertensi. Bila mata yang mengandung penyakit tersebut dipakai terlalu lama
untuk melihat dekat maka kemampuan akomodasi menjadi lemah. Akibatnya,
melihat jadi berkurang sampai akhirnya kabur.
18
Kesimpulan
Berkurangnya penglihatan pada seorang pria berumur 45 tahun dalam skenario dapat
dipengaruhi oleh struktur mata yang berubah oleh karena faktor-faktor seperti radiasi, umur,
metabolism dan penyakit. Dan juga dapat disebabkan oleh berkurangnya kemampuan
mekanisme penglihatan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk permula. Jakarta: Penerbit EGC; 2004; 184-5.
2. Suratun, Heryati, Manurung S, Raenah E. Sistem keseimbangan. Jakarta: Penerbit
EGC; 2006.
3. Cambridge communication limited. Anatomi fisiologi: sistem lokomotor dan
penginderaan. 2nd ed. Jakarta: Penerbit EGC; 2005.
4. Young B, Heath JW. Special sense organs. London: Churchill Livingstone;
2005; 380-2.
5. Utami, HP. Mengenal cahaya dan optik. Jakarta: Penerbit Ganeca Exact; 2003; 22-5.
6. James B, Chew C, Bron A. Oftalmologi. 9th ed. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2006.
7. Wonodirekso S, Tambajong J. Organ-organ indera khusus dalam buku ajar anatomi.
Jakarta: Penerbit EGC; 2007; 574-7.
8. Singh I. Teks dan atlas histologi manusia. Jakarta: Binarupa Aksara; 2006; 115-20.
9. Gabriel JF. Fisika kedokteran. Jakarta: Penerbit EGC; 2006.
10. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit EGC; 2009.
11. Swartz MH. Buku ajar diagnostik fisik. Jakarta: Penerbit EGC; 2002.
19
top related