Transcript
ILMU KEALAMAN DASAR (S1B)
PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS
No. NAMA NPM
1. Syavira A. Alatas - 2012125790492. Taufik Abdul Ghani - 2013125001623. Dini Khairul Ummah - 2013125001894. Siska Alfani - 2013125001905. Noer Tiara Devi R. - 2013125002316. Sigit Prayogo - 2013125002337. Agustin Feriana - 201312500288
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
JAKARTA
2013
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya
kami dapat menyusun makalah Ilmu Kealaman Dasar ini dengan baik.
Makalah ini disusun dengan bahasa yang lugas, sistematis, komperhensif dan terpadu.
Dengan pendekatan tersebut diharapkan pembaca makalah ini akan memperoleh pemahaman
yang lebih luas dan mendalam. Makalah ini dapat dijadikan sebagai panduan atau alat bantu
yang tidak dapat bekerja sendiri tanpa usaha keras dari sumber daya manusia baik. Makalah
ini juga disusun apa adanya, tidak mengurangkan kata sedikitpun.
Kami menyadari bahwa kerja keras kami jauh dari memadai. Kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Jakarta, 23 Oktober 2013
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 ATMOSFER ....................................................................................... 1
1. 2 HIDROSFER ...................................................................................... 1
1. 3 LITHOSFER ....................................................................................... 2
1. 4 BIOSFER ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Biosfer dan Asal Mula Kehidupan Manusia ....................................... 4
2.1.1 Teori Transendental ............................................................ 5
2.1.2 Teori Cosmozoa ................................................................. 5
2.1.3 Teori Pfluger ...................................................................... 6
2.1.4 Teori Moore ....................................................................... 6
2.1.5 Teori Allen ......................................................................... 6
2.1.6 Teori Modern ..................................................................... 7
2.2 Evolusi Makhluk Hidup ...................................................................... 9
2.3 Evolusi Manusia ................................................................................. 11
2.3.1 Sifat dari Ordo Primata ....................................................... 11
2.3.2 Kera Manusia dari Afrika ................................................... 12
2.3.3 Homo Erectus ..................................................................... 13
2.3.4 Manusia Modern (Homo Sapiens) ...................................... 15
iii
BAB III PENUTUP
3. 1 Kesimpulan.......................................................................................... 17
3. 2 Saran ................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bumi telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Bumi merupakan planet
dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang dekat dengan matahari. Jarak Bumi dengan
matahari sekitar 150 juta km, berbentuk bulat dengan radius ± 6.370 km. Bumi merupakan
satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis makhluk hidup. Permukaan Bumi
terdiri dari daratan dan lautan. Lapisan Bumi berdasarkan karakteristik fisiknya terbagi atas:
1. 1 ATMOSFER
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti Bumi secara menyeluruh dengan
ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi terutama karena adanya
pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran Bumi. Perputaran Bumi ini akan
mengakibatkan bergeraknya masa udara, sehingga terjadilah perbedaan tekanan udara di
berbagai tempat di dalam atmosfer yang dapat menimbulkan arus angin.
Keberadaan atmosfer yang menyelimuti seluruh permukaan Bumi memiliki arti yang
sangat penting bagi kelangsungan hidup berbagai organisme di muka Bumi. Fungsi atmosfer
antara lain :
a. Mengurangi radiasi matahari yang sampai ke permukaan Bumi pada siang hari dan
hilangnya panas yang berlebihan pada malam hari.
b. Mendistribusikan air ke berbagai wilayah permukaan Bumi.
c. Menyediakan okisgen dan karbon dioksida.
d. Sebagai penahan meteor yang akan jatuh ke Bumi.
1. 2 HIDROSFER
Air adalah senyawa gabungan dua atom hidrogen dengan satu atom oksigen menjadi
H2O. Sekitar 71% permukaan Bumi merupakan wilayah perairan. Lapisan air yang
menyelimuti permukaan Bumi disebut hidrosfer.
Energi matahari yang datang di permukaan Bumi menyebabkan penguapan air ke
bagian atmosfer. Kemudian di atmosfer uap air ini mengalami kondensasi dan selanjutnya
akan jatuh sebagai hujan.
2
Pemanasan oleh sinar matahari menyebabkan suhu air laut di darah tropis lebih panas
dibandingkan suhu air laut yang terletak di belahan Bumi lainnya. Akibatnya, timbul arus
vertikal ke arah permukaan laut di daerah tropis serta arus ke arah dasar laut di daerah kutub.
Adanya arus vertikal ini juga mengakibatkan perbedaan tekanan teanan air laut antara daerah
tropis dengan daerah kutub. Perbedaan ini bersamaan dengan perputaran Bumi serta arus
angin akan menimbulkan arus air di permukaan air laut yang membantu distribusi organisme-
organisme di laut. Hidrosfer meliputi samudera, laut, sungai, danau, gletser, salju, air tanah,
serta uap air di atmosfer.
1. 3 LITHOSFER
Lithosfer berasal dari bahasa yunani yaitu lithos artinya batuan, dan sphera artinya
lapisan. Lithosfer merupakan lapisan kerak Bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan
dengan ketebalan rata-rata 1200 km. Lithosfer adalah lapisan kulit Bumi paling luar yang
berupa batuan padat. Lithosfer tersusun dalam dua lapisan, yaitu kerak dan selubung, yang
tebalnya 50 – 100 km. Lithosfer merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapt
menimbulkan persegeran benua.
Lithosfer memegang peranan penting dalam kehidupan tumbuhan. Tanah terbentuk
apabila batu-batuan di permukaan litosfer mengalami degradasi, erosi maupun proses fisika
lainnya menjadi batuan kecil sampai pasir. Selanjutnya bagian ini bercampur dengan hasil
pemasukan komponen organis makhluk hidup yang kemudian membentuk tanah yang dapat
digunakan sebagai tempat hidup organisme.
Lithosfer bagian atas merupakan tempat hidup bagi manusia, hewan dan tanaman.
Manusia melakukan aktifitas di atas lithosfer. Selanjutnya lithosfer bagian bawah
mengandung bahan bahan mineral yang sangat bermanfaat bagi manusia. Bahan bahan
mineral atau tambang yang berasal dari lithosfer bagian bawah diantaranya minyak Bumi dan
gas, emas, batu bara, besi, nikel dan timah.
1. 4 BIOSFER
Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdiri dari gabungan
ekosistem yang ada di planet Bumi. Sistem ini mencakup semua makhluk hidup yang
berinteraksi dengan lingkungannya sebagai kesatuan utuh.
3
Pada awalnya, Bumi masih belum mengandung air, yang ada di luar hanya Lithosfer
dan Atmosfer. Atmosfer semakin lama semakin dingin dan akhirnya terbentulah air (H2O)
yang masih berbentuk gas yang kemudian berbentuk uap dan akhirnya setelah suhu cukup
rendan dan diperkirakan 100o C, terbentuklah embun dan hujan. Mulai saat itu terbentuk
sungai, danau dan lautan tetapi belum terdapat kehidupan.
Setelah bola Bumi mengalami pendinginan dan terbentuknya benua, danau, sungai
dan lautan pada kira-kira 2250 juta tahun lalu, terbentuklah wahana bakal Biosfer, yaitu suatu
tempat tinggal makhluk hidup melangsungkan kehidupannya. Dalam kehidupan makhluk
hidup terbentuk sistem hubungan antara makhluk hidup tersebut dengan materi dan energi
yang mengelilinginya. Tempat dan sistem inilah yang disebut Biosfer.
Pemahaman mengenai Biosfer sangat penting untuk pengelolaan sumberdaya hayati,
dan dari dasar pemikiran tersebut, kami tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai
Biosfer dan menyusun makalah dengan judul “BIOSFER DAN MAKHLUK HIDUP”.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Biosfer dan Asal Mula Kehidupan
Ada beberapa macam pendapat tentang arti Biosfer, pendapat tersebut dikemukakan
oleh para ilmuwan yang menyatakan definisi Biosfer menurut versi mereka masing-masing.
Berikut beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian Biosfer;
1. Menurut Ahli geologi Eduard Suess di Austria 1875, Biosfer adalah tempat pada
permukaan Bumi dimana kehidupan berdiam.
2. Menurut Ilmuwan James Lovelock. Konsep bahwa Biosfer itu sendiri adalah sebuah
organisme hidup, yang disebut sebagai hipotesa Gaia. Hipotesa Gaia untuk menjelaskan
bagaimana faktor biotik dan abiotik berinteraksi dalam lingkungan. Bumi ini sendiri
menganggap dirinya semacam organisme hidup.
3. Menurut Jhon Wiley Biosfer, Biosfer adalah zona dari planet Bumi di mana kehidupan
terjadi secara alami, diperluas dari lapisan Bumi dengan atmosfer yang lebih rendah.
4. Menurut Michael Allaby, Biosfer adalah bagian dari lingkungan hidup organisme yang
ditemukan dan mereka berinteraksi membentuk sebuah sistem kelompok yang stabil,
efektif untuk keseluruhan ekosistem di planet.
5. Menurut Vladimir Wanouich Veinadsky, Biosfer merupakan sebuah sistem terbuka dan
berkembang sejak di mulainya sejarah Bumi.
Dalam pengertian luas menurut geofisiologi, Biosfer adalah sistem ekologis global
yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubungan antar mereka, termasuk interaksinya
dengan unsur litosfer (batuan), hidrosfer (air),dan atmosfer (udara) Bumi. Sementara
pengertian Biosfer secara etimologis atau arti kata adalah Bio artinya hidup dan Sphera
artinya lapisan, yang bila digabungkan dapat diartikan sebagai lapisan yang ditempati oleh
makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Melakukan pertukaran zat atau metabolisme antara yang masuk dan keluar.
b. Tumbuh, yang artinya bertambah besar karena pertambahan dari dalam dan bergerak.
c. Melakukan reproduksi atau kembang biak.
d. Memiliki irritabilitas atau kepekaan terhadap rangsangan dan memberikan reaksi.
5
e. Memiliki kemampuan mengadakan adaptasi terhadap lingkungan.
Biosfer dibagi menjadi beberapa bioma, dihuni oleh flora dan fauna yang serupa. Di
darat, bioma dipisahkan terutama oleh lintang. Biomaterestrial terletak di dalam Lingkaran
Arktik dan Antartika relatif tandus kehidupan tanaman dan hewan, sementara sebagian besar
bioma lebih padat terletak di dekat khatulistiwa. Keadaan flora dan fauna di muka Bumi
dewasa ini semakin menyusut jenis maupun jumlahnya dari tahun ke tahun, bahkan semakin
kritis akibat ulah manusia dengan kemajuan teknologinya. Persebaran flora dan fauna di
muka Bumi dapat digolongkan berdasarkan pembagian iklim dunia (iklim matahari), yaitu
iklim panas (tropis), iklim sedang, dan iklim dingin.
Sebelum makhluk hidup muncul dipermukaan Bumi, yang ada hanya bakal Biosfer,
yaitu lingkungan fisis saja. Oleh karena itu, timbullah pertanyaan darimana dan bagaimana
makhluk hidup itu menghuni diBumi? Untuk menjawab pertanyaan itu terdapat berbagai
teori, yaitu antara lain :
2.1.1 Teori Transendental
Teori ini menyatakan ciptaan yang merupakan jawaban secara religi bahwa benda
hidup itu diciptakan oleh Super Nature atau Tuhan yang Maha-kuasa, di luar jangkauan sains.
Pandangan semacam ini kita kenal dengan paham “penciptaan khusus” atau special creation
yang mengandung pengertian bahwa Tuhan langsung turun tangan kemudian menciptakan
kehidupan di atas Bumi. Ilmuwan tidak menolak anggapan ini, akan tetapi sayang,
keterangan semacam ini di luar taraf dan batas ilmu pengetahuan. Sesungguhnya, ilmu
pengetahuan itu harus berusaha mencari keterangan dalam taraf dan lingkungannya sendiri.
Karena itu, ilmu biologi harus mencari jawaban mengenai persoalan bagaimanakah
kehidupan itu terjadi. Dengan demikian, harus dihindarkan suatu gambaran tentang
“pekerjaan” Tuhan agak anthropomorfistis yang menggambarkan Tuhan bagaikan manusia
atau “tukang”. Karena itu, perlu dicari suatu penyelesaian yang termasuk taraf ilmu
pengetahuan.
2.1.2 Teori Cosmozoa
Arrhenius (1911) menyatakan bahwa kehidupan pertama dimulai dari spora-spora
kehidupan yang bersama-sama dengan partikel debu alam disebarkan dari satu tempat ke
tempat lain, di bawah pengaruh sinar matahari. Tetapi teori ini tidak memperhitungkan
adanya temperatur yang begitu dingin dan juga sangat panas dan sinar – sinar yang
6
mematikan yang terdapat di angkasa luar, seperti sinar kosmis, sinar ultra violet dan sinar
infra merah.
Teori Cosmozoa menyatakan bahwa makhluk yang datang di Bumi dari bagian lain
alam semesta ini. Diperkirakan bahwa suatu benda berat telah menyebarkan hidup, dan benda
hidup itu merupakan suatu partikel-partikel kecil. Teori ini berdasarkan dua asumsi bahwa
benda hidup itu ada atau telah ada dari suatu tempat dalam alam semesta ini dan hidup itu
dapat dipertahankan selama perjalanan antar-benda angkasa ke Bumi.
Hipotesis ini belum dapat didukung oleh bukti-bukti yang jelas. Oleh karena itu,
pernyataan tersebut belum merupakan jawaban terhadap persoalan kita. Tampak jelas bahwa
jawaban tersebut sekedar memindahkan persoalan kita ke planet lain. Kalau hidup berasal
dari planet lain, maka kehidupan di planet itu datangnya dari mana. Demikian tak akan ada
habis-habisnya kita bertanya.
2.1.3 Teori Pfluger
Teori ini menyatakan bahwa Bumi berasal dari suatu materi yang sangat panas sekali,
kemudian dari bahan itu mengandung karbon dan nitrogen yang membentuk senyawa
Cyanogen (CN). Senyawa tersebut dapat terjadi pada suhu yang sangat tinggi dan selanjutnya
terbentuk zat protein pembentuk protoplasma yang akan menjadi makhluk hidup.
2.1.4 Teori Moore
Teori ini menyatakan bahwa hidup itu dapat muncul dari kondisi yang cocok dari
bahan anorganik pada saat Bumi mengalami pendinginan melalui suatu proses yang
kompleks dalam larutan yang labil. Bila fase keadaan kompleks itu tercapai akan muncullah
kehidupan itu.
2.1.5 Teori Allen
Teori ini menyatakan bahwa pada saat keadaan fisis Bumi ini seperti sekarang,
beberapa rekasi terjadi yaitu energi yang dating dari sinar Matahari diserap oleh zat besi yang
lembab dan menimbulkan pengaturan atom dan materi-materi. Interaksi antara nitrogen,
karbon, hidrogen, oksigen, dan sulfur dalam genangan air di muka Bumi akan membentuk
zat-zat yang difus yang akhirnya membentuk protoplasma benda hidup.
7
2.1.6 Teori Modern
Suatu pandangan yang dikemukakan oleh filsuf terkenal sebelum masehi, Aristoteles.
Ia mengemukakan bahwa hidup ini bermula dari benda mati yang secara tiba-tiba menjadi
jasad hidup. Paham ini disama-artikan dengan abiogenesis atau generation spontanea.
Hipotesis ini akhirnya tenggelam setelah muncul para ilmuwan lain dengan pola pikirnya
yang lebih rasional.
Francesco Redi (1625-1697) adalah nama ilmuwan yang berhasil menumbangkan
hipotesis Aristoteles. Ia merupakan orang pertama yang melakukan penelitian untuk
membantah teori generatio spontanea. Dia melakukan serangkaian penelitian menggunakan
daging segar. Redi memperhatikan bahwa ulat akan menjadi lalat dan lalat selalu terdapat
tidak jauh dari sisa-sisa daging. Pada penelitiannya Redi menggunakan 2 kerat daging segar
yang diletakkan dalam 2 wadah.
Wadah yang satu ditutupi kain yang tembus udara dan yang satu tidak ditutupi.
Setelah beberapa hari, pada daging yang tidak tertutup mulailah keluar belatung-belatung,
sementara itu pada daging yang tertutup tidak tumbuh belatung. Tujuan penelitian Redi
adalah untuk menjelaskan bahwa setiap makhluk hidup perlu asal-usul dari mana dia berasal.
Ia mengamati bahwa hadirnya larva (ulat) yang ada dalam sepotong daging karena
memang di dalamnya telah terdapat sejumlah telur lalat. Apabila lalat-lalat tidak meletakkan
telur-telur di situ, maka daging tidak akan tumbuh ulatnya. Kesimpulannya bahwa hidup itu
berasal dari telur. Lahirlah paham omne vivum ex ovo.
Pada tahun 1765, seorang biologiwan Italia yang bernama Lazzaro Spallaizani,
melakukan percobaan yang berlawanan dengan teori Nedham. Spallanzani menyatakan
bahwa Nedham tidak merebus tabung cukup lama sampai semua organisme terbunuh dan
Nedham juga tidak menutup leher tabung dengan rapat sekali sehingga masih ada organisme
yang masuk dan tumbuh.
Lazzaro Spallanzani (1729-1794) berpendapat bila dikatakan bahwa semua hidup
bersal dari telur. Kini perlu dipertanyakan pula dari mana asal mula telur tersebut. Ia
berkesimpulan bahwa telur-telur tadi pasti berasal dari sesuatu yang hidup. Paham ini dikenal
dengan omne ovo ex vivo.
Louis Pasteur (1822-1895) menganggap bahwa gagalnya hidup karena tak ada udara
yang diberikan. Maka ia melakukan percobaan. Ia menunjukkan bahwa penguraian
8
(pembusukkan) bahan cairan kaldu dan peragian perasan cair dari buah anggur disebabkan
oleh mikroorganisme yang terbawa oleh udara. Ia berkesimpulan bahwa hidup berasal dari
sesuatu yang hidup apa pun bentuknya. Paham ini dikenal dengan omne vivum ex vivo.
Pendapat yang banyak diterima secara luas tentang asal-usul benda adalah
abiogenesis, yakni berasal dari benda-benda tidak hidup. Walaupun dalam hal ini makhluk
hidup yang paling sederhana adalah sangat kompleks dan banyak mengandung sistem
biokimia yang masih buntu. Beberapa dari sistem itu hanya berfungsi dalam sel hidup, baik
dalam tumbuhan maupun pada hewan dan bagaimana asal-usul system ini masih belum
terjawab
Terdapat banyak bukti-bukti bahwa 2000 juta tahun yang lalu keadaan permukaan
Bumi sangat berbeda debgan keadaan permukaan Bumi sekarang. Pada saat sebelum ada
tumbuhan dan hewan, udara (atmosfer) terutama terdiri atas gas metan, ammonia, uap air,
dan gas hidrogen, serta unsur oksigen dan nitrogen yang sangat reaktif, yang bersenyawa
sebagai oksidasi nutrida. Pada permukaan Bumi yang tidak banyak mengandung ozon, maka
radiasi sinar tata surya yang berupa sinar ultra violet dan semburan badai listrik manimbulkan
panas, maka terbentuklah persenyawaan asam-asam amino yang selanjutnya membuat
protein.
Sesungguhnya, sebagian besar hipotesis telah ditunjukkan dengan berbagai contoh
pembuktian tentang asal-usul kehidupan. Pada tahun 1963, Stanley L. Miller berpaling
kembali pada paham generatio spontanea. Ia menganggap bahwa tidak mustahil hidup ini
pernah berkembang dari zat mati.
Kenyataan yang menunjukkan bahwa jasad hidup sebagian besar terdiri dari protein
(zat putih telur) yang terurai menjadi unit yang lebih sederhana ialah asam amino, yaitu
senyawa yang mengandung nitrogen, dan bila asam-asam amino dipecah lagi, maka akan
dihasilkan CH4 (matana), H2O (air), H2 (hidrogen), dan NH3 (ammonia). Demukian pula
bila senyawa-senya sederhana diuraikan maka akhirnya diperoleh unsur-unsur C, H, O, dan N
sebagai unsur dasar. Bukankah ada kemungkinan bahwa hidup berasal dari senyawa-senyawa
sederhana tadi, di mana atmosfer masih mengandung senyawa-senyawa seperti itu.
Terjadinya asam amino secara spontan ditafsirkan sebagai pelaksanan bakal atau
kecenderungan yang sudah terkandung dalam gas itu. Bila kita melanjutkan dasar pemikiran
ini, maka asam-asam amino cenderung pula menjadi protein dan selanjutnya menjadi
9
protoplasma (jasad hidup) yang juga terjadi dorongan luar. Protoplasma, sekali terbentuk
berarti titik permulaan bagi setiap makhluk hidup.
2.2 Evolusi Makhluk Hidup
Sebagian orang ahli berpendapat bahwa makhluk yang ada pada saat ini tidak
mempunyai hubungan dengan makhluk dahulu, karena ada saat tertentu terjadi kiamat
(katastrophy), sehingga makhluk yang dahulu musnah, diganti yang baru. Tapi pendapat ini
banyak ditinggalkan oleh para ahli dan sebagian besar cenderung berpendapat bahwa
makhluk yang ada sekarang ini berasal dari makhluk dahulu melalui perubahan sedikit demi
sedikit. Fosil sebagai sisa makhluk dahulu menunjukkan adanya perbedaan dasar letak dan
lapisan-lapisan tanah atau umur relatif fosil tersebut. Perubahan-perubahan makhluk itu
terjadi sampai sekarang. Manusia sering ikut campur menciptakan varietas baru yang lebih
unggul, terutama dalam pertanian dan peternakan. Jadi, makhluk hidup mengalami evolusi.
Dalam teori evolusi dikatakan bahwa makhluk yang mula-mula adalah sangat
sederhana tingkatnya, bersel tunggal, dan hidup dari bahan anorganis, sehingga tergolong
tumbuhan. Dari golongan tumbuhan itu sebagian berubah menjadi hewan, yang selanjutnya
berevolusi menjadi makhluk yang beraneka ragam seperti kehidupan masa kini.
Sekarang orang cenderung beranggapan bahwa evolusi kehidupan terutama
disebabkan karena mutasi. Mutasi ialah perubahan spesies yang agak meloncat, dan ini
disebabkan oleh perubahan gen atau kromosom sel.
Mutasi yang berarti pindah, yaitu pidah jenis, dapat maju dan dapat mundur. Mutasi
mundur terjadi, tetapi jenis yang lebih mundur atau lebih buruk akan mengakibatkan
kepunahannya sendiri. Mutasi maju hanya kadang-kadang saja ada, dan ini mengakibatkan
perubahan ke arah kemajuan.
Petunjuk evolusi dapat kita lihat dari: (1) geologi dan palaentologi; (2) morfologi dan
anatomi perbandingan; (3) reaksi fisiologis perbandingan; (4) penyebaran makhluk di muka
Bumi; dan (5) embriologi. Selanjutnya secara bagan sejarah kehidupan di muka Bumi dibagi
menjadi lima era. Pada era archeozoik, 2000 juta tahun yang lalu mulai muncul makhluk
pertama. Tidak ada fosil tetapi ada beberapa indikasi kehidupan. Pada era proterozoik, 1500
juta tahun yang lalu makhluk yang pertama itu mengalami evolusi menjadi makhluk bersel
tunggal (bakteri, alga, dan protozoa). Pada era palaeozoik, dalam periode kambrium, 600 juta
tahun yang lalu, muncul Trilobita, Brachiopoda. Dalam periodeOrdovicium, 500 juta tahun
10
yang lalu, muncul hewan Chepalopoda dan ikan. Pada periode Silur, 440 juta tahun yang lalu,
muncul hewan Scorpio, Crinoidea, dan karang. Pada periode Devon, 400 juta tahun yang lalu,
muncul ikan, permulaan hutan dan Amphibia. Kemudian pada periode Karbon Bawah, 350
juta tahun yang lalu, muncul tumbuhankormofita. Sedang pada periode karbon atas, 325 juta
tahun yang lalu, muncul reptilia dan insekta pertama. Pada era mesozoik periode Perm, 270
juta tahun yang lalu, muncul beberapa jenis reptilian. Pada periode Trias, 225 juta tahun yang
lalu, muncul bangsa Dinosaurus. Dalam periode Yura, 180 juta tahun yang lalu, mulai
muncul burung pertama. Dalam periode Kreta, 135 juta tahun yang lalu, merupakan titik
puncak Reptilia, muncul Anthofita. Pada era Cenozoikperiode Tersier 70 juta tahun yang
lalu, muncul manusia primitif dan hewan mamalia lainnya. Pada periode Kuarter, 2 juta tahun
yang lalu, mulai bangkinya manusia, punahnya tipe mamalia tipe primitif, dan berkembang
jenis mamalia modern.
Tedapat banyak hal yang membuktikan bahwa evolusi itu benar-benar terjadi. Hal ini
tampak dari adnya kesamaan struktur tubuh antara hewan yang satu dengan yang lain. Hal ini
dikatakan dengan homologi organ tubuh. Demikian pula adanya kesamaan fungsi organ
antara makhluk yang satu dengan yang lain, sekalipun struktur dasarnya berlainan, hal
semacam ini dikatakan sebagai suatu analogi organ tubuh.
Penemuan Darwin yang memberikan petunjuk bahwa manusia adalah keturunan dari
makhluk yang bukan manusia menimbulkan banyak reaksi yang pro dan kontra di kalangan
masyarakat ilmiah. Terlebih karena manusia mempunyai persamaan-persamaan dengan kera,
sedangkan persamaan-persamaan itu menunjukkan adanya kekerabatan.
Fakta lain yang juga memberikan kesimpulan bahwa terdapat kekerabatan antar-
makhluk adalah dari perkembangan janin makhluk-makhluk yang menunjukkan kesamaan.
Karena terdapat kesamaan ciri itulah Carolus Von Linnaeus dapat menggolongkan makhluk
hidup menurut masing-masing tingkatan atau takson dalam klasifikasi makhluk hidup.
Adapun tujuannya antara lain:
a) Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki
b) Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan
makhluk hidup dari jenis lain
c) Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup
d) Emberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau belum memiliki
nama
11
e) Selain memiliki tujuan, klasifikasi memiliki manfaat bagi manusia, antara lain :
f) Klasifikasi memudahkan kita dalam mmpelajari makhluk hidup yang sangat
beraneka ragam
g) Klasifikasi membuat kita mengetahui hubungan kekerabatan antarjenis makhluk
hidup
h) Klasifikasi memudahkan komunikasi
2.3 Evolusi Manusia
Bukti-bukti tentang adanya evolusi manusia yang telah berlangsung semakin banyak
dikumpulkan oleh para ahli dan saat ini manusia juga tengah berevolusi. Kekuatan utama
yang mengarahkan evolusi manusia adalah inteligensinya, kemampuannya mempergunakan
bahasa dengan segala macam simbolnya dan kebudayaan yang dibina oleh manusia.
2.3.1 Sifat dari Ordo Primata
Meskipun Linneaus bukan seorang ahli evolusi, namun ia telah menempatkan
manusia (Homo Sapiens) dengan betul di dalam ordo Primata, kelas mamalia dari subvilum
vertebrata. Bila kita bandingkan dengan sifat-sifat (fenotipe) yang dimiliki oleh familia kera
(Fongidae) dengan manusia, maka dengan mudah akan terluhat persamaan-persamaan
tertentu di samping perbedaan yang ada. Kebanyakan primata hidup di hutan dan memanjat.
Ibu jari dapat dikatupkan denagn jari-jari yang lain, suatu hal yang sangat menguntungkan
bagi hewan yang memanjat dan berlompatan di pohon-pohon. Manusia telah kehilangan sifat
yang sedemikian itu. Kebanyakan primata mempergunakan tangan dan kakinya untuk
memegang sesuatu. Manusia tidak lagi mempergunakan kakinya untuk memegang sesuatu,
karena kaki dikhususkan untuk berjalan. Gigi primata adalah gigi pemakan segala, seperti
halnya dengan gigi manusia. Pada mamalia, mata terletak di kedua belah samping kepala,
yang memungkinkan pandangan dengan sudut yang luas karena kedua mata tertuju ke depan.
Di samping persamaan-persamaan di atas, banyak sifat-sifat yang membedakan
manusia dengan kera. Salah satu yang terpenting di antaranya adalah volume otaknya.
Familia kera yang terbesar adalah, Gorila misalnya, volume tengkoraknya hanya sekitar 600
cc, sedang volume tengkorak manusia modern yang terkecil lebih dari 900cc. Rata-rata
volume otak manusia modern adalah 1230 cc. Tulang dahi di atas mata kera sangat menonjol,
pada manusia modern tidak demikian. Dahi manusia mambentuk sudut yang tegak, dahi kera
12
mambentuk sudut yang tajam. Rahang bawah manusia membentuk dagu yang tajam, rahang
bawah kera tidak demikian. Tangan kera lebih panjang daripada tangan manusia.
2.3.2 Kera Manusia dari Afrika
a) Australopithecus africanus (South African Man)
Dari fosil tulang yang ditemukan menunjukkan bahwa manusia purba ini hidup
1,5 juta tahun yang lalu. Bentuk tengkoraknya menyerupai bentuk tengkorak
modern, namun postur tubuhnya sudah mulai tegak, hal ini tampak dari bentuk
dan ukuran tulang pinggulnya. Manusia ini menggunakan batu sebagai alat
kelengkapan hidupnya. DisampingAustralopithecus africanus ditemukan juga
tengkorak yang lebih besar dan tulang-tulan yang kekar. Penemuan baru itu oleh
Robinson dan Broom diberi nama Australopithecus robustus.
b) Australopithecus boise (Olduvai Man)
Di Afrika Timur, di lembah Olduvai, Tanazania Utara ditemukan satu fosil
manusia yang paling tua. Manusia purba ini hidup kurang lebih 1.750.000 tahun
yang lalu. Fosil ini merupakan fosil kepala sejenis manusia yang terdapat
bersama-sama perkakas primitif. Dari hasil analisis radioaktif batu-batuan yang
terdapat di lapisan tanah tempat fosil itu ditemukan, ternyata umur fosil tersebut
kurang dari 2 juta tahun. Setelah dibandingkan dengan ciri-ciriAustralopithecus
africanus dan Australopithecus robustus, karena umurnya lebih tua mendekati 2
juta tahun maka penemuan tersebut diakui sebagai jenis Australopithecus yang
lain. Untuk menghormati Charles Boise sponsor keuangan untuk penggalian
tersebut, diberi nama Australopithecus boise.
c) Homo Habilis
Ditemukan oleh Leaky dan teman-temannya. Disebut Homo habilis karena
menurut mereka makhluk temuannya yang baru ini adalah manusia (homo) dan
Homo habilis inilah yang membuat perkakas primitif. Pada tahun 1960-an,
habilistelah diidentifikasikan sebagai manusia pertama yang dikenali sebagai
manusia.
d) Australopithecus Afarensis
Afar adalah suatu tempat di Ethiopia tempat ditemukannya fosil tersebut.
Afarensis inilah yang sekarang dianggap telah berevolusi menjadi manusia karena
13
umurnya lebih tua dari Australopithecus africanus. Jadi, bila dijajarkan menurut
usianya dapat diperoleh gambaran sebagai berikut: A. afarensis, A. africanus, A.
robustus, A. bossei, Homo habilis.
2.3.3 Homo Erectus
a) Pithecanthropus Erectus (Manusia Jawa)
Pada tahun 1920, Eugene Dubois seorang dokter tentara Belanda, menemukan
sisa-sisa tengkorak dan tulang paha di Trinil dekat Surakarta, Jawa Tengah. Fosil
tersebut diberi nama Pithecanthropus erectus yang artinya manusia kera yang
tegak. Umurnya kira-kira 500.000 tahun. Sampai tahun 1923 tidak seorang pun
ahli antropologi yang diperbolehkan melihat penemuan Dubois, sehingga satu-
satunya sumber informasi adalah keterangan-keterangan yang dikeluarkan oleh
Dubois tersebut.
Pithecanthropus kadang-kadang dikatakan sebagai the missink link atau bentuk
antara kera dan manusia karena menyerupai kera dan manusia. Berdasarkan
struktur tengkorak, diperkirakan manusia Jawa ini mempunyai otak lebih besar
daripada Gorila, tetapi sepertiga lebih kecil dari otak manusia modern.
b) Meganthropus
Pada tahun 1931-1941 telah terjadi penemuan-penemuan lain, baik oleh Dubois
sendiri maupun oleh ahli yang lain. Pada tahun 1941, von Koningswald, seorang
ahli antropolosi berbangsa Jerman, menemukan fosil yang ukurannya lebih besar
dari Pithecanthropus erectus di Trinil dekat Surakarta. Fosil ini diberi nama
Meganthropus.
c) Sinanthropus pekinensis
Penemuan di Jawa itu menarik perhatian Davidson Black, guru besar anatomi
kebangsaan Kanada yang pada saat itu mengajar di perguruan tinggi di Peking.
Dengan bantuan yayasan Rockefeller, Black melakukan penggalian di gua Chou
Kou Tien., dekat Peking yang dimulainya pada tahun 1927. Akhirnya Black
menemukan fosil-fosil yang serupa dengan yang telah diuraikan oleh Dubois
dengan bagian-bagian yang lengkap. Volume otaknya kurang lebih1000cc
(temuan Dubois kurang lebih 914 cc), yang menunjukkan bahwa makhluk itu
bukan kera melainkan manusia.
14
Setelah meninggal pada tahun 1933, pekerjaan penggalian fosil dilanjutkan oleh
Frans Weidenreich. Fosil-fosil banyak ditemukan, termasuk fosil rusa dan hewan
lain. Penemuan-penemuan di gua Chou Kuo Tien dipergunakan sebagai dasar
untuk menyusun dugaan tentang hal-ikhwal Homo erectus. Weidenreich
menamakan temuannya tersebut sebaga sinanthropus pekinensis atau manusia
peking, sedang menurut Mary nama Homo erectus pekinensis lebih sesuai dari
pada S. pekinensis. Umurnya diperkirakan sekitar 250.000 tahun.
d) Homo Neanderthalensis (Manusia Neanderthal)
Fosil-fosil manusia Neanderthal ditemukan pertama kali pada tahun 1856 di
lembah Neanderthal dekat Dusseldrof, Jerman. Diperkirakan bahwa kurang lebih
75.000 tahun yang lalu manusia Neanderthal telah menghuni Eropa. Tanda-tanda
manusia Neanderthal tidak sulit dikenali. Tempurung kepalanya besar, berisi otak
sebesar otak manusia modern, meskipun bentuknya berbeda. Tempurung itu lebih
rendah dan agak menonjol ke belakang dan kesamping. Raut mukanya bercirikan
rahang yang kekar, dagu mengarah ke belakang, pipi lebih lebar dengan tonjolan
mencolok melengkung di atas mata, sehingga membentuk tampang berkening
tebal yang menjadi ciri khas manusia Neanderthal itu. Tingginya kurang lebih
1,70 meter, berbadan kekar, bertungkai kuat dan agak melengkung. Manusia ini
tetap bertahan menghuni Eropa sampai 35.000 tahun dan 40.000 tahun yang lalu.
Manusia Neanderthal yang mempunyai ciri-ciri agak modern ditemukan pertama
kalinya di gunung Carmel, Islael. Salah satu ciri yang sangat berbeda dengan
manusia Neanderthal sebelimnya ialah tulang keningnya yang tidak terlalu
menonjol, sedang bagian belakang kepalanya berbentuk lebih membulat.
Kerangka yang ditemukan ini adalah kerangka wanita dan disebut wanita Tabun
sesuai dengan tempat ditemukannya kerangka tersebut pada tahun 1931.
Pada tahun 1957 di gua Sanidar, Irak, ditemukan suatu kerangka manusia utuh,
yang diperkirakan umurnya 450.000 tahun. Tubuhnya lebih pendek daripada
tubuh orang Neanderthal. Tonjolan alisnya tidak setajam tonjolan kening orang
Neanderthal yang ditemukan lebuh dahulu. Penggalian-penggalian selanjutnya
memberikan fakta bahwa mereka tidak lagi mirip dengan manusia Neanderthal
tetapi lebih mendekati manusia Cro-Mangnon.
15
Manusia Neanderthal telah mempergunakan akalnya, intelegensinya, dan
perasaannya sebagaimana halnya kita manusia modern. Oleh sebab itu mereka
dianggap sebagai Homo sapiens yang paling purba. Sama halnya dengan evolusi
fisik, evolusi tingkah laku juga berjalan setapak demi setapak, tidak akan
membuat lompatan kejutan. Pada zaman sekarang para ilmuwan sepakat
menganggap manusia Neanderthal ini sebagai kerabat yang paling langsung
dengan manusia modern, karena adanya persamaan-persamaan yang jelas.
2.3.4 Manusia Modern (Homo Sapiens)
Fosil manusia ini ditemukan di lembah Cro-Magnon, Perancis pada tahun 1965.
manusia ini hidup kira-kira 25.000 tahun yang lalu dan merupakan Homo Sapiens yang
pertama.
Manusia pengganti manusia Neanderthal itu disebut manusia Cro-Magnon sesuai
dengan nama ditemukannya fosil tersebut. Dari tulang-tulangnya, manusia Cro-Magnon
diperkirakan lebih pendek dari manusia modern, kepalanya lebih besar, dagu menonjol,
hidung mancung, gigi-gigi kecil dan rata, mukanya lebar kuat. Maka lebih menyerupai orang
Eropa sekarang. Diduga manusia Cro-Magnon adalah leluhur orang Eropa.
Manusia ini mempunyai kemampuan berpikir yang lebih baik dari manusia purba
lainnya. Demikian pula mereka telah mengenal kebudayaan. Dalam otaknya yang besar itu
mereka telah dapat menghasilkan kebudayaan yang banyak melebihi manusia Neanderthal.
Lukisan-lukisan dan ukir-ukiran yang ditemukan di gua Perancis menunjukkan bukti adanya
kebudayaan itu. Perhiasan-perhiasan terbuat dari bahan-bahan yang tahan akan pelapukan,
seperti tulang, gigi, rumah siput, dan lainnya.
Di samping menghuni gua, mereka pun sudah dapat membuat rumah, kemah, dan
hidup bermasyarakat. Sedemikian jauh, makanan mereka peroleh dari hewan dan tumbuhan
yang telah tersedia. Bila alam disekitarnya telah langka dengan bahan makanan, mereka akan
berpindah tempat.
Hewan yang pertama kali dijinakkan mungkin adalah anjing, meskipun tidak untuk
dimakan, mungkin untuk membantu dalam berburu hewan yang lain. Mereka juga melihat
tumbuhan itu tumbuh dari biji.
16
Desa-desa yang pertama kali diketahui orang ialah sekitar delta sungai Nil
membentang sampai ke Palestina, Syria, Turki, sampai ke Iran. Demikianlah kurang lebih
evolusi sebagian dari kebudayaan manusia Cro-Magnon, meskipun hal tersebut hanya dugaan
saja yang didasarkan atas penemuan-penemuan benda purba. Di antara manusia Cro-Magnon
dengan manusia zaman kini memang masih terbentang 10.000 tahun. Apa yang terjadi selama
waktu itu, adalah yang tengah dicari-cari oleh para ilmuwan.
Perkembangan lebih lanjut dari manusia Cro-Magnon ialah manusia modern
sebagaimana kita lihat sekarang ini. Saat kita memperhatikan beberapa fosil manusia,
sekalipun semua manusia tergolong dalam spesies yang sama, Homo sapiens, namun tak
semuanya sama. Atas dasar kesamaan ciri-ciri jasmani, maka populasi manusia dapat
dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu Kaukasoid, Negroid, dan Mongoloid.
Hal ini dapat dibedakan dalam warna kulit, tipe rambut, dan bentuk wajah.
17
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
1. Biosfer adalah bagian dari sistem planet Bumi yang meliputi udara, tanah dan air,
di mana segala kehidupan berkembang.
2. Hidup berarti mampu mengadakan metabolisme termasuk respirasi, bereaksi
terhadap rangsangan luar dengan tujuan mempertahankan diri dan mengadakan
reproduksi. Sel memenuhi syarat itu maka sel dianggap sebagai suatu unit
kehidupan yang terkecil.
3. Terdapat beberapa teori asal mula kehidupan, antara lain:
a) Teori Transendental
b) Teori Cosmozoa
c) Teori Pfluger
d) Teori Moore
e) Teori Allen
f) Teori Modern
4. Petunjuk evolusi dapat kita lihat dari:
a) Geologi dan palaentologi.
b) Morfologi dan anatomi perbandingan.
c) Reaksi fisiologis perbandingan.
d) Penyebaran makhluk di muka Bumi.
e) Embriologi (Ilmu perkembangan embrio dari pembuahan sel telur hingga ke
tahap janin)
5. Fosil subhuman tertua adalah Australophitecus, wujudnya lebih menyerupai kera
daripada manusia, kemudian muncul manusia kera dari Jawa, Pitecanthropus
erectus yang hidup pada ± 500.000 tahun yang lalu, sudah lebih menyerupai
manusia daripada kera, volume otaknya ± 1000 cc, sedang pada gorilla ± 600 cc,
dan pada manusia modern ± 1500 cc. Sub-human yang lain adalah Homo
neanderthalensis. Makhluk ini hidup pada pertengahan akhir Pleistocene, ±
500.000 sampai 50.000 tahun yang lalu. Orang beranggapan bahwa makhluk ini
18
manusia primitif yang pertama. Secara tepat, tak dapat diketahui kapan manusia
modern ini muncul, tetapi mungkin yang tertua adalah tengkorakSwanscombe
yang umurnya 300.000 tahun dan mungkin sekali lebih tua lagi, yaitu sekitar
500.000 tahun yang lalu. Makhluk ini pun diduga berasal dari Pithecanthropus.
Maunusia modern yang menggantikan Homo neanderthalensisadalah manusia
Cro-Magnon yang hidup sekitar 50.000 – 20.000 tahun yang lalu.
3. 2 Saran
Kekuatan utama yang mengarahkan evolusi manusia adalah inteligensinya. Manusia
mempunyai kemampuan berpikir yang lebih baik dari manusia purba lainnya dan mempunyai
pengaruh penting dalam kelangsungan ekosistem serta habitat manusia itu sendiri.
Kemampuan kita untuk menyadari hal tersebut akan menentukan bagaimana hubungan kita
sebagai manusia dan lingkungan kita. Hal ini memerlukan pembiasaan diri yang dapat
membuat kita menyadari hubungan manusia dengan lingkungan. Oleh karena itu menjadi
tugas Manusia untuk menjaga lingkungan demi menjaga kelansungan hidup manusia itu
sendiri dimasa yang akan datang.
19
DAFTAR PUSTAKA
Blog, 2012, Biosfer dan Makhluk Hidup, http://rajes08predator.blogspot.com
Blog, 2012, Ilmu Alamiah Dasar – Awal Mula Kehidupan, http://mahdar-
almuchdar.blogspot.com.
Blog, 2013, Biosfer & Makhluk Hidup, http://madedesirapradasari.blogspot.com
Drs.Maskoeri Jasin yang direvisi oleh Prof. Muslimin Ibrahim dan Drs. Muhammad Thamrin
Hidayat; 2008, Ilmu Alamiah Dasar, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
top related