Transcript
PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS CAIR
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Annisa Hidaratri U. 15/377689/KG/10185
Adinda Mutiara Firdaus 15/382651/KG/10325
Maria Febritania W 15/377701/KG/10197
Sekar Sri Suseta P 15/377713/KG/10209
Arfita Ajeng Dewi R. 15/379459/KG/10221
Nabila Hanifia A. 15/379471/KG/10233
Ega Dwi Cahyani 15/381020/KG/10245
Ashwiza 15/382663/KG/10337
Dyah Noora Ardhina 15/382675/KG/10349
Hendrawan Wicaksono 15/382687/KG/10361
Merina Widayanti 15/382701/KG/10375
Rahmadani Puspitasari 15/382713/KG/10387
Widya Kartikawati 15/382725/KG/10399
Vanesa 15/385633/KG/10407
PDG GANJIL
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pengelolaan Limbah Medis Cair ” ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas kelompok mata kuliah demografi dan kesehatan lingkungan yang diampu
oleh drg. Sri Widiati.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai limbah medis. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya.
Yogyakarta, 17 November 2015
Penyusun
0
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...........................................................................1
Daftar Isi......................................................................................2
Bab I Pendahuluan........................................................................
I. Latar Belakang..................................................................3
II. Rumusan Masalah.............................................................3
III. Tujuan ..............................................................................3
Bab II Pembahasan .......................................................................
I. Pengertian limbah.............................................................4
II. Pengertian limbah medis...................................................5
III. Klasifikasi limbah medis...................................................6
IV. Bahaya limbah medis........................................................7
V. Cara pengelolaan limbah medis......................................10
VI. Manfaat ..........................................................................16
VII. Kekurangan.....................................................................17
Bab III Penutup.............................................................................
Kesimpulan...................................................................................
Saran .............................................................................................
Daftar Pustaka............................................................................20
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan zaman, kesadaran dan kepedulian masyarakat
akan kesehatan semakin meningkat. Oleh karena itu pemerintah memfasilitasi
peningkatan pelayanan kesehatan seperti pada rumah sakit dan puskesmas-
puskesmas sesuai dengan kemajuan pendidikan dan teknologi. Pusat-pusat
pelayanan kesehatan berkembang ke seluruh pelosok daerah. Kemudahan akses
terhadap fasilitas kesehatan merupakan salah satu indikator penting yang
menunjukkan tingkat kesejahteraan suatu kawasan. Akan tetapi, segala
keuntungan tersebut juga sepadan dengan resiko dampak dari operasional
kesehatan yang mungkin terjadi terhadap lingkungan.
Kegiatan atau operasional pusat pelayanan kesehatan menghasilkan
berbagai macam limbah. Limbah inilah yang disebut sebagai limbah medis.
Limbah medis apabila tidak didukung perencanaan dan pengolahan dengan
matang dan benar dapat berpotensi menimbulkan dampak yang membahayakan
kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup. Hal tersebut dikarenakan limbah
medis adalah material berbahaya karena kebanyakan sudah terkontaminasi oleh
bakteri, virus, racun dan bahan radioaktif yang berbahaya bagi manusia dan
makhluk lain di sekitar lingkungannya. Tanpa adanya operasional yang layak
dalam menangani. Mengelola dan mengolahnya, limbah medis ini berpotensi
memberikan dampak negatif diantaranya menimbulkan patogen yang dapat
berakibat buruk terhadap manusia dan lingkungan.
Jumlah limbah medis yang bersumber dari fasilitas kesehatan diperkirakan
semakin lama semakin meningkat. Penyebabnya yaitu jumlah rumah sakit,
pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), balai pengobatan, maupun
laboratorium medis terus bertambah. Penyebaran penyakit melalui sampah
yang terinfeksi merupakan tantangan terbesar dalam penanganan sampah
medis. Jika sampah medis tidak tertangani dengan baik dalam artian organisme
patogen dalam sampah tidak dihilangkan/dimatikan, berbagai vektor penyakit
mikroskopik seperti virus, bakteri, parasit maupun fungi akan tetap berada
dalam sampah medis dan berpotensi menyebarkan berbagai penyakit.
2
Pengelolaan limbah medis merupakan bagian dari kegiatan penyehatan
lingkungan di sekitar lingkungan pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk
melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber
dari limbah medis dan upaya penanggulangan penyebaran penyakit.
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud limbah secara umum maupun limbah medis?
2. Bagaimana klasifikasi limbah medis?
3. Apa bahaya yang dapat ditimbulkan limbah medis?
4. Bagaimana cara pengelolaan limbah medis secara umum?
5. Bagaimana cara pengelolaan limbah medis cair dengan sistem bio natural?
6. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari pengelolaan limbah medis cair
dengan sistem bio natural?
3. Tujuan
1. Mengetahui limbah secara umum dan kaitannya dengan limbah medis
beserta contohnya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Memahami bahaya yang dapat ditimbulkan dari adanya limbah medis.
3. Mempelajari upaya pengelolaan limbah medis cair secara umum maupun
spesifik menggunakan sistem bio natural dengan studi kasus di RSUD
Kelet Jepara.
4. Memahami kelebihan serta kekurangan dari pengelolaan limbah medis cair
dengan sistem bio natural.
3
BAB II
PEMBAHASAN
I. Pengertian Limbah
Limbah merupakan buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses atau
kegiatan dari industri maupun domestik (rumah tangga). Menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 101 tahun 2014, limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau
kegiatan.
Berdasarkan dari wujud limbah yang dihasilkan, limbah dibagi menjadi tiga yaitu
limbah padat, limbah cair dan gas dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Limbah padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah padat bersifat
kering, tidak dapat berpindah kecuali ada yang memindahkannya. Limbah
padat ini misalnya, sisa makanan, sayuran, potongan kayu, sobekan kertas,
sampah, plastik, dan logam
2. Limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut
dalam air, selalu berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh limbah cair
adalah air bekas mencuci pakaian, air bekas pencelupan warna pakaian,
dan sebagainya.
3. Limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas. Limbah
gas dapat dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas selalu bergerak sehingga
penyebarannya sangat luas. Contoh limbah gas adalah gas pembuangan
kendaraan bermotor. Pembuatan bahan bakar minyakjuga menghasilkan
gas buangan yang berbahaya bagi lingkungan.
Menurut A. K. Haghi, 2011 menyatakan bahwa berdasarkan Sumber yang
menghasilkan limbah dapat dibedakan menjadi lima yaitu:
1. Limbah rumah tangga, biasa disebut juga limbah domestik.
2. Limbah industry merupakan limbah yang berasal dari industri pabrik.
3. Limbah pertanian merupakan limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan
pertanian, contohnya sisa daun-daunan, ranting, jerami, kayu dan lain-lain.
4
4. Limbah konstruksi didefinisikan sebagai material yang sudah tidak
digunakan lagi dan yang dihasilkan dari proses konstruksi, perbaikan atau
perubahan. Jenis material limbah konstruksi yang dihasilkan dalam setiap
proyek konstruksi antara lain proyek pembangunan maupun proyek
pembongkaran (contruction and domolition). Yang termasuk limbah
construction antara lain pembangunan perubahan bentuk (remodeling),
perbaikan (baik itu rumah atau bangunan komersial). Sedangkan limba
demolition antara lain Limbah yang berasal dari perobohan atau
penghancuran bangunan.
5. Limbah radioaktif, limbah radioaktif berasal dari setiap pemanfaatan
tenaga nuklir, baik pemanfaatan untuk pembangkitan daya listrik
menggunakan reaktor nuklir, maupun pemanfaatan tenaga nuklir untuk
keperluan industri dan rumah sakit. Bahan atau peralatan terkena atau
menjadi radioaktif dapat disebabkan karena pengoperasian instalasi nuklir
atau instalasi yang memanfaatkan radiasi pengion.
Limbah digolongkan menjadi dua berdasarkan polimer penyusun mudah dan tidak
terdegradasinya antara lain:
1. Limbah yang dapat mengalami perubahan secara alami (degradable
waste = mudah terurai), yaitu limbah yang dapat mengalami dekomposisi
oleh bakteri dan jamur, seperti daun-daun, sisa makanan, kotoran, dan
lain-lain.
2. Limbah yang tidak atau sangat lambat mengalami perubahan secara alami
(nondegradable waste = tidak mudah terurai), misanya besi, plastik, kaca,
kaleng, dan lain-lain.
Jenis limbah ada 5 berdasarkan sifatnya yaitu:
1. Limbah korosif adalah limbah yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit
dan dapat membuat logam berkarat
2. Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun berbahaya bagi
manusia dan lingkungan. Limbah ini mengakibatkan kematian jika masuk
ke dalam laut.
5
3. Limbah reaktif adalah limbah yang memiliki sifat mudah bereaksi dengan
oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi
dan dapat menyebabkan kebakaran.
4. Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui proses kimia dapat
menghasilkan gas dengan suhu tekanan tinggi serta dapat merusak
lingkungan.
5. Limbah mudah terbakar adalah limbah yang mengandung bahan yang
menghasilkan gesekan atau percikan api jika berdekatan dengan api.
Limbah yang dihasilkan dari proses atau kegiatan industri antara lain:
1. Limbah padat: sisa sparepart, tong bekas, kain bekas, besi, dll
2. Limbah cair: bahan kimia, hasil pelarut, air bekas produksi, oli bekas, dll
3. Limbah gas: gas buangan kendaraan bermotor, gas buangan boiler, gas
hasil pembakaran dll
Limbah yang dihasilkan dari proses atau kegiatan rumah tangga (domestik) antara
lain:
1. Limbah padat: sisa makanan, tinja manusia dll
2. Limbah cair: urine manusia, air bekas cucian, air bekas mandi dll
3. Limbah gas: asap dapur, asap hasil pembakaran sampah, dll
Semakin banyak limbah yang dihasilkan akan dapat menyebabkan dampak
terhadap lingkungan. Limbah yang dihasilkan bisa berdampak positif dan negatif
terhadap lingkungan. Perlu dilakukan pengolahan limbah untuk mengurangi
dampaknya terhadap lingkungan. Beberapa factor yang mempengaruhi kualitas
limbah antara lain volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi
pembuangan limbah. Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan
penanganan limbah.
II. Pengertian Limbah Medis
Limbah medis adalah hasil samping berupa limbah, baik limbah padat, cair, dan
gas yang mengandung kuman patogen, zat-zat kimia serta alat-alat kesehatan yang
pada umumnya bersifat berbahaya dan beracun (Paramita, 2007).
6
Menurut Depkes RI (2002), limbah medis dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Limbah benda tajam seperti jarum, perlengkapan intravena, pipet Pasteur,
pecahan gelas, dan lain-lain.
2. Limbah infeksius, memiliki pengertian sebagai limbah yang berkaitan
dengan pasien yang memerlukan perawatan intensif dan limbah
laboratorium.
3. Limbah patologi tau limbah jaringan tubuh merupakan jaringan tubuh
yang terbuang dari proses bedah atau autopsi.
4. Limbah citotoksik yang merupakan bahan yang terkontaminasi zat
citotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi citotoksik.
Zat-zat citotoksik merupakan zat-zat yang dapat menghambat
pertumbuhan sel kanker.
5. Limbah farmasi yang berasal dari obat-obatan kadaluarsa yang tidak
diperlukan lagi.
6. Limbah kimia yang dihasilkan dari penggunaan kimia dalam tindakan
medis, veterinary, laboratorium, proses steriliasi dan keperluan riset.
7. Limbah radioaktif yang merupakan bahan terkontaminasi dengan radio
isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radionuklida.
Menurut Paramita (2007), dalam strategi pengolahan dan pembuangan limbah
medis terdapat beberapa sistem, antara lain :
• Autoclaving
• Desinfeksi dengan bahan kimia
• Insinerator
III. Klasifikasi Limbah Medis
1. Klasifikasi limbah medis berdasarkan bentuknya :
a) Limbah padat
Jarum suntik, pipa Pasteur, perlengkapan intravera, botol obat, infuse
plastic, tabung, masker bedah, dan perban
b) Limbah cair
Limbah domestic cair : buangan kamar mandi, dapur, air bekas pencucuian
pakaian
7
Limbah cair klinis : air bekas cucian luka, cucian darah, air limbah
laboratorium, air bekas kegiatan rawat inap, kegiatan instalasi gawat
darurat, kegiatan bedah, kegiatan radiologi, dan sebagainya
c) Limbah gas
Berasal dari incinerator, boiler, generator, farmasi, laboratorium, ruang
bedah, gawat darurat. Incinerator , boiler, dan generator dapat
mengeluarkan gas carbon monoksida, nitrogen oksida, dan sulfat oksida
2. Klasifikasi limbah medis berdasarkan potensi bahaya yang dapat
ditimbulkan :
a) Limbah Infeksius
Limbah yang terkontaminasi organism pathogen yan tidak secara rutin ada
lingkungan dan organism tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup
untuk menularkan penyakit pada manusia. Contohnya limbah dari bangsal
isolasi, kapas, atau peralatan yang tersentuh pasien yang terinfeksi.
b) Limbah Patologis
Limbah berasal dari pembiakan dan stock bahan yang sangat infeksius,
otopsi, organ binatang percobaan dan bahan lain yang telah diinokulasi,
terinfeksi dengan bahan yang sangat infeksius. Contoh limbah dari bagian
tubuh manusia dan hewan berupa darah dan cairan tubuh
c) Limbah Sitotoksis
Limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan pemberian obat
sitoksis untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan untuk
membunuh pertumbuhan sel hidup. Contoh limbah yang dihasilkan larutan
sisa urine, tinja, muntahan pasien yang mengandung obat sitotoksik.
d) Limbah Benda tajam
Merupakan materi yang dapat menyebabkanluka iris atau luka tusuk.
Semua benda tajam memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan
cedera melalui sobekan atau tusukan. Contoh limbah yang dihasilkan
jarum, jarum suntik, scalpel, pisau bedah, gergaji bedah, dan pecahan kaca
e) Limbah Farmasi
Limbah yang mencakup produksi farmasi. Kategori ini mecakup barang
yang akan dibuang setelah digunakan untuk menangani produk farmasi,
misalnya botol atau kotak yang berisi residu, sarung tangan, masker,
8
ampul obat. Contoh limbah yang dihasilkan obat-obatan, vaksin, serum
yang sudah kadarluasa, terkontaminasi, dan tidak diperlukan lagi
f) Limbah Kimia
Mengandung zat kimia yang berbentuk padat. Cair, maupun gas yang
berasal dari aktivitas diagnostic dan eksperimen serta dari pemeliharaan
kebersihan rumah sakit. Contoh limbah yang dihasilkan reagent di
laboratorium, desinfektan yang sudah kadarluasa.
g) Limbah Radioaktif
Bahan yang terkontaminasi dengan radioisotope yang berasal dari
penggunaan medis atau riset radio nukleida. Contoh limbah yang
dihasilkan cairan yang tidak terpakai dari radioaktif, urine dan ekskreta
dari pasien yang diobati dan diuji dengan radionuklida yang terbuka
h) Logam yang bertekanan tinggi/berat
Limbah yang mengandung logam berat dalam konsentrasi tinggi termasuk
dalam subkategori limbah kimia yang berbahaya dan biasanya toksik.
Contoh limbah yang dihasilkan thermometer, alat pengukur tekanan darah,
residu dari ruang pemeriksaan gigi
i) Container bertekanan
Limbah yang berasal dari berbagai jenis gas yang digunakan di rumah
sakit. Contoh limbah yang dihasilkan tabung gas, kaleng aerosol yang
mengandung residu
IV. Bahaya Limbah Medis Limbah Rumah Sakit Terhadap Lingkungan
dan Kesehatan
Menurut Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 petugas pengelola sampah
harus menggunakan alat pelindung diri yang terdiri dari topi/ helm,
masker, pelindung mata, pakaian panjang, apron untuk industry, sepatu
boot, serta sarung tangan khusus.
Pengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan
dapat menimbulkan berbagai masalah seperti:
1. Gangguan kenyamanan dan estetika, berupa warna yang berasal dari
sedimen, larutan, bau phenol, eutrofikasi dan rasa dari bahan kimia
organic, yang menyebabkan estetika lingkungan menjadi kurang sedap
dipandang.
9
2. Kerusakan harta benda, dapat disebabkan oleh garam-garam yang
terlarut (korosif dan karat) air yang berlumpur dan sebagainya yang dapat
menurunkan kualitas bangunan disekitar rumah sakit.
3. Gangguan/ kerusakan tanaman dan binatang, dapat disebabkan oleh
virus, senyawa nitrat, bahan kimia, pestisida, logam nutrient tertentu dan
fosfor.
4. Gangguan terhadap kesehatan manusia, dapat disebabkan oleh
berbagai jenis bakteri, virus, senyawa-senyawa kimia, pestisida, serta
logam berat seperti Hg, Pb dan Cd yang bersal dari bagian kedokteran
gigi.
5. Gangguan genetic dan reproduksi.
6. Pengelolaan sampah rumah sakit yang kurang baik akan menjadi
tempat yang baik bagi vector penyakit seperti lalat dan tikus.
7. Kecelakaan kerja pada pekerja atau masyarakat akibat tercecernya
jarum suntik atau benda tajam lainnya.
8. Insiden penyakit demam berdarah dengue meningkat karena vector
penyakit hidup dan berkembangbiak dalam sampah kaleng bekas atau
genangan air.
9. Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan menghasilkan
gas-gas tertentu yang menimbulkan bau busuk.
10. Adanya partikel debu yang berterbangan akan mengganggu
pernafasan, menimbulkan pencemaran udara yang akan menyebabkan
kuman penyakit mengkontaminasi peralatan medis dan makanan rumah
sakit.
11. Apabila terjadi pembakaran sampah rumah sakit yang tidak saniter
asapnya akan mengganggu pernafasan, penglihatan dan penurunan kualitas
udara.
V. Cara Pengelolaan Limbah Medis
Pengelolaan limbah medis di rumah sakit sesuai keputusan KEPMENKES No.
1204/Menkes/SK/X/2004
a. Reduksi
10
1. Menyeleksi bahan-bahan yang kurang menghasilkan limbah sebelum
membelinya.
2. Menggunakan sedikit mungkin bahan-bahan kimia.
3. Mengutamakan metode pembersihan secara fisik daripada secara kimiawi.
4. Mencegah bahan-bahan yang dapat menjadi limbah seperti dalam kegiatan
perawatan dan kebersihan.
5. Memonitor alur penggunaan bahan kimia dari bahan baku sampai menjadi
limbah bahan berbahaya dan beracun.
6. Memesan bahan-bahan sesuai kebutuhan.
7. Menggunakan bahan-bahan yang diproduksi lebih awal untuk menghindari
kadaluarsa.
8. Menghabiskan bahan dari setiap kemasan
9. Mengecek tanggal kadaluarsa bahan-bahan pada saat diantar oleh
distributor.
b. Pemilahan dan Pewadahan
Pemilahan limbah dilakukan mulai dari sumber limbah, seperti limbah
infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, dan lain-lain.
Pemisahan limbah berbahaya dari semua limbah menjadi kunci dari pembuangan
yang baik. Pemilahan yang dilakukan umumnya yaitu memilah menjadi 2 jenis
yaitu limbah benda tajam dan lmbah non tajam. Sedangkan pewadahan yang
dilakukan yaitu menggunakan container HDPE untuk limbah non tajam dan
Jurigen untuk limbah benda tajam.
c. Pengumpulan
Pengumpulan dilakukan setiap hari dengan frekuensi pengumpulan 1-2
kali dalam 1 hari. Pengumpulan dengan menggunakan cara manual tanpa troli dan
menggunakan troli pengumpul tanpa simbol.
d. Pengangkutan
Pengangkutan dilakukan oleh pihak rumah sakit khusus apabila tidak
dapat mengolah limbah medis sendiri. Kendaraan pengangkut yang digunakan
yaitu becak, sepeda motor, dan pick-up dengan penutup terpal. Frekuensi
11
pengangkutan berbeda-beda yaitu 1-2 kali dalam seminggu hingga 1 kali dalam
sebulan.
Kantong limbah medis padat sebelum dimasukkan ke kendaraan pengangkut harus diletakkan dalam kontainer yang kuat dan tertutup. Selain itu, kantong limbah medis padat harus aman dari jangkauan manusia maupun binatang. Petugas yang menangani limbah, harus menggunakan alat pelindung diri yang terdiri dari topi, masker, pelindung mata, pakaian panjang (coverall), pelindung kaki/sepatu boot, dan sarung tangan khusus (disposable gloves atau heavy duty gloves).
e. Pengolahan, pemusnahan, pembuangan akhir
1. Limbah infeksius dan benda tajama. Limbah yang sangat infeksius harus disterilisasi dengan
pengolahan panas dan basah seperti dalam autoclave sedini mungkin. Alternatif lain dapat dilakukan dengan cara didisenfeksi.
b. Benda tajam harus diolah dengan insinerator bila memungkinkan dan dapat diolah bersama dengan limbah infeksius lainnya. Cara lain bisa dengan memasukkan ke dalam kapsul kemudian ditanam.
c. Setelah insinerasi atau desinfeksi, residunya dapat dibuang ke tempat penampungan atau di buang ke landfill jika residunya sudah aman.
2. Limbah FarmasiLimbah farmasi dalam jumlah kecil dapat diolah dengan
insinerator pirolitik (pyrolitik incinerator), rotary klin, dikubur secara aman, sanitary landfill, dibuang ke sarana air limbah atau insinerasi. Tetapi dalam jumlah besar harus menggunakan fasilitas pengolahan yang khusus seperti rotary kli, kapsulisasi dalam drum logam, dan inersisasi.
3. Limbah Sitotoksik
12
a. Limbah Sitotoksik sangat berbahaya dan tidak boleh dibuang dengan penimbunan (landfiil) atau saluran limbah umum.
b. Bahan yang belum dipakai dan kemasannya masih utuh karena kadaluarsa harus dikembalikan ke distributor apabila tidak ada insinerator dan diberi keterangan bahwa obat tersebut sudah kadaluarsa atau tidak dipakai lagi.
c. Insinerasi pada suhu tinggi sekitar 1200°C dibutuhkan untuk menghancurkan semua bahan sitotoksik. Insinerasi pada suhu rendah dapat menghasilkan uap sitotoksik yang berbahaya ke udara.
d. Apabila cara insinerasi maupun degradasi kimia tidak tersedia, kapsulisasi atau inersisasi dapat di pertimbangkan sebagai cara yang dapat dipilih.
4. Limbah bahan kimiawia. Pembuangan limbah kimia biasa. Limbah biasa yang
tidak bisa daur ulang seperti asam amino, garam, dan gula tertentu dapat dibuang ke saluran air kotor.
b. Pembuangan limbah kimia berbahaya dalam jumlah kecil. Limbah bahan berbahaya dalam jumlah kecil seperti residu yang terdapat dalam kemasan sebaiknya dibuang dengan insinerasi pirolitik, kapsulisasi, atau ditimbun (landfill).
5. Limbah dengan kandungan logam berat tinggiLimbah dengan kandungan mercuri atau kadmium tidak boleh dibakar atau diinsinesrasi karena berisiko mencemari udara dengan uap beracun dan tidak boleh dibuang landfill karena dapat mencemari air tanah.
6. Kontainer BertekananCara yang terbaik untuk menangani limbah kontainer bertekanan adalah dengan daur ulang atau pengunaan kembali. Apabila masih dalam kondisi utuh dapat dikembalikan ke distributor
13
untuk pengisian ulang gas. Agen halogenida dalam bentuk cair dan dikemas dalam botol harus di perlakukan sebagai limbah bahan kimia berbahaya untuk pembuangannya.
7. Limbah radioaktifPengelolaan limbah radioaktif yang aman harus diatur dalam kibijakan dan strategi nasional yang menyangkut peraturan, infrastruktur, organisasi pelaksana dan tenaga yang terlatih.
Limbah cair di RSUD Kelet Jepara diperoleh dari tiap unit pelayanan, antara lain :
Kegiatan Sumber Limbah CairPelayanan poliklinik, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, dan Instalasi Gawat Darurat
Air ludah, dahak atau suptum, urine, cairan sisa kumur, cairan sisa pembersih luka atau infeksi, dan cairan sisa pembersih alat medik
Instalasi Laboratorium Spesimen sisa pemeriksaan hematologi, kimia klinik, urinaria serta dari reagen-reagen untuk pemeriksaan dari air bekas cucian peralatan
Instalasi Bedah Sentral Darah sisa operasi, air cucian alat-alat medik operasi, air cuci tangan dokter dan perawat sebelum dan sesudah operasi
Instalasi Kebidanan Darah persalinan dan cairan cucian alat medik persalinan, air cuci tangan dokter dan bidan sebelum dan sesudah proses persalinan
Ruang Laundry Air pencucian linen, yang mengandung bahan-bahan, seperti lisol, detergen, dan pemutih
Radiologi Air proses pencucian film rontgen
Dapur Pencucian bahan makanan dan alat-alat masak
14
Limbah ini ditampung dalam sebuah wadah septic tank yang mengandung
bakteri E.coli yang tinggi dengan kadar 60-85%. Kandungan dalam limbah cair
tersebut adalah BOD 60-80%, COD 60-70%, amoniak dan phosphat 20-40%.
Maka dari itu diperlukan pengolahan limbah yang sempurna dengan
menggunakan sistem bio natural, sebelum dibuang ke badan air.
Sistem Kerja Pengolahan Air Limbah
15
Sumber asal air limbah
Pengolahan Inlet
Saluran Induk
Baffled reactor
Ruang sedimentasi dan stabilitas anaerobiik
Anaerobik filter
Proses degradasi oleh bakteri anaerob
Proses pengendapan padatan dan pencernaan anaerobik larutan melalui kontak dengan lumpur/sludge
Proses degradasi oleh bakteri anaerob ditampung di hasil pengolahan
anaerob, mengalir secara gravitasi ke horizontal sand filter plant yang ditanami
dengan rumput Phragmites sp, Cyperus sp, Typa sp, dan bunga kana. Dari
horizontal sand filter plant mengalir secara gravitasi ke kolam indikator. Pada saat
di kolam indikator, air limbah mengalami proses oksidasi, yaitu mengolah limbah
yang menghasilkan gas metana, kemudian dialirkan ke saluran umum.
Metode Pengambilan Sampel Limbah Cair
Metode yang digunakan adalah composite time. Sampel diambil dari suatu
tempat yang sama, waktu yang berbeda, dan pada jam puncak produksi air limbah.
Gambar Proses Pengolahan Air Limbah di RSUD Kelet Jepara
16
Penggunaan sistem pengolahan limbah cair dengan bio natural di RSUD Kelet Jepara efektif dapat menurunkan kadar BOD, COD, amoniak dan phosphat.
VI. Manfaat
o Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat sebagai tambahan, memperluas wawasan,
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pengelolaan limbah
medis yang sesuai dengan Keputusan Mentri Kesehatan Republik
Indonesia tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Nomor
: 1204/Menkes/SK/X/2004.
o Bagi Masyarakat
Dapat memberikan perlindungan kepada masyarakat melalui pengelolaan
limbah medis yang dihasilkan dari lingkungan.
o Bagi Dinas Kesehatan
Memberikan masukan kepada pihak Dinas Kesehatan mengenai betapa
pentingnya pembinaan dan pengawasan pengelolaan limbah medis yang
sedang dilaksanakan.
o Bagi Pekerja atau Pengelola
Sebagai tambahan, memperluas wawasan, meningkatkan pegetahuan dan
pemahaman tentang bahaya limbah medis yang apabila tidak dikelola
dengan baik dapat menimbulkan penyakit seperti infeksi nosocomial dan
infeksi kesehatan lainnya.
VII. Kekurangan dan Dampak
Salah satu masalah yang dihadapi dalam pengolahan limbah adalah
pencapaian kadar phosphat dalam effluent yang belum sesuai dengan
standar baku mutu. Tingginya kandungan phosphat pada air limbah
menyebabkan suburnya algae dan organisme lainnya. Keberadaan
phosphat dalam air sangat berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem
17
perairan dimana tingginya kandungan phospat dapat mengurangi jumlah
oksigen terlarut dalam air sehingga dapat mempengaruhi perkembangan
ekosistem perairan.
Kecuali dengan pertimbangan tertentu, pemisahan tambahan diperlukan
dalam pengolahan biologi secara konvensional dan inipun tidak banyak
dilakukan, karena hampir semua phosphat yang masih ada terlarut setelah
proses pemisahan pada pengendapan awal.
Effluent phospat dalam IPAL RSUD Kelet Jepara belum memenuhi baku
mutu yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 10
Tahun 2004
Penurunan kadar BOD, COD, Amoniak, dan Phosphate dari air limbah
mayoritas terjadi setelah hari ke 4 – 5, hal ini mungkin saja akan
menyebabkan akumulasi residu yang dapat memperlama proses degradasi
bilamana agen pengurai tidak atau kurang memadai yang akan berdampak
pada hasil akhir pengolahan air limbah yang kurang baik.
18
KESIMPULAN
o Limbah merupakan buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses
atau kegiatan dari industri maupun domestik (rumah tangga).
o Limbah medis adalah hasil samping berupa limbah, baik limbah padat,
cair, dan gas yang mengandung kuman patogen, zat-zat kimia serta alat-
alat kesehatan yang pada umumnya bersifat berbahaya dan beracun
o Limbah cair di RSUD Kelet Jepara, pengolahan limbahnya menggunakan
sistem bio natural.
o Pengolahan menggunakan sistem bio natural efektif menurunkan kadar
BOD, COD, amoniak dan phosphat.
19
SARAN
1. Sebaiknya pengelolaan limbah memperhatikan baku mutu yang ada dan
sesuai dengan SNI.
2. Sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu kandungan apa aja yang
terdapat pada limbah cair rumah sakit.
3. Air dari limbah rumah sakit tergolong dalam limbah B3 (bahan berbahaya
dan beracun) jadi butuh penanganan khusus limbah tersebut
4. Limbah padat dari rumah sakit biasanya dikelola oleh pihak ketiga.
5. Memberikan pelatihan pada petugas rumah sakit tentang prosedur
keamanan jika pengelolaan tidak beroperasi dengan baik.
6. Sebaiknya limbah rumah sakit di kelompokkan dengan jenis jenis limbah
yang sesuai dengan jenisnya dan pengelolaannya.
20
DAFTAR PUSTAKA
http://www.indonesian-publichealth.com/2014/08/prosedur-pengelolaan-limbah-
medis.html diakses 16 Nopember 2015 pukul 14.31
http://www.diskes.baliprov.go.id/id/PENGELOLAAN-LIMBAH-MEDIS diakses
16 Nopember 2015 pukul 14.00
Setyawan, A.B. dan Hartini, E., 2012, Evaluasi Pengolahan Limbah Cair Rumah
Sakit dengan Sistem Bio Natural (Studi Kasus di RSUD Kelet Jepara), Jurnal
Visikes, 11(1): 70-79.
Utama, R. 2014. Dampak Limbah Medis Rumah Sakit terhadap Lingkungan. Jurnal
lingkungan hidup . p.4
21
top related