MAHASISWA KREATIF PERGURUAN TINGGI NEGERI DI ...
Post on 11-Jan-2017
225 Views
Preview:
Transcript
MAHASISWA KREATIF PERGURUAN TINGGI NEGERI DI
SURABAYA
(Studi Deskriptif Tentang Kehidupan Mahasiswa Kkeatif)
Muhammad Alhada Fuadilah Habib
Mahasiswa FISIP UNAIR
1.1 Latar Belakang
Kreativitas merupakan suatu hal
yang sangat penting untuk dipupuk dan
ditumbuh kembangkan pada setiap orang
agar mereka dapat menciptakan,
menemukan atau pun mengkreasikan suatu
hal yang unik, menarik, lebih bermanfaat,
dan juga tentunya memiliki nilai ekonomi
yang tinggi. Di zaman yang semakin
modern seperti sekarang ini, persaingan di
segala bidang terutama dalam bidang
bisnis sangatlah ketat, sehingga kreativitas
merupakan suatu hal yang sangat penting
dan harus dimiliki oleh setiap orang agar
dapat memenangkan persaingan dalam
dunia kerja. Di samping itu, kebutuhan
akan teknologi untuk membantu
meringankan pekerjaan manusia sangatlah
dibutuhkan, mengingat semakin sibuk dan
kompleknya kegiatan atau masalah-
masalah yang harus diselesaikan dan
dihadapi oleh menusia. Maka dari itu,
kreativitas sangatlah dibutuhkan dalam
mengatasi dan menyelesaikan kebutuhan-
kebutuhan manusia yang semakin beragam
itu.
Mengingat sangat pentingnya
kreativitas, untuk itu setiap orang terutama
mahasiswa perlu memiliki kemampuan
tersebut, karena mahasiswa merupakan
seorang intelektual yang harus mampu
menciptakan suatu penemuan baru atau
pun mengkreasikan suatu hal yang sudah
ada menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat
bagi umat manusia. Selain itu, kreativitas
juga sangat dibutuhkan bagi mahasiswa
yang kelak akan bersaing di berbagai
bidang terutama dalam bidang bisnis
(dunia kerja) agar mereka dapat menguasai
pasar dan memperoleh keuntungan yang
besar.
Akan tetapi pada kenyatannya, saat ini
masih banyak orang-orang terutama pada
kalangan mahasiswa yang belum memiliki
kemampuan itu. Data yang kami peroleh
dari kemahasiswaan Universitas Airlangga
menunjukkan, jumlah mahasiswa
Universitas Airlangga tahun 2010 sebesar
24.143 mahasiswa, namun pada
kenyataanya hanya sebesar 269 mahasiswa
yang mengirimkan proposal dan proposal
tersebut terpilih sebagai salah satu ide
yang memiliki nilai kreatif yang layak
untuk didanai oleh Dikti. Hal ini dapat kita
pakai sebagai salah satu indikator bahwa
tingkat kreativitas di kalangan mahasiswa
Universitas Airlangga masih sangat kurang
sehingga perlu adanya pembelajaran dari
beberapa mahasiswa lain yang memang
sudah memiliki kreativitas yang tinggi.
Selain itu menurut Badan Pusat
Statistik (BPS), tingkat pengangguran di
Indonesia pada Februari 2012 masih
mencapai 6,32% atau 7,61 juta orang, hal
ini menunjukkan bahwa masih terlalu
banyaknya masyarakat di Indonesia yang
tidak kreatif sehingga mereka tidak bisa
menciptakan suatu pekerjaan atau bahkan
lapangan kerja baru.
Salah satu tujuan universitas adalah
untuk mengembangkan SDM, yaitu
mahasiswa yang berkualitas dengan salah
satu kunci keberhasilannya adalah
kreativitas. Adapun cara yang dapat
ditempuh yaitu dengan mengadakan suatu
kegiatan yang bersifat edukatif sehingga
kegiatan tersebut dapat membangkitkan
semangat para mahasiswa untuk bisa
berkreasi dan berinovasi. Tetapi pada
kenyataannya, jumlah lulusan perguruan
tinggi yang menganggur atau jarak yang
lama antara kelulusan dengan
mendapatkan pekerjaan masih cukup
tinggi. Jumlah pengangguran intelektual di
Indonesia mencapai 1,1 juta orang. Jumlah
ini meningkat 15,71 persen dibandingkan
2010. (Primartantyo, 2012).
Untuk mengatasi masalah seperti ini
salah satu kiat yang dapat dilakukan yaitu
dengan belajar dan memahami kehidupan
orang-orang sukses yang memiliki
kreativitas tinggi dalam mengembangkan
usahanya, sehingga kita bisa mencontoh
perilaku dan usaha-usaha kreatif yang
mereka lakukan. Untuk itu, pada
kesempatan kali ini kami akan melakukan
penelitian untuk mengungkap kehidupan
mahasiswa yang telah sukses menciptakan
karya kreatif yang mereka tekuni.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini diarahkan untuk
memecahkan masalah kurangnya daya
kreativitas dikalangan masyarat Indonesia
khususnya bagi para mahasiswa agar
mengetahui suatu model kehidupan yang
bisa mendorong kreativitas pada seseorang
dan juga mendorong untuk mendapatkan
prestasi dari kreativitas yang telah dimiliki.
Luaran yang kami harapkan dalam
penelitian ini yaitu berupa artikel ilmiah
dan jurnal ilmiah yang dipublikasikan baik
dalam bentuk cetakan maupun elektronik,
sehingga masyarakat terutama kalangan
mahasiswa dapat mengakses dengan
mudah dan dengan biaya yang murah.
Tujuannya agar mahasiswa dapat
membaca dan mengetahui penemuan kami
tentang realitas kehidupan mahasiswa
kreatif Perguruan Tinggi Negeri di
Surabaya, sehingga mereka dapat
mencontoh dan mengambil pelajaran dari
kehidupan mahasiswa kreatif tersebut,
harapannya agar mahasiswa yang
membaca akan termotivasi untuk menjadi
sosok yang kreatif. Secara rinci tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memahamikehidupan
mahasiswa kreatif perguruan
tinggi negeri di Surabaya
2. Mengetahui faktor yang melatar
belakangi pembentukan
kreativitas pada mahasiswa
kreatif Perguruan Tinggi Negeri
di Surabaya
3. Mengetahui kontribusi yang
mahasiswa kreatif berikan bagi
kehidupan masyarakat.
1.3 Urgensi (Keutamaan) Masalah kurangnya daya
kreativitas masyarakat terutama di
kalangan mahasiswa dapat mengakibatkan
masalah yang serius, sebab di era
globalisasi seperti sekarang ini persaingan
di segala bidang (sektor) sangat ketat dan
membutuhkan daya kreativitas yang tinggi
agar mampu bersaing dan tidak hanya
menjadi korban dari globalisasi. Masalah
kurangnya daya kreativitas masyarakat
terutama di kalangan mahasiswa, terbukti
telah menimbulkan dampak negatif seperti
yang telah kami jelaskan di latar belakang
di atas, seperti masalah banyaknya jumlah
pengangguran intelektual di Indonesia,
kurangnya masyarakat yang mampu
memanfaatkan peluang, dan karena
banyaknya angka pengangguran otomatis
akan menimbulkan banyak kemiskinan,
kejahatan, dan masalah-masalah sosial
lainnya. Secara rinci penelitian ini penting
dilakukan karena memiliki kegunaan atau
manfaat seperti:
1. Setelah mengetahui kehidupan
mahasiswa kreatif perguruan
tinggi negeri di Surabaya,
masyarakat terutama kalangan
mahasiswa yang tidak atau
kurang memiliki kreativitas,
dapat belajar dan mencontoh
kehidupan mahasiswa kreatif,
sehingga mahasiswa lain yang
kurang kreatif tersebut
mendapatkan tips atau cara-cara
yang ampuh dalam
peningkatkan kreativitas.
2. Memberikan uraian solutif bagi
masyarakat terutama mahasiswa
dalam meningkatkan kreativitas
mereka.
3. Memberikan motivasi kepada
masyarakat terutama mahasiswa
agar terus mengembangkan
kreativitasnya, sebab dengan
melihat kehidupan orang-orang
yang suses mereka akan
termotivasi untuk menjadi orang
yang susses.
1.4 Studi Pustaka
Dalam judul penelitian ini terdapat
kata kunci utama yang perlu kita bahas
lebih lanjut yaitu “Kreativitas”. Kreativitas
adalah kemampuan seseorang untuk
menciptakan sesuatu yang baru, baik
berupa gagasan maupun karya nyata, baik
dalam bentuk karya baru maupun sesuatu
yang diperbaharuhi dari karya yang sudah
ada, yang semuanya itu relatif berbeda
dengan apa yang telah ada sebelumnya
(Craft, Anna. 2000).
Kreativitas dalam
perkembangannya sangat terkait dengan
empat aspek, yaitu:
1. Aspek Pribadi: Ditinjau dari aspek
pribadi, kreativitas muncul dari interaksi
pribadi yang unik dengan lingkungannya
2. Aspek Pendorong: Ditinjau dari aspek
pendorong kreativitas dalam
perwujudannya memerlukan dorongan
internal maupun eksternal dari
lingkungannya.
3. Aspek Proses: Ditinjau sebagai proses ,
menurut Torence (1988) kreativitas adalah
proses merasakan dan mengamati adanya
masalah, membuat dugaaan tentang
kekurangan (masalah) ini, menilai, dan
menguji dugaan atau hipotesis, kemudian
mengubah dan mengujinya lagi, dan
akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya
4. Aspek Produk: Definisi produk
kreativitas menekuni bahwa apa yang
dihasilkan dari proses kreativitas adalah
sesuatu yang baru, orisinil, dan bermakna.
Kreativitas tidak serta merta
timbul, tetapi melalui proses. Proses
kreatif menurut Bobbi De Porter dan Mike
Hernacki (2001:301) dalam bukunya
Quantum Learning mengalir melalui lima
tahap, antara lain: (1).Persiapan:
Mendefinisikan masalah, tujuan atau
tantangan, (2).Inkubasi: Mencerna fakta-
fakta dan mengolahnya dalam pikiran,
(3).Iluminasi: Mendesak kepermukaan,
gagasan-gagasan muncul, (4).Verivikasi:
Memastikan apakah solusi itu benar-benar
memecahkan masalah, dan (5).Aplikasi:
Mengambil langkah-langkah untuk
menindak lanjuti solusi tersebut
Menurut Colin Rose dan Malcom J.
Nichol (2002:275) dalam bukunya
Accelerated Learning, “Menjadi kreatif
tidak hanya berpangku tangan menunggu
kilatan Ilham. Kreativitas menuntut
banyak usaha keras dan mensyaratkan
persiapan matang.” Dari uraian diatas
dapat kita ketahui bahwa kreativitas dapat
dimiliki oleh siapa saja yang
menginiginkannya, sehingga kreativitas
tidak hanya dimiliki oleh seseorang karena
takdir semata (bawaan sejak lahir), akan
tetapi kreativitas itu dapat ditumbuh
kembangkan dengan usaha keras dan
belajar dari kehidupan orang lain yang
memiliki kreativitas tinggi.
1.5 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini kami
menggunakan metode penelitian kualitatif,
yaitu sebuah metode penelitian yang
menghasilkan data deskriptif mengenai
kata-kata lisan maupun tertulis, dan
tingkah laku yang dapat diamati dari
orang-orang yang diteliti (Taylor dan
Bogdan, 1984:5). Tujuan dari penelitian
ini yaitu untuk memahami secara rinci
berbagai hal yang berkaitan dengan
dinamika kehidupan sosial seseorang
/masyarakat serta berusaha
menggambarkan dan menginterpretasi
objek sesuai dengan apa adanya (dalam hal
ini yaitu kehidupan mahasiswa kreatif
Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya).
Teknik penentuan informan dalam
penelitian ini yaitu menggunakan teknik
purposive sampling. Purposive sampling
atau yang disebut juga judgemental
sampling atau sampel pertimbangan
bertujuan merupakan teknik penentuan
informan dengan mengambil informan
hanya yang sesuai dengan tujuan
penelitian. Sampel ini digunakan jika
dalam upaya memperoleh data tentang
fenomena atau masalah yang diteliti
memerlukan sumber data yang memilki
kualifikasi spesifik atau kriteria khusus
berdasarkan penilaian tertentu, dan tingkat
signifikansi tertentu, dalam kaitannya
dengan penelitian ini yaitu mahasiswa
kreatif perguruan tinggi negeri di Surabaya
yang memenuhi syarat/kriteria yang akan
kami sampaikan kriterianya di bawah.
Teknik ini biasanya dilakukan karena
keterbatasan waktu, tenaga, dan dana
sehingga tidak dapat mengambil sampel
yang besar seperti “seluruh mahasiswa
kreatif di Surabaya dalam segala bidang”
sehingga kami perlu membatasi informan
penelitian dengan syarat/kriteria tertentu.
Keuntungan dari pada teknik ini adalah
terletak pada ketepatan peneliti memilih
sumber data (informan) sesuai dengan
variabel yang diteliti (Arikunto, 2002).
Selain itu menurut pernyataan Strauss
(1987) bahwa penelitian kualitatif tidak
dapat dipaksakan, tergesa-gesa, dan buru-
buru (Denzin, 2009:295). Oleh karena
keterbatasan waktu, tenaga, dan dana
dalam penelitian ini, maka teknik
purposive sampling adalah teknik yang
kami rasa paling tepat.
Dalam penelitian kualitatif, jumlah
informan tidak dapat ditentukan di awal
penelitian, tetapi kita dapat menghentikan
penggalian informasi dari informan ketika
data sudah jenuh (sudah tidak ditemui
variasi data lagi). Akan tetapi yang dapat
ditentukan di awal penelitian adalah jenis
informan, yakni informan subjek (semua
orang yang mengalami secara langsung
hal-hal yang diteliti), informan non-subjek
(semua orang yang tidak mengalami secara
langsung hal-hal yang diteliti, tetapi
mengetahui berbagai hal yang diteliti), dan
informan kunci ( semua orang yang
mengetahui benyak hal berkaitan dengan
yang diteliti walaupun tidak selalu
mengalami secara langsung hal-hal yang
diteliti, biasanya orang tersebut mengerti
sejarah setting sosial atau realitas yang
diteliti). Adapun kriteria informan yang
akan kami jadikan sebagai informan subjek
dalam penelitian ini yaitu:
1. Mahasiswa yang masih berstatus
aktif di perguruan tinggi negeri di
Surabaya;
2. Mahasiswa yang memiliki karya
kreatif yang telah dipublikasikan
dan mendapat penghargaan dari
badan/lembaga tertentu baik dari
dalam maupun dari luar negeri;
3. Karya kreatif tersebut bisa berupa
ide/gagasan tertulis, artikel ilmiah,
pengabdian masyarakat, karsa
cipta, kewirausahaan, penerapan
teknologi, hasil penelitian dan
karya seni; dan
4. Mahasiswa tersebut pada saat
hendak dijadikan objek penelitian
masih dalam keadaan sehat jasmani
dan rohani, serta bersedia menjadi
informan kami.
Tempat yang kami gunakan dalam
penelitian ini yaitu di rumah, dan atau di
kos, dan atau di kontrakan, dan atau di
kampus mahasiswa kreatif Perguruan
Tinggi Negeri di Surabaya, serta beberapa
tempat lain yang sering mereka gunakan
dalam beraktivitas. Adapun perguruan
tinggi negeri di Surabaya yang kami
maksud yaitu: Universitas Negeri
Surabaya, Universitas Airlangga, Institut
Teknologi Sepuluh November, dan Institut
Agama Islam Negeri Sunan Ampel. Jangka
waktu yang kami gunakan untuk
menyelesaikan penelitian ini selama empat
bulan yaitu mulai dari bulan Januari
hingga bulan Mei 2013.
Sementara itu, teknik pengumpulan
data yang kami gunakan dalam penelitian
ini yaitu:
a. Wawancara Mendalam (Indepth
Interview)
Merupakan proses pencarian data
(informasi yang dibutuhkan) dengan cara
tanya jawab (tatap muka secara langsung)
antara pewawancara dengan informan,
dengan atau tanpa menggunakan pedoman
(guide) wawancara, di mana pewawancara
dan informan terlibat dalam interaksi
sosial yang relatif lama dan cukup intensif.
Dalam proses wawancara mendalam ini,
pewawancara harus menanyakan kepada
informan secara detail, menyeluruh, dan
akurat tentang informasi yang dibutuhkan
agar diperoleh data yang lengkap dan utuh.
b. Pengamatan Terlibat (Participant
Observation)
Merupakan suatu pengamatan
dengan melibatkan diri dan mengambil
peran sosial tertentu secara langsung
terhadap informan yang hendak diteliti.
Maksudnya yaitu peneliti tidak hanya
memperoleh informasi dari hasil
pengakuan informan saja, melainkan
peneliti juga menyelami kehidupan
informan secara langsung (mengikuti
keseharian informan) dengan cara tinggal
bersama informan atau ikut dalam kegiatan
sehari-hari informan sampai mendapatkan
semua data yang diinginkan.
Analisis data dalam penelitian
kualitatif tidak dimaksudkan untuk
mencari kecenderungan tentang realitas
sosial yang diamati, dan juga tidak
dimaksudkan untuk memotret pola-pola
umum dari realitas sosial yang
diamati.Akan tetapi analisis kualitatif
dimaksudkan untuk menginterpretasi
terhadap makna dibalik perkataan dan
tingkah laku subyek penelitian untuk
mencari pemahaman mendalam tentang
realitas sosial yang diteliti sebagaimana
realitas sosial tersebut dipahami oleh
subyek penelitian. Tahap pengolahan dan
analisis data dalam penelitian ini yaitu:
1. Scalling Measurement,
2. Empirical Generalization,
3. Logical Induction.
Dalam Scalling Measurement,
langkah awal yang harus dilakukan yaitu
membuat “Transkrip”. Transkrip adalah
uraian dalam bentuk tulisan yang rinci dan
lengkap mengenai apa yang dilihat dan
didengar baik secara langsung maupun
dari hasil rekaman. Untuk wawancara
mendalam, transkrip harus dibuat dengan
menggunakan bahasa sesuai hasil
wawancara (bahasa daerah, bahasa asing,
bahasa „khusus‟ dan lain sebagainya).
Setelah transkrip selesai dibuat, langkah
selanjutnya yaitu membuat kategorisasi
data, kategorisasi data yang kami gunakan
dalam penelitian ini yaitu berdasarkan
“Personal File”, maksudnya adalah
menggolongkan data yang ditemukan
berdasarkan subyek yang diteliti.
Kemudian langkah selanjutnuya
adalah melakukan Empirical
Generalization yaitu analisis terhadap isi
transkrip. Adapun analisis yang dilakukan
terhadap isi transkrip yaitu:
1. Menangkap makna dari teks untuk
menunjukkan bagaimana makna
dominan yang ada dalam teks dan
makna yang dapat dipertentangkan
yg bersifat spesifik.
2. Menunjukkan makna-makna yang
melekat dalam suatu teks,
utamanya makna tersembunyi
yang terkandung dalam teks.
3. Menganalisis bagaimana teks
berkaitan dengan kehidupan,
pengalaman, kenyataan, dan hal-
hal yg bermakna tentang subyek
penelitian.
Kemudian langkah selanjutnya
adalah melakukan Logical Induction,
dengan mencari pemahaman mendalam
terhadap realitas sosial yang diteliti
sebagaimana realitas sosial tersebut
dipahami oleh subyek penelitian, serta
melakukan Interpretasi terhadap makna
dibalik perkataan & tingkah laku subyek
penelitian.
Strauss mengatakan, tata langkah
dan teknik-teknik penelitian kualitatif tidak
perlu diikuti secara kaku. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Diesing (1971:14),
bahwa prosedur tidaklah bersifat mekanis
atau otomatis, tidak pula merupakan
alogaritma yang bisa dipastikan akan
memberikan hasil. Tatalangkah lebih
dianjurkan supaya diterapkan secara
melentur menurut keadaan; urutannya bisa
bervariasi, dan dalam tiap langkah terdapat
beberapa alternatif (Strauss, 2009:53). Dari
sini dapat kita ketahui bahwa metode
penelitian kualitatif tidak bersifat kaku
sehingga tata urutannya dapat disesuaikan
dengan kondisi yang ada selama hal itu
dapat mendukung tercapainya tujuan
penelitian.
Penarikan kesimpulan dan
verifikasi dalam penelitian ini dilakukan
berdasarkan pemahaman terhadap
kehidupan mahasiswa kreatif Perguruan
Tinggi Negeri di Surabaya. Sesuai dengan
hakekat penelitian kualitatif, penarikan
kesimpulan dilakukan dalam beberapa
tahap. Pertama dengan menarik
kesimpulan sementara (tentatif), kemudian
seiring dengan bertambahnya data
penelitian, maka harus dilakukan verifikasi
data dengan cara mempelajari kembali
data yang ada. Selanjutnya setelah semua
data terkumpul maka dapat dilakukan
penarikan kesimpulan akhir untuk
mengungkapkan temuan penelitian yang
siap untuk dilaporkan dalam laporan hasil
penelitian.
1.6 Mengenal Kehidupan
Mahasiswa Kreatif
Pada sub-bab ini akan kami uraikan
seputar kehidupan mahasiswa kreatif
secara rinci agar kita bisa lebih memahami
kehidupan mereka secara lebih mendalam.
Adapun yang akan kami uraikan yaitu
seputar kehidupan (keseharian) mahasiswa
kreatif, latar belakang yang menjadikan
mereka menjadi sosok yang kreatif, serta
kontribusi yang telah mahasiswa kreatif
berikan bagi masyarakat. Informasi yang
kami dapatkan untuk menguraikan
kehidupan mahasiswa kreatif ini berasal
baik dari mahasiswa kreatif itu sendiri
sebagai informan subyek, dari informan
kunci serta dari informan non-subyek.
Adapun informasi yang kami dapatkan
seputar kehidupan mahasiswa kreatif yaitu
sebagai berikut:
A. Gambaran Kehidupan Mahasiswa
Kreatif
a. Kehidupan Mahasiswa Kreatif
Berinisial HA
Pola sosialisasi yang dirasakan oleh
HA di dalam keluarganya, awalnya lebih
bersifat „otoriter‟, seperti adanya tuntutan
dari orang tua kepada HA dan saudara-
saudaranya untuk menjadi “ini” dan “itu”.
Namun HA merasa, hal ini kurang sesuai
untuk adik-adiknya. Akhirnya, karena
pendekatan yang „otoriter‟ oleh orang tua
kepada adik-adik HA dinilai kurang pas,
HA merasa orang tua pun mulai menjadi
„demokratis‟ (mulai luluh) dan sudah tidak
„otoriter‟ lagi. Contoh yang bisa diberikan
HA tentang bentuk „otoriter‟ orang tuanya
misalnya seperti mengharuskan HA untuk
meraih juara kelas saat ia SD, dan tuntutan
itu dapat dipenuhinya, dengan menjadi
peringkat 1 mulai dari kelas 1 hingga kelas
6 SD. Namun tuntutan yang sama tidak
dapat dipenuhi oleh adik-adik HA.
Meskipun HA merasa mendapatkan
perlakuan „otoriter‟ dari orang tuanya, HA
mengaku orang tuanya tidak mematok
untuk bersekolah di sekolah-sekolah
tertentu saat HA akan masuk pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, sehingga
orang tuanya memberikan kebebasan
untuk memilih sekolah dan disesuaikan
dengan nilai yang diperoleh.
Dalam hal berperilaku, orang tua
HA lebih menekankan penggunaan bahasa
yang sopan kepada orang yang lebih tua
(dengan Bahasa Jawa krama alus). Orang
tua HA tidak pernah menghukum dengan
cara kekerasan seperti memukul, tetapi
dengan menasihati, memberi teguran saat
bersikap kurang sopan pada orang lain.
HA mengaku memiliki kedekatan
hubungan dengan orang tua, khususnya
dengan sang Ibu. Oleh karena itu, ia selalu
mengusahakan agar hubungan itu tetap
terjaga, meskipun saat menempuh
pendidikan sekarang ia harus terpisah dari
orang tuanya.
Dalam pergaulan dengan teman
sebayanya, HA mengaku lebih memilih
hubungan persahabatan yang
memotivasinya. Terutama saat kondisi
mentalnya „menurun‟, ketika tidak
bersemangat. Meskipun HA tidak pilih-
pilih teman, tetapi dalam berteman ia tidak
mau „berteman yang seadanya‟. Jika sudah
menargetkan untuk berteman, maka harus
menjadi pertemanan berkualitas dan dapat
saling memberi manfaat yang tidak selalu
berupa materi. Hal tersebut diperkuat oleh
keterangan AS bahwa ia sering menerima
bantuan dari HA berupa motivasi dan
berbagi pengetahuan tentang menulis,
sehingga AS pun termotivasi untuk
menulis sebuah buku di bidang politik
sesuai dengan jurusannya. Di sisi lain, AS
juga selalu mensupport HA, misalnya
ketika HA mengikuti berbagai
perlombaan, AS mendukung melalui sms,
telepon, dan juga saling sharing mengenai
info lomba dan sebagainya.
Selaras dengan hal itu, LM yang
merupakan teman HA satu kos dan
sekamar, selalu mendapat motivasi dari
HA terutama ketika LM menulis. LM
selalu diberi arahan bagaimana menulis
yang baik. Selain memperoleh dukungan
motivasi dan semangat dari HA, LM
sendiri juga sering memberikannya pada
HA sehingga dalam pergaulan mereka
seringkali diisi oleh memberi dan
menerima dukungan motivasi dan
semangat serta berbagi pengetahuan.
Keterangan ini diperkuat lagi oleh
pernyataan salah seorang informan non
subyek lain, RA, yaitu selain saling
memotivasi, dalam hubungan pergaulan
dengan HA, RA juga memberi saran dan
masukan. Terlepas dari hubungan saling
menguntungkan yang lebih banyak bersifat
non materi tersebut, ternyata HA juga
sering mentraktir teman-temannya makan
ketika keuangan HA sedang berlebih.
Dalam hal berorganisasi, HA
menyebutkan ia tengah bergabung dalam
beberapa organisasi, seperti BEM Fakultas
Ilmu Budaya UNAIR, HIMA SASINDO
UNAIR, sempat menjadi Menteri Riset
dan Keilmuan AUBMO (organisasi
mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi di
UNAIR), LDS (kegiatan debat) dan juga
sempat tergabung dalam Mercusuar
Jurnalistik Universitas. Namun AS yang
sempat menjadi Presiden AUBMO
menyampaikan bahwa HA dalam
berorganisasi kurang mampu untuk
membawahi anak buahnya, HA lebih
condong untuk bekerja sendiri, meskipun
HA seringkali memberikan ide-ide
cemerlang.
Mengenai manajemen waktu, HA
merasa sempat kesulitan pada saat awal
berkuliah dulu karena harus menjalani
proses beradaptasi dari dunia SMA ke
dunia perkuliahan mahasiswa. Saat
menjalani organisasi HA mengupayakan
seoptimal mungkin, akan tetapi ia lebih
fokus pada kuliahnya, karena ia merasa
kewajiban utamanya adalah kuliah
sedangkan berorganisasi esensinya sebagai
kegiatan pendukung. Ia menggunakan
waktu malam hari untuk belajar, biasanya
setelah waktu isya’ (sekitar jam tujuh
malam) dan tidak sampai terlalu
mengurangi waktu tidur malamnya,
sehingga ia mengupayakan pembagian
waktu yang proporsional agar tidak jatuh
sakit gara-gara belajar. Untuk teman-
teman di rumah, HA juga berusaha
memberikan waktunya sepulang dari
Surabaya untuk bermain dengan mereka,
bahkan ia ikhlas „ngebosi’ (mengeluarkan
uang) untuk bisa bermain dengan teman-
temannya. Sedangkan untuk teman-teman
di kampus, ia selalu mengupayakan agar
aktivitas bermain atau berkumpul dengan
mereka menjadi sebuah kegiatan positif
dan tidak melulu bermain di satu tempat
saja.
Terkait hobi dan rutinitas HA, ia
lebih menyukai dunia kepenulisan. Oleh
karena itu HA selalu menyempatkan untuk
menulis dalam rutinitasnya kesehariannya.
HA mengaku misalkan sehari ia tidak
menulis, ia merasa ada sesuatu yang
kurang. HA menyempatkan diri untuk
terus menulis, entah itu satu peragraf atau
satu kalimat. Ia pun menuangkan
tulisannya lewat berbagai media, seperti
kertas, dalam handphone-nya, atau lewat
up date status di akun jejaring sosialnya.
HA berupaya agar tulisan-tulisannya selalu
kaya akan motivasi. Ia ingin hasil karya
tulisnya bermanfaat bagi orang lain,
misalnya dengan tulisan sastra yang bisa
dinikmati para pembacanya, kata-kata
yang bersifat memotivasi yang bisa
diambil hikmahnya.
b. Kehidupan Mahasiswa Kreatif
Berinisial GR
GR merupakan salah satu
mahasiswa ilmu komunikasi UNAIR
angkatan tahun 2010, saat ini dia telah
memperoleh banyak sekali penghargaaan
baik dari dalam maupun dari luar negeri
berkat usahanya yang terus mengasah dan
mengembangkan kemampuannya dengan
tekun. GR merupakan anak pertama dari
dua bersaudara, dia berasal dari keluarga
yang bisa dikategorikan menengah keatas
keadaan ekonominya. Dengan keadaan
ekonomi keluarga yang baik tersebut GR
bisa mendapatkan fasilitas yang lengkap
untuk mengembangkan kemampuannya,
orang tuanya pun sangat mendukung dia,
beliau akan memenuhi segala kebutuhan
GR demi prestasi anaknya. GR merupakan
sosok yang bisa mengatur keuangan
dengan baik, dia tidak boros dan berusaha
menggunakan uang yang orang tuanya
berikan untuk kegiatan yang bermanfaat.
Dia tidak senang foya-foya dan
menghabiskan uangnya untuk kegiatan
yang percuma karena ia selalu ingat
kepada ke-2 orang tuanya yang telah
banting tulang untuk membiayai hidupnya.
GR merupakan sosok yang sangat dekat
dengan keluarganya terutama Ibunya,
hampir setiap saat mereka selalu menjalin
kontak, walaupun Ibunyalah yang sering
kali menghubungi GR terlebih dahulu.
GR merupakan sosok yang baik,
senang berbagi ilmu dan pengalaman, serta
komunikatif dalam arti enak jika diajak
ngobrol. Pria yang berperawakan kurus ini
sebenarnya agak penutup jika bertemu
dengan orang yang belum terlalu dia kenal,
namun setelah mengenal cukup baik pria
berambut pendek ini sangat terbuka,
senang berbagi ilmu dan pengalaman, serta
asik jika diajak ngobrol, sehingga teman-
temannya pun sangat senang meminta
pertolongan kepada dia misalnya untuk
menjelaskan materi di perkuliahan yang
teman-temannya belum jelas, kemudian
pinjam catatan ke dia karena catatannya
tergolong lengkap, serta berbagi
pengalaman seputar bela diri dan teknik
vokal. Menurut teman-temannya
penjelasan yang diberikan oleh GR sangat
jelas dan mudah dipahami.
GR merupakan sosk yang sangat
rajin, date lines, dan santai. Dia selalu
mengumpulkan tugas yang diberikan dari
dosennya tepat waktu, ketika belajar baik
dalam hal mengasah kemampuan bidang
akademis maupun non akademis, GR
seakan tidak kenal waktu. Teman satu
kosnya sering melihat dia bekerja hingga
larut malam bahkan menjelang pagi,
namun GR juga bisa dibilang orang yang
santai ketika bekerja dia masih bisa
meluangkan waktunya misalnya untuk
sejenak ngobrol-ngobrol dengan teman
kosnya, atau membantu teman kosnya
yang butuh pertolongan. GR merupakan
sosok yang lebih senang belajar sendiri
dari pada diterangkan oleh dosen,
sebenarnya dia sosok yang bisa dibilang
sering bolos kuliah namun tentu saja setiap
mata kuliah tidak lebih dari tiga kali agar
tidak terkena cekal, mungkin karena dia
sangat sibuk dengan kegiatan-kegiatan non
akademis diluar perkuliahan, misalnya dia
ikut organisasi beswan djarum dan student
exchange. Namun walaupun dia tidak
masuk kuliah dia selalu bertanya dan
meminjam catatan temannya dan
mempelajarinya sendiri, sehingga nilainya
bisa dibilang selalu mendapatkan nilai A.
GR bisa dibilang sosok yang multi
talenta, dia pandai di bidang akademis,
musik, dan seni bela diri, dari ke-3
kemampuannya tersebut masing masing
sudah pernah mendapatkan penghargaan.
Misalnya untuk bidang akademis dia
pernah menjadi juara II nation Popular
Research Competition di UI pada tahun
2012, lalu dia juga menjadi Juara I
mahasiswa berprestasi fakultas pada tahun
2011, kemudian juara harapan I mahasiswa
berprestasi UNAIR, dan pernah menjadi
pembicara di Asian Cinema Society
Conference di University of Hngkong pada
tahun 2012. Lalu dibidang musik dia
pernah mendapatkan medali emas dalam
Prize Wqual Voice on varsovia Cantat
Wordl Choir Competition 2012 di
Polandia, dan juga Juara I Pekan seni
mahasiswa Tangkai Lagu Pop tingkat
universitas tahun 2012, kemudian sekarang
dia saat ini juga telah menjadi salah satu
pelatih di seni bela diri Muaitay. Selain ke-
3 kemampuan diatas GR ternyata juga
sagat tertarik di bidang kewirausaan dan
hal tersebut terbukti dari prestasinya yang
pernah menjadi juara I lomba
kewirausahaan Bisnin Depertemen
Komunikasi UNAIR 2012.
c. Kehidupan Mahasiswa Kreatif
Berinisial VHC
Dalam penelitian yang telah kami
lakukan kepada salah seorang mahasiswa
kreatif dengan inisial nama VHC
ditemukan data bahwa ia hidup dalam
keluarga yang dapat dikategorikan dalam
kelas ekonomi menengah ke bawah.
Dengan keadaan ekonomi yang seperti ini
tidak mengurangi semangat VHC untuk
tetap mengembangkan kreatifitasnya
khususnya dalam hal bermusik. Justru
karena berasal dari keluarga yang hidup
tidak bergelimang harta lah VHC berusaha
dengan gigih demi keberhasilannya
menempuh pendidikan di salah satu
universitas negeri di Surabaya untuk dapat
memperbaiki perekonomian keluarga.
Keluarga VHC juga mendukung kreatifitas
yang dimiliki oleh VHC meskipun peranan
keluarga dalam membantu dari segi materi
misalnya untuk membelikan alat musik.
Akan tetapi kaitan dengan kegiatan
pendidikan VHC , orang tuanya pasti
mengusahakan untuk tetap membiayainya.
Berkaitan dengan barang berteknologi
yang ia miliki, VHC memiliki laptop, mp3,
gitar listrik, handphone.
Keseharian VHC dikenal sebagai
seorang anak yang ramah dengan tetangga
sekitar. Hal tersebut kami dapati dari data
yang kami ambil secara langsung kepada
tetangga VHC. VHC juga dikenal sebagai
mahasiswa yang aktif berorganisasi di
sekitar tempat tinggalnya. Ia mengikuti
organisasi karang taruna dan ia juga
menjadi ketua dari organisasi tersebut.
Tidak kuran-kurang, selain di sekitar
rumah VHC ia mengikuti organisasi
karang taruna , VHC di kampus pun
mengikuti organisasi kerohanian islam
baik di tingkat fakultas dan universitas dan
menjabat sebagai ketua juga. Meski
aktifitas VHC begitu padat namun VHC
tetap bisa membagi waktu antara kegiatan
berorganisasinya, kegiatan kuliahnya, dan
kegiatan band nya. Pagi hari VHC kuliah
sampai sore hari, kalau malamnya ia
gunakan waktunya untuk latihan band,
kalau jadwal kuliahnya tidak penuh ia
gunakan waktunya untuk mengajar les.
Relasi yang VHC jalin terhadap
teman-temannya begitu dekat, terutama
salah satu sahabatnya HB yang membantu
mengajarinya bermain gitar dulu ketika
VHC masih pertama kali belajar main
gitar. Dalam bergaul bersama teman, VHC
juga tetap menjaga pergaulannya. Ia tidak
serta merta mengikuti apa yang dilakukan
teman-temannya. VHC tidak merokok, ia
juga tidak minum minuman keras, bahkan
oleh temannya dia begitu menghargai dan
tidak pernah ia mengeluarkan kata-kata
kasar terhadap orang lain. VHC juga
termasuk remaja yang rajin beribadah.
Beberapa prestasi yang pernah
didapatkan VHC dari kreativitas yang dia
miliki yaitu: VHC pernah menjadi Juara 1
Aransemen Lagu Indie Fest se-Jawa Timur
2011, lalu juga pernah menjadi Juara 1
Pencipta Lagu Indie Fest se-Jawa Timur
2011, dan juga pernah menjadi Juara 1
Kompetisi Band dalam rangka ulangtahun
SMAN 17 Surabaya
B. Latar Belakang Pembentukan
Kreativitas pada Mahasiswa Kreatif
a. Mahasiswa Kreatif Berinisial HA
Makna kreatif bagi HA adalah
menciptakan sesuatu yang baru dan
bermanfaat bagi orang lain. Hubungan
dengan teman-teman dekatnya memiliki
pengaruh yang dapat dirasakan oleh HA
terhadap kekreativisannya. Sejak awal
pertemanannya ia telah membuat konsep
pertemanan yang dinilainya baik dan
positif. HA merasa saling memotivasi
antara dirinya dengan teman-temannya
yang cukup membawa pengaruh bagi
pembentukan karakter kreatifnya. Apabila
ada temannya yang lolos lomba atau
mendapat nilai IP yang tinggi, HA dan
teman-temannya akan sharing tentang
keberhasilan mereka sehingga HA dapat
menerapkannya pada dirinya. Sedangkan
keterkaitan antara jurusan (program studi)
dengan proses kreatif HA, terdapat
hubungan yang positif. HA merasa sangat
besar peran pengetahuan yang ia dapatkan
dari jurusannya terhadap kreativitasnya.
HA mengutarakan bahwa Jurusan Sastra
Indonesia Universitas Airlangga sesuai
dengan kemampuan dan bakat yang ia
miliki. Sebagian besar mata kuliah yang
terdapat di dalamnya sangat mendukung
pembentukan proses kreatif HA sampai
menghasilkan sesuatu.
Pada mata kuliah tentang puisi
Indonesia, terdapat telaah puisi Indonesia.
Di dalamnya HA mendapat didikan untuk
membaca puisi. Meskipun HA telah
menulis puisi sebelumnya, tetapi ia
menjadi makin berkembang dan lebih tahu
bahwa menulis puisi lebih sulit dari yang
selama ini ia lakukan. Bakat HA dalam
penulisan puisi lebih terasah dengan baik
setelah ia mendapatkan pengetahuan pada
mata kuliah tersebut. hasilnya, ia pernah
menjuarai lomba membaca puisi dan ia
sudah mulai berani tampil di depan umum
untuk membaca puisi. Dari mata kuliah
lain, misalnya Telaah Drama Indonesia, ia
mendapatkan kemampuan menulis drama
dan hasilnya pada tahun 2011 dan 2012 ia
meraih juara 1 dan juara 2 menulis lakon.
Lainnya lagi, seperti kuliah Penyuntingan
Bahasa Indonesia, semakin menambah
kemampuan HA dalam proses
penyuntingan atau editor, ia merasa itu
sangat berguna untuk proses penulisan
skipsinya. Satu lagi misalnya pada mata
kuliah Retorika, yang menambah
kemampuannya untuk berbicara di depan
umum. Hal ini amat bermanfaat bagi HA,
terutama ketika ia mengikuti kompetisi
menjadi duta wisata yang
mengharuskannya untuk berani tampil.
Tak jarang pula HA menjadi MC atau
moderator pada berbagai acara.
Mengenai sosok figur tokoh yang
menjadi panutan dan mendorong
kreativitas, HA menyampaikan bahwa
Rasulullah memang sudah menjadi
panutannya, Rasulullah adalah yang nomor
satu dan segalanya. Akan tetapi ada figur
lain yang HA kagumi dan ingin menjadi
sukses sepertinya, yakni Menteri
Pendidikan Indonesia, Muhammad Nuh.
Kalau misalkan bertemu dan sharing
dengan beliau, HA merasa semangatnya
meningkat dan mendapatkan motivasi
yang „langsung dapat‟ (mengena). Sosok
Muhammad Nuh membuat HA merasa
„feel-nya dapat‟ (yang paling berkesan atau
mengena), meskipun menurutnya
belakangan beliau banyak dirundung
masalah Ujian Nasional, tetapi beliau
sangat professional, sangat smart serta the
best baginya.
Kondisi yang membentuk karakter
HA menjadi kreatif menurut AS sebagai
teman dekatnya, adalah pertama karena
keadaan keuangan HA, hal ini dilihat dari
statusnya sebagai penerima Bidikmisi dan
dari keluarganya yang kurang mampu
secara ekonomi. Seperti yang disampaikan
AS bahwa biaya hidup yang diberikan oleh
beasiswa Bidikmisi dirasa kurang jika
hanya mengandalkan biaya tersebut untuk
menopang kehidupan mahasiswa, oleh
karenanya HA berjuang untuk mensiasati
kekurangan uangnya. Dengan mengikuti
berbagai lomba, misalnya, HA akan
mendapatkan uang. Dengan uang yang
didapati itu, HA bisa menutupi kekurangan
keuangannya. Menurut AS, HA pernah
bercerita sering mengirim uangnya ke
orang tuanya dan ke adik-adiknya. HA
sendiri juga menyatakan bahwa HA akan
berusaha untuk tidak membebani orang
tuanya saat ia berkuliah di Surabaya,
sehingga beban yang ditanggung orang
tuanya hanya adik-adiknya saja. Jika
mendapatkan kelebihan uang HA sering
memberikannya kepada orang tua dan
adik-adiknya di Solo. Yang kedua,
menurut AS selain kondisi keuangannya,
yang membuat HA menjadi sosok kreatif
adalah dari hobi yang terus
dikembangkannya. HA memiliki hobi
menulis dan ia terus mengembangkan
kemampuannya dalam hal menulis
tersebut.
Sedangkan suasana santai menurut
HA yang tepat untuk mendukung proses
kreatifnya. Akan tetapi HA juga
menyatakan bahwa pada saat kondisi
tertekan, seperti „dikejar date line‟ ia akan
lebih terpacu. Justru saat santai-santai ia
merasa menjadi tidak berkembang.
Sehingga kondisi tertekan dirasakan HA
sebagai motivasi untuk segera
menyelesaikan sesuatu dan untuk segera
action (bertindak).
Perasaan HA saat menjalani proses
kreatif dan menghasilkan suatu karya
kreatif menurut HA seperti kebanyakan
orang lainnya, saat karya tersebut
bermanfaat bagi orang lain pasti ia merasa
senang. HA juga berusaha mengimbangi
perasaan senangnya dengan mencari tahu
bagaimana orang lain menerima karya
kreatifnya. Misalkan setelah menulis buku
yang ia rasa merupakan karya kreatif yang
diciptakan orisinal dari dirinya, HA juga
akan mencari tahu bagaimana teman-
temannya, orang lain, atau masyarakat
menilai karyanya. Sehingga ia juga
berusaha mengendalikan diri untuk tidak
lekas berbangga hati, dan menjadikan
penilaian-penilaian tersebut sebagai
motivasi untuk menghasilkan karya-karya
selanjutnya.
b. Mahasiswa Kreatif Berinisial GR
Beberapa hal yang menyebabkan
GR menjadi sosok yang kreatif sehingga
karyanya mendapatkan banyak
penghargaan baik dari dalam maupun dari
luar negeri diantaranya adalah adanya
sumber daya yang memahadi sehingga
dapat mendukung kreativirasnya. GR yang
berasal dari keluarga dengan keadaan
ekonomi menengah keatas bisa
mendapatkan sumber daya yang
mencukupi dengan mudah untuk
mendukung kreativitasnya, msalnya
adanya laptop, tablet, smartphone untuk
mencari berbagai macam informasi dengan
mudah dan praktis, trus adanya fasilitas
transportasi seperti mobil dan sepedah
motor yang membuat dia dengan mudah
dan nyaman pergi untuk berlatih
mengembangkan kemampuannya.
Kemudian adanya dukungan dari
pihak keluarga yang selalu mendukungnya
baik moral, materil, dan do‟a. Terutama
Ibunya yang sangat perhaian selalu
mendo‟akan GR dan selalu mencukupi
kebutuhan materil GR, dan juga dukungan
penyemangat. Selain itu teman-teman
disekitarnya yang juga selalu mendukung
baik itu moral dengan kata-kata
penyemangat maupun sharing informasi
mengenai berita-berita atau informasi baru
yang bisa meningkatkan wawasan
kreativitasnya.
Selanjutnya GR juga akan merasa
nyaman bekerja atau berlatih jika hal itu
memang dia sukai (harus ada Passion),
jika suatu hal itu dikerjakan karena
terpaksa atau dia tidak senang hasilnya
akan asal-asalan atau bisa dibilang tidak
maksimal misalnya saja tugas dari dosen
yang mata kuliahnya itu tidak ia sukai.
Namun jika sudah ada passiondia akan
bekerja secara maksimal, tekun, rutin, dan
bahkan tidak mengenal waktu, karena
menurut dia hal itu merupakan hobby dan
dia merasa senang dan nyaman bila
melakukan hal itu, bahkan jika dia tidak
melakukannya dia merasa ada yang kurang
dan mengganjal dan harus segera
dilakukan.
GR sangat menjunjung tinggi
prestise dalam dirinya, setiap ada
perlombaan dia akan berusaha untuk
memenangkan perlombaan tersebut
dengan harapan dirinya bisa dipandang
oleh orang lain memiliki nilai tersendiri
terutama teman-temannya bahwa dia itu
“Wah!!” dan beda dengan yang lain, selain
itu dia juga ingin membanggakan orang
tuanya karena ingin membayar semua
pengorbanan yang telah diberikan oleh ke-
2 orang tuanya yang membanting tulang
untuk dirinya dengan kebanggaan yang
orang tuanya rasakan.
GR juga merupakan sosok yang
bisa mengatur waktu, walaupun
kegiatannya sangat padat, dia tetap bisa
mengatur waktu. Cara yang dia lakukan
agar bisa mengatur waktu yaitu dengan
menentukan skala prioritas yaitu
mengerjakan hal-hal yang lebih penting
terlebih dahulu baru disulul yang lainnya.
Selanjutnya yang membuat dia bisa rajin,
tekun, dan tidak bosan dalam
mengembangkan kreativitasnya selain
karena hobby juga karena adanya tujan
yang ingin dicapai. Misalnya sejak awal
GR sudah memiliki tujuan untuk bisa
student exchange ke luar negeri secara
gratis dan dia juga ingin bisa
mengharumkan nama indonesia dengan
mendapatkan prestasi di tingkat
internasional. Akhirnya berkat ketekunan
dan kerja kerasnya tersebut, tujuannya saat
ini sudah bisa terlaksana untuk
mendapatkan penghargaan di tingkat
internasional.
Hal penting lain yang membuat GR
menjadi sosok yang tekun
mengembangkan kreativitasnya sehingga
banyak mendapatkan prestasi yaitu karena
ia ingin menghilangkan stigma negatif
pada diri sendiri dan golongannya, ia
mengetahui bahwa ia dan golongannya
mendapatkan stigma negatif dari
masyarakat yaitu karena dia beberapa kali
mendengar anggapan masyarakat bahwa
mahasiswa yang berasal dari keluarga kaya
dan masuk ke UNAIR lewat jalur PMDK
mandiri tidak bisa berprestasi dan hanya
mengandalkan uangnya untuk masuk
UNAIR, bahkan dia juga pernah
mendengan bahwa mahasiswa yang
berasal dari keluarga kaya melakukan
aktivitas kuliah hanya sebagai formalitas
dan rutinitas untuk mengisi waktu luang
dan mendapatkan gelar tanpa perduli
terhadap prestasi pendidikannya. Hal
itulah yang menjadi salah satu pemacu GR
untuk menjadi sosok yang kreatif sehingga
dengan kreatifitas yang ia miliki, kini GR
telah berhasil membuktikan bahwa
mahasiswa yang berasal dari golongan
kelas ekonomi menengah ke atas mampu
berprestasi bahkan sampai tingkat
internasional.
c. Mahasiswa Kreatif Berinisial VHC
Data yang kami dapatkan dari
penelitian kami kepada VHC bisa
menjelaskan berbagai hal yang
menyebabkan VHC menjadi seorang
mahasiswa kreatif. Seperti yang telah
dijabarkan pada kehidupan VHC, ia
menceritakan bahwa sering kali ia latihan
band dengan teman band nya. Bahkan ia
bisa melakukan latihan band selama 3 kali
latihan tiap minggunya. Sering kali ia
mendapatkan inspirasi untuk membuat
lagu ketika ia sedang dalam keadaan good
mood.
Karya kreatif VHC yang berupa
lagu-lagu itu telah dilombakan pada audisi
menulis lagu dan aransemen lagu yang
akhirnya membuahkan hasil dengan
meraih juara I. Akan tetapi agaknya VHC
kurang berani untuk menunjukkan pada
peneliti lagu-lagu yang telah ia hasilkan.
Itu karena VHC memiliki karakter pemalu
yang kuat sehingga kita sebagai peneliti
tidak bisa mengetahui lagu yang ia tulis
dan ia aransemen untuk mengikuti
perlombaan Djarum.
Dalam menggali dan
mengeksplorasi bakat kreatifnya VHC
tidak segan segan meminta bantuan salah
satu sahabatnya yaitu HB untuk
membantunya ketika ia mengalami
kesulitan dalam menemukan notasi-notasi
yang pas dengan lagu yang telah ia
hasilkan. Hubungan VHC dan HB begitu
erat. Peneliti juga mendapati HB menginap
di rumah VHC untuk berlatih gitar
bersama. Meskipun VHC belum pernah
mengikuti les musik, tapi VHC berlatih
musik dengan gitar sederhananya yang ia
miliki setiap hari, dan yang paling
berperan dalam meningkatkan kreatifitas
VHC tentunya sahabatnya yang ia kenal
sejak duduk di bangku SMA itu.
VHC menginginkan agar suatu saat
ia dan band nya bisa menunjukkan
eksistensi band nya di belantika music
Indonesia. Dari panggung ke panggung ia
lakoni untuk mewujudkan impiannya itu,
meski banyak halangan yang merintang.
Dari pihak ibu VHC juga masih belum
bisa ikhas mengijinkan VHC untuk
manggung di luar Kota Surabaya sebab
khawatir terjadi apa-apa diperjalanan
dikarenakan VHC dan teman-teman
bandnya hanya mengendarai motor.
Perjuangan yang dilakukan VHC tidak
begitu saja, pernah suatu hari VHC
manggung di suatu tempat, kemudian gitar
yang dipakainya mengalami sedikit
kerusakan dibagian senarnya, hingga VHC
harus menahan rasa sakit dijarinya yang
akhirnya mengeluarkan darah. Meski
darah berceceran ia pun tetap professional
dan melanjutkan konser seakan-akan tidak
terjadi apa-apa padanya.
C. Kontribusi yang Diberikan
Mahasiswa Kreatif Bagi Masyarakat
a. Mahasiswa Kreatif Berinisial HA
Melalui penerbitan buku karyanya,
secara definisi menurut HA kegunaannya
bagi masyarakat akan bermanfaat bagi
pengetahuan mereka, untuk memotivasi
dan menginspirasi mereka. Akan tetapi HA
mengakui dampak secara langsung pada
masyarakat ia belum mengetahui. Ia yakin
hal itu baru dapat dipetik beberapa tahun
kemudian. Karya yang HA hasilkan,
seperti buku, telah terjual lebih dari lima
ratus eksemplar. HA masih belum
mengetahui secara pastinya sampai
seberapa luas masyarakat yang dapat
merasakan manfaatnya, tetapi yang ia
ketahui bahwa buku itu sudah tersebar
secara nasional. Menurut HA teman-teman
dari ujung-ujung pulau dan dari kota-kota
lain sudah mengetahui hasil-hasil kreatif
yang ia ciptakan, tetapi secara kuantitatif
berapa besar jumlahnya ia tidak tahu.
Dapat dikatakan terdapat kontribusi
karya HA untuk memecahkan beberapa
permasalahan, misalnya anggapan
masyarakat bahwa kuliah harus
mengeluarkan biaya yang banyak dan
sebagainya, melalui bukunya (Dermaga
Impian, ditulis bersama-sama dengan
teman-teman penerima beasiswa Bidikmisi
lainnya) dapat membuka cakrawala
pengetahuan masyarakat tersebut bahwa
ternyata ada beasiswa seperti yang ia
dapatkan. Melalui beberapa karya tulis
ilmiahnya, diharapkan orang lain dapat
mengetahui hasil analisisnya tentang
sesuatu. Orang lain dapat pula mengetahui
ide-ide baru yang HA hasilkan, misalkan
konsep greenbook, menghijaukan kembali
tradisi menulis buku, yang memotivasi
semua orang untuk bisa melakukannya dan
ia berharap dampak yang ditimbulkan
sangat besar, terutama bagi mahasiswa.
Hasil kreativitas HA pun dapat
berbuah menjadi bantuan-bantuan berguna
bagi orang-orang di sekitarnya. Bantuan
itu HA berikan baik dalam bentuk materi
maupun non materi. Seringkali teman-
teman datang kepada HA untuk mencari
wejangan atau sharing mengenai
keberhasilan-keberhasilannya, dan HA
selalu berbagi. Ia merasa senang ketika ia
merasa dapat membantu mereka dan
mendorong semangat mereka. Dalam hal
kuliah pun, jika ada adik tingkatnya yang
kesulitan dan meminta bimbingannya, ia
pun mengupayakan membantu semampu
yang HA bisa berikan. Dalam hal materi,
bantuan yang HA berikan seperti
meminjami uang kepada teman-temannya
yang membutuhkan ketika ia mendapat
rejeki berlebih. AS pun mengakui bahwa
HA sering memberi bantuan pinjaman
uang kepada teman-temannya yang
membutuhkan, akan tetapi AS hingga saat
ini belum pernah meminjam uang kepada
HA.
Kepada orang tuanya, HA sudah
meringankan beban mereka dengan tidak
lagi dibiayai oleh mereka. HA pun sempat
membiayai khitan adiknya. Melalui karya-
karya kreatifnya, HA memperoleh hadiah
materil yang dapat ia gunakan untuk
membantu adik-adiknya, seperti contoh
lainnya untuk mendaftarkan adiknya
masuk SMA, membelikan sepedauntuk
adiknya, membelikan televisi untuk
keluarganya, sehingga ia merasa meskipun
ia belum bekerja namun dapat memberikan
bantuan materi melalui kreativitasnya.
Contoh lain, misalnya belakangan HA
membantu ibunya berobat. Ketika adiknya
minta baju, minta sepatu, HA pun
membelikannya. Saat kakaknya meminta
jam tangan HA pun membelikannya.
Ketika saudara-saudaranya meminta buku
dan lain sebagainya, HA mengirimkannya
dengan bantuan jasa paket kiriman dari
Surabaya. Semuanya dari hasil berfikir
kreatifnya, sehingga ia merasa mahasiswa
jangan melulu kuliah-pulang kuliah-
pulang. Ia bersyukur sudah dapat sedikit
membantu orang tua meskipun ia belum
bekerja.
Karya terbesar yang pernah HA
hasilkan adalah terbitnya buku Dermaga
Impian yang merupakan pertama kali di
Indonesia yang menceritakan tentang kisah
para mahasiswa penerima Bidikmisi. Buku
tersebut dilaunching oleh Pak Menteri
Pendidikan langsung, dengan mengundang
banyak wartawan lokal dan nasional, TV,
koran dan sebagainya. HA mengaku dapat
masuk televisi dan masuk koran karena
berawal dari diluncurkannya buku
Dermaga Impian itu. Melalui karyanya
bersama teman-temannya itu, ia mampu
saling berbagi pengetahuan dan
pengalaman, membagi ilmu dan motivasi.
Buku itulah yang dirasa HA karya
terbesarnya yang paling berkesan.
b. Mahasiswa Kreatif Berinisial GR
Beberapa kontribusi yang sudah
GR berikan kepada masyarakat khususnya
orang-orang terdekatnya adalah yang
pertama tentunya rasa bangga yang
dirasakan oleh ke-2 orang tuanya,
kemudian program studi ilmu komunikasi
pastinya juga mendapatkan nama baik dari
prestasi yang di dapatkan oleh
mahasiswanya hal tersebut terbukti dari
nama GR yang sudah pernah masuk ke
dalam majalah UNAIR sebagai mahasiswa
berbretasi dari ilmu komunkasi, selain itu
Universitas Airlanga pun juga turut
merasakan manfaat dari prestasi yang
pernah di raih oleh GR baik itu yang
tingkat nasional maupun yang tingkat
Internasional dengan mengharumkan nama
baik UNAIR. Selain itu nama baik
Indonesia pun juga ikut terangkat karena
prestasi GR sebegai salah satu warga
negara Indonesia yang pernah
mendapatkan medali emas di kancah
internasional. Lalu teman-teman dekar GR
atau bisa diblang sahabat-sahabat dekatnya
juga ikut bangga atas prestasi yang pernah
diraik oleh sahabatnya ini.
Kemudian dengan kemampuan
yang dimiliki oleh GR teman-temannya
pun juga turut merasakan manfaatnya
misalnya teman-temannya yang sering
meminta penjelasan kepada GR tekait
pengetahuan akademis bisa memperoleh
pemahaman dari penjelasan GR. Lalu
teman-temannya juga sering meminjam
catatan kepada dia karena catatannya yang
tergolong lengkap juga bermanfaat bagi
mereka. Selain itu ketika ada tugas
kelompok, teman GR yang satu kelompok
dengan dia juga turut mendapatkan nilai
tugas kelompok yang bagus berkat
kemampuan berfikir GR yang kritis,
mampu memahami teori dan
mengkaitkannya dengan permasalahan.
Selain dari bidang akademis GR
juga sering mengajarkan kemampuan
teknik vokal kepada teman-temannya
terutama adik kelasnya yang baru
bergabung dalam Paduan Suara
Universitas Airlangga (PSUA), serta
sebagai pelatih bela diri dia juga
mengajarkan teknik bela diri kepada para
muritnya.
c. Mahasiswa Kreatif Berinisial VHC
Melihat karya kreatif yang telah
dihasilkan oleh VHC ini, peneliti
mendapati data bahwa karya kreatif berupa
lagu dan aransemen lagu yang dibuat oleh
VHC ini kurang begitu memberikan
kontribusi pada masyarakat. Pasalnya band
yang diikuti oleh VHC ini masih belum
begitu terkenal, jadi masih belum bisa
menyebarluaskan lagu-lagu yang telah
dihasilkan oleh VHC. Karakter VHC yang
pemalu juga menghambat dirinya untuk
dapat memberitahukan kepada masyarakat
luas tentang lagu-lagunya. Setiap kali
orang menanyakan tentang lagu yang telah
ia hasilkan dan telah menjuarai kompetisi
Djarum, ia pun enggan menunjukkan lagu
tersebut. Akan tetapi dalam keseharian
VHC sering bermain music bersama adik
dari informan FB. Dengan data yang kami
peroleh dari informan FB dapat
menjelaskan bahwa VHC juga bersedia
memainkan gitar dan adik dari FB yang
menyanyikan lagu. Bahkan VHC juga
mengajari adik FB untuk memainkan gitar.
Dari sini lah kontribusi kecil yang
diberikan oleh mahasiswa kreatif kepada
masyarakat.
Jika dilihat dari kreatifitas lainnya,
VHC memberikan kontribusi lain kepada
masyarakat sekitar dengan kegiatan
mengajar les kepada tetangga, maupun
orang-orang lain yang menginginkan ia
untuk membantu mengajari les kepada
anak-anak mulai dari SD, SMP, SMA,
hingga tes masuk SNMPTN. Dari kegiatan
les ini VHC tidak pernah menarget
bayaran kepada orang tua dari murid les
nya. VHC menjalankan kegiatan mengajar
les tersebut bukan semata-mata hanya
untuk mencari uang untuk tambahan uang
jajan saja, tetapi ia juga ingin
mengamalkan ilmu yang ia miliki
khususnya dibidang matematika kepada
orang-orang sekitarnya. Walaupun ia sibuk
kuliah , ia coba luangkan waktu untuk
memberikan les kepada murid-muridnya.
Kegiatan organisasi yang ia
jalankan di karang taruna juga sangat
membantu meningkatan kepedulian
remaja-remaja sekitar rumahnya untuk ikut
serta dalam organisasi tersebut. Dalam
kegiatan karang taruna juga bertanggung
jawab penuh akan kewajiban yang
diembannya sebagai ketua karang taruna.
Ia pernah mengorbankan waktu berkumpul
bersama keluarga demi terlaksananya
kegiatan karang taruna yang telah ia
rancang bersama anggota-anggota karang
taruna yang lainnya. Diperoleh data dari
tetangga dan teman VHC bahwa VHC
sangat aktif dalam kegiatan karang taruna
dan membuat karang taruna di daerah
VHC tinggal menjadi lebih aktif dan lebih
hidup lagi dari keadaan sebelum VHC
bergabung.
1.7 Pembahasan Berdasarkan penelitian yang telah
kami lakukan dengan sejumlah informan
yang dibagi menjadi tiga tipe, yakni
informan subyek, informan non subyek,
dan informan kunci; dapat kita peroleh
beberapa poin penting yang
melatarbelakangi kreativitas mereka.
Pertama, kreativitas dapat dimiliki oleh
siapa saja yang tekun dan giat
mengembangkan kemampuannya. Dari
ketiga informan subyek penelitian kami,
semuanya telah menghasilkan karya yang
tidak serta merta langsung jadi, akan tetapi
memerlukan proses belajar untuk
mematangkan kemampuan diri mereka.
Ilmu pengetahuan yang diperoleh dari
jurusannya juga berperan sebagai referensi
hardskill dalam pembentukan kreativitas,
di samping hobi yang terus dikembangkan,
serta berbagai kemampuan softskill yang
seringkali diperoleh di luar kegiatan
akademis dan cenderung berbanding lurus
dengan jam terbangnya.
Kedua, keadaan finansial seperti
apapun tidak menghalangi seseorang
dalam mengembangkan kemampuannya
untuk menjadi sosok yang kreatif. Seluruh
informan subyek dalam penelitian ini
berasal dari latarbelakang keluarga yang
berbeda-beda termasuk kondisi ekonomi
keluarga mereka. Ada yang mengalami
keterbatasan finansial dan karenanya
menjadi terdorong untuk menghasilkan
karya-karya bernilai ekonomis atau
mengikuti ajang perlombaan sebagai jalan
memperoleh pendapatan keuangan. Ada
juga yang berasal dari keluarga mampu
sehingga berbagai kebutuhannya dapat
tercukupi, tetapi justru dengan demikian
mendorongnya untuk menunjukkan
eksistensi diri sebagai mahasiswa mandiri
dengan mencukupi keperluan dirinya
melalui karya-karya kreatif yang
dihasilkan. Kondisi finansial pada masing-
masing orang bukan merupakan faktor
utama dalam membentuk sosok kreatif,
akan tetapi lebih pada motivasi untuk
berkreasi entah berangkat dari kondisi
macam apapun.
Ketiga, kondisi terdesak bisa
mendorong tumbuhnya kreativitas pada
diri seseorang. Sering kita jumpai orang-
orang yang tidak akan maksimal jika
bekerja atau berkarya dalam suasana good
mood. Meskipun informan kami juga
menyatakan demikian, tetapi mereka juga
mengakui bahwa kondisi yang mendesak,
seperti bekerja di bawah tekanan, batas
waktu yang singkat, dan sebagainya akan
mempengaruhi proses kreatif mengalir
lebih lancar. Kondisi yang dirasa santai
justru membuatnya merasa tidak
berkembang, sehingga perlu tekanan yang
dapat memicu kreativitas.
Keempat, ingin meningkatkan
prestise dan ingin membanggakan orang
tua dapat menjadikan seseorang lebih giat
dalam mengembangkan kemampuannya.
Keinginan untuk meningkatkan prestise
atau citra diri dapat memberikan semangat
yang kuat untuk mengembangkan
kreativitas seseorang sehingga dengan
kreativitas yang dimiliki tersebut bisa
menjadikan seseorang memperoleh
prestasi-prestasi yang membanggakan, dari
prestasi yang didapat inilah yang akan
meningkatkan citra diri di mata orang lain.
Selain itu memiliki figur orang-orang yang
dicintai (terutama orang tua) dan keinginan
untuk menyenangkannya juga berperan
dalam mendorong dan membentuk
karakter kreatif seseorang.
Berikutnya yang kelima,
membangun relasi yang baik dengan
banyak orang dapat membantu seseorang
lebih mudah mengembangkan
kreativitasnya karena akan mendapatkan
banyak bantuan dan masukan yang bersifat
membangun dari banyak orang baik itu
berupa informasi atau pengalaman baru
yang berhubungan dengan pengembangan
kreativitasnya, maupun dukungan moral
dan materil.
Keenam, menetukan skala priotitas
agar bisa mengatur waktu sehingga
memiliki kesempatan untuk
mengembangkan kreativitas. Kesibukan
aktivitas sehari-hari terutama kegiatan
kuliah biasanya berbenturan dengan hobi
yang ingin dikembangkan dan pencarian
pengalaman di luar kampus. Seseorang
yang cenderung mengarahkan hatinya
secara penuh untuk bergelut dalam hobi
yang disenangi akan mengancam
perkuliahannya. Namun terfokus pada
bidang akademis saja juga akan
mengurangi intensitas berkreasi. Untuk itu
perlu ketegasan dalam menentukan skala
prioritas, sehingga faktor kesehatan fisik
juga dapat terjaga melalui istirahat yang
cukup agar menunjang pengembangan
kreativitas, di samping menjalani kegiatan
perkuliahnya dengan baik.
Ketujuh, bekerja dalam bidang
yang disukai atau yang menjadi hobi agar
bisa maksimal dalam mengembangkan
kemampuannya di bidang yang ditekuni
tersebut. Kecintaan pada hal yang
dilakukan akan mentenagai seseorang
sehingga hasil yang diraih pun akan
memuaskan. Bidang yang disukai tentu
berhubungan dengan suasana hati (seperti
disinggung pada poin ketiga), sehingga
akan berbeda dengan melakukan sesuatu
pada bidang yang tidak terlalu disukai atau
bahkan sama sekali tak disukai.
Kedelapan, dukungan dari berbagai
pihak, seperti dari orang tua dalam bentuk
yang dilakukan secara rutin dapat
menjadikan pekerjaan (usaha) di bidang
yang ditekuni memperoleh hasil yang
maksimal. Hal itu biasanya lebih berupa
dukungan moral, seperti mendo‟akan,
mencurahkan perhatian dan kasih sayang
serta kata-kata penyemangat. Selain dari
orang tua, dukungan dari teman-teman
atau orang-orang disekitar juga sangat
berpengaruh dalam memaksimalkan
pengembangan kreativitas, seperti
informasi-informasi baru seputar
pengembangan kreativitas yang bisa
didapatkan, pengalaman-pengalaman baru,
dan juga dukungan moral seperti
penyemangat serta dukungan materil. Hal
itu bisa didapatkan jika mempunyai
banyak relasi seperti yang telah dijelaskan
pada poin ke-5.
Kesembilan, mampu secara sadar
mengesampingkan hal-hal yang dapat
memecah konsentrasi dan fokus, seperti
percintaan atau melakukan hal-hal yang
hanya bersifat bersenang-senang yang bisa
menjadi penghambat dalam
mengembangkan kreativitas. Menurut
pendapat salah seorang informan, dengan
menjauhi urusan percintaan dapat
membuatnya tetap fokus dalam
mengembangkan kreativitasnya. Perilaku
bersenang-senang atau berfoya-foya juga
merupakan hal yang dihindari oleh semua
informan subyek penelitian ini.
Yang terakhir, upaya untuk
menghilangkan stigma negatif pada dirinya
dan kelompoknya membuat seseorang
lebih bersemangat dan memiliki tekat yang
kuat dalam mengembangkan
kemampuannya untuk menjadi sosok yang
kreatif. Stigma yang melekat pada
seseorang akan tergantung pada latar
belakang dan lingkungannya. Keinginan
untuk mematahkan anggapan-anggapan
merugikan itu juga akan mendorong
seseorang untuk lebih kreatif, dengan
menghasilkan karya-karya sebagai
pembuktian untuk menyanggahnya.
1.8 Kesimpulan
Dari hasil analisis yang kami
lakukan, dapat disumpulkan bahwa:
• Kreativitas dapat dimiliki oleh siapa
saja yang tekun dan giat
mengembangkan kemampuannya
• Keadaan finansial seperti apapun tidak
menghalangi seseorang dalam
mengembangkan kemampuannya untuk
menjadi sosok yang kreatif
• Kondisi terdesak bisa mendorong
tumbuhnya kreativitas pada diri
seseorang
• Ingin meningkatkan prestise dan ingin
membanggakan orang tua dapat
menjadikan seseorang lebih giat dalam
mengembangkan kemampuannya
• Membangun relasi yang baik dengan
banyak orang dapat membantu
seseorang lebih mudah
mengembangkan kreativitasnya karena
akan banyak bantuan dan masukan yang
bersifat membangun dari banyak orang
• Menetukan skala priotitas agar bisa
mengatur waktu sehingga memiliki
kesempatan untuk mengembangkan
kreativitas
• Bekerja dalam bidang yang disukai atau
yang menjadi hobby agar bisa maksimal
dalam mengembangkan kemampuannya
di bidang yang ditekuni tersebut
• Do‟a dari orang tua dan do‟a dari diri
sendiri secara rutin dan tidak mendadak
dapat menjadikan pekerjaan (usaha) di
bidang yang ditekuni memperoleh hasil
yang maksimal dan dan serinhg kali
memiliki nilai kreativitas yang tinggi
• Mengesampingkan urusan percintaan
yang bisa menjadi penghambat dalam
mengembangkan kreativitas
• Rasa ingin menghilangkan stigma
negatif pada dirinya dan kelompoknya
membuat seseorang lebih bersemangat
dan memiliki tekat yang kuat dalam
mengembangkan kemampuannya untuk
menjadi sosok yang kreatif
Matriks Gambaran Kehidupan Mahasiswa Kreatif
HA GR VHC
• Pola sosialisasi dalam
keluarga yang menuntut
prestasi HA serta
penanaman nilai
moralitas dalam
berperilaku
• Hubungan pertemanan
yang saling memotivasi
mendukung
kreativitasnya
• Mengikuti berbagai
organisasi, namun lebih
berfokus pada kuliahnya.
Hal ini ditunjang dengan
kemampuan membagi
waktu dengan baik
• Menulis adalah hobi HA.
Ia selalu menyempatkan
diri untuk menulis dalam
kesehariannya
• Sosok yang multitalenta
• Berasal dari keluarga
ekonomi menengah
keatas
• Fasilitas penunjuang
prestasi lengkap dimiliki
• Hubungan dengan
keluarga sangat akrab
dan saling menyayangi
• Sosok yang rajin, tekun,
religius dan up to date
• Tidak ingin terlalu
membebani orang tuanya
• Tidak suka berfoya-foya
• Sangat pandai mengatur
keuangan
• Pandai mengatur waktu
• Senang berbagi
pengalaman
• Suka membantu
temannya dalam hal
akademis
• Senang belajar sendiri
• Kuliah pagi hingga sore
hari
• Malam hari ia gunakan
waktunya untuk
mengerjakan tugas
• Apabila jadwal kuliah
tidak terlalu padat ia
gunakan untuk latihan
ngeband
• Mengajar les baik
privat maupun non-
Privat
• Aktif dalam organisasi
kerohanian islam di
kampus dan organisasi
karangtaruna di
rumahnya
• Tidak pernah
meninggalkan
sholatnya
• Sebelum shalat subuh
ia selalu melakukan
sholat tahajut
• Apabila ada waktu
senggang ia gunakan
untuk pergi ke masjid
untuk mengaji
Matriks Later Belakang Pembentukan Kreativitas pada Mahasiswa Kreatif
“HA” “GR” “VHC”
• Makna kreatif bagi HA
adalah menciptakan
sesuatu yang baru dan
bermanfaat bagi orang
lain.
• Hubungan dengan
teman-teman dekatnya
memiliki pengaruh
yang dapat dirasakan
oleh HA terhadap
kekreativisannya
• Program studinya
sangat mendukung
perkembangan bakat
HA dalam kepenulisan
dan berkomunikasi
• HA memiliki figur
seorang tokoh yang
memotivasi dirinya
untuk menjadi pribadi
yang sukses.
• Kondisi keuangan dan
hobi yang terus
dikembangkan
melatarbelakangi
karakter kreatif HA
• Respon orang lain
terhadap hasil karya
HA menjadi motivasi
tersendiri bagi HA
untuk menghasilkan
karya-karya selanjutnya
• Ingin membuktikan
bahwa menempuh
pendidikan tinggi tidak
selamanya menguras
banyak uang, bahkan
bisa menghasilkan uang
dengan kreativitasnya.
• Adanya fasilitas
penunjang yang lengkap
• Dukungan dari keluarga
dan teman-temannya
• Rajin dan tekun dalam
mengembangkan
hobinya
• Ingin meningkatkan
Prestise diri dan ingin
membanggakan orang
tua
• Pandai mengatur waktu
dengan menggunakan
skala prioritas
• Adanya tujuan/inpian
dari awal yang ingin
dicapai
• Ingin menghilangkan
stigma negatif bagi
dirinya dan
kelompoknya
• Do‟a dari orang tua dan
diri sendiri secara rutin
dan tidak mendadak
• Sering melakukan
latihan band tiap
minggunya minimal
berlatih 3 kali
• Memanfaatkan semua
sumber yang ada untuk
menggali potensinya
• Pengaruh teman dan
pergaulan dalam
mendukung
kreatifitasnya
• Totalitas dalam
bermusik
• Mengedepankan
prestasi belajar dan
prestasi bermusik
dibandingkan urusan
percintaan
Matriks Kontribusi yang Diberikan Mahasiswa Kreatif Bagi Masyarakat
“HA” “GR” “VHC”
• Melalui penerbitan buku
karyanya, bagi HA akan
bermanfaat bagi
pengetahuan orang lain,
untuk memotivasi dan
menginspirasi mereka.
• Misalnya, Dermaga
Impian, karya terbesar
bagi HA bersama teman-
temannya, akan merubah
anggapan orang lain
bahwa kuliah tidak selalu
menghabiskan biaya
banyak
• Hasil kreativitas HA
dapat berbuah menjadi
bantuan-bantuan berguna
bagi orang-orang di
sekitarnya. Bantuan itu
HA berikan baik dalam
bentuk materi maupun
non materi.
• Rasa bangga bagi ke-2
orang tuanya dan
sahabat-sahabatnya
• Memberikan motivasi
kepada sahabat-
sahabatnya agar ikut
mengembangkan
kreativitasnya
• Membawa nama baik
Program Studi dan
Universitasnya di kancah
nasional maupun
internasional
• Sering membantu teman-
temannya dalam
memperoleh pemahaman
terkait materi
perkuliahan
• Sering meminjamkan
cacatan kuliahnya yang
lengkap kepada teman-
temannya
• Ide-ide kreatifnya sering
menyumbang
terlaksananya acara
HIMAPRODI sehingga
terlaksana dengan sangat
menarik
• Mengajarkan
kemampuan non-
akademisnya kepada
teman-temannya yang
ingin belajar
• Bersedia mengajari
tetangganya yang ingin
berlatih gitar
• Memberikan les privat
maupun non-privat
kepada anak SD, SMP,
SMA tanpa
menargetnya biaya les
• Mengembangkan
organisasi karang
taruna di daerah sekitar
rumahnya dan
membangkitkan
semangat pemuda
untuk ikut dalam
berorganisasi di dalam
karang taruna
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Craft, Anna. 2000. Membangun Kreativitas Anak. Depok: Inisiasi Press.
Denzin, Norman K. dan Yvonna S. Lincoln. 2009. Handbook of Qualitative Research.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Habib, Muhammad Alhada Fuadilah, dkk. 2012. Mahasiswa Kreatif Perguruan Tinggi
Negeri di Surabaya (Studi Deskriptif Tentang Kehidupan Mahasiswa Kreatif).
Proposal penelitian PKM-P. Surabaya: tidak diterbitkan.
Habib, Muhammad Alhada Fuadilah, dkk. 2013. Mahasiswa Kreatif Perguruan Tinggi
Negeri di Surabaya (Studi Deskriptif Tentang Kehidupan Mahasiswa Kreatif).
Laporan penelitian PKM-P. Surabaya: tidak diterbitkan.
Hari. 2009. Rangkuman Teknik Sampling Pada Data Kuantitatif dan Cara Menentukan
Ukuran Sampel, http://har-stkip.blogspot.com/2009/02/rangkuman-teknik-sampling-
pada-data.html, September 2012.
Nia, 2012. BPS: Jumlah Pengangguran di Indonesia 7,61 Juta,
Turun6%,http://finance.detik.com/read/2012/05/07/141833/1911053/4/bps-jumlah-
pengangguran-di-indonesia-761-juta-turun-6, September 2012
Porter, Bobbi De dan Mike Henacki. 2001. Quantum Learning. Bandung: Kaifa
PPMB UNAIR. Profil Singkat, http://ppmb.unair.ac.id/?view=profil.html&p=3, September
2012
Primartantyo, Ukky. 2012. Satu Juta Intelektual di Indonesia
Menganggur,http://www.tempo.co/read/news/2012/04/13/173396869/Satu-Juta-
Intelektual-di-Indonesia-Menganggur, September 2012.
Strauss, Anselm dan Juliet Corbin. 2009. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Tatalangkah dan
Teknik-teknik Teoritisasi Data. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suyanto, Bagong dkk, 2011. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Torance, 1988. Dalam buku “Pembelajaran Kooperatif”, Ibrahim, Muslimin dkk. 2000.
University Press. Surabaya.
top related