Transcript
LAPORAN OBSERVASI HOME INDUSTRI
TELUR ASIN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Ekonomi Mikro
Dosen Pengampu : Arna Asna Anisa, S.E.,M.Si.
Oleh :
Ari Susilaningtyas (213-14-002)
Amin Sri Rahayuninglestari (213-14-041)
Arin Nursafaah (213-14-254)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH S1
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil observasi home industri telur asin.
Laporan ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Teori Ekonomi Mikro, yang diampu oleh Ibu Arna Asna Anisa, S.E.,M.Si. Kami menyampaikan terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, terutama kepada dosen Teori Ekonomi Mikro kami serta pemilik usaha. Kami menyadari laporan ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar laporan ini dapat lebih baik lagi dan harapannya dapat bermanfaat bagi pembaca.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
SURAT PERNYATAAN HASIL OBSERVASI
Salatiga, 16 September 2015
Dengan ini menyatakan bahwa tugas observasi ini telah dilakukan dan disetujui oleh
kedua belah pihak baik observer dan pengusaha yang diobservasi.
Pada : Rabu, 16 September 2015
Pukul :
Tempat : Nyamat, Krajan RT. 02 RW. 01, Salatiga
Perihal : Observasi (home industri) telur asin
Surat ini dibuat guna sebagai bukti selesainya observasi yang dilakukan oleh
kelompok observer dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
Menyetujui,
Pemilik Usaha
( )
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ari Susilaningtyas
Amin Sri Rahayuninglestari
Arin Nursfaaah
Prodi : Perbankan Syariah S1
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa observasi ini adalah hasil penelitian dari kami
sendiri bukan karya dari orang lain, serta jika terdapat kutipan dalam observasi ini ditulis
berdasarkan dari sumber yang diperoleh kami.
Ari Susilaningtyas Amin Sri Rahayuninglestari
213-14-002 213-14-041
Arin Nursafaah
213-14-254
LAMPIRAN 1.
DATA HASIL OBSERVASI HOME INDUSTRI TELUR ASIN
Lokasi Industri : Nyamat, Krajan RT. 02 RW. 01, Salatiga
Nama Pemilik : Ibu Sumarni
No. HP : 085640033741
Bahan Baku : Telur dan Garam
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar.....................................................................................................................i
Surat Pernyataan Hasil Observasi........................................................................................ii
Surat Pernyataan Keaslian...................................................................................................iii
Daftar Isi..............................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan Observasi...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Operasional Industri Telur Asin....................................................................................3
2.2 Penentuan jumlah produksi...........................................................................................6
2.3 Penentuan harga ............................................................................................................7
2.4 Pertimbangan yang mendasari konsumen mengambil komoditi telur asin ..................8
2.5 Penentuan harga beli konsumen....................................................................................8
2.6 Proses terbentuknya harga pasar....................................................................................8
2.7.............................................................................................................................................Jumlah yang diminta oleh konsumen tidak dapat terpenuhi................................................12
2.8 Jumlah yang diproduksi pengusaha melebihi permintaan.............................................12
2.9 Cara-cara untuk menambah pangsa pasar......................................................................12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................13
3.2 Saran..............................................................................................................................13
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Industri telur asin mempunyai peranan cukup penting bagi industri pangan nasional
terutama dalam memenuhi kebutuhan protein dan lemak masyarakat. Telur asin merupakan
masakan berbahan dasar telur yang diawetkan dengan cara diasinkan. Selain lebih awet, telur
asin lebih digemari karena rasanya yang relatif lebih lezat daripada telur tawar biasa.
Kebanyakan telur yang diasinkan adalah telur bebek, meski tidak menutup
kemungkinan untuk telur-telur yang lain seperti telur ayam, karena telur bebek memiliki
nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan telur ayam, dan memiliki cangkang
yang lebih kuat sehingga dalam proses pengasinan mengurangi terjadinya retak atau
pecah.
Pengasinan telur biasanya dilakukan dengan dua cara, yaitu perendaman dalam
larutan garam, dan perendaman oleh adonan bata merah dengan garam.
Keuntungan telur yang diasinkan yaitu dapat disimpan lebih lama, rasa amis telur akan
berkurang, dan kandungan gizi pun meningkat.
Dari tahun ke tahun permintaan akan telur asin terus meningkat karena kesadaran
masyarakat akan kebutuhan gizinya. Hal inilah yang mendasari munculnya berbagai
produsen telur asin dalam memenuhi keinginan konsumen akan telur asin.
Dari sekian banyak produsen yang menjual telur asin, kami melakukan observasi
terhadap salah satu produsen yang memprioritaskan kualitas, rasa, dan harga telur asin
yang diproduksinya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana operasional indusri telur asin ?
2. Bagaimana pengusaha menentukan jumlah produksinya ?
3. Bagaimana pengusaha menentukan harga atas komoditas yang diproduksi ?
4. Pertimbangan apa yang mendasari konsumen mengambil komoditas telur asin yang
kami observasi ?
5. Bagaiman konsumen menentukan harga belinya ?
6. Bagaimana proses terbentuknya harga pasar melalui kurva permintaan dan penawaran
?
7. Bagaimana jika terdapat kondisi dimana jumlah yang diminta oleh konsumen tidak
dapat terpenuhi ?
8. Bagaimana jika terdapat kondisi dimana jumlah yang diproduksi oleh pengusaha
melebihi permintaan ?
9. Apa yang dilakukan pengusaha untuk menambah pangsa pasar ?
C. TUJUAN OBSERVASI
1. Untuk mengetahui operasional indusri telur asin.
2. Untuk mengetahui pengusaha menentukan jumlah produksinya.
3. Untuk mengetahui pengusaha menentukan hara atas komoditas yang di produksi.
4. Untuk mengetahui pertimbangan yang mendasari konsumen mengambil komoditas
telur asin yang kami observasi.
5. Untuk mengetahui konsumen menentukan haraga belinya.
6. Untuk mengetahui proses terbentuknya harga pasar melalui kurva permintaan dan
penawaran.
7. Untuk mengetahui langkah yang diambil pengusaha jika terdapat kondisi dimana
jumlah yang diminta oleh konsumen tidak dapat terpenuhi.
8. Untuk mengetahui langkah yang diambil pengusaha jika terdapat kondisi dimana
jumlah yang diproduksi oleh pengusaha melebihi permintaan.
9. Untuk mengetahui langkah yang dilakukan pengusaha untuk menambah pangsa pasar.
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Operasional Industri Telur Asin
Pembelian Bahan Baku
i. Produsen mengambil telur bebek dari peternak bebek yang memelihara
bebeknya secara angon (mencari makan di sawah) atau bebek yang diberi
makan organik, dikarenakan bebek yang diangon atau diberi makan organik
telur yang dihasilkan berkualitas tinggi, kulit telurnya lebih tebal, dan lebih
tahan lama serta tidak terlalu amis. Bebek yang dipelihara di kandang dan
tidak dibiarkan mencari makan sendiri tetapi diberi makan dengan campuran
obat atau ada unsur kimianya serta disuntik telur yang dihasilkan cenderung
kurang baik, kulitnya tipis serta tidak dapat tahan lama. Untuk itu produsen
memilih membeli telur dari peternak yang memelihara bebeknya secara angon.
ii. Peternak dalam menjual telur bebeknya dihargai Rp 1.700,- per butirnya.
iii. Bata merah yang digunakan dalam pembuatan telur asin didapatkan dari bata
merah yang sudah tidak digunakan bekas dari pembangunan gedung atau
rumah tujuannya untuk menekan biaya produksinya, atau dengan membelinya
dengan harga Rp 650,- per buah.
iv. Garam beryodium dibeli di warung-warung terdekat dengan harga Rp 3.600,-
per kg.
Bahan dan Peralatan Pembuatan Telur Asin
i. Setiap 250 butir telur bebek
ii. 1 kg garam beryodium
iii. Bata merah
iv. Air
v. Ember besar
Persiapan
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat persiapan pembuatan telur asin
1. Gunakan telur bebek berkualitas tinggi. Biasanya dihasilkan oleh bebek yang
diberi makan pakan organik dan tidak disuntik.
2. Jika sulit mendapatkan telur bebek, telur ayam, telur puyuh bisa juga dapat
dijadikan telur asin.
3. Untuk menentukan apakah telur bebek masih layak diolah, lakukan pengujian
sebagai berikut: masukkan telur dalam wadah yang sudah diisi penuh dengan air.
Jika telur tenggelam, artinya telur masih layak dikonsumsi. Pastikan juga telur
tidak retak.
4. Bersihkan telur dari kotoran yang menempel kemudian keringkan dengan lap.
Amplas permukaan telur agar pori-pori terbuka.
Cara Membuat Telur asin
i. Buatlah larutan garam.
ii. Tumbuk bata merah sampai lembut sebanyak setengah ember besar, tambahkan
larutan garam ke dalam tumbukan bata tersebut, aduk hingga merata.
iii. Masukan telur ke dalam ember tersebut, pastikan semua telur tertutup dengan
adonan bata merah.
iv. Tutup wadah tersebut dan simpan yang rata dan sejuk, lama perendaman yaitu
11 hari.
v. Setelah melewati batas waktu yang ditetukan saatnya proses perebusam,
sebelum di rebus cuci telur menggunakan air hingga bersih. Perhatikan cara
merebus telur asin. Untuk hasil rebusan yang baik, teur di rebus dengan api
kecil, gunanya agar telur tidak pecah karena benturan sesama telur jika apinya
besar. Waktu perebusan telur selam 4 jam agaar telur dapat tahan lama sampai
kurang lebih satu bulan.
vi. Tiriskan telur yang telah di rebus hingga kering.
vii. Beri label atau cap pada telur.
Proses Distribusi
Dalam proses distribusi produsen mengantarkan sendiri pesanan-pesanan telur
asinnya ,mulai dari warung kecil hingga warung makan, pasar, tukang sayur dan
perumahan di daerah Salatiga hingga Semarang ada juga yang mengambil sendiri
telur asinnya di rumah produsen.
Harga Penjualan
Pembeli Harga Keterangan
Grosir Rp 2.200,-
Tidak menerima penggantian atau pengembalian telur cacat
Pasar Rp 2.300,- sampai Rp2.400,-
Tidak menerima penggantian atau pengembalian telur cacat
Warung Rp 2.500,-
Tidak menerima penggantian atau pengembalian telur cacat
Konsumen di perumahan
Rp 3.000,-
Menerima penggantian atau pengembalian telur cacat
Perhitungan Keuntungan
Harga bahan baku
i. Misal setiap 250 butir telur,
Rp 1.700,- per butir
250butit x Rp 1.700=¿ Rp 425.000,-
ii. Garam beryodium per 250 butir, 1 kg
Rp 3.600,-
iii. Bata merah 1 buah Rp 650,-
Membutuhkan 10 bata merah setiap 250 butir telur
Rp 650 x 10 = Rp 6.500,-
iv. 1/3 kg gas LPG setiap kali perebusan telur asin
Rp 6.000,-
v. Biaya transport 1 liter Rp 8.000,-
Total biaya produksi
Rp 425.000,-
Rp 3.600,-
Rp 6.500,-
Rp 6.000,-
Rp 8.000,- +
(Rp 449.100,-)
Total penjualan
Misal
Grosir (150 butir) = Rp 330.000,-
Pasar (50 butir) = Rp 115.00,-
Warung (25 butir) = Rp 62.500,-
Konsumen di Perumahan (25 butir) = Rp 75.000,- +
Rp 582.500,-
Resiko pengembalian / penggantian di perumahan
Misal (5 butir) (Rp 15.000,-)
Resiko telur cacat / pecah dari peternak
Misal (9 butir) (Rp 15.300,-)
Total keuntungan Rp 103.100,-
Jadi apabila produsen dalam satu kali produksi menghasilkan (500 butir telur asin) akan mendapatkn keuntungan sebesar Rp 206.200,-
2.2 Penentuan jumlah produksi
Dalam menentukan jumlah produksi, produsen melihat dari beberapa faktor diantaranya pada faktor musim, jumlah permintaan,serta pada momen-momen tertentu misal: hari raya, acara resepsi, dll dan faktor persediaan yang ada.
i. Faktor musim: ketika musim kemarau jumlah telur asin yang diproduksi cenderung
berkurang dari musim penghujan dikarenkan pada musim kemarau bebek tidak
bertelur banyak sehingga jumlah telur bebek yang ditetaskan hanya sedikit, akibatnya
telur asin yang diproduksi menjadi berkurang dari musim hujan.
ii. Faktor permintaan: ketika permintaan meningkat maka produsen juga akan
meningkatkan jumlah produksi telur asinnya.
iii. Momen-momen tertentu: pada momen-momen tertentu misalnya hari raya jumlah
permintaan meningkat hampir 2 kali lipat dari permintaan hari-hari tertentu.
iv. Faktor persediaan: ketika persediaan yang ada telah habis atau menipis maka
produsen akan meningkatkan jumlah produsi telur asinnya.
2.3 Penentuan harga atas komoditas yang diproduksi
Dalam menentukan harga atas komoditas telur asin yang diproduksi oleh produsen berbeda beda, didasarkan atas jumlah yang dibeli, lokasi serta pelanggan tetap. Produsen menjualnya per butir dengan harga 2.200 rupiah dalam pembelian jumlah yang banyak (diatas 100 butir), 2.500 rupiah untuk dijual di warung, 2.300 sampai 2.400 untuk penjual di pasar (tidak menerima penggantian atau pengembalian cacat telur) dan 3.000 rupiah untuk di perumahan (produsen menerima resiko penggantian atau pengembalian telur apabia terdapat cacat). Seperti pada tabel di bawah ini:
Pembeli Harga Keterangan
Grosir 2.200
Tidak menerima penggantian atau pengembalian telur cacat
Pasar 2.300-2.400
Tidak menerima penggantian atau pengembalian telur cacat
Warung 2.500
Tidak menerima penggantian atau pengembalian telur cacat
Konsumen di perumahan
3.000
Menerima penggantian atau pengembalian telur cacat
2.4 Pertimbangan yang mendasari konsumen mengambil komoditas telur asin dari
produsen yang kami observasi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli komoditas telur asin dari produsen yang kami observasi, diantaranya:
Konsumen pertama: alasanya karena telah menjadi pelanggan sejak lama sehingga tidak ingin beralih dari produsen telur asin yang kami observasi. Alasan yang kedua karena produsen menjaga kualitas telur asin yang diproduksinya.
Konsumen yang kedua: alasannya dikarenakan telur asin yang diproduksi berbeda dari telur asin yang lain, tidak berbau amis, masir, dan tetap baik atau enak dimakan meskipun telah disimpan selama 10 hari.
Konsumen yang ketiga: alasannya karena produsen menerima penggantian atau pengembalian telur asin apabila terdapat cacat (konsumen di perumahan), selain itu telur asin yang diproduksi berkualitas bagus dan tahan lama.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menjadikan konsumen mengambil telur asin dari produsen yang kami observasi, karena produsen menjaga kualitas telur asinnya dan menjaga kepercayaan pelanggan.
2.5 Penentuan harga beli konsumen
Konsumen dalam membeli suatu produk atau komoditi didasarkan pada beberapa aspek diantaranya: pendapatan dan kualitas. Untuk konsumen telur asin sendiri biasanya menentukan harga belinya lebih cenderung memilih dengan kualitas yang bagus.
2.6 Proses terbentuknya harga pasar melalui kurva permintaan dan penawaran
Seorang penjual tentu saja ingin menjual produknya dengan harga tinggi agar
mendapat keuntungan yang maksimal. Keinginan antara penjual dan pembeli yang
bertolak belakang ini, bila bertemu di pasar akan menyebabkan adanya tawar menawar.
Apabila terjadi kesepakatan dalam kegiatan tawar menawar ini, maka terjadilah
permintaan dan penawaran. Dengan demikian, dapat dikatakan ekuilibrium pasar terjadi
apabila pada suatu tingkat harga tertentu jumlah barang yang diminta di pasar sama
dengan jumlah barang yang ditawarkan di pasar tersebut.
Kurva permintaan mempunyai slope negatif dan kurva penawaran mempunyai slope positif. Jika kedua kurva ini bertemu, maka kita temukan titik potong. Titik potong inilah yang disebut titik keseimbangan pasar. Pada titik keseimbangan ini penjual dan pembeli sama-sama puas, antara penjual dan pembeli terjadi kesepakatan harga. Perhatikanlah bagaimana harga keseimbangan terbentuk pada contoh berikut ini.
Misal
Harga per butir Penawaran (butir)
1 3.000 70
2 2.750 60
3 2.500 50
4 2.250 40
5 2.000 30
P S3000 A
2750 B
2500 C
2250 D
2000 E
Q30 40 50 60 70
Gambar kurva penawaran
Harga per butir Permintaan (butir)
1 3.000 30
2 2.750 60
3 2.500 50
4 2.250 60
5 2.000 70
P
3000 A
2750 B
2500 C
2250 D
2000 E
Q30 40 50 60 70
Gambar kurva permintaan
D
Tabel Penggabungan permintaan dan penawaran
Harga per butir Penawaran per butir Permintaan per butir
A 3000 70 30
B 2750 60 40
C 2500 50 50
D 2250 40 60
E 2000 30 70
P
D S
3000
2750
2500 E
2250
2000
Q30 40 50 60 70
Gambar kurva penggabungan permintaan dan penawaran
Dari tabel penggabungan permintaan dan penawaran telur asin di atas, dapat diketahui harga keseimbangan dicapai pada harga Rp 2.500,00, di mana permintaan telur sama dengan penawaran telur yaitu sebanyak 50 butir. Hal ini dapat dilihat pada kurva penggabungan permintaan dan penawaran telur, di mana harga keseimbangan (harga pasar) ditunjukkan pada titik E.
2.7 Kondisi dimana jumlah yang diminta oleh konsumen tidak dapat terpenuhi
Dalam kondisi ini produsen akan menambah jumlah produksi telur asinnya, tetapi apabila telur asin sulit didapat biasanya produsen membeli telur asin yang sudah matang dari produsen yang lain yang kualitasnya bagus dan mengambil keuntungan 100-200 rupiah per butirnya. Apabila kedua hal yang telah disebutan di atas tidak dapat dilakukan, produsen memilih untuk tidak memproduksi telur asin tujuannya untuk menjaga kepercayaan pelanggan karena apabila asal membeli atau memproduksi telur asin yang kualitasnya tidak bagus konsumen akan beralih. Alternatif yang dilakukan produsen ketika tidak dapat menjual telur asinnya karena kendala yang telah disebutkan, adalah dengan menjual telur puyuh serta telur ayam, sebab kedua jenis telur ini mudah didapatkan dari pada telur bebek.
2.8 Kondisi dimana jumlah yang diproduksi oleh pengusaha melebihi permintaan
Permintaan setiap konsumen berbeda-beda, dalam hal ini apabila terdapat stok yang melebihi permintaan maka produsen akan mendistribusikan ke pelanggan tetap, serta menawarkan ke konsumen-konsumen baru.
2.9 Cara-cara untuk menambah pangsa pasar
i. Produk
Adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk dimiliki dan dikonsumsi serta memberikan kepuasan kepada konsumen. Hal yang dilakukan oleh produsen yang kami observasi adalah dengan cara menjaga kualitas telur asin.
ii. Promosi
Merupakan berbagai hal yang dilakukan produsen untuk menjual produknya dengan cara menawarkan telur asin kepada konsumen baru.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Telur merupakan produk peternakan dan salah satu sumber protein hewani dengan rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Berbagai nilai gizi yang terkandung dalam telur antara lain terdapat protein, lemak, serta vitamin, dan mineral. Disamping itu, telur merupakan bahan makanan yang mudah rusak. Oleh karena itu, telur perlu diawetkan dengan berbagai cara, salah satunya dengan cara diasinkan.
Home industri telur asin merupakan salah satu usaha yang menjanjikan
mengingat permintaan konsumen yang meningkat. Kenaikan permintaan terhadap telur asin yang besar mendorong industri telur asin terus menawarkan produk yang lebih baik dan menghasilkan keuntungan yang maksimal.
3.2 Saran
1. Kepada produsen telur asin untuk melakukan survei untuk memperluas pangsa
pasarnya serta melakukan inovasi dengan pengemasan yang baik dan menarik
sehingga konsumen lebih berminat untuk membeli produk telur asinnya.
2. Produsen agar tetap menjaga kualitas telur asin yang diproduksinya serta menjaga
kepercayaan konsumen.
Lampiran
LAMPIRAN 1.
DATA HASIL OBSERVASI HOME INDUSTRI TELUR ASIN
Lokasi Industri : Nyamat, Krajan RT. 02 RW. 01, Salatiga
Nama Pemilik : Ibu Sumarni
No. HP : 085640033741
Bahan Baku : Telur dan Garam
Gambar 1.1 Proses cuci telur
Gambar 1.2 Proses merendam telur
Gambar 1.3 Proses memasak telur
Gambar 1.4 Proses pemilihan telur
Gambar 1.5 proses pemilihan telur
Gambar 16 Proses penataan telur asin
Gambar 1.7 telur yang siap dipasarkan
Gambar 1.8 dokumentasi dengan narasumber
top related