Laporan Kasus Kpd Dan Dmg Hanny Novia Rini (1220221117)
Post on 23-Nov-2015
47 Views
Preview:
DESCRIPTION
Transcript
LAPORAN KASUS KETUBAN PECAH DINI DAN DIABETES MELITUS GESTASIONAL
Laporan KasusKETUBAN PECAH DINI DIABETES MELITUS GESTASIONAL&HANNY NOVIA RINI1220221117FK UPN VETERAN JAKARTA
Laporan KasusKETUBAN PECAH DINI&DIABETES MELITUS GESTASIONALPENDAHULUANBAB I
Laporan KasusKETUBAN PECAH DINI&DIABETES MELITUS GESTASIONALLAPORAN KASUSBAB IIIDENTITASPASIENNo. RM: 361009Inisial: Ny. YUsia: 25 tahunTanggal lahir: 23 Maret 1989Pendidikan: SMKPekerjaan: Ibu Rumah TanggaAgama: IslamSuku: SundaGol. Darah: OAlamat: Kodam, BekasiMasuk RS: 25 Maret 2014
Laporan KasusKETUBAN PECAH DINI&DIABETES MELITUS GESTASIONAL4SUAMIInisial: Tn. SUsia: 40 tahunPendidikan: SMAPekerjaan: PNS-ADAgama: IslamSuku: SundaGol. Darah: O
IDENTITAS
Laporan KasusKETUBAN PECAH DINI&DIABETES MELITUS GESTASIONALANAMNESISAutoanamnesis dan Alloanamnesis dilakukan pada tanggal 26 Maret 2014 Pukul 13.00 WIB.Keluhan utamaKeluar air-air sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit.
Laporan KasusKETUBAN PECAH DINI&DIABETES MELITUS GESTASIONALPasien datang ke IGD Kebidanan RSPAD Gatot Soebroto dengan keluhan keluar air-air dari kemaluannya sejak 4 jam yang lalu. Air-air yang keluar berwarna jernih dan tidak berbau. Pasien mengaku tidak dapat menahan keluarnya air-air tersebut. Pasien mengaku sebelumnya mengalami keputihan dan sebelum keluar air-air pasien mengaku naik turun tangga sebanyak 4 kali di rumah untuk bersih-bersih rumah. Kontraksi dirasakan pasien dan tidak teratur. Keluhan tidak membaik saat istirahat sehingga pasien tidak dapat beraktifitas. Pasien merasa cemas, sehingga pasien datang ke RSPAD Gatot Soebroto. Pasien belum mengkonsumsi obat apapun untuk mengurangi keluhan ini. Riwayat keputihan diakui. Riwayat keluarnya lendir ataupun flek disangkal. Riwayat demam, menggigil dan nyeri perut bagian bawah disangkal. Gerak janin diakui aktif.Riwayat Penyakit Sekarang
Kehamilan ini diakui pasien merupakan kehamilan ketiga dengan usia kehamilan 32 minggu. Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) pada 17 Agustus 2013 dengan taksiran kelahiran pada tanggal 24 Mei 2014. Pasien kontrol rutin kehamilan di Poli Obstetri RSPAD Gatot Soebroto dengan riwayat kencing manis selama kehamilan.
Riwayat Penyakit Sekarang (Cont.)
Laporan KasusKETUBAN PECAH DINI&DIABETES MELITUS GESTASIONAL
Riwayat HaidMenarch: Usia 11 tahunHaid: TeraturSiklus: 28 hariLama haid: 7 hariBanyaknya haid: 3x ganti pembalut/hariNyeri haid: Tidak adaHPHT: 17 Agustus 2013Riwayat KBMenggunakan KB suntik 3 bulan. Sejak Mei 2013 tidak menggunakan KB lagi.
Riwayat pernikahanMenikah usia 21 tahun dan sudah menikah selama 4 tahun, merupakan pernikahan pertama bagi pasangan suami dan istri.
Riwayat Obstetri
Hipertensi: DisangkalKencing manis: Disangkal Asma : DisangkalAlergi : DisangkalPenyakit jantung: DisangkalPenyakit ginjal: DisangkalRiwayat operasi: DisangkalRiwayat dirawat di RS: Disangkal
Riwayat Penyakit DahuluHipertensi: DisangkalKencing manis: DiakuiAsma : DisangkalAlergi: DisangkalPenyakit jantung: DisangkalPenyakit ginjal: Disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
11ANC dilakukan rutin di RSPAD Gatot Soebroto. Pasien dinyatakan Diabetes Melitus Gestasional. Sudah dikonsul ke bagian gizi dan dianjurkan untuk diet 1900kkal/hari dan cukup serat. Riwayat keputihan (+) 3x selama kehamilan ini.Catatan Penting Selama Asuhan Antenatal
Laporan KasusKETUBAN PECAH DINI&DIABETES MELITUS GESTASIONALPEMERIKSAAN FISIKDilakukan pada tanggal 26 Maret 2014 Pukul 13.00 WIB.Status GeneralisDalam batas normalStatus PsikiatrikusDalam batas normal
Status ObstetrikusPemeriksaan LuarLI: TFU 26 cm, pada fundus uteri teraba bagian lunak, tidak melenting (bokong)LII: pada perut bagian kanan teraba lebar seperti papan(punggung), sedangkan pada bagian kiri teraba bagian kecil-kecil (ektremitas)LIII: Bagian terendah janin teraba besar, bulat dan keras(kepala)LIV: Kepala janin sudah masuk PAP (4/5)Auskultasi: DJJ 140 dpm, regular, kualitas kuatKontraksi: (+), tidak teraturPenilaian: Janin tunggal hidup, letak memanjang, presentasi kepala, punggung kanan, sudah masuk pintu atas panggul (4/5), kontraksi positif irregular, DJJ 140 dpm
InspeksiAnogenital: Vulva dan vagina tenang, discharge pervaginam (+)Inspekulo: Portio licin, ostium terbuka 1 cm, flour albus (+), fluksus (-), valsava (+), tampak cairan mengalir dari ostium, tes lakmus (+)
Periksa DalamPortio kenyal, arah belakang, panjang 3cm, pembukaan 1 cm, ketuban (+), kepala Hodge I
Pelvimetri klinisTidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK03/11/2013Ultrasonografi Abdomen (Trimester I)Hasil pemeriksaan: Janin tunggal hidup intra uterineCRL 4,54 cm, sesuai dengan kehamilan 12 minggu
PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK
02/01/2014Ultrasonografi Abdomen (Trimester II)Hasil pemeriksaan:Janin: Janin tunggal hdup intra uterinPlacenta: Berimplantasi di korpus depanAmnion: kesan relative cukupBiometri: BPD 48 mm, HC 173 mm, AC 147mm, FL 32 mm, HL 32 mm, CD 20mm (sesuai hamil 19 minggu 1 hari)Jantung: DJJ 152 dpm, regular. Gambaran 4 CV normalAnomali: Saat ini tidak tampak anomali mayorDoppler: Tidak dilakukanAktivitas: Baik
Penilaian: Janin tunggal hidup intrauterine dan biometri sesuai hamil 20 mingguSaran: ANC teratur
PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK
14/03/2014 Lab Kimia
16/03/2014HbA1c Hasil: 4Nilai normal: Baik 8PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK
26/03/2014Ultrasonografi Abdomen (Trimester III)Janin: Presentasi kepala tunggal hidupPlacenta: Berimplantasi di korpus depan, maturasi grade IAmnion: ICA : 7,00Biometri: (sesuai kehamilan 31 minggu) BPD : 84 mm; HC : 291 mm; AC : 288 mm; FL : 60 mm; EFW : 1615 gramJantung: DJJ 154 dpm, regularAnomali: Air ketuban berkurangDoppler: Tidak dilakukanAktivitas: BaikKesimpulan : G3P0A2 hamil 31 minggu, Janin presentasi kepala tunggal hidup, biometri sesuai dengan usia kehamilan 31 minggu, DJJ 154 dpm regular, air ketuban berkurang.
RESUMEPasien G3P0A2 hamil 32 minggu datang ke RSPAD dengan keluhan keluar air-air sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit. Air-air yang keluar berwarna jernih dan tidak berbau. Pasien mengaku tidak dapat menahan keluarnya air-air tersebut. Pasien mengaku sebelumnya mengalami keputihan dan sebelum keluar air-air pasien mengaku naik turun tangga sebanyak 4 kali di rumah untuk bersih-bersih rumah. Kontraksi dirasakan pasien dan tidak teratur.Keluhan tidak membaik saat istirahat sehingga pasien tidak dapat beraktifitas. Gerak janin aktif. Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) pada 17 Agustus 2013 dengan taksiran kelahiran pada tanggal 24 Mei 2014.
Pada pemeriksaan fisik tanggal 26 Maret 2014 didapatkan hasil : Keadaan umum: Tampak sakit sedang Kesadaran: Compos MentisTinggi Badan: 150 cm Berat Badan: 59 kgIMT: 25,54 kg/m2Tekanan Darah: 120/80 mmHgNadi: 80x/menit, teraturPernapasan: 20x/menit, teraturSuhu: 36,30 C. RESUME
Inspeksi anogenital didapatkan vulva dan vagina tenang, discharge pervaginam (+), sedangkan pada inspekulo didapatkan hasil berupa portio licin, ostium terbuka 1 cm, valsava (+) dan tampak cairan ketuban keluar dari ostium uteri eksterna (OUE) dengan tes lakmus (+). Dari pemeriksaan dalam, hasilnya adalah portio kenyal, posterior, ostium terbuka 1cm dan ketuban dinyatakan (+).
Pasien teratur melakukan Ante Natal Care (ANC) di RSPAD Gatot Soebroto. Dari hasil pemeriksaan gula darah puasa (GDP) dan gula darah 2 jam post pembebanan glukosa (TTOG) pada usia kehamilan 30 minggu ditemukan kadar gula darah puasa (GDP) 87mg/dL dan gula darah 2 jam post pembebanan glukosa (TTOG) sebesar 150mg/dL. Pada riwayat penyakit dahulu, pasien menyangkal menderita diabetes melitus dan pada pemeriksaan GDP sebelum hamil diperoleh hasil GDP 78 mg/dL, pada usia kehamilan 19 minggu didapatkan hasil GDP dan TTOG 75 dan 85 mg/dL. Dari hasil Ultrasonografi Abdomen (USG) Abdomen (26/03/2014) diperoleh kesimpulan: hamil 31 minggu, Janin presentasi kepala tunggal hidup, biometri sesuai dengan usia kehamilan 31 minggu, DJJ 154 dpm, air ketuban berkurang
RESUME
DIAGNOSIS KERJA
IBUG3P1A2 Hamil 31 minggu 4 hari, ketuban pecah 4 jam, kontraksi (skor tokolisis = 7), air ketuban berkurangDiabetes Melitus Gestasional (DMG)JANINTunggal, Hidup intrauterine, Presentasi kepala
PROGNOSISIBU: Dubia Ad BonamJANIN: Dubia
PENATALAKSANAAN AWALRencana DiagnostikCek DPL, UL, GDSObservasi nadi/jam, suhu/4 jamObservasi tanda-tanda vital dan kompresi tali pusatCTGObservasi DJJ/jamObservasi kontraksi/jamUSG Feto Maternal
Rencana TerapiTokolisis dengan nifedipin 3x20 mg/hari PO sampai kontraksi berhentiPematangan paru dengan dexametason 2x6 mg selama 2 hariClindamisin 2x300 mg PODiet DM 1900kkal, cukup serat
Rencana EdukasiMenjelaskan saat ini usia kehamilan 32 minggu, ketuban sudah pecah. Saat ini direncanakan untuk pemberian antibiotik dan pematangan paru.
CATATAN KEMAJUAN PERAWATAN (S.O.A.P)
Laporan KasusKETUBAN PECAH DINI&DIABETES MELITUS GESTASIONALTINJAUAN PUSTAKABAB IIIKETUBAN PECAH DINI (1)Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum proses persalinan dimulai. 1 Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm. 2Definisi
Laporan KasusKETUBAN PECAH DINI&DIABETES MELITUS GESTASIONALKETUBAN PECAH DINI (2)
Volume cairan amnion pada kehamilan aterm rata-rata ialah 800ml, cairan amnion memiliki pH 7,2 dan massa jenis 1,008.Setelah 20 minggu produksi cairan berasal dari urin janin. Sebelumnya cairan amnion juga banyak berasal dari rembesan kulit, selaput amnion dan plasenta. Janin juga meminum cairan amnion (diperkirakan 500ml/hari).Cairan ada yang masuk ke paru sehingga penting untuk perkembangannya. 1
Fisiologi Selaput Dan Cairan Amnion
Laporan KasusKETUBAN PECAH DINI&DIABETES MELITUS GESTASIONAL
Gambar. Selaput ketuban
Laporan KasusKETUBAN PECAH DINI&DIABETES MELITUS GESTASIONAL
Laporan KasusKETUBAN PECAH DINI&DIABETES MELITUS GESTASIONALKETUBAN PECAH DINI (3)Terjadi pada 8-10% pada kehamilan aterm
Pada kehamilan preterm terjadi pada 2 - 4% kehamilan tunggal dan 7-10% pada kehamilan kembar.
Insidens
Laporan KasusKETUBAN PECAH DINI&DIABETES MELITUS GESTASIONALKETUBAN PECAH DINI (4)Menjelang usia kehamilan cukup bulan, kelemahan fokal terjadi pada selaput janin diatas os servikal internal yang memicu robekan di lokasi ini.
Beberapa proses patologis (termasuk perdarahan dan infeksi).Etiologi
Laporan KasusKETUBAN PECAH DINI&DIABETES MELITUS GESTASIONAL
KETUBAN PECAH DINI (5)InfeksiInkompetensia Serviks Tekanan intra uterin yang meningkat secara berlebihan (overdistensi uterus)TraumaKelainan letakKeadaan sosial ekonomiFaktor lainEtiologi
Laporan KasusKETUBAN PECAH DINI&DIABETES MELITUS GESTASIONAL
KETUBAN PECAH DINI (6)
Laporan KasusKETUBAN PECAH DINI&DIABETES MELITUS GESTASIONALPatofisiologiKETUBAN PECAH DINI (7)DIAGNOSISAnamnesis Pasien mengetahui cairan yang keluar atau tidakCairan keluar terus atau tidakWarna cairan yang keluar2. Pemeriksaan fisikPeriksa tanda-tanda vital pasien yaitu kesadaran, tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu badan. Apa ada tanda infeksi seperti suhu badan meningkat dan nadi cepat.3. Pemerikaan obstetrikPalpasiMemastikan kondisi janinAuskultasi
Inspeksi vulvaPemeriksaan spekuloPemeriksaan dalam4. Pemeriksaan penunjangTes lakmusMakroskopik (tes pakis)USGCardiotocographyLaboratoriumTes EvaporasiFlourescein atau pewarnaan intraamniotikTes diamin oksidaseFibronektin fetalTes alfa fetoprotein
KETUBAN PECAH DINI (8)KOMPLIKASIPersalinan prematureInfeksiHipoksia dan asfiksiaSindrom deformitas janin
KETUBAN PECAH DINI (9)PENATALAKSANAANBeberapa hal dasar yang harus dilakukan sebelum melakukan tindakan yaitu: Memastikan diagnosisMenentukan usia kehamilanEvaluasi ada tidaknya infeksi maternal ataupun infeksi janinTanda-tanda inpartu dan gawat janin
Algorithm for evaluation and management of preterm premature rupture of the membranes (pPROM). (Mercer BM: Premature rupture of the membranes. Obstet Gynecol 101:178193, 2003.)
DIABETES MELITUS GESTASIONAL (1)DEFINISIDiabetes melitus gestasional (DMG) adalah intoleransi glukosa yang dimulai atau baru ditemukan pada waktu hamil. Tidak dapat dikesampingkan kemungkinan adanya intoleransi glukosa yang tidak diketahui yang muncul seiring kehamilan. Setelah ibu melahirkan, keadaan DMG sering akan kembali ke regulasi glukosa normal. 6
DIABETES MELITUS GESTASIONAL (2)KOMPLIKASIIBU: meningkatkan resiko terjadinya preeklampsia, seksio sesarea dan terjadinya diabetes melitus tipe 2 di kemudian hari. JANIN : meningkatkan resiko terjadinya makrosomia, trauma persalinan, hiperbilirubinemia, hipoglikemia, hipokalsemia, polisitemia, hiperbilirubinemia neonatal, sindroma distress neonatal (RDS) serta meningkatnya mortalitas atau kematian janin.
DIABETES MELITUS GESTASIONAL (3)PATOFISIOLOGI
DIABETES MELITUS GESTASIONAL (4)FAKTOR RESIKORiwayat KebidananRiwayat pernah melahirkan anak mati tanpa sebab yang jelasRiwayat pernah melahirkan bayi dengan cacat bawaanPernah melahirkan bayi dengan berat badan lahir > 4000 gram Abortus > 2 kali berturut-turutPernah preeklamsia dan Polihidramnion
Riwayat ibuPernah diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnyaRiwayat DM dalam keluargaUsia ibu > 30 tahunIbu dengan obesitas atau kegemukanInfeksi saluran kencing dan kandidiosis vagina yang berulang pada kehamilan.
DIABETES MELITUS GESTASIONAL (5)DIAGNOSIS
DIABETES MELITUS GESTASIONAL (6)PENATALAKSANAAN
Tabel. Protokol terapi insulin yang direkomendasikan
BAB IVANALISIS KASUSIDENTIFIKASI PERMASALAHANG3P0A2 hamil 32 minggu + 4 hari dengan ketuban pecah dini preterm belum inpartuAnamnesiskeluhan keluar air-airkeputihan beberapa hari sebelum ketuban pecah (f.predisposisi)periodontitis (f.predisposisi)Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) tanggal 17 Agustus 2013Pemeriksaan Fisikinspekulo : portio licin, ostium terbuka 1 cm, valsava (+) dan tampak cairan ketuban keluar dari ostium uteri eksterna (OUE). pemeriksaan dalam : portio kenyal, posterior, ostium terbuka 1cm dan ketuban dinyatakan (+)Pemeriksaan PenunjangUltrasonografi Abdomen (USG) : air ketuban berkurang (ICA : 7,00)
Penatalaksanaan tokolisis dengan nifedipin tablet 4x10mgpematangan paru dengan dexametason 2x6mg selama 2 hariantibiotik Clindmisin 2x300mg POcairan 3000ml/24jamvitamin C 2x400mg IV2. Diabetes Melitus Gestasional (DMG)Anamnesiskeluarga (ibu) dengan kencing manis f. resikoPemeriksaan FisikStatus antropologi dalam batas normalPemeriksaan Penunjangsebelum hamil : - GDP 78 mg/dLhamil 19 minggu : GDP 75 mg/dL TTOG 85 mg/dLhamil 30 minggu : gula darah puasa 87 mg/dL TTOG 150 mg/dLbila kadar glukosa darah puasa < 126 mg/dl, tetapi kadar glukosa darah 2 jam antara 126-199 mg/dl disebut tes toleransi glukosa terganggu (TGT)
Khusus untuk wanita hamil, mereka yang tergolong TGT harus diobati sebagai DM
Penatalaksanaan diet DM 1900 kkal dan cukup seratberasal dari perhitungan cara Broca yaitu BB Ideal = (TB 100) 10% dari BB sekarang.Kebutuhan basal wanita = 25 kalori/kgBB idealBB ideal = (150 100) (10% x 59kg) = 44, 1Kebutuhan basal = 44,1 x 25 kalori = 1102,5 kaloriKoreksi atau penyesuaianAktivitas ibu (bekerja) = + 30% dari kebutuhan basal = 330,75 kaloriKalori untuk kehamilan trimester III = 500 kaloriTotal Kalori diet per hari = 1102,5 + 330,75 + 500 = 1933,25 kalori ~ 1900 kalori
Rencana terminasi setelah pematangan paru Pada tanggal 30/03/2014 berlangsung SCTPP pada ibu dengan diagnosis G3P0A2 hamil 32 minggu, KPD 3 hari, JPKTH dengan kontraksi berulang. Penulis merasa kurang setuju dengan diagnosis tersebut karena berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang ditemukan hasil suhu: 37.9 oC, Nadi: 103x/menit, Leukosit: 21100/uL, CRP Semi kuantatif : 24 mg/ L dan CTG dengan hasil: frekuensi dasar 161 dpm maka penulis lebih mengarah kepada diagnosis kerja berupa G3P0A2 hamil 32 minggu dengan infeksi intra uterin (IIU). Prinsip penatalaksanaan kehamilan dengan IIU adalah segera terminasi kehamilanPrinsip pemilihan metode persalinan pervaginam maupun SCTPP didasarkan pada keadaan ibu dan janin. Pada kasus ini dimana keadaan janin dan ibu kurang baik dengan pembukaan hanya 3cm maka pilihan SCTPP merupakan metode persalinan terpilih.
top related