Transcript
7/25/2019 Laporan Io
1/21
INTERAKSI OBAT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Farmakologi merupakan ilmu mengenai pengaruh senyawa
terhadap sel hidup. Senyawa ini biasanya disebut obat dan lebih
menekankan pengetahuan yang mendasari manfaat dan resiko
penggunaan obat. Farmakologi mempunyai keterkaitan khusus dengan
farmasi yaitu ilmu mengenai cara membuat, memformulasi, menyimpan
dan menyediakan obat. Tanpa pengetahuan farmakologi yang baik,
seorang farmasis dapat memberikan masalah kepada pasien karena tidak
ada obat yang aman secara murni. Hanya dengan penggunaan yang
cermat obat akan bermanfaat tanpa efek samping tidak diinginkan yang
tidak mengganggu.
Program farmakokinetik banyak dirancang untuk mengolah data
konsentrasi obat yang diperoleh dari sampel darah menjadi parameter
farmakokinetik secara otomatis pada rute pemberian intravena dengan
pemodelan satu dan dua kompertemen terbuka. ntuk memberikan efek
biologis, obat dalam bentuk aktifnya harus berinteraksi dengan reseptor
atau tempat aksi. Sebelum mencapai reseptor, obat terlebih dahulu harus
melalui proses farmakokinetik. !bat yang diberikan dengan rute intravena
dapat memberikan efek yang sangat cepat karena obat langsung masuk
ke dalam pembuluh darah. !bat yang diberikan bersamaan biasanya
NURNANINGSIH ANDI MIFTAHULJANNAH15020130107
7/25/2019 Laporan Io
2/21
INTERAKSI OBAT
dapat saling berinteraksi atau saling "mempengaruhi efek obat yang satu
dengan yang lainnya. Hal inilah yang melatarbelakangi praktikum tersebut.
B. Maksud Percobaan#dapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mempelajari dan
mengetahui interaksi obat theofilin dan dia$epam.C. Tujuan Percobaan
#dapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan efek
interaksi obat teofilin dan dia$epam.
D. Prinsi Percobaan
Penentuan interaksi obat antara theofilin dan dia$epam yang
diberikan secara oral terhadap hewan coba tikus %Rattus novegitus)
berdasarkan perhitungan dengan melihat serapan sampel pada spektro
uv&vis.
NURNANINGSIH ANDI MIFTAHULJANNAH15020130107
7/25/2019 Laporan Io
3/21
INTERAKSI OBAT
BAB II
TIN!AUAN PU"TA#A
A. Teori U$u$
Farmakokinetik dapat didefinisikan sebagai setiap proses yang
dilakukan tubuh terhadap obat, yaitu absorpsi, distribusi, metabolisme dan
eksresi. 'alam arti sempit, farmakokinetik khususnya mempelajari
perubahan&perubahan konsentrasi dari obat dan metabolitnya dalam
darah dan jaringan sebagai fungsi dari waktu %Shargel, ()*(+.
Secara singkat dapat dikatakan interaksi obat terjadi jika suatu
obat mengubah efek obat lainnya. erja obat yang diubah dapat menjadi
lebih atau kurang aktif %Harkness, *--+
Pemberian obat melalui mulut disebut per oral atau per os
merupakan cara pemberian yang paling banyak dilakukan. euntungan
cara per os adalah murah, mudah, enak dan menyenangkan serta paling
aman karena lebih mudah ditolong. Pertolongan yang diberikan ketika
keracuanan akut timbul adalah dengan merangsang muntah, bilas
lambung, pemberian penawar dan pemberian pencahar untuk mengurangi
penyerapan. Pertolongan demikian dapat dilakuka, karenaa penyerapan
obat per os memerlukan waktu yang relative lama. erugiannya adalah
tidak mungkin diberikan jika penderita tidak sadar, muntah&muntah,
sebagian obat memberikan rasa mual dan nyeri lambung atau dirusak
oleh asam lambung. Selain itu, isi lambung juga mempengaruhi
NURNANINGSIH ANDI MIFTAHULJANNAH15020130107
7/25/2019 Laporan Io
4/21
INTERAKSI OBAT
keteraturan atau kecepatan penyerapan obat. #dakalanya cara per oral
juga digunakan pada obat yang berefek lokal pada saluran cerna seperti
laksan %pencahar+, digestan, antacid non&sistemik dan sebagainya.
%/ahya, *--0+
1nteraksi farmakodinamik adalah interaksi antara obat yang
bekerja pada sistem reseptor, tempat kerja atau system fisiologik yang
sama sehingga terjadi efek yang aditif, sinergistik, atau antagonistik, tanpa
ada perubahan kadar plasma ataupun profil farmakokinetik lainnya.
1nteraksi farmakodinamik umumnya dapat diekstrapolasikan ke obat lain
yang segolongan dengan obat yang berinteraksi, karena klasifikasi obat
adalah berdasarkan efek farmakodinamiknya. Selain itu, umumnya
kejadian interaksi farmakodinamik dapat diramalkan sehingga dapat
dihindari sebelumnya jika diketahui mekanisme kerja obat. 2ontoh
interaksi obat pada reseptor yang bersifat antagonistik misalnya3 interaksi
antara 4& bloker dengan agonis&4( pada penderita asma5 interaksi antara
penghambat reseptor dopamine %haloperidol, metoclo&pramid+ dengan
levodopa pada pasien parkinson %6itawati, ())+.
1nteraksi farmasetik atau disebut juga inkompabilitas farmasetik
bersifat langsung dan dapat secara fisik atau kimiawi, miasalnya
terjadinya presipitasi, perubahan warna, tidak terdeteksi %invisible+ yang
selanjutnya menyebabkan obat menjadi tidak aktif. 2ontoh interkasi
karbenisilin dengan gentamisin terjadi inaktivasi5 fenitoin dengan larutan
NURNANINGSIH ANDI MIFTAHULJANNAH15020130107
7/25/2019 Laporan Io
5/21
INTERAKSI OBAT
de7trose 89 terjadi presipitasi5 amfoterisin : dengan larutan ;a2l
fisiologik terjadi presipitasi %6itawati, ())+.
1nteraksi dalm proses farmakokinetik yaitu absorpsi, distribusi,
metabolism dan eksresi %#'+3
a. Farmakodinamik, yaitu efek obat terhadap tubuh
b. Farmakokinetik yaitu bagaiman tubuh mempengaruhi obat dengan
berlalunya waktu %yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi+.
B. Uraian %bat*. * Teofilin? %'itjen P!
7/25/2019 Laporan Io
6/21
7/25/2019 Laporan Io
7/21
INTERAKSI OBAT
BAB IIIMET%D%L%'I PE(C%BAAN
A. Alat dan Ba)an
a. #lat yang digunakan
#lat&alat yang digunakan pada praktikum ini ialah aluminium foil,
tabung ependorf, gunting, spoit, kanula, dan spektrofotometer.b. :ahan yang digunakan
:ahan&bahan yang digunakan pada praktikum ini ialah air, obat
teofilin, obat dia$epam, kapas, betadin dan tissue.
B. Cara #erjaa. Pembuatan bahan praktikum
Pembuatan ;a2. 'igerus hingga ;a.2
7/25/2019 Laporan Io
8/21
INTERAKSI OBAT
0. 'itimbang masing masing tikus.C. 'ipuaskan minimal jam sebelum dilakukan perlakuan.
8. 'icukur bulu pada ekor tikus agar memudahkan pengambilan
darah.c. Perlakuan percobaan
*. 'isiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dan hewan coba
tikus %Rattus norvegicus+.(. 'iambil darah sebanyak ),8 ml %ditempatkan pada tabung
eppendorf+.0. 'isentrifugasi selama *) menit dengan kecepatan *)))) rpm
C. 'iinduksi Teofilin dan 'ia$epam secara oral8. 'iamkan selama >) menit>. emudian diambil darahnya ),8 ml setiap >) menit yaitu pada
menit ke ), >), dan *().@. 'isentrifugasi selama *) menit dengan kecepaatan *)))) rpm. 'ihitung absorbansinya pada speektrofotometer-. 'icatat datanya dan dihitung parameter farmakokinetiknya.
NURNANINGSIH ANDI MIFTAHULJANNAH15020130107
7/25/2019 Laporan Io
9/21
INTERAKSI OBAT
BAB I*
HA"IL DAN PEMBAHA"AN
A. Hasil Penga$atan
'ata urva :aku
C +$, Absorban
C ),(*-
> ),0C(
),C(8
*) ),8(C
*( ),>08
NURNANINGSIH ANDI MIFTAHULJANNAH15020130107
7/25/2019 Laporan Io
10/21
INTERAKSI OBAT
B. Pe$ba)asan
Proses mulai dari masuknya obat ke dalam tubuh sampai
dikeluarkan kembali disebut farmakokinetik. ntuk menghasilkan efek,
suatu obat harus terdapat dalam kadar yang tepat pada tempat obat itu
bekerja. ntuk mencapai tempat kerja suatu obat harus melewati berbagai
membran sel tubuh.
Pada praktikum ini digunakan obat theofilin dan dia$epam yang
diberikan secara oral. Seperti yang diketahui bahwa theofilin merupakan
salahsatu contoh obat asma dan dia$epam merupakan obat golongan
ben$odia$epin =fek obat asma dapat berkurang. !bat asma digunakan
untuk membuka jalan udara di paru&paru dan untuk mempermudah
pernapasan penderita asma, sedangkan ben$odia$epin melemaskan otot
sehingga otot tidak dapat berfungsi dengan baik. #kibatnya asma tidak
sembuh sempurna. 'ia$epam dengan kelarutan lemak yang tinggi
memiliki ikatan dengan protein plasma yang kuat. Sehingga pada pasien
dengan konsentrasi protein plasma yang rendah, seperti pada cirrhosis
hepatis, akan meningkatkan efek samping dari dia$epam
Parameter farmakokinetik untuk obat yang diberikan secara oral
akan ditentukan nilai tetapan laju eliminasi, tetapan laju absorbsi, waktu
paruh, tmaks, konsentrasi maksimal obat dalam plasma, volume distribusi,
dan #2. Tetapan laju eliminasi merupakan kecepatan eliminasi obat
setelah masuk ke dalam tubuh. Tetapan laju absorbsi ialah kecepatan
NURNANINGSIH ANDI MIFTAHULJANNAH15020130107
7/25/2019 Laporan Io
11/21
INTERAKSI OBAT
absorbsi obat setelah masuk kedalam tubuh. Tmaks adalah waktu dimana
obat mencapai kadar puncak dalam plasma atau waktu dimana obat
mencapai konsentrasi maksimum dalam plasma. 2Pmaks adalah kadar
puncak atau kadar maksiumum obat dalam plasma. #2 atau area
dibawah kurva adalah area yang menunjukkan jumlah obat yang
terabsorbsi menuju area sistemik. Gaktu paruh %t*(+ adalah waktu dimana
obat meluruh setengah dari konsetrasi awal. Iolume distribusi adalah
volume darah atau plasma yang dapat mendistribusikan $at aktif.
Pada percobaan ini pertama&tama disiapkan hewan coba tikus
kemudian dipuasakn &*( jam agar lambung kosong sehingga tidak akan
ada interaksi obat antara obat dan makanan dari tikus.kemudian diberikan
obat theophyllin dan dia$epam secara oral dan pada menit ), >) dan *().
diambil darah tikus. emudian sampel darah disentrifugasi dan diambil
larutan jernihnya lalu diukur absorbansinya pada spektro uv&vis.
:erdasarkan hasil praktikum diperoleh waktu paruh yaitu *,8>C jam,
tetapan laju eliminasi yaitu ),CC0 jam&*, volume distribusi yaitu
183,059mL , tetapan laju absorbsi yaitu ),-*8 jam&*, 2pmaks yaitu @,)0C
Jg jam mB, Tmaks yaitu *,>08 jam, dan persen #2 ekstrapolasi ),)>
9. arena persen #2 lebih kecil dari ()9 maka data tersebut
dinyatakan valid
NURNANINGSIH ANDI MIFTAHULJANNAH15020130107
7/25/2019 Laporan Io
12/21
7/25/2019 Laporan Io
13/21
INTERAKSI OBAT
BAB *
PENUTUP
A #esi$ulan
K :erdasarkan hasil praktikum diperoleh waktu paruh yaitu *,8>C
jam, tetapan laju eliminasi yaitu ),CC0 jam&*, volume distribusi yaitu
183,059mL , tetapan laju absorbsi yaitu ),-*8 jam&*, 2pmaks yaitu @,)0C
Jg jam mB, Tmaks yaitu *,>08 jam, dan persen #2 ekstrapolasi ),)>
9. arena persen #2 lebih kecil dari ()9 maka data tersebut
dinyatakan valid
B "aran
Sebaiknya praktikan lebih berhati&hati lagi dalam pemberian obat
pada hewan coba.
NURNANINGSIH ANDI MIFTAHULJANNAH15020130107
7/25/2019 Laporan Io
14/21
INTERAKSI OBAT
DA-TA( PU"TA#A
'itjen P!< *-@-. Farmakope 1ndonesia =disi 111. 'epkes A1 3 Dakarta
Harkness, Aichard.*--. 1nteraksi !bat. Penerbit 1T: 3 :andung.
6itawati, Aetno. ()). Jurnal Interaksi obat dan beberapa implikasinya.
7/25/2019 Laporan Io
15/21
INTERAKSI OBAT
LAMPI(AN
Perhitungan
'ata urva :aku
C +$, Absorban
C ),(*-
> ),0C(
),C(8
*) ),8(C
*( ),>08
Hasil regresi
a N ),)(0
b N ),)8)
r N ),--
'osis obat yaitu 0)) mg
'osis obat N300mg
60kg N 8 mgg::
'osis tikus N37
6x5
mgg:: N 0),00 mgg::
'. maks tikus N30,833
1000 x200
N >,*>> mg N >*>> Jg
'ata urva Sampel
t +ja$, AbsorbanC Log c
* ),(*80,C
NURNANINGSIH ANDI MIFTAHULJANNAH15020130107
7/25/2019 Laporan Io
16/21
INTERAKSI OBAT
( ),0*(8,@
0 ),C@8 -,)C
C ),8*8-,C
8 ),0-@,0(
> ),(*00, ),8@-
@ ),*0(,*C ),00)
),*)*
*,8> ),*-0
Aumus yang digunakanuntuk mencari nilai cp
2p NAbsorbana
b
Aumus yang digunakan untuk mencari nilai Bog 2p
Bog cp N nilaicp yang telah dilogkan
Hasil regresi
!rde ) %t vs cp+ !rde * %t vs logcp+
a N *),0C a N *,@*
b N &*,*( b N &),*-0
r N &),->00@*)0 r N &),->(8>-C-
'ata ini mengikuti orde *
a. e N &%b%(,0++
N &%&),*-0 7 (,0+
N ),CC0 jam&*
b. t*( N0,693
ke
NURNANINGSIH ANDI MIFTAHULJANNAH15020130107
7/25/2019 Laporan Io
17/21
INTERAKSI OBAT
N0,693
0,443
N *,8>C jam
c. a
T 2p lama Bog 2p baru 2p baru 2p diff Bog 2p diff
* 0,C *,8(8 00,C-> (-,>8> *,C@(
( 8,@ *,00( (*,C@ *8,>- *,*-8
0 -,)C *,*0- *0,@@( C,@0( ),>@8
*. 2p lama 3 'idapatkan dari data awal
(. Bog 2pbaru 3'idapatkan dari persamaan penururnan rumus
y N a O b 7
Bog cp) N log 2p)O(k2,3
)t
y* N *,@* O %&),*-0+ 7 * N *,8(8 JgmB
y( N *,@* O %&),*-0+ 7 ( N *,00( JgmB
y0 N *,@* O %&),*-0+ 7 0 N *,*0- JgmB
0. 2pbaru 3 'idapatkan dari log 2pbaru yang telah di antilog
JgmB
7/25/2019 Laporan Io
18/21
INTERAKSI OBAT
7/25/2019 Laporan Io
19/21
INTERAKSI OBAT
e. Id NF x Do x ka
antiloga(kake)
N0,8x 6166x0,915
ant ilog1,718(0,9150,443)
N4513,512
24,656
N *0,)8- mB
;ilai a yang digunakan yaitu diambil dari nilai a pada regresi awal
f. 2pmaks N #.e&e.tmaksQ :.e&ka.tmaksQ
N 8(,(0-.e&),@(CQ *,C@).e&*,C->Q
N 8(,(0-.),CCQ *,C@).),((CQ
N (8,(0 *,(C-
N @,)0C JgmB
g. #2
*. [AUC]tn1tn
NCpn+Cpn1
2 %tn& tn&*+
7/25/2019 Laporan Io
20/21
INTERAKSI OBAT
N @,C*Jg jammB
Jg jammB
dan @ [AUC]tn1tn
NCpn+Cpn1
2 %tn tn&*+
[AUC]67
N
2,14 +3,8
2 %@ >+
N (,-@ Jg jammB
7/25/2019 Laporan Io
21/21
INTERAKSI OBAT
N *,8 Jg jammB
R#2 N C,* O @,C* O -,CC O ,8 O 8,8> O (,-@ O *,8
N C),>( Jg jammB
(. [AUC]tnt
NCPn
Ke
N1,56
0,443 N 0,8(* Jg jammB
;ilai 2pn diambil dari data paling terakhir
0. [AUC]t0t
NF . Do
Vd .Ke
N0,8x 6166
183,059x 0,443
N
4932,8
81,095
N >),(@ Jg jammB
C. 9 #2 ekstrapolasi N[AUC]tn
t
AUC 7 *))9
N3,521
40,62x100
N ),)> 9
'ata ini valid karena seperti yang kita ketahui bahwa data yang
valid itu ()9, sedangkan hasil yang kita dapatkan yaitu ),)>9.
NURNANINGSIH ANDI MIFTAHULJANNAH
top related