Laporan akhir praktikum korosi dan perlindungan logam

Post on 25-Jun-2015

1923 Views

Category:

Education

7 Downloads

Preview:

Click to see full reader

Transcript

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN

LOGAM

KELOMPOK 4

ANGGOTA : • IKSAN ABDILLAH (2613101031)• YOGI LUTFI WIGUNA (2613111047)• REZKA SETYO NUGROHO (2613111053)• DINDIN EKA ROHDYANA (2613111055)• TRIE JOKO SATRIO W. (2613113001)

LATAR BELAKANG

• Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat

reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di

lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa

yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari,

korosi disebut perkaratan.

LATAR BELAKANG

Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang

penggunaannya sangat luas dalam kehidupan sehari-hari.

Namun kekurangan dari besi ini adalah sifatnya yang sangat

mudah mengalami korosi. Padahal besi yang telah mengalami

korosi akan kehilangan nilai jual dan fungsi komersialnya. Ini

tentu saja akan merugikan sekaligus membahayakan.

Berdasarkan dari asumsi tersebut, percobaan ini difokuskan

dalam memahami mekanisme terjadinya korosi serta upaya

pencegahan terjadinya peristiwa korosi pada logam industri

khususnya pada besi

TUJUAN

• Mengetahui Sifat korosi logam dalam berbagai larutan

• Mengetahui cara pengujian korosi retak tegang (SCC).

• Mengetahui cara simulasi proteksi katodik terutama

penggunaan Anoda korban

• Mengetahui cara mekanisme terjadinya korosi galvanic.

• Mengetahui cara pengendalian korosi dengan penambahan

inhibitor ekstrak bahan alami

Jenis-Jenis Percobaan yang dilakukan1. Pengaruh berbagai larutan terhadap Korosi2. Stress Corrosion Cracking (Korosi Retak Tegang)3. Galvanik Corrosion (Korosi Galvanik)4. Pengendalian Korosi dengan metode Anoda Korban 5. Pengendalian Korosi dengan penambahan inhibitor ekstrak

bahan alami

Modul 1 Pengaruh berbagai larutan

terhadap Korosi

Tujuan Percobaan

• Mengetahui cara pengukuran potensial korosi dalam berbagai larutan (lingkungan)

• Mengetahui dan memahami penggunaan diagram pourbaix (diagram potensial-pH) dalam proses korosi

Alat dan Bahan

Alat : • Neraca Digital• pH meter• Potensio Meter• Gelas Kimia

Bahan :• Spesimen Logam• Amplas • Aseton / Alkohol• Aqua dm• HCl 0,1 M• NaCl 0,1M• NaOH 0,1M• K2CrO4 0,1M

Skema Proses Persiapkan Spesimen

Proses Perlakuan Permukaan

Penimbangan

Pengukuran Dimensi

Pengamatan pH, Potensial 1 x 24 jam selama 5 hari

Analisa & Pengolahan data

Data Pengamatan• Pengukuran Dimensi

NoPanjang (mm) Lebar (mm)

Tebal (mm)

A (mm2)A

(Inch2)Wo (gr) Wi (gr)

W (gr)

Po Pi lo li to ti

1 52,5 51,2 30,2 30,6 0,5 0,1 3149,8 4,8822 10,53 10,5 0,03

2 56,5 50,4 30 30,8 0,6 1,1 3283,28 5,089094 10,48 10,42 0,06

3 53,3 51,9 29,75 30,8 0,7 0,1 3213,58 4,981059 10,52 10,5 0,02

4 55,5 52,5 31,7 32,8 0,7 0,1 3461,06 5,364654 11,1 11,1 0

5 49,7 50,4 29,8 30,4 0,7 0,9 3209,76 4,975138 10,22 10,22 0Ket : Spesimen pada :1. Aqua dm2. HCl3. NaCl4. NaOH5. K2rO4

Data PengamatanPotensial-pH• Aqua dm

• HCL 0,1M

•NaCl 0,1M

pH 7,3 7,7 8,15 7,4 8,35 7,81Potensial 368mV 251mV 116mV 170mV 36mV 35mV

pH 0,21 0,72 1,27 2,05 4,38 4,5Potensial 163mV 11mV -187mV -134mV 87mV 142mV

pH 7,6 8,51 7,4 7,28 8,21 6,98Potensial 140mV 113mV 175mV 241mV 130mV 216mV

Data Pengamatan

• Potensial-pH•NaOH 0,1M

•K2CrO4 0,1M

pH 11,32 10,93 10,66 10,26 10,04 9,68Potensial -24mV -12mV 75mV 44mV -41mV 76mV

pH 3,49 3,6 3,85 2,05 3,72 3,27Potensial 492mV 458mV 456mV 354mV 402mV 457mV

Data Grafik

• Aqua dm

7.2 7.4 7.6 7.8 8 8.2 8.4 8.60

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4Series1; 0.368

0.251

0.106

0.17

0.0360.035

f(x) = − 0.243389629629628 x + 2.05578826666665

Diagram E-pHE (Volt)

pH

Data Grafik

• HCl 0,1M

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5

-0.25

-0.2

-0.15

-0.1

-0.05

0

0.05

0.1

0.15

0.2

Series1; 0.163

-0.011

-0.187

-0.134

0.087

0.142

f(x) = 0.0235885355626487 x − 0.041619578656263

Diagram E-pH

E (Volt)

pH

Data Grafik

• NaCl 0,1M

6.8 7 7.2 7.4 7.6 7.8 8 8.2 8.4 8.60

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

Series1; 0.14

0.113

0.175

0.241

0.13

0.216f(x) = − 0.0752779517694958 x + 0.746046703726903

Diagram E-pHE (Volt)

pH

Data Grafik

• NaOH 0,1M

9.5 10 10.5 11 11.5

-0.06

-0.04

-0.02

0

0.02

0.04

0.06

0.08

0.1

Series1; -0.024

-0.012

0.075

0.044

-0.041

0.076

f(x) = − 0.0354991815197212 x + 0.391757254295878

Diagram E-pHE (Volt)

pH

Data Grafik

• K2CrO4 0,1M

2 2.2 2.4 2.6 2.8 3 3.2 3.4 3.6 3.8 4 4.20

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

Series1; 0.4920.458 0.456

0.354

0.402

0.457f(x) = 0.0535090152565881 x + 0.258314979195562

Diagram E-pHE (Volt)

pH

Perhitungan

Perhitungan Luas Penampang A (Inch2) Aqua dmLuas Permukaan (A)• A = 2(51,2 x 30,6) + 2(51,2 x 0,1) + 2(30,6 x 0,1)

= 3149,8 mm2

= 4,8822 inch2

• Berat terkorosi (W) = 10,53 - 10,5 = 0,03 gr

Perhitungan

HCl 0,1M• A = 2(50,4x 30,8) + 2(50,4x 1,1) + 2(30,8 x 1,1)

= 3283,28 mm2

= 5,089094 inch2

• Berat terkorosi (W) = 10,48 - 10,42 = 0,06 gr NaCl 0,1M• A = 2(51,9 x 30,8) + 2(51,9 x 0,1) + 2(30,8 x 0,1)

= 3213,58 mm2

= 4,981059 inch2

• Berat terkorosi (W) = 10,52 - 10,5 = 0,02 gr

Perhitungan

NaOH 0,1M• A = 2(52,5 x 32,8) + 2(52,5 x 0,1) + 2(32,8 x 0,1)

= 3461,06 mm2

= 5,364654 inch2

• Berat terkorosi (W) = 11,1 - 11,1 = 0 gr

K2CrO4 0,1M• A = 2(50,4 x 30,4) + 2(50,4 x 0,9) + 2(30,4 x 0,9)

= 3209,76mm2

= 4,975138 inch2

• Berat terkorosi (W) = 10,22 - 10,22 = 0 gr

Laju Korosi Aqua dm• Laju Korosi = 2,386 x 10-3 mpy HCl 0,1M• Laju Korosi = 4,756 x 10-3 mpy NaCl 0,1M• Laju Korosi = 1,624 x 10-3 mpy NaOH 0,1M• Laju Korosi = 0 mpy K2CrO4

• Laju Korosi = 0 mpy

Analisa dan Pembahasan

Dari hasil data dan pengolahannya didapat bahwa spesimen mengalami korosi pada larutan Aqua dm, HCl, dan NaCl. Pada larutan NaOH dan K2CrO4 spesimen tidak mengalami korosi atau laju korosinya hampir mendekati nol. Dari hasil plot pengukuran pH-Potensial masing-masing larutan kedalam diagram pourbaix menunjukkan bahwa hanya plot larutan HCl yang berada dalam daerah korosi. 4 larutan lainnya masuk dalam daerah passif korosi.

Analisa dan Pembahasan

Untuk spesimen dalam larutan aqua dm walaupun hasil plot berada dalam wilayah passif namun korosi tetap terjadi, hal ini dapat terjadi karena hasil plot tidak terlalu jauh dari wilayah korosi, sehingga fasa Fe2O3 masih belum terlalu stabil dan kemungkinan akan membentuk Fe2+, perlu dilakukan pengamatan yang lebih rinci dari hasil pH dan potensial yang kemungkinan belum 100% akurat diakibatkan kesalahan proses pengukuran dan pemakaian alat pengukuran.

Analisa dan Pembahasan

Untuk spesimen dalam larutan HCl hasil plot menunjukan bahwa daerah HCl berada dalam daerah korosi atau kestabilan Fe2+, hal ini sesuai dengan hasil percobaan yang menunjukkan bahwa spesimen mengalami korosi/ karat dan pengurangan berat.

Analisa dan Pembahasan

Untuk spesimen dalam larutan NaCl walaupun hasil plot berada dalam wilayah passif namun korosi tetap terjadi, hal ini dapat terjadi karena hasil plot tidak terlalu jauh dari wilayah korosi, sehingga fasa Fe2O3 masih belum terlalu stabil dan kemungkinan akan membentuk Fe2+, perlu dilakukan pengamatan yang lebih rinci dari hasil pH dan potensial yang kemungkinan belum 100% akurat diakibatkan kesalahan proses pengukuran dan pemakaian alat pengukuran.

Analisa dan Pembahasan

Untuk spesimen didalam larutan NaOH dan K2CrO4 hasil plot berada dalam wilayah passif korosi, hal ini sesuai dengan hasil percobaan, karena dipermukaan spesimen 2 larutan tersebut tidak muncul karat ataupn pengurangan berat, sehingga dapat diketahui bahwa 2 larutan tersebut tidak bersifat korosif untuk baja.

Kesimpulan

• Dari kelima larutan percobaan didapat 3 larutan yang bersifat korosif yaitu Aqua dm, HCl dan NaCl dan 2 larutan yang bersifat tidak korosif yaitu NaOH dan K2CrO4

• Dari diagram pourbaix Fe dalam H2O pada 298K kita dapat mengetahui wilayah korosif, passsif dan imun suatu baja dari nilai Ph dan potensial elektrolitnya.

Modul 2Stress Corrosion Cracking

(Korosi Retak Tegang)

Tujuan Percobaan

• Mengetahui dan memahami terjadinya mekanisme stress corrosion cracking

• Mengetahui dan memahami cara menghitung laju korosi

Alat dan Bahan

Alat : • Jangka Sorong• Neraca Digital• Alat Retak Tegang • Dial Gauge• Selang Udara

Bahan :• NaCl 3%• Aqua dm • Spesimen uji tarik ST-

37

Skema Proses Persiapkan Spesimen

Pengukuran Dimensi Pembuatan Larutan NaCl 3%

Perhitungan beban tarik

pH, Potensial larutan

Analisa & Pengolahan data

Pengamatan pertambahan panjang spesimen 1 x 2jam hingga patah

Pemasangan Spesimen pada alat uji

Data Pengamatan• Pengukuran Dimensi

Spesimen Plat baja ST37

Berat Spesimen 1,419 gr

σST37 37 kg/ cm2

Larutan NaCl 3%

Waktu Pembuatan 29 Jan 2014

Waktu Pengamatan 1 x 2jam hingga patah

Panjang 1,75 cm

Lebar 0,53 cm

tebal 0,09 cm

A(Luas Penampang Uji) 0,0477 cm2

pH 8,27

E (Potensial) 0,106 V

Data Awal

Data grafik (diagram Δl – t)

2 6 10 14 18 22 26 30 34 38 42 46 50 54 58 62 66 70 74 78 82 86 90 94 98102

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

Y-Values

Time (h)

Δl(mm)

Perhitungan

Perhitungan Luas Penampang A (Inch2)

0,09 cm

0,53 cm

1,79 cm

A = 0,53 cm x 0,09 cm = 0,0477cm2

Perhitungan

Perhitungan beban uji tarik• F = σ x A = 37 kg/ cm2 x 0,0477cm2 = 1,7649 kg • Sf = 0,75 x 1,7649 kg = 1,32 kg ≈ 1,4 kg• Beban yang dipakai adalah 1,4 kg

Perhitungan

NaOH 0,1M• A = 2(52,5 x 32,8) + 2(52,5 x 0,1) + 2(32,8 x 0,1)

= 3461,06 mm2

= 5,364654 inch2

• Berat terkorosi (W) = 11,1 - 11,1 = 0 gr

K2CrO4 0,1M• A = 2(50,4 x 30,4) + 2(50,4 x 0,9) + 2(30,4 x 0,9)

= 3209,76mm2

= 4,975138 inch2

• Berat terkorosi (W) = 10,22 - 10,22 = 0 gr

Analisa dan Pembahasan

• Dari hasil pengamatan, spesimen mengalami patah setelah 104 jam atau ± 4-5 hari pengamatan, hal ini terjadi karena adanya Stress corrosion cracking yang terjadi pada bidang patahan, walaupun gaya yang diberikan kurang dari beban luluhnya tetapi pada bagian yang mengalami beban atau tegangan tarik tersebut mengalami korosi sehingga beban yang diterima spesimen telah melampaui batas luluh spesimen tersebut sehingga patah terjadi. Udara yang ditiupkan kedalam larutan, mempercepat laju korosi pada baja ST37

Analisa dan Pembahasan

• Analisa lain yaitu spesimen baja ST37 yang digunakan tidak dilakukan proses surface preparation terlebih dahulu sehingga permukaan baja tersebut sudah mengalami karat/korosi sebelum percobaan, hal inilah yang menyebabkan proses patah terjadi lebih cepat dibandingkan jika dilakukan surface preparation terlebih dahulu.

Kesimpulan

• Spesimen uji trik baja ST37 mengalami patah setelah 104 jam atau ± 4-5 hari pengamatan dengan beban tarik sebesar 1,4 kg.

• Selain dipengaruhi oleh sifat lingkungan, laju korosi juga dipengaruhi oleh beban yang diterima logam secara terus menerus

Modul 3Galvanik Corrosion

Tujuan Percobaan

• Mengetahui dan memahami proses terjadinya korosi galvanik

• Mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada korosi galvanik

Alat dan Bahan

Alat : • Neraca Digital• pH meter• Potensio Meter• Gelas Kimia• Batang pengaduk

Bahan :• Spesimen Logam (Al)• Amplas • Aqua dm• Kawat tembaga• Larutan NaCl 3%

Skema Proses

Proses Perlakuan Permukaan

Penimbangan

Pengukuran Dimensi

Persiapkan Spesimen (Al)

Pengamatan pH, Potensial 1 x 48 jam selama 8 hari

Analisa & Pengolahan data

Lilitkan Kawat tembaga pada spesimen Al

Celupkan Spesimen yang telah dililit kawat dengan larutan NaCl 3%

Data Pengamatan• Pengukuran Dimensi

No Pengukuran Hasil1 pH 7,132 Potensial 0,305V3 Berat (Al) 3,96gr4 Berat (Cu) 1,82gr5 Panjang Al 51,1mm6 Lebar Al 33,6mm7 Tebal Al 1mm

Data dimensi awal

No Pengukuran Hasil1 pH 7,982 Potensial 0,034V3 Berat (Al) 3,94gr4 Berat (Cu) 1,82gr5 Panjang Al 50,8mm6 Lebar Al 32,4mm7 Tebal Al 1mm

Data dimensi akhir

Data Pengamatan

pH 7,13 7,4 7,79 7,86 7,98

Potensial 305mV 260mV 194mV 45mV 34mV

Data Potensial - pH

Data Grafik potensial -pH

7 7.2 7.4 7.6 7.8 8 8.20

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

Series1; 0.305

0.26

0.194

0.0450.034

f(x) = − 0.318897356513455 x + 2.60142462491069

Diagram E-pH

Perhitungan

Perhitungan Luas Permukaan A (Inch2)• A = 2(pxl) + 2(pxt) + 2(lxt)

= 2(50,8 x 32,4) + 2(50,8 x 1) + 2(32,4 x 1)= 4088,24 mm2 = 6,336 inch2

• Berat terkorosi (W) = 3,96 – 3,94 = 0,02 gr = 20 mg

Perhitungan Laju Korosi• Laju Korosi = = 4,035 x 10-3 mpy

Analisa dan Pembahasan

• Setelah dilakukan pengamatan selama 1 x 48 jam selama 8hari didapat bahwa pada permukaan plat Al yang menempel pada kawat tembaga menunjukkan tanda-tanda korosi yaitu muncul warna gelap pada plat Al tersebut, hal ini karena Al memiliki resistansi korosi lebih rendah dibanding Cu, sehingga Al akan lebih dulu mengalami korosi dibanding Cu, karena Al disini akan menjadi anodik dan Cu akan bertindak sebagai Katodiknya

Kesimpulan

• Korosi Galvanik terjadi akibat adanya pertemuan atau kontak antara dua logam yang berbeda di dalam medium elektrolit, dalam percobaan ini Al mengalami Korosi galvanik karena mengalami kontak dengan Cu

• Laju korosi Galvanik Al dalam percobaan ini adalah 4,035 x 10-3 mpy

• Deret volta menunjukkan resistansi logam terhadap korosi dari yang tertinggi hingga yang terendah, semakin rendah deret volta suatu logam maka resistansi korosi logam tersebut semakin kecil

Modul 4Pengendalian Korosi dengan

Metode Anoda Korban (Sacrificial Anode)

Tujuan Percobaan

• Mengetahui dan memahami mekanisme pengendalian korosi dengan metode anoda korban (sacrificial anode

• mengetahui dan memahami rancangan proteksi katodik dengan metode anoda korban (sacrificial anode)

• mengetahui dan memahami cara menghitung laju korosi

Alat dan Bahan

Alat : • Neraca Digital• pH meter• Potensio Meter• Gelas Kimia

Bahan :• Spesimen Logam (plat

baja)• Amplas • Aqua dm• NaCl • Anoda Korban (Zn)• Kawat Tembaga

Skema Proses Persiapkan alat dan bahan

Pengukuran dimensi

Plat baja digerinda untuk menghilangkan karat

Proses persiapan pemukaan

Hubungkan plat baja dengan anode korban(Zn)

menggunakan kawat tembaga

Masukkan plat baja kedalam larutan NaCl

Ukur pH, potensial

Amati 1 x 48 jam

Analisa dan pengolahan data

Data Pengamatan• Pengukuran Dimensi

Tanggal 31-1-2014 2-2-2014 4-2-2014 6-2-2014

Panjang (mm) Tercelup 238 - - 238

Tidak Tercelup 491,6 - - 491,6

Lebar (mm) Tercelup 32,8 - - 32,8

Tidak Tercelup 32,8 - - 32,8

Tebal (mm) Tercelup 0,35 - - 0,35

Tidak Tercelup 0,35 - - 0,35

Luas (A) (mm2) Tercelup 15802,36 - - -

Tidak Tercelup 32616,04 - - -

Wplat

(gr)

Awal 345 - - -

Akhir 337,34 - - -

Wanoda (gr) Awal 0,04 - - -

Akhir - - - -

pH 8,29 8,22 7,62 7,02

Potensial (Volt) 0,067 -0,018 -0.015 -0,010

pH 8,29 8,22 7,62 7,02

Potensial 0,067 -0,018 -0.015 -0,01

Data Pengamatan

Data Potensial - pH

Data Grafik potensial -pH

6.8 7 7.2 7.4 7.6 7.8 8 8.2 8.4

-0.04

-0.02

0

0.02

0.04

0.06

0.08

Series1; 0.067

-0.018-0.015-0.01

f(x) = 0.0341353774812501 x − 0.259829252135235

Diagram E-pH

Perhitungan

Perhitungan Luas Permukaan A (mm2)

• Atidak tercelup = 2(pxl) + 2(pxt) + 2(lxt) = 2(491,6 x 32,8) + 2(491,6 x 0,35) + 2(32,8 x 0,35)= 32616,04 mm2

• A tercelup = 2(pxl) + 2(pxt) + 2(lxt) = 2(238 x 32,8) + 2(238 x 0,35) + 2(32,8 x 0,35)= 15802,36 mm2

Perhitungan

Perhitungan Laju Korosi• Kebutuhan Arus Proteksi (I) = A x 24 mA/m2 I = 0,01582 x 24 = 3,95 x 10-4 A

• Kebutuhan arus proteksi pada hari ke-30 (i)i = (30/365) x 4,5 x 10-4 = 0,37 x 10-4 Ai = (3,95 x 10-4 A + 0,37 x 10-4 A) /2 = 2,16 x 10-4 A

• Berat anoda yang dibutuhkan:• M = 3,89 x 10-5 kg = 0,038 gr ≈ 0,04 gr

Analisa dan Pembahasan

• Zn yang dihubungkan dengan plat baja berfungsi sebagai anoda dalam elektrolit yang berfungsi melindungi plat baja untuk tidak terkorosi, Zn yang dihubungkan lama kelamaan akan habis karena terkorosi terlebih dahulu,

Analisa dan Pembahasan

• Setelah dilakukan pengamatan ternyata plat baja mengalami korosi dan logam Zn masih tersisa, hal ini terjadi karena arus yang tidak mengalir dari Zn ke plat baja akibat kesalahan praktikan dalam merakit atau menjalankan prosedur yang seharusnya dilakukan, pemberian cat kuku pada sambungan kawat antara Zn dan plat Baja yang seharusnya tidak dilakukan praktikan menyebabkan terhambatnya atau tidak mengalirnya arus dari Zn kepada plat baja.

• Dari hasil perhitungan berat Zn yang dibutuhkan untuk proteksi adalah sebesar 0,04 gram, jika proses perakitan sesuai maka Zn dengan jumlah tersebut akan habis dan tidak ada karat pada plat baja.

Kesimpulan

• Sacrificial anode merupakan salah satu proses perlindungan korosi pada logam dengan cara menggunakan logam dengan resistansi korosi lebih rendah dibandingan dengan logam yang akan diproteksi dalam percobaan ini Zn yang berfungsi sebagai anoda korban, dan baja sebagai logam yang diproteksi

• Dari deret volta dapat diketahui selain Zn, logam Al dan Mg dapat digunakan sebagai anode korban

Modul 5Pengendalian Korosi dengan

Penambahan Inhibitor ekstrak bahan alam

Tujuan Percobaan

• Mengetahui dan memahami pengaruh penambahan ekstrak bahan alam terhadap proses korosi

• Mengetahui dan memahami mekanisme pengendalian korosi dengan penambahan inhibitor ekstrak bahan alami

Alat dan Bahan

Alat : • Neraca Digital• Gelas Kimia• Potensio Meter• Gelas Kimia

Bahan :• Spesimen Logam• Amplas • Aseton / Alkohol• Aqua dm• NaCl • Tembakau• Kopi• Teh

Skema Proses

Persiapkan alat dan bahan

Ekstrak Tembakau, Kopi dan teh

Masukkan spesimen kedalam larutan NaCl

Timbang spesimen

Proses permukaan spesimen

Masukkan spesimen ke dalam gelas reaksi yang berisi

masing-masing ekstrak tembakau, kopi, dan teh

Amati spesimen selama 5 hari

Analisa dan pengolahan data

Data Pengamatan• Pengukuran Dimensi

Jenis Inhibitor Panjang (mm) Lebar (mm) Tebal (mm) Berat (gr)

Tembakau 51,08 30,7 0,94 10,45

Kopi 50,84 31,26 0,98 10,75

Teh 50,92 30,04 0,9 10,24

Jenis Inhibitor Panjang (mm) Lebar (mm) Tebal (mm) Berat (gr)

Tembakau 51 31,82 0,96 10,51

Kopi 50,88 30,18 0,8 10,73

Teh 50,9 30,1 1 10,25

Data Dimensi Awal

Data Dimensi Akhir

pH 8,29 8,22 7,62 7,02

Potensial 0,067 -0,018 -0.015 -0,01

Data Pengamatan

Data Potensial - pH

Perhitungan Perhitungan Luas Permukaan A (Inch2)

• Tembakau A = 2(pxl) + 2(pxt) + 2(lxt) = 2(51x 31,82) + 2(51x 0,96) + 2(32,4 x 0,96)

= 3405,768 mm2 = 5,279 inch2

• Berat terkorosi (W) = 0 gr

• Kopi A = 2(pxl) + 2(pxt) + 2(lxt) = 2(50,88x 30,18) + 2(50,88x 0,8) + 2(30,18x

0,8)= 3200,81 mm2 = 4,961inch2

• Berat terkorosi (W) = 0,02 gr

• Teh A = 2(pxl) + 2(pxt) + 2(lxt) = 2(50,9x 30,1) + 2(50,9x 1) + 2(30,1x 1)= 3226,18 mm2 = 5inch2

• Berat terkorosi (W) = 0 gr

Perhitungan

Tembakau• Laju Korosi = = 0 mpy

Kopi• Laju Korosi = = 1,63 x 10-3 mpy Teh• Laju Korosi = = 0 mpy

Perhitungan Laju Korosi

Tembakau Eff = ≈100 % KopiEff = ≈ 0 % TehEff = ≈100 %

Perhitungan Efisiensi Inhibitor

Analisa dan Pembahasan

Dari hasil pengamatan dan pengolahan data didapat bahwa ekstrak tembakau dan teh menunjukkan tidak terjadi korosi pada spesimen, hal ini disimpulkan dari tidak adanya pengurangan berat spesimen pada media kedua ekstrak tersebut. Sedangkan dari hasil pengolahan data ekstrak kopi mengalami korosi karena adanya pengurangan berat sebesar 0,02gr dengan laju korosi = 1,63 x 10-3 mpy, hal ini bertentangan dengan hasil pengamatan secara visual, dari pengamatan secara visual tidak terlihat adanya tanda-tanda spesimen pada ekstrak mengalami korosi.

Analisa dan Pembahasan

Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya kesalahan dalam pengukuran dimensi atau pengamatan selama 5 hari pengamatan, untuk itu perlu dilakukan pengamatan yang lebih baik agar hasil perhitungan dan pengamatan terbukti kecocokannya.

Kesimpulan

• Inhibitor memiliki peranan penting dalam proteksi logam terhadap korosi karena bisa menurunkan laju korosinya

• Efisiensi tiap jenis inhibitor berbeda• Inhibitor tidak berfungsi menghentikan korosi

melainkan hanya menurunkan laju korosinya• Penggunaan inhibitor pada media yang korosif

dapat memperpanjang usia penggunaan benda kerja(logam) dibandingkan tanpa penggunaan inhibitor

TERIMA KASIH

Sekian dari Kelompok

top related