Transcript
Dr. Wina Sanjaya, M.Pd.
2008
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional mengatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggarakan kegiatan belajar dan
mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
1) Pendidikan umum mempersiapkan peserta didik agar mereka
menjadi anggota masyarakat dan warga negara yang baik.
2) Suplementasi memberikan kesempatan pada tiap anak untuk
menambah wawasan yang lebih baik sesuai dengan bakat.
3) Eksplorasi kurikulum harus dapat menemukan dan
mengembangkan minat dan bakat masing-masing siswa.
4) Keahlian untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai
dengan keahliannya yang didasarkan atas minat dan bakat siswa.
Adapun fungsi kurikulum
Dari bab ini, saya sebagai calon pendidik mendapati pemahaman
bahwa pentingnya kurikulum suatu materi pembelajaran karena
kurikulum sangat erat kaitannya dengan usaha pengembangan
peserta didik. Selain itu, saya juga menjadi lebih tahu bahwa
pencapaian suatu target pelaksanaan kurikulum tidak hanya diukur
dari kemampuan siswa dalam menguasai seluruh isi / materi pelajaran
walaupun kurikulum materi dianggap sebagai pedoman dalam
mencapai suatu tujuan pendidikan tetapi pencapaian suatu target
kurikulum. Juga harus dilihat dari proses kegiatan belajar siswa.
Refleksi
Ada tiga landasan pengembangan kurikulum, yaitu :
1) Landasan filosofis yang didalamnya mempunyai 4 fungsi,
diantaranya : filsafat dapat menentukan arah dan tujuan
pendidikan, filsafat dalam menentukan isi / materi pelajaran yang
harus diberikan sesuai dengan tujuan pendidikan, filsafat dapat
menentukan strategi pencapaian tujuan pembelajaran dengan
filsafat dapat ditentukan bagaimana keberhasilan menentukan tolak
ukur proses pendidikan.
2) Landasan psikologis, landasan yang lebih mengacu pada psikolog
anak karena secara psikologis anak didik memiliki keunikan dan
perbedaan tersendiri sesuai dengan perkembangan.
3) Landasan sosiologis – teknologis, pengembangan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
Dalam bab ini dijelaskan bahwa terdapat tiga landasan
pengembangan kurikulum, yaitu landasan filosofis, landasan
psikologis, landansan sosiologis teknologis artinya, ketika kita akan
mengembangkan sebuah kurikulum kita harus melihat dulu ke arah
mana kurikulum tersebut harus dikembangkan. Seperti bagaimana
pandangan hidup saat masyarakat pembentukan intelektual peserta
didik, hendak dibawa kemana peserta didik tersebut, minat dan bakat /
potensi apa saja yang dimiliki peserta didik.
Refleksi
Desain kurikulum berarti menyusun rancangan atau menyusun
model kurikulum sesuai dengan misi dan visi sekolah.
1) Desain Kurikulum Ilmu, Menurut Longstreet (1993), desain
kurikulum ini merupakan desain kurikulum yang berpusat kepada
pengetahuan yang dirancang berdasarkan struktur disiplin ilmu,
oleh karena itu desain ini dinamakan juga model kurikulum subjek
akademis yang penekanannya diarahkan untuk pengembangan
intelektual siswa. Contoh kurikulum ini ialah Man : a Course of
Study (MACOS) yang dirancang untuk memperbaiki proses
pengajaran ilmu sosial yang diperuntukkan siswa SD.
Macam-macam model desain kurikulum diantaranya :
2) Desain kurikulum berorientasi pada masyarakat, Asumsi yang
mendasari bentuk rancangan kurikulum ini adalah bahwa tujuan
dari sebuah sekolah adalah untuk melayani kebutuhan masyarakat.
Contoh : kurikulum yang dikembangkan oleh Smith, Stanley dan
Shores dalam buku mereka yang berjudul Fundamentals Sof
Curriculum (1950).
3) Desain kurikulum berorientasi pada siswa, Segala sesuatu yang
menjadi isi kurikulum tidak boleh lepas dari kehidupan siswa
sebagai peserta didik.
4) Desain kurikulum teknologis, yaitu desain kurikulum teknologi yang
difokuskan pada efektifitas program, metode, dan bahan-bahan
yang dianggap dapat mencapai tujuan.
Dengan mempelajari bab III ini, kita sebagai calon pendidik
menjadi tahu bahwa banyak sekali para ahli yang merumuskan macam-
macam desain kurikulum sehingga kita dapat menentukan desain
kurikulum mana yang baik untuk digunakan dalam proses pembelajaran
nanti, apakah kita akan menggunakan desain yang lebih berpusat pada
pegetahuan atau teknologi, yang tentunya semua desain kurikulum ini
mempunyai keunggulan dan kelemahan tersendiri.
Refleksi
Ada dua pendekatan yang dapat diterapkan dalam
pengembangan kurikulum, yaitu pendekatan top down (pendekatan
administratif) dan pendekatan grass root (pengembangan kurikulum)
dari bawah ke atas.
Adapun model-model pengembangan kurikulum diantaranya :
1) Model Tyler, lebih bersifat bagaimana merancang suatu kurikulum
yang sesuai dengan tujuan dan misi suatu institusi pendidikan.
2) Model Taba, lebih menitikberatkan kepada bagaimana
mengembangkan kurikulum sebagai suatu proses perbaikan dan
penyempurnaan kurikulum.
3) Model Wheller, berpendapat bahwa proses pengembangan
kurikulum terdiri dari 5 fase, yaitu menentukan tujuan umum dan
khusus, menentukan pengalaman belajar siswa, menentukan isi /
materi pembelajaran menyatukan pengalaman belajar dengan
materi belajar melakukan evaluasi pada setiap fase.
4) Model Dynamic Skilbeck, Menurut Skilbeck langkah-langkah
pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut : menganalisis
situasi, memformulasikan tujuan, menyusun program interpretasi
dan implementasi, monitoring-feedback-penilaian-rekonstruksi.
Pada dasarnya pengembangan kurikulum harus dimulai dengan
menentukan landasan atau azas-azas pengembangannya. Landasan
atau azas-azas pengembangan sebagai pondasi, setelah itu kita
melakukan pendekatan-pendekatan tertentu yang dapat membantu
kita dalam mengembangkan suatu kurikulum pembelajaran. Misalnya
pengembangan dalam penyusunan rencana tahunan, Caturwulan,
penyusunan garis-garis besar program pembelajaran / bahan ajaran
dan lain-lain.
Refleksi
Menurut Bloom, dalam bukunya Taxonomy of Educational
Objectives (1965), bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus
dirumuskan dapat digolongkan ke dalam tiga klasifikasi (domain) yaitu
domain kognitif, afektif dan psikomotor. Materi kurikulum adalah isi
atau muatan kurikulum yang harus dipahami siswa dalam upaya
pencapaian tujuan. Adapun sumber isi / materi kurikulum yaitu
bersumber pada masyarakat beserta budayanya, siswa dan ilmu
pengetahuan.
Kurikulum adalah konsep yang bertujuan, untuk itu sangat
diperlukan sekali pengembangan tujuan dalam sebuah kurikulum
karena tujuan erat kaitannya dengan arah dan sasaran yang harus
dicapai oleh setiap pendidikan serta membantu para pendidik dalam
mendesain sistem pembelajaran. Selain itu, pengembangan kurikulum
juga harus dilakukan karena materi kurikulum merupakan muatan
kurikulum yang harus dipahami siswa dalam upaya pencapaian tujuan.
Refleksi
Prinsip-prinsip pengembangan KTSP
1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
2) Beragam dan terpadu.
3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni.
4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
5) Menyeluruh dan berkesinambungan.
6) Belajar sepanjang hayat.
7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Dalam standar nasional pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15)
dijelaskan bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun
dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.
KTSP merupakan kurikulum yang berorientasi pada pencapaian
kompetensi yang merupakan penyempurnaan kurikulum terdahulu
yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Dengan adanya KTSP dunia pendidikan akan semakin
berkembang karena pada dasarnya KTSP itu lahir dari semangat
otonomi daerah, jadi mengenai urusan pendidikan tidak semuanya
harus menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, melainkan
sebagiannya menjadi tanggung jawab daerah.
Refleksi
Struktur KTSP terdiri dari 2 dokumen. Dokumen pertama berisi
tentang latar belakang kurikulum, tujuan dan prinsip pengembangan,
tujuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum, serta kalender
pendidikan. Dokumen kedua berisi tentang Silabus (rancangan
program pembelajaran yang berisi tentang standar kompetensi yang
harus dicapai oleh siswa) dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yaitu program perencanaan yang disusun sebagai pedoman
pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan proses
pembelajaran. RPP mempunyai 5 komponen pokok, yaitu komponen
tujuan pembelajaran, materi pelajaran, metode, media dan sumber
pembelajaran serta komponen evaluasi pembelajaran siswa.
Kurikulum sebagai dokumen membentuk kurikulum tertulis yang
kemudian dijadikan pedoman pembelajaran oleh setiap para pendidik.
Dengan mengkaji bab ini kita menjadi tahu cara-cara penyusunan
sebuah KTSP, struktur-struktur apa saja yang ada di dalamnya,
bagaimana cara kita mengembangkan struktur-struktur KTSP tersebut.
Refleksi
Sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain
saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pembelajaran adalah kegiatan yang bertujuan untuk membelajarkan
siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap sistem
pembelajaran adalah faktor guru, faktor siswa, sarana, alat dan media
yang tersedia, serta faktor lingkungan
Adapun komponen sistem pembelajaran, yaitu :
Input → proses → tujuan → materi → metode → media → evaluasi →
output.
Dengan memahami sistem pembelajaran, kita sebagai calon
pendidik tentu saja akan dapat memahami tentang tujuan
pembelajaran atau hasil yang diharapkan, proses kegiatan
pembelajaran yang harus dilakukan, pemanfaatan setiap komponen
untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dan bagaimana cara kita
mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan tersebut.
Refleksi
Terdapat beberapa jumlah prinsip dalam mengajar sebagai
implementasi kurikulum, yaitu :
Berorientasi pada tujuan, aktivitasm individualitas, integritas,
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, motivasi.
Ada dua aliran teori belajar, yaitu
1) Teori belajar behavioristik, diantaranya : teori belajar
koneksionisme, teori belajar classical conditioning, teori operant
conditioning.
2) Teori belajar kognitif, diantaranya : teori Gestall, teori medan, teori
konstruktivistik.
Adapun perbedaan aliran behavioristik dan kognitif, yaitu :
a) Teori Belajar Behavioristik
mementingkah pengaruh lingkungan
hasil belajar terbentuk secara mekanis
dipengaruhi pengalaman masa lalu
memecahkan masalah dilakukan dengan cara “trial and
error”.
b) Teori Belajar Kognitif
mementingkan apa yang ada dalam diri
terjadi keseimbangan dalam diri
tergantung kondisi pada saat ini
memecahkan masalah didasarkan kepada “insight”.
Kegiatan belajar mengajar dalam konteks implementasi
kurikulum itu bukan hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran
semata, akan tetapi harus dimaknai juga sebagai proses mengatur
lingkungan supaya siswa aktif belajar. Selain itu, pengetahuan sosial,
pengetahuan logika juga perlu diterapkan agar setiap individu mampu
menjadi pembelajar sepanjang hayat dan dapat menujudkan
masyarakat sepanjang hayat.
Refleksi
Faktor psikologis dalam pembelajaran diantaranya :
1. Motivasi, yaitu suatu dorongan pembelajaran dalam diri
seseorang yang ditandai oleh munculnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan.
Ada 2 fungsi motivasi dalam pembelajaran, yaitu :
Mendorong siswa untuk beraktivitas dan motivasi juga berfungsi
sebagai pangarah.
2. Perhatian
Bagi seorang pendidik, meningkatkan perhatian siswa bisa dilakukan
dengan cara :
Penggunaan variasi suara (Teacher voice)
Pemusatan perhatian (focusing)
Kebisuan guru (Teacher silence)
Mengadakan kontak pandang (eye contac)
Gerak guru (Teacher movement)
Variasi dalam penggunaan media dan alat pembelajaran
Variasi dalam berinteraksi.
Selain faktor sosiologis, dalam pembelajaran diperhatikan juga
faktor psikologis anak karena dengan faktor-faktor psikologis anak.
Kita sebagai calon pendidik juga bisa menentukan kaberhasilananak
dengan sendirinya, peserta didikpun tidak akan merasa ditekan
dengan segala tugas yang embannya karena pendidik memberikan
cara-cara khusus agar peserta didik tidak merasa terbebani, misalnya :
guru memberikan motivasi belajar yang tinggi, selain itu guru juga
memberikan perhatian yang terpusat pada para peserta didik.
Refleksi
Beberapa peran guru dalam proses pembelajaran
1. Guru sebagai sumber belajar
Maksudnya : peran yang berkaitan erat dengan penguasaan materi
pelajaran.
2. Guru sebagai fasilitator
Guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan
siswa dalam proses kegiatan pembelajaran.
3. Guru sebagai pengelola
Guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan
siswa dapat belajar secara nyaman.
4. Guru sebagai demonstrator
Guru berperan untuk mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu
yang dapat lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang
disampaikan.
5. Guru sebagai pembimbing
Membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang
dimilikinya sebagai bekal hidup mereka.
6. Guru sebagai motivator
Guru dituntut kreatif untuk membangkitkan motivasi belajar siswa.
7. Guru sebagai evaluator
Berperan untuk mengumpulkan data/informasi tentang keberhasilan
pembelajaran yang telah dilakukan.
Peranan guru dalam proses pembelajaran mempunyai peranan
penting karena guru merupakan salah satu komponen pembelajaran
yang sangat mempengaruhi proses pendidikan, untuk pencapaian
pendidikan maka diperlukan strategi pencapaian proses pendidikan
melalui peningkatan dan perbaikan kualitas guru profesional serta
mengoptimalkan peran guru dalam proses pembelajaran.
Refleksi
Beberapa jenis strategi pilihan, yaitu :
1. Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE) adalah strategi
pembelajaran yang proses penyampaian materinya dilakukan secara
verbal dari seorang guru kepada siswa dengan maksud agar siswa
dapat menguasai materi secara optimal.
2. Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) adalah strategi yang lebih
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk
menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti dari suatu masalah
yang dipertanyakan.
3. Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK) merupakan model
pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim
kecil.
Sebagai seorang pendidik kita harus bisa menerapkan sebuah
strategi belajar yang cocok untuk para peserta didik agar proses
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan apa yang kita
harapkan. Misalnya kita menerapkan strategi pembelajaran inkuiri
yang dalam prosesnya para siswa ikut aktif dalam kegiatan belajar,
mereka tidak hanya menerima materi semata tetapi mereka juga
mencoba mencari dan mengupas masalah/materi yang mereka
pelajari.
Refleksi
Beberapa pembaharuan (motivasi) yang dilakukan, diantaranya :
a) Pemberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
b) Penyelenggaraan Sekolah Lanjutan Pertama Terbuka
(SLTPT)
c) Pengajaran melalui modul
Ibrahim (1988) mencatat ada 6 faktor utama yang dapat menghambat
inovasi :Estimasi yang tidak tepatKonflik dan motivasiInovasi tidak berkembangMasalah financialPenolakan dari kelompok tertentuKurang adanya hugbungan sosial.
Dalam proses pendidikan tidak mungkin kita terus berpacu pada
satu kurikulum itu-itu saja tetapi kita sebagai pendidik harus
menciptakan sesuatu yang baru, misalnya ada pembaharuan
kurikulum dan pembaharuan strategi pembelajaran. Dengan adanya
pembaharuan ini pendidikan siswapun akan berjalan dengan baik dan
sistem belajar yang kita terapkan akan tepat pada sasaran tujuan
pendidikan.
Refleksi
Jenis-jenis evaluasi dalam pembelajaran :
1. Tes teknik penilaian yang bisa digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa melalui pengolahan kuantitatif yang hasilnya
berbentuk angka.
Misalnya : tes tulisan dan tes lisan
2. Non tes alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk
menilai aspek tingkah laku terhadap sikap, minat dan motivasi.
Ada beberapa jenis non tes sebagai alat evaluasi
Diantaranya : observasi, wawancara, studi kasus dan skala penilaian.
Pentingnya melakukan evaluasi kurikulum dan pembelajaran,
karena dengan mengevaluasi kedua hal tersebut pendidik bisa tahu
apakah kurikulum yang diterapkan sudah baik dan benar atau sebaliknya
kurikulum tersebut tidak baik diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.
Selain itu, dengan mengevaluasi pembelajaran yang berbasis
kelah, seorang pendidik akan mengetahui tingkat keberhasilan anak
selama mengikuti proses kegiatan belajar mengajar, apakah penguasaan
kompetensi pembelajaran telah berhasil dikuasai siswa atau belum.
Refleksi
Penilaian portofolio adalah suatu teknik monitoring seorang
pendidik terhadap hasil kerja dan pengalaman siswa.
Perbedaan tes dengan penilaian portofolio :
1. Tes
Biasanya dilakukan untuk menilai kemampuan intelektual
siswa.
Guru berperan dalam proses penilaian.
Kriteria penilaian ditentukan satu untuk semua.
Keputusan penilaian ditentukan oleh guru sendiri.
Penilaian biasanya dilakukan pada akhir program
pembelajaran.
2. Portofolio
Biasanya dilakukan untuk menilai seluruh aspek perkembangan
siswa.
Peserta didik terlibat dalam proses penilaian.
Kriteria penilaian ditentukan sesuai karakteristik siswa.
Proses penilaian diputuskan oleh guru, siswa dan orang tua.
Penilaian biasanya dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung.
Melalui portofolio, kita dapat melihat kemampuan siswa baik
dalam aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan sebagai bahan
penilaian hasil kerja siswa, dan itu akan memudahkan guru dalam
mengevaluasi keberhasilan siswa selama kegiatan pembelajaran.
Refleksi
20080211017
2.D
PENDIDIKAN EKONOMI
Oleh :
top related