KONSUMSI DAN DAYA CERNA NDF DAN ADF PAKAN … · Teman-teman Asisten Laboratorium Ilmu Ternak yang telah sama-sama berjuang dalam menuntut ilmu, berbagi sedikit ilmunya dengan begitu
Post on 30-Apr-2019
232 Views
Preview:
Transcript
i
KONSUMSI DAN DAYA CERNA NDF DAN ADF PAKAN KOMPLIT
YANG MENGANDUNG KADAR PULP KAKAO BERBEDA PADA
KAMBING PERANAKAN ETTAWA
SKRIPSI
Oleh:
ANDI NURAINUN FAJRIATI
I 111 13 345
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ii
KONSUMSI DAN DAYA CERNA NDF DAN ADF PAKAN KOMPLIT
YANG MENGANDUNG KADAR PULP KAKAO BERBEDA PADA
KAMBING PERANAKAN ETTAWA
SKRIPSI
Oleh:
ANDI NURAINUN FAJRIATI
I111 13 345
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Fakultas
Peternakan Universitas Hasanuddin
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
1. Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Andi Nurainun Fajriati
NIM : I 111 13 345
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli
b. Apabila sebagian atas seluruhnya dari karya skripsi, terutama Bab Hasil
dan Pembahasan tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan atau
dikenakan sanksi akademik yang berlaku.
2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan
seperlunya.
Makassar, Agustus 2017
Andi Nurainun Fajriati
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian : Konsumsi dan Daya Cerna Ndf dan Adf Pakan
Komplit yang Mengandung Kadar Pulp Kakao
Berbeda pada Kambing Peranakan Ettawa
Nama : Andi Nurainun Fajriati
No. Pokok : I 111 13 345
Fakultas : Peternakan
Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh:
Pembimbing Utama Pembimbing Anggota
Prof. Dr. Ir. Ismartoyo, M.Agr. Sc Dr. Ir. Rohmiyatul Islamiyati, MP
NIP. 19551216 198103 1 002 NIP. 19650819 199003 2 001
Dekan Fakultas Peternakan Ketua Program Studi Peternakan
Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc Prof. Dr. drh. Hj. Ratmawati Malaka, M.Sc.
NIP. 19641231 198903 1 025 NIP. 19640712 198911 2 002
Tanggal Lulus : Agustus 2017
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim…..
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji dan syukur penulis senantiasa panjatkan kehadirat Allah SWT yang
senantiasa memberikan nikmat kesehatan jasmani dan rohani sehingga penulis
dapat menyelesaikan Tugas Akhir/ Skripsi pada waktu yang tepat. Skripsi tersebut
berjudul “Konsumsi dan daya cerna NDF dan ADF pakan komplit yang
mengandung kadar pulp kakao berbeda pada kambing Peranakan Ettawa” sebagai
Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Peternakan
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Penulis dengan rendah hati mengucapakan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini
utamanya:
1. Segala hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Prof. Dr. Ir.
Ismartoyo, M.Agr.Sc selaku Pembimbing utama dan Ibu Dr. Ir. Rohmiyatul
Islammiyati, MP selaku pembimbing Anggota, atas segala bantuan dan
keikhlasannya untuk memberikan bimbingan, motivasi, nasehat dan saran-
saran sejak awal penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini.
2. Ucapan terima kasih juga penulis haturkan kepada Ibu Prof. Dr. Ir. Laily
Agustina, MS., Dr. A. Mujnisa, S.Pt., MP., dan bapak Prof. Dr. Ir.
Muhammad Rusdy, M.Sc atas saran-saran dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Ir. Syahriadi Kadir, M.Si selaku Penasehat Akademik.
vi
4. Bapak Dr. Ir. Budiman Nohong, MP selaku Ketua Departemen Nutrisi dan
Makanan Ternak, Fakultas Peternakan.
5. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc selaku Dekan Fakultas
Peternakan dan seluruh Staf Pegawai Fakultas Peternakan, terima kasih atas
segala bantuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Fakultas
Peternakan.
6. Ibu dan Bapak Dosen tanpa terkecuali yang telah membimbing saya selama
kuliah di Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
7. Ibu Prof. Dr. Ir. H. Latief Tolleng, M.Sc selaku Pembimbing Praktek Kerja
Lapang (PKL) yang telah membimbing penulis selama pelaksanaan PKL,
serta terima kasih kepada bapak Sahiruddin, S.Pt., M.Si selaku Pembimbing
Lapangan Praktek Kerja Lapang (PKL) yang telah banyak membantu penulis
selama pelaksanaan PKL.
8. Ucapan Terimakasih yang tiada tara untuk kedua orang tua penulis, ayahanda
Andi Syamsu S.Pd dan ibunda Andi Prihatini telah menjadi orang tua terhebat
sejagad raya yang selalu memberikan motivasi, doa yang tidak pernah putus,
motivasi, cinta, teladan, pengetahuan dan dukungan penuh kasih sayang terbesar
yang tentu takkan bisa penulis balas. Kepada kedua kakak penulis Andi
Fachruddin Syam dan Ismayanti SE., MM yang selalu memberikan doa,
bantuan dan dukungan yang telah banyak memberikan semangat dan selalu
menjaga penulis dengan penuh sikap tegas serta selalu mengingatkan kodrat saya
sebagai perempuan untuk menjaga kesopanan dalam berpakaian dan bertutur kata.
9. Irvan Usman, SE sebagai seseorang yang selalu mendukung baik moril maupun
materi, yang setiap susahnya senangnya penulis, selalu setia mendampingi dengan
vii
sabarnya. Memberikan masukan-masukan, motivasi, dan semangat setiap penulis
merasa putus asa dan menyerah.
10. Sahabat terbaikku Midiawati Sukma dan Zhazhadilla atas acungan jari
kelingking dan janji untuk menjadi sahabat selamanya. Terimakasih selalu ada,
suka maupun duka, terimakasih buat memori bahagia yang bersama kita ciptakan
selama kuliah , selalu mengingatkan setiap kesalahanku dan meluruskannya.
Terimakasih untuk selalu percaya padaku dan selalu menyemangatiku di saat
putus harapan. Selain ilmu, gelar, dan pengalaman, kalianlah hal terbaik yang
penulis dapatkan selama kuliah. Terakhir Terimakasih karena telah lahir di dunia
sebagai sahabatku.
11. Alfian Adi Firansyah, Jisril Palayukan, Edi Tompo, Anita Sulfiani
Hasnur, Rifadha Hafid, Farna Wijaya, Nur Fajry Ramadhani, Haslinda,
Fitria Ananda, Liswan Hardianto, ST, Azhar Wahidin, Ibrahim Nas,
S.Psi., Fadil Setiadi, Imam Aprial, Haslinda, Takwa, terima kasih atas
segala kebaikan, bantuan dan kebersamaan yang kalian berikan kepada penulis
selama ini, yang telah begitu sering saya repotkan selama proses pengerjaan
skripsi dan penelitian, saudara meski tak sedarah yang setia bertahan
menemani dan mendukung penulis meskipun sikap yang selalu
menjengkelkan namun rasa sayangnya lebih besar daripada rasa bencinya.
12. Seluruh Sahabat-sahabat LARFA dan KELAS C terima kasih telah
menemani penulis disaat suka maupun duka selama menempuh pendidikan di
bangku kuliah. Kalian adalah bagian-bagian lembaran kehidupan yang sangat
ingin aku ceritakan kepada anak cucuku nanti.
viii
13. Teman-teman KKN Reguler UNHAS angkatan 93 khususnya Desa Sappa
Kecamatan Belawa, Wajo Zulalif dan Ilo (FH), Intan dan Riska (FE),
Mahas (FT), Farid (FKIP), Rifai (FIB), Terima Kasih atas kebersamaan
yang telah kalian ciptakan serta dukungan dan motivasi yang mengalir kepada
penulis.
14. Saudara saudari seperjuangan di berbagai kepanitiaan maupun organisasi,
khususnya SENAT MAHASISWA FAPET-UH, HIMAPROTEK-UH,
HMI, Jazakillah khoir atas begitu banyak pelajaran dan berkah yang sudah
sama-sama kita lewati selama ini.
15. Teman-teman Asisten Laboratorium Ilmu Ternak yang telah sama-sama
berjuang dalam menuntut ilmu, berbagi sedikit ilmunya dengan begitu ikhlas
selama proses lab berjalan.
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, Terima Kasih atas
segala bantuan yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan studi.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan dengan limpahan berkah, rahmat,
karunia dan hidayah-Nya. Amin. Melalui kesempatan ini penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya mendidik, apabila dalam
penyusunan skripsi ini terdapat kekurangan dan kesalahan. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca Amin. Wassalam.
Makassar, Agustus 2017
Andi Nurainun Fajriati
ix
ANDI NURAINUN FAJRIATI (I 111 13 345). Konsumsi dan Daya Cerna NDF
dan ADF Pakan Komplit yang Mengandung Kadar Pulp Kakao yang Berbeda
pada Kambing Peranakan Ettawa. Dibawah bimbingan Ismartoyo dan
Rohmiyatul Islamiyati
ABSTRAK
Pulp kakao merupakan limbah industri pengolahan biji kakao menjadi cokelat.
Pakan komplit merupakan pakan yang cukup mengandung nutrien untuk ternak
dalam tingkat fisiologis tertentu yang dibentuk dan diberikan sebagai satu-satunya
pakan yang mampu memenuhi kebutuhan hidup pokok dan produksi tanpa
tambahan substansi lain kecuali air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
mengetahui pengaruh penambahan pulp kakao dalam pakan komplit terhadap
konsumsi, daya cerna NDF dan ADF. Penelitian ini dirancang berdasarkan
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) 4×4. Perlakuan P0: Ransum komplit
dengan kandungan pulp kakao 0%, P1 : Ransum komplit dengan kandungan pulp
kakao 5%, P2 : Ransum komplit dengan kandungan pulp kakao 10%, dan P3 :
Ransum komplit dengan kandungan pulp kakao 15%. Berdasarkan sidik ragam
pakan komplit yang mengandung kadar pulp kakao berbeda pada kambing
peranakan ettawa berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap daya cerna NDF tetapi
tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi NDF, konsumsi ADF dan
daya cerna ADF. Disimpulkan bahwa penggunaan pulp kakao dalam pakan
komplit menghasilkan konsumsi NDF dan ADF tertinggi pada perlakuan P1,
sedangkan daya cerna NDF dan ADF tertinggi pada perlakuan P3.
Kata Kunci: Konsumsi NDF ADF, Daya Cerna NDF ADF, Pakan Komplit, Pulp
Kakao.
x
ANDI NURAINUN FAJRIATI (I 111 13 345). NDF and ADF Comsumption
and Digestibility of Complete Feed on Ettawa Crossbreed Goat Containing
Different Cocoa Pulp Levels. Under the supervision of Ismartoyo and
Rohmiyatul Islamiyati.
ABSTRACT
Cocoa pulp is a cocoa processing industry waste. Complete feed is a feed
containing nutrients for livestock in a certain physiological level that is formed
and given as the only feed able to meet basic needs and production without
additional substance other than water. The aim of this study was to determine the
NDF and ADF consumption and digestibility of complete feed on Ettawa
Crossbreed Goat. The experiment was carried out according to 4x4 Latin Square
Design consisted of four treatments and four periods. The treatments are P0 =
complete feed with 0% cocoa pulp, P1 = complete feed with 5% cocoa pulp, P2 =
complete feed with 10% cocoa pulp, and P3 = complete feed with 15% cocoa
pulp. Based on complete variation of ration pattern, complete feed on ettawa
crossbreed goat containing different cocoa pulp levels significantly (P <0.05) to
NDF digestibility but not significant (P> 0,05) to NDF consumption, ADF
consumption and ADF digestibility. In conclusion, the use of cocoa pulp in a
complete feed resulted the consumption of NDF and ADF the highest on P1,
while NDF and ADF digestibility highest on P3.
Keywords : NDF ADF Consumption, NDF ADF Digestibility, Complete Feed,
Cocoa Pulp
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
ABSTRACT .................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
TINJAUAN PUSTAKA
Kambing Peranakan Ettawa ..................................................................... 4
Gambaran Umum Pulp Kakao ................................................................. 5
Pakan Komplit .......................................................................................... 7
Daya Cerna ................................................................................................ 8
Kandungan NDF dan ADF ..................................................................... 9
Hipotesis .................................................................................................. 11
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat .................................................................................... 12
Materi Penelitian ...................................................................................... 12
Metode Penelitian .................................................................................... 13
Prosedur Pembuatan Pakan Komplit ........................................................ 14
Kandang Metabolisme .............................................................................. 15
Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 16
Pengambilan Sampel ............................................................................... 16
xii
Parameter yang diukur ............................................................................. 16
Penentuan Neutral Detergent Fiber (NDF) ............................................... 17
Penentuan Kadar Acid Detergent Fiber (ADF) ....................................... 17
Pengolahan Data ...................................................................................... 18
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsumsi NDF dan ADF ........................................................................ 19
Daya Cerna NDF dan ADF .................................................................... 21
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 24
LAMPIRAN ..................................................................................................... 27
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
No. Halaman
Teks
1. produksi kakao perkebunan rakyat di wilayah indonesia tahun 2016 ....... 5
2. Komposisi pulp kakao ................................................................................ 6
3. Denah perlakuan pemberian pulp kakao pada kambing PE selama
penelitian .................................................................................................. 13
4. Komposisi bahan pakan tiap perlakuan ..................................................... 13
5. Kandungan nutrisi bahan pada pakan komplit ........................................... 14
6. Kandungan NDF dan ADF pakan komplit dengan penambahan pulp
kakao yang berbeda .................................................................................... 14
7. Konsumsi dan daya cerna NDF dan ADF .................................................. 19
xiv
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
Teks
1. Skema pemisahan bagian-bagian hijauan segar pemotongan (forage)
dengan menggunakan detergent ................................................................ 10
2. Prosedur pembuatan pakan komplit kambing PE ...................................... 15
xv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
Teks
1. Konsumsi NDF (gram/ekor/hari) ............................................................... 27
2. Konsumsi ADF (gram/ekor/hari) ............................................................... 28
3. Daya Cerna NDF (%) ................................................................................. 30
4. Daya Cerna ADF (%) ................................................................................. 32
5. Dokumentasi Penelitian ............................................................................. 34
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pakan merupakan komponen penting di dalam industri peternakan. Bahan-
bahan pakan konvensional (jagung, kedelai dan tepung ikan) masih diimpor untuk
memenuhi kebutuhan industri peternakan. Indonesia merupakan negara agraris
yang menghasilkan produk pertanian dan perkebunan beserta dengan limbahnya.
Limbah pertanian dan perkebunan dapat tersedia sepanjang tahun dan pada
umumnya berkualitas rendah, bila tidak ditangani dengan baik akan menjadi
masalah dalam hal lingkungan hidup.
Pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan merupakan suatu alternatif
dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Salah satu
komoditi pertanian yang limbahnya memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai
pakan ternak adalah limbah kakao. Potensi tersebut didukung dengan tingginya
produksi kakao di Sulawesi Selatan. Berdasarkan data dari Dinas Perkebunan
pada tahun 2015 produksi kakao sebanyak 140.317 ton. Produksi paling banyak
ada di Kabupaten Luwu berjumlah 27.640 ton, kemudian Luwu Utara (Lutra)
22.160 ton, dan Kabupaten Bone 14.308 ton. Pulp kakao di Luwu Timur menjadi
limbah yang sangat meresahkan masyarakat karena sangat berbau dan jumlahnya
sangat melimpah yaitu 41 ton/hari dan hingga sekarang pulp kakao belum pernah
diolah, hanya dibuang percuma oleh pekerja di pabrik kakao.
Pemanfaatan tanaman kakao saat ini masih terbatas pada biji dan kulit
kakao, sedangkan bagian lainnya berupa kulit, daging buah dan pulp kakao hanya
dibuang begitu saja dan menyebabkan pencemaran dimana-mana. Pulp kakao
2
sendiri merupakan limbah dari proses fermentasi kakao. Buah kakao yang telah
dipanen kemudian dikupas untuk memisahkan biji kakao dari cangkangnya,
kemudian difermentasi untuk memudahkan proses pemisahan biji kakao dari pulp
dan sekaligus meningkatkan mutu biji kakao yang dihasilkan kemudian dilakukan
perendaman dan pencucian yang berfungsi untuk melepaskan pulp dan biji
kemudian dilakukan penegeringan biji.
Pulp kakao mengandung glukosa 12-15% (Bintoro, 1977), yang dapat
digunakan sebagai sumber energi bagi ternak sehingga dapat mengurangi bahkan
diharapkan dapat mengganti beberapa bahan pakan yang mengandung sumber
energy. Salah satu kendala pemanfaatan pulp kakao yaitu tingkat palatabilitasnya
yang rendah rendah. Berdasarkan hal tersebut sehingga perlu upaya peningkatan
palatabilitas pulp kakao melalui pengolahan pulp kakao menjadi salah satu bahan
untuk pembuatan pakan komplit.
3
Rumusan Masalah
Pulp kakao merupakan limbah industri pengolahan biji kakao menjadi
cokelat. Mengatasi masalah limbah pulp, biasanya masyarakat hanya membuang
pulp tersebut dalam aliran sungai sehingga meresahkan masyarakat akibat baunya
yang sangat menyengat. Pulp kakao ini rasanya manis yang dapat menjadi pakan
sumber energi dapat diberikan pada ternak ruminansia khususnya ternak kambing.
Pulp kakao yang teksturnya lembek dan berlendir mengurangi palatabilitas pada
ternak kambing, akibatnya pulp kakao susah dijadikan pakan tunggal maka dari
itu pulp kakao akan dicampur dengan pakan lainnya hingga menjadi pakan
komplit. Masalah yang dihadapai yaitu informasi yang berkaitan dengan
pemanfaatan pulp kakao sebagai bahan pakan ternak masih sangat minim.
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan pulp
kakao dalam pakan komplit terhadap konsumsi, daya cerna NDF dan ADF
kambing PE.
Kegunaan penelitian ini adalah untuk memberikan informasi bagi peternak
mengenai penggunaan pulp kakao sebagai pakan ternak sehingga mampu
memberikan solusi dan pemecahan masalah penanganan limbah kakao dan pakan
khususnya pakan ternak kambing.
4
TINJAUAN PUSTAKA
Kambing Peranakan Ettawa
Kambing Peranakan Ettawa (PE) merupakan kambing hasil persilangan
antara kambing Kacang betina dengan kambing Etawa jantan. Menurut Devendra
dan Burn (1994), kambing Etawa merupakan bangsa kambing yang paling
populer dan dipelihara secara luas sebagai ternak penghasil susu di India dan Asia
Tenggara. Kambing Eawa berasal dari sekitar sungai Gangga, Jumna dan
Chambal di India. Populasi kambing ini banyak terdapat di distrik Ettawah,
sehingga lebih terkenal dengan kambing Etawa. Kambing ini tersebar hampir di
seluruh Indonesia. Penampilannya mirip kambing Etawah, tetapi lebih kecil.
Kambing PE merupakan kambing tipe dwiguna, yaitu sebagai penghasil daging
dan susu (perah). Peranakan yang penampilannya mirip kambing Kacang disebut
Bligon atau Jawa randu yang merupakan tipe pedaging. (Pamungkas et al., 2009).
Sumadi dan Prihadi (1999), menyatakan bahwa Kambing PE memiliki
ciri–ciri sebagai berikut: ukuran badan besar, kepala tegak, garis profil cembung,
rahang bawah lebih panjang daripada rahang atas, tanduk mengarah ke belakang,
telinga lebar panjang dan menggantung dengan ujung telinga melipat. Warna bulu
bermacam–macam dari belang putih hitam, putih coklat, sampai campuran antara
putih, hitam, dan coklat, terdapat bulu yang lebat dan panjang di bawah ekor.
Rata-rata bobot lahir kambing PE 2,75 kg (Sutama dan Budiarsa, 1996)
atau 3,72 kg (Basuki, dkk., 1982). Bobot tubuh kambing PE jantan dewasa dapat
mencapai 65—90 kg. Tinggi gumba kambing PE jantan 90—110 cm, panjang
badan berkisar antara 85—105 cm (Dinas Peternakan Purworejo, 1996).
5
Gambaran Umum Pulp Pakao
Theobroma cacao adalah nama yang diberikan pada pohon kakao oleh
Linnaeus pada tahun 1753. Tempat alamiah dari genus Theobroma adalah di
bagian hutan tropis dengan banyak curah hujan, tingkat kelembaban tinggi, dan
teduh. Dalam kondisi seperti ini Theobroma cacao jarang berbuah dan hanya
sedikit menghasilkan biji (Spillane, 1995).
Pada dasarnya buah kakao terdiri atas 4 bagian yakni : kulit, placenta,
pulp, dan biji. Buah kakao masak berisi 30-40 biji yang diselubungi oleh pulp dan
placenta. Pulp merupakan jaringan halus yang berlendir yang membungkus biji
kakao, keadaan zat yang menyusun pulp terdiri dari 80-90% air dan 8-14% gula
sangat baik untuk pertumbuhan mikroorganisme yang berperan dalam proses
fermentasi (Bintoro, 1977).
Produksi kakao serta komponen kakao di Wilayah Indonesia disajikan
pada Tabel 1:
Tabel 1. Produksi Kakao Perkebunan Rakyat di Wilayah Indonesia Tahun 2016
Wilayah
Produksi
kakao
(Ton)*
Komponen (Ton)**
Kulit Buah
(POD)
Biji dan
Pulp
Plasenta
Sumatra 168.450 127.516,65 35.677,71 4.379,70
Jawa 36.126 27.347,38 7.651,48 939,27
Nusa tenggara dan Bali 18.062 13.672,93 3.825,53 469,61
Kalimantan 10.615 8.035,55 2.248,25 275,99
Sulawesi 494.241 374.140,43 104.680,24 12.850,26
Maluku dan Papua 329 24.931,03 6.975,42 856,28
Sumber : *Badan Pusat Statistik, 2015
**Ashadi, 1998
6
Pulp kakao merupakan lapisan berlendir yang menyelimuti keping biji
yang sebagian terdiri atas air dan lapisan komponen gizi yang cukup tinggi,
diantaranya sukrosa, glukosa dan sedikit pati (Sulistyowati dkk., 1998). Biji kakao
yang difermentasi akan menghasilkan limbah berupa cacao sweatings yang
jumlahnya mencapai 5 liter/ton kakao. Limbah ini dibuang ke sungai tanpa
perlakuan lebih dahulu, sehingga mencemari sungai (Sumaryati, 2012).
Cairan pulp kakao, sebagai hasil samping selama fermentasi biji kakao,
diantaranya mengandung asam asetat atau asam cuka, asam laktat dan alkohol.
Asam-asam organik tersebut terbentuk dari fermentasi gula yang terkandung
dalam pulpa biji kakao. Selama fermentasi dapat dihasilkan cairan pulp 15-20%
dari berat biji kakao yang difermentasi (Ganda-Putra dkk., 2008). Kandungan
asam asetat dalam cairan pulp setelah fermentasi adalah 1,6 % (Case, 2004).
Menurut Agyeman dan Oldham (1986), cairan pulp mempunyai pH 3,4-7,0,
sedangkan menurut Effendi (1995) cairan pulp segar mengandung gula 12-15%,
5-7% pektin, 0,8-1,5% asam tidak menguap, dan 0,1-0,5% protein. Cairan pulp
dengan kandungan gula 12-15% berpotensi digunakan sebagai bahan pakan
sumber energi. Berikut adalah tabel komposisi pulp biji kakao.
Tabel 2. Komposisi Pulp Kakao
Komponen Kandungan rata-rata (%)
Air 80-90
Albuminoid 0,5-0,7
Glukosa 8-13
Sukrosa 0,4-1
Pati -
Asam non-volatin 0,2-0,4
Besi oksida 0,03
Garam-garam 0,4-0,45
Sumber : Haryadi dan Supriyanto (2001)
7
Pakan Komplit
Pakan komplit merupakan pakan yang cukup mengandung nutrien untuk
ternak dalam tingkat fisiologis tertentu yang dibentuk dan diberikan sebagai satu-
satunya pakan yang mampu memenuhi kebutuhan hidup pokok dan produksi
tanpa tambahan substansi lain kecuali air. Semua bahan pakan tersebut, baik
hijauan maupun konsentrat dicampur menjadi satu. Pembuatan pakan komplit
berbahan limbah pertanian dan limbah industri pertanian merupakan salah satu
alternatif pemecahan masalah ketidakontinyuan penyediaan pakan untuk
ruminansia (Purbowati dkk, 2007). Fachiroh dkk (2012) menyatakan bahwa pakan
komplit dapat disusun dari bahan campuran limbah agroindustri, limbah pertanian
yang belum dimanfaatkan optimal sehingga ternak tidak perlu diberi hijauan.
Pakan komplit merupakan campuran dari bahan pakan ternak berupa silase
dan kosentrat (pakan penguat) melalui proses fermentasi anaerob (kedap udara,
kedap air dan kedap sinar matahari) yang lengkap dengan nutrient sesuai dengan
kebutuhan berat badan. Pakan sangat penting diperlukan untuk pertumbuhan
ternak karena mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh karena itu pakan harus
tersedia terus menerus. Pakan umumnya diberikan pada ternak berupa hijauan dan
makanan penguat (konsentrat) (Masyadi, 2010).
Manfaat penggunaan pakan komplit pada ternak kambing dapat pula
dilihat dari aspek potensi sumberdaya lokal berupa biomassa bahan pakan
inkonvensional berupa hasil samping/sisa pertanian maupun industri-agro. Potensi
biomasa bahan pakan alternatif ini sangat besar baik dalam jumlah maupun
keragaman jenisnya. Pakan komplit juga dapat digunakan untuk meningkatkan
8
taraf penggunaan hasil sisa agroindustri yang tergolong limbah basah (wet by-
products) yang relatif cepat rusak. Pencampuran limbah basah dengan bahan
pakan lain yang relatif kering untuk menyusun pakan komplit dapat mengurangi
biaya pengeringan (Ginting, 2009).
Daya Cerna
Secara definisi daya cerna (digestibility) adalah bagian nutrien pakan yang
tidak diekskresikan dalam feses. Daya cerna didasarkan atas suatu asumsi bahwa
nutrien yang tidak terdapat di dalam feses adalah habis dicerna dan diabsorpsi.
Biasanya daya cerna dinyatakan dalam bahan kering dan apabila dinyatakan
dalam persentase disebut koefisien cerna. Suatu percobaan pencernaan dikerjakan
dengan mencatat jumlah pakan yang dikonsumi dan feses yang dikeluarkan dalam
satu hari (Kamal, 1994). Selisih antara zat-zat makanan yang terkandung dalam
bahan pakan yang dimakan dan zat-zat makanan dalam feses adalah jumlah yang
tinggal dalam tubuh hewan atau jumlah dari zat-zat makanan yang dicerna dapat
pula disebut koefisien cerna (Anggorodi, 1979).
Menurut Tillman, dkk., (1991) daya cerna berhubungan erat dengan
komposisi kimianya dan serat kasar mempunyai pengaruh terbesar. Selulosa dan
hemiselulosa adalah serat kasar yang sukar dicerna terutama bila mengandung
lignin. Dengan diketahui jumlah nutrien di dalam pakan dan jumlah nutrien dalam
feses maka dapat diketahui pula jumlah nutrien tercerna atau digestible nurien
(TDN) dari masing-masing nutrien yang dapat dihitung, yaitu dengan menghitung
digestible nutrien dari masing-masing nutrien tersebut (Kamal, 1994).
9
Kandungan NDF dan ADF
Sebagian besar dinding sel tumbuhan tersusun atas karbohidrat struktural.
Kandungan serat kasar dalam dinding sel tumbuhan dapat diekstrasi dengan
metode Neutral Detergent Fiber (NDF) merupakan komponen dinding sel yang
larut dalam deterjen netral (Arora, 1989). ADF merupakan komponen dinding sel
yang larut dalam deterjen asam. Proses pembentukan serat banyak terdapat
dibagian yang mengayu pada tanaman seperti akar, batang, dan daun. Kadar
lignoselulosa tanaman bertambah seiring dengan bertambahnya umur tanaman,
sehingga terdapat daya cerna yang makin rendah dengan bertambahnya lignifikasi
(Tillman, dkk. 1998).
Acid Detergent Fiber (ADF) digunakan sebagai suatu langkah persiapan
untuk mendeterminasikan lignin sehingga hemiselulosa dapat diestimasi dari
perbedaan struktur dinding sel ADF (Haris, 1970). Arora (1989) menyatakan
bahwa ADF mengandung 15% pentose yang disebut micellar pentose yang lebih
sulit dicerna dibandingkan dengan jenis kaborhidrat lainnya. Pentosa adalah
campuran araban dan xilan dengan zat lain dalam tanaman. Hidrolisis keduanya
menghasilkan arabinosa dan xilosa yang ditemukan dalam hemiselulosa.
Van Soest (1982), melakukan pemisahan bagian-bagian hijauan segar
potongan (forage) dengan cara penggunaan bahan-bahan pelarut/pencuci
(detergent).
10
Bahan makanan
Neutral Detergent Solution
NDF
Isi Sel (Komponen dinding sel)
Acid Detergent Solubles
ADS ADF
(Acid Detergent Solubles) (Acid Detergent Insoluble Fiber)
(hemiselulosa, dinding sel (lignoselulosa)
yang mengandung N)
Dicerna dengan H2SO4 72%
Soluble Acid Insoluble
(Selulosa) (Lignin)
Lignin hilang dengan
pembakaran sampai menjadi
Acid Insoluble (ASH) abu tak
larut dalam asam
Gambar 1. Skema pemisahan bagian-bagian hijauan segar pemotongan (Forage)
dengan menggunakan Detergent (Tillman, dkk., 1998).
Proses pembentukan serat banyak terdapat dibagian yang berkayu dari
tanaman seperti serabut kasar, akar, batang dan daun. Kadar lignoselulosa
tanaman bertambah dengan bertambahnya umur tanaman, sehingga terdapat daya
cerna yang makin rendah dengan bertambahnya lignifikasi (Tillman dkk, 1989).
11
Suparjo (2010), menyatakan bahwa sehubungan dengan kemampuan ternak
ruminansia mencerna serat kasar, maka analisis Van Soest dikembangkan oleh
Van Soest untuk mengetahui komponen yang ada pada serat. Analisis Van Soest
menggolongkan zat pakan menjadi isi sel dan dinding sel. Neutral Detergent Fiber
(NDF) mewakili kandungan dinding sel yang terdiri dari lignin, selulosa,
hemiselulosa, dan protein yang berikatan dengan dinding sel. Bagian yang tidak
terdapat sebagai residu dikenal sebagai Neutral Detergent Soluble (NDS) yang
mewakili isi sel dan mengandung lipid, gula, asam organik, non protein nitrogen,
pektin, protein terlarut, dan bahan terlarut dalam air lainnya. Serat kasar terutama
ADF mengandung selulosa dan hanya sebagian lignin, sehingga nilai ADF lebih
kurang 30 persen lebih tinggi dari serat kasar pada bahan yang sama. Acid
Detergent Fiber (ADF) mewakili selulosa dan lignin dinding sel tanaman. Analisis
ADF dibutuhkan untuk evaluasi kualitas serat untuk pakan ternak ruminansia dan
herbivora lain, untuk ternak non ruminansia dengan kemampuan pemanfaatan
serat yang kecil, hanya membutuhkan analisis NDF.
Hipotesis
Diduga bahwa penambahan pulp kakao dalam pakan komplit dapat
meningkatkan konsumsi dan daya cerna ADF dan NDF pakan kambing PE.
12
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2017.
Penelitian ini dimulai dengan pembuatan pakan komplit yang dilaksanakan di
Laboratorium Industri Pakan Universitas Hasanuddin. Penelitian dilaksanakan
dalam 2 tahap yaitu tahap pengambilan data di Laboratorium Industri Pakan
Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin dan analisis sampel yang dilakukan
di Laboratorium Kimia dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Materi Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini kandang metabolisme, tempat
pakan, tempat minum, ember, baskom, dan timbangan. Alat yang digunakan
untuk analisis NDF dan ADF adalah tabung reaksi sebanyak 16 buah, gelas ukur 2
buah, plastik dan karet gelang, label, sintered glass sebanyak 16 buah, beker glass,
erlenmeyer berkantung, penjepit, timbangan analitik, oven, dan tanur.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 ekor ternak kambing
PE umur 1,5-2,0 tahun, pulp kakao, bungkil kelapa, tepung rese, bungkil kelapa,
jagung, garam, mineral, dan urea. Bahan yang digunakan untuk analisis NDF dan
NDF adalah larutan ADF 30 ml, larutan ADF 40 ml, alkohol dan akuades
secukupnya.
13
Metode Penelitian
Penelitian ini dirancang menggunakan Rancangan Bujur Sangkar Latin
(RBSL) 4×4 (Sudjana, 1985) terdiri dari 4 perlakuan dan 4 periode. Adapun
keempat perlakuan tersebut sebagai berikut:
P0 : Ransum komplit dengan kandungan pulp kakao 0%
P1 : Ransum komplit dengan kandungan pulp kakao 5%
P2 : Ransum komplit dengan kandungan pulp kakao 10%
P3 : Ransum komplit dengan kandungan pulp kakao 15%
Denah perlakuan pakan komplit pulp kakao pada kambing PE selama
penelitian pada Tabel 3.
Tabel 3. Denah perlakuan pemberian pulp kakao pada kambing PE selama
Penelitian
Periode Kambing
A B C D
I P0 P1 P2 P3
II P2 P0 P3 P1
III P1 P3 P0 P2
IV P3 P2 P1 P0
Komposisi bahan pakan tiap perlakuan tertera pada Tabel 4.
Tabel 4. Komposisi bahan pakan tiap perlakuan
Bahan Perlakuan
P0 P1 P2 P3
Tongkol jagung 45 45 45 45
Pulp Kakao 0 5 10 15
Dedak 20 20 20 20
Bungkil Kelapa 6 6 6 6
Tepung Rese 6 6 6 6
Molases 15 10 5 0
Garam 1 1 1 1
Urea 1 1 1 1
Semen 5 5 5 5
Mineral 1 1 1 1
Total 100 100 100 100
14
Kandungan zat zat nutrisi setiap bahan pakan yang digunakan dalam
pembuatan pakan komplit dapat dilihat pada Tabel 5:
Tabel 5. Kandungan Nutrisi Bahan Pada Pakan Komplit
Bahan pakan PK
(%)
SK
(%)
LK
(%)
NDF
(%)
ADF
(%)
Tongkol jagung* 5.6 25.38 0.7 88 39
Pulp Kakao** 7.55 7.71 0.49 25.49 25.36
Dedak*** 12.9 11.4 13 48 20
Bungkil Kelapa*** 21.5 15 2 50.88 -
Tepung Udang*** 45 17.59 6.62 - -
Molasses*** 4.0 0.38 0.08 - -
Tepung Jagung*** 9.0 2.0 4.0 33.10 19.69
Garam - - - - -
Urea*** 287.5 - -
Mineral - - - - -
Sumber : * : Murni, Dkk (2008) ** : Laboratorium kimia makanan ternak, Universitas Hasanuddin (2016) *** : Anggrodi (1985)
Kandungan nutrisi pada pakan komplit setiap perlakuan yang diberikan
keternak kambing dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Kandungan NDF dan ADF pakan komplit dengan penambahan pulp
kakao yang berbeda
Parameter Perlakuan (%)
P 0 P 1 P 2 P 3
Kandungan NDF 44,59 47,07 49,95 50,64
Kandungan ADF 27,53 27,29 28,62 28,21
Sumber : Laboratorium kimia makanan ternak, Universitas Hasanuddin (2017)
Prosedur Pembuatan Pakan Komplit
Menyiapkan bahan pakan yang digunakan, kemudian setiap bahan pakan
ditimbang berdasarkan formulasi tiap perlakuan dan dicampur dalam sebuah
wadah. Prosedur pembuatan pakan komplit pulp kakao disajikan pada Gambar 2.
15
Gambar 2. Prosedur pembuatan pakan komplit kambing PE (Wartoyo, 2015)
Kandang Metabolisme
Penelitian ini menggunakan 4 ekor kambing PE. Kambing di tempatkan
dalam kandang metabolisme yang dilengkapi tempat pakan dan urine. Kandang
ini dipasangi ram plastik di bawah lantai kandang yang berfungsi sebagai filtrasi
feses dan urin, corong plastik dan toples dipasang di bawah ram plastik untuk
menadah urin, sehingga feses dan urine tertampung dalam penampungan masing-
masing.
Formulasi
Penimbangan
Mixing
Pencetakan
Bahan Pakan yang akan digunakan
Bahan pakan yang akan digunakan
Pengovenan
Bahan pakan yang akan digunakan Diberikan Ternak
Bahan pakan yang akan digunakan
16
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini berlangsung 4 periode penelitian, tiap periode dibagi 2 tahap
yaitu tahap pertama pembiasaan selama 10 hari dan tahap kedua yaitu periode
koleksi selama 5 hari. Pembiasaan pakan dimaksudkan agar ternak terbiasa
dengan pakan yang diberikan, dan semua pakan yang dimakan sebelumnya sudah
keluar semua selama 10 hari. Sedangkan periode koleksi atau pengambilan data
selama 5 hari adalah data yang diambil merupakan pengaruh pakan perlakuan.
Sedangkan pemberian pakan dan air minum dilakukan secara ad libitum.
Pengambilan Sampel
Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah pakan yang ditawarkan
hanya satu kali diambil, sampel sisa pakan diambil tiap hari selama 3 hari
sebanyak 10% demikian juga feses. Feses di simpan di freezer selama 3 hari dan
hari terakhir dikompositkan kemudian diambil sampel sebanyak 10% dari berat
sampel yang terkumpul untuk kebutuhan analisis di Laboratorium.
Parameter yang diukur
Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah :
1. Konsumsi NDF dan ADF dapat dihitung dengan rumus :
Konsumsi NDF= Konsumsi BK x % NDF
Konsumsi ADF = Konsumsi BK x % ADF
2. Daya cerna (DC) NDF dan ADF dihitung dengan rumus berikut :
𝑫𝑪 𝑵𝑫𝑭 % =𝑲𝒐𝒏𝒔𝒖𝒎𝒔𝒊 𝑵𝑫𝑭 − 𝑵𝑫𝑭 𝑭𝒆𝒔𝒆𝒔
𝑲𝒐𝒏𝒔𝒖𝒎𝒔𝒊 𝑵𝑫𝑭 𝑿 𝟏𝟎𝟎%
𝑫𝑪 𝑵𝑫𝑭 % =𝑲𝒐𝒏𝒔𝒖𝒎𝒔𝒊 𝑨𝑫𝑭 − 𝑨𝑫𝑭 𝑭𝒆𝒔𝒆𝒔
𝑲𝒐𝒏𝒔𝒖𝒎𝒔𝒊 𝑨𝑫𝑭 𝑿 𝟏𝟎𝟎%
17
Prosedur kerja analisis kecernaan NDF dan ADF menurut (Van
Soest,1976) adalah sebagai berikut :
Penentuan Neutral Detergent Fiber (NDF)
1. Timbang 0,25gram sampel kemudian masukkan kedalam tabung reaksi 50 ml
2. Masukkan ke dalam tabung reaksi 50 ml
3. Tambah 25 ml larutan NDF, kemudian tutup rapat tabung tersebut
4. Rebus dalam air mendidih selama 1 jam (sekali-kali dikocok)
5. Saring ke dalam sintered gelas No.1 yang diketahui beratnya (a gram) sambil
diisap dengan pompa vacum
6. Cuci dengan air panas lebih kurang 100 ml (secukupnya)
7. Cuci dengan lebih kurang 50 ml alkohol
8. Ovenkan pada suhu 1050C selama 8 jam atau biarkan bermalam
9. Dinginkan dalam eksikator selama ½ jam kemudian timbang (b gram)
Perhitungan :
𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐍𝐃𝐅 =𝑨𝑫𝑭
% 𝑩𝑲 𝑿 𝟏𝟎𝟎
Penentuan Kadar Acid Detergent Fiber (ADF)
1. Timbang sampel ±0,3 gram dan masukkan kedalam tabung reaksi 50 ml
2. Tambah 30 ml larutan ADF kemudian tutup rapat tabung tersebut
3. Rebus dalam air mendidih selama 1 jam sambil sekali-kali dikocok
4. Saring dengan sintered glass yang telah diketahui beratnya (a gram) sambil
diisap dengan pompa vacuum
5. Cuci dengan lebih kurang 100 ml air mendidih dan 50 ml alkohol
6. Ovenkan pada suhu 1050C selama 8 jam atau dibiarkan bermalam
18
7. Dinginkan dalam eksikator lebih kurang ½ jam kemudian timbang (b gram).
Perhitungan :
Kadar ADF = 𝑵𝑫𝑭
%𝑩𝑲 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
Pengolahan Data
Data dianalisis dengan analisis ragam menurut Rancangan Bujur Sangkar
Latin 4 x 4 (4 perlakuan dan 4 ulangan). Adapun perlakuan berpengaruh nyata
terhadap parameter yang diukur diuji dengan menggunakan uji BNT (Sudjana,
1991). Dengan model matematika sebagai berikut.
Yijk = μ + ßi + Κj + Ƭk + ξ ijk
Ket: μ = rataan umum
ßi = pengaruh baris ke (1, 2, 3, 4)
Κj = pengaruh kolom ke (1, 2, 3, 4)
Ƭk = pengaruh perlakuan ke (1, 2, 3, 4)
ξ ijk = pengaruh galat
19
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, rata-rata konsumsi dan
daya cerna NDF dan ADF ternak kambing yang diberi pakan komplit dengan
penambahan pulp kakao dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Konsumsi dan daya cerna NDF dan ADF
Parameter Perlakuan
P 0 P 1 P 2 P 3
Konsumsi NDF (g) 135,54±71 223,86±73,4 182,73±56,2 140,89±30,3
Konsumsi ADF (g) 83,69±43,9 129,80±42,5 104,69±32,2 88,46±46,8
Daya cerna NDF (%) 36,84±8,03a 48,40±8,49b 43,60±4,99b 50,52±3,93c
Daya cerna ADF (%) 30,87±4,63 31,64±8,94 27,93±5,54 37,40±4,66
Keterangan : Superskrip yang Berbeda Pada Baris yang Sama Menunjukkan
Berpengaruh Nyata (P<0,05).
P0: Ransum komplit dengan kandungan pulp kakao 0%
P1: Ransum komplit dengan kandungan pulp kakao 5%
P2: Ransum komplit dengan kandungan pulp kakao 10%
P3: Ransum komplit dengan kandungan pulp kakao 15%
Konsumsi NDF dan ADF
Berdasarkan sidik ragam ransum komplit dengan penambahan pulp kakao
dengan level berbeda tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi NDF
dan ADF. Konsumsi NDF tertinggi pada perlakuan P1 223,86 g dan terendah pada
perlakuan P0 135,54 g. Konsumsi ADF tertinggi pada perlakuan P1 129,80 g dan
terendah pada perlakuan P0 83,69 g. Konsumsi NDF dan ADF ransum pakan
komplit menunjukkan nilai tertinggi pada perlakuan P1 dibandingkan dengan
perlakuan lainnya. Tingginya konsumsi NDF dan ADF pada perlakuan P1 karena
semakin tinggi pula level pulp kakao yang diberikan dimana kandungan gas pada
pulp kakao juga akan semkin meningkat sehingga menimbulkan aroma yang tidak
20
menarik dan akan mengakibatkan semakin menurunnya konsumsi pakan. Hal ini
sesuai pendapat Ali (2008) yang menyatakan bahwa pakan yang memiliki aroma
yang menarik dapat meningkatkan palatabilitas sehingga akan meningkatkan
konsumsi pakan yang akan berpengaruh terhadap konsumsi NDF. Selanjutnya
menurut pendapat Winarno dan Fardiaz (1980), menyatakan bahwa proses
fermentasi bahan pakan oleh adanya mikroorganisme menyebabkan perubahan-
perubahan yang menguntungkan seperti memperbaiki mutu bahan pakan baik dari
aspek gizi maupun daya cerna serta meningkatkan daya simpannya. Selain itu,
tingginya konsumsi NDF dan ADF juga dapat dipengaruhi oleh kandungan NDF
dan ADF pakan ternak yang akan diberikan. Hal ini sesuai pendapat Biyatmoko
(2014) yang menyatakan bahwa kandungan NDF dan ADF dalam pakan dapat
mempengaruhi konsumsi NDF dan ADF pada ternak.
Konsumsi NDF dan ADF dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan pada
perlakuan P1 dan mengalami penurunan pada perlakuan P2 dan P3. Penuruan
konsumsi NDF dan ADF disebabkan oleh tingginya level pemberian pulp kakao
pada pakan komplit. Hal ini sesuai pendapat Kompiang dkk, (1992) yang
menyatakan bahwa menurunnya kadar NDF menunjukkan telah terjadi
pemecahan selulosa dinding sel, sehingga pakan menjadi mudah di cerna. Ruddel
dan Potrat (2002) menyatakan kandungan NDF dan ADF yang rendah pada bahan
pakan, memberikan nilai manfaat yang lebih baik bagi ternak, karena hal tersebut
menandakan bahwa serat kasarnya rendah, sedang pada ternak ruminansia
selulosa dan hemiselulosa diperlukan dalam sistem pencernaan dan berfungsi
sebagai sumber energi.
21
Daya cerna NDF dan ADF
Berdasarkan sidik ragam daya cerna NDF dan ADF pakan komplit yang
mengandung kadar pulp kakao berbeda pada kambing peranakan ettawa
berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap daya cerna NDF dan tidak berpengaruh
nyata terhadap daya cerna ADF (P>0,05). Daya cerna NDF pada perlakuan P3
dengan penambahan pulp kakao 15% menghasilkan daya cerna NDF yang
tertinggi yaitu 50,52% dan terendah pada perlakuan tanpa pulp kakao yaitu P0
36,84%. Ransum yang tidak menggunakan pulp kakao menghasilkan daya cerna
NDF lebih kecil dibandingkan dengan ransum yang menggunakan pulp kakao.
Hal ini diduga disebabkan karena semakin banyak pulp kakao yang ditambahkan
maka semakin tinggi pula kandungan lignin dan silika dalam ransum.
Degradasi dinding sel (NDF) dalam rumen oleh enzim yang dihasilkan
oleh mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kandungan lignin dan silika
dari bahan tersebut (Tomlin et al.,1965). Silika merupakan faktor penghambat
kecernaan dinding sel, semakin tinggi kandungan silikanya maka kecernaan
dinding sel semakin rendah (Jakson, 1977). Lignin mempengaruhi proses
pencernaan hanya jika berada dalam dinding sel (Van Soest,1982).
Nilai rataan daya cerna ADF tertinggi pada perlakuan P3 yaitu 37,40% dan
terendah pada perlakuan P2 yaitu 27,93%. Rataan daya cerna ADF tidak berbeda
nyata disebabkan karena ADF merupakan bagian dari NDF yang terdiri dari
selulosa dan lignin sehingga ADF lebih sukar dicerna karena kandungan lignin
dan silika pada pakan sedangkan menurut pendapat (Van Soest, 1982)
menyatakan bahwa lignin dan silika tidak dapat dicerna oleh mikroorganisme
22
rumen. Fraksi serat sering terdapat dalam bentuk berikatan dengan lignin sehingga
menjadi sulit dicerna oleh mikroba rumen. Kecernaan suatu bahan pakan
merupakan pencerminan dari tinggi rendahnya nilai manfaat dari bahan pakan
tersebut dengan mengukur jumlah makanan yang dikonsumsi dan jumlah
makanan yang dikeluarkan melalui feses (Sadeli, 2011).
23
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa penggunaan pulp kakao dalam pakan komplit mengasilkan konsumsi NDF
dan ADF tertinggi pada perlakuan P1, sedangkan daya cerna NDF dan ADF
tertinggi pada perlakuan P3.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat pengaruh level pulp
kakao dalam pakan komplit terhadap kinerja produksi dan efisiensi ekonomisnya.
24
DAFTAR PUSTAKA
Agyeman, K.O.G dan J.H., Oldham.1986. Utilization of cacao by-product as an
alternatif source of energy biomass. 10: 311–318.
Ali, U. 2008. Pengaruh penggunaan onggok dan isi rumen sapi dalam pakan
komplit terhadap penampilan kambing peranakan etawa. Jurusan Nutrisi dan
Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Islam. Malang.
Anggorodi, R. 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum. Penerbit : Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
Anggorodi. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Penerbit : Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
Arora, S.P., 1989. Pencernaan Mikroba Pada Ruminansia. Diterjemahkan oleh :
R. Muwarni. Penerbit : Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Ashadi, R.W. 1998. Pembutaan gula cair dari pod coklat dengan menggunakan
asam sulfat, enzim, serta kombinasi keduanya. Skripsi. Institut Pertanian
Bogor. Bogor. Hal 22-23
Badan Pusat Statistik. 2015. Statistik Perkebunan Indonesia 2014-2016 Kakao.
Direktorat Jendral Perkebunan. Jakarta
Basuki, P.Hardjosubroto, W.Kustono dan N.Ngadiono.1982. Performnas produksi
dan reproduksi kambing peranakan etawah (PE) dan bligon. Pros. Seminar
Penelitian Peternakan. P. Ronohardjo, I. P. Kompiang, M. Rangkuti,
P.Sitorus, M.E. Siregar, Soetiono, E. Djamaludin Dan S. Wahyuni (Eds.).
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Bogor. Hal 104-108.
Bintoro, M.H. 1977. Periode Cukup Panen, Panen dan Periode Setelah Panen
Coklat. Penerbit : IPB-Press. Bogor.
Biyatmoko, D. 2014. Profil acid detergen fiber (ADF) dan neutral detergen fiber
(NDF) produk fermentasi jerami padi menggunakan mikrobia cairan rumen.
Media sains. 7 (1) : 7-11. ISN 2085-3548.
Dinas Peternakan Purworejo, 1996. Kambing Peranakan Ettawa. http://disnak-
purworejo.go.id. Diakses pada tanggal 28 Januari 2017.
Devandra, C. dan M. Burns. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis.
Terjemahan : IDK Haryaputra. Penerbit : ITB, Bandung
25
Fachiroh, L., B.W.H.E. Prasetiyono dan A. Subrata. 2012. Kadar protein dan urea
darah kambing perah peranakan etawa yang diberi wafer pakan komplit
berbasis limbah agroindustri dengan suplementasi protein terproteksi.
Animal. Agriculture Journal. 1 (1) : 443 – 451.
Ginting, S.P.. 2009. Prospek penggunaan pakan komplit pada ternak kambing.
Wartazoa 19 (2) : 231-237.
Harris, L.E. 1970. Nutrition research techniques for domestic and wild animals.
Utah State University, Logan, Utah, USA
Haryadi, M. dan Supriyanto. 2001. Pengolahan Kakao Menjadi Bahan Pangan.
Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Penerbit : Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta. Hal 56-70.
Jackson, M.G. 1977. The Alkali Treatment of Straw. Anim. Feed Sci and Tech.
2:105-130.
Kamal, M. 1994. Nutrisi Ternak. Diklat Kuliah. Fakultas Peternakan Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
Masyadi. 2010. Pakan lengkap silase komplit. http://masyadi- kumpulan
artikelkuliah.blogspot.com. Diakses pada tanggal 17 Maret 2017.
Pamungkas, A. Batubara, M Doloksaribu, E Sihite. 2009. Potensi beberapa
plasma nutfah kambing lokal Indonesia. Petunjuk Teknis Pusat Penelitian
dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian Departemen Penelitian, Bogor.
Purbowati, E., C. I. Sutrisno, E. Baliarti, S. P. S. Budhi, dan W. Lestariana. 2007.
Pengaruh pakan komplit dengan kadar protein dan energi yang berbeda pada
penggemukan domba lokal jantan secara feedlot terhadap konversi pakan.
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Sadeli, A. 2011. Pengaruh coating minyak sawit pada urea terhadap kecernaan
bahan kering, bahan organik, neutral detergent fiber (NDF) dan acid
datergent fiber (ADF) dalam ransum domba lokal jantan [Skripsi]. Fakultas
pertanian, Uniersitas sebelas maret, Surakarta, hal: 1-38.
Spillane, J.J., 1995. Komoditi Kakao Peranannya dalam Perekonomian Indonesia.
Penerbit : Kanisius, Yogyakarta.
Sudjana, M. A. 1985. Desain dan Analisis Eksperimen. Penerbit : Tarsito,
Bandung.
26
Sulistyowati, O. Atmawinata, S. Mulato dan Yusianto. 1998. Pemanfaatan limbah
bubur pulp kakao untuk pembuatan nata kakao. Pelita Perkebunan. 14 (1) :
63-75.
Sumadi dan S. Prihadi. 1999. Standarisasi kambing peranakan etawah bibit di
daerah istimewa Yogyakarta. Makalah. Standarisasi Kambing PE.
Yogyakarta
Sumaryati, E .2012. Pengaruh penundaan pengolahan cairan pulp kakao
(Theobroma cacao, L.) dan penambahan air kelapa terhadap rendemen dan
sifat nata serta sisa medium fermentasi. Fakultas Pertanian Universitas
Widyagama Malang. Malang.
Suparjo. 2010. Analisis Proksimat dan Analisis Serat. www.Analisa/proksimat/
serat/fakultaspertanianjambi.co.id. Tanggal akses 25 Maret 2017
Tillman A.D., Hartadi, S., Reksohadiprodjo, S., Prawirokusumo, S., dan
Ledosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Penerbit : Gadja Mada
University Press, Yogyakarta.
Van Soest, R. J. 1982. Nutritional Ecology of the Ruminant. Durhom and Downey
Inc, USA.
Wartoyo, E. E. 2015. Daya cerna serat kasar dan protein kasar wafer tongkol
jagung mengandung sumber protein berbeda pada kambing kacang jantan.
Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.
Winarno, F. G., dan D. Fardiaz, 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Penerbit :
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
27
Lampiran 1. Konsumsi NDF (gram/ekor/hari)
No Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4 Total Rata-rata
P0 101.88 55.76 167.39 217.13 542,16 135,54
P1 210.54 330.57 165.98 188.36 895,45 223,86
P2 111.11 164.65 231.12 224.07 730,95 182,73
P3 173.64 156.93 127.61 105.40 563,58 140,89
KONSUMSI NDF
Descriptive Statistics
Dependent Variable:Kndf
KAMBING PERIODE PERLAKUAN Mean Std. Deviation N
Konsumsi ndf Total PERL P0 135.5400 71.10836 4
PERL P1 223.8625 73.42749 4
PERL P2 182.7375 56.29357 4
PERL P3 140.8950 30.36304 4
Total 170.7588 65.31944 16
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Kndf
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 48423.601a 9 5380.400 2.073 .194
Intercept 466536.811 1 466536.811 179.716 .000
KAMBING 25348.305 3 8449.435 3.255 .102
PERIODE 2692.486 3 897.495 .346 .794
PERLAKUAN 20382.811 3 6794.270 2.617 .146
Error 15575.836 6 2595.973
Total 530536.248 16
Corrected Total 63999.437 15
a. R Squared = .757 (Adjusted R Squared = .392)
28
Kndf
PERLAKU
AN
Subset
N 1
Duncana,,b PERL P0 4 135.5400
PERL P3 4 140.8950
PERL P2 4 182.7375
PERL P1 4 223.8625
Sig. .059
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 2595.973.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.
a. Alpha = .05.
b.
Lampiran 2. Konsumsi ADF (gram/ekor/hari)
No Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4 Total Rata-rata
P0 62.91 34.43 103.36 134.07 334,77 83,69
P1 122.08 191.67 96.24 109.21 519,20 129,80
P2 63.66 94.33 132.41 128.38 418,78 104,69
P3 96.73 87.42 71.09 98.60 353,84 88,46
KONSUMSI ADF
Descriptive Statistics
Dependent Variable:KADF
KAMBING PERIODE PERLAKUAN Mean Std. Deviation N
Konsumsi
adf
Total PERL P0 83.6925 43.90675 4
PERL P1 129.8000 42.57432 4
PERL P2 104.6950 32.25112 4
PERL P3 88.4600 12.56995 4
Total 101.6619 36.52224 16
29
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:KADF
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 14487.756a 9 1609.751 1.750 .255
Intercept 165362.189 1 165362.189 179.730 .000
KAMBING 7341.617 3 2447.206 2.660 .142
PERIODE 1953.572 3 651.191 .708 .582
PERLAKUAN 5192.567 3 1730.856 1.881 .234
Error 5520.354 6 920.059
Total 185370.299 16
Corrected Total 20008.110 15
a. R Squared = .724 (Adjusted R Squared = .310)
KADF
PERLAKUAN
Subset
N 1
Duncana,,b PERL P0 4 83.6925
PERL P3 4 88.4600
PERL P2 4 104.6950
PERL P1 4 129.8000
Sig. .087
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 920.059.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.
b. Alpha = .05.
30
Lampiran 3. Daya cerna NDF (%)
No Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4 Total Rata-rata
P0 25.03 39.05 40.16 43.12 147,36 36,84
P1 38.38 54.36 56.45 44.43 193,62 48,40
P2 38.80 39.8 48.3 47.52 174,42 43,60
P3 49.20 55.77 50.46 46.67 202,10 50,52
DAYA CERNA NDF
Descriptive Statistics
Dependent Variable:DCndf
KAMBING PERIODE PERLAKUAN Mean Std. Deviation N
Dc ndf Total PERL P0 36.8400 8.05856 4
PERL P1 48.4050 8.49481 4
PERL P2 43.6050 4.99788 4
PERL P3 50.5250 3.83540 4
Total 44.8438 8.05228 16
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:DCndf
Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Corrected Model 823.601a 9 91.511 3.685 .063
Intercept 32175.391 1 32175.391 1295.763 .000
KAMBING 97.454 3 32.485 1.308 .355
PERIODE 283.933 3 94.644 3.811 .077
PERLAKUAN 442.214 3 147.405 5.936 .032
Error 148.987 6 24.831
Total 33147.979 16
Corrected Total 972.588 15
31
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:DCndf
Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Corrected Model 823.601a 9 91.511 3.685 .063
Intercept 32175.391 1 32175.391 1295.763 .000
KAMBING 97.454 3 32.485 1.308 .355
PERIODE 283.933 3 94.644 3.811 .077
PERLAKUAN 442.214 3 147.405 5.936 .032
Error 148.987 6 24.831
Total 33147.979 16
Corrected Total 972.588 15
a. R Squared = .847 (Adjusted R Squared = .617)
DCndf
PERLAKUAN
Subset
N 1 2
Duncana,,b PERL P0 4 36.8400
PERL P2 4 43.6050 43.6050
PERL P1 4 48.4050
PERL P3 4 50.5250
Sig. .103 .107
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 24.831.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.
b. Alpha = .05.
32
Lampiran 4. Daya cerna ADF (%)
No Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4 Total Rata-rata
P0 24.19 34.58 31.43 33.28 123,48 30,87
P1 26.66 43.15 22.85 33.93 126,59 31,64
P2 33.04 24.31 22.11 32.29 111,75 27,93
P3 43.00 43.12 41.24 22.26 149,62 37,40
DAYA CERNA ADF
Descriptive Statistics
Dependent Variable:Dcadf
KAMBING PERIODE PERLAKUAN Mean Std. Deviation N
Total PERL P0 30.8700 4.63710 4
PERL P1 31.6475 8.94033 4
PERL P2 27.9375 5.54071 4
PERL P3 37.4050 10.13317 4
Total 31.9650 7.71533 16
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Dcadf
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 697.617a 9 77.513 2.382 .152
Intercept 16348.180 1 16348.180 502.305 .000
KAMBING 398.637 3 132.879 4.083 .067
PERIODE 110.523 3 36.841 1.132 .408
PERLAKUAN 188.457 3 62.819 1.930 .226
Error 195.278 6 32.546
Total 17241.075 16
Corrected Total 892.895 15
33
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Dcadf
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 697.617a 9 77.513 2.382 .152
Intercept 16348.180 1 16348.180 502.305 .000
KAMBING 398.637 3 132.879 4.083 .067
PERIODE 110.523 3 36.841 1.132 .408
PERLAKUAN 188.457 3 62.819 1.930 .226
Error 195.278 6 32.546
Total 17241.075 16
Corrected Total 892.895 15
a. R Squared = .781 (Adjusted R Squared = .453)
DCadf
PERLAKUAN N
Subset
1
Duncana,,b PERL P2 4 27.9375
PERL P0 4 30.8700
PERL P1 4 31.6475
PERL P3 4 37.4050
Sig. .067
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 32.546.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.
b. Alpha = .05.
34
DOKUMENTASI PENELITIAN
Pembuatan pakan komplit
Pembuatan pakan komplit
jumlabesar
Kambing Peranakan Ettawa
Pakan Komplit
atan pakan komplit jumlah besar
Sampel Feses dan Urine
Pengambilan cairan rumen
35
Penimbangan sampel
Pencampuran sampel
Larutan NDF dan ADF
Pengovenan sampel
Proses pencucian sampel
Sampel yang telah dicampur
larutan NDF dan ADF
36
RIWAYAT HIDUP
Andi Nurainun Fajriati lahir pada tanggal 30 Juni 1995 di
Ujung Pandang, Provinsi Sulawesi Selatan. Penulis adalah
anak ke dua dari dua bersaudara pasangan Andi Syamsu, S.Pd
dan Andi Prihatini. Pada tahun 2001 penulis memulai
pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 103 Lero.M, Kecamatan
Suppa, Pinrang dan tamat pada tahun 2007. Penulis melanjutkan ke Sekolah
Menengah Pertama Negeri 1 Suppa, Pinrang dan tamat pada tahun 2010.
Kemudian penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Model
Parepare dan tamat pada tahun 2013. Pada tahun yang sama pula, penulis
melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri dan lulus melalui jalur
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negri (SBMPTN) di Fakultas
Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Saat ini Penulis aktif di
Himpunan Mahasiswa Produksi Ternak (HIMAPROTEK_UH), Pengurus Senat
Mahasiswa Fakultas Peternakan (SEMA FAPET_UH) dan Pengurus HMI
Komisariat Peternakan serta sebagai asisten Ilmu Ternak Potong di Fakultas
Peternakan, Universitas Hasanuddin.
top related