KEMAMPUAN POWER OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT … · kemampuan power otot tungkai, kekuatan otot tungkai, dan kelincahan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola dan futsal di
Post on 11-Sep-2019
45 Views
Preview:
Transcript
KEMAMPUAN POWER OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT
TUNGKAI, DAN KELINCAHAN SISWA YANG MENGIKUTI
EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DAN FUTSAL
DI SMP NEGERI 3 GODEAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Vinsensius Budi Wicaksono
NIM 09601244199
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
ii
iii
iv
v
MOTTO
Hidup tanpa ilmu adalah sia-sia, ilmu tanpa amal adalah sia-sia, dan amal tanpa
ikhlas adalah sia-sia (Ibnul Jauzi)
Hidup sekali, jadi orang yang berguna bagi sekelilingmu. (V. Budi Wicaksono)
vi
PERSEMBAHAN
Persembahan
Karya ini dipersembahkan kepada orang-orang yang ada di dalam hati
penulis, di antaranya:
Keluarga ku tercinta yang selalu ada di kehidupan saya. (Bapak Ibu, kakak,
mbah-mbah, dan saudara)
Keluarga besar (Bapak, mamak, mb Tuti, kang Tono, mas Tri, Asmidayati
resa, mba asih dan Dedek Devia yang tersayang)
vii
KEMAMPUAN POWER OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT
TUNGKAI, DAN KELINCAHAN SISWA YANG MENGIKUTI
EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DAN FUTSAL
DI SMP NEGERI 3 GODEAN
Oleh
Vinsensius Budi Wicaksono
09601244199
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum pernah dilakukan tes
pengukuran power otot tungkai, kekuatan otot tungkai, dan kelincahan siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler sepakbola dan futsal di SMP Negeri 3 Godean.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan power otot tungkai,
kekuatan otot tungkai, dan kelincahan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler
sepakbola dan futsal di SMP Negeri 3 Godean.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Pengambilan
data dilakukan pada tanggal 6 dan 13 April 2013. Instrumen pengumpulan data
menggunakan tes vertical jump, leg and back dynamometer, dan dogging run..
Penelitian populasi sejumlah 42 siswa sebagai subjek penelitian Penelitian ini
merupakan penelitian populasi dimana subyek penelitian digunakan sebagai
penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan
persentase.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan power otot tungkai,
kekuatan otot tungkai, dan kelincahan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler
sepakbola dan futsal di SMP Negeri 3 Godean sebagai berikut: Kemampuan yang
mengikuti ekstrakurikuler sepakbola berada pada kategori “Kurang” sebanyak 10
siswa (45.45%), kekuatan otot tungkai berada pada kategori “Sedang” sebanyak
11 siswa (50%) dan kelincahan berada pada kategori “Sedang” sebanyak 10 siswa
(45.45%). Sedangkan kemampuan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal
sebagaian besar kemampuan power otot tungkai berada pada kategori “Sedang”
sebanyak 10 siswa (50%), kekuatan otot tungkai berada pada kategori “Sedang”
7 siswa (31.82%) dan kelincahan berada pada kategori “Baik” sebanyak 9 siswa
(45%).
Kata kunci: power otot tungkai, kekuatan otot tungkai, kelincahan, sepakbola,
ekstrakurikuler, futsal
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas
segala rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul
“Kemampuan Power Otot Tungkai, Kekuatan Otot Tungkai, dan Kelincahan
Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Sepakbola dan Futsal Di SMP Negeri 3
Godean”
Disadari sepenuhnya penyusunan dan penyelesaian skripsi ini dapat
terselesaikan berkat adanya bimbingan, petunjuk, arahan, serta bantuan dari
berbagai pihak yang dirasakan sangat besar perannya. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang setulusnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. selaku Rektor Universitas
Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan menempuh pendidikan
di Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Bapak Rumpis Agus Sudarko, M.S., selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian dalam
penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Amat Komari, M. Si., selaku Ketua Jurusan POR FIK UNY yang
telah memberikan kemudahan dan fasilitas selama menjalani proses pendidikan
di Universitas Negeri Yogyakarta.
4. Bapak Moh. Hammid Anwar, Phil., Selaku penasehat Akademik dan selaku
Pembimbing Akademik yang telah memberikan nasihat dan dukungan.
ix
5. Bapak Aris Fajar Pambudi, M.Or., Selaku Pembimbing tugas akhir skripsi
yang telah memberikan bimbangan, arahan, dukungan dalam penyusunan
Tugas Akhir Skripsi.
6. Seluruh Staf dan Karyawanan Perpustakaan Pusat dan Perpustakaan Fakultas
Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah membantu.
7. Teman-teman seperjuangan PJKR F 2009, yang telah memberikan semangat
dan dukunganya.
8. Kepala Sekolah dan Para Pelatih SMP Negeri 3 Godean yang mengijinkan
membantu terlaksanaannya pengambilan data.
9. Siswa SMP Negeri 3 Godean yang telah bersedia meluangkan waktu sebagai
testi dalam penelitian ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam melaksanakan penelitian dan penulisan skripsi ini.
Disadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnyanya membangun selalu diharapkan
demi perbaikan-perbaikan lebih lanjut. Di harapkan semoga skripsi ini bermanfaat
terutama bagi penulis dan pembaca sekalian.
Yogyakarta, Juni 2013
Penulis
x
DAFTAR ISI
halaman
JUDUL …………………………………………………………………… i
PERSETUJUAN ………………………………………………………… ii
PERNYATAAN …………………………………………………………. iii
PENGESAHAN …………………………………………………………. iv
MOTTO ………………………………………………………………….. v
PERSEMBAHAN ………………………………………………………... vi
ABSTRAK ……………………………………………………………….. vii
KATA PENGANTAR …………………………………………………... viii
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. x
DAFTAR TABEL ………………………………………………………. xi
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. xii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….. xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………… 1
B. Identifikasi Masalah ………………………………………….. 4
C. Batasan Masalah ……………………………………………… 4
D. Rumusan Masalah ……………………………………………. 5
E. Tujuan Penelitian …………………………………………….. 5
F. Manfaat Penelitian ……………………………………………. 5
BAB II. KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori ………………………………………………… 7
1. Hakikat Sepakbola …………….……………………………. 7
2. Hakikat Futsal ……………………….……………………… 9
3. Unsur-Unsur yang Pendukung Sepakbola dan Futsal ……. ... 11
4. Hakikat Power Otot Tungkai ……………………………….. 14
5. Hakikat Kekuatan Otot Tungkai ……………………………. 17
6. Hakikat Kelincahan ……….………………………………. 19
xi
7. Tes Pengukuran Power Otot Tungkai. Kekuatan Otot
Tungkai dan Kelincahan ………………………………… 22
8. Profil Ekstrakurikuler Sepakbola dan Futsal Siswa
di SMP Negeri 3 Godean ..………………………………… 30
B. Penelitian yang Relevan ……………………………………… 31
C. Kerangka Berfikir …………………………………………..... 33
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian …………………………………………… 35
B. Waktu dan Tempat Penelitian ……………………………….. 35
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ……..…………….. 35
D. Populasi dan Sampel Penelitian …………..………………… 36
E. Intrumen dan Teknik Pengumpulan Data ………………….. 37
F. Teknik Analisis Data ……………………………………….. 45
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian …………………………………… 47
B. Hasil Penelitian ……………………………………………… 47
1. Kemampuan Power Otot Tungkai Siswa yang
Mengikuti Ekstrakurikuler Sepakbola dan Futsal ………… 48
2. Kemampuan Kekuatan Otot Tungkai Siswa yang
Mengikuti Ekstrakurikuler Sepakbola dan Futsal ………… 50
3. Kemampuan Kelincahan Otot Tungkai Siswa yang
Mengikuti Ekstrakurikuler Sepakbola dan Futsal …………. 53
C. Pembahasan …………………………………………………… 56
BAB V. PENUTUPAN
A. Kesimpulan ………………………………………………..... 59
B. Implikasi ……………………………………………………. 59
C. Keterbatasan Penelitian …………………………………….. 59
D. Saran ………………………………………………………… 60
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 61
LAMPIRAN ............................................................................................... 64
xii
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1. Rentangan Norma……………………………………………… 46
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kemampuan Power Otot Tungkai Siswa
yang Mengikuti Ekstrakurikuler Sepakbola ………………….. 48
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kemampuan Power Otot Tungkai Siswa
yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal …………….………… 49
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kemampuan Kekuatan Otot Tungkai
Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Sepakbola ………….. 51
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kemampuan Kekuatan Otot Tungkai
Siswayang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal ………………… 52
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Kemampuan Kelincahan Siswa yang
Mengikuti Ekstrakurikuler Sepakbola ………………………… 54
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Kemampuan Kelincahan Siswa yang
Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal ……………..……………….. 55
xiii
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 1. Macam-Macam Power Otot Tungkai ……………………… 23-24
Gambar 2. Kekuatan Otot Tungkai …………………………………….. 25
Gambar 3. Macam-Macam Kelincahan…..…………………………….. 26-28
Gambar 4. Tes Vertical Jump ………………………………………….. 40-42
Gambar 5. Tes leg and back dynamometer …………………………….. 43
Gambar 6. Tes Kelincahan ……………………………………………... 45
Gambar 7. Histogram. Kemampuan Power Otot Tungkai Siswa yang
Mengikuti Ekstrakurikuler Sepakbola ……………………… 49
Gambar 8. Histogram. Kemampuan Power Otot Tungkai Siswa yang
Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal..………………………… 50
Gambar 9. Histogram. Kemampuan Kekuatan Otot Tungkai Siswa yang
Mengikuti Ekstrakurikuler Sepakbola ……………………… 52
Gambar 10. Histogram. Kemampuan Kekuatan Otot Tungkai Siswa yang
Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal. …………………………. 53
Gambar 11. Histogram. Kemampuan Kelincahan Siswa yang Mengikuti
Ekstrakurikuler Sepakbola ………………………………….. 55
Gambar 12. Histogram. Kemampuan Kelincahan Siswa yang Mengikuti
Ekstrakurikuler Futsal ……………………………………… 56
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kartu Bimbingan TAS……………………………………..... 64
Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian ………………………………………… 65
Lampiran 3. Lembar Pengesahan ………………………………………… 66
Lampiran 4. Surat Permohonan Izin dari Fakultas Ilmu Keolahragaan
UNY ………………………………………………………… 67
Lampiran 5. Surat Keterangan Izin Penelitian dari Gubernur Sleman……. 68
Lampiran 6. Surat Keterangan Izin Penelitian dari BAPPEDA Sleman…. 69
Lampiran 7. Surat Peminjaman Alat …………………………………… 70
Lampiran 8. Surat Keterangan Izin Penelitian dari Kepala Sekolah …….. 71
Lampiran 9. Uji Tera …………………………………………………… 72
Lampiran 10. Instrumen Pengambilan Data …………………………… 76
Lampiran 11. Hasil Tes Kemampuan Power Otot Tungkai …………....... 83
Lampiran 12. Hasil Tes Kemampuan Kekuatan Otot Tungkai ………… 85
Lampiran 13. Hasil Tes Kemampuan Kelincahan ……………….............. 87
Lampiran 14. Kategori Kemampuan Power Otot Tungkai ……………… 89
Lampiran 15. Kategori Kemampuan Kekuatan Otot Tungkai ……………. 90
Lampiran 16. Kategori Kemampuan Kelincahan ………………………… 91
Lampiran 17. Pengolahan Data …………………………………………… 92
Lampiran 18. Foto Pengambilan Data …………………………………….. 98
Lampiran 19. Perlengkapan Untuk Pengembilan Data…………………….. 103
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani di Indonesia pada umumnya di sekolah
dilaksanakan pada kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran atau intrakurikuler
dilakukan antara jam 07.00-10.00 pagi, yang dilaksanakan di luar kelas
ataupun di dalam kelas tergantung materi yang diberikan guru. Guru mengikuti
pedoman sesuai KTSP dan pendidikan yang berkarakter. Tujuan tersebut agar
siswa senang, aktif, dan sekaligus memiliki karakter baik yang bisa diterapkan
di keseharian mereka. Siswa pun sangat senang ketika pembelajaran olahraga
dilakukan namun hanya sekali dalam seminggu.
Ekstrakurikuler atau kokurikuler merupakan kegiatan diluar jam
pelajaran biasa, yang bertujuan agar siswa lebih memperdalam dan lebih
menghayati apa yang dipelajari pada kegiatan intrakurikuler (Yudha M.
Saputra, 1999: 6). Kegiatan ekstrakurikuler yang terdapat di sekolah seperti
pramuka, ekstrakurikuler olahraga, PMR, tonti, drumband, dan kegiatan lain.
Kegiatan tersebut memiliki tujuan yaitu menjadikan manusia yang seutuhnya
dan sebagai wadah untuk siswa menuangkan minat dan bakat mereka. Tujuan
ekstrakurikuler menurut Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati (1993: 22)
adalah:
1. Meningkatkan pengetahuan siswa dalam aspek kognitif maupun
afektif.
2. Mengembangkan bakat serta minat siswa dalam upaya pembinaan
pribadi menuju manusia seutuhnya.
3. Mengetahui, mengenal, serta membedakan hubungan antara satu
mata pelajaran dengan yang lainnya.
2
Menurut studi pendahulu yang ditemukan di lapangan. Kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah yang paling banyak peminatnya adalah
ekstrakurikuler olahraga khususnya ekstrakurikuler sepakbola dan futsal.
Kedua olahraga ini sudah sering diadakan kompetisi antar pelajar yang sangat
bermanfaat bagi prestasi non akademik. Buka hanya prestasi non akademik dan
akademik yang akan muncul dari ekstrakurikuler tersebut melainkan siswa
akan mampu berlatih berintraksi dan berorganisasi.
Permainan sepakbola dan futsal merupakan permainan invasi yang
memiliki tujuan sama. Tujuannya yaitu berusaha memasukan ke gawang lawan
sebanyak-banyaknya dan berusaha mempertahankan jangan sampai
kemasukan. Permainan ini menggunakan bola, terdapat peraturan, dan wasit
yang mengawasi permainannya. Permainan ini merupakan permainan yang
memiliki banyak penggemar mulai dari anak-anak, remaja dan orang tua laki-
laki maupun wanita sekalipun menggemari olahraga tersebut, juga karena
banyak manfaatnya yang terdapat pada aktivitas ini.
SMP Negeri 3 Godean merupakan salah satu sekolah berstandar
nasional di kecamatan Godean. SMP Negeri 3 Godean memiliki tujuh misi
salah satunya yaitu meningkatkan mutu pendidikan baik akademik maupun
mutu nonakademik. Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah sudah banyak
guru yang mengajar di SMP Negeri 3 Godean sudah bersertifikasi dan sesuai
dengan keahlian yang digeluti pada saat pendidikan. Meningkatkan mutu
nonakademik yaitu terdapat banyak ekstrakurikuler yang diadakan setiap sore
di lingkungan sekolah dan kebanyak pelatih didatangkan dari luar untuk
3
mengajarkan ekstrakurikuler yang ada di SMP N 3 Godean. Ekstrakurikuler
yang diadakan setiap minggunya yaitu Sepakbola, futsal, bulutangkis, dan
basket dilaksanakan 2 kali seminggu tiap kegiatannya.
Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMP Negeri
3 Godean diharapkan siswa mampu memanfaatkan waktu luang untuk kegiatan
yang positif dan untuk meningkatkan kemampuan skills. Kegiatan tersebut juga
memberikan pengetahuan, menuangkan bakatnya, dan menorehkan prestasi di
dalam kegiatan yang difasilitasi sekolah yaitu ekstrakurikuler. Sepakbola dan
futsal merupakan kompetisi yang sering dipertandingkan oleh sekolah antar
pelajar. Peluang untuk berprestasi dibidang olahraga khususnya sepakbola dan
futsal, terlihat dari torehan juara yang di dapat sekolah ini melalui olahraga
sepakbola dan futsal.
Ekstrakurikuler sepakbola dan futsal di SMP Negeri 3 Godean
dilakukan pada jadwal yang sama. Pada sore hari sekitar jam 14.30-16.30 WIB.
Setelah siswa mengikuti pembelajaran pagi jam 07.00-13.00 WIB. Permainan
berlari bolak-balik selama berlangsungnya permainan. Setiap siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler merupakan siswa yang memiliki psikomotorik yang
baik. Bukan hanya psikomotorik saja tapi kemampuan power otot tungkai,
kekuatan otot tungkai, dan kelincahan pun secara tidak sadar dilatih. Sekolah
Menengah Pertama yang miliki peminat ekstrakurikuler dan memiliki lapangan
adalah di SMP Negeri 3 Godean maka dilakukan penelitian di sekolah tersebut.
Sepakbola dan futsal merupakan olahraga yang sering dipertandingkan
antar pelajar, khususnya antar pelajar se-DIY. Namun dalam kenyataannya di
4
lapangan, siswa yang mengikuti ekstrakurikuler tersebut tidak pernah
melakukan tes untuk mengetahui power otot tungkai, kekuatan otot tungkai,
dan kelincahan. Dengan tes power otot tungkai, kekuatan otot tungkai dan
kelincahan tersebut pelatih mampu mengetahui perkembangan siswa dalam
persiapan pertandingan karena pertandingan sebanyak 2 kali dalam 2 tahun ini
sepakbola dan futsal di SMP Negeri sering kalah.
Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
tentang “kemampuan power otot tungkai, kekuatan otot tungkai, dan
kelincahan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola dengan
ekstrakurikuler futsal di SMP Negeri 3 Godean”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
permasalah sebagai berikut:
1. Siswa SMP Negeri 3 Godean selalu kalah dalam pertandingan sepakbola
dan futsal sebanyak 2 kali dalam 2 tahun ini.
2. Kemampuan power otot tungkai, kekuatan otot tungkai dan kelincahan
siswa yang mengikuti ektrakurikuler Sepakbola dan futsal belum pernah
dilakukan oleh pelatih.
3. Belum diketahui kemampuan power otot tungkai, kemampuan otot tungkai,
dan kelincahan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola dan futsal
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan masalah-masalah yang ada dan agar menimbulkan
kesalahpahaman terhadap masalah tersebut, maka perlunya pembatasan
5
masalah dan masalah yang diteliti hanyalah kemampuan Power otot tungkai,
kekuatan otot tungkai, dan kelincahan siswa putra yang mengikuti
ekstrakurikuler sepakbola dan futsal.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskam permasalah sebagai
berikut: Seberapa besar kemampuan power otot tungkai, kekuatan otot tungkai
dan kelincahan antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola dan
futsal di SMP Negeri 3 Godean.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan power otot
tungkai, kekuatan otot tungkai, dan kelincahan siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler sepakbola dan futsal di SMP Negeri 3 Godean.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan mampu memberikan manfaat:
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi pihak penelitian bisa melengkapi power otot tungkai, kekuatan otot
tungkai, dan kelincahan dalam cabang olahraga tertentu.
b. Bagi pihak akademik menambah wawasan dan pengetahuan awal bagi
penelitian yang sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pihak guru pendidikan jasmani dan pelatih memberikan gambar
yang jelas mengenai power otot tungkai, kekuatan otot tungkai, dan
kelincahan yang dimiliki oleh peserta ekstrakurikuler.
6
b. Bagi pihak pelatih Sebagai bahan pertimbangan untuk usaha
meningkatkan kemampuan siswa dalam bermain sepakbola dan futsal.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Hakikat Sepakbola
Sepakbola menurut Sucipto Dkk (2000: 7), permainan beregu,
masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga
gawang. Sedangkan menurut Arma Abdoellah (1981: 409), adalah
permainan beregu yang dimainkan masing-masing sebelas orang pemain
termasuk seorang penjaga gawang. Jadi sepakbola dimainkan 11 orang
dengan 1 penjaga gawang.
Sepakbola dimainkan di tanah berumput atau sejenisnya yang
berbentuk persegi panjang. Panjang lapangan yang resmi dan biasa
digunakan berukuran sekitar 100-110 meter dan lebarnya antara 64-75
meter. Lapangan tersebut di bagi menjadi 2 yang ditempati oleh masing-
masing tim. Masing-masing tim berdiri gawang besi dan berjaring dengan
lebar dan tinggi gawang 2,44 meter dan 7,32 meter. Dalam permainan
digunakan sebuah bola yang berisi angin dan dibalut dengan bahan dari
kulit. Permainan sepakbola dimainkan 11 orang selama 2 x 45 menit dan
diselingi istirahat 15 menit. Jika dalam permainan selama 90 menit skor
imbang dilakukan waktu tambahan ektra selama 2 x 15, jika masing imbang
dilakukan adu pinalti sampai ada selisih.
Tujuan kesebelasan adalah berusaha memasukan bola ke dalam
gawang lawan dan mencegah lawan memasukkan bola ke gawang
8
(Soekatamsi, 2001: 1). Menurut pendapat dari Nurhasan (2007: 44), bahwa
sepakbola adalah suatu bentuk permainan yang berdiri dari dua tim atau
regu dan masing-masing regu terdiri dari 11 orang dengan memasukkan
bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya. Kedua ahli berperdapat bahwa
tim sepak bola bertujuan memasukan bola sebanyaknya ke dalam gawang
lawan.
Dalam setiap cabang olahraga terdapat teknik dasar. Dalam
sepakbola pun terdapat teknik dasar yang mendukung permainan. teknik
dasar dibedakan menjadi dua macam, yaitu: (1) teknik tanpa bola, (2) teknik
dengan bola. Menurut Soekatamsi (2001: 24), teknik tanpa bola yang terdiri
atas: (1) Lari cepat, (2) mengubah arah, melompat dan meloncat, (3) gerak
tipu tanpa bola, dan (4) gerakan khusus penjaga gawang. Teknik dengan
bola adalah semua gerakan dengan bola yang terdiri atas: (1) menendang
bola, (2) menerima bola, (3) menggiring bola, (4) menyundul bola, (5)
melempar bola, (6) gerak tipu dengan bola, (7) merampas dan merebut bola,
dan (8) teknik khusus penjaga gawang (Soekatamsi, 2001: 28).
Teknik-teknik dasar yang disebut di atas merupakan keahlian yang
harus dimilik seorang pemain. Seseorang pemain sepakbola yang tidak
menguasai kemampuan dasar keterampilan bermain sepakbola tidak akan
menjadi pemain yang baik dan terkemuka (Soekatamsi, 2001: 21). Jadi cara
untuk mencapai kemenangan dalam suatu pertandingan adalah dengan cara
mengusai teknik dasar dalam sepakbola.
9
Permainan ini merupakan olahraga yang memerlukan fisik yang baik
dan memiliki kesegaran jasmani yang baik pula bagi pemainnya. Olahraga
tersebut juga mampu melatih komponen kesegaran jasmani maksudnya
adalah pada saat bermain secara tidak sadar menggunakan daya tahan,
kekuatan, kecepatan, kelincahan, koordinasi, reaksi, dll. Komponen tersebut
Secara tidak sadar melatih komponen kebugaran jasmani.
2. Hakikat Futsal
Sepakbola mini merupakan permainan yang sedang berkembang
pesat di abad ini. Permainan ini perkembangan dari permainan sepakbola.
Dari tahun-ketahun berkembangnya sangat pesat seperti permainan
sepakbola. Kemudian permainan ini disepakati sebagai olahraga oleh
negara-negara pada tahun 1930, sehingga terciptalah permainan yang
bernama “futsal”.
Untuk lebih jelasnya, pengertian futsal. Futsal Menurut Asmar Jaya
(2008: 1), dari bahasa portugis dinamakan futebol de salao. Futebol,
(sepakbola) de salao (ruangan) dan dari bahasa Spanyol, yaitu futsol sala.
Futsol (sepak bola) dan Sala (ruangan), yang jika di gabung artinya
“Sepakbola dalam ruangan”. Futsal muncul dan diciptaan di Montevideo,
Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan Carlos Ceriani saat Piala Dunia digelar
di Uruguay. Permainan sepakbola dalam ruangan antar negara Amerika
Selatan pertama kali diadakan pada tahun 1965. Pada tahun 1989 FIFA
(Federation Internationale de Football Association) di Setujui dengan nama
“Futsal”.
10
Menurut Roeslan Hatta (2003: 9), olahraga futsal merupakan
olahraga sepakbola mini yang dilakukan di dalam ruangan dengan panjang
lapangan 38-42 meter dan lebar 15-25 meter, di mainkan oleh 5 pemain
termasuk penjaga gawang.
Selain itu, Ned McLontosh dan Jeff Thaler (2004: 9), futsal
merupakan permainan sepakbola ruangan dengan kompetensi kemampuan
teknik tinggi, dengan pemain sedikit, waktu bermain cepat dan kesempatan
mencetak skor lebih banyak. Olahraga futsal ini membutuhkan kondisi fisik
yang prima, karena frekuensi permainan yang cepat, singkat dan kedua tim
bergantian menyerang dan bertahan.
Demi keteraturan dalam permainan, maka FIFA meresmikan
peraturan futsal pada tanggal 28 September 1999 dan diberi nama Futsal
Law Of The Game. Menurut Asmar jaya (2008: 9-32), menyebutkan
peraturan yang ada dalam futsal, yaitu:
Lapangan berbentuk bujur sangkar. Panjang 25-42 meter dan lebar
15-25 meter. Di lapangan terdapat 2 gawang dengan tinggi 2 meter dan
lebar 3 meter. Bola yang digunakan terbuat dari kulit atau bahan lainnya
dengan kelilingnya 62-64 centimeter dan berat 400-440 gram. Jumlah
pemain Inti futsal 5 orang dan 7 orang pemain cadangan. Perlengkapan yang
dipakai pemain yaitu Seragam atau pakaian (bernomer), celana pendek, kaos
kaki, pengaman kaki (pelindung tulang kering), sarung tangan (kipper), dan
Sepatu. Wasit dalam permain futsal ada 4 orang (wasit utama, wasit dua,
11
wasit penjaga waktu, dan wasit ketiga). Waktu permainan 2 x 20 menit
selang waktu istirahat 15 menit.
Futsal diasumsikan dengan latihan fisik. Pemain secara tidak sadar
memiliki kesegaran jasmani yang bagus. Menurut Nurhasan (2007: 6),
bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam lingkup kebugaran jasmani meliputi
Strength (Kekuatan), Power (daya ledak), Speed (kecepatan), Flexibility
(kelenturan), dan Endurance (daya tahan). Dalam kenyataannya karakter
permain olahraga futsal ini memiliki frekuensi berlari yang cepat dan
seorang pemain harus memiliki daya tahan, kekuatan, power, kecepatan, dan
daya ledak seperti pendapat Nurhasan di atas.
3. Unsur-Unsur Yang Pendukung Sepakbola dan Futsal
Sepakbola dan futsal merupakan permainan dengan menggunakan
kaki dengan teknik-teknik yang hampir sama. Gerakan-gerakan pada
permainan sepakbola seperti gerakan berlari, lompat, loncat, menendang,
menghentikan, dan menangkap bola bagi penjaga gawang. Semua gerakan
tersebut terangkai dalam suatu pola gerak yang diperlukan pemain dalam
bermainan sepakbola dan futsal. Menurut Sucipto Dkk (2000: 8-9), dilihat
dari gerak dan keterampilan bermain sepakbola terdapat 3 (tiga) dasar
keterampilan yaitu:
a. Lokomotor. Keterampilan bermain sepakbola adanya gerakan
berpindah tempat, seperti lari ke segala arah, melompat/meloncat,
dan meluncur.
b. Non lokomotor. Keterampilan yang tidak berpindah tempat,
seperti menjangkau, melenting, membungkuk, dan meliuk.
c. Manipulatif. Keterampilan manipulasi gerak seperti menendang
bola, menggiring bola, menyundul bola, merampas bola , dan
menangkap bola bagi penjaga kiper.
12
Dari keterampilan yang disebutkan di atas menyebutkan gerakan
keterampilan berupa gerakan lari ke berbagai arah untuk mengikuti irama
permainan, melompat atau meloncat pada saat menyundul bola, merampas,
dan menangkap bola. Gerakan menendang, menahan, menggiring,
menyundul, merampas, dan menangkap bola adalah pola gerakan yang
dominan dalam sepakbola dan futsal. Unsur-unsur yang terdapat dalam
kedua permainan ini adalah kelincahan, keseimbangan, koordinasi,
kecepatan, power, daya tahan erobik, kelenturan, kekuatan, dan daya tahan
otot tungkai. Menurut Esdy Irfanudin (2011: 23), dalam permainan futsal
yaitu:
Besar kecilnya power sangat diperlukan, misalnya saat sprint,
melompat atau meloncat, dan termasuk juga pada saat melakukan
shooting. Pada saat kita melakukan shooting dengan menggunakan
punggung kaki, power otot tungkai yang baik akan memberikan
tekanan yang cukup keras pada bola. Akibatnya laju bola akan
menjadi lebih kencang dan lebih sulit dijangkau oleh kiper lawan
terlebih jika arah datangnya bola pada daerah sudut gawang.
Kekuatan otot merupakan komponen yang sangat penting guna
meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan untuk mencapai prestasi
maksimal. Fungsi kekuatan otot dalam berbagai aktivitas olahraga menurut
Harsono yang dikutip oleh Firdian Waluyo (2009: 13), adalah sebagai
berikut:
a. Kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik
b. Kekuatan memegang peran yang penting dalam melindungi atlet
dari kemungkinan cidera.
c. Dengan kekuatan otot yang besar atlet akan dapat berlari lebih
cepat, melempar atau menendang lebih jauh dan lebih efisien,
memukul lebih keras, melompat lebih jauh, serta dapat membantu
memperkuat stabilitas sendi-sendi.
13
Pate, dkk yang dikutip oleh Firdian Waluyo (2009: 13), menyatakan
bahwa:
Kekuatan otot tungkai merupakan salah satu unsur-unsur yang
sangat penting pada nomer lempar termasuk di dalamnya nomor
peluru dapat menolakkan peluru lebih jauh. Seorang pemain
sepakbola dapat menendang lebih keras untuk menyarangkan bola ke
gawang lawannya. Seorang petinju dapat memukul lawannya lebih
kelas mengangkat barbel lebih berat. Dengan demikian, kekuatan
merupakan dasar dari semua komponen kondisi fisik.
Manfaat kelincahan dalam sepakbola dan futsal. Kelincahan
sangatlah penting. Fungsi kelincahan untuk meningkatkan prestasi.
Permainan sepakbola merupakan permainan yang melibatkan banyak unsur
kelincahan. Manfaat kelincahan menurut Chusaeri dikutip oleh Ledi Afif
Ansori (2009: 21-22), kelincahan membagi dalam 3 (tiga) bagian yaitu
untuk menerobos pertahanan lawan, mengelabuhi lawan dan menghindari
cidera.
Salah satu elemen yang mendukung keberhasilan dalam permainan
sepakbola dan futsal salah satunya adalah kelincahan (mobility). Menurut
James A. Baley (1986: 198) yang dikutip Diatri (2011: 15-16), menyatakan
bahwa:
Kelincahan terjadi karena gerakan tenaga yang ekplosif. Besarnya
tenaga ditentukan oleh kekuatan dari kontraksi serabut otot.
Kecepatan otot tergantung dari kekuatan dan kontraksi serabut otot.
Kecepatan otot tergantung dari daya rekat serabut-serabut otot dan
kecepatan transmisi impuls saraf. Kedua hal ini merupakan
pembawaan atau bersifat genetis, atlet tidak dapat merubahnya.
Berdasarkan tiga sumber yang berbeda di atas menyebutkan power
otot tungkai, kekuatan otot tungkai, dan kelincahan sangat mempengaruhi
14
permainan sepakbola dan futsal. Ketiga elemen tersebut memiliki pengaruh
yang besar terhadap prestasi bermain sepakbola dan futsal.
4. Hakikat Power Otot Tungkai
Power merupakan salah satu komponen kebugaran yang sangat
penting pengaruhnya dalam sebuah olahraga apalagi dalam olahraga
permainan sangat penting peranannya. Dikutip dari Pyke & Watson (1978)
Oleh Ismaryati (2008: 59), power atau daya ledak disebut juga sebagai
kekuatan eksplosif. Daya ledak menurut Suharno H.P (1981: 23), yaitu
kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot untuk mengatasi tahanan
beban dengan kekuatan dan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh.
Sedangkan Sukadiyanto (2002: 96), berpendapatan Power sebagai
kemampuan otot untuk menggerakan kekuatan maksimal dalam waktu yang
sangat singkat. Berdasarkan Tim Fisiologi Manusia (2010: 45), Power
adalah hasil kali kekuatan dengan kecepatan. sehingga satuan power adalah
kg (berat) * meter/detik. Sedangkan Kg*meter adalah satuan usaha, dengan
demikian power dapat diartikan usaha per detik.
Daya eksplosif atau tenaga cepat adalah kemampuan sistem otot
untuk mengatasi tahanan dengan kontraksi yang tinggi (U. Jonath, dkk
1985: 15). Sedangkan daya ledak menurut Tjaliek Soegiardo, 1992: 79),
mengemukakan kemampuan kerja otot (usaha) dalam satuan waktu (detik).
Power berbanding lurus dengan kekuatan otot, maka besar kecilnya power
antara lain juga ditentukan oleh besar kecilnya kekuatan otot.
15
Power merupakan komponen yang sangat penting dan bermanfaat
untuk mencapai prestasi yang optimal bagi setiap cabang olahraga baik
putra maupun putri. Menurut Febri Ikhwanudin (2011: 14) Berikut ini faktor
yang mempengaruhi explosive power, yaitu:
a. Banyak sedikitnya macam fibril otot putih/serabut otot cepat
(Fast Twitch).
b. Kekuatan dan kecepatan otot, power (P) = Force (F) x Vellocity
(V).
c. Banyak sedikitnya zat kimia dalam otot (ATP).
d. Koordinasi gerak yang harmonis.
Menurut Suharno H.P. yang dikutip Ridwan Maulana. (2010: 11),
faktor yang mempengaruhi daya ledak atau power adalah:
a. Banyak sedikitnya macam fibril otot putih tiap individu.
b. Kekuatan otot dan kecepatan otot.
Rumus power adalah sebagai berikut:
Keterangan:
P : Power (daya ledak = kg.m/detik
F : Force (kuat = kg)
V : Velocity (kecepatan = m/detik
c. Koordinasi gerak yang harmonis.
d. Tergantung banyak sedikitnya zat kimia dalam otot.
e. Pelaksanaan teknik yang betul.
Dalam Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi Manusia (2010: 45).
Power (daya ledak) ada 2 bagian yaitu:
Kekuatan daya ledak dan kekuatan gerak cepat. kekuatan daya ledak
merupakan kekuatan yang digunakan untuk mengatasi resistensi
yang lebih rendah, tetapi dengan percepatan daya ledak maksimal.
Power ini sering digunakan untuk melakukan satu gerakan atau satu
ulangan (lompat jauh, lempar cakram, lempar lembing, dan tolak
peluru) Sedangkan kekuatan gerak cepat merupakan gerakan yang
dilakukan terhadap resistensi dengan percepatan di bawah maksimal,
jenis ini digunakan untuk melakukan gerakan yang berulang-ulang.
(berlari, dan mengayuh).
16
Otot merupakan sistem gerakan yang diperintahkan oleh otak yang
digunakan untuk bergerak. Dikutip dari Buku Petunjuk Paktikum Fisiologi
Manusia (2010: 40), berpendapat:
Fungsi utama otot adalah mengkerut (kontraksi). Latihan yang
teratur dan terukur serta berkelanjutan akan dapat menghasilkan
perubahan-perubahan struktur otot yang bermuara akan
bertambahnya kemampuan kontraksi otot.
Peningkatan kemampuan kontraksi otot secara tidak langsung
meningkatkan kekuatan otot, kecepatan serta kebugaran jasmani
seseorang.
Tungkai merupakan alat gerak yang digunakan untuk menggerakan.
Dalam Anatomi bagian tubuh manusia di bagi menjadi 2 (dua), yaitu
anggota badan atas dan anggota badan bawah. Tungkai termasuk bagian
anggota badan bawah. Tungkai terdiri dari beberapa tulang. Tulang tungkai
di antaranya tulang femur, pattela, tibia dan fibila, dan kaki. Tulang tersebut
semuanya saling terhubungan 1 sama lain. Hubungan antar tulang tersebut
disebut dengan sendi. Sendi itu tempat/poros gerakan tulang untuk bergerak.
Gerakan setiap sendi berbeda-beda tergantung aksis. Terdapat 3 (tiga) aksis,
Tim Anatomi Arthrologi (2010: 15). Dibedakan menjadi 3 (tiga) aksis, yaitu
Articulatio Momoaxial (hanya mempunyai satu aksis), Articulatio Biaxial
(Mempunyai dua aksis), dan Articulatio Triaxial (mempunyai tiga aksis).
Otot tungkai memiliki banyak otot yang terdapat pada tungkai.
Menurut Gardner dkk dalam Ridwan Maulana (2010: 10-11), Seperti halnya
anggota tubuh bagian atas, Anggota tubuh bagian bawah di hubungkan
dengan badan oleh sebuah sendi yang terdiri dari tiga bagian, yaitu tungkai
atas, bawah dan kaki.
17
Berdasarkan kesimpulan yang terdapat dari ke-5 (lima) faktor di atas
bahwa power otot tungkai merupakan komponen yang ikut memberikan
sumbangan terhadap tingkat kemampuan dalam bermain sepakbola dan bola
futsal.
5. Hakikat Kekuatan Otot Tungkai
Kekuatan merupakan salah satu dari komponen dasar biomotor yang
diperlukan dalam setiap kebugaran. (Sukadiyanto, 2002: 60). Menurut
Djoko Pekik Irianto (2002: 66) Kekuatan adalah kemampuan otot atau
sekelompok otot untuk mengatasi tahanan. Sedangkan menurut Suharno HP
(1981: 14), Kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk dapat mengatasi
tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas. Berdasarkan pendapat di
atas dapat disimpulkan. Kekuatan adalah kemampuan dari sekelompok otot
untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas
sehari-hari.
Agar meningkatkan kekuatan seseorang perlu memerlukan latihan.
bentuk latihan yang digunakan dalam latihan kekuatan menurut Suharno
H.P (1981: 14), seperti mengangkat, mendorong, menarik, menahan,
menggondong beban secara statis, dan dinamis.
Dikutip dari Sukadiyanto (2002: 60), dalam buku Teori dan
Metodelogi Melatih Fisik Petenis berpendapat:
Manfaat dari latihan kekuatan bagi olahragawan (1) Meningkatkan
kemampuan otot dan jariangan, (2) Mengurangi dan menghidari
terjadinya cedera pada olahragawan, (3) Meningkatkan Prestasi, (4)
Terapi dan rehabilitasi cedera pada otot, dan (5) membantu
mempelajari atau pengusaan teknik. Melalui latihan kekuatan yang
benar, maka beberapa komponen biomotor yang lain juga akan
18
terpengaruh dan meningkat, di antaranya adalah: kecepatan,
ketahanan otot, koordinasi, power yang eksplosif, kelenturan, dan
ketangkasan.
Dari kutipan tersebut menyebutkan pentingnya kekuatan yang
digunakan dicabang olahraga lain, tidak jauh berbeda dengan olahraga
permainan sepakbola dan futsal.
Macam-macam kekuatan menurut pendapat Bompa yang dikutip
oleh Sukadiyanto (2002: 65), adalah (1) kekuatan umum, (2) kekuatan
khusus, (3) kekuatan maksimal, (4) kekuatan ketahanan otot, (5) kekuatan
kecepatan (kekuatan elastis atau power), (6) kekuatan absolute, (7) kekuatan
relative, dan (8) kekuatan cadangan.
Berdasarkan beberapa jenis kekuatan yang ada tersebut di atas, maka
dalam permainan sepakbola dan futsal jenis kekuatan yang dominan
digunakan selama aktivitas bermain adalah kekuatan tahanan dan kekuatan
eksplosif atau kekuatan kecepatan.
Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau kelompok otot untuk
melakukan kerja, dengan menahan beban yang diangkatnya. Dikutip dari
Buku Petunjuk Paktikum Fisiologi Manusia (2010: 40), berpendapat
Kekuatan otot ditetapkan oleh jumlah satuan motorik yang berkontraksi
berbarengan dan oleh frekuensi masing-masing satuan motorik berkontraksi.
Otot yang kuat akan Membuat kerja otot sehari-hari secara efisien
seperti, mengangkat, menjinjing, dan lain-lain serta mereka akan membuat
bentuk tubuh menjadi lebih baik. Otot-otot yang tidak terlatih karena
sesuatu sebab, karena suatu kecelakaan misalnya, akan menjadi lemah.
19
Karena serabutnya mengecil (atropi), dan kalau hal ini dibiarkan dapat
mengakibatkan kelumpuhan otot.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan otot menurut
Mochamad Sajoto (1988: 100-103), terdapat 3 faktor yaitu: struktur otot;
fisiologi otot secara garis besar dan fungsi otot. Sedangkan menurut
Petunjuk Praktik Fisiologi Manusia (2010: 40), menyebutkan kekuatan otot
sangat dipengaruhi oleh: MCV (Maksimum Contraksi Volunter) kemauan
untuk berkontraksi yang kuat (kehendak seseorang untuk berkontraksi),
besar kecilnya otot, otot dipanjangkan, otot diberi beban besarnya rangsang,
tingkat kelahan dll.
Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa kekuatan otot
tungkai adalah kemampuan sekelompok otot dalam melakukan dalam suatu
gerak maupun mengatasi beban. Dalam permainan sepakbola dan futsal
didominasi dengan gerakan lari dan menendang bola. Peranan otot tungkai
pada gerakan lari dan menendang bola sangat. Untuk itu kelompok otot
tungkai merupakan faktor pendukung utama untuk keberhasilan pada
permainan sepakbola dan fustal.
6. Hakikat Kelincahan
Kelincahan berkaitan erat dengan kelentukan, karena tanpa
kelentukan yang baik seseorang tidak dapat bergerak dengan lincah dan
leluasa. Selain itu, keseimbangan tubuh juga mempengaruhi kemampuan
terhadap kelincahan seseorang.
20
Menurut Mochamad Sajoto (1988: 59), kelincahan atau agility
adalah kemampuan seseorang dalam merubah arah, dalam posisi-posisi di
arena tertentu. Seseorang yang mampu merubah satu posisi kesuatu posisi
yang berbeda, dengan kecepatan tinggi dan koordinasi gerak yang baik.
Hampir sama dengan pendapat dari Y.S. Santoso Giriwijaya (2005: 69),
yang mengartikan kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk dapat
mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa
kehilangan keseimbangan. Sedangkan menurut Ismaryati (2006: 41),
Kelincahan merupakan salah satu komponen kebugaran jasmani yang sangat
diperlukan pada semua aktivitas yang membutuhkan kecepatan perubahan
posisi tubuh dan bagian-bagiannya.
Jadi kelincahan merupakan kemampuan seseorang dalam merubah
arah dengan kecepatan tinggi tanpa mengurangi kecepatan pada saat
merubah arah. Kelincahan miliki peran penting dalam komponen kebugaran.
Dalam dunia olahraga kelincahan menurut Ismaryati (2008: 41),
dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu:
a. Kelincahan Umum (General Agility)
Kelincahan umum adalah kelincahan yang biasanya nampak pada
berbagai aktivitas olahraga.
b. Kelincahan Khusus (Special Agility)
Kelincahan khusus adalah kelincahan yang berkaitan dengan
teknik olahraga tertentu.
21
Cara melatih kelincahan menurut Suharno (1981: 18-19), yaitu:
1) Bentuk-bentuk latihan harus ada gerakan merubah posisi dan
arah badan.
2) Rangsangan terhadap pusat saraf sangat menentukan berhasil
tidaknya suatu latihan kelincahan, mengingat koordinasi, dan
kecepatan merupakan unsur yang urgen bagi baiknya
kelincahan
3) Adanya rintangan-rintangan untuk bergerak dan mempersulit
kondisi-kondisi alat, lapangan dsb.
4) Adanya pedoman waktu yang pasti dalam latihan.
Manfaat kelincahan menurut Suharno (1992: 28), adalah dapat
mengkoordinasikan gerakan-gerakan berganda, memperoleh penguasaan
teknik-teknik tinggi, gerakan-gerakan dapat efisien, efektif, dan ekonomis,
serta mempermudah berorentasi terhadap lawan dan lingkungan.
Faktor yang mempengaruhi kelincahan seseorang, banyak faktornya
di antaranya kelenturan seseorang, keseimbangan, otot yang mempengaruhi
dan masa tubuh. Menurut Suharno yang dikutip oleh Indra (2004: 15),
terdapat lima faktor yang mempengaruhi kelincahan seseorang yaitu
(1) Kecepatan reaksi dan kecepatan gerak.
(2) Kemampuan berorientasi terhadap problem yang dihadapi atau
kemampuan mengantisipasi.
(3) Kemampuan mengatur keseimbangan.
(4) Tergantung kelentukan sendi-sendi.
(5) Kemampuan mengerem gerakan.
Kesimpulannya kelincahan memiliki banyak hubungan power,
koordinasi, kekuatan, kelenturan, waktu reaksi, dan keseimbangan yang baik
agak seseorang mampu bergerakan dengan lincah tanpa mengurangi
kecepatan saat melakukan suatu gerakan yang komplek seperti olahraga
sepakbola dan futsal.
22
7. Tes Pengukuran Power Otot Tungkai. Kekuatan Otot Tungkai dan
Kelincahan
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok
(Suharsimi Arikunto, 2010 : 193). Sedangkan tes menurut Rusli Lutan dan
Ismaryati (2006: 1), berpendapat sama tentang tes adalah instrumen atau alat
yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang individu atau objek
Dari ketiga pendapat para ahli tentang tes adalah alat atau instrumen
yang dibuat oleh testor kepada testee dalam bentuk teori atau praktik
(keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat) untuk
memperoleh data atau informasi tentang testee tersebut dan dibandingkan
dengan standar atau norma yang sudah ada.
Pengukuran merupakan kumpulan informasi dari suatu yang diukur,
hasilnya hanyalah data-data atau angka-angka hasil pengukuran (Mochamad
Sajoto, 1988: 60).
Tes pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui power seseorang
terdapat beberapa cara dalam pengambilannya. Dalam tes pengambilan
dapat dilakukan. Pengukuran dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Pengukuran langsung dilakukan dengan menggunakan vertical jump,
margaria test dan standing long jump, sedangkan tak langsung
diaplikasikan penggunaan power seperti lompat jauh, tes lempar, Smash dll.
a. Pengukuran langsung yang dilakukan untuk mengetahui power otot
tungkai terdapat 3 (tiga) cara:
23
1) Vertical jump
Gambar 1. Vertical Jump
(Ismaryati. 2008: 69)
Vertical jump merupakan cara mengukur power tungkai
dengan melompat lurus ke atas untuk merahi raihan tertinggi yang
bertujuan untuk mengetahui power otot tungkai yang dimiliki testee.
Menurut D. Allen Phillips (1942: 256) tujuan vertical jump
”Measurement Objective To measure explosive power of the legs in a
vertical jump”.
2) Margaria Test
Gambar 2. Margaria test
(Ismaryati, 2008: 72)
Margaria test merupakan cara mengukur power tungkai
dengan melewati tangga dengan jarak ketinggian 3 sampai lantai ke 9
adalah 1.05 meter. Tujuan dilakukannya tes ini memiliki tujuan untuk
mengetahui kemampuan testee terhadap power otot tungkai yang
24
dimilikinya. Menurut D. Allen Phillips (1942: 257) tujuan margaria
test Measurement Objective To measure mechanical leg power
generated when moving the body
3) Standing Long Jump
Gambar 3. Standing Long Jump
(http://www.seriousgoalkeeping.net/FitnessTests/images/StandingL
ongJump.jpg)
Standing long jump merupakan tes yang digunakan
mengetahui power otot tungkai dengan melompat kedepan seperti
lompat jauh tanpa awalan dan satuan centimeter. Standing long jump
diambil dari AAHPER Youthe Fitness Test: Revised Items and Trait
That Items Measure. Cara ini diambil dari 6 item. Menurut D. Allen
Phillips (1942: 273) bertujuan untuk Explosive power of leg extensors.
Dari ke 3 (tiga) tes pengukuran tingkat power otot tungkai
seseorang dilakukan dengan tes menggunakan, salah satunya:
a) Tes Vertical Jump
Merupakan tes untuk mengetahui kemampuan power otot
tungkai. Tes ini biasanya dilakukan untuk mengetahui daya ledak
seorang individu karena power sangat penting di setiap cabang
olahraga.
25
b. Pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui kekuatan otot
tungkai yaitu dengan mengunakan alat leg and back dynamometer.
Menurut Ismaryati (2008: 115), yaitu:
1) Leg and Back Dynamometer
Gambar 4. Leg and back dynamometer
(Ismaryati. 2008: 115)
Leg and back dynamometer adalah Alat yang digunakan
untuk mengukur kekuatan statis otot tungkai dengan sasaran
anak laki-laki dan perempuan yang berusia di atas sepuluh
tahun.
Pelaksanaan leg and back dynamometer testee berdiri di
atas leg and back dynamometer, sesuaikan panjang rantai pada
handel tersebut, testee menarik handel dengan cara meluruskan
lutut sampai berdiri tegak.
26
c. Pengukuran langsung yang dilakukan untuk mengetahui kelincahan
menurut Ismaryati (2008: 43-48), terdapat 4 (empat) cara yaitu:
1) Squat Thrust
Gambar 4. Gerakan Squat Thrust
(Ismaryati, 2008: 43)
Jongkok berdiri adalah tes kelincahan yang bertujuan
untuk mengukur kecepatan perubahan posisi tubuh dengan
sasaran anak laki-laki dan perempuan yang berusia di atas
sepuluh tahun.
Pelaksanaan tes jongkok berdiri dimulai dengan sikap
berdiri tegak, terus jongkok dengan kedua tangan dilantai.
Selanjutnya, kedua kaki dilemparkan lurus ke belakang
sehingga tubuhnya lurus seperti sikap tubuh akan melakukan
gerakan push up. Kemudian tarik kedua kaki sehingga kembali
berdiri tegak.
27
2) Dogging Run
Gambar 4. Lapangan Dogging Run
(Ismaryati, 2008: 44)
Dogging run adalah tes kelincahan yang bertujuan
untuk mengetahui kemampuan merubah arah berlari dengan
sasaran anak laki-laki dan perempuan yang berusia diatas
sepuluh tahun.
Tes dogging run dimulai dengan testee berdiri sedekat
mungkin di belakang garis start, kemudian berlari secepat-
cepatnya menurut arah yang telah ditentukan.
3) LSU Agility Obstacle Course
Gambar 5. LSU Agility Obstacle Course
(Ismaryati, 2008: 46)
LSU Agility Obstacle Course adalah tes kelincahan yang
bertujuan untuk mengukur kemampuan merubah arah lari dan
28
posisi tubuh dengan sasaran anak laki-laki dan perempuan yang
berusia di atas sepuluh tahun.
LSU Agility Obstacle Course dimulai dengan testee
berbaring terlentang di samping garis start. Setelah diberi aba-
aba, secepat-cepatnya berdiri dan berlari ke arah kerucut
pertama, memutarinya dan kemudian sekali melakukan gerakan
squat thrust. Kemudian berlari ke arah kiri menuju kerucut ke
dua dan selanjutnya mengikuti arah yang telah ditentukan.
Setelah melewati kerucut ke tujuh testee melakukan dua kali
squat thrust di dekat kerucut, kemudian berlari menyebrang
lapangan ke sisi kanan dan menyentuhkan tangannya ke garis,
lari lagi ke sisi kiri dan menyentukan tangannya ke garis,
kembali lagi ke sisi kanan dan menyentuhkan tangannya,
berlari ke sisi kiri menuju garis finish.
4) Hexagonal Obstacle
Gambar 6. Hexagonal Obstacle
(Ismaryati, 2008: 44)
Hexagonal Obstacle adalah tes kelincahan yang
bertujuan untuk mengukur kelincahan, keseimbangan dan
29
koordinasi dengan sasaran anak laki-laki dan perempuan yang
berusia di atas sepuluh tahun.
Tes Hexagonal Obstacle dimulai dengan testee berdiri di
titik tengah lapangan menghadap sisi F. Tes dimulai dengan
aba-aba “ Ya” stopwatch dihidupkan, kemudian testee meloncat
dengan dua kaki bersama-sama ke sisi A, B, C, D, E, F (satu
putaran). Posisi badan tetap menghadap ke depan (sisi F).
sebelum meloncat dari satu sisi ke sisi yang lain, harus kembali
ke titik tengah terlebih dahulu.
Dari ke 4 (empat) tes pengukuran tingkat power otot
tungkai seseorang dilakukan dengan tes menggunakan, salah
satunya:
a) Lari bolak-balik (Dogging Run)
Merupakan tes untuk mengatahui kemampuan
kelincahan. Tes ini biasanya dilakukan untuk mengetahui
kelincahan seseorang individu karena kelincahan berhungan
dengan power, koordinasi, kekuatan, kelenturan, waktu
reaksi, dan keseimbangan. Apalagi kelincahan sangat
dibutuhkan di olahraga permainan khususnya sepakbola dan
futsal.
30
8. Profil Ekstrakurikuler Sepakbola dan futsal Siswa di SMP Negeri 3
Godean
a. Profil Ekstrakurikuler
Berdasarkan pengamatan dan wawacara yang dilakukan di SMP
Negeri 3 Godean. Ekstrakurikuler di SMP Negeri 3 Godean mulai
laksanakan lebih dari 5 tahun. Ekstrakurikuler yang dilaksanakan
seperti sepakbola, futsal, bulutangkis dan basket. Namun sejalannya
waktu ekstrakurikuler yang masih aktif dan berjalan ekstrakurikuler
sepakbola dan futsal. Kegiatan ekstrakurikuler sepakbola dan futsal
dilaksanakan pada hari dan jam yang sama. Sepakbola dan futsal
dilaksanakan pada hari Rabu dan Sabtu. Kegiatan dilaksanakan pada
sore hari dari mulai jam 14.30-16.30 WIB. Kegiatan Sepakbola dan
futsal di Sekolah SMP Negeri 3 Godean diampu oleh guru olahraga
pak Adi Nugroho, Taufik Widarto dan asisten Bayu.
Latihan sepakbola dilakukan di luar sekolah menggunakan
lapangan umum. Futsal dilaksanakan di dalam sekolah dan kadang
bertanding persahabatan dengan sekolah lain. Kedua guru dan asisten
tersebut memberikan arahan dan teknik kepada para siswa. Tak lupa
sebelum memulai kegiatan diawal dengan berdoa pemanasan dan
diakhiri dengan pendinginan juga berdoa. Agar mampu berlatih
dengan baik, sekolah memberikan fasilitas yang berupa lapangan, bola
sepak, cone, rompi dll agar pada saat berlatih tidak ada halangan.
31
b. Profil Siswa
Kegiatan ekstrakurikuler sepakbola dan futsal merupakan
kegiatan yang banyak diminati oleh para siswa. Siswa yang mengikuti
kegiatan ini adalah siswa putra. Keseluruhan jumlah siswa yang
mengikuti sebanyak 22 siswa yang mengikuti kegiatan sepakbola dan
20 siswa yang mengikuti kegiatan futsal. Kegiatan ekstrakurikuler
yang diselenggarakan di SMP Negeri 3 Godean lebih dari 5 tahun.
Olahraga sepakbola dan futsal sering diadakan event antar pelajaran.
Sekolah SMP Negeri 3 Godean pada 2 tahun yang lalu mendapatkan
juara 1 antar pelajar Se-DIY pada olahraga futsal. Namun sekolah
selalu mengikuti event yang digelar dengan tujuan meningkatkan
prestasi nonakademik.
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan Arief Wibisono (2009) dengan judul
”Kemampuan Loncat Tegak Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola
Voli dan Bola Basket di SMA Negeri 1 Dukun Magelang”. Tujuan
Penelitian ini untuk mengetahui Kemampuan Loncat Tegak Siswa yang
Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Voli dan Bola Basket di SMA Negeri 1
Dukun.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Instrumen
pengumpulan data menggunakan lompat tegak. Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini sejumlah 55 siswa. Sampel penelitian yang diambil
semua populasi siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dan bola
32
basket berjumlah 55 siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis deskriptif dengan persentase.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan loncat tegak
siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli dan bola basket di SMA
Negeri 1 Dukun Magelang adalah sebagai berikut terdapat 8 siswa (14,5 %)
kemampuan loncat tegak masuk ke dalam kategori “baik sekali”, terdapat 4
siswa (7,3 %) Kemampuan loncat tegak masuk ke dalam kategori “baik”, 9
siswa (16,4 %) Kemampuan loncat tegak masuk ke dalam kategori
“sedang”, 21 siswa (38,2 %) masuk dalam kategori “kurang”, dan 13 siswa
(23,6 %) masuk ke dalam kategori “kurang sekali”
2. Penelitian yang dilakukan Yunanta Eka Prasetyo (2009) dalam judul
“Kemampuan Dasar Sepakbola Siswa SMP Negeri 1 Paliyan Gunungkidul
yang Mengikuti Ekstrakurikuler Sepakbola”. Tujuan Penelitian ini untuk
mengetahui kemampuan dasar sepakbola siswa SMP Negeri 1 Paliyan
Gunungkidul yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMP
Negeri 1 Paliyan Gunungkidul yang mengikuti ekstrakurikuler berjumlah 30
siswa, dan keseluruhan digunakan sebagai sampel.
Hasil penelitian ini menunjukan kemampuan dasar sepakbola siswa
SMP Negeri 1 Paliyan Gunungkidul yang mengikuti ekstrakurikuler
sepakbola adalah sebagai berikut: Adapun rinciannya adalah sebagai
berikut: “baik sekali” sebanyak 1 siswa atau 3,3%, kategori “baik” sebanyak
10 siswa atau sebesar 33,3%, kategori “cukup” sebanyak 12 anak atau
33
sebesar 40%, kategori “kurang” sebanyak 4 siswa atau sebesar 13,3% dan
kategori “kurang sekali” sebanyak 3 siswa atau sebesar 10%.
C. Kerangka Berpikir
Kegiatan ekstrakurikuler olahraga secara umum bertujuan untuk
mengisi luang dengan kegiatan positif dengan cara bermain. Maka dengan
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler siswa dapat mengembangkan bakat dan
minat olahraga yang diminati. Sepakbola dan futsal memiliki karateristik
permainan dan tujuan yang sama. Dengan gerakan lincah, menendang,
menyundul bola ke arah gawang adalah tujuannya. Namun para pelatih
sepakbola dan futsal hanya memberikan teknik dan taktik saja belum
memperhitungkan fokus yang mendukung terciptanya goal. Pelatih juga belum
pernah mengadakan tes untuk mengetahui kemampuan power otot tungkai,
kekuatan otot tungkai, dan kelincahan.
Permainan sepakbola dan futsal memiliki berbagai teknik dasar. Yang
menggunakan kemampuan power otot tungkai untuk meloncat/melompat
menundul bola, kekuatan otot tungkai untuk menendang dan berlari, dan
kelincahan untuk mendribel bola dan menghidari lawan saat membawa bola.
ketiga kemampuan tersebut sangat mempengaruhi keberhasilan dalam
mencetak goal ke gawang lawan. Kemampuan power otot tungkai, kekuatan
otot tungkai, dan kelincahan di ukur dengan tes yang berbeda power otot
tungkai dengan menggunakan vertical jump, kekuatan otot tungkai dengan
menggunakan leg and back dynamometer dan kelincahan dengan
menggunakan dogging run.
34
Kemampuan power otot tungkai, kekuatan otot tungkai, dan kelincahan
antara siswa satu dengan yang lain berbeda-beda, termasuk tes vertical jump,
leg and back dynamometer, dan dogging run antara siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler sepakbola dengan futsal juga berbeda, tergantung dari jenis
olahraga, peraturan dan tes antara siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler sepakbola dengan ekstrakurikuler futsal dapat dipengaruhi oleh
luas lapangan, jumlah permain dan waktu permainan dari masing cabang
olahraga tersebut.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler sepakbola dan futsal di SMP Negeri 3 Godean dengan metode
survai atau deskripsif. Pengumpulan datanya menggunakan teknik tes dan
pengukuran. Survai tes untuk mengetahui kemampuan power otot tungkai,
kekuatan otot tungkai dan kelincahan. Siswa menggunakan tes vertical jump,
leg and back dynamometer, dan dogging run. Tujuan peneliti ingin mengetahui
kemampuan power otot tungkai, kekuatan otot tungkai, dan kelincahan siswa
yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola dan futsal di SMP Negeri 3 Godean.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Pelaksanaan yang dilakukan dalam pengambilan data ini dilaksanakan
sebanyak 2 kali. Peneliti melakukan penelitian pada hari Sabtu, 6 dan 13 April
2013 dengan waktu pengambilan jam yang sama sekitar 14.30- 15.30 WIB.
Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola pada pengambilan data
dilakukan sabtu, 6 April 2013. Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola
pada pengambilan data dilakukan sabtu 13 April 2013. Tes dilakukan di
lapangan basket di SMP Negeri 3 Godean dengan alamat jalan Krapyak,
Sidoarum Godean, Sleman, Yogyakarta.
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah obyek penelitian. Yang manjadi variabel
dalam penelitian ini adalah kemampuan power otot tungkai, kekuatan otot
36
tungkai dan kelincahan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola dan
futsal.
Power otot tungkai siswa adalah kemampuan siswa dalam
menggunakan sekelompok otot tungkai untuk mengatasi tahanan beban dengan
kekuatan dan kecepatan tinggi dalam suatu gerakan yang utuh. Dalam hal ini
terkait dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola dan futsal yang
diukur menggunakan tes power otot tungkai dengan vertical jump.
Kekuatan otot tungkai adalah kemampuan siswa dalam menggunakan
sekelompok otot tungkai dalam melakukan dalam suatu gerak komplek dan
dapat bertahan lama. Dalam hal ini terkait dengan siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler sepakbola dan futsal yang diukur menggunakan tes kekuatan
otot tungkai dengan leg and back dynamometer.
Kelincahan adalah kemampuan siswa dalam bergerakan dengan lincah
tanpa mengurangi kecepatan saat melakukan suatu gerakan yang kompleks.
Dalam hal ini terkait dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola
dan futsal yang diukur menggunakan tes kelincahan dengan dogging run.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi yang digunakan adalah semua siswa yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler sepakbola dan futsal. Populasi penelitian sejumlah
42 siswa.
37
2. Sampel Penelitian
Seluruh populasi di dalam penelitian ini digunakan sebagai sampel
penelitian sejumlah 42 siswa. Sampel ekstrakurikuler sepakbola 22 siswa
dan sampel ekstrakurikuler futsal 20 siswa. Pengambilan sampel penelitian
ini disebut penelitian populasi. Penelitian ini merupakan penelitian populasi
sehingga semua siswa sebagai subjek penelitian.
E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu: Power
Otot Tungkai.
a. Tes Power Otot Tungkai
Power tungkai dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan
vertical jump yang disusun oleh (Barry L Johnson, 1979: 201-202).
Setiap testee mendapat kesempatan 3 kali dan diambil yang terbaik.
Kemudian dicatat hasilnya. Hasil yang dihitung adalah selisih antar
tinggi rahihan dengan tinggi lompatan. Vertical jump dengan koefisien
validitas 0,78 dan reliabilitas 0,93. (Barry L Johnson, 1979: 202).
b. Tes Kekuatan Tungkai
Kekuatan tungkai dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan leg and back dynamometer yang disusun oleh Nurhasan
(1986: 49). Setiap testee mendapat kesempatan 3 kali dan di ambil yang
terbaik. Kemudian dicatat hasilnya. Hasil yang diambil adalah hasil yang
terbesar. Kemampuan alat ini mengukur 0-2500 pounds. Besarnya
38
kekuatan yang dinyatakan oleh tiap unit skala sebesar 10 ponds.
Relibilitas diperoleh 0,86 (Barry L. Johnson, 1979 : 113).
c. Kelincahan
Power tungkai dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan
dogging run yang disusun oleh Barry L. Johnson (1969: 105). Setiap
testee mendapat kesempatan 2 kali dan di ambil yang terbaik. Kemudian
dicatat hasilnya. Hasil yang diambil waktu tempuh terbaik dari kedua kali
tes. dogging run memiliki koefisien validitas diperoleh sebesar 0,934 dan
reliabilitas 0,820. (Barry L. Johnson 1969: 105).
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan teknik yang digunakan untuk
memperoleh data dari beberapa testee melalui tes yang sesuai dengan tujuan
penelitian. Persiapan yang dilakukan testor dan testee yaitu:
a. Peserta
1) Tes ini memerlukan banyak tenaga, oleh sebab itu peserta harus
benar-benar dalam keadaan sehat dan siap untuk melaksanakan tes.
2) Diharapkan sudah makan, sedikatnya 2 (dua) jam sebelum melakukan
tes.
3) Disarankan memakai pakaian olahraga dan bersepatu olahraga.
4) Hendaknya mengerti dan memahami cara pelaksanaan tes.
5) Diharapkan melakukan pemanasan (Warming up) lebih dahulu
sebelum melakukan tes.
39
b. Petugas
1) Harap memberikan pemanasan lebih dahulu.
2) Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mencoba gerakan-
gerakan.
3) Untuk mencatat hasil tes dapat mempergunakan formolir tes perorang
atau gabungan.
Gerakan vertical jump dari persiapan sampai pencatatan hasil yaitu:
a. Pengukuran Power Otot Tungkai
1) Loncat Tegak (vertical jump)
a) Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak atau tenaga
eksplosif.
b) Alat dan fasilitas terdiri dari:
(1) Papan berskala sentimeter, warna gerap, berukuran 30 x 150
cm, dipasang pada dinding yang rata atau tiang.
Jarak antara lantai dengan angka 0 (nol) pada skala yaitu 150
cm.
(2) Serbuk kapur.
(3) Alat penghapus papan tulis.
(4) Alat tulis.
40
Gambar 8. Papan Lompat Tegak
(Suharto, 1999: 16)
c) Petugas tes
Pengamat dan pencatat hasil.
2) Sikap permulaan
a) Terlebih dahulu ujung jari tangan peserta diolesi dengan serbuk
kapur atau magnesium karborat.
b) Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat. Papan skala edara di
samping kiri atau kanannya. Kemudian tangan yang dekat dinding
diangkat lurus ke atas, telapak tangan ditempelkan pada papan
berskala, sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya.
41
Gambar 9. Sikap Menentukan Raihan Tegak
(Suharto, 1999: 17)
3) Gerakan
a) Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan
kedua lengan diayun ke belakang.
Kemudian peserta melompat setinggi mungkin sambil menepuk
papan dengan ujung jari sehingga menimbulkan bekas.
b) Lakukan tes ini sebanyak 3 kali tanpa istirahat atau diselingi oleh
peserta lain.
Gambar 10. Sikap Awal Loncat Tegak
(Suharto, 1999: 18)
42
Gambar 11. Meloncat Setinggi Mungkin
(Suharto, 1999: 18)
4) Pencatatan hasil
a) Raihan tegak dicatat
(1) Ketiga raihan lompatan dicatat
(2) Raihan loncatan tertinggi di kurangi raihan tegak.
Untuk mengetahui hasil raihan dari vertical jump untuk
mengetahui power otot tungkai.
b. Pengukuran Kekuatan Otot Tungkai
Untuk memperoleh data kekuatan otot tungkai dilakukan dengan
menggunakan tes leg and back dynamometer sebagai berikut:
1) Tujuan dan sasaran
Tes leg and back dynamometer bertujuan untuk mengukur
kemampuan kekuatan statis otot tungkai.
Sasaran tes ini adalah anak laki-laki maupun anak perempuan
yang berusia 10 tahun ke atas.
43
2) Perlengkapan
Leg and back dynamometer
3) Pelaksanaan
a) Testee berdiri di atas leg and back dynamometer, tangan memegang
handel, badan tegak, kaki ditekuk membentuk sudut kurang lebih
45o.
Gambar 12. Awalan
(Ismaryati. 2008: 115)
b) Panjang rantai disesuaikan dengan kebutuhan testee.
c) Testee menarik handel dengan cara meluruskan lutut sampai berdiri
tegak.
Gambar 13. Akhir
(Ismaryati. 2008: 115)
Dilakukan 3 kali ulangan.
44
4) Penilaian
Catat jumlah berat yang terbanyak dari ketiga angkatan yang
dilakukan. Leg and back dynamometer dalam satuan kg, dengan tingkat
ketelitian 0,5 kg.
c. Pengukuran Kelincahan
Untuk memperoleh data kelincahan dilakukan dengan
menggunakan tes dogging run sebagai berikut:
1) Tujuan dan sasaran
Tes dogging run bertujuan untuk mengukur kemampuan
merubah arah sambil berlari menggunakan stopwatch dengan satuan
detik (s).
Sasaran tes ini adalah anak laki-laki maupun anak perempuan
yang berusia 10 tahun ke atas.
2) Perlengkapan
a) Stopwatch, pita atau isolasi berwarna untuk memberi garis start.
b) Cat atau kapur untuk membuat tanda arah lari.
c) Lembing atau benda lain yang tidak berbahaya untuk dijadikan
rintangan.
d) Lapangan.
e) Garis start sepanjang 1,83 meter (6 feet).
f) Rintangan pertama di depan garis start sejauh 3,66 meter (12 feet).
g) Rintangan kedua di depan rintangan pertama sejauh 1,83 meter.
h) Rintangan ketiga dan keempat masing-masing sejauh 1,83 meter.
45
Gambar 14. Lapangan Dogging Run
(Ismaryati, 2008: 44)
3) Pelaksanaan
Testee berdiri sedekat mungkin di belakang garis start,
kemudian berlari secepat-cepatnya menurut arah telah ditentukan.
4) Penilaian
Catat waktu yang ditempuh mulai dari start sampai dengan
finish. Penilaian menggunakaan waktu tempuh terbaik dari dua kali tes,
dengan satuan waktunya detik (s).
F. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan
maksud untuk mencari gambaran kemampuan power otot tungkai, kekuatan
otot tungkai, dan kelincahan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola
dan futsal di SMP Negeri 3 Godean. Setelah semua data terkumpul langkah
selanjutnya adalah menganalisis data.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
cara mengambil data dari testee. Data yang diperoleh kemudian dikonversikan
ke dalam tabel tes power otot tungkai, kekuatan dan kelincahan untuk siswa
putra, untuk mengklasifikasikan tingkat kemampuan power otot tungkai,
kekuatan dan kelincahan, maka akan ditemukan seberapa besar persentase
46
untuk masing-masing kategori dengan menggunakan rumus persentase.
Menurut Anas Sudijono (2009: 43). Rumus persentase adalah sebagai berikut:
p
Keterangan:
f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya/Kategori
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
p = Angka Persentase
Untuk memperjelas analisis data maka dilakukan pengkategorian
kemampuan power otot tungkai, kekuatan otot tungkai, dan kelincahan siswa
yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola dan futsal di SMP Negeri 3 Godean.
Pengkategorian dikelompokan menjadi 5 (lima) kategori yaitu baik sekali,
baik, sedang, kurang, dan kurang sekali. Menurut Anas Sudijono (2009: 175),
adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Rentangan Norma
Keterangan:
M = Mean
SD = Standart Deviasi
X = Skor yang diperoleh
Rentangan Norma Kategori
M + 1,5 SD ≤ X Baik Sekali
M + 0,5 SD ≤ X < M + 1,5 SD Baik
M - 0,5 SD ≤ X < M + 0,5 SD Sedang
M - 1,5 SD ≤ X < M - 0,5 SD Kurang
X < M - 1,5 SD Kurang Sekali
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Godean. Subyek dalam
penelitian ini adalah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola dan futsal
SMP Negeri 3 Godean.
Data hasil tes power otot tungkai diambil masing-masing sebanyak 3
kali yang tertinggi lompatannya dikurangi raihan, kekuatan otot tungkai
diambil masing-masing sebanyak 3 kali yang terbesar tarikannya, dan tes
kelincahan diambil sebanyak 2 kali waktu yang tercepat. Tes dilaksanakan
dengan dibantu 2 orang pengawas dan pencatat skor pada saat pengambilan
data.
B. Hasil Penelitian
Pengambilan data dilakukan terhadap seluruh populasi siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler sepakbola dan futsal. Sepakbola berjumlah 22 siswa
dan futsal berjumlah 20 siswa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan power otot
tungkai, kekuatan, dan kelincahan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler
sepakbola dan futsal di SMP Negeri 3 Godean. Teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan teknik Statitik deskritif. Data selanjutnya
dikelompokan dalam kategori berdasarkan mean dan standar deviasi yaitu baik
sekali, baik, sedang, kurang, dan kurang sekali. Selanjutnya dicari persentase
sesuai rumus pada bab sebelumnya.
48
1. Kemampuan Power Otot Tungkai Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler
Sepakbola dan Futsal
a. Ekstrakurikuler Sepakbola
Hasil analisis deskriptif kemampuan power otot tungkai siswa
yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola. Diperoleh nilai maksimal
54.00, minimal 38.00, Mean 45.2273, Median 44.0000, Modes 41.00,
dan Standart Deviasi sebesar 5.28188. Distribusi frekuensi kemampuan
power otot tungkai siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola dan
futsal disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kemampuan Power Otot Tungkai Siswa
yang Mengikuti Ekstrakurikuler Sepakbola.
No. Interval kelas Frekuensi Presentase Keterangan
1. X ≥ 53.15 1 4.55 % Baik Sekali
2. 47.86 ≤ X < 53.15 4 18.18 % Baik
3. 42.57 ≤ X < 47.86 7 31.82 % Sedang
4. 37.30 ≤ X < 42.57 10 45.45 % Kurang
5. X < 37.30 0 0 % Kurang sekali
Total 22 100.0 %
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 22 siswa yang mengikuti
ekstrakuriluler sepakbola yang mengikuti tes power otot tungkai 1
siswa (4.55%) kemampuan power otot tungkai masuk ke dalam
kategori baik sekali, 4 siswa (18.18%) kemampuan power otot tungkai
masuk ke dalam kategori baik, 7 siswa (31.82%) kemampuan power
otot tungkai masuk ke dalam kategori sedang, 10 siswa (45.45%)
kemampuan power otot tungkai masuk ke dalam kategori kurang, dan
0 siswa (0.0%) kemampuan power otot tungkai masuk ke dalam
kategori kurang sekali. Kemampuan power otot tungkai masuk ke
dalam kategori Kurang.
49
Kemampuan Power Otot Tungkai Siswa yang
Mengikuti Ekstrakurikuler Sepakbola
Gambar 1. Histogram. Kemampuan Power Otot Tungkai Siswa yang
Mengikuti Ekstrakurikuler Sepakbola.
b. Ekstrakurikuler Futsal
Hasil analisis deskriptif kemampuan power otot tungkai siswa
yang mengikuti ekstrakurikuler futsal. Diperoleh nilai maksimal
53.00, minimal 38.00, Mean 46.1000, Median 47.0000, Modes 48.00,
dan Standart Deviasi sebesar 3.933232. Distribusi frekuensi
kemampuan power otot tungkai siswa yang mengikuti ekstrakurikuler
futsal disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kemampuan Power Otot Tungkai Siswa
yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal.
No. Interval Kelas Frekuensi Presentase Keterangan
1. X ≥ 51.99 1 5% Baik Sekali
2. 48.06 ≤ X < 53.99 4 20% Baik
3. 43.13 ≤ X < 48.06 10 50% Sedang
4. 40.20 ≤ X < 43.13 2 10% Kurang
5. X < 40.20 3 15% Kurang sekali
Total 20 100%
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 20 siswa yang mengikuti
ekstrakuriluler futsal yang mengikuti tes power otot tungkai 1 siswa
0
10
20
30
40
50
Kategori
4.55%
18.18%
31.82%
45.45%
0%
Baik Sekali
Baik
Sedang
Kurang
Kurang Sekali
50
(5%) kemampuan power otot tungkai masuk ke dalam kategori baik
sekali, 4 siswa (20%) kemampuan power otot tungkai masuk ke
dalam kategori baik, 10 siswa (50%) kemampuan power otot tungkai
masuk ke dalam kategori sedang, 2 siswa (10%) kemampuan power
otot tungkai masuk ke dalam kategori kurang, dan 3 siswa (15%)
kemampuan power otot tungkai masuk ke dalam kategori kurang
sekali. Kemampuan power otot tungkai masuk ke dalam kategori
Sedang.
Kemampuan Power Otot Tungkai Siswa yang
Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal
Gambar 2. Histogram. Kemampuan Power Otot Tungkai Siswa yang
Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal.
2. Kemampuan Kekuatan Otot Tungkai Siswa yang Mengikuti
Ekstrakurikuler Sepakbola dan Futsal
a. Ekstrakurikuler Sepakbola
Hasil analisis deskriptif kemampuan kekuatan otot tungkai
Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola. Diperoleh nilai
maksimal 110.00, minimal 85.00, Mean 97.5909, Median 97.0000,
Modes 95.00, dan Standart Deviasi sebesar 6.29935. Distribusi
0%
10%
20%
30%
40%
50%
Kategori
5%
20%
50%
10% 15%
Baik Sekali
Baik
Sedang
Kurang
Kurang Sekali
51
frekuensi kemampuan kekuatan otot tungkai siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler sepakbola disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kemampuan Kekuatan Otot Tungkai Siswa
yang Mengikuti Ekstrakurikuler Sepakbola.
No. Interval Kelas Frekuensi Presentase Keterangan
1. ≥ 107.03 3 13.64 % Baik Sekali
2. 100.74 ≤ X < 107.03 3 13.64 % Baik
3. 94.44≤ X < 100.74 11 50 % Sedang
4. 88.14 ≤ X < 94.44 4 18.18 % Kurang
5. X < 88.14 1 4.54 % Kurang sekali
Total 22 100.00 %
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 22 siswa yang mengikuti
ekstrakuriluler sepakbola yang mengikuti tes kekuatan otot tungkai 3
siswa (13.64%) kemampuan power otot tungkai masuk ke dalam
kategori baik sekali, 3 siswa (13.64%) kemampuan kekuatan otot
tungkai masuk ke dalam kategori baik, 11 siswa (50%) kemampuan
kekuatan otot tungkai masuk ke dalam kategori sedang, 4 siswa
(18.18%) kemampuan kekuatan otot tungkai masuk ke dalam kategori
kurang, dan 1 siswa (4.54%) kemampuan kekuatan otot tungkai
masuk ke dalam kategori kurang sekali. Kemampuan kekuatan otot
tungkai masuk ke dalam kategori Sedang.
52
Kemampuan Kekuatan Otot Tungkai Siswa yang
Mengikuti Ekstrakurikuler Sepakbola
Gambar 3. Histogram. Kemampuan Kekuatan Otot Tungkai Siswa
yang Mengikuti Ekstrakurikuler Sepakbola.
b. Ekstrakurikuler Futsal
Hasil analisis deskriptif kemampuan kekuatan otot tungkai
Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal. Diperoleh nilai maksimal
111.00, minimal 84.00, Mean 95.7000, Median 94.5000, Modes 84.00,
dan Standart Deviasi sebesar 9.63601. Distribusi frekuensi
kemampuan kekuatan otot tungkai siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler sepakbola dan futsal disajikan pada tabel berikut:
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kemampuan Kekuatan Otot Tungkai
Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal.
No. Interval Kelas Frekuensi Presentase Keterangan
1. X ≥ 110.15 2 10 % Baik Sekali
2. 100.51 ≤ X < 110.15 4 20 % Baik
3. 89.68 ≤ X < 100.51 8 40 % Sedang
4. 80.04 ≤ X < 89.68 6 30 % Kurang
5. X < 80.04 0 0 % Kurang sekali
Total 22 100 %
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 20 siswa yang mengikuti
ekstrakuriluler futsal yang mengikuti tes kekuatan otot tungkai 2 siswa
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
Kategori
13.64%
13.64%
50%
18.18%
4.54%
Baik Sekali
Baik
Sedang
Kurang
Kurang Sekali
53
(10%) kemampuan power otot tungkai masuk ke dalam kategori baik
sekali, 4 siswa (20%) kemampuan kekuatan otot tungkai masuk ke
dalam kategori baik, 8 siswa (40%) kemampuan kekuatan otot tungkai
masuk ke dalam kategori sedang, 6 siswa (30%) kemampuan kekuatan
otot tungkai masuk ke dalam kategori kurang, dan 0 siswa (0%)
kemampuan kekuatan otot tungkai masuk ke dalam kategori kurang
sekali. Kemampuan kekuatan otot tungkai masuk ke dalam kategori
Sedang.
Kemampuan Kekuatan Otot Tungkai Siswa yang
Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal
Gambar 4. Histogram. Kemampuan Kekuatan Otot Tungkai Siswa yang
Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal
3. Kemampuan Kelincahan Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Sepakbola
dan Futsal
a. Ekstrakurikuler Sepakbola
Hasil analisis deskriptif kemampuan kelincahan siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler sepakbola. Diperoleh nilai maksimal 13.21
minimal 09.27 Mean 11.0327, Median 11.1500, Modes 13.21 dan
Standart Deviasi sebesar 1.18155. Distribusi frekuensi kemampuan
0%
10%
20%
30%
40%
Kategori
10%
20%
40%
30%
0%
Baik Sekali
Baik
Sedang
Kurang
Kurang Sekali
54
kelincahan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola dan futsal
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Kemampuan Kelincahan Siswa yang
Mengikuti Ekstrakurikuler Sepakbola.
No. Interval kelas Frekuensi Presentase Keterangan
1. X < 12.80 2 9.09 % Kurang sekali
2. 11.62 ≤ X < 12.80 5 22.73 % Kurang
3. 10.44 ≤ X < 11.62 7 31.82 % Sedang
4. 09.26 ≤ X < 10.44 8 36.36 % Baik
5. X ≥ 09.26 0 0 % Baik Sekali
Total 22 100 %
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 22 siswa yang mengikuti
ekstrakuriluler sepakbola yang mengikuti tes kelicahan, 0 siswa (0%)
kemampuan kelincahan masuk ke dalam kategori baik sekali, 8 siswa
(36.36%) kemampuan kelincahan masuk ke dalam kategori baik, 7
siswa (31.82%) kemampuan kelincahan masuk ke dalam kategori
sedang, 5 siswa (22.73%) kemampuan kelincahan masuk ke dalam
kategori kurang, dan 2 siswa (9.09%) kemampuan kelincahan masuk
ke dalam kategori kurang sekali. Kemampuan kelincahan masuk ke
dalam kategori Baik.
55
Kemampuan Kelincahan Siswa yang Mengikut
Ekstrakurikuler Sepakbola
Gambar 5. Histogram. Kemampuan Kelincahan Siswa yang
Mengikuti Ekstrakurikuler Sepakbola.
b. Ekstrakurikuler Futsal
Hasil analisis deskriptif kemampuan kelincahan siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler futsal. Diperoleh nilai maksimal 12.05.
minimal 09.13, Mean 10.1960, Median 10.1350, Modes 10.18 dan
Standart Deviasi sebesar 0.91806. Distribusi frekuensi kemampuan
kelincahan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal disajikan pada
tabel berikut:
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Kemampuan Kelincahan Siswa yang
Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal.
No. Interval kelas Frekuensi Presentase Keterangan
1. X ≥ 11.57 3 15 % Kurang sekali
2. 10.66 ≤ X < 11.57 1 5 % Kurang
3. 09.75 ≤ X < 10.66 7 35 % Sedang
4. 08.83 ≤ X < 09.75 9 45 % Baik
5. X < 08.83 0 0 % Baik Sekali
Total 20 100 %
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 20 siswa yang mengikuti
ekstrakuriluler futsal yang mengikuti tes kelicahan, 0 siswa (0%)
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
Kategori
0%
36.36%
31.82%
22.73%
9.09%
Kurang Sekali
Kurang
Sedang
Baik
Baik Sekali
56
kemampuan kelincahan masuk ke dalam kategori baik sekali, 9 siswa
(45%) kemampuan kelincahan masuk ke dalam kategori baik, 7 siswa
(35%) kemampuan kelincahan masuk ke dalam kategori sedang, 1
siswa (5%) kemampuan kelincahan masuk ke dalam kategori kurang,
dan 3 siswa (15%) kemampuan kelincahan masuk ke dalam kategori
kurang sekali. Kemampuan kelincahan masuk ke dalam kategori Baik.
Kemampuan Kelincahan Siswa yang
Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal
Gambar 6. Histogram. Kemampuan Kelincahan Siswa yang Mengikuti
Ekstrakurikuler Futsal.
C. Pembahasan
Kemampuan power otot tungkai, kekuatan otot tungkai, dan
kelincahan yang mengikuti ekstrarikuler sepakbola dan futsal di SMP Negeri 3
Godean dideskripsikan berdasarkan rangkaian item tes yang terdiri atas tiga
macam. Tiap-tiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam
melakukan tes tersebut.
Secara umum dapat diketahui bahwa ekstrakurikuler sepakbola dan
futsal di SMP Negeri 3 Godean memiliki kemampuan yang berada pada
0%
10%
20%
30%
40%
50%
Kategori
0%
45%
35%
5%
15%
Kurang Sekali
Kurang
Sedang
Baik
Baik Sekali
57
kategori sedang dalam melakukan tiap item tes. Selengkapnya, pembahasan
tiap-tiap item adalah sebagai berikut:
1. Tes Power Otot Tungkai
Perhitungan tes power otot tungkai siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler sepakbola dan futsal menghasilkan masuknya siswa dalam
kategori kurang untuk ekstrakurikuler sepakbola dan sedang untuk
ekstrakurikuler futsal. Tes power otot tungkai merupakan Salah satu tes
yang dapat mengukur kemampuan siswa dalam melompat atau meloncat
untuk menyundul bola pada saat permainan. Jadi disimpulkan bahwa siswa
masih perlu meningkatkan power otot tungkai agar makin mudah dalam
menerima bola dan mengoper kepada teman atau memasukan ke gawang
lawan. Masuknya sebagaian siswa dalam kategori kurang disebabkan karena
masih jarangnya latihan fisik yang diberikan pada saat kedua ekstrakurikuler
berlangsung.
2. Tes Kekuatan Otot Tungkai
Perhitungan tes kekuatan otot tungkai siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler sepakbola dan futsal menghasilkan masuknya siswa dalam
kategori sedang. Tes kemampuan kekuatan otot tungkai merupakan salah
satu tes yang dapat mengukur kemampuan siswa dalam kekuatan
menendang bola dan berlari selama permainan berlangsung. Jadi
kesimpulan bahwa siswa kekuatan otot tungkai dalam kategori yang masih
perlu di tingkatkan lagi. Masuknya sebagaian besar siswa dalam kategori
58
sedang disebabkan jam latihan yang dilakukan sebanyak 2 kali seminggu
kadang hanya 1 kali seminggu karena kesibukan pelatih.
3. Kelincahan
Perhitungan tes power otot tungkai siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler sepakbola dan futsal menghasilkan masuknya siswa dalam
kategori sedang untuk ekstrakurikuler sepakbola dan baik untuk
ekstrakurikuler futsal. Tes kelincahan merupakan salah satu tes yang dapat
mengukur kemampuan siswa dalam menggiring bola mencari ruang kosong
dan berusaha memasukan bola ke gawang lawan lebih mudah. Jadi dapat
disimpulkan bahwa siswa dalam kelincahan sepakbola dan futsal dalam
kategori baik.
Masuknya sebagian besar siswa dalam kategori baik karena
kelincahan sering dilakukan pada saat pemanasan dan pada saat bermain
sehingga siswa yang mengikuti ektrakurikuler sepakbola dan futsal masuk
ke dalam kategeri baik.
59
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan
power otot tungkai, kekuatan otot tungkai, dan kelincahan siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler sepakbola dan futsal di SMP Negeri 3 Godean
sebagian besar masuk dalam kategori “sedang”.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas ada implikasi
bahwa kemampuan power otot tungkai, kekuatan otot tungkai, dan kelincahan
ternyata merupakan beberapa komponen yang paling berpengaruh dalam
permainan sepakbola dan futsal. Sedangkan untuk para pelatih dengan adanya
penelitian ini dapat memiliki gambaran tentang apa yang harus dilakukan
terhadap peningkatan kemampuan power otot tungkai, kekuatan otot tungkai
dan kelincahan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola dan futsal.
C. Keterbatasan Hasil Penelitian
Walaupun penelitian ini telah diusahakan sebaik-baiknya, tetapi ada
beberapa keterbatasan dan kekurangan yang dialami oleh peneliti yaitu:
a) Perijinan kepada sekolah untuk pengambilan data, karena akan siswa akan
menghadapi UN.
b) Keterbatasan Instrumen dan waktu peminjaman instrumens.
c) Keterbatasnya waktu pengambil data dan;
60
d) Pengetahuan testee terhadap tes. Sehingga tidak menutup kemungkinan para
testee dalam melaksanakan tes tidak maksimal.
D. Saran-saran
1. Bagi Siswa
Perlu adanya pembinaan dan motivasi yang serius untuk
meningkatkan prestasi olahraga sepakbola dan futsal.
2. Bagi Pengampu Kegiatan Ekstrakurikuler
Dapat dijadikan sebagai acuan dalam rangka meningkatkan
kemampuan power otot tungkai, kekuatan otot tungkai, dan kelincahan
guna mencapai prestasi non akademik.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun
penelitian selanjutnya untuk dikembangkan, khususnya dibidang olahraga.
61
DAFTAR PUSTAKA
Anas Sudijono. (2009). Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Andriawan Saputra. (2012). Hubungan Antara Kecepatan Lari, Kelincahan dan
Kekuatan Otot Tungkai dengan Kemampuan Menggiring Bolabasket Siswa
yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bolabasket di SMA Negeri 7
Yogyakarta. Skripsi. UNY.
Arma Abdoellah. (1981). Olahraga untuk Perguruan Tinggi. STO Yogyakarta:
Sastra Hudaya.
Asmar Jaya. (2008). Futsal Gaya Hidup, Peraturan dan Tips-Tips Permainan.
Yogyakarta: Pustaka Timur.
Diatri. (2011). Perbedaan Tingkat Kemampuan Sepakbola dengan Futsal di SMP
Negeri 3 Godean . Skripsi. UNY.
Esdy Irfanudin. (2011). Hubungan Antara Koordinasi Keseimbangan Dan Power
Otot Tungkai Dengan Kemampuan Shooting Futsal Menggunakan
Punggung Kaki Pada Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Di SMA
Negeri 1 Godean Dan Seyegan. Skripsi. UNY.
Febri Ikhwanudin. (2011). Hubungan Antara Panjang Tungkai, Power Otot
Tungkai Dan Kelincahan Terhadap Hasil Lompat Tinggi Gaya Straddle
Pada Siswa Putra Kelas V Dan VI SD Negeri 2 Pangempon Kejobong
Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. UNY.
Firdian Waluyo. (2009). Perbedaan Kekuatan dan Daya Tahan Otot Tungkai
Antara Pemain Belakang, Pemain Tengah dan Pemain Depan UKM
Sepakbola UNY. Skripsi. UNY.
Harsono. (1988). “Coaching Dan Aspek-Aspek Psikology Dalam Coaching”.
Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti P2PTK.
Ismaryati.(2006). Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: Sebelas Maret
University press.
________. (2008). Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: Sebelas Maret
University Press.
Johnson L.Barry (1969) Practical Measurements for Evaluation in Physical
Education. Burgess Publishing: United states of America.
_______________. (1979) Practical Measurements for Evaluation in Physical
Education. Burgess Publishing: United states of America.
62
Jonath, U.dkk, (1985). Atletik. Jakarta: Rusda Jaya Putra.
Ledi Afif Ansori. (2009). Sumbangan Kekuatan Otot Perut, Kelentukan Dan
Kelincahan Terhadap Kemampuan Menggiring Bola dalam Permainan
Sepakbola. Skripsi. UNY.
McLontoch, Ned & Thaler, Jeff. (2004). The Baffled Parent’s Guide to Coaching
Indoor Youth Soccor. USA: Ragged Mouintain Press/Mc Graw Hill.
Mochamad Sajoto. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta:
FPOK- IKIP Semarang.
Moh. Uzer Usman & Lilis Setiawati (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan
Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.
Muhajir. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Bandung:
Erlangga.
Nurhasan. (1986). Tes dan Pengukuran. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan: Universitas Terbuka.
_______. (2007). Kebugaran Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan:
Universitas Terbuka.
Phillips , D. Allen. (1942). Measurement And Evaluation In Physical Education.
Canada: United states of America.
Ridwan Maulana. (2010). Hubungan Power Tungkai, Kekuatan Otot Lengan Dan
Tinggi Badan Terhadap Kemampuan Lay Up Shoot Pada Siswa Putra SLTP
N II Arjosari Kabupaten Pacitan Jawa Timur Yang Mengikuti
Ekstrakurikuler Bolabasket. Skripsi. Yogyakarta: UNY.
Roeslan Hatta. (2003). Peraturan Futsal. Surabaya: Pengurus Daerah PSSI Jawa
Timur.
Siti Khotijah. (2010). Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Peserta Ekstrakurikuler
Sepakbola dan Bolabasket di SD Negeri Semawung Purworejo. Skripsi.
Yogyakarta: UNY.
Soekatamsi. (2001). Permainan Besar I Sepak Bola. Jakarta: Universitas terbuka.
Sucipto Dkk. (2000). Sepak Bola. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru
SLTP Setara D-III. IKIP Yogyakarta.
Suharno H.P. (1981). Metodik Melatih Permainan Bola Volley. Yogyakarta: IKIP
Yogyakarta.
63
Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Suharto. (1999). Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. Jakarta: Pusat Kesegaran
Jasmani dan Rekreasi.
Sukadiyanto. (2002). Teori dan Metodologi Melatih Fisik Petenis. Yogyakarta:
FIK UNY Yogyakarta.
Tim Penyusun. (2010). Diktat Anatomi Manusia. Laboratorium Anatomi: FIK
UNY.
Tim Penyusun. (2010). PenjasOrkes Pendidikan, Olahraga dan Kesehatan untuk
SMA/MA kelas XII Semester 1. Cilacap: Karya Pustaka.
Yudha M. Saputra, (1999). Pengembangan Kegiatan Kokurikuler dan
EkstraKurikuler. Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Primary
School Teacher Development Project) IBRD : LOAN 3496 – IND.
64
Lampiran 1. Kartu Bimbingan TAS
65
Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian
66
Lampiran 3. Lembar Pengesahan
67
Lampiran 4. Surat Permohonan Izin dari Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY
68
Lampiran 5. Surat Keterangan Izin Penelitian dari Gubernur Sleman
69
Lampiran 6. Surat Keterangan Izin Penelitian dari BAPPEDA Sleman
70
Lampiran 7. Surat Peminjaman Alat
71
Lampiran 8. Surat Keterangan Izin Penelitian dari Kepala Sekolah
72
Lampiran 9. Uji Tera
73
74
75
76
Lampiran 10. Instrumen Pengambilan Data
A. Vertical Jump
1. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak atau tenaga eksplosif.
2. Alat dan fasilitas terdiri dari:
a. Papan berskala sentimeter, warna gerap, berukuran 30 x 150 cm,
dipasang pada dinding yang rata atau tiang.
b. Jarak antara lantai dengan angka 0 (nol) pada skala yaitu 150 cm
c. Serbuk kapur
d. Alat penghapus papan tulis dan:
e. Alat tulis
Papan Lompat Tegak
3. Petugas tes
Pengamat dan pencatat hasil.
a. Pelaksanaan
1) Sikap permulaan
77
2) Terlebih dahulu ujung jari tangan peserta diolesi dengan serbuk
kapur atau magnesium karborat.
3) Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat. Papan skala edara di
samping kiri ata kanannya. Kemudian tangan yang dekat dinding
diangkat lurus ke atas, telapak tangan ditempelkan pada papan
berskala, sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya.
Sikap Menentukan Raihan Tegak
b. Gerakan
1) Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan
kedua lengan diayun kebelakang.
Kemudian peserta melompat setinggi mungkin sambil menepuk
papan dengan ujung jari sehingga menimbulkan bekas.
2) Lakukan tes ini sebanyak 3 kali tanpa istirhat atau diselingi oleh
peserta lain.
78
Sikap Awal Loncat Tegak
Meloncat Setinggi Mungkin
c. Pencatatan hasil
1. Raihan tegak dicatat
2. Ketiga raihan lompatan dicatat
3. Raihan loncatan tertinggi di kurangi raihan tegak.
Untuk mengetahui hasil raihan dari vertical jump untuk mengetahui
power otot tungkai.
79
B. Leg and Back Dynamometer
Untuk memperoleh data kekuatan otot tungkai dilakukan dengan
menggunakan tes leg and back dynamometer sebagai berikut:
a. Tujuan dan sasaran
Tes leg and back dynamometer bertujuan untuk mengukur
kemampuan kekuatan statis otot tungkai
Sasaran tes ini adalah anak laki-laki maupun anak perempuan yang
berusia 10 tahun ke atas.
b. Perlengkapan
Leg and back dynamometer
c. Pelaksanaan
1. Testee berdiri di atas leg and back dynamometer, tangan memegang
handel, badan tegak, kaki ditekuk membentuk sudut kurang lebih 45o.
2. Panjang rantai disesuaikan dengan kebutuhan testee.
3. Testee menarik handel dengan cara meluruskan lutut sampai berdiri
tegak.
4. Dilakukan 3 kali ulangan.
80
d. Penilaian
Catat jumlaxh berat yang terbanyak dari ketiga angkatan yang
dilakukan. Leg and back dynamometer dalam satuan kg, dengan tingkat
ketelitian 0,5 kg.
81
C. Dogging Run
Untuk memperoleh data kelincahan dilakukan dengan menggunakan tes
dogging run sebagai berikut:
1. Tujuan dan sasaran
Tes dogging run bertujuan untuk mengukur kemampuan merubah
arah sambil berlari menggunakan stopwatch dengan satuan detik (s).
Sasaran tes ini adalah anak laki-laki maupun anak perempuan yang
berusia 10 tahun ke atas.
2. Perlengkapan
a. Stopwatch, pita atau isolasi berwarna untuk memberi garis start
b. Cat atau kapur untuk membuat tanda arah lari.
c. Lembing atau benda lain yang tidak berbahaya untuk dijadikan rintangan.
d. Lapangan
e. Garis start sepanjang 1,83 meter (6 feet)
f. Rintangan pertama di depan garis start sejauh 3,66 meter (12 feet)
g. Rintangan kedua di depan rintangan pertama sejauh 1,83 meter.
h. Rintangan ke tiga dan ke empat masing-masing sejauh 1,83 meter.
___1.83___ ___1.83___ ___1.83___ _______3.66_________
82
3. Pelaksanaan
Testee berdiri sedekat mungkin di belakang garis start, kemudian
berlari secepat-cepatnya menurut arah telah ditentukan.
4. Penilaian
Catat waktu yang ditempuh mulai dari start sampai dengan finish.
Penilaian menggunakaan waktu tempuh terbaik dari dua kali tes, dengan
satuan waktunya detik (s).
83
Lampiaran 11. Hasil Tes Kemampuan Power Otot Tungkai
Data Induk Kemampuan Power Otot Tungkai
Penilaian : Skor peserta tes adalah skor tertinggi lompatan – skor raihan.
Peserta Tes Ekstrakurikuler Sepakbola
No. Siswa Tinggi
Raihan
Tinggi Lompatan Hasil
1 2 3
1. Gilang 192 231 230 233 41
2. Miral 198 239 240 241 43
3. Rizal 170 221 223 223 53
4. Rofindo 191 241 242 244 53
5. Faizal 196 236 235 237 41
6. Yoan 189 239 242 242 53
7. Rasyid 187 231 129 232 45
8. Rio 201 239 239 240 39
9. Himawan 207 250 248 252 45
10. Rohmat 211 250 251 250 40
11. Bayu 202 241 242 244 42
12. Fatqi 220 262 251 250 42
13. Ardiezce 221 259 252 258 38
14. Alan 172 214 217 218 46
15. Gibertus 199 239 239 240 41
16. Admiral 193 236 239 239 46
17. Dewantaru 206 259 259 260 54
18. Ilham 189 228 230 229 41
19. Rais 191 237 231 236 46
20. Rafdi 185 225 227 227 42
21. Kamal 209 258 259 259 50
22. Agus 181 235 235 230 54
84
Data Induk Kemampuan Power Otot Tungkai
Penilaian : Skor peserta tes adalah skor tertinggi lompatan – skor raihan.
Peserta Tes Ekstrakurikuler Futsal
No. Siswa Tinggi
Raihan
Tinggi Lompatan Hasil
1 2 3
1. Fajar 179 179 218 217 39
2. Agus 167 218 219 220 53
3. Deni 193 193 236 235 43
4. Tato 215 264 265 265 50
5. Teri 220 260 267 268 48
6. Falsi 213 258 250 259 46
7. Cemil 212 261 260 262 50
8. Kurniawan 225 270 269 270 45
9. Dani 206 252 250 253 47
10. Dito 197 244 245 246 49
11. Rizki 191 239 240 238 49
12. Eri 197 242 243 244 47
13. Faqi 202 240 239 240 38
14. Bayu 213 258 257 257 45
15. Rando 207 245 245 246 39
16. Eka 201 249 248 248 48
17. Nano 209 250 252 253 44
18. Riqi 220 264 266 266 46
19. Danang 203 250 250 251 48
20. Kafi 215 261 263 263 48
85
Lampiran 12. Hasil Tes Kemampuan Kekuatan Otot Tungkai
Data Induk Kemampuan Kekuatan Otot Tungkai
Penilaian : Skor peserta tes adalah skor yang diambil nilai angkatan yang terbesar
Peserta Tes Ekstrakurikuler Sepakbola
No. Siswa Kekuatan Otot Tungkai
Hasil 1 2 3
1. Gilang 88 87 99 99
2. Miral 90 94 89 94
3. Rizal 92 100 102 102
4. Rofindo 99 101 96 101
5. Faizal 88 92 89 92
6. Yoan 99 94 96 99
7. Rasyid 95 90 98 98
8. Rio 84 95 90 95
9. Himawan 110 101 109 110
10. Rohmat 87 90 95 95
11. Bayu 89 90 88 90
12. Fatqi 106 110 101 110
13. Ardiezce 79 90 95 95
14. Alan 80 90 97 97
15. Gibertus 87 95 90 95
16. Admiral 97 91 96 97
17. Dewantaru 102 104 108 108
18. Ilham 95 84 95 95
19. Rais 80 89 97 97
20. Rafdi 77 85 80 85
21. Kamal 90 103 89 103
22. Agus 90 76 82 90
86
Data Induk Kemampuan Kekuatan Otot Tungkai
Penilaian : Skor peserta tes adalah skor yang diambil nilai angkatan yang terbesar
Peserta Tes Ekstrakurikuler Futsal
No. Siswa Kekuatan Otot Tungkai
Hasil 1 2 3
1. Gilang 88 87 99 99
2. Miral 90 94 89 94
3. Rizal 92 100 102 102
4. Rofindo 99 101 96 101
5. Faizal 88 92 89 92
6. Yoan 99 94 96 99
7. Rasyid 95 90 98 98
8. Rio 84 95 90 95
9. Himawan 110 101 109 110
10. Rohmat 87 90 95 95
11. Bayu 89 90 88 90
12. Fatqi 106 110 101 110
13. Ardiezce 79 90 95 95
14. Alan 80 90 97 97
15. Gibertus 87 95 90 95
16. Admiral 97 91 96 97
17. Dewantaru 102 104 108 108
18. Ilham 95 84 95 95
19. Rais 80 89 97 97
20. Rafdi 77 85 80 85
21. Kamal 90 103 89 103
22. Agus 90 76 82 90
87
Lampiran 13. Hasil Tes Kemampuan Kelincahan
Data Induk Kemampuan Kelincahan
Penilaian : Skor peserta tes adalah skor waktu yang tercepat.
Peserta Tes Ekstrakurikuler Sepakbola
No. Siswa Kelincahan
Hasil 1 2
1. Gilang 11.23 12.21 11.23
2. Miral 10.19 09.93 09.93
3. Rizal 10.47 10.00 10.00
4. Rofindo 10.69 11.23 10.69
5. Faizal 12.07 11.37 11.37
6. Yoan 09.70 10.21 09.70
7. Rasyid 09.81 09.84 09.81
8. Rio 10.09 10.18 10.09
9. Himawan 11.19 11.25 11.19
10. Rohmat 12.00 11.95 11.95
11. Bayu 11.66 12 38 11.66
12. Fatqi 12.87 12.72 12.72
13. Ardiezce 09.90 09.59 09.59
14. Alan 09.90 09.91 09.90
15. Gibertus 13.90 13.21 13.21
16. Admiral 13.71 11.26 11.26
17. Dewantaru 12.60 13.57 12.60
18. Ilham 13.25 13.21 13.21
19. Rais 11.21 12.27 11.21
20. Rafdi 10.23 09.27 09.27
21. Kamal 12.13 11.11 11.11
22. Agus 11.02 11.50 11.02
88
Penilaian : Skor peserta tes adalah skor waktu yang tercepat.
Peserta Tes Ekstrakurikuler Futsal
No. Siswa Kelincahan Hasil
1. Fajar 11.98 10.18 10.18
2. Agus 10.98 09.15 09.15
3. Deni 11.17 10.21 10.21
4. Tato 10.69 09.13 09.13
5. Teri 10.25 09.17 09.17
6. Falsi 09.29 11.10 09.29
7. Cemil 12.11 10.01 10.01
8. Kurniawan 11.60 11.94 11.60
9. Dani 09.57 11.42 09.57
10. Dito 09.51 10.31 09.51
11. Rizki 11.98 10.18 10.18
12. Eri 10.98 10.60 10.60
13. Faqi 12.17 10.25 10.25
14. Bayu 11.69 09.42 09.42
15. Rando 10.09 11.71 10.09
16. Eka 11.54 11.90 11.54
17. Nano 12.05 14.01 12.05
18. Riqi 12.60 11.85 11.85
19. Danang 10.41 11.42 10.41
20. Kafi 09.71 10.31 09.71
89
Lampiran 14. Kategori Kemampuan Power Otot Tungkai
KATEGORI KEMAMPUAN POWER OTOT TUNGKAI
Sepakbola
Baik Sekali : X ≥ M + 1,5 SD
Baik : M + 0,5 SD ≤ X < M + 1,5 SD
Sedang : M - 0,5 SD ≤ X < M + 0,5 SD
Kurang : M - 1,5 SD ≤ X < M - 0,5 SD
Kurang Sekali : X < M - 1,5 SD
Kategori
Baik Sekali : X ≥ 53.16
Baik : 48.24 ≤ X < 53.16
Sedang : 43.31 ≤ X < 48.24
Kurang : 38.39 ≤ X < 43.31
Kurang Sekali : X < 38.39
Futsal
Baik Sekali : X ≥ M + 1,5 SD
Baik : M + 0,5 SD ≤ X < M + 1,5 SD
Sedang : M - 0,5 SD ≤ X < M + 0,5 SD
Kurang : M - 1,5 SD ≤ X < M - 0,5 SD
Kurang Sekali : X < M - 1,5 SD
Kategori
Baik Sekali : X ≥ 53.16
Baik : 48.24 ≤ X < 53.16
Sedang : 43.31 ≤ X < 48.24
Kurang : 38.39 ≤ X < 43.31
Kurang Sekali : X < 38.39
90
Lampiran 15. Kategori Kemampuan Kekuatan Otot Tungkai
KATEGORI KEMAMPUAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI
Sepakbola
Baik Sekali : X ≥ M + 1,5 SD
Baik : M + 0,5 SD ≤ X < M + 1,5 SD
Sedang : M - 0,5 SD ≤ X < M + 0,5 SD
Kurang : M - 1,5 SD ≤ X < M - 0,5 SD
Kurang Sekali : X < M - 1,5 SD
Kategori
Baik Sekali : X ≥ 108.23
Baik : 100.74 ≤ X < 108.23
Sedang : 93.25 ≤ X < 100.74
Kurang : 85.76 ≤ X < 93.25
Kurang Sekali : X < 85.76
Futsal
Baik Sekali : X ≥ M + 1,5 SD
Baik : M + 0,5 SD ≤ X < M + 1,5 SD
Sedang : M - 0,5 SD ≤ X < M + 0,5 SD
Kurang : M - 1,5 SD ≤ X < M - 0,5 SD
Kurang Sekali : X < M - 1,5 SD
Kategori
Baik Sekali : X ≥ 110.15
Baik : 100.51 ≤ X < 110.15
Sedang : 89.68 ≤ X < 100.51
Kurang : 80.04 ≤ X < 89.68
Kurang Sekali : X < 85.76
91
Lampiran 16. Kategori Kemampuan Kelincahan
KATEGORI KEMAMPUAN KELINCAHAN
Sepakbola
Baik Sekali : X ≥ M + 1,5 SD
Baik : M + 0,5 SD ≤ X < M + 1,5 SD
Sedang : M - 0,5 SD ≤ X < M + 0,5 SD
Kurang : M - 1,5 SD ≤ X < M - 0,5 SD
Kurang Sekali : X < M - 1,5 SD
Kategori
Baik Sekali : X ≥ 09.26
Baik : 09.26 ≤ X < 10.44
Sedang : 10.44 ≤ X < 11.62
Kurang : 11.62 ≤ X < 12.80
Kurang Sekali : X < 12.80
Futsal
Baik Sekali : X ≥ M + 1,5 SD
Baik : M + 0,5 SD ≤ X < M + 1,5 SD
Sedang : M - 0,5 SD ≤ X < M + 0,5 SD
Kurang : M - 1,5 SD ≤ X < M - 0,5 SD
Kurang Sekali : X < M - 1,5 SD
Kategori
Baik Sekali : X ≥ 08.82
Baik : 08.82 ≤ X < 09.74
Sedang : 09.74 ≤ X < 10.65
Kurang : 10.65 ≤ X < 11.57
Kurang Sekali : X < 11.57
92
Lampiran 17. Pengolahan Data
Frequencies
Statistics
Power otot Tungkai Sepakbola
N Valid 22
Missing 0
Mean 45.2273
Std. Error of Mean 1.12610
Median 44.0000
Mode 41.00
Std. Deviation 5.28188
Variance 27.898
Range 16.00
Minimum 38.00
Maximum 54.00
Sum 995.00
Frequencies
Statistics
Sepakbola
N Valid 22
Missing 0
Power otot Tungkai Siswa yang Mengikuti Sepakbola
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik Sekali 1 4.5 4.5 22.7
Baik 4 18.2 18.2 18.2
Sedang 7 31.8 31.8 100.0
Kurang
Kurang Sekali
10
0
45.5
0.0
45.5
0.0
68.2
0.0
Total 22 100.0 100.0
93
Frequencies
Statistics
Power Otot Tungkai Futsal
N Valid 20
Missing 0
Mean 46.1000
Std. Error of Mean .87929
Median 47.0000
Mode 48.00
Std. Deviation 3.93232
Variance 15.463
Range 15.00
Minimum 38.00
Maximum 53.00
Sum 922.00
Frequencies
Statistics
Futsal
N Valid 20
Missing 0
Power Otot Tungkai Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik Sekali 1 5.0 5.0 25.0
Baik 4 20.0 20.0 20.0
Sedang 10 50.0 50.0 100.0
Kurang 2 10.0 10.0 35.0
Kurang Sekali 3 15.0 15.0 50.0
Total 20 100.0 100.0
94
Frequencies
Statistics
Kekuatan Otot Tungkai
Sepakbola
N Valid 22
Missing 0
Mean 97.5909
Std. Error of Mean 1.34303
Median 97.0000
Mode 95.00
Std. Deviation 6.29935
Variance 39.682
Range 25.00
Minimum 85.00
Maximum 110.00
Sum 2147.00
Frequencies
Statistics
Sepakbola
N Valid 22
Missing 0
Kekuatan Otot Tungkai Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Sepakbola
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik Sekali 3 13.6 13.6 27.3
Baik 3 13.6 13.6 13.6
Sedang 11 50.0 50.0 100.0
Kurang 4 18.2 18.2 45.5
Kurang Sekali 1 4.5 4.5 50.0
Total 22 100.0 100.0
95
Frequencies
Statistics
Kekuatan Otot Tungkai Futsal
N Valid 20
Missing 0
Mean 95.7000
Std. Error of Mean 2.15468
Median 94.5000
Mode 84.00
Std. Deviation 9.63601
Variance 92.853
Range 27.00
Minimum 84.00
Maximum 111.00
Sum 1914.00
Frequencies
Statistics
Futsal
N Valid 20
Missing 0
Kekuatan Otot Tungkai Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik Sekali 2 10.0 10.0 30.0
Baik 4 20.0 20.0 20.0
Sedang 8 40.0 40.0 100.0
Kurang
Kurang Sekali
6
0
30.0
0.0
30.0
0.0
60.0
0.0
Total 20 100.0 100.0
96
Frequencies
Statistics
Kelincahan Sepakbola
N Valid 22
Missing 0
Mean 11.0327
Std. Error of Mean .25191
Median 11.1500
Mode 13.21
Std. Deviation 1.18155
Variance 1.396
Range 3.94
Minimum 9.27
Maximum 13.21
Sum 242.72
Frequencies
Statistics
Sepakbola
N Valid 22
Missing 0
Kelincahan Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Sepakbola
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik Sekali
Baik
Sedang
0
8
7
0.0
36.4
31.8
0.0
36.4
31.8
0.
36.4
100.0
Kurang 5 22.7 22.7 59.1
Kurang Sekali 2 9.1 9.1 68.2
Total 22 100.0 100.0
97
Frequencies
Statistics
Kelincahan Futsal
N Valid 20
Missing 0
Mean 10.1960
Std. Error of Mean .20528
Median 10.1350
Mode 10.18
Std. Deviation .91806
Variance .843
Range 2.92
Minimum 9.13
Maximum 12.05
Sum 203.92
Frequencies
Statistics
Futsal
N Valid 20
Missing 0
Kelincahan Siswa Yang Mengikuti Ekstrakuriuler Futsal
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sekali Baik Baik
0
9
0.0
45.0
0.0
45.0
0.0
45.0
Sedang 7 35.0 35.0 100.0
Kurang 1 5.0 5.0 50.0
Kurang Sekali 3 15.0 15.0 65.0
Total 20 100.0 100.0
98
Lampiran 18. Foto Pengambilan Data
Dokumentasi
99
Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Sepakbola
100
Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Futsal
101
Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Sepakbola
Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Futsal
102
Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Sepakbola
Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Futsal
103
Lampiran 19. Perlengkapan Untuk Pengembilan Data
Papan Vertical Jump
Kapur Halus (magnesium karborat)
104
Leg And Back Dynamometer
105
Stopwatch dan Peluit
Meteran
106
Cune
top related