Kehamilan Ganda.docx
Post on 09-Aug-2015
119 Views
Preview:
DESCRIPTION
Transcript
Kehamilan Ganda (Gamelli)
Pengertian
Kehamilan ganda atau hamil kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih.
Etiologi
1) Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah: bangsa, umur, dan paritas, sering mempengaruhi
kehamilan kembar 2 telur.
2) Faktor obat-obat induksi ovulasi: Profertil, Clomid, dan horrnon gonadotropin dapat
menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari dua.
3) Faktor keturunan.
4) Faktor yang lain belum diketahui.
Jenis Gemeli
1. Kehamilan kembar monozigotik
Kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur disebut kembar monozigotik atau disebut juga
identik, homolog atau univoler. Kira-kira sepertiga kehamilankembar adalah monozigotik. Jenis
kehamilan kedua anak sama, rupanya sama atau bayangan cermin, mata, kuping, gigi, rambut,
kulit dan ukuran antropologik pun sama. Sidik jari dan telapak sama, atau terbalik satu terhadap
lainnya. Satu bayi kembar mungkin kidal dan lainnya biasa karena lokasi daerah motorik di
korteks serebri pada kedua bayi itu berlawanan. Kira-kira satu pertiga kehamilan kembar
monozigotik mempunyai 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta; kadang-kadang 2 plasenta tersebut
menjadi satu. Keadaan ini tak dapat dibedakan dengan kembar dizigotik. Dua pertiga mempunyai
1 plasenta, 1 korion, dari 1 atau 2 amnion.
2. Kehamilan kembar dizigotik
Kira-kira dua pertiga kehamilan kembar adalah dizigotik yang berasal dari 2 telur; disebut juga
heterolog, binovuler, atau fraternal. Jenis kelamin sama atau berbeda, mereka berbeda seperti
anak-anak lain dalam keluarga. Kembar dizigotik mempunyai 2 plasenta, 2 korion dan 2 amnion.
Kadang-kadang 2 plasenta menjadi satu.
Letak pada presentasi Janin
Pada hamil kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan posisi kedua janin. Begitu pula letak
janin kedua dapat berubah setelah janin pertama lahir, misalnya dari letak lintang berubah jadi
letak sungsang atau letak kepala. Berbagai kombinasi letak, presentasi dan posisi bisa terjadi,
yang paling sering dijumpai adalah:
- Kedua janin dalam letak membujur; presentasi kepala (44-47%)
- Letak membujur, presentasi kepala bokong (37-38%)
- Keduanya presentasi bokong (8-10%)
- Letak lintang dan presentasi kepala (5-5,3)
- Letak lintang dan presentasi bokong (1,5-2%)
- Dua-duanya letak lintang (0,2-0,6%)
- Letak dan presentasi "69" adalah letak yang berbahaya, karena dapat terjadi kunci-mengunci
(interlocking).
Diagnosis Kehamilan Kembar
1. Anamnesis
- Perut lebih buncit dari semestinya sesuai dengan umur tuanya kehamilan
- Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil
- Uterus terasa lebih cepat membesar
- Pernah hamil kembar atau ada riwayat keturunan kembar.
1. Inspeksi dan palpasi
- Pada pemeriksaan pertama dan ulangan ada kesan uterus lebih besar dan lebih cepat tumbuhnya
dari biasa
- Gerakan-gerakan janin terasa lebih sering
- bagian-bagian kecil teraba lebih banyak
- Teraba ada 3 bagian besar janin
- Teraba ada 2 balotemen.
2. Auskultasi
Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan dengan perbedaan
kecepatan sedikitnya 10 denyut permenit atau bila dihitung bersamaan terdapat selisih 10.
3. Rontgen foto abdomen
Tampak gambaran 2 janin.
4. Ultrasonografi
Bila tampak 2 janin atau dua jantung yang berdenyut yang telah dapat ditentukan pada triwulan I.
5. Elektrokardiogram total
Terdapat gambaran dua EKG yang berbeda dari kedua janin.
6. Reaksi kehamilan
Karena pada hamil kembar umumnya plasenta besar atau ada 2 plasenta, maka produksi HCG
akan tinggi, jadi titrasi reaksi kehamilan bisa positif, kadang-kadang sampai 1/200. Hal ini dapat
dikacaukan dengan mola hidatidosa.
Kadangkala diagnosa baru diketahui setelah bayi pertama lahir, uterus masih besar dan ternyata
ada satu janin lagi dalam rahim. Kehamilan kembar sering terjadi bersamaan dengan hidramnion
dan toksemia gravidarum.
Pengaruh terhadap Ibu dan Janin
1. Terhadap Ibu
- Kebutuhan akan zat-zat bertambah, sehingga dapat menyebabkan anemia dan defisiensi zat-zat
lainnya
- Kemungkinan terjadinya hidramnion bertambah 10 kali lebih besar
- Frekuensi pre-eklamsi dan eklamsi lebih sering
- Karena uterus yang besar, ibu mengeluh sesak napas, sering miksi, serta terdapat edema dan
varises pada tungkai dan vulva
- Dapat terjadi inersia uteri, perdarahan postpartum, dan solusio plasenta sesudah anak pertama
lahir.
2. Terhadap Janin
- Usia kehamilan tambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin pada kehamilan kembar:
25% pada gemeli; 50% pada triplet; dan 75% pada quadruplet, yang akan lahir 4 minggu
sebelum cukup bulan. Jadi kemungkinan terjadinya bayi prematur akan tinggi.
- Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasentae, maka angka kematian bayi kedua
tinggi.
- Sering terjadi kesalahan letak janin, yang juga akan mempertinggi angka kematian janin.
Penanganan dalam Kehamilan
1. Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah komplikasi
yang timbul, dan bila diagnosis telah ditegakkan pemeriksaan ulangan harus lebih sering (1 x
seminggu pada kehamilan lebih dari 32 minggu).
2. Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh sebaiknya dihindari, karena akan
merangsang partus prematurus.
3. Pemakaian korset gurita yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya terasa lebih ringan.
4. Periksa darah lengkap, Hb, dan golongan darah.
Penanganan Dalam Persalinan
1. Bila anak pertama letaknya membujur, kala I diawasi seperti biasa, ditolong seperti biasa
dengan episiotomi mediolateralis.
2. Setelah itu baru waspada, lakukan periksa luar, periksa dalam untuk menentukan keadaan anak
kedua. Tunggu, sambil memeriksa tekanan darah dan lain-lain.
3. Biasanya dalam 10-15 menit his akan kuat lagi. Bila anak kedua terletak membujur, ketuban
dipecahkan pelan-pelan supaya air ketuban tidak mengalir deras keluar. Tunggu dan pimpin
persalinan anak kedua seperti biasa.
4. Waspadalah atas kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum, maka sebaiknya pasang
infus profilaksis.
5. Bila ada kelainan letak pada anak kedua, misalnya melintang atau terjadi prolaps tali pusat dan
solusio plasenta, maka janin dilahirkan dengan cara operatif obstetrik:
- Pada letak lintang coba versi luar dulu, atau lahirkan dengan cara versi dan ekstraksi
- Pada letak kepala, persalinan dipercepat dengan ekstraksi vakum atau forseps.
- Pada letak bokong atau kaki, ekstraksi bokong atau kaki.
6. Indikasi seksia saesarea hanya pada:
- Janin pertama letak lintang
- Bila terjadi prolaps tali pusat
- Plasenta previa
- Terjadi interlocking pada letak janin 69, anak pertama letak sungsang dan anak kedua letak
kepala.
Kala IV diawasi terhadap kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum: berikan suntikan
sinto-metrin yaitu 10 satuan sintosinon tambah 0,2 mg methergin intravena.
BAB II
PEMBAHASAN
PENATALAKSANAAN KEHAMILAN GEMELLI
1. DEFINISI
Kehamilan kembar atau kehamilan multipel ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih.
Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan ganda/ gemelli (2 janin), triplet ( 3 janin ),
kuadruplet ( 4 janin ), Quintiplet ( 5 janin ) dan seterusnya dengan frekuensi kejadian yang
semakin jarang sesuai dengan hokum Hellin. Hukum Hellin menyatakan bahwa perbandingan
antara kehamilan ganda dan tunggal adalah 1: 89, untuk triplet 1 : 892, untuk kuadruplet 1 : 893,
dan seterusnya. Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan
masyarakat pada umumnya. Morbiditas dan mortalitas mengalami peningkatan yang nyata pada
kehamilan dengan janin ganda, oleh karena itu mempertimbangkan kehamilan ganda sebagai
kehamilan dengan komplikasi bukanlah hal yang berlebihan1.
2. ETIOLOGI
1. Kembar Monozigotik
Kembar monozigotik atau identik, muncul dari suatu ovum tunggal yang dibuahi yang kemudian
membagi menjadi dua struktur yang sama, masing-masing dengan potensi untuk berkembang
menjadi suatu individu yang terpisah.1
Hasil akhir dari proses pengembaran monozigotik tergantung pada kapan pembelahan terjadi,
dengan uraian sebagai berikut1 :
• Apabila pembelahan terjadi didalam 72 jam pertama setelah pembuahan, maka dua
embrio, dua amnion serta dua chorion akan terjadi dan kehamilan diamnionik dan di
chorionik. Kemungkinan terdapat dua plasenta yang berbeda atau suatu plasenta
tunggal yang menyatu.
• Apabila pembelahan terjadi antara hari ke-4 dan ke-8 maka dua embrio akan terjadi,
masing-masing dalam kantong yang terpisah, dengan chorion bersama, dengan
demikian menimbulkan kehamilan kembar diamnionik, monochorionik.
• Apabila terjadi sekitar 8 hari setelah pembuahan dimana amnion telah terbentuk, maka
pembelahan akan menimbulkan dua embrio dengan kantong amnion bersama, atau
kehamilan kembar monoamnionik, monochorionik.
• Apabila pembuahan terjadi lebih belakang lagi, yaitu setelah lempeng embrionik
terbentuk, maka pembelahannya tidak lengkap dan terbentuk kembar yang menyatu.
2. Kembar Dizigot
Dizigotik, atau fraternal, kembar yang ditimbulkan dari dua ovum yang terpisah. Kembar
dizigotik terjadi dua kali lebih sering daripada kembar monozigotik dan insidennya dipengaruhi
oleh sejumlah faktor antara lain yaitu ras, riwayat keluarga, usia maternal, paritas, nutrisi dan
terapi infertilitas.1,3
3. PATOFISIOLOGI
Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransi dan
seringkali terjadi putus prematurus. Lama kehamilan kembar dua rata-rata 260 hari, triplet 246
hari dan kuadruplet 235 hari. Berat lahir rata-rata kehamilan kembar ± 2500gram, triplet
1800gram, kuadriplet 1400gram. Penentuan zigositas janin dapat ditentukan dengan melihat
plasenta dan selaput ketuban pada saat melahirkan. Bila terdapat satu amnion yang tidak
dipisahkan dengan korion maka bayi tesebut adalah monozigotik. Bila selaput amnion
dipisahkan oleh korion, maka janin tersebut bisa monozigotik tetapi lebih sering dizigotik.Pada
kehamilan kembar dizigotik hampir selalu berjenis kelamin berbeda.
Secara umum, derajat dari perubahan fisiologis maternal lebih besar pada kehamilan kembar
dibanding dengan kehamilan tunggal. Pada trimester 1 sering mengalami nausea dan muntah
yang melebihi yang dikarateristikan kehamilan-kehamilan tunggal. Perluasan volume darah
maternal normal adalah 500 ml lebih besar pada kehamilan kembar, dan rata-rata kehilangan
darah dengan persalinan vagina adalah 935 ml, atau hampir 500 ml lebih banyak dibanding
dengan persalinan dari janin tunggal.1
Massa sel darah merah meningkat juga, namun secara proporsional lebih sedikit pada kehamilan-
kehamilan kembar dua dibanding pada kehamilan tunggal, yang menimbulkan” anemia
fisiologis” yang lebih nyata. Kadar haemoglobin kehamilan kembar dua rata-rata sebesar 10 g/dl
dari 20 minggu ke depan. Sebagaimana diperbandingkan dengan kehamilan tunggal, cardiac
output meningkat sebagai akibat dari peningkatan denyut jantung serta peningkatan stroke
volume. Ukuran uterus yang lebih besar dengan janin banyak meningkatkan perubahan anatomis
yang terjadi selama kehamilan. Uterus dan isinya dapat mencapai volume 10 L atau lebih dan
berat lebih dari 20 pon. Khusus dengan kembar dua monozygot, dapat terjadi akumulasi yang
cepat dari jumlah cairan amnionik yang nyata sekali berlebihan, yaitu hidramnion akut.3
Dalam keadaan ini mudah terjadi kompresi yang cukup besar serta pemindahan banyak visera
abdominal selain juga paru dengan peninggian diaphragma. Ukuran dan berat dari uterus yang
sangat besar dapat menghalangi keberadaan wanita untuk lebih sekedar duduk.
Pada kehamilan kembar yang dengan komplikasi hidramnion, fungsi ginjal maternal dapat
mengalami komplikasi yang serius, besar kemungkinannya sebagai akibat dari uropati obstruktif.
Kadar kreatinin plasma serta urin output maternal dengan segera kembali ke normal setelah
persalinan. Dalam kasus hidramnion berat, amniosintesis terapeutik dapat dilakukan untuk
memberikan perbaikan bagi ibu dan diharapkan untuk memungkinkan kehamilan dilanjutkan.3,4
Berbagai macam stress kehamilan serta kemungkinan-kemungkinan dari komplikasi-komplikasi
maternal yang serius hampir tanpa kecuali akan lebih besar pada kehamilan kembar.
4. DIAGNOSIS
Untuk menegakkan diagnosis, perlu dilakukan pemeriksaan dengan berhubungan dengan dugaan
kehamilan ganda, yaitu :
a. Anamnesis
Anamnesis yang dibutuhkan dalam menegakkan diagnosis kehamilan kembar adalah riwayat
adanya keturunan kembar dalam keluarga, telah mendapat pengobatan infertilitas, adanya uterus
yang cepat membesar: fundus uteri > 4 cm dari amenorea, gerakan anak yang terlalu ramai dan
adanya penambahan berat badan ibu menyolok yang tidak disebabkan obesitas atau edema.
b. Pemeriksaan klinik gejala-gejala dan tanda-tanda
Adanya cairan amnion yang berlebihan dan renggangan dinding perut menyebabkan diagnosis
dengan palpasi menjadi sukar. Lebih kurang 50 % diagnosis kehamilan ganda dibuat secara tepat
jika berat satu janin kurang dari 2500 gram, dan 75 % jika berat badan satu janin lebih dari 2500
gram. Untuk menghindari kesalahan diagnosis, kehamilan ganda perlu dipikirkan bila dalam
pemeriksaan ditemukan hal-hal berikut ; besarnya uterus melebihi lamanya amenorea, uterus
tumbuh lebih cepat dari kehamilan normal, banyak bagian kecil teraba, teraba tiga bagian besar,
dan teraba dua balotemen, serta terdengar 2 DJJ dengan perbedaan 10 atau lebih.
c. Pemeriksaan USG
Berdasarkan pemeriksaan USG dapat terlihat 2 bayangan janin atau lebih dengan 1atau 2
kantong amnion. Diagnosis dengan USG sudah setelah kehamilan 6-8 minggu dapat menentukan
diagnosis akurat jumlah janin pada uterus dari jumlah kantong gestasional yang terlihat.
d. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan dengan rotgen sudah jarang dilakukan untuk mendiagnosa kehamilan ganda karena
cahaya penyinaran
Diagnosis pasti kehamilan kembar ditentukan dengan teraba dua kepala, dua bokong, terdengar
dua denyut jantung janin, dan dari pemeriksaan ultrasonografi.
Diagnosis diferensial4:
• Kehamilan tunggal dengan janin besar
• Hidramnion
• Molahidatidosa
• Kehamilan dengan tumor
5. KOMPLIKASI
Komplikasi pada ibu dan janin pada kehamilan kembar lebih besar dibandingkan kehamilan
tunggal. Angka kematian perinatal pada kehamilan kembar cukup tinggi, dengan kembar
monozigotik 2,5 kali angka kematian kembar dizigotik. Resiko terjadinya abortus pada salah satu
fetus atau keduanya tinggi. Pada trisemester pertama kehamilan reabsorbsi satu janin atau
keduanya kemungkinan terjadi.1
Anemia sering ditemukan pada kehamilan kembar oleh karena kebutuhan nutrisi yang tinggi
serta peningkatan volume plasma yang tidak sebanding dengan peningkatan sel darah merah
mengakibatkan kadar hemoblobin menjadi turun, keadaan ini berhubungan dengan kejadian
edema pulmonum pada pemberian tokolitik yang lebih tinggi dibandingkan kehamilan kembar.
Angka kejadian persalinan preterm ( umur kehamilan kurang 37 minggu ) pada kehamilan
kembar 43,6 % dibandingkan dengan kehamilan tunggal sebesar 5,6 %.1,3,4
Frekuensi terjadinya hipertensi yang diperberat kehamilan, preklamsia dan eklamsia meningkat
pada kehamilan kembar. Pendarahan antepartum oleh karena solutio plasenta disebabkan
permukaan plasenta pada kehamilan kembar jelek sehingga plasenta mudah terlepas. Kematian
satu janin pada kehamilan kembar dapat terjadi, penyebab kematian yang umum adalah saling
membelitnya tali pusat. ( Benirschke, 1983 ). Bahaya yang perlu dipertimbangkan pada kematian
satu janin adanya koagulopati konsumtif berat yang dapat mengakibatkan terjadinya
disseminated intravascular coagulopathy.3
Kelainan kongenital mayor pada kehamilan kembar meningkat sesuai dengan jumlah kembarnya.
Pada kembar triplet, angka kelainan kongenital mayor lebih tinggi dibandingkan kembar dua.
Kelainan jantung pada kembar monozigotik 1 : 100 kasus. Perdarahan postpartum dalam
persalinan kembar disebabkan oleh overdistension uterus, tendesi terjadinya atonia uterus dan
berasal dari insersi plasenta.
Beberapa keadaan yang menyertai kehamilan kembar meliputi.
1. Aborsi
Aborsi spontan lebih besar kemungkinannya terjadi pada kehamilan kembar. Kembar dua
monochorial jauh lebih banyak dibanding kembar dichorial, yang mengimplikasikan monozygot
sebagai faktor resiko untuk abortus spontan
2.Berat Badan Lahir Rendah.
Kehamilan janin kembar lebih besar kemungkinannya dikarakterisasikan dengan berat badan
lahir rendah dibandingkan dengan kehamilan tunggal, paling sering disebabkan oleh karena
pertumbuhan janin yang terbatas serta persalinan preterm. Secara umum, semakin besar jumlah
janin, semakin besar derajat dari keterbatasan pertumbuhan. Beberapa peneliti telah membuat
sanggahan bahwa pertumbuhan janin dalam kehamilan berganda berbeda dari yang tunggal, dan
bahwa pertumbuhan abnormal hanya dapat didiagnosa pada saat ukuran janin kurang dari
diharapkan untuk kehamilan berganda.
Dalam kehamilan dizygotik, perbedaan ukuran yang menyolok biasanya ditimbulakan dari
plasentasi yang tidak sama, dengan satu tempat plasenta menerima suplai darah yang lebih baik
dibandingkan yang lainnya, namun dapat juga merefleksikan potensial-potensial pertumbuhan
genetik yang berbeda. Dalam trisemester III, semakin besar massa janin semakin bertambahnya
maturasi plasenta serta insufisiensi plasenta relatif. Perbedaan ukuran dapat juga disebabkan oleh
karena abnormalitas umbilicus. Derajat pembatasan pertumbuhan dalam kembar dua monozygot
kemungkinannya lebih besar dibandingkan pada pasangan dizygotik.
3. Durasi Kehamilan.
Pada saat jumlah dari janin meningkat, durasi dari kehamilan menurun. Kira-kira separuh dari
kembar dilahirkan pada 36 minggu atau kurang dan persalinan sebelum genap bulan merupakan
alasan utama untuk peningkatan resiko morbiditas dan mortalitas neonatal pada kembar.
Pembatasan pertumbuhan serta morbiditas yang berhubungan, meningkat secara bermakna pada
kembar yang dilahirkan antara minggu ke 39 dan 41 dibandingkan dengan persalinan pada 38
minggu atau kurang. Kehamilan kembar dua 40 minggu atau lebih harus dianggap posterm. Hal
ini didasarkan pada pengamatan bahwa bayi-bayi kembar dua lahir mati yang dilahirkan saat 40
minggu atau lebih memiliki gambaran-gambaran yang sama dengan bayi tunggal postmatur.11
6. PENATALAKSANAAN KEHAMILAN KEMBAR
Untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas perinatal pada kehamilan kembar, perlu dilakukan
tindakan-tindakan untuk mencegah terjadinya komplikasi seawal mungkin. Diagnosis dini
kehamilan kembar harus dapat ditegakkan sebagai perencanaan pengelolaan kehamilan. Mulai
umur kehamilan 24 minggu pemeriksaan antenatal dilakukan tiap 2 minggu, dan sesudah usia
kehamilan 36 minggu pemeriksaan dilakukan tiap minggu. Istirahat baring dianjurkan lebih
banyak karena hal itu menyebabkan aliran darah keplasenta meningkat agar pertumbuhan janin
baik Kebutuhan kalori, protein, mineral, vitamin dan asam lemak esential harus cukup oleh
karena kebutuhan yang meningkat pada kehamilan kembar. Kebutuhan kalori harus ditingkatkan
sebesar 300 kalori perhari. Pemberian 60 sampai 100 mg zat besi perhari, dan 1 mg asam folat
diberikan untuk menambah zat gizi lain yang telah diberikan. Pemeriksaan ultrasonografi
dilakukan untuk mengetahui adanya diskordansi pada kedua janin pengukuran lingkar perut
merupakan indikator yang sensitif dalam menentukan diskordansi.
Pada kehamilan kembar terjadi peningkatan risiko persalinan preterm, sehingga dilakukan
pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru berupa betamethsone 12 mg/hari ,
untuk 2 hari saja. Bila tak ada betamethasone dapat diberikan dexamethasone serta pemberian
tokolitik.5
Percepatan Pematangan Fungsi Paru
• Berdasarkan observasi sebelumnya bahwa kortikosteroid yang diberikan kepada domba
betina dapat mempercepat pematangan paru janin preterm, Liggins dan Howie (1972)
melakukan studi acak untuk mengevaluasi efek betametason yang diberikan pada ibu
(12 mg secara intramuskular dalam dua dosis, selang 24 jam) untuk mencegah gawat
nafas pada bayi preterm yang kemudian dilahirkan. Bayi-bayi yang dilahirkan sebelum minggu
ke-34 mengalami penurunan signifikan insiden gawat nafas dan kematian neonatal akibat
penyakit membran hialin bila kelahirannya ditunda sekurang-kurangnya 24 jam setelah selesai
pemberian betametason 24 jam kepada ibu sampai 7 hari setelah selesai terapi steroid.
• Glack (1979) menekankan bahwa produksi surfaktan kemungkinan dipercepat jauh
sebelum aterm pada kehamilan yang dipersulit oleh sejumlah kondisi dan stress pada
ibu atau janin. Seperti penyakit ginjal kronis, kardiovaskuler kronis, hipertensi
kehamilan, kecanduan heroin, pertumbuhan janin terhambat, infark plasenta,
korioamnionitis, atau ketuban pecah preterm. Pandangan ini dianut secara luas
meskipun data terbaru menyangkal hubungan ini.
• Owen dak (1990) menyimpulkan bahwa suatu kehamilan yang mengalami “stress”
(terutama hipertensi pada kehamilan) tak banyak memberi keuntungan terhadap
ketahanan hidup janin. Demikian pula Hallal dan Bottoms (1993) mengkaji 1395
kehamilan yang dilahirkan pada usia gestasi antara 24 dan 35 minggu serta
menemukan bahwa ketuban pecah dini tidak berkaitan dengan pematangan paru yang
lebih cepat.
• Kortikosteroid mempercepat produksi surfaktan dari pneumosit dan mengurangi
insiden kematian neonatus, perdarahan intraserebral, dan enterokolitis. Dosis
betametason yang dianjurkan adalah 12.0 mg intramuskular, diulang dalam 24 jam.
Deksametason diberikan dalam dosis 5 mg dengan interval 6 jam hingga tercapai dosis
total 20 mg. Pemberian kortikosteroid harus dimulai 24-48 jam sebelum persalinan.
Kortikosteroid diberikan untuk menginduksi pematangan paru janin pada kehamilan 24
sampai 34 minggu jika tidak ditemukan tanda-tanda infeksi. Pemberian kortikosteriod
pada kehamilan kurang dari 23 minggu masih kontroversi. Pemberian kortikosteroid
pada kehamilan kurang dari 23 minggu tidak berguna untuk memperbaiki keadaan
pernafasan karena pada janin kurang dari 23 minggu belum terbentuk sel pneumosit
yang memproduksi surfaktan.
• Penelitian-penelitian yang dimulai tahun 1970an, yang menindaklanjuti perkembangan
anak-anak yang diberi terapi antenatal kortikosteroid sampai umur 12 tahun
tidak memperlihatkan efek buruk dibidang perkembangan saraf jangka panjang. Hal ini diukur
berdasarkan adanya gangguan belajar, perilaku, dan motorik atau sensorik (National Institute of
Health Consensus Development Panel, 1995).Namun terdapat efek jangka pendek pada ibu,
antara lain edema paru, infeksi dan pengendalian glukosa yang lebih sulit pada ibu diabetik.
Tidak dilaporkan adanya efek jangka panjang pada ibu.6\
• Kortikosteroid tidak hanya mempengaruhi pematangan paru saja, melainkan juga merangsang
persalinan. Jenssen dan Wright (1977), Mati dkk (1973) melaporkan bahwa kortikosteroid dapat
menginduksi persalinan pada manusia lebih dari 20 tahun yang lalu. Selain itu, Elliot dan Radin
(1995) mengkonfirmasi bahwa kortikosteroid menginduksi kontraksi uterus dan persalinan
preterm pada manusia.
• Esplin dkk (2000) membandingkan perkembangan mental dan psikomotor pada 429 bayi
dengan berat lahir rendah yang terpajan dua kali atau lebih pemberian kortikosteroid antenatal
dengan bayi yang terpajan satu kali pemberian atau tidak mendapatkan pajanan sama sekali.
Mereka tidak menemukan adanya manfaat pada dosis berulang. Pajanan terhadap pemberian
kortikosteroid berulang secara independen dan signifikan diikuti dengan perkembangan
psikomotor yang abnormal.
• Vermillion dkk (2000) dalam sebuah analisis terhadap 453 bayi, menetapkan bahwa sepsis
neonatorum awitan dini, korioamnionitis dan kematian neonatal secara signifikan berhubungan
dengan pemberian betametason dosis multipel pada ibu. Thorp (2000) dan Guinn (2001) dkk
melakukan percobaan prospektif besar dan tidak menemukan manfaat pada pemberian steroid
berulang. Dilaporkan terdapat penurunan lingkar kepala yang signifikan pada bayi-bayi yang
terpajan steroid. Mercer dkk (2001) melaporkan penurunan berat dan panjang badan lahir yang
bergantung dosis pada neonatus yang terpajan terapi steroid antenatal.
Tokolitik
Tokolitik berguna untuk mengurangi kontraksi uterus dan menahan pembukaan serviks.
Pada pemberian tokolitik, pasien harus dirawat di rumah sakit untuk observasi dan tirah
baring.7 Pemberian tokolitik yang dianjurkan meliputi:
a. Nifedipine 10 mg, diulang tiap 30 menit, maksimum 40 mg/6 jam. Umumnya hanya
diperlukan 20 mg, dan dosis perawatan 3 x 10 mg.
b. B-mimetik : terbutalin atau salbutamol.
7. PENANGANAN PERSALINAN
Persiapan perawatan bayi prematur dan keadaan kemungkinan perdarahan postpartum harus
tersedia dalam pertolongan persalinan kembar. Kala I diperlakukan seperti biasa bila janin letak
memanjang. Episiotomi mediolateral dilakukan untuk mengurangi trauma kepala pada janin
prematur. Setelah janin pertama lahir, presentasi janin kedua, dan taksiran berat janin harus
segera ditentukan dengan pemeriksaan bimanual. Biasanya dalam 10 sampai 15 menit his akan
kuat lagi, bila his tidak timbul dalam 10 menit diberikan 10 unit oksitosin yang diencerkan dalam
infus untuk menstimulasi aktifitas miometrium. Apabila janin kedua letak memanjang, tindakan
selanjutnya adalah melakukan pecah ketuban dengan mengalirkan ketuban secara perlahan-
lahan. Penderita dianjurkan mengejan atau dilakukan tekanan terkendali pada fundus agar bagian
bawah janin masuk dalam panggul, dan pimpinan persalinan kedua seperti biasa.
Apabila janin kedua letak lintang dengan denyut jantung janin dalam keadaan baik, tindakan
versi luar intrapartum merupakan pilihan. Setelah bagian presentasi terfiksasi pada pintu atas
panggul, selaput ketuban dipecah selanjutnya dipimpin seperti biasanya. Bila janin kedua letak
lintang atau terjadi prolap tali pusat dan terjadi solusio plasenta tindakan obsterik harus segera
dilakukan, yaitu dengan dilakukan versi ekstraksi pada letak lintang dan ekstraksi vakum atau
forseps pada letak kepala.
Seksiosesarea dilakukan bila janin pertama letak lintang, terjadi prolap tali pusat, plasenta previa
pada kehamilan kembar atau janin pertama presentasi bokong dan janin kedua presentasi kepala,
dikhawatirkan terjadi interloking dalam perjalanan persalinannya. Sebaiknya pada pertolongan
persalinan kembar dipasang infus profilaksis untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya
perdarahan post partumnya. Pada kala empat diberikan sintikan 10 unit sintosinon ditambah 0,2
mg methergin intravena.
Kemungkinan lain pada persalinan kembar dengan usia kehamilan preterm dengan janin pertama
presentasi bokong adalah terjadinya aftercoming head oleh karena pada janin prematur lingkar
kepala jauh lebih besar dibandingkan lingkar dada, disamping itu ukuran janin kecil sehingga
ektremitas dan tubuh janin dapat dilahirkan pada dilatasi servik yang belum lengkap, prolapsus
tali pusat juga sering terjadi pada persalinan preterm. Apabila kemungkinan-kemungkinan ini
dapat diprediksikan, tindakan seksiosesarea adalah tindakan yang bijaksana.
Prinsip penanganan kehamila Bayi ganda.
• Cek persentasi
Ø Bila verteks lakukan pertolongan sama dengan presentasi normal dan lakukan monitoring
dengan partograf.
Ø Bila persentasi bokong, lakukan pertolongan sama dengan bayi tunggal presentasi bokong.
Ø Bila letak lintang lakukan seksio sesaria.
• Monitoring janin dengan auskurtasi berkala DJJ
• Pada kala II beri oksitosis 2,5 IU dalam 500 ml dekstrose 5% atau ringer laktat/ 10
tts / mt.
Bayi II
• Segera setelah kelahiran bayi I
Ø Lakukan palpasi abdomen untuk menentukan adanya bayi selanjutnya.
Ø Bila letak lintang lakukan versi luar
Ø Periksa DJJ
Ø Lakukan pemeriksaan vaginal untuk : adanya prolaps funikuli, ketuban pecah atau
intak, presentasi bayi.
• Bila presentasi verteks
Ø Bila kepala belum masuk, masukan pada PAP secara manual
Ø Ketuban dipecah
Ø Periksa DJJ
Ø Bila tak timbul konteraksi dalam 10 menit, tetesan oksitosin dipercepat sampai his adekuat
Ø Bila 30 menit bayi belum lahir lakukan tindakan menurut persyaratan yang ada (vakum,
forceps, seksio)
• Bila presentasi bokong
Ø Lakukan persalinan pervaginan bila pembukaan lengkap dan bayi tersebut tidak lebih besar
dari bayi I
Ø Bila tak ada konteraksi sampai 10 menit, tetesan oksidosin dipercepat sampai his adekuat
Ø Pecahkan ketuban
Ø Periksa DJJ
Ø Bila gawat, janin lakukan ekstraksi
Ø Bila tidak mungkin melakukan persalinan pervaginam lakukan seksio secarea.
• Bila letak lintang
Ø Bila ketuban intak, lakukan versi luar
Ø Bila gagal lakukan seksio secarea.
• Pasca persalinan berikan oksitosin drip 20 IU dalam 1 liter cairan 60 tetes/menit atau berikan
ergometrin 0,2 mg IM 1 menit sesudah kelahiran anak yang terakhir dan lakukan manajemen
aktif kala II. Untuk mengurangi perdarahan pasca persalinan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komplikasi pada ibu dan janin pada kehamilan kembar lebih besar dibandingkan kehamilan
tunggal. Angka kematian perinatal pada kehamilan kembar cukup tinggi, dengan kembar
monozigotik 2,5 kali angka kematian kembar dizigotik. Resiko terjadinya abortus pada salah satu
fetus atau keduanya tinggi. Pada trisemester pertama kehamilan reabsorbsi satu janin atau
keduanya kemungkinan terjadi.1
Anemia sering ditemukan pada kehamilan kembar oleh karena kebutuhan nutrisi yang tinggi
serta peningkatan volume plasma yang tidak sebanding dengan peningkatan sel darah merah
mengakibatkan kadar hemoblobin menjadi turun, keadaan ini berhubungan dengan kejadian
edema pulmonum pada pemberian tokolitik yang lebih tinggi dibandingkan kehamilan kembar.
Angka kejadian persalinan preterm ( umur kehamilan kurang 37 minggu ) pada kehamilan
kembar 43,6 % dibandingkan dengan kehamilan tunggal sebesar 5,6 %.1,3,4
Frekuensi terjadinya hipertensi yang diperberat kehamilan, preklamsia dan eklamsia meningkat
pada kehamilan kembar. Pendarahan antepartum oleh karena solutio plasenta disebabkan
permukaan plasenta pada kehamilan kembar jelek sehingga plasenta mudah terlepas. Kematian
satu janin pada kehamilan kembar dapat terjadi, penyebab kematian yang umum adalah saling
membelitnya tali pusat. ( Benirschke, 1983 ). Bahaya yang perlu dipertimbangkan pada kematian
satu janin adanya koagulopati konsumtif berat yang dapat mengakibatkan terjadinya
disseminated intravascular coagulopathy.3
Kelainan kongenital mayor pada kehamilan kembar meningkat sesuai dengan jumlah kembarnya.
Pada kembar triplet, angka kelainan kongenital mayor lebih tinggi dibandingkan kembar dua.
Kelainan jantung pada kembar monozigotik 1 : 100 kasus. Perdarahan postpartum dalam
persalinan kembar disebabkan oleh overdistension uterus, tendesi terjadinya atonia uterus dan
berasal dari insersi plasenta.
B. Saran
Demikianlah makalah dari penulis sajikan, lebih dan kurang penulis haturkan maaf. Kritik dan
saran yang bersifat membangun sangatlah dibutuhkan penulis untuk menjadi bahan acuan di
dalam pembuatan makalah di masa yang akan datang.
KEHAMILAN GANDA/KEMBAR
Kehamilan ganda dapat didefinisikan sebagai suatu kehamilan dimana terdapat dua atau lebih
embrio atau janin sekaligus. Kehamilan ganda terjadi apabila dua atau lebih ovum dilepaskan
dan dibuahi atau apabila satu ovum yang dibuahi membelah secara dini hingga membentuk dua
embrio yang sama pada stadium massa sel dalam atau lebih awal. Kehamilan kembar dapat
memberikan resiko yang lebih tinggi terhadap ibu dan janin. Oleh karen aitu, dalam menghadapi
kehamilan ganda harus dilakukan perawatan antenatal yang intensif.
Faktor-faktor predisposisi
Faktor ras
Frekuensi kelahiran janin multiple memperlihatkan variasi yang nyata diantara berbagai ras yang
berbeda. Myrianthopoulos (1970) mengidentifikasi kelahiran ganda terjadi 1 diantara 100
kehamilan kehamilan pada orang kulit putih, sedangkan pada orang kulit hitam 1 diantara 80
kehamilan.
Pada kawasan di Afrika, frekuensi terjadinya kehamilan ganda sangat tinggi. Knox dan Morley
(1960) dalam suatu survey pada salah satu masyarakat pedesaan di Nigeria, mendapatkan bahwa
kehamilan ganda terjadi sekali pada setiap 20 kelahiran, kehamilan pada orang Timur atau
Oriental tidak begitu sering terjadi. Perbedaan ras yang nyata ini merupakan akibat keragaman
pada frekuensi terjadinya kehamilan kembar dizigot. Perbedaan kehamilan ganda ini disebabkan
oleh perbedaan tingkat Folikel Stimulating Hormone yang akan mengakibatkan multiple ovulasi
Faktor keturunan
Sebagai penentu kehamilan ganda genotip ibu jauh lebih penting dari genotip ayah. White dan
Wyshak (1964) dalam suatu penelitian terhadap 4000 catatan mengenai jemaat gereja kristus
orang-orang kudus hari terakhir, menemukan bahwa para wanita yang dirinya sendiri dizigot
dengan frekuensi 1 per 58 kelahiran. Namun, wanita yang bukan kembar tapi mempunyai suami
kembar dizigot, melahirkan bayi kembar dengan frekuensi 1 per 116 kehamilan. Lebih lanjut,
dalam analisis Bulmer (1960) terhadap anak-anak kembar, 1 dari 25 (4%) ibu mereka ternyata
juga kembar, tetapi hanya 1 dari 60 (1,7%) ayah mereka yang kembar, keterangan didapatkan
bahwa salah satu sebabnya adalah multiple ovuasi yang diturunkan.
Faktor umur dan paritas
Untuk peningkatan usia sampai sekitar 40 tahun atau paritas sampai dengan 7, frekuensi
kehamilan ganda akan meningkat. Kehamilan ganda dapat terjadi kurang dari sepertiga pada
wanita 20 tahun tanpa riwayat kelahiran anak sebleumnya, bila dibandingkan dengan wanita
yang berusia diantara 35 sampai 40 tahun dengan 4 anak atau lebih. Di Swedia, Petterson dkk
(1976), memastikan peningkatan yang nyata pada angka kehamilan ganda yang berkaitan dengan
meningkatnya paritas. Dalam kehamilan pertama, frekuensi janin kembar adalah 1,3%
dibandingkan dengan kehamilan keempat sebesar 2,7%.
Faktor nutrisi
Nylander (1971) mengatakan bahwa peningkatan kehamilan ganda berkaitan dengan status
nutrisi yang direfleksikan dengan berat badan ibu. Ibu yang lebih tinggi dan berbadan besar
mempunyai resiko hamil ganda sebesar 25-30% dibandingkan dengan ibu yang lebih pendek dan
berbadan kecil. McGillivray (1986) juga memaparkan bahwa kehamilan dizigotik lebih sering
ditemui pada wanita berbadan besar dan tinggi dibandingkan pada wanita pendek dan bertubuh
kecil.
Faktor terapi infertilitas
Induksi ovulasi dengan menggunakan FSH plus chorionic gonadotropin atau chlomiphene citrate
menghasilkan ovulasi ganda. Insiden kehamilan ganda seiring penggunaan gonadotropin sebesar
16-40%, 75% kehamilan dengan dua janin (Schenker & co-workers, 1981). Tuppin dkk (1993)
melaporkan dari Prancis, insiden persalinan gemelli dan triplet terjadi karena induksi ovulasi
dengan terapi human menopause gonadotropin (hMG). Faktor resiko untuk kehamilan ganda
setelah ovarium distimualsi dengan hMG berpengaruh terhadap peningkatan jumlah estradiol dan
injeksi chorionic gonadotropin pada saat bersamaan akan berpengaruh terhadap karakteristik
sperma, meningkatkan konsenterasi dan motilitas sperma (Dickey, dkk 1992, Pasqualato
dkk,1999). Induksi ovulasi meningkatkan insiden kehamilan ganda dizigotik dan monozigotik.
Faktor assisted reproductive technology (ART)
Teknik ART didesain untuk meningkatkan kemungkinan kehamilan, dan juga meningkatkan
kemungkinan kehamilan ganda. Pasien pada kasus ini, pembuahan dilakukan melalui teknik
fertilisasi in vitro dengan melakukan seleksi terhadap ovum yang benar-benar berkualitas baik,
dan dua dari empat embrio ditransfer kedalam uterus. Pada umumnya, sejumlah embrio yang
ditransfer kedalam uterus maka sejumlah itulah akan berisiko kembar dan meningkatkan
kehamilan ganda.
Jenis kehamilan ganda
1. Kehamilan monozigotik
Merupakan kehamilan ganda yang berasal dari satu ovum yang dibuahi dan membelah secara
dini hingga membentuk dua embrio yang sama, kehamilan ini juga disebut hamil
ekmbar identik atau hamil kembar homolog atau ahmil kembar uniovuler, karena berasal dari
satu ovum.
Ciri-ciri :
Jenis kelamin sama
Rupanya sama (seperti bayangan)
Golongan darah sama, cap kaki dan tangan sama
Sebagian hamil ganda dalam bentuk :
2 amnion, 2 korion, 2 plasenta
2 amnion, 2 korion, 1 plasenta
2 amnion, 1 korion, 1 plasenta
Pada kembar monozigotik dapat terjadi kelainan pertumbuhan seperti kembar siam. Insiden
kelainan malformasi tinggi pada kehamilan ganda monozigotik.
2. Kehamilan dizigotik
Merupakan kehamilan ganda yang berasal dari 2 atau lebih ovum yang telah dibuahi, sebagian
besar kehamilan ganda adalah dizigotik atau kehamilan kembar fraternal.
Ciri-ciri :
Jenis kelamin dapat sama atau berbeda
Persamaan seperti adik-kakak
Golongan darah tidak sama
Cap tangan dan kaki tidak sama
Sebagian hamil ganda dalam bentuk
2 amnion, 2 korion, 2 plasenta
2 amnion, 2 korion, 1 plasenta
Gejala
Anemia
Keluhan subjektif
o Sesak nafas
o Sering BAK
o Gerak banyak
o Edema varises
o Keluhan objektif
Hiperemesis
Preeklampsi-eklampsia
Hidramnion
Diagnosis
Anamnesis
Riwayat adanya keturunan kembar
Mendapat pengobatan infertilitas
Uterus yang membesar lebih dari 4 cm dari amenore
Gerakan janin yang banyak
Pemeriksaan klinis
Besarnya kehamilan melebihi lamanya terlambatnya menstruasi
Besarnya rahim bertambah lebih cepat dari biasanya
Berat badan bertambah lebih cepat
Dapat diraba banyaknya bagian kecil janin
Dapat diraba tiga bagian janin dan teraba dua ballotemen
Terdengar 2 DJJ dengan perbedaan 10 denyut atau lebih
Pemeriksaan USG
Terlihat dua bayangan janin dengan 1 atau 2 kantong amnion. Diagnosis dengan USG sudah
dapat ditegakkan pada kehamilan 10 minggu.
Pemeriksaan X-ray
Sudah jarang dilakukan karena terdapat bahaya radiasi dari penyinaran
Diagnosis pasti
Teraba 2 kepala
Teraba 2 bokong atau 2 punggung
Terdengar dua denyut jantung janin dengan perbedaan jumlah lebih dari 10 denyut
Dengan alat bantu ultasonografi dan foto abdominal akan tempak dua janin dalam rahim
Komplikasi
Komplikasi kehamilan
Hidramnion
Prematuritas
Kelainan letak
Plasenta pervia
Solusio plasenta
Monster fetus
Komplikasi postpartum
Atonia uteri
Retensio plasenta
Plasenta rest
Perdarahan postpartum
Mudah infeksi
Penatalaksanaan
Sebelum persalinan
Dibandingkan dengan kehamilan tungga, kehamilan ganda lebih mungkin terkait dengan
komplikais kehamilan. Pada kehamilan kebutuhan ibu untuk pertumbuhan hamil kembar lebih
besar sehingga terjadi defisiensi nutrisi seperti anemia dalam kehamilan yang dapat mengganggu
pertumbuhan janin dalam rahim. Ada argumen kuat yang menyatakan bahwa pasien harus
mendapat asam folat 5 mg dan satu tablet zat besi setiap hari. Ferkuensi hidramnion pada hamil
kembar sekitar 10 kali lebih besar dari kehamilan tunggal.
Solusio plasenta dapat terjadi setelah persalinan anak pertama karena retraksi otot yang
berlebihan. Persalinan dapat berlangsung lebih lama, karena keregangan otot rahim yang
melampaui batas. Setelah persalinan, terjadi gangguan kontraksi otot rahim yang menyebabkan
atonia uetri yang menimbulkan perdarahan dan retensio plasenta.
Seorang wanita dengan kehamilan ganda mempunyai volume darah yang lebih besar dan
mendapatkan beban ekstra pada sistem kardiovaskuler, peregangan otot rahim yang
menyebabkan iskemia uteri yang dapat meningkatkan kemungkinan preeklampsia dan
eklampsia. Biasanya dokter menganjurkan ibu dengan kehamilan ganda agar beristirahat lebih
banyak, misalnya 2 jam pada sore hari, diharapkan dapat mengurangi resiko hipertensi yang di
induksi kehamilan dan persalinan preterm. Dengan janin yang berat badannya relatif lebih
rendah menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi.
Keluhan pada kehamilan ganda biasanya terasa sesak nafas, sering BAK, edema tungkai,
pembesaran pembuluh darah (varises). Untuk memperkecil kemungkinan penyulit ibu dan janin,
pada kehamilan ganda penanganan yang lebih intensif dengan melakukan pengawasan hamil
lebih sering, melakukan pemeriksaan laboratorium dasar dan pengobatan intensif terhadap
kekurangan nutrisi dan preparat Fe.
Ibu yang bekerja sebaiknya berhenti bekerja pada umur kehamilan 28 minggu , istirahat yang
cukup, coitus ditinggalkan pada 3 bulan terakhir.
Persalinan
Untuk memilih metode yang optimal untuk kelahiran presentasi janin-janin itu harus diketahui
dengan tepat. Presentasi kepala paling sering terjadi (50% dari semua kombinasi), diikuti dengan
kelahiran kepala-bokong, bokong-kepala, bokong-bokong.
Untuk presentasi kepala-kepala, persalinan pervaginam diperbolehkan seperti halnya pada
presentasi kepala tunggal. Frekuensi DJJ harus dipantau terus menerus selama persalinan.
Setelah kelahiran dari kembar yang pertama, tali pusat dengan segera di klem, yang dikenali
sebagai kembar A, dan dipotong. Pemeriksaan dalam kemudian dilakukan untuk menilai
presentasi dan stasion kembar kedua. Kalau kembar kedua masih dalam presentasi kepala,
persalinan dibiarkan berlanjut. Frekuensi DJJ kedua terus dipantau. Bial kontraksi rahim tidak
efektif, oksitosin harus diberikan dalam larutan encer dan persalinan dibiarkan berjalan.
Selang waktu optimal antara kehamilan kembar pertama dan kedua adalah 5-15 menit. Kelahiran
kembar kedua setelah 30 menit dapat mengakibatkan insufisiensi uteroplasenta yang daapt
mengakibatkan menurunnya aliran darah uteroplasenta yang diakibatkan oleh berkurangnya
volume dalam rahim. Selain itu, selang waktu terlalu lama dapat mengakibatkan perdarahan
janin dari kembar kedua sebagai akibat pelepasan plasenta dini. Selang waktu yang lebih lama
hanya dapat dibiarkan melalui kembar kedua dengan cermat dipantau.
Pada presentasi lain
Ditangan yang kurang berpengalaman , SC rutin harus dilakukan untuk mencegah cedera
kelahiran dan asfiksia potensial yang mungkin terjadi pada versi kaki dan ekstraksi sungsang
total.
Setelah kelahiran kembar yang pertama, USG dapat berguna untuk menentukan presentasi
kembar kedua dan letak tungkai janin secara tepat. Kalau janin letak oblik atau melintang
lakukan versi luar agar menjadi presentasi kepala dan kelahiran kepala berikutnya mungkin dapat
dilakukan.
Syarat versi luar :
Pada letak lintang usia kehamilan 34 minggu atau lebih
Tidak ada bekas jaringan parut operasi
Tidak hipertensi
Tidak preeklampsi dan eklampsia
Tidak ada perdarahan antepartum
Tidak polihidramnion dan oligohidramnion
Hati-hati dalam melakukan versi luar pada kehamilan ganda
SC merupakan pilihan bijaksana untuk dilakukan
Bila anak kedua presentasi sungsang (frank breech), dahulu dilakukan ekstaksi bokong (dengan
syarat jika bokong sudah turun didasar panggul). Ekstraksi bokong sudah tidak dilakukan pada
sekarang ini, karena meningkatkan morbiditas dan mortalitas janin. SC merupakan pilihan yang
bijaksana.
Untuk presentasi sungsang-kepala, SC diindikasikan untuk menghindari fenomena anak kembar
yang saling mengunci. Disamping komplikasi potensial pada persalinan sungsang pervaginam.
Interlocking anak kembar dapat terjadi jika kembar yang pertama lahir sebagian dagunya
tersangkut pada leher dan dagu kedua.
Kalau kembar yang pertama complete breech (bokong sempurna), frank breech (bokong murni)
atau footling breech (bokong kaki), SC diindikasikan tidak peduli pada presentasi kembar kedua,
karena jenis presentasi ini disertai dengan insidensi yang lebih tinggi terhadap prolaps tali pusat
dan terperangkapnya kepala berikutnya. Bila kembar pertama terletak melintang, SC juga
diindikasikan.
Suatu pengecualian dari petunjuk yang tersebut diatas melibatkan kelahiran gestasi ganda yang
disertai komplikasi persalinan kurang bulan aktif dan ketidakmatangan janin (misalnya umur
gestasi 25-26 minggu).
Sumber
Christina, Y. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi. Bab 2. Bab 21. Hal 265-274. Jakarta :EGC
Cunningham, F.G., et all. 2005. William Obstetrcs. 22nd Edition. Chapter 39.pages 911-43. USA
:McGRA-HILL.
Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Bab 5. Hal 265. Jakarta : EGC
Sastrawinata, S. 2005. Obstetri Patologi. Edisi 2. Bab 3. Hal 52-62. Jakarta : EGC
Winkjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Edisi 2. Hal 386-397. Jakarta : YBPSP
top related