KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF …
Post on 08-Nov-2021
9 Views
Preview:
Transcript
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS
KONTEKS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
DI SMK GUNUNG SARI 1 MAKASSAR
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
AMIN S DASY
10531 1808 11
JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil’Alamin penulis panjatkan kehadirat Allah swt. Rab
yang Maha Pengasih tetapi tidak pilih kasih, Maha Penyayang yang tidak pilih
sayang penggerak yang tidak bergerak, atas segala limpahan rahmat dan
petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat dan
salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad saw ,Sang Murabbi
segala zaman, dan para sahabatnya, tabi’in dan tabi’ut tabi’in serta orang-orang
yang senantiasa ikhlas berjuang di jalanNya.
Segala usaha dan upaya telah dilakukan oleh penulis dalam rangka
menyelesaikan skripsi ini dengan semaksimal mungkin. Namun, penulis
menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan.
Akan tetapi, penulis tak pernah menyerah karena penulis yakin ada Allah yang
senantiasa mengirimkan bantuanNya dan dukungan dari segala pihak. Oleh karena
itu, penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga
terutama orang tuaku tercinta ayahanda Abubakar S Dasy dan ibunda Syarifah
Suleha Qhutban yang telah memberikan kasih sayang, jerih payah, cucuran
keringat, dan doa yang tidak putus-putusnya buat penulis, sungguh semua itu tak
mampu penulis gantikan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.
Demikian pula penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada keluarga yang
tak hentinya memberikan motivasi serta doanya. Kepada Dr. A.Syukri Syamsuri
M.Hum dan Dr.Munirah, M.Pd. selaku pembimbing I dan pembimbing II, yang
telah memberikan bimbingan serta arahan sejak awal penyusunan proposal hingga
vi
selesainya skripsi ini. Semoga Allah swt selalu merahmati kita semua dan
menghimpun kita dalam hidayahNya.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada, (1) Dr. H. Irwan Akib, M.Pd sebagai Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar, (2) Dr. A. Syukri Syamsuri M.Hum
sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar dan (3) Andi Adam, S.Pd.,M.P.d selaku Ketua Jurusan
Teknologi Pendidikan serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam
lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan
yang sangat bermanfaat bagi penulis
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada
Kepala Sekolah, Guru dan Staf SMK Gunung Sari 1 Makassar yang telah
memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada teman seperjuangan yang telah menemani
dalam suka maupun duka, sahabat-sahabatku terkasih serta seluruh rekan
mahasiswa Jurusan Teknologi Pendidikan dan teman-teman seperjuanganku di
HIPPMAL yaitu Ibnun Khairuddin S.Pd., Muhidin Manaf, Fazlur Rahman S.Pd.,
Abdul Aziz S.Pd., Suaib Songge, Astia Luth Laben, Ibnu Chalid Dasi, Farhan
Rahman serta teman-teman lainya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, atas
segala kebersamaan, motivasi, saran dan bantuannya kepada penulis yang telah
memberi sejuta warna baru dan cerah dalam hidupku.
vii
Kepada sosok wanita yang telah menjadi inspirasi dalam kehidupanku
Nona Masfufah S.Kep., penulis mengucapkan rasa terimaksih yang tak hentinya
sehingga apa yang menjadi impian penulis yaitu menyelesaikan studi dengan baik.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan karya selanjutnya. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, Amin.
Makassar, September 2015
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... iii
PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................. iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
ABSTRAK ...................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka ..................................................................................... 7
B. Kerangka Pikir .................................................................................... 22
C. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 24
B. Desain Penelitian ................................................................................. 24
C. Tempat dan waktu penelitian .............................................................. 24
D. Populasi dan sampel ............................................................................ 25
ix
E. Variabel Penelitian .............................................................................. 27
F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 27
G. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 28
H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................... 34
B. Hasil Penelitian .................................................................................... 36
C. Pembahasan .......................................................................................... 52
BAB V KESIMPULAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................... 59
B. Hasil Penelitian .................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 61
LAMPIRAN
x
ABSTRAK
Amin S Dasy. 2015. Keefektifan Pembelajaran Multimedia Interaktif
Berbasis Konteks Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa
Dan Sastra Indonesia Di SMK Gunung Sari 1 Makassar. Skripsi. Jurusan
Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unismuh
Makassar. Dibimbing oleh Bapak Andi Syukri Syamsuri dan Ibu Munirah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan
pembelajaran multimedia interaktif berbasis konteks terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMK Gunung Sari 1
Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian Pra-eksperimen. penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian yang bersifat regresif,
yaitu penelitian mendeskripsikan pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI, tahun pelajaran
2014/2015 yang berjumlah 66. Sampel yang diteliti adalah guru mata pelajaran
bahasa dan sastra indonesia yang berjumlah 4 orang dan siswa kelas XI yang
dipilih secara purposive sampling. Dimana kelas XI Audio Video sebanyak 2
orang siswa, kelas XI Instalasi Tenaga Listrik sebanyak 1 orang, kelas Teknik
Komputer & Jaringan sebanyak 2 orang dan kelas Teknik Kendaraan Ringan
sebanyak 2 orang.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunkan angket
(kuesioner), lembar observasi dan wawancara yang digunakan untuk mengamati
aktivitas siswa selama proses kegiatan penelitian berlangsung. Teknik analisis
data dilakukan dengan analisis statistik deskriptif dan statistik Inferensial.
Sedangkan pengolahan data menggunakan perangkat lunak Statistical Package for
Social Sciences (SPSS) for Windows versi 16. Taraf signifikansi yang ditetapkan
sebelumnya adalah = 0,05 .. Hasil analisis infrensial data menunjukkan bahwa
nilai sign yang diperoleh untuk kompetensi pedagogik guru = 0,002 dalam artian
bahwa sign < 𝛼 𝑎𝑡𝑎𝑢 (0,000 < 0,05) dan untuk hasil belajar siswa = 0,000 dalam
artian bahwa sign < 𝛼 𝑎𝑡𝑎𝑢 (0,000 < 0,05) . Hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran multimedia interaktif berbasis konteks efektif terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran bahasa dan sastra indonesia di SMK Gunung Sari 1
Makassar.
Kata Kunci : Efektivitas Pembelajaran multimedia Interaktif, Pembelajaran
Berbasis Konteks, Hasil Belajar Siswa.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting yang menyangkut kemajuan dan
masa depan bangsa, tanpa pendidikan yang baik mustahil suatu bangsa akan
maju. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3
menyebutkan bahwa: "Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia
Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan Nasional". Salah satu tujuan
pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan bakat dan kemampuan
individual, sehingga potensi kejiwaan anak dapat diaktualisasikan secara
sempurna.
Senada dengan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun
2005 tentang guru dan dosen, dijelaskan bahwa: "kompetensi adalah seperangkat
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen
dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya."
Lebih lanjut, PP No.19 tahun 2005 standar nasional pendidikan di
jelaskan bahwa, Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: (a) kompetensi
pedagogik, (b) Kompetensi kepribadian, (c) kompetensi professional, dan (d)
kompetensi sosial. Dalam penjelasan undang-undang nomor 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen, yang di maksud dengan kompetensi Pedagogic adalah
kemampuan mengelolah pembelajaran peserta didik.
2
Pendidikan merupakan usaha untuk mengantarkan manusia kepada
jenjang yang lebih sempurna, sedangkan fenomena pendidikan dan pengajaran
merupakan masalah yang cukup kompleks karena banyak faktor yang
mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut adalah guru. Guru merupakan
komponen yang memegang peranan penting dan penentu dari keberhasilan proses
belajar-mengajar. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat
tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan siswanya.
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelolah pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik untuk menguaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Pencapaian
tujuan belajar dalam proses belajar mengajar hasilnya di ukur atau ditentukan
dengan suatu prestasi belajar. Berhasil tidaknya seorang siswa dalam kegiatan
pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar atau yang sering kita kenal dengan
prestasi belajar.
Prestasi belajar menurut Tulus adalah hasil yang dicapai seseorang ketika
mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Jika ditinjau dari unsur siswa, banyak
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ini, baik faktor yang ada dalam diri
siswa maupun dari luar diri siswa. Faktor yang ada dalam diri anak didik adalah
faktor fisiologis dan psikologis. Misalnya: persepsi, minat, sikap, motivasi, bakat,
IQ dan seterusnya. Sedang faktor yang berada di luar diri anak didik misalnya
lingkungan tempat tinggal, keadaan sosial ekonomi orang tua dan seterusnya.
Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan,
3
sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik,
berlangsung sepajang hayat sejak manusia lahir. Warisan sosial merupakan
bagian dari lingkungan masyarakat, merupakan alat bagi manusia untuk
meningkatkan kesejahteraan hidupnya
Sehingga selain komunikasi, guru dituntut agar kreatif dalam menentukan
strategi serta mampu menggunakan alat-alat yang disediakan oleh sekolah,
karena tidak metutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut terus berkembang
sesuai dengan era globalisasi. Maka dari itu guru harus memiliki pengetahuan
dan pemahaman yang cukup tentang berbagai strategi dan media pembelajaran.
hal ini dianggap penting untuk peningkatan semangat dan motivasi bagi siswa.
Secara konseptual, unjuk kerja guru menurut Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan dan Johson, sebagaimana yang dikutip oleh Martinis Yamin
mencakup tiga aspek, yaitu; (a) kemampuan profesional, (b) kemampuan sosial,
dan (c) kemampuan personal (pribadi).
Melihat realita yang ada, keberadaan guru profesional sangat jauh dari
apa yang dicita-citakan. Banyaknya sekolah-sekolah yang rendah mutunya
memberikan suatu isyarat bahwa guru profesional hanyalah sebuah wacana yang
belum terealisasi secara merata dalam seluruh pendidikan yang ada di Indonesia.
Hal itu menimbulkan suatu keprihatinan yang tidak hanya datang dari
kalangan akademisi, akan tetapi orang awam sekalipun ikut mengomentari
ketidakberesan pendidikan dan tenaga pengajar yang ada. Kenyataan tersebut
menggugah kalangan akademisi, sehingga mereka membuat perumusan untuk
meningkatkan kualifikasi guru melalui pemberdayaan dan peningkatan
4
profesionalisme guru dari pelatihan sampai dengan instruksi agar guru memiliki
kualifikasi pendidikan minimal Stra(S1).
Seiring dengan itu, yang menjadi permasalahan baru adalah, guru hanya
memahami instruksi tersebut hanya sebagai formalitas untuk memenuhi tuntutan
kebutuhan yang sifatnya administratif. Sehingga kompetensi guru profesional
dalam hal inti tidak menjadi prioritas utama.
Dengan pemahaman tersebut, kontribusi untuk siswa menjadi kurang
terperhatikan bahkan terabaikan. Masalah lain yang ditemukan penulis adalah,
minimnya tenaga pengajar dalam suatu lembaga pendidikan juga memberikan
celah seorang guru untuk mengajar yang tidak sesuai dengan keahliannya.
Sehingga yang menjadi imbasnya adalah siswa sebagai anak didik tidak
mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal.
Padahal siswa ini adalah sasaran pendidikan yang dibentuk melalui
bimbingan, keteladanan, bantuan, latihan, pengetahuan yang maksimal,
kecakapan, keterampilan, nilai, sikap yang baik dari seorang guru. Maka hanya
dengan seorang guru profesional hal tersebut dapat terwujud secara utuh,
sehingga akan menciptakan kondisi yang menimbulkan kesadaran dan keseriusan
dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Dengan demikian, apa yang disampaikan seorang guru akan berpengaruh
terhadap hasil pembelajaran. Sebaliknya, jika hal di atas tidak terealisasi dengan
baik, maka akan berakibat ketidakpuasan siswa dalam proses kegiatan belajar
mengajar.
Tidak kompetennya seorang guru dalam penyampaian bahan ajar secara
5
tidak langsung akan berpengaruh terhadap hasil dari pembelajaran. Karena proses
pembelajaran tidak hanya dapat tercapai dengan keberanian, melainkan faktor
utamanya adalah kompetensi yang ada dalam pribadi seorang guru. Keterbatasan
pengetahuan guru dalam penyampaian materi baik dalam hal metode ataupun
penunjang pokok pembelajaran lainnya akan berpengaruh terhadap pembelajaran.
Melihat wacana di atas, sangat terlihat bahwa kompetensi pedagogik guru
dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar. Atas dasar wacana yang ada di
lapangan, maka penulis ingin membuktikan apakah persepsi yang ada di
kalangan masyarakat mengenai masalah profesionalisme guru itu benar atau
sebaliknya, dengan melakukan suatu penelitian.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka : “apakah efektif
pembelajaran multimedia interaktif berbasis konteks terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMK Gunung Sari 1
Makassar?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui keefektifan pembelajaran multimedia interaktif
berbasis konteks terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa dan
sastra Indonesia di SMK Gunung Sari 1 Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang hendak dicapai dari hasil penelitian ini sebagai
6
berikut
1. Manfaat teoritis
Hasil peniitian ini diharakan dapat memberikan manfaat pada dunia
pendidikan,khususnya pada bidang pendidikan bahasa Indonesia sehingga
Efektifitas pembelajaran multimedia interaktif berbasis konteks mendapat
perhatian disekolah-sekolah dan sebagai bahan informasi bagi guru dan penulis
dalam proses belajar mengajar selanjutnya yang mempunyai kajian yang sama.
2. Manfaat praktis
a. Bagi guru
Penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan
pembelajaran di kelas
b. Bagi siswa
Penelitian dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk meningkatkan
motifasi siswa dalam belajar,meningkatkan keaktifan
siswa,mengembangkan jiwa kerja sama saling menguntungkan,menghargai
satu sama lain,membangun kepercayaan diri dalam menyelesaikan
masalah serta sebagai model yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Bagi peneliti
Penelitian dapat digunakan untuk menambah pengtahuan dan pengelaman
bagi penelitian selanjutnya
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian yang relevan
Penelitian “Multimedia Interaktif Berbasis Konteks Terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia” telah banyak
dilakukan terhadap beberapa peneliti sebelumnya, anatara lain :
Penelitian I Kadek Suartama (2010) dengan judul “Pengembangan
Mutimedia Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pada Mata Kuliah
Media Pembelajaran”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa multimedia pada
mata kuliah Media Pembelajaran tergolong layak digunakan sebagai media
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan penilaian oleh ahli materi terhadap kualitas
produk ditinjau dari aspek pembelajaran diketahui (kategori sangat baik) dan
dari aspek materi/isi (kategori sangat baik),
Penelitian Agus Priyanto, Yuliman P, M Arief Soeleman (2011) dengan
judul “Peningkatan Pemahaman Bahasa Indonesia Siswa SMA N 9 Makassar
Melalui Multimedia Interaktif” menyimpulkan bahwa multimedia pembelajaran
interaktif yang menyenangkan dan dapat meningkatkan pemahaman belajar
Bahasa indonesia bagi siswa SMA N 9 Makassar . Perangkat bantu
pembelajaran berbasis multimedia tentang Bahasa indonesia dalam bentuk
multimedia pembelajaran ini juga memenuhi unsur-unsur kompetensi, variasi
strategi, aneka sumber materi, pengayaan pengetahuan dan belajar, model
8
pembelajaran khas muktimedia, dan evaluasi.
2. Pengertian efektivitas
Pengertian Efektivitas, Efisiensi dan efektivitas merupakan dua kriteria
yang biasa digunakan untuk menilai prestasi kerja dari suatu pusat pertanggung
jawaban tertentu. Pengertian efektivitas menurut.
Arens,Elder,andBeasley (2003;730) adalah:“Effectiveness refers to the
accomplishment of objectives, whereas efficiency refers to the resources
usertoachievethese objective.”
Menurut Kartikahadi yang dikutip oleh Sukirno Agoes (2001;680) yang
dimaksud efektivitas adalah sebagai berikut: “Efektivitaso adalah produk akhir
kegiatan operasi telah mencapai tujuannya baik ditinjau dari segi kualitas hasil,
kualitas kerja maupun batas waktu yang ditargetkan.” Sedangkan menurut
Syahrul dan Muhammad Afdinizar (2003;326) pengertian efektivitas adalah:
“Tingkat dimana kinerja sesungguhnya (aktual) sebanding dengan kinerja yang
ditargetkan.” Dari pengertian tersebut dikemukakan bahwa efektivitas lebih
dititiberatkan pada tingkat keberhasilan organisasi (sampai sejauh mana
organisasi dapat dikatakan berhasil) dalam usaha mencapai sasaran yang telah
dipilih, sedangkan efisiensi lebih menitikberatkan pada kemampuan organisasi
dalam menggunakan sumber-sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Semakin tinggi tingkat keberhasilan suatu organisasi terhadap nilai
pencapaian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan yang dilakukan
perusahaan tersebut semakin efektif. yang ditetapkan, jadi suatu perusahaan
9
dapat dikatakan beroperasi secara efektif apabila dapat mencapai tujuan yang
ditetapkan. Adapun Pembelajaran menurut para ahli yaitu :
1. Warsita (2008:85) “Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat
peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta
didik”.
2. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20 “Pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar”.
3. Sudjana (2004:28) “Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang
sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi
edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan
pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”.
4. Corey (1986:195) “Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan
seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta
dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau
menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan
subset khusus dari pendidikan”.
5. Dimyati dan Mudjiono (1999:297) “Pembelajaran adalah kegiatan guru
secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar
aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”.
6. Trianto (2010:17) “Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang
kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan”. Pembelajaran secara
10
simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara
pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna
kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan
siswanya (mengarhkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya)
dalam rangkan mencapai tujuan yang diharapkan.
3. Pengertian multimedia intaraktif
Secara etimologis multimedia berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata
“multi”yang berarti banyak; bermacam-macam dan “medium” yang berarti
sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu.
Beberapa definisi multimedia menurut beberapa ahli diantaranya:
1) Sesuai dengan pendapat Vaughan (1994: 4) multimedia adalah “berbagai
kombinasi dari teks, grafik, suara, animasi, dan video yang disampaikan
dengan menggunakan komputer atau alat elektronik lainnya .
2) Rada (1995) berpendapat bahwa “multimedia merujuk ke
perpaduan/sinkronisasi aliran media (any synchronized media stream)”.
Sebagai contoh dari multimedia adalah gambar bergerak yang sinkron dengan
suara (termasuk siaran televisi dan film modern) (Green & Brown, 2002:
3) Heinich, Molenda, Russell & Smaldino (1999: 229) berpendapat,
“multimedia merujuk kepada berbagai kombinasi dari dua atau lebih format
media yang terintegrasi kedalam bentuk informasi atau program instruksi”.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media (format file) yang
11
berupa teks, grafik, audio, dan interaksi dan digunakan untuk menyampaikan
pesan/informasi dari pengirim ke penerima pesan/informasi.
Multimedia sendiri terbagi menjadi dua kategori yaitu a) Multimedia
linear dan b) Multimedia interaktif. Multimedia linear adalah suatu
multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat
dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan),
contohnya: TV dan film. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang
dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna,
sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses
selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah: Aplikasi game dan CD
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan, apabila pengguna mendapatkan
keleluasaan dalam mengontrol multimedia tersebut, maka hal ini disebut
multimedia interaktif. Karakteristik terpenting dari multimedia interaktif adalah
siswa tidak hanya memperhatikan media atau objek saja, melainkan juga
dituntut untuk berinteraksi selama mengikuti pembelajaran. Multimedia
interaktif menggabungkan dan mensinergikan semua media yang terdiri dari: a)
teks; b) grafik; c) audio; dan d) interaktivitas (Green & Brown, 2002: 2-6).
a) Teks adalah
Simbol berupa medium visual yang digunakan untuk menjelaskan bahasa
lisan. Teks memiliki berbagai macam jenis bentuk atau tipe (sebagai
contoh: Time New Roman, Arial, Comic San MS), berbagai macam
ukuran dan wana. Satuan dari ukuran suatu teks terdiri dari length dan
size. Length biasanya menyatakan banyaknya teks dalam sebuah kata atau
12
halaman. Size menyatakan ukuran besar atau kecil suatu huruf. Standar
teks memiliki size 10 atau 12 poin Semakin besar size suatu huruf maka
semakin tampak besar ukuran huruf tersebut.
b) Grafik adalah
Suatu medium berbasis visual. Seluruh gambar dua dimensi adalah grafik.
Apabila gambar di render dalam bentuk tiga dimensi (3D), biasanya tetap
disajikan melalui medium dua dimensi, hal ini termasuk gambar yang
disajikan lewat kertas, televisi ataupun layar monitor. Grafik bisa saja
menyajikan kenyataan (reality) atau hanya berbentuk ikonik. Contoh grafik
yang menyajikan kenyataan adalah foto, dan contoh grafik yang berbentuk
ikonik adalah kartun seperti gambar yang biasa dipasang dipintu toilet
untuk membedakan toilet laki-laki dan perempuanterdiri dari gambar diam
dan gambar bergerak. contoh dari gambar diam yaitu foto, gambar digital,
lukisan, dan poster Gambar diam biasa diukur berdasarkan size (sering
disebut juga canvas size) dan resolusi, contoh dari gambar bergerak adalah
animasi, video dan film Selain bisa diukur dengan menggunakan size dan
resolusi.
c). Audio
Audio atau medium berbasis suara adalah segala sesuatu yang bisa
didengar dengan menggunakan indera pendengaran. Contoh: narasi, lagu,
sound effect, back sound.
13
d). Interaktivitas
Interaktivitas bukanlah medium, interaktivitas adalah rancangan dibalik
suatu program multimedia. Interaktivitas mengijinkan seseorang untuk
mengakses berbagai macam bentuk media atau jalur didalam suatu
program multimedia sehingga program tersebut dapat lebih berarti dan
lebih memberikan kepuasan bagi pengguna.
Interaktivitas dapat disebut juga sebagai interface design atau human
factor design. Interaktivitas dapat dibagi menjadi dua macam struktur,
yakni struktur linear dan struktur non linear. Struktur linear menyediakan
satu pilihan situasi saja kepada pengguna
sedangkan struktur nonlinear terdiri dari berbagai macam pilihan kepada
pengguna. Selain itu, Green & Brown (2002: 3) menjelaskan terdapat
beberapa metode yang digunakan dalam menyajikan multimedia, yaitu:
a. Berbasis kertas (Paper-based), contoh: buku, majalah, brosur;
b. Berbasis cahaya (Light-based), contoh: slide shows, transparasi;
c. Berbasis suara (Audio-based), contoh: CD Players, tape recorder,
radio;
d. Berbasis gambar bergerak (Moving-image-based), contoh: televisi,
VCR.
Multimedia Interaktif adalah Suatu media yang sangat kompleks
dengan penggabungan dari beberapa unsure media seperti teks, grafik,
gambar, foto, video, dan animasi secara berkala sehingga menjadi suatu
kempulan yang menarik dan dapat mengalihkan perhatian masyarakat
14
untuk melihatnya. Penggunaan Multimedia interkatif sangatlah
bermanfaat di dunia kerja dan juga didunia pendidikan. Multimedia
interaktif dapat mempercatik penyajian presentasi.
4. Pengertian Pembelajaran Berbasis Konteks
Kata kontekstual (contextual) berasal dari kata context yang berarti
“hubungan, konteks, suasana dan keadaan (konteks)”. CTL merupakan suatu
konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat.
Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi
siswa. Proses pembelajaran berlangsung lebih alamiah dalam bentuk kegiatan
siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
(Direktorat, 2010). Menurut Johnson (dalam Supinah, 2008) CTL merupakan
suatu proses pengajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami
materi pelajaran yang sedang mereka pelajari dengan menghubungkan pokok
materi pelajaran dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
1) Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
Menurut Nurhadi (dalam nurdin, 2009) bahwa ada beberapa karakteristik
pembelajaran berbasis kontekstual yaitu
a) Real world learning mengutamakan pengalaman nyata.
b) Berpusat pada siswa, siswa aktif, kritis, dan kreatif serta guru
mengarahkan.
15
c) Pengetahuan bermakna dalam kehidupan, dekat dengan kehidupan nyata,
serta adanya perubahan perilaku dan pembentukan.
d) Siswa praktek, bukan menghafal, Learning bukan Teaching, pendidikan
bukan pengajaran.
e) Memecahkan masalah dan berpikir tingkat tinggi.
f) Hasil belajar di ukur dengan berbagai cara bukan hanya dengan tes.
2). Komponen Pembelajaran Kontekstual
Menurut Nurhadi (dalam Nurdin, 2009) bahwa pendekatan pembelajaran
kontekstual memiliki tujuh komponen utama pembelajaran efektif yaitu:
a. Konstruktivisme (Constructivisme)
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan CTL,
yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang
hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-
konyong, Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep-konsep, atau
kaidah yang siap untuk diambil dan diingat.
Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna
melalui pengalaman nyata.
b. Menemukan (inquiry)
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajran berbasis
CTL. Pengetahuan dan ketrempailan yang diperoleh siswa bukan hasil
mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru
harus merancang kegiatan yang merancang kegiatan yang merujuk pada
kegiatan menemukan apapun materi yang diajarkanya.
16
c. Bertanya (Questioning)
Pengetahuan yang dimiliki seseorang bermula dari “bertanya”.
Questioning (bertanya) merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis
CTL. Bertanya daalm pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk
mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa.
3). Ciri Pembelajaran Kontektual
Menurut Wardani (2004) Pembelajaran matematika yang kontekstual
mempunyai beberapa ciri- ciri sebagai berikut :
1. Masalah kontektual diajukan untuk diselesaikan oleh siswa pada awal proses
pembelajaran.
2. Dikembangkannya cara atau alat untuk memperoleh jawaban informal dari
masalah. Jawaban informal siswa diistilahkan sebagai matematika informal.
Cara, alat itu berfungsi sebagai jambatan antara dunia real dan dunia
apstrak
3. Terjadinya interaksi antara guru dan siswa atau antara siswa dan siswa
dalam suasana demokratif berkenaan dengan penyelesaian masalah yang
diajukan selama proses belajar.
4. Ada keseimbangan antara terjadinya proses matematisasi informal oleh
siswa dan matematisasi formal (simbol dan abstrak) yang di motori oleh
guru
5. Ada kesempatan bagi siswa untuk merefleksi, menginterpretasi hal-hal yang
telah dipelajari atau dihasilkan siswa selama proses belajar.
17
6. Pembelajaran matematika tidak semata-mata memberi penekanan pada
komputasi dan mementingkan langkah-langkah prosedural penyelesaian soal
namun juga memberikan penekanan pada pemahaman konsep dan
pemecahan masalah.
5. Pengertian Hasil Belajar Siswa.
Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan.
Beajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam
belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan
seseorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan
oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi
interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar
mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas
seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar.
1) Definisi Hasil Belajar Siswa Menurut Para Ahli
Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud disini adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari
pengajar (guru), seperti yang dikemukakan oleh Sudjana.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut
Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar
mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan
pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22). Dari pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan,
18
sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan
yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu
dalam kehidupan sehari-hari.
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor
dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 1989 : 39). Dari
pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan
kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark (1981 :
21) menyatakan bahwa hasil belajar siswa disekolah 70 % dipengaruhi oleh
kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga
faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa
kualitas pembelajaran (Sudjana, 2002 : 39). "Belajar adalah suatu perubahan
perilaku, akibat interaksi dengan lingkungannya" (Ali Muhammad, 204 : 14).
Perubahan perilaku dalam proses belajar terjadi akibat dari interaksi dengan
lingkungan. Interaksi biasanya berlangsung secara sengaja. Dengan demikian
belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri individu.
Sebaliknya apabila terjadi perubahan dalam diri individu maka belajar tidak
dikatakan berhasil.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas
pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang
dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif
(intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik). Dari
beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua
19
faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan
faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar
adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau
fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan,
pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek
kehidupa sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan penilaian terhadap
sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek
kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara
kuantitatif.
6. Pengertian Bahasa Dan Sastra
Sastra (Sansekerta, shastra) merupakan kata serapan dari bahasa
Sansekerta śāstra, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau
"pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam
bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan"
atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Tetapi kata
"sastra" bisa pula merujuk kepada semua jenis tulisan, apakah ini indah atau
tidak.Selain pengertian istilah atau kata sastra di atas, dapat juga dikemukakan
batasan / defenisi dalam berbagai konteks pernyataan yang berbeda satu sama
lain. Kenyataan ini mengisyaratkan bahwa sastra itu bukan hanya sekedar istilah
yang menyebut fenomena yang sederhana dan gampang.
Sastra merupakan istilah yang mempunyai arti luas, meliputi sejumlah
kegiatan yang berbeda-beda. Kita dapat berbicara secara umum, misalnya
berdasarkan aktivitas manusia yang tanpa mempertimbangkan budaya suku
20
maupun bangsa. Sastra dipandang sebagai suatu yang dihasilkan dan dinikmati.
Orang-orang tertentu di masyarakat dapat menghasilkan sastra. Sedang orang
lain dalam jumlah yang besar menikmati sastra itu dengan cara mendengar atau
membacanya.
Batasan sastra menurut PLATO, adalah hasil peniruan atau gambaran dari
kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam
semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh karena itu, nilai sastra
semakin rendah dan jauh dari dunia ide.
Aristoteles murid Plato memberi batasan sastra sebagai kegiatan lainnya
melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat. Menurut kaum formalisme Rusia,
sastra adalah sebagai gubahan bahasa yang bermaterikan kata-kata dan
bersumber dari imajinasi atau emosi pengarang. Rene Welleck dan Austin
Warren, memberi defenisi bahasa dalam tiga hal :
1) Segala sesuatu yang tertulis
2) Segala sesuatu yang tertulis dan yang menjadi buku terkenal, baik dari segi
isi maupun bentukkesusastraannya
3) Sebagai karya seni yang imajinatif dengan unsur estetisnya dominan dan
bermediumkan bahasa.
Sastra merupakan perwujudan pikiran dalam bentuk tulisan. Tulisan
menggambarkan media pemikiran yang tercurah melalui bahasa, bahasa yang
bisa direpresentasikan dalam bentuk tulisan, media lain bisa saja berbentuk
gambar, melody musik, lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.
21
Sastra menjadi bagian dari budaya masyarakat. Sastra yang memuat materi yang
tinggi dipelihara secara turun-temurun oleh para pujangga, banyak yang secara
lisan karena media tulisan sangat terbatas, hanya daun lontar.
Menurut KBBI arti sastra adalah
a) bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab (bukan
bahasa sehari-hari);
b) karya tulis, yang jika dibandingkan dengan tulisan lain, memiliki berbagai
ciri keunggulan seperti keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dan
ungkapannya.
Dalam bahasa Inggris kita mengenal kata literature, diserap menjadi
literatur ke dalam bahasa Indonesia. Arti literature (menurut kamus online
WorldNet) adalah:
a. creative writing of recognized artistic value
b. the humanistic study of a body of literature; “he took a course in French
literature”
c. published writings in a particular style on a particular subject; “the
technical literature”; “one aspect of Waterloo has not yet been treated in
the literature”
d. the profession or art of a writer; “her place in literature is secure”
22
B. Kerangka Pikir
Untuk mendapat gambaran tentang hubungan antara kompetensi
pedagogik guru dengan prestasi belajar siswa , maka berikut ini dikemukakan
kerangka pikir yang akan digunakan sebagai dasar pengajuan hipotesis.
Kemapuan pedagogik guru tentunya akan berakibat positif terhadap
perkembangan siswa, baik dalam pengetahuan maupun dalam keterampilan. Oleh
sebab itu, siswa akan antusias dengan apa yang disampaikan oleh guru yang
bertindak sebagai fasilitator dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Bila hal itu terlaksana dengan baik, maka apa yang disampaikan oleh
guru akan berpengaruh terhadap kemampuan atau prestasi belajar anak. Karena,
disadari ataupun tidak, bahwa guru adalah faktor eksternal dalam kegiatan
pembelajaran yang sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan proses
kegiatan pembelajaran itu. Untuk itu, kualitas guru akan memberikan pengaruh
yang sangat berarti terhadap proses pembentukan prestasi anak didik. Oleh
karena itu, dengan keberadaan seorang guru profesional diharapkan akan mampu
memberikan pengaruh positif terhadap kelancaran dan keberhasilan proses
belajar mengajar serta mampu memaksimalkan prestasi belajar siswa dengan
sebaik-baiknya.
23
Skema kerangka pikir
Gambar 2.1
C. Hipotesis Penelitian
Pengertian hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu rumusan
dan merupakan suatu pernyataan yang penting dalam penelitian. Pada penelitian
ini penulis mengambil dugaan sementara yaitu pembelajaran multimedia
interaktif berbasis konteks terhadap hasil belajar siswa pada matapelajaran
bahasa dan sastra Indonesia di SMK Gunung Sari 1 Makassar”
H1 = Efektif
H0 = Tidak Efektif
.
Kegiatan belajar
Kompetensi
pedagogik guru Kesiapan belajar
siswa
Hasil belajar
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Pra-eksperimen. penggunaan jenis
penelitian ini karena peneliti ingin mengetahui keefektifan pembelajaran
multimedia interaktif berbasis konteks terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMK Gunung Sari 1 Makassar.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
penelitian yang bersifat regresif, yaitu penelitian mendeskripsikan pengaruh
variabel X terhadap variabel Y
Gambar 3.1
Desain penelitian
Sumber: Sugiyono, 2010:42
Keterangan :
X : Variabel bebas atau variabel sebab (Kompetensi Pedagogik Guru)
Y : Variabel terikat atau variabel akibat (Prestasi Belajar Siswa)
X Y r
25
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di SMK GUNUNG SARI 1 Makassar.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 09 – 21 sepetember 2013
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono (2010:80) mengatakan populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan dalam peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa/siswi SMK Gunung sari 1
makassar kelas XI, tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 66 orang seperti
yang terlihat pada tabel
Table 3.1
Jumlah siswa kelas XI SMK 1 gunung sari Makassar
No. Kelas Jumlah Siswa
1 Kelas XI Audio Video 8
2 Kelas XI Instalasi Tenaga Listrik 5
3 Teknik Komputer & Jaringan 18
4 Teknik Kendaraan Ringan 35
Jumlah 66
26
2. Sampel
Menurut Ikbal Hasan (2010:84) Sampel adalah bagian dari populasi yang
diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas,
dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi. Unit sampel mungkin sama
dengan unit analisis, tetapi mungkin juga tidak.
Jenis teknik smpling yang digunakan adalah purposive sampling
berdasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri,
berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya
(Notoatmodjo, 2005).
Rumus pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti ini adalah
menurut Arikunto 2010 yaitu :
𝑁 =100% 𝑋 𝑛
10
𝑁 =100% 𝑋 66
10
𝑁 =1 𝑋 66
10
𝑁 =66
10
𝑁 = 6,6 = 7
Keterangan :
N = Banyaknya samel yang dicari
n = banyaknya populasi kelas XI
Jadi sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah 7 orang siswa kelas XI
yaitu kelas XI Audio Video sebanyak 2 orang siswa, kelas XI Instalasi Tenaga
27
Listrik sebanyak 1 orang, kelas Teknik Komputer & Jaringan sebanyak 2 orang
dan kelas Teknik Kendaraan Ringan sebanyak 2 orang.
E. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah
1. Variabel bebas (independent variable) Kompetensi pedagogik guru
2. Variabel terikat (dependent variable) Prestasi belajar siswa
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan yaitu berupa angket, hasil observasi dan
wawancara yaitu berupa arsip nilai raport semester genap untuk mengetahui
butir-butir angket ini disusun berdasarkan variabel penelitian dengan indikator
masing-masing variabel.
Instrumen penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala likert ini
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Menurut Sugiyono (2010:93), “jawaban setiap item instrumen yang
menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat
negatif”. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik
tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau
pertanyaan. Setelah pernyataan atau pertanyaan dibuat, maka dilanjutkan dengan
pemberian skor atau bobot untuk setiap alternatif jawaban. Jawaban setiap item
28
instrumen yang menggunakan skala likers mempunyai gradasi dari sangat positif
sampai sangat negatif, sebagaimana yang peneliti ambil yaitu:
SL : Selalu ; dengan skor 4
SR : Sering ; dengan skor 3
JR : Jarang ; dengan skor 2
TP : Tidak Pernah ; dengan skor 1
G. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka
penulis menggunakan beberapa instrumen penelitian antara lain:
1. Angket (kuesioner)
Angket ini diberikan kepada guru untuk memperoleh informasi mengenai
keefektifan penggunan multimedia berbasis konteks dalam proses belajar
mengajar. Angket dibuat dengan model Likert yang mempunyai empat
kemungkinan jawaban yang berjumlah genap ini dimaksud untuk menghindari
kecenderungan responden bersikap ragu-ragu dan tidak mempunyai jawaban
yang jelas. Penyusunan angket kompetensi untuk guru mengacu kepada aspek-
aspek kemampuan guru (kompetensi pedagogik guru) yang terdiri dari 25 item
pertanyaan dengan rincian sebagai berikut:
29
Table.3.4
Kisi-kisi Angket Kompetensi Pedagogik Guru
Variabel
Indikator Sub Variabel
Jumlah item
Jlh Positif
(+)
Negatif
(-)
Kompetensi
Pedagogik
Guru
Pemahaman Terhadap Peserta Didik 1,2,4 3,5 5
Pengembangan Kurikulum/Silabus 6,8 7 3
Perencanaan Pembelajaran 9,11 10 3
Pelaksanaan Pembelajaran yang
Mendidik dan Dialogis
13 12,14 3
Pemanfaatan Teknologi embelajaran 16,17 15,18 4
Evaluasi Hasil Belajar 19,21 20,22 4
Pengembangan Peserta Didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimiliki
23,25
24
3
Jumlah Butir Soal 14 11 25
2. Observasi
Sebagai metode ilmiah, observasi biasa diartikan dengan pengamatan dan
pencatatan sistematik fenomena- fenomena yang diselidiki. Observasi ini
dilakukan untuk memperoleh data tentang kondisi sekolah atau deskripsi lokasi
penelitian yang dilaksanakan di SMK Gunung Sari Makassar.
3. Wawancara
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk memperoleh data
yang lebih mendalam dan untuk mengkomparasikan data yang diperoleh melalui
angket. Wawancara dilakukan dengan guru bersangkutan.
30
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menguraikan
keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat
dipahami bukan oleh orang yang mengumpulkan data saja, tapi juga oleh orang
lain. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:
1. Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan ketuntasan
belajar Bahasa Indonesia dan aktivitas siswa pada setiap kelompok yang telah
dipilih.
Termasuk dalam statistik deskriptif ini, akan dikemukan cara-cara
penyajian data, dengan tabel biasa maupun distribusi frekuensi; grafis garis
maupun batang; diagram lingkaran; piktogram; penjelasan kelompok melalui
modus, median, mean, dan variasi kelompok melalui rentang dan simpangan
baku.
a. Ketuntasan belajar siswa
1. Menentukan nilai rata-rata dengan rumus :
𝑋 = 𝑋
𝑁
Keterangan :
𝑋 =Rata-rata hitung
𝑋 =Jumlah nilai siswa
𝑁 =Banyaknya jumlah sampel
31
2. Pedoman pengkategorian hasil belajar
Tabel 3.2 Kategori hasil belajar
No Nilai Kategori
1 50−59 Sangat Rendah
2 60−69 Rendah
3 70−74 Sedang
4 75−79 Tinggi
5 80−100 Sangat Tinggi
Sumber: (Aqib dkk,2009:269)
Adapun Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang digunakan untuk mata
pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan Modul pembelajaran di SMK
Gunung Sari Makassar sebagai berikut :
Table. 3.5
Skor Angket
Positif Negative
Jawaban Skor Jawaban Skor
Selalu 4 Selalu 1
Sering 3 Sering 2
Jarang 2 Jarang 3
Tidak pernah 1 Tidak pernah 4
b. Aktivitas siswa
Untuk mengetahui rata-rata aktivitas siswa yang diamati pada setiap
pertemuan dengan menggunakan rumus :
32
𝑅𝑝 =𝐽𝑖
𝐵𝑘
Keterangan :
𝑅𝑝= Rata-rata aktivitas siswa
𝐽𝑖= Banyaknya aktivitas siswa
𝐵𝑘= Banyaknya siswa
Sedangkan untuk mencari presentase rata-rata aktivitas siswa pada setiap
pertemuan dengan menggunakan rumus :
𝑅𝑝 =𝐽𝑖
𝐵𝑘× 100%
Kriteria keberhasilan aktivitas siswa dalam penelitian ini ditunjukkan
dengan sekurang-kurangnya 75% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran
baik aktivitas siswa yang bersifat fisik maupun mental. Nilai aktivitas diperoleh
dari guru mata pelajaran bahasa dan sastra.
2. Hipotesis
Untuk melihat kefektifan pembelajaran multimedia berbasis konteks
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa dan sastra maka dapat
diukur dengan menggunakan angket pedagogik guru dan hasil belajar siswa.
Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui dugaan sementara yang
dirumuskan dalam hipotesis penelitian dengan menggunakan uji satu pihak.
H0 : tidak efektif pembelajaran multimedia interaktif berbasis konteks
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa dan sastra
H1 : efektif pembelajaran multimedia interaktif berbasis konteks
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa dan sastra
33
Hipotesis penelitian akan diuji dengan kriteria pengujian adalah :
a. Jika t hitung > t table maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya efektif
pembelajaran multimedia interaktif berbasis konteks terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran bahasa dan sastra
b. Jika t hitung ≤ t table maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak efektif
pembelajaran multimedia interaktif berbasis konteks terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran bahasa dan sastra
Derajat kesalahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5%
atau 𝛼 = 0,05, jika t hitung > dari 𝛼 maka H1 diterima dan H0 ditolak sedangkan
jika t hitung < dari 𝛼 maka H1 ditolak dan H0 diterima.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Siswa merupakan komponen utama dalam dunia pendidikan.
Eksistensinya selalu berkaitan dengan proses belajar mengajar. Siswa adalah
pihak yang ingin meraih cita-cita memiliki tujuan yang ingin diraihnya.
Terkait dengan adanya siswa di sekolah ini, penulis mengemukakan dari
segi jumlah dengan klasifikasi kelas dan jenis kelamin. Keadaan siswa yang
dimaksud adalah keadaan siswa tahun ajaran 2015 dengan jumlah terakhir
sebanyak 215 siswa yang memenuhi 12 (duabelas) ruang kelas. Berikut daftar
dalam tabel.
1. Keefektivan Pembelajaran Multimedia Interaktif Berbasis Konteks
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Dan Sastra
a. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan dibahas hasil-hasil penelitian yang memperlihatkan
hasil kompetensi pedagogik guru dengan penggunaan multimedia interaktif
berbasis konteks dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
bahasa dan sastra. Adapun yang dianalisis adalah skor hasil jawaban angket guru
serta data keefektifan siswa selama proses pembelajaran di kelas.
Dalam Penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan menggunakan
angket untuk melihat kompetensi pedagogik guru pada mata pelajaran bahasa dan
sastra dengan penggunaan multimedia interaktif berbasis konteks sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Angket disebarkan kepada 4 guru mata
pelajaran bahasa dan sastra di kelas XI dengan persebaran kelas XI Teknik Audio
35
Video, kelas XI Teknik Instalasi Tenaga Listrik, kelas XI Teknik Komputer dan
Jaringan serta kelas XI Teknik Kendaraan Ringan Sedangkan untuk memperoleh
hasil belajar siswa didapatkan dari nilai raport siswa/nilai akhir ujian siswa.
1. Tingkatan Kelas
Dalam penelitian ini 4 orang guru mata pelajaran bahasa dan sastra dari
setiap kelas XI diteliti tentang kompetensi pedagogik guru pada penggunaan
multimedia interaktif berbasis konteks dengan perwakilan kelas XI Teknik Audio
Video sebanyak 2 orang siswa, kelas XI Teknik Instalasi Tenaga Listrik sebanyak
1 orang siswa, kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan sebnyak 2 orang siswa
serta kelas XI Teknik Kendaraan Ringan sebanyak 2 orang siswa.
2. Perbandingan Kompetensi Belajar
Dalam penelitian ini 7 orang siswa dari setiap tingkatan kelas XI diteliti
tentang kompetensi belajar siswa melalui penggunaan multimedia interaktif
berbasis konteks dengan kompetensi pedagogik guru.
Tabel 4.1
Perbandingan Kompetensi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Bahasa dan
Sastra di Kelas dan kompetensi pedagogik guru
No
Nama
Responden
Kela
s Jurusan
Perbanding
an
Kompetens
isiswa
Perbanding
an
Kompetens
i pedagogik
guru
1 Epiviana A
Frinaldi
XI Teknik Audio
video
Kompeten Kompeten
2 Basilius Nansi
Radas
XI Teknik Kendaraan
Ringan
Tidak
Kompeten
Kompeten
3 Renaidus
Hariyando
XI Teknik Komputer
& jaringan
Tidak
Kompeten
Kompeten
36
4 Paulina Batham XI Teknik Kendaraan
Ringan
Kompeten Kompeten
5 Marlina XI Teknik Audio
video
Tidak
Kompeten
Kompeten
6 Raymundus
Hamis
XI Teknik Instalasi
Tenaga listrik
Kompeten Kompeten
7 Yuliana Diana
Reski
XI Teknik Komputer
& jaringan
Kompeten Kompeten
Sumber : (data hasil belajar dari guru mata pelajaran bahasa dan sastra)
Dari Tabel diatas terlihat bahwa siswa lebih berkompeten ketika guru
mata pelajaran bahasa dan sastra juga memiliki kompetensi pedagogik yang
kompeten. Artinya, siswa lebih efektif dalam penggunaan multimedia interaktif
ketika kompetensi guru tentang penggunaan multimedia interaktif berbasis
konteks juga kompeten.
B. pembahasan
1. Angket untuk Kompetensi Pedagogik Guru
Dalam bagian ini akan dibahas mengenai persentase dari angket yang
dibagikan kepada 4 orang responden dari setiap pertanyaan yang berjumlah 25
pertanyaan kepada guru masing-masing kelas XI di SMK Gunung Sari 1
Makassar.
Tabel 4.2 Frekuensi dan Persentase Indikator pertanyaan 1
Pertanyaan 1
Pilihan jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak
pernah Jml
Frekuensi 3 1 0 0 4
Persentase (%) 75 25 0 0 100
Sumber data kuesioner
37
Untuk Pertanyaan 1 “Apakah guru pembelajaran bahasa dan sastra menyapa
(menanyakan kabar siswa) ketika masuk ke dalam kelas”. Dari 4 responden, yang
menjawab selalu sebanyak 3 orang atau 75%, yang menjawab sering sebanyak 1
orang atau 25%, yang menjawab jarang tidak ada atau 0%, yang menjawab tidak
pernah tidak ada atau 0%.
Tabel 4.3 Frekuensi dan Persentase Indikator pertanyaan 2
Pertanyaan 2
Pilihan jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak
pernah Jml
Frekuensi 1 1 2 0 4
Persentase (%) 25 25 50 0 100
Sumber data kuesioner
Untuk Pertanyaan 2 “Apakah guru pembelajaran bahasa dan sastra
memperhatikan tingkah laku siswa ketika belajar”. Dari 4 responden, yang
menjawab selalu sebanyak 1 orang atau 25%, yang menjawab sering sebanyak 1
orang atau 25%, yang menjawab jarang sebanyak 2 orang atau 50%, yang
menjawab tidak pernah tidak ada atau 0%.
Tabel 4.4 Frekuensi dan Persentase Indikator pertanyaan 3
Pertanyaan 3
Pilihan jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak
pernah Jml
Frekuensi 0 1 2 1 4
Persentase (%) 0 25 50 25 100
Sumber data kuesioner
38
Untuk Pertanyaan 3 “Membeda-bedakan antara siswa yang satu guru
pembelajaran bahasa dan sastra dengan siswa yang lainnya dalam mengajar”.
Dari 4 responden, yang menjawab selalu tidak ada orang atau 0%, yang menjawab
sering sebanyak 1 orang atau 25%, yang menjawab jarang sebanyak 2 orang atau
50%, yang menjawab tidak pernah sebanyak 1orang atau 25%.
Tabel 4.5 Frekuensi dan Persentase Indikator pertanyaan 4
Pertanyaan 4
Pilihan jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak
pernah Jml
Frekuensi 1 3 0 0 4
Persentase (%) 25 75 0 0 100
Sumber data kuesioner
Untuk Pertanyaan 4 “Guru pembelajaran bahasa dan sastra membagi
kelompok siswa yang berkemampuan tinggi, rendah, sedang dalam proses belajar
mengajar”. Dari 4 responden, yang menjawab selalu sebanyak 1 orang atau 25%,
yang menjawab sering sebanyak 3 orang atau 75%, yang menjawab jarang tidak
ada orang atau 0%, yang menjawab tidak pernah tidak ada orang atau 0%.
Tabel 4.6 Frekuensi dan Persentase Indikator pertanyaan 5
Pertanyaan 5
Pilihan jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak
pernah Jml
Frekuensi 0 1 2 1 4
Persentase (%) 0 25 50 25 100
Sumber data kuesioner
39
Untuk Pertanyaan 5 “Guru pembelajaran bahasa dan sastra mengalami
kesulitan mengatur siswa dalam kelas”. Dari 4 responden, yang menjawab selalu
tidak ada orang atau 0%, yang menjawab sering sebanyak 1 orang atau 25%, yang
menjawab jarang sebanyak 2 orang atau 50%, yang menjawab tidak pernah
sebanyak 1 orang atau 25%.
Tabel 4.7 Frekuensi dan Persentase Indikator pertanyaan 6
Pertanyaan 6
Pilihan jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak
pernah Jml
Frekuensi 2 2 0 0 4
Persentase (%) 50 50 0 0 100
Sumber data kuesioner
Untuk Pertanyaan 6 “Setiap memulai pelajaran, guru mengulas dan
menanyakan pelajaran bahasa dan sastra”. Dari 4 responden, yang menjawab
selalu sebanyak 2 orang atau 50%, yang menjawab sering sebanyak 2 orang atau
50%, yang menjawab jarang tidak ada orang atau 0%, yang menjawab tidak
pernah sebanyak 0 orang atau 0%.
Tabel 4.8 Frekuensi dan Persentase Indikator pertanyaan 7
Pertanyaan 7
Pilihan jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak
pernah Jml
Frekuensi 0 1 1 2 4
Persentase (%) 0 25 25 50 100
Sumber data kuesioner
40
Untuk Pertanyaan 7 “Guru pembelajaran bahasa dan sastra tidak memilih
materi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan belajar siswa”. Dari
4 responden, yang menjawab selalu tidak ada orang atau 0%, yang menjawab
sering sebanyak 1 orang atau 25%, yang menjawab jarang sebanyak 1 atau 25%,
yang menjawab tidak pernah sebanyak 2 orang atau 50%.
Tabel 4.9 Frekuensi dan Persentase Indikator pertanyaan 8
Pertanyaan 8
Pilihan jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak
pernah Jml
Frekuensi 2 2 0 0 4
Persentase (%) 50 50 0 0 100
Sumber data kuesioner
Untuk Pertanyaan 8 “Guru pembelajaran bahasa dan sastra mengikuti urutan
materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan pembelajaran”. Dari 4
responden, yang menjawab selalu sebanyak 2 orang atau 50% yang menjawab
sering sebanyak 2 orang atau 50%, yang menjawab jarang tidak ada orang atau
0%, yang menjawab tidak pernah sebanyak tidak ada orang atau 0%.
Tabel 4.10 Frekuensi dan Persentase Indikator pertanyaan 9
Pertanyaan 9
Pilihan jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak
pernah Jml
Frekuensi 3 1 0 0 4
Persentase (%) 75 25 0 0 100
Sumber data kuesioner
41
Untuk Pertanyaan 9 “Guru pembelajaran bahasa dan sastra menguasai
materi pelajaran yang diajarkan”. Dari 4 responden, yang menjawab selalu
sebanyak 3 orang atau 75%, yang menjawab sering sebanyak 1 orang atau 25%,
yang menjawab jarang tidak ada orang atau 0%, yang menjawab tidak pernah
tidak ada orang atau 0%.
Tabel 4.11 Frekuensi dan Persentase Indikator pertanyaan 10
Pertanyaan 10
Pilihan jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak
pernah Jml
Frekuensi 0 0 1 3 4
Persentase (%) 0 0 25 75 100
Sumber data kuesioner
Untuk Pertanyaan 10 “Guru pembelajaran bahasa dan sastra tidak mengacu
pada perangkat pembelajaran pada saat proses belajar mengajar”. Dari 4
responden, yang menjawab selalu tidak ada orang atau 0%, yang menjawab sering
tidak ada orang atau 0%, yang menjawab jarang 1 orang atau 25%, yang
menjawab tidak pernah sebanyak 3 orang atau 75%.
Tabel 4.12 Frekuensi dan Persentase Indikator pertanyaan 11
Pertanyaan 11
Pilihan jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak
pernah Jml
Frekuensi 3 1 0 0 4
Persentase (%) 75 25 0 0 100
Sumber data kuesioner
42
Untuk Pertanyaan 11 “Guru prmbelajaran bahasa dan sastra mampu
menjelaskan materi pelajaran dengan jelas sehingga mudah dipahami oleh siswa”.
Dari 4 responden, yang menjawab selalu sebanyak 3 orang atau 75%, yang
menjawab sering 1 orang 25%, yang menjawab jarang tidak ada orang atau 0%,
yang menjawab tidak pernah tidak ada orang atau 0%.
Tabel 4.13 Frekuensi dan Persentase Indikator pertanyaan 12
Pertanyaan 12
Pilihan jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak
pernah Jml
Frekuensi 0 0 0 4 4
Persentase (%) 0 0 0 100 100
Sumber data kuesioner
Untuk Pertanyaan 12 “Dalam menyampaikan bahan pelajaran, guru
pembelajaran bahasa dan sastra tidak memberikan contoh sehingga apa yang
disampaikan susah dimengerti”. Dari 4 responden, yang menjawab selalu tidak
ada orang atau 0%, yang menjawab sering tidak ada orang atau 0%, yang
menjawab jarang tidak ada orang atau 0%, yang menjawab tidak pernah 4 orang
atau 100%.
Tabel 4.14 Frekuensi dan Persentase Indikator pertanyaan 13
Pertanyaan 13
Pilihan jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak
pernah Jml
Frekuensi 2 2 0 0 4
Persentase (%) 50 50 0 0 100
Sumber data kuesioner
43
Untuk Pertanyaan 13 “Dalam mengajar, menggunakan metode pembelajaran
guru bahasa dan sastra bervariasi (ceramah, tanya jawab, kerja kelompok)”. Dari
4 responden, yang menjawab selalu sebanyak 2 orang atau 50%, yang menjawab
sering sebanyak 2 orang atau 50%, yang menjawab jarang tidak orang atau 0%,
yang menjawab tidak pernah tidak ada orang atau 0%.
Tabel 4.15 Frekuensi dan Persentase Indikator pertanyaan 14
Pertanyaan 14
Pilihan jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak
pernah Jml
Frekuensi 0 0 1 3 4
Persentase (%) 0 0 25 75 100
Sumber data kuesioner
Untuk Pertanyaan 14 “Guru pembelajaran bahasa dan sastra tidak efektif
sehingga semua waktu belajar siswa tidak dapat termanfaatkan secara baik”. Dari
4 responden, yang menjawab selalu tidak ada orang atau 0%, yang menjawab
sering tidak ada orang atau 0%, yang menjawab jarang sebanyak 1 orang atau
25%, yang menjawab tidak pernah sebanyak 3 orang atau 75%.
Tabel 4.16 Frekuensi dan Persentase Indikator pertanyaan 15
Pertanyaan 15
Pilihan jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak
pernah Jml
Frekuensi 0 2 2 0 4
Persentase (%) 0 50 50 0 100
Sumber data kuesioner
44
Untuk Pertanyaan 15 “Selain buku, papan tulis, apakah guru pembelajaran
bahasa dan sastra tidak menggunakan alat bantu belajar yang lain seperti karton,
peta dan sarana prasarana lainnya”. Dari 4 responden, yang menjawab selalu
tidak ada orang atau 0%, yang menjawab sering sebanyak 2 orang atau 50%, yang
menjawab jarang sebanyak 2 orang atau 50%, yang menjawab tidak pernah tidak
ada orang atau 0%.
Tabel 4.17 Frekuensi dan Persentase Indikator pertanyaan 16
Pertanyaan 16
Pilihan jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak
pernah Jml
Frekuensi 1 3 0 0 4
Persentase (%) 25 75 0 0 100
Sumber data kuesioner
Untuk Pertanyaan 16 “Apakah guru merancang dan membuat alat bantu
(alat peraga) belajar yang sederhana dalam mengajar”. Dari 4 responden, yang
menjawab selalu sebanyak 1 orang atau 25%, yang menjawab sering sebanyak 3
orang atau 75%, yang menjawab jarang tidak ada orang atau 0%, yang menjawab
tidak pernah tidak ada orang atau 0%.
Tabel 4.18 Frekuensi dan Persentase Indikator pertanyaan 17
Pertanyaan 17
Pilihan jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak
pernah Jml
Frekuensi 0 2 2 0 4
Persentase (%) 0 50 50 0 100
Sumber data kuesioner
45
Untuk Pertanyaan 17 “Apakah untuk memperlancar proses belajar mengajar
guru mewajibkan siswa untuk membeli semua alat belajar sehingga tidak perlu
meminjam lagi”. Dari 4 responden, yang menjawab selalu tidak ada orang atau
0%, yang menjawab sering sebanyak 2 orang atau 50%, yang menjawab jarang
sebanyak 2 orang atau 50%, yang menjawab tidak pernah tidak ada orang atau
0%.
Tabel 4.19 Frekuensi dan Persentase Indikator pertanyaan 18
Pertanyaan 18
Pilihan jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak
pernah Jml
Frekuensi 0 1 3 0 4
Persentase (%) 0 25 75 0 100
Sumber data kuesioner
Untuk Pertanyaan 18 “Apakah guru pembelajaran bahasa dan sastra tidak
memenfaatkan perpustakaan dalam proses pembelajaran”. Dari 4 responden, yang
menjawab selalu tidak ada orang atau 0%, yang menjawab sering sebanyak 1
orang atau 25%, yang menjawab jarang sebanyak 3 orang atau 75%, yang
menjawab tidak pernah tidak ada orang atau 0%.
Tabel 4.20 Frekuensi dan Persentase Indikator pertanyaan 19
Pertanyaan 19
Pilihan jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak
pernah Jml
Frekuensi 0 3 1 0 4
Persentase (%) 0 75 25 0 100
Sumber data kuesioner
46
Untuk Pertanyaan 19 “Apakah guru pembelajaran bahasa dan sastra
melaksanakan ulangan harian setelah materi embelajaran selesai”. Dari 4
responden, yang menjawab selalu sebanyak tidak ada orang atau 0%, yang
menjawab sering sebanyak 3 orang atau 75%, yang menjawab jarang sebanyak 1
orang atau 25%, yang menjawab tidak pernah tidak ada orang atau 0%.
Tabel 4.21 Frekuensi dan Persentase Indikator pertanyaan 20
Pertanyaan 20
Pilihan jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak
pernah Jml
Frekuensi 0 0 2 2 4
Persentase (%) 0 0 50 50 100
Sumber data kuesioner
Untuk Pertanyaan 20 “Soal-soal yang diberikan guru dalam ulangan tidak
sesuai dengan materi yang diajarkan”. Dari 4 responden, yang menjawab selalu
tidak ada orang atau 0%, yang menjawab sering tidak ada orang atau 0%, yang
menjawab jarang sebanyak 2 orang atau 50%, yang menjawab tidak pernah
sebanyak 2 orang atau 50%.
Tabel 4.22 Frekuensi dan Persentase Indikator pertanyaan 21
Pertanyaan 21
Pilihan jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak
pernah Jml
Frekuensi 2 2 0 0 4
Persentase (%) 50 50 0 0 100
Sumber data kuesioner
47
Untuk Pertanyaan 21 “Apakah guru pembelajaran bahasa dan sastra
memberi nilai sesuai dengan hasil kerja keras siswa”. Dari 4 responden, yang
menjawab selalu sebanyak 2 orang atau 50%, yang menjawab sering sebanyak 2
orang atau 50%, yang menjawab jarang tidak ada orang atau 0%, yang menjawab
tidak pernah tidak ada orang atau 0%.
Tabel 4.23 Frekuensi dan Persentase Indikator pertanyaan 22
Pertanyaan 22
Pilihan jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak
pernah Jml
Frekuensi 0 1 3 0 4
Persentase (%) 0 25 75 0 100
Sumber data kuesioner
Untuk Pertanyaan 22 “Setelah proses belajar selesai guru pembelajaran
bahasa dan sastra tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
tentang materi pelajaran yang diajarkan”. Dari 4 responden, yang menjawab
selalu tidak ada orang atau 0%, yang menjawab sering sebanyak 1 orang atau
25%, yang menjawab jarang sebanyak 3 orang atau 75%, yang menjawab tidak
pernah tidak ada orang atau 0%.
Tabel 4.24 Frekuensi dan Persentase Indikator pertanyaan 23
Pertanyaan 23
Pilihan jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak
pernah Jml
Frekuensi 2 1 1 0 4
Persentase (%) 50 25 25 0 100
Sumber data kuesioner
48
Untuk Pertanyaan 23 “Apakah guru memberikan masukan/saran dalam
menyelesaikan masalah dalam proses pembelajaran”. Dari 4 responden, yang
menjawab selalu sebanyak 2 orang atau 50%, yang menjawab sering sebanyak 1
orang atau 25%, yang menjawab jarang sebanyak 1 orang atau 25%, yang
menjawab tidak pernah tidak ada orang atau 0%.
Tabel 4.25 Frekuensi dan Persentase Indikator pertanyaan 24
Pertanyaan 24
Pilihan jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak
pernah Jml
Frekuensi 0 1 1 2 4
Persentase (%) 0 25 25 50 100
Sumber data kuesioner
Untuk Pertanyaan 24 “Guru embelajaran bahasa dan sastra islam tidak
memberikan motivasi kepada siswa”. Dari 4 responden, yang menjawab selalu
tidak ada orang atau 0%, yang menjawab sering sebanyak 1 orang atau 25%, yang
menjawab jarang sebanyak 1 orang atau 25%, yang menjawab tidak pernah
sebanyak 2 orang atau 50%.
Tabel 4.26 Frekuensi dan Persentase Indikator pertanyaan 25
Pertanyaan 25
Pilihan jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak
pernah Jml
Frekuensi 3 1 0 0 4
Persentase (%) 75 25 0 0 100
Sumber data kuesioner
49
Untuk Pertanyaan 25 “Apakah guru pembelajaran bahasa dan sastra
memberikan kebebasan dalam berkreasi”. Dari 4 responden, yang menjawab
selalu sebanyak 3 orang atau 75%, yang menjawab sering sebanyak 1 orang atau
25%, yang menjawab jarang tidak ada orang atau 0%, yang menjawab tidak
pernah tidak ada orang atau 0%.
Sedangkan untuk hasil skor angket pedagogik guru dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.27 Hasil skor angket guru masing-masing kelas XI
No
Guru Kelas XI Skor Angket
1 Teknik Audio Video 76
2 Teknik Instalasi Tenaga listrik 83
3 Teknik Komputer & jaringan 88
4 Teknik Kendaraan Ringan 84
Sumber data : kuesioner
Dari hasil wawancara yang diperoleh dari guru tiap kelas XI pada mata
pelajaran bahasa dan sastra juga menunjukkan bahwa penggunaan multimedia
interaktif berbasis konteks dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil
belajar. Hal dapat ini dilihat dari keefektifan siswa dan antusias siswa pada mata
pelajaran bahasa dan sastra pada saat digunakan pembelajaran multimedia
interaktif erbasis konteks selain itu siswa lebih mudah mendapatkan materi
pelajaran yang cepat dipahami.
50
2. Lembar Observasi Siswa
a) Lembar Observasi untuk Siswa kelas XI Teknik Audio Video ( 8
Siswa)
No. Komponen Yang Diamati Pertemuan
𝒙 𝐱% I II
1. Siswa yang hadir pada saat
pembelajaran 8 8 8 100%
2. Siwa yang fokus terhadap
materi yang diajarkan 5 4 4..5 56.25 %
3. Siawa yang mengerti terhadap
materi yang diajarkan 3 2 2.5 31.25%
4. Siswa yang aktif pada saat
pembahasan contoh soal 2 1 1.5 18.75%
5. Siswa yang menjawab pada
saat diajukan pertanyaan
tentang materi pelajaran
3 3 3 37.5%
6. Siswa yang bertanya mengenai
materi yang belum dimengerti 2 4 3 37.5%
7. Siswa yang mengajukan diri
untuk mengerjakan soal di
papan tulis
1 1 1 12.5%
8. Siswa yang memberi
tanggapan/mengoreksi jawaban
temannya
1 4 2.5 31.25%
9. Siswa yang melakukan
kegiatan lain pada saat
pembelajaran berlangsung
5 5 5 62.5%
10. Siswa yang masih perlu
bimbingan dalam mengerjakan
soal
8 6 14 87.5%
∑ 4.5 56%
51
b) Lembar Observasi Siswa kelas XI Teknik Instalasi Tenaga Listrik ( 5
Siswa)
No. Komponen Yang Diamati
Pertemuan 𝒙 𝐱%
I II
1. Siswa yang hadir pada saat pembelajaran
5 5 5 100%
2. Siwa yang fokus terhadap materi yang diajarkan
5 4 4.5 90 %
3. Siawa yang mengerti terhadap materi yang diajarkan
4 4 4 80%
4. Siswa yang aktif pada saat pembahasan contoh soal
4 5 4.5 90%
5. Siswa yang menjawab pada saat diajukan pertanyaan tentang materi pelajaran
3 4 3.5 70%
6. Siswa yang bertanya mengenai materi yang belum dimengerti
3 5 4 80%
7. Siswa yang mengajukan diri untuk mengerjakan soal di papan tulis
3 5 4 80%
8. Siswa yang memberi tanggapan/mengoreksi jawaban temannya
3 4 3.5 70%
9. Siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat pembelajaran berlangsung
1 1 1 20%
10. Siswa yang masih perlu bimbingan dalam mengerjakan soal
2 2 2 40%
∑ 3.6 72%
52
c) Lembar Observasi Siswa kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan ( 18
Siswa)
No. Komponen Yang Diamati
Pertemuan 𝒙 𝐱%
I II
1. Siswa yang hadir pada saat pembelajaran
17 18 17.5 97.22 %
2. Siwa yang fokus terhadap materi yang diajarkan
15 17 16 88.89 %
3. Siawa yang mengerti terhadap materi yang diajarkan
17 17 17 94.44%
4. Siswa yang aktif pada saat pembahasan contoh soal
17 18 17.5 97.22%
5. Siswa yang menjawab pada saat diajukan pertanyaan tentang materi pelajaran
15 16 15.5 86.11%
6. Siswa yang bertanya mengenai materi yang belum dimengerti
13 15 14 77.78%
7. Siswa yang mengajukan diri untuk mengerjakan soal di papan tulis
15 17 16 88.89%
8. Siswa yang memberi tanggapan/mengoreksi jawaban temannya
15 15 15 83.33%
9. Siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat pembelajaran berlangsung
5 4 4.5 25%
10. Siswa yang masih perlu bimbingan dalam mengerjakan soal
2 2 2 11.11%
∑ 13.5 75%
53
d) Lembar Observasi Siswa kelas XI Teknik kendaraan Ringan (35 Siswa)
No. Komponen Yang Diamati
Pertemuan 𝒙 𝐱%
I II
1. Siswa yang hadir pada saat pembelajaran
35 35 35 100 %
2. Siwa yang fokus terhadap materi yang diajarkan
34 35 34.5 98.57 %
3. Siawa yang mengerti terhadap materi yang diajarkan
34 34 34 9714%
4. Siswa yang aktif pada saat pembahasan contoh soal
34 35 34.5 98.57 %
5. Siswa yang menjawab pada saat diajukan pertanyaan tentang materi pelajaran
30 33 31.5 90%
6. Siswa yang bertanya mengenai materi yang belum dimengerti
30 30 30 85.71%
7. Siswa yang mengajukan diri untuk mengerjakan soal di papan tulis
30 32 31 88.57%
8. Siswa yang memberi tanggapan/mengoreksi jawaban temannya
29 33 31 88.57%
9. Siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat pembelajaran berlangsung
7 7 7 20%
10. Siswa yang masih perlu bimbingan dalam mengerjakan soal
5 7 12 34.29%
∑ 28.05 80%
54
3. Hasil belajar siswa
Tabel 4.28 Hasil Belajar siswa kelas XI
No
Nama
Responden Kelas Jurusan Nilai Akhir
1 Epiviana A
Frinaldi
XI Teknik Audio video 60
2 Basilius Nansi
Radas
XI Teknik Kendaraan Ringan 75
3 Renaidus
Hariyando
XI Teknik Komputer & jaringan 85
4 Paulina Batham XI Teknik Kendaraan Ringan 75
5 Marlina XI Teknik Audio video 65
6 Raymundus
Hamis
XI Teknik Instalasi Tenaga
listrik
70
7 Yuliana Diana
Reski
XI Teknik Komputer & jaringan 80
Sumber Data : diperoleh dari Guru mata pelajaran Bahasa dan sastra
Dari hasil pengujian menggunakan SPSS versi 16 diperoleh t hitung
didapat untuk kompetensi pedagogik guru yaitu 0,002 < 𝛼 dan untuk hasil belajar
siswa yaitu 0,000 < 𝛼 yang artinya kompeten bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.
Kesimpulan efektif pembelajaran multimedia interaktif berbasis konteks terhadap
hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMK
Gunung Sari 1 Makassar.
C. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran
multimedia interaktif berbasis konteks terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran bahasa dan sastra indonesia di SMK Gunung Sari 1 Makassar diperoleh
melalui uji t (One Sample Test) yang dilakukan berdasarkan indikator : (1)
55
pemahaman terhadap peserta didik, (2) Pengembangan kurikulum/silabus, (3)
Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, (4) Pemanfaatan
Teknologi Pembelajaran, (5) Evaluasi hasil belajar dan (6) Pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
Uji t (One Sample Test) dilakukan untuk menjawab rumusan masalah
yang diajukan sekaligus untuk menjawab hipotesis yang diajukan. Rumusan
masalah tersebut adalah apakah efektif pembelajaran multimedia interaktif
berbasis konteks terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa dan
sastra indonesisa di SMK Gunung Sari 1 Makassar. Selanjutnya hipotesis yang
diajukan adalah diduga bahwa pembelajaran multimedia interaktif berbasis
konteks efektif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa dan sastra
indonesia di SMK Gunung Sari 1 Makassar.
Hasil uji t (One Sample Test) terhadap variabel yang menjadi
permasalahan menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru kompeten
terhadap hasil belajar siswa artinya apabila kompetensi pedagogik guru baik maka
hasil belajar siswa juga akan meningkat begitu pula sebaliknya. Dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru efektif terhadap hasil
belajar siswa pada mata pelajaran bahasa dan sastra indonesia di SMK Gunung
Sari 1 Makassar.
Hasil pengujian terhadap masing-masing variabel dapat diuraikan sebagai
berikut :
56
1. Kompetensi Pedagogik Guru (Keefektifan Pembelajaran multimedia
interaktif Berbasis Konteks)
Kompetensi pedagogik guru diukur untuk melihat sejauh mana
kefektifan penggunaan multimedia interaktif berbasis konteks. Pada hasil
penelitian terlihat bahwa dari 4 responden yaitu guru mata pelajaran
bahasa dan sastra indonesia kelas XI Teknik Audio Video, kelas XI Teknik
Instalasi Tenaga Listrik, kelas XI Teknik Komputer & Jaringan dan kelas
XI Teknik kendaraan Ringan, hasil skor angket yang diperoleh tertinggi
yaitu guru bahasa dan sastra indonesia di kelas XI Teknik Komputer &
Jaringan dengan skor angket sebesar 88%, hal ini dipengaruhi oleh
pemahaman terhadap peserta didik yang baik, pengembangan kurikulum
yang teratur, memanfaatkan teknologi pembelajaran yang tersedia, dan lain
sebagainya.
Sedangkan untuk skor angket terendah diperoleh guru mata
pelajaran bahasa dan sastra indonesia di kelas Teknik Audio Video hal ini
juga dipengaruhi oleh faktor pemahaman terhadap peserta didik kurang,
pengembangan kurikulum belum tersusun dengan baik, perencanaan
pembelajaran serta kurangnya pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
2. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki
seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru),
seperti yang dikemukakan oleh Sudjana.
57
Hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan
keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang
diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu
dalam kehidupan sehari-hari.
Dari hasil penelitian menunjukkan hasil belajar siswa yang
diperoleh dari guru mata pelajaran bahasa dan sastra indonesia terlihat
bahwa dari 7 siswa yang menjadi subjek nilai tertinggi diperoleh oleh
siswa kelas XI Teknik Komputer & jaringan dengan nilai 85 dan berada
pada interval 80 – 100 (kategori sangat tinggi). Sedangkan nilai terndah
diperoleh oleh siswa kelas Teknik audio Video dengan nilai 60 dan berada
pada interval 60 – 69 (kategori rendah).
3. Keefektifan Pembelajaran multimedia interaktif Berbasis Konteks
Terhadap Hasil Belajar Siswa
Untuk melihat efektif atau tidaknya penggunaan multimedia
interaktif berbasis konteks terhadap hasil belajar siswa maka penulis
menggunakan analisis data uji t (One Sample Test).
Kriteria pengujian apabila t > α maka H1ditolak dan H0 diterima
dan apabila t < α maka H1 diterima dan H0 ditolak. Dari hasil pengujian
(One Sample Test) dengan menggunakan SPSS versi 16 diperoleh
kompetensi pedagogik guru yaitu 0.002 < α dan untuk hasil belajar siswa
yaitu 0.000 < α, dengan taraf signifikan α sebesar 5 % atau 0.05.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin baik kompetensi
pedagogik guru maka semakin baik pula hasil belajar siswa dalam
58
penggunaan multimedia interaktif berbasis konteks. Kesimpulan yang
diambil juga sejalan dengan hipotesis yang telah penulis ajukan
sebelumnya yaitu pembelajaran multimedia interaktif berbasis konteks
efektif terhadap hasil belajar siswa.
Hal ini sesuai dengan kajian teori/tinjauan pustaka pada bab II
bahwa efektivitas lebih dititiberatkan pada tingkat keberhasilan organisasi
(sampai sejauh mana organisasi dapat dikatakan berhasil) dalam usaha
mencapai sasaran yang telah dipilih, sedangkan efisiensi lebih
menitikberatkan pada kemampuan organisasi dalam menggunakan
sumber-sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Semakin tinggi tingkat keberhasilan suatu organisasi terhadap nilai
pencapaian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan yang dilakukan
perusahaan tersebut semakin efektif. yang ditetapkan, jadi suatu
perusahaan dapat dikatakan beroperasi secara efektif apabila dapat
mencapai tujuan yang ditetapkan.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni
faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 1989
: 39). Dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri
siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan
oleh Clark (1981 : 21) menyatakan bahwa hasil belajar siswa disekolah 70
% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh
lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan
yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran (Sudjana, 2002 : 39). ".
59
Perubahan perilaku dalam proses belajar terjadi akibat dari interaksi
dengan lingkungan. Interaksi biasanya berlangsung secara sengaja.
Dengan demikian belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan
dalam diri individu. Sebaliknya apabila terjadi perubahan dalam diri
individu maka belajar tidak dikatakan berhasil.
Hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan
kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah
profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik
di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku
(psikomotorik). Dengan demikian hasil belajar siswa adalah sesuatu yang
dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana
hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan
kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga
nampak pada diri indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap,
pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek
kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku
secara kuantitatif.
Dengan demikian kesimpulan yang dapat penulis ambil adalah
bahwa keefektifan siswa dalam mengguanakan multimedia interktif
berbasis konteks juga dipengaruhi oleh kemampuan siswa dalam belajar
dan kemampuan yang dimiliki oleh guru (kompetensi pedagogik guru)
sehingga prestasi belajar siswa lebih efektif jika menggunakan
pembelajaran multimedia interaktif berbasis konteks karena pembelajaran
60
multimedia ini dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan
oleh siswa, sehingga siswa dapat memilih apa yang dikehendaki untuk
proses selanjutnya dalam belajar, selain itu siswa juga mendapatkan
keleluasaan dalam mengontrol multimedia tersebut.
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian hasil pembahasan pada bab IV, maka dalam hal
ini peneliti menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Rata-rata hasil skor angket pedagogik guru kelas XI di sekolah SMK Gunung
Sari 1 Makassar adalah 82,75 dan berada pada kategori sangat tinggi.
2. Rata-rata hasil belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran bahasa dan sastra
di sekolah SMK Gunung Sari 1 Makassar adalah 72,14 dan berada pada
kategori sedang.
3. Efektif penggunaan pembelajaran multimedia interaktif terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran bahasa dan sastra di sekolah SMK Gunung Sari 1
Makassar.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas maka dalam
upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa dan sastra di
SMK Gunung Sari 1 Makassar maka diajukan saran-saran sebagai berikut :
1. Kepada para guru khususnya guru bahasa dan sastra supaya menggunakan
pembelajaran multimedia interaktif berbasis konteks dalam pembelajaran
karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa
2. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji lebih jauh hal yang
berkesesuaian dengan penelitian ini, agar lebih selektif dalam pemilihan
variabel yang kemungkinan besar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
62
3. Kepada para pengambil kebijakan dalam bidang pendidikan agar menjadikan
pembelajaran multimedia interaktif berbasis konteks sebagai alternatif dalam
upaya peningkatan hasil belajar siswa yang akan menunjang peningkatan
mutu pendidikan.
63
DAFTAR PUSTAKA
Ali Muhammad Syaikh Quthb, 2005. Amal Shaleh Pengantar ke Surga dan Penyelamat dari Neraka, Jakarta Timur : Pustaka al-Kautsar
Arsyad, A. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Daftar Pustaka (Update 24 Oktober 2012)
Erik, M. A. (2009). Efektivitas Peningkatan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Multimedia Interaktif Model Drill And Practice Dalam Pembelajaran TIK. Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer UPI: Tidak diterbitkan.
Green, T. D. & Brown, A. (2002). Multimedia Project In The Classroom. USA:
Corwin Press, Inc. Heinich, R.; Molenda, M.; Russell, J. & Smaldino, S. (1999). Instructional Media
And Technologies For Learning (6th ed.). USA: Merrill/Prentice Hall. Ikbal Hasan, M (2010), Pokok-Pokok Materi Statistika 2 (Statistik Inferensial),
Jakarta BumiAksara. Munir (2009). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Bandung: Alfabeta. Munir (2010). Prospek Komputer Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Dalam
Sistem Pendidikan Jarak Jauh di Indonesia online. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/ [29 Juli 2010].
Padmanthara, S. (2007). Pembelajaran Berbantuan Komputer Dan Manfaat Sebagai Media Pembelajaran. Jurnal TEKNODIK Vol. 22. pp. 130-144.
Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta Sagala, Syaiful. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensido Offset.
Sumber: http://www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-definisi-hasil-
belajar.html
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Dedi Siswoyo
Vaughan, T. (1994). Multimedia: Making it Work (2nd ed.). USA: McGraw-Hill.
Lampiran 1 Angket Kompetensi Pedagogik Guru
Data Responden
Nama :
Sekolah :
Alamat :
Bapak/ibu guru yang kami hormati angket ini dimaksudkan untuk
mendapatkan informasi tentang sejauh mana keefektifan penggunaan multimedia
interaktif di sekolah Bapak/Ibu, kami gunakan sebagai acuan dalam
pengembangan media pembelajaran bahasa indonesia di SMK Gunung Sari Kota
Makassar yang berbasis Konteks. Oleh karena itu dimohon ketersediaan
Bapak/ibu guru mengisi angket ini sesuai dengan fakta/pendapat yang sebenarnya.
1. Apakah guru pembelajaran bahasa dan sastra menyapa (menanyakan kabar
siswa) ketika masuk ke dalam kelas ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak Pernah
2. Apakah guru pembelajaran bahasa dan sastra memperhatikan tingkah laku
siswa ketika sedang belajar ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak Pernah
3. Membeda-bedakan antara siswa yang satu guru pembelajaran bahasa dan
sastra dengan siswa yang lainnya dalam mengajar ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak Pernah
4. Guru pembelajaran bahasa dan sastra membagi kelompok siswa yang
berkemampuan tinggi, rendah, sedang dalam proses belajar mengajar?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak Pernah
5. Guru pembelajaran bahasa dan sastra mengalami kesulitan mengatur siswa
dalam kelas ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak Pernah
6. Setiap memulai pelajaran, guru mengulas dan menanyakan pelajaran bahasa
dan sastra ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak Pernah
7. Guru pembelajaran bahasa dan sastra tidak memilih materi pembelajaran
yang sesuai dengan tingkat kemampuan belajar siswa ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak Pernah
8. Guru pembelajaran bahasa dan sastra mengikuti urutan materi pembelajaran
dengan memperhatikan tujuan pembelajaran ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak Pernah
9. Guru pembelajaran bahasa dan sastra menguasai materi pelajaran yang
diajarkan ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak Pernah
10. Guru pembelajaran bahasa dan sastra tidak mengacu pada perangkat
pembelajaran pada saat proses belajar mengajar ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak Pernah
11. Guru prmbelajaran bahasa dan sastra mampu menjelaskan materi pelajaran
dengan jelas sehingga mudah dipahami oleh siswa ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak Pernah
12. Dalam menyampaikan bahan pelajaran, guru pembelajaran bahasa dan sastra
tidak memberikan contoh sehingga apa yang disampaikan susah dimengerti ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak Pernah
13. Dalam mengajar, menggunakan metode pembelajaran guru bahasa dan sastra
bervariasi (ceramah, tanya jawab, kerja kelompok) ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak Pernah
14. Guru pembelajaran bahasa dan sastra tidak efektif sehingga semua waktu
belajar siswa tidak dpat termanfaatkan secara baik ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak Pernah
15. Selain buku, papan tulis, aakah guru pembelajaran bahasa dan sastra tidak
menggunakan alat bantu belajar yang lain seperti karton, peta dan sarana
prasarana lainnya ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak Pernah
16. Apakah guru merancang dan membuat alat bantu (alat peraga) belajar yang
sederhana dalam mengajar ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak Pernah
17. Apakah untuk memperlancar proses belajar mengajar guru mewajibkan siswa
untuk membeli semua alat belajar sehingga tidak perlu meminjam lagi ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak Pernah
18. Apakah guru pembelajaran bahasa dan sastra tidak memenfaatkan
perpustakaan dalam proses pembelajaran ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak Pernah
19. Apakah guru pembelajaran bahasa dan sastra melaksanakan ulangan harian
setelah materi embelajaran selesai ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak Pernah
20. Soal-soal yang diberikan guru dalam ulangan tidak sesuai dengan materi yang
diajarkan ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak Pernah
21. Apakah guru pembelajaran bahasa dan sastra memberi nilai sesuai dengan
hasil kerja keras siswa ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak Pernah
22. Setelah proses belajar selesai guru pembelajaran bahasa dan sastra tidak
memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi pelajaran
yang diajarkan ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak Pernah
23. Apakah guru memberikan masukan/saran dalam menyelesaikan masalah
dalam proses pembelajaran ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak Pernah
24. Guru embelajaran bahasa dan sastra islam tidak memberikan motivasi kepada
siswa ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak Pernah
25. Apakah guru pembelajaran bahasa dan sastra memberikan kebebasan dlam
berkreasi ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak Pernah
WAWANCARA
Tema : Multimedia Pembelajaran Interaktif Berbasis Konteks
Tujuan : Mengetahui keefektifan penggunaan Multimedia
pembelajaran interaktif berbasis konteks
Narasumber :
1. Apakah Menurut Bapak/Ibu penggunaan multimedia pembelajaran interaktif
berbasis konteks dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa disekolah
SMK Gunung Sari Makassar?
2. Menurut Bapak/Ibu sudah efektifkah penggunaan multimedia pembelajaran
interaktif berbasis konteks di sekolah SMK Gunung Sari Makassar?
3. Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan saat mengajar dengan menggunakan
multimedia pembelajaran interaktif berbasis konteks di sekolah SMK Gunung
Sari Makassar?
4. Bagaimana antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran bahasa dan
sastra dengan menggunakan multimedia pembelajaran interaktif berbasis
konteks di sekolah SMK Gunung Sari Makassar?
5. Apa kritik dan saran Bapak/Ibu tentang penggunaan multimedia pembelajaran
interaktif berbasis konteks di sekolah SMK Gunung Sari Makassar?
Master Tabel kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar siswa kelas
XI dalam penggunaan multimedia interaktif berbasis konteks
Responden KLS KPG HBS
Epiviana A Frinaldi 1 2 2
Basilius Nansi Radas 4 2 1
Renaidus Hariyando 3 2 1
Paulina Batham 4 2 2
Marlina 1 2 1
Raymundus Hamis 2 2 2
Yuliana Diana Reski 3 2 2
Keterangan :
KLS : Kelas KPG : Kompetensi Pedagogik Guru
1 = XI Teknik Audio video 1 = ˂ 75
2 = XI Teknik Instalasi Tenaga listrik 2 = ≥ 75
3 = XI Teknik Komputer & jaringan
4 = XI Teknik Kendaraan Ringan
HBS : Hasil Belajar Siswa
1 = ˂ 75
2 = ≥ 75
Frequencies
Notes
Output Created 17-Aug-2015 09:09:55
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working
Data File 7
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with
valid data.
Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=KLS KPG HBS
/NTILES=4
/STATISTICS=STDDEV
VARIANCE RANGE MINIMUM
MAXIMUM SEMEAN MEAN
MEDIAN MODE SUM
SKEWNESS SESKEW KURTOSIS
SEKURT
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.031
Elapsed Time 00:00:00.016
Statistics
Kelas
Kompetensi
Pedagogik
Guru
Hasil Belajar
Siswa
N Valid 7 7 7
Missing 0 0 0
Mean 2.57 2.00 1.57
Std. Error of Mean .481 .000 .202
Median 3.00 2.00 2.00
Mode 1a 2 2
Std. Deviation 1.272 .000 .535
Variance 1.619 .000 .286
Skewness -.222 -.374
Std. Error of Skewness .794 .794 .794
Kurtosis -1.715 -2.800
Std. Error of Kurtosis 1.587 1.587 1.587
Range 3 0 1
Minimum 1 2 1
Maximum 4 2 2
Sum 18 14 11
Percentiles 25 1.00 2.00 1.00
50 3.00 2.00 2.00
75 4.00 2.00 2.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Frequency Table
Kelas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid XI Teknik Audio Video 2 28.6 28.6 28.6
XI Teknik Instalasi Tenaga Listrik 1 14.3 14.3 42.9
XI Teknik Komputer & Jaringan 2 28.6 28.6 71.4
XI Teknik Kendaraan Ringan 2 28.6 28.6 100.0
Total 7 100.0 100.0
Kompetensi Pedagogik Guru
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid > atau sama dengan 75 7 100.0 100.0 100.0
Hasil Belajar Siswa
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid < 75 3 42.9 42.9 42.9
> atau sama dengan 75 4 57.1 57.1 100.0
Total 7 100.0 100.0
Descriptives
Notes
Output Created 17-Aug-2015 09:10:52
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 7
Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are treated as
missing.
Cases Used All non-missing data are used.
Syntax DESCRIPTIVES VARIABLES=KLS KPG
HBS
/STATISTICS=MEAN SUM STDDEV
VARIANCE RANGE MIN MAX SEMEAN
KURTOSIS SKEWNESS.
Resources Processor Time 00:00:00.031
Elapsed Time 00:00:00.015
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean
Std.
Deviation Variance Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
Std.
Error Statistic Statistic Statistic
Std.
Error Statistic
Std.
Error
Kelas 7 3 1 4 18 2.57 .481 1.272 1.619 -.222 .794 -1.715 1.587
Kompetensi
Pedagogik Guru 7 0 2 2 14 2.00 .000 .000 .000 . . . .
Hasil Belajar
Siswa 7 1 1 2 11 1.57 .202 .535 .286 -.374 .794 -2.800 1.587
Valid N (listwise) 7
T-Test
Notes
Output Created 17-Aug-2015 09:12:57
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 7
Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each analysis are based on the
cases with no missing or out-of-range data for
any variable in the analysis.
Syntax T-TEST
/TESTVAL=0
/MISSING=ANALYSIS
/VARIABLES=KLS KPG HBS
/CRITERIA=CI(.9500).
Resources Processor Time 00:00:00.000
Elapsed Time 00:00:00.031
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Kelas 7 2.57 1.272 .481
Kompetensi Pedagogik Guru 7 2.00 .000a .000
Hasil Belajar Siswa 7 1.57 .535 .202
a. t cannot be computed because the standard deviation is 0.
One-Sample Test
Test Value = 0
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Kelas 5.347 6 .002 2.571 1.39 3.75
Hasil Belajar Siswa 7.778 6 .000 1.571 1.08 2.07
top related