karya ilmiah konseptual by Yonki Hendriyanto
Post on 30-Jun-2015
2953 Views
Preview:
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat, berupa lambang
bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Dengan demikian, bahasa
secara umum berfungsi sebagai alat komunikasi atau alat perhubungan antar
anggota masyarakat. Suatu komunikasi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia,
dengan mempergunakan bunyi, komunikasi antar masyarakat dapat mengambil
bentuk lain berupa : isyarat-isyarat, bunyi lonceng, peluit dan sebagainya.
Salah satu penekanan pokok dalam tujuan pendidikan dasar adalah agar
tamatan sekolah dasar menguasai "Calistung", hal ini dimaksudkan agar
penekanan pembelajaran Bahasa Indonesia dan berhitung menjadi kunci utama
dalam proses pembelajaran. Untuk memperoleh hasil yang optimal, maka
peningkatan mutu. pendidikan harus diupayakan secara terus menerus terencana
dan bertahap. Salah satu upaya yang telah dilaksanakan ke arah tersebut adalah
ketrampilan bercerita pada siswa. Banyak teknik yang ditempuh oleh guru dalam
usaha meningkatkan prestasi bercerita pada siswanya, salah satu teknik yang
ditempuh adalah agar pembelajaran bercerita pada kelas awal hendaknya selalu
dicarikan metode dan teknik yang tepat.
Agar dalam berkomunikasi berjalan dengan lancar maka diperlukan
pengajaran Bahasa Indonesia secara benar. Pengajaran bahasa akan tercapai jika
ditunjang oleh peningkatan dan pembinaan bahasa serta kemampuan memahami
i
Bahasa Indonesia secara sempurna sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa yang telah
ditentukan.
Berbicara mempunyai peranan yang sangat, penting dalam. kehidupan
manusia sepanjang masa dan merupakan keterampilan yang sangat diperlukan
dalam suatu masyarakat berbudaya. Kegiatan membantu serta membimbing para
pelajar untuk mengembangkan serta meningkatkan pengetahuan yang mereka
butuhkan.
Berbicara adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata--
kata. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka kesan yang tersurat dan yang tersirat
tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses berbicara tidak terlaksana dengan
baik. ( Tarigan, 1996: 7)
Peranan berbicara dalam. pembentukan kepribadian sangatlah penting.
( Burhan, 1997:27). Dengan berbicara manusia akan mengetahui apa yang terjadi
saat ini, dan masa lampau. Dapat dikatakan bahwa membaca merupakan kunci
untuk mengenal sesuatu, memperoleh sesuatu, dan mengerjakan sesuatu. Di
sekolah, berbicara merupakan salah satu kegiatan penting dari semua mata
pelajaran. Berbicara. merupakan salah satu alat yang sangat penting untuk dapat
menangkap isi bacaan.
Pengetahuan yang diperoleh siswa sebagian berasal dari membaca buku--
buku. Negara-negara yang sudah maju menyadari betul akan pentingnya peranan
membaca, dengan demikian pelajaran membaca merupakan pelajaran yang
i
terpenting dalam sistem pendidikan sejak dari sekolah dasar sampai dengan
perguruan tinggi.
Masalahnya sekarang, apakah hasil pengajaran berbicara khususnya
bercerita telah sesuai dengan apa yang kita harapkan? Bagaimanakah hasil
pengajaran berbicara di Sekolah Dasar? Bagaimanakah hasil pengajaran berbicara
di Sekolah Menengah? dan bagaiamana pula hasil pengajaran berbicara di
Perguruan Tinggi? Untuk mengetahui gambaran secara jelas dari hasil pengajaran
membaca itu perlu diadakan penelitian.
Penerapan pembelajaran berbicara selain mempunyai sejumlah kelebihan
ternyata telah memunculkan masalah-masalah baru dalam proses belajar
berbicara. Misalnya, murid hanya mampu menghafal kata-kata tanpa huruf. Selain
itu murid sering mengalami kesulitan berbicara terutama melafalkan kata-kata
tertentu. Ditemukan murid yang lambat dalam berbicara, karena harus dilalui
dengan mengeja terlebih dahulu.
Memperhatikan kurikulum nasional, fungsi bahasa Indonesia berperan
sangat penting yakni sebagai sarana membuka jendela ilmu pengetahuan. Dengan
pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia akan mempermudah meraih
dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Oleh karena itu
pembelajaran bahasa Indonesia di semua jenis dan jenjang pendidikan harus
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, termasuk di SD Negeri Wringinanom IV
Kecamatan Kuripan, Kabupaten Probolinggo.
Mengungkapkan perasaan menjadi kalimat merupakan kegiatan yang tidak
kalah pentingnya dengan kaidah-kaidah penggunaan Bahasa Indonesia seperti
i
membaca dan menulis. Sebab mengungkapkan perasaan berupa kata-kata yang
tersusun sama halnya menyampaikan hasil pesan tertulis menjadi pesan lisan.
Menyadari bahwa bercerita mempunyai peranan vang sangat penting
dalam kehidupan manusia sepanjang masa. Karena itu bercerita merupakan
ketrampilan yang sangat diperlukan dalam suatu masyarakat berbudaya. Kegiatan
bercerita sangat membantu para pelajar untuk mengembangkan serta
meningkatkan pengetahuan yang mereka butuhkan.
Menurut Tarigan, (1996:7) mengungkapkan Bercerita adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan untuk menyampaikan pesan secara lisan dari pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka kesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses bercerita tidak terlaksana dengan baik
Banyak keluhan yang muncul baik dari kalangan masyarakat, pendidik,
dan pengajar maupun dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia sendiri, bahwa
pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah dari tahun ke tahun senantiasa
menunjukkan hasil yang kurang menggembirakan, terutama pengajaran berbicara
atau bercerita di kelas rendah.
Kemampuan siswa dalam bercerita sangatlah berpengaruh pada
kelancaran mereka dalam penerimaan pelajaran yang lain di sekolah, sebab
kemampuan bercerita akan dapat memunculkan rasa percaya diri anak yang pada
akhirnya akan mempengaruhi minat anak untuk belajar ilmu yang lain.
Pelajaran Bahasa Indonesia di bidang berbicara tidak sekedar bertujuan
agar siswa mampu berbicara, tetapi pelajaran berbicara yang di dalamnya
termasuk bercerita juga termasuk dalam pengembangan ranah afektif. Oleh
karenanya ia akan mempengaruhi hal-hal yang berkaitan dengan perasaan. Bidang
i
efektif mencakup tujuan yang berhubungan dengan perubahan minat, sikap,
mental, nilai, dan perkembangan, apresiasi, maka pengajaran bercerita harus
sampai pada tujuan membina kepekaan estetis dan sikap batin positif.
Dalam rangka menggapai tujuan tersebut, sebagai guru di kelas awal
penulis mencoba berbagai upaya untuk mencapai tujuan tersebut, di antaranya
mempersiapkan media serta metode sehingga tercipta suasana yang kondusif
untuk pembelajaran di kelas III. Namun keberhasilan belajar yang dicapai boleh
dikatakan kurang memuaskan. Hal ini disebabkan adanya beberapa kendala yang
dapat menghambat pencapaian tujuan tersebut. Kendala yang sangat menonjol
yang dihadapi guru kelas di desa umumnya adalah perbedaan latar belakang siswa
kelas 1 yang masuk ke sekolah. Keberagaman latar belakang tersebut meliputi
bekal pendidikan pra sekolah, latar belakang keluarga, serta anak-anak yang
terlalu dini masuk ke sekolah, dan bahasa ibu khususnya di daerah Probolinggo
yang beragam. Keberagaman tersebut menyebabkan kesulitan dari guru untuk
memberikan perlakuan pada anak didik, terutama dalam pelajaran bahasa
Indonesia pada aspek berbicara.
Berangkat dari keadaan seperti di atas penulis mencoba konsep belajar
yang inovatif dalam melatih ketrampilan berbahasa yang baik dan benar dalam
bercerita melalui media gambar seri untuk membantu siswa kelas III SD Negeri
Wringinanom IV Kecamatan Kuripan, Kabupaten Probolinggo.
1.2 Rumusan Masalah
i
Masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah kesulitan siswa dalam
bercerita, khususnya menceritakan sesuatu yang telah dilihat, maupun yang
dialaminya. maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan ini adalah Apakah
melalui media gambar seri dapat meningkatkan motivasi mengarang pada siswa
kelas III SD Negeri Wringinanom IV Kecamatan Kuripan, Kabupaten
Probolinggo?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk
mengetahui peningkatan motivasi belajar mengarang melalui media gambar seri
pada siswa kelas III SD Negeri Wringinanom IV Kecamatan Kuripan,
Kabupaten Probolinggo.
1.4 Hipotesis Tindakan
Dengan memperhatikan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka
sebagai hipotesis tindakan adalah : Jika pembelajaran bercerita dilakukan melalui
media gambar seri, maka kemampuan mengarang pada siswa kelas III SD Negeri
Wringinanom IV Kecamatan Kuripan, dapat ditingkatkan.
1.5 Manfaat Hasil Penelitian.
Hasil penelitian diharapkan akan sangat bermanfaat bagi pengelolaan
pembelajaran, khususnya guru kelas III, yaitu penelitian tindakan kelas tentang
peningkatan ketrampilan bercerita ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai
pihak terutama :
i
1.5.1 Bagi Kepala Sekolah, penelitian ini dapatnya akan bermanfaat untuk
tambahan bekal pengalaman sebagai pedoman lebih lanjut dalam
mengambil kebijakan di sekolah dalam memberikan bimbingan mengajar
kepada guru kelas III dan pengembangan lebih lanjut.
1.5.2 Bagi Guru, hasil penelitian ini dapatnya bermanfaat dalam menambah
khasanah keilmuannya, sehingga semakin luas wawasan kependidikan dan
bertambah wawasan berfikir inovatif dan kreatif dalam pendidikan ke
depan. Terutama dalam memperkaya bekal berimprovisasi dalam
pembelajaran yang penuh kreatif yang pada akhirnya akan menyenangkan
bagi anak dalam pembelajaran lebih lanjut.
1.5.3 Bagi Siswa, model pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran media gambar seri ini dapat memberi motivasi belajar yang
lebih baik, lebih aktif dalam belajar dan mampu mengarang secara runtut
sesuai dengan gambar yang diamatinya.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian tindakan ini dibatasi pada siswa kelas III SD. SD
Negeri Wringinanom IV Kecamatan Kuripan, Kabupaten Probolinggo pada
semester II tahun pelajaran 2005/2006, mengingat keterbatasan waktu dan
pengalaman, maka penelitian tindakan ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada
bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2006.
1.7 Definisi Operasional
1.7.1 Peningkatan
i
Menurut Anton Mulyono.(1 990:95 1), "Peningkatan adalah suatu proses,
cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dan sebagainya.) kini telah
diadakan di bidang pendidikan; Menteri Pendidikan menentukan perlunya
pengawasan terhadap proses pembelajaran"
Dari penjelasan istilah tersebut maka yang dimaksud dengan peningkatan
adalah suatu usaha untuk melaksanakan kegiatan yang lebih baik dari yang telah
dilaksanakan
1.7.2 Mengarang : Mengarang merupakan salah satu ruang lingkup pembelajaran
mata pelajaran Bahasa Indonesia dari unsur berbicara sebagaimana
disebutkan dalam kurikulum Bahasa Indonesia sebagai berikut :
Ruang lingkup standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia SD dan
MI terdiri dari aspek :
1 . Mendengarkan ;
2. Berbicara ; seperti mengungkapkan gagasan dan perasaan; menyampaikan
sambutan, dialog, pesan, pengalaman, suatu proses, menceritakan diri sendiri,
teman, keluarga, masyarakat, benda, tanaman, binatang, pengalaman, gambar
tunggal, gambar seri, kegiatan sehari - hari, peristiwa, tokoh, kesukaan /
ketidaksukaan, kegemaran, peraturan, tata tertib, petunjuk, dan laporan serta
mengapresiasikan dan berekspresi sastra melalui kegiatan melisankan hasil
sastra berupa dongeng, cerita anak -anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi
anak, syair lagu, pantun. dan drama anak.
3. Membaca; ...............
4. Menulis; ................
i
1.7.3 Media Pengajaran
Media pembelajaran dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Media adalah wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin
diteruskan kepada penerima pesan tersebut.
2. Bahwa materi yang ingin disampaikan adalah pesan instruksional.
3. Tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar pada penerima
pesan (anak didik)
1.7.4 Gambar Seri
Gambar seri adalah rangkaian beberapa gambar yang memiliki makna
berhubungan antara gambar yang satu dengan yang lainnya, gambar-gambar ini
mudah dibuat atau didapatkan oleh guru maupun siswa melalui majalah-majalah
atau surat kabar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
i
2.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
2.1.1 Rasional
Mata pelajaran Bahasa Indonesia diberikan di semua jenjang pendidikan
formal. Dengan demikian diperlukan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang memadai dan efektif sebagai alat berkomunikasi, berinteraksi
sosial, media pengembangan ilmu dan alat pemersatu Bangsa.
Daerah/sekolah dapat secara efektif menjabarkan standar kompetansi
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan. Standar kompetansi mata pelajaran Bahasa
Indonesia bersumber pada hakikat pembelajaran bahasa, yaitu belajar bahasa
adalah belajar berkomunikasi dan belajar sastra adalah belajar menghargai
manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa
Indonesia mengupayakan peningkatan kemampuan siswa untuk berkomunikasi
secara lisan dan tertulis serta menghargai karya cipta bangsa Indonesia. Standar
kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia memberikan akses pada situasi lokal
dan global yang menanankan keterbukaan, kemasa depanan, dan kesegajatan.
Dengan demikian siswa menjadi terbuka beragam informasi dan dapat menyaring
yang berguna, belajar menjadi diri sendiri, dia menyadari akan eksistensi
budayanya tidak tercabut dari lingkungannya.
2.1.2 Pengertian
Bahasa merupakan sarana untuk saling berkomunikasi, saling berbagai
pengalaman, saling belajar dari yang lain, serta untuk meningkatkan kemampuan
i
intelektual dan kesastraan merupakan salah satu sarana untuk pemahaman
tersebut. Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah program
untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan berbahasa, dan sikap positif
terhadap Bahasa Indonesia, serta menghargai manusia dan nilai – nilai
kemanusian.
2.1.3 Fungsi dan Tujuan
2.1.3.1 Fungsi
Standar Kompetensi ini disiapkan dengan mempertimbangkan kedudukan
dan fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara serta
sastra Indonesia sebagai hasil cipta intelektual produk budaya yang
berkonsekuensi pada fungsi mata pelajaran, Bahasa Indonesia sebagai (1) Sarana
pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa, (2) Sarana budaya, (3) Sarana
peningkatan pengetahuan dan ketrampilan untuk meraih dan mengembangkan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, (4) Sarana penyebarluasan pemakaian
Bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai keperluan menyangkut berbagai
masalah, (5) Sarana pengembangan penalaran dan (6) Sarana pemahaman
beragam budaya Indonesia melalui khasanah kesastraan Indonesia.
2.1.3.2 Tujuan
Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai
berikut
1. Siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan (nasional) dan bahasa negara.
i
2. Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta
menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam - macam tujuan,
keperluan, dan keadaan.
3. Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan
kematangan sosial
4. Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis)
5. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
6. Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
2.1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia SD
dan MI terdiri dari aspek
1. Mendengarkan;
Seperti mendengarkan berita, petunjuk, pengumuman, perintah, bunyi
atau suara, bunyi bahasa, lagu, kaset, pesan, penjelasan, laporan, ceramah,
khotbah, pidato, pembicaraan nara sumber, dialog atau percakapan,
pengumuman, serta perintah yang didengar dengan memberikan respon secara
tepat serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan
mendengarkan hasil sastra berupa dongeng, cerita anak - anak, cerita rakyat,
cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun dan menonton drama anak.
i
2. Berbicara;
Seperti mengungkapkan gagasan dan perasaan; menyampaikan sambutan,
dioalog, pesan, pengalaman, suatu proses, menceritakan diri sendiri, teman,
keluarga, masyarakat, benda, tanaman, binatang, pengalaman, gambar
tunggal, gambar seri, kegiatan sehari - hari, peristiwa, tokoh, kesukaan /
ketidaksukaan, kegemaran, peraturan, tata tertib, petunjuk, dan laporan serta
mengapresiasikan dan berekspresi sastra melalui kegiatan melisankan hasil
sastra berupa dongeng, cerita anak - anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi
anak, syair lagu, pantun, dan drama anak.
3. Membaca;
Seperti membaca huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf, berbagai teks
bacaan, denah, petunjuk, tata tertib, pengumuman, kamus, ensiklopedia serta
mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan membaca hasil sastra
berupa dongeng, cerita anak - anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak,
syair lagu, pantun, dan drama anak. Kompetensi membaca juga diarahkan
menumbuhkan budaya membaca.
4. Menulis;
Seperti menulis karangan naratif dan non naratif dengan tulisan rapi jelas
dengan memperhatikan tujuan dan ragam pembaca, pemakaian ejaan dan
tanda baca, dan kosakata yang tepat dengan menggunakan kalimat tunggal dan
14 kalimat majemuk serta mengapresiasikan kopentensi menulis juga
diarahkan menumbuhkan kebiasaan menulis.
i
2.2 Media Pengajaran
2.2.1 Pengertian Media Pengajaran
Kata media merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti perantara,
sedangkan menurut istilah adalah wahana pengantar pesan. Beberapa teknologi
pengajaran, banyak memberikan batasan definissi tentang media pengajaan,
diantaranya
a. Menurut AECT (Association of Education and Communication Tecnonology)
memberi batasan mengenai media sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan orang untuk menyalurkan pesan informasi.
b. Menurut NEA (National Education Assocation) menyatakan bahwa media
adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta
peralatannya. Dan hendaknya dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan
dibaca. Gagne menyatakan bahwa, media adalah berbagai jenis komponen
dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.
d. Briggs berpendapat, media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan
pesan serta. merangsang siswa untuk belajar, misalnya buku, film bingkai,
kaset dan lain-lain (Soetomo, 1993:197-198).
Perkembangan selanjutnya Martin dan briggs (1986) memberikan batasan
mengenai media pembelajaran yaitu mencakup semua sumber yang diperlukan
untuk melakukan komunikasi dengan siswa (Muhaimin dkk, 1996: 1).
Dari berbagai pendapat yang dikemukakan di atas penulis mempunyai
pengertian bahwa pengertian media pembelajaran adalah sebagai berikut :
i
1. Media adalah wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin
diteruskan kepada penerima pesan tersebut.
2. Bahwa materi yang ingin disampaikan adalah pesan instruksional.
3. Tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar pada penerima
pesan (anak didik)
Berdasarkan beberapa batasan tentang media pengajaran, maka dapat
dikemukakan ciri-ciri umum, yang terkandung dalam media pengajaran, antara
lain
2.2.1.1 Media pembelajaran memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal
sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu yang dapat dilihat, di
dengar atau diraba dengan panca indera.
2.2.1.2 Media pembelajaran memiliki pengertian non fisik yang dikenal sebagai
soft ware (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam
perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada
siswa.
2.2.1.3 Penekanan media pembelajaran terdapat pada visual dan audio.
2.2.1.4 Media pembelajaran memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar
baik dalam kelas maupun di luar kelas.
2.2.1.5 Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi
guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
2.2.1.6 Media pembelajaran dapat digunakan secara massa (misalnya; radio,
telivisi) kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya : slide, video,
i
OHP) atau. perorangan (misalnya : modul, computer, radio, tape/kaset
video recorder).
Jadi dari batasan-batasan dan cirri-ciri umum. di atas media pengajaran
berupa hard ware dan bias dilihat serta di dengar dan juga bias membantu guru
untuk memperlancar dalam proses belaJar mengaJar sehingga terjadi kornunikasi
dan interaksi edukatif, dan mempermudah siswa dalam memahami pesan yang
disampaikan oleh guru.
2.2.2 Jenis-jenis Media Pengajaran
Ada beberapa jenis media pengajaran yang dapat digunakan dalam proses
belajar mengajar. Jenis media pengajaran tersebut, antara lain :
2.2.2.1 Media Grafis
Media grafis adalah media visual. Dalam media ini, pesan yang akan
disampaikan dapat dituangkan dalam bentuk symbol. Oleh karena itu symbol--
simbol yang digunakan perlu difahami benar artinya, agar dalam penyampaian
materi dalam proses belajar mengajar dapat berhasil secara efektif dan efisien.
Media grafis selain sederhana dan mudah pembuatannya, media grafis
juga termasuk media yang relative murah ditinjau dari segi biayanya. Adapun
jenis-jenis media grafis, antara lain
1) Gambar/Foto
2) Sketsa
2.2.2.2 Diagram
Diagram adalah suatu gambar sederhana yang dirancang untuk
menggambarkan hubungan timbale balik, yang menggunakan garis-garis dan
i
symbol-simbol. Diagram biasanya menggambarkan struktur dari obyeknya secara
garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat
proses yang ada di situ.
1) Bagan
2) Grafik
3) Kartun
2.2.2.3 Media Audio
Media audio berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan
indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam lambang--
lambang auditif, baik verbal maupun non verbal. Ada beberapa jenis media yang
dapat dikelompokkan dalam media audio, antara lain
1 ) Radio
2) Alat Perekam Pita Magnetik (tape recorder)
3) Laboratorium Bahasa
4) Media Proyeksi Diam
2.3 Gambar Seri
2.3.1 Contoh-contoh Gambar Seri
Gambar seri adalah rangkaian beberapa gambar yang memiliki makna
berhubungan antara gambar yang satu dengan yang lainnya, gambar-gambar ini
mudah dibuat atau didapatkan oleh guru maupun siswa melalui majalah-majalah
atau surat kabar, misalnya :
i
2.3 Pendekatan Pembelajaran
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD & MI
1. Mendengarkan
Mampu berdaya tahan dalam berkonsentrasi mendengarkan sampai
dengan tiga puluh menit, dan mampu menyerap gagasan pokok dari berita,
petunjuk, pengumuman, perintah, bunyi atau suara, bunyi bahasa, lagu, kaset,
pesan, penjelasan, laporan, ceramah, khotbah, pidato, pembicaraan narasumber,
dialog serta percakapan yang didengar dengan memberikan respon secara tepat
serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan mendengarkan hasil
sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak,
syair lagu, pantun dan menonton drama anak.
Berbicara
Mampu mengungkapkan gagasan dan perasaan; menyampaikan
sambutan, dialog, pesan, pengalaman, suatu proses, menceritakan diri sendiri,
teman, keluarga, masyarakat, benda, tanaman, binatang, pengalaman, gambar
tunggal, gambar seri, kegiatan sehari-hari, peristiwa, tokoh, kesukaan /
ketidaksukaan, kegemaran, peraturan, tata tertib, petunjuk, dan laporan serta
mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan melisankan hasil sastra
berupa berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi
anak, syair lagu, pantun, dan drama anak.
Membaca
i
Mampu membaca huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf, berbagai teks
bacaan, denah, petunjuk, tata tertib, pengumuman, kamus, ensiklopedia serta
mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan membaca hasil sastra
berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair
lagu, pantun, dan drama anak. Kompetensi membaca juga diarahkan
menumbuhkan budaya membaca.
Menulis
Mampu menulis huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf dengan tulisan
yang rapi dan jelas menulis karangan sederhana, berbagai petunjuk berbagai, teks
percakapan, surat pribadi dan surat resmi dengan memperhatikan tujuan dan
ragam pembaca dan menggunakan ejaan dan tanda baca serta kosakata yang tepat
dengan menggunakan kalimat tunggal dan kalimat majemuk, menulis berbagai
formulir, pengumuman, tata tertib, berbagai laporan, buku harian, poster, Man,
teks pidato dan sambutan, ringkasan dan rangkuman, dan prosa serta puisi
sederhana. Kompetensi menulis juga diarahkan menumbuhkan kebiasaan menulis.
Fungsi utama. bahasa adalah sebagai alat untuk berkomunikasi. Dengan
demikian, setiap warga dituntut untuk terampil berbahasa. Bila setiap Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, Hasil Belajar, Indikator, dan Materi Pokok yang
dicantumkan dalam Standar Kompetensi ini merupakan bahan minimal yang
harus dikuasai siswa. Oleh karena itu, daerah, sekolah, atau guru dapat
mengembangkan, menggabung, atau, menyesuaikan bahan yang disajikan dengan
situasi dan kondisi setempat. Sehingga dengan demikian maka dari kompetensi
i
dasar tersebut di atas maka kegiatan mengarang pada kelas empat dapat
digolongkan pada aspek pembelajaran berbicara dan menulis.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Perencanaan
Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas diperlukan perencanaan
yang matang sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Adapaun
kegiatan yang dilakukan pada perencanaan antara lain
3.1.1 Observasi Awal
Kegiatan observasi awal di lapangan sangat diperlukan dalam penelitian
untuk mengetahui lebih jauh tentang obyek penelitian yang akan dilakukan.
Dalam kegiatan observasi penelitian ini untuk mengetahui keadaan sebenarnya
tentang guru dan siswa yang belajar di SD Negeri Wringinanom IV Kecamatan
Kuripan, Kabupaten Probolinggo.
3.1.2 Persiapan Penelitian
Dalam kegiatan ini penulis menyusun dan mengajukan proposal penelitian
yang di dalamnya mencakup tentang mempersiapkan jadwal, konsultasi dan alat--
alat penelitian.
3.2 Prosedur Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
PTK menggambarkan sebagai suatu proses yang dinamis meliputi aspek
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang merupakan langkah berurutan
i
dalam satu siklus atau daur berhubungan dengan siklus berikutnya. Alur
pelaksanaan PTK digambarkan dalam bentuk spiral sebagai berikut :
Memperhatikan alur pembahasan sebagaimana di atas, penulis berupaya
menghimpun masalah-masalah yang timbul untuk diidentifikasi, kemudian
dilakukan perencanaan, dari perencanaan yang ada ditindak lanjuti dengan
tindakan penelitian yang dilengkapi dengan kegiatan observasi terhadap kegiatan
tindakan. Dari hasil kegiatan ini refleksi kembali untuk mengetahui kekurangan
dan kelebihan dalam satu siklus kegiatan.
3.3 Refleksi
Dalam kegiatan refleksi ini peneliti mengidentifikasi masalah-masalah
yang timbul pada proses pembelajaran sebelumnya kemudian dilakukan
penyusunan program pemecahan pada siklus berikutnya yang dituangkan dalam
bentuk empat tahapan, diantaranya perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
3.4 Subyek Penelitian
Subyek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan
siswa kelas III SD Negeri Wringinanom IV Kecamatan Kuripan, Kabupaten
Probolinggo pada waktu proses belajar mengajar berlangsung yakni dalam
menggunakan media pembelajaran gambar seri untuk mengembangkan
kompetensi minat belajar, aktivitas dalam belajar dan mampu menyelesaikan
tugas dengan baik.
3.5 Instrumen Penelitian
i
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah lembar observasi dan lembar penilaian. Adapun lembar observasi yang
dipergunakan adalah sebagai berikut :
Lembar Observasi
Hari : Tanggal : Tema : Kelompok :
No NamaAspek yang Diobservasi
Minat Belajar Aktivitas Belajar
Keterangan√ = bersungguh-sungguh - = kurang bersungguh-sungguh
Adapun lembar penilaian yang dijadikan acuan oleh peneliti adalah sebagai berikut :Hari : Tanggal : Tema : Kelompok :
Lembar Penilaian
No NamaPenilaian
Jumlah NilaiA B C D
Keterangan A = baik, jelas dan benar, antara 86 - 100B = baik, jelas dan kurang benar 71 - 8 5C= baik, kurang jelas, dan kurang benar 55-70D= tidak baik, tidak jelas dan tidak benar 0-54
i
3.6 Teknik Analisa Data
Dalam penelitian ini analisis data di lapangan dilakukan sesudah
berakhimya pengumpulan data. Mengenai analisis data Moleong (2002:102)
mengemukakan bahwa, analisis data adalah proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan
oleh data.
Dari rumusan tersebut di atas dapatlah ditarik pemikiran bahwa analisis
data bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul
banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar,
foto, dan dokumen berupa laporan, dan sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam
hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode dan
mengategorikannya.
Data hasil observasi pembelajaran dianalisis bersama-sama dengan mitra
kolaborasi pelaksanaan pembelajarannya merupakan kolaborasi penulis dengan
guru kelas III SD Negeri Wringinanom IV Kecamatan Kuripan, Kabupaten
Probolinggo, kemudian ditafsirkan berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman
guru. Sedangkan hasil belajar siswa (evaluasi dianalisis berdasarkan ketentuan
belajar siswa).
i
BAB 1V
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Selintas Tentang Setting
Peneliti mengadakan wewancara dengan guru tentang masalah
kemampuan guru dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, atas saran dan ijin
serta kesediaanya kepala sekolah menjadi observer dan sekolah sebagai dijadikan
subyek penelitian.
Menyusun skenario pembelajaran dan mendiskusikan penyusunan rencana
pembelajaran, langkah pembelajaran serta jadwal kegiatan kepada guru untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan desain peneliti serta
menyiapkan lembar pengamatan untuk observer.
4.2 Tahapan
Kegiatan dalam penelitian tindakan kelas ini tentang peningkatan belajar
bercerita melalui media gambar seri yang dilaksanakan pada kelas III SD Negeri
Wringinanom IV Kecamatan Kuripan Kabupaten Probolinggo., melalui tahapan-
tahapan sebagai berikut:
4.2.1 Perencanaan
Kegiatan perencanaan meliputi penetapan materi pembelajaran Bahasa
Indonesia dan penetapan alokasi waktu pelaksanaannya bulan (Maret -Mei 2006)
4.2.2 Tindakan
Dalam kegiatan tindakan meliputi seluruh proses kegiatan belajar
mengajar melalui model pembelajaran menggunakan menggabungkan gambar
dengan suku kata sebagai media pembelajaran.
i
4.2.3 Observasi
Dalam kegiatan observasi adalah kegiatan yang dilaksanakan bersamaan
dengan proses pembelajaran meliputi peningkatan minat belajar, aktivitas dan
kemampuan menyelesaikan soal.
4.2.4 Refleksi
Dalam kegiatan refleksi yang dilakukan antara lain, meliputi kegiatan
analisis hasil pembelajaran dan sekaligus menyusun rencana perbaikan pada siklus
berikutnya.
Pelaksanaan penelitian dilakukan secara kolaborasi antara kepala sekolah,
guru kelas dan guru senior, SD Negeri Wringinanom IV Kecamatan Kuripan,
Kabupaten Probolinggo, yang membantu dalam pelaksanaan observasi dan
refleksi selama penelitian berlangsung, sehingga secara tidak langsung kegiatan
penelitian bisa terkontrol sekaligus menjaga kevalidan hasil penelitian.
4.3 Penjelasan Persiklus
Penelitian menggabungkan media gambar dengan suku kata melalui
beberapa tahapan yakni perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi dan
dilaksanakan dalam 3 siklus sebagai berikut
4.3.1 Siklus I (Pertama)
Dalam siklus pertama ini peneliti penelitian tindakan kelas dan proses
sebagai berikut :
4.3. 1.1 Perencanaan
Kegiatan perencanaan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi
a) Penyusunan Satuan Pembelajaran
i
Rencana Pembelajaran
Mata Pelajaran : Bahasa IndonesiaAspek : Menulis/mengarangTema : KegiatanKelas / Semester : III/I Waktu : 2 jam pelajaran (80 menit)Kompetensi Dasar : Menulis cerita rekaanHasil Belajar : Menulis cerita rekaan berdasarkan pengalaman
dengan bahasa yang runtut dan menggunakan EYD yang tepat
Indikator : - Mengidentifikasi Ciri-ciri rekaan - Menentukan tema / topik cerita - Menentukan gagasan pokok cerita - Menyusun Kerangka cerita - Menulis cerita dengan gaya penceritaan yang
menarik, sehingga pembaca dapat ikut membayangkan isi dan perasaan penulis
- Cerita Rekaan pengalaman masning-masing anak
Sumber Belajar : Gambar seri Evaluasi : Dalam Proses Kegiatan Awal- Guru menjelaskan langkah-langkah dan prosedur mengarang.- Menyiapkan. gambar sesuai dengan permasalahan- Membagikan gambar seri pada kelompokKegiatan Inti :- Menugaskan kelompok untuk mendiskusikan gambar seri yang diterima- Guru membimbing untuk menentukan judul karangan- Guru membimbing menyusun Paragraf- Melaporkan hasil diskusi kelompok- Mencoba menulis karangan secara individuPenutup- Guru memberi penghargaan kepada siswa yang berhasil.- Memajangkan hasil pajangan.
b) Menyiapkan gambar seri yang hendak dibahas :
i
c) Menyiapkan blangko observasi
d) Menyiapkan blangko evaluasi
4.3.1.2 Tindakan
Kegiatan tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi :
a) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum
b) Membentuk kelompok (4 K1p @ 4 anak)
c) Memberikan beberapa gambar / masalah
d) Tiap kelompok memilih masalah sendiri
e) Diskusi kelompok membahas masalah masing-masing
f) Membantu secukupnya pada masing-masing kelompok.
g) Melaporkan hasil diskusi kelompok
4.3.1.3 Observasi
Kegiatan observasi dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi
a) Mengamati perilaku siswa terhadap penggunaan model pembelajaran
b) Memantau diskusi / kerjasama antar siswa
c) Mengamati proses transfer kelompok
d) Mengamati pemahaman masing-masing anak.
4.3.2.4 Refleksi
Kegiatan refleksi dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi
a Mencatat hasil observasi
b Mengevaluasi hasil observasi
c Menganalisa hasil pembelajaran
d Memperbaiki kelemahan untuk daur berikutnya.
i
4.3.3 Siklus II (Kedua)
Dalam siklus kedua ini peneliti menetapkan langkah dan proses sebagai
berikut : 4.3.2.1 Perencanaan
Kegiatan perencanaan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi
a) Menyusun rencana pembelajaran
b) Memadukan hasil refleksi daur I agar daur II lebih efektif
c) Menyiapkan blangko observasi
d) Menyiapkan blangko evaluasi
4.3.2.2 Tindakan
Kegiatan tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi
a) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar dan informasi hasil pada daur I
b) Membentuk kelompok (4 K1p @ 4 anak)
c) Memberikan beberapa gambar / masalah
d) Tiap kelompok memilih masalah sendiri
e) Diskusi kelompok membahas masalah masing-masing
f) Membantu secukupnya pada masing-masing kelompok
g) Melaporkan hasil diskusi kelompok
4.3.2.3 Observasi
Kegiatan observasi dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi
a) Mengamati perilaku siswa terhadap penggunaan model pembelajaran
b) Mengamati proses transfer informasi
c) Mengamati catatan dan pemahaman masing-masing anak.
4.3.2.4 Refleksi
i
Kegiatan refleksi dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi
a) Mencatat hasil observasi
b) Mengevaluasi hasil observasi
c) Menganalisa hasil pembelajaran
d) Memperbaiki kelemahan untuk daur berikutnya
4.3.3 Siklus III ( ketiga )
Dalam siklus ketiga ini peneliti menetapkan langkah dan proses sebagai berikut :
4.3.3.1 Perencanaan
Kegiatan perencanaan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi
a) Menyusun rencana pelajaran
b) Mengoptimalkan waktu
c) Menyiapkan blangko observasi
d) Menyiapkan blangko evaluasi
4.3.3.2 Tindakan
Kegiatan tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi
a) Penjelasan umum kegiatan belajar mengajar dan informasi daur I dan daur II
b) Membentuk kelompok (4 kIp @ 4 anak)
c) Memberikan bebarapa masalah
d) Tiap kelompok memilih masalah sendiri
e) Diskusi kelompok membahas masalah masing-masing
f) Membantu secukupnya pada masing-masing kelompok
g) Melaporkan hasil diskusi kelompok.
4.3.3.3 Observasi
i
Kegiatan observasi penelitian tindakan kelas ini meliputi
a) Mengamati perilaku siswa terhadap media pembelajaran
b) Memantau diskusi/kerjasama antar siswa
c) Mengamati proses berkomunikasi
d) Mengamati pemahaman cerita masing-masing anak
4.3.3.4 Refleksi
Kegiatan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi
a) Mencatat hasil observasi
b) Mengevaluasi hasil observasi
c) Menganalisikan hasil pembelajaran
d) Menyusun laporan
4.4 Proses Analisa Data
Proses analisis data sebagai hasil penelitian meliputi peningkatan minat
belajar, aktivitas belajar siswa dan kemampuan dalam menyelesaikan soal dengan
baik sebagai hasil dari peningkatan hasil prestasi belajarnya dalam memahami
materi, disajikan dalam 3 siklus sebagai berikut :
4.4.1 Siklus 1
Dalam proses pembelajaran siklus pertama pengenalan materi dilakukan
dengan mengamati gambar, kemudian dilanjutkan dengan guru
memperagakannya cara menggunakan. Hasil penelitian menunjukkan
Minat Siswa Kelompok 1 = 3 siswaKelompok 2 = 3 siswa Kelompok 3 = 2 siswa
i
Kelompok 4 = 2 siswa
Aktivitas siswaKelompok 1 = 3 siswa Kelompok 2 = 3 siswa Kelompok 3 = 3 siswa Kelompok 4 = 3 siswa
Siswa menyelesaikan soal Kelompok 1 = 2 siswa Kelompok 2 = 2 siswa Kelompok 3 = 2 siswa Kelompok 4 = 2 siswa
Interpretasi
Pengenalan materi perlu diperjelas dalam kelompok dan sebaiknya
disampaikan oleh anggota kelompok. Karena materi awal belum begitu dikuasai,
akibatnya proses pembelajaran belum maksimal.
4.4.2 Siklus II (kedua)
Pengenalan materi dilakukan pada kelompok oleh anggota kelompok yang
menguasai, kemudian dikembangkan dengan pembahasan lain dalam kelompok,
hasilnya sebagai berikut
Minat SiswaKelompok 1 = 3 siswaKelompok 2 = 3 siswaKelompok 3 = 4 siswa Kelompok 4 = 3 siswa
Aktivitas SiswaKelompok 1 = 3 siswa Kelompok 2 = 3 siswa Kelompok 3 = 4 siswa Kelompok 4 = 4 siswa
Siswa Menyelesaikan soal Kelompok 1 = 4 siswaKelompok 2 = 3 siswaKelompok 3 = 3 siswa
i
Kelompok 4 = 4 siswa
Interaksi
Pada siklus kedua ini hasil observasi menunjukkan bahwa kurangnya
pemahaman materi, maka aktivitas dan peran siswa belum nampak dalam
pembelajaran.
4.4.3 Siklus III (ketiga)
Pada siklus ini diawali dengan pembekalan khusus bagi siswa yang
mampu dari masing-masing kelompok, untuk dikembangkan kepada anggota
kelompoknya.
Adapun hasilnya sebagai berikut
Minat Siswa Kelompok 1 = 4 siswa Kelompok 2 = 4 siswa Kelompok 3 = 4 siswa Kelompok 4 = 4 siswa
Aktivitas siswaKelompok 1 = 4 siswaKelompok 2 = 4 siswa Kelompok 3 = 4 siswa Kelompok 4 = 4 siswa
Siswa menyelesaikan soalKelompok 1 = 4 siswaKelompok 2 = 4 siswaKelompok 3 = 4 siswaKelompok 4 = 4 siswa
Interpretasi
Pada akhir siklus ketiga hasil pembelajaran sudah memenuhi harapan,
yakni adanya peningkatan. minat belajar, aktivitas dan tidak kalah pentingnya
i
tentang kemampuan menyelesaikan soal menunjukkan angka yang ideal yang
menyebabkan prestasi belajar siswa meningkat.
4.5 Pembahasan dan Pengambilan Keputusan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas III. dalam
mengarang materi Bahasa Indonesia bercerita dengan menggunakan melalui
media gambar seri adalah memuaskan.
Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan,
baik aktivitas, kerjasama, maupun hasil prestasi belajar, seperti table 4.1.3 yang
akan disajikan berikut :
Tabel 4.1.3 :
Profil Hasil Penelitian
Minat belajarSiswa
Siklus
I 12 75,00%II 13 81,00%
III 16 100,00%I 12 75,00%
Aktivitas Siklus II 14 87,50%belajar Siswa
16 100,00%8 50,00%
Hasil Prestasi Siklus II 12 75,00%Belajar
III 16 100,00%
Salah satu hasil observasi selain tiga hal yang menjadi sasaran tindakan penelitian
adalah dengan berkembangnya pemahaman materi sejalan dengan
berkembangnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa. Dengan kata lain
semakin memahami materi siswa akan semakin eksis dalam kelompoknya dan
sekaligus akan semakin meningkat dalam hasil prestasi belajarnya.
i
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis tarik dari penelitian tindakan kelas ini
adalah :
5.1.1 Selama proses pembelajaran berlangsung minat siswa untuk belajar Bahasa
Indonesia meningkat, yang ditandai dengan meningkatnya perhatian anak
terhadap alat peraga sebagai sarana pembelajaran.
5.1.2 Ketika proses pembelajaran berlangsung aktivitas belajar siswa cenderung
meningkat, yang ditandai dengan meningkatnya kegiatan belajar yakni
seluruhnya mencoba mengarang sesuai dengan alur gambar seri yang ada.
5.1.3 Dengan metode pembelajaran ini hasil prestasi belajar siswa semakin
meningkat, yang ditandai dengan semua anak mampu menyelesaikan tugas
yang diberikan dengan baik dan hasilnya menunjukkan hasil yang sangat
memuaskan.
5.2 Saran-saran
5.2.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia pada aspek mengarang yang selama ini
hanya menggunakan menghayal, sudah waktunya diganti dengan teknik
pembelajaran yang inovatif, seperti model pembelajaran menjelaskan
gambar seri secara sederhana.
5.2.2 Dengan melihat hasil pembelajaran media gambar seri ini, tentunya dapat
dikembangkan dengan pendekatan model atau variasi (inovasi)
pembelajaran lainnya, misalnya membaca tanpa eja dan lain-lain.
i
DAFTAR RUJUKAN
Ahmadi, Abu, dan Joko Tri Prasetya, 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka, Setia.
Arief, S, 1999. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Aryad, Azhar, 1997. Media Pembelajaran, Jakarta: raja Grafindo Persada.
Moleong, Lexy J. 2002, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosda Karya.
Muhaimin, etal., 1996. Strategi Belajar Mengajar, Surabaya: Citra Media.
Soetomo, 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar mengajar, Surabaya : Pustaka Setia.
Sudjana, Nana, 1989. Media Pengajaran, Bandung : Sinar Baru
i
ABSTRAK
Sukarni, S.Pd 2006. Peningkatan Kemampuan Bercerita Melalui Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas III SD Negeri Wringinanom IV Kecamatan Kuripan PTK .
Kata-kata Kunci : Kemampuan, Bercerita, Gambar seri
Salah-satu penekanan pokok dalam tujuan pendidikan dasar adalah agar tamatan sekolah dasar menguasai "Calistung", hal ini dimaksudkan agar penekanan pembelajaran Bahasa Indonesia dan berhitung menjadi kunci utama dalam proses pembelajaran. Untuk memperoleh hasil yang optimal, maka peningkatan mutu pendidikan harus diupayakan secara terus menerus terencana dan bertahap. Salah satu upaya yang telah dilaksanakan ke arah tersebut adalah ketrampilan bercerita pada siswa. Banyak teknik yang ditempuh oleh guru dalam usaha meningkatkan prestasi bercerita pada siswanya, salah satu. teknik yang ditempuh adalah agar pembelajaran bercerita pada kelas awal hendaknya selalu dicarikan metode dan teknik yang tepat.
Pembahasan uraian penelitian ini adalah bagaimana cara guru meningkatkan prestasi bercerita pada siswanya di kelas awal dengan demikian rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : apakah dengan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan bercerita pada siswa? sedang tujuan penelitian adalah meningkatkan kemampuan bercerita pada siswa melalui media gambar seri. Jika kemampuan bercerita dilaksanakan melalui media gambar seri, kemampuan bercerita pada siswa dapat ditingkatkan.
Kegiatan bercerita pada siswa sangat penting, hal ini disebabkan bahwa aspek pembelajaran bahasa Indonesia merupakan satu kesatuan yang utuh yang meliputi mendengarkan, membaca, bercerita, dan menulis, sehingga apabila salah satu aspek tidak diajarkan maka pembelajaran bahasa Indonesia kurang lengkap. Dan salah satu teknik yang tepat untuk meningkatkan kemampuan bercerita pada siswa kelas awal adalah melalui media gambar seri yang sesuai dan tepat pada pokok bahasan.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan dengan menentukan langkah-langkah : perencanaan, prosedur pelaksanaan tindakan, refleksi, subyek penelitian, pengumpulan data, instrumen penelitian, teknis analisa data, penyiapan partisipan, penelitian tindakan menggunakan alur spiral dengan tiga siklus.
Hasil penelitian dari siklus I s.d siklus III dari data yang dikumpulkan menunjukkan adanya peningkatan kemampuan bercerita yang signifikan, sehingga. dapat disimpulkan bahwa melalui media gambar seri, kemampuan bercerita pada siswa dapat ditingkatkan.
i
KATA PENGANTAR
Dengan menghaturkan rasa syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa,
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dirampungkan.
Dengan terselesaikannya laporan ini, penulis menyampaikan rasa terima
kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan dorongan atas terselesaikannya laporan penelitian tindakan. Secara
khusus penulis sampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Kepala Cabang Dinas Pendidikan Nasional Kecamatan Kuripan,
Kabupaten Probolinggo, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melaksanakan penelitian tindakan
2. Bapak/Ibu Pengawas TK/SD Kecamatan Kuripan Kabupaten Probolinggo,
yang telah banyak memberikan petunjuk dan arahan tentang teknik penulisan.
3. Semua dewan Guru SD Negeri Wringinanom IV Kecamatan Kuripan
Kabupaten Probolinggo yang telah banyak membantu pelaksanaan penelitian
tindakan ini.
4. Kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu yang telah.
banyak membantu baik moril maupun materiil dalam penyelesaian karya tulis
ini
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karenanya mengharap kritik dan saran yang membangun. Akhirnya semoga
karya ilmiah ini berguna bagi kita semua, selanjutnya dapat menyusun karya
ilmiah yang lain.
Probolinggo, Mei 2006
i
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... ii
ABSTRAK................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR............................................................................... v
DAFTAR ISI............................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian................................................................. 6
1.4 Hipotesis Tindakan.............................................................. 6
1.5 Manfaat Penelitian............................................................... 6
1.6 Ruang lingkup Penelitian .................................................... 7
1.7 Definisi Operasional ........................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pembelajaran bahasa Indonesia .......................................... 10
2.2 Media Pengajaran ............................................................... 14
2.3 Pendekatan Pembelajaran.................................................... 18
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Perencanaan ...................................................................... 20
3.2 Prosedur Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan ............... 20
i
3.3 Refleksi .............................................................................. 21
3.4 Subyek Penelitian ............................................................... 21
3.5 Instrumen Penelitian .......................................................... 21
3.6 Teknik Analisa Data .......................................................... 23
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Setting Tentang Penelitian ................................. 24
4.2 Tahapan ............................................................................. 24
4.3 Penjelasan Persiklus .......................................................... 25
4.4 Proses Analisa Data ........................................................... 30
4.5 Pembahasan dan Pengambilan Keputusan .......................... 33
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................... 34
5.2 Saran-saran.......................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 35
i
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI
MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS III
SEKOLAH DASAR NEGERI WRINGINANOM IV
KECAMATAN KURIPAN KABUPATEN PROBOLINGGO
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh :
SUKARNI, S.PdNIP. 131 042 064
PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO CABANG DINAS PENDIDIKAN NASIONAL
SEKOLAH DASAR NEGERI WRINGNANOM IV KECAMATAN KURIPAN
2006
i
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI
MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS III
SEKOLAH DASAR NEGERI WRINGINANOM IV
KECAMATAN KURIPAN KABUPATEN PROBOLINGGO
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Disusun
Sebagai Salah Satu Persyaratan
Pengembangan Profesi jabatan Fungsional Guru
Oleh :
SUKARNI, S.PdNIP. 131 042 486
PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO CABANG DINAS PENDIDIKAN NASIONAL
SEKOLAH DASAR NEGERI WRINGNANOM IV KECAMATAN KURIPAN
2006
i
COPY DARI
LAPORAN PENELITIAN
Dengan Judul :
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN CIRI-CIRI
TUMBUHAN MELALUI KERJA ILMIAH PADA SISWA KELAS VI
SEKOLAH DASAR NEGERI WRINGINANOM IV
KECAMATAN KURIPAN KABUPATEN PROBOLINGGO
Oleh :
SUKARNI, S.PdNIP. 131 042 064
Telah Diserahkan dan Diterima PerpustakaanSDN Ambulu I Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo
Pada Tanggal Untuk Dipublikasikan
Mengetahui Petugas PerpustakaanKepala SDN Wringinanom IV
SUKARNI, S.Pd _____________NIP. 130 042 42 6
i
top related