Transcript
JENIS-JENIS TERMOMETER
1. TERMOMETER ALKOHOL
Termometer alkohol adalah termometer yang menggunakan alkohol sebagai
media pengukur, yang merupakan alternatif dari termometer air raksa dengan fungsi
yang sama. Tetapi tidak sama seperti air raksa dalam termometer kaca. Isi termometer
alkohol tidak beracun dan akan menguap dengan cukup cepat. Ruang di bagian atas
cairan merupakan campuran dari nitrogen dan uap dari cairan. Dengan meningkatnya
suhu maka volumenya naik. Cairan yang digunakan dapat berupa etanol murni atau
asetat isoamyl, tergantung pada produsen dan pekerjaan yang berhubungan dengan
suhu. Karena termometer ini adalah transparan, maka cairan yang dibuat harus terlihat
dengan penambahan pewarna merah atau biru. Thermometer ini hanya bisa mengukur
suhu badan makhluk hidup (manusia dan hewan). Thermometer ini tidak bisa
mengukur yang tinggi suhunya di atas 78 °C.
Satu setengah dari gelas yang mengandung kaplier biasanya diberi label yang
berlatar belakang bewarna putih dan kuning untuk membaca skala. Dalam
penggunaan termometer alkohol ini diatur oleh titik didih cairan yang digunakan.
Batas dari termometer etanol ini adalah 78° C, dan bermanfaat untuk mengukur suhu
di siang hari, malam hari dan mengukur suhu tubuh. Thermometer alkohol ini adalah
yang paling banyak digunakan karena bahaya yang ditimbulkan sangat kecil ketika
terjadi kasus kerusakan pada termometer. Termometer alkohol adalah termometer
yang menggunkan alkohol sebagai media pengukur, yang merupakan alternatif dari
termometer air raksa dengan fungsi yang sama. Tetapi tidak sama seperti air raksa
dalam termometer kaca. Isi termometer alkohol tidak beracun dan akan menguap
dengan cukup cepat. Ruang di bagian atas cairan merupakan campuran dari nitrogen
dan uap dari cairan. Dengan meningkatnya suhu maka volumenya naik.
Cairan yang digunakan dapat berupa etanol murni atau asetat isoamyl,
tergantung pada produsen dan pekerjaan yang berhubungan dengan suhu. Karena
termometer ini adalah transparan, maka cairan yang dibuat harus terlihat dengan
penambahan pewarna merah atau biru. Thermometer ini hanya bisa mengukur suhu
badan makhluk hidup (manusia dan hewan). Thermometer ini tidak bisa mengukur
yang tinggi suhunya di atas 78 °C.
a. Keuntungan
Alkohol lebih murah dibandingkan raksa
Alkohol terliti, karena untuk kenaikana suhu yang kecil, alkohol mengalami
perubahan volum yang besar.
Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat dingin (misalnya suhu di daerah
kutub) karena titik beku alkohol sangat rendah yaitu -112 derajat celcius.
b. Kerugian
Alkohol memiliki titik didih rendah yaitu 78 derajat Celcius sehingga
pemakaiannya terbatas (antara lain tidak dapat mengukur suhu air ketika
mendidih.
Alkohol tidak berwarna, sehingga harus diberi warna terlebih dahulu agar
mudah dilihat.
Alkohol membasahi (melekat) pada dinding kaca.
2. TERMOMETER AIR RAKSA
Termometer air raksa adalah termometer yang dibuat dari air raksa yang
ditempatkan pada suatu tabung kaca. Tanda yang dikalibrasi pada tabung membuat
temperatur dapat dibaca sesuai panjang air raksa di dalam gelas, bervariasi sesuai
suhu. Untuk meningkatkan ketelitian, biasanya ada bohlam air raksa pada ujung
termometer yang berisi sebagian besar air raksa; pemuaian dan penyempitan volume
air raksa kemudian dilanjutkan ke bagian tabung yang lebih sempit. Ruangan di antara
air raksa dapat diisi atau dibiarkan kosong.
Jenis khusus termometer air raksa, disebut termometer maksimun, bekerja
dengan adanya katup pada leher tabung dekat bohlam. Saat suhu naik, air raksa
didorong ke atas melalui katup oleh gaya pemuaian. Saat suhu turun air raksa tertahan
pada katup dan tidak dapat kembali ke bohlam membuat air raksa tetap di dalam
tabung. Pembaca kemudian dapat membaca temperatur maksimun selama waktu yang
telah ditentukan. Untuk mengembalikan fungsinya, termometer harus diayunkan
dengan keras. Termometer ini mirip desain termometer medis.
Air raksa akan membeku pada suhu -38.83 °C (-37.89 °F) dan hanya dapat
digunakan pada suhu di atasnya. Air raksa, tidak seperti air, tidak mengembang saat
membeku sehingga tidak memecahkan tabung kaca, membuatnya sulit diamati ketika
membeku. Jika termometer mengandung nitrogen, gas mungkin mengalir turun ke
dalam kolom dan terjebak di sana ketika temperatur naik. Jika ini terjadi termometer
tidak dapat digunakan hingga kembali ke kondisi awal. Untuk menghindarinya,
termometer air raksa sebaiknya dimasukkan ke dalam tempat yang hangat saat
temperatur di bawah -37 °C (-34.6 °F). Pada area di mana suhu maksimum tidak
diharapkan naik di atas - 38.83 ° C (-37.89 °F) termometer yang memakai campuran
air raksa dan thallium mungkin bisa dipakai. Termometer ini mempunyai titik beku of
-61.1 °C (-78 °F).
Termometer air raksa umumnya menggunakan skala suhu Celsius dan
Fahrenhait. Anders Celsius merumuskan skala Celsius, yang dipaparkan pada
publikasinya ”the origin of the Celsius temperature scale” pada 1742.Celsius memakai
dua titik penting pada skalanya: suhu saat es mencair dan suhu penguapan air. Ini
bukanlah ide baru, sejak dulu Isaac Newton bekerja dengan sesuatu yang mirip.
Pengukuran suhu celsius menggunakan suhu pencairan dan bukan suhu pembekuan.
Eksperimen untuk mendapat kalibrasi yang lebih baik pada termometer Celsius
dilakukan selama 2 minggu setelah itu. Dengan melakukan eksperimen yang sama
berulang-ulang, dia menemukan es mencair pada tanda kalibrasi yang sama pada
termometer.
Dia menemukan titik yang sama pada kalibrasi pada uap air yang mendidih (saat
percobaan dilakukan dengan ketelitian tinggi, variasi terlihat dengan variasi tekanan
atmosfir). Saat dia mengeluarkan termometer dari uap air, ketinggian air raksa turun
perlahan. Ini berhubungan dengan kecepatan pendinginan (dan pemuaian kaca
tabung).Tekanan udara memengaruhi titik didih air. Celsius mengklaim bahwa
ketinggian air raksa saat penguapan air sebanding dengan ketinggian barometer.
Saat Celsius memutuskan untuk menggunakan skala temperaturnya sendiri, dia
menentukan titik didih pada 0 °C (212 °F) dan titik beku pada 100 °C (32 °F). Satu
tahun kemudian Frenchman Jean Pierre Cristin mengusulkan versi kebalikan skala
celsius dengan titik beku pada 0 °C (32 °F) dan titik didih pada 100 °C (212 °F). Dia
menamakannya Centrigade.Pada akhirnya, Celsius mengusulkan metode kalibrasi
termometer sebagai berikut:
Tempatkan silinder termometer pada air murni meleleh dan tandai titik saat
cairandi dalam termometer sudah stabil. ini adalah titik beku air.
Dengan cara yang sama tandai titik di mana cairan sudah stabil ketika termometer
ditempatkan di dalam uap air mendidih.
Bagilah panjang di antara kedua titik dengan 100 bagian kecil yang sama.
Titik-titik ini ditambahkan pada kalibrasi rata-rata tetapi keduanya sangat tergantung
tekanan udara. Saat ini, tiga titik air digunakan sebagai pengganti (titik ketiga terjadi
pada 273.16 kelvins (K), 0.01 °C). CATATAN: Semua perpindahan panas berhenti
pada 0 K, Tetapi suhu ini masih mustahil dicapai karena secara fisika masih tidak
mungkin menghentikan partikel.
Hari ini termometer air raksa masih banyak digunakan dalam bidang
meteorologi, tetapi pengguanaan pada bidang-bidang lain semakin berkurang, karena
air raksa secara permanen sangat beracun pada sistem yang rapuh dan beberapa
negara maju telah mengutuk penggunaannya untuk tujuan medis. Beberapa
perusahaan menggunakan campuran gallium, indium, dan tin (galinstan) sebagai
pengganti air raksa.
a. Keuntungan :
Raksa mudah dilihat karena mengkilap.
Volume raksa berubah secara teratur ketika terjadi perubahan suhu.
Raksa tidak membasahi kaca ketika memuai atau menyusut.
Jangkauan suhu raksa cukup lebar dan sesuai untuk pekerjaan laboratoriun (-
40 derajat Celcius s/d 350 derajat Celcius)
Raksa dapat terpanasi secara merata sehingga menunjukkan suhu cepat dan
tepat.
b. Kerugian :
Raksa mahal
Raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah
(misalnya suhu di kutub utara dan kutub selatan)
Raksa termasuk zat berbahaya (sering digunakan “air keras”) sehingga
termometer raksa berbahaya jika tabungnya pecah.
3. TERMOMETER OPTIK ( PYROMETER )
Termometer optik yaitu termometer yang cara kerjanya berdasarkan
perubahan warna logam akibat perubahan suhu. Termometer optik disebut juga
pyrometer yang biasanya digunakan untuk mengukur suhu yang sangat tinggi (di
atas 1000°C) seperti pada peleburan logam.
4. TERMOMETER TAHANAN
Termometer elektronik dengan prinsip kerja jembatan wheatston. Termometer
ini merupakan salah satu dari termometer elektronik yang menggunakan termistor.
Termistor merupakan elemen semi konduktor yang mempunyai berbagai variasi
tahanan terhadap temperatur. Termistor ini terdiri dari kawat halus platina yang
dililitkan pada kerangka mika kemuadian dimasukan ke dalam tabung gelas yang
berdinding tipis sebagai pelindung. Rangkaian termometer ini merupakan rangkaian
Jembatan Wheaston. Termometer 250oC sampai 1760oC.
5. TERMOMETER ELEMEN (THERMOCOUPLE)
Dasar termocouple dalam pengukuran suhu (Themrmoelectric thermometry)
dikemukakan oleh Seebeck (1821), belau mengamati suatu gayagerak listrik (electro
motive force) yang timbul pada hubungan dua logam yang berbeda. Fenomena ini terjadi
oleh karena ada dua efek yang timbul secara independen.
Efek primer :
Dijumpai oleh Peltier yaitu adanya gaya gerak listrik oleh karena hubungan dua buah
logam yang berbeda dan perbedaan temperatur antara dua buah sambungan.Gaya gerak
listrik Peltier berbanding lurus dengan perbedaan temperatur antara dua buah sambungan.
Efek sekunder :
Dicetuskan oleh Thomson (Lord Kelvin) yaitu gaya gerak listrik timbul oleh karena
adanya gradient temperatur sepanjang setiap konduktor. Gaya gerak listrik Thomson
berbanding lurus dengan perbedaan antara kuadrat temperatur absolut (T1 dan T2).
Pengetahuan akan dua efek ini tidak lazim berguna dalam penggunaan peraktek. Namun
dalam data kalibrasi empiris biasanya menggunakan kurva dalam kaitan dengan voltase
Seebeck yaitu :
E = aT +1/2 aT2 + ….
T = dalam derajat Celsius
Temperature reference adalah 0o.
Dari uraian di atas diperoleh kesimpulan bahwa rangkaian antara dua buah logam yang
berbeda akan timbul gaya gerak listrik (GGL). Dengan mengukur GGL ini dapat di
konversikan ke dalam skala suhu.
Termometer elemen ini dapat mengukur suhu -190oC sampai 300oC.
Untuk 100oC GGL yang dihasilkan 4 m V. Berdasarkan teori tersebut maka dapat dibuat
rangkaian termo elemen.
6. TERMOMETER GAS YANG BERVOLUME TETAP
Termometer ini dibuat berdasarkan pada perubahan tekanan gas karena adanya
perubahan temperature dengan menjaga tetap volumenya. Jadi, pada termometer gas
volume tetap, thermometric property-nya adalah tekanan gas (P), karena tekanan gas
tidak terlihat, maka yang dapat terukur dair thermometer ini adalah perubahan panjang
kolom air raksa sebagai sesuatu yang berubah akibat interaksi termal.
7. TERMOMETER KLINIS
Termometer klinis sering digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Umumnya,
termometer ini digunakan oleh para dokter untuk mengetahui suhu badan pasiennya.
Termometer ini mempunyai skala dari 35 °C sampai dengan 42 °C. Hal ini
dikarenakan suhu tubuh manusia tidak pernah kurang dari 35 °C atau tidak pernah
lebih dari 42 °C. Bagianbagian termometer ini terdiri atas tabung (terbuat dari kaca
tipis), bagian sempit, batang kaca, dan air raksa.
8. TERMOMETER RUANGAN
Termometer ruangan adalah termometer yang digunakan untuk mengukur
suhu suatu ruangan. Termometer ini umumnya mempunyai skala dari –20 °C sampai
50 °C. Untuk memudahkan pembacaan suhu, termometer ini biasanya diletakkan
menempel pada dinding dengan arah vertikal.
9. TERMOMETER MAXIMUM-MINIMUM
Termometer maksimum-minimum digunakan untuk mengukur suhu tertinggi
dan suhu terendah di suatu tempat. Termometer ini dapat mengukur suhu maksimum
dan suhu minimum sekaligus. Hal ini dapat dilakukan karena termometer maksimum-
minimum terdiri atas raksa dan alkohol (sekarang digunakan minyak creosote). Raksa
digunakan untuk mengukur suhu maksimum, sedangkan alkohol digunakan untuk
mengukur suhu minimum.
10. TERMOMETER DIGITAL
Termometer ini biasanya digunakan untuk mengetahui suhu objek benda atau
tubuh. Termometer digital, biasanya menggunakan termokopel sebagai sensornya untuk
membaca perubahan nilai tahanan. Secara sederhana termokopel berupa dua buah kabel
dari jenis logam yg berbeda yang ujungnya, hanya ujungnya saja, disatukan (dilas). Titik
penyatuan ini disebut hot junction. Prinsip kerjanya memanfaatkan karakteristik
hubungan antara tegangan (volt) dengan temperatur. Dengan skala 32oC – 42oC / 90oF –
107.6oF. Pada termometer digital menggunakan logam sebagai sensor suhunya yang
kemudian memuai dan pemuaiannya ini diterjemahkan oleh rangkaian elektronik dan
ditampilkan dalam bentuk angka yang langsung bisa dibaca. Tetapi harga termometer ini
terbilang mahal.
11. TERMOMETER LABORATORIUM
Termometer Laboratorium digunakan untuk perlengkapan praktikum di
laboratorium. Cara Menggunakannya: Ukur suhu objek benda yang akan diukur
(misalnya: cairan), Jika cairan bertambah panas maka raksa atau alkhohol akan memuai
sehingga skala nya bertambah. Agar termometer sensitif terhadap suhu maka ukuran pipa
harus dibuat kecil (pipa kapiler) dan agar peka terhadap perubahan suhu maka dinding
termometer (reservoir) dibuat setipis mungkin dan bila memungkinkan dibuat dari bahan
yang konduktor. Kelebihan termometer ini adalah skala ukurnya luas hingga di bawah
nol.
12. TERMOMETER BIMETAL MEKANIK
Termometer bimetal mekanik adalah sebuah termometer yang terbuat dari dau buah
kepingan logam yang memiliki koefisien muai berbeda yang dikeling (dipelat) menjadi satu.
Kata bimetal sendiri memiliki arti yaitu bi berarti dua sedangkan kata metal berarti logam,
sehingga bimetal berarti "dua logam". Keping Bimetal sengaja dibuat memiliki dua buah
keping logam karena kepingan ini dapat melengkung jika terjadi perubahan suhu. Prinsipnya,
apabila suhu berubah menjadi tinggi, keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang
keoefisien muainya lebih rendah, sedangkan jika suhu menjadi rendah, keping bimetal akan
melengkung ke arah logam yang keofisien muainya lebih tinggi. Logam dengan koefisien
muai lebih besar (tinggi) akan lebih cepat memanjang sehingga kepingan akan membengkok
(melengkung) sebab logam yang satunya lagi tidak ikut memanjang. Biasanya keping bimetal
ini terbuat dari logam yang koefisien muainya jauh berbeda, seperti besi dan tembaga. Pada
termometer, keping bimetal dapat difungsikan sebagai penunjuk arah karena jika kepingan
menerima rangsangan berupa suhu, maka keping akan langsung melengkung karena
pemuaian panjang pada logam.
13. TERMOMETER GALILLEO
Termometer Galileo (atau termometer Galilea), dinamai fisikawan Italia, Galileo
Galilei, adalah termometer yang terbuat dari gelas silinder tertutup berisi cairan bening dan
serangkaian benda yang kerapatannya sedemikian rupa sehingga mereka naik atau turun
sesuai perubahan suhu. Di dalam cairan digantungkan sejumlah beban. Umumnya beban
tersebut dilekatkan pada bola kaca tersegel yang berisi cairan berwarna untuk efek estetika.
Saat suhu berubah, kerapatan cairan di dalam silinder turut berubah yang menyebabkan bola
kaca bergerak timbul atau tenggelam untuk mencapai posisi di mana kerapatannya sama
dengan cairan sekelilingnya atau terhenti oleh bola kaca lainnya.
Bila perbedaan kerapatan bola kaca sangat kecil dan terurutkan sedemikian rupa
sehingga yang kurang rapat berada di atas dan yang terapat berada di bawah, hal tersebut
dapat membentuk suatu skala suhu. Suhu dibaca dari ukiran piringan logam di setiap bola
kaca. Biasanya sebuah celah memisahkan bola kaca atas dengan bola kaca bawah, berarti
nilai suhu berada di antara kedua nilai label baca di setiap sisi celah. Bila bola kaca
melayang-layang di celah, berarti nilai label baca mendekati suhu lingkungan. Untuk
mencapai keakuratan yang sesuai, toleransi beban harus dibuat kurang dari 1/1000 per satu
gram (1 miligram).
Termometer Galilea bekerja dengan prinsip daya apung. Daya apung sendiri
menentukan apakah suatu benda mengapung atau tenggelam dalam cairan, serta memberi
penjelasan mengapa perahu yang terbuat dari baja bisa mengapung (sementara batangan baja
padat dengan sendirinya akan tenggelam). Satu-satunya faktor yang menentukan apakah
suatu objek besar naik atau turun dalam suatu cairan tertentu, berkaitan dengan kerapatan
objek terhadap kerapatan cairan di mana ia ditempatkan. Jika massa benda lebih besar dari
massa cairan pengisi, objek tersebut akan tenggelam. Jika massa benda kurang dari massa
cairan pengisi, objek tersebut akan mengapung.
14. TERMOMETER TERMISTOR
Termistor (adalah alat atau komponen atau sensor elektronika yang dipakai untuk
mengukur suhu. Prinsip dasar dari termistor adalah perubahan nilai tahanan (atau hambatan
atau werstan atau resistance), jika suhu atau temperatur yang mengenai termistor ini berubah.
Termistor ini merupakan gabungan antara kata termo (suhu) dan resistor (alat pengukur
tahanan). Termistor NTC yang tersambung pada kabel terisolasi.
Termistor ditemukan oleh Samuel Ruben pada tahun 1930, dan mendapat hak paten di
Amerika Serikat dengan nomor #2.021.491. Ada dua macam termistor secara umum: Posistor
atau PTC (Positive Temperature Coefficient), dan NTC (Negative Temperature Coefficient).
Nilai tahanan pada PTC akan naik jika perubahan suhunya naik, sementara sifat NTC justru
kebalikannya.
15. TERMOMETER INFRAMERAH
Termometer Infra Merah menawarkan kemampuan untuk mendeteksi temperatur
secara optik – selama objek diamati, radiasi energi sinar infra merah diukur, dan disajikan
sebagai suhu. Mereka menawarkan metode pengukuran suhu yang cepat dan akurat dengan
objek dari kejauhan dan tanpa disentuh – situasi ideal dimana objek bergerak cepat, jauh
letaknya, sangat panas, berada di lingkungan yang bahaya, dan/atau adanya kebutuhan
menghindari kontaminasi objek (seperti makanan/alat medis/obat-obatan/produk atau test,
dll.). Produk pengukur suhu infra merah tersedia di pasaran, Mulai dari yang fleksibel hingga
fungsi-fungsi khusus/Termometer standar (seperti gambar), hingga sistem pembaca yang
lebih komplek dan kamera pencitraan panas. Ini adalah citra/gambar dari termometer infra
merah khusus industri yang digunakan memonitor suhu material cair untuk tujuan quality
control pada proses manufaktur.
Termometers Infra Merah mengukur suhu menggunakan radiasi kotak hitam
(biasanya infra merah) yang dipancarkan objek. Kadang disebut termometer laser jika
menggunakan laser untuk membantu pekerjaan pengukuran, atau termometer tanpa sentuhan
untuk menggambarkan kemampuan alat mengukur suhu dari jarak jauh. Dengan mengetahui
jumlah energi infra merah yang dipancarkan oleh objek dan emisi nya, Temperatur objek
dapat dibedakan.
Desain utama terdiri dari lensa pemfokus energi infra merah pada detektor, yang
mengubah energi menjadi sinyal elektrik yang bisa ditunjukkan dalam unit temperatur setelah
disesuaikan dengan variasi temperatur lingkungan. Konfigurasi fasilitas pengukur suhu ini
bekerja dari jarak jauh tanpa menyentuh objek. Dengan demikian, termometer infra merah
berguna mengukur suhu pada keadaan dimana termokopel atau sensor tipe lainnya tidak
dapat digunakan atau tidak menghasilkan suhu yang akurat untuk beberapa keperluan.
16. TERMOMETER TELINGA DIGITAL
Termometer telinga digital atau bisa juga disebut termometer ‘tympanic’
menggunakan sinar infra merah untuk mengukur suhu tubuh didalam lubang telinga. Jika
digunakan secara tepat, termometer telinga ini dapat mengukur suhu tubuh secara cepat &
akurat, bahkan kadang hanya dalam waktu beberapa detik saja. Hasil pengukuran akan
tampak pada layar kecil di bagian atas termometer. Termometer telinga ini juga ditenagai
oleh batere kecil serta sesuai untuk bayi diatas usia 3 bulan, anak-anak serta orang dewasa.
Termometer telinga digital tidak di anjurkan untuk digunakan pada bayi usia dibawah 3 bulan
karena pada usia tersebut lubang telinga bayi masih terlalu kecil. Termometer telinga digital
ini juga biasanya memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan termometer digital jenis
lain.
17. TERMOMETER DIGITAL PACIFIER
Jika balita sering menggunakan pacifier atau empeng, maka dapat menggunakan
termometer yang berbentuk seperti empeng ini. Si balita hanya tinggal menghisap/menyedot
termometer tersebut sampai suhu tubuh terdeteksi oleh termometer. Hasil dari pengukuran
akan tampak pada layar kecil di bagian depan termometer. Untuk di Indonesia sendiri belum
diketahui apakah termometer jenis ini sudah tersedia atau belum. Walaupun tampak lebih
mudah digunakan, ada beberapa kekurangan dari termometer ini yaitu termometer ini tidak
dianjurkan untuk bayi usia dibawah 3 bulan & untuk penggunaan supaya hasilnya akurat
maka si balita harus menghisap termometer tersebut dalam jangka waktu yang lebih lama,
sekitar 3 menit. Pada sebagian anak-anak maka hal ini dapat menyulitkan.
18. TERMOKOPEL
Pada dunia elektronika, termokopel adalah sensor suhu yang banyak digunakan
untuk mengubah perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik (voltase).
Termokopel yang sederhana dapat dipasang, dan memiliki jenis konektor standar yang sama,
serta dapat mengukur temperatur dalam jangkauan suhu yang cukup besar dengan batas
kesalahan pengukuran kurang dari 1 °C. Termokopel paling cocok digunakan untuk
mengukur rentangan suhu yang luas, hingga 2300°C. Sebaliknya, kurang cocok untuk
pengukuran dimana perbedaan suhu yang kecil harus diukur dengan akurasi tingkat tinggi,
contohnya rentang suhu 0--100 °C dengan keakuratan 0.1 °C. Untuk aplikasi ini, Termistor
dan RTD lebih cocok. Contoh Penggunaan Termokopel yang umum antara lain :
Industri besi dan baja
Pengaman pada alat-alat pemanas
Untuk termopile sensor radiasi
Pembangkit listrik tenaga panas radioisotop, salah satu aplikasi termopile.
19. TERMOMETER SPRING
Menggunakan sebuah coil (pelat pipih) yang terbuat dari logam yang sensitif terhadap
panas, pada ujung spring terdapat pointer. Bila udara panas, coil (logam) mengembang
sehingga pointer bergerak naik, sedangkan bila udara dingin logam mengkerut dan pointer
bergerak turun. Secara umum termometer ini paling rendah keakuratannya di banding
termometer bulb dan digital. Penggunaan termometer spring harus selalu melindungi pipa
kapiler dan ujung sensor (probe) terhadap benturan/gesekan. Selain itu, pemakaiannya tidak
boleh melebihi suhu skala dan harus diletakkan di tempat yang tidak terpengaruh getaran.
20. TERMOMETER HAMBATAN
Untuk mengukur suhu yang tinggi tidak mungkin menggunakan termometer zat cair.
Termometer logam adalah termometer yang paling tepat digunakan dalam industri untuk
mengukur suhu diatas 1.0000 C. Salah satu termometer yang dibuat berdasarkan perubahan
hambatannya adalah termometer hambatan platina. Hambatan listrik pada seutas kawat logam
akan bertambah jika dipanaskan. Sifat termometrik ini dimanfaatkan untuk mengukur suhu
pada termometer hambatan.
Cara kerja termometer ini adalah dengan menyentuhkan kawat penghantar ke
sasaran, misalnya lelehan besi yang panas pada pengolahan besi atau baja. Panas tersebut
direspon oleh tahanan, kemudian energi listrik yang bersangkutan diubah menjadi energi
gerak yang bisa menunjukkan angka tertentu pada skala suhu.
21. PIROMETER
Pirometer bekerja dengan mengukur intensitas radiasi yang dipancarkan oleh benda
yang sangat panas (misalnya pada tingkat lebur baja). Pirometer dapat digunakan untuk
mengukur suhu yang sangat tinggi (kira-kira 500 0C – 3.000 0C yang dapat membakar
termometer jenis lainnya
top related