Transcript
4/2/2015
1
Retno Lestari
Bagaimana Pendapat anda dengan gambar ini???
http://www.chaffey.edu/purchasing/purchasing/self%20confidence.gif
Pendahuluan:
manusia makhluk sosial ~ berhubungan satu dengan yang lain.
Ciri hubungan yang sehat (Rogers, 1961): intim, komunikasi perasaan terbuka, menerima org lain sbg individu yg bernilai & berbeda dari dirinya, dan empati.
Pd klien gg jiwa sering mengalami gg hubungan sosial.
3
Perkembangan Manusia
4
Bayi (0-18 Bulan)
mengembangkan basic trust
Basic trust dimulai dari keluarga
Perlu memahami komunikasi anak
Todler (18 bulan-3 tahun)
mengembangkan otonomi
memulai perilaku independen.
6
4/2/2015
2
Pra sekolah (3-5 tahun)
belajar memulai dan rasa tg jwb dan hati nurani
Masa dimana anak mempunyai inisiatif melakukan sesuatu
kemampuan untuk menyampaikan ide atau pendapat. Anak aktif bermain, tidak cepat patah semangat, anak bersemangat
4/2/2015 7
Sekolah: 6-12 tahun)
intim dg sesama jenis
Masa dimana anak mulai membangun kemampuan bersosialisasi
tidak bergantung pada orang tua
menjalin hubungan dengan teman sebaya
4/2/2015 8
Remaja (12-18 tahun)
intim dg lawan jenis & independen dr ortu
berusaha mencapai identitas diri yang khas untuk dirinya
4/2/2015 9
Dewasa muda (18-25 Tahun)
interdependen dg ortu, teman;
Menikah
punya anak
mampu melakukan interaksi yang akrab dengan orang lain khususnya lawan jenis dan mempunyai pekerjaan
Dewasa tengah (25-65 tahun)
belajar To let go
mampu terlibat dalam kehidupan keluarga, masyarakat dan pekerjaan
membimbing anak
memiliki kebebasan pribadi
kestabilan keuangan
4/2/2015 11
Dewasa akhir (>65 tahun)
mencapai integritas diri yang utuh
paham tentang makna hidup
dapat menuntun generasi berikutnya
4/2/2015 12
4/2/2015
3
RENTANG RESPON SOSIAL
Respon adaptif Respon maladaptif
-Menyendiri
-Otonomi
-Kerjasama
(mutualisme)
-Interdependen
-Merasa sendiri
(Loneliness)
-Menarik diri
-Dependen
-Manipulasi
-Impulsif
-Manipulasi
-Curiga
RESPON ADAPTIF:
1. MENYENDIRI (SOLITUDE)
Keb indiv u/ merenung apa yg telah dilakukan, merup cara u/ evaluasi diri. Biasanya dilakukan setelah
melakukan keg.
2. OTONOMI
Kemampuan indiv u/ tentukan & sampaikan ide, pikiran, perasaan & hub sos.
3. BEKERJA SAMA (MUTUALISME) Dlm hub interpersonal, indiv mampu u/ saling
memberi dan menerima
4. INTERDEPENDEN Kondisi saling tergantung antara indiv dg orla dlm
bina hub interpersonal.
RESPON MAL ADAPTIF:
1. MENARIK DIRI
S/ keadaan indiv kesulitan dlm mbina hub secara terbuka dg orang lain.
2. DEPENDEN
Indiv gagal kembangkan rasa percaya diri/kemampuan berfs scr sukses
3. MANIPULASI
Ggn hub sosial indiv yang anggap orla sbg objek.
4. CURIGA
Indiv gagal kembangkan rasa percaya dg orla.
Isolasi sosial
penurunan interaksi atau tidak mampu berinteraksi dengan orang sekitarnya
Adalah suatu gangg. kepribadian yg tidak fleksibel, pola perilaku mal-adaptif, yg mengganggu fungsi seseorang dlm hubungan sosialnya.
Keadaan di mana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang
lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak.
4/2/2015 18
4/2/2015
4
Tanda & gejala
Tidak mau bicara/bicara tidak jelas, merengek seperti anak kecil
Menyendiri
Ekspresi sedih
Kontak mata kurang/melamun
Merasa kesepian/sendiri
Merasa ditolak/tidak berguna
Merasa tidak aman dengan orang lain/menghindar dari orang lain
Keberanian kurang
Tidak mampu membuat keputusan
Tidak peduli lingkungan
4/2/2015 19
Faktor Predisposisi
Faktor Biologis
Faktor genetik
Faktor Perkembangan
Task development
Stimulasi ortu
Faktor Sosial Budaya
Interaksi dengan orla
4/2/2015 20
Faktor Presipitasi
Biologis
Ketidakmampuan fisik
Penyakit
Psikologis
Ansietas ekstrim
Keterbatasan
mengatasi
Sosial Budaya
Klg tdk stabil
Perpisahan dg org
terdekat
4/2/2015 21
Mekanisme Koping
Splitting
Reaksi formasi
Proyeksi
Isolasi
Idealisasi thd org lain
Devaluasi diri
Identifikasi proyektif
Perilaku Menarik Diri
Kurang spontan
Apatis
Ekspresi wajah tdk berseri
Tdk memperhatikan kebersihan diri
Komunikasi verbal kurang
Menyendiri
Tdk peduli lingkungan
Perilaku Menarik Diri
Asupan makanan terganggu
Retensi urin atau feses
Aktivitas menurun
Lemah tak bertenaga
Harga diri rendah
Posisi berbaring seperti fetus
Menolak berhubungan, atau percakapan
4/2/2015
5
Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial: menarik Diri
4/2/2015 25
Risiko perubahan sensori persepsi: halusinasi
Isolasi sosial: menarik diri
Gangguan konsep diri: harga diri rendah
4/2/2015 26
Wawancara :
Bagaimana perasaan anda saat berinteraksi dengan orang lain? Apakah ada perasaan tidak aman? Bagaimana pendapat anda terhadap orang-orang di sekitarnya (keluarga
atau tetangga)?
Apakah anda mempunyai anggota keluarga atau teman terdekat? Bila
punya siapa anggota keluarga dan teman dekatnya itu?
Adakah anggota keluarga atau teman yang tidak dekat dengan anda? Bila punya siapa anggota keluarga dan teman yang tidak dekatnya itu?
Apa yang membuat anda tidak dekat dengan orang tersebut?
Observasi:
-Banyak diam dan tidak mau bicara
- Menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan
orang yang terdekat
- Tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal
- Kontak mata kurang
Data :Pasien tampak menyendiri, tidak ada kontak mata, ekspresi datar,
mengatakan malas berbicara dengan orang lain
Dokumentasikan dalam kartu berobat pasien di Puskesmas
4/2/2015
6
ISOLASI SOSIAL
KELUARGA PASIEN
Pertemuan I dengan Keluarga: Perawat menemui keluarga Identifikasi masalah yang dialami pasien dan keluarga Perawat menemui pasien
1.Perawat menemui pasien : Lakukan pengkajian Latih satu cara untuk mengatasi masalah yang dialami pasien.
2. Jika pasien mendapatkan terapi psikofarmaka, maka hal pertama yang dilatih perawat adalah tentang pentingnya kepatuhan minum obat. Pertemuan II dengan Keluarga:
Perawat kembali menemui keluarga : Latih keluarga untuk merawat
pasien Sampaikan hasil tindakan yang
telah dilakukan terhadap pasien
Diskusikan tugas yang perlu keluarga lakukan
Kunjungan Rumah
Tujuan
Pasien mampu:
Membina hubungan saling percaya
Menyadari perilaku isolasi sosial
Melakukan interaksi secara bertahap saat melakukan kegiatan rumah tangga dan kegiatan sosial
Bantu Pasien Menyadari Perilaku Isolasi Sosial: Tanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang lain
Tanyakan apa yang menyebabkan pasien tidak ingin berinteraksi dengan orang lain
Diskusikan keuntungan bila pasien memiliki banyak teman dan bergaul akrab dengan mereka
Diskusikan kerugian bila pasien hanya mengurung diri dan tidak bergaul dengan orang lain
Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik pasien
Latih Pasien Berinteraksi dengan Orang Lain Secara Bertahap:
Jelaskan kepada klien cara berinteraksi dengan orang lain
Berikan contoh cara berbicara dengan orang lain
Beri kesempatan pasien mempraktekkan cara berinteraksi dengan orang lain yang dilakukan di hadapan saudara
Mulailah bantu pasien berinteraksi dengan satu orang teman/anggota keluarga
Bila pasien sudah menunjukkan kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi dengan dua, tiga, empat orang dan seterusnya
4/2/2015
7
Latih Pasien Berinteraksi dengan Orang Lain Secara Bertahap:
Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh pasien
Latih pasien bercakap-cakap dengan anggota keluarga saat melakukan kegiatan harian dan kegiatan rumah tangga
Latih pasien bercakap-cakap saat melakukan kegiatan sosial misalnya : belanja ke warung, ke pasar, ke kantor pos, ke bank dan lain-lain
Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah berinteraksi dengan orang lain. Mungkin pasien akan mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya. Beri dorongan terus menerus agar pasien tetap semangat meningkatkan interaksinya.
SP Pengkajian Isolasi sosial, dan melatih bercakap-cakap antara pasien dan keluarga dalam 1 kegiatan harian
Latihan 1
SP : Latihan Berinteraksi Secara Bertahap (Pasien dengan 2 orang lain), latihan bercakap-cakap saat melakukan 2 kegiatan harian
Latihan 2
SP :Latihan Berinteraksi Secara Bertahap (Pasien dengan 4-5 orang ), latihan bercakap-cakap saat melakukan 2 kegiatan harian baru
LATIHAN 3
SP : Evaluasi kemampuan berinteraksi
Latih cara bicara saat melakukan kegiatan sosial.
LATIHAN 4
4/2/2015
8
Tujuan
Keluarga mampu :
mengenal masalah isolasi sosial
mengambil keputusan untuk merawat isolasi sosial
merawat isolasi sosial
memodifikasi lingkungan yang mendukung pasien berinteraksi dengan orang lain
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya isolasi sosial dan mengambil keputusan merawat pasien
Melatih keluarga cara merawat islasi sosial
Membimbing keluarga merawat isolasi sosial
Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung meningkatkan kemampuan sosialisasi
Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke fasilitas pelayanan kesehatan
Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur
SP MENGENAL MASALAH DAN CARA MERAWAT:
Mendiskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat pasien
Menjelaskan pengertian, tanda & gejala, dan proses terjadinya isolasi sosial (gunakan booklet)
Menjelaskan cara merawat isolasi sosial
Melatih dua cara merawat : berkenalan dan melakukan kegiatan harian.
LATIHAN 5
SP MELATIH MERAWAT :
Menjelaskan kegiatan rumah yang dapat dilakukan pasien sambil bercakap-cakap
Melatih keluarga membimbing pasien berbicara
Memberikan pujian
SP MELATIH MERAWAT :
Melatih cara merawat dengan melatih berkomunikasi saat melakukan kegiatan sosial
4/2/2015
9
SP MELATIH MERAWAT :
Melatih Keluarga Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan Untuk follow up Pasien Isolasi sosial.
LATIHAN 8
Kemampuan Pasien :
Mampu Membina Hubungan Saling Percaya Dengan Perawat
Mampu menceritakan penyebab isolasi sosial
Mampu Berinteraksi secara bertahap
Kemampuan Keluarga :
Keluarga menyebutkan masalah isolasi sosial dan akibatnya.
Keluarga menyebutkan penyebab dan proses terjadinya isolasi sosial.
Keluarga membantu pasien berinteraksi dengan orang lain
Keluarga mendampingi pasien saat melakukan aktivitas rumah tangga dan kegiatan sosial sambil berkomunikasi
Keluarga melibatkan pasien melakukan kegiatan harian di rumah dan kegiatan sosialisasi di lingkungan
Melakukan follow up ke Puskesmas, mengenal tanda kambuh dan melakukan rujukan.
IMPLEMENTASI EVALUASI
Tanggal: Data Pasien: Keluarga: Diagnosis Keperawatan Tindakan Keperawatan Pasien: Keluarga: Rencana Tindak Lanjut Pasien (Topik , waktu, dan tempat) Keluarga
S: (pasien dan keluarga) O: (pasien dan keluarga) A: P: P pasien: P keluarga: Perawat
(nama perawat)
http://juarakelas.wordpress.com/2012/01/17/
http://inspirasijiwa.com/
http://www.dedinewsonline.com/2011/02/
4/2/2015
10
http://myrunsfland.blogspot.com/2010/06/children-and-friendship-tahap.html
BUKU SUMBER
Keliat, B.A., dkk. (2011), Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (CMHN - Basic
Course). Jakarta: EGC
Herdman, T.H. (2012), NANDA International Nursing Diagnoses Definition &
Classification, 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell
Stuart, G.W. & Laraia, M.T. (2005), Principles and Practice of Psychiatric Nursing.
8thedition. Missouri: Mosby
top related