IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB
Post on 20-Oct-2021
10 Views
Preview:
Transcript
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
IRIGASI TETES PADA TANAMAN
MANGGA
Penyusun
Ketua : Dr. Ir. J. Bambang Rahadi W., MS
Sekretaris : Cahya Sriwulandari, ST.
Niken Puspajiwo Pangestuti, ST.
Bendahara : Lailia Yuslichati Rahmadani, ST.
Anggota : Annisa Kurniasavira Utami
Mitra
Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik,
Jawa Timur, Indonesia
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Lokasi
Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik,
Jawa Timur, Indonesia
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Pendahuluan
Sektor pertanian (tanaman holtikultura dan pangan,
perkebunan dan perikanan) di Kabupaten Gresik
antara lain memiliki kontribusi 10,71% atau terbesar
ketiga dalam pembentukan PDRB. Masyarakat di
Kecamatan Panceng dan Dukun Kabupaten Gresik
memiliki mata pencaharian utama bercocok tanam
dan bertani. Terlebih lagi adanya Taman Teknologi
Pertanian (TTP) yang produk unggulannya adalah
mangga. Namun kendala saat ini yaitu pada saat
musim kemarau sering mengalami kekeringan.
Pemerintah telah membangun Waduk Sukodono yang
letaknya di Kecamatan Panceng dan Dukun untuk
menunjang pemenuhan air baku dan irigasi di daerah
Gresik bagian utara. Tanaman hortikultura mangga
sangat potensial untuk dikembangkan dilakasi
tersebut.
Operasional Waduk Sukodono dan fasilitasnya
pendukungnya dibangun untuk melayanan
kepentingan masyarakat khususnya pertanian
mangga. Agar operasi dapat optimal maka modul ini
dibuat khususnya petani mangga agar pemberian air
dapat efsien.
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga
A. Tanaman Mangga dan Morfologinya
Tanaman mangga telah lama tumbuh di berbagai
pulau di Indonesia. Diprakirakan tanaman mangga
berasal dari sekitar Bombay dan daerah di sekitar
kaki gunung Himalaya, kemudian dari daerah
tersebut menyebar ke luar daerah termasuk ke pulau
Jawa. Taksonomi mangga (AAK, 1991):
Species (jenis) : Mangifera indica L.
Genus : Mangifera.
Famili : Anacardiaceae
Ordo : Sapindales.
Kelas : Dicotyledoneae (berkeping dua)
Sub Devisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Devisi :Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Morfologi tanaman mangga terdiri atas akar, batang,
daun dan bunga. Bunga menghasilkan buah dan biji
(pelok) yang secara generatif dapat tumbuh menjadi
tanaman baru.
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Akar Tunggang dan Akar Cabang
Akar tunggang tanaman mangga sangat panjang bisa
mencapai kedalaman 6 m. Pemanjangan akar
tunggang akan berhenti bila ujung akarnya telah
mencapai permukaan air tanah dan selanjutnya akan
membentuk akar cabang di bawah permukaan tanah.
Semakin ke bawah, jumlah akar cabang semakin
sedikit. Akar cabang paling banyak terdapat pada
kedalaman 30-60 m.
Batang Tegak dan Bercabang Banyak
Batang tanaman tumbuh tegak dengan dahan yang
bercabang dan beranting banyak. Tinggi tanaman
dewasanya mencapai 10-40 m. Kulit batang tanaman
mangga tebal dan kasar serta terdapat banyak celah-
celah kecil, sisik sisik bekas tangkai daun. Warna
kulit batang yang sudah tua biasanya coklat keabu-
abuan, leabu tua dampai hampir hitam.
Tanaman mangga yang berasal dari biji umumnya
berbatang tegak, kuat dan tinggi. Sementara itu,
tanaman mangga yang berasal dari sambungan atau
temperl, berbatang pendek dan bercabang
membentang. Tanaman mangga yang berasal dari
biji bisa mencapai leboh dari 10 tahun, sedankan
yang berasal dari tempel atau sambung hanya
mencapai 80 tahun.
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Gambar 1. Morfologi Tanaman Mangga (a) batang (b) bunga (c) daun (d) buah (Sumber
: Pracaya, 2011)
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Berdaun Tunggal
Tanaman mangga berdaun tunggal, tanpa anak daun
penumpu. Letak daun bergantian memgelilingi
ranting dengan panjang tangkai daun bervariasi
yakni antara 1,25-12,5 cm. Ukuran pangjang daun 8-
40 cm dan lebar 2-12,5 cm. Jumlah tulang daun
mangga sekitar 18-30 cm. Bentuk daun mangga ada
yangseperti mata tombak, lonjong dengan ujung
seperti mata tombak, segi empat tetapi ujungnya
runcing, bulat telur dengan ujung ujung runcing
seperti mata tombak, atau segi empat dengan ujung
mmebulat. Stomata terletak pada permukaan daun,
tetapi paling banyak berada di permukaan daun
bagian bawah. Daun yang masih muda berwarna
kemerahan. Permukaan daun bagian atas berwarna
hijau mengkiap, sedangkan bagian bawah berwarna
hijau. Umur daun mangga bisa mencapai 1 tahun.
Bunga Majemuk Bertandan
Dalam keadaan normal, bunga tumbuh dari tunas
ujung. Bunga mangga terangkai dalam tandan
sebagai bunga majemuk. Rangkaian bunga
berbentuk kerucut yang melebar di bagian bawah
dengan panjang 10-60 cm. Jumlah bunga setiap
tandan berkisar 1.000-6.000 kuntum. Ukuran
bunganya kecil-kecil dengan diameter 6-8 mm. Dari
setiap rangkaian bunga, terdapat bunga jantan dan
bunga hermaprodit. Kelopak bunga biasanya ada
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
lima dengan mahkota bunga yang juga terdiri dari
lima daun bunga (kadang-kadang 4-8). Benang sari
bunga mangga ada lima. Bentuk tepung sari bulat
memanjang dan berukuran oanjang 20-35 mikron.
Bakal buah tanaman mangga tidak bertangkai, satu
ruangan dan terletak pada suatu piringan.
Buah Batu Berdaging
Buah mangga termasuk kelompok buah batu
berdaging dengan panjang buah 2,5-30 cm.
Bentuknya ad ayang bulat, bulat telur, bulat
memanjang dan pipih. Warna buah nya bermacam-
macam. Kulit buah mangga (eksokrap) tebal dengan
permukaan terdapat titik titik keleknjar. Daging buah
mangga (mesokarp) ada yang tebal dan tipis,
tergantung jenis dan varietasnya. Daging buah
mangga ada yang berserat dan tidka, berair dan
tidak, manis dan terpentin.
B. Persyaratan Tumbuh Tanaman Mangga
Menurut AAK (1991), syarat tumbuh tanaman
mangga adalah sebagai berikut :
Iklim
Untuk kondisi alam di Indonesia, mangga dapat
tumbuh baik pada tempat yang musim panasnya
kuat, didataran rendah dengan volume curah hujan
rendah sampai sedang, seperti di daerah pesisir
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
utara pulau Jawa, sebagian besar daerah Jawa
Timur, sampai pesisir sebelah timur anatar Pasuruan,
Situbondo dan Probolinggo.
1. Temperatur
Temperatur untuk pertumbuhan optimum tanaman
mangga lebih kurang 24-27oC.Pada suhu tersebut
pertumbuhan vegetatif dan hasilnya juga sangat
baik. Pada temperatur yang rendah, bagi tanaman
mangga muda (5 tahun) akan banyak menderita
kerusakan. Namun ada beberapa jenis mangga
yang masih tahan terhadap suhu rendah, tapi tidak
dapat berproduksi dengan baik.Temperature
minimum tanaman mangga masih dapat hidup
adalah 4-10oC, tapi temperature ini bukan
temperature yang baik untuk pertumbuhan dan
produksi.
Pada musim kemarau, jika temperature mencapai
>45oC dan disertai angin kencang, dapat
mengakibatkan luka bakar matahari pada buah.
Pada temperature kira-kira 44oC dengan
kelembaban 15% di tempat yang terlindung, daun-
daun dan buah yang masih kecil akan terpengaruh.
Sebagian buah yang masih kecil akan rontok,
sedangkan yang masih berkembang akan menjadi
buah tidak berbiji. Pada temperature maksimum
>44oC, tanamna mangga masih dapat hidup, tapi
hasilnya tidak begitu baik.
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
2. Curah Hujan
Keadaan volume curah hujan akan mempengaruhi
pertumbuhan tanaman mangga dan proses
produksi pembentukan bunga dan buah. Kalau
pada waktu musim musim bunga dan masa
berbuah mulai masak tidak ada hujan, tanaman
akan tumbuh dengan baik dan proses produksi
akan berlangsung baik pula. Sebaliknya bila pada
musim bunga, banyak turun hujan, berawan dan
banyak kabut, proses pembentukan buah akan
terganggu. Di samping itu, keadaan tersebut akan
merangsang timbulnya hama dan penyakit yang
penyebarannya cepat sekali. Jadi prinsipnya curah
hujan hanya diperlukan pada waktu tidak musim
bunga, yaitu pada masa pertumbuhan vegetative
untuk memicu pertumbuhan cabang, ranting, serta
tunas baru. Kalaupun ternyata masih turun hujan
sedikit pada musim bunga, justru baik untuk
pertumbuhan bunga, sebab akan menciptakan
suasana yang sejuk namun tidak lembab.
Prosentase pembagian curah hujan setiap tahun
secara alami penting pengaruhnya terhadap proses
pembungaan. Sebab masa primordial bunga akan
terjadi setelah musim hujan, sekurang-kurangnya
setiap ahun 10.000 mm dan muism kering lebih
kurang 4-6 bulan dengan curah ujan rata-rata
melebihi 60 mm/bulan. Jika dalam jangka waktu
yang cukup lama tidak ada hujan, maka areal
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
tanaman dapat dibantu dengan pengairan. Sebab
kondisi kadar air tanah yang terlalu kering
menyebabkan bunga mangga menjadi layu dan
akhirnya pun kering.
3. Angin
Angin mempengaruhi pertumbuhan tanamna
mangga.Tiupan angin yang kencang akan
mempengaruhi dan mempercepat penguapan air
dari tanah. Sehingga air tanah yang semestinya
bisa dimanfaatkan untuk pertumbuhan secara
optimalmenjadi berkurang.Akibatnya, banyak buah
yang rontok dan cabang-cabang yang
patah.Bahkan kadang-kadang pohon bisa roboh
sekaligus dengan akarnya karena tiupan angin
yang kencang.Untuk menghindari tiupan angin
yang kencang, tepi kebun mangga harus ditanami
tanaman yang tingginya melebihi tanaman
mangga seperti Albisia falcata.Pohon tersebut
memiliki perakaran yang tegak lurus kebawah dan
dalam.Di samping itu, pemeliharaan tanaman
pelindung dilakukan sesekali agar tanaman
pelindung tidak tumbuh terlalu liar dan
mengganggu pertumbuhan tanaman mangga itu
sendiri.
Ketinggian Tempat
Tanaman mangga dapat tumbuh dampai pada
ketinggian tempat kurang lebih 1.300 mdpl.Akan
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
tetapi di daerah yang tinggi, produksi dan
kualitasnya tidak terlalu baik.Tanaman mangga yang
produksinya optimal, sebaiknya ditanam pada suau
areal yang memiliki ketinggian maksimal 500 mdpl.
Masa berbunga tanaman mangga juga dipengaruhi
oleh ketinggian tempat dari permukaan laut. Karena
letak geografis Indonesia berada di daerah tropis
dengan posisi 11o LU atau 6o LS, maka setiap
kenaikan kira-kira 130 m, di tempat pohon mangga
itu ditanam, maka pembungaan tanaman tersebut
akan tertunda selama 4 hari. Hal ini sesuai dengan
letak Indonesia yang berada di daerah tropis.Apabila
tanaman mangga berada atau nambah satu derajat
ke selatan atau ke utara, maka pembungaan aan
tertunda 4 hari.
Tanah
Tanaman mangga dapat tumbuh pada jenis tanah
apapun, asalkan tanah itu tidak mempunyai lapisan
padas yang keras dan banyak mengandung batu-
batuan. Di samping itu, kondisi tanah tidak boleh
terlalu kering atau terlalu basah dan tidak terlalu
banyak mengandung garam atau air payau.Jadi
mangga dapat hidup baik dan cepat berproduksi
pada tanah bertekstur ringan (tanah lempung
berpasir) sampai tanah berat (tanah lempung atau
atanah liat). Tetapi juga cukup mengandung zat
makanan dan kadar air. Jumlah volume kadar air
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
tanah yang dapat baik dan diserap oleh akar
tergantung struktur tanah. Kalau struktur tanah amat
halus dan padat, maka naiknya air tanah bisa tinggi,
tetapi prosesnya begitu lambat.Sebaliknya jika
struktur tanah itu kasar dan berderai maka naiknya
air tanah tidak begitu tinggi namun cepat.
Tanaman mangga yang ditanaman di derah berpasir,
kualitas buahnya kurang baik, rasa buah menjadi
hambar seperti air. Tanah semacam ini sering
mengakibatkan tanman menjadi kekurangan air,
akrena air mudah sekali mersap ke lapisan lebih
dalam. Tanah yang bertekstur berat juga kurang
baik, karena pada musim penghujan proses
pengeringannya sulit. Sebaliknya pada musim
kemarau, tanah menjadi keras selai dan pecah-
pecah, kandungan airnya terikat erat sehingga
tanaman menjadi kekurangan air, sedangkan air
yang tak terikat sudah banyakyang menguap. Akibat
lain yang diderita tanaman pda tanah liat adalah
banyak akar serabut yang patah. Kersanya tanah liat
ini disebabkan oleh sirkulasi air dan uara yang tidak
berjalan lancar dan melemahkan kemampuan
menahan air (water capacity). Besarnya I tergantung
dari tinggi lapisan tanah dari permukaan air dan dari
daya kapilerisasi air tanah.
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
C. Irigasi
Irigasi adalah pemberian air yang terkontrol ke lahan
pertanian. untuk menciptakan rezim kelembaban
tanah agar dapat digunakan untuk pertumbuhan dan
produksi tanaman secara optimal.
Apa Irigasi itu Penting?
Irigasi sangat penting karena:
- Sumber air makin menurun
- 35-45 tahun kedepan, kebutuhan pangan dunia
meningkat dua kali lipat akibat peningkatan
penduduk
- 70% air digunakan untuk pertanian
- 70% peningkatan produksi ditingkatkan dengan
irigasi
Kunci Pengelolaan Air
Irigasi memiliki dua tujuan utama:
(1) Menyediakan kelembaban esensial untuk
pertumbuhan tanaman
(2) Untuk mencuci tanah dari salinitas
(3) Pemberian air yang sesuai dengan kebutuhan
tanaman dan waktu pemberian yang tepat maka
produksi tanaman akan optimal.
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
(4) Untuk mencuci racun yang mengganggu
pertumbuhan tanaman.
(5) Pengelolaan irigasi harus menjadi seperangkat
praktik yang dirancang untuk memaksimalkan
efisiensi dan meminimalkan kebutuhan tenaga kerja
dan modal dari sistem irigasi tertentu.
Pemilihan Metode Irigasi untuk Optimasi
Pengelolaan
1. Kesesuaian.
Sistem irigasi untuk suatu ladang atau pertanian
harus sesuai dengan operasi pertanian lain yang
ada, seperti penyiapan lahan, budidaya, dan
panen.
- Alat mesin yang digunakan
- Ukuran tanah
- Sistim penanaman
- Pengendalian hama
2. Pertimbangan Ekonomi.
Sistem irigasi yang dipilih harus dipertimbangkan
secara ekonomi meliputi:
- energi
- sumber air
- penyiapan lahan
- pemeliharaan
- tenaga kerja
- pajak
3. Batasan Topografi.
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Topografi merupakan batasan penting pemilihan
sistem irigasi karena:
- ketinggian air tanah
- lokasi dan ketinggian relatif dari sumber air,
- batas lahan
- luas di setiap lahan setiap individu,
- lokasi jalan raya
- saluran listrik, air dan penghalang lainnya,
- bentuk dan kemiringan lapangan
4. Karakteristik Tanah.
Jenis tanah biasanya mendefinisikan:
- kapasitas penahanan air
- infiltrasi
- kedalaman efektif tanah
5. Penyaluran air.
Kualitas, kuantitas, dan karakteristik sebaran air
irigasi.
6. Faktor Tanaman.
Karakteristik tanaman yang mempengaruhi
pemilihan sistem irigasi adalah:
- Toleransi tanaman selama perkecambahan,
perkembangan dan pemasakan terhadap
salinitas tanah, aerasi, dan berbagai zat, seperti
boron
- Jumlah dan waktu pemberian air
- Nilai ekonomi tanaman
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Tipe Irigasi
Tipe irigasi secara umum dibedakan menjadi tiga,
yaitu :
- Irigasi Permukaan (Alur, Border, Sawah)
- Irigasi Sprinkel
- Irigasi Mikro (irigasi tetes)
Irigasi Permukaan
Air mengalir melintasi permukaan tanah hingga titik
infiltrasi. Metode irigasi tertua dan paling banyak
digunakan di seluruh dunia (90%) dan di A.S. (60%).
Digunakan terutama pada pertanian.
Penyebaran air (water spreading)
- Bidang yang relatif datar - membiarkan air
menemukan jalannya sendiri melintasi permukaan
- Persiapan dan investasi minimal
- Agak tidak efisien
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Jenis Sistem Irigasi Permukaan
- Basins
Tanggul mengelilingi lahan olah sehingga
memungkinkan air tergenang.
Gambar 2. Basin
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
- Borders
Tanggul mengelilingi lahan olah, pada umumnya
pada lahan bertingkat.
Gambar 3. Borders
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
- Furrows (Alur)
Alur merupakan saluran kecil untuk menyalurkan
air (seluruh permukaan tidak basah), lahan untuk
tanaman tidak terbasai langsung tetapi mendapat
rembesan dari air irigasi yang terdapat pada alur.
Gambar 4. Furrows
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Irigasi Springkel
Keuntungan :
- Keseragaman Aplikasi Tinggi
- Penggunaan aliran kontinu kecil
- Sesuai digunakan pada topografi berbukit atau
bergelombang
- Efisiensi tinggi
- Otomasi sudah tersedia
- Mengatur iklim mikro.
Kerugian :
- Biaya investasi tinggi (Rp. 7,500,000 hingga
Rp. 52,500,000 per ha)
- Kualitas air bisa menjadi masalah
- Kondisi basah selama pematangan tanaman dapat
mempengaruhi hasil
- Bentuk bidang yang tidak beraturan sulit untuk
diairi
- Kondisi yang sangat berangin atau sangat kering
mengakibatkan kerugian yang tinggi
- Tanah dengan tingkat asupan rendah (<3 mm /
jam) memiliki masalah limpasan air.
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Gambar 5. Irigasi Springkel
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Irigasi Mikro
Mikro irigasi: air diberikan dengan laju yang rendah
pada titik dari permukaan. Mikro irigasi meliputi :
- Trickle Irrigation
- Drip Irrigation
- Sub-Irrigation
Penggunaan Mikro irigasi
Kadang-kadang ditunjukan tipe keluaran seperti
“micro-spray irrigation”.Pemakaian air teliti waktu,
lokasi dan jumlah.
Karena metode ini mahal dalam pemberian air dan
sistem O&P menghendaki pemeliharaan yang tinggi
maka biasanya digunakan :
- Tanaman bernilai tinggi
- Air adalah mahal
- Slope bukan faktor penghambat
- Keuntungan alat tersedia di pasar
Simple Micro Irrigation System
Tidak semua sistem rumit & mahal. Bentuk-bentuk
irigasi mikro padat karya dipraktikkan di banyak
daerah
Keuntungan
- Air, pupuk dapat dihemat
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
- Mudah dalam pengoperasian di lapang
- Dapat beroperasi pada areal yang bergelombang
- “Perbandingan Hasil/Evatotranspirasi”bisa lebih
tinggi:
o Mengurangi evaporasi
o Air mendekati Kapasitas lapang
o Kadar garam rendah
- Mudah dan otomatisasi
- Tenaga kerja rendah dan intensif
Kerugian
- Mahal (Rp. 15,000,000 to Rp. 60,000,000 per ha)
- Terjadi Penyumbatan
- Keseragaman rendah
- Air mengalir keluar dari ujung menuruni bukit
- Garam cenderung menumpuk
- Mungkin membutuhkan manajemen yang lebih
baik
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Gambar 6. Komponen Sistem 1
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Gambar 7. Komponen Sistem 2
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Komponen Sistem
Komponen Saluran Utama:
- Saluran sekunder
- Sambungan
- Pengatur Distribusi Air
- Saluran Lateral
Komponen pembasahan tanah:
- Emitters
- Bubblers
- Sprayers
- Spitters
- Misters, dll
Pompa dan motor
Pengatur Distribusi Air:
– Valves (Klep)
– Filters & screens
– Tangki Bahan Kimia
– Injeksi bahan kimia
– Alat ukur debit
Cara Pemasangan Emiter
Pemasangan keluaran (emitter) dapat dilakukan
dengan system lateral ganda, berkelompok, zig-zag,
dan banyak keluaran.
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Gambar 8. Emitter Layout
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Banyak konfigurasi dirancang untuk meningkatkan
persen area basah, namun tetap ekonomis.
Pertukaran antara aliran per panjang pipa lateral &
total.
Gambar 9. Micro Emitters
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Gambar 10. Tape/Continuous Line Micro System
Pola Pembasahan
Pola pembasahan sangat dipengaruhi oleh tekstur
tanah, untuk tanah berpasir cenderung pembasahan
ke arah vertical dan untuk tanah liat cenderung
kearah horizontal (Gambar 11)
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Gambar 11. Pola Pembasahan
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Desain Irigasi
Tahapan desain yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut :
(1) Menyusun nilai faktor-faktor rancangan, yang
meliputi sifat fisik tanah, air tanah tersedia, laju
infiltrasi, evapotranspirasi tanaman, curah hujan
efektif, dan kebutuhan air irigasi.
(2) Menyusun rancangan pendahuluan, mencakup
pembuatan skema tata letak (lay-out) serta
penetapan jumlah dan luas sub-unit dan blok irigasi.
(3) Perhitungan rancangan hidrolika sub-unit
dengan mempertimbangkan karakteristik hidrolika
pipa dan spesifikasi sprinkler. Apabila
persyaratan hidrolika sub-unit tidak terpenuhi,
alternatif langkah/penyelesaian yang dapat
dilakukan adalah modifikasi tata letak, mengubah
diameter pipa dan mengganti spesifikasi sprinkler
(4) Finalisasi (optimalisasi) tata letak
(5) Perhitungan total kebutuhan tekanan (total
dynamic head) dan kapasitas sistem,
berdasarkan desain tata letak yang sudah final serta
dengan mempertimbangkan karakteristik hidrolika
pipa yang digunakan.
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
(6) Penentuan jenis dan ukuran pompa air beserta
tenaga/mesin penggeraknya.
D. Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga
Irigasi tetes termasuk dalam irigasi mikro.Prinsip
irigasi tetes atau yang sering disebut dengan Trickle
Irrigation/ Drip Irrigation adalah irigasi yang
menggunakan jaringan perpipaan dengan yang pada
umumnya memerlukan unit pompa untuk menambah
tekanan aliran, sedangkan jika menggunakan gaya
gravitasi diperlukan beda tinggi tempat yang
memadahi.
Jaringan irigasi tetes terdiri dari pipa utama, pipa sub
utama dan pipa lateral. Pada ujung pipa lateral
terdapat Keluaran (emitter) yang digunakan untuk
mendistribusikan air dan pupuk sesuai kebutuhan
dan sesuai fase pertumbuhan tanaman mangga.
Keluaran diletakkan di dekat perakaran tanaman
mangga sehingga tanah yang berada di daerah
perakaran mudah terbasahi.
Sistem irigasi tetes mempunyai cara pengaturan
yang baik mulai dari sumber air sampai tanah tempat
tumbuh tanaman mangga.
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Irigasi tetes berfungsi untuk mengurangi penguapan
(evaporasi), melakukan pemberian nutrisi bersamaan
dengan pemberian air.
Sistem irigasi ini cocok digunakan untuk tanaman
yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.
Pemberian air dapat diberikan sesuai kebutuhan dan
waktu pemberian yang tepat. Efisien sangat tinggi,
dapat mencapai diatas 90%.
E. Kebutuhan Air
Pemberian air irigasi untuk tanaman di Kecamatan
Panceng dan Dukun disajikan pada tabel Tabel 1.
Irigasi untuk tanaman manga perlu diberikan pada
bulan Mei sampai dengan bulan Desember,
sedangkan pada bulan Januari sampai dengan bulan
april kebutuhan air tanaman telah tercukupi dari
Curah hujan. Pemberian air bervariasi dari 10,02
l/hari/tanaman sampai dengan 80,65 l/hari/tanaman
untuk usia tanaman manga dibawah 5 tahun dan
untuk usia manga diatas 5 tahun bervariasi dari
20,02 l/hari/tanaman sampai dengan 94,09
l/hari/tanaman (Tabel 1).
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Tabel 1.Pemberian Air untuk Tanaman Mangga
Keterangan Satuan Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov Des
CH mm/bln 301,50 256,82 262,92 216,15 143,46 103,16 79,23 23,05 36,86 100,09 160,02 202,10
Mangga usia dibawah 5 Tahun
Etc l/hari/tan
Etc-Mangga mm/bln 58,14 60,02 67,52 71,27 69,40 63,77 65,65 76,90 80,65 78,78 73,15 60,02
Che-Mangga mm/bln 89,60 80,44 100,00 76,84 30,80 4,80 0,00 0,00 0,00 0,00 25,16 50,00
Irn -Mangga mm/bln -31,46 -20,42 -32,48 -5,57 38,60 58,97 65,65 76,90 80,65 78,78 47,99 10,02
Irn mm/bln 0,00 0,00 0,00 0,00 38,60 58,97 65,65 76,90 80,65 78,78 47,99 10,02
Irn mm/hari 0,00 0,00 0,00 0,00 1,25 1,90 2,12 2,48 2,60 2,54 1,55 0,32
Irn l/hari/tan 0,00 0,00 0,00 0,00 99,61 152,18 169,42 198,45 208,13 203,30 123,85 25,86
Mangga usia diatas 5 Tahun
Etc-Mangga mm/bln 67,84 70,02 78,78 83,15 80,96 74,40 76,59 89,72 94,09 91,91 85,34 70,02
Che-Mangga mm/bln 89,60 80,44 100,00 76,84 30,80 4,80 0,00 0,00 0,00 0,00 25,16 50,00
Irn -Mangga mm/bln -21,76 -10,42 -21,22 6,31 50,16 69,60 76,59 89,72 94,09 91,91 60,18 20,02
Irn mm/bln 0,00 0,00 0,00 0,00 50,16 69,60 76,59 89,72 94,09 91,91 60,18 20,02
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Penutup
Diharapkan dengan adanya modul mengenai “Irigasi tetes
pada Tanaman Mangga” ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan masyarakat terkait
penggunaan air irigasi secara efisien bertambah agar
siap dengan adanya perubahan kondisi suplai air
untuk irigasi di tempat tinggal mereka, sehingga air
irigasi dapat dimanfaatkan lebih efisien.
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Daftar Pustaka
AAK. (1991). Mangga. Yogyakarta: Kanisius
Fitriana, N., Arianti, F. D., & Semipermas, M. N. (2015).
Irigasi tetes: Solusi Kekurangan Air pada Musim
kemarau. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa
Tengah.
Pracaya. (2011). Bertanam Mangga. Jakarta: Penebar
Swadaya
Setiapermas, M. N. & Zamawi. (2015). Pemanfaatan
Jaringan Irigasi Tetes Di Dalam Budidaya Tanaman
Hortikultura. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Jawa Tengah.
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Dokumentasi Kegiatan
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Biodata penulis
Dr. Ir. J. Bambang Rahadi W., MS
Lahir di Yogyakarta pada tanggal 5
Februari 1956. Penulis merupakan
dosen di Jurusan Keteknikan Pertanian,
Fakultas Teknologi Universitas
Brawijaya dengan keahlian Pengelolaan
Sumberdaya Air dan Tanah. Penulis
memulai pendidikan S-1 di Universitas
Gajah Mada dengan bidang studi
Mekanisasi Pertanian, selanjutnya
penulis melanjutkan S-2 di universitas
yang sama dan mengambil bidang ilmu
Pengelolaan Tanah dan Air dan S-3 di
Universitas Brawijaya dengan bidang
studi Teknik Sumberdaya Air.Penulis
aktif dalam kegiatan pelestarian
lingkungan hidup dengan keterlibatan
penulis sebagai Sekretaris PSLH UB
(Pusat Studi Lingkungan
Hidup);sebagai Ketua ataupun Anggota
untuk berbagai kegiatan penyusunan
KLHS (Kajian Lingkungan Hidup
Strategis) dan AMDAL (Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan) di
berbagai wilayah di Indonesia; sebagai
penulis buku “Daya Dukung dan Daya
Tampung Untuk Pengelolaan
Lingkungan” dan masih banyak lagi.
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Annisa Kurniasavira Utami
Lahir di Gresik tanggal 4 Oktober 1997
Penulis merupakan mahasiswa
semester akhir program studi Teknik
Lingkungan, Jurusan Keteknikan
Pertanian, Fakultas Teknologi
Pertanian, Universitas Brawijaya.
Niken Puspajiwo Pangestuti, ST.
Lahir di Lumajang tanggal 31 Agustus
1994. Penulis merupakan alumni
program studi Teknik Lingkungan,
Jurusan Keterknikan Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian,
Universitas Brawijaya. Penulis telah
memiliki sertifikasi Ahli K3 Umum. Saat
ini penulis aktif terlibat sebagai asisten
tim tenaga ahli dalam penyusunan
dokumen AMDAL.
Cahya Sriwulandari, ST.
Lahir Malang tanggal 16 Juli 1995.
Penulis merupakan alumni program
studi Teknik Lingkungan, Jurusan
Keterknikan Pertanian, Fakultas
Teknologi Pertanian, Universitas
Brawijaya. Saat ini penulis aktif terlibat
sebagai asisten tim tenaga ahli dalam
penyusunan dokumen AMDAL dan
sebagai administrasi JSAL (Jurnal
Sumberdaya Alam dan Lingkungan) UB.
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik
Lailia Yuslichati Rahmadani, ST.
Lahir di Malang tanggal 18 Februari
1994. Penulis merupakan alumni
program studi Teknik Lingkungan,
Jurusan Keterknikan Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian,
Universitas Brawijaya. Penulis telah
memiliki sertifikasi Ahli K3 Umum,
pernah mengikuti pelatihan Pelaporan
Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup di UGM dan telah
menerbitkan buku berjudul “Daya
Dukung dan Daya Tampung untuk
Pengelolaan Lingkungan”. Saat ini
penulis aktif terlibat sebagai asisten tim
tenaga ahli dalam penyusunan
dokumen AMDAL.
top related