IMPLEMENTASI NILAI-NILAI ISLAM TERHADAP KEBERSIHAN ...
Post on 11-Nov-2021
13 Views
Preview:
Transcript
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI ISLAM TERHADAP KEBERSIHAN
LINGKUNGAN DI DESA BULULOE KECAMATAN TURATEA
KABUPATEN JENEPONTO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Nur Ismi Nur
NIM: 1051911102 16
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1441 H/2020 M
vii
ABSTRAK
NUR ISMI NUR 105 191 1102 16. 2016. Implementasi Nilai-nilai Islam
Terhadap Kebersihan Lingkungan Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten
Jeneponto. Dibimbing oleh Ibu Amirah Mawardi, dan Ibu Nurani Azis.
Kebersihan sangat diperhatikan dalam Islam baik kebersihan fisik maupun
lingkungan, fisik maupun jiwa, baik secara tampak maupun tidak tampak.
Dianjurkan pula agar memelihara dan menjaga sekeliling lingkungan dari kotoran
agar tetap bersih. Oleh karena itu dibutuhkan suatu penerapan atau Implementasi
Nilai-Nilai Islam Terhadap Kebersihan Lingkungan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu bertujuan untuk
mengetahui bagaimana Kebersihan Lingkungan Di Desa Bululoe, bagaimana
Bentuk Implementasi Nilai-nilai Islam Terhadap Kebersihan Lingkungan di Desa
Bululoe Kabupaten Jeneponto. dan Apa Upaya Masyarakat Dan Pemerintah
dalam Mengimplementasikan Nilai-Nilai Islam Terhadap Kebersihan Lingkungan
di Desa Bululoe Kabupaten Jeneponto.
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara, yang dilakukan langsung kepada peserta didik yang mengikuti
ekstrakulikuler ROHIS, dokumentasi dan Kepustakaan. Teknik pengolahan data
dilakukan dengan editan data, koding, tabulasi dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) kebersihan lingkungan di desa
bululoe Kebersihan Lingkungan Di Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten
Jeneponto secara umum belum maksimal. 2) bentuk Implementasi Nilai-Nilai
Islam Terhadap Kebersihan Lingkungan di Desa Bululoe Kecamatan Turatea
Kabupaten Jeneponto dapat dilihat dari sikap meyakini bahwa kebersihan adalah
sebagian daripada iman dan nilai sosial atau budaya yakni sikap gotong royong
masyarakat desa buluoe dalam membersihkan lingkungan desa bululoe kecamatan
turatea kabupaten jeneponto. 3) Upaya Pengimplementasian Nilai-Nilai Islam
Terhadap Kebersihan Lingkunan Di Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten
Jeneponto dilakukan dengan dua cara yaitu Gotong Royong Dan Sosialisasi.
Kata Kunci : Kebersihan Lingkungan, Implementasi Nilai-Nilai Islam
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan rahmat,
taufiq dan hidayah-Nya sehinga penulis dapat menyelesaikan skripi dengan baik,
meskipun jauh dari kesempurnaan . kesempurnaan hanya milik-Nya sehingga
penulis khilaf dan salah hanya milik penulis sebagai hamba-nya. Sholawat serta
salam semoga tetap trrcurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.,
yang telah mengangkat derajat manusia dari zaman yang hina menuju zaman yang
mulia dengan dengan tradisi berpendidikan serta berperadaban.
Penulis menyadari banyak hal yang menjadi kendala dalam penelitian ini,
mulai dari hal intern, seperti penulis yang memiliki motivasi yang kadang tinggi
kadang rendah, sampai kepada hal yang bersifat ekstern, seperti kesibukan
penulis, keterbatasan dana dan lain-lainnya.
Namun hal itu semua tidak membuat penulis surut dalam
menyelesaikannya, ini semua berkat bantuan dan doa dari berbagai pihak. Maka
sewajarnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada:
1. Teristimewa kedua orang tua tercinta, Ayahanda H. Nurdin Saeni, dan
Ibunda Hj. Nur Intang yang senantiasa mencurahkan cinta dan
kasihnya yang tak terhingga, menjadi kekuatan dlam setiap langkah
kehiupan penulis, memberikan semangat, motivasi, dukungan, doa
dan restunya kepada penulis.
ix
2. Suami tercinta Sertu Nursalam yang selalu memberi doa dan
dukungan kepada penulis.
3. Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., M.M. Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar, yang telah berjuang melakukan revolusi
Kampus Biru.
4. Drs H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I Dekan Fakultas Agama Islam
5. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si. Ketua Prodi Pendidikan Agama
Islam.
6. Bapak dan Ibu Wakil Dekan Fakultas Agama Islam beserta
jajarannya
7. Segenap Dosen Universitas Muhammadiyah Makassar, beserta para
staf yang telah membina serta berbagi ilmu kepada penulis.
8. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si. pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, arahan serta bantuan selama penulisan skripsi
ini.
9. Dra. Nurani Azis, M.Pd.I pembimbing II yang telah dengan sabarnya
membimbing sampai selesai skripsi ini.
10. H. Mantariso S.Pd. Selaku Kepala Desa Beserta Staf yang telah
bersedia menerima penulis untuk meneliti di Desa Bululoe.
11. Masyarakat Desa Buluoe yang dengan senang hati memberikan
informasi terkait penelitian ini.
12. Teman saya yang selalu menemani saya dan memberikan motivasi
dan dukungan.
x
13. Sahabat saya Nurhan Buka dan Nanda Ariaty yang selalu memberikan
doa dan dukungannya kepada penulis.
14. Seluruh keluarga dan handai taulan yang tak hentinya memberi
semangat kepada penulis.
15. Semua pihak yang terlibat yang tak dapat penulis sebutkan satu
persatu, yang telah memberikan saran dan sumbangan pemikiran yang
membuat penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan.
Akhirnya semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayahnya kepada
kita semua agar kita selalu berada pada jalan yang benar. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin ya rabbal aalamiin.
Makassar, 20 Mei 2020
Penulis,
Nur Ismi Nur
105191110216
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................. iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH ............................................................ iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................ vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR.......................................................... .......................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 3
D. Manfaat penelitian .......................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Islam sebagai Agama dan Sistem Nilai. .......................................... 7
B. Kebersihan lingkungan dalam Islam. .............................................. 7
a. Nilai-nilai Islam Tentang Kebersihan. ..................................... 7
b. Dalil Al-Quran Tentang Pentingnya Kebersihan ..................... 16
c. Aspek Kebersihan Lingkungan dalam Islam ........................... 17
xii
d. Faktor Penyebab Kerusakan Lingkungan .............................. 22
C. Kerangka konseptual . ....................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 28
B. Lokasi dan Objek Penelitian ..................................................... 29
C. Fokus Penelitian .......................................................................... 29
D. Deskripsi Fokus Peneltian. ......................................................... 29
E. Sumber Data ............................................................................... 30
F. Instrumen Penelitian ................................................................... 31
G. Teknik Pengumpulan Data. ........................................................ 32
H. Teknik Analisis Data .................................................................. 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.......................................... 36
B. Pembahasan .............................................................................. 42
1. Kebersihan Lingkungan Desa Buluoe Kecamatan Turatea
Kabupaten Jeneponto ........................................................... 42
2. Bentuk Implementasi Nilai-Nilai Islam Terhadap
Kebersihan Lingkungan di Desa Bululoe Kecamatan
Turatea Kabupaten Jeneponto ........................................... 45
3. Upaya Pemerintah Dalam Implementasi Nilai- Nilai
Islam Terhadap Kebersihan Lingkungan di Desa Bululoe
Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto .......................... 49
xiii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................... 52
B. Saran ............................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA. .................................................................................... 55
LAMPIRAN .................................................................................................... 57
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... 65
xiv
DAFTAR TABEL
1. Tabel penduduk berdasrkan jenis kelamin di Desa Bululoe .................... 38
2. Tabel Penduduk Berdasrkan Tingkat Pendidikan di Desa Bululoe ......... 39
3. Tabel Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Bululoe ............ 40
4. Tabel sarana dan prasarana di Desa Bululoe ............................................ 41
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber ajaran Islam adalah Al-quran dan As-Sunnah. Dalam sumber
ajaran tersebut, diterangkan bukan hanya aspek peristilahan yang digunakan,
tetapi juga ditemukan bagaimana sesungguhnya ajaran Islam menyoroti
kebersihan. Maka perlu kajian tematik, sehingga ditemukan prinsip-prinsipnya
dan bagaimana konsep kebersihan tersebut. Sebagai ajaran yang lengkap yang
memiliki unsur-unsur aqidah, syariah dan muamalah, sudah semestinya konsep itu
ada, lebih-lebih bila dilihat dari aspek yang berkaitan dengan akhlak karimah.
Istilah yang digunakan sebagaimana disinggung Al-quran dan Sunnah
banyak menggunakan istilah-istilah yang berkaitan dengan kebersihan atau
kesucian. Dalam al-quran ada istilah thaharah sebanyak 31 kata dan tazkiyah 59
kata.Dalam al-quran istilah nazhafah, sementara dalam hadist katanazhafah dapat
dilihat dalam riwayat, “al-Nazhafatu minal-Iman”. Dalam hadis istilah yang
digunakan adalah istinja, istimar (ketika tidak ada air).
Penerapan ajaran Islam tentang kebersihan saat ini kurang dan
cenderung tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat muslim
terkhususnya di Indonesia. Kurangnya kesadaran masyarakat dan kebiasaan yang
telah mengakar membuat hal itu dianggap sudah menjadi hal yang tabu dan
biasa- biasa saja, tanpa adanya rasa peduli terhadap lingkungan.
2
Kabupaten Jeneponto memiliki luas wilayah 749,8km2 memiliki 11
kecamatan, Salah satunya adalah Kecamatan Turatea Desa Bululoe. Masalah
kebersihan atau pencemaran lingkungan di Desa Bululoe belum bisa teratasi,
kurangnya kesadaran masyarakat, arahan dari pemerintah, petugas kesehatan
(Puskesmas) Bululoe di anggap kurang maksimal oleh warga sekitar.
Berdasarkan buku putih sanitasi Kabupaten Jeneponto, secara umum
kondisi di Kabupaten Jeneponto masih belum memadai hal ini dikarenakan
beberapa faktor, faktor utamanya masih terbatasnya infrastrukur pengelolaan
sanitasi masih belum maksimalnya pengelolaan persampahan disebabkan oleh
tempat pemprosesan akhir (TPA) belum layak. Potensi pencemaran karena
pembuangan air limbah di Kabupaten Jeneponto masih cukup tinggi, dari hasil
kajian studi EHRA didapat bahwa angka pencemaran karena air limbah di
Kabupaten Jeneponto sebesar 72,80% dan tidak ada pencemaran 27,20%.
Pengelolaan sampah setempat 58,4%, sumber air yang tercemar 12,7 %.1
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti permasalahan
yang berkaitan dengan penerapan masyarakat terhadap kebersihan dengan judul
penelitian yaitu “ Implementasi Nilai-nilai Islam Terhadap Kebersihan
Lingkungan Masyarakat Desa Bululoe Kabupaten Jeneponto”.
1 Buku putih sanitasi Kab. Jeneponto Kajian studi EHRA 2014
3
B. Rumusan Masalah
Rumusan penelitian ini secara umum adalah bagaimana problematika
masyarakat terhadap kebersihan, baik lingkungan secara umum maupun
individiual di Desa Bululoe Kabupaten Jeneponto, masalah tersebut dirumuskan
ke dalam beberapa poin pertanyaan, sebagai berikut ;
a. Bagaimana kebersihan Lingkungan di Desa Bululoe Kecamatan Turatea
Kabupaten Jeneponto ?
b. Bagaimana bentuk Implementasi Nilai-Nilai Islam terhadap Kebersihan
Lingkungan di Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto ?
c. Upaya apa yang dilakukan Pemerintah dalam Implementasi Nilai-Nilai
Islam terhadap kebersihan Lingkungan di Desa Bululoe Kecamatan
Turatea Kabupaten Jeneponto ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini secara umum adalah
a. Untuk mengetahui kebersihan Lingkungan di Desa Bululoe Kecamatan
Turatea Kabupaten Jeneponto.
b. Untuk mengetahui bentuk Implementasi Nilai-Nilai Islam terhadap
Kebersihan Lingkungan di Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten
Jeneponto.
c. Untuk mengetahui upaya pemerintah dalam Implementasi Nilai-Nilai
Islam terhadap Kebersihan Lingkungan di Desa Bululoe Kabupaten
Jeneponto.
4
D. Manfaat penelitian
Kegunaan penelitian ini terdiri atau dua macam, yaitu kegunaan secara
praktis dan secara teoritis;
1. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi
mahasiswa,penulis,masyarakat agar mampu mengimplementasikan nilai-
nilai islam terhadap kebersihan lingkungan, sehingga lingkungan di Desa
tersebut semakin sehat dan bersih.
2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah kesadaran bagi
mahasiswa,dan masyarakat terkait pentingnya penerapan nilai-nilai islam
terkait kebersihan bagi kesehatan jasmani dan rohani, sekaligus
tambahan wawasan bagi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Makassar yang berminat melakukan penelitian terkait dengan tema
penelitian.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Islam sebagai Agama dan Sitem Nilai
1. Pengertian islam
Islam secara etimologi islam berasal dari bahasa arab yang mempunyai
bermacam artia yaitu:
a) Salam yang artinya selamat, aman sentosa sejahtera, yaitu aturan hidup
yang dapat menyelamatkan manusia didunia dan diakhirat.
b) Aslama yang artinya menyerah atau masuk islam yaitu agama yang
mengajarkan menyerahkan diri kepada Allah SWT, tunduk dan patuh
kepada hukum-hukumNya tanpa tawar-menawar.
c) Silmun yang artinya keselamatan atau perdamaian yaitu agama yang
mengajarkan hidup yang damai dan selamat.
d) Salamun yang artinya tangga, kendaraan, yakni peraturan yang dapat
mengangkat dearajat kemanusiaan yang dapat mengantarkan orang
kepada hidup bahagia.2
Dari pengertian tersebut kata Islam dekat artinya dengan kata agama yang
berarti menundukkan, patuh, balasan, dan kebiasaan, Islam sudah
menggambarkan kodrat manusia sebagai makhluk yang tunduk dan patuh
kepada tuhan keadaan ini membawa pada timbulnya pemahaman orang yang
2 Abdullah, M.Yatimin. Studi Islam Kontemporer. AMZAH. Jakarta 2006 Hal 7
6
tidak patuh kepada tuhan sebagai wujud dari penolakan terhadap fitrah diri
sendiri.
Secara istilah Islam adalah agama yang diajarkan oleh nabi Muhammad
SAW berpedoman kepada kiab suci Al-Quran yang diturunkan kedunia melalui
wahyu allah SWT.3
Dengan demikian, posisi nabi dalam Islam diakui sebagai yang
ditugaskan oleh allah swt untuk menyebarkan ajaran Islam kepada umat
manusia. Dalam proses penyebaran ajaran agama Islam nabi terlibat dalam
memberi keterangan, menjelaskan uraian dan contoh praktiknya, sesuai batas-
batas yang ditentukan.Islam artinya penyerahan diri kepada Allah, tuhan yang
Maha Kuasa, Maha Perkasa, dan Maha Maha Esa. Penyerahan itu diikuti
dengan kepatuhan dan ketaatan untuk menerima dan melakukan apa saja
perintah dan larangan-Nya.
Sistem nilai adalah suatu tumpuan norma-norma yang dipegangi oleh
manusia sebagai makhluk individual dan sebagai makhluk sosial, baik itu berupa
norma tradisional maupun norma agama yang telah berkembang dalam
masyarakat. Dengan demikian, sistem nilai ini memiliki potensi mengendalikan
,mengatur dan mengarahkan masyarakat itu sendiri, termasuk di dalamnya
poetensi rohaniah yang melestarikan eksistensi masyarakat tersebut.4
Ajaran Islam tidak dapat dilepaskan dari sistem nilai. Sebuah sistem nilai
yang bersumber dari sang maha pencipta. sistem tersebut terumus lengkap dan
3 Dewan Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Pusat Bahasa Dep.
Pendidikan Nasional. Jakarta.2001 hal 444.
4 H.M. Arifin, Pendidikan islam; pendekatan sistem dan proses; ( Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada 2016); Bab.III h .45
7
sempurna itu mengacu kepada hakikat penciptaan manusia itu sendiri, yaitu
sebagai pengabdi(penyembah) allah yang setia pada garis besarnya, sistem nilai
yang berdasarkan agama dapat memberi individu dan masyarakat perangkat
sistem nilai dalam bentuk keabsahan dan pembenaran dalam mengatur sikap
individu dan masyarakat.
Pengaruh sitem nilai terhadap kehidupan individu dirasakan sebagai daya
dorong atau prinsip yang menjadi pedoman hidup. Dalam realitasnya, nilai
memiliki pengaruh dalam mengatur pola tingkah laku, pola berpikir dan pola
bersikap. Dengan demikian, sebagai makhluk ciptaan manusia sudah diarahkan
pada pencapaian puncak sistem nilai itu sendiri, yakni menjadi pengabdi sang
Maha Pencipta. Untuk memenuhi semuanya itu, oleh Sang Maha Pencipta.
Nilai Islam yang terkemas dalam tuntunan akhlak, tuntunan tersebut
teramu dalam rangkaian urutan secara rinci beberapa sistem nilai dalam Islam,
diantaranya adalah Akhlak Terhadap Sesama Makhluk dan Lingkungan Hidup.
B. Kebersihan Lingkungan dalam Islam
a. Nilai-nilai Islam tentang Kebersihan
Menurut Zakiyah Darajat, mendefinisikan nilai adalah suatu perangkat
keyakinan atau perasaan yang diyakini sebgaai suatu identitas yang memberikan
corak yang khusus kepada pola pemikiran dan perasaan, keterikatam maupun
perilaku.5
Dengan demikian, definisi nilai merupakan suatu keyakinan atau
identitas secara umum, maka penjabarannya dalam bentuk formula, peraturan atau
5 Zakiah Darajat, Dasar-Dasar Agama Islam, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1984), h.260
8
ketentuan pelaksanaannya disebut dengan norma. Adapun definisi yang benar dan
dapat diterima secara universal menurut Linda dan Richard Eye adalah sesuatu
yang menghasilkan perilaku yang berdampak positif baik yang menjalankan
maupun bagi orang lain.
Kebersihan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan
bebas dari kotoran, termasuk diantaranya, debu, sampah, dan bau.manusia perlu
menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar supaya tidak
menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri mapun
bagi orang lain.6
Kebersihan lingkungan menurut Undang-Undang No.23 tahun 1922
pasal 22 menyatakan bahwa kebersihan lingkungan diselenggarakan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang bebas dari resiko yang membahayakan
kesehatan dan keselamatan manusia.7
Jadi, kebersihan lingkungan adalah kemampuan seseoang untuk menegrti
atau memahami untuk menciptakan lingkugan yang sehat, aman, bersih, dan sejuk
sehingga tidak mudah terserang dari berbagai penyakit.
Salah satu aspek kehidupan yang menjadi perhatian islam adalah dan
kebersihan lingkungan penting dalam kelangsungan hidup makhluk Allah
dibumuka bumi. Berdasarkan ajaran islam, rumah yang suci adalah rumah yang
terawat, bersih, dan lingkungan sekitar yang bersih. Ada beberapa Sistem nilai
6 Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI http://id.wikipedia.org/wiki/kebersihan
7 Marsaulina, Undang-Undang Kebersihan Lingkungan dalam digilib.unila.ac.id
9
dalam islam yaitu:nilai akidah, nilai ibadah, nilai sosial, nilai akhlak,dan nilai
ibadah.8
a. Nilai Akidah
Akidah menurut bahasa berasal dari kata Al-aqdu (ikatan) menurut
Abu Bakar Jabir al-Jazairy, Akidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat
diterima secara Pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan
kebenaran itu.
Sedangkan menurut Hasan Al-Banna , akidah adalah perkara yang
harus diyakini oleh hati seseorang, hal tersebut menyangkut tentang
ketentraman hati dan jiwa dan tidak ada sediktpun kkeraguan
didalamnya. Salah satu contoh yaitu hadis tentang kebersihan sebagaian
daripada iman. Akidah sebagai dasar utama ajaran islam bersumber pada
Al-quran dan sunnah. Akidah islam mengikat seorang muslim sehingga ia
terikat dengan segala aturan hukum yang datang dari islam.9
Oleh karena itu, menjadi seorang muslim berarti meyakini dan
melaksanakan segala sesuatu yang diatur dalam ajaran islam, seluruh
hidupnya didasarkan kepada ajaran islam.
b. Nilai Sosial
Kata sosial berasal dari bahasa latin “ socii” yang artinya sekutu.
Istilah tersebut sangat erat hubungannya dengan kehidupan
bermasyarakat, misalnya mengarah kepada rasa empati terhadap orang
8 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: PT, Al-Ma‟arif,
1987), hal.23.
9 Rahmatunz Definisi Akidah Menurut Hasan Al-Banna dalam
https://brainly.co.id/tugas/4699834
10
lain yang disebut dengan jiwa sosial.Suka memperhatikan kepentingan
umum yaitu seka menolong, menderma, dan sebagainya. Sehingga
pengertian sosial dapat didefinisikan sebagai rangkaian norma, moral,
nilai dan aturan yang bersumber dari budaya masyarakat. Sosial
merupakan sifat yang mengarah padamrasa empati terhadap kehidupan
sehingga memunculkan sifat saling tolong menolong. 10
Menurut kaca mata islam nilai sosial Berkaitan dengan bidang
sosial kemasyarakatan Nilai sosial dalam islam yaitu berberilaku baik
kepada sesama, dalam artian membantu orang yang dalam kesusahan,
dan ini telah dijelaskan dalam penggalan ayat Qs Al-maidah: 2
شذيذ ٱلل إ وٱجقىا ٱلل ثى وٱنعذو ول جعاوىا عه ٱل وجعاوىا عه ٱنثر وٱنحقىي
٢ٱنعقاب
Terjemahnya :
Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-
Nya.
Maka sungguh tepat apa yang dipaparkan al-quran bahwa manusia tidak
akan pernah rugi selama mereka menegakkan nilai-nilai islam saling tolong
menolong disamping beriman, beramal shaleh, dan bertakwa kepada Allah Swt.
Dengan demikian menolong dalam berbuat kebiakan tidak hanya berdampak bagi
oraang lain namun juga diri sendiri. Contoh dari nilai sosial adalah budaya gotong
royong.
10
Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI Arti Sosial versi online dalam jaringan. diakses
pada 22-10-2019 pukul 13.32 wita
11
c. Nilai akhlak
Secara etimologi akhlak (bahasa arab) adalah bentuk jamak dari khalak
yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Akhlak atau khalaq
adalah sifat tertanam dalam jiwa manusia, Adalah suatu perangat keyakinan
sebagai suatu identitas yang memberikan corak yang khusus kepada pola
pemikiran.
Selain istilah akhlak, juga dikenal istilah etika dan moral, ketiga istilah itu sama-
sama menetukan niat baik dan buruk sikap dan perbuatan manusia. Bagi akhlak
standarnya adalah Al-quran dan sunnah.
Spektrum pemaknaan akhlak sekaligus mencakup tataran yang tidak
hanya ditunjukkan kepada hablun minallah dan hablun minannas, melainkan juga
akhlak terhadap alam dan aeluruh isinya. Kemunculan ayat –ayat kauniyah
(bencana di berbagai belahan bumi) jelas menuntut kesadaran serta kepekaan hati
kita akan pentingnya meninggikan akhlak pada dimensi yang ketiga, yaitu tidak
membuat kerusakan dimuka bumi seperti dalam firman Allah Swt. dalam Qs Al-
„Araf : 56
حسي ٱن قرية ي ث ٱلل رح إعا حها وٱدعى خىفا وط
٥٦ول جفسذوا في ٱلرض تعذ إصه
Terjemahnya :
Dan janganlah kamu berbuat kerusakan dibumi setelah (diciptakan )
dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap.
Sesungguhnya rahmat allah sangat dekat dengan orang yang berbuat
kebaikan.
Dengan demikian sudah sepatutnya kita menjaga lingkungan, salah
satunya contohnya yaitu menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang
12
sampah disembarangan tempat. Membuang sampah pada tempatnya adalah
perilaku yang bisa menyelamatkan diri sendiri dan orang lain, sebagaimana
rasulullah saw. telah mencontohkan hal tersebut. Sebagaimana diketahui,
berdasarkan definisi kamus besar bahasa indonesia sampah adalah sebagai barang
yang dibuang karena tidak terpakai lagi dan sebagainya. Perhatian semacam ini
telah di sampaikan.
Kebersihan menjadi salah satu faktor utama terwujudnya hidup yang
bersih, sehat, dan nyaman. Terhindar dari dari berbagai macam penyakit sangat
tidak dingingankan oleh setiap orang. Istilah lingkungan sebagai ungkapan singkat
dari lingkungan hidup merupakan ahli bahasa dari istilah asing environment
( Inggris) dan Al-biah ( Arab). Ilmu yang mengkaji tentang lingkungan hidup ini
disebut ekologi.11
Perlu disadari, bahwa manusia adalah bagian dari makhluk ciptaaan allah.
Di luar diri manusia, masih banyak makhluk-makhluk ciptaan-Nya. Makhluk
ciptaan Allah ini ada yang bersifat non-materi seperti malaikit, jin, iblis,dan setan,
sedangkan mahluk ciptaan yang bersifat materi adalah seperti manusia, flora
(tumbuh-tumbuhan) dan fauna (hewan).
Hakikatnya alam semesta ini diciptakan untuk kepentingan hidup
makhluknya, termasuk manusia. Diungkapkan dalam QS.ar- Rahman (55) :10-12
او ١٠وٱلرض وضعها نلاو كهة وٱنخم رات ٱلك ١١ فيها ف يحا ١٢ وٱنحة رو ٱنعصف وٱنر
11
Arif sumantri, kesehatan lingkungan ( jakarta: kencana prenada Media Group, 2010)
h..3
13
Terjemahnya:
Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk-Nya, dibumi ada buah-
buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang. Dan biji-
bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya.12
Oleh karena itu, manusia harus menjaga makhluk hidup baik hewan
maupun tumbuh-tumbuhan seperti pepohonan, dan lain-lain. Karena Allah Swt.
menciptakan semua kondisi alam dan lingkungan yang sudah sangat sempurna.
Semuanya sudah tertata dengan baik, selaras dan serasi dengan seluruh kehidupan
maupun kebutuhan makhluk-Nya. Termasuk manusia.
Tugas kekhlalifahan manusia tak dapat dilepaskan dari pemeliharaan
tatanan. Memelihara keseimbangan itu, agar terbentuk keharmonisan dalam
kehidupan manusia dengan alam lingkungannya. Perlu ada kepeduliaan terhadap
lingkungan hidup, sementara tuntunan akhlak terhadap lingkungan hidup
menawarkan solusi tepat guna, tepat sasaran, dan tepat hasil.
Salah satu nilai islam terhadap lingkungan yaitu akhlak terhadap
lingkungan adalah menjaga dan memelihara kelestarian alam, dalam sebuah hadis:
Artinya :
“Takutlah kepada kedua hal yang dilaknati (Allah), yaitu orang yang
membuang hajat di jalan umum atau dibawah pohon tempat orang
berteduh”.13
12
Alquran dan Terjemahnnya QS. 55:10-12 Quran.ms.word.
14
Dengan demikian sebagai umat muslim seharusnya menjaga kebersihan
lingkugan, Nabi Muhammad Saw. telah memberi perhatian dangat besar terhadap
kebersihan dan kesehetan lingkungan. Hal itu telah mendahului deklarasi maupn
komitmen–komitmen kebersihan lingkungan berbagai organisasi dunia dan juga
pesan-pesan sebagai riset ilmiah modern mengenai tekanan terhadap lingkungan
dan pengaruhnya terhadap kesehatan, beberapa poin pedoman dasar yang
diajarkan Nabi Saw. antara lain:
1. Tidak mengotori sumber-sumber air
2. Membersihkan halaman dan rumah
3. Menghilangkan halangan yang merintangi atau mengusik pengguna jalan,
pasar dan tempat umum lainnya.
4. Mengharamkan memotong pohon dan tanaman di tempat-tempat umum.
Uraian diatas mengantar kepada kesimpulan, bahwa Islam sebagai sistem
nilai terangkum dalam kemasan akhlak, puncak dari penerapan nilai-nilai islam
adalah al-akhlak al-karimah (akhlak yang mulia). Dalam konsep al-akhlak al-
karimah terangkum semua bentuk jalinan hubungan timbal balik dalam tiga
dimensi. Dimensi pertama, jalinan hubungan antara manusia ( makhluk) dengan
allah ( Khalik). Pada dimensi kedua, jalinan hubungan antar sesama makhluk.
Baik makhluk individu maupun sosial. Sedangkan dimensi ketiga, jalinan
hubungan antara manusia dengan seluruh makhluk ciptaan Allah Swt.
Dalam sebuah hadis disebutkan ;
13 ( HR. Muslim) Pendidikan islam; pendekatan sistem dan proses; ( Jakarta : PT.
RajaGrafindo Persada 2016) h.79
15
Artinya:
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, terlah
menceritakan kepada kami Abu Amir al-Aqadiy, telah mencritakan kepada
kami Khalid bin Ilyas, dan dia berkata, aku telah mendengar Sa‟id bin al-
Musayyab berkata : Sesungguhnya Allah itu baik, Allah itu suci (suci) dan
menyukai sesuatu yang bersih, Allah itu mulia dan menyukai kemuliaan,
Allah itu penderma dan menyukai kedermaan maka bersihkanlah teras
rumahmu dan janganla menyerupai kaum yahudi ”.14
( HR.Tirmidzi)
Uraian hadis tersebut mengemukakan bahwa betapa Allah Swt. sangat
menyukai kebersihan, kebersihan yang dimaksud adalah bagaimana kita menjaga
kebersihan badan, lingkungan, tempat tinggal, diantaranya adalah menjaga
kebersihan rumah (tempat tinggal), mengapa perlu menjaga kebersihan. Alasan
pertama, karena jin dan setan sangat menyukai tempat-tempat atau ruangan yang
kotor, contohnya: kamar mandi, lubang saluran air, ruangan kosong, dan kamar
tidur.
Dengan demikian, konsep kebersihan dan kesucian yang berdasarkan
keyakinan dan kebudayaan masing-masing ada nuansa perbedaan lidahnya; gajah,
kerbau, dan babi yang kesohor makhluk “menjijikan” mandi di kubangan, dan
demikian seterusnya. Dalam bahasa Indonesia terdapat kotor dan jijik serta
kebalikannya, bersih dan suci. Namun, semua itu baru pada tingkat lahiriyah.
14
Abi Isa Muhammad bin‟Isa bin Saurah al- Tirmidzi, Jami‟ Tirmidzi, ( Riyadh: Bait al-
Afkar), h.44
16
Lalu, bagaimana Islam memberi makna kebersihan tersebut, yang menarik dalam
kehidupan sehari-hari kita sering mndengar bahkan melakukannya sendiri, bukan
hanya membersihkan badan kita, tetapi pakaian, rumah, halaman, kendaraan dan
lain-lain. Mencuci diambil dari kata “mensucikan”, membuat suci yang identik
dengan bersih. Ini artinya, apapun yang ada harus dibersihkan atau disucikan.
Manfaat menjaga kebersihan antara lain:
a) Terhindar dari penyakit yang disebabkan lingkungan yang tidak sehat.
b) Lingkungan menjadi lebih sejuk.
c) Bebas dari polusi udara
d) Air menjadi lebih bersih dan aman untuk diminum
e) Lebih tenang dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.15
b. Dalil tentang Pentingnya Kebersihan Lingkungan
Besarnya perhatian Islam terhadap kebersihan dapat dilihat dari urutan
tuntunan yang tercantum dalam Al-Quran. Surah pertama yang diturunkan
mengenai manusia untuk berpengetahuan QS. al-Alaq :1-5. Sedangkan surah
yang Kedua mengajak manusia untuk memperhatikan soal kebersihan adalah QS.
al-Mudassir (74) :4. Terdapat beberapa dalil al-Quran dan hadis Rasulullah yang
berbicara tentang kebersihan, di antaranya adalah sebagai berikut:
15
Laila , “Manfaat Menjaga Kebersihan Lingkungan ” dalam digilib.unila.ac.id
17
1. Menjaga Kebersihan tempat Ibadah.
وٱلل أ يحطهروا رجال يحثى في ل يىو أحق أ جقىو في أو سجذ أسس عه ٱنحقىي ي أتذا ن ل جقى في
طهري ١٠٨يحة ٱن
Terjemahnya :
Janganlah engkau melaksanakan sholat dalam masjid itu selama-lamanya.
Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama adalah
lebih pantas engkau melaksanakan sholat di dalamnya. Di dalamnya ada
orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang yang
bersih. QS.at-Taubah (9): 108
Uraian ayat tersebut menggambarkan bahwa ketika hendak masuk
kedalam masjid haruslah dalam keadaan bersih, dari najis dan hadas. Seperti
halnya orang yang mensucikan diri dari sikap waro dan beristigfar dari dosa-dosa
dan kemaksiatan. Oleh karenanya janganlah sekali-kali sengaja ingin mengotori
tempat ibadah, contoh nya seperti orang belum mandi junub, dilarang masuk
kedalam masjid, orang yang sedang haid, dikhawatirkan darah mereka akan
menetes.
c. Aspek Kebersihan Lingkungan dalam Islam
Bersih secara konkrit adalah kebersihan dari kotoran atau sesuatu yang
dinilai kotor. Kotoran yang melekat pada badan, pakaian, tempat tinggal, dan
lainnya. Umpamanya badan terkena tanah atau kotoran tertentu, maka dinilai
kotor secara jasmaniyah, tidak selamanya tidak suci. Jadi, ada perbedaan antara
bersih dan suci. Mungkin ada orang yang tampak bersih, tetapi tak suci. Namun,
yang kotor dapat mengakibatkan gangguan kesehatan.
18
Hadis-hadis yang menjelaskan atas kepedulian Rasul terhadap kebersihan
dan kesehatan lingkungan, sebagai berikut:
1. Kebersihan Lingkungan Sebagian dari Iman
Artinya:
“Diriwayatkan dari Malik Al Asy‟ari dia berkata Rasulullah Saw.
Bersabda: kebersihan adalah sebagain dari iman, bacaan alhamdulillah
dapat memenuhi mizan, dan bacaan subhanallah, walhamdulillah
keduanya memenuhi antara langit dan bumi , dsn shalat adalah cahaya,
dan shadaqah adalah pelita, sabar adalah sinar, dan Al-quran adalah
pedoman bagimu”. ( HR.Muslim).
Uraian hadis tersebut menggambarkan bahwa betapa Islam sangat
menjunjung tinggi nilai-nilai kebersihan, kebersihan yang dimaksud adalah
kebersihan hati dari segala bentuk kemusyrikan terhadap Allah swt. Dan juga
kebersihan diri dari hadas ataupun najis.
2. Memelihara Kebersihan adalah Suatu Kebaikan
Artinya :
“Telah mencerikan kepada kami Yahya bin Yahya dia berkata; saya
bacakan di hadapan malik; dari Sumaiy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah
bahwa Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam bersabda; “ Ketika laki-laki
sedang berjalan dan menemukan ranting berduri di tengah jalan, kemudian
dia menyingkirkan ranting tersebut hingga Allah pun bersyukur kepadanya
lalu mengampuni dosa-dosanya”.16
( HR. Muslim)
16 Imam an-nawawi, Syarah Shahih Muslim, V. 11 ( Jakarta: Darus Sunnah, 2014).
19
Uraian hadis tersebut menggambarkan betapa besar pahala yang
didapatkan seorang muslim yang mengerjakan suatu kebaikan, hanya dengan
menyingkirkan batu atau kerikil , ranjau atau pengahambat jalan yang bisa
membahayakan pengguna jalan. Kesadaran seperti ini masih di abaiakan oleh
masyarakat, oleh karena itu betapa pentingnya kesadaran dalam kehidupan
bermasyarakat, menebarkan kebaikan dimulai dari hal terkecil hingga hal terbesar.
3. Dilarang Mengotori Tempat Umum
Artinya:
“Telah menceritakan kepada kami ishaq bin suwaib al-Ramliy dan Umar bin
Khattab dan hadisnya lebih sempurna; bahwasanya said telah menceritakan
kepada mereka, katanya: Nafi‟ bin Yazid bercerita kepada kami . Haywah bin
Syuraih telah menceritakan kepadaku bahwa Aba said al-Himyary
menceritakan nya dari Mu‟ads bin Jabal, seraya berkata: Rasulullah Saw.
bersabda: “ Takutlah kamu dengan tiga hal terkutuk, yaitu buang hajat pada
sumber air, tempat berlalunya manusia pada tempat berteduh”.17
( HR. Abu
Dawud)
Berdasarkan hadis diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa mencemari
sumber air adalah dengan membuang hajat di sungai, membuang limbah pabrik,
sampah plastik, membuang kotoran, membuang sampah tidak pada tempatnya
merupakan perbuatan yang tidak disenangi oleh Allah Swt. Sampah atau kotoran
akan menjadi sarang kuman, kerubunan lalat yang akan membawa penyakit.
17 Abi Dawud Sulaiman bin al-Asy‟ats, sunan Abi Dawud, ( Riyadh; Bait al-Afkar), h.28
20
Oleh karena itu marilah menjaga kebersihan limgkungan hidup, untuk
keberlangsungan kehidupan, keseimbangan ekosistem alam.
4. Untuk kesegaran jasmani (kesehatan) perlu memelihara lingkungan
hidup
Al-Qur‟an dan hadits banyak menggunakan lafal atau kosa kata thaharah
yang mengindikasikan pada kesucian badan dari kotoran dan najis. Dalam surat
al-Maidah: 6 dan surat an-Nisa : 43, ayat tersebut mewajibkan wudhu atau mandi
sebelum shalat, tampak mengandung dua makna sekaligus, yaitu thaharah
secara hissiyah-jasmaniyah (konkrit-nyata) karena dibersihkan oleh air
dan thaharah maknawiyah (abstrak) karena dibersihkan dengan air atau tanah
ketika air itu tidak ada.
Dikatakan dua makna, “Sesungguhnya Allah adalah pengampun dan
penyayang” pada akhir surat an-Nisa:43 karena wudhu dan mandi juga shalat
adalah jalan membersihkan dosa.
Sebagaimana disebutkan terdahulu bahwa kebalikan dari thaharah
adalah najasah atau najis. Dalam ungkapan lain ada juga ungkapan
danas, kotor. Dalam Islam istilah najis terkonsep dalam fuqaha. Dikalangan
fuqaha najis digolongkan pada najis mughallzhah dan
mukhaffafah. Dikatakan mughallazhah karena dalam membersihkannya di
samping menggunakan air sebanyak tujuh kali juga najis mukhaffafah yaitu najis
yang cukup dicuci dengan sekali atau dua kali.18
18
*Ketua Umum Persatuan Islam (PERSIS).
21
Kebersihan sangat diperhatikan dalam Islam baik secara fisik maupun
jiwa, baik secara tampak maupun tidak tampak. Dianjurkan pula agar memelihara
dan menjaga sekeliling lingkungan dari kotoran agar tetap bersih. Dalam
pandangan Yusuf al-Qardawi ia menyebutkan bahwa perhatian as-sunnah al-
nabawiyah terhadap kebersihan muncul dikarenakan beberapa aspek, yaitu :
Pertama, Sesungguhnya kebersihan adalah sesuatu yang disukai Allah swt.
Sebagaimana dalam firman-Nya Q.S al-Baqarah ( 2) : 222.
.... حطهري ويحة ان اتي يحة انحى ٢٢٢إ
Terjemahnya :
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang bertaubat dan menyukai
orang-orang yang mensucikan diri ‟‟.
Dengan demikian sebagai umat Islam sudah seharusnya menerapkan ayat-
ayat Allah dalam kehidupan bermasyarakat, dan ayat di atas mmenyatakan bahwa
Allah menyukai orang yang mensucikan diri, sebagaimana telah diketahui bahwa
syarat sahnya salat adalah bersih atau suci dari hadas dan najis.
Kedua, kebersihan itu adalah cara untuk menuju kepada kesehatan badan dan
kekuatan. Sebab hal itu merupakan bekal bagi tiap individu. Disamping itu, badan
adalah amanat bagi setiap muslim. Dia tidak boleh menyia-nyiakan atau
menyepelekan manfaatnya, jangan sampai dia membiarkan badannya diserang
oleh penyakit. Ketiga, kebersihan itu adalah syarat untuk memperbaiki atau
menampakkan diri dengan penampilan yang indah yang dicintai oleh Allah swt
dan Rasul-Nya.Keempat, kebersihan dan penampilan yang baik merupakan salah
22
satu penyebab eratnya hubungan seeorang dengan orang lain. Ini karena orang
sehat dengan fitrahnya tidak menyukai sesuatu yang kotor.19
Banyak ayat al-Quran dan Hadis yang menjelaskan, menganjurkan bahkan
mewajibkan setiap manusia untuk menjaga lingkungan dan keberlangsungan
kehidupan makhluk lain di bumi. Konsep yang berkaitan dengan penyelamatan
dan konservasi lingkungan menyatu dengan konsep keesahan tuhan (Tauhid),
syariah, dan akhlak. Hubungan manusia dengan lingkungan merupakan hubungan
yang dibingkai dengan konsep akidah, yakni konsep kemahklukan yang sama-
sama tunduk patuh pada aturan Allah Swt. Yang pada akhirnya semua kembali
kepada-Nya. Islam menjadikan kebersihan sebagai akidah dengan sistem yang
kokoh bagi seorang muslim, bukan semata-mata takut kepada penyakit, akan
tetapi sebagaimana telah diketahui bahwa mencegah lebih baik daripada
mengobati.
d. Faktor Penyebab Kerusakan Lingkungan
1) Membuang sampah tidak pada tempatnya
Sampah merupakan material sisa yang tidak di inginkan setelah
berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan media menumpuknya bakteri
dan virus penyebab penyakit. Manfaat yang didapatkan jika membuang
sampah pada tempatnya:
a) Menjaga kebersihan bersih pangkal sehat, jika menginkan diri sendiri,
keluarga dan lingkungan yang harus menjadi awal untuk mencapai
tujuan tersebut.
19
Yusuf Al-Qaradhawi, Fiqih Peradaban : Sunnah Sebagai Paradigma Ilmu
Pengetahuan. Penerjemah Faizah Firdaus. ( Surabaya : Dunia Ilmu, 1997), h. 365-367
23
b) Mencegah banjir, banjir merupakan bencana.sampah yang
berhamburan bisa menghambat aliran air dan resapan air. Perlu
diperhatikan disini agar setiap keluarga menyediakan bak sampah,
agar bisa meminimalisir sampah berhamburan di tempat yang tidak
seharusnya.
c) Mencegah bau tidak sedap,agar terlihat rapi dan indah, memudahkan
daur ulang sampah, mencegah kerusakan tanah dan air.
2) Menebang pohon
Pepohonan juga berperan penting dalam kehidupan kita. Pohonlah
yang menghijaukan suatu area, memunikan udara, dan mencegah banjir.
Karena itu masyarakat/ harus menanam pohon dan memeliharanya.
Menurut Islam, menanam pohon adalah ibadah. Karena itulah ada doa
khusus yang dibaca ketika melakukannya. Menebang pohon harus
dihndari. Rasulullah saw.bersabda, “ Janganlah menebang pohon kecuali
terpaksa.”20
3) Mengotori air
Air sangat penting dalam kehidupan manusia dan makhluk lainnya.
Karena itulah, islam menekankan pentingnya memelihara air supaya tetap
suci dan bersih. Disamping imam baqir as berikut ini, “jangan membuang
air kecil di air yang suci.‟‟21
20
Wasa’il. al-Syi’ah, jil.11. hal.43 dan 44. 21
Nahl’il al-fashahah, no.1559
24
4) Kurangnya pengawasan aparat pemerintahan
Kurangnya pengawasan atau ajakan pemeintah terhadap kebersihan
serta tidak adanya program kebersihan lingkungan dari pemerintah
setempat yang menjadi salah satu penyebab kurang perhatian masyarakat
terhadap kebersihan lingkungan.
5) Sikap acuh tak acuh masyarakat
Salah satu penyebab utama yang bisa menyebabkan masalah
kebersihan lingkungan adalah kurangnya kepedulian masyarakat sendiri
terhadap lingkungannya. Padahal sudah seharusnya masyarakat menyadari
dan peduli terhadap keadaan lingkungan itu juga mempengaruhi
kehidupan kehidupan masyarakat itu sendiri.Sudah seharusnya masyarakat
berpartisipasi mewuudkan lingkungan yang bersih dan sehat. Mulailah
dari diri sendiri untuk membuang sampah pada tempatnya.
Pada umumnya dari sejarah diketahui, bahwa permasalahan lingkungan
memang muncul akibat aktifitas manusia dalam mengelola alam dan
lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan dan kesenangan hidupnya, dan itu
dilakukan dalam rangka pembangunan. Itulah sebabnya, seringkali disebutkan
bahwa permasalahan lingkungan muncul sebagai akibat dari pembangunan.
Menurut Zen, ada empat masalah yang saling kait mengait merangkai masalah
pokok lingkungan, yatitu: “Dinamika pertumbuhan ekonomi, kependudukan,
pengembangan sumber daya alam dan energi, perkembangan ilmu pengetahuan
serta teknologi serta benturan terhadap tata lingkung”.22
22 M.T.Zen, Menuju kelestarian lingkungan hidup, Gramedia, Jakarta,1981, h.2-3
25
Lingkungan yang bersih dapat membuat penghuninya pun nyaman untuk
tinggal. Untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan nyaman bukanlah
persoalan ynag sulit. masyarakat dapat melakukannya dengan membersihkan
rumah secara rutin setiap hari dan juga jangan membuat sampah sembarangan.
Jika lingkungan sudah tidak bersih lagi maka akan sangat berbahaya bagi
kesehatan penghuninya. Maka dari itu masyarakat harus menjaga hal tersebut agar
beberapa penyakit tidak bersarang di tubuh akibat lingkungan yang kotor.
Berikut adalah beberapa penyakit yang disebabkan karena lingkungan yang
tidak bersih:
1. Disentri
Penyakit ini disebabkan karena makanan yang tidak sehat dari lingkungan
yang tidak bersih. Makanan yang terkontaminasi dari bakteri atau tinja ini jika
di konsumsi maka akan menyebabkan disentri. Disentri menyerang usus besar
yang menghasilkan diare yang sangat akut bahkan dapat berdarah jika buang
air besar.
2. Malaria
Malaria terjadi karena adanya gigitan dari nyamuk anopheles. Nyamuk ini
dapat membuat suhu naik dan turun bahkan hingga menggigil. Tentu saja
nyamuk ini dapat hadir di lingkungan yang kotor seperti membuang sampah di
sembarang tempat dan tidak rajin untuk menguras bak mandi dan membiarkan
barang-barang tidak terpakai menumpuk. Oleh karena itu jaga lingkungan
tinggal agar nyamuk ini tidak bersarang.
26
3. Tuberculosis (TBC)
Penyakit lainnya yang disebabkan karena lingkungan yang kotor adalah
TBC. TBC dapat menyerang paru-paru, usus maupun kelenjar getah bening.
Penyakit ini disebabkan karena infeksi kuman mikrobakterium tuberculosis.
Penyakit ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Penyakit
ini dapat menular dengan mudah melalui udara. Maka dari itu ciptakan
lingkungan yang bersih dan sehat di rumah anda.
4 . Tifus Abdominalis
Makanan dan minuman pada lingkungan yang kotor jika makanan dapat
menyebabkan berbagai penyakit, salah satunya tifus abdominalis. Penyakit ini
menyerang usus halus yang menyebabkan demam tinggi yang
berkepanjangan. Penyakit ini disebabkan karena adanya bakteri salmonella.
Dengan banyaknya sampah dilingkungan, masyarakat tidak mungkin bisa
sehat bagaimanapun caranya. Jika masyarakat tidak bisa menjaga lingkungan,
bagaimana bisa menjaga kondisi tubuh?. Oleh karena itu biasakan bersihkan
dan jangan buang sampah sembarangan.
Upaya menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai usaha
kegiatan yang mengarahkan tenaga, pikiran untuk mencapai suatu tujuan. Upaya
juga berarti usaha, akal, ihktiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan
persoalan mencari mencari jalan keluar.23
23 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h.,1250.
27
C. Kerangka konseptual
Implementasi nilai-nilai islam terhadap kebersihan saat ini kurang dan
cenderung tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat muslim
terkhususnya di Indonesia. Kurangnya kesadaran masyarakat dan kebiasaan yang
telah mengakar membuat hal itu dianggap sudah menjadi hal yang tabu dan
biasa- biasa saja, tanpa adanya rasa peduli terhadap lingkungan. kita bisa melihat
banyak contoh pencemaran lingkungan yang belum bisa teratasi hingga kini.
Untuk memecahkan masalah tersebut terletak pada upaya Masyarakat dan
Pemerintah setempat dalam mengimplementasikan nilai-nilai islam terhadap
kebersihan Lingkungan di Desa Bululoe Kabupaten Jeneponto.
Oleh karena itu, dengan mengimplementasikan nilai-nilai islam terhadap
kebersihan akan menghindarkan masyarakat dari segala macam penyakit, dan
menjaga kekhusyuan saat beribadah.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif lapangan. Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan metode penelitian field research yaitu penelitian
dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian (terjun
langsung di lapangan), guna memperoleh informasi terhadap masalah-masalah
yang dibahas.
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus (case study). Studi
kasus adalah pengujian intensif menggunakan berbagai sumber bukti terhadap
suatu entitas tunggal yang dibatasi ruang dan waktu. Pada umumnya studi kasus
dihubungkan dengan sebuah lokasi atau sebuah organisasi, sekumpulan orang
seperti kelompok kerja atau kelompok sosial, peristiwa, proses, isu, maupun
kampanye.24
Menurut imam Penelitian studi kasus merupakan penelitian yang
dilakukan terhadap suatu objek, yang disebut sebagai kasus, yang dilakukan
secara seutuhnya, menyeluruh dan mendalam dengan menggunakan berbagai
macam sumber data. Pada penelitian inimemusatkan diri secara intensif pada
suatu objek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus.
Studi kasus bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai
berbagai peristiwa komunikasi konterporer yang nyata dalam konteksnya.
Penelitian studi kasus dimaksudkan untuk mempelajari secara intensif, tentang
24
Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif ; Dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling,
(Jakarta : Rajawali Pers, 2012), hlm. 19.
29
latar belakang masalah, keadaan dan posisi suatu peristiwa yang berlangsung saat
ini, serta interaksi lingkungan unit sosial tertentu yang bersifat apa adanya (given).
Subjek penelitian dapat berupa individu, kelompok institusi atau masyarakat.25
Kemudian objek dan sasaran penelitian adalah kasus atau masalah khusus. Itu
berarti, metode studi kasus dirancang untuk menyelesaikan masalah bukan untuk
menemukan atau menciptakan teori baru.26
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Bululoe Kecamatan Turatea
Kabupaten Jeneponto. Objek penelitian ini adalah adalah masyarakat,
pemerintah dan tokoh agama.
C. Fokus Penelitian.
Adapun yang menjadi fokus penelitian ini adalah:
a. Implemntasi nilai-nilai islam
b. Kebersihan lingkungan
D. Deskripsi Fokus Penelitian.
Adapun yang menjadi deskripsi fokus penelitian ini adalah :
a. Implementasi Nilai-nilai islam
Nilai adalah suatu tumpuan norma-norma yang dipegang oleh manusia
sebagai makhluk individual dan sebagai makhluk sosial. islam sebagai sistem
nilai-nilai yang terangkum dalam kemasan akhlak, puncak dari penilaian-nilaian
25
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Pratik, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2013), hlm. 112. 26
Jasa Ungguh Muliawan, Metodelogi Penelitian Pendidikan ; Dengan Studi Kasus,
(Yogyakarta: Gava Media, 2014), hlm. 85.
30
islam adalah al-akhlak al –karimah ( akhalak yang mulia). Sistem nilai yang
terkemas dalam nilai akidah, nilai sosial, dan nilai akhlak.
b. Kebersihan Lingkungan
Bersih secara konkrit adalah kebersihan dari kotoran atau sesuatu yang
dinilai kotor. Kebersihan tersebut meliputi kebersihan badan, pakaian, rumah,
halaman, kendaraan, dan lain-lain. Hal ini demi mencegah pencemaran
lingkungan dan timbulnya berbagai macam penyakit.
E. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh. Baik yang berupa benda nyata, sesuatu yang abstark, peristiwa/
gejala.27
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data Primer yaitu data yang langsung diperoleh peneliti pada saat penelitian
atau berlangsung. Sumber data primer pada penelitian ini adalah :
masyarakat, pemerintah, petugas kesehatan setempat.
b. Data Sekunder yaitu Sumber data yang diperoleh atau dikumpulkan dari
buku dan majalah ilmiah referensi yang telah ada. Data sekunder yang
dimaksud peneliti yang ini adalah data yang untuk melengkapi dan
mendukung sumber data primer digunakan sumber data tambahan yang
berupa buku atau catatan, majalah ilmiah, dokumen, surat kabar dan
sebagainya. Dalam hal ini data sekunder yang digunakan adalah beberapa
buku-buku, dokumen dari internet.28
27 Sukaandarrumidi, Metodologi Penelitian ; Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula,
(yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2012), hlm. 44. 28
28 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), hlm. 172.
31
F. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai pengumpul
data utama, hal ini dilakukan karena peneliti memahami kaitan kenyataan-
kenyataan di lapangan seperti interaksi antar objek dan subjek. Peneliti sebagai
perencana, pelaksana, menganalisis, menafsirkan hingga pelaporan hasil
penelitian. Penelitian juga menggunakan instrumen bantuan seperti daftar catatan
dan alat tulis.
a. Pedoman Observasi
Pedoman observasi Yaitu berupa teknik yang digunakan sebagai pencatat
dalam melaksanakan observasi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Berdasarkan keterangan di atas teknik observasi sangat sederhana tidak
membutuhkan biaya yang terlalu besar. Berhubungan dengan penelitian penulis,
observasi ini merupakan langkah awal untuk mendapatkan informasi tentang apa
yang akan diteliti.
b. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara yaitu pengumpulan data dengan melakukan Tanya
jawab langsung dengan para informan. Pedoman tersebut berisi sejumlah
pertanyaan menyangkut masalah yang diteliti dalam proposal ini. Menurut Surya:
“Metode wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan
secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada para
informan dan kegiatannya dilakukan secara langsung”. Adapun alat yang
digunakan dalam wawancara seperti buku tulis/catatan, pensil, pulpen.
32
c. Catatan Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Metode
tersebut digunakan untuk mendapatkan sumber data yang berkaitan dengan
penelitian seperti latar belakang berdirinya remaja masjid, aktivitas remaja masjid
pada umumnya dan remaja pada khususnya.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi penelitian adalah metode penelitian yang me ggunakan cara
pengamatan terhadap objek yang menjadi pusat perhatian penelitian. Metode
observasi umumnya di tujukan untuk jenis penelitian yang brusaha memberikan
gambaran mengenai peristiwa apa yang terjadi di lapangan. Atau dengan kata lain,
observasi adalah mengadakan pengamatan secara langsung maupun tidak
langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang di lakukan.
Dalam penelitian ini menggunakan metode observasi yaitu di lakukan dengan cara
melakukan pengamatan secara langsung terhadap penomena yang akan di teliti.
Dimana dilakukan pengamatan atau pemusatan perhatian perhatian terhadap objek
yang akan di gunakan untuk mengetahui bagaimana Pengimplementasian Nilai-
Nilai Islam Terhadap Kebersihan Lingkungan di Desa Bululoe Kecamatan
Turatea Kabupaten Jeneponto.
33
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah
tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih
berhadapan secara fisik. Metode ini digunakan untuk menggali data yang
berkaitan dengan Pola Penerapan nilai-nilai islam terhadap kebersihan
lingkungan masyarakat menjadi sumber informasi dan juga yang akan
diwawancarai adalah:
a. Masyarakat dan Tokoh Agama desa untuk mendapatkan keterangan
mengenai Pola atau tata cara penerapan nilai-nilai Islam tentang lingkngan
di Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto.
b. Pemerintah , untuk mendapatkan informasi mengenai program-program
yang dilakukan untuk menanggulangi dampak dari pencemaran
lingkungan Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis, di dalam melaksanakan Metode dokumentasi peneliti menyelidiki dengan
mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.
a. Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data tambahan sehingga
diperoleh diskripsi yang komprehensif. Dalam penelitian ini dokumentasi
dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data tertulis yang ada di Desa
Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto.
34
H. Teknik Analisis Data
Setelah proses pengumpulan data dilakukan terutama wawancara, proses
selanjutnya adalah melakukan analisis data. Analisis atau penafsiran data
merupakan proses mencari dan menyusun atur secara sistematis catatan temuan
penelitian melalui pengamatan dan wawancara dan lainnya untuk meningkatkan
pemahaman peneliti tentang fokus yang dikaji dan menjadikannya sebagai temuan
untuk orang lain, mengedit, mengklasifikasi, mereduksi, dan menyajikannya.
Menurut Lexy Analisis data merupakan proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.
Metode analisis data yang digunakan adalah menggunakan analisis deskriptif,
yaitu suatu model yang digunakan untuk memecahkan atau menjawab
permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang.
Untuk menghasilkan kesimpulan maka analisis data merupakan langkah
untuk mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan
data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang
lain. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data
Peneliti mencatat semua data objektif dan apa adanya sesuai dengan hasil
observasi dan wawancara di Lapangan.
35
2. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok memfokuskan
pada hal-hal penting, kemudian dicari tema dan polanya. Sehingga dapat
memberikan gambaran secara jelas dan dapat mempermudah peneliti untuk
mengumpulkan data berikutnya, yaitu mengenai Implementasi nilai-nilai
islam terhadap kebersihan lingkungan yang dikumpulkan dengan observasi,
wawancara dan dokumentasi untuk kemudian dijadikan rangkuman.
3. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian adalah suatu cara merangkai data dalam suatu organisasi yang
memudahkan untuk membuat kesimpulan/ tindakan yang diusulkan.
4. Penarikan Kesimpulan atau verifikasi (Conclusion Drawing / verification)
Langkah keempat yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi, kesimpulan
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila
tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan
pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat
peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dalam pengambilan
keputusan didasarkan pada reduksi data dan penyajian data yang merupakan
jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian.
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Peneltian
1. Sejarah Berdirinya Desa Bululoe
Sejarah mencatat bahwa Desa Bululoe berdiri pada tahun 1979, menjadi
desa persiapan yang dikelolah oleh Karaeng Gassing. Sekretaris desa yaitu Daeng
Ranca, dan terjadinya desa finitip pada tahun 1982. Sejarah nama Desa Bululoe
yaitu berasal dari bahasa makassar dari kata Bulu‟ yang berarti gunung dan Loe
berarti banyak. Jadi arti dari kata bululoe yaitu banyaknya gunung yang mengitari
desa tersebut, hal ini menandakan bahwa desa bululoe terletak di bawah lembah
pegunungan.29
2. Letak Geografis dan Iklim
Kabupaten Jeneponto adalah daerah yang curah hujannya sangat minim
termasuk di wilayah Desa Bululoe. Musim hujan pada umumnya terjadi pada bulan
November sampai dengan bulan April, sedangkan mkusim kemarau terjadi pada
bulan Mei sampai bulan Oktober. Berdasarkan dari stasiun pengamat iklim
pakkaterang, Desa Bululoe setahun terakhir ini (2006) jumlah curah hujan adalah
1.531 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak ±71 hari, suhu maksimum di Daerah
ini adalah 35°c dan suhu minimum 29°c. Desa Bululoe berada pada ketinggian
antara 500 m -900 m di atas permukaan laut, dengan keadaan topografi
bergelombang sampai berbukit. Jarak ke ibukota Kecamatan 15.500 km dan jarak
29
H. Suardi.S.Pd.I Narasumber Sejarah di Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten
Jeneponto. Hasil wawancara peneliti pada tanggal 20 juni 2020.
37
ke kota Kabupaten 15.80 km. Kelurahan/Desa Bululoe memiliki 6 dusun dengan 6
RW (rukun warga) dari 30 RT (rukun tetangga).
Perjalanan menuju Desa Bululoe, harus melalui perjalanan dari Kabupaten
Gowa sampai ke Kabupaten Takalar, setelah sampai di Kabupaten Takalar masuk
perbatasan antara Takalar dan Jeneponto, perjalanan memasuki kecamatan
Bangkala terdapat sederetan penjual lammang yang berjejeran dipinggir jalan,
kemudian perjalanan berlanjut sekitar lima kilo meter dengan melewati penjual
garam yang berjejeran dipinggir jalan dan lalu memasuki Kelurahan Boyong
Kecamatan Tamalatea yang terdapat barisan warung-warung dan tempat wisata
yang bisa dijadikan tempat beristirahat. Melewati tempat beristirahat tersebut
lanjut perjalanan dengan melewati perjalanan sekitar 10 km sebelum kota
Jeneponto sampai di pertigaan Desa Bungung Lompoa belok kiri dengan melewati
beberapa Desa. Jarak Desa Bululoe ke ibukota Kecamatan 15.50 km dan jarak ke
kota Kabupaten 15.80 km.
Desa Bululoe adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Turatea yang
termasuk wilayah Kabupaten Jeneponto. Wilayah Desa Bululoe yaitu sebagai
berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Parannakeng
b. Sebelah Timur berbatasan dengan gunung Bontoa
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Manngepong
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Datara
38
3. Keadaan Demografis
a. Jumlah Penduduk
Berdasarkan data sekunder tahun 2016 yang diperoleh dari kantor Desa
Bululoe, jumlah penduduk berjumlah 3.225 jiwa, terdiri dari 1.433 jiwa berjenis
kelamin laki-laki dan 1.822 jiwa, berjenis kelamin perempuan. Desa Bululoe yang
terdiri dari 6 dusun dan pertumbuhan penduduk cenderung meningkat untuk setiap
tahunnya.
b. Jenis Penduduk
Adapun distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
tabel 1 berikut ini:
Tabel 4.1
Distribusi jumlah penduduk berdasrkan jenis kelamin di Desa Bululoe
No Dusun Laki-Laki Perempuan Jumlah
1
2
3
4
5
6
Pangkajene
Bontobiraeng
Kampung beru
Punagayya selatan
Punagayya induk
Palambuta
272
175
149
248
233
356
385
235
204
338
254
406
657
410
353
586
487
762
Jumlah 1433 1822 3255
Sumber Data: Kantor Desa Bululoe Tahun 2020.
Berdasrkan tabel 4.1 bahwa jumlah penduduk yang paling banyak terletak
di Dusun Palambuta berjumlah 762 jiwa, Dusun Pangkajene berjumlah 657 jiwa,
Dusun Punagayya Induk berjumlah 487 jiwa, Dusun Bontobiraeng berjumlah 410
39
jiwa, Dusun Punagayya Selatan berjumlah 586 jiwa, dan Dususn Kampung beru
berjumlah 353 jiwa. Adapun apabila dilihat secara keseluruhan jumlah jiwa laki-
laki dan perempuan berbeda sedikit dari segi jumlah, namun lebih banyak jumlah
perempuan dibandingkan jumlah laki-laki.
c. Pendidikan
Adapun distribusi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasrkan Tingkat Pendidikan
di Desa Bululoe
No
Tngkat Pendidikan Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
Pasca sarjana (S2,S3)
Sarjana (S1)
Diploma (D1,D2,D3)
SLTA/ sederajat
SMP/ sederajat
SD/ sederajat
Tidak Sekolah
9
35
20
614
625
985
967
Jumlah 3255
Sumber data : Kantor Desa Bululoe Tahun 2020.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan yang
mendominasi di Desa bululoe yaitu penduduk dengan tingkat pendidikan Sekolah
Dasar (SD) yaitu sebanyak 985 jiwa, pendidikan yang memiliki tamatan pendidkan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) yaitu sebanyak 625 jiwa, penduduk yang
memilikan tamatan pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) yaitu
40
sebanyak 641 jiwa, penduduk yang memiliki tamatan pendidikan Diploma (D1,
D2, dan D3) yaiyu sebanyak 20 jiwa, penduduk yang memiliki tamatan pendidikan
sarjana (S1) yaitu sebanyak 35 jiwa, sedangkan penduduk yang memiliki tamatan
pendidikan pascasarjana (S2 dan S3) sebanyak 9 jiwa. Hal ini berarti, untuk tingkat
pendidikan di daerah tersebut sudah cukup baik namun perlu adanya perthatian
yang lebih dari pemerintah.
d. Mata Pencaharian
Penduduk Adapun sumber mata pencaharian utama masyarakat Desa
Bululoe adalah petani jagung dan padi, mata pencaharian lainnya adalah
wiraswasta, PNS, buruh tani, sopir, dan tukang ojek. Masyarakat lainnya juga
memilih bekerja sebagai peternak sapi, kuda, kambing, itik, dan ayam petelur
untuk bertahan hidup.
Tabel 4.3
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Bululoe
No Jenis Mata Pencaharian Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
Petani
Pensiunan
Tukang ojek
Sopir
PNS
Tukang Batu
Buruh Ternak
378
9
25
9
15
9
2
Jumlah 448
Sumber Data : Kantor Desa Bululoe Tahun 2020.
41
e. Sarana dan Prasarana Desa
Keberhasilan suatu daerah tidak hanya dilihat dari segi sumber daya manusia
akan tetapi keberhasilan suatu daerah tidak terlepas dari sarana dan prasarana
pendukung yang memadai. Ketersediaan sarana dan prasarana sangat erat
kaitannya dengan aktivitas keseharian masyarakat seperti sekolah, transportasi,
rumah ibadah, sarana kesehatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4
dibawah ini:
Tabel 4.4
Distribusi sarana dan prasarana di Desa Bululoe
No Jenis Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kantor Desa
TK/Paud
SD
SMP
SMA
Puskesmas
Posyandu
Pasar
Masjid/Mushollah
Lapangan Sepak Bola
1 Unit
5 Unit
3 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
6 Unit
1 Unit
7 Unit
1 Unit
Jumlah 24
Sumber Data: Kantor Desa Bululoe Tahun 2020.
Berdasrkan tabel diatas menunjukkan bahwa sarana dan prsarana di Desa
Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto sudah cukup memadai. Ini
42
terlihat dari keterpenuhan sarana dan prsarana yang menunjang keberlangsungan
aktivitas masyarakat.
B. Kebersihan Lingkungan di Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten
Jeneponto
Kebersihan lingkungan adalah keadaan bebas dari kotoran , menciptakan
lingkungan yang sehat sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit seperti
demam berdarah, muntaber dan lainnya. Ini dapat dicapai dengan menciptakan
suatu lingkungan yang bersih dan nyaman. Untuk mengoptimalkan Kebersihan
Lingkungan Di Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto
pemerintah harus memberikan sarana dan prasarana yang memadai, sarana dan
prasarana adapun contoh sarana dan prasarana adalah memberikan pengarahan
kepada masyarakat, dan mobilitas atau alat yang digunakan, seperti mobilitas
pengangkut sampah, bank sampah desa. Hal ini sesuai dengan ungkapan bapak
H. Mantariso S.Pd. selaku Kepala Desa:
“Kebersihan lingkungan di desa bululoe Kebersihan Lingkungan Di Desa
Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto belum maksimal sesuai
apa yang diharapkan karena belum lengkap sarana dan prasarana.”30
Peneliti juga mewawancarai bapak Mashabta, A.Ma selaku Imam Desa
Bululoe dengan hasil wawancara sebagai berikut:
“Kebersihan lingkungan desa bululoe ada perubahan, tertata lebih baik,
desa lebih bersih. Akan tetapi masih ada masyarakat yang mengotori
sungai, membuang sampah pada sungai.”31
30
H. Mantariso S.Pd. (wawancara langsung, 20-06- 2020)
31 Mashabta. A.Ma ( wawancara langsung, 20-06- 2020)
43
Dari wawancara di atas dapat penulis simpulkan bahwa masih rendahnya
kesadaran membuang sampah pada tempatnya karena belum tersedianya mobilitas
pembungan sampah. Dalam menjaga kebersihan lingkungan masyarakat dan
pemerintah harus memiliki kesadaran tentang kebersihan, membuang sampah
pada sembarang tempat akan menyebabkan berbagai penyakit, meninggalkan
kesan yang tidak rapi, asri, tidak ada unsur keindahan,
Hal serupa juga diungkapkan oleh Permata Ayu selaku masyarakat Desa
Bululoe juga mengungkapkan bahwa:
“Kebersihan lingkungan desa bululoe masih banyak masyarakat yang
sadar akan kebersihan dan ada yang belum sadar, diantaranya masih
banyak yang membuang sampah di sembarang tempat, membuang
sampah disungai,Tidak menyediakan bak sampah dibelakang rumah,
tidak memisahkan barang organik dan anorganik. Sebagaian masyarakat
perlu disadarkan akan kebersihan”32
Kebersihan lingkungan dimulai dari lingkungan rumah dan tempat kita
bekerja. Untuk kebersihan lingkungan disekitar rumah. Sampah yang dihasilkan
rumah tangga seharusnya kita menjadi pilah jadi tiga, sampah organik,sampah
non organik, dan sampah kaca.
Hal tersebut juga diugkapkan oleh ibu Jumrah S.Pd. selaku masyarakat Desa
Bululoe :
“Kebersihan lingkungan desa Bululoe ada perubahan. Mengalami
perkembangan walaupun masih ada masyarakat yang masih bandel,
keluhan masyarakat rata-rata sama yaitu belum ada tempat sampah
umum, sehingga masyarakat masih membuang sampah di pinggiran
sungai.”33
32
Permata Ayu masyarakat desa bululoe ( wawancara langsung, 20-06- 2020)
33Jumrah S.Pd. masyarakat desa bululoe ( wawancara langsung, 20-06- 2020)
44
Hal serupa juga diungkapkan oleh bapak H. Lahoddin selaku sekretaris
desa bululoe bahwa:
“Kebersihan lingkungan Sudah baik, akan tetapi sebagian masyarakat
sudah mengaplikasikan kebersihan dan masih ada yang belum
mengaplikasikan, dengan membuang sampah tidak pada tempatnya,
mengotori tempat umum.”34
Bapak H. Nurdin saeni selaku masyarakat desa bululoe juga mengungkapkan
bahwa:
“Kebersihan lingkungan didesa bululoe saya rasa sudah ada peningkatan,
bangunan lebih tertata rapi, asri, walaupun masyarakat masih banyak
membuang sampah di pinggiran sungai.”35
Dalam ajaran agama Islam juga diajarkan mengenai kebersihan
lingkungan, kebersihan tersebut meliputi kebersihan rumah,sumber air, jalanan
atau tempat umum. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi muhammad Saw. Yaitu
kebersihan adalah sebagian dari pada iman. Salah satu aspek kehidupan yang
menjadi perhatian islam adalah dan kebersihan lingkungan penting dalam
kelangsungan hidup makhluk Allah dibumuka bumi. Berdasarkan ajaran islam,
rumah yang suci adalah rumah yang terawat, bersih, dan lingkungan sekitar yang
bersih.
Dari beberapa pendapat diatas dapat diketahui bahwa kebersihan
lingkungan di Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto sudah ada
perubahan namun tidak signifikan, karena masih ada sebagaian masyarakat yang
34
H.Lahoddin Sekretaris Desa ( wawancara langsung, 20-06- 2020)
35 H. Nurdin Saeni Masyarakat Desa Bululoe ( wawancara daring, 23-06- 2020 )
45
kurang faham atau belum sepenuhnya sadar terkait kebersihan lingkungan dan
karena kurangnya sarana dan prasarana, contoh sarana dan prasarana yaitu
mobilitas sampah, dan tempat sampah yang digunakan untuk menunjang
kebersihan lingkungan.
C. Bentuk Implementasi Nilai-Nilai Islam Terhadap Kebersihan Lingkungan
di Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto.
Setelah penulis menyampaikan pendekatan teoritis yang telah dijelaskan
pada bab II dan bab III. Bagian bab ini menjelaskan hasil-hasil data lapangan yang
didapatkan dari penelitian dan mendiskusikan secara mendalam dengan
membandingkan tinjauan teoritis.
Data yang diperoleh melalui wawancara terhadap masyarakat, pemerintah,
dan tokoh agama di Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto,
maka dapat diketahui bahwa ada tiga nilai-nilai islam yang diimplementasikan
yaitu:
a. Nilai akidah, akidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara
Pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.
Dalam hal ini akidah berupa keyakian kebersihan sebagaian daripada iman.
Hal tersebut diungkapkan oleh bapak H.Mantariso S.Pd selaku kepala desa
bululoe:
“Bentuk implementasi nya yaitu jumat bersih, remaja mesjid membersihkan
masjid, mengadakan kerja bakti, karang taruna mengadakan penanaman
pohon, ibu-ibu PKK mengadakan kerja bakti dengan mengaplikasikan nilai-
nilai islam yaitu kebersihan sebagaian dari iman.”36
36
H. Mantariso S.Pd. Kepala Desa Bululoe ( wawancara langsung, 20 -6-2020).
46
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa nilai akidah dalam
Implementasi Nilai-Nilai Islam Terhadap Kebersihan Lingkungan Di Desa
Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto berupa keyakinan yang
tertanam disebagian masyarakat yaitu mempercayai bahwa kebersihan sebagian
dari pada iman karena apabila iman dapat dipilah dan dibagi, maka porsi
keberssihan dalam keimanan adalah setara dengan setengahnya dari keimanan.
Hal ini menunjukkan betapa kebersihan merupakan bagian yang sangat mendasar
dalam keimanan seseorang. Hal ini dapat dilihat dari berbagai kegiatan yang
dilakukan masyarakat di Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto
yaitu salah satunya dengan kegiatan jumat bersih.
b. Nilai sosial, dalam islam yaitu berberilaku baik kepada sesama, dalam
artian membantu orang yang dalam kesusahan,
Ibu Jumrah S.Pd selaku masyarakat desa bululoe mengungkapkan bahwa:
“ Bentuk implementasinya yaitu kerja bakti oleh ibu-ibu PKK, dan saya
terlibat langsung dalam kegiatan tersebut, karena saya selaku sekretaris
PKK.” 37
Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak H.lahoddin selaku sekretaris
desa bululoe mengungkapkan bahwa:
“Pengaplikasiannya yaitu lebih kepada ibu pkk yang bekerja bakti,
masyarakat sekali-kali juga melakukan jumat bersih membantu remaja
masjid.kemudian baru-baru ini masyarakat bersama pemerintah
melakukan fogging atau penyemprotan di setoap dusun guna menghindari
penyebaran virus covid-19”38
37
Jumrah.S.Pd. Masyarakat Desa Bululoe ( wawancara langsung, 20-06- 2020 )
38 H.Lahoddin Sekretaris Desa ( wawancara langsung, 20-06- 2020)
47
Hal ini juga diperkuat oleh hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti
bahwa masyarakat melakukan kegiatan sosial dengan penyemprotan disenfektan
untuk penanggulangan pandemi covid -19.
Bapak H. Nurdin saeni selaku masyarakat desa bululoe juga mengungkapkan
bahwa:
“Bentuk Implementasi dari Nilai-Nilai Islam Terhadap Kebesihan
Lingkungan Di Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto
menurut saya yakni remaja masjid bersama masyarakat bergotong royong ,
melakukan jumat bersih. Semoga itu bisa ditingkatkan lagi.”39
Kemudian adapun faktor yang menghambat Implementasi Nilai-Nilai Islam
terhadap Kebersihan Lingkungan di Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten
Jeneponto menurut bapak H.Mantariso S.Pd selaku kepala desa bululoe
mengatakan bahwa:
“Faktor penghambat nya yaitu belum lengkapnya sarana dan prasarana di
desa ini, masyarakat juga belum ada tempat sampah nya di depan setiap rumah.
insya allah bappeda merencanakan akan memperadakan mobilitas sampah.”40
dalam pelaksanaan dari bentuk Implementasi Nilai-Nilai Islam Terhadap
Kebersihan Lingkungan Di Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten
Jeneponto seperti yang telah dikatakan oleh bapak h. Mantariso bahwa belum
lengkapnya sarana dan prasarana. Seperti yang kita ketahui bahwa tempat sampah
merupakan benda paling pentung dalam kegiatan membersihkan.
39
H. Nurdin Saeni Masyarakat Desa Bululoe ( wawancara daring, 23-06- 2020 )
40 H. Mantariso S.Pd. Kepala Desa Bululoe ( wawancara langsung, 20 -6-2020).
48
Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa nilai sosial dalam
Implementasi Nilai-Nilai Islam Terhadap Kebersihan Lingkungan Di Desa
Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto adalah berupa berbagai
kegiatan kerja bakti, gotong royong, dan kerja sama antara masyarakat dan
pemerintah dalam menjaga kebersihan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sejatinya manusia adalah
makhluk sosial, saling membutuhkan satu sama lain dan melakukan berbagai
kerja sama. Ada banyak manfaat dalam berkerja sama atau gotong royong, yaitu
membina hubungan sosial yang baik dengan masyarakat sekitar, mempererat tali
persaudaraan, menciptakan rasa kebersamaan dan kasih sayang.
c. Nilai akhlak, spektrum pemaknaan akhlak sekaligus mencakup tataran
yang tidak hanya ditunjukkan kepada hablun minallah dan hablun minannas,
melainkan juga akhlak terhadap kebersihan lingkungan dan seluruh isinya.
Seperti yang diungkapkan oleh ibu Permata ayu selaku masyarakat desa
bululoe mengungkapkan bahwa :
“Penerapan atau pengimplementasiannya yaitu saya lihat adalah
masyarakat dan pemerintah melakukan penanaman seribu pohon.”41
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa nilai akhlak dalam
Implementasi Nilai-Nilai Islam Terhadap Kebersihan Lingkungan Di Desa
Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto adalah berupa berbagai
kegiatan seperti penanaman seribu pohon oleh karangtaruna dalam menjaga
41
Permata Ayu Masyarakat Desa Bululoe ( wawancara langsung, 20-06- 2020 )
49
kebersihan lingkungan dan menjaga kelestarian alam. Karena manusia dan alam
memiliki kesamaan yakni merupakan makhluk, sudah seharusnya manusia dapat
menjaga hubungan harmonis dengan alam dengan merawat dan menjaga
kebersihan lingkungan dan tidak merusaknya.
D. Upaya pemerintah dalam Implementasi Nilai-Nilai Islam terhadap
Kebersihan Lingkungan di Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten
Jeneponto.
a. Himbauan kepada masyarakat
Himbauan adalah proses penanaman atau transfer kebiasaan nilai atau
aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok arau
masyarakat Hal tersebut diungkapkan oleh bapak H. Mantariso selaku kepala desa
bululoe :
“Terkait upaya untuk implementasinya, Badan perencanaan pembangunan
daerah kabupaten jeneponto merencanakan mobilitas sampah di desa
bululoe. kemudian upaya saya adalah lebih gencar lagi dalam
Menghimbau atau mengarahkan kepada masyarakat untuk menjaga
kebersihan lingkungan dengan bekerja sama dengan perangkat desa dan
tokoh agama. 42
Hal ini menandakan bahwa himbauan merupakan upaya yang sering
digunakan dan sangat perlu dalam implementasi Nilai-Nilai Islam terhadap
Kebersihan Lingkungan di Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten
Jeneponto. Pemerintah melakukan penyuluhan atau sosialisasi, ini adalah suatu
cara yang dianggap paling efektif agar masyarakat mengetahui pentingnya
menjaga kebersihan lingkungan. Dengan menyampaikan dampak yang timbul
42
H. Mantariso S.Pd. Kepala Desa Bululoe ( wawancara langsung, 20 -6-2020).
50
sekiranya akan menyadarkan banyak orang akan bahaya lingkungan kotor dan
memotivasi agar bisa menjaga kebersihan lingkungan. Kemudian berdasarkan
hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa upaya dalam implementasi
nilai-nilai islam terhadap kebersihan lingkungan yaitu memperadakan sarana dan
prasarana, hal tersebut telah direnacakan oleh badan penyelenggaraan
pembangunan daerah kabupaten jeneponto.
Hal serupa diungkapkan oleh Bapak H. Lahoddin selaku sekretaris desa
bululoe yang juga mengungkapkan bahwa:
“Peran pemerintah yaitu selalu mengarahkan masyarakat untuk bekerja
sama dengan aparat desa dan tokoh untuk menjaga kebersihan
lingkungan.”43
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa
pemerintah juga mengimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga
kerjasama dengan aparat pemerintah desa untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Tentu dengan adanya kerjasama yang terjain akan membuahkan hasil yang lebih
maksimal.
Hal tersebut juga sesuai dengan ungkapan Bapak Mashabta selaku imam
desa bululoe mengungkapkan bahwa:
“Menghimbau masyarakat, menyampaikan, biasanya dilakukan yaitu
metode ceramah, metode tersebut biasa saya lakukan dalam khutbah
jumat , kemudian bergotong royong dengan masyarakat agar masyarakat
mengetahui betapa pentingnya kebersihan lingkungan yang sesuai
dengan sesuai ajaran islam.”44
43
H.Lahoddin sekretaris desa ( wawancara langsung, 20-06- 2020)
44 Mashabta A.Ma Imam Desa Bululoe ( wawancara langsung, 20-06-2020)
51
Himbauan menjaga kebersihan lingkungan dapat dilakukan dengan
berbagai macam metode yaitu: metode ceramah, diskusi dan penyuluhan. Dalam
hal ini pemerintah dan para tokoh agama juga menggunakan metode ceramah
dalam memahamkan masyarakat terkait pentingnya mengamalkan nilai-nilai
Islam terutama dalam hal menjaga kebersihan lingkungan yang biasa dilakukan
melalui pengajian, khutbah jumat, dan kultum.
Dari beberapa wawancara diatas dapat diketahui bahwa upaya yang
dilakukan pererintah dalam Mengimplementasikan Nilai-Nilai Islam Terhadap
Kebersihan Lingkungan Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto adalah dengan
menghimbau atau mengarahkan, dan menyampaikan dengan metode ceramah.
52
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Implementasi Nilai-Nilai Islam
Terhadap Kebersihan Lingkungan Di Desa Bululoe Kecamatan Turatea
Kabupaten Jeneponto” , maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Kebersihan Lingkungan Di Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten
Jeneponto sudah ada perubahan namun tidak signifikan, karena masih ada
sebagaian masyarakat yang kurang faham atau belum sepenuhnya sadar
terkait kebersihan lingkungan dan karena kurangnya sarana dan prasarana,
contoh sarana dan prasarana yaitu mobilitas sampah, dan tempat sampah yang
digunakan untuk menunjang kebersihan lingkungan.
2. Bentuk Implementasi Nilai-Nilai Islam Terhadap Kebersihan Lingkunan di
Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto adalah sebagian
daripada iman dan nilai sosial atau budaya yakni sikapalah dengan
menggunakan beberapa nilai yaitu: (1) nilai akidah, misalnya kegiatan jumat
bersih, (2) nilai sosial, yaitu gotong royong masyarakat desa buluoe dalam
membersihkan lingkungan desa bululoe kecamatan turatea kabupaten
jeneponto. (3) nilai akhlak yaitu kegiatan seperti penanaman seribu pohon
oleh karangtaruna dalam menjaga lingkungan di Desa Bululoe Kecamatan
Turatea Kabupaten Jeneponto. Bentuk implementasi kebersihan bukan hanya
kebersihan lingkungan yang kasat mata akan tetapi juga meliputi kebersihan
53
akal, perilaku yang menyimpang, seperti narkoba, pergaulan bebas, dan
lainnya.
3. Upaya pemerintah dalam Implementasi Nilai-Nilai Islam Terhadap
Kebersihan Lingkunan Di Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten
Jeneponto dilakukan himbauan kepada masyarakat dengan metode ceramah,
diskusi dan penyuluhan. Dalam hal ini pemerintah dan para tokoh agama juga
menggunakan metode ceramah dalam memahamkan masyarakat terkait
pentingnya mengamalkan nilai-nilai Islam terutama dalam hal menjaga
kebersihan lingkungan yang biasa dilakukan melalui pengajian, khutbah
jumat, dan kultum. Kemudian upaya dalam implementasi nilai-nilai islam
terhadap kebersihan lingkungan yaitu memperadakan sarana dan prasarana,
hal tersebut telah direncanakan oleh badan penyelenggaraan pembangunan
daerah Kabupaten Jeneponto.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka diajukan saran sebagai berikut:
1. Pemerintah : Diharapkan untuk dapat menjadikan penelitian ini sebagai
acuan unuk instansi atau lembaga-lembaga bahwa betapa pentingnya
dalam menerapkan nila ajaran Islam terhadap kebersihan lingkungan
dengan melengkapkan sarana prasarana atau fasilitas yang menunjang
kebersihan lingkungan.
2. Masyarakat: Diharapkan dalam menerapkan dan memiliki kesadaran akan
pentingnya Implementasi Nilai-Nilai Islam Terhadap Kebersihan
Lingkungan Desa Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto.
54
3. Tokoh agama: Diharapkan dapat memahamkan masyarakat tentang Nilai
ajaran islam terhadap kebersihan lingkungan yang berlandaskan al-quran
dan as-sunnah.
4. Peneliti : Peneliti pun diharapkan dapat Mengimplementasikan Nilai-Nilai
Islam Terhadap Kebersihan Lingkungan, karena manusia tidaklah
sempurna sehingga peneliti membutuhkan kritik dan saran demi
perbaikan penelitian kedepannya.
55
DAFTAR PUSTAKA
Al- Quran-al-Karim dan Terjemahnya.
Arifin H.M. 2016. Pendidikan islam; pendekatan sistem dan proses; Jakarta : PT.
RajaGrafindo Persada.
Al-Qaradhawi Yusuf. 1997. Fiqih Peradaban : Sunnah Sebagai Paradigma Ilmu
Pengetahuan. Surabaya : Dunia Ilmu
Andarrumidi Suka, 2012. Metodologi Penelitian ; Petunjuk Praktis Untuk
Pemula, yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Arikunto Suharsimi, 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta:Rineka Cipta.
Dewan Redaksi, 2001 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta:
Pusat Bahasa Dep. Pendidikan Nasional.
Depdikbud , 2002 Kamus Besar Bahasa Indonesia ;Jakarta: Balai Pustaka
D.Marimba Ahmad, 1987 Pengantar Filsafat Pendidikan Islam; Bandung : PT,
Al-Ma‟arif,
Gassing, Qadir, 2011. Etika Lingkungan Dalam Islam; Alaudddin Universitas
Press.
Gunawan , Imam..2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Pratik; Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Suardi Narasumber Sejarah di Desa Bululoe Kecamatan Turatea
Kabupaten Jeneponto. Hasil wawancara peneliti pada tanggal 20 juni
2020.
Mantariso. Kepala Desa Bululoe ( wawancara langsung, 20 -6-2020).
Lahoddin sekretaris desa ( wawancara langsung, 20-06- 2020)
Kaelany HD, 2000. Islam dan aspek-aspek kemasyarakatan / Jakarta: Bumi
Aksara.
Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI
Muliawan ,Jasa Ungguh. 2014. Metodelogi Penelitian Pendidikan ; Dengan Studi
56
Kasus, Yogyakarta: Gava Media.
Mashabta A.Ma Imam Desa Bululoe ( wawancara langsung, 20-06-2020)
Laila , “Manfaat Menjaga Kebersihan Lingkungan ” dalam digilib.unila.ac.id
Peraturan Menteri PPN/Kepala bappenas. 2016. No. 4
Purnomosidi Dr, 2016. konsep wilayah dan perwilayahan Surabaya.
Sumantri Arif, 2010. kesehatan lingkungan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Shomali, Muhammad Ali, 2014. Etika Modern: Pandangan para Filsuf
Mutakhir ; Jakarta :Nur Al-Huda.
Tohirin, 2012. Metode Penelitian Kualitatif ; Dalam Pendidikan dan Bimbingan
Konseling, Jakarta : Rajawali Pers.
Yatimin. Abdullah, M. 2006 Studi Islam Kontemporer; Jakarta : . AMZAH
Zen,M.T, 2012. Menuju kelestarian lingkungan hidup; Jakarta, Gramedia.
Zakiah Darajat, 1984 Dasar-Dasar Agama Islam, Jakarta: Bulan Bintang.
Rahmatunz Definisi Akidah Menurut Hasan Al-Banna dalam
https://brainly.co.id/tugas/4699834
Ketua Umum Persatuan Islam( PERSIS) http.//fiqihislam.thaharah.blogspot.com
Penyebab pencemaran lingkungan https;//www.rijal09.com.
57
LAMPIRAN
58
PEDOMAN WAWANCARA
KEPALA DESA/SEKRETARIS DESA
Nama :
Nip :
Hari/Tanggal :
Jam :
Lokasi :
1. Bagaimana Implementasi Nilai-Nilai Islam Terhadap Kebersihan
Lingkungan di Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto?
2. Adakah perubahan yang lebih baik dari Implementasi Nilai-Nilai Islam
Terhadap Kebersihan Lingkungan di Desa Bululoe Kecamatan Turatea
Kabupaten Jeneponto?
3. Bagaimana peran pemerintah dalam Implementasi Nilai-nilai Islam
Terhadap Kebersihan Lingkungan di Desa Bululoe Kecamatan Turatea
Kabupaten Jeneponto?
4. Apa saja bentuk-bentuk kegiatan untuk Implementasi Nilai-Nilai Islam
Terhadap Kebersihan Lingkungan di Desa Bululoe Kecamatan Turatea
Kabupaten Jeneponto.?
59
5. Menurut anda bagaimana Kebersihan Lingkungan di Desa Bululoe
Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto?
6. Apakah Implementasi Nilai-Nilai Islam Terhadap Kebersihan Lingkungan
di Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto berjalan dengan
baik dan efektif ?
7. Apa faktor yang menghambat Implementasi Nilai-nilai Islam Terhadap
Kebersihan Lingkungan di Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten
Jeneponto?
8. Apa upaya yang dilakukan pihak Pemerintah dalam Mengiplementasikan
Nilai-Nilai Islam Terhadap Kebersihan di Desa Bululoe Kecamatan
Turatea Kabupaten Jeneponto.?
60
TOKOH AGAMA
Nama :
Nip :
Hari/Tanggal :
Jam :
Lokasi :
1. Bagaimana Implementasi Nilai-Nilai Islam Terhadap Kebersihan
Lingkungan di Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto?
2. Adakah perubahan yang lebih baik dari Implementasi Nilai-Nilai Islam
Terhadap Kebersihan Lingkungan di Desa Bululoe Kecamatan Turatea
Kabupaten Jeneponto?
3. Bagaimana peran dan Toko Agama dalam Implementasi Nilai-nilai Islam
Terhadap Kebersihan Lingkungan di Desa Bululoe Kecamatan Turatea
Kabupaten Jeneponto?
4. Apa saja bentuk-bentuk kegiatan untuk Implementasi Nilai-Nilai Islam
Terhadap Kebersihan Lingkungan di Desa Bululoe Kecamatan Turatea
Kabupaten Jeneponto.?
5. Menurut anda bagaimana Kebersihan Lingkungan di Desa Bululoe
Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto?
61
6. Apakah Implementasi Nilai-Nilai Islam Terhadap Kebersihan Lingkungan
di Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto berjalan dengan
baik dan efektif ?
7. Apa faktor yang menghambat Implementasi Nilai-nilai Islam Terhadap
Kebersihan Lingkungan di Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten
Jeneponto?
8. Apa upaya yang harus dilakukan tokoh dalam Mengiplementasikan Nilai-
Nilai Islam Terhadap Kebersihan di Desa Bululoe Kecamatan Turatea
Kabupaten Jeneponto.?
62
MASYARAKAT
Nama :
Nip :
Hari/Tanggal :
Jam :
Lokasi :
1. Bagaimana Implementasi Nilai-Nilai Islam Terhadap Kebersihan
Lingkungan di Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto?
2. Adakah perubahan yang lebih baik dari Implementasi Nilai-Nilai Islam
Terhadap Kebersihan Lingkungan di Desa Bululoe Kecamatan Turatea
Kabupaten Jeneponto?
3. Bagaimana peran dan Tokoh Masyarakat dalam Implementasi Nilai-nilai
Islam Terhadap Kebersihan Lingkungan di Desa Bululoe Kecamatan
Turatea Kabupaten Jeneponto?
4. Apa saja bentuk-bentuk kegiatan untuk Implementasi Nilai-Nilai Islam
Terhadap Kebersihan Lingkungan di Desa Bululoe Kecamatan Turatea
Kabupaten Jeneponto.?
5. Menurut anda bagaimana Kebersihan Lingkungan di Desa Bululoe
Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto?
63
6. Apakah Implementasi Nilai-Nilai Islam Terhadap Kebersihan Lingkungan
di Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto berjalan dengan
baik dan efektif ?
7. Apa faktor yang menghambat Implementasi Nilai-nilai Islam Terhadap
Kebersihan Lingkungan di Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten
Jeneponto?
64
Kantor Desa Bululoe
Wawancara Dengan Bapak Kepala Desa Bululoe
65
Wawancara Dengan Bapak Sekretaris Desa Dan Imam Desa Bululoe
Wawancara Dengan Masyarakat Desa Bululoe
66
Wawancara Dengan Masyarakat Desa Buluoe
Kegiatan Penanaman Pohon Oleh Karang Taruna Desa Bululoe
67
Kegiatan Jumat Bersih, Membersihkan Tempat Wudhu
Kegiatan Penyemprotan Disenfektan
68
Ceramah Agama Majelis Taklim
Kegiatan Jumat Bersih Di Masjid
69
Kegiatan Penggalian Saluran Air
Kegiatan Kerja Bakti Oleh Ibu Pkk Desa Bululoe
70
Karang Taruna Desa Bululoe
71
72
73
74
75
76
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nur Ismi Nur, Lahir di Jeneponto, pada hari Jum‟at
tanggal 14 bulan Maret Tahun 1999 Masehi. Merupakan
anak pertama dari dua bersaudara, buah hati dari bapak
H. Nurdin Saeni dan ibu Hj. Nurintang, Mulai memasuki
jenjang pendidikan formal di SDN 21 Kampung Beru
Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto.
Kemudian melanjutkan pendidikan di MTSN 1Jeneponto, kemudian melanjutkan
pendidikan ke MAN 1 Jeneponto dan lulus pada tahun 2016.
Setelah menamatkan Pendidikan di MAN 1 Jeneponto, penulis
melanjutkan pendidikan kejenjang perguruan tinggi di Universitas
Muhammadiyah Makassar dan mengambil Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Agama Islam pada tahun 2016.
Atas ridha Allah Swt. dan dengan kerja keras, pengorbanan serta kesabaran pada
tahun 2020 Penulis mengakhiri masa perkuliahan S1 Dengan judul skripsi
“Implementasi Nilai-Nilai Islam terhadap Kebersihan Lingkungan di
Desa Bululoe Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto”
top related