IMPLEMENTASI EAM PEMBANGKITAN SUMATERA · 2018-11-23 · pembangkitan PLN secara nasional Tingginya biaya pengelolaan aplikasi EAM TUJUAN Standarisasi proses bisnis pemeliharaan asset
Post on 30-Jun-2020
5 Views
Preview:
Transcript
IMPLEMENTASI EAM PEMBANGKITAN SUMATERA PT. PLN (PERSERO)
LATAR BELAKANG & TUJUAN
LINGKUP PEKERJAAN & IMPLEMENTASI
PROSES IMPLEMENTASI
INTEGRASI
OPSI PENGEMBANGAN
LATAR BELAKANG
• Sistem EAM diterapkan secara lokal
• Sebagian besar masih melaksanakan
manajemen asset secara manual
• Sistem EAM belum terintegrasi dengan
ERP
Dampak: • Proses Bisnis tidak standar
• Double entry
• Kompleksitas Integrasi
• Tidak didapatkannya gambaran kondisi
pembangkitan PLN secara nasional
• Tingginya biaya pengelolaan aplikasi
EAM
TUJUAN
• Standarisasi proses bisnis
pemeliharaan asset
• Sistem EAM diterapkan secara terpusat
• Sistem EAM terintegrasi dengan ERP
Manfaat: • Efisiensi operasional pada unit
pembangkitan
• Peningkatan produktivitas pegawai
• Informasi yang lebih baik untuk
keperluan pengambilan keputusan
• ROA maksimal
Implementasi EAM
Pembangkitan
Sumatera
LATAR BELAKANG DAN TUJUAN
SESUDAH
1. Proses menjadi near
realtime
2. Tersedia working tools
penunjang proses bisnis:
work mgmt, reliability,
inventory, purchasing
3. Kinerja level pusat listrik
mudah dimonitor pusat
4. Informasi biaya dan
histori pemeliharaan per
detail equipment
tersedia secara terpusat
SEBELUM
1. Banyak proses dilakukan
secara backdate di level
sektor
2. Banyak proses
pemeliharaan masih
dilakukan secara manual
di level pusat listrik
3. Pusat sulit memonitor
kinerja level pusat listrik
4. Informasi biaya dan
histori pemeliharaan
berada di lokal
EAM KIT
Terpusat
EAM KIT
Terintegrasi
ERP
Standarisasi
Proses Bisnis
Proses Transformasi PLN
KONDISI SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI
LATAR BELAKANG & TUJUAN
LINGKUP PEKERJAAN & IMPLEMENTASI
PROSES IMPLEMENTASI
INTEGRASI
OPSI PENGEMBANGAN
• Menyusun Standarisasi Proses Bisnis
Pengelolaan Asset Pembangkit di PT PLN
(Persero)
• Mengimplementasikan IBM Maximo EAM
versi 7.5 secara terpusat
• Mengintegrasikan Sistem EAM
Pembangkitan PLN dengan sistem ERP PLN
LINGKUP PEKERJAAN
LINGKUP IMPLEMENTASI
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
Sektor Pembangkitan Bukit Asam
Sektor Pembangkitan Tarahan
Sektor Pembangkitan dan Pengendalian Pembangkitan Ombilin
Sektor Pengendalian Pembangkitan Bandar Lampung
Sektor Pengendalian Pembangkitan Bengkulu
Sektor Pengendalian Pembangkitan Jambi
Sektor Pembangkitan Teluk Sirih
Sektor Pengendalian Pembangkitan Bukitinggi
Sektor Pengendalian Pembangkitan Kramasan
LINGKUP IMPLEMENTASI
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA
Sektor Pembangkitan Belawan
Sektor Pembangkitan Labuhan Angin
Sektor Pembangkitan Nagan Raya
Sektor Pembangkitan Pandan
Sektor Pembangkitan Pekanbaru
Sektor Pembangkitan Medan
LATAR BELAKANG & TUJUAN
LINGKUP PEKERJAAN & IMPLEMENTASI
PROSES IMPLEMENTASI
INTEGRASI
OPSI PENGEMBANGAN
Kick Off
Business
Process Review
Business
Requirement
Specification
Business
Solution Design
Configuration &
Development
User
Acceptance Test
User Training
Go Live
Data Collection & Migration
A B
METODE & TAHAPAN IMPLEMENTASI
Tanda dimulainya proyek 01 Step
KICK OFF
1. Sebagai tanda dimulainya proyek
2. Mendapatkan persamaan persepsi terkait proyek terkait jadwal dan teknis pelaksanaan proyek
3. Mendapatkan komitmen manajemen
1. Manajemen unit / sektor
2. Tim counterpart unit / sektor
1. Dokumen kick off meeting
2. Dokumen komitmen manajemen
1. Latar belakang proyek
2. Peran dan tanggung jawab setiap pihak dalam proyek
3. Jadwal pelaksanaan proyek
4. Pernyataan komitmen manajemen
Business Process Review 02 Step
BPR
1. Menyusun proses bisnis yang terdokumentasi yang menjadi guidance aktvitas sehari-hari
1. Manajemen unit / sektor
2. Tim counterpart unit / sektor
1. Notulen dan absensi rapat
2. Dokumen Business Management System (BMS)
1. Dokumen tata kelola pembangkitan PLN
2. SK pendukung proses bisnis
3. Struktur Organisasi
Business Requirement Specification 03 Step
BRS
1. Mendapatkan seluruh requirement user terkait sistem yang digunakan untuk melaksanakan
proses
1. Tim counterpart unit / sektor
1. Notulen dan absensi rapat
2. Dokumen Business Requirement Specification
1. Dokumen tata kelola pembangkitan PLN
2. Dokumen Business Management System (BMS)
3. Gap analysis antara proses bisnis PLN dengan proses bisnis pada sistem / aplikasi
4. Requirement yang membutuhkan kesepakatan dengan user
Business Solution Design 04 Step
BSD
1. Mendapatkan persetujuan terkait solusi desain sistem
1. Tim counterpart unit / sektor
1. Notulen dan absensi rapat
2. Dokumen Business Solution Design
1. Dokumen Business Requirement Spesification (BRS)
2. Draft dokumen solusi desain
Configuration & Development 05 Step
DEV
1. Melakukan pengembangan aplikasi sesuai dengan dokumen BSD
2. Mendapatkan sistem aplikasi yang sesuai dengan dokumen BSD
-
1. Dokumen development
-
Data Gathering 06 Step
DATA
1. Mendapatkan kesepakatan metode untuk melakukan data gathering
2. Mendapatkan master data yang siap dimasukkan ke sistem
1. Tim counterpart unit / sektor
1. Dokumen Hasil Migrasi Data
1. Best practice identifikasi asset / equipment menggunakan KKS
2. Template master data
User Acceptance Test 07 Step
UAT
1. Mendapatkan persetujuan / verifikasi user terkait sistem aplikasi yang sudah dibangun sesuai
dokumen BSD
1. Manajemen unit / sektor
2. Tim counterpart unit / sektor
1. Dokumen User Acceptance Test
1. Dokumen Business Solution Design (BSD)
2. Dokumen development
3. Skenario pelaksanaan user acceptace test
User Training 08 Step
TRAINING
1. Mendapatkan pemahaman dari user yang akan menjalankan proses bisnis dan sistem
1. Manajemen unit / sektor
2. Tim counterpart unit / sektor
3. End user unit / sektor
1. Dokumen training
2. Dokumen evaluasi hasil training
1. Dokumen training seluruh modul di sistem
Go Live 09 Step
GO LIVE
1. Mendapatkan persetujuan proses bisnis dan sistem diimplementasikan
1. Manajemen unit / sektor
2. Tim counterpart unit / sektor
1. Dokumen Go live
2. Dokumen komitmen
1. Dokumen resume proyek mulai dari tahap awal sampai tahap akhir
2. Pernyataan komitmen manajemen
LATAR BELAKANG & TUJUAN
LINGKUP PEKERJAAN & IMPLEMENTASI
PROSES IMPLEMENTASI
INTEGRASI
OPSI PENGEMBANGAN
SKENARIO 1
SKENARIO 2
SKENARIO 3
Asset Management
Work Management
Inventory Management
Purchasing Management
Financial Management
Asset Management
Work Management
Inventory Management
Purchasing Management
Financial Management
Asset Management
Work Management
Inventory Management
Purchasing Management
Financial Management
OPSI SKENARIO INTEGRASI
SKENARIO 1
• Asset & work satu sistem dengan inventory & purchasing (Maximo)
• Purchasing transmisi & distribusi tidak menggunakan Maximo (SAP)
• Data Stok Material di Maximo
SKENARIO 2
• Asset & work satu sistem dengan inventory (Maximo)
• Purchasing transmisi & distribusi menggunakan sistem yang sama (SAP)
• Data Stok Material ada di dua system, Maximo dan SAP
SKENARIO 3
• Asset & work berbeda sistem dengan inventory
• Purchasing transmisi & distribusi menggunakan sistem yang sama (SAP)
• Data Stok Material di SAP
OPSI SKENARIO INTEGRASI
SKENARIO 2
SKENARIO 2
• Asset & work satu sistem dengan inventory (Maximo)
• Purchasing transmisi & distribusi menggunakan sistem yang sama (SAP)
• Data Stok Material ada di dua system, Maximo dan SAP
Asset Management
Work Management
Inventory Management
Purchasing Management
Financial Management
SKENARIO INTEGRASI YANG DIIMPLEMENTASIKAN
MAXIMO SAP
Exchange Rate Exchange Rate
COA Cost Objects + FI GL accounts
Companies Vendors
Item Master MM Material
Purchase Requisitions Purchase Requisitions
Purchase Orders Purchase Orders
Receipts Transaction + FI/GL Postings
Invoices Invoices
Issue/Return Transactions Transaction + FI/GL Postings
Transfer Transactions Transaction + FI/GL Postings
Adjustments Transaction + FI/GL Postings
TITIK INTEGRASI
LATAR BELAKANG & TUJUAN
LINGKUP PEKERJAAN & IMPLEMENTASI
PROSES IMPLEMENTASI
INTEGRASI
OPSI PENGEMBANGAN
OPSI
PENGEMBANGAN
ROLLOUT KE UNIT
PEMBANGKITAN
SELURUH
INDONESIA
IMPLEMENTASI
UNTUK UNIT
TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI
PENAMBAHAN
FITUR SEPERTI
MAXIMO
ANYWHERE
(MOBILE)
OPSI PENGEMBANGAN
01
02
03
TERIMA KASIH
top related