HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Post on 04-May-2019
233 Views
Preview:
Transcript
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN
KOMITMEN AFEKTIF
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Disusun Oleh:
Novia Christine Feoh
12911474
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
-Matius 6: 33-
“she knew the power of her mind. So she programmed it for
success.”
-Carrie Green-
Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat
dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar
menyadarinya.
-Mazmur 14: 139-
Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena
kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup,
Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.
-1 Timotius 4:10-
Nona, orang pintar memang banyak.
Orang setia susah dicari
-BAPAK-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Hasil usaha dan karya ini kupersembahkan untuk:
Allah Tritunggal
Bapa, Yesus, dan Roh Kudus
Bapak & Mama,
serta Adik tercinta, Sephia
Setiap orang yang menyebutkan nama saya dalam doa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN
AFEKTIF
Novia Christine Feoh
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas intrinsik dengan komitmen
afektif pada karyawan. Hipotesis dalam penelian ini adalah adanya hubungan positif antara religiusitas
intrinsik dengan komitmen afektif. Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan yang telah bekerja
disebuah perusahaan minimal satu tahun dan berstatus sebagai karyawan tetap. Subjek dalam penelitian
ini sebanyak 100 orang yang terdiri atas 55 subjek laki-laki dan 45 subjek perempuan. Religiusitas
intrinsik diukur menggunakan Intrinsic Religiosity Revised Scale yang telah diadaptasi dengan
reliabilitas α = 0,821, dan komitmen afektif diukur menggunakan Affective Commitment Scale Revised
Version yang telah diadaptasi dengan reliabilitas α = 0,807. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan korelasi Spearman’s rho karena sebaran data tidak normal. Hasil analisis religiusitas
intrinsik dan komitmen afektif menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,381 dengan taraf signifikansi
0,000. Artinya terdapat hubungan positif dan cukup kuat antara religiusitas intrinsik dengan komitmen
afektif. Maka, semakin tinggi religiusitas intrinsik, semakin tinggi pula komitmen afektif.
Kata kunci: religiusitas intrinsik, komitmen afektif, karyawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE CORRELATION BETWEEN INTRINSIC RELIGIOSITY AND
AFFECTIVE COMMITMENT
Novia Christine Feoh
ABSTACT
This research aimed to know the correlation between intrinsic religiosity and affective commitment on
employee. The hypothesis in this research was a positive correlation between intrinsic religiosity and
affective commitment. Subject in this research were the employees who had worked in a company for at
least one year and got status as permanent employees. This research was involved 100 subjects
consisting of 55 men and 45 women. Intrinsic religiosity was measured by the adaptation scale of
Intrinsic Religiosity Revised Scale with the reliability α = 0,821, and affective commitment was
measured by the adaptation scale of Affective Commitment Scale Revised Version with the reliability α
= 0,807. The data was analyzed by Spearman’s rho because of the abnormal on data distribution. The
result showed that intrinsic religiosity and affective commitment obtained the correlation coefficient of
0,381 with a significance level of 0,000. It means that there was a positive and adequate correlation
between intrinsic religiosity and affective commitment. Then, higher intrinsic religiosity will also have
higher affective commitment.
Keyword: intrinsic religiosity, affective commitment, employee
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih, pertolongan, dan
penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si. selaku Ketua Program Studi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Ratri Sunar A., M. Si. Selaku Dosen Pembimbing Akademik selama penulis
menempuh studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak TM. Raditya Hernawa, M. Psi. selaku Dosen Pembimbing Skrispi atas
kesediaan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, kritik dan saran
dalam proses penulisan skripsi.
5. Segenap Dosen Psikologi yang telah mendidik, memberikan pengetahuan, dan
inspirasi selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
6. Vicky Genia yang mengembangkan skala Intrinsic Religiosity Revised Scale
dan Dr. John P. Meyer sebagai pembuat skala Affective Commitment Scale
Revised Version yang telah memberikan ijin untuk melakukan proses adaptasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
skala ke dalam Bahasa Indonesia. Terima kasih Dr. John P. Meyer dalam
kesibukan tetap bersedia menjawab pertanyaan dari penulis yang memberikan
pemahaman yang lebih mendalam kepada penulis.
7. Kelly Florensia yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menjadi native
speaker dalam proses adaptasi skala. Terima kasih karena membantu
melancarkan proses adaptasi skala yang dilakukan oleh penulis.
8. Bapak, Mamak, Sephia, bapak Ompong (alm.), oma Pin, oma Ice, dan Usi
Melsy yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan doa yang tidak pernah
berhenti.
9. Bapak ani dan mamak ani, serta Kak Pris, Alfa, dan David di Magelang yang
selalu menerima kehadiran penulis di rumah. Terima kasih karena selalu
memberikan doa, perhatian, dukungan, dan semangat. Kehadiran kalian selalu
membuat penulis mengobati kerinduan akan rumah.
10. Harry Lany, sepupu kesayangan yang selalu membantu menerjemahkan ketika
penulis kesulitan untuk menerjemahkan Bahasa Inggris dalam proses
pengerjaan skripsi ini.
11. Seluruh keluarga besar Feoh dan Fanggi yang selalu memberikan semangat dan
dukungan dalam doa untuk kesuksesan penulis.
12. Erwin Siallagan. You know I’ve never been good at words. Thankyou for
everything!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
13. Cicik Dian dan Elga, sahabat bertukar pikiran dan mengerjakan skripsi. Terima
kasih kalian selalu mendengarkan keluh kesah penulis, serta saling mendukung
untuk memberikan yang terbaik dalam pengerjaan skripsi.
14. Elga, Kak Gue, Ajeng, Rina, Risca, Moka, GM, Igan, para anggota Geng
MITOS yang lebih sering mengatakan hal mitos daripada kebenaran. Terima
kasih kalian selalu mengukir senyum ditengah kegalauan penulis selama
mengerjakan skripsi.
15. Kak Vinna dan Cicik Dian yang selalu mau direpotkan untuk membantu
mengurus segala sesuatu dalam setiap proses pengerjaan skripsi.
16. GM, Rikjan, Imel, Friska, Gung Is, dan teman-teman lainnya yang telah
membantu dalam proses penyebaran skala.
17. Nia, Ajeng, Mauren, Itha, Ochi, Fani, Ardy, Monic, dan semua teman-teman
anak bimbingan Pak Tius. Terima kasih atas lelucon dan gosip di depan ruang
dosen yang membantu mengurangi rasa gugup sebelum bimbingan. Terima
kasih karena mau bertukar pikiran dan saling mendukung untuk kemajuan
pengerjaan skripsi.
18. Seluruh teman-teman Fakultas Psikologi angkatan 2012 yang telah berdinamika
bersama selama perkuliahan. Terima kasih atas canda tawa, semangat, dan
pengalamannya, teman-teman!
Penulis,
Novia Christine Feoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vix
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1. Manfaat Teoritis ................................................................................. 8
2. Manfaat Praktis .................................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI9
A. Religiusitas ............................................................................................. 9
1. Pengertian Religiusitas ...................................................................... 9
2. Jenis Religiusitas .............................................................................. 10
a. Religiusitas Ekstrinsik .............................................................. 10
b. Religiusitas Intrinsik ................................................................. 10
3. Karakteristik Religiusitas Intrinsik .................................................. 12
4. Dampak Religiusitas Intrinsik ......................................................... 13
B. Komitmen Afektif ................................................................................. 15
1. Pengertian Komitmen Organisasi .................................................... 15
2. Komponen Komitmen Organisasi.................................................... 16
3. Pengertian Komitmen Afektif .......................................................... 18
4. Aspek Komitmen Afektif ................................................................. 19
5. Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Afektif ............................... 19
C. Hubungan Antara Religiusitas Intrinsik dengan Komitmen Afektif .... 20
D. Skema Hubungan Antara Religiusitas Intrinsik dengan Komitmen Afektif
22
E. Hipotesis ............................................................................................... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 24
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
B. Variabel Penelitian ................................................................................ 24
C. Defenisi Operasional ............................................................................ 25
1. Religiusitas Intrinsik ........................................................................ 25
2. Komitmen Afektif ............................................................................ 25
D. Subjek Penelitian .................................................................................. 26
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data .................................................... 26
F. Validitas dan Religiusitas ..................................................................... 28
1. Validitas .......................................................................................... 28
2. Reliabilitas ...................................................................................... 30
a. Reliabilitas Intrinsic Religiosity Revised Scale ...................... 30
b. Reliabilitas Affective Commitment Scale Revised Version ..... 31
G. Analisis Data ......................................................................................... 32
1. Uji Asumsi ...................................................................................... 32
a. Uji Normalitas ........................................................................ 32
b. Uji Linearitas .......................................................................... 33
2. Uji Hipotesis ................................................................................... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 35
A. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 35
B. Deskripsi Subjek Penelitian .................................................................. 36
C. Deskripsi Data Penelitian ..................................................................... 37
D. Hasil Penelitian ..................................................................................... 39
1. Uji Asumsi ........................................................................................ 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
a. Uji Normalitas .......................................................................... 39
b. Uji Linearitas ........................................................................... 42
2. Uji Hipotesis ..................................................................................... 43
E. Pembahasan .......................................................................................... 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 47
A. Kesimpulan ........................................................................................... 47
B. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 47
B. Saran ..................................................................................................... 48
1. Bagi Peneliti ..................................................................................... 48
2. Bagi Subjek ...................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 50
LAMPIRAN .......................................................................................................... 55
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pemberian Skor pada Skala Komitmen Afektif ...................................... 28
Tabel 2 Kriteria Koefisien Korelasi (Sarwono, 2006) .......................................... 34
Tabel 3 Subjek Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin .......................................... 36
Tabel 4 Subjek Berdasarkan Agama .................................................................... 36
Tabel 5 Subjek Berdasarkan Lama Bekerja ......................................................... 37
Tabel 6 Deskripsi Data Penelitian ........................................................................ 37
Tabel 7 Analisis One-Sample T-Test Mean Empirik dan Mean Teoritik Religiusitas
Intrinsik .................................................................................................... 38
Tabel 8 Analisis One-Sample T-Test Mean Empirik dan Mean Teoritik Komitmen
Afektif ...................................................................................................... 38
Tabel 9 Hasil Uji Normalitas ................................................................................. 39
Tabel 10 Hasil Uji Linearitas ................................................................................. 42
Tabel 11 Hasil Uji Hipotesis .................................................................................. 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kurva Normal Religiusitas Intrinsik ...................................................... 40
Gambar 2 Kurva Normal Komitmen Afektif ......................................................... 41
Gambar 3 Scatter Plot Religiusitas Intrinsik dan Komitmen Afektif .................... 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Hasil Direct-Translation dan Back-Translation ........................... 56
LAMPIRAN 2 Pemeriksaan Skala oleh Native Speaker ........................................ 58
LAMPIRAN 3 Skala Final Religiusitas Intrinsik dan Komitmen Afektif ............. 60
LAMPIRAN 4 Hasil Reliabilitas Skala .................................................................. 67
LAMPIRAN 5 Hasil Uji Normalitas dan Uji Linearitas ........................................ 69
LAMPIRAN 6 Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 70
LAMPIRAN 7 Hasil Analisis Tambahan ............................................................... 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
“An Organization, no matter how well designed, is only as good as the
people who live and work in it” (Dee Hock). Di dalam organisasi terdapat unsur
yang penting, yaitu individu didalamnya. Organisasi tidak dapat bergerak jika
tidak ada yang menggerakannya dan penggeraknya adalah individu dalam
organisasi tersebut untuk mencapai kesuksesan organisasi (Waluyo, 2013).
Banyak peneliti menemukan bahwa salah satu hal yang menentukan kesuksesan
perusahaan adalah tingginya tingkat komitmen organisasi yang dimiliki oleh
karyawannya (Keskes, 2014).
Pertama kali ketika Meyer & Allen (1991) melakukan konseptualisasi
komitmen organisasi, mereka menemukan bahwa komitmen terhadap organisasi
sangat sering muncul dalam literatur yang membahas mengenai turnover.
Aadmodt (2010) menyatakan bahwa Turnover berdampak negatif karena
perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk penerimaan karyawan baru dan
proses pelatihan. Selain itu, turnover karyawan juga mengakibatkan berkurangnya
produktivitas yang disebakan oleh berkurangnya karyawan. Oleh karena itu,
perusahaan disarankan untuk menyusun strategi yang bertujuan untuk
mempertahankan karyawan, khususnya karyawan yang memiliki keterampilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dan berkompeten. Tingkat turnover dapat dikurangi dengan meningkatkan
komitmen organisasi karyawan. Perryer, Jordan, Firns, & Travoglione (2010) dan
Zhang (2015) menyatakan bahwa komitmen organisasi memiliki pengaruh positif
terhadap intensi turnover. Karyawan dengan komitmen organisasi yang tinggi
cenderung tidak akan meninggalkan perusahaan tempat ia bekerja.
Mowday, Steers, & Porter (dalam Spector, 2008) mendefenisikan komitmen
organisasi dalam tiga aspek, yaitu (1) penerimaan terhadap tujuan organisasi, (2)
memiliki kesediaan untuk berusaha atas nama organisasi, dan (3) memiliki
keinginan yang kuat untuk bertahan atau tinggal di organisasi. Meyer & Allen
(1990, dalam Meyer, 2002) mengembangkan tiga komponen komitmen
organisasi, yaitu komitmen kontinum, komitmen normatif, dan komitmen afektif.
Komitmen kontinum adalah komponen komitmen organisasi yang menunjukkan
persepsi individu terhadap kerugian yang akan diperoleh jika individu keluar dari
organisasi. Komitmen normatif muncul ketika individu merasa memiliki hutang
terhadap organisasi sehingga ia bertanggungjawab untuk tetap bertahan di
organisasi dengan tujuan untuk balas budi kepada perusahaan. Meyer dan Allen
(1991) menyatakan komitmen afektif merupakan komitmen organisasi yang
ditandai dengan keinginan individu untuk tetap bertahan dalam organisasi karena
ia merasa terikat secara emosional dengan organisasi, serta mengenal organisasi
dan terlibat dalam organisasi.
Meyer, Stanley, Herscovitch & Tapolnytsky (2002) juga menyatakan bahwa
komitmen afektif memiliki korelasi paling kuat dengan intensi turnover
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dibandingkan dengan komponen komitmen organisasi lainnya. Selain itu, terdapat
penelitian mengenai komitmen afektif yang dilakukan di Indonesia dengan
menggunakan subjek perawat di Makasar dan menemukan bahwa komitmen
afektif yang tinggi pada perawat menyebabkan perawat cenderung untuk tetap
bertahan di rumah sakit tempat ia bekerja dibandingkan dengan perawat dengan
komitmen normatif dan komitmen kontinum yang tinggi (Guntur, 2012).
Wang, Bishop, Chen & Scott (2002) juga melakukan penelitian tentang
komitmen afektif yang dikaitkan dengan budaya kolektivis pada 510 karyawan di
Cina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya kolektivis menjadi faktor yang
signifikan terhadap munculnya komitmen afektif. Individu dengan nilai kolektivis
yang tinggi cenderung untuk menerima dan mengadopsi nilai dan tujuan
kelompok yang akan mengarahkan pada tingkat komitmen afektif yang tinggi.
Berdasarkan survei oleh itim International dan Clearly Cultural, Indonesia
tergolong dalam budaya kolektivis. Oleh karena itu, karyawan di Indonesia
seharusnya akan lebih mudah dalam membangun komitmen afektif terhadap
organisasi dimana ia berada, karena masyarakat Indonesia cenderung akan
menerima dan menginternalisasi nilai dan tujuan organisasi.
Kesimpulan terhadap beberapa penjelasan diatas adalah komitmen afektif
yang tinggi pada karyawan dapat mengurangi turnover, khususnya karyawan di
Indonesia. Namun, hasil survei oleh Deloitte Millennial Survey pada tahun 2015
menunjukkan bahwa 62% responden di Indonesia cenderung akan keluar dari
perusahaan sebelum tahun 2020. Selain itu, survei yang dilakukan di Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
oleh Michael Page Indonesia Employee Intentions Report 2015 menunjukkan
bahwa 72% responden mungkin dan sangat mungkin melakukan turnover atau
keluar dari perusahaan dalam jangka waktu satu tahun kedepan.
Komitmen afektif tidak hanya berkaitan dengan turnover, beberapa peneliti
menemukan bahwa komitmen afektif memiliki dampak positif lainnya terhadap
organisasi. Yan-Kai Fu (2013) menemukan bahwa komitmen afektif karyawan
mengarahkan pada OCB (Organizational Citizenship Behavior) atau perilaku
karyawan untuk membantu meningkatkan performansi organisasi. Sedangkan,
komitmen normative pada karyawan tidak meningkatkan OCB. Selain itu,
Sharma & Dhar (2016) melakukan penelitian yang berfokus pada dampak
komitmen afektif. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perawat akan
tetap memberikan pelayanan terbaik kepada pasien sesuai dengan etika bekerja,
meskipun perawat sedang berada dalam kondisi kerja yang kurang mendukung.
O’Reilly & Chatman (dalam Meyer & Allen, 1991) menjelaskan proses
pembentukan komitmen afektif yang terkandung dalam dua kategori, yaitu
identifikasi dan internalisasi. Proses identifikasi melibatkan penerimaan individu
terhadap pengaruh nilai-nilai organisasi. Sedangkan, proses internalisasi adalah
adanya hubungan timbal balik dalam berbagi nilai antara individu dan organisasi.
Hal ini menyebabkan karyawan ingin memiliki kesediaan untuk berusaha atas
nama organisasi karena mereka dapat bekerja sesuai dengan nilai personal yang
sesuai dengan nilai organisasi dimana ia berada. Huffman (dalam Vitell Bing,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Davison, Ammeter, Garner, & Novicevic, 2009) menyatakan bahwa nilai religius
menjadi faktor paling kuat dalam membentuk nilai personal individu.
Osman-Gani (2013) melakukan penelitian tentang religiusitas berkaitan
dengan dampaknya terhadap perusahaan di Malaysia. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa karyawan yang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi
akan menunjukkan performansi kerja yang lebih baik dibandingkan dengan
karyawan dengan tingkat religiusitas yang rendah. Religiusitas mempengaruhi
sikap dan perilaku manusia sehari-hari, bahkan dalam pekerjaan yang mereka
lakukan. Hal ini disebabkan karena tujuan religiusitas adalah mencapai potensi
terbaik dari individu dan memberikan jawaban terhadap pertanyaan mengenai
makna dan tujuan hidup individu, termasuk dalam kehidupan pekerjaannya. Oleh
karena itu, religiusitas akan mengarahkan individu pada kreativitas dan motivasi
untuk mengusahakan yang terbaik dalam setiap aktivitas dan pekerjaannya.
McDaniel & Burnett (1990) mendefenisikan religiusitas sebagai keyakinan
kepada Tuhan disertai dengan komitmen untuk melakukan sesuatu sesuai dengan
prinsip kepercayaan yang ditetapkan dalam ajaran-Nya. Weaver & Agle (2002)
menyatakan bahwa religiusitas memiliki pengaruh terhadap sikap dan perilaku
manusia. Sikap dan perilaku tersebut dipengaruhi oleh identitas religius yang
dibentuk dari proses internalisasi nilai yang diharapkan dalam agama (dalam
Vitell, Paolillo & Singh, 2005). Vitell et al. (2009) mendefenisikan religiusitas
sebagai tingkat keyakinan religius individu dan caranya untuk memanifestasikan
keyakinan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Allport & Ross (dalam Brown, 1973; Vitell et al., 2005; Kutcher, 2010)
membagi religiusitas menjadi dua dimensi, yaitu religiusitas ekstrinsik dan
religiusitas intrinsik. Religiusitas ekstrinsik merupakan keadaan dimana individu
melibatkan agama untuk mencapai tujuan yang lain. Individu melakukan aktivitas
yang berkaitan dengan nilai religius bukan didasarkan pada keinginan diri, tetapi
ia mengharapkan tujuan lain, seperti status sosial dan kenyamanan diri.
Sedangkan, individu yang memiliki religiusitas intrinsik yang tinggi menganggap
iman atau keyakinan sebagai nilai tertinggi. Individu dengan religiusitas intrinsik
yang tinggi menganggap keyakinan dan kebiasaan religius sebagai nilai yang
paling penting. Misalnya, ajaran untuk setia dan mengasihi sesama merupakan
sesuatu yang patut untuk dilakukan dalam kehidupannya.
Vitell et al. (2009) menemukan bahwa individu dengan religiusitas intrinsik
yang tinggi memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan melakukan penyesuaian
yang baik dengan lingkungannya. Sebaliknya, individu dengan religiusitas
ekstrinsik yang tinggi tidak mampu untuk melakukan adaptasi dan penyesuaian
dengan lingkungan. Dengan kata lain, nilai religiusitas menyediakan standar
kepada individu untuk bersikap dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Donahue (dalam Vitell, 2005) menyatakan bahwa religiusitas ekstrinsik
cenderung tidak dapat mengukur religiusitas individu tetapi hanya mengukur
sikap individu terhadap agama sebagai sumber kenyamanan dan dukungan sosial.
Selain itu, religiusitas ekstrinsik lebih berkaitan dengan karakteristik kepribadian
yang tidak baik, seperti prasangka, kecemasan, dan takut akan kematian. Dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
disimpulkan bahwa individu yang memiliki religiusitas intrinsik yang tinggi
dianggap memiliki komitmen terhadap religiusitas. Oleh karena itu, peneliti
hanya menggunakan variabel religiusitas intrinsik untuk mengukur aspek
religiusitas.
Kutcher, Bragger, Rodriguez-Srednicki, Ofelia & Masco (2010) dalam
penelitian yang berjudul The Role of Religiosity in Stress, Job Attitudes, and
Organizational Citizenship Behavior, Kutcher et al. (2010) melakukan penelitian
tentang religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif di Amerika dengan
menggunakan sampel yang sebagaian besar terdiri dari responden beragama
Kristen. Oleh karena itu, Kutcher et al. mengharapkan penelitian selanjutnya
dapat menggunakan sampel dengan denominasi agama yang digunakan lebih
beragam. Di Indonesia terdapat lima jenis agama sehingga hal ini memberikan
kemudahan kepada peneliti untuk memperoleh sampel dengan denominasi agama
yang lebih bervariasi. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti ingin melihat
hubungan antara religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif pada karyawan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat hubungan
antara religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif organisasi pada karyawan?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara religiusitas intrinsik
dengan komitmen afektif organisasi pada karyawan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian adalah menambah informasi dan
pengetahuan di bidang Psikologi Industri dan Organisasi, khususnya
mengenai hubungan antara religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif
organisasi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Organisasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran kepada
organisasi tentang peranan religiusitas intrinsik terhadap komitmen afektif
pada karyawan dan manfaatnya bagi organisasi.
b. Bagi Subjek Penelitian
Dapat memberikan informasi kepada subjek tentang peranan nilai
religiusitas dalam dirinya yang berdampak pada komitmen afektif dirinya
terhadap organisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. RELIGIUSITAS
1. Pengertian Religiusitas
Glock dan Stark (1971) mengartikan religiusitas sebagai internalisasi
ajaran agama dalam diri individu. Menurut Taminnen (dalam Paloutzian,
1996), religiusitas adalah ketergantungan kepada Tuhan. Individu yang
percaya kepada Tuhan memiliki motivasi untuk melakukan ritual agama dan
perilaku moral, serta aktivitas lainnya yang menunjukkan komitmennya
kepada Tuhan. McDaniel & Burnett (dalam Vitell et al., 2005)
mendefenisikan religiusitas sebagai keyakinan kepada Tuhan dan prinsip yang
ditetapkan dalam ajaran agama, disertai dengan komitmen untuk mewujudkan
keyakinan dan prinsip tersebut dalam kehidupannya.Vitell et al. (2009)
menyatakan bahwa religiusitas adalah sejauh mana individu yang religius
memiliki keyakinan terhadap ajaran agama dan caranya untuk mewujudkan
keyakinan tersebut dalam hidupnya.
Dapat disimpulkan bahwa religiusitas adalah keyakinan kepada Tuhan dan
prinsip yang ditetapkan oleh Tuhan dalam agama, menginternalisasi
keyakinan dan prinsip tersebut, serta memiliki motivasi dan komitmen untuk
mewujudkan prinsip tersebut dalam kehidupannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2. Jenis Religiusitas
Allport (1967; dalam Vitell et al., 2009, Day& Hudson, 2011)
mengembangkan konsep mengenai religiusitas yang dewasa dan tidak dewasa.
Allport membedakan dua jenis religiusitas, yaitu religiusitas intrinsik sebagai
religiusitas yang dewasa, dan religiusitas ekstrinsik sebagai religiusitas yang
tidak dewasa.
a. Religiusitas Ekstrinsik
Religiusitas ektrinsik adalah motivasi individu untuk bersikap religius
karena manfaat sosial yang akan diperoleh. Misalnya, individu rajin
mengikuti kegiatan dalam komunitas religius karena ingin bersosialisasi
dengan anggota lain dalam komunitas dan ingin memperoleh pandangan
positif dari orang lain. Individu yang memiliki religiusitas ekstrinsik
menganggap aktivitas religius hanya sebagai jembatan untuk memperoleh
tujuan lain dalam hidupnya. Hal ini disebabkan karena individu tidak
menginternalisasi dan tidak mengintegrasi nilai dan ajaran religius dalam
kehidupannya.
b. Religiusitas Intrinsik
Religius intrinsik biasanya dideskripsikan sebagai individu yang
menganggap keyakinan religius sebagai aspek dan tujuan utama dalam
kehidupan mereka. Individu yang memiliki religiusitas intrinsik
menginternalisasi keyakinan, nilai, dan ajaran religius dalam hidupnya.
Individu juga mewujudkan nilai dan ajaran religius dalam kehidupannya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
baik dalam kegiatan dan aktivitas yang berkaitan dengan agama, maupun
dalam aktivitas sehari-hari.
Genia (1993) melalui hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa tidak
terdapat korelasi antara religiusitas intrinsik dan religiusitas ekstrinsik.
Oleh karena itu, religiusitas intrinsik dan religiusitas ekstrinsik dapat
berdiri sebagai dua dimensi yang berbeda. Hal ini juga ditemukan oleh
Maltby (1999) yang menemukan korelasi sangat kecil dan tidak signifikan
antara subskala religiusitas intrinsik dan religiusitas ekstrinsik. Maltby
menyimpulkan bahwa setiap skala dapat berdiri sebagai konstruk yang
independen.
Donahue (dalam Vitell et al., 2009) juga menyatakan bahwa individu
dengan religiusitas intrinsik cenderung memiliki karakteristik positif.
Sedangkan, individu dengan religiusitas ekstrinsik cenderung memiliki
karakteristik negatif, seperti prasangka terhadap orang lain, kecemasan,
dan takut akan kematian. Religiusitas intrinsik tidak dapat mengukur
religiusitas individu, tetapi hanya mengukur sikap individu terhadap
agama sebagai sumber kenyamanan dan dukungan sosial. Donahue
menyimpulkan bahwa religiusitas ektrinsik tidak berkaitan dengan
keyakinan dan komitmen religius.
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, peneliti hanya mengukur
religiusitas intrinsik untuk melihat komitmen religius individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
3. Karaktersitik Religiusitas Intrinsik
Allport (1965) menyatakan bahwa individu dengan religiusitas intrinsik
memiliki sikap religiusitas yang dewasa. Karakteristik individu yang memiliki
religiusitas yang dewasa adalah sebagai berikut:
a. Diferensiasi
Pengalaman yang banyak dan berbeda-beda dapat menjadi pelajaran
dan pedoman bagi individu untuk menghadapi banyak situasi kehidupan
yang didasarkan pada nilai dan ajaran religius. Individu yang memiliki
religiusitas intrinsik memiliki kemampuan untuk berpikir dan bersikap
kritis dalam memecahkan masalah yang dihadapi sesuai dengan nilai dan
prinsip religius karena memiliki banyak pengalaman yang berbeda-beda.
b. Dinamis
Individu dengan religiusitas ekstrinsik berfokus pada kenyamanan,
keinginan, ketakutan, dan tujuan diri sendiri. Sedangkan, individu dengan
religiusitas intrinsik melaksanakan kebiasaan dan aktivitas religius untuk
mencapai tujuan dari religiusitas itu sendiri, yaitu mendekatkan diri
dengan Tuhan.
c. Pelaksanaan nilai religius yang produktif dan konsisten
Individu yang menginternalisasi nilai, ajaran, dan keyakinan religius
akan mengarahkannya pada sikap yang sesuai dengan standar tingkah
laku, norma, dan nilai dalam lingkungan sosial. Sikap tersebut dilakukan
secara terus-menerus dalam kehidupannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
d. Komprehensif
Individu dengan religiusitas intrinsik memiliki pemahaman terhadap
nilai dan ajaran religius secara keseluruhan, utuh, dan luas. Individu yang
memiliki wawasan luas terhadap nilai dan ajaran religius akan bersikap
sesuai dengan nilai dan ajaran tersebut dalam menjalani kehidupan.
e. Integral
Individu yang dewasa secara religius tidak hanya memperoleh
pengetahuan yang luas mengenai nilai dan ajaran religius, tetapi ia harus
terbuka dan mencari nilai yang relevan dengan keyakinannya. Hal ini
diterapkan dalam kehidupan individu sehingga ia mampu menyesuaikan
diri terhadap perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam kehidupan.
f. Mencari dasar
Individu dengan religiusitas intrinsik memiliki semangat untuk terus
mencari makna dan nilai religius, serta hubungan yang dengan dekat
Tuhan.
4. Dampak Religiusitas Intrinsik
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa religiusitas intrinsik pada
individu dapat mengurangi masalah kesehatan mental. Power & McKinney
(2014) menemukan bahwa individu dengan religiusitas intrinsik yang tinggi
cenderung kurang memiliki masalah depresi dibandingkan dengan individu
yang memiliki religiusitas intrinsik yang rendah. Hasil penelitian Laufer &
Solomon (2011) juga menunjukkan bahwa religiusitas intrinsik memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
hubungan negatif dengan Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD). Individu
dengan religiusitas intrinsik yang tinggi dianggap memiliki coping stress yang
baik sehingga individu mampu mengurangi masalah kesehatan mental.
Carpenter & Marshall (2009) menemukan bahwa individu dengan
religiusitas intrinsik akan mengutamakan agama dalam hidupnya sehingga ia
memiliki perilaku moral bukan karena keinginan untuk dipandang bermoral
oleh orang lain. Individu dengan religiusitas intrinsik menunjukkan perilaku
moral karena sesuai dengan nilai dan keyakinan religius yang telah
diinternalisasi. Misalnya, perilaku menolong, serta kurangnya perilaku agresi
dan prasangka terhadap orang lain.
Vitell et al. (2009) menemukan bahwa individu dengan religiusitas
intrinsik memiliki kontrol diri yang tinggi. Nilai dan ajaran agama
menyediakan standar bagi individu dalam bersikap. Oleh karena itu, individu
yang menginternalisasi nilai dan ajaran agama akan berusaha untuk
mengontrol diri sehingga ia mampu bersikap sesuai dengan standar yang
terkandung dalam nilai dan ajaran agama tersebut.
Liu (2010) juga menemukan bahwa individu dengan religiusitas intrinsik
cenderung memiliki kecerdasan emosi yang tinggi. Sedangkan, individu
dengan religiusitas ekstrinsik cenderung memiliki kecerdasan emosi yang
rendah. Liu menjelaskan bahwa nilai dan ajaran religius dilihat sebagai salah
satu aspek yang membentuk dan mengontrol perilaku individu. Kecerdasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
emosi juga merupakan salah satu aspek dari kontrol diri. Oleh karena itu,
religiusitas intrinsik berkaitan dengan kecerdasan emosi pada individu.
Vitell et al. (2005) menemukan bahwa individu dengan religiusitas
intrinsik akan bersikap sesuai dengan etika konsumen ketika hendak membeli
suatu barang. Individu dengan religiusitas intrinsik tidak memanfaatkan
fasilitas tanpa membayar, tidak memanfaatkan kesalahan penjual, dan terlibat
dalam negosiasi yang baik dan tidak bermaksud untuk merugikan penjual.
B. KOMITMEN AFEKTIF
1. Pengertian Komitmen Organisasi
Coopey & Harley (dalam Sopiah, 2008) menyebutkan komitmen
organisasi sebagai suatu ikatan psikologis individu dengan organisasi.
Moorhead & Griffin (2013) juga mendefenisikan komitmen organisasi
sebagai pengenalan dan ikatan individu terhadap organisasi. Mowday et al.
(1979; dalam Meyer & Allen, 1990; Ohana, 2014; Gatling et al., 2016)
menyatakan bahwa komitmen organisasi adalah kekuatan individu untuk
mengenal organisasi dan terlibat dalam organisasi.
Colquit, LePine, Wesson (2013) menyatakan bahwa komitmen organisasi
merupakan keinginan untuk menjadi bagian dari organisasi dan tetap tinggal
dalam organisasi. Blau dan Boal (dalam Sopiah, 2008) menyebutkan
komitmen organisasi sebagai keberpihakan dan kesetiaan individu terhadap
organisasi dan tujuan organisasi. Menurut Robbins & Judge (2008), komitmen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
organisasi merupakan sejauh mana individu memihak pada sebuah organisasi
dan tujuannya, serta memiliki keinginan untuk bertahan sebagai anggota
dalam organisasi tersebut. Selain itu, Mathis & Jackson (dalam Sopiah, 2008)
menyatakan bahwa komitmen organisasi adalah sejauh mana individu percaya
dan menerima tujuan organisasi, serta memiliki keinginan untuk bertahan
dalam organisasi.
Menurut Kreitner & Kinicki (2008), komitmen organisasi tidak hanya
menunjukkan sejauh mana individu mengenal organisasi dan tujuannya, tetapi
ia juga harus menunjukkan kesediaan untuk bekerja keras mencapai tujuan
tersebut, serta memiliki keinginan yang besar untuk tetap menjadi anggota di
organisasi tersebut. Selaras dengan Kreitner & Kinicki, Luthans (2011) juga
mendefenisikan komitmen organisasi sebagai penerimaan terhadap tujuan dan
nilai organisasi, kesediaan untuk berusaha atas nama organisasi, dan memiliki
keinginan untuk tetap tinggal dalam organisasi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi adalah penerimaan
terhadap tujuan dan nilai organisasi, kesediaan untuk berusaha atas nama
organisasi, dan keinginan untuk bertahan dalam organisasi
2. Komponen Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi memiliki tiga komponen yang dikembangkan oleh
Meyer & Allen (1991; dalam Spector, 2008; Riggio, 2008), yaitu :
- Affective commitment, melibatkan kelekatan emosional terhadap
organisasi, mengenal organisasi, dan terlibat dalam organiasasi. Karyawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
yang memiliki komitmen afektif bertahan dalam organisasi karena
keinginan mereka.
- Continuance commitment merupakan komitmen yang didasarkan pada
kerugian yang akan diperoleh karyawan apabila meninggalkan organisasi.
Karyawan menyadari kerugian yang akan diperoleh jika ia meninggalkan
organisasi, misalnya kehilangan senioritas dan promosi. Karyawan yang
memiliki komitmen kontinum bertahan dalam organisasi karena
kebutuhannya.
- Normative commitment merupakan perasaan individu akan kewajiban
untuk tetap tinggal di organisasi. Karyawan bertahan dalam organsiasi
karena ia merasa memiliki tanggungjawab atau keharusan untuk bertahan
dalam organisasi tersebut.
Meyer & Allen (1990) menyatakan bahwa ketiga komponen komitmen
organisasi menunjukkan bagian psikologis yang berbeda. Oleh karena itu,
pengukuran terhadap tiap bagian komponen tersebut dapat dilakukan secara
independen.
McShane & Glinor (2005) menyamakan antara komitmen organisasi
dengan komitmen afektif. McShane & Glinor menyatakan bahwa komitmen
organisasi maupun komitmen afektif mengarah pada perasaan keterikatan
individu terhadap organisasi. Meyer & Allen (1991) menyatakan bahwa
keterikatan afektif karyawan dengan organisasi pada umumnya diukur
menggunakan Organizational Commitmen Questionnaire (OCQ: Mowday et.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
al. 1982). Oleh karena itu, konsep komitmen organisasi dari Mowday
kemudian disebut sebagai komitmen afektif oleh Meyer & Allen. Hacker,
Bycio, dan Hausdorf (dalam Spector, 2008) juga menemukan bahwa skala
untuk mengukur komitmen organisasi yang dikembangkan oleh Mowday et
al. (1979) memiliki korelasi yang paling kuat dengan subskala komitmen
afektif dibandingkan dengan subskala komitmen kontinum dan komitmen
normative yang dikembangkan oleh Meyer & Allen.
3. Pengertian Komitmen Afektif
Aadmodt (2010) mengemukakan komitmen afektif sebagai sejauh mana
karyawan ingin bertahan dalam organisasi, peduli tentang organisasi, dan
memiliki kesediaan untuk berusaha atas nama organisasi. Mowday et al.
(dalam Riggio, 2008; Spector, 2007; Triatna, 2015) menyatakan bahwa
komitmen afektif adalah penerimaan terhadap tujuan dan nilai organisasi,
kesediaan untuk berusaha atas nama organisasi, dan memiliki keinginan untuk
tetap tinggal dalam organisasi. Meyer &Allen (1991, dalam Spector, 2008;
Riggio, 2008) mendefenisikan komitmen afektif sebagai kelekatan emosional
dengan organsasi, mengenal organisasi, dan terlibat dalam organisasi.
Individu dengan komitmen afektif yang tinggi akan bekerja dan bertahan
dalam organisasi karena keinginan mereka.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa komitmen afektif adalah keterikatan
individu dengan organisasi, pengenalan individu terhadap organisasi, serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
keterlibatan individu dalam organisasi dan keinginannya untuk tetap bertahan
dalam organisasi.
4. Aspek Komitmen Afektif
Mowday et al. (1979; dalam Haslam, 2004; Riggio, 2008; Spector, 2008;
Landy & Conte, 2010) menyebutkan komitmen afektif mencakup tiga aspek,
yaitu: 1) keyakinan dan penerimaan terhadap tujuan dan nilai organisasi; 2)
kesediaan untuk berusaha atas nama organisasi; 3) memiliki keinginan yang
kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi.
5. Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Afektif
Meyer & Allen (1991; dalam Sharma & Dhar, 2016) mengelompokkan
faktor komitmen afektif dalam tiga kategori, yaitu :
a. Karakteristik personal. Misalnya, religiusitas (Kutcher et al., 2010), usia,
lama bekerja, pendidikan, watak atau sifat personal, otonomi, kebutuhan,
dan etika.
b. Struktur Organisasi. Misalnya, pengambilan keputusan, prosedur formal,
dan hubungan atasan-bawahan dalam organsiasi.
c. Pengalaman kerja. Komitmen afektif dapat tumbuh karena kepuasan
karyawan terhadap kontribusi organisasi untuk kepentingan karyawan,
misalnya dukungan organisasi, keadilan dalam organisasi, kesempatan
untuk melakukan kemajuan, kesempatan promosi, dan perasaan karyawan
terhadap perannya dalam organisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Berdasarkan penjelasan diatas, faktor komitmen afektif adalah
karakteristik personal, karakteristik pekerjaan, karakteristik organisasi, dan
pengalaman kerja.
C. HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DENGAN
KOMITMEN AFEKTIF
Individu yang menginternalisasi nilai dan ajaran agamanya, serta
mewujudkannya dalam kehidupannya memiliki religiusitas intrinsik yang tinggi
(Allport, 1967; dalam Vitell, 2009, Day & Hudson, 2011). Weaver & Agle (2002)
menyatakan bahwa religiusitas memiliki pengaruh terhadap sikap dan perilaku
manusia, misalnya mengontrol diri (Vitell et al., 2009), perilaku moral (Carpenter
& Marshall, 2009), dan etika (Vitell et al. 2007). Allport (dalam Vitell, 2005) juga
menyatakan bahwa individu yang memiliki komitmen terhadap agama akan
menempatkan nilai dan ajaran agama sebagai hal terpenting sehingga membuat
individu lebih memperhatikan moral dan etika.
Komitmen afektif menjadi salah satu bentuk dari etika karena karyawan yang
berkomitmen terhadap organisasi akan merasa memiliki hubungan dengan nilai
organisasi (Schwepker, dalam Valentine, Godkin, & Lucero, 2002). Individu yang
memiliki komitmen afektif terhadap organisasi akan merasa terikat dengan nilai
dan tujuan organisasi dan bersikap sesuai dengan nilai dan tujuan tersebut. Ketika
individu mampu bersikap sesuai dengan nilai dan tujuan dalam organisasi, maka
individu tersebut menerapkan etika dalam bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Meyer & Allen (1991; dalam Sharma & Dhar, 2016) menyatakan bahwa etika
individu menjadi salah satu faktor komitmen afektif. Meyer & Allen
mengelompokkan faktor komitmen afektif dalam tiga kelompok, yaitu
karakteristik personal, struktur organisasi, dan pengalaman kerja. Etika individu
termasuk dalam karakteristik personal yang mempengaruhi komitmen afektif.
Apabila individu memiliki etika dalam berorganisasi, maka individu akan
memperhatikan nilai dan tujuan organisasi dimana ia berada, berusaha atas nama
organisasi, bertanggungjawab, disiplin dan memiliki kesetiaan terhadap
organisasi. Hal ini mengarahkan individu kepada komitmen afektif yang tinggi
terhadap organisasi.
Individu dengan religiusitas intrinsik yang rendah tidak menginternalisasi
nilai religius sehingga ia juga tidak dapat mewujudukan nilai dan keyakinan
religius dalam kehidupannya (Allport, 1967; dalam Vitell, 2009, Day & Hudson,
2011). Oleh karena itu, individu tidak memiliki kepekaan terhadap moral dan
etika karena kurangnya internalisasi terhadap nilai dan ajaran religius. Hal ini
membuat individu kurang mampu untuk bersikap sesuai moral dan etika dalam
kehidupan sehari-hari, termasuk etika dalam berorganisasi. Hal ini mengakibatkan
individu kurang mengenal dan kurang memiliki keyakinan terhadap nilai dan
tujuan organisasi, kurang memiliki loyalitas terhadap organisasi, kurang berusaha
untuk organisasi, kurang disiplin dan bertanggungjawab. Hal ini mengarahkan
individu kepada komitmen afektif yang rendah terhadap organisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
D. SKEMA HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DENGAN
KOMITMEN AFEKTIF
RELIGIUSITAS
Religiusitas Intrinsik tinggi
menginternalisasi nilai dan ajaran religius
memperhatikan moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari, termasuk etika dalam bekerja
menerima dan memiliki keyakinan terhadap tujuan dan nilai organisasi,
berusaha untuk kemajuan organisasi, memiliki keinginan untuk tetap menjadi anggota
organisasi
komitmen afektif tinggi
Religiusitas Intrinsik rendah
kurang menginternalisasi nilai dan ajaran religius
kurang memperhatikan moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari,
termasuk etika dalam bekerja
kurang menerima dan kurang memiliki keyakinan terhadap tujuan
dan nilai organisasi, kurang berusaha untuk kemajuan organisasi, kurang memiliki
keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi
komitmen afektif rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
E. HIPOTESIS
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif
antara religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif. Semakin tinggi religiusitas
intrinsik, semakin tinggi komitmen afektif terhadap organisasi. Sebaliknya,
semakin rendah religiusitas intrinsik, semakin rendah pula komitmen afektif
terhadap organisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik
dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2013). Jenis
penelitian ini adalah penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan satu atau lebih variabel
lain berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2009; Purwanto, 2007). Dalam
penelitian ini, terdapat dua variabel yang akan diteliti, yaitu religiusitas intrinsik
dan komitmen afektif. Peneliti ingin mengetahui hubungan antara religiusitas
intrinsik dengan komitmen afektif.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah religiusitas intrinsik.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah komitmen afektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
C. Defenisi Operasional
1. Religiusitas Intrisik
Religiusitas intrinsik adalah karyawan yang menganggap keyakinan
religius sebagai aspek dan tujuan utama, serta menginternalisasi dan
mengintegrasi keyakinan, nilai, dan ajaran religius dalam hidupnya. Variabel
religiusitas intrinsik akan diukur menggunakan skala Religious Orientation
Revised Scale yang dikembangkan oleh Genia (1993).
Semakin tinggi skor total pada skala religiusitas intrinsik yang diperoleh
subjek menandakan bahwa semakin tinggi juga religiusitas intrinsik yang
dimiliki subjek. Sebaliknya, semakin rendah skor total pada skala religiusitas
intrinsik, maka semakin rendah religiusitas intrinsik yang dimiliki subjek.
2. Komitmen Afektif
Komitmen afektif adalah keterikatan karyawan dengan organisasi,
pengenalan karyawan terhadap organisasi, serta keterlibatan karyawan dalam
organisasi, dan keinginannya untuk tetap bertahan dalam organisasi.
Komitmen afektif diukur menggunakan skala hasil adaptasi dari Affective
Organizational Commitment Scale Revised Version yang dikembangkan oleh
Meyer, Allen, & Smith (1993).
Semakin tinggi skor total pada skala komitmen afektif yang diperoleh
subjek menandakan bahwa semakin tinggi komitmen afektif yang dimiliki
subjek terhadap organisasi. Sebaliknya, semakin rendah skor total pada skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
komitmen afektif, maka semakin rendah komitmen afektif yang dimiliki
subjek terhadap organisasi.
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja disebuah
perusahaan dan berstatus sebagai karyawan tetap selama satu tahun. Hal ini
dikarenakan karyawan dengan karakteristik tersebut diharapkan telah memiliki
komitmen afektif terhadap organisasi dimana ia berada.
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk mengatasi kelemahan pada
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu kurangnya jenis denomasi
agama dan proporsi subjek pada tiap agama yang tidak seimbang pada sampel
yang digunakan. Oleh karena itu, peneliti ingin memperoleh sampel yang terdiri
atas subjek dari lima agama di Indonesia, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Budha,
Hindu dengan masing-masing agama memiliki proporsi jumlah subjek yang
sama.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan keperluan penelitian
sehingga setiap subjek yang diambil dari populasi dipilih dengan sengaja
berdasarkan pertimbangkan tertentu (Purwanto & Sulistyastuti, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode penyebaran
skala. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua skala, yaitu
Religious Orientation Revised Scale dan Affective Organizational Commitment
Scale Revised Version. Kedua skala tersebut merupakan skala Likert, yaitu
subjek diminta untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuannya dalam
kontinum terhadap pernyataan yang disusun peneliti (Supratiknya, 2014).
Variabel religiusitas intrinsik dalam penelitian ini akan diukur menggunakan
skala yang diadaptasi dari Religious Orientation Revised Scale yang
dikembangkan oleh Genia (1993). Skala tersebut terdiri atas enam item dan
masing-masing item dilengkapi dengan lima pilihan jawaban. Cara pemberian
skor terhadap pilihan jawaban tersebut berkisar 1 sampai 5. Pilihan jawaban
Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1, Tidak Setujut (TS) diberi nilai 2, Ragu-
ragu (R) diberi nilai 3, Setuju (S) diberi nilai 4, Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5.
Variabel komitmen afektif dalam penelitian ini akan diukur menggunakan
Affective Organizational Commitment Scale Revised Version yang dikembangkan
oleh Meyer, Allen, & Smith (1993). Skala komitmen afektif terdiri dari enam
item, yakni tiga item favorable dan tiga item unfavorable. Pernyataan favorable
menunjukkan sikap positif terhadap objek terkait. Sedangkan, pernyataan
unfavorable menunjukkan sikap negatif terhadap objek (Anderson, dalam
Supratiknya, 2014). Variasi pilihan jawaban pada skala komitmen afektif dapat
dilihat pada tabel 1, sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Tabel 1
Pemberian skor pada skala komitmen afektif
Item Favorable Item Unfavorable
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sangat Tidak Setuju (STS) 6
Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 5
Agak Tidak Setuju (AGS) 3 Agak Tidak Setuju (AGS) 4
Agak Setuju (AS) 4 Agak Setuju (AS) 3
Setuju (S) 5 Setuju (S) 2
Sangat Setuju (SS) 6 Sangat Setuju (SS) 1
Dalam penelitian ini, pengujian skala menggunakan teknik uji coba atau try
out terpakai. Hal ini dilakukan agar data yang diperoleh langsung digunakan
untuk pengujian hipotesis penelitian dan dapat mempersingkat waktu penelitian.
Selain itu, item yang dianalisis hanya item yang sah saja (Hardi, 2000).
F. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas adalah kualitas yang menunjukkan sejauh mana sebuah tes
mengukur atribut psikologis yang hendak diukur (Supratiknya, 2014). Uji
validitas dilakukan pada Affective Commitment Revised Scale dan Intrinsic
Religiosity Revised Scale yang telah diadaptasi kedalam Bahasa Indoensia.
Proses adaptasi skala menggunakan metode back-translation. Back-
translation adalah metode penerjemahan protokol – item pada kuesioner,
instruksi, dll – dalam penelitian yang dikembangkan dari suatu penelitian
dalam suatu bahasa, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa lain, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
meminta orang lain menerjemahkan kembali ke bahasa asli (Matsumoto &
Juang, 2008). Oleh karena itu, proses adaptasi skala dari Bahasa Inggris
menjadi Bahasa Indonesia pada skala Komitmen Afektif dan skala
Religiusitas Intrinsik dilakukan dalam beberapa tahap.
Tahap pertama, skala asli Komitmen Afektif dan Religiusitas Intrinsik
dalam Bahasa Inggris diterjemahkan ke dalam versi Bahasa Indonesia
menggunakan jasa penerjemah dari Lembaga Bahasa Universitas Sanata
Dharma. Tahap kedua, skala Komitmen Afektif dan skala Religiusitas
Intrinsik versi Bahasa Indonesia diterjemahkan kembali ke dalam Bahasa
Inggris. Proses penerjemahan ini juga dilakukan dengan menggunakan jasa
Lembaga Bahasa Universitas Sanata Dharma yang dilakukan oleh
penerjemah yang berbeda dari penerjemah pada tahap pertama. Tahap ketiga,
peneliti meminta bantuan kepada native speaker untuk melakukan proses
decenter. Decenter adalah sebuah konsep yang didasarkan pada prosedur
dalam back translation untuk memperoleh kesesuaian arti dan makna dengan
bahasa asli. Native speaker diminta untuk membandingkan skala asli yang
menggunakan Bahasa Inggris dengan skala hasil back translation dalam
Bahasa Inggris. Apabila ada kata yang memiliki arti dan makna yang berbeda
pada kedua versi tersebut, maka peneliti harus memerika kembali hasil
terjemahan dalam Bahasa Indonesia untuk diperbaiki.
Tahap terakhir, uji validitas pada Skala Komitmen Afektif dan skala
Religiusitas Intrinsik dengan menggunakan validitas isi. Validitas isi merujuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
pada kesesuaian antara isi tes dan konstruk yang diukur. Hal ini diperoleh
melalui analisis logis atau empiris terhadap seberapa memadai isi tes
mewakili ranah isi, serta seberapa relevan ranah isi tersebut sesuai dengan
interpretasi skor tes yang dimaksudkan (Supratiknya, 2014). Validitas isi
diperoleh melalui penilaian pakar dan ahli terhadap kesesuaian antara bagian
tes dan kontruk yang diukur (Supratiknya, 2014). Peneliti melakukan
validasi skala penelitian melalui konsultasi bersama Dosen Pembimbing
Skripsi sebagai pakar atau ahli yang memberikan penilaian.
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah konsistensi hasil pengukuran terhadap suatu populasi
individu atau kelompok (AERA, APA, NMCE dalam Supratiknya, 2014).
Koefisien reliabilitas bergerak dari rentang 0 sampai dengan 1,00. Semakin
mendekati 1,00 berarti reliabilitas semakin memuaskan (Azwar, 2007).
Peneliti menggunakan koefisien Alpha Cronbach untuk menentukan
reliabilitas alat ukur yang digunakan.
a. Reliabilitas Intrinsic Religiosity Revised Scale
Skala Intrinsic Religiosity Revised Scale merupakan skala yang telah
direvisi oleh Genia (1993) terhadap Religious Orientation Scale (ROS)
yang dikembangkan oleh Allport & Ross (1967). Genia (1993)
menghapus tiga item dari sembilan item religiusitas intrinsik menjadi
enam item pada skala religiusitas intrinsik yang direvisi. Koefisien
reliabilitas Alpha Cronbach yang diperoleh Genia (1993) pada skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
religiusitas intrinsik yang telah direvisi adalah 0,86. Hasil revisi yang
ditemukan Genia (1993) juga sesuai dengan revisi yang sebelumnya telah
dilakukan oleh Gorsuch & McPherson (1989) dengan menghapus tiga
item yang sama. Reliabilitas internal yang diperoleh Gorsuch (1989)
adalah 0,83. Hasil tersebut menunjukkan Intrinsic Religiosity Revised
Scale memiliki reliabilitas yang baik.
Alpha cronbach yang diperoleh pada skala Religiusitas Intrinsik dalam
penelitian ini adalah 0,821. Hasil tersebut menunjukkan bahwa skala
Religiusitas Intrinsik yang digunakan dalam penelitian ini memiliki
reliabilitas yang baik.
b. Reliabilitas Affective Commitment Scale Revised Version
Skala Affective Commitmen Scale Revised Version merupakan revisi
yang dilakukan oleh Meyer, Allen, & Smith (1993) terhadap Affective
Commitment Scale oleh Allen & Meyer (1990). Meyer et al. (1993)
mengeliminasi dua item dari delapan item menjadi enam item pada skala
yang telah direvisi. Skala komitmen afektif yang telah direvisi juga telah
digunakan dalam banyak penelitian. Beberapa hasil analisis reliabilitas
skala komitmen afektif menghasilkan Alpha Cronbach sebesar 0,87 (Liu,
2009; Lee, Tan, & Javalgi, 2010; Islam, Ahmed, & Ahmad, 2015;
Chenevert, Vandenberghe, &Tremblay, 2015). Hasil analisis lainnya
memperoleh Alpha Cronbach pada skala komitmen afektif sebesar 0,82
(Herrbach, 2006; Simosi, 2010). Selain itu, skala komitmen afektif yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
diterjemahkan kedalam bahasa Korea dan digunakan pada penelitian di
Korea menunjukkan koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,86 (Lee, Allen,
Meyer, & Rhee, 2001). Bahkan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach
yang baik diperoleh pada beberapa penelitian lainnya sebesar 0,92 (Lee &
Peccel, 2007; Choi, Tran, & Park, 2015). Hasil tersebut membuktikan
bahwa Affective Commitment Scale Revised Version memiliki reliabilitas
yang baik.
Alpha cronbach yang diperoleh pada skala Komitmen Afektif dalam
penelitian ini adalah 0,807. Hasil tersebut menunjukkan bahwa skala
Komitmen Afektif yang digunakan dalam penelitian ini memiliki
reliabilitas yang baik.
G. Analisis Data
1. Uji Asumsi
Uji asumsi perlu dilakukan sebelum peneliti melakukan uji hipotesis
karena beberapa metode analisis data untuk pengujian hipotesis memiliki
prasyarat yang harus terpenuhi. Dua macam uji asumsi, yaitu uji normalitas
dan uji linearitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui
data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal. Data
dengan nilai p < 0,05 menunjukan bahwa data tersebut memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
perbedaan yang signifikan dengan data normal. Sebaliknya, apabila data
memiliki nilai p > 0,05 menunjukkan bahwa data tersebut tidak memiliki
perbedaan yang signifikan dengan data normal (Santoso, 2010). Uji
asumsi normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas merupakan asumsi terhadap hubungan antarvariabel
yang hendak dianalisis menggunakan teknik statistik korelasi. Uji
linearitas bertujuan untuk melihat apakah peningkatan atau penurunan
kuantitas di suatu variabel akan diikuti oleh peningkatan atau penurunan
kuantitas di variabel lainnya (Santoso, 2010). Jika p < 0,05 maka terdapat
hubungan yang linear antar variabel. Sebaliknya, jika p > 0,05 maka
terdapat hubungan yang tidak linier atau hubungan antar variabel
tergolong lemah (Santoso, 2010).
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis akan dilakukan dengan statistik parametrik, yakni
Pearson Product Moment untuk menguji hipotesis terkait hubungan antara
religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif apabila data yang dihasilkan
normal. Jika data yang dihasilkan tidak normal, maka uji hipotesis akan
dilakukan dengan Spearman rho karena teknik tersebut tidak
mensyaratkan normalitas data (Santoso, 2010). Sarwono (2006) membagi
kriteria koefisien korelasi sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tabel 2
Kriteria Koefisien Korelasi (Sarwono, 2006)
Koefisien Korelasi Kategori
0 Tidak ada korelasi antara dua variabel
0 – 0,25 Korelasi sangat lemah
0,25 – 0,5 Korelasi cukup kuat
0,5 – 0,75 Korelasi kuat
0,75 – 0,99 Korelasi sangat kuat
1 Korelasi sempurna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan mulai tanggal 5 Agustus sampai 31
Agustus 2016. Awalnya peneliti menyebarkan skala pada perusahaan di
Kupang, Jakarta, dan Yogyakarta melalui perantara. Peneliti
menginformasikan kepada perantara agar mengawasi proses pengisian skala.
Skala dari perusahaan di Kupang dikirim menggunakan jasa pengiriman
barang. Peneliti juga meminta bantuan beberapa teman yang beragama Hindu
dan Budha untuk menyebarkan skala penelitian. Peneliti juga mengingatkan
agar memperhatikan proses pengisian skala dan karakeristik subjek dalam
penelitian ini.
Peneliti memperoleh skala yang diisi sebanyak 124 subjek yang terdiri
atas 26 subjek beragam Islam, 24 subjek beragam Kristen, serta agama Hindu,
Budha, dan Katolik masing-masing terdiri atas 20 subjek. 14 skala lainnya
tidak dapat digunakan karena tidak memenuhi karakteristik subjek penelitian.
Peneliti mengeliminasi 3 subjek pada kelompok subjek agama Kristen, dan 8
subjek pada kelompok subjek agama Islam secara acak dengan tujuan untuk
menyamakan proporsi jumlah subjek tiap agama. Skala penelitian yang akan
diolah datanya sebanyak 100 skala penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 100 karyawan tetap di perusahaan
tempat ia bekerja saat ini dan telah bekerja minimal selama satu tahun. Subjek
dalam penelitian ini terdiri dari lima agama di Indonesia, yaitu Islam, Kristen,
Hindu, Budha, dan Katolik dengan jumlah subjek sebanyak 20 orang
karyawan dari tiap agama. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari laki-laki
dan perempuan yang memiliki rentang usia 21-55 tahun. Subjek penelitian
juga memiliki lama bekerja yang bervariasi. Detail subjek penelitian dapat
dilihat pada tabel deskripsi dibawah ini :
Tabel 3
Subjek berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
Usia Jumlah subjek
Dewasa Awal (21-35 tahun)
Laki-laki 40
Perempuan 44
Total 84
Dewasa Madya (36-60 tahun)
Laki-laki 15
Perempuan 1
Total 16
Tabel 4
Subjek berdasarkan Agama
Agama Jumlah Subjek
Islam 20
Hindu 20
Budha 20
Kristen 20
Katolik 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 5
Subjek berdasarkan Lama Bekerja
Lama Bekerja Jumlah Subjek
1 – 3 tahun 59
4 – 6 tahun 28
7 – 9 tahun 5
>9 tahun 8
C. Deskripis Data Penelitian
Peneliti melakukan analisis deskripsi terhadap hasil penelitian untuk
mengetahui tinggi rendahnya religiusitas intrinsik dan komitmen afektif yang
dimiliki subjek. Analisis data dilakukan dengan membandingkan mean data
empirik dan mean teoritik dari data yang diperoleh. Berikut hasil deskripsi
data penelitian dalam bentuk tabel :
Tabel 6
Deskripsi Data Penelitian
Skala Skor Empirik Skor Teoritik
Xmin Xmax Mean Xmin Xmax Mean
Religiusitas
Intrinsik 14 30 24,85 6 30 18
Komitmen Afektif 6 36 25,76 6 36 21
Hasil pengukuran deskriptif, mean empirik kedua variabel lebih besar dari
mean teoritiknya. Hasil ini menunjukkan bahwa subjek memiliki tingkat
religiusitas intrinsik dan komitmen afektif yang tinggi. Hasil tersebut
didukung dengan hasil uji one-sample t-test seperti pada tabel di bawah ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 7
Analisis One-Sample T-test Mean Empirik dan Mean Teoritik Religiusitas
Intrinsik
Test Value = 18
T Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Religiusitas
Intrinsik 20.506 99 .000 6.850 6.19 7.51
Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan signifikan antara mean empiris
dengan mean teoritis pada variabel religiusitas intrinsik. Hal ini dapat dilihat
dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (p = 0,000). Hasil ini
menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini secara signifikan memiliki
tingkat religiusitas intrinsik yang tinggi.
Tabel 8
Analisis One-Sample T-test Mean Empirik dan Mean Teoritik Komitmen
Afektif
Test Value = 21
T Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Komitmen
Afektif 8.921 99 .000 4.760 3.70 5.82
Hasil pengujian yang ditunjukkan pada tabel 7 membuktikan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara mean empiris komitmen afektif
yang lebih tinggi dari mean teoritisnya dengan nilai signifikansi sebesar 0,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
(p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini secara
signifikan memiliki komitmen afektif yang tinggi.
D. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran dapat
penelitian terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan
sebagai syarat untuk menentukan uji hipotesis yang akan dilakukan
pada tahap selanjutnya. Teknik yang digunakan untuk uji normalitas
dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov
menggunakan program SPSS. Data tergolong normal apabila
memenuhi syarat p > 0,005 (Santoso, 2010). Berikut hasil perhitungan
uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov :
Tabel 9
Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Komitmen Afektif .064 100 .200*
Religiusitas Intrinsik .150 100 .000
Dari hasil uji normalitas yang telah dilakukan, variabel religiusitas
intrinsik menunjukkan p = 0,000 atau p < 0,05. Hal ini dapat diartikan
bahwa data variabel religiusitas intrinsik tidak terdisitribusi secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
normal. Uji normalitas pada variabel komitmen afektif menunjukkan p
= 0,200 atau p > 0,05. Hal ini berarti bahwa sebaran data komitmen
afektif terdistribusi secara normal. Data yang tidak normal ini
menggambarkan bahwa data berasal dari populasi yang tidak normal.
Hasil yang tidak normal kemungkinan dipengaruhi oleh keberadaan
nilai ekstrim atau outlier. Terdapat dua macam nilai ekstrim, yaitu
ekstrim atas dan ekstrim bawah. Hasil ini dapat dilihat berdasarkan
sebaran data yang ada pada kurva sebagai berikut :
Gambar 1
Kurva Normal Religiusitas Intrinsik
Kurva normal reliusitas intrinsik menggambarkan sebaran data pada
variabel religiusitas intrinsik. Pada kurva tersebut dapat terlihat bahwa
data tidak normal karena banyaknya data yang berada pada skor 24.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Gambar 2
Kurva Normal Komitmen Afektif
Kurva normal komitmen afektif menggambarkan sebaran data pada
variabel komitmen afektif yang menunjukkan bahwa data tidak normal
karena banyak data pada skor 29.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah peningkatan
atau penurunan kuantitas di satu variabel akan diikuti secara linear
oleh pengingkatan atau penurunan kuantitas di variabel lainnya
(Santoso, 2010). Data yang dikatakan linear apabila data memenuhi
syarat p < 0,05. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan
pengujian test of linearity pada program SPSS. Berikut hasil
perhitungan uji linearitas :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 10
Hasil Uji Linearitas
F Sig.
Komitmen
Afektif *
Religiusitas
Intrinsik
Between
Groups
(Combined) 1.847 0,041
Linearity 9.904 0,002
Deviation from Linearity 1.272 0,242
Berdasarkan Tabel 10, hasil uji linearitas antara variabel
religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0,002 (p < 0,05). Hal ini berarti bahwa variabel
religiusitas intrinsik memiliki hubungan yang linear dengan variabel
komitmen afektif.
Gambar 3
Scatter Plot Religiusitas intrinsik dan Komitmen Afektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Dari gambar 3, dapat dilihat bahwa hubungan linier antara
religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif tidak signifikan karena
data yang menyebar dan tidak mengumpul.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik korelasi untuk
mengetahui hubungan antara religiusitas intrinsik dengan komitmen
afektif. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi
secara normal sehingga uji hipotesis penelitian ini harus menggunakan tes
non parametrik Spearman Rho yang dilakukan dengan bantuan program
SPSS.
Tabel 11
Hasil Uji Hipotesis Religiusitas Intrinsik dengan Komitmen Afektif
Religiusitas
Intrinsik
Komitmen
Afektif
Spearman's rho Religiusitas
Intrinsik
Correlation
Coefficient 1.,000 0.381
**
Sig. (1-tailed) . 0,000
Komitmen
Afektif
Correlation
Coefficient 0.381
** 1,000
Sig. (1-tailed) 0,000 .
**. Korelasi signifikan pada 0.01 (1-tailed).
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi r = 0,381
dengan signifikansi p = 0,01. Hal ini berarti bahwa terdapat korelasi
positif, cukup kuat, dan signifikan antara religiusitas intrinsik dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
komitmen afektif. Artinya, semakin tinggi religiusitas intrinsik, semakin
tinggi komitmen afektif karyawan. Sebaliknya, semakin rendah
religiusitas intrinsik karyawan, maka semakin rendah komitmen afektif
karyawan tersebut. Hasil analisis membuktikan bahwa hipotesis
penelitian diterima.
E. Pembahasan
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara
religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif karyawan. Hasil uji hipotesis
antara religiusitas intrinsik dan komitmen afektif karyawan memperoleh
koefisien korelasi sebesar 0,381 dengan signifikansi 0,000. Hasil ini
menunjukkan ada hubungan positif yang cukup kuat antara religiusitas
intrinsik dengan komitmen afektif. Artinya, semakin tinggi religiusitas
intrinsik karyawan, maka semakin tinggi komitmen afektif karyawan tersebut
terhadap perusahaan tempat ia bekerja. Sebaliknya, semakin rendah
religiusitas intrinsik karyawan, maka semakin rendah komitmen afektif
karyawan terhadap perusahaan. Dengan demikian, hipotesis penelitian
diterima.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Kutcher at al. (2010) menunjukkan bahwa semakin tinggi
religiusitas karyawan, maka semakin tinggi pula komitmen afektif karyawan
terhadap perusahaan. Selain itu, Kuthcer et al. (2010) juga menemukan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
subjek yang menilai dirinya religius dan melaksanakan ajaran agama
cenderung menunjukkan komitmen afektif yang tinggi dibandingkan dengan
subjek yang menilai dirinya tidak religius dan tidak melaksanakan ajaran
agamanya. Keyakinan dan ajaran agama sering dianggap menumbuhkan
perasaan tanggungjawab terhadap diri dan orang lain. Oleh karena itu,
komitmen terhadap agama dan ketaatan pada nilai dan keyakinan agama juga
diwujudkan dalam keanggotaan organisasi.
Individu dengan religiusitas intrinsik yang tinggi merupakan individu
yang menginternalisasi nilai dan ajaran agama serta mewujudkanya dalam
kehidupan (Allport, 1967; dalam Vitell et al., 2009). Nilai dan ajaran agama
yang telah diinternalisasi kemudian menjadi kesatuan yang melekat dengan
nilai personal individu. Bardi & Schwartz (2003) menyatakan bahwa nilai
personal menjadi prinsip dalam menuntun kehidupan individu yang
diterapkan dalam berbagai waktu dan konteks. Oleh karena itu, nilai agama
yang melekat dengan nilai personal individu juga memiliki peran sebagai
penuntun individu dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil meta-analisis Kristof-Brown, Zimmerman, & Johnson (2005)
menemukan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kesesuaian nilai
dengan komitmen karyawan terhadap organisasi. Van Dick, Becker, & Meyer
(2006) juga menyatakan bahwa keinginan karyawan untuk bertahan dalam
perusahaan disebabkan karena karyawan merasa adanya kesesuaian antara
nilai personal karyawan dengan misi atau nilai organisasi. Nilai perusahaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
yang sesuai dengan nilai personal, khususnya nilai-nilai agama yang telah
diinternalisasi oleh karyawan merupakan salah satu faktor yang
menumbuhkan keinginan karyawan untuk bertahan dalam perusahaan
tersebut. Hal ini mendorong munculnya komitmen afektif karyawan terhadap
perusahaan.
Hasil perhitungan mean empirik pada data religiusitas intrinsik (M =
24,85) lebih tinggi dibandingkan dengan mean teoritiknya (M = 18). Hasil
perhitungan mean empirik dan mean teoritik pada variabel komitmen afektif
juga menunjukkan bahwa mean empirik komitmen afektif (M = 25,76) lebih
tinggi dibandingkan dengan mean teoritik variabel tersebut (M = 21). Allport
(1967; dalam Vitell et al, 2009) menyatakan bahwa Individu yang memiliki
tingkat religiusitas intrinsik yang tinggi cenderung untuk menginternalisasi
nilai dan ajaran agama serta mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Selaras dengan religiusitas intrinsik, Mowday et al. (1979; dalam Spector,
2008; Haslam 2004) menyatakan bahwa salah satu aspek komitmen afektif
adalah individu menerima dan yakin terhadap tujuan dan nilai organisasi.
Wang (2002) menemukan bahwa budaya kolektivis menjadi salah satu faktor
yang signifikan memunculkan komitmen afektif. Hal ini disebabkan karena
individu pada budaya kolektivis cenderung mampu menerima nilai dan tujuan
dalam kelompok. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia yang cenderung
menganut budaya kolektivis cenderung untuk membangun komitmen afektif
terhadap organisasi atau perusahaan tempat bekerja. Selain itu, individu dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
budaya kolektivis juga lebih mampu untuk menginternalisasi nilai dan ajaran
agama sehingga mengarahkan pada religiusitas intrinsik yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan
teknik korelasi Spearman rho, hasil uji hipotesis menunjukkan terdapat
hubungan positif, cukup kuat, dan signifikan antara religiusitas intrinsik dengan
komitmen afektif (N = 100; r=0,381; p=0,000). Hal ini berarti bahwa semakin
tinggi religiusitas intrinsik karyawan, semakin tinggi pula komitmen afektif
karyawan terhadap perusahaan. Sebaliknya, semakin rendah religiusitas intrinsik,
maka semakin rendah pula komitmen afektif karyawan terhadap perusahaan.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan penelitian. Pertama, Keterbatasan
literatur dan penelitian mengenai variabel religiusitas intrinsik. Kedua, proses
pengambilan data dilakukan dengan melalui perantara dan tidak dilakukan secara
langsung oleh peneliti sehingga beberapa skala tidak dapat digunakan karena
tidak memenuhi karakteristik subjek dalam penelitian ini. Ketiga, jumlah subjek
pada setiap agama hanya 20 orang sehingga hasil penelitian ini tidak dapat
digeneralisasikan secara luas. Selanjutnya, lama bekerja subjek dalam penelitian
ini sangat bervariasi padahal dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa lama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
bekerja memiliki korelasi dengan komitmen afektif (Meyer et al., 2002; Haunter
& Thatcher, 2007; Wasti, 2003). Selain itu, rentang usia subjek dalam penelitian
ini terlampau jauh padahal usia dianggap memiliki hubungan dengan komitmen
afektif (Meyer et al., 2002; Zhang & Bloemer, 2011; Stinglhamber, Marique,
Caesens, Hanin, & Zanet, 2015). Usia juga berkaitan dengan religiusitas
intrinsik. Individu yang lebih tua cenderung untuk memiliki religiusitas intrinsik
yang tinggi dibandingkan dengan individu yang masih muda (Colbert et al.,
2009).
C. Saran
1. Bagi Peneliti
Berdasarkan keterbatasan penelitian, peneliti selanjutnya diharapkan
untuk memperkaya data dengan menggunakan sampel yang lebih banyak
sehingga bisa digeneralisasikan untuk menggambarkan keadaan populasi
yang sebenarnya. Selain itu, pelaksanaan pengambilan data dapat dilakukan
secara langsung untuk meminimalisir kesalahan dalam pengambilan data.
Bagi peneliti yang tertarik untuk meneliti mengenai korelasi yang berkaitan
dengan variabel komitmen organisasi diharapkan untuk mengontrol aspek
lama bekerja dan usia subjek dengan menentukan lama bekerja dan rentang
usia subjek yang tidak terlampau jauh. Penelitian mengenai religiusitas
intrinsik juga membuka peluang bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan
penelitian tersebut agar dapat memperkaya pengetahuan mengenai variabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
tersebut. Peneliti juga sebaiknya melakukan penelitian mengenai religiusitas
dengan melibatkan pengukuran terhadap religiusitas ekstrinsik individu.
2. Bagi Subjek
Berdasarkan hasil penelitian, subjek memiliki komitmen afektif yang
tinggi terhadap perusahaan. Oleh karena itu, subjek diharapkan dapat
meningkatkan komitmen terhadap perusahaan dengan menanamkan nilai dan
tujuan perusahaan, berusaha untuk kemajuan perusahaan, dan tetap bekerja
pada perusahaan tersebut. Selain itu, subjek dapat menyadari peran
religiusitas dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam pekerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
DAFTAR PUSTAKA
Aamodt, Michael G. (2010). Industrial or Organizational Psychology 6th
Edition.
USA: WADSWORTH Cengage Learning
Allport, Gordon W.(1965). The Individual and His Religion. New York: Macmillan
Azwar, S. (2009). Sikap Manusia, Teori, dan Pengukurannya. Penerbit Pustaka
Pelajar
Bardi, Anat., & Schwartz, Shalom H. (2003). Values and Behavior: Strength and
Structure of Relations. Personality and Social Psychology Bulletion, 29, 1207-
1220
Brown, L.B. (1973). Psychology and Religion. Australia: Penguin Education
Carpenter, Thomas P. & Marshall, Margaret A. (2009). An Examination of Religious
Priming and Intrinsic Religious Motivation in the Moral Hypocrisy
Paradigm.Journal for the Scientific Study of Religion, Vol.48 No.2, hal.386-393
Chenever, Denis., Vandenberghe, Christian., & Tremblay, Michel. (2015). Multiple
Sources of Support, Affective Commitment, and Citizenship Behaviors: The
Moderating Role of Passive Leadership. Personnel Review, Vol. 44 No. 1, pp.
69-99
Choi, Suk Bong., Tran, Thi Bich., & Park, Bying Il.(2015). Inclusive Leadership and
Work Engagement: Mediating Roles of Affective Organizational Commitment
and Creativity. Social Behavior and Personality, 43(6), hal. 931-944
Colquitt, Jason A., LePine, Jeffrey A., &Wesson, Michael J. (2013).Organizational
Behavior. New York: McGraw-Hill Education
Day, Nancy E. & Hudson, Doranne.(2011). US Small Company Leaders’ Religious
Motivation and Other-Directed Organizational Values.International Journal of
Enterpreneurial Behaviour & Reasearch, Vol. 17 No. 4, hal. 361-379
Genia, Vicky. (1993). A Psychometric Evaluation of the Allport-Ross I/E Scales in a
Religiosity Heteregenous Sample. Journal for the Scientific of Religion, Vol. 32
No. 3, hal. 284-290
Glock, Charles Y.,& Stark, Rodney.(1965). Religion& Society in Tension. US: Rand
McNally & Company
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Gorsuch, Richard L. & McPherson, Susan E. (1989). Intrinsic/Extrinsic
Measurement: I/I-Revised and Single-Item Scales. Journal for the Scientific
Study of Religion, Vol. 28 No. 3, pp. 248-354
Guntur, Ria M.Y., Haerani, Siti.,& Hasan, Muhlis. (2012). The Influence of
Affective, Continuance, and Normative Commitments on The Turnover Intetions
of Nurses at Makassar’s Private Hospitals In Indonesia. African Journal of
Business Management, Vol.6 No.38, hal. 10303-10311
Haslam, Alexander. 2004. Psychology in Organizations: The Social Identity
Approach. Sage Publication
Herrbach, Olivier. (2006). A Matter of Feeling? The Affective Tone of
Organizational Commitment and Identification. Journal of Organizational
Behavior, Vol. 27, No. 5, pp. 629-643
Hunter, Larry W. & Thatcher, Sherry M. (2007). Feeling The Heat: Effects of Stress,
Commitment, and Job Experience on Job Performance. The Academy of
Management Journal, Vol. 5 No. 4, pp 953-968
Islam, Talat., Ahmed, Ishfaq., Ahmad, Ungku. (2015). The Influence of
Organizational LEarning Culture and Perceived Organizational Support on
Employees’ Affective Commitment and Turnover Intention. Nankai Business
Review International, Vol. 6 No. 4, pp. 417-431
Keskes, Imen. (2014). Tranformational Leadership and Organizational Commitment:
Mediating Role of Leader-Member Exchange. Thesis yang diterbitkan,
Universitat Politecnica de Catulnya.
Kutcher, Eugene. J., Bragger, Jennifer D., Rodriguez-Srednicki, Ofelia.,& Masco,
J.L. (2010). The Role of Religiosity in Stress, Job Attitudes, and Organizational
Citizenship Behavior.Journal of Business Ethics, Vol. 95 No.2, hal. 319-337
Kreitner, Robert. &Kinicki, Angelo.(2008). Perilaku Organisasi(Edisi ke-9). Jakarta:
Penerbit Salemba Empat
Kristof-Brown, Amy L., Zimmerman, Ryan D., & Johnson, Erin C. (2005).
Consequences of Individuals’ Fit At Work: A Meta-Analysis of Person-Job,
Person-Organization, Person-Group, and Person-Supervisor Fit. Personnel
Psychology, 58, 281-342
Landy, Frank J. & Conte, Jeffrey M. (2010). Work in The 21st Century: An
Introduction to Industrial and Organizational Psychology Third Edition. USA
John Wiley & Sons, Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Laufer, Avital.& Solomon, Zahava. (2011). The Role of Religious Orientations in
Youth’s Posttraumatic Symptom After Exposure to Terror. Journal of Religion
and Health, Vol.50, hal. 687-699
Lee, Kibeom., Allen, Natalie J., Meyer, John P. Rhee, Kyung-Yong. (2001) the
Three-Component Model of Organizational Commitment: An Appication to
South Korea. Applied Psychology: An International Review, 50 (4), pp. 596-614
Lee, Jaewon & Peccel, Riccardo. (2007). Perceived Organizational Support and
Affective Commitment: The Mediating Role of Organization-Based Self-Esteem
in the Context of Job Insecurity. Journal of Organizational Behavior, Vol. 28,
No. 6, pp. 661-685
Lee, Olivia F., Tan, James A., & Javalgi, Rajeshekhar. (2010). Goal Orientation and
Organizational Commitment: Individual Difference Predictors of Job
Performance. International Journal of Organizational Analysis, Vol. 18 No. 1,
pp. 129-150
Liu, Chung-chu. (2010).The Relationship Between Personal Religious Orientation
and Emtoisonal Intelligence. Social Behavior and Personality, Vol.38 No.4, hal.
461-468
Luthans, Fred. (2011). Organizational Behavior: An Evidence-Based Approach
12th
Edition. New York: McGraw-Hill Company
Matsumoto, David. & Juang, Linda. (2008). Culture and Psychology 4th Edition.
USA: WADSWORTH CENGAGE Learning
Meyer, John P. & Allen, Natalie J. (1990). The Measurement and Antecedents of
Affective, Continuance and Normative Commitment to The Organization.
Journal of Occupational Psychology, Vol. 63, hal. 1-18
Meyer, John P., & Allen, Natalie. J. (1991). A Three-Component Conceptualization
of Organizational Commitment. Human Resource Management Review, Vol. 1
No. 1, hal. 61-89
Meyer, John. P., Allen, Natalie L., Smith, Carl A. (1993). Commitment to
Organization and Occupations: Extension and Test of A Three-Component
Model. Journal of Applied Psychology, 78, pp. 583-551
Meyer, John. P., Stanley, David .J., Herscovitch L., & Tapolnytsky Laryssa. (2002).
Affective, Continuance, and Normative Commitment to the Organization: A
Meta-analysis of Antecedents, Correlates, and Consequences. Journal of
Vocational BehaviorVol.61 No. , hal 20-52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Meyer, John P., Becker, Thomas E., & Van Dick, Rolf. (2006). Social Identities and
Commitments at Work: Toward An Integrative Model. Journal of
Organizational Behavior, Vol. 27 No. 5, pp. 665-683
Moorhead, Gregory.& Griffin, Ricky W. (2013). Perilaku Organisasi: Manajemen
Sumber Daya Manusia & Organisasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat
Osman-Gani Aahmad. M., Hashim,Junaidah., dan Ismail, Yusof. (2013). Establishing
Linkages Between Religiosity dan Spirituality on Employee Performance.
Employee Relations, Vol. 35 No. 4, hal. 360-376
Paloutzian, Raymond F. (1996). Invitation to The Psychology of Religion.Boston:
Allyn & Bacon
Perryer C., Jordan C., Firns I., & Travoglione A. (2010). Predict Turnover Intentions:
The Interactive Effects of Organizational Commitment and Perceived
Organizational Support. Management Research Review Vol. 33 No.9, hal. 911-
923
Power, Leah. & McKinney, Cliff. (2014). The Effects of Religiosity on
Psychopathology in Emerging Adults: Intrinsic Versus Extrinsic Religiosity.
Journal of Religion and Health, Vol. 53, hal. 1529-1538
Purwanto, Erwan A., & Sulistyastuti, Dyah R. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif:
untuk Administrasi Publik dan Masalah-masalah Sosial. Yogyakarta: Penerbit
Gava Media
Riggio, Ronald E. (2008). Introduction to Industrial or Organizational Psychology
5th
edition.New Jersey: Pearson Education, Inc.
Robbins, Stephen P. & Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi(edisi ke-12).
Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Santoso, Agung. (2010). Statistik untuk Psikologi: Dari Blog Menjadi Buku.
Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma
Sharma, Jyoti. & Dhar, Rajib L. (2016). Factors Influencing Job Performance of
Nursing Staff: Mediating Role of Affective Commitment. Personnel Review,
Vol. 45 No. 1
Simosi, Maria. (2010). The Role of Social Socialization Tactics in The Relationship
Between Socialization Content and Newcomers’ Affective Commitment. Journal
of Managerial Psychology, Vol. 25 No. 3, pp. 301-327
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Sopiah. (2008). Perilaku organisasional. Yogyakarta: Penerbit Andi
Spector, Paul E. (2008). Industrial and Organizational Psychology: Research and
Practice 5th
edition. USA: John Wiley & Sons, Inc.
Stinglhamber, Florence., Marique, Geraldine., Caesens, Gaetane., Hanin, Dorothee.,
& De Zanet., Fabrice. (2015). The Influence of Trasformational Leadership on
Followers’ Affective Commitment: The Role of Perceiver Organizational
Support and Supervisor’s Organizational Embodiment. Career Development
International, Vol. 20, No. 6, pp. 583-603
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Penerbit Alfabeta
Supratiknya, Agustinus. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Penerbit
Universitas Sanata Dharma
Triatna, Cepi. (2015). Perilaku Organisasi dalam Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset
Valentine, Sean., Godkyn, Lynn., & Lucero, Margaret. (2002). Ethical Context,
Organizational Commitment, and Person-Organization Fit. Journal of Business
Ethics, Vol. 41 No. 3, hal. 349-360
Van Dick, Rolf., Becker, Thomas E., & Meyer, John P. (2006). Commitment and
Identification: Forms, Foci, and Future. Journal of Organizational Behavior,
Vol. 27, No. 25, 545-548
Vitell, Scott J., Paolillo, Joseph. & Singh, Jatinder J. (2005).Religiosity and
Consumer Ethics. Journal of Business Ethics, Vol. 57 No. 2, hal. 175-181
Vitell, Scott J., Bing, Mark N., Davison, H.K., Ammeter, Anthony P., Garner, Bart.L.
& Novicevic, Milorad M. (2009). Religiosity and Moral Identity: The Mediating
Role of Self-Control. Journal of Business Ethics, Vol. 88 No. 44, hal. 601-613
Waluyo, Minto. (2013). Psikologi Industri. Jakarta: Akademia Permata
Wang, Lei., Bishop, James W., Chen Xiangming, & Scott, Dow. (2002).Collectivist
Orientation as A Predictor of Affective Organizational Commitment: A Study
Conducted in China. The International Journal of Organizational Analysis, Vol.
10 No. 3, hal. 226-239
Wasti., Arzu. (2003). The Influence of Cultural Values on Antecedents of
Organizational Commitment: An Individual-Level Analysis. Applied
Psychology: An International Review, 52 (4), 533-554
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Yan-Kai Fu. (2013). High-Performance Human Resouces Practices Moderate Flight
Attendants’ Organizational Commitment and Organizational Citizenship
Behavior. Social Behavior and Personality, 41(7), pp. 1195-1208
Zhang C., Ling W., Zhang Z., & Xie J. (2015). Organizational Commitment, Work
Engagement, Person-Supervisor Fit, and Turnover Intention: A Total Effect
Moderator Model. Social Behavior and Personality, Vol. 43 No.10, hal. 1657-
1666
Zhang, Jing., & Bloemer, Josee. (2011). Impact of Value Congruence of Affective
Commitment: An Examining The Moderating Effect. Journal of Service
Management, Vol. 22, 160-182
https://geert-hofstede.com/indonesia.html,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
LAMPIRAN 1
Skala Direct-Translation dan Back-Translation
1. Religiusitas Intrinsik
Direct-translation Back-transaltion
Saya berusaha keras untuk
menghidupkan agama saya ke tengah-
tengah perkara-perkara duniawi saya
yang lain.
I tried hard to light up my religion in
the middle of my other earthly
activities .
Cukup sering saya menyadari kehadiran
Tuhan atau Roh Ilahi.
Quite often I realize the presence of
God or the Divine Spirit.
Kepercayaan agamaku mendasari
keseluruhan pendekatan saya terhadap
hidup.
My belief in religion underlies my
whole approach to life.
Agama benar-benar menjadi istimewa
bagi saya karena agama menjawab
banyak pertanyaan tentang makna
kehidupan.
Religion is really special for me
because it answers many questions
about the meaning of life.
Saya membaca buku referensi tentang
iman saya.
I read reference books about my
faith.
Penting bagi saya untuk menghabiskan
waktu untuk merenung dan meditasi
relijius.
It is important for me to spend time
to reflect and have religious
meditation.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
2. Komitmen Afektif
Direct-translation Back-translation
Saya akan sangat senang untuk
menghabiskan sisa karir saya di
perusahaan ini.
I would be very happy to spend the
rest of my career at this company.
Saya benar-benar merasa bahwa
masalah perusahaan adalah juga
masalah saya.
I really feel that the company's
problem is also my problem.
Saya tidak mempunyai rasa memiliki
yang kuat terhadap perusahaan saya.
I do not have a strong sense of
ownership towards my company.
Saya tidak merasa “terikat secara
emosional” dengan perusahaan ini.
I do not feel "emotionally involved"
with this company.
Saya tidak merasa “bagian dari
keluarga” di perusahaan saya.
I do not feel like a "part of the
family" at my company.
Perusahaan ini memiliki makna
personal bagi saya
The company has a personal
meaning for me
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
LAMPIRAN 2
Pemeriksaan Skala oleh Native Speaker
1. Skala Religiusitas Intrinsik
Skala Asli Skala Back-translation Komentar
I try hard to carry my
religion over into all my
other dealings in life
I tried hard to light up my
religion in the middle of my
other earthly activities
Arti sama tapi change tried
ke try krna tried itu past
tense
Quite often i have been
keenly aware of the presence
of God or the Devine Being
Quite often I realize the
presence of God or the
Divine Spirit.
Ok
My religous beliefs what
really lie behind my whole
approach to life
My belief in religion
underlies my whole
approach to life.
Ok
Religion is especially
important to me because it
answers many questions
about the meaning of life
Religion is really special for
me because it answers many
questions about the meaning
of life.
Ok
I read literature about my
faith
I read reference books about
my faith.
Ok
It is important to me to
spend periods of time in
private religious thought and
meditation
It is important for me to
spend time to reflect and
have religious meditation.
Ok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
2. Skala Komitmen Afektif
Skala Asli Skala Back-Translation Komentar
I would be very happy to
spend the rest of my career
with this organization
I would be very happy to
spend the rest of my career
at this company.
Ok
I really feel as if this
organization‟s problems are
my own
I really feel that the
company's problem is also
my problem.
OK
I do not feel a string sense of
„belonging‟ to my
organization
I do not have a strong sense
of ownership towards my
company.
OK
I do not feel „emotionally
attached‟ to this organization
I do not feel "emotionally
involved" with this
company.
Ok
I do not feel like „part of the
family‟ at my organization
I do not feel like a "part of
the family" at my company.
Ok
This organization has a great
deal of personal meaning for
me
The company has a personal
meaning for me
Ok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
LAMPIRAN 3
Skala Final Religiusitas Intrinsik dan Komitmen Afektif
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh :
Novia Christine Feoh
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Kepada
Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i
Yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini
Dengan hormat,
Saya Novia Christine Feoh selaku mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta, meminta bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk
meluangkan waktu sejenak mengisi kuesioner penelitian ini. Saya berharap
Saudara/i mengisi kuesioner ini secara lengkap dan sesuai dengan keadaan,
perasaan , serta pikiran Bapak/Ibu/Saudara/i saat ini.
Tidak ada penilaian benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini dan
semua tanggapan yang diberikan Bapak/Ibu/Saudara/i akan sangat terjaga
kerahasiaannya. Kuesioner ini terbagi dalam dua bagian, saya harap jangan
sampai ada pernyataan yang terlewati atau tidak terajawab. Saya juga memohon
agar Bapak/Ibu/Saudara/i untuk selalu memperhatikan petunjuk pengisian dan
instruksi yang diberikan sebelum mengisi kuesioner ini.
Atas bantuan dan kerja sama Bapak/Ibu/Saudara/i, saya ucapkan terima
kasih.
Hormat saya,
Novia Ch. Feoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
IDENTITAS
Mohon diisi dengan lengkap
Saya yang bertanda tangan dibawah ini,
Inisial :
Usia :
Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan (coret yang tidak perlu)
Agama :
Lama bekerja di perusahaan saat ini :
Status karyawan : Tetap/Kontrak/Lain-lain (coret yang tidak perlu)
Menyatakan kesediaan saya untuk mengisi skala ini secara sukarela tanpa
adanya unsur paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun.
Semua respon yang saya berikan mewakili apa yang saya alami dalam
kehidupan saya sehari-hari dan bukan atas pandangan masyarakat pada umumnya.
Saya juga memberikan ijin agar jawaban saya dapat digunakan sebagai data untuk
penelitian ilmiah ini.
Menyetujui
__________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
BAGIAN I
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan yang terkait dengan apa yang
anda rasakan dan anda alami selama bekerja di perusahaan tempat anda bekerja
sekarang.
Anda diminta untuk memberikan persetujuan anda terhadap pernyataan-
pernyataan yang disajikan dengan memberi tanda silang (X) pada kolom jawaban
yang paling mewakili pikiran, perasaan, dan kondisi yang anda alami saat ini.
Pada setiap pernyataan, ada enam pilihan jawaban yang tersedia sebagai berikut:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
ATS : Agak Tidak Setuju
AS : Agak Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
Contoh :
No Pernyataan STS TS ATS AS S SS
1 Saya merasa nyaman bekerja di
perusahaan ini
X
Apabila anda ingin mengganti jawaban, anda bisa memberi tanda sama
dengan (=) pada jawaban yang ingin anda ganti. Lalu, berilah tanda silang (X)
pada jawaban yang lebih sesuai dengan pikiran, perasaan, dan kondisi anda.
Contoh :
No Pernyataan STS TS ATS AS S SS
1 Saya berusaha keras untuk memajukan
perusahaan
X Ӿ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Masing-masing orang memiliki jawaban yang berbeda untuk setiap
pernyataan. Oleh sebab itu, pilihlah jawaban yang paling sesuai untuk mewakili
persetujuan anda terhadap pernyataan yang disajikan. Sekali lagi, tidak ada
jawaban yang salah.
Selamat mengerjakan, jangan sampai ada yang terlewatkan!
No Pernyataan STS TS ATS AS S SS
1 Saya akan sangat senang untuk menghabiskan
sisa karir saya di perusahaan ini.
2 Saya benar-benar merasa bahwa masalah
perusahaan adalah juga masalah saya.
3 Saya tidak mempunyai rasa memiliki yang
kuat terhadap perusahaan saya.
4 Saya tidak merasa “terikat secara emosional”
dengan perusahaan ini.
5 Saya tidak merasa “bagian dari keluarga” di
perusahaan saya.
6 Perusahaan ini memiliki makna personal bagi
saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAGIAN II
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan yang terkait dengan apa yang
anda rasakan dan anda alami dalam kehidupan anda sehari-hari.
Anda diminta untuk memberikan persetujuan anda terhadap pernyataan-
pernyataan yang disajikan dengan memberi tanda silang (X) pada kolom jawaban
yang paling mewakili pikiran, perasaan, dan kondisi yang anda alami saat ini.
Pada setiap pernyataan, ada lima pilihan jawaban yang tersedia sebagai berikut:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
R : Ragu-ragu
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
Contoh :
No Pernyataan STS TS R S SS
1 Saya selalu meluangkan waktu untuk berdoa X
Apabila anda ingin mengganti jawaban, anda bisa memberi tanda sama
dengan (=) pada jawaban yang ingin anda ganti. Lalu, berilah tanda silang (X)
pada jawaban yang lebih sesuai dengan pikiran, perasaan, dan kondisi anda.
Contoh :
No Pernyataan STS TS R S SS
1 Saya berusaha mempraktekan ajaran agama
saya dalam kehidupan sehari-hari
Ӿ X
Masing-masing orang memiliki jawaban yang berbeda untuk setiap
pernyataan. Oleh sebab itu, pilihlah jawaban yang paling sesuai untuk mewakili
persetujuan anda terhadap pernyataan yang disajikan. Sekali lagi, tidak ada
jawaban yang salah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Selamat mengerjakan, jangan sampai ada yang terlewatkan!
No Pernyataan STS TS R S SS
1 Saya berusaha keras untuk menghidupkan agama
saya ke dalam aktivitas saya sehari-hari.
2 Cukup sering saya menyadari kehadiran Tuhan
atau Roh Ilahi.
3 Kepercayaan agama saya mendasari keseluruhan
pendekatan saya terhadap hidup.
4 Agama benar-benar menjadi istimewa bagi saya
karena agama menjawab banyak pertanyaan
tentang makna kehidupan.
5 Saya membaca buku referensi tentang iman
saya.
6 Penting bagi saya untuk menghabiskan waktu
untuk merenung dan meditasi relijius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
LAMPIRAN 4
Reliabilitas Skala
1. Religiusitas Intrinsik
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.821 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
RI1 20.69 8.378 .527 .804
RI2 20.59 7.881 .575 .795
RI3 20.57 8.308 .689 .777
RI4 20.50 7.808 .709 .767
RI5 21.06 8.178 .516 .808
RI6 20.84 7.611 .558 .802
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
2. Komitmen Afektif
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.807 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
KA1 21.70 20.414 .467 .804
KA2 21.47 20.898 .589 .773
KA3 21.44 19.481 .715 .744
KA4 21.53 20.272 .586 .772
KA5 21.29 20.329 .594 .771
KA6 21.37 21.791 .474 .797
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
LAMPIRAN 5
Hasil Uji Normalitas dan Uji Linearitas
1. Hasil Uji Normalitas Religiusitas Intrinsik dan Komitmen Afektif
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
KA .064 100 .200* .974 100 .047
RI .150 100 .000 .946 100 .000
2. Uji Linearitas Religiusitas Intrinsik dan Komitmen Afektif
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Komitmen
Afektif *
Religiusitas
Intrinsik
Between Groups (Combined) 699.066 15 46.604 1.847 .041
Linearity 249.871 1 249.871 9.904 .002
Deviation from
Linearity 449.195 14 32.085 1.272 .242
Within Groups 2119.174 84 25.228
Total 2818.240 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
LAMPIRAN 6
Hasil Uji Hipotesis
Korelasi antara Religiusitas Intrinsik dengan Komitmen Afektif
Correlations
KA RI
Spearman's rho KA Correlation Coefficient 1.000 .381**
Sig. (2-tailed) . .000
N 100 100
RI Correlation Coefficient .381** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 100 100
LAMPIRAN 7
Hasil Analisis Tambahan
1. Analisis One-Sample T-Test Mean Empirik dan Mean Teoritik Religiusitas
Intrinsik
One-Sample Test
Test Value = 18
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
RI 20,506 99 ,000 6,850 6,19 7,51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
2. Analisis One-Sample T-Test Mean Empirik dan Mean Teoritik Komitmen
Afektif
One-Sample Test
Test Value = 21
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
KA 8,921 99 ,000 4,760 3,70 5,82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related