hidramnion,kel kongenital,kel plasenta.ppt

Post on 31-Oct-2014

188 Views

Category:

Documents

10 Downloads

Preview:

Click to see full reader

Transcript

Hidramnion,Hidramnion,Kelainan Plasenta,Kelainan Plasenta,

dan Kelainan dan Kelainan KongenitalKongenital

Dr. ABDURAHMAN LAQIF, SpOG (K)

FK UNS/ RSDM

Surakarta

HDRAMNIONHDRAMNION

Definisi1. Hidramnion adalah suatu keadaan dimana

jumlah air ketuban jauh lebih banyak dari normal yaitu biasanya > 2000 cc.

2. Nama lain : Polyhydramnion3. Istilah awam : Kembar air Komposisi dan air ketuban pada hydramnion

serupa dengan air ketuban normal

1.      Hydramnion AkutTerjadinya penambahan air ketuban sangat tiba-tiba dan cepat dalam waktu beberapa hari saja. Biasanya terdapat pada kehamilan muda, (bulan ke 4 -6).

2.      Hydramnion KronisPertambahan air ketuban terjadi perlahan- lahan dalam beberapa minggu/bulan dan biasanya terjadi pada kehamilan lanjut.

Perjalanan Penyakit :

Hydramnion sering disertai dengan malformasi janin, khususnya malformasi sistem saraf pusat dan traktus gastro intestrinal. Hydramnion sering kita dapati bersamaan dengan :a.       Gameli atau hamil ganda (12,5 %)b.      Hidrops Foetalisc.       DMd.      Toxemia gravidarum

*       Kencing janin (fetal urine)*       Transudasi dari darah ibu*       Sekresi dari epitel amnion*       Asal campuran (mixed origin)

Asal air ketuban :

•98% air•Sisanya terdiri atas garam anorganik serta bahan organik •Rambut lanugo,•Sel-sel epitel dan vernik caseosa. •Protein ditemukan rata-rata 2,6%gr/liter sebagian besar sebagai albumin.

Komposisi air ketuban :

Peredaran air ketuban :

Peredaran liquor amni cukup baik, dalam 1 jam didapatkan perputaran + 500 ml.

Mengenai cara peredaran terdapat banyak teori, antara lain bayi menelan air ketuban yang kemudian dikeluarkan melalui air kencing dan sebagian dikeluarkan melalui a.umbilikalis

Prichard dan Sparr menyuntikkan kromat radioaktif ke dalam air ketuban ini. Mereka menemukan bahwa janin menelan + 8-10 cc air ketuban atau 1% dari seluruh volume air ketuban dalam tiap jam. Apabila janin tidak menelan air ketuban ini akan didapat keadaan hydramnion

a.       Anamnesis*       Perut lebih besar dan terasa lebih berat dari biasa. *       Pada yang ringan keluhan-keluhan subyektif tidak banyak.*       Pada yang akut dan pada pembesaran uterus yang cepat,

maka terdapat keluhan-keluhan yang disebabkan karena tekanan pada organ, terutama pada diafragma, seperti : sesak (dispnoe) nyeri ulu hati dan sianosis.

*       Nyeri perut karena tegangnya uterus/perasaan mau mual dan muntah*       Edema pada tungkai, vulva, dinding perut, sering kita jumpai.

Diagnosis

b.      Inspeksi

*       Kelihatan perut sangat buncit dan tegang, kulit perut berkilat, retak-retak kulit jelas dan

kadang umbilikus mendatar.*       Kalau akut si ibu terlihat sesak (dipsnoe) dan sianosis, serta terlihat payah membawa kandungannya.

c.       Palpasi

*       Perut tegang dan nyeri tekan serta terjadi edema pada dinding perut vulva dan tungkai.

*       Fundus uteri lebih tinggi dari tuanya kehamilan sesungguhnya.*       Bagian-bagian janin sukar dikenali karena banyaknya cairan. *       Kalau pada letak kepala, kepala janin bisa diraba,

maka ballotement jelas sekali.*       Karena bebasnya janin bergerak dan kepala tidak terfiksir, maka

dapat terjadi kesalahan-kesalahan letak janin.

d.      AuskultasiDenyut jantung janin sukar didengar atau kalau terdengar halus sekali.

e.        Pemeriksaan dalam Selaput ketuban teraba tegang dan menonjol walaupun diluar his.

f.       Rontgen Foto Abdomen*       Nampak bayangan berselubung kabur karena banyaknya cairan, kadang bayangan janin tidak jelas.*       Foto Rontgen pada hydramnion berguna untuk diagnostik dan untuk menentukan etiologi seperti anomali congenital (anesefali atau gameli).

g. UltrasonografiDengan mengukur “Amnion Fluid Index” (AFI); yaitu mengukur panjang (cm) kantung air ketuban pada empat kuadran intra uteri.

-< 10 cm = oligohidramnion10 – 15 cm = kurang15 – 20 = normal20 – 25 = banyak> 25 cm = hidramnion

Bila seorang ibu datang dengan perut yang lebih besar dari kehamilan yang seharusnya kemungkinan :*       Hydramnion*       Gameli*       Asites*       Kista ovarii*       Kehamilan beserta tumor 

Diagnosis Banding

Pada janin prognosisnya agak buruk (mortalitas + 50 %) terutama karena :*       Kongenital anomaly.*       Prematuritas.*       Komplikasi karena kesalahan letak anak, yaitu pada letak lintang dan tali pusat menumbung, dll. *       Eritoblastosis.*       Diabetes Melitus.*       Solusio plasenta, kalau ketuban pecah tiba-tiba.* Prolaps tali pusat 

Prognosis

Pada Ibu, bisa terjadi komplikasi berikut :*       Solusio Plasenta*       Atonio uteri*       Perdarahan post partum*       Retensio plasenta*       Shock*       Kesalahan-kesalahan letak janin menyebabkan partus menjadi lama dan sukar

Dibagi 3 Fase :a.       Waktu Hamil*       Hydramnion ringan jarang diberi terapi klinis, cukup diobservasi dan berikan terapi simtomatis.*       Pada hydramnion yang berat dengan keluhan-keluhan harus dirawat di RS untuk istirahat sempurna. Berikan diet rendah garam, obat-obatan yang dipakai adalah sedativa dan obat diurisis. Bila sesak hebat sekali disertai sianosis dan perut tegang, lakukan pungsi abdominal pada kanan bawah umbilikus.Tehnik :Dalam satu hari dikeluarkan 500 cc perjam, sampai keluhan berkurang. Kalau cairan dikeluarkan secara cepat dikhawatirkan terjadi his dan solutia plasenta, apalagi bila anak belum viable.

Terapi

Punctie pada hidramnionPunctie pada hidramnion

Punctie amnionPunctie amnion

Komplikasi pungsi dapat berupa :a.       Timbul his.b.      Trauma pada janin.c.       Terkenanya organ-organ rongga perut oleh tusukan.d.      Infeksi.e.       ShockBila sewaktu melakukan aspirasi keluar darah, umpamanya jarum mengenai plasenta maka pungsi harus dihentikan.

b. Waktu Partus*       Bila tidak ada hal-hal yang mendesak, maka sikap kita menunggu.*       Bila keluhan hebat, seperti sesak dan sianosis,

maka lakukan pungsi tranvaginal melalui servik bila ada pembukaan.

Teknik :Dengan memakai jarum pungsi tusuklah ketuban pada beberapa tempat maka air ketuban akan keluar pelan-pelan, boleh juga memakai troikar.*       Bila sewaktu pemeriksaan dalam ketuban tiba-tiba pecah, maka untuk menghalangi air ketuban mengalir keluar dengan deras, masuklah tinju ke dalam vagina sebagai tampon,beberapa lama supaya air ketuban keluar pelan-pelan.Maksud semua ini supaya tidak terjadi solutio plasenta atau prolaps tali pusat syok karena tiba-tiba perut menjadi kosong atau perdarahan post partum karena atonia uteri.

c.       Post Partum

*       Harus hati-hati akan terjadinya perdarahan post partum jadi sebaiknya dilakukan pemeriksan golongan dan transfusi darah/donor serta sediakan obat uterotonika.*       Untuk berjaga-jaga pasanglah infus sebagai profilaksis dan persiapan untuk pertolongan perdarahan post partum.*       Kalau perdarahan banyak dan keadaan ibu setelah partus lemah, maka untuk menghindari infeksi berikan antibiotika yang cukup. 

Kelainan Kongenital

DefinisiKelainan kongenital adalah kelainan dalam

pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur.

Kelainan kongenital dapat menyebabkan : abortus, lahir mati atau kematian segera setelah lahir. Kematian bayi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya sering diakibatkan oleh kelainan kongenital yang cukup berat, hal ini seakan-akan merupakan suatu seleksi alam.

DiagnosisDiagnosis

Pemeriksaan fisik, radiologik dan laboratorikuntuk menegakkan diagnose kelainan kongenital setelah bayi lahir,

dikenal pula adanya diagnosis pre/- ante natal

Ultrasonografi (USG) pemeriksaan air ketuban dan darah janin

Villi chorialis sampling

Umbilical blood samplingUmbilical blood sampling

Penyebab langsung kelainan kongenital sering kali sukar diketahui. Pertumbuhan embryonal dan fetaI dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor genetik, faktor lingkungan atau kedua faktor secara bersamaan. Beberapa faktor etiologi yang diduga dapat mempengaruhi terjadinya kelainan kongenital antara lain:

B.Faktor Etiologi

1. Kelainan genetik dan kromososm2. Faktor mekanik3. Infeksi4. Faktor obat (teratogenik)5. Faktor umur ibu6. Hormonal7. Radiasi8. Gizi9. Faktor-faktor lain

Faktor RisikoFaktor Risiko

Trisomi 21Trisomi 21

C.Diagnosis

Pemeriksaan pada saat bayi dalam kandungan berdasarkan atas indikasi oleh karena ibu mempunyai faktor risiko:

misalnya: 1. riwayat pernah melahirkan bayi dengan kelainan kongenital,2. riwayat adanya kelainan-kongenital dalam keluarga, 3. umur ibu hamil yang mendekati menopause.

D.Penanganan

Kelainan kongenital berat dapat berupa kelainan kongenital yang memerlukan tindakan bedah, kelainan kongenital bersifat medik, dan kelainan kongenital yang memerlukan koreksi kosmetik.Setiap ditemukannya kelainan kongenital pada bayi baru lahir, hal ini harus dibicarakan dengan orang tuanya tentang jenis kemungkinan faktor penyebab, langkah-langkah penanganan dan prognosisnya

KELAINAN PLASENTAKELAINAN PLASENTA

USG: Molla hydatidosa

Molla hydatidosaMolla hydatidosa

Plasenta previaPlasenta previa

Plasenta bilobusPlasenta bilobus

Type-type plasentaType-type plasenta

Vasa previa tjd pada plasenta Vasa previa tjd pada plasenta membranaseamembranasea

Vasa previaVasa previa

top related