Transcript
PUASABY : PUSPA INDAH ANGGRAINI
KOMPETENSI DASAR
HOME
PENGERTIAN PUASA
Puasa menurut bahasa arab artinya Puasa menurut bahasa arab artinya “menahan dari segala sesuatu”. Puasa “menahan dari segala sesuatu”. Puasa menurut syariat ialah menahan diri dari menurut syariat ialah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan segala sesuatu yang membatalkan puasa (seperti makan, minum, puasa (seperti makan, minum, hubungan kelamin, dan sebagainya) hubungan kelamin, dan sebagainya) semenjak terbit fajar sampai semenjak terbit fajar sampai terbenamnya matahari,dengan disertai terbenamnya matahari,dengan disertai niat ibadah kepada allah,karena niat ibadah kepada allah,karena mengharapkan ridho-nya disertai mengharapkan ridho-nya disertai syarat-syarat tertentu. Hukum puasa : syarat-syarat tertentu. Hukum puasa : puasa di bulan ramadhan hukumnya puasa di bulan ramadhan hukumnya wajib bagi semua umat islam.wajib bagi semua umat islam.
Syarat wajib puasa
FARDHLU PUASA
Niat pada malam hari atau menjelang subuh, namun puasa sunah niatnya dapat dilafalkan pada siang hari saat puasa.Niat puasa ramadhan sebagai berikut :
م5ض5ان2 ر5 ف5ر:ض2 5د5اء2 أ ع5ن: Cغ5د ص5و:م5 :ت 5و5ي ن5ع5ل5ى ت 2له2 ل 5ة2 ن Tالس ه5ذ2ه2
Artinya: Aku puasa besok pagi dari menunaikan fardhu bulan
Ramadhan ini tahun karena Allah ta’ala
Menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa.
1.Islam2.Baligh 3.Berakal 4.Mampu untuk
berpuasa
HOME
1. Puasa Wajib a. Puasa kafarat (denda karena melakukan pelanggaran)
b. Puasa Ramadhan Puasa kafarot adalah puasa yang harus dilakukan seb
agai bentuk denda atas pelanggaran syari’at yang telah dilakukan (kafarot), baik mengandung dosa maupun tidak.. seperti
bersetubuh pada waktu puasa Ramadlan. Dan membunuh tanpa ada kesengajaan. Cara membaya
bersetubuh pada waktu siang hari adalah : Berpuasa selama 60 hari berturut-turut tanpa terpisah sama
sekali kecuali ada udzur syar’I. Apabila tidak mampu maka harus memberi makan kepada 60
orang miskin.Kifarat wajib dilakukan berkali-kali bila pelanggaran yang menyebabkannya berkali-kali dilakukan pada hari-hari yang berbeda. Sedang kalau dilakukan pada hari yang sama, maka kifaratnya cukup satu kali saja. Kemudian apabila
seseorang melakukan pelanggaran yang mewajibkannya berkifarat dan langsung dia kifarati, tetapi pada hari itu juga dia melakukan lagi perbuatan yang sama, maka cukuplah baginya
satu kifarat yang telah dia lakukan tadi, sekalipun dia menanggung dosa besar tentunya. Dan Allah jualah Yang Lebih
Tahu.
MACAM – MACAM PUASA
C. Puasa Nazar Puasa Nazar adalah Puasa yang dilaksanakan karena melakukan
nazar (berjanji) akan melakukannya dikarenakan sebab-sebab tertentu yang baik.
Hukum Puasa NazarHukum bernazar adalah mubah / boleh. Namun, jika kita telah
bernazar (sudah niat nazar), hukumnya wajib dilaksanakan karena nazar merupakan janji — utang yang harus ditunaikan seseorang — hamba pada Allah. Bentuk nazar tidak hanya puasa, tetapi juga bisa dengan bentuk ibadah lain yang disyariatkan seperti sedekah,
tilawah Al-Quran, umrah, atau lainnya. Juga disyaratkan untuk sesuai syariat Nabi Muhammad SAW dan ditentukan kadarnya.
Batal Pada Puasa Nazar Berturut-turutNazar adalah mengharuskan suatu ibadah yang pada dasarnya
menurut syariat tidaklah wajib dengan lafazh yang menunjukkan hal itu, seperti seorang yang mengatakan,”Demi Allah aku harus
mensedekahkan uang dengan jumlah sekian,” atau,”Apabila Allah menyembuhkan penyakitku maka wajib bagiku untuk berpuasa
tiga hari.” Atau lafazh-lafazh yang seperti itu. (Fiqhus Sunnah juz III hal 33) Disyariatkannya nadzar bisa dilihat dari dalil-dalil yang
ada didalam Al Qur’an maupun sunnah :هlم: lذlور5 ن lوفlوا :ي و5ل
Artinya : “Dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka.” (QS. Al Hajj : 29)
ا p5ط2ير ت مlس: lه sر ش5 5ان5 ك 5و:مpا ي 5خ5افlون5 و5ي Tذ:ر2 2الن ب lوفlون5 يArtinya : “Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang
azabnya merata di mana-mana.” (QS. Al Insan : 7)
C5نص5ار أ م2ن: 2م2ين5 2لظTال ل و5م5ا lهl5م 5ع:ل ي |ه5 الل T2ن ف5إ Cذ:رT ن م~ن lم ت 5ذ5ر: ن و:5 أ Cف5ق5ةT ن م~ن lم 5نف5ق:ت أ و5م5ا
Artinya : “Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nazarkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. orang-orang
yang berbuat zalim tidak ada seorang penolongpun baginya.” (QS. Al Baqoroh : 270)
Adapun didalam as Sunnah, diantaranya hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari Aisyah bahwa Rasulullah saw
bersabda,”Barangsiapa yang bernazar untuk menaati Allah maka taatilah dan barangsiapa yang bernazar untuk maksiat terhadap-Nya
maka janganlah dia bermaksiat terhadap-Nya.”
Suatu ketika Umar bin Khottob ketika berada di Ji’ronah setelah kembali dari Thaif berkata,”Wahai Rasulullah sesungguhnya aku
pernah bernazar pada masa jahiliyah untuk melakukan itikaf sehari di Masjidil Haram maka apa pendapatmu?” beliau saw
bersabda,”Pergilah (ke sana) dan beritikaflah sehari.” (HR. Muslim)
Dengan demikian apabila anda telah bernazar untuk melakukan puasa selama satu minggu berturut-turut maka diwajibkan bagi anda
menunaikannya. Apabila kamu menazarkan satu minggu tertentu seperti satu minggu di bulan maret atau april atau lainnya maka
diwajibkan bagi anda untuk menunaikan nazar tersebut pada hari-hari yang telah anda tentukan saat bernazar. Adapun apabila kamu tidak menentukan satu minggu tersebut pada waktu-waktu tertentu
maka anda diwajibkan menunaikan satu minggu itu pada waktu-waktu yang kamu inginkan.
Jika kamu bernazar untuk melakukan puasa satu minggu berturut-turut pada waktu tertentu kemudian puasa anda batal pada hari-hari tersebut, misalnya : pada hari kelima maka diwajibkan bagi engkau untuk mengulangi kembali dari awal puasa seminggu berturut-turut
tersebut tanpa harus mengeluarkan kafarat nazar, demikian pendapat para ulama madzhab Hanafi, Maliki dan Syafi’i, dan
pendapat inilah yang paling tepat.Begitu pula apabila engkau bernazar untuk melakukan puasa satu
minggu berturut tanpa menentukan waktu tertentu untuk melakukannya maka ketika puasa anda batal pada salah satu hari dari ketujuh hari tersebut, misalnya : hari kelima maka diwajibkan bagi anda untuk memulai dari awal puasa seminggu berturut-turut tersebut dari awal pada hari-hari yang anda inginkan tanpa harus
mengeluarkan kafarat, demikianlah pendapat jumhur ulama.
Kedudukan Puasa Nazar Sebagaimana penjelasan diatas bahwa nazar berarti
mewajibkan suatu ibadah yang pada dasarnya tidak wajib menjadi wajib bagi orang yang bernazar tersebut.
Dan selama isi dari nazar tersebut adalah ketaatan kepada Allah dan bukan kemaksiatan terhadapnya maka diwajibkan baginya untuk menunaikannya,
seperti : seorang yang bernazar untuk melakukan itikaf di masjid, puasa, mengkhatamkan al Qur’an dan
lainnya.Hal itu berdasarkan apa yang diriwayatkan oleh Bukhori
dari Aisyah bahwa Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa yang bernazar untuk taat
kepada Allah maka hendaklah ia mentaati-Nya dan barangsiapa yang bernazar untuk maksiat terhadap Allah maka janganlah dia maksiat terhadap-Nya.”
Niat Puasa Nazar|ه2 2ل ل Tذ:ر2 الن ص5و:م5 lت: نـو5ي
تـع5الى5
2. Puasa Sunnah•Pada hari senin dan kamis
Puasa ini disunnahkan karena Nabi Muhammad Saw sangat memperhatikannya.
Beliau bersabda: (( : lض lع:ر5 ت ق5ال5 وسلم عليه الله صلى الله رسول عن عنه، الله رضي هريرة 5بي أ وعن
: [ )) وقال الترمذي رواه 2م� ص5ائ 5ا و5أن ع5م5ل2ي lع:ر5ض5 ي أن: sح2بl ف5أ ، و5الخ5م2يس2 :ن2 5ي :ن اإلث 5وم5 ي l5ع:م5ال األ.)) حسن)) حديث
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Rasulillah shallallahu alaihi wasallam beliau bersabda: “Amal-amal perbuatan diperlihatkan
kepada Allah pada hari Senin dan Kamis. Karena itu saya suka ketika amal diperlihatkan, saya dalam kondisi berpuasa.” (HR. At-Tirmidzi,
dia berkata: Ini Hadis hasan)#Dan dalil kedua
: 2 5و:م ي 2 ص5وم ع5ن: 2ل5 ئ lس وسلم عليه الله صلى الله رسول Tأن عنه الله رضي قتادة 5بي أ عن. )) (( : مسلم رواه ف2يه2 Tع5ل5ي :ز2ل5 ن
l أ و:5 أ ، lت: lع2ث ب 5وم� و5ي ف2يه2، l2د:ت وlل 5وم� ي 2ك5 ذ5ل ف5ق5ال5 ، :ن2 5ي :ن اإلث
Dari Abu Qatadah radhiyallahu anhu: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari Senin, beliau menjawab: “Itu adalah hari yang saya dilahirkan padanya, dan saya dibangkitkan menjadi Rasul. Atau hari saya diberi wahyu padanya.”
(HR. Muslim)
NAWAITU SAUMA YAUMAL ITSNAIINI SUNNATAN LILLAHI TA’ALA
“saya niat puasa senin, sunnah karna allah ta’ala”
NAWAITU SAUMA YAUMAL KHOMIISI SUNNATAN LILLAHI TA’ALA
“saya niat puasa kamis, sunnah karna allah ta’ala”
Niat puasa
senin &
kamis
Puasa senin kamis ini boleh dikerjakan bulan apa saja, terkecuali pada hari tasrik yaitu 1 syawal, dan 10 – 13
dzulhijjah.
Nia
t bu
ka
puas
a se
nin
&
kam
is
• Puasa 6 hari di bulan SyawalPuasa sunnah enam hari pada bulan syawal (setelah tanggal 1
syawal) setalah bulan Ramadlan, dalam melaksanakan puasa enam hari pada bulan
syawal menurut Imam Ahmad dapat dilakukan berturut-turut atau tidak
berturut-turut dan tidak ada kelebihan antara yang satu dengan yang lainnya.
Sedangkan menurut golongan Hanafi dan golongan Syafi’i, lebih utama melakukannya
secara berturut-turut, yaitu setelah hari raya. Sedangkan dalil disunnahkannya puasa
enam hari tersebut adalah hadits:
ر� الد�ه� ي�ام� ك�ص� ك�ان� و�ال� ش� م�ن� ت�ا س� �ت�ب�ع�ه� ا ث�م� ان� م�ض� ر� ام� ص� م�ن�Artinya: “Dari Abu Ayyub, Rasululloh SAW telah berkata:
Barang siapa puasa Ramadlan kemudian melanjutkannya dengan (puasa) enam hari dari bulan Sya’ban, maka puasanya itu seperti
puasa setahun (pahala puasa satu tahun),” (HR. Muslim). #niat puasa 6 hari dibulan syawal
• Puasa 10 muharamPuasa Asyuro’ adalah puasa yang dilakukan pada tanggal 10 bulan
Muharroh. Dan bulan Muharrom adalah bulan pertama kali tahun hijriyyah, yakni tahun perjuangan dan kemenangan dalam sejarah
Islam. Barang siapa berpuasa sunnah Asyuro’ dengan ikhlash mengharap ridlo Allah SWT, maka ia akan di hapus dosa-dosonya
setahun. 5ان5 : و5ك ، Tة2 2ي اه2ل الج5 ف2ي :ش� ي قlر5 lهlومl5ص ت اء5 ور5 lع5اش l5و:م ي 5ان5 ك ق5ال5ت: ، :ه5ا ع5ن lهT الل ض2ي5 ر5 ة5 2ش5 ع5ائ ع5ن:
، 5ام2ه2 2ص2ي ب م5ر55 و5أ ، lص5ام5ه 5ة5 الم5د2ين ق5د2م5 5مTا ف5ل ، lهlومl5ص ي Tم5 ل و5س5 :ه2 5ي ع5ل lهT الل ص5لTى Tه2 الل lولlس ر5
l5ه ك 5ر5 ت اء5 ش5 و5م5ن: ، lص5ام5ه اء5 ش5 ف5م5ن: ، اء5 ور5 lع5اش 5و:م5 ي ك5 5ر5 ت lم5ض5ان ر5 فlر2ض5 5مTا ف5لArtinya: “Dari Aisyah ra. ia berkata: Kaum Quraisy pada zaman
Jahiliyah selalu berpuasa pada hari Asyura’ dan Rasulullah saw. Juga berpuasa pada
hari itu. Ketika beliau hijrah ke Madinah, beliau tetap berpuasa pada hari itu dan menyuruh para sahabat untuk berpuasa pada hari itu. Namun ketika diwajibkan puasa bulan Ramadan, beliau bersabda: Barang siapa yang ingin berpuasa, maka berpuasalah
dan barang siapa yang tidak ingin berpuasa, maka ia boleh meninggalkannya. (HR. Bukhori dan Muslim).
يوم صيام عن سئل لTم و5س5 5يه2 ع5ل lهT الل ص5لTى Tه2 الل سlول ر5 أن lع5نه lهT الل ض2ي5 ر5 قتادة أبي عن )) (( : 2م� مlسل lو5اه ر5 الماضية السنة يكفر فقال عاشوراء
Artinya : Daripada Abu Qatadah r.a. : bahawa Rasulullah s.a.w ditanya tentang puasa hari ‘asyura. Baginda menjawab, “(Puasa tersebut) Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu”. (Riwayat
Muslim)
تعالى لله سنة عشر صوم نويتNAWAITU SAUMA ‘ASYURA
SUNNATTAN LILLAHI TA’ALAArtinya: “Sahaja aku puasa hari ’Asyura , sunnah kerana Allah
ta’ala.”
• Puasa Tasu’a’. (Tanggal 9 Muharrom). Selain shaum ‘Asyura pada tanggal 10 Muharram, Islam juga menganjurkan shaum sunah Tasu’a pada
tanggal 9 Muharram. Ketika Rasulullah SAW melakukan shaum ‘Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk
mengerjakan shaum ‘Asyura, para sahabat berkata: “Wahai Rasulullah, hari ‘Asyura adalah hari yang
diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.” Maka Rasulullah SAW bersabda, “Jika tahun depan tiba,
insya Allah, kita juga akan melakukan shaum pada tanggal Sembilan Muharram.” Tahun mendatang belum
tiba, ternyata Rasulullah SAW keburu wafat. (HR. Muslim, ath-
Thabari, dan al-Baihaqi).
• Puasa sebagian besar bulan sya’ban#Artinya: “Dari ‘Aisyah r.a. berkata, “Rasulullah melakukan puasa
(sunnah) sehingga kami mengatakan, ‘Beliau tidak pernah berbuka.’ Dan, beliau berbuka (tidak berpuasa) sehingga kami
mengatakan, ‘Beliau tidak pernah berpuasa.’ Saya tidak melihat Rasulullah menyempurnakan puasa sebulan kecuali Ramadlan.
Saya tidak melihat beliau berpuasa (sunnah) lebih banyak daripada puasa dalam bulan Sya’ban”. (HR. Bukhory)
#Artinya: “Dari Abu Umamh, sesungguhnya Aisyah ra, telah menceritakan, ia berkata: ”Nabi tidak pernah melakukan puasa (sunnah) dalam suatu bulan yang lebih banyak daripada bulan Sya’ban. Karena, beliau sering berpuasa dalam bulan Sya’ban
sebulan penuh) Beliau bersabda; Lakukan amalan menurut kemampuanmu, karena Allah tidak pernah merasa bosan terhadap amal kebaikanmu sehingga kamu sendiri yang bosan. Dan, shalat (sunnah) yang paling dicintai Nabi adalah yang dilakukan secara
kontinyu(terus-menerus /istiqomah), meskipun hanya sedikit. Apabila beliau
melakukan suatu shalat (sunnah), maka beliau melakukannya secara kontinyu”.
(HR. Bukhory).
• Puasa Daud Puasa Dawud adalah Puasa yang disukai oleh Allah
swt. Sebagaimana Sabda Nabi saw. Yang artinya: “Dari Abdullah bin Amr berkata,
Rasulullah saw telah bersabda, “Puasa yang paling disukai Allah adalah puasa Daud dan salat yang paling
disukai Allah adalah salat Daud. Ia tidur seperdua (separoh) malam, bangun sepertiganya, lalu tidur
seperenamnya, dan ia berpuasa satu hari lalu berbuka satu hari”.
3. Puasa Haram•Berpuasa pada hari idul fitri dan idul adha
Dari bekas budak Ibnu Azhar, dia mengatakan bahwa dia pernah menghadiri shalat ‘ied bersama ‘Umar bin Al Khottob –radhiyallahu
‘anhu-. ‘Umar pun mengatakan, “Dua hari ini adalah hari yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
larang untuk berpuasa di dalamnya yaitu Idul Fithri, hari di mana kalian berbuka dari puasa kalian. Begitu pula beliau melarang berpuasa pada hari
lainnya, yaitu Idul Adha di mana kalian memakan hasil sesembelihan kalian.” [1]
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang berpuasa pada dua hari yaitu Idul Fithri dan Idul Adha.” [2]
“Kaum muslimin telah bersepakat (berijma ’) tentang haramnya berpuasa pada dua hari
raya, yaitu Idul Fithri dan Idul Adha.” [3]
• Hari-hari Tasyriq (11, 12, dan 13 Dzulhijah)Tidak boleh berpuasa pada hari tasyriq menurut kebanyakan pendapat
ulama. Alasannya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Hari-hari tasyriq adalah hari makan dan minum.” [4]
An Nawawi rahimahullah memasukkan hadits ini di Shahih Muslim dalam Bab “Haramnya berpuasa pada hari tasyriq”. An Nawawi rahimahullah dalam Al
Minhaj Syarh Shahih Muslim mengatakan, “Hari-hari tasyriq adalah tiga hari setelah Idul Adha. Hari tasyriq tersebut dimasukkan dalam hari ‘ied. Hukum yang berlaku pada hari ‘ied juga berlaku mayoritasnya pada hari tasyriq, seperti hari tasyriq memiliki kesamaan dalam waktu pelaksanaan penyembelihan qurban, diharamkannya puasa (sebagaimana pada hari
‘ied, pen) dan dianjurkan untuk bertakbir ketika itu.” [5] Hari tasyriq disebut tasyriq (yang artinya: terbit) karena daging qurban
dijemur dan disebar ketika itu. [6] Imam Malik, Al Auza’i, Ishaq, dan Imam Asy Syafi’i dalam salah satu
pendapatnya menyatakan bahwa boleh berpuasa pada hari tasyriq pada orang yang tamattu’ jika ia tidak memperoleh al hadyu (sembelihan qurban). Namun untuk selain mereka tetap tidak diperbolehkan untuk berpuasa ketika itu.
[7] Dalil dari pendapat ini adalah sebuah hadits dalam
Shahih Al Bukhari dari Ibnu ‘Umar dan ‘Aisyah, mereka mengatakan, “Pada hari tasyriq tidak diberi keringanan untuk berpuasa kecuali bagi orang yang tidak mendapat al hadyu ketika
itu.”
• Berpuasa dihari Syak (yang meragukan)Yang dimaksud di sini adalah tidak boleh mendahulukan puasa satu atau dua hari sebelum Ramadhan dalam rangka hati-hati mengenai
masuknya bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan berpuasa satu atau dua hari sebelumnya, kecuali bagi seseorang yang terbiasa mengerjakan puasa pada hari tersebut maka berpuasalah.”Dalam hadits lainnya, dari ‘Ammar bin Yasir disebutkan,
“Barangsiapa berpuasa pada hari yang meragukan, maka ia berarti telah mendurhakai Abul Qosim, yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam.” [14] Catatan penting: Berpuasa pada hari meragukan ini dibolehkan jika:
Pertama: Untuk mengqodho’ puasa Ramadhan. Kedua: Bertepatan dengan kebiasaan puasanya seperti puasa Senin
Kamis atau puasa Daud.
Ketiga: Berpuasa Setiap Hari Tanpa Henti (Puasa Dahr)Yang dimaksud puasa Dahr adalah berpuasa setiap hari selain hari
yang tidak sah puasa ketika itu (yaitu hari ‘ied dan hari tasyriq). [15]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada puasa bagi yang berpuasa setiap hari tanpa henti. Tidak
ada puasa bagi yang berpuasa setiap hari tanpa henti. Tidak ada puasa bagi yang berpuasa setiap hari tanpa henti.”
Hadits di atas menunjukkan terlarangnya berpuasa setiap hari tanpa henti walaupun tidak ada kesulitan dan tidak lemas ketika
melakukannya. Begitu pula tidak boleh berpuasa setiap hari sampai-sampai melakukannya pada hari yang terlarang untuk berpuasa.
Yang terakhir ini jelas haramnya. [17]
Yang paling maksimal adalah melakukan puasa Daud yaitu sehari berpuasa dan sehari
berbuka. Inilah rukhsoh (keringanan) terakhir bagi yang ingin terus berpuasa. Hadits
larangan puasa Dahr tadi asalnya ditujukan pada Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash. Namun
sebagaimana disebutkan dalam riwayat Muslim bahwa di akhir hidupnya Abdullah bin
‘Amr menjadi lemas karena kebiasaannya melakukan puasa Dahr. Ia pun menyesal karena tidak mau mengambil rukhsoh dengan cukup
melakukan puasa Daud. [18]
• Puasa WisolTerlarang pula berpuasa wishol yaitu berpuasa berturut-turut tanpa berbuka
dan tanpa makan sahur. Dalil larangannya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, “Janganlah kalian berpuasa wishol.” Para sahabat pun mengatakan, “Lalu
engkau sendiri melakukan wishol, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Kalian tidaklah seperti aku dalam hal ini. Aku selalu diberi kenikmatan
makan dan minum oleh Rabbku. Lakukanlah amalan sesuai dengan kemampuan kalian.” [19]
Namun jika tidak menyulitkan boleh melakukan wishol hingga waktu sahur saja.
Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Janganlah kalian melakukan wishol. Jika kalian ingin, maka lakukanlah
wishol hinga sahur saja.”
• Puasa hari sabtuAda sebuah hadits yang melarang berpuasa pada hari Sabtu,
lم: 5يك ع5ل lر2ض5 افت ف2يم5ا T 2ال إ بت2 Tالس يوم5 تصlومlوا ال“Janganlah engkau berpuasa pada hari Sabtu kecuali puasa yang diwajibkan
bagi kalian.” [22] Mengenai status hadits ini masih diperselisihkan oleh para ulama tentang
keshahihannya. Perselisihan tersebut adalah: Pertama: Ada yang menilai hadits larangan berpuasa pada hari Sabtu adalah
lemah (dho’if) sehingga hadits tersebut tidak diamalkan. Dari sini berarti boleh berpuasa pada hari Sabtu.
Kedua: Sebagian ulama lainnya menilai bahwa hadits larangan berpuasa pada hari Sabtu adalah jayyid (boleh jadi shahih atau hasan). Namun yang mereka pahami, puasa hari Sabtu hanya terlarang jika bersendirian. Bila diikuti dengan puasa sebelumnya pada hari Jum’at, maka itu dibolehkan.
Rincian yang bagus untuk puasa hari Sabtu yang dibolehkan adalah sebagai berikut: Pertama:
Puasa pada hari Sabtu dihukumi wajib seperti berpuasa pada hari Sabtu di bulan
Ramadhan, mengqodho ’ puasa pada hari Sabtu, membayar kafaroh (tebusan), atau
mengganti hadyu tamattu’ dan semacamnya. Puasa seperti ini tidaklah mengapa selama tidak meyakini adanya keistimewaan berpuasa pada hari
tersebut. Kedua:
Jika berpuasa pada hari Sabtu diikuti dengan berpuasa sehari sebelum hari Sabtu, maka ini tidaklah mengapa.
Ketiga:Berpuasa pada hari Sabtu karena hari tersebut adalah hari yang disyari’atkan
untuk berpuasa. Seperti berpuasa pada ayyamul bid (13, 14, 15 setiap bulan Hijriyah), berpuasa pada hari Arofah, berpuasa ‘Asyuro (10 Muharram),
berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah sebelumnya berpuasa Ramadhan, dan berpuasa selama sembilan hari di bulan Dzulhijah. Ini semua
dibolehkan. Alasannya, karena puasa yang dilakukan bukanlah diniatkan berpuasa pada hari Sabtu. Namun puasa yang dilakukan diniatkan karena
pada hari tersebut adalah hari disyari’atkan untuk berpuasa.
Keempat:Berpuasa pada hari sabtu karena berpuasa ketika itu bertepatan dengan kebiasaan puasa yang dilakukan,
semacam berpapasan dengan puasa Daud –sehari berpuasa dan sehari tidak berpuasa-, lalu ternyata
bertemu dengan hari Sabtu, maka itu tidaklah mengapa. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengatakan mengenai puasa satu atau dua hari sebelum Ramadhan dan tidakterlarang berpuasa ketika itu jika memang bertepatan dengan kebiasaan berpuasanya. Intinya,puasa hari Sabtu yang terlarang adalah jika
mengkhususkan berpuasa pada hari Sabtu dan tidak diikuti berpuasa pada hari sebelum atau sesudahnya. [23]
HOME
Hal-hal yang dapat membatalkan puasa
Memasukan sesuatu ke kerongkongan dengan sengaja (memasukan makanan, minuman, merokok dan lain-lain)
Menyuntikkan obat melalui dubur atau kubul (agar tidak batal maka disuntikan ke badan seperti di pinggang, tangan atau anggota badan lain)
Muntah disengajaJima’ (ialah melakukan hubungan badan, kalau dilakukan
pada waktu siang hari maka membatalkan puasa)Keluar mani dengan sengajaHaidNifas (darah yang keluar ketika perempuan sehabis
melahirkan. Ketika datangnya pada waktu siang hari )GilaMurtad (keluar dari agama Islam atau menyatakan
masuk keagama lain, maka secara otomatis puasanya batal)
LANJUT
Melakukan perbuatan atau perkataan tercela. Seperti berkelahi, berdusta, menghina, hasud, dengki, dan memfitnah.
Sengaja melihat gambar-gambar maupun video yangmembangkitkan nafsu syahwat
Orang sakit parah dan tidak kuat puasa
Dalam perjalanan jauh Wanita hamil atau sedang
menyusui Orang tua yang sudah
lemahHal-hal yang
merusak puasa
Golongan yg
diperbolehkan
tdk bepuasa
HOME
HIKMAH PUASA
• Tanda terima kasih kepada Allah karena semua ibadah mengandung arti terima kasih kepada Allah atas nikmat
pemberian-Nya
• Didikan perasaan belas kasian terhadap fakir-miskin karena seseorang yang telah merasa sakit dan pedihnya perut lapar
• Menjaga kesehatan karena dengan berpuasa kita dapat merehatkan alat pencernaan kita lebih kurang selama 12 jam
setiap harinya
HOME
EVALUASI
1.Tulislah pengalaman kalian tentang puasa !
2. Hal-hal apa saja yang harus harus diperhatikan ketika berpuasa ?
3. Sebutkan macam-macam puasa yang pernah kalian jalani !
Kemudian kalian ceritakan di depan kelas ......
TERIMAKASIH SUDAH MELIHAT PRESENTASI SAYA.JIKA ADA KESALAHAN KURANG DAN LEBIHNYA SAYA MOHON MAAF.
top related