Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha ...
Post on 24-Oct-2021
4 Views
Preview:
Transcript
i
Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
(Studi pada Merchant Fintech Go-Pay di Wilayah Kota Makassar)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Akuntansi
pada Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Alauddin Makassar
Oleh:
MUHAMMAD ALIF RIDWAN
90400115106
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2020
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Mahasiswa yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Muhammad Alif Ridwan
NIM : 90400115106
Tempat/ Tgl. Lahir : Majene, 25 Maret 1997
Jurusan/ Prodi : Akuntansi
Fakultas/ Program : Ekonomi dan Bisnis Islam
Alamat : Jl. Bontotangnga, pao pao. Perum. Al-ikhlas
Kab. Gowa
Judul : Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) (Studi pada
Merchant Fintech Go-Pay di Wilayah Kota Makassar)
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar
adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan
duplikat, tiruan, atau dibuat orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan
gelar yang diperoleh batal demi hukum.
Gowa, 1 Maret 2021
Penyusun
MUHAMMAD ALIF RIDWAN
NIM. 90400115106
ii
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan, kekuatan, rahmat dan inayahnya serta ilmu pengetahuan yang ia
limpahkan. Atas perkenaanya juala sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
dan penulis tidak pula panjat Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat–nya penulis mampu menyelesaikan
skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) (Studi pada Merchant Fintech Go-Pay
di Wilayah Kota Makassar)”penulis hadirkan sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan studi SI dan memperole gelar serjana Akuntansi di Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini bukanlah hal yang mudah. Ada
banyak rintangan dan hambatan yang meyertainya. Hanya dengan semangat,
ketekunan dan kerja keraslah yang menjadi motivasi penulis dalam menyelesaikan
segala proses tersebut. Hal tersebut juga karena adanya berbagai bantuan baik moril
dan materil dari berbagai pihak yang telah membantu memudahkan langkah penulis
dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu perkenankanlah penulis
menghanturkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya terkhusus kepada
kedua orang tuaku tercinta Abd. Kadir Dg. Lurang dan Norma Dg. Ngintang tiada
v
berputus-putus untuk berdo‟a agar diberikan kesuksesan dunia dan akhirat anak-
anaknya.
Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak,
diantaranya:
1. Bapak Prof. Drs. Hamdan Juhannis, M. A., D selaku Rektor beserta Wakil
Rektor I, II, III dan IV Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
2. Bapak Prof. Dr. H. Abustani Ilyas M.Ag selaku Dekan beserta Wakil Dekan
I, II dan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar.
3. Bapak Memen Suwandi, SE., M.Si., selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
4. Ibu Dr. Lince Bulutoding, SE., M.Si., Ak. selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
5. Bapak Prof. Dr. H. MUSLIMIN KARA, M.Ag., selaku dosen pembimbing I
sekaligus Penasehat Akademik (PA) yang senantiasa bersabar dalam
memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi bagi penulis dalam menyusun
dan meyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Dr. Saiful Muchlis, SE., M.Sa. Ak. CA., selaku pembimbing II yang
dengan penuh kesabaran membimbing, megarahkan dan memotivasi penulis.
7. Bapak Jamaluddin M., S.E., M.Si, selaku penguji I atas segala saran dan
kritik yang membangun untuk peneliti.
vi
8. Bapak Memen Suwandi, SE., M.Si., selaku penguji II atas segala saran dan
koreksi yang sangat bermanfaat bagi peneliti.
9. Segenap dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar yang telah banyak memberikan bekal ilmu yang
bermanfaat selama penulis menjalani perkuliahan.
10. Seluruh staf akademik dan tata usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
11. Bapak Taqdir selaku pemilik usaha The Crepers, Ibu Sukma selaku manajer
rumah makan Mba Daeng dan Ibu Ica selaku pegawai King Thai Tea yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan
bersedia menjadi informan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Saudara kandung Rum Ridwan dan Nurul Ilma yang selalu menjadi motivasi
terbesar kedua setelah Kedua Orang tua kami agar kami selalu berusaha
berbakti dan membahagiakan kedua orang tua kami dan menjadi anak yang
sholeh.
13. Keluarga besar Bapak Ridwan Samin dan Keluarga Besar dari Ibu Hj.
Yusran
14. Saudara-saudariku, Budi Setiawan, Riswandi, Zulkifli, Hengki Ternando
Iksan Rajab, Nur Iksan, Andi Ikhwan, Asmar Prasetia, Muh Andal, St. Nur
Hikmah, Nita, Dadang, Faisal, Hilmi yang selalu ada dan selalu saling
melengkapi dalam menjalani hidup termasuk menyelesaikan skripsi ini.
vii
15. Keluarga besar Akuntansi C 2015 serta Saudara-saudari akuntansi 2015 yang
telah menjadi keluarga selama empat tahun dan sampai seumur hidup.
16. Keluarga besar FASCO 53 SMAN 1 MAJENE Angkatan 2015.
17. Keluarga besar KKN Desa Sapanang, KKN Kajang dan masyarakat Desa
Sapanang.
18. Keluarga futsal yang senantiasa memberikan waktu untuk bersilaturahmi
bersama untuk mengeluarkan keringat dan menghilangkan stres dalam
penyelesaian skripsi ini.
19. Keluarga besar Perum. Al Ikhlas yang telah menjadi keluarga selama 2 tahun
ini dan seterusnya.
20. Dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimah kasih
banyak atas do‟a dan dukungannya selama ini. Semoga kita semua senantiasa
berada dalam limpahan rahmat-nya.
Gowa, 1 Maret 2021
Penyusun
MUHAMMAD ALIF RIDWAN
NIM. 90400115106
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiii
ABSTRAK ............................................................................................................. xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 8
C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ........................................................ 8
D. Kajian Pustaka ............................................................................................. 9
E. Kebaruan (Novelty) Penelitian .................................................................... 12
F. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 13
G. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Theory of Reasoned Action (TRA)............................................................... 16
B. Technology Acceptance Model (TAM) ....................................................... 17
C. Financial Technology.................................................................................. 20
D. Go-Pay......................................................................................................... 21
ix
E. Fintech dalam Perspektif Islam ................................................................... 22
F. Laba dalam Perspekttif Islam ...................................................................... 24
G. UMKM ........................................................................................................ 25
H. Transaksi pembayaran ................................................................................. 29
I. Inklusi Keuangan ........................................................................................ 30
J. Maksimalisasi Laba ..................................................................................... 31
K. Minat Penggunaan (Behavioral IntentionI) ................................................ 32
L. Fintech Sebagai Sarana Transaksi Pembayaran Elektronik ........................ 33
M. Penerapan Transaksi Pembayaran Menggunakan Fintech pada UMKM ... 34
N. Rerangka Pikir ............................................................................................. 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian ......................................................................... 38
B. Pendekatan Penelitian ................................................................................. 39
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 40
D. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 41
E. Instrumen Penelitian.................................................................................... 43
F. Metode Analisi Data ................................................................................... 44
G. Teknik Analisis Data ................................................................................... 44
H. Fintech sebagai Alat Analisis Data ............................................................. 48
I. Uji Keabsaan data ....................................................................................... 50
x
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Fintech
1. Sejarah Fintech di Indonesia ................................................................. 53
2. Klasifikasi UMKM................................................................................ 54
a. Mikro ............................................................................................. 54
b. Kecil .............................................................................................. 54
c. Menengah ...................................................................................... 54
3. Letak dan Lokasi ................................................................................... 54
a. King Thai Tea ............................................................................... 54
b. The Crepers ................................................................................... 54
c. Mbak Daeng .................................................................................. 55
4. Motto ..................................................................................................... 55
a. King Thai Tea ............................................................................... 55
b. The Crepers .................................................................................. 55
c. Mbak Daeng .................................................................................. 55
5. Jam Operasional .................................................................................... 56
a. King Thai Tea ............................................................................... 56
b. The Crepers ................................................................................... 56
c. Mbak Daeng .................................................................................. 56
6. Kegiatan dan Fasilitas Usaha ................................................................ 56
a. King Thai Tea ............................................................................... 56
b. The Crepers ................................................................................... 56
xi
c. Mbak daeng ................................................................................... 57
B. Pembahasan
1. Pandangan pengelola usaha terhadap Financial Technology (Go-Pay)
pada UMKM di Kota Makassar ............................................................ 64
2. Implementasi penerapan Financial Technology (Go-Pay)
dalam peningkatan laba pada UMKM di Kota Makassar .................... 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................. 74
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 75
C. Saran Penelitian ........................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 76
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 9
Tabel 1.2 Klasifikasi UMKM ................................................................................. 27
Tabel 1.3 Sebelum dan Sesudah penerapan Fintech ............................................... 71
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Rerangka Fikir ..................................................................................... 37
Gambar 3.1 Model Analisis Data ............................................................................ 45
Gambar 3.2 Alat Analisi Data ................................................................................. 49
Gambar 3.3 Desain untuk Kepentingan Penelitian ................................................. 50
xiv
ABSTRAK
Nama : Muhammad Alif Ridwan
Nim : 90400115079
Judul : Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha pada
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui pandangan Pengelola usaha terhadap
Financial Technology (Go-Pay) pada UMKM di kota Makassar. Selain itu penelitian
juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana perlunya penerapan Financial
Technology (Go-Pay) dalam peningkatan laba pada UMKM di Kota Makassar.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan studi lapangan dan dokumentasi.
Metode analisis data menggunakan teknik reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan. Uji keabsaan data penelitian menggunakan triangulasi sumber data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pandangan pengelola usaha mengenai
fintech bahwa ini sesuatu yang sangat penting dalam pengembangan usaha. Dimana
dengan penggunaan fintech dapat mempermudah sistem pembayaran. Konsumen
tidak perlu lagi membawa uang cash cukup dengan menggunakan fintech (Gopay)
dalam melakukan pembayaran dan ini sangat menguntungkan pelaku usaha ataupun
konsumen. Selain itu, penggguna fintech pada tiga pelaku usaha di kota Makassar
telah memberikan kenaikan laba berkisar 20-30%. Kenaikan laba tentu menjadi hal
yang sangat berpengaruh dalam perkembangan usaha. Kenaikan ini dapat terjadi
dikarenakan dengan penggunaan fintech ini mengatasi permasalahan yang sering
terjadi seperti terbatasnya ekses pasar, terbatas akses informasi mengenai sumberdaya
dan teknologi serta keinginan masyarakat yang ingin bertransaksi lebih cepat, mudah
dan nyaman.
Kata kunci:financial technology, UMKM, Go-Pay ,maksimalisasi laba.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan zaman saat ini tak bisa dilepaskan dari kemajuan teknologi dan
internet, Teknologi dan internet memiliki kontribusi penting dalam mendukung
segala aktivitas kehidupan manusia. Penggunaan teknologi digital di Indonesia yang
begitu besar akan memberikan pengaruh bagi beberapa sektor, salah satunya adalah
sektor bisnis yang kemudian melahirkan perdagangan online atau e-commerce.
Dengan perkembangan perdagangan online atau e-commerce maka industri keuangan
Indonesia juga mengalami perkembangan, yaitu berupa hadirnya Financial
Technology (Sitompul, 2018). Maka, dengan hadirnya tekhnologi dan internet ke
sektor keuangan akan merubah industri keuangan menuju era digital dan kita harus
siap menghadapi perubahan itu sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Ar Ra‟d
ayat 11:1
فسهن ل يغيزها بقىم حتى يغيزوا ها بأ إى الل
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (QS Ra‟d : 11)
Financial Technologi (Fintech) dapat membuat pekerjaan jadi lebih cepat dan
mudah. Ini sesuai dengan keinginan masyarakat yang ingin bertransaksi lebih cepat,
mudah dan nyaman. Hal ini didukung oleh Pemerintah dengan adanya regulasi yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) nomor 18/40/PB/2016 perihal pelaksanaan
2
pemrosesan transaksi pembayaran dengan sistem inovasi Fintech untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat sebagai pengguna di bidang jasa sistem pembayaran. Dalam
industri keuangan, teknologi mampu mendorong berkembangnya alat transaksi bagi
masyarakat. Perkembangan fintech banyak memunculkan inovasi aplikasi dalam
layanan keuangan, seperti alat pembayaran, alat pinjaman dan lain-lain yang mulai
terkenal pada masa digital ini (Sugiarti et al., 2019). Perkembangan Financial
Technology (fintech) makin pesat dan diprediksi penggunaan fintech akan semakin
tinggi di Indonesia.
The National Digital Research Centre (NDRC), Financial Technologi (fintech)
adalah suatu inovasi pada sektor finansial dengan sentuhan teknologi modern. Inovasi
finansial ini mendapat sentuhan teknologi modern. Financial Technology (fintech)
ialah penerapan dan penggunaan teknologi dalam meningkatkan pelayanan jasa
perbankan dan keuangan pada lazimnya digunakan pada korporasi yang di
kembangkan dengan menggunakan teknologi perangkat lunak, internet, interaksi, dan
komputerisasi terbaru (Rahadiyan dan Sari, 2019). Fintech telah memberikan warna
baru dalam dunia finansial. Financial technology (fintech) adalah tolak ukur
keberhasilan teknologi di bidang financial di era saat ini, yang dipergunakan dalam
peningkatan layanan jasa keuangan dengan teknologi dibidang keuangan ini
diharapkan mejadi solusi bagi pertumbuhan industri khusus yang penggunaan
elektronik (Indriyati dan Aisyah, 2019).
Fenomena yang terjadi saat ini Financial Technology (Fintech) muncul seiring
keinginan pemilik usaha dalam memaksimalkan laba dan permasalahan yang terjadi
3
pada sektor UMKM seperti penjualan produk masih belum memenuhi target serta
pergeseran gaya hidup (lifestyle) yang sebelumnya tidak menggunakan teknologi
dalam aktivitas kesehariannya yang kemudian saat ini didominasi oleh pengguna
teknologi yang disebabkan keinginan aktivitas yang serba cepat. Penarapan teknologi
keuangan dapat memaksimalkan pelayanan perbankan kepada konsumen. Masalah
yang sering terjadi pada transaksi jual-beli serta pembayaran berupa tidak ada waktu
mencari barang yang diinginkan di tempat perbelanjaan, ke ATM/bank untuk
mentransfer dana, kemalasan konsumen dalam mengunjungi tempat dimana
pelayanan kurang menyenangkan. Teknologi keuangan menjadi solusi dalam
transaksi jual-beli mengakibatkan sistem pembayaran menjadi lebih efisien dan
ekonomis namun tetap efektif Burhanuddin dan Abdi, (2019).
Di era saat ini banyak masyarakat lebih memilih menggunakan Financial
Technology (fintech) disebabkan keinginan masyarakat dalam berkegiatan berjalan
lebih cepat, mudah, dan praktis tanpa ada halangan-halangan berupa aturan –aturan
yang ketat (Sugiarti et al., 2019). Luckandi (2018) melakukan riset tentang analisis
transaksi pembayaran menggunakan fintech pada UMKM di Indonesia menyatakan
bahwa kenyamanan, keamanan, kesesuaian transaksi kemudahan dalam bertransaksi
merupakan hal yang membantu pihak UMKM dalam menerapkan Financial
Technology (fintech) dan sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal menunjang yaitu
berupa kemudahan pencatatan, kemudahan proses transaksi serta meningkatkan
penjualan.
4
Financial Technology (fintech) saat ini telah memiliki banyak fungsi yang
tidak hanya sebagai layanan transaksi keuangan online. Publikasi OJK 2017
berdasarkan berbagai sektor melaporkan bahwa saat ini Fintech di Indonesia masih
didominasi oleh pembayaran (42%), agregator (13%), pembiayaan (18%), perencana
keuangan untuk personal maupun perusahaan (8%), crowdfunding (8%) dan lainnya
(11%). Dari beberapa jenis fintech yang ada di Indonesia jenis pembayaran yang
paling sering digunakan dan menjadi peluang dalam pemanfaatannya. Sektor inilah
yang menjadi salah satu sektor dalam industri Fintech yang paling berkembang di
Indonesia. Sektor inilah yang kemudian paling diharapkan dapat mendorong
peningkatan jumlah masyarakat yang memiliki akses kepada layanan keuangan.
Di kota Makassar salah satu penyedia jasa layanan berbasis Financial
Technology adalah Gopay. Gopay ini ialah salah satu layanan mobile payment yang
ada pada aplikasi Go-Jek. Gopay dibuat untuk memberikan kemudahan dan
kenyamanan dalam proses transaksi yang dilakukan didalam aplikasi Go-Jek. GO-
JEK ialah aplikasi yang langsung dikelola oleh PT Aplikasi Karya Anak Bangsa. Go-
Jek merupakan perusahaan jasa yang bergerak dibidang transportasi darat telah
memanfaatkan sarana teknologi informasi di dalam memasarkan jasa yang dihasilkan
perusahaannnya. Sarana teknologi informasi tersebut digunakan perusahaan dalam
mendukung strategi guna memenangkan kompetisi di bidang usaha yang saat ini
dilakukan oleh perusahaan (Rasyid, 2017).
GO-JEK adalah perusahaan teknologi dengan misi sosial untuk meningkatkan
kesejahteraan dan mata pencaharian pekerja di berbagai sektor informal di Indonesia.
5
GO-JEK memperjuangkan 3 nilai penting: kecepatan, inovasi, dan dampak sosial.
Memberikan dampak sosial positif melalui teknologi, meningkatkan pendapatan
pengemudi serta memastikan terpenuhi standar kehidupan yang lebih baik. GO-JEK
ingin berperan penting dalam kehidupan masyarakat dengan mengupayakan
memberikan banyak keuntungan kepada penggunanya (Septiyati dan Nurbaiti, 2019).
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran besar sebagai
upaya peningkatan dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, pertumbuhan
ekonomi serta membuka lapangan kerja baru. Saat ini, jumlah UMKM di Indonesia
terus meningkat dan berkembang dengan bermacam –macam sektor. Dengan
peningkatan dan perkembangan dari UMKM diharapkan bisa meningkatkan Produk
Domestik Bruto (PDB) dan menyerap lebih banyak tenaga kerja baru untuk
mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Karena banyaknya UMKM yang
bermunculan membuat persaingan menjadi lebih ketat. Terlebih setelah diberlakukan
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yang membuat para pelaku UMKM harus
menghasilkan inovasi –inovasi baru sehingga bisa memenuhi tuntutan pasar dan
membuat Indonesia sebagai market leader di negara sendiri maupun di ASEAN
(Sugiarti et al., 2019).
Usaha Mikro kecil dan Menengah (UMKM) memiliki kontribusi yang signifikan
dalam perekonomian indonesia. Kontribusi yang dimaksud ialah penyerapan tenaga
kerja Pada tahun 2005, UMKM di Indonesia mampu menyerap 77.678,498 ribu
orang atau sebesar 96,77% dari total tenaga kerja yang mampu diserap oleh usaha
skala kecil, menengah, dan besar (Sri Susilo, 2007). permasalahan yang sering di
6
hadapi oleh UMKM ialah masih minimnya produktivitas. Hal tersebut terkait dengan:
(1) kurangnya kualitas SDM usaha skala mikro, serta (2) kurangnya pengetahuan
dalam berwirausaha skala mikro. Selain faktor tersebut, UMKM dihadapkan pada
faktor-faktor yang sering menjadi masalah dalam meningkatkan daya saing dan
kinerja UMKM. Faktor-faktor ini ialah: (1) kurangnya akses terhadap permodalan,
(2) kurangnya akses ke pasar, dan (3) kurangnya akses terhadap informasi terkait
sumber daya dan teknologi. Penggunaan aplikasi GO-JEK menjadi solusi atas
kendala seperti akses informasi sumber daya dan informasi (Sri Susilo, 2005).
Perkembangan yang begitu cepat dalam dunia teknologi informasi mengharuskan
para pemilik usaha agar dapat mempelajari dan menggunakannya dalam kegiatan
bisnis sebagai usaha dalam meningkatkan daya saing (Rasyid, 2017). Semakin
tingginya pemakai fintech di Indonesia penjadi peluang bagi para pelaku UMKM.
Pemanfaatan aplikasi fintech oleh pelaku UMKM mejadi menjadi keuntungan dalam
memaksimalkan laba. Maksimalisasi laba merupakan usaha yang dilakukan pelaku
usaha dalam memaksimalkan keuntungan. UMKM ini ialah faktor terbesar kekuatan
pendorong terdepan dalam pembangunan ekonomi (Bank Dunia, 2005). Fintech
diharapkan dapat menjadi pendorang terhadap akses keuangan (inklusi keuangan).
Dengan adanya inovasi ini dapat mempermudah UMKM untuk mendapatakan modal,
melakukan pembayaran, dan memperluas usaha mereka ke berbagai daerah.
Fintech dapat membantu UMKM dalam memasarkan produk anggota melalui e-
comerce, hal tersebut akan dapat meningkatkan penjualan lebih cepat tanpa adanya
biaya iklan. Produk-produk anggota dari UMKM produksi dapat dipasarkan melalui
7
Fintech tesebut. Selain UMKM produksi, UMKM yang bergerak pada perdagangan
juga dapat menggunakan Fintech untuk memasarkan produknya. Hal tersebut akan
dapat meningkatkan penjualan dengan sangat pesat, dan akan meningkatkan
kesejahteraan anggota UMKM. Pelaku UMKM dapat dengan muda mendaftarkan
disalah-satu penyedia layanan online seperti GO-JEK maka akan listing dalam
tampilan layanan GO food. Para konsumen yang menggunakan aplikasi tersebut
dapat memesan dengan mudah dan cepat dan pembayaran dapat dilakukan dengan
penggunaan GO pay pada aplikasi GO-JEK.
Penerapan Fintech pada UMKM diharapkan mampu untuk menjadi solusi atas
fenomena saat ini yang mana permasalahan yang terjadi pada sektor UMKM seperti
penjualan produk masih belum memenuhi target serta masyarakat menginginkan hal
serba cepat, muda dan praktis. Harapan ini dapat tercapai mengingat Fintech
diciptakan untuk memudahkan proses tranksaksi sehingga penggunaan Fintech pada
UMKM dapat membantu dalam peningkatan laba. Olehnya itu, peneliti kemudian
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Financial Technology;
Maksimalisasi Laba Usaha pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) (Studi
pada Merchant Fintech Go-Pay di Wilayah Kota Makassar)
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas maka rumusan masalah sebagai
berikut
1. Bagaimana pandangan pengelola usaha terhadap Financial Technology
(Go-Pay) pada UMKM di Kota Makassar?
2. Bagaimana penarapan Financial Technology (Go-Pay) dalam peningkatan
laba pada UMKM di Kota Makassar?
C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus
Fokus penelitian ini adalah penerapan Fintech dalam memaksimalkan laba pada
UMKM. Fintech menjadi sebuah solusi atas permasahan yang ada seperti keinginan
masyarakan yang ingin bertransaksi lebih cepat, mudah dan nyaman. Penggunaan
Fintech oleh pelaku UMKM menjadi keuntungan dalam memaksimalkan laba.
Penelitian ini dilakukan pada Mercant Fintech di kota Makassar yang telah bekerja
sama pada layanan GO-JEK. Merchant Fintech telah ada di berbagai tempat di Kota
Makassar sehingga akan berdampak baik di tengah-tengah kota Makassar yang mana
akan lebih memudahkan dalam pemesanan. Adapun proses penelitian ini dilakukan
dengan wawancara secara mendalam terhadap pemilik UMKM yang telah
bekerjasama dengan GO-JEK di Kota Makassar.
9
D. Kajian Pustaka
Acuan atau dasar yang menjadi pokok berupa temuan-temuan melalui berbagai
hasil dari penelitian sebelumnya merupakan suatu hal yang perlu dijadikan sebagai
bagian tersendiri. Melalui penelitian terdahulu yang sesuai dengan permasalahan
yang akan dibahas menjadi penguat maupun acuan kita dalam melakukan sebuah
penelitian. Penelitian terdahulu yang sesuai dengan permasalahan yaitu:
Tabel 1.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti,
Tahun
Judul
Penelitian
Metodologi Hasil penelitian
1. Sugiarti et
al.,
(2019)
Peran
Fintech
Dalam
Meningkatk
an Literasi
Keuangan
Pada Usaha
Mikro Kecil
Menengah
Di Malang
Metode penelitian
yang digunakan
yaitu kualitatif
dengan metode
teknik reduksi data
Transaksi penjualan lebih
banyak mendapatkan order
via aplikasi dari pada
pelanggan datang langsung
pada outlite. Para pelaku
UMKM juga lebih mudah
dalam melayani seperti
pencatatan, kepraktisan
serta penjualan meningkat.
2. Muzdalifa et
al.,
(2018)
Peran
Fintech
dalam
Meningkatk
an
Keuangan
Inklusif
pada
UMKM di
Indonesia
Metode penelitian
yang digunakan
yaitu metode
kualitatif
menyatakan bahwa
kehadiran sejumlah fintech
turut memberikan
kontribusi dalam
pengembangan UMKM.
Peran fintech tidak hanya
sebatas dalam pembiayaan
modal usaha tetapi ada
juga yang merambah ke
berbagai aspek seperti
layanan pembayaran
digital juga pengatur
keuangan.
10
3 Tedy
Ardiansyah
(2019)
Model
Financial
Dan
Teknologi
(Fintech)
Membantu
Permasalah
an Modal
Wirausaha
UMKM Di
Indonesia
Metode penelitian
yang digunakan
yaitu metode
kualitatif
Bahwa kegiatan yang
menyangkut keuangan dan
teknologi memang sangat
dibutuhkan oleh UMKM
dengan situasi saat
sekarang ini
4 Burhanuddi
n dan Abdi
(2019)
Tingkat
Pemahaman
dan Minat
Masyarakat
dalam
Penggunaan
Fintech
Metode penelitian
yang digunakan
yaitu metode
kualitatif
Dengan adanya layanan
fintech akan membuat
layanan keuangan menjadi
lebih cepat dan mudah.
Selain itu, bisa dilakukan
dimana saja dan tidak
terbatasi lagi oleh ruang
dan waktu. Dengan
sosialisasi yang baik dan
perbaikan aturan yang
sesuai, akan memberikan
jalan yang lurus bagi
perkembangan Fintech
kedepannya.
5 Posmaria
Sianturi
(2017)
Peran
Ekonomi
Digital
Dalam
Mendorong
Pertumbuha
n Ekonomi
Nasional
Metode penelitian
yang digunakan
yaitu metode
kualitatif
Makin berkembangnya E-
Commerce dan potensinya
dalam mendorong
UMKM, menginisiasi
pemerintah RI untuk
menargetkan Indonesia
menjadi negara ekonomi
digital terbesar di Asia
Tenggara pada 2020
dengan target valuasi
bisnis senilai US$130
miliar.
6 Suci Yuli
Rahmini
(2017)
Perkembang
an Umkm
(Usaha
Mikro Kecil
Metode penelitian
yang digunakan
yaitu metode
kualitatif
Kurangnya kemampuan
manajerial dan minimnya
keterampilan pengoperasi
dalam mengorganisir dan
11
Dan
Menengah)
Di
Indonesia
terbatasnya pemasaran
merupakan hal yang
mendasar selalu dihadapi
oleh semua UMKM dalam
merintis sebuah usaha
bisnis untuk dapat
berkembang
7 Paath,
David
Kristian
dan Ria
Manurung.
(2019)
Analisis
Persepsi
Pengguna
Layanan
Transaksi
Digital
Terhadap
Financial
Technology
(Fintech)
Dengan
Model E-
Money
(Studi
kasus:
layanan Go-
Pay
“Gojek” di
Purwokerto)
Metode penelitian
yang digunakan
yaitu metode
kuantitatif
pembayaran digital dengan
model FinTech E-Money
Go-Pay di kota
Purwokerto dapat diterima
masyarakat untuk
membantu dan
mempermudah kegiatan
keseharian terutama dalam
transaksi keuangan.
8 Waspada,
Ikaputera.
(2012)
Percepatan
Adopsi
Sistem
Transaksi
Teknologi
Informasi
Untuk
Meningkatk
an
Aksesibilita
s Layanan
Jasa
Perbankan.
Metode penelitian
yang digunakan
yaitu metode
kualitatif
Adopsi e-money pada
masyarakat pengguna dan
dunia usaha dapat
dilakukan dengan cara
memperluas daya jangkau
merchant, dan
pengembangan teknologi
e-money
9 Prajanto
Agung dan
Revolusi
Industri 4.0:
Metode penelitian
yang digunakan payment gateway sistem
pembiayaan keuangan
12
Ririh Dian
Pratiwi
(2019)
Desain
Perkembang
an
Transaksi
dan Sistem
Akuntansi
Keuangan
yaitu metode
kualitatif mengarah pada munculnya
industri Fintech. Fintech
memberikan kecepatan
dalam pemberian
pembiayaan kepada
konsumen tanpa
mengharuskan untuk
bertatap muka langsung
10 Mulasiwi
Cut Misni
Mulasiwi
dan Karina
Odia
Julialevi
(2020)
Optimalisas
i Financial
Teknologi
(Fintech)
Terhadap
Peningkatan
Literasi Dan
Inklusi
Keuangan
Usaha
Menengah
Purwokerto
Metode penelitian
yang digunakan
yaitu metode
kuantitatif
layanan keuangan berbasis
fintech memiliki pengaruh
positif terhadap literasi
keuangan dan inklusi
keuangan usaha menengah
di Purwokerto. Selain itu,
dalam penelitian ini juga
dapat dibuktikan bahwa
layanan keuangan berbasis
fintech diperlukan
masyarakat untuk
memperluas wawasannya
terkait literasi keuangan
dan inklusi keuangan.
E. Kebaruan (Novelty) penelitian
Penelitian ini menawarkan Fintech sebagai salah satu terobosan dalam dunia
keuangan. Fintech ini adalah inovasi di bidang keuangan, dimana dengan
memberikan sentuhan teknologi modern di bidang keuangan, dengan menggunakan
fintech ini peneliti mencoba untuk menerapkan fintech pada UMKM dalam upaya
maksimalisasi laba. Penelitian ini menggunakan Theory of Reasoned Action (TRA)
dan Technology Acceptance Model (TAM) dalam menunjang penerapan fintech pada
13
UMKM. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi yang bertujuan
menjelaskan fenomena yang terjadi dalam aktivitas usaha ditengah masyarakat.
Pendekatan ini digunakan karena hal ini memang dalam dunia usaha persaingan tidak
dapat dihindarkan sehingga pelaku usaha agar dapat berinovasi menuntut
perkembangan zaman. Temuan penelitian solusi kepada pelaku usaha dalam
menjalankan bisnisnya agar dapat terus bertahan dalam dunia persaingan bisnis harus
dapat terus berinovasi agar laba usaha dapat di pertahankan atau ditingkatkan. Fintech
menjadi solusi bagi pelaku usaha dalam upaya menghadapi persaingan bisnis dan
sekaligus peningkatan laba.
F. Tujuan Penelitian
1. Untuk meninjau pandangan pengelola usaha terhadap Financial Technology
pada UMKM di Kota Makassar
2. Untuk menelah penarapan Financial Technology dalam peningkatan laba
pada UMKM di Kota Makassar
G. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang akan dicapai, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis:
Penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pelaku UMKM dalam
pencapaian laba. Untuk menganalisis perilaku pengguna teknologi informasi
digunakan dua model Theory of Reasoned Action (TRA) dan Technology
Acceptance Model (TAM). Teori ini dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen
14
(1975). Teori ini digunakan untuk memahami dan memprediksi sikap dan perilaku
individu. TRA menyatakan bahwa penentu utama perilaku konsumen yang
sebenarnya adalah keinginan untuk berperilaku. Keinginan untuk perilaku ini
dipengaruhi oleh sikap perilaku (attitude towards behavior) dan norma subyektif
(subjective norms). Niat untuk melakukan suatu perilaku (behavioral intention)
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: (1) sikap seseorang terhadap perilaku (attitude)
dan (2) norma subjektif (subjective norms). Sikap seseorang terhadap perilaku
(behavioral intention) merupakan perasaan positif atau negatif seseorang tentang
membeli atau menggunakan produk tertentu.
Sedangkan model Technology Acceptance Model (TAM) yang telah diegunakan
selama empat dekade terakhir (Leiva et al, 2017). Model TAM ini dikembangkan
dengan berdasarkan „Theory of Reasoned Action” (Ajzen & Fishbein, 1980).
Konsep TAM yang dikembangkan oleh Davis, menawarkan sebuah teori sebagai
landasan untuk mempelajari dan memahami perilaku pemakai dalam menerima
dan menggunakan sebuah sistem informasi. Perluasan konsep TAM diharapkan
akan membantu memprediksi sikap dan penerimaan seseorang terhadap teknologi
dan dapat memberikan informasi mendasar yang diperlukan mengenai faktor-
faktor yang menjadi pendorong sikap individu tersebut (Amalia, 2018). Metode
Technology Acceptance Model (TAM) digunakan dengan tujuan untuk membuat
prediksi tentang penerimaan dan penggunaan teknologi informasi sistem yang baru
serta kemampuan beradaptasi pengguna (Davis et. Al, 1989)
15
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah
wawasan dan pengetahuan bagi pihak pembaca terutama pelaku UMKM
mengenai Financial Technology sehingga masalah yang sering dihadapi seperti
tidak tercapainya laba dapat diatasi. Penggunaan Fintech tentu sangat bermanfaat
bagi para pelaku UMKM karena dapat memaksimalkan laba tersebut. Penelitian
ini juga diharapkan mampu memberikan pengaruh yang besar akan pemanfaatan
Fintech sehingga sektor UMKM yang mana sebagai salah satu pendorong ekonomi
terbesar di Indonesia dapat berjalan secara maksimal.
3. Manfaat Regulasi
Manfaat regulasi ini adalah bagaimana penerapan Fintech pada UMKM dapat
diterapkan secara maksimal. Hal ini terkait dengan adanya regulasi yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) nomor 18/40/PB/2016 perihal pelaksanaan
pemrosesan transaksi pembayaran dengan sistem inovasi Fintech untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat sebagai pengguna di bidang jasa sistem pembayaran.
Terkait regulasi ini dapat berjalan dengan baik jika para pelaku UMKM dapat
menerapkannya dalam metode pembayaran. Oleh karena itu Fintech ini harus
dirasakan manfaatnya oleh pelaku UMKM. Terkait itu Theory of Reasoned Action
(TRA) dan Technology Acceptance Model (TAM) dapat membantu penerapan
secara maksimal.
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Theory of Reasoned Action (TRA)
Teori ini dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen (1975). Teori ini digunakan
untuk memahami dan memprediksi sikap dan perilaku individu. TRA menyatakan
bahwa penentu utama perilaku konsumen yang sebenarnya adalah keinginan untuk
berperilaku. Keinginan untuk perilaku ini dipengaruhi oleh sikap perilaku (attitude
towards behavior) dan norma subyektif (subjective norms). Niat untuk melakukan
suatu perilaku (behavioral intention) dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: (1) sikap
seseorang terhadap perilaku (attitude) dan (2) norma subjektif (subjective norms).
Sikap seseorang terhadap perilaku (behavioral intention) merupakan perasaan positif
atau negatif seseorang tentang membeli atau menggunakan produk tertentu.
Terdapat dua faktor yang digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap
perilaku (attitude), yaitu: (1) keyakinan akan kemungkinan hasil yang terjadi dari
sebuah perilaku (behavioral beliefs) dan (2) evaluasi hasil tersebut (outcome
evaluation) (Ajzen, 2006). Sedangkan faktor yang digunakan untuk mengukur norma
subjektif (subjective norms) adalah: (1) intensitas keyakinan normatif yang
merupakan keyakinan terhadap ekspektasi normatif orang lain mengenai apakah kita
harus atau tidak harus melakukan suatu perilaku (normative beliefs) dan (2) motivasi
untuk menuruti ekspektasi tersebut (motivation to comply) (Solomon, 2018: 299).
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa seseorang akan memutuskan untuk
17
melakukan suatu perilaku tertentu apabila ia memiliki pengalaman positif melakukan
perilaku tersebut di masa lalu dan perilaku tersebut didukung oleh orang-orang yang
ada di lingkungannya (Joan dan Sintinjak, 2019). Model TRA dapat di terapkan
karena keputusan yang di lakukan oleh individu untuk menerima suatu teknologi
sistem informasi merupakan tindakan sadar yang dapat di jelaskan dan diprediksi oleh
minat perilakunya.
B. Technology Acceptance Model (TAM)
Model ini awalnya diusulkan oleh Davis dan telah menjadi model yang paling
banyak digunakan untuk menjelaskan pengguna penerimaan teknologi baru. TAM
dikembangkan dari Theory of Reasoned Action (TRA) dan memberikan dasar untuk
melacak bagaimana pengaruh variabel eksternal keyakinan, sikap dan niat untuk
menggunakan teknologi baru. Model ini sudah digunakan untuk memprediksi
penerimaan TI baru dan telah terbukti andal dalam menjelaskan perilaku penerimaan
di beberapa bidang di Indonesia sistem informasi (Wu et al., 2011). Anarjia dan
Rante (2018) Model TAM menyebutkan bahwa pengguna sistem cenderung
menggunakan sistem apabila sistem mudah digunakan dan bermanfaat baginya. TAM
berteori bahwa niat seseorang untuk menggunakan sistem atau teknologi ditentukan
oleh dua faktor, yaitu persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) dan persepsi
kemudahan penggunaan (perceived ease of use).
1. Perceived Of Usefulness (Kemanfaatan)
Preceived of usefulness diartikan sebagai sebuah keyakinan pengguna
bahwa dengan menggunakan suatu sistem tertentu akan memberikan
18
peningkatan terhadap performanya. (Davis, 1989) . Hal ini selaras dengan
definisi akata Useful yang artinya bermanfaat. Dalam beberapa kasus,
Perceived of usefulness juga diartikan sebagai keuntungan.
Menurut (Chin & Todd, 1995), bahwa kemanfaatan dapat
diklasifikasikan menjadi dua kategori, yaitu;
1) Usefulness dengan estimasi satu faktor, antara lain;
Bermanfaat (Usefull)
Meningkatkan efektivitas (Enhancing Effectivity)
Membuat Pekerjaan lebih mudah (Make job easier)
Menambah Produktifitas (Increase Productivity)
Mengembangkan kinerja (improve job performance)
2) Usefulness dengan estimasi dua faktor, antara lain;
Kemanfaatan
Bermanfaat (Usefull)
Membuat Pekerjaan lebih mudah (Make job easier)
Menambah Produktifitas (Increase Productivity)
Efektifitas
Meningkantkan efektivitas (Enhancing Effectivity)
Mengembangkan kinerja (improve job performance)
2. Ease of Use (Kemudahan dalam Penggunaan)
19
Definisi pertama adalah bahwa Ease of use berarti suatu ukuran
keyakinan pengguna teknologi tertentu bahwa penggunaan suatu sistem
tertentu akan memberinya keleluasaan untuk tidak mengelurkan usaha
lebih. Hal ini berdasar pada definisi kata “Ease” (kemudahaan) yang
berrarti kebebasan dari kesulitan atau usaha yang berlebih.
Dalam literatur lain dikatakan beberapa indikator dari suatu
teknologi sehingga dapat diakatan memiliki kemudahan, yakni antara
lain (Lee dan Wan, 2010);
Mudah terampil dalam menggunakan suatu tekologi informasi.
Teknologi informasi sangat mudah dipelajari.
Teknologi informasi sangan mudah dioperasikan
Konsep TAM yang dikembangkan oleh Davis, menawarkan sebuah teori sebagai
landasan untuk mempelajari dan memahami perilaku pemakai dalam menerima dan
menggunakan sebuah sistem informasi. Perluasan konsep TAM diharapkan akan
membantu memprediksi sikap dan penerimaan seseorang terhadap teknologi dan
dapat memberikan informasi mendasar yang diperlukan mengenai faktor-faktor yang
menjadi pendorong sikap individu tersebut (Amalia, 2018). Metode Technology
Acceptance Model (TAM) digunakan dengan tujuan untuk membuat prediksi tentang
penerimaan dan penggunaan teknologi informasi sistem yang baru serta kemampuan
beradaptasi pengguna (Davis et. Al, 1989).
20
C. Financial Technology (Fintech)
Financial Technology atau yang diketahui dengan: “fintech” sebagai
singkatannya, adalah teknologi untuk membuat layanan keuangan lebih efisien.
Konsep fintech diharapkan dapat menyajikan proses transaksi keuangan yang lebih
praktis, aman, dan modern. Ada berbagai jenis yang dapat dikategorikan ke dalam
bidang financial technology, seperti proses pembayaran, transfer, penjualan dan
pembelian saham, proses meminjam uang dalam peer to peer dan lain-lain
(Wiradimaja dan Rikumahu, 2019). Financial Technology (Fintech) muncul seiring
perubahan gaya hidup masyarakat yang saat ini didominasi oleh pengguna teknologi
informasi tuntutan hidup yang serba cepat. Penggunaan fintech dapat memaksimalkan
pelayanan perbankan kepada konsumen. Permasalahan dalam transaksi jual-beli dan
pembayaran seperti tidak sempat mencari barang ke tempat perbelanjaan, ke
bank/ATM untuk mentransfer dana, keengganan pelanggan mengunjungi tempat
dimana pelayanan kurang menyenangkan. fintech membantu transaksi jual beli
sehingga sistem pembayaran menjadi lebih efisien dan ekonomis namun tetap efektif
Burhanuddin dan Abdi, (2019).
Fintech saat ini telah memiliki banyak fungsi yang tidak hanya sebagai
layanan transaksi keuangan online. Hasil riset Asosiasi Fintech Indonesia melaporkan
bahwa saat ini perusahaan Fintech di Indonesia masih didominasi oleh perusahaan
pembayaran (42%), agregator (13%), pembiayaan (18%), perencana keuangan untuk
personal maupun perusahaan (8%), crowdfunding (8%) dan lainnya (11%). beberapa
jenis fintech yang ada di Indonesia jenis pembayaran yang paling sering digunakan
21
dan menjadi peluang dalam pemanfaatannya. pembayaran digital menjadi salah satu
sektor dalam industri FinTech yang paling berkembang di Indonesia. Sektor inilah
yang kemudian paling diharapkan dapat mendorong peningkatan jumlah masyarakat
yang memiliki akses kepada layanan keuangan.
D. Go-Pay
Go-Pay adalah salah satu Fintech jenis pembayaran dimana Go-Pay sebagai
sarana penyimpanan uang elektronik yang digunakan dalam proses pembayaran bagi
pengguna aplikasi Go-Jek seperti Go-Food, Go-Ride, Go-Box, GoSend, Go-Massage
dan lainnya yang ada dalam aplikasi tersebut, sehingga pengguna dari aplikasi Go-Jek
tidak perlu lagi menggunakan uang tunai ketika bertransaksi saat menggunakan
aplikasi Go-Jek (Haidari dan Tileng, 2018). GO-PAY adalah uang elektronik yang
diterbitkan oleh PT DAB yang terdaftar dan dimonitor oleh Bank Indonesia, yang
memiliki fungsi yang sama dengan uang tunai yang daat digunakan sebagai alat
pembayaran yang sah, yang nilainya sama dengan nilai uang tunai yang didepositkan
terlebih dahulu di dalam Akun GO-PAY.
PT DAB, adalah PT Dompet Anak Bangsa, sebuah perseroan terbatas yang
didirikan dan beroperasi secara sah berdasarkan hukum Republik Indonesia dan
berdomisili di DKI Jakarta, Indonesia yang memfasilitasi transaksi pembayaran
antara konsumen dan pelaku usaha.
Layanan GO PAY :
1. Top-Up : adalah layanan pengisian saldo Akun GO-PAY yang dapat
dilakukan melalui pengemudi GO-JEK, transfer melalui bank-bank tertentu
22
di Indonesia atau melalui institusi atau platform lain yang dapat ditentukan
dari waktu ke waktu oleh PT DAB
2. Pembayaran : adalah pembayaran melalui GO-PAY untuk membayar
tagihan transaksi kepada pelaku usaha yang menawarkan layanannya dan
untuk membayar tagihan yang dapat dilakukan melalui GO-PAY dari waktu
ke waktu. Setiap Pembayaran akan secara otomatis mengurangi saldo GO-
PAY Anda dengan jumlah yang sama
3. Transfer Dana : adalah layanan yang tersedia di GO-PAY untuk
mengalihkan dana ke akun GO-PAY lainnya yang akan secara otomatis
mengurangi saldo yang tertera dalam Akun GO-PAY Anda dan menambah
saldo Akun GO-PAY pihak lain dengan jumlah yang sama.
4. Penarikan Tunai : adalah layanan yang tersedia di GO-PAY untuk menarik
dana yang terdapat dalam Akun GO-PAY melalui bank Anda yang telah
terdaftar yang akan secara otomatis mengurangi saldo GO-PAY Anda
dengan jumlah yang sama.
E. Fintech dalam Perspektif Islam
Berbagai negara berkembang mulai mengadopsi konsep financial technology ,
baik secara penuh ataupun sebagian, seperti di Tanzania. Terdapat penelitian yang
dilakukan oleh Sulayman di Tanzania. Menurut Sulayman (2015) Tanzania
merupakan negara yang mengalami perubahan pertumbuhan yang bisa dikatakan
secara mendadak dalam bidang industri keuangan islam selama beberapa waktu
terakhir. Namun sayangnya, kemajuan dalam bidang industri keuangan islam tidak
23
diimbangi dengan kemajuan dalam hal fasilitas teknologi yang dapat menampung
perubahan tersebut. Bila kelemahan itu terus dibiarkan, maka akan membuat semakin
buruknya keadaan sosial ekonomi masyarakat. Lebih lanjut Sulayman menambahkan,
untuk mengimbangi peningkatan industri keuangan islam dan agar dapat bertahan,
maka perlu dilakukan beberapa langkah, yaitu: mempromosikan literasi keuangan
Islami, mengambil tindakan pada waktunya, mempertahankan nilai-nilai etika Islami,
memanfaatkan upaya pembangunan sosial-ekonomi di wilayah tersebut,
meningkatkan investasi ekonomi di tingkat makro.
Menurut Salman dan Nawaz (2018), memang terdapat celah dan perbedaan yang
luas antara sistem konvensional dan sistem syariah dalam berbagai bidang.
Masyarakat cenderung lebih mempercayakan keuangan mereka pada lembaga
keuangan dengan landasan syariah. Prinsip dasar dalam menjalankan transaksi
keuangan adalah sesuai dengan al-quran dan al-hadis. Pada dasarnya akad yang
terdapat pada fintech (muamalah) selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah
maka hal tersebut diperbolehkan (Al-ashlu fil muamalah al ibahah). Selain itu fintech
merujuk pada salah satu asas muamalah lainnya yaitu an-taradhin yang memilik arti
saling ridho diantara keduanya. Perlu diperhatikan dengan cermat pula unsur-unsur
syariah, sebagaimana yang disampaikan al-Ghazali dalam hifz ad-din, hifz-an-nafs,
hifz al-aql, hifz-annasl, dan hifzal-mal. Dengan adanya fintech ini adalah sebagai
upaya memudahkan setiap orang dalam bertransaksi dan investasi berdasarkan prinsip
syariah. Beberapa prinsip syariah ini mengatur bagaimana proses sampai dengan
tujuan akhir,dapat dilakukan dengan baik dan benar (Narastri dan Kafabih, 2020).
24
Adapun ayat dalam al-Quran mengenai saling ridho dalam berdagang pada surah An-
Nisa (4): 29
يا أيها الذيي آهىا ل تأكلىا أهىالكن بيكن بالباطل إل
فسكن إى كن ول تقتلىا أ أى تكىى تجارة عي تزاض ه
كاى بكن رحيوا الل
Artinya: hai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian memakan
(mengambil) harta orang lain secara batil, kecuali jika berupa perdagangan yang
diambil atas sukarela di antara kalian QS. An-Nisa (4): 29
F. Laba dalam Perspektif Islam
Tujuan dalam perdagangan dalam arti sederhana adalah memperoleh laba atau
keuntungan, secara ilmu ekonomi murni asumsi yang sederhana menyatakan bahwa
sebuah industry dalam menjalankan produksinya adalah bertujuan untuk
memaksimalkan keuntungan (laba/profit) dengan cara dan sumber-sumber yang halal.
Demikian pula dengan transaksi bisnis dalam skala mikro, artinya seorang pengusaha
atau industry dapat memilih dan menentukan komposisi tenaga kerja, modal, barang-
barang pendukung proses produksi, dan penentuan jumlah output. Yang kesemua itu
akan dipengaruhi oleh harga tingkat upah, capital, maupun barang baku, dimana
keseluruhan kebutuhan input ini akan diselaraskan oleh besarnya pendapatan dari
perolehan output. Teori tersebut dapat diterima dalam konsep fiqh mu‟āmalah yang
memiliki kaidah baku dan bersifat fleksible. Baku dalam artian bersifat dogmatis
(mengandung perintah dan larangan), fleksible dalam artinya sesuatu dapat
dilaksanakan selama tidak ada bukti larangan dari al qur‟an maupun as sunnah.
25
Kaidah ini pula memberikan persepsi bahwa segala ilmu ekonomi yang sudah
ada bukan berarti tidak sesuai dengan islam dan bukan pula berarti semuanya sesuai
dengan ketentuan islam. Sa‟id Abdul Adzim mengutip perkataan Ibnu Taimiyah,
“bahwa jual beli, hibah, sewa menyewa, dan tradisi lainnya yang dibutuhkan manusia
dalam hidupnya seperti makan, minum, pakaian, syariat islam datang dengan
membawa tuntunan yang baik untuk mengatur tradisi-tradisi ini. syariat
mengharamkan tradisi yang mengandung kerusakan dan mewajibkan tradisi yang
dibutuhkan serta mengandung kebaikan. Syariat juga membenci yang tidak patut, dan
menganjurkan yang mengandung mashlahat dalam segala jenis, kadar, dan
sifatnya”.6 Begitu pula tentang permasalahan laba atau keuntungan yang dihasilkan
dalam sebuah transaksi juall beli. Karena laba merupakan hasil dari sebuah proses,
maka butuh penelaahan mendalam untuk mengetahui hal-hal apa saja yang
mempengaruhi nilai sebuah laba dalam perspektif fikih muamalah. Sehingga laba
tersebut dapat diterima bukan hanya memiliki nilai materi yang nyata namun juga sah
secara prinsip syari‟at. Dan apa yang membedakan konsep laba tersebut di antara dua
sistem ekonomi yang ada, yaitu ekonomi islam (dalam arti fiqh mu‟āmalah) serta
ekonomi konvensional yang mendominasi ekonomi global saat ini (Fachrudin, 2015).
G. UMKM
UMKM atau yang biasa dikenal dengan usaha kecil menengah merupakan
sebuah istilah yang mengacu pada suatu jenis usaha yang didirikan oleh pribadi dan
memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 (belum termasuk tanah
dan bangunan).
26
Berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, pengertian Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah
a. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur
dalam undang-undang ini.
b. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud
dalam undang-undang ini.
c. Yang dimaksud usaha kecil dan menengah adalah kegiatan usaha dengan
skala aktivitas yang tidak terlalu besar, manajaemen masih sangat sederhana,
modal yang tersedia terbatas, pasar yang dijangkau juga belum luas.
d. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha
besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Dunia usaha adalah usaha
mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar yang melakukan
kegiatan ekonomi di Makassar dan berdomisili di Makassar.
27
e. Kata lain dari pelaku usaha adalah wirausahawan (entrepreneuship). Secara
sederhana, wirausahawan (entrepreneuship) dapat diartikan sebagai pengusaha
yang mampu meliat peluang dengan mencari dana serta sumber daya lain
yang diperlukan untuk menggarap peluang tersebut, berani menanggung risiko
yang berkaitan dengan pelaksanaan bisnis yang ditekuninya, serta
menjalankan usaha tersebut dengan rencana pertumbuhan dan ekspansi.
Tabel 1.2
No Usaha Kriteria Aset Kriteria Omset
1 Usaha Mikro Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta
2 Usaha Kecil > 50 Juta – 500 Juta > 300 Juta –2,5
Miliar
3 Usaha Menengah > 500 Juta –10
Miliar
> 2,5 Miliar –
50 Miliar
Sumber: Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), merupakan salah satu kekuatan
pendorong terdepan dalam pembangunan ekonomi (Bank Dunia, 2005). Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) saat ini menjadi bagian yang sangat penting bagi
negara Indonesia karena 99,99% bentuk usaha di Indonesia adalah berupa UMKM
(Depkop, 2012). UMKM berkembang sangat cepat (Suci, 2017) dalam kurun waktu
belakangan ini. Berbagai bentuk UMKM tumbuh dengan sendirinya tanpa perlu
bimbingan dari suatu lembaga. Fasilitas serta ilmu untuk menjalakan UMKM dapat
28
ditemukan pada berbagai sarana. Pemanfaatan teknologi menjadi tantangan tersendiri
bagi UMKM untuk dapat bertahan pada era saat ini. Fungsi utama dari pemanfaatan
teknologi adalah untuk dapat memudahkan setiap transaksi yang dilakukan.
Sayangnya di Indonesia, kemudahan ini kurang dimanfaatkan oleh pelaku bisnis serta
pelanggannya. Sebuah penelitian tentang permasalahan UMKM menyebutkan bahwa
permasalahan penggunaan serta pemanfaatan teknologi masih menjadi masalah utama
bagi UMKM (Maier, 2016).
Pemberdayaan UMKM di tengah arus globalisasi dan tingginya persaingan
membuat UMKM harus mampu mengadapai tantangan global, seperti meningkatkan
inovasi produk dan jasa, pengembangan sumber daya manusia dan teknologi, serta
perluasan area pemasaran. Hal ini perlu dilakukan untuk menambah nilai jual UMKM
itu sendiri, utamanya agar dapat bersaing dengan produk-produk asing yang kian
membanjiri sentra industri dan manufaktur di Indonesia, mengingat UMKM adalah
sektor ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia
(Sudaryanto, 2011). Penggunaan informasi pada suatu usaha maka tingkat
keberhasilan UMKM juga akan semakin meningkat. Penggunaan informasi akuntansi
yang berupa informasi operasi, informasi akuntansi manajemen, dan informasi
akuntansi keuangan dapat digunakan oleh pelaku usaha kecil menengah untuk
perencanaan usaha, mengontrol kegiatan usaha, mengambil keputusan dalam
pengelolaan usaha, serta untuk melakukan evaluasi, sehingga hal tersebut nantinya
dapat menunjang keberhasilan usaha. Dengan demikian informasi sangat berguna
bagi kelangsungan usaha (Sakri dkk, 2018).
29
H. Transaksi Pembayaran
Transaksi adalah sebuah kegiatan yang menimbulkan perubahan terhadap suatu
nilai, yang dapat berupa uang maupun harta benda. Selain itu, transaksi adalah sebuah
penanda terjadinya proses pemindahan untuk sebuah barang atau jasa yang dapat
dipisahkan dari antarmuka teknologi (Williamson, 1985). Sebuah transaksi berhasil
dilakukan jika suatu nilai tersebut berpindah ke pihak lain dengan konsekuensi
mendapatkan bentuk nilai yang lainnya. Menurut Williamson, suatu transaksi pada
suatu teknologi belum dapat terjadi jika belum ada kesepakatan antara pihak yang
bersangkutan untuk menggunakan teknologi tersebut (Williamson, 1985). Artinya,
jika menggunakan teknologi untuk bertransaksi secara sepihak, maka transaksi
tersebut belum sah, dan dapat disangkal oleh pihak lain yang bersangkutan. Dalam
transaksi, terdapat sebuah administrasi transaksi. Administrasi transaksi adalah
metode pencatatan transaksi tersebut yang berguna sebagai bukti jika telah
melakukan transaksi. Berbagai macam bentuk transaksi telah beredar di masyarakat,
seperti perjanjian hutangpiutang, barter, kredit, tanda terima, serta transaksi yang
paling sering terjadi adalah transaksi tunai.
Sistem pembayaran merupakan komponen penting dalam perekonomian terutama
untuk menjamin terlaksananya transaksi pembayaran yang dilakukan masyarakat dan
dunia usaha. Menurut Pasal 1 huruf 6 Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang
Bank Indonesia, sistem pembayaran adalah suatu sistem yang mencakup seperangkat
aturan, lembaga, dan mekanisme, yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan
dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi
30
(Pardede, 2019). Pembayaran adalah sebuah persetujuan antara dua pihak atau lebih
untuk menukarkan sebuah nilai dengan nilai yang lain, seperti pembayaran barang,
pembayaran pertukaran nilai mata uang, pembayaran hutang, pembayaran gaji, dan
lain-lain (“Payment - Wikipedia,” n.d.). Sebuah pembayaran memiliki kegiatan yang
bersifat transaksional, yaitu kedua belah pihak atau lebih saling setuju dengan
masing-masing nilai yang ditukarkan. Maka transaksi pembayaran adalah perjanjian
atau persetujuan kedua belah pihak atau lebih untuk menukarkan sebuah nilai dengan
nilai yang lain. Transaksi pembayaran ini dapat dicatat pada sebuah administrasi
transaksi pembayaran yang menjadi bukti bahwa transaksi pembayaran antara kedua
belah pihak atau lebih pernah terjadi. Sebuah transaksi pembayaran biasanya terdiri
dari tanggal, pihak yang berkaitan, serta jumlah pembayaran yang disetujui. Sebuah
administrasi transaksi pembayaran saat ini biasa disebut sebagai kuitansi atau invoice
I. Inklusi Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengartikan Inklusi Keuangan adalah segala
upaya yang bertujuan untuk meniadakan segala bentuk hambatan yang bersifat harga
maupun non-harga terhadap akses masyarakat dalam memanfaatkan layanan jasa
keuangan sehingga dapat memberikan manfaat yang signifikan terhadap peningkatan
taraf hidup masyarakat terutama untuk daerah dengan wilayah dan kondisi geografis
yang sulit dijangkau atau daerah perbatasan (Muzdalifah et al., 2018). Inklusi
keuangan menjadi perhatian pemerintah sebab peran inklusi keuangan Nasional dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi Nasional yang berkelanjutan, mengurangi
31
kesenjangan (inequality), rigiditas low income trap, dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat (Sari dan Dwilita, 2018).
Salah satu cara untuk memperluas inklusi keuangan maupun meningkatkan
literasi keuangan secara cepat adalah dengan memanfaatkan digitalisasi perbankan
dan fintech (Sari dan Dwilita, 2018). Salah satu contoh dengan penerapan fintech
pada sebuah UMKM yaitu dengan melakukan pembayaran secara e-paymen (Go-
pay), maka dapat memberikan stimulus peningkatan inklusi keuangan. Perusahaan
teknologi keuangan (Fintech) mempunyai peluang makin berkembang di Indonesia
hal ini dikarenakan kemanfaatan fintech dalam kehidupan makin dirasa masyarakat
Indonesia.
J. Maksimalisasi Laba
Maksimalisasi laba adalah suatu upaya pelaku usaha dalam memaksimalkan
keuntungan yang dapat diperoleh dari usaha yang dijalani. Dalam sebuah usaha atau
bisnis yang di kelolah oleh seseorang, baik secara personal maupun kelompok, harus
mampu membuat perencanaan yang baik serta mampu memperhitungkan keuntungan
hingga kerugian yang mungkin di alami saat menjalankan usaha tersebut. Laba
merupakan sesuatu hal yang vital dalam dunia usaha, karena itu laba merupakan suatu
keharusan yang tidak bisa ditawar ada atau tidaknya esensinya harus dapat dimiliki
pelaku usaha, bahkan pelaku usaha harus menetapkan berbagai strategi bagaimana
dapat memaksimalkan laba, demikian juga untuk pelaku usaha yang berbasis pada
UMKM di Kota Makassar.
32
Dunia bisnis saat ini, laba merupakan sesuatu hal yang vital dalam dunia usaha,
karena jika berada pada kondisi merugi pada satu periode saja akan berdampak buruk
pada periode selanjutnya. Pelaku usaha pun harus menutupi berbagai biaya yang
berpotensi menimbulkan kerugian agar dapat bertahan serta kembali memperoleh
keuntungan (Chairil et al., 2019). Sedemikian pentingnya laba dalam dunia usaha
keberadaanya seperti oksigen bagi makluk hidup, karena jika tidak menghirup udara
atau oksigen maka dapat mengakibatkan kematian. Demikian pula halnya pada bisnis
modern saat ini. Tujuan pelaku usaha tidak semata-mata mencari laba lagi karena laba
merupakan suatu keharusan yang tidak bisa ditawar. Ada atau tidaknya laba,
esensinya harus dapat dimiliki oleh pelaku usaha, bahkan dengan berbagai strategi
bagaimana perusahaan dapat memaksimalkannya.
K. Minat Penggunaan (Behavioral Intention)
Minat penggunaan (behavioral intention) sistem informasi adalah “niat perilaku
pengguna untuk menggunakan sistem informasi, sehingga menjadi kecenderungan
perilaku untuk tetap menggunakan sistem informasi perpustakaan tersebut Menurut
Fatmawati (2015). Jati (2012) mendefinisikan minat penggunaan (behavioral
intention) teknologi informasi sebagai tingkat keinginan atau niat seseorang untuk
menggunakan sebuah teknologi informasi secara terus menerus dengan asumsi bahwa
orang tersebut memiliki akses terhadap teknologi informasi. Ketika seseorang menilai
bahwa sesuatu akan memiliki manfaat, maka akan menjadi berminat, lalu hal tersebut
akan mendatangkan kepuasan. Ini berarti minat berhubungan dengan nilai-nilai yang
membuat seseorang mempunyai pilihan dalam hidupnya.
33
Berdasarkan teori TAM, minat penggunaan (behavioral intention) dipengaruhi
oleh persepsi kebermanfaatan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan
penggunaan (perceived ease of use). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
seseorang akan berminat untuk menggunakan sebuah teknologi apabila ia meyakini
bahwa teknologi tersebut dapat meningkatkan kinerjanya dan teknologi tersebut juga
dapat digunakan dengan mudah atau dengan usaha yang minim (Joan dan Sintinjak,
2019).
L. Fintech Sebagai Sarana Transaksi Pembayaran Elektronik
Seiring berkembangnya teknologi, instrument/ alat pembayaran pun berkembang
dari sebelumnya tunai menjadi non-tunai. Salah satu alat pembayaran non-tunai yang
saat ini banyak digunakan oleh Masyarakat Indonesia adalah uang elektronik atau
yang biasa disebut dengan istilah e-money. Berbagai bentuk uang elektronik baik
chip based maupun server based telah digunakan untuk berbagai transaksi di
Indonesia, seperti pembayaran tol, pembelian tiket, bayar tagihan serta berbelanja
(Pardede, 2019).
E-money menurut Peraturan Bank Indonesia No.11/12/PBI/2009 tentang Uang
Elektronik (emoney) adalah alat pembayaran yang memenuhi unsur-unsur sebagai
berikut: diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang
kepada penerbit, nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti
server atau chip, digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan
merupakan penerbit uang elektronik tersebut, dan nilai uang elektronik yang disetor
oleh pemegang dan dikelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan sebagaimana
34
dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan (Waspada,
2012). Penggunaan e-money lebih nyaman dibandingkan uang tunai, untuk transaksi
bernilai kecil, karena nasabah tidak perlu mempunyai sejumlah uang pas untuk
transaksi, kesalahan dalam menghitung dapat dikurangi (Waspada, 2012).
Pada dunia usaha, layanan fintech sebagai sarana transaksi pembayaran
elektronik sangat menunjang proses bisnis karena sifatnya transaksional. Sarana ini
dapat mempermudah transaksi pembayaran pada dunia usaha, karena dapat
mengurangi kesalahan serta dapat menanggulangi kecurangan. Fintech dapat
mempercepat proses transaksi, yang dapat berimbas ke segala hal. Misalnya pada
UMKM, dengan fintech maka proses transaksi akan menjadi cepat. Hal ini
mengakibatkan pelanggan merasa nyaman dalam bertransaksi karena tidak harus
menunggu lama.
M. Penerapan Transaksi Pembayaran Menggunakan Fintech pada UMKM
Penerapan fintech sebagai sarana transaksi pembayaran di UMKM dapat
membuka peluang bagi pengusaha untuk memperoleh keuntungan dalam
menggunakan fintech seperti yang sudah disebutkan di atas. Keuntungan tersebut
tidak hanya dari sudut pandang pengusaha saja, tetapi juga akan menguntungkan
konsumen. Hal paling mendasar bagi konsumen adalah kenyamanan bertransaksi.
Dengan menggunakan fintech, pengusaha dapat mengurangi kemungkinan terjadinya
antrian, kesalahan penghitungan transaksi, hingga kecurangan dalam bertransaksi.
Dengan berkurangnya hal tersebut, maka tentu dapat meningkatkan kenyamanan bagi
konsumen. Selain itu pemanfaatan fintech dapat menjadi media promosi bagi
35
pengusaha dari pihak penyedia layanan fintech. Biasanya, penyedia layanan fintech
memberikan promosi khusus bagi penggunanya (dari sisi konsumen) dengan
potongan pembelian.
Penerapan fintech seperti Go-Pay merupakan salah satu layanan mobile payment
yang terdapat pada platform Go-Jek. dapat membantu memasarkan produk anggota
melalui Go-Food, hal tersebut akan dapat meningkatkan penjualan lebih cepat tanpa
adanya biaya iklan. Produk-produk anggota dari UMKM produksi dapat dipasarkan
melalui Fintech tesebut. Sarana ini dapat mempermudah transaksi pembayaran pada
dunia usaha, karena dapat mengurangi kesalahan serta dapat menanggulangi
kecurangan. Go-Pay dapat mempercepat proses transaksi, yang dapat berimbas ke
segala hal. Selain UMKM produksi, UMKM yang bergerak pada perdagangan juga
dapat menggunakan Fintech untuk memasarkan produknya. Hal tersebut akan dapat
meningkatkan penjualan dengan sangat pesat, dan akan meningkatkan kesejahteraan
anggota UMKM.
K. Rerangka Pikir
Melakukan suatu penelitian ada model pemikiran yang harus dikembangkan agar
nantinya penelitian yang kita lakukan dapat menghasilkan seusuatu yang mudah dan
cepat untuk dipahami. Banyak model pemikiran yang dapat digunakan disesuaikan
dengan judul yang diangakat “Financial Technology; Maksimalisasi Laba Usaha
pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)”. Penelitian pada dasarnya
bertujuan untuk memaksilmalkan laba pada pelaku umkm dengan penggunaan
36
Fintech. Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), merupakan salah satu kekuatan
pendorong terdepan dalam pembangunan ekonomi. Fintech menjadi sebuah solusi
atas permasahan yang ada seperti terbatasnya ekses pasar, terbatas akses informasi
mengenai sumberdaya dan teknologi serta keinginan masyarakan yang ingin
bertransaksi lebih cepat, mudah dan nyaman. Penelitian ini berusaha untuk
mengarahkan bagaimana pelaku UMKM dapat memanfaatkan Fintech dalam
menjalankan usahanya sehingga dapat mencapai target laba yang direncanakan secara
maksimal. Adapun rerangka pikir dari uraian tersebut adalah sebagai berikut:
37
1.1 Gambar Rerangka Pikir
Financial Technologi
Theory of Reasoned Action (TRA) Technology Acceptance Model (TAM)
UMKM
Inklusi Keuangan
Maksimalisasi Laba
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif, yaitu
mendeskripsikan aspek-aspek yang berkaitan dengan objek penelitian secara
mendalam (Sugiyono, 2014). Jenis penelitian kualitatif akan cocok digunakan
untuk penelitian seperti hal-hal berikut yaitu: masalah penelitian belum jelas
(masih samar atau mungkin masih gelap), untuk memahami makna dibalik data
yang tampak, untuk memahami interaksi sosial, untuk memahami perasaan
orang lain, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan
untuk meneliti sejarah perkembangan (Nurul, 2016; Azmi dkk., 2018).
Penelitian kualitatif digambarkan sebagai penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain lain, secara holistik, dan dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Bungin,
2003:41).
Penelitian kualitatif bertujuan untuk mengetahui makna yang tersembunyi,
memahami interaksi sosial, mengembangkan teori, memastikan kebenaran data,
dan meneliti sejarah perkembangan (Atmadja, 2013). Alasan yang utama dari
pemilihan jenis penelitian kualitatif adalah kemauan dari diri sendiri untuk
39
lebih memahami bagaimana meninjau penerapan Finacial Technology dalam
memaksimalkan laba pada UMKM di Kota Makassar perilaku menyimpang
aparatur dalam pengelolaan desa Beringin berdasarkan konsep budaya
mappacekke wanua melalui pendekatan fenomenologi dengan ditunjang Theory
of Reasoned Action (TRA) dan Technology Acceptance Model (TAM)
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di salah satu usaha kota Makassar Provinsi Sulawesi
Selatan yaitu pada Studi pada beberapa Merchant Fintench yang ada di Kota
Makassar. Penelitian ini sekiranya dilakukan selama kurang lebih 15 hari.
Estimasi waktu yang digunakan ini sudah termasuk interview, olah data
peneliti, dan penyusunan kesimpulan untuk kemudian disusun ke dalam hasil
penelitian.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah fenomenologi.
Pendekatan ini mendeskripsikan tentang pengalaman hidup beberapa orang tentang
sebuah konsep atau fenomena (Laily, 2013). Seperti yang diungkapkan oleh Kasali
(2008) bahwa fenomenologi adalah gagasan mengenai dunia kehidupan, pemahaman
bahwa realitas masing-masing individu itu berbeda, dan bahwa tindakan masing-
masing individu hanya dapat dipahami melalui pemahaman terhadap kehidupan
individu, sekaligus melalui perspektif mereka bersama. Dalam pendekatan
fenomenologi, pemaknaan-pemaknaan itu berlangsung dalam kesadaran individu
40
sehingga mereka yang lebih sering mengalami dalam keseharian (everyday life) akan
memberi pemahaman yang lebih banyak. Dalam hal ini, pendekatan fenomenologi
diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang praktik Fintech pada UMKM
dalam memaksimalkan laba.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data subjek yang
diperoleh melalui responden penelitian yang di-interview dan didokumentasikan.
Menurut Indriantoro dan Supomo (2013: 145) data subjek adalah jenis data
penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik seseorang atau
sekelompok yang menjadi subjek penelitian (responden).
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Data primer merupakan data langsung yang diperoleh dari sumber
aslinya tanpa media perantara (Indriantoro dan Supomo, 2013: 142). Data primer
diperoleh secara langsung dari narasumber baik dengan melakukan wawancara
mendalam, observasi langsung, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada
pihak perusahaan dan masyarakat yang memenuhi kriteria sebagai informan dari
pengumpulan data tersebut. Informan yang dipilih oleh peneliti adalah mereka
yang dianggap memiliki pengetahuan lebih terkait perusahaan dan dapat
41
memberikan data yang diperlukan untuk memahami penerapan
pertanggungjawaban pajak suatu perusahaan. Sedangkan data sekunder
merupakan data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan
dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro, 2013: 148). Data
sekunder dapat diperoleh secara tidak langsung dengan menggunakan media
perantara seperti Jurnal-jurnal , buku-buku ataupun dokumen-dokumen yang
terkait.
D. Metode Pengumpulan Data
Untuk menganalisis dan menginterpretasikan suatu data dengan baik, diperlukan
data yang akurat dan sistematis agar hasil yang didapatkan dapat mendeskripsikan
kondisi suatu objek yang sedang diteliti dengan benar. Berangkat dari hal tersebut,
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara, dokumentasi, studi pustaka, dan internet searching. Kelima metode
dipilih agar pengumpulan data dapat dilakukan secara maksimal.
1. Observasi
Sugiyono (2014:78), observasi atau yang disebut pengamatan meliputi kegiatan
pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dan lebih banyak menggunakan
salah satu dari pancaindra yaitu indra penglihatan. Observasi akan lebih efektif
jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah
laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami. Dalam hal ini peneliti
melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian dengan tujuan
42
menganalisis perilaku aparatur pemerintah Desa Beringin, Kecamatan Ngapa,
Kabupaten Kolaka Utara.
2. Wawancara
Dokumentasi Sugiyono (2014:231) Wawancara digunakan sebagai tehnik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik
pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri
atau self – report atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau
keyakinan pribadi. Metode wawancara yang digunakan adalah indepth
interview sehingga peneliti menggunakan daftar wawancara yang telah
dibuat.
3. Dokumentasi
Sugiyono (2014) menjelaskan bahwa pada teknik ini, peneliti dimungkinkan
memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen
yang ada pada responen atau tempat. Proses mendokumentasikan data-data
penelitian merupakan sebuah langkah untuk memback-up informasi yang
telah didapatkan. Dokumentasi ini dapat berbentuk file foto, video, atau file
rekaman wawancara yang dapat diakses dari server atau database yang
dibuat sendiri atau terpublikasi di situs-situs yang kredibel. Selain itu,
catatan-catatan kecil saat wawancara yang dibuat oleh peneliti juga dapat
dikategorisasikan sebagai bentuk dokumentasi.
43
4. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan sebuah proses di mana peneliti menghimpun
informasi-informasi penunjang dari berbagai sumber kredibel. Informasi-
informasi ini dapat diperoleh dari jurnal-jurnal penelitian, literatur singkat,
buku-buku, ataupun sumber-sumber lain yang dianggap relevan dengan
penelitian.
5. Internet Searching
Merupakan penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan berbagai
tambahan referensi yang bersumber dari internet guna melengkapi referensi
penulis serta digunakan untuk menemukan fakta atau teori berkaitan masalah
yang diteliti.
E. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2014) menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat
untuk memperoleh data, yang diperlukan peneliti sudah melakukan pengumpulan
informasi di lapangan. Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument
penelitian Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti mencari
informasi yang relevan dengan penelitian dari berbagai sumber seperti jurnal-jurnal
penelitian, artikel, buku, data dari internet, dan sumber referensi lainnya. Informasi
yang telah didapatkan kemudian diolah menjadi data penelitian. Selain itu, peneliti
juga harus menyediakan perlengkapan seperti alat tulis, recorder, dan hal-hal lain
yang kiranya dapat menunjang penelitian
44
F. Metode Analisis Data
Analisis data adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memproses dan
menganalisis data yang telah dikumpulkan. Tujuan utama analisis data adalah
menyediakan infromasi untuk pemecahan masalah (Kuncoro, 2013: 197). Metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif.
Peneliti akan membangun kesimpulan penelitian dengan mengabstraksikan data-data
empiris yang dikumpulkan dari lapangan dan mencari pola-pola yang terdapat dalam
data-data tersebut. Peneliti sebagai insrumen utama dalam penelitian akan menjadi
pihak yang berkaitan langsung dengan tujuan penelitian ini. Adapun alat-alat
penelitian yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian ialah sebagai berikut:
1. Handphone/ Laptop
2. Buku, Jurnal, Alat Tulis
3. Instrumen Pendukung lainnya
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan cara menganalisis data penelitian, termasuk
didalamnya alat-alat statistik yang relevan untuk digunakan dalam penelitian. Adapun
teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman.
Miles dan Huberman menegaskan bahwa penelitian kualitatif terkumpul dari berbagai
teknik pengumpulan data yang berbeda-beda, seperti interview, observasi, kutipan,
dan sari dari dokumen, catatan-catatan melalui tape; terlihat lebih banyak lata-kata
45
daripada angka-angka. Oleh karena itu, data tersebut harus diproses dan dianalisis
sebelum digunakan.
Proses analisis data yang dilakukan dengan menggunakan tiga kegiatan analisis.
Miles dan Huberman mengemukakan tiga kegiatan dalam analisis data. Pertama,
tahap reduksi data menunjuk kepada proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan,
pemisahan dan pentransformasian data “mentah” yang terlihat dalam catatan tulisan
lapangan yang berlangsung selama kegiatan penelitian dilaksanakan. Kedua, data
display yaitu kegiatan dimana data yang berupa kumpulan informasi telah tersusun
dalam bentuk teks naratif dan kejadian atau peristiwa itu terjadi di masa lampau.
Ketiga, kesimpulan/verifikasi merupakan tahap akhir dalam analisis Miles dan
Huberman. Kesimpulan menuntut verifikasi pleh orang lain dalam bidang yang
diteliti, atau mungkin juga mengecek dengan data lain, namun perlu diingat bahwa
seandainya menambah data, berarti perlu dilakukan lagi reduksi data display data dan
penarikan kesimpulan berikutnya.
Pengumpulan Data
Reduksi Data Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan
Gambar 3.1 Model Analisis Data
46
1. Reduksi Data
Mereduksi data, memilah, memusatkan, dan menyerdehanakan data yang baru
diperoleh dari penelitian yang masih mentah yang muncul dari catatan–catatan
tertulis di lapangan. Dalam reduksi data dapat dilakukan dengan jalan
memfokuskan perhatian dan pencarian materi penelitian dari berbagai literatur
yang digunakan sesuai dengan pokok permasalah yang telah diajukan pada
rumusan masalah dan data yang relevan atau sesuai dengan menganalisis secara
cermat, sedangkan yang kurang relevan atau kurang sesuai disisihkan.
2. Penyajian Data
Penyajian data perlu dilakukan dalam sebuah penelitian sebab, biasanya
informasi-informasi yang didapatkan peneliti bersifat naratif, sehingga
dibutuhkan penyederhanaan penyederhanaan namun tanpa mengurangi isi dari
data yang didapatkan. Penyajian data dilakukan guna memungkinkan terjadinya
penarikan kesimpulan. Pada penelitian ini peneliti akan melakukan penyajian
data penerapan Fintech dengan penyajian disederhanakan atau dengan penyajian
informasi-informasi yang sederhana, namun tidak mengurangi isi dari informasi-
informasi yang didapatkan, maksudnya adalah tujuan atau makna yang ada pada
informasi tersebut tidak hilang ataupun dikurangi.
3. Penarikan Kesimpulan
Pengumpulan data dan analisa yang telah dilakukan, peneliti mencari makna
dari setiap gejala yang diperolehnya dalam proses penelitian, mencatat
47
keterbatasan yang dihadapi dalam penelitian ini, dan implikasi positif yang
diharapkan bisa diperoleh dari penelitian ini. Penentuan sampel dipilih secara
purposive-sampling, yaitu dengan menentukan salah satu usaha yang bergerak
dalam bidang makanan yang melakukan pembayaran pajak yang dimana usaha
tersebut memiliki dampak baik positif maupun negatif terhadap masyarakat
sekitar. Tujuan dari menganalisa data adalah untuk mengungkapkan data apa yang
perlu dicari,metode apa yang harus digunakan untuk mendapatkan informasi
baru,serta kesalahan apa yang perlu diperbaiki. Selain itu, analisa data
bertujuanuntuk mendeskripsikan data sehingga karakteristik data dapat dipahami.
Serta membuat suatu kesimpulan yang diperoleh berdasarkan pendugaanatau
estimasi.
Adapun prosedur dari analisis data adalah sebagai berikut:
1. Tahap pengumpulan data melalui instrumen dari pengumpulan data.
2. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian
instrumen pengumpulan data.
3. Tahap pengkodean, proses identifikasi dan klasifikasi dari tiap pertanyaan
yang terdapat didalam instrumen pengumpulan data.
4. Tahap pengujian data, yaitu menguji validitas dan reabilitas instrumen
pengumpulan data.
48
5. Tahap penyajian data, dengan merangkai dan menjadikan satu kesatuan agar
dapat dirumuskan kesimpulan dengan melakukan tinjauan ulang kelapangan
untuk mendapatkan hasil yang valid.
H. Fintech sebagai Alat Analisis Data
Menurut The National Digital Research Centre (NDRC), Fintech merupakan
suatu inovasi pada sektor finansial dengan sentuhan teknologi modern. Inovasi
finansial ini mendapat sentuhan teknologi modern. Fintech merupakan implementasi
dan pemanfaatan teknologi untuk peningkatan layanan jasa perbankan dan keuangan
yang umumnya dilakukan oleh perusahaan rintisan (startup) dengan memanfaatkan
teknologi software, internet, komunikasi, dan komputasi terkini (Rahadiyan dan
Sari, 2019). Fintech telah memberikan warna baru dalam dunia finansial. Financial
technology merupakan salah satu pertanda berkembangnya teknologi pada masa kini,
yang dimanfaatkan untuk meningkatkan layanan jasa keuangan karena teknologi
finansial dirasa mampu memberikan solusi bagi bagi pertumbuhan industri berbasis
elektronik (Indriyati dan Aisyah, 2019).
FinTech dengan berbagai inovasi yang semakin bervariasi membuat perubahan
yang sangat besar terhadap industri keuangan di Indonesia dan perubahan secara
mikro ekonomi dapat dilihat di berbagai pelosok di seluruh nusantara. FinTech
memiliki kontribusi yang sangat besar untuk melaksanakan percepatan ruang lingkup
jangkauan layanan bidang keuangan. FinTech telah memproses transaksi keuangan
dengan lebih aman, modern, terkendali dan praktis. Hal ini didukung oleh Pemerintah
49
dengan adanya regulasi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) nomor
18/40/PB/2016 perihal pelaksanaan pemrosesan transaksi pembayaran dengan sistem
inovasi FinTech untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai pengguna baik di
bidang jasa sistem pembayaran maupun sektor industri, infrastruktur serta instrumen
lainnya (Paath dan Manurung, 2019).
Gambar 3.2 Alat Analisis Data
Epistimologi:
Wawancara
mendalam
Observasi/ survei
Telaah berdasarkan
pendekatan moral
Metodologi:
Uji
keabsaan
data
Triangulasi
Aksiologi:
Ditunjang
dengan
Penggunaan
Go-Pay
Fintech
Ontologi:
Belum maksimalnya laba
Terbatasnya akses
sumber daya informasi
dan teknologi
Keinginan dalam
bertranksi lebih cepat
Maksimasliasi Laba
50
.
Instrumen analisis, yang menyatakan bahwa akuntansi ditujukan untuk
memudahkan manusia dalam proses transaksi. Fintech diharapkan dapat
memaksimalkan laba dalam praktek bisnis sehingga pelaku UMKM dapat
menjalankan usahanya secara maksimal. Nilai empiris dari praktik akuntansi terhadap
bisnis ditangkap secara rasional dan intuitif, kemudian dari praktek tersebut dianalisa
menggunakan Fintech dari penggunaan Go-pay dalam praktek akuntansi. Analisis ini
juga bertujuan untuk menggali esensi ilmu pengetahuan tentang akuntansi Teknologi.
I. Uji Keabsahan Data
Kualitas data dan ketepatan metode yang digunakan untuk melaksanakan
penelitian sangat penting khususnya dalam penelitian ilmu-ilmu sosial karena
Gambar 3.3 Desain untuk Kepentingan Penelitian
Alat analisis data
Penelitian ini menggunakan Fintech sebagai instrumen analisis
Hal-hal yang dianalisis
Praktik Maksimalisai laba secara rasional dan intuitif kemudian praktek tersebut
dianalisa menggunakan Fintech dari penggunaan Go-pay
Analisis ini juga bertujuan untuk menggali esensi ilmu pengetahuan tentang
bagaimana praktek akuntansi saat ini ketika kita menerapkan Fintech pada
UMKM
Penerapan Fintech
Praktik Akuntansi Teknologi
51
pendekatan filosofis dan metodologis yang berbeda terhadap studi aktivitas manusia.
Keabsahan data penelitian kualitatif dilakukan dengan melalui empat uji, yaitu
credibility (validitas internal), transferbility (validitas eksternal), dependability
(reliabilitas), dan confirmability (objektivitas). Berdasarkan empat jenis uji yang telah
disebutkan, penelitian ini hanya menggunakan uji yang paling sesuai yaitu credibility
(validitas internal) dan dependability (reliabilitas).
Penelitian ini menggunakan berbagai sumber data, teori, dan metode sehingga
menghasilkan informasi yang akurat, maka prosedur yang dipilih oleh peneliti adalah
triangulation. Prosedur ini menggunakan berbagai pendekatan dalam melakukan
penelitian untuk memahami dan mencari jawaban atas pertanyaan dalam proses
penelitian. Analisis triangulasi melibatkan penggunaan satu atau lebih teknik analisis
untuk menganalisis seperangkat data yang sama untuk tunjuan validasi dan
memverifikasi hasil. Triangulation yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Triangulation metode. Pada metode ini dilakukan pembandingan informasi
atau data dengan cara yang berbeda. Pembandingan ini dilakukan pada
metode pengambilan data. Metode ini merupakan tipe paling umum yang
digunakan dalam penelitian sosial.
2. Triangulation sumber data. Proses menggali kebenaran informasi tertentu
melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui
wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat
(participant obcervation), dokumen tertulis, arsip, dokumen sejarah, catatn
52
resmi, catatan atau tulisan pribadi, serta gambar atau foto. Tentu masing-
masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda dan
selanjutnya akan memberikan pandangan (insight) yang berbeda pula
mengenai fenomena yang diteliti. Berbagai pandangan ini akan melahirkan
keluasan pengetahuan untuk memperoleh kebenaran handal.
3. Triangulation teori. Hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah rumusan
informasi atau thesist statement. Informasi selanjutnya dibandingkan dengan
perspektif teori yang relevan untuk menghindari bias individual peneliti atas
temuan atau kesimpulan yang dihasilkan
53
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Fintech
1. Sejarah Fintech di Indonesia
Fintech hadir di Indonesia sejak September 2015, yang mana telah hadir
Asosiasi Fintech Indonesia (AFI). AFI ini betujuan menyediakan partner bisnis
dalam membangun ekosistem Fintech Indonesia. Perkembangan fintech di
Indonesia begitu cepat, di mana semakin banyak orang memilih fintech sebagai
sarana dalam bertransaksi. Perkembangan yang diperlihatkan fintech di Indonesia
juga tak terlepas dari tantangan dalam pengembangannya di Industri financial
Indonesia. Tantangan ini ialah penyalahgunaan data pribadi pengguna layanan
dan resiko pencucian uang. Di Indonesia sendiri perkembangan fintech
khususnya pada sektor pembayaran merupakan yang tertinggi dibandingkan
sektor lainnya. Salah satu alat pembayaran yang sering dipakai adalah Gopay.
Gopay adalah salah satu fintech dimana sebagai sarana penyimpanan uang
elektronik sebagai media pembayaran bagi pengguna aplikasi Go-Jek seperti Go-
Food Go-Ride, Go-Box, GoSend, Go-Massage, dan berbagai layanan lainnya.
Gopay ini sendiri banyak digunakan sebagai media pembayaran bagi UMKM
yang ada di Kota Makassar khususnya usaha di bidang makanan dan minuman.
Gopay ini sendiri begitu membantu baik dari UMKM ataupun dari pihak pembeli
itu sendiri, yang mana dari pihak konsumen sangat menyukai sistem pembayaran
menggunakan Gopay karena mudah,praktis, dan cepat, sedangkan dari pihak
54
UMKM sendiri selain dapat meningkatkan laba/penghasilan juga dapat
memudahkan dalam hal pencatatan.
2. Klasifikasi UMKM
a. Mikro
King Thai Tea memiliki omset 72.000.000/Tahun
b. Kecil
The Crepers memiliki omset 324.000.000/ Tahun
c. Menengah
Mbak Daeng memiliki omset 3.000.000.000/Tahun
3. Letak dan Lokasi
a. King Thai Tea
King Thai Tea berlokasi JL. Malengkeri No 67 Makassar, lokasi tersebut
cukup strategis karena dekat dari terminal Malengkeri dan kampus UNM
Parantambung. Disamping dari itu King Thai Tea terletak kurang lebih 2 km dari
perbatasan Gowa Makassar, bagi pengendara kendaraan bermotor, mobil atau
pejalan kaki yang melalui JL. Malengkeri dapat singgah dan membeli
minumannya.
b. The Crepers
The Crepers berlokasi di Jl. Aroepala No. 100 Makassar, tepatnya di
Aroepala Food City. The Crepers berjarak sekitar 3 km dari Jl. A. P. Pettarani
dan sekitar 4 km dari Mall Panakkukang Makassar. selain itu Aroepala Food ini
juga berada ditengah-tengah 2 kampus besar yaitu UIN Alauddin Makassar dan
55
UNM, yang mana mahasiswa/mahasiswi dapat dengan mudah berkungjung di
tempat tersebut. Begitu pula yang bukan mahasiswa dapat berkungjung ke lokasi
tersebut karena sangat strategis dan muda di jangkau karena berada di tengah-
tengah kota. Di samping itu Aroepala Food memiliki fasilitas ruangan nongkrong
yang luas, lesehan, serta Mushollah.
c. Mbak Daeng
Mba Daeng berlokasi di Jl. Sultan Alauddin No. 85, Manuruki Makassar.
Mba Daeng berjarak cukup dekat dari Jl. A. P. Pettarani sekitar kurang dari 1 Km
dan sekitar 5 Km dari Jl. Jend. Sudirman Makassar. Mba Daeng ini juga cukup
dekat dari perbatasan Makassar dan Kabupaten Gowa sekitar 3 Km Lokasi
tersebut sangat strategis dan mudah dijangkau oleh pengunjung karena berada di
tengah-tengah kota. Mba Daeng memiliki fasilitas ruangan makan yang luas,
serta tempat Mushollah.
4. Motto
a. King Thai Tea
“ King Thai Tea memberikan kesegaran di setiap tegukannya”
b. The Crepers
“memberikan pelayanan terbaik pada pelanggan serta tetap menjaga citarasa
produk dan kepuasan konsumen adalah kebahagiaan kami”
c. Mbak Daeng
“Menjadikan rumah makan yang terbaik baik online ataupun makan
ditempat”
56
5. Jam Operasional
a. King Thai Tea
King Thai Tea buka tiap hari dan jam buka tersebut dimulai pukul 10.00
WITA sampai dengan jam 22.00 WITA.
b. The Crepers
The Crepess buka setiap hari dan jam buka tersebut dimulai pukul 09.00
WITA sampai dengan jam 24.00 WITA.
c. Mbak Daeng
Mba Daeng buka setiap hari dan jam buka tersebut dimulai pukul 08.00
WITA sampai dengan jam 23.30 WITA.
6. Kegiatan dan Fasilitas Usaha
a. King Thai Tea
King Thai Tea memiliki 3 cabang salah satunya berada di Jl. Malengkeri.
King Thai Tea memiliki berbagai varian rasa mulai dari rasa Thai Tea,
Green Tea, Cokelat dan harga pun berkisar 5.000 rb sampai 12.000 rb. King
Thai Tea hanya memiliki 2 tempat duduk bagi pembeli yang ingin langsung
menikmati minuman dari King Thai Tea. Meskipun sudah memiliki 3 outlet
King Thai Tea tetap mempertahankan standarisasi sehingga rasa antara
outlet tetap terjaga.
b. The Crepers
The Crepers merupakan salah satu usaha yang ada di Aroepala Food
tepatnya di Jl. Aroepala No. 100 Makassar. The Crepers adalah usaha di
57
bidang makanan berupa martabak Pizza, martabak Pizza ini memiliki
beberapa varian rasa mulai super keju, super coklat, coklat keju, coklat
kacang dan semua rasa. Harga martabak Pizza beraneka ragam mulai dari
harga 25.000 rb sampai 35.000 rb. Makanan yang disajikan The Crepers ini
dijamin higenis karena pihak The Crepers mengutamakan kebersihan tempat
usahanya. Fasilitas yang tersedia di The Crepers Aroepala Food adalah
tempat parkir yang lumayan luas, Mushollah, toilet pria dan wanita dan
tempat lesehan.
c. Mbak Daeng
Mba Daeng merupakan salah satu usaha di bidang makanan dan minuman
yang berlokasi di Jl. Sultan Alauddin, Manuruki Makassar. Usaha warung
Mba Daeng ini memiliki berbagai macam menu. Menu ayam diantaranya
Ayam Goreng, Ayam Bakar, Ayam Palekko, menu Mie diantaranya Mie
Goreng Jakarta, Mie Goreng Seafood, Mie Goreng Spesial, Mie Kering,
Menu Nasi diantaranya Nasi Goreng Jakarta, Nasi Goreng Seafood, Nasi
Goreng Spesial dan Menu lainnya diantaranya Tahu Goreng Tepung, Tempe,
Tempe Goreng Tepung. Sedangkan Menu Minuman seperti Jus Jeruk, Jus
Markisa, Jus Melon, Jus Terong Belanda, Jus Apel, Jus Alpukat, Jus Buah
Naga, Jus sirsak dan Es The. Fasilitas yang tersedia di warung makan Mba
Daeng adalah tempat parkir yang lumayan luas, Mushollah, toilet pria dan
wanita,
58
B. Pembahasan
1. Pandangan pengelola usaha terhadap Financial Technology pada UMKM di
Kota Makassar
a. Pandangan Narasumber terhadap Financial Technology (Go-Pay) pada
UMKM di Kota Makassar
Kehadiran Fintech Indonesia menjadi peluang tersendiri bagi pelaku
UMKM. Fenomena yang terjadi dimana pelaku usaha menginginkan peningkatan
laba/keuntungan serta permasalahan yang sering terjadi seperti tidak tercapainya
laba yang ditargetkan dan terbatasnya sumberdaya informasi dan teknologi serta
keinginan dalam bertransaksi lebih cepat. Penggunaan fintech diyakini menjadi
solusi atas fenomena dan permasalahan yang terjadi. Hal ini dikarenakan
Financial Technology (fintech) diciptakan untuk memudahkan pekerjaan
manusia dimana yang dulunya transaksi memakan waktu yang lama sekarang
dengan penggunaan fintech dapat berjalan dengan cepat, mudah dan praktis.
Di kota Makassar sendiri pelaku UMKM khususnya usaha yang bergerak di
bidang makanan dan minuman telah banyak yang menggunakan Gopay sebagai
metode pembayaran. Penggunaan Gopay ini diharuskan bekerja sama dengan
pihak Go-Jek terlebih dahulu. Penggunaan Gopay ini tentu sangat
menguntungkan pihak UMKM maupun konsumen itu sendiri, yang mana
fenomena yang terjadi UMKM menginginkan peningkatan laba atau keuntungan
serta permasalahan yang sering terjadi seperti tidak tercapainya laba yang
ditargetkan dan terbatasnya sumberdaya informasi dan teknologi serta keinginan
59
dalam bertransaksi lebih cepat. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan pak
Taqdir selaku pemilik usaha The Crepers;
“ini merupakan langkah yang sangat membantu terkhusus dibidang
saya di bidang UMKM ini karena ini juga sekaligus sebagai sebuah
batu loncatan dimana sebenarnya sekarang itu orang secara tidak
langsung berfikir semua harus di per simple ada beberapa orang itu
bahkan malas membawa uang cash jadi dengan adanya sistem
pembayaran menggunakan aplikasi itu sangat membantu mereka kita
pun sangat terbantu dimana kalau itu kan tidak harus kita kumpulkan
tidak harus dibawah kemana-mana, itu langsung masuk ke rekening
kita jadi secara tidak langsung itu sangat membantu baik dari
customer ataupun dari kitanya sebagai pelaku usaha”
Berdasarkan pernyataan tersebut, pak Taqdir memberikan pandangan bahwa
teknologi dibidang keuangan ini sangat berperan penting terutama di bidang
UMKM. Penggunaan teknologi ini membuat transaksi jadi lebih mudah,nyaman
dan cepat. Penggunaan Gopay membuat pekerjaan jadi lebih simple, orang-
orang tidak perlu lagi membawa uang cash dalam melakukan transaksi dan bagi
pihak UMKM sendiri pun juga sangat terbantu dimana hasil dari transaksi
penjualan langsung masuk ke rekening pihak UMKM tidak lagi terkumpul
dalam satu tempat dan dibawah kemana-mana. Di era saat ini banyak
masyarakat lebih memilih menggunakan Financial Technology (fintech)
disebabkan keinginan masyarakat dalam berkegiatan berjalan lebih cepat,
mudah, dan praktis tanpa ada halangan-halangan berupa aturan –aturan yang
ketat (Sugiarti et al., 2019). Sejalan dengan apa yang dikatakan pak Taqdir, ibu
ica juga memiliki pandangan yang sama;
60
“kalau saya terbantu sekali mi pak dengan penggunaan aplikasi,
sangat membantu saya dan para pelaku usaha dalam mengembangkan
usaha. dan penggunaan aplikasi ini sangat mudah dan simpel, saya
sebagai orang yang awam pun dapat dengan mudah menggunakan
aplikasi ini. Pembayaran dengan gopay sangat cepat pak, berbeda
dengan yang memakai uang tunai harus mengembalikan kembalian jika
uang yang dipakai membayar nominal tinggi dan itu memakan waktu
lagi apalagi jika tidak punya uang kecil untuk pengembalian saya harus
pergi lagi menukar di warung sebelah yang mana itu akan makan
waktu lagi dan penggunaan Gopay ini lebih aman beda dengan
penggunaan uang tunai yang rentan terjadi penipuan yang mana uang
yang digunakan pembeli bisa jadi uang palsu”
Berdasarkan pernyataan tersebut, Ibu Ica selaku pegawai King Thai Tea
memberikan pendapat bahwa penggunaan aplikasi Gopay sangat membantu
pengembangan usaha. Penggunaan Gopay sangat mempermudah terutama pada
pembayaran, dengan penggunaan Gopay masalah-masalah yang sering dihadapi
seperti pembayaran menggunakan uang tunai membutuhkan waktu lagi dan
pembayaran menggunakan Gopay ini lebih aman karena akan terhindar dari
pembayaran uang palsu yang sering terjadi di metode pembayaran tunai atau
cash. Sejalan dengan apa yang dikatakan pak Taqdir dan juga Ibu Ica, Ibu
Sukma selaku manajer di rumah makan Mbak Daeng juga memiliki pandangan
yang kurang lebih sama;
”penggunaan metode pembayaran Gopay ini sangat memudahkan bagi
customer ataupun bagi kami, dengan penggunaan Gopay para
pelanggan dapat langsung membayar makanan ataupun minuman yang
telah di pesan dan dari pihak kami pun tak lagi repot-repot mengambil
uang pelanggan karena dengan otomatis masuk ke pihak kami.”
61
Berdasarkan pernyataan tersebut, Ibu Sukma selaku Manajer di Rumah
makan Mbak Daeng memberikan pendapat bahwa dengan menggunakan Go-
Food dan Gopay sebagai metode pembayaran akan menguntungkan baik
customer ataupun pihak Rumah makan Mba Daeng. Layanan yang diberikan
seperti pelanggan dapat memesan dimana saja dan dengan metode pembayaran
Gopay atau uang elektronik dapat langsung membayarnya dan pihak Rumah
makan Mbak Daeng pun juga sangat di mudahkan karena uang dari transaksi
pembelian pihak pelanggan dapat langsung masuk ke pihak Rumah makan Mbak
Daeng.
Dari pernyataan ketiga narasumber bahwa fintech ini telah memberikan
pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan dunia usaha, perkembangan
ini berupah transaksi yang semakin mudah,simpel dan praktis. Pembayaran tidak
lagi hanya menggunakan uang tunai dengan adanya fintech pembayaran
dilakukan dengan menggunakan uang elektronik (Gopay).
Penggunaa Financial Technology (fintech) tentu akan memunculkan keadaan
lingkungan atau budaya yang baru. Dimana keadaan ini muncul akibat dari
penggunaan fintech seperti yang dulunya pelanggan membayar menggunakan
uang cash sekarang beralih ke Gopay uang elektronik. Kemudian pencatatan
yang berbeda karena pembayaran menggunakan uang elektronik (gopay).
Pelanggan yang dulunya sering mampir makan maka dengan adanya Go-Food
dan Gopay sebagai sistem pebayaran maka pelanggan dapat memesan dimana
62
pun baik itu dirumah,hotel,kampus,sekolah dan tempat-tempat lainnya. Hal ini
sejalan dengan apa yang dikatakan Pak Taqdir selaku pemilik usaha The
Crepers;
“disini sangat terbantu sekali sejak penggunaan Go-Food dimana
sebelum penggunaan Go-Food di tempat kami hanya hari-hari
weekend saja yang rame pembeli nah sejak kami menggunakan Go-
Food hari-hari biasa pun pembeli tetap banyak sehingga pendapatan
kita tetap stabil”
Berdasarkan pernyataan tersebut, Pak Taqdir selaku pemilik usaha The
Crepers memberikan pendapat bahwa dengan penggunaan Go-Food dengan
sistem pembayaran Gopay membuat keadaan lingkungannya berbeda. Dimana
sebelum penggunaan Go-Food pengunjung atau pembeli hanya ramai pada
waktu weekend saja yang mana mengakibatkan pendapatan yang diterimah pak
Taqdir tidak stabil. Berbeda sejak penggunaan Go-Food pada usaha yang
dijalani Pak Taqdir pendapatan yang diterimah cenderung stabil. Hal ini
mungkin terjadi dikarenakan pengunjung atau pembeli The Crepers adalah
pekerja atau mahasiswa yang pada hari-hari biasa sibuk bekerja atau ke kampus
bagi mahasiswa sehingga mereka tidak ada waktu atau lelah telah bekerja
seharian sehingga mereka tidak dapat untuk pergi membeli, sehingga dengan
adanya Go-Food ini mereka tidak perlu lagi ke tempat usaha pak Taqdir untuk
membeli cukup dengan penggunaan aplikasi ini. Sejalan dengan apa yang
dikatakan Pak Taqdir, ibu Ica selaku pegawai King Thai Tea juga mengatakan
yang kurang lebih sama;
63
“kalau dari lingkungannya ya itu pak penggunaan uang tunai
kemudian berubah ke gopay jadi orang-orang tidak perlu lagi
menggunakan uang tunai untuk membayar. dan pencatatan nya
sangat membantu karena sudah dengan otomatis tercatat di aplikasi”
Berdasarkan pernyataan Ibu Ica selaku pegawai King Thai Tea memberikan
pendapat bahwa pada penggunaan Gopay cukup mempengaruhi lingkungannya.
Seperti pada transaksi pembelian tidak hanya menggunakan uang tunai tapi
dengan pembayaran dengan Gopay. Sistem pebayaran Gopay sangat
memudahkannya karena setiap transaksi akan tercatat di aplikasi. Sejalan dengan
apa yang dikatakan pak Taqdir dan juga Ibu Ica, Ibu Sukma selaku manajer di
rumah makan Mbak Daeng juga memiliki pandangan yang kurang lebih sama;
“ Alhamdulillah kalau dari keadaannya tidak ada kesulitan karena
sejak penggunaan Gopay kami cukup mudah beradaptasi, aplikasi ini
cukup mudah dijalankan jadi mempelajarinya tidak butuh waktu yang
lama dan kami justru sangat terbantu karena memudahkan pekerjaan
kami seperti setiap order yang masuk akan tercatat di aplikasi
tersebut dan ini sangat memudahkan kami dari segi pencatatan. Ini
juga sangat membantu pelanggan kami yang mana jika mereka sibuk
karena pekerjaan, mereka bisa langsung order tanpa harus kesini
membeli”
Berdasarkan pernyaataan Ibu Sukma sebagai Manajer di rumah makan Mbak
Daeng memberikan pendapat bahwa dengan penggunaan Gopay keadaan
lingkungannya sangat baik. Pihak rumah makan Mba Daeng dengan cepat
beradaptasi dengan penggunaan Gopay. Dengan adanya Gopay lingkungan yang
dulunya pembeli hanya menggunakan uang tunai atau cash dalam setiap transaksi
saat ini penggunaan Gopay atau uang elektronik. Dengan penggunaan Go-Food
64
dengan sistem pembayaran Gopay ini membantu dari segi pencatatan karena
setiap transaksi pembelian sudah tercatat dengan otomatis di aplikasi.
Financial Technology (fintech) telah memberikan pengaruh yang sangat
besar dikehidupan saat ini seperti ketiga informan yang menggeluti usaha bidang
makanan dan minuman. Para informan ini berpendapat dengan adanya financial
technology (Gopay) telah membantu perkembangan usahanya baik dari segi
penjualan,transaksi,pencatatan. Hal ini sesuai dengan tujuan Financial Technolgy
(fintech) ini di ciptakan yaitu untuk mempermudah pekerjaan manusia.
b. Analisis Konsep dan Teori
Fintech telah memberikan warna baru bagi kehidupan manusia. Keinginan
masyarakat dalam segala urusan harus dilakukan dengan cepat,mudah dan
nyaman menjadikan fintech sebagai pilihan dalam menunjang keinginan tersebut.
Pemanfaatan fintech telah dirasakan hampir kesemua elemen masyarakat. Salah
Satu yang merasakan dampak langsung dari penggunaan fintech adalah pelaku
usaha. Dalam penerapan fintech oleh pelaku usaha peneliti menggunakan dua
teori dalam menunjang penggunaan fintech yaitu Theory of Reasoned Action
(TRA) dan Technology Acceptance Model (TAM). Teori TRA ini sendiri diartikan
keinginan atau niat seseorang dalam berperilaku, dalam penggunaan fintech oleh
pelaku usaha telah ada niatan atau tujuan sebelumnya untuk menggunakan fintech
pada usahanya. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan pak Taqdir selaku
pemilik usaha The Crepers;
65
“tujuan kami menggunakan Gopay ini untuk memudahkan dan
meningkatkan penjualan dan juga ini akan meningkatkan brand kami,
berbeda dengan para penjual di pinggir jalan yang lain yang tidak
memakai Gopay image nya berbeda, dengan image yang berbeda
maka tinggkat kepercayaan customer meningkat”
Sejalan dengan apa yang dikatakan pak Taqdir, Ibu Ica selaku pegawai King
Thai Tea juga memiliki pandangan yang kurang lebih sama;
“kalau tujuannya memudahkan dalam proses penjualan atau pun
pembayaran, yang mana ini akan meningkatkan pendapatan”
Sejalan dengan apa yang dikatakan pak Taqdir dan Ibu Ica, pandangan yang
dikemukakan Ibu Sukma selaku manajer di rumah makan Mbak Daeng kurang
lebih sama yang menyatakan;
“tujuan kami menggunakan Gopay ini meningkatkan metode jual beli.
Pembeli tidak harus ke tempat kami untuk membeli makanan cukup
pada penggunaan aplikasi yang ada di hp dapat memesannya. Dan
tentu saja ini akan meningkatkan penjualan kami”
Dari jawaban 3 narasumber diatas bahwa penggunaa Fintech oleh pelaku
usaha yaitu untuk memudahkan penjualan, meningkatkan metode jual beli dan
meningkatkan brand. Hal ini menunjukkan bahwa telah ada niatan atau tujuan
sebelumnya untuk menggunakan fintech pada usahanya. Hal ini sesuai dengan
Theory of Reasoned Action (TRA) ). Teori ini menjelaskan Niat atau tujuan
seseorang untuk melakukan suatu perilaku (behavioral intention) dalam teori ini
juga dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: (1) sikap seseorang terhadap perilaku
(attitude) dan (2) norma subjektif (subjective norms). Sikap seseorang terhadap
perilaku (behavioral intention) merupakan perasaan positif atau negatif
seseorang tentang membeli atau menggunakan produk tertentu.
66
Technology Acceptance Model (TAM) teori ini merupakan teori ke dua yang
peneliti masukkan untuk menunjang penggunaan fintech di kalangan pelaku
usaha. Teori TAM disini adalah bagaimana suatu penerimaan teknologi baru,
dalam penerimaan teknologi baru ini terdapat dua faktor yang mempengaruhi
yaitu: (1) kemanfaatan (perceived usefulness) dan (2) kemudahan penggunaan
(perceived ease of use). Kemanfaatan ini diartikan bahwa penggunaan suatu
teknologi ini akan memberikan manfaat atau peningkatan terhadap performanya.
Penggunaan teknologi fintech oleh pelaku usaha akan tetap diterapkan jika
dalam penggunaannya dirasa bermanfaat bagi usahanya. Bagaimana fintech
dapat membuat pekerjaan lebih mudah, meningkatkan efektivitas dan
produktifitas serta dapat mengembangkan kinerja. Hal ini sejalan dengan apa
yang dikatakan Pak Taqdir selaku pemilik usaha The Crepers;
“keuntungan yang kami dapatkan setelah menggunakan Gopay ini
banyak sih, memudahkan kami dalam penjualan baik dari
transaksinya atau pengelolaan keuangannya juga, apalagi saya agak
riskan bawa uang tunai kemana-mana, jadi kalau kita pakai Gopay
ini bisa masuk ke rekening kita bisa lebih aman”
Berdasarkan pernyataan pak Taqdir selaku pemilik usaha The Crepers, hal
senada juga diucapkan Ibu Ica pegawai King Thai Tea;
“kalau manfaatnya sangat bermanfaat pak, manfaatnya ya dari
penjualannya, dimudahkan menjual produk dan proses transaksinya
sangat mudah, tidak repot-repot lagi menghitung uang tunai karena
semua transaksi dengan Gopay sudah tercatat di aplikasi”
67
Hal senada juga di ucapkan Ibu Sukma selaku manajer di rumah makan Mba
Daeng yang mengemukakan;
“manfaatnya sangat dirasa ya, bagamana transaksi keuangan jadi di
permudah dengan penggunaan Gopay ini dan juga sangat membantu
dalam pencatatan serta memilimalisir kekeliruan ataupun
kecurangan”
Dari jawaban tiga narasumber tadi yang memiliki kriteria usaha berbeda
menyatakan penggunaan teknologi fintech sangat bermanfaat bagi usaha mereka
segala transaksi dari penjualan di permudah dan pengelolaan keuangan menjadi
lebih aman, ini dikarenakan segala transaksi menggunakan fintech (Gopay)
langsung masuk ke rekening dan setiap transaksi sudah tercatat di aplikasi yang
mana memudahkan dalam pencatatan. Hal ini sesuai dengan faktor kemanfaatan
dalam teori Technology Acceptance Model (TAM), diartikan bahwa penggunaan
suatu teknologi ini akan memberikan manfaat atau peningkatan terhadap
performanya. Penggunaan teknologi fintech oleh pelaku usaha akan tetap
diterapkan jika dalam penggunaannya dirasa bermanfaat bagi usahanya.
Bagaimana fintech dapat membuat pekerjaan lebih mudah, meningkatkan
efektivitas dan produktifitas serta dapat mengembangkan kinerja.
Faktor selanjutnya dari teori Technology Acceptance Model (TAM) adalah
kemudahan penggunaan (perceived ease of use) dikatakan bahwa penerimaan
suatu teknologi baru dapat diterima jika teknologi tersebut mudah digunakan.
Kemudahan suatu teknologi dilihat dari beberapa indikator seperti terampil
68
dalam menggunakan teknolgi, teknologi sangat mudah dipelajari, teknologi ini
mudah di operasikan.
Faktor kemudahan dalam penggunaan teknologi ini sesuai dengan Financial
Technolog (fintech) yang mana diciptakan untuk memudahkan pekerjaan
manusia. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Pak Taqdir selaku pemilik
usaha The Crepers;
“penggunaan aplikasi ini sangat mudah digunakan pak tampilan
menu dalam aplikasi mudah dimengerti orang baru belajar pun pasti
langsung bisa menggunakan aplikasi ini”
Sejalan dengan apa yang dikatakan Pak Taqdir, Ibu Ica selaku pegawai King
Thai Tea memiliki pendapat yang kurang lebih sama;
“gampang sekali cara pakenya pak, meskipun butuh penyesuaian
karena tiba-tiba menggunakan aplikasi ini, kalau kendala nya sih
jaringan internet harus stabil pak”
Sejalan dengan apa yang dikatakan Pak Taqdir dan Ibu Ica, Ibu Sukma selaku
manajer di rumah makan Mbak Daeng menyatakan hal yang senada;
“kalau segi pengoprasiannya tidak ada kesulitan malahan aplikasi ini
begitu mudah digunakan, pegawai disini juga cukup cepat mengerti
pengoprasiannya ini karena karena sebelumnya pegawai disini sudah
mengenal fintech jadi untuk penyesuaiannya tidak butuh waktu lama”
Dari jawaban tiga narasumber tadi yang memiliki kriteria usaha berbeda
menyatakan penggunaan teknologi fintech cukup mudah dilakukan.
Pengoperasian aplikasi begitu simpel karena tampilan menu mudah dipahami
selain itu hal lain yang membuat teknologi ini mudah digunakan karena para
pegawai sudah mengenal fintech sebelumnya jadi pengetahuan tentang fintech
69
sudah ada hal ini juga yang membuat penyesuaian penggunaan aplikasi ini tidak
membutuhkan waktu yang lama.
Hal ini sesuai dengan faktor kemudahan penggunaan (perceived ease of use)
dalam teori Technology Acceptance Model (TAM), kemudahan penggunaan
(perceived ease of use) dikatakan bahwa penerimaan suatu teknologi baru dapat
diterima jika teknologi tersebut mudah digunakan. Kemudahan suatu teknologi
dilihat dari beberapa indikator seperti terampil dalam menggunakan teknolgi,
teknologi sangat mudah dipelajari, teknologi ini mudah di operasikan.
2. Penarapan Financial Technology (Go-Pay) dalam peningkatan laba pada
UMKM di Kota Makassar
Financial technology (fintech) adalah inovasi di bidang keuangan. Teknologi ini
diciptakan untuk meningkatkan layanan jasa keuangan. Teknologi keuangan menjadi
solusi dalam transaksi jual-beli mengakibatkan sistem pembayaran menjadi lebih
efisien dan ekonomis namun tetap efektif. Penarapan fintech pada UMKM di kota
Makassar menjadi keuntungan tersendiri. UMKM ini sendiri mempunyai peran besar
sebagai upaya peningkatan dalam pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi
serta membuka lapangan kerja baru. Karena banyaknya UMKM yang bermunculan
membuat persaingan menjadi lebih ketat, yang membuat para pelaku UMKM harus
menghasilkan inovasi –inovasi baru sehingga bisa memenuhi tuntutan pasar.
Penerapan fintech oleh pelaku UMKM di kota makasar ini juga menjadi solusi
agar tetap dapat bersaing dalam industri usaha ini. Fintech ini juga menjadi sebuah
solusi atas permasahan yang sering terjadi seperti tidak tercapainya laba yang
70
diinginkan, hal ini disebabkan karena beberapa faktor seperti seperti terbatasnya
ekses pasar, terbatas akses informasi mengenai sumberdaya dan teknologi serta
keinginan masyarakan yang ingin bertransaksi lebih cepat, mudah dan nyaman.
Penerapan Fintech yang akan memudahkan dalam bertransaksi lebih cepat mudah
dan nyaman ini diyakini peneliti dapat meningkatkan laba atau keuntungan pada
usaha yang menerapkannya. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Pak Taqdir
selaku pemilik usaha The Crepers;
“semenjak menggunakan aplikasi ini penjualan kami meningkat lumayan
lah peningkatan sekitar 20-30%”
Sejalan dengan apa yang dikatakan Pak Taqdir, Ibu Ica selaku pegawai King
Thai Tea memiliki pendapat yang kurang lebih sama;
“kalau pendapatan mengalami kenaikan tapi nggak terlalu besar sekitar
20%”
Sejalan dengan apa yang dikatakan Pak Taqdir dan Ibu Ica, Ibu Sukma selaku
manajer di rumah makan Mbak Daeng juga memiliki pendapat yang kurang lebih
sama;
“mengalami peningkatan yang cukup tinggi, sebelum penggunaan
aplikasi ini omset per hari sekitar 6-7 juta setalah penggunaan sekitar 8-
9 juta per hari”
Dari jawaban tiga narasumber tadi yang memiliki kriteria usaha berbeda
menyatakan penggunaan teknologi fintech telah meningkatkan penjualan dan laba
mereka. Kenaikan laba ini berkisar 20-30% tentu ini sangat penting dalam
perkembangan usahanya. Fintech telah menjadi bagian yang penting dalam
pengembangan UMKM di kota Makassar, dimana dengan penggunaan fintech ini
71
menyelesaikan permasalahan yang sering terjadi seperti tidak tercapainya laba yang
diinginkan, hal ini disebabkan karena beberapa faktor seperti terbatasnya ekses pasar,
terbatas akses informasi mengenai sumberdaya dan teknologi serta keinginan
masyarakan yang ingin bertransaksi lebih cepat, mudah dan nyaman.
Tabel 1.3
Sebelum dan Sesudah Penerapan Fintech
Nama usaha Sebelum penerapan
fintech
Sesudah penerapan
Fintech
Kenaikan
(Persen)
King Thai Tea 150.000/hari 200.000/hari 33,33%
The Crepers 750.000/hari 900.000/hari 20%
Mbak Daeng 6.000.000-
7.000.000/hari
8.000.000-
9.000.000/hari
28,5%
3. Harapan terhadap perkembangan fintech (Gopay) pada UMKM
Hadirnya fintech tentu membawa perubahan yang lebih baik, dengan penerapan
fintech pada UMKM diharapkan perkembangan usaha jadi lebih baik khususnya
kenaikan laba dan juga dapat memudahkan masyarakat pada setiap transaksi
pembayaran. Hal ini didukung oleh Pemerintah dengan adanya regulasi yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) nomor 18/40/PB/2016 perihal pelaksanaan
pemrosesan transaksi pembayaran dengan sistem inovasi Fintech untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat sebagai pengguna di bidang jasa sistem pembayaran.
Disamping itu para pelaku UMKM ini sendiri memiliki harapan terhadap
perkembangan fintech ini.
Pak Taqdir pemilik usaha The Crepers;
72
“harapannya agar fintech ini makin berkembang lagi, sistem
keamanannya makin ditingkatkan dan untuk penyedia aplikasi agar
biaya atau potongan setiap transaksi dapat dikurangi”
Ibu Ica selaku pegawai King Thai Tea;
“harapannya semoga fintech makin bagus lagi dan kendala-kendala
seperti pendapatan saat transaksi lambat masuk dapat diatasi”
Ibu Sukma selaku manajer di rumah makan Mbak Daeng;
“harapannya sih kedepan semoga fintech ini makin berkembang yah dan
untuk masyarakat yang belum menggunakan fintech jangan takut untuk
menggunakannya, fintech ini sangat mudah dan aman digunakan”
Harapan yang telah disampaikan oleh ketiga narasumber dalam perkembangan
fintech kiranya dapat menjadi dorongan agar fintech dapat lebih berkembang dimasa
depan. Fintech hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan kemudahan
proses transaksi pembayaran, ini juga sesuai dengan regulasi yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia (BI) nomor 18/40/PB/2016 perihal pelaksanaan pemrosesan
transaksi pembayaran dengan sistem inovasi Fintech untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
4. Keabsahan Data
Pengujian keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan dua uji, yaitu uji
kredibilitas (triangulasi sumber data) serta uji dependabilitas (konsistensi dan
ekuivalensi). Dari pengujian tersebut, beberapa hal ditemukan sebagai berikut:
a. Uji Kredibilitas
Terdapat kesamaan pendapat dari ketiga informan pengelola usaha
bahwa dengan penggunaan fintech ini dapat meningkatkan laba atau
73
pendapatan. Hal ini dapat dilihat dari wawancara ketiga informan bahwa
sejak penggunaan fintech laba atau pendapatannya mengalami kenaikan
yang lumayan namun tidak siginifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa
data yang ditunjukkan sudah kredibel dan telah memenuhi syarat
kredibilitas suatu data.
b. Uji Dependabilitas
1. Metode konsistensi yang digunakan menunjukkan bahwa para
informan pada saat wawancara telah menunjukkan kesesuaian
antara pertanyaan yang diajukan dengan jawaban yang diberikan.
Hal ini menunjukka tingginya tingkat konsistensi terhadap tujuan
penelitian.
2. Kosistensi terhadap tujuan pertanyaan terkait penerapan fintech
dalam peningkatan laba usaha menurut peneliti telah sesuai
dengan yang diharapkan. Hal ini didasarkan pada temuan uji
kredibilitas yang menyatakan peningkatan laba selama penerapan
fintech. Dalam hal ini, penelitian disimpulkan konsisten dalam isu
yang diangkat dan terhadap novelty yang ditawarkan.
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini terkait Maksimalisasi laba usaha pada UMKM dengan penerapan
Fintech dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pandangan pengelola usaha mengenai fintech bahwa ini sesuatu yang
sangat penting dalam pengembangan usaha. Dimana dengan penggunaan
fintech dapat mempermudah sistem pembayaran. Konsumen tidak perlu
lagi membawa uang cash cukup dengan menggunakan fintech (Gopay)
dalam melakukan pembayaran dan ini sangat menguntungkan pelaku
usaha ataupun konsumen.
2. Penggguna fintech pada tiga pelaku usaha di kota Makassar telah
memberikan kenaikan laba berkisar 20-30%. Kenaikan laba tentu menjadi
hal yang sangat berpengaruh dalam perkembangan usaha. Kenaikan ini
dapat terjadi dikarenakan dengan penggunaan fintech ini mengatasi
permasalahan yang sering terjadi seperti terbatasnya ekses pasar, terbatas
akses informasi mengenai sumberdaya dan teknologi serta keinginan
masyarakat yang ingin bertransaksi lebih cepat, mudah dan nyaman. Hal
ini sesuai tujuan diciptakannya fintech yang membuat transaksi lebih
aman, mudah ,dan praktis.
75
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya mewancarai tiga informan pengelola usaha sehingga
hasil yang didapatkan belum maksimal.
2. Peneliti kesulitan mencari informan pada saat observasi khususnya pelaku
usaha menengah hal ini disebabkan kesibukan pemilik usaha.
3. Penelitian ini berlangsung singkat sehingga bisa dikatakan hasil yang
didapatkan kurang maksimal.
C. Saran Penelitian
Merujuk pada keterbatasan penelitian yang telah disebutkan, adapun saran
peneliti untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut:
1. Penelitian yang akan datang selanjutnya menambah jumlah informan
sehingga hasil yang didapatkan maksimal.
2. Penelitian kualitatif merupakan penelitian mendalam sehinggah dibutuhkan
waktu yang relatif lama demi mendapatkan informasi dan data yang akurat.
76
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Siti Nur Annisa. 2018. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Individu
Terhadap Financial Technology (Fintech) Syariah (Paytren) Sebagai Salah
Satu Alat Transaksi Pembayaran. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam,
9(2): 1-14.
Anarjia, Kevin dan Jones Z. Rante. 2018. Pengaruh Persepsi Manfaat Dan Persepsi
Kemudahan Penggunaan Terhadap Minat Menggunakan Layanan Uang
Elektronik Sakuku Pt. Bank Central Asia, Tbk Kcu Cikarang. Jurnal Sistem
Informasi. 1(2):1-8.
Ardiansyah, Tedy. 2019. Model Financial Dan Teknologi (Fintech) Membantu
Permasalahan Modal Wirausaha UMKM Di Indonesia. Majalah Ilmiah
Bijak, 16(2): 158-166.
Atmadja, A. T. 2013. Pergulatan Metodologi dan Penelitian Kualitatif dalam Ranah
Ilmu Akuntansi. Jurnal Akuntansi Profesi, 3(2): 122-141.
Azmi, Z., Abdillah Arif N. dan Wardayani. 2018. Memahami Penelitian Kualitatif
dalam Akuntansi. Akuntabilitas: Jurnal Ilmu Akuntansi, 11(1): 159-168.
Bungin, B. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif-Aktualisasi Metodologis ke Arah
Ragam Varian Kontemporer. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta.
Burhanuddin, Chairul Iksan dan Muhammad Nur Abdi. 2019. Tingkat Pemahaman
dan Minat Masyarakat dalam Penggunaan Fintech. RISET & JURNAL
AKUNTANSI. 3(1): 21-27.
Chairil, H. M. Noor., Gartika Rahmasari., Ade Mubarok., Purwadhi dan Bambang
Sukajie. 2019. Upaya Stratejik Maksimalisasi Laba Untuk Perusahaan Yang
Berbasis Pada Produksi Makanan Camilan. JURNAL ABDIMAS BSI, 2(1):
154-165.
Chin, W. W., & Todd, P. A. 1995. On the use, usefulness and ease of use of structural
equation modeling in MIS research: A note of Caution. MIS Quarterly,
19(2): 237–246
Davis, F. D. 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User
Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly, 13(3): 319.
Davis, F. D., Bagozzi, R. P., & Warshaw, P. R. (1989). User Acceptance of Computer
Technology: A Comparison of Two Theoretical Models. Management
Science, 35(8): 982–1003.
77
Fachrudin, Fachri. 2015. Filosofi Laba Dalam Perspektif Fiqh Mu‟amalah Dan
Ekonomi Konvensional. JURNAL HUKUM DAN PRANATA SOSIAL
ISLAM, 3(6): 275-292.
Fatmawati, Endang (2015), Technology Acceptance Model (TAM) untuk
Menganalisis Penerimaan terhadap Sistem Informasi Perpustakaan. Jurnal
Iqra, 9(1): 1-13.
Haidari, M. Balya dan Kartika Gianina Tileng. 2018. Analisa Faktor-Faktor
Berpengaruh pada Penggunaan Go-Pay. JUISI, 4(1): 10-15.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UGM.
Indriyati, Rada Nur dan Mimin Nur Aisyah. 2019. Determinan Minat Individu
Menggunakan Layanan Financial Technology Dengan Keran gka Innovation
Diffusion Theorydeterminan Minat Individu Menggunakan Layanan
Financial Technology Dengan Kerangka Innovation Diffusion Theory.
Jurnal Nominal, 8(2): 209-223.
Jati, Jamitko Nugroho., Laksito, Herry (2012), Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Minat Pemanfaatan dan Penggunaan Sistem E-Ticket (Studi
Empiris pada Biro Perjalanan di Kota Semarang), Diponegoro Journal of
Accounting, 1(2): 1-15.
Joan, Leoni dan Tony Sitinjak. 2019. Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan Dan
Persepsi Kemudahan Penggunaan Terhadap Minat Penggunaan Layanan
Pembayaran Digital Go-Pay. Jurnal Manajemen, 8(2): 27-39 .
Kasali, rhenald. 2008. Metode-metode riset kualitatif. Bandung: Mizan media utama
Kuncoro, Mudrajad. 2013. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi: Bagaimana
Meneliti dan Menulis Tesis?. Edisi 4. Jakarta: Erlangga.
Laily, Nujmatul. 2013. Praktik Akuntansi Pada Bisnis Retail: Sebuah Studi
Fenomenologi. MODERNISASI, 9(3): 161-168.
Lee, C., & Wan, G. 2010. Including Subjective Norm And Technology Trust In The
Technology Acceptance Model. ACM SIGMIS Database, 41(4), 40.
Luckandi, Diardo. 2019. Analisis Transaksi Pembayaran Menggunakan Fintech Pada
Umkm Di Indonesia: Pendekatan Adaptive Structuration Theory. Jurnal
Informatika dan Komputer (JIKO), 4(1): 1-14.
78
Maier, E. 2016. Journal of Retailing and Consumer Services Supply and demand on
crowdlending platforms : connecting small and medium-sized enterprise
borrowers and consumer investors. Journal of Retailing and Consumer
Services, 33(1): 143–153.
Manan, Yuliyanti M. 2019. Sistem Integrasi Proteksi & Manajemen Resiko Platform
Fintech peer to peer (P2P) Lending dan Payment Gateway untuk
Meningkatkan Akselerasi Pertumbuhan UMKM 3.0 Journal of Islamic
Economics, Finance, and Banking, 2(1): 73-87.
Mulasiwi, Cut Misni Mulasiwi dan Karina Odia Julialevi. 2020. Optimalisasi
Financial Teknologi (Fintech) Terhadap Peningkatan Literasi Dan Inklusi
Keuangan Usaha Menengah Purwokerto. Performance, 27(1): 12-20.
Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan.
Prenamedia Group. Jakarta.
Muzdalifa, Irma., Inayah Aulia Rahma dan Bella Gita Novalia. 2018. Peran Fintech
Dalam Meningkatkan Keuangan Inklusif Pada Umkm Di Indonesia
(Pendekatan Keuangan Syariah). Jurnal Masharif al-Syariah: Jurnal
Ekonomi dan Perbankan Syariah, 3(1): 1-24.
Narastri, Maulidah dan Abdullah Kafabih. 2020. Financial Technology (Fintech) Di
Indonesia Ditinjau Dari Perspektif Islam. Indonesian Interdisciplinary
Journal of Sharia Economics (IIJSE), 2(2): 155-170.
Nurul, Farida R. 2016. Menggunakan Metode Etnogtafi dalam Penelitian Sosial.
Dimensi, 9(2): 87-92.
Paath, David Kristian dan Ria Manurung. 2019. Analisis Persepsi Pengguna Layanan
Transaksi Digital Terhadap Financial Technology (Fintech) Dengan Model
E-Money (Studi kasus: layanan Go-Pay “Gojek” di Purwokerto). Jurnal
HUMMANSI, 2(2): 38-45.
Pardede, Aprilda Rosita Fujianty. 2019. Legalitas Pembayaran Menggunakan Uang
Elektronik Asingwechat Pay Di Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial dan
Pendidikan, 3(3): 209-222.
Prajanto, Agung dan Ririh Dian Pratiwi. 2019. Revolusi Industri 4.0: Desain
Perkembangan Transaksi dan Sistem Akuntansi Keuangan. Jurnal Ilmu
Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT, 10(1): 86-96.
Rahadiyan, Inda dan Alfhica Rezita Sari. 2019. Peluang Dan Tantangan
Implementasi Fintech Peer To Peer Lending Sebagai Salah Satu Upaya
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia. JURNAL
DEFENDONESIA, 4(1): 18-28.
79
Rasyid, Harun Al. 2017. Pengaruh Kualitas Layanan Dan Pemanfaatan Teknologi
Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Go-Jek. Jurnal Ecodemica.
1(20): 210-223.
Sakri, Nurhidayah., Jamaluddin Majid dan Muh. Sapril Sardi Juardi. 2018.
MENGUNGKAP INFORMASI AKUNTANSI USAHA KECIL (SEBUAH
STUDI FENOMENOLOGI). Akuntansi Peradaban, 4(2): 75-100.
Sari, Pipit Buana dan Handriyani Dwilita. 2018. Prospek Financial Technology
(Fintech) Di Sumatera Utara Dilihat Dari Sisi Literasi Keuangan, Inklusi
Keuangan dan Kemiskinan. KAJIAN AKUNTANSI, 9(1): 9-18.
Septiyati, Lusi. 2019. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN
PENGGUNA TRANSAKSI DENGAN SISTEM PEMBAYARAN GO-
PAY. JURNAL HUKUM PARADIGMA, 2(1): 1-25.
Sianturi, Posmaria. 2017. Peran Ekonomi Digital Dalam Mendorong Pertumbuhan
Ekonomi Nasional. Jurnal Inspirasi Volume, 8(2): 51-55.
Sitompul, Meline Gerarita. 2018. Urgensi Legalitas Financial Technology (Fintech):
Peer To Peer (P2p) Lending Di Indonesia. JURNAL YURIDIS UNAJA, 1(2):
68-79.
Sri Susilo, Y. 2005. Strategi Survival Usaha Mikro Kecil (Studi Empiris Pedagang
Warung Angkringan di Yogyakarta). Telaah Bisnis, 6(2): 161 –178.
Sri Susilo, Y. 2007. Pertumbuhan Usaha Industri Kecil dan Menengah (IKM) dan
Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Eksekutif, 4(2): 306 –313.
Suci, Y. R. 2017. Perkembangan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di
Indonesia. Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos, 6(1): 51–58.
Sudaryanto. 2011. The Need for ICT-Education for Manager or Agribusinessman to
Increasing Farm Income : Study of Factor Influences on Computer Adoption
in East Java Farm Agribusiness. International Journal of Education and
Development, JEDICT, 7(1): 6-67.
Sugiarti, Evy Nur., Nur Diana, dan M. Cholid Mawardi. 2019. Peran Fintech Dalam
Meningkatkan Literasi Keuangan Pada Usaha Mikro Kecil Menengah Di
Malang . E-JRA, 8(4): 90-104.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan ke-21.
Bandung: Alfabeta
Sulayman, H. I. (2015). Growth and Sustaining of Islamic Finance Practice in the
Financial System of Tanzania: Challenges and Prospects. Procedia
Economics and Finance, 31(1): 361-366.
80
Waspada, Ikaputera. 2012. Percepatan Adopsi Sistem Transaksi Teknologi Informasi
Untuk Meningkatkan Aksesibilitas Layanan Jasa Perbankan. Jurnal
Keuangan dan Perbankan, 16(1): 122-131.
Wiradimaja, Muhammad Fakhrisyad dan Brady Rikumahu. 2019. Pengaruh Faktor
Risiko Dan Faktor Kepercayaan Terhadap Adopsi Electronic Wallet
Menggunakan Model Tam (Studi Kasus: E-Wallet Ovo Di Kota Bandung).
e-Proceeding of Management, 6(2): 2457-2465.
Wu, I.L., Li, J.Y. dan Fu, C.Y. 2011. The Adoption Of Mobile Healthcare By
Hospital‟s Professionals: An Integrative Perspective. Decision Support
Systems, 51 (3): 587– 596.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN I
MANUSKRIP PENELITIAN
MANUSKRIP PENELITIAN
Nama : Pak Taqdir
Nama usaha: The Crepers
1. Bagaimana anda menanggapi perkembangan Financial Technologi yang
sangat pesat saat ini?
Jawaban:
ini merupakan langkah yang sangat membantu terkhusus dibidang saya di
bidang UMKM ini karena ini juga sekaligus sebagai sebuah batu loncatan
dimana sebenarnya sekarang itu orang secara tidak langsung berfikir semua
harus di per simple ada beberapa orang itu bahkan malas membawa uang
cash jadi dengan adanya sistem pembayaran menggunakan aplikasi itu
sangat membantu mereka kita pun sangat terbantu dimana kalau itu kan tidak
harus kita kumpulkan tidak harus dibawah kemana-mana, itu langsung masuk
ke rekening kita jadi secara tidak langsung itu sangat membantu baik dari
customer ataupun dari kitanya sebagai pelaku usaha
2. Bagaimana keadaan lingkungan usaha anda setelah menerapkan teknologi
tersebut?
Jawaban:
disini sangat terbantu sekali sejak penggunaan Go-Food dimana sebelum
penggunaan Go-Food di tempat kami hanya hari-hari weekend saja yang
rame pembeli nah sejak kami menggunakan Go-Food hari-hari biasa pun
pembeli tetap banyak sehingga pendapatan kita tetap stabil
3. Apa tujuan anda menggunakan GO-FOOD dengan sistem pembyaran GO-
PAY?
Jawaban:
tujuan kami menggunakan Gopay ini untuk memudahkan dan meningkatkan
penjualan dan juga ini akan meningkatkan brand kami, berbeda dengan para
penjual di pinggir jalan yang lain yang tidak memakai Gopay image nya
berbeda, dengan image yang berbeda maka tinggkat kepercayaan customer
meningkat
4. Apa kelebihan/manfaat yang didapatkan setelah terintegrasi dengan GO-
FOOD dengan sistem pembyaran GO-PAY?
Jawaban:
keuntungan yang kami dapatkan setelah menggunakan Gopay ini banyak sih,
memudahkan kami dalam penjualan baik dari transaksinya atau pengelolaan
keuangannya juga, apalagi saya agak riskan bawa uang tunai kemana-mana,
jadi kalau kita pakai Gopay ini bisa masuk ke rekening kita bisa lebih aman
5. Seperti kita tahu fintech ini diciptakan untuk memudahkan dalam
bertransaksi, bagaimana dengan usaha anda? Apakah ini memudahkan bapak
dalam menjalankan bisnis anda?
Jawaban?
penggunaan aplikasi ini sangat mudah digunakan pak tampilan menu dalam
aplikasi mudah dimengerti orang baru belajar pun pasti langsung bisa
menggunakan aplikasi ini
6. Bagaimana prospek laba sebelum dan setelah menerapkan GO-FOOD dengan
sistem pembayaran GO-PAY?
Jawaban:
semenjak menggunakan aplikasi ini penjualan kami meningkat lumayan lah
peningkatan sekitar 20-30%
7. Apa pesan dan harapan anda terkait dengan perkembangan fintech ke
depannya, utamanya terkait dengan usaha anda yang saat ini terintegrasi
dengan GO-FOOD?
Jawaban:
harapannya agar fintech ini makin berkembang lagi, sistem keamanannya
makin ditingkatkan dan untuk penyedia aplikasi agar biaya atau potongan
setiap transaksi dapat dikurangi
MANUSKRIP PENELITIAN
Nama : Ibu ica
Nama usaha: King Thai Tea
1. Bagaimana anda menanggapi perkembangan Financial Technologi yang
sangat pesat saat ini?
Jawaban:
kalau saya terbantu sekali mi pak dengan penggunaan aplikasi, sangat
membantu saya dan para pelaku usaha dalam mengembangkan usaha. dan
penggunaan aplikasi ini sangat mudah dan simpel, saya sebagai orang yang
awam pun dapat dengan mudah menggunakan aplikasi ini. Pembayaran
dengan gopay sangat cepat pak, berbeda dengan yang memakai uang tunai
harus mengembalikan kembalian jika uang yang dipakai membayar nominal
tinggi dan itu memakan waktu lagi apalagi jika tidak punya uang kecil untuk
pengembalian saya harus pergi lagi menukar di warung sebelah yang mana
itu akan makan waktu lagi dan penggunaan Gopay ini lebih aman beda
dengan penggunaan uang tunai yang rentan terjadi penipuan yang mana
uang yang digunakan pembeli bisa jadi uang palsu
2. Bagaimana keadaan lingkungan usaha anda setelah menerapkan teknologi
tersebut?
Jawaban:
kalau dari lingkungannya ya itu pak penggunaan uang tunai kemudian
berubah ke gopay jadi orang-orang tidak perlu lagi menggunakan uang tunai
untuk membayar. dan pencatatan nya sangat membantu karena sudah dengan
otomatis tercatat di aplikasi
3. Apa tujuan anda menggunakan GO-FOOD dengan sistem pembyaran GO-
PAY?
Jawaban:
kalau tujuannya memudahkan dalam proses penjualan atau pun pembayaran,
yang mana ini akan meningkatkan pendapatan
4. Apa kelebihan/manfaat yang didapatkan setelah terintegrasi dengan GO-
FOOD dengan sistem pembyaran GO-PAY?
Jawaban:
kalau manfaatnya sangat bermanfaat pak, manfaatnya ya dari penjualannya,
dimudahkan menjual produk dan proses transaksinya sangat mudah, tidak
repot-repot lagi menghitung uang tunai karena semua transaksi dengan
Gopay sudah tercatat di aplikasi
5. Seperti kita tahu fintech ini diciptakan untuk memudahkan dalam
bertransaksi, bagaimana dengan usaha anda? Apakah ini memudahkan bapak
dalam menjalankan bisnis anda?
Jawaban:
gampang sekali cara pakenya pak, meskipun butuh penyesuaian karena tiba-
tiba menggunakan aplikasi ini, kalau kendala nya sih jaringan internet harus
stabil pak
6. Bagaimana prospek laba sebelum dan setelah menerapkan GO-FOOD dengan
sistem pembayaran GO-PAY?
Jawaban:
kalau pendapatan mengalami kenaikan tapi nggak terlalu besar sekitar 20%
7. Apa pesan dan harapan anda terkait dengan perkembangan fintech ke
depannya, utamanya terkait dengan usaha anda yang saat ini terintegrasi
dengan GO-FOOD?
Jawaban:
harapannya semoga fintech makin bagus lagi dan kendala-kendala seperti
pendapatan saat transaksi lambat masuk dapat diatasi
MANUSKRIP PENELITIAN
Nama : Ibu Sukma
Nama usaha: Mbak Daeng
1. Bagaimana anda menanggapi perkembangan Financial Technologi yang
sangat pesat saat ini?
Jawaban:
penggunaan metode pembayaran Gopay ini sangat memudahkan bagi
customer ataupun bagi kami, dengan penggunaan Gopay para pelanggan
dapat langsung membayar makanan ataupun minuman yang telah di pesan
dan dari pihak kami pun tak lagi repot-repot mengambil uang pelanggan
karena dengan otomatis masuk ke pihak kami
2. Bagaimana keadaan lingkungan usaha anda setelah menerapkan teknologi
tersebut?
Jawaban:
Alhamdulillah kalau dari keadaannya tidak ada kesulitan karena sejak
penggunaan Gopay kami cukup mudah beradaptasi, aplikasi ini cukup mudah
dijalankan jadi mempelajarinya tidak butuh waktu yang lama dan kami justru
sangat terbantu karena memudahkan pekerjaan kami seperti setiap order
yang masuk akan tercatat di aplikasi tersebut dan ini sangat memudahkan
kami dari segi pencatatan. Ini juga sangat membantu pelanggan kami yang
mana jika mereka sibuk karena pekerjaan, mereka bisa langsung order tanpa
harus kesini membeli
3. Apa tujuan anda menggunakan GO-FOOD dengan sistem pembyaran GO-
PAY?
Jawaban:
tujuan kami menggunakan Gopay ini meningkatkan metode jual beli. Pembeli
tidak harus ke tempat kami untuk membeli makanan cukup pada penggunaan
aplikasi yang ada di hp dapat memesannya. Dan tentu saja ini akan
meningkatkan penjualan kami
4. Apa kelebihan/manfaat yang didapatkan setelah terintegrasi dengan GO-
FOOD dengan sistem pembyaran GO-PAY?
Jawaban:
manfaatnya sangat dirasa ya, bagamana transaksi keuangan jadi di
permudah dengan penggunaan Gopay ini dan juga sangat membantu dalam
pencatatan serta memilimalisir kekeliruan ataupun kecurangan
5. Seperti kita tahu fintech ini diciptakan untuk memudahkan dalam
bertransaksi, bagaimana dengan usaha anda? Apakah ini memudahkan bapak
dalam menjalankan bisnis anda?
Jawaban:
kalau segi pengoprasiannya tidak ada kesulitan malahan aplikasi ini begitu
mudah digunakan, pegawai disini juga cukup cepat mengerti
pengoprasiannya ini karena karena sebelumnya pegawai disini sudah
mengenal fintech jadi untuk penyesuaiannya tidak butuh waktu lama
6. Bagaimana prospek laba sebelum dan setelah menerapkan GO-FOOD dengan
sistem pembayaran GO-PAY?
Jawaban:
mengalami peningkatan yang cukup tinggi, sebelum penggunaan aplikasi ini
omset per hari sekitar 6-7 juta setalah penggunaan sekitar 8-9 juta per hari
7. Apa pesan dan harapan anda terkait dengan perkembangan fintech ke
depannya, utamanya terkait dengan usaha anda yang saat ini terintegrasi
dengan GO-FOOD?
Jawaban:
harapannya sih kedepan semoga fintech ini makin berkembang yah dan untuk
masyarakat yang belum menggunakan fintech jangan takut untuk
menggunakannya, fintech ini sangat mudah dan aman digunakan
LAMPIRAN II
SURAT IZIN PENELITIAN
LAMPIRAN III
DOKUMENTASI PENELITIAN
Foto 1. Proses wawancara bersama Ibu Sukma selaku manajer rumah makan Mbak
Daeng
Foto 2. Bersama Ibu Sukma dalam pengambilan foto depan rumah makan Mbak
Daeng
Foto 3. Bersama Ibu Ica selaku pegawai King Thai Tea
Foto 4. Bersama Pak Taqdir selaku pemilik usaha The Crepers di Aroepala Food
City
RIWAYAT HIDUP
MUHAMMAD ALIF RIDWAN, dilahirkan di Majene
Kec. Banggae Timur Kab. Majene Provinsi Sulawesi Barat.
Penulis merupakan anak kedua, buah hati dari Ayahanda
Ridwan Samin dan Ibunda Hj. Yusran. Penulis memulai
pendidikan dasar di SDN 6 Majene pada tahun 2003 dan
tamat pada tahun 2009. Selanjutnya penulis melanjutkan
studinya pada jenjang sekolah menengah pertama di SMPN 3 Majene pada tahun
2009 dan selesai pada tahun 2012. Setamatnya pada sekolah menengah, penulis
menempuh pendidikan menengah atas di SMAN 1 Majene pada tahun 2012. Setelah
menyelesaikan pendidikan menengah atas pada tahun 2015, penulis melanjutkan
pendidikan di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar pada Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam jurusan akuntansi dan selesai pada tahun 2020.
top related