FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN KERJA …repository.utu.ac.id/671/1/kata persembahan.pdf · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN KERJA ... SKRIPSI OLEH : WANI RAS.H
Post on 29-Oct-2020
13 Views
Preview:
Transcript
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN KERJAPADA CLEANING SERVICE DI RSUD CUT NYAK DHIEN MEULABOH
TAHUN 2013
SKRIPSI
OLEH :
WANI RAS.HNIM : 09C10104091
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMAR2013
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN KERJAPADA CLEANING SERVICE DI RSUD CUT NYAK DHIEN MEULABOH
SKRIPSI
OLEH :
WANI RAS.HNIM : 09C10104091
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SarjanaKesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Teuku Umar
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMAR2013
Kupersembahkan karya sederhana ini untuk :Kedua orang tuaku, untuk ibu yang senantiasa memberikan doadan kasih sayang sepanjang jalan. Untuk Ayahku yang selalumemberikan yang terbaik hingga rela berkorban jiwa, tenaga,
pikiran, harta bahkan nyawa untuk putra-putrinya…Ya Allah jadikanlah mereka sebagai penghubung ridho-Mu.
Untuk Abangku Ramli, trimakasih atas nasihat dan ilmu nyaAdikku Dede yang telah memberikan banyak motivasi
&menjadi teman berbagi,Serta adikku yang paling kecil Arfi selalu memberi semangat penuh.
Ya Allah berikan yang terbaik untuk hidup mereka.Untuk sahabatku & teman-teman ‘09 di FKM UTUterima kasih atas segala do’a, kebaikan, pengorbanan, kasih
sayang, kebersamaan dan suka duka dalam menorehkan warna-warni kehidupanKU.
Keberhasilan adalah hak bagi siapapun yangmau bersusah-susah dahulu dalam mengejar
keberhasilannya. Orang-orang yang akan dapatmenikmati keberhasilan hanyalah orang yang memiliki
cita-cita dan tekad yang kuat serta mau merasakankesusahan terlebih dahulu demi mencapai
keberhasilannya tersebut.Jangan menyerah! Bukankah dengan semakin
larutnya malam pertanda akan segera memasuki waktusubuh dan sebentar lagi cahaya fajar akan segera
menyingsing…
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : WANI RAS.H
Tempat / Tgl. Lahir : Sinabang, 06 November 1991
Agama : Islam
Alamat : Jln. Sisinganmangaraja, Lr.BKKBN
Status : Belum Kawin
Jumlah saudara kandung : 4 (Empat)
Nama Orang Tua
Ayah : HASLI
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Ibu : RASMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan
MIN DRIEN RAMPAK 6 TAHUN T.A. 1997 – 2003
SMP NEGERI 3 MEULABOH 3 TAHUN T.A. 2003 – 2006
MAN – 1 MEULABOH 3 TAHUN T.A. 2006-2009
ABSTRAK
Wani Ras.H. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Kerja PadaCleaning Service di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Tahun 2013. Di bawahbimbingan pak Sufyan Anwar, SKM, MARS dan pak Jun Musnadi Is, SKM.
Kesehatan kerja merupakan promosi dan pemeliharaan kesejateraan fisik, mentaldan sosial pekerja pada jabatan apapun dengan sebaik-baiknya. Dengan melihatkesehatan kerja pada cleaning service dapat pencegahan terhadap ganguankesehatan kerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan bagipekerja dalam pekerjaanya dari resiko akibat faktor yang merugikan kesehatandan penempatan serta pemeliharaan pekerjaan dalam suatu lingkungan kerja yangdisesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologi. Adanya iritasi pada kulit 10orang (62,5%). Dan pernah mengalami tertusuk jarum suntik 15 orang (93,74%),merasa nyeri pada pinggang, tangan, bahu, sakit dada, dan pening 24 orang(100%).Penelitian ini termasuk jenis penelitian analitik dengan desain cross sectionalyaitu menganalisa hubungan faktor-faktor yang berhubungan dengan kesehatankerja pada cleaning service di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh. Populasi dalampenelitian ini adalah total populasi atau seluruh petugas cleaning service di RSUDCut Nyak Dhien Meulaboh pada saat penelitian dilakukan yaitu mulai 18 Junisampai 24 Juni 2013 yang berjumlah 24 responden, dan disajikan dalam bentuktabel dengan analisa statistik menggunakan uji Chi Square dengan tingkatkepercayaan 95% (α : 0,05).Hasil penelitian dari analisa univariat diperoleh bahwa distribusi kesehatan kerjapada cleaning service yang dominasi dengan kategori beban kerja yang sesuai 19orang (79,17%), lingkungan kerja yang baik 4 orang (16,7%), dan yangmenggunakan APD 8 orang (33,33%). Dari hasil uji chi square didapatkan tidakada hubungan antara beban kerja dengan kesehatan kerja pada cleaning servicedengan nilai x2 Hitung 0,20 (x2 Hitung < x2 Tabel), ada hubungan antaralingkungan kerja dengan kesehatan kerja pada cleaning service dengan nilai x2
Hitung 6,4 (x2 Hitung > x2 Tabel), ada hubungan antara penggunaan APD dengankesehatan kerja pada cleaning service dengan nilai x2 Hitung 5,67 (x2 Hitung > x2
Tabel).Dari hasil penelitian ini disarankan kepada pengelola atau pengurus bidangkebersihan Rumah Sakit lebih memerhatikan kesehatan kerja karyawannyadengan meningkatkan kesadaran pada petugas cleaning service bahwa pentingnyakesehatan dalam bidang pekerjaanya.
Kata Kunci : Kesehatan Kerja, Cleaning Service, Lingkungan Kerja
LEMBARAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN KERJA PADA CLEANING SERVICE DI
RSUD CUT NYAK DHIEN MEULABOH
Nama Mahasiswa : WANI RAS.H
NIM : 09C10104091
Program Studi : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Pembimbing Ketua Pembimbing Anggota
Sufyan Anwar, SKM, MARS JUN MUSNADI IS, SKM
NIDN. 0121067602 NIDN. 0129068101
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Ketua Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Sufyan Anwar, SKM, MARS Marniati, SKM, M.Kes
NIDN. 0121067602 NIDN.
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi Dengan Judul :
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN KERJA
PADA CLEANING SERVICE DI RSUD CUT NYAK DHIEN MEULABOH
Yang Disusun Oleh :
Nama Mahasiswa : WANI RAS.H
NIM : 09C10104091
Fakultas : Kesehatan Masyarakat
Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 24 September 2013 dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk di terima :
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1. Sufyan Anwar, SKM, MARS
(Dosen Pembimbing Ketua) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. Jun Musnadi Is, SKM
(Dosen Pembimbing Anggota) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. Kiswanto, MSi
(Dosen Penguji I) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4. Salman Rusly, SKM, M.Epid
(Dosen Penguji II) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Alue Peunyareng, 2 Oktober 2013
Ketua Program Studi
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Marniati, SKM, M.Kes
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirahim
Alhamdulillahhirobil’alamin adalah untaian kata terindah sebagai
ungkapan puji syukur kehadirat Allah SWT yang wajib penulis ucapkan atas
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul “Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Kerja Pada
Cleaning Service di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh”.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam skripsi ini banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan baik dari segi isi, bahasa, maupun pengetikannya.
Namun berkat bimbingan Bapak Sufyan Anwar, SKM, MARS dan Bapak Jun
Musnadi Is, SKM yang telah sabar dalam membimbing dan memberikan banyak
masukan. Maka penulisan skripsi ini dapat selesai dengan tepat waktu.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah mendapat banyak dukungan
dan arahan dari berbagai pihak, untuk itu perkenankan saya menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Alfian Ibrahim, MS selaku Rektor Universitas Teuku Umar.
2. Bapak Sufyan Anwar, SKM, MARS selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh Aceh Barat dan sebagai
pembimbing ketua dalam menyusun skripsi ini.
3. Ibu Citra Ovalisa Rahmi, SKM selaku ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh Aceh Barat beserta staf yang
telah membantu dan segenap dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan
yang sangat berguna bagi peneliti.
4. Bapak Jun Musnadi Is, SKM selaku pembimbing anggota dalam penyusunan
skripsi ini.
5. Bapak Kiswanto, Msi selaku penguji I dalam sidang skripsi yang memberikan
bantuan dan saran yang bersifat membangun dalam penulisan ini.
6. Bapak Salman Rusly, SKM, M.Epid selaku penguji II dalam sidang skripsi
yang memberikan bantuan dan saran yang bersifat membangun dalam
penulisan ini.
7. Ayahanda dan Ibunda serta saudara tercinta yang telah memberikan kasih dan
doa serta kasih sayang, dorongan moril maupun materil yang tak terhingga
sehingga penulis mampu dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman angkatan 2009 atas ikatan persahabatan, persaudaraan,
perhatian, dukungan, masukan, arahan serta bantuan yang telah diberikan.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan
bantuannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
bagi penulis pada khususnya. Sehingga, saran dan kritik yang membangun
sangatlah penulis harapkan demi kesempurnaannya.
Meulaboh, Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. iiHALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iiiiHALAMAN RIWAYAT HIDUP ......................................................................... iiiiiiABSTRAK ............................................................................................................. ivivKATA PENGANTAR ........................................................................................... vvDAFTAR ISI ........................................................................................................ viviDAFTAR TABEL ................................................................................................ viiviiDAFTAR GAMBAR ........................................................................................... .viiiviiiDAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 11.1. Latar Belakang ...................................................................................... 11.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 71.3. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................. 71.3.2 Tujuan Khusus.............................................................................. 7
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................ 81.4.1 Manfaat Teoritis ........................................................................... 81.4.2 Manfaat Praktis ............................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 92.1. Kesehatan Kerja ................................................................................. 9
2.1.1. Definisi Kesehatan Kerja ......................................................... 92.1.2. Tujuan Kesehatan Kerja .......................................................... 112.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Kerja ............ 11
A. Beban Kerja ........................................................................ 11B. Lingkungan Kerja ............................................................... 12C. Kapasitas Kerja ................................................................... 16D. Alat Pelindung Diri ( APD) ................................................ 18
2.1.4 Langkah-Langkah Pengurangan Resiko di Tempat Kerja ....... 192.2 Cleaning Service ............................................................................... 20
2.2.1. Definisi Cleaning Service ....................................................... 202.2.2. Tugas Cleaning Service .......................................................... 202.2.3. Perlengkapan Pelindung Diri Cleaning Service
di Rumah Sakit ...................................................................... 232.2.4. Penyebab Bahaya Terhadap Kesehatan .................................. 242.2.5. Pencegahan dan Pengendalian ................................................ 26
A.Kesehatan Kerja ................................................................... 26B. Kegiatan Kesehatan Kerja .................................................. 26
2.2.6. Penyakit Akibat Kerja .............................................................. 272.3. Kerangaka Teori ................................................................................. 292.3. Kerangka Konsep ............................................................................... 30
2.3.1. Hipotesis ................................................................................... 30
BAB III METODE PENILITIAN ...................................................................... 313.1. Jenis dan Rancangan Penilitian ........................................................ 313.2 .Lokasi dan Waktu Penilitian ............................................................ 31
3.2.1. Lokasi Penilitian .................................................................... 313.2.3. Waktu Penilitian .................................................................... 31
3.3. Populasi dan Sampel ........................................................................ 313.3.1. Populasi ................................................................................ 313.3.2. Sampel .................................................................................. 31
3.4. Pengumpulan Data ........................................................................... 323.4.1. Data Primer ............................................................................ 323.4.2. Data Sekunder ........................................................................ 32
3.5. Definisi Operasional ........................................................................ 333.6. Aspek Pengukuran ........................................................................... 343.7. Teknik Analisis Data ........................................................................ 35
3.7.1. Analisis Univeriat .................................................................. 353.7.2. Analisis Bivariat .................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................... 374.1. Hasil Penelitian ................................................................................ 37
4.1.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian ................................... 374.1.2. Analisa Univariat................................................................... 394.1.3. Analisa Bivariat .................................................................... 41
4.2. Pembahasan ...................................................................................... 444.2.1. Pengaruh Beban Kerja dengan Kesehatan Kerja pada
Cleaning Service.................................................................... 434.2.2. Pengaruh Lingkungan Kerja dengan Kesehatan Kerja
Pada Cleaning Service .......................................................... 444.3.3. Pengaruh Penggunaan APD dengan Kesehatan Kerja
Pada Cleaning Service .......................................................... 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 465.1. Kesimpulan ....................................................................................... 465.2. Saran-saran ........................................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 2.1. Bahaya Potensial Bahan di Rumah Sakit ....................................... .... 15Tabel 3.1. Definisi Operasional ........................................................................... 33Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Kesehatan Kerja Pada Cleaning Service RSUD
Cut Nyak Dhien Meulaboh ................................................................. 37Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Beban Kerja Pada Cleaning Service RSUD
Cut Nyak Dhien Meulaboh............................................................ 37Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Lingkungan Kerja Pada Cleaning Service RSUD
Cut Nyak Dhien Meulaboh ................................................................ 38Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Penggunaan APD Pada Cleaning Service RSUD
Cut Nyak Dhien Meulaboh ............................................................... 38Tabel 4.5. Distribusi Hubungan Beban Kerja dengan Kesehatan Kerja pada
Cleaning Service RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh ..................... 39Tabel 4.6. Distribusi Hubungan Lingkungan Kerja dengan Kesehatan Kerja
Pada Cleaning Service RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh .............. 39Tabel 4.7. Distribusi Hubungan Penggunaan APD dengan Kesehatan Kerja
Pada Cleaning Service RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh............... 40
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar. 2.1 Kerangka Teori ........................................................................ 29
Gambar. 2.2 Kerangka Konsep ..................................................................... 30
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 : Tabel Skor
Lampiran 3 : Uji Chi Square
Lampiran 4 : Tabel Kai Kuadrat
Lampiran 5 : Master Tabel
Lampiran 6 : Surat Permohonan Izin Penlitian dari Fakultas Kesehatan
Masyarakat
Lampiran 7 : Surat Balasan Penelitian dari RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh
Lampiran 8 : Dekomentasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesehatan kerja menurut WHO/ILO (1995), kesehatan bertujuan untuk
peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang
setinggi-tingginya bagi pekekerja di semua jenis pekerja, pencegahan terhadap
ganguan kesehatan kerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan
bagi pekerja dalam pekerjaanya dari resiko akibat faktor yang merugikan
kesehatan dan penempatan serta pemeliharaan pekerjaan dalam suatu lingkungan
kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologi, secara ringkas
merupakan penyesuaian pekerjaan pada manusia kepada pekerja dan jabatanya.
(Depkes, 2009)
Dalam UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan khususnya pasal
165”pengelola tempat kerja melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui
upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja.
Berdasarkan pasal di atas maka pengelola tempat kerja di Rumah Sakit
mempunyai kewajiban untuk menyehatkan para tenaga kerjanya.
(Kepmenkes,2010). Kesehatan kerja merupakan promosi dan pemeliharaan
kesejateraan fisik, mental dan sosial pekerja pada jabatan apapun dengan sebaik-
baiknya. (Harrington dan Gill, 2003)
UU No. 13 Tahun 2003 Pasal 86 dan 87 tentang Ketenagakerjaan (UU
Ketenagakerjaan) setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, untuk melindungi
keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan. (http//www.jamsosindonesia.com)
Menurut WHO dari 35 juta pekerja di instalansi kesehatan ada 3.000.000
terpanjan darah (2 juta terpanjan virus HBV,0,9 juta terpanjan virus HBC dan
170.000 terpanjan virus HIV/AIDS) dan sekitar 90% terjadi di negara
berkembang. (Kepmenkes, 2010). Hasil laporan National Safety Council (NSC)
tahun 2008 di Israel, angka prevalensi cedera punggung tertinggi pada perawat
(16.8%) dibandingkan pekerja sektor industri lain. Di Australia, diantara 813
perawat, 87% pernah low back pain, prevalensi 42% dan di AS, insiden cedera
musculoskeletal 4.62/100 perawat per tahun. Cedera punggung menghabiskan
biaya kompensasi terbesar, yaitu lebih dari 1 milliar $ per tahun. Khusus di
Indonesia, data penelitian sehubungan dengan bahaya-bahaya di RS belum
tergambar dengan jelas, namun diyakini bahwa banyak keluhan-keluhan dari para
petugas di RS, sehubungan dengan bahaya-bahaya yang ada di RS. (Depkes,
2009)
Di Indonesia, Rumah Sakit di Jakarta sekitar 65,4% Cleaning Service
menderita dermatitis kontak iritan pada tangan. Hasil penelitian menunjukan
bahwa petugas fungsional yang diwawancara menyatakan upaya pengendalian
K3RS secara teknik yang laksanakan oleh rumah sakit sangat baik (4,1%), baik
(27,4%), tidak baik (58,9%), dan sangat tidak baik (9,6%). 75,3% responden
menyatakn pengendalian K3RS secara administrasi sangat tidak baik dan sisanya
(24,7%) menyatakan baik, bahkan sangat baik, sebagian besar responden (85%)
menyatakan APD yang disediakan oleh rumah sakit tidak lengkap dan memadai,
kebanyakan mereka tidak memakai APD sewaktu bekerja. (Qomariyatus, 2006)
Menurut Musadad, 2005 Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang didalamnya terdapat bangunan, peralatan, manusia, (petugas, pasien dan
pengunjung) dan kegiatan pelayanan kesehatan, ternyata di samping dapat
menghasilkan dampak positif berupa produk pelayanan kesehatan yang baik
terhadap pasien, juga dapat menimbulkan dampak negatif berupa pengaruh buruk
kepada manusia seperti pencemaran lingkungan, sumber penularan penyakit dan
menghambat proses penyembuhan dan pemulihan penderita. (Yoga, dkk. 2006)
Pekerjaan jasa kebersihan atau cleaning service yang dilakukan setiap hari
meliputi kebersihan dalam dan luar ruangan dengan sistem kontrak bulanan dan
tahunan. (Wikipedia Cleaning Service). Kesehatan kerja yang mencakup angka
kesakitan dan kematian akibat kerja dan akibat hubungan kerja dari International
Labaour Organisation (ILO) yaitu 1,2 juta orang meninggal setiap tahun karena
kecelakaan kerja atau penyakit akibat hubungan kerja (PAHK). Dari 250 juta
kecelakaan, 3000.000 orang meninggal dan sisanya meninggal karena PAHK.
Diperkirakan ada 160 juta PAHK baru setiap tahunnya. Sedangkan untuk besaran
masalah kesehatan kerja yang menyangkut angka kesakitan dan kematian akibat
kerja dari beberapa penelitian diperoleh gambaran bahwa lebih dari 50% pekerja
Indonesia peserta jamsostek mengidap penyakit kulit akibat masuknya zat kimia
melalui kulit dan pernafasan. (Depkes RI, 2005).
Bahaya yang potensial (Potensial Hazard) disebabkan oleh faktor biologis
(virus, bakteri dan jamur dll), faktor kimia (antiseptik, gas anestesi dll), faktor
ergonomi (cara kerja yang salah dll), faktor fisik (suhu, cahaya, bising, listrik,
getaran dan radiasi dll), faktor psikologi (hubungan sesama pekerja/atasan dll)
dapat mengakibatkan penyakit dan kecelakaan akibat kerja. (Depkes, 2009)
Rumah sakit merupakan tempat kerja yang memiliki risiko bahaya
kesehatan, sehingga penyelenggaraan kesehatan dan keselamatan kerja di rumah
sakit perlu mendapat perhatian yang serius. Petugas cleaning service adalah salah
satu tenaga kerja yang berisiko tinggi untuk mengalami penyakit akibat kerja.
Melihat kondisi itu, penerapan pemeriksaan kesehatan kerja petugas cleaning
service merupakan aspek penting sebagai salah satu upaya pencegahan terhadap
potensi bahaya di rumah sakit. (Marfuah, 2010 )
Salah satu tujuan dari program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
adalah untuk mencegah terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) pada pekerja.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) merupakan penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Penyakit Akibat
Kerja (PAK) di rumah sakit dapat menyerang semua tenaga kerja, baik yang
medis (seperti perawat, dokter dan dokter gigi), maupun non medis (seperti
petugas kebersihan (cleaning service) rumah sakit. (Depkes, 2012)
Menurut Anies 2010, petugas kebersihan (cleaning service) mempunyai
resiko untuk terpajan bahan biologi berbahaya (biohazard). Kontak dengan alat
medis sekali pakai (disposable equipment) seperti jarum suntik bekas maupun
selang infus bekas, serta membersihkan seluruh ruangan di rumah sakit dapat
meningkatkan resiko untuk terkena penyakit infeksi bagi petugas kebersihan
(cleaning service) rumah sakit. (Qomariyatus, 2006)
Dampak dari bahaya yang terjadi di atas adalah adanya iritan pada kulit
yang beraksi pada kulit dan menyebabkan fibrosis pada paru-paru serta dermatitis.
Zat pelarut yang digunakan cleaning service akan masuk ke tubuh melalui asupan
cairan, hirupan asap dan penyerapan melalui kulit yang akan menimbulkan efek
racun pada organ seperti hati, ginjal, dan sumsum tulang dan efek iritasi melalui
penghancuran lemak kulit. Serta mikro organisme adanya virus yang
menyebabkan hepatitis A, dan B, AIDS dan bakteri yang menyebabkan antraks
dan tetanus. (Ridley, 2006)
Survey awal di bulan April bahwa petugas cleaning service di RSUD Cut
Nyak Dhien Meulaboh merupakan pekerja kebersihan yang dikelolah oleh pihak
PT.Putra Dwiguna. Petugas cleaning service di RSUD Cut Nyak Dhien Aceh
Barat keseluruhannya berjumlah 24 orang. Secara umum, petugas cleaning
service di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh memiliki tugas, antara lain:
membersihkan setiap ruangan di area rumah sakit (in side) sekitar 17 orang,
membersihkan seluruh taman dan halaman yang ada di area rumah sakit (out side)
7 orang, serta mengangkut sampah non medis yang terdapat di area rumah sakit ke
TPS (Tempat Pembuangan Sementara).
Setiap harinya petugas cleaning service memulai pekerjaannya pada pukul
05.30-11.30 WIB untuk shift 1 dan pada pukul 14.00-16.00WIB untuk shift 2.
Setelah selesai melakukan pekerjaannya, petugas cleaning service biasanya
beristirahat di sekitar area kerjanya selama jam kerja sambil menunggu bila ada
pekerjaan lain yang harus dilakukan. Petugas kebersihan yang ada di Rumah Sakit
tersebut hanya memakai APD seadanya, mereka mendapatkan dari perawat yang
ada di dalam ruangan mereka bekerja. Biasanya APD yang dipakai seadanya
berupa masker dan sarung tangan yang diperoleh dari perawat dan baju kerja
diperoleh dari pengelolah, sedangkan APD yang diperoleh dari diri sendiri hanya
sandal dan topi. Terjadinya iritasi pada kulit seperti kulit peceh-pecah terdapat 10
orang (62,5%) pada pekerja in side (dalam ruangan). Dan pernah mengalami
infeksi akibat tertusuk jarum suntik 15 orang (93,74%) pada pekerja in side
(dalam ruangan), merasa nyeri pada pinggang, tangan, bahu, sakit dada, dan
pening 24 orang (100%) untuk seluruh pekerja di in side dan out side.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis ingin
mengetahui “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Kerja Pada Cleaning
Service Di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Tahun 2013”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian merumuskan
permasalahan tentang apa saja yang mempengaruhi kesehatan kerja pada
cleaning service di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kesehatan Kerja Pada Cleaning Service Di RSUD Cut Nyak
Dhien Meulaboh Tahun 2013.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengaruh beban kerja terhadap kesehatan kerja pada
petugas cleaning service di Di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Tahun
2013.
b. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap kesehatan kerja
pada petugas cleaning service di Di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh
Tahun 2013.
c. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan APD terhadap kesehatan kerja
pada petugas cleaning service di Di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh
Tahun 2013.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
a. Dapat memberikan wawasan ilmu pengetahuan penulis untuk
mengembangkan diri dalam disiplin Ilmu Kesehatan Masyarakat.
b. Sebagai bahan bacaan bagi perpustakaan yang dapat dimanfaatkan oleh
mahasiswa khususnya Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Referensi bagi
peneliti mengenai hal tersebut.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Untuk mengaplikasikan dan memperdalam ilmu yang dipelajari di bangku
kuliah dengan membandingkan teori yang di dapat dengan keyakinan
dilapangan.
b. Sebagai bahan masukan bagi petugas cleaning service terhadap kesehatan
kerja di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kesehatan Kerja
2.1.1. Definisi Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan beserta
prakteknya yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh
derajat setinggi-tingginya, baik fisik atau mental maupun sosial dengan usaha-
usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan
yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap
penyakit-penyakit umum. (Suma’mur, 2009). Menurut Harrington dan Gill 2003,
Kesehatan kerja merupakan promosi dan pemeliharaan kesejateraan fisik, mental
dan sosial pekerja pada jabatan apapun dengan sebaik-baiknya.
Penyakit akibat kerja (occupational disesase)merupakan penyakit yang
timbul disebabkan oleh pekerjaan. Seorang pekerja sebelum bekerja dinyatakan
sehat berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, kemudian belerja di tempat kerja
yang terdapat faktor penyebab, cepat atau lambat dapat menderita penyakit akibat
kerja. (Silaban, 2012). Ditinjau dari sudut keilmuan, kesehatan dan keselamatan
kerja adalah ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja.
(Widjasena,2012). Kesehatan kerja menunjukan pada kondisi yang bebas dari
gangguan fisik, mental, emosi, atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan
kerja. (Diah, 2004)
Dalam Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, BAB
XII Tentang Kesehatan Kerja Pasal 164 menyebutkan :
1. Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat
dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan
oleh pekerjaan.
2. Upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pekerja
di sektor formal dan informal.
3. Upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi
setiap orang selain pekerja yang berada di lingkungan tempat kerja.
4. Upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
berlaku juga bagi kesehatan pada lingkungan tentara nasional Indonesia baik
darat, laut, maupun udara serta kepolisian Republik Indonesia.
5. Pemerintah menetapkan standar kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2).
6. Pengelola tempat kerja wajib menaati standar kesehatan kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) dan menjamin lingkungan kerja yang sehat serta
bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja.
7. Pengelola tempat kerja wajib bertanggung jawab atas kecelakaan kerja yang
terjadi di lingkungan kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Sedangkan pada Pasal 165 menyatakan bahwa :
Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan
melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga
kerja.
1. Pekerja wajib menciptakan dan menjaga kesehatan tempat kerja yang sehat
dan menaati peraturan yang berlaku di tempat kerja.
2. Dalam penyeleksian pemilihan calon pegawai pada perusahaan/instansi, hasil
pemeriksaan kesehatan secara fisik dan mental digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan. (Depkes, 2009).
2.1.2. Tujuan Kesehatan Kerja
a) Melaksanakan promosi dan memelihara kesehatan fisik, mental dan
sosial semua pekerja yang setinggi-tingginya.
b) Mencegah pekerja dari gangguan kesehatan akibat kondisi kerja.
c) Melindungi pekerja terhadap semua faktor resiko bahaya kesehatan.
d) Menempatkan dan memelihara pekerja dalam lingkungan kerja yang
sesuai dengan kemampuan fisiologik dan psikologiknya yang secara
singkat dapat dikatakan penyesuaian pekerjaan terhadap manusia dan
setiap manusia dengan pekerjaannya. Agar setiap pegawai merasa aman
dan terlindungi dalam bekerja.
2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Kerja
A. Beban Kerja
Beban kerja adalah beban fisik dan mental yang harus di tanggung oleh
pekerja dalam melakukan tugasnya (Depkes,2009). Sedangkan menurut
Suklakmono 2004, tubuh manusia dirancang untuk melakukan pekerjaan, massa
otot beratnya hampir ½ berat badan, memungkinkan dapat menggerakan tubuh.
Setiap beban kerja yang diterima oleh pekerja harus sesuai baik terhadap
kemampuan fisik, kognitif maupun keterbatasan manusia. Faktor yang
mempengaruhi beban kerja yaitu :
a) Tugas-tugas yang bersifat fisik : beban yang diangkat/diangkut, sikap
kerja, alat dan sarana kerja, kondisi/medan kerja, dll.
b) Tugas yang bersifat psikis : tingkat kesulitan, tanggung jawab dll.
c) Organisasi kerja : lamanya waktu kerja, kerja bergilir, system
pengupahan, system kerja, istirahat, system pelimpahan tugas/wewenang.
Menurut Suma’mur 2009, segi-segi terpenting bagi persoalan waktu
kerja meliputi :
1 Lamanya seseorang mampu kerja secara baik pada umumnya 6-8
jam, dalam seminggu seseorang biasanya dapat bekerja dengan baik
selama 40-50 jam.
2 Hubungan di antara waktu pekerja dan istirahat
3 Waktu bekerja sehari menurut periode yang meliputi siang (pagi,
siang, sore) dan malam
B. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah lingkungan terdekat dari seorang pekerja.
(Kepmenkes,2010). Menurut Harrington dan Gill 2003, Secara garis besar faktor
dan lingkungan kerja yang dapat mengganggu kesehatan tenaga kerja adalah :
a. Faktor fisik
1. Suara / kebisingan
2. Suhu / iklim : suhu panas, suhu,dingin
a) Sumber panas : Matahari, Tanur, dapur, genset, boiler, Lighting.
b) Tekanan panas dipengaruhi oleh : sumber panas, radiasi matahari,
panas tubuh, kecepatan udara, kelembaban udara
c) Suhu nyaman : 24- 26OC, perbedaan suhu diluar dan di dalam tidak
lebih dari 5OC.
d) Kelembaban udara yang baik : 65-95%
e) Dampak iklim yang buruk
a. Prickly heat/ heat rash/ mikaria rubra yaitu timbulnya bintik-
bintik merah di kulit dan agak gatal karena terganggunya
fungsi kelenjar keringat.
b. Heat cramps yaitu timbulnya kelainan seperti otot kejang dan
sakit, terutama otot anggota badan atas dan bawah.
c. Heat Exhaustion yaitu tubuh kehilangan cairan dan elektrolit.
d. Heat stroke yaitu heat stress yang paling berat,
mengakibatkan thermoregulatory terganggu, jantung
berdebar, nafas pendek dan cepat, tekanan darah naik atau
turun dan tidak mampu berkeringat, suhu badan tinggi, hilang
kesadaran.
b. Faktor fisiologik (ergonomik)
Yaitu faktor yang mempengaruhi keserasian antara tenaga dan
pekerjaannya (cara kerja, posisi kerja, alat kerja, beban kerja ) ketidakserasian
dari faktor di atas dapat menimbulkan kecelakaan kerja sakit otot, sakit
pinggang, cedera punggung dan lain-lain.
Menurut Silaban,2012 menyatakan tenosinovitis styloid radial yang
disebabkan gerakan yang berulang-ulang, pengerahan tenaga secara berlebih
dan postur pergerakan tangan yang janggal.
c. Faktor Mental Psikologi
Dapat berupa hubungan kerja yang kurang baik. Sifat pekerjaan yang
monoton, tidak sesuai bakat, kesejahteraan yang kurang dan lain-lain. Faktor
ini selain menurunkan produktivitas, Juga dapat menimbulkan penyakit-
penyakit psikosomatik.
Tabel 2.1. Bahan Potensial Bahaya di Rumah Sakit
No. BahanPotensial
Lokasi Pekerja YangPaling Berisiko
1. Fisik :Bising IPS-RS, Laundri, dapur,
CSSO,gedunggenset,boller,IPAL
Karyawan yangbekerja di lokasitersebut.
Getaran Ruang mesin dan peralatan yangmenhasilkan getaran (ruanggigi,dll)
Perawat, cleaningservice dll.
2. Kimia :Disinfektan Semua area Petugas kebersihan
(cleaning service)dan perawat.
Cytotoxics Farmasi, tempat pembuanganlimbah, dan bangsal.
Pekerja farmasi,perawat, petugaspengumpulsampah.
Solvents Laboratorum, bengkel kerja dansemua area di RS.
Teknisi, petugaslaboratorium, dancleaning service.
3. Biologis :AIDS,hepatitis B,non A-non B
IGD, kamar operasi, ruangpemeriksaan gigi, laboratoriumdan laundry.
Dokter, dokter gigi,perawat, petugaslaboratorium,petugas sanitasidan laundry.
4. Ergonomik:Pekerjaan yangberulang
Semua area Dokter gigi,cleaning service,fisioterapi, sopir,operator, computeryang berhubugandengan pekerjaanjuru tulis.
(Sumber :Widjasena,2012)
Menurut Hilington dan Gill, 2003 Faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan pada pekerja di antaranya :
a. Fisika
Diantaranya kebisingan, getaran, panas dan dingin, listrik, udara dan
tekanan.
b. Kimia
Diantaranya cairan, debu, asap,serat kabut, gas dan uap.
c. Biologi
Diantaranya serangga, tungau, lumut, bakteri dan jamur.
d. Mekanik dan ergonomi
Diantaranya sikap tubuh, pergerakan, gerakan berulang, pencahayaan dan
penglihatan. Mengangkat gaya berat yang harus di tanggung oleh pekerja
sekitar 20 kg. (Depkes,2009)
e. Psikososial
Diantaranya kebimbangan, tekanan kerja, kebosanan, dan bekerja pada
hari libur.
C. Kapasitas Kerja
Kapasitas Kerja adalah status kesehatan dan gizi kerja yang baik serta
kemampuan fisik yang prima setiap pekerja agar dapat melakukan pekerjaan
dengan baik. (Kepmenkes,2010). Sedangkan menurut Sulakmono, 2004 kapasitas
kerja diantaranya kemampuan, kebolehan, keterbatasan. Ketiga komponan ini
dipengaruhi oleh bentuk dan besar tubuh, umur, sex, ras, status kesehatan, nutrisi,
kesegaran jasmani, pendidikan, keterampilan.
1. Bentuk Dan Besar Tubuh
Semakin besar dan panjang ukuran otot, maka semakin banyak dan
panjang jumlah serat otot yang menyusunnya sehingga kemampuan kerja
semakin besar. 1 cm otot menghasilkan tenaga 4 kg gaya. Besar dan panjang
otot dipengaruhi oleh factor keturunan, gizi selama pertumbuhan, latihan.
2. Faktor Umur Dan Sex
Kapasitas kerja mencapai puncaknya pada usia 25-30 tahun, dan
menurun di usia>30 tahun. Penurunna physic pada usia 60 tahun, penurunan
pada otot 25%, kemampuan syaraf 60 %, juga terjadi penurunan pada panca
indera, jantung, parudan organ lain. Kemampuan kerja physic usia>60 tahun
tinggal 50% dari usia muda. Kapasitas kerja laki dan wanita berbeda karena
perbedaan sistem hormonal, kultur,pendidikan dan kebiasaan.
3. Faktor Ras
Tiap suku bangsa mempunyai reputasi tersendiri pada jenis pekerjaan yang
cocok dikarenakan perubahan yang terjadi secara evolusioner dan akhirnya
bersifat heriditair.
4. Faktor kesehatan, kesegaran jasmani dan nutrisi
Merupakan kesatuan yang saling menunjang dan saling terkait dengan
kemampuan fisik seseorang. Kesegaran jasmani dapat dipelihara dengan
meningkatkan kemampuan otot dan kecepatan dengan cara latihan dan olah raga
secara teratur menyebabkan performa kerja dan ketahanan kerjaakan lebih baik.
5. Keterampilan
Tujuan kerja menjadi lebih efisien didapa tmelalui proses pendidikan
dan latihan. Fungsi latihan antaranya pembinaan koordinasi syaraf kearah
otomatisasi/reflektoris, kontraksi otot yg tidak perlu ditiadakan, kosumsi energi
berkurang, efisiensi waktu.
D. Alat Pelindung Diri (APD)
1. Pengertian Alat Pelindung Diri
Pelindung tenaga kerja melalui usaha teknis pengaman tempat, pelatan
dan lingkungan kerja adalah sangat penting dan perlu di utamakan, dan APD
adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam
pekerjaan yang berfungsi mengisolasi pekerjaan dari bahaya di tempat kerja.
(Kamri,2011)
2. Tujuan Pelindung Diri
Tujuan utama penggunaan alat pelindung diri adalah menghindari
terjadinya cedera pada tubuh dalam keadaan pekerja terpanjan oleh bahaya
dengan selalu memikirkan memungkinkan untuk menghindari timbulnya
kondisi bahaya tersebut, selain itu penggunaan APD ntuk mencegah atau
menurunkan angka kecelakan dan penyakit akibat kerja.Untuk menggunakan
APD secara efektif perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Memilih APD yang sesuai dengan jenis pekerjaan
2. Disiapkan dalam jumlah yang cukup
3. Dianjurkan para pekerja mencapai cara penggunaan yang benar
4. Melakukan pemeliharaannya secara benar
5. Dalam pekerjaan yang membutuhkan peralatan pelindung dan
pekerjaan diwajibkan selalu menggunakan.
3. Persyaratan Alat Pelindung Diri
Menurut Silaban 2012, APD perlu sebelumnya dipilih secara hati-hati
agar dapat memenuhi ketentuan dan syarat, yaitu:
a) Memberikan pelindungan yang cukup terhadap bahaya yang dihadapi
tenaga kerja.
b) Beratnya seringan mungkin dan tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan.
c) Dapat dipakai secara flesibel ( enak di pakai ).
d) Bentuknya cukup menarik.
e) Tahan untuk pemakaian yang lama ( awet).
f) Tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakaianya karena
bentuk atau salah dalam pemakaiannya.
g) Tidak membatasi gerakan pemakainya.
2.1.4. Langkah-Langkah Pengurangan Resiko Di Tempat Kerja
1) Eliminasi, yaitu menghilangkan sama sekali bahaya yang ada.
2) Subsitusi, bila eliminasi tidak dapat dilakukan maka upaya yang harus
dilakukan adalah mengganti dengan suatu yang kurang berbahaya atau
tidak berbahaya sama sekali dan membatasi bahan pajanan.(Aditama dan
Hastuti,2006)
3) Pengendalian rekayasa, merupakan pilihan yang dilakukan setelah
subsitusi dimana dengan memanfaatkan pengetahuan dibidang rekayasa
untuk menghilangkan/mengurangi resiko seperti memodifikasi alat dan
ventilasi, pengaman dan lain-lain.
4) Pengendalian administratif, resiko dapat dikurangi dengan menerapkan
prosedur dan intitusi kerja seperti:
a. Membuat persyaratan terhadap pembelian obat
b. Mengurangi waktu pemaparan
c. Pengaturan shif kerja
2.2. Cleaning Service
2.2.1. Definisi Cleaning Service
Cleaning service adalah pekerjaan yang memberikan jasa kebersihan
untuk mendapatkan penghasilan. (Hutauruk, 2010)
Pekerjaan jasa kebersihan atau cleaning service yang dilakukan setiap hari
meliputi kebersihan dalam dan luar ruangan dengan sistem kontrak bulanan dan
tahunan. (Wikipedia Cleaning Service)
2.2.2. Tugas Cleaning Service
1. Kamar Mandi
Kebersihan kamar mandi rumah sakit harus sangat dijaga sebagai salah
satu tujuan untuk sanitasi lingkungan. Yang di mana sangat perlu di
perhatikan di sini adalah mangkuk toilet dan tuas menyiram urin yang
merupakan tempat yang sangat potensial bagi kuman dan bakteri yang
berbahaya, gagang pintu kamar mandi dan daun pintu kamar mandi juga harus
sering dibersihkan mengingat adanya bakteri dari sentuhan tangan dari
seorang pasien yang dapat menular kepasienlainya. Kemudian kamar mandi
umum, dan kamar mandi karyawan.
2. Kamar Pasien
Pembersihan kamar pasien harus sangat signifikan dengan
penggunaan disinfektan. Yang mana disini ditujukan padapasien yang dapat
membawa kuman menular dan kemudian dipindahkan keseluruh daerah
ruangan baik berupa sentuhan dll. Sisi dan depan tempat tidur harus selalu
didesinfeksi. Terutama kasur pasien membutuhkan sanitasi yang sangat perlu.
Dan benda-benda Lainnya seperti remote televisi, tombol bantuan, meja, laci,
dan gagang pintu. Pembersihan barang-barang tersebut bertujuan
untukmenghindari risiko baik itu virus dan bakteri yang dapat menginfeksi
pasien lainnya dan pengunjung pasien.
3. Mengangkut Sampah
Menurut Aditama dan Hastari, 2006 Pengakutan sampah dalam
gedung di mulai dengan pengosongan bak sampah di Pengakutan biasanya
dengan kereta, sedangkan untuk bangunan bertingkat dapat dibantu dengan
menyediakan cerobong sampah atau lift pada setiap sudut bangunan. Dalam
strategi pembuangan limbah rumah sakit hendaknya memasukan prosedur
pengangkutan limbah internal maupun eksternal. Pengangkutan internal
biasanya berasal dari titik penampungan awal ketempat pembuangan atau
incinerator di dalam rumah sakit (onsite insinerator) dengan menggunakan
kereta dorong. Peralatan pengangkutan harus terpisah dengan peralatan
pengangkutan limbha klinis. Peralatan pengangkutan harus jelas dan di beri
lebel, dibersihkaan secara reguler dan hanya digunakan muntuk mengangkut
sesuai jenisnya.
2.2.3. Perlengkapan Pelindung Diri Cleaning Service di Rumah Sakit
Agar tidak tertular penyakit di RS, petugas cleaning service harus
menggunakan alat pelindung diri. Perlengkapan pelindung diri yang dipakai oleh
petugas cleaning service harus menutupi bagian-bagian tubuh petugas mulai dari
kepala hingga telapak kaki. Alat atau perlengkapan pelindung diri yang
digunakan/dipakai petugas cleaning service adalah sebagai berikut :
a) Sarung tangan
Terbuat dari bahan lateks atau nitril, dengan tujuan :
1. Mencegah penularan flora/penyakit dari penderita di RS lewat tangan
petugas.
2. Mencegah resiko kepada petugas terhadap kemungkinan transmisi
mikroba patogen dari penderita di RS.
Agar sarung tangan dapat dimanfaatkan dengan baik, maka sarung
tangan sebaiknya steril, utuh, atau tidak robek/berlubang, serta ukurannya
sesuai dengan ukuran tangan petugas agar gerakan tangan atau jari selama
melaksanakan pekerjaan dapat bergerak bebas.
b) Masker
Masker merupakan alat/perlengkapan yang menutup wajah bagian
bawah Harus cukup lebar karena harus menutup hidung, mulut, hingga rahang
bawah.
c) Alas Kaki
Alas kaki digunakan untuk melindungi kaki petugas dari perlukaan,
bersentuhan dengan cairan yang menetes atau benda tajam yang terjatuh. Alas
kaki tersebut dapat berupa sepatu bot dari bahan kulit atau
karet.(www.perlengkapan-pelindung-diri-cleaning.com)
d) Tudung kepala (penutup kepala)
Termasuk didalamnya pengikat rambut, pentup kepala, topi dan
berbagai material. Berfungsi untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh,
terbang, korosit, debu, iklim yang buruk serta menjaga kebersihan kepala dan
rambut.
e) Pakaian
Pakaian penutup, dipakai untuk menutupi baju rumah. Pakaian ini di
pakai untuk melindungi pakaian petugas pelayanan kesehatan.
(www.perlengkapan-pelindung-diri-cleaning.com)
2.2.4. Penyebab Bahaya Terhadap Kesehatan
Menurut Ridley 2006, penyebabkan bahaya terhadap kesehatandiantaranya:
a) Debu
Jika terhirup, mempengaruhi paru-paru sehingga menyebabkan
pneumokoniosis (radang paru-paru).
b) Zat pelarut
Masuk ke tubuh melalui asupan cairan, hirupan asap dan menyerap
melalui kulit.
c) Iritan
Dalam bentuk debu atau cairan dapat bereaksi dengan kulit dan
menyebabkan dermatitis. Jika terhirup, debu dapat menimbulakan iritasi
dan fibrosis paru-paru. Iritasi menyebabkan peradangan pada permukaan
di tempat kontak. Iritasi kulit bisa menyebabkan reaksi seperti eksim atau
dermatitis. Iritasi pada alat-alat pernapasan yang hebat dapat menyebabkan
sesak napas, peradangan dan oedema ( bengkak ). Contoh :Kulit : asam,
basa,pelarut, minyak . Pernapasan : aldehydes, alkaline dusts, amonia,
nitrogen dioxide, phosgene, chlorine ,bromine, ozone. (Kamri.2011).
d) Korosi
Bahan kimia yang bersifat korosif menyebabkan kerusakan pada
permukaan tempat dimana terjadi kontak. Kulit, mata dan sistem
pencernaan adalah bagain tubuh yang paling umum terkena. Contoh :
konsentrat asam dan basa , fosfor. (Kamri,2011)
e) Mikro organisme
Sejumlah mikro organisme yang menggangu seperti virus (hepatitis A dan
B, AIDS), bakteri (antrak,legionela,leptopirosis, tetanus,dsb).
f) Racun
Menurut Depkes 2009, bahan yang bersifat beracun bagi manusia atau
lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau sakit yang seruis
apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan kulit atau mulut. Cara
B3 (barang berbahaya dan beracun ) masuk ke dalam tubuh yaitu melalui
saluran pernapasan saluran percernaan dan penyerapan melalui kulit
diantaranya yang sangat berbahaya adalah yang melalui saluran
pernapasan karena tanpa disadari barang berbahaya dan beracun akan
masuk ke dalam tubuh bersama udara yang dihirup yang diperlukan sekitar
8,3 m2 selama 8 jam kerja dan sulit dikeluarkan kembali dari dalam tubuh.
2.2.5. Pencegahan dan Pengendalian
Menurut Husni 2003,Upaya K3RS dibagi dalam 2 bidang, yaitu
kesehatan kerja dan keselamatan kerja, yang dilaksanakan dalam waktu
bersamaan.
A. Kesehatan Kerja
1. Pelayanan : Promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
2. Tujuan : Mendapatkan tenaga kerja berstatus kesehatan optimal dengan
gizi baik, semangat kerja tinggi sehingga efisien dan produktif.
3. Kegiatan :
a) Pemeriksaan kesehatan awal dan berkala pada tenaga kerja tertentu.
b) Imunisasi Hepatitis B, bagi tenaga kerja yang sering berhubungan
dengan cairan tubuh, seperti perawat yang memasang infus, transfusi
darah.
c) Pengobatan tenaga kerja yang sakit, untuk menghentikan perjalanan
penyakit dan komplikasinya.
B. Kegiatan Kesehatan Kerja
a. Latihan kerja yang aman, latihan penggunaan alat kerja dan alat pelindung
diri (APD).
b. Komunikasi, dengan cara pertemuan singkat sebelum bekerja (safety talk),
pemasangan poster mengenai keselamatan kerja.
c. Pengawasan dan monitoring dengan alat terhadap bahan berbahaya secara
berkala ruangan kerja dan lingkungan kerja yang dibandingkan dengan
Nilai Ambang Batas (NAB) yang berlaku.
d. Sistem perlindungan bahaya kebakaran di rumah sakit, dengan
merencanakan pintu keluar darurat, sistem peringatan bahaya (alarm
system), sumber air terdekat, perawatan alat pemadam kebakaran.
2.2.6. Penyakit Akibat Kerja
Menurut Suma’mur, 2009 dalam ruang atau di tempat kerja
biasanya terdapat faktor-faktor yang menjadi sebab penyakit kerja sebagai
berikut :
a. Golongan fisik
1) Suara, yang bisa menyebabkan pekak atau tuli
2) Radiasi sinar RO/sinar radiaktif yang menyebabkan antara lain
penyakit susunan darah dan kelainan kulit. Radiasi sinar inframerah
bisa mengakibatkan cataractkepada lensa mata, sedangakan sinar
ultraviolet.
3) Suhu yang terlalu tinggi menyebabkan “heat stroke”heat cramp atau
hyperrexia, sedangkan suhu-suhu yang rendah antara lain
menimbulkan “frostbite”.
4) Tekanan yang tinggi menyebabkan “caison disease”.
5) Penerangan lampu yang kurang baik misalnya menyebabkan kelainan
kepada indera penglihatan atau kesilauan yang memudahkan
terjadinya kelelahan.
b. Golongan Infeksi, misalnya oleh bibit penyakit antrax atau brucella pada
pekerja penyemak kulit.
c. Golongan fisiologi, yang disebabkan oleh kesalahan konstruksi mesin,
sikap badan kurang baik, salah cara melakukan pekerjaan bahkan lambat
laun perubahan fisik tubuh bekerja.
d. Golongan mental, psikologi hal ini terlihat misalnya pada hubungan
pekerja yang tidak baik, atau misalnya keadaan membosankan monoton.
2.3. Kerangka Teori
Gambar 2.1. Kerangka Teori
Kepmenkes,2010
- KapasitasKerja
Harrington danGill,2003
- Lingkungan kerja
KESEHATANKERJA
Sulakmono,2004
- Beban kerja
Ridley,2006- Penggunaan APD
2.4. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
2.4.1. Hipotesis.
Ha : Ada pengaruh antara beban kerja dengan kesehatan kerja pada cleaning
service di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh.
Ha : Ada pengaruh antara lingkungan kerja dengan kesehatan kerja pada cleaning
service di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh.
Ha : Ada pengaruh antara penggunaan APD dengan kesehatan kerja pada cleaning
service di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh.
Beban kerja
Lingkungan kerja
Penggunaan APD
KesehatanKerja
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional, yaitu
untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja pada
cleaning service di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 18 s/d 24 Juni tahun 2013.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari unit didalam pengamatan yang akan
dilakukan (Sabri, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh cleaning
service sebanyak 24 orang di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang nilai/karakteristiknya diukur
dan yang nantinya dipakai untuk menduga karakteristik dari populasi (Sabri,
2008). Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan Total
Populasi yaitu 24 orang.
3.4. Pengumpulan Data
3.4.1. Data Primer
Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner melalui wawancara
untuk melihat variabel beban kerja, lingkungan kerja dan penggunaan APD.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder di dapat dari RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh serta
literatur lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.5 Definisi Operasional
Tabel 3.1. Variabel Penelitian
No. Variabel dependen1. Variabel Kesehatan kerja
Definisi : Promosi dan pemeliharaan kesejateraan fisik,mental dan sosial pekerja pada jabatan apapundengan sebaik-baiknya.
Cara Ukur : KuesionerAlat Ukur : WawancaraHasil Ukur : 1. Baik
2. Tidak baikSkala Ukur : Ordinal
Variabel Independen2. Variabel Beban kerja
Definisi : Beban fisik dan mental yang harus di tanggungoleh pekerja dalam melakukan tugasnya.
Cara Ukur : KuesionerAlat Ukur WawancaraHasil Ukur : 1. Sesuai
2. Tidak sesuai
Skala Ukur : Ordinal3. Variabel Lingkungan kerja
Definisi : Segala sesuatu yang ada disekitar para pekerjayang dapat mempengaruhi dirinya dalammenjalankan tugas-tugas yang dikerjakannya.
Cara Ukur : KuesionerAlat Ukur : WawancaraHasil Ukur : 1. Baik
2. Tidak baikSkala Ukur : Ordinal
4. Variabel Penggunaan APDDefinisi : Alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang dalam pekerjaan yangberfungsi mengisolasi pekerjaan dari bahaya ditempat kerja.
Cara Ukur : KuesionerAlat Ukur : WawancaraHasil Ukur : 1. Ya
2. TidakSkala Ukur : Ordinal
3.6 Aspek Pengukuran
1. Untuk mengetahui Kesehatan Kerja yaitu :
a. Baik, jika responden menjawab dengan bobot skor > 10
b. Tidak baik, jika responden menjawab dengan bobot skor ≤ 10
2. Untuk mengetahui beban kerja yaitu :
a. Sesuai, jika responden menjawab dengan bobot skor > 3
b. Tidak Sesuai, jika responden menjawab dengan bobot skor ≤3
3. Untuk mengetahui lingkungan kerja yaitu :
a. Baik , jika responden menjawab dengan bobot skor > 3
b. Tidak Baik, jika responden menjawab dengan bobot skor ≤ 3
4. Untuk mengetahui penggunaan APD yaitu:
a. Ya, jika responden menjawab dengan bobot skor > 5
b. Tidak, jika responden menjawab dengan bobot skor ≤ 5
3.7. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh akan dianalisis secara bertahap sebagai berikut :
3.7.1. Analisis Univariat
Analisis yang digunakan untuk melihat distribusi, frekuensi dari setiap
variabel yang diteliti, baik variabel bebas maupun variabel terikat.
3.7.1. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh satu variabel
independen dengan satu variabel dependen, bertujuan untuk mengetahui pengaruh
antara variabel independen atau faktor-faktor lainnya.
Analisis bivariat menggunakan uji kai kuadrat (Chi-square), karena semua
data di ukur dalam skala katagorik ( melihat hubungan antara variabel katagorik
dengan variabel katagorik ). Jika ada sel yang mempunyai nilai harapan lebih
kecil dari ( kurang dari 5 ) lebih dari 20 % dari jumlah keseluruhan sel, maka uji
yang digunakan “Fisher’s Exact Text”. Prinsip dasar uji kai kuadrat adalah
membandingkan frekuensi yang terjadi (observed) dengan frekuensi harapan
(expected). Uji statistik Chi square juga unutk melihat suatu hubungan (jika ada)
antara dua variabel sehingga diperoleh nilai x2 dan kemaknaan statistik ( nilai p
value )
(O – E )²Rumus : X² = ∑
E
df = (k-1) (b-1) = 1
α = 0,05
keterangan : x2 : Chi-square test
O : frekuensi nilai pengamatan
E : frekuensi nilai harapan
Adapun ketentuan yang dipakai pada uji statistic ini adalah :
1. Ho diterima, jika x2 hitung ≤ x2 tabel, artinya tidak ada hubungan antara
variabel independet dengan variabel dependen.
2. Ho ditolak, jika x2 hitung ≥ x2 tabel, artinya ada hubungan antara variabel
independent dengan variabel dependen.
3. Confident Level (CL) : 95% dengan α = 0,05
4. Derajat kebebasan (df) adalah (r-1) (c-1)
- r adalah banyaknya baris
- c adalah banyaknya kolom
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh adalah
Rumah Sakit memiliki pemerintah yang berada dalam wilayah Kabupaten Aceh
Barat. Dibangun pada tahun 1968 di atas tanah seluas 2,8 Ha dengan daerah yang
relatif dengan status tipe D yang mulai berfungsi sejak tahun 1971. Kemudian
pada tahun 1983 diusulkan menjadi rumah sakit dengan status tipe C dan
mendapat persetujuan Menteri kesehatan berdasarkan SK Menkes RI No
233/Menkes/VI/1985 tanggal 11 Juni 1985. Sejak saat itu RSU Cut Nyak Dhien
Meulaboh menjadi Rumah Sakit rujukan bagi RSU tipe D Aceh Selatan dan
Puskesmas. Tahun 2002 berdasarkan perda No. 17 struktur organisasi RSU Cut
Nyak Dhien Meulaboh berubah menjadi Badan pengelola RSUD Cut Nyak Dhien
Meulaboh berlokasi di Jalan Gajah Mada No. 1 Kelurahan Drien Rampak
Kecamatan Johan Pahlawan Meulaboh.
Adapun batas-batas Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien
Meulaboh adalah :
1. Sebelah Timur berbatasan dengan Sekolah MIN/MANPK
2. Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Sisingamangaraja
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Lorong Banteng/komplek perumahan
Dokter
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Jalan Gaja Mada
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh Memiliki Visi yaitu
“Rumah Sakit Terbaik di NAD pada Tahun 2013”. Untuk mencapai visi tersebut
disusun beberapa misi yaitu :
1. Memberikan pelayanan yang berkualitas dan terjangkau oleh semua
lapisan masyarakat.
2. Melakukan pengelolaan limbah rumah sakit yang ramah lingkungan.
3. Mengembangkan, memotivasi dan menghargai karyawan serta peneydiaan
kondisi lingkungan kerja yang bersahabat.
Untuk menunjukkan kesiapan melaksanakan misi tersebut maka Rumah Sakit
Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh menerapkan sebuah Motto yaitu “Kami
Siap Melayani Anda”.
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh dikepalai oleh
seorang Direktur, dibantu oleh 1 orang Kabag (Tata Usaha), 3 orang Kabid
(Keperawatan, Pelayanan Medis dan Penunjang Medis) dan Kelompok
Fungsional. Kabag Tata Usaha dibantu oleh 3 orang Kasubbag (Kepegawaian &
tatalaksana, Umum dan Keuangan). Kabid Keperawatan dibantu oleh 2 orang
Kasi (Seksi Etika Profesi & Logistik Keperawatan dan Seksi Asuhan
Keperawatan). Kabid Pelayanan Medis dibantu oleh 2 orang Kasi (Seksi Rawat
Inap & Rawat Jalan, Seksi Rawat Darurat, Insentif & Bedah Sentral). Kabid
Penunjang Medis dibantu oleh 2 orang Kasi (Seksi Penelitian & Pengembangan
dan Seksi Informasi permasalahan Sosial & Upaya Rujukan).
Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat Rumah Sakit Umum
Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh menyediakan fasilitas pelayanan rawat jalan
(Poliklinik Umum, Poliklinik Spesialis dan Poliklinik Gigi) dan rawat inap
(Ruang Rawat Bedah, Ruang Rawat Anak, Ruang Rawat Penyakit Dalam, Ruang
Rawat Kebidanan, Ruang Rawat VIP dan Ruang Rawat Kelas Utama). Disamping
itu juga tersedia Pelayanan IGD 24 jam, Pelayanan tindakan operasi dan
persalinan dan fasilitas penunjang lainnya.
Setelah peneliti melakukan pengumpulan data selama 10 hari terhitung
mulai tanggal 18 sampai dengan 24 Juni 2013 peneliti mendapatkan 24 orang
responden yang sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan. Adapun hasil
penelitian terhadap responden tersebut adalah sebagai berikut :
4.1.2. Analisa Univariat
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Kesehatan Kerja Pada Cleaning ServiceRSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Tahun 2013
Kesehatan Kerja Frekuensi Presentasi %Baik 6 25,00Tidak baik 18 75,00Total 24 100
Sumber : Data primer (diolah, 2013)Pada tabel 4.1. diatas menunjukkan bahwa dari jumlah 24 petugas
cleaning service RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh terdapat 18 responden
(75,00%) memiliki kesehatan kerja yang tidak baik.
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Beban Kerja Pada Cleaning Service RSUDCut Nyak Dhien Meulaboh Tahun 2013
Beban Kerja Frekuensi Presentasi %Sesuai 19 79,17Tidak sesuai 5 20,83Total 24 100
Sumber : Data primer (diolah, 2013)Pada tabel 4.2. diatas menunjukkan bahwa dari jumlah 24 petugas
cleaning service RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh terdapat 19 responden
(79,17%) memiliki beban kerja yang sesuai.
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Lingkungan Kerja Pada Cleaning ServiceRSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Tahun 2013
Lingkungan Kerja Frekuensi Presentasi %Baik 4 16,67Tidak Baik 20 83,33Total 24 100
Sumber : Data primer (diolah, 2013)Pada tabel 4.3. diatas menunjukkan bahwa dari jumlah 24 petugas
cleaning service RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh terdapat 20 responden
(83,33%) memiliki lingkungan kerja yang tidak baik.
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Penggunaan APD Pada Cleaning ServiceRSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Tahun 2013
Penggunaan APD Frekuensi Presentasi %Ya 8 33,33Tidak 16 66,67Total 24 100
Sumber : Data primer (diolah, 2013)Pada tabel 4.4. diatas menunjukkan bahwa dari jumlah 24 petugas
cleaning service RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh terdapat 16 responden
(66,67%) tidak menggunakan APD.
4.1.3. Analisa Bivariat
Tabel 4.5. Distribusi Tabulasi Silang Kesehatan Kerja Berdasarkan BebanKerja pada Cleaning Service RSUD Cut Nyak Dhien MeulabohTahun 2013.
Kesehatan KerjaBeban Kerja Baik Tidak Baik Total x2
Hit x2Tab OR
N % N % N %Sesuai 5 26,32 14 73,68 19 100
0,20 3,841 1,42Tidak Sesuai 1 20 4 80 5 100Total 6 18 24 100Sumber : Data primer (diolah, 2013)
Berdasarkan table 4.5. diatas, bahwa dari 19 responden yang memiliki
beban kerja yang sesuai terdapat 5 orang ( 26,32% ) memiliki kesehatan kerja
yang baik. Sedangkan 5 orang yang memiliki beban kerja yang tidak sesuai
terdapat 4 orang ( 80% ) memiliki kesehatan kerja yang tidak baik. Setelah
dilakukan uji statistik Chi Square pada derajat kepercayaan (konfidience Level)
95% (α = 0,05 ) dengan df ( 2-1 )( 2-1 )=1, nilai x2 hitung = 0,20 < x2 tabel =
3,841. Maka Ho di terima, artinya tidak ada pengaruh antara beban kerja dengan
kesehatan kerja. Dengan nilai OR 1,42 hal tersebut menunjukkan bahwa beban
kerja yang tidak sesuai mempunyai risiko memiliki kesehatan kerja yang tidak
baik 1,42 kali lebih besar dibanding memiliki beban kerja yang sesuai.
Tabel 4.6. Distribusi Tabulasi Silang Lingkungan Kerja Pada CleaningService RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Tahun 2013.
Kesehatan KerjaLingkunganKerja
Baik Tidak Baik Total x2Hit x2
Tab ORN % N % N %
Baik 3 75 1 25 4 1006,4 3,841 10,2Tidak Baik 3 25 17 85 20 100
Total 6 18 24 100Sumber : Data primer (diolah, 2013)
Berdasarkan table 4.6. diatas, bahwa 4 responden memiliki lingkungan
kerja yang baik terdapat 3 orang ( 75,00% ) memiliki kesehatan kerja yang baik.
Sedangkan 20 responden yang memiliki lingkungan kerja tidak baik terdapat 17
orang ( 85% ) memiliki kesehatan kerja yang tidak baik. Setelah dilakukan uji
statistik Chi Square pada derajat kepercayaan ( konfidience Level ) 95% ( α =
0,05 ) dengan df (2-1)(2-1)=1, nilai x2 hitung = 6,4 > x2 tabel = 3,841. Maka Ho di
tolak, artinya ada pengaruh antara lingkungan kerja dengan kesehatan kerja.
Dengan nilai OR 10,2 hal tersebut menunjukkan bahwa lingkungan kerja yang
baik mempunyai risiko kesehatan kerja yang tidak baik 10,2 kali lebih besar
dibanding lingkungan kerja yang baik.
Tabel 4.7. Distribusi Tabulasi Silang Penggunaan APD Pada CleaningService RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Tahun 2013.
Kesehatan KerjaPenggunaanAPD
Baik Tidak Baik Total x2Hit x2
Tab OR
N % N % N %
Ya 4 50 4 50 8 1005,67 3,841 7Tidak 2 12,5 14 87,5 16 100
Total 6 18 24 100Sumber : Data primer ( diolah, 2013)
Berdasarkan table 4.7. diatas, bahwa 8 responden yang menggunakan
APD terdapat 4 orang ( 50%) memiliki kesehatan kerja yang baik. Sedangkan 16
responden tidak menggunakan APD terdapat 14 orang ( 87,5%) memiliki
kesehatan kerja yang tidak baik. Setelah dilakukan uji statistik Chi Square pada
derajat kepercayaan (konfidience Level) 95% (α = 0,05 ) dengan df (2-1)(2-1)=1,
nilai x2 hitung = 5,67 > x2 tabel = 3,841. Maka Ho di tolak, artinya ada pengaruh
antara penggunaan APD dengan kesehatan kerja. Dengan nilai OR 7 hal tersebut
menunjukkan bahwa yang tidak menggunakan APD memiliki keamanan risiko
kesehatan kerja yang tidak baik 7 kali lebih besar dibandingkan dengan yang
menggunakan APD.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Hubungan Beban Kerja dengan Kesehatan Kerja pada Cleaning
Service.
Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa terdapat tidak ada pengaruh
beban kerja dengan kesehatan kerja pada clenaing service. Dengan nilai OR 1,42
yang artinya walaupun tidak ada pengaruh antara beban kerja dengan kesehatan
kerja tapi memiliki faktor resiko terhadap kesehatan kerjanya dan didukung
dengan faktor – faktor lain seperti adanya faktor kapasitas kerja.
Penelitian ini sejalan dengan Ariyanto, dkk (2002) diketahui bahwa tidak
ada pengaruh yang signifikan antara beban kerja dengan kesehatan kerja. Beban
kerja adalah beban fisik dan mental yang harus di tanggung oleh pekerja dalam
melakukan tugasnya (Depkes,2009). Sedangkan menurut Suklakmono 2004,
tubuh manusia dirancang untuk melakukan pekerjaan, massa otot beratnya hampir
½ berat badan, memungkinkan dapat menggerakan tubuh. Setiap beban kerja yang
diterima oleh pekerja harus sesuai baik terhadap kemampuan fisik, kognitif
maupun keterbatasan manusia.
Dalam Kepmenkes 2007, beban kerja adalah suatu kondisi yang
membebani pekerja baik secara fisik maupun non fisik dalam menyelesaikan
pekerjaannya. Dan kepmenkes 2010, Faktor lain yang dapat menpengaruhi
kesehatan kerja ialah seperti kapasitas kerja. Kapasitas kerja ialah status kesehatan
dan gizi kerja yang baik serta kemampuan fisik yang prima setiap pekerja agar
dapat melakukan pekerjaan dengan baik.
Sedangkan menurut Sulakmono 2004, kapasitas kerja diantaranya
kemampuan, kebolehan, keterbatasan. Ketiga kompenan ini dipengaruhi oleh
bentuk dan besar tubuh, umur, sex, ras, status kesehatan, nutrisi, kesegaran
jasmani, pendidikan, keterampilan. Beban kerja adalah beban fisik dan mental
yang harus di tanggung oleh pekerja dalam melakukan tugasnya. (Depkes, 2009)
4.2.2. Hubungan Lingkungan Kerja dengan Kesehatan Kerja Pada Cleaning
Service.
Hasil uji statistik diketahui bahwa ada pengaruh lingkungan kerja dengan
kesehatan kerja pada clenaing service.
Lingkungan kerja yang terlalu panas atau dingin atau bising atau getaran
berlebihan mengakibatkan terjadinya ganguan kenyamanan didalm bekerja yang
dapat mempengaruhi performans pekerja. Pencahayaan yang kurang memadai
atau menyilaukan akan menimbulkan rasa kantuk. ( Silaban, 2012)
Kepmenkes, 2010 memaparkan bahwa lingkungan kerja sering di peroleh
dari lingkungan terdekat dari seorang pekerja. Dari definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa lingkungan kerja yang dapat mengganggu kesehatan tenaga
kerja.
Begitu dengan halnya dengan para petugas clenaing service di RSUD Cut
Nyak Dhien Meulaboh, kesehatan kerjanya yang baik 75% hanya terdapat pada
mereka yang tingkat lingkungan kerja yang baik. Ini menunjukkan bahwa
semakin baik lingkungan kerjanya semakin tinggi pula kesehatan kerjanya.
Menurut Depkes 2009, lingkungan kerja adalah lingkungan terdekat dari seorang
pekerja. Menurut Harrington dan Gill 2003, Secara garis besar faktor dan
lingkungan kerja yang dapat mengganggu kesehatan tenaga kerja
4.2.3. Hubungan Penggunaan APD dengan Kesehatan Kerja Pada Cleaning
Service.
Hasil uji stastistik chi square bahwa ada hubungan antara penggunaan
APD dengan kesehatan kerja. Penggunaan APD sering diperoleh dari intalansi
tempat para petugas bekerja. Apabila pengalaman yang dimiliki petugas cleaning
service tentang menggunakan APD maka dia cenderung akan memiliki kesehatan
kerja yang baik, begitu juga sebaliknya. Dari hasil tabel 4.7 di atas dapat di lihat
bahwa petugas cleaning service yang menggunaan APD terhadap kesehatan kerja
yang tidak baik.
Pelindung tenaga kerja melalui usaha teknis pengaman tempat, pelatan dan
lingkungan kerja adalah sangat penting dan perlu di utamakan, dan APD adalah
alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan
yang berfungsi mengisolasi pekerjaan dari bahaya di tempat kerja (Kamri,2011).
Dalam penelitian Juni Asty 2005, bahwa 97,4% mayoritas petugas
cleaning service patuh dalam menggunaan APD. Menurut Hudoyo (2004) yang
dikutip oleh Depkes RI (2007) resiko petugas rumah sakit terhadap kesehatan dan
penyakit akibat kecelakaan kerja dapat digambarkan bahwa rendahnya perilaku
petugas kesehatan di tempat kerja terhadap kepatuhan melaksanakan setiap
prosedur tahapan kewaspadaan universal dengan benar.
Menurut Gerry Silaban 2012, cara terbaik untuk pencegahan terhadap
bahaya kesehatan dan keselamatan kerja dapat dilakukan dengan pengendalian
terakhir di tempat kerja adalah dengan pemakaian alat pelindung diri (APD).
Tujuan utama penggunaan alat pelindung diri adalah menghindari terjadinya
cedera pada tubuh dalam keadaan pekerja terpanjan oleh bahaya dengan selalu
memikirkan memungkinkan untuk menghindari timbulnya kondisi bahaya
tersebut, selain itu penggunaan APD ntuk mencegah atau menurunkan angka
kecelakan dan penyakit akibat kerja.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka
dapat di buat kesimpulan :
1. Tidak ada hubungan antara beban kerja terhadap kesehatan kerja pada
cleaning service dengan menggunakan uji chi square di RSUD Cut Nyak
Dhien Meulaboh, beban kerja yang sesuai terbanyak 14 orang (76,68%) yang
memiliki kesehatan kerja yang tidak baik.
2. Ada hubungan antara lingkungan kerja terhadap kesehatan kerja pada cleaning
service dengan menggunakan uji chi square di RSUD Cut Nyak Dhien
Meulaboh, lingkungan kerja yang baik ada sebanyak 17 orang (80%) yang
memiliki kesehatan kerja yang tidak baik.
3. Ada hubungan antara penggunaan APD terhadap kesehatan kerja pada
cleaning service dengan menggunakan uji chi square di RSUD Cut Nyak
Dhien Meulaboh, penggunaan APD yang terbanyak ada 14 orang (87,5%)
yang memiliki kesehatan kerja yang tidak baik.
5.2. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian maka penulis ingin memberikan saran antara
lain :
1. Bagi RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh
Diharapkan kepada kepala direktur RSUD Cut Nyak Dhien agar
hendaknya memberikan informasi kepada petugas cleaning service agar
menghindari segala gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaanya
sehingga petugas cleaning service dapat terhindar dari keadaaan gangguan
kesehatan yang lebih berat.
2. Bagi Petugas Cleaning Service RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh
Diharapkan kepada petugas cleaning service agar lebih memperhatikan
kesehatan diri dengan melakukan berbagai kegiatan pencegahan seperti
menggunakan APD dan memperhatikan lingkungan kerja yang baik.
3. Bagi Instansi Kesehatan
Diharapkan kepada Instansi kesehatan setempat agar meningkatkan
kesehatan kerja yang berada diinstalansi dimana seseorang bekerja dan dapat
memberikan informasi kesehatan dengan cara menggunakan penyuluhan dan
berbagai informasi yang lain.
4. Bagi Peneliti selanjutnya
Disarankan kepada penelitian selanjutnya untuk meneliti mengenai
kesehatan kerja di Rumah sakit dengan menggunakan metode dan variabel yang
lebih banyak lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2005. Standar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Rumah
Sakit(K3RS). Depkes RI. Jakarta
. 2009. Standar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Rumah
Sakit(K3RS). Depkes RI. Jakarta
.2012. Standar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Rumah
Sakit(K3RS). Depkes RI. Jakarta
http://www.jamsosindonesia.com/cetak/printout/189
Hutauruk, 2010. Gambaran Kecemasan Pada Cleaning Service. Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Maranatha tahun 2009.Bandung.
https://docs.google.com/. SKRIPSI (Diakses pada tanggal 7 April
2013).
Harrington, J.M dan Gill,F.S. 2003. Kesehatan Kerja edisi 3. Jakarta : Buku
Kedokteran.
Kamri, Nur. 2011. Identifikasi Faktor Bahaya Di Tempat Kerja.Pendidikan
Teknologi Kejuruan Pascasarjana Universitas Negeri Makassar.
inueds.blogspot.com/2013/02/faktor-yang-mempengaruhi-
kesehatan.html (Diakses pada tanggal 7 April 2013).
[Kepmenkes] 2010. No. 1087 Tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan
Kerja Di RS.
Marfuah, Erlin Dwi. 2010 Penerapan Pemeriksaan Kesehatan Kerja Pada
Petugas Cleaning Service Di Rsud Kota Madiun. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. ttp://www.pelatihank3terlengkap.com/2012/10/penerapan-
k3-umum-pada-cleaning-service.html (Diakses pada tanggal 7 April
2013).
Notoadmojo, 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
http//www.Wikipedia Cleaning Service.com
Qomariyatus, Sholihah. 2006. Pemantauan Pengendalian Pengendalian
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja; Kecelakaan Dan Penyakit Akibat
Kerja.http://gurdani.wordpress.com/2008/08/13/pengendalian-
kecelakaan-kerja/ (Diakses pada tanggal 1 April 2013).
Ridley, John.2006.Kesehatan dan Keselamatan Kerja Ikhtisar edisi ke 3.
Jakarta:Erlangga.
Rohmahwati, Diah. 2004. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keselamatan dan
Kesehatan Lingkungan Kerja. http://:journal.lib.unair.ac.id/ (Diakses
pada tanggal 31 maret 2013)
Suma’mur, 2009. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT.Toko
Gunung Agung.
Silaban, Gerry. 2012. Keselamatan dan Kesehatan kerja. Medan : Perc. CV.
Prima Jaya.
Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, BAB XII Tentang
Kesehatan Kerja Pasal 164.
Widjasena, Bayu. 2012. Kaitan Kesehatan & Keselamatan Kerja Rumah Sakit
Dengan Keselamatan Pasien. FKM UNDIP.
http://www.fkm.undip.ac.id/ ( Diakses pada tanggal 31 maret 2013 )
Yoga, dkk. 2006. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta:Universitas
Indonesia.
KUESIONER PENELITIAN
NAMA : WANI RAS.H
NIM : O9C10104091
FAKULTAS : KESEHATAN MASYARAKAT
Nomor Responden : ................................
A. BEBAN KERJA
No. Daftar PertanyaanJawaban
Sesuai TidakSesuai
1. Apakah lamanya waktu bekerja sesuai dengankondisi kesehatan anda?
2. Apakah lamanya waktu istirahat yang diberikansesuai dengan lamanya anda bekerja?
3. Apakah pekerjaan anda sesuai dengan keahlian anda?4. Kondisi tempat anda bekerja sesuai dengan anda?5. Apakah bahan untuk membersihkan ruangan yang
anda gunakan untuk bekerja sesuai dengan anda dantidak membahayakan kesehatan anda?
6. Apakah alat yang anda gunakan untuk membersihkanruangan sesuai dengan anda dan tidakmembahayakan kesehatan anda?
B. LINGKUNGAN KERJA
No. Daftar Pertanyaan
Jawaban
Baik Tidak
Baik
1. Apakah ruangan yang anda gunakan saat bekerja baik
untuk tubuh anda?
2. Apakah udara ditempat anda bekerja baik untuk
kondisi tubuh anda?
3. Apakah gerakan sama/berulang-ulang baik terhadap
tubuh anda?
4. Apakah anda bekerja di hari libur baik terhadap
kondisi tubuh anda?
5. Apakah upah yang diberikan selama ini baik untuk
kesejahteraan hidup anda dan keluaga anda?
C. PENGGUNAAN APD
No. Daftar PertanyaanJawaban
Ya Tidak
1. Apakah alat pelindung diri disediakan ditempat kerjaanda ?
2. Apakah di saat bekerja anda memakai sarung tangan?
3. Apakah ditempat kerja anda memakai masker?
4. Apakah ditempat kerja anda memakai sandal atausepatu saat bekerja?
5. Apakah anda menggunakan penutup kepala saatbekerja?
6. Apakah anda memiliki pakaian kerja saat bekerja?
7. Apakah anda diwajibkan untuk memakai APD saatbekerja?
8. Apakah tersedia sabun dan sapu tangan olehpengelolah/pengurus cleaning service?
9. Apakah anda mendapatkan sistem jaminan pelayankesehatan?
TABEL SKOR
No. Variabel yang ditelitiNomor Urut
Pertanyaan
Bobot SkorRentang
A B
1. Beban Kerja
1 1 0
6:2 =3
Sesuai = >3
Tidak Sesuai = ≤3
2 1 0
3 1 0
4 1 0
5 1 0
6 1 0
2. Lingkungan Kerja 1 1 0
5:2 = 2,5
Baik = >3
Tidak Baik = ≤3
2 1 0
3 1 0
4 1 0
5 1 0
3. Penggunaan APD
1 1 0
9:2 = 4,5
Ya = >5
Tidak = ≤5
2 1 0
3 1 0
4 1 0
5 1 0
6 1 0
7 1 0
8 1 0
9 1 0
4. Kesehatan Kerja
20:2=10
Tidak Baik > 10
Baik ≤ 10
Perhitungan Chi-squareUji Variabel 1 :
Tabel hasil perhitungan Chi-square Hubungan Beban Kerja denganKesehatan Kerja Pada Cleaning Service di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh.Kesehatan KerjaBeban Kerja Baik Tidak Baik Total X2
Hit X2Tabel OR
N % N % N %Sesuai 5 26,32 14 73,68 19 100
0,20 3,841 1,42Tidak Sesuai 1 20 4 80 5 100Total 6 18 24 100
(O – E )²Rumus : X² = ∑
E
Ket : X2hit = Chi Square
O = Frekuensi Nilai pengamatanE = Frekuensi Nilai Harapan
a x dOR = =
b x c
Hₒ ditolak / Ha diterima : Ada hubungan antara variabel yang ditelitiHₒ diterima / Ha ditolak : Tidak ada hubungan antara variabel yang ditelitidf/dk : (kolom – 1) (baris -1) = (2 -1) (2 -1) = 1x1 = 1
Oa = 5Ea = 19 x 6 = 4,75
24
Oc = 1Ec = 5 x 6 = 1,25
24Ob = 14Eb = 19 x 18 = 14,25
24
Od = 4Ed = 5 x 18 = 3,75
24
(5 – 4,75)² + (14 – 14,25)² + (1 -1,25)² + (4 – 3,75)²X² =
4,75 14,25 1,25 3,75= 0,13 + 0,004 + 0,05 + 0,07= 0,20
Maka : X2hit (0,20) ≤ X2
Tab (3,841)Keputusan : Hₒ diterimaKesimpulan : Tidak ada hubungan antara beban kerja dengan kesehatan kerja.
Perhitungan Chi-squareUji Variabel 2:Tabel hasil perhitungan Chi-square Hubungan Lingkungan Kerja denganKesehatan Kerja Pada Cleaning Service di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh.Kesehatan KerjaLingkunganKerja
Baik Tidak Baik Total X2Hit X2
Tabel ORN % N % N %
Baik 3 75 1 25 4 1006,4 3,841 10,2Tidak Baik 3 25 17 85 20 100
Total 6 18 24 100
(O – E )²Rumus : X² = ∑
E
Ket : X2Hit = Chi Square
O = Frekuensi Nilai pengamatanE = Frekuensi Nilai Harapan
a x dOR = =
b x c
Hₒ ditolak / Ha diterima : Ada hubungan antara variabel yang ditelitiHₒ diterima / Ha ditolak : Tidak ada hubungan antara variabel yang ditelitidf/dk : (kolom – 1) (baris -1) = (2 -1) (2 -1) = 1x1 = 1
Oa = 3Ea = 4 x 6 = 1
24
Oc = 3Ec = 20 x 6 = 5
24Ob = 1Eb = 4 x 18 = 3
24
Od = 17Ed = 20 x 18 = 15
24
(3 – 1)² + (1 – 3)² + (3 – 5)² + (17 – 15)²X² =
1 3 5 15= 4 + 1,33 + 0,8 + 0,27= 6,4
Maka : X2Hit (6,4) > X2
Tab (3,841)Keputusan : Hₒ ditolakKesimpulan : Ada hubungan antara lingkungan kerja dengan kesehatan kerja
Perhitungan Chi-squareUji Variabel 3 :
Tabel hasil perhitungan Chi-square Hubungan Penggunaan APD denganKesehatan Kerja Pada Cleaning Service di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh.Kesehatan KerjaPenggunaanAPD
Baik Tidak Baik Total X2Hit X2
Tabel OR
N % N % N %
Ya 4 50 4 50 8 1005,67 3,841 7Tidak 2 12,5 14 87,5 16 100
Total 6 18 24 100
(O – E )²Rumus : X² = ∑
E
Ket : X2Hit = Chi Square
O = Frekuensi Nilai pengamatanE = Frekuensi Nilai Harapan
a x dOR = =
b x c
Hₒ ditolak / Ha diterima : Ada hubungan antara variabel yang ditelitiHₒ diterima / Ha ditolak : Tidak ada hubungan antara variabel yang ditelitidf/dk : (kolom – 1) (baris -1) = (2 -1) (2 -1) = 1x1 = 1
Oa = 4Ea = 8 x 6 = 2
24
Oc = 2Ec = 16 x 6 = 4
24Ob = 4Eb = 8 x 18 = 6
24
Od = 14Ed = 16 x 18 = 12
24
(4 - 2)² + (4 - 6)² + (2 -4)² + (14 – 12)²X² =
2 6 4 12= 2 + 0,67 + 1 + 2= 5,67
Maka : x² hitung (5,67) > x² tabel (3,841)Keputusan : Hₒ ditolakKesimpulan : Ada hubungan antara penggunaan APD dengan kesehatan kerja
Tabel Distribusi Kai Kuadrat
df x²(005) x²(025) x²(05) x²(90) x²(95) x²(975)
x² (99) x²(995)
1 .0000393 .000982 .00393 2.706 3.841 5.024 6.635 7.8792 .0100 .0506 .103 4.605 5.991 7.378 9.210 10.5973 .0717 .216 .352 6.251 7.815 9.348 11.345 12.8384 .207 .484 .711 7.779 9.488 11.143 13.277 14.8605 .412 .831 1.145 9.236 11.070 12.832 15.086 16.7506 .676 1.237 1.635 10.645 12.592 14.449 16.812 18.5487 .989 1.690 2.167 12.017 14.067 16.013 18.475 20.2788 1.344 2.180 2.733 13.362 15.507 17.535 20.090 21.9559 1.735 2.700 3.325 14.684 16.919 19.023 21.666 23.58910 2.156 3.247 3.940 15.987 18.307 20.483 23.209 25.18811 2.603 3.816 4.575 17.275 19.675 21.920 24.725 26.75712 3.074 4.404 5.226 18.549 21.026 23.336 26.217 28.30013 3.565 5.009 5.892 19.812 22.362 24.736 27.688 29.81914 4.075 5.629 6.517 21.064 23.685 26.119 29.141 31.31915 4.601 6.262 7.261 22.307 24.996 27.488 30.578 32.80116 5.142 6.908 7.962 23.542 26.296 28.845 32.000 31.26717 5.097 7.564 8.672 24.769 27.587 30.191 33.409 35.71818 6.265 8.231 9.390 25.989 28.869 31.526 34.805 37.15619 6.844 8.907 10.117 27.204 30.144 32.852 36.191 38.58220 7.434 9.591 10.851 28.412 31.410 34.170 37.566 39.99721 8.034 10.283 11.591 29.615 32.671 35.479 38.932 41.40122 8.643 10.982 12.338 30.813 33.924 36.781 40.289 42.79623 9.260 11.688 13.091 32.007 35.172 38.076 41.638 44.18124 9.886 12.401 13.848 33.196 36.415 39.364 42.980 45.55825 10.520 13.120 14.611 34.382 37.652 40.646 44.314 46.92826 11.160 13.844 15.379 35.563 38.885 41.923 45.642 48.29027 11.808 14.573 16.151 36.741 40.113 43.194 46.963 49.64528 12.461 15.308 16.928 37.916 41.337 44.461 48.278 50.99329 13.121 16.047 17.708 39.087 42.557 45.772 49.588 52.33630 13.787 16.791 18.493 40.256 43.773 46.979 50.892 53.672
MASTER TABEL. BEBAN KERJAFaktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Kerja pada Cleaning Service
No Beban Kerja Lingkungan Kerja Penggunaan APD KesehatanKerjaRes 1 2 3 4 5 6 Jlh 1 2 3 4 5 Jlh 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jlh Total
1 0 0 1 1 0 1 3 1 0 1 1 0 3 1 0 1 0 1 0 1 0 1 5 11 Baik
2 1 1 1 0 0 1 4 0 0 0 1 1 2 1 0 0 0 1 0 0 0 1 3 8 Tidak Baik
3 0 1 1 1 0 1 4 0 1 0 0 1 2 1 0 1 0 1 0 0 0 1 4 10 Tidak Baik
4 0 0 1 1 0 1 3 1 1 0 0 0 2 1 1 0 0 0 1 0 0 1 4 9 Tidak Baik
5 1 1 1 1 0 0 4 1 0 0 0 1 2 1 0 0 1 0 0 0 1 1 4 10 Tidak Baik
6 1 0 1 1 0 1 4 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 6 10 Tidak Baik
7 1 0 0 1 1 1 4 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 5 10 Tidak Baik
8 1 1 1 0 1 1 5 0 0 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 9 Tidak Baik
9 0 1 0 0 0 1 2 1 1 0 1 1 4 0 0 0 0 1 0 0 0 1 2 8 Tidak Baik
10 0 1 0 1 1 1 4 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 6 10 Tidak Baik
11 1 1 1 0 1 1 4 0 0 1 1 0 2 0 0 1 0 1 1 0 0 1 4 10 Tidak Baik
12 0 1 1 1 0 1 4 1 0 0 0 1 2 0 0 0 1 1 0 1 0 0 3 8 Tidak Baik
13 1 1 1 1 0 1 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 3 9 Baik
14 1 1 0 1 0 1 4 1 0 0 0 1 2 1 0 1 0 0 0 0 0 1 3 9 Tidak Baik
15 1 0 1 1 0 1 4 1 1 0 1 1 4 0 0 0 0 0 1 0 0 1 2 10 Tidak Baik
16 1 1 1 0 0 1 4 0 1 0 0 1 2 1 0 0 0 1 0 0 0 1 4 10 Tidak Baik
17 0 1 0 1 0 1 3 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 5 9 Baik
18 1 1 1 1 0 1 5 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 2 7 Tidak Baik
19 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 3 0 0 0 0 1 1 0 1 1 4 8 Tidak Baik
20 0 0 0 1 0 1 2 1 1 0 0 1 3 0 1 0 1 0 0 1 1 1 4 9 Tidak Baik
21 1 1 1 0 1 0 4 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 6 12 Baik
22 0 1 0 0 0 1 2 0 1 1 1 1 4 0 1 0 1 0 0 0 0 1 3 9 Baik
23 1 1 1 0 1 0 4 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 6 11 Baik
24 1 1 1 1 1 1 6 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 18 Tidak Baik
Gambar 1.
Petugas Cleaning Service Saat Bekerja Di Halaman Belakang RSUD Cut Nyak
Dhien Meulaboh Tanpa Menggunakan APD Seperti Masker, Topi, Dan Sarung
Tangan
Gambar 2.
Petugas Cleaning Service Saat Bekerja Di Koridor RSUD Cut Nyak Dhien
Meulaboh Tanpa Menggunakan APD Seperti Sarung Tangan Dan Masker
Gambar 3.
Petugas Cleaning Service Saat Bekerja Di Dalam Ruangan RSUD Cut Nyak
Dhien Meulaboh tanpa menggunakan APD seperti sandal
Gambar 4.
Petugas Cleaning Service Saat Bekerja Di Luar Ruangan Tanpa Menggunakan
Alat Pelindung Diri Seperti Sarung Tangan Di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh
Gambar 5.
Gambar 6.
Saat Melakukan Wawancara dengan petugas Cleaning Service Di RSUD Cut Nyak
Dhien Meulaboh
top related