Epidemiologi Geh New

Post on 11-Jan-2016

18 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

epid geh new

Transcript

EPIDEMIOLOGI

Dr. M. Rum Rahim, M.Kes

Proses terjadinya Penyakit Menular

PEJAMU

PEJAMU

AGEN

AGEN

1. Golongan biologik

• Virus• Bakteria• Riketsia

• Cacing• Protozoa

• Jamur

2. Golongan gizi

• Karbohidrat 46%• Lemak 42%• Protein 12% Sel2+jaringan

Regulator• Vitamin

Regulator• Mineral Sel2+jaringan

Regulator• Air Sel2+jaringan

3. Golongan fisik

• Suhu• Tekanan

udara• Suara• Cahaya• Radiasi• Getaran

4. Golongan kimia

5. Golongan mekanik• Lebih banyak disebabkan

oleh kelalaian manusia:* KLL* pukulan* kecelakaan dlm pekerjaan

Frekwensi masalah kesehatan

menemukan masalah

mengukur masalahPenyebaran masalah kesehatan

Man

Place

Time

Penyebaran masalah kesehatan• Pengelompokan masalah, menurut:• Variabel men/person kead. Orang• Variabel place kead. Tempat • Variabel time kead. Waktu• MENCARI JAWABAN ATAS

• WHO WHERE WHEN

WHO WHERE WHEN

Var. orang Var. tempat Var. waktu

1. Umur

2. Sex

3. Pekerjaan

4. Penghasilan

5. Gol. Etnik

6. Status perkawinan

1.Lingk. Fisik, kimiawi, biologis, sosek

2.Karakteristik

3.Budaya set4

4.HKL

5.Yankes

1.Fluktuasi jangka pdk

2.Siklus

3.Perubahan

“long period”

DIARE

• Diare adalah perubahan konsistensi serta defekasi lebih dari tiga kali sehari, dengan atau tanpa darah dan atau lendir dalam tinja. Penyebab diare diantaranya : infeksi, alergi, keracunan, imuno deficiency, malabsorbsi, dan sebab-sebab lain.

• Di beberapa rumah sakit di Indonesia, data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat pada peringkat pertama dari pasien dewasa yang datang berobat

DIARE• Angka morbiditas diare kronik diantara

semua pasien diare yang dirawat di rumah sakit di Jakarta Utara sebesar 1%.

• Data subbagian Gastroenterologi FKUI/RSUPN CM Jakarta menunjukkan prevalensi diare kronik sebesar 15% dari seluruh pemeriksaan kolonoskopi 2 tahun (1995-1996).

DIARE• Sebaran kejadian diare adalah 1,4% untuk semua

umur dengan prevalensi kejadian diare lebih tinggi pada balita (3,7%), status ekonomi rendah (1,4%).

• Berdasarkan Survey Kesehatan Nasional (Surkenas, 2001), diare dikategorikan sebagai penyakit pembunuh balita terbesar kedua di Indonesia.

• Di tahun 2001 tersebut 13,2% balita Indonesia meninggal karena diare.

• Prevalensi tertinggi adalah Sulawesi Selatan dan Jawa Barat.

Pencegahan Diare

1. Pencegahan BBLR2. Penggalakan laktasi

3. Peningkatan Penggunaan ASI4. Perbaikan Pola Penyapihan5. Program Suplementasi Makanan6. Penggunaan KMS7. Penggalakan KB8. Suplementasi vitamin A

Pencegahan Diare9. Imunisasi Rotavirus10. Imunisasi Kolera11. Imunisasi Campak12. Kemoprofilaksis

13. Perbaikan sarana air minum & sanitasi14. Perbaikan higiene perorangan15. Perbaikan higiene makanan16. Pemberantasan reservoir binatang17. Pemberantasan lalat

18. Pengarahan, Penelitian & Pemberantasan

• Ke 18 cara intervensi tersebut diatas, dikalsifikasikan atas 3 kelompok:

1. Cara intervensi yg dianggap kurang efektif atau sedikit kemungkinan kelayakannya untuk dilaksanakan & biaya terlalu mahal 3-5-12-17

2. Kelompok yg belum pasti efektivitasnya, kelayakannya & biayanya masih perlu penelitian lebih lanjut 1-6-7-8-15-16-18

3. Kelompok yg dianggap sangat efektif, sangat poten & kemungkinan untuk dpt dilaksanakan cukup besar 2-4-9-10-11-13-14

1. Peningkatan Penggunaan ASI– ASI eksklusif melindungi bayi dr diare

2. Perbaikan Pola Penyapihan– Masa penyapihan adalah masa paling berbahaya

bagi bayi bila tidak dilaksanakan dgn benar3. Imunisasi Rotavirus– 6% kejadian diare oleh Rotavirus & 20%

penyebab kematian akbt diare pd bayi & balita4. Imunisasi Kolera secara oral– Tergantung masalah kolera sbgi penyebab diare

5. Imunisasi Campak– Diare penyerta campak & diare pasca campak

6. Peningkatan penggunaan air bersih & sanitasi lingkungan– Sbgn besar diare oleh infeksi bakteri ditularkan melalui

cara oro-fecal– Penggunaan jamban keluarga SAMIJAGA

7. Perbaikan higiene perorangan & domestik– Kebiasan cuci tangan– Memurnikan air minum & perlindungan air minum dgn

kaporit atau aluminium hidroksida

GASTRITIS

• Gastritis ada dua jenis yaitu gastritis akut erosif dan gastritis kronik. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi.

• Gastritis kronik adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun.

GASTRITIS

• Prevalensi infeksi Heliocobacter pylori sebagai salah satu penyebab di negara berkembang lebih tinggi dibandingkan dengan negara maju. Prevalensi di negara maju sekitar 30-40%, sedangkan di negara berkembang 80-90%. Dari angka tersebut hanya 10-20% yang menjadi penyakit gastroduodenal.

APPENDISITIS• Apendisitis ialah suatu peradangan usus buntu yang

umumnya disebabkan oleh sumbatan. • Apendisitis akuta adalah kasus gawat bedah abdomen

yang paling sering terjadi. • Dapat terjadi pada semua umur, hanya kejadian

paling tinggi ditemukan pada usia dekade kedua dan ketiga.

• Insidens pada lelaki dan perempuan umumnya sebanding, kecuali pada umur 20-30 tahun, insidens lelaki lebih tinggi

• Sebelum era antibiotik, mortalitas penyakit ini tinggi

HEMORHOID• Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis• Hemoroid atau wasir merupakan vena varikosa pada anus.

Secara kasar biasanya dibagi dalam 2 jenis yaitu, hemoroid interna dan eksterna

• Insidensnya, dikatakan bahwa baik pria maupun wanita mempunyai peluang yang sama untuk terkena hemoroid. Semua orang di atas usia 30 tahun mempunyai kemungkinan 30-50% untuk mendapat varices di tungkai, pleksus hemoroidalis maupun di tempat-tempat lain.

• Kedua hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat sekitar 35% penduduk yang berusia lebih dari 25 tahun. Prevalensi hemoroid di Indonesia lebih dari 45%, terutama kalangan usia produktif

HEPATITIS VIRUS• Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang

penyebarannya luas di dalam tubuh, walaupun efek yang mencolok terdapat dalam hati.

• Kita mengenal beberapa macam hepatitis virus dari hepatitis A sampai hepatitis C. ]

• Pada umumnya, hepatitis tipe A dan B dan C mempunyai perjalanan klinis yang sama. Hepatitis B dan C cenderung lebih parah perjalanannya

HEPATITIS VIRUS• Prevalensi Hepatitis B di Indonesia berkisar sekitar 3-

25%. Suatu penelitian di Lombok menunjukkan bahwa penularan vertikal pada anak-anak yang diperoleh dari ibunya adalah 25,4%, selebihnya merupakan penularan horizontal

• Prevalensi penyakit hepatitis di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu berkisar antara 2-20% dari total jumlah penduduk.

• Hingga tahun 2000, WHO masih menggolongkan Indonesia sebagai negara dengan tingkat endemisitas hepatitis B sedang-tinggi. Diperkirakan 6,6 hingga 7 juta orang Indonesia mengidap virus hepatitis

SIROSIS HEPATIS

• Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang difus ditandai dengan adanya pembetukan jaringan ikat disertai nodul.

• Angka kejadian sirosis 2,4% di Barat.

• Di Indonesia menunjukkan pria lebih banyak menderita sirosis dari wanita (2-4,5 : 1), terbanyak pada dekade kelima.

ABSES HATI• Abses hati ada dua jenis yaitu abses hati amuba

dan abses hati piogenik.

• Pria lebih sering menderita abses hati amebic dari pada wanita dengan perbandingan 4:1.

• Prevalensinya paling banyak ditemukan pada usia 30-50 tahun.

ABSES HATI• Kejadian penyakit ini lebih tinggi pada daerah atau

masyarakat atau dengan sanitasi jelek, tingkat ekonomi yang rendah dan penduduk yang padat.

• Di negara yang sedang berkembang, abses hati amebik lebih sering ditemukan dari abses hati piogenik secara endemik.

• Penyebabnya dapat oleh infeksi bakteri, parasit atau jamur. Individu yang mudah terinfeksi adalah penduduk di daerah endemi.

• Penelitian menunjukkan perbandingan pria : wanita berkisar 3 : 1 – 22 : 1, tersering pada dekade keempat.

KOLELITHIASIS & KOLESISTITIS• Kolelitiasis adalah batu saluran empedu, dikenal tiga jenis

batu saluran empedu yaitu batu kolesterol, batu pigmen atau batu bilirubin yang terdiri dari kalsium bilirubinat dan batu campuran.

• Insidens kolelithiasis di Negara Barat adalah 20% pada orang dewasa tua dan lanjut usia. Sedangkan di beberapa Negara Asia ditemukan mulai pada usia muda yaitu dibawah 30 tahun, meskipun usia rata-rata 40-50 tahun. Jumlah penderita perempuan lebih banyak dari laki-laki.

KANKER HATI• Karsinoma hepatoselular (KHS) atau

hepatoma merupakan tumor ganas primer hati yang sering ditemukan. Ditemukan diseluruh dunia, tapi yang paling banyak di Sub Sahara Afrika dan Asia Tenggara.

• Laki laki lebih banyak yang terkena dari pada wanita dengan perbandingan rasio 4 : 1.

• Banyak ditemukan pada umur 50 – 60 tahun. • Menurut WHO insiden KHS di Asia Tengara

termasuk kategori tinggi.

KANKER HATI

• Di Indonesia angka kejadiannya belum dapat dikemukakan tetapi diperkirakan tidak jauh berbeda dengan negara tetangga seperti Singapura, dan Thailand.

• Penelitian Noer dkk, menunjukkan KHS di Indonesia paling banyak ditemukan pada umur 50-60 tahun, laki-laki lima kali lebih banyak dibanding wanita, terdapat 10-20% dari seluruh penyakit hati dan 2-3% dari seluruh pasien yang dirawat di Bagian Ilmu Penyakit Dalam tahun 1976-1980 di Makassar.

KANKER KOLON

• Usia merupakan suatu faktor risiko, hampir 90% penderita kanker usus besar dan rektum berusia lebih dari 50 tahun. Risiko seseorang terkena kanker ini meningkat setelah usia lebih dari 40 tahun. Risiko juga akan meningkat bila kita makan makanan yang mengandung rendah serat, sedangkan diet tinggi lemak

• Insidens pada pria sebanding dengan wanita, dan lebih banyak pada orang usia lanjut.

TUMOR KOLOREKTAL

• Dikenal dua macam yaitu tumor jinak (benigna) seperti adenoma dan tumor ganas (maligna) seperti karsinoma.

• • Tumor ganas pada kolon dan rektum

terbanyak dan boleh dikatakan hampir semua adalah karsinoma.

TUMOR KOLOREKTAL

• Prevalensi karsinoma kolorektal yang terbanyak adalah di Amerika Serikat dan Eropa. Hal ini kemungkinan besar karena kebiasaan makan yang kurang serat.

• Berdasarkan penelitian umur termuda pasien adalah 26 tahun pada wanita dan tertua 98 tahun pada pria, dengan umur rata rata 46,7 tahun. Berdasar data kelompok umur yang dikumpulkan, terlihat bahwa setelah umur 30 tahun kejadian kanker mulai meningkat dan puncak kejadiannya adalah pada dekade ke-6

TUMOR ESOFAGUS• Tumor esofagus terdiri dari tumor jinak misalnya

leimioma dan tumor ganas misalnya adenokarsinoma.

• Tumor jinak lebih sering ditemukan pada laki-laki dan seringkali asimtomatik.

• Kira-kira 15% kanker esofagus terdapat pada 1/3 bagian atas.

• Hampir 95% kanker esofagus merupakan karsinoma yang berasal dari epitel berlapis gepeng (squamous cell carcinoma), yang jarang adenokarsinoma.

TUMOR ESOFAGUS

• Sering di temukan di daerah yang dikenal dengan julukan Asian Esophageal Cancer meliputi Iran, Asia tengah, Afganistan, Siberia dan Mongolia.

• Lebih sering pada laki laki kulit hitam berusia lebih dari 50 tahun dengan status sosial ekonomi rendah.

AKALASIA ESOFAGUS• Akalasia esofagus adalah suatu keadaan yang ditandai

secara khas dengan tidak adanya peristaltik korpus esofagus dan kegagalan sfingter esofagus bawah (SEB) yang hipertonik untuk mengadakan relaksasi secara sempurna pada waktu menelan makanan.

• Penyakit ini relatif jarang dijumpai. Dari data subagian gastroenterologi, Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM didapatkan 48 kasus dlam kurun waktu 5 tahun (1984-1988). Berdasarkan umur didapatkan pada sebagian besar kasus pada umur pertengahan dengan perbandingan jenis kelamin yang hampir sama.

TUKAK PEPTIK• Termasuk disini adalah tukak gaster dan tukak

duodenum. • Di Indonesia ditemukan prevalensi tukak

duodenum antara 6-15%. • Di Makassar pasien dengan keluhan dispepsia

yang diendoskopi yaitu 1004 orang, ditemukan tukak duodenum 8,27%, tukak duodenum + tukak lambung 3,49%, dan tukak lambung 13,14%.

TUKAK PEPTIK

• Prevalensi tertinggi pada umur 40-60 tahun dan rasio antara laki laki dan perempuan adalah 24 : 1.

• Pada lingkungan masyarakat yang sering menggunakan OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid) atau merokok, prevalensi tukak lambung lebih tinggi.

• Sedangkan di lingkungan dengan infeksi Helicobacter pylori tinggi, prevalensi tukak duodenum lebih tinggi.

TUMOR LAMBUNG

• Tumor lambung terdiri atas tumor jinak dan ganas, tumor jinak lebih jarang dari tumor ganas.

• Tumor jinak didapatkan 0,2-0,4% dan jarang ditemukan dibawah umur 55 tahun.

• Tumor ganas lebih banyak 10 kali dari tumor jinak, yang terbanyak adalah adenokarsinoma.

• Tumor jinak seperti adenoma terutama pada pria dan dewasa

Kolitis Ulseratif & Penyakit Crohn• Merupakan penyakit radang kronik

pada usus besar, biasa disebut dalam satu istilah sebagai inflamatory bowel disease (IBD),yang belum diketahui penyebab pastinya. Hal ini secara praktis untuk membedakan dengan penyakit radang usus yang telah diketahui penyababnya seperti infeksi, iskemia dan radiasi.

• IBD cenderung terjadi pada usia muda (25 – 30 tahun) dan tidak terdapat perbedaan bermakna antara laki laki dan perempuan.

Kolitis Ulseratif & Penyakit Crohn

• IBD juga lebih cenderung terjadi pada kelompok sosial ekonomi tinggi, bukan perokok, pemakai kontrasepsi oral dan diet rendah serat.

• Belum ada data prevalensi dan insidensi IBD di Indonesia. Di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta, diperoleh gambaran bahwa terdapat lebih kurang 20 kasus kolitis ulseratif dan 10 kasus penyakit Crohn dari 700 pemeriksaan kolonoskopi (data 1991-1995).

• Data di masyarakat mungkin lebih tinggi dari pada yang di rumah sakit

POLIP KOLON

• Polip adalah istilah yang dipakai untuk lesi yang menonjol ke dalam lumen diatas permukaan mukosa dengan batas yang tegas.

• Terbanyak di kolon sigmoid (60%). Kekerapan polip kolon dan rekti sekitar 9-60%, termasuk yang ditemukan saat biopsi.

• Prevalensi berdasarkan umur 30% pada umur 50 tahun, 40% pada umur 60 tahun, 50% pada umur 70 tahun dan 55% pada umur 80 tahun

top related