Enam Topi Berpikir

Post on 24-Jul-2015

571 Views

Category:

Documents

76 Downloads

Preview:

Click to see full reader

Transcript

Destri SujanahNovi Mariani DewiSabila Paramadina

Lisda Sahedatun FaridaAdisti Maharani

Rama DarmawanDamiko CahyajiEdo Mherdan

Girman SoemantriTomi Tri Prasetyo

Enggar Aji Pratomo

Sekilas Tentang Edward de Bono Sebelum kita mempelajari ilmunya, sepertinya cukup penting bagi

kita mengetahui sekilas tentang pencetusnya ^^

Nama : Edward de Bono Tempat, Tanggal Lahir : Malta, 19 Mei 1933 Profesi : Dokter, Penulis, Konsultan, Penemu Status : Menikah dan dikaruniai 2 orang anak

Mengapa topi? Ada hubungan antara berpikir dan topi.Cobalah anda renungkan jika seseorang berkata:

“Saya mau pakai topi pemikiranku dulu.”

Topi sering menunjukkan peran. Tentara biasa mengenakan helm hitam khusus. Polisi mungkin memakai topi putih untuk menunjukkan

peran mereka. Di beberapa negara, hakim memakai topi khusus. Sehingga kita mengenakan topi berpikir, kita mengambil

peran yang ditunjukkan oleh topi tertentu.

Enam Topi Berpikir

Metode Six Thinking Hats (STH) atau Enam Topi Berpikir  memungkinkan kita untuk berpikir lebih kaya dan lebih komprehensif (luas dan lengkap). Jika kita meminta orang lain untuk berpikir tentang sesuatu tanpa metode mau berpikir apa, mereka sering bingung. Tetapi jika mereka diundang untuk mengeksplorasi subjek menggunakan “kerangka enam topi”, kekuatan persepsi mereka dengan cepat meluas. Konsep "Enam Topi Berpikir" ditemukan oleh Dr. Edward de Bono, seorang penulis, pemikir, konsutan asal Malta.

Enam Topi Berpikir

Topi yang berbeda menyediakan peran berpikir yang berbeda pula. Orang dapat berbangga dengan menggunakan ‘Topi Berpikir’ yang berbeda. Tanpa formalitas dari suatu topi, beberapa pemikir akan terjebak dalam satu cara berpikir secara permanen.

PUTIH: Netral; fakta murni, jumlah dan informasi BIRU: Ia adalah kebijaksanaan; mengontrol sesuatu yang lain,

kejernihan, dan tranparansi. Seorang pemimpin orkestra harus memakai topi biru dalam mengatur kelompoknya

MERAH : emosi dan perasaan, naluri dan intuisi HITAM: Pengacara; penilaian negatif, mengapa hal tersebut tidak

akan berjalan KUNING : Sinar matahari; cerah dan optimis, positif, konstruktif,

kesempatan. HIJAU : Subur; menumbuhkan bibit dari benih baru; kreatifitas yang

melimpah

Pemikiran TOPI BIRU menetapkan focus pertemuan, mengidentifikasi sasaran, menetapkan proses yang akan digunakan.

Pemikiran Topi PUTIH menyediakan fakta yang obyektif dan netral. Pemikiran Topi HIJAU digunakan untuk pemikiran kreatif, mencari

ide baru atau alternative baru, menumbuhkan konsep dan persepsi baru.

Pemikiran Topi KUNING berpusat pada penilaian positif, mencari alasan mengapa sesuatu dapat berjalan.

Pemikiran Topi HITAM berpusat pada penilaian negative. Tidak meliputi perasaan negatif, karena hal itu merupakan bagian dari pemikiran topi merah.

Pemikiran Topi MERAH memungkinakan pemikir untuk mengekspresikan perasaannya, seperti takut, tidak suka, dan lebih mendasar lagi seperti kecurigaan, dugaan dan intuisi.

Seseorang dapat memakai keenam topi berpikir itu secara bergantian di dalam detik-detik penting kehidupannya. Kebijaksanaan yang luar biasa yang harus kita pelajari adalah bagaimana membawa otak kita menentukan topi yang mana yang paling cocok untuk suatu keadaan tertentu, sehingga kita mencapai kebahagiaan yang hakiki di setiap detik kehidupan kita.

Keenam topi berpikir ini, bukanlah berarti jenis topi yang satu lebih baik dari topi yang lainnya. Masing-masing menjadi terbaik untuk suatu jenis keadaan tertentu.

1. Memungkinkan untuk mengatakan hal-hal tanpa resiko

2. Menghasilkan pemahaman bahwa ada beberapa perspektif pada masalah

3. Mekanisme yang nyaman untuk ‘berpindah gigi’

4. Aturan untuk permainan berpikir

5. Memusatkan pikiran

6. Mengarah ke berpikir lebih kreatif

7. Meningkatkan pengambilan keputusan

Kendala Dalam Berpikir Ketika kita mencoba berpikir praktis, ada tiga kesulitan mendasar:

1. Emosi.

Emosi adalah bagian penting dari berpikir dan, pada akhirnya, semua keputusan dan pilihan yang dibuat berdasarkan perasaan kita. Emosi di tempat yang tepat dalam berpikir sangat penting. Emosi di tempat yang salah bisa menjadi bencana. Keenam topi Metode memungkinkan kita untuk menggunakan emosi dan perasaan di tempat yang tepat.

  Kita sering memiliki kecenderungan untuk tidak berpikir sama sekali, tetapi langsung  mengandalkan firasat instan, emosi, dan prasangka sebagai dasar untuk bertindak.

2. Ketidakberdayaan.

Kita mungkin bereaksi dengan perasaan ketidakmampuan : “Saya tidak tahu bagaimana berpikir tentang hal ini, saya tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya..”

Ketidakberdayaan muncul ketika kita tidak memiliki tindakan berpikir  umum yang bisa diambil. Keenam topi metode memberikan kita dengan kerangka dasar untuk kegiatan berpikir. Sekarang ada yang pasti “langkah selanjutnya” yang bisa diambil.

3. Kebingungan.

Kebingungan muncul ketika kita mencoba untuk melakukan terlalu banyak sekaligus. Seringkali ketika kita mencoba untuk berpikir tentang sesuatu, pikiran kita pergi ke arah yang berbeda pada saat yang sama. Metode enam topi memungkinkan kita untuk mengambil satu arah pada suatu waktu.

Sebagai contoh, seorang guru matematika yang ingin mengetahui tentang cara berfikir siswanya di kelas 7 SMP tentang Operasi Hitung Bilangan Bulat dan Sifat - Sifatnya, maka guru tersebut harus dapat mendorong siswanya tersebut untuk berfikir tentang hal tersebut dengan enam cara berpikir. Misalnya:

1. Dengan Topi Putih : Siswa mengenal fakta bahwa pada Operasi Hitung Bilangan Bulat ada beberapa sifat yang harus dikenali.

2. Dengan Topi Merah : Siswa diharapkan punya inisiatif dalam mengaplikasikan pengetahuan tentang sifat-sifat operasi hitung tersebut hingga dapat mempermudah perhitungan.

3. Dengan Topi Biru : Siswa dapat menyimpulkan bahwa dengan mengetahui dan mencoba dengan proses menggunakan sifat-sifat operasi hitung, ternyata matematika terasa menjadi lebih mudah.

4. Dengan Topi Hijau : Siswa punya ide kreatif dalam memilih langkah-langkah termudah dalam pengerjaan operasi hitung matematika.

5. Dengan Topi Kuning : Siswa mengetahui hal-hal terbaik apa yang telah mereka pelajari tentang operasi hitung pada bilangan bulat dengan sifat-sifatnya tersebut.

6. Dengan Topi Hitam : Siswa mengenali kesulitan apa yang ditemui dalam proses pembelajaran tentang Operasi Hitung Bilangan Bulat Dengan Sifat-Sifatnya , dan akan dia pikirkan sebagai tantangan dan bukan hambatan.

Dalam menerima stimulus pesan sehingga menuntut kita untuk berpikir tentang pesan tersebut, tentunya tiap pesan yang kita terima berbeda isi maupun penyampainnya sehingga kita seharusnya menggunakan cara berpikir yang berbeda dalam menghadapi pesan yang berbeda sehingga kita tidak salah dalam pengertian maupun penyelesaiannya. Untuk itu konsep Enam Topi Berpikir ini merupakan alat yang bagus untuk kita memilih cara berpikir kita jika ingin mendapatkan solusi dan penyelesaian yang tepat dari setiap pesan yang kita terima. Keenam topi berpikir ini, mengajarkan kepada kita bagaimana menggunakan pikiran kita dengan sangat optimal di dalam suatu keadaan tertentu.

http://indosdm.com/bagaimana-menggunakan-enam-topi-berpikir

http://irfc.wordpress.com/2011/01/06/cara-berpikir-edward-de-bono/

http://deepyudha.blogspot.com/2011/02/menyelami-lebih-dalam-matematika-dengan.html

http://www.wansbook.co.cc/2010/06/topi-berpikir.html

Search Engine : google.com

Edward de Bono, Revolusi Berpikir

Pendapat anggota kelompok

TERIMA KASIH

top related