EFEKTIVITAS THE PERCEIVED-BENEFITS WRITING · HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI ... yang sia-sia akan jadi makna…” – Banda Neira ... lulus” secara implisit dengan
Post on 09-Apr-2019
219 Views
Preview:
Transcript
EFEKTIVITAS THE PERCEIVED-BENEFITS WRITING
UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Dewi Ayu Lakshita Nugraini
139114100
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
SKRIPSI
EFEKTIVITAS THE PERCEIVED-BENEFITS WRITING UNTUK
MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL
Disusun Oleh:
Dewi Ayu Lakshita Nugraini
139114100
Telah Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing
P. Eddy Suhartanto, M.Si. Tanggal:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
EFEKTIVITAS THE PERCEIVED-BENEFITS WRITING UNTUK
MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL
Dipersiapkan dan Ditulis Oleh:
Dewi Ayu Lakshita Nugraini
139114100
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal 21 Maret 2018
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan panitia penguji:
Nama Lengkap: Tanda Tangan
Penguji 1 : P. Eddy Suhartanto, M.Si. ………………
Penguji 2 : Monica Eviandaru M., M.App. Psych., Ph.D. ………………
Penguji 3 : Passchedona Henrietta PDADS., M.A. ………………
Yogyakarta,
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Dekan
Dr. Titik Kristiyani, M.Psi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
HALAMAN MOTTO
“Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu
mungkin.” – Matius 19:26
“…we lose control of what’s happening to us, and our lives become controlled by
fate. That’s the world’s greatest lie.” – The Alchemist
“Sometimes you make choices in life and sometimes choices make you.” – If I Stay
(2014)
“And, when you want something, all the universe conspires in helping you to
achieve it.” – The Alchemist
“Healing can and will occur if you make a concerted effort to change. Hold on to
hope and be patient with the process.” – PsychCentral
“Be gentle to yourself … you’ve done all the best you can…”
“… yang patah tumbuh, yang hilang berganti, yang hancur lebur akan terobati,
yang sia-sia akan jadi makna…” – Banda Neira
“Perfection is not just about control. It’s also about letting go. Surprise yourself,
so you can surprise the audience. Transcendence!” – Black Swan (2010)
“I would tell you that I wrestle alone in the dark, in the deep dark, and that only I
can know. Only I can understand my condition.” – Virginia W. The Hours (2002)
“Sometimes you have to do something unforgivable just to be able to go on
living.” – Carl Jung, A Dangerous Method (2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan untuk
Mbah Welas Utiku, malaikatku di Surga,
Ia bunga tapi tidak pernah layu, Ia kesegaran yang tiada henti,
Ia pengampun yang setia, She was, is, and will always be here…
Bapak, Ibu, Diva, dan David, alasanku untuk kuat dan tegar
serta untuk memuliakan keagungan-Mu, Bapa dan Bunda-ku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 17 April 2018
Penulis
Dewi Ayu Lakshita Nugraini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
EFEKTIVITAS THE PERCEIVED-BENEFITS WRITING UNTUK
MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL
Dewi Ayu Lakshita Nugraini
ABSTRAK
Kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kemampuan seseorang untuk berperilaku secara adaptif dan dapat dikembangkan
melalui pelatihan. Penelitian kuasi eksperimen ini dilakukan untuk menguji
efektivitas pemberian the perceived-benefits writing (PBW) untuk meningkatkan
kecerdasan emosional. Penelitian ini mengusulkan hipotesis bahwa the perceived-
benefits writing (PBW) efektif untuk meningkatkan Kecerdasan Emosional.
Penelitian kuasi eksperimen ini menggunakan metode pre-posttest pada desain
between-subject yang melibatkan 19 mahasiswa laki-laki dan 51 mahasiswa
perempuan untuk menulis satu dari 2 topik (menulis PBW dan menulis superfisial).
Hasil analisis between-subject menunjukkan bahwa kenaikan skor Kecerdasan
Emosional pada kelompok eksperimen tidak signifikan, jika dibanding kelompok
kontrol (U = 0.386, p > 0.025). Kenaikan skor kecerdasan emosional yang tidak
signifikan ditemukan pula pada uji beda pre-posttest kelompok eksperimen (Mean
Rankposttest vs pretest= 16.43 vs 11.38; T = 0.162, p > 0.025). Penelitian ini
membuktikan bahwa the perceived-benefits writing tidak efektif untuk
meningkatkan kecerdasan emosional. Akan tetapi, jika seseorang menulis
pengalaman yang semakin mengganggu, emosional, penting, rahasia, dan sulit
diungkapkan, semakin tinggi pula kenaikan Kecerdasan Emosional yang diperoleh
(τ = +0.222, sig. (1-tailed) = 0.047, p < 0.05).
Kata kunci: the perceived-benefits writing, kecerdasan emosional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
EFFECTIVITY GAINED FROM THE PERCEIVED-BENEFITS WRITING
TREATMENT TO ENHANCE EMOTIONAL INTELLIGENCE
Dewi Ayu Lakshita Nugraini
ABSTRACT
Emotional Intelligence has been notoriously known as a constituent effect of
adaptability behavior and is able to be enhanced by participation to a training
program. This quasi-experimental study examined how effective enhancement of
emotional intelligence will be gained after the perceived-benefits writing.
Researcher proposed that the perceived-benefits writing will effectively enhance
score of emotional intelligence. Henceforth, this study held pre-posttest applied to
between-subject design contained 19 male students and 51 female students assigned
to one of 2 topics as follows: the perceived-benefits writing and superficial topic.
Between-subject analysis established that enhancement gained for emotional
intelligence score in experiment group is not significant compared to control group
(U = 0.386, p > 0.025). T-test analysis for pre-posttest scores in experiment group
settle a result that incrased score of emotional intelligence in posttest is not
significant compares to pretest scores result (Mean Rankposttest vs pretest= 16.43 vs
11.38; T = 0.162, p > 0.025). Which it means that the perceived-benefits writing
was not effective to enhance emotional intelligence. Furthermore, participant
rating for severely of annoyment, emotionally affecting, significant, and difficulty
to express the experiences will be, the higher the score will be gained (τ = +0.222,
sig. (1-tailed) = 0.047, p < 0.05).
Keyword: the perceived-benefits writing, emotional intelligence
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Dewi Ayu Lakshita Nugraini
Nomor Mahasiswa : 139114100
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
EFEKTIVITAS THE PERCEIVED-BENEFITS WRITING UNTUK
MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 17 April 2018
Yang menyatakan
(Dewi Ayu Lakshita Nugraini)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji Syukur pada Tuhan yang selalu hadir dan memberi kasih serta
kebijaksanaan dalam berpikir, serta dukungan moral, emosional, dan finansial yang
diberikan orang disekitar peneliti. Terima kasih.
1. Dekan Fakultas Psikologi, Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi.
2. Ibu Monica Eviandaru M., M.App. Psych., Ph.D. selaku Kaprodi Psikologi
dan dosen penguji yang membuka wawasanku.
3. Dosen Pembimbingku, Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si. Terimakasih atas
kesabaran, pengertian, serta pembelajarannya sehingga penelitian ini
menjadi lebih layak.
4. Bapa-ku di surga, Tuhan Yesus, Bunda Maria ibu dari kebijaksanaan dan
kearifan, dan santa Scolastika malaikat pelindungku.
5. Segala dukungan moral, emosional, finansial, dan cinta kasih dari Bapak
Waluyo dan Ibu Lusi, cintaku untuk kalian.
6. Kembaranku Diva dan adik kecilku David, yang selalu menjadi alasanku
untuk selalu memberi yang terbaik dan selalu tegar.
7. Uti-ku mbah Welas, mbah Uti, dan kakung di surga, Keluarga Mujiharjo–
Tugiyo, bude-pakde, mbak-mas, serta Okta. Terimakasih sudah
mendengarkan rengekan cucumu, anakmu, adikmu, dan kakakmu ini;
terimakasih juga, aku kuat karena dukungan yang tidak pernah aku duga.
8. Terimakasih ibu Passchedona Henrietta PDADS., M.A. yang sudah
membantu saya untuk melihat kekurangan dan kelebihan penelitian saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
9. Pak TM. Raditya Hernawa, M.Psi., Psi. selaku Dosen Pembimbing
Akademik sejak mahasiswa baru yang walaupun sudah diganti tetap saja
ingat dan menanyakan kabar skripsi. Dosen Pembimbing Akademik periode
ini, Bapak Prof. Dr. A. Supratiknya yang beberapa kali membantu
merasionalisasikan ambisiku.
10. Romo Dr. A. Priyono Marwan, S.J. thank you for our priceless experiences,
Ibu Dr. Tjipto Susana selaku dosen mata kuliah Seminar, Ibu Ratri Sunar
Astuti, M.Si., Bapak R. Landung E. Prihatmoko, M.Psi., Bapak Edward
Theodurus, M.App.Psy., Ibu Agustine Dwi W., M.Psi., dan Ibu Patricia
Meta P., M.Psi, Psi. yang sudah membantu saya dalam menyempurnakan
penelitian yang saya lakukan.
11. Segenap Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah
mendidik dan memberi wawasan yang luas tentang Psikologi dan manusia.
12. Karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Mas Muji, Mas
Gandung, dan teman-teman karyawan Sekertariat. Terimakasih.
13. Teman-teman yang menyempatkan untuk datang ke penelitianku sebagai
partisipan yang setia. Terimakasih. Hasil ini tidak akan ada tanpa kalian.
14. Adik-adikku Ixnasia, Aldi, Shinta, Melan, Juan, Anna. Terimakasih atas
tenaga dan waktu yang sudah diberikan untuk mendukung dan membantu
mbak menyempurnakan penelitian ini. Penelitian ini kurang tanpa kalian.
15. Sahabatku yang selalu mendengarkan rengekan dan keluhan, memberi
semangat dan dukungan, serta doa. Terimakasih sayangku calon guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
Bahasa Indonesia Ribkha Yuni, guru sejarahku Dyayu Christa, S.Pd.,
pahlawan komputer kami Rifan Ventura B.
16. Sahabat yang sangat tahu manis-pahitnya mengerjakan skripsi di Fakultas
Psikologi, mak Dorothea Fena P., beb Bayu Indrarini sekaligus kembaranku,
Dalupeni Widyaningrum yang sesabar ini menemaniku mengambil data,
Matilda Devina N. P. si pemberi akses untuk konsultasi dengan Ibu Ratri,
Jessica Christianingtyas S., dengan sabarnya menjadi pendengar yang top.
17. Teman yang membuatku selalu merasa ditemani, Ika Setiani Kristy, Amd.
Kep., Asteria Nitya, S.Si. si mbak, dan de’ Irene calon mahasiswa psikologi.
18. Teman-teman di grup “Alumni SDK Tegalmulyo”, “St 013”, “SuryoSquad”,
“PSY-USD 2013” yang tidak pernah lelah mengingatkan ku untuk “cepetan
lulus” secara implisit dengan upload-an lowongan kerjanya.
19. Teman-teman asisten, teman kelas B Psikologi 2013 terutama mas Kiki,
Ninta, Febi, Samuel, dan segenap teman PSY-USD-13 yang membantu
pertanyaan-pertanyaanku, teman-teman SDC yang masih menyapa di
perpus atau di parkiran, teman-teman OMK Don Bosco Kumetiran, BEMF
PSI 2013/2014, my babygirl Ally, Natalie, Soo, Bunda Putri, dan Beauty;
Ian, Mark, Tres, Brian, dan Nathan, Sp.OG. wannab.
20. Untuk semua orang yang mencintaiku dan aku cintai. Terimakasih.
Yogyakarta, 17 April 2018
Penulis
Dewi Ayu Lakshita Nugraini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ..............................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................. ix
KATA PENGANTAR .............................................................................................x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 8
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................10
A. Kecerdasan Emosional ............................................................................... 10
B. The Perceived-Benefits Writing ................................................................. 19
C. Efektivitas The Perceived-Benefits Writing untuk Meningkatkan
Kecerdasan Emosional ............................................................................... 24
D. Skema ......................................................................................................... 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
E. Hipotesis ..................................................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................29
A. Jenis dan Desain Penelitian ........................................................................ 29
B. Variabel Penelitian ..................................................................................... 30
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................................... 30
D. Subjek Penelitian dan Metode Sampling ................................................... 31
E. Prosedur Penelitian ..................................................................................... 32
F. Instrumen Pengukuran ................................................................................ 39
G. Metode Analisis Data ................................................................................. 43
BAB IV PERSIAPAN PENELITIAN DAN HASIL PENELITIAN ...................44
A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 44
B. Deskripsi Konteks Penelitian ..................................................................... 46
C. Hasil Penelitian .......................................................................................... 47
D. Pembahasan ................................................................................................ 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................61
A. Kesimpulan ................................................................................................. 61
B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 63
C. Saran ........................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................64
LAMPIRAN ...........................................................................................................73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Desain Kuasi Eksperimental Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol dengan Pre-Posttest ..................................................................................29
Tabel 3.2. Distribusi aitem skala EQi-45 sebelum uji coba ...................................40
Tabel 3.3. Pemberian skor skala EQi-45 ................................................................41
Tabel 3.4. Reliabilitas Emotional Quotient Inventory 45 item (EQi-45) ...............41
Tabel 3.5. Distribusi aitem skala EQi-45 setelah uji coba .....................................42
Tabel 4.1. Distribusi Partisipan Penelitian .............................................................45
Tabel 4.2. Distribusi Topik Cerita Pengalaman Negatif ........................................46
Tabel 4.3. Perolehan Uji Normalitas Hasil Pre-Posttest dan Gainscore ...............48
Tabel 4.4. Hasil Uji Homogenitas ..........................................................................49
Tabel 4.5. Hasil Uji Mann-Whitney .......................................................................50
Tabel 4.6. Hasil Uji Wilcoxon ................................................................................51
Tabel 4.7. Uji Normalitas data Gain score dan Total Skala Reaksi ......................53
Tabel 4.8. Uji Korelasi Kendall’s tau-b .................................................................53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Persetujuan (Informed Consent) .........................................73
Lampiran 2. Instruksi yang Digunakan pada Penelitian Ini .................................75
Lampiran 3. Properti Psikometrik dari EQi-45 ....................................................77
Lampiran 4. Skala EQi-45 A dan B .....................................................................79
Lampiran 5. Perolehan Skor Kecerdasan Emosional Kelompok Eksperimen .....87
Lampiran 6. Data Perolehan “Skala Reaksi”........................................................88
Lampiran 7. Data Perolehan Skor Kecerdasan Emosional Kelompok Kontrol ...89
Lampiran 8. Data Deskriptif Hasil Analisis .........................................................90
Lampiran 9. Hasil Uji Asumsi ..............................................................................92
Lampiran 10. Hasil Uji Hipotesis: Uji Beda Sampel Independen ........................93
Lampiran 11. Hasil Uji Hipotesis: Uji Beda Pre-Posttest ...................................94
Lampiran 12. Hasil Analisis Tambahan ...............................................................95
Lampiran 13. Hasil Penilaian Validitas Skala EQi-45 oleh Ahli dengan Indeks
Validitas Isi (IVI) ...................................................................................................96
Lampiran 14. Hasil Penilaian Validitas Instruksi oleh Ahli dengan Indeks
Validitas Isi (IVI) .................................................................................................103
Lampiran 15. Hasil Penilaian Validitas Skala Reaksi Pasca Menulis ................104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, sumber daya manusia (SDM) merupakan pusat perhatian
dari sebuah perusahaan (Wellybrodus, personal communication, 15
September 2017). Hal ini dijelaskan dengan penemuan Sunindijo et al. (2007)
SDM merupakan faktor pengaruh terkuat dari keberhasilan sebuah proyek
(Turner & Lloyd-Walker, 2008). Sebaliknya, dewasa ini terkemuka pendapat
bahwa SDM yang tersedia dianggap kurang mumpuni untuk mengisi posisi
tertentu, terutama pada posisi manager (Wellybrodus, personal
communication, 15 September 2017).
Peninjauan faktor keberhasilan proyek menghasilkan bahwa SDM perlu
mampu memunculkan dan mempraktekkan ide kratif, menunjukkan perilaku
sosial yang baik serta memiliki kesadaran tentang diri (Williams & Sternberg,
1998). Meskipun demikian, El-Sabaa (2001) menemukan bahwa faktor utama
tersebut bukanlah keterampilan teknis, namun kemampuan personal (Turner
& Lloyd-Walker, 2008). Hal ini didukung penemuan Baker et al. (1983)
bahwa kemampuan personal memberi pengaruh sebesar 77% pada
keberhasilan proyek (Clarke, 2010).
Jika individu hanya berfokus pada keterampilan teknis atau kemampuan
kognitif (IQ), maka dimungkinkan mengalami managerial derailment
(Tucker et al., 2000). Masalah keluar jalur manajerial atau dengan kata lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
(managerial derailment) merupakan istilah yang mengarah pada individu
yang memiliki potensi intelektual dan edukasional yang baik, namun kurang
memiliki karakter personal yang cocok dengan posisinya, terutama sebagai
manajer (Rosyid, 2012; Tucker et al., 2000). Karakter individu yang
diharapkan, yaitu mampu memiliki kemampuan personal berkaitan dengan
adaptasi, kepekaan terhadap diri, dan kemauan untuk berubah; dan
kemampuan interpersonal antara lain rasa toleransi, kepekaan terhadap orang
lain, dan kemampuan mengelola masalah (Rosyid, 2012; Tucker et al., 2000).
Dapat disimpulkan bahwa kesuksesan SDM selain IQ, meliputi
kemampuan beradaptasi, terutama terhadap stress dan perubahan, dengan
mampu menyadari diri dan peka terhadap orang lain. Hal ini sesuai dengan
Wechsler (1958) yang mengemukakan bahwa kecerdasan seseorang dalam
berperilaku ditentukan pula oleh faktor non-intelektual (Bar-On, 2006).
Faktor tersebut melibatkan pengamatan, diskriminasi, dan penggunaan
informasi tentang diri dan orang lain, yang dikenal dengan Kecerdasan
Emosional (Chang, 2008).
Teori kecerdasan emosional lebih dulu dipandang sebagai bagian dari
general intelligence (Bar-On, 2006) dan dikenal dengan model ability-based
(Mayer & Salovey, 1997; Mayer, Salovey, & Caruso, 2002) sehingga
asesmen yang dilakukan berupa tes performansi maksimum, yaitu Mayer-
Salovey-Caruso Emotional Intelligence Test (MSCEIT) (Schutte, Malouff,
Thorsteinsson, Bhullar, & Rooke, 2007). Meskipun demikian, kecerdasan
emosional sendiri merupakan komponen motivasional bagi manusia untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
berfungsi secara adaptif (Adibsereski, Shaydaei, & Movallali, 2016). Oleh
karena itu, teori kecerdasan emosional berkembang menjadi model trait dan
mixed-model (Chang, 2008; Neubauer & Freudenthaler, 2005; Petrides &
Furnham, 2001). Goleman (1998) mengusulkan Emotional Competence (EC)
yang berfokus pada kompetensi dan keterampilan penunjang performansi
manajerial sebagai trait yang diukur dengan asesmen multi-rater (Boyatzis,
2006; Boyatzis, Goleman, & HayGroup, 2001). Namun, penelitian Nelis et al.
(2009) menemukan bahwa individu yang cerdas secara emosional dengan
peninjauan model trait kurang mampu melakukan regulasi emosi terlebih
pada pengalaman yang berkaitan dengan afek negatif.
Sedangkan, konsep mixed model yang menganggap kecerdasan
emosional sekaligus sebagai sikap, kemampuan, dan trait dan dikembangkan
oleh Bar-On (1997). Bar-On (2006) merumuskan kecerdasan emosional
sebagai kemampuan yang mempengaruhi proses penyesuaian psikologis,
dengan mengenal diri dan orang lain untuk mampu mengekspresikan diri
serta menjalin hubungan yang harmonis dengan orang lain, sehingga individu
mampu mengatasi tuntutan, tantangan, dan tekanan sehari-hari. Teori ini
memandang emosi sebagai sikap yang dipilih individu setelah melakukan
pemikiran abstrak dan negosiasi hasil adaptasi pada perubahan relasi yang
dialami. Oleh karena itu, alat asesmennya menggunakan Emotional Quotient
Inventory (EQ-i) dengan cara respon self-report (Bar-On & Parker, 2000)
yang tidak hanya berfokus pada kemampuan kognitif dan penilaian orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
terhadap individu tertentu, tetapi kecenderungan seseorang terhadap
peristiwa atau pengalaman tertentu.
Penelitian terdahulu yang meninjau mengenai kecerdasan emosional
pada project manager oleh Clarke (2010) diketahui tidak mampu mendeteksi
perubahan pada aspek perceived emotions dan aspek using emotions. Hasil
ini diprediksi karena ranah ukur tidak peka terhadap target perubahan perilaku
yang direncanakan (Clarke, 2010). Sedangkan penelitian Karimzadeh et al.
(2012) dan Jahangard et al. (2012) yang mentargetkan pada perubahan
adaptasi individu menunjukkan kenaikan skor kecerdasan emosional secara
signifikan yang ditinjau dengan EQ-i. Hal ini sesuai dengan peninjauan
Schutte dkk (2007) yang menemukan bahwa EQ-i dicatat sebagai alat ukur
yang memiliki cakupan lebih luas dalam menggambarkan kecerdasan
emosional, terutama pada peninjauan penyesuaian diri.
Meskipun teori ini menganggap kecerdasan emosional sebagai trait,
namun juga sebagai kumpulan sikap dan kemampuan, kecerdasan emosional
ini dibuktikan dapat dikembangkan dan ditingkatkan (Bar-On, 2002; 2006;
Chang, 2008). Pada kenyataannya, belum banyak penelitian yang
menggunakan teori kecerdasan emosional ini. Oleh karena itu, peneliti
berpendapat bahwa program peningkatan kecerdasan emosional dengan dasar
teori Bar-On (2006) cocok untuk meningkatkan kemampuan adaptasi calon
SDM sehingga meminimalisir bermasalah managerial derailment.
Sejauh pengetahuan peneliti, program untuk meningkatkan kecerdasan
emosional didominansi oleh penerapan program pelatihan yang mentargetkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
kemampuan emosional. Peneliti terdahulu memprediksi bahwa pelatihan
lebih efektif jika mudah untuk diterapkan (Adibsereski, Shaydaei, &
Movallali, 2016; Jahangard, et al., 2012), mengembangan kemampuan secara
personal (Nelis, et al., 2009; Turner & Lloyd-Walker, 2008). Terutama jika
pelatihan memfasilitasi partisipan untuk mengungkapkan pendapat (Fletcher,
Leadbetter, Curran, & O'Sullivan, 2009), melihat dan menganalisa
pengalaman, serta menemukan aksi positif (Tucker et al., 2000).
Kegiatan menulis sendiri diakui sebagai kegiatan yang mudah dilakukan
dan merupakan proses pengembangan yang dilakukan secara personal.
Pennebaker dan Graybeal (1986) menemukan bahwa menulis merupakan
solusi yang tepat, terutama memiliki prosedur yang sederhana dan waktu
yang relatif singkat; dengan meminta partisipan terus menulis sampai waktu
yang ditentukan tanpa memperhatikan pengejaan, tata bahasa, dan struktur
kalimat (Pennebaker & Seagal, 1999). Jenis kegiatan menulis yang dikenal
terlebih dahulu adalah expressive writing dan dibuktikan menimbulkan
pengaruh baik bagi kesehatan seseorang (Cameron & Nicholls, 1998;
Esterling, Antoni, Fletcher, Margulies, & Schneiderman, 1994; Pennebaker,
Mayne, & Francis, 1997; Pennebaker & Beall, 1986).
Namun, pengaruh baik dari menulis bukan hanya diberikan oleh teknik
ekspresif (Burton & King, 2004; Pennebaker, Mayne, & Francis, 1997; King
& Miner, 2000; Pennebaker & Beall, 1986). Faktor lainnya adalah
keterampilan regulasi emosi (Burton & King, 2004; King, 2001; King &
Miner, 2000), yaitu menemukan aspek positif dan menganalisa insight, serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
kausalitas dari pengalaman negatif (Burton & King, 2004; King & Miner,
2000; Pennebaker dan Seagal, 1999; Wing, Schutte, & Byrne, 2006). Teknik
menulis yang meliputi katarsis pengalaman traumatis dan penemuan sisi
positif dari pengalaman tersebut dimulai pada The Perceived-Benefits
Writing (PBW) (King, 2002).
Teknik PBW ini memicu peningkat kemampuan seseorang terutama pada
penerimaan diri yang direpresentasikan pada keterbukaan diri pada
pengalaman negatif (Pennebaker, 1997), sehingga individu mampu
memahami peristiwa hidupnya dan mampu mengembangkan dirinya
(McAdams, 2001). Selain itu, peninjauan sisi positif dari pengalaman negatif
meningkatkan efikasi diri, afek positif (King & Miner, 2000) dan
penghargaan diri, serta makna terhadap kehidupan (King, 2002). Afek positif
yang dihasilkan sendiri memicu penyelesaian masalah yang kreatif (Isen et
al., 1987), pemilihan koping yang efektif (Affleck & Tennen, 1996; Janoff-
Bullman, 1992), dan pemilihan cara adaptasi yang efektif (Taylor et al., 1983;
Thompson, 1991). Sehingga, menurunkan potensi dari pesimisme dalam diri
individu (Cameron & Nicholls, 1998). Maka dari itu, peneliti memandang the
perceived-benefits writing potensial untuk meningkatkan kecerdasan
emosional. The perceived-benefits writing merupakan metode baru, sehingga
masih perlu dieksplorasi terutama pada prosedur penyajian, khususnya
penyajian dengan Bahasa Indonesia.
Sejauh pengetahuan peneliti terdapat satu penelitian yang mempelajari
pengaruh dari kegiatan menulis terhadap kecerdasan emosional (Wing,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Schutte, & Byrne, 2006) dan dua penelitian yang menguji efektifitas the
perceived-benefits writing pada peristiwa traumatis (King & Miner, 2000)
dan pada peristiwa pelanggaran pada hubungan interpersonal (interpersonal
transgressions) (McCullough, Root, & Cohen, 2006). Kedua penelitian ini
membuktikan bahwa penerimaan, pengampunan, dan pandangan baru
mengenai peristiwa negatif diperoleh lebih efektif dengan menuliskan
keuntungan atau sisi positif yang diperoleh dari peristiwa negatif yang
dialami (McCullough, Root, & Cohen, 2006) dan menuliskan isi tulisan yang
mengandung lebih banyak kata insight (King & Miner, 2000). Penelitian
Wing, Schutte, dan Byrne (2006) menunjukkan bahwa kelompok yang diberi
tambahan instruksi regulasi emosi menunjukkan kenaikan nilai kecerdasan
emosional yang signifikan dibandingkan kelompok yang hanya menulis hal
positif dan kelompok kontrol. Regulasi sendiri melibatkan proses pengenalan
diri, asertivitas, dan adaptasi terhadap stress (King, 2002) yang merupakan
faktor kecerdasan emosional.
Penelitian ini akan melibatkan partisipan yang kurang memiliki
pengetahuan pada kesadaran dan pengetahuan tentang emosi (Wing, Schutte,
& Byrne, 2006), terutama partisipan memiliki niat (Jahangard, et al., 2012;
Tucker, et al., 2000). Oleh karena itu, peneliti melibatkan mahasiswa baru
sebagai partisipan dengan alasan sebagai berikut. Peneliti menemukan bahwa
peningkatan kompetensi kecerdasan emosional diprediksi berdampak positif
paling besar pada usia lulusan SMA (Turner & Lloyd-Walker, 2008) karena
“titik balik, sebuah periode krusial kerapuhan yang meningkat sekaligus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
potensi yang meninggi.” (Erikson, 1968, hlm. 96 dalam Feist & Feist, 2006).
Mahasiswa baru dianggap sedang mengeksplorasi diri untuk mencapai
adekuasi identitasnya seperti menyesuaikan minat dengan kemampuan yang
dimiliki (Arnett, 2006) atau mewujudkan aktualisasi dirinya (Bar-On &
Parker, 2000). Kecerdasan emosional, secara khusus asertivitas, membantu
pencapaian identitas dengan meningkatkan keberanian untuk
menggungkapkan gambaran dan nilai diri (Feist & Feist, 2006) dan
mengurangi inhibisi pada tempramennya (Wachs, 2000 dalam Santrock,
2009). Kedua, pelatihan yang diberikan diharapkan mahasiswa dapat
mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan diri, orang lain, adaptasi, dan
pengelolaan stress dengan efektif (Hatamzadeh et al., 2012; Sulaiman, 2013).
Pelatihan ini juga dipandang penting untuk membantu persiapan mahasiswa
baru dalam berkembang menjadi pemimpin yang produktif dan efektif
(Tucker et al., 2000).
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti memiliki optimisme dalam meneliti
efektivitas pelatihan menulis tentang perceived-benefits untuk meningkatkan
kecerdasan emosional pada mahasiswa baru di Universitas Sanata Dharma.
B. Rumusan Masalah
Masalah penelitian adalah “Apakah pelatihan menulis tentang perceived
benefits efektif untuk meningkatkan skor kecerdasan emosional?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
C. Tujuan Penelitian
Tujuan studi eksperimen ini adalah menguji efektivitas the perceived-
benefits writing untuk meningkatkan kecerdasan emosional.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan.
Pertama, peneliti memperkuat bukti bahwa kecerdasan emosional yang
dipandang sebagai kumpulan kemampuan, sikap, dan trait mampu
ditingkatkan, salah satunya dengan metode menulis yang baru, yaitu
dengan the Perceived-Benefits Writing. Kedua, peneliti juga membantu
pengembangan teknik PBW yang administrasinya dilakukan dengan
Bahasa Indonesia.
2. Manfaat Praktis
Pertama, penelitian ini diharapkan menghasilkan metode untuk
meningkatkan kecerdasan emosional yang disusun secara ilmiah dengan
dasar teoritis untuk diterapkan pada mahasiswa. Kedua, penelitian ini
diharapkan membantu peneliti selanjutnya untuk melakukan eksplorasi
pada teori lebih baru yang meninjau kecerdasan emosional secara lebih
luas. Ketiga, penelitian ini membantu peneliti selanjutnya yang tertarik
pada metode peningkatkan kemampuan secara menulis sehingga
melakukan eksplorasi dengan teknik menulis yang baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecerdasan Emosional
1. Definisi Kecerdasan Emosional Bar-On
Penelitian ini berfokus pada mixed model kecerdasan emosional Bar-
On yang dikenal sebagai Emotional-Social Intelligence (ESI) (Bar-On,
2000). Kecerdasan Emosional-Sosial atau Emotional Quotient (EQ)
digolongkan sebagai mixed model karena menunjukkan sikap terhadap
kumpulan abilitas yang mendukung konsep kecerdasan sebagai kombinasi
antara sikap, kemampuan, dan trait (Dewi, Halim, & Derksen, 2015).
Definisi dari Kecerdasan Emosional-Sosial ini dikenal sebagai
“interrelasi yang saling menyilang antara kompetensi, keterampilan,
fasilitator sosial dan emosional yang menentukan cara seseorang
memahami dan mengungkapkan diri, memahami orang lain dan berelasi
dengan mereka, serta mengatasi tuntutan sehari-hari.” (Bar-On, 2006, hal.
14). Maka dari itu, teori ini lebih memandang emosi sendiri sebagai
fasilitator atau faktor pengaruh dari perilaku adaptif yang ditunjukkan oleh
individu. Emosi merupakan hasil pemikiran abstrak dan hasil proses
adaptasi yang mempengaruhi reaksi individu pada perubahan relasi yang
dialami. Schutte et al. (2007) mencatat bahwa Emotional Quotient
memiliki keistimewaan pada peninjauan yang lebih mendalam pada proses
penyesuaian psikologis (Bar-On, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2. Komponen Kunci dan Kompetensi Kecerdasan Emosional Bar-On
Kecerdasan Emosional-Sosial Bar-On (2000) memiliki lima
komponen kunci yang meliputi kompetensi, sebagai berikut:
a. Kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengungkapkan emosi,
perasaan, dan tujuan hidup (Intrapersonal EQ). Meliputi:
(1) Self-Regard (SR) adalah kemampuan menyadari dan menilai diri
secara tepat. Kemampuan ini dimiliki individu yang memiliki identitas,
dengan memandang diri baik, percaya diri, dan puas terhadap diri.
(2) Emotional Self-Awareness (ES) adalah kemampuan seseorang
untuk mengenali dan memahami emosi dengan mampu membedakan
dan memahami sebab serta akibat dari emosi pada pikiran dan tindakan
diri dan orang lain.
(3) Assertiveness (AS) adalah kemampuan untuk mengungkapkan
perasaan, kepercayaan, dan pikiran, serta mempertahankan hak dan
nilai diri secara terbuka, konstruktif dan diterima masyarakat.
Kemampuan ini dapat dicapai jika seseorang mampu mengekspresikan
diri dan emosi secara bebas, tanpa malu dan memendam perasan,
dengan cara yang tidak merugikan diri dan orang lain.
(4) Independence (IN) adalah kemampuan individu dalam
mengarahkan dan mengatur pikiran dan perilakunya, sehingga
emosinya tidak mudah dipengaruhi. Kemampuan ini dilihat dari
kemandirian dalam menentukan tujuan dan pelaksanaan tugas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
(5) Self-Actualization (SA) adalah kemampuan pada individu yang
memiliki dorongan berprestasi karena mengetahui potensi, minat, dan
tujuan hidup, berkeinginan untuk mencapai, dan berusaha untuk
meningkatkan kemampuan yang berkaitan dengan cita-cita tersebut.
b. Kemampuan untuk memahami perasaan orang lain dan cara berelasi
yang tepat (Interpersonal EQ) mencakup:
(1) Empathy (EM) adalah kemampuan untuk menyadari, memahami,
menghargai perasaan orang lain yang dilihat dari kepekaan, kepedulian
pada perasaan, serta adanya sikap hangat terhadap orang lain.
(2) Social Responsibility (RE) adalah kemampuan untuk menunjukkan
identitas sebagai anggota yang kooperatif, kontributif, konstruktif
dalam kelompok sosial, dengan menjadi bagian, peduli terhadap
kemajuan, dan bekerja sama untuk membangun masyarakat.
(3) Interpersonal Relationship (IR) adalah kemampuan dalam
mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan menunjukkan
kedekatan yang intim dan emosional, serta saling berbalas afeksi. Hal
ini tercapai jika individu mengekspresikan kehangatan, afeksi, dan
kedekatan tanpa canggung dan menghindari kontak sosial.
c. Kemampuan untuk mengelola dan mengatur emosi (Stress
Management EQ) terdiri dari:
(1) Stress Tolerance (ST) adalah kemampuan untuk mempertahankan
diri di situasi yang tidak menentu dan memicu stress dengan mengatasi
tuntutan hidup (stress) dan penyebabnya secara aktif dan positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
(2) Impulse Control (IC) adalah kemampuan menerima dorongan
perilaku yang terjadi tanpa menyangkal, menenangkan diri, lalu
menahan atau menunda dorongan yang merugikan diri dan orang lain.
d. Kemampuan untuk mengelola perubahan, beradaptasi, dan
menyelesaikan permasalahan personal dan interpersonal (Adaptability EQ)
mencakup:
(1) Reality Testing (RT) adalah kemampuan seseorang untuk
membedakan pengalaman subjektif di dalam diri, seperti pikiran dan
perasaan, dengan hal di luar diri yang ada atau kenyataan secara objektif.
(2) Flexibility (FL) adalah kemampuan untuk menyesuaikan pikiran,
perasaan, dan perilaku pada situasi baru atau perubaan yang dinamis.
(3) Problem Solving (PS) adalah kemampuan untuk menemukan dan
menentukan penyelesaian masalah personal dan interpersonal yang
berpotensi efektif.
e. Kemampuan membangkitkan afek positif dan memotivasi diri (General
mood EQ), meliputi:
(1) Optimism (OP) adalah kemampuan untuk memandang sisi positif
dari hidup dan mempertahankan sikap positif pada situasi yang beragam.
(2) Happiness (HA) adalah kemampuan untuk bersyukur terhadap diri,
orang lain, dan kehidupan dengan bersenang-senang dan menunjukkan
emosi positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
3. Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional Bar-On
Faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional dibagi karakteristik
demografis dan beberapa kemampuan. Berikut uraian dari faktor tersebut.
(1) Karakteristik demografik
Kecerdasan emosional telah diadaptasi ke 15 bahasa dan faktor usia,
jenis kelamin, dan etnis ditemukan berpengaruh kecil pada kecerdasan
emosional (Bar-On, 2006; Dewi at al., 2015), peneliti menempatkan faktor
tersebut sebagai pertimbangan. Berikut pemaparan dan peninjauan terkait.
Penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional meningkat
sepanjang usia atau semakin dewasa individu cenderung cerdas secara
emosional (Bar-On, 19997; Bar-On & Parker, 2000; Dewi et al., 2015).
Maka dari itu, semakin dewasa usia seseorang, orang tersebut dipandang
lebih cerdas secara emosional. Meskipun demikian, kemampuan adaptasi
tidak dipengaruhi oleh usia individu (Dewi et al., 2015).
Jika menganalisis pengaruh kecerdasan emosional terhadap jenis
kelamin, seorang perempuan memiliki kemampuan interpersonal yang
baik dengan mudah untuk mengungkapkan perasaannya (Malatesta &
Hariland, 1982), kemampuan identifikasi secara akurat (Denham, 1986;
Denham & McKinley, Couchoud & Holt, 1990), mudah berempati dan
berelasi, serta memiliki rasa tanggung jawab sosial (Bar-On & Parker,
2000). Sedangkan, laki-laki memiliki kapasitas intrapersonal dengan
mampu menyelesaikan masalah, mengelola stress dengan baik, optimis,
lebih fleksibel dan mudah beradaptasi (Bar-On, 2006; Bar-On & Parker,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2006). Di Indonesia, subjek perempuan memperoleh skor kecerdasan
emosional lebih besar pada skor total EI dan skala adaptability,
management stress, dan general mood (Dewi et al., 2015).
Penemuan Bar-On (2006) menunjukkan bahwa perbedaan etnis di
Amerika Utara tidak mempengaruhi tingkat kecerdasan emosional
individu secara signifikan. Hasil yang menarik ditemukan di Indonesia
bahwa skala mengenai asertivitas memperoleh koefisien reliabilitas
terendah (α = .40) atau dianggap sebagai skala tersulit. Dewi et al. (2015)
juga menemukan bahwa karakteristik dari asertif atau mengekspresikan
pikiran dan perasaan diri yang bertentangan dengan nilai di masyarakat
menjadi kurang dihargai. Hal ini di dukung dengan kecenderungan orang
Indonesia yang mengutamakan aspek interpersonal atau budaya kolektif
untuk menjadi berfungsi dengan baik. Dewi et al. (2015) menambahkan
bahwa seseorang yang bergabung dan berkontribusi pada masyarakat
meningkatkan rasa empati dan kebahagiaan. Meskipun, individu juga
menyadari bahwa mengelola diri mempengaruhi kemampuan adaptasi dan
menumbuhkan emosi positif untuk menggapai cita-cita (Dewi et al., 2015).
(2) Faktor Motivasi
Kecerdasan emosional sendiri digolongkan pada kelompok soft skill
yang memerlukan komitmen yang kuat sebagai syarat utama keberhasilan
program pengembangannya (Tucker et al., 2000). Partisipan perlu
dipersuasi mengenai potensi hasil berharga yang akan diperoleh, sehingga
program pengembangan yang diusulkan memiliki potensi lebih besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
karena adanya kesiapan individu untuk berubah (Tucker et al., 2000). Hal
ini sesuai dengan penemuan Jahangard et al. (2012) sebagai cara untuk
meminimalisir partisipan yang mengundurkan diri dari jadwal penelitian.
(3) Faktor Kognitif (Skemata)
Kesadaran individu mengenai emosi ditetapkan sebagai komponen
paling mendasar atau pondasi perkembangan kecerdasan emosional (Bar-
On & Parker, 2000; Lane, 2000). Lane (2000) menunjukkan bahwa tingkat
akurasi dalam menyadari dan membedakan emosi bergantung pada
pengalaman yang diperoleh mengenai emosi. Pengalaman tersebut
meliputi membedakan dan mengintegrasikan atau bernegosiasi antar
informasi yang berasal dari dunia luar ataupun instrospeksi, sehingga
terbentuk skemata untuk melakukan negosiasi kognitif.
Semakin seseorang mampu mengenali emosi dalam pengalaman
yang kompleks, semakin tinggi kemampuannya dalam menyadari emosi
(Lane, 2000). Seperti perkembangan kognitif Piaget, kemampuan
menyadari emosi dikelompokkan menjadi kemampuan mengenali
tindakan (level 1), memahami kecenderungan tindakan, mengenali 1
emosi, menggabungkan 2 emosi, dan menggabungkan emosi-emosi yang
mungkin muncul dari pengalaman tertentu (level 4) (Lane, 2000). Bentuk
dari negosiasi kognitif ditunjukkan pada peninjauan alasan untuk
melakukan perilaku tertentu dan antisipasi pada konsekuensinya, sesuai
dengan informasi emosi yang diperoleh (Lane, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
(4) Anatomi Otak
Kesadaran tentang emosi juga dipengaruhi oleh kesehatan atau
keberfungsian bangian otak tertentu. Studi Hoffman (1949) membuktikan
bahwa kapasitas seseorang dalam memiliki pengalaman mengenai emosi
di pengaruhi oleh kerja area medial prefrontal. Lane (2000) menambahkan
bahwa terutama di bagian rostal anterior cingulate yang memiliki peran
untuk mengenali perasaan seseorang.
(5) Faktor Sosial
Pengalaman individu tentang emosi juga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan, antara lain care-giver dan kelompok sebaya. Gangguan
terhadap ekspresivitas emosi dipengaruhi oleh rasa aman yang dimiliki
(Pickens & Field; 1993 dalam Bar-On & Parker, 2000). Anak dengan ibu
yang abusive cenderung memiliki masalah dalam pengenalan emosi dan
memberikan reaksi emosi yang cocok pada situasi tertentu (Camras et al.,
1988; Kropp & Hayres, 1987 dalam Bar-On & Parker, 2000). Ibu dengan
bayi perempuan ditemukan lebih ekspresif daripada ibu dengan bayi laki-
laki (Malatesta et al., 1989; Malatesta-Magai et al., 1994 dalam Bar-On &
Parker, 2000) sehingga anak perempuan dikenal lebih prososial, tidak
memiliki masalah pertemanan, dan lebih populer (Denham, 1986; Denham
et al., 1990 dalam Bar-On & Parker, 2000).
4. Pengukuran Kecerdasan Emosional Bar-On
Alat asesmen Kecerdasan Emosional Bar-On (1997) dikenal dengan
self report Emotional Quotient Inventory (EQ-i). Skala ini meliputi 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
subskala dari 15 kemampuan kecerdasan emosional menurut Bar-On
(1997) dan dioperasionalkan menjadi 133 aitem yang direspon dengan 5
poin skala Likert. Emotional Quotient Inventory cocok digunakan individu
yang berusia 17 tahun keatas tanpa batasan waktu (Bar-On, 2006). Skoring
Emotional Quotient Inventory menggunakan istilah yang mirip dengan
kecerdasan kognitif atau IQ, yaitu EQ (Emotional Quotient) (Bar-On,
2000). Skor kasar akan diolah melalui program di komputer dan
menghasilkan skor subskala yang diterjemahkan menjadi (Bar-On, 1997):
a. Skor EQ tinggi menunjukkan bahwa seseorang cenderung untuk
berfungsi secara efektif saat mengalami tuntutan dan tekanan.
b. Skor EQ rata-rata menggambarkan individu yang memiliki potensi
untuk berfungsi menjadi cerdas secara emosiona dan sosial
c. Skor EQ rendah cenderung melakukan koping yang bermasalah.
Bar-On (2006) mencatat bahwa EQ-i merupakan model asesmen yang
konsisten, stabil, dan reliabel menurut konsensus yang direkam oleh Bar-
On (2004). Emotional Quotient Inventory telah diadministrasikan pada
51.623 orang dewasa di Amerika Utara yang menghasilkan angka
konsistensi internal dengan kenaikan .025 (Bar-On, 2004) dari hasil awal
yaitu α = .97 (Bar-On, 1997).
Alat ini telah diadaptasi ke Bahasa Indonesia oleh Dewi et al. (2015)
dengan hasil reliabilitas yang adekuat pada tiap subskala, yaitu α > 0.5,
kecuali pada subskala asertivitas. Skala ini juga dinyatakan valid
digunakan untuk orang Indonesia dengan nilai validitas berkisar 0.30 –
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
0.79 (Dewi et al., 2015). Tidak ada durasi yang ditetapkan, namun
pengerjaan skala biasa diselesaikan selama 25 menit (Dewi et al., 2015).
B. The Perceived Benefits Writing
1. Paradigma tentang The Perceived-Benefits Writing
Seseorang yang memiliki permasalahan perlu melakukan konfrontasi
yang efektif tanpa menghalang-halangi dan memendam perasaan sehingga
mencapai kesadaran diri (Pennebaker dan Beall, 1986) yang dikenal
sebagai proses terapi kognitif-perilakuan (e.g., King, 2001).
Pengungkapan yang biasanya dilakukan dengan berbicara atau berdiskusi
akan menimbulkan masalah baru pada orang yang kurang memiliki
keberanian. Namun, kegiatan menulis dipandang memiliki manfaat lebih
banyak jika melibatkan katarsis dari emosi yang dirasakan dan munculnya
pencerahan sehingga adanya emosi positif dalam diri (King, 2002).
Teknik menulis perceived-benefits ini dirancang sebagai metode
pengungkapan bagi seseorang yang dipenuhi emosi negatif karena
menahan pengalaman buruk atau peristiwa traumatis (King & Miner,
2000). Pengalaman traumatis, menurut Pennebaker (1989) didefinisikan
sebagai pengalaman yang selalu ada dalam diri dan hidup seseorang,
namun orang tersebut berusaha menahan diri untuk tidak mengatakan dan
mendiskusikan perasaan dan peristiwa bersangkutan pada orang lain.
Maka dari itu, instruksi dirancang untuk mengarahkan partisipan
sehingga mengalami kembali kemudian menceritakan emosi yang
berkaitan dengan peristiwa traumatis dengan penuh kerelaan (King &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Miner, 2000). The Perceived-Benefits Writing juga memfasilitasi individu
untuk mengatasi emosi negatif dari peritiwa buruk dengan melihat sisi
positif atau makna dari peristiwa itu (King & Miner, 2000). Kegiatan ini
dilakukan selama 20 menit dalam sehari selama 3 hari berturut-turut.
2. Manfaat The Perceived-Benefits Writing
Kegiatan menulis sendiri dirancang untuk memampukan seseorang
membuka diri mengenai pengalamannya (Pennebaker, 1997). Hal ini
karena seseorang yang mampu mengeluarkan isi pikirannya dan
menemukan pemahaman terhadap pengalaman hidupnya dapat mengalami
kemajuan dalam diri bahkan menunjukkan perluasan diri yang ditandai
dengan kemampuan untuk mengeksplorasi diri (McAdams, 2001).
Sebaliknya, seorang dengan pengalaman hidup yang negatif dan terus
berfokus pada masalah tersebut mempengaruhi fungsi emosi,
kesejahteraan, dan perilaku sosialnya (e.g., Ayduk, Mischel, & Downey,
2002; Koole, Smeets, van Knippenberg, & Dijksterhuis, 1999; Rusting &
Nolen-Hoeksema, 1998).
Pennebaker (1997) menemukan bahwa seseorang yang merasakan
dampak menguntungkan dari menulis adalah seseorang menulis dengan
menggunakan emosi positif dengan jumlah yang banyak (contohnya kata
bahagia, senang, cantik, baik, bagus), menunjukkan kata dengan emosi
negatif sedang (seperti kata benci, tidak berguna, dan musuh), dan
menyertakan kata yang melibatkan proses kognitif (contohnya kata kausal,
yaitu karena dan oleh sebab itu); dan kata yang berkaitan dengan insight,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
seperti menurut saya, saya sadari) (contoh dari Pennebaker, Francis, &
Booth, 2001) atau yang disebutkan sebagai kemampuan regulasi diri
(Burton & King, 2004; King & Miner, 2000; Pennebaker dan Seagal, 1999;
Wing, Schutte, & Byrne, 2006). Regulasi diri membantu memahami dan
membangkitkan rasa tanggung jawab terhadap kendali emosi serta
konsekuensi hidup (King, 2001).
Seseorang yang melihat hal positif dari pengalaman negatif
mengalami peningkatan harga diri dan perbaikan makna kehidupan (King,
2002) dan menimbulkan rasa efikasi diri dan pengungkapan lebih banyak
emosi positif (King & Miner, 2000). Afek positif sendiri mempengaruhi
munculnya penyelesaian masalah yang kreatif (Isen, Daubman, &
Nowicki, 1987), pikiran yang terintegrasi, terelaborasi, dan fleksibel (Isen,
1987; Isen & Daubman, 1984), serta membantu seseorang dalam proses
belajar menguasai sesuatu (Fredrickson, 1998).
Melihat sisi positif dari sebuah peristiwa negatif merpakan koping
atau cara mengatasi masalah (Affleck & Tennen, 1996; Janoff-Bullman,
1992) dengan dimampukan untuk memilih cara penyesuaian diri yang
efektif (Taylor, Wood, & Lichtman, 1983; Thompson, 1991). Penanaman
kemampuan pada seseorang dalam menemukan koping yang efektif dan
cara meregulasi diri penting bagi seseorang untuk menurunkan pesimisme
(Cameron & Nicholls, 1998).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
3. Administrasi dan Instruksi The Perceived-Benefits Writing
Penelitian ini biasanya dilakukan 3 hari secara berurutan. Peneliti
membebaskan pemilihan pengalaman negatif tanpa mengarahkan pada
peristiwa traumatis tertentu. Jika dilihat dari perkembangan instruksinya,
peristiwa traumatis sendiri dapat digantikan dengan kata lain, seperti
peristiwa yang sangat emosional yang mempengaruhi diri dan hidupnya
(Pennebaker, 1997), atau peristiwa, permasalahan, atau kesulitan yang
mengkhawatirkan, tidak menyenangkan, mengecewakan yang tidak
diharapkan untuk terjadi ([Trans. upsetting event dari Oxford, 2011]
Pennebaker, 1989; Pennebaker & Beall, 1986). Hal ini diperkuat oleh King
(2002) bahwa perasaan upset biasanya menyertai peristiwa hidup yang
traumatis yang dialami oleh seseorang.
Sedangkan, beberapa peneliti lain mempertahankan istilah
pengalaman traumatis dengan menambah penjelasan yang berupa
pancingan contoh topik. Pancingan topik tersebut antara lain, peristiwa
kehilangan (King, 2001; King & Miner, 2000) dan peristiwa yang
berkaitan dengan hubungan partisipan dengan orang lain, yaitu orang tua,
kekasih, teman, dan rekan; masa lalu, masa depan atau masa kini; peran
yang dilakukan dahulu, cita-citanya, dan kenyataan yang sedang dijalani
(Pennebaker & Seagal, 1999).
Peneliti terkait mencatat bahwa stimulus ini menghasilkan topik
traumatis, antara lain kematian yang dikasihi (keluarga, teman dekat, dan
hewan peliharaan), permasalahan dengan kekasih, kegagalan, kecelakaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
permasalahan kesehatan, (King, 2001; King & Miner, 2000; Pennebaker,
1997; Pennebaker & Beall, 1986; Pennebaker, Kiecolt-Glaser, & Glaser,
1986; Pennebaker, Hughes & O’Heeron, 1987). Topik lain seperti
perceraian, pertengkaran (dengan orang tua dan teman), dipermalukan di
depan umum, kabur dari rumah, dan pelecehan seksual (King, 2001; King
& Miner, 2000; Pennebaker, Kiecolt-Glaser, & Glaser, 1986; Pennebaker,
Hughes & O’Heeron, 1987).
Partisipan tidak akan mendapatkan feedback dan tulisan yang sudah
dibuat akan dikumpulkan oleh peneliti (Pennebaker, 1997). Partisipan
disediakan waktu selama 20 menit untuk menyelesaikan tugasnya.
Kegiatan menulis ini tidak memiliki banyak aturan bahkan membiarkan
partisipan tidak terlalu berfokus pada pengejaan, tata bahasa, dan struktur
kalimat. Akan tetapi, Pennebaker dan Seagal (1999) hanya memberikan
satu syarat agar partisipan tidak berhenti menulis sebelum durasi yang
ditentukan.
4. Penelitian tentang The Perceived-Benefits Writing
Menulis dampak positif dari peristiwa traumatis selama 3 hari selama
20 menit pada 118 mahasiswa psikologi (M=20.95) oleh King dan Miner
(2000). Penelitian ini menunjukkan bahwa seseorang yang mampu melihat
sisi positif dari suatu peristiwa negatif cenderung memiliki emosi positif
dan diprediksikan mampu menemukan insight. Hal ini diakui sebagai salah
satu faktor menurunnya jumlah kunjungan seseorang ke pusat kesehatan.
King dan Miner (2000) menemukan bahwa hasil grup kombinasi (menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
pengalaman traumatis + sisi positifnya) kurang maksimal karena
pembagian waktu yang kurang pada sesi menemukan sisi positif dari
peristiwa negatif yang dialami.
Menulis dampak positif dari peristiwa negatif dilakukan pula oleh
McCullough, Root, dan Cohen (2006) dengan mengkhususkan peristiwa
negatif pada kasus pelanggaran hubungan interpersonal (interpersonal
transgressions). Penelitian ini membuktikan bahwa menulis makna dari
peristiwa negatif mampu membangkitkan pengampunan dalam diri
partisipan dengan nilai statistikal yang tidak signifikan. Peneliti terkait
berpendapat bahwa hal ini karena keterbatasan pengukuran variabel
dependen dan waktu pelaksanaan yang kurang karena hanya dilaksanakan
pada 1 kali pertemuan selama 1 jam yang mencakup seluruh penelitian.
C. Efektivitas The Perceived-Benefits Writing untuk Meningkatkan
Kecerdasan Emosional
Kegiatan menulis dikenal sebagai fasilitas seseorang untuk
mengungkapkan pengalaman diri tanpa menutupi dan memendam perasaan
dan pikiran, atau secara asertif, terutama jika mengungkapkan peristiwa
traumatis (Pennebaker, 1997). Hal ini kemudian memicu penerimaan diri
dengan menyadari kenyataan dan membantu memahami hal yang selama ini
disangkal (menyadari realitas) untuk memperoleh penghargaan terhadap diri
(Burger, 2008). Sesuai dengan penemuan Ciarrochi, Chan, dan Bajgar (2001)
bahwa keberhasilan untuk menghadapi stress terhadap pemanggilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
pengalaman traumatis memperbaiki kemampuan adaptasi dengan menjaga
emosi untuk tetap positif dan menghindari depresi (Jahangard, et al., 2012).
Kegiatan menulis ditemukan lebih bermanfaat jika memuat isi tulisan
yang positif lebih banyak dari hal negatif, hasil analisa pengalaman, dan
pencerahan (insight) (Pennebaker, Mayne, & Francis, 1997). Pennebaker dan
Beall (1986) menambahkan bahwa pengungkapan pengalaman meningkatkan
kemampuan interpersonal karena individu berkesempatan untuk menganalisa
masalah dengan melakukan perbandingan sosial (e.g., Wortman & Dunkel-
Schetter, 1979) dan menambah informasi koping dari orang lain (e.g., Lazarus,
1966). Menulis yang mencakup kriteria diatas dikenal sebagai the perceived-
benefits writing yang dikembangkan oleh King dan Miner (2000).
Menulis ini dilakukan dengan menemukan sisi positif dari situasi hidup
negatif merupakan teori koping (Affleck & Tennen, 1996; Janoff-Bulman,
1992; Tennen, Affleck, & Mendola, 1991a; 1991b) terutama emosi positif yang
tumbuh memampukan individu menyelesaikan masalah dengan kreatif (Isen,
Daubman, & Nowicki, 1987) atau bentuk dari toleransi terhadap stress. Sisi
baik dari situasi hidup yang negatif sendiri membantu penyesuaian diri
(Tennen & Affleck, 1991) dan penerapan teknik adaptasi yang efektif (King,
Scollon, Ramsey, & Williams, 2000; Taylor, Wood, & Lichtman, 1983,
Thompson, 1991) atau membantu meningkatkan kemampuan fleksibilitas.
Emosi positif yang dihasilkan ditemukan mendukung terciptanya relasi sosial,
memperluas perhatian individu pada lingkungan, dan mendukung proses
aktualisasi diri (Fredrickson, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Menulis hal positif dari pengalaman traumatis membantu proses regulasi
diri yang penting pada proses adaptasi psikologis (King & Miner, 2000) yaitu
menemukan strategi untuk tantangan di masa depan (Fredrickson, 1998; Isen,
Daubman, Nowicki, 1987; King & Miner, 2000; King, 2001; King, 2002), atau
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan membantu seseorang
merasa bertanggung jawab atas kendali emosi dan konsekuensi yang akan
diterima (King, 2001), atau kendali dorongan.
Seseorang yang tidak menulis perceived-writing tidak mengalami
perubahan pada kemampuan dalam menyadari kenyataan hidupnya,
pengenalan terhadap emosi, dan belajar asertif. Sehingga, orang tersebut
kurang memiliki relasi interpersonal yang memuaskan dan tidak mampu
menerima dan menghargai diri. Orang tersebut kurang mampu melakukan
penyelesaian masalah sehingga tidak mampu mengatasi tuntutan kehidupan,
memiliki kemampuan adaptasi yang buruk, dan kurang mampu mengendalikan
emosi dan diri. Orang tersebut diprediksikan melakukan koping yang kurang
efektif ketika stress, kesulitan mengontrol dorongan, sehingga orang tersebut
dikatakan tidak cerdas secara emosional.
D. Skema
Skema ini dirancang untuk menunjukkan proses kenaikan kecerdasan
emosional dengan penerapan menulis perceived-benefits.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Kecerdasan Emosional :
kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan beradaptasi dengan tuntutan hidupnya
secara realistis dan fleksibel dengan mengenali diri dan orang lain
The Perceived-Benefits Writing
Recall pengalaman traumatis →
menyadari pengalaman diri (ES) lalu memicu asertivitas (AS)
sehingga meningkatkan kemampuan menyadari realitas (RT),
penghargaan diri (SR), dan mempertahankan emosi positif (HA
& OP)
Menemukan sisi positif → analisa masalah yang merupakan koping atau toleransi stress (ST),
meningkatkan kemampuan interpersonal (IR & EM), mampu
mencapai impian (SA), dan mampu bekerja dengan kelompok (RE), dan
meningkatkan fleksibilitas (FL)
Strategi di masa depan → merupakan pemecahan masalah (PS), membantu kendali
emosi (IC), mandiri secara emosi (IN)
Kecerdasan Emosional Meningkat
Menulis Hal Superfisial
Kurang menyadari realita, kurang mengenal emosi, dan memendam
perasaan sehingga relasi dengan orang lain buruk, tidak mampu menerima dan menghargai, serta mengendalikan diri dan emosi, maka koping tidak efektif.
Kecerdasan emosional tetap
Komponen Kunci Kecerdasan Emosional:
SR, ES, AS, IN, SA, EM, RE, IR, ST, IC, RT, FL, PS,
OP, HA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
E. Hipotesis
Berdasarkan skema pengaruh the perceived-benefits writing pada
kecerdasan emosional, peneliti mengajukan hipotesis, sebagai berikut:
Hi: Kelompok eksperimen atau kelompok yang mendapatkan perlakuan
menulis the perceived-benefits (PBW) mengalami peningkatkan skor
Kecerdasan Emosional secara signifikan setelah menulis the perceived-
writing (PBW) selama 3 hari berturut-turut.
H0: Kelompok eksperimen atau kelompok yang mendapatkan perlakuan
menulis the perceived-benefits (PBW) tidak mengalami peningkatan skor
Kecerdasan emosional setelah menulis the perceived-writing (PBW) selama
3 hari berturut-turut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini menguji efektivitas the perceived-benefits writing untuk
meningkatkan Kecerdasan Emosional. Peneliti menggunakan jenis penelitian
kuantitatif dengan desain eksperimen semu (Quasi Experiment). Jenis
penelitian kuantitatif dipilih karena membuktikan kebenaran teori dengan
mengumpulkan data obyektif berupa data numerik yang dianalisis secara
statistik (Supratiknya, 2015). Pengujian efektivitas menggunakan desain kuasi-
eksperimental untuk meninjau efek perubahan perilaku pada kelompok
partisipan yang memperoleh perilaku berbeda (Myers & Hansen, 2001).
Penelitian akan dimulai dengan pemberian asesmen awal (pretest)
sebelum diberikan perlakuan yang berbeda dan berakhir dengan pemberian
asesmen akhir (posttest) untuk meminimalisir ancaman validitas internal yaitu
retroactive history. Pengambilan data kelompok menulis dan kelompok kontrol
dilakukan pada minggu yang berbeda untuk mengurangi kemungkinan adanya
komunikasi antar partisipan mengenai desain penelitian terkait (interaction
effect). Desain eksperimen dapat diilustrasikan sebagai berikut.
Gambar 3.1 Desain Kuasi Eksperimental Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol dengan Pre-Posttest
(KE) O1 X O2 (KK) O1 X0 O2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Keterangan:
KE : Kelompok Eksperimen
KK : Kelompok Kontrol
O1 : Pretest
O2 : Posttest
X : The perceived-benefits writing
X0 : (counterbalancing)
Peneliti melihat kenaikan skor kecerdasan emosional pada kelompok
eksperimen akibat pemberian perlakuan berupa the perceived-benefits writing
dengan desain within-subject. Sedangkan, efektivitas the perceived-benefits
writing untuk meningkatkan kecerdasan emosional dilihat dengan desain
between-subject antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
B. Variabel Penelitian
Penelitian ini menguji efektivitas penerapan the perceived-benefits writing
untuk meningkatkan kecerdasan emosional, sehingga penelitian ini melibatkan
satu variabel tergantung dan satu variabel bebas. Variabel tersebut adalah:
1. Variabel tergantung (Dependent Variable): Kecerdasan Emosional
2. Variabel bebas (Independent Variable): The Perceived-Benefits Writing
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional merupakan kemampuan yang mempengaruhi
seseorang dalam mengatasi tuntutan sehari-hari, masalah personal dan
interpersonal dengan membuat keputusan yang tepat sesuai keadaan
dengan efektif dan realistis menggunakan kesadaran tentang emosi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Sehingga, individu mencapai penghargaan diri yang berguna untuk
pengembangan dirinya.
Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional perlu memiliki
penghargaan terhadap diri, kesadaran terhadap emosi, asertivitas, rasa
empati, pengendalian dorongan, toleransi terhadap stress, kesadaran
terhadap realitas, fleksibilitas, kemampuan penyelesaian masalah, dan
kemampuan untuk mempertahankan hubungan interpersonal.
Kecerdasan emosional dapat diukur dengan EQ-i (Emotional Quotient
Inventory).
2. The Perceived-Benefits Writing
Teknik menulis perceived-benefits memfasilitasi seseorang untuk
mengungkapkan pengalaman traumatis. Partisipan kemudian diminta
menuliskan sisi positif atau makna dari peristiwa serta mengidentifikasi
cara untuk menghadapi tantangan di masa depan. Kegiatan ini diterapkan
selama 3 hari berturut-turut dengan durasi 20 menit. Bahan tulisan atau
pengalaman yang ditulis dapat berbeda atau sama untuk tiap harinya.
Partisipan tidak perlu memikirkan tata bahasa dan tanda baca yang baik
dan benar karena partisipan hanya perlu menulis sesuai dengan instruksi
utama sampai waktu yang ditentukan.
D. Subjek Penelitian dan Metode Sampling
Penelitian ini menggunakan istilah partisipan sebagai pengganti istilah
subjek agar menempatkan orang yang mengikuti penelitian sejajar dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
peneliti karena secara teknis partisipan membantu peneliti dalam melakukan
eksperimen (Martin, 1995). Kriteria partisipan penelitian ini adalah mahasiswa
baru di Universitas Sanata Dharma yang tinggal di Yogyakarta. Pemilihan
sampel dilakukan dengan teknik convenience sampling karena
mempertimbangkan keterjangkauan (Myers & Hansen, 2001) dan sengaja
dilakukan untuk mengontrol error validitas internal dari interaction effect dan
participant sophistication tentang familiaritas efek penelitian.
Mahasiswa baru diprediksi memerlukan usaha untuk menanggulangi stress
yang terjadi akibat pemenuhan tugas perkembangan (Hatamzadeh et al., 2012)
agar berani menunjukkan nilai dan perasaan yang dimiliki (Feist & Feist, 2006;
Santrock, 2009) dan mencapai adekuasi diri (Arnett, 2006). Adekuasi diri
diartikan sebagai tercapainya mahasiswa untuk mampu melakukan hal yang
diminati dan kemampuan mereka (Arnett, 2006) atau mencapai aktualisasi diri
(Bar-On & Parker, 2000). Pelatihan diharapkan membantu mahasiswa siap
menjadi pemimpin yang produktif dan efektif (Tucker et al., 2000). Peneliti
membagi partisipan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol untuk menyajikan perbandingan kenaikan skor antara dua
perilaku berbeda dan mengatasi ancaman validitas internal, yaitu maturation.
E. Prosedur Penelitian
Penelitian eksperimen ini dilakukan bersama satu asisten peneliti di ruang
kelas Kampus III Universitas Sanata Dharma dengan waktu yang ditentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
agar partisipan menjalani eksperimen dengan kesanggupan karena pengaturan
jadwal melalui kesepakatan.
1. Penelitian ini memerlukan beberapa alat dan bahan, seperti:
a. Informed consent untuk kedua kelompok penelitian
b. Daftar hadir partisipan
c. Skala EQ-I untuk asesmen kecerdasan emosional
d. Instruksi kode A1, A2, dan skala reaksi untuk kelompok eksperimen
e. Instruksi dengan kode B untuk kelompok kontrol
f. Amplop yang berisi instruksi dan kertas A4
g. Alat tulis pulpen
2. Manipulasi Variabel Bebas Pada Eksperimen
Peneliti mengadaptasi instruksi King dan Miner (2000) untuk
kelompok eksperimen dan memvalidasi isi kepada 2 rekan subjek alumni
Fakultas Ilmu Pendidikan Prodi Pendidikan Bahasa Inggris. Tahap
pertama, peneliti melakukan penerjemahan dan back-translation dengan
meminta satu ahli menerjemahkan instruksi asli ke Bahasa Indonesia dan
ahli lain menerjemahkan dari bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris,
sebelum membandingkan perbedaan makna. Tahap kedua, peneliti
melakukan uji validitas isi instruksi kepada 2 orang ahli di bidang
Psikologi Eksperimen, 1 orang ahli Psikologi Proyektif, dan 1 orang ahli
Psikologi Abnormal untuk memilih instruksi yang tepat agar
meminimalisir extraneous variable dari diksi makna tertentu. Setelah
semua ahli setuju dan menilai instruksi sangat relevan, peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
melakukan uji coba pemahaman instruksi pada 6 mahasiswa baru di luar
mahasiswa Universitas Sanata Dharma.
Kelompok eksperimen mendapatkan 2 jenis instruksi, yaitu instruksi
A1 untuk mengungkapkan pengalaman traumatis secara rinci dengan
merasakan kembali pikiran dan emosi yang dimiliki dengan mendalam
tanpa memperhatikan tata bahasa dan tanda baca selama 10 menit.
Sedangkan, sisa waktu 10 menit untuk mengerjakan instruksi A2 untuk
melihat sisi positif dari peristiwa negatif. Peneliti sengaja
menghilangkan kata traumatis untuk mengurangi bias kognitif dari
stereotip dan menunjukkan contoh topik seperti yang dilakukan oleh
peneliti lain (King, 2001; King & Miner, 2000; Pennebaker, 1997;
Pennebaker & Beall, 1986; Pennebaker, Kiecolt-Glaser, & Glaser, 1986;
Pennebaker, Hughes & O’Heeron, 1987; Pennebaker & Seagal, 1999).
Peristiwa traumatis diganti dengan peristiwa, masalah, kesulitan atau
kesusahan yang mengkhawatirkan, tidak menyenangkan, atau
mengecewakan yang tidak diharapkan untuk terjadi. Peristiwa tersebut
mungkin peristiwa kehilangan atau peristiwa mengenai hubungan
partisipan dengan orang lain (orang tua, kekasih, teman, dan rekan);
masa lalu, masa depan atau masa kini; peran yang dilakukan dahulu, cita-
citanya, dan kenyataan yang sedang dijalani. Instruksi A2 memberikan
tugas pada partisipan untuk tidak memperhatikan tata bahasa dan tanda
baca dan berfokus pada sisi positif atau makna dari peristiwa, perubahan
dalam diri yang telah terjadi untuk menemukan strategi untuk mengatasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
tantangan di masa depan. Secara umum, partisipan diberikan instruksi
untuk tidak berhenti menulis sebelum waktu yang ditentukan.
Kelompok kontrol memperoleh instruksi B untuk menuliskan hal
yang bersifat dangkal atau superficial untuk counterbalance atau
penyeimbangan untuk mengurangi kecurigaan atas desain penelitian
(Pennebaker, 1989), seperti rencana atau reminder, mendeskripsikan
pakaian yang dikenakan pada hari yang bersangkutan, dan deskrpsi
ruangan dengan durasi waktu yang sama, yaitu 20 menit. Perilakuan ini
dilakukan untuk untuk memastikan bahwa efek yang akan dihasilkan
berasal dari perilaku yang diberikan.
3. Pilot Experiment
Pilot eksperimen dilaksanakan pada Jumat, 10 November 2017
pukul 18.00 s.d. 20.00 WIB di sudut Hall Kantor Rektorat Universitas
Negeri Yogyakarta bersama dengan 1 asisten peneliti. Partisipan terdiri
dari 3 orang laki-laki dan 3 orang perempuan mahasiswa baru yang
berasal dari jurusan non Psikologi. Kegiatan ini bertujuan untuk melihat
pemahaman partisipan pada instruksi the perceived-benefits writing
(PBW), durasi, dan administrasi intruksi. Peneliti melakukan rapport
pada waktu awal lalu membagikan kertas dan instruksi. Satu partisipan
menanyakan durasi kegiatan hari tersebut dan setelah dijelaskan,
partisipan tersebut mengerti. Pada 4 menit awal, satu partisipan terlihat
kebingungan dan tidak kunjung menulis. Secara keseluruhan, partisipan
pilot menyelesaikan tugas instruksi A1 selama 15 – 20 menit. Sedangkan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
tugas A2 dikerjakan oleh partisipan dengan rata-rata durasi 5 menit.
Setelah selesai rangkaian pengerjaan instruksi A2, peneliti menyebarkan
survei untuk menilai kejelasan instruksi tertulis, kejelasan tugas, sikap
dan kejelasan instruksi lisan dari peneliti.
Setelah proses pilot eksperimen selesai, peneliti melakukan evaluasi
dan menentukan bahwa pelaksanaan penelitian akan dilakukan di ruang
yang lebar sehingga peserta tidak duduk berdekatan. Peneliti menentukan
15 menit untuk instruksi A1 karena partisipan cenderung menuliskan sisi
positif sekaligus pada sesi ini. Lima menit terakhir untuk menuliskan
perubahan yang diusahakan dan resolusi masa depan pada instruksi A2.
Partisipan menyarankan untuk dibimbing saat membaca instruksi.
Isi pengalaman partisipan beragam dan dipandang peneliti memiliki
intensitas yang kurang hingga cukup pribadi. Ahli Psikologi Proyektif
menyarankan tambahan analisis penelitian berbentuk survei kecil
mengenai intensitas privasi pengalaman. Peneliti merancang survei yang
berisi 4 pertanyaan dengan menerjemahkan faktor-faktor menurut King
dan Miner (2000) mengenai seberapa mengganggu, emosional, sulit
untuk diungkapkan, penting, dan membutuhkan kerahasiaan. Peneliti
menerjemahkan faktor tersebut menjadi beberapa kata yang relevan
sesuai dengan kamus Oxford (Bull, 2011) dan penilaian ahli Bahasa
Inggris. Skala tersebut dinamai dengan Skala Reaksi. (tabel terlampir)
Uji coba instruksi untuk kelompok kontrol dilakukan pada Senin, 13
November 2017 di ruang kelas Kampus III Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
kepada 6 mahasiswa yang dipilih secara acak. Peneliti membimbing
partisipan dengan membacakan instruksi dan diikuti partisipan yang
membaca instruksi dari dalam hati. Hasil uji coba ini menunjukkan
bahwa partisipan pilot sudah menyelesaikan tugasnya dengan durasi
rata-rata 20 menit. Maka dari itu, peneliti memutuskan untuk tetap
menggunakan durasi awal yaitu 20 menit.
4. Langkah Eksperimen
Hari Perkenalan
Peneliti akan mengunjungi kelas dan memperkenalkan diri dengan
kelas yang bersangkutan sambil mengedarkan lembar absensi. Pada hari
tersebut, peneliti memberikan gambaran umum mengenai penelitian
yang akan diselenggarakan. Peneliti akan menyebutkan penelitian ini
menguji pengaruh dari menceritakan pengalaman hidup pada
kepribadian seseorang (cf. King dan Miner, 2000). Peserta akan
memperoleh lembar persetujuan dan peneliti akan menjelaskan isinya
sebelum partisipan membubuhkan tanda tangan (isi terlampir).
Dalam informed consent, partisipan akan diperingatkan bahwa
mereka mungkin akan menulis hal yang tidak menyenangkan sebagai
bantuan untuk mempersiapkan topik dan membantu kesiapan untuk
melakukan pembukaan diri (Pennebaker, 1989). Sebelum pulang,
peneliti menginformasikan bahwa partisipan akan dimasukkan pada
kelompok obrolan. Peneliti secara pribadi akan mengingatkan waktu dan
ruangan pertemuan setiap harinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Hari Pertama
a. Peneliti memberikan skala pre-test pada beberapa waktu awal lalu
membacakan peraturan pengisian pre-test dan tidak memberikan batasan
waktu ketika mengerjakan pre-test.
b. Peneliti membagikan amplop yang berisi instruksi dan kertas A4
sembari diyakinkan mengenai kerahasiaan data dan meminta partisipan
menulis sesuai instruksi A1 selama 10 menit.
c. Peneliti kemudian meminta partisipan mengerjakan tugas pada
instruksi A2 selama 10 menit kedepan sebelum mengisi skala reaksi.
d. Peneliti memberikan rapport yang sama dengan kelompok
eksperimen dan mempersilakan partisipan menulis selama 20 menit.
e. Setelah proses selesai, partisipan dipersilakan untuk memasukkan
kertas kembali ke dalam amplop dan mengingatkan mengenai pertemuan
kedua. Peringatan ulang dilakukan pada malam harinya.
Hari Kedua
a. Partisipan telah terbagi di dua kelas menurut kelompok yang sudah
terbentuk pada hari pertama.
b. Secara umum, partisipan kelompok eksperimen akan memperoleh
instruksi yang sama. Akan tetapi, partisipan dibebaskan untuk menulis
peristiwa yang sama atau yang baru. Partisipan kelompok kontrol diminta
mendeskripsikan pakaian yang dikenakan serinci mungkin.
c. Setelah proses selesai, peneliti juga akan mengingatkan kembali
untuk datang ke pertemuan terakhir pada esok hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Hari Ketiga
a. Peneliti menempatkan partisipan pada dua ruang yang berbeda sama
seperti dua hari sebelumnya.
b. Kelompok eksperimen akan mendapat instruksi yang sama dengan
instruksi pada hari kedua. Sedangkan, kelompok kontrol akan
mendeskripsikan kelas yang ditempati dengan serinci mungkin.
c. Setelah proses menulis selesai, partisipan akan diberikan post-test.
Proses penelitian diakhiri dengan ucapan terimakasih dan memberikan
debrief dari penelitian yang dilakukan.
F. Instrumen Pengukuran
1. Uji Coba Alat
Penelitian ini menggunakan Emotional Quotient Inventory sebagai
alat asesmen kecerdasan emosional, namun tidak menggunakan alat EQ-
i yang asli maupun alat yang sudah diadaptasi ke Bahasa Indonesia
karena alat tersebut sedang tidak tersedia untuk digunakan. Peneliti
merancang skala EQi-45 berdasarkan 15 kemampuan yang
menggambarkan kecerdasan emosional menurut Bar-On (2000). Skala
skala self-report ini direspon dengan 5 poin skala Likert sesuai dengan
skala asli yang terdiri dari “sangat sering atau sangat diri saya” ke “sangat
jarang atau sangat bukan diri saya”.
Hal ini dilakukan untuk pengendalian terhadap error validitas
internal history dan testing dengan menghindari nilai rata-rata dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
meminta partisipan menjawab kolom 3 atau jawaban netral hanya pada
saat mendesak. Peneliti memastikan bahwa partisipan memilih
pernyataan yang cocok sesuai dengan perasaan, pengalaman, dan diri
pada saat ini bukan mengikuti yang seharusnya, secara cepat karena tidak
ada jawaban benar dan salah. Sesuai dengan hasil pengujian, skala ini
cocok untuk subjek dengan usia 17 tahun keatas dengan pengerjaan
waktu sekitar 20 menit.
Skala EQi-45 diadministrasikan pada uji coba alat dengan nama
“Survei Kepribadian” untuk mengurangi bias mengenai konstruk yang
diukur. Berikut tabel distribusi item dan cara pemberian skor EQi-45.
Tabel 3.2
Distribusi aitem skala EQi-45 sebelum uji coba
DIMENSI FAKTOR
ITEM
∑ 1 FAV 2 UNFAV
A b C d a b C d
I
Intra
personal
SR 47 16 75 2 69 29
34
ES 64* 91 93* 62* 61 18* 57* 78
AS 70 81 85 17 28 72
IN 5 26 21 39* 1* 4*
SA 33 11 37 86 54 12 24 22
II
Inter
personal
EM 73 27 8*
9* 52 56
18 RE 94 92 41 35 66* 71
IR 46 19 87 30 58 59*
III
stress
manage
ST 3 51 82
34 90 48* 12
IC 60 13 77 10 49 76
III
Adapt
ability
RT 55 67 84
80 31 65
18 FL 79 36 6 14* 43 32
PS 15 42 7 25 83 53
V
general
mood
OP 50 74 38
89 40 63 12
HA 23 20* 88 45 68 44
TOTAL: 47 47 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 3.3
Pemberian skor skala EQi-45
Respon Aitem Favorable Unfavorable
Sangat sering / Sangat diri saya 4 0
Sering / Diri saya 3 1
Biasa / Netral 2 2
Jarang / Bukan diri saya 1 3
Sangat jarang / Sangat bukan diri saya 0 4
Peneliti mengumpulkan data dengan menyebarkan skala secara tatap
muka dan via survei online. Pelaksanaan uji coba EQi-45 secara online
dilaksanakan pada hari Minggu, 14 Mei 2017 hingga Jumat, 13 Oktober
2017 dengan membagikan link melalui media sosial LINE dan Whatsapp.
Sedangkan, pengumpulan data secara tatap muka dilakukan pada 20 Mei
2017. Peneliti mengumpulkan data uji coba dari 134 mahasiswa semester
I dan II (97 perempuan, 36 laki-laki; M age = 20.09 tahun; SD = 1.630;
range = 17-25 tahun) dari Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Fakultas
Teknik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, dan Fakultas
Psikologi di beberapa universitas negeri maupun swasta di Yogyakarta.
Hasil uji Alpha Cronbach untuk mengukur reliabilitas EQi-45
menghasilkan α = 0.958 > 0.70. Supratiknya (2014) menyatakan bahwa
skala yang memuaskan perlu memperoleh koefisien konsistensi internal
≥ 0.70, sehingga dapat dikatakan bahwa EQi-45 memuaskan dan reliabel
untuk mengukur kecerdasan emosional.
Tabel 3.4
Reliabilitas Emotional Quotient Inventory 45 item (EQi-45)
Cronbach's Alpha N of Items
.958 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Validitas EQi-45 ditinjau dari nilai korelasi item-total dan
kuantifikasi validitas isi (IVI-I). Skala yang memuaskan dan valid perlu
menghasilkan korelasi item-total rit ≥ 0.30 (Supratiknya, 2014). Peneliti
menyeleksi 49 item yang terdiri dari 15 item dengan nilai rit ≤ 0.30 dan
34 item dengan rit ≥ 0.30. Peneliti dengan sengaja menyeleksi item
dengan nilai rit ≥ 0.30 dan sengaja tetap menggunakan 1 item dengan nilai
rit = 0.144 untuk mempertahankan persebaran item agar seimbang. Dapat
disimpulkan bahwa alat ukur EQi-45 pasca seleksi item memuat 45 item
yang tepat dan konsisten untuk mengukur kecerdasan emosional. (tabel
rit dan hasil kuantifikasi Indeks Validitas Isi terlampir). Berikut adalah
tabel distribusi aitem pada skala EQi-45.
Tabel 3.5
Distribusi aitem skala EQi-45 setelah uji coba
DIMENSI FAKTOR
ITEM
∑ 1 FAV
2 UNFAV
a b c d a b c d
I
Intra
personal
SR 47 16 75 2 69 29
15
ES 64* 91 93* 62* 61 18* 57* 78
AS 70 81 85 17 28 72
IN 5 26 21 39* 1* 4*
SA 33 11 37 86 54 12 24 22
II
Inter
personal
EM 73 27 8*
9* 52 56
9 RE 94 92 41 35 66* 71
IR 46 19 87 30 58 59*
III
stress
manage
ST 3 51 82
34 90 48*
6 IC 60 13 77 10 49 76
III
Adapt-
ability
RT 55 67 84
80 31 65
9 FL 79 36 6 14* 43 32
PS 15 42 7 25 83 53
V
general
mood
OP 50 74 38
89 40 63
6 HA 23 20* 88 45 68 44
TOTAL 26 18 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Keterangan:
ai* = aitem yang gugur atau aitem dengan rit > .30
ai = aitem yang sengaja digugurkan untuk menjaga persebaran aitem
G. Metode Analisis Data
Penelitian ini akan dipaparkan berdasarkan metode statistik deskriptif
dengan pengujian asumsi dan metode statistik inferensial dengan pengujian
hipotesis. Uji asumsi normalitas merupakan syarat pengujian dengan statistik
parametrik (Riadi, 2016) untuk membuktikan ketepatan data yang terkumpul
dengan hipotesis atau estimasi (Anderson & Sclove, 1986; Riadi, 2016). Jika
pengujian yang dilakukan menghasilkan nilai signifikansi p > 0.05, maka data
dipastikan memiliki distribusi yang normal. Sebaliknya, jika p < 0.05 maka
data tidak terdistribusi normal dan diuji dengan analisis non-parametrik
(Bordens & Abbott, 2011; Priyatno, 2012; Santoso, 2014). Pada uji beda,
sebuah data perlu melalui uji homogenitas kesamaan varians data. Hasil nilai
signifikansi pada uji Levene p > 0.05 dapat dipastikan data berasal dari
populasi dengan varians sama, dan sebaliknya. (Santoso, 2014).
Pengujian hipotesis atas kepemilikan kecerdasan emosional antar 2
kelompok penelitian diuji dengan independent-samples t-test. Peneliti
menggunakan paired-samples t-test pada desain penelitian within subject
untuk mengetahui perbedaan perolehan skor dari tiap partisipan sebelum dan
sesudah menulis PBW (Aron, Coups, & Aron, 2013). Hasil yang diperoleh
dikatakan signifikan yang berarti perilakuan efektif jika signifikansi hasil
analisis lebih rendah dari nilai p yang ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal Senin, 27 November 2017
sampai dengan Rabu, 6 Desember 2017 dengan satu orang teman untuk
membantu pelaksanaan penelitian. Perilakuan pada kelompok eksperimen
dan kontrol dilakukan pada waktu dan ruangan yang karakteristiknya mirip
(sejuk ber-AC dan luas). Skala pre-posttest memiliki nama yang berbeda,
yaitu “Survey Kepribadian Paket A” untuk pretest dan nama skala posttest
adalah “Survey Kepribadian Paket B”, dengan adanya pengacakan susunan
item untuk mengurangi efek belajar.
Pengambilan data untuk kelompok kontrol dilakukan pada tanggal 27
November 2017 sampai dengan 29 November 2017 di ruang K. 302 Kampus
III Universitas Sanata Dharma. Partisipan mengawali rangkaian penelitian
dengan mengisi informed consent selama 10 menit. Partisipan kemudian
mengerjakan pretest selama 9 menit lalu menulis tugas yang diberikan pada
instruksi B selama 20 menit. Kegiatan pada hari ketiga ditutup dengan
pengerjaan posttest selama 7 menit. Setelah itu, partisipan diminta untuk
menuliskan pikiran dan perasaannya. Jumlah partisipan kelompok kontrol
yang sah berjumlah 34 mahasiswa karena peneliti dengan sengaja
mengeliminasi 4 orang partisipan yang mengikuti kegiatan dengan tidak
konsisten dan 2 orang partisipan tidak cermat dalam mengisi posttest.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Pengambilan data untuk kelompok eksperimen dilakukan 4 hari setelah
pengambilan data kelompok kontrol pada Senin, 4 Desember 2017 sampai
dengan Rabu, 6 Desember 2017 di ruang Psikologi Umum Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma. Pengambilan data pretest dimulai dengan
beberapa pertanyaan mengenai teknis cara pengerjaan. Setelah itu, kegiatan
dilanjutkan dengan rangkaian menulis the perceived-benefits selama 20 menit
yang terdiri dari 15 menit untuk menulis pengalaman yang negatif dan 5 menit
menuliskan sisi positif dari pengalaman tersebut. Setiap hari penelitian
ditutup dengan mengisi skala reaksi secara umum diisi selama 5 menit.
Sedangkan, hari ketiga ditutup dengan mengisi skala posttest selama 8 menit
sebelum menuliskan pikiran dan perasaannya terhadap 3 hari penelitian.
Partisipan kelompok kontrol tidak mengalami proses eliminasi.
Tabel 4.1
Distribusi Partisipan Penelitian
Usia (tahun)
∑ 17 18 19 20 30
Kelompok Eksperimen 1 18 9 1 1 30
Kelompok Kontrol 3 24 7 0 0 34
∑ 4 42 16 1 1
Jenis Kelamin Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Hari ke-1 Hari ke-3 Hari ke-1 Hari ke-3
P 19 19 32 26
L 11 11 8 8
∑ 30 30 40 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 4.2
Distribusi Topik Cerita Pengalaman Negatif
Topik Hari
Pertama
Hari
Kedua
Hari
Ketiga
Diremehkan 3 1 1
Putus cinta 3 2 3
Gagal ujian masuk universitas 6 2 3
Perceraian orang tua 1 2 0
Konflik intrapersonal
▪ Malas, galau, dan menyesal
▪ Seksual
8
1
10
1
14
0
Konflik interpersonal
▪ Dimanfaatkan teman
▪ Dipaksa orang tua
▪ Menyukai teman
▪ Tidak menyukai sifat orang tua
▪ Diperlakukan tidak adil
▪ Dikecewakan
1
1
3
2
1
2
2
0
0
2
1
2
0
1
6
2
2
4
Kesulitan adaptasi 5 7 2
Kesepian 3 1 4
Kehilangan
▪ Anggota keluarga
▪ Teman
1
1
1
5
0
3
Perselingkuhan 1 2 0
Kematian anggota keluarga 2 3 3
Pertengkaran orang tua 2 0 0
Sakit fisik 1 3 1
Keadaan ekonomi yang buruk 7 2 0
Bencana alam 0 0 1
B. Deskripsi Konteks Penelitian
Peneliti melibatkan mahasiswa semester 1 di Kampus III Universitas
Sanata Dharma, khususnya di FKIP Jurusan Pendidikan Matematika dan
Fakultas Psikologi untuk menyediakan sampel yang representatif. Peneliti
memilih jurusan Pendidikan Matematika yang mewakili keistimewaan
Universitas Sanata Dharma sebagai universitas yang unggul dalam
pendidikan keguruan dan mewakili fakultas yang mempelajari ilmu eksak.
Fakultas Psikologi dipilih untuk menjadi pembanding sebagai wakil dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
fakultas yang mempelajari keilmuan murni dan berkaitan dengan kesastraan.
Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari 51 orang mahasiswi dan 19 orang
mahasiswa, sehingga total partisipan yaitu 70 orang mahasiswa baru untuk
mengkontrol masalah validitas yaitu mortalitas partisipan. Partisipan terdiri
dari mahasiswa yang berdomisili di Yogyakarta, maupun pendatang dari
berbagai suku bangsa, yaitu Jawa, Tionghoa, Dayak, Flores, Nias, Toraja,
Lamalohot, Bali, Sunda, Sasak, dan Makassar. Partisipan berasal dari latar
pendidikan yang berbeda, yaitu di SMK dan SMA dengan jurusan IPA dan
IPS. (data deskriptif terlampir)
C. Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas the perceived-benefits
writing untuk meningkatkan kecerdasan emosional pada mahasiswa baru
dengan memprediksi bahwa pelatihan the perceived-benefits writing yang
diberikan mampu meningkatkan kecerdasan emosional secara signifikan.
Perbedaan skor kecerdasan emosional dianalisis dengan melihat perbedaan
mean hasil pretest dan posttest yang diperoleh masing-masing partisipan dan
perbedaan mean dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Peneliti
menganalisa kenaikan skor (gain score) dari selisih pretest dan posttest.
Peneliti melakukan analisis tambahan dari mengolah korelasi antara gain
score dan total skala reaksi dari kelompok eksperimen untuk melihat
keterkaitan yang dimiliki. Peneliti mendapatkan nilai gain score dengan
rumus berikut:
𝐺𝑎𝑖𝑛 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 = 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Peneliti menganalisis data dengan penentuan nilai kritis pada tes one-
taied atau tes satu arah. Teori yang ada meyakinkan peneliti untuk menguji
hasil yang terarah pada efektivitas PBW untuk menaikkan skor Kecerdasan
Emosional. Peneliti menetapkan estimasi diterimanya hipotesis null kurang
dari 2.5% (p < 0.025) dengan mengekspektasikan kesalahan pada faktor
lingkungan, faktor observasi, dan faktor acak.
Proses analisis data terdiri dari uji asumsi normalitas dan homogenitas,
serta uji hipotesis uji beda independent samples dan uji beda paired samples
yang dilakukan dengan aplikasi olah data SPSS for Windows version 23.0.
1. Uji Normalitas Data
Peneliti menggunakan uji normalitas dengan Shapiro-Wilk karena
uji ini cocok untuk pengujian data yang memiliki jumlah kurang dari 50.
Pengujian yang dilakukan menghasilkan perolehan sebagai berikut.
Tabel 4.3
Perolehan Uji Normalitas Hasil Pre-Posttest dan Gainscore
Tests of Normality
KELOMPOK Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Pretest EKSPERIMEN .879 30 .003
KONTROL .722 34 .000
Posttest EKSPERIMEN .836 30 .000
KONTROL .971 34 .495
Gain Score EKSPERIMEN .566 30 .000
KONTROL .489 34 .000
Jika dilihat dari hasil pengolahan data pada Tabel 4.7, data hasil
pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, hasil posttest
pada kelompok eksperimen, dan gain score kelompok eksperimen dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
kontrol memiliki persebaran data yang tidak normal (Sig.pretest-menulis =
0.003, p < 0.05; Sig.pretest-kontrol = 0.000, p < 0.05; Sig.posttest-menulis = 0.000,
p < 0.05; Sig.gain score-menulis = 0.000, p < 0.05; Sig.gain score-kontrol = 0.000, p
< 0.05). Sedangkan, signifikansi hasil posttest kelompok kontrol
memiliki distribusi data yang normal (Sig.posttest-kontrol = 0.495, p < 0.05).
Berdasarkan uraian diatas, peneliti memutuskan untuk menggunakan
analisis non-parametrik uji Mann-Whitney U untuk two independent
samples t-test dan uji Wilcoxon untuk uji beda mean pada pre-posttest
pada data yang berpasangan.
2. Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas data menentukan penyebaran nilai dalam kelompok
dari perbedaan mean (Seniati, Yulianto, & Setiadi, 2011). Hasil
pengujian menyatakan bahwa pengujian data pada keseluruhan hasil
memiliki variansi yang sama, kecuali data posttest (Sig.pretest = 0.880, p
< 0.05; nilai posttest menunjukkan Sig.posttest = 0.048, p < 0.05; dan
perolehan gain score Sig.gain score = 0.387, p < 0.05). Hal ini sesuai dengan
analisis deskriptif yang menemukan bahwa standar deviasi empirik lebih
rendah dari standar deviasi teoritik. Hasil analisis disajikan dalam tabel
sebagai berikut.
Tabel 4.4
Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Pretest .023 1 62 .880
Posttest 4.075 1 62 .048
Gain Score .759 1 62 .387
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
3. Uji Beda Sampel Independen
Peneliti menggunakan uji Mann-Whitney sebagai alternatif uji z
karena tidak semua data terdistribusi tidak normal sehingga data yang
dihasilkan memiliki jenis ordinal (Bordens & Abbott, 2011; Santoso,
2014). Hasil pengolahan data sebagai berikut.
Tabel 4.5
Hasil Uji Mann-Whitney
Ranks
KELOMPOK N Mean Rank Sum of Ranks
Gain Score EKSPERIMEN 30 33.22 996.50
KONTROL 34 31.87 1083.50
Total 64
Test Statisticsa
Gain Score
Mann-Whitney U 488.500
Wilcoxon W 1083.500
Z -.290
Asymp. Sig. (2-tailed) .772
a. Grouping Variable: KELOMPOK
Santoso (2014) menyatakan bahwa efektivitas treatment dikatakan
berbeda secara signifikan bila angka signifikansi yang diperoleh kurang
dari nilai p. Pada tabel Ranks kelompok eksperimen dengan jumlah data
30, memiliki mean rank 33.22, dan sum of ranks sebesar 996.50. Pada
kelompok kontrol dengan jumlah data 34 dengan mean rank 31.87
mendapatkan sum of ranks sebesar 1083.50. Hasil analisis statistik
menunjukkan bahwa asymp. Sig. (2-tailed) = 0.772 atau sig. (1-tailed) =
0.386, p > 0.025.
Jika dilihat dari mean rank yang diperoleh, gain score kelompok
eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol, meskipun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
kenaikan yang dihasilkan tidak signifikan. Sehingga, interpretasi hasil
uji Mann-Whitney U adalah pelatihan menulis perceived-benefit tidak
mampu membedakan skor pada kelompok eksperimen, jika
dibandingkan dengan kelompok yang tidak melakukan PBW. Maka dari
itu, peneliti melakukan uji lanjutan pada beda pre-posttest pada
kelompok eksperimen dan kontrol.
4. Uji Beda Pre-Posttest
Peneliti melakukan uji lanjutan dengan uji the Wilcoxon Signed
Ranks Test sebagai alternatif paired sample t-test, karena data yang
terkumpul tidak memenuhi asumsi metode pengujian parametrik
(Bordens & Abbott, 2011). Hasil analisis sebagai berikut.
Tabel 4.6
Hasil Uji Wilcoxon
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Posttest Eksperimen -
Pretest Eksperimen
Negative Ranks 13a 11.38 148.00
Positive Ranks 14b 16.43 230.00
Ties 3c
Total 30
Posttest Kontrol -
Pretest Kontrol
Negative Ranks 16d 16.19 259.00
Positive Ranks 18e 18.67 336.00
Ties 0f
Total 34
Test Statisticsa
Posttest Eksperimen -
Pretest Eksperimen
Posttest Kontrol -
Pretest Kontrol
Z -.987b -.659b
Asymp. Sig. (2-tailed) .324 .510
a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel Rank menyajikan data mengenai kelompok eksperimen yang
menyatakan bahwa 13 data memiliki nilai pretest lebih tinggi dari
posttest, 14 data mengalami kenaikan pada nilai posttest, dan terdapat 3
data memiliki nilai pre-posttest atau nilainya konsisten. Sedangkan, data
kelompok kontrol menunjukkan 16 data mengalami penurunan nilai
posttest dan 18 data mengalami kenaikan pada posttest. Jika dilihat dari
mean rank masing-masing kelompok, mean rank posttest dari kedua
kelompok lebih tinggi jika dibandingkan peringkat rata-rata pada pretest.
Hasil pengujian beda di Tabel 4.11b menunjukkan bahwa Asymp.
Sig. (2-tailed)eksperimen = 0.324, atau sig. (1-tailed) = 0.162, p > 0.025 dan
Asymp. Sig. (2-tailed)kontrol = 0.510, atau sig. (1-tailed) = 0.255, p >
0.025. Menurut Santoso (2014), nilai signifikansi data jika melebihi nilai
p, maka data tersebut memiliki median populasi yang berbeda-beda dan
nilai tengahnya lebih besar atau sama dengan nol. Dapat disimpulkan
bahwa PBW dan menulis hal surperfisial mampu meningkatkan skor
Kecerdasan emosional. Kenaikan skor kecerdasan emosional tidak
dikarenakan pemberian the perceived-benefits writing. Meskipun
demikian, tingkat signifikansi kelompok eksperimen lebih mendekati
nilai p dan selisih mean rank pada kelompok eksperimen lebih besar dari
pada kelompok kontrol.
5. Hasil Penelitian Tambahan
Hasil penelitian tambahan dilakukan untuk meninjau efektivitas
perlakuan the perceived-benefits writing dilihat dari reaksi partisipan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
setelah menuliskan pengalaman tertentu dengan kenaikan skor yang
dihasilkan. Total reaksi yang dimiliki partisipan selama 3 hari ini
dinamakan total skala reaksi, sedangkan kenaikan skor pre-posttest
disebut dengan gain score. Peneliti menguji asumsi data gain score dan
total skala reaksi. Hasil analisis disajikan sebagai berikut.
Tabel 4.7
Uji Normalitas data Gain score dan Total Skala Reaksi
Berdasarkan hasil uji asumsi normalitas data diatas, data gain score
memiliki distribusi data yang tidak normal. Sedangkan, data total skala
reaksi dengan angka Sig. = 0.891 menunjukkan bahwa data total skala
reaksi memiliki persebaran data yang normal. Peneliti memutuskan
untuk menggunakan uji korelasi Kendall’s tau karena uji ini cocok untuk
pengujian data dengan jumlah sampel yang sedikit pada data dengan
jenis ordinal dan tidak mensyaratkan persebaran data normal.
Tabel 4.8
Uji Korelasi Kendall’s tau-b
Correlations
Total Skala Reaksi
Gain Score Eksperimen Correlation
Coefficient .222*
Sig. (1-tailed) .047
N 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig.
Total Skala Reaksi .983 30 .891
Gain score Eksperimen .566 30 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 4.13 menyajikan data mengenai korelasi antara gain score dan
total skala reaksi yang memberikan hasil bahwa koefisien korelasi
Kendall τ = +0.222 dengan angka signifikansi Sig. = 0.047, p < 0.05.
Hasil tersebut menyimpulkan bahwa dengan total skala reaksi yang lebih
besar berkaitan dengan kenaikan skor kecerdasan emosional.
Peneliti menambahkan hasil penelitian dengan analisis tematik dari
data kualitatif hasil analisis isi cerita hasil instruksi A2 kelompok
eksperimen dan pikiran - perasaan yang setelah rangkaian penelitian.
Peneliti menemukan kata-kata positif antara lain bersyukur, lebih,
hiburan, move on, pasti, berharap, dan mencoba; kata negatif antara lain
tidak, jangan, dihambat, sedih, depresi, takut, sia-sia, dan kecewa; dan
kata insight, seperti berubah, bertumbuh, ingin, mampu, menemukan,
didorong, berusaha, belajar untuk, melihat sisi lain, didukung, maju, dan
mencoba.
Tema hasil analisis pikiran dan perasaan yang muncul pada
kelompok kontrol berkisar antara rasa penasaran terhadap proses
penelitian (29 orang), rasa senang dan bangga dari perilaku membantu
peneliti (26 orang), berkesempatan mengenal diri lewat kuisioner yang
diberikan (4 orang), disediakan waktu untuk berinteraksi dan
membentuk kohesivitas yang lebih dengan teman (1 orang), dan faktor
sikap peneliti (1 orang). Sedangkan, data yang diperoleh dari kelompok
eksperimen menunjukkan tema seperti, rasa lega tentang pengungkapan
pengalaman (19 orang), berkesempatan membantu peneliti (9 orang),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
menyadari sisi positif dari peristiwa negatif (6 orang), kesempatan untuk
mengenal diri lewat kuisioner (5 orang), bingung mengenai tujuan
penelitian (3 orang), dan terganggu dengan pembukaan luka lama (2
orang).
D. Pembahasan
Peneliti memandang menulis sisi positif dan keuntungan dari
pengalaman negatif (the perceived-benefits writing - PBW) berpotensi untuk
meningkatkan skor kecerdasan emosional dibandingkan kelompok yang tidak
menerima perilakuan. Alat asesmen yang digunakan adalah EQi-45 karena
secara psikometrik memuat item-item cerminan Kecerdasan Emosional Bar-
On (2006) dengan nilai rit > 0.301 dan memiliki konsistensi yang baik untuk
diterapkan pada populasi2. Setelah pengambilan data, peneliti menemukan
bahwa data yang terkumpul berasal dari populasi yang berbeda meskipun
partisipan yang dihimpun memiliki variansi yang sama3.
Efektivitas pemberian the perceived-benefits writing untuk
meningkatkan kecerdasan emosional dianalisis dari perbandingan mean gain
score kedua kelompok membuktikan bahwa menulis sisi positif dari
pengalaman negatif (PBW) tidak mampu mendukung peningkatan atribut
emosional secara signifikan, jika dibandingkan kelompok lainnya. Meskipun
demikian, pemberian PBW lebih meningkatkan kecerdasan emosional
1 Kecuali item nomor 2 Koefisien reabilitas 3 Data memiliki distribusi tidak normal, kecuali hasil posttest pada kelompok kontrol; dan data
yang homogen, kecuali hasil posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
dibandingkan kelompok yang menulis hal superfisial, dilihat dari peringkat
rata-rata gain score kelompok eksperimen yang lebih tinggi daripada
kelompok kontrol (Mean Rankeks vs kontrol = 33.22 vs 31.87). Hasil ini sesuai
dengan McCollough, Root, dan Cohen (2006) yang menemukan bahwa
peningkatan kesanggupan korban untuk memaafkan tidak terlalu nampak.
Jika ditinjau dari hasil uji beda mean pre-posttest menunjukkan bahwa
selisih yang tipis antara hasil pre-posttest kelompok eksperimen yang
memperoleh kenaikan dan penurunan skor kecerdasan emosional (Neks.positif =
14 > Neks.negatif = 13). Hal ini dapat dijelaskan bahwa pemanggilan
pengalaman negatif dimungkinkan menimbulkan afek negatif pada partisipan
sehingga hasilnya menjadi tidak maksimal, didukung oleh adanya partisipan
yang merasa terganggu terhadap pemanggilan luka lama tersebut. Seperti
halnya penelitian King & Miner (2000) menemukan bahwa penilaian
partisipan terhadap cerita (skala reaksi) secara signifikan berkaitan dengan
kelompok menulis yang memerlukan pemanggilan pengalaman negatif.
Meskipun demikian, penelitian sebelumnya mengkonfirmasi bahwa
pengungkapan pengalaman negatif membantu partisipan berdamai dengan
perasaan yang tersisa (King & Miner, 2000; McCullough et al., 2006). Hal ini
menjelaskan pembandingan mean rank hasil posttest yang lebih tinggi
daripada hasil pretest kelompok eksperimen dan keterkaitan gain score dan
skala reaksi. Kedua hasil ini menyimpulkan bahwa pengembangan atribut
kecerdasan emosional dalam diri individu didukung oleh penilaian atas
semakin susah untuk menggungkapkan, mengganggu, berdampak,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
berpengaruh, pribadi, dan penting sebuah cerita yang dibagikan. Hal ini
didukung oleh data kualitatif pikiran dan perasaan partisipan kelompok
eksperimen yang menyatakan perasaan lega atas pembukaan pengalaman dan
kesadaran atas sisi positif dari pengalaman tersebut. Hal ini sejalan dengan
Jahangard et al. (2012) yang menemukan bahwa kemampuan seseorang untuk
mempertahankan emosi positif (Ciarrochi et al., 2001) dan fleksibilitas dalam
menghadapi stress (Hallahan & Moos, 1991) mempengaruhi kemampuan
adaptasi, terutama didukung dengan kemampuan untuk mengontrol emosi.
King dan Miner (2000) terlebih dahulu menemukan bahwa rasa pahit
yang dirasakan terkait pengalaman menjadi berkurang sejalan dengan
berkurangnya simptom untuk membalas dendam dan menghindar
(McCullough, Root, & Cohen, 2006). Sedangkan, menurut Bar-On dan
Parker (2000), rasa lega dan senang atas pengungkapan pengalaman yang
ditutupi merupakan faktor kebahagiaan (Fredrickson, 1998) dan kesadaran
emosional diri (emotional self-awareness) dalam faktor pengaruh kecerdasan
emosional (Bar-On & Parker, 2000). Perasaan lega dan senang diprediksikan
mempengaruhi keinginan seseorang untuk melakukan pembukaan diri setelah
mengalami inhibisi. Penemuan ini sesuai dengan Fredrickson (1998) bahwa
emosi positif memicu kehendak dan semangat seseorang untuk terbuka dan
mengenal dirinya.
Keterbukaan diri merupakan faktor yang mempengaruhi kecerdasan
emosional, yaitu asertivitas yang merupakan dasar pemeliharaan hubungan
interpersonal, dan memungkinkan membawa penyelesaian masalah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
lebih efektif (Clarke, 2010) serta mendorong seseorang tergabung dalam
kemasyarakatan (Bar-On & Parker, 2000). Clarke (2010) telah menemukan
hal yang sesuai bahwa pemahaman terhadap emosi mempengaruhi
kemampuan untuk sukses dalam mengelola proyek, terutama karena
pengelolaan masalah yang baik. Selain itu, emosi positif yang ada dalam diri
seseorang mendukung terciptanya relasi dengan sosial (Fredrickson, 1998).
Isi cerita dari instruksi A2, secara garis besar membuktikan bahwa
kemampuan partisipan untuk menemukan sisi positif dari pengalaman
negatifnya menginduksi emosi (afek) positif, penemuan prioritas dan
pemahaman baru, serta menemukan solusi lebih baru yang belum pernah
dipikirkan (insight), seperti halnya King dan Miner (2000). Hal ini dilihat dari
kumpulan kata positif dari 3 hari pengambilan data yang menggambarkan
dukungan dari dalam diri partisipan sebagai keberfungsian fleksibilitas diri,
pembebasan diri dari keterkaitan emosi pada orang lain, dan optimisme untuk
memiliki adekuasi diri (self-regard) dalam mencari cara mengelola masalah
yang efektif (stress tolerance) (Bar-On & Parker, 2000). Sesuai dengan
penelitian sebelumnya (Isen et al., 1987; Matas, Arend, & Sroufe, 1978) yang
mengakui bahwa emosi positif berguna dalam penemuan solusi yang efektif
dan kreatif. Menulis hal positif ditemukan memicu perkembangan kesadaran
diri yang merupakan salah satu faktor dasar dari kecerdasan emosional (Wing
et al., 2006).
Munculnya kata insight atau prioritas, pemahaman, dan solusi baru
dianggap mempengaruhi kenaikan kecerdasan emosional karena memuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
faktor pengaruh kecerdasan emosional. Induksi perasaan positif akibat
penemuan pencerahan meningkatkan adekuasi diri dan optimisme yang
mendukung keterbukaan untuk memahami diri dan orang lain (kesadaran diri
emosional) dan proses aktualisasi diri (Fredrickson, 1998). Individu akan
mempertimbangkan sosial dalam melakukan suatu hal (empati dan kontrol
impuls) sesuai dengan kenyataan (reality testing) (Bar-On & Parker, 2000).
Peneliti menemukan beberapa faktor campuran (confounding effect)
dari penelitian ini, yaitu rasa bangga karena membantu peneliti yang muncul
pada kedua kelompok diprediksi meningkatkan rasa penghargaan diri yang
tumbuh dari rasa empati dan kebahagiaan serta rasa bangga telah menjadi
berguna bagi orang lain, yang merupakan faktor pengaruh kecerdasan
emosional (Bar-On & Parker, 2000). Hal ini sesuai dengan Fredrickson (1998)
bahwa rasa bangga ini termasuk pada emosisi positif yang ditemukan
mempengaruhi perkembangan diri, terutama perkembangan konsep diri
untuk mencapai adekuasi diri. Selain itu, kelompok kontrol juga merasa lebih
mengenal diri melalui pengisian skala perlu dicatat sebagai kekurangan jenis
respon self-report, karena membiarkan partisipan mengalami pengenalan diri
atau yang disebut sebagai emotional self-awareness pada faktor yang
mempengaruhi kecerdasan emosional (Bar-On & Parker, 2000). Efek
campuran lain pada kelompok kontrol yang mempengaruhi faktor hubungan
interpersonal dengan rasa senang atas kesempatan membentuk kohesivitas
dengan teman serta keramahan peneliti. Hal ini didukung oleh penemuan
Izard (1977) yang menyatakan bahwa keakraban membawa kegembiraan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
memicu emosi positif dalam diri seseorang (Fredrickson, 1998). Penelitian
ini juga dipandang belum menjawab masalah penelitian King dan Miner
(2000) mengenai permasalahan pembagian durasi menulis. Kenaikan yang
kurang efektif diprediksi karena pembagian durasi menulis yang kurang pas.
Hal ini menyebabkan partisipan merasa tergesa-gesa atau terbebani dengan
alokasi waktu (King & Miner, 2000). Keramahan peneliti juga mempengaruhi
peningkatan kemampuan pada partisipan kelompok kontrol karena
karakteristik peneliti yang hangat, empatik, dan bersungguh-sungguh
menguatkan efikasi diri partisipan (Tucker et al., 2000).
Penelitian ini mampu mengendalikan kesalahan yang mengganggu
validitas internal yang berasal dari kecakapan partisipan atau participant
sophistication. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan hasil analisis tematik
yang menyatakan bahwa partisipan merasa bingung dan penasaran mengenai
tujuan dan proses penelitian sebanyak 32 orang partisipan dari 64 orang
partisipan secara keseluruhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil uji Mann-Whitney terhadap gain score kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol menunjukkan nilai U = 0.386, p > 0.025. Hasil pengujian
Wilcoxon untuk skor pre-posttest kelompok eksperimen mencatat kenaikan
skor kecerdasan emosional posttest, namun perbedaan skor tersebut tidak
signifikan (Mean Rankposttest vs pretest= 16.43 vs 11.38; T = 0.162, p > 0.025).
Pada hasil tambahan, peneliti menemukan bahwa semakin tingginya
penilaian partisipan terhadap skala reaksi, semakin tinggi pula kenaikan skor
kecerdasan emosional yang diperoleh (τ = +0.222; p = 0.047, p < 0.05).
Peneliti menyimpulkan bahwa pemberian tugas untuk menulis sisi positif dari
pengalaman negatif (the perceived-benefits writing) tidak efektif untuk
meningkatkan Kecerdasan Emosional. Meskipun demikian, seseorang yang
mampu menulis pengalaman yang lebih mengganggu, emosional, sulit untuk
diungkapkan, penting, dan sangat rahasia pada the perceived-benefits writing
diprediksikan mengalami kenaikan skor kecerdasan emosional lebih besar.
B. Keterbatasan Penelitian
1. Hasil tidak dapat digeneralisasikan pada populasi karena persebaran data
tidak normal dan perbandingan jumlah subjek terkait gender.
2. Partisipan cenderung memiliki skor EQ yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
3. Pengalaman traumatis atau distress yang dikondisikan tidak terpusat pada
tema tertentu, terutama tentang adaptasi.
4. Pelatihan dengan durasi perlakuan yang terbatas dan jumlah hari yang
kurang lama memungkinkan kurang efektifnya hasil.
C. Saran
1. Bagi Mahasiswa Baru dan Masyarakat secara Umum
Peningkatkan kecerdasan emosional tidaklah terjadi hanya 3 hari,
kemampuan ini perlu untuk selalu diasah dan dilatihkan. Berdasarkan
analisis yang dilakukan, keterbukaan dan kesiapan untuk menerima,
mengingat, dan berdamai dengan pengalaman amatlah penting dalam
prosesnya. Terlebih itu adalah adanya kemauan untuk memulai.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan,
peneliti menemukan beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
a. Peneliti selanjutnya mulai memberikan kesempatan bagi yang
berminat meningkatkan kemampuannya melalui pendaftaran, karena
minat intrinsik merupakan faktor pendukung yang kuat (Jahangard et
al., 2012; Tucker, Sojka, Barone, McCarthy, 2000).
b. Jika dilihat dari klasifikasi partisipan berdasarkan kategori skor yang
diperoleh dan mean empirik yang lebih tinggi dari mean teoritik.
Sehingga, peneliti menyarankan untuk mencobakan PBW pada
subjek yang lebih muda, sekitar 17 tahun atau siswa SMA, karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
kecerdasan emosional paling potensial dikembangan pada usia
tersebut (Chang, 2008) dan menghindari resiko ancaman validitas
internal penelitian yaitu participant sophistication.
c. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menyempitkan fokus
pengalaman negatif atau distress, sehingga perubahan sikap dapat
dirasakan oleh partisipan secara langsung.
d. Peneliti selanjutnya yang ingin melakukan replikasi penelitian
disarankan menggunakan teori kecerdasan emosional yang lain atau
menggunakan alat EQ-i yang sudah terstandarisasi untuk
meminimalisir error yang mengancam validitas internal penelitian.
e. Skala reaksi diharapkan masih digunakan.
f. Setelah rangkaian penelitian selesai, peneliti selanjutnya dapat
melakukan follow-up test untuk melihat kemungkinan delay effect,
jika memungkinkan.
g. Peneliti selanjutnya diharapkan menyesuaikan instruksi menjadi
lebih nyaman dan mudah bagi partisipan untuk terus mengingat dan
melakukannya di luar penelitian.
h. Jika memungkinkan, peneliti menyarankan pemberian perlakuan
dilakukan dengan waktu yang lebih lama, mungkin sekitar 5 hari,
sesuai dengan perkembangan penelitian Pennebaker (1997).
i. Peneliti selanjutnya bisa mendalami kecerdasan emosional yang
cocok dengan konteks budaya Jawa, sehingga dapat lebih diterapkan
dan memiliki hasil yang potensial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
DAFTAR PUSTAKA
Adibsereski, N., Shaydaei, M., & Movallali, G. (2016). The effectiveness of
emotional intelligence training on the adaptive behaviors of students with
intellectual disability. International Journal of Developmental Disabilities,
00, 1-8.
Arnett, J. J. (2006 ). The Psychology of Emerging Adulthood: What Is Known, and
What Remains to Be Known? In J. J. Arnett, & J. L. Tanner, Emerging
adults in America: Coming of Age the 21st Century (pp. 303-330).
Washington, DC: American Psychological Association.
Arnett, J. J. (2006). Emerging Adulthood: Understanding the New Way of Coming
of Age. In J. J. Arnett, & J. L. Tanner, Emerging adults in America: Coming
of age in the 21st century (pp. 3-19). Washington, DC: American
Psychological Association.
Aron, A., Coups, E. J., & Aron, E. N. (2013). Statistics for Psychology (Sixth
Edition ed.). New Jersey: Pearson Education, Inc.
Association, A. P. (2010). Manual of the American Psychological Association.
Washington: American Psychological Association.
Ayduk, O., Mischel, W., & Downey, G. (2002). Attentional mechanisms linking
rejection to hostile reactivity: The role of "hot" versus "cool" focus.
Psychological Science, 13, 443-448.
Bar-On, R. (2000). Emotional and Social Intelligence: Insights from the Emotional
Quotient Inventory. In R. Bar-On, & J. D. Parker, The Handbook of
Emotional Intelligence: Theory, Development, Assessment, and Application
at Home, School, and in the Workplace (pp. 363-388). San Fransisco,
California: Jossey-Bass Inc.
Bar-On, R. (2004). The Bar-On Emotional Quotient Inventory (EQ-i): Rationale,
description and summary of psychometric properties. In G. Geher,
Measuring emotional intelligence: common ground and controversy. (pp.
111-142). New York: Nova Science Publishers.
Bar-On, R. (2006). The Bar-On model of emotional-social intelligence (ESI)1.
Psicothema, 13-23.
Bar-On, R., & Parker, J. D. (2000). The Handbook of Emotional Intelligence:
Theory, Development, Assessment, and Application at Home, School, and
in the Workplace. San Fransisco: Jossey-Bass Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Berk, L. E. (2012). Development Through The Lifespan (Edisi Kelima) Dari Masa
Dewasa Awal sampai Menjelang Ajal Volume 2. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Bordens, K. S., & Abbott, B. B. (2011). Research Design and Methods: A process
Approach (8th ed. ed.). New York: McGraw-Hill Education.
Boyatzis, R. E. (2006). Using tipping points of emotional intelligence and cognitive
competencies to predict financial performance of leaders. Psicothema, 18,
124-131.
Boyatzis, R. E., Goleman, D., & HayGroup. (2001). The EMotional Competence
Inventory (ECI). Boston: HayGroup.
Burger, J. M. (2008). Personality, Eight Edition. California: Wadsworth.
Burton, C. M., & King, L. A. (2004). The Health Benefits of Writing About
Intensely Positive Experiences. Journal of Research in Personality, 38, 150-
163.
Cameron, L. D., & Nicholls, G. (1998). Expression of Stressful Experiences
Through Writing: Effects of a Self-Regulation Manipulation for Pessimists
and Optimists. Health Psychology, 17, 84-92.
Chang, K. B. (2008). Can We Improve Emotional Intelligence? Addressing the
Positive Psychology Goal of Enhancing Strengths - Chapter 2 from
"Emotional Intelligence: Perspectives on Educational and Positive
Psychology". George Fox University, Psychology Department. Faculty
Publications. Retrieved from
http://digitalcommons.georgefox.edu/psyc_fac/44
Cherniss, C., & Goleman, D. (1998, Oktober). Bringing emotional intelligence to
the workplace. The Consortium for Research on Emotional Intelligence in
Organizations. Retrieved from http://www.eiconsortium.org/_report.htm
Clarke, N. (2010). The impact of a training programme designed to terget the
emotional intelligence abilities of project managers. International Journal
of Project Management, 461-168.
Cooper, R. K., & Sawaf, A. (1997). Executive EQ: Emotional intelligence in
leadership and organizations. New York: Grosset/Putnam.
Davidson, G., Neale, J. M., & Kring, A. M. (2006). Psikologi Abnormal (9th ed.).
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Davis, S. K., & Humphrey, N. (2012). The influence of emotional intelligence (EI)
on coping and mental health in adolescence: Divergent roles for trait and
ability EI. Journal of Adolescence, 1369-1379.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Dawda, D., & Hart, S. D. (2000). Assessing emotional intelligence: reliability and
validity of the Bar-On Emotional Quotient Inventory (EQ-i) in university
students. Personality and Individual Differences, 28, 797-812.
Dewi, Z. L., Halim, M. S., & Derksen, J. (2015). The BarOn Emotional Quotient
Inventory (EQ-i): Development and Psychometric Adaptation in Bahasa
Indonesia. Journal of Psychological Sciences, 47-61.
Dunkley, J. (1996). The psychological well-being of coronary heart disease patients
before and after an intervention program. Unpublished master’s thesis.
University of Pretoria, South Africa. Dikutip di Reuven Bar-On (2012). The
Impact of Emotional Intelligence on Health and Wellbeing, Emotional
Intelligence -
New Perspectives and Applications, Prof. Annamaria Di Fabio (Ed.), ISBN:
978-953-307-838-0, InTech,
Available from: http://www.intechopen.com/books/emotional-intelligence-
new-perspectives-andapplications/the-impact-of-emotional-intelligence-
on-health-and-wellbeing
El-Sabaa, S. (2001). The skills and career path of an effective project manager.
International Journal of Project Management, 15, 1-7.
Feist, J., & Feist, G. J. (2008). Theories of Personality. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fletcher, I., Leadbetter, P., Curran, A., & O'Sullivan, H. (2009). A pilot study
assessing emotional intelligence training and communication skills with 3rd
year medical students. Patient Education and Counseling , 376-379.
Frederickson, B. L. (2004). The boarden-and-build theory of positive emotions.
Philosophical Transaction of the Royal Society of London: Biological
Sciences, 359, 1367-1377.
Gardner, H. (1983). Frames of mind. New York: Basic Books.
Gardner, H. (1991). The unschooled mind. New York: HarperCollins.
Goleman, D. (1995). Emotional Intelligence. New York: Bantam Books.
Goleman, D. (1998). Working with emotional intelligence. New York: Bantam
Books.
Hatamzadeh, A., Molaie, A., & Shahidi, S. (2012). Effectiveness of group psycho
educational training of emotional intelligence on alexithymia and general
health in Iranian students. Procedia - Social and Behavioral Sciences , 968-
972.
Huffman, K., Vernoy, M., & Vernoy, J. (2000). Psychology in Action 5th Edition.
New York: John WIley & Sons, Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Hurley, J. (2012). Perceptual Shifts of Priority: A Qualitative Study Bringing
Emotional Intelligence To The Foreground For Nurses In Talk-Based
Therapy Roles . Journal of Psychiatric and Mental Health Nursing, 1-8.
Isen, A. M., Daubman, K. A., & Nowicki, G. P. (1987). Positive Affect Facilitates
Creative Problem Solving. Journal of Personality and Social Psychology,
52, 1122-1131.
Jahangard, L., Haghighi, M., Bajoghli, H., Ahmadpanah, M., Ghaleiha, A.,
Zarrabian, M. K., & Brand, S. (2012). Training emotional intelligence
improves both emotional intelligence and depresive symptoms in inpatients
with borderline personality disorder and depression. International Journal
of Psychiatry in Clinical Practice, 197-204.
Janoff-Bulman, R. (1992). Shattered assumptions: Towards a new psychology of
trauma. New York: The Free Press.
Johnson, D. R. (2016). Emotional Intelligence and Public Health Education: A
Prescriptive Needs Assessment. Pedagogy in Health Promotion: The
Scholarship of Teaching and Learning, 1-8.
Karimzadeh, M., Goodarzi, A., & Rezaei, S. (2012). The effect of social emotional
skills training to enhance general health & Emotional Intelligence in the
primary teachers. Procedia - Social and Behavioral , 57-64.
King, L. A. (2001, July 7). The Health Benefits of Writing About Life Goals.
Personality and Social Psychology Bulletin, 27, 798-807.
King, L. A. (2002). Gain Without Pain? Expressive Writing and Self Regulation.
In S. J. Lepore, & J. M. Smyth, The Writing Cure: How Expressive Writing
Promotes Health and Emotional Well-Being (pp. 119-134). Washington,
DC: American Psychological Association.
King, L. A., & Miner, K. N. (2000, February 2). Writing About the Perceived
Benefits of Traumatic Events: Implications for Physical Health. Personality
and Social Psychology Bulletin, 26, 220-230.
King, L. A., Scollon, C. K., Ramsey, C. M., & Williams, T. (2000). Stories of life
transition: Happy endings, subjective well-being, and ego development in
parents of children with Down Syndrome. Journal of Research in
Personality, 34, 509-536.
Lane, Richard D. (2000). Levels of Emotional Awareness: Neurological,
Psychological, and Social Perspectives. In R. Bar-On, & J. D. Parker, The
Handbook of Emotional Intelligence: Theory, Development, Assessment,
and Application at Home, School, and in the Workplace (pp. 171-188). San
Fransisco, California: Jossey-Bass Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Malekar, S., & Mohanty, R. P. (2009). Factors affecting emotional intelligence: an
empirical study for some school in India. Int. J. Management in Education,
3, 8-27.
Martin, D. W. (1995). Doing Psychology Experiments Fourth Edition. Canada:
Brooks/Cole Publishing Company.
Mayer, J. D., & Salovey, P. (1997). What is emotional intelligence. In P. Salovey,
& D. Sluyter, Emotional development and emotional intelligence:
implications for educators (pp. 3-31). New York: Basic Books. Dikutip di
Bar-On, R. (2006). The Bar-On model of emotional-social intelligence
(ESI)1. Psicothema, 13-23.
Mayer, J. D., Salovey, P., & Caruso, D. R. (2004). Emotional Intelligence: Theory,
Findings, and Implications. Psychological Inquiry, 197-215.
Mayer, J.D., Salovey, P., & Caruso, D. R. (2002). Mayer-Salovey-Caruso
Emotional Intelligence Test (MSCEIT). Toronto, Canada: Multi-Health
Systems, Inc. Dikutip di Bar-On, R. (2006). The Bar-On model of emotional-
social intelligence (ESI)1. Psicothema, 13-23.
Mayer, J. D., Salovey, P., & D., C. (2000). Models of emotional intelligence. In R.
J. Sternberg, Handbook of intelligence. Cambridge: Cambridge University
Press.
McAdams, D. P. (2001). The Psychology of Life Stories. Review of General
Psychology, 5, 100-122.
McCullough, M. E., Root, L. M., & Cohen, A. D. (2006). Writing About the
Benefits of an Interpersonal Transgression Facilitates Forgiveness. Journal
of Consulting and Clinical Psychology, 74, 887-897.
Mikolajczak, M., Petrides, K. V., Coumans, N., & Luminet, O. (in press). An
experimental investigation of moderating effect of trait emotional
intelligence on laboratory-induced stress. Journal of Research in
Personality.
Miller, R. L., Acton, C., Fullerton, D. A., & Maltby, J. (2002). SPSS for Social
Scientists. New York: Palgrave Macmillan.
Myers, A., & Hansen, C. H. (2001). Experimental Psychology Fifth Edition.
California: Wadsworth.
Nelis, D., Quoidbach, J., Mikolajczak, M., & Hansenne, M. (2009). Increasing
emotional intelligence: (How) is it possible? Personality and Individual
DIfferences, 36-41.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Orme, G. (2003). Emotional intelligence: the cutting edge of interventions
in corporate and educational settings. Paper presented on the 29th of
May 2003 at the Nexus EQ Conference, Halifax, Nova Scotia, Canada.
Dikutip di Bar-On, R. (2006). The Bar-On model of emotional-social
intelligence (ESI)1. Psicothema, 13-23.
Papalia, D. E., & Feldman, R. D. (2014). Menyelami Perkembangan Manusia.
Jakarta Selatan: Salemba Humanika.
Pennebaker, J. W. (1989). Confession, inhibition, and disease. In L. Berkowitz,
Advances in experimental social psychology (Vol. 22, pp. 211-244). New
York: Springer-Verlag.
Pennebaker, J. W. (1997). Writing about emotional experiences as a therapeutic
process. Psychological Science, 8, 162-166.
Pennebaker, J. W. (1999). Forming a Story: The Health Benefits of Narrative.
Journal of Clinical Psychology, 55, 1243-1254.
Pennebaker, J. W., & Beall, S. K. (1986). Confronting a Traumatic Event: Toward
an Understanding of Inhibition and Disease. Journal of Abnormal
Psychology, 95, 274-281.
Pennebaker, J. W., & Graybeal, A. (2001). Patterns of Natural Language Use:
Disclosure, Personality, and Social Integration. Psychological Science, 10,
90-93.
Pennebaker, J. W., & Seagal, J. D. (1999). Forming a Story: The Health Benefits of
Narrative. Journal of Clinical Psychology, 55, 1243-1254.
Pennebaker, J. W., Mayne, T. J., & Francis, M. E. (1997). Linguistic Predictors of
Adaptive Bereavement. Journal of Personality and Social Psychology, 72,
863-871.
Pourmohamadreza-Tajrishi, M., Ashori, M., & Jalilabkenar, S. S. (2013). The
Effectiveness of Emotional Intelligence Training on the Mental Health of
Male Deaf Students. Iranian J Publ Health, 1174-1180.
Pramesti, G. (2016). Statistika Lengkao secara Teori dan Aplikasi dengan SPSS 23.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Priyatno, D. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Yogyakarta:
Penerbit ANDI.
Priyanto, D. (2010). Teknik Mudah Dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian
dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media.
Priyatno, D. (2012). Belajar Praktis Analisis Parametrik dan Non Parametrik
Dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Riadi, Edi. (2016). Statistika Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS).
Yogyakarta: Penerbit CV. ANDI
Rosyid, H. F. (2012). Keluar Jalur Manajerial. Jurnal Psikologi, 156-166.
Salovey, P. (2001). Applied emotional intelligence: Regulating emotions to become
healthy wealthy, and wise. New York: Psychology Press.
Salovey, P., & Mayer, J. D. (1990). Emotional intelligence. Imagination, Cognition,
and Personality, 9, 185-211.
Santoso, S. (2014). Panduan Lengkap SPSS Versi 20: Edisi Revisi. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Santrock, J. W. (2008). Life-Span Development. New York: McGraw-Hill.
Sarwono, J. (2017). Mengenal Prosedur-Prosedur Popuker dalam SPSS 23.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Schutte, N. S., Malouff, J. M., Thorsteinsson, E. B., Bhullar, N., & Rooke, S. E.
(2007). A meta-analytic investigation of the relationship between emotional
intelligence and health. Personality and Individual Differences, 921-933.
Seniati, L., Yulianto, A., & Setiadi, B. N. (2011). Psikologi Eksperimen. Jakarta:
PT Indeks.
Slaski, M., & Cartwright, S. (2003). Emotional intelligence training and its
implications for stress, health and performance. Stress and Health, 233-239.
Stys, Y., & Brown, S. L. (2004). A Review of the Emotional Intelligence Literature
and Implications for Corrections. Ontario: Research Branch Correctional
Service of Canada.
Sulaiman, S. M. (2013). Emotional Intelligence, Depression and Psychological
Adjustment among University Students in the Sultanate of Oman.
International Journal of Psychological Studies, 169-181.
Sunindijo, R. Y., Hadikusumo, B. H., & Ogunlana, S. (2007). Emotional
intelligence and leadership styles in construction project management.
Journal of Management in Engineering, 23, 166-170.
Suparno, Paul. (2011). Pengantar Statistika untuk Pendidikan & Psikologi.
Yogtakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Penerbit Universitas
Sanata Dharma.
Supratiknya, A. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif dalam
Psikologi. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Supratiknya, A. (2016). Kuantifikasi Validitas Isi dalam Asesmen Psikologis.
Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Theodorus, E. (2017). Pengaruh Pendampingan Pribadi terhadap Pencapaian
Akademis Mahasiswa Mata Kuliah Psikologi Sosial. Jurnal Penelitian
Universitas Sanata Dharma, 1-26.
Tucker, M. L., Sojka, J. Z., Barone, F. J., & McCarthy, A. M. (2000). Training
Tomorrow's Leaders: Enhancing the Emotional Intelligence of Business
Graduates. Journal of Education for Business, 75, 331-337.
Turki Al Said, T. B., Birdsey, N., & Stuart-Hamilton, I. (2013). Psychometric
Properties of Bar-On Emotional Quotient Inventory Youth Version among
Omani Children. International Journal of Learning Management Systems,
1, 13-24.
Turner, R., & Lloyd-Walker, B. (2008). Emotional intelligence (EI) capabilities
training: can it develop EI in project teams? International Journal of
Managing Projects in Business, 512-534.
Wechsler, D. (1958). The measurement and appraisal of adult intelligence (4th ed.).
Baltimore: The Williams and Wilkins Company. Dikutip di Bar-On, R.
(2006). The Bar-On model of emotional-social intelligence (ESI)1.
Psicothema, 13-23.
Weisinger, H. (1998). Emotional intelligence at work. San Fransisco: Jossey-Bass.
Wellybrodus, T. (2017, September 15). Seminar Karir "Langkah Kecil Menjadi
Profesional".
Williams, W. M., & Sternberg, R. J. (1988). Group intelligence: Why some groups
are better than others. Intelligence, 12, 351-377.
Wing, J. F., Schutte, N. S., & Byrne, B. (2006). The Effect of Positive Writing on
Emotional Intelligence and Life Satisfaction. Journal of Clinical
Psychology, 62, 1291-1302.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)
LEMBAR PERSETUJUAN
Lembar persetujuan ini dibuat terkait penelitian yang berfokus pada menulis
pengalaman hidup. Penelitian ini dilakukan oleh:
Nama : Dewi Ayu Lakshita Nugraini
Pekerjaan :Mahasiswa Tingkat Akhir di Psikologi Universitas Sanata Dharma
Dalam penelitian ini Anda diminta untuk mengikuti rangkaian kegiatan yang
akan dilaksanakan selama 3 hari dengan masing-masing hari berdurasi sekitar 40
menit di Kampus III Universitas Sanata Dharma. Anda mungkin akan menuliskan
pengalaman yang sangat pribadi, namun, data Anda diperlakukan dengan bijaksana
sesuai kebutuhan penelitian, sesuai kode etik psikologi HIMPSI pasal 24 terkait
mempertahankan kerahasiaan data. Jika Anda merasa ragu, Anda berhak menolak
mengikuti penelitian. Peneliti tidak akan meminta biaya dan status partisipan
bersifat sukarela.
Anda dapat menghubungi saya melalui nomor HP/WA 085211548078 atau
email: dewiayu.lakshitan96@gmail.com jika memiliki pertanyaan mengenai
penelitian.
Jika Anda setuju untuk berpartisipasi pada penelitian ini, silakan isi data diri
berikut.
Nama : ___________________________________________
Tempat, tanggal lahir : ___________________________________________
Usia : ___________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Alamat asal : ___________________________________________
Alamat saat ini : ___________________________________________
Suku Bangsa : ___________________________________________
Jurusan di SMA : ___________________________________________
Jumlah teman dekat : ___________________________________________
Intensitas komunikasi : ___________________________________________
Kegiatan saat ini : ___________________________________________
___________________________________________
Yogyakarta, 2017
Partisipan Penelitian
_____________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 2. Instruksi yang Digunakan pada Penelitian Ini
Instruksi The Perceived-Benefits Writing – A1
Untuk beberapa menit kedepan, silakan Anda menuliskan beberapa peristiwa,
kesulitan, atau masalah yang penting dan berdampak pada diri anda. Masalah itu
haruslah mengkhawatirkan, tidak mengenakkan, tidak menyenangkan, atau
mengecewakan, dan tidak Anda harapkan untuk terjadi. Peristiwa tersebut bisa saja
berkaitan dengan peristiwa kehilangan atau peristiwa yang berkaitan dengan
hubungan Anda bersama orang lain, misalnya dengan orang tua, kekasih, sahabat,
dan kerabat. Peristiwa itu bisa juga berkaitan dengan peran, impian, dan keinginan
Anda di masa lalu, kenyataan Anda saat ini, atau harapan Anda di masa depan.
Anda juga dapat mengaitkan cerita tersebut dengan perubahan dalam diri Anda.
Pribadi seperti apakah Anda dahulu? Bagaimana diri Anda pada saat ini? dan seperti
apakah diri yang Anda inginkan di masa depan?
Cobalah untuk merasakan kembali pengalaman tersebut. Kemudian, tuliskan
pengalaman tersebut serinci mungkin, termasuk perasaan dan pikiran yang Anda
miliki mengenai pengalaman tersebut. Anda tidak perlu memperhatikan mengenai
tanda baca dan tata bahasa. Mengalir saja dan menulislah sebanyak mungkin
tentang pengalamanmu. Saya minta Anda untuk tidak berhenti menulis hingga saya
berikan instruksi untuk berhenti.
Instruksi The Perceived-Benefits Writing – A2
Ingatlah satu pengalaman yang Anda tulis sebelumnya. Pikirkanlah
pengalaman tersebut untuk beberapa saat. Pusatkan pikiran Anda pada aspek positif
dari pengalaman tersebut. Jika sudah mampu memusatkan pikiran pada apek positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
dari pengalaman tadi. Silakan Anda menuliskan cara yang pernah Anda lakukan
untuk berubah atau bertumbuh menjadi pribadi seperti sekarang setelah peristiwa
tersebut. Berfokuslah pula pada aspek positif atau makna yang dapat Anda pelajari
sehingga pengalaman tersebut dapat memberikan manfaat. Tuliskan pula
bagaimana peristiwa tersebut membuat Anda menjadi lebih mampu menghadapi
tantangan di masa depan? Anda tidak perlu memperhatikan mengenai tanda baca
dan tata bahasa. Mengalir saja dan menulislah sebanyak mungkin mengenai aspek
positif dari pengalaman tersebut sekitar 10 menit kedepan.
Instruksi Kelompok Kontrol
Hari – 1: Silakan Anda menuliskan rencana yang akan Anda lakukan besok.
Bayangkanlah Anda saat bangun tidur esok hari. Anda dapat menuliskan rencana
Anda mulai dari saat bangun tidur sampai sebelum Anda pergi tidur. Tulislah
rencana Anda serinci mungkin dan waktu Anda 20 menit mulai dari sekarang.
Hari – 2: Anda diminta menuliskan apapun yang Anda kenakan pada hari ini
dari bagian kepala hingga kaki, serinci mungkin. Anda dapat mendeskripsikan
kapan dan dimana Anda membelinya, harganya, frekuensi pemakaiannya, dan cara
perawatannya. Anda tidak perlu terburu-buru karena Anda memiliki waktu sampai
20 menit kedepan.
Hari – 3: Lihatlah sekeliling Anda, kemudian tulislah deskripsi mengenai
ruangan yang sedang Anda tempati pada saat ini. Mungkin tata letak, keluasan,
kebersihan, kerapian, kesegaran, dan bau ruangan, serta barang yang ada disana
beserta fungsinya. Anda diberi waktu 20 menit kedepan, sehingga tulislah dengan
detail.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 3. Properti Psikometrik dari EQi-45
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 133 100.0
Excludeda 0 .0
Total 133 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.958 45
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
III.ST.1A 119.97 670.257 .573 .957
I.IN.1A 119.71 673.254 .523 .957
IV.FL.1C 119.73 673.472 .486 .958
IV.PS.1C 119.80 676.461 .598 .957
III.IC.2A 119.28 665.217 .638 .957
II.IR.1B 119.32 670.811 .612 .957
I.IN.1C 119.42 662.079 .719 .956
I.SA.2D 119.31 659.154 .682 .957
I.IN.1B 120.56 692.612 .136 .959
I.SA.1A 119.20 661.981 .678 .957
III.ST.2A 119.80 671.840 .497 .958
II.RE.2A 119.39 666.043 .626 .957
IV.FL.1B 119.74 677.423 .467 .958
V.OP.1C 119.28 665.793 .713 .956
II.RE.1C 119.39 663.164 .686 .957
IV.FL.2B 119.92 675.691 .413 .958
V.HA.2C 119.64 670.702 .532 .957
V.HA.2A 119.60 671.317 .540 .957
II.IR.1A 119.35 669.836 .573 .957
I.SR.1A 119.64 667.929 .652 .957
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
III.IC.2B 119.56 668.112 .623 .957
V.OP.1A 119.54 661.674 .720 .956
III.ST.1B 119.84 672.028 .558 .957
II.EM.2B 119.11 669.661 .573 .957
IV.PS.2C 119.42 670.397 .591 .957
IV.RT.1A 119.66 671.332 .600 .957
II.EM.2C 119.35 667.488 .591 .957
I.ES.2A 119.84 675.392 .443 .958
IV.RT.1B 119.73 674.472 .549 .957
I.SR.2B 119.16 663.710 .683 .957
I.AS.1A 119.89 679.464 .476 .958
I.AS.2C 119.80 674.481 .453 .958
II.EM.1A 119.48 676.236 .555 .957
V.OP.1B 119.30 669.272 .702 .957
I.SR.1C 119.47 668.978 .669 .957
III.IC.2C 119.72 676.914 .391 .958
I.ES.2D 119.92 671.546 .540 .957
I.AS.1B 119.70 674.242 .586 .957
IV.PS.2B 119.97 673.848 .507 .957
IV.RT.1C 119.66 679.498 .455 .958
I.SA.1D 119.48 663.252 .702 .956
II.IR.1C 119.57 673.626 .606 .957
V.HA.1C 119.16 668.710 .648 .957
I.ES.1B 119.68 677.766 .477 .958
II.RE.1B 119.49 666.812 .692 .957
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 4. Skala EQi-45 A dan B
S U RVE Y KE PR IBA D I AN
Paket A
Oleh:
Dewi Ayu Lakshita Nugraini
139114100
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PENGANTAR
============================================================
Saya, Dewi Ayu Lakshita Nugraini mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma, memohon bantuan dan kesedian Saudara/i untuk memberikan
jawaban pada survey ini berkenaan dengan pengambilan data skripsi. Survey ini
menyediakan pernyataan yang mungkin sesuai dengan pengalaman Anda berkaitan
dengan diri dan dengan orang lain, sehingga tidak ada jawaban yang benar ataupun
salah. Saya memastikan kerahasiaan data sesuai dengan yang diatur oleh kode etik
Psikologi.
PETUNJUK MENJAWAB
===========================================================
Pilihlah pernyataan yang sesuai dengan perasaan, pengalaman, dan diri Anda,
pada saat ini, bukan mengikuti pikiran Anda tentang bagaimana seharusnya
perasaan atau tindakan Anda. Bubuhkan tanda centang (✓) pada salah satu alternatif
jawaban. Keterangan pilihan jawaban diuraikan sebagai berikut:
5 = SANGAT SERING atau SANGAT DIRI SAYA
4 = SERING atau DIRI SAYA
3 = BIASA atau NETRAL
2 = JARANG atau BUKAN DIRI SAYA
1 = SANGAT JARANG atau SANGAT BUKAN DIRI SAYA
Jika ingin mengubah jawaban, silahkan tuliskan tanda = diatas jawaban sebelumnya.
Jawablah setiap pernyataan dengan cepat dan lanjutkan menjawab pernyataan
berikutnya. Cobalah menghindari menjawab netral atau mencentang kolom 3
sesedikit mungkin. Pilihlah jawaban itu hanya jika Anda benar-benar tidak bisa
menentukan. Tidak ada batasan waktu yang diberikan. Selamat mengerjakan ☺
IDENTITAS DIRI
==========================================================
Saya telah membaca dan memahami pernyataan diatas. Dengan ini, saya
menegaskan keikutsertaan dan mengizinkan jawaban saya digunakan sebagai data
penelitian ilmiah ini.
Nama :
Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
Usia : tahun
Alternatif Jawaban
(1) (2) (3) (4) (5)
96 ✓ ✓
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
No Pernyataan Pilihan Jawaban
1 2 3 4 5
1 Saya mengetahui cara mengatasi stress.
2 Saya merupakan orang yang mandiri.
3 Saya mudah beradaptasi.
4 Penyelesaian masalah yang saya lakukan berujung
baik.
5 Saya acuh tak acuh ketika tindakan saya menyakiti
orang lain.
6 Saya menyukai diri saya, termasuk kelemahan
saya.
7 Saya menikmati kedekatan dengan teman saya.
8 Saya menjadi pemimpin bagi diri saya.
9 Saya menjalani pekerjaan atau studi saya dengan
terpaksa.
10 Saya adalah orang yang ramah.
11 Perasaan saya sulit dipengaruhi oleh orang lain.
12 Saya membiarkan stress yang saya alami.
13 Saya menjauhkan diri dari masyarakat.
14 Saya mudah memahami hal baru.
15 Saya menikmati pekerjaan atau studi yang saya
jalani.
16 Saya merasa memiliki harapan.
17 Saya merupakan bagian dari masyarakat.
18 Saya susah menyesuaikan diri dengan perubahan.
19 Saya merasa diri saya dingin dan kurang
bersahabat.
20 Saya memiliki persahabatan yang berlangsung
lama.
21 Saya membiarkan kemarahan mengatur diri saya.
22 Saya merasa optimis dengan hidup.
23 Saya mampu bertahan dalam keadaan stress.
24 Saya mengejek teman yang membagikan
perasaannya pada saya.
25 Masalah yang saya selesaikan berakhir
berantakan.
26 Saya mampu membedakan fakta dan opini.
27 Saya hanya diam atau tidak menanggapi ketika
teman bercerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
No Pernyataan Pilihan Jawaban
1 2 3 4 5
28 Saya susah mengenali perasaan saya.
29 Saya mampu menilai secara objektif.
30 Saya bernasib malang.
31 Saya mampu mengungkapkan pendapat tanpa
menyakiti orang lain.
32 Saya cenderung diam ketika dimintai pendapat.
33 Saya peduli pada perasaan orang lain.
34 Saya berusaha untuk selalu semangat dalam
berjuang.
35 Saya bangga dengan prestasi saya.
36 Saya meluap-luapkan kemarahan.
37 Saya mengabaikan reaksi orang lain ketika saya
sedang marah.
38 Fakta dan opini adalah dua hal yang mirip dan
susah dibedakan.
39 Saya mampu mempertahankan hak dan nilai diri
dengan cara yang baik.
40 Saya kesulitan menemukan cara menyelesaikan
masalah secara positif dan efektif.
41 Saya memilih pekerjaan atau studi yang
mendukung cita-cita saya.
42 Saya saling membantu dan diberi bantuan oleh
orang lain.
43 Saya bersyukur atas hal yang saya miliki.
44 Saya mengetahui penyebab dari perasaan saya.
45 Saya mau bekerja sama dengan anggota
masyarakat.
SELESAI ☺
PERIKSA JAWABAN ANDA, JANGAN SAMPAI ADA YANG
TERLEWAT.
TERIMAKASIH.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
S U RVE Y KE PR IBA D I AN
Paket B
Oleh:
Dewi Ayu Lakshita Nugraini
139114100
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PENGANTAR
============================================================
Saya, Dewi Ayu Lakshita Nugraini mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma, memohon bantuan dan kesedian Saudara/i untuk memberikan
jawaban pada survey ini berkenaan dengan pengambilan data skripsi. Survey ini
menyediakan pernyataan yang mungkin sesuai dengan pengalaman Anda berkaitan
dengan diri dan dengan orang lain, sehingga tidak ada jawaban yang benar ataupun
salah. Saya memastikan kerahasiaan data sesuai dengan yang diatur oleh kode etik
Psikologi.
PETUNJUK MENJAWAB
===========================================================
Pilihlah pernyataan yang sesuai dengan perasaan, pengalaman, dan diri Anda,
pada saat ini, bukan mengikuti pikiran Anda tentang bagaimana seharusnya
perasaan atau tindakan Anda. Bubuhkan tanda centang (✓) pada salah satu alternatif
jawaban. Keterangan pilihan jawaban diuraikan sebagai berikut:
5 = SANGAT SERING atau SANGAT DIRI SAYA
4 = SERING atau DIRI SAYA
3 = BIASA atau NETRAL
2 = JARANG atau BUKAN DIRI SAYA
1 = SANGAT JARANG atau SANGAT BUKAN DIRI SAYA
Jika ingin mengubah jawaban, silahkan tuliskan tanda = diatas jawaban sebelumnya.
Jawablah setiap pernyataan dengan cepat dan lanjutkan menjawab pernyataan
berikutnya. Cobalah menghindari menjawab netral atau mencentang kolom 3
sesedikit mungkin. Pilihlah jawaban itu hanya jika Anda benar-benar tidak bisa
menentukan. Tidak ada batasan waktu yang diberikan. Selamat mengerjakan ☺
IDENTITAS DIRI
==========================================================
Saya telah membaca dan memahami pernyataan diatas. Dengan ini, saya
menegaskan keikutsertaan dan mengizinkan jawaban saya digunakan sebagai data
penelitian ilmiah ini.
Nama :
Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
Usia : tahun
Alternatif Jawaban
(1) (2) (3) (4) (5)
96 ✓ ✓
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
No Pernyataan Pilihan Jawaban
1 2 3 4 5
1 Saya memiliki persahabatan yang berlangsung
lama.
2 Saya mampu membedakan fakta dan opini.
3 Penyelesaian masalah yang saya lakukan
berujung baik.
4 Saya menikmati kedekatan dengan teman saya.
5 Saya acuh tak acuh ketika tindakan saya
menyakiti orang lain.
6 Saya merupakan orang yang mandiri.
7 Saya merasa optimis dengan hidup.
8 Saya merasa memiliki harapan.
9 Saya berusaha untuk selalu semangat dalam
berjuang.
10 Saya merupakan bagian dari masyarakat.
11 Perasaan saya sulit dipengaruhi oleh orang lain.
12 Saya menyukai diri saya, termasuk kelemahan
saya.
13 Saya menjalani pekerjaan atau studi saya
dengan terpaksa.
14 Saya bangga dengan prestasi saya.
15 Saya mau bekerja sama dengan anggota
masyarakat.
16 Fakta dan opini adalah dua hal yang mirip dan
susah dibedakan.
17 Saya membiarkan kemarahan mengatur diri
saya.
18 Saya mampu bertahan dalam keadaan stress.
19 Saya mengejek teman yang membagikan
perasaannya pada saya.
20 Saya mampu mengungkapkan pendapat tanpa
menyakiti orang lain.
21 Saya mampu menilai secara objektif.
22 Masalah yang saya selesaikan berakhir
berantakan.
23 Saya mengetahui penyebab dari perasaan saya.
24 Saya memilih pekerjaan atau studi yang
mendukung cita-cita saya.
25 Saya meluap-luapkan kemarahan.
26 Saya menjauhkan diri dari masyarakat.
27 Saya mudah memahami hal baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
No Pernyataan Pilihan Jawaban
1 2 3 4 5
28 Saya menikmati pekerjaan atau studi yang saya
jalani.
29 Saya bernasib malang.
30 Saya bersyukur atas hal yang saya miliki.
31 Saya cenderung diam ketika dimintai pendapat.
32 Saya susah mengenali perasaan saya.
33 Saya hanya diam atau tidak menanggapi ketika
teman bercerita.
34 Saya membiarkan stress yang saya alami.
35 Saya kesulitan menemukan cara menyelesaikan
masalah secara positif.
36 Saya mampu mempertahankanhak dan nilai diri
dengan cara yang baik.
37 Saya menjadi pemimpin bagi diri saya.
38 Saya susah menyesuaikan diri dengan
perubahan.
39 Saya mengabaikan reaksi orang lain ketika saya
sedang marah.
40 Saya adalah orang yang ramah.
41 Saya mudah beradaptasi.
42 Saya merasa diri saya dingin dan kurang
bersahabat.
43 Saya saling membantu dan diberi bantuan oleh
orang lain.
44 Saya mengetahui cara mengatasi stress.
45 Saya peduli pada perasaan orang lain.
SELESAI ☺
PERIKSA JAWABAN ANDA, JANGAN SAMPAI ADA YANG
TERLEWAT.
TERIMAKASIH.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 5. Perolehan Skor Kecerdasan Emosional Kelompok Eksperimen
Par. Pretest Kategori Posttest Kategori Gain Score Kategori
1 108 Sedang 104 Sedang -4 Tidak Efektif
2 124 Tinggi 133 Tinggi 9 Tidak Efektif
3 154 Tinggi 156 Tinggi 2 Tidak Efektif
4 93 Sedang 105 Sedang 12 Tidak Efektif
5 120 Tinggi 120 Tinggi 0 Tidak Efektif
6 157 Tinggi 163 Tinggi 6 Tidak Efektif
7 98 Sedang 90 Sedang -8 Tidak Efektif
8 154 Tinggi 153 Tinggi -1 Tidak Efektif
9 55 Rendah 48 Rendah -7 Tidak Efektif
10 132 Tinggi 127 Tinggi -5 Tidak Efektif
11 141 Tinggi 140 Tinggi -1 Tidak Efektif
12 125 Tinggi 125 Tinggi 0 Tidak Efektif
13 136 Tinggi 137 Tinggi 1 Tidak Efektif
14 49 Rendah 54 Rendah 5 Tidak Efektif
15 130 Tinggi 142 Tinggi 12 Tidak Efektif
16 95 Sedang 112 Sedang 17 Efektif
17 140 Tinggi 139 Tinggi -1 Tidak Efektif
18 133 Tinggi 138 Tinggi 5 Tidak Efektif
19 141 Tinggi 141 Tinggi 0 Tidak Efektif
20 127 Tinggi 129 Tinggi 2 Tidak Efektif
21 127 Tinggi 115 Sedang -12 Tidak Efektif
22 140 Tinggi 132 Tinggi -8 Tidak Efektif
23 92 Sedang 126 Tinggi 34 Efektif
24 147 Tinggi 143 Tinggi -4 Tidak Efektif
25 119 Sedang 132 Tinggi 13 Efektif
26 141 Tinggi 140 Tinggi -1 Tidak Efektif
27 124 Tinggi 123 Tinggi -1 Tidak Efektif
28 106 Sedang 111 Sedang 5 Tidak Efektif
29 133 Tinggi 149 Tinggi 16 Efektif
30 138 Tinggi 32 Rendah -106 Tidak Efektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 6. Data Perolehan “Skala Reaksi”
Kelompok Eksperimen
Par. XH1 XH2 XH3 ∑
1 29 27 29 85
2 42 40 42 124
3 44 35 37 116
4 39 41 27 107
5 43 46 43 132
6 38 34 38 110
7 35 33 27 95
8 39 37 39 115
9 37 36 26 99
10 40 24 35 99
11 37 30 29 96
12 39 42 44 125
13 38 41 38 117
14 38 38 36 112
15 25 23 19 67
16 27 44 50 121
17 24 23 33 80
18 40 33 34 107
19 40 40 40 120
20 28 29 37 94
21 36 27 36 99
22 41 36 30 107
23 43 46 48 137
24 26 37 36 99
25 43 30 29 102
26 44 36 43 123
27 29 32 31 92
28 35 42 31 108
29 37 34 31 102
30 37 32 30 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran 7. Data Perolehan Skor Kecerdasan Emosional Kelompok Kontrol
Par. Pretest Kategori Posttest Kategori Gain Score
1 150 Tinggi 141 Tinggi -9
2 143 Tinggi 158 Tinggi 15
3 133 Tinggi 125 Tinggi -8
4 128 Tinggi 123 Tinggi -5
5 139 Tinggi 141 Tinggi 2
6 121 Tinggi 117 Sedang -4
7 132 Tinggi 129 Tinggi -3
8 20 Rendah 153 Tinggi 133
9 141 Tinggi 148 Tinggi 7
10 111 Sedang 106 Sedang -5
11 117 Sedang 121 Tinggi 4
12 120 Tinggi 131 Tinggi 11
13 103 Sedang 105 Sedang 2
14 149 Tinggi 150 Tinggi 1
15 148 Tinggi 140 Tinggi -8
16 130 Tinggi 140 Tinggi 10
17 150 Tinggi 156 Tinggi 6
18 165 Tinggi 169 Tinggi 4
19 128 Tinggi 105 Sedang -23
20 155 Tinggi 154 Tinggi -1
21 111 Sedang 117 Sedang 6
22 114 Sedang 100 Sedang -14
23 28 Rendah 151 Tinggi 123
24 138 Tinggi 141 Tinggi 3
25 134 Tinggi 133 Tinggi -1
26 148 Tinggi 154 Tinggi 6
27 137 Tinggi 136 Tinggi -1
28 136 Tinggi 137 Tinggi 1
29 128 Tinggi 120 Tinggi -8
30 144 Tinggi 142 Tinggi -2
31 145 Tinggi 139 Tinggi -6
32 121 Tinggi 133 Tinggi 12
33 117 Sedang 122 Tinggi 5
34 143 Tinggi 141 Tinggi -2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 8. Data Deskriptif Hasil Analisis
N Min Max X µ s 𝜎
Pretest 64 49 157 122.63 90 26.17 30
Posttest 64 32 163 121.97 90 30.894 30
Total
Skala
Reaksi
30 67 137 106.30 30 15.38 6.66
Descriptives
Statistic Std. Error
Pretest Mean 122.63 4.779
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 112.86
Upper Bound 132.41
5% Trimmed Mean 124.76
Median 128.50
Variance 685.206
Std. Deviation 26.176
Minimum 49
Maximum 157
Range 108
Interquartile Range 33
Skewness -1.342 .427
Kurtosis 1.846 .833
Posttest Mean 121.97 5.640
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 110.43
Upper Bound 133.50
5% Trimmed Mean 124.52
Median 130.50
Variance 954.447
Std. Deviation 30.894
Minimum 32
Maximum 163
Range 131
Interquartile Range 29
Skewness -1.607 .427
Kurtosis 2.466
.833
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Total Skala Reaksi Mean 106.30 2.809
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 100.55
Upper Bound 112.05
5% Trimmed Mean 106.63
Median 107.00
Variance 236.769
Std. Deviation 15.387
Minimum 67
Maximum 137
Range 70
Interquartile Range 20
Skewness -.269 .427
Kurtosis .378 .833
Data Deskriptif Klasifikasi Partisipan berdasarkan Kategori Skor yang Diperoleh
Hasil Skor Pretest
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah 4 6.3 6.3 6.3
Sedang 10 15.6 15.6 21.9
Tinggi 50 78.1 78.1 100.0
Total 64 100.0 100.0
Posttest
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah 2 3.1 3.1 3.1
Sedang 19 29.7 29.7 32.8
Tinggi 43 67.2 67.2 100.0
Total 64 100.0 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 9. Hasil Uji Asumsi
Uji Normalitas
Tests of Normality
KELOMPOK Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pretest EKSPERIMEN .187 30 .009 .879 30 .003
KONTROL .205 34 .001 .722 34 .000
Posttest EKSPERIMEN .180 30 .014 .836 30 .000
KONTROL .101 34 .200* .971 34 .495
Gain Score EKSPERIMEN .302 30 .000 .566 30 .000
KONTROL .354 34 .000 .489 34 .000
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Pretest .023 1 62 .880
Posttest 4.075 1 62 .048
Gain Score .759 1 62 .387
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 10. Hasil Uji Hipotesis: Uji Beda Sampel Independen
Mann-Whitney Test
Ranks
KELOMPOK N Mean Rank Sum of Ranks
Gain Score EKSPERIMEN 30 33.22 996.50
KONTROL 34 31.87 1083.50
Total 64
Test Statisticsa
Gain Score
Mann-Whitney U 488.500
Wilcoxon W 1083.500
Z -.290
Asymp. Sig. (2-tailed) .772
a. Grouping Variable: KELOMPOK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 11. Hasil Uji Hipotesis: Uji Beda Pre-Posttest
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Posttest Eksperimen -
Pretest Eksperimen
Negative Ranks 13a 11.38 148.00
Positive Ranks 14b 16.43 230.00
Ties 3c
Total 30
Posttest Kontrol - Pretest
Kontrol
Negative Ranks 16d 16.19 259.00
Positive Ranks 18e 18.67 336.00
Ties 0f
Total 34
a. Posttest Eksperimen < Pretest Eksperimen
b. Posttest Eksperimen > Pretest Eksperimen
c. Posttest Eksperimen = Pretest Eksperimen
d. Posttest Kontrol < Pretest Kontrol
e. Posttest Kontrol > Pretest Kontrol
f. Posttest Kontrol = Pretest Kontrol
Test Statisticsa
Posttest Eksperimen -
Pretest Eksperimen
Posttest Kontrol -
Pretest Kontrol
Z -.987b -.659b
Asymp. Sig. (2-tailed) .324 .510
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 12. Hasil Analisis Tambahan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Total Skala Reaksi .084 30 .200* .983 30 .891
Gain Score Eksperimen .302 30 .000 .566 30 .000
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Nonparametric Correlations
Correlations
Gain Score
Eksperimen
Total Skala
Reaksi
Kendall's tau_b Gain Score Eksperimen Correlation Coefficient 1.000 .222*
Sig. (1-tailed) . .047
N 30 30
Total Skala Reaksi Correlation Coefficient .222* 1.000
Sig. (1-tailed) .047 .
N 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 13. Hasil Penilaian Validitas Skala EQi-45 oleh Ahli dengan Indeks Validitas Isi (IVI)
SKALA RELEVANSI
Dimensi Aspek Variasi
Sikap
Item Skor
I. Intrapersonal
EQ
kemampuan untuk
mengenali,
memahami, dan
mengungkapkan
emosi serta
perasaan dengan
cara yang
menghormati dan
menerima diri.
A. Self-regard (SR)
Kemampuan dalam menyadari dan
menilai diri secara tepat untuk
menumbuhkan rasa penerimaan diri
dan penghargaan diri. Kemampuan
ini berada pada orang yang mampu
memiliki identitas dengan
memandang diri baik, percaya diri,
dan puas terhadap diri.
1
FAV
a. Saya merasa diri adalah orang yang baik. 0.5
b. Saya menyukai diri saya, termasuk kelemahan saya. 1
c. Saya bangga dengan prestasi saya. 1
2
UNFAV
a. Saya berpikiran negatif pada diri. 1
b. Saya bernasib malang. 1
c. Saya merasa tidak pantas mendapatkan prestasi
yang saya peroleh.
1
B. Emotional self-awareness (ES)
Kemampuan seseorang untuk
mengenali dan memahami emosi
dengan mampu membedakan emosi
dan memahami sebab serta akibat
dari emosi pada pikiran dan
tindakan diri dan orang lain.
1
FAV
a. Saya mampu membedakan perasaan-perasaan yang
saya alami.
0.5
b. Saya mengetahui penyebab dari perasaan saya. 0.5
c. Saya menyadari bahwa tindakan saya berubah
ketika perasaan saya berubah.
0.5
d. Orang lain mendapat imbas dari perasaan saya. 0.5
2
UNFAV
a. Saya susah mengenali perasaan saya. 0.5
b. Perasaan saya muncul begitu saja tanpa sebab. 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
c. Perilaku saya berubah tanpa sebab ketika perasaan
saya berubah.
0
d. Saya mengabaikan reaksi orang lain ketika saya
sedang marah.
0
C. Assertiveness (AS)
Kemampuan untuk mengungkapkan
perasaan, kepercayaan, dan pikiran,
serta mempertahankan hak dan nilai
diri secara terbuka, konstruktif dan
diterima masyarakat. Kemampuan
ini dapat dicapai jika seseorang
mampu mengekspresikan diri dan
emosi secara bebas, tanpa malu dan
memendam perasan, serta tidak
merugikan diri dan orang lain.
1
FAV
a. Saya mampu mengungkapkan pendapat tanpa
menyakiti orang lain.
1
b. Saya mampu mempertahankan hak dan nilai diri
dengan cara yang baik.
0.5
c. Saya adalah orang yang terbuka. 0
2
UNFAV
a. Ketika mengungkapkan pendapat, saya menyakiti
hati orang lain.
0.5
b. Saya bertengkar dengan teman ketika
mempertahankan pendapat saya.
0.5
c. Saya cenderung diam ketika dimintai pendapat. 1
D. Independence (IN)
Kemampuan untuk mengarahkan
dan mengatur pikiran dan perilaku
untuk tidak bergantung secara
emosional pada orang lain.
Kemampuan ini dilihat dari
kemandirian seseorang dalam
menentukan tujuan dan pelaksanaan
tugas, serta tidak mudah
terpengaruh orang lain.
1
FAV
a. Saya merupakan orang yang mandiri. 1
b. Perasaan saya sulit dipengaruhi oleh orang lain. 0.5
c. Saya menjadi pemimpin bagi diri saya. 0.5
2
UNFAV
a. Saya selalu membutuhkan bantuan orang lain. 1
b. Perilaku orang lain yang kurang menyenangkan
cepat memicu amarah saya.
0.5
c. Orang lain membantu saya dalam mengambil
keputusan.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
E. Self-actualization (SA)
Kemampuan seseorang dalam
menyadari potensi, minat dan
kemampuan, serta menikmati usaha
untuk mewujudkan tujuan.
Seseorang yang memiliki
kemampuan ini dianggap memiliki
dorongan untuk berprestasi karena
mengetahui tujuan hidup,
berkeinginan untuk mencapainya,
dan memiliki usaha untuk
meningkatkan kemampuan yang
berkaitan dengan tujuan tersebut.
1
FAV
a. Saya memiliki cita-cita. 1
b. Saya mengetahui cara mewujudkan cita-cita saya. 1
c. Saya menikmati pekerjaan atau studi yang saya
jalani.
1
d. Saya memilih pekerjaan atau studi yang mendukung
cita-cita saya.
1
2
UNFAV
a. Saya bingung dengan masa depan. 1
b. Saya enggan menggapai cita-cita saya karena sulit
untuk dilakukan.
1
c. Pekerjaan atau studi saya membosankan. 1
d. Saya menjalani pekerjaan atau studi saya dengan
terpaksa.
1
II. Interpersonal EQ
kemampuan untuk
memahami cara
seseorang
merasakan dan
cara berelasi.
A. Empathy (EM)
Kemampuan seseorang untuk
menyadari, memahami, menghargai
perasaan orang lain. Kemampuan
ini dapat dilihat dari kepekaan dan
kepedulian pada perasaan orang
lain, serta menunjukkan sikap
hangat pada orang lain.
1
FAV
a. Saya peduli pada perasaan orang lain. 0.5
b. Saya mengetahui perasaan teman saya. 0.5
c. Saya mencoba mengulangi perkataan teman setelah
ia membagikan perasaannya untuk memastikan
pemahaman saya.
0.5
2
UNFAV
a. Saya enggan untuk berurusan dengan perasaan
orang lain.
0.5
b. Saya mengejek teman yang membagikan
perasaannya pada saya.
0.5
c. Saya hanya diam atau tidak menanggapi ketika
teman bercerita.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
B. Social responsibility (RE)
Kemampuan untuk menunjukkan
identitas dalam kelompok sebagai
anggota yang kooperatif, kontributif,
konstruktif dalam kelompok sosial.
Seseorang perlu menjadi bagian,
mau peduli dengan kemajuan, dan
bekerja sama untuk membangun
masyarakat.
1
FAV
a. Saya merupakan bagian dari masyarakat. 1
b. Saya peduli dengan kemajuan masyarakat. 1
c. Saya mau bekerja sama dengan anggota masyarakat. 1
2
UNFAV
a. Saya menjauhkan diri dari masyarakat. 1
b. Kemajuan masyarakat tidak terlalu berdampak pada
saya.
1
c. Saya menolak mengikuti kegiatan sosial. 1
C. Interpersonal Relationship (IR)
Kemampuan seseorang dalam
mempertahankan hubungan
interpersonal yang memuaskan
dengan menunjukkan kedekatan
yang intim dan emosional, serta
saling berbalas afeksi. Seseorang
perlu mampu mengekspresikan
kehangatan, afeksi, dan kedekatan
tanpa merasa malu, canggung, dan
menghindari kontak sosial.
1
FAV
a. Saya memiliki persahabatan yang berlangsung lama. 1
b. Saya menikmati kedekatan dengan teman saya. 1
c. Saya saling membantu dan diberi bantuan oleh
orang lain.
1
2
UNFAV
a. Pertemanan saya berlangsung sementara. 0.5
b. Saya canggung ketika berada didekat teman saya. 1
c. Saya merasa selalu membantu orang lain tanpa
dibantu kembali.
1
III.
Stress
Management EQ
A. Stress Tolerance (ST)
Kemampuan seseorang untuk
mempertahankan diri di situasi yang
tidak menentu dan memicu stress
dengan mengatasi tuntutan hidup
secara aktif dan positif. Kemampuan
1
FAV
a. Saya mengetahui cara mengatasi stress. 0.5
b. Saya mampu bertahan dalam keadaan stress. 0.5
c. Saya tetap tegar ketika sedang stress.
0.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
kemampuan untuk
mengelola dan
mengatur emosi.
ini dapat dikembangkan dengan
pemilihan cara mengatasi stress dan
penyebabnya dengan tepat.
2
UNFAV
a. Saya membiarkan stress yang saya alami. 0.5
b. Saya merasa putus asa ketika sedang stress. 0.5
c. Saya merasa sedih dan hancur ketika sedang stress. 0.5
B. Impulse control (IC)
Kemampuan seseorang untuk
menunda dan mengendalikan
dorongan dan godaan dengan
menerima dorongan tersebut tanpa
menyangkal, menenangkan diri, dan
menahan atau menunda dorongan
perilaku yang merugikan diri dan
orang lain.
1
FAV
a. Saya sadar ketika sedang menyakiti orang lain. 1
b. Saya mampu bersikap tenang ketika ingin marah. 1
c. Saya mampu menahan kemarahan. 1
2
UNFAV
a. Saya acuh tak acuh ketika tindakan saya menyakiti
orang lain.
1
b. Saya membiarkan kemarahan mengatur diri saya. 0.5
c. Saya meluap-luapkan kemarahan. 1
IV
Adaptability EQ
kemampuan untuk
mengelola
perubahan,
beradaptasi, dan
menyelesaikan
permasalahan
personal dan
interpersonal.
A. Reality testing (RT)
Kemampuan seseorang untuk
membedakan pengalaman subjektif
di dalam diri dengan hal di luar diri
yang ada secara objektif. Seorang
yang memiliki kemampuan ini
mampu membedakan pikiran,
perasaan, dan kenyataan.
1
FAV
a. Saya mampu membedakan fakta dan opini. 0.5
b. Saya mampu menilai secara objektif. 1
c. Saya mampu membedakan perasaan, pikiran, dan
kenyataan.
1
2
UNFAV
a. Fakta dan opini adalah dua hal yang mirip dan susah
dibedakan.
0.5
b. Harapan dan kenyataan adalah dua hal yang sulit
dibedakan.
1
c. Saya sering salah dalam memilah pikiran dan
perasaan, serta kenyataan.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
B. Flexibility (FL)
Kemampuan seseorang untuk
menyesuaikan pikiran, perasaan,
dan perilaku pada situasi baru yang
dinamis.
1
FAV
a. Saya mudah beradaptasi. 1
b. Saya mudah memahami hal baru. 1
c. Saya mampu melakukan suatu hal secara spontan.
1
2
UNFAV
a. Saya adalah orang yang kaku. 0.5
b. Saya susah menyesuaikan diri dengan perubahan. 1
c. Saya melakukan hal sesuai rencana. 0.5
C. Problem solving (PS)
Kemampuan seseorang untuk
menemukan dan menentukan
penyelesaian masalah personal dan
interpersonal yang berpotensi
efektif.
1
FAV
a. Saya peka terhadap masalah yang menyangkut diri
saya.
1
b. Saya tahu cara menyelesaikan masalah secara
positif dan efektif.
0.5
c. Penyelesaian masalah yang saya lakukan berujung
baik.
0.5
2
UNFAV
a. Saya acuh tak acuh dengan masalah yang saya
alami.
1
b. Saya kesulitan menemukan cara menyelesaikan
masalah secara positif dan efektif.
0.5
c. Masalah yang saya selesaikan berakhir berantakan. 0.5
V.
General Mood
kemampuan
membangkitkan
A. Optimism (OP)
Kemampuan seseorang untuk
memandang sisi positif dari hidup
1
FAV
a. Saya merasa optimis dengan hidup. 0.5
b. Saya berusaha untuk selalu semangat dalam
berjuang.
1
c. Saya merasa memiliki harapan. 0.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
afek positif dan
memotivasi diri.
dan mempertahankan sikap positif
pada situasi yang beragam.
2
UNFAV
a. Saya adalah pribadi yang pesimis. 0.5
b. Saya enggan untuk berjuang. 1
c. Saya selalu gagal.
1
B. Hapiness (HA)
Kemampuan untuk bersyukur dan
menikmati diri, orang lain, dan
kehidupan dengan bersenang-senang
dan menunjukkan emosi positif.
1
FAV
a. Saya bersyukur atas hal yang saya miliki. 1
b. Saya menikmati waktu bersenang-senang. 1
c. Saya adalah orang yang ramah. 1
2
UNFAV
a. Hidup saya penuh kekurangan. 0.5
b. Saya gelisah ketika berlibur. 1
c. Saya merasa diri saya dingin dan kurang bersahabat. 0.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 14. Hasil Penilaian Validitas Instruksi oleh Ahli dengan Indeks Validitas Isi (IVI)
SKALA RELEVANSI
UJI VALIDITAS ISI INSTRUKSI Skor TINDAKAN
INSTRUKSI A1 – Instruksi untuk memanggil pengalaman traumatis 1 Dipakai dengan perbaikan pemilihan kata
INSTRUKSI THE PERCEIVED-BENEFITS WRITING 1 Dipakai dengan perbaikan penempatan kata sambung
INSTRUKSI KELOMPOK KONTROL HARI KE-1 1 Dipakai
INSTRUKSI KELOMPOK KONTROL HARI KE-2 1 Dipakai
INSTRUKSI KELOMPOK KONTROL HARI KE-3 1 Dipakai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 15. Hasil Penilaian Validitas Skala Reaksi Pasca Menulis
SKALA REAKSI PASCA MENULIS
Rf. King dan Miner (2000)
DIMENSI FAKTOR ITEM Skor Tindakan
Upsetting
Mengkhawatirkan Pengalaman yang saya tulis..
Mengkhawatirkan 1 2 3 4 5 Sangat mengkhawatirkan
Tidak menyenangkan 1 2 3 4 5 Sangat tidak menyenangkan
Mengganggu diri saya 1 2 3 4 5 Sangat mengganggu diri saya
Mengecewakan 1 2 3 4 5 Sangat mengecewakan
1 Dipakai
Tidak menyenangkan
Mengganggu
Mengecewakan
1
Emotional Dampak pada diri Pengalaman yang saya tulis berdampak…. pada diri saya
Sedikit 1 2 3 4 5 Sangat besar 1 Dipakai
Difficult
Susah Saya mencurahkan pengalaman saya dengan…
Mudah 1 2 3 4 5 Susah
Usaha yang minimal 1 2 3 4 5 Usaha yang maksimal
1 Dipakai Memerlukan usaha
Important
Menimbulkan pengaruh Pengalaman tersebut….. pada hidup saya
Beperngaruh 1 2 3 4 5 Sangat berpengaruh
Penting 1 2 3 4 5 Sangat penting
1 Dipakai Penting
How
important
Anonymity
Pentingnya anonimitas Saya ingin pengalaman ini tidak diketahui orang lain…
Penting 1 2 3 4 5 Sangat penting 1 Dipakai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related