EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DENGAN ......metode pembelajaran, tetapi juga pada media pembelajaran. Dimana media pembelajaran tersebut merupakan komponen-komponen yang tersedia
Post on 29-Oct-2020
7 Views
Preview:
Transcript
1
EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN TAKE AND GIVEBERBANTUKAN MEDIA
GAMBAR PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS III
SD ST. ANTONIUS IKOTA MEDAN
Rumiris Lumban Gaol
ABSTRAK
Efektivitas berhubungan dengan tingkat keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran yang didesain oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran baik
tujuan dalam skala yang sempit tujuan pembelajaran khusus, maupun tujuan dalam
skala yang lebih luas, seperti tujuan kurikuler, tujuan institusional dan bahkan tujuan
nasional. Penelitian dilakukan SD Antonius I kelas III melalui penerapan
pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Take And Give Berbantukan
Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPS Materi Lingkungan Alam dan Lingkungan
Buatan, teknik pengumpulan data yaitu test dan observasi dengan teknik pengolahan
data dengan mengunakan uji “t”.
Berdasarkan pembahasan dan analisis data test dan observasi diperoleh adat
bahwa hasil belajar dinyatakan efektif melalui penerapan pembelajaran dengan
menggunakan model Pembelajaran Take And Give Berbantukan Media Gambar Pada
Mata Pelajaran IPS Materi Lingkungan Alam dan Lingkungan Buatan melalui analisis
data perolahan dimana to yang diperoleh lebih besar dari ttabel (t0> ttabel) yaitu 6,129>
1,665 maka model pembelajaran dikatakan lebih efektif dibandingkan model
pembalajaran konvensional. Sedangkan pegolahan data melalui observasi berdasarkan
perhitungan data observasi melalui analisis data diperoleh nilai 88 yaitu berkatagori
baik artinya bahwa melalui penerapan pembelajaran dengan menggunakan model
Pembelajaran Take And Give Berbantukan Media Gambar .
Kata Kunci : Efektifitas Pembelajaran, Model Pembelajaran Take and Give dan Media
Gambar
Pendahuluan
Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, setiap manusia
memiliki hak untuk memperoleh pendidikan pendidikan. Pendidikan merupakan
bagian dari proses kehidupan bernegara. Kualitas susatu negara dapat dilihat dari
kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh negara tersebut. Salah satu upaya
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yakni dengan cara memperbaiki
mutu pendidikan. Masalah yang sering dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah
masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan para guru di
sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu mengembangkan
kemampuan berpikir peserta didik. Pelaksanaan proses pembelajaran yang
berlangsung di kelas hanya diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal
informasi, otak siswa dipaksa hanya untuk mengingat dan memperbanyak berbagai
informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh untuk
menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari (Susanto, 2013:165).
2
Dampak yang ditimbulkan dari proses belajar adalah hasil belajar. Dimana
hasil belajar adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku
dan penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan, dan adanya perubahan yang
menyangkut diri siswa baik yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik
siswa dan dicapai dalam bentuk skor. Untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh
oleh siswa dapat dlihat melalui tes yang diberikan kepada siswa. Banyak faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal meliputi: (1) Faktor Jasmaniah, dimana proses belajar seseorang akan
terganggu jika kesehatannya terganggu, selain itu ia akan cepat lelah, kurang
bersemangat dan mudah pusing; (2) Faktor Psikologis, faktor yang tergolong ke dalam
faktor psikologis adalah faktor intelegensi yaitu kecakapan untuk menghadapi dan
menyesuaikan ke dalam situasi baru dengan cepat dan efektif, selanjutnya adalah
faktor perhatian, untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya; (3) Faktor Kelelahan,
dimana kelelahan dapat mempengaruhi belajar siswa, agar siswa dapat belajar dengan
baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajar. Faktor
kedua adalah faktor eksternal yang meliputi: (1) Faktor Keluarga; (2) Faktor Sekolah,
yaitu mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, serta standar pelajaran;
(3) Faktor masyarakat, dimana masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, pengaruh ini terjadi karena keberadaan siswa
dalam masyarakat (Slameto, 2010:54).
Efektifitas belajar berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar. Wina
Sanjaya(2008:320) mengatakan bahwa efektivitas berhubungan dengan tingkat
keberhasilan pelaksanaan pembelajaran yang didesain oleh guru untuk mencapai
tujuan pembelajaran baik tujuan dalam skala yang sempit tujuan pembelajaran khusus,
maupun tujuan dalam skala yang lebih luas, seperti tujuan kurikuler, tujuan
institusional dan bahkan tujuan nasional.Popham dan Baker dalam Suyanto & Asep
Jihad(2013: 115) mengatakan bahwa proses pembelajaran yang efektif terjadi jika
guru dapat mengubah kemampuan dan persepsi siswa yang sulit mempelajari sesuatu
menjadi mudah mempelajarinya, selain itu juga mereka mengatakan bahwa proses
belajar dan mengajar yang efektif sangat tergantung pada pemilihan dan penggunaan
metode pembelajaran untuk dapat memaksimalkan pembelajaran yang efektif.
Menurut Susanto(2014: 139) Pendidikan IPS di sekolah dasarmerupakan
bidang studi yang mempelajari manusia dalam semua aspekkehidupan dan
interaksinya dalam masyarakat.Pada tingkat pendidikan formaltingkat satuan dasar
pembelajaran terstruktur dan memiliki kurikulum yangsama. Proses pembelajaran
dilakukan disekolah. Salah satu pelajran yangdiajarkan adalah Ilmu Pengetahuan
Sosial Seperti halnya yang telah diungkapkan di atas bahwa IPS merupakan bidang
studi yang erat kaitannya dengan interaksi manusia termasuk interaksiantara guru dan
siswa melalui pembelajaran
Suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan utama
yaitu 1). Presentase waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap kegiatan
belajar mengajar, 2). Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara
siswa, 3). Ketetapan antara kandungungan nateri ajaran dengan kemampuan siswa
(orientasi keberhasilan belajar) diutamakan, 4) Mengembangkan suasana belajar yang
akrab dan positf, mengembangkan struktur kelas yang mendukung Rata-rata perilaku
melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa (Trianto, 2010 : 20)
Perolehan pengetahuan siswa seperti menunjukan bahwapengetahuan akan
semakin abstrak apabila hanya disampaikan melalui bahasa verbal. Hal ini
3
memungkinkan terjadinya verbalisme, artinya siswa hanya mengetahui tentang kata
tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung dalam kata tersebut. Hal
semacam ini dapat menimbulkan kesalahan persepsi siswa. Oleh sebab itu, sebaiknya
diusahakan agar pengalaman siswa lebih konkret, pesan yang ingin disampaikan
benar-benar dapat mencapai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, dilakukan melalui
kegiatan yang dapat mendekatkan siswa dengankondisi yang sebenarnya (Sanjaya,
2008: 207)
Merencanakan suatu pembelajaran dengan metode atau model yang tepat
sesuaidengan materi dan tujuan pembelajaran tidak mudah, terutama dalam
menyampaikan materi ajar yang biasa meningkatkan pengetahuan siswa serta
dapat juga diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari. Peran guru adalah perencana
pengajaran dan pengelola proses belajarmengajar di kelas. Misalnya guru mata
pelajaran IPS perlu memahami kondisi dan karakteristiksetiap siswa dan
menumbuhkan sikap untuk mau memahami, menyukai, danterlibat secara aktif serta
mampu mengaplikasikan pembelajaran IPS kedalamkehidupan sehari-hari. Keadaan
siswa pada tingkatan usia sekolah dasar masihdidominasi oleh suasana lingkungan
yang menyenangkan. Sehinggapendekatan dan cara mengajar lebih ditekankan pada
aktivitas yangmenyenangkan untuk membuat anak belajar aktif dan meningkatkan
pengetahuan anak. Berhasil tidak pembelajaran tidak hanya terletak pada model atau
metode pembelajaran, tetapi juga pada media pembelajaran. Dimana media
pembelajaran tersebut merupakan komponen-komponen yang tersedia di lingkungan
belajar siswa itu sendiri misalnya media gambar. Media pembelajaran akan menjadi
solusi cerdas dan memiliki peran penting dalam proses pembelajaran. Melalui media
pembelajaran, seorang guru dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
karena penuh dengan pengalaman mengesankan. Merancang kegiatan proses
pembelajaran dengan model atau metode yang tepat sesuai dengan materi
pembelajaran serta media pembelajaran akan menghasilkan hasil belajar yang
maksimal. Hal inilah yang membuat penulis tertarik memadukan model pembelajaran
dengan media gambar pada materi ilmu pengetahuan sosial. Maka penulis membuat
suatu penelitian dengan judul “Efektivitas Proses Belajar dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Take And Give Berbantukan Media Gambar pada Mata
Pelajaran IPS di Kelas III SD Antonius I Kota Medan”
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui tingkat Efektivitas Proses Pembelajaran dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Take And Give Berbantukan Media Gambar pada
Mata Pelajaran IPS Di Kelas III SD SD Antonius I Kota Medan
Kajian Teoritis
Efektivitas Pembelajaran
Proses belajar dan mengajar yang efektif sangat tergantung pada pemilihan
dan penggunaan metode pembelajaran. Salim(1991:33)menguraikan bahwa efektivitas
adalah adanya kesesuaian orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju
dan bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumberdaya
dalam usaha mewujudkan tujuan operasional.
Sutikno (2005:7)mengungkapkan bahwa efektivitas pembelajaran merupakan
kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran yang telah direncanakan sehingga
memungkinkan siswa dapat belajar dengan mudah, sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Sedangkan Wicaksono(2011) mengemukakan pembelajaran dikatakan
4
efektif apabila mengacu pada ketuntasan belajar yaitu apabila lebih dari atau sama
dengan 60% dari jumlah siswa yang memperoleh ketuntasan minimal 65 dalam
peningkatan hasil belajar dan strategi pembelajaran.
Trianto ( 2010 : 20) mengatakan suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila
memenuhi persyaratan utama kefektifan pengajaran yaitu :
1. Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap kegiatan
belajar mengajar(KBM)
2. Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa
3. Ketetapan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa (orientasi
keberhasilan belajar) diutamakan
4. Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan
struktur yang mendukung.
Yusufhadi Miarso (2007 : 536) mengemukakan bahwa ada 7 (tujuh) indikator
yang menunjukkan pembelajaran yang efektif yaitu :
1. Pengorganisasian belajar dengan baik
2. Komunikasi secara efektif
3. Penguasaan dan antusiasme dalam belajar
4. Sikap positif terhadap siswa
5. Pemberian ujian dan nilai yang adil
6. Keluwesan dalam pendekatan pengajaran
7. Hasil belajar siswa yang baik.
Menurut Ensiklopedia Indonesia (1992: 112), efektivitas adalah menunjukkan
taraf ketercapaian suatu tujuan. Efektivitas dapat dinyatakan dalam bentuk kuantitatif,
yaitu merupakan perbandingan antara kondisi nyata dengan kondisi ideal. Efektivitas
dapat juga berarti memanfaatkan secara maksimal sumber daya dalam usaha mencapai
tujuan operasional. Husein Umar (1999: 56) bahwa efektivitas mempunyai kaitannya
dengan pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu.
Efektivitas proses pembelajaran merupakan cermin untuk mencapai tujuan
pembelajaran tepat pada sasarannya sesuai dengan jalan, upaya, teknik dan strategi
yang digunakan dalam mencapai tujuan secara optimal, tepat, dan cepat (Nana
Sudjana 1990: 50).
Faktor yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran antara lain kemampuan guru
dalam menggunakan metode. Metode dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh
faktor tujuan, peserta didik, situasi, fasilitas dan pengajar itu sendiri. Semakin baik dan
semakin tepat penggunaan suatu metode, maka semakin efektif pula pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan, sehingga hasil belajar siswa lebih baik dan mantap (Winarno
Surakhmad 1980: 80).
Belajar dan Hasil Belajar
Setiap manusia pasti memiliki rasa ingin tahu, dari proses tidak mengetahui
menjadi mengetahui disebut belajar. Belajar merupakan proses penting dalam
kehidupan manusia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh
seseorang. Belajar mampu meningkatkan kualitas hidup sesorang, karena dalam
belajar ada proses perubahan baik perubahan sikap, tingkah laku, pola pikir dan
tindakan. Burton (2013:3), mengatakan belajar sebagai suatu tingkah laku pada diri
individu berkat interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan
lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Manusia adalah makluk sosial bukan makluk invidu, artinya bahwa manusia tidak bisa
5
hidup sendiri tetapi makluk yang saling ketergantungan satu sama lain yang saling
membutuhkah. Dalam proses belajar juga ada proses perubahan Sedangkan menurut
R.Gagne (2013:1), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu
organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar
merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini
menjadi terpadu dalam satu kegiatan di mana terjadi interaksi antara guru dengan
siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
Hamalik (2013:3) menjelaskan bahwa belajar adalah memodifikasi atau
memperteguh perilaku melalui pengalaman (learning is defined as the modificator or
strengthening of behavior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar
merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan merupakan suatu hasil dan tujuan.
Dengan demikian, belajar itu bukan sekadar mengingat atau menghapalsaja, namun
lebih luas dari itu merupakan mengalami. Hamalik juga menegaskan bahwa belajar
adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu atau seseorang melalui interaksi
dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku itu mencakup perubahan dalam
kebiasaan (habit), sikap(afektif) dan keterampilan (psikomotorik). Perubahan tingkah
laku dalam kegiatan belajar disebabkan oleh pengalaman atau latihan.Perubahan-
perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif
dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Sudjana (2010: 3) hasil belajar
siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku baik mencakup bidang kognitif,
afektif maupun psikomotor.
Perubahan yang diperoleh siswa tersebut berasal dari proses belajar dalam
program pengajaran di sekolah. Perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa,
baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari
kegiatan belajar R. Ibrahim (2015: 17) mengatakan hasil pengajaran merupakan
komponen utama yang terlebih dahulu harus dirumuskan guru dalam proses belajar
mengajar. Menurut Nawawi (2013: 5) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat
diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di
sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah
materi pelajaran tertentu. Keberhasilan terjadi ketika siswa mampu memahami isi
materi pelajaran, bukti pemahaman materi tersebut biasanya dibuat dengan uji tes
secara lisan maupun tulisan dan hasil tes tersebut di tulis dalam bentuk angka baik
dalam nilai harian, nilai bulanan bahkan nilai dalam rapot. Sedangkan Sudjana (2010:
3) mengatakan hasil belajar siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku
baik mencakup bidang kognitif, afektif maupun psikomotor.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Setiap mengharapakan hasil yang maksimal dari setiap tindakan yang
dilakukan, sama hal dengan belajar bahwa setiap orang mengharapakan suatu
perubahan dari proses belajar yang dilakukan. Belajar merupakan suatu proses
perubahan menuju suatu perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga
peserta didik mengalami perubahan ke arah perkembangan yang lebih baik.
Perkembangan sendiri memerlukan suatu yang baik berasal dari dalam diri peserta
didik sendiri maupun pengaruh dari lingkungannya.
Banyak hal yang mempengaruhi hasil hasil belajar siswa baik dari dalam diri
siswa itu sendiri ataupun dari lingkungannya sendiri. Menurut susanto (2013: 12),
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikkut:
6
1. Faktor Internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik,
yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi:
kecerdasan, minat, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta
kondisi fisik dan kesehatan.
2. Faktot Eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar peserta didik yang
mempengaruhi yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Faktor internal adalah bagian dari siswa itu sendiri, sedangkan faktor eksternal
merupakan bagian dari luar diri siswa itu sendiri, tetapi untuk mendapatkan hasil
belajar siswa yang maksimal kedua faktor diatas merupakan 2 faktor yang saling
melengkapi dalam proses belajar siswa.
Pada umumnya proses belajar dilaksakan oleh siswa di sekolah. Sarana
prasarana sekolah juga ikut mendukung berhasil tidaknya proses belajar mengajar
sehingga siswa memperoleh hasil belajar yang maksimal. Wasliman (dalam Susanto
2013: 13) mengatakan bahwa ;sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut
menentukan hasil belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar siswa dan kualitas
pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa. Dari berbagai
defenisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siwa dipengaruhi oleh dua hal yakni faktor Internal seperti : sikap belajar,
motivasi belajar, konsentrasi belajar, kemampuan berprestasi, rasa percaya diri peserta
didik, intelegensi dan hasil belajar siswa. Sedangkan faktor eksternal seperti: guru
pengajar, sarana dan prasarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sekolah
dan kurikulum sekolah. Selain itu, alamiah dari dalam diri seseorang juga sangat
dipengaruhi oleh faktor eksternal dimana jika keduanya tersedia atau saling
melengkapi, maka akan berdampak baik terhadap pencapaian hasil belajar siswa.
Model Pembelajaran Take And Give
Guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar dalam mendidik siswa. Salah
satunnya adalah guru harus mempunyai tujuan dalam kegiatan pengajarannya, karena
itu setiap pendidik menginginkan pengajarannya mudah dipahami dan dapat diterima
sejelas-jelasnya oleh siswa. Dalam mencapai tujuan dalam pengajaran tersebut, guru
harus memiliki berbagai keterampilam dalam mengajar termasuk didalamnya variasi
dalam mengelola kelas melalui penggunaan model atau metode pembelajaran dan
penggunaan media pembelajaran. Maka dengan itu untuk mengerti suatu hal dalam
diri seseorang, terjadi suatu proses yang disebut sebagai proses belajar melalui
penerapan model-model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan proses belajar
itu. Melalui model pembelajaran tersebut pendidik atau guru mempunyai tugas
merangsang serta meningkatkan minat jalannya proses belajar. Suyatno (dalam
Istarani dan Pulungan 2016: 247), menyatakan model pembelajaran merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh
guru kelas;. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa
dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Sedangkan menurut Istarani (2011:1), mengatakan bahwa ;model pembelajaran
adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek yang
sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas
yang tekait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar
mengajar. Slavin (dalam Shoimin, 2013, :195).Model Pembelajaran Take and Give
pada dasarnya mengacu pada kontruktivisme, yaitu pembelajaran yang dapat
membuat siswa itu sendiri aktif dan pembangun pengetahuan yang akan menjadi
miliknya. Sedangkan Kurniasih.(2015:102) menyatakan bahwa model pembelajaran
7
ini menerima dan memberi (Take and Give) merupakan model pembelajaran yang
memiliki sintaks,menuntut siswa mampu memahami materi yang diberikan guru dan
teman lainnya. Adapun media model pembelajaran take and give adalah kartu dengan
ukuran 10×15 cm untuk sejumlah siswa yang ada. Kemudian setiap kartu berisi nama
siswa, bahan belajar (sub materi) dan nama yang diberi informasi,kompetensi dan
sajian materi. Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Suyatno(Huda 2013:242)
mengemukakan bahwa Take and Give atau memberi dan menerima merupakan intisari
dari model pembelajaran Take and Give. Model pembelajaran ini didukung oleh
penyajian data yang diawali dengan pemberian kartu kepada siswa. Di dalam, ada
catatan yang harus dikuasai atau dihafal masing-masing siswa. Siswa kemudian
mencari pasangannya masing-masing untuk bertukar pengetahuan sesuai dengan apa
yang didapatnya di kartu, lalu kegiatan pembelajaran diakhiri dengan mengevaluasi
keberhasilan siswa.
Huda (2014: 241-242) menyatakan istilah take and give sering diartikan
“saling memberi dan saling menerima”. Prinsip ini juga menjadi intisari dari model
pembelajaran take and give. Take and give merupakan model pembelajaran yang
didukung oleh penyajian data yang diawali dengan pemberian kartu kepada siswa, di
dalam kartu ada catatan yang harus dikuasai atau dihafal masing-masing siswa. Siswa
kemudian mencari pasangannya masing-masing untuk bertukar pengetahuan sesuai
dengan apa yang didapatnya di kartu, lalu kegiatan pembelajaran diakhiri dengan
mengevaluasi siswa dengan menanyakan pengetahuan yang dimiliki dan diterima
siswa dari pasangannya. Komponen penting dalam tipe take and give adalah
penguasaan materi melalui kartu, keterampilan bekerja berpasangan dan sharing
informasi, serta evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman atau peguasaan
siswa terhadap materi yang diberikan di dalam kartu pasangannya.
Rusmawati (Amaliah, 2011: 15) model cooperative learning tipe take and give
adalah suatu model pembelajaran yang mengajak siswa untuk saling berbagi mengenai
materi yang akan disampaikan oleh guru. Model ini melatih siswa terlibat secara aktif
dalam menyampaikan materi yang diterima ke siswa lain secara berulang-ulang.
Kurniasih,dkk. (2015: 102) model pembelajaran take and give merupakan model
pembelajaran yang memiliki sintaks, menuntut siswa mampu memahami materi
pembelajaran yang diberikan guru dan teman lainnya.
Media Gambar Sebagai Media Pembelajaran
Media pembelajaran akan menjadi solusi cerdas dan memiliki andil bagi
pembelajaran. Melalui media pembelajaran, seorang guru dapat menciptakan suasana
belajar yang penuh dengan pengalaman mengesankanGagne (1970) menyatakan
bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar. Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan
pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Dengan kata lain bahwa media
pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan
pendidikan.Dari batasan yang yang telah disampaikan oleh para ahli mengenai media,
maka dapat disimpulkan bahwa pengertian media dalam pembelajaran adalah segala
bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari
sumber ke peserta didik (Unodan Lamatenggono, 2011: 122).
Penggunaan media menjadikan pembelajaran efektif dan efisien.Hasil
penelitian telah menunjukan media telah menunjukan keunggulannya membantu
pengajar dalam menyampaikan pesan pembelajaran serta lebih cepat dan lebih mudah
ditangkap oleh siswa serta dapat meningkatkan minat belajar siswa. Hal itu
8
dikarenakan pembelajaran dengan menggunakan media akan lebih menarik perhatian
siswa sehingga bisa menumbuhkan minatnya terhadap pelajaran tersebut.
Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien
yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya
mencapai tujuan pengajaran yang di harapkan (Arsyad, 2011: 2).Media pembelajaran
memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, sehingga
media bukan hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi juga membantu
peserta didik menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh. Berbeda jika peserta
didik hanya mendengarkan informasi secara verbal (lisan) dari guru, maka peserta
didik tidak dapat memahami materi pembelajaran dengan dengan baik. Tetapi jika hal
itu diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan atau mengalami sendiri
melalui media pembelajaran, maka pemahaman peserta didik menjadi lebih mudah
Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumberbelajar. Dalam
kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, yaknisebagai penyalur,
penyampai, penghubung, dan lain-lain. Dalam prosespembelajaran, media memiliki
kontribusi dalam meningkatkan mutu dankualitas pembelajaran. Kehadiran media
tidak saja membantu pengajar dalammenyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan
nilai tambah kepadakegiatan pembelajaran. Hal ini berlaku bagi segala jenis media,
baik yangcanggih dan mahal, ataupun media yang sederhana dan murah (Uno, 2011:
124).
Hakekat Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial
Hakikatnya pendidikan IPS itu hendaknya dikembangkan berdasarkan
realita kondisi sosial budaya yang ada di lingkungan siswa, sehingga dengan
ini akan dapat membina warga negara yang baik yang mampu memahami dan
menelaah secara aktif berpartisipasi dalam lingkungan kehidupan, baik
dimasyarakatnya, negara, maupun dunia. Menurut Susanto(2014: 139).Pendidikan IPS
di sekolah dasarmerupakan bidang studi yang mempelajari manusia dalam semua
aspekkehidupan dan interaksinya dalam masyarakat.Pada tingkat pendidikan
formaltingkat satuan dasar pembelajaran terstruktur dan memiliki kurikulum
yangsama. Proses pembelajaran dilakukan disekolah. Salah satu pelajaran
yangdiajarkan adalah Ilmu pengetahuan social.Seperti halnya yang telah diungkapkan
di atas bahwa ilmu pengetahuan sosial merupakan bidang studi yang erat kaitannya
dengan interaksi manusia termasuk interaksiantara guru dan siswa. Melalui
pembelajaran IPS guru diharapkan mampumembantu siswa terutama dalam proses
belajar mengajar agar siswa dapatmemahami materi yang disampaikan dan berdampak
pada tingkah laku yanglebih baik, sebagai warga negara yang memiliki wawasan dan
pengetahuanyang diharapkan. Selain dari itu, melalui pembelajaran IPS siswa
diharapkandapat mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan baik di
lingkungan sekolah maupun lingkungan luar sekolah. Serta melalui pembelajaran IPS
pula diharapkan siswa mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif,
inovatif, memecahkan masalah sehari-hari, dan memiliki keterampilan sosial.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
dengan pendekatan kuantitatif. Misbahudin (2013: 6) Metode penelitian eksperimen
yaitu penelitian yang melakukan perubahan (ada perlakuan khusus) terhadap variabel-
variabel yang diteliti. Metode eksperimen memiliki bermacam-macam jenis desain
penelitian. Desain penelitian dalam penelitian ini menggunakan desain posttest-only
control group design.
9
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpilan data merupakan cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data terkait dengan subjek penelitian. Alat pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi(pengamatan) dan tes
(terlampir). Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data terkait dengan penelitian dengan melakukan pengamatan
terhadap kegiatan di kelas selama kegiatan pembelajaran sedang berlangsung.
Suharsismi (2014: 272) mengatakan dalam menggunakan metode observasi cara
yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan
sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau
tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Tujuan dari observasi ini adalah untuk
mengetahui kesesuaian tindakan dengan rencana pembelajaran yang disusun dengan
mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan yang
sesuai dengan yang dikehendaki. Lembar observasi akan dibuat sesuai dengan
indikator yang menunjukkan pembelajaran yang efektif seperti yang sudah dijelaskan
di bab 2(dua).
Tes adalah seperangkat rangsangan(stimuli) yang diberikan kepada seseorang
dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan
skor angka (Margono, 2007: 170). Dalam penelitian ini tes yang diberikan adalah
jenis tes pilihan berganda yang sesuai dengan materi pada mata pelajaran IPS yaitu
lingkungan alam dan lingkungan buatan setelah diajarkan dengan menggunakan
model pembelajaran Take and Give di SD SD Antonius 2Kota Medan.
Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian dilakukan dengan menggunakan uji “t-test” dengan
formula sebagai berikut:
ttest=
𝑋1−𝑋2
𝑆𝑋1−𝑆𝑋2
Kedua perlakuan memberikan hasil yang nyata tidak berbeda jika thitung< ttabel dan
Kedua perlakuan memberikan hasil yang nyata berbeda jika thitung> ttabel
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAHASAN
Deskripsi Data dan Pengolahan Data
Kelas perlakuaan yaitu K1 sebagai kelas ekperimen perlakuan kelas dengan model
pembelajaran berbantukan media pembelajaran dan K2 sebagai kelas kontrol dengan
perlakuan kelas dengan model pembelajaran konvensional tampa berbantukan media
pembelajaran dengan pembelajaran materi yang sama yaitu lingkungan alam dan
lingkungan buatan. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan 1)
Lembar observasi efektitas belajar siswa sebanyak 10 yang dilakukan saat terjadi
proses pembelajaran dan 2) tes pilihan berganda sebanyak 15 soal yang dilakukan
setelah selesai proses pembelajaran.
Tabel 4.3
Deskripsi Hasil Belajar Siswa Deskripsi Data
10
Penelitian Kelas Ekperimen Kelas Kontrol
Pre Test Post Tes Pre Test Post Tes
Jumlah Siswa 34 34 39 39
Rata-rata 69,85 85,48 69,51 72,79
Nilai maksimum 90 100 90 90
Nilai Minimum 40 70 50 55
Standar Deviasi 9,87 6,96 9,67 9,29
Standar Eror 1,69 1,19 1,55 1,48
Pengujian Hipotesis
Siregar (2013: 39) mengemukakan bahwa hipotesis ini untuk menggambarkan
suatu fenomena atau hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan
taksiran. Hal ini menunjukkan bahwa persyaratan analisis dalam penelitian ini
terpenuhi, sehingga dapat dilanjutkan pada pengujian hipotesis dengan uji “t-test”.
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan spss. Kriteria uji t-test dapat dikatakan
signifikan apabila diperoleh harga p<0,05 serta pengujian hipotesis terima H0 jika t-
hitung < t-tabel (1-α) ditolak dan diterima Ha jika t-hitung > t-tabel (1-α).
Berdasarkan perhitungan di atas menggunakan uji “t-test” diperoleh t0 =
6,129 kemudian dikonsultasikan dengan tabel t dengan dk = 71 pada taraf signifikan
5% =1,665 karena to yang diperoleh lebih besar dari ttabel (t0> ttabel) yaitu 6,129> 1,665
maka hipotesis diterima. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model Pembelajaran Take And Give Berbantukan Media Gambar Pada
Mata Pelajaran IPS Materi Lingkungan Alam dan Lingkungan Buatan Di Kelas III
SD SD Antonius 2Kota Medan lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran model
konvensional. Dengan demikian, hipotesis dinyatakan benar diterima.
Pembahasan Hasil Penelitian Pengelolahan Data Tes
Hasil belajar dinyatakan efektif melalui penerapan pembelajaran dengan
menggunakan model Pembelajaran Take And Give Berbantukan Media Gambar Pada
Mata Pelajaran IPS Materi Lingkungan Alam dan Lingkungan Buatan melalui analisis
data perolahan dimana to yang diperoleh lebih besar dari ttabel (t0> ttabel) yaitu 6,129>
1,665 maka model pembelajaran di katakn lebih efektif di bandingkan model
pemebalajaran konvensional.
Pengelolahan Data Observasi
Hasil perhitungan data observasi melalui penerapan pembelajaran dengan
menggunakan model Pembelajaran Take And Give Berbantukan Media Gambar Pada
Mata Pelajaran IPS Materi Lingkungan Alam dan Lingkungan Buatan melalui analisis
data diperoleh nilai 88 yaitu berkatagori baik sedangkan pembelajaran tampa
perlakuan penerapan pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Take
And Give Berbantukan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPS Materi Lingkungan
Alam dan Lingkungan buatan melalui analisis data diperoleh nilai 52 berkatagori
cukup. Dalam hal ini nilai jika dilihat dari angka perolehan 88 berkagori baik, maka
pembelajaran lebih efektif dengan perlakuan model pembelajaran.
KESIMPULAN
Bedasarkan pembahasan dan analisis data bahawa hasil belajar dinyatakan
efektif melalui penerapan pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran
Take And Give Berbantukan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPS Materi
Lingkungan Alam dan Lingkungan Buatan melalui analisis data perolahan dimana to
11
yang diperoleh lebih besar dari ttabel (t0> ttabel) yaitu 6,129> 1,665 maka model
pembelajaran dikatakan lebih efektif dibandingkan model pembalajaran konvensional.
Sedangkan pegolahan data observasi berdasarkan perhitungan data observasi melalui
analisis data diperoleh nilai 88 yaitu berkatagori baik artinya bahwa melalui penerapan
pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Take And Give Berbantukan
Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPS Materi Lingkungan Alam dan Lingkungan
Buatan lebih efektif sedangkan pembelajaran tampa perlakuan penerapan
pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Take And Give Berbantukan
Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPS Materi Lingkungan Alam dan Lingkungan
buatan melalui analisis data diperoleh nilai 52 berkatagori cukup. Dalam hal ini nilai
jika dilihat dari angka perolehan 88 berkagori baik, maka pembelajaran lebih efektif
dengan perlakuan model pembelajaran.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Anis Kusuma, Sunarso, 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
Arikunto, Suharsimu, 2018 : Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
B. Uno, Hamzah, dkk. 2011. TeknologiKomunikasi Dan
InformasiPembelajaran.Jakarta: BumiAksara.
Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Husein Umar. (1999). Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Karya
Istarani dan Pulungan, Intan. 2015. Ensiklopedia pendidikan. Larispa: CV Iscom
Medan.
Margono. 2007. MetodelogiPenelitian Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta
Misbahudin dan Hasan, Iqbal. 2013.Analisis Data Penelitiandengan Statistik Edisi Ke-
2.Jakarta: Bumi Aksara
Nana Sudjana (1990). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Shoimin, Aris. 2013. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sugiyono. 2015. Metode PenelitianKuantitatif dan Kualitatif danR & D. Bandung :
Alfabeta
Sudjana, Nana.2010. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya.
Sudijono. 2012. Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Trianto, 2010. Model Pembmelajaran Terpadu, Jakarta, Bumi Aksara.
Wicaksono. 2011. Efektivitas Pembelajaran.Diakses dihttp//agung.smkn1pml.sch.id
hypada Mei 2018
Wina Sanjaya, Kurikulum Pembelajaran Teori dan Praktek Pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP), Jakarta, Prenada Media Group, 2008
Winarno Surakhmad. (1980). Sebuah Pengantar dalam perkembangan pribadi &
interaksi sosial. Bandung : Jemmarrs
12
top related