DISUSUN OLEH - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/21210/14/02._Naskah_Publikasi.pdfi HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP MEREK HANDPHONE DENGAN MINAT MEMBELI NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi
Post on 10-Jul-2019
228 Views
Preview:
Transcript
i
HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP MEREK HANDPHONE
DENGAN MINAT MEMBELI
NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Dalam
Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi
DISUSUN OLEH:
DANI ARIBOWO
F 100 060 192
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
ii
HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP MEREK HANDPHONE
DENGAN MINAT MEMBELI
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammaddiyah
Surakarta Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Dalam
Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi
DISUSUN OLEH:
DANI ARIBOWO
F 100 060 192
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
1
HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP MEREK HANDPHONE
DENGAN MINAT MEMBELI
ABSTRAKSI
Dani Aribowo
Mohammad Amir
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Minat membeli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana
konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang
dibutuhkan pada periode tertentu. Kebutuhan dapat berupa kebutuhan keseharian
(keluarga), kebutuhan studi, pekerjaan, status ekonomi, status sosial, dan
kebutuhan lainnya. Dalam hal ini adalah handphone berteknologi Android dengan
merek Samsung yang mana sangat diminati oleh masyarakat dunia, dari tahun
2011-2012 mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu dari 17.2 %
menjadi 43.4 %. Oleh karena itu setiap konsumen dalam memilih handphone
tidak terpaku pada satu merek (samsung android) namun di berbagai merek
misalnya Nokia, Sony Ericcson, Blackberry dan lain-lain. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui: 1) Hubungan antara sikap terhadap merek handphone
dengan minat membeli. 2) Tingkat minat membeli seorang konsumen terhadap
handphone. 3) Tingkat sikap konsumen terhadap merek handphone. 4) Peran
sikap terhadap merek handphone dengan minat membeli. Hipotesis yang diajukan
adalah ada hubungan positif antara sikap terhadap merek handphone dengan
minat membeli. Rancangan dari penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan
kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah pengunjung Singosaren Plaza Surakarta
sejumlah 100 orang untuk digunakan sebagai subyek penelitian.Teknik yang
digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara quota
non random sampling. Alat pengumpul data yang digunakan adalah skala
psikologi yaitu skala sikap terhadap merek dan skala minat membeli, teknik
analisis data menggunakan korelasi product moment.Berdasarkan hasil
perhitungan teknik analisis product moment Pearson diperoleh nilai koefisien
korelasi (rxy) sebesar = 0,421, p = 0,000 (p<0,01). Hasil ini menunjukan ada
korelasi positif yang sangat signifikan antara sikap terhadap merek handphone
dengan minat membeli. Artinya semakin tinggi sikap terhadap merek handphone
maka semakin tinggi pula minat membeli pada subjek penelitian. Nilai koefisien
determinan (Rsquare) sebesar 0,178 menunjukan bahwa sikap terhadap merek
handphone memberikan sumbangan terhadap minat membeli sebesar 17,8%.
Sikap terhadap merek handphone pada subjek penelitian tergolong tinggi
ditunjukan oleh mean empirik (ME) = 74,53 dan mean hipotetik (MH) = 60. minat
membeli berada pada kategori tinggi, ditunjukkan oleh Mean Empirik (ME) =
97,61 dan mean hipotetik (MH) = 82,5
Kata Kunci: Sikap terhadap merek handphone, minat membeli.
2
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Seiring dengan pesatnya
kemajuan dalam dunia ilmu
pengetahuan dan teknologi, bidang
telekomunikasi juga mengalami
kemajuan yang cukup pesat.
Komunikasi merupakan suatu hal
yang penting yang dianggap mampu
membantu hidup manusia. Sejak
ditemukannya alat komunikasi, gerak
hidup manusia menjadi berubah lebih
mudah dan terasa dekat, salah
satunya adalah handphone. Seiring
perkembangan teknologi yang
semakin canggih, dewasa ini
penggunaan handphone meningkat
pesat.
Motif seseorang untuk
membeli barang atau jasa yang
ditawarkan, sangat bervariasi.
Biasanya sulit untuk mengetahui
motif yang sesungguhnya, ada
berbagai motif membeli yang,
kebanyakan motif pembelian
berkisar antara mencari kekayaan
dan pangkat. Minat membeli
merupakan sesuatu yang
berhubungan dengan rencana
konsumen untuk membeli produk
tertentu, serta berapa banyak unit
produk yang dibutuhkan pada
periode tertentu. Kebutuhan dapat
berupa kebutuhan keseharian
(keluarga), kebutuhan studi,
pekerjaan, status ekonomi, status
sosial, dan kebutuhan lainnya. Minat
membeli pada konsumen merupakan
alat motivasi seseorang untuk
memiliki suatu barang yang
diinginkan. Minat dan perilaku
konsumen penting bagi perusahaan
karena hal itu menunjukkan program
pemasaran perusahaan. (Ferrinadewi.
2008)
Berbagai macam promosi
dilakukan perusahaan untuk
mempengaruhi secara
menguntungkan pikiran maupun
perasaan publik supaya mendapatkan
tanggapan yang baik pula dari
konsumen, sehingga konsumen akan
mempunyai penilaian atau minat
untuk membeli terhadap merek
barang atau jasa. Apabila konsumen
memiliki minat dan sikap positif
terhadap produk tersebut, berarti
konsumen mempunyai kesan yang
baik pada produk tersebut. Sikap
konsumen yang positif terhadap
suatu produk akan mendorong
konsumen untuk membeli produk
3
tersebut. Begitu juga sebaliknya,
apabila konsumen mempunyai sikap
dan minat negatif tehadap produk
tersebut berarti konsumen
mempunyai kesan yang jelek
sehingga akan menurunkan minat
untuk membeli produk tersebut.
Berdasarkan data yang
diperoleh jumlah pengguna telepon
seluler di Indonesia dari tahun 2001
sampai 2005 terus meningkat dari 5,1
– 11,8 juta orang. Dari data dibawah
terlihat pada tahun 2001, jumlah
pengguna telepon seluler di
Indonesia telah berjumlah 6,3 juta.
Pada tahun 2002, jumlah pengguna
telepon seluler telah bertambah 5,1
juta orang yaitu mencapai 11,4 juta
orang dan kemudian bertambah
menjadi 19 juta orang di tahun 2003.
Tahun 2004 jumlah penggunanya
mencapai 29,8 juta orang dan tahun
2005 pengguna telepon seluler telah
bertambah 11,8 juta orang yaitu
mencapai 41,6 juta orang, serta
diprediksi akan terus bertambah pada
tahun-tahun yang akan datang,
kondisi ini membuat para produsen
telepon seluler harus selalu
mengembangkan inovasi produk
telepon selulernya, karena produk
telepon seluler harus dapat
mengetahui selera konsumen dan
mengikuti perkembangan teknologi
komunikasi ( Didik. 2006).
Table 1
Pengguna telepon seluler di
Indonesia Tahun 2001-2005
Tahun Jumlah
(juta
orang)
Pertumbuhan
(juta orang)
2001 6,3 -
2002 11,4 5,1
2003 19 7,6
2004 29,8 10,8
2005 41,6 11,8
(Didik. 2006)
Studi yang dilakukan pada
tahun 2007 oleh lembaga penelitian
ROA (Research On Asia) Group
mengungkapkan perkembangan
pasar ponsel Indonesia yang terus
tumbuh pesat. Diprediksikan juga
angka pertumbuhan tahun 2007
sampai 2010. Disebutkan, pengguna
ponsel di Indonesia tercatat sebanyak
68 juta pada akhir tahun 2006 dan
akan tumbuh menjadi 94,7 juta pada
tahun 2007. Pada tahun 2010, angka
pengguna ponsel di Indonesia pun
diprediksikan mencapai angka 133
juta. Sekitar separuh dari seluruh
populasi negeri ini yang diperkirakan
mencapai 250 juta jiwa, merupakan
pengguna ponsel. Indonesia pun
menempati peringkat ketiga pasar
4
ponsel terbesar di Asia setelah Cina
dan India (Kristo F,Y. 2010).
Berdasarkan hasil studi
tentang perilaku pengguna telepon
seluler yang telah dilakukan lembaga
riset AC NIELSEN di kota Jakarta
pada tahun 2005, konsumen lebih
memiliki teknologi, modal,
kemudian penggunaan dan fitur-fitur
(antara lain kamera/video,
radio/mp3, games, kapasitas memori
internal yang besar, layar warna,
polyponic ringtone, akses data, dll)
sebagai faktor utama dalam
menggunakan telepon seluler. Faktor
penting lainnya adalah harga, ukuran
handset, serta daya tahan dari telepon
seluler. Para produsen telepon seluler
harus lebih kreatif menciptakan fitur-
fitur dan model yang baru karena
semakin beragam merek telepon
seluler dengan berbagai fitur-fitur
yang ditawarkan kepada setiap merek
dapat membuat pengguna telepon
seluler berganti merek. Hal tersebut
harus dilakukan agar konsumen tidak
berpaling ke merek pesaing. Oleh
karena itu, para prudusen telepon
seluler harus menciptakan strategi
agar dapat terus bersaing di pasar,
salah satunya adalah dengan
membuat konsumen menjadi loyal
(Didik. 2006).
Berdasarkan data perusahaan
riset teknologi Gartner, prosentase
penjualan smartphone Android
mencapai 43.4 persen dibanding
kuartal kedua tahun lalu. Menyusul
setelahnya yakni perangkat OS
Nokia, Symbian, dengan prosentase
22.1 persen. Sementara itu, Apple
iOS yang dianggap sebagai pesaing
Android justru menempati posisi
ketiga dengan perolehan 18.2 persen.
Di bawah Apple diantaranya
Research in Motions dan OS yang
dikembangkan Samsung Bada-a.
Microsoft kembali merosot turun dari
minggu lalu dengan prosentase 1.9
persen karena perangkat OS
Windows Phone pada tahun lalu
masih bertahan dengan prosentase
4.9 persen (Gartner, 2012).
Tabel 2
Worldwide Smartphone Sales to
End Users
by Operating System in 2012
(Thousands of Units)
Opera
ting
System
2012
(Units
)
Mar
ket
Sha
re
(%)
2011 Mar
ket
Sha
re
(%)
Andro
id
(Sams
46,77
5.9
43.4 10,65
2.7
17.2
5
ung)
Symbi
an
(Nokia
)
23,85
3.2
22.1 25,38
6.8
40.9
iOS 19,62
8.8
18.2 8,743
.0
14.1
RIM
(BB)
12,62
5.3
11.7 11,62
8.8
18.7
Bada 2,055.
8
1.9 577.0 0.9
Micro
soft
1,723.
8
1.6 3,058
.8
4.9
Others 1,050.
6
1.1 2,010
.9
3.3
Total 107,7
40.4
100.
0
62,05
8.0
100.
0
Source: Gartner (August 2012)
Fenomena yang terjadi pada
tahun 2011-2012 adalah bahwa minat
beli handphone Samsung
berteknologi Android sangat diminati
oleh masyarakat dunia, dari tahun
2011-2012 mengalami peningkatan
yang sangat signifikan yaitu dari 17.2
% menjadi 43.4 %. Hal tersebut
membuat handphone berteknologi
android menduduki peringkat
pertama di dunia. Harapan dari
kenyataan diatas adalah minat beli
konsumen terhadap handphone tidak
hanya terpaku pada satu merek
(samsung android) namun di
berbagai merek misalnya Nokia,
Sony Ericcson, Blackberry dan lain-
lain. Dengan demikian dengan
meningkatnya minat beli konsomen
terhadap merek handphone Android,
hal ini menyebabkan merek-merek
handphone dari perusahaan lain
menjadi menurun dalam segi
penjualan.
Melihat kenyataan di atas
maka penulis tertarik untuk melihat
lebih jauh mengenai hal tersebut.
Permasalahan ini akan dilihat dalam
hubungan dengan minat membeli
pada konsumen, sehingga rumusan
masalah yang akan diteliti adalah
“apakah ada hubungan antara sikap
terhadap merek handphone dengan
minat membeli?. Dari rumusan
masalah tersebut penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan
judul : “hubungan antara sikap
terhadap merek handphone dengan
minat membeli”
LANDASAN TEORI
A. Minat Membeli
Menurut Kotler, Bowen dan
Makens (1999) mengenai minat beli :
minat beli timbul setelah adanya
proses evaluasi alternatif dan di
dalam proses evaluasi, seseorang
akan membuat suatu rangkaian
pilihan mengenai produk yang
6
hendak dibeli atas dasar merek
maupun minat.
Menurut Kotler dan Keller
(2003), “customer buying decision –
all
their experience in learning,
choosing, using, even disposing of a
product”. Yang
kurang lebih memiliki arti minat beli
konsumen adalah sebuah perilaku
konsumen dimana konsumen
mempunyai keinginan dalam
membeli atau memilih suatu produk,
berdasarkan pengalaman dalam
memilih, menggunakan dan
mengkonsumsi atau bahkan
menginginkan suatu produk.
Menurut Kotler dan Keller
(2003) “the consumer may also form
an intention to buy the most preffered
brand” yang berarti bahwa
konsumen mempunyai keinginan
untuk membeli suatu produk
berdasarkan pada sebuah merek.
B. Sikap terhadap Merek
Sikap terhadap merek
menurut Assael (dalam Suwito,
2007) adalah kecenderungan yang
dipelajari oleh konsumen untuk
mengevaluasi merek dengan cara
mendukung (positif) atau tidak
mendukung (negatif) secara
konsisten. Evaluasi konsumen
terhadap merek tertentu ini di mulai
dari sangat jelek sampai sangat
bagus.
Sikap terhadap merek
menurut Rossiter & Percy (dalam
Ferrinadewi, 2008) merupakan
evaluasi konsumen secara
menyeluruh terhadap merek dan
membentuk dasar yang digunakan
konsumen dalam keputusan dan
perilakunya. Obyek yang dievaluasi
oleh konsumen adalah pada persepsi
konsumen akan kemampuan merek
untuk memenuhi kebutuhan
konsumen. Evaluasi yang
menyeluruh ini akan menghasilkan
pemikiran dan perasaan yang
berbeda antara konsumen yang satu
dengan konsumen yang lain.
Perbedaan ini tak lepas dari fakta
bahwa evaluasi terhadap merek ini
diaktivasi oleh kesesuaian antara
merek dengan konsep dirinya (self
congruity) dengan kepribadian
mereknya.
7
C. Dinamika Hubungan antara
Sikap Terhadap Merek
Handphone dengan Minat
Membeli
Suatu produk handphone yang
mempunyai nama merek, kemasan
dan iklan yang menarik akan
mempengaruhi perhatian (kognitif)
dari konsumen. Adanya perhatian
dari konsumen menimbulkan
ketertarikan (afektif) dan rasa ingin
tahu tentang produk handphone
tersebut tentang apa saja
kelebihannya, berapa kapasitasnya
fasilitas-fasilitas apa yang
ditawarkan oleh handphone tersebut.
Hal itu menimbulkan keinginan dari
konsumen untuk memiliki
handphone tersebut (Minat).
Konsumen mempertimbangkan
manfaat dari produk handphone
dengan harga yang ditawarkan
produsen. Setelah yakin dan sesuai
dengan kebutuhan, konsumen akan
mengambil keputusan (Konasi) yang
akan mempengaruhi minat membeli.
Stimulasi berupa sikap
konsumen terhadap merek
handphone akan tinggi bila merek
handphone tersebut merupakan
merek handphone yang sedang
booming atau menjadi tren saat ini
seperti Samsung Galaxy Series
sehingga hal tersebut mempengaruhi
minat membeli konsumen yang
tinggi pula terhadap merek
handphone tersebut. Begitupula
sebaliknya sikap terhadap merek
handphone itu rendah bila merek
handphone tersebut merupakan
merek handphone yang tidak terkenal
seperti Motorola, Nexian, dan lain-
lain sehingga hal tersebut membuat
minat membeli konsumen menjadi
rendah.
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Peyrot dan Van
Doren (dalam Ferriandewi, 2008),
disimpulkan bahwa terdapat
hubungan positif antara sikap
terhadap merek dengan minat beli
konsumen. Hal ini terjadi ketika
konsumen merasa puas terhadap
produk/jasa yang di terima dari
suatu perusahaan penyedia
barang/jasa tersebut maka sangat
besar kemungkinan bagi konsumen
untuk melakukan pembelian. Hal
ini juga diperkuat oleh penelitian
Bentler dan Spencer (dalam
Ferriandewi, 2008) yaitu adanya
perilaku masa lampau yang dapat
8
mempengaruhi minat secara
langsung dan perilaku
mengkonsumsi ulang pada waktu
yang akan datang. Penelitian lain
yang juga dilakukan oleh Howard
dan Seth (dalam Ferriandewi, 2008)
memperlihatkan adanya variabel
tanggapan (response variabel) yaitu
keputusan untuk membeli, dimana
konsumen yang puas akan
melakukan konsumsi ulang pada
waktu yang akan datang dan
memberitahukan orang lain atas
kinerja produk atau jasa yang
dirasakannya.
D. Hipotesis
Berdasarkan teori-teori yang
telah dipaparkan diatas maka
hipotesis yang dapat diajukan adalah
“Ada hubungan positif antara sikap
terhadap merek handphone dengan
minat membeli”. Artinya, semakin
tinggi sikap terhadap merek
handphone maka akan semakin
tinggi pula minat membeli.
Begitupula sebaliknya, semakin
rendah sikap terhadap merek
handphone maka semakin rendah
pula minat membeli.
II. METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian dalam
penelitian ini menggunakan
pendekatan Kuantitatif
Identifikasi Variabel
.Variabel-variabel dalam
penelitian ini adalah:
Variabel bebas : Sikap Terhadap
Merek Handphone, dan
Variabel tergantung : Minat
Membeli
Subjek Penelitian
Bentuk sampel ini adalah
quota sample. Sampel dalam
penelitian ini adalah pengunjung
Singosaren Plaza Surakarta sejumlah
100 orang untuk digunakan sebagai
subyek penelitian. Teknik yang
digunakan dalam pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah
secara quota non random sampling,
karena tidak semua anggota populasi
mempunyai peluang atau kesempatan
yang sama untuk dapat dipilih
menjadi sampel penelitian.
Metode pengumpulan data
Menurut Hadi (2000) metode
pengumpulan data adalah suatu cara
9
yang dipakai oleh peneliti untuk
memperoleh data yang akan diteliti.
Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah metode inventori.
Alat pengumpulam data
Alat ukur yang digunakan
dalam penelitian ini adalah skala
psikologi yaitu skala sikap terhadap
merek dan skala minat membeli.
Bentuk pernyataan bersifat tertutup,
artinya subjek hanya memilih satu
diantara beberapa alternatif jawaban
yang disediakan yang sesuai dengan
keadaan dirinya, yaitu dengan
memberikan tanda silang.
Penyusunan aitem-aitem dalam skala
ini dikelompokkan menjadi aitem
favourable dan aitem unfavourable
dibuat dalam empat alternatif
jawaban yaitu Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan
Sangat Tidak Setuju (STS)
Validitas dan Reliabilitas
Pengujian validitas skala
sikap terhadap merek dan skala
minat membeli dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan
teknik korelasi Product Moment dari
Pearson (Hadi, 2000) dan dikoreksi
kembali dengan menggunakan
korelasi part whole.
Uji reliabilitas yang
digunakan adalah teknik analisis
varians yang dikembangkan oleh
Hoyt (Azwar, 2001).
Metode Analisis Data
Hadi (2000) mengemukakan
bahwa metode analisis data adalah
suatu metode yang digunakan untuk
mengolah dan menganalisis hasil
penelitian untuk dijadikan dasar
penarikan kesimpulan. Maka teknik
analisis statistik yang digunakan
adalah teknik korelasi Product
Moment dari Carl Pearson
III. ANALISIS DATA
Pelaksanaan uji coba
dilakukan pada tanggal 28 desember
2012 di Singosaren Plaza Surakarta.
Subyek yang digunakan sebagai
sampel penelitian berjumlah 100
orang. Dari 100 subyek yang telah
dibagikan skala didapat data yang
akan dihitung validitas dan
reliabilitas.
Uji validitas skala sikap
terhadap merek dari 30 aitem yang
10
diujikan terdapat 24 aitem yang valid
dan 6 aitem yang gugur yaitu nomor
4, 12, 14, 16, 18, dan 19. Aitem yang
valid mempunyai nilai corrected
item-total correlation bergerak dari
0.207 sampai 0,469 dan koefisien
reliabilitas alpha (a) = 0,802.
Sedangkan Uji validitas skala minat
membeli dari 40 aitem yang diujikan
terdapat 33 aitem yang valid dan 7
aitem yang gugur yaitu nomor 2, 5,
8, 13, 22, 31, dan 37. Aitem yang
valid mempunyai nilai corrected
item-total correlation bergerak dari
0,254 sampai 0,575 dan koefisien
reliabilitas alpha (a) = 0,865.
Pelaksanaan penelitian ini
dilakukan pada tanggal 28 Agustus
2012 sampai dengan 3 September
2012 di Singosaren Plaza Surakarta
dengan jumlah sampel 100 orang.
Dari 100 subyek yang dibagikan
skala, di dapat berupa data yang akan
digunakan untuk uji asumsi dan uji
hipotesis. Hasilnya yaitu 1. Uji
normalitas didapat variabel sikap
terhadap merek handphone diperoleh
nilai Kolmogorov-Smirnov Z (KS-Z)
Sebesar 0,729; p = 0,663 (p>0,05)
yang berarti sebarannya normal.
Variabel minat membeli diperoleh
nilai Kolmogorov-Smirnov Z (KS-Z)
Sebesar 0,678; p = 0,747 (p>0,05)
yang berarti sebarannya normal. 2.
Uji Linieritas diperoleh nilai Fhitung =
0,824 < Ftabel = 3,682 dan
probabilitas = 0,692 > 0,05 yang
berarti sikap terhadap merek
handphone dengan minat membeli
mempunyai korelasi linier.
IV. PEMBAHASAN
Hasil perhitungan teknik
analisis product moment Pearson
diperoleh nilai koefisien korelasi
korelasi (rxy) sebesar = 0,421, p =
0,000 (p<0,01). Hasil ini
menunjukan ada korelasi positif yang
sangat signifikan antara sikap
terhadap merek handphone dengan
minat membeli, dengan demikian
dapat diinterpretasikan bahwa
variabel sikap terhadap merek
handphone dapat dijadikan sebagai
prediktor (variabel bebas) untuk
memprediksikan atau mengukur
minat membeli. Semakin tinggi sikap
terhadap merek handphone maka
semakin tinggi pula minat membeli
pada subjek penelitian. Sebaliknya
semakin rendah sikap terhadap
merek handphone maka semakin
11
rendah pula minat membeli pada
subjek penelitian.
Hasil Penelitian ini sesuai
pendapat yang dikemukakan Rossiter
& Percy (dalam Ferrinadewi, 2008)
sikap terhadap merek merupakan
evaluasi konsumen secara
menyeluruh terhadap merek dan
membentuk dasar yang digunakan
konsumen dalam keputusan dan
perilakunya. Obyek yang dievaluasi
oleh konsumen adalah pada persepsi
konsumen akan kemampuan merek
untuk memenuhi kebutuhan
konsumen. Evaluasi yang
menyeluruh ini akan menghasilkan
pemikiran dan perasaan yang
berbeda antara konsumen yang satu
dengan konsumen yang lain.
Perbedaan ini tak lepas dari fakta
bahwa evaluasi terhadap merek ini
diaktivasi oleh kesesuaian antara
merek dengan konsep dirinya (self
congruity) dengan kepribadian
mereknya.
Penelitian yang dilakukan
oleh Howard dan Seth (dalam
Ferriandewi, 2008) pun menyatakan
jika suatu merek mampu
memberikan kepuasan, maka potensi
merek dalam memenuhi alasan
keinginan membeli tersebut pasti
akan meningkat, dengan demikian
kemungkinan pembeli membeli
merek tersebut juga akan meningkat.
Pembelian yang berulang kali
terhadap satu atau lebih merek dan
merek tersebut memuaskan maka
kemungkinan besar pembeli tersebut
akan menunjukkan satu proses
keputusan pembelian yang rutin,
yang dalam tahap-tahap pembelian
selanjutnya akan terstruktur dengan
baik, sehingga mendorong
percepatan proses pengambilan
keputusan membeli.
Nilai koefisien determinan
(Rsquare) sebesar 0,178 menunjukan
bahwa sikap terhadap merek
handphone memberikan sumbangan
terhadap minat membeli sebesar
17,8%, sedangkan sisanya 82,2%
disumbangkan oleh faktor lain
misalnya faktor produk (harga dan
kualitas), sosial , psikologis,
ekonomi (trend terkini), dan budaya.
Berdasarkan hasil penelitian
diketahui variabel sikap terhadap
merek diperoleh mean empirik (ME)
= 74,53 dan mean hipotetik (MH) =
60, menunjukan sikap terhadap
merek handphone pada subjek
12
penelitian tergolong tinggi. Mean
empirik pada variabel minat membeli
yaitu ME = 97,61 dan mean hipotetik
yaitu MH = 82,5 nilai menunjukkan
minat membeli berada pada kategori
tinggi. Kondisi sikap terhadap merek
handphone dan minat membeli yang
tergolong tinggi dapat
diinterpretasikan aspek-aspek yang
terdapat pada sikap terhadap merek
handphone yaitu aspek kognitif
(perhatian), afektif (perasaan) dan
konatif (tindakan membeli) hampir
sepenuhnya dimiliki subjek. Begitu
pula aspek variabel minat membeli
yang terdiri dari keinginan,
ketertarikan, keyakinan, perhatian
dan keputusan hampir sepenuhnya
menjadi bagian dari karakter subjek
penelitian.
V. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data
diatas dapat diperoleh suatu
kesimpulan, yaitu :
1. Ada hubungan positif yang sangat
signifikan antara sikap terhadap
merek handphone dengan minat
membeli. Hal ini ditunjukan
dengan hasil korelasi product
moment diperoleh hasil 0,421, p =
0,000 (p<0,01)
2. Hasil kategori sikap terhadap
merek handphone tergolong tinggi
dengan nilai rerata empirik 74,53.
3. Hasil kategori minat membeli
kategori tergolong tinggi dengan
rerata empirik 97,61.
4. Hasil analisis data diperoleh
koefisien determinan (r2) sebesar
0,178 sehingga sumbangan sikap
terhadap merek handphone
terhadap minat membeli sebesar
17,8% yang berarti masih terdapat
82,2% variabel lain yang
mempengaruhi.
Saran-saran
1. Bagi konsumen disarankan
untuk mempertahankan minat
membeli dengan memperhatikan
kualitas barang seperti
banyaknya fasilitas yang
dimiliki setiap produk, hasil
gambar yang dihasilkan bagus
atau handphone dapat bertahan
lama sehingga hasil produk yang
berkualitas dapat diterima oleh
konsumen.
2. Bagi pemilik toko disarankan
untuk mempertahankan dalam
13
menjual barang yang berkualitas,
dengan cara sebagai berikut :
a. Pemilik toko memberikan
rasa perhatian dan
kepedulian terhadap keluhan
konsumen yang
membutuhkan merek-merek
tertentu.
b. Pemilik toko meningkatkan
fasilitas-fasilitas yang
memberi keyakinan pada
konsumen bahwa hasil
barang yang dijual adalah
barang yang berkualitas
sehingga dapat
meningkatkan minat
konsumen untuk membeli.
c. Pemilik toko dalam
mengiklankan hasil produk
secara menarik sehingga
konsumen berminat untuk
membeli handphone yang
ditawarkan.
3. Bagi peneliti lain disarankan
sebagai berikut :
a. Penelitian selanjutnya,
khususnya dalam sifat
terhadap merek handphone
lebih difokuskan pada suatu
merek tertentu atau dapat
juga dikembangkan melalui
perbandingan dari beberapa
merek handphone.
b. Diharapkan menggunakan
referensi dari buku terkait
dengan teori-teori yang anda
kaji bukan dari skripsi.
c. Diharapkan dalam validitas
alat ukur menggunakan
korelasi part whole yaitu 0,3.
Karena angka tersebut
adalah sangat sempurna
untuk sebuah validitas alat
ukur.
VI. Daftar Pustaka
Azwar. 2001. Reliabilitas dan
Validitas. Yogyakarta: Sigma
Alpha
Didik. 2006. Jumlah Pemakai
Handphone di Indonesia Tahun
2001-2005 diperoleh dari
http://harianBerita.com, diakses
pada tanggal 30 september
2011, jam 15.45 WIB.
Ferrinadewi, E. 2008. Merek dan
Psikologi Konsumen.
Yogyakarta: Graha Ilmu
14
Gartner. 2012. Penjualan Perangkat
Berbasis Android Meningkat di
Kuartal Kedua 2012. diperoleh
dari http://wowkeren.com
diakses pada tanggal 28
Februari 2012, jam 19.45 WIB.
Hadi, S. 2000. Metodologi Research.
Jilid III. Yogyakarta: Andi
Offset.
Kotler, P., Bowen, J., & Makens, J.
1999. Marketing for
hospitality and tourism (2nd
ed). Upper Saddle River, NJ
: Prentice-Hall, Inc.
Kotler, P. & Keller, KL. 2003.
Marketing Management
Analysis, Planning,
Implementation and control.
8th ed. Englewood Cliffs, NJ :
Prentice-Hall, Inc.
Kristo F,Y. 2010. Pengguna Ponsel
Indonesia Capai Separuh
Populas. diperoleh dari
http://detikinet.com, diakses
pada tanggal 30 september
2011, jam 15.45 WIB.
Suwito, Alfiant. 2007. Pengaruh
Sikap Terhadap Merek Dan
Sikap Tehadap Iklan Pada
Minat Membeli Konsumen.
Skripsi (Tidak Diterbitkan).
Surakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Mahammadiyah
Surakarta.
top related