DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA · PDF filelokasi tempat pemrosesan akhir sampah berpotensi melepas gas Methane (CH4) yang dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca
Post on 06-Feb-2018
230 Views
Preview:
Transcript
PEMERINTAH KOTA DENPASAR
TPST-3R DESA KESIMAN KERTALANGU
DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN
KOTA DENPASAR
VISI DAN MISI
VISI
Meningkatkan Kebersihan dan Keindahan Kota Denpasar Yang Kreatif dan
Berwawasan Budaya Dalam Keseimbangan dan Keharmonisan.
Misi
1. Meningkatkan Managemen Pengelolaan Kebersihan Kota Denpasar yang
Berwawasan Lingkungan.
2. Meningkatkan Keindahan Kota Denpasar Melalui Pendekatan Budaya
Kreatif.
3. Meningkatkan Pelayanan Publik dan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.
4. Memberdayakan Masyarakat Kota Denpasar Dalam Pengelolaan
Kebersihan dan Keindahan.
I. PENDAHULUAN Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandang
sampah sebagai barang sisa yang tidak berguna, bukan sebagai
sumber daya yang perlu dimanfaatkan. Masyarakat dalam
mengelola sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke tempat
pemrosesan akhir sampah tanpa proses pemilahan terlebih
dahulu. Padahal, timbunan sampah dengan volume yang besar di
lokasi tempat pemrosesan akhir sampah berpotensi melepas gas
Methane (CH4) yang dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca
dan memberikan kontribusi terhadap pemanasan global.Dari
kejadian tersebut maka TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu
membuat program untuk melestarikan lingkungan dengan cara
mengurangi sampah yang dibuang ke TPA dan memanfaatkan
sampah tersebut dengan cara memilah sampah menjadi organik
dan non-organik. Sampah organik akan dimanfaatkan sebagai
penghasil gas methane dan kompos, sedangkan sampah non-
organik akan didaur ulang kembali menjadi barang yang lebih
bermanfaat. Pengelolaan sampah yang dilakukan di TPST-3R Desa
Kesiman Kertalangu dapat mengolah sampah warga sebesar 85%
yaitu diantaranya memilah sampah non-organik sebesar 30%,
mengolah sampah organik sebagai penghasil gas methane serta
kampos sebesar 55% dan hanya sebesar 15% residu yang dibuang
ke TPA karena sampah sudah tidak dapat diproses kembali seperti
pempers, pembalut, dan lain-lain.
II. KEGIATAN DI TPST-3R DESA KESIMAN
KERTALANGU 1. Proses Pengangkutan
Tahap pengangkutan ini dilakukan oleh Masyarakat Desa
Kesiman Kertalangu dengan Dump Truck bantuan dari Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Denpasar untuk mengangkut
sampah dari warga Desa Kesiman dan mengoprasikan 1 Dump
Truck dan 2 Truck Disel pengangkut sampah untuk mengangkut
sampah warga. Sampah yang sudah diangkut selanjutnya akan
dibawa ke TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu untuk dilakukan
pemerosesan selanjutnya.
2. Proses Pembongkaran Sampah
Tahap pembongkaran sampah ini dilakukan di TPST-3R Desa
Kesiman Kertalangu dengan menurunkan sampah warga yang
sudah diangkut menggunakan 1 Dump Truck dan 2 Truck Disel
Pengangkut Sampah kemudian ditumpahkan di Area Zona
Pemilahan.
3. Proses Pemilahan Sampah
Tahap pemilahan sampah dilakukan menggunakan
tenaga pemilah sampah manual dengan memanfaatkan tenaga
kerja Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Denpasar untuk
memilahkan sampah di Zona Pemilahan. Terdapat 10 orang
pekerja khusus untuk menangani proses pemilahan sampah.
Proses pemilahan ini dilakukan dengan mengklasifikasikan sampah
sesuai kriteria yang ada. Terdapat beberapa kriteria klasifikasi
sampah yaitu limbah plastik, limbah organik, limbah kertas,
limbah B3 , dan limbah logam besi. Setelah proses pemilahan
terlaksana, sampah-sampah yang sudah ditampung sesuai kriteria
akan dilakukan pemerosesan selanjutnya. Limbah Non-Organik
yang dihasilkan melalui proses pemilahan akan dijual ke Bank
Sampah yang ada di Kecamatan Denpasar Timur dan limbah B3
akan diolah khusus dengan dibawa ke Rumah Sakit Umum Sanglah
untuk dilakukan proses lebih lanjut. Sedangkan limbah organik
akan dibagi kembali menjadi 2 klasifikasi yaitu limbah daun dan
limbah sisa makanan atau biasa dikatakan limbah campuran
organik.
4. Proses Pemindahan sampah Organik ke Block Cell
Tahap pemindahan ini dilakukan dengan mengangkut sampah
organik ke dalam block cell , block cell yang dimaksud adalah
sejenis kolam berbentuk persegi panjang dengan ukuran 4x6x2
meter yang sudah di plester dengan semen dan di cat dengan cat
tahan air. Sampah sisa makanan atau sampah campuran akan
dimasukkan kedalam Block Cell 1 dan Sampah daun akan di
letakkan di Block Cell 2.
4. Tahap Pemerosesan di Block Cell 1
Tahap pemerosesan ini terlebih dahulu menggunakan
seperangkat alat dan desain untuk dapat menghasilkan gas
methane dari timbunan sampah. Terlebih dahulu block cell akan di
tanamkan 2 buah pipa PPC berdiameter 10 cm untuk dapat
menyalurkan gas methane ke kompor, pipa tersebut di desain
dengan lubang-lubang kecil pada bagian bawah pipa agar gas
methane dapat masuk ke dalam pipa dan dapat disalurkan , pada
dasar block cell terdapat pipa untuk menyalurkan air lindi atau air
yang di hasilkan dari timbunan sampah ke dalam bak atau sumur
penampungan air lindi. Kemudian proses pengelolaan sampah
organik dilakukan dengan mengumpulkan sampah organik dari
sisa makanan atau sampah campuran yang kemudian dicacah
terlebih dahulu dan ditumpuk sampai ketinggian 2 meter.
Timbunan sampah yang ada di Block Cell ini akan ditimbun
kembali dengan tahan hingga mencapai ketebalan 20 cm untuk
mempercepat proses mengeluarkan gas. Setiap harinya timbunan
sampah di Block Cell ini akan disiram sebanyak 2 kali pagi dan sore
hari, hal ini dilakukan agar sampah lebih cepat membusuk dan
menghasilkan gas. Setelah sampah di tutup hingga kurang lebih 3-
4 bulan , sampah yang ada di block cell 1 akan di bongkar kembali
karena sudah tidak efektif lagi menghasilkan gas methane. Setelah
sampah di bongkar , sampah akan di proses kembali untuk
menjadi pupuk kompos yaitu dengan menyaring kompos dan
memasukkannya kedalam kemasan karung beras.
6. Tahap Pemerosesan di Block Cell 2
Tahap pemerosesan pada Block Cell 2 ini dilakukan
dengan memanfaatkan sampah daun yang dihasilkan dari proses
pemilahan setiap harinya. Pada Block Cell 2 terdapat pipa yang
sama pada block cell 1 untuk memanfaatkan gas methane yang
ada dalam timbunan sampah dan pada bagian dasar Block Cell di
tanamkan sebuah pipa untuk menyalurkan air lindi ke kolam
penampungan air lindi. Pada block cell 2 proses pemanasan
menggunakan sinar matahari langsung. Setelah sampah pada
Block cell 2 tidak efektif menghasilkan gas methane kurang lebih
3-4 bulan maka sampah yang ada di block cell 2 akan dibongkar
dengan terlebih dahulu mencacah sampah dan mendiamkan
sampah tersebut selama 10 hari. Dalam proses mendiapkan
sampah akan diselingi proses membulak-balikan sampah dan
menyiram sampah. Setalah kompos matang , kompos di saring
dan terakhir adalah proses pengemasan dengan memanfaatkan
karung beras bekas untuk mengemas kompos sehingga kompos
siap digunakan dan diedarkan.
7. Proses Pemanfaatan Air Lindi dari Timbunan Sampah
Air lindi dari timbunan sampah ini terlebih dahulu akan melalui
beberapa proses untuk dapat di manfaatkan menjadi pupuk cair.
Tahap pemerosesan ini dilakukan dengan terlebih dahulu
mencampur air lindi dengan air dan air gula merah. Komposisi
pencampuran ini yaitu 1 liter air lindi akan dicampur dengan 10
liter air dan 10 liter air gula yang kemudian difermentasi selama 2
minggu. Setelah selesai di fermentasi air lindi tersebut tidak
langsung dapat di gunakan namun harus mencampur kembali
dengan air. Komposisi pencampuran tersebut yaitu 1 liter air lindi
yang sudah difermentasi dicampurkan dengan 10 liter air untuk
dapat menggunakan air lindi ini menjadi pupuk cair.
8. Proses Pelestarian Lingkungan
Tahap pelestarian lingkungan dilakukan dengan sistem
tumpang sari dimana TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu menanam
lebih kurang 11 macam sayuran dan memelihara sekitar 2.000
ekor ikan lele , dan 3 ekor kelinci. Untuk memberi makan ikan lele
biasanya tenaga kerja yang ada di TPST-3R Desa Kesiman
Kertalangu mengumpulkan ulat belatung dari timbunan sampah
warga yang sedang dipilah dan mengumpulkan ulat belatung dari
block cell 2 untuk memberi makan ikan lele dan memetik sayuran
yang tumbuh subur di kebun TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu
untuk memberi makan kelinci. Untuk membuat tanaman menjadi
subur maka TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu memanfaatkan
pupuk kompos yang dihasilkan dari timbunanan sampah dan
pupuk cair yang di hasilkan dari air lindi sampah untuk menyiram
tanaman , sehingga tanaman menjadi subur dan semua yang
digunakan adalah bahan organik. Tanaman yang dihasilkan dari
kebun TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu berbuah dengan cepat,
subur dan memiliki ukuran yang lebih besar serta sehat untuk
dikonsumsi karena semua yang digunakan tanpa mengandung
bahan atau zat kimia. Biasanya hasil dari panen tanaman dijual ke
masyarakat yang datang untuk membeli sayuran dan uang yang
dihasilkan dari penjualan akan dicatat ke dalam buku kas dan
digunakan untuk biaya perawatan kebun TPST-3R Desa Kesiman
Kertalangu.
top related