perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH PROGRAM ... · KATA PENGANTAR kehadirat Tuhan YME atas segala limpahan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
Post on 16-Nov-2020
3 Views
Preview:
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH PROGRAM PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG)
TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS XII
PROGRAM KEAHLIAN PENJUALAN SMK NEGERI 1 SUKOHARJO
TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh :
RINTA PURNAMA SARI
K 7406024
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGARUH PROGRAM PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG)
TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS XII
PROGRAM KEAHLIAN PENJUALAN SMK NEGERI 1 SUKOHARJO
TAHUN AJARAN 2010/2011
Oleh :
RINTA PURNAMA SARI
K 7406024
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Prof. Dr. Trisno Martono, MM
NIP. 1951 03 31 1976 03.1.003
Pembimbing II
Leny Noviani, S.Pd, M. Si
NIP. 1979 03 11 2005 01. 2. 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Jum’at
Tanggal : 3 Juni 2011
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Sudarno, S.Pd, M.Pd . ……………….
Sekretaris : Dra. Sri Wahyuni, MM ……………….
Anggota I : Prof. Dr. Trisno Martono, MM ...……………..
Anggota II : Leny Noviani, S.Pd, M.Si ……………….
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 1960 07 27 1987 02.1.001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Rinta Purnama Sari. PENGARUH PROGRAM PENDIDIKAN SISTEM
GANDA (PSG) TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA
KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN PENJUALAN SMK NEGERI 1
SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil tentang pengaruh
program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) terhadap minat berwirausaha pada
siswa kelas XII program keahlian penjualan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
1 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII program keahlian
penjualan SMK Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran 2010/ 2011 yang berjumlah 76
siswa. Seluruh populasi dalam penelitian ini merupakan subyek penelitian, jadi
penelitian ini merupakan penelitian populasi. Teknik pengumpulan data
menggunakan metode dokumentasi dan angket. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis regresi sederhana dengan pengujian hipotesis
menggunakan uji t. Uji prasyarat analisis adalah: uji normalitas, uji
heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: adanya pengaruh yang
signifikan antara Program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) terhadap minat
berwirausaha pada siswa kelas XII Program Keahlian Penjualan SMK Negeri 1
Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011. Berdasarkan hasil dari thitung > ttabel atau 5,994
> 1,670 pada taraf signifikansi 5% dengan N=76. Kontribusi Pendidikan Sistem
Ganda terhadap minat berwirausaha adalah sebesar 32,69%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Rinta Purnama Sari. THE INFLUENCE OF DUAL SYSTEM EDUCATION
PROGRAM (PSG) TOWARDS ENTREPRENEURSHIP INTEREST TO
CLASS XII STUDENTS SALES SKILLS PROGRAM SMK NEGERI 1
SUKOHARJO ACADEMIC YEAR 2010/2011. Thesis, Surakarta: Faculty of
Teaching and Education. Sebelas Maret University. June 2011.
The purpose of this research is to obtain result about the influence of
Dual System Education program (PSG) towards entrepreneurship interest to class
XII students sales skills program SMK Negeri 1 Sukoharjo academic year
2010/2011.
This research uses quantitative descriptive research methods. The
population in this research are all students in grade XII sales skills program SMK
Negeri 1 Sukoharjo academic year 2010/2011, amounting to 76 students. The
entire population in this study is the subject of research, so this research is the
study population. The data collection techniques using the method of
documentation and questionnaire. The data analysis techniques used is simple
regression analysis with hypothetic examination using t test. The analysis criteria
tests are: normality test, heteroscedasticity and auto correlation test.
Based on the results of the research concluded: there is significant
influence between the Dual System Education Program (PSG) towards
entrepreneurship interest to class XII students sales skills program SMK Negeri 1
Sukoharjo academic year 2010/2011. Based on the results of tcount> ttable or 5.994>
1.670 at significance level of 5% with N = 76. The contribution of Dual System
Education towards entrepreneurship interest is as much as 32,69%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”
(QS. Al Insyirah: 7)
“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kalian berusaha, maka berusahalah
kalian”
(H.R. Thabrani)
“Sabar dan terus berjuang untuk mencapai kesuksesan”
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan untuk:
Ibu dan Bapakku tercinta yang telah
membesarkan dan mendidikku dengan
penuh cinta dan kasih sayang.
Adikku dan keponakanku yang
memberikan keceriaan.
Kekasihku yang selalu menemaniku dan
menyemangatiku.
Sahabat-sahabatku seperjuangan dan
Teman-teman PTN Angkatan 2006.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
Almamater.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas segala
limpahan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
”PENGARUH PROGRAM PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG)
TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS XII
PROGRAM KEAHLIAN PENJUALAN SMK NEGERI 1 SUKOHARJO
TAHUN AJARAN 2010/2011”.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan berbagai pihak akhirnya kesulitan
yang timbul dapat teratasi. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, atas ijin penulisan
skipsi ini.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta, atas ijin penulisan skipsi ini.
3. Drs. Sutaryadi, M. Pd., Ketua Program Pendidikan Ekonomi yang telah
memberikan izin penulisan skripsi;
4. Sudarno, S.Pd. M.Pd., selaku Ketua Program Pendidikan Tata Niaga Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, atas
disetujuinya penulisan skripsi ini.
5. Prof. Dr. Trisno Martono selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
6. Leny Noviani, S.Pd, M.Si selaku Pembimbing Pendamping yang telah
memberikan masukan, dorongan, bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
7. Mintasih Indriayu, S.Pd, M.Pd selaku Pembimbing Akademis yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama di bangku perkuliahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
8. Dosen Prodi Ekonomi BKK PTN yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan
sehingga dapat menunjang terselesainya skripsi ini.
9. Drs. Haryanto M.Pd, selaku Kepala SMK Negeri 1 Sukoharjo yang telah
memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
10. Siswa kelas XII Program Keahlian Penjualan SMK N 1 Sukoharjo atas
kesediaannya menjadi responden dalam penelitian ini.
11. Teman-teman PTN angkatan 2006 atas segala dukungan dan persahabatan
yang indah.
12. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah
membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan dari
pembaca guna dapat memperbaiki penulisan yang akan datang. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan.
Surakarta, Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iv
ABSTRAK ............................................................................................... v
HALAMAN MOTTO ............................................................................ vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................ viii
KATA PENGANTAR ............................................................................ ix
DAFTAR ISI ........................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xv
BAB I . PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………… 1
B. Perumusan Masalah ………………………………………... 4
C. Tujuan Penelitian ………………………………………….. 5
D. Manfaat Penelitian …………………………………………. 5
BAB II . LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka …………………………………………... 6
1. Manajemen Pendidikan …………………………………. 6
2. Pendidikan Kejuruan ……………………………………. 14
3. Pendidikan Sistem Ganda ……………………………….. 16
4. Peran Pendidikan Dalam Mengembangkan Kualitas SDM.. 22
5. Minat Berwirausaha ……………………………………… 23
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ……………………………… 30
C. Kerangka Berfikir …………………………………………… 30
D. Perumusan Hipotesis…………………………………………. 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian………………………………. 33
B. Populasi …………………………………………………….. 33
C. Teknik Pengumpulan Data …………………………………. 34
D. Rancangan Penelitian ………………………………………. 36
E. Teknik Analisis Data ……………………………………….. 37
F. Hasil Try Out ………………………………………………. 41
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ………………………………………………… 42
1. Deskripsi Lokasi Penelitian ………………………………. 42
2. Deskripsi Data Penelitian …………………………………. 45
B. Pengujian Prasyarat Analisis ………………………………….. 47
1. Uji Normalitas …………………………………………….. 47
2. Uji Heterokedastisitas…………………………………....... 48
3. Uji Autokorelasi …………………………………………... 48
C. Pengujian Hipotesis …………………………………………… 49
1. Pengujian Hasil Analisis Data …………………………….. 49
2. Penafsiran Pengujian Hipotesis …………………………… 51
3. Masalah Yang Dihadapi ………………………………….. 51
4. Kesimpulan Pengujian Hipotesis …………………………. 52
D. Pembahasan Hasil Analisis Data ……………………………... 52
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ……………………………………………………… 55
B. Implikasi ……………………………………………………… 58
C. Saran ………………………………………………………….. 58
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 60
LAMPIRAN …………………………………………………………….. 62
PERIJINAN …………………………………………………………….. 109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Tabel Statistik PSG 45
Tabel 2. Tabel Statistik Berwirausaha 46
Tabel 3. Tabel Model Summary 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Berfikir 32
Gambar 2. Struktur Organisasi SMK N 1 Sukoharjo 44
Gambar 3. Normal P-P Plot 47
Gambar 4. Scatterplot 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Jadwal Penelitian 60
Lampiran 2. Matrik Angket 61
Lampiran 3. Surat Pengantar Angket 62
Lampiran 4. Angket Penelitian 63
Lampiran 5. Daftar Nama Anggota Try Out 69
Lampiran 6. Tabel Try Out Angket Variabel X 71
Lampiran 7. Perhitungan Validitas Variabel X 75
Lampiran 8. Perhitungan Reliabilitas Variabel X 77
Lampiran 9. Tabel Try Out Angket Variabel Y 78
Lampiran 10. Perhitungan Validitas Variabel Y 80
Lampiran 11. Perhitungan Reliabilitas Variabel Y 81
Lampiran 12. Daftar Nama Anggota Penelitian 82
Lampiran 13. Tabulasi Data Variabel X 85
Lampiran 14. Tabulasi Data Variabel Y 91
Lampiran 15. Data Induk Penelitian 95
Lampiran 16. Tabel Deskripsi Data Variabel X 97
Lampiran 17. Tabel Deskripsi Data Variabel Y 98
Lampiran 18. Gambar Uji Normalitas 99
Lampiran 19. Gambar Uji Heterokedastisitas 100
Lampiran 20. Gambar Uji Autokorelasi 101
Lampiran 21. Tabel Uji Hipotesis Regresi 102
Lampiran 22. Sumbangan Efektif & Sumbangan Relatif 103
Lampiran 23. Tabel r Product Moment 104
Lampiran 24. Tabel t 105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan yang dilakukan di Negara kita pada hakekatnya adalah
dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan
masyarakat Indonesia seluruhnya. Pembangunan nasional tersebut tidak hanya
mengejar kemajuan fisik saja, tetapi juga kemajuan mental spiritual yang
dilakukan selaras, serasi, dan seimbang.
Pada era globalisasi ini, dimana teknologi yang sudah semakin maju
dibutuhkan sumber daya manusia yang terampil. Memang banyak sumber daya
manusia yang dimiliki oleh negara kita, namun Sumber Daya Manusia (SDM)
tersebut tidak seperti apa yang diharapkan oleh setiap Dunia Usaha/ Dunia
Industri (DU/DI). SDM yang diharapkan yaitu memiliki pengetahuan, ketrampilan
dan sikap kerja yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam usaha
menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas. Hal ini ditegaskan dalam
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 (Bab II Pasal 3) tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang antara lain menyatakan: pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Hasbullah, 2005).
Pendidikan Nasional merupakan suatu sistem pendidikan terpadu yang
mencakup semua jenis, satuan, jalur, jenjang, dan kegiatan pendidikan yang
bekaitan satu sama lain, ditata secara sistematis sebagai upaya untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional. Salah satu jenis sekolah lanjutan tingkat atas adalah
SMK. Standar isi pendidikan sekolah kejuruan itu berkaitan langsung dengan
proses industrialisasi atau dunia usaha, terutama jika dikaitkan dengan fungsinya
sebagai produsen tenaga kerja menengah.
Pendidikan Sistem Ganda dilakukan dalam rangka kerjasama antara pihak
sekolah dengan industri sebagai mitra kerja. Mitra adalah penting mengingat
bahwa tujuan instruksional tentang satuan pendidikan kejuruan adalah mencetak
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
lulusan yang siap pakai atau siap kerja, sehingga PSG sangat diperlukan. Karena
dengan PSG ini, proses belajar adalah dengan menggabungkan antara belajar teori
di bangku sekolah dengan belajar di dunia industri. Para siswa dapat secara
langsung mengaplikasikan teori yang mereka peroleh di sekolah dengan praktek
langsung di dunia usaha/industri, sehingga siswa mempunyai pengalaman kerja,
etos kerja yang baik, meningkatkan kemampuan dan ketrampilan yang menunjang
sebagai usaha adanya peningkatan mutu dan kualitas lulusan SMK.
Setiap DU/DI harus mengadakan penseleksian terhadap orang yang
melamar pekerjaan dan harus mengadakan pendidikan tambahan (trainning)
terhadap setiap karyawannya, untuk mendapatkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Semua itu membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit, oleh
sebab itu pemerintah mulai mencari pemecahan masalah sumber daya manusia
tersebut.
Pada saat ini, sangat dibutuhkan tenaga kerja yang berkualitas agar
mampu membuat produk-produk unggulan yang mampu bersaing di pasar bebas.
Kebutuhan calon tenaga kerja yang berkualitas untuk memenuhinya dibutuhkan
suatu sistem pendidikan dan pelatihan yang berkualitas yakni, sistem pendidikan
yang secara langsung terkait dengan tuntutan dan kebutuhan dunia kerja,
direncanakan dan di evaluasi bersama.
Salah satu upaya untuk menghadapi tantangan diatas, telah ditetapkan
suatu kebijakan yang bertujuan mewujudkan relevansi pendidikan dengan
kebutuhan dunia kerja yang disebut “keterkaitan dan kesepadanan” (link and
match). Salah satu bentuk perwujudan kebijakan pada Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) adalah diterapkannya Pendidikan Sistem Ganda (PSG).
Pada kenyataaanya kondisi SMK masih belum memiliki kualifikasi
kemampuan seperti yang diharapkan oleh dunia kerja. Hal ini bisa dilihat dari
masih banyaknya kritik terhadap SMK mengenai lulusannya yang kurang di-
persiapkan dengan baik untuk memasuki lapangan kerja, masih banyaknya lulusan
SMK yang masih menganggur, dan lulusan yang bekerja masih ditraining lagi
oleh DU/DI.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Khusus mengenai SMA dan SMK Depdiknas memiliki kebijakan untuk
meningkatkan rasio SMK lebih besar dari pada SMA, yaitu 70% SMK dan 30%
SMA pada akhir tahun 2015. Kebijakan ini merupakan salah satu bentuk
kesadaran bahwa bangsa Indonesia masih banyak memerlukan tenaga kerja
tingkat menengah dari pada tingkat tinggi. Kebijakan tersebut tidak dapat
diterapkan secara seragam di seluruh wilayah di Indonesia, melainkan harus
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing wilayah tersebut (www:
http//digilib.itb.ac.id).
Keadaan perekonomian bangsa Indonesia yang semakin menurun
menyebabkan pemerintah mengalami kesulitan dalam hal penyediaan lapangan
pekerjaan, oleh karena itu bangsa Indonesia membutuhkan orang-orang yang
mampu menciptakan peluang kerja. Berwirausaha dipandang sebagai salah satu
bentuk usaha untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat. Selain itu,
dengan berwirausaha memungkinkan terciptanya lapangan kerja baru sehingga
pengangguran dapat ditekan jumlahnya.
Salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk menumbuhkan
kesadaran berwirausaha adalah melalui jalur pendidikan yaitu dengan jalan
memasukkan mata diklat kewirausahaan ke dalam kurikulum pendidikan. SMK
merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang bertugas mempersiapkan
peserta didiknya menjadi tenaga kerja yang produktif, berpengetahuan luas,
terampil, dan siap memasuki dunia kerja. Pengetahuan siswa tentang
kewirausahaan dapat diperoleh dengan cara memberikan pelajaran kewirausahaan
di sekolah. Tinggi rendahnya pengetahuan kewirausahaan siswa diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan dan ketrampilan siswa tentang berwirausaha yang
nantinya akan menjadi bekal ketika siswa akan memasuki dunia kerja.
Menyadari dari adanya kelemahan SMK khususnya kesenjangan
kemampuan lulusan yang tidak memenuhi kualifikasi DU/DI, maka Departemen
Pendidikan Nasional melalui Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan telah
mengembangkan pola penyelenggaraan pendidikan kejuruan, baik melalui unit
produksi maupun program sekolah seutuhnya. Dalam hal ini, Depdiknas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
menerapkan konsep Pendidikan Sistem Ganda pada SMK sebagai alternatif
pemecahannya.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Sukoharjo merupakan
SMK Bisnis dan Manajemen yang melaksanakan model Pendidikan Sistem
Ganda. Bedasarkan wawancara awal dengan Kepala Sekolah SMK N 1
Sukoharjo, fenomena yang bisa ditangkap yaitu : 1) Implementasi PSG belum
seperti yang diharapkan, yaitu lulusan yang bekerja masih ditraining lagi oleh
DU/DI, 2) Pembelajaran dan pelatihan yang terjadi di industri masih terkesan
tertutup, 3) Banyak lulusan yang tidak tertampung di dunia kerja lebih memilih
menganggur dan menunggu datangnya pekerjaan daripada berwirausaha atau
membuka usaha sendiri.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dirumuskan judul
penelitian sebagai berikut: “PENGARUH PROGRAM PENDIDIKAN SISTEM
GANDA (PSG) TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA
KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN PENJUALAN SMK NEGERI 1
SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011”.
B. Perumusan Masalah
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) adalah suatu bentuk penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematik
dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian
yang diperoleh melalui bekerja langsung di dunia kerja, dan terarah untuk
mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu. Sedangkan minat adalah
sesuatu dengan apa anak mengidentifikasikan keberadaan pribadinya, dan
wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif
dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan
peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup.
Agar masalah dalam suatu penelitian dapat dipertanggung jawabkan
dengan baik, maka masalah harus dirumuskan dengan jelas. Berdasarkan pada
pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
Apakah ada pengaruh antara program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
minat berwirausaha pada siswa kelas XII program keahlian penjualan Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : memperoleh hasil tentang
pengaruh antara program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) terhadap minat
berwirausaha pada siswa kelas XII program keahlian penjualan Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan terutama tentang pelaksanaan
program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) terhadap minat berwirausaha.
b. Menambah bahan referensi dan masukan bagi penelitian berikutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Memberikan motivasi berwirausaha kepada siswa agar nanti setelah lulus siap
bersaing dalam dunia kerja dan mampu menciptakan usaha sendiri.
b. Bagi sekolah
Sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan adanya fasilitas
belajar yang relevan, dalam rangka peningkatan mutu lulusan serta
pengembangan sekolah selanjutnya.
c. Bagi industri
Memberi kepuasan bagi industri karena diakui ikut serta menentukan hari
depan bangsa melalui pendidikan sistem ganda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka memuat uraian teoritis tentang berbagai aspek dari
masalah penelitian berupa hal-hal yang menjadi dasar perumusan hipotesis.
Konsep-konsep tersebut akan diuji melalui proses penelitian.
1. Manajemen Pendidikan
a. Manajemen
Menurut Dadang Suhardan dkk ( 2008: 87) “ manajemen merupakan
kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang untuk
melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan ataupun bersama orang lain atau
melalui orang lain dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara produktif,
efektif dan efisien”. Menurut Dadang Suhardan dkk ( 2008: 88) “ manajemen
pendidikan adalah suatu penataan bidang garapan pendidikan yang dilakukan
melalui aktivitas perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pembinaan,
pengkoordinasian, pengkomunikasian, pemotivasian, penganggaran,
pengendalian, pengawasan, penilaian dan pelaporan secara sistematis untuk
mencapai tujuan pendidikan secara berkualitas”.
Menurut Veithzal Rivai & Sylviana Murni (2009), manajemen pendidikan
meliputi empat hal, yaitu:
1) Perencanaan Pendidikan
Yaitu mempersiapkan semua komponen pendidikan, agar dapat terlaksana
proses belajar mengajar yang baik dalam penyelenggaraan pendidikan dalam
mencapai sasaran pendidikan seperti yang diharapkan.
2) Pengorganisasian Pendidikan
Yaitu ditujukan untuk menghimpun semua potensi komponen pendidikan
dalam suatu organisasi yang sinergis untuk dapat menyelenggarakan
pendidikan dengan sebaik-baiknya.
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
3) Penggiatan Pendidikan
Yaitu pelaksanaan dari penyelenggaraan pendidikan yang telah direncanakan
dan diawasi oleh organisasi penyelenggara pendidikan dengan memerhatikan
rambu-rambu yang telah ditetapkan dalam perencanaan dalam rangka mencapai
hasil pendidikan yang optimal.
4) Pengendalian Pendidikan
Yaitu dimaksudkan untuk menjaga agar penyelenggaraan pendidikan
dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan dan semua komponen
pendidikan digerakkan secara sinergis dalam proses yang mengarah kepada
pencapaian tujuan pendidikan yang dijabarkan dalam sasaran-sasaran
menghasilkan output secara optimal seperti yang telah ditetapkan dalam
perencanaan pendidikan.
Menurut Dadang Suhardan dkk (2008) komponen manajemen
pendidikan, yaitu:
1) Manajemen Kelas
Yaitu segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar
mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk
belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan.
2) Manajemen Kurikulum
Yaitu sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif,
komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan
ketercapaian tujuan kurikulum.
3) Manajemen Peserta Didik
Yaitu usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut
masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. Manajemen peserta didik
itu bukanlah dalam bentuk kegiatan-kegiatan pencatatan peserta didik saja,
melainkan meliputi aspek yang luas, yang secara operasional dapat
dipergunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
4) Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Yaitu aktivitas yang harus dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan
kependidikan itu masuk ke dalam organisasi pendidikan sampai akhirnya
berhenti melalui proses perencanaan SDM, perekrutan, seleksi, penempatan,
pemberian kompensasi, penghargaan, pendidikan dan latihan/ pengembangan
dan pemberhentian.
5) Manajemen Keuangan
Yaitu manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Sedangkan fungsi
keuangan merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan oleh mereka yang
bertanggungjawab dalam bidang tertentu.
b. Pendidikan
1). Pengertian Pendidikan
Menurut John Dewey dalam Hasbullah (2005: 3) “Pendidikan adalah
proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan
emosional ke arah alam dan sesama manusia”. Sedangkan definisi pendidikan
menurut UU Sistem Pendidikan Nasional RI no. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1
yaitu: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. Hal ini menunjuk
pada proses yang berlangsung sebelum peserta didik itu siap untuk terjun ke
kancah kehidupan yang nyata. Menurut Oemar Hamalik (2003: 2) bahwa
“pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik
supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan
dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang
memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupan
masyarakat”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2). Jenis Pendidikan Dan Jenjang Pendidikan
Berdasarkan UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 (Bab IV pasal 15), jenis
pendidikan di Indonesia meliputi pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi,
vokasi, keagamaan dan khusus. Penyelenggaraan pendidikan ini dilaksanakan
melalui dua jalur yaitu pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah.
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan
kemampuan yang dikembangkan. Pendidikan di Indonesia mengenal tiga jenjang
pendidikan, yaitu pendidikan dasar (SD/MI/Paket A dan SLTP/MTs/Paket B),
pendidikan menengah (SMU, SMK), dan pendidikan tinggi. Meski tidak termasuk
dalam jenjang pendidikan, terdapat pula pendidikan anak usia dini, pendidikan
yang diberikan sebelum memasuki pendidikan dasar
(http://putrinet.wordpress.com).
3). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan
Menurut Sutari Imam Barnadib dalam Hasbullah (2005) faktor-faktor yang
mempengaruhi pendidikan adalah:
a). Faktor tujuan
Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.
Fungsi tujuan dalam pendidikan antara lain:
(1) Sebagai arah pendidikan
Dengan adanya tujuan dalam pendidikan maka kegiatan-kegiatan dapat
dilaksanakan dengan efisien dan penyelewengan dapat dihindari.
(2) Sebagai titik akhir
Suatu usaha dikatakan berhasil jika tujuan akhir tercapai. Sama halnya
dengan pendidikan ini dikatakan berhasil jika tujuan akhir dari
pendidikan dapat tercapai.
(3) Sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain
Jika tujuan telah tercapai, maka tujuan tersebut dapat dijadikan titik
awal untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
(4) Memberi nilai usaha yang dilakukan
Dalam konteks usaha-usaha yang dilakukan, terkadang didapati
tujuannya lebih luhur dan lebih mulia dibanding yang lainnya. Semua
ini terlihat apabila berdasarkan nilai-nilai tertentu.
b). Faktor Pendidik
Pendidik ialah orang yang memikul tanggungjawab untuk mendidik.
Pendidik ini meliputi orang dewasa, orang tua, guru, pemimpin
masyarakat, dan pemimpin agama. Adapun karakteristik yang dimiliki
pendidik yaitu:
(1) Kematangan diri yang stabil; memahami diri sendiri dan memiliki
nilai-nilai kemanusiaan serta bertindak sesuai dengan nilai-nilai itu.
(2) Kematangan sosial yang stabil; mempunyai pengetahuan yang cukup
tentang masyarakatnya dan mampu membina kerja sama dengan orang
lain.
(3) Kematangan professional; yakni mempunyai pengetahuan tentang anak
didik serta perkembangannya dan memiliki kecakapan dalam
menggunakan cara-cara mendidik.
c). Faktor anak didik
Anak didik merupakan manusia yang belum dewasa dan membutuhkan
bimbingan untuk berkembang baik secara jasmani maupun rohani.
Pendidikan berusaha untuk membawa anak yang semula serba tidak
berdaya, yang hampir keseluruhan hidupnya menggantungkan diri pada
orang lain, ke tingkat dewasa, yaitu suatu keadaan dimana anak sanggup
berdiri sendiri dan bertanggungjawab terhadap dirinya, baik secara
individual, secara sosial maupun secara susila.
d). Faktor alat pendidikan
Berdasarkan wujudnya, alat pendidikan dapat berupa:
(1) Perbuatan pendidik (software)
Hal ini mencakup nasihat, teladan, larangan, perintah, pujian, teguran,
ancaman dan hukuman.
(2) Benda-benda sebagai alat bantu (hardware)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Mencakup meja kursi, papan tulis, kapur tulis, buku, peta, OHP, dan
sebagainya.
e). Faktor lingkungan
Pada dasarnya lingkungan ini mencakup:
(1) Tempat (lingkungan fisik) berupa keadaan iklim, keadaan tanah,
keadaan alam.
(2) Kebudayaan (lingkungan budaya) berupa bahasa, seni, ekonomi, ilmu
pengeahuan, pandangan hidup dan keagamaan
(3) Kelompok hidup bersama (lingkungan sosial) meliputi keluarga,
kelompok bermain, desa dan perkumpulan.
c. Proses Pembelajaran
1). Pengertian Pembelajaran
Oemar Hamalik (2003: 57) mengemukakan bahwa “pembelajaran adalah
suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai
tujuan pembelajaran”. Sistem pembelajaran dapat dilaksanakan dengan cara
membaca buku, belajar di kelas atau di sekolah, karena diwarnai oleh organisasi
dan interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan, untuk
membelajarkan peserta didik.
Menurut Mulyasa (2009: 255) bahwa “pembelajaran pada hakekatnya
adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga
terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik”. Dalam pembelajaran, tugas
guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang
terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.
2). Ciri-ciri Pembelajaran
Menurut Oemar Hamalik (2003) ada tiga ciri khas yang terkandung dalam
sistem pembelajaran, yaitu:
a) Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur, yang
merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
b) Kesalingtergantungan (interdependence), antara unsur-unsur sistem
pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan.
c) Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak
dicapai.
3). Proses Pembelajaran
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan strategi
pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif dan
berprestasi. KTSP menempatkan siswa sebagai pusat dari kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran perlu memberdayakan seluruh potensi peserta didik untuk
menguasai kompetensi yang diharapkan.
Pelaksanaan pembelajaran berbasis KTSP mencakup 3 hal yaitu pre test,
pembentukan kompetensi dan post test. Ketiga hal tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a) Pre Test (tes awal)
Pre test dilaksanakan pada awal proses pembelajaran. Pre test ini
memiliki fungsi sebagai berikut:
(1) Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar
(2) Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik dengan
membandingkan hasil pre test dengan post test
(3) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta
didik mengenai kompetensi dasar
(4) Untuk mengetahui darimana seharusnya proses pembelajaran
dimulai
b) Pembentukan Kompetensi
Pembentukan kompetensi merupakan kegiatan inti dari proses
pembelajaran yakni proses yang ditempuh agar kompetensi dikuasai
oleh peserta didik dan tujuan belajar direalisasikan. Proses
pembentukan kompetensi perlu dilakukan dengan menyenangkan dan
menuntut aktivitas serta kreativitas guru dalam menciptakan
lingkungan yang kondusif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Kualitas pembentukan kompetensi dapat dilihat dari segi proses dan
dari segi hasil. Dari segi proses, pembentukan kompetensi dikatakan
efektif atau berhasil jika seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian
besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental
maupun sosial. Sedangkan dari segi hasil, proses pembentukan
kompetensi dikatakan berhasil jika terjadi perubahan perilaku yang
positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya
sebagian besar (75%) sesuai dengan kompetensi dasar.
c) Post Test
Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan post test.
Fungsi dari post test ini yaitu:
(1) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi yang telah ditentukan
(2) Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang dapat
dikuasai oleh peserta didik dan yang belum dikuasai.
(3) Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti remedial dan
kegiatan pengayaan
(4) Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap kegiatan
pembelajaran dan pembentukan kompetensi yang telah
dilaksanakan (E. Mulyasa, 2009).
Menurut Syaom Barliana dalam Harrel et al (1996) dan Morley et al
(2001), output pendidikan, merupakan hasil langsung dari suatu pelaksanaan
internal program dan proses pendidikan dengan ukuran kuantitatif, seperti jumlah
lulusan, nilai rata-rata IPK, nilai UN dan US, jumlah siswa yang lolos standar uji
kompetensi, lama masa studi, jumlah siswa yang melanjutkan ke jenjang
pendidikan tinggi, lama waktu sebelum memperoleh pekerjaan, dll. Outcomes
pendidikan adalah produk dari program dan proses pendidikan yang lebih
bermakna kualitatif, yaitu bagaimana lulusan itu bermanfaat dan dapat
menciptakan perubahan baik bagi dirinya sendiri maupun masyarakat secara
umum. Sebagai amsal, outcomes ini menyangkut pekerjaan, karir, penghasilan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
dan kesejahteraan individu lulusan, serta kontribusinya bagi peningkatan
kesejahteraan keluarga, masyarakat, dan lingkungannya.
2. Pendidikan Kejuruan
Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional maka diperlukan penciptaan
anak didik yang mandiri dengan ketrampilan dan kemampuan yang dimiliknya
maka, dalam pendidikan diperlukan adanya pelatihan. Menurut Siswanto
Sastrohadiwiryo (2003: 200) “Secara konseptual pendidikan adalah segala sesuatu
untuk membina kepribadian dan mengembangkan kemampuan manusia,
jasmaniah, dan rohaniah yang berlangsung seumur hidup, baik di dalam maupun
di luar sekolah, untuk pembangunan persatuan dan masyarakat adil dan makmur
dan selalu ada dalam keseimbangan. Sedangkan pelatihan adalah bagian
pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan
ketrampilan diluar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif
singkat, dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek dari pada teori”.
Pendidikan dan pelatihan perlu dikembangkan untuk memperoleh tenaga
kerja yang mempunyai pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang sesuai dengan
dunia kerja, maka diperlukan adanya manajemen tenaga kerja yaitu untuk
menciptakan tenaga kerja yang berdaya guna dan berhasil guna. Pendidikan dan
pelatihan adalah dua hal yang hampir sama maksud dan pelaksanaannya, tetapi
yang membedakan adalah ruang lingkupnya. Dalam pendidikan tugas yang utama
dikembangkan adalah pengetahuan, pengertian dan berhubungan dengan teori.
Sedangkan pelatihan merupakan pendidikan dalam arti yang agak sempit,
terutama dengan instruksi, tugas khusus dan disiplin. Pelatihan merupakan suatu
proses aplikasi, terutama untuk meningkatkan kecakapan.
Jenis pendidikan dan pelatihan dalam Siswanto Sastrohadiwiryo (2003)
dibedakan menjadi beberapa macam yaitu:
a. Pendidikan Umum
Yaitu pendidikan yang dilaksanakan di dalam dan di luar sekolah baik
yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta, dengan tujuan
mempersiapkan dan mengusahakan para peserta pendidikan memperoleh
pengetahuan umum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
b. Pendidikan Kejuruan
Yaitu pendidikan umum yang direncanakan untuk mempersiapkan para
peserta pendidikan maupun melaksanakan pekerjaan sesuai dengan bidang
kejuruannya.
c. Pelatihan Keahlian
Yaitu bagian dari pendidikan yang memberikan pengetahuan dan
ketrampilan yang disyaratkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan,
termasuk di dalamnya pelatihan ketatalaksanaan.
d. Pelatihan Kejuruan
Yaitu bagian dari pendidikan yang memberikan pengetahuan dan
ketrampilan yang diisyaratkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang
pada umumnya bertaraf lebih rendah dari pada pelatihan keahlian.
Dalam Muliati (2006) model-model dalam pendidikan kejuruan yaitu:
a. Pemerintah tidak mempunyai peran, atau hanya peran marginal dalam
proses kualifikasi pendidikan kejuruan. Model ini sifatnya liberal, namun
kita dapat mengatakanya sebagai model berorientasi pasar (market
oriented Model) permintaan tenaga kerja. Perusahaan-perusahaan
sebagai pemeran utama berhak menciptakan disain pendidikan kejuruan
yang tidak harus berdasarkan prinsip pendidikan yang bersifat umum,
dan mereka tidak dapat diusik oleh pemerintah karena yang menjadi
sponsor, dana dan lainnya adalah dari perusahaan. Beberapa negara
penganut model ini adalah Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat.
b. Pemerintah sendiri merencanakan, mengorganisasikan dan mengontrol
pendidikan kejuruan. Model ini sifatnya birokrat, pemerintah dalam hal
ini yang menentukan jenis pendidikan apa yang harus dilaksanakan di
perusahaan, bagaimana disain silabusnya, begitu pula dalam hal
pendanaan dan pelatihan yang harus dilaksanakan oleh perusahaan tidak
selalu berdasarkan permintaan kebutuhan tenaga kerja ataupun jenis
pekerjaan saat itu. Walaupun model ini disebut juga model sekolah
(school model), pelatihan dapat dilaksanakan di perusahaan sepenuhnya.
Beberapa negara seperti; Perancis, Italia, Swedia serta banyak dunia
ketiga juga melaksanakan model ini.
c. Pemerintah menyiapkan, memberikan kondisi yang relatif komprehensif
dalam pendidikan kejuruan bagi perusahan-perusahaan swasta dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
sponsor swasta lainnya. Model ini disebut juga model pasar dikontrol
pemerintah (state controlled market) dan model inilah yang disebut
model sistem ganda (dual system) sistem pembelajaran yang
dilaksanakan di dua tempat yaitu sekolah kejuruan serta perusahaan yang
keduanya bahu membahu.
Dari ketiga model tersebut kecenderungan yang digunakan di Indonesia
adalah yang ke tiga yaitu pemerintah menyiapkan, memberikan kondisi yang
relatif komprehensif dalam pendidikan kejuruan bagi perusahan-perusahaan
swasta dan sponsor swasta lainnya. Model ini disebut juga model pasar dikontrol
pemerintah (state controlled market) dan model inilah yang disebut model sistem
ganda (dual system) sistem pembelajaran yang dilaksanakan di dua tempat yaitu
sekolah kejuruan serta perusahaan yang keduanya bahu membahu.
3. Pendidikan Sistem Ganda
Salah satu wujud implementasi tujuan pendidikan di SMK adalah dengan
memberikan ketrampilan yang di dapat dari teori - teori yang diberikan. Selain
itu, yang lebih penting adalah dengan adanya praktik kerja di dunia usaha atau
yang lebih sering disebut dengan Pendidikan Sistem Ganda (PSG).
a. Pengertian PSG
Menurut Siswanto Sastrohadiwiryo (2003: 204) “ pelatihan di tempat
kerja diselenggarakan dengan maksud membentuk kecakapan tenaga kerja yang
diperlukan untuk suatu pekerjaan tertentu. Pelatihan ini berusaha mengisi celah
antara kemampuan pekerja dengan kemampuan yang diperlukan pekerjaan”.
Menurut Wahyu Adi (2005) ”Pendidikan Sistem Ganda (PSG) adalah
suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan yang
memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan
program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung di dunia
kerja, dan terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu”.
Sedangkan menurut Mardi Rasyid (1997: 51) bahwa ”pada PSG peranan industri
lebih jauh lagi, industri pasangan diharapkan sebagai mitra sekolah dan ikut
merencanakan kegiatan belajar siswa dalam membentuk profesionalitas siswa”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Dalam PSG, lembaga pendidikan atau lembaga pelatihan lainnya dan industri
secara bersama-sama menyelenggarakan suatu program pendidikan atau program
pelatihan mulai dari perencanaan, penyelenggaraan, dan penilaian sampai dengan
upaya penempatan lulusan.
Muliati (2006) menyatakan bahwa PSG mengandung beberapa
pengertian, yaitu:
a. PSG terdiri dari gabungan subsistem pendidikan di sekolah dan subsistem
pendidikan di dunia kerja/industri.
b. PSG merupakan program pendidikan yang secara khusus bergerak dalam
penyelenggaraan pendidikan keahlian professional.
c. Penyelenggaraan program pendidikan di sekolah dan dunia kerja/industri
dipadukan secara sistematis dan sinkron, sehingga mampu mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.
d. Proses penyelenggaraan pendidikan di dunia kerja lebih ditekankan pada
kegiatan bekerja sambil belajar (learning by doing) secara langsung pada
keadaan yang nyata.
b. Tujuan PSG
Menurut Wahyu Nurharjadmo (2008) Tujuan penyelenggaraan
Pendidikan Sistem Ganda adalah:
a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional.
b. Memperkokoh link and match antara sekolah dengan dunia usaha
c. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
d. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai
bagian dari proses pendidikan.
Dalam pelaksanaan PSG pada sekolah menengah kejuruan, isi
pendidikan dan pelatihan meliputi :
a. Komponen pendidikan umum (normatif), meliputi : Mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Agama, Bahasa dan Sastra
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Indonesia, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Sejarah Nasional dan
Sejarah Umum.
b. Komponen pendidikan dasar meliputi : Matematika, Bahasa Inggris,
Biologi, Fisika dan Kimia.
c. Komponen kejuruan, yaitu meliputi pelajaran teori-teori kejuruan dalam
lingkup suatu program studi tertentu untuk membekali pengetahuan
tentang tehnis dasar keahlian.
d. Komponen Praktek Dasar Profesi, berupa latihan kerja untuk menguasai
teknik bekerja secara benar sesuai tuntutan profesi.
e. Komponen Praktik Keahlian profesi yaitu berupa kegiatan bekerja secara
terprogram dalam situasi sebenarnya untuk mencapai tingkat keahlian dan
sikap profesional.
Untuk pengelolaan kegiatan belajar mengajar dalam pendidikan sistem
ganda ini ada beberapa prinsip dasar yaitu :
a. Ada keterkaitan antara apa yang dilakukan di sekolah dan apa yang
dilakukan di institusi pasangan sebagai suatu rangkaian yang utuh.
b. Praktek keahlian di institusi pasangan merupakan proses belajar yang
utuh, bermakna dan sarat nilai untuk mencapai kompetesi lulusan.
c. Ada kesinambungan proses belajar dengan waktu yang sesuai dalam
mencapai tingkat kompetensi yang dibutuhkan.
d. Berorientasi pada proses disamping berorientasi kepada produk dalam
mencapai kompetensi lulusan secara optimal.
c. Karakteristik PSG
Menurut Wahyu Adi (2005) Pendidikan Sistem Ganda sebagai suatu
program memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Standar Profesi
Standar profesi yang dimaksud adalah pencapaian kemampuan
profesional yang sesuai dengan tuntutan jabatan pekerjaan atau profesi
tertentu yang berlaku di lapangan pekerjaan. Dalam program pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
pada SMK standar profesi mengacu pada program studi dan profil
kemampuan lulusan.
2) Standar Pendidikan dan Pelatihan
Standar pendidikan dan pelatihan meliputi:
a) Isi/ Materi, meliputi:
(1) Komponen pendidikan umum (normatif) untuk membentuk peserta
didik menjadi warga negara yang baik yang memiliki karakter
sebagai WNI.
(2) Komponen pendidikan dasar penunjang (adaptif) untuk memberi
bekal penunjang bagi penguasaan keahlian profesi dan bekal
kemampuan untuk mengikuti perkembangan IPTEK.
(3) Komponen teori kejuruan untuk membekali pengetahuan tentang
teknik dasar keahlian kejuruan.
(4) Komponen praktik dasar profesi untuk menguasai teknik bekerja
secara baik dan benar sesuai tuntutan persyaratan keahlian profesi.
(5) Komponen praktik keahlian profesi untuk mencapai tingkat
keahlian dan sikap kerja profesional.
b) Waktu
Mengacu pada ketentuan PP nomor 29 tahun 1990, PSG pada
Sekolah Menengah Kejuruan pada dasarnya dilaksanakan selama 3
bulan. Hal tersebut bila dimungkinkan dapat dilakukan perpanjangan
waktu menjadi 3.5 bulan, kemungkinan perpanjangan waktu tersebut
didasarkan atas hasil analisis kebutuhan untuk mencapai standar
profesi yang telah ditetapkan.
c) Metoda
Pada dasarnya program PSG pada SMK adalah program
bersama antara SMK dengan industri/perusahaan pasangannya,
sehingga segala sesuatu yang menyangkut penyelenggaraan PSG perlu
dibicarakan dan disepakati bersama. Komponen pendidikan umum,
komponen pendidikan dasar penunjang dan komponen teori kejuruan
dilaksanakan di sekolah. Komponen praktik dasar profesi dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
dilakukan di SMK, industri/ perusahaan atau kedua tempat tersebut.
Komponen praktik keahlian profesi dilaksanakan di industri dan
menjadi tanggungjawab sepenuhnya industri/perusahaan yang
bersangkutan metode penyelenggaraan secara garis besar dapat
terbentuk:
(1) Days Release
Disepakati bersama dari enam hasil belajar dalam satu minggu
berapa hari di institusi pasangan dan berapa hari di sekolah.
(2) Block Release
Disepakati bersama bulan atau semester mana di institusi pasangan
dan bulan atau semester mana di sekolah.
(3) Hour Release
Disepakati jam belajar yang harus dilepas dari disekolah dan
diganti menjadi jam belajar di institusi pasangan.
3) Pengujian dan Sertifikasi
Keberhasilan siswa dalam mencapai kemampuan sesuai dengan
standar profesi dapat diketahui melalui uji profesi. Mengenai materi,
pelaksanaan dan penentuan hasil disepakati dan dilakukan oleh suatu tim
uji profesi yang anggotanya terdiri atas unsur sekolah menengah, institusi
pasangan, asosiasi profesi dan organisasi pekerja. Bagi siswa yang
dinyatakan lulus, akan diberikan sertifikat yang diterbitkan oleh tim
penguji profesi.
4) Kerjasama dengan Dunia Kerja/ Industri
Pendidikan Sistem Ganda hanya dapat dilaksanakan apabila ada
kesediaan dan kemauan dari dunia industri dan usaha untuk menjadi
pasangan SMK dalam melaksanakan program PSG.
5) Peraturan Pendukung
Pelaksanaan PSG melibatkan banyak pihak antara lain;
industri/perusahaan, KADIN, asosiasi perusahaan, asosiasi profesi,
organisasi pekerja dan berbagai departemen/instansi terkait, maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
diperlukan naskah kerjasama penyelenggaraan PSG sebagai pegangan
pelaksanaannya.
6) Nilai Tambah
a) Nilai tambah bagi industri/dunia usaha:
(1) Perusahaan dapat mengenal kualitas peserta didik sehingga apabila
diperlukan dapat merekrut langsung menjadi tenaga kerja pada
perusahaan.
(2) Memberi kepuasan bagi dunia usaha dan industri karena diakui
telah ikut serta menentukan hari depan bangsa melalui pendidikan
sistem ganda.
b) Nilai tambah bagi sekolah
(1) Adanya kesesuaian antara dunia pendidikan dengan kebutuhan
lapangan kerja.
(2) Memberikan kepuasan bagi sekolah karena lulusannya
memperoleh bekal keterampilan yang bermakna baik untuk
tamatan sendiri maupun dunia usaha serta bagi nusa dan bangsa.
c) Nilai tambah bagi peserta didik
(1) Peserta didik benar-benar memiliki kualitas keterampilan sebagai
bekal untuk mengembangkan dirinya khususnya dalam kompetisi
di dunia kerja.
(2) Peserta didik setelah lulus telah mendapatkan pengalaman yang
sangat berharga.
(3) PSG dapat menambah kepercayaan diri peserta didik yang
selanjutnya dapat mendorongnya untuk meningkatkan keahlian
yang dimilikinya ke tingkat yang lebih tinggi.
7) Insentif
Perlu diberikan rangsangan dan motivasi bagi DU/DI agar lebih
antusias untuk bekerjasama dengan SMK dalam melaksanakan PSG.
8) Kelembagaan
Untuk menjamin keefektifan pelaksanaan PSG diperlukan suatu
lembaga organisasi yang mampu menghimpun dan menggerakkan semua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
sumber daya yang tersedia dan mengorganisasikan semua kegiatan untuk
mencapai tujuan PSG. Oleh karena itu, dibentuk suatu wadah kerjasama,
koordinasi dan konsultasi yang dinamakan majelis sekolah.
PSG yang dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan pihak lain adalah
salah satu usaha pemerintah untuk mendekatkan lulusan SMK dengan dunia kerja.
Selain itu upaya ini juga untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan siswa, hal ini
sesuai dengan pendapat Wasty Soemanto (1993: 185)
Agar sekolah-sekolah kejuruan kita dapat mengembangkan pengajaran
yang mempersiapkan manusia-manusia wiraswasta, di samping perlu
diadakan pengembangan kurikulum dan pengajarannya sendiri, juga
diperlukan adanya pola kerjasama yang efektif antara sekolah, keluarga,
masyarakat pemakai tenagakerja, dunia industri dan dunia ekonomi pada
umumnya.
Menurut Wasty Soemanto (1993) bahwa peranan pendidikan kejuruan
bukan hanya melatih para siswa menjadi tenaga-tenaga siap pakai, melainkan
untuk mempersiapkan para siswa untuk siap menggali sumber kehidupan,
mengenal arti lingkungan serta mendayagunakan lingkungannya untuk
memajukan kehidupan pribadi dan kehidupan masyarakatnya. Sekolah-sekolah
kejuruan menanggung beban yang lebih nyata dalam rangka pendidikan manusia
wiraswasta dan mempunyai peranan yang penting pula dalam mempersiapkan
manusia-manusia wiraswasta.
Berdasarkan uraian di atas, maka indikator pelaksanaan PSG yang
digunakan dalam penelitian ini adalah : standar profesi, standar pendidikan dan
pelatihan, pengujian dan sertifikasi, kerjasama dengan dunia usaha dan industri,
peraturan pendukung, nilai tambah, insentif, dan kelembagaan.
4. Peran Pendidikan Dalam Mengembangkan Kualitas SDM
Saat ini tatanan ekonomi dunia berubah ke arah perdagangan bebas.
Dengan adanya perdagangan bebas itu maka persaingan akan semakin ketat dan
tajam. Untuk mengatasi hal itu, maka diperlukan sumber daya manusia yang
berkualitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Seperti yang dikatakan oleh Oemar Hamalik (2003:22) “ pembangunan sumber
daya manusia yang berkualitas diarahkan untuk meningkatkan kualitas
SDM yang mampu mendukung pembangunan ekonomi dan pembangunan
di bidang-bidang lainnya. Implikasi dari upaya pembangunan tersebut
maka diperlukannya peningkatan produktifitas, peningkatan pendidikan
nasional yang merata dan bermutu, peningkatan dan perluasan pendidikan
keahlian sesuai dengan kebutuhan bidang-bidang pembangunan tersebut,
dan pengembangan IPTEK yang mantap.
5. Minat Berwirausaha
a. Tinjauan Tentang Minat
1) Pengertian Minat
Menurut Slameto (1995: 33) ”Minat adalah suatu rasa lebih suka
dan rasa keterikatan pada suatu atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri
sendiri dengan sesuatu di luar diri”. Minat tidak dibawa sejak lahir,
melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan
mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-
minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan
menyokong belajar selanjutnya.
Menurut Hurlock (2005: 114) ”minat adalah sesuatu dengan apa
anak mengidentifikasikan keberadaan pribadinya. Minat merupakan
sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang
mereka inginkan bila mereka bebas memilih”. Dari pendapat yang
dikemukakan di atas, minat didefinisikan sebagai motivasi untuk
melakukan aktivitas dengan adanya rasa keterikatan untuk bebas memilih
terhadap suatu obyek.
2) Cara Meningkatkan Minat Siswa
Menurut Slameto (1995) cara yang paling efektif untuk untuk
membangkitkan minat pada suatu subjek yaitu dengan :
a) Menggunakan minat-minat siswa yang telah ada.
b) Membentuk minat-minat baru pada diri siswa.
c) Menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita sensasional
yang sudah diketahui kebanyakan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
3) Ciri-ciri Minat
Menurut Hurlock (2005), ciri-ciri minat anak yaitu:
a) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental.
b) Minat bergantung pada kesiapan belajar.
c) Minat bergantung pada kesempatan belajar.
d) Perkembangan minat mungkin terbatas.
e) Minat dipengaruhi pengaruh budaya.
f) Minat berbobot emosional.
g) Minat itu egosentris.
4) Aspek-aspek Minat
Individu dikatakan berminat pada suatu obyek apabila individu
tersebut memiliki aspek-aspek sebagai berikut:
a) Kesadaran
Seseorang dikatakan berminat pada suatu obyek, apabila orang tersebut
menyadari akan adanya obyek tersebut. Perasaan sadar akan
menimbulkan rasa senang dan berkeinginan untuk berkecimpung pada
obyek tersebut.
b) Kemauan
Kemauan dimaksudkan sebagai dorongan keinginan yang terarah pada
suatu tujuan dan dikendalikan oleh pertimbangan akal budi. Kemauan
itu merupakan dorongan keinginan dan perhatian pada suatu obyek,
sehingga akan muncul minat dari individu yang bersangkutan terhadap
obyek tersebut.
c) Perasaan tertarik
Seseorang tertarik pada suatu obyek karena obyek tersebut mempunyai
daya tarik bagi dirinya, sehingga ia tertarik untuk berkecimpung dalam
obyek tersebut.
d) Perasaan senang
Perasaan senang pada suatu obyek akan menimbulkan minat, perasaan
tertarik tersebut menyebabkan individu berkeinginan untuk menguasai
suatu obyek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
5) Faktor Yang Mempengaruhi Minat
Menurut Hurlock (2005) faktor yang mempengaruhi sikap dan
minat anak terhadap pekerjaan yaitu:
b) Sikap Orang Tua
Sikap orang tua mempengaruhi sikap anak terhadap dua hal.
Pertama, orang tua mendesak anak untuk tertarik pada pekerjaan yang
mereka anggap bagus dan bergengsi, dan kedua, mereka menganjurkan
anaknya untuk menghindari pekerjaan tertentu karena dianggap tidak
menguntungkan.
c) Pekerjaan Bergengsi
Sudak sejak kecil sekali anak menemukan, bahwa berbagai pekerjaan
mempunyai berbagai tingkat prestise.
d) Kekaguman Pada Seseorang
Anak-anak mengembangkan sikap positif terhadap pekerjaan orang
yang dikagumi atau dipuja.
e) Kemampuan dan Minat
Kemampuan fisik dan kecerdasan anak, minat dan kepribadiannya
memegang peranan penting dalam sikap mereka terhadap berbagai
pekerjaan.
f) Kesesuaian Seks
Walaupun batas-batas seks untuk pekerjaan dengan cepat hilang,
beberapa pekerjaan tetap dianggap ”pekerjaan pria” dan yang lain sebagai
”pekerjaan wanita”.
g) Kesempatan Untuk Mandiri
Tiap tahun, anak semakin frustasi akibat berbagai pembatasan oleh
orang dewasa, dan kemandirian menjadi semakin penting bagi mereka.
h) Stereotip Budaya
Pada saat anak belajar mengenai berbagai pekerjaan, mereka juga
belajar tentang sterotip budaya yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
i) Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi dengan orang dari berbagai profesi mewarnai
sikap anak terhadap pofesi tersebut.
b. Tinjauan Tentang Berwirausaha
1) Pengertian Wirausaha
Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak orang yang
menafsirkan dan memandang bahwa kewirausahaan identik dengan apa
yang dimiliki baru dilakukan ”usahawan” atau ”wiraswasta”. Pandangan
tersebut tidaklah tepat, karena jiwa dan sikap kewirausahaan
(entrepreneurship) tidak hanya dimiliki oleh usahawan akan tetapi dapat
dimiliki oleh setiap orang yang berfikir kreatif dan bertindak inovatif baik
kalangan usahawan maupun masyarakat umum seperti petani, karyawan,
pegawai pemerintah, mahasiswa, guru, dan pimpinan organisasi lainnya.
Kata wirausahawan merupakan terjemahan dari kata entrepeneur.
Kata tersebut berasal dari bahasa Perancis entreprendre yang berarti
”bertanggung jawab”. Menurut Mas’ud Machfoedz (2004: 1)
”Wirausahawan adalah orang yang bertanggung jawab dalam menyusun,
mengelola, dan mengukur risiko suatu usaha bisnis”. Mas’ud Machfoedz
(2004: 1) juga menuturkan ”Wirausahawan adalah inovator yang mampu
memanfaatkan dan mengubah kesempatan menjadi ide yang dapat dijual
atau dipasarkan, memberikan nilai tambah dengan memanfaatkan upaya,
waktu, biaya, atau kecakapan dengan tujuan mendapat keuntungan”.
Menurut Meredith et al (1995: 9) ”Berwirausaha adalah suatu gaya
hidup dan prinsip-prinsip tertentu akan mempengaruhi strategi karier
seseorang”. Menurut Prawirokusumo dalam Suryana (2003: 11)
”Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan
inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya
untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation)
hidup”. ”Para wirausaha adalah individu-individu yang berorientasi
kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi yang mengambil risiko dalam
mengejar tujuannya” (Meredith et al, 1995: 5).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
2) Ciri Kepribadian Wirausaha
Menurut Mas’ud Machfoedz (2004) seorang wirausahawan
memiliki beberapa ciri-ciri kepribadian sebagai berikut:
a) Mengetahui target sasaran yang diinginkan
b) Mempunyai daya ingat yang baik
c) Tenang dalam reaksi
d) Optimistik dalam berusaha
e) Diplomatis dalam berbicara
f) Tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan
g) Bersikap ramah dan sopan
h) Bersikap tegas
i) Berpengetahuan luas
Menurut Yuyun Wirasasmita dalam Suryana (2003) dikemukakan
beberapa alasan mengapa seseorang berwirausaha, yaitu:
a) Alasan keuangan, yaitu untuk mencari nafkah, untuk menjadi kaya,
untuk mencari pendapatan tambahan, sebagai jaminan stabilitas
keuangan.
b) Alasan sosial, yaitu untuk memperoleh gengsi/status, untuk dapat
dikenal dan dihormati, untuk menjadi contoh bagi orang tua di desa,
agar dapat bertemu dengan orang banyak.
c) Alasan pelayanan, yaitu untuk memberi pekerjaan pada masyarakat,
untuk menatar masyarakat, untuk membantu ekonomi masyarakat,
demi masa depan anak-anak dan keluarga, untuk mendapatkan
kesetiaan suami/istri, untuk membahagiakan ayah dan ibu.
d) Alasan pemenuhan diri, yaitu untuk menjadi atasan/ mandiri, untuk
mencapai sesuatu yang diinginkan, untuk menghindari ketergantungan
pada orang lain, untuk menjadi lebih produktif, dan untuk
menggunakan kemampuan pribadi.
3) Karakteristik Wirausaha
Menurut Steinhoff & John F. Burgess dalam Suryana (2003)
mengemukakan beberapa karakteristik yang diperlukan untuk menjadi
wirausaha yang sukses, yaitu :
a) Memiliki ide atau visi bisnis yang jelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
b) Ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi risiko baik waktu
maupun uang.
c) Membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan dan menjalankannya.
Menurut Mas’ud Machfoedz (2004) karakter seorang
wirausahawan yaitu sebagai berikut:
a) Pengendalian diri ; menyukai pengendalian segala sesuatu yang
mereka kerjakan.
b) Tidak suka berpangku tangan ; menyukai aktivitas yang
berorientasi pada kemajuan.
c) Motivasi ; termotivasi oleh hasrat untuk mencapai kesuksesan.
d) Mampu menganalisa kesempatan ; menganalisa setiap opsi untuk
menjamin keberhasilan dan mengurangi risiko.
e) Pemikir yang kreatif ; selalu mencari cara yang lebih baik dalam
mencari sesuatu.
f) Percaya diri ; menyadari arti kehidupan pribadi lebih penting dari
kehidupan bisnis.
g) Mampu memecahkan persoalan ; selalu memilih alternatif terbaik
untuk memecahkan persoalan yang timbul.
h) Pemikir yang obyektif ; tidak takut mengaku jika melakukan
kesalahan.
4) Profil Wirausahawan
Dalam Mas’ud Machfoedz (2004) profil pribadi wirausahawan
yaitu sebagai berikut:
a) Mengejar prestasi
Wirausahawan senantiasa menginginkan prestasi prima.
Untuk itu mereka lebih memilih bekerja dengan pakar ketika
menghadapi problema dan cenderung untuk berpikir cermat serta
fokus pada sisi jangka panjang tentang bisnis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
b) Berani mengambil resiko
Wirausahawan tidak takut menjalani pekerjaan yang disertai
risiko dengan memperhitungkan besar kecilnya risiko. Mereka
menyadari bahwa prestasi yang lebih besar hanya mungkin dicapai
jika mereka bersedia menerima risiko sebagai konsekuensi
terwujudnya tujuan.
c) Mampu memecahkan permasalahan
Wirausahawan adalah orang yang memiliki kepemimpinan
yang tumbuh secara alami dan pada umumnya lebih cepat
mengidentifikasikan permasalahan yang perlu diatasi.
d) Rendah hati
Wirausahawan mendapatkan kepuasan dalam lambang-
lambang keberhasilan yang di luar dirinya. Mereka senang usaha
yang mereka bangun dipuji orang, namun mereka menolak apabila
pujian ditujukan kepada diri mereka.
e) Bersemangat
Wirausahawan secara fisik senantiasa tampak lincah dan
berbadan sehat. Mereka mampu bekerja melebihi jam kerja rata-
rata yang dilakukan orang lain ketika merintis usaha.
f) Memiliki rasa percaya diri
Wirausahawan adalah orang yang memiliki rasa percaya
diri yang sangat tinggi dan tidak meragukan kecakapan dan
kemampuannya.
g) Menghindari sifat cengeng
Wirausahawan senantiasa menghindari sifat cengeng dalam
membentuk pribadi mandiri sehingga sering kali mengalami
kesulitan dalam membentuk ikatan emosional yang kental dengan
konsekuensi kurang terjalinnya hubungan akrab dengan kawan atau
anggota keluarga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
h) Mencari kepuasan diri
Karena wirausahawan termotivasi oleh kebutuhan untuk
mewujudkan prestasi diri, mereka sering kali kurang berminat
terhadap struktur organisasi.
Berdasarkan uraian di atas, maka indikator dari minat berwirausaha yang
digunakan dalam penelitian ini adalah : kesadaran, kemauan, perasaan tertarik,
dan perasaan senang.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian Agus Waluyo tahun 2007 dengan judul Pengaruh
Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) Dan Informasi Dunia Kerja
Terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa Kelas III Program Keahlian Penjualan Di
SMK Negeri 1 Pedan Tahun Ajaran 2006/2007, hasil penelitiannya yaitu : ada
pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
Terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa (t hitung > t table atau 2,735 pada N = 39
dan taraf signifikansi 5%). Sedangkan penelitian dari Dudik Iskandar tahun 2006
dengan judul Pengaruh Mata Diklat Kewirausahaan Dan Pelaksanaan Pendidikan
Sistem Ganda (PSG) Terhadap Sikap Berwirausaha Siswa Kelas 3 Program
keahlian Tata Boga Di SMK N 4 surakarta Tahun Diklat 2005/2006. Hasil
penelitiannya yaitu : ada pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan Pendidikan
Sistem Ganda (PSG) Terhadap Sikap berwirausaha siswa (t hitung > t table atau
3,811 > 1,67 pada N = 71 dan taraf signifikansi 5%). Perbedaan penelitian di atas
dengan penelitian ini adalah pada variabel dan subyek yang diteliti. Pada
penelitian ini variabel terikatnya yaitu minat berwirausaha.
C. Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
dan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional dapat menciptakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
manusia yang kreatif dan inovatif, maka program pendidikan disesuaikan dengan
tuntutan kerja.
Sekolah menengah kejuruan merupakan sekolah yang mempersiapkan
peserta didik untuk siap bekerja. Didalam pendidikan kejuruan selaras tercipta
antara pendidikan dan pelatihan. Upaya untuk melaksanakan pendidikan dan
pelatihan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yaitu dengan diterapkannya
Pendidikan Sistem Ganda (PSG). PSG yaitu kegiatan belajar yang memadukan
pengalaman belajar siswa di sekolah dengan kegiatan belajar melalui bekerja
langsung dilapangan kerja sesungguhnya sesuai dengan bidang studi yang
dipelajari. Menjadikan lulusan siswa SMK agar sesuai dengan tuntutan kerja maka
pelaksanaan pembelajaran tidak hanya dilakukan disekolah melainkan juga
dilaksanakan di dunia usaha/industri (DU/DI) karena melalui pembelajaran dan
bekerja dapat menerapkan ketrampilan di DU/DI.
Melalui PSG akan melatih siswa untuk bekerja menerapkan teori-teori
yang diperolehnya disekolah dengan praktek kerja langsung di dunia kerja.
Setelah melaksanakan praktek kerja di DU/DI siswa akan memiliki ketrampilan,
kemampuan dasar kerja, etos kerja, pengalaman dan gambaran yang terpadu
tentang dirinya dan keserasian dengan lingkungan pekerjaan. Ketrampilan yang
dimiliki dan pengalaman kerja yang didapat setelah melaksanakan program
magang kerja di DU/DI akan menumbuhkan rasa percaya diri yang kuat pada
siswa sehingga diharapkan akan tumbuh minat berwirausaha sebagai proses
pengembangan diri dalam memilih karier dan berkompetisi di dunia kerja setelah
menyelesaikan studinya.
Siswa lulusan SMK selain dipersiapkan menjadi tenaga kerja di DU/DI
juga dipersiapkan untuk mampu menciptakan lapangan kerja sendiri.
Berwirausaha merupakan pilihan pekerjaan yang tepat dalam rangka memperluas
kesempatan kerja, hal ini sangat memungkinkan karena siswa SMK telah
mendapatkan pengetahuan kewirausahaan yang cukup dalam mata diklat
kewirausahaan, dan memiliki ketrampilan, keahlian dan pengalaman kerja ketika
mengikuti program PSG.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Gambar 1. Kerangka Berfikir Pengaruh PSG terhadap Minat Berwirausaha
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kajian teori yang telah diterangkan di muka, maka dapat
dirumuskan hipotesis yaitu : ada pengaruh yang signifikan antara Program
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas
XII Program Keahlian Penjualan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1
Sukoharjo tahun diklat 2010/2011.
Program Pendidikan Sistem
Ganda :
1) Standar Profesi
2) Standar Pendidikan dan
Pelatihan
3) Pengujian dan Sertifikasi
4) Kerjasama dengan Dunia
Kerja/ Industri
5) Peraturan Pendukung
6) Nilai Tambah Program
Pendidikan Sistem Ganda
7) Insentif, dan
8) Kelembagaan
Minat Berwirausaha:
a) Kesadaran
b) Kemauan
c) Perasaan tertarik
d) Perasaan senang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1
Sukoharjo, dengan subyek penelitian adalah kelas XII tahun diklat 2010/2011.
adapun alasan pemilihan tempat tersebut adalah :
a. Tersedianya data yang mendukung kelancaran penulis dalam mengumpulkan
data yang diperlukan.
b. Adanya keterbukaan dari pihak sekolah, sehingga memudahkan dalam
pengumpulan data yang diperlukan.
c. Lokasi penelitian strategis dan mudah dijangkau sehingga memudahkan dalam
pelaksanaan penelitian.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei 2010. Kegiatan yang
dilaksanakan dalam waktu tersebut digunakan untuk mencari data yang diperlukan
untuk penelitian.
B. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 130) “ populasi adalah keseluruhan
subyek penelitian”. Menurut Sutrisno Hadi (2004: 182) “seluruh penduduk yang
dimaksudkan untuk diselidiki”. Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau
individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Dengan kata lain,
populasi yaitu keseluruhan individu yang menjadi subyek penelitian. Dalam
penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas XII pada program keahlian
penjualan SMK Negeri 1 Sukoharjo tahun diklat 2010/2011 yang terdiri dari 2
kelas dan berjumlah 76 siswa. Subyek yang diteliti kurang dari 100, maka
penelitian ini merupakan penelitian populasi.
33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
C. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data merupakan cara untuk mendapatkan data atau
keterangan yang benar dan dapat dipercaya dalam penelitian dengan
menggunakan alat tertentu. Untuk mendapatkan data yang obyektif dan valid,
maka perlu tehnik pengumpulan data sebagai landasan pemecahan masalah.
Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode angket atau kuesioner dan metode dokumentasi. Untuk
lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:
1. Metode Angket atau Kuesioner
Suharsimi Arikunto (2006: 151) “kuesioner adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Sedangkan menurut
Cholid Narbuko & abu Ahmadi (2002: 76) “metode kuesioner adalah suatu daftar
yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang
akan diteliti”.
Dari kedua pendapat tadi, maka dapat disimpulkan bahwa angket atau
kuesioner adalah serangkaian pertanyaan tertulis yang diajukan dan harus dijawab
oleh responden untuk memperoleh informasi atau data. Penggunaan metode
angket dalam penelitian ini berfungsi untuk mendapatkan informasi atau data-data
tentang pengaruh program Pendidikan Sistem Ganda terhadap minat
berwirausaha.
Skala tentang PSG disusun dengan menggunakan Skala Likert yang
dimodifikasi terdiri dari 4 alternatif jawaban. Sistem penilaian skala dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Pernyataan positif : sangat setuju (4), setuju (3), tidak setuju (2), sangat tidak
setuju (1)
b. Pernyataan negatif : sangat setuju (1), setuju (2), tidak setuju (3), sangat tidak
setuju (4).
Suatu alat ukur dapat dinyatakan sebagai alat ukur yang baik dan mampu
memberikan informasi yang jelas dan akurat apabila telah memenuhi beberapa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
kriteria, yaitu kriteria valid dan reliabel. Sebelum angket disebar perlu diadakan
uji coba (try out) dengan menggunakan angket yang telah dibuat.
a. Uji Validitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 168) “Validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”.
Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat ukur
tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai
dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.
Untuk menghitung analisis item dan korelasi antar faktor digunakan rumus
koefisien korelasi product moment, dihitung dengan SPSS 16.00 .
Rumus :
rxy=
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi variabel x dengan variabel y.
xy = jumlah hasil perkalian antara variabel x dengan variabel y.
x = jumlah nilai setiap item.
y = jumlah nilai konstan.
N = jumlah subyek penelitian.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu instrument dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data (Suharsimi Arikunto, 2006: 178).
Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan tekhnik
Formula Alpha dan dengan menggunakan program SPSS 16.00 for windows.
Rumus :
r11 =( K
) (1 - ∑ b
2
)
(k-1) t2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan
∑ b2 = jumlah varians butir
t2 = varians total (Suharsimi Arikunto, 2006: 196)
2. Metode Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 158) mengatakan bahwa”
dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis”.
Metode dokumentasi yaitu menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,
majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan
sebagainya.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa metode dokumentasi
adalah metode penelitian yang berdasarkan data-data yang sudah ada tanpa diolah
terlebih dahulu. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode dokumentasi
untuk memperoleh informasi tentang data umum penelitian yang berupa nama-
nama siswa, latar belakang berdirinya sekolah dan struktur organisasi sekolah.
D. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan yang akan
dilakukan dalam proses penelitian. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang
akan diteliti yaitu :
1. Variabel Dependen
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 119) “variabel dependen adalah
variabel akibat atau disebut variabel tidak bebas”. Dalam penelitian ini yang
termasuk variabel dependen adalah minat berwirausaha, yang diukur oleh :
a. Kesadaran
b. Kemauan
c. Perasaan Tertarik
d. Perasaan Senang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
2. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau disebut
variabel penyebab. Yang termasuk kedalam variabel independen dalam penelitian
ini adalah :
a. Standar Profesi
b. Standar Pendidikan dan Pelatihan
c. Pengujian dan Sertifikasi
d. Kerjasama dengan Dunia Kerja/ Industri
e. Peraturan Pendukung
f. Nilai Tambah
g. Insentif
h. Kelembagaan
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif karena
penelitian ini bertujuan untuk mengungkap masalah-masalah dengan jalan
mengumpulkan data, menyusun dan menganalisis. Data-data tersebut diperoleh
dari penyebaran angket kepada responden dan juga dengan mengumpulkan
dokumen tertulis dari tempat penelitian.
Rancangan penelitian ini dimulai dari proses try out angket, dimana try
out dilakukan untuk mengetahui apakah angket tersebut memenuhi syarat validitas
dan reliabilitas sebagai alat ukur. Teknik yang digunakan untuk mengetahui
validitas angket menggunakan rumus product moment, sedangkan untuk uji
reliabilitas menggunakan rumus alpha. Langkah selanjutnya melakukan analisis
regresi sederhana untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara Pendidikan
Sistem Ganda (PSG) terhadap minat berwirausaha. Peneliti menggunakan uji t
untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
terhadap minat berwirausaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
E. Tehnik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis
Sebelum dilakukan analisis regresi linier untuk mendapatkan model
persamaan regresi, maka terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian asumsi klasik
untuk regresi linear sederhana sebagai uji persyaratan analisis, yaitu:
a. Uji Heteroskedastisitas
Singgih Santoso (2001) berpendapat bahwa tujuan dari uji
heterokedastisitas adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi,
terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika varians dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homokesdastisitas. Dan jika varians berbeda, disebut heterokesdastisitas.
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokesdastisitas.
Deteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada scatterplot yang menunjukkan hubungan antara Regression
Studentised Residual dengan Regression Standardized Predicted Value. Dasar
pengambilan keputusan berkaitan dengan gambar tersebut adalah:
1). Jika terdapat pola tertentu, yaitu jika titik-titiknya membentuk pola
tertentu dan teratur, maka diindikasikan terdapat masalah
heteroskedastisitas.
2). Jika tidak terdapat pola yang jelas, yaitu jika titik-titiknya menyebar,
maka diindikasikan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.
b. Uji Autokorelasi
Menurut Singgih Santoso (2001) uji autokorelasi dilakukan untuk menguji
apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Masalah
autokorelasi dapat diamati melalui uji Durbin-Watson (DW). Dasar dalam
pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
a) Jika pengujian diperoleh nilai DW statistik di bawah -2, maka
diindikasikan ada autokorelasi positif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
b) Jika pengujian diperoleh nilai DW statistik di antara -2 sampai 2, maka
diindikasikan tidak ada autokorelasi.
c) Jika pengujian diperoleh nilai DW statistik di atas 2, maka
diindikasikan ada autokorelasi negatif.
c. Uji Normalitas
Singgih Santoso (2001) berpendapat bahwa uji normalitas dilakukan untuk
menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependent, variabel
independent atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model
regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Dasar
pengambilan keputusan yang digunakan adalah:
1). Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2). Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Pengujian hipotesis
a. Persamaan garis regresi sederhana
Y= a + bX
a =
b =
Keterangan:
Y = variabel terikat
X = variabel bebas
a = intersep/konstanta
b = koofisien regresi/slop (M Iqbal Hasan, 2005)
Setelah didapatkan persamaan regresi linier sederhana, kemudian
dilakukan uji t untuk mengetahui apakah model persamaan regresi yang telah
diperoleh dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen dengan bantuan
program SPSS.16. Dengan hipotesis sebagai berikut:
Ho = Koefisien regresi tidak signifikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
H1 = Koefisien regresi signifikan
Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas:
Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima.
Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak.
b. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi untuk mengetahui seberapa besar peranan variable X
(variabel independen) dalam mempengaruhi perubahan variable Y (variabel
dependen) yang diberi notasi r2, dengan bantuan SPSS.16.
c. Menghitung sumbangan relatif dan sumbangan efektif
1) Sumbangan relatif
Prediktor X1 = SR% =
(Sutrisno Hadi, 2001: 43)
2) Sumbangan efektif
Prediktor X1 = SE% = SR% X1 x R2
(Sutrisno Hadi, 2001: 45)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
F. HASIL TRY OUT
Sebelum melakukan penelitian yang sebenarnya peneliti melakukan uji
coba angket (try out) terlebih dahulu. Uji coba ini untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas angket.
1. Uji Validitas Angket
Dari uji coba angket yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai
berikut:
a. Hasil uji validitas variabel Pendidikan Sistem Ganda (X)
Berdasarkan hasil uji coba variabel X dari 46 pertanyaan terdapat 2 item yang
tidak valid yaitu no: 2 dan 15. Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS
versi 16, diperoleh rhitung yang lebih kecil dari rtabel dengan N= 30, pada taraf
signifikansi 5% diperoleh rtabel 0,361.
b. Hasil uji validitas variabel minat berwirausaha (Y)
Berdasarkan hasil uji coba variabel Y dari 24 pertanyaan terdapat 2 item yang
tidak valid yaitu no: 49 dan 70. Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS
versi 16, diperoleh rhitung yang lebih kecil dari rtabel dengan N= 30, pada taraf
signifikansi 5% diperoleh rtabel 0,361.
2. Uji Reliabilitas Angket
Dari hasil uji coba angket diperoleh hasil reliabilitas sebagai berikut
a. Berdasarkan hasil uji coba angket variabel X diperoleh rhitung = 0,955
sedangkan rtabel dengan taraf signifikansi 5% dan N= 30 adalah sebesar 0,361
dengan demikian rhitung > rtabel atau 0,955 > 0,361 maka reliabilitas angket
dapat diterima.
b. Berdasarkan hasil uji coba angket variabel Y diperoleh rhitung = 0,889
sedangkan rtabel dengan taraf signifikansi 5% dan N= 30 adalah sebesar 0,361
dengan demikian rhitung > rtabel atau 0,889 > 0,361 maka reliabilitas angket
dapat diterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
a. Sejarah dan Perkembangan SMK Negeri 1 Sukoharjo
SMK Negeri 1 Sukoharjo berdiri sejak tahun 1968 yang bertempat di
SD Negeri 2 Jetis, Kecamatan Sukoharjo, dengan Kepala Sekolah Bapak
Sudarsono, BA. Kepala Tata Usaha Bapak Samiadi, dulu dengan nama Sekolah
Menengah Ekonomi Atas (SMEA).
Pada tahun 1969 – 1970 setelah selesai proses sertifikasi tanah maka
pada tahun 1969 – 1970 pindah dan bertempat di Jl. Jendral Sudirman No. 151
Sukoharjo, dukuh Calen, Kelurahan Jombor, Kecamatan Bendosari, Kabupaten
Sukoharjo.
Pada tanggal 9 Maret 1997, berubah menjadi Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK).
SMK Negeri 1 Sukoharjo memiliki 4 jurusan:
1) Program Keahlian Sekretaris
2) Program Keahlian Akuntansi
3) Program Keahlian Penjualan
4) Program Keahlian Teknik Komputer Jaringan
Kepala SMK Negeri 1 Sukoharjo sejak berdiri sampai saat ini adalah sebagai
berikut:
1) Drs. Sudarsono, BA. 1968 – 1972
2) Drs. Slamet Efendi 1972 – 1976
3) Drs. Sayid 1976 – 1978
4) Suparjo Sastro Hatmojo, BA. 1978 – 1981
5) Sunarno, BA. 1981 – 1988
6) Drs. H M Walkam 1988 – 1992
7) Drs. Daryono 1993 – 1996
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
8) Drs. Bakdijar 1997 – 2001
9) Drs. Sudibyo 2002 – 2006
10) Drs. Haryanto 2006 – Sekarang
b. Visi, Misi dan Tujuan SMK Negeri 1 Sukoharjo
1) Visi SMK Negeri 1 Sukoharjo
“Menjadi SMK berstandar nasional yang menghasilkan tenaga kerja yang
berakhlak mulia, unggul dalam bidangnya, mandiri, untuk memenuhi
kebutuhan dunia kerja”.
2) Misi SMK Negeri 1 Sukoharjo
a) Menyajikan layanan pemelajaran berbasasis kompetensi, berakhlak
mulia dan mengembangkan kecakapan hidup.
b) Menerapkan prinsip akuntabilitas dan jiwa kewirausahaan dalam
manajemen SMK.
c) Menggali potensi masyarakat agar dapat berdaya saing tinggi dan
mambangun daerah Sukoharjo pada era globalisasi.
3) Tujuan SMK Negeri 1 Sukoharjo
1) Mengembangkan sistem seleksi penerimaan siswa baru dan melakukan
pembinaan pada calon siswa.
2) Meningkatkan jumlah dan kualitas tenaga kependidikan sesuai dengan
tuntutan program diklat yang berkualitas.
3) Mengupayakan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
untuk mendukung kegiatan diklat sehingga dapat meningkatkan prestasi
hasil belajar.
4) Menjalin kerjasama dengan lembaga atau institusi terkait, masyarakat,
dunia usaha dan industri dalam rangka pengembangan program
pendidikan.
5) Kegiatan diklat diarahkan pada program yang berbasis kompetensi yang
berorientasi pada life skill.
6) Meningkatkan keterserapan lulusan di dunia kerja.
7) Meningkatkan pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
c. Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Sukoharjo
Wakasek Kurikulum : Drs. Mujiyono
Wakasek Ur. DU/DI : Drs. Sri Widodo
Wakasek Kesiswaan : Drs. Bambang Sugiyanto
Wakasek Sarpras : Drs. Darsana
Gambar 2. Sumber: Dokumentasi TU SMK N 1 Sukoharjo
Kepala Sekolah
Drs. Haryanto M.Pd
Komite Sekolah
Drs. Kasirin Ka. TU
Drs. Budi Taruna
Lab. Akuntansi
Drs. Sri Widodo
Lab. Bhs Inggris
Drs. Joko Winarso
Lab. Penjualan
Dra. Darini
Lab. Mengetik
Dra. Widayati
Lab. Komputer
Drs. Mujiyono
Perpustakaan
Agung Ind. S.Pd
Kursus – kursus
Komp: Drs. Mujiono
Akunt: Drs. Sri Wid
Ka Proyek LPK
Khusus
Drs. Sri Widodo
Ka Unit Bank Mini
Kusmiyati S.Pd
Ka Unit Kafe
Dra. Sri Maryati
Ka Unit Toko
Dra. Setyonastuti
Ka Unit Produksi
Drs. Agus S
SISWA - SISWI
GURU BP / BK
GURU BIDANG
STUDI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
d. Kurikulum yang digunakan
Dari sejak tahun berdirinya yaitu tahun 1968 hingga sekarang, SMK
Negeri 1 Sukoharjo telah berganti-ganti dalam penggunaan kurikulum.
Kurikulum yang digunakan saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk
mewujudkan sekolah yang efektif, produktif dan berprestasi. KTSP adalah
kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh
setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP).
2. Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data merupakan gambaran hasil pengumpulan data tiap-tiap
variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah: Program
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) sebagai variabel bebas (X) dan Minat
berwirausaha sebagai variabel terikat (Y).
Berdasarkan data hasil penyebaran angket kepada responden, dapat
diketahui hasilnya sebagai berikut:
a. Variabel Program Pendidikan Sistem Ganda (X)
Berdasarkan data yang telah diperoleh dengan menyebarkan angket
kepada 76 responden, maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1. Tabel Statistik PSG
Nama: Nilai:
1). Mean 141.12
2). Median 138.50
3). Modus 130
4). Standar Deviasi 10.661
5). Max 166
6). Min 125
7). Sum 10725
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata skor dari variabel PSG
yaitu sebesar 141,12 , nilai tengah sebesar 138,50 , nilai yang sering muncul yaitu
130, standart deviasi sebesar 10,661 , nilai tertinggi yaitu 166, nilai terendah yaitu
125, dengan jumlah sebesar 10725.
b. Variabel Minat Berwirausaha (Y)
Berdasarkan data yang telah diperoleh dengan menyebarkan angket
kepada 76 responden, maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 2. Tabel Statistik Berwirausaha
Nama: Nilai:
1). Mean 68.47
2). Median 67.00
3). Modus 66
4). Standar Deviasi 5.191
5). Max 82
6). Min 57
7). Sum 5204
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata skor dari variabel minat
berwirausaha yaitu sebesar 68,47 , nilai tengah sebesar 67,00 , nilai yang sering
muncul yaitu 66, standart deviasi sebesar 5,191 , nilai tertinggi yaitu 82, nilai
terendah yaitu 57, dengan jumlah sebesar 5204.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
B. Pengujian Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas
Gambar 3. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Berdasarkan uji yang telah dilakukan dengan alat bantu SPSS 16.00,
deteksi normalitas dapat dilihat pada grafik Normal P-P Plot of Regression
Standardized Residual di atas. Melalui grafik tersebut diketahui bahwa titik-titik
menyebar di sekitar garis diagonal, selain itu penyebaran titik-titik tersebut
membentuk garis diagonal. Dikarenakan data menyebar di sekitar garis diagonal
dan penyebaraannya mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas. Temuan ini menunjukkan bahwa model regresi
layak digunakan untuk memprediksi variabel minat berwirausaha (Y) yang
didasarkan pada variabel Pendidikan Sistem Ganda (X).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
2. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4. Scatterplot
Pada penelitian ini, berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan
alat bantu SPSS 16.00. Berdasarkan gambar scatterplot di atas yang menunjukkan
hubungan antara Regression Studentised Residual dengan Regression
Standardized Predicted Value menunjukkan bahwa titik-titik yang digambarkan
pada grafik tersebut menyebar dan tidak membentuk pola tertentu, serta tersebar
di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal tersebut membuktikan
bahwa pada model regresi diindikasikan tidak terdapat masalah heterokedastisitas,
sehingga model regresi layak digunakan.
3. Uji Autokorelasi
Tabel 3. Output SPSS bagian Model Summary
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .572a .327 .318 4.288 1.979
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Masalah autokorelasi dapat diamati melalui uji Durbin-Watson (DW).
Dasar dalam pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
a) Jika pengujian diperoleh nilai DW statistik di bawah -2, maka diindikasikan
ada autokorelasi positif.
b) Jika pengujian diperoleh nilai DW statistik di antara -2 sampai 2, maka
diindikasikan tidak ada autokorelasi.
c) Jika pengujian diperoleh nilai DW statistik di atas 2, maka diindikasikan ada
autokorelasi negatif.
Pada tabel Model Summary hasil output SPSS di atas menunjukkan bahwa
nilai Durbin-Watson yang diperoleh dalam pengujian ini adalah +1,979.
Dikarenakan nilai DW berkisar antara -2 dengan +2, maka dapat disimpulkan
bahwa model regresi diindikasikan tidak terdapat masalah autokorelasi. Temuan
ini menunjukkan bahwa model regresi layak digunakan.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah langkah untuk menguji apakah pernyataan
yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis di terima atau di tolak. Adapun
langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Pengujian Hasil Analisis Data
Pembuktian kebenaran hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan analisis regresi sederhana dengan bantuan program komputer SPSS
16.0. Sebagai variabel X adalah Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dan variabel Y
adalah Minat Berwirausaha. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam
pengujian hasil analisis data adalah sebagai berikut :
a. Tabulasi Data
Tabulasi data yaitu membuat tabel dari nilai variabel X dan variabel Y.
dari hasil perhitungan diperoleh harga-harga sebagai berikut:
N = 76 ΣXY = 742557
ΣX = 10725 ΣX2 = 1522019
ΣY = 5245 ΣY2 = 363979
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
b. Membuat Persamaan Garis Regresi Linear Sederhana
Berdasarkan nilai-nilai di atas, selanjutnya dicari persamaan garis regresi
linear sederhana yaitu Y = a + bX. Melalui persamaan tersebut dapat diketahui
dimana a = 29,192 dan b = 0,278, sehingga diperoleh persamaan garis regresi Y=
29,192 + 0,278X. Berarti arah perubahan nilai Y akan bertambah atau berkurang
tergantung pada koefisien X yang positif atau negatif. Berdasarkan persamaan
regresi di atas, maka perubahan yang terjadi pada nilai Y searah dengan
perubahan variabel X.
Setelah didapatkan persamaan regresi tersebut, maka dilakukan, uji t yaitu
terlihat pada kolom Sig/significance pada output bagian Coefficient diperoleh
angka probabilitas sebesar 0,000 atau probabilitas jauh dibawah 0,05 (0,000 <
0,05). Maka Ho ditolak atau koefisien regresi signifikan. Dengan kata lain PSG
(X) benar-benar berpengaruh terhadap minat berwirausaha (Y).
Ini berarti arah perubahan nilai Y akan bertambah atau berkurang
tergantung pada koefisien X. Berdasarkan persamaan regresi di atas, maka
perubahan yang terjadi pada nilai Y searah dengan perubahan variabel X. Apabila
terjadi peningkatan X sebanyak Rp 1,00 maka akan meningkatkan Y sebanyak Rp
0,278.
c. Menghitung Koefisien Determinasi (r2)
Berdasarkan perhitungan nilai R-square pada tabel Model Summary,
diperoleh nilai R-square sebesar 0,327 atau 32,7%. Hal ini berarti bahwa
pengaruh variabel X terhadap Y adalah sebesar 32,7%, sedangkan sisanya sebesar
67,3% dipengaruhi oleh faktor lain.
d. Menguji Hipotesis
Berdasarkan perhitungan data diperoleh thitung = 5,994 hasil tersebut
dikonsultasikan dengan ttabel dengan N=76 serta taraf signifikasi 5% diperoleh
nilai 1,670 karena thitung > ttabel atau 5,994 > 1,670. Hasil tersebut membuktikan
bahwa ada pengaruh yang signifikan antara Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
terhadap minat berwirausaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
e. Menghitung Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:
Sumbangan Relatif X terhadap Y sebesar 99,99%
Sumbangan Efektif X terhadap Y sebesar 32,69%
2. Penafsiran Pengujian Hipotesis
Berdasarkan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan teknik
analisis regresi sederhana, maka untuk hipotesis dengan uji t diperoleh hasil thitung
> ttabel atau 5,994 > 1,670 pada taraf signifikansi 5% dengan N=76. Hal ini berarti
bahwa ada pengaruh yang signifikan antara Program Pendidikan Sistem Ganda
(PSG) terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas XII Program Keahlian
Penjualan SMK Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.
Berdasarkan persamaan garis regresi linear sederhana, diperoleh
persamaan garis regresi Y= 29,192 + 0,278X. Berarti arah perubahan nilai Y akan
bertambah atau berkurang tergantung pada koefisien X yang positif atau negatif.
Dilihat dari persamaan regresi tersebut, jika pelaksanaan Pendidikan Sistem
Ganda (X) mengalami peningkatan maka akan mempengaruhi minat berwirausaha
(Y). Berdasarkan persamaan regresi di atas, maka perubahan yang terjadi pada
nilai Y searah dengan perubahan variabel X.
Adapun hasil dari perhitungan Sumbangan Relatif (SR),diperoleh hasil SR
prediktor X terhadap Y sebesar 99,99%. Sedangkan untuk Sumbangan Efektif
(SE), diperoleh hasil SE prediktor X terhadap Y adalah sebesar 32,69%.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesisnya menyatakan bahwa ada
pengaruh yang signifikan antara Program Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas XII Program Keahlian Penjualan
SMK Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011 dapat diterima.
3. Masalah Yang Dihadapi dan Cara Pemecahannya
Masalah yang dihadapi oleh siswa saat pelaksanaan Pendidikan Sistem
Ganda yaitu pelatihan yang terjadi di industri masih terkesan tertutup, yaitu tidak
semua ilmu diajarkan kepada siswa saat pelaksanaan PSG serta banyak lulusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
yang tidak tertampung di dunia kerja lebih memilih menganggur dan menunggu
datangnya pekerjaan daripada berwirausaha atau membuka usaha sendiri.
Adapun pemecahan masalahnya yaitu:
1) Bagi siswa, yaitu siswa harus lebih giat lagi menimba ilmu saat pelaksanaan
PSG, dan siswa harus berfikir kreatif untuk dapat berwirausaha sendiri.
2) Bagi sekolah, yaitu guru pembimbing selalu siap membantu siswa yang
mengalami kesulitan saat PSG, dan guru mengajarkan kepada siswa tentang
berwirausaha.
3) Bagi DU/ DI, yaitu dalam membimbing siswa yang melaksanakan PSG harus
lebih terbuka lagi, sehingga siswa dapat bekerja secara profesional sesuai
dengan prosedur yang ada di perusahaan.
4. Interpretasi Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil analisis data dan penafsiran pengujian hipotesis di atas
dengan uji t diperoleh hasil thitung > ttabel atau 5,994 > 1,670 pada taraf signifikansi
5% dengan N=76, maka dapat disimpulkan bahwa: ada pengaruh yang signifikan
antara Program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) terhadap minat berwirausaha
pada siswa kelas XII Program Keahlian Penjualan SMK Negeri 1 Sukoharjo tahun
ajaran 2010/2011. Dilihat dari hasil Sumbangan Efektif (SE), diperoleh hasil SE
prediktor X terhadap Y adalah sebesar 32,69% , maka pengaruh antara Pendidikan
Sistem Ganda dan minat berwirausaha yaitu sedang.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat diketahui
adanya pengaruh yang signifikan antara Program Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas XII Program Keahlian Penjualan
SMK Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011. Berdasarkan hasil dari thitung >
ttabel atau 5,994 > 1,670 pada taraf signifikansi 5% dengan N=76. Selanjutnya
berdasarkan analisis data yang terkumpul dan diperoleh kesimpulannya, kemudian
dihubungkan dengan teori-teori yang dikemukakan dalam landasan teori maka
hasilnya dapat diuraikan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
PSG adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematik dan sinkron program
pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui
bekerja langsung di dunia kerja, dan terarah untuk mencapai suatu tingkat
keahlian profesional tertentu. Peranan pendidikan kejuruan bukan hanya melatih
para siswa menjadi tenaga-tenaga siap pakai, melainkan untuk mempersiapkan
para siswa untuk siap menggali sumber kehidupan, mengenal arti lingkungan serta
mendayagunakan lingkungannya untuk memajukan kehidupan pribadi dan
kehidupan masyarakatnya. Sekolah-sekolah kejuruan menanggung beban yang
lebih nyata dalam rangka pendidikan manusia wiraswasta dan mempunyai
peranan yang penting pula dalam mempersiapkan manusia-manusia wiraswasta.
Pelaksanaan PSG kepada siswa dapat meningkatkan kemampuan dan
keterampilannya sehingga siswa mendapatkan keahlian profesional yang sesuai
dengan bidangnya. Selain itu siswa juga mendapatkan pengalaman kerja secara
langsung, sehingga etos kerja yang baik dapat terbentuk. Selain itu siswa setelah
lulus dapat berwirausaha sendiri, dan siswa dapat mempraktekkan apa yang telah
di dapat saat melaksakan PSG.
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui prediktor pelaksanaan Pendidikan
Sistem Ganda (X) memberi sumbangan relatif sebesar 99,99%, dan sumbangan
efektif sebesar 32,69%. Hal ini berarti semakin baik pelaksanaan Pendidikan
Sistem Ganda ( pada saat magang kerja di DU/ DI) akan memberikan pengaruh
terhadap minat siswa dalam berwirausaha. Hal ini disebabkan karena dalam PSG,
ketika pada program magang kerja siswa dapat meningkatkan kemampuan dan
keterampilannya sehingga siswa mendapatkan keahlian profesional yang sesuai
dengan bidangnya. Selain itu siswa juga mendapatkan pengalaman kerja secara
langsung sehingga etos kerja yang baik dapat terbentuk. Keahlian profesional
yang dimiliki akan menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa untuk menapak
masa depan dengan berwirausaha.
Siswa lulusan SMK selain dipersiapkan menjadi tenaga kerja di DU/DI
juga dipersiapkan untuk mampu menciptakan lapangan kerja sendiri.
Berwirausaha merupakan pilihan pekerjaan yang tepat dalam rangka memperluas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
kesempatan kerja, hal ini sangat memungkinkan karena siswa SMK telah
mendapatkan pengetahuan kewirausahaan yang cukup dalam mata diklat
kewirausahaan, dan memiliki ketrampilan, keahlian dan pengalaman kerja ketika
mengikuti program PSG. Berdasarkan sumbangan efektif sebesar 32,69%, maka
dalam pelaksanaan PSG mampu memberikan sumbangan sebesar 32,69%,
sedangkan sisanya yaitu sebesar 67,31% disebabkan oleh faktor lain yaitu seperti
mata diklat kewirausahaan, kecerdasan emosional, motivasi, lingkungan, bakat,
serta pengalaman dan profesionalisme.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
1. Teori
a. Pendidikan Sistem Ganda(PSG)
PSG adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematik dan sinkron program
pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui
bekerja langsung di dunia kerja, dan terarah untuk mencapai suatu tingkat
keahlian profesional tertentu. Proses penyelenggaraan pendidikan di dunia kerja
lebih ditekankan pada kegiatan bekerja sambil belajar (learning by doing) secara
langsung pada keadaan yang nyata. Dalam PSG, lembaga pendidikan atau
lembaga pelatihan lainnya dan industri secara bersama-sama menyelenggarakan
suatu program pendidikan atau program pelatihan mulai dari perencanaan,
penyelenggaraan, dan penilaian sampai dengan upaya penempatan lulusan.
Tujuan penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda adalah:
menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional, memperkokoh
link and match antara sekolah dengan dunia usaha, meningkatkan efisiensi proses
pendidikan dan pelatihan tenaga kerja, memberi pengakuan dan penghargaan
terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan. Pelatihan di
tempat kerja diselenggarakan dengan maksud membentuk kecakapan tenaga kerja
yang diperlukan untuk suatu pekerjaan tertentu. Ada keterkaitan antara apa yang
dilakukan di sekolah dan apa yang dilakukan di institusi pasangan sebagai suatu
rangkaian yang utuh.
b. Minat Berwirausaha
Minat adalah sesuatu dengan apa anak mengidentifikasikan keberadaan
pribadinya, dan wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif
dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk
menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup. Sedangkan
minat berwirausaha yaitu keinginan seseorang untuk melakukan upaya-upaya
55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
kreatif dan inovatif untuk menemukan peluang dan mengembangkan ide. Siswa
lulusan SMK selain dipersiapkan menjadi tenaga kerja di DU/DI juga
dipersiapkan untuk mampu menciptakan lapangan kerja sendiri. Berwirausaha
merupakan pilihan pekerjaan yang tepat dalam rangka memperluas kesempatan
kerja, hal ini sangat memungkinkan karena siswa SMK telah mendapatkan
pengetahuan kewirausahaan yang cukup dalam mata diklat kewirausahaan, dan
memiliki ketrampilan, keahlian dan pengalaman kerja ketika mengikuti program
PSG.
PSG yang dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan pihak lain adalah
salah satu usaha pemerintah untuk mendekatkan lulusan SMK dengan dunia kerja.
Selain itu upaya ini juga untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan siswa. Agar
sekolah-sekolah kejuruan kita dapat mengembangkan pengajaran yang
mempersiapkan manusia-manusia wiraswasta, di samping perlu diadakan
pengembangan kurikulum dan pengajarannya sendiri, juga diperlukan adanya pola
kerjasama yang efektif antara sekolah, keluarga, masyarakat pemakai tenagakerja,
dunia industri dan dunia ekonomi pada umumnya.
Peranan pendidikan kejuruan bukan hanya melatih para siswa menjadi
tenaga-tenaga siap pakai, melainkan untuk mempersiapkan para siswa untuk siap
menggali sumber kehidupan, mengenal arti lingkungan serta mendayagunakan
lingkungannya untuk memajukan kehidupan pribadi dan kehidupan
masyarakatnya. Sekolah-sekolah kejuruan menanggung beban yang lebih nyata
dalam rangka pendidikan manusia wiraswasta dan mempunyai peranan yang
penting pula dalam mempersiapkan manusia-manusia wiraswasta. Jadi, setelah
siswa melaksanakan praktek PSG maka siswa bisa menerapkan apa yang telah
dipelajari dan bisa membuka usaha sendiri dengan percaya diri dan selalu
berkreatif.
2. Hasil Penelitian
a. Hasil
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan pada siswa kelas
XII program keahlian penjualan di SMK Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran 2010-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
2011, maka kesimpulannya adalah ada pengaruh yang signifikan antara Program
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas
XII Program Keahlian Penjualan SMK Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran
2010/2011. Hal ini dapat dilihat dengan uji t diperoleh hasil thitung > ttabel atau
5,994 > 1,670 pada taraf signifikansi 5% dengan N=76.
Adanya pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan PSG terhadap minat
berwirausaha, yaitu semakin tinggi kualitas PSG maka semakin tinggi pula minat
siswa dalam berwirausaha. Hal ini disebabkan karena dalam PSG, ketika program
magang kerja siswa dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilannya
sehingga siswa mendapatkan keahlian profesional yang sesuai dengan bidangnya.
Selain itu siswa juga mendapatkan pengalaman kerja secara langsung, sehingga
etos kerja yang baik dapat terbentuk. Selain itu siswa setelah lulus dapat
berwirausaha sendiri, dan siswa dapat mempraktekkan apa yang telah di dapat
saat melaksakan PSG.
b. Masalah Yang Dihadapi dan Cara Pemecahannya
Masalah yang dihadapi oleh siswa saat pelaksanaan Pendidikan Sistem
Ganda yaitu pelatihan yang terjadi di industri masih terkesan tertutup, yaitu tidak
semua ilmu diajarkan kepada siswa saat pelaksanaan PSG serta banyak lulusan
yang tidak tertampung di dunia kerja lebih memilih menganggur dan menunggu
datangnya pekerjaan daripada berwirausaha atau membuka usaha sendiri.
Adapun pemecahan masalahnya yaitu:
1) Bagi siswa, yaitu siswa harus lebih giat lagi menimba ilmu saat pelaksanaan
PSG, dan siswa harus berfikir kreatif untuk dapat berwirausaha sendiri.
2) Bagi sekolah, yaitu guru pembimbing selalu siap membantu siswa yang
mengalami kesulitan saat PSG, dan guru mengajarkan kepada siswa tentang
berwirausaha.
3) Bagi DU/ DI, yaitu dalam membimbing siswa yang melaksanakan PSG harus
lebih terbuka lagi, sehingga siswa dapat bekerja secara profesional sesuai
dengan prosedur yang ada di perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian diketahui bahwa minat
berwirausaha siswa dipengaruhi oleh pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda
(PSG). Sehubungan dengan penelitian di atas, maka dapat disampaikan implikasi
penelitian yang meliputi dampak teoritis dan dampak praktis.
Adapun dampak teoritis hasil penelitian ini yaitu diharapkan dapat
menambah khasanah ilmu pengetahuan dan penelitian tentang minat
berwirausaha, serta sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang meneliti
masalah yang sejenis. Sedangkan dampak praktis penelitian ini yaitu member
masukan bagi pengelola SMK yang mengurusi tentang pembinaan dan
peningkatan minat berwirausaha siswa yang terkait dengan pelaksanaan
Pendidikan Sistem Ganda.
Peserta didik sebagai obyek pendidikan dalam PSG dituntut untuk
mengelola potensi diri secara maksimal, sehingga ketika lulus peserta didik benar-
benar memiliki keahlian profesional yang sesuai dengan bidangnya. Keahlian
profesional itu akan memberikan rasa percaya diri siswa untuk bisa berwirausaha
atau membuka usaha sendiri.
C. Saran
Dari hasil penelitian yang telah dicapai , dapat disampaikan beberapa saran
yang dapat berguna sebagai upaya untuk meningkatkan pelaksanaan Pendidikan
Sistem Ganda di SMK Negeri 1 Sukoharjo. Adapun saran yang dapat disampaikan
adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru pembimbing PSG
Meningkatkan koordinasi dengan institusi PSG sehingga senantiasa bisa
mengontrol siswa saat pelaksanaan PSG sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan, serta membangkitkan minat siswa dalam berwirausaha sehingga
siswa dapat mempraktekkan apa yang telah di peroleh saat melaksankan PSG.
2. Bagi Siswa
Saat melaksanakan magang di institusi PSG, siswa harus meningkatkan
kemampuan dan keterampilannya sehingga siswa memperoleh keahlian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
profesional yang sesuai dengan bidangnya. Keahlian profesional yang dimiliki
akan menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa untuk menapak masa depan
dengan berwirausaha.
3. Bagi Dunia Usaha/ Industri
Diharapkan DU/ DI selalu bersedia menjalin kerjasama dengan pihak sekolah,
yaitu dengan cara memberikan kesempatan magang kerja/ praktik kepada siswa
agar siswa memiliki keterampilan dan pengalaman kerja sehingga dapat
mencapai keahlian profesional seperti yang diharapkan.
4. Bagi Kepala Sekolah
a. Selalu meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam penyelenggaraan
PSG.
b. Memberikan pengarahan kepada para guru supaya selalu menanamkan jiwa
wirausaha kepada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
DAFTAR PUSTAKA
Agus Waluyo. 2007. Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
Dan Informasi Dunia Kerja Terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa Kelas
III Program Keahlian Penjualan Di SMK Negeri 1 Pedan Tahun Ajaran
2006/2007. Surakarta. Skripsi. FKIP.
Cholid Narbuko & Abu Ahmadi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi
Aksara.
Dadang Suhardan dkk. 2008. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Djarwanto. 2001. Mengenal Beberapa Uji Statistik Dalam Penelitian.
Yogyakarta: Liberty.
Dudik Iskandar. 2006. Pengaruh Mata Diklat Kewirausahaan Dan Pelaksanaan
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) Terhadap Sikap Berwirausaha Siswa
Kelas 3 Program keahlian Tata Boga Di SMK N 4 surakarta Tahun Diklat
2005/2006. Surakarta. Skripsi. FKIP.
E Mulyasa.2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda
Karya Offset.
Gumelar Wahyu Gumilang. 2008. Kajian Penerapan kebijakan Pengembangan
Sekolah Menengah Untuk Mendukung Kegiatan Ekonomi Di Provinsi DKI
Jakarta. http//digilib.itb.ac.id. Diakses tanggal 25 Agustus 2010.
Hasbullah. 2005. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hurlock, Elizabeth B. 2005. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
M Iqbal Hasan. 2005. Pokok-pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif).
Jakarta: Bumi Aksara
M Syaom Barliana. 2010. Proyeksi Pertumbuhan Siswa SMK dan Antisipasi
LPTK: Antara Revolusi dan Involusi. Universitas pendidikan Indonesia.
Mardi Rasyid. 1997. Makna Pentingnya Pendidikan Sistem Ganda Untuk
Menghasilkan Tenaga Terampil. Kajian Dikbud No.010.Tahun III.
Mas’ud Machfoedz & Mahmud Machfoedz. 2004. Kewirausahaan Suatu
Pendekatan Kontemporer. Yogyakarta: YKPN.
Meredit, Geoffrey G. et al. 1995. Kewirausahaan, Teori dan Praktek. Jakarta:
Taruna Grafika.
60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Muliati A.M. 2007. Evaluasi Program Pendidikan Sistem Ganda, Suatu
Penelitian Evaluatif berdasarkan Stake’s Countenance Model Mengenai
Program Pendidikan Sistem Ganda pada sebuah SMK di Sulawesi Selatan
(2005/2007). Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.
Oemar Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Singgih Santoso. 2001. SPSS Versi 10 Mengolah Data Statistik Secara
Profesional. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo.
Siswanto Sastrohadiwiryo. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta:
Bumi Aksara.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana. 2001. Metode Statistika. Bandung : Transito.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju
Sukses. Jakarta : Salemba empat.
Sutrisno Hadi. 2004. Statistika 2. Yogyakarta: Andi Offset.
___________. 2001. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.
Veithzal Rivai & Sylviana Murni. 2009. Education Management. Jakarta: PT
Raja Grafindo persada.
Wahyu Adi. 2005. Penerapan Model Pendidikan Sistem Ganda Sebagai Upaya
Peningkatan Mutu Ketrampilan Lulusan Pada SMK Negeri 2 Surakarta.
Jurnal pendidikan, Vol.4 No. 2: 201-222.
Wahyu Nurharjadmo. 2008. Evaluasi Implementasi Kebijakan Pendidikan Sistem
Ganda Di Sekolah Kejuruan. Spirit Publik. Vol.4 No. 2 : 215-228.
Wasty Soemanto. 1993. Sekuncup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta.
Jakarta: Bumi Aksara.
Wikipedia Indonesia. Jenjang Pendidikan. http//putrinet.wordpress.com. Diakses
tanggal 25 Agustus 2010.
Zimmerer W. Thomas et al. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil.
Jakarta : Salemba Empat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
LAMPIRAN
top related