Ch 17 Financial Reporting Disclosure Requirement and Ethical Responsibilities
Post on 05-Jul-2015
1248 Views
Preview:
Transcript
Keharusan Pengungkapan Pelaporan Keuangan dan
Pertanggungjawaban Etis
Pada bab-bab sebelumnya pada buku ini, kami telah mencoba memberikan
penjelasan ringkas dan lengkap mengenai GAAP saat ini. Kami telah memberikan perhatian
khusus terhadap prinsip-prinsip yang diumumkan oleh FASB dan pendahulunya dalam
peranan mereka sebagai badan profesi akuntansi yang berwenang untuk menerbitkan
standar akuntansi keuangan. Pembahasan tersebut, lebih sering diarahkan langsung dalam
mengidentifikasi transaksi untuk diperlakukan sebagai informasi akuntansi, pengukuran
yang tepat atas transaksi tersebut, kriteria untuk mengklasifikasikan data pada laporan
keuangan, dan melaporkan pengungkapan seperti yang diharuskan oleh Opini APB dan
SFASs
Bab ini akan mencari perhatian tambahan atas pentingnya pengungkapan dalam
pelaporan keuangan. Secara khusus, kami akan membahas keharusan pengungkapan
oleh : (1) FASB dan (2) SEC. Selain itu, kami akan membahas pertanggungjawaban etis
akuntan terhadap masyarakat.
Kriteria Pengakuan dan Pengukuran
SFAC no.5, yang dibahas pada bab 2, membahas sedikit mengenai berbagai cara
pengungkapan yang seharusnya digunakan perusahaan pada laporan keuangan yang
diterbitkannya. Keharusan pengungkapan ini dirangkum dalam Tampilan 17.1.
Tampilan 17.1 Hubungan SFAC No.5 dengan Metode Pelaporan Keuangan Lainnya
Semua informasi yang bermanfaat bagi keputusan investasi, kredit, dan lainnya
Pelaporan Keuangan Informasi
Lainnya
Contoh:
pembahasan
analisis
laporan
Statistik
ekonomi
Artikel baru
mengenai
Area yang dipengaruhi langsung oleh Standar FASB Cara Lain
Pelaporan
Keuangan
Contoh:
Analisis dan
pembahasa
n
manajemen
Surat
kepada
Laporan Keuangan Utama Informasi
Tambahan
Contoh:
informasi
segmen
Pengungkapan
perubahan
harga(SFAS
No.33 yg
Pernyataan
Batasan
Konsep
Pengakuan
dan
Pengukuran
Laporan
Catatan atas
Laporan
Keuangan
Contoh:
Kebijakan
Akuntansi
Tampilan
keuangan
Laporan
Posisi
keuangan
Laporan
Laba Rugi
Laporan
Arus Kas
Laporan
Investasi
dan
Distribusi
oleh dan
dari pemilik
dan Jadwal
Penjelasan
atas item
Laporan
Keuangan
Informasi
umum atas
perusahaaa
n
Seperti yang terlihat pada Tampilan 17.1, SFAC No.5 merangkum bahwa pengungkapan
terdiri atas:
1. Batasan atas pengakuan dan pengukuran
2. Laporan keuangan utama
3. Area yang dipengaruhi langsung oleh Standar FASB yang telah ada
4. Pelaporan Keuangan
5. Semua informasi yang bermanfaat bagi keputusan investasi, kredit dan lainnya.
Hal dibawah item nomor 1 telah dibahas pada awal bacaan ini. Oleh karena itu, pada bab ini
kami berfokus pada hal-hal dibawah item no 2,3,4, dan 5. Perhatikan pada tampilan 17.1,
bahwa sebagai tambahan pada laporan tahunan suatu perusahaan, alat pengungkapan
meliputi catatan kaki atas laporan keuangan, informasi tambahan, seperti informasi
segmental; metode lainnya atas pengungkapan keuangan seperti analisis dan rapat
manajemen; dan informasi perusahaan lainnya seperti laporan analis dan artikel berita.
Bagaimanapun juga, informasi yang paling relevan harus selalu muncul pada salah satu
bagian pelaporan keuangan, membuktikan bahwa laporan keuangan tersebut memenuhi
kriteria SFAC No.5 atas pengakuan dan pengukuran.
Laporan Keuangan Utama
Laporan keuangan yang dijabarkan pada SFAC No.5 telah dibahas pada bab 4 dan
5. Sebagai tambahan atas empat laporan keuangan utama (neraca, laporan laba rugi,
laporan arus kas, dan laporan perubahan modal), laporan keuangan yang lengkap juga
termasuk catatan kaki, jadwal tambahan, dan pengungkapan sisipan.
Catatan kaki untuk laporan keuangan suatu perusahaan menyediakan jumlah yang
penting atas informasi tambahan mengenai item laporan keuangan perusahaan. Secara
umu, catatan kaki mengungkapkan informasi yang menjelaskan, mengklarifikasi, atau
mengembangkan item yang muncul pada laporan keuangan, yang tidak mudah
dihubungkan dalam laporan keuangan itu sendiri. Contoh yang paling umum atas catatan
kaki adalah:
1. Kebijakan akuntansi (dijelaskan kemudian)
2. Jadwal dan tampilan
Sebagai contoh: perusahaan biasanya melaporkan jadwal atau tampilan atas hutang
jangka panjang dan pajak penghasilan.
3. Penjelasan atas item laporan keuangan
Beberapa item membutuhkan tambahan penjelasan sehingga pengguna dapat
menangkap informasi yang dilaporkan. Contohnya adalah manfaat pensiun.
4. Informasi umum atas perusahaan
Biasanya, perusahaan menghadapi kejadian yang mungkin mempengaruhi kinerja
atau posisi keuangan mereka, namun belum dapat diakui dalam laporan keuangan
mereka. Pada keadaan tersebut, investor tertarik untuk mempelajari informasi
tersebut secepat mungkin. Contohnya adalah peristiwa setelah tanggal neraca, dan
kewajiban kontinjensi.
Tujuan dari jadwal tambahan adalah untuk meningkatkan dapat dipahaminya suatu
laporan keuangan. Jadwal tambahan juga digunakan untuk menekankan tren, seperti
ringkasan lima tahunan, atau jadwal tambahan memang disyaratkan oleh FASB, seperti
informasi atas biaya saat ini.
Pengungkapan sisipan terdapat pada awal laporan keuangan (biasanya pada
neraca). Pengungkapan sisipan biasanya digunakan untuk menjelaskan dasar penilaian
atas elemen laporan keuangan tertentu, tetapi juga menyediakan informasi lainnya seperti
nilai par dan jumlah saham resmi yang diterbitkan untuk berbagai kelas atas saham
perusahaan.
Kebijakan Akuntansi
Opini APB No.22, “Pengungkapan atas Kebijakan Akuntansi.” mengharuskan seluruh
perusahaan mengungkapkan baik kebijakan akuntansi yang digunakan perusahaan dan
metode yang digunakan dalam menerapkan kebijakan tersebut. Biasanya, perusahaan
mengungkapkan informasi ini dalam sebuah Ringkasan atas Kebijakan Akuntansi yang
Penting sebelum catatan kaki. Secara spesifik, Opini APB no.22 mengharuskan metode dan
prosedur akuntansi yang tersebut dibawah ini untuk diungkapkan:
1. Pilihan atas alternatif yang tersedia dan dapat diterapkan
2. Prinsip dan metode yang khas terhadap industri dimana entitas yang melaporkan
beroperasi.
3. Penerapan GAAP yang tidak lazim atau bersifat inovatif.
Tujuan utama APB dalam menerbitkan Opini No.22 adalah untuk menyediakan
informasi yang membantu investor membandingkan perusahaan antar perusahaan dan
antar industri. Karena kebijakan akuntansi memiliki dampak penting pada angka yang
dilaporkan pada laporan keuangan, investor harus mengetahui kebijakan apakah tersebut,
sehingga mereka dapat menarik perbandingan yang berarti antar perusahaan dalam industri
yang sama, atau perusahaan dalam industri yang berbeda. Akhirnya, mengetahui kebijakan
akuntansi membuat investor dapat mengambil keputusan ekonomis dengan lebih yakin
karena mereka dapat membuat perbandingan yang logis.
Peristiwa Setelah Tanggal Neraca
Dikarenakan atas kompleksitasnya penutupan buku, persyaratan audit, dan waktu
yang dibutuhkan untuk mencetak dan membagikan laporan tahunan, perusahaan biasanya
menerbitkan laporan keuangan mereka beberapa minggu setelah berakhirnya tahun pajak.
Selama masa antara berakhirnya tahun pajak dan penerbitan laporan keuangan, dapat
terjadi beberapa peristiwa yang belum terefleksikan dalam laporan keuangan. Peristiwa-
peristiwa ini disebut peristiwa setelah tanggal neraca, dan dapat dibagi menjadi (1) peristiwa
yang memberikan bukti lebih lanjut atas keadaan yang ada di tanggal neraca, atau (2)
peristiwa yang memberikan bukti atas keadaan yang belum ada pada tanggal neraca.
GAAP mengharuskan peristiwa pada golongan pertama untuk dilaporkan pada
laporan keuangan perusahaan. Dengan kata lain, ketika perusahaan mengalami peristiwa
setelah tanggal neraca, tetapi sebelum menerbitkan laporan keuangannya, yang
memberikan bukti lebih lanjut atas keadaan yang ada pada tanggal neraca, perusahaan
diharuskan untuk menyesuaikan catatannya untuk merefleksikan dampak keuangan atas
keadaan tersebut. Sebagai contoh, misalkan sebuah perusahaan menetapkan tuntutan
untuk jumlah yang berbeda secara signifikan dengan jumlah yang sebenarnya terjadi,
kemudian perusahaan harus menyesuaikan jumlah yang sebenarnya terjadi dan melaporkan
jumlah yang telah disesuaikan pada laporan keuangan. Pengungkapan penyesuaian
tersebut diharuskan karena peristiwa yang menyebabkan timbulnya penyesuaian terjadi
sebelum tanggal neraca. Apabila penyesuaian tidak dibuat, maka laporan keuangan tidak
menggambarkan secara utuh kondisi keuangan yang sebenarnya pada saat tanggal neraca
atau kinerja perusahaan selama tahun pajak berjalan.
Sebaliknya, GAAP tidak mengharuskan adanya penyesuaian data laporan keuangan
pada golongan yang kedua. Tetapi, harus kita perhatikan bahwa perusahaan biasanya
mengungkapkan peristiwa ini dalam catatan kaki laporan keuangan mereka. Pengungkapan
catatan kaki ini memberi cara bagi perusahaan untuk membahas dampak dari informasi
baru. Perusahaan biasanya mengungkapkan jenis peristiwa setelah tanggal neraca ini ketika
mereka menerbitkan sekuritas saham atau utang, kerugian yang biasa terjadi, menjual aset
penting, atau mengajukan tuntutan sebagai akibat atas peristiwa yang terjadi setelah tanggal
neraca. Contoh berikut ini mengilustrasikan pengungkapan peristiwa setelah tanggal neraca
milik Albertson’s, Inc. yang termasuk golongan kedua
Area yang dipengaruhi langsung oleh Standar FASB yang telah ada - Informasi
Tambahan
Kualitas dapat dipahami dari suatu akuntansi, dijelaskan dalam SFAC No.2,
mengharuskan data laporan keuangan untuk diringkas agar membuat laporan tersebut
bermanfaat bagi pembacanya. Akibatnya, informasi penting yang tidak memenuhi
persyaratan pengukuran dan pelaporan laporan keuangan disajikan dalam informasi
tambahan. Informasi ini dapat termasuk dalam catatan kaki atau bagian yang terpisah yang
biasa disebut financial highlights. Informasi tambahan juga disarankan oleh FASB atau SEC.
Contoh dari informasi tambahan meliputi informasi segmen, informasi yang menjelaskan
efek atas perubahan tingkat harga, informasi atas cadangan minyak dan gas untuk
Albertsons, Inc : Pengungkapan peristiwa setelah tanggal neraca
Pada 31 Maret 2002, perusahaan mengumumkan fase kedua dalam proses
restrukturisasi. Perusahan berniat untuk membuang 4 pasar yang bekerja dibawah
target: Memphis, Tennessee; Nashville, Tennessee; Houston, Texas; dan San Antonio,
Texas. Pembuangan pasar ini akan terjadi melalui perpaduan penutupan dan penjualan
toko. Sehubungan dengan aktivitas ini, jumlah kantor divisi akan berkurang dari 15
menjadi 11 dan fasilitas distribusi di Tulsa, Oklahoma, dan Houston, Texas akan dijual
atau ditutup.
Albertson mengharapkan untuk mencatat beban sebelum pajak yang tidak
berualng sebesar $580, sehubungan dengan penurunan nilai aset pada rencana
restrukturisasi ini. Total $580 ini termasuk $510 non kas. Pembuangan atas seluruh aset
yang berhubungan dengan rencana restrukturisasi ini seharusnya menghasilkan
keuntungan arus kas bersih sebelum pajak sebesar $180.
perusahaan dalam industri pengilangan, laporan auditor, dan laporan keuangan interim.
Informasi segmen dibahas dalam bab 15, dan pengungkapan atas informasi cadangan
minyak dan gas dibahas dalam bab 10.
Informasi Tingkat Harga
Tingkat inflasi yang tinggi yang dialami oleh Amerika Serikat selama tahun 1970an
menyebabkan perhatian atas laporan keuangan mengalami penurunan. Akibatnya, baik
SEC (ASR No.190) dan FASB (SFAS No.33) menerbitkan pernyataan yang mengharuskan
pengungkapan informasi tambahan atas efek perubahan harga dalam laporan 10-K dan
laporan tahunan kepada pemegang saham. Kemudian, setelah inflasi surut pada tahun
1980an, keharusan ini ditunda, sehingga pengungkapan tambahan atas informasi sudah
tidak diperlukan lagi.
Laporan Auditor
SEC mengharuskan setiap perusahaan untuk menjual sekuritas kepada masyarakat
umum untuk mendapatkan opini auditor. Auditor adalah akuntan independen yang memiliki
tanggungjawab memeriksa laporan keuangan yang disusun oleh manajemen dan
menentukan apakah laporan keuangan tersebut disusun secara wajar dan sesuai dengan
GAAP. Opini auditor bukan merupakan metode pengungkapan, tetapi opini wajar tanpa
pengecualian menyiratkan bahwa tingkat pengungkapan perusahaan telah mencukupi.
Berikut ini adalah beberapa panduan dalam menyusun laporan audit yang dikembangkan
oleh AICPA:
1. Laporan tersebut harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku umum.
2. Laporan tersebut harus mengidentifikasi keadaan-keadaan dimana terdapat prinsip-
prinsip yang saat periode ini belum diperiksa secara konsisten yang berhubungan
dengan periode yang lalu.
3. Informasi yang diungkapkan di laporan keuangan dianggap cukup masuk akal
kecuali jika laporan menyatakan sebaliknya.
4. Laporan harus mengandung baik ekspresi opini terhadap laporan keuangan secara
keseluruhan, atau sebuah asersi atas efek dalam opini yang tidak dapat
diekspresikan. Ketika sebuah opini yang menyeluruh tidak dapat diekspresikan,
alasannya harus dinyatakan. Di semua kasus dimana nama auditor dikaitkan dengan
laporan keuangan, laporan harus mengandung indikasi yang ringkas dan jelas atas
sifat kerja auditor, jika perlu, tingkat pertanggungjawaban yang diemban auditor.
Pada kebanyakan kasus, proses audit akan berakibat pada penerbitan standar,
wajar tanpa pengecualian, terdiri atas tiga bagian:
1. Paragraf pembuka yang menyatakan bahwa proses audit telah dijalankan dan
termasuk pernyataan bahwa laporan keuangan merupakan tanggungjawab
manajemen.
2. Paragraf Scope yang menyatakan bahwa proses audit telah dijalankan sesuai
dengan standar auditing yang berlaku umum.
3. Paragraf Opini yang nenyatakan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar
sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum.
Pada keadaan dimana auditor tidak dapat merasa puas akan kriteria yang diperlukan
untuk membuat tiga asersi diatas, auditor akan menerbitkan salah satu jenis opini di bawah
ini:
1. Qualified
Tipe laporan audit ini mengindikasikan bahwa kecuali atas efek hubungan kualifikasi,
laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Opini audit qualified diterbitkan
apabila:
a. Keadaan menghalangi auditor untuk melakukan seluruh proses audit yang
diperlukan untuk memenuhi standar audit yang diterima umum.
b. Laporan keuangan mengandung materi awal atas standar akuntansi yang
diterima umum.
c. Seluruh informasi yang diungkapkan belum dibuat dalam laporan keuangan
2. Disclaimer
Tipe opini ini menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan opini atas laporan
keuangan karena:
a. Auditor tidak dapat mengumpulkan semua bukti yang diperlukan
b. Terdapat keraguan atas kemampuan perusahaan untuk terus dapat
menjalankan kegiatannya
3. Adverse
Tipe opini ini terjadi ketika laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku umum.
Tampilan 17.2 berikut ini menggambarkan laporan audit untuk tahun pajak 2003 atas nama
Hershey Company
Tampilan 17.2 Laporan Auditor Independen Hershey Company tahun 2005
Laporan Keuangan Interim
SEC mengharuskan perusahaan untuk menerbitkan ringkasan laporan keuangan
tiga bulanan dalam bentuk 10-Q. Informasi atas laporan keuangan dan hasil operasi poduksi
LAPORAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK YANG TERDAFTAR DAN INDEPENDEN
Pemegang Saham dan dewan DireksiHershey Company
Kami telah mengaudit neraca konsolidasi tanggal 31 Desember 2005, dan 31 Desember 2004 atas The Hershey Company beserta anak perusahaan, dan juga laporan konsolidasi lainnya seperti laba rugi, arus kas, dan perubahan saham selama tiga tahun periode yang berakhir pada 31 Desember 2005. Laporan Konsolidasi ini merupakan tanggung jawab manajemen. Tanggung jawab kami adalah menyatakan opini atas laporan keuangan konsolidasi ini sesuai dengan proses audit kami.
Kami melaksanakan proses audit sesuai dengan standar dari Public Company Accounting Oversight Board (Amerika Serikat). Standar-standar ini mengharuskan kami merencanakan dan menjalankan proses audit untuk memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material. Proses audit meliputi memeriksa, dasar pengujian, bukti yang mendukung jumlah dan pengungkapan pada laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dan perkiraan penting yang dibuat oleh manajemen, sebagaimana mengevaluasi keseluruhan penyajian laporan keuangan. Kami percaya bahwa proses audit kami memberikan dasar yang kuat untuk opini kami.
Menurut opini kami, laporan keuangan konsolidasi seperti yang tersebut diatas disajikan secara wajar, dalam jumlah yang material, posisi keuangan The Hershey Company dan anak perusahaannya pada 31 Desember 2005 dan 2004, dan hasil dari operasi mereka beserta arus kas mereka untuk tiap tahunnya selama tiga tahun periode yang berakhir 31 Desember 2005 sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Amerika Serikat.
Seperti yang telah dinyatakan pada catatan no.1, perusahaan mengadopsi SFAS No.123 (revisi tahun 2004), Pembayaran berdasarkan lembar, pada tahun yang berakhir 31 Desember 2005. Serta, pada 30 Juni 2003 perusahan mengadopsi FASB interpretasi No.46, Consolidation of Variable Interest Entities, sebuah interpretasi dari ARB No.51, seperti yang dinyatakan pada catatan no.2
Kami juga telah mengaudit, sesuai dengan standar dari Public Company Accounting Oversight Board (Amerika Serikat), keefektifan pengendalian internal perusahaan terhadap pelaporan keuangan pada 31 Desember 2005, didasarkan pada kriteria yang terdapat pada Internal Control-Integrated Framework yang diterbitkan oleh Committee of Sponsoring Organizations of Treadway Commission (COSO), dan laporan kami bertanggal 27 Februari 2006 menyatakan opini wajar tanpa pengecualian pada penilaian manajemen, dan keefektifan operasi, pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan.
selama periode tertentu yang kurang dari satu tahun disebut laporan keuangan interim.
Sebagian besar perusahaan dagang juga menerbitkan informasi atas kinerja periodik
mereka melalui berbagai macam media surat kabar. Nilai penting atas laporan keuangan
interim dan informasi tersebut adalah pada ketepatan waktu. Dengan kata lain, investor
harus mengetahui tiap perubahan atas posisi keuangan perusahaan sesegera mungkin.
Selain itu, terdapat banyak data yang diungkapkan dalam laporan keuangan interim yang
digunakan sebagai data analisis yang digunakan pemerintah untuk mengembangkan
informasi atas perekonomian negara, sebagai kebutuhan untuk mengawasi moneter, atau
kebutuhan untuk mengubah peraturan perpajakan. Terdapat juga bukti bahwa laporan
keuangan berpengaruh pada harga saham, hal ini menandakan bahwa investor
memanfaatkan laporan keuangan interim. Oleh karena itu, laporan keuangan interim harus
dapat dipercaya.
Banyak praktek yang digunakan dalam pelaporan keuangan interim. Beberapa hal
seperti fluktuasi pendapatan musiman dan penerapan biaya tetap dalam periode yang
berbeda, derdampak penting pada laporan keuangan interim yang dilaporkan.
Pada tahun 1973, APB mengkaji permasalahan ini dan menerbitkan kesimpulannya
dalam Opini APB No.28,”Interim Financial Reporting.” Dalam mengkaji pertanyaan-
pertanyaan yang bersifat umum, Dewan mencatat bahwa muncul 2 pandangan atas tujuan
utama pelaporan keuangan interim:
1. Pihak pertama melihat bahwa setiap laporan keuangan interim adalah periode
akuntansi yang terpisah sehingga pendapatan dapat dihitung dengan menggunakan
cara yang sama seperti periode tahunan, oleh karena itu pendapatan dan beban
harus dilaporkan ketika mereka terjadi (pandangan terpisah).
2. Pihak yang lain melihat bahwa laporan keuangan interim merupakan bagian dari
keseluruhan periode tahunan, sehingga pendapatan dan beban dapat dialokasikan
ke dalam periode laporan keuang interim yang berbeda-beda walaupun mereka
terjadi dalam satu periode (pandangan kesatuan).
Pada Opini No.28, APB menyatakan bahwa informasi laporan keuangan interim
sangat penting dalam memberikan data tepat waktu pada setiap kemajuan perusahaan dan
manfaat data tersebut pada hubungannya dengan laporan tahunan. Selain itu, Dewan
menentukan bahwa periode laporan keuangan interim harus dilihat sebagai bagian atas
periode tahunan dan atas prinsip dan praktek yang dianut dalam periode tahunan juga
dianut dalam peiode interim. Meskipun begitu, beberapa modifikasi dibutuhkan untuk
menjaga hubungan yang lebih baik dengan periode tahunan.
Ditambahkan pula, perusahaan dagang yang menyediakan ringkasan informasi atas
analisis keuangan harus menyediakan pula setidaknya informasi tertentu atas periode
interim yang ditanyakan serta periode interim yang sama pada tahun sebelumnya. Panduan
ini dimaksudkan untuk menghapus per bagian pengurangan detail pada laporan keuangan
interim. Beberapa item yang harus diungkapkan antara lain penjualan, laba per saham,
pendapatan musiman, penghapusan atas segmen bisnis, kontinjensi, dan perubahan dalam
prinsip akuntansi.
Menurut APB, informasi laporan keuangan interim sangat penting untuk
menyediakan data tepat waktu pada setiap kemajuan perusahaan. Terlebih lagi, manfaat
lainnya atas data tersebut terletak pada hubungannya dengan laporan tahunan. Singkatnya,
periode interim sebaiknya dilihat sebagai bagian atas keseluruhan periode tahunan, dan
prinsip dan praktek yang dianut dalam periode tahunan juga diterapkan dalam periode
interim.
Pelaporan Keuangan – Alat Lain Dalam Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan, catatan kaki, dan jadwal tambahan merupakan bentuk dari
pelaporan keuangan suatu perusahaan. Dan semua informasi penting harus dimasukkan
dalam pelaporan keuangan. Selain itu, informasi relevan lainnya, yang dapat membantu
dalam memahami pelaporan keuangan, ditampilkan dalam bentuk naratif. Contoh atas
bentuk ini adalah rapat dan analisis manajemen, serta surat kepada pemegang saham.
Rapat dan Analisis Manajemen (MD&A)
SEC mengharuskan setiap perusahaan publik untuk memasukkan MD&A dalam
laporan tahunan mereka. Alasan atas dimasukkannya informasi ini ke dalam laporan
tahunan dibahas dalam SFAC No.1, yang berbunyi:
Manajemen mengetahui lebih banyak mengenai seluk beluk perusahaan dan
kegiatannya dibandingkan dengan investor, kreditor, atau pihak lain dan manajemen
dapat meningkatkan kegunaan informasi keuangan dengan mengidentifikasi transaksi
tertentu, kejadian lainnya, dan keadaan yang dapat mempengaruhi perusahaan serta
menjelaskan efek keuangannya terhadap perusahaan.
Pada dasarnya, MD&A mengevaluasi penyebab dan menjelaskan alasan atas kinerja
perusahaan selama periode tahunan sebelumnya. Pengungkapan yang diwajibkan ini
meliputi informasi mengenai likuiditas, sumber pendanaan, dan hasil operasi produksi. SEC
juga mewajibkan manajemen untuk menekankan tren yang menyenangkan dan tidak
menyenangkan serta untuk mengidentifikasi kejadian penting atau ketidakpastian yang
mempengaruhi ketiga faktor tersebut. Karena perusahaan harus mengungkapkan hal-hal
yang dapat mempengaruhi laporan keuangan masa depan, MD&A membuat pengguna
laporan keuangan dapat mengevaluasi kinerja perusahaan yang lampau dan
memperkirakan dampaknya terhadap kinerja perusahaan di masa mendatang. Tentu saja,
agar mampu mengkaji dampak kinerja perusahaan yang lampau pada kinerja masa
mendatang, manajemen harus menggunakan estimasi dan perkiraan. Walaupun pengkajian
semacam ini sering bergantung pada estimasi yang bersifat subjektif, SEC menyatakan
bahwa kerelevanan informasi ini melebihi keandalan informasi tersebut. Pada
kenyataannya, dalam usaha untuk mendorong penyajian ini, SEC telah menyediakan
peraturan “pelabuhan aman” yang melindungi perusahaan terhadap kecurangan selama
estimasi yang digunakan manajemen disusun dalam cara yang masuk akal dan
diungkapkan dengan jujur.
Pada tahun 1997 SEC menerbitkan peraturan pengungkapan baru sebagai
amandemen atas Peraturan S-X yang berjudul “Disclosure of Accounting Policies for
Derivative Financial Instruments and Derivative Commodity Instruments and Disclosure of
Quantitative and Qualitative Information about Market Risk Inherent in Derivative Financial
Instruments, Other Financial Instruments, and Derivative Commodity Instruments.” Sesuai
dengan judulnya, terbitan ini mengharuskan pengungkapan informasi yang bersifat
kuantitatif dan kualitatif mengenai resiko pasar oleh semua perusahaan yang terdaftar pada
SEC. Resiko pasar didefinisikan sebagai resiko kerugian yang muncul akibat berbagai
perubahan dalam tingkat dan harga pasar atas item-item tersebut dibawah ini:
a. Tingkat bunga
b. Tingkat pertukaran mata uang asing
c. Harga komoditas
d. Harga saham
Keharusan pengungkapan ini dimaksudkan untuk menyediakan investor dengan
informasi kedepan mengenai tekanan perusahaan terhadap resiko pasar, seperti resiko
yang berkaitan dengan perubahan tingkat suku bunga, pertukaran mata uang asing, harga
komoditas, dan harga saham. Informasi tersebut harus memberitahukan resiko pasar yang
dihadapi perusahaan dan bagaimana manajemen perusahaan memandang dan mengatur
resiko pasarnya. Amandemen ini diterbitkan sebagai tanggapan atas kerugian derivatif yang
besar yang dialami beberapa perusahaan pada awal 1990 seperti kerugian derivatif mata
uang sebesar $1.5 miliar yang dialami Showa Sell Sekiya, Procter and Gamble sebesar
$157 juta sebagai kerugian atas pertukaran mata uang asing, dan Arco’s Employee Earning
sebesar $22 juta pada derivatif pasar uang.
Secara lebih lanjut, keharusan pengungkapan ini menyatakan dimasukkannya
informasi kualitatif dan kuantitatif mengenai resiko pasar bawaan pada resiko pasar-
instrumen yang sensitif. Informasi ini diungkapkan baik diluar laporan keuangan dan di
catatan yang terkait.
Informasi kuantitatif atas resiko pasar-instrumen sensitif diungkapkan dengan
menggunakan satu atau lebih alternatif berikut ini:
1. Presentasi dalam tabel atas informasi nilai wajar dan masa kontrak yang relevan
dalam menentukan arus kas masa depan, dikelompokkan berdasarkan tanggal jatuh
tempo yang diharapkan.
2. Analisis sensitif menggambarkan kerugian yang mungkin terjadi dalam pendapatan
masa depan, nilai wajar, atau arus kas dari perubahan hipotetis terpilih dalam tingkat
dan harga pasar.
3. Pengungkapan tingkat resiko menggambarkan kerugian yang mungkin terjadi dalam
pendapatan masa depan, nilai wajar, atau arus kas dari pergerakan pasar selama
periode tertentu dan kecenderungan yang mungkin terjadi.
Ketiga metode alternatif ini dibolehkan karena SEC menginginkan keharusan
pengungkapan mengenai resiko pasar yang cukup fleksibel untuk mengakomodasi berbagai
jenis pendaftar, berbagai tingkat tekanan resiko pasar, dan berbagai metode alternatif dalam
pengukuran resiko pasar.
Tujuan utama atas keharusan pengungkapan kuantitatif adalah untuk menyediakan
investor dengan informasi kedepan atas tekanan resiko pasar pendaftar. Akibatnya, dalam
menyusun informasi kuantitatif, pendaftar diharuskan mengelompokkan resiko pasar-
instrumen sensitif menjadi instrumen untuk tujuan diperdagangkan, dan instrumen bukan
untuk diperdagangkan. Secara khusus, perusahaan harus mengungkapkan:
1. Tekanan resiko pasar perusahaan yang paling besar di akhir periode pelaporan saat
ini.
2. Bagaimana perusahaan mengontrol tekanan-tekanan tersebut (seperti penjabaran
tujuan, strategi umum instrumen, jika ada, yang digunakan untuk mengontrol tekanan
tersebut)
3. Perubahan baik dalam tekanan resiko pasar yang paling besar atau bagaimana
tekanan tersebut dikontrol, ketika dibandingkan dengan periode pelaporan saat ini
dan yang diharapkan pada periode masa depan.
Sebuah pengujian oleh pelaporan keuangan Best Buy membuktikan bahwa mereka
tidak menggunakan instrumen keuangan derivatif. Sebaliknya, Circuit City menggunakan
instrumen keuangan derivatif, tetapi, Circuit City gagal untuk memenuhi persyaratan SEC
atas keharusan pengungkapan. Pengkajian atas item 7A pada laporan tahunan 10K
mengarahkan pembaca kepada catatan kaki mengenai resiko pasar. Catatan kaki ini
mengandung informasi berikut ini:
Resiko pasar ialah tekanan yang diciptakan oleh fluktuasi yang mungkin terjadi dalam
tingkat suku bunga dan yang berhubungan langsung dengan tipe produk, syarat
perjanjian, dan volume transaksi. Kami telah mencoba menghapus posisi tingkat suku
bunga tertinggi dan oleh karenanya tidak mengantisipasi resiko pasar penting yang
muncul dari tingkat suku bunga tertinggi
SEC akhir-akhir ini mengumumkan rancangan peraturan yang mengharuskan
pengungkapan tambahan yang ditujukan untuk meningkatkan transparansi pengungkapan
laporan keuangan. Pengungkapan baru ini akan meningkatkan pemahaman investor atas
penerapan kebijakan akuntansi penting oleh perusahaan. Rancangan ini menekankan
pengungkapan pada dua area: estimasi akuntansi yang perusahaan buat dalam
menerapkan prinsip akuntansi dan adopsi awal oleh perusahaan atas prinsip akuntansi yang
mempunyai dampak yang material pada penyajian lapora keuangan.
Menurut bagian pertama atas rancangan tersebut, sebuah perusahaan seharusnya
mengidentifikasi estimasi keuangan yang direfleksikan pada laporan keuangannya yang
mengharuskannya membuat asumsi mengenai hal-hal yang sangat tidak pasti pada saat
dibuatnya estimasi. Pengungkapan atas estimasi tersebut akan diharuskan apabila estimasi
berbeda dapat digunakan oleh perusahaan pada periode saat ini, atau perubahan estimasi
akuntansi yang mungkin terjadi antar periode, yang akan memberikan dampak yang material
pada penyajian kondisi keuangan perusahaan, atau hasil operasi produksi. Pengungkapan
atas estimasi akuntansi yang penting akan memasukkan pembahasan metodologi dan
asumsi yang mendasari estimasi tersebut; dampak estimasi akuntansi pada penyajian
laporan keuangan; serta dampak atas perubahan estimasi.
Menurut bagian kedua atas rancangan tersebut, perusahaan yang mengawali
pengadopsian prinsip akuntansi dengan dampak yang material akan diharuskan untuk
mengungkapkan informasi yang memberitahukan penyebab pengadopsian; dampak
pengadopsian; prinsip akuntansi yang diadopsi dan metode penerapannya; dan pilihan
lainnya diantara prinsip akuntansi lainnya. Perusahaan dapat menempatkan semua
pengungkapan dalam bagian MD&A pada laporan tahunan, pernyataan pendaftaran dan
pernyataan wali dan informasi. Selain itu, perusahaan diharuskan untuk memperbaharui
informasi berdasarkan estimasi akuntansi penting mereka untuk mengungkapkan perubahan
material.
Surat kepada Pemegang Saham
Surat manajemen kepada pemegang saham mempunyai 4 tujuan penting. Surat ini
menandakan bahwa manajemen:
1. bertanggungjawab dalam penyusunan dan kesatuan laporan
2. telah menyusun laporan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku secara
umum
3. telah menggunakan estimasi dan pertimbangan terbaik mereka
4. menjaga sistem pengendalian internal.
Semua Informasi yang Bermanfaat untuk Keputusan Investasi, Kredit, dan Lainnya –
Informasi Lainnya
Informasi mengenai perusahaan juga tersedia diluar laporan tahunan dan 10-K.
Contoh atas jenis informasi ini ialah Laporan analisis dan artikel berita mengenai
perusahaan.
Laporan Analisis
Investor perseorangan membuat 3 keputusan penting atas investasi:
Membeli
Investor potensial memutuskan untuk membeli sekuritas tertentu dengan berdasar
pada semua informasi yang tersedia.
Memegang
Seorang investor memutuskan untuk menahan sekuritas tertentu dengan berdasar
pada semua informasi yang tersedia
Menjual
Seorang investor memutuskan untuk membuang sekuritas tertentu dengan berdasar
pada semua informasi yang tersedia.
Seperti yang telah dibahas pada bab 4, proses keputusan yang digunakan oleh
sebagian besar investor disebut sebagai analisis mendasar. Analisis mendasar mencoba
untuk mengidentifikasi sekuritas yang salah harga dengan mengkaji semua informasi yang
tersedia. Investor kemudian menyatukan berbagai tingkat resiko untuk mendapatkan harga
saham yang diharapkan. harga saham yang diharapkan kemudian dibandingkan dengan
harga sekarang, sehingga investor dapat membuat keputusan beli-tahan-jual.
Analis sekuritas profesional juga membuat analisis investasi. Mereka biasanya
terspesialisasi di industri tertentu, menggunakan pengalaman dan pelatihan mereka untuk
mengolah dan menyebarkan informasi lebih akurat dan ekonomis dibandingkan investor
perseorangan. Terdapat 3 kategori analis keuangan:
1. Pihak penjual
Bekerja kepada agen perantara dan membuat rekomendasi atas sekuritas yang
mereka lindungi. Beberapa bekerja pada perusahaan perantara besar, yang juga
menyediakan jasa investasi perbankan bagi perusahaan, termasuk mereka yang
memiliki sekuritas yang mereka lindungi.
2. Pihak pembeli
Bekerja untuk manajer institusi keuangan, seperti dana saling memiliki, yang
membeli sekuritas untuk mereka sendiri. Membimbing perusahaan mereka untuk
membeli, menahan, dan menjual.
3. Independen
Tidak berhubungan dengan perusahaan yang menanggung sekuritas yang mereka
tawarkan. Terkadang menjual rekomendasi mereka berdasar pesanan.
Beberapa analis bekerja pada dunia yang penuh konflik kepemilikan dan tekanan
kompetisi. Perusahaan pihak penjual menginginkan klien investor mereka menjadi sukses
karena investor yang sukses dalam periode lama merupakan kunci bagi reputasi dan
kesuksesan perusahaan. Di lain pihak, beberapa faktor dapat menimbulkan tekanan pada
objektivitas dan independensi analis. Tekanan semacam itu tidak selalu berarti analisis bias,
tetapi investor harus memahami bahwa:
1. Perusahaan analis mungkin menjadi penanggung penawaran saham suatu
perusahaan, dan perusahaan klien lebih menyukai laporan penelitian yang
menyenangkan.
2. Laporan positif dapat menciptakan tambahan klien dan penghasilan.
3. Perencanaan biasanya menghubungkan kompensasi dengan klien yang
berkelanjutan.
4. Analis mungkin memiliki sekuritas secara individual, atau sekuritas mungkin dimiliki
oleh perusahaan analis.
Sehingga, investor harus mengkonfirmasi apakah perusahaan analis menulis saham
sebuah perusahaan yang direkomendasikan dengan melihat daftar resmi tertulis untuk
menjual sekuritas, yang merupakan bagian dari pernyataan pendaftaran untuk penawaran.
Sebuah daftar atas pimpinan atau penulis dapat ditemukan didepan sampul baik awal
maupun akhir dari prospectus. Selain itu, pernyataan pendaftaran suatu perusahaan dan
laporan tahunannya dalam bentuk 10-K akan mengungkapkan identitas pemilik yang lebih
dari 5% atas tiap kelas sekuritas saham serta daftar penjualan khusus saham perusahaan
selama tiga tahun terakhir.
Apabila seorang analis keuangan atau sebuah perusahaan memperoleh kepemilikan
melalui investasi venture, saham kepemilikan biasanya akan menjadi bahan perjanjian
“lock-up” selama dan setelah penawaran pasar pertama pasar penerbit. Perjanjian “lock
up” melarang pihak intern perusahaan-termasuk karyawan beserta teman dan
keluarganya, dan pemilik modal venture- menjual saham mereka selama beberapa
periode waktu tanpa ijin penerbit. Penerbit dapat memilih untuk mengakhiri perjanjian lock
up lebih awal, entah itu karena kondisi pasar, kinerja penawaran, atau faktor lain.
Perjanjian lock up biasanya berlangsung selama 180 hari setelah pernyataan pendaftaran
penawaran mulai berlaku efektif.
Setelah masa perjanjian berakhir, perusahaan ataupun analis dapat menjual
sahamnya. Seseorang yang hendak berinvestasi pada sebuah perusahaan yang telah
melakukan penawaran pasar pertama, akan meneliti apakah perjanian lock up masaih
berlaku dan kapan perjanjian tersebut usai atau meneliti apakah penerbit melepaskan
pembatasan lock up. Hal ini merupakan informasi penting karena harga saham
perusahaan akan dipengaruhi oleh kemungkinan terjualnya saham yang lock up setelah
masa lock up itu berakhir. Hal ini juga merupakan data penting untuk dipertimbangkan
ketika memperoleh laporan penelitian yang diterbitkan sesaat sebelum periode lock up
berakhir, laporan ini biasa disebut “booster shots”
Disamping hal tersebut diatas, harus diingat bahwa rekomendasi yang berasal dari
analis yang paling terpercaya belum tentu merupakan pilihan terbaik. Inilah alasan bagi
investor agar jangan sekali-kali hanya mengandalkan rekomendasi analis ketika hendak
membeli atau menjual saham. Sebelum bertindak, investor harus menentukan apakah
keputusan mereka sesuai dengan tujuan mereka, waktu yang akan datang, dan batas
toleransi terhadp resiko. Dengan kata lain, mereka harus mengetahui apa yang mereka
jual atau beli dan mengapa!
Securities and Exchange Commission – SEC (Bapepam – Indonesia)
Banyak teknik pengungkapan dan aturan akuntansi yang dibahas di bagian sebelumnya
adalah hasil perkembangan dari GAAP dan konsensus. Sejak pertengahan 1930an,
pemerintah USA telah dilibatkan dalam pembuatan standar dan memecahkan
permasalahan. SEC adalah agen pemerintahan yang bertanggung jawab mengatur undang-
undang federal tentang sekuritas. Tujuan undang-undang ini adalah untuk melindungi
investor dan berusaha untuk memastikan bahwa investor memiliki semua informasi yang
relevan tentang perusahaan yang menerbitkan saham yang diperdagangkan di publik. SEC
juga bertanggung jawab melaksanakan undang-undang yang dikeluarkan Kongres yang
memiliki dampak pada perdagangan sekuritas publik. Undang-undang ini antara lain
Security Act 1933, Security Exchange Act of 1934, Foreign Corrupt Practices Act of 1977,
dan Sarbanes – Oxley Act of 2002. Undang-undang ini menekankan kebutuhan untuk
menyediakan bagi investor prospektif pengungkapan penuh dan adil atas aktivitas
penawaran dan penjualan sekuritas perusahaan kepada publik.
The Securities Act of 1933
The Securities Act of 1933 mengatur penjualan dan distribusi publik pertama sekuritas suatu
perusahaan (go publik). Tujuan pembuatan undang-undang ini adalah perlindungan publik
dari kecurangan ketika suatu perusahaan untuk pertama kalinya menerbitkan sekuritasnya
untuk publik. Ketentuan Securities Act of 1933 mensyaratkan suatu perusahaan yang akan
melakukan penawaran pertama kalinya untuk memasukkan berkas pengumuman
pendaftaran dan sebuah brosur dengan SEC. pengumuman pendaftaran berlaku efektif
pada hari keduapuluh setelah pengisian kecuali SEC melakukan perubahan. Periode dua
puluh hari ini dinamakan periode menunggu, dan suatu perusahaan tidak diperbolehkan
secara hukum menawarkan untuk menjual sekuritas selama periode ini. Pendaftaran
sekuritas sesuai undang-undang Securities Act of 1933 dirancang untuk menyediakan
pengungkapan yang cukup atas bahan fakta yang memungkinkan investor memiliki tingkat
resiko yang potensial. Walaupun begitu, pendaftaran tidak sepenuhnya melindungi investor
dari kemungkinan kerugian, dan melanggar hukum jika ada perusahaan yang secara resmi
menyarankan bahwa pendaftaran mencegah kemungkinan rugi.
The Securities Exchange Act of 1934
Securities Exchange Act of 1934 mengatur perdagangan sekuritas perusahaan yang dimiliki
publik (go Publik). Peraturan ini mengatur tanggung jawab personal karyawan perusahaan
dan pemilik (orang dalam) dan persyaratan pelaporan perusahaan, dan khususnya informasi
yang harus dimuat dalam laporan tahunan perusahaan dan laporan sementara yang
diterbitkan bagi pemegang saham. Undang-undang ini membangun persyaratan pelaporan
yang luas untuk menyediakan pengungkapan penuh dan adil yang berkesinambungan.
Setiap perusahaan yang menawarkan sekuritas untuk dijual ke publik harus memilih bentuk
pelaporan yang tepat. Bentuk pelaporan yang paling umum, semua dapat diambil dari web
sitenya SEC adalah :
1. Form 10 – Pernyataan registrasi yang normal bagi sekurirtas yang dijual ke publik
2. Form 10-K – Laporan Tahunan
3. Form 10-Q – Laporan Operasional Kwartalan
4. Proxy Statement – Digunakan ketika suatu perusahaan membuat permohonan surat
kuasa untuk mengadakan rapat pemegang saham.
Salah satu tujuan utama dari undang-undang 1934 adalah untuk memberi keyakinan bahwa
orang dalam perusahaan (secara luas dikenal sebagai karyawan perusahaan, diretur atau
pemegang saham 10% atau lebih) tidak mengambil keuntungan dalam pembelian atau
penjualan sekuritas karena hubungannya dengan perusahaan. Didalamnya juga diatur
kewajiban perdata dan kriminal bagi orang dalam jika membuat kesalahan atau
memperdaya laporan ketika memperdagangkan sekuritas perusahaan. Persyaratan
pelaporan khusus SEC untuk go publik dan untuk tetap publik diluar dari lingkup
pembahasan buku ini; walaupun demikian harus diingat bahwa persyaratan SEC yang
mensyaratkan kebanyakan informasi yang dimuat dalam 10-K, 10-Q, laporan proxy (surat
kuasa) harus disahkan oleh seorang akuntan publik bersertifikasi (CPA) telah menjadi faktor
signifikan bagi pertumbuhan dan pentingan profesi akuntan publik di Amerika serikat.
The Foreign Corrupt Practice Act 1977 (FCPA)
Foreign Currupt Practice Act (FCPA) 1977 memuat dua elemen utama. Pertama menjadikan
pelanggaran kriminal untuk menawarkan suap bagi pejabat politik atau pejabat
pemerintahan diluar Amerika Serikat dan mengenakan denda bagi perusahaan yang
melakukannya. Selain itu juga mengenakan denda dan memenjarakan karyawan, direktur,
atau pemegang saham perusahaan yang melakukannya.
Element kedua dari FCPA adalah persyaratan semua perusahaan publik harus (1) tetap
melakukan pencatatan secara rasional yang secara akurat dan wajar menggambarkan
kegiatan keuangan perusahaan dan (2) memikirkan dan memelihara suatu sistem
pengendalian internal yang memberikan jaminan bahwa transaksi diotorisasi sepatutnya,
dicatat dan dibukukan. Elemen ini merupakan perubahan (amandemen) daru Securuties and
Exchange Act 1934 dan diterapkan pada semua perusahaan yang merupakan subjek dari
ketentuan undang-undang ini. Tujuan utama dari perundangan ini adalah pencegahan
penyuapan pejabat asing dan pemeliharaan pencatatan keuangan perusahaan yang
memuaskan.
The Sarbanes – Oxley Act 2002 (SOX)
Selama awal 2000an, banyak perusahaan besar bangkrut atau menghadapi kesulitan
keuangan yang besar. Termasuk perusahaan-perusahaan yang cukup terkenal seperti
Enron, WorldCom, Xerox, Global Crossing, Arthur Andersen, Merrill Lynch, Tyco
International, dan Halliburton Oil Service. Hasilnya Amerika kehilangan Miliaran Dolar
investasinya, hilangnya pekerjaan, dan ribuan orang kehilangan seluruh tabungan pensiun
mereka. Akibatnya “reformasi korporasi” menjadi perhatian dunia dan perasaan masyarakat
dapat diilustrasikan dengan tulisan Larry Kudlow seorang ekonomis dan komentator
pertelevisian :
Bukanlah ekonomi yang menyebabkan pasar saham jatuh. Putus harapan
melanda seluruh wall street karena orang pada khawatir, takut, semakin
menjadi, dan terpukul keras oleh perilaku tidak pantas pemimpin kita dan
pemerintahan terpilih. Tingkat keragu-raguan ini, saling tunjuk, semangat yang
terpadamkan seharusnya tidak terjadi di negara yang besar ini, namun sedang
terjadi. Apa solusinya? Dimana jawabannya? Tidak ada yang tahu pasti. Namun
harus ada tindakan tegas yang diambil oleh pemimpin negara kita dalam bisnis,
keuangan, akuntansi, hukum, dan pemerintah.
Selain itu dalam skandal, sikap kesatria dari para eksekutif dari beberapa perusahaan yang
gagal selanjutnya menciptakan keadaan negara tidak pasti. Contohnya dalam kesaksian di
kongres, Jeffery Skilling, CEO Enron, mempertahankan bahwa kehati-hatian dalam rincian
pelaporan keuangan dan pengungkapan bukanlah tanggung jawab CEO, tapi akuntan dan
pengacara Enron. Begitu juga Bernie Ebbers, CEO WorldCom, berdalih bahwa dia sama
sekali tidak diperingati CFOnya kesalahan dalam pelaporan keuangan. Publik gelisah akibat
akibat masalah ini menyebabkan diadakannya musyawarah dimuka kongres, dan 25 April
2002, House of Representatif (DPR) meloloskan RUU Oxley. 15 July 2002, senat
meloloskan RUU Sarbanes. Kedua RUU ini kemudian dikenal dengan undang-undang
Sarbanes-Oxley 2002 (SOX), yang ditandatangani Presiden George W. Bush menjadi
undang-undang pada 20 Juli 2002. Beberapa ketentuan utama dalam undang-undang ini
adalah :
1. Pembentukan Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB) – Dewan
Pengawas Akuntansi Perusahaan Publik, mengawasi audit perusahaan publik yang
menjadi subjek undang-undang SEC 1933 dan 1934. PCAOB terdiri dari lima
anggota yang ditunjuk dari individu yang terkenal memiliki integritas dan reputasi.
Individu ini harus mempunyai komitmen yang telah diperlihatkan untuk kepentingan
investordan publik dan mempunyai pengertian tentang tanggung jawab bagi
pengungkapan keuangan yang diwajibkan dalam penyusunan laporan keuangan dan
laporan audit. Tugas PCAOB termasuk juga :
a. Mencatat perusahaan akuntansi publik yang menyusun laporan audit
b. Membuat standar audit, pengendalian kualitas, etika, independensi, dan
standar lain yang berhubungan dengan penyusunan laporan audit.
c. Melakukan inspeksi terhadap perusahaan akuntansi publik yang terdaftar.
d. Melakukan investigasi dan mendisiplinkan cara kerja dan jika perlu
mengenakan sanksi terhadap perusahaan akuntansi publik terdaftar dan CPA
yang tergabung dalam perusahaan tersebut.
e. Melaksanakan tugas atau fungsi lainnya yang diperlukan dan sesuai untuk
memajukan profesionalisme yang berstandar tinggi, dan meningkatkan
kualitas jasa audit yang ditawarkan oleh perusahaan CPA dan CPA yang
didalamnya.
f. Menegakkan pelaksanaan Securities Exchange Act 1934.
Wewenang PCAOB antara lain :
a. Menuntut dan dituntut, mengadukan dan mempertahankan, atas nama
perusahaan dan atas pertimbangan sendiri, dengan persetujuan dari SEC, di
setiap pengadilan Federal, negara bagian, atau pengadilan lainnya.
b. Melaksanakan kegiatannya dan menggunakan semua wewenang dan
kekuasaan yang diberikan SEC, tanpa ada pembatasan lainnya, perizinan,
dan ketetapan hukum lainnya yang berlaku di setiap negara bagian atau
wilayah politik lainnya.
2. Membuat standar audit, pengendalian kualitas, dan standar independensi – PCAOB
diminta bekerjasama dengan berbagai kelompok profesional CPA untuk proses
penyusunan standar. PCAOB dapat mengadopsi standar yang diusulkan oleh
kalangan profesi; namun memiliki kewenangan untuk mengamandemen,
memodifikasi, mencabut, dan/atau menolak standar yang diusulkan oleh kalangan
profesi. Selain itu perusahaan CPA wajib untuk mempersiapkan dan menyimpan
untuk waktu yang tidak kurang dari tujuh tahun, kertas kerja audit, dan informasi
lainnya dengan rincian yang cukup untuk mendukung kesimpulan yang dicapai
dalam setiap laporan auditnya. Perusahaan CPA juga harus menggunakan review
dan persetujuan dari rekan kedua atas laporan auditnya. PCAOB membuat suatu
standar audit untuk menerapkan review terhadap pengendalian internal. Standar ini
mewajibkan auditor untuk mengevaluasi apakah pengendalian internal termasuk
juga catatan yang wajar dan akurat menggambarkan transaksi entitas pelaporan dan
menyediakan jaminan yang cukup bahwa transaksi dicatat sesuai dengan cara yang
akan mengijinkan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan buku petunjuk
teknis; auditor juga harus mengungkapkan setiap kelemahan yang material dalam
pengendalian internal yang mereka temui selama audit.
3. Pemeriksaan perusahaan CPA – PCAOB akan melaksanakan review kualitas
tahunan atas perusahaan CPA yang mengaudit laporan keuangan terhadap lebih
dari 100 entitas yang diperdagangkan secara publik. Perusahaan lain mengalami
proses reviev/inspeksi ini setiap tiga tahun. SEC dan/atau PCAOB setiap waktu
dapat memerintahkan inspeksi khusus terhadap setiap perusahaan.
4. Pembuatan standar akuntansi – SEC diberikan otoritas untuk mengakui sebagai
prinsip akuntansi yang diterima secara umum standar yang dibuat oleh badan
penyusunan standar yang sesuai dengan sema kriteria dalam undang-undang
Sarbanes-Oxley, yang termasuk persyaratan bahwa badan penyusunan standar :
a. Merupakan entitas swasta
b. Dipimpin oleh dewan pengawas atau badan serupa, mayoritas tidak atau
telah tidak tergabung dalam suatu perusahaan CPA selama periode dua
tahun terakhir sebelum bergabung dalam dewan pengawas ini.
c. Didanai dengan cara yang serupa dengan PCAOB, melalui iuran yang
dikumpulkan dari perusahaan CPA dan anggota lainnya.
d. Mengadopsi prosedur untuk menjamin kecepatan mengingat perubahan
terhadap prinsip akuntansi dengan suara mayoritas. Pada waktu mengadopsi
standar harus mempertimbangkan kebutuhan untuk menjaga kemutakhiran
standar dan tingkat yang sesuai dimana penyatuan standar internasional
diperlukan.
5. Penggambaran jasa yang terlarang – ketetapan mengatur bahwa merupakan suatu
tindakan melanggar hukum bagi perusahaan CPA menyediakan jasa selain audit
kepada entitas pelaporan bersamaan dengan audit laporan keuangannya. Jasa yang
dilarang termasuk juga yang berikut :
a. Pembukuan atau jasa lainnya yang berhubungan dengan pencatatan
akuntansi atau laporan keuangan entitas pelaporan.
b. Membuat design/implementasi sistem informasi keuangan.
c. Jasa penilaian atau penaksiran, pendapat kewajaran, atau memberikan
kontribusi yang berkaitan dalam laporan.
d. Jasa aktuaria
e. Jasa outsourcing audit internal.
f. Fungsi manajemen atau sumber daya manusia.
g. Broker/dealer, penasihat investor, atau jasa bankir investasi
h. Jasa hukum dan jasa ahli yang tidak berhubungan dengan audit, atau jasa
lainnya yang tidak diizinkan oleh dewan.
Undang-undang ini mengizinan dewan, berdasarkan kasus-per-kasus, membuat
suatu pengecualian terhadap larangan ini, subjek review SEC, dan tidak melanggar
hukum menyediakan jasa selain audit (tidak dilarang) jika jasa tersebut telah
disetujui terlebih dahulu oleh komite audit. Komite audit harus mengungkapkan
kepada investor dalam laporan periodik keputusan sampat pra persetujuan terhadap
jasa tersebut. Persyaratan prapersetujuan dicabut jika jumlah agregat komisi untuk
semua jasa yang diberikan menghasilkan kurang dari 5% dari jumlah total
pendapatan yang dibayarkan oleh penerbit kepada perusahaan yang mengaudit.
6. Pelarangan dalam undang-undang yang mempengaruhi pelaksanaan sebuah audit.
Undang-undang mengatur bahwa merupakan tindakan melawan hukum bagi setiap
karyawan, direktur, suatu entitas, dengan curang mempengaruhi, memaksa,
memanipulasi, atau menipu seorang CPA dalam melaksanakan suatu audit.
7. Mensyaratkan pengungkapan tertentu – setiap laporan keuangan harus
menggambarkan semua koreksi penyesuaian yang bersifat material yang dianggap
penting oleh seorang CPA. Setiap laporan kuangan tahunan atau kwartalan harus
mengungkapkan semua kesalahan yang material – transaksi dalam neraca dan
hubungan lainnya dengan entitas yang tidak dikonsolidasikan yang mungkin
mempunyai efek sekarang atau masa depan yang material terhadap kondisi
keuangan entitas. SEC akan mengeluarkan peraturan yang mengatur bahwa
informasi keuangan pro-forma harus disajikan dengan cara seperti seolah-olah tidak
memuat suatu “pernyataan tidak benar” atau menghilangkan fakta material yang
dibutuhkan agar informasi tidak menyesatkan.
8. Memerlukan pengesahan CEO dan CFO – CEO dan CFO harus mengesahkan
setiap laporan tahunan dan kwartalan sebagai tanda mereka telah mereview laporan
tersebut, bahwa sepanjang pengetahuan mereka laporan tersebut tidak
mengandung pernyataan yang tidak benar atas fakta yang material atau
menghilangkan fakta yang material, dan bahwa sepanjang pengetahuan mereka,
laporan keuangan dan informasi keuangan lainnya yang termasuk dalam laporan
secara wajar menyajikan kondisi keuangan dan hasil operasi si penerbit laporan.
Mereka juga harus memberi kesaksian bahwa mereka bertanggung jawab membuat
dan memelihara pengendalian internal, bahwa mereka telah merancang suatu
pengendalian untuk menjamin bahwa informasi yang material diketahui oleh mereka,
bahwa mereka telah menyajikan kesimpulan mereka tentang keefektifan
pengendalian tersebut dalam laporan, dan bahwa mereka telah mengungkapkan
semuanya pada auditor luar dan pada komite audit (1) semua kekurangan dalam
rancangan atau pelaksanaan pengendalian internal yang dapat menyebabkan
kerugian pada kemampuan penerbit untuk mencatat, memproses, meringkas, dan
melaporkan data keuangan dan (2) setiap kecurangan yang material maupun tidak,
yang melibatkan karyawan yang memegang peranan penting dalam pengendalian
internal.
Section 404
Section 404 adalah salah satu ketetapan SOX yang paling kontroversial. Terdiri dari dua sub
Section – 404(a) dan 404(b). 404(a) meringkas tanggung jawab manajer menurut undang-
undang, dan syarat laporan tahunan termasuk laporan pengendalian internal oleh
manajemen bahwa (1) mengakui tanggung jawabnya untuk membuat dan memelihara
pengendalian internal yang cukup terhadap pelaporan keuangan dan (2) memuat penilaian
keefektifan pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan pada akhir tahun fiskal
terakhir. Juga diwajibkan eksekutif penting dan pejabat keuangan untuk membuat sertifikasi
kwartalan dan tahunan terhadap keefektifan pengendalian internal terhadap pelaporan
keuangan. Kelompak 404(b) meringkas tanggung jawab independensi auditor. Mewajibkan
auditor untuk melaporkan penilaian pengendalian internal yang dibuat oleh manajemen dan
juga membuat penilaian indenpenden secara terpisah terhadap pengendalia internal
perusahaan terhadap pelaporan keuangan.
Hasil dari ketetepan ini adalah mewajibkan auditor mengeluaran dua opini terpisah.
Opini pertama menyatakan apakah penilaian manajemen dinyatakan dengan wajar, dalam
semua hal yang material. Opini yang kedua mengindikasikan apakah menurut pandangan
auditor, perusahaan memelihara, dalam semua hal yang material, efektivitas pengendalian
internal atas pelaporan keuangan pada tanggal tertentu, berdasarkan kriteria pengendalian
yang digunakan manajemen. Ringkasnya, auditor melaporkan (1) apakah penilaian
manajemen atas keefektifan pengendalian internal sudah tepat, dan (2) apakah dia
mempercayai bahwa perusahaan telah memelihara pengendalian internal yang efektif atas
pelaporan keuangan.
Biaya kepatuhan terhadap perundang-undangan ini dinilai terlalu besar oleh
beberapa kalangan. Menurut suatu studi, sejumlah $1,4 Trilyun bersih biaya. Jumlah ini
diperoleh dengan suatu perkiraan ekonometrik atas total hilangnya nilai pasar yang
disebabkan oleh SOX. Rumus ini mengukur biaya dikurangi keuntungan seperti yang
diperlihatkan oleh pasar saham begitu aturan ini diberlakukan. Studi Zhang dikritik dengan
dasar bahwa tidak ada satu faktor pun dapat dianggap sebagai penyebab perilaku pasar
saham. Kritikannya mengemukakan bahwa semua tren pasar saham sejak waktu
diberlakukannya SOX dianggap akibat dari undang-undang ini, sementara peningkatan
pasar yang terjadi kemudian diabaikan. Walaupun demikian, suatu survey yang dilakukan
Financial Executives Institute di tahun 2005 mengestimasikan bahwa biaya total perusahaan
untuk tahun pertama pelaksanaan undang-undang SOX rata-rata $4,6 juta.
Ketetapan baru yang menekankan pada pentingnya pengendalian internal
mempunyai manfaat yang jelas; bagaimanapun, aturan standar yang menonjolkan
pengukuran pengendalian internal adalah keuntungan yang diperoleh seharusnya melebihi
dari biayanya. Beberapa kritik terhadap SOX mempertahankan bahwa akibatnya biaya yang
timbul akibat peraturan tersebut melebihi manfaatnya bagi banyak perusahaan. SOX efektif
bagi perusahaan untuk batas percepatan arsip (memiliki kapitalisasi pasar saham diatas
$75 juta dan memasukkan laporan pada SEC) untuk tahun fiskal yang berakhir pada atau
setelah 15 Desember 2004; akibatnya, 31 Desember 2004 adalah tanggal filing bagi
kebanyakan perusahan ini. Perusahaan yang tidak memenuhi batas percepatan arsip
awalnya diwajibkan mematuhi ketetapan SOX sampai periode fiskal yang berakhir pada
atau setelah 15 juli 2006.
Studi baru-baru ini mengindikasikan bahwa biaya audit untuk memenuhi batas
percepatan arsip meningkat rata-rata sebesar 65% pada tahun pertama SOX efektif dan
0.9% pada tahun kedua. Peningkatan biaya ini ditemukan mengakibatkan penurunan
penghasilan rata-rata 0.5% selama tahun pertama pelaksanaan. Analisis serupa tampaknya
menyebabkan SEC meninjau kembali permasalahan. Mei 2006, SEC mengumumkan
niatnya untuk mengambil rangkaian tindakan untuk meningkatkan pelaksanaan Section 404
SOX, dan dalam Desember 2006, memperpanjang tanggal pelaksanaan dengan arsip non
akselerasi sampat akhir tahun fiskal pada atau setelah 15 Desember 2007.
Tanggung Jawab Etika
Dari sudut pandang filosofi, studi penelitian etis dan analisis penilaian moral, pilihan, dan
standar, dan pertanyaan : Bagaimana seharusnya saya bertindak? Karenanya penilaian nilai
moral masyarakat dan dasar untuk pemilihan kepercayaan moral dan standar membutuhkan
analisis yang lebih komprehensif dari data yang didapat dari disiplin ilmu lainnya.
Contohnya, perbedaan antara ilmu pengetahuan dan filosofi. Ketika bertindak dalam
kapasitas profesional, ilmuwan tidak merasa penting untuk melalui penilaian nilai untuk
pekerjaannya. Faktanya, ilmuwan dapat menolak bertanggung jawab atas penggunaan
penemuannya, seperti dalam kasus senjata biologi dan nuklir. Bagaimanapun juga filosof
melakukan evaluasi dan melewati penilaian moral pada pekerjaan ilmuwan, karena tujuan
filosofi adalah mengevaluasi semua aspek karakter manusia, tingkah laku, dan pengalaman.
Begitu juga ilmuwan (dan juga akuntan), sebagai seorang pemikir, diminta juga membuat
penilaian nilai sehubungan dengan pekerjaannya dan konsekuensinya.
Istilah etika dan moral tidak biasanya ditukar. Biasanya etika (berasal dari bahasa
Yunani elhike – ilmu yang mempelajari karakter) adalah studi tentang masalah moral,
dimana moral (berasal dari bahasa Yunani mores – adat dan kebiasaan) adalah standar
yang diamati individual dalam tingkah laku harian mereka. Kalangan profesi, termasuk
akuntansi, menetapkan pengecualian untuk aturan umum ini. Hukum perilaku profesional
mencerminkan standar minimum bagi praktek profesi. Pelanggaran standar ini membuat
seorang profesional tidak etis. Bagi seorang awam, pelanggaran atas kode etiknya
menjadikan seseorang tidak bermoral.
Filosofi etika peradaban barat sebagian besar didasarkan pada konsep asas
manfaat (utilitarianism), kebahagiaan terbesar dari jumlah terbesar, seperti yang
didefinisikan oleh John Stuart Mill. Etika profesional bagi akuntan menentukan tanggung
jawab yang jauh melebihi penduduk biasa. Tanggung jawab khusus bagi akuntan kepada
masyarakat dirangkum oleh Chief Justice Warren Burger, seperti yang telah dibahas dalam
bab 1 (lihat hal 18 dan 19). Untuk memenuhi tanggung jawab ini akuntan diminta untuk
mempertahankan standar etika perilaku profesional yang tinggi. Masyarakat telah mengakui
banyak otonomi profesi termasuk peraturan sendiri, sebagai penghargaan. Sebagai
balasannya profesi ini harus menerima tanggung jawab untuk memajukan perilaku etis
diantara anggotanya, atau pembuat kebijakan publik dapat bereaksi dengan mengurangi
atau mencabut peraturan sendiri dan otonomi yang ada. Perilaku etis akuntan, berdasarkan
konsep utilitarianisme, harus memasukkan pertimbangan atas semua akibat yang mungkin
dari keputusan profesional untuk semua individu atau kelompok yang dipengaruhi oleh
suatu keputusan. Diantara individu atau kelompok ini adalah pemegang saham potensial
dan yang sebenarnya, kreditor, pemasok, pelanggan, karyawan, dan masyarakat secara
keseluruhan.
Praktek profesional akuntansi dikarakteristikkan oleh ketidakpastian yang dapat
menciptakan dilema dalam etika. Loeb telah mengidentifikasikan beberapa masalah etika
penting atau dilema yang dapat mengkonfrontasikan individu akuntan dan perusahaan
akuntansi.
1. Independensi – Konsep independensi mensyaratkan pemisahan penuh kepentingan
bisnis dan keuangan akuntan publik dari klien perusahaan. Sehingga auditor harus
bekerja sesuai aturan seorang pengamat yang tidak berat sebelah menjalankan
fungsi anjing penjaga (watchdog) publik. Bagaimana perusahaan membuat kebijakan
untuk menjamin dijalankannya fungsi ini?
2. Ruang lingkup jasa – Apakah jasa lainnya (misalnya, konsultasi, pengaturan
pengembalian pajak, nasihat perpajakan) cocok dengan audit keuangan? Pada saat
apa auditor kehilangan independensinya dengan memberikan jasa non audit kepada
seorang klien?
3. Kerahasiaan – Kapan fungsi watchdog publik auditor bentrok dengan kewajibannya
untuk menyimpan kerahasiaan kegiatan klien?
4. Pengembangan praktek – pencabutan peraturan yang melarang periklanan (dibahas
kemudian di bab ini) mengijinkan kebebasan yang besar; bagaimanapun, suatu iklan
tidak boleh menyesatkan atau tidak benar. Bagaimana perusahaan membuat
kebijakan untuk mencerminkan sifat dan tingkat pengembangan kegiatan prakte
5. Perbedaan dalam masalah akuntansi – Bagaimana perusahaan akuntansi publik
membuat kebijakan untuk mengatasi situasi dimana suatu perusahaan meminta
membukukan suatu transaksi dengan cara yang tidak dapat dipercaya dapat diterima
oleh perusahaan? (dalam situasi ini perusahaan mungkin mengancam untuk
memecat auditor dan mencari perusahaan akuntansi publik yang akan setuju dengan
posisi manajemen dalam masalah akuntansi. Ini dinamakan opinion shopping (beli
opini))
Keputusan atas dilema etika dapat ditolong melalui analisis kerangka kerja. Tujuan
kerangka kerja seperti itu adalah membantu mengidentifikasikan masalah etika dan
memutuskan arah tindakan yang tepat. Sebagai contoh, berikut enam langkah pendekatan
yang dapat digunakan :
1. Kumpulkan fakta yang relevan.
2. Identifikasikan masalah etika.
3. Tentukan individu atau kelompok yang dipengaruhi oleh dilema.
4. Identifikasi kemungkinan solusi alternatif.
5. Tentukan bagaimana individu atau kelompo dipengaruhi oleh solusi alternatif
tersebut.
6. Putuskan tindakan yang tepat.
Aspek lainnya dari masalah etika adalah pertanyaan etika – legal. Yaitu jika suatu tindakan
tertentu adalah sah, apakah secara otomatis membuatnya menjadi etis? Jawaban jelas atas
pertanyaan ini adalah tidak, perbudakan dulu pernah sah di Amerika Serikat. Faktanya, ada
dugaan dalam masyarakat kita bahwa perilaku etis seharusnya berada di level yang lebih
tinggi dari perilaku legal. Karenanya, perbuatan yang konsisten dengan standar etika yang
sekarang tapi tidak konsisten dengan standar hukum sekarang dapat menunjukkan perlunya
merubah standar legal yang tidak beretika. Contohnya, ingat tentang masalah diskriminasi
seksual dan ras. Beberapa tahun yang lalu, perusahaan akuntansi publik tidak
mempekerjakan wanita maupun ras minoritas. Berbagai macam aksi melalui masyarakat,
termasuk beberapa yang melanggar hukum, membantu menghilangkan praktek ini sampai
pada hari ini lebih dari 50% karyawan baru perusahaan akuntansi publik besar adalah
wanita; dan profesi dan perusahaan akuntansi publik sekarang menarik berbagai kegiatan
untuk mendorong ras minoritas untuk memilih akuntansi sebagai karir.
Hukum Perilaku Profesional
Akuntan, sebgai profesional, diharapkan mempertahankan tingkat perilaku etis yang
melebihi hukum masyarakat. Alasannya adalah kebutuhan akan kepercayaan publik atas
kualitas jasa yang diberikan oleh profesi, tanpa menghiraukan jasa yang diberikan secara
individual. Kepercayaan publik akan kualitas jasa profesional bertambah ketika profesi
tersebut mendorong standar kinerja yang tinggi dan perilaku etis oleh anggotanya.
Selama bertahun-tahun, AICPA mewakili dirinya sendiri sebagai suatu badan
profesional etis tertarik mempraktekkan suatu seni daripada ilmu pengetahuan. Akuntansi
telah dilihat oleh masyarakat, dengan cara yang sama dengan profesi medis dan hukum,
yang lebih dipengaruhi oleh motif pelayanan daripada motif keuntungan. Sebagai seni, sifat
penilaian akuntansi mencegah seperangkat aturan yang seragam berlaku untuk semua
situasi; karenanya dasar dari profesi tidak bertumpu pada standarisasi dan peraturan namun
pada perilaku etis.
Sebagai usaha untuk memperkuat pandangan masyarakat ini, profesi akuntansi di
Amerika Serikat telah mempunyai beberapa bentuk hukum perilaku profesional sejak awal
abad ke dua puluh. Hukum awalnya, yang merupakan bagian anggaran rumah tangganya
American Association of Professional Accountants (AAPA), pendahulu AICPA,
dipublikasikan tahun 1905 dan memuat hanya dua aturan. Pertama melarang anggotanya
memberikan ijin kepada yang bukan anggota untuk praktek atas namanya, dengan demikian
mewajibkan seluruh anggota perusahaan, bukan hanya partner saja, untuk bergabung
dalam AAPA. Aturan kedua melarang pembayaran atas penyerahan ongkos (fee), sekarang
umumnya dikenal sebagai “kickbacks.” Ruang lingkup yang terbatas pada hukum versi
sebelumnya didasarkan pada kepercayaan bahwa hukum tertulis tidak dapat dan
seharusnya tidak dianggap sebagai perwakilan penuh dari kewajiban moral tanggung jawab
akuntansi pada masyarakat.
Kemudian tahun 1917 dan melalui aturan selanjutnya yang diadopsi, organisasi
berubah nama menjadi, American Institute of Accountants, merubah hukum perilaku
profesional untuk memasukkan aturan pelarangan berbagai tindakan seperti biaya
kontijensi, penawaran kompetitif, periklanan, formasi partnership, peramalan, dan
kepentingan keuangan substansial dalam suatu klien perusahaan publik. Meresponi
securities act 1933 dan 1934, aturan independensi diadopsi tahun 1934.kemudian 1941
aturan tersebut disusun ulang untuk memasukkan kelompok standar teknis.
Seperti yang telah dibahas di bab 1, setelah keruntuhan pasar saham tahun 1929, akuntan
dipandang sangat baik oleh masyarakat. Karenanya, tidak perlu bagi profesi untuk memikul
ukuran drastis untuk memperoleh kepercayaan publik. Setelah 1941, perhatian utama
profesi adalah konsep kerahasiaan, kompetensi, dan independensi. Penekanan utama dari
tindakan disipliner profesi selama periode ini, dan mungkin kemudian, diarahkan kepada
pembatasan pada praktek persaingan yang tidak profesional seperti persaingan penawaran,
periklanan, pelanggaran batas atas praktek CPA lainnya, dan pembajakan karyawan
perusahaan lainnya. Aturan melarang tindakan seperti itu didasarkan pada kepercayaan
bahwa hal itu akan mengikis independensi dan menghancurkan keharmonisan diantara
praktisi.
Tahun 1962 hukum perilaku profesional dirubah kembali. Walaupun hukum yang
telah dirubah mengandung aturan penting yang sama dengan hukum 1941, yang
dikelompokkan dalam lima pasal. Pasal 1, “Hubungan dengan klien dan publik,” memuat
gambaran independensi yang lebih jelas. Pasal 2 mendefinisikan “Standar Teknis.” Pasal 3,
“Praktek Promosional,” mengatur periklanan, praktek promosional, dan penawaran
kompetitif. Pasal 4 membahas aturan keanggotaan dan dinamakan “Praktek Operasional.”
Akhirnya, Pasal 5, “Hubungan dengan Sesama Anggota,” mendefinisikan klien yang tidak
dapat diterima dan praktek perolehan karyawan.
Berikutnya pergolakan dalam masyarakat tahun 1960 dan akibat investigasi kasus
Watergate 1974, mempengaruhi profesi akuntansi. Contohnya, diketahui bahwa banyak
perusahaan terkemuka memberikan kontribusi yang ilegal pada Partai Republik, dan
investigasi menemukan rekening bank rahasia yang digunakan untuk menyembunyikan
hasil suap dan pembayaran kembali. Kalangan profesi berargumen bahwa hal itu sulit, jika
tidak mustahil, untuk menemukan transaksi seperti itu dalam audit biasa. Mereka juga
mempertahankan bahwa, bahkan jika dapat dideteksi, transaksi ilegal seperti itu tidak akan
mempunyai akibat yang material pada laporan keuangan perusahaan dan, karena itu, tidak
diwajibkan untuk diungkapkan. Walaupun demikian, kegagalan untuk menemukan aktivitas
ilegal ini dengan audit biasa menyebabkan pengikisan kepercayaan dalam perilaku etis
kalangan profesional akuntansi. Akibat masalah ini, dan karena faktanya bahwa perusahaan
akuntansi publik telah gagal mendeteksi tanda-tanda kebangkrutan beberapa klien audit
besar seperti National Student Marketing, Penn Central, dan Equity Funding, tahun 1977
kongres mempublikasikan suatu studi yang menyatakan bahwa perusahaan akuntansi
terbesar memiliki dua kekurangan yang mengejutkan yaitu kurangnya independensi dan
kurang berdedikasi pada perlindungan publik.
Selama periode ini, House Subcommittee on Oversight and Investigation (badan
kongres yang mengawasi SEC) ditugaskan dalam suatu penyelidikan atas praktek akuntansi
dalam industri minyak dan gas yang mencapai puncaknya dalam investigasi yang lebih
besar lagi. Dalam sebuah laporan yang diterbitkan tahun 1978, ketua komite, John Moss,
merangkumkan perhatian kongres terhadap peristiwa yang telah terjadi. Terutama kejadian
yang mencemaskan seperti kebangkrutan dengan tanpa adanya peringatan dari auditor
kepada investor bahwa ada sesuatu yang tidak beres, tutupnya lebih dari 100 perusahaan
dagang di akhir 1960 karena metode yang tidak konsisten dalam menentukan rasio modal,
kurangnya keseragaman prosedur akuntansi dalam industri energi, dan peristiwa ini
ditemukan berhubungan dengan Watergate.
Pada pertengahan 1980an ketertarikan kongres dalam profesi akuntansi kembali
muncul dalam bentuk lebih banyak dengar pendapat dihadapan House of Subcommittee on
Oversight and Investigation, diketuai oleh Representative John Dingell. Perhatian utama
komite adalah aturan auditor dalam pendeteksian kecurangan. Dingell mempertanyakan
apakah pengertian publik dan kalangan profesi tentang tanggung jawab akuntan sama. Dia
juga bertanya: Apakah aturan tersebut kurang efisien? Apakah kualifikasi untuk mencadi
seorang CPA telah cukup? Apakah pembuatan kebijakan sendiri dalam profesi akuntansi
telah cukup? Dengan kata lain, dia mempertanyakan pemeliharaan standar etika oleh
profesi dan menyarankan agar profesi tidak mempunyai kemampuan untuk mengatur dirinya
sendiri.
Pembuat kebijakan publik bukanlah satu-satunya yang bersuara lantang. Sepanjang
1970an beberapa akuntan ikut mengkritik profesi akuntansi. Contohnya, Abraham Briloff,
seorang profesor akuntansi di Baruch College, Kota Universitas New York, dalam serial
bukunya, artikel, dan kesaksian didepan kongres, mempertahankan bahwa banyak laporan
keuangan yang dipublikasikan tidak “disajikan secara wajar” sesuai dengan GAAP; FASB
tidak memenuhi tanggung jawabnya untuk mengembangkan standar akuntansi; dan
perusahaan akuntansi publik tidak dapat memecahkan masalah yang didiskusikan diatas
dengan memuaskan menghasilkan beberapa kasus pembelian opini yang sukses terjadi.
Kejadian tahun 1970an dan 1980an menghasilkan pertanyaan akan kemampuan
akuntan mendeteksi kecurangan, mengungkapkan kontribusi ilegal, dan memprediksi
kebangkrutan; akibatnya kompetensi mereka sebagai profesional menjadi dipertanyakan.
Hasilnya profesi menghadapi peraturan yang mengancam akan mengatur praktek
akuntansi.
Sebagian respon terhadap masalah ini, AICPA terlibat dalam beberapa kegiatan
dalam usaha untuk menetralisir kritikan terhadap profesi akuntansi. Tahun 1973 hukum
perilaku profesional kembali dirubah. Fitur utama perubahan adalah kewajiban mematuhi
standar pelaksanaan audit dan pelarangan dari penyataan suatu opini bahwa laporan
keuangan disusun sesuai denga GAAP jika pernyataan seperti itu berasal dari suatu prinsip
akuntansi. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, pemasukan aturan ini membuat ARB,
opini APB, dan SFASs dapat dilaksanakan dibawah hukum perilaku profesional. Tahun
1973 kedalam hukum ini juga dimasukkan suatu pembahasan gaya filosofis dimana aturan
mengalir dari konsep dan mengapa konsep ini penting bagi profesi.
Kemudian tahun 1974 AICPA membentuk sebuah komisi pada tanggung jawab
auditor. Laporan akhir komisi ini, dikenal sebagai Laporan Cohen, mengundan Auditing
Standard Executive Committee untuk memikirkan pengembangan laporan auditor yang lebih
maju. Komisi ini juga merekomendasikan pengembangan kriteria untuk penilaian
pengendalian akuntansi internal dan pendirian komisi audit yang indenpenden. Kemudian
AICPA mendirikan sebuah divisi baru bagi perusahaan CAP dengan dua kelompok, satu
untuk perusahaan dengan klien yang terdaftar di SEC dan satu untuk perusahaan yang
mempunyai klien yang praktik sendiri. Keanggotaan dalam Kelompok Praktek SEC
mewajibkan peraturan sendiri, termasuk review pihak eksternal atas prosedur praktiknya.
Kegiatan Kelompok Pelaksanaan Praktik dimonitor oleh PCAOB. Sebagaimana yang
dikemukakan Representative Dingell, beberapa kritikan terhadap praktek profesional
akuntansi dapat menghasilkan suatu celah ekspektasi. Yaitu , ada perbedaan antara apa
yang pengguna laporan keuangan dan masyarakat secara keseluruhan mengerti sebagai
tanggung jawab akuntan publik dibandingkan apa akuntan dan dan profesi mengerti sebagai
tanggung jawab mereka. Hasilnya, Dewan Standar Audit AICPA mengeluarkan sembilan
standar baru di tahun 1998 sebagai usaha untu mempersempit celah ekspektasi ini.
Khususnya, pengaruh dari standar baru ini adalah untuk (1) memperluas tanggung jawab
auditor untuk memperhatikan keandalan sistem pengendalian internal perusahaan ketika
merencanakan suatu audit; (2) mencerminkan tanggung jawab auditor atas kesalahan
pelaporan, ketidakberesan, dan tindakan ilegal oleh klien; dan (3) mewajibkan auditor untuk
mengevaluasi kemampuan suatu perusahaan untuk terus beroperasi.
Pada saat bersamaan, hukum perilaku profesional mengalami review. Tahun 1983
AICPA menunjuk sebuah komite untuk mempelajari relevansi dan efektifitas hukum dalam
lingkungan masa kini. Laporan komite yang dikenal sebagai Laporan Anderson,
mengindikasikan bahwa kinerja yang efektif harus memenuhi enam kriteria :
1. Menjaga kepentingan publik.
2. Mengakui aturan terpenting CPA dalam proses pelaporan keuangan.
3. Membantu menjamin kualitas pekerjaan dan menghilangkan pekerjaan substandar.
4. Membantu menjamin objektivitas dan integritas dalam pelayanan publik.
5. Mempertinggi reputasi dan kredibilitas CPA.
6. Menyediakan panduan pelaksanaan yang tepat.
Anggota AICPA menerima rekomendasi Laporan Anderson dan mengubah hukum perilaku
profesional di tahun 1998. Hukum ini searan terdiri dari 4 kelompok :
Prinsip/Aturan Pokok – Standar perilaku etis dinyatakan dalam bentuk filosofi
Aturan Perilaku – Standar minimum perilaku etis
Interpretasi – interpretasi aturan oleh Divisi Etika Profesional AICPA .
Putusan Etika – menerbitkan penjelasan dan jawaban atas pertanyaan tentang aturan
yang diajukan pada AICPA oleh praktisi akuntan dan yang lainnya yang tertarik dengan
persyaratan etika.
Kedua kelompok pertama dari hukum perilaku profesional terdiri dari pernyataan umum
yang menekankan aktivitas positif yang mendorong tingkat kinerja yang tinggi (prinsip) dan
tingkat kinerja minimum yang harus dipertahankan (aturan). Akibatnya, secara implisit
hukum perilaku profesional mengharapkan CPA akan tetap karena aturan memenuhi tingkat
minimum dan berusaha mencapai prinsip yaitu tingkat maksimal. Enam prinsip etika berikut,
yang tidak dilaksanakan, termuat dalam hukum perilaku profesional :
1. Tanggung Jawab – Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional,
anggota harus melaksanakan penilaian profesional dan moral yang sensitif dalam
setiap aktivitas mereka.
2. Kepentingan Publik – Anggota harus menerima kewajiban untuk bertindak dengan
cara yang melayani kepentingan publik, menghormati kepercayaan publik, dan
mendemonstrasikan komitmen terhadap profesionalisme.
3. Integritas – Untuk mempertahankan dan memperluas kepercayaan publik, anggota
harus menjalankan semua tanggung jawab profesional dengan integritas tertinggi.
4. Objektivitas dan Independensi – Seorang anggota harus memelihara objektivitas dan
bebas dari konflik kepentingan dalam pelaksanaan tanggung jawab profesional.
Seorang anggota dalam praktik publik harus indenpenden dalam kenyataan dan
bentuk ketika menjalankan audit dan jasa atetasi lainnya.
5. Due Care – Seorang anggota harus mempelajari teknis profesi dan standar etika,
berusaha terus untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas jasa, melaksanakan
tanggung jawab profesional dengan kemampuan terbaiknya.
6. Ruang lingkup dan sifat jasa – Seorang anggota praktik publik harus mempelajari
hukum perilaku profesional dalam menentukan ruang lingkup dan sifat jasa yang
akan diberikan.
Aturan pokok, yang berorientasi pada tujuan, juga menyediakan kerangka kerja bagi
peraturan, yang mewakili ketetapan hukum yang dapat dilaksanakan. Aturan ini mengatur
masalah seperti independensi, integritas, dan objektivitas; kepatuhan terhadap standar
praktek; kerahasiaan informasi klien; periklanan; dan biaya kontijensi dan komisi. Kemudian,
beberapa aturan ini diminta untuk dilepaskan karena persetujuan keputusan antara AICPA
dan Federal Trade Commissions berasal dari tuntutan pengekangan perdagangan yang adil.
Contohnya, perusahaan CPA sekarang dapat menerima biaya kontijensi dari klien non
atestasi, dan periklanan oleh CPA sekarang diperbolehkan.
Maalah prinsip etika menambah keulungan baru selama skandal akuntansi di awal
2000an, yang dihasilkan dalam kematian Arthur Andersen. Sebelum penerimaan SOX, SEC
telah membuat daftar fungsi non audit yang tidak boleh dilakukan perusahaan CPA
berhubungan dengan suatu audit. Fungsi pelarangan ini sama dengan yang termuat dalam
bagian 5 SOX (dibahas diatas). Selain itu perusahaan diwajibkan mengungkapkan jumlah
yang diterima dari auditor dari jasa non audit dalam catatan atas laporan keuangan.
Walaupun tidak ada bukti legal yang substansial yang diketemukan yang mengindikasikan
Arthur Andersen terlibat dalam suatu fungsi nonaudit yang dilarang, dalam setiap
perusahaan yang bangkrut jumlah biaya nonaudit AA melebihi biaya audit mereka. Hasilnya
sekarang hukum melarang perusahaan CPA memberian jasa non audit pada kliennya.
Kebutuhan interpretasi atas hukum perilaku profesional timbul ketika individu atau
perusahaan memiliki pertanyaan tentang fakta hukum. Putusan etis adalah penjelasan yang
berhubungan dengan situasi kenyataan spesifik. Interpretasi ini telah dipublikasikan dalam
bentuk pertanyaan dan jawaban. Rincian review interpretasi dan putusan etis diluar ruang
lingkup pembahasan buku ini.
Sebagai rangkuman, dua dekade terakhir telah membawa maju pertanyaan dari
beberapa kritikan berhubungan dengan perilaku etis profesional akuntan. Kalangan
profesional telah merespon dengan lebih jauh mencerminkan tanggung jawabnya dan
berusaha mempersempit celah ekspektasi. Skandal akuntansi pada awal dekade
menghasilkan pandangan yang kurang baik terhadap kalangan profesi; namun, polling yang
dilakukan gallup tahun 2003 menemukan gambaran profesi telah dipulihkan. Menurut
analisis polling, profesi yang imagenya telah naik jika dibandingkan dengan tahun lalu
adalah akuntansi. Peringkatnya meningkat dari peringkat bersih 0% (misalnya banyaknya
orang yang memberikan peringkat negatif sama dengan yang positif) menjadi +31%. Namun
profesi tetap belum kembali pada peringkat +39% seperti yang diperoleh tahun 2001,
sebelum skandal Enron dan lainnya membawa cahaya negatif pada perusahaan akuntansi
“berperan dalam perusahaan ini” berdalih pelanggaran/kejahatan. Namun profesi akuntansi
harus berusaha untuk meningkatkan pandangan ini, dan hukum perilaku profesional harus
dipandang sebagai titik mulai dalam menentukan perilaku etis profesional akuntan. Mungkin
juga perlu untuk memeriksa kembali masalah ruang lingkup jasa karena ini sama dengan
yang dideteksi polling Gallup banyak yang khawatir terhadap berbagai jasa yang ditawarka
oleh perusahaan CPA pada klien yang sama. Masalah ini dan yang lainnya yang
menyusahkan publik harus dapat diselesaikan agar akuntansi dapat terus menjalankan
fungsi publiknya sebagai watchdog dengan cara yang dapat diterima masyarakat.
Standar Akuntansi Internasional
Standar IASB yang mengatur kewajiban pengungkapan dan tanggung jawab etis adalah IAS
No. 1, “Penyajian Laporan Keuangan.” Pernyataan ini menggantikan IAS No. 1, yang
awalnya berjudul “Pengungkapan Kebijakan Akuntansi” (sama seperti IAS No.5 dan 13).
Ketentuan ini mewajibkan perusahaan untuk menyajikan pernyataan menutup setiap item
pendapatan, pengeluaran, keuntungan, atau kerugian yang diwajibkan standar lain untuk
disajikan langsung dalam ekuitas dan total item ini. Ketetapan ini juga mewajibkan catatan
atas laporan keuangan menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan
dan kebijakan akuntansi khusus yang dipilih, mengungkapkan semua informasi lainnya yang
diminta oleh standar IASC yang belum tersajikan dalam laporan keuangan, dan memberikan
semua informasi lainnya yang diperlukan bagi penyajian adil.
IASB juga mengatur pelaporan keuangan sementara dalam IAS No. 34, “Pelaporan
Keuangan Sementara.” Ketentuan ini mendefinisikan isi minimum dari laporan keuanga
sementara, memberikan panduan penyajian dan pengukuran, dan mendefinisikan prinsip
pengakuan dan pengukuran yang harus diikuti dalam penyajian laporan keuangan
sementara. IASB sampai pada kesimpulan bahwa keputusan untuk mempublikasikan dan
frekuensi pelaporan adalah hal yang lebih baik diserahkan untuk diputuskan oleh undang-
undang nasional.
Unsur minimum dari laporan keuangan sementara didefinisikan sebagai ringkasan
neraca, ringkasan laporan keuangan, ringkasan laporan arus kas, ringkasan laporan
perubahan pemegang saham, dan semua catatan kaki yang diperlukan untuk memahami
laporan keuangan. IAS No.34 mewajibkan perusahaan untuk menggunakan prinsip
akuntansi yang sama dalam laporan keuangan sementara yang digunakan dalam laporan
tahunan dan mengadopsi pandangan utuh atas laporan keuangan sementara.
top related