Transcript
Jenis variable dan Cara pengambilan
sampel
Profesor Dwi Prijatmoko, PhD
Bagian Orthodonsia
FKG Universitas Jember
Ukuran/ciri yang dimiliki anggota suatu populasi yang berbeda dengan yang dimiliki populasi lain
Suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran suatu populasi
kumpulan dari subjek studi. Penting dalam menentukan cara
pengambilan sampel dan menentukan jumlah sample.
Masyarakat suatu daerah/Institusi (sekolah, pabrik, RS, data skunder/rekam medis)
Kriteria subjek studi dgn variable orang
Umur Gender Pendidikan Status kesehatan dll
Jenis variabel berdasarkan hubungan fungsional
Variabel tergantung, akibat, terpengaruh
= Variabel dependen
(variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas).
V bebas, sebab, mempengaruhi atau variable independen
Pengukuran variabel
Dikelompokkan menjadi 4 skala pengukuran
1. Skala nominal
2. Skala ordinal
3. Skala interval
4. Skala ratio
Variabel Jenis pekerjaan (Dependen), dipengaruhi oleh Variable pendidikan (Independen)
Variable pendapatan (dependen) dipengaruhi oleh variabel pekerjaan (Independen)
Suatu himpunan yang terdiri dari anggota yang mempunyai kesamaan tiap anggota dan memiliki perbadaan dari anggota himpunan yang lain.
Contoh : Jenis kelamin: laki2 dan perempuan. Pekerjaan : Petani, Pegawai dan Pedagang Suku : Jawa, madura, Ambon, Batak dll Yang dihitung adalah banyaknya subjek dari
tiap kategori
Himpunan yang beranggotakan menurut ranking, urutan, pangkat atau jabatan.
1. Variabel pendidikan: SD, SLP, SLA
2.Variabel pendapatan: Tinggi, sedang, rendah
3.Variabel umur : Balita, remaja, dewasa, tua
4.dsb
Seperti ordinal tapi dapat memberikan nilai interval atau jarak antar urutan kelas.
Contoh:
1. a b c d e
1 2 3 4 5
Interval a sampai d adalah 4 – 1 = 3
Interval d dan c adalah 5 – 4 = 1
Variabel yang mempunyai perbandingan yang sama, lebih besar atau lebih kecil.
Variabel panjang dan berat dan angka agregasi adalah variable ratio
Contoh:Bila sekarung beras beratnya 1 kwintal, maka 5 karung beras beratnya 5 kwintal
Pengertian sampel
Dalam melakukan penelitian, peneliti dapat melakukannya terhadap seluruh objek, tetapi sering juga hanya sebagian saja dari seluruh subjek tersebut
Sample
1. Sampel bisa semua subjek studi
2. Sampel bisa sebagian: Menghemat biaya Menghemat tenaga Waktu Harus ditentukan berdasarkan tujuan,
kondisi populasi (luas, sebaran dsb)
Populasi dan sampel penelitian
Populasi : Keseluruhan objek yang diteliti
Sampel : sebagian dari populasi yang dianggap mewakili
Jadi sampel diharapkan dapat mewakili populasi!
Cara pengambilan sampel (sampling)
1. Secara acak (random sampling): Pengambilan sampel sedemikian rupa shg probabilitas setiap individu yang dipilih diketahui
2. Tanpa acak (nonrandom sampling): Probabilitas setiap unit sbg sampel tidak diketahui dan faktor subjektif memegang peranan penting
Prosedur pengambilan sampel
1. Menentukan tujuan penelitian
2. Menentukan populasi penelitian (Harus ditentukan batasan populasi atau kretaria)
3. Menetukan jenis data yang diperlukan
4. Menentukan tehnik sampling
5. Menetukan besarnya sampling
6. Menetukan unit sampel yang diperlukan
7. Memilih sampel
Pengambilan sampel secara acak
1. Acak sederhana (Simple RS)
2. Acak dengan stratifikasi (Stratefied RS)
3. Acak bertahap (Multistage RS)
4. Acak sistematik (Systematic RS)
5. Kelompok (Cluster RS)
6. Probability Proportionate to Size (PPS)
Non Random sampling
1. Porposive Samplin
2. Quota Sampling
3. Accidental sampling
Non Random sampling
Porposive Sampling Quota Sampling Accidental sampling Penentuan besar sampel minimal
Besar sampel
Profesor Dwi Prijatmoko, PhD
Bagian Orthodonsia
FKG Universitas Jember
Faktor yang mempengaruhi
Tujuan penelitian (prevalensi, perbedaan, hubungan dll)
Jenis (survei, kohort, kasus kelola) Cara pemilihan sampel (paired/independent
sampel) Kemaknaan statistik (p=0,05 dsb) Sarana (tenaga, waktu, dana dll)
Besar sampel minimum
4 x p x q
n1 = -------------------- (1)
25n1 = Besar sampel pd tahap pertama
p = Prosentase taksiran hal yg akan di
teliti
q = 100-p
(Rumus hanya berlaku jika p=20-80% dan batas kemaknaan 5%
Contoh
Seorang pengelola KB ingin mengetahui prevalensi akseptor KB disuatu RW dengan jumlah PUS sebanyak 450.
Diperkirakan prevalensi akseptor sebesar 40%.
Batas kemaknaan yang diinginkan 5%. Berapa jumlah PUS yg harus diteliti di
RW tsb?
Jawaban
4 x 40 x (100-40)
N1 = ------------------------------- = 384
25
Terhadap nilai n1 hrs ada koreksidengan populasi referens
n1
N2 = --------------------- (2)
n1
1 + -----
N
N = jumlah populasi referens
Seorang pengelola KB ingin mengetahui prevalensi akseptor KB disuatu RW dengan jumlah PUS sebanyak 450.
Diperkirakan prevalensi akseptor sebesar 40%.
N = 450
Jumlah sampel menjadi
384
N2 = ----------------------- = 207
384
1 + -------
450
Sebaiknya n2 di tambah 10% untuk memperhitungkan orang2 yg sudah dipilih tapi pada saat penelitian mereka berhalangan (Pergi, gak mau, sakit dll)
N3 = 207 + (0,10x207) = 228
Bila perkiraan prevalensi tidak diketahui dpt menggunakan rumus sebagai berikut
N n = besar sampel
n = ------------- N = besar populasi
1 + N (d2) d = tingkat
kemaknaan
Kerjakan
Penelitian tentang status gizi anak balita di kelurahan patrang dengan jumlah anak balita terdaftar 45.000, dimana kasus kurang gizi pada kelurahan itu tidak diketahui.
Berapa jumlah sampel yang harus diambil bila menghendaki derajad kemaknaan 95% dan estimasi penyimpangan 0,05%?
Setiap kelompok menyerahkan makalah sesuai nomor kelompok.
Makalah diserahkan pada hari selasa sebelum kuliah.
Setiap kelompok wajib presentasi Tiap kelompok 10 menit.
Urutan makalah
Pengertian Keuntungan Kerugian Ciri-ciri Contoh Cara/prosedur pelaksanaan
top related