BST hifema.ppt

Post on 08-Aug-2015

117 Views

Category:

Documents

8 Downloads

Preview:

Click to see full reader

Transcript

HIFEMAOleh :

Paramita Ekadeva Sari D

Astri Widya

Preseptor : dr. Hj. Getry Sukmawati, Sp. M (K)

BST 7

Identitas Pasien

Nama : Nn. Puti Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 6 tahun Alamat : Padang

Anamnesa

KU : Penglihatan kabur (OD) sejak 1 jam yang lalu.

RPS :- Penglihatan kabur (OD) sejak 1 jam yang lalu.

- Mata kanan terasa nyeri dan terlihat gumpalan darah sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit.

- Tidak terdapat darah mengalir keluar dari mata

- Sebelumnya mata kanan pasien terkena peluru mainan dari arah depan. Pasien segera dibawa ke IGD RS. Dr. M.Djamil Padang

RPD : Pasien tidak memakai kacamata dan tidak pernah menderita trauma mata sebelumnya, dan tidak pernah infeksi mata sebelumnya, pasien tidak memiliki riwayat penyakit keganasan, riwayat penyakit kelainan darah tidak ada

RPK : Tidak ada yang penting

Status OphtalmikusOD OS

1. Visus tanpa koreksi 5/30 5/5

2. Visus dengan koreksi

3. Refleks fundus + +

4. Silia/ supersila Trikiasis(-) madarosis(-)Krusta (-) skuama(-)

Trikiasis(-) madarosis(-)Krusta (-) skuama(-)

5. Palpebra Superior Edema (+) Ptosis (-) Hematom (+)

Edema (-) Ptosis (-)

6. Palpebra Inferior Edema (-) Edema (-)

7. Margo palpebra Blefaritis (-) meiboformitis (-)

Blefaritis (-) meiboformitis (-)

8. Aparat Lakrimal Hiperlakrimasi (-) epifora (-)

Hiperlakrimasi (-)epifora (-)

9. Konjungtiva Tarsalis

Papil (-) edema (-)Folikel (-) hiperemis (+)

Papil (-) edema (-)Folikel (-) hiperemis (-)

10. Konjungtiva forniks Papil (-) edema (-)Folikel (-) hiperemis (+)

Papil (-) edema (-)Folikel (-) hiperemis (-)

11. Konjungtiva bulbi Injeksi konjungtiva (+)Injeksi siliar (+)

Injeksi konjungtiva (-)Injeksi siliar (-)

12. Sklera Putih Putih

13. Kornea Bening Bening

14. COA Hifema (+) di bagian bawah ukuran 3 mm, Cukup dalam

Cukup dalam

15. Iris Coklat, rugae (+) Coklat, rugae (+)

16. Pupil Bulat ,reflek (+),d: 3 mm

Bulat ,reflek (+),d: 3 mm

17. Lensa Bening Bening

18. Korpus vitreus Bening Bening

19. Fundus : - Papil Optikus - Retina - Makula - aa/vv retina

Bulat, batas tegas, c/d: 0,3Perdarahan (-), eksudat (-)Reflek fovea (+)2:3

Bulat, batas tegas, c/d: 0,3Perdarahan (-), eksudat (-)Reflek fovea (+)2:3

20. Tekanan bulbus okuli

Palpasi normal Palpasi normal

21. Posisi bola mata Orthoforia Orthoforia

22. Gerakan bulbus okuli

Bebas Bebas

Pemeriksaan lainnya

Gonioskopi untuk mengetahui seberapa luas efek dari penyebab hifema

Ultrasound biomicroscopy bermanfaat untuk mengidentifikasi reseksi dari sudut / cleft siklodialisis akibat trauma

Gambar

OD OS

Hifema

Gambar 1. Mata kanan dan kii pasien

OD OS

Diagnosis Kerja Hifema Grade 1 -

Diagnosis Banding - -

Anjuran Terapi- Tutup mata

- Membatasi aktifitas fisik

- bed rest total posisi kepala 30-45°

- Antifibrinolitik

- Antibiotik

- Kortikosteroid

- Sikloplegik

Diagnosa Hifema Grade 1

Diskusi

Telah dilaporkan seorang pasien perempuan berumur 6 tahun datang ke poliklinik mata RSUP DR.M.Djamil Padang tanggal 27 Juni 2011, dengan diagnosa hifema grade 1 (OD). Diagnosa ditegakkan dari anmnesis dan pemeriksaan fisik

Pasien mengeluh penglihatan kabur (OD) 1 jam yang lalu. Mata kanan terasa nyeri dan terlihat gumpalan darah sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit. Tidak terdapat darah mengalir keluar dari mata

Sebelumnya mata kanan pasien terkena peluru mainan dari arah depan. Pasien segera dibawa ke IGD RS. Dr. M.Djamil Padang

Dari pemeriksaan didapatkan visus tanpa koreksi 5/30 (OD), 5/5 (OS)

Injeksi konjungtiva (+) (OD), injeksi siliar (+)(OD)

Hifema (+) di bagian bawah ukuran 3 mm (OD)

Definisi

Keadaan dimana terdapat darah di dalam bilik mata depan, yaitu daerah di antara kornea dan iris ( kamera okuli anterior ), yang dapat terjadi akibat trauma tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar dan bercampur dengan humor aqueus (cairan mata) yang jernih. Gambar 2. Hifema

Perdarahan dapat terjadi segera sesudah trauma yang disebut perdarahan primer atau perdarahan terjadi 5-7 hari sesudah trauma yang disebut perdarahan sekunder. Hifema sekunder biasanya terjadi akibat gangguan mekanisme pembekuan atau penyembuhan luka sehingga mempunyai prognosis yang lebih buruk.

Epidemiologi

Insiden rata-rata terjadinya hifema di Amerika Utara adalah 17-20/100.000 setiap tahunnya dengan

Mayoritas usia <20 tahun. Laki-laki : perempuan = 3 : 1.

Etiologi

Trauma tumpul pada mata

Kesalahan prosedur operasi mata. Tumor mata (contohnya

retinoblastoma) Kelainan pembuluh darah

(contohnyajuvenile xanthogranuloma)

Kelainan pembekuan darah Neovaskularisasi Masalah pada lensa intraocular Infeksi Idiopatik

Hifema traumatik

Hifema Spontan

Grade Hifema

Derajat Luas Hifema

I Mengisi <1/3 COA

II Mengisi 1/3 - 1/2 COA

III Mengisi 1/2 - Hampir total

IV Total mengisi COA

Mikrohifema Bintik darah yang biasanya hanya dapat dilihat dengan slit lamp saja

Patofisiologi

Gambar 3. Mekanisme hifema dan trauma tumpul pada mata

Gambar 4. Hifema

Diagnosa

Gambaran klinik dari penderita dengan traumatik hifema adalah :

Riwayat trauma, mengenai matanya. Ditemukan perdarahan pada bilik depan bola mata

(diperiksa dengan flashlight) Kadang-kadang ditemukan gangguan tajam

penglihatan.

Gambar 5. Pandangan kabur

Ditemukan adanya tanda-tanda iritasi dari konjungtiva dan perikorneal.

Penderita mengeluh nyeri pada mata, fotofobia (tidak tahan terhadap sinar).

Mata merah

Terapi

Pada dasarnya tatalaksana hifema ditujukan untuk:

Menghentikan perdarahan atau mencegah perdarahan ulang

Mengeluarkan darah dari bilik mata depan Mengendalikan tekanan bola mata Mencegah terjadinya imbibisi kornea Mengobati uveitis bila terjadi akibat hifema ini Menemukan sedini mungkin penyulit yang

mungkin terjadi

A. PERAWATAN KONSERVATIF1. Tirah baring sempurna ( bed rest total), dengan elevasi kepala 30-450

2. Bebat mata3. Membatasi aktifitas fisik

B. medikamentosa1. Kortikosteroid2. Koagulansia3. Antifibrinolitik4. Midriatika5. Obat-obat lain ( ex: Sedativa, ocular Hypotensive Drug, analgetik dll)

C. Bedah1. Parasintesis 2. Melakukan irigasi bilik depan bola mata dengan larutan fisiologik.3. Diatermi intraocular4. Insisi limbal (large incision)5. Aspirasi/ cutting dengan instrumen yang otomatis

D. Observasi

Komplikasi

Perdarahan ulang Sinekia anterior Sinekia posterior Komplikasi yang berhubungan dengan

perdarahan sekunder : glaukoma sekunder Atrofi optik Corneal blood staining

Prognosis

3 faktor yang berhubungan dengan pognosis perbaikan visus :

1. Jumlah struktur okular yang ikut rusak2. Ada atau tidaknya perdarahan sekunder3. Ada atau tidaknya komplikasi (ex:

glaukoma, atrofi papil)

Prognosis hifema bergantung pada jumlah darah dalam bilik mata depan.

Keberhasilan penyembuhan terjadi hampir 80 % pada hifema derajat 1. sementara pada hifema derajat 4 angka kesembuhan mencapai 35%.

top related