file · Web viewPEMBAHASAN. Karakteristik Produk Pertanian. ... Pada saat ini biaya-biaya penyimpanan dan pengangkutan biasanya meningkat. Pedagang
Post on 30-Jan-2018
231 Views
Preview:
Transcript
PERMINTAAN DAN ELASTISITAS PERMINTAAN
Disusun Oleh :
1. Yaguar Nobel Mugiyanto H0810123
2. Yeny Widyastuti H0810124
3. Yesi Krista Karnasih H0810125
4. Yogi Prasetyo Aji H0810126
5. Yuni Puji Lestari H0810127
6. Zulfa Anindita H0810128
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tata Niaga Pertanian
Dosen Pengampu Setyowati, S.P., M.P.
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara kepulauan yang mata pencaharian penduduknya
sebagian besar adalah pada sektor pertanian karena Indonesia memiliki daratan
yang luas juga tanah yang relatif subur. Pertanian dapat dilihat sebagai suatu yang
sangat potensial dalam bentuk-bentuk kontribusinya terhadap pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi nasional. Pertanian adalah salah satu bidang produksi dan
lapangan usaha yang paling tua di dunia yang pernah dan sedang dilakukan
masyarakat. Sektor pertanian adalah sektor yang paling dasar dalam
perekonomian yang merupakan penopang kehidupan produksi sektor-sektor
lainnya. Masalah ekonomi pertanian yang pokok bersumber pada kebutuhan
manusia yang tidak terbatas akan produk-produk pertanian, sedangkan sumber
daya (faktor produksi) pertanian yang digunakan untuk menghasilkan produk-
produk pertanian tersebut bersifat terbatas (langka).
Dalam jangka panjang konsumsi produk dari sektor pertanian bertambah
secara alami, artinya pertambahan itu bukan karena semakin tingginya daya beli
masyarakat melainkan karena pertambahan jumlah penduduk. Elastisitas
merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di
bidang ekonomi. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai dasar analisis ekonomi,
seperti dalam menganalisis permintaan, penawaran, penerimaan pajak, maupun
distribusi kemakmuran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Produk Pertanian
Produksi pertanian dapat disarikan dalam beberapa sifat dan ciri sebagai
berikut:
1. Produksi yang diperoleh dari usaha secara kecil-kecilan (small scale
production)
Produksi secara kecil-kecilan ini adalah akibat dari usaha yang
dilakukan petani secara kecil-kecilan pula. Padi atau beras, misalnya,
dihasilkan oleh berjuta-juta petani. Dengan demikian petani-petani tidak
dapat mempengaruhi permintaan atas jenis barang yang dihasilkannya.
Mereka sulit untuk saling berkomunikasi dalam hal penjualan,
penyimpanan dan sebagainya, karena terbatasnya kemampuan dan
pengetahuan akan hal tersebut. Berbeda halnya dengan perusahaan-
perusahaan industri, karena telah memiliki kemampuan yang besar untuk
menganalisis situasi pasar, melakukan grading, penyimpanan dan
sebagainya, maka mereka tidak mengalami kesulitan dalam hal
penjualannya. Mereka dapat menguasai atau mengendalikan produksinya
sewaktu-waktu, jika permintaan menurun. Perusahaan-perusahaan industri
dengan mudah dapat diorganisir atau mengorganisir dirinya.
2. Produksi bersifat musiman
Karena bersifat musiman, maka hasil produksi akan diperoleh pada
waktu-waktu tertentu, sesuai dengan umur tanaman yang bersangkutan.
Kita tidak bisa memaksakan tanaman padi berbuah pada umur satu bulan,
karena kebetulan pada saat itu persediaan beras telah habis atau harga
beras terlalu tinggi karena terlalu banyak permintaan. Sifat produksi yang
demikian inilah sering menimbulkan kesulitan dalam proses
pengimbangan. Begitu pula di saat-saat panen sering dijumpai beberapa
kesulitan dalam hal penyimpanan dan pengangkutan. Pada saat ini biaya-
biaya penyimpanan dan pengangkutan biasanya meningkat. Pedagang-
pedagang pengumpul harus menyediakan modal yang cukup besar untuk
membeli hasil-hasil pertanian itu, untuk menyewa gudang dan ongkos
transport.
3. Produksi terpencar
Tempat produksi pertanian tidak terpusat, tetapi letaknya terpencar.
Hal ini disebabkan petani itu selalu mencari tempat yang keadaan tanah
dan iklimnya cocok untuk tanamannya, tanpa memperhitungkan apakah
dekat atau jauh dari kota atau pasar. Petani tidak dapat dipaksakan
melakukan produksi di tempat yang tandus atau bergunung-gunung,
meskipun secara ekonomis mudah dijangkau oleh para pedagang
pengumpul atau konsumen. Karena keterpencaran ini maka dapat
dibayangkan kesulitan dalam proses pengumpulan agar menjadi suatu
jumlah yang besar.
4. Produk hasil-hasil pertanian bersifat berat (bulky), mengambil banyak
tempat (volumnious) dan cepat atau mudah rusak (perishable)
Kebanyakan hasil-hasil pertanian timbangannya adalah berat dan
memerlukan banyak tempat. Hal ini berarti nilai per satuan berat dan per
satuan volume adalah lebih kecil dibandingkan nilai barang-barang
industri. Sebungkus rokok yang beratnya beberapa gram nilainya dalam
Rupiah kira- kira sama dengan 1-2 kg singkong. Jelas dalam hal ini bahwa
akan terjadi perbedaan dalam hal pengangkutan dan penyimpanan. Dapat
dibayangkan betapa besar perbedaan nilai jika kita mengangkut 1 ton
singkong dan 1 ton rokok pada tarif dan jarak yang sama. Selain itu sifat
hasil pertanian juga mudah rusak atau busuk, sehingga diperlukan
perawatan dan penyimpanan yang baik dan pengangkutan yang cepat ke
tempat konsumen.
Setiap perekonomian tidak selalu mencapai tingkat yang tinggi.
Adakalanya ia mengalami resesi dan kemunduran dan adakalanya tenaga
kerja dan barang-barang modal hampir sepenuhnya digunakan (berarti
kegiatan ekonomi negara mencapai tingkat kegiatan yang sangat tinggi).
Perubahan tingkat kegiatan ekonomi ini akan mempengaruhi permintaan
terhadap barang-barang dan jasa-jasa, termasuk terhadap hasil-hasil
pertanian. Perubahan permintaan yang disebabkan oleh naik turunnya
kegiatan ekonomi ini akan menimbulkan perubahan harga. Akan tetapi
sifat perubahan harga ini adalah berbeda untuk berbagai jenis barang.
Barang-barang pertanian cenderung mengalami perubahan harga yang
lebih besar daripada harga barang-barang industri. Sifat perubahan yang
seperti itu disebabkan karena penawaran terhadap barang-barang
pertanian, seperti juga dengan sifat permintaannya adalah tidak elastis.
B. Permintaan dan Faktor yang Mempengaruhinya
Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu
pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu
dan dalam periode tertentu.
Hukum permintaan (the low of demand) pada hakikatnya merupakan suatu
hipotesis yang menyatakan :
“Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut
dimana hubungan berbanding terbalik yaitu ketika harga meningkat atau naik
maka jumlah barang yang diminta akan menurun dan sebaliknya apabila
harga turun jumlah barang yang diminta meningkat”.
Kurva Permintaan dapat didefinisikan sebagai :
“Suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang
tertentu dengan jumlah barang tersebut yang diminta para pembeli.”
Kurva permintaan berbagai jenis barang pada umumnya menurun dari kiri ke
kanan bawah. Kurva yang demikian disebabkan oleh sifat hubungan antara
harga dan jumlah yang diminta yang mempunyai sifat hubungan terbalik.
Perubahan salah satu atau lebih variabel selain harga barang itu sendiri akan
mengakibatkan perubahan terhadap jumlah yang diminta, yaitu bergerak
sepanjang kurva itu sendiri, sedangkan pengaruh faktor-faktor lain (selain
harga itu sendiri) akan menyebabkan pergeseran kurva permintaan (ke kiri atau
ke kanan).
Keterangan :
P = harga produk/barang
Q = jumlah produk/barang
D = kurva permintaan (Demand)
Bila terjadi penurunan harga, maka :
Jumlah pembeli bertambah, karena yang sebelumnya tidak dapat
membeli barang tersebut jadi mampu membeli saat harga turun.
Banyaknya jumlah pembeli akan menambah jumlah barang yang
diminta.
Orang cenderung untuk membeli lebih banyak
Bila terjadi kenaikan harga, maka :
Setiap orang yang tidak mampu menurut ukuran harga barang tersebut
akan mengurangi permintaannya dan mengganti dengan barang lain
yg setara.
Jumlah suatu barang yang diminta oleh konsumen dipengaruhi oleh beberapa
hal diantaranya :
Harga barang itu sendiri
Jika harga suatu barang rendah atau turun maka jumlah permintaan
pada suatu barang akan meningkat. Dan sebaliknya jika harga suatu barang
naik maka permintaan barang tersebut juga akan menurun.
Jumlah barang
Harga
Harga barang yang lain
Jika harga barang X lebih rendah daripada harga barang Y maka
konsumen akan lebih tertarik dan meningkatkan permintaan pada barang
X. Tetapi jika harga X lebih tinggi dibanding harga barang lain, maka
justru permintaan akan barang X akan menurun. Konsumen akan lebih
memilih barang yang sama dengan tingkat harga yang lebih rendah.
Pendapatan dan Selera Konsumen
Jika pendapatan seseorang naik, selera konsumen terhadap suatu
barang juga tinggi maka permintaan terhadap suatu barang tersebut juga
akan meningkat, begitu juga sebaliknya.
Distribusi pendapatan
Mempengaruhi corak permintaan terhadap berbagai jenis barang.
Perkiraan harga di masa yg akan datang
Bila diprediksi harga suatu barang akan naik maka permintaan akan
barang tersebut juga meningkat.
Jumlah penduduk
Permintaan bahan makanan pokok berhubungan positip dengan
jumlah penduduk
Perkembangan kesempatan kerja banyak yg menerima
pendapatan daya beli dlm masyarakat bertambah
permintaan bertambah
C. Elastisitas Permintaan
Elastisitas adalah ukuran besarnya respons jumlah permintaan atau jumlah
penawaran terhadap perubahan salah satu penentunya. Elastisitas permintaan
adalah ukuran besarnya respons jumlah permintaan suatu barang terhadap
perubahan variabel yang mempengaruhi, dihitung sebagai perubahan
persentase jumlah permintaan dibagi dengan perubahan persentase variabel
yang mempengaruhi atau dengan kata lain perbandingan (rasio) antara
persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase
perubahan harga. Dengan demikian elastisitas permintaan mengukur derajat
kepekaan perubahan jumlah yang diminta terhadap perubahan harga.
Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan antara lain :
a. Tingkat kebutuhan
Apabila kebutuhan terhadap suatu barang sangat penting, perubahan
harga tidak mempengaruhi jumlah permintaan, maka permintaan terhadap
barang ini bersifat inelastis, sebaliknya bila kebutuhan terhadap suatu
barang kurang penting, maka permintaan bersifat elastis.
b. Adanya barang-barang substitusi
Banyak atau sedikitnya macam barang substitusi sangat
mempengaruhi jumlah permintaan. Kalau barang substitusi banyak, dengan
terjadinya kenaikan harga sedikit saja, maka permintaan ini bersifat elastis.
Apabila barang substitusi tidak ada maka permintaan itu akan bersifat
inelastis.
c. Pendapatan dan konsumsi
Apabila pendapatan konsumen relatif besar bila dibandingkan
dengan harga barang maka permintaan akan bersifat inelastis sebaliknya
konsumen yang berpendapatan kecil dengan terjadinya perubahan harga
sedikit saja akan mempengaruhi permintaan terhadap barang, permintaan
ini bersifat inelastis.
d. Perubahan harga dan barang yang diminta
Hal ini akan mempengaruhi golongan lain untuk meminta barang
tersebut, sehingga permintaan menjadi elastis.
e. Adanya barang yang serbaguna
Barang yang dapat digunakan secara multifungsi maka permintaan
terhadap barang tersebut akan bersifat elastis.
f. Tradisi
Apabila pemakaian sesuatu barang sudah menjadi tradisi walaupun
berapa pun naiknya harga, orang akan tetap membelinya, maka permintaan
ini bersifat inelastis, tetapi apabila tidak didasarkan tradisi permintaan akan
bersifat elastis.
g. Mode
Mode juga mempengaruhi permintaan terhadap sesuatu barang,
apabila barang tersebut sudah digandrungi oleh masyarakat, maka
berapapun naiknya harga akan tetap dibeli. Maka permintaan akan bersifat
inelastis demikian sebaliknya.
1) Jenis-Jenis Elastisitas Permintaan
Terkait dengan permintaan kita jumpai beberapa jenis elastisitas, antara lain:
a. Price elasticity of demand (elastisitas harga)
Elastisitas harga dimanfaatkan untuk menentukan sifat permintaan
suatu barang. Elastisitas harga dapat dibedakan menjadi:
1. Elastis yaitu permintaan suatu barang bersifat elastis apabila
elastisitas harga lebih besar dari 1, artinya perubahan harga diikuti
jumlah permintaan dalam jumlah yang lebih besar. Contoh:
barang mewah (luxury).
2. In elastis (sempurna) yaitu permintaan inelastis sempurna terjadi
bilamana perubahan harga yang terjadi tidak ada pengaruhnya
terhadap jumlah permintaan.
Ep = 0, artinya bahwa perubahan harga sama sekali tidak ada
pengaruhnya terhadap jumlah permintaan. Contoh: obat-obatan
pada waktu sakit.
3. In elastis (tidak elastis) yaitu permintaan suatu barang bersifat
inelastis apabila elastisitas harga lebih kecil dari 1, artinya
perubahan harga hanya diikuti perubahan jumlah yang diminta
dalam jumlah yang relatif lebih kecil. Contoh: permintaan
terhadap beras.
4. Elastisitas tunggal (uniter) yaitu permintaan suatu barang bersifat
elastisitas tunggal apabila elastisitas harga sama dengan 1, artinya
perubahan harga diikuti oleh perubahan jumlah permintaan yang
sama. Contoh: barang-barang elektronik.
b. Cross elasticity of demand (elastisitas silang)
Elastisitas silang dimanfaatkan untuk menentukan sifat hubungan
antar barang. Sifat hubungan antar barang dapat dibedakan menjadi:
1. Barang substitusi (saling menggantikan) merupakan sifat hubungan
antar barang dikatakan substitusi apabila elastisitas silang lebih
besar dari nol (positif).
2. Barang komplementer (saling melengkapi) merupakan sifat
hubungan antar barang dikatakan komplementer apabila elastisitas
silang lebih kecil dari nol (negatif).
3. Hubungan netral merupakan sifat hubungan antar barang dikatakan
netral apabila elastisitas silang sama dengan nol.
c. Income elasticity of demand (elastisitas pendapatan)
Elastisitas pendapatan dimanfaatkan untuk menentukan suatu
barang masuk ke dalam kelompok atau jenis barang apa. Jenis barang
dapat dibedakan menjadi:
1. Barang superior (barang mewah) adalah barang yang perubahan
jumlah barang yang diminta lebih besar dari pada perubahan
pendapatan konsumen. Suatu barang dikatakan barang mewah
apabila elastisitas pendapatannya lebih besar dari 1.
2. Barang inferior adalah barang yang apabila pendapatan konsumen
bertambah maka jumlah barang yang diminta justru semakin
berkurang. Suatu barang dikatakan barang inferior apabila
elastisitas pendapatannya lebih kecil dari nol (negatif).
3. Barang normal (kebutuhan sehari-hari) adalah barang yang
perubahan jumlah barang yang diminta lebih kecil dari perubahan
pendapatan konsumen. Suatu barang dikatakan barang normal
apabila elastisitas pendapatannya positif tapi kurang dari 1 (0<1)
2) Cara Perhitungan Koefisien Elastisitas
Elastisitas dapat diukur dengan dua cara yang berbeda yaitu dengan
menggunakan :
a) Elastisitas Busur ( arc elasticity)
Berdasarkan pada kenyataan yang ada bahwa elastisitas umumnya
tidak konstan, melainkan berbeda-beda di berbagai titik di sepanjang
(kurva) fungsi permintaan tertentu. Untuk mengatasi masalah elastisitas
yang berubah-ubah di sepanjang kurva permintaan, maka digunakan
Elastisitas Busur yang menghitung elastisitas rata-rata dengan rumus :
E = ∆ Q∆ X
=( X 2+ X 1)(Q2+Q 1)
Elastisitas busur digunakan apabila perubahan harga dianggap cukup
berarti atau besar dan mengukur elastisitas pada beberapa titik secara
bersamaan. Konsep ini merupakan elastisitas antara 2 titik pada kurva
permintaan.
b) Elastisitas titik (point elasticity)
Konsep elastisitas titik ini digunakan untuk mengukur pengaruh
perubahan yang sangat kecil (marginal) dalam variabel independent X
terhadap perubahan variabel dependen Y. Konsep ini dapat memberikan
hasil pengukuran yang akurat bagi pengaruh perubahan dalam X yang
sangat kecil terhadap Y. Elastisitas titik (point elasticity) ini
menggunakan elastisitas pada satu titik pada kurva permintaan.
Rumus : Ep = (Δ Qd / Δ P) * (P/Qd)
3) Penentu-penentu elastisitas permintaan antara lain :
Tersedianya barang substitusi yang terdekat
Barang-barang dengan substitusi terdekat cenderung memiliki
permintaan yang lebih elastis karena mempermudah para konsumen
untuk mengganti barang tersebut dengan yang lain. Misalnya, mentega
dan margarin merupakan barang yang mudah diganti dengan yang lain.
Kenaikan harga mentega sedikit saja, jika harga margarin tetap, akan
mengakibatkan jumlah mentega yang terjual turun dratis. Sebaliknya,
karena telur merupakan makanan tanpa substitusi dekat, maka permintaan
akan telur tidak seelastis permintaan akan mentega.
Kebutuhan versus Kemewahan
Kebutuhan cenderung memiliki permintaan yang inelastis,
sebaliknya kemewahan memiliki permintaan yang elastis. Ketika biaya
berobat ke dokter meningkat, oreng tidak akan secara dramatis mengubah
frekuensi mereka ke dokter, meskipun mungkin tidak sesering
sebelumnya. Sebaliknya ketika harga kapal pesiar meningkat, maka
jumlah permintaan kapal pesiar akan menurun. Alasannya karena
kebanyakan orang melihat berobat ke dokter sebagai suatu kebutuhan,
sedangkan kapal pesiar sebagai suatu kemewahan. Suatu barang
merupakan suatu kebutuhan atau suatu kemewahan tidak tergantung pada
sifat hakiki barang itu, tetapi pada pilihan pembeli. Bagi seorang pelaut
yang tidak terlalu memperhatikan kesehatannya, kapal pesiar mungkin
sebuah kebutuhan dengan permintaan yang inelastis, sedangkan berobat
ke dokter adalah kemewahan dengan permintaan yang elastis.
Definisi Pasar
Elastisitas permintaan dalam segala jenis pasar bergantung pada
bagaimana kita menggambarkan batas-batas pasar. Pasar yang terdefinisi
sempit cenderung memiliki permintaan yang lebih elastis dibandingkan
yang terdefinisi luas, karena lebih mudah menemukan substitusi untuk
barang-barang yang terdefinisi secara sempit. Misalnya makanan, sebuah
kategori yang luas, memiliki permintaan yang inelastis karena tidak ada
barang substitusi untuk makanan. Es krim, sebuah kategori yang lebih
sempit, memiliki permintaan yang lebih elastis karena mudah untuk
menggantinya dengan pencuci mulut lain. Es krim vanilla, sebuah
kategori yang sangat sempit, memiliki permintaan yang sangat elastis
karena rasa lain es krim merupakan barang substitusi yang hampir
sempurna untuk vanilla.
Rentang Waktu
Barang-barang cenderung memiliki permintaan yang lebih elastis
selama kurun waktu yang lebih panjang. Ketika harga bensin naik, jumlah
permintaan bensin hanya sedikit mengalami kemerosotan pada beberapa
bulan pertama. Namun setelah itu, bagaimanapun juga, orang-orang akan
membeli mobil-mobil yang lebih irit bahan bakar, menggunakan
transportasi umum, dan pindah ke tempat kerja yang lebih dekat dengan
tempat tinggal mereka. Dalam beberapa tahun, jumlah permintaan bensin
akan menurun dratis.
D. Pengaruh Elastisitas Permintaan terhadap Produk Pertanian
Permintaan terhadap produk pertanian termasuk dalam permintaan
inelastis (Ep < 1) dimana perubahan harga hanya diikuti dengan perubahan
jumlah yang diminta dalam jumlah yang relatif lebih kecil. Di sini berarti
bahwa harga produk pertanian mengalami kenaikan dan penurunan, kurang
mempengaruhi jumlah permintaan barang atau produk pertanian karena produk
pertanian merupakan barang penting atau barang pokok yang mana jika harga
naik maka konsumen tetap akan mengonsumsinya. Misalnya beras, meskipun
harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi beras sebagai
makanan pokok. Karenanya meskipun mungkin dapat dihemat penggunaannya,
namun cenderung tidak akan sebesar kenaikan harga yang terjadi. Sebaliknya
pula, jika harga beras turun konsumen tidak akan menambah konsumsinya
sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras memiliki keterbatasan
(misalnya rasa kenyang).
Produk pertanian juga dipengaruhi dengan jumlah pendapatan seseorang.
Jika jumlah pendapatan seseorang meningkat maka permintaan terhadap
produk pertanian juga meningkat tetapi tidak secepat peningkatan pendapatan
tersebut. Ini membuat produk pertanian bersifat inelastis. Tetapi terkadang
semakin meningkat pendapatan seseorang maka konsumsi kebutuhan makanan
pokok agak berkurang dan digantikan dengan mengkonsumsi makanan yang
lebih tinggi gizinya atau lebih istimewa. Misalnya dengan mengkonsumsi
daging, buah-buahan, dll. Contoh lain, dengan meningkatnya pendapatan maka
yang semulanya hanya mengkonsumsi beras kualitas rendah maka dapat
beralih mengonsumsi beras yang berkualitas yang lebih tinggi. Sehingga beras
yang kualitas rendah tadi akan menurun jumlah permintaannya. Ini yang
disebut produk pertanian bersifat barang inferior.
Semakin bertambahnya jumlah penduduk maka jumlah permintaan akan
produk pertanian untuk memenuhi kebutuhan pokoknya juga semakin
meningkat. Tetapi perlu diketahui bahwa meningkatnya permintaan akan
produk pertanian tidak menjamin pula meningkatnya persediaan produk
pertanian itu sendiri. Karena perlu dibahas lagi bahwa produk pertanian
merupakan produk yang bersifat musiman, maka hasil produksi akan diperoleh
pada waktu-waktu tertentu, sesuai dengan umur tanaman yang bersangkutan.
Petani tidak bisa memaksakan tanaman padi harus cepat dipanen pada saat
konsumen maupun produsen mulai kehabisan persediaan atau harga beras naik
karena terlalu banyak permintaan. Sifat produksi yang demikian inilah sering
menimbulkan kesulitan dalam proses pengimbangan. Selain itu produk
pertanian bersifat mudah busuk dan rusak, sehingga dalam penyimpanan,
pemeliharaan, penyortiran, pengangkutan tidak baik maka hasilnya hanya akan
dibuang begitu saja, tidak dapat digunakan untuk konsumen. Hal ini akan
menurunkan jumlah ketersediaan produk pertanian yang tidak sejalan dengan
meningkatnya permintaan akan produk tersebut. Oleh karena itu produk
pertanian sering disebut juga dengan barang subsitusi, yang mana semisal
harga beras naik karena tanamannya yang tak kunjung panen atau faktor yang
lain, maka konsumen memilih untuk mengonsumsi makanan pokok yang lain,
misal menggantinya dengan jagung, ketela pohon.
E. Manfaat
Manfaat menggunakan elastisitas permintaan yaitu untuk menentukan sifat
permintaan suatu barang, untuk menentukan sifat hubungan antar barang, dan
untuk menentukan suatu barang masuk ke dalam kelompok atau jenis barang
apa.
Bagi Perusahaan
Sebagai landasan dalam menyusun penjualan suatu perusahaan apabila
diketahui sifat responsif permintaan terhadap produksi (penawaran)
perusahaan maka perusahaan dapat menentukan apakah untuk menaikkan
hasil penjualannya perlu menaikkan produksi atau tidak.
Bagi Pemerintah
Sebagai alat pemerintah untuk meramalkan kesuksesan dari kebijakan
ekonomi tertentu yang akan dilaksanakan. Misalnya, untuk mengurangi
impor suatu jenis barang pemerintah perlu mengetahui pengaruh terhadap
permintaan barang impor tersebut akibat dari kebijakan yang mempengaruhi
tingkat harga impor.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Karakteristik Produk Pertanian:
Produksi yang diperoleh dari usaha secara kecil-kecilan (small scale
production);
Produksi bersifat musiman;
Produksi terpencar;
Produk hasil-hasil pertanian bersifat berat (bulky), mengambil banyak
tempat (volumnious) dan cepat atau mudah rusak (perishable).
Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar
tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan
dalam periode tertentu.
Jumlah suatu barang yang diminta oleh konsumen dipengaruhi oleh beberapa
hal diantaranya :
Harga barang itu sendiri;
Harga barang yang lain;
Pendapatan dan Selera Konsumen;
Distribusi pendapatan;
Perkiraan harga di masa yg akan datang;
Jumlah penduduk.
Elastisitas permintaan mengukur derajat kepekaan perubahan jumlah yang
diminta terhadap perubahan harga.
Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan:
Tingkat kebutuhan;
Adanya barang-barang substitusi;
Pendapatan dan konsumsi;
Perubahan harga dan barang yang diminta;
Adanya barang yang serbaguna;
Tradisi;
Mode.
Jenis-jenis elastisitas permintaan:
Elastisitas harga;
Elastisitas silang;
Elastisitas pendapatan.
Penentu-penentu elastisitas permintaan:
Tersedianya barang substitusi yang terdekat;
Kebutuhan versus Kemewahan;
Definisi Pasar;
Rentang Waktu.
Naik turunnya harga produk pertanian tidak mempengaruhi jumlah permintaan
akan produk tersebut, karena produk pertanian merupakan barang pokok.
Peningkatan permintaan produk pertanian tidak sebanding dengan peningkatan
pendapatan.
Pertambahan jumlah penduduk diikuti dengan peningkatan permintaan produk
pertanian sebagai bahan konsumsi.
Penentuan elastisitas permintaan adalah untuk menentukan sifat permintaan
suatu barang, untuk menentukan sifat hubungan antar barang, dan untuk
menentukan suatu barang masuk ke dalam kelompok atau jenis barang apa.
Penentuan elastisitas permintaan bermanfaat bagi perusahaan dan pemerintah
dalam menyusun kebijakan perekonomian.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2010. Elastisitas Permintaan. http://mukhtarhabib.blogspot.com/ 2009/05/elastisitas-permintaan.html. Diakses pada tanggal 25 April 2012 pukul 09.59.
Anonimb. 2009. Elastisitas Permintaan. http://cafe-ekonomi.blogspot.com/2009 /08/makalah-elastisitas-permintaan.html. Diakses pada tanggal 25 April 2012 pukul 09.59.
Boediono. 1980. Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE.
Donsantosa. 2009. Elastisitas Permintaan. http://kumpulan-artikel-ekonomi. blogspot.com/2009/06/elastisitas-permintaan.html. Diakses pada tanggal 25 April 2012 pukul 09.54.
Firdaus, M. 2008. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Bumi Aksara.
Kholidah, Lilik Nuur. 2011. Karakteristik Penawaran dan Permintaan Produk Pertanian. http://pepuussevimaullilik.blogspot.com. Diakses pada tanggal 25 April 2012 pukul 10.03.
Mubyarto. 1977. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES.
top related